The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Pembuatan Infografis Tentang Hygiene Sanitasi Makanan sebagai Upaya Optimalisasi Inspeksi Kesehatan
Lingkungan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) di Puskesmas Kelapa Gading

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nonarahmaramanda, 2022-09-14 23:21:02

Laporan Final Aktualisasi Nurul Baeti

Pembuatan Infografis Tentang Hygiene Sanitasi Makanan sebagai Upaya Optimalisasi Inspeksi Kesehatan
Lingkungan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) di Puskesmas Kelapa Gading

LAPORAN FINAL
AKTUALISASI

Pembuatan Infografis
Tentang Hygiene Sanitasi Makanan
Sebagai Upaya Optimalisasi
Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Tempat Pengolahan Makanan

Disusun Oleh :
NURUL BAETI N
NIP 199506212020122033

LAPORAN FINAL AKTUALISASI

PEMBUATAN INFOGRAFIS
TENTANG HYGIENE SANITASI MAKANAN
SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI INSPEKSI

KESEHATAN LINGKUNGAN
TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN (TPM)

PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA GADING

Disusun oleh :
Nurul Baeti Nurjanah
NIP. 199506212020122033

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL ANGKATAN 23
TAHUN 2022

LEMBAR PERSETUJUAN
SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

PEMBUATAN INFOGRAFIS TENTANG HYGIENE
SANITASI MAKANAN SEBAGAI UPAYA
OPTIMALISASI INSPEKSI KESEHATAN

LINGKUNGAN TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN
(TPM)

PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA GADING

Disusun Oleh :
Nurul Baeti Nurjanah
NIP. 199506212020122033

Telah Disetujui untuk Seminar Rancangan Aktualisasi
pada Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Angkatan 23 Tahun 2022

COACH MENTOR

H. Haris Iriyanto, A.Md., S.Sos., M.Pd dr. Firda Tania, MARS
NIP. 197011301999031003 NIP. 198208052010012022
Tanggal : 10 Juni 2022
Tanggal : 10 Juni 2022

ii

LEMBAR PERSETUJUAN
SEMINAR PELAKSANAAN AKTUALISASI

PEMBUATAN INFOGRAFIS TENTANG HYGIENE
SANITASI MAKANAN SEBAGAI UPAYA
OPTIMALISASI INSPEKSI KESEHATAN

LINGKUNGAN TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN
(TPM)

PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA GADING

Disusun Oleh :
Nurul Baeti Nurjanah
NIP. 199506212020122033

Telah Disetujui untuk Seminar Pelaksanaan Aktualisasi
pada Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Angkatan 23 Tahun 2022

COACH MENTOR

H. Haris Iriyanto, A.Md., S.Sos., M.Pd dr. Firda Tania, MARS
NIP. 197011301999031003 NIP. 198208052010012022
Tanggal : 12 Agustus 2022 Tanggal : 12 Agustus 2022

iii

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN FINAL AKTUALISASI

PEMBUATAN INFOGRAFIS TENTANG HYGIENE
SANITASI MAKANAN SEBAGAI UPAYA
OPTIMALISASI INSPEKSI KESEHATAN

LINGKUNGAN TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN
(TPM)

PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA GADING

Disusun Oleh :
Nurul Baeti Nurjanah
NIP. 199506212020122033

Telah disahkan Laporan Final Aktualisasi pada Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil
Angkatan 23 Tahun 2022

COACH MENTOR

H. Haris Iriyanto, A.Md., S.Sos., M.Pd dr. Firda Tania, MARS
NIP 197011301999031003 NIP 198208052010012022
Tanggal : 18 Agustus 2022 Tanggal : 18 Agustus 2022

Mengetahui :
a.n KEPALA BPSDM PROVINSI DKI JAKARTA
KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN KOMPETENSI DASAR, MANAJERIAL,

DAN FUNGSIONAL

Indang Murniningsih, S.Pd., M.M
NIP 197101151997032005
Tanggal : 18 Agustus 2022

iv

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Nurul Baeti Nurjanah

NIP : 199506212020122033

Pangkat/ Golongan : II C

Jabatan : Sanitarian Terampil

Unit Kerja : Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading

Kertas kerja Laporan Aktualisasi saya adalah asli dan belum pernah
diajukan pada Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil di mana pun.
Kertas kerja Laporan Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Angakatan 23 Tahun 2022 ini adalah gagasan, rumusan, dan
penelitian saya sendiri, sesuai arahan coach, dan mentor. Kertas kerja
Laporan Aktualisasi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali mencantumkan sumber referensi
secara jelas dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan
dalam daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di
kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam
penyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan
aturan yang berlaku di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Jakarta, 18 Agustus 2022
Yang Membuat Pernyataan

Nurul Baeti Nurjanah
NIP 199506212020122033

v

ABSTRAK

Nurul Baeti Nurjanah, 199506212020122033, Sanitarian Terampil, Pembuatan
Infografis Tentang Hygiene Sanitasi Makanan sebagai Upaya Optimalisasi Inspeksi
Kesehatan Lingkungan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) di Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading.
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
ini telah mengimplementasikan nilai-nilai dasar PNS BerAkhlak dalam setiap tahapan
kegiatan aktualisasi untuk memecahkan permasalahan yang ada di instansi kerja.
Rumusan masalah pada kegiatan aktualisasi ini yaitu belum optimalnya inspeksi
kesehatan lingkungan tempat pengolahan makanan karena belum adanya media
infografis. Maka dari itu perlunya gagasan kreatif untuk memecahkan permasalahan
tersebut yaitu pembuatan infografis tentang hygiene sanitasi makanan tempat
pengolahan makanan. Media yang digunakan yaitu media infografis berbasis digital
dengan menggunakan stiker QR Code. Pada pelaksanaan aktualisasi ini terdiri dari 7
kegiatan dan 36 tahapan kegiatan yang dimulai dari tanggal 16 Juni 2022 hingga 29 Juli
2022 dengan ketercapaian nilai BerAkhlak sebanyak 212 nilai terdiri dari 27 nilai
Berorientasi pelayanan, 31 nilai Akuntabel, 43 nilai Kompeten, 26 nilai Harmonis, 32 nilai
Loyal, 27 nilai Adaptif, dan 26 nilai Kolaboratif. Berdasarkan hasil evaluasi terdapat 62%
dari 13 tempat pengolahan makanan mengalami peningkatan skor penilaian inspeksi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan infografis berbasis digital dapat
meningkatkan skor penilaian inspeksi kesehatan lingkungan pada tempat pengolahan
makanan.

Kata kunci : inspeksi kesehatan lingkungan, tempat pengolahan makanan, QR
Code, BerAkhlak

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga penulis
mampu menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar
PNS yang berjudul “Pembuatan Infografis Tentang Hygiene Sanitasi
Makanan sebagai Upaya Optimalisasi Inspeksi Kesehatan
Lingkungan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)”.

Laporan pelaksanaan aktualisasi ini disusun dalam rangka memenuhi
aktualisasi nilai-nilai dasar PNS yang meliputi Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif yang
merupakan salah satu syarat kelulusan dalam Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan II Angkatan 23 Tahun 2022 yang
diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya manusia
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Keberhasilan penulis dalam menyusun laporan final aktualisasi ini
tentunya tidak lepas dari dukungan, bimbingan, arahan, dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Mochamad Miftahulloh Tamary, S.STP., M.T., M.Sc. Kepala

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi DKI Jakarta;
2. Ibu dr. Widyastuti, MKM selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI

Jakarta;
3. Ibu Indang Murniningsih, S.Pd. MM., Kepala Bidang Pengembangan

Kompetensi Dasar, Manajerial dan Fungsional BPSDM DKI Jakarta;
4. Ibu Fitrianda, S. Psi., M.Si., Sub Bidang Pengembangan Kompetensi

Dasar dan Kader BPSDM Provinsi DKI Jakarta;
5. Ibu Ratna Sari Susanti, S.E., M.Si., Ak., selaku penguji pada seminar

pelaksanaan aktualisasi yang telah memberikan arahan dan
masukannya

vii

6. Bapak Haris Iriyanto, A.Md., S.Sos., M.Pd., selaku coach yang
senantiasa memberikan inspirasi, dorongan, masukan dan
bimbingannya dalam proses penyusunan laporan final aktualisasi;

7. Ibu dr. Firda Tania, MARS., selaku Kepala Puskesmas Kecamatan
Kelapa Gading sekaligus sebagai mentor yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi dalam penyusunan laporan final aktualisasi

