60 2 2,583 2 2,712 2 2,84 2 2,990 Kasubag APBD
dokum dokum dok 8 dokum TU APBD
en en ume en
n Kasubag
TU
00 12 2,100 12 2,205 12 2,31 12 2,431
lapora laporan lapo 5 laporan
n ran
85 1 3,974 1 4,173 1 4,38 1 4,601 Kasubag APBD
lapora laporan lapo 2 laporan TU
n ran
00 12 4,200 12 4 12 4,63 12 4,862 Kasubag APBD
lapora lapora , lapo 1 lapora TU APBD
n n4 ran n
1 Kasubag
0 TU
00 12 4,200 12 4,410 12 4,63 12 4,862
lapora laporan lapo 1 laporan
n ran
00 12 6,825 12 7,166 12 7,52 12 7,901 Kasubag APBD
lapora lapora lapo 5 lapora TU
n n ran n
00 12 4,200 12 4,410 12 4,63 12 4,862 Kasubag APBD
lapora laporan lapo 1 laporan TU APBD
n ran
Kasubag
00 12 2,625 12 2,756 12 2,89 12 3,039 TU
lapora laporan lapo 4 laporan
n ran
122
Administrasi Jumlah 0 20000 3 162,1
Umum Perangkat Laporan laporan lapora
Daerah Penyediaan 10 kali
Fasilitasi Kunjungan Barang dan n
Tamu Jasa
jumlah paket 20000 10 kali 23,0
pengadaan
Penyelenggaraan Jumlah 0 laporan 0 1 136,0
Rapat Koordinasi Laporan 0 0 lapora 3,10
dan Konsultasi 140000 140,0
SKPD Jumlah daftar dokumen n
Penatausahaan arsip aktif, 2 40000 3 40,0
Arsip Dinamis pada arsip inaktif, dokum
SKPD arsip vital laporan en
Pengadaan Barang Jumlah 2
Milik Daerah Laporan 1 set lapora
Penunjang Urusan Pengadaan n
Pemerintah Daerah Barang Milik
Daerah 1 set
Pengadaan Mebel Penunjang
Urusan
Pemerintah
Daerah
Jumlah
mebel
Pengadaan Jumlah 1 paket 100000 1 100,0
Peralatan dan Mesin peralatan dan paket
Lainnya mesin lainnya
100 3 170,205 3 178,71 3 187, 3 197,034 Kasubag APBD
lapora lapora 5 lapo 651 lapora TU
n n ran n
000 10 kali 24,150 10 kali 25,358 10 26,6 10 kali 27,957 Kasubag APBD
kali 25 TU
000 1 142,800 1 149,94 1 157, 1 165,309 Kasubag APBD
lapora laporan 0 lapo 437 laporan TU
n ran
00 3 3,255 3 3,418 3 3,58 3 3,768 Kasubag APBD
dokum dokum dok 9 dokum TU APBD
en en ume en
n
000 2 147,000 2 154,35 2 162, 2 170,171 Koordinat
lapora lapora 0 lapo 068 lapora or
n n ran n Fungsiona
l Teknisi
Mesin dan
Peralatan
000 1 set 42,000 1 set 44,100 1 46,3 1 set 48,620 Koordinato APBD
set 05 r APBD
Fungsional
Teknisi
Mesin dan
Peralatan
000 1 105,000 1 paket 110,25 1 115, 1 paket 121,551 Koordinato
paket 0 pak 763 r
et Fungsional
Teknisi
Mesin dan
Peralatan
123
Penyediaan Jasa Jumlah 0 118000 12 121,2
Penunjang Urusan laporan laporan lapora
Pemerintahan Penyediaan 12 bulan 118000 121,2
Daerah Jasa 0 n 15,0
Penunjang 0 12
Penyediaan Jasa Urusan laporan 0 bulan 15,0
Komunikasi, Sumber Pemerintaha 0 paket 300000 12 350,0
Daya Air dan Listrik n Daerah 300000 lapora 350,0
Pemeliharaan n
Barang Milik Jumlah
Daerah Penunjang penyediaan J 6
Urusan asa paket
Pemerintahan Komunikasi, 1 unit
Daerah Sumber Daya 1 unit
Pemeliharaan Air dan Listrik
Peralatan dan Mesin Jumlah
Lainnya laporan
Pemeliharaa
n Barang
Milik Daerah
Penunjang
Urusan
Pemerintaha
n Daerah
Jumlah
peralatan dan
mesin lainnya
yang
dipelihara
Mewujudkan Meningkatny PROGRAM Persentase 1 unit
Kawasan a kualitas PENGELOLAAN Cakupan 1 unit
Permukiman pelayanan PERSAMPAHAN Kawasan
Masyarakat pengelolaan (BLUD) Permukiman
Dengan sampah 3R Masyarakat
Penyediaan ditingkat yang
Sarana, rumah mendapat
Prasarana, tangga, layanan
dan Utilitas TPST 3R, persampaha
dan TPA n
200 12 127,260 12 133,62 12 140, 12 147,319 Koordinat APBD
lapora lapora 3 lapo 304 lapora or
n n ran n Fungsiona
l Teknisi
Mesin dan
Peralatan
200 12 127,260 12 133,62 12 140, 12 147,319 Koordinato APBD
bulan bulan 3 bula 304 bulan r APBD
n Fungsional
Teknisi
Mesin dan
Peralatan
000 12 15,750 12 16,538 12 17,3 12 18,233 Koordinat
lapora lapora lapo 64 lapora or
n n ran n Fungsiona
l Teknisi
Mesin dan
Peralatan
000 6 15,000 6 paket 16,538 6 17,3 6 paket 18,233 Koordinato APBD
paket pak 64 r BLUD
et Fungsional
Teknisi
Mesin dan
Peralatan
000 1 unit 400,000 1 unit 400,00 1 450, 1 unit 450,000 Kepala
0 unit 000 UPTD
000 1 unit 400,000 1 unit 400,00 1 450, 1 unit 450,000
0 unit 000
124
Penanganan Jumlah 1 unit 300000 1 unit 350,0
Sampah di Laporan
TPA/TPST 300000 1 unit 350,0
Regional (Prov) 300000 1 unit 350,0
Atau 68500 70% 68,5
Pengelolaan 55000 70% 55,2
Sampah
(Kab/Kota)
Penyusunan Jumlah 1 unit
Rencana, dokumen
Kebijakan dan
Meningkatnya Meningkatny Teknis Jumlah 1 unit
Kualitas a jenis Penanganan Penyediaan
Pelayanan pelayanan Sampah Sarana dan 70%
Secara dan produk Regional/Kab/ Prasarana 70%
Berkelanjutan unggulan, Kota Penanganan
Yang serta Sampah di
Berorientasi program Penyediaan TPA/TPST
