e. ukuran 11. Garis yang digunakan untuk menunjukkan ukuran suatu benda atau ruang, yaitu garis.... a. gambar b. potong c. hati d. ukuran e. bayangan 12. Berikut merupakan fungsi dari garis tipis, kecuali garis.... a. ulir b. penunjuk c. arsir d. proyeksi e. potong 13. Berikut ini merupakan penggunaan garis-titik-garis dengan tebal 0,5 mm, kecuali .... a. garis tengah sumbu simetri b. garis arsir potongan c. ukuran pasak d. titik putar e. sumbu tengah pada pengeboran 14. Jika tinggi huruf besar pada perbandingan huruf tipe A adalah 5 mm, maka tebal garis huruf kecilnya adalah.... a. 0,4 b. 0,5 c. 0,7 d. 0,35 e. 0,3 15. Jika tinggi huruf besar pada perbandingan huruf tipe A adalah 5 mm, maka jarak antar huruf normalnya adalah...mm. a. 0,4 b. 0,5 c. 0,7 d. 0,35 e. 0,3 H. Metode I. Refleksi Peserta Didik dan Guru 1. Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran? 2. Apakah semua peserta didik aktif selama mengikuti kegiatan pembelajaran? 3. Apa saja kesulitan yang dihadapi peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran? 4. Apakah kesulitan yang dialami peserta didik dapat teratasi? 5. Berapakah level pencapaian rata-rata peserta didik dalam kegiatan pembelajaran ini? 6. Apakah seluruh peserta didik dapat tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran? 7. Bagaimanakah strategi yang harus dipilih supaya peserta didik dapat menuntaskan kompetensi? 1) Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 : Osiloskop dan AFG
A. Pendahuluan Selain multimeter ada juga alat uur besaran listrik lain yang biasanya di gunakan untuk mengukur besaran lstrik dalam bentuk sinyal/gelombang yang disebut dengan nama Osiloskop. Osiloskop adalah salah satu alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan listrik, grafik yang di tampilkan pada osiloskop memperlihatkan baaimana sinyal berubah terhadap waktu. Pada tampilan osiloskop menggunakan dua sumbu yakni pada sumbu vertikal (Y) mempresentasikan tegangan (V) sedangkan pada sumbu horizontal (X) menunjukan waktu (t). Pengukuran besaran listrik menggunakan osiloskop hampir sama dengan menggunakan multimeter yakni dengan bantuan probe yang di hubungkan ke rangkaian, sinyal tegangan pada rangkaian akan melalui probe ke sistem vertikal sampai sinyal dapat di tamplkan pada layar osiloskop. Signal masukan pada osiloskop diperoleh dari Audio FRekuwensi Generator (AFG). Sinyal generator mempunyai kemampuan menghasilkan bentuk gelombang keluaran berbeda – beda (sinusoidal, segitia-gergasi, dan kotak) serta frekuwensi dan amplitudo yang dapat di atur seuai dengan kebutuhan. Hl yang perlu diingat sebelum menggunakan osiloskop dan AFG adalah harus dilakukan kalibrasi terlebih dahulu seperti halnya pada alat ukur yang lain sebelum digunakan. B. Dasar Teori Osiloskop Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu. Seperti yang bias dilihat pada gambar yang ditunjukkan bahwa pada sumbu vertical (Y) mempresentasikan tegangan V, pada sumbu horizontal (X) menunjukkan waktu (t). Gambar 1 .Osiloskop Prinsip kerja osiloskop Pada saat osiloskop dihubungkan dengan sirkuit, sinyal tegangan bergerak melalui probe ke system vertical. Pada gambar ditunjukkan diagram blok sederhana osiloskop analog. Selanjutnya sinyal tersebut akan bergerak melalui keping pembelok vertical dalam CRT (cathode ray tube). Tegangan yang diberikan pada pelat tersebut akan mengakibatkan titik cahaya bergerak (berkas electron yang menumbuk fosfor dan akan menghasilkan pendaran cahaya). Tegangan positif akan menyebabkan titik tersebut naik sedangkan tegangan nagatif akan menyebabkan titik tersebut turun. Sinyal akan bergerak juga ke bagian system trigger untuk memulai sapuan horizontal (horizontal sweep). Sapuan horizontal menyebabkan titik cahaya bergerak melintasi layar. Jadi, jika system horizontal mendapatkan trigger, titik cahaya melintasi layar dari kiri ke kanan dengan selang waktu tertentu . pada kecepatan tinggi titik tersebut dapat melintasi layar hingga per detik.