8. Bapak/Ibu Widyaiswara dalam Diklat Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Angkatan 23 Kelompok II Tahun 2022 atas ilmu,
bimbingan, masukan dan saran yang diberikan;

9. Rekan-rekan seperjuangan Pelatihan Dasar CPNS Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta angkatan 23 khususnya kelompok II yang telah
memberikan semangat dan bantuan dalam penyusunan laporan final
aktualisasi;

10. Seluruh rekan kerja Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang
telah memberikan semangat dan bantuan dalam penyusunan laporan
final aktualisasi;

11. Rekan-rekan kesling Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang
telah bekerjasama dengan baik untuk membantu penulis dalam
melaksanakan setiap kegiatan aktualisasi;

12. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan semangat,
doa dan dukungan untuk penulis;

13. Suami tercinta yang yang telah membantu, memberikan semangat,
doa dan dukungan dalam penyusunan laporan final aktualisasi;

Semua pihak yang telah membimbing, membantu dan mendorong
penyelesaian laporan final aktualisasi ini. Mudah-mudahan Allah SWT
membalas budi baik yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa
laporan final aktualisasi ini masih banyak kekurangan, keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki.

viii

Semoga laporan final aktualisasi ini dapat bermanfaat dan dipahami
siapapun yang membacanya, memberikan inspirasi dan menambah
wawasan mengenai pelaksanaan Nilai-Nilai Dasar PNS dalam
melaksanakan tugas sebagai PNS, khususnya di Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta.

Jakarta, 18 Agustus 2022
Nurul Baeti Nurjanah

NIP.199506212020122033

ix

DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI ..... ii
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR AKTUALISASI............................. iii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKTUALISASI............................. vi
ABSTRAK ................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
DAFTAR ISI............................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan Aktualisasi .................................................................... 3
C. Manfaat Aktuliasasi .................................................................. 4
BAB II PROFIL INSTANSI TEMPAT AKTUALISASI................................ 5
A. Visi dan Misi ............................................................................. 5
B. Nilai – Nilai Organisasi.............................................................. 6
C. Tugas Organisasi ..................................................................... 7
D. Uraian atau Rincian Tugas Jabatan Peserta .......................... 11

BAB III ANALISA ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI13
A. Identifikasi dan Analisis Masalah............................................ 13
B. Keterkaitan penyebab isu dengan Kedudukan dan Peran PNS
untuk Mendukung Terwujudnya Smart Governance ............... 22
C. Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif....... 28

BAB IV RENCANA AKTUALISASI………….………................................31
A. Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS ....................... 31
B. Rekapitulasi Rencana Penerapan Nilai-Nilai Dasar PNS .... 116
C. Penjadwalan ........................................................................ 118
D. Aktor yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi........... 121

x

BAB V PELAKSANAAN AKTUALISASI .............................................. 122
A. Deskripsi Proses Aktuliasasi Nilai-Nilai Dasar PNS ............ 122
B. Capaian Pelaksaan Aktuliasasi Nilai-Nilai Dasar PNS ........ 176
C. Kualitas dan Kemanfaatan Aktuliasasi ................................ 193

BAB VI RENCANA TINDAK LANJUT .................................................. 199
A. Penetapan Isu Lanjutan/ Alternatif ...................................... 199
B. Gagasan Kreatif Pemecahan Masalah Lanjutan ................. 199
C. Rencana Aktuliasasi Nilai-Nilai Dasar PNS Lanjutan .......... 200

BAB VII PENUTUP................................................................................ 212
A. Kesimpulan ......................................................................... 212
B. Saran................................................................................... 213

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 215
LAMPIRAN ............................................................................................ 218

xi

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Identifikasi Isu Permasalahan ................................................... 16
Tabel 2 . Analisa Penentuan Isu Prioritas ................................................ 19
Tabel 3. Penilaian Kualitas Isu Prioritas.................................................. 21
Tabel 4. Keterkaitan Masalah dengan Manajemen ASN......................... 22
Tabel 5. Analisa penyebab isu utama menggunakan alat analisa USG .. 26
Tabel 6. Penilaian Kualitas Penyebab Isu............................................... 27
Tabel 7. Analisa MC Namara Penentuan Solusi Prioritas ....................... 29
Tabel 8. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan............................................... 35
Tabel 9. Matriks Rencana Penerapan Nilai-Nilai Dasar PNS................ 116
Tabel 10.Jadwal Kegiatan Aktualisasi.................................................... 118
Tabel 11. Pihak-Pihak Yang Terlibat dan Peran Dalam Kegiatan

Aktualisasi ............................................................................... 121
Tabel 12.Matriks Capaian Pelaksanaan Penerapan Nilai-Nilai Dasar

PNS......................................................................................... 177

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur organisasi Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading .. 10
Gambar 2. Laporan indikator mutu terkait layanan klinik sanitasi ............ 13
Gambar 3. Daftar pasien layanan klinik sanitasi ...................................... 14
Gambar 4. Data TPM di Puskesmas Kec Kelapa Gading ........................ 15
Gambar 5. Logbook limbah medis padat dan pemantauan IPAL ............. 16
Gambar 6. Diagram Penapisan Isu Menggunakan Teknik APKL............. 20
Gambar 7. Diagram fishbone ................................................................... 25
Gambar 8.Diagram Penapisan Penyebab Masalah Metode USG ........... 27
Gambar 9. Diagram analisa tapisan MC Namara .................................... 30
Gambar 10. screenshoot kumpulan referensi infografis berbasis digital123
Gambar 11. Analisa referensi terkait infografis berbasis digital ............. 123
Gambar 12. draft rancangan infografis berbasis digital.......................... 125
Gambar 13. Dokumentasi konsultasi dan lembar konsultasi.................. 126
Gambar 14. pembuatan jadwal dengan mentor ..................................... 127
Gambar 15. Dokumentasi diskusi bersama rekan sejawat dan lembar

diskusi................................................................................ 128
Gambar 16. Dokumentasi dan lembar persetujuan mentor.................... 129
Gambar 17. Referensi dan lembar analisa infografis hygiene sanitasi TPM

........................................................................................... 131
Gambar 18. Dokumentasi dan lembar diskusi dengan rekan sejawat ... 133
Gambar 19. Dokumentasi foto pembuatan infografis ............................. 134
Gambar 20. Diskusi dengan tim promosi kesehatan dan Lembar diskusi

........................................................................................... 136
Gambar 21. konsultasi dengan mentor dan Lembar konsultasi ............. 138
Gambar 22. Draft formulir inspeksi kesehatan lingkungan TPM ............ 139
Gambar 23. konsultasi dengan mentor dan Lembar konsultasi ............. 141
Gambar 24. diskusi dan Lembar diskusi ................................................ 142
Gambar 25. Formulir inspeksi kesehatan lingkungan tempat pengolahan

makanan ............................................................................ 144

xiii

Gambar 26. Koordinasi dengan rekan sejawat ...................................... 145
Gambar 27. Googledrive hasil inspeksi.................................................. 147
Gambar 28. Dokumentasi penginputan infografis, Regulasi mengenai

TPM, serta contact person................................................. 148
Gambar 29. Pedoman penggunaan QR Code ....................................... 150
Gambar 30. Stiker QR Code .................................................................. 151
Gambar 31. konsultasi dengan mentor dan Lembar konsultasi ............. 152
Gambar 32. Melakukan Koordinasi dengan sekretaris puskesmas ....... 153
Gambar 33. Melakukan inspeksi kesehatan lingkungan TPM................ 155
Gambar 34. Hasil input laporan Inspeksi Kesehatan Lingkungan TPM . 156
Gambar 35. Pemberian informasi penggunaan stiker QR Code Linktree

........................................................................................... 159
Gambar 36. Penempelan Stiker QR Code di Tempat Pengolahan

Makanan ............................................................................ 160
Gambar 37. Melaporkan kegiatan kepada mentor ................................. 162
Gambar 38. Penginputan hasil inspeksi kedalam google drive.............. 163
Gambar 39. Tampilan formulir umpan balik pengelola TPM

menggunakan googleform ................................................. 165
Gambar 40. Kunjungan kembali ke TPM ............................................... 166
Gambar 41. Memberikan link umpan balik ke penanggungjawab tempat

pengolahan makanan ........................................................ 168
Gambar 42. Dokumentasi rekapan dan laporan kepada mentor............ 169
Gambar 43. Rekapan kegiatan .............................................................. 170
Gambar 44. Draft rancangan laporan .................................................... 171
Gambar 45. Konsultasi dengan mentor dan lembar konsultasi.............. 173
Gambar 46. Merevisi laporan................................................................. 174
Gambar 47. Menyerahkan revisi dan penandatangan laporan .............. 175
Gambar 48. Perbandingan hasil skor sebelum dan sesudah dilakukan

inspeksi kesehatan lingkungan ........................................ 1943
Gambar 49. Perbandingan hasil skor penilaian ..................................... 194

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Bukti Belajar Kegiatan Aktualisasi dengan mentor
Lampiran 2. Bukti Belajar Kegiatan Aktualisasi dengan coach
Lampiran 3. Bukti Persetujuan, Konsultasi, dan Diskusi Kegiatan Aktualisasi
Lampiran 4. Laporan Aksi Bela Negara
Lampiran 5. Infografis Hygiene Sanitasi Makanan
Lampiran 6. Panduan Penggunaan Stiker QR Code
Lampiran 7. Stiker QR Code
Lampiran 8. Laporan Kegiatan Aktualisasi
Lampiran 9. Bahan Tayang Seminar Rancangan Aktualisasi
Lampiran 10. Bahan Tayang Seminar Pelaksanaan Aktualisasi

xv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang- Undang No 5. Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara menjelaskan bahwa ASN berperan sebagai perencana,
pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan
kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. ASN
memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.

