pemerintahan kab Kediri beserta undangan dari masyarakat sekitar. Pondok ini berdiri diatas lahan
5,5 hektar dan tanah ini merupakan wakaf dari Ibu Hj. Halimah pada 5 September 2006, beserta 3
unit rumah. Fasilitas bangunan terdiri dari 10 lokal, ruang penerimaan tamu, Depot Latansa, kopel dan
kafe serta dapur umum. Pimpinan Pondok telah menunjuk Ustadz H. Agus Mulyana, S.Ag., sebagai
pengelola dan pengasuh Gontor Putri 5, dibantu oleh 2 Ustadz serta 11 ustadzah sebagai staf pengajar.
Adapun jumlah santriwati ketika pembukaan sebanyak 150 orang yang merupakan pindahan dari
Gontor Putri 2.Pada tahun 2014, estafet kepemimpinan di lanjutkan oleh Al-Ustadz Drs. H. Hamim
Syuhada’, M.Ud sebagai Wakil Pengasuh dan Al-Ustadz Muhammad Mubarok, S.Ag sebagai Wakil
Direktur Kulliyatu-l-Mu’allimat Al-Islamiyah. Hingga saat ini santriwati Gontor Putri 5 telah mencapai
1230 siswi dengan melibatkan 135 pengajar. Gontor Putri Kampus 5 terus berkembang dengan tetap
berpegang pada prinsip, jiwa dan moto Pondok Modern Darussalam Gontor.
O. PENGASUHAN SANTRIWATI di PPM GONTOR PUTRI 5
Tugas Pengasuhan Santriwati adalah membina, membimbing, dan menjaga keharmonisan
kehidupan dan stabilitas disiplin, serta mentransfer nilai-nilai pondok demi terciptanya muslimah
yang aktif, dinamis, dan tetap berpegang pada prinsip syari’ah. Karena itu, disusunlah program
pendukung, seperti peningkatan ubudiyah santriwati melalui puasa Senin-Kamis bersama, hafalan Juz
‘Amma, pengontrolan shalat tahajjud, yang ditunjang kegiatan pengembangan bakat dan kreativitas
santriwati sbb:
1. Gathering Harmony. Sebagai upaya membuat santriwati merasa nyaman dan betah di pondok,
maka diselenggarakanlah acara Gathering Harmony, yakni berbagai perlombaan yang
melibatkan seluruh anggota kamar. Perlombaan tersebut juga merupakan awal kebersamaan
anggota kamar sebagai pengenalan karakter, bakat serta sifat anggota kamar masing-masing.
Macam lomba adalah hasil inisiatif dari masing-masing anggota kamar, meliputi bidang olah
raga (tarik tambang, sepeda lambat, dan sandal terompah), permainan (pukul air, kelereng
sendok, balap karung).
2. Keputrian. Sebagai wahana peningkatan bakat dan potensi, maka diadakanlah
penyeleksian Queen of Campus. Peserta Queen of Campus adalah utusan dari masing-masing
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 233
kamar sebanyak 2 orang. Dalam penyeleksian diajukan sejumlah pertanyaan yang berkaitan
dengan Kepramukaan, Keputrian (berikut prakteknya), Kepondokmodernan, Bahasa, serta
Pengetahuan Agama dan Umum.
3. Pengaktifan Kursus-kursus
Dalam rangka mengisi kekosongan pada sore hari dan sebagai upaya pengembangan bakat dan
potensi masing-masing santriwati, dibukalah berbagai kursus, setiap hari, dari Sabtu sampai
Rabu. Kursus ini dibimbing dan di bawah tanggung jawab langsung guru pengajar. Materi kursus
meliputi: Kursus JMQ (Jam’iyyatu al-Qurra’), JMK (Jam’iyyatu al-Khatibat), Bahasa Arab dan
Inggris, Kesenian (Ornament, Letter, dan kaligrafi), Pasukan khusus Kepramukaan, Olahraga
(Basket dan Badminton), Keputrian (Hasta karya, menyulam, menjahit, tata rias, dan tata boga).
Kursus ini diharapkan mendukung pembentukan santriwati yang sittil kull.
1. Pembinaan Qari’ah
Gontor Putri 5 membentuk wadah bagi santriwati yang memiliki bakat dan menggali minat
serta untuk mengembangkan seni baca Al-Qur’an. Dibimbing oleh beberapa guru dengan
materi tartil dan tajwid.
2. KULLIYATU-L-MU’ALLIMAT AL-ISLAMIYYAH (KMI) di PPM GONTOR PUTRI 5
Dalam setiap kegiatannya KMI berusaha mengacu kepada peningkatan kualitas
santriwati dalam bidang akademis. Kegiatan-kegiatan yang diadakan meliputi kegiatan kurikuler
dan intra kurikuler yang menunjang kepada tujuan di atas. Naqdu al-Tadris, Taftisyu al-Mufaji’,
Penulisan Insya’ Yaumi dan Tamrinat, Perlombaan cerdas cermat, dan banyak lagi kegiatan
sebagai penunjang dalam Hal apa yang lebih bisa membanggakan apabila seorang guru melihat
muridnya mempunyai prestasi yang gemilang? Kembali murid yang pernah datang dari
Pesantren DARUSSALAM - GONTOR itu membawa adik-adik dari Pondok Pesantren Darul Ma'rifat
Gontor 3 - Kediri untuk belajar menggambar dengan pensil warna. Lihatlah karya yang
dihasilkan, kali ini lebih besar dari sebelumnya, yaitu 200x300cm. Potrit Para Pendiri Pondok
Pesantren Gontor. SubhanAllah.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 234
3. BERMULA DARI KONGRES UMAT ISLAM
Selain itu, gagasan untuk membangun Gontor Baru dan gambaran tentang bentuk pendidikan
dan lulusannya diilhami oleh peristiwa dalam Konggres Ummat Islam Indonesia di Surabaya pada
pertengahan tahun 1926. Kongres itu dihadiri oleh tokoh-tokoh ummat Islam Indonesia, misalnya
H.O.S.Cokroaminoto, Kyai Mas Mansur, H. Agus Salim, AM. Sangaji, Usman Amin, dan lain-lain.Dalam
kongres tersebut diputuskan bahwa ummat Islam Indonesia akan mengutus wakilnya ke Muktamar
Islam se-Dunia yang akan diselenggarakan di Makkah. Tetapi timbul masalah tentang siapa yang akan
menjadi utusan. Padahal utusan yang akan dikirim ke Muktamar tersebut harus mahir sekurang-
kurangnnya dalam bahasa Arab dan Inggris. Dari peserta kongres tersebut tak seorang pun yang
menguasai dua bahasa tersebut dengan baik. Akhirnya dipilih dua orang utusan, yaitu H.O.S.
Cokroaminoto yang mahir berbahasa Inggris dan K.H. Mas Mansur yang menguasai bahasa Arab.
Peristiwa ini mengilhami Pak Sahal yang hadir sebagai peserta konggres tersebut akan perlunya
mencetak tokoh-tokoh yang memiliki kriteria di atas . Kesan-kesan Kyai Ahmad Sahal dari kongres
itu menjadi topik pembicaraan dan merupakan masukan pemikiran yang sangatberharga bagi bentuk
dan ciri lembaga yang akan dibina di kemudian hari . Selain itu, situasi masyarakat dan lembaga
pendidikan di tanah air saat itu juga mengilhami timbulnya ide-ide mereka. Banyak sekolah yang
dibina oleh zending-zending Kristen yang berasal dari Barat mengalami kemajuan yang sangat pesat;
guru-guru yang pandai dan cakap dalam penguasaan materi dan metodologi pengajaran serta
penguasaan ilmu jiwa dan ilmu kemasyarakatan. Sementara itu, lembaga pendidikan Islam belum
mampu menyamai kemajuan mereka. Diantara sebab ketidakmampuan itu adalah kurangnya
pendidikan Islam yang dapat mencetak guru-guru Muslim yang cakap, berilmu luas dan ikhlas dalam
bekerja serta memiliki tanggung jawab untuk memajukan masyarakat. Dari sisi lain, lembaga-
lembaga pendidikan yang ada pada saat itu sangat timpang, satu lembaga pendidikan memberikan
pelajaran umum saja dan mengabaikan pelajaran-pelajaran agama, lembaga-lembaga pendidikan
lain hanya mengajarkan ilmu agama dan mengesampingkan pelajaran umum. Padahal keduanya
adalah ilmu Islam dan sangat diperlukan oleh ummat Islam. Maka pondok pesantren yang akan
dikembangkan itu harus memperhatikan hal ini .
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 235
Denah / Lokasi Pondok Modern Putri 5
Gb. 9.6
PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR PUTRI 5
Dalam rangka meeningkatkan Pendidikan dan pengajaran di Pondok Modern Darussalam
Gontor Putri Kampus 5 Seluruh Warga PMDG Putri Kampus 5 terus melakukan Usaha dan Upaya
demi terwujudnya Sarana dan Prasarana yang lebih memadai , sehingga semua kegiatan di Pondok
dapat berjalan dengan maksimal.
4. KEGIATAN KMI
Jumlah santriwati PMDG Kampus 5 Putri Tahun inimencapai 1259 Orang dan jumlah guru 145
orang. Setelah tahun ajaran baru di PMDG Kampus 5 Putri resmi dibuka. Rentetan Progran KMI erus
dilakukan dan dilaksanakan demi meningkatkan kualitas Guru KMI dalam belajar mengajar. Diantara
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 236
program tersebut adalah Perkumpulan Wali Kelas setiap 2 minggu sekali guna membahas Program
Akademis Satriwati demi penyelesaian masalah-masalah selama belajar di kelas dan Penulisan RPP
(rancangan pelaksanaan Pembelajaran). Adapun kegiatan KMI lainnya adalah sebagai berikut :
Tabel 9. 4. KEGIATAM KMI KAMPUS 5 PPDMG
No Kegiatan Tanggal Keterangan
1 Cerdas Cermat Mafikid 28 Dzulhijah 1437 (30 September 2016) Pemenang :
2 Fathul Kutub Kelas VI 2-7 Muharam 1438/ 3-8 Oktober 2016
3 Fathul Muzam Kelas V 9-11 Muharam 1438/ 10-12 Oktober 2016
4 Cerdas Cermat KMI Prima 6 Jumadal Ula 1438/ 3 februari 2017
5 Praktek Mengajar 28-14 Jumadal Ula 1438/ 1-13 Maret 2017
6 Manasik Haji 19Jumadal Ula 1438/ 16 Februari 2017
KEGIATAN PENGASUHAN SANTRIWATI
No Kegiatan Tanggal Keterangan
1 Princess and Languege 24 Robiul Akhir 2438/ 22 Januari 2017
1-2 Jumadal-Ula 1438/ 30-1 Februari 2017
2 Serah terima
Tanggal
AmanatOPPM dan
Koordinator
KEGIATAN KEPRAMUKAAN
No Kegiatan Keterangan
1 Jambore nasional Cibubur 11 Dzulhadah 1437/ 14 Agustus 2016
2 Kursus Mahir Tingkat 14 Dzulhadah 1437/ 22 Agustus 2016
dasar
3 Scout Celebration 28 Robi’ul TSani 1438 / 26 januar0 2017
4 Seka Bhakti Husada 9 Jumadal –Ula 1438 / 18 februari 2017
KEGIATAN MAHASISWI GURU PPM Gontor putri kampus 5
No Kegiatan Tanggal Keterangan
1 Seminar Kristologi 12- 13 Mukharam 1438 / 13-14 Oktobrt 2016 Nara sumber
2 Bedah Skrisi 1 Muharam 1438/2 Oktober 2017
3 Bedah Buku Trimurti 27 Muharam 1438/ 28 Oktober 2016
KUNJUNGAN TAMU
No Kegiatan Tanggal Keterangan
1 Mahasiswa Kedokteran 25 Rabiul Awal 1438/ 25 Desember 2016
UNER Surabaya
2 Pondok Gontor Bengkulu 23 Rabiul Awal 1438/22 Januari 2017
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 237
3 Kunjungan dewan Guru 12 Jumadal –Ula 1438/ 9 Februari 2017 Keterangan
Bahasa Inggris Pare Kediri Tanggal
RAGAM KEGIATAN
No Kegiatan
1 Pijat Jantung Massal 25 Rabiul Awal 1438/ 25 Desember 2016
2 Seminar tentang 7. Rabiul Akhir 1438/ 6 januari 2017
Kesehatan Wanita
Pembangunan Pondok Pesantren Moderen Gontor Putri Kampus 5
PMDG Putri 5 saat ini sedang proses membangun Auditorium . tak hanya sebagai tempat
berkumpulnya santriwati dan Guru , tetapi Auditorium ini juga akan difungsikan sebagai pusat
berbagai macam kegiatan baik dari segi akademik maupun non akademik. Pembangunan Auditorium
ini dimulai dari tanggal 19 Shapar 1438 / 19 nopember 2016. Biaya yang sudah dikeluarkan sejumlah
: Rp. 1. 125. 717.304.00. (data dari Wardun Gontor 2017). Dalam Riset ini Tim mengadakan kunjungan
dan mulai pengambilan data dengan membagikan kuesiner dan mengadakan wawancara dengan
Pembina waki Pengasuh Gontor Putri 5 Yaitu Bapak Ustad Drs Hamim S , Mei dan Agustus 2017).