Gambar 2. Diagram blok osiloskop Pada saat bersamaan kerja sistem penyapu horizontal dan pembelok vertical akan menghasilkan pemetaan sinyal pada trigger yang diperlukan untuk menstabilkan sinyal berulang. Untuk lebih jelas hasil olahan system kerja sapuan horizontal maupun pembelok vertical dapat dilihat pada gambar. Gambar 3. Sinyal pada layar osiloskop Gambar 4. Pengaruh trigger pada sinyal yang terukur Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertical dan 10 kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak besar dibagi lagi menjadi 5 skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol yang ada pada osiloskop berguna untuk merubah nilai skala-skala pada layar osiloskop tersebut.
Gambar 4. Panel pada osiloskop Beberapa Panel dasar yang perlu diperhatikan pada sebuah Osiloskop adalah sebagai berikut: 1. Panel pemilih jenis tegangan masukan (AC, DC atau di-ground-kan) 2. Tombol pemilih pengali tegangan (Volt/div) 3. Tombol pemilih waktu sapu (Time/div) 4. Panel pemilih trigger 5. Pengatur posisi vertical dan horizontal 6. Pengatur Intensitas Cahaya pada layar osiloskop 7. Pengatur Fokus pada layar osiloskop Masing - masing panel di atas, memiliki setting tertentu maupun dapat di setel secara variable. Swit pemilih jenis jenis tegangan masukan untuk menetukan sinyal jenis apa yang boleh masuk dan akan ditampilkan. Jika swit pemilih terletak pada GND, maka titik input dihubungkan secara langsung ke titik tanaga (ground), sehingga tampilan yang dimunculkan adalah titik 0 volt atau garis pada titik nol. Pengaturan letak titik nol dengan menggunakan tombol putar pengatur posisi arah vertical. Apabila swit diletakkan pada posisi AC, maka hanyal bolak – balik yang akan diteruskan, sedangkan sinyal DC akan diblokir. Apabila pada posisi DC, maka semua jenis sinyal akan ditampilkan. Tombol pemilih pengali tegangan berfungsi untuk menentukan factor pengali bagi tegangan sinyal masukan. Posisi tombol ini menunjukkan berapa volt perbagian grid tampilan. Misalkan posisi panel pada posisi 1 v/div, dan tegangan puncak ke puncak sinyal adalah 4 div, maka tegangan puncak ke puncak adalah 4 volt. Dengan demikian apabila sinyal masukan adalah tetap, bila tombol pemilih dipindahkan ke posisi volt/div yang lebih kecil, maka tampilan yang dihasilkan akan lebih besar. Untuk mendapatkan ketelitian yang lebih baik, maka panel v/div diatur yang kecil akan tetapi gambar sinyal masukan harus tetap bias dilihat dengan jelas, jangan sampai terpotong. Cara pembacaan skala osiloskop Jika pada layar osiloskop terlihat seperti gambar diatas, maka kita dapat menentukan: Vp = Amplitudo puncak x V/div Vp-p = Amplitudo puncak-puncak x V/div
