The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by wdmuntasirwd, 2023-06-15 11:34:17

KAMUS MELAYU TAMIANG-INDONESIA

Melestarikan bahasa daerah

Keywords: KAMUS

Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 231 La-Rap/a larap, Parah (kondisi yang memprihatinkan), berat (tentang luka); /lukeñye__betoi haRus dibawe ke keRumah saket/, ‘lukanya cukup parah , harus dibawa ke rumah sakit’: La-Rang/v Larang, cegah La-Rat/ (larat)/v jalar, ᶇe-la-Rat/Nge-la-Rat/v Menjalar (api); /awaenye api yan kecik udah yan __kerumah sebelah/, ‘mulanya api itu kecil kemudian menjalar kerumah sebelah’: Me-la-Rat/a Melarat, susah hidupnya, miskin La-Re/a Lara, sedih, susah hati, sakit; Pe-li-po la-re/v penghibur La-Ri/v Lari, 1 melangkah dengan kecepaatn tinggi, 2 hilang, lenyap;/__semaᶇatñye/, ‘hilang semangatnya’: 3 v pergi (keluar) tidak dengan cara sah (baik-baik), kabur; /udah dibagi tinggae diRumah mende-mende, diam-diam__die/, sudah dikasih tinggal dirumah baik-baik, diam-diam kaburdia’: 4v pergi (berpindah) untuk menyelamatkan diri: /kaRene takot diancam same uRaᶇ kampong diam-diam __ die ketempat laen/, karena takut diancam oleh orang kampong diam-diam pindah dia ketempat lain’; 5 bergeser (posisi); /baot yan udah cadek bise dipasaᶇ __lubaᶇñye/, ‘baut itu sudah tidak bias dipasang, bergeser lubangnya’: La-sak/adv tidak diam, ada saja aktifitasnya La-tah/adv Mudah terkejut dengan meniru-niru cakap orang lain, meniruniru sikap, perbuatan, atau kebiasaan orang atau bangsa lain; /kite jaᶇan__deᶇan budaye uRaᶇ/, kita jangan meniru-niru budaya orang’: La-teh/v Latih; Be-la-teh/v 1 belajar dan membiasakan diri agar mampu (dapat) melakukan sesuatu; /die jadi ahli mekanik setelah __ betaontaon/, dia menjadi ahli mekanik setelah belajar bertahun-


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 232 tahun’: 2 berbuat agar menjadi biasa: ᶇe-la-teh/Nge-la-teh/v melatih mengajar seseorang dan sebagainya agar terbiasa (mampu) melakukan sesuatu; membiasakan diri (belajar); te-la-teh/terlatih/ a pandai atau berkemampuan karena telah dilatih; terampil karena sering berlatih; /die udah__dalam ᶇadapi persoalan macam yan/, ‘ia sudah terlatih dalam menghadapi persoalan seperti itu; La-wak/a Lucu, jenaka La-wan/n Tantang, imbang, banding, tanding; /cadek __lagakñye peRmate ne susah dicaRi/, ‘tidak ada imbang indahnya permata ini payah dicari; 2 n musuh, seteru; /kaRene maRahñye, die ᶇamok cadek dibedenye kawan ᶇan__/, ‘ karena marahnya, dia mengamuk tanpa membedakan kawan dan musuh’: 3 n kebalikan; yang bertentangan ᶇe-la-wan/Nge-la-wan/v melawan La-ya/n Layar,tirai 1 kain tebal yang dibentangkan untuk menadah angin agar per ahu (kapal) dapat berjalan (laju); 2 tabir (tirai) penutup jendela (pintu); 3 tirai; 4 bidang (berupa kain, papan, kaca) tempat menayangkan gambar (film, televisi, dan sebagainya);/__nimpe tiaᶇ/, ‘tirai menimpa tiang’: pb kawan menjadi lawan; Se-la-ya/n sebaya, seusia;/ anak bujaᶇñye__ deᶇan anak daRe ku/, ‘anak lajangnya seusia anak lajangku’: La-yah/te-la-yah/v tertidur, baru tertidur kemudian terbangun lagi; /baRu sekejab aku __udah baᶇkekñye/, ‘baru sebentar aku tertidur La-yan/v urus, ᶇe-la-ya-ni/Nge-la-ya-ni/v 1 membantu menyiapkan (mengurus) apaapa yang diperlukan seseorang, meladeni; /pelen pembantu sibuk__tamu/, ‘para pembantu sibuk meladeni tamu’: 2 menerima (menyambut) ajakan (tantangan, serangan, dan sebagainya);/usah buaᶇ waktu__cakap yaᶇ cadek bermutu /, ‘jangan buang waktu


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 233 melayani cakap yang tidak bermutu’: La-yaᶇ/La-yang/v kirim, lempar, layangan;/mu cadek sempat datang__ke aje suRat pasti sampe/, ‘kalau tidak sempat dating kirimkan saja surat, pasati sampai’: Me-la-yaᶇ/ Me-la-yang/v terbang, terombang ambing diudara La-yoh/adv lesu, lemah (kondisi tubuh); /__kali kukeleh eᶇkô maᶇe leteh kali/, ‘lesu sekali kulihat kamu,apa capek sekali?’: La-yu/adv terkulai, lemah (daun);/ kaRene cadek hujan__pelen tanaman/, karena tidak ada hujan terkulai semua tanaman’: La-zem/a Lazim, sudah biasa, sudah menjadi kebiasaan, sudah umum (terdapat, terjadi, dilakukan, dan sebagainya); /geneaRi udah__empuan beRambut pandak/, ‘ sekarang sudah umum perempuan berambut pendek’: Le-bɛ/n lebai (Orang Alim), pendiam;/ gih ko minte do’e kat __beRkat, bia deRas baek saketmu/, pergi kamu mita do’a pada lebai berkat, biar cepat sembuh saketmu’: Le-bah/n Serangga penghasil madu Ma-du le-bah/n madu lebah Le-baeh/a lebas, sudah terlalu masak/matang (buah) Le-bat/a Banyak buahnya;/maᶇge yang __buahñye kali ne/, manga itu banyak buahnya kali ini’: deras (hujan);/ diteñah jalan aku ditimpe ujan __kali/, ‘ditengah jalan aku ditimpa hujan lebat sekali’: Le-beh/a Lebih, lewat dari semestinya (tentang ukuran, banyaknya, besarnya, dan sebagainya); /udah ku bagi__tapi mentoᶇ kuRaᶇ juge/, ‘sudah kuberi lebih tapi masih kurang juga’: Le-beh du-lu/a lebih dahulu, sebelumnya; / lebeh dulu izin ke kami ᶇucap ke teRime kaeh/, sebelumnya, perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih; Le-bo/v Lebur, hancur, pecah, menyatu; /piᶇgan yan teRempaeh__ ban pelenᶇye/, ‘piring itu terbanting hancur semuanya’: /due kampoᶇ


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 234 di__jadi satu kampoᶇ/, ‘dua desa menyatu jadi satu desa’: Le-boh/a lembab, buruk sudah mau rubuh (bangunan); /Rumah tuhe yan cadek ditempati jadi __/, ‘rumah tua itu tidak ditempati buruk mau rubuh’: Le-bɔk/lebok (hl)/v Jatuh,terlepas meluncur kebawah, turun harga; Lɛ-cɛh/v hina, ejek, remeh; tidak berharga; /die ᶇeRase di__diteᶇah kenuRi yaᶇ meRiah yan/, ‘ia merasa dihina di tengah pesta yang meriah itu Le-dak/v suara meletus, letus Me-le-dak/v meletus 1 pecah dan mengeluarkan bunyi sangat keras, meletus; /__ meRcon naᶇ ditunuñye/, ‘meletus mercon yang dibakarnya’:2. tergelak keras-keras (tentang tertawa); /tabe penonton peh __ᶇeleh tiᶇkah pelawak/, tawa hadirin pun tergelak melihat tingkah pelawak itu’: Le-gam/a sangat hitam mengandung atau memperlihatkan warna yang serupa warna arang; /hitam__macam puᶇgoᶇ periok/, sangat hitam bagai pantat periok’: pb sangat buruk (tentang tabiat seseorang); Le-gat/v Ligat, sering, acap; /die__dataᶇ kehini/, ‘dia sering datang kesini’: Le-ge/a lega, lapang (perasaan), tenang; /setelah kudeᶇa beRiteñye baRulah__hatiku/, ‘setelah aku mendengar beritanya barulah tenang hatiku’: Lɛ-hǝ/v Leha, istirahat, jalan–jalan; Be-lɛ-he-lɛhe/v bersenang-senang, berjalam-jalan; /uRaᶇ sibuk ᶇencaRi die, Rupeñye__die disini/, orang sibuk mencari dia, rupanya dia bersenang-senang disini’: Le-he/n Leher, anggota badan, penyangga kepala; Le-ho/a Zuhur, waktu shalat Le-hop/lumpo (hl)/n Lumpur, tanah yang basah; /__keRiᶇ adelah pedoman untok tau jalan/, ‘lumpur kering adalah pedoman untuk tau


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 235 jalan’: Le-ka/n daun kelapa dianyam berbentuk lingkaran untuk tempat alas periuk, kuali dll sebagai penahan panas ᶇe-le-ka/Nge-le-ka/v menganyam leka Le-kaeh/Lekas/adv cepat cepat, segera, tidak berlama-lama, dalam waktu yang singkat: /kalo kite keRje ke secaRe ñyeRaye __siapñye/, ‘kalao kita kerjakan secara gotong royong cepat selesainya’: /die__maRah/, ‘ia lekas marah; lekas-lekas/lekas-lekas/a cepat-cepat; sangat segera, dalam waktu yang sangat singkat; Le-kang/v terkupas dari kulitnya, tidak lengket dibiji;/ rambot yan lekaᶇ/, rambutan itu tidak kengket dibiji’: Le-koh/a Capek, lelah;/sari suntokñye keRje make__kali/,‘seharian dia bekerja, maka capek sekali’: Le-kok/n lekuk 1berongga lekung (seperti tanah yang digali); 2 lepih seperti topi yang ditekan; 3 berlekuk ke dalam (seperti lensa);/die rebah tepeleset kat tanah__/,‘dia jatuh terpelesit ditanah lekuk’: Le-lah/v letih, capek (melakukan aktifitas), penat, payah, lesu, tidak bertenaga;/die gurim diRumpot untok ᶇelepaske__/, ia berbaring di rumput untuk melepaskan penat’: Le-laeh/v Lelas, lecet; /jaoh kali die bejalan hiᶇge__peheñye/, jauh sekali dia berjalan hingga lecet pahanya’: Le-laᶇ/Le-lang/v obral, menjual dengan memilih tawaran tertinggi Le-lap/v nyenyak, tidur, hilang, lenyap: /pelenñye__dalam pandaᶇan/, ‘semuanya lenyap dari pandangan’: Te-le-lap/v tertidur, terbuai; /ᶇelamboᶇ anganñye__dalam ñyañyian yan/, ‘melambung lamunannya terbuai dalam nyanyian itu’: Le-lu-ase/a Leluasa, lapang (perasaan) bebas bergerak Le-maeh/v lemas, lesu; /aᶇat kali aRi__aku rap cadek saᶇgup begeRak/, ‘panas sekali hari, lemas sekali aku hamper tidak sanggup bergerak’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 236 Le-mah/v Tidak berdaya;/sesame manusie wajeb membantu uRaᶇ-uRaᶇ naᶇ__/, ‘sesama manusia wajib membantu orang-orang yang tidak berdaya’: Le-mak/n, santan kelapa, zat minyak yang melekat pada daging, gemuk: /setiap maulud makan nasi miñyak gulɛ __/, ‘setiap memperingati maulid nabi makan nasi minyak, gulai santan kelapa’: Le-maᶇ/Le-mang/n Pulut yang dipanggang dalam bambu; /deRian ne sedap dimakan deᶇan __/, ‘durian inni enak dimakan dengan pulut yang dipanggang dalam bambu’: Lem-bab/a Kondisi yang agak basah mengandung air (tentang hawa dan sebagainya), tidak kering benar (tentang tembakau dan sebagainya); /kaRene ujan petaᶇ tanah mentoᶇ __/, ‘karena hujan kemarin, tanah masih lembab’: 2.tidak nyaring bunyinya (seperti gendang yang kendur);/__gendaᶇ yan, jemolah sekejap/, ‘kendur benar rebana itu, jemurlah sebentar’: Lem-bah/n daerah diantara dua kaki bukit, jalan yang menurun Lem-bah hi-tam/a kehidupan yang nista; /sejak meniᶇgal lakiñye die tejeRumueh ke__/, ‘sejak meninggal dunia suaminya, dia terjerumus pda kehidupan nista’: Lem-ba-ge/n Lembaga, Majelis Lem-bik/a lembek, tidak bertenaga, lemah; /__kali eᶇkô macam uRaᶇ cadek makan/, ‘lemah sekali kamu seperti orang tidak makan’: Lem-biᶇ/Lem-bing/n Tombak, besi panjang yang ujungnya dilancipkan (satu mata); / luke ne cume bise baek deᶇan __yang nikamñye/, ‘Luka ini hanya dapat sembuh oleh lembing yang menikamnya’: Lem-but/a 1 lunak dan halus (tidak keras), lemas (tidak kaku), lemah (mudah dilentur); /kulit bayi ne __/, ‘kulit bayi ini lembut’: 2 tidak keras atau tidak nyaring (tentang suara, bunyi); 3 baik hati (halus budi bahasanya), tidak bengis, tidak pemarah; Le-met/n Kue, tepung dicampur pisang dikukus Lem-pang/ Lem-pang/a lurus, tidak bengkok, jujur, ta’at;/ anak yan


