ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 36 Abu Razin & Ummu Razin Isim Mufrad Jamak Taksir Jamak Muannats Salim Rafa’ َ َاء ج ٌ ُل َج ر (Seorang laki-laki telah datang) َ َاء ج ٌ َال ِج ْ ر َت َائ ُ ج َات ِم ل ْ ُس الم Nashab ُ ْت ي َ أ َ ً ر ُلا َج ر (Aku telah melihat seorang laki-laki) ُ ْت ي َ أ َ ً ر َالا ِج ُ ر ْت ي َ أ َ ر ِ ات َ ِم ل ْ ُس الم Jar ُ ْت َر ر َ ٍ م ُل َج ِر ب (Aku telah berpapasan dengan seorang laki-laki) ُ ْت َر ر َ ٍ م َال ِج ِر ُ ب ْت َر ر َ م ِ ات َ ِم ل ْ ُس ِالم ب Perhatikanlah bahwa ketiga jenis kata di atas berubah-ubah sesuai kedudukannya dalam kalimat (berbeda ketika menjadi subjek, menjadi objek, dan ketika didahului oleh huruf jar). Kadang dhammah, fathah, atau kasrah sesuai kedudukannya dalam kalimat. Pembahasan tentang rafa’, nashab, dan jar serta kedudukan kata dalam kalimat akan dibahas lebih lanjut pada bab-bab selanjutnya. B. Berubah Huruf Kelompok kata ini yang berubah bukan harakat akhirnya, melainkan hurufnya. Kelompok kata yang masuk jenis ini adalah: 1. Mutsanna 2. Jamak Mudzakkar Salim 3. Isim-isim yang lima16 16 Isim-isim yang lima adalah istilah untuk 5 isim yang memiliki perubahan akhir kata yang berbeda dengan isim yang lain. Pembahasan lebih detail akan dibahas pada bab-bab selanjutnya. Kelima isim tersebut adalah: ٌ ب َ ٌ ,(bapak (أ خ َ ٌ ,(saudara (أ م َ ٌ ,(ipar (ح م َ ف) mulut), dan ْ و ُ ذ) yang memiliki)
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 37 Ketiga jenis kata tersebut, ketika menempati kedudukan yang berbeda-beda dalam kalimat, maka yang berubah adalah hurufnya. Contohnya: Isim Mutsanna Jamak Mudzakkar Salim Isim yang Lima Rafa’ ان ِ َ ِم ل ْ ُس َ م َاء ج (2 orang muslim telah datang) َ ْن و ُ ِم ل ْ ُس َ م َاء ا ج َ َج َ ء ْك و ُ خ َ أ Nashab ِ ْ َني ِم ل ْ ُس ُ م ْت ي َ أ َ ر (Aku telah melihat 2 orang muslim) َ ْ ِِمني ل ْ ُس ُ م ْت ي َ أ َ َ ر َاك خ َ ُ أ ْت ي َ أ َ ر Jar ِ ل ْ ُس ِم ُ ب ْت َر ر ْ م ِ َ َني م (Aku telah berpapasan dengan 2 orang muslim) َ ْ ِِمني ل ْ ُس ِم ُ ب ْت َر ر َ َ م ْك ِخي َ أ ِ ُ ب ْت َر ر َ م Perhatikanlah bahwa ketiga jenis kata di atas yang berubah-ubah adalah hurufnya bukan harakatnya. Misalkan mutsanna ketika menjadi subjek bentuknya “aani”, ketika menjadi objek dan ketika didahului huruf jar menjadi “ayni”. 1.4.5.2 Tetap (Mabniy) Mabniy adalah lawan dari mu’rab. Ini adalah kelompok kata yang tidak akan berubah selamanya. Artinya, bentuknya akan selalu seperti itu. Contoh kata yang masuk kelompok kata ini adalah isim isyarah (kata tunjuk). Misalkan kata ِذهِ ٰ ه .Bentuknya akan seperti ini selamanya apapun kedudukannya. Tidak mungkin berubah menjadi ٰ ُ ه ٰ atauِ ذه َ ه . ِذه Ketika kita berbicara tentang mu’rab dan mabniy, sebetulnya ini tidak hanya berlaku untuk isim saja. Pembahasan ini juga berlaku untuk fi’il dan huruf. Akan tetapi, kita akan membahas ini lebih detail lagi pada babbab selanjutnya insya Allah.
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 38 Abu Razin & Ummu Razin 1.5 Mengenal Huruf Huruf ( ُ ْف ر َ ْ احل (secara bahasa memiliki arti huruf seperti yang kita kenal dalam bahasa Indonesia yang ada 26 huruf. Sedangkan dalam bahasa Arab kita mengenal ada 28 huruf yang kita kenal dengan huruf hijaiyah. Akan tetapi, huruf yang dimaksud disini bukan setiap huruf hijaiyah, melainkan huruf hijaiyah yang memiliki arti, seperti: َ َ ,(dan(و ,(untukِ (ل ,(denganِ (ب ,(maka (ف َ َ ,(akan (س (seperti (ك Huruf yang dimaksud di sini tidak berarti harus huruf yang disusun dari satu huruf saja, tetapi juga disusun dari dua atau lebih huruf yang memiliki makna, contohnya: ْ َ ,(dariِ (من ْ ,(ke (اِىل َن ق) dari) , ََ بل) di atas), ْ يف) ِdi dalam) Bagi pemula, setidaknya harus menghafal dan memahami 3 kelompok huruf: 1. Huruf Jar 2. Huruf Nashab 3. Huruf Jazm Dikarenakan huruf nashab dan huruf jazm sangat berkaitan erat dengan fi’il, maka kedua jenis huruf ini akan dibahas pada bab selanjutnya setelah membahas pola kalimat menggunakan kata kerja (fi’il). 1.5.1 Huruf Jar Huruf jar adalah huruf yang menyebabkan isim yang ada setelahnya wajib dalam keadaan jar / khafadh. Bentuk asal jar adalah kasrah. Hurufhuruf jar antara lain:
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 39 ْ َ ,(dariِ (من ْ ,(ke (اِىل َن ق) dari) , ََ بل) di atas), ْ يف) ِdi dalam), َّ ُب ر) sedikit/jarang), ب) ِdengan), َ ,(untukِ (ل ْ ,(seperti (ك ُذ ُ ,(sejak (م ذ ْ ن ُ (sejak (م Contohnya: َّ ِ اس َٱل ةِ و َّ ِن ۡ ٱل ِمن َ “Dari golongan jin dan manusia.” (An Naas: 6) َ Ǔ˯ ۡ َت فِع ُ ۡف َ ر ي َ ِ ك ء ٓ ا َ ٱلس َّم “dan kepada langit, bagaimana ia ditinggikan?” (Al Ghasyiyah: 18) ِظ ِيم َ ع ۡ ٱل ِ إ َ ب َّ ِ ٱل ع َن “Tentang berita yang besar.” (An Naba: 2) َ ٰى و َ ت ۡ ِش ٱس ۡ ر َ ع ۡ ٱل ََ ȇ ُ ٰن َ ۡم ح ٱلر َّ “Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas ‘Arsy.” (Thaha: 5) َّ ِ اس ٱل ِ ُور ُ د ُ ِف ص ِس ۡو َس و ُ ِي ي ٱل َّ “yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.” (An Naas: 5) َّ ُب ٍ ر ُل ْ ر ٍم َج ِي ر َ ُ ك ه ُ ت ْ ِقي َ ل “Sedikit sekali lelaki mulia yang aku jumpai.” َّ ِ اس ِ ٱل ّ َب ِر ب ُ ُوذ ع َ أ ۡ ل ق ُ “Katakanlah: “Aku berlindung kepada tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.” (An Naas: 1)
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 40 Abu Razin & Ummu Razin ِ ۡ َٱل َ ك ِه َ ف َ لِك ٰ َ ِد ذ ۡ ع َ ِ ۢن ب ّ ُ م م ُك وب ُ ل ُ ۡ ق َ ت س َ ق َّ م ٗ ث ُ ة َ ۡو س َ ق ُّ َ د ش َ أ ۡ و َ ةِ أ َ ج َار “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.” (Al Baqarah: 74) َ ِمي َ ٰل َ ع ۡ ِ ٱل ّ َب ِ ر َّ Ĭِ ُ ۡد َم ٱل ۡ “Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam.” (Al Fatihah: 2) ا َ ُ م ه ُ ت ْ ف َ أ َ ْ ر ْ م ِم ُذ و َ ي ِد َ ح َ الأ “Aku tidak melihatnya sejak hari minggu.” ا َ ُ م ت ْ ل َ ك َ َ أ م ْ ح َّ ُ الل ذ ْ ن َ م ٍة ُ ن َ س “Aku sudah tidak memakan daging sejak setahun.” Perhatikanlah ayat-ayat dan contoh-contoh di atas. Setiap kata yang didahului oleh huruf jar memiliki harakat kasrah. Selain huruf jar yang disebutkan di atas, ada juga huruf yang termasuk huruf jar, yaitu huruf qasam (sumpah). Huruf qasam ada tiga yaitu waw, ba, dan ta. Contoh penggunaan huruf qasam: َ ب ، االلهِ ِ و ، االلهِ َااللهِ ت Ketiganya memiliki arti “demi Allah”. Contoh huruf qasam dalam Al Quran: ِ َ ۡص ع ۡ و َٱل “Demi masa.” (Al ‘Ashr: 1)
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 41 َ ِقِي ٰر َ ا س َّ ن ُ ا ك َ َم ِ ۡرض و َ ۡ ِف ٱل َ ِسد ۡ ف ُ ا ِل َ ن ۡ ا ِجئ َّ م م ُ ت ۡ لِم َ ع ۡ د َ ق َ ِ ل َّ َٱĬ ت ْ وا ُ ق َال “Saudara-saudara Yusuf menjawab, “Demi Allah, sesungguhnya kamu mengetahui bahwa kami datang bukan untuk membuat kerusakan di negeri (ini) dan kami bukanlah para pencuri.” (Yusuf: 73) RUMUS MENGHAFAL HURUF JAR 2 rumus berikut bisa digunakan untuk menghafal huruf jar yang inti: 1. Bila Kalian Mimpi Lala (Bi, La,Ka, Li, ‘An, Min, Fi, ‘Ala) 2. A’an Bawa Piala Balik Minila (‘An, Fi’, ‘Ala, Ba, Li, Ka, Min, ila)
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 42 Abu Razin & Ummu Razin Latihan 1 Tentukanlah mana yang termasuk fi’il, isim, atau huruf dari surat An Naas berikut ini dengan menulis F (Fi’il), I (Isim), atau H (Huruf): ُ ذ ْ و ُ ع َ ْ أ ل ُ ِم ق ْ َّ ِحي ْ الر ّح ِ الر ِم اĬ ِن ْ ِس ب َّ ِ اس ِ اج ٰ Ȅِ َّ ِ اس إ لِ ِك ال َ َّ ِ اس م ّ ال ِب َ ِر ب ُ ِس و ْ َس و ُ ْ ي ِي َّ َّ ِ اس اȆ ن َ َ ِ اس اخل و ْ َس ّ الو ِ َ ْ رش ِمن َّ ِ اس َاج ِة و َّ َ ِ اجلن َّ ِ اس ِمن ِ اج ْر و ُ ُ د ْ ص ِيف Setelah mengerjakan soal di atas, silakan berlatih dengan surat yang lain! ُ َات ب ْ ِي ر ْ د َّ احك
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 43 Latihan 2 Ubahlah kata berikut ke bentuk yang diminta: Jenis Bilangan Kata Mudzakkar Mufrad ٌ ِدس ْ ن َ ه ُ م ٌ ِسن ْ ُ ٌ حم َ ائِم ص ٌ َافِظ ّ ح ِ ر َ ُد م ٌ س Mutsanna Jama’ Muannats Mufrad Mutsanna Jama’ Ingat! Mutsanna dan Jamak Mudzakkar Salim memiliki 2 bentuk!