T = 1 panjang gelombang A – B x T/div f = 1/TLetakkan posisi saklar multimeter pada DC mA Gambar 8. Pembacaan sinyal pada layar osiloskop Audio Frekwensi Generator (AFG) Signal dari audio frekwensi generator (AFG) dipergunakan untuk memberikan sinyal masukan pada sistim elektronika yang sedang diuji. Sinyal generator biasanya memiliki kemampuan untuk menghasilkan bentuk gelombang keluaran yang berbeda-beda (sinusoidal, segitiga, gigi gergaji, ataupun kotak) serta frekuensi dan amplitudo yang dapat diatur. Bentuk gelombang yang ingin dihasilkan dapat diatur dengan menyetel pilihan bentuk gelombang. Sedangkan frekuensi gelombang diatur dengan suatu pengatur variabel. Disamping itu untuk pengatur frekuensi, biasanya diberi juga pilihan untuk batas-batas frekuensi yang dapat dihasilkan (range). Fasilitas tambahan yang dimiliki antara lain adalah pengatur tinggi amplitudo gelombang serta pemberian tegangan bias. Perlu diketahui bahwa signal generator ini merupakan suatu sistem yang output-nya terkopel secara DC. Jadi output yang dihasilkan merupakan superposisi antara tegangan bias (offset) dan sinyal AC yang dihasilkan. Dengan mengatur tegangan bias pada posisi nol maka keluaran yang akan dihasilkan akan berupa sinyal AC murni. Cara penggunaan Osiloskop dan AFG 1. Sebelum dipergunakan, Kalibrasi osiloskop terlebih dahulu Hubungkan osiloskop dengan tegangan PLN Nyalakan osiloskop dengan menekan tombol ON, tunggu hingga muncul berkas elektron
Atur posisi gambar (garis) pada layar sehingga terletak ditengah-tengah, jika gambar masih bergerak atur posisi tombol singkronasi sampai diperoleh gambar yang diam Menghubungkan terminal masukan chanel 1 dengan terminal kalibrasi yang ada pada panel depan osiloskop Amplitudo sinyal kalibrasi harus sesuai dengan yang tertera padakalibrasi osiloskop yaitu 0,5 Vpp. (atau nominal yang lainnya sesuai dengan yang tertera dipanel) jika tidak sama, maka putar tombol kalibrasi sampai sama. Ulangi langkah tersebut untuk chanel 2 2. Hubungkan AFG dengan tegangan PLN 3. Hubungkan keluaran sinyal AFG dengan osiloskop 4. Atur tombol sinyal keluaran yang dikehendaki, misalnya sinyal sinusoida 5. Atur frekwensi dan amplitudo yang dikehendaki. 6. Lihat hasil pada layar osiloskop 2) Glosarium Alat ukur : (measuring tool) adalah sebuah alat yang tujuan penggunaanya untuk membantu dalam mengetahui nilai suatu besaran. Baik itu besaran nilai maupun kondisi dari sebuah komponen yang diukur. Instrumen : adalah alat ukur untuk menentukan nilai atau besaran suatu kuantitas atau variabel. Ketelitian : harga terdekat dengan mana suatu pembacaan instrumen mendekati harga sebenarnya dari variabel yang diukur. Ketepatan : suatu ukuran kemampuan untuk hasil pengukuran yang serupa Sensitivitas : perbandingan antara sinyal keluaran atau respons instrumen terhadap perubahan masukan atau variabel yang diukur. Resolusi : :perubahan terkecil dalam nilai yang diukur yang mana instrumen akan memberi respon atau tanggapan. Kesalahan : penyimpangan variabel yang diukur dari harga (nilai) yang sebenarnya. 3) Daftar Pustaka Waluyanti, Sri. 2008. Alat Ukur dan Teknik Pengukuran. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Indonesia.