Putri - Wawancara danpemeriksaan berkas Putri – Wawancara Tim Riset dgn
Riset oleh manajemen gontor putri- Kampus staff pengasuhan santriah-Optimize
5 Optimized
Data-data yang digunakan dalam penyusunan Riset pada PMD Gontor Putri 5 hasil riset
dan hasil wawancara dengan stap pengasuh dan Pembina wakil Pengasuh ini pada intinya adalah
bahwa lebih menekankan pada Pendidikan karakter sebagai santriwati yang mampu mendobrak
berbagai hal tentang kesetaraan gender muslim yang tetap pada aturan islami yang hakiki sebagai
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 238
seorang Muslimah. Sedangkan seluruh kegiatan , system pembelajaran, progam kegiatan intra dan
exta kurikuler tetap sepenuhnya mengikuti kebijakan-kebijakan /aturan-aturan Gontor. Kegiatan
pendidikan dan pengajaran di PMDG Kampus 5 tetap mengacu kepada sistem KMI yang berjalan
di Pondok Moderm Darussalam Gontor secara penuh. Beberapa kegiatan yang di laksanakan
diluar rutinitas adalahl Seminar Mawaits, Wortkshop Metode Pembelajaran Bahasa Inggris,
Laboratory Expo (LSE) . Perbedaan dari Gontor putri dan Putra hanya pada bagian-bagian tertentu
dalam kedisiplinan misal dalam hal berpakaian, berperilaku dan kegiatan intra kurikuler maupun
extrakurikuler disesuaikan dengan kodrat sebagai muslimah .Sementara itu, kegiatan rutinitas
Akadernis yang dilaksanakan di PMDG (Kampus 5) mengikuti jadwal yang telah ditetapkan.
Pembentukan karakter yang sangat menonjol dalam kegiatan rutinitas Santriwati di PPM
Gontor 5 ini diantaranya adalah Hakikat Pendidikan Karakter Secara bahasa, karakter dapat
diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari
yang lain. Karakter bisa juga berarti tabiat atau watak. Dari hasil beberapa penelitian terdahulu dan
kajian kepustakaan tentang pendidikan karakter dan hasilhasil penelitian yang telah dilakukan oleh
beberapa peneliti di Pondok Modern Gontor. Data-data tersebut kemudian dianalisis dan
dikategorisasi sesuai dengan tujuan penulisan dalam penelitian ini. Setelah dianalisis dan
dikategorisasi data-data tersebut diinterpretasi agar diperoleh gambaran tentang pendidikan
karakter di Pondok Pesantren Modern Gontor. Di samping itu, karakter juga dapat dimaknai sebagai
cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara (Samani:2011:41). Bahkan karakter dapat juga
dimaknai sebagai nilai dasar yang membentuk pribadi seseorang. Karakter seseorang dapat dibetuk
baik oleh pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan yang membedakannya dengan orang lain,
serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Ada pandangan yang
menyatakan bahwa karakter merupakan sekumpulan kondisi kejiwaan pada diri manusia yang
diperolehnya secara kodrati. Karena itu, kondisi kejiwaan tersebut tidak bisa diubah. Dalam
pandangan yang demikian, karakter merupakan tabiat seseorang yang bersifat tetap, menjadi ciri
khas yang membedakan orang yang satu dengan yang lainnya. Sementara itu, ada juga pandangan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 239
yang menyatakan bahwa karakter merupakan tingkat kekuatan atau ketangguhan seseorang dalam
mengatasi kondisi kejiwaan yang bersifat kodrati itu. Dalam pengertian ini, karakter merupakan
proses yang dikehendaki seseorang untuk menyempurnakan kemanusiaannya. Dari dua pengertian
yang saling bertolak belakang di atas, lahir pemahaman tentang karakter yang lebih realistis dan
utuh, yakni karakter sebagai kondisi kejiwaan yang belum selesai. Karakter dalam pengertian ini
dipandang merupakan kondisi kejiwaan yang bisa diubah dan disempurnakan. Bahkan karakter bisa
pula ditelantarkan sehingga tidak ada pengingkatan mutu atau bahkan terpuruk. (Saptono, 2011:18).
Dari pandangan terakhir di atas, lahir pemahaman bahwa karakter sejatinya dapat diubah dan
dikembangkan melalui upaya-upaya sistematis yang sengaja dirancang untuk itu. Salah satu upaya
sistematis itu adalah pembemtukan karakter melalui pendidikan karakter. Dengan demikian
Pendidikan karakter yang tertanam pada para santri/ santriwati di gontor merupakan proses
penanaman nilai-nilai penting pada diri santri muslim melalui serangkaian kegiatan pembelajaran
dan pendampingan sehingga sebagai individu mampu memahami, mengalami, dan mengintegrasikan
nilai yang ditanamkan dalam proses pendidikan yang dijalaninya ke dalam kepribadiannya., namun
pendidikan karakter tidak bisa menafikan peran keluarga dan masyarakat. Menurut Bambang
Nurokhim, dalam konteks pendidikan. Karena itu, pendidikan karakter dipandang bukan sekedar
mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, tetapi lebih dari itu, pendidikan karakter
merupakan proses penanaman kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga peserta
didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai
yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter harus
melibatkan bukan saja aspek pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga melibatkan
anak untuk merasakan dengan baik atau loving good (moral feeling), kemudian mendorong anak
untuk berperilaku yang baik (moral action). Pendidikan karakter menekankan pada habit atau
kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan dan dilakukan.
(Kemendiknas, 2011:1). Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter Pendidikan karakter
bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,
bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 240
teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan
Pancasila. Pendidikan karakter berfungsi untuk: (1) mengembangkan potensi dasar agar peserta
didik berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) memperkuat dan membangun perilaku
bangsa yang multikultur; (3) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan
dunia. Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan
pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa. Nilai-
Nilai Pembentuk Karakter Menurut Ratna Megawangi (2007), ada sembilan nilai karakter yang layak
diajarkan kepada peserta didik dalam konteks pendidikan karakter, yakni, (1) cinta Tuhan dan segenap
ciptaan-nya (love Allah, trust, reverence, loyalty); (2) kemandirian dan tanggungjawab
(responsibility, excellence, self-reliance, discipline); (3) kejujuran dan amanah, bijaksana
(trustworthiness, reliability, honesty); (4) hormat dan santun (respect, courtesy, obedience), (5)
dermawan, suka menolong, dan gotong royong (love, compassion, caring, empathy, generousity,
moderation, cooperation); (6) percaya diri, kreatif, pekerja keras (confidence, assertiveness,
creativity, determination, and enthusiasm); (7) kepemimpinan dan keadilan (justice, fairness, mercy,
leadership); (8) baik dan rendah hati (kindness, friendliness, humanity, modesty); (9) toleransi,
kedamaian, dan kesatuan (tolerance, flexibility, peacefulness). Dengan mengutip Lickona, Saptono
(2011:21) bahwa ada sepuluh kebajikan esensil yang dibutuhkan untuk membentuk karakter yang baik.
Kesepuluh kebajikan esensial itu adalah: kebijaksanaan (wisdom), keadilan (justice), ketabahan
(fortitude), pengendalian diri (self-control), kasih (love), sikap positif (positive attitude), kerja keras
(hard work), integiritas (integrity), penuh syukur (gratitude), dan kerendahan hati (humility). Pusat
Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional (2011:9-10) mengidentifikasi ada 18 nilai yang bersumber
dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional yang dapat dirujuk sebagai pembentuk
karakter, yakni: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri,
(8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai
prestasi, (13) bersahabat/ komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan,
(17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab. Meskipun telah terdapat 18 nilai pembentuk karakter
bangsa, namun satuan pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya dengan cara
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 241
melanjutkan nilai prakondisi yang diperkuat dengan beberapa nilai yang diprioritaskan dari 18 nilai
di atas. Dalam implementasinya jumlah dan jenis karakter yang dipilih tentu akan dapat berbeda 32
Aspirasi Vol. 4No. 1, Juni 2013
Beberapa Kegiatan Exschool Ilmu Seni dan Budaya yang digelar di Pondok Pesantren Gontor 5 Putri
Kandangan Kediri Jatim .Tim Peneliti mengikuti berbagai kegiatan dengan para Santriwati dalam
acara Drama arena dan Bulan Mei 2017 dan Arema Tahunan Agustus 2017diantaranya Adalah
sebagai berikut (data Lebih Lengkap di bab lampiran )
Acara Drama Arema Putri Kampus 5
putri - kegiatan belajar di kelas-
putri kegiatan handycraft- Optimized Peneliti di Gdung Al Azhar Gontor
Putri 5
putri - santriah pengurus wisma TIM PENELITI DGN WALI
tamu-Optimized SANTRI PONPES GONTOR
PUTRI 5 KEDIRI
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 242
putri & peneliti- istirahat santri- Putri - latihan kesenian tari daerah-
Optimized Optimized
Tim Peneliti dgn Para Ustad sedang diskusi putri - display acara pramuka-
Optimized
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 243
O. DESKRIPSI PROFIL PONDOK PESANTREN MODEREN GONTOR PUTRI 1 MANTINGAN
NGAWI JAWA TIMUR
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 244
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 245
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 246
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 247
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 248
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 249
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 250
Pagelaran seni dari santri, oleh santri dan untuk santri, santriwati yang berjumlah 3.512
yang datang dari Sabang sampai Merauke, bahkan sebagian dari negara tetangga, berpadu untuk
saling mengenal kultur dan budaya menjadi bagian kekayaan Bangsa Indonesia. beliau juga
mengatakan “Jika Indonesia ingin belajar tentang persatuan Indonesia, lihat dan belajarlah dari
Gontor, kalau Indonesia ingin belajar tentang keragaman dan kerukunan Indonesia belajarlah ke
Gontor”
Gontor Mendidik Santri Dengan Budaya dan Kultur Melalui Pelangi Antar Nusa (PAN)
Beberapa Kegiatan Exschool Ilmu Seni dan Budaya yang digelar di Pondok Pesantren Gontor Pusat
Putri 1 dan 2 di mantingan Ngawi Jatim Tim Riset dengan para Santri dalam Apel Tahunan
Agustus 2017 dan Hasil Tim Riset Kegiatan penrimaan siswa/ Santriwati baru Juni-Juli 2018.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 251
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 252
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 253
Ini salah satu bentuk pernyataan dari erfin Walida dalam tulisan Menyimak Masterpiece
Santri Putri Gontor Ngawi adalah sebagai berikut :
Senin, 4 September 2017 20:33 dalam Panggung Gembiara Putri Ngawi Jatim
PANGGUNG megah berlatar lukisan istana tiga dimensi dilengkapi puluhan lampu bagai magnet bagi
ribuan orang yang datang dari penjuru Nusantara. Itulah panggung gembira yang digagas santriwati
akhir KMI Gontor Putri 3, Sabtu (19/8/2017) di halaman auditorium Gontor Putrikampus
3, Karangbanyu, Widodaren, Ngawi. Dihelat rutin setahun sekali untuk mengasah kreativitas seni
musik dan olah vokal, teater, tari, sampai seni bela diri. Mahakarya tersebut digelar dengan
persiapan matang, bahkan sudah dirancang sejak sebelum Ramadan. Mereka mendesain sendiri latar
panggung seluas 90 meter persegi itu, penataan panggung dan taman, juga kostum seluruh pemain.
