Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
`
Ilmu Learning to Know Learning to
Iman (Verbal Perfornance
live
Amal Learning to be together
(attitudinalPerfornance (Ilmu , seni,
budaya,
Learning to do cinta)
(physicalPerfornance)
Gb.4.1. Reorganisasi kepribadian manusia muslim dalam integrasi interkonektif
( diadaptasi dari Sudrajat. H (2010:26)
Dari Konsep/ teori Blue Ocean Strategy yang dikembangkan melalui Analysis Spiral Dynamics
dalam manajemen pendiddikan (Ilmu, Seni dan Budaya Islam), diharapkan lulusan Santri Pondok
Pesantren Modern Gontor di pusat maupun di cabang-cabang yang tersebar di seluruh Indonesia,
mampu mencetak sumber daya manusia Muslim-Mukmin berbudi tinggi, berpengetahuan luas,
berpikiran bebas, bermultitalenta dalam ilmu,seni dan budaya, serta berkhidmat kepada ummat,
bangsa dan negara untuk menuju kesejahteraan lahir batin dunia-akhirat, serasi dengan
keseimbangan teori / konsep Blue Ocean trategy sebagai muslim yang terintegrasi secara Analysis
Spiral Dynamics.
Dengan pertimbangan-pertimbangan diatas maka sangat dibutuhkan suatu system yang
mampu manjadi Balanced Driving Force untuk publikasi secara menyebar kesemua lini pendidikan
di mancanegara melalui Spectrum Analysis Spiral Dynamics System dari Beck dan Cowan
(1996:4) yang mampu mengintegrasikan agama dan sains serta berbagai komponen spiritualnya
maupun agama dan sains sebagai sistem, Analysis Spiral Dynamics System memberikan
solusinya dengan melihatnya melalui perilaku manusia yang berinteraksi antara stimulus
eksternal yang dihadapi orang atau kelompok dengan reaksi neuron-neuron yang merespon
stimulus tersebut. Kerangka dasar keilmuan tersebut menjadi satu rangkaian sistemik dalam
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 83
struktur kehidupan setiap_muslim, yang menyentuh seluruh domain yang disebutkan oleh Allah
SWT dalam kitab suci Al-Quran Null Karim yaitu Iman. Ilmu dan Amal. Semua Konsep dan
kebijakan pada Pondok Pesantren Modern Gontor dalam manajemen pendidikan ilmu, Seni dan
Budaya adalah dilaksanakan diagnosis (identifikasi dan analisis kebutuhan terhadap tuntutan
perkembangan masyarakat, tuntutan lapangan dan tuntutan dunia usaha ancaman intemal dan
tantangan eksternal). Berdasarkan diagnosis ini maka disusunlah perencanaan stratcgik
terhadap perumusan komponen-"komponen berbagai program yang telah dirancang dan
dievauasi secara rutin serta terus menerus dikembangkan penuh kreatif, inovatif dan efisiensi
kerja yang maksimal dengan berlandaskan pada Trimurti , serta mengintegrasikan dalam ilmu
agama science dan vocasional knowledge. . Perlu dijadikan referensi atau cermin concent pada
studi Seni Budaya Islam dengan melebarkan kajian memperluas ke aspek lain di Pondok pesantren
atau di intitusi Pendidikan Agama lslam yang memliki landasan keilmuan dan paradigma berpikir
dibangun dan diperkuat dengan values system yang berfungsi sebagai ruh Pcndidikan islam ,
agar dapat menggerakan semua sumberdaya yang ada baik manusia maupun non-manusia
sehingga menjadi driving force bagi umat muslim yang hakiki dan kaffah. Untuk mengembangkan
, Menggali dan Menemukan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan pengembangan dalam
Manajemen Pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya Islam pada manusia Muslim melalui kajian yang lain
yaitu melalui Spectrum Analysis Spiral Dynamics System yang mampu mendongkak lebih mendalam
untuk kemajuan pendidikan islam lannya yang ada di Indonesia.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 84
BAB LIMA
LANDASAN PENGKAJIAN TEORI BLUE OCEAN
STRATEGY DAN ANALYSIS SPIRAL DYNAMIC DI
PONDOK PESANTREN MODEREN GONTOR
.
Buku laskar Santri Gontor ini memberikan landasan dalam mengkaji hasil tulisan
ini, maka terebih dahulu perlu dikemukakan beberapa teori dan konsep yang mendukung.
Beberapa teori dan konsep dalam kerangka tersebut antara lain tentang: (l) landasan Filosofis
( teologis. filosofis, dan keilmuan) ; (2) pendidikan agama Islam; (3) perencanaan strategic (4)
Landasan teory tentang system nilai; (5) Gambaran umum PonPes Moderen Gontor: (6) Konsep dan
teori manajemen strategic dan Konsep teori Blue Ocean Strategy ; (7) Pengembangan teori Blue
Ocean Strategy, Prinsip dan kegunaanaya;(8) Teori Blue Ocean Strategy kaitannya dengan
Manjemen Pendidikan ; (9) Konsep teori spiral dynamic system ; (10) Profile Pondok Pesantren
Gontor; (11) Manajemen pendidikan ( ilmu , seni dan budaya ) dalam perspektif islam; (12) Teori
manajemen pendidikan; Kegiatan Ekstrakurikuler di PonPes Moderen Gontor; (13) Pengembangan
teori bos dalam kegiatan ektrakurikuler di Pondok Pesantren Moderen Gontor ; dan beberapa teori
tersebut dikemukakan yang memiliki relevansi dengan kajian ini.
A. LANDASAN FILOSOFIS
1. Filsafat Idealisme
Berdasarkan discourse atas dasar landasan filosofis yang merujuk pada aliran filsafat
idealisme. Idealisme adalah filsafat yang mengagungkan jiwa. Keyakinan Plato (427-374 SM)
tentang “ idea” tidak dipahami sebagai sesuatu materi seperti pada legenda manusia guanya
yang yang terkenal itu tetapi "idea" dikontekskan abstrak yaitu sesuatu yang hadir dalam
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 85
(mind) dan ruh (spirit). Hakikat dari materi atau dunia fisik hanya dapat dipahami dalam
kebergantungannya pada mind dan spirit.(Tafsir, 2010:144). Konsep filsafat menurut aliran
idealisme adalah: pertama, Metafisika secara absolut kenyataan yang sebenarnya adalah
spiritual dan rohaniah,Sedangkan secara kritis yaitu adanya kenyataan yang bersifat fisik
dan rohaniah,kenyataan rohaniah yang lebih dapat berperan. Kedua, humanologi; Jiwadikaruniai
kemampuan berpikir yang dapat menyebabkan adanya kemampuan memilih; Ketiga,
epistemologi; pengetahuan yang benar diperoleh melalui intuisirng ingatan kembali rnelalui
berpikir. Kebenaran hanya mungkin dapat dicapai oleh beberapa orang yang mempunyai
akal pikiran yang cemerlang; sebagian besar manusia hanya sampai pada tingkat
berpendapat; Keempat, Aksiologi; kehidupan manusia diatur oleh kewajiban-kewajiban moral
yang diturunkan dari pendapat tentang kenyataan atau metafisika.
2. Nilai Logik
Nilai Logik berkaitan dengan berpikir, memahami, menalar, dan mengingat adalah inti
dari nilai logik. Pikiran, pemahaman, pengertian, peringatan (ingat) adalah buah dari logik. Nilai
ini menjadi dasar untuk berbuat, bertindak. Dalam Qur’an Allah SWT banyak berfirman mengenai
akal, logika agar kita berfikir dengan sebutan lubb atau aqal dalam memahami, memaknai alam ini
diantaranya :
َّ ْْ ْْ اأإ ْ لَ ف ٍ ي ا آسإ َ َّ َِ َّ اأإ َّ قِ ْي لإ َ َّ ِْ ِ ْ اإ َ َّ ْْ ْأ اإ َّ ِت َ اَ َّسإ ِ قْلإ ي ف َّ ِنإ
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” (Ali Imron:190).
Allah SWT mencipatakan manusa berikut dengan alam ini tentulah mempunyai maksud
dan tujuan, ada hikmah dibalik itu semua. Dan yang dapat menterjemahkan itu adalah orang orang
yang berakal. Haruslah dengan kekuatan ilmu pengetahuan. Kebiasaan manusia berfikir secara
menjadi dasar sebuah sistem nilai logik dan haruslah semakin hari semakin meningkat hari demi
harinya dari mulai berfikir insting bayi kecil kemudian berfikir yang sifatnya meniru. Nilai-nilai ini
telah banyak dilupakan oleh para pemimpin negeri sehingga mengakibatkan kesombongan atau
keangkuhan. Masalah tidak kunjung usai karena mempertahankan pendapat sendiri bukan duduk
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 86
bersama untuk memecahkan masalah secara bersama.. Nilai-nilai keberpikiran serta akal sebagai
alat untuk berfikir ternyata berguna untuk memisahkan hak dan yang bathil. Bahkan ketika
manusia tidak menggunakan akal sehatnya disamakan dengan binatang bahkan lebih bodoh
daripada binatang. Bahkan akan memantapkan keimanan seseorang.
3. Nilai-Nilai Karakter
Proses belajar bukan saja sekedar menguasai teori-teori yang diberikan pendidik tetapi juga
bagaimana siswa bisa menjadi pribadi yang berkarakter melalui proses belajar. Untuk itu pendidikan
harus mampu mengembangkan karakter siswa dengan nilai-nilai karakter yang sesuai dengan norma
dan agama. Untuk itu di Indonesia telah dirumuskan sembilan karakter dasar yang menjadi tujuan
pendidikan karakter. Kesembilan karakter tersebut yaitu: (1) Cinta kepada Allah dan semesta beserta
isinya, (2) Tanggung jawab, disiplin dan mandiri, (3) Jujur, (4) Hormat dan santun, (5) Kasih sayang,
peduli, dan kerja sam, (6) Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, (7) Keadilan dan
kepemimpinan, (8) Baik dan rendah hati, dan (9) Toleransi, cinta damai dan persatuan.
Setiap karakter positif sesungguhnya akan merujuk pada sifat-sifat mulia Allah, yaitu al-
Asma al-Husna. Sifat-sifat dan nama mulia Tuhan inilah sumber inspirasi setiap karakter positif yang
dirumuskan oleh siapapun. Dari sekian banyak karakter yang bisa diteladani dari nama Allah itu,
dapat dirangkum dalam 7 karakter dasar, yaitu: (1) Jujur; (2) Tanggung Jawab; (3) Disiplin; (4)
Visioner; (5) Adil; (6) Peduli; dan (7) Kerja Sama.
Menurut Mardia Hayati ada 18 nilai-nilai karakter minimal yang harus dikembangkan di
lingkungan pendidikn, yaitu: (1) Religius: Karakter religius adalah sikap dan perilaku yang patuh
dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran, terhadap pelaksanaan ibadah agama
lain, serta hidup rukun dengan pemeuk agama lain; (2) Jujur: Karakter jujur merupakan perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan; (3)Toleransi: Toleransi adalah sikap dan tindakan yang
menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda
dari dirinya; (4) Disiplin: Karakter disiplin yakni tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh
kepada berbagai ketentuan dan peraturan; (5) Kerja Keras: Kerja keras adalah perilaku yang
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 87
menunjukan upaya sungguh-sungguh dalammengatasi berbagai hambatan belajar, tugas, dan
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya; (6) Kreatif: Kreatif adalah berpikir dan melakukan
sesuatu yang menghasilkan cara atau hasil baru berdasarkan sesuatu yang telah dimiliki; (7)
Mandiri: Mandiri merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas; (8) Demokrasi: Demokrasi adalah cara berpikir, bersikap, dan
bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain; (9) Rasa ingin tahu: Rasa
ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam
dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar; (10) Semangat kebangsaan:
Semangat kebangsaan merupakan cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya; (11) Cinta tanah air: Cinta
tanah air adalah cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa; (12) Menghargai prestasi: Karakter ini merupakan sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati
keberhasilan orang lain; (13) Bersahabat: Karakter ini adalah tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain; (14) Cinta damai: yaitu sikap,
perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran
dirinya; (15) Gemar membaca: ini adalah sebuah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya; (16) Peduli Sosial: Peduli sosial adalah
karakter yang berkaitan dengan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan; (17) Memiliki ilmu, Seni , Budaya dan cinta kasih sesame
(18) Peduli lingkungan: Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi; (19) Tanggung jawab: Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku
seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 88
Memperkuat dalam mengembangkan konsep, maka peneliti mengambil pijakan dan
membahas sistem nilai. Sistem nilai adalah mengenai suatu aturan mengatur seluruh aspek lini
kehidupan manusia. Beberapa sistem nilai yang ada, tetapi hanya akan membahas sistem nilai yang
berkaitan dengan keperluan untuk pengkajian terutama untuk memperkuat kajian teori pada bab ini.
B. LANDASAN TEOLOGIS
Sistem nilai merupakan aturan hidup yang mencakup tata nilai kehidupan beragama,
berbangsa bahkan lebih kecil lagi yaitu bagaimana seseorang harusnya mengejar dan belajar
tentang ilmu pengetahuan. Sanusi, A. (2015:34) Nilai Teologis mempunyai arti nilai Ketuhanan dalam
islam ketuhanan adalah Allah SWT. yang terangkum di dalam rukun Islam yang sangat erat kaitannya
dengan keislaman seseorang. Nilai teologis inilah yang sudah ada pada diri kita sebelum fisik kita
diciptakan artinya pada waktu di alam ruh Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an.Nilai teleologis
sangat berkaitan dengan manfaat, efektif, efesien produktif dan akuntabel dalam setiap sisi
kehidupan manusia. Agama Islam sangat memperhatikan maslahat dan manfaat dalam syariatnya
untuk kepentingan manusia dengan lingkungannya. Banyak larangan dan kewajiban yang mengandung
hikmanya adalah manfaat bagi kita. Seperti mengapa Tuhan melarang kita minum khamar karena di
dalamnya ada berbagai penyakit, kenapa daging babi diharamkan karena mengandung bakteri,
seperti dalam Alqura’an surat Al-imron ayat 219 , yang artinya :
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapatdosa
yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari
manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang
lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu
berfikir”.
Allah SWT melarang khomer karena manusia bisa mabuk, dan kalu mabuk maka akan hilang
akal sehatnya berbuat semaunya, tidak ada haram dan halal, bahkan dengan mabuk akan
menghalalkan segala cara. Maka hendaklah manusia menggunakan akal sehatnya supaya bisa
bermanfaat untuk sesamanya. Dalam hadits Nabi bersabda: “Sebaik-baik kamu adalah orang paling
bermanfaat bagi manusia lainnya”. (Buhkori)
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 89
Alam dalam paham materialisem, manusia dianggap tidak memiliki unsur teolologis, karena
ia tidak memiliki pencipta dan oleh karena itu alam bersifat netral tidak memihak. Keadaan alam
dianggap ada dengan sendirinya tanpa ada yang membuat atau menciptakan. Begitu juga adanya
manusia di bumi (termasuk hewan). Manusia merupakan seleksi dari kegiatan alam. Siapa yang bisa
bertahan dengan alam maka dialah sang pemenang, siapa yang tak bisa bertahan maka alampun
akan meninggalkannya. Semua kejadian yang terjadi di dunia ini adalah karena ada sebab dan akibat.
