Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX ii
SENI BUDAYA
KELAS IX
Tim Penyusun: SMP Tarakanita Citra Raya Tangerang
1. Sesilia Novyanti N., S.Pd. SMP Tarakanita 1 Jakarta
2. Willibrordus Agus W., S.Pd. SMP Stella Duce 2 Yogyakarta
3. Yulius Heru Prihono, S.Pd. SMP Tarakanita 2 Jakarta
4. Yustinus Edi Gunawan, S.Sn.
Ilustrator & Cover : Agus Budi Santoso
Editor : Tim penyusunan buku Yayasan Tarakanita
Penelaah :
1. Asteria Alberta Pardosi, S.Pd SMP Tarakanita 5 Jakarta
2. Dra. Yulia Ratna Purwani SMP Santo Yosef Surabaya
3. Mariance Pesiwarissa, S.Pd. SMP Santo Yosef Lahat
Hak Cipta pada Yayasan Tarakanita dan dilindungi Undang-Undang.
Dilarang mengutip, memperbanyak, atau memperjual-belikan sebagian atau seluruh
isi buku ini dalam bentuk apa pun (seperti cetakan, fotocopy, microfilm, VCD, CD-
ROM, Rekaman Suara, softfile pdf) tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta/
penerbit.
* E-book ini untuk kalangan Internal Peserta Didik Sekolah Tarakanita Indonesia
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX ii
KATA PENGANTAR
“Dengan kesabaran dan susah payah kami terus bekerja dengan keinginan
besar untuk maju, ya... maju...” (Elisabeth Gruyters art. 53)
Pujian dan syukur ke hadirat Tuhan sang Pecinta hati kami yang manis, yang
karena kasih dan penyertaanNya, kami senantiasa dianugerahi rahmat kesehatan,
ketekunan, dan kesiapsediaan memberikan diri dalam keseluruhan proses
pelayanan kepada peserta didik. Pun atas perkenananNya, dengan berbekal
komitmen untuk memberikan layanan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi kontekstual, kami berproses mulai dari persiapan, penyusunan, dan
finalisasi referensi belajar yang dikemas dalam bentuk elektronik ini dengan baik.
Seluruh materi buku ini disusun berdasarkan tuntutan Kurikulum Nasional
ditujukan secara khusus bagi peserta didik sekolah-sekolah di bawah pengelolaan
Yayasan Tarakanita. Disusun berdasarkan konsep dan pengertian baku dari ilmu
pengetahuan, disesuaikan dengan kebutuhan taraf perkembangan dan tuntutan
kemahiran kompetensi sesuai jenjang, dan disertai dengan berbagai pembahasan
beserta contoh-contoh dalam kehidupan konkrit, diharapkan materi pembelajaran
ini sesuai dengan kebutuhan implementatif pengalaman sehari-hari peserta didik di
tengah-tengah masyarakat.
Sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi di era digital, di mana
dibutuhkan akses yang mudah, cepat, dan efektif dalam proses pembelajaran,
maka buku ini kami terbitkan dalam bentuk buku elektronik. Semoga keberadaan
buku elektronik ini dapat membantu peserta didik mempersiapkan pembelajaran,
memenuhi kebutuhan pengetahuan, dan menjadi referensi yang cukup bagi
persiapan dan proses penyelesaian tugas dan/atau penilaian sesuai dengan tuntutan
materi tertentu.
Buku elektronik yang telah tersedia ini tentu masih jauh dari sempurna, pun
demikian kekurangan dan kesalahan yang tentu tidak disengaja. Kami sangat
terbuka terhadap masukan, kritik dan saran dari siapapun yang berkehendak baik
membantu proses perbaikan dan peningkatan kualitas/mutu dari buku ini di masa
yang akan datang.
Jakarta, Juni 2021
Tim e-book Yayasan Tarakanita
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan
penyertaanNya lewat akal budi, pikiran, kehendak, ketekunan, dan kesehatan
yang melimpah sehingga ditengah pandemi dan kesibukan kami melayani peserta
didik, kami bisa menyelesaikan tugas menyusun buku elektronik (e-book) ini.
E-book ini diharapkan dapat menjadi panduan peserta didik dalam belajar
di lingkup Yayasan Tarakanita. Buku ini memuat materi berdasarkan kurikulum
2013 dengan dilengkapi latihan-latihan yang diharapkan semakin meningkatkan
kemampuan berpikir dan ketrampilan siswa dalam berkesenian. Disajikan dalam
bentuk buku elektronik sebagai salah satu strategi dalam mewujudkan digitalisasi
pembelajaran di sekolah-sekolah Yayasan Tarakanita. Hal ini juga untuk
menjawab kebutuhan masyarakat bahwa ilmu teknologi komunikasi melalui
gadget ataupun perangkat lainnya mencukupi kebutuhan dalam berkomunikasi,
belajar, dan bekerja, serta lebih ekonomis dibandingkan dengan harga buku
manual pada umumnya.
Penulisan dalam e-book ini disajikan dengan bahasa yang sederhana dan
komunikatif sehingga dapat dengan mudah dipahami peserta didik. Materi
pembelajaran mencakup aspek pengetahuan dan keterampilan yang dipadu
menjadi satu, harapannya peserta didik dan guru pengampu dapat dengan mudah
menggunakan buku ini.
Tim penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam buku
elektronik ini. Oleh karena itu, tim penyusun mengharapkan sumbang saran dari
semua pihak demi penyempurnaan buku ini. Semoga buku elektronik ini
bergunabagi peningkatan mutu pembelajaran Seni Budaya Kelas IX khususnya di
sekolah-sekolah Tarakanita. Selamat belajar. Tuhan memberkati.