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 44 Abu Razin & Ummu Razin Latihan 3 Tentukanlah kelompok dari kata berikut ini dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom yang disediakan. Ingat! Satu kata bisa masuk dalam beberapa kelompok sekaligus! No Kata Mudzakkar Muannats Mufrad Mutsanna Jamak Ma’rifah Nakirah Munsharif Ghairu Munsharif 1 ٌ ر ْ َك ب 2 ُ َان ي ْ ن ُ اك 3 ٌ ُل ُس ر 4 ُ َان م ْ ث ُ ق 5 ٌ د ْ ِهن 6 ُ ر َ ف ْ س َ الأ 7 ُ ِس َ ار َد م 8 ُ ْن و ُ ن ْ َج الم 9 ُ ة َ ئِش َ خ 10 ُ َّاء ِطب َ الأ
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 45 Latihan 4 Pasangkanlah dhamir berikut dengan kata yang sesuai! ٌ َة َ ِاك َ ط و ُ ه ٌ َ الِب َ ط ِيه ٌ ب َّ ُ لا ْ ط م ُ ت ْ غ َ أ ان ِ َ َ ِاك ُ ط ْن َ حن ٌ َات َ ِاك َّ ط ُن ه
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 46 Abu Razin & Ummu Razin BAB II KALIMAT INTI – JUMLAH FI’LIYYAH Kunci memahami suatu bahasa adalah dengan cara memahami pola atau struktur kalimatnya. Bagi pemula, sangat penting untuk memahami struktur kalimat bahasa Arab. Apalagi struktur bahasa Arab agak berbeda dengan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sebelum membahas yang lain-lain, kita akan mempelajari struktur kalimat bahasa Arab terutama struktur kalimat inti. Adapun keterangan kalimat baru akan kita bahas pada bab 3 insya Allah. Struktur kalimat inti dalam bahasa Arab minimal harus tersusun dari dua kata: 1. Isim + Isim. Contohnya: ٌ ّس ِ ر َ ُد َ م ْت ن َ أ) kamu adalah guru). 2. Isim + Fi’il. Contohnya: َ َب ه َ ٌّ ذ ِ َ يلع) Ali telah pergi) 3. Fi’il + Isim. Contohnya: ٌّ ِ َ يلع َ َب ه َ ذ) Ali telah pergi) Pola kalimat Isim + Isim dan Isim + Fi’il disebut dengan jumlah ismiyyah sedangkan pola kalimat Fi’il + Isim disebut jumlah fi’liyyah. Secara sederhana, kita boleh mengatakan, jumlah ismiyyah adalah kalimat yang diawali dengan isim sedangkan jumlah fi’liyyah adalah kalimat yang diawali dengan fi’il. Contoh jumlah ismiyyah antara lain: ا .a َ ذ ٰ ه ٌ َاب تِك) Ini adalah buku) b. َ و ُ ه ٌ ْب ِي ب َ ط) Ia adalah seorang dokter) c. ٌ د ْ ي َ ّ ز ِ ر َ ُد م ٌ س) Zaid adalah seorang guru) d. ُ ة َ ئِش َ ٌ خ َة َ ِاك ط) Aisyah adalah seorang siswi)
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 47 e. َ َب ه َ ٌ ذ د ْ ي َ ز) Zaid telah pergi) f. ْ َت َائ ُ ج ة َْ ِدجي َ خ) Khadijah telah datang) Seluruh kalimat di atas termasuk jumlah ismiyyah karena diawali oleh isim. Adapun contoh jumlah fi’liyyah antara lain: a. ٌ د ْ ي َ َ ز َب ه َ ذ) Zaid telah pergi) b. ُ ة َ ِ اطم َ ْ ف َت ب َ ه َ ذ) Fathimah telah pergi) c. ُ د َْ مح َ ُ أ َب ه ْ ذ َ ي) Ahmad sedang pergi) d. َ ه ْ ذ َ ُ ت ة َ ئِش َ ُ خ ب) Aisyah sedang pergi) Seluruh kalimat di atas termasuk jumlah fi’liyyah karena tersusun dari fi’il baik fi’il madhi maupun fi’il mudhari dan isim. Bila kita perhatikan, susunan kalimat bahasa Arab agak berbeda dengan bahasa Indonesia, di mana predikat (perbuatan) lebih didahulukan daripada subyek (pelaku). Kemudian, semua isim sebagai subyek (pelaku) pada kalimat jumlah fi’liyyah di atas berharakat dhammah / dhammatain. Hal semacam ini insya Allah akan kita dalami pada pembahasan selanjutnya. Apa Perbedaan Jumlah Fi’liyyah dan Jumlah Ismiyyah untuk Penggunaan Kata yang Sama? Kedua kalimat berikut memiliki makna yang sama: ُ د ْ ي َ َ ز َب ه ذ َ ٌ د ْ ي َ َ ز َب ه َ ذ Keduanya bermakna “Zaid telah pergi”. Hanya saja, lazimnya, bila kita ingin menyusun kalimat yang mengandung fi’il, sebaiknya
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 48 Abu Razin & Ummu Razin menggunakan jumlah fi’liyyah. Bila kita menggunakan jumlah ismiyyah seperti ٌ د ْ ي َ َ ز َب ه َ ذ , maka bentuk seperti ini bertujuan untuk memberi penekanan bahwa yang telah pergi adalah Zaid, bukan selainnya. Konsekuensi lainnya, kaidah penyusunan kalimatnya harus mengikuti kaidah jumlah ismiyyah yang berbeda dengan kaidah jumlah fi’liyyah. 2.1 Jumlah Fi’liyyah Jumlah Fi’liyyah adalah kalimat yang diawali oleh fi’il dalam susunan kalimatnya. Dikarenakan dari sisi kebutuhannya pada objek, fi’il dibagi menjadi fi’il lazim (intransitif: tidak butuh objek) dan fi’il muta’addiy (transitif: butuh objek), maka pola jumlah fi’liyyah juga ada dua bentuk: 1. Pola Kalimat Fi’il Lazim Fi’il + Fa’il (Predikat + Subjek) Contohnya kalimat “Zaid telah duduk”: َ َس ل َ ج ٌ د ْ ي َ ز Subjek Predikat Kata kerja “ َ َس ل َ ج “tidak membutuhkan obyek sehingga unsur penyusun kalimatnya hanya fi’il dan fa’il saja. 2. Pola Kalimat Fi’il Muta’addiy Fi’il + Fa’il + Maf’ul bih (Predikat + Subjek + Objek)
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 49 Contohnya kalimat “Zaid telah membaca Al Qur’an”: َ أ َ ر َ ٌ ق د ْ ي َ ْ ز ر َ الق آ ُ ن Objek Subjek Predikat Kata “ َ أ َ ر َ ق “membutuhkan obyek karena membaca itu butuh kepada sesuatu yang dibaca sehingga kalimatnya harus mengandung fi’il, fa’il dan maf’ul bih. Fi’il adalah predikat (kata kerja), Fa’il adalah subjek (pelaku), dan Maf’ul bih adalah objek (yang dikenai perbuatan atau korban). Dikarenakan fi’il lazim lebih sedikit unsur penyusunnya dibandingkan fi’il muta’addiy,, maka kita akan mempelajari kaidah fi’il lazim terlebih dahulu. 2.2 Pola Kalimat Fi’il Lazim Fi’il Lazim adalah fi’il yang tidak butuh objek (maf’ul bih). Oleh karena itu, dalam menyusun kalimat menggunakan fi’il lazim, kita cukup menyebut subjeknya (fa’il) saja setelah fi’il nya. Contohnya: َ ام َ ٌ ق د ْ ي َ ز (Zaid telah berdiri) ُ م ْ و ُ ق َ ف ٌ د ْ ي َ ز (Zaid sedang berdiri) Kaidah yang berlaku untuk jumlah fi’liyyah dengan fi’il lazim adalah: KAIDAH JUMLAH FI’lLIYYAH LAZIM 1. Fi’il harus sesuai jenisnya dengan fa’il. 2. Fi’il harus dalam bentuk mufrad. 3. Fa’il harus dalam keadaan rafa’ (marfu’)
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 50 Abu Razin & Ummu Razin 1. Fi’il harus sesuai jenisnya dengan fa’il. Bila fa’ilnya mudzakkar, maka fi’ilnya wajib mudzakkar. Sebaliknya, jika fa’ilnya muannats, maka fi’ilnya wajib muannats. Misalnya: Mudzakkar Muannats ُ د َْ مح َ َ أ َس ل َ ُ ج ة َ ِ اطم َ ْ ف َ ت س َ ل َ ج ُ د َْ مح َ ُ أ ِس ل ْ َ ُ جي ة َ ِ اطم َ ُ ف ِس ل ْ َ جت Ketika yang duduk Ahmad (mudzakkar) maka fi’ilnya juga harus mudzakkar dan ketika yang duduk Fathimah (muannats) fi’ilnya juga menyesuaikan. 2. Fi’il harus dalam bentuk mufrad. Ini berlaku baik untuk fa’il yang mufrad, mutsanna, maupun jamak. Jadi sekalipun fa’ilnya mutsanna ataupun jamak, fi’il tetap wajib dalam keadaan mufrad. Contohnya: Mudzakkar Muannats ُ ِم ل ْ ُس َ الم َس ل َ ُ ج ة َ ِم ل ْ ُس ْ الم َ ت س َ ل َ Mufrad ج ان ِ َ ِم ل ْ ُس َ الم َس ل َ ان ج ِ َ ت َ ِم ل ْ ُس ْ الم َ ت س َ ل َ Mutsanna ج َ ْن و ُ ِم ل ْ ُس َ الم َس ل َ ُ ج َات ِم ل ْ ُس ْ الم َ ت س َ ل َ Jamak ج Perhatikan tabel di atas! Baik untuk kalimat yang fa’ilnya mufrad, mutsanna, maupun jamak, fi’il yang digunakan tetap fi’il untuk yang mufrad. Jadi tidak dikatakan َ ِم ل ْ ُس ا الم َ س َ ل ان ataupun ج ا ِن َ ِ َ ت َ ِم ل ْ ُس ا الم َ ت َ س َ ل َ Begitu. ج pula, tidak dikatakan َ ْن و ُ ِم ل ْ ُس ا الم ْ ُ و س َ ل َ ُ maupun ج َات ِم ل ْ ُس َ الم ْ ن س َ ل َ ج
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 51 3. Fa’il harus dalam keadaan rafa’ (marfu’) Berikut ini kaidah rafa’ untuk mufrad, mutsanna , dan jamak: Jenis Kata Keadaan Ketika Rafa’ Contoh Keterangan Mufrad Dhammah َ ُ ذ َّ الِب َ الط َب ه Mutsanna Alif ان ِ َ َّ ِاك َ الط َب ه َ ِ Bukan ذ ْ َني َّ ِاك َ الط َب ه َ ذ Jamak Mudzakkar Salim Waw َ ْن ُو َّ ِاك َ الط َب ه َ ْ َ Bukan ذ ِني َّ ِاك َ الط َب ه َ ذ Jamak Muannats Salim Dhammah ُ َات َّ ِاك ْ الط َت ب َ ه َ ذ Jamak Taksir Dhammah ُ ب َّ ُّ لا َ الط َب ه َ ذ Isim yang lima Waw َ ْك و ُ ب َ َ أ َب ه َ َ Bukan ذ َاك ب َ َ atau أ ْك ِي ن َ أ Untuk memahami kaidah ini, kita bisa menghafal rumus sakti berikut ini: 2.2.1 Fi’il Madhi & Fi’il Mudhari 2.2.1.1 Mufrad Perhatikan tabel berikut untuk memahami 3 persyaratan jumlah fi’iliyyah yang telah disebutkan di atas. Perhatikan bahwa semua fa’il dalam contoh berikut ini berharakat dhammah / dhammatain. Ini dikarenakan fa’il itu wajib rafa’ dan tanda asli rafa’ adalah dhammah. RUMUS CEPAT: FIRA DAN FARA ITU MANIS 1. FIRA: FI’il harus mufRAd 2. FARA: FA’il harus RAfa’ 3. MANIS: fi’il dan fa’il itu harus saMA jeNIS
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 52 Abu Razin & Ummu Razin Isim Mufrad termasuk kata yang ketika rafa’ wajib berharakat dhammah. Mudzakkar Muannats Madhi Mudhari’ Madhi Mudhari’ ُ د َْ مح َ أ َ ام َ ق (Ahmad telah berdiri) ُ د َْ مح َ أ ُ م ْ و ُ ق َ ُ ف ة َ ئِش َ ْ خ َت ام َ ق ُ ة َ ئِش َ ُ خ م ْ و ُ ق َ ي َ َس ل َ ُ ج ُل ج َّ الر (Laki-laki telah duduk) ُ ُل ج َّ ُ الر ِس ل ْ َ ْ جي َ ت س َ ل َ ُ ج ة َ أ ْ ر َ الم ُ ة َ أ ْ ر َ ُ الم ِس ل ْ َ جت ُ َّ الِب َ الط َب ه َ ذ (Siswa telah pergi) ُ َّ الِب ُ الط َب ه ْ ذ َ َ ي ه َ ُ ذ َة َّ ِاك ْ الط َت ب ُ َة َّ ِاك ُ الط َب ه ْ ذ َ ت ُ ّس ِ ر َ د ُ َ الم َع َج ر (Guru telah pulang) ُ ّس ِ ر َ ُد ُ الم ِجع ْ ر َ ُ ي ة َ ّس ِ ر َ ُد ْ الم َت ع َ َج ر ُ ة َ ّس ِ ر َ ُد ُ الم ِجع ْ ر َ ت َ ام َ ُ ن ْب ِي ب َّ الط (Dokter telah tidur) ُ ْب ِي ب َّ ُ الط َام ن َ ْ ف َت ام َ ُ ن ة َ ب ْ ِي ب َّ الط ُ ة َ ب ْ ِي ب َّ ُ الط َام ن َ ي ْ ُ اِس ّض ِ ر َ م ُ َ الم َظ ق ْ ي َ ت (Perawat telah bangun) ُ ّض ِ ر َ م ُ ُ الم ِقظ ْ ي َ ت ْ س َ ُ ي ة َ ّض ِ ر َ م ُ ْ الم َ ت ظ َ ق ْ ي َ ت ْ ُ اِس ة َ ّض ِ ر َ م ُ ُ الم ِقظ ْ ي َ ت ْ س َ ت ُ ِدس ْ ن َ ه ُ َ الم َل َخ د (Insinyur telah masuk) ُ ِدس ْ ن َ ه ُ ُ الم ُل ْخ د َ ُ ي ة َ ِدس ْ ن َ ه ُ ِت الم َ ل َ َخ د ُ ة َ ِدس ْ ن َ ه ُ ُ الم ُل ْخ د َ ت َّ َ احك َج ر َ ُ خ ِ اجر (Pedagang telah keluar) ُ َّ ِ اجر ُ احك ُج ر ْ َ ُ خي ة َ َّ ِ اجر ْ احك َت َج ر َ خ ُ ة َ َّ ِ اجر ُ احك ُج ر َْ خت Tabel di atas adalah contoh jumlah fi’liyyah yang fa’il nya bukan kata ganti (dhamir ). Dari 14 bentuk fi’il (madhi dan mudhari’) dari kata ganti َ و ُ ه sampai ُ ْن َ حن , ada 8 fi’il yang fa’ilnya sudah melekat pada fi’ilnya, yaitu fi’il dhamir mukhathab (kata ganti orang kedua) yaitu َ ْت ن َ ا , أ َ م ُ ت ْ غ َ ْ ,أ م ُ ت ْ غ َ ِت ,أ ْ ن َ ا ,أ َ م ُ ت ْ غ َ َُّ ,أ ْنت غ َ أ dan fi’il dhamir mutakkallim (kata ganti orang pertama) yaitu ا َ ن َ ْ danأ َ حن ُ ن . Contohnya untuk kata kerja duduk:
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 53 Kata Ganti Fi’il Madhi Fi’il Mudhari Arti َ ْت ن َ َ أ ْ ت س َ ل َ ُ ج ِس ل ْ َ جت Kamu (pria) telah/sedang duduk ا َ م ُ ت ْ غ َ ا أ َ م ُ ت ْ س َ ل َ ان ج ِ َ ِس ل ْ َ جت Kalian berdua (pria) telah/sedang duduk ْ م ُ ت ْ غ َ ْ أ م ُ ت ْ س َ ل َ َ ج ْن ُ و ِس ل ْ َ جت Kalian (pria) telah/sedang duduk ِت ْ ن َ ْ ِت أ س َ ل َ ْ َ ج ِ ِسني ل ْ َ جت Kamu (wanita) telah/sedang duduk ا َ م ُ ت ْ غ َ ا أ َ م ُ ت ْ س َ ل َ ان ج ِ َ ِس ل ْ َ جت Kalian berdua (wanita) telah/sedang duduk َُّ ْنت غ َ َُّ أ ْ نت س َ ل َ َ ج ْ ن ِس ل ْ َ جت Kalian (wanita) telah/sedang duduk ا َ ن َ ُ أ ْ ت س َ ل َ ْ ج ج َ ُ أ ِس ل Saya (pria / wanita) telah/sedang duduk ُ ْن َ ا حن َ ن ْ س َ ل َ ُ ج ِس ل ْ َ جن Kami (pria / wanita ) telah/sedang duduk Perhatikan tabel di atas. Kedelapan fi’il madhi dan mudhari’ tersebut sudah menjadi kesatuan dengan fa’ilnya. Artinya, ketika seseorang mengatakan ُ ْ ت س َ ل َ ج ,maka kata ini sudah mengandung fi’il dan isim (dhamir) di mana huruf ُ ا dhamir merupakan ت َ ن َ أ yang melekat pada َ َس ل َ .ج Maknanya sudah dapat dipahami bahwa yang duduk adalah orang yang berbicara (saya). Ini berbeda dengan fi’il madhi dhamir ghaib (kata ganti orang ketiga) di mana kita diwajibkan untuk menyebut pelakunya. Kalau kita hanya mengatakan َ َس ل َ ج) dia telah duduk) saja, maka tidak jelas yang duduk siapa sampai kita menyebut fa’ilnya. Misalnya َ َس ل َ ج ٌ د ْ ي َ ز) Zaid telah duduk), maka kalimat ini jelas menunjukkan bahwa yang duduk adalah Zaid.
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 54 Abu Razin & Ummu Razin 2.2.1.2 Mutsanna Dalam kaidah telah disebutkan, sekalipun fa’ilnya mutsanna, fi’ilnya harus tetap mufrad. Contohnya: َ َب ه ان َ َ ذ ِ ِم ل ْ ُس الم (Dua muslim telah pergi) Kita tidak boleh menggunakan fi’il madhi dhamir ا َ م ُ menjadi ه ا َ ب َ ه ان َ َ ذ ِ ِم ل ْ ُس الم . Ini menyalahi kaidah Nahwu. Kalau keadaannya demikian, lalu kapan kata ا َ ب َ ه َ ذ bisa digunakan? Kata ا َ ب َ ه َ ذ bisa digunakan bila digunakan dalam jumlah ismiyyah. Karena jumlah ismiyyah memiliki kaidah yang berbeda dengan jumlah fi’liyyah. Contoh penggunaan yang benar untuk kata ا َ ب َ ه :adalah ذ َ ان ِ َ ِم ل ْ َ الم ا ُس ب َ ه َ ذ (Dua orang muslim telah pergi) Secara sepintas tidak ada perbedaan yang signifikan antara versi jumlah ismiyyah dan jumlah fi’liyyah dalam dua contoh kalimat “Dua orang muslim telah pergi”. Namun, dalam kaidah bahasa Arab, terkadang subjek (pelaku) didahulukan daripada fi’il sebagai pentuk penekanan pada subjek nya bukan pada perbuatannya. Silakan perhatikan tabel berikut untuk memahami penerapan kaidah jumlah fi’liyyah untuk jenis fa’il mutsanna.
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 55 Mudzakkar Muannats Madhi Mudhari’ Madhi Mudhari’ ان ِ َ ِم ل ْ ُس َ الم ام َ ق (Dua muslim telah berdiri) ان ِ َ ِم ل ْ ُس ُ الم م ْ و ُ ق َ َ ف ان ق ِ َ ت َ ِم ل ْ ُس ْ الم َت ان ام ِ َ ت َ ِم ل ْ ُس ُ الم م ْ و ُ ق َ ي َ َس ل َ ج ِن َ ُلا ج َّ الر (Dua pria telah duduk) ِن َ ُلا ج َّ ُ الر ِس ل ْ َ ْ جي َ ت س َ ل ان َ َ ج ِ ت َ ث ْ ر َ ُ الم ِس ل ْ ان َ َ جت ِ ت َ ث ْ ر َ الم ان ِ َ َّ ِاك َ الط َب ه َ ذ (Dua siswa telah pergi) ان ِ َ َّ ِاك ُ الط َب ه ْ ذ َ َ ي َّ ِاك ْ الط َت ب َ ه ان َ َ ذ ِ ان ت ِ َ ت َ َّ ِاك ُ الط َب ه ْ ذ َ ت ان ِ َ ّس ِ ر َ د ُ َ الم َع َج ر (Dua guru telah pulang) ان ِ َ ّس ِ ر َ د ُ ُ الم ِجع ْ ر َ ان ي ِ َ ت َ ّس ِ ر َ د ُ ْ الم َت ع َ َج ان ر ِ َ ت َ ّس ِ ر َ ُد ُ الم ِجع ْ ر َ ت َ ام َ ان ن ِ َ ب ْ ِي ب َّ الط (Dua dokter telah tidur) ان ِ َ ب ْ ِي ب َّ ُ الط َام ن َ ْ ف َت ام َ ان ن ِ َ ت َ ب ْ ِي ب َّ ان الط ِ َ ت َ ب ْ ِي ب َّ ُ الط َام ن َ ي َ ال َظ ق ْ ي َ ت ْ ان اِس ِ َ ّض ِ ر َ م ُ م (Dua perawat telah bangun) ان ِ َ ّض ِ ر َ م ُ ُ الم ِقظ ْ ي َ ت ْ س َ ان ي ِ َ ت َ ّض ِ ر َ م ُ ْ الم َ ت ظ َ ق ْ ي َ ت ْ ان اِس ِ َ ت َ ّض ِ ر َ م ُ ُ الم ِقظ ْ ي َ ت ْ س َ ت ان ِ َ ِدس ْ ن َ ه ُ َ الم َل َخ د (Dua insinyur telah masuk) ان ِ َ ِدس ْ ن َ ه ُ ُ الم ُل ْخ د َ ْ ي َت ل َ ان َخ َ د dِ ت َ ِدس ْ ن َ ه ُ ان الم ِ َ ت َ ِدس ْ ن َ ه ُ ُ الم ُل ْخ د َ ت ان ِ َ َّ ِ اجر َ احك َج ر َ خ (Dua pedagang telah keluar) ان ِ َ َّ ِ اجر ُ احك ُج ر ْ َ ان خي ِ َ ت َ َّ ِ اجر ْ احك َت َج ر َ ان خ ِ َ ت َ َّ ِ اجر ُ احك ُج ر َْ خت Berdasarkan kaidah, fa’il harus rafa’. Akan tetapi pada contoh di atas, kita melihat tidak ada satupun yang berharakat dhammah. Ini
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 56 Abu Razin & Ummu Razin dikarenakan tidak semua kata wajib berharakat dhammah ketika rafa’. Ada beberapa kata yang memiliki bentuk lain ketika rafa’. Salah satunya isim mutsanna . Karena, perubahan i’rab mutsanna bukan dengan perubahan harakat, melainkan perubahan huruf. Sebagaimana kita ketahui, mutsanna ada dua bentuk; pertama diakhiri aani (ان ِ ) dan kedua diakhiri ِن) ayni ْ ي .(Kaidahnya, bentuk aani untuk rafa’ dan bentuk ayni untuk nashab dan jar. Sehingga, bila kita ingin membuat jumlah fi’liyyah yang fa’ilnya adalah mutsanna , maka kita harus menggunakan bentuk aani (ان ِ ). 2.2.1.3 Jamak Salim Sama dengan mutsanna, berdasarkan kaidah, jumlah fi’liyyah yang fa’ilnya jamak, tetap menggunakan fi’il dalam bentuk mufrad. Ini berlaku baik untuk jamak mudzakkar salim, jamak muannats salim, maupun jamak taksir. Perhatikan tabel berikut untuk memahaminya: Jamak Salim Jamak Mudzakkar Salim Jamak Muannats Salim َّ َ ىل َ ص ْن و ُ ِم ل ْ ُس الم (orang-orang muslim telah shalat) ْ ت َّ َ ل ُ ص َات ِم ل ْ ُس الم (orang-orang muslimah telah shalat) َ َص َ ام ْن و ُ ِمن ْ ؤ ُ الم (orang-orang mu’min telah berpuasa) ْ َت َ ام ُ ص َات ِمن ْ ؤ ُ الم (orang-orang mu’minah telah berpuasa) َ ام َ ّ ق ِ ر َ ُد َ الم ْن و ُ س (guru-guru [pria] telah berdiri) ْ َت ام َ ّ ق ِ ر َ ُد ُ الم َ ات س (guru-guru [wanita] telah berdiri) َ َس ل َ ج ال َ ْن و ُ ِدس ْ ن َ ه ُ م (para pak insinyur telah duduk) ْ َ ت س َ ل ُ ج ال َ َ ات ِدس ْ ن َ ه ُ م (para bu insinyur telah duduk) Sama dengan mutsanna, ketika rafa’, jamak mudzakkar salim tidak berharakat dhammah. Ini dikarenakan jamak mudzakkar salim termasuk kata yang perubahan i’rabnya bukan berdasarkan perubahan harakat,
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 57 melainkan perubahan huruf. Sebagaimana kita ketahui, Jamak mudzakkar salim memilki dua bentuk; pertama uuna ( ْ و َ ن ( dan kedua iina ( َ ن ْ .(ف Kaidahnya, uuna untuk rafa’ dan iina untuk nashab dan jar. Oleh karena itu, semua fa’il dalam jumlah fi’liyyah di atas datang dalam bentuk uuna. Tidak seperti jamak mudzakkar salim, perubahan i’rab jamak muannats salim adalah berdasarkan harakat. Oleh karena itu, ketika rafa’, jamak muannats salim wajib berharakat dhammah. 2.2.1.4 Jamak Taksir Jamak taksir sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab 1 terbagi menjadi 2 jenis; (1) Jamak Taksir Lil ‘Aqil (2) Jamak Taksir Lighairil ‘Aqil Ada perbedaan kaidah antara dua jenis jamak taksir ini ketika menjadi fa’il (subjek). Kaidahnya adalah sebagai berikut: 1. Bila fa’il nya jamak taksir lighairil ‘aqil, maka fi’il nya wajib dalam keadaan mufrad muannats. 2. Bila fa’il nya jamak taksir lil ‘aqil, maka fi’il nya menyesuaikan jenis dari fa’il tersebut. Bila jamak taksirnya untuk mudzakkar, maka hukum asalnya17 fi’il nya wajib mufrad mudzakkar. Sebaliknya bila jamak taksirnya untuk muannats, maka fi’il nya wajib mufrad muannats. 17 Terkadang ditemukan fi’il nya dalam bentuk mufrad muannats seperti pada Surat Al A’raf Ayat 101: ْ د َ ق َ ل َ َ و َاء ْ ج م ُ ه ْ ْ ي م ُ ه ُ ل ُ ُس ر
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 58 Abu Razin & Ummu Razin Untuk lebih memahami kaidah tersebut, Silakan perhatikan contohcontoh dalam pembahasan berikut ini. A. Jamak Taksir Lighairil ‘Aqil Ketika dalam bentuk mufrad, beberapa kata benda mungkin ada yang mudzakkar dan ada yang muannats. Namun, ketika kata benda tersebut berubah menjadi bentuk jamak taksir, maka semuanya dianggap muannats. Karena kaidahnya, semua jamak taksir dari kata benda (ghairu ‘aqil) dihukumi muannats. Silakan perhatikan tabel berikut untuk memahami jumlah fi’liyyah jamak taksir lighairil ‘aqil. Kolom sebelah kiri dalam bentuk tunggal (mufrad) dan kolom sebelah kanan dalam bentuk jamak (jamak taksir). KAIDAH JAMAK TAKSIR LI GHAIRIL ‘AQIL Semua jamak taksir dari kata benda (ghairu ‘aqil) dihukumi muannats. KAIDAH JUMLAH FI’LIYYAH JAMAK TAKSIR 1. Bila fa’il nya jamak taksir lighairil ‘aqil, maka fi’il-nya wajib dalam keadaan mufrad muannats. 2. Bila fa’il nya jamak taksir lil ‘aqil, maka fi’il-nya menyesuaikan jenis dari fa’il tersebut.