Manusia sering berfikir bahwa alam yang ada terjadi tanpa ada penciptanya padahal Allah SWT adalah
sang pencipta. Islam menganjurkan agar manusia berdampingan dengan alam. Terjadi kerusakan
akibat ulah manusia. Padahal jelas-jelas dalam Firman Allah SWT bahwa alam ini telah dicipatakan
oleh Tuhan untuk manusia. Alam menjadi lahan bagi manusia untuk berkarya dan berbuat yang
terbaik. Alangkah nestapaanya manusia jika alam tidak dalam kehidupan. Ribuan kerikil, batu-batuan
yang tak bernyawa di muka bumi, padahal semuanya itu sudah direncanakan dan diciptakan oleh
Allah SWt untuk manusia bisa hidup. Dialah Allah SWT yang memberi hidup dan juga mati untuk
manusia kehidupan dan kematiannya, memenuhi suatu tujuan yang telah ditetapkan untuknya oleh
Tuhan. Semua makhluk saling bergantung satu sama lainnya dan berjalan lancar karena adanya
keselarasan yang sempurna karena sudah ada yang mengaturnya yaitu dzat yang tidak pernah akan
mati Allah ajja wajala. Inilah prinsip keseimbangan ekologi dalam Islam, di mana manusia modern
baru menyadarinya setelah terjadinya polusi dan bencana alam di masa sekarang ini, yang membawa
serta berbagai bahaya itu. Pengetahuan kita tentang seluk-beluk ekologi sistem alam masih dalam
tahap yang sangat dini dan belum terukur. Ilmu-ilmu alam telah cukup membukakan sebagian darinya
untuk memungkinkan imajinasi dan pengetahuan kita mampu menyusun tersebutsecara keseluruhan
dan mendalam. Alam sekitar sebagai manifestasi-Nya yang bersama-sama manusia menjadi unsur
pembentuk kehidupan yang selanjutnya menjadi peradaban yang tinggi dan bersifat teleologis.
Segala sesuatu di muka bumi itu secara langsung berhubungan dan berkaitan dengan Allah SWT,
maka setiap sesuatu itu melalui dan berada di dalam hubungan dengan-Nya. Allah SWT mempunyai
makna realitas dan nyata, sebuah filosofi yang dimanifestasikan, dijelaskan, dibawakan oleh alam
seluruhnya, dan selanjutnya dikelola oleh kholifah yaitu manusia. Sebagai sebuah sistem teleologi,
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 90
dunia menyuguhkan kepada kita suatu tontonan yang sangat menkjubkan yang agun, membuat
manusia tercengang. Selama ukuran dalam bentuk yang lebih besar, bagaimana gunung menjulang
tanpa adanya penahan, bagaimana hamparan laut yang tak terbatas. Ini hanya dapat diartikan dan
dipahami oleh ulu albab. Orang yang baik keimanannya dan (ulul Albab) akan mengucapkan kalimat
pengangungan dengan ucapan subhanalloh. Maha suci Alloh kepada Allah dan menyadari bahwa Allah-
lah sang Pencipta dan segala ciptaan-Nya tidak ada yang sia-sia.
Berkaitan dengan ini Allah menegaskan dengan kalam-Nya “Ulul Albab adalah manusia yang
dapat mengingat berdzikir kepada Allah ketika berdiri, sedang duduk atau sedang berbaring dan
memikirkan tentang penciptaan dan bumi seraya berkata, “Wahai Tuhan kami, Tidaklah sia-sia
Engkau menciptakan semua ini. Maha Suci Engkau, peliharalah kami dari siksa api neraka. Dunia
sebagai ciptaan Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa adalah indah dan Allah sangat menyukai
keindahan, benar-benar mulia dikarenakan teleologinya. Ada sebuah ungkapan, Memiliki tujuan dan
yang telah dikaruniakan Allah SWT kepada manusia dan yang dipenuhinya dengan sempurna bagi
kita, yang mencerminkan, bagi mereka yang mampu melihatnya, semua itu diciptakan oleh sang
kreator yaitu Allah SWT yang menyebut dengan Al musowiru. Perencang yang agung, pencipta yang
maha segalanya yaitu Allah SWT. Nilai ini merupakan aspek manfaat yang harus diambil oleh
manusia. Tidaklah Allah SWT menciptakan tanpa adanya manfaat di dalamnya.
Dengan demikian nilai teologis adalah fitrah azali yang terdapat pada diri manusia terlepas
apakah dia Islam ataupun bukan. Nilai inilah menjadi nilai dasar bagi enam sistem nilai lainnya. Nilai
teologis, membuahkan ketenangan dan ketentraman pada jiwa dan raga pemeluknya, sehingga insan
pendidikan hendaklah menanamkan nilai ini sebelum melangkah kepada aspek yang lainnya. Sehingga
jika jadi guru maka guru yang berimana, menjadi siswa yang pintar dilandasi dengan keimanan. Maka
melalui kaitan organis antara nilai-nilai pendidikan Islam dengan dampak tersebut, memungkinkan
nilai ini untuk dapat meninggalkan jejak yang jelas pada intelektual seorang muslim, sehingga
terciptalah jalinan yang kokoh antara kebenaran, hukum, dan pola-pola perilaku yang membina diri
seorang Muslim. Muslim dan mukmin sejati yang diletakan nilai Ketuhanan dalam setiap sendinya.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 91
Dengan demikian Riset ini dibangun atas dasar landasan teologis dari Al-Qur’an dan
Sunnah yang artinya Sebagai berikut :
َ َّ ْْ ِ اإ يَا اَإ ي َِ ُِإل َّأإ ِر َّ َّ ٍْ ِ أ آإ إ لإ َ نإ َْ ِ َ نإ َ ك يْ َإ َ ن ْس ت ْنإ إ َّ ْر َْ ي ا اَا
ن ْس ت نإ ُِإل ْي َإ َّ لإ إ َ اإ ْْ ِ ْا ت ارإ َّ ف ي ْأ اإ ْْ َّ لإ ُِإ َّ ِنإ إ َّ َْل اْ ت ر ينإ يلس ْأإ
“Dan carilah pada ap yang telah dianugrahkna Allah kepadtmu (kebahagiaan) negri akhirat, dan
janganlah kamu melupaknn kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang herbuat kerusakan. (Qs.- Al Qishash (28) : 77)”
Dan hendaklah takut kepada Allah orong-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar (Qs. An-Nisa' (4): 59)
مَ ا َو نَمَ َ ن ِي هَ َّا اَهُّ َي أ ا ََُِنََام اَِرا ُِ ه نَ ِا َهَِ م ُِ ََ نل َُ مرَا َم ا َ َ َم َِونا ِلِاِأَّملنلااَِمََ َِنو ِو َ ا ِو َن كَ َنا َِ َّا ن َْ أ َنا َن ََ ََنَا َ
َْ َل ُ ُّّ مرَا ٍَ َو َيا ِْو َإ َم َ نل نَمَ َّا كَ َن ََ َنا ىَِ َّا ََ ه َ َ ِِ ِلا َم َا َِا َيا ِ َه َلا َِ
ََ لَ ِم ه َأا َم اَ َس َُ َ َّا ِى
Hai orang- orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rotsul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama (baginu) dan lebih baik
akibatnya.(Qs. An-Nisa' (4): 59).
Kajian ini juga didasarkan pada landasan filsafat pendidikan lslam yang dibangun oleh
Al-Ghazali (1058-1111M). Pandangan Al-Ghazali yang sangat terkenal pandangannya tentang
hakekat manusia, yang berlandaskan pada esensi manusia yaitu jiwanya yang bersifat kekal
dan tidak hancur. Ada empat istilah yang sangat populer dikemukakan oleh Al-Ghazali dalam
pembahasannya yang begitu mendalam tentang esensi manusia, yaitu hati (qalb), ruh, jiwa (na-
fs), dan (aql) yang memiliki makna spiritual dan material.
Menurut Al-Ghazali hati (qalb:) secara material bermakna jantung, Segupal darah
disebut dengan "hati sanubari" yang menjadi pusat daya hidup. Sedangkan secara spiritual
adalah kekuatan yang sangat halus (latifah), ilahiyah, pusat kesadaran tertinggi yang disebut
dengan "hati nurani" yang menjadi hakikat manusia itu sendiri. Ruh secara material bermakna
daya hidup sebagai hasil sintesa kimiawi darah hitam yang terdistribusikan melalui kekuatan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 92
Jantung. Sementara secara spiritual adalah pusat kesadaran yang mampu menangkap signal-
signal kebenaran ilahiyah. Jiwa (nafs) adalah suatu zat (jauhar) dan bukan suatu keadaan
atau aksiden, jiwa berada di alam spiritual. Sedangkan jasad di alam materi, jasadlah yang
bergantung pada jiwa bukan sebaliknya . Sementara ilmu logika (aql) menutut Al-Ghazali adalah
instrument untuk memahami dalil-dalil syariat.
“Akal adalah penentu hukum yang tidak dijauhkan, akal adalah saksisyara'. Akal adalah
yang secara murqi dan adil mengatakan bahwa dunia adalah kampung tipuan bukan
kampung bahagia...dunia tempat bertransaksi yang modalnya adalah ketaatan. Ketaatan
ada dua macam;amal dan ilmu. Ilmu adalah ketaatan terbaik dan beruntung. Ilmu
termasuk salah satu amal, yaitu amalan hati yang merupakan anggota tubuh termulia.
Ilmu juga mgrupakan upaya akal yang merupakan benda termulia karena Akal adalah
sendi agama dan pemikul amanat (Al-Ghazali dalam Al-Mustashfa)”.
Didasari oleh :(1) Nilai mutu, proses dan hasil pendidikan, memiliki landasan-
landasan yang kuat yang berasal dari pemikiran filosofis empat filsafat yang mendasari
kajian nilai, Idealisme, Realisme,Pragmatisme atau Utilitarianisme dan Eksistensialisme ;
(2) Nilai etika atau moral menurut pandangan Idealisme didas arkan atas criteria, nilai baik
scientifically expedient moral requirement”,nilai baik-buruk diukur dengan menggunakan
standar ilmu;(3) Nilai-nilai estetika atau keindahan, kriteria keindahan baku, yang telah
ditemukan yang telah teruji pada masa lalu yang bersumber dari Yang Maha Kuasa“ beauty
reside in studying past“masters”, it is rational, disciplined to recitate “the perfect” effort
beauty of the“Higher”powers in the nature, keindahan bersumber dari Maha Pencipta.
Manusia tidak akan mencapai tujuan hidupnya kecuali melalui ilmu dan amal. tidak akan
beramal kecuali dengan mengetahui cara pelaksanaan amal, demikian pangkal kebahagian di
dunia dan akhirat, sebagai tujuan hidup adalah ilmu.
C. LANDASAN KEILMUAN
Melihat kompleksitas persoalan manusia dengan hidup dan kehidupannya ini, menuntut
Ilmu, seni, budaya dan tentu saja cinta kasih , khususnya dalam perspektif Islam agar sensitif
dalam membaca tuntutan perubahan zaman yang semakin kompetitif. Artinya Lebih
peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, scrta lebih bertanggung jawab
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 93
terhadap masalah-masalah tersebut. Mengusahakan kepekaan terhadap nilai-nilai lain untuk lebih
mudah menyesuaikan diri. Menyadarkan manusia terhadap nilai-nilai yang hidup merupakan
bentuk seni dan cinta kasih dalam masyarakat, hormat menghormati serta simpati pada nilai-
nilai yang hidup pada masyarakat. Mengembangkan daya kritis tcrhadap pcrsoalan kemanusiaan
dan kebudayaan. Memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan
Indonesia. Menimbulkan minat untuk mendalaminya. Mendukung dan mengembangkan kebudayaan
sendiri dengan kreatif. Tidak terjerumus kepada sifat Mudhorat pengkotakan dan disiplin ilmu.
Menambahkan kemampuan untuk menanggapi masalah nilai-nilai budaya dalam masyarakat
Indonesia dan dunia tanpa terpikat oleh disiplin mereka. Mempunyai kesamaan bahan
pembicaraan, tempat berpijak mengenai masalah kemanusiaan dan kebudayaan. Terjalin interaksi
antara cendekiawan yang berbeda keahlian agar lebih positif dan komunikatif. Menjembatani
setian individu yang berbeda keahliannya dalam bertugas menghadapi masalah kemanusiaan dan
budaya. Agar mampu memenuhi tuntutan khususnya dharma pendidikan dalam kehidupan.
1. Pengembangan Pribadi v Memes Dan Dasar-dasar Filsafat dari Sistem Nilai
Pendidikan berfungsi membantu perkembangan peserta didik secara utuh
memiliki kepribadian mencakup semua aspek perkembangan baik intelektual, sosial, afektif
atau sikap, nilai dan moral, maupun fisik dan ketrampilan. Tiap orang atau individu memiliki
kemampuan dan ciri-ciri yang berbeda dalam aspek-aspek tersebut, tetapi keseluruhannya
terpadu membentuk satu kesatuan, bersifat unik, khas atau spesifik, berbeda satu dengan
yang lain (Sukmadinata 2003: 36). Kepribadian individu selain unik, juga selalu berubah,
berkembang dan perkembangannya dinamis. Perkembangan kepribadian seseorang selalu
interaksi dengan lingkungannya, dan lingkungan ini juga selalu berubah, berkembang.
Definisi kepribadian yang unik dan selalu berkembang dinamis ini, dikemukakan Gordon
Allport tahun 1961 (dalam Sukmadinata, 2003: 137) “...the dynamic organizastion within the
individual of those psycho-physical systems that determine his unique adjustment with the
environment”.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 94
2. Spiral Dynamics System
Riset ini disusun berdasarkan teori spiral dynamic yaitu theori of human development
yang diperkenalkan oleh Beck & Cowan (1996), teori ini dijadikan sebagai tools dan sandaran
dalam memandu dan memahami dinamika perubahan pendidikan tinggi dan erat kaitannya
dengan pengembangan materi kurikulum dan mutu pendidikan yang mengarah pada sistem
nilai. "Spiral dynamics is a powerful model and predictive theory of human development and
Cultural evolution." Sifat manusia menurut teori ini tidak tetap, manusia memiliki kemampuan
, ketika dipaksa oleh kondisi hidup untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka dengan
membangun sesuatu yang baru dan lebih kompleks. Dan model konseptual yang memungkinkan
mereka untuk menangani masalah baru. Setiap model baru mencakup dan melampaui semua
model-model sebelumnya. Model-model konseptual yang diorganisir sekitar v Memes disebut
sebagai system nilai-nilai inti (core value) atau kecerdasan kolektif (collective Inteligences)
yang berlaku bagi seluruh individu dan budaya.
