yang sesuai dengan sistem Pondok Pesantren, diantaranya adalah : (1) Orientasi Pendidikan :
Orientasi pendidikan di Gontor adalah kemasyarakatan, kesederhanaan, kaderisasi, dan lebih
dari itu adalah ibadah thalabul ilmi Yang memiliki Nilai Instrumental Nilai instrumental di PM
Gontor adalah nilai-nilai yang dikontruksi dari abstraksi berbagai konsep, pemikiran, dan motto
para pendiri pesantren. Spektrum nilai-nilai tersebut terakumulasi menjadi falsafah dan motto
kelembagaan, falsafah dan motto kependidikan, dan falsafah dan motto pembelajaran, orientasi,
dan sintesis (Syukri Zarkasyi, 2005:4-5). Uraian masing-masing dari nilai-nilai tersebut dapat
dilihat pada paparan berikut: Falsafah Kelembagaan Pondok modern berdiri di atas dan untuk
semua golongan; Pondok adalah lapangan perjuangan, bukan tempat mencari penghidupan;
Pondok itu milik umat, bukan milik kiai. Falsafah Kependidikan Apa yang dilihat, didengar,
dirasakan, dan dialami santri sehari-hari harus mengandung unsur pendidikan; berbudi tinggi,
berbadan sehat Hal ini sesuai dengan nilai-nilai sprektrum yang seharusnya dalam teori Blou
ocean Strategy yang harus tertanam secara integrase dan kaffah; (2) Sintesa Unsur-unsur
Pendidikan di PMDG. Pada awal pembukaan Pondok Gontor, para pendirinya telah mengkaji
beberapa lembaga pendidikan terkenal dan maju saat itu. Mereka merumuskan suatu sintesa
unsur-unsur utama dari berbagai lembaga pendidikan yang diperhatikannya: Universitas al-
Azhar di Kairo, Mesir, dengan keabadian dan kepemilikan wakafnya; Pondok Syanggit Afrika,
dengan kedermawanan dan keikhlasan para pengasuhnya , Universitas Muslim Aligarh di India,
dengan modernisasinya, dan Shantiniketan, di India, dengan kedamaiannya; (3) Falsafah.
Falsafah yang mewarnai dan mendasari gerak dan aktifitas di Gontor adalah: 1) Falsafah
Kelembagaan : Pondok Modern Gontor berdiri di atas dan untuk semua golongan. Pondok adalah
lapangan perjuangan, bukan tempat mencari penghidupan. c) Pondok itu milik umat, bukan milik
kyai. 2) Falsafah Kependidikan. Jadilah ulama yang intelek, bukan intelek yang tahu agama.c)
Hidup sekali, hiduplah yang berarti. d) Berjasalah tetapi jangan minta jasa.e) Mau dipimpin dan
siap memimpin, patah tumbuh hilang berganti.f) Berani hidup tak takut mati, takut mati jangan
hidup, takut hidup mati saja.g) Apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dialami santri sehari-
hari harus mengandung unsur pendidikan.h) Seluruh mata pelajaran harus mengandung
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 283
pendidikan akhlak.i) In uridu illa al-ishlah.j) Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat
untuk sesamanya.k) Pendidikan itu by doing, bukan by lip.l) Perjuangan itu memerlukan
pengorbanan: bondo, bahu, pikir, lek perlu sak nyawane.m) I’malu fauqa ma ‘amilu.n) Hanya
orang penting yang tahu kepentingan, dan hanya pejuang yang tahu arti perjuangano) Jadilah
orang yang kaya iman, kaya ilmu, kaya budi, kaya jasa; biarpun miskin/kurang harta, asal jangan
miskin budi, miskin jasa, miskin hati; syukur jika kaya harta pula.3) Falsafah Pembelajarana)
Metode lebih penting daripada materi, guru lebih penting daripada metode, dan jiwa guru lebih
penting daripada guru itu sendiri.b) Pondok memberi kail, tidak memberi ikan.c) Ujian untuk
belajar, bukan belajar untuk ujian.d) Ilmu bukan untuk ilmu, tetapi ilmu untuk ibadah dan amal.e)
Pelajaran di Pondok: agama 100% dan umum 100%.
3. Dalam Hal Penyelenggaraan Pendidikan di PomPes Gontor
Lembaga tertinggi di Gontor ialah Badan Wakaf, sebuah badan legislatif yang
bertanggungjawab secara menyeluruh atas pelaksanaan dan perkembangan pendidikan dan
pengajaran. Tugas dan kewajiban keseharian dari lembaga ini dijalankan oleh Pimpinan Pondok
sebagai mandataris Badan Wakaf yang memimpin seluruh lembaga di Gontor dan
bertanggungjawab kepada Badan Wakaf Pondok Modern Gontor. Saat ini Pondok Modern Gontor
dipimpin oleh K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, MA., K.H. Hasan Abdullah Sahal, dan Drs. K.H. Imam
Badri. Di tingkat menengah terdapat dua lembaga yang secara langsung menangani pendidikan
dan pengajaran, yaitu Kulliyyatul Mu’allimin al-Islamiyyah (KMI) yang dipimpinan oleh Direktur
KMI dan lembaga Pengasuh Santri yang dipimpin oleh Pimpinan Pondok. KMI menangani
pendidikan intrakurikuler dan sebagian kegiatan ko-kurikuler, Pengasuhan santri adalah
lembaga yang mendidik dan membina langsung seluruh totalitas kegiatan santri. Pengasuhan
santri selalu memberikan pengarahan , motivasi, problem solving kegiatan, pembinaan kepada
seluruh santri, dan memberi pemahaman dan pengertian apa kandungan filosofi dan mamfaat-
mamfaat yang akan didapatkan oleh santri dari berbagai macam kegiatan di PPMG. Misalnya
kegiatan ekstra-kurikuler santri tingkat menengah (KMI) dan santri tingkat perguruan tinggi
(ISID). Kegiatan santri di tingkat menengah mencakup kegiatan-kegiatan yang diselengarakan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 284
oleh Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) dan Organisasi Kepramukaan, sedangkan
kegiatan santri tingkat perguruan tinggi (mahasiswa) adalah kegiatan yang dikelola oleh Dewan
Mahasiswa. Selain itu beberapa kegiatan pengajaran di tingkat KMI juga ditangani oleh
Pengasuhan santri, dan begitu pula sebaliknya. Semua itu merupakan integrasi pendidikan
,pengajaran di Gontor Pengasuhan santri turut serta berperan dalam pelaksanaan kegiatan
tersebut , khususnya yang berkenaan dengan santri dan guru.
4. Didalam Aktifitas Pengasuhan Santri , diantaranya adalah : (1) Pembekalan lntensif Calon
Alunrni Gontor 2016 misalnya dengan tujuan menegakan peradaban pesantren di dunia; (2)
Pelantikan pengurus Rayon di Ponpes gontor dari kelas 5 KMI Tahun ini, pengurus rayon di
Pondok Modern Darussalarn gontor dari siswa Kelas 5 KMI dilantik lebih awal. Pelantikan
diadakan pacla tangal 8 Syawwal 1437 13 Juli 20l6 di Masjid .Jami. Jumlah rayon yang
ada di PMDC selranyak 21 rayon. Sebagian kecil dari santri Kelas 5 KMIl yang dilantik,
ada yang ditugaskan di lima rayon santri baru. Yakni Aligarh lantai l. Aligarh lantai 2,
Darul Hijrah. Wisma Hadi. dan Rayon lndonesia (3) Kepengurusan rayon ini menjadi ladang
pendidikan bagi santri Kelas 5 dalam belajar memimpin. mengayomi mendidik. dan
memhimbing s.:ntri Kelas; (4) Apel Tahunan Pekan Pekan Perkenalan Khutbatul- Arsy (PKA)
diselenggarakan pada Ahad pagi dilapangan hijau PMDG. Acara dilanjutkan dengan Kuliah
Umum tentang pondok modern dari Pimpirran PMDG Diikuti oleh seluruh keluargla besar
Pondok Moderen Darussalam Gontor Ponorogo Gontor. dan perwakiian Kampus-kampus
PMDCG di Balai Pertemuan Pondok Moderen (BPPM) di BalaiPertemuan Pondok Modern
(BPPM).
Beberapa Kegiatan aktifitas santri dan pengasuh ini diantaranya melaksanakan
kegiatan seni dan budaya yang digelar secara rutin setiap tahun di PonPes Gontor antara lain
:(sumber Wardun Gonor 1438/ 2017); Drama Arena Siswa Kelas 5 KMI. Kegiatan ini selalu
berlangsung dengan maksimal .Meskipun bertabrakan dengan padatnya dengan tenggang
waktu yang sempit. Drama Arena siswa Kelas 5 berhasil memukau para hadirin dan meraih
nilai sembilan. Acara dibuka secara resrni oleh . KH. Hasan Abdullali Sahal, Dengan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 285
mengusung moto Mewariskan Nilai Perrdidikan dalam Ikatan Kebersamaan" dan tema Drama
"Pelita Madani". Sebanyak 698 oranq siswa Kelas 5 KNl beserta para pembibing bahu-
membahu dan menyukseskan panalaran seni ini. Panggung Gembira Survival Generation
Tepat pada Sabtu malam, 10 Dzulqa'dah 1437/ 13 Agustus 2016, santri Kelas 6 Survivall
Generation sukses mempersembahkan sebuah kolaborasimusik. seni tari. drama. dan
properly yang sangat harmonis. Dengan tema "Revival of lslam" berhasil menyampaikan
pesan perjuangan yang sangat mendalam. Sebanyak 716 santri siswa akhir KMI dibawah
bimbingan 50 pembimbing membanting tulanq,vbekerja keras, dengan pengorbanan tidak
sedikit berhasil menggelar maha karya seni akbar dengarr 20 acara dengan nilai 10; (6)
Vokal Grup Antar kelas . Selain diramaikan dengan penyembelihan hewan qurban, kemeriahan
ldul Adha di Pondok Modern Darussalam Gontor semakin terasa dengan diadakannya Lomba
Vokal Grup dan Nasyid Antarkelas. Acara ini merupakan acara yang menghibur dan paling
dinanti-nantikan oleh seluruh santri se-Darussalam. Lomba ini terbagi daiam 2 kategori.
yaitu: nasyiddan grup vokal, diikuti oleh siswa Kelas 1-4 KMI sebagai peserta dan santri
Kelas 5 dan 6 sebagaipenampilan hiburan di penghujung acara. Digelar pada hari Ahad.
I0 Dzullhijah 1435/ Oktober 2014 di BPPM. Juara kategori nasyid: l (elas 1 Intensif (Juara
l), Kelas 4 (Juara 2), dan Kelas I (.luara 3). Juara kategori grup vokal dimenangkan oleh
Kelas 3 (Juara l), Kelas 2 (Juara 2). dan l(elas I (.Juara 3). Juara Umum berhasil diraih
oleh Kelas 1.
5. Diskusi Umum Kelas 5 dan Kelas 6. Dalam rangka merealisasikan moto Pondok Modern
Darussalam Gontor (PMDG). Yaitu berpengetahuan luas dan berfikiran bebas. Pada Senin.
2 Muharram 1438/ 13 Oktober segenap siswa Kelas 5 Kuiliyatul-Mu'allimin Islmamiyah (KMI)
menyelenggarakan acara Diskusi Umum. Acara tersebut merupakan acara wajib tahunan
yang bertujuan untuk mengasah kemampuan berpikir santri dalam memecahkan sebuah
permasalahan. Adapun diskusi yang dibawakan oleh Allan Muhamad, siswa Kelas 5 KMl,
mengangkat sebuah "Pendidikan Karakter Bagi Remaia".Dalam pearannya, narasumber
menegaskan bahwa di usia remaja sangatlah penting dalam bentuk karakter dan mental
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 286
anak; mengingat masa-masa tersebut terjadi perubahan dan keseimbangan fisik dan psikis
dalam dirinya.Disamping itu, pada hari Selasa, 3 Muharram 4 Oldober 2016, segenap siswa
akhir KMl 2017 berjumlah 715 orang, Survival Generation mengadakan acara Diskusi Umum
di Balai Pondok Modern (BPPM), tampil sebagai petugas dalam diskusi yang mengusung tema
Komunisme dan Bahaya Latennya di Indonesia" ini adalah Khalifaturrahman (Pemakalah), M.
Zaki Al-(Pembanding), Bunyan Al-Baqi (Moderator),Aji Saifullah (Notulis).
6. Lomba Senam Antar rayon. Lomba Senam Antar rayon merupakan salah satu rentetan
acara Pekan Perkenalan Khutbatu-l Arsy Pondok Modern Darussalam Gonto r Perlombaan
diikuti oleh 20 orang utusan dari setiap rayon. Dan pada tanggal 23 Syawwal 1437/28
Juli 2016 Lapangan Hijau PMDC Pada akhir acara tersebut, Panitia mengumumkan Sebagai
pemenang dari perlombaan ini. Keluar sebagai juara Lomba Senam Antarravon tahun ini
adalah Rayon Saudi 3 lantai 1, disusul oleh Rayon Saudi lantai 1dan Indonesia 3 di posisi
kedua dan ketiga.
7. Tahsin Qira'ah JMQ. Demi terciptanya santri yang berakhlak mulia serta berjiwa qurani,
diselenggarakanlah kegiatan Tahsin Qiraah yang berjalan selama 6 hari. Pada kegiatan ini,
Gontor mengundang kembali para alumni Jam'iyatu-l-Qurra (JMQ) sebanyak 10 orang dari
daerah yang,berbeda. Kegiatan tahunan ini diikuti oleh seluruh anggota JMQ, ditambah
dengan sebagian santri Kelas 5 dan 6 KMI perwakilan dari tiap-tiap asrama dan kelas.
Agar kegiatan belajar mengajar berjalan efektil maka kegiatan ini dilakukan di tempat
yang berbeda; Masjid Jami' untuk santri Kelas 5, gedung Rabithah untuk santri Kelas 6,
dan Aula Wisma Darussalam untuk anggota JMQ. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh
Ustadz Kurnia Rahman Abadi, M.M., di Aula Rabithah, Jumat malam, 6 Muharram 1438/ 17
Oktober 2016, dan ditutup oleh K.H. Hasan Abdullah Sahal pada Rabu malam, 11 Muharram
1438112 Oktober 2016.Dalam pidatonya dihadapan para peserta, beliau menyampaikan, "Kita
harus curiga kepada fashahah bacaan Al-Q,uran kita. Jangan sekali-kali menganggap bahwa
bacaan kita sudah sempurna, apabila belum benar, baik, dan betul."