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 59 Mufrad Jamak Taksir َ َ اع ُ ض َاب الكت) ِ buku telah hilang) ْ َت َ اع ُ ض ُب ت ُ الك َّ َف ُ ج ر ْ ه َّ اج) Sungai telah mengering) ْ ت َّ ف َ ُ ج ار َ ه ْ غ َ الأ َ ِد ر َ ُ غ َّ ائِر الط) Burung telah berkicau) ْ َت ِد ر َ ُ غ ر ْ و ُ ي ُّ الط َ َ ع َش ُ خ ب ْ ل َ الق) Hati telah khusyu) ْ َت ع َ َش ُ خ ْب و ُ ل ُ الق َى ر َ ُ ج ب ْ َ اللك) Anjing telah berlari) ْ َت ر َ ُ ج ب َ ِ الالك ْ َت َك ْ ُ ب َني الع) Mata telah menangis) ْ َت َك ُ ب ْن و ُ ي ُ الع ْ َت ت َ ب َ ُ ن ة َ ر َ ج َّ الش) Pohon telah tumbuh) ْ َت ت َ ب َ ُ ن ار َ ْ ج ش َ الأ ْ َ ت ط َ ق َ ُ س ة َ ق َ َر الو) Daun telah berguguran) ْ َ ت ط َ ق َ ُ س َاق ْر و َ الأ َ ْ ي َت ح َّ ت َ ُ ف ة َ ر ْ ه َّ الز) Bunga telah bermekaran) ْ َت ح َّ ت َ ف َ ُ ي ار َ ه ْ ز َ الأ ْ ت َّ ن َ ئ َ ْ م ُ اِط ْس ف َّ اج) Jiwa telah tenang) ْ ت َّ ن َ ئ َ ْ م ُ اِط ْس و ُ ف ُّ اج Bila kita perhatikan tabel tersebut, maka kita akan mendapati bahwa ketika dalam bentuk tunggal, kata-kata tersebut ada yang mudzakkar dan ada yang muannats. Baik yang muannatsnya karena keberadaan ta marbuthah seperti ٌ ة َ ر َ َ ج ش) pohon) dan ٌ ة َ ر ْ ه َ ز) bunga) maupun yang disepakati sebagai muannats oleh orang Arab seperti ٌ ْس ف َ غ) jiwa) dan ٌ ْ َني ق (mata). Namun ketika kata tersebut berubah menjadi bentuk jamak taksir, maka semuanya dikenakan hukum muannats. Dikarenakan fa’il nya dalam keadaan muannats, maka fi’il untuk jumlah fi’liyyah dengan fa’il jamak taksir lighairil ‘aqil, menggunakan fi’il untuk mufrad muannats sebagaimana pada contoh-contoh di atas.
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 60 Abu Razin & Ummu Razin B. Jamak Taksir Lil ‘Aqil Berbeda dengan jamak taksir lighairil ‘aqil yang semuanya dihukumi muannats, Jamak Taksir Lil ‘Aqil ada yang dihukumi mudzakkar dan ada yang dihukumi muannats tergantung apakah kata tersebut digunakan untuk laki-laki atau wanita. Contoh beberapa jamak taksir untuk laki-laki: ٌ ُل ر - َج ٌ َال ِج ر) laki-laki) ٌ ٌ ط - َ الِب ب َّ ُ لا (siswa (ط Adapun contoh jamak taksir yang digunakan untuk wanita: ٌ ة َ ل َ ْم ر ُ أ - َ امل ِ َ ر َ (janda (أ ٌ ة َ م ٌ أ - َ َاء ِم إ) hamba wanita) Kaidah yang berlaku untuk jumlah fi’liyyah dengan fa’il jamak taksir lil ‘aqil adalah: 1. Bila jamak taksir lil ‘aqil nya untuk mudzakkar, maka fi’il yang digunakan dalam bentuk mufrad mudzakkar 2. Bila jamak taksir lil ‘aqil nya untuk muannats, maka fi’il yang digunakan dalam bentuk mufrad muannats. KAIDAH JAMAK TAKSIR LIL ‘AQIL 1. Bila jamak taksir lil ‘aqil nya untuk mudzakkar, maka fi’il yang digunakan dalam bentuk mufrad mudzakkar 2. Bila jamak taksir lil ‘aqil nya untuk muannats, maka fi’il yang digunakan dalam bentuk mufrad muannats.
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 61 Silakan lihat tabel berikut untuk memahami jumlah fi’liyyah dengan fa’il jamak taksir baik untuk mudzakkar maupun muannats. Tabel Jumlah Fi’liyyah Jamak Taksir Lil ‘Aqil Mudzakkar Mufrad Jamak Taksir َ ام ُ ق ا َ ُل ج َّ لر) Seorang saudara telah berdiri) َ ام َ ُ ق َال ّج ِ الر َ َس ل َ ُ ج َّ الِب الط) Seorang siwa telah duduk) َ َس ل َ ُ ج ب َّ ُّ لا الط ُ ْب ِي ب َّ َ الط َب ه َ ذ) Seorang dokter telah pergi) ُ َّاء ِطب َ َ الأ َب ه َ ذ َ َع َج ُ ر َّ ِ اجر احك) Seorang pedagang telah pulang) َ َع َج ُ ر َّار ج ُّ احك َ َل َخ ُّ د ِين َ الغ) Orang kaya itu telah masuk) َ َل َخ ُ د َاء ِي ن ْ غ َ الأ َ َج ر َ ُْ خ ِقري َ الف) Orang fakir telah keluar) َ َج ر َ ُ خ َاء ر َ ق ُ الف َ ام َ ُ ن خ ْ ي َّ الش) Orang tua telah tidur) َ ام َ ُ ن ْخ و ُ ي ُّ الش َ َظ ق ْ ي َ ت ْ ُ اِس َ ȅَ الو) Anak laki-laki itu telah bangun) َ َظ ق ْ ي َ ت ْ ُ اِس د َ ْلا و َ الأ Bila kita perhatikan tabel di atas, terlihat bahwa tidak ada perbedaan fi’il yang digunakan baik ketika dalam bentuk tunggal (mufrad) maupun dalam bentuk jamak taksir. Karena memang, jamak taksir untuk mudzakkar tetap dianggap mudzakkar. Berbeda dengan jamak taksir lighairil ‘aqil dan jamak taksir lil ‘aqil untuk muannats yang dihukumi muannats.
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 62 Abu Razin & Ummu Razin Tabel Jumlah Fi’liyyah Jamak Taksir Lil ‘Aqil Muannats Mufrad Jamak Taksir ُ ة َ ل َ م ْ ر َ ْ الأ َت َك ب) Seorang janda telah menangis) َ َك ْ ب ُ ت امل ِ َ ر َ الأ ْ َت ام َ ُ ق َائِض احل) Seorang wanita yang haidh telah berdiri) ْ َت ام َ ُ ق َائِض و َ احل ُ َاء ر ْ ذ َ ْ الع َت َّ م َس ب َ ت) Seorang perawan telah tersenyum) ْ َت َّ م َس ب َ ت ى َ َار ذ َ الع ُ ة َ أ ْ ر َ ْ الم َت َائ ج) Seorang wanita telah datang) ْ َت َائ ّ ج ِ ُ الن َ اء س Karena jamak taksir lil ‘aqil muannats merupakan bentuk jamak dari kata tungal yang asalnya muannats, maka ketika menjadi jamak taksir tetap dihukumi sebagai muannats. Dalam catatan kami, sangat sedikit jamak taksir lil ‘aqil untuk muannats. Karena kebanyakan jamak taksir lil ‘aqil adalah untuk mudzakkar. Tabel di atas memuat contoh isim muannats yang ketika jamaknya menjadi jamak taksir. Kami tidak menemukan kata lain yang lazim digunakan dalam percakapan sehari-hari selain contoh di atas. Hukum asalnya, untuk kata lil ‘aqil yang muannats, ketika diubah menjadi bentuk jamak, maka menjadi jamak muannats salim. Berbeda dengan kata lil ‘aqil yang mudzakkar, banyak dijumpai bentuk jamak taksirnya selain bentuk jamak mudzakkar salimnya sebagaimana contoh yang telah kami sebutkan. JAMAK TAKSIR LIL ‘AQIL MUANNATS Dalam catatan kami, sangat sedikit jamak taksir lil ‘aqil untuk muannats. Karena kebanyakan jamak taksir lil ‘aqil adalah untuk mudzakkar.