MODUL AJAR 8a SMK Kesatrian Purwokerto Dasar-Dasar Program Teknik Elektronika Kelas / Fase : X / Fase E I. INFORMASI UMUM : A. Identitas Modul Nama Penyusun : Andrianto,ST Nama Sekolah : SMK Kesatrian Purwokerto Tahun Penyusunan : 2023 Jenjang Sekolah : Sekolah Menengah Kejuruan Alokasi Waktu : 12 JP (12 x 45 menit) Elemen : Alat ukur listrik, elektronika, dan instrumentasi Capaian Pembelajaran : Peserta didik mampu memahami jenis-jenis alat ukur, cara penggunaan, penginterpretasian hasil pengukuran dan perawatan alat ukur listrik, elektronika, dan instrumentasi. B. Kompetensi Awal Peserta didik telah memiliki pengetahuan awal tentang alat ukur listrik, elektronika, dan instrumentasi. C. Profil Pelajar Pancasila Setelah mengikuti pembelajaran ini, Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan muncul pada peserta didik adalah: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. D. Sarana & Prasarana Sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada saat belajar dengan modul ini, antara lain: Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), alat tulis, smartphone android, dan laptop E. Target Peserta Didik Peserta didik reguler : 75 % Peserta didik dengan kesulitan belajar : 15 % Peserta didik dengan pencapaian tinggi : 10 % F. Model Pembelajaran Discovery Learning secara tatap muka II. KOMPONEN INTI : A. Tujuan Pembelajaran Menjelaskan perawatan alat ukur listrik, elektronika, dan instrumentasi. B. Pemahaman Bermakna Mengetahui dan memahami cara perawawatan dan pemeliharaan alat ukur listrik, elektronika dan instrumentasi. C. Pertanyaan Pemantik Pernahkah kalian melihat tabel hasil pengukuran listrikdan elektronika? D. Persiapan Pembelajaran Menyiapkan video pembelajaran pendukung
E. Kegiatan Pembelajaran KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan 6 Tahapan Kegiatan Alokasi Waktu Pendahulua n Orientasi 1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan peserta didik menjawab salam dari guru 2. Salah satu peserta didik memimpin kegiatan berdoa sebelum pembelajaran dimulai (P3 Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME) 3. Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan mengirimkan link daftar hadir 4. Peserta didik melakukan assesment diagnostik kognitif dan non kognitif Apersepsi 5. Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengetahuan awal peserta didik terkait materi makhluk hidup dan lingkungannya Motivasi 6. Guru memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari materi yang akan dipelajari Pemberian Acuan Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang akan berlangsung 15 menit Kegiatan Inti Fase 1 : Reflection M = ( Mulai Diri ) 1) Peserta didik mendapatkan pemaparan secara umum tentang Menjelaskan perawatan alat ukur listrik, elektronika, dan instrumentasi. 2) Video bisa dilihat pada link berikut! 3) Peserta didik menyimak video yang sudah di-share oleh guru E = (Eksplorasi Konsep ) 4) Dengan metode tanya jawab guru memberikan pertanyaan mengenai: a. Apa yang dimaksud dengan perawatan alat ukur listrik, 240 menit
