The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by wdmuntasirwd, 2023-06-15 11:34:17

KAMUS MELAYU TAMIANG-INDONESIA

Melestarikan bahasa daerah

Keywords: KAMUS

Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 181 Be-Rinjab/n bersekat berjeruji; /Bubu __/, (alat penangkap ikan bersekat’: pb/bubu__cakap betuto,empus berantare, belang bebataeh/, ‘bubu berinjab cakap bertutur pekarangan berantara, sawah berpematang’ artinya segala sesuatu itu punya kaedah yang normatif’: In-jak/ v Pijak,1 alat yang digerakkan dengan kaki (seperti mesin jahit, perkakas tenun), pedal sepeda; 2 papan besi (kayu) yang dipakai sebagai tangga pada mobil In-saf/a sadar, mengerti benar, mengerti benar (akan), yakin benar (akan):/sudah kene musibah cadek juge__die/, ‘sudah kena musibah tidak juga sadar dia’: In-tei/v intai, lihat dari jauh, melihat dari lubang, Me-ᶇin-tei/me-ngin-tɛi/v mengintai, mengamat-amati dari jarak jauh atau dari tempat tersembunyi (gerak-gerik orang yang dicurigai, musuh, dan sebagainya); In-tip/v melihat dari celah, melihat dari lobang ᶇintip/ngin-tip/v mengintip 1 melihat melalui lubang kecil, dari celahcelah, semak-semak, dan sebagainya sambil bersembuñyi : /die__dari balek pintu lewat lubaᶇ kunci/, ‘ia mengintip dari balik pintu melalui lubang kunci’; In-ti/n 1.isi yang ada ditengah, isi pokok dalam pembicaraan, bagian yang utama, 2 ki bagian yang utama, yang penting peranannya dalam suatu proses atau pelaksanaan kerja: /Regu__/, ‘regu penting’; /Tenage__/, tenaga utama’; I-Ra-me/n Irama, ritme,lagu 1 gerakan berturut-turut secara teratur; turun naik lagu (bunyi dan sebagainya) yang beraturan; ritme; 2 berbicara yang berbelit; / bañyak kali__cakapñye/, ‘banyak sekali lagu bicaranya’: I-Rik/ngi-Rik/v merontokkan padi yang habis dipanen I-sa-Rat/ n isyarat, kode dengan menggerakan salah satu anggota tubuh,


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 182 tanda;/ayahñye membendǝ ke mateñye sebage __ supaye anakñye lalu daRi sian/, ‘ayahnya membendilkan matanya sebagai isyarat agar anaknya pergi dari situ’: I-sak/v suara tangis yang tertahan; /sañken sedehñye, te__die /, ’sangking sedihnya terisak dia’: I-sak ta-ᶇis/i-sak ta-ngis/v tangis yang ramai; /diRumah uRaᶇ meniᶇgae yan tedeᶇa__/,‘dirumah orang yang meninggal dunia itu terdengar tangisan yang ramai’: I-sap/v hisap, hirup, sedot; /betamasya kelua kote nak__udare sega dipegunoᶇan/, bertamasya ke luar kota untuk hirup udara segar di daerah pegunungan’: /paret yan sumbat tepakse di__pake mesen/, ‘parit itu sumbat terpaksa disedot pakai mesin’: I-saᶇ/In-sang/n; /ikan benapaeh deᶇan__/,ikan bernafas dengan insang’: Te-ga i-saᶇ/te-ga i-sang/a keras kepala, bandel, ngotot; /__ñye cadek dideᶇañye cakap uRaᶇ/, ‘keras kepalanya tidak didengarnya omongan orang’: I-si/v 1.sesuatu yang ada didalam tempat, muatan;/ berape bañyak __ keranjaᶇ yan/, ‘berapa banyak muatan keranjang itu’: 2.daging; /bañyak__lembu yaᶇ disembeleh te/, ‘banyak daging lembu yang disembelih tadi’: ᶇi-si/ngi-si/v mengisi, memasukkan sesuatu, memberi (materi, ceramah dll) Is-ti-Ra-hat/v istirahat, berhenti aktifitas rutin untuk waktu yang ditentukan; /setiap waktu__disuaReke bel/, ‘setiap waktu berhenti aktifitas dibunyikan bel’: I-tik /n Bebek;/__menenaᶇ dalam aye/, ‘bebek berenang dalam air’: I-yan/yan/n itu;/ kan sudah kukate die iyan cadek usah dideᶇa/, kan sudah kubilang dia itu tidak usah didengar’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 183 J Ja-bat/v pegang; /__kuat taᶇanñye jaᶇan lepas/, ‘pegang erat tangannya jangan lepas’: Be-ja-bat/v Berpegang, berpedoman;/kite __kat janjiñye/, kita berpegang pada janjinya’: /uRaᶇ islam __kat alqur’an/, ‘umat islam berpedoman pada alqur’an’: Ja-bo/n kue yang dibawa secara bergiliran setiap malam bulan puasa kemesjid atau mushalla untuk berbuka puasa atau tadarus’: Ja-dah/ n diluar nikah; Ha-ram Ja-dah/n Anak diluar nikah (anak haram), A-nak Ja-dah/n Anak diluar nikah Ja-dam/n rempah jamu Ja-di/n dilakukan, dikerjakan, langsung berlaku; /__die naek haji taon ne/, ‘jadi dia naik haji tahun ini’: Jad-wae/Jadwal/n giliran, pembagian waktu berdasarkan rencana kegiatan; /hari ne __ masok/, hari ini giliran dia masuk’: Te-jad-wal/terjadwal/v sudah dijadwalkan, sudah direncanakan, masuk dalam jadwal;/kegiatan yan udah__dalam agende ambe/, kegiatan itu sudah dijadwalkan dalam agenda saya; Ja-et/v Jahit;/mesin__/, ‘mesin jahit’:/__baju/,’ jahit baju’: Ja-gad/n alam, dunia, nama laki-laki;/alaᶇ__lalu ile/, alang jagad pergi kelaut’: Ja-gô/n Jago, kuat; /__ kali die maen bole/, kuat sekali dia bermaon bola’: Ja-goᶇ/ja-gong/n buah Jagung, /__tunu/, ‘jagung bakar’: Ja-hat/n buruk akalnya, jelek akalnya, tidak baik tabiatnya; /uRaᶇ jahat cadek bañyak kawan/, orang buru akalnya tidak bamyak teman’: Ja-hǝ/n Jahil, bodoh, tidak tahu, suka mengganggu;/memaᶇ cukoplah


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 184 __akaeñye, cadek senaᶇ atiñye kalô cadek dikacoñye uraᶇ/, ‘memang sanglah jahil akalnya, tidak senang hatinya kalau tidak diganggunya orang’: Ja-jan/v jajan, membeli makanan di warung; /jaᶇan bañyak kali kô jajan kaRaᶇ benak hatimu/, ‘jangan banyak sekali kamu jajan nanti tertutup haitmu’: Ja-je/v Jaja, menjual dagangan, menawarkan sesuatu dengan maksud mengejek ᶇen-jaje-ke/ngen-ja-je-ke/v menjajakan, menawarkan barang dagangan Ja-kaR/n zakar, kemaluan laki-laki, penis Ja-kat/n Zakat, jumlah harta tertentu dalam waktu tertentu dari harta orang mukmin yang harus dikeluarkan;/ die dapat padi 100 kaleᶇ, haRus ᶇeluake __/, dia mendapat padi 100 kaleng, harus mengeluarkan zakat’: Jak la-gi/n Sebentar lagi;/__ lagi ko jeᶇok, kadaᶇ udah pulaᶇ die/. ‘sebentar lagi kamu jenguk, kadang sudah pulang dia’: Ja-lan/n tempat untuk lalu lintas, aktifitas gerak berpindah tempat dengan kaki; /ne __kampoᶇ tapi luaeh kali/, ‘ini jalan kamoung tapi lebar sekali’; /rap 7 km die __kaki pulaᶇ sekolah/, ‘hampir 7 km dia berjalan kaki pulang sekolah’: Ja-le/n alat menangkap ikan terbuat dari benang yang disirat bentunya bulat dengaan cara ditebar hingga terkembang Ja-len/n Jalin,semat, ikat hubungkan berantai;/ emakñye tukaᶇ __atap/, ‘ ibunya tukang semat atap’: Ja-lo/n Jalur, kolom yang lurus, garis yang lebar;/kalo ikoti __udah betol yan/,’kalau kamu ikuti jalur sudah benar itu’: Jam/n Arloji;/__taᶇan/,’ arloji tangan Ja-man/n Zaman, era, masa;/sekali aye bah sekali tepian beRaleh, sekali__beputa sekali adat betuka/, pb‘sekali air bah sekali tepian beralih, sekali masa berputar sekali adat bertukar’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 185 Jam-ban/n kakus, WC; /__keluarga/, ‘kakus keluarga Ja-mah/v sentuh; /jaᶇan cube-cube kô jamah die/, jangan coba-coba kamu sentuh dia’: ᶇe-ja-mah/nge-ja-mah/v menjamah menyentuh dengan jari; meraba; memegang; /die __tuboh uRaᶇ yan/, ia meñyentuh tubuh orang itu; 2 ki meniduri; menodai; /bujaᶇ yan udah__daRe kampoᶇ yan/, ‘pemuda itu telah meraba gadis kampung itu; Ja-mak/n banyak, lebih dari satu, menggabungkan dua waktu shalat; /musyafe buleh__shalatñye/, ’musafir boleh menggabung kan dua waktu shalat’: Jam-bak/v menarik rambut; /maRah betol emaknye hingge di__ñye Rambut anak daReñye/, ‘marah betul ibunya hingga di tariknya rambut anak gadisnya’: Jam-baᶇ/jam-bang/n Bulu yang tumbuh dipipi, berewok;/lebat betoi__nya/, ’lebat betul bulu yang tumbuh dipipinya’: Jam-ba-ᶇan/jam-bang-an/n pot bunga; / Bulehke kami dengan cerane, bagike sireh dengan setangan buleh ke kami datang betanye,adeke bunge dalam__/, pb ‘bolehkah kami dengan cerana, membagikan sirih dengan setangan, bolehkah kami datang bertanya, adakah kembang dalam jambangan’: Jam-bu/n buah jambu Jam-bol/n Jambul, rambut yang dibagian depan lebih panjang Ja-min/v menanggung (keselamatan, keaslian, kebenaran dari orang, barang, harta benda, dan sebagainya), ditanggung (keselamatannya, keamanannya, dan sebagainya): Te-jamin/v terjamin, ditanggung; /Keselamatn diRimu cadek__ kalo eᶇkô bemalam diteᶇah Rimbe yan/, ‘keselamatan dirimu tidak terjamin kalau engkau bermalam di tengah hutan ini’; 2 serba cukup (tentang segala kebutuhan hidup); /Idupñye__ cadek kuRaᶇ


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 186 mañyepeh/, ‘hidupnya serba cukup tidak kurang suatu apapun’: Jam-pok/n burung hantu, ki memotong perkataan atau mencampuri pembicaraan orang lain; /macam__eᶇkô kuat kali motoᶇ cakap uRaᶇ/, ‘seperti burung hatu kau suka sekali mencampuri pembicaraan orang’: Ja-mu/n minuman obat, ramuan untuk obat, Tamu; /badanmu mende karene galak minom __/, badanmu bagus karena suka minum ramuan’: /Rami kali__diRumahmu/, ‘ramai sekali tamu dirumahmu’: ᶇe-jamu/nge-ja-mu/v menjamui, Melayani, menghidang makanan Jan-de/n Janda, perempuan yang sudah tak bersuami lagi; /__ yan peRaᶇkap buRok/, ki’perempuan yang tak bersuami itu perangkap buruk’: artinya janda itu selalu dicurigai, bahkan dianggap sebagai perngkap bagi laki-laki’: Ja-ᶇan/ja-ngan/v larangan untuk melakukan sesuatu; / __ko dekat kere yan kaRaᶇ dikikǝñye eᶇkô/, ‘jangan kamu dekat monyet itu nanti digigitnya kamu’: Ja-ᶇat/ja-ngat/n kulit, yang membungkus daging buah nangka Jaᶇ-gae/jang-gae/n Janggal, sumbang; /teRase__die bejalan deᶇan adek ipañye/, ‘terasa sumbang dia berjalan dengan adik iparnya’: Jaᶇ-got/jang-got/n jenggot, Janggut, Bulu yang tumbuh di dagu bawah bibir; /melaRe__salah satu ᶇidupke sunnah nabi/, ‘memelihara jenggot salah satu menghidupkan sunnah nabi’: Jaᶇ-ke/jang-ke/n 1.Jangka, Alat membuat lingkaran (busur), 2. rentang waktu 3. Alat yang terbuat dari bambu panjang ± 15 cm yang diujungny dipasang benda runcing berjejer paling sedikit 5 buah dngan jaraak 0,5 cm -0,8 cm sebagai ukursn lebar bahan untuk membelah daun ibus, mengkuang dll sebagai bahan pembuat tikar Jaᶇ-ket/jang-ket/v Nular Be-jaᶇ-ket/be-jang-ket/v berjangkit, menular kemana-mana, menular, mengenai yang lain (tentang penyakit); /peñyaket yan deRas__kekampoñ laen/, ‘ penyakit itu cepat menular ke desa yang