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 237 memaᶇ __kali die/,anak itu memang jujur sekali’: Lǝm-pap/a ucapan marah yang disampaikan kepada orang yang tidak beradap Len-dat/v tabrak, gilas;/mu dihalaᶇ-i ñye eᶇkô bejalan kô__ saje bia diRaseñye/, ‘kalau dihalanginya kamu berjalan, kamu tabrakkan saja biar dirasanya’: Le-ne/v Lena, 1 nyenyak, 2 tidak sadar, lengah, tidur ayam (belum lelap) Te-le-ne/v Terlena, terbuai, terlelap Le-ᶇah/Le-ngah/a lalai, kurang perhatian, kurang berhati-hati, kurang awas; /jaᶇan__bejalan lam kawan rami/, jangan lalai berjalan di tempat ramai 2 v bermalas-malas: Le-ᶇan/Le-ngan/n anggota badan dari pergelangan tangan sampai ke bahu; Le-ᶇaᶇ/Le-ngang/a 1 sunyi, sepi, tidak ramai, tidak banyak orang; /mu cadek anak__raseñye di Rumah/, ‘kalau tidak ada anak sepi rasanya dirumah’: 2 tidak sibuk: Leᶇ-gaᶇ/Leng-gang/v berjalan dengan menggoyangkan pinggul, Menari ᶇe-leᶇ-gaᶇ/nge-leng-gang/v berjalan melenggok; Leᶇ-ga-yan/Leng-ga-yan/n alat penangkap ikan jaring berbentuk empat persegi dengan gagang ditekuk bersilang dan memakai joran ± 2,5 meter Leᶇ-koᶇ/Leng-kong/a lengkung, bengkok, tidak lurus ᶇe-leᶇ-koᶇ/Nge-leng-kong/a melengkung, berlekuk seperti bentuk busur Lɛᶇ-sɛ/ Lɛng-sɛ/v Lengser, turun ᶇe-leᶇ-ser/Nge-leng-ser/v melengser 1 turun dari jabatan; 2 menggelincir ke bawah atau ke sisi, meluncur; /mate aRi udah__/, ‘ matahari telah menggelincir’: Len-ja/v terus, lurus menuju, langsung pada (arah ke), lantas; /kami cadek__kekote, tapi siᶇgah dulu/, ‘kami tidak langsung ke kota,


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 238 tetapi singgah dahulu’: /peRmohonan yan disampeke __kat kepale kanto/, ‘ permohonan itu disampaikan terus kepada kepala kantor’; Len-to/v Lentur, tidak kaku, bisa dibengkok kemudian kembali seperti semula, lembut, menurut (tidak membantah), ᶇe-len-to/Nge-len-to/v melentur, tidak mudah patah Le-ñyap/a 1 tidak kelihatan lagi, tidak ada lagi, hilang, musnah; /__daRi pandaᶇan/, ‘hilang dari pandangan’: /sampan yan __ditelan ombak/, ‘perahu itu lenyap ditelan ombak’: 2 tidak jaga lagi, nyenyak; /__tidoñye/, ‘nyenyak tidurnya’: Lep/v kejar (sambil berlari);/puntaᶇ pantiᶇñye laRi karena ketakutan di__anjin/, ‘pontang panting dia berlari karena ketakutan dikejar anjing’: ᶇe-lep/Nge-lep/v mengejar; /tetuᶇap-tuᶇap aku__anak kecik yan laRi kat jalan/, ‘megap-megap aku mengejar anak kecil itu lari kejalan’: Pe-Re-lep/v melakukan pengejaran Le-paeh/v Lepas, Bebas dari kurungan;/uᶇgas yan teRbaᶇ bebas setelah di__dari saraᶇñye/, ‘burung itu terbang bebas setelah dilepas dari sangkarnya’: ᶇ-le-paeh/Nge-le-paeh/v melepas membebaskan; Le-pǝh/v menutup atau mengakhiri anyaman tikar;/ mu salah lagaᶇ salahlah __/, fls‘jika salah memulai salahlah mengakhiri’: Le-pei/n Ukuran untuk menyirat jaring yang terbuat dari bambu Le-Ren/n sepeda, kereta angina; /die lalu keRje naek __/, dia pergi kerja mengendarai kereta angin’: ᶇe-le-Ren/ Nge-le-Ren/v bersepeda; Le-Reᶇ/Le-Reng/v lereng bukit, Jalan dikaki bukit atau gunung Le-sap/v kecepatan yang tinggi,hilang tidak kelihatan ᶇe-lesap/Nge-lesap/v; sangat kencang;menghilang dari pandangan Le-soᶇ/Le-song/n Lesung, tempat menumbuk padi; /Kalolah __sudah hañyot, alupeh akan ikot/,pb’ kalaulah lesung sudah hanyut, alupun


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 239 akan ikut’: artinya jangan pelihara peranagi burok’:/antan patah __peh ilañ/, ‘alu patah lesungpun hilang’: Le-tak/v tarok 1 tempat beradanya sesuatu; /dimane __Rumahñye/, ‘dimana tempat rumahnya’: 2 kedudukan, duduk, keadaan; /cube ceRiteke mcam mane __ peRsoalanñye/, ‘coba jelaskan bagaimana duduk persoalannya persoalannya; Le-teh/a Capek, tidak bertenaga (karena baru selesai kerja berat dan sebagainya), lelah sekali, Let-lot/n mondar madir, bolak balik; /entah mañye keRjeñye __disini/, ‘entah apa kerjanya mondar mandir disini’: Le-tup/v pukul, suara senjata;/mu batat kali ko __ ke saje/, ‘kalau bandel seklai kaui pukul saja’: ᶇe-le-tup/Nge-le-tup/v meledak; /mearecon yan basah cadek__/, ‘mercon itu basah, tidak meledak’: Le-wat/v Lalu, lintas;/ jaᶇan kô__daRi sian/, ‘jangan kau lintas dari situ’: laku; /sudah__baRaᶇ yaᶇ nak dijuaeñye yan/, sudah laku barang yang mau dijualnya itu’: ñe-le-wat-i/ Nge-le-wat-i/v melewati, melalui Li-a/v Liar, susah ditangkap Li-aᶇ/ Li-ang/n Lubang, banyaknya tusukan; /uRaᶇ yaᶇ bekel-i malam taen kene tikam tujoh __/, ‘orang yang berkelhi tadi malam kena tikam tujuh tusukan’: li-aᶇ la-hat/li-ang la-hat/n lobang kuburan tempat jenazah dimasukkan. Li-at/v Alot, keras, tidak mudah putus, susah (membayar hutang); /die kalo sudah beRutaᶇ __kali bayañye/, ‘dia kalau sudah berhutang susah seali membayarnya’: Li-bas/v pukul, hembat Li-bat/v ikut serta, masukkan; /__ke die dalam panitie yan/, ‘ikut sertakan dia dalam kepanitiaan itu’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 240 ᶇe-li-bat-ke/nge-li-bat-ke/v Mengikutkan orang laen dalam masalah atau persoalan ᶇe-li-bat/Nge-li-bat/v tampak, datang; /cadek peRnah ñye__lagi kehini/, ‘tidak pernah dia datang lagi kesini’: Li-cik/v Curang, culas, akal bulus; Li-dah/v organ perasa yang terletak didalam mulut, Pan-jaᶇ li-dah/Pan-jang li-dah/v pb, Orang suka menyampaikan cakap kesana sini Li-gat/v Sering, acap kali,cepat; /__siket kerRjemu bia deRaeh siap/, cepat sikit kerjamu biar cepat selesai’:/die __kali dataᶇ keRumahku/, ‘dia sering sekali berkunjung kerumahku”: Li-hae/v Lihai, pandai, cerdik, lincah, ahli;/ die sudah__ngesek biola/, ‘dia sudah ahli menggesek biola’: Li-ku/n Tidak lurus, berbelok; /bañyak kali likuñye jalanne/, ‘banyak sekali belok jalan ini’;berbeli-belit (bicara); /cadek jelas dieñye bañyak kali__cakapñye/, ‘tidak jelas die ini banyak kali belit cakapnya Li-let/v Lilit, memutarkan tali sampai keliling pada sebuah benda (untuk mengikat) Lim-bah/n 1. Comberan, Air buangan yang dialirkan pada sebuah penampungan, 2 sisa proses produksi;/__pabrek sawit yan mencemake aye suᶇɛ/, ‘sisa produksi pabrik sawit itu mencemarkan air sungai’: Lim-bat/n ikan lele Li-me/ K.bil Lima, bilangan Paᶇ-li-me/pang-lima/n hulubalang pimpinan pasukan, Lim-pah/n penuh,mengalihkan satu persoalan ketangan orang lain ᶇe-lim-pah/Nge-lim-pah/v melimpah kepenuhan, sampai tumpah di-limpah-ke/v mengalihkan Lin-cah/v bijak, cepat,gesit, tidak diam. Tidak tenang; / anak naᶇ sehat biaseñye__/, ‘ anak yang sehat biasanya tidak diam’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 241 Lin-daeh/ Lindas/v Gilas Lin-doᶇ/Lin-dong/v Lindung, teduh Be-lin-doᶇ/Be-lin-dong/v berlindung, berteduh Liᶇ-ges/Ling-ges/n Linggis, alat pencabut paku; / bañyak kali paku kat beRoti yan haRus dicabut pake__/, ‘banyak sekali paku di beroti itu, harus dicabut psksi linggis,: Liᶇ-ka/Ling-ka/a Lingkar, kitar; Se-liᶇ-ka/ Se-ling-ka/v; tetangga, Selingkar, sekeliling; /kawan keRabat kaom__/, ‘teman akrab, keluarga tetangga’: Lin-ta/v petir, halilintar; /kuat kali__gayeñye nak ujan/, ‘keras sekali halilintar seperinya mau hujan’: Lin-tah/n binatang Pengisap darah; /, ‘paye yan bañyak kali__/, ‘rawarawa itu banyak sekali lintah’: Lin-tah Da-rat/ v pr pemeras, rentenir Lin-taeh/ Lintas/ v lewat, berjalan dibawah bentang Te-lin-taeh/ terlintas/v terkena roh halus karena melewati tempat roh halus tersebut Li-ok/v liuk, melenggang Li-oᶇ/ Li-ong/v Hilang, lenyap dicuri; /masok pencuRi malam taen keRumahñye habis__duet yaᶇ disimpanñye/, ‘masuk pencuri tadi malam kerumahnya habis hilang uang yang disimpannya’: Li-pat/v Menyatukan antara ujung satu dengan yang lain sehingga menjadi kecil (kain dll) Li-pan/n binatang berbisa berkaki banyak Li-Rek/v Lirik, kerling, pandang dengan ekor mata, menginginkan; /hatihati eᶇkô sudah di__ñye hondamu nak dipinjamñye/, ‘hati-hati kamu sudah diliriknya sepeda motormu nau dipinjamnya’: Li-san/v ucapan, disampaikan dengan ucapan; /memaᶇ diucapkeñye secare __ ,tapi dimuke saksi, same kekuatanñye ᶇan tulisan/, ‘memang didiucapkannya secara lisan, tapi dihadapan saksi, sama


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 242 kekuatannya dengan tulisana’: Li-tak/a sangat lelah, capek (mencari sesuatu, mengejar sesuatu); /__aku ᶇelep lembu, cade ku dapat/,‘capek aku mengejar lembu, tidak ku dapati’: Lo-be/a Loba, rakus,tamak Lo-cak/v riak air; /kencaᶇ kali__susah kite nak betambat/, ’kencang sekali riak air susah kita mau berlabuh’: Lo-gam/n besi Lok-lok/v masuk dipaksa, terobos; /sudah dikeleh begian Rami Uraᶇ tetap di__ñye juge/, ‘sudah dia lihat begitu ramai orang, tetap diterobosnya juga’: Lo-loeh/v Lolos, lepas, lewat; /untoᶇ ade bataᶇ kayu tempatñye bejabat, __lah die daRi bahaye/, ‘untung ada pohon kayu tempat dia berpegang,lepaslah dia dari bahaya’: Lom-be/v Lomba, tarung, adu (kecepatan, ketangkasan dalam segala hal); Lom-pat/v Bergerak berpindah tempat dengan mengangkat kedua belah kaki ᶇe-lom-pat/Nge-lom-pat/v melompat melakukan gerak dengan mengangkat kaki ke depan (ke bawah, ke atas) dengan cepat, meloncat:/pencuRi yan__kelua lewat jendela/, ‘pencuri itu melompat ke luar melalui jendela’: Loᶇ/Long/adv Panggilan atau tutur untuk anak tertua Loᶇ-gok/ Long-gok/v nongol, mengeluarkan kepala Lon-jak/v lewat batas, lompat ᶇe-lon-jak/Nge-lon-jak/v ngelewati batas, keterlaluan, mengeraskan suara dalam berbicara; /mu dibia ke die __ terus/, ‘jika dibiarkan dia melampaui batas terus’: Lon-joᶇ/ Lon-jong/a tidak bulat, oval Lon-te/n Wanita Tuna Susila, pelacur, perempuan jalang Lon-toᶇ/Lon-tong/n Beras yang dibungkus dimasak agak lembek; Lop/v masuk; /meᶇkale __ñye kambin yan kedalam kepoh cadek kelatan