elektronika, dan instrumentasi? b. Jelaskan proses perawatan alat ukur listrik, elektronika, dan instrumentasi! 5) Peserta didik menjawab pertanyaan yang muncul Fase 2 : Research R = ( Ruang Kolaborasi ) 6) Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk membuat kelompok masing-masing 7) Peserta didik menjawab pertanyaan dengan kalimatnya sendiri (Profil mandiri) 8) Peserta didik lain atau guru menanggapi jawaban 9) Guru memberikan semangat kepada peserta didik lain untuk menjawab pertanyaan R = ( Refleksi Terbimbing ) 10) Peserta didik menanyakan kepada guru jika mengalami kesulitan saat berdiskusi. D = ( Demonstrasi Kontekstual ) 11) Peserta didik mengerjakan tugas yang ada di bagikan. 12) Peserta didik melakukan analisis tentang: Analisis tentang tentang perawatan alat ukur listrik, elektronika, dan instrumentasi secara berkelompok (Profil gotong royong) dengan bimbingan dan dan pantauan dari guru E = ( Elaborasi Pemahaman ) 13) Guru membimbing siswa dalam proses belajar. 14) Peserta didik bisa bertanya jika menemukan kesulitan Penutup K = ( Koneksi Antar Materi Peserta Didik bersama ) 1) Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil diskusi pembelajaran 2) Guru memberikan penjelasan jawaban atas pertanyaan yang ada 3) Peserta didik menulis rangkuman berdasarkan arahan dari guru A = ( Aksi Nyata ) 4) Guru memberikan tugas mencari contoh lain yang ada di sekitar yang berkaitan dengan materi 5) Guru memberikan motivasi belajar 15 menit F. Asesmen 1. Penilaian Ranah Sikap Teknik Penilaian Sikap : pengamatan dalam proses pembelajaran Bentuk Penilaian Sikap : Ceklist Instrumen Penilaian Sikap : Terlampir No Nama Peserta didik Jujur Tanggung jawab Rasa ingin tahu Mandiri Nilai Akhir 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 4 1. 2. dst. Rubrik Penilaian Peserta didik memperoleh skor:
4 = jika empat indikator terlihat sangat aktif mengikuti kegiatan pembelajaran 3 = jika tiga indikator terlihat aktif mengikuti kegiatan pembelajaran 2 = jika dua indikator terlihat cukup aktif mengikuti kegiatan pembelajaran 1 = jika satu indikator terlihat tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran Indikator Penilaian Sikap: 1.Mandiri 1. Tidak dapat mengerjakan tugas yang diberikan dalam pembelajaran 2. Dapat mengerjakan tugas yang diberikan dalam pembelajaran dengan banyak bantuan 3. Dapat mengerjakan tugas yang diberikan dalam pembelajaran dengan sedikit bantuan 4. Dapat mengerjakan tugas yang diberikan dalam pembelajaran dengan tanpa bantuan 2.Tanggung Jawab 1. Tidak mengerjakan tugas yang diberikan 2. Mengerjakan sebagian tugas yang diberikan 3. Mengerjakan beberapa tugas yang diberikan 4. Mengerjakan semua tugas yang diberikan 3. Rasa Ingin Tahu 1. Tidak tertarik dengan materi yang disampaikan 2. Sedikit tertaris dengan materi yang disampaikan 3. Cukup tertarik dengan materi yang disampaikan 4. Sangat tertarik dengan materi yang disampaikan 4. Percaya Diri 1. Tidak dapat melaksanakan perawatan sesuai SOP 2. Dapat melaksanakan perawatan dengan banyak bantuan 3. Dapat melaksanakan perawatan dengan sedikit bantuan 4. Dapat melaksanakan perawatan secara mandiri tanpa bantuan Nilai akhir sikap diperoleh berdasarkan modus (skor yang sering muncul) dari keempat aspek sikap di atas. Kategori nilai sikap: Sangat baik : apabila memperoleh nilai akhir 4 Baik : apabila memperoleh nilai akhir 3 Cukup : apabila memperoleh nilai akhir 2 Kurang : apabila memperoleh nilai akhir 1 2. Soal Diskusi 1) Setelah mempelajari materi di atas, diskusikan tentang analisis menjelaskan perawatan alat ukur listrik, elektronika, dan instrumentasi secara berkelompok. Presentasikan di depan ruang kelas/LAB. G. Pengayaan & remidial Untuk menambah wawasan kalian tentang memahami jenis-jenis alat ukur, cara penggunaan, penginterpretasian hasil pengukuran, dan perawatan alat ukur listrik, elektronika, dan instrumentasi silakan kalian scan QR code di bawah ini.