Spiral Dynamic adalah sebuah teori keberadaan manusia berikut perkembangan dan
pertumbuhannya, sebuah teori yang dikembangkan oleh Clare Graves, seorang teman Abraham
Maslow. Grave melahirkan teori yang sangat berbeda dibanding dengan teori Maslow yang
mengetengahkankematangan dan kedewasan psikologi manusi4 kebalikannya teori Graveyang
baru ini dikenalkan setelah beliau meninggal oleh muridnya Don E Beckdan Crish C.Cowan
lebih memberikan sebuah wacana baru dalam mengalami dan melihat perkembangan
keberadaban manusia yaitu "human nature is not fixed'. Sifat manusia maupun keberadaannya
tidaklah terbatas ataupun statis,manusia dapat berubah ketika situasi maupun
keberadaannya berubah karenamanusia dapat membangun sebuah mekanisme adaptasi dalam
perubahandan ini dapat ditunjukkan dalam kondisi psikis maupun dalam cara berpikiryang
memampukan manusia urtuk mengadopsi perubahan sesuai denganvalue level system.spi,al
dynamics sebagai theory of levels of human exixtence yangdigagas oleh Beck & cowan (1996),
menawarkan suatu paradigma berpikir dan kerangka pikir untuk memahami suatu sistem yang
kompleks dinamis namun memiliki kemampuan beradaptasi (adptive complex dynamics
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 95
system) yaitu meme atau warna pikiran ymg ada pada setiap manusia yang membentuk
dan tampil dalam perilaku, kehidupan sehari-hari, pendidikan,bahkan geopolitik sesuai dengan
jenjang spiralnya. Secara konseptual, spiral dynamics mengkaji dan menjawab persoalan
mengapa manusia berbeda, mengapa sebahagian tidak berubah sedangkan yang lain tetap
eksis, mengapa sebagian reaksi masyarakat berbeda dengan yang lainnya dalam menyikapi
perubahan yang sama dan bagaimana mengelola orang sebagai individual,organisasi ataupun
masyarakat dalam situasi turbulent dewasa ini.Sspiral dynamics terdiri dari atas delapan
jenjang yang setiap jenjangnya dibedakan dengan warna yang mewakili setiap ,MEME" (Back
& cowan,1996: 5): (l) Beige (Kuning tanah) bertahan hidup (survival).'MEME, kuning tanah
memiliki stuklur ikatan kelompok yang kendur (loose bands) dan didasari proses bertahan
hidup (survival proces); (2) purple (ungu) kekeluargaan (kinship).
'MEMEs ungu memiliki struktur kelompok- kelompok seperti suku (trible-like groups)
dan didasari berbagai prosessirkular (circular processer); (3) Red (merah)-kekuatan power).
"MEME ,merah memiliki sturktur penguasaan, didasari eksploitatif, dan proses meraih
kekuasaan ( power seeking); (4) Blue (biru)- tujuar/cita-cita purposes).
'MEME, biru memiliki struktur bentuk piramidal hierarchial, dan didasari atas tujuan,
pengendalian atau bahkan proses yang otoriter; (5) Orange pencapaian (achievement). "MEME,
orange memiliki stuktur suatu bentuk delegatif, didasari orientasi pencapaian hasil
(achievernent-orienterl), mengejar otonomi (autonomy seeking) dan proses-proses strategis;
(6) Green (hijau)-konsensus (consensuses). MEMEs hijau memiliki sturktur kesetaraan
(egaliter), didasari atas berbagai proses baik berdasarkan pengalaman maupun konsensus;
(7) Yellow (kuring)-integratif (integyative).'MEMEs, kuning memiliki struktur lentur (plexible),
integrative, dan berdasarkan pengetahuan (knowledge-based), baik sebagai suatu stnrkfur
dan juga dalam prosesnya; (8) Turquoise (pirus)-holistik (holistic).
MEME, pirus adalah holistic dan global dalam struktur, mengalir berkelanjutan (flowing)
dan multidimensi dalam prosesnya .Berdasarkan kedelapan level wama berpikir tersebut,
maka terdapat empat poin kunci Spiral Dynamics. Pertama, sifat manusia tidak statis, dant
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 96
idak terbatas. Perubahan sifat manusia sebagai syarat perubahan eksistensi. Kedua, ketika
sebuah sistem baru diaktifkan, kita mengubah psikologi kitadan aturan untuk hidup agar
mampu beradaptasi dengan kondisi baru. Ketiga,kita hidup dalarn sistem yang memiliki potensi
keterbukaan nilai . Keempat, sebuah organisasi, individu, atau seluruh masyarakat bisa
merespon positif hanya dengan prinsip manajerial, motivasi, formula pendidikan, dan hokum
atau kode etik yang sesuai dengan tingkat saat manusia bereksistensi.
Dewasa ini berkembang konsep baru yang dikenal dengan Value Memes (vMemes).
Konsep yang mendasari vMemes adalah teori Spiral Dynamics dalam perkembangan manusia
didasarkan teori psikologi Clare W Graves, dipopulerkan oleh Ken Willer dalam serial buku
Spiral Dynamics.
Gambar 5.1. Tatakelola Spiral Dynamics Integral
3. Tatakelola Pondok Pesantren Gontor dalam perspektif Spiral Dynamic
Dalam situasi turbulensi ini, perubahan perilaku masyarakat memperlihatkan
perubahan yang chaostic. Masalah perencanaan dalam manajemen pendidikan baik pada
pesantren maupun yang berkembang di masyarakat ,menunjukan kompleksitas,
baik dari segi komponen pendidikan itu sendiri, maupun lingkungan yang mempengaruhi
keberlangsungan suatu pendidikan.Semua masalah yang muncul dalam dunia Pendidikan
terus berkembang seperti spiral dynamic. Oleh karena itu keyakinan pengajaran dan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 97
pembelajaran. dipandang sebagai sains dan sebagai seni.Untuk dapat membangun
memiliki mental pembelajaran setiap orang dituntut memiliki kecerdasan emosional dan
spiritual.
Dengan mengintegrasikan agama dan sains serta berbagai komponen spiritualnya
maupun agama dan sains sebagai sistem, Spiral Dynamics memberikan solusinya
dengan melihatnya melalui Perilaku seseorang sebetulnya adalah interaksi antara
stimulus eksternal yang dihadapi orang atau kelompok dengan reaksi neuron-neuron yang
merespon stimulus tersebut. Reaksi tersebut dikendalikan oleh suatu kekuatan yang paling
dalam yang disebut memes berupa spiral yang tidak terputus yang memiliki core
intelligence dari setiap jenjang pada spiral tersebut. Core intelligence inilah yang akan
`mengatur' bagaimana neuron- neuron akan bereaksi membentuk pikiran atau pola pikir
yang terefleksi dalam perilaku seseorang. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Beck dan
Cowan (1996:4):
“ MEMEs.system represents, firstly, a core intelligence that froms system and directs
human behavior. Secondly, it impacts upon all life choices as a decision-making framework.
Thirdly, each 'MEW can manifest itself in both healthy and unhealthy forms. Fourthly, such a
vMEME is a discrete structure ,fir thinking, not just a set of ideas, cvalues or cause. Fifthy,
it can brighten and dim as the life conditions (consisting of historic times, geographic place,
existential problems, and societal circumstances) changes”.
Alone adalah pola pikir mengenai sesuatu (ways of thinking about thing), yang
dapat dijelaskan sebagai: Pertama, jenjang eksistensi psikologis (levels of psychological
existence); Kedua, pemilihan sistem nilai-nilai (valuing values system) bagaimana orang
melihat atau menilai suatu system nilai; Ketiga, sistem peniruan (copying system);
Keempat, nilai yang dalam atau keyakinan (deep value/conviction); yang menjawab
mengapa dan bagaimana saya bertindak (Bahaudin, 2007: 59 dalam Mardia 2011).
Spiral Dynamics menjelaskan bagaimana meme tersebut bertindak pada tiga
jenjang yang berbeda yang terkait satu sama lain (Beck & Cowan, 1996):
(1) Jenjang individual. Individual yang memiliki 'MEME, yang dominan akan membentuk prioritas
dan nilai-niali dalam hidupnya dari yang paling mendasar sekadar untuk bertahan hidup
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 98
(survival) sampai dengan yang melihat dunia sebagai satu kesatuan masyarakat.
Karenanya MEME, yang berkembang tidak sehat pada seorang anak akan membutnya dapat
menjadi sumber masalah bagi keluarga, dan lingkungan masyarakatnya, juga sebaliknya.
(2) Jenjang organisasi. 'MEME, suatu organisasi akan menetukan keberhasilan atau
kegagalan organisasi tersebut dalam menghadapi tantangan persaingan yang begitu
kom p e ti tif.
(3) Masyarakat. Baik masyarakat lokal maupun nasional harus benar-benar memahami
dan membangun `MEME, yang sesuai untuk menggerakkan terjadinya proses
perubahan secara evolusi dan revolusi pada manusia sebagai individu dan
masyarakat/bangsa.
MEME dalam pandangan Islam nampaknya dapat dipahami sebagai sesuatu inti manusia
yang bersifat spiritual atau ilahiyah yang memiliki delapan tingkatan sebagaimana hadis
Rasulullah (Tafsir. 2006: 28). yang menyatakan:
“ Aku jadikan pada manusia itu ada istana (qashr), di dalam istana itu ada dada (shack), di
dalam shady itu ada kalbu (kall)), di dalam (lath itu ada fit 'ad, di dalam fit 'ad itu ada syaghaf,
di dalam ,syaghaf itu ada Tubb, di dalam /ubb itu ada sir. Dan di dalam sir itu ada Aku (Ana)”.
Setiap warna dan level pikiran spiral dynamics dan tingkatam manusia dalam hadis yang
dikemukakan tersebut di atas, pada dasarnya dapat ditemukan dalam pribadi pemimpin
integral. Pemimpin integral ini dapat ditemukan pada pribadi manusia yang memiliki sosok
ulul albab. Manusia ulul albab adalah manusia yang memiliki kemampuan
mengintegrsiinterkoneksikan seluruh kompetensi yang dimilikinya , baik dari segi
penguasaan ilmu (knowledge), iman (attitude), maupun implementasi amal perbuatannya (skill).
Ulul Albab memiliki tiga indikator kunci, yaitu: Dzikir, Fikir, dan Amal shaleh.
Analisis spiral dynamics dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan Islam
dan dalam peningkatan keimanan seseorang , khususnya pada pengelolaan dalam pengembang Ilmu,
seni, budaya dan cinta kasih yang bernafaskan falsafah Islami adalah value .system yang, terdiri
dari sejumlah nilai yaitu teological values, logic values, estetical values, eticl values, dan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 99
teleological values. Penjelasan nilai-nilai integral Spiral Dynamic dalam kaitannya dengan nilai-
nilai pendidikan agama Islam, dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Iman Ilmu
Ilmu Amal
Amal Iman
Rum(30);30 Iman Ilmu
Al—Mujadilah (58) : 11
Gambar 5.2 : Tata Kelola pendidikan Islam dalarn Perspektif Integral Spiral
Dynamic (diadaptasi dari Mardia 2011)
D . BLUE OCEAN STRATEGY DALAM PESPEKTIF ISLAM
1. Pengertian Teori Blue Ocean Strategy
Blue Ocean Strategy (BOS) merupakan strategi bisnis yang menerapkan penguasaan
ruang pasar yang tidak diperebutkan (uncontested market space), sehingga membuat persaingan
menjadi tidak relevan (competition irrelevant). Pasar yang tidak diperebutkan tersebut dianalogikan
sebagai Samudera Biru (Blue Ocean) dimana organisasi bermain sendirian tanpa ada pesaing.
Sebaliknya kondisi ruang pasar saling diperebutkan oleh berbagai pihak dengan cara apapun seakan-
akan sampai berdarah-darah, maka kondisi ini dianalogikan sebagai Red Ocean atau Samudera
Merah.
Tabel 5.1 Perbedaan antara Blue Ocean dan Red Ocean Blue Ocean Strategy
No Red Ocean Strategy
1 Bersaing dalam ruang pasar yang sama Menciptakan dan mengembangkan ruang
pasar yang belum ada pesaingnya
2 Memenangkan kompetisi
3 Mengeksploitasi permintaan pasar yang ada Menjadikan kompetisi tidak relevan
4 Memilih antara nilai atau budaya Menciptakan peluang baru dan
mengembangkannya
Mendobrak pertukaran nilai dan budaya
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 100
5 Memadukan seluruh sistem kegiatan dengan pilihan Memadukan keseluruhan sistem kegiatan
strategis dalam mengejar diferensiasi dan biaya
antara deferensiasi atau biaya murah rendah
Pendekatan Blue Ocean Strategy menekankan pada kesetaraan antara nilai dan inovasi.
Perpaduan antara inovasi dan nilai menghendaki adanya cara-cara yang dilakukan untuk
memberikan manfaat kepada konsumen dan perusahaan. Pendekatan nilai dan inovasi tersebut
didasarkan pada enam prinsip BOS, sebagai berikut: (1) Merekonstruksi batasan-batasan pasar;
(2) Fokus pada gambaran besar, bukan pada angka; (3) Menjangkau melampaui permintaan yang
ada; (4) Melakukan rangkaian strategis dengan tepat; (5) Mengatasi hambatan utama dalam
organisasi; (6) Mengintegrasikan eksekusi ke dalam strategi.