Penyusun
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX iii
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
SENI BUDAYA KELAS IX
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan (faktual, 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji
konseptual, dan prosedural) dalam ranah konkret (menggunakan,
berdasarkan rasa ingin tahunya mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
tentang ilmu pengetahuan, membuat) dan ranah abstrak (menulis,
teknologi, seni, budaya terkait membaca, menghitung, menggambar,
fenomena dan kejadian tampak dan mengarang) sesuai dengan yang
mata dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami unsur, prinsip, teknik, 4.1 Membuat karya seni lukis dengan
dan prosedur berkarya seni lukis berbagai bahan dan teknik
dengan berbagai bahan
3.2 Memahami prosedur berkarya seni 4.2 Membuat karya seni patung dan
patung dan grafis dengan berbagai grafis dengan berbagai bahan dan
bahan dan teknik teknik
3.3 Memahami teknik pengembangan 4.3 Mengembangkan ornamentasi ritmis
ornamentasi melodis dan ritmis maupun melodis lagu dalam bentuk
lagu dalam bentuk vokal solo/ vokal solo/tunggal
tunggal
3.4 Memahami teknik pengembangan 4.4 Mengembangkan ornamentasi ritmis
ornamentasi ritmis maupun melo- maupun melodis lagu dalam bentuk
dis lagu dalam bentuk kelompok kelompok vokal
vokal
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX iv
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.5 Memahami prosedur berkarya seni 4.5 Membuat karya seni grafis dengan
grafis dengan berbagai bahan dan berbagai bahan dan teknik
teknik
3.6 Memahami prosedur penyelengga- 4.6 Menyelenggarakan pameran seni
raan pameran karya seni rupa. rupa
3.7 Memahami konsep, bentuk dan 4.7 Memainkan karya - karya musik
ciri- ciri musik populer popular dengan vokal dan atau
alat musik secara individual
3.8 Memahami pertunjukan musik
populer 4.8 Menampilkan hasil pengembangan
ornamentasi ritmis maupun melodis
music populer dalam bentuk
ansambel
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX v
DAFTAR ISI
Daftar Penyusun …………………………………………………………..………….………… ii
Kata Pengantar ……………………………………………………………...……………….…. iii
KI KD ……………………………………………………………………………..…………………… iv
Daftar Isi …………………………………………………………………….…………..………..… vi
BAB 1 Seni Lukis…………………………………………………………………………....... 1
Apersepsi ………………………………………………………………………….….. 2
A. Konsep Seni Lukis ……………………………………………………………… 4
B. Prinsip dan Corak Seni Lukis …………………………………………..….. 6
C. Tehnik dan Media Seni Lukis ………………………………………….….. 11
D. Gaya atau Aliran Seni Lukis ………………………………………….….… 20
E. Prosedur Berkarya Seni Lukis ………………………………………..….... 28
Rangkuman ………………………………………………………………………….… 30
Uji Kompetensi BAB 1 …………………………………………………………... 31
BAB 2 Berkarya Seni Patung Dengan Berbagai Bahan dan Teknik…… 35
Apersepsi ………………………………………………………………………………. 36
A. Pengertian Seni Patung ……………………………………………………... 37
B. Sejarah Perkembangan Seni Patung di Nusantara …………..…. 38
C. Pembuatan Seni Paung Berdasarkan Fungsinya ……………….… 41
D. Corak Seni Patung ……………………………………………….…………..… 44
E. Bentuk Patung ..................……………………………………………….... 46
F. Bahan Pembuat Patung ……………………………………………………… 49
G. Metode Pembuatan Seni Patung ……………………………………..… 51
Rangkuman ……………………………………………………………………………. 63
Uji Kompetensi Bab 2 …………………………………………………………..... 64
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX vi
BAB 3 Ornamentasi Vokal Solo dan Kelompok ………………………………….. 69
Apersepsi …………………………………………………………………………………. 70
A. Pengembangan Melodi Lagu untuk Vokal Solo …………………..... 71
B. Jenis Ornamentasi………………………………………………………………….. 72
C. Teknik Bernyanyi …………………………….………………………………………. 77
D. Jenis Teknik Bernyanyi …………………………………………………………… 78
Rangkuman ………………………………………………………………………….….… 81
Uji Kompetensi BAB 3 ………………………………………………………………... 82
BAB 4 Ornamentasi Ritmis dan Melodis Lagu dalam Kelompok
Vokal ………………………………………………..…………………………................ 86
Apersepsi ……………………………………………………………….………………... 88
A. Penyajian Lagu Dalam Kelompok Vokal ……………………….……….. 89
B. Ornamentasi Ritme dan Melodi Lagu dalam Kelompok
Vokal ……………………………………………………………………………………. 91
C. Teknik Pengembangan Ornamentasi Ritme dan Melodi lagu
dalam kelompok vokal ……………………………………………………….... 92
Rangkuman .…………………………………………………………………………… 100
Uji Kompetensi BAB 4 ……………………………………………………………... 101
Uji Kompetensi Semester Gasal ……………………………………………….. 104
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX vii
BAB 5 Seni Grafis …………………………………………………………………….……... 109
Apersepsi ………………………………………………………………………………… 110
A. Konsep dan Pengertian Seni Grafis ……………………………………… 111
B. Ragam Seni Grafis ……………………………………………………………..... 113
C. Teknik Bahan dan Alat Seni Grafis ……………………………………….. 117
D. Cetak Tinggi ………………………………………………………………………… 118
E. Cetak Saring …………………………………………………………………………. 120
F. Cetak Dalam …………………………………………………………………………. 123
G. Cetak Cahaya ……………………………………………………………………….. 124
Rangkuman ……………………………………………………………………………... 126
Uji Kompetensi BAB 5 ………………………………………………………….….. 127
BAB 6 Pameran Karya Seni Rupa ……….……………………………………………. 131
Apersepsi …………………………………………………………………………………… 132
A. Pengertian Pameran Seni Rupa ……………………………………………….. 133
B. Sejarah Perkembangan Pameran di Nusantara ………………………. 134
C. Fungsi Pameran Karya Seni Rupa ……………………………………………. 136
D. Tujuan Pameran Seni Rupa ……………………………………………..…….. 139
E. Manfaat Pameran Seni Rupa ………………………………………………….. 138
F. Jenis Pameran Seni Rupa ………………………………………………………... 139
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX viii
G. Unsur Pameran seni Rupa………………………………………………………….… 142
H. Syarat Penyelenggaraan Pameran …………………………………………….…. 145
I. Prinsip Penyelenggaraan Pameran Seni Rupa ………………………….….. 148
J. Tahapan Penyelenggaraan Pameran ………………………………………….…. 150
Rangkuman ………………………………………………………………………………….…. 159
Uji Kompetensi BAB 6 .………………………………………………………………….…. 160
BAB 7 Lagu Populer dalam Sajian Vokal Group………………………………………… 166
Apersepsi ….…………………………………………………………………………………….. 167
A. Konsep Menyajikan Lagu POP secara Vokal Group ………………………. 168
B. Sajian Lagu POP Secara Individu …………………………………………………… 174
Rangkuman ……………………………………………………………………………………… 177
Uji Kompetensi BAB 7 ……………………………………………………………………… 178
BAB 8 Pertunjukan Musik Ansambel Lagu Populer ……..………………………….. 182
Apersepsi ………………………………………………………………………………………… 184
A. Jenis Musik Ansambel ………………………………………………….…………….. 185
B. Ornamentasi Ritmis dan Melodis dalam Musik Ansambel ……….…. 187
C. Pertunujukan Musik Populer ………………………………………………….…… 189
D. Materi Pertunjukan Musik ………………………………………………………….. 192
Rangkuman ………………………………………………………………………………….... 197
Uji Kompetensi BAB 8 …………………………………………………………………….. 198
Uji Kompetensi Semester Genap ……………………………………………………. 202
Daftar Pustaka ………………….…………………………………………………………….. 209
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX ix
BAB Sekolah Menengah Pertama
1
SENI LUKIS
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu untuk:
3.1.1. Menjelaskan konsep dan unsur seni lukis
3.1.2. Menjelaskan prinsip seni lukis
3.1.3. Menjelaskan teknik seni lukis
4.1.1. Menjelaskan prosedur membuat karya seni lukis
4.1.2. Membuat karya seni lukis dengan media kering
4.1.3. Membuat karya seni lukis dengan media basah
Pendidikan Karakter
Setelah Mempelajari BAB ini diharapkan para siswa bangga dengan karya bangsa
sendiri dengan cara menghargai karya orang lain dan berani berkarya sebagai wujud
cinta terhadap tanah air dan bangsa.