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 287
8. Karantina Siswa Akhir KMI untuk menumbuh kembangkan semangat dan menciptakan miliu
belajar menjelang ujian Akhir, Pengasuhan Santri bekerja sama dengan Pembimbing Kelas
6 menggelar Karantina Siswa Akhir KMI "Survival generation"di Balai Pertemuan Pondok
Modern. Karantina siswa akhir kali ini diikuti oleh 71 I orang, dan dibagi ke dalam 18
kelompok, dengan masing-masing kelompok memiliki pembimbing sebanyak 2 orang. Kegiatan
bersifat khusus, yakni untuk siswa akhir saja, yang kali ini berlangsung mulai Kamis-Rabu,
13-19 Jumadal Ula 1438/9-15 Februari 2017, dengan lokasi di Balai Pertemuan sela-sela
karantina, dilaksanakan pula Tauiyyah diniyyah yang dilaksanakan setiap setelah Maghrib,
dengan pemateri dari Pimpinan Pondokdan guru-guru senior.
9. Gontor Olympiad . Demi menyiapkan kader-kader pemimpin umat yang memiliki segudang
kemampuan dalam berbagai bidang, Pondok Modern Darussalam Gontor kembali mengadakan
OlimpiadeAntarsantri. Kegiatan yang memperlombakan berbagai macam divisi ini dibuka
pada hari Jum'at pagi (611) oleh Al Ustadz lmam Muchtar di Lapangan Hijau Pondok Modern
Darussalam Gontor. Beliau menegaskan bahwa semua pihak yang terlibat dalam kegiatan
ini terdidik. Para wasit terdidik untuk belajar menjadi wasit yang baik dan adil, begitu
pula para pemain, harus mampu bermain fairplay dan menerima segala keputusan wasit
tanpa melakukan sesuatu yang tidak terpuji, bahkan para penonton atau pendukung terdidik
untuk menjadi penonton yang baik. Perhelatan yang digelar tahunan ini terdiri dari 5 divisi,
yaitu: Olahraga, Kesenian, Sains, Bahasa, dan Pramuka. Diharapkan seluruh santri dapat
berpartisipasi dalam berbagai kompetisi sesuai dengan bakat dan minatnya. Olimpiade ini
diadakan selama satu minggu penuh, dimulai hari Jum'at (6/1), hingga hari Kamis (12/1).
Tahun ini, Panitia penyelenggara memilih "Badak Bercula Satu" sebagai ikon Olimpiade
Gontor. Di akhir kompetisi, Juara Omum dalam cabang Basket diraih oleh Klub Hartop,
cabang Futsal direbut oleh Klub Atomic, dan cabang Badminton direngkuh oleh D'King.
Adapun Juara Umum Kategori Rayon adalah Rayon Wisma Hadi. Selain itu, dalam cabang
Kepramukaan, gugus Depan 15089/ 13 berhasil meraih juara umum.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 288
F. TELAAH PEMETAAN KURIKULUM DI PONPES GONTOR DALAN KEGIATAN EKTRAKURIKULER
(EXSCHOOL) PADA MANAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA) MELALUI
PENGEMBANGAN SPECTRUM ANALYSIS SPIRAL DYNAMICS
1. Kegiatan Santri :
Kegiatan berorganisasi ini merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan santri
sehari-hari, sebab berorganisasi di Pondok ini berarti pendidikan untuk mengurus diri sendiri
dan tentu saja orang lain. Seluruh kehidupan santri selama berada di dalam Pondok diatur oleh
mereka sendiri dengan dibimbing oleh santri-santri senior atau guru-guru. Kegiatan-kegiatan
ini selalu didasari oleh nilai-nilai dan ajaran-ajaran yang ditanamkan dalam kehidupan santri di
pesantren di bawah bimbingan dan pimpinan kyai. Di tingkat santri tingkat menengah terdapat
dua organisasi, yaitu: Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM). Pelaksana OPPM adalah
santri-santri kelas akhir yang terpilih secara demokratis. Pemilihan Ketua dan Pengurus
Organisasi ini diadakan setahun sekali. Pada setiap bulan Ramadan atau sebelum memasuki
tahun ajaran baru mereka mengadakan Musyawarah Kerja untuk merancang Program Kerja
selama satu periode masa bakti. Pada setiap akhir masa jabatan, pengurus Organisasi ini
melaporkan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan selama setahun di depan seluruh santri
dan guru-guru serta pimpinan-pimpinan lembaga dan Pimpinan Pondok. Seusai Laporan
pertanggung jawaban diadakan serah terima jabatan dari pengurus lama ke pengurus baru
terpilih. Kegiatan- kegiatan santri di dalam Pondok diurus oleh 20 bagian dalam OPPM. Bagian-
bagian tersebut terdiri dari pengurus harian: ketua, sekretaris, bendahara, dan keamanan, dan
16 bagian yang lain, yaitu: Bagian Pengajaran, Bagian Penerangan, Bagian Kesehatan, Bagian
Olahraga, Bagian Kesenian, Bagian Kesenian, Bagian Perpustakaan, Bagian Koperasi Pelajar,
Bagian Penerimaan Tamu, Bagian Koperasi Dapur, Bagian Warung Pelajar, Bagian Penggerak
Bahasa, Bagian Penatu, Bagian Fotografi, dan Bagian Bersih Lingkungan.
2. Kegiatan Kepramukaan.
Hasil wawancara dengan wali santri (orang tua santri yang sedang berkunjung menengok
anak-anaknya di Pondok Pesantren Gontor 5 putri misalnya diantaranya mengenai kegiatan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 289
exchool, menurut mereka bahwa :Kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Gontor sangat
banyak. Kegiatan Pramuka merupakan kegiatan unggulan. Pramuka santriwati Gontor Putri dan
Gontor Putra selalu menjuarai kegiatan Jambore Pramuka Internasional.Di dalam setiap
jamboree internasional, Indonesia diwakili oleh dua kontingen, yaitu Kontingen Republik
Indonesia dan Kontingen Gontor. Karena para pramuka dari Gontor sudah sangat fasih
berbahasa Inggris dan Arab, dan mereka sangat sering berpidato di pondok, dan mereka juga
sangat terbiasa bertemu dengan bermacam-macam tipe remaja, maka tidak mengherankan
bahwa pramuka dari Gontor selalu menjadi yang terbaik. Pelajaran unik lain yang diberikan oleh
Pondok Pesantren Gontor Putri adalah berpidato. Setiap santriwati wajib berpidato di hadapan
teman-temannya sejak Kelas 1, dalam bahasa Arab atau Inggris. Santriwati menyusun sendiri
naskah pidatonya, kemudian dikonsultasikan dengan ustadzah pembinanya, sebelum dibacakan
dalam pidatonya. Kedua anak saya tiak tahu berapa sering dia harus berpidato. Hal ini saya
anggap menunjukkan bahwa ia sudah berpidato berkali-kali, mungkin sebulan sekali. Gerakan
Pramuka di Pondok Modern Gontor dianggap sangat penting sebagai sarana pendidikan yang
dapat membentuk kepribadian, mental, dan akhlak mulia untuk bekal para santri dalam hidup
bermasyarakat. Sejak Gerakan Pramuka ini berdiri dengan nama Kepanduan "Bintang Islam",
para pendiri Pondok Modern Gontor telah mewajibkan seluruh santri untuk aktif dalam kegiatan
kepramukaan. Karena itu, seluruh santri Pondok Modern adalah anggota Pramuka. Kegiatan
kepramukaan ini ditangani oleh organisasi yang disebut Koordinator Gugusdepan 15089 Pondok
Modern, di bawah pengawasan Majlis Pembimbing Bagian-bagian dalam Koordinator Gerakan
Pramuka Pondok Modern ini terdiri dari: Ketua, Andalan Koordinator Urusan Kesekretariatan,
Andalan Koordinator Urusan Keuangan, Andalan Koordinator Urusan Latihan, Andalan
Koordinator Urusan Perpustakaan, Andalan Koordinator Urusan Kedai Pramuka, Andalan
Koordinator Urusan Perlengakapan, dan Gugusdepan, terdiri dari 9 satuan pramuka.
3. Kegiatan Mahasiswa (Dewan Mahasiswa)
Kegiatan Dewan Mahasiswa ini berada di bawah koordinasi dan bimbingan Pengasuhan
Santri yang langsung ditangani oleh Pimpinan Pondok Modern Gontor. Dewan Mahasiswa
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 290
bertanggungjawab menganani segala kegiatan seluruh mahasiswa ISID. Kepengurusan Dewan
Mahasiswa dipilih melalui pemungutan suara. Pengurus DEMA terdiri dari Ketua, Sekretaris,
Bendahara, Departemen Riset dan Diskusi, Departemen Kesenian, Departemen Olahraga,
Departemen Komunikasi, Departemen Koperasi, dan Departemen Kerohanian. Beberapa
organisasi lain di Pondok memiliki kaitan tidak langsung dengan proses pendidikan dan
pengajaran. Organisasi-organisasi tersebut adalah : (a) Ikatan Keluarga Pondok Modern
(IKPM) yang menangani alumni atau eks-santri yang tersebar di seluruh Indonesia dan di luar
negeri, (b) Yayasan Pemeliharaan dan Perluasan Wakaf Pondok Modern (YPPWPM) yang
bertugas menyandang dana untuk memenuhi sarana dan prasarana serta berbagai kebutuhan
lain demi berlangsungnya proses pendidikan dan pengajaran di Pondok, (c) Bagian
Pembangunan Pondok yang bertanggungjawab membangun dan memelihara prasarana
pendidikan berupa gedung-gedung sekolah, asrama, balai olah raga, perkantoran, dll., (d)
Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) La Tansa yang mengupayakan usaha-usaha untuk
mencukupi segala kebutuhan dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran melalui
pendirian berbagai unit usaha yang tergabung dalam Koperasi Pondok Pesantren ini (saat ini
terdapat 20 unit usaha yang tergabung dalam Kopontren La Tansa), dan (e) Balai Kesehatan
Santri dan Masyarakat (BKSM) yang menangani pelayanan kesehatan untuk santri dan
masyarakat, juga melayani rawat nginap dan BKIA.
4. Pendidikan Dan Pengajaran (Kurikulum)
Kurikulum merupakan sebuah sistem yang memiliki komponen-komponen yang saling
mendukung dan membentuk satu kesatuan yang tak terpisahkan. Kurikulum Pondok Modern
Darussalam Gontor 100%. (berdasarkan pada Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003
pasal 30 ayat 3, dan 4, PP tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) nomor 19 Tahun 2005 pasal
Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 106/0/2000, PP nomor 55 tahun 2007
tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, Peraturan Menteri Agama Republik
Indonesia nomor 13 tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam, Peraturan Menteri Agama
nomor 18 tahun 2014 tentang Satuan Pendidikan Muadalah pada Pondok Pesantren ).
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 291
Berikut ini akan dibicarakan beberapa saja dari komponen kurikulum yang dimaksud
sebagaimana yang diamalkan di PMDG. Pada bagian pertama akan dibahas sisi intra-kurikuler
(akademik), sedangkan pada bagian berikutnya dibahas kegiatan-kegiatan ekstra-kurikuler (non-
akademik). Di dunia pesantren, karena sistemnya yang integrated, agaknya cukup sulit
memisahkan sama sekali antara kurikululm intra dan ekstra, terkadang keduanya bisa menjadi
sifat dari satu kegiatan yang sama, sehingga dia bisa disebut dengan keduanya. Karena itu
pembagian ini hanyalah untuk memudahkan penyajiannya. Bahasan ini tidak akan menyinggung
kurikulum pendidikan tinggi Institut Studi Islam Darussalam (ISID), hanya terbatas pada jenjang
pendidikan menengah Kulliyatu-l-Mu’allimin al-Islamiyah (KMI). Karena PMDG mandiri dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, kurikulumnya pun disusun secara mandiri
disesuaikan dengan program Pondok secara keseluruhan. Materi ketrampilan, kesenian, olahraga
tidak dimasukkan dalam kurikulum, melainkan menjadi aktivitas ekstra-kurikuler, agar para santri
lebih bebas memilih serta mengembangkan bakat sesuai dengan aktivitas yang ada.
a. Intra-Kurikuler . Sebelum membahas beberapa komponen di atas perlu dijelaskan lebih dulu
mengenai program belajar dan jam belajar di KMI. Untuk memberikan informasi tambahan
mengenai KMI, pada akhir pembahasan mengenai intra-kurikuler ini akan diuraikan secara
singkat mengenai kegiatan KMI yang diadakan secara berkala: harian, mingguan, tengah
tahunan, dan tahunan sebagai kelengkapan informasi untuk memperoleh gambaran yang agak
menyeluruh mengenai kurikulum di Gontor : (1) Program Terdapat dua macam program yang
ditempuh siswa di KMI PMDG: program reguler dan program intensif. Program reguler untuk
lulusan Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtida’iyah, dengan masa belajar 6 tahun. Sedangkan
program intensif untuk lulusan SMP atau MTs dan di atasnya, dengan masa belajar 4 tahun,
dengan urutan kelas 1-3-5-6.; (2) Jam Belajar Jam belajar santri di KMI berlangsung dari jam
07.00WIB-12.50 WIB, dengan waktu istirahat 2 kali: pertama jam 08.30-09.00 dan kedua jam
11.15-11.30. Waktu belajar tersebut dibagi menjadi 7 jam pelajaran, masing-masing mendapat
alokasi waktu 45 menit, kecuali mata pelajaran pada jam ketujuh yan hanya diberi alokasi
waktu 35 menit; (3) Tujuan Tujuan institusional umum dari kurikulum di KMI PMDG adalah
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 292
mencetak santri yang mukmin muslim, taat menjalankan dan menegakkan syari’at Islam,
berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, berpikiran bebas, serta berkhidmat
kepada bangsa dan Negara.; (4) Isi Kurikulum yang diterapkan di KMI bersifat akademik.