Di dalam mengimplementasikan BOS tersebut, diperlukan sebuah strategi dan kerangka
kerja, yang selanjutnya dinamakan strategi kanvas (canvas strategy) dan empat kerangka kerja
(Four Action Framework). Canvas strategy merupakan blue print (cetak biru) untuk memetakan
strategi Lembaga pondok Pesantren , dengan menampilkan faktor-faktor kompetisi (competition
factors) di mana kompetitor industri bersaing. Kanvas strategi digunakan untuk mendiagnosa posisi
produk yang dimiliki dan mendiagnosa posisi pesaingnya. Fungsi canvas strategy digunakan untuk
merangkum situasi terkini dalam ruang pasar yang memungkinkan untuk memahami dimana
kompetisi saat ini sedang terjadi, memahami faktor-faktor apa yang sedang dijadikan persaingan
lulusan , serta mengetahui nilai kompetitif apa yang di peroleh masyarakat . Kerangka kerja empat
langkah (Four Action Framework) dikembangkan untuk merekonstruksi elemen-elemen nilai dalam
membuat kurva nilai baru. Kerangka kerja empat langkah ini terdiri dari empat pertanyaan kunci
logika strategi model proses pembelajaran
2. Implementasi Teori Blue Ocean Strategy dalam Pendikan Islam
Pola pendidikan saatini telah bergeser ke arah pendidikan yang lebih terbuka, professional,
dan demokratis. Dampak dari itu semua, maka ditengarai akan terjadi pergeseran dalam paradigm
pendidikan. Pendidikan Islam dalam menghadapi pergeseran paradigma harus dikelola secara
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 101
terencana dengan tujuan yang jelas dan terukur hasilnya, dengan cara menyelenggarakan proses
pembelajaran yang lebih menekankan pada kualitas belajar daripada kuantitas hasil. Manajemen
pendidikan tidak lagi mengutamakan sesuatu yang bersifat administratif daripada proses
pematangan kualitas peserta didik. Dapat pula dikatakan bahwa orientasi pendidikan saat ini dan ke
depan adalah menciptakan Lembaga pondok pesantren mencapai visi misinya sebagai Lembaga
yang inovatif, memiliki mutu sesuai standar dan berdaya saing tinggi. Menciptakan lulusan yang
handal sesuai dengan tujuan yang dihapakan diperlukan sebuah strategi proses dan strategi
informasi yang tepat. Lembaga pendidikan Islam berkembang dengan sangat pesat, baik dalam
tingkat formal maupun informal. Di sisi lain, masyarakat saat ini menginginkan layanan pendidikan
yang baik dan bermutu. Lembaga pendidikan Islam harus mampu melihat fenomena tersebut,
sehingga tidak hanya sekedar membangun sekolah-sekolah baru, tetapi juga mampu menciptakan
strategi pasar yang baik untuk menarik minat konsumen. Stategi pasar yang dicptakan diharapkan
meyakinkan calon konsumen bahwa Lembaga Pondok Pesantren mampu menciptakan insan yang
cerdas, bermutu, dan kompetitif yang relevan dengan kebutuhan masyarakat (lokal dan global).
Berdasarkan kondisi persaingan pada lembaga pendidikan Islam saat ini dan sesuai analisis SWOT di
atas, maka untuk menerapkan Blue Ocean Strategy perlu dilakukan langkah-langkah strategis,
sebagai berikut:
a. Strategi Kanvas (Canvas Strategy)
a) Reputasi akademik, adalah keseluruhan atas objek atau proses yang memberikan berbagai nilai
bagi peserta didik. Lembaga pendidikan harus pintar melihat sub-sub faktor yang terkait dengan
produk jasa pendidikan yang dapat mempengaruhi peserta didik dalam keputusan memilih
sekolah berbasis Islam, misalnya kurikulum, status akreditasi, dan citra/image.
b) Pendidikan yang ditawarkan, adalah program studi yang ditawarkan terhadap peserta didik. Hal
tersebut sangat penting karena akan menjadi pilihan dalam menentukan potensi belajar merek.
c) Harga, merupakan nilai barang atau jasa yang ditetapkan oleh sekolah dalam bentuk jumlah
nominal yang ditawarkan. Demi menarik minat konsumen, lembaga pendidikan perlu untuk
menawarkan biaya pendidikan yang low cost untuk mendapatkan hasil yang higt quality.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 102
d) Pelayanan, peran orang-orang dalam penyajian pelayanan sangat mempengaruhi calon peserta
didik dalam memilih sekolah. Di dalam sebuah lembaga pendidikan, proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik apabila guru dapat menjalankan fungsinya sebagai tenaga pendidik dengan
baik pula.
e) Ketersediaan bantuan keuangan/beasiswa, bantuan keuangan baik berupa beasiswa akademik
maupun non akademik menjadi tarik bagi calon peserta didik dalam menentukan pilihan.
f) Fasilitas pendukung, ketersediaan fasilitas pendukung sekolah seperti laboratorium,
perpustakaan, fasilitas olah raga, kantin, sangat berpengaruh dalam kenyamanan peserta didik
selama menempuh pendidikan.
g) Promosi, strategi promosi merupakan hal yang penting dalam perekrutan peserta didik,
strategi yang digunakan berdasarkan segmen calon peserta didik yang menjadi target sasaran.
Promosi merupakan ujung tombak dari sebuah pemasaran. Demi efektifitas dan efisiensi, maka
promosi dapat dilakukan melalui media cetak maupun media elektronik untuk mencaring calon
peserta didik secara lebih luas.
b. Empat Kerangka Kerja (Four Action Framework)
a) Hapuskan : 1) Menghapuskan strategi promosi dan biaya promosi yang tidak sesuai dengan
target sasaran; 2)Menghapuskan model-model pembelajaran konvensional yang hanya
membuat pembelajaran menjadi membosankan dan monoton; 3) Hapuskan biaya-biaya untuk
penyelenggaran kegiatan yang kurang diminati oleh peserta didik.
b) Ciptakan : 1) Menciptakan model-model pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif, untuk
menciptakan suasana belajar yang selalu menyenangkan. 2) Menciptakan kurikulum unggulan,
sehingga menjadi pembeda dengan sekolah kompetitor, misalnya program pembelajaran
bilingual dan penambahan mata pelajaran entrepreneurship; 3) Menciptakan sistem
informasi yang mempermudah peserta didik untuk mengakses dan mendapatkan informasi,
misalnya dengan membuat web sekolah; 4) Menciptakan interaksi dengan calon konsumen
tentang pelayanan di lembaga pendidikan maupun keunggulan bersekolah di lembaga
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 103
pendidikan tersebut oleh tokoh-tokoh yang dianggap berpengaruh atau menjadi panutan,
misalnya kiai atau pengasuh pondok pesantren.
c) Kurangi : (1) Mengurangi tingkat ketergantungan perekrutan calon peserta didik kepada
pengurus.2) Mengurangi metode promosi yang sama dengan sekolah kompetitor.3)
Mengurangi metode promosi pada media cetak dan dan lebih menciptakan metode promosi
dengan memanfaat media sosial dan teknologi informasi.4) Kurangi ketidakdisiplinan waktu
mengajar, yang berakibat pada menurunnya kepuasan peserta didik dalam menerima
pembelajaran yang diberikan;.5) Kurangi metode pembelajaran satu arah, karena dapat
mematikan kreatifitas peserta didik.
d) Tingkatkan : (1) Meningkatkan hubungan dengan sekolah-sekolah untuk membentuk jaringan
dan menciptakan virtual integration.2) Meningkatkan kerjasama dengan stakeholders lain
untuk memperolah data tentang hal-hal yang mempengaruhi minat santri atau calon dalam
memilih.3) Meningkatkan pemanfaatan pendaftaran aplikasi online dari segi kualitas layanan,
sehingga pendaftar tidak harus datang ke lokasi pendaftaran. Hal ini dapat memberikan
keuntungan dari sisi efektifitas dan efisiensi waktu.4) Meningkatkan mutu lulusan, tidak hanya
dari nilai akademik, tetapi juga peningkatan softskill dan hardskill nya.
3. Teori Sistem Blue Ocean Strategy (BOS) Dan Implementasinya Dalam Pendidikan
Blue Ocean Strategy (BOS) yang ditulis oleh Kim dan Mauborgne adalah bagian dari strategi.
BOS merupakan strategi bisnis yang menerapkan penguasaan ruang pasar yang tidak
diperebutkan (uncontested market space) sehingga menjadikan persaingan tidak relevan. Pasar
yang tidak diperebutkan tersebut dianalogikan sebagaiBlue Ocean atau Samudra Biru, di mana
perusahaan bersaing sendirian tanpa pesaing. Sebaliknya kondisi di mana pasar selalu
diperebutkan dianalogikan sebagai Red Oceanatau Samudra Merah. Berpijak pada inovasi nilai,
strategi ini menantang perusahaan untuk keluar dari persaingan dengan melakukan diferensiasi
dan biaya rendah secara bersama-sama melalui kerangka kerja empat langkah, yaitu Hapuskan
(Elimintae), Ciptakan (Create), Tingkatkan (Raise), dan Kurangi (Reduce). Selain itu dengan
melakukan kesetaraan antara nilai dan inovasi, maka perpaduan antara nilai dan inovasi
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 104
menghendaki adanya cara-cara yang dilakukan untuk memberikan manfaat kepada konsumen. Di
dalam menjadikan kompetisi tidak relevan bagi ruang pasar baru, BOS berorientasi pada pada
pertumbuhan pasar dan gerak menjauh dari kompetisi dengan upaya memanfaatkan kekuatan
kesempatan sekaligus meminimalkan risiko.
Penerapan Blue Ocean Strategy (BOS) dalam dunia pendidikan Islam akan memiliki daya
saing yang kuat pada lembaga yang sudah mampu menjual kepercayaandaripada sekedar menjual
gedung dan sarana prasarana, atau hanya sekedar menjual harga dan kemudahan lainnya. Untuk
menciptakan BOS dilakukan dengan mengembangkan pendidikan alternatif yang dianggap memiliki
pola, ruang , dan daya manfaat berbeda dijadikan sebagai tuntutan kebutuhan nyata yang
berkembang di masyarakat. Berdasarkan permasalahan tersebut agar lembaga pendidikan Islam
mampu bertahan, berperan, dan bersaing, maka dibutuhkan rancangan strategi bisnis yang tepat
dan didukung oleh rancangan strategi informasi yang secara konsisten diterapkan dalam
menghadapi persaingan pendidikan.
4. Tatakelola Lembaga Pendidikan Agama Islam (Pesantren ) dalam
Perspektif Blue Ocean Strategy
Blue Ocean Strategy adalah bagaimana membuat ruang pasar yang belum terjelajahi,
yang bisa menciptakan permintaan dan memberikan peluang pertumbuhan yang sangat
menguntungkan. Pengertian strategi samudra biru menurut Kim dan Mauborgne (2005:4):
"Blue Oceans Strategy are defined by untapped market space, demand creation, and the
opportunity for highly profitable growth". Lembaga pendidikan Agama Islam / Pesantren dalam hal ini
dituntut mampu bersaing dengan tangkas dalam kompetisi; bagaimana secara cerdik membaca
persaingan, menyusun strategi manajemen dan kerangka kerja yang sistematis guna
menciptakan samudra biru. Definisi yang dikemukakan di atas menjelaskan bahwa strategi
samudra biru bukan strategi untuk memenangkan persaingan akan tetapi strategi untuk
keluar dart dunia persaingan dengan mencintakan ruang pasar yang baru dan membuat pesaing
dan kompetisi menjadi tidak relevan.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 105
Konsep Blue Ocean Strategy dapat diterapkan dalam mengelola perencanaan pada
manajemen pendidikan Ilmu, seni , budaya dan cinta dalam dunia pendidikan Islam agar dapat
berdaya saing tinggi. "Daya saing yang kuat, akan tumbuh pada lembaga yang sudah mampu
''menjual kepercayaan" dari pada sekedar menjual gedung dan sarana pendidikan"
(Mulyasana, 2008:8), menerjemahkan konsep Blue Ocean Strategy dalam pendidikan, antara
lain:“Pertama, perlu mencermati dikembangkannya pendidikan alernatif, yang dianggap memiliki
pola. ruang dan daya manfaat yang berbeda. Konsep Blue Ocean Strategy merupakan gabungan
antara pendidikan formal, non formal atau informal, yang diharapkan mampu menjawab tuntutan
kebutuhan riil yang berkembang di masyarakat. Perlu membuka wawasan yang sempit, agar
persaingan tidak terfokus pada konsep, pola. ruang, strategi. dan pasar yang sama. Kedua.
promosi yang paling jitu menurut Kim adalah promosi dari mulut ke mulut dan referensi
pertemanan”.
Ada empat prinsip dasar yang, memandu keberhasilan merumuskan strategi lembaga
pendidikan yang bernafaskan agama Islam sebagai industri berbasis Blue Ocean
Strategy. “Pertama. merekonstruksi batasan-batasan pasar (reconstruct market boundaries)
untuk menjauh dart kompetisi dan menciptakan samudra biru. Kedua, fokus pada gambaran besar,
bukan pada angka (focus on the big picture, not the numbers). Ketiga, menjangkau
melampaui permintaan yang ada (reach beyond existing demand). Prinsip ini sebagai
dasar untuk mencapai keunggulan kompetitif. Keempat, menjalankan rangkaian strategis
secara benar (get the strategic sequence right) yang merupakan gambaran Blue Ocean Strategi
yang dalam pengelolaannya harus dikembangkan melalui Ilmu, seni , budaya dan cinta di lembaga
pendidikan bernafaskan Agama Islam sehingga memiliki spiral dynamic keterkaitannya dalam
kehidupan di masyarakat”. Blue Ocean Strategy menawarkan sebuah konsep yang merupakan
driving force yang diterjemahkan sebagai suatu strategi persaingan yang tidak lagi menjadikan
pihak atau lembaga pendidikan lain sebagai pesaing yang harus ditundukkan dan
dibenturkan, tetapi persaingan dengan diri kemalasan, kebodohan, keterbelakangan,
ketidakjujuran, ketidakberdayaan serta lemahnya iman dan akhlak merupakan musuh dan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 106
pesaing yang harus ditundukkan dalam diri seorang pengelola lembaga pendidikan dengan cara
bekerjakeras, penuh keikhlasan dan berlaku ihsan ( fastabigul khairat). Values system ini
merupakan driving force bagi umat muslim untuk menjawab problematika kehidupan
manusia di dunia ini untuk sampai pada pasca kehidupan, sehingga mampu berselancar
diatas Chaos dan arus kompleksitas di era Digital ini.
5. Tatakelola P endidikan Agama Islam dalam spektrum S piral Dynamic
dan Blue Ocean Strategy .
Tatakelolah Pendidikan Agama Islam dalam spektrum integrasi spiral dynamics
dan Blue Ocean Strategy sebagai kekuatan pendorong (driving force) bagi umat Islam
adalah langkah alternatif untuk menjawab problematika Pendidikan Agama Islam pada era
digital ini. Al-Qur'an dan Suimah sebagai sumber utama pendidikan Islam sehingga Islam adalah
agama yang senantiasa sesuai untuk segala zaman dan tempat, termasuk di era globalisasi.
Ini sesuai dengan pernyataan bahwa Islam adalah salihun likulli zaman wa likulli inakan.
Pernyataan tersebut memiliki landasan teoritis, historis maupun empiris yang kuat.
Pendidikan Islam akan mampu menjawabnya yakni dengan melakukan langkah antisipatif
dalam mengelola Pendidikan Agama Islam dalam perspektif Spiral Dynamic dan Blue Ocean
Strategy.
6. Blue Ocean Strategy (Strategi Samudera Biru) di Lembaga Pendidikan Islam
Blue Ocean Strategy dalam konteks persaingan mutu Pendidikan Islarn, menurut
pemikiran Kim & Mauborgne (2005) tentang Blue Ocean Strategy How to Create Uncontested
Market Space and Make the Competition lrrelevant to win in the future, campanies must stop
competing each other. The only way to the competition is to stop trying to beat competition"
Blue Ocean Strategy (Strategi Samudera Biru) dalam pengembangan kegiatan ekstrakurikuler
pada managemen pendidikan (Ilmu, Seni dan Budaya) , di Pondok Pesantren Gontor sebaiknya
harus menerapkan suatu strategi baru yang harus keluar dari Status Quo, harus menciptakan
strategi masa depan yang gemilang, menerapkan penjauhan dari kompetisi. Harus
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 107
menekankan penciptaan ruang pasar yang belum ada pesaingnya, fokus pada penumbuhan
permintaan dan gerak menjauh dari kompetisi dalam bidang Kegiatan Ekstrakurikuler.