Melatih koor, tari, musik, puisi, nasyid, rebana, pantomim, dan teater berbahasa Inggris, bahkan
mencari dana secara mandiri. Sungguh tak mudah dikerjakan siswa seusia mereka. Namun,
santriwati Gontor Putri 3 membuktikannya bila mereka bisa. Sorakan dan teriakan tak henti-henti
diberikan penonton, menandakan betapa meriahnya acara yang dimulai pukul 20.00 WIB dan diakhiri
selepas tengah malam. Inspiring generation, dilabelkan untuk santriwati tingkat akhir ini,
menawarkan tema The Great Inspirator dalam Panggung Gembira. Dengan visi menyatukan persepsi,
berpadu dalam kreasi seni, inovasi, quran, dan tarbawi, berlandaskan filsafat gontori demi
terwujudnya generasi yang menginspirasi. “Gontor bukan hanya mengajarkan agama, tapi juga
mengasah kreativitas santri agar kelak dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya,”
ungkap Suwarno, pengasuh Gontor Putri 3, dalam sambutan malam itu. Tak heran jika melihat
kesuksesan para alumni Gontor yang kini berkiprah di kancah nasional maupun internasional.
Mereka, juga belajar tentang ketaatan, keterampilan, kedisiplinan, dan kemandirian sejak
dini. Suwarno menambahkan, Panggung Gembira bukan sekadar hiburan, tapi juga ajang pendidikan
bagi santri, guru, dan wali murid. Begitu acara dimulai, tak satu pun penonton beranjak dari tempat
duduknya. “Merinding saya mendengar koor dan puisinya,” kata Hanif Muallifah, penonton Panggung
Gembira. “Baru kali ini saya melihat masterpiece yang ditangani anak-anak seusia mereka. Benar-
benar nggak nyangka,” lanjutnya.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 254
KEGIATAN PENERIMAAN MAHASISWA BARU GONTOR PUSAT PUTRI DI MANTINGAN NGAWI
JATIM (DOC RISET JUNI-JULI 2018)
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 255
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 256
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 257
P. PEMBAHASAN HASIL RISET TEORITIS DAN INTEGRITY
REORGANISASI KEGIATAN EXSCHOOL MANAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA ISLAM
BERBASIS INTEGRASI INTERKONEKTIF.
1. Kerangka Dasar Pendidikan Ilmu , seni dan Budaya Islam di Pondok Pesantren Modern
Gontor dan Landasan-Landasan perencanaannya
Kerangka dasar keilmuan yang dibangun oleh PPM Gontor yang dijadikan focus Riset yaitu
(PPMG Pusat 1 Putra Ponorogo, PPMG Putra 3 Gurah Kediri dan PPMG Putri 5 Kandangan Kediri )
Jawa Timur adalah integrasi ilmu. Makna integrase Ilmu secara lebih praktis dapat dikatakan
bahwa ketinggian kemampuan seseorang menguasai sains modern yang ditandai dengan
tingginya profesionalisme berhubungan secara linier dengan tingginya sikap Islam dan
pcnguasaan peradaban Islam sebagai patokan setiap tindakan dalam kehidupan. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa semenjak perubahan PP Gontor menjadi PP Modern Gontor konsep pada
sesungguhnya memiliki satu keinginan yang sama yaitu mewujudkan atau merealisasikan
gagasan tentang kerangka dasar integrase ilmu, ilmu agama dan umum dalam rangka mengakhiri
perdebatan wacana tentang dikotomi ilmu. Wacana integrasi ilmu dan agama telah muncul cukup
lama hingga saat ini dalam bingkai yang berbeda. pada zaman lslam klasik, antara sains, ilmu
dan agama dipandang integrate. Dalam konteks keindonesiaan, secara lebih khusus wacana
integrasi digunakan istilah "reintegrasi",dapat disaksikan pada transformasi dari Pondok
Pesantren Gontor Menjadi Pondok Pesantren Modern Gontor . Sitem dan Segala Program dalam PPM
Gontor tersebut menggunakan paradigma integrase ilmu dialogis dari Lan G Barbour. Pemetaan
Barbour (2002) dimulai pada tahun 1990 dengan klasifikasi pola-pola hubungan sains dan agama
dalam Religion in an Age of Science- Secara sederhana ia memetakan empat tipologi hubungan
agama dan sains, yaitu konflik, independensi, dialog. dan integrasi (Barbour, 2002: 40-42).
Tipologi dialog tidak mempermasalahkan perbedaan tapi lebih fokus pada kemiripan pra-
anggapan, metode, dan konsep yang ada dalam sains dan agama (Barbour, 2002:74). Secara
rinci, integrasi memiliki dua versi yang agak serupa: (l) natural theology, mengklaim bahwa
eksistensi Tuhan dapat disimpulkan dan didukung berdasarkan bukti tentang desain alam, yang
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 258
menghantar kesadaran tentang alam sekaligus Tuhan; (.2) Theology of nature, menganggap
sumber utama teologi terletak di luar sains, namun teori-teori ilmiah mesti memiliki dampak
besar dalam perumusafl ulang doktrin-doktrinertentu, terutama doktrin tentang penciptaan dan
sifat manusia (Barbour, 2002:82).
Berdasarkan pemetaan Barbour tersebul Pendidikan Gontor Modern mengembangkan
paradigma Knowledge, piety, dan integrity. Dalam Ilmu , Seni dan Budaya Suatu paradigma yang
mengandung sebuah spirit untuk mewujudkan kampus madani, berkeadaban, dan menghasilkan
alumni yang memiliki kedalaman dan keluasan ilmu, ketulusan hati, dan kepribadian kokoh.
Knowledge mengandung arti bahwa Gontor memiliki komitmen menciptakan sumber daya insani
yang cerdas, kreatif dan inovatif. memiliki komitmen mengembangkan inner quality dalam bentuk
kesalehan di kalangan sivitas akadernika- Integriry.mengandung pengertian bahwa sivitas
akademika Gontor Pusat maupun cabang lainnya yang tersebar di Indonesia mauun di luar negri
merupakan pribadi yang menjadikan nilai-nilai etis sebagai basis dalam pengambilan keputusan
dan periiaku sehari-hari. Tujuan dari paradigma ini adalah terbentuknya pribadi muslim yang
memiliki kekokohan imal;, (the strengtlt offaith), keluasan ilmu (the broadness of knowledge),
kemuliaan akhlak (the piety of manner), dan keunggulan amal (the superiority of deeds).
Dalam program pembelajaran maupun program intra dan ekstrakurikuler regular dan intensif
dengan etos dan semangat Reintegrasi Epistemology keilmuan era Modern Gontor yang mampu
mendobrak menggunakan paradigma integrasi interkoneksi yaitu tiga entitas keilmuan yang
Dipertimbangkan yaitu Hadlarah al-nash, Hadlarah al-'Ilm dan Hadlarah al' falsafah Hadlarah
al-nash (budaya teks), tidak lagi bisa berdiri sendiri, terlepas sama sekali dari hadlarah al-'Ilm
(sosial' humaniora sains dan teknologi) danjuga tidak bisa terlepas dari hadlaral al-falsafah (etik-
emansipatoris), dan begitujuga sebaliknya. Hadlarah al-'Ilm (budaya ilmu), yaitu ilmu-ilmu
empiris yangminghasilkan sains dan teknologi, tidak akan punya "karakter" dan etos yangmemihak
pada kehidupan manusia dan lingkungan hidup, jika tidak dipanduoleh hadlarah at-falsafah
(budaya etik-emansipatoris) yang kokoh. sementaraitu. hadlrah al-nash (budaya agama yang
semata-mata mengacu pada teks)dalam kombinasinya dengan hadlarah al-'Ilm (sain dan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 259
teknologi)' tanpa mengenal humanities dan isu-isu kontemporer sedikit pun juga berbahaya
karena jika tidak hati-hati akan mudah terbawa arus ke arah gerakanradikalisme-
fundamentalisme negatif' Untuk itu, diperlukan hadlarah alfatsafah. Begitu pula lndlarah al-
falsafahh akan terasa kering dan hampa Jika tidak terkait dengan isu-isu keagamatn yang
termuat dalam budaya teks danlebih-lebih jika menjauh dari problem-problem yang ditimbulkan
dan dihadapioleh hadlarah al-'Ilm.Paradigma ini dijadikan sebagai landasan dengan beberapa
alasanyaitu "alasan substantif, alasan sosial, alasan politis, dan alasan ekonomis. Pertama,
alasan substantif. Bagi Gontor, ilmu pengetahuan itu bersifat terbukti, Dengan kata lain. ilmu
pengetahuan memiliki cara pandang yang bersifat obyektif. Artinya meskipun secara univemal
pengetahuan ilmiah memiliki ciri-ciri dasar yang sama Namun, secara umum dan spesifik
(berkenaan dengan disiplin tertentu) ilmu mengembangkar secara tenrs-monerus ciri-ciri yang
khas tersebut. Kedua, alasan sosial. Dengan mengembangkan paradigma dialogis, Gontor
memiliki harapan unntuk mcmperluas area of Comunication (perluasan Komunikasi) dan area
of participation (wilayah partisipasi dalam arti pendidikan, pengajaran. pengembangan. dan
pemamfaatan ilmu, seni dan budaya yang terintegrasi penuh. Ketiga, alasan politis. Dengan
memakai paradigrna integrasi ilmu dialogis, Gontor mengembangkan sikap inklusif sebagai
strategi pengembangan ilrnu pergaulan gontor sebagai institusi pendidikan dan penelitian.
Keempat, ,Alasan Ekonomis. Gontor sudah bergerak maju bergerak lebih progresif dengan
mempertimbangkan logika pasar hubungan antara pendidikan dan penelitian seni budaya dan
kemasyarakatan dengan partisipan para santri dalam seluruh lini pendidikan, penelitian,
pengembangan dan penoprasian sampai pada pengembangan proses dengan permintaan pasar
dan pengguna. Mempertimbangkan logika pasar, Gontor sudah memenuhi Samudra Biru (Teori Blue
Ocean Strategy ) tampa sedikit celah untuk Red Ocean Strategy. Hal tersebut terbukti telah
mengembangkan berbagai program yang ekspektakuler yang hampir seluruhnya dilakukan pleh para
santri dan dikelola secara langsung dengan pembinaan para ustad dan ustadah serta para pengasuh
dan pembinanya sesuai dengan program-program yang dibutuhkan masyarakat pcngguna di
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 260
samping program program yang dimaksudkan untuk memelihara dan mengembangkan ilmu
pengetahuan agama maupun ilmu pengetahuan Umum lainnya.