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 187 lain Jaᶇ-ko/jang-ko/v Jangkau, ambil, berusaha mengambil sesuatu yang agak jauh, Te-jaᶇ-kô/v terjangkau, mampu dalam melakukan sesuatu, tercapai, terambil;/udah dianta diatas lemari cadek__lagi ᶇan anak-anak/, ‘sudah diletakkan diatas lemari tidak terambil lagi oleh anakanak’: 2 terbeli; terbayar; / haRge rumah itu __untok ukoRan die/, ‘ harga rumah itu terbayar untuk ukuran die’: ᶇe-jaᶇ-kô/nge-jang-kô/v menjangkau, 1 mencapai (menjemput, meraih, mengambil, dan sebagainya) dengan mengulurkan tangan ke depan; /deᶇan susah payah dapat juge__gareh finis dalam lombe laRi yan/, ‘dengan susah payah dapat juga dia mencapai garis finis dalam perlombaan lari itu’: Jaᶇ-koᶇ/jang-kong/n Jangkung, terlalu tinggi dan kurus; /karene kuRus kali kelatan__ñye/, ‘karena kurus sekali Nampak jangkungnya’: Jaᶇ-ke-Rik/n Jangkrik. Binatang kecil;/ᶇencaRi__untok umpan uᶇgaeh/, ‘mencari jangkrik untuk umpan burung’: Ja-nin/n Janin, bakal bayi yang sedang dikandung Jan-ji/n 1 kesepakatan yang dibuat bersama, ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat (seperti hendak memberi, menolong, datang, bertemu); /bañyak kaliñye__, tapi cadek satu peh yaᶇ ditepati/, banyak sekali janjinya, tapi tidak satupun yang ditepati’: 2 penundaan waktu (membayar dan sebagainya); penangguhan: /mu buleh ambe minte__due bulan/, kalau boleh, saya minta penundaan waktu dua bulan; 3 batas waktu (hidup), ajal:/udah sempe __nye/, sudah sampai ajalnya’: Be-janji/berjanji/v mengucapkan janji; menyatakan bersedia dan sanggup untuk berbuat sesuatu (memberi, menolong, datang, dan sebagainya):/die__nak ᶇelunasi utaᶇñye minggu muke/, ‘ia menyatakan bersedia dan sangggup mau melunasi hutangnya


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 188 minggu depan’: Jan-taᶇg/jan-tang/n kayu yang dipasang sebagai tangga pada pohon yang memiliki akar bani yang tinggi sehingga susah untuk ditebang; / aka kayu yan tiᶇgi kali haRus dibuat__dulu baru bise di tebang/,’akar kayu itu tinggi sekali harus dibuat tangga dulu baru dapat ditumbang’: Jan-toᶇ/jan-tong/n Jantung, organ tubuh; /leteh kali gayeñye, kelatan kat deñyut__ñye/, ‘capek sekali nampaknya, nampa pada denyut jantungnya’: Jan-toᶇ pi-saᶇ/jan-tong pi-sang/n bakal buah pisang yang tidak bisa menjadi buah, batas menjadi buah pisang Jan-tong-ha-ti/jan-tong ha-ti/n Jantung Hati, orang yang sangat di sayang. Ja-oh/n Jauh, rentang jarak; /__kali eᶇkô diRi mane kelatan kukeleh/, ‘jauh sekali kamu berdiri, tidak tampak kulihat’: ᶇen-ja-oh/ngen-ja-oh/v menjauh, berusaha meninggalkan, menjaga jarak; Jap/n mengenai (menyentuh) sesuatu,sampai(rapat); /__ kakiñye kat tanah/, ‘rapat kakinya ditanah’: Ja-pen/n jenis tarian melayu Ja-Rah/n jarah, mengambil harta orang, mencuri, ayam dara ᶇen-ja-Rah/ngen-ja-Rah/v mengambil barang orang lain dalam kesempatan mendadak Ja-Raᶇ/ja-Rang/n Jarang, sekali-sekali, renggang, lebar jaraknya, tidak sering;/semenjak udah dapat keRje__nye dataᶇ keRumah lagi/, ‘semenjak sudah mendapat pekerjaan jarang dia datang kerumah lagi’: Ja-Ri/n Jari, anggota tubuh;/kaRene mende penampilanñye pelen uRaᶇ ᶇaᶇkat__jempol/, karena penampilannya baik, semua orang mengangkat jari jempol’: Ja-Rak/n Jarak, ruang antar benda, letak antara yang satu dengan yang


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 189 lainnya Ja-Rom/n Jarum, Suntik; /masok ke benaᶇ dalam lubaᶇ__ne /, ‘masukan benang kedalam lobang jarum ini’: Ja-se/n Jasa, upaya yang telah dilakukan membantu orang lain; /__jase behibah, adat benaskah/, jasa dikenang, adat diwarisi’: Be-ja-se/n Berjasa Ja-tah/n Bagian yang harus kita miliki, hak.; /disian yan ade __aku/, disitu ada hak aku’ Di-ja-tah/ v dibagi, tidak diambil sendiri Je-bak/v jerat, memerangkap orang; /aku cadek salah tapi aku di __ñye /, ‘aku tidak bersalah, tapi aku dijebakmya’: Je-boi/n Jebol, pecah, pertahanan yang dapat ditembusi; /saᶇken deRaehñye aRus __ taᶇgol yan/, ‘sangkin derasnya arus, pecah benteng itu’: Je-de/n Jeda, waktu tenggang, waktu berhenti (istirahat) sebentar, waktu beristirahat di antara dua kegiatan atau dua babak (seperti dalam olahraga dan sebagainya); Je-gae/v Jegal, hambat; /bia ke saje die bebuat, jaᶇan ko__/, ‘biarkan saja dia berbuat jangan kamu hambat’: Je-jae/v Jejal, memasukan paksa sesuatu; /sudah penoh yan jaᶇan ko__ lagi/, ‘Sudah penuh itu jangan dipaksa lagi ᶇe-jejae/ v Menjejal, memasuk paksakan Je-je-ron/n Tumbuhan kecil yang kokoh tumbuh ditanah, yang dijadikan salah satu rinjisan untuk tepung tawar Je-la-jah/v lalui, harungi, kunjungi; /habih udah di__ñye suᶇe yan/, habis sudah diharunginya sungai itu’: ᶇen-je-la-jah/ngen-jela-jah/v menjelajah, pergi kamana-mana Je-laᶇ/je-lang/n dekat, hampir dekat;/__ mageReb/, ‘dekat magrib’: Je-la-ge/ta-li-a-ge/n Jelaga, lawa-lawa; / Rumah tuhe yan penoh __/, ‘rumah tua itu penuh lawa-lawa’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 190 Je-lak/a capek, melakukannya dalam waktu agak lama (mencari sesuatu, memanggil, membuat sesuatu); /__aku naok cadek dideᶇañye/, ‘capek aku memanggil, tidak kedengaran’: tertawa terpingkalpingkal;/__nye tetabe sangken lucunye/, ‘terpingkal-pingkal dia tertawa sangkin lucunya’: Je-lan-tah/n Minyak goreng bekas peᶇgoreᶇan;/susah kali idupnya, makan peh pake__/,‘susah sekali hidupnya, makanpun pakai minyak jelantah’: Je-la-te/n Jelata, rendah, kelas bawah;/Rakyat__/, ‘rakyat kelas bawah’: Je-le-bou/n Jelebau, orang yang tidak beradab; /memaᶇ __eᶇkô/, ‘memang tidak beradab kau’ Je-le-pak/n sisa beras menumbuk tepung yang dicampur dengan pisang;/die ndak bantu nutok tepoᶇ karene ᶇaRapke __/, dia mau membantu menumbuk tepung, Karena mengharapkan jelepak’: Je-li-te/n Jelita, molek; /cantek__/, ‘cantik jelita’: Jel-me/v Jelma, rubah, Men-jelme/v Menjelma, berubah; /surô yan disulapnye__jadi Rumah/, ‘gubuk itu disulapnya berubah jadi rumah’: Je-ma-’ah/n rombongan sekelompok muslim yang melaksankan kegintan keagamaan; /setiap waktu sembahyaᶇ__/, setiap waktu sembahyang berjema’ah’: Jem-pol/n Ibu jari; /kaRene bute uRup, die tande taᶇan deᶇan cap__/, ‘karena buta huruf dia menanda gtangan dengan cap ibu jari’: Jem-put/v undang, datang mengambil; /anak yan tekejut tepakse __semaᶇat/, ‘anak itu tekejut harus jemput semangat’: Jem-pu-tan Ma-je-lis/n undangan;/dalam setiap tertib majelis, dibuatlah__ supaye uRaᶇ dataᶇ/, ‘dalam setiap acara resmi dibuatlah undangan agar orang datang’: Je-mu/n muak, bosan, tidak suka lagi (karna terlalu sering) Je-na-ke/n Jenaka,lawak, lucu Je-na-mu/n mahar, emas kawin;/die kawen __nye sebiji qero’an/, ‘dia


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 191 menikah maharnya sebuah alqur’an’ Je-nang/n beroti/ kayu sebagai tiang pembantu diantara tiang induk, ukuran lebih kecil Je-na-zah/n Mayit, jasad orang yang sudah mati;/mandi__/, madi mayit’: Jen-doi/n Jendol, bonjol, bengkak karna terbentur Je-ne-Re/a nyenyak, tenang (menikmati sesuatu); cadek __nye tido, asek dikaco saje/, ‘tidak nyenyak dia tidur asik diganggu saja’: Jeᶇ-klek/jeng-klek/v jinjit; /kakinye kene paku make jalannye __/,’kakinya kena paku maka jalannya jinjit’: Je-ᶇok/je-ngok/v jenguk, datangi, besuk, melihat dengan menjulurkan kepala kedepan;/cube ko __ die, adeñye diRumah/, coba kamu datangi dia, ada dia dirumah’: /meᶇkale sempat kite __kawan kite yaᶇ saket yan/, kapan sempat kita besuk teman kita yang sakit itu’: ᶇen-je-ᶇok/ngen-je-ngok/v menjenguk, mengunjungi, Je-nôh/n Jenuh, bosan, muak ; /__aku ᶇeleh tingkahñye yang cadek senonoh yan/, ‘muak aku melihat tingkahnya yang tidak senonoh itu’: Je-Ra-but/n Jerabut, tidak rapi, berserak;/ kamañye__kali Rate sudut ade kaen koto/, ‘berserak sekali kamarnya, setiap sudut ada kain kotor’: Je-Raᶇ/je-Rang/v masak; /__aye/, ‘masak air’: ᶇe-jeRang/nge-je-Rang/v menjerang, memasak Je-Raᶇ-kaᶇ/Be-je-Raᶇ-kaᶇ/n Jerangkang, berserak, lintang pukang;/Rantiᶇ-Rantiᶇ kayu yan__diteᶇah jalan, susah oRaᶇ lewat/, ranting-ranting kayu itu berserak ditengah jalan susah orang lewat’: Je-Ra-ᶇo/ Je-ra-ngo/n rempah masak, ada hubungan saudara; /die ᶇan aku ade bau cekô bau__nye/, ki ‘dia dengan aku ada hubungan saudara’: Je-Ra-mi/n Jerami, tangkai buah padi yang telah dirontokkan, limbah panen padi Je-Ra-pah/n Binatang yang panjang leher; /lehǝñye panjaᶇ kali macam


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 192 lehǝ__/, lehernya panjang sekalai seperti leher jerapah’: Je-Rat/Pe-tas/v Jerat, perangkap (menangkap dengan tali); /keRe yaᶇ mati kaRene lame kali kene __/, monyet itu mati karena lama sekali kena jerat’: Je-Re/a Jera, kapok. tidak mau (berani dan sebagainya) berbuat lagi; kapok; /Bia peh udah due kali masok penjaRe, die belom __/, ‘meskipun sudah dua kali masuk penjara, ia belum juga jera’; Je-Rem-bab/n Jerembab, jatuh tersungkur; /kakiñye tesandoᶇ hiᶇge die__/, kakinya tersandung sehingga dia jatuh tersungkur’: Je-Re-naᶇ/je-Re-nang/n Jerenang, Tumbuhan hutan yang buahnya sebagai zat pewarna Je-Re-neh/n Jernih, air bening, bersih (air); /ujan lebat aye suᶇe jadi __/, ‘hujan lebat air sungai menjadi bening’: Je-Re-gen/n Jerigen, Tempat menampung benda cair Je-Ru-ju/n Jeruju, lembah yang penung tanaman berduri, tanaman berduri dimuara sungai Je-Ru-mus/v Jerumus, seret, jebak kehal-hal yang buruk, jatuh;/ jaᶇan kô__ke die dalam maksiat/, ‘janagan kau seret die kedalam maksiat Te-je-Ru-mus/v Terjerumus, terjatuh, masuk kedalam lingkungan atau pekerjaan yang jahat; /kaRene putuih ase ditinggaeke empuanñye, die __kat keRje maksiat/, ‘karena putus asa ditinggalkan isterinya, dia terjerumus pada perbuatan maksiat’: Jia-Rah/v kunjungan kekuburan, berkunjung; Ji-Ran/n Jiran, tetangga, orang yang tinggal disekitar rumah kita Ji-jik/adv tidak suka melihat, mual; Men-ji-jik-ke/ adv Menjijikan Ji-ke/n Jika, seandainya,kalau;/__eᶇkô nak datang bagi kaba dulu/, ‘jika kamu mau datang beri kabar dahulu’: Ji-lat/v merasa sesuatu dengan lidah, ᶇen-ji-lat/ngen-ji-lat/v Menjulurkan lidah untuk merasai sesuatu, cari perhatian, mendekatkan diri; /anjiᶇ yan __kaki anak yaᶇ teᶇah dudok


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 193 kat koRsi/, ‘anjing itu menjilat kaki anak yang sedang duduk di kursi’: berbuat sesuatu supaya mendapat pujian (dinaikkan pangkat dan sebagainya) (Kata kiasan) ; /kaRne pandei__, die deras naek paᶇkat/,‘karena pandai mendekatkan diri, ia lekas naik pangkat’: Pen-ji-lat/v orang yang suka berbuat sesuatu untuk mencari muka (mendapat pujian); Ji-mak/v Bersetubuh; /die dicambok kaRene ngelakuke__ deᶇan jande/, ‘dia dicambuk karena melakukan bersetubuh dengan janda’: Ji-mat/n penangkal; /anak yan semaᶇatñye lemah, jadi dibagi atokñye__/, anak itu semangatnya lemah, jadi diberi kakeknya penangkal’: Ji-na-bat/v mandi junub; /Urang yang lagi__cadek bule sembahyaᶇ/, ‘orang yang lagi junub tidak boleh shalat’: Ji-nak/n mudah ditangkap, tidak liar Ji-ne/v zina, berhubungan sek diluar nikah Jin-jeᶇ/jin-jeng/v Jinjing, tenteng, membawa barang dengan cara dipegang; /baraᶇ yaᶇ dibaweñye yan Riᶇan, make bise di__/, barang yang dibawanya itu enteng maka bias dia jinjing’: ᶇe-jin-jeᶇ/nge-jin-jeng/v menjinjing, menenteng;/bahu memikol, taᶇan__/, pb’bahu memikul, tangan menjinjing’; artinya orang yang bertanggung jawab atas perbuatannya’: Jin-jet/v Jinjit, berjalan dengan ujung kaki;/kakiñye tekilaeh, make jalanñye __/, ‘kakinya terkilir maka jalannya jinjit’: Jin-tan/n Bumbu masak; Jing-kang/v menendang sambil melompat Ji-we/n 1. Jiwa, ruh manusia (yang ada di dalam tubuh dan menyebabkan seseorang hidup), nyawa, sukma, seluruh kehidupan batin manusia (yang terjadi dari perasaan, pikiran, angan-angan, dan sebagainya); /die beRusahe meñyelami __ empuanñye/, ‘ia berusaha menyelami baatin istrinya’; 2 sesuatu atau orang yang utama dan menjadi sumber tenaga dan