Pada tambahan Sarana dan
Kepuasan Prasarana Persentase
Pelanggan Penanganan Cakupan
(masyarakat) Sampah di Kawasan
TPA/TPST /SPA Permukima
Regional/Kab/ n
Kota Masyarakat
yang
PROGRAM mendapat
PENGELOLAAN layanan
PERSAMPAHAN persampah
(BLUD) an
000 1 unit 400,000 1 unit 400,00 1 450, 1 unit 450,000 Koordinat BLUD
0 unit 000 or
Fungsiona
l
Pengelola
TPA
000 1 unit 400,000 1 unit 400,00 1 450, 1 unit 450,000 Koordinato BLUD
0 unit 000 r
Fungsional
Pengelola
TPA
000 1 unit 400,000 1 unit 400,00 1 450, 1 unit 450,000 Koordinato BLUD
0 unit 000 r
Fungsional
Pengelola
TPA
550 72% 68,750 75% 69,000 78% 69,2 80% 69,500 Kepala BLUD
50 UPTD
200 72% 55,300 75% 55,400 78% 55,6 80% 55,700
00
125
Meningkatnya Meningkatny Penanganan Jumlah 2 50000 2 52,5
cakupan a kondisi Sampah di Laporan laporan 25000 lapora 25,5
Pelayanan dan kualitas TPA/TPST 1 unit 5000 5,25
Regional (Prov) Jumlah 25000 n 30,0
Atau Pemrosesan 3 kali 1 unit
Pengelolaan Akhir di 10% 100000 3 kali 100,0
Sampah TPA/TPST 20%
(Kab/Kota) Regional 80%
Pemrosesan Akhir Jumlah 80%
di TPA/TPST Penguranga
Regional (Prov) n Sampah
Pengurangan Peningkatan
Sampah dengan Jumlah
melakukan Koordinasi
Pembatasan, dan
Pendauran Ulang Sinkronisasi
dan Pemanfaatan Penyediaan
Kembali Prasarana
(Kab/Kota) dan Sarana
Koordinasi dan Penanganan
Sinkronisasi Sampah di
Penyediaan TPA/TPST
Prasarana dan Regional/
Sarana Pengelolaan
Penanganan Persampaha
Sampah di n
TPA/TPST Persentase
Regional/ Cakupan
Pengelolaan Kawasan
Persampahan
PROGRAM
PENGENDALIAN
B3 DAN LIMBAH
500 2 53,000 2 53,500 2 54,0 2 55,000 Koordinat BLUD
lapora lapora lapo 00 lapora or
n n ran n Fungsiona
l
Pengelola
TPA
500 1 unit 27,500 1 unit 28,000 1 28,5 1 unit 29,000 Koordinato BLUD
unit 00 5,500 r BLUD
50 3 kali 5,300 3 kali 5,350 3 5,40 3 kali Fungsional
kali 0 Pengelola
TPA
Koordinato
r
Fungsional
Pengelola
TPA
000 30% 35,000 40% 40,000 50% 40,0 50% 450,000 Koordinato BLUD
00 r
Fungsional
Pengelola
TPA
000 85% 110,000 85% 120,00 90% 125, 90% 125,000 Kepala BLUD
0 000 UPTD
126
Infrastruktur pelayanan B3 (APBD) Permukima
untuk serta n
Mewujudkan pengelolaan Masyarakat
Kualitas persampaha yang
Kesehatan n dan limbah mendapat
Lingkungan layanan
Hidup persampah
Masyarakat an
Penyimpanan Jumlah 1 100000 2 100,0
Sementara Laporan laporan lapora
Limbah B3
(Kab/Kota) n
Meningkatkan Meningkatny PROGRAM Jumlah 1 unit 100000 1 unit 100,0
Penataan a kualitas PENGENDALIAN Pembangun 80% 305000 80% 355,0
Lingkungan lingkungan B3 DAN LIMBAH an
Wilayah hidup yang B3 (APBD) TPA/TPST/S
Perkotaan dan asri, indah, PA/TPS-
Perdesaan bersih, 3R/TPS
serta nyaman, dan
Pengembanga sehat Persentase
n Kapasitas Cakupan
Daerah dalam Kawasan
Peningkatan Permukima
n
Masyarakat
yang
mendapat
layanan
persampah
an
000 2 110,000 2 120,00 2 125, 2 125,000 Koordinat BLUD
lapora lapora 0 lapo 000 lapora or
n n ran n Fungsiona
l
Pengelola
TPA
000 1 unit 110,000 1 unit 120,00 1 125, 1 unit 125,000 Koordinato BLUD
0 unit 000 r BLUD
Fungsional
Pengelola
TPA
000 85% 405,00 85% 405,5 90% 455, 90% 455,500 Kepala
0 00 000 UPTD
127
Kualitas Pengumpulan Jumlah 2 305000 2 355,0
Lingkungan Limbah B3 Lintas Laporan laporan lapor
Hidup Daerah
Kabupaten/Kota an
Mewujudkan dalam 1 (satu)
kenyamanan Daerah Provinsi Banyaknya 1 ton 300000 1,5 350,0
bekerja dan penguranga ton
kualitas taraf Fasilitasi n sampah
hidup SDM Pemenuhan
melalui Meningkatny Komitmen Izin Persentase 0% 0 90% 5,00
peningkatan a Penyimpanan Cakupan 0 0 1 5,00
pendapatan kesejahteraa Sementara Kawasan
dan n dan taraf Limbah B3 Permukima lapora
kesejahteraan hidup Dilaksanakan n n
seluruh melalui Sistem Masyarakat
karyawan Pelayanan yang
Perizinan mendapat
Berusaha layanan
Terintegrasi persampah
secara Elektronik an
PROGRAM Jumlah
PENGELOLAAN Laporan
PERSAMPAHAN
(APBD)
Penanganan
Sampah di
TPA/TPST
Regional (Prov)
Atau
Pengelolaan
Sampah
(Kab/Kota)
000 2 405,00 2 405,5 2 455, 2 455,500 Koordinat BLUD
lapor 0 lapora 00 lap 000 lapora or
an n ora n Fungsiona
n l Analis
Lingkunga
n Hidup
000 2 ton 400,00 2,5 ton 400,0 3 450, 4 ton 450,000 Koordinat BLUD
0 00 ton 000 or
Fungsiona
l Analis
Lingkunga
n Hidup
00 100% 5,000 100% 5,500 100 5,50 100% 5,500 Kepala APBD
%0 UPTD
00 1 5,000 1 5,500 1 5,50 1 5,500 Koordinat APBD
lapora lapora lapo 0 lapora or
n n ran n
Fungsiona
l Analis
Lingkunga
n Hidup
128
Penyusunan Jumlah 0 0 2 5,00
Kebijakan 1,473,
Kebijakan Kerjasama/ ,319.