H. Refleksi Peserta Didik dan Guru 1. Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran? 2. Apakah semua peserta didik aktif selama mengikuti kegiatan pembelajaran? 3. Apa saja kesulitan yang dihadapi peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran? 4. Apakah kesulitan yang dialami peserta didik dapat teratasi? 5. Berapakah level pencapaian rata-rata peserta didik dalam kegiatan pembelajaran ini? 6. Apakah seluruh peserta didik dapat tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran? 7. Bagaimanakah strategi yang harus dipilih supaya peserta didik dapat menuntaskan kompetensi? I. Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 : PERAWATAN ALAT INSTRUMENTASI MULTIMETER UNTUK MENJAGA KETEPATAN HASIL PENGUKURAN Tersedianya peralatan laboratorium yang memadai dalam lembaga pendidikan merupakan faktor pendukung pencapaian kualitas pendidikan, khususnya pencapaian tujuan kegiatan laboratorium. Kualitas data yang dihasilkan dari suatu kegiatan laboratorium sangat dipengaruhi oleh kualitas alat dan profesionalitas pelaksana kegiatan. Peralatan yang berkualitas biasanya relatif mahal. Penggunaan dan usia alat akan mempengaruhi validitas dan reliabilitasnya. Untuk dua alasan tersebut, maka perlu untuk menjaga dan merawat alat tersebut agar selalu dalam keadaan siap digunakan, tetap valid dan reliabel. Sering terlupakan, berbagai upaya pengadaan peralatan yang telah dilakukan dengan susah payah dan memerlukan anggaran yang besar belum ditindak lanjuti dengan program pemanfaatan yang optimal dan sistem perawatan yang memadai. Ada beberapa alat yang rusak atau bahkan rusak sebelum dipakai, karena alat tidak dioperasikan oleh ahlinya, belum memiliki teknisi yang mampu memperbaiki alat, atau tidak memiliki dana yang cukup untuk perbaikan alat tersebut. Hal yang lebih memprihatinkan adalah siapa yang harus bertanggungjawab terhadap perbaikan dan perawatan alat. Peralatan yang rusak akan mengganggu kelancaran pelaksanaan kegiatan laboratorium, tetapi dampak dari kerusakan alat terhadap kualitas pendidikan tidak segera dapat dilihat. Pada umumnya pengguna alat (Dosen, laboran, dan mahasiswa) tidak segera dapat mengatasi kerusakan karena berbagai hal seperti kemampuan, waktu, komponen, ataupun dana. Perawatan adalah suatu upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan peralatan (fasilitas pada umumnya) dalam kondisi yang baik dan tetap berfungsi. Karena sifatnya, maka perawatan dibedakan menjadi dua jenis yakni : 1. Perawatan terencana (Preventif/pencegahan) Jenis perawatan terencana dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disertai dengan monitoring dan evaluasi. Dengan demikian jenis perawatan tersebut betul-betul diprogram, diorganisir, dijadwal, dianggarkan, dilaksanakan, dimonitor, dan dievaluasi. Tujuan perawatan terencana adalah mencegah terjadinya gangguan kemacetan atau kerusakan dan mengembalikannya pada kondisi standar yang dapat berfungsi normal. 2. Perawatan tak terencana (Darurat) Perawatan tak terencana bersifat perbaikan terhadap gangguan atau kerusakan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Pada umumnya kerusakan yang terjadi pada
tingkatan yang berat (tak beroperasi). Jenis perawatan tersebut jelas tidak direncanakan dan tidak pula terjadwal. Selain untuk menjaga kondisi dalam keadaan prima, tetap berfungsi dan siap dipakai secara optimal, maka perawatan terencana memiliki dampak yang lebih luas yakni dapat : Memperpanjang usia pemakaian, Melancarkan kegiatan laboratorium, Mengetahui kerusakan dini, Menghindari kerusakan mendadak, Mencegah kerusakan fatal, dan Menjamin keamanan dan kenyamanan pemakai. Secara umum, peralatan apapun yang dibuat oleh manusia lama kelamaan akan mengalami penurunan kinerja