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 194 semangat: /belio ne dipandaᶇ sebagei__pergeRakan Rakyat/, ‘beliau ini dipandang sebagai ruh pergerakan rakyat’, 3 isi (maksud) yang sebenarnya, arti (maksud) yang tersirat (dalam perkataan, perjanjian, dan sebagainya), 4. ki buah hati, kekasih Ji-we-Ra-ge/n Jiwa raga, ruh dan jasad, Be-ji-we/berjiwa/ v ada jiwanya, bernyawa, hidup, mempunyai perasaan batin (bersemangat dan sebagainya) seperti: orang yang berjiwa; 3 mempunyai perasaan batin (bersemangat dan sebagainya); /uRaᶇ naᶇ __pelaot/, ‘orang yang berjiwa pelaut’; Men-ji-we-i/menjiwai/ v memberi berjiwa (hidup, semangat) kepada: /ade sesuatu naᶇ gaeb__tarian yan/, ada sesuatu yang gaib yang hidup dalam tarian itu’: Jo-doh/n pasangan hidup, orang yang menjadi suami atau isteri kita, imbangan Jo-lok/v merodokkan galah kesesuatu benda yang ada diatas, mengait;/kô__buah yaᶇ masak-masak saje/, ‘kamu jolok buah yang matang-matang saja’: Joᶇ-kok/jong-kok/v duduk yang tidak merapat kelantai; /__eᶇkô bia cadek kelatan dikelehñye/, ‘duduk merunduk sedikit kamu agar tidak kelihatan dilihatnya’: Jo-ᶇoeh/jo-ngoeh/n Jongos, Pesuruh, babu laki-laki;/ baRu__saje udah lantam/,’baru pesuruh saja sudah sombong’: Jo-Ran/n gagang pancing (ada yang dari bambu dan dari alumunium Jo-Rok/n Jorok, kotor, menjijikan, ucapan yang tak senonoh Ju-ae/v Jual, menjajakan, menawarkan,; Ju-ae ca-kap hanya bercakap saja, beromong kosong tidak ada buktinya; Ju-ae diRi/v melacur; Be-ju-ae/v 1 berjualan, berdagang (sesuatu);/abaᶇñye__ Rokok ditepi jalan/, ‘abangnya berjualan rokok di tepi jalan; 2 (akan atau sudah) dijual;/kambiᶇñye udah __/, ‘kambingnya sudah dijual


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 195 Be-ju-al-an/v mencari nafkah dengan menjual atau memperdagangkan sesuatu, berdagang, ᶇe-ju-ae/nge-juae/v menjual 1 memberikan sesuatu kepada orang lain untuk memperoleh uang pembayaran atau menerima uang: /die nak __kambiᶇñye/, ‘dia ingin menjual kambingnya’: Ju-ah/v liar, ganas (untuk binatang);/__kali lembu yan nak neRkok saje die/, ‘ganas sekali lembu itu hendak nunduk saja ia’: Ju-ak/v angkat, junjung keatas, mengumbang; Men-juak/v mengangkat sesuatu melewati kepala;/__layaᶇ-layaᶇ/, ‘ mengangkat layaᶇ-layaᶇ untuk dinaikkan’: Ju-bah/n pakaian muslim panjang sampai ketumit, pakaian orang arab Ju-bo/n Dubur Ju-daeh/n Judas, ketus;/ jaᶇan kô cari empuan naᶇ__/, ‘jang engkau mencari isteri yang judas’: Ju-di/v taruhan,berlaga terhadap sesuatu dengan bayaran Ju-du/n jodoh, pasangan untuk dijadikan isteri atau suami; /cadek jadi die kawen muᶇkin bukan __ñye/, ‘tidak jadi dia kawin, mungkin bukan jodohnya’: Ju-ge/n Juga, mengikut sertakan Ju-jo/n Jujur, berkata benar, menyampaikan sesuai apa adanya Ju-jut/v isap, sedot dengan mulut Ju-laᶇ/ju-lang/v Mengangkat tinggi lewat kepala ᶇe-ju-laᶇ/nge-ju-lang/v menjulang, menjunjung diatas kepala Ju-li/n nama bulan masehi ke tujuh Ju-liᶇ/Ju-ling/n, mata tidak normal letaknya, cenderung kedua bola mata menyatu kebagian tengah atau masing-masing pada posisinya, yang kiri bola matanya lebih miring kesebelah kiri dan yang kanan lebih miring kesebelah kanan Ju-lo/v Julur,keluar memanjang, Men-ju-lo/v Menjulur, mengeluarkan panjang (lidah);/anjiᶇ yan


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 196 panjaᶇ kali lidah sampai __kelua/, ‘anjing itu panjang sekali lidahnya sampai menjulur keluar’: Di-ju-lo/ v dijulur, dikeluarkan Ju-mat/n nama hari ke 5 Jum-lah/adv banyaknya hitungan terhadap sesuatu yang dikumpulkan, Ju-moh/n Rakus, tamak;/saᶇken__ñye habis makanan yaᶇ dihidaᶇke /, ‘sangkin rakusnya habis makanan yang dihidangkan’: Ju-mpe/v Jumpa, temu, Be-jum-pe/ v Berjumpa, bertemu, Per-jum-pe-an/v Perjumpaan, pertemuan;/__pertameñye membawe die kepelaminana/, ‘pertemuan pertamanya membawa dia kepelaminan’: Jun-joᶇ/ju-jong/v junjung, membawa barang diatas kepala, Ju-ᶇa/ju-nga/n gigi yang tumbuhnya menonjol keluar; / kaRene __, jadi cadek lagak mukeñye/, ‘karena giginya menonjol keluar, sehingga jelek wajahnya’: Ju-ᶇo/ju-ngo/n gusi;/jelek kali die kelua__ñye/,'jelek sekali dia keluar gusinya’: Ju-ᶇke/jung-ke/v Jugkir, terbalik Juᶇke-balek/jung-ke ba-lek/v Jungkir balik, Te-juᶇ-ke/te-jung-ke/ v terjungkir, tertungging Juᶇ-ket/jung-ket/v Jungkit, angkat, Te-juᶇ-ket/te-jung-ket/v Terjungkit, terangkat Jun-tei/ v Juntai (kaki yang tak rapat ketanah atau kelantaiketika duduk dikursi atau ketinggian lainnya), kaki tergantung karena duduk diketinggian Ju-nub/v berhadas besar, janabah Ju-Raᶇ/ju-Rang/n Jurang, lembah yang dalam Ju-Rus/n jurus, hela (menarik paksa),langkah (gerak pada pencak silat atau ilmu bela diri); Ju-Rus-an/n Jurusan, bidang (kelompok), arah Ju-Ri/n Juri, Panitia yang menilai permainan


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 197 Ju-Ri-at/n keturunan, anak cucu Ju-Roᶇ/ju-Rong/n nama ikan laut,dusun Ju-te/be-jute/n Juta, berjuta; /Allah memberi __Rahmat untokbagi beRkat ke niat baek uRang/, ‘Allah memberi berjuta rahmat untuk memberkati niat baik seseorang’: Ju-te-wan/n Jutawan, orang kaya, orang yang memiliki harta dan uang yang banyak Ju-wae/v Jual, Men-ju-wae/v Menjual, Ju-wak/v mengangkat sesuatu melewai kepala dengan maksud menunjukkan pada orang lain, memegang layang-layang ketika mau dinaikan Ju-waᶇ/v Juang, Be-juaᶇ/v usaha untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan /tujuan K Ka-ba/n Kabar, laporan tentang peristiwa yg biasanya belum lama terjadi, berita, /die dapat__sedaReñye saket/, ‘dia mendapatkan kabar saudaranya sakit’:/__dibawe pikat ᶇan laᶇo/, ki ‘kabar dibawa pikat dan langau’: artinya kabar yg belum tentu kebenaran dan sumbernya; /lagak__dari rupe/, pb indah berita dari rupa, berita yg tersebar biasanya lebih hebat dari pada kenyataan yg sebenarnya; Ka-ba a-ᶇin/ka-ba a-ngin/n kabar yg belum jelas kebenarannya, desasdesus, kabar burung, Ka-ba ba-ik/n berita yg menyenangkan, berita gembira; Pe-nga-ba/n orang yg mengabarkan: Pe-ka-ba/v cerita menjelang tidur, cerita dongeng pengantar anak tidur; /andoᶇ kami pandɛ muat __/, ‘nenek kami pintar membuat cerita


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 198 menjelang tidur’: Ka-be/v mendayung untk mengarahkan sampan kekiri Ka-bo/n Kabur, tidak jelas kelihatan, tidak jelas beritanya; /mentoᶇ __ceriteñye/, ‘masih tidk jelas ceritanya’: Ka-bol/v Kabul, ᶇa-bol-ke/nga-bol-ke/v Mengabulkan, memenuhi keinginan / permohonan seseorang Te-Ka-bol/v Terkabul, terpenuhi permintaan (permohonan, do’a); /kaRene khusokñye,__juge do’eñye/,’karena khusuknya terkabul juga do’anya’: Ka-but/n embun, asap, Be-ka-but/n berembun; /susah kite bejalan dikaki gunoᶇ yan karena__/, ‘susah kita berjalan dikaki gunung itu Karena berembun’: Ka-caᶇ/ka-cang/n sayuran, tumbuhan biji-bijian Ka-ce/n Kaca, cermin Ka-co/n Kacau, Rusuh, aduk; /__dulu aye yan bia laRut guleñye/, ‘aduk dulu air itu biar larut gulanya’: Ka-coᶇ/ka-cong/n Kacung, Kuli Ka-cok/n kasar,gacok Ku-li Ka-cok/n Kuli kasar; /die keRje jadi __/, ‘dia bekerja jadi kuli kasar’: Ka-da/kadar/a kandungan yang terdapat didalamnya, ukuran (kemampuan); /bukan__ñye/,‘bukan kemampuan dia’: /besenoh ke buka__buᶇe celake/, fls’berebut yang bukan kemampuan kita akan menjadi sumber petaka’: Ka-daᶇ/ka-dang/adv tidak rutin, adakalanya Ka-daᶇ peh/ka-dang/adv barang kali, Ka-daᶇ-ka-daᶇ/ka-dang– ka-dang/adv sekali-sekali; /taᶇanñye ᶇeta udah yan matenye pedeh,__bekunaᶇ-kunaᶇ/, ‘tangannya gemetar dan matanya terasa sakit, sekali-sekali berkunang-kunang; Ka-daᶇ ka-le/ka-dang ka-le/adv kadang kalanya, sekali-sekali,


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 199 Te-ka-daᶇ/te-ka-dang/adv kadang-kadang; Kae/kael/n Kail; / Kalo kae panjaᶇ sejeᶇkai usah laot ndak diduge/, ‘Kalo kail panjang sejengkal, janganlah laut hendak diduga’: Ka-en/n Kain;/ tuah__ karena bertenun tuah name kaRene begela/, ‘tuah kain karena bertenun, tuah nama karena bergelar’: Ka-en Sa-bɛ/ n kain panjang, Kaen sampen/n kain yang diikat dipinggang yang tingginya dibawah lutut sedikit (kain basahan, handuk, kain songket ketika memakai baju teluk belanga) Ka-fan/n kain putih pebalut jenazah Ka-ih/kais/v 1 mencakar-cakar atau menggaruk-garuk tanah (sampah dan sebagainya) untuk mencari makanan (tentang ayam dan sebagainya); /toᶇ sampah yan di__seko anjin kuRus teᶇah ᶇencari tulang/, ‘tong sampah itu dikais oleh seekor anjing kurus tengah mencari tulang’; 2 ki bekerja untuk mencari nafkah;/__dulu baRu dapat makan/, ‘bekerja dulu baru dapat makan’, pb baru dapat makan sesudah bekerja berat (sukar hidupnya)’; Ka-jaᶇ/ke-Ran-jang/n alat untuk mengepung ikan dari rotan yang dibelah, tirai(krei) Ka-Ram/n Karam,air yang masuk kedalam perahu sehingga tenggelam, tengelam dalam air;/ karene gelombaᶇ besa __ sampanñye/,‘karena gelobang besar tenggelam sampannya’: Ka-Raᶇ/ka-Rang/n Karang (bayu cadas), nanti; /Jiweñye tega, setega__/, ‘jiwanya keras, sekeras batu karang’: /__dataᶇ keRumah boh/, ‘nanti datang kerumah ya’: Ka-Re-ne/n Karena, sebab; /kalo bukan__bulan cadeklah bintaᶇ meninggi ari/,pb ‘kalolah bukan karena bulan, tidaklah bintang meninggi hari’: Ka-Ri/n Kari, gulai; /__kambin/, ‘gulai kambing’: Ka-Roᶇ/ka-Rong/n Karung, goni; /hase panen padi yan diisi dalam__/,