Kerjasama
Kerjasama / Penanganan
Sampah di
Kerjasama TPA/TPST
Penanganan
Sampah di
TPA/TPST
JUMLAH TOTAL BELANJA
Harus sama dengan TOTAL PENDAPATAN
● Total Pendapatan APBD = Belanja dari dana
APBD
● Total Pendapatan BLUD = Belanja dari dana
BLUD
00 2 5,000 2 5,500 2 5,50 5,500 Koordinato APBD
02 r
Fungsional
Analis
Lingkunga
n Hidup
,570 1,620,9 1,783, 1,96 2,157,454
.47 27,351. 020,08 1,32 ,304.74
6.56 2,09
42 5.21
129
BAB VI
PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TEKNIS
PENGELOLAAN SAMPAH
6.1 Pendahuluan
6.1.1 Latar Belakang
SPM sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1 angka 17 Undang Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu
Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh
setiap warga negara secara minimal. SPM menjadi pedoman pelaksanaan pelayanan
dasar pada urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar.
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi:
pendidikan; kesehatan; pekerjaan umum dan penataan ruang; perumahan rakyat dan
kawasan permukiman; ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat;
dan sosial.
Pasal 36 Permendagri No 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah
mengatur bahwa SPM menjadi salah satu syarat administratif bagi UPTD yang akan
menerapkan BLUD. Sedangkan pengelolaan sampah merupakan sub komponen
urusan lingkungan hidup yang bukan merupakan bagian dari urusan wajib yang
berkaitan dengan pelayanan dasar, sehingga SPM dalam modul ini merupakan
persyaratan teknis minimal dalam pengelolaan sampah yang selanjutnya disebut
Standar Pelayanan Minimal Teknis atau disingkat SPM Teknis Pengelolaan sampah
dimana SPM Teknis Pengelolaan sampah dalam modul ini mengacu pada suatu
pernyataan mengenai kewajiban dan janji yang dapat diberikan oleh unit pelayanan
publik kepada masyarakat. Dalam hal ini pelayanan pemerintah daerah guna
memastikan keberadaan, keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan, kemudahan, dan
kualitas pelayanan umum yang diberikan oleh UPTD Pengelolaan sampah di daerah.
Penentuan standar pelayanan untuk pengelolaan sampah mengacu pada Peraturan
Presiden Nomor 97 Tahun 2017 Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional (Jakstranas)
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.10/Menlhk/Setjen/Plb.0/4/2018 Tentang Pedoman Penyusunan Kebijakan dan
Strategi Daerah (Jakstrada) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga. Penyusunan Kebijakan dan Strategi Daerah dibidang
pengelolaan sampah sebagaimana dijelaskan dalam ketentuan di atas meliputi
peningkatan kinerja di bidang:
- Pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga; dan
- Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga
UPTD Pengelolaan sampah merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah dari Dinas
Lingkungan Hidup dan atau instansi teknis Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pengelolaan sampah di suatu daerah, dimana dalam
pelaksanaannya dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas,
pelayanan yang aman, dan ramah lingkungan sehingga perlu disusun sistem
manajemen untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan, meliputi : identifikasi risiko,
analisa risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko, monitoring yang berkesinambungan,
dan komunikasi, untuk itu diperlukan adanya indikator (tolak ukur) dan target yang
harus dicapai atau dipenuhi.
130
Upaya untuk meningkatkan kepuasan pelayanan, menjamin keamanan dan
perlindungan terhadap lingkungan dapat dilakukan dengan standarisasi pelayanan,
sehingga diperlukan pengembangan Standar Pelayanan Minimal yang juga merupakan
salah satu persyaratan administratif pembentukan BLUD. Sebagai sebuah UPTD
Pengelolaan Sampah yang menerapkan BLUD, selain pelayanan dasar SPM Teknis
Pengelolaan sampah Pengelolaan sampah, juga melaksanakan SPM Teknis
Pengelolaan sampah Pelayanan lain, dan SPM Teknis Pengelolaan sampah
Pendukung yang disesuaikan dengan kemampuan BLUD Pengelolaan sampah
tersebut. Dalam menyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah BLUD Pengelolaan
sampah hendaknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami
sehingga pemahaman mengenai ukuran kinerja dapat diseragamkan.
6.1.2 Tujuan
Tujuan Pedoman penyusunan SPM Teknis Pengelolaan sampah ini untuk digunakan
sebagai acuan, panduan dan referensi bagi Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota/Instansi Teknis/UPTD Pengelolaan Sampah dalam menyusun
SPM Teknis Pengelolaan sampah yang memenuhi persyaratan, sistematis, terarah,
terpadu dan tanggap terhadap kebutuhan sesuai kemampuan pemerintah daerah, serta
tanggap terhadap kebutuhan pemangku kepentingan dalam kegiatan penanganan
sampah.
6.1.3 Sistematika Penulisan SPM Teknis Pengelolaan Sampah
Sistematika Penulisan SPM Teknis Pengelolaan Sampah BLUD Pengelolaan sampah
sekurang-kurangnya mencakup hal-hal sesuai dengan sistematika sebagai berikut:
BAB. 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang,
1.2. Tujuan
1.3. Lingkup Pelayanan
1.4. Penerima Pelayanan
1.5. Landasan Hukum,
1.6. Kajian Literatur
1.7. Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)
1.8. Perubahan SPM Teknis Pengelolaan sampah
1.9. Kriteria SPM Teknis Pengelolaan sampah
1.10. Sistematika SPM Teknis Pengelolaan sampah
BAB. 2. JENIS PELAYANAN
2.1. Analisis Jenis Pelayanan
2.2. Pemilahan
2.3. Pengumpulan
2.4. Pengangkutan
2.5. Pengolahan
2.6. Pemrosesan Akhir
BAB. 3. MUTU PELAYANAN :
3.1. Analisis Mutu Pelayanan
3.2. Mutu Pelayanan Pengumpulan Sampah
3.3. Mutu Pelayanan Pengangkutan Sampah
3.4. Mutu Pelayanan Pengolahan Sampah
3.5. Mutu Pelayanan Pemrosesan Akhir Sampah
BAB. 4. RENCANA PENCAPAIAN
131
4.1. Pengumpulan Data
4.2. Penghitungan Kebutuhan Barang Dan Jasa
4.3. Penyusunan Rencana Kerja
4.4. Operasional
BAB. 5. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BAB. 6. PENUTUP
LAMPIRAN
6.1.4 Kelengkapan Pedoman
Pedoman Penyusunan SPM Teknis Pengelolaan sampah Pengelolaan sampah terdiri
dari tiga bagian yaitu:
⮚ Tahapan Penyusunan SPM Teknis Pengelolaan sampah Pengelolaan sampah,
berisi penjelasan tahapan dan langkah-langkah penyusunan SPM Teknis
Pengelolaan sampah
⮚ Dokumen SPM Teknis Pengelolaan sampah Pengelolaan sampah (template), berisi
contoh dokumen SPM Teknis Pengelolaan sampah
⮚ Lampiran, Penjelasan mengenai tata cara penentuan Standar Pelayanan Minimal
UPTD Pengelolaan sampah, Rencana Pencapaian Indikator SPM Teknis
Pengelolaan sampah Pengelolaan sampah Pengelolaan sampah, Program
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga.