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 63 2.2.2 Fi’il Amar Fi’il amar agak berbeda dengan fi’il madhi dan fi’il mudhari’ karena fa’il (subjek) nya telah melekat dengan fi’ilnya. Ketika kita mengatakan ْ ِس ل ْ اِج (duduklah!) kepada lawan bicara, maka yang diminta untuk duduk adalah lawan bicara (Kamu). Sehingga ْ ِس ل ْ جِا meskipun terlihat satu kata, namun pada hakikatnya tersusun dari dua kata yaitu ْ ِس ل ْ َ dan اِج ْت ن َ أ sehingga ini memenuhi persyaratan kalimat yang harus tersusun minimal dari 2 kata. Karena fa’il sudah melekat dengan fi’il amar, maka keenam tashrif fi’il amar digunakan sesuai dengan banyaknya pelaku yang diminta untuk melakukan sesuatu. Contohnya untuk kata perintah ْ ِس ل ْ اِج maka ada 6 kalimat yang bisa digunakan, yaitu: Kalimat Dhamir Arti ْ ِس ل ْ َ اِج ْت ن َ أ Duduklah kamu (pria) ! ا َ ِس ل ْ ا اِج َ م ُ ت ْ غ َ أ Duduklah Kalian berdua ! ا ْ ُو ِس ل ْ ْ اِج م ُ ت ْ غ َ أ Duduklah kalian! ْ ƀِ ِ ل ْ ِت اِج ْ ن َ أ Duduklah kamu (wanita) ! ا َ ِس ل ْ ا اِج َ م ُ ت ْ غ َ أ Duduklah Kalian berdua ! َ ْ ن ِس ل ْ َُّ اِج ْنت غ َ أ Duduklah kalian!
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 64 Abu Razin & Ummu Razin ا َّ م َ ۥ ل ُ ه َّ ن َ أ و ِ َ َّ ٱĬ ُ ۡد ب َ ع َ ٗ ق ا َام َد هِ ِل ۡ ي َ ل َ ع َ ُون ُون َك ي ْ ُوا د َ ك ُ ُوه ۡع د ي َ Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadat), hampir saja jin-jin itu desak mendesak mengerumuninya (Al Jinn:19) َ َ ن ۥ ك ُ ه َّ ن َ أ َ و ا َ ن ُ ِيه َف س ُ ُول ق ٗ ي ا َ َ ط َ ط ِ ش َّ ٱĬ ََ ȇ Dan bahwasanya: orang yang kurang akal daripada kami selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah (Al Jinn: 4) ا َ ِذ إ َ ف ِت ٱ َ ء ٓ ا ُ ج َ ة َّ خ ٓ َ لص ِخيهِ َّ ا أ ۡ ِمن ُ ء ۡ َر م ۡ ٱل ُّ ِر ف َ ي َ م ۡ و ي َ Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya (‘Abasa : 33-34) َ م ۡ و ُ ي َ َّاس ٱل ُ ُوم ق َ ي َ ِمي َ ٰل َ ع ۡ ِ ٱل ّ لِر َب (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam? (Al Muthaffifin : 6) ِٖذ ئ َ م ۡ و َ ۚ ي َ م َّ ن َ ه َ ِۢ ِب ِذ ئ َ م ۡ و َ ي َ ٓء ي ْ ِجا ُ و َ َ ٰن ِنس ۡ ٱل ُ ر َّ ك َ َذ ت َ ٰى ي َ ر ۡ ِك ّ ٱل ُ َ ٰ ل َّ ن َ أ و َ Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya (Al Fajr : 23) ۡ َ ِ ان إ ِذ ت َ ِف ئ ٓ َّ ا ت ط َّ م ۡ ه َ ل َ ِ ف َّ ٱĬ ََ ȇَ َاۗ و ُم ه ُّ ِل َ و َُّ َٱĬ و َ Ɔ َ ۡش ف َ ن ت َ أ ۡ َ ِمنك ُ م ُون ِمن ۡ ُؤ م ۡ ِ ٱل َّ َك و َ ت ي َ ketika dua golongan dari padamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal (Ali Imran : 122) َ م ۡ و َ ي ۡ ُم َك ب ٰ َ ص َ أ ٓ ا َ َ و ِ ان َم ۡع َم ۡ َ ٱل َق َ ٱل ۡ ِمنِي ۡ ُؤ م ۡ ٱل َ م َ ل ۡ َع ِل َ ِ و َّ ِن ٱĬ ۡ ِذ ِإ ب ف َ Dan apa yang menimpa kamu pada hari bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan) itu adalah dengan izin (takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang beriman. (Ali Imran : 166) َ َ ْمِثل ْ ُة ِ م ِث َن ُ القْر الأ الحِدي ِ آن َ و َ
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 65 ِن َ Ɔُ َج ر َ ۡ ق َال ي َ ل َ ع ْ وا ُ ل ُ ۡخ ا ٱد َ ِم ه ۡ ي َ ل َ ع َُّ ٱĬ َ َم ع ۡ ن َ أ َ ُون ََاف ي َ ِين َّ ٱل َ ِمن َ َاب ۡ ٱل ُ ه .. ِم Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu … (Al Maidah : 23) َ و َ َل َ د َخ ۡن ِج ّ ٱلس ُ ه َ ع َ م ِ ان َ ي َ ت ف َ Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda. (Yusuf : 36) ۡ َ ِ ان إ ِذ ِي ّ ق َ ل َ ت ُ م ۡ َّ ٱل َق ل َ ت ٞ ي َ ِيد ع َ َ ِ ال ق ِم ّ ِ ٱلش َن َع ِم ِي و َ ۡ ِ ٱل ع َن (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. (Qaf : 17) ۥ ُ ه َّ َ إ ِن ُون ٰلِم َّ ٱلظ ُ لِح ۡ ف ُ ي َ ƅ Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan (Al An’am : 21) ۡ و َ ل َ و َ ٰ ِطل َ ب ۡ ٱل َ ِطل ۡ ب ُ ي َ و َّ َق ۡ ٱل َّ َ ِل ُ ِحق ُون ِم ۡر ُج م ۡ ٱل َ ه ِ ر ك َ agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya (Al Anfal : 8) َ ُّون ي ِ َار َو ۡ ٱل َ َ ق َال ُون ۡ لِم ُس ا م َّ ن َ ِأ ب ۡ َد ه ۡ َٱش ِ و َّ ِٱĬ ا ب َّ ن َ َام ِ ء َّ ٱĬ ُ َ ار َنص أ ُ ن َۡن Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolongpenolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri (Ali Imran : 52) ۡ د َ ق َ ُون ِمن ۡ ُؤ م ۡ ٱل َ ح َ ل ۡ ف أ َ Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (Al Mu’minun: 1) َ م ۡ و َ ي َ ُون ِق ٰف َ ُن م ۡ ٱل ُ ُول ق ۡ ي َ م ُ ِك ور ُّ ۡس ِمن ن ِ ب َ ت ۡ ق َ ا ن َ ُون ُر ٱنظ ْ ُوا ن َ َام ء َ ِين َّ ُ لِل ٰت َ ِق ٰف َ ُن م ۡ و َٱل Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu". (Al Hadid : 13)
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 66 Abu Razin & Ummu Razin َ م ۡ و ُ ي ۥ َ ه ُ ِيل و ۡ أ َ ِت ت ۡ أ َ ي َ ِين َّ ٱل ُ ُول ق ۡ ي َ د َ ق ُ ۡل ب َ ِمن ق ُ ُوه س ُ ن َ ُل ُس ر ۡ َت ء ٓ ا ّ ج ِ َ َق ۡ ِٱل ا ب َ ن ِ ّ ب َ ر Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al Quran itu, berkatalah orangorang yang melupakannya sebelum itu: "Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak (Al A’raf : 53) ٖن ۡ َد ُ ع ٰت َّ َن ج ۡ ِم ِه ّ ب َ ر َ ِعند ۡ م ُ ه ُ ؤ ٓ ا َ ِي َز َ ت ا َۡ ج ر ِه ت ُ ِمن ت َۡ ٰر َ ه ۡ ن ٗ ٱل ا ۡ َ َد ب َ أ ٓ ا َ فِيه َ َ ِِٰلين خ Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. (Az Zalzalah : 8) ا َ ِذ ُ إ َ ان َض َم َ ر َاء ُ ج َ ِ اطني ي َّ ْ الش َت د ِّ ُ ف َص ِ و َّار ُ اج َاب و ْ ب َ ْ أ َت ق ِّ ل ُ َغ ِة و َّ ن َ ْ ُ اجل َاب و ْ ب َ ْ أ َت ح ِّ ت ف ُ Bila bulan Ramadhan tiba, maka dibukalah pintu-pintu surga, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan pun dibelenggu (HR Bukhari & Muslim) ْ ت َّ ف ِِه َ ُ ج ب م َ لا ْ ق َْ َ الأ ْ و َت ر ِِه َ ُ ج ب ادير ِ َ ق َ م ْ ال Pena-pena telah kering dan takdir pasti berlaku (HR Muslim no. 2648) ُ أ َ م َّ َ الظ َب ه َ َ ذ ُ و ُوق ر ُ ع ْ ْ ال ت َّ ل َ ت ْ َ ان ُ و ر ْ ج َْ َ الأ َت ب َ َُّ ع َ اب َ اء ْ ش إ ِ ن Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan, dan telah tetap pahala insya Allah (HR Abu Daud no. 2010)
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 67 Latihan 1 Terjemahkan dan tentukanlah apakah kalimat berikut ini benar atau salah! Bila salah, tunjukkan kalimat yang benar! Contoh: صحيح Zaid telah datang ٌ د ْ ي َ َ ز َاء 1 ج ٌ د ْ ْ ِهن َت َائ ج Hindun telah datang ٌ د ْ َ ِهن َاء 2 ج Latihan: ُ خ ْ ي َّ َ الش ام َ 1 ق ُ ة َ َ ام س ُ ْ أ َ ت ظ َ ق ْ ي َ ت ْ 2 اِس ُ ب َّ ُّ لا ْ الط َت ام َ 3 ن ُ َب ه ْ ذ َ ُ ي َات َّ ِاك 4 الط ُ َّاء ِطب َ ُ الأ ِجع ْ ر َ 5 ت ان ِ َ ت َ َّ ِاك ان الط ِ َ م ْ و ُ ق َ 6 ف َ ِم ل ْ ُس ُ الم ئ ْ ِي ُ جت ا َ 7 ت ُ َات َّ ِاك َ الط ْ ن س َ ل َ 8 ج ُ د َ ْلا و َ ْ الأ َت ب َ ه َ 9 ذ ُ م َ قلا َ ْ الأ َت َ اع 10 ض ُ َات ب ْ ِي ر ْ د َّ احك
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 68 Abu Razin & Ummu Razin Latihan 2 Hubungkan kata-kata di kolom kanan dengan kolom kiri agar menjadi kalimat sempurna! ُ َ ات ّس ِ ر َ ُد َ الم ام َ ق ُ َال ّج ِ ْ الر َت َ اع ض ُ ُب ت ُ ُ الك َب ه ْ ذ َ ت ُ ة َ ح ْ َ ل ُ ط ِجع ْ ر َ ي ُ َ اء س ّ ِ ُ الن ِس ل ْ َ جت Latihan 3 Terjemahkan kalimat berikut ke dalam bahasa Arab! a. Dua orang dokter (pria) sedang pergi : b. Para siswi telah datang : c. Para orang faqir sedang menangis : d. Mu’awiyah telah pulang : e.Orang-orang kaya sedang tersenyum : f. Dua anak laki-laki sedang berlari : g. Para Pak Guru telah duduk : h. Zainab sedang berdiri : i. Para pedagang (pria) telah keluar : j. Ali sedang duduk :
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 69 2.3 Pola Kalimat Fi’il Muta’addiy Fi’il muta’addiy adalah fi’il yang butuh objek (maf’ul bih). Oleh karena itu, bila kita menyusun kalimat dengan fi’il muta’addiy maka kita harus menyebut objek yang disebut maf’ul bih dalam bahasa Arab. Contohnya kalimat “Zaid telah membaca Al Qur’an”: َ ُرآن ٌ الق د ْ ي َ َ ز أ َ ر َ ق Objek Subjek Predikat Kata َ أ َ ر َ ق merupakan kata predikat atau kerja lampau (fi’il madhi), Zaid adalah subjek (fa’il) dan Al Qur’an adalah objek (maf’ul bih). Contoh lain kalimat “Saya telah melihat seorang siswa”: َ َّ الِب ُ الط ْت ي َ أ َ ر Objek Subjek + Predikat Susunan kalimat bahasa Arab memang berbeda dengan bahasa Indonesia yang memiliki rumus Subjek + Predikat + Objek. Beda dengan bahasa Arab yang memiliki rumus: Berikut ini kaidah yang berlaku untuk jumlah fi’liyyah untuk fi’il muta’addiy: 1. Fi’il harus sesuai jenisnya dengan fa’il. Bila fa’ilnya mudzakkar, maka fi’ilnya wajib mudzakkar. Sebaliknya jika fa’ilnya muannats, maka fi’ilnya wajib muannats. Contohnya: Fi’il + Fa’il + Maf’ul bih Predikat (Kata Kerja) + Subjek + Objek