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 200 ’hasil panen itu diisi kedalam goni’: Ka-en Ka-roᶇ/ka-en ka-Rong/n kain sarung;/kalo nak semayaᶇ pakeklah__/,‘kalau mau sembahyang gunakanlah kain sarung’; Ka-Ru-nie/n Karunia; /keberuntoᶇan dalam hidup ne cadek terlepas daRi__Allah/,’keberuntungan dalam hidup ini tidak terlepas dari karunia Allah’: Ka-ja/n layar yang digunakan untuk berlayar, Ka-jaᶇ/ka-jang/n tenda untuk tempat berteduh;/aRi udah nak ujan kembaᶇ ke __/ hari sduah mau hujan kembangkan tenda’: Ka-kap/n ikan kakap, sesuatu yang besar;/dapat rejeki __hari ne keh/,’dapat rezeki besar hari ini ya’: Ka-lam/n ucapan Ka-laᶇ/ka-lang/v ganjal dari bawah, dinding Ka-laᶇ-an/ka-lang-an/n golongan, lapisan, kelompok, kelas;/ ekonomi meneᶇah untok__meneᶇah/, ‘ekonomi menengah untuk kalangan menengah’: Ka-le/n Kala, waktu, ; /__yan die mentoᶇ kecik/, ‘waktu itu dia masih kecil’: Ka-le-yan/n; kala itu, waktu itu Meᶇ-ka-le/meng-ka-len kapan, bila;/__kejadian loᶇso yan/, ‘kapan kejadian longsor itu’: Ka-leᶇ/ka-leng/n tempat minyak, Kaleng, seng, penyukat padi; /beRape__dapat panen taonne sampe jakat/, ‘berapa kaleng dapat hasil panen tahun ini, sampai zakat’: Ka-let/v kejar (orang yang sedang lari);/ rap bale aku di__uRaᶇ gile/, ‘hampir celaka aku dikejar orang gila’: Ka-loᶇ/ka-long/n Kalung, rantai leher Ka-lo/a Kalau, seandainya: /__cadek dibayañye utaᶇ, ambek saje mañye naᶇ ade/, ‘seandainya tidak dibayar hutang ambil saja apa-apa yang ada’: Ji-ka-lo/n Jikalau, seandanya; Ka-lot/n Kalut, fikiran kusut; /jaᶇan iᶇa kali__pikeRanku/, ‘jangan ribut


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 201 sekali kusut fikiranku’: Ka-ma/n Kamar, bilik;/aku siapke__kalo kelian tido disini/, ‘aku siapkan kamar jika kalian menginap disini’: Kam-bin/n Kambing, binatang;/untok aqiqah sembeleh __/, ‘untuk aqiqah potong kambing’: Kam-bin Ran-dok/n kambing bandot Kam-boh/n Kambuh, kumat; /peñyaket lameñye__lagi/, ‘penyakit lamanya kembih kembali’: Kam-boje/n Kamboja;/ dikubo yan banyak ditanam bataᶇ __/, ‘dikuburan itu banyak ditanam pohon akmboja’: Ka-mi/n Kami, seseorang yang menyatakan sekumpulan orang-orang; Kam-pel/n Sumpit tempat sireh,/ᶇanyam__diatas tika, mu siap nak tempat tabo beRas pai, kalo cadek betol ambek tunjok aja manye peh keRje cadek sempuRne jadi/, pb ‘menganyam sumpit diatas tikar, kalau jadi untuk tempat tabor beras padi, kalu tidak benar mengambil tunjuk ajar,apapun kerja tidak sempurna jadi’ artinya mengambil pelajaran harus sungguh-sungguh agar semua pejkerjaan akan berhasil sempurna’: Kam-poi/v Kampul, menggulung benang atau tali;/putuih layaᶇ tiᶇgae__benaᶇ/,’putus layang tinggal menggulung benang’: Kam-poᶇ/kam-pong/n Kampung, desa, wilayah hukum yang terkecil U-Raᶇ Kam-poᶇ/u-Rang kam-pong/n orang Melayu Tamiang, Ba-ha-se Kam-poᶇ/ba-ha-se kam-pong/n Bahasa Melayu Tamiang. Ka-nan/n Arah sebelah kanan Kan-ce/n Kancil; /ceRdik kali engko macam__/ki ‘cerdik sekali kamu seperti kancil’: Kan-daeh/n kandas, terdampar dipantai, habis total; /kaRena aye timpaeh, make perahu yan__/,’ karena airnya surut maka perahu itu kandas’: Kan-daᶇ/kan-dang/n Kandang, rumah binatang; /__lembu/, ‘kandang


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 202 lembu’: Kan-de/adv abang, panggilan keluarga bangsawan Kan-doᶇ/kan-dong/n Kandung, isi, Meᶇandoᶇ/n hamil; / empuanñye udah __ tige bulan/, ‘isterinya udah hamil tiga bulan’: ada sesuatu tercantum di dalamnya, memuat, berisi; /Jajan anak-anak yan rap ban pelen __ bahan pengawet/, ‘jajanan anak-anak itu hampir semua mengandung zat pengawet’: Kan-dut/n bawa, barang yang dibungkus dimasukaan kedalam baju; Kaᶇ-kaᶇ/kang-kang/v merenggangkan kaki lebar-lebar antara satu dengan yang lainnya Kaᶇ-koᶇ/kang-kong/n Sayuran;/haRine gulɛ__/,‘hari ini sayur kangkung’: Kan-ji/n tepung, merendam kain cucian dengan tepung kanji, bubur Kan-tin/n warung, kedai; /setiap sekolah udah ade__kinine/, ‘setiap sekolah sudah memiliki kantin sekarang ini’: Kan-to/n Kantor;/__ tempat die keRje/, ’kantor tempat dia bekerja’: Kan-tok/n Kantuk, mau tertidur; /meRiah die nahan __ñye/, ‘meriah dia menahan kantuknya’: Kan-toᶇ/kan-tong/n Kantung, (celana atau baju), karung, tempat tertentu Ka-nun/n qanun, peraturan, undang-undang; seperangkat peraturan perundang undangan yang disusun dengan baik dan rapi sebagai pedoman dan pegangan pemerintah dan masyarakat; /Adat dipaᶇku, syara’ dijunjoᶇ, resam dijalen, qanun diato, dudok setika/, ‘adat pangku syara’ dijunjung, resam dijalin qanun diatur, duduk setikar’: fls artinya adat berpedoman pada syara’. Kesepakatan menjalankan hukum dijalin, undang-undang diatur dalam musyawarah’: Ka-ol/be-ka-ol/v Kaul, nazar; /petaᶇ waktu die nak ujian die__ kalo lulus kenuri/, ‘kemarin sewaktu dia mau ujian dia nazar kalau lulus akan kenduri’: Ka-om/n Kaum, sanak keluarga; /Mulie __besireh tepak, kembaᶇ keRabat manih bahase/, ‘mulia kaum bersirih tepak kembang kerabat manis


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 203 bahasa’: fls ‘memuliakan tamu dengan menyodorkan sirih dan dapat mengembangkan tali pesaudaraan dengan manisnya tutur kata’: Ka-om bi-ak/n wali karung (sebelah mamak); /setiap kenuRi __lah yaᶇ bepeRan/,’setiap pesta wali karunglah yang berperan’: Ka-os/n kaus, singlet, Ka-paeh/n Kapas/ daRi__jadi ke benaᶇ daRi benaᶇ jadike kaen, baRaᶇ naᶇ lepaeh usah dikenaᶇ, udah jadi siuRaᶇ laen/, pb ‘dari kakas menjadi benang, dari benang mejadi kain , orang yang lepas jangan dikenang, sudah menjadi siorang lain’; Ka-po/n Kapur Ka-Raᶇ/ka-Rang/a nanti, sebentar lagi, beberapa saat kedepan Ka-sa/a Kasar, Ka-seh/ a Kasih; /Kaseh pape setie mati/, ‘kasih papa setia mati’: fls artinya kehidupan yang saling tolong menolong dengan penuh keseiaan tanpa pamrih sampai mati atau sesusah apapun tidak menghilangkan kasih sayang’: Pe-ᶇa-seh/pe-nga-seh/ a ; pengasih, rasa kasih sayang; Ka-so A-gam/ n Kayu yang melintang dari satu sisi kesisi yang lain sebagai tempat untuk mengikat kaso daRe Ka-so da-Re/n kayu yang membujur diletakan pada kayu yang melintang (gulong-gulong pada atap selain daun rumbia atau daun nipah)dengan posisi dari rabung ke ujung kaki atap untuk mengikat atap yang terbuat dari daun (nipah atau rumbia) Kat/a sama, pada, tempat; /sudah ku bagi __die/, ‘sudah kukasih sama dia’: /toloᶇ sampe ke undaᶇan ne__die/, ‘tolong sampaikan undangan ini pada dia’: /hari ne gileRan __die/, ‘hari ini giliran tempat dia’: Ka-te/n Kata;/kami mewakeli tuan sipolan nak ñyampeke__/, ‘kami mewakili tuan sipolan ingin menyampaikan kata’: Se-ka-te/v sekata; / sekate sepakat sempuRne buat/, pb ‘sekata sepakat


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 204 sempurna buat’: artinya satu kata, sempurna kerja’: Ka-tin/n keranjang, raga; /penoh isi__ñye deᶇan baRaᶇ dagaᶇñye/, ’penuh isi keranjangnya dengan barang dagangannye’: Ka-tup/n menutup dua sisi yang merupakan pasangannya (mulut, tutup sesuatu menurut pasangan) Ka-wae/n Kawal, awasi, ikuti;/jaᶇan bia ke die kediRiñye lalu,__die/, ‘jangan biarkan dia sendiri pergi, kawal dia’: Ka-wan/n teman; /kawan ᶇan ndak nutup malu/, ‘teman dengan yang mau menutup malu’: Ka-wen/v Kawin; /__ ᶇan naᶇ sepadan, bekawan ᶇan ndak nutup malu/, pb‘kawinlah dengan yang sederajat dan berteman dengan yang mau menutup malu’: Ka-ye/a Kaya, orang yang berada memiliki banyak harta dan uang Ka-yoh/v Kayuh, dayung; /__laju-laju/, ‘kayuh cepat-cepat’: Ka-yu/n kayu, pohon Ke-bae/n Kebal, tahan terhadap sesuatu, Immun, tidak mempan dengan benda tajam, Ke-be-lei/n sangat lapar, kelaparan; /__saᶇken letehñye keRje/, ‘kelaparan dia sangkin capeknya kerja’: Ke-bon/n Kebun, perkarangan rumah;/tande __beRantaRe paga/, ‘tanda kebun berantara pagar’: Ke-cai/kecal/n satu genggam antara jari jempol dan telunjuk; /se__cume besa gemai padinye/, ‘sekecal Cuma besar gemalpadinya’: Ke-cam/v kecam, hujat, kutuk; /di__nye betol ayahnye naᶇ bejudi yan/, ‘dikutuknya betulayahnya yang berjudiitu’: Ke-ce-we/a Kecewa, kesal,tidak terpenuhi harapan; /die ᶇeRase __kaRene cadek tepat janji/, ‘dia merasa kesal karena tidak tepat janji’; Ke-cik/a Kecil, ukuran seseuatu;/__taᶇan nyiRu kami tampuᶇ/, pb kecil tangan tampah kami tampung’:artinya memuliakan orang lain yang ada maksud dengan kita’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 205 Ke-dei/Kedai/n warung, tempat jualan, kios, buka; /jaᶇan kô__saᶇɛ yan, kaRang dimakan kucin ikan/, ’jangan kau buka tudung saji itu nanti dimakan kucing ikan’: Te-ke-dei, v, terbuka; Di-ke-dei, n ; diKedai, diwarung, dibuka Ke-dae/v cari perhatian; Te-ke-dae-ke-dae/v mencari perhatian Ke-dam/a Kamar yang rapat dindingnya tanpa ada lobang; /teᶇap-ᶇap aku __kali kamañye/, ‘megap aku kedam kali kamarnya’: Ke-dap/a rapat, tahan air, air tidak dapat masuk, pengap, tahan; /jam tañanñye __aye/, ‘arlojinya tahan air’: Ke-de-kot/a pelit, kikir; /cadek saᶇgup kite bekawan deᶇan die __kali die/, tidak sanggup kita berteman dengan dia, pelit sekali dia’: Ke-di-an/adv belakangan, Kemudian; /kami lalu dulu boh eᶇkô__aje/, ‘kami pergi duluan kamu belakangan saja Ke-dip/v pejam, menutup mata kemudian membuka kembali Te-ke-dip/v tertutup kemudian terbuka lagi;/__mateñye kene angin/, ‘tertutup matanya kena angin’: Ke-ha-ne/v kesana; /lalu eᶇkô__dulu/, ‘pergi kamu kesana dulu’: Ke-hi-ni/v kesini; /dataᶇ kamu __dulu/, ‘datang kamu kesini dulu’: Ke-jam/n Kejam, ganas, kasar; /peRampok yan__kali sudah diambǝ ñye harte dibunohñye uRaᶇñye/, ‘ganas kali perampok itu, sudah diambilnya harta dibunuhnya orangnya’: Ke-ji/a jahat sangat rendah (kotor, tidak sopan, dan sebagainya); hina; /nokoh kawan adelah peRbuatan naᶇ hine/, menipu kawan adalah perbuatan yang hima’: Ke-ka/v nasi yang sedang dimasak ketika mendidih atau pada saat nasi matang, nasi itu dikorek seperti diaduk dengan senduk agar nasi tidak padat; /Kalo udah dideh ko__ke nasi yan/, ‘kalô sudah mendidih korek nasi itu’: kekar (otot); /otot taᶇanñye __kali/, ‘otot