Landasan-landasan yang menjadi framework dalam perencanaan Berbagai program kegiatan
mauun program akademik suatu Pondok Pesantren Modern Gontor pusat maupun cabang lainnya
serta para alumninya antara lain bedasarkan; Pertama, Landasan Yuridis. Diantara Trimurti
yang dijadikan landasan yuridis dalam penyusunan program tersebut termasuk ekstrakurikuler
/ Exchool Gontor pada tersebut adalah landasan teologis/agama Agama memegang peranan
penting dalam kehidupan manusia Manusia adalah makhluk Tuhan, sebagai ciptaan Tuhan harus
selalu mengikuti segala perintah dan memenuhi larangan-Nya.
Pendidikan sejalan dengan agama, sebab pendidikan bersifat normatif, baiktuiuan, isi, maupun
cma mendidik harus didasarkan atas nilai-nilai yang baik.Demikian juga Program kegiatan dalam
manajemen pendidikan (Ilmu, Seni dan Budaya menyatu dalam tatanan agama) selalu diarahkan
kepada pencapaian tujuan yang bersifat normatif' (Sukmadinata dalam Natawidjadja, 2007: 434).
Landasan agama dalam pengembangan teori Bue Ocean Strategy pada manajemen pendidikan (Ilmu,
Seni dan Budaya) pada pribadi muslim di gontor tersebut merupakan landasan spiritual dalam
proses penyusunannya dan pelaksanaannya. landasan filosofis. Filsafat mengandung nilai-nilai
atau citacita masyarakat atau pandangan hidup masyarakat. Berdasarkan cita-citatersebut
landasan filosofis mengkaji tentang mau dibawa kemana pendidikan yang bernafaskan lslam.
Filsafat menjadi landasan untuk merancang tujuan pendidikan, prinsip-prinsip pembelajaran,
serta perangkat pengalaman belajar yang bersifat mendidik. Oleh karena itu landasan filosofis
harus dimmuskan berdasarkan kriteria yang bersifat umum dan obyektif yaitu: l) kejelasan,
filsafat/keyakinan harus jelas dan tidak boleh meragukan; 2) konsisten dengan
kenyataan,berdasarkan penyelidikan yang akurat; 3) konsisten dengan pengalaman, yang sesuai
dengan kehidupan individu. Dalam konteks perubahan PP Gontor Menjadi PP Modern Gontor
misalnya , perubahan juga berdampak pada perubahan pembelajaran dan pendidikan serta
kemasyarakatan.. Maka factor Filosofisnya dapat dilihat dari tujuan pendidikan, darr pengajaran
di Gontor ,,sendiri. yaitu sebagai sarana untuk rnelakukan transfer nilai-nilai Islam dan nilai
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 261
rtiliri bangsa Indonesia (transfer of value), transfer pengetahuan (transfer ofknowledge), dan
transfer keterampilan (transfer of skills)-Keempat. landasarr sosiologis. Para santri berasal
dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal nonformal dalam
lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupanmasyarakat
dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan
bagi pendidikan. Dengan pendidikan yang berakhlaq mulya , kita tidak memiliki potensi Potensi dan
kekuatan yang hakiki.
Pondok Pesantren Modern Gontor Pendidikan dalam pendidikan, pengajaran, pengkaderan
dan kedisiplinan yang memiliki trimurti Aganra lslam tentu memiliki prospek yang cerah dalamdan
memiliki kesempatan yang luar biasa dalam pengembangan bergabai prospek di era digital saat ini
dan masa depan , sebab salah satu modal Yang dimiliki umat Islam di hidang pcndidikan
adalah kesadaran dan keyakinan Umat akan dinul lslam sebagai materi program pendidikan
dan sebagai sumber nilai. Dalam upaya menciptakan peserta didik atau calon guru agama
Islam yang menjiwai nonna-norrna agama diharapkan setiap Pondok Pesantren manapun dan
pendidikan islam manapun mampu mengembangkan prinsip-prinsip moral Islam, sesuai
Missi Rosul : “Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq manusia”
Pondok Pesantren atau sekolah pendidika Islam dapat mengembangkan prinsip-prinsip Moral
scbagai kekuatan dan keunggulannya. manakala mampu melepaskanbelenggunya sendiri, yaitu
mengubah paradigma berpikir, berperilaku, dan bekerja sehingga akan mengalami kemajuan.
Namun sebaliknya kapan saia dan di mana saja jika tidak mau mengubah kesadaran itu, dan
masih tetap menggunakan cara berpikir, berperilakq dan bekeria sebagaimana yang selama ini
dilakukan, maka tidak akan mengalami kemajuan. Tuntutan masa depan bagi Sekolah / Pendidikan
bernafaskan Agama Islam adalahmemperbaiki sistem pendidikan yang membuka peluang lebar
untuk penyemaian dan penanaman nilai-nilai yang membentuk dan mewujudkan visi nation and
character building, sehingga menghasilkan alumni yang memiliki moral yang Perencanaan serta
kedalaman ilmu pengetahuan, diharapkan dapat mengaplikasikan nilai-nilai moral yang tinggi
secara intimal di lingkungan kampus dan dapat menyebarluaskannya di masyarakat. Nilai-nilai
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 262
yang menjadi kekuatan dan keunggulan pendidikan di Gontor sebagai berikut : ' Values ystem yng
mencakup 6 nilai yaitu : nilai-nilai iman (teologies values), nilai-nilai alam fisik (physical values),
nilai-nilai logika/rasional ( Logical values), nilai-nilai estetika/keindahan (esthetical values),
nilai-nilai etik (ethical values), dan nilai-nilai utilitas/kebermanfaatan (theleological values).
Betapa pentingnya membangun moral bangsa melalt values system tersebut makaangat popular
dalam literatur keagamaan dan moral kata-kata bersayap penyair kenamaan Mesir, Ahmad
Syauqi (Shihab, 210: 741) yang artinya :
“ Kelanjutan eksistensi satu masyarakat ditentukan oleh tegaknya moral anggota
masyarakat itu dan kepunahannya terjadi pada saat keruntuhan moralnya” .
Auguste Comte (1798-1857M) seorang filosof Prancis berpandapat yang artinya : bahwa
materialisme dan kebebasan pribadi telah sedemikian merasuk dalam masyarakat, satu-satunya
solusi yang paling efektif adalah pendidikan masyarakat. Karena politik, ekonomi menurutnya
harus tunduk kepada nilai -nilai akhlak.
Sekian banyak kekuatan (selain kekuatan ekonomi) yang harus mendapat perhatian;
bahkan, perbaikan di bidang ckonomi bergantung pada perbaikan di bidang akhlak, dan karena
itu pula yang terlebih dahulu diperbaiki (sobelurn yang lain) adalah akhlaq.. Sebuah keharusan
untuk menciptakan hak dan kewajiban timbal balik antara anggota masyarakat, dan nrenjadikan
masing-masing individu menyadari kewajibannya sambal rnenghormati hak orang lain'
(Shihab.2010:742). Untuk rneraih keunggulan nilai- nilai tersebut, memang harus ada kekuatan
pembangkit (driving force) . Kekualan yatrg dimaksudkan adalah bersumber dari diri dalam
sendiri, yaitu kesadarm yang mampu mengubah cara berpikir. berperilaku, dan bekerja yang
disebut sebagai spiral dynamic yang memiliki values system, Kesadaran mengubah jiwanya
sendiri, yaitu menjadi jiwa maju, unggul, dan menang.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 263
BAB SEPULUH
TREND KE DEPAN MANAJEMEN
PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN
BUDAYA ISLAM ) DI GONTOR
Hasil riset yang dijadikan buku laskar santri Gontor ini dapat dikembangkan kembali
untuk menggali aspek-aspek lain yang berkaitan dengan pengembangan dalam Manajemen
Pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya Islam pada manusia Muslim melalui kajian yang lain yang mampu
mendongkak lebih mendalam untuk kemajuan pendidikan islam lainnya yang ada di Indonesia.
Memformulasikan dan menentukan landasan pengembangan Manajemen ILmu, Seni dan Budaya
Islam, yaitu (1) landasan filsafat pendidikann yang mengkaji persoalan mau dibawa kemana
pendidikan Agama islam tersebut jika diaplikasikan dan dikembangkan system PPM Gontor di Pondok
pesantren yang bukan PPM Gontor, misalnya yang akan diteliti di PonPes lain atau pada Lembaga
pendidika Islam lainnya, sebagai infact dalam pendidikan Seni Budaya Islam. Disini landasan keilmuan
dan paradigma bcrpikir dibangun dan diperkuat dengan values system yang berfungsi sebagai
ruh pcndidikan lslarn, agar dapat menggerakkan semua sumberdaya yang ada baik manusia
maupun non-manusia sehingga menjadi driving force untuk pencapaian visi dan misi perguruan
Islam . Nilai-nilai dirumuskan secara bersama-sama agar dapat dihayati dan internalisasikan oleh
semua komponen agar menjadi nilai kolektif lembaga. Selain itu pada tahap lni dirumuskan apa
visi (vision) pendidikan agama Islam, apa misi (mission) pendidikan agama Islam, apakah yang
menjadi tujuan (aim) dan target '(goal) yang ingin dicapai oleh pendidikan agama lslam, siapa
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 264
pendidik dan siapa terdidik apa isi pendidikan dan bagaimana proses interaksi pendidikan
tersebut.
Pertama, Pendidikan Islam dalam menghadapi pergeseran paradigm pendidikan harus
dikelola secara terencana dengan tujuan yangjelas dan terukurhasilnya dengan melaksanakan
proses pembela-jaran lebih menekankan pada kualitas proses daripada kuantitas hasil.
Manajemen pendidikan tiriak lagi mengutamakan sesuatu yang bersifat adminsitratif daripada
proses pematangan kualitas peserta didik.
Kedua, masuknya pengaruh globalisasi telah mengubah pendidikan pada pendidikan yang
bernafaskan Islami sehingga lebih bersifat jejaring.
terbuka dan interaktil beragam, multidisiplin, serta berorientasi produktivitas keria saat itu
juga".Just on Time dan kompetitif. Kecenderungan pendidikan Indonesia di masa mendatang
adalah makin berkembangnva pendidikan terbuka dengan modus pembelajaran jarak jauh
(distance Learning)
Ketiga, Pendidikan Islam dalam perubahan sosial mampu, bahkan justeru berfungsi,
untuk mengawal dan mengarahkan perubahan-perubahan Ilmu ,sosial, seni dan Budaya baik
perubahan lernbaga dan norma-norrnanya ataupun konsepsi-konsepsi. Karena Islam (berbeda
dengan agama Nasrani yang hanya mengatur urusan agama) memberikan prinsip dan asas
kebudayaan dan menentukan arah perubahan masyarakat. Dalam menghadapi perubahan sosial,
Ali bin Abi Tholib ra mengingatkan bahwa "Ajari anak-anakmu, karena mereka akan hidup di
zamannya yang berbeda dengan zaman kita sekarang". Konsep tersebut bersifat futuristik,
artinya konsep pendidikan tersebut lebih berorientasi pada tantangan perubahan dan masa
depan. Oleh karena itu, konsep dan materi yang disajikan adalah konsep dan materi yang berguna
bagi masa depan peserta didik dalam menghadapi perubahan sosial yang semakin kompleks.