Kurikulum tersebut dapat dibagi menjadi beberapa bidang studi sebagai berikut: (a) Bahasa
Arab (Semua disampaikan dalam Bahasa Arab): al-Imla’, al-Insya’, Tamrin al-Lughah, al-
Muthala’ah, al-Nahwu, al-Sharf, al-Balaghah, Tarikh al-Adab, dan al-Khat al-`Arabi.( b)
Dirasah Islamiyah (kelas II ke atas, seluruh materi ini menggunakan Bahasa. Arab): al-
Qur’an, al-Tajwid, al-Tauhid, al-Tafsir, al-Hadis, Mushthalah al-Hadis, al-Fiqh, Ushul al-Fiqh,
al-Fara’idl, al-Din al-Islami, Muqaranat al-Adyan, Tarikh al-Islam, al-Mantiq, dan al-Tarjamah
(Arab-Indonesia) ;( c) Keguruan: al-Tarbiyah wa al-Ta’lim (dengan B. Arab) dan Psikologi
Pendidikan (dengan B. Indonesia). d) Bahasa Inggris (dengan B. Inggris): Reading and
Comprehension, Grammar, Composition, dan Dictation, e) Ilmu Pasti: Berhitung, Matematika,
Ilmu Pengetahuan Alam, Fisika, dan Biologi.f) Ilmu Pengetahuan Sosial: Sejarah Nasional dan
Internasional,Geografi, Sosiologi, dan Psikologi Umum)Keindonesiaan /Kewarganegaraan:
Bahasa Indonesia dan Tata Negara .Komposisi kurikulum semacam di atas ditetapkan untuk
tujuan tertentu. Pengetahuan Bahasa Arab dimaksudkan untuk membekali santri dengan
kemampuan berbahasa Arab yang menjadi kunci untuk memahami sumber-sumber Islam dan
khazanah pemikiran Islam. Sedangkan B. Inggris digunakan untuk media komunikasi modern
dan mempelajari pengetahuan umum, bahkan juga pengetahuan agama, karena saat ini tidak
sedikit karya-karya di bidang studi Islam ditulis dalam B. Inggris. Dalam kurikulum ini terlihat
keseimbangan pengetahuan agama dan umum. Secara lebih mendasar tujuan pengajaran
kedua macam ilmu tersebut adalah untuk membekali siswa dengan dasar-dasar ilmu untuk
menuju kesempurnaan menjadi ‘abid dan khalifah. Pelajaran-pelajaran yang diberikan selalu
merujuk kepada tujuan umum pendidikan dan pengajaran di Pondok dan mesti mengandung
nilai-nilai yang hendak ditanamkan oleh Pondok ke dalam diri santri. Misalnya ada pelajaran
yang, di samping memberikan materi pengetahuan ia juga, dimaksudkan untuk
mengembangkan jiwa-jiwa tertentu dari Panca Jiwa Pondok, misalnya jiwa kebebasan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 293
(berpikir), yang akan menumbuhkan jiwa berpikir kritis, terbuka, open ended, komparatif, dan
seterusnya.
b. Kegiatan Ekstra Kurikuler .
Kegiatan ini ditangani oleh Pengasuhan Santri melaui Organisasi Pelajar Pondok
Modern (OPPM) dan Gerakan Pramuka, dan kegiatan Seni dan budaya Kegiatan-kegiatan ini
terbagi ke dalam kegiatan harian, mingguan, tengah tahunan, dan tahunan.Semua kegiatan
dalam berbagai bentuknya merupakan satu kesatuan “kurikulum” yang tak terpisahkan yang
mengatur seluruh kahidupan santri guna mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang
dikehendaki. Dengan kata lain semua kegiatan yang ada memiliki nilai pendidikan dalam
berbagai aspeknya, sehingga “segala yang dilihat, didengarkan, dirasakan, dan dialami oleh
santri adalah untuk pendidikan”.
G. TELAAH MANAJEMEN PENANAMAN NILAI-NILAI PONDOK DALAM KONSEP SPECTRUS
SPIRAL DYNAMICS SYSTEM (LANDASAN YANG MENJADIKAN PODOK PESANTREN
GONTOR BERDIRI KOKOH )
Di Pondok Pesantren Modern Gontor baik di Ponpes yang dijadikan riset pertama Gontor
Putra 1 Ponorogo, Gontor Putra 3 Marifat Kediri dan Gontor Putri 5 Kandangan , juga Penelitian
yang dilakukan di PonPes Gontor 1 dan Gontor 2 Putri di Mantingan Ngawi pada riset lanjutan ,
pada dasarnya adalah sama satu komando dan satu filosofi dalam berbagai program dan kegiatan
khususnya dalam Kegiatan Exshool sesuai dengan tujuan pendidikan dan pendekatan holistik yang
digunakan serta fungsinya yang komprehensif sebagai lembaga pendidikan sosial dan penyiaran
Agama, maka pendidikan lebih banyak ditanamkan dan ditularkan secara tidak formal; tidak
sekadar dengan ceramah, pengarahan, penataran, diskusi, pengajian, dan sejenisnya. Justru
penularannya lebih banyak dilakukan melalui pembiasaan, keteladanan, penugasan, dan
pengkondisian atau penciptaan lingkungan ))ال ب ي ئة دإي جاyang kondusif untuk mencapai
tujuan pendidikan. Penciptaan lingkungan semacam ini sangat dimungkinkan di dalam Pondok
karena santri dan guru bertempat tinggal di kampus yang sama. Selain beberapa guru senior dan
guru-guru yunior yang mengurusi unit-unit usaha Pondok, seluruh guru tinggal di lingkungan
asrama. Santri-santri yunior belajar mengenai kehidupan Pondok dari santri-santri senior,
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 294
santri-santri senior belajar dari santri-santri yang lebih senior, dan begitu seterusnya. Pola
kehidupan di Pondok itu diwariskan dan ditularkan dari satu generasi santri ke generasi
berikutnya secara berkelanjutan.
Berikut ini dipaparkan beberapa contoh penanaman Panca Jiwa pondok pesantren
dengan di Gontor secara integral , kesamaan dalam langkah dan prinsip menggunakan pendekatan
tidak formal sebagaimana yang dijelaskan di atas.
1. Keikhlasan. Keikhlasan adalah pangkal dari segala jiwa Pondok dan kunci dari diterimanya
amal di sisi Allah SWT. Segala sesuatu harus dilakukan dengan niat semata-mata
ibadah, lillah, ikhlash hanya untuk Allah SWT. Di Pondok diciptakan suasana di mana semua
tindakan didasarkan pada keikhlasan. Ikhlas dalam bergaul, ikhlas dalam nasehat-
menasehati, ikhlas dalam memimpin, ikhlas dipimpin, ikhlas mendidik, ikhlas didik, ikhlas
mendisiplin, ikhlas didisiplin. Ada suasana keikhlasan antara sesama santri, antara santri
dengan guru, antara santri dengan kyai, antara guru dengan guru, dst.Pendidikan
keikhlasan diwujudkan melalui keteladanan para pendiri Pondok dengan mewakafkan
Pondok seluruhnya, kecuali rumah pribadi kyai yang ditinggalinya. Pewakafan ini terjadi
pada tahun 1958. Sejak saat itu Pondok telah berubah status menjadi milik institusi, bukan
milik pribadi. Dengan pewakafan itu seluruh keturunan para pendiri tidak berhak lagi atas
harta wakaf tersebut.Contoh lain dari penanaman jiwa keikhlasan yang sederhana adalah
bahwa dalam mendidik santri, kyai ikhlas tidak dibayar. Bahkan sampai sekarang di Gontor
tidak ada sistem gaji kepada guru. Istilah yang digunakan ialah “kesejahteraan keluarga”.
Jumlah jam mengajar tidak terkait dengan tingkat “kesejahteraan” yang diterima.
“Kesejahteraan” guru tersebut tidak diambilkan dari iuran santri, melainkan dari unit-unit
usaha milik Pondok yang dikelola sendiri oleh para guru. Jiwa Keikhlasan ini berarti sepi
ing pamrih, yakni berbuat sesuatu itu bukan karena didorong oleh keinginan memperoleh
keuntungan tertentu. Segala pekerjaan dilakukan dengan niat semata-mata
ibadah, lillah. Kyai ikhlas dalam mendidik, santri ikhlas dididik dan mendidik diri sendiri, dan
para pembantu kyai ikhlas dalam membantu menjalankan proses pendidikan; Selain itu
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 295
Sukarela dan mengabdi para pengasuh pesantren memandang semua kegiatan pendidikan,
sebagai ibadah kepada Tuhan; Kearifan maksudnya adalah bersikap, dan berprilaku sabar,
rendah hati, patuh pada ketentuan hukum agama, mampu mencapai dan tanpa merugikan
orang lain, dan mendatangkan mamfaat bagi kepentingan bersama. Hal ini juga tampak
pada suasana keikhlasan antara sesama santri, antara santri dengan guru, antara santri
dengan kiai, antara guru dengan guru. Pendidikan keilhlasan diwujudkan melalui
keteladanan para pendiri pondok dengan mewakafkan pondok seluruhnya, kecuali rumah
pribadi kiai. Contoh lain dari penanaman jiwa keikhlasan yang dalam mendidik santri, kiai
ikhlas tidak dibayar, bahkan sampai sekarang Gontor tidak ada sistem gaji untuk guru.
Istilah yang digunakan adalah kesejahteraan keluarga Kesederhanaan Kehidupan di pondok
diliputi oleh suasana kesederhanaan. Sederhana tidak berarti pasif atau nrimo, tidak juga
berarti miskin dan melarat. Justru dalam jiwa kesederhanaan itu terdapat nilai-nilai
kekuatan, kesanggupan, ketabahan, dan penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan
hidup.
2. Kesederhanaan. Pendidikan kesedarhanaan pesantren menekankan pentingya penampilan
sederhana sebagai salah satu nilai luhur pesantren dan menjadi pedoman prilaku sehari-
hari bagi seluruh warga pesantren; kesederhanaan yang diajarkan antara lain
kesederhanaan dalam berpakaian, , makan, tidur, berbicara, bersikap, dan bahkan berpikir.
Contoh kesederhanaan ini dapat dilihat dengan mudah dari kehidupan pribadi kyai; baik
rumah, cara berpakaian, pola makan, bertingkah laku, dan sikap hidup kyai. Dengan begitu,
kyai mempunyai alasan kuat untuk mendidik santri hidup sederhana. Pola hidup sederhana
ini menjadikan suasana hidup di Gontor tergolong egaliter, tidak ada kemenonjolan materi
yang ditunjukkan oleh santri. Sehingga tidak terlihat perbedan antara santri yang kaya dan
miskin. Hal ini juga membuat santri yang kurang mampu tidak minder dan santri yang kaya
tidak sombong.Jiwa Kesederhanaan ini artinya adalah kehidupan di dalam pondok diliputi
oleh suasana kesederhanaan. Sederhana tidak berarti pasif atau nerimo, tidak juga berarti
miskin dan melarat. Justru dalam kesederhanaan itu terdapat nilai-nilai kekuatan,
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 296
kesanggupan, ketabahan, dan penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup. Di
balik kesederhanaan ini terpancar jiwa besar, berani maju, dan pantang mundur dalam
segala keadaan.
3. Berdikari. Di antara ciri utama pendidikan pesantren pada umumnya adalah kemandirian.
Mandiri sejak awal santri sudah dilatih mandiri ia mengatur dan bertanggugjawab atas
keperluanya sendiri Maksudnya, bukan sekadar masing-masing santri mampu mengurus
diri sendiri, tetapi juga pondok itu sendiri mandiri. Hal ini diajarkan dengan cara tetap
menjaga kemandirian Gontor. Pondok tidak menggantungkan kelangsungan hidupnya
kepada pihak manapun, tidak pemerintah dan tidak pula swasta. Kemandirian Pondok juga
ditunjukkan dengan tidak menjadikan Pondok bagian dari organisasi tertentu; politik, masa,
golongan, atau organisasi apapun.Demikian pula dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran secara rutin, Pondok tetap mandiri, tidak ada pegawai di Pondok. Santri dididik
untuk mengurus segala keperluannya secara mandiri; mengurus mini toserba,
kantin, fastfood, dapur, keuangan, kesekretarian, asrama, disiplin, olahraga, kursus-
kursus, dll., semuanya dilakukan sendiri oleh santri. Kebersihan kampus juga menjadi
tanggungjawab santri sendiri; setiap hari ada piket dari santri yang membersihkan kamar,
asrama, depan asrama, kelas, masjid, aula, kantor-kantor, dst. Untuk pendidikan
kemandirian, seringkali kalau ada pembangunan gedung baru, santri dilibatkan untuk ikut
mengecor secara bergantian. Poinnya di sini tidak sekadara pada nilai ekonomis biaya
pembangunan, tetapi penanaman jiwa kemandirian.