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 206 tanganya kekar sekali’: Ke-la-di/n tumbuhan yang batangnya dapat dibuat sayur asam Ke-lak a-ti/n Kacip pengupas buah pinang untuk orang memakan sirih); /kô ambe ke __yan andoᶇ nak ᶇupaeh pinaᶇ/, ‘kamu ambilkan kacip itu nenek maumengupas pinang’: Ke-lam/a gelap malam, agak gelap, kurang terang, suram:/aRi mulei __/, ‘hari mulai gelap’: Ke-lam-be/n Kelapa; /aye__mude/, ‘air kelapa muda’: Ke-lan-tang/v kain cucian yang dibasahkan kemudian disabun lalu dibiarkan antara 2 jam-1hari baru dicuci Ke-las/n Tingkat, ruangan, tempat belajar, ruang belajar; /die kuliah__jaoh/, ‘dia kuliah ruang jauh’: Ke-lat/n rasa yang getir Kele/a yang akan datang, nanti;/ haRi ne bia bagi ke die dulu __ baRu eᶇkô/, ‘ hari ini biar kasih ke dia dulu, yang akan dating baru kamu’: Ke-le-ce/n kain bekasab untuk alas tilam sebagai tempat duduk pengantin atau pembesar Ke-le-dei/n Keledai, tingkah yang tidak sopan; /kuRaᶇ aja kali macam__ die/, ‘kurang ajar sekali dia, seperti keledai Ke-leh/v lihat, pandang; /__keleh bia jelaeh, jaᶇan rugi mas saket ati/,’pandang yang jelas jangan rugi emas sakit hati’: Ke-le-mek/adv lamban; /__kali keRjemu/, ‘lamban kali kerjamu Ke-leng/a hitam kulitnya; /memaᶇ keleᶇ kali die macam negro/, ‘memang hitam sekali kulitnya seperti negro’: Ke-le-pah/n pelepah, daun pohon berakar serabut; /__pinang/,’ pelepah pinang’: Ke-li-Ru/a Keliru, 1 salah; /aᶇgapan yaᶇ__/,‘aᶇgapan yaᶇ salah’: 2 khilaf, silap;/die__ñyipak bole kegawaᶇ kediRi/, ‘ia silap menendang bola ke gawang sendiri’: Ke-lim/v lipat pinggir, membentengi tanah sebagi batas milik; membentengi areal secara keliling (membuat batas areal secara


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 207 berpetak-petak) Ke-loh/Keluh/n ungkapan yang keluar karena perasaan susah (karena menderita sesuatu yang berat, kesakitan, dan sebagainya); Ke-loh ke-sah segala ucapan yang terlahir karena kesusahan (kepedihan dan sebagainya), melahirkan perasaan susah dengan mengaduh, menarik napas, dan sebagainya; Be-ke-loh/berkeluh/ v mengeluh; ᶇeloh/nge-loh/v mengeluh menyatakan susah (karena penderitaan, kesakitan, kekecewaan, dan sebagainya); /biapeh tugas yan cukop beRat, namun cadek soRaᶇ peh naᶇ__/, ‘meskipun tugas itu sangat berat, tetapi tidak seorang pun yang menyatakan susah’: Ke-lu-a/v keluar, meninggalkan dalam; /begian habih Rapat die laᶇsoᶇ__/, ‘begitu selesai rapat dia langsung keluar’: Ke-lu-aᶇ/ke-lu-ang/n kelelawar yang besar, binatang malam hari Ke-lu-aR-ge/n keluarga Be-ke-luaR-ge/n berumah tangga, menikah; /die sudah __/, ‘dia sudah menikah’: Ke-lu-boᶇ/ Ke-lu-bong/n menutupi semua tubuh sampai kepala sambil berdiri atau dudok Ke-ma-ne/v kemana;/nak lalu__makcek/, ‘mau pergi kemana makcik?’: Kem-ba/n Kembar, bergandeng dua; /miRip kali muke anak__ne/, ‘mirip sekali wajah anak kembar ini’: Kem-baᶇ/kem-bang/v gelar, buka, hampar, bunga; /__ ke tika yan untok dudok tamu/,’gelarkan tikar itu untuk duduk tamu’: Kem-bot/a Kembut, takut;/__digeRtak pReman/, ‘takut dia digertak preman’: Ke-mǝh/v buang air kecil; /Jaᶇan__kat saRaᶇ semot/, ‘jangan buang air kecil di sarang semut’: Ke-me-je/n Kemeja, baju; /die pakɛ__taᶇan panjaᶇ/, ‘dia memakai kemeja lengan panjang’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 208 Ke-me-lot/n Kemelut, keadaan genting (berbahaya, kritis): /negaRe – negare yan meᶇhadapi __politik baRu/, ‘ Negara-negara itu menghadapi keadaan genting politik baru’; Ke-me-nyan/n getah yang dibakar utk pengharum, untuk memanggil jin; Ke-mi-Ri/n buah kemiri, bumbu masak; Ke-mi-lo/n Kemilau, cahaya, terang; Be-ke-mi-lo/n bercahaya, /__cahaye lampu rumah uRaᶇ yan/, ’terang cahaye lampu rumah uRang yan’: Kem-pis/n kemps, Habis angin yang ada didalam.;/__ban hondañye/, ‘kempes ban sepeda motornya’: Ke-mu-di/v setir, nakhoda;/uRaᶇ cadek adat macam kapai cadek __/, ‘orang tidak beradat seperti perahu tak bernakhoda’: Ke-mu-ne/n seperti pohon keladi;/gule__/sayur kemune’: Ke-nae/v kenal tahu dan teringat kembali; /baRu tedeᶇa suaReñye aku sudah__ sape die/, ‘baru mendengar suaranya, aku sudah tahu siapa dia’: 2 tahu; mempunyai rasa; /cadek __malu /, ’tidak tahu malu’: Te-ke-nal/v dikenal atau diketahui umum; termasyhur; tersohor: /kaRene pRestasiñye die jadi__/,’karena prestasinya dia jadi termasyhur’: Ke-naᶇ/Ke-nang/v Ingat, /usah di__kisah yaᶇ lalu/, ‘jangan diingat kisah yang lalu’: meᶇenaᶇ/me-nge-nang/v (selalu) membangkitkan kembali dalam ingatan,mengingat-ingat,membayangkan;/kalo __kejadian naᶇ lewat timboi dendam kite/, ‘kalau mengingat-ngingat kejadian yang lalu timbul dendam kita’: te-ke-naᶇ/te-ke-nang/v teringat (kepada); /die sabe __kat kekasehñye/, ‘dia selalu teringst kepada kekasihnya’: ke-naᶇ-an/ n 1 sesuatu yang membekas dalam ingatan, kesan: /__ manih udah belalu/, ‘kesan manis telah berlalu’: Ken-da-li/n pimpin, supir, nakoda;/yayasan yan kinine die yang__/, ‘yayasan itu sekarang dia yang pimpin’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 209 Ken-da-le/n kendala, penghalang; /kalo cadek ko singke ke die pasti __untok eᶇkô keRje/, ‘jika tidak kamu singkirkan dia pasti penghalang untuk kamu bekerja’: Ke-nu-Ri/Kenduri/n pesta; /anak daReñye udah nikah tapi belom __/, ‘anak gadisnya sudah menikah tapi belum pesta’: Ke-ne/v Kena, bersentuhan (dengan), terantuk (pada); /ujong tumbak yan __kat belakang pencuRi yan/, ujung tombak itu kena pada tengkuk pencuri itu; Ke-ne ma-nye/n Kena apa, kenapa; /__anak kecik yan naᶇih/, ‘kenapa anak kecil itu menangis’: Te-ke-ne/n diguna-guna, tersantet;/busoᶇ peRotñye, kateñye__ same dukon yan/, ‘besar perutnya , katanya diguna-guna dukun itu’: Ken-tae/n Kental; /jaᶇan galak kali minom the kelewat __/, ‘jangan suka skeali meminum the terlalu kental’: Ken-taᶇ/ken-tang/n Umbi-umbian untuk sayuran Ken-tôᶇ/ken-tong/n kentong, Kayu yang dibuat lubang tengah untuk dipukul sebagai isyarat; /setiap masok waktu magReb, sebelom baᶇ dipukol__/, ‘setiap masuk waktu magrib sebelum azan dipukul kentong’; Ken-ta-Re/n Kentara, nampak sekali nyata, terang kelihatan; tampak: /maken dipandaᶇ maken __miripñye same emakñye/, ‘semakin dipandang semakin Nampak sekali nyata miripnya dengan ibunya’: Ken-tôt/v Kentut, mengeluarkan angin dari pantat Te-ken-tôt/v tidak sengaja mengeluarkan angin Ke-ong/n binatang yang memiliki cangkang, kecot, hama padi Ke-pa-de/n kepada, kata depan untuk menandai tujuan orang; /buku ne ambe bagi ke __mu/, ‘ buku ini saya berikan kepada mu’: Ke-pae/n Kepal, menggenggamkan tangan; /__ ke pulot yan ko bagi ke kat anak yatim/, ‘kepalkan pulut itu kamu berikan kepada anak


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 210 yatim’: Ke-pa-le/n Kepala,organ tubuh, pimpinan, ketua;/__ sekolah yan empuan diaᶇkatñye/, ‘kepala sekolah itu perempuan diangkatnya’: Ke-pi-ah/n Kupiah, peci songkok;/die pake__melayu/, ‘dia memakai peci melayu’: Ke-pik/n Kapit, sesuatu yang diletakan antara badan dan tangan; /sireh corong yan di__tok telaᶇke kaRene nak lalu meminaᶇ/,’ sirih corong itu dikepik tok telangkai karena mau pergi meminang’: Ke-poh/n kandang; / lembu tok haji yan bañyak, penoh__nye/, ‘lembu tok haji itu banyak, penuh kandangnya’: Ke-pok/n tempat menyimpan padi hasil panen yang terbuat dari bambu(tepas) yang berbentuk bulat; /sampe zakat taon ne keh penoh__ambe keleh/, ‘sampai zakat tahun ini ya , penuh kapok saya lihat Ke-pok Pa-di/ n tempat menyimpan padi Ke-poᶇ/ Ke-pong /v upaya mengelilingi sesuatu yang hidup untuk ditangkap (binatang ternak, maling dll) Te-ke-poᶇ/te-ke-pong/v terkepung, dikeliling, tertutup keliling dengan sesuatu’: Ke-Ra-ôᶇ/Ke-Ra-ông/v memanggil (dengan berteriak); /kô__ke die bia dideᶇaôye/, ‘kau panggil dengan teria biar didengarnya’: Ke-Ran-jaᶇ/ Ke-Ran-jang/n Keranjang, Rage (anyaman besar-besar dari bambo atau rotan);/ bañyak rejekiñye mugɛ hari ne, penoh__ñye/, ‘banyak rezekinya dagang keliling hari ini , penuh keranjangnya’: Ke-Rap/a 1 berkali-kali, berulang kali, sering; /die __dataᶇ keRumahku/, ‘ia sering datang ke rumahku’: 2 tidak jarang (tentang anyaman, tenunan, dan sebagainya), rapat; /__siket kô anyam jaᶇan Reᶇgaᶇ kali/, /rapat sedikit kamu anyam jangan Renggang sekali’: 3 tidak jauh antaranya (tentang barang yang berderet-deret); /jaRak tanam beneh yan cukop__/, ‘ jarak penanaman bibit itu sangat rapat’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 211 Ke-Rap ka-li acap kali; sering kali; berkali-kali:/__die iᶇka janjiñye/,’ acap kali ia mengingkari janjinya’: Ke-Ra-mat/a Keramat, 1 suci dan dapat mengadakan sesuatu di luar kemampuan manusia karena ketakwaannya kepada Allah (tentang orang yang bertakwa); 2 suci dan bertuah yang dapat memberikan efek magis dan psikologis kepada pihak lain (tentang barang atau tempat suci); KRa-ne/Laki kRa-ne/v orang yang selalu memotong pembicaraan orang, pengganggu bicara; / eᶇkô ne memaᶇ__asae uRaᶇ becakap kô jampok-i saje/, ‘kamu ini memang penggangu setiap orang bicara kamu potong’: Ke-Re-ngae/kerengal/a sial,apes;/ __betoi aku aRine me seko peh cadek ku dapat ikan/, ‘sial benar aku hari ini seekorpun tidak aku dapat ikan’: Ke-Re-sik/n pasir Be-ke-Re-sik/a berpasir;/__kali lante ne macam belom disapu/, ‘berpasir sekali lantai ini seperti belum disapu’: Ke-Re-te/n kereta, sepeda motor Ke-Re-taeh/n Kertas Ke-Re-tup/keretup/v mengunyah/memecahkan dengan gigi, mengigit; /teRoᶇ keRetup sambae belacan/, ‘terong dikunyah sambal terasi’: Kǝ-Rô/n posisi mata yang tidak stabil antara satu dengan yang lainnya,mengganggu posisi pandang Ke-Rôᶇ-kôᶇ/ Ke-Rôᶇ-kôᶇ /n kerongkongan, tenggorokan Ke-Ru-mun/v Kerumun Be-ke-Ru-mun/v orang ramai berkumpul; /begian ade kecelakaan deRaeh kali uRaᶇ__disian/, ‘begitu terjadi kecelakaan cepat sekali orang berkumpul disitu’: Ke-Ru-pok/n Kerupuk Ke-Ro-si/n kursi, tempat duduk;/sangken letehnye, tetido die diataeh __/,