dan kerusakan. Secara perlahan dan bertahap tetapi pasti, komponen-komponen alat mengalami penurunan kemampuan yang pada akhirnya mengalami kerusakan. Meskipun secara alami pasti terjadi, tetapi kerusakan karena kesalahan prosedur dapat dicegah. Sedangkan usia pemakaian alat dapat diperpanjang dengan pemeliharaan yang tepat dan teratur. Obyek Perawatan : Setiap alat memiliki keunikan tersendiri, sehingga cara merawat satu jenis alat berbeda dengan cara merawat jenis alat yang lain. Berdasarkan keunikan tersebut, maka sebelumnya perlu mempertimbangkan obyek atau jenis alat apa yang akan dirawat. Dalam makalah ini hendak dikemukakan cara merawat alat yang sangat vital dalam elektronika dan instrumentasi yakni multimeter dan osiloskop. Sistem Perawatan : Setiap orang (kepala laboratorium, dosen, laboran dan mahasiswa) yang berkepentingan atau terlibat dengan penggunaan multimeter dan osiloskop wajib merawatnya. Kepala laboratorium selaku penanggung jawab mengkoordinir mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi sistem perawatan. Dosen yang secara langsung dapat mengerahkan dan memotivasi mahasiswa untuk turut bertanggungjawab terhadap pelaksanaan perawatan alat yang mereka gunakan. Laboran berkewajiban mengadministrasi hingga melaksanakan sistem perawatan, seperti menjaga, menyimpan, membersihkan kalau perlu melakukan penggantian dan perbaikan alat yang menjadi tanggungjawabnya. Mahasiswa yang menggunakan alat perlu dilibatkan dalam perawatan sekaligus untuk mendidik dan membina rasa tanggungjawab. Teknisi ahli (profesional) dari luar kadang juga perlu dilibatkan untuk perawatan pada tingkat kerusakan yang perbaikannya memerlukan kemampuan ataupun teknik tertentu (tenaga yang telah profesional). Pada dasarnya perawatan memerlukan biaya, bahkan kadang-kadang sangat mahal. Biaya tersebut diperlukan untuk berbagai hal seperti pembelian suku cadang atau komponen, pembelian alat untuk merawat, transportasi, upah perbaikan khususnya apabila pelaksanaannya ditangani tenaga dari luar yang profesional. Biaya tersebut sebaiknya dianggarkan dan digali dari berbagai sumber. Bahan dan peralatan perawatan merupakan hal yang sangat urgent untuk pelaksanaan perawata alat. Bahan dan peralatan perawatan tersebut meliputi bahan untuk kebersihan (sulak, kuas, sapu, sikat, kain pel), peralatan untuk pemeliharaan (toolset, pemadam kebakaran, AC, isolasi, cat), dan suku cadang atau komponen (sekring, resistor, kapasitor, kabel). Terdapat cara-cara umum untuk merawat berbagai jenis alat, seperti menggunakan alat dengan prosedur yang benar, disimpan di tempat yang aman, menggunakan alat sesuai dengan fungsinya, membersihkan dari debu dan uap air dan sebagainya. Cara yang biasa dipilih untuk melakukan pekerjaan perawatan meliputi melakukan pencegahan (memberi peringatan dan memberlakukan peraturan dan tata tertib bagi pengguna alat), menyimpan pada tempat yang benar, memelihara dan membersikan dari kotoran yang dapat merusak (debu dan uap air menyebabkan korosi, mengisolasi agar tidak hubung-singkat), memeriksa kondisi, menyetel kembali, mengganti komponen (sekring), dan memperbaiki kerusakan ringan. Pekerjaan perawatan alat tidak hanya dilaksanakan ketika terjadi gangguan, tetapi sebaiknya dilakukan secara rotin terjadwal. Penjadwalan perawatan dilakukan berdasarkan rekomendasi pabrik pembuat alat