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 243 kukeleh/,‘kapan masuknya kambing itukedalam kandang tidak kelihatan aku lihat’: Lop-ke/v masukkan; Lo-woᶇ/Lo-wong/n luang, tersedia, terluang (tentang jabatan, pekerjaan, dan sebagainya); / pelen jabatan udah teRisi cadek naᶇ__ /, ‘semua jabatan terisi, tidak ada yang luang’: Lu-baᶇ/Lu-bang/n Lobang, rongga Lu-bok/n daerah sungai yang dalam;/rap tenggelam die laboh lam__/, ‘hampir tenggelam dia jatuh kedalam lubuk’: Lu-cu/v Lawak, lelucon Lu-cut/v muat, lewat (keluar dari lobang yang sempit), masuk, (Memasukkan sesuatu benda pada lobang yang sempit);/__juge die masoh daRi lubaᶇ angin/, ‘lewat juga dia masuk dari lobang angin’: Lu-hak/n Buah yang dimakan tupai separuh, dusun/ celah semak yang sempit; /ade buah mempelam luRoh ban ku keleh udah __sebelah/, ‘ada buah manga jatuh, ketika aku lihat sudah dimakan tupai separuh’: Lu-hap/n luka karena jatuh; /__taᶇanñye Rebah daRi Honda/, ‘luka tanggannya jatuh dari sepeda motor’: Lu-ke/n Luka; /__cume bise baek deᶇan lembiᶇ yaᶇ nikamñye/, ‘luka hanya dapat sembuh dengan lembing yang menikamnya’: Lu-loh/a Luluh, 1.hancur menjadi kecil-kecil (seperti serbuk); remuk sama sekali; 2 menjadi lemah (tentang hati) sehingga hilang marahnya; /begian maRahñye jadi__juge hatiñye waktu ᶇeleh emakñye dataᶇ/, ‘begitu marahnya jadi lemah juga hatinya ketika melihat emaknya datang’: Lum-bǝ/v Melempar dengan cara bergulir;/kô __ ke aje buah kelambǝ yan kesini/, ‘kau lemparkan aja buah kelapa itu kesini Lum-paᶇ/Lum-pang/v lesong kecil untuk menumbuk tepung, menumbuk daun sayur-sayuran


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 244 Lum-poh/a Lumpuh, lemah tak sanggup berjalan, kalah, takluk Di-lum-poh-ke/v dikalahkan, ditaklukan; /peRampok yan __deᶇan senapan pelisi/, perampok itu ditaklukan dengan senjata polisi’: Lu-nak/a Lembek, melemah, menurut, patuh;/petame keRas kali die, udah diceRiteke kalo die ade hubuᶇan keluaRge akhirᶇye jadi__/, awalnya keras sekli dia setelah diceritakan kala u di ada hunbungan keluarga akhirnya jadi melemah’ Lu-naeh/Lunas/adv tunai, selesai;/sudah dibayañye__utaᶇñye petaᶇ/, ‘sudah dibayarnya lunas hutangnya kemaren’: Lun-co/v Luncur, ᶇe-lun-co/Nge-lun-co/v meluncur, Lun-te/n kelelawar, kalong;/ laᶇsatñye habih dimakan__/, buah langsatnya habis dimakan kalong’: Lun-to/n Luntur, berpindah warna dari satu pakaian kepakaian lain, habis, hilang; /kaRene bañyak kali dilaᶇgañye pantaᶇ __ ilmu yaᶇ baRu dituntutñye/, ‘karena banyak sekali dia melanggar pantang, hilang ilmu yang baru dituntutnya’: Lu-pe/a lupa, lalai, alpa Te-lu-pe/v terlupa, tidak teringat;/ __ aku ᶇateke pesan ayahku kat atok yan/, ‘tidak teringat aku menyampaikan pesan ayah untuk atok itu’: Lu-put/a lepas dari pandangan, terhindar Lu-Rus/a lurus, lempang, tidak bengkok, jujur Lu-se/lu-so (hl)/adv Lusa, setelah besok Lu-sen/k.bil lusin, dua belas buah Lu-ta/lu-to (hl)/v Lempar, buang jauh-jauh;/__batu buni taᶇan/, ‘lempar batu sembunyi tangan’: pb berbuat kurang baik kpd orang, lalu berpura-pura tidak tahu atau tidak bertanggung jawab; ᶇe-lu-ta/nge-lu-to (hl)/v melempar, membuang jauh-jauh melempari (dengan); /anak yan __Rumah ᶇan batu/, ‘anak itu melempari rumah dengan batu; Lu-waeh/ luas/a lebar; /beRumah _/, ‘berumah lebar’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 245 M Ma-hap/a Ma’af, merasa bersalah; /__ke aku boh, cadek seᶇaje aku buat yan/, ‘maaf kan aku yan tidak sengaja aku melakukan itu’: Ma-bok/a mabuk pusing, muntah, keracunan, Ma-bok Cin-te/a mabuk cinta, kasmaran, tergila-gila Ma-cam/a seperti;/__ puᶇgok ᶇerinduke bulan/, ‘seperti pungguk merindukan bulan’: Macam-macam/v banyak tingkah, banyak ragam; Macam mane/n seperti apa, bagaimana;/__die cadek naᶇih lakiñye tukaᶇ bejudi, habih duet empuanñye dicuRiñye/, ‘bagaiman dia tidak menangis, suami tukang judi habis uang perempuannya dicuri’: Ma-dae/ma-dal/n sangat tumul Ma-dah/v Lagu, puisi, bahasa sastra, ucapan; /tuRai __/ bertutur kata’: Ma-dat/n Candu, Narkoba; /apek cine yan kuRus kali, karena ᶇisap__/, ‘apek cina itu kurus sekali, karena mengisap candu’: Ma-du/n manisan yang dihasilkan oleh lebah, isteri lain selain isteri pertama;/cadek pelen empuan ndak di__/, ‘tidak semua isteri mau dimadu’: Ma-nye/ma-e/ma-yo (hl)/a Apa (menanyakan sesuatu, menantang) Ma-en/v Main, senda gurau, melakukan kegiatan permainan; Ma-en ma-en/v bersenda gurau, berseloro; /jaᶇan__deᶇan uRaᶇ tuhe/, ‘jangan berseloro dengan orang tua’: Ma-ha/n Mahar,emas kawin, paling; /die kawen __lime belaeh mayam emaeh/, ‘die menikah maharnya lima belas mayam emas’: Ma-hae/a Mahal, tinggi harganya;/naek miñyak__lah haRge baRaᶇ/,’naik harga minyak naiklah harga barang’: Ma-hɛ/a Mahir, pintar, sangat terlatih;


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 246 Mah-fom/a Mahfum, faham Mah-ka-mah/n badan tempat mengadili perkara, badan peradilan, Mah-ka-mah Kam-poᶇ/ Mah-ka-mah Kam-pong/v Peradilan Kampung, peradilan damai kampung Mah-ko-te/n Mahkota, hiasan kepala atau songkok kebesaran bagi raja atau ratu Pu-te-Re mah-ko-te/n anak Raja yang bakal mewariskan kekuasaan; Mah-li-gae/n Mahligai, istana; /__kencane/, ‘istana kencana’: Ma-jaeh/ ma-jas/n kiasan, menyamakan sesuatu dengan yang lain; Ma-jae/n Majal, tumpul, bodoh; /__kali utakñye/, ‘bodoh sekali otaknya’: Ma-je-lis/n Lembaga, tempat, musyawarah, Ma-je-lis Kam-poᶇ/Ma-je-lis Kam-pong/n Pemerintah Kampung, Ter-tib Ma-je-lis/a Pemerintahan kampong, susunan acara, Acara resmi dalam peradatan (segala sesuatunya menggunakan peralatan adat lengkap) Majelis Dudok Setika/n kegiatan musyawarah mufakat, lembaga Musyawarah Ma-ji/n Mazi, cairan yang keluar dari kemaluan laki-laki sebelum mani Ma-jô/v Maju, bergerak kedepan; /kô suRoh __siket moto yan bia kelatan kite nonton/, ‘Kamu suruh maju kedepan sedikit mobil itu biar kelihatan kita menonton’: Ma-kam/n kuburan, tempat khadam sesuatu Ma-kan/v menyuapkan kemulut, memasukan makanan ke mulut’: Mak-cek/n makcik, adik perempuan bapak atau adik perempuan ibu, panggilan bagi orang perempuan yang lebih muda dari orang tua kita Ma-ke/ma-ko (hl)/adv Maka,oleh sebab itu Ma-ken/a Makin, Se-ma-ken/a semakin, bertambah Ma-ki/v Mengeluarkan kata-kata kotor Mak-lom/n maklum, faham


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 247 Mak-mo/adv Makmur, jaya,sejahtera, senang hidupnya, bahagia; banyak hasil; /tamiaᶇ ditaon tujoh pulohan tempat betaniñye luas, hasel taniñye mende, make petaniñye__/, ‘Tamiang ditahun tujuh puluhan areal pertaniannya lebar, hasil pertaniannya baik, maka petaninya makmur’: serba kecukupan, tidak kekurangan; /hidupñye udah __/ ‘hidupnya sudah serba kecukupan’: Mak-ne/a Makna, arti, maksud pembicaraan;/mañye__cakap eᶇkô yan, aku cadek pande nak bekias/, ‘apa maksud bicara kamu itu, saya tidak pandai untuk berkias’: Be-mak-ne/a berarti, mengandung arti penting; /hal-hal yaᶇ cadek__cadek usah diucakap ke buaᶇ-buaᶇ waktu saje/, ‘hal-hal yang tidak berarti jangan diucapkan buat buang-buang waktu saja’: Mak-sud/n keinginan, kemauan, tujuan, yang dikehendaki Be-mak-sud/v bermakna, berkeinginan, berniat, mengandung arti; /die dataᶇ__nak ᶇuatke tali silaturahmi/, ia datang berniat ingin mempererat tali persaudaraan’: Ma-laeh/v malas, tidak ingin melakukan sesuatu, 1.tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu; /uRaᶇ__uRaᶇ yaᶇ lebih senaᶇ meᶇemis daRi pade keRje/, orang malas, orang yang lebih senang mengemis daripada bekerja; 2 segan, tidak suka, tidak bernafsu:/__ raseñye nak lalu Rapat/,’malas rasanya mau peorig rapat Ma-lam/n gelap, waktu;/__ jaᶇan kô lalu, bia ke aku lebeh lame meᶇadu kat khaliq ku, jaᶇan bagi mate Ari dataᶇ ᶇuse eᶇkô/, psi’gelap jang engkau pergi, biarkan aku lebih lama mengadu pada khaliqku. Jangan biarkan matahari datang mengusir engkau’: Ma-laᶇ/ Ma-lang/n sial, sedih nasib, bernasib buruk, celaka; / die teRime nasebñye yaᶇ__yan dengan saba/, ‘ia menerima nasibnya yang sial itu dengan penuh kesabaran’:/__cadek bise ditulak mujo cadek bise di Raeh/, pb nasib buruk tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih, Ma-lap/a redup, nyala lampu yang kurang minyak; /kurang voltage; /__


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 248 kali lampu yan ku keleh, ku agak kuRaᶇ minyak/, redup sekali lampu itu kulihat, kurasa kurang minyak’: Ma-le/v mala, bunga yang kembang Ma-lem/n malim, alim;/ masalah agame tañye kat uRaᶇ__/, ‘masalah agama Tanya kepada orang alim’: Ma-mak/n Emak, ibu, isteri dari bapak;/__ku satu tapi die ade dimanemane, die lambaᶇ kaseh naᶇ teRagoᶇ/, ‘ibuku satu ia ada dimanmana, dia lambang kasih yang teragung’: Mam-puih/Mampus/n ucapan marah kepada orang yang kena bencana, mati Man-dah/v pindah pindah sementara, pergi beberapa hari untuk bermalam (kehutan, kelaut, perjalanan majelis ta’lim) Man-di/v mengucurkan air keseluruh tubuh, bersiram; Man-di be-dem-ba/v mandi bersanding, yang dilakukan pada hari ketiga mempelai berada dirumah pengantin, setelah selesai mandi baru mempelai dibenarkan pulang kerumahnya bersama dengan keluarga yang menjemput’: Man-dol/a Mandul, tidak bisa beranak, Ki. tidak bisa berperan sebagaimana mestinya, pemimpin yang tak punya kuasa; /mpuanñye cadek buntiᶇ-buntiᶇ, kate uRaᶇ naᶇ laki__/, ‘isterinya tidak hamilhamil, katanya suaminya mandul’: Ma-ne/n Mana;/__ade gadeᶇ naᶇ cadek Retak/, ‘mana ada gading yang tidak retak’: Di-mane/v dimana; /__ ade gule, pasti ade semot/, pb’ dimana ada gula pasti ada semut’: Mang-ge/n Mangga;/mu cadek naᶇ luRoh ko gelawa aje __yan/, ‘kalau tidak ada yang jatuh, kamu lempar saja manga itu’: Mang-geh/n Manggis (buah-buahan) Ma-ni/n sperma Ma-nih/a manis, rasa, ki paras nimat dipandang karena anggun, lembut (gaya tutur kata); /lebeh sedap ᶇeleh empuan__dari pade empuan