4. Ukhuwwah Diniyyah Penanaman jiwa ukhuwwah ini dirangkai dengan nilai-nilai lain yang
diperjuangkan Pondok yaitu berdiri di atas dan untuk semua golongan, tidak berpartai,
dan santri perekat umat. Pendidikan dan pengajaran di Gontor sama sekali tidak ada
kaitannya dengan golongan, ormas atau partai tertentu. Kyai, ketua-ketua lembaga, para
guru tidak menjadi anggota golongan, ormas, dan atau partai tertentu. Seringkali ada
pertanyaan: Gontor itu Muhammadiyah atau NU? Gontor itu partainya apa? Pak Kyai itu
nyoblos apa dalam pemilu? Tentu saja pertanyaan ini tidak bisa dijawab dengan menyebut
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 297
ormas dan atau partai tertentu. Sebab PMDG bukan ormas dan bukan organisasi partai
serta bukan organisasi lain-lain, Gontor adalah lembaga pendidikan. Jiwa ukhuwwah
ditanamkan dalam kebersamaan dan tolong-menolong mengurusi organisasi, bermain
bersama di klub olahraga, menjadi piket malam bersama, menjadi anggota kelompok
latihan pidato yang sama, latihan pramuka bersama, main drama bersama, dst. Dalam
pelantikan peremajaan pengurus Badan Wakaf Pondok Modern Gontor, 24 Desember 1977,
K.H. Imam Zarkasyi menyampaikan amanat: Andaikata, guru-gurunya (Pondok) terdiri dari
orang-orang yang simpati atau anggota Muhammadiyah, murid-muridnya terdiri dari anak
keluarga Muhammadiyah, tetapi Pondok Modern tidak boleh dijadikan Pondok
Muhammadiyah. Andaikata, guru-gurunya (Pondok) terdiri dari orang-orang yang simpati
atau anggota NU, murid-muridnya terdiri dari anak keluarga NU, tetapi Pondok Modern
tidak boleh dijadikan NU. Demikian seterusnya. Selanjutnya beliau mengatakan bahwa sikap
ini tidak berarti bahwa semua golongan atau golongan tertentu itu adalah musuh Pondok,
tetapi semua golongan itu tetap sebagai kawan seperjuangan, berjalan pada rel masing-
masing. Bahkan semboyan Pondok, anak didik Pondok harus menjadi perekat umat. Artinya
dapat mempersatukan yang retak atau berselisih. Menarik untuk dicatat, banyak santri
yang telah menyelesaikan pendidikannya di PMDG menjadi pengurus ormas, partai, gerakan
pemuda yang berafiliasi pada paratai atau ormas, dll. Sebagai contoh alumni yang
berkiprah di bidang ini di tingkat Nasional antara lain: K.H. Hasyim Muzadi menjadi Ketua
Umum PBNU (dulu ormas ini juga pernah dipimpin alumni Gontor selama 25 tahun, yaitu
K.H. Idham Khalid), Dr. Din Syamsuddin menjadi salah seorang ketua PP. Muhammadiyah,
Dr. M. Amin Abdullah menjadi Ketua Majlis Tarjih PP. Muhammadiyah, Drs. Habib Chirzin dan
Dr. Din Syamsuddin pernah memimpin oraganisasi Pemuda Muhammadiyah, Dr. M. Hidayat
Nur Wahid menjadi Presiden Partai Keadilan. Dengan demikian Jiwa Berdikari ini
merupakan kesanggupan menolong diri sendiri ini tidak saja dalam arti bahwa santri
sanggup belajar dan berlatih mengurus segala kepentingannya sendiri, tetapi pondok
pesantren itu sendiri sebagai lembaga pendidikan juga harus sanggup berdikari sehingga
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 298
tidak pernah menyandarkan kelangsungan hidupnya kepada bantuan atau belas kasihan
pihak lain. Kehidupan di pondok pesantren diliputi suasana persaudaraan yang akrab,
sehingga segala suka dan duka dirasakan bersama dalam jalinan persaudaraan
keagamaan. Ukhuwwah ini bukan saja selama mereka belajar di Pondok, tetapi juga
mempengaruhi ke arah persatuan umat dalam masyarakat sepulang para santri itu dari
Pondok (Jiwa Ukhuwwah Islamiyyah)
5. Jiwa Bebas. Jiwa ini terkait dengan kemandirian, karena dengan memiliki jiwa mandiri
seseorang dapat bebas menentukan pilihannya. Jiwa ini diajarkan misalnya dengan contoh
kebebasan Pondok dalam menentukan kurikulum, kalender, dan program akademik. Pada
masa Orde Baru, jiwa bebas Pondok benar-benar diuji dalam kaitannya dengan kebijakan-
kebijakan Pemerintah tentang pendidikan yang sentralistik. Konsekuesnsi dari
mempertahankan kebebasan ini, dalam waktu cukup lama Pondok Gontor diperlakukan
secara diskriminatif oleh Pemerintah. Tetapi kondisi tersebut, saat ini telah mulai
berubah.Jiwa bebas ini mengajarkan kepada santri untuk bebas dalam berpikir dan
berbuat, bebas dalam menentukan masa depan, bebas dalam memilih jalan hidup. Bebas
dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam menentukan masa depan, bebas dalam memilih
jalan hidup, dan bahkan bebas dari berbagai pengaruh negatif dari luar. ;Kebebasan
Terpimpin pesantren menggunakan prinsip kebebasan terpimpin dalam menjalankan
kebijakan kependidikannya Tentu saja kebebasan ini adalah bebas di dalam garis-garis
disiplin yang positif, dengan penuh tanggungjawab; baik di dalam kehidupan pondok
pesantren itu sendiri, maupun dalam kehidupan masyarakat.
6. Theo centric dan Kolektifitas. yaitu pandangan yang menyatakan bahwa semua kejadian
berasal, berproses, dan kembali kepada kebenaran tuhan semua aktifitas
pendidikan.dipandang sebagai ibadah kepada Tuhan; Pesantren gontor juga menekankan
pentingya koliktifitas/kebersamaan lebih tinggi dari pada individualism; dan Mengatur
kegiatan bersama, para santri mengatur hampir semua kegiatan proses belajar mengajar
terutama berkenaan dengan kegiatan-kegiatan kurikuler dari saat pembentukan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 299
organisasi santri, penyusunan pengorganisasiannya, sampai pelaksanaan dan
pengembanganya; Pesantren adalah tempat mencari ilmu dan mengabdi. Para pengasuh
pesantren, menganggap bahwa pesantren adalah tempat mencari ilmu dan mengabdi
karena ilmu bagi pesantren dipandang suci dan merupakan bagian yang takterpisahkan di
ajaran Agama; dan Mengamalkan ajaran pesantren. Pesantren sangat mementingkan
pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari, setiap gerak kehidupannya selalu berada
dalam batas rambu-rambu hukum agama;
7. Tanpa ijazah. Pesantren tidak memberikan ijazah sebagai tanda keberhasilan belajar.
keberhasilan bukan ditandai oleh ijazah yang berisikan angka-angka sebagaimana
madraasah dan sekolah umum, tetapi ditandai oleh prestasi kerja yang diakui oleh khalayak
(masyarakat); baru legalitas Ijazah diakui Pemerintah pada tahun 2003; Restu Kiai, semua
perbuatan yang dilakukan oleh setiap warga pesantren sangat tergantung pada restu kiai,
baik ustad maupun santri selalu berusaha jangan sampai melakukan hal-hal yang tidak
berkenan di hadapan kiai.. Fenomena inilah yang merangsang kyai untuk selalu mengadakan
pembaharuan dalam pesantrennya, dan kebanyakan pembaharuan tersebut dengan tetap
mempertahankan elemen-elemen tradisional manakala dianggap masih relevan, disamping
itu tentu saja melakukan perombakan-perombakan sifatnya baru sama sekali, manakala
hal itu dinilai lebih “ashlah”.
8. Pondok Modern Gontor DAN Pembinaan Masyarakat Sekitar .Di samping mendidik dan
mengajar santri di dalam kampus, Pondok juga memberikan perhatian terhadap pembinaan
masyarakat sekitar. Upaya-upaya Pondok dalam hal ini dilakukan oleh guru-guru yunior
dan senior serta para alumni yang telah berada di lingkungan masyarakat dan tetap
menjalin komunikasi aktif dengan Pondok. Kegiatan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga:
a. Pendidikan dan Sosial-Keagamaan 1) Pendirian pesantren-pesantren ala Gontor oleh
alumni Gontor (5 pesantren).2) Pendirian sekolah-sekolah oleh guru dan atau alumni
Gontor, dengan rincian 4 MTs, 2 MA, dan 1 SMP.3) Pendirian TPA dan TPQ (148 buah).4)
Penyelenggaraan pengajian-pengajian baik untuk masyarakat umum seperti yang
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 300
diselenggarakan pada setiap Ahad pagi, jam 06.00-07.00, dengan mengundang da’i-
da’i dari daerah Ponorogo dan sekitarnya. Adapun pengajian yang khusus
diselenggarakan untuk para pekerja Pondok pada setiap Sabtu malam.6) Pendirian
ratusan masjid dan musholla di sekitar Gontor.
b. Seni, Budaya, dan Olahraga. Hasil Wawancara pneliti dengan Bapak Usttad Drs.
Hariyanto Abdul Jalal sebagai Wakil Pengasuh Gontor kampus 3 di Kediri, memurut
beliau Seni dan budaya yang dilakukan oleh para santri seutuhnya dalam berbagai
hal terutama dalam pengelolaan/ manajemennya dari para santri untuk para santri ,
para pengasuh staf dan para ustad hanya memantau membina dan melindungi. Hal ini
dilakukan dengan memfasilitasi berbagai pagelaran kesenian, terutama reog dan
gajahan, dan kompetisi-kompetisi olahraga dalam berbagai kesempatan semisal pada
peringatan hari-hari besar Islam, acara-acara peringatan di Pondok, dan dalam
berbagai kegiatan sosial yang diadakan oleh masyarakat bersama Pondok. Pondok
juga melakukan pembinaan terhadap tokoh-tokoh paguyuban reog Ponorogo. Dan
berbagai seni budaya yang ada di nusantara Indonesia ini. Pondok juga menyediakan
fasilitas olahraga kepada masyarakat berupa lapangan sepak bola dan Gedung
Olahraga. Adapun penggunaannya telah ditetapkan berdasarkan jadwal yang ada.
c. Dalam Bidang Ekonomi Pemberdayaan masyarakat sekitar dalam bidang ekonomi
dilakukan melalui penyerapan tenaga kerja dalam berbagai sektor pekerjaan di Pondok
atau melalui berbagai bentuk lainnya. Dalam bahasa Pondok upaya sedemikian ini
biasa diistilahkan sebagai “berkah Pondok untuk masyarakat sekitar”. Penyerapan
tenaga kerja untuk berbagai sektor pekerjaan di Pondok saat ini melibatkan 402
orang. Di samping itu berkah Pondok untuk masyarakat juga berupa pelibatan
masyarakat sebagai penyetor bahan-bahan dan penyediaan jasa dan sarana
kebutuhan para santri. Mereka itu berjumlah 196 orang (80%-nya penduduk desa
Gontor dan selebihnya dari desa-desa yang bersebelahan dengan Gontor).Upaya lain
yang dilakukan Pondok untuk membina dan memberdayakan masyarakat sekitar
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 301
adalah dengan menjadi penyalur Kredit Usaha Tani (KUT) untuk para petani di desa-
desa sekitar Pondok. Pondok juga memberi kesempatan kepada para petani di sekitar
tanah-tanah pertanian milik Pondok untuk mengelola lahan pertanian tersebut dengan
sistem bagi hasil. Di samping itu, di bidang pertanian, Pondok menyalurkan pupuk
kepada para petani. Para petani membayar pupuk tersebut pada saat panen dengan
harga dasar. Gabah hasil panen tersebut oleh para petani dijual ke Gontor. Salah satu
unit usaha Pondok yang berlokasi di desa Gontor, yaitu Usaha Kesejahteraan Keluarga
(UKK), berfungsi sebagai penjual grosiran bagi para pemilik toko-toko di desa Gontor
dan sekitarnya . juga dalam bidang Kesehatan. Di bidang kesehata Pondok mendirikan
Balai Kesehatan Santri dan Masyarakat (BKSM). Di samping pelayanan kesehatan,
kegiatan sosial BKSM lainnya dilakukan dengan pengobatan masal dan khitanan massal
untuk masyarakat yang diadakan secara insidentil.
H. MANAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA ISLAM) DALAM PROGRAM
PENGEMBANGAN PONDOK MELALUI ANALYSIS SPECTRUM SPIRAL DYNAMICS
1. Panca Jangka. Dalam rangka mengembangkan dan memajukan Balai Pendidikan Pondok
Modern Gontor, dirumuskanlah “Panca Jangka” yang merupakan program kerja Pondok
yang senantiasa memberikan arah dan panduan untuk mewujudkan upaya pengembangan
dan pemajuan tersebut. Adapun Panca Jangka itu meliputi bidang-bidang berikut:
Pendidikan dan Pengajaran Pengembangan di bidang dilakukan dengan
mempertahankan dan meningkatkan pendidikan dan pengarajaran di Pondok Modern
Gontor. Usaha ini tercatat dalam sejarah perjalanan Pondok sebagai berikut:1)
Pendirian Tarbiyatul Athfal (Sekolah Rakyat) pada tahun 1926.2) Pembukaan Sullamul
Muta’allimin, tahun 1932.3) Tahun 1936, didirkan Kulliyatul Mu’allimin al-Islamiyah (KMI).4)
Pada tahun 1963 didirikanlah Perguruan Tinggi bernama Institut Pendidikan Darussalam.
Sekarang institut tersebut berganti nama menjadi Institut Studi Islam Darussalam
(ISID).5) Pada tahun 1990 didirikan Pesantren Putri di areal tanah milik Gontor yang
teletak di desa Sambirejo, Mantingan, Ngawi.6) Tahun 1996, dibuka Pondok Modern Gontor
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 302
II di Madusari, Siman Ponorogo.7) Tahun 1993, dibuka Pondok Modern Gontor III, “Darul
Ma’rifat”, di Sumbercangkring, Gurah, Kediri. Berasal dari wakaf keluarga H. Ridawan
(alm.).8) Tahun 1990, mendapat wakaf dari keluarga H. Nawawi Ishaq yang kemudian
dijadikan Pondok Modern Gontor IV, “Darul Muttaqien”, di Kaligung, Rogojampi, Banyuwangi
9) Tahun 1999, dibuka Pondok Modern Gontor V, “Darul Qiyam”, di Gadingsari, Mangunsari,
Sawangan, Magelang. Berasal dari wakaf keluarga Ibu Qayyumi Kafrawi (alm.).10) Pondok
Modern Gontor Putri II, di Sambirejo, Mantingan, Ngawi, dibuka tahun 1999. Lokasinya
tepat di sebelah barat Pondok Modern Gontor Putri I.11) Tahun 2002 dibuka Pondok Modern
Gontor VII di Podahoa, Kendari, Sulawesi Tenggara.12) Pada tahun ajaran baru 1423/1424
akan dibuka Pondok Gontor Putri III di Karangbanyu, Mantingan, Ngawi, Jawa
Timur.Pengembangan ini juga dilaksanakan dengan menjalin kerjasama-kerjasama
dengan berbagai lembaga pendidikan; baik di dalam maupun di luar negeri.