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 70 Abu Razin & Ummu Razin Mudzakkar Muannats َ أ َ ر َ َ ق ْآن ر ُ ٌّ الق ِ َ يلع َ ْآن ر ُ ُ الق ة َ ِ اطم َ ْ ف ت َ أ َ ر َ ق 2. Fi’il harus dalam bentuk mufrad Ini berlaku baik untuk fa’il yang mufrad, mutsanna, maupun jamak. Jadi sekalipun fa’ilnya mutsanna ataupun jamak, fi’il tetap wajib dalam keadaan mufrad. Contohnya: Mudzakkar Muannats Mufrad َ ْآن ر ُ ُ الق ِم ل ْ ُس َ الم أ َ ر َ َ ق ْآن ر ُ ُ الق ة َ ِم ل ْ ُس ْ الم ت َ أ َ ر َ ق Mutsanna َ ْآن ر ُ ان الق ِ َ ِم ل ْ ُس َ الم أ َ ر َ َ ق ْآن ر ُ ان الق ِ َ ت َ ِم ل ْ ُس ْ الم ت َ أ َ ر َ ق Jamak َ ْآن ر ُ َ الق ْن و ُ ِم ل ْ ُس َ الم أ َ ر َ َ ق ْآن ر ُ ُ الق َات ِم ل ْ ُس ْ الم ت َ أ َ ر َ ق 3. Fa’il harus dalam keadaan rafa’ (marfu’) Berikut kaidah rafa’ untuk mufrad, mutsanna, dan Jamak: Jumlah Keadaan Ketika Rafa’ Contoh Mufrad Dhammah َ ْآن ر ُ ُ الق َّ الِب َ الط أ َ ر َ ق Mutsanna Alif َ ْآن ر ُ ان الق ِ َ َّ ِاك َ الط أ َ ر َ ق Jamak Mudzakkar Salim Waw ْ ر ُ َ الق ْن ُو َّ ِاك َ الط أ َ ر َ َ ق آن Jamak Muannats Salim Dhammah ُ َات َّ ِاك ْ الط ت َ أ َ ر َ َ ق ْآن ر ُ الق Jamak Taksir Dhammah َ ْآن ر ُ ُ الق ب َّ ُّ لا َ الط أ َ ر َ ق Isim yang lima Waw َ ْآن ر ُ َ الق ْك و ُ ب َ أ َ أ َ ر َ ق
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 71 4. Maf’ul bih harus dalam keadaan nashab (manshub) Berikut ini keadaan beberapa kelompok kata ketika manshub: Jumlah Keadaan Ketika Nashab Contoh Mufrad Fathah َ َّ الِب ُ الط ْت ي َ أ َ ر Mutsanna Ya ِ ْ َني َّ ِاك ُ الط ْت ي َ أ َ ر Jamak Mudzakkar Salim Ya َ ْ ِني َّ ِاك ُ الط ْت ي َ أ َ ر Jamak Muannats Salim Kasrah الُ ْت ي َ أ َ ر َ ط ِ ات َّ ِاك Jamak Taksir Fathah َ أ َ َ ر ب َّ ُّ لا ُ الط ْت ي Isim yang lima Alif َ َاك ب َ ُ أ ْت ي َ أ َ ر 5. Maf’ul bih bisa dari jenis atau jumlah apa saja (disesuaikan dengan konteks kalimat) Berbeda dengan fa’il dan fi’il yang saling terkait, untuk maf’ul bih sama sekali tidak terkait dengan kondisi fi’il dan fa’il karena memang disesuaikan dengan maksud pembicaraan. Contohnya kalimat: َ أ َ ر َ ٌ ق د ْ ي ْ ز ال ِ َ َني َان ِكت (Zaid membaca dua buku) Tentu kita tidak bisa memaksa maf’ul bihnya mufrad ( َ َاب الكت ِ ) kalau pada kenyataanya buku yang dibaca memang 2 buah! Artinya, bentuk mufrad, mutsanna atau jamak bergantung pada kebutuhan.
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 72 Abu Razin & Ummu Razin Dikarenakan kita telah membahas tuntas variasi fa’il pada pembahasan jumlah fi’liyyah fi’il lazim, maka pada contoh jumlah fi’liyyah fi’il muta’addiy, yang dijadikan fokus pembahasan adalah pada maf’ul bihnya. Silakan hafalkan rumus sakti berikut untuk memudahkan dalam memahami kaidah jumlah fi’liyyah muta’addiy: KAIDAH JUMLAH FI’lLIYYAH MUTA’ADDIY: 1. Fi’il harus sesuai jenisnya dengan fa’il. 2. Fi’il harus dalam bentuk mufrad. 3. Fa’il harus dalam keadaan rafa’ (marfu’) 4. Maf’ul bih harus dalam keadaan nashab (manshub) 5. Maf’ul bih tidak terkait dengan fi’il dan fa’il RUMUS CEPAT: FIRA DAN FARA MANIS MANA? 1. FIRA: FI’il harus mufRAd 2. FARA: FA’il harus RAfa’ 3. MANIS: fi’il dan fa’il itu harus saMA jeNIS 4. MANA: MAf’ul bih harus NAshab
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 73 2.3.1 Fi’il Madhi & Mudhari’ 2.3.1.1 Mufrad Jumlah fi’iliyah untuk fi’il muta’addiy harus tersusun dari fi’il, fa’il, dan maf’ul bih. Sebagaimana disebutkan dalam kaidah bahwa fa’il harus rafa’ sedangkan maf’ul bih harus nashab. Ketika rafa’, Isim mufrad wajib berharakat dhammah dan ketika nashab, isim mufrad wajib berharakat fathah. Untuk fi’il dan fa’il nya sendiri sudah dibahas pada pembahasan fi’il lazim sehingga tidak perlu dijelaskan kembali di sini. Silakan perhatikan contoh kalimat pada tabel berikut: Mudzakkar Muannats Madhi Mudari’ Madhi Mudhari’ َ َاب الكت ِ َ Šَ َ الف أ َ ر َ ق Seorang pemuda telah membaca buku َ َاب َ ِ الكت Šَ ُ الف أ َ ر ْ ق َ َ ف َاب ُ ِ الكت َاة ت َ ْ الف ت َ أ َ ر َ َ ق َاب ُ ِ الكت َاة ت َ ُ الف أ َ ر ْ ق َ ي َ ة َ َ ال ّس ِ ُ الر ّس ِ ر َ د ُ َ الم َب ت َ ك Seorang guru telah menulis pesan َ ة َ َ ال ّس ِ ُ الر ّس ِ ر َ د ُ ُ الم ُب ت ْ َك ُ ي ْ الم َت ب َ ت َ َ ك ة َ َ ال ّس ِ ُ الر ة َ ّس ِ ر َ ُ د ة َ ّس ِ ر َ ُد ُ الم ُب ت ْ َك ت َ ة َ َ ال ّس ِ الر َ ْس َّر ُ اȅ َّ الِب َ الط ِمع َ س Siswa telah mendengarkan pelajaran َ ْس َّر ُ اȅ َّ الِب ُ الط ع َ ْ م س َ َ ي ْس َّر ُ اȅ َة َّ ِاك ْ الط َت ِمع َ َ س ْس َّر ُ اȅ َة َّ ِاك ُ الط ع َ ْ م س َ ت َ و ْ َّح ُ اج ِدس ْ ن َ ه ُ َ الم َس ر َ د Insinyur telah belajar nahwu َ و ْ َّح ُ اج ِدس ْ ن َ ه ُ ُ الم ُس ر ْ د َ َ ي و ْ َّح ُ اج ة َ ِدس ْ ن َ ه ُ ْ الم َت َس ر َ َ د و ْ َّح ُ اج ة َ ِدس ْ ن َ ه ُ ُ الم ُس ر ْ د َ ت َ ة َ ر ْ و ُّ ب َّ ُ الس ّس ِ ر َ د ُ َ الم َ ح َس م Guru telah menghapus papan tulis َ ة َ ر ْ و ُّ ب َّ ُ الس ّس ِ ر َ ُد ُ الم َ ح ْس م َ ا ف ُ ة َ ّس ِ َ ر ُد ْ الم َت َ ح َ م ل َس ة َ ْر و ُّ ب َّ َ س ّس ِ ر َ د ُ ُ الم َ ح ْس م َ ُ ي َ ة ة َ ر ْ و ُّ ب َّ الس
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 74 Abu Razin & Ummu Razin Mudzakkar Muannats Madhi Mudari’ Madhi Mudhari’ َ ة َ َّافِذ ُ اج َّ ف َظ و ُ َ الم ح َ ت َ ف Pegawai telah membuka jendela َ ة َ َّافِذ ُ اج َّ ف َظ و ُ ُ الم ح َ ت ْ ف َ َ ف ة َ َّافِذ ُ اج ة َ ف َّ َظ و ُ ْ الم َت َح ت َ َ ف ف َّ َظ و ُ ُ الم ح َ ت ْ ف َ َ ي ة َ َّافِذ ُ اج ة َ َاب ُ اك ر ْ ِدي ُ َ الم ق َ ل ْ غ َ أ Mudir telah menutup pintu َ َاب ُ اك ر ْ ِدي ُ ُ الم ِق ل ْ غ ُ َ ف َاب ُ اك ة َ ر ْ ِدي ُ ْ الم َت ق َ ل ْ غ َ َ أ َاب ُ اك ة َ ر ْ ِدي ُ ُ الم ِق ل ْ غ ُ ي َّ ُّز ُ الر ب َ َ الأ ل َ ك َ أ Ayah telah makan nasi َّ ُّز ُ الر ب َ ُ الأ ل ُ ك ْ أ َ َّ ي ُّز ُّ الر م ُ ْ الأ َت ل َ ك َ َّ أ ُّز ُّ الر م ُ ُ الأ ل ُ ك ْ أ َ ت َّنب ََ ُّ الل َد َ اجل ِب َ رش Kakek telah minum susu َّنب ََ ُّ الل َد ُ اجل ْ َب َرش َّنب ََ ي ُ الل ة َّ َد ْ اجل َت ِب َ َّنب ََ رش ُ الل ة َّ َد ُ اجل ْ َب َرش ت َ َاح ب ْ المص ِ ُ ْن الان ِ َ ل َّ غ َ ش Anak kecil telah menyalakan lampu َ َاح ب ْ المص ِ ُ ْن الان ِ ُ ل ّ ِغ َ ش ُ َ ي َاح ب ْ المص ِ ُ ْت ِن ْ اك َت ل َّ غ َ َ ش َاح ب ْ المص ِ ُ ِنت ُ اك ل ّ ِغ َ ش ُ ت َ ة َ َح ْو المر ِ ُ خ ْ ي َّ َ الش أ َ ْ ف ط َ أ Orang tua telah mematikan kipas angin َ ة َ َح ْو المر ِ ُ خ ْ ي َّ ُ الش ِفئ ْ ط ُ َ ف ة َ َح ْو المر ِ ُ ة َ ْخ ي َّ ْ الش ت َ أ َ ْ ف ط َ َ أ ة َ َح ْو المر ِ ُ ة َ ْخ ي َّ ُ الش ِفئ ْ ط ُ ي ْ ِمي ْ ل ّ َ احكِ ِعب َ َ ل ة َ ر ُ ُ الك ذ Murid telah bermain bola َ ة َ ر ُ ُ الك ذ ْ ِمي ْ ل ّ ُ احكِ َب ع ْ ل َ َ ي ة َ ر ُ ُ الك ة َ ذ ْ ِمي ْ ل ّ ْ احكِ َت ِعب َ َ ل ة َ ر ُ ُ الك ة َ ذ ْ ِمي ْ ل ّ ُ احكِ َب ع ْ ل َ ت 2.3.1.2 Mutsanna Tidak ada pembahasan khusus untuk fi’il muta’addiy yang maf’ul bihnya mutsanna selain bentuk yang digunakan adalah “ayni” bukan “aani”. Silakan perhatikan tabel berikut:
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 75 Mudzakkar Muannats Madhi Mudari’ Madhi Mudhari’ ِ ْ َني َان الكت ِ َ Šَ َ الف أ َ ر َ ق Seorang pemuda telah membaca 2 buku ِ ْ َني َان الكت ِ َ Šَ ُ الف أ َ ر ْ ق َ ِ ف ْ َني َان الكت ِ ُ َاة ت َ ْ الف ت َ أ َ ر َ َ ق ر ْ ق َ ِ ي ْ َني َان الكت ِ ُ َاة ت َ ُ الف أ ِ ْ َني َ َ احك ّس ِ ُ الر ّس ِ َ ر ُد َ الم َب ت َ ك Seorang guru telah menulis 2 pesan ُ ّس ِ ر َ ُد ُ الم ُب ت ْ َك ِ ي ْ َني َ َ احك ّس ِ ِ الر ْ َني َ َ احك ّس ِ ُ الر ة َ ّس ِ َ ر ُد ْ الم َت ب َ ت َ ُ ك ة َ ّس ِ َ ر ُد ُ الم ُب ت ْ َك ت ِ ْ َني َ َ احك ّس ِ الر ِ ْ َني ْس َّر ُ اȅ َّ الِب َ الط ِمع َ س Siswa telah mendengarkan 2 pelajaran ُ َّ الِب ُ الط ع َ ْ م س َ ِ ي ْ َني ْس َّر ِ اȅ ْ َني ْس َّر ُ اȅ َة َّ ِاك ْ الط َت ِمع َ ُ س َة َّ ِاك ُ الط ع َ ْ م س َ ِ ت ْ َني ْس َّر اȅ ِ ْ َني ي َ ْر و ُّ ب َّ ُ الس ّس ِ ر َ ُد َ الم َ ح َس م Guru telah menghapus 2 papan tulis ِ ْ َني ي َ ْر و ُّ ب َّ ُ الس ّس ِ ر َ ُد ُ الم َ ح ْس م َ ِ ف ْ َني ي َ ْر و ُّ ب َّ ُ الس ة َ ّس ِ َ ر ُد ْ الم َت َ ح َس ُ م ة َ ّس ِ ر َ ُد ُ الم َ ح ْس م َ ي ِ ْ َني ي َ ر ْ و ُّ ب َّ الس ِ ْ َني ي َ َّافِذ ُ اج َّ ف َظ و ُ َ الم ح َ ت َ ف Pegawai telah membuka 2 jendela ُ َّ ف َظ و ُ ُ الم ح َ ت ْ ف َ ِ ف ْ َني ي َ َّافِذ ُ اج ة َ ف َّ َظ و ُ ْ الم َت َح ت َ ِ ف ْ َني ي َ َّافِذ ُ اج ة َ ف َّ َظ و ُ ُ الم ح َ ت ْ ف ِ ي ا َ ْ َني ي َ َّافِذ ج 2.3.1.3 Jamak Salim Perhatikan contoh-contoh variasi kalimat berikut ini. Fokus pembahasan pada kalimat berikut adalah pada objek (maf’ul bih) yang datang dalam bentuk Jamak Salim, baik jamak mudzakkar salim maupun jamak muannats salim. Ketika jamak mudzakkar salim menjadi maf’ul bih, maka bentuk yang digunakan adalah yang berakhiran “iina”. Karena maf’ul bih harus nashab dan bentuk nashab jamak mudzakkar salim adalah “iina” bukan “uuna”. Adapun jamak muannats salim, memiliki kaidah yang agak menyimpang, dimana ketika nashab, malah berharakat kasrah. Silakan perhatikan tabel berikut.