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 249 lagak/, ‘lebih menarik melihat gadis manis dari pada gadis cantik’:/kalo kite deᶇa cakapñye cukoplah__ñye tapi peraᶇeiñye sesak dade kite dibuatñye/, ki ‘kalau kita mendengar tutur katanya cukuplah lembutnya, tapi perangainya sesak dada kita dibuatnya’: Man-je/a Manja, 1 kurang baik adat kelakuannya karna selalu diberi hati, tidak pernah ditegur (dimarahi), dituruti semua kehendaknya, dsb; /KaRene anak buᶇsu, die cukop__/, ‘karena anak bungsu, ia sangat manja’: 2 sangat kasih, jinak, mesra (kpd): /Anak yan cukop __ kat atokñye/, ‘anak itu sangat kasih kepada kakeknya’ Be-man-jeman-je/v bermanja-manja, berjinak-jinakan, beramah - ramahan ; /Die__ᶇan adekñye/,‘ia bermanja-manja dengan adiknya’:, Me-man-je-ke/v; memperlakukan dengan kasih sayang dsb sehingga menjadi manja; /Emakñye kelewat__ anakñye/, ‘ibunya sangat memanjakankan anaknya’:; Ma-no/n rotan, tumbuhan hutan yang berduri untuk dijadikan bahan pembuat kursi, keranjang dan lain-lain: Man-tap/adv 1 tetap hati, kukuh, kuat, /Die ñyampe ke pendapatñye deᶇan suare__/, ‘ia mengutarakan pendapatnya dengan suara kuat’: ,2 tetap (tidak berubah, tidak bergoyah), tidak ada gangguan, stabil; /keadaan didaeRah ne sudah __ ᶇulaᶇ/, ‘keadaan di daerah ini sudah stabil kembali’: Man-soh/a batal Ma-nu-sie/n Manusia, makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain), insan, orang; /sebagei__ biase, pelen kite bise silap/, sebagai manusia biasa, semua kita bisa khilaf’: /__mati niᶇgae ke name, Rimo mati niᶇgae kebelaᶇ/, manusia mati meninggalkan nama, harimau mati meninggalkan belang’: /kaRene bepikelah manusie jadi manusie/, ‘Karna berfikirlah manusia jadi manusia’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 250 Ma-ñye/a Apa (kata Tanya untuk menanyakah sesatu) Ma-ot/adv Maut, ajal kematian (terutama tentang manusia; /dalam bepeRaᶇ tetap beRadap deᶇan __ tiᶇgae bepike sape naᶇ dulu yanlah yang selamat deᶇan beseRah kat Allah/, ‘dalam berperang tetap tetap behadap dengan maut tinggal befikir siapa yang dulu itulah yang selamat dengan beserah diri kepada Allah‘: Ma-pah/v nuntun, bimbing;/silat rebas tebaᶇ merupeke sempene dalam__hidup/, ‘silat rebas tebang merupakan keberkatan dalam nuntun hidup’: Ma-pah hi-dup/v membangun rumah tangga bagi pasangan yang baru Me-ma-pah/v Menuntun, membimbing Ma-Rah/v Marah, emosi, sangat tidak senang (karena dihina, diperlakukan tidak sepantasnya, dan sebagainya), berang, gusar; /aku__deᶇa cakapñye yaᶇ kasa yan/, ‘aku tidak senang mendengar ucapannya yang kasar itu; Ma-Rǝ/v Mari, (memanggil dengan melambaikan tangan) MaR-ta-bat/a Martabat, derajat hidup, marwah, tingkat harkat kemanusiaan, harga diri; /hidup beRadat yang besyaRiat meRupeke__uRaᶇ Melayu Temiaᶇ/, ‘hidup beradat yang bersyari’at merupakan marwah orang melayu Tamiang’: Ma-se/adv abad, masa, waktu (menunjukan masa); /Pergantian __dipeRgile ke kat manusie/, ‘pergantian masa dipergilirkan bagi manusia’(QS.3.140): Ma-se be-tu-naᶇ/ Ma-se be-tu-nang/adv masa tenggang Antara pertunangan dengan pernikahan; / daRe sebelah yan udah dilama ᶇan bujaᶇ kampoᶇ sebelah deᶇan__setaon/,’gadis sebelah itu sudah dilamar dengan pemuda kampong sebelah dengan masa bertunangan selama satu tahun’: Ma-se tuᶇ-gu/ Ma-se tung-gu/adv antrian menunggu giliran; ./atok ambe sudah dafta naek haji deᶇan __15 taon/, ‘kakek saya sudah mendaftar untuk naik haji dengan masa tunggu 15 tahun’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 251 Ma-sok/v Masuk, 1datang (pergi) ke dalam (ruangan, kamar, lingkungan, dan sebagainya; /die__kekamañye udah yan dikunciñye daRi dalam/, ‘ia masuk ke kamarnya kemudian menguncinya dari dalam’: 2 datang (pergi) ke tempat bekerja (sekolah dan sebagainya);/die __ agak siaᶇ kaRene haRus lalu beRubatke Rumah saket/, ‘ia datang agak siang karena harus pergi berobat ke rumah sakit’: /__lam saRaᶇ rimo/, ‘masuk kedalam sarang harimau, pb terperangkap ke dalam suatu bahaya besar’;/udah kukate jaᶇan lalɛ, ko uRus teRus, ne udah__aᶇin/, ‘sudah ku bilang jangan lalai urus terus, ini sudah masuk angin’: pb perihal suatu perkara yang sudah dicampuri orang lain sehingga tidak benar lagi; Ma-te/n Mata, indera penglihat; 1 indra untuk melihat; indra penglihat; 2 sesuatu yang menyerupai mata (seperti lubang kecil, jala), mata nenek (alat yang digunakan nenek memasukkan benang ke lobang jarum), 3 bagian yang tajam pada alat pemotong (pada pisau, kapak, dan sebagainya); /piso yan mu sabǝ diasah pasti tajam/, ‘pisau itu jika selalu diasah pasti’: 4 tempat tumbuh tunas (pada dahan, ubi, dan sebagainya), 5yang terpenting (sumbu, pokok, dan sebagainya); /__pencaRian uRaᶇ kampoᶇ yan betani/, ‘mata pencaharian penduduk desa itu bertani’; /sebeRape beRat __menentaᶇ, beRat juge bahu mikoi/, ‘seberapa berat mata menentang, berat jua bahu memikul’: pb berapa jua susah orang melihat suatu penderitaan yang ditanggung oleh orang lain, terlebih susah jua orang yang menanggungnya; /bia beputeh tulaᶇ daRi pade beputeh __/, ‘biar berputih tulang, dari pada berputih mate’: pb lebih baik mati daripada mendapat malu; Ma-te-ma-te/n orang yang ditugasi menyelidiki secara diam- diam, polisi rahasia, inteligen, Ma-ti/a Tidak bernyawa, 1 sudah hilang nyawanya, tidak hidup lagi; /anak yaᶇ teteRkok moto yan__ laᶇsoᶇ/, ‘anak yang tertabrak mobil


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 252 itu mmati seketika’: 2 tidak bernyawa, tidak pernah hidup;/batu adelah bende__/,’batu adalah benda mati’: Ma-ti Ra-se/a tidak berasa lagi (tentang kulit dan sebagainya), Mau-lah/adv mungkin, tidak atau belum tentu, barangkali, boleh jadi, dapat terjadi, tidak mustahil;/die cadek dataᶇ__ade halaᶇan/, ‘dia tidak datang, barang kali ada halangan’: Ma-waeh/a Mawas, waspada, monyet besar Ma-ya/a hayal, tampaknya ada tetapi tidak ada, hanya ada dalam anganangan Ma-yang/n Tangkai tempat menempelnya buah tanaman berakar serabut (kelapa, pinang, sawit, kurma dll) Ma-yat/n Jenazah, bangkai;/takot hantu tepelok__/,‘takut hantu terpeluk bangkai’: Ma-zi/n air putih (kuning) yg encer, keluar dari kemaluan laki-laki tatkala syahwat bangkit dan yang mendahului keluarnya air mani Mbuboi/muboi/bubol/v menyirat jaring atau jala penangkap ikan yang sobek Me-duk/v memanggil roh halus, Dukun yang cara pengobatannya dengan cara masuk roh halus;/dukon yan teᶇah nunu kemeñyan __ nak ᶇubat uRaᶇ saket yan/, dukun itu sedang membakar kemenyanmemanggil roh halus mau mengobat orang sakit itu’: Me-dok/adv kentara, nampak (dalam logat Bahasa sesuai dengan sukunya) Me-gang/mak me-gang/v orang yang melakukan pemotongan hewan untuk menyambut bulan ramadhan, hari raya idul fitri dan idul adha yaiu satu hari menjelang datang hari-hari tersebut; Me-hop/v marah, merajuk;/macam empuan, siket dikate__/, memang seperti perempuan, sedikit dikatai merajuk’: Me-hoᶇ/Me-hong/a bau yang tidak sedap Mɛ-je/n Meja perkakas (perabot) rumah yang mempunyai bidang datar sebagai daun mejanya dan berkaki sebagai penyangganya


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 253 (bermacam-macam bentuk dan gunanya); Me-la-Rat/adv, Melarat, susah miskin, sengsara; /behaRap dapat idup senaᶇ dikote, ñyateñye jadi__/, ‘berharap dapat hidup lebih baik di kota, nyatanya jadi sengsara’: Me-le-set/v tidak tepat sasaran, tidak mengenai yang dituju;/ tembakanñye__/, ‘tembakannya tidak tepat saranan’: membuat sesuatu di luar yang sebenarnya: Te-pe-le-set/terpeleset/v tergelincir; /die Rebah__kaRene jalanñye cukop licin/, ‘ia jatuh tergelincir karena jalan sangat licin’: Me-ma/a memar, lembam; /kaRene rebah peheñye teRantok batu hiᶇge__/, karena terjatuh pahanya terbentur batu sehingga lembam’: Me-maᶇ/ Me-mang/adv sebenarnya, benar-benar; /__eᶇkô naᶇ salah bukan die/, sebenarnya kamu yang salah bukan dia; Mem-bae/adv Membal, balik kembali ketempat semula Mem-pan/adv 1dapat dikenai (oleh senjata dsb), dapat terbakar (oleh api); /beRulaᶇ kali die ditembak, tapi cadek peRnah__/, ‘berkali-kali ia ditembak, tetapi tidak pernah mempan’: 2. ki dapat menerima nasihat (kritik dsb) Mem-pe-lei/n Mempelai, Pengantin laki-laki; Me-nang/v 1. dapat mengalahkan (musuh, lawan, saingan); unggul; /lam peRaᶇ keRap ade naᶇ kalah juge ade naᶇ menaᶇ/, ’dalam perang selalu ada yg kalah dan ada yg menang’:/ kalah jadi aRaᶇ, __jadi abu/, pb ‘perbuatan sia-sia’: Me-na-Re/n Menara, bangunan yang tinggi (seperti di masjid); bagian bangunan yang dibuat jauh lebih tinggi daripada bangunan induknya; / menaRe mesjid yan cukop tinggi, kelatan daRi jaoh/, ‘menara masjid itu cukup tinggi kelihatan dari jauh’: Me-nan-tu/n Suami atau isteri dari anak; /menantuñye uRaᶇ baek uadah yan ta’at lagi/, menantuyan orang baikdan ta’at lagi’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 254 Me-na-sah/n Mushalla, langgar, tempat ibadah umat islam Men-da-dak/v tanpa diduga (diketahui, diperkirakan) sebelumnya; sekonyong-konyong, tiba-tiba; /bañyak uRaᶇ mati__karene seRaᶇan jantoᶇ/, ‘banyak orang mati tiba-tiba karna serangan jantung’: Mɛn-daᶇ/men-dang/a sangat merah (warna Men-dam/v menyimpan perasaan, Me-men-dam/v 1 menanam (untuk menyembunyikan dan sebagainya) dalam tanah 2 menyembunyikan ; menyimpan (tentang perasaan, rahasia, dan sebagainya);/ die cume bise naᶇih kaRene __sedeh dalam hatiñye/, ia hanya dapat menangis karena menyimpan kesedihan dalam hatinya’: Me-men-dam di-ri/v menyembunyikan diri, tidak keluar rumah, tidak menampakkan diri di tengah khalayak ramai; /udah semiᶇgu die__dalam Rumah/, ‘sudah satu minggu, dia memendam diri dalam rumah’: Men-de/adv Bagus, baik; /anak uRaᶇ yan __akalñye cadek pernah tiᶇgal semayaᶇ jema’ah/, ‘anak orang itu baik akalnya, tidak pernah tinggal shalat jama’ah’: Men-deᶇ/Men-deng/adv Mending, lebih baik (daripada yang lain), agak baik, lumayan, lebih baik kalau ...: Men-diaᶇ/Men-diang/adv Almarhum (utk laki-laki dan almarhumah utk perempuan), orang yang sudah mati;/__ayahñye dermawan, legatñye besedekah/, ‘almarhum bapaknye dermawan sering dia bersedekah’: Men-doᶇ/Men-dong adv Mendung, kondisi mau hujan; /laᶇet gelap kali,__nak ujan/, ‘langit gelap sekali, mendung mau hujan’: Meᶇ-kae/Meng-kae/a Mengkal, setengah matang (buah); /belom lagi masak, mentoᶇ__ udah dikutipñye/, ‘belum lagi matang, masih mengkal sudah dipetiknya’: Men-tah/a Belum masak, muda; /jaᶇan kô makan maᶇge__ kaRaᶇ pedeh


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 255 peRot/, ‘jangan kamu makan mangga muda nanti sakit perut’: Men-toᶇ/Men-tong/adv Masih; /empuanñye__naᶇ awae/, ‘Isterinya masih yang pertama’: Men-tue/n Mertua, Orang tua isteri atau suami MeR-de-ke/v Merdeka, bebas, bebas dari penjajahan, bebas dari ketakutan;/kite ne baRu __fisik, sedaᶇke pikeRan belom__/, ‘kita baru merdeka fisik, sedangkan fikiran belum bebas’: MeR-gat/n meregat, pohon Nira, enau, aren; /bañyak kali bataᶇ __tumboh dibelakaᶇ rumahku/, ‘banyak sekali pohon enau tumboh dibelakang rumahku’: a-ye MeR-gat/n Air Nira; /ayahñye keRje ᶇambe __ untok dibuat gule tapak/, ‘bapaknya kerja mengambil air nira untuk dibuat gule merah’: Me-Reᶇ/Me-Reng/adv Miring; /tiaᶇ Rumah yan udah kelatan__, tanahñye seRup/, tiang rumah itu sudah kelihatan miring, tanahnya amblas kedalam’: Mes-Re/adv mesra; /mu nak jadi pasaᶇan damai buatlah ligat__/, ‘jika mau jadi pasangan damai buatlah sering mesra’: Mes-jid/n Masjid, tempat ibadah umat islam; /__aguᶇ/, ‘masjid agung’: Mes-ki/a biar, walau, sungguhpun;/__begian kami ne behaRap macam mane besañye gunoᶇ lebeh besa lagi haRapan kami/, ‘walau begitu kami ini berharap bagaiman besarnya gunung lebih besar lagi harapankami’: Mes-ki-peh/a meskipun, biarpun, walaupun Mes-ti/adv Harus, 1 pasti, tentu; /kalô kô turoti nasehat yan, __tecapei maksudmu/, kalau kau turuti nasihat itu, pasti ter-capai maksudmu; 2 tidak boleh tidak, harus: /eᶇkô __lalu geneaRi kalo cadek kaRaᶇ kene ujan, aRi Redok kali/, ‘engkau harus berangkat sekarang kalau tidak nanti kena hujan, hari mendung sekali’: Mes-ti-nye/adv semestinya, seharusnya