Peraturan Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik
Indonesia No. 1 Tahun 2021 bahwa pelatihan dasar CPNS adalah
pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan CPNS yang
dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan untuk
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Melalui
pelatihan dasar ini, CPNS diharapkan mampu memahami,
menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu
Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK) dalam menjalankan tugas pokok
dan fungsinya di unit kerja masing-masing.

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta memiliki tugas pokok yang
dilampirkan di Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.
159 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan,
yaitu menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang Kesehatan yang
menjadi kewenangan daerah. Menurut Permenkes 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan fasilitas pelayanan

1

kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat,
dengan masyarakat yang memiliki perilaku sehat, mampu menjangkau
Pelayanan Kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan sehat, dan
memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.

Menurut Permenkes No.13 Tahun 2015 bahwa untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat dan mencegah penyakit
dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan serta dalam
rangka mendukung pencapaian standar pelayanan minimal
kabupaten/kota bidang kesehatan, perlu diselenggarakan pelayanan
kesehatan lingkungan di Puskesmas. Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan dilakukan dalam bentuk: Konseling, Inspeksi Kesehatan
Lingkungan; dan Intervensi Kesehatan Lingkungan.

Berdasarkan fungsi dan tugas kesehatan lingkungan di
Puskesmas salah satunya yaitu melakukan Inspeksi Kesehatan
Lingkungan pada Tempat Pengolahan Makanan (TPM). Kegiatan
inspeksi dilakukan dengan survei langsung atau melihat langsung
keadaan di lapangan, seperti memastikan bahan makanan memiliki
identitas yang jelas serta tidak kadaluarsa, memperhatikan higiene
sanitasi personal penjamah makanan, mengecek kebersihan dapur
serta ruang makan. Terdapat 2.338 tempat pengolahan makanan yang
terdaftar di Jakarta Utara, sebanyak 666 tidak Laik Hygiene Sanitasi
Pangan dan hanya 32 tempat pengolahan makanan yang memiliki
Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi, hal ini disebabkan kurangnya
kesadaran pengusaha/ pengelola tempat pengolahan makanan dalam
memperhatikan hygiene sanitasi tersebut. Namun demikian petugas
kesehatan lingkungan terus berupaya melakukan pembinaan secara

2

berkala agar dapat memberikan edukasi mengenai pentingnya hygiene
sanitasi pangan yang harus diterapkan oleh setiap pengusaha atau
pengelola tempat pengolahan makanan agar kualitas makanan dapat
terjaga dan tidak menimbulkan suatu masalah atau kesakitan.
Minimnya media informasi yang digunakan petugas kesehatan
lingkungan saat melakukan inspeksi, serta pelaporan hasil inspeksi
kesehatan lingkungan yang masih menggunakan buku manual
menjadikan pengusaha/ pengelola tempat pengolahan makanan
kurang antusias dalam memperbaiki setiap temuan yang ada sehingga
menyebabkan belum optimalnya inspeksi kesehatan lingkungan
tempat pengolahan makanan di puskesmas kecamatan kelapa gading.
Maka kedepannya diharapkan dengan diciptakanya infografis berbasis
digital ini dapat meningkatkan pemahaman pengusaha/ pengolah
tempat pengelolaan makanan terkait pentingnya hygiene sanitasi
pangan untuk meningkatkan kualitas pangan dan keamanan pangan.

Berdasarkan yang telah dijabarkan, maka penulis mengusulkan
judul “Pembuatan Infografis Tentang Hygiene Sanitasi Makanan
sebagai Upaya Optimalisasi Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Tempat Pengolahan Makanan (TPM)”.

B. Tujuan Aktualisasi
1. Tujuan umum
a. Menerapkan wawasan kebangsaan dan perilaku sikap Bela
Negara;
b. Mengaktualisasikan nilai-nilai BerAKHLAK dalam setiap
habituasi;
c. Menerapkan literasi digital untuk mendukung SMART ASN
melalui kegiatan aktualisasi di instansi tempat bertugas;
d. Meningkatkan kinerja organisasi.

3

2. Tujuan Khusus
Membuat Infografis Tentang Hygiene Sanitasi Makanan

sebagai Upaya Optimalisasi Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Tempat Pengolahan Makanan (TPM) di Puskesmas Kecamatan
Kelapa Gading

C. Manfaat Aktualisasi
1. Bagi Individu
a. Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar PNS dalam
menjalankan pekerjaan
b. Meningkatkan kinerja peserta Latsar CPNS dalam melakukan
tugas pokok, peran dan fungsinya sebagai Tenaga
Kesehatan.
2. Bagi organisasi
Mendukung misi organisasi yaitu menjadikan Jakarta tempat
wahana aparatur negara yang berkarya, mengabdi, melayani,
serta menyelesaikan berbagai permasalahan kota dan warga,
secara efektif, meritokratis dan berintegritas.
3. Bagi masyarakat
Memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi, dengan
harapan adanya peran masyarakat untuk menerapkan edukasi
yang telah diberikan.

4

BAB II
PROFIL INSTANSI TEMPAT AKTUALISASI

A. Visi dan Misi
Menurut Peraturan Daerah (Perda) Provinsi DKI Jakarta

Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017-
2022 yang memuat visi dan misi Provinsi DKI Jakarta sebagai
berikut:
1. Visi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang warganya
terlibat dalam mewujudkan keberadaban, keadilan dan
kesejahteraan bagi semua.
2. Misi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
a. Menjadikan Jakarta kota yang aman, sehat, cerdas,

berbudaya, dengan memperkuat nilai-nilai keluarga dan
memberikan ruang kreativitas melalui kepemimpinan
yang melibatkan, menggerakkandan memanusiakan.
b. Menjadikan Jakarta kota yang memajukan kesejahteraan
umum melalui terciptanya lapangan kerja, kestabilan dan
keterjangkauan kebutuhan pokok, meningkatnya keadilan
sosial, percepatan pembangunan infrastruktur, kemudahan
investasi dan berbisnis, serta perbaikan pengelolaan tata
ruang.
c. Menjadikan Jakarta tempat wahana aparatur negara
yang berkarya, mengabdi, melayani, serta
menyelesaikan berbagai permasalahan kota dan warga,
secara efektif, meritokrasis dan berintegritas.
d. Menjadikan Jakarta kota yang lestari, dengan pembangunan
dan tata kehidupan yang memperkuat daya dukung
lingkungan dan sosial.

5

e. Menjadikan Jakarta ibukota yang dinamis sebagai simpul
kemajuan Indonesia yang bercirikan keadilan, kebangsaan
dan kebhinekaan.

B. Nilai-Nilai Organisasi
Nilai budaya kerja Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan

Peraturan Gubernur No.54 tahun 2020 tentang Budaya Kerja
adalah Berintegritas, Kolaboratif, Akuntabel, Inovatif dan
Berkeadilan. Adapaun Indikator dari tiap Nilai, antara lain
1. Berintegritas, adanya keselarasan antara perkataan dan

perbuatandengan memegang teguh prinsip, aturan dan norma
yang berlaku
a. Jujur & bisa dipercaya.
b. Konsisten & berani menegakkan kebenaran.
c. Tulus melayani.
d. Memenuhi komitmen.
e. Berdedikasi tinggi.
2. Kolaboratif, bekerja sama dengan seluruh pemangku
kepentingan untuk mencapai tujuan bersama dengan
membentuk tim dan membangun kemitraan yang efektif
a. Saling percaya & menghormati.
b. Aktif dalam perbincangan tematik.
c. Produktif & kreatif.
d. Mampu melakukan coaching dan mentoring.
3. Akuntabel, melaksanakan pekerjaan secara tuntas dan dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan target kinerja.
a. Bertanggung jawab.
b. Profesional.
c. Transparan.
d. Cermat dalam bertindak.
e. Dapat diandalkan.