6.2 Tahapan Penyusunan SPM Teknis Pengelolaan Sampah
6.2.1 Persiapan Penyusunan SPM Teknis Pengelolaan Sampah
Persiapan penyusunan SPM Teknis Pengelolaan sampah meliputi :
1. Pembentukan Tim Penyusun
2. Penyusunan Rencana Kerja/Jadwal Pelaksanaan
3. Tugas Dan Tanggung Jawab Anggota Tim Penyusun
6.2.2 Pembentukan Tim Penyusun SPM Teknis Pengelolaan Sampah
Pembentukan tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah dimulai dari penyiapan
Surat keputusan kepala daerah tentang pembentukan tim penyusun SPM Teknis
Pengelolaan sampah. Susunan keanggotaan tim penyusun berasal dari pejabat dan
staf instansi yang bersangkutan yang memiliki kemampuan dan kompetensi.
Anggota tim penyusun yang dilibatkan harus siap bertugas secara penuh dalam
menyiapkan dokumen
SPM Teknis Pengelolaan sampah. dengan demikian perlu dipilih orang-orang yang
mempunyai kesiapan waktu dan kemampuan teknis yang cukup. Tim penyusun terdiri
atas perwakilan dari setiap unit kerja (bagian/bidang/subdin/atau sebutan lain) dan
dapat melibatkan tenaga ahli sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Tugas tim
penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah dijabarkan kedalam rencana kerja yang
dijadikan sebagai panduan kerja sampai dengan ditetapkannya SPM Teknis
Pengelolaan sampah.
6.2.3 Penyusunan Rencana Kerja/Jadwal Pelaksanaan
Rencana kerja/jadwal pelaksanaan Tim Penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah
sebagai acuan untuk pelaksanaan penyusunan SPM Teknis Pengelolaan sampah
mengacu kepada kemampuan dan ketersediaan waktu.
Tabel 1. 1 Contoh Rencana kerja/jadwal pelaksanaan
132
6.2.4 Tugas Dan Tanggung Jawab Anggota Tim Penyusun
Tugas dan tanggung jawab anggota tim penyusun perlu diuraikan agar setiap orang
yang terlibat dalam penyusunan SPM Teknis Pengelolaan sampah dapat mengetahui
dan menjalankan tugas masing-masing sehingga memudahkan untuk pengendalian
kemajuan penyusunan SPM Teknis Pengelolaan sampah.
UPTD Pengelolaan sampah melalui tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah
menyusun Rancangan Peraturan Kepala Daerah (Perkada) dan mengusulkan untuk
diterbitkan Perkada tentang SPM Teknis Pengelolaan sampah BLUD Pengelolaan
sampah. Proses ini dilaksanakan dengan pendampingan oleh Dinas LH. Selanjutnya
Kepala Daerah melakukan kajian yang diperlukan dalam menerbitkan Peraturan Kepala
Daerah (Perkada) SPM Teknis Pengelolaan sampah BLUD.
6.3 Muatan Bab SPM Teknis Pengelolaan sampah
Muatan SPM Teknis Pengelolaan sampah sekurang-kurangnya mencakup
Pendahuluan, Jenis Pelayanan , Mutu Pelayanan,Penerima Pelayanan, Rencana
Pencapaian, Pembinaan Dan Pengawasan, Penutup Dan Lampiran yang akan
diuraikan lebih rinci berikut ini. Yang dimaksud dengan SPM Teknis Pengelolaan
sampah di dalam dokumen ini adalah Standar Teknis Minimal yang harus dipenuhi
dalam menyediakan pelayanan pengelolaan sampah kepada masyarakat, sehingga
untuk selanjutnya dokumen ini disebut Standar Pelayanan Minimal Teknis yang
disingkat menjadi SPM Teknis Pengelolaan sampah.
6.3.1. Pendahuluan
Bab Pendahuluan memuat tentang Latar Belakang, Tujuan, Lingkup
Pelayanan,Penerima Pelayanan
Landasan Hukum, Kajian Literatur, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK), Perubahan
SPM Teknis Pengelolaan sampah, Kriteria SPM Teknis Pengelolaan sampah,
Sistematika SPM Teknis Pengelolaan sampah.
6.3.1.1 Latar Belakang
Menjelaskan tentang hal-hal yang mendasari perlunya disusun SPM Teknis
Pengelolaan sampah, antara lain:
- Peraturan/landasan hukum tentang SPM Teknis Pengelolaan sampah.
- Kondisi pengelolaan sampah saat ini
- Tugas dan fungsi UPTD Pengelolaan sampah
6.3.1.2 Tujuan
Menjelaskan tentang tujuan disusunnya SPM Teknis Pengelolaan sampah, misalnya
untuk dijadikan sebagai acuan dalam memenuhi pelayanan pengelolaan sampah pada
masyarakat sesuai dengan standar minimal yang telah ditetapkan.
133
6.3.1.3 Lingkup Pelayanan
Menjelaskan tentang ruang lingkup jenis pelayanan secara spesifik yang akan
dilaksanakan oleh UPTD Pengelolaan Sampah, misalnya penanganan sampah,
penanganan air limbah dan lain-lain.
6.3.1.4 Penerima Pelayanan
Menjelaskan tentang penerima pelayanan misalnya batasan kelompok umur, batasan
wilayah dan lain-lain.
6.3.1.5 Landasan Hukum
Menjelaskan tentang landasan hukum yang digunakan sebagai dasar penyusunan SPM
Teknis Pengelolaan sampah, misalnya Undang-undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Presiden, Peraturan Menteri dan lain-lain.
6.3.1.6 Kajian Literatur
Menjelaskan tentang kajian literatur yang digunakan sebagai referensi dan sumber
informasi dalam penyusunan SPM Teknis Pengelolaan sampah, misalnya studi
terdahulu, teks book, jurnal dan lain-lain.