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 212 ‘ sangkin capeknya, tertidur dia diatas kursi’: Ke-san/n yg terasa (terpikir) sesudah melihat (mendengar) sesuatu: / Kejadian yan menimbolke__cukop dalam kat diriñye/, ‘peristiwa itu menimbulkan rasa yg sangat dalam pd dirinya’: Be-ke-san/v 1meninggalkan bekas, berbekas; /ban pelen kebaekanñye cadek__siket peh juge/, ‘segala kebaikannya tiada berbekas sedikitpun juga’: 2 menimbulkan kesan; / Petemuanñye yaᶇ petame ᶇan dare yan cukop __ hiᶇge cadek dilupekeñye selame hidupñye/, ‘perjumpaannya yg pertama dengan gadis itu sangat menimbulhan kean sehingga tidak akan dilupakannya selama hidupnya’: te·ke·san/v memperoleh kesan (sesudah melihat, mendengar, dsb); /die cukop__ketike bejumpe ᶇan anak kecik yaᶇ hafizh yan/, ‘Dia cukup memperoleh kesan ketika bertemu dengan anak kecil yang hafizh itu’: Ke-se-koi/n tempat garam dapur dari batok kelapa yang utuh hanya diberi lubang sebelah atas; Ke-to/n tempat membuang ludah bagi orang sakit yang diisi dulu dengan abu dapur, terbuat dari kuningan atau seng Ke-tam/n Kepiting, alat pengikis kayu, potong padi¸;/ die kerajeñye ngaᶇkol__/, ‘dia kerjanya menangkap kepiting’: /papan yan di__dulu bia licin/, ‘papan itu diketam dulu biar licin’:/padi dibelaᶇ udah masak udah buleh di__/, ‘padi disawah sudah masak sudah boleh dipotong’: ᶇe-tam/ Nge-tam/ v memotong padi Ke-taᶇ/ Ke-tang/ n Pacok kecil dari bambu tempat mengangkut air dari sungai, sumur dll Ke-tap/v gigit dengan berbisa (lipan, tawon dll);/kakiñye beᶇkak di__lipan/, ‘kakinya bengkap digigit lipan’: Ke-tu-ban/n air yg keluar dari rahim sebelum bayi lahir; / empuanñye udah nak ᶇelaheke udah pecah__ñye/, ‘isterinya sudah mau melahirkan sudah keluar air ketubannya’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 213 Ke-tu-pat/n Pulut yang dimasak dengan dibungkus pakai sarang yang dianyam Ki-as (kiaeh)/n Kias, umpama;/kite uRaᶇ beRadat tau dihukom tau di__/, ‘kita orang beradat, tahu dihukum tahu dikias’: Ki-a-mat/n Akhirat, hari akhir Ki-a-nat/n khianat, dengki, mencelakai orang lain;/sape naᶇ deᶇki __, pulaᶇ laknat kat diRiñye/, ‘siapa yang dengki khianat balik laknat kepada dirinya’: Ki-at/v Cara;/nak bujok anak yan haRus tau__ñye/, ‘mau membujuk anak itu harus tau caranya’: Ki-ba/v Kibar, be-ki-ba/berkibar/ v 1 bergerak-gerak mengombak karena ditiup angin (tentang bendera dan sebagainya); /bendeRe__ditiup aᶇin/, bendera berkibar ditiup angin’: 2 ki menjadi masyhur:/namenye sebagei pemaen bole maken __/, namanya sebagai pemain bola makin masyhur’: Ki-cap/n Kecap, /sambae__/, ‘sambal kecap’: Ki-co/v Kicau, suara burung; /tiap pagi bañyak__uᶇgaeh/, ‘setiap pagi banyak burung’: Ki-jaᶇ/ Ki-jang/n jenis binatang liar Ki-ke/n Kikir (menggosok besi dengan kikiran), gigit; /Kuat kali gigiñye, ek di__ñye tebu yaᶇ begian tegañye/, ‘kuat sekali gigiñya, sanggup ia gigit tebu yang begitu kesarnya’: Ki-kih/v kikis, kerik (menghilangkan, menghapuskan, dan sebagainya) dengan benda tajam (seperti pisau); /__ke lumot atô kotoRan yaᶇ leᶇket didindiᶇg/, ‘kikis lumut atau kotoran yang melekat didinding’; ᶇi-kih/ngikih/v menghilangkan sedikit demi sedikit; /aye udah __ tebiᶇ suᶇe yan/, ‘air telah menghilangkan sedikit demi sedikit tebing sungai itu’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 214 Ki-lat/n petir, kilau cahaya;/__nyamba, tande besa linta/, ‘kilat menyambar, tanda besar petir’: Ki-lo/n Timbangan, neraca Ki-ne/n kini, pada waktu ini; sekarang ini: /__die udah cadek lagi/, ‘sekarang dia sudah tiada lagi’: Kin-tiᶇ/ Kin-ting /v membawa barang mengangkat dengan tangan dan ditenteng Ki-paeh/n Kipas; /saᶇken hugupñye tepakse di __ñye badanñye/, ‘sangkin panasnya terpaksa dikipasnya badannya’: Ki-Rap/v kipas (agar badan terasa dingin, agar bara api menyala); /kô __aku deᶇan kaen yan bia kene aᶇina siket/, kau kipas aku dengan kain itu biar kena angin sedikit’: Ki-Rem/v kirim; /__ke kaba kat emakñye kalô die cadek pulaᶇ/, ‘kirimkan kabar sama ibunya, kalo dia tidak pulang’: Ki-Ri/n arah tangan Ki-sah/n cerita yang lalu; /__tamiaᶇ bemule dari Pucok Suloh/, ‘kisah tamiang bermula dsari Pucok Suloh’: Ki-tab/n qur’an, buku agama islam Ki-te/kito (hl)/n kita;/ __ ne sedaRe, aye ditetak cadek putus/,’kita ini saudara, air dibacok tak putus’: Ko-cak/v lucu; /cadek Rugi aku bekawan ᶇan eᶇkô, uRaᶇñye__/, ‘tidak rugi aku berteman dengan kamu, orangnya lucu’: Ko-dak/n kamera, foto Ko-doi/a kolot, kampungan; /__kali eᶇkô pakek baju/,’kampungan sekali kamu pakai baju’; Ko-lam, n tanah yang digali tempat berenang, tempat memelihara ikan Ko-lo/n Kolor, celana dalam Ko-loᶇ/ Ko-long /a bagian bawah, bawah rumah tinggi;/__Rumah uRaᶇ Tamiaᶇ tiᶇgi-tiᶇgi/, ’kolong rumah orang Tamiang tinggi-tinggi’: Ko-lot/a kampungan, ketinggalan; /uRaᶇ yan__kali care bepikeñye/, ‘orang itu ketinggalan sekali cara berfikirnya’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 215 Kon-co/n Teman akrab, sahabat,pasangan; /yan memaᶇ __ñye cadek bise pisah kemaneñye lalu tetap besame/, ‘itu memang teman akrabnya tidak bisa pisah, kemana dia pergi tetap bersama’: Ko-Ran/n koran, surat kabar KoR-ban/v qurban, orang yang tersakiti, orang yang menjadi pesakit; /die uRaᶇ biase tapi setiap raye haji die __/, ‘dia orang biasa tapi setiap idull adha dia qurban’: Ko-song/n kosong, ampa, tidak berisi; /sayaᶇ kite gagae panen die taon ne padiñye bañyak yaᶇ__/, ‘sayang kita, gagal panen dia tahun ini padinya banyak yang ampa’; Ko-taᶇ/ Ko-tang /n kutang, bh, singlet Ko-te/n Kota Ko-to/a Kotor, jorok; /__kali laman Rumahñye/, ‘jorok sekali halaman rumahnya’; Ku-ah/n kuah, sayur;/__tumpah ke piᶇgan/, pb dikatakan kepada anak yang dikawinkan dengan kemenakan; 2 ki sudah sewajarnya; Be-ku-ah/berkuah/ v memakai kuah. ada kuahnya, dengan kuah; Be-ku-ah aye mate/ki selalu menderita susah; Ku-a-lat/n balasan atas perbuatan jahat, 1 mendapat bencana (karena berbuat kurang baik kepada orang tua dan sebagainya), kena tulah; 2 cak celaka, terkutuk Ku-ale/n Kuala, muara, 1 tempat pertemuan sungai dengan sungai atau sungai dengan laut; muara sungai; 2 muara bersama-sama dari beberapa aliran menjadi satu; Ku-ali/n wajan, belanga besar; /karene kenuri dia masak gulɛ dalam __/, ‘karena pesta dia masak dalam belanga besar’: Ku-as/n alat untuk mengecat, alat untuk melukis atau mengecat yang dibuat dari bulu hewan ( kuda, dan sebagainya) Ku-ase/a Kuasa, 1.kewenangan, mandat, memberi hak, kemampuan, atau kesanggupan (untuk berbuat sesuatu), kekuatan, pemerintahan


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 216 2 n pengaruh yang ada pada seseorang karena jabatannya (martabatnya); 3 v mampu; sanggup: /die cadek __mencegah keRje anakñye/, ‘ia tidak mampu mencegah perbuatan anaknya’: 5n orang yang diserahi wewenang; Be-ku-a-se/berkuasa/ v mempunyai kuasa (dalam berbagai arti, seperti berkesanggupan, berkemampuan, berwenang, berkekuatan); Ku-at/a jago, memiliki tenaga yang tangguh 1 banyak tenaganya (gayanya, dayanya), mampu mengangkat (mengangkut dan sebagainya) banyak;/bia peh kuRus keRbo yan __naRek balak /, meskipun kurus, kerbau itu sanggup menari balok’: 2 tahan (tidak mudah patah, rusak, putus, dan sebagainya); awet:/biapeh muRah sepatune __ kali/, meskipun murah, sepatu ini tahan sekali’: 3 tidak mudah goyah (terpengaruh); teguh (tentang iman, pendirian, kemauan, dan sebagainya): Ku-bak/v Kopek, kupas, membuka dengan tangan pada benda yang lengket, merusak dengan mengupas; /macam keRe, habih di__buᶇe yan/, sepereti monyet, habis dia kopek bunga itu’: Te-ku-bak/terkubak/ v terkupas (tidak sengaja); Ku-baᶇ/ Ku-bang/n lumur lumpur;/ yan lubang__keRbo/, ‘itu lubang kubang kerbau’; Be-ku-baᶇ/ Be-ku-bang /v berkubang, berlumur lunpur; Ku-bit/v meter kubik, Cubit; /bak aye yan isiñye satu __/, bak air itu isinya satu meter kubik’: /sempe naᶇih anak uRaᶇ di__ñye/, ‘sampai menangis anak orang dicubitnya’: Ku-bo/n kuburan, makam, tempat jenazah dikebumikan;/__ umum/,’kuburan umum’: Ku-cak/v Mencuci wadah dengan tangan kosong dengan menggoyang air dalam wadah;/ kô__dulu deRom yan bia beReseh/, ‘kau cuci dulu drum itu biar bersih’: Ku-cǝ/v membelah kecil ikan panggang yang sudah masak Ku-co/v menyiram air dari atas secara perlahan;/__kejab tanganku ne


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 217 koto kali/, siram sebentar taᶇanku ini kotor sekali’: Ku-de/n kuda; /pacuan__/, ‘pacuan kuda’: Ku-de ku-de/n penumpang /penyokong gelegar dibawah kolong rumah, tahan tubuh berdirisetengah lutut dalam bela diri; Ku-dǝ/n Kudis; /__ñye cadek baek-baek/, ‘kudisnya tidak sembuhsembuh’: Ku-dok/n Tengkuk, pundak;/ bediRi bulu__ku lewat kat kubo te/, ‘berdiri bulu tengkuk ku lewat dikuburan tadi’: Ku-e/n makanan yang dibuat dari berbagai bahan Ku-fo/n Kufur, ingkar Ku-‘ɛh/a dengki, khianat; /memaᶇ die __ kali kat aku difitnahñye teRus aku/, ‘memang dia dengki sekali sama aku difitnahnya terus aku’: Ku-ih/v menggeser sesuatu dengan tidak teratur Ku-kok/v kokok; /mentoᶇ teᶇah malam sudah __ayam/, masih tengah malam sudah berkokok ayam’: Ku-ku/n zat tanduk tipis yang tumbuh diujung jari Ku-ku Kam-bin/kuku kambing/n alat yang terbuat dari besi rotan dengan ujungnya pipih dan bercabang dua seperti kuku kambing digunakan sebagai alat untuk menanam padi pada lahan sawah Ku-lah/n bak air Ku-lit/n penutup daging; /saᶇken kuRusñye tiᶇgae __hame tulaᶇ/, ‘sangkin kurusnya tinggal kulit dengan tulang’: Ku-lok/n panggilan bagi anak laki-laki Tamiang Ku-man/n 1 binatang yg amat kecil yg menyebabkan penyakit kudis; 2 basil, bakteri; 3 barang yg kecil sekali (debu dsb); /pelit kali die begi__besañye dibagiñye aku/, ‘pelit kali dia sangat kecil dikasihnya aku’: Ku-mis/n bulu yang tumbuh dibawah hidung diatas hidung; /tebae kali __ᶇye, uRaᶇñye itam/, ‘tebal sekali kumisnya, orangnya hitam’: Kum-poi/v Kumpul, himpun; /malam kaRaᶇ__dimenasah kite Ronde/,


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 218 ‘nanti malam kumpul dimusalla, kita ronda’: Be-kum-poi/v berkumpul, berhimpun Kun-ci/v untuk mengancing (pintu jendela), sumber, sebab, ki jawaban yang disediakan atas pertanyaan ujian dan sebagainya;/macam mane cadek luluih kat die ade __jawaban soalñye/, ‘macam mana tidak lulus, sama dia ada kunci jawaban soalnya’: ki alat untuk mencapai suatu maksud (seperti membongkar rahasia, memecahkan masalah, menentukan kalah menang, atau berhasil tidaknya sesuatu);/akheñye pekaRe yan dimenaᶇñye, kaRene ade __rasienye kat die/, akhirnya perkara itu dia dimenanginya, karena ada kunci rahasianya pada dia’: Kung-koᶇ/ Kung-kong /v kungkung, kurung Te-kuᶇ-koᶇ/Te-kung-kong/v terkungkung, terkurung, dilarang keluar; /sayaᶇ kite ᶇeleh anak daRe yan __ñye diRumah dilaRaᶇ kelua/, ‘sayang kita melihat anak gadis itu terkurung dia didalam rumah dilarang keluar’: Kun-joᶇ/ Kun-jong/v Kunjung, datang Be-kun-joᶇ/Be-kun-jong/v berkunjung, 1 mendatangi, pergi (datang) untuk menengok (menjumpai dan sebagainya); /haRi miᶇgu kami__kat Rumah emak/,’Minggu kami berkunjung ke rumah emak’: Ku-niᶇ/ Ku-ning/n salah satu warna Ku-no/a ketinggalaan zaman, 1 lama (dari zaman dahulu); dahulu kala; /baRaᶇ-baRaᶇ__/, ‘barang-barang ketinggalan zaman’ : 2 kolot; tidak modern; /pendapat__haRus ditiᶇgaeke /, ‘ pendapat kolot harus ditinggalkan’; Ku-ñyah/v menghaluskan makanan dengan gigi ᶇuñyah/ngunyah/v mengunyah 1menghancurkan atau melumatkan (makanan dan sebagainya) dalam mulut dengan gigi; memamah; /die susah__makanan, kaRene gigiñye pedeh/, ‘ia susah mengunyah makanan karena giginya sakit 2 ki memikirkan (memahami dan sebagainya) baik-baik (tentang pelajaran, pengetahuan, dan sebagainya); 3 ki berulang-ulang mengatakan (menyebutkan);