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 1
APERSEPSI
Kegiatan Mengamati
Para siswa dipersilahkan untuk mengamati karya-karya lukis berikut, dan
mencoba menuliskan hasil pengamatan lukisan tersebut dalam kelompok tentang
objek teknik maupun media yang digunakan dalam proses pembuatan karya
berikut!
Gambar 1.01 Foto dokumentasi penulis Gambar 1.02
Sumber: art.com
Gambar 1.03. Gambar 1.04
Sumber:art.com Sumber: art.com
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 2
Kegiatan Menanya:
Setelah para siswa mengamati beberapa karya lukis tersebut, silahkan
merumuskan beberapa pertanyaan seperti berikut:
Contoh pertanyaan
1. Apa media yang digunakan dalam pembuatan lukisan tersebut?
2. Apa objek yang terdapat dalam lukisan tersebut?
3. …………………………………………………………………………………………………………………….
4. …………………………………………………………………………………………………………………….
5. …………………………………………………………………………………………………………………….
Diskusikan dalam kelompok kecil hasil pengamatan yang kalian lakukan,
selanjutnya cobalah untuk merumuskan apa yang telah dibicarakan bersama
teman dan guru kedalam tulisan dan cobalah untuk mempresentasikan
didepan kelas.
Tentu saja akan terdapat pendapat yang berbeda dari apa yang kalian tulis dan
itu sangatlah wajar. Janganlah takut untuk berpendapat dari hasil pemikiran
kalian sendiri ataupun hasil diskusi dari kelompok, karena dengan perbedaan
pendapat tersebut kita bisa belajar untuk mengembangkan pemikiran ataupun
pengetahuan tentang lukisan yang barusaja kita perhatikan bersama.
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 3
A. Konsep Seni Lukis
Berbicara tentang lukisan tentu saja suatu hal yang sudah tidak asing
lagi bagi kita semua. Tentu saja para siswa sudah mengetahui bahwa lukis
adalah salah satu cabang seni rupa dua matra atau dua dimensi, yang sudah
sering kita lihat disekitar kita atau bahkan mungkin di rumah para siswa juga
terdapat lukisan sebagai penghias ruangan.
Namun yang perlu diperhatikan bahwa lukisan tentunya berbeda
dengan gambar atau lukisan bukan hanya sekedar gambar. Dalam hal ini kita
perlu untuk mengingat kembali materi kelas tujuh dimana saat itu kita
mempelajari tentang gambar atau menggambar. Memang melukis adalah
kegiatan membuat gambar dengan menggunakan alat pensil, pena, kuas dan
lain-lain.
Bisa dikatakan bahwa melukis bahkan dibuat dengan alat alat maupun dengan
teknik yang sama pada saat kita menggambar. Lalu apa yang membuat
perbedaan antara lukisan dengan gambar?
Perhatikan lagi kedua lukisan berikut!
Gambar 1.05 Gambar 1.06
Sumber:art.com Sumber:art.com
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 4
Dengan mencermati dua lukisan tersebut maka tentunya kita bisa melihat
perbedaan dari kedua lukisan tersebut, dari objek yang ditampilkan teknik maupun
gaya yang tedapat dalam lukisan tersebut didalam menunjukkan objek yang ingin
disampaikan. Sama-sama menggambar objek manusia tetapi kedua lukisan
tersebut menunjukkan perbedaan dari gaya yang digunakan.
Ketika kita mempelajari gambar disaat kelas 7, kita menggambar bentuk, tentu
kita masih ingat bahwa didalam menggambar bentuk, menggambar objek dalam
media gambar dan objek tersebut kita diharapkan mampu menggambar benda
tersebut mirip atau menyerupai bentuk aslinya maka gambar kita adalah gambar
yang bagus. Akan tetapi ternyata didalam lukisan tidaklah demikian, didalam
melukis sang pelukis atau pencipta karya sangatlah bebas dalam mengekspresikan
objek dalam karyanya, maka seperti terlihat dalam dua lukisan diatas, bagaimana
seorang pelukis sangatlah bebas dan mengkreasikan dalam ekspresinya ketika
menggambar objek manusia.
Seni lukis merupkan karya untuk menciptakan keindahan melalui unsur -unsur
rupa, garis, titik, bidang, warna maupun tekstur dalam mengekspresikannya,
namun dibarengi dengan imajinasi seseorang yang menciptakannya sebagai ujud
dari ekspresi untuk menyampikan keindahan estetis yang ada dalam ide sang
pencipta lukisan tersebut. Sehingga didalam lukisan terkandung makna-makna
simbolik yang ada dalam lukisan tersebut sesuai dengan imajinasi pelukisnya. Maka
mulai dari pembelajaran ini diharapkan siswa mulai mampu untuk belajar melihat
makna simbolik atau pesan yang ingin disampaikan oleh pelukis tentang arti atau
makna simbolik yang terkandung. Disitulah keindahan estetis yang ada dalam
sebuah lukisan. Karena lukisan tidak cukup dilihat dari keindahan secara teknik
atau secara fisik tetapi juga keindahan dari makna lukisan atau nilai estetis.
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 5
B. Prinsip dan Corak Seni Lukis
Prinsip dalam seni lukis adalah semua aspek yang menunjang sebuah karya
seni lukis, yaitu unsur-unsur yang ada dalam sebuah lukisan. Unsur-unsur tersebut
telah diuraikan pada materi sebelumnya yang kemudian diekspresikan dalam
sebuah lukisan yang bermakna atau menjadi karya yang bernilai seni. Dalam hal
ini hal-hal yang prinsip dalam pembuatan karya hendaknya memperhatikan
keseimbangan, komposisi, dan kesatuan objek dalam sebuah karya seni lukis.
Keseimbangan yang dimaksud adalah pengaturan objek gambar dalam sebuah
media, kita ingat materi kelas tujuh dimana kita meletakkan gambar objek dengan
memperhatikan keseimbangan dalam suatu media, kanan kiri maupun atas bawah
objek, sehingga menunjukkan keselarasan dan tidak berat sebelah. Komposisi
adalah pengaturan objek yang disusun, tata letak, penempatan objek gambar
sehingga secara keseluruhan lukisan menjadi lebih menarik dan indah. Sedangkan
prinsip kesatuan objek adalah segala sesuatu yang menunjukkan keselaran yang
tepat yang ditunjukkan oleh lukisan tersebut, kesatuan objek maupun kesatuan
warna yang dinamis.
Sedangkan yang dimaksud dengan corak lukisan adalah gaya yang digunakan
dalam lukisan tersebut. Ketika kita memperhatikan lukisan yang ada di tengah
tengah masyarakat, di museum, galeri, ataupun di pasar seni, tentu saja kita
melihat bahwa jenis lukisan yang ada sangatlah beragam dengan berbagai
karakter. Namun dari banyaknya corak lukisan tersebut dapat kita golongkan
menjadi tiga jenis, antara lain:
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 6
1. Corak Representatif
Corak representative adalah sebuahh corak atau jenis lukisan yang
menggambarkan objek-objek yang meniru keadaan alam, binatang, manusia atau
segala benda yang terlihat di depan mata dengan penggambaran lukisan yang nyata.