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 256 Me-wah/adv serba banyak; serba indah; serba berlebih (biasanya tt barang dan cara hidup yg menyenangkan); /idup__/, ‘hidup serba berlebih’, be-me-wah me-wah/v hidup serba mewah, hidup berlebihan; Mi-aᶇ/Mi-ang/a gatal, serbuk (rume) yang terasa gatal bila terkena kulit yang menempel pada pohon bambu, gabah padi dll; /Te-__/, ‘tidak kena gatal’:/jaᶇan kô maen lam rungku padi, kaRang kene__/, ‘jangan kamu bermain ditumpukan padi nanti kena gatal Mi-Rip/a Mirip, serupa, sama wajahnya, hampir sama atau serupa (dengan);/mukeñye __muke emaknye/, ‘mukanya serupa muka ibunya; 2 sama halnya (rupanya) dengan; Mi-jit/v kusuk, urut, memijit dengan cara orang menggosokan (menekakkan) tangan kebadan atau benda lain; /Uraᶇ yan pandei __/, ‘orang itu pandai kusuk’: Mi-ke/Pike/v fikir memikir, 1 akal budi; ingatan; angan-angan; /kuRaᶇ __/, ‘kurang fikir’: kurang menggunakan akal budi atau kurang mempertimbangkan baik-baik; /jaᶇan bañyak __/, ‘jangan banyak mikir’: Mi-koi/pikoi/v memikul, pikul, 1 beban yang digandar (dibawa dengan pikulan yang ditaruh di atas bahu); /die ᶇelanse padi daRi belaᶇ deᶇan__/, dia melansir padi dari sawah dengan memikul’: Mi-lak/Pilak/v Membuka lebar (mata dll), ki kerjakan, buat; /saᶇken maRahñye di__ñye biji mateñye/, ‘sangkin marahnya dibukanya lebar-lebar matanya’:/mañye di__disian cadekñye pindah-pindah/, ‘apa yang kerjanya disitu dia tidak pindah-pindah’: Mi-leh/pileh/v Memilih, pilih, menentukan (mengambil dan sebagainya) sesuatu yang dianggap sesuai dengan kesukaan (selera dan sebagainya); /__Judu naᶇ sepadan, bekawan ᶇan ndak nutup malu/, ‘pilih jodoh yang sepadan, berteman dengan yang mau menutup malu’: 2 mencari atau memisah-misahkan mana yang baik (besar, kecil, dan sebagainya):


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 257 Mi-lek/a milik, kepunyaan; /yan __ku/, ‘itu milikku’: Mim-pi/v Pengalaman bawah sadar dalam tidur; Mi-nat/adv Kemauan hati Be-mi-nat/adv ada keinginan, ada kehendak Mi-nom/v Minum, meneguk air; /kaRene geRah kali, bañyakñye __/, ‘karena haus sekali banyak dia minum’: Min-te/v Minta, menadah tangan untuk mendapatkan sesuatu, , berkatakata supaya diberi atau mendapat sesuatu; mohon;/__mahap ambe muᶇkin telajak cakap dalam ñyampe ke pesan sipolan yan/, ‘minta ma’af saya mungkin terlanjur cakap dalam menyampaikan amanah sipolan itu’: Me-min-te/v memohon; Mi-nyak/n Benda cair yang tidak menyatu dengan air Be-mi-ñyak/n mengandung minyak; /saᶇken lemakñye__ikan yan/, ‘sangkin lemaknya mengeluarkan minyak ikan itu’: Mi-pih/v giling; /__ awaeh (awas)/, ‘giling bumbu’: ᶇe-mi-pih/ Nge-mi-pih/v memipih, menggiling Mi-sae/a Misal, umpama, sesuatu yang dianggap bukan sungguhsungguh (tentang peristiwa dan sebagainya); /jaᶇan maRah yan cume __/, ‘ jangan marah, itu hanya umpama’: Misɛ/n misai, kumis, bulu yang tumbuh dibawah hidung diatas bibir bagian atas; /dipikeñye kaRene tebae__ñye uRaᶇ takot/, ‘dikiranya karna tebal kumisnya orang takut’: Mis-ken/a Miskin, susah hidupnya, tidak memiliki harta Mis-tek/v Mistik, hal gaib yang tidak terjangkau fikiran manusia Mo-cok/v tidak tetap, semerawut; /die cume keRje __/, ‘dia Cuma kerja tidak tetap’: Mo-dae/a Modal, Uang pangkal; /besa__ñye nak buke usahe/, ‘besar modal awalnya mau buka usaha’: Moh/v ayok, mengajak (pergi, bekerja, melakukan sesuatu dll)


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 258 Mo-hon/v 1.minta dng hormat, berharap supaya mendapat sesuatu; /die __supaye hajatñye dikabol ke/, ‘ia minta dengan hormat agar keinginannya dikabulkan; Be-mo-hon/v 1 minta izin, mohon, 2 pamit, minta diri;/cadek __ lagi die peh pulaᶇlah/, ‘tanpa minta izin lagi, ia pun pulanglah; Mo-hon di-ri/v pamit; minta diri; Mo-to/n Mobil, kenderaan roda empat Mu/p kepunyaan kamu, Kalau; /Cadek sempurne kerje kite __ cadek sepakat/, ‘Tidak sempurna kerja kita kalau tidak sepakat’: Mu-ae/a Mual, seperti mau muntah, mulas, rasa tak enak ketika melihat orang yang tidak disenangi; Mu-a-Re/muare/adv Muara, permukaan sungai, alur pembicaraan, tujuan; /Suᶇɛ yan __ kecik/, ‘sungai itu permukaan sungainya kecil’: /keRje kite ne __ñye untok kepentiᶇan Rakyat/, ‘Kerja kita ini tujuannya untuk kepentingan rakyat’: Be-mu-a-Re/ bermuara /adv mengarah Mu-ak/a Jijik, Jemu, bosan, tidak senang nelihatnya’: Mu-ang/v membuang; /__pusake buᶇe baᶇsat, __adat tumpaᶇ karu (begadoh), __suku biak kaom nak hine, __harte biak kaom nak pape/, fls ‘membuang pusaka bunga bangsat, membuang adat akan jadi kacau, membuag suku keturunan (kaum kerabat) akan hina, membuang harta kaum kerabat (keluarga ) akan papa (susah)’: artinya menjaga merawat dan melestarikan warisan budaya leluhur’: Mu-wat/v Mengangkat barang kedalam kendaraan barang, pas ukuran, cukup (tempat, ukuran); /pade hae udah penoh tapi __juge tempat/, ‘padahal sudah penuh, tapi cukup juga tempat’: Mu-ba-je/a Mubazir, sia-sia; /kô ambe secukopñye, jaᶇan kaRaᶇ cadek habih tebuaᶇ__/, ‘kamu ambil secukupnya, jangan nanti tidak habis terbuang sia-sia’: Mu-dah/adv Gampang, tidak sulit Mu-de/a remaja, muda, mentah; /__sedie/, muda sedia’:ki muda seperti


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 259 semula’: Mu-dek/v mudik, pulang pulang dari laut (nelayan pulang dari laut) Mu-ga/v bongkar, angkat; /__tumboh adat tamiaᶇ/, ki ‘mengangkat kembali adat Tamiang’: Mu-gɛ/v Dagang keliling, menjajakan dagangan secara berjalan atau berpindah-pindah; / die tukaᶇ__kelambǝ/, ‘ia tukang dagang keliling kelapa’: Mu-je/mujô (hl)/v muja, menghormati dewa, bersekutu dengan roh-roh Mu-jo/a Mujur, 1 beruntung, 2 bernasib baik, berbahagia; /__pak belalaᶇ/, mujur Pak Belang’: pb untung-untungan pak belalang’: Mu-ke/a Muka, depan, wajah, membuka; /dataᶇ kelatan__. Pulaᶇ kelatan belakaᶇ/, ‘datang tampak wajah, pulang tampak belakang’:/ Duit dibilaᶇ dimuke saksi/, ‘uang dihitung dimuka saksi’:artinya untuk tidak menimbulkan prasanka Be-mu-ke/a bermuka, memiliki muka;/__dua/, pb‘bermuka dua’: artinya susah dipercaya: Mu-kik/pukik/v mempereteli sesuatu, mengerjakan sesuat; /mañye yaᶇ kô__yan/,’apa yang kau kerjakan itu’: Mu-kol/pukol/v memukul, pukul, Mu-le/adv Mula, awal, pertama kali Se-mule/adv semula, awalnya Se-mule jadi/n awal terbentuk, lahir, seperti aslinya, seperti kejadian semula Mu-lie/a Mulia, hormat; /Muliye duit bebilaᶇ, mulie kawan besape-sape/, ‘mulia uang dihitung, mulia teman bertegur sapa’ /__kaom besiReh tepak kembaᶇ keRabat manih bahase/, fls ‘mulia kaum bersirih tepak kembang kerabat manis bahasa’:artinya; memulaikan tamu dengan menyodorkan sirih bertepak yang dapat mengembangkan tali persaudaraan’: Mu-lok/a muluk, tinggi (angan-angan, cita-cita yang berlebihan); /usah


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 260 __-__ kali isok cadek dapat sɛngɛt eᶇkô/, jangan tinggi kali anganmu, nanti tidak tercapai setres kamu’: Mu-lot/n Mulut, rongga dimuka tempat gigi dan lidah Pan-jaᶇ mu-lot/Pan-jang mu-lot/v tukang menyampaikan cakap; /die memaᶇ __, bañyak naᶇ cadek galak ᶇan die/, dia memang tuksny menyampaikan cakap, banyak yang tidak suka dengandia’: Mu-na-jat/v memohon do’a Be-mu-na-jat/v bermunajat, berdo’a; /siap semayaᶇ die__kat Allah/, ‘selesai shalat dia berdo’a kepada Allah’: Mu-nafek/adv Munafik, lain bicara lain yang dikerjakan, lain dimulut lain dihati; Mun-di/n Monyet besar Mun-do/v mundur, atrek, bergerak kebelakang Mun-tah/v sesuatu yang sudah ditelan keluar kembali lewat mulut; /mu salah makan __ke/, kalau salah makan muntahkan’: Mu-pat/a jelas (tempatnya); /cadek __tempatñye/, ‘cadek jelas tempatnya’: Mu-pa-kat/v mufakat, satu suara, satu pemahaman; Be-pa-kat /v bermufakat Mu-Rah/a murah, tidak mahal, harga rendah dari tempat lain atau dari lazimnya; /__bukan beaRti ᶇunjok, mahae bukan beaRti ñejuae/, ki ‘murah bukan berarti diberi, mahal bukan bearti dijual’ (percakapan menentukan mahar dalam peminangan): Mu-Ram/a Muram, tidak terang cahayanya, kurang bercahaya, suram, buram, tidak berseri, tidak kelihatan bergembira, sedih; /haRi ne mukeñye__saje/, ‘hari ini mukanya muram saja’: Mu-Rong//a Murung, sedih MuR-tad/v Keluar dari agama islam Mu-Rid/n Murid, siswa;/ __naᶇ mendɛ, takzim kat guru/, ‘murid yang baik memuliakan guru’: MuR-ke/v Murka, marah


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 261 MuR-ni/adv Murni, asli, tidak dicampur Mu-sang/n Binatang pemangsa ayam;/macam__siaᶇ tido, malam ᶇeRabe/, ki ‘seperti musang siang tidur malam merayap cari makan’: artinya orang yang mencafri makan dengan jalan yang tidak baik: Mu-sek/n Musik;/__laᶇgam kesenaᶇan uRaᶇ tamiaᶇ/, ‘musik langgam kesenangan orang Tamiang’: Mu-sem/n Musim,waktu tertentu, giliran (berbuah, berbunga dll); /setiap b uah ade __nye/, setiap uah-buahan ada musimnya’: Mus-le-hat/v muslihat, tipu daya, daya upaya, siasat atau taktik (untuk menjebak dan sebagainya); /jaᶇan tejebak deᶇan__ ᶇye /, ‘jangan terjebak tipu dayanya’: Mus-ta-hak/a Penting, tidak boleh ditinggalkan, harus; /sesuatu naᶇ mustahak haRus diduluke/, ‘sesuatu yang penting harus didahulukan’: Mus-ta-he/a Mustahil, tak mungkin, diluar pemikiran;/__ dilawanñye bapakñye, mañye lagi die anak naᶇ baek budi/, ‘tidak mungkin dia melawan bapaknya, apalagi dia anak yang baik budi’: N Na’aeh/ Na’as/a sial, celaka, tidak beruntung, malang (terutama dihubungkan dengan hari, bulan, dan yang dianggap kurang baik menurut perhitungan);/__aku haRi ne sesen peh cadek kudapat untoᶇ/, ‘sial saya hari ini satu senpun tidak mendapat untung’: Na-bae/v Nabal, beri (nama, gelar dll); Me-na-bae/v menabal, memberi (nama, gelar dll) Na-bo/v menabur; /ᶇanyam kampe diatas tika, mu siap nak tempat__