2. Kaderisasi . Sejarah timbul dan tenggelamnya suatu usaha, terutama hidup dan matinya
pondok-pondok di tanah air, memberikan pelajaran tentang pentingnya kaderisasi. Karena
itu Pondok Modern Gontor memberikan perhatian yang serius terhadap upaya
menyiapkan para keder yang akan melanjutkan cita-cita Pondok. Di antara usaha itu
adalah mengirimkan kader-kader Pondok untuk menambah dan memperluas ilmu dan
pengalaman baik di dalam maupun di luar negeri. Kaderisasi Kaderisasi di Pondok Modern
Darussalam Gontor (PMDG) terus dikawal dan dibina. “Patah tumbuh hilang berganti,
sebelum patah sudah tumbuh, sebelum hilang sudah berganti”, begitulah bunyi pepatah
yang selalu diajarkan oleh Pimpinan Pondok. Keteladanan Merupakan perilaku, sikap guru,
tenaga kependidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan yang
baik sehingga diharapkan menjadi panutanbagi peserta didik lain. Misalnya: nilai disiplin,
kebersihan, kerapihan, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur, dan kerja keras dan
percaya diri. Pengkondisian Penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan
pendidikan karakter. Misalnya: kebersihan badan dan pakaian, toilet yang bersih, tempat
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 303
sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak di sekolah dan di
dalam kelas.
3. Pergedungan . Pengembangan di bidang ini meliputi tugas penyediaan, pemeliharaan, dan
penyediaan sarana dan prasana pendidikan dan pengajaran yang layak bagi para santri.
Bidang ini berkembang pesat dengan semakin banyaknya gedung-gedung baru—baik
untuk asrama maupun kelas yang dibangun, di samping perbaikan gedung-gedung lama
dan pengembangannya dari tidak bertingkat menjadi ditingkat. Di samping membangun
asrama dan sekolahan Pondok juga membangun komplek-komplek perumahan untuk para
guru di lingkungan Kampus Pondok..
4. Chizanatullah (pengadaan sumber dana). Di antara syarat penting bagi sebuah lembaga
pendidikan untuk dapat tetap bertahan hidup dan berkembang adalah memiliki sumber
dana sendiri. Sejak beridirinya, Pondok Modern telah memperhatikan masalah ini dengan
sungguh-sungguh. Bermacam-macam usaha telah dilakukan untuk memenuhi maksud ini,
antara lain adalah unit-unit usaha berikut ini: Penggilingan; Percetakan Darussalam;
Usaha Kesejahteraan Keluarga (UKK); Toko Bahan Bangunan; Toko Buku LaTansa;
ToserbaToko Palen I; Toko Palen II; Kedai Bakso Kedai Bakso II; Photokopi dan Alat Tulis;
Apotik; Wartel I; Wartel II; Pabrik Es Balok; Pusat Perkulaka; Jasa Angkutan Pasar Sayur;
Kredit UsahaTan; iBudidaya Ayam Potong; Semua unit usaha di atas adalah unit usaha
yang dikelola oleh para guru. Sedangkan unit usaha/koperasi yang dikelola oleh para
santri, semuanya berlokasi di dalam Kampus Pondok, antara lain: Mini Toserba, Toko Buku,
Kantin, Fastfood, Koperasi Warung Pelajar,Kedai Potokopi, Kedai Pramuka, dan Koperasi
Dapur.
5. Kesejahteraan Keluarga Pondok. Jangka ini bertujuan untuk memberdayakan kehidupan
keluarga-keluarga yang membantu dan bertanggungjawab terhadap hidup dan matinya
Pondok secara langsung, agar mereka tidak menggantungkan penghidupannya kepada
Pondok. Pengertian Keluarga Pondok, menurut kamus PMDG, adalah guru-guru senior
yang telah berkeluarga yang membantu secara langsung pendidikan dan pengajaran di
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 304
Pondok. Keluarga Pondok tidak mesti pihak yang memiliki hubungan darah dengan para
pendiri Pondok. Bahkan keluarga dari keluarga pendiri Pondok yang tidak membantu
langsung Pondok tidak termasuk dalam kategori Keluarga Pondok, dan karena itu tidak
berhak atas kesejahteraan yang diusahakan oleh Pondok. Hubungan kekeluargaan di sini
bersifat institusional, bukan geneologikal. Pemberdayaan Keluarga Pondok ini
dimaksudkan agar meraka dapat berusaha sendiri dan bahkan beramal untuk Pondok.
I. PENJABARAN HASIL RISET MANAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA ISLAM )
MENURUT TEORI BLUE OCEAN STRATEGY YANG DIKEMBANGKAN MELALUI ANAYSIS
SPECTRUM DYNAMICS
Selain itu Sepenuhnya baik di Pondok Pesantren Modern Gontor Pusat maupun cabang-cabang
PonPes Modern Gontor pada Prinsipnya mempunyai dan mengacu pada sistem kebijakan, program
pengajaran, pendidikan , manajemen kegiatan intra, ektra kurikuler dan lainnya sepenuhnya memiliki
koordinasi dan langkah yang sama , hanya yang membedakan beberapa sebagian budaya yang
disesuaikan dengan lokasi , masyarakat dan sarana kebutuhan setempat yang dikembangkan oleh
Pondok Pesantren tersebut .Secara keseluruhan Pondok Modern Gontor beserta cabang-
cabangnya memiliki santri sebanyak dan guru. Nilai-nilai Pembentuk Karakter Nilai-nilai yang
mendasari perilaku kehidupan PM Gontor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nilai esensial dan nilai
instrumental serta implementasinya dengan disiplin. Nilai-nilai esensial adalah nilai-nilai yang
dikontruk oleh perintis pesantren dan menjadi bagian dari kepribadian yang tidak terpisahkan
antara dirinya dan pesantren. Nilai-nilai tersebut di PM Gontor dapat dipresentasikan dalam dua
bentuk, yakni: Pancajiwa dan Motto. Pancajiwa Pondok Hakikat pondok pesantren terletak pada isi
atau jiwanya, bukan pada kulitnya, dalam isi itulah ditemukan jasa pondok pesantren bagi umat.
Kehidupan dalam pondok pesantren dijiwai oleh suasana-suasana yang dapat dirumuskan dalam
Pancajiwa sebagai berikut: (1) keikhlasan; (b) kesederhanaan; (c) kesanggupan menolong diri
sendiri atau berdikasi; (4) ukhuwwah diniyah yang demokratis antara santri; dan (e) bebas.
Strategi Pelaksanaan Pendidikan . Karakter Sistem Pendidikan Pondok modern Gontor
menggunakan sistem pendidikan klasikal berbasis kelas. Lembaga pendidikannya yang terkenal
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 305
adalah Kulliyatul Mu allimin al-islamiyyah. Lembaga ini setara pendidikan tingkat madrasah
tsanawiyah dan madrasah aliyah. Tapi sistem penjenjangan yang dilakukannya berbeda. Siswa
lulusan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyyah dalam diterima di lembaga ini dan dianjurkan untuk
menyelesaikan pendidikannya selama 6 tahun, yakni dari kelas I sampai dengan kelas VI. Lulusan
Sekolah Menangah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dapat diterima di lembaga ini dengan
menempuh proses pendidikannya selama empat tahun, yakni kelas I kemudian naik kelas III,
selanjutnya naik lagi kelas V dan terakhir kelas VI. Kurikulum KMI Pada awalnya kurikulum yang
diterapkan di KMI adalah kurikulum Normal islam yang didirikan oleh Mahmud Yunus akan tetapi
tidak memindahkan begitu saja ide dan konsep kurikulum Normal Islam. Pengaruh guru Imam
Zarlasyi, yakni al-hasyimi ikut berperan pula dalam mendorong timbulnya ide-ide pembaruan
pendidikan. Kurikulum didesain secara seimbang antara materi-materi yang terdapat di pesantren
dan madrasah. Intra-Kurikuler Komposisi pelajaran di KMI terdiri dari pengetahuan agama,
pengetahuan bahasa Arab, dan pengetahuan umum tingkat lanjutan, namun setingkat tidak berarti
sama. Susunan program tersebut adalah sebagai berikut: (1) Al-Umum al- Islamiyyah (selain kelas
I, seluruhnya disampaikan menggunakan bahasa Arab); al-qur an, Tajwid, Tafsir, al-tarjamah, al-
hadith, mustalah alhadith, al-fiqh, usul al-fiqh, al-faraid, al-tauhid, al-din al-islami, al-adyan, dan
tarikh islami; (2) al-ulum al-arabiyah (seluruhnya disampaikan dalam bahasa Arab); al-imla tamrin
al-lughah, al-insya, al-mutala ah, al-nahwu, al-sarf, albalaghah, Tarikh Adab al-lughah, al-
mahfudhat, dan al-khat; (3) al-ulum al-ammah, terbagi dalam beberapa kelompok sebagai berikut:
(a) Keguruan: al-tarbiyah wa al-ta lim (dengan bahasa Arab), dan psikologi pendidikan, asas didaktik
metodik (bahasa Indonesia); (b) bahasa Inggris (dalam bahasa Inggris), reading dan
comprehension, grammar, composition, dan diction; (c) Ilmu Pasti: Berhitung, Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam, Fisika, dan Biologi; (d) Ilmu Pengetahuan Sosial; Sejarah Nasional dan Dunia,
Geografi, Sosiologi, dan Psikologi Umum; (e) Ke-Indonesiaan/ Kewarganegaraan: Bahasa Indonesia
dan Tata Negara. (Syukri Zarkasyi, 2005). Kegiatan KMI Kegiatan yang dikelola oleh KMI terdiri atas
kegiatan harian, mingguan, tengah tahunan, dan tahunan. Kegiatan harian meliputi: kegiatan
belajarmengajar, supervisi proses pengajaran, persiapan pengecekan pengajaran, pengawasan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 306
disiplin masuk kelas, pengontrolan kelas dan asrama santri saat pelajaran berlangsung,
penyelenggaraan belajar malam bersama wali kelas berlangsung dari jam 20.00WIB-21.45WIB.
Kegiatan mingguan meliputi: pertemuan Guru KMI setaip hari Kamis untuk mengevaluasi kegiatan
akademik oleh Direktur KMI, non-akademik oleh pimpinan pondok. Kegiatan tengah tahunan; ujian
tengah semester I dan II dan ujian akhir semester I dan II. Kegiatan tahunan meliputi kegiatan
sebagai berikut: Fath al- Kutub, yakni latihan membaca kitab-kitab berbahasa Arab untuk kelas V
(kitab-kitab klasik) dan Kelas VI (kitab klasik dan kontemporer). Santri diberi tugas untuk membahas
persoalan-persoalan tertentu dalam akidah, fiqh, hadis, tafsir, tasawuf, dan lainnya. mereka
membuat laporan dan menyerahkan kepada guru pembimbing untuk dievaluasi. Fathul Mu jam, yakni
latihan dan ujian membuka kamus berbahasa Arab untuk meningkatkan keterampilan dan
kemampuan berbahasa Arab santri, terutama dalam mencari akar dan makna kosakata. Manasik
al-hajj, latihan ibadah haji bagi siswa, berlokasi di lingkunagn kampus, dibawa bimbingan guru ahli.
Al-Tarbiyah al-amaliyah, yaitu praktik mengajar untuk kelas VI. Dilaksanakan menjelang akhir masa
studinya. Seorang santri melaksanakan praktik sementara kawan-kawannya yang satu kelompok
dengan mengamati dan selanjutnya memberikan evaluasi (naqd) dengan bimbingan guru senior. Al-
Rahlah al-iqtishadiyah (economic study tour): kunjungan ke dunia usaha dan kewiraswatan, untuk
menanamkan jiwa kemandirian dan kewiraswastaan kepada para santri
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 307
BAB SEBELAS
MENANAM KURMA DI LASKAR
SANTRI GONTOR DALAM MANAJEMEN
PENDIDIKAN (ILMU,SENI DAN
BUDAYA ISLAM)
JIKA PENULIS MENGAMBIL BENANG MERAH DARI DESKRIPSI SELURUH RANGKAIAN MANAJERIAL
PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN SERTA SISTEM PENGASUHAN BERBAGAI LINI YANG ADA DI PONDOK PESANTREN
MODEREN GONTOR , BAIK SECARA SUBTANSIAL, LANDASAN TEORI MAUPON LANDASAN THEOLOGIS PADA HASIL
RISET DENGAN KESEIMBANGAN TEORI BLUE OCEAN MAUPUN PENGEMBANGANYA MELALUI ANALYSIA SPIRAL
DINAMICT SYSTEM, MENUNUJUKKAN GAMBARAN SESOSOK SANTRI/ WATI YANG TUMBUH BAGAIKAN MENANAM
BIJI KURMA YANG DITANAM DALAM LUBANG YANG SANGAT DALAM DIATASNYA DIYUMPANGI BONGKAHAN BATU
DAN TANAH LIAT YANG SANGAT KUAT DAN DITUTUPI DENGAN BONGKAHAN TANAH YANG KERAS YANG MAMPU
MENJADIKAN BIJI KURMA MAMPU MENDONGKAK BONGKAHAN BATU DAN TANAH YANG KERAS SEHINGGA KELUAR
AKAR DAHAN DAUN YANG MENJULANG DAN MENGHASILKAN BUAH KURMA YANG MAMPU MEMBERIKAN KEKUATAN
IMAN DAN ISLAM YANG DIBUTUHKAN SEBAGAI NUTRISI YANG MENJADIKAN HATI, IMAN, ISLAM, ICHSAN YANG
HAKIKI DAN KAFFAH DALAM TUBUH YANG SEHAT JASMANI MAUPUN ROHANI UNTUK KEMASKAHATAN DUNIA DAN
AKHIRAT. HAL INI BERDASARKAN ANALISIS YANG DAPAT DIRINCI DIANTARANYA SEBAGAI BERIKUT :
Pertarna; Hampir 100 % keseluruhan program, kebijakan ,model, system , langkah, sifat,
pembentukan character, system pengasuhan, pendidikan, pengajaran , belajar mengajar, system
kemasyarakatan, system manajerial, system pembentukan kedisisplinan, kewiusahan ,kemandirian
seutuhnya memiliki kasamaan bergerak langkah untuk mengabdi dengan berlandaskan pada Trimurti
serta seluruhnya dalam satu atap baik oleh sumber daya manusia maupun sumber daya non
manusia termasuk tanah dalam berpijak , serta kesamaan alasan paradigma keilmuan dan landasan-
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 308
landasan yang menjadi framework pada PonDok Pesantren Moderen Gontor khususnya yang
dijadikan focus Riset( PPMG Pusat 1 Putra Ponorogo, PPMG Putra 3 Gurah Kediri dan PPMG Putri 5
Kandangan Kediri ) Jawa Timur ) dengan PPMG pusat maupun cabang-canag lainnya baik PPMG putra
maupun PPMG Putri yang tersebar di seluruh Indonesia , Perbedaannya hanya pada penyesuaian
kebutuhan dn lokasi dimana Pondok Pesabtren Modern itu berada . Tetapi memberikan perpaduan
dengan pendidikan umumnya serta diaplikasikan melalui kegiatan terkait dengan Ilmu, Seni dan
Budaya bangsa di Negri ini yang dalam hal ini dituntut mampu bersaing dengan tangkas dalam
kompetisi; bagaimana secara cerdik membaca persaingan, menyusun strategi barbagai program
yang integritas islami dan kerangka kerja yang sistematis guna menciptakan Samudra Biru .