Untuk berjaya di masa depan, suatu pendidikan (dalam konteks Lembaga Islam ) harus
berhenti bersaing satu sama lain. satu-satunya cara menangani kompetisii adalah berhenti
berusaha memenangi kompetisi. Manajemen proses pendidikan atau proses pembelajaran
yang bermutu, bukan hanya yang memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna, dilakukan
melalui proses penyempurnaan yang berkelanjutan (continuing improvement process),
tetapi dalam pelaksanaannya dipadu didasari oleh nilai-nilai etika dan moral, nilai logis,
nilai estetika dan kegunaan,dilandasi nilai yang lebih mendasar yaitu nilai religius Islami
lebih utama .
Spiral dynamic dan blue ocean strategl berkaitan dengan teori chaos dan
complexity, sebagai landasan dalam memahami perubahan yang mempengaruhi
lingkungan Pendidikan di Pondok pesantren . Inti dari teon chaos dan complexity adalah
ada kondisi teratur di tengah ketidakteraturan yang ada. Hakikat kompleksitas itu
adalah adanya pola di antara kondisi order dan disorder. Teori chaos lahir dari rasa
ingin tahu manusia terhadap yang akan datang. Kita selalu me nanyakan bagaimana
sebuah sistem berubah dari waktu ke waktu. Di dalam teori chaos manusia
menemukan bahwa terkadang sebuah perubahan tidaklah serumit sebagaimana ia
terlihat. Bahkan dari sistem yang secara matematis sangat sederhana sekalipun dapat
dihasilkan pola-pola yang chaostik. Pondok Pesantren Gontor telah memiliki sesuatu
yang berbeda dari dari pondok pesantren lainnya , harus berani menciptakan peluang
pasar tanpa pesaing, mengemas strategi masa depan gemilang yaitu dengan
melakukan sistem mengacu pada teori Blue Ocean Strategy ( strategy samudera biru).
Selanjutnya W.Chan Kim dan Renee Mauborgne (2006:10) menyatakan bahwa
Blue ocean strategy menantang pendidikan pengajaran dan pengasuhan dalam kancah
pendidikannya untuk keluar dari samudera merah persaingan berdarah dengan cara
menciptakan ruang pasar yang belum ada pesaingnya, sehingga kata kompetisipun
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 108
menjadi tak relevan. Dalam hal ini Pondok Pesantren Gontor menciptakan ruang pasar
baru. Rintangan-rintangan yang ada secara langsung, maka dapat dikatakan bahwa strategi
samudera biru (Blue Ocean strategy) sudah layak diterapkan diantaranya dalam
mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler yang spektakuler dalam berbgai dimensidi
Kampus Pondok Pesantren Moderen Gontor khususnya di kampus yang dijadikan fokus
penelitian yaitu kampus 3 putra Darul ma’rifat dan kampus 5 Putri di Kabupaten Kediri
jawa timur.
Mengeksekusi Strategi Samudera Biru (Blue Ocean Startegy). Setelah
mengembangkan samudera biru, suatu organisasi dalam hal ini Pondok Pesantren
Moderen melaksanakan startegi yang telah direncanakan tersebut. Setiap strategi
memiliki kesulitan tersendiri untuk dieksekusi : (1) Strategi s amudrera biru
melambangkan langkah yang signifikan dalam meninggalkan status quo; Rintangan
kedua yang harus diatasi adalah keterbatasan sumber daya, semakin besar pergeseran
dalam strategi yang akan dilakukan, maka akan semakin besar sumber daya yang
dibutuhkan dalam mengeksekusi strategi ini.; (3) Rintangan ketiga adalah motivasi.
Bagaimana seluruh komponen dan civitas akademika memotivasi pelaku-pelaku sektor
pendidikan , pengajaran, pengasuhan, dalam kegiatan ekstrakurikuler ya ng erkait dengan
Ilmu, Seni, Budaya dan Cinta kasih dapat terorganisisr dalam Manjemen Pendidikan yang
merupakan pemain-pemain kunci untuk bergerak cepat dan tangkas meninggalkan status
quo yang mungkin terjadi. Rintangan terakhir adalah rintangan poli tis, tantangan-
tantangan kepentingan dan aturan-aturan yang tidak mendukung juga harus diatasi.
Straetegi samudera biru memiliki tiga kualitas yang saling melengkapi, yaitu fokus, gerak
menjauh (divergensi), dan motto utama yang memikat. Tanpa tiga kualitas ini, strategi
samudera biru akan tampak kabur dan sulit dikomunikasikan sehingga tidak menjadi
berbeda dari pesaing. Namun topik ini mengenai pengasuhan dalam kegiatan
ekstrakurikuler dalam manajemen pendidikan Ilmu, Seni dan Buday te rmasuk cinta kasih
yang terjalin dengan harmonis menunjukkan keunikan potensi yang dimiliki oleh Pondok
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 109
Pesantren Moderen Gontor tersebut. Jika semua telah memenuhi syarat, maka langkah
berikutnya adalah menerapkan langkah-langkah dalam melaksanakan strategi
samudera biru yaitu :
1. Menghilangkan (elimate), komponen-komponen yang dianggap tidak efektif harus
dihilangkan komponen biaya yang dapat menimbulkan kesan yang kurang relevan
harus dihilangkan seperti biaya keamanan dan biaya kebersihan.
2. Mengurangi (reduce), komponen-komponen yang dianggap mengganggu keefektifan
strategi samudera biru, dan lain-lain.
3. Menambahkan (raise), fasilitas yang ada yang menyangkut terhadap linkungan
yang dianggap di bawah standar, perlu ditambahkan agar sumber daya manusia di li
kungan Podok Pesantren khususnya merasa nyaman termasuk pelayanan yang sudah
baik perlu terus ditingkatkan
4. Menciptakan (create), selama ini Dinas Budaya dan Pariwisata terlalu fokus ke wisata
bahari/alam (pleasure tourism) dan rekreasi (recreation tourism), sedangkan
pariwisata budaya (culture tourism), pariwisata olah raga (sport tourism),
pariwisata bisnis (business tourism) dan pariwisata konvensi (convention tourism)
belum dimunculkan. Langkah-langkah dalam strategi samudera biru akan efektif
jika memperhatikan tiga hal penting yaitu :
a. Fokus, semua pelaku bisnis harus fokus pada tujuan inti yaitu memuaskan
wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
b. Divergensi, tetap mencari keunikan atau ciri khas tertentu yang tidak dimiliki
oleh wisata daerah lain. Keunikan bebatuan yang besar-besar, berupa burung
garuda (di jatim), pasir putih bersih, wisata budaya/sejarah perlu terus
ditingkatkan agar pondo datang Hamsani dan Valeriani, Blue Ocean Strateg
.penerapanya pada berbaagi kegiatan dlam pribadinya
c. Motto yang menarik, tidak perlu merubah motto, tetapi motto tersebut harus
mencerminkan “roh” Pondok yan eklusif dan Tetapi motto “come and explore”,
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 110
7. Refleksi Blue Ocean Strategy dan Spiral Dynamic System di Pondok Pesantren
Moderen Gontor
Strategi pengembangan dan inovasi dalam persaingan maupun keunggulan kompetitif
menjadi kewajiban bagi kemajuan bisnis, tidak terkecuali pada sebuah lembaga pendidikan
Islam. Berbagai strategi diterapkan oleh lembaga pendidikan tersebut untuk menarik minat calon
kosumen. Tidak jarang lembaga pendidikan Islam terjebak ke dalam persaingan untuk
mendapatkan calon konsumen yang sama sehingga masuk ke dalam persaingan berdarah-darah
(Red Ocean Strategy). Tetapi tidak pada pendidikan islam seperti Pondok Pesantren ini sangat
bertolak belakang dengan visi dan misi suatu Lembaga pendidikan yang berorientasi pada duia
kerja dengan lebaga pendidikan islam seperti Pondok Pesantren yang berorientasi pada
pendidikan dan pembentukan karakter yang hakiki bagi para peserta didiknya / para santri/
santriwatinya, tidak mencetak pembentukan dunia kerja tapi memberi kebebasan dalm
implementasinya kelak dimasyarakat yang telah dibekali langkah-langkah karakteristik
pengkaderan yang segala sesuatunya berlandaskan syareat dan koridor yang seharusnya dalam
agama Islam. Dengan demikian tidak lagi harus merubah Red Ocean Strategy menjadi Blue ocean
sategy, melainkan blue ocean strety yang telah ada dan diimplimentasikan di pondok pesantren
yang dibutuhkan adalah pengembangan dari Blue oceant strategy dalam berbagai aspek yang ada
di Pondok Pesantren sehingga mendapatkan kesebuah strategi lain untuk dapat memenangkan
persaingan secara sehat, yaitu strategi Samudera Biru (Blue Ocean Strategy) dengan
membuat market sendiri sehingga persaingan tidak lagi relevan.
Bentuk pengembangan dalam penelitian ini khususnya pada Pondok Pesantren yang
dijadikan focus penelitian yaitu Pondok Pesantren Gontor ( PonPes Moderen Gontor Pusat Putra
kampus 1 Ponorogo, Ponpes Gontor Moderen kampus 3 Putra Daarul Moderen Marifat Gurah
Kediri dan Ponpes Gontor Moderen Putri kampus 3 Kandangan Kediri) melaalui suatu system,
diantaranya Spiral Dynamic System untuk menyeimbangkan karakteristik yang telh dimiliki
dengan peluang pangsa pasar hidup dan kehidupan di masayarakat , dalam penelitian ini diambil
salah satunya melalui Kegiatan Ektrakurikuler yang terdapat di PonPes Gontor tersebut dalam
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 111
Bidang Manajemen pendidikan Seni dan Budaya Islam dengan pribadi manusia muslim dan
diharapkan dapat terintegrasi dari karakteristik Blue Ocean Strategy yang dipadukan dengan
pengembangan mananemen pendidikan Seni Budaya sehingga menhasilkan manusia muslim
seperti Spiral Dynamic Sytem , yaitu manusia muslim yang memilik Core intelligence yang
akan `mengatur' bagaimana neuron- neuron akan bereaksi membentuk pikiran atau pola
pikir yang terefleksi dalam perilaku seseorang
E. LANDASAN TEORY TENTANG SYSTEM NILAI DALAM SPECTRUM ANALYSIS SPIRAL
DYNAMICT SYSTEM
Berikut ini lebih jauh dapat dijelaskan aspek-aspek yang paling utama yang harus dicapai oleh
setiap individu pada system Nilai dalam manajemen pendidikan (Ilmu, Seni dan Budaya Islam ) ,
terdiri dari dua dimensi di atas, meliputi:
1. Dimensi Mahdhah, Seperti yang telah kita ketahui di atas bahwa dimensi mahdhah itu lahir
setelah kita mengadakan kajian mendalam tentang konsep kehidupan menurut Islam, di samping
lahir juga dimensi ghairu mahdhah. Dimensi mahdhah ini dalam struktur tatanan nilai pada
Spectrum Analysis Dynamict hakikatnya adalah nilai universal bagi setiap orang yang beragama
dalam berbagai kegiatan Extra kurikuler di Lembaga Pesantren PMD Gontor selama ini
Kemampuan mnggunakan dimensi mahdhah dalam segala perilakunya dan menciptakan seorang
untuk menjadi muslim yang betul-betul beriman dan bertaqwa. Sedangkan orang-orang yang
betul-betul beriman dan bertaqwa menurut Abu A’la Maududi adalah muslim yang membuat
aspek dari segala kehidupannya untuk sepenuhnya mengabdi kepad Allah SWT, seluruh hidupya
adalah yang penuh dengan ketaatan dan ketundukan, kepasrahan diri dan sekali-kali tidak akan
bersikap arogan atau mengikuti kemanusiaannya sendiri yang di dalamnya ada dipengaruhi oleh
hawa nafsu manusia. Makna dengan dasar penguasan dimensi mahdhah ini orang para santri
lulusan Gontor akan membuang jauh-jauh terhadap sifat-sifat manusiawinya yang tercela
menggantikannya dengan sifat-sifat terpulji sebagai refleksi dari keimanan yang mendalam.
Adapun hasil optimal dari pengusaan keimanna tersebut adalah melahirkan kesadaran besar
menjalankan perintah-perintah Allah SWT mampu menjauhi larangan agama secara sadar.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 112
2. Dimensi ghairu mahdhah. Dimensi ghairu mahdhah pada dasarnya hanya merupakan
pengembangan dari penguasaan dimensi pertama yaitu dimensi mahdhah, dan merupakan hasil
dari pembekalan nilai sekunder lokal semata. Setelah itu kita mempunyai kesadaran untuk
menjalankan ajaran-ajaran pokok agama dalam Islam berupa kegiatan mahdhah, berupa shalat,
puasa, haji, sadaqah, dan sbagainya.Gambaran tersebut merupaan hasil penguasaan dimensi
mahdhah, dimana kita harus berusaha dengan sekuat tenaga untuk memahami apa sbenarnya
nilai-nilai yang terkandung di dalam ibadah mahdhah dan hikmah yang dapat diperoleh manusia,
sebab untuk memahami tersebut perlu hikmah, sehinggga manusia mampu menangkap dibalik
perintah terseut.Demikian pula dalam upaya membentuk kepribadian seseorang atau proyeki
program hidup kemanusiaan. Usaha pegembangan ini harus diusahakan mencapai tingat
setinggi-tingginya agar mampu melayani segala kebutuhan manusia. Dimensi ghairu mahdhah
dalam struktur tatanan nilai kita di sebut dengan nilai sekunder lokal. Secara kongkritnya bahwa
suatu ativitas kemanusiaan sebagai hasil penguasaan dimensi mahdhah dengan pembekalan
nilai sekunder sangat banyak dipengaruhi oleh kondisi lokal yang ada. Dan ditentukan bentuknya
oleh sistem sosial dan budaya wilayah tertentu. Misalnya dalam situasi umat Islam mengalami
kelumpuhan dengan diperkosanya hak-hak asasinya oleh orang-orang yang tidak bertanggung
jawab. Manajemen Pendidikan dalam Ilmu, Seni dan Budaya Islam yang telah diteliti bagi
kegiatan ektrakurikuler yang ada di PMD Gontor setiap santri dalam pembelajarannya sudah
menyatu dengan system Blue Ocean Strategy yang telah memenuhi Standar Oprasional
sebagaimana spiral kehidupan yng memerlukan perjuangan yang tidak sedkit dalam
membangun nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran Islam. Perjuangan atau gerakan yang
dilakukan untuk membebaskan diri dari belenggu kezaliman sebagai suatu amalan ibadah disisi
Allah SWT, sesuai perintah dalam al-Qur’an untuk memperjuangkan segalanya di jalan Allah SWT,
Q.S. Al-Hajj [22]: 78. Artinya:“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-
benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama
suatu kesempitan. (Ikutilah) agam orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu
sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (al-Qur’an) ini, supaya Rasul
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 113
itu menjdi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka
dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah
Pelindung, maka Dialah sebaik-baiknya Pelindung dari sebaik-baik penolong.”