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 262 beRaeh padi, mu cadek betoi ᶇambe tunjok aja, mañye peh keRje cadek sempuRne jadi/, pnt ‘menganyam sumpit diatas tikar, jika siap untuk tempat menabur beras padi, jika tidak benar mengambil tunjuk ajar apapun pekerjaan tak sempurna jadi’: Na-dak/a Sekarat, berat sakitnya, sakit yang sudah lama; /menuRot dalel adatñye cadek panjaᶇ umoñye udah__saketñye/, ‘menurut keadaannya tidak panjang umurnya, sudah berat sakitnya’: Na-di/n urat besar; /cube rabe__, mu mentoᶇ bedeñyut beaRti mentoᶇ idup/, ‘cobe raba urat besarnya, jika masih berdenyut berarti masih hidup’: Na-ek/v Naik, 1.Panjat; /saᶇgup die__bataᶇ yan begian tiᶇgiñye/, sanggup dia panjat pohon itu sebegitu tingginya’: 2. Meningkat (rezeki, jabatan dll); /sejak lahe anak lakiñye kelatan__rejekiñye/, sejak lahir anak laki-lakinya kelihatan naik rezekinya’: Naf-kah/n Rezeki, kebutuhan, belanja untuk hidup, (uang) pendapatan; /laki wajeb bagi__kat empuanñye/, ‘suami wajib memberi belanja untuk hidup kepada istrinya’: Me-naf-kah-ke/v memberi nafkah; Na-ge/n Naga, ular besar Na-geh/v Nagih, ingin lagi; /sekali dicubeñye__minte lagi/, ‘sekali ia coba nagih minta lagi’: Ke-ta-geh/v ketagihan, kepingin lagi; Me-na-geh/v meminta hutang, menuntut (janji) Na-me/n Nama, sebutan untuk seseorang sebagai panggilan Na-nah/n cairan berbau busuk yang keluar dari kudis/luka akibat infeksi, ki sampai jera (air mata); /__peh kelua dari mateñye cadek kubagi/, ‘air mata nanahpum keluar tidak akan kuberi’: Naᶇ/Nang/p yang; /jaᶇan ko ambe__yan/, ‘jangan kamu ambil yang itu’: Naᶇ-gok/Nang-gok/v Mencari ikan, dapat; Naᶇ-ke/Nang-ke/n buah nangka; /uRaᶇ naᶇ makan__kite naᶇ kene getahñye/, ki’orang yang memakan nangka kita yang kena


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 263 getahnya’: artinya orang yang melakukan kesalahan, kita yang terbawa-bawa’: Na-jak/v Membabat rumput disawah Nan-dok/v ditabrak binatang dengan kepala, meminta uang dengan cara merayu; /asae jumpe uRaᶇ__saje keRjeñye/, setiap jumpa orang meminta uang saja kerjanya’: Nan-jak/v mendaki, naik; /jalañye__kaRene buket/, jalannya mendaki karena bukit’: Nan-ti/v tunggu, sebentar lagi Na-oᶇ/Na-ong/v naung, teduh, sejuk tidak panas dari terik matahari Na-Rek/v Narik, menghela, mendayung, melakukan sesuatu pekerjaan; /tiap malam keRjeñye__becak/, setiap malam kerjanya mendayung becak”; Na-Ri/v Nari, gerakan badan (tangan dan sebagainya) yang berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian (musik, gamelan, dan sebagainya); Me-na-Ri/v memainkan tari (menggerak-gerakkan badan dan sebagainya dengan berirama dan sering diiringi dengan bunyibunyian): Na-seb/a Nasib, untung; /die ᶇeRanto nak ᶇadu__disane/, ‘dia pergi merantau ingin mengadu untung disana Na-se-hat/v Bimbing, ajar Na-si/n beras yang ditanak dengan air untuk dimakan Nas-kah/ n konsep, rancangan Be-nas-kah/ n berkonsep, mewarisi; /Adat __, jase behibah/, ‘adat bernaskah, jasa berhibah’: artinya dat diwarisi, jasa dihargai’: Na-tang/v nenteng me-na-tang/v menenteng; /macam __miñyak dalam Rantaᶇ/, ki ‘seperti menenteng minyak dalam rantang’: artinya harus pertimbangan yang arif untuk tidak memihak kepihak manapun, memihak kekiri tumpah, memihak kekanan tumpah:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 264 Na-tap/v pandang, nantang; /tajam kali mateñye__aku/, ‘tajam sekali matanya mandang aku’: Na-wa/v Nawar, meminta kurangi harga, Pe-na-wa/v obat penyembuh sakit, pelepas;/__Rindu/, pelepas rindu’: Nde/bunde/n emak, ibu Nda-tu/n moyang, datu (datuk) Ne/p ini, /__ pat __/, ‘ini dia’: Ne-baeh/v Nebas, membabat rumput; /sudah siap eᶇkô __ te/, sudah selesai kamu membabat rumput tadi’: Te-bas/v menebas, memotong habis, sikat, habisi, bacok; Ne-bang/v Numbang pohon Ne-buih/v nebus, membayar sesuatu karena kesalahan, membayar hutang, mengembalikan pinjaman dengan mengambl anggunan; /__salah/, ‘bayar salah’: Ne-kad/v berkeras hati;tetap melakukan, dengan keras atau kuat kemauan;/ bia peh udah dilaRaᶇ deᶇan pelisi die __masok juge/, ‘ meskipun sudah dilarang oleh polisi, mereka tetap masuk; Nɛ-kaᶇ/Nɛ-kang/v ini nanti (omongan karna marah); /__mu betoi die nokoh kutepok ke bia diRaseñye/, ‘ini nanti kalau benar di bohong kutabokkan biar dirasanya’: Nem-pat-ke/v meletakan,memposisikan Nem-pat-ke a-nak/v mengawinkan anak Ne-Raᶇ/ Ne-Rang/v membersihkan, menggaruk rumput Nɛ-Raᶇ/Nɛ-Rang/ka-Rang/a nanti; /usah batat kali__kutampa engko/, jangan bandel kali nati kutampar kamu’: Ne-Ram/te-Ram/v neram, nyepak, sipak; /nak__aje Raseñye ᶇeleh tiᶇkahñye begian/, ‘mau nyepak saja rasanya melihat tingkahnya begitu’: Ne-tak/te-tak/v bacok; /__ceᶇal/, ‘bacok kayu teras’: Ne-yak/pron ini dia; /__udah sampɛ uRaᶇñye/, ‘ini dia sudah tiba orang


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 265 nya ᶇa-du/Nga-du/v laga;/keRjeñye__ayam/,‘kerjanya laga ayam’: melaporkan; /die cume pande__saje kerjeñye/, ‘dia Cuma pintar melapor saja kerjanya’: ᶇa-ᶇa/Nga-nga/v buka mulut; /kalo ke dokto gigi disuRohñye __dulu/, jika kedokter gigi disuruhnya buka mulut itu’: Te-ᶇa-ña/ Te-nga-nga/ v terbuka mulut ᶇah/ ngah/n panggilan atau tutur untuk anak nomor dua, ᶇa-kak/ nga-kak/v tertawa lucu, tertawa tepingkal-pingkal ᶇa-Ru/nga-ru/v menggaru, mengaduk supaya rata (tepung, dodol dll) ᶇe-lam-bang/nge-lam-bang/v air yang berserak karena tumpah,air mengalir disekitar ruang karena tertumpah; /habih__aye ditumpahiñye daRi dalam ceRet/, ‘habis berserak air ditumpahinya dari dalam ceret’: ᶇe-la-mun/nge-la-mun/v termenung; ᶇe-la-ot/nge-la-ot/a nelayan, pelaut,pencari ikan; ᶇe-leh/nge-leh,v melihat; ᶇe-le-poh/Nge-le-poh/n melepuh, kulit yang menggelembung karena terbakar (kena air panas), lecet karena bergesek ᶇe-lim-bak/nge-lim-bak/v tumpah karena kepenuhan ᶇe-lu-yak/nge-lu-yak/n kulit yang sobek karena gesekan ᶇe-Ri-sik/nge-Ri-sik/v mencari tau keberadaannya (dl mencari jodoh) ᶇe-tam/nge-tam/v memotong padi pakai ani-ani (geling) ᶇe-Ram/nge-ram/ v geram, Eram, berdiam diri dalam rumah, ayam yang ingin menetaskan telur, ᶇe-Ren-dok/nge-ren-dok/v menanam benih padi dengan menugal kedalam lubang; /uRaᶇ kampoᶇ __deᶇan ñyeRaye/, ‘orang kampong menyemai benih dengan gotong royong secara bergiliran’: ᶇe-Ru-lit/nge-ru-lit/v suami isteri yang bermesraan (mis. Rambut ini rambut siapa dek, ketika sisuami memegang rambut isterinya, lalu


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 266 siisteri menjawab, rambut abanglah... dan lain sebagainya) yang biasa dilakukan menjelang tidur’: ᶇa-ret/nga-rek (hl)/nga-ret/v menyadap getah (pohon karet dll) ᶇo-sok/ngo-sok/v ngasah, nyetrika ᶇun-dang/ ngun-dang /v mengundang memanggil supaya datang, mempersilakan hadir;/die__kite kaRene nak kenuri/, ‘dia mengundang kita karena mau pesta’: ᶇin-tɛi/ngin-tei/v melihat dari jauh sambil meneliti, intip ᶇi-pat/ngi-pat/v balik kembali, pulang, balik ketempat semula; /musesat __kebelakaᶇ/, jika tersesat, balik kembali kebelakang ᶇi-Rik/ngi-Rik/v menggilas padi dengan cara dipijak-pijak dan diputar dengan kaki (untuk merontokan padi dari tangkainya) Ni-boᶇ/ni-bong/n Batang keras berduri biasa dibuat untuk lantai Ni-kah/n ikatan perkawinan yang diijab kabulkan sesuai syari’at; /jadi juge die __biapeh baRu kenae/, ‘jadi juga dia menikah walaupun baru kenala’: Ni-kam/v Menusuk Ni-pih/a Tipis; /limo__/, ‘jeruk nipis’: kecil, sedikit; /__kali pergaulanñye/, ‘kecil sekali pergaulannya’: Ni-ti/v berjalan diatas jembatan(titi); /die bejalan dalam Rimbe deᶇan__bataᶇ/,’dia berjalan dalam hutang dengan berjalan diatas batang’: No-bat/v melantik,mengangkat menjadi To-bat/v tidak mengulang lagi, jera; NoR-mae/adv Normal, seperti sedia kala No-jok/v menusuk sesuatu dengan tombak, menuju secara membabi buta, menabrak karna tidak ada rem; No-koh/a bohong, tidak berkata benar Nom-bok/v kekurangan yang jadi tanggung jawab kita menambahnya No-mo/n Nomor, angka yang berurut Noᶇ-kah/nong-kah/v melawan arus sungai (menggunakan perahu atau


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 267 mengharungi air), berlawanan arus keluar maupum masuk; Non-ton/v nyaksikan pertunjukan, No-nok/n kemaluan anak kecil perempuan yang belum aqil balikh Nu-pat-nu/n itu dia Nu-toh/v berbuat sesuka hati, ki berbuat maksiat (berhubungan suami isteri) Num-bok/v Ninju, Menghujamkan alu kedalam lesung Nu-ᶇap/nu-ngap/a sesak nafas, terengus-engus nafasnya, kecapean Nu-yak/n itu dia; /__die udah dataᶇ/, ‘itu dia sudah datang’: Nu-waᶇ/nu-wang/v Tuang,mencurahkan , lindung Pe-nu-waᶇ/pe-nu-wang/n pelindung; /kayu Raje yan __uRaᶇ Temiaᶇ/, ‘kayu raja itu pelindung orag Temiang’: ñya-bak/v menangis sambil meratap (karena kematian, karena gagal atau kecewa) ñya-cak/v berlari kencang karena ketakutan, berdiri (sesuatu organ tubuh berlari Karena ketakutan); /lembu yan__ikonye laRi kare tekejut/, ‘lembu itu berdiri ekor nya berlari karena terkejut’: ñyam-bat/v memasang tarup, (untuk tempat pesta) ñye-mat/v nyirat, jalin (atap daun rumbia dll) ñye-Rah/nyerah/v pasrah, membiarkan apapun yang terjadi, berhenti dalam melakukan usaha ñyeR-gah/v nyergah, nerkam, menggertak;/ Uraᶇ yaᶇ memaᶇ pemaRah siket tesiᶇgong nak __saje atiñye/, ‘orang itu mamang pemarah sedikit tersinggung mau nerkam saja fikirannya’: ñye-Ra-ye/Nyeraye/v gotong royong, Be-u-rup u-rup/v nyeraye (gotong royong) yang berkelompok dan bergilirian berdasarkan kesepakatan kelompoknya; Be-a-Ri a-ri/v (hl)nyeRaye (gotong royong) yang berkelompok dan bergilirian berdasarkan kesepakatan kelompoknya ñyi-Ru/Nyi-ru/n tampah yang bentuknya oval (seperti telur) , alat