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 76 Abu Razin & Ummu Razin Mudzakkar Muannats َّ َب ح َ ٌ أ د ْ ي َ ْ َ ز ِِمني ل ْ ُس الم (Zaid telah mencintai kaum muslimin) ْ َّت ب َ ح َ ُ أ ة َ ِ اطم َ ف ِ ات َ ِم ل ْ ُس الم َ ن ْ ِي فِر َ ُ الاك ِم ل ْ ُس َ الم ه ِ ر َ ك (Seorang muslim membenci para pria kafir) َ ِ ات فِر َ ُ الاك ة َ ِم ل ْ ُس ْ الم َت ِه ر َ ك َ م َّ ل َ ُ ع َاذ ت ْ س ُ َ الأ ْ َ احل افِ ِظني (Pak Guru telah mengajar para penghafal) ْ َت م َّ ل َ ُ ع ة َ َاذ ت ْ س ُ َ احل ِ ات َ الأ افِظ َ م َ ر ْ ك ُ أ ال َ َّ ب ُّ لا ُ ط ْ َ الم ِسني ّ ِ ر َ د (Para siswa memuliakan para guru) ْ َت َم ر ْ ك ُ أ ال َ َات َ لم ِ ات ُ ط ا َّ ِاك ّس ِ ر َ د َ ِمع َ ُ س َّ الِب ّ الط ِ ر َ د ُ ْ َ الم ِسني (Siswa telah mendengarkan para pak guru) ْ َت ِمع َ ُ س َة َّ ِاك ّ الط ِ ر َ د َ الم ِ ات ُ س َى د َ ُ نا ْب ِي ب َّ ّ الط ِ ر َ م ُ ْ َ الم ِضني (Pak dokter memanggil para perawat laki-laki) ْ َت د َ ُ نا ة َ ب ْ ِي َّ ب ّ الط ِ ر َ م َ الم ِ ات ُ ض ُ ْت ي َ أ َ ْ َ ر ِد ِسني ْ ن َ ه الم ُ (Aku melihat para insinyur) ِت ْ ي َ أ َ ر ِ ات َ ِدس ْ ن َ ه ُ الم ا َ ن ْ ب ْ رض ال َ َ َ ِني ِق َّ ار س (Kami telah memukul para pencuri) ا َ ن ْ ب َ رض ِ ات َ َ ق ِ َّ ار الس 2.3.1.4 Jamak Taksir Jamak taksir termasuk jenis kata yang perubahannya berdasarkan harakat. Ketika rafa’, diberi harakat dhammah dan ketika nashab, diberi harakat fathah. Artinya, bila jamak taksir menjadi fa’il, maka wajib diberi harakat dhammah dan bila jamak taksir menjadi maf’ul bih maka wajib diberi harakat fathah. Ini berlaku baik untuk jamak taksir lil ‘aqil maupun li ghairil ‘aqil. Hanya saja, ada perbedaan kaidah terkait dengan bentuk fi’il yang sesuai. Silakan merujuk kembali pada pembahasan jamak taksir pada pembahasan fi’il lazim. Berikut ini contoh-contoh kalimat jamak taksir ketika menjadi maf’ul bih dalam kalimat:
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 77 Jamak Taksir Lighairil ‘Aqil Mufrad Jamak Taksir َ َاب ُ اك امل ِ َ َ الع ح َ ت َ ف (Seorang pekerja telah membuka pintu) َ ح َ ُ فت امل ِ َ َ الع َاب و ْ ب َ الأ َ ة َ َّافِذ ُ اج َّ الِب َ الط ف َّ ظ َ غ (Seorang siswa telah membersihkan jendela) َ ف َّ ظ َ ُ غ َّ الِب َ الط َافِذ و َّ اج َ َال ُّ الم ِين َ َ الغ ق َ ف ْ غ َ أ (Orang kaya telah mendermakan harta) َ َال و ْ م َ ُّ الأ ِين َ َ الغ ق َ ف ْ غ َ أ َ م ْ ح َّ ُ الل َّ ِ اجر َ احك َاع ب (Seorang pedagang telah menjual daging) َ َاع ُ ب َّ ِ اجر َ احك م ْ و ُ ح ُّ الل ّ ِ ُّ الل م ُ ْ الأ ََت ْرت َ اِش َاس ب (Ibu telah membeli pakaian) َ ِس ب َ َلا ُّ الم م ُ ْ الأ ََت ْرت اِش َ َب ْك و َ ُ الك ْن الان ى ِ َ أ َ ر (Seorang anak laki-laki telah melihat bintang) ى َ أ َ ُ ر ْن الان ِ َ َاكِب و َ الك َ َاب الكت ِ ُ َان م ْ ث ُ ق َ أ َ ر َ ق (Utsman telah membaca buku) َ أ َ ر َ ُ ق َان م ْ ث ُ َ ق ُب ت ُ الك َ ْت ي َ ُ اك ِدس ْ ن َ ه ُ َ الم َىن ن (Seorang insinyur telah membangun rumah) َ َىن ُ ن ِدس ْ ن َ ه ُ َ الم ْت و ُ ي ُ اك Kolom sebelah kiri adalah bentuk kalimat ketika mufrad dan sebelah kanan contoh kalimat ketika berubah menjadi jamak taksir. Tidak ada perbedaan untuk harakatnya karena sama-sama berharakat fathah ketika menjadi maf’ul bih.
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 78 Abu Razin & Ummu Razin Jamak Taksir Lil ‘Aqil Mudzakkar Untuk mendapat variasi kalimat yang lebih lengkap, pada contoh kalimat berikut, Kami sengaja mengelompokkan kolom kanan untuk yang bentuk fa’il dan maf’ul bihnya mufrad sedangkan kolom kanan untuk yang bentuk maf’ul bih nya jamak taksir. Adapun fa’ilnya diubah ke jamak baik jamak taksir maupun jamak mudzakkar salim untuk menunjukkan bahwa ada kata yang ketika jamak menjadi jamak taksir dan ada juga kata yang ketika jamak menjadi jamak mudzakkar salim. Mufrad Jamak Taksir َ َّ الِب ُ الط َاذ ت ْ س ُ َ الأ م َّ ل َ ع (Pak Guru telah mengajar siswa) َ م َّ ل َ ُ ع ة َ َ اتِذ س َ َ الأ ب َّ ُّ لا الط َ م َ ر ْ ك ُ أ ال َ ُ الأ َّ الِب َ ط َاذ ت ْ س (Siswa telah memuliakan pak guru) َ م َ ر ْ ك َ ُ أ ب َّ ُّ لا َ الط ة َ َ اتِذ س َ الأ َّ َب ح َ َ أ َالِم ُ الع ِم ل ْ ُس الم (Orang islam telah mencintai ahli ilmu) َّ َب ح َ َ أ ْن و ُ ِم ل ْ ُس َ الم َاء م َ ل ُ الع َْ ِغري َّ ُ الص خ ْ ي َّ َ الش َ ِحم ر (Orang tua menyayangi yang kecil) َ َ ِحم ُ ر ْخ و ُ ي ُّ ّ الش َ ِ الص َار غ َْ ِمري َ ُ الأ َ ان س ْ َ ِ الإن َ اع ط َ أ (Manusia mentaati pemimpin) َ َ اع ط َ ُ أ َّاس َ اج َاء ر َ م ُ الأ َ فِر َ ُ الاك اهد ِ َ ُج َ الم ل َ ات َ ق (Mujahid memerangi orang kafir) َ ل َ ات َ َ ق ْن و ُ اهد ِ َ ُج َ الم ار َّ ف ُ الك َ اهد ِ َّ ُ الش َّ الِح َ الص َىع د (Orang shalih telah mendoakan orang yang syahid) َ َىع َ د ْن و ُ َّ ِ احل َ الص َ اء د َ ه ُّ الش ّ ِ ر َ م ُ َ الم د َ َ اع َ س ْب ِي ب َّ ُ الط ض (Perawat telah membantu dokter) َ د َ َ اع ّ س ِ ر َ م ُ َ الم ْن و ُ َ ض َّاء ِطب َ الأ ْ َ أح ْن الان ِ ُ ْت ب َ ب (Aku mencintai anak laki-laki) ُ ْت ب َ ب ْ ح َ َ أ َاء ن ْ ن َ الأ
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 79 Jamak Taksir Lil ‘Aqil Muannats Tidak berbeda dengan jamak taksir lil ‘aqil mudzakkar, bentuk jamak taksir lil ‘aqil muannats juga sama-sama wajib berharakat fathah ketika dalam kedudukan maf’ul bih. Mufrad Jamak Taksir َ ة َ أ ْ ر َ ُ الم م َ ْلا َ ِ الإس م َ ر ْ ك َ أ (Islam telah memuliakan seorang wanita) َ م َ ر ْ ك َ ُ أ م َ ْلا ّ ِ الإس ِ َ الن َ اء س َ َح َك ُّ ن َ اب َ الش َاء ر ْ ذ َ الع (Pemuda itu telah menikahi perawan) َ َح َك ُ ن َاب ب َّ َ الش ى َار ذ َ الع ُ ْت َح َك َ ن ل َ ْم ر َ َ الأ ة (Aku telah menikahi janda) ُ ْت َح َك َ ن امل ِ َ ر َ الأ َ ة َ م َ ُ الأ َّ االله َب ح َ أ (Allah telah mencintai hamba wanita) َّ َب ح َ ُ أ َ االله َاء ِ الإم
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 80 Abu Razin & Ummu Razin 2.3.2 Fi’il Amar Perhatikan kata kerja perintah (fi’il amar) pada tabel berikut ini. Seluruh maf’ul bih (Objek) dalam kalimat berikut berharakat fathah. Ini dikarenakan maf’ul bih wajib dalam keadaan nashab dan fathah adalah tanda asal nashab. Isim mufrad termasuk isim yang ketika nashab wajib berharakat fathah. Kalimat Arti ّ ِغ َ ِ ش َ ل َاح ب ْ ِمص ْ ال Hidupkan lampunya! َ ِ أ ِفئ ْ َ ط َاح ب ْ ِمص ْ ال Matikan lampunya! ِح َ ت ْ َ اِف َاب ْ اك Buka pintunya! ِِق ل ْ غ َ َ أ َاب ْ اك Tutup pintunya! ِع َ ف ْ َ اِد َاب ْ اك Dorong pintunya! ِب َ ْ ح َ اِص َاب ْ اك Tarik Pintunya! ِذ ُ َ خ ْن ح َّ الص Ambilkan piringnya! ِخ َ ب ْ َّ اِط ُّز الر Masak nasinya! ّ ِظ َ ن ِف َ ط َ ِلا ْ اك Pel lantainya! ّ ِظ َ ن ِف َ ة َ َّافِذ اج Bersihkan jendelanya! ّ تِ َ ر ِب َ ر ْ ِي الرس َّ Rapihkan kasurnya! ِس ُ ن ْ ك ُ َ ا ة َ َّ اح الس Sapu halamannya! ّ ِف ّ ج ِف َ َ اخكِ َاب ي Jemur bajunya! ِ ِسل ْ ّ اِغ ِ َ الل َاس ب Cuci bajunya! ِ و ْ ّ اِك َ اخكِ َاب ي Setrika bajunya!