6.3.1.7 Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)
Menjelaskan tentang Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria yang digunakan dalam
penyusunan SPM Teknis Pengelolaan sampah, misalnya SNI, Standar Internasional
dan kriteria lainnya.
6.3.1.8 Perubahan SPM Teknis Pengelolaan sampah
SPM Teknis Pengelolaan sampah BLUD Pengelolaan sampah ini dapat direvisi apabila
terjadi perubahan terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait, serta
disesuaikan dengan tugas, fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organisasi UPTD
Pengelolaan sampah dan pengembangan jenis pelayanan serta perubahan lingkungan.
6.3.1.9 Persyaratan SPM Teknis Pengelolaan Sampah
Dalam menyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. Fokus mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang terwujudnya tugas dan
fungsi BLUD;
2. Terukur merupakan kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai, dihitung atau
dianalisa sesuai dengan standar yang telah ditetapkan;
3. Dapat dicapai merupakan kegiatan nyata, dapat dihitung tingkat pencapaiannya,
rasional, sesuai dengan kemampuan dan tingkat pemanfaatannya;
4. Relevan dan dapat diandalkan merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan
dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi BLUD;
5. Tepat waktu atau kerangka waktu merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan
yang telah ditetapkan
6. Konsensus, yaitu disepakati bersama oleh komponen-komponen atau unit-unit
kerja yang ada pada lembaga yang bersangkutan.
7. Sederhana, yaitu mudah dimengerti dan dipahami.
8. Nyata, yaitu memiliki dimensi ruang dan waktu serta persyaratan atau prosedur
teknis.
9. Terbuka, yaitu dapat diakses oleh seluruh warga lapisan masyarakat.
10. Terjangkau, yaitu dapat dicapai bersama SPM Teknis Pengelolaan sampah jenis-
jenis pelayanan dasar lainnya dengan menggunakan sumber-sumber daya dan
dana yang tersedia.
11. Akuntabel, yaitu dapat dipertanggung jawabkan kepada public.
134
12. Bertahap, yaitu mengikuti perkembangan kebutuhan dan kemampuan keuangan,
kelembagaan, dan personil dalam pencapaian SPM Teknis Pengelolaan sampah.
13. Ditetapkan oleh Kepala Daerah melalui Peraturan Kepala Daerah yang meliputi
pelayanan pengelolaan pengelolaan sampah sesuai dengan tugas dan fungsi
lembaga pengelola, bahkan dapat mencakup pelayanan non pengelolaan
pengelolaan sampah.
14. Dapat dilakukan perubahan SPM Teknis Pengelolaan sampah BLUD ketika dinilai
perlu untuk masing masing BLUD, terutama ketika rencana pengembangan
pelayanan BLUD Pengelolaan sampah yang tertera dalam Renstra BLUD
Pengelolaan sampah telah terealisasi dengan baik dan menjadi layanan rutin, maka
layanan itu bisa dijadikan SPM Teknis Pengelolaan sampah BLUD.
15. Pelayanan pengelolaan sampah oleh BLUD dapat disesuaikan dengan
kemampuan lembaga pengelola tersebut pada saat disusunnya dokumen SPM
Teknis Pengelolaan sampah.
16. Standar Pelayanan dapat berbeda antar BLUD Pengelolaan sampah tergantung
kondisi, karakteristik, cakupan layanan masing masing BLUD.
17. Tidak terbatas pada pelayanan pengelolaan sampah, dapat melakukan pelayanan
lain yang secara jelas dapat disediakan oleh BLUD Pengelolaan sampah, dan
dibutuhkan oleh konsumen/masyarakat sebagai pendukung layanan utamanya.
18. Keterkaitan yang kuat antara SPM Teknis Pengelolaan sampah dengan Renstra
Dinas Lingkungan Hidup dan Anggaran Tahunan.
6.3.1.10 Sistematika SPM Teknis Pengelolaan Sampah
SPM Teknis Pengelolaan sampah disusun mengikuti sistematika sebagai berikut :
BAB. 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang,
1.2. Tujuan
1.3. Lingkup Pelayanan
1.4. Penerima Pelayanan
1.5. Landasan Hukum
1.6. Kajian Literatur
1.7. Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)
1.8. Perubahan SPM Teknis Pengelolaan sampah
1.9. Kriteria SPM Teknis Pengelolaan sampah
1.10. Sistematika SPM Teknis Pengelolaan sampah
BAB. 2. JENIS PELAYANAN
2.1. Analisis Jenis Pelayanan
2.2. Pemilahan
2.3. Pengumpulan
2.4. Pengangkutan
2.5. Pengolahan
2.6. Pemrosesan Akhir
BAB. 3. MUTU PELAYANAN :
3.1. Analisis Mutu Pelayanan
3.2. Mutu Pelayanan Pengumpulan Sampah
3.3. Mutu Pelayanan Pengangkutan Sampah
3.4. Mutu Pelayanan Pengolahan Sampah
3.5. Mutu Pelayanan Pemrosesan Akhir Sampah
BAB. 4. RENCANA PENCAPAIAN
135
4.1. Pengumpulan Data
4.2. Perhitungan Kebutuhan Barang Dan Jasa
4.3. Penyusunan Rencana Kerja
4.4. Operasional
BAB. 5. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BAB. 6. PENUTUP
LAMPIRAN
6.3.2 Jenis Pelayanan
Tim Penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah mengidentifikasi Jenis Pelayanan
yang saat ini telah mampu disediakan bagi masyarakat yang berada di wilayah
kerjanya. Jenis Pelayanan itu mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi BLUD
Pengelolaan sampah, yaitu Fungsi Pelayanan dan Fungsi Pendukung. Untuk semua
jenis pelayanan tersebut perlu dibuat Standar Pelayanan Minimal Teknisnya. Dalam
hal ini harus ditentukan jenis pelayanan yang akan dilaksanakan misalnya penanganan
sampah meliputi : pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan
pemrosesan akhir.
Tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah juga mengidentifikasi Jenis Pelayanan
yang akan dikembangkan untuk dapat disediakan bagi semua warga di wilayah
kerjanya di masa mendatang. Jenis pelayanan ini yang akan dimasukkan ke dalam
Renstra UPTD Pengelolaan sampah sebagai Rencana Pengembangan dalam kurun
waktu lima tahun.
Tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah memilih Jenis Pelayanan yang dapat
dipastikan pelaksanaannya dengan kualitas terbaik, untuk ditetapkan sebagai SPM
Teknis Pengelolaan sampah BLUD.
6.3.2.1 Penanganan
6.3.2.1.1 Analisis Jenis Pelayanan
Tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah harus menjelaskan jenis pelayanan
yang tercakup dalam SPM Teknis Pengelolaan sampah ini, meliputi bidang atau sektor
yang dilayani misalnya pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah dan lain-lain.