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 268 menampi padi, /Kecik taᶇan __kutampoᶇ/, Pb, ‘kecil tangan nyiru kutampung artinya memuliakan orang’: ñyu-Roi/v mengangin padi (memisahkan gabah dengan kulit padi yang kosong (ampa) dengan cara menganginkannya dengan menggunakan nyiru (tampah) dari sebuah ketinggian yang dibuat atau sambil berdiri lalu dituang yang mengakibatkan kulit kosong terpisah ditiup angin dengan gabah) O Oi/v memanggil seseorang O-lah/v merubah sesuatu, mengkutak katik, ngakal-ngakali, buat; /die memang anak daRe yaᶇ Rajin, meñyepeh yaᶇ ade bise di__ñye/, dia memang anak gadis yang rajia spa saja bias dibuatnya O-leᶇ/o-leng/ v miring, goyang (sampan, perahu diair); / saᶇken penoh uatan, beRiak saje siket aye __sampanñye/ sankin penuhnya muatan bergelombang sedikit air goyang perahunya’: O-lok – olok/v becanda, main-main, seloro Om-bak/v riak gelombang air laut Om-pak/n batu yang dicetak untuk alas tiang rumah dari kayu; /tiaᶇ Rumahñye pakɛ__/, ‘tiang rumahnya pakai alas batu’: On-coi/n obor yang terbuat dari bambu tipis berdiameter 3-4 cm pakai sumbu dan minyak tanah Oᶇ-kos/Ong-kos/n upah, biaya O-yoᶇ/o-yong/ Pening P Pa-cak/v Tancap ketanah; /__ke pancaᶇ yan untok nambat sampan/, ‘tancapkan pancang itu untuk mengikat sampan’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 269 Pa-cok/n 1. bambu tebal dan besar yang panjang ± 1,5 meter yang digunakan untuk menampung air nira diatas pohon nira, 2. Sepatu karet laras panjang Pa-côk/n gerendel pintu atau jendela Pa-dah/pa-dah/n 1 alamat yang memberi peringatan akan terjadinya sesuatu, gelagat, isyarat; /Cadek mendɛ__ñye/, ‘tidak baik gelagatnya’: 2 ramalan Pa-da-han/pa-dah-an/ n 1 padah; 2 akibat (yang kurang baik dari suatu perbuatan), timbalan, imbangan, taruhan; /keRje hambe ne, nyawɛ hambelah__ñye/ perbuatan hamba ini, nyawa hambalah taruhannya’: /mulot tedorong, emaeh__nye/, mulut terdorong, emas timbalannya, pb perkataan yang telah terucapkan, emaslah tentangannya (janji harus ditepati) Pa-dam/v 1 mati (tentang api), tidak menyala atau tidak berkobar lagi;/ Rumah yaᶇ tetunu yan apiñye sudah __/, ‘rumah yang terbakar itu apinya sudah mati’: 2 reda (tentang kemarahan); Pa-dan/a 1.banding, imbangan; /die menaᶇ deᶇan mudah ᶇan lawan naᶇ bukan __/, ‘ia menang dengan mudah atas lawan yg bukan imbangannya’: 2 cocok, sesuai, patut benar; Se-pa-dan/a mempunyai nilai (ukuran, arti, dsb) yg sama, sebanding, seimbang, berpatutan; /hukoman yan cadek__ kesalahanñye/, ‘hukuman itu tidak sebanding dengan kesalahannya; Pa-dang/n sawah, tempat menanam padi Pa-di/n tanaman pangan, gabah;/ pakɛlah ilmu padi. Maken beRisi maken tundok/, ‘pakailah ilmu padi semakin berisi semakin merunduk’: Pa-dok/n tempat mengampul benang pancing terbuat dari kayu atau pelastik yang dibeli sudah jadi Pa-duke/n Raja, panggilang atau sebutan kepada Raja; /ampon patek__ yang mulie/, ‘ampun hamba Raja yang mulia) Pa-e-dah/n 1 guna, manfaat; 2 sesuatu yg menguntungkan, untung,


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 270 laba;/kalo kô khianati die mañye ade__ñye/,‘kalau kamu khianati dia apa ada manfaatnya’; Be-pa-e-dah/v berguna, bermanfaat; / nasehat nañ mendɛ yan cukop__untok hidupmu/, ‘nasihat yg baik itu sangat bermanfaat bagi hidupnya’: Pa-eh/v pais, pepes (ikan);/ikan kedeRe yan sedap di__/, ‘ikan kedera itu enaknya dipepes’: Pa-et/a Pahit (rasa), tidak enak rasanya, ki tidak menyenangkan hati, menyusahkan hati, menyedihkan; /peᶇalaman ne cukop __/, ‘pengalaman ini sangat pahit; /__dulu manih kedian/, ’pahit dahulu, manis kemudian, pb hendaklah ditentukan syarat-syarat yang nyata dahulu supaya tidak timbul perselisihan di belakang (dalam membuat perjanjian); Pa-ga/n Pagar; /empus berantaRe__/,‘kebun berantara pagar’: Pa-gi/a 1 bagian awal dr hari; /die bangket pukoi 055.00__/, ‘ia bangun pukul 05.00 pagi’: 2 waktu setelah matahari terbit hingga menjelang siang hari; /die keRje keRas dari__/, ‘ia bekerja keras dari matahari terbit hingga petang’: Pa-gi bu-te/a pagi-pagi benar (sebelum matahari terbit); Pa-ham/a Faham, mengerti; / kalo tekun kite deᶇa mañye kateñye, pasti kite dapat__/, ‘jika kita tekun mendengar apa yang disampaikannya pasti kita dapat mengerti’: Ke-pa-ham-an/a menjadi faham;/Allah mbagi __kat sape yaᶇ die galak/, ‘Allah akan memberi sesuatu kepahaman kepada siapa yang senangi’: Pa-hat/n Perkakas untuk membuat rumah terbuat dari besi tipis/lepes untuk membuat lobang segi empat Pa-ja/n Fajar, menjelang subuh; /semayaᶇ__due Raka’at lebeh mende daRi dunie ᶇan isiñye/, ‘shalat sebelum subuh dua raka’at lebih baik dari dunia dan seisinya (HR Muslim)’: Pa-jak/n los tempat jualan, pasar tempat orang berjual beli, iuran


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 271 Pa-kae/v Pakal, memasukan kain yang sudah diputar dengan cara menokoknya dengan kayu yang dipipihkan pada celah diantara lantai sampan yang kemudian ditempel dengan damar yang sudah dikentalkan agar jangan bocor. Pa-kǝ/n Fakir, 1 orang yang sangat berkekurangan, orang yang terlalu miskin;/ambe__dalam kayeku/, aku fakir dalam kayaku’: Pa-kɛ/v Pakai, mengenakan (pakaian, peci, sepatu, jam tangan dll), gunakan Me-me-kɛ/v memakai, menggunakan Pa-kam/adv Macet (rem kenderaan) Pa-kat/v setuju, kompromi, musyawarah, Du-dok Pa-kat/v Musyawarah (untuk pesta, mengambil keputusan atas kebijakan) Se-pa-kat/n setuju, sepaham; /sekate sepakat, sempuRne buat/, fls ‘sekata sepakat sempurna buat’;artinya semua pekerjaan akan sempurna jika telah disepakati bersama’: Pak-cek/n Pakcik, Adik laki-laki dari orang tua , orang laki-laki yang lebih muda dari orang tua kita Pak-te/n Fakta, bukti, hal (keadaan, peristiwa) yg merupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi; /kalo becakap sesuae__lah, jaᶇan dikaRaᶇ-kaRaᶇ/,‘kalau berbicara sesuai faktalah, jangan dikarang-karang’: Pa-kô/n peduli, hirau; /Cadek di__ñye/, ‘tidak dipedulikannya’: Pa-kok/n tebak, asal-asalan; /usah kô deᶇa cakapñye yan cadek betoi asae__ñye/, ‘jangan kao dengan cakapnya itu tidak benar, asal tebaknya saja’: Pa-ku/n Besi kecil runcing untuk ditancaapkan dikayu Pa-lak/adv panas hati, marah, merasa benci, kesal; Pa-let/v Lilit, tambat; /__ke tali lembu yan kat bataᶇ kayu bia jaᶇan lepas/, ‘tambat kan tali lembu itu pada pohon kayu agar jangan


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 272 lepas’: Pa-loh/a alur; /jaᶇan kô masok__yan ade beluRuñye/, ‘jangan kamu masuk alur itu ada hantunya’: Pa-lu/n martil Pa-na/a fana, dapat rusak (hilang, mati), tidak kekal; /banpelen dalam dunie ne __belake/, segala yg ada di dunia fana belaka; Pan-dɛ/a Pandai, pintar, ki abu nawas (penipu);/ceRdik pandɛ/,ki ‘penipu’:artinya cerdik itu kancil, pandai itu abu nawas’: Pan-dak/a Pendek; /naᶇ panjaᶇ di__ ke, naᶇ besa dikecik ke/, ki dalam menyelesaikan masalah’ yang panjang dipendekkan, yang bedsar dikecilkan’: Pan-du/v tuntun, bimbing Pan-caᶇ/Pan-cang/n tiang, tonggak, potongan bambu (kayu dsb) yg pangkalnya runcing, ditancapkan atau dihunjamkan ke tanah (untuk tanda batas, tambatan, penguat pinggir parit, dsb);/nambat sampan kat__/,‘menambatkan perahu pd tonggak’;/ bak__ digoyaᶇ bise dicabut cek mau/, seperti pancang digoyang bisa dicabut tidak’: pb orang yang tetap pendiriannya; man-caᶇ/man-cang/v memancang 1. memasang pancang; 2 menyerupai pancang (berdiri tegak, tetap tidak berubah, tetap teguh, mencuar, dsb): Te-pan-caᶇ/Te-pan-cang/v 1 sudah dipancang (tt tonggak, tiang pancang), sudah dipasang; /gayeñye jadi turnamen bole, udah __tiaᶇ bendere klob bole/, tampaknya jadi turnamen sepak bola , sudah dipasang tiang bendera club sepak bola’: Paᶇ-gaᶇ/Pang-gang/v Yang dibakar diatas bara api, Te-paᶇ-gaᶇ/Te-pang-gang/v 1. terbakar dalam bara api; /kepoh ayam yan tetunu bañyak ayam naᶇ__dalam kepoh yan/, ‘kandang ayam itu terbakar banyak ayam yang terbakar dalam kandang itu’:2. menunggu sangat lama; /entah kemane eᶇkô__aku disini cadek tau nak lalu kemane peh/, entah kemana kamu menunggu sangat lama


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 273 aku disini tidak tahu mau pergi kemanapun’: Paᶇ-ken/Pang-ken/n tempat duduk yang lebar seperti bangku yang tingginya ± 80 cm dibuat rapat pada dinding rumah dengan lantai dari papan atau nibong, atau bambu; /gelap-gelap sedap dudok ataeh __ yan, kaRene bañyak aᶇin/, ‘sore-sore enak duduk diatas bangku itu, karena banyak angin’ Pa-nik/adv bingung, tak tentu arah; /waktu sunami aRi yan ban pelen uRaᶇ __ cadek tau nak laRi kemane/, ‘ketika sunami hari itu semua orang bingung tidak tahu mau lari kemana’: Pan-jaᶇ/Pan-jang/a ukuran, berjarak jauh (dr ujung ke ujung); /jalan naᶇ __dilaluiñye dalam waktu 30 menit/, jalan yaᶇ jauh itu ditempuhnya dalam waktu 30 menit’: Pan-taᶇ/ Pan-tang/v sesuatu yang dilarangan, hal (perbuatan dsb) yg terlarang menurut adat atau kepercayaan; pantangan; / beli jaRom ᶇan gaRam waktu malam__menuRot uRaᶇ tuhr dihini/, membeli jarum dan garam pada malam hari adalah pantang menurut orangorang tua di sini Be-pan-taᶇ/Be-pan-tang/v 1 sedang dalam keadaan tidak boleh makan sesuatu yang terlarang karna dapat mengganggu kesehatan dsb; 2 tidak mau; tidak boleh (biar bagaimanapun); /ketike laya tekembaᶇ suRot kite__/, ki ‘ketika layar terkembang surut kita tidak boleh’ artinya semangat yang tidak boleh kendur’: /sebelom ajal__mati/, ‘sebelum ajal berpantang mati’: pb sebelum tiba waktunya tidak akan mati; Pan-ton/v puisi lama yang terikat oleh bait dan terdiri dari sampiran dan isi, sarana komunikasi orang melayu dalam segala aspek; Pa-no/a Panau, penyakit kulit belang putih; Pa-pah/v tuntun, arahkan, bimbing, Salah Tegah, Betol papah, flsf kalau salah dicegah, kalau benar dibimbing Pa-pe/a miskin; 1. sengsara; 2 Hina terbelenggu oleh indra dan tidak lagi


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 274 ingat akan hakikatnya sbg manusia, berdosa; /Kaseh pape setie mati/, ‘kehidupan yang saling tolong menolong/ besetolongan dengan kesetiaan tanpa pamrih smpai mati’: Pe-ᶇa-seh Pa-pe/ Pe-nga-seh Pa-pe/a; setia penuh kasih sayang (sesusah apapun tidak hilang kasih sayang) Pa-Rah/a parah 1 berat (tt luka); /lukeñye cukop __haRus lenja dibawe keRumah saket/, ‘lukanya cukup berat, harus segera dibawa ke rumah sakit; 2 payah (tt penyakit): Pa-Rǝ/pare/n para-para, tempat rempah-rempah yang dibuat diatas dapur, anyaman bambu dsb tempat menaruh perkakas dapur, rak untuk menjemur ikan; /ambǝ ke gaRam diataeh__/, ‘ambilkan garam diatas para-para’: Pa-Rou/a parau, suara serak; /sampɛ__suaReñye nempik dilapaᶇan taen/, ‘sampai serak suaranya karena berteriak dilapangan tadi’: Pa-sa/n Jalan; /Jangan ko maen di__kaRaᶇ diteRekok moto/, ‘jangan kamu bermain dijalan, nanti ditabrak mobil’: Pa-sae/n Pasal, persoalan, gara-gara, sebab; /jaᶇan ᶇencaRi__, kaRaᶇ payah bekela-i kite/, ‘jangan mencari gara-garalah, nanati terpaksa berkelahi kita’: Pa-sak/n Kayu pengganjal lobang tiang kayu, Paku yang terbuat dari kayu, pengeluaran; /jaᶇan besa__daRi tiaᶇ/, pb’jangan besar pengeluaran dari pemasukan’: Pa-seh/n Fasih, jelas ucapannya, lancar, bersih, dan baik lafalnya (tt berbahasa, bercakap-cakap, mengaji, dsb); /waktu umo lapan taon die udah tamat juz amma udah yan bise ᶇaji deᶇan__/, ‘pd umur delapan tahun ia sudah tamat Juz Amma dan dapat mengaji dengan lancar’: Pa-sek/a Fasik, tidak peduli terhadap perintah Tuhan (berarti: buruk kelakukan, jahat, berdosa besar); 2 n orang yg percaya kpd Allah Swt., tetapi tidak mengamalkan perintah-Nya, bahkan melakukan perbuatan dosa’;