Keempat, Pendidikan Islam dan Nilai-Nilai Universalisme Partikularisme. Pengembangan
program pendidikan, pengajaran intra dan ekstra kurikuler formal, informal maupun non formal
diperhadapkan pada t r e n d pengintegrasian nilai-nilai keIslaman, sains dan ni lai-nilai
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 265
keindonesiaan. atau pemaduan antara digitalism universalisme dan lokalisme-partikularism dalam
upaya menghindari terjadinya dehumaniasi akibat dari elitisme agama dan
ilmu pengetahuan. 'Trrend mtersebut merupakan persoalan kesenjangan budaya yang dihadapi
oleh pendidikan bernafaskan Islami termasuk didalamnya Gontor , yaitu kesenjangan antara
budaya universal agama (Islam) dan ilmu pengetahuan dengan local culture
secara khusus dan local wisdom dalam konteks Indonesia.
A. Langkah-Langkah antisipatif
Melihat kompleksitas persoalan di atas, Pendidikan yang bernafaskan Islami dituntut untuk
keluar dari kemelut chaos dan ketidakpastian, yaitu dengan melakukan ijtihad. I.itihad merupakan
sumber dinamika dalam agama Islam yang berfungsi sebagai penyalur kreatifitas pribadi atau
kelompok dalam merespon peristiwa-peristiwa yang dihadapi. Ijtihad dalam pandangan Hakim
(1999:108) diperlukan untuk menumbuhkan kembali ruh Islam vang dinarnis menerobos kebekuan
dan keiumudan" memperoleh manfaat yang sebesar-besamya dari ajaran Islam, mencari
pcmecahan islami untuk masa.lah-masalah kehidupan kontemporer yang telah dicontohkan seperti
pendidkan dan pengajaran yang di kelol oleh Pondok Pesantren Modern Gontor selama ini. Meminjam
istilah Ahmatl Sanusi bahwa dalam dinamika kompleksitas kehidupan, kita dituntut untuk
melakukan ijtihad (dengan i kecil). Betapa urgennya dilakukan solusi, rnaka ditawarkan tiga
langkah antisipatif yaitu Pertama, reorientasi dan penekanan pendidikan. lslam, Kedua,
memperkuat kesalehan individu dan sosial dengan melakukan reorganisasi pembeljaran,
pendidikan dan penyususnan program-program berbasis integrasi interkoneklif. Ketiga,
memperkuat metodologi perencanaan pendidikan dcngan mengaktualisasikan perencanaan
kurikulum dan mengelola sepenuh hati dalam Spectrum Spiral Dynamic dan Blue Ocean Strategy.
l) Reorientasi dan Penekanan Pendidikan lslam Pendidikan Islarn adalah proses becoming yaitu
proses menjadi dan menjadikan kaum muslimin sebagai dirinya sendiri yang hidup kokoh di atas
keimanan dan akhlak mulia. Pendidikan Islam sudah waktunya diarahkan pada proscs pematangan
kualitas logika kalbu, akhlak dan keimanan. Pendidikan lslam mesti didesain untuk membantu
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 266
umat agar mereka mampu mcmahami apa arti, hakikat dan tujuan hidup; mengapai untuk apa
dan bagaimana mlnusia menjalankan tugas hidup dan kehidupannya secara benar.
Pokok permasalahan yang menjadi sumber utama problematika pendidikan agama di lembaga
pendidikan selama ini hanya dipandang melalui aspek kognitif atau nilai dalam bentuk angka
saja tidak dipandang bagaimana siswa didik mengamalkan dalam dunia nyata sehingga belajar
agama sebatas menghafal dan mencatat. Hal ini mengakibatkan pelajaran agma menjadi
pelajaran teoritis bukan pengamalan atau penghayatan terhadap nilai agama itu sendiri. Freire
(2000) menegaskan bahwa fungsi pendidikan adalah untuk pcmbebasan, bukan untuk penguasaan,
tujuanpendidikan adalah untuk menggarap realitas manusia dan karena itu secara metodologis
bertumpu pada prinsip-prinsip aksi dan refleksi total. yakni prinsip bertindak untuk mengubah
kenyataan yang menindas dan pada sisi simultan lainnya secara terus-menerus menumbuhkan
kesadaranakan realitas dan hasrat untuk mengubah kenyataan yang menindas.
Membangun pendidikan lslam dilak-ukan dengan cara membebaskan peserta didik dari
ketidaktahuan, ketidak jujuran, ketidak berdayaan, ketidakadilan, dan dari buruknya akhlak.
Pendidikan Islam mesti dikemas untuk: (l) mempersiapkan masa depan peserta didik yang
memiliki kematangan dan keseimbangan yang menumbuhkan kesadaran ilahiyah yang tinggi. (2)
meningkatkan kualitas logika dan kalbu, sehingga dengan demikian para peserta didik mampu
menjadikan dirinya sebagai Islam yang kaaffah, yaitu aktualisasi pemaknaan Islam secara total
dalam meraih aneka ilmu dan ma'rifah (habluminallah) yang diaktualkan melalui amaliah dan
tata cara kehidupan pribadi dan masyarakat (hablumminannas). (3) meningkatkan kemajuan
ipteks, modernisasi dan industrialisasi. sehingga dengan itu manusia dapat menpgali rahasia
di balik alam serta a dapat menemukan dan memberdayakan alam ini secara efektif. Inilah
konsep pendidikan Islam oleh Mulyasana (2010:4) dikatakan "tidak akan mati ketika manusia mati
tapi akan tetap hidup mendampingi manusia ketika manusia menghadap Allah swt. Semua teori-
teori ekonomi, politik. fisika- kimia dan lain sebagainya akan mati bersamaan dengan matinya
manusia tapi pendidikan Islam tidak akan mati tapi akan setia mendamping manusia sampai ke
pintu surga".
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 267
Terkait dengan hal itu, Program apapun dalam pendidikan islam harus didesain lebih
sistematis, dengan tujuan vang jelas dan terukur hasilnya. Membentuk dan mewujudkan misi
Nation and Character Building, harus dimulai dari diri masing-masing. keluarga lalu masyarakat
yang meniadi tanggung jawab kita dengan cara olah Jiwa pembiasaan. keteladanan dan
lingkungan yang sehat. Oleh karena bagi lembaga pendidikan lslam memiliki tanggung jawab
dalan wilayah kampus dalam mewujudkan misi tersehut dengan tegas dan bijaksana dengan
memperkokoh fondasi akhlak dan keimanan seperti yang selama ini PP Modern Gotor laksanakan
terhadap pendidikan pada para santri dan santriwatinya secara serentak dan langkah yang sama.
Sistem, Kebijakan dan Pelaksanaan dalam pendidika khususnya yang bernafaskan Islam
harus memiliki Kornpetcnsi dengan pendekatan Integrasi Interkonektif. Reorganisasi Seperti
Pondok pesantren Gontor sudah berstandar dan berbasis integrasi interkoniktif yang dimaksud
adalah dengan menggunakan tiga prinsip yaitu:
Pertama, competence principle. Prinsip ini mengintegrasikan antara iman, ilmu dan amal
Secara sederhana, Menurut Suderadjat (201l: 23). ''kompetensi adalah aktualisasi potensi menjadi
kompetensi yaitu ilmu yang dapat diamalkan dengan saleh". Makna potensi adalah kompcten
yang masih terpendam yang lnerupakan fitmh manusia yang dibawa sejak lahir (Qs. An-Nahl (16):
78). Kompetensi memiliki dua makna yaitu kompetensi teoretis dan praktis. kompetensi teoretis
adalah potensi yang teraktualkan dan kompetensi praktis adalah kemampuan seseorang
menyelesaikan pekerjaan dengan ihnu dan amal saleh yang ilmiah. Potensi peserta didik akan
berubah menjadi kompetensi melalui proses pendidikan yaitu belajar dan berlatih.
Kedua, integrated curriculum development principle. Integrated curriculum adalah
pembelajaran terpadu yang dapat dikemas dengan tema/topik tentang suatu wacana yang
dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan dikenal
peserta didik, sehingga tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda
sehingga penggunaan waklu untuk pembahasannya lebih efisien dan pencapaian tujuan
pcrnbelaiaran juga diharapkan akan lebrh teliti Prinsip curricullum integretid adalah
inerdisciplinarry teaching integrated learning, yaitu mernadukan tiga ranah (memakai istilah
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 268
paradigma integrasi knowledge, piely, iintegrity.) Pondok Pesantren yang dijadikan focus penelitian
yaiti (PPMG Pusat 1 Putra Ponorogo, PPMG Putra 3 Gurah Kediri dan PPMG Putri 5 Kandangan Kediri
) Jawa Timur merupakan , Interkonektif' Hadlarah Al’Nash, Hadlarah Al’Ilm, dan hadlarah Al’
falsafah antar ketiganya juga Pondok Pesantren Modern Gontor lainnya.
Nilai-nilai Knowledge dan Nilai Hadlarah Al-Nash( budaya Teks) tidak lagi bisa berdiri sendiri
terlepas sama sekali dari nilai-nilai piety dan Hadlarah al-Ilm(nilai kesalehan yang memadukan
antara ilmu sosial dan homaniora , sains dan technology dan juga tidak bisa terlepas dari nilai-
nilat integrity dan Hadlarah Al-falsafah ( Etik-emarsipatoris ). Ketiga ranah tersebut merupakan
perpaduan antara nilai-nilai Iman , Ilmu dan amal saleh yang merupakan spirit membangun
manusia yang bcrpribadian integral ( Integral Personality) atau Muslim yang Kaffah (Qs. Al Baqarah
(2) : 208) Reorganisasi tcrsebut dapat diterapkan di Pendidkan islam lainnya rmelakukan
analisis pada empat komponen penyususnan kurikulum misalnya yaitu: fomulasi, tujuan ,maateri,
stratrgy,/ Media dan evaluasi.
B. Tata Kelola Kegiatan Exschool Pendidikan Seni Budaya Islam Dalam Perspeltif
Spektrum Spiral Dynamics dan Blue Ocean Strategy di PP Modern Gontor Untuk
Pendidikan Islam lainnya.
Tata Kelola Pendidikan Agama lslam dalam spektrum Spiral Dynamic dan Blue
Ocean Strategy sebagai kekuatan pendorong (driving Vorce) bagi urnat lslam adalah langkah
alternatif untuk menjawab problernatika Pendidikan Agama Islam pada era global dan Digital
ini . Menurut beberapa akhli (dalam Mardia 2011) Dengan mcngintegrasikan agama dan sains
serta berbagai elememen Seni Budaya yang dikelola dengan manajemen komponen spiritualnya
maupun agama dan sains sebagai sistem Spiral Dynamic mcmberikan solusinya dengan
melihatnya melalui otak manusia yang terdiri atas sekitar 180 miliar sel (neuron) Interaksi
antar neuron melalui suatu jaringan dengan melibatkar berbagai unsur kimiawi otak merupakan
reaksi yang terjadi terhadap stimulus eksternal yang dihadapi seseorang yang akan
mcmunculkan pikiran-pikiran yang mendasari terjadinya perilaku tertcntu. perilaku seseorang
scbetulnya adalah inecraksi antara stimulus ekstemal yang dihadapi orang atau kelompok
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 269
dengan reaksi neuron- neuron yang merespon stimulus tersebut. Reaksi tersebut dikendalikan
oleh suatu kekuatan yang paling dalam yang disebut values memes berupa spiral yang tidak
terputus yang memiliki core intelligence dari setiap jenjang pada spiral terscbut. Core
rntelligence inilah yang akan mengatur bagaimana neuron-neuron akan bereaksi mernbenfuk
pikiran atau pola pikir yang terrefleksi dalam perilaku scseorang. Velues memes dalam
pandangan Islam nampaknya dapat dipahami sebagai sesuatu inti manusia yang bersifat
spiritual atau ilahiyah ya.ng memiliki delapan tingkatan sebagaimana hadis Rasulullah (Tafsir.