6

4. Inovatif, Menciptakan gagasan pembaharuan untuk
meningkatkan mutu layanan melalui evaluasi, pemecahan
masalah dan perbaikan secara terus menerus.
a. Menyukai tantangan & rasa ingin tahu yang tinggi.
b. Berpikir di luar kebiasaan.
c. Kreatif & visioner.
d. Terbuka terhadap masukan/kritik & ide-ide baru.
e. Mampu menciptakan ide-ide orisinal.

5. Berkeadilan, Kepedulian/kepekaan untuk memastikan hak
berbagaipihak dapat terakomodasi
a. Objektif.
b. Proporsional.
c. Mengedepankan kesetaraan
d. Kesamaan hak.
e. Mendorong kemajuan bersama

C. Tugas Organisasi
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta memiliki tugas pokok

yang dilampirkan di Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota
Jakarta No. 159 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Kesehatan, yaitu menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang Kesehatan yang menjadi kewenangan daerah. Dalam
melaksanakan tugasnya, Dinas Kesehatan menyelenggarakan
fungsi:
1. Penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kerja dan

RencanaKerja dan Anggaran Dinas;
2. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas;
3. Perumusan kebijakan, proses bisnis, standar dan prosedur

Dinas;
4. Pelaksanaan kebijakan, proses bisnis, standar dan

prosedurDinas;

7

5. Perumusan kebijakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan;

6. Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan;

7. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan
di bidang Kesehatan;

8. Pelaksanaan kerja sama dan koordinasi dengan PD/UKPD
dan/atau instansi pemerintah/swasta/organisasi dalam
pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang kesehatan;

9. Pengelolaan data dan informasi di bidang kesehatan;
10. Pengoordinasian, pemantauan, evaluasi dan pembinaan

Rumah Sakit Umum Daerah/Rumah Sakit Khusus Daerah;
11. Pengoordinasian penilaian teknis bersama dan pemberian

bahan rekomendasi kepada Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam rangka penerbitan
perizinan dan non perizinan di bidang kesehatan;
12. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian perizinan dan
non perizinan di bidang kesehatan;
13. Pengawasan dan penindakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan;
14. Pelaksanaan kesekretariatan Dinas;
15. Pelaksanaan pengelolaan prasarana dan sarana di Bidang
Kesehatan;
16. Pengawasan dan penindakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang kesehataan;
17. Pelaksanaan perencanaan, pembangunan baru/rehab
total/rehab berat /rehab sedang/ rehab ringan sarana dan
prasarana kerja kesehatan
18. Pelaksanaan koordinasi, monitoring, evaluasi, dan pelaporan
Dinas;

8

19. Pelaksanaan koordinasi, pemantauan, evaluasi, pelaporan
dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Dinas; dan

20. Pelaksanaan tugas dan fungsi kedinasan lain yang diberikan
oleh Gubernur dan/ atau Sekretaris Daerah.

Profil Puskesmas
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading beralamat di Jl

Pelepah Elok Blok HF 7, Kelurahan Kelapa Gading Barat,
Kecamatan Kelapa Gading, Kota Administrasi Jakarta Utara

Visi Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yaitu
“Puskesmas Berkualitas Kebanggaan DKI Jakarta“. Pencapaian
visi Puskesmas dapat dilakukan dengan melaksanakan Misi
sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia secara

berkesinambungan.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
3. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan sarana dan

prasarana.
4. Menciptakan suasana dan lingkungan kerja yang harmonis.
5. Meningkatkan kemitraan yang harmonis dengan semua pihak

terkait.

9

Gambar 1. Struktur organisasi Pus

skesmas Kecamatan Kelapa Gading

10

D. Uraian / Rincian Tugas Jabatan Peserta
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2015
Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Di
Puskesmas, memiliki tugas sebagai berikut :
1. Konseling;
Konseling terhadap Pasien yang menderita penyakit dan/atau
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko
Lingkungan dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelayanan
pengobatan dan/atau perawatan.
2. Inspeksi Kesehatan Lingkungan;
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan terhadap media air,
udara, tanah, pangan, sarana dan bangunan, serta vektor dan
binatang pembawa penyakit. Dalam pelaksanaannya mengacu
pada pedoman pengawasan kualitas media lingkungan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Intervensi Kesehatan Lingkungan.
Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan,
pengamanan, dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi,
maupun sosial, yang dapat berupa:
a. komunikasi, informasi, dan edukasi, serta
penggerakan/pemberdayaan masyarakat;
b. perbaikan dan pembangunan sarana;
c. pengembangan teknologi tepat guna;
d. rekayasa lingkungan.

11

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 71
Tahun 2021 Tentang Jabatan Fungsional Tenaga Sanitasi
Lingkungan mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

1. Melakukan pengumpulan data kualitas media lingkungan
2. Melakukan penyiapan bahan, peralatan, dan uji laboratorium

media lingkungan dengan pengukuran lapangan
3. Melakukan pengambilan dan pengiriman sampel media

lingkungan untuk rujukan uji laboratorium
4. Melakukan tabulasi hasil pemeriksaan di lapangan dan tabulasi

hasil pengiriman sampel rujukan media lingkungan
5. Melakukan penyiapan bahan materi dan melakukan komunikasi,

edukasi, dan penyampaian informasi kualitas media lingkungan
6. Melakukan peningkatan kualitas media lingkungan dengan

berbagai metode atau teknologi
7. Melakukan identifikasi faktor risiko limbah, sampah, zat kimia

berbahaya, pestiisida dan radiasi
8. Melakukan pengumpulan data pengelolaan limbah,

sampah, zat kimia berbahaya, pestisida, dan radiasi
9. Melakukan penyiapan bahan, peralatan, dan uji laboratorium

pengelolaan limbah, sampah, zat kimia berbahaya, pestisida,
dan radiasi
10. Melakukan pengambilan dan pengiriman sampel limbah untuk
rujukan uji laboratorium
11. Melakukan tabulasi hasil pemeriksaan laboratoirum lapangan
dan tabulasi hasil pengiriman sampel rujukan limbah
12. Melakukan identifikasi faktor risiko lingkungan vector dan
binatang pembawa penyakit

12

BAB III
ANALISIS ISU DALAM PERENCANAAN TUGAS DAN FUNGSI

A. Identifikasi dan Analisis Isu Aktual
Berdasarkan tugas dan fungsi menurut Permenkes Nomor 13

Tahun 2015 dan konsultasi dengan mentor serta rekan sejawat, maka
menemukan beberapa isu permasalahan. Adapun isu-isu tersebut
adalah:
1. Belum Optimalnya Pelayanan Klinik Sanitasi

Layanan sanitasi di puskesmas berupa konseling pada pasien
yang memiliki keluhan penyakit berbasis lingkungan. Pasien
biasanya melakukan pengobatan terlebih dahulu pada layanan BP
Umum, MTBS, PKPR, lalu pasien dirujuk oleh dokter ke layanan
sanitasi. Belum optimalnya pelayanan klinik sanitasi di Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading dapat diilihat berdasarkan data yang
ada pada kunjungan pasien layanan sanitasi yang cukup rendah
pada tahun 2021 terdapat 9 pasien, dan 2022 terdapat 2 pasien.
Hal ini dikarenakan hanya terdapat 1 petugas kesehatan
lingkungan yang ada di puskesmas kecamatan. Dan kurangnya
koordinasi antara petugas BPU, MTBS, PKPR dengan petugas
kesehatan lingkungan.