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 275 Pa-su/n Bejana yang terbuat dari tanah untuk tempat air Pa-tah//n benda keras yang putus terpisah maupun tidak terpisah karena lapuk atau sudah usang; /putus tali tempat begantoᶇ __lantei tempat bepijak/, ki ‘putus tali tempat bergantung patah lantai tempat berpijak’: artinya tidak ada lagi orang panutan yang dapat memberi tunjuk ajar (bimbingan) Pa-tah pa-tɛ/n banyak patah /putusnya; /macam mane keadaan anak yaᶇ beteRkok taen kateñye__tulaᶇ kakiñye/, ‘bagaimana kondisi anak yang bertabrak tadi, katanya patah-patah tulang kakinya’: Pa-tin/n nama ikan, Bambu yang diraut panjang sejengkal untuk digunakan sebagai tangga mengambil madu lebah; /pawaᶇ tuhe masaᶇ __tige yaᶇ ditancap ke tanah, lalu pawaᶇ mude naek deᶇan macak ke patin satu-satu kat kayu tualaᶇ/, ‘pawang tua memasang patin tiga yang ditancap ketanah,lalau pawang muda naik dengan dengan menancapkan patin satu-satu pada batang pohon tualang’: Pa-waᶇ/Pa-wang/n Orang yang ahli menangani masalah tertentu dengan kekuatan gaib; Pa-waᶇ laot/pa-wang la-ot/n pawang laut, Pa-waᶇ Rimbe/pa-wang Rim-be/n; Pawang hutan dll Pa-yah/adv susah, sulit; /__kali memaᶇ die siket peh malaehñye ᶇalah/, ‘susah kali memang dia, secikitpun tidak mau dia mengalah’: Pa-ye/n Paya, rawa-rawa Pa-you/a Payau,agak asin (rasa air) Pe-cah/v 1 terbelah menjadi beberapa bagian; /piᶇgan yaᶇ dijabatñye laboh__bekepiᶇ-kepiᶇ/, ‘piring yang di pegangnya jatuh terbelah berkeping-keping; 2 retak atau rekah (tentang kulit, tanah, dan sebagainya): Te-pe-cah/ter-pe-cah/v terbagi, terbelah; /romboᶇan yan__jadi due/, ‘rombongan itu terbelah menjadi dua; te-pe-cah pe-cah/ter-pe-cah pe-cah/v terpisah-pisah, tercerai-berai,


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 276 terpecah belah; pe-cah-an/n 1 barang yang sudah pecah (dipecahkan, dicerai-beraikan, dan sebagainya); 2 bilangan yang bukan bilangan bulat, nilai uang bulat yang dipecah dengan nilaiuang tertentu yang akumulasi jumlahnya sama; /duet ku seratus Ribu selemba, ada duet pecahan due puloh, lime lemba kat eᶇkô?/, uangku seratus ribu satu lembar, ada uang pecahan dua puluh, lima lembar sama kamu?’: Pe-da/ Pedar/a rasa asam, kelat, getir Pe-dae/pedal/n tempat injak dayungan sepeda Pe-daeh/pedas/n seperti rasa cabai; /cabe kecik yan __kali/, ‘cabai kecil itu edas sekali’: ki tajam atau keras (tentang kritik dan sebagainya), menyakitkan hati (tentang perkataan dan sebagainya); /tulesanñye cukop__/, tulisannya sangat tajam’: /cakapñye__kali, tesiᶇgong uRaᶇ dibuatñye/,‘bicaranya menyakitkan hati, tersinggung orang dibuatnya’: Pe-daᶇ/Pe-dang/n Parang panjang kecil bentuknya, benda tajam; /luke taᶇan teguReh__, mentoᶇ kelatan dikeleh, luke hati teguReh cakap, sape naᶇ tau/, pb’ luka tangan tergores pedang masih kelihatan dilihat, luka hati tergores cakap siapa yang tau’: Pe-do/Pedau/n Pedau, fikiran tidak normal; /die memaᶇ ade__ñye/, ‘dia memang ada fikiran tidak normalnya’: Pe-deh/a sakit, merasa tidak nyaman ditubuh karena menderita sesuatu (karena perbuatan, ucapan dll); /cakapñye memaᶇ lembut tapi buat__hati/, ‘bicaranya memang lembut tapi membuat sakit hati’: Pe-do-man/n 1 alat untuk menunjukkan arah atau mata angin (biasanya seperti jam yang berjarum besi berani), petunjuk kompas; /sebelom ade__uRaᶇ ᶇeleh bintaᶇ untok nentuke arah jalanñye sampan/, sebelum ada alat peninjuk arah, orang menggunakan bintang untuk menentukan arah perjalanan perahu’:petunjok, dasar pertimbangan memutuskan sesuatu; /selesaike menuRot__awae/, selesaikan sesuai dengan petunjuk awal’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 277 Pe-du-li/v mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan; /die asek ᶇaye ke diRi, cadek di__ñye uRaᶇ laen/, dia asyik memperkaya diri, tidak dihiraukannya orang lain’: Mem-pe-du-li-ke/v mengindahkan, menghiraukan, memper- hatikan, mencampuri (perkara orang dan sebagainya); /uRaᶇ tuhe yan galak__uRaᶇ laen/, ‘orang tua itu suka memperhatikan orang lain’: Pe-jam/v tertutup (tentang mata), tidak terbuka;/mateñye te__/, ‘matanya tertutup’: me-jam-ke/memejamkan/v menutup (mata); /die__ mateñye/, ‘ia menutupkan matanya’; te-pe-jam/terpejam/v tertutup (matanya); /mate__pikǝRan teRbaᶇ, lupelah hidup naᶇ susah/, ‘mata terpejam pikiran melayang, lupalah hidup yang suah melempar dan menangkap bola Pe-jat/n Kutu busuk Pe-kab/v satukan, jodohkan, menyatukan dua benda yang sesuai; /tiap haRi betepek teRus bedue lebeh mende kite __kesaje bia die kawen/, ‘tiap hari menempel terus berdua, lebih baik kita jodohkan saja agar dia kawin’: Pe-ka-ba/v cerita yang diceritakan oleh orang-orang tua menjelang anaknya tidur malam;/__salah satu tunjok aja dari andoᶇ untok cucuñye/, pekaba salah satu tunjuk ajar dari andong untuk cucunya’: Pe-kak/a Tuli, tidak mendengar; /die memaᶇ __kalo kite becakap die keleh geRak mulot kita/, ‘dia memang tidak mendengar kalau kita ngomong dia melihat gerak mulut kita’: Pe-kan/n Hari-hari tertentu yang dijadikan untuk berjualan massal; /dikampoᶇ ambe haRi__ñye haRi senen/, ‘dikampung saya hari pekannya hari senin’: pasar; /die lalu bebelanje ke__/, ‘dia pergi berbelanja kepasar’: rentang waktu 7 hari (satu minggu) Pe-ka-Re /Perkara/n,1 masalah, persoalan; /ne kan cume__kecik saje/, ‘ini hanya masalah kecil saja’: 2 urusan (yg perlu diselesaikan atau


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 278 dibereskan): /ᶇencaRi__saje die ne/, ‘cari urusansaja dia ini’: Be-pe-ka-Re/v mempunyai perkara atau urusan, dalam masalah, berseteru, berurusan; Mem-pe-ka-Re-ke/v 1 menjadikan perkara (mengadukan kpd pengadilan):2 mempersoalkan, mempertengkarkan, / jaᶇanlah kite__hae yang kicik-kecik macam ne/, ‘janganlah kita mempersoalkan hal yg kecil-kecil seperti ini’: Pe-ka-sam/n buah durian yang diasamkan untuk dibuat sambal dengan terasi; Pe-kik/v jerit, teriak;/kô__ke kat teliᶇeñye bia dideᶇañye/, ‘kau teriakkan ketelinganya biar didengarnya’: Me-kik/v menjerit, berteriak;/die __kaRene takot/, ‘dia menjerit karena ketakutan’: Pe-kô (Pekau)/v sengaja, dibuat-buat; /yan seᶇaje di__bia dikeleh uRaᶇ/, itu sengaja dibuat-buat biar dilihat orang’: Di-pe-kô/v disengaja, dibuat-buat PeR-ko-se/v Perkosa, menundukkan dengan kekerasan, memaksa dengan kekerasan, menggagahi; Pe-kok/a bodoh (ketika seseorang tak mampu melakukan dan memahami sesuatu) Pe-la-Re/v Pelihara Pe-lak/a salah, keliru, luput;/cadek__lagi/, ‘tidak salah lagi’: Pɛ-lak/n Velg, lingkaran roda tempat memasang ban kenderaan; /cadek Rate lagi jalan Honda ne, kaRene__baleᶇ/, ‘tidak rata lagi jalan sepeda motor ini karena lingkarannya baling’: Pe-lan/a lambat, bergerak dsb dengan perlahan-lahan; Pe-lan pe-lan/v 1 cak perlahan-lahan, lambat-lambat;/die jalan __ ngelewati titi daRurat yan/, ‘ia berjalan lambat ngelewati jembatan itu’: 2 tidak keras (tt suara, pukulan, dsb); /ketike kubisike nameñye__lalu dibukeñye mateñye/, ‘ketika kubisikkan namanya pelan-pelan lalu dibukanya matanya’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 279 Me-me-lan-ke/v memperlambat gerak Pe-lan-dok/n kancil, akal bulus, cerdik membohong Pe-lan-ta/n Tempat menjemur sesuatu yang dibuat seperti panggung; /di jemoñye asam belimbing diatas__yan/, ‘dijemurnya asam belimbing diatas pelanta itu’; Pe-lan-tak/n makanan ; /manye kô__ yan/, ‘apa yang kau makan itu’: Pe-leuǝ/v gosok, kusok; /mandi yan bia beReseh__pelen badanmu bia kelua dakinye/, mandi itu bia bersih gosok semua badanmu biar keluar dakinya’: Pe-len/a 1Semua, segala, sekalian;/__uRaᶇ naᶇih ngeleh die lalu/, ‘semua orang menangis melihat dia pergi’: Ban-pe-len/adv semua, segala-galanya;/__cakap udah dideᶇa, cadek tebantah, cadek tesaᶇgah/, ‘semua ucapan sudah didengar, tidak terbantah, tidak tersanggah’: Ban-ke-pe-len/adv semuanya; /kô habih ke__ñye bia jaᶇan dapat uRaᶇ belakaᶇ/, ‘kau habiskan semuanya biar jangan dapat orang yang belakangan’: Pe-lim-bah/n air kotor bekas berbagai kegiatan rumah tangga yang ditampung dalam tempat pembuangan atau dialiri diparit Pe-lit/adv kikir, lokek;/ uRaᶇ__cadek galak besedekah/, ‘orang kikir tidak suka memberi sedekah’: Pe-li-te/n Pelita, lampu, lampu (dng bahan bakar minyak), penerang; /bia lah kite jadi__ dimalam gelap/, biarlah kita jadi penerang dimalam gelap’:/macam __habih miñyak/, ‘bagai lampu kehabisan minyak’: pb ‘tidak berseri-seri lagi; Pe-li-te ha-ti/n ki kekasih. Pe-lu-Rot/pelurot/n Bambu yang diraut sepanjang lebih kuran 20 cm lebar 5 cm yang digunakan untuk melembutkan dan membersihkan bahan pembuat tikar. Pem-pen/n sejenis kerang besar yang hidup didasar sungai air tawar; /ne


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 280 aye timpaeh bise ñyelam__/, ini air surut bias menyelam pempen’: Pe-nat/v merasa letih (setelah bekerja keras) Pe-ᶇap/Pe-ngap/adv sesak seperti didalam kamar yang sempit Pe-ᶇa-waᶇ/Pe-nga-wang/n galah, ki tinggi (untuk orang yang jangkung) Pe-ning/a Pusing, mata berkunang-kunang, kepala sakit; /aᶇat kali aRi__kepaleku Raseñye/, ‘panas sekali har, pusing kepalaku rasanya’:banyak masalah; /__aku uRaᶇñye desak teRus supaye aku ganti baRaᶇñye naᶇ Rusak yan/, ‘banyak masalah aku, orangnya memaksa terus agar aku mengganti barangnya yang rusak itu’: Pen-tiᶇ/Pen-ting/n Urgen, tiak boleh tidak, harus, utama; pokok, sangat berharga (berguna); /pelajaRan yan cukop__untok anak-anak/, ‘pelajaran itu sangat berguna bagi anak-anak’: Men-tiᶇ-ke/Men-ting-ke/n mementingkan 1lebih mengutamakan 2.mengutamakan, mendahulukan;/__diri kediri/,‘mengutamakan diri sendiri’: Pe-pat/v potong ujungnya agar rata, kerat; /kukuñye di__/, ‘kukunya dikerat’: Pe-pek/n kemaluan perempuan Pe-Ra-lô/v kejar; /ko __ dulu lembu yan jangan habih dimakanñye tanaman yan/, ‘kamu kejar dulu lembu itu jangan habis dimakannya tanaman itu’: Di-pe-Ra-lô/v dikejar; /aku__deᶇan anjin gile/, ‘aku dikejar dengan anjing gila’: me-Ra-lô/v mengejar Pe-Ram/adv menyimpan buah agar cepat masak;/ cadek sedap deRian yan, masak__bukan masak dibataᶇ/, ‘tidak enak durian itu, matang diperam bukan matang dipohon’: Pe-Rɛi/perai/adv libur, tidak bekerja, cuti, gratis, Pe-Rah/Perah/adv memeras agar keluar airnya (kelapa, kain cucian, susu ternak dll) Pe-Ran-cah/ perancah/n kayu penyangga bangunan, campuran (sayuran,


Click to View FlipBook Version