Pada hasil penelitian ini Konsep Blue Ocean Strategty dapat diterapkan dalam mengelola
perencanaan berbagai program agar dapat berdaya saing tinggi yang didasari oleh spectrum
Spiral Dynamic. Daya saing yang kuat, akan tumbuh pada lembaga atau instansi khususnya
pesantren danpendidikan yang berlandasan agama islam yang sudah mampu "menjual
kepercayaan" seluruhnya ada pada PPM Gontor tesebut. Pengintegrasikan antara ilmu pengetahuan
umum dan ilrnu agama semua yang terdapat di Gontor memiliki paradigma yang substansinla sama
paradigma keilmuan berlandaskan pada landasan teologis yang dibangun pada diri muslim.
Penyusunan komponen-komponen pembelajaran dilakukan berdasarkan kerangka dasar sistemik
keilmuan yaitu integrasi ilmu dan integrasi interkonektif yang dikembangkan berdasarkan
pendekatan manajemen mutu pembelajaran dan mutu pendidikan berdasarkan prinsip-prinsip
Kayzen dalam plan, do, check and action pendidiian yang beperspektil Qur'ani. Pondok Pesantren
Modern Gontor pusat maupun cabang di seluruh Nusantara Indonesia ini semua memiliki paradigma
yang substansinya sama , paradigm dibingkai dalam konsep Trimurti yang terkaver didalamnya
knowledge, piety, integrity, dan intergratif-interkonektif. Landasan-landasan yang diiadikan
framework dalam manajemen pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya Islam terhadap para santri dan
santriwati dalam progam-program intra,extra kurikuler khususnya dalam program yang rutinitas
digelar sebagai program wajib berupa exchool seluruhnya dilakukan dianalisis, diproses dirancang
dibuat ,dibiayai, dilaksanakan, dikembangkan ,dievaluasi, diaplikasikan, diimplementasikan,
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 309
dipromosikan, diinterkonektifkan ,dan lainnya seluruhnya dari Santri untuk santri sebagai dakwah
bagi masyarakat dan bangsa Indonesia berlandaskan pada Landasan teologis yarrg dibangun
pada Qs-al-Mujadalah (58):11, yang berbunyi “ Allah mengangkat derajat orang-orang diantara kamu,
yaitu mereka yang beriman dan diberi ilmu pengetahuan dan Allah mengetahui apa yang kamu
kejakan”. Selain landasan teologis, landasan yuridis, filosofis, kultural sosiologis, dan psikologis
dijadikan sebagai landasan dalam proses Pengembangan Teori Bue Ocean Strategy dengan
keseimbangan Spektrum Dynamic System dalam Manajemen Pendidikan (Ilmu, Seni Dan Budya)
terhadap Pribadi Manusia Muslim di PPMG.
Kedua penyusunan komponen-komponen program pendidikan , system pengajaran,
system pengasuhan dan pembelajaran pengkaderan, kedisiplinan , system pembentukan character
dan program-program kegiatan intra dan ektra kurikuler seluruhnya berdasarkan kerangka dasar
sistemik keilmuan yaitu integrasi ilmu dan integrase interkonektif yang dikembangkan
berdasarkan pendekatan manajemen mutu berdasarkan prinsip-prinsip Blue Ocean strategy, spiral
dynamic dan prinsip Kyzen dalam plan, do, check and action dan pendidikan yang beperspeklif
Qur'ani. Kerangka dasar keilmuan tersebut menjadi satu rangkaian sistemik dalam struktur
kehidupan setiap_muslim, yang menyentuh seluruh domain yang disebutkan oleh Allah dalam
kitab suci Al-Quran Null Karim yaitu iman. ilmu dan amal. Semua Konsep dan kebijakan Gontor
pada Pondok Pesantren Modern Gontor ini dalam manajemen pendidikan ilmu, Seni dan Budaya
adalah dilaksanakan diagnosis (identifikasi dan analisis kebutuhan terhadap tuntutan
perkembangan masyarakat, tuntutan lapangan dan tuntutan dunia usaha ancaman intemal dan
tantangan eksternal. Berdasarkan diagnosis ini maka disusunlah perencanaan stratcgik terhadap
perumusan komponen-"komponen berbagai program yang telah dirancang dan dievauasi secara
rutin serta terus menerus dikembangkan penuh kreatif, inovatif dan efisiensi kerja yang maksimal
dengan berlandaskan pada Trimurti , serta mengintegrasikan dalam ilmu agama science dan
vocasional knowledge oleh kebijakan yang telah tertanam pada para pendiri wakaf, para pemangku
pesantren Gontor, Pejabat pemerintah terkait , para pengasuh dan Pembina, para ustad dan
ustadah, para santri dan para wali santri serta masyarakat ikut andil dalam pmberi keputusan dan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 310
kebijakan pada semua lini program kegiatan di Pondok Pesantren Modern Gontor tersebut,
diantaranya meliputi; (1) tujuan (aims/developmental goals/ obyektives) yang memperhatikan
aspek keunggulan dengan berbasis pada Kompetensi (contpetence based curriculum); isi atau
materi pembelajaran/ pendidikan dan pengajaran (content) berbasis pada kebutuhan
stakeholders, yang diorganisir berdasarkan ko-ponen pokok pembelajaran dan kompetensi
pendukung, maupun kelompok mata pelajaran kompetensi lainnya; (2) strategi pembelajaran
(teaching strategy / learning of experiences) yang sesuai karakter 'kompetinsi yang diinginkan;
Ketiga; analisis f'aktor ekstemal dan intemal dalam proses perencanaan dalam manajemen ilmu,
seni dan budaya tersebutmenggunakan pendekatan prinsip-prinsip need analysis dan pendekatan
analisis swot dalam menganalisis proses perencanaan kurikulumnya. Need analysis dilaksanakan
relevansi dengan tuntutan dan kebutuhnn stakeholders, karakteristik sasaram, potensi
Information communication, Technologies dan Trend perkembangan masa depan. Sementara
Penggunaan analisis SWOT tidak digunakan pada PonPes Modern Gontor mengingat analisys Swot
tidak memiliki cara antisipatif secara langsung dalam mencapai keunggulan bersaing dan dikritik
sebaga Red ocean Strategy yang kurang relevan lagi digunakan sebagai langkah strategis
dalam persaingan mendorong organisasi / Lembaga dalam bentuk pendidikan pada pesntren atau
pendidikan yang bernafaskan Islam saat ini bahkan masa yang akan dating sekalipun. Jika mengacu
pada Peranan pusa - pusat keilmuan sebagai wadah kegiatan penelitian, pembelajaran, dan
pelatihan Pondok Pesntren Modern Gontor telah memenuhi , Sebagai bangsa dan Negara yang
memiliki sumber- sumber keilmuan yang mendukung kegiatan penelitian, pembelajaran dan
pelatihan yang cukup diakui dan dikagumi oleh dunia, terutama berupa kekayaan sumber daya
alam, sesungguhnya lebih terbuka peluang untuk menjadi bangsa yang maju. Namun sumber-
sumber keilmuan itu cukup diolah dan dimanfaatkan dalam berbagai bentuk dan jenis pendidikan
yang tumbuh dan berkembang dimasyarakat. Peran pusat- pusat keilmuan itu, terutama adalah
dalam a). Memanajemen sumber- sumber keilmuan itu sebagai kekuatan yang mendukung
pendidikan akademis, profesi, danketerampilan; b) Menjembatani dan menginformasikan
sumber- sumber keilmuan itu untuk memajukan dan memperbarui sistem dan kebijakan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 311
pendidikan nasional; dan c) Memelihara dan sekaligus mengembangkan sumber- sumber
keilmuan itu sebagai bagian dari kekayaan dan kebanggaan bangsa dan Negara.
Ketiga, Peranan pusat- pusat seni dan budaya sebagai wadah kegiatan pendidikan dan
kebudayaan, seperti museum dan sanggar- sanggar seni dan budaya yang tersebar di berbagai
daerah merupakan wahana secara tidak langsung memiliki arti penting dan stra tegis bagi proses
pembangunan bangsa. Peran utamanya adalah a) Menerjemahkan nilai- nilai seni dan budaya yang
dimiliki sebagai landasan proses pembangunan bangsa; dan b) Memelihara dan mengembangkan
seni dan budaya sebagai kekayaan dan kebanggaan bangsa da n negara. Selama ini peranan
pranata kependidikan masih tampak bergerak sendiri - sendiri dan belum membentuk sinergi
positif yang mendukung proses pembangunan bangsa. Masing- masing lebih banyak melihat dunianya
sendiri dan kurang membuka dan saling memberi akses. Sehingga, makna pendidikan mengalami
“penyempitan” dan “reduksi”. Bahkan “mandek”, terkurung dalam sistem sekolah, madrasah, dan
perguruan tinggi. Menurut Malik Fadjar selama ini peranan pranata Pendidikan masih tampak
bergerak sendiri- sendiri dan belum membentuk sinergi positif yang mendukung proses
pembangunan bangsa. Masing- masing lebih banyak melihat dunianya sendiri dan kurang membuka
dan saling memberi akses. Sehingga, makna pendidikan mengalami “penyempitan” dan
“reduksi”. Kaitan Ilmu dan Moral wacana mengenai hubungan diametral antara moralitas dan
sikap ilmiah sebenarnya pernah menjadi topik yang diperselisihkan. Penyebabnya karena masing -
masing moral dan ilmu termasuk ke dalam genus pengetahuan yang mempunyai karakteristik
tersendiri. Apabila hakikat moral adalah petunjuk- petunjuk tentang apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia, maka ilmu memiliki sifat sebaliknya. Yakni, senantiasa berupaya
mengungkapkan realitas sebagaimana apa adanya. Verifikasi moral dan ilmu demikian hampir
mendirikan ilmu sebagai pengetahuan bebas nilai, lebih lebih yang bersifat dogmatis. Sedangkan
moral selalu cenderung memaksakan nilai - nilai itu, meski terhadap argumentasi - argumentasi
ilmiah sekalipun. Namun kalau dicermati secara lebih seksama, pandangan mengenai dikotomi ilmu-
moral ini dapat berakhir dengan satu titik temu, yakni keterkaitan yang tak terpisahkan antara ilmu
dan moral itu sendiri. Sebab pada kenyataannya, perkembangan ilmu tidak dapat dilepaskan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 312
dari etika dan moral. Dalam pandangan Islam , ilmu dan moral adalah hal yang tidak dapat
dipisahkan. Malik Fadjar menyebutkan bahwa meskipun al - Qur‟an dan hadis Nabi saw berulang
kali menyuruh umat manusia mencari ilmu, tapi kunci keselamatan manusia di dunia dan
diakhirat pada akhirnya tidaklah ditentukan oleh ilmu sendiri, tetapi oleh moralitas dan
akhlaknya. Itulah sebabnya Nabi saw menegaskan akhlakul karimah. Meskipun di dalam proses
penyempurnaan akhlak itu, ilmu menjadi prasyaratnya. Bahkan secara nyata di dalam al - qur‟an,
Allah swt mengecam sebagian kaum ilmuwan yang menggunakan ilmunya untuk mendustakan
Allah. Dan dengan demikian, ilmu juga tidak menjamin menjadi petunjuk bagi pemiliknya.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Albaqarah : 204. Artinya:“Dan di antara manusia ada orang
yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas
kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras”.
Dari simpulan penelitian ini dirumuskan beberapa prinsip dasar(basic Principles ) sebagai berikut
1. Jika desain Manajemen Pendidkan Ilmu, Seni dan Budaya Islam pada manusia muslim
dikembangkan dengan teori dan prinsip-prinsip yang dibangun dalam Teori Bue Ocean Stategy
dan dikembangkan melalui Spiral Dynamic System khususnya di Pondok Pesantren Modern
Gontor yang dibangun diatas landasan-landasan yang kuat maka akan mendorong (driving
Force) pencapaian mutu pendidikan, pembelajaran yang terintegrsi bersama alkhlak dan moral
Nul kharimah berlandasan Ilmu, Iman, dan Amal saleh pada diri manusia muslim yang menjadi
harapan umat Islam didunia ini.
2. Jika seluruh Perencanaan Program ternmasuk kurikulum dalam system pengasuhan lebih
dimodivikasi dengan inovasi dan kreativitas sumber daya didasarkan pada perencanaan
strategic dalam Manajemen Pendidkan Ilmu, Seni dan Budaya Islam pada manusia muslim
dikembangkan dengan teori dan prinsip-prinsip yang dibangun dalam Teori Bue Ocean Stategy
dan dikembangkan melalui Spiral Dynamic System khususnya di Pondok Pesantren Modern
Gontor maka dapat meningkatkan efektivitas pelaksanaan proses pembelajaran, pengajaran ,
kegiatan intra dan ektrakurikuler atau Exchool lebih terinspirasi alagi untuk kedepan.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 313
3. Jika Program intra/ ektra atau Exchool didasarkan pada Pondok Pesantren dan Pendidikan
yang bernafaskan Islam mengacu pada seluruh Trimurti PonPes Modern Gontor dan didasarkan
/ berlandaskan pada diagnosis, maka dapat memenuhi harapan stakeholders., dan jika
dilaksanakan densain dengan competence based curriculum, maka akan mcnghasilkan
kompetensi lulusan yang memiliki integrated personality dan sosok Ulul albab dan jika
dikelola dengan komitmen dan fastabiqul khairat, maka mampu menciptakan daya kompetitif
yang tinggi seperti alumni-alumni PonPes Gontor yang tersebar didunia ini.