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 219 Ku-paeh/v Kupas, membuka kulit; /__ dulu buah maᶇge yan udah masak kukeleh/, ‘kupas dulu buah manga itu sudah matang kulihat’: Te-ku-paeh/te-ke-lu-paeh/v lecet; /gaRe-gaRe rebah__kulit kakiñye/, ‘gara-gara jatuh lecet kulit kakinya’: Ku-Rok/v Korek lobang, gali (tanah) Ku-Roᶇ/Ku-Rong/v Kurung, sekap, Bambu yang dibelah seperti bubu untuk tempat menampung ikan hasil pancingan atau hasil pencarian yang lainnya Ku-sam/a lusuh (pakaian), suram (tidak berkilap atau bercahaya); muram atau tidak berseri-seri (tentang muka) Ku-sok/v Kusuk, elus, urut;/kakiñye tekilaeh tepakse di__/, ‘kakinya terkilir terpaksa diurut’: Ku-sut/a tidak rapi 1 tersimpul jalin-menjalin tidak keruan hingga sukar diuraikan (rambut, benang, dan sebagainya), /Rambutñye__/, rambutnya tidak rapi’: 2 kacau; tidak teratur; 3 ki rumit; rusuh, dan bingung (hati, pikiran, dan sebagainya);/__lah hatiñye ᶇan kacolah pikeRanñye/, ‘rusuhlah hatinya dan kacaulah pikirannya’: /__diselesei ke keRoh dijeRneh ke/, ‘rusuh diselesaikan, keruh dijernihkan’: pb perselisihan hendaklah diselesaikan secara baikbaik; /cadek__naᶇ te ek diuRai, cadek keRoh naᶇ te ek dijeRnehke/, ‘tak ada kusut yang tak bias diurai, taka da keruh yang tak bias dijernihkan’: pb tidak ada perselisihan yang tidak dapat didamaikan; Ku-sut ha-ti/a gelisah; merasa susah dalam hati; Ku-ta/n Benteng; /dalam petempoRan Tamiaᶇ deᶇan Belande ade tujoh__pertahanan/, ‘dalam pertempuran Tamiang dengan Belanda ada tujuh benteng pertahanan’: Ku-taᶇ/Ku-tang/n Singlet, 1 pakaian dalam wanita untuk menutupi payudara; 2 baju tanpa lengan: /bajuñye tebuke hiᶇe hiᶇge kelatan kaos __baRu yaᶇ dipakɛñye/, bajunya terdedah sehingga tampaklah kaus singlet barunya yang dikenakannya


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 220 Ku-tok/v kutuk, 1 doa atau kata-kata yang dapat mengakibatkan kesusahan atau bencana kepada seseorang; 2 kesusahan atau bencana yang menimpa seseorang disebabkan doa atau kata-kata yang diucapkan orang lain, laknat, sumpah;/Uraᶇ yan cadek beRani bebuat jahat kaRene takot kene__/, ‘mereka tidak berani berbuat jahat karena takut kena kutuk’: Ku-tu/n serangga yang hidup dikepala, serangga parasit tidak bersayap yang mengisap darah binatang atau manusia; /ᶇencaRi__lam ijok/, pb ‘mencari kutu dalam ijuk, artinya melakukan pekerjaan yang siasia; /udah mati__/, sudah mati kutu’: pb sudah hilang kekuatannya; tidak berbuat apa-apa lagi; L La-bah-la-bah/n laba-laba, binatang yang membuat sarang seperti jaring;/jaReᶇ__/, ‘jaring laba-laba’: La-be/n laba, untung; /bañyak__dagaᶇanmu/, ‘banyak untung daganganmu’: La-boh/le-bok(hl)/v Jatuh (dari atas kebawah), rebah (hl) dari kenderaan ); /habih luhap lututᶇye __daRi Honda/, ‘habis luka lututnya jatuh dari sepeda motor’: La-cak/v cari, cari dengan menyisir, Me-la-cak/a mencari, menyusuri Be-la-cak/ki orang yang rendah derajatnya, orang yang tidak punya pekerjaan; La-de/la-dɔ (hl)n Lada, merica, bumbu masak La-en/a lain 1 asing, beda, tidak sama (halnya, rupanya, dan sebagainya); /cadek diRaneñye pendapat uRaᶇ__/, tidak dihiraunya pendapat orang lain’: 2 kecuali; tidak termasuk (dalam hitungan, golongan, dan sebagainya);/hargeñye bede __ongkos kiRem/, ‘harganya beda lain ongkos kirim’;


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 221 La-en hae-ñye/adv tidak sama,berbeda halnya; La-gak/a cantik, indah, menarik;/ memaᶇ __anak daRe yan/, ‘memang cantik anak gadis itu’: La-gann cobek, tempat menggilig sambal terbuat dari kayu dengan ukuran agak besar dari cobek; /cepah__/, ki makan langsung dicobek’: La-gaᶇ/La-gang/a 1. tidak manis dan tidak tawar, setengah manis, manis jambu, 2. Anyaman awal ketika memulai menganyam tikar; /die cadek bise minom manih kali haRus yaᶇ __/, ‘dia tidak bias minum manis seklaki, harus yang setengah manis’: /kalo salah lagaᶇ salahlah lepǝh/, ki kalo salah memulai salahlah penutupnya’: La-ge/ v Laga, adu;/ uRaᶇ yan beteRkok __kambin/, ki orang itu bertabrak laga kambing’: artinya beradu depan dengan depan’: ᶇe-la-ge/ Nge-la-ge/v melaga; /die keRjeñye__uRaᶇ saje hiᶇge uRaᶇ bekela-i/, ‘dia kerjanya melaga orang saja hingga orang berkelahi’: La-gu/a Nyanyi, irama, cerita merayu (cerita bohong); /pecaye kali eᶇkô, habih di__ñye, yan memaᶇ tukaᶇ beRakah/, ‘percaya sekali kamu, habis dibohonginya, itu memang tukang bohong’: Lah/a selesai, siap, sudah; /__ke saje makanñye, udah keñyaᶇ die/, ‘sudahkan saja makannya sudah kenyang dia’: /udah __eᶇkô/, ‘ sudah siap kamu’: ᶇe-lah/Nge-lah/v menyapih, memberhentikan masa menyusui bayi (biasanya setelah usia bayi 1 tahun); /jaᶇan deraeh kali__ke anak, sayaᶇ bialah sampe setaon umoñye/, ‘jangan cepat sekali memberhentikan menyusui anak, biarlah sampai satu tahun umurnya’: La-Rut/a Larut 1 hanyut semakin jauh;/jaᶇan__dalam lamunan/, ’jangan hanyut dalam lamunan’: 2 menjadi cair, luluh, hancur; /gule mu dikacô deRaeh __dalam aye/, ‘gula jika diaduk cepat larut dalam air; 3 asyik, tenggelam, /kaRene seᶇô kali kami__dalam pikǝRan


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 222 masiᶇ-masiᶇ/, ‘karena sepi mencengkam kami tenggelam dalam pikiran masing-masing’: Be-la-rut lar-ut/berlarut-larut/adv berlama-lama, berpanjang-panjang (tanpa ada penyelesaian): /masalahñye maken__ cadek jelaeh lagi/, ‘masalahnya makin berlama-lama, tidak jelas lagi’: La-he/v Lahir, 1. keluar dari kandungan;/ die__setelah jepaᶇ pulaᶇ/, ‘ia lahir setelah jepang pulang’: 2 v hadir di dunia (masyarakat);/udah yan__lah bebeRape oRmas yaᶇ laen/, setelah itu, hadirlah beberapa ormas yang lain’: La-he ba-ten/a ki dengan segenap hati, dengan setulus hati, dengan hati yang tulus ikhlas; /mahaf ke kami __/, ‘maafkan kami lahir dan batin’: La-hô/a gila, jompo. Pikun; /belom tuhe kali udah__die/, ‘belum tua kali sudah pikun dia’: La-jak/v lepas, Te-lajak/v terlepas bicara, terlanjur; /mahaf ke kami mu __cakap, maklomlah kami ne mentoᶇ mude belom bepengalaman/, ‘maafkan kami jika terlanjur cakap, maklumlah kami masih muda belum berpengalaman’: La-jaᶇ/La-jang/n Belum kawin, anak perjaka, ki isteri taka da dirumah; /__ku yan sudah nak minte kawin/, ‘anak perjakaku itu sudah minta menikah’:/ ne aku teᶇah __empuanku lalu kat sedaReñye, cadek pulaᶇ/, ki ‘ini aku sedang lajang, isteriku pergi tempat saudaranya tidak pulang’: La-ju/v kencang, pergi; /__kali sampanmu/, kencaᶇ sekali sampanmu’: /ᶇan mañye kô__/, deᶇan apa kamu pergi’: La-ki/n suami, jenis kelamin;/ hape __mu, uRaᶇ mane die/, ‘siapa suamimu, orang mana dia’: / anakñye naᶇ baRu kahe yan __/, ‘anaknya yang baru lahir itu laki-laki’: Lak-sa-ne/v Laksana, lakukan, ibarat; /__aye didaon keladi/, ‘ibarat air didaun keladi’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 223 La-kon/v akting, perbuatan, kejadian, peristiwa; /mane ek tepacye kite bañyak kali__ñye/, ‘mana bisa percaya kita banyak kali aktingnya’: La-ku/n 1 perbuatan, gerak-gerik, tindakan, cara menjalankan atau berbuat;/__ñye cukop muak kite ᶇelehñye/, ‘perbuatannya sangat muak kita melihatnya’: 2 a laris (tentang barang dagangan), sudah terjual; /dagaᶇanñye __ kali/, ‘dagangannya laris sekali’: 3 a boleh dipakai (tentang uang, karcis, dan sebagainya), sah’; /atoRan yan udah cadek__lagi/, ‘aturan itu sudah tidak sah lagi’: La-laᶇ/La-lang/n ilalang, rumput gulma; / tanam__ cadek akan tumboh padi/, tanam ilalang tak akan tumbuh padi, pb melakukan kejahatan, kejahatan juga balasnya La-lat/n jenis serangga; /joRok kali dapoñye penoh__/, ‘kotor sekali dapurnya banyak lalat’: La-lei/a lalai, 1.lengah, alpa kurang hati-hati; tidak mengindahkan (kewajiban, pekerjaan, dan sebagainya), lengah; /kaRene __ diteRkokñye uRaᶇ teᶇah bejalan/ karena lengah ditabraknya orang yang sedang berjalan’: 2 v tidak ingat karena asyik melakukan sesuatu; terlupa: ᶇe-la-lai-ke/Nge-la-lai-ke/v melalaikan melupakan, tidak mengindahkan;melengahkan;/__hati/,‘menghibur hati’: /__ tugaeh/, ‘tidak melaksanakan tugas’: La-lem/a Zalim; /Raje adel arje disembah, Raje__raje disaᶇgah/, ‘Raja adil raja dismebah, raja zalim raja disanggah’: La-lu/v pergi, yang telah lewat; /die __soraᶇñye/, ‘dia pergi sendirian’: /yaᶇ__usah diiᶇat lagi/, ‘yang sudah lewat jangan diingat lagi’: Ma-se la-lu/a masa lalu, yang sudah lewat, Lam-bae/v Lambai, menggamitkan tangan;/kelatan kukeleh die, daRi jaoih di__keñye taᶇanñye/, ‘tampak kulihat dari jauh digamitnya tangannya ‘: Lam-ban/a lambat, pelan, tidak cekatan (dalam bekerja dan sebagainya),


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 224 tidak tangkas; /cadek pelen uRaᶇ gendut __keRje/, tidak semua orang yang gemuk lambat bekerja; Lam-baᶇ/Lam-bang/n logo, 1 sesuatu seperti tanda (lukisan, lencana, dan sebagainya) yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu; symbol, 2 tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat, keadaan, dan sebagainya); /soᶇkok lebei ᶇan seRban __haji/, ‘ peci putih dan serban ialah tanda haji; /__tamiaᶇ bemakne kehidupan yang saleᶇ toloᶇ menoloᶇ deᶇan taᶇgoᶇ jawab dan rase setia yaᶇ kekai tanpe imbalan sempe mati yaᶇ termaktub dalam falsafah ‘KASEH PAPE SETIE MATI’/, ‘logo tmiang bermakna kehidupan yang saling tolong menolong dengan tanggung jawab dan rasa setia yang kekal tanpa pamrih sampai mati yang termaktub dalam falsafah Kaseh Pape Setie Mati’: ᶇe-lam-baᶇ-ke/nge-lam-bang-ke/n; menggambarkan, memberi makna Lam-bat/a Pelan, tiba kurang dari waktu yang ditentukan Lam-boᶇ/Lam-bong/n Lambung, perut besar, melempar dengan menggelinding, ᶇe-lam-boᶇ/nge-lam-bong/v Melambung, melayang, terbang jauh La-me/a Lama 1 panjang antaranya (tentang waktu); /sudah __aku nanti dihini/, ‘sudah lama aku menunggu di sini; 2 panjangnya waktu (antara waktu; 3 kuno, sejak dahulu kala, dahulu telah ada: /udah __ade baᶇunan yan/, ‘sudah sejak dahulu ada bangunan itu’: 4 tua (tidak baru), usang: Lam-pi-aeh/v Lampias, lepas secara lancar, ᶇe-lam-piaeh-ke/nge-lam-piaeh-ke/v melampiaskan tidak menahannahan,memuaskan;/__amarah/,melampiaskan arah ;/__ hawa nafsu/, melapiaskan hawa nafsu’: Lam-pô/a Lampau 1 lalu, lewat; /mase yaᶇ__/, ‘masa yang lalu’; /mase jayeñye udah__/,‘masa jayanya telah lewat’: 2 adv lebih (banyak, berat, dan sebagainya), sangat ᶇe-lam-pau-i/Nge-lam-pau-i/v melampaui 1melalui, melewati; / die


