memesan segelas es degan Marni mengirim pesan
kepada Wiga jika Marni telah ada di luar stadion dan
menunggunya di salah satu lapak es depan stadion.
Sepuluh menit kemudian, terdengar dentuman.
Marni yang sedang menyeruput esnya
mendongakkan kepala. Setelah itu terdengar lagi tiga
dentuman yang sama. Dengan panik, Marni bertanya
pada pemilik lapak.
“Ada apa, ya, Pak? Suara apa itu, Pak?”
Belum sempat pemilik lapak es itu menjawab,
terdengar suara riuh dan teriakan serta asap di atas
stadion. Suara pintu terdengar digedor-gedor dari
dalam stadion. Dan Marni berdiri dari duduknya
terpaku sambil memegang segelas es degan dengan
gemetar.
***
290
KELAPA PARUT
Oleh: Ari Etsoe
Indonesia merupakan negara yang gemah ripah
loh jinawi. Karena kesuburan tanahnya ini pula,
grup band Koes Plus pernah mengabadikan
dalam syair lagu yang berbunyi … orang bilang tanah
kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi
tanaman…. Keanekaragaman hayati ini tidak hanya
sebatas tanaman pangan tapi juga buah-buahan. Salah
satunya adalah nangka. Buah yang sebenarnya
banyak yang suka, tetapi kurang senang
mengupasnya karena penuh dengan getah yang
lengket. Di luar Jawa mungkin lebih mengenal
cempedak daripada nangka. Nangka di Jawa Timur
banyak ditemukan di Lumajang. Dengan makin
majunya teknologi kini buah nangka tidak hanya bisa
dinikmati sebagai nangka buah, tetapi juga bisa
dinikmati sebagai keripik nangka. Karenanya harga
291
nangka semakin memiliki angka. Begitulah pagi ini
Maman dan Mardi sudah mulai berburu buah nangka
langsung ke rumah petani nangka di Ranuyoso.
Maman dan Mardi tinggal di Surabaya. Mereka
sedang merintis usaha olahan keripik nangka hasil
pelatihan kewirausahaan Dinas Ketahanan Pangan
kotanya. Pagi setelah subuh mereka sudah berangkat
dan hampir tiga jam perjalanan melewati tol kini
mereka sudah memasuki ujung utara kota Lumajang
bernama Ranuyoso. Konon di wilayah inilah banyak
buah-buahan yang sangat luar biasa dihasilkan oleh
para petani buah tradisional. Ada mangga, manggis,
manecu, bahkan advokat dihasilkan di wilayah
Ranuyoso ini. Di beberapa desa ada yang menanam
durian, kelapa, dan pisang. Begitu populernya pisang,
sehingga pasar tumpah di Ranuyoso dinamai Pasar
Gedhang (pasar pisang).
“Kamu yakin tahu rumah petani nangka yang
kamu maksud kemarin?” tanya Maman yang sedang
mengemudikan mobil Brionya kepada Mardi di
sampingnya.
“Tahulah, aku sudah pernah ke sana tiga kali.”
Mardi menjawab sambil mendongakkan kepalanya
ke depan. HP yang sedang dibuka kemudian
dimatikan dan dimasukkan ke saku kemejanya.
292
“Setelah melewati rel kereta api di depan ada
jalan ke kanan. Ikuti saja jalan itu,” perintah Mardi
kepada Maman.
Tak berselang lama mobil berhenti di sebuah
rumah sederhana tapi luas. Beberapa pohon nangka
berbaris rapi di halaman depan. Beberapa buahnya
ditutup dengan kantung sak beras dan beberapa lagi
dengan kertas kantong semen. Mardi menghentikan
mobilnya tepat di depan tangga rumah.
Setelah berkeliling dan berbincang-bincang
dengan Pak Kardi serta memilih nangka-nangka yang
dibutuhkan, Maman dan Mardi dipersilakan
mencicipi sepiring buah nangka yang telah dikupas di
ruang tamu. Bu Kardi menyajikan buah nangka dan
semangkuk parutan kelapa. Nangka tampak tebal
dagingnya dan berwarna kuning cerah sangat
menggiurkan. Bergantian Mardi dan Maman
mengambil buah nangka dan memakannya dengan
nikmat sambil sesekali menjumput parutan kelapa di
hadapan mereka. Sambil berbincang, tak terasa buah
nangka itu ludes berpindah ke perut mereka. Saat
berpamitan pulang, Mardi bertanya kepada Bu Kardi
karena rasa penasaran yang sangat besar sejak tadi
dipendamnya.
293
“Maaf, Bu Kardi, ini kali pertama saya makan
buah nangka dengan parutan kelapa. Sebenarnya
untuk apa parutan kelapa ini, ya, Bu?”
Mardi yang sudah berada di samping pintu
mobil tidak segera masuk, tetapi berbalik menghadap
Bu Kardi dan Pak Kardi yang berdiri di depan mobil.
Maman yang sudah telanjur membuka mobil juga
menghentikan gerakannya dan menunggu pula
penjelasan Bu Kardi.
Bu Kardi maju selangkah dan dengan lugunya
menjawab, “Sebenarnya saya juga baru tahu, Dik.
Ada yang makan nangka dengan parutan kelapa.
Selama ini saya menyuguhkan nangka dengan
parutan kelapa sebenarnya untuk membersihkan
tangan dari getah nangka. Makanya saya heran kok
parutan kelapanya dimakan juga. Padahal itu sudah
tiga hari parutan kelapanya, lho, Dik. Untuk
membersihkan tangan setelah memegang buah
nangka.”