Dengan demikian Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) telah membuktikan dari hasil
Riset menunjjukkan bahwa :
1. Konsistensi pondok pesantren yang memiliki tujuan, terwujudnya generasi mukmin muslim yang
berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran bebas, serta berkhidmat
kepada masyarakat berpijak pada kehidupan dan penghidupan pada azas Trimurti. Dimana
Lahirnya ulama yang intelek yang memiliki keseimbangan dzikir dan pikir. Serta terwujudnya
warga negara Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
2. Apabila melihat kepada pendirian pesantren Gontor yang begitu lama sejak dulu hingga sekarang,
pesantren telah memposisikan dirinya di beberapa tempat yang strategis yaitu; pesantren
gontor sebagai lembaga pengembangan ilmu agama dalam istilah lain tafaqquh fi al-din, dimana
pesantren Gontor sebagai medium dakwah dan tempat perjuangan yang melahirkan sumber
manusia, juga merupakan institusi yang mengabdi bagi masyarakat dengan komitmennya amar
ma’ruf nahi munkar dalam berbagai bentuk Eksistensi dan Kontribusi Pondok Modern Darussalam
Gontor… ketiga posisi ini, maka keberadaan pesantren gontor telah memerankan berbagai aspek
pembangunan kepada masyarakat sekitar dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
3. Telah dibuktikan peran pesantren Gontor dari aspek pendidikan dapat dilihat melalui dua sudut
iaitu internal dan external. Secara internal dapatmerujuk kepada jumlah santri pesantren Gontor
seramai 4043 santri dengan asal daerah pelajar dari berbagai negeri bahkan antar bangsa. Para
santri duduk di asrama dalam waktu 24 jam, kiai dan guru sebagai public figure merupakan
pendidikan karakter yang memotivasi semua potensi kemanusiaan sama ada intelektual,
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 314
spiritual, mental maupun fisik untuk menuju kesempurnaan yang sempurna. Apa yang dilihat,
didengar dan dilakukan oleh santri semuanya mengandung nilai pendidikan.
4. Secara internal pesantren Gontor telah mempersiapkan sumber manusia yang setia mengabdi
di masyarakat. Manakala secara external pesantren telah meberantas buta huruf dengan
berbagai usaha seperti Pesantren Gontor telah menubuhkan cabang sebanyak 18 pesantren di
seluruh Indonesai, menubuhkan pusat-pusat kajian Islam (Islamic centre) di berbagai daerah,
Madrasah ibtidaiyyah dan kelas-kelas bimbingan al-Quran (TPA). Selain itu pembangunan sumber
manusia di pesantren gontor bukan hanya sebatas pembekalan pengetahuan dan keterampilan
saja, melainkan nilai-nilai moral dan agama senantiasa menjadi perhatian utama di pesantren.
Seperti penanaman aspek spiritual yang membangunkan jiwa dan roh dalaman manusia, materi-
materi fardhu ‘ain, zikir-zikir, hifzul al-Quran, termasuk kajian kitab-kitab turath dan lain-lainnya.
Sehingga pembangunan tidak dipesongkan dari aqidah, segala aktivitas selaras dengan ajaran
Islam yang bernilai ibadah dan pelaku pembangunan memiliki sifat jujur, amanah dan berakhlak
mulia, dengan menubuhkan Islamic centre diberbagai wilayah dan Kota, membuat majelis-
majelis ta’lim untuk masyarakat dan para pekerja di pesantren, melalui media cetak seperti
risalah-risalah dan majalah serta menubuhkan sebuah setasiun radio dan television yang dapat
diakses untuk masyarakat yang lebih luas, melalui laman sesawang Pesantren Gontor sebagai
medium sosial zaman modern serta pengiriman lepasan pesantren untuk mengabdi ke
pesantren-pesantren di seluruh di Indonesia selama satu tahun.
5. Membuktikan visi PMDG sebagai lembaga pencetak kader-kader pemimpin umat, menjadi tempat
ibadah dan thalab-alilmi, serta menjadi sumber ilmu pengetahuan Islam, bahasa Al-Quran dan
ilmu pengetahuan umum dengan tetap berjiwa pesantren, dimana telah mengajarkan ilmu
pengetahuan agama dan umum secara seimbang menuju terbentuknya ulama yang intelek.
Mewujudkan warga negara yang berkepribadian Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT Boarding School SystemPondok Pesantren adalah sistem pendidikan berasrama di
mana tri pusat pendidikan menjadi satu kesatuan yang terpadu. Sekolah, keluarga, dan
masyarakat berada dalam satu lingkungan sehingga lebih memungkinkan dalam menciptakan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 315
suasana yang kondusif dan memungkinkan untuk terjadinya integrasi antara iman, ilmu, dan amal,
antara teori dan praktek dalam satu kesatuan.
6. Dibuktikannya berbagai program didukung oleh keberadaan siswa dimana dalam pesantren
selama 24 jam. Pondok Pesantren Modern Gontor merupakan Miniatur Masyarakat Islami: Sebuah
masyarakat mini yang terdiri dari santri, guru, dan pengasuh/kyai. Ini adalah sebuah masyarakat
kecil (a mini society) yang sesungguhnya. Dalam tradisi pesantren, para santri merupakan subjek
dari proses pendidikan, mereka mengatur kehidupan mereka sendiri (self government) melalui
berbagai aktifitas, kreatifitas, dan interaksi sosial yang sangat penting bagi pendidikan mereka.
Agama 100% Umum 100%: Tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum, karena
orientasi pendidikan dan pengajaran di adalah penanaman aqidah sebagai asas, menuntut ilmu
sebagai ibadah, dan kemasyarakatan sebagai amal.
7. Dibuktikannya dalam Manajemen pendidikan Ilmu ,Seni dan Budaya Islam santri-santri di
Pondok Pesantren modern Gontor ini , dapat mengintregasikan seluruh koponen
manajemen pendidikan yang ada Ilmu, Amal, dan Imannya bisa bersinerg i dengan
pendidikan seni dan budaya sebagai pendidikan diluar kurikulum pembelajaran yaitu
sebagai kegiatan ekstrakukrikuler/ Exschool, yang semua manajemenya (dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi, pengawasan, hasil, dampak sampai
pada sarana prasarana, anggaran, pementasan, kolaborasi, kerjasama, informasi,
publikasi , diformulasi dan lainnya) dilakukan oleh-santri-santri tampa melibatkan dari
fihak lembaga Pondok, mereka fihak lembaga hanya memberi perizinan dan dukungan moril
untuk setiap kegiatan oleh para pengasuh dan pembinanya . Para santri mampu
melaksanakan segala kegiatan ekstrakulrikuler yang sangat spetakuler sampai ke manca
Negara mendapat berbagai penghargaan dan kehormatan dari berbagai Negara lain,
melalui Program pengasuhan dalam berbagai kegiatan Exschool yang digelar secara rutin
dan konsisten secara serentak dan langkah yang sama seluruh PPM gontor pusat maupun
cabang yang tersebar di nusantara indonesia ini . Seperti Apel tahunan yang merupakan
icon terbesar di awal tahun ajaran perkenalan / orientasi menyambut santri/ santriwati
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 316
baru, Drama Arema, kunjungan dari berbagai bangsa dan Negara dan lainnya yang mampu
mendongkrak dan berbagai aspek di manyarakat sebagai dakwah melalui Ilmu, Seni dan
Budaya yang telah diakui seluruh bangsa yang sangat spektakuler dan mengagumkan.
implikasi penelitian yang perlu diperhatikan sebagai catatan ke depan. Pengembangan Teori
Blue Ocean Strategy dikembangkan melalui Analysis Spiral Dynamics dalam Manajemen
Pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya, untuk meningkatkan proses manajerial pendidikan personal
yang ada pada diri manusia muslim di PonPes Modern Gontor berbasis perencanaan strategik
pada Islam tersebut sebagai berikut; :
1. Berdasarkan temuan Riset bahwa manajemen Pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya khususnya yang
dibangun berdasarkan paradigma keilmuan baik Integrasi Ilmu maupun integrasi interkonektif
serta landasan filosofis, psikologis, sosiologis, teologis yang kuat, dapat membangun budaya
mutu pendidikan , pengajaran , belajar dan pembelajaran serta program kegiatan intra/ ekstra
/ Exscool yang dibanguun dengan system pengasuhan di Pondok Pesantren modern gontor yang
terintegrasi dengan penuh dipandang dari dalam berbagai aspek , yang sesuai dengan core
values, baik nilai teologilg nilai etika dan estetika nilai akademik, scientific (logic) dan nilai
teleologik. Hal tersebut berimplikasi pada paradigrna berpikir dan bertindak bagi civitas
akademika dan masyarakat dan seluruh sumber daya untuk mencapai tujuan dan sasaran mutu
proses dan hasil pendidikan yang telah ditetapkan. Sehingga sistem yang diterapkan tidak
kehilangan ruhnya, atau hanya sekedar pemenuhan dokumentatif saja- melainkan dipahami
dan dihayati oleh semua civitas akademika dan seluruh komponen sumber daya khususnya untuk
seluruh Pondok pesantren atau Pendidikan yang bernafaskan agama islam yang tersebar di
seluruh Indonesia bahkan didunia. Sedangkan yang disusun berdasarkan: identifikasi dan
analisis kebutuhan, tujuan. visi. misj, dan sasaran dari Ponpes merupakan hal sangat
penting dalam merumuskankan koponen- komponen sumber daya . Hal tersebut berimplikasi
pada meningkatnya daya saing dan mutu pendidikan sehingga harapan dan tuntutan
masyarakat dan stakeholders dapat terpenuhi
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 317
2. Berbagai macam pelatihan baik itu seminar, lokakarya, workshop Bedah buku, kesenian,
budaya dan berbagai kegiatan yang dapat menunjang pendidikan di ponpes merupakan langkah
strategik dalam mengembangkan program pendidikan Agama Islam program kegiatan seni
budaya dan program kewirausahaan yang merupakan frame work yang harus terus dibina dan
dikembangkan sebagai dakwah dalam system kesejarteraan civitas akademika di lingkungan
PonPes tersebut. perlu dioptimalkan untuk meningkatkan kompetensi seluruh sumber daya .
'Hal ini berimplikasi pada partisipasi mereka dalam proses pengembangan team work agar
sistm yang dapat dilarksanakan secara elfeklif dan efisien. Karena sistem manajerial
pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya bagi manusia muslim dibutuhkan pemahaman yang
menyeluruh dari semua komonen dan sumber daya yang hakiki dalam pribadi muslim yang
kaffah dalam Pospes khususnya dan Pendidikan Islam lainnya, tentu saja perlunya kontinuitas
evaluasi yang konsisten yang seperti dilakukan oleh civitas dan sumber daya Ponpes Modern
Gontor selama ini dalam menjalankan amanah dalam kinerjanya
Dengan demikian sangat dibutuhkannya pengelolaan pemeliharaan dan pengembangan
khususnya diantaranya : Pengelola Ponpes Modern Gontor Khususnya yang dijadikan focus penelitian
dalam Blue Ocean Strategy dikembangkan melalui Analysis Spirl Dynamics dalam system
pengasuhan kegiatan ekstrakurikuler/ Exschool khususnya dalam Manajemen Pendidikan Ilmu, Seni
dan Budaya, untuk meningkatkan proses manajerial pendidikan personal yang ada pada santri/
santriwati agar : (1) Mempertahankan dalam mengembangkan lingkungan akademis maupun
lingkungan pembentukan character para santri/ wati tetap lebih kondusif dari berbagai aspek masih
perlu dukungan yang lebih esensial lebih menyemarakkan berbagai kegiatan exschool yang
spektakuler yang memberikan dakwah bagi masyarakat dan dunia islam di negri tercinta ini , perlu
ditingkatkan secara terus menerus agar kedepan dapat mendukung aplikasi berbagai seni budaya
islam yang dapat dicontoh khususnya oleh Pondok Pesantren lainnya atau pendidikan lain yang
bernafaskan islami bahkan oleh Lembaga/ istitusi pendidikan umum lainnya untuk sampai pada
Lembaga pendidikan sejuta umat berbsis Blue Ocean stategy dengan keseimbangan prinsip spiral
dynamic yang terintegrasi dengan kekuatan ilmu, Iman dan amal saleh berbasis manajemen
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 318
strategic yang mampu menembus manusia muslim di seluruh nusantara Indonesia ini bahkan
seluruh dunia. (2) Memperkuat konsorium program program kegiatan ektrakurikulter/ Exschool
melalui Langkah-langlah perencanaan Strategik pengasuhan para santri/ satriwati dalam
Mengatasi Faktor Eksternal dan Internal sehingga mampu menyusunan Kegiatan Ektrakurikuler (
Exschool ) di Pondok Pesantren Gontor sesuai kebutuhan dan konteks ekternal sebagai penerapan
dalam perumusan Visi ,Misi, tujuan program kegiatan Exschool ; serta penetapan profil sampai pada
perumusan konpetensi, sehingga berbagai pandangan dalam seni budaya islam dapat memberikan
kemudahandan kebermamfaatan bagi masyarakat dan pegguna seluruh stakeholders yang
membutuhkannya; (3) Meningkatkan kerjasama antar Pondok Pesantren dan Institusi Pendidikan
lainnya secara lebih intensif dan simultan di bidang pcngembangan kegiatan exchool khususnya
dalam system manajemen pendidikannya Ilmu seni dan budaya islam yang lebih baik. maka dapat
dilakukan dengan mengundang Pondok Pesantren Modern Gontor yang telah maju untuk menjadi
instruklur dan fasilitator dalam peningkatan mutu pendidikan intra maupun ektra akademik yang
lebih terintegrasi interkonektif dalam berbagai aspek kehidupan selaras dengan kebutuhan pasar;
(4) Meningkatkan peranan pihak-pihak yang berkepentingan secara langsung (stakeholders)
pada peningkatan mutu pendidikan melalui perencanaan manajemen pendidikan (Ilmu, Seni dan
Budaya ) berbasis manajemen strategic. mulai dari program Penyusunan sampai pada implementasi
dan evaluasi sasaran dan program program peningkatan mutu pendidikan, mutu program Exschool
dalam bidang seni budaya keorganisasian sampai pada kewirausahaan; (5) Meningkatkan mutu
Pondok Pesantren pendidikan tinggi Islam secara maksimal bagi Pondok Pesantren Modern Gontor
tersebut khususnya, sekaligus menjadi bahan pertimbangan dokumentatif bagi tim perencana
system pengasuhan dalam program kegiatan Exschool, Tim peneliti merekomendasikan untuk desain
proses Program Seni, budaya Islam yang spektakuler dengan harapan dapat meningkatkan mutu
proses dan mutu hasil merupakan bagian dari pencerahan dakwah Islam melalui program kegiatan
Exschool seperti halnya yang selalu menjadi program wajib tahunan, bulanan, bahkan mingguan yang
digelar secara kontinyu dan konsisten ntuk pendidikan ke depan. Selain itu Para P emangku
kebijakan baik ditingkat daerah, propinsi maupun pusat melalui Kementerian Agama RI dan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 319
Kementerian pendidikan Nasional, agar; l) Memberikan perhatian yang serius terhadap praktek
pendidikan di Pondok Pesantren atau pendidikan Islam lainnya baik di tingkat satuan pendidikan
maupun terlepas dengan itu khususnya berkaitan dengan manajemen Ilmu, Seni dan Budaya islam
berbasis manajemen strategic dengan mengkaji dan mengadopsi standar internasional untuk
diimplementasikan serta mempublikasikan , lebih aktif mensosialisasikannya pada Pondok Pesntren
, pendidikan Islam lainnya di berskala nasional maupun intemasional untuk meningkatkan mutu
pendidikan seni buudaya Islam di Indonesia . Para pakar , peneliti, bidang apapun (biidang
Manajemen pendidikan dan Peneliti lain. Penelitian ini dapat dikembangkan kembali untuk
rnenggali aspek-aspek lain yang berkaitan dengan pengembangan dalam Manajemen Pendidikan
Ilmu, Seni dan Budaya Islam pada manusia Muslim melalui kajian yang lain yang mampu mendongkak
lebih mendalam untuk kemajuan pendidikan islam lannya yang ada di Indonesia . .