Amalan seperti tersebut di atas, merupakan hasil dari pemahaman nilai primer tadi yang
dikembangan dalam diri manusia. Yang berupa amalan-amalan yang sudah ditetapkan dalam
ajaran Islam sebagai cara untuk memotivasi umatnya untuk mampu bekerja keras dan merubah
hidup dan kehidupan manusia menjadi lebih baik. Pembinaan yang mempunyai materi dokrin
dengan dimeni mahdhah dan ghairu mahdhah tersebut merupakan suatu kerangka dalam
membangun model pembinaan yang lebih efetif bagi generai muda bangsa. Sebab dengan
memberikan sentuhan dua dimensi tersebut di atas, berupa ibadah mahdhah yaitu kewajiban
mutlak yang harus dipahami (ibadah kepada Allah), dan ghairu mahdhah yaitu kewajiban untuk
menselaraskan nilai-nilai Islam dengan kehidupan sehari-ari, akan memunculkan sosok pribadi
yang isami dalam sikap dan perbuatan.Menurut Muhammad Assad, konsep Islam bagi suatu
kehidupan dijelaskan bahwa Islam adalah program hidup sesuai dengan hukum-hukum alam yang
ditentukan oleh Allah SWT, atas penciptaannya berupa hasil yang dicapainya yang tertinggi ialah
koordinasi yang sempurna dari pada aspek-aspek spiritual dan material kehidupan manusia.
Program hidup merupakan suatu struktur dari apek-aspek yang berguna untuk memenuhi
kebutuhan hidup itu sendiri untuk mencapai suatu kesempurnaan kehidupan agama. Aspek-aspe
inilah yang dikenal dengan aspek kehidupan secara parsial, aspek-aspek kehidupan ini bekerja
menurut hukumnya sendiri. Maka nampaklah bahwa dalam kehidupan antara satu dengan lainnya
seolah-olah saling berpisah, bahkan seolah-olah tidak ada benang merah yang
menghubungkannya. Misalnya aspek kultural, aspek ini bekerja dalam hukum bahwa manusia
mempunya naluri berehendak dan cara berpikir yang diwujudkan dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dengan sepintas lalu aspek kultural ini tidak memunyai keterkaitan dengan
asek yang lain seperti nilai-nilai religius yang berlandakan pada hukum bahwa di atas keuasaan
manusia itu masih ada keuasaan yang lebih tinggi dan Maha tinggi. Shingga kalau demikian
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 114
keadaannya, maka memungkinkah tujuan hakiki dari pada kehendak dan cara berpikirnya mencapai
hasil tidak lain hasil yang harus tercapai adalah terciptanya mauasia yang aman dan sejahtera.
F. TEORI SPECTRUM ANALYSIS SPIRAL DYNAMICT SYSTEM KAITANNYA DENGAN
MANJEMEN PENDIDIKAN (ILMU , SENI DAN BUDAYA ISLAM)
1. Spiral Dynamics: Mastering Values
Di lingkungan Lembaga pendidikan Pesantren Khususnya para santri/Wati di Lingkungan
Pesantren PMD Gontor memiliki kemampuan tersebut kemudian dibentuk menjadi seorang
pemimpin (Leadership/ manajer )yaitu seseorang diangkat atau ditunjuk sebagai orang yang
dipercayakan untuk mengatur orang lainnya. Sebagaimana tujuan Allah SWT menciptakan
manusia di dunia sebagai pemkimpin (khalifah). Firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat:
30 menegaskan sebagai berikut. yang Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka
berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah{2}:30). direalisasikan berdasarkan analogi
lingkaran spiral yang begitu elastis dan fleksibel untuk mengadakan suatu perubahan,
meskipun dalam tenggang waktu yang cukup lama untuk mengetahui karakteristik masing-
masing pemimpin dalam setiap periode kepemimpinannya, serta nilai-nilai positif dan negatif
apa yang dihasilkannya.
Menurut Siti Shalihah tentang spiral Dynamics dalam kepemimpinan dikatakan bahwa
Teori spiral dynamics ternyata bisa ekspansi dalam kepemimpinan dunia
pendidikan Islam umpamanya; dimulai sejak pendidikan Islam klasik hingga pendidikan Islam
kontemporer. …Seluruh bahan ajar di atas dipresentasikan diperguruan tinggi dan belum ada
spealisasi bahan ajar tertentu. Spealisasi ditentukan setelah tamat dari perguruan tinggi,
berdasarkan bakat dan minat masing-masing sesudah prektek mengajar beberapa tahun.
Spealisasi disini tidak perlu dipahami seperti halnya spealisasi zaman sekarang, sebab
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 115
spealisasi yang benar-benar berdasarkan minat dan kecenderungan peserta didik belum
menjadi perhatian para tenaga pendidik saat itu. Perhatian terhadap minat dan perhatian
peserta didik dalam menentukan bahan ajar, banyak dibicarakan atau dikaji setelah pembahasan
pendidikan dan psikologi lebih maju lagi. Dari term ini dapat dicermati bahwa sistematika
penyajian bahan ajar dan penentuanspesialisasi peserta didik, masih belum tertata secara
sistemik dan professional seperi halnya di era modern sekarang. Untuk mementapkan
pemahaman pembaca terhadap spiral dynamics kepemimpinan era klasik, maka Berdasarkan
Teori vMEMES dan sumber pandangan dunia dalam hal Kepemimpinan dalam manajemen
pendidikan ( Ilmu, Seni dan Budaya Islam ) misalnya merupakan sebuah Sistem Nilai; Tingkatan
Eksistensi Psikologis, Stuktur Kepercayaan , Organisisr prinsip; Cara erpikir dan Gaya Hidup.
Dalam pernyataan tersebut jika dikaji dan diterapkan dalam manajemen pendidikan
yang meliputi diantaranya hal terkait dengan manajerial dan Kepemimpinan dalam
pengembangan lmu, Seni dan Budaya islam khususnya di Lembaga pendidikan Pesantren
Moderem Darusallam Gontor dengan menerapkan teori vMEMEs yang dicetuskan oleh Clare
Graves melalui berpikir kompleks akan menciptakan sebuah sistem nilai, tingkatan eksistensi
psikologis, struktur kepercayaan, organisir prinsip, cara berpikir dan bahkan menciptakan
suatu gaya/model hidup yang sistemik dan innovatif.
Hal ini ditegaskan dalam tulisan Siti Shalihah bahwa :”Ken Wilber mengekspresikan
bahwa "pendekatan integral pada suatu kepemimpinan dan perubahan” perlu untuk
direalisasikan melalui keperdulian, perhatian, dan rasa kasih sayang. Ia membantah bahwa tidak
ada satupun dari langkah-langkah pengembangan yang begitu singkat dan rigit, tanpa adanya
antisipasi dan petunjuk yang jelas. Bahkan, hasil dari penelitian pengembangan adalah bukan
hanya diletakkan dalam laci meja tulis seseorang atau mereka memberikan penilaian inferior
atau superior, bahkan bertindak sebagai petunjuk yang tidak mungkin potensial untuk
digunakan. Petunjuk utama adalah permohonan untuk menghormati dan menghargai yang
penting dan kontribusi unik yang disajikan oleh masing-masing dan kesadaran yang
membentangkan.Statemen ini menjelaskan kepada bahwa pendekatan integral dalam suatu
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 116
kepemimpinan ataupun manjaemnnya dan perubahan dapat diwujudkan melalui
keperdulian,perhatian, dan rasa kasih sayang. Di samping setiap manusia berhak untuk menjadi
yang terbaik,dan setiap manusia juga bisa menjadi pemimpin, bahkan setiap manusia harus
mengadakan suatu perubahan (inovasi), sebab manusia ibarat spiral sangat elastis untuk
berproduktifitas dan mengadakan perubahan.
Perubahan itu tidak bisa dipisahkan dari kehidupan natural. Kendati demikian,
perubahan harus dimulai, yaitu perubahan di dalam institusi atau di luar institusi dengan segala
dampaknya. Pengembangan organisasi, disiplin masih terfokus pada perubahan
keorganisasian,bahkan perubahan dalam sektor ilmu pengetahuan, di samping muncul berapa
terminology mengalami perubahan. Ujicoba trial-and-error tampak sama mendominasi suatu
usaha berkaitan dengan peristiwa OD. Mungkin mereka menyadari bahwa perubahan dalam
suatu organisasi saat ini pasti berbeda dibandingkan dengan masa lalu.Perubahan yang baik
dalam suatu kepemimpinan adalah perubahan yang berlangsung secara sistemik. Perubahan
global yang paling besar sampai saat ini adalah perubahan dalam keorganisasian yang terjadi
sepanjang 1990-an lebih dari 2000 organisasi terjadi di Eropa, Jepang, Amerika Serikat, dan
Kerajaan Saudi. Perubahan dalam hidup, organisasi, sosial adalah perihal biasa. Sebab adanya
perubahan berarti hidup; hidup berarti gerak. Suatu kepemimpinan harus ada inovasi
(perubahan); karena perubahan akan membawa kemajuan; kemajuan akan membawa
kesejahteraan; kesejahteraan akan menghasilkan perdamaian; perdamaian menghantarkan
kebahagiaan hidup. Perubahan dalam konteks teori spiral dynamics adalah perubahan kearah
positif, meskipun dalam tenggang waktu yang cukup lama. Dengan demikian Menganalisis
paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Spiral dynamics: mastering values, leadership
and change adalah sebuah teori kepemimpinan yang direalisasikanberdasarkan analogi
lingkaran spiral yang begitu elastis dan fleksibel untuk mengadakan suatuperubahan, meskipun
dengan tenggang waktu yang cukup lama tentunya dengan berbagaikarakteristik masing-
masing pemimpin dalam setiap periode kepemimpinannya. Di sampingnilai-nilai positif dan
negatif apa yang dihasilkannya. Nilai-nilai positif dimaksud adalahperubahan dan inovasi yang
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 117
dilakukan pemimpin selama memimpin suatu institusi atau Negara tertentu. Sementara nilai-
nilai negatif dimaksud adalah kemunduran stagnan seorang pemimpin selama merealisasikan
suatu proses kepemimpinan suatu institusi atau negara tertentu.
G. PENGEMBANGAN TEORI SPECTRUM ANALYSIS SPIRAL DYNAMIC DALAM
KEGIATAN EKTRAKURIKULER DI PONDOK PESANTREN MODEREN GONTOR
1. Interpretasi Budaya dalam Pelaksanaan Agama
Ajaran pokok ke-Islaman yang dijadikan inti pendidikan dan pengajaran di berbagai
pesantren sudah dapat bervariasi berdasarkan sumber acuannya. Selanjutnya, di dalam
perkembangan lokalnya, masing-masing pesantren dapat pula menyerap atau mengadopsi
unsur-unsur b udaya lokal yang ada di sekitarnya. Atau bahkan dapat dikatakan sebaliknya, yaitu
bahwa kebudayaan setempatlah yang melakukan interpretasi terhadap pelaksanaan praktek
beragama Islam. Disamping keanekaragaman pada berbagai satuan sistem pendidikan itu,
masing-masing bangsapun, yang menyerap atau mengadopsi agama Islam, dapat
menyumbangkan „warna‟ tersendiri kepada apa yang dapat kita sebut sebagai “tata luar” dari
praktek pelaksanaan agama Islam di dalam masyarakat. Sebaliknya, inti ajaran agamanya
sendiri adalah tetap aqidah agama Islam. Ke dalam apa yang dapat disebut sebagai “tata luar”
itu, disamping yang betul-betul bersifat fisik seperti bangunan dan tata ruang, busana, serta
pendirian yang khusus berkenaan dengan kesenian. Ada yang berpendirian bahwa hanya jenis-
jenis kesenian tertentu saja yang boleh digiati dalam konteks ke-Islam-an, ada pula yang cukup
liberal, seperti sebuah pesantren di Sulawesi Selatan yang membolehkan para santrinya
menggambar apa saja, termasuk segala jenis mahluk bernyawa.
2. Pendidikan sebagai Spiral Dynamics dalam proses pembudayaan di Pompes
Moderen Darussalam Gontor.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 118
Penyelenggaraan pendidikan terdiri atas berbagai komponen dan berkaitan dengan berbagai
elemen dan keseluruhannya itu diatur dalam suatu sistem yang disebut dengan sistem
pendidikan nasional yang terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sementara
mengenai fungsi Pendidikan nasional sesuai Pasal 3 adalah sebagai wadah berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Menyimak pada pengertian, landasan, fungsi dan
tujuan pendidikan tampak jelas kedekatan hubungan antara pendidikan dan kebudayaan. Dengan
demikian bila dilihat dari sudut kebudayaan proses pendidikan adalah merupakan salah satu
langkah utama dalam melestarikan kebudayaan bangsa. Kedekatan hubungan antara pendidikan
dan kebudayaan atau sebaliknya dapat disebut sebagai hakikat dari pendidikan seperti
ditegaskan dalam Pasal 4 ayat 3 yang menyatakan bahwa prinsip penyelenggaraan pendidikan
adalah sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. Menurut Moses Caesar Assa11 pendidikan Ponpes sebagai bagian dari Sistem
Pendidikan Nasional, proses pendidikan didukung oleh 3 unsur utama, yaitu: (1) Kyai sebagai
pendidik sekaligus pemilik pondok dan para santri; (2) Kurikulum pondok pesantren; dan (3)
Sarana peribadatan dan pendidikan, seperti masjid, rumah kyai, dan pondok, serta sebagian
madrasah dan bengkel-bengkel kerja keterampilan. Dalam melaksanakan kegiatannya didukung
oleh semboyan "Tri Dharma Pondok Pesantren", yaitu: (1) Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT; (2) Pengembangan keilmuan yang bermanfaat; dan (3) Pengabdian kepada agama,
masyarakat, dan negara. Pertanyaannya, apakah proses pendidikan di Ponpes, apakah Ponpes
sudah berhasil menggali asas dinamika kultural dalam kebersamaan waktu dengan
dikembangkannya kompetensi keagamaan, akademik, ekonomik, kebangsaan, sosial dan pribadi-
pribadi? Apakah Ponpes sebagai lembaga pendidikan dapat menerapkan hakikat dari pendidikan
sebagai pusat kebudayaan dan proses pembudayaan sehingga dapat menghasilkan manusia
Indonesia . Pondok Pesantren Moderen Darusallam Gontor yang tersebar di seluruh Indonesia
ini merupakan analisa Spiral Dynamict dalam manajemen pendidikan (Ilmu, Seni Dan Budaya
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 119
Islam) merupakan sebuah lembaga pendidikan yang bersifat nasional yang menampung segala
keragaman budaya dari masyarakat Indonesia yang majemuk, maka dalam berbagai pentas
seni ini ditampilkan pula kesenaian dari berbagai daerah di Indonesia antara lain tari saman
dari Aceh, tarian dari padang, tarian dari Maluku, tarian Bali, ditampilkan juga wayang orang
dari Jawa dengan menggunakan Bahasa Arab. Disamping tari-tarian lokal juga ditampilkan tari
kontemporer. Seni Pertunjukan di sini yang ditampilkan tidak hanya mengusung seni-seni lokal
kedaerahan tetapi jugamenampilkan seni import dari Jepang, yang bernama Masquerade. yang
beradab, “kaffah” dalam beragama, aktif, kreatif, beriman, bertaqwa dan berakhlaq mulia.
H. KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN KEPENDIDIKAN .
Beberapa pengertian dan mendefinisikan manajemen, dari beberapa akhil
diantaranya Terry. Menurut stoner (1997) Implementation is the process of planning,
organizing, leading and controlling, of organizing members and of using all other
organizational resources.stated organizational gools". Berdasarkan pengertian
tersebut dipahami sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, dan
pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan semua organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan e fisien. Dengan demikian
pada intinya adalah bahwa manjemen Pendidikan dikatakan sebagai ilmu dan kiat
karena manajemen dipandang sebagai suatu pengetahuan yang secara sistematik
berusaha memahami mengapa dan melakukan sesuatu. Dikatakan sebagai kiat karena
manajemen tercapai melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan
dalam tugas. sebagai profesi karena manajemen dilandasi keahlian khusus untuk
suatu prestasi manajer, dan para profesional dituntun oleh suatu kode tapi dalam
pengertian tersebut masih terbatas dan sangat simple karena : tujuan dari
organisasi tidak disebutkan. mendefinisikan "management is a distinct process
consisting of firy, organizing, actuating, und controlling, performed tct determine
and Flish . stated ohjectives by the use of human beings and other resources ".
Pcngertian yang dapat mendukung dan menegaskan pendirian penulis defrnisi yang
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 120
dikemukakan oleh stoner dan lstilah manajemen pendidikan mengandung arti sebagai
suatu keseluruhan pengendalian usaha kerja sama yang sistematik, sistemik. Dan
intensif yang dilakukan oleh sejumlah orang dalam rangka mewujudkan pendidikan
nasional. Pendapat penulis ini diperkuat oleh dua pakar manajemen pakar lainnya
Hestrop (2005: 168), mendefinisikan manajemen pendidikan sebagai "upaya
seseorang untuk mengerahkan dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
melaksanakan pekerjaan secara efektif. dan menerima pertanggungjawaban pribadi
untuk mencapai pengukuran yang ditetapkan". Hal senada yang disebutkan oleh
Mulyasa (2007: 2A), bahwa manajernen pendidikan adalah sebagai "segala sesuatu
yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan , baik tujuan jangka pendek. menengah, maupun tujuan jangka pnjang
, juga memberikan definisi manajemen pendikan sebagai "suatu ilmu yang
mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai yang telah ditetapkan
secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang
turut serta didalam mencapai tujuan yang ditetapkan bersama.
1. Karakteristik Manajemen Pendidikan dalam Pendidikan Islam (PonPes )
Manajemen adalah proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian/pengawasan yang dilakukan untuk menentukan
dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemamfaatan sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya. Selain itu peneliti berpendapat bahwa manajemen adalah bagaimana cara orang
mengatur, membimbing dan memimpin semua orang yang menjadi pembantunya hal tersebut
bertujuan agar usaha yang sedang dikerjakan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam bidang pendidikan apapun manajemen memegang peranan penting untuk
meningkatkan kualitas hasil belajar, manajemen pendidikan mempunyai fungsi yang terpadu dengan
proses pendidikan khususnya dengan pengelolaan proses pembelajaran di sekolah. Dalam hal ini
terdapat beberapa fungsi manajemen pendidikan sebagai berikut :1) Fungsi perencanaan, mencakup
berbagai kegiatan, menentukan kebutuhan, penentuan strategi pencapai tujuan, menentukan isi
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 121
program pendidikan; 2) Fungsi mengorganisasi meliputi pengelolaan sumber daya manusia, sarana
dan prasarana, distribusi tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan secara integral; 3) Fungsi
pengkoordinasian, yang berupa menstabilkan antara berbagai tanggung jawab dan wewenang untuk
menjamin pelaksanaan dan berhasil program pendidikan; 4) Fungsi pelaksanaan adalah untuk
meningkatkan efisiensi proses dan keberhasilan program pembelajaran melalui pembagian tugas
dan tanggung jawab sehingga terjadi peningkatan kompetensi personal yang pada gilirannya
diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan program pembelajaran; 5) Fungsi pengawasan adalah
berupaya melakukan pengawasan, penilaian, perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan dalam
sistem manajemen pendidikan tersebut. Pengaturan sumber daya ini berhubungan dengan aplikasi
kinerja manusia untuk ketersediaan keuangan, material, mesin-mesin penunjang serta pendekatan
metode yang digunakan. Pencapaian tujuan akan terlaksana melalui proses kegiatan yang sistematis
melalui perencanaan yang matang, mengorganisir kegiatan, pengerahan dalam pelaksanaan
kegiatan, serta pengawasan yang ketat, atau lebih dikenal dengan empat pilar manajemen yang
disingkat POAC (planning, organizing, actuating, and controlling). Manajemen pendidikan menurut
Mulyasa (2011: 7) dalam buku menjadi kepala sekolah yang profesional mengemukakan bahwa:
“Manajemen pendidikan merupakan proses pengembangan kegiatan kerja sama sekelompok orang
untuk mencapai pendidikan yang telah ditetapkan.”
Manajemen yang diharapkan dalam bidang pendidikan adalah sejauhmana suatu lembaga
atau pelaksana pendidikan memberikan penataan dan pengaturan berbagai sumber daya
pendidikan dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki. Tujuan yang dicapai tidak terlepas
dari visi dan misi yang telah ditetapkan melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan. Manajemen dalam bidang pendidikan mempunyai peran penting ,
karena keputusan-keputusan yang diambil oleh kepala sekolah sebagai pucuk pimpinan memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan sekolah itu. Untuk mencapai tujuan sekolah
yang baik dibutuhkan manajemen sekolah yang efektif serta memadai sesuai dengan kebutuhan
sekolah. Karena pendidikan perlu ditangani dan dikelola dengan sebaik-baiknya, sehingga peran
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 122
pendidikan itu akan terus digunakan oleh masyarakat itu sendiri, pengelolaan pendidikan akan
dikelola dengan baik melalui bidang kajian manajemen yaitu disebut manajemen pendidikan.
Dengan demikian Manajemen pendidikan pada intinya dalah : (1) mempunyai makna
sebagai suatu proses kerjasama dalam suatu sistem dengan upaya mendayagunakan sumber-
sumber untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika manajemen suatu pendidikan sebagai suatu
sistem, maka pengertian manajemen pendidikan adalah suatu proses sosial yang direkayasa untuk
mencapai suatu tujuan pendidikan yang diinginkan dengan mengikutsertakan kerjasama, serta
partisipasi masyarakat; (2) manajemen pendidikan memiliki berbagai kegiatan yang sangat
kompleks dan saling berkaitan. (3) merupakan sekumpulan fungsi untuk menjamin efisien dan
efektivitas pelayanan pendidikan melalui perencanaan, pengambilan keputusan, perilaku
kepemimpinan, penyiapan alokasi sumber daya, koordinasi personil, penciptaan iklim organisasi
yang kondusif, dan penentuan pengembangan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan siswa dan
masyarakat di masa depan. Manajemen pendidikan merupakan rangkaian kegiatan bersama
melalui proses pengendalian usaha atas kerja sama sekelompok orang dalam mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan berdasarkan penelitian pendahuluan secara terencana dan
sistematis, yang diselenggarakan pada suatu lingkungan tertentu.
Dalam penyelenggaraan pembelajaran apabila dikelola dengan baik, dibuat rencana
pengembangan sekolah untuk jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek, serta
dilaksanakan dengan baik, maka akan menghasilkan output yang baik pula, sehingga manajemen
pendidikan merupakan proses pengembangan kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan, proses kegiatan pengendalian kegiatan tersebut mencakup perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan
(controlling). Sebagai suatu proses untuk menjadikan visi menjadi aksi sehingga Manajemen
pendidikan dalam arti seluas-luasnya adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata
sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana
menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang
disepakati bersama.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 123
Manajemen pendidikan dengan perpaduan manajemen strategic mengisyaratkan adanya
kerja sama yang erat antara kepala sekolah dengan birokrasi, dan kepala sekolah dengan
masyarakat. Tingginya kerja sama antara kepala sekolah dengan guru, siswa, birokrasi, dan
masyarakat merupakan salah satu jaminan bagi sekolah untuk tetap bertahan dan eksis dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Harmonisasi hubungan antara sekolah dengan masyarakat
tersebut khususnya dengan pihak yang berkepentingan merupakan kunci dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
Manajemen pendidikan pada Pondok Pesantren hakekatnya menyangkut tujuan pendidikan,
yang dilakukan manusia melalui kerja sama, proses sistemik dan sistematik serta sumber-
sumber daya yang digunakan, memberikan berbagai dampak terhadap aspek-aspek yang terkait
dengan lingkungan pendidikan, baik secara makro, messo, maupun mikro untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Proses manajemen akan terlaksana melalui pendekatan sehingga akan mencapai
tujuan diantaranya adalah pendekatan sistem dan pendekatan terpadu melalui Sistem Nilai yang
terintegrasi secara dinamis dan sinergi. Pendekatan sistem menitik beratkan kepada manajemen
dalam sudut sistem, sub-sistem dan komponen sistem dengan penekanan antara komponen
didalamnya, sedangkan manajemen pendekatan terpadu dilandasi oleh norma atau aturan pada
keaadan masa lalu, menelaah ke masa silam, serta berorientasi ke masa yang akan datang.
Pendekatan terpadu melibatkan dimensi serta mengaktifkan fungsi koordinasi dan
pelaksanaannya ditunjang oleh konsep pengelolaan partisipatif yang memiliki dimensi konteks,
tujuan dan lingkungan. Hal tersebut dikembangkan menjadi suatu proses dalam manajemen
terpadu yang intinya terletak pada partisipasi dan keterlibatan semua elemen pada sistem.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 124
BAB ENAM
TUJUAN DAN MAMFAAT BELAJAR
PADA PESANTREN ADALAH
SEMATA-MATA MERUPAKAN
KEWAJIBAN DAN PENGABDIAN
PADA TUHAN
A. TUJUAN DAN MAMFAAT PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA ISLAM ) DI GONTOR
Ada banyak Pendapat dari beberapa akhi tentang tujuan pendidikan di Pondok Pesantren
, diantaranya : (1) Tujuan Pesantren menurut Mastuhu (1994) adalah menciptakan dan
mengambangkan kepribadian muslim yaitu kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan,
berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat atau berkhidmat kepada Tuhan. Bermanfaat bagi
masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat sebagaimana kepribadian Nabi
Muhammad (mengikuti sunnah nabi) mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian,
menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan umat Islam di tengah - tengah
masyarakat dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian indonesia., ; (2)
Sedangkan menurut Hasbullah tujuan pondok pesantren adalah membimbing manusia menuju
kepribadian muslim, mengarahkan masyarakat melalui ilmu dan amal dan untuk mempersiapkan
santri menjadi alim ilmu agama, bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. (3) Yusuf Faisal
berpendapat bahwa tujuan pondok pesantren ada tiga: Pertama, mencetak ulama yang menguasai
ilmu-ilmu agama. Kedua, mendidik muslim yang dapat melaksanakan syari’at agama untuk mengisi,
membina dan mengembangkan peradaban Islam. Ketiga, mendidik santri agar memiliki ketrampilan
dasar yang relevan dengan masyarakat religious.
Dengan demikian tujuan pendidikan di Pondok Pesantren pada intinya adalah untuk
memperkaya pikiran para santri/Wati dengan penjelasan-penjelasan, untuk meningkatkan moral,
melatih dan mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan,
mengajarkan sikap dan tingkah laku yang jujur dan bermoral serta menyiapkan murid untuk hidup
sederhana dan bersih hati, juga tujuan pesantren bukanlah untuk mengejar kepentingan kekuasaan,
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 125
uang, dan keagungan duniawi tetapi ditanamkan kepada mereka bahwa belajar adalah semata-mata
merupakan kewajiban dan pengabdian pada Tuhan. Juga mewujudkan komunitas pesantren yang
akrab dengan dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi untuk pencerahan
peradaban Islam yang inklusif, humanis, terbuka, dan berorientasi ke depan dan makin
memampukan pesantren sebagai agen perubahan yang dapat memberi pencerahan dan manfaat
bagi masyarakat sekitar.
B. TUJUAN PONDOK MODERN GONTOR
Dalam proses perkembangannya masih tetap disebut suatu lembaga keagamaan yang
mengembangkan dan mengajarkan ilmu agama Islam. Dengan segala dinamikanya pondok Modern
Gontor dipandang sebagai lembaga yang merupakan pusat dari perubahan-perubahan masyarakat
lewat kegiatan dakwah Islam. Pondok modern Gontor adalah lembaga pendidikan Islam yang pada
umumnya menyatakan tujuan pendidikannya dengan jelas, berbeda dengan pesantren terutama
pesantren-pesantren lama biasanya tidak merumuskan secara eksplisit dasar dan tujuan
pendidikannya. Namun bukan berarti bahwa pendidikan pesantren itu berlangsung tanpa arah yang
dituju, hanya saja tujuan itu tidak dirumuskan secara sistematis dan dinyatakan secara eksplisit. Hal
tersebut ada hubungannya dengan sifat kesederhanaan pondok modern yang sesuai dengan
dorongan berdirinya di mana kyai mengajar dan santri belajar adalah semata-mata untuk ibadah
dan tidak pernah dikaitkan dengan orientasi tertentu dalam lapangan penghidupan atau tingkatan
dan jembatan tertentu dalam hirarki sosial atau birokrasi kepegawaian.
Apabila dilihat dari Konsep dalam system pendidikan Islam pada pendidikan Liberal dan
Pendidikan Multikultural di Pondok Pesantren, memilki persamaan dan tujuan yang sama, hal ini
relevan dengan maksud, tujuan dan fungsi/ mamfaat penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti
,dimana ada keseimbangan aplikatif dalam menejemen pendidikan yang mencakup keseimbangan
ilmu , seni, budaya dan cinta kasih dalam Ilmu ,Iman dan Amal yang harus terkaver dalam strategy
samudra biru mealui analisys system dynamic tentang hidup dan kehidupan manusia muslim melului
kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan oleh para santri/ santriwati di Pondok Pesantren Gontor
khususnya di Pondok Pesantren Darussalam pusat kampus 1 (putra) di Ponorogo Jatim; Pondok
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 126
Pesantren Gontor kampus 3 Putra Darul Ma,rifat di Gurah Kediri jatim; dan Pondok Pesantren
Kampus Gontor 5 (Putri) di Kandangan Kabupaten Kediri Jawa Timur.