Bentuk, warna, komposisi, proporsi objek yang disampaikan mirip atau menyerupai
objek benda yang sesungguhnya. Lukisan yang tergolong dalam jenis atau corak ini
adalah lukisan dengan gaya realis, gaya naturalis maupun gaya romantis. Perhatikan
lukisan berikut ini, hal ini membuktikan bahwa gaya-gaya tersebut menunjukkan
bahwa lukisan berikut adalah contoh dari jenis atau corak lukisan representatif.
Gambar 1.07
Sumber:art.com
Gambar 1.08
Sumber:art.com
Bila kita perhatikan maka objek yang ditunjukkan dalam lukisan tersebut mirip
dengan objek sesungguhnya, baik bentuk bunga maupaun bentuk manusia yang
disampaikan dalam lukisan tersebut tanpa mengalami perubahan bentuk, warna
maupun proporsinya.
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 7
2. Corak Deformatif
Corak deformatif merupakan corak atau jenis lukisan yang dalam
penyampaian objeknya mengalami perubahan bentuk atau perubahan proporsi
dari objek yang sebenarnya. Dalam kata lain bahwa objek yang digambar
mempunyai perbedaan bentuk atau berubah dari benda yang seperti kita lihat
dengan kasat mata. Perubahan bentuk tersebut sangat dimungkinkan dalam
melukis karena kita sekarang sudah mengerti bahwa ketika kita melukis berarti
kita memadukan antara gambar dengan hasil imajinasi kita terhadap suatu objek.
Sehingga dalam corak lukisan deformatif ini, bisa diartikan bahwa adanya
perubahan bentuk objek di dalam lukisan sesuai dengan imajinasi sang pelukis.
Kita sering mendengar bahwa seorang seniman bebas untuk berkarya, bebas
berekspresi dan kebebasan berimajinasi didalam karyanya. Sehingga corak lukisan
ini pun sangat diminati penikmat seni ataupun senimannya sendiri corak lukisan
deformatif sebagai media untuk mencurahkan ide-idenya. Karena banyaknya
seniman lukis yang menggunakan corak ini, akhirnya beragam pula gaya-gaya
lukisan yang ada dalam corak ini, seperti gaya impresionisme, kubisme,
ekpresionisme, dan surealisme.
Corak-corak maupun gaya lukisan ini sangatlah berkembang pesat hingga pada
masa saat ini kita bisa melihat berbagai corak lukisan maupun gaya lukisan yang
sangat bervariasi tampilan model lukisannya, namun dari berbagai gaya tersebut
dapat kita golongkan dalam beberapa gaya, yang nanti juga akan kita pelajari
bersama. Untuk lebih jelasnya, marilah kita cermati lukisan-lukisan berikut, dan
bandingkanlah dengan contoh lukisan-lukisan sebelumnya, penulis harap para
siswa mampu untuk menemukan perbedaan-perbedaan yang ada, antara lukisan
corak representatif dan corak deformatif.
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 8
Gambar 1.09 Gambar 1.10
Sumber: art.com Sumber: art.com
Gambar 1.11 Gambar 1.12
Sumber: art.com Sumber: art.com
Tentunya dengan melihat lukisan tersebut maka semakin jelaslah bahwa dalam
seni lukis, kebebasan seorang seniman sangatlah mutlak, hal hal yang tidak terjadi
dalam kehidupan nyata pun bisa diujudkan dalam karya lukisnya, karena objeknya
tersebut maka lukisan ini termasuk lukisan dengan corak deformatif.
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 9
3. Corak Abstrak
Kalau kita perhatikan dan mencermati lukisan yang ada ditengah-tengah
masyarakat tentunya para siswa pernah melihat lukisan yang hanya berwujud
perbaduan warna atau bidang, bahkan mungkin terasa acak-acakan dan tidak
berbentuk apapun. Namun ketika kita perhatikan lukisan tersebut ada keindahan
tersendiri dari lukisan tersebut, entah dari fariasi warna, bidang goresan kuasnya
dan lain-lainnya. Itulah yang dimaksud dengan lukisan dengan corak abstrak.
Perhatikan contoh lukisan-lukisan berikut ini!
Gambar 1.13 Gambar 1.14 Gambar 1.15
Sumber: art.com Sumber:art.com Sumber: art.com
Lukisan abstrak sebenarya lebih sulit untuk ide dan gagasannya, namun mungkin
dirasa lebih mudah dari sisi teknisnya. Perlu kita ingat bahwa lukisan adalah
ungkapan ide dari pikiran dan gagasan seseorang jadi meskipun lukisan abtrak tidak
terlihat atau bahkan jauh meninggalkan bentuk aslinya namun tentunya ada makna
atau nilai-nilai simbolik yang ingin disampaikan dalam lukisan tersebut.
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 10
C. Tehnik dan Media Seni Lukis
Untuk bisa membuat lukisan yang indah, tentu saja kita perlu mengetahui
khaidah khaidah atau aturan serta teknik yang harus kita kuasai. Beberapa
teknik yang ada dalam seni lukis akan kita pelajari bersama, antara lain teknik
pointilis, plakat, aquarel dan spray atau semprot.
1.Pointilis
Teknik Pointilis merupakan teknik dalam melukis dimana teknik ini
menggunakan unsur titik-titik untuk membentuk suatu pola atau bentuk.
Teknik ini sudah digunakan dari tahun 1800-an yang lalu, dan sampai sekarang
masih juga digunakan oleh pelukis-pelukis muda atau pelukis jaman sekarang
untuk mengekspresikan lukisannya.
Berikut adalah merupakan contoh seni lukis dengan menggunakan teknik
pointilis. Maka jika kita perhatikan bahwa baik perwarnaan ataupun
membentuk bidang disitu terlihat hanya menggunakan variasi titik warna besar
ataupun kecil.
Gambar 1.16 Gambar 1.17
Sumber: aminoapps.com Sumber: redbubble.com
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 11
2. Plakat
Teknik plakat adalah teknik yang digunakan untuk membuat lukisan dimana
teknik ini pelukis menggunakan cat yang kental dan tebal, seperti cat minyak,
cat akrilik, cat tembok dan sebagainya. Pada dasarnya teknik ini adalah
menggunakan cat yang tebal dan sanggup menutup warna sebelumnya. Jadi
kalau kita menggunakan teknik ini sangatlah tidak tepat jika kita menggunakan
cat dengan sapuan yang tipis-tipis.
Berikut adalah contoh lukisan dengan menggunakan teknik plakat.