2006 : 28), yang menyatakan :
'Aku jadikan pada manusia itu ada istana (qashr), di dalam istana itu ada dada (shadr), di
dalam shadr itu ada kalbu (qalb). di dalam qalbu in ada u'aL di dalam fu'ad itu ada syaghaf, di
dalam syaghaf itu ada lubb, di dalun luhb itu ada sir. Dan di dalam sir itu ada Aku (Ana).'
Hadis tenebut menjelaskan bahwa Ana adalah inti. Inti tersebut adalah ALLAH atau llahiyah.
Oleh karena Values Memes rnanusia adalah sesuatu yang sifatnya ilahiyah. Ana
bermakna llahiyah, yang diumpamakan sebagai lilin yang telah menyala. Untuk memperbesar
nyala lilin tersebut (meningkatkan kualitas pendidikan), maka lilin tersebut diisi minyak (kurikutum
yang bersifat llahiyah) dan bagaimana cara mengisikannya (metode). Jadi core atau inti
manusia adalah Allah atau sesuatu yang bersifat ilahiyah. Aku (Ana) menjadi esensi yang paling
esensial manusia adalah iman yang ada di kalbunya. Untuk memahami lebih mendalam
pendidikan agama Islarn, maka yang harus dipahami adalah hakikat atau inti manusia menurut
Al Qur'an dan Sunnah. Menurut Tafsir (2006: 28): Manusia dikendalikan oleh world view-nya
karena iman adalah sesuatu world view, maka manusia dikendalikan oleh imannya. Jadi, inti
manusia adalah imannya karena iman itu di kalbu,,maka dapat juga kita mengatakan inti manusia
di kalbunya. Kalau begitu kalbu itulah yang meniadi sasaran pendidikan untuk diisi dengan iman
(Dalam Mardia S, 2011)
Setiap warna dan level pikiran spiral dynamics dan tingkatan manusia dalam hadis yang
dikemukakan tersebut di atas, pada dasarnya dapat ditemukan dalam pribadi pemimpin integral.
Pemimpin integral ini dapat ditemukan pada pribadi manusia yang memilik sosok ulul albab.
Manusia ulul albab adalah manusia yang memiliki kemampuan mengintegrsi-interkoneksikan
seluruh kompetensi yang dimilikinya baik dari segi penguasaan ilmu (knowledge), iman (attitude),
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 270
maupun implementasi amal perbuatmnya (skill) yang tidak terlepas dari kemasyarakatan dan alam
melalui seni, dan budaya sebagai penghantar dakwah, seperti yang selalu dilaksanakan dan
merupakan program yang diwajibkan di pendidikan Gontor dalam seni budaya yang menjadi sakah
satu landasan para santri untuk hidup dan kehidupannya . Ulul Albab memiliki tiga indikator kunci,
yaitu: Dzikir, Fikir, dan Amal shaleh. UluI albab merupakan intisari dari ayat dalam Qs- Ali
Imran (4): l9l, sebagai berikut , yang artinya :” Yaitu orang-ora:ng yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami | tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha Suci Englau, Mala peliharalah kami dari siksa neraka” . Sementara Blue Ocean
Strategt adalah bagamana membuat ruang pasar yang belum terjelajahi, yang bisa menciptakan
permintaan dan memberikan peluang perhunbuhan yang sangat menguntungkan. Pengertian
strategi samudra biru menurut Kim dan Mauborgne (2005:4): Blue. Oceans Strategt are defined
by antapped market space, demand creation, and the opportunity for highly profitable growth".
Seperti halnya Pendidikan Agama Islam di Ponpok Pesantren Moderen Gontor
memberikan perpaduan dengan pendidikan umumnya serta diaplikasikan melalui kegiatan terkait
dengan Ilmu, Seni dan Budaya bangsa di negri ini yang dalam hal ini dituntut mampu bersaing
dengan tangkas dalam kompetisi; bagaimana secara cerdik membaca persaingan, menyusun
strategi barbagai program yang integritas islami dan kerangka kerja yang sistematis guna
menciptakan Samudra Biru . Konsep Blue Ocean Strategty dapat diterapkan dalam mengelola
perencanaan berbagai program agar dapat berdaya saing tinggi yang didasari oleh spectrum
Spiral Dynamic. Daya saing yang kuat, akan tumbuh pada lembaga yang sudah mampu "menjual
kepercayaan"
Melihat kompleksitas persoalan di era persaingan ini, menuntut para penyelenggara
pendidikan Pendiidikan yang bernafaskan Islam agar sensitif dalam membaca tuntutan perubahan
zaman yang semakin kompetitif. Tatakelola pendidikan bermutu dan sukses di masa lalu belum
tentu menghasilkan nilai yang baik sekiranya diimplemenasikan pada Masa yang akan dating ,
sebab telah terjadi iklim dan karakteristik yang berbeda. Manajemen pendidikan islam dituntut
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 271
untuk keluar dari kemelut chaos tersebut, yaitu dengan cara melahikan ijtihad. Ijtihad merupakan
sumber dinamika dalam agama Islam yang berfimgsi sebagai penyalur keatifitas pribadi atau
kelompok dalam merespon peristiwa-peristiwa yang dihadapi. Ijtihad dalam pandangan Islam
diperlukan untuk menumbuhkan kembali ruh Islam yang dinamis menerobos kebekuan dan
kejumudan, mernperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari ajaran Islam, mencari pemecahan
islami untuk masalah-masalah kehidupan kontemporer (Hakim & Mubarolg 199: 108).
Blue Oeean Strategt menawarkan sebuah konsep yang merupakan driving
force yang diterjemahkan sebagai ruatu strategi persaingan yurg tidak lagi menjadikan pihak
atau lembaga pendidikan lain sebagai pesaing yang harus ditundukkan dan dibenturkan, telapi
persaingan dengan diri sendiri. kemalasan, kebodohan, keterbelakangan ketidakjujuran,
ketidakberdayaan serta lemahnya iman dan akhlak, merupakan musuh dan pesaing yang harus
ditundukkan dalam diri seorang pengelola lembaga pendidikan dengan cara bekerjakeras" penuh
keikhlasan dan berlaku ihsan (fastabiqul khairat). Rasulullah SAW mempertegas
dalam sabdanva berikut ini: Beritahukan aku tentang Ihsan , , lalu beliau hersabda:
"Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engknu melihatnya, jika engkau tidak
melihatnya maka Dia melihat engkau". Oleh karena itu, dalarn dinamika kompleksitas dan
turbulensi kehidupan, yaitu hadimya turbulensi arus global dan komplesitas di era digital ini.
dimana dewasa ini memiliki tiga hal yang merupakan tema sentral: "food, fun, and fashion"
(Assegafl 2011:329). Pendidikan Islam harus menyikapi secara bijaksana sebab arus global dan
digital ini bukan kawan dan bukan lawan pendidikan Islam, melainkan dinamisator. Bila pendidikan
lslam memposisikan diri sebagai antiglobal dan antidigital bersikap eksklusif dan menutup diri
maka "mesin" dinamisator akan mengalami stationaire dan intellectual shut down. Sebaliknya
membuka diri sepenuhnya terhadap arus globalisasi dan digitalisasi maka akan terseret dan akan
dilindas oleh "mesin" globalisasi yang pada akhirnya pendidikan Islam akan beresiko kehilangan
kepribadian dan jati diri. Globalisasi dan digitalisasi seperti saat ini yang terjadi justru bisa
menjadi peluang dan tantangan bagi pendidikan Islam. Posisi pendidikan Islam yang harus
dipertahankan adalah sikap selektif, kritis, kreativitas, dan terbuka terhadap arus global dengan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 272
berlandaskan kepada sistem nilai (values system) yang berdasarkan AI-Qur'an dan Sunnah.
Pendidikan yang berkiprah dalam Pendidikan lslam harus menampilkan pemimpin yang memiliki
cita-cita" cerdas otak lembut hatinya dan kreatifltas tinggi. Velue system tersebut merupakan
driving force bagi umat lslam untuk menjawab problematika , sehingga mampu berselancar di
atas chaos dan arus kompleksitas. Dengan demikian Pengembangan Teori Bue Ocean Strategy
dengan keseimbangan Spektrum Dynamic System dalam Manajemen Pendidikan (Ilmu, Seni Dan
Budya) terhadap Pribadi Manusia Muslim di Pondok Pesantren Gontor merupakan salah satu
alternatif dan merupakan Driving Force yang terintegrasi dengan system nilai (Value System) yang
berlandaskan Al Quran dan Sunnah dengan mengacu pada pembelajaran dan pendidikan TRIMURTI
sebagai cermin yang mampu menggeser dan mendobrak Chaos dan Kompleksitas yang ada dalam
diri manusia dengan Akar Yang Kuat dengan pohon Rindang dan Buah Menjulang Tinggi tak
tergoyahkan Rindang dan Buah yang menggiurkan setiap yang memandangnya tampa harus
terombang ambing oleh terjangan perubahan Zaman (rosaatr). Inilah gambaran dari lulusan Gontor
samai saat ini dan untuk masa yang akan datang.
C. Tindak Lanjut Pada Pengembangan Riset
Dengan mengacu pada permasalahan yang akan dikaji dianalisis dan tujuan yang
lebih krusial Riset dalam penulisan Buku ini ini diantaranya adalah bagaimana santri-santri
di Pondok pesantren Modern Darusallam Gontor ini , dapat mengintregasikan seluruh koponen
manajemen pendidikan yang ada Ilmu, Amal, dan Imannya bisa bersinergi dengan manajemen
pendidikan (ilmu, seni dan budaya) sebagai pendidikan diluar kurikulum pembelajaran yaitu
sebagai kegiatan ekstrakukrikuler/ Exschool , yang semua manajerialnya (dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi, pengawasan, hasil, dampak sampai pada sarana
prasarana, anggaran, pementasan, kolaborasi, kerjasama, informasi, publikasi dan la innya)
dilakukan oleh-santri-santri tampa melibatkan dari fihak lembaga Pondok, mereka fihak
lembaga hanya memberi perizinan dan dukungan moril melalui pengasuhan, dan pembinaan
perncanaan dalam program system pengasuhan, sedangkan realisasinya untuk setiap
kegiatan diserahkan sepenuhnya pada santri/ santriwati. Para santri mampu melaksanakan
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 273
segala kegiatan ekstrakulrikuler yang sangat spetakuler sampai ke manca Negara mendapat
berbagai penghargaan dan kehormatan dari berbagai Negara lain.
D. HASIL RISET DAN PEMBAHASAN DALAM TELAAH MODEL GONTOR
Sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian, dalam Bab ini akan dibahas Masalah yang terkait
dengan :
1. Bagaimana system telaah yang dilakukan dalam mengkaji dan menemukan aspek-aspek
lain dalam Riset terdahulu agar dapat dijadikan suatu kajian untuk dipublikasikan melalui
Buku kajian Referensi hasil kegiatan ekstrakurikuler yang telah dilakukan santri-santri
di Gontor khususnya dalam menajerial pendidikan (Ilmu, Seni dan budaya) melalui
Pengembangan Spectrum Analysis Spiral Dynamics system tersebut.