Kemudian dilanjutkan dengan uraian jenis kegiatan yang akan dilayani misalnya
pengelolaan sampah terdiri dari kegiatan pengurangan dan penanganan dimana
pengurangan terdiri dari ; pembatasan timbulan sampah, pemanfaatan kembali dan
pendaur ulangan sampah; penanganan sampah terdiri dari : pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir. Dalam hal ini Tim penyusun SPM
Teknis Pengelolaan sampah harus menetapkan jenis pelayanan yang akan dilakukan
mengacu pada tugas dan fungsi serta kemampuan dan kondisi lingkungan.
6.3.2.1.2 Pemilahan
Tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah harus menjelaskan secara terinci jenis
pelayanan yang mencakup pemilahan termasuk didalamnya kegiatan pemilahan yang
akan dilakukan cara pemilahan, lokasi pemilahan dan pelaku pemilahan.
6.3.2.1.3 Pengumpulan
Tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah harus menjelaskan secara terinci
pengumpulan yang akan dilayani misalnya pengumpulan tidak langsung dari sumber ke
TPS dan pengumpulan langsung dari sumber ke TPA dan juga menjelaskan jenis
sumber sampah yang mendapat pelayanan pengumpulan, misalnya rumah tangga, dan
non rumah tangga.
136
6.3.2.1.4 Pengangkutan
Tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah harus menjelaskan secara terinci
pengangkutan yang akan dilayani misalnya pengangkutan tidak langsung dari sumber
ke TPS dan pengangkutan langsung dari sumber ke TPA dan juga menjelaskan jenis
sumber sampah yang mendapat pelayanan pengangkutan, misalnya rumah tangga,
dan non rumah tangga.
6.3.2.1.5 Pengolahan
Pengolahan adalah satu proses perubahan kegiatan merubah bentuk, komposisi,
karakteristik sampah melalui suatu proses dengan menggunakan teknologi tertentu
sehingga volume sampah dapat tereduksi dan stabil. Tim penyusun SPM Teknis
Pengelolaan sampah harus menjelaskan secara terinci sistem pengolahan sampah
yang diterapkan misalnya TPS 3R.
6.3.2.1.6 Pemrosesan Akhir
Tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah harus menjelaskan secara terinci
pelayanan yang dilakukan dalam hal pemrosesan akhir sampah, misalnya sistem
pengoperasian TPA.
6.3.3 Mutu Pelayanan
Pengertian mutu pelayanan dasar adalah ukuran kuantitas dan kualitas barang
dan/atau jasa kebutuhan dasar serta pemenuhannya secara minimal dalam Pelayanan
Dasar sesuai standar teknis agar penerima pelayanan hidup secara layak. Untuk itu
Tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah menjelaskan tentang mutu pelayanan
yang akan dicapai meliputi Indikator, Standar Nilai, Target Dan Batasan Waktu
Pencapaian. Mutu pelayanan yang dimaksud meliputi mutu pelayanan pengumpulan
sampah, Pengangkutan, Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah.
6.3.3.1 Analisis Mutu Pelayanan
Dalam menyusun mutu pelayanan yang akan dicapai perlu ditetapkan indikator,
Standar Nilai, Target Dan Batasan Waktu Pencapaian.
⮚ Indikator
Indikator adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk
menggambarkan besaran-besaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian SPM
Teknis Pengelolaan sampah berupa masukan, proses, keluaran, hasil dan atau manfaat
pelayanan dasar. Tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah harus menjelaskan
indikator yang digunakan dalam dokumen SPM Teknis Pengelolaan sampah, sebagai
contoh indikator dapat dilihat pada Perpres 97/2017 Pasal 10 sebagai berikut :
1. Capaian pengurangan diukur dengan indikator:
a. besaran penurunan jumlah timbulan Sampah per kapita;
b. besaran peningkatan jumlah Sampah yang terdaur ulang di Sumber; dan
c. besaran peningkatan jumlah Sampah yang termanfaatkan kembali di Sumber.
2. Capaian penanganan Sampah diukur dengan indikator:
a. besaran peningkatan jumlah Sampah yang terpilah di Sumber
b. besaran penurunan jumlah Sampah yang diangkut ke tempat pemrosesan akhir;
c. besaran peningkatan jumlah Sampah yang diangkut ke pusat pengolahan
Sampah untuk menjadi bahan baku dan/atau sumber energi;
d. besaran peningkatan jumlah Sampah yang terolah menjadi bahan baku;
e. besaran peningkatan jumlah Sampah yang termanfaatkan menjadi sumber
energi; dan
f. besaran penurunan jumlah Sampah yang terproses di tempat pemrosesan akhir
137
⮚ Standar Nilai
Tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah menetapkan standar nilai berdasarkan
peraturan perundangan yang berlaku dengan mempertimbangan kondisi dan
kemampuan yang dimiliki.
⮚ Target
Tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah harus menetapkan target yang
digunakan dalam dokumen SPM Teknis Pengelolaan sampah, sebagai contoh target
dapat dilihat pada Perpres 97/2017 Pasal 5 sebagai berikut :
a. pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
sebesar 30% (tiga puluh persen) dari angka timbulan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebelum adanya kebijakan dan strategi
nasional
b. penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari angka timbulan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebelum adanya kebijakan dan strategi
nasional penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga di tahun 2025.
⮚ Batasan Waktu Pancapaian
Batasan Waktu Pencapaian adalah jangka waktu untuk pencapaian target jenis
pelayanan, tim penyusun harus menetapkan batasan waktu pencapaian dalam
dokumen SPM Teknis Pengelolaan sampah, sebagai contoh batasan waktu pencapaian
dapat dilihat pada Lampiran Perpres 97/2017 sebagai berikut :
INDTKATOR 2017 2018 2019 TAHUN 2023 2024 2025
65,8 66,5 67,1 2020 2021 2022 69,9 70,6 70,8
Proyeksi
timbulan 9,89 12 13,4 67,8 68,5 69,2 18,9 19,7 20,9
Sampah (15%) (18%) (20%) (27%) (28%) (30%)
Rumah Tangga 47,3 48,5 53,7 14 16,4 17,99 50,3 50,1 49,9
dan Sampah (72%) (73%) (80%) (72%) (71%) (70%)
Sejenis (87%) (91%) (100%) (22%) (24%) (26%) (99%) (99%) (100%)
Sampah
Rumah Tangga 50,8 50,7 50,52
(juta ton)
Target (75%) (74%) (73%)
Pengurangan (97%) (98%) (99%)
Sampah
Rumah Tangga
dan Sampah
Sejenis
Sampah
Rumah Tangga
(juta ton)
Target
Penanganan
Sampah
Rumah Tangga
dan Sampah
Sejenis
Sampah
Rumah Tangga
(juta ton)
138
6.3.3.2 Mutu Pelayanan Pengumpulan Sampah
Tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah harus menjelaskan Standar mutu
jumlah dan kualitas Barang dan/atau Jasa yang harus dicapai dalam pelayanan
pengumpulan sampah.