Adapun tujuan pendidikan di Pesantren dan Pondok Pesantren Gontor yaitu bersifat
Konsep Penidikan Multikultural dan Pendidikan Liberal, diantaranya yang dikemukakan dalam
tulisannya tentang “Praktik Pendidikan Liberal Dan Multikultural Di Pondok Pesantren (Studi Kasus
Di Pondok Modern Gontor Dan Pesantren Salaf Api Tegalrejo) , Oleh Imamul Huda ,IAIN Salatiga
(2015) dapat dilihat pada Tabel berikut :
6.1 Tabel Konsep Pendidikan Liberal dan Multikultural di Pondok Pesantren dan di Pondok
Pesantren Gontor (Imamul Huda (2015)
KONSEP PENDIDIKAN LIBERAL DI PONDOK PESANTREN KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
PONDOK PESANTREN
1 Pendidikan demokrasi yang mengharuskan setiap warga Pendidikan tentang kehidupan
mengetahui nilai-nilai kemanusiaan. bersama dan kesederajatan
2 Pengembangan masyarakat dengan pelatihan manajemen dan .Kritis terhadap ketidakadilandan
kewiraswastaan perbedaan status sosial
3 Membentuk gagasan sekolah unggulan dlink and match. Sikap anti deskriminasi etnik,
4 Meningkatkan metodologi pengajaran dan pelatihan. Menghargai perbedaan kemampuan,
perbedaan umur ,hidup dalam
5 Gerakan pemapanan behavioral dalam kegiatan belajar. perbedaaan.
6 Memisahkan pendidikan dari politik.
7 Menyesuaikan pendidikan dengan keadaan sosial, ekonomi dan Menumbuhkan sikap saling percaya,
saling pengertian, saling menghargai
politik di luar dunia pendidikan.
Si kap terbuka dalam berpikir,
apresiatif dan interdependensi.
Resolusi konflik dan resolusi
nirkekerasan
8 Memoderenkan sarana dan prasarana sekolahMenyehatkan rasio Keberagaman inklusif, menghargai
muridguru keragaman bahasa danketerampilan
sosial.
9 Menjadikan etika, kreativitas dan need for achievment sebagai
penentu perubahan sosial Menghargai pluralisme
10 Mengajarkan kebiasaan, gagasan dan teknik untuk mendidik diri
sendiri dan belajar seumur hidup
11 Reformasi pendidikan dengan membangun kelas/fasilitas baru
12 Bercirikan dialog dan mengajarkan materi kurikulum liberal arts.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 127
PENDIDIKAN LIBERAL DI PONDOK PESANTREN GONTOR PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
DARUSALAM PONDOK MODERN GONTOR
1 Memberdayakan peserta didik dengan pengetahuan dan 1 Kehidupan bersama (living together) dengan
wawasan yang luas kesederajatan (equality / egalitarianism )
2 Menghargai perbedaan kemampuan,
2 Mengajarkan kebenaran moral dan kebenaran intelektual
perbedaan umur dan perbedaan etnis
3 Mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki 3 Hidup dalam perbedaan dan
kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia dan ketrampilan yang bersifat anti diskriminasi etnik
bebas dan terbuka.
4 Saling pengertian (mutual understanding),
4 Kurikulum yang diajarkan mencakup semua dasar ilmu saling menghargai (mutual respect) dan
sejarah, sosial, sastra, tata Bahasa arab dan inggris, saling percaya (mutual trust)
mantiq, berhitung, ilmu alam, ilmu hayat, geometri dan
sebagain 5 Menjunjung tinggi keragaman budaya, etnis dan
suku. Dan Keterampilan sosial Menghilangkan
perbedaan status sosial
Untuk tujuan Pendidina di Pondok Pesantren Gontor yang dijadikan diantaranya meliputi
:pendidikan kemasyarakatan, kesederhanaan, tidak berpartai dan menuntut ilmu karena Allah.
Pertama pendidikan kemasyarakatan yang artinya Pondok Modern Gontor menjadi
laboratorium kehidupan bagi santri-santrinya. Berbagai macam hal yang akan dihadapi santri di
masyarakat, dikenalkan kepada mereka sejak dini di pondok. Penugasan adalah salah satu metode
pendidikan di Pondok Modern Gontor. Mereka dilatih berorganisasi sehingga mampu menjadi
pemimpin yang membawa masyarakat ke arah kemajuan. Dari ujuan pendidikan kemasyarakatan
ini muncul beberapa karakter pendidikan liberal, diantaranya menanamkan kebiasaan-kebiasaan,
gagasan- gagasan dan teknik-teknik yang diperlukan untuk meneruskan mendidik diri sendiri
serta mengharuskan belajar seumur hidup. Juga mengembangkan potensi peserta didik untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
dan ketrampilan yang bersifat bebas, berwawasan luas dan terbuka. Mengembangkan orang
terpelajar untuk dapat menggunakan waktu luang mereka dengan baik, apakah mereka berniat
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 128
untuk menjadi ilmuwan atau tidak dan melestarikan serta memperbaiki tatanan sosial yang ada
melalui perubahan yang rasional dan bersifat evolusioner.
Kedua adalah kesederhanaan. Pondok Modern Gontor mendidik para santrinya untuk
hidup dengan kesederhanaan. Di balik kesederhanaan itulah terdapat kekuatan , tekad,
ketabahan, keuletan, dan rasa prihatin terhadap penderitaan. Sehingga terbentuk karakter
pendidikan liberal di antaranya mengajarkan kepada santri tentang nilainilai kemanusiaan seperti
kebenaran moral (karakter) dan kebenaran intelektual (kebijaksanaan). Juga mengembangkan
potensi peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia.
Ketiga, adalah tidak berpartai. Pondok Modern Darussalam Gontor adalah lembaga
pendidikan murni yang tidak berafiliasi kepada partai politik ataupun organisasi kemasyarakatan
apapun. Tujuan pendidikan tidak berpartai juga mencakup karakter pendidikan liberal yaitu
menanamkan sistem demokrasi. Tujuan pendidikan tidak berpartai ini juga menegaskan bahwa
pendidikan adalah a-politik dan “excellence” merupakan target utama pendidikan. Karakter
pendidikan liberal lainnya yaitu menghasilkan warga negara yang dapat melaksanakan kebebasan
politik mereka secara bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan keempat adalah menuntut ilmu karena Allah. Pondok Modern Gontor
memiliki prinsip bahwa pendidikan adalah sarana untuk ibadah thalabul ilmi, bukann sarana
untuk memperoleh ijazah sehingga dapat menjadi pegawai. Hal ini tercermin dalam langkah
Pondok Modern untuk mendidik santrinya dengan pendidikan berbasis kecakapan mental. Pondok
Modern Gontor berkeyakinan bahwa dengan menanamkan mental skill yang kuat, maka para
santrinya memiliki jiwa kemandirian yang tinggi. Dengan demikian, Pondok Modern Gontor
mendidik santrinya untuk lebih mencintai ilmu. Karena menuntut ilmu merupakan bentuk ibadah
kepada Allah. Allah Swt berfirman dalam Al-Quran:Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hambaNya, hanyalah ulama. Q.S. Al-Fathir [35]: 28. Dalam ayat lain, Allah Swt menjanjikan
kedudukan yang tinggi bagi mereka yang memiliki ilmu.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 129
Dari tujuan pendidikan ke-lima ini tampak beberapa karakter pendidikan liberal yaitu
menekankan manusia menjadi sebuah subyek yang dapat menentukan garis kehidupannya sendiri.
Mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kece rdasan, akhlak mulia dan ketrampilan yang bersifat bebas, berpandangan
dan berwawasan luas dan terbuka. Mengembangkan orang terpelajar untuk dapat menggunakan
waktu luang mereka dengan baik. Di dalam tujuan pendidikan tersebut juga terdapat program
jangka panjang pondok dalam rangka mengembangkan dan memajukan Balai Pendidikan Pondok
Modern Darussalam Gontor. Maka dirumuskanlah Panca Jangka yang merupakan program kerja
pondok dalam memberikan arah dan panduan untuk mewujudkan upaya pengembangan dan
pemajuan tersebut. Adapun Panca Jangkaitu meliputi bidang-bidang berikut : pendidikan dan
pengajaran, kaderisasi, pergedungan, khizanatullah (perluasan wakaf) dan kesejahteraan keluarga
Pondok.
C. FUNGSI DAN MAMFAAT PENDIDIKAN DI PONDOK MODERN GONTOR .
Pondok modern Gontor tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan tetapi juga
berfungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran agama. Sebagai lembaga pendidikan, pondok
modern Gontor menyelenggarakan pendidikan formal (madrasah, sekolah umum dan perguruan
tinggi), dan pendidikan non formal yang secara khusus mengajarkan agama yang sangat kuat
dipengaruhi oleh pikiran-pikiran ulama fiqih, hadits, tafsir, tauhid dan tasawuf. Sebagai sebuah
lembaga sosial, pondok modern Gontor memiliki kelenturan dan resistensi dalam menghadapi setiap
perubahan zaman. Untuk menentang kolonialisme, pondok modern Gontor melakukan
uzlah(menghindari atau menutup diri) terhadap sistem yang dibawa oleh kolonialisme termasuk
pendidikan. dan kini, agar tetap relevan bagi kehidupan masyarakat, pondok modern Gontor
membuka diri dengan mengadopsi sistem sekolah. Pondok modern Gontor melakukan perubahan
secara bertahap, perlahan, dan hampir sulit untuk diamati. Para kyai berlapang dada mengadakan
modernisasi lembaga ditengah perubahan masyarakat Jawa, tanpa meninggalkan sisi positif sistem
pendidikan Islam tradisional. Selain itu perubahan perlu dilakukan dijaga agar tidak merusak segi
positif yang dimiliki oleh kehidupan pedesaan.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 130
Dengan demikian sejauh menyangkut fungsinya dan mamfaatnya , pondok modern Gontor
jelas mempunyai peran penting dalam peningkatan kualitas SDM. Sesuai dengan cirinya sebagai
pendidikan agama, secara ideal pondok modern Gontor berfungsi dalam menyiapkan SDM yang
berkualitas tinggi, baik dalam penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam
hal karakter, sikap moral, penghayatan dan pengamalan ajaran agama, sehingga pondok
modernsecara ideal berfungsi membina dan menyiapkan anak didik yang berilmu, berteknologi,
berketrampilan tinggi sekaligus beriman dan beramal saleh. Efektifitas pondok modern Gontor yang
berfungsi sebagai lembaga penyiaran agama menjadikan agen of changesebenarnya terbentuk
karena sejak awal keberadaannya pondok modern Gontor juga menempatkan diri sebagai pusat
belajar masyarakat, community learning center. Sehubungan dengan fungsi pesantren tersebut,
maka pondok modern Gontor memiliki tingkat integritas yang tinggi dengan masyarakat umum.
Masyarakat umum memandang pondok modern Gontor sebagai komunitas khusus yang ideal
terutama dalam bidang kehidupan moral keagamaan. Sehingga pondok modern Gontor tampak
memiliki semacam daerah pengaruh sendiri yaitu komunitas-komunitas dalam masyarakat, sesuai
dengan aliran yang dibawanya.
Di dalam mengembangkan dan memajukan Balai Pendidikan Pondok Modern Darussalam
Gontor. Maka dirumuskanlah Panca Jangka yang merupakan program kerja pondok dalam
memberikan arah dan panduan untuk mewujudkan upaya pengembangan dan pemajuan tersebut.
Adapun Panca Jangka itu meliputi bidang-bidang berikut : pendidikan dan pengajaran, kaderisasi,
pergedungan, khizanatullah (perluasan wakaf) dan kesejahteraan keluarga Pondok
Pertama , Pendidikan dan pengajaran adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Apa yang dilihat, didengar, dialami dan dirasakan santri di lingkungan
pondok pesantren, itulah yang mendidik mereka. Dan pendidikan bagi mereka.
Kedua, kaderisasi karakter yang muncul dalam panca jangka kedua yaitu menekankan
manusia menjadi sebuah subyek yang dapat menentukan garis kehidupannya sendiri.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 131
Ketiga, pergedungan. Keempat, khizanatulla karakter yang muncul dalam panca
jangka ketiga dan keempat yaitu reformasi pendidikan dengan membangun kelas dan fasilitas
baru serta memoderenkan sarana dan prasarana sekolah.
Kelima, kesejahteraan keluarga pondok Adapun karakter yang muncul dalam panca jangka
ke-lima yaitu menekankan manusia menjadi sebuah subyek yang dapat menentukan garis
kehidupannya sendiri dan mengajarkan masalah etika, kreativitas dan need for achievement
sebagai penentu perubahan sosial.
D. SISTEM PENDIDIKAN PONDOK MODERN GONTOR
Adapun kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Modern Gontor dikoordinir oleh organisasi
siswa intra sekolah yang bernama OPPM (Organisasi Pelajar Pondok Modern) dan KGP
(Koordinator Gerakan Pramuka) yang khusus menangani kegiatan pramuka. Di Pondok Modern
Gontor juga terdapat lembaga bimbingan kesiswaan yang bernama Pengasuhan Santri. Sedangkan
OPPM dan KGP secara struktural berada di bawah lembaga Pengasuhan Santri.
Pertama, Kulliyatul Mu‟allimin al-Islamiyah (KMI). Kulliyatul Mu‟allimin al-Islamiyyah
(KMI) adalah Sekolah Pendidikan Guru Islam. Karakter pendidikan liberal yang ditemukan dalam
proses pembelajaran dan kegiatan rutin KMI ini mencakup nilai-nilai kemanusiaan seperti
kebenaran moral (karakter) dan kebenaran intelektual (kebijaksanaan), pemapanan tujuan-tujuan
behavioral dalam kegiatan belajar serta mengajarkan kebiasaan-kebiasaan, gagasan-gagasan
dan teknik-teknik yang diperlukan untuk mendidik diri sendiri serta mengharuskan belajar
seumur hidup.
Kurikulum KMI , karakter pendidikan liberal, di antaranya; fathul kutub, kasyfu al-
Mu‟jam (alMunjid), praktik manasik haji, insya‟ usbu‟i, cerdas cermat dan lain sebagainya
Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM), organisasi intra sekolah untuk siswa Kulliyatu-l-
Mu‟allimin Al-Islamiyah (KMI) adalah wadah pembinaan dan penampung kreativitas santri dalam
latihan berorganisasi. Organisasi ini menggerakkan aktivitas santri di luar kelas, baik ko-
kurikuler maupun ekstrakurikuler; di asrama maupun di luar asrama.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 132