Gambar 2. Laporan indikator mutu terkait layanan klinik sanitasi

13

Gambar 3. Daftar pasien layanan klinik sanitasi

2. Belum optimalnya Inspeksi Kesehatan Lingkungan TPM (Tempat
Pengolahan Makanan)
Kegiatan Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan
survei langsung atau melihat langsung keadaan di lapangan,
seperti memastikan bahan makanan memiliki identitas yang jelas
serta tidak kadaluarsa, memperhatikan higiene sanitasi personal
penjamah makanan, mengecek kebersihan dapur serta ruang
makan. Terdapat 764 tempat pengolahan makanan yang terdaftar
di Kelapa Gading, hanya 30 tempat pengolahan makanan yang
memiliki Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi
(https://tpm.kemkes.go.id/rbi/tpp/dashboard), hal ini disebabkan
kurangnya kesadaran pengusaha/ pengelola tempat pengolahan
makanan dalam memperhatikan hygiene sanitasi tersebut.
Minimnya media edukasi yang di gunakan petugas saat melakukan
inspeksi, serta pelaporan hasil inspeksi kesehatan lingkungan yang
masih menggunakan buku manual menjadikan pengusaha/
pengelola tempat pengolahan makanan kurang antusias dalam
memperbaiki setiap temuan yang ada.

14

266 259
300 239

200

100 15 11 4

0

Kelapa Gading Kelapa Gading Pegangsaan

Timur Barat Dua

Jumlah TPM yang dibina memiliki SLS

Gambar 4. Data TPM di Puskesmas Kec Kelapa Gading

3. Belum optimalnya monitoring limbah medis padat dan cair
Pengolahan limbah medis pada fasilitas kesehatan khususnya

puskesmas merupakan hal yang penting untuk dilakukan
monitoring setiap harinya. Salah satu kegiatan monitoring
pengolahan limbah medis ialah pemantauan timbulan limbah padat,
dan pemantauan IPAL puskesmas. Pencatatan timbulan sampah
dilakukan setiap adanya proses pengangkutan limbah serta
monitoring IPAL pun dilakukan setiap hari dengan melakukan
pencatatan debit air yang keluar, melakukan pemeriksaan indikator
kimia seperti ph dan sisa chlor setiap hari. Namun pencatatan
timbulan limbah/ logbook limbah medis masih dilakukan secara
manual tidak berbasis digital, yang memiliki kemungkinan dapat
hilang dikemudian hari. Pemantauan limbah medis cair pun hanya
dilakukan dengan mencatat manual mengukur debit air yang
keluar, tidak melakukan pengecekan indikator kimia suhu, Ph, dan
sisa chlor pada outlet IPAL dikarenakan keterbatasan sarana
prasarana.

15

Gambar 5.Logbook limbah medis padat dan pemantauan IPAL

Setelah menganalisis isu aktual yang terjadi di lingkungn unit
kerja, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi isu
permasalahan tersebut kemudian mengaitkan dengan mata
pelatihan agenda 3 tentang manajemen ASN dan smart ASN yang
didukung oleh data/fakta. Berikut adalah tabel identifikasi isu
permasalan:

Tabel 1.Identifikasi Isu Permasalahan

Uraian Permasalahan Deskripsi Keterkaitan Data/ Fakta/ Output
No. Dengan Mata Pelatihan Data

Tugas Agenda 3

1 Konseling Belum Manajemen ASN Berdasarkan data
terhadap Optimalnya buku register pasien
Pasien Pelayanan Belum optimalnya jumlah data pasien
Klinik tahun 2021 sebanyak
Sanitasi pelayanan klinik sanitasi 9 orang, dan tahun
2022 sebanyak 2
ini menjadikan rendahnya orang

kunjungan pasien ke

layanan sanitasi yang

disebabkan oleh

kurangnya informasi

terhadap pasien tentang

adanya layanan sanitasi

bagi pasien yang

menderita penyakit

berbasis lingkungan.

Sebagai pelayan publik,

kita harus bisa

memberikan informasi

kepada pasien. Isu Belum

Optimalnya Pelayanan

16

Uraian Permasalahan Deskripsi Keterkaitan Data/ Fakta/ Output
No. Dengan Mata Pelatihan Data

Tugas Agenda 3 9

2 Inspeksi Klinik Sanitasi 2
Kesehatan ini berkaitan dengan fungsi
Lingkungan ASN sebagai Pelayan Tahun Tahun
Publik 2021 2022

Smart ASN

Dalam isu ini dapat

disebabkan karena

kurangnya koordinasi

antara petugas BPU

dengan petugas

kesehatan lingkungan.

Sehingga mengakibatkan

rendahnya kunjungan

pasien ke layanan klinik

sanitasi. Dalam hal ini Nilai

SMART ASN yang dapat

dilakukan adalah

Profesional. Petugas

dapat melakukan

koordiansi dengan

program lain untuk

merujuk pasien yang

sesuai dengan kriteria

agar dapat dilakukan

konseling.

Belum Manajemen ASN: Berdasarkan data
optimalnya Belum optimalnya inspeksi pada data di website
inspeksi kesehatan lingkungan e-monev TPM bahwa
kesehatan TPM ini berkaitan dengan hanya sekitar 3,9%
lingkungan kurangnya informasi yang TPM yang memiliki
pada TPM diberikan petugas saat Sertifikat Laik Hygiene
(Tempat melakukan inspeksi. ASN Sanitasi
Pengolahan sebagai pelayan
Makanan) publik ASN harus Jumlah
memberikan pelayanan TPM
professional dan 4% yang
berkualitas dengan dibina
memberikan edukasi
yang benar, jelas dan memili
mudah dipahami oleh 96 ki SLS
pengusaha/pengolah TPM %

Smart ASN:

Dengan minimnya media

edukasi yang ada, agar

edukasi tetep bisa

tersampaikan maka

dibuatkanlah media

edukasi dengan berbasis

17

Uraian Deskripsi Keterkaitan Data/ Fakta/ Output

No. Permasalahan Dengan Mata Pelatihan
Tugas Data
Agenda 3

digital, membuat materi
edukasi dengan menarik,
ini menunjukkan sikap
SMART ASN yaitu
Literasi Digital yang
seharusnya dilakukan
oleh ASN dalam
membuat inovasi agar
kegiatan yang dilakukan
menjadi optimal.

3 Melakukan Belum Manajemen ASN: Berdasarkan foto buku

pengumpulan optimalnya Belum optimalnya manual logbook

data monitoring monitoring limbah medis limbah medis padat,

pengelolaan limbah medis padat dan cair berkaitan dan pencatatan

limbah padat dan cair dengan masih manualnya manual debit air IPAL

pencatatan yang dilakukan

untuk melakukan

monitoring, dan kurangnya

sarana prasarana yang

ada untuk pengecekan

limbah medis cair. ASN

sebagai pelayan

Public maka harus

memberikan pelayanan

yang berkualitas dengan

melakukan monitoring

sesuai dengan kebijakan

yang ada dan tetap

menjaga keamanan

lingkungan tempat kerja.

Smart ASN:

Dengan belum adanya

media digital dalam

pencatatan hasil

monitoring, maka

dibuatkanlah media

digital untuk dapat

melakukan monitoring

dengan optimal, Hal ini

menunjukkan sikap

SMART ASN yaitu

Literasi Digital

yang seharusnya

dilakukan oleh ASN dalam

membuat inovasi agar

kegiatan yang dilakukan

menjadi optimal..

18

Setelah mengidentifikasi beberapa isu di atas, maka langkah
selanjutnya yaitu dilakukan analisis isu dengan menggunakan
metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak) untuk
menentukan satu isu yang menjadi prioritas. Penentuan isu prioritas
ini didapat dengan pengisian melalui googleform bersama
stakeholder terkait yang terdiri dari Penanggungajawab UKM (Unit
Kesehatan Masyarakat), dan rekan sejawat. Hasil dari pengisian
kuisioner tersebut lalu diolah Berikut tabel analisis APKL dalam
isu prioritas :

Tabel 2 .Analisa Penentuan Isu Prioritas

kriteria

No Isu Total Rank

AP K L

Belum optimalnya pelayanan 33 11 III
1 23 I

klinik sanitasi

Belum optimalnya inspeksi

kesehatan lingkungan di 34 44 15
2

TPM (Tempat Pengolahan

Makanan)

Belum optimalnya monitoring 23 12 II
3 34

limbah medis padat dan cair

Keterangan : 1 = Sangat rendah; 2 = Rendah; 3 = Sedang; 4 = Tinggi; 5 = Sangat
tinggi

Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan metode APKL
didapatkan hasil bahwa isu tentang masih belum optimalnya
inspeksi kesehatan lingkungan di TPM (Tempat Pengolahan
Makanan) mendapatkan nilai sebesar 15 artinya isu ini masuk ke
dalam urutan ke-1. Selanjutnya isu tentang belum optimalnya
monitoring limbah medis padat dan cair mendapatkan nilai 12,
artinya isu ini masuk ke dalam urutan ke-2. Sedangkan isu tentang
belum optimalnya pelayanan klinik sanitasi mendapatkan nilai 11,
artinya isu ini masuk ke dalam urutan ke-3. Berikut adalah

19

persentase hasil tapisan APKL menggunakan diagram:

29% 39% belum optimalnya
32% inspeksi kesehatan
lingkungan pada TPM
(Tempat Pengolahan
Makanan)

belum optimalnya
monitoring limbah
medis padat dan cair

belum optimalnya
pelayanan klinik
sanitasi

Gambar 6. Diagram Penapisan Isu Menggunakan Teknik APKL
Sumber : Data responden https://forms.gle/FrBq6s38hqSwGHMXA

Berdasarkan diagram di atas diketahui bahwa 39% memilih
isu tentang belum optimalnya inspeksi kesehatan lingkungan pada
TPM Isu belum optimalnya monitoring limbah medis padat dan cair
dipilih sebesar 32%, dan sisanya 29% memilih isu tentang belum
optimalnya pelayanan klinik sanitasi. Jadi didapatkan bahwa yang
menjadi isu prioritas yaitu belum optimalnya inspksi kesehatan
lingkungan TPM di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.