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 225 berase__tige atlet laRi dimukeñye/, ia berhasil melewati tiga atlet lari didepannya’: 2 melebihi (batas, ketentuan, dan sebagainya;/peRilakuñye udah __ batas/, ‘tindakannya melebihi batas; 3 melanggar (adat,aturan, dan sebagainya); /Perkawenan antaRe bujaᶇ ᶇan daRe semaRge diaᶇgap __adat/, ‘perkawinan antara pria dan wanita yang semarga dianggap melanggar adat’: Lam-pu/n Pelita, penerang; /manfaat die kat kami, Bagaike __dimalam gelap/, manfaat dia bagi kami bagaikan pelita dimalam gelap’: Lam-pu cu-lôt/n lampu teplok sumbu dibuat dari kain perca atau tali goni;/kalo sudah musem buah-buahan diantañye __diatas bataᶇ untok nakotke luntǝ/, ‘kalau sudah musim buah-biahan diletakkannya lampu teplok diatas pohonuntuk menakuti kalong’: Lam-pu Sem-proᶇ/Lam-pu Sem-prong/n lampu kaca yang menggunakan sumbu khusus dengan menggunakan minyak tanah serta pakai semprong; Lampu strongkeᶇ/Lampu strongkeng/n lampu yang dinyalakan dengan tenaga angin memompa minyak tanah dalam tangki, menggunakan sumbu dari kaos lampu La-mun/v menung; ᶇe-la-mun/nge-la-mun/v termenung; /cadek mende anak daRe dudok__dimuke pintu/, ‘tidak baik anak gadis duduk termenung didepan pintu’: Lan-ca/a Lancar, tidak ada hambatan;/__kali die waktu ijab qabol/, ‘tidak ada hambatan sedikitpun dia waktu ijab qabul’: Lan-caᶇ/Lan-cang/a ketus, tidak beradab; /__ kali mulot anak yan cakap kasa die same uRaᶇ tuhe/ ‘tidak beradab kali mulut anak itu berbicara kasar dia dengan orang tua’: terlalu berani mengambil keputusan sendiri; /__ eᶇkô nerimeñye tanpe izin ambe/, ‘berani sekali kamu menerimanya tanpa izin saya’: Lan-caᶇ/Lan-cang/n 1. perahu kecil untuk menghanyutkan sesajen, 2.


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 226 tonggak sebagai tanda (isyarat); /habis magreb side ᶇelepaeh ke__kaRene nak ᶇelakoni peRtunjokan uRaᶇ-uRaᶇ gaeb/, ‘selesai waktu magrib pawang melepaskan sesajen, karena akan mengadakan pertunjukan orang-orang gaib’: /ban pelen boat pelaot dipasangñye __yaᶇ diikatñye bendere sebagei tande/, setiap perahu nelayan dipasangnya pancang yang diikat bendera sebagaitanda’: Lan-cip/a runcing, makin keujung makin kecil, orang yang sering berkata ketus;/ __kali mulotmu keh kalo ᶇate-i uRaᶇ/, ‘ketus sekalu bicaramu ya kalau ngatai orang’: Lan-coᶇ/Lan-cong/v Lancung, tidak jujur, palsu; /Sekali __keujian seumo hidup uRaᶇ cadek pecaye/, ‘sekali tidak jujur seumur hidup orang tak percaya’: Lan-daei/a Landai, menurun sedikit demi sedikit, tidak curam; /sawit yan mende kalo ditanam kat lahan naᶇ __/, tanaman sawit itu bagus kalau ditanam dilahan yanglandai’: Lan-de/v Landa; ᶇe-lan-de/nge-lan-de/v melanda,mengenai, menimpa, melanggar ; /Banje__ kampoᶇ kami/,‘Banjir menimpa kampung kami’ Lan-doh/a landuh, pinggiran sungai La-ᶇae/ La-ngae/n Langai, mata alat meluku tanah disawah yang ditarik kerbau; /bawe__neᶇale haRi ne/, ‘bawa mata luku, ngeluku hari ini’: Laᶇ-ga/ Lang-ga/ v Langgar, tabrak; /hukom dibuat untok ditaati bukan untok__/,‘hukum dibuat untuk ditaati, bukan untuk dilanggar’: Laᶇ-gam/Lang-gam/n Lenggang, gaya, irama, kebiasaan; /__ uRaᶇ yan mu becakap macam uRaᶇ nak bekelai/, ‘Kebiasaan orang itu kalau berbicara seperti orang mau berantam’: Laᶇ-gan/Lang-gan/v Jual-beli secara tetap, Be-laᶇ-gan/Be-lang-gan/v berlangganan, bejual beli secara tetap;/ambe __koran udah setaon kat die/, ‘saya berlangganan surat kabar sudah setahun sama dia’: La-ᶇet/La-nget/n Langit, Ruang luas terbentang diatas bumi;


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 227 Me-la-ᶇet/ Me-la-nget/ v terbang menuju kelangit, populeritas yang cepat, menanjak; Se-la-ᶇet/Se-la-nget/n setinggi langit, melonjak (ttg harga), mulukmuluk (cita-cita);/begian naek gaji pegawe, haRge baRaᶇ peh__/, begitu naik gaji pegawai, harga barangpun melonjak’: La-ᶇet la-ᶇet/ La-nget la-nget/n plapon rumah, pelaminan dll, bagian atas kerongkongan (diatas lidah); /kaRene nak kenuRi dipasaᶇñye tabin di__rumahnye/, ‘karena mau pesta dipasangnya kain tabin dipalpon rumahnya’: Laᶇ-kah/ Lang-kah/v 1. Gerakan kaki (kedepan dan kebelakang), 2. Sikap (tindak tanduk), perbuatan; /Dalam ñyelesei ke masalah haruslah tegas ᶇambei __/, ‘Dalam menyelasaikan masalah haruslah tegas mengambil sikap’: 3. Tahap, bagian; /ᶇerjei sesuatu haruslah melalui__supaye sempuRne/, ‘Mengerjai sesuatu haruslah melalui tahap supaya sempurna’: ᶇe-laᶇ-kah/nge-lang-kah/v melangkah Mengayunkan kaki pada waktu berjalan; /BeRat kali nak __ ke kaki lalu kat uRaᶇ rapat, /Berat sekali mau mengayunkan kaki pergi ketempat orang rapat’: Ke-laᶇ-kah/Ke-lang-kah/v didahului; /__die ᶇan adekñye yaᶇ kawen dulu/, ‘didahului dia dengan adiknya yang kawin duluan’: Laᶇ-kah Ben-dol /Lang-kah Ben-dol/n Pelangkahan, proses memberikan emas dan sesuatu terhadap kakak yang perempuan karena didahului perkawinannya oleh adiknya yang perempuan Laᶇ-ke/Lang-ke/n Langka, jarang didapat, Jarang ditemukan, jaraᶇ terjadi; /Kô jage betol-betol baRaᶇmu yan kaRene udah __/, ‘kamu jaga betul-betul barangmu itu karna sudah jarang didapat’: Laᶇ-kô/ Lang-kô/v Langkau, lampaui, lewati; ᶇe-laᶇ-kô/ Nge-lang-ko/v Melampaui, meninggali, melewati; Te-laᶇ-ko/ Te-lang-ko/v terlangkaui,tertinggal, terlewati Laᶇ-laᶇ/Lang-lang/v orang yang meronda, menjaga keamanan kampung,;


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 228 ᶇe-laᶇ-laᶇ buane/Nge-lang-lang buane/v Me-lang-lang buana, mengembara, La-ᶇo/ La-ngo/n Langau, lalat besar;/tikus yan baRu mati udah __/,’tikus itu baru mati sudah belagau’: /a Lambat, pelan-pelan, mengurangi kecepatan;/__siket usah ngebot kali/, pelan-pelan sedikit jangan ngebut kali’: Laᶇ-sat/n buah-buahan Laᶇ-seng/ Lang-senga Langsing, ramping; / habih ngelahe ke die udah __/, ‘habis melahirkan dia sudah langsing’: Pe-laᶇ-seng/ Pe-lang-seng/n Pelangsing, obat untuk membuat langsing Laᶇ-soᶇ/Lang-song/adv Langsung, tidak berhenti, tanpa perantara, Be-laᶇ-soᶇ/Be-lang-song/v Berlangsung, terus berlaku, sedang berlanjut Lan-ja/n Lanjaran, pancang penyangga tanaman yang merambat (kacang panjang dll); /kacaᶇ panjaᶇ yaᶇ ku tanam baRu pasaᶇ __/, kacang tanah yang ku tanam baru dipancang lanjaran’: Lan-jut/v terus, Tua, berumur ; /Umone udah__ /,‘umurnya sudah tua’;/ cadek usah istirahat taᶇgoᶇ, __saje acaReñye/, ‘tidak usah istirahat, tanggung terus saja acaranya’: Be-lan-jut/berlanjut/v terus dilakukan, tidak selesai disitu saja; /kisah cinteñye__kepelaminan/,’ kisah cintanya berlanjut kepelaminan’: ᶇe-lan-jut-ke/nge-lan-jut-ke/v melanjutkan meneruskan (ttg perkataan, pertemuan dll) Lan-se/v Lansir, mengangkat barang dengan menyicil sedikit-sedikit; / kaRene hari ujan moto cadek bise masok, pakselah __ke baRaᶇ yan/, ‘kare hari hujan truk tidak bias masuk, terpaksalah langsirkanbarang itu’: Lan-tak/v Memukul kuat-kuat,melakukan sesuka hati; kô__mañye ndak atimu, teᶇah cadek yaᶇ melaRaᶇñye/, kau buat terus sesuka hatimu, sementara tidakada yang melarang’:


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 229 Lan-tam/a Angkuh, sombong;/daRi jalanñye udah kelatan __ñye/, ‘dari jalannya sudah tampak sombongnya’: Lan-taᶇ/Lan-tang/a Jelas dan nyaring kedengarannya, ketus Lan-tɛ/lantei/n lantai, Bagian bawah, bagian dasar rumah; /patah__tempat bepijak, putuih tali tempat begantoᶇ/, patah lantai tempat berpijak, putus tali tempat bergantung artinya tidak ada lagi orang dapat memberi petunjuk’: Lan-tek/v Lantik; Me-lantek/v Melantik; Pe-lan-tek-an/n Pelantikan Lan-ton/v Lantun, nyanyikan ᶇe-lan-ton-ke/ Nge-lan-ton/v melantunkan, menyanyikan La-ôk/n Lauk; /cadek mañyepeh__ñye makan/, ‘tak ada apaun lauknya makan’: La-ot/n Laut, kumpulan air asin (dalam jumlah yang banyak dan luas); /__budi tebiᶇ akal/, ‘laut budi tepian akal, pb seseorang yang banyak ilmu dan bijaksana; /__ditembak daRat naᶇ kene/, ‘laut ditembak, darat kena’: pb lain yang diperoleh dari yang diharapkan;/__mu ditimbe keRiᶇ juge/, ‘laut jika ditimba kering juga’: pb betapa pun banyaknya harta, jika selalu dibelanjakan, akhirnya akan habis juga; /__ mane naᶇ cadek beRombak, bumi mane naᶇ cadek kene ujan/, ‘laut mana yang tak berombak, bumi mana yang tak ditimpa hujan, pb bagaimanapun manusia tidak akan luput dari kekhilafan (kesalahan); /buang gaRam ke__/, membuang garam ke laut’: pb pekerjaan yang sia-sia belaka’: /cadek__naᶇ cadek beRombak/, ‘tak ada laut yang tak berombak, pb setiap pekerjaan (usaha) selalu ada risiko dan kesukarannya; La-pa/a Lapar, berasa ingin makan (karena perut kosong);/geRakgeRakñye macam rimo__/, ‘ gerak-geraknya seperti harimau lapar’: Ke-la-pa-‘e/v kelaparan 1. menderita lapar (karena tidak ada yang


Kamus bahasa Tamiang-Indonesia Ir. Muntasir Wan Diman, MM 230 dimakan); 2.n kekurangan makan:/pelen peᶇuᶇsi dipebatsan ᶇalami__hiᶇge bantuan haRus dideRas ke/, ‘ para pengungsi di perbatasan menderita kelaparan sehingga bantuan harus dipercepat’: La-pah/v dilahap, makan; /hati gajah same dilapah, hati tuᶇo same dicecah/, ‘hati gajah sama dimakan dengan tangan, hati tungau sama dicicip dengan ujung jari’: pb artinya senang dan susah sama-sama dirasakan’: La-pak/n Tempat yang sudah dibuat untuk dirinya guna melakukan sesuatu (jualan, kemah, duduk dll) La-paᶇ/ La-pang/adv Luas, lebar, tidak sempit; La-paᶇ-an/La-pang-an/n Arena tempat bermain bola (Lapangan bola, volli, badminton dll) La-pek/n Alas 1 dasar, fondasi: /__Rumah/, ‘fondasi rumah; 2. Lapik;/__cawan/, ‘lapik cawan’; /jadi __cakap/, ‘jadi lapik cakap’: pb sebagai imbalan jasa yang telah dibuat; La-pih/n Lapis; 1 susun; bagian; /__tanah yaᶇ dibawah tediRi daRi keresik/, lapisan tanah yang di bawah terdiri atas pasir; 2. benda tipis digunakan untuk menyadur atau menyalut benda lain;/ __hulu piso yan dibuat daRi mas/, ‘Lapis gagang pisau (cincin, gelang, dan sebagainya) itu dibuat dari emas; La-po/v Lapor, adu ᶇe-la-po/Nge-la-po/v melapor memberi tahu, mengadu; /die udah __kene cuRi malam taen/, ‘ dia sudah mangadu kecurian tadi malam’; La-pok/adv Lapuk, sesuatu yang sudah usang, sudah buruk, lama tak kawin;/ Bujang__/, ‘anak muda tak kawin-kawin;/ __ngan kaen selɛ/, ‘lapuk oleh kain sehelai’: pb dalam hidupnya hanya beristri (bersuami) seorang;/cadek __kat ujan, cadek lekaᶇ kat angat/, ‘tak lapuk di hujan, tak lekang di panas’: pb tetap selamanya; tidak mengalami perubahan;


Click to View FlipBook Version