18 19
Gambar 1.18 Gambar 1.19
Sumber: gardenparkcafe.com Sumber:fineartamerica.com
Bila kita perhatikan kedua lukisan tersebut maka sangat jelas bahwa
lukisan tersebut menggunakan cat yang sangat tebal, bahkan sampai
membentuk tekstur pada permukaan lukisannya. Lukisan dengan teknik plakat
ini juga banyak kita temukan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Mulai saat ini
marilah kita memulai untuk memperhatikan tekniknya ketika melihat suatu
lukisan yang ada disekitar kita.
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 12
3. Aquarel
Teknik aquarel adalah teknik yang banyak menggunakan air untuk proses
pembuatan karya lukisnya, jadi cat yang digunakan untuk lukisan ini lebih tepat
dengan menggunakan cat yang bisa dilarutkan dengan air. Sehingga dipasar
atau dalam penjualannya cat ini disebut dengan cat air. Banyak yang
berpendapat bahwa teknik aquarel adalah teknik yang digunakan untuk cat air.
Hal itu juga tidak bisa dikatakan salah, karena penggunaan cat air memang
menggunakan air.
Namun demikian bahwa teknik aquarel sebenarnya tidak hanya untuk cat
air, tetapi juga tinta maupun semua jenis cat yang bisa dilarutkan dengan air.
Dalam arti kata bahwa teknik ini adalah teknik melukis dengan air sebagai
bahan untuk melarutkan cat dan hasil sapuan kuasnya adalah bersifat
transparan (tembus pandang), berbeda dengan teknik plakat yang pekat dan
tebal.
Berikut adalah contoh lukisan dengan menggunakan teknik aquarel.
20 21
Gambar 1.20 Gambar 1.21
Sumber:pinterest.com Sumber:paintingwithwatercolors.com
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 13
4. Spray
Teknik Spray atau semprot saat ini memang berkembang dan banyak
ditemukan di berbagai negara, termasuk di Indonesia juga berkembang bahkan
bisa dikatakan sangat berkembang. Lukisan dengan teknik spray yang sering
kita temukan adalah ketika kita melihat gambar-gambar atau lukisan di bak
truk, atau kendaraan lainnya, pada modifkasi otomotif, helm dan sebagainya.
Yang penulis sebutkan adalah contoh yang nyata dalam kehidupan sekitar kita
tentang teknik spray yang mereka gunakan untuk berekspresi.
Saat ini banyak sekali seniman-seniman lukis yang justru memadukan lagi
atara teknik spray dipadukan dengan teknik cetak, maupun sapuan manual. Hal
ini menunjukkan bahwa kesenian selalu berkembang seiring dengan kemajuan
pola berfikir, kemajuan teknologi maupun social sangat mempengaruhi proses
perkembangan kesenian pada umumnya dan perkembangan seni rupa pada
khususnya.
Berikut merupakan contoh karya lukis dengan menggunakan teknik spray.
Gambar 1.22 Gambar 1.23
Sumber:shahirulazmer.blogspot.com Sumber:imural.id
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 14
Sementara itu, yang dimaksud dengan media seni lukis adalah segala
sesuatu yang digunakan oleh seseorang sebagai perantara untuk berkarya
atau berekspresi seni lukis yang berarti berhubungan dengan bahan dan alat
yang digunakan dalam proses tersebut. Dengan demikian berarti tidak hanya
kanvas yang bisa digunakan untuk melukis, seseorang bisa berekspresi pada
tembok, papan kayu, kaca, keramik, kertas, kulit dan lain sebagainya. Dengan
kata lain bahwa segala sesuatu yang digunakan seorang pelukis dalam
karyanya, itulah media yang digunakan.
Berikut adalah contoh beberapa media yang digunakan pelukis untuk
menuangkan ide atau gagasannya.
Gambar 1.24
Sumber:notepam.com
Banyak sekali mural yang dilukis pada tembok, hal ini menunjukkan
bahwa tembok juga bisa digunakan menjadi media dalam berekspresi oleh
para seniman, tentunya kita tidak asing dengan mural yang ada di sudut sudut
kota. Berbagai teknik yang mereka gunakan untuk melukis dinding ini, baik
dengan menggunakan teknik manual dengan sapuan kuas maupun dengan
menggunakan teknik spray gun.
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 15
Gambar 1.25
Sumber:cyberspaceandtime.com
Tentunya kita ingat bahwa di kota Cirebon juga berkembang lukisan
tradisional yaitu lukisan kaca yang sangat terkenal sampai mancanegara dan
juga mempunyai nilai sejarah yang tinggi dalam perkembangan kebudayaan
di Nusantara.
Gambar : 1.26 Gambar : 1.27
Sumber:inspirasimengecat.blogspot.com Sumber:apkpure.com
Sangatlah jelas bahwa seorang seniman akan menggunakan media apa
saja ketika ingin berekspresi, bahkan dengan media batu kita bisa
berekspresi semua tergantung dari kreatifitas kita.
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 16
Gambar 1.28 Gambar 1.29
Sumber:oto.detik.com Sumber:id.pinterest.com
Seperti yang sering kita lihat di jalan-jalan, sering kali bak truk diguanakan
untuk media ekspresi yang tidak lain sebenarnya mereka adalah melukis.
Sehingga semakin jelas bahwa ternyata melukis tidak hanya pada kanvas
atau kertas saja, melainkan masih banyak media yang bisa digunakan untuk
berekspresi seni lukis.
Disamping media yang perlu disiapkan dalam melukis yaitu alat-alat
yang digunakan. Alat lukis adalah segala perkakas atau sarana yang
digunakan dalam proses pembuatan lukisan tersebut. Pada umumnya alat
yang digunakan adalah cat minyak, tinta, kuas, easel, palet, pisau palet,
sprayer. Tentu saja yang tertulis disini adalah alat-alat lukis yang digunakan
oleh pelukis pada umumnya, dan sangat dimungkinkan seorang pelukis
biasanya menggunakan media-media tambahan sesuai dengan keinginannya
sendiri guna membantu proses pembuatan karyanya dan teknik maupun
gaya yang digunakan dalam proses penciptaan karya tersebut.
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 17
Selanjutnya, inilah beberapa alat-alat lukis yang sering digunakan: Palet.
Palet adalah alat yang digunakan untuk mencampur cat sebelum cat
digunakan dan ditorehkan kedalam media lukis.
Gambar 1.30 Gambar 1.31
Sumber:imural.id Sumber:priceza.co.id
(Pada dasarnya bisa digantikan dengan benda apapun yang bisa digunakan
untuk mencampur cat).
Gambar 1.32 Gambar 1.33
Sumber:blog.ruangguru.com Sumber:blog.ruangguru.com
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 18
Gambar 1.34 Gambar 1.35
Sumber:emptyeasel.com Sumber:kompas.com
Gambar 1.36
Sumber:cravepainting.com
Itulah beberapa alat-alat yang pada umumnya digunakan untuk kegiatan
melukis oleh para seniman lukis, sehingga seandainya para siswa
menggunakan alat-alat tersebut maka akan terbantu juga dalam proses
belajar melukis, tentunya masih banyak lagi model dan jenisnya namun pada
dasarnya sama untuk fungsi dan tujuannya.