6.3.3.3 Mutu Pelayanan Pengangkutan Sampah
Tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah harus menjelaskan Standar mutu
Jumlah dan kualitas Barang dan/atau Jasa yang harus dicapai dalam pelayanan
pengangkutan sampah.
6.3.3.4 Mutu Pelayanan Pengolahan Sampah
Tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah harus menjelaskan Standar mutu
Jumlah dan kualitas Barang dan/atau Jasa yang harus dicapai dalam pelayanan
pengolahan sampah.
6.3.3.5 Mutu Pelayanan Pemrosesan Akhir Sampah
Tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah harus menjelaskan Standar mutu
Jumlah dan kualitas Barang dan/atau Jasa yang harus dicapai dalam pelayanan
pemrosesan akhir sampah.
6.3.4 Rencana Pencapaian
Tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah harus menjelaskan rencana
pencapaian SPM Teknis Pengelolaan sampah meliputi Pengumpulan Data,
Perhitungan barang dan jasa, Penyusunan Rencana Kerja dan Pelaksanaan.
6.3.4.1 Pengumpulan Data
Tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah melakukan pengumpulan data dapat
berupa data primer, melalui survei lapangan, kuesioner dan wawancara, serta data
sekunder melalui dokumen dan studi terdahulu seperti Rencana Induk Pengelolaan
Sampah (Master Plan) atau Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan
(PTMP), Studi kelayakan, rencana rinci dan lain-lain.
6.3.4.2 Perhitungan Kebutuhan Barang dan Jasa
Tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah harus melakukan perhitungan barang
dan jasa yang dibutuhkan untuk mencapai standar mutu yang telah ditetapkan sesuai
jenis pelayanan. Contohnya kebutuhan untuk pelayanan pengumpulan yaitu gerobak
dorong, gerobak motor, mobil pick up, street sweeper (alat pengumpul sampah dijalan)
petugas pengumpul, pengawas dan lain-lain. Untuk kebutuhan pelayanan
pengangkutan yaitu alat pengangkutan sampah berupa dump truck, compactor truck,
amroll truck, petugas (supir dan kenek). Untuk kebutuhan pelayanan pengolahan yaitu
pengomposan,Biodigester, Black Soldier Fly (BSF), petugas. Untuk kebutuhan
pelayanan pemrosesan akhir yaitu fasilitas dasar, fasilitas perlindungan lingkungan,
fasilitas operasional, fasilitas penunjang.
6.3.4.3 Penyusunan Rencana Kerja
Tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah harus menyusun rencana kerja yang
akan dilaksanakan untuk mencapai mutu pelayanan sesuai jenis pelayanan yang
ditetapkan. Rencana kerja tersebut mencakup kegiatan yang akan dilaksanakan,
Kebutuhan data, Rencana pembiayaan, Langkah penyusunan rencana.
6.3.4.4 Operasional
Tim penyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah menjelaskan pelaksanaan operasional
untuk mencapai mutu pelayanan sesuai jenis pelayanan yang telah ditetapkan.
139
Operasional pelaksanaan merujuk pada Standard Operation Procedure (SOP).
Pelaksana pemenuhan SPM Teknis Pengelolaan sampah , Pelaksanaan pembiayaan
SPM Teknis Pengelolaan sampah dan Langkah pelaksanaan.
6.3.5 Pembinaan Dan Pengawasan
Menjelaskan tentang pembinaan dan pengawasan yang dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Kegiatan pembinaan dan
pengawasan dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
● Pelaksana pembinaan
Pemerintah Kabupaten/Kota melalui OPD yang diberi tugas melaksanakan urusan
pengelolaan sampah melaksanakan pembinaan pelayanan pengelolaan sampah
kepada BLUD dalam pelaksanaan SPM.
● Materi pembinaan
Materi pembinaan teknis pelayanan pengelolaan sampah terdiri dari:
- Pembinaan pelayanan pengumpulan sampah
- Pembinaan pelayanan pengolahan sampah
- Pembinaan pelayanan pengangkutan sampah
- Pembinaan pelayanan pemrosesan akhir sampah
● Rujukan materi pembinaan:
- Peraturan tentang Sarana Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga;
- Peraturan tentang Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Sampah Daerah
Kabupaten/Kota
- Peraturan tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
6.3.6 Penutup
SPM Teknis Pengelolaan sampah ini merupakan target yang ingin dicapai oleh UPTD
Pengelolaan sampah dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya berdasarkan mandat
yang dilimpahkan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan atau instansi teknis yang
menyelenggarakan pengelolaan sampah kepada UPTD Pengelolaan sampah. Target
ini dibuat dengan pertimbangan kemampuan daerah dan akan dipenuhi secara
bertahap. Indikator yang ada di dalam Standar Pelayanan Minimal Teknis ini dapat
dievaluasi dan disesuaikan bilamana dibutuhkan untuk menyesuaikan dengan kondisi
nyata di lapangan. Standar Pelayanan Minimal Teknis ini juga akan direvisi apabila
terjadi perubahan terhadap peraturan perundang-undangan sehingga fungsi, peran dan
tanggung jawabnya selalu disesuaikan dengan mandat kebijakan pemerintah.
Walaupun dokumen SPM Teknis Pengelolaan sampah ini telah tersedia, tetap
diperlukan dukungan dan keterlibatan seluruh staf UPTD Pengelolaan sampah, Dinas
Lingkungan Hidup, lintas sektor terkait, dukungan seluruh mitra dan masyarakat serta
pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Provinsi.
SPM Teknis Pengelolaan sampah ini bersifat terbuka untuk umum sebagai bagian dari
prinsip keterbukaan pemerintah terhadap informasi publik. SPM Teknis Pengelolaan
sampah ini selain menjadi acuan bagi penyelenggara pelayanan publik UPTD
Pengelolaan sampah, juga menjadi acuan bagi masyarakat dan para pemangku
kepentingan untuk mengevaluasi kinerja UPTD Pengelolaan sampah.