2. Bagaimana Strategi yang dilaksanakan agar lebih presentative untuk dapat dideskripsikan
dalam menggali aspek-aspek lain yang berkaitan dengan pengembangan dalam Manajemen
Pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya Islam pada manusia Muslim melalui suatu kajian / tool
Spectrum Analysis Spiral Dynamics System yang mampu mendongkak lebih mendalam untuk
kemajuan pendidikan berlandasan islami dan pendidikan umum lainnya khususnya yang ada di
Indonesia.
3. Bagaimana Memformulasikan, mempromosikan dan menentukan landasan pengembangan
Manajemen ILmu, Seni dan Budaya Islam, yaitu landasan filsafat pendidikann yang mengkaji
persoalan pendidikan Agama islam khusunya yang ada dan mewakili Pompes yang terdapat di
willayah Indonesia.
4. Bagaimana mendiagnosis/ mengidentifikasi dan mengevaluasi kebutuhan melalui penguatan
landasan seni dan budaya islam yang tergambar pada substarsi, aga dapat Mendesain dan
Membuat Pedoman/ Model/ Referensi sebagai Model dan rekayasa social, secara Mikro
maupun Makro yang apat dimamfaatkan oleh lembaga pendidikan Agama Islam maupun
Lembaga Pendidikan Umum secara terintegrasi dan Kaffah. Sehingga memiliki keseimbangan
dalam kehidupan untuk mencapai tujuan dari pasca hidup didasari oleh keseimbangan Iman,
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 274
Ilmu, Amal yang terintegrasi dalam pengetahuan, budaya social seni dan cinta kasih yang
dikelola oleh manusia sendiri melalui sebuah kolbu.
Sebagaimana yang telah dijelaskan dari hasil temuan yang ditemukan peneliti
sebelumnya dalam tahap 1 tentang Pengembangan Teori Blue Ocean Strategy dalam
manajemen Pendidikan (Ilmu, Seni dan Budaya Islam) yang didalammya terkait degan Kegiatan
Ekshool Kurikuler untuk perkembngan Pribadi Manusia Muslim di Pondok Pesantren Moderen
Darussalam Gontor (yang dijadikan Fokus Penelitian) dan dapat mewakili PomPes gontor yang
ada di seluruh Indonesia ,dari sumber lokasi penelitian, bahwa data ini diperoleh dari hasil
observasi partisipatif, wawancara, dan documenter yang dianalisis secra mendalam dan
Setelah dilakukan pengecekan ulang tentang kevalidannya, hal ini sesuai dengan kanyataan
yang sebenarnya di lapangan. Selanjutnya pada pembahasan ini akan didiskusikan apa yang
menjadi temuan sselanjutnya dengan menggunakan Teori Blue Ocean Strategy yang
dikembangkan Melalui Teori Spectrum Analysis Dynamics System dalam penelitian ini,
kemudian diinterpretasikan sebagai jawaban dan tanggapan terhadap apa yang dipaparkan
sebelumnya. Adapun hasil temuan, diskusi dan interpretasi khususnya dalam Manjemen
Pendidikan (Ilmu, Seni dan Budaya Islam ) tersebut adalah sebagai berikut:
E. TELAAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA ISLAM) MELALUI KONSEP
SPECTRUM ANALYSIS DYNAMICS SYSTEM DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI PONDOK
PESANTREN MODEREN DARUSSALAM GONTOR
Melihat data dan fakta pada hahsil temuan terdahulu dalam riset pertama , maka
pembahasanan berdasarkan penyajian dan analisa data di atas dijelaskan, bahwa munculnya
program Pondok Pesantren yang memiliki pembaharuan di Bidang FURU dari mulai Sejarang
perkembangan Pondok , Visi, Misi dan Tujuan, Motto, Jiwa , Orientasi Pendidikan, Sintesa Unsur-
Unsur Pendidikan; sampai pada Falsafah dlam orientasi Pemdidikan, pengasuhan, pembinaan
,kreativitas dan inovasi yang spektakuler ini selain bertujuan untuk pembinaan akhlak, juga bertujuan
untuk melatih para Santri/ Wati dalam memanfaatkan waktu mereka yang menitikberatkan pada nilai
spiritual dan sosial.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 275
Dengan demikian, maka dapat dikatakan, bahwa penerapan program perencanaan
pembinaan sangat tepat dalam rangka memecahkan masalah siswa, yaitu kurang produktif dalam
memanfaatkan waktu dan juga untuk pembinaan akhlak siswa, baik terhadap Allah SWT maupun
terhadap sesama manusia. Langkah selanjutnya dalam merencanakan kegiatan tersebut merupakan
langkah tepat dan sudah cukup efesien dalam perencanaan. Mentepakan Manjemen strategi,
termasuk Mutu dalam kegiatan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari pemeparan hasil temuan sebagai
berikut :
Pondok Modern Gontor memiliki pembaharuan dalam beberapa aspek pendidikan, salah
satunya dalam bidang kurikulum. Materi yang diajakan di Gontor merepresentasikan kurikulum
yang merupakan perpaduan antara ilmu agama (revealed knowledge) dan ilmu kawniyah
(acquired knowledge).Jadi di Gontor telah terjadi integrasi ilmu pengetahuan. Untuk mewujudkan
ide-idenya tersebut para pendiri Gontor memilih menghidupkan kembali Pondok Gontor yang telah
ditinggalkan oleh nenek moyang mereka. Pondok Gontor yang mereka hidupkan kembali ini dibangun
di atas warisan dan tradisi luhur pesantren yang diintegrasikan dengan sistem dan metode
pendidikan modern. Idealisme, jiwa, dan falasafah hidup berikut sistem asramanya tetap mengacu
kepada khazanah dunia pesantren, tetapi penyelenggaraannya dilakukan secara efektif dan efisien
yang menjadi kekhasan sistem pendidikan modern
Dengan istilah lain, tidak ada dualisme keilmuan dalam pendidikan pesantren. Selain
itu ada pula mata pelajaran yang amat ditekankan dan harus menjadi karakteristik lembaga
pendidikan ini, yaitu pelajaran bahas Arab dan bahasa Inggris.Untuk tercapainya moralitas dan
kepribadian, kepada para santri diberikan juga pendidikan kemasyarakatan dan sosial yang
bisa mereka gunakan untuk melangsungkan kehidupan sosial ekonominya. Untuk ini kepada para
siswa diberikan latihan praktis dalam mengamati dan melakukan sesuatu untuk memberikan
gambaran realistik kepada siswa tentang kehidupan dalam masyarakat. Para siswa dilatih
untuk mengembangkan cinta kasih yang mendahulukan kesejahteraan bersama daripada
kesejahteraan pribadi, kesadaran pengorbanan yang diabdikan demi kesejahteraan masyarakat,
khususnya umat Islam. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi yang menjadi ciri khas
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 276
seseorang atau sekelompok. Adapun karakter disini berarti sifat-sifat dasar seseorang yang
bernilai baik yang sesuai dengan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat
istiadat yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatannya, sedangkan
sifat-sifat dasar seseorang yang tercela dan tidak sesuai dengan norma-norma kebaikan maka
disebut tabiat.
Karakter tampak dalam kebiasaan. Karena itu, seorang dikatakan berkarakter baik
manakala dalam kehidupan nyata sehari-hari memiliki tiga kebiasaan, yaitu: memikirkan hal
yang baik (habits of mind), menginginkan hal yang baik (habits of heart), dan melakukan hal
yang baik (habits of action).Substansi atau pokok dari karakter baik adalah kebajikan (virtue)
yakni kecenderungan untuk melakukan tindakan yang baik menurut sudut pandang moral
universal.Misalnya, memperlakukan semua orang secara adil (justice). Tindakan macam ini lazimnya
dilakukan oleh orang yang memiliki kualitas-kualitas yang secara objektif maupun
Kurikulum yang diterapkan di KMI (Kulliyatul Mu’allimin al Islamiyyah) yang bersifat akademik,
dibagi menjadi 8 bidang studi, yakni: Bahasa Arab; Dirasah Islamiyah; Ilmu Keguruan; Bahasa
Inggris; Ilmu Pasti; Ilmu pisika .Beberapa bidang studi bahasa Arab adalah; Muthola’ah, ini adalah
pelajaran yang berisi tentang cerita yang bermakna, sejarah, ataupun fiksi yang wajib dihafalkan;
Mahfuzat, yang mana merupakan syair-syair arab yang berisi tentang hikmah-hikmah dan
peribahasa dengan tujuan menanamkan pedoman hidup, motivasi dalam diri santri sehingga
mampu membentuk karakter-karakter baik dalam diri setiap santri; dan lain sebagainya.Materi
mahfuzat diajarkan kepada para santri dengan memberikan beberapa bait kalimat ataupun
peribahasa dalam bahasa arab, kemudian diterangkan isi dan makna yang tersirat dari bait atau
peribahasa tersebut sehingga mampu memberi motivasi dan dorongan dalam diri santri, untuk
menjadi pribadi yang baik dengan karakter yang baik pula.Pengetahuan Alam; Ilmu Pengetahuan
Sosial; Kewarganegaraan.
Salah satu pluralitas dalam Islam terlihat dalam lembaga pendidikan adalah pendidikan
pesantren. Pesantren tampil sebagai lembaga pendidikan Islam yang mempunyai karakter atau profil
yang unik, bahkan antara pesantren yang satu dengan yang lain cenderung memiliki ciri khas
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 277
tersendiri, meskipun visi kelembagaannya sama. Pesantren sebagai lembaga pendidikan dan dakwah
berfungsi melestarikan dan mengembangkan ajaran Islam dalam masyarakat. Menurut Martin Van
Bruinessen alas an pokok munculnya pesantren adalah untuk mentransmisi Islam tradisional
sebagaimana yang tedapat dalam kitab-kitab klasik yang ditulis beberapa abad yang lalu. Kitab-kitab
ini dikenal di Indonesia sebagai “kitab kuning”. Jumlah kitab klasik yang diterima di pesantren
sebagai ortodoks (Al-Kutub AlMu’tabarah) pada prinsipnya terbatas. Ilmu yang bersangkutan
dianggap sesuatu yang sudah bulat dan tidak pernah ditambah, hanya bisa diperjelas dan diperjelas
kembali. Dalam melestarikan dan mengembangkan Islam di masyarakat ini, pesantren mempunyai
pola transmisi yang cukup unik dan dianggap sebagai tradisi agung (great tradition), karena tujuan
pokok pendidikan dipesantren bukanlah untuk mengejar kepentingan kekuasaan, uang dan keagungan
duniawi, tetapi ditanamkan kepada mereka bahwa belajar adalah semata-mata kewajiban dan
pengabdian kepada Allah, sedangkan cita-cita pendidikan pesantren adalah untuk berdiri sendiri
(mandiri), tidak menggantungkan kepada orang lain, kecuali kepada Tuhan. semacam ini selalu
ditanamkan oleh para kyai dan guru-gurunya. Hingga tidak mengherankan jika ikatan emosional
antaa santri dan guru .
Sistem Pendidikan di Pesantren lebih mementingkan pendidikan daripada pengajaran.
Pendidikan pesantren lebih mengutamakan pembentukan mental karakter yang didasarkan pada
jiwa, falsafah hidup, dan nilai-nilai pesantren. Adapun pengetahuan yang diajarkan adalah sebagai
tambahan dan kelengkapan. Hubungan antara anggota masyarakat pesantren berlangsung dalam
suasana ukhuwwah Islamiyyah yang bersumber pada tauhid dan prinsip-prinsip akhlak karimah.