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 19
D. Gaya atau Aliran Seni Lukis
Setelah kita mengetahui begitu bebasnya seseorang menciptakan karya
dalam melukis maka berkembang pula gaya-gaya lukisan yang ada. Gaya
lukisan atau aliran lukisan merupakan ciri khas hasil karya seseorang dalam
menyampaikan ide-idenya dalam proses kreatifitas. Dimana kreatifitas adalah
kemampuan seseorang dalam berimajinasi terhadap objek yang dipikirkan atau
objek yang dilihatnya. Dalam imajinasi tersebut tersiratlah ide-ide atau gagasan
seseorang untuk meciptakan karya yang kreatif untuk bisa diekspresikan ke
dalam suatu media lukis.
Aliran lukisan atau gaya lukisan yang umumnya kita bisa ketahui
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Gaya Naturalisme
Gaya naturalisme adalah gaya lukisan yang menggambarkan tentang
keindahan alam. Biasanya lukisan ini menggambarkan pemandangan
sawah, sungai, gunung, suasana pedesaan dan hamparan pemandangan
alam yang indah. Berikut adalah contoh-contoh lukisan dengan gaya
Naturalisme.
38 39
Gambar 1.37 Gambar 1.38
Sumber:art.com Sumber:art.com
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 20
2. Gaya Romantisme
Aliran lukisan atau gaya lukisan yang satu ini adalah lukisan yang
menggambarkan tentang suatu peristiwa atau kejadian yang nyata pada suatu
masa atau kejadian-kejadian luar biasa yang terjadi ditengah tengah
masyarakat. Kejadian-kejadian tersebut seperti peperangan, refolusi,
demonstrasi, kerusuhan, bencana alam dan lain-lainnya yang diwujudkan
dalam gambar. Bisa dikatakan lukisan ini mirip atau sama halnya dengan
gambar ilustrasi/gambar yang menjelaskan suatu masalah. Perbedaannya
dengan ilustrasi adalah teknik dan corak yang digunakan dalam
penyampaiannya.
Roman artinya adalah cerita dan isme adalah aliran, sesuai dengan
namanya maka lukisan romantisme adalah lukisan yang menggambarkan atau
menceritakan sesuatu. Pelukis Indonesia yang terkenal dengan gaya lukisan ini
adalah Raden Saleh, yang aktif melukis dari tahun 1829-1880.
Lukisan karya Raden Saleh yang terkenal berjudul “Penangkapan Pangeran
Diponegoro”, yang sempat menggemparkan dunia politik pemerintahan
Belanda pada masa perang dunia ke 2, karena dianggap profokasi terhadap
negara-negara yang lain. Dan pada saat itu pula pemerintah Belanda sampai
membuat lukisan tandingan yang serupa dengan lukisan karya Raden Saleh.
Begitulah kehebatan kekuatan sebuah lukisan dengan gaya ini, yang
memang mampu untuk menunjukkan kejadian yang nyata. Dari sini kita belajar
untuk bisa menikmati sebuah lukisan dari makna lukisan serta simbolik yang
terkandung dalam setiap lukisan yang kita lihat, diharapkan siswa mulai
mempelajari niai-nilai estetis dari setiap objek yang ditunjukkan dalam setiap
lukisan, dari objek yang ditampilkan, warna yang ditunjukkan komposisi
maupun pesan-pesan yang ditampilkan dari setiap objek yang ada. Karena hal
tersebut yang dimaksud dengan keindahan estetis atau keindahan makna dari
lukisan.
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 21
Inilah beberapa contoh lukisan dengan gaya romantisme.
Gambar 1.40
Sumber:id.wikipedia.org
Gambar 1.41
Sumber:id.wikipedia.org
Perhatikan perbedaan makna simbolik kedua lukisan tersebut! Apakah benar
lukisan yang dibuat oleh Raden Saleh menunjukkan jiwa Nasionalisme Raden
Saleh? Silahkan para siswa belajar untuk mencermati dan memperhatikan
dari objek, warna dan cerita yang terkandung dalam lukisan tersebut!
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 22
3. Gaya Ekspresionisme
Gaya Ekspresionisme terkadang memang terkesan asal-asalan ketika
menggorekan kuas atau ketika pelukis menorehkan cat pada kanvas. Gaya ini
dipelopori oleh Vincent Van Gogh (1853-1890) dan pelukis Indonesia yang
menggunakan gaya ini adalah Affandi (1907-1990). Lukisan gaya ini objek yang
digambarkan mengalami perubahan bentuk makanya termasuk jenis lukisan
defromatif. Sesuai dengan namanya maka lukisan ekspresionisme dibuat
dengan cara yang cepat bahkan terkesan meninggalkan bentuk bentuk realis
atau bentuk yang nyata.
Berikut adalah contoh lukisan bergaya ekspresionisme.
Gambar 1.42 Gambar 1.43
Sumber:art.com Sumber:art.com
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 23
Gambar 1.43 Gambar 1.44
Sumber:art.com Sumber:art.com
4. Gaya Impresionisme
Gaya ini adalah gaya lukisan yang menujukkan objek dengan samar-
samar, atau terlihat kesan dari objek atau benda yang dilukisnya. Gaya lukisan
ini juga banyak ditemukan didalam lukisan-lukisan yang kita lihat. Contoh dari
lukisan bergaya impresionisme seperti terlihat dalam lukisan-lukisan berikut.
Gambar 1.45 24
Sumber:art.com
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX
Gambar 1.46 Gambar 1.47
Sumber:art.com Sumber:art.com
5. Gaya Kubisme
Gaya lukisan kubisme adalah gaya lukisan yang mengambarkan objek
objek benda yang menyerupai bentuk kotak-kotak. Atau mengkotak-kotakkan
objek. Lukisan ini dipelopori oleh Pablo Picasso (1881-1973). Gaya lukisan
inipun berkembang sampai sekarang hingga mempengaruhi karya-karya
interior yang seperti sekarang kita bisa lihat pada kaca patri jendela yang
berwarna-warni dan beraneka ragam gambar. Berikut adalah contoh karya
lukisan dengan gaya kubisme.
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 25
Gambar 1.48 Gambar 1.49
Sumber:art.com Sumber : art.com
Gambar 1.50 Gambar 1.51
Sumber:art.com Sumber : art.com
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 26
Badingkanlah karya- karya lukisan gaya kubisme tersebut dengan kaca patri
interior berikut!
Gambar 1.52 Gambar 1.53
Sumber:naseni.com Sumber:pixnio.com
Gambar 1.54 27
Sumber:pxhere.com
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX
E. Prosedur Berkarya Seni Lukis
Prosedur berkarya seni lukis yang dimaksud adalah langkah-langkah yang
dilakukan saat proses penciptaan karya seni lukis. Prosedur yang dilakukan ada
dua macam cara yaitu dengan prosedur teknik basah dan dengan prosedur
teknik kering.
1. Prosedur Dengan Teknik Basah
Adapaun langkah-langkah yang dilakukan ketika kita menciptakan karya seni
lukis dengan teknik basah adalah sebagai berikut:
• Yang pertama dilakukan adalah menyiapkan alat-alat dan media untuk
melukis, seperti kertas gambar, cat air, kuas, palet, kain lap, dan
sebagainya.