mengenai cara kerja dan perawatan, berdasarkan pengalaman pengelola dan pengguna alat, bahwa suatu alat setelah digunakan beberapa kali kadang mengalami gangguan (seperti kabel putus, sekring putus, kepala ujung kabel mengecil), dan berdasarkan sifat operasi alat (setelah digunakan sekian kali bahan habis). Perawatan Multimeter : Hal yang wajib diperhatikan terkait dengan pekerjaan perawatan multimeter adalah menggunakan multimeter sebagaimana mestinya (mengetahui batas-batas kemampuannya) dan dengan prosedur yang benar. Pekerjaan perawatan multimeter tidak terlepas dari menjaganya agar terhindar dari kerusakan dan memiliki usia pemakaian yang lebih lama, sehingga pertama kali yang harus dipikirkan pada setiap kali hendak menggunakan multimeter adalah menanyakan dan menindak-lanjuti “Besaran apa yang akan diukur/dideteksi ?”. Selanjutnya menempatkan selektor (pemilih batas ukur) pada besaran yang dimaksud (tegangan ac atau dc, kuat arus, atau hambatan). Untuk menjaga atau menjamin agar multimeter (yang ada di lab kita) akurat hasil pengukurannya, aman bagi alat dan pemakai, terhindar dari kerusakan serta berumur panjang, maka hal-hal teknis yang perlu dilakukan adalah : 1. Jangan menggunakannya pada rangkaian listrik yang melebihi 3 kVA. 2. Jangan menggunakannya ketika casing-nya terbuka. 3. Jangan dikenai masukan di luar (melebihi) batas ukur yang diijinkan. 4. Jangan digunakan pada jalur yang terhubung dengan peralatan yang menghasilkan tegangan induksi (seperti dinamo mobil). 5. Jangan digunakan ketika multimeter atau kabel tes (probe) rusak. 6. Pastikan menggunakan fuse yang diijinkan, jangan menghubung singkatkan terminal ujung fuse, jangan menggati fuse sedemikian dan asal multimeter dapat beroperasi tanpa mempertimbangkan keamanannya. 7. Selalu pertahankan jari-jari tangan pada pelindung jari (pegangan probe) ketika melakukan pengukuran. 8. Sebelum memulai pengukuran, pastikan bahwa fungsi dan batas ukur multimeter pada keadaan yang cocok, sesuai dengan pengukuran itu. 9. Jangan menggunakannya dengan tangan yang basah dan lingkungan tergenang. 10. Jangan menggunakan probe (kabel tes) yang bukan spsifikasinya. 11. Untuk menjamin keakuratan, periksa dan kalibrasilah multimeter itu skurang-kurangnya sekali dalam setahun. 12. Pastikan hubungannya telah terputus dengan jaringan ketika pergantian fungsi dan batas ukur. 13. Jangan membuka casing kecuali menggati baterei dan fuse atau melakukan perbaikan. 14. Berilah perhatian khusus ketika mengukur tegangan ac 30 volt rms (42,2 volt puncak) dan dc 60 volt atau lebih. 15. Letakkan batas ukur (selector) pada posisi OFF atau Volt-AC tertinggi ketika multimeter selesai digunakan. 16. Simpanlah multimeter di tempat yang aman, tidak lembab (kering tidak panas) dan bebas debu. Suhu tidak lebih dari 55 Celcius dan kelembaban maksimum 80 %. 17. Jangan terlalu lama digunakan dalam ruangan yang lembab dan bersuhu tinggi. 18. Ketika mengukur besaran yang sama sekali belum dapat diperkirakan besarnya, mulailah dengan batas ukur yang tertinggi, setelah pembacaan yang pertama, batas ukur dapat dipindah ke yang lebih kecil untuk mendapatkan pembacaan nilai besaran yang akurat. 1) Glosarium Alat ukur : (measuring tool) adalah sebuah alat yang tujuan penggunaanya untuk membantu dalam mengetahui nilai suatu besaran. Baik itu besaran nilai maupun kondisi dari sebuah komponen yang diukur.
Instrumen : adalah alat ukur untuk menentukan nilai atau besaran suatu kuantitas atau variabel. Ketelitian : harga terdekat dengan mana suatu pembacaan instrumen mendekati harga sebenarnya dari variabel yang diukur. Ketepatan : suatu ukuran kemampuan untuk hasil pengukuran yang serupa Sensitivitas : perbandingan antara sinyal keluaran atau respons instrumen terhadap perubahan masukan atau variabel yang diukur. Resolusi : :perubahan terkecil dalam nilai yang diukur yang mana instrumen akan memberi respon atau tanggapan. Kesalahan : penyimpangan variabel yang diukur dari harga (nilai) yang sebenarnya. 2) Daftar Pustaka Waluyanti, Sri. 2008. Alat Ukur dan Teknik Pengukuran. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Indonesia.