Suasana ini tertanam dalam jiwa santri dan menjadi bekal berharga untuk kehidupan di luar
masyarakat pesantren.Pendidikan pesantren didasarkan pada prinsip-prinsip keikhlasan, kejuangan,
pengorbanan, kesederhanaan, kemandirian, persaudaraan, dan kebebasan berpikir, sehingga bagi
pesantren tidak masalah apapun dengan paradigma School Based Management (SBM).
1. Perombakan pola pikir yang disebut Pembaharuan di Bidang Furu.
Definisi pembaharuan menurut Nur Cholis Madjid adalah proses perombakan pola berpikir dan
tata kerja lama yang tidak atau kurang akliyah dan menggantinya dengan pola berpikir dan tata
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 278
kerja baru yang akliyah. Sedang kegunaan pembaharuan ini adalah untuk memperoleh daya guna
dan efisiensi yang maksimal. Pembaharuan menurutnya identik dengan modernisasi dan
asionalisasi, yakni berfikir dan bekerja menurut fitrah atau sunnatullah.Istilah pembaharuan atau
modernisasi adalah merupakan suatu wacana yang mengawali periubahan mendasar bagi
pendidikan Islam sebagai suatu ajaran.Yang dimaksud perubahan di bidang furu’ di sini adalah
beberapa perubahan pada beberapa bidang yang dilakukan sejumlah pondok pesantren yang
berkiblat atau mengikuti Gontor. Seperti perubahan kurukulum dan aktifitas pesantren. Hal ini
terjadi karena dipandang masih adanya beberapa kelemahan yang ditemukan pada Gontor. Atau
karena adanya kebutuhan masyarakat di mana pesantren itu berada. Untuk mengisi kekurangan
di bidang penguasaan kitab kuning umpamanya, beberapa pesantren memasukkan kitab kuning
sebagai sylabus, meskipun jam pelajarannya berada di luar waktu sekolah, seperti halnya yang
dilakukan Pondok Pesantren Daarul Rahman, Jakarta. Sistem kombinasi (perpaduan) mazdhab
Gontor dan Salaf ini belakangan banyak diterapkan di tengah tumbuhnya pesantren-pesantren.
Pengajaran kitab kuning pun tidak lagi menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar
sebagaimana yang ditemukan pada pesantren Salaf, meskipun demikian metode pembacaannya
(secara nahwu) masih mengikuti mazdhab Salaf, yaitu menggantikan “Utawi-Iku” dengan
“Bermula-Itu” pada kedudukan mubtada dan khobar. Lembaga pendidikan Islam, khususnya
pesantren telah banyak memberikan andil bagi bangsa Indoneisa, baik dahulu maupun kini.
Keteladalan pondok pesantren selama berabad-abad, walau dengan segala kesederhanaannya
masih menjadi harapan umat Islam sebagai benteng satu-satunya bagi umat Islam dan
kelimiahannya. Karena dari sanalah lahir generasi-generasi yang melanjutkan da’wah Islam.
Tidak aneh bila ada anggapan bahwa para orientalis mulai menggeluti sosiologi pesantren untuk
mencari titik yang dapat melemahkan kesinambungannya demi pengikisan Islam di Indonesia,
baik melaui cara halus maupun kasar. Walau bagaimana tangguhnya sebuah pesantren ia harus
tetap belajar dengan lingkungan sekitarnya sambil melestarikan identitas keislamannya.
Sistem fiqih orientied yang diterapkan pada masa Ampel misalnya, pada zaman kini dirasa kurang
berhasil melahirkan alumni yang iltizam dengan agamanya, terbukti adanya sebagian santri
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 279
setelah lulus dari pesantrennya kurang mengamalkan ajaran agamanya. Karena sekeluarnya dari
almamater, dalam jiwanya merasa telah bebas dari segala peraturan dan tata tertib pesantren,
padahal sebenarnya sebagian besar tata tertib itu adalah bagian dari ajaran Islam, seperti
berjilbab, sholat berjamaah, membaca al-Quran, menjauhi yang haram dan syubhat, melakukan
hal yang sunah dan lain sebagainya. Oleh karena itu perlu adanya upaya memberi materi Islam
secara kaffah, kamil dan mutakamil. Sehingga pemahaman dan sikapnya terhadap Islam pun
bersifat komprehensif, dan tidak sepenggal-penggal. Keanekaragaman lembaga pendidikan Islam
merupakan khazanah yang perlu dilestarikan. Setiap lembaga mempunyai ciri khas dan orientasi
masing-masing, namun demikian harus ada satu komitmen, yaitu memberi pemahaman Islam
secara kaffah demi izzul Islam wal muslimin.
2. Di dalam Visi, Misi dan Tujuan Berdirinya Gontor juga sudah merupakan Spectrum Spiral
Dynamics
Mengembangkan pola Manjeril dalam suatu Lembaga pendidikan pesantren sejalan dengan
norma-norma Islam yang seharusnya. Menurut Tony Buzan dalam buku The Power of Spiritual
Intelegence, visi didefinisikan sebagai kemampuan berpikir atau merencanakan masa dengan
dengan bijak dan imajinatif, menggunakan gambaran mental tentang situasi yang dapat dan
mungkin di masa mendatang.Dengan demikian, visi merupakan titik permulaan dari kenyataan
hari esok suatu organisasi, termasuk pesantren. Visi yang benar merupakan suatu gagasan yang
sangat ampuh yang dapat membuat loncatan awal ke masa dengan dengan memadukan segala
sumberdaya untuk mewujudkan visi tersebut. Visi yang benar memiliki daya tarik dan
menyebabkan orang lain membuat komitmen, membangkitkan tenaga dan semangat, mampu
menciptakan makna kehidupan, dan menjadi jembatan antara apa yang dilakukan sekarang
dengan yang diinginkan di masa depan. Dalam masyarakat pesantren, kyai atau pimpinan
pesantren selain berfungsi sebagai central figure juga menjadi moral force bagi para santri dan
seluruh penghuni pesantren. Hal ini adalah suatu kondisi yang mesti bagi dunia pendidikan, tetapi
kenyataannya jarang didapati dalam sistem pendidikan selain pesantren. IDE TRIMURTI.
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 280
Berikut ide Trimurti yang dikutif dari sistem pendidikan pondok pesantren:
pengalaman Ponpes Ponorogo ( K.H. Abdullah syukri zarkasyi, M.A.) adalah sebagai berikut: Ide
Trimurti adalah nilai-nilai dan ajaran-ajaran yang mendasari seluruh proses pendidikan dan
pengajaran di Gontor..” Visi: Menjadi tempat ibadah, talabul ilmi, dan tempat mencari rida
Allah.2) Menjadi sumber pengetahuan Islam, bahasa al-Qur’an/B. Arab, ilmu pengetahuan, dan
tetap berjiwa pondok. Visi Pondok Modern Darussalam Gontor memiliki visi sebagai lembaga
pencetak kader-kader pemimpin umat, menjadi tempat ibadah dan thalab-al-ilmi, serta menjadi
sumber ilmu pengetahuan Islam, bahasa Al-Quran dan ilmu pengetahuan umum dengan tetap
berjiwa pesantren. Misi : 1) Membentuk karakter/pribadi umat yang unggul dan berkualitas, yang
berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas, serta berkhidmat
kepada masyarakat.2) Membentuk generasi yang unggul menuju terbentuknya khairul ummah.
3) Mendidik dan mengembangkan generasi mukmin muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat,
berpengetahuan luas dan berpikiran bebas, serta berkhidmat kepada masyarakat; 4)
Mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan umum secara seimbang menuju terbentuknya ulama
yang intelek. d. Mewujudkan warga negara yang berkepribadian Indonesia yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT. Jiwa . Jiwa ini biasa disebut Panca Jiwa Pondok Pesantren,
sebagaimana yang telah dirumuskan dan disampaikan oleh K.H. Imam Zarkasyi pada Seminar
Pondok Pesantren seluruh Indonesia tahap pertama di Yogyakarta,4-7Juli 1965, yaitu: 1) jiwa
Keiklasan, jiwa Kesederhanaan; jiwa berdikari/Mandiri; Jiwa Ukhuwwah Islamiyyah;dan jiwa
bebas. Serta Berpengetahuan Luas Para santri di Pondok ini dididik melalui proses yang telah
dirancang secara sistematis untuk dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mereka.
Santri tidak hanya diajari pengetahuan, lebih dari itu mereka diajari cara belajar yang dapat
digunakan untuk membuka gudang pengetahuan. Kiai sering berpesan bahwa pengetahuan itu
luas, tidak terbatas, tetapi tidak boleh terlepas dari berbudi tinggi, sehingga seseorang itu tahu
untuk apa ia belajar cara tahu prinsip untuk apa ia menambah ilmu. Berpikiran Bebas. Berpikiran
bebas tidaklah berati bebas sebebas-bebasnya (liberal). Kebebasan di sini tidak boleh
menghilangkan prinsip, teristimewa prinsip sebagai mukmin Justru kebebasan di sini
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 281
merupakan lambang kematangan dan kedewasaan dari hasil pendidikan yang telah ditengai
petunjuk Ilahi (hidayatullah). Moto :. Motto Pondok Modern Gontor Pendidikan PM Gontor
menekankan pada pembentukan pribadi mukmin Muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat,
berpengetahuan luas dan berpikiran bebas. Kriteria atau sifat-sifat utama yang ditanamkan
oleh pondok ini kepada seluruh santrinya dalam semua tingkatan; dari yang paling rendah
sampai yang paling tinggi. Realisasi penanaman motto ini dilakukan melalui seluruh unsur
pendidikan yang ada. Berbadan Sehat Tubuh yang sehat adalah sisi lain yang dianggap penting
dalam pendidikan di pondok ini. Dengan tubuh yang sehat para santri akan dapat melaksanakan
tugas hidup dan beribadah dengan sebaik-baiknya. Pemeliharaan kesehatan dilakukan melalui
berbagai kegiatan olah raga, dan bahkan ada olah raga rutin (lari pagi Jumat dan Selasa) yang
wajib diikuti oleh seluruh santri sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Tujuan Pondok
Modern Darussalam Gontor memiliki beberapa tujuan, yaitu: a) Terwujudnya generasi mukmin
muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran bebas, serta
berkhidmat kepada masyarakat. b) Lahirnya ulama yang intelek yang memiliki keseimbangan
dzikir dan pikir. c) Terwujudnya warga negara Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT. Gagasan dan Cita-Cita Apakah gagasan dan cita-cita para pendiri Pondok Modern
Gontor sehingga mempunyai tekad yang begitu besar? Cita-cita utamanya adalah rasa tanggung
jawab memajukan umat Islam dan mencari ridho Allah.Tempat yang dipilih untuk mewujudkan
cita-cita mereka itu adalah Pondok Pesantren yaitu lembaga pendidikan Islam yang pernah
berjaya pada masa nenek moyang mereka dan saat itu telah mati. Lembaga Pendidikan Pondok
Pesantren adalah model pendidikan Islam yang banyak dipakai dan berlaku di beberapa negara
Islam. Namun, di negaranegara itu pendidikan Islam telah banyak mengalami kemajuan dan
perkembangan pesatsebagaimana lembaga-lembaga pendidikan di negaranegara Islam lainnya.
Karena itu pengembangan Pondok Pesantren di Indonesia perlu mengambil kaca perbandingan
dan lembaga-lembaga pendidikan Islam di luar negeri yang serupa dengan sistem pendidikan
pondok Pesantren, para pendiri Pondok Modern Gontor pada awal pembangunan Pondok Gontor
Baru telah mengkaji berbagai lembaga pendidikan terkenal dan maju di luar negri, khususnya
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 282