• Pastikan ide atau gagasan sudah ada dalam benak/pikiran termasuk juga
imajinasi dan objek benda yang sesungguhnya yang diperlukan sebagai
model, sehingga sudah jelas apa yang akan dilukis.
• Membuat sketsa awal terlebih dahulu dengan sapuan pensil tipis tipis
sehingga kalau terjadi kesalahan bisa dibenahi dengan mudah.
• Bidang kertas media lain yang akan digunakan untuk melukis terlebih
dahulu dibasahi air dengan menggunakan kuas dengan rata. Tingkat
basah bisa diperkirakan sendiri sesuai dengan kebutuhan.
• Mulai bubuhkanlah cat ayang sudah disiapkan pada bagian-bagian
tertentu sesuai dengan perencanaan secara halus.
• Membuat ditail dari objek-objek yang sudah direncanakan dengan hati-
hati karena ini adalah tahap finishing karya sambil menyempurnakan
bentuk yang sudah dibuat.
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 28
2. Prosedur Dengan Teknik Kering
Sedangkan prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan untuk melukis
dengan menggunkan teknik kering sebenarnya tidak jauh berbeda. Langkah-
langkah tersebut diantaranya:
• Menyiapkan bahan-bahan alat dan media yang digunakan untuk melukis
dengan teknik kering, seperti cat minyak, minyak cat, kuas, palet, kanvas,
kain lap dan lain-lain.
• Memastikan juga sudah ada ide/gagasan serta imajinasi bagi objek yang
akan kita lukis. Contohnya seperti objek benda, binatang, manusia atau
objek-objek hasil imajinasi.
• Membuat sketsa pada kanvas atau media lukis yang lain dengan
menggunkan pensil atau cat minyak secara tipis-tipis. Hal ini tidak perlu
ditakutkan salah karena cat minyak atau dengan teknik kering ini cat
sanggup menutup warna yang sebelumnya sudah ditorehkan.
• Mulailah dengan mewarnai setiap bidang sesuai dengan imajinasi atau
sesuai dengan objek yang diinginkan.
• Memberikan sentuhan akhir sebagai finishing yaitu memperjelas objek
pada bagian-bagian tertentu dengan cat yang sesuai sambil
menyempurnakan bentuk dari objek tersebut.
Pada prinsipnya hampir sama ketika kita menggunakan teknik basah
ataupun teknik kering, namun kalau tidak pernah dilakukan maka terkadang
menjadi kendala dalam pembuatan lukisan. Dan yang pasti, kita perlu
mengenali karakter dan sifat-sifat dari bahan, media dan alat yang kita
gunakan dalam membuat karya seni lukis.
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 29
• Melukis adalah kegiatan membuat gambar pada suatu media bersamaan
dengan itu pelukis bebas untuk berimajinasi dalam proses pembuatannya.
• Corak seni lukis merupakan gaya yang dipakai oleh sesorang dalam
lukisannya.
• Corak lukisan dibagi menjadi tiga, yaitu representatif, deformatif dan abstrak.
• Media lukis adalah tempat yang digunakan sebagai perantara seseorang
dalam mengekspresikan ide dan hasil imajinasinya.
• Bahan lukis adalah segala perkakas atau segala sesuatu yang digunakan
dalam proses pembuatan karya lukis.
• Bidang untuk melukis bisa berupa, kanvas, kertas, kaca, keramik, tembok dan
lain-lain.
• Alat adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mengolah cat pada media,
seperti, bermacam-macam bentuk kuas, pisau palet, dan palet.
• Teknik melukis adalah cara yang digunakan dalam melukis.
• Teknik melukis ada beberapa cara, dianataranya, aquarel, plakat, spray, atau
semprot, pointilis dan tempra.
• Prosedur melukis adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh seseorang
dalam proses pembuatan lukisan.
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 30
Uji Kompetensi BAB 1
A. Soal Pilihan Ganda
Pilihah satu jawaban yang benar !
1. Corak lukisan adalah … seni lukis dari pelukisnya.
A. warna
B. gaya
C. teknik
D. gagasan
2. Corak seni lukis dibagi menjadi tiga, yaitu ….
A. tradisioal, modern dan post modern
B. primitif, klasik, abstrak
C. realis, dekoratif, naturalis
D. representatif, deformatif, abstrak
3. Berikut gaya lukisan yang tidak termasuk dalam corak representatif yaitu .…
A. Realisme
B. Naturalisme
C. Imperialisme
D. Kubisme
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 31
4. Lukisan yang disampaikan persis atau mirip dengan objek yang sebenarnya
merupakan gaya lukisan, yaitu .…
A. Realisme
B. Naturalisme
C. Imperialisme
D. Kubisme
5. Lukisan yang menggambarkan keindahan pemandangan alam, yaitu gaya .…
A. Realis
B. Naturalis
C. Ekspresionisme
D. Impresionisme
6. Bahan yang tepat digunakan untuk teknik aquarel adalah .…
A. cat air
B. cat akrilik
C. cat minyak
D. crayon
7. Teknik melukis adalah … yang digunakan dalam melukis.
A. bahan
B. cara
C. gagasan
D. media
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 32
8. Teknik melukis dengan membuat titik titik pada suatu bidang untuk pewarnaan
lukisan tersebut adalah Teknik .…
A. dusel
B. plakat
C. aquarel
D. spray atau semprot
9. Berikut yang bukan termasuk alat lukis adalah .…
A. kuas
B. palet
C. pisau palet
D. kanvas
10. Prosedur melukis adalah … dalam proses pembuatan lukisan.
A. cara-cara
B. ide-ide
C. bahan-bahan
D. langkah-langka
B. Soal Uraian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jelas dan benar.
1. Apa perbedaan lukisan dengan gambar?
2. Apa yang dimaksud gaya dalam lukisan?
3. Apa yang dimaksud dengan corak lukisan?
4. Apa yang dimaksud dengan teknik lukisan?
5. Apa yang dimaksud dengan prosedur seni lukis?
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 33
C. Tugas Unjuk Kerja
1. Buatlah sebuah lukisan yang menggunakan teknik basah di atas kertas
dengan menggunakan bahan cat air!
2. Buatlah sebuah lukisan yang menggunkan teknik kering di atas kanvas
dengan menggunakan bahan cat minyak atau cat akrilik!
D. Penilaian Sikap dan Refleksi.
Diskusikan dalam kelompok dan buatlah secara tertulis tanggapan teman
kalian dari hasil karya siswa yang di tunjukkan.
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 34
BAB Sekolah Menengah Pertama
2
Seni Patung
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari prosedur berkarya dan membuat karya seni patung
dengan berbagai bahan serta teknik, peserta didik diharapkan dapat:
3.2.1. Menyatakan pendapat tentang keragaman karya seni patung dari
berbagai bahan sebagai ungkapan rasa bangga dan wujud syukur
kepada Tuhan dan bangsa.