Dalam perkembangan Sejarah Manajemen Ilmu Seni dan kebudayaan yang dimiliki peradaban
Islam di Pondok Pesantren Modern Gontor, sangatlah penting untuk diteliti berdasarkan perspektif
pandangan hidup. Hal ini dikarenakan setiap aktivitas keilmuan di suatu masyarakat akan
membentuk cara pandang mereka terhadap dunia. Pandangan hidup yang dibangun di atas elemen-
elemen ilmiah inilah yang kemudian mengkonstruksi Ilmu Seni dan budaya masyarakat tersebut
dalam perspektif Pendidikn Islam. Maka diwajibkannya manusia untuk memiliki Ilmu, Seni dan Budaya
yang baik salah satu diantaranya adalah dalam pendidikan Islam. Juga disebabkan belum
teraktualisasikan paradigma keilmuan inregrasi ilmu , Iman dan amal Saleh dan yang menjadi
dasar ,landasan kuat bagi setiap muslim pada embaga pendidikan bernafaskan Islam untuk
merwuiudkan visi dan misinya secara bersama-sama. Penyelesaian dalam permasalahan yang
lebih krusial dalam hasil Riset ini diantaranya adalah santri-santri di PPM Gontor ini dapat
mengintregasikan seluruh koponen manajemen pendidikan Ilmu, Amal, dan Imannya bisa
bersinergi dengan manajemen pendidikan Ilmu seni dan budaya sebagai kegiatan Exschool,
dari semua manajemenya (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi,
pengawasan, hasil, dampak sarana prasarana, anggaran, pementasan, kolaborasi, kerjasama,
informasi, publikasi , diformulasi dan lainnya) dilakukan oleh-santri-santri tampa melibatkan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 320
dari fihak lembaga Pondok, hanya memberi perizinan dan dukungan moril para pengasuh dan
pembinanya .Para santri mampu melaksanakan segala kegiatan ekstrakulrikuler sangat
spetakuler mendapat berbagai penghargaan dan kehormatan dari berbagai Negara lain. Hasil
Riset yang ditulis dalam buku ini berdasarkan landasan filosofis dari filsafat Idealisme dan
filsafat pendidikan lslam dibangun oleh beberapa teori yaitu Spiral Dynamic System dari Beck
dan Cowan. Blue Ocean Strategy oleh Kim dan Mauborgne, Strategic planning dari Bryson. Riset
ini mcnggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan naturalistik. Prosedur
pengumrpulan data melalui observasi, wawancara, study lapangan dan studi dokumentasi. Fokus
penelitian ini adalah mengkaji Manajemen pendidikan (Ilmu, Seni Dan Budaya) Islam pada manusia
Muslim yang ada di Pondok Pesantren Modern Gontor(PPMG) jawa Timur dengan melalui
pengembangan teori Blue Ocean Strategy yang dikeseimbangkan dengan Analisys Spiral Dynamic
System. Hasil riset telah membuktikan secara integritas dalam mendiskripsikan dan menganalisis
masalah: 1)Kerangka dasar keilmuan dan landasan-landasan yang menjadi framework dalam
manajerial Ilmu, Seni dan Budaya dalam kegiatan Exschool yang ada di Gontor; (2) analisis faklor-
faktor ekstemal dan intemal dalam proses program Exschool 4) langkarh-langkah strategis
dalam meminej program Exschool khususnya dan umumnya berbagai deskripsi krusial yang
menunjang dan terkait dengan penelitian ini. Temuan menunjukkan bahwa paradigma keilmuan
integrasi ilmu yang dibangun oleh PonPes Modern Gontor adalah integrasi-interkonektif merupakan
unsur dominan yang dapat dijadikan Frame Work dan sebagai driving force sumber daya dalam
manajerial pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya Islam pada manusia muslim (para santri/wati di PPMG
tersebut yang memperhatikan aspek keunggulan dengan berbasis Competence based Art, Culture
and Sience yang spektakuler dengan melalaksanakan diagnosis yaitu identilikasi dan analisis
kebutuhan dengan pendekatan need assessment terhadap tuntutan perkembangan masyarakat
dan kewirausahaan yang inovatif dan produktif. Hasil Riset ini dapatdiiadikan referensi atau cermin
untuk penelitian yang concent pada studi Seni Budaya Islam Dengan kebijakan pemerintah lainnya
mengenai pendidikan dcngan meleharkan kajian riset tidak hanya terbatas pada aspek yang
ditetapkan Riset ini. Tetapi memperluas ke aspek lain misalnya aspek implementasi dan proses
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 321
evaluasi tentang seni budaya islam di Pondok pesantren atau di intitusi Pendidikan Agama lslam
yang memliki landasan keilmuan dan paradigma berpikir dibangun dan diperkuat dengan values
system yang berfungsi sebagai sebagai ruh Pcndidikan islam , agar dapat Menggerakan semua
sumbcrdaya yang ada baik manusia maupun non-manusia sehingga menjadi driving force bagi
umat muslim yang hakiki dan kaffah
Dengan mengintegrasikan antara ilmu agama, science, Art , culture, Vocationa Knowledge, life
skill, operational skill and Value Skil. Langkah -langkah strategik dalam manjerial di PPM Gontor
berdasarkan karakteristik prinsip manajemen strategic adalah: (l) melaksanakan analisis
eksternal, analisis kebutuhan dan konteks; (2) merumuskan visi misi dan tujuan program dengan
integrasi-interkoneksi); (3) menciptakan Strategi Public Relations dalam Membangun PMDG yang
Visioner dengan Visi dan Misi yang jelas dan terukur; (4) Manajemen Pendidikn Ilmu Seni Budaya
Islam di PPMG memliki landasan keilmuan dan paradigma berpikir diperkuat dengan values system
berfungsi sebagai ruh pendidikan Islam, Sistem yang dibangun benar-benar terintegrasi dengan
fasilitas memadai sehingga dapat menggerakan sumber daya menjadi driving force bagi umat yang
hakiki dan kaffah sehingga terjadi kaderisasi yang mampu mengkoordinasikan segala kegiatan di
PMDG berjuta inovasi, kreasi spektakuler dan Alumni-alumni PMDG menjadi Agen Public Relations
dan menyampaikan dak’wah positif bagi masayarakat terkait apa yang dia lihat, yang dia dengar
dan dia rasakan ketika mereka mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Moderen Darusallam
Gontor Indonesia.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 322
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Syukri Zarkasyi,M;;2016. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren: Pengalaman Pondok Modern
Darussalam Gontor Ponorogo
Abdullah Aly, 2009. Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren. Telaah terhadap Kurikulum
Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta, Disertasi UIN Yogya Agusz Sudrajat ,2004
Makalah Peranan Pesantren Dalam Pembentukan Karakter
Azra,.Azyumardi, 2001, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Penerbit
Kalimah, Jakarta.
Ahmad Ta‟rifin dkk, 2008. ”Formalisasi dan Transformasi Pendidikan Pesantren”, Jurnal Penelitian,
P3M STAIN Pekalongan, Volume 5, Nomor 2 4-15.Karel Steenbrink, Pesantren, Madrasah
Sekolah: Pendidikan Dalam Kurun Waktu Modern, Jakarta: LP3ES, 1994.
Abdurrahim Yapono, 2015. Filsafat Pendidikan danHidden Curriculum dalam Perspektif KH. Imam
Zarkasyi (1910-1985) Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah, Jakarta
Abdurrahman.Wahid, 2001, Menggerakkan Tradisi: Esai-Esai Pesantren, LkiS, Yogyakarta
Anwar dan Matahari. 2006. Peranan Pondok Pesantren Al-Basyariyah Dalam Mempersiapkan Santri
Memiliki Daya Saing Tinggi. www.depdiknas.go.id. Diakses tanggal 28 Oktober 2007
Anonim. Tanpa Tahun. Direktori Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri. Tidak diterbitkan: Cianjur.
ATR Rosa, 2016 Bagaimana Bayangan itu Bisa lurus Sementara Bendanya Bengkok, Sebuah Kajian
…………… Pembuktian Bagaimana Tangung Jawab Orang Tua Terhadap Anaknya Dan Seperti Apa Anaknya
Harus Berbakti Pada Kedua Orang Tuanya Dalam Pendidikan Islam). Journaal, literat
UninusBandung
Beatty, Andrew., 1999, Varieties of Javanese Religion: An Anthropological Account, Cambridge
University Press, Cambridge.
Barnawi. 2015. Madrasah dan Blue Ocean Strategy. Online pada http://www.// portal%20kemenag%
20prov.%20jawa%20barat.htm. Tanggal 16 Juni 2017 , pukul 23.02 WIB
Bambang Soedijono. 2015. Makalah Seminar Nasional: Penerapan Blue Ocean Strategy dalam
Menghadapi Persaingan Pendidikan Kesehatan di Propinsi Bengkulu (Studi Kasus Politeknik
Kesehatan Bengkulu). Yogyakarta: STIMIK Amikom Yogyakarta
Chairul Sabarudin; Ahmad Nafi' Royhan M, 2009 .album: MAN JADDA WA JADA 2 di Pondok Pesantren,
https://web.facebook.com/iroel.d.. diunduh juli2017
Devi, Laxmi., (ed), 1997, Encyclopedia of Social Research, V.2., Anmol Publications PVT.LTD, NewDelhi.
David, Fred R. 2009. Manajemen Strategis: Konsep, Buku 1 Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.
Halimah. 1995. Peranan Pesantren Sebagai Agen Perubahan (Agent Of Development) Bagi Masyarakat Desa
(studi kasus: Pesantren Darrunnajjah Cipining, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat). Skripsi. Program
Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 323
Hendra Zainuddien& Muhammad Jamhuri, Lc MA. 2002. Moderenisasi Pesantren Sekolah Tinggi
Agama Islam (STAI) Asy-Syukriyyah
Kim, W. Chan Mauborgne, R. 2005. Blue Ocean Strategy, How to Create Uncontested Market Space and
Make the Competition Irrelevant. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta
Mastuhu; 2009. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Suatu Kajian tentang Unsur dan Nilai
Sistem Pendidikan Pesantren. Buku ini merupakan disertasi doktor di Institut Pertanian Bogor
(IPB) pada tahun 1989.
Mohammad Muchlis Solichin , ”Modernisasi Pendidikan Pesantren”, Tadrîs, Volume 6,Nomor 1 (Juni
2011), 30-44.Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren, Jakarta: Paramadina, 1997.
Mulayana , 2007 Biografi Umar bin Khattab
Muhammad Iqbal , 2015 Kumpulan Materi Kuliah Jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam), Tela'ah
Pesantren » Makalah Model-Model Pesantren
Mardia Said, 2011, Perencanaan KurikulumPendidikan Tinggi dalam Peningkatan mutu pendidikan,
PPs uninus Bandung.
Nurhadi Ikhsan, dkk, 2006, Tim Penyusun, Musyawarah Kerja Organisasi Pelajar Pondok Modern
Darussalam Gontor Ponorogo, Sekretariat Pusat OPPM XLVIII Gontor, 2013, 74. Penelitian
dilakukan di empat pesantren salaf di Jawa, yaitu Pesantren Al-Qodir Cangkringan, Dar al-
Tauhid Cirebon, Roudlatut Thalibin Rembang, dan Tebuireng Jombang., Santri Pondok Pesantren
Tebuireng: Jombang Profil Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo. Sarkawi dan
Singelton, R.A. dan Straits, B. C.,1999, Approaches to Social Research, OUP, New York, (pp. 320 –356 and
Tim Redaksi Wardun, 2017, Wardun, Warta Dunia Pondok Modern Darussalam Gontor
Darussalam Pres: Ponorogo jatim.
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-H.2015 Indahnya Surga Dahsyatnya Neraka karya Urip
Santoso ,Agama kewajiban anak terhadap Orang Tua
Wibowo, 2010, Budaya organisasi .Sebuah Kebutuhan untuk meningkatkan Kinerja jangka Panjang, edisi 2.
PT Raja Grafindo Persada Jakarta.
Zakki Hadziq Agus 2006, Panduan Santri Pondok Pesantren Tebuireng, Badan Pembina, Jombang jatim
Zamakhsyari Dhofier, Sikap Hidup dalam Lingkungan Pesantren serta Kaitannya dengan Nilai-nilai
Budaya dalam Pembangunan Bangsa, Analisis Kebudayaan, Tahun II. No.2, 1981/1982
2016. Teori Sistem Blue Ocean Strategy (Bos)Dan Implementasinya Dalam Pendidikan Islam
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 324