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 81 Semua contoh kata perintah di atas datang dalam dhamir kata ganti orang kedua tunggal laki-laki ( َ ْت ن َ أ .( Artinya bila objek yang diperintah adalah dhamir mukhathab yang lain, maka harus mengikuti tashrif lughawi fi’il amar untuk setiap dhamir. Contohnya untuk kata perintah ّ ِغ َ َ ش َاح ب ْ المص ِ ِ ل (hidupkan lampunya!): Kalimat Dhamir ّ ِغ َ َ ش َاح ب ْ ِمص ْ ِ ال َ ل ْت ن َ أ ّ ِغ َ َ ش َاح ب ْ المص ِ َ ا لا َ م ُ ت ْ غ َ أ ّ ِغ َ َ ش َاح ب ْ المص ا ِ ْ و ُ ْ ل م ُ ت ْ غ َ أ ّ ِغ َ َ ش َاح ب ْ المص ِ ْ ِت ِيل ْ ن َ أ ّ ِغ َ َ ش َاح ب ْ المص ِ َ ا لا َ م ُ ت ْ غ َ أ ّ ِغ َ َ ش َاح ب ْ المص ِ َ ن ْ ُ ّ ل ْنت غ َ أ
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 82 Abu Razin & Ummu Razin َ ِ و َّ ِن ٱĬ ۡ ِذ إ ِ م ب ُ ُوه َم َز ه ُ ف َ ُۥد َاو د َ َل ت َ ق َ ُوت ج َال Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut (Al Baqarah : 251) ۡف َ ي ٗ ك ا َ م ۡ و َ ق َُّ ِدي ٱĬ ۡ ه َ ي َ ۡد ع َ ب ْ ُوا ر َ ف م َ ۡ ٰنِِه يم َ ِ ك إ Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman (Al bayyinah : 86) ۡ م َ ل َ أ ل َ ع ُ ن ۥ َۡ ۡ ل ِ َّ َي ن ۡ ي ع َ Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata (Al Balad : 8) َ و ٰ ِت َ ٰو َ َّ م ٱلس َُّ ٱĬ َ ق َ ل ۡ َ خ ۡر َ ِ و َٱل ّ َق ۡ ِٱل ض َ ب Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar (Al Jatsiyah : 22) ۡ د َ ق َ ل َ و َ ِد ِمي ۡ ق َ ۡ ت ُس م ۡ ا ٱل َ ن ۡ لِم ۡ ع َ َد ق َ ل َ و ۡ َ ِمنك ُم ۡ ت ُس م ۡ ا ٱل َ ن ۡ لِم َ أ ْ ع َ ِخر ِين Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada-mu dan sesungguhnya Kami mengetahui pula orang-orang yang terkemudian (daripadamu). (Al Hijr : 24) َ و َ َّار ٱل َ ُون ِم ۡر ُج م ۡ ا ٱل َ ء ٗ ر ا َ ِف َ ۡص ا م َ ه ۡ ن َ ع ْ ُوا ِد َ ي ۡ م َ ل َ ا و َ ُوه َاقِع و ُّ ُم م ه َّ ن َ أ ْ ا ٓ و ُّ ن َ ظ ف َ Dan orang-orang yang berdosa melihat neraka, maka mereka meyakini, bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya dan mereka tidak menemukan tempat berpaling dari padanya. (Al Kahfi : 53) ا َّ م َ ل َ و َ َاب ۡز ح َ ۡ ٱل َ ُون ِمن ۡ ُؤ م ۡ ا ٱل َ ء ُ ر َ ُ ُول َس َر و َُّ ا ٱĬ َ ن َ َد َع ا و َ ا م َ ٰذ َ ه ْ وا ُ ق َال Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita" (Al Ahzab : 22) َ و َ ِ ِمي ۡر ُج م ۡ َى ٱل ر َ ت ادِ َ ۡ ف ص َ ۡ ِف ٱل َ نِي َّ ر َ ق ُّ ِٖذ م ئ َ م ۡ و ي َ Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama- َ َ ْمِثل ْ ُة ِ م ِث َن ُ القْر الأ ِ آن َ و َ الحِدي
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 83 sama dengan belenggu. (Ibrahim : 49) ۡ َد ق َ ل ٓ و َ ا َ ۡ َل نز َ أ َ ۡك َ ت ِل ٰ إ ِۢ َ َ ء َاي ُون ٰ ِسق َ ف ۡ ٱل َّ ƅِ إ ٓ ا َ ِه ب ُ ر ُ ف ۡ َك ا ي َ َم ۖ و ٰ ٖت َ ِن ّ ي ب َ Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik. (Al Baqarah : 99) َ ٰ و ِت َ ِك ُش ۡ م ۡ ٱل ْ ُوا َ ِ نكح ت َ ƅ َ ۗ و ۡ ُم ۡك ت َ ب َ ۡج ع َ أ ۡ و َ ل َ ٖ و ة َ ِك ۡ ُّش ِن م ّ م ٞۡ َي خ ٌ ة َ ِمن ۡ ُّؤ م ٞ ة َ م َ َ َل ۚ و َّ ِمن ۡ ؤ ُ ٰ ي َّ ْ ح َت ُوا ُ ِ نكح ت َ ƅ َ ِكِي ۡ ُش م ْ ٱل ۚ ۡ ُوا ِمن ۡ ؤ ُ ٰ ي َّ ح َت Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. (Al Baqarah : 21) ل ۡ ق ُ ُم َك ء ٓ ا َ و ۡ ه َ أ ُ ِع ب َّ ت َ أ َّٓ ƅ َ ِدين َ ت ۡ ُه م ۡ ٱل َ ِمن ۠ ا َ ن َ أ ٓ ا َ َم ا و ٗ ِذ ُ إ ۡت ل َ َ ل ض ۡ د ق َ Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk". (Al An’am : 56) َ ٰ ٖت َج ر َ د ُ ع َ ف ۡ ر ٞ ن َ لِيم َ ع ٌ َ ِكيم ح َ َّك ب َ ر َّ ِن ۗ إ ُ ء ٓ ا َ ش َّ ن ن م َّ Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (Al An’am : 83) ا َ ً إ ا ِذ م ْ و َ ُ ق َّ االله َب ح َ َ أ َلا ت ْ ْ ان م ُ ه Apabila Allah mencintai suatu kaum, Allah akan menguji mereka (HR Ahmad) ا ً م ْ ِ ِيه ِعل ُ ف ِمس َ ت ْ ل َ ا ي ً ق ْ ِي َ ر َ ط َك ل َ ْ س َن ُ م َ االله ل َّ ه ِِه َ ُ س ب ً Ȅ ا َ ق ْ ِي َّ ط ِة َ ر ن َ َ اجل إ ِىل Orang yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga (HR Bukhari No. 2699) ا ْ و ُ َالِف ْ َ خ ِكِني ْ ْ الم ا ُرش و ُ ف ْ ح َ َ أ ِب َار و ْ الش ا َّ و ُ ف ْ و َ أ َ ِ ّŵ َ و الل Selisihilah orang musyrik. Potong pendeklah kumis dan biarkanlah jenggot (HR Muslim no. 259)
ILMU NAHWU UNTUK PEMULA www.bisa.id 84 Abu Razin & Ummu Razin Latihan 1 Terjemahkan dan tentukanlah apakah kalimat berikut ini benar atau salah! Bila salah, tunjukkan kalimat yang benar! Contoh: َ ْ ِِمني ل ْ ُس ُ الم َ َ َرص االله ن Allah menolong orang Islam َ ْن و ُ ِم ل ْ ُس ُ الم َ َ َرص االله 1 ن صحيح Aku melihat para siswa ُ ْت ي َ أ َ َ ر ب َّ ُّ لا 2 الط Latihan: ْ ِهن َ أ َ ر َ َ ق ة َّ ل َ َج ٌ الم 1 د َ َاب و ْ ب َ ُ الأ ة َ َ ام س ُ أ ُ ح َ ت ْ ف َ 2 ي َ َاب ا ِ الكت ْ و ُ ِق ل ْ غ َ 3 أ َ ِ ات َ ِ اجب ٌ الو َب ن ْ ي َ ُ ز ُب ت ْ َك 4 ي َ خ ْ ي َّ ِ الش ْ َني ل ْ ّ ف َّ ِ الط َب ح َ 5 أ ُ ُب ت ُ ُ الك َّار ج ُّ ُ احك ع ْ ِي ب َ 6 ت َ َّاء ِطب َ ُ الأ َة ّض ِ ر َ م ُ ْ الم َت د َ َ اع 7 س َ و ُ َ الم ْن و ُ ل ّ ِغ َ ش ُ َ ي َاح ب ْ المص ِ َ ْن و ُ ف َّ 8 ظ َ ة َ ر ُ ُ الك َ ȅَ ُ الو َب ع ْ ل َ 9 ت َ ا االله ْ ُو ر ُ ك ْ ذ ُ 10 ا ُ َات ب ْ ِي ر ْ د َّ احك
www.bisa.id ILMU NAHWU UNTUK PEMULA Abu Razin & Ummu Razin 85 Latihan 2 Hubungkan kata-kata berikut agar menjadi kalimat sempurna! َ ة َ َح ْو المر ِ َ ْن و ُ ِمن ْ ؤ ُ الم َ أ َ ْ ف ط َ أ َ َال و ْ م َ ُ الأ ف َّ َظ و ُ ُ الم ِم ر ْ ُك ت َ ِ ات ّس ِ ر َ د ُ ُ الم َات َّ ِاك ُ الط َ ح ْس م َ ف َ ة َ ْر و ُّ ب َّ ُ الس َاء ِي ن ْ غ َ َ الأ ق َ ف ْ غ َ أ َ ْ ِني ِمن ْ ؤ ُ ُ الم َّ الِب ُّ الط ِب ُ حي َ ة َ ب ْ ِقي َ ُ احل ة َ َاذ ت ْ س ُ ُ الأ ّ ف ِظ َ ن ُ ي َ َ ط ِلا ُ اك َال ّج ِ ُ الر َب ع ْ ل َ ي َ ْب ِي ب َّ ُ الط ة َ ئِش َ ْ خ ت َ ا َ ر َ ق َ ْآن ر ُ ُ الق َ ات ّض ِ ر َ م ُ ْ الم ََت ْرت اِش َ ة َ ر ُ َ الك ف َّ َظ و ُ ُ الم ْ ة َت د َ َ اع س Latihan 3 Terjemahkan kalimat berikut ke dalam bahasa Arab! a. Para siswa sedang memakan nasi : b. Pegawai telah menyalakan lampu : c. Para bu dokter sedang menulis buku : d. Ibu telah membaca Al Qur’an :