20

Adapun penilaian terhadap kualitas isu prioritas sebagai berikut :

Tabel 3. Penilaian Kualitas Isu Prioritas

No Analisis Kualitas Isu Data/ Fakta/ Sumber
APKL

12 3 4

1. Aktual: Isu ini memiliki nilai Berdasarkan survei melalui google
Benar-benar form yang diberikan kepada 9
terjadi dan Aktual SEDANG karena responden yang terdiri dari kepala
sedang puskesmas, penanggung jawab UKP,
hangat benar-benar terjadi penanggung jawab UKM dan rekan
dibicarakan sejawat didapatkan hasil:
wilayah kerja Puskesmas 1.55% sedang (5 responden)
2.22% tinggi (2 responden)
Kec Kelapa Gading, yaitu 3.11% rendah (1 responden).
4.11% sangat tinggi (1 responden).
belum optimal karena

pelaksanaan inspeski

kesehatan lingkungan di

tempat pengolahan

pangan

2 Problematik: Isu ini memiliki nilai Berdasarkan survei melalui google

Isu yang Problematik TINGGI form yang diberikan kepada 9

memiliki karena harus segera responden yang terdiri dari kepala

dimensi dicarikan solusinya yang puskesmas, penanggung jawab UKP,

masalah tepat agar TPM yang penanggung jawab UKM dan rekan

kompleks, sudah dilakukan inspeksi sejawat didapatkan hasil:

sehingga kesehatan lingkungan 1. 44% tinggi (4 responden)

perlu dapat melakukan 2.33% rendah (3 responden)

dicarikan perbaikan, dan dapat 3.22% rendah (2 responden).

solusinya. meningkatkan kualitas

dari usahanya tersebut.

3 Kekhalayakan: Isu ini memiliki nilai Berdasarkan survei melalui google

Isu yang kekhalayakan Tinggi form yang diberikan kepada 9

menyangkut karena berhubungan responden yang terdiri dari kepala

hajat hidup dengan hajat hidup puskesmas, penanggung jawab UKP,

orang banyak. orang banyak, jika tidak penanggung jawab UKM dan rekan

dilakukan inspeksi sejawat didapatkan hasil:

kesehatan lingkungan 1.55% tinggi (5 responden)

maka dapat berdampak 2.33% sedang (3 responden)

untuk masyarakat. 3.11% sangat tinggi (1 responden).

4 Layak: Isu memiliki nilai Berdasarkan survei melalui google

Isu yang kelayakan Tinggi form yang diberikan kepada 9

masuk akal karena merupakan objek responden yang terdiri dari kepala

dan realistis dari tugas peran dan puskesmas, penanggung jawab UKP,

serta fungsi sanitarian penanggung jawab UKM dan rekan

relevan sehingga penyusunan sejawat didapatkan hasil:

untuk solusi penyebab 1.44% tinggi (4 responden)

dimunculkan permasalahan sangat 2.22% rendah (2 responden)

inisiatif lah relevan untuk dapat 3.22% sedang (2 responden).

pemecahan dilakukan oleh 4.11% sangat tinggi (1 responden).

masalahnya. sanitarian.

21

B. Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS
untuk Mendukung Terwujudnya Smart Governance

Berdasarkan hasil analisis tapisan isu dengan metode APKL, isu
yang tampak membutuhkan tindak lanjut prioritas adalah belum
optimalnya inspeksi kesehatan lingkungan Tempat Pengolahan
Makanan (TPM). Apabila dihubungkan dengan peran dan
kedudukan PNS sebagai unsur aparatur negara, pelaksana
kebijakan, dan pemersatu bangsa maka permasalahan ini
disebabkan oleh:
1. Belum adanya media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
2. Belum adanya evaluasi rutin bagi TPM yang tidak memenuhi

syarat
3. Kurangnya informasi yang diberikan petugas
4. Kurangnya kepedulian pengusaha TPM terhadap hygiene

sanitasi TPM
5. Banyaknya jumlah TPM yang ada diwilayah kerja
6. Pencatatan hasil inspeksi dilakukan secara manual
7. Buku catatan yang diberikan kepada TPM sering hilang

Tabel 4. Keterkaitan Masalah dengan Manajemen ASN
dan Smart Governance

No. Masalah Keterkaitan dengan Manajemen ASN dan Smart Governance

Manajemen ASN

Dalam masalah ini kegiatan inspeksi kesehatan lingkungan

masih menggunakan media informasi dan edukasi berbentuk

lisan dan catatan saja. Sehingga diperlukan suatu inovasi

agar media edukasi dapat lebih lengkap dan luas

Belum jangkauannya, sebagai bentuk penerapan nilai dasar ASN

1 adanya adaptif yaitu inovasi

media KIE Smart ASN
(Meterial) Belum adanya media KIE terkait tempat pengolahan

,makanan, maka sesuaidengan perkembangan teknologi

dapat memudahkan pembuatan media edukasi berbasis

digital dengan mengutamakan literasi digital, untuk

penyebarannya infomasi mengenai TPM semakin mudah

dijangkau..

Belum Manajemen ASN

adanya Masalah ini berkaitan dengan kode etik dan perilaku ASN

2 evaluasi salah satunya adalah dengan melayani memberikan

rutin bagi pelayanan publik yang berkualitas sehingga inspeksi

TPM yang kesehatan lingkungan terhadap tempat pengolahan makanan

22

No. Masalah Keterkaitan dengan Manajemen ASN dan Smart Governance

tidak dapat dilakukan dengan harapan adanya perubahan

memenuhi khususnya bagi TPM yang tidak memenuhi standar agar

syarat menjadi memenuhi standar.

(Measure Smart ASN

ment) Belum adanya punishment bagi TPM yang tidak memenuhi

standar, sehingga masih kurangnya kesadaran pengusaha

atau pengelola TPM untuk memperhatikan hygiene sanitasi.

Maka diperlukan peran dan kedudukan ASN yaitu smart ASN

dimana ASN belum membangun networking dengan

pemangku kebijakan setempat untuk ikut aktif berperan

dalam memenuhi standar yang ada.

Manajemen ASN

Selama ini inspeksi Kesehatan lingkungan TPM masih

menggunakan sosialisasi secara langsung yang dilakukan

pada setiap tempat pengolahan makanan. Oleh karena itu

3 Kurangnya perlu adanya metode yang dapat digunakan untuk
informasi optimalisasi petugas memberikan infomasi. Sebagai bentuk
yang penerapan nilai dasar ASN adaptif yaitu proaktif.
diberikan
petugas Smart ASN
(Man) Kurangnya informasi yang diberikan oleh petugas saat
inspeksi Kesehatan lingkungan TPM, karena belum

tambahan media edukasi. Hal ini berkaitan dengan peran dan

kedudukan ASN yaitu smart ASN dimana ASN belum dapat

memiliki kemampuan literasi digital yang optimal

Manajemen ASN

Masalah ini berkaitan dengan kode etik dan perilaku ASN

Kurangnya salah satunya adalah dengan melayani memberikan
kepedulian pelayanan publik yang profesional dan berkualitas sehingga
pengusaha informasi mengenai hygiene sanitasi TPM yang diberikan
TPM dapat dijalankan

4 terhadap Smart ASN
hygiene Dengan adanya perkembangan teknologi dapat
memudahkan laporan hasil inspeksi kesehatan lingkungan
sanitasi sebagai acuan perbaikan bagi penjamah/ pengusaha TPM.
Hal ini berkaitan dengan peran dan kedudukan ASN yaitu
TPM smart ASN dimana ASN belum dapat memiliki kemampuan