***
294
MERDEKA BELAJAR
Oleh: Ari Etsoe
“Assalamualaikum, Bu Rina. Sistem zona
itu bagaimana, sih?”
Setelah mengucapkan salam,
Bu Sari yang baru datang langsung menodong dengan
pertanyaan kepada Bu Rina.
“Waalaikumussalam,” jawab Bu Rina sambil
mendongakkan kepala ke arah Bu Sari. Kegiatan
membaca buku pekerjaan siswanya terhenti.
“Sistem zona apa, Bu?”
“Anak saya tahun ini ‘kan sudah di akhir
belajarnya di kelas 9 MTsN. Maunya ke SMAN
favorit, tapi katanya berdasarkan zona
penerimaannya.”
Bu Sari duduk di samping Bu Rina dan
menjelaskan kerisauannya.
295
“O…, PPDB sistem zona. Penerimaan Peserta
Didik Baru sistem zona biasanya kalau SMP atau
MTs di Kecamatan X, maka dia hanya boleh
mendaftar di Kecamatan X, tidak boleh masuk ke
Kecamatan Y atau Kecamatan Z, kecuali kalau calon
siswa punya prestasi, dia bisa masuk melalui jalur
prestasi.”
Sambil membetulkan letak kacamatanya, Bu
Rina menjelaskan apa yang diketahuinya tentang
penerimaan peserta didik baru sistem zona.
Dengan berbekal informasi tersebut, akhirnya
Bu Sari mulai mempersiapkan segala persyaratan
pendaftaran putrinya di sekolah favorit. Setelah
semua selesai dan dirasa lengkap Bu Sari mulai
mendaftarkan putrinya. Namun, setelah berada di
meja penerimaan siswa baru, Bu Sari harus kecewa
karena Kartu Keluarganya bukan wilayah kota
setempat. Bu Sari mencoba berdebat.
“Saya sudah tinggal di kota ini sepuluh tahun,
lho, Pak. Masa saya masih tidak bisa menyekolahkan
anak saya di sini? ‘Kan anak saya SD dan tingkat
SMP di kota ini. Masa mau melanjutkan ke SMA
masih ditolak?”
“Tidak bisa, Ibu, karena yang digunakan untuk
penentuan zonanya menggunakan Kartu Keluarga,”
jelas petugas.
296
“Kalau begitu saya mendaftar melalui jalur
prestasi bisa, ya, Pak?” tanya Bu Sari dengan penuh
harap.
“Tidak bisa juga, Bu,” tolak petugas dengan
tegas.
“Kan anak saya punya prestasi, Pak. Beberapa
kali dapat juara 1 olimpiade. Di sekolahnya, dia
masuk 5 besar. Prestasinya bukan hanya juara mata
pelajaran, lho, Pak. Ada juga juara-juara
Nonakademik.”
Bu Sari masih saja ngotot agar anaknya bisa
masuk sekolah favorit. Tetapi petugas penerimaan
siswa baru itu dengan tegas tetap menjawab tidak
bisa.
“Terus anak saya harus sekolah di mana, dong,
Pak?” tanya Bu Sari dengan nada putus asa.
“Ibu, karena sistem zona, kalau Kartu Keluarga
Ibu di Surabaya, ya, harus sekolah di Surabaya,” jelas
petugas itu kembali.
“Ya, masa orang tuanya hidup di sini, anak saya
harus sekolah di luar kota, Pak?”
“Ya, begitu aturannya, Bu. Saya hanya petugas.
Cuma menjalankan aturan yang sudah ditetapkan.
Maaf, ya, Bu, ada pendaftar lain di belakang Ibu
sedang menunggu giliran,” jelas petugas itu
menghentikan argumentasi Bu Sari.
297
“Lha, Pak, kalau begini ini namanya bukan
merdeka belajar, dong, Pak. Mau sekolah saja nggak
bisa sesuai dengan keinginan,” keluh Bu Sari sambil
merapikan semua berkas yang sudah dikeluarkan tadi.
Dengan sedikit dongkol, Bu Sari meninggalkan
sekolah favorit itu. Kemudian bersiap mencari
sekolah lain di Surabaya untuk anak perempuan
sulungnya.
“Merdeka Belajar, apanya yang merdeka,
sekolah saja sulit. Merdeka Belajar ternyata harus
memisahkan keluarga. Memisahkan anak dengan
orang tua. Hah, ini sih belum merdeka. Orang tua
masih tidak boleh mencarikan sekolah untuk anaknya
sendiri,” gerutu Bu Sari sambil mengendarai
motornya di siang yang panas.
298
Tentang Penulis
Nama lengkapnya Tri Hasari
Sukanti Sarwi Bekti, lahir di
Lumajang 03 Juli 1967. Ia lebih suka
menggunakan nama pena Ari Etsoe.
Ari merupakan nama panggilan di
keluarganya sedangkan Etsoe merupakan singkatan
nama ayahnya Tjokrosoewignjo. Menyukai sastra
sejak SMP dan puisi menjadi favoritnya. Beberapa
buku pernah diterbitkan secara keroyokan terutama
buku puisi. FB-nya Bernama Ari Etsu dan email
[email protected]. Saat ini aktif sebagai petugas
perpustakaan di MTs Putri Nurul Masyithoh
Lumajang. Sangat tertarik dengan budaya Jawa dan
Sejarah.
299