3.2.2. Memahami pengertian, sejarah, jenis, sifat dan karakteristik bahan baku
pembuatan karya seni patung berdasarkan rasa ingin tahu dan rasa
apresiasi.
4.2.1. Memahami prinsip perancangan, prosedur, teknik pembuatan, dan
bentuk karya seni patung.
4.2.2. Merancang, membuat, menguji dan mengomunikasikan karya seni
patung dari salah satu bahan, prosedur dan teknik berdasarkan
orisinalitas ide dengan penuh rasa disiplin serta tanggung jawab.
Pendidikan Karakter
Karakter CC5+ yang ingin dicapai adalah creativity dan conviction.
a. Creativity, peserta didik diharapkan dapat berkreasi secara aktif dan kreatif
dalam membut karya seni patung.
b. Conviction, peserta didik diharapkan memiliki daya juang yang kuat untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya dan tidak pantang menyerah dalam berkarya.
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 35
APERSEPSI
Tahukah kamu, siapa tokoh gambar berikut ini dan apa
profesinya?
Sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/08/14/edhi-sunarso-sang-maestro-
pematung-indonesia
Gambar : 2.01. Pematung Eddhy Soenarso
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 36
SENI PATUNG
A. Pengertian Seni Patung
Sebelum kita melihat lebih jauh tentang seni patung, perlu kita ketahui
terlebih dulu cabang yang dimaksud dengan seni rupa murni tiga dimensi;
yaitu karya seni rupa yang memiliki wujud/bentuk, keruangan atau
volume, dan plastisitas (lekukan dan benjolan), memiliki daya raba
(tekstur), memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi serta bisa dilihat dari
berbagai arah. Salah satu jenis karya seni rupa murni tiga dimensi atau
disebut juga dengan istilah seni rupa trimatra yaitu seni patung.
Secara umum pengertian seni patung yaitu cabang seni rupa murni yang
memiliki tipe tiga dimensi (bervolume atau berisi), memiliki plastisitas
(bentuk tonjolan, lekukan dan rongga).
Beberapa pendapat tentang Seni Patung:
1. Ensiklopedia indonesia ( 1990 : 215 )
Seni patung sculpture berarti seni pahat atau bentuk badan yang
padat yang diwujudkan dalam tiga dimensional yang ciptaanya bisa
berupa gambar-gambar timbul (relief) atau patung yang di buat dari
media kayu maupun logam.
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Seni patung adalah benda tiruan, bentuk manusia dan hewan yang
cara pembuatannya dengan dipahat.
3. Diksi Rupa oleh Mikke Susanto (2011: 296)
seni patung adalah sebuah tipe karya tiga dimensi yang bentuknya
dibuat dengan metode subtraktif (mengurangi bahan seperti
memotong, menatah) atau aditif (membuat model lebih dulu seperti
mengecor dan mencetak).
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 37
4. Soenarso dan Soeroto dalam bukunya ( 1996: 6)
Seni Patung adalah semua karya dalam bentuk meruang.
5. B.S Myers (1958: 131-132)
Seni patung adalah karya tiga dimensi yang tidak terikat pada latar
belakang apa pun atau bidang manapun pada suatu bangunan. Karya ini
diamati dengan cara mengelilinginya, sehingga harus nampak
mempesona atau terasa mempunyai makna pada semua seginya. Selain
itu Mayer (1969: 351) menambahkan bahwa seni patung berdiri sendiri
dan memang benar-benar berbentuk tiga dimensi sehingga dari segi
manapun kita melihatnya, kita akan dihadapkan kepada bentuk yang
bermakna.
B. SEJARAH PERKEMBANGAN SENI PATUNG DI NUSANTARA
Dikutip dari sumberhttps://kumparan.com/potongan-nostalgia/seni-
patung-masyarakat-prasejarah-di-indonesia/full. Perkembangan seni patung
di Indonesia berhubungan erat dengan perkembangan seni ukir. Bangsa
Indonesia telah mengenal seni ukir sejak tahun 1500 SM. Dengan bukti
peninggalan dari nenek moyang berupa kapak batu yang dibuat
menggunakan bahan dan peralatan yang sederhan dengan motif berupa
garis, titik atau lengkungan.
Seni ukir mengalami perkembangan pada tahun 500-300 SM. Masyarakat
mulai menggunakan bahan perunggu, emas dan perak untuk diukir. Mereka
bahkan mengenal teknik cor sehingga motif ukiran yang dihasilkan mulai
banyak dan beragam.
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 38
Munculnya seni patung di Indonesia pertama kali terjadi pada zaman
Perunggu, yaitu tahun 500 SM. Zaman ini dikenal dengan masa perpindahan
orang-orang Melayu Muda dari Yunnan ke Indonesia yang membawa
kebudayaan hidup bermasyarakat, pengetahuan mengenai cara bercocok
tanam, perkakas, senjata untuk berburu, dan patung-patung perwujudan
manusia.
Memasuki zaman Megalitikum, ditemukan sebuah teknik pembuatan alat-
alat yang lebih canggih, dinamakan teknik metalurgi. Ditemukannya metode
baru tersebut membuat orang-orang dapat menciptakan karya seni yang
terbuat dari logam dengan motif yang lebih rumit.
Corak seni patung yang berkembang pada masa prasejarah di Indonesia
lebih pada corak Monumental, yaitu corak yang mewakili kesenian gaya
neoliti. Corak ini memiliki ciri penggambaran pada wujud patung dibuat
secara frontal dengan motif-motif simbolik yang sederhana.
Sumber gambar: dtvctxkxukryilisb4k9 39
Gambar 2.02 Patung pada masa Prasejarah
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX
Seni patung tersebut didominasi oleh gaya Polinesia dengan ciri-ciri
desainnya yang sederhana, mendekati bentuk asli bahannya, bergaya kaku,
dan bersudut-sudut. Salah satu contoh patung gaya kebudayaan Polinesia
yang sangat terkenal adalah patung Eta Moai di Pulau Paskah. Di Indonesia
patung yang serupa banyak tersebar di beberapa wilayah, seperti
Palembang, Lampung, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Tengah, dan Irian Jaya.
Contoh yang paling terkenal di Indonesia berada di Kabupaten Poso,
Sulawesi Tengah, dengan nama patung Tadulako. Tinggi patung tersebut
adalah empat meter. Sama seperti patung Eta Moai di Pulau Paskah, patung
Tadulako juga digambarkan tanpa memiliki kaki, namun memperlihatkan
alat kelamin laki-laki dengan jelas.
Patung Tadulako merupakan perwujudan dari sosok seorang pemimpin
atau kepala suku yang dianggap memiliki kekuatan yang sangat besar di
kelompok masyarakat tertentu. Roh nenek moyang yang berwujud patung
tersebut sangat dipercaya oleh masyarakat sebagai pelindung, dan pemberi
keberkahan hidup.
Sumber:_var_www_html_newkbr.id_layouts_uploads_thumb_palindo_800x450_mbauvd
Gambar 2.03. Patung Tadulako
Yayasan Tarakanita Seni Budaya Kelas IX 40