(Mother

Nature)

dalam Literasi digital yang optimal

Manajemen ASN

Masalah ini berkaitan dengan kode etik dan perilaku ASN

Banyaknya salah satunya adalah dengan melayani memberikan
jumlah pelayanan publik yang profesional dan berkualitas sehingga
TPM yang TPM mendapat kunjungan secara berkala

5 ada Smart ASN
diwilayah Belum adanya sistem pencatatan yang baik akan jumlah
TPM yang ada diwilayah. Hal ini berkaitan dengan peran dan
kerja kedudukan PNS yaitu smart ASN dimana ASN belum
memiliki kemampuan literasi digital untuk mengembangkan
(Mother

Nature)

kemampuannya dalam bidang teknologi. Diharapkan ASN

dapat memberikan contoh penggunaan salah satu fitur

23

No. Masalah Keterkaitan dengan Manajemen ASN dan Smart Governance
perangkat lunak dalam penggunaan media digital, dalam
mendata TPM yang ada

Manajemen ASN

Masalah ini berkaitan dengan nilai dasar ASN salah satunya

adalah dengan melayani memberikan pelayanan publik yang

berkualitas sehingga pencatatan dapat dilakukan dengan

Pencatatan digitalisasi agar tidak beresiko untuk hilang saat pencatatan

hasil manual

inspeksi

6 dilakukan Smart ASN

secara Dengan adanya perkembangan teknologi dapat

manual memudahkan pencatatan hasil inspeksi kesehatan

(Method) lingkungan sebagai acuan perbaikan bagi penjamah/

pengusaha TPM. Hal ini berkaitan dengan peran dan

kedudukan ASN yaitu smart ASN dimana ASN belum dapat

memiliki kemampuan dalam Literasi digital yang optimal

7 Buku Smart ASN
catatan Dengan adanya perkembangan teknologi dapat
yang memudahkan pengolah TPM untuk melakukan perbaikan,
diberikan dan agar tidak terus terjadi kehilangan buku catatan maka
kepada sebaiknya buku diganti dengan stiker digital. Hal ini berkaitan
TPM sering dengan peran dan kedudukan ASN yaitu smart ASN dimana
hilang ASN belum dapat memiliki kemampuan dalam Literasi
(Mechine) digital yang optimal

Untuk menyelesaikan penyebab isu prioritas, maka perlu
diketahui terlebih dahulu apa penyebab terjadinya isu utama tersebut
dengan menggunakan diagram fishbone. Dengan diketahuinya
faktor-faktor penyebab permasalahan utama, maka akan mudah
untuk mencari kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan untuk
menyelesaikan isu utama tersebut. Melalui penggambaran diagram
fishbone dapat terlihat pemetaan masalah sebagai berikut:

24

Gambar 7. Diagram fishbone
Berdasarkan Diagram fishbone diketahui dapat terlihat
penyebab masalah dari isu utama. Dalam menentukan penyebab
masalah, digunakan teknik analisis USG sebagai alat untuk
mengetahui penyebab yang menjadi paling prioritas dengan
menggunakan kriteria Urgency (U), Seriousness (S), Growth (G).
Kriteria USG dijelaskan sebagai berikut:
1. Urgency: Berarti seberapa mendesaknya masalah tersebut
untuk diselesaikan berkaitan dengan dimensi waktu.
2. Seriousness: Mengacu pada penyelesaian masalah dikaitkan
dengan akibat bisa menimbulkan masalah baru
3. Growth: Berkaitan dengan kemungkinan berkembang
memburukkalau tidak diselesaikan
Analisis USG dilakukan dengan memberikan nilai dengan
rentang antara 1 sampai 5 dengan ketentuan nilai 1 berarti sangat
kecil, nilai 2 berarti kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar,
dan nilai 5 berarti sangat besar. Isu dengan total skor tertinggi
merupakan isu prioritas yang akan ditetapkan untuk diselesaikan
dengan kegiatan- kegiatan yang diusulkan. Berikut adalah tabel hasil

25

analisis penyebab utama dari isu “Belum optimalnya inspeksi
kesehatan lingkungan TPM (Tempat Pengolahan Makanan)” dengan
melibatkan stakeholder terkait yang terdiri dari mentor (kepala
puskesmas), Penanggungajawab UKM, dan rekan sejawat untuk
menentukan penyebab masalah melalui metode USG dalam
pengisian kuisioner pada googleform. Berikut adalah hasil dari
penyebab prioritas:

Tabel 5. Analisa penyebab isu utama menggunakan alat analisa USG

No. Penyebab Isu U S G Total Rank

12 3 45 6 7
5 54 14 I
1. Belum adanya media KIE 3 43 10 III

2. Belum adanya evaluasi rutin 4 34 11 II
333 9 IV
bagi TPM yang tidak memenuhi

syarat

3. Kurangnya informasi yang

diberikan petugas

4. Kurangnya kepedulian

pengusaha TPM terhadap

hyegine sanitasi TPM

5 Banyaknya jumlah TPM yang 233 8 V
ada diwilayah kerja

6 Pencatatan hasil inspeksi dilakukan 2 2 2 6 VII
secara manual

7 Buku catatan yang diberikan 322 7 VI
kepada TPM sering hilang

Ket: 1 = Tidak setuju; 2 = kurang setuju; 3 = cukup setuju; 4 = setuju; 5 = sangat setuju

Berdasarkan hasil penilaian kualitas USG, penyebab isu
prioritas tersebut dapat diketahui bahwa perinkat ke-1 dengan total
14 yaitu belum adanya media KIE. Berikut adalah hasil analisis Mc
Namara menggunakan diagram:

26

9% 11% 22% Belum adanya media informasi dan
12% 17% edukasi
15%
Belum adanya punishment dari
14% pemda setempat

Kurangnya informasi dan edukasi
yang diberikan petugas

Banyaknya alur proses pengurusan
SLHS

Kurangnya kepedulian pengusaha
TPM dalam mengurus izin SLHS

Pencatatan hasil inspeksi dilakukan
secara manual

Buku catatan yang diberikan kepada
TPM sering hilang

Gambar 8.Diagram Penapisan Penyebab Masalah Metode USG
Sumber : Data responden https://forms.gle/ZcWB54x1WNy6La9Q7

Berdasarkan hasil, penapisan menggunakan teknik USG maka

dihasilkan penyebab isu prioritasnya yaitu belum adanya media

infografis dengan persentase diketahui bahwa 22% responden

memilih penyebab masalahnya belum adanya media infografis.

Tabel 6. Penilaian Kualitas Penyebab Isu

No Analisis Kualitas Isu Data/ Fakta/ Sumber
USG

12 3 4

1. Urgency: optimalisasi inspeksi Berdasarkan penentuan
Seberapa
mendesak kesehatan lingkungan penyebab isu dalam aspek
isu tersebut
harus membutuhkan media KIE urgency menggunakan
dibahas
dikaitkan yang dapat diakses secara googleform yang diberikan
dengan
waktu yang mudah agar pengusaha kepada 9 responden
tersedia
makanan dapat melakukan didapatkan hasil:

peningkatan kualitas produk 1.55% sangat setuju (5

makanannya secara optimal responden)

2.22% setuju (2 responden)

3.22% cukup setuju (2

responden).

27

2 Seriousness Jika dibiarkan dan tidak Berdasarkan penentuan
:Seberapa
serius isu dilakukan pembuatan media penyebab isu dalam aspek
tersebutperl
u dibahas edukasi dan informasi dapat seriousness menggunakan
dikaitkan
dengan menjadikan penjamah googleform yang diberikan
akibat yang
timbuk makanan tidak tersosialisasi kepada 9 responden
dengan
penundaan dengan baik sehingga didapatkan hasil:
pemecahan
masalah pengetahuannya pun menjadi 1.55% sangat setuju (5

3 Growth: kurang sehingga responden)
Seberapa
kemungkina menimbulkan banyaknya TPM 2.33% setuju (3 responden)
nnya isu
tersebut yang tidak memenuhi standar 3.11% cukup setuju (1
berkembang
jika hygiene sanitasi pangan responden).
dibiarkan.
Pengolahan makanan sangat Berdasarkan penentuan
erat kaitannya dengan tingkat
kesehatan manusia, maka jika penyebab isu dalam aspek
dibiarkan dan tidak diberikan
informasi dan edukasi maka growth menggunakan
resiko kontaminasi makanan
menjadi tinggi sehingga googleform yang diberikan
peluang untuk terjadinya
keracunan akibat makanan kepada 9 responden
menjadi besar.
didapatkan hasil:

A. 55% setuju (5 responden)

B. 44% sangat setuju (4

responden).

Jika penyebab masalah tidak segera diselesaikan, maka akan
berdampak pada hal-hal berikut:
1. Tempat pengolahan makanan (TPM) tidak mementingkan

hygiene sanitasi, sehingga tempat pengolahan makanan tidak
memenuhi syarat kesehatan
2. Pengolahan makanan beresiko terkena kontaminasI fisik, kimia,
dan biologi.
3. Konsumen/ masyarakat tidak mendapat jaminan keamanan
pangan dari pangan yang dikonsumsi, sehingga dapat
meningkatkan angka keracunan akibat makanan
4. Pengusaha Tempat Pengolahan Makanan tidak melakukan
perbaikan temuan saat kunjungan

C. Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif
Masalah yang paling dominan harus diselesaikan karena

dampaknya signifikan terhadap organisasi. Oleh karena itu, perlu
diidentifikasi alternatif pemecahan masalah paling dominan sebagai

28

berikut:

1. Membuat media KIE dengan cetakan brosur/ leaflet;

2. Membuat media KIE berbasis digital;

3. Melakukan sosialisasi atau penyuluhan secara langsung.

Selanjutnya menentukan alternatif penyelesaian masalah dengan

menggunakan tapisan MC Namara. Analisis tapisan ini menentukan

tiga kriteria yang dinilai dari setiap alternatif solusi gagasan kreatif

yaitu terkait (1) Kontribusi, (2) Biaya, dan (3) Kelayakan. Penentuan

gagasan kreatif ini juga dilakukan pengisian melalui google form

bersama stakeholder terkait yang terdiri dari mentor (kepala

puskesmas), penanggung jawab UKM dan rekan sejawat. Berikut

tabel analisa gagasan kreatif:

Tabel 7. Analisa MC Namara Penentuan Solusi Prioritas

No. Solusi Tapisan Total Rank

kontribusi Biaya Kelayakan

1 Membuat media 3 3 3 9 III

infografis dengan

cetakan brosur/ leaflet

2 Membuat media 4 5 4 13 I

infografis berbasis

digital

3 Melakukan sosialisasi 4 3 3 10 II

atau penyuluhan

secara langsung

Ket: 1 = Tidak setuju; 2 = kurang setuju; 3 = cukup setuju; 4 = setuju; 5 = sangat

setuju

Berdasarkan hasil tapisan alternatif pemecahan masalah dengan
metode MC Namara dapat diketahui bahwa peringkat ke-1 dengan
total 13 yaitu membuat media infografis berbasis digital. Pada urutan
ke-2 yaitu Melakukan sosialisasi atau penyuluhan secara langsung
dengan total nilai 10. Urutan terakhir dengan total nilai 9 yaitu
Membuat media infografis dengan cetakan brosur/ leaflet. Berikut
adalah hasil analisis Mc Namara menggunakan diagram:

29

31% 28% Membuat media KIE
41% dengan cetakan brosur/
leaflet;

Membuat media KIE
berbasis digital;

Melakukan sosialisasi atau
penyuluhan secara
langsung.

Gambar 9. Diagram analisa tapisan MC Namara
Sumber : Data responden https://forms.gle/TyxM5ANLXY96Lef97

Berdasarkan diagram analisa tapisan Mc Namara dapat dilihat
bahwa sebanyak 41% responden memilih solusi dengan membuat
media KIE berbasis digital. Kemudian sebanyak 31% responden
memilih solusi dengan melakukan sosialisasi atau penyuluhan secara
langsung. Sebanyak 28% responden memilih solusi membuat media
KIE dengan cetakan brosur/ leaflet. Jadi dari hasil analisa tersebut
dapat ditentukan gagasan yang terpilih adalah ““Pembuatan
Infografis Tentang Hygiene Sanitasi Makanan sebagai Upaya
Optimalisasi Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tempat Pengolahan
Makanan (TPM)””

30

BAB IV
RENCANA AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS

A. Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS
Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan APKL, kemudian
melakukan analisis penyebab menggunakan USG dan menentukan
gagasan menggunakan tapisan MC Namara, didapatkan gagasan
yang terpilih yaitu Pembuatan Infografis Tentang Hygiene Sanitasi
Makanan sebagai Upaya Optimalisasi Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Tempat Pengolahan Makanan (TPM) di Puskesmas Kecamatan
Kelapa Gading. Adapun kegiatan dan tahapan kegiatan dalam
penyusunan rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan konsultasi draft dan permintaan persetujuan
mengenai rancangan infografis berbasis digital dengan mentor
a. Mencari referensi terkait infografis berbasis digital
b. Menyusun draft rancangan infografis berbasis digital
c. Melakukan konsultasi dengan mentor untuk berdiskusi tentang
rancanangan aktualisasi yang akan dibuat
d. Melakukan diskusi dengan rekan sejawat terkait rancangan
aktualisasi yang akan dibuat
e. Meminta persetujuan mentor tentang rencana infografis
berbasis digital
2. Penyusunan infografis terkait hygiene sanitasi Tempat Pengolahan
Makanan (TPM)
a. Mengumpulkan referensi tentang hygiene sanitasi Tempat
Pengolahan Makanan (TPM)
b. Melakukan diskusi dengan rekan sejawat tentang infografis
berbasis digital terkait hygiene sanitasi Tempat Pengolahan
Makanan (TPM)
c. Merancang infografis berbasis digital dengan membuat
infografis

31

d. Melakukan diskusi dengan tim promosi kesehatan terkait
rancangan infografis hygiene sanitasi Tempat Pengolahan
Makanan (TPM)

e. Melakukan konsultasi dengan mentor terkait infografis hygiene
sanitasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM)

3. Penyusunan formulir inspeksi kesehatan lingkungan Tempat
Pengolahan Makanan (TPM)
a. Melakukan penyusunan draft rancangan formulir inspeksi
kesehatan lingkungan TPM
b. Melakukan konsultasi dengan mentor terkait formulir inspeksi
kesehatan lingkungan TPM
c. Melakukan diskusi dengan Tim IT untuk pembuatan formulir
inspeksi kesehatan lingkungan TPM
d. Melakukan pembuatan formulir inspeksi kesehatan lingkungan
TPM menggunakan googleform
e. Melakukan koordinasi dengan rekan sejawat terkait
penggunaan googleform untuk inspeksi kesehatan lingkungan
TPM

4. Perancangan QR Code Linktree
a. Membuatan google drive hasil inspeksi TPM
b. Menginput infografis, Regulasi mengenai TPM, serta contact
person kedalam QR Code Linktree
c. Membuat pedoman penggunaan QR Code Linktree
d. Membuat stiker QR Code Linktree
e. Melaporkan stiker QR Code Linktree yang sudah dibuat kepada
mentor

5. Pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tempat Pengolahan
Makanan (TPM) menggunakan media infografis berbasis digital
a. Menyiapkan surat tugas Inspeksi Kesehatan Lingkungan TPM
b. Melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan TPM
c. Melakukan input dan upload hasil Inspeksi Kesehatan

32

Lingkungan ke dalam googleform

d. Memberikan informasi penggunaan QR Code Linktree kepada

pengusaha/ pengelola TPM

e. Melakukan penempelan stiker QR Code dan dokumentasi

kegiatan

f. Melaporkan hasil kegiatan Inspeksi Kesehatan Lingkungan

TPM kepada mentor

6. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penggunaan media

infografis berbasis digital pada Inspeksi Kesehatan Lingkungan

Tempat Pengolahan Makanan (TPM)

a. Melakukan penginputan data hasil inspeksi kedalam google

drive

b. Melakukan konsultasi dengan mentor untuk proses monitoring

dan evaluasi

c. Membuat formulir umpan balik pengelola TPM menggunakan

googleform

d. Memberikan link googleform umpan balik pengelola TPM

terhadap media infografis berbasis digital

e. Merekap dan melaporkan hasil monitoring evaluasi kepada

mentor

7. Penyusunan laporan optimalisasi Inspeksi Kesehatan Lingkungan

Tempat Pengolahan Makanan (TPM) dengan media infografis

berbasis digital

a. Merekapitulasi pelaksanaan kegiatan 1 sampai 6

b. Menyusun draft laporan

c. Konsultasi dengan mentor terkait laporan

d. Merevisi laporan sesuai arahan mentor

e. Menyerahkan revisi laporan kepada mentor dan

penandatanganan laporan

33


Click to View FlipBook Version