140
DOKUMEN SPM TEKNIS PENGELOLAAN SAMPAH (TEMPLATE)
BAB. 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang,
1.2. Tujuan
1.3. Lingkup Pelayanan
1.4. Penerima Pelayanan
1.5. Landasan Hukum,
1.6. Kajian Literatur
1.7. Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)
1.8. Perubahan SPM Teknis Pengelolaan sampah
1.9. Persyaratan SPM Teknis Pengelolaan sampah
1.10. Sistematika SPM Teknis Pengelolaan sampah
BAB. 2. JENIS PELAYANAN
2.1. Analisis Jenis Pelayanan
2.2. Pemilahan
2.3. Pengumpulan
2.4. Pengangkutan
2.5. Pengolahan
2.6. Pemrosesan Akhir
BAB. 3. MUTU PELAYANAN :
3.1. Analisis Mutu Pelayanan
3.2. Mutu Pelayanan Pengumpulan Sampah
3.3. Mutu Pelayanan Pengangkutan Sampah
3.4. Mutu Pelayanan Pengolahan Sampah
3.5. Mutu Pelayanan Pemrosesan Akhir Sampah
BAB. 4. RENCANA PENCAPAIAN
4.1. Pengumpulan Data
4.2. Perhitungan Barang Dan Jasa
4.3. Penyusunan Rencana Kerja
4.4. Operasional
BAB. 5. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BAB. 6. PENUTUP
LAMPIRAN
DOKUMEN STANDAR PELAYANAN MINIMAL TEKNIS (SPM TEKNIS
PENGELOLAAN SAMPAH) BLUD UPTD PENGELOLAAN SAMPAH
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Dalam penyelenggaraan pelayanan yang menyangkut masyarakat umum, pemberi
pelayanan publik selalu dihadapkan dengan norma, aturan, standar, dan ukuran yang
harus dipenuhi agar dalam menjalankan pelayanan dapat diberikan secara akuntabel,
berkelanjutan dapat dipertanggungjawabkan, dan berkinerja tinggi.
UPT Pengelolaan Persampahan adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dari
Dinas atau Badan provinsi/kabupaten/kota yang bertanggungjawab
Pelayanan publik harus menjadi pelayanan yang berkualitas, disamping hal tersebut
pelayanan publik juga dituntut untuk memberikan pelayanan yang aman (safety),
sehingga tidak terjadi sesuatu tindakan yang membahayakan maupun mencederai
141
pelanggan, oleh karena itu perlu disusun sistem manajemen untuk mencegah terjadinya
kejadian yang tidak diinginkan, yang meliputi: Identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi
risiko, penanganan risiko, monitoring yang berkesinambungan, dan komunikasi. Untuk
melakukan monitoring yang berkesinambungan diperlukan adanya indikator (tolak ukur)
dan target (threshold) yang harus dicapai atau dipenuhi.
Untuk menjamin terlaksananya pelayanan pengelolaan persampahan yang
bermutu/dapat menjamin kepuasan pelanggan, maka UPT Pengelolaan Persampahan
perlu mengembangkan Standar Pelayanan Minimal yang juga merupakan salah satu
syarat administrasi BLUD UPT Pengelolaan Persampahan dengan mengacu pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum
Daerah.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan
Umum Daerah, Standar Pelayanan Minimal (SPM) memuat batasan minimal mengenai
jenis dan mutu layanan dasar yang harus dipenuhi oleh unit pelaksana teknis
dinas/badan daerah yang akan menerapkan BLUD.
Menjadi catatan atau semacam disclaimer bahwa yang dimaksud dengan SPM dalam
Buku Pedoman BLUD Persampahan ini, khususnya di bagian /Bab SPM adalah
Standar Pelayanan Minimal Teknis yang disediakan oleh BLUD Pengelolaan Sampah
Kabupaten dan Kota untuk penerima jasa layanan dari BLUD Pengelolaan Sampah.
Mengacu pada disclaimer seperti yang disebutkan diatas, maka butir-butir Standar
Pelayanan Minimal Teknis (SPM Teknis Pengelolaan sampah) ini diuraikan sebagai
berikut
a. Ditetapkan oleh Kepala Daerah melalui Peraturan Kepala Daerah yang meliputi
pelayanan pengelolaan persampahan sesuai dengan tugas dan fungsi lembaga
pengelola, dan bertujuan untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan,
pemerataan, kesetaraan, kemudahan dan kualitas layanan umum yang diberikan
oleh unit pelaksana teknis daerah/badan daerah yang akan menerapkan BLUD
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Dapat dilakukan perubahan SPM Teknis Pengelolaan sampah BLUD, ketika dinilai
perlu untuk masing masing BLUD, terutama ketika rencana pengembangan
pelayanan BLUD Pengelolaan Sampah yang tertera dalam Renstra BLUD telah
terealisasi dengan baik dan menjadi layanan rutin.
c. Pelayanan pengelolaan sampah oleh BLUD dapat disesuaikan dengan kemampuan
lembaga pengelola tersebut pada saat disusunnya dokumen SPM atau SPM Teknis
Pengelolaan sampah ini.
d. Standar Pelayanan dapat berbeda antar BLUD Pengelolaan Sampah tergantung
kondisi, karakteristik, cakupan layanan masing masing BLUD.
I.2. TUJUAN
Adapun tujuan disusunnya Standar Pelayanan Minimal atau Standar Pelayanan
Minimal Teknis adalah sebagai berikut:
1) Sebagai pedoman bagi UPTD Pengelolaan Sampah dalam penyelenggaraan
layanan kepada masyarakat.
2) Terjaminnya hak masyarakat dalam menerima suatu layanan.
3) Dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan alokasi anggaran yang
dibutuhkan
4) Alat akuntabilitas dalam penyelenggaraan layanan
5) Mendorong terwujudnya check and balance
6) Terciptanya transparansi dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
pengelolaan sampah
Dokumen SPM atau SPM Teknis Pengelolaan sampah pada BLUD agar pelayanan
UPTD BLUD sesuai dengan standar-standar tertentu. SPM/ SPM Teknis Pengelolaan
142
sampah BLUD akan menjadi acuan UPTD BLUD Pengelolaan Sampah dalam
mencapai standar kinerja, membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan.
I.3. LINGKUP PELAYANAN
Lingkup SPM Teknis Pengelolaan sampah pada UPTD BLUD adalah Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga dalam bentuk
penanganan sampah meliputi kegiatan: pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan, dan pemrosesan akhir.
I.4. PENERIMA PELAYANAN
Penerima pelayanan meliputi seluruh warga masyarakat di wilayah kerja UPTD
pengelolaan sampah.
I.5. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 Tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga
4. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga;
5. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut
6. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013 Tahun 2013
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No:
P.74/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat
Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Urusan
Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pembentukan Cabang Dinas dan UPTD
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD)
11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.10/Menlhk/Setjen/Plb.0/4/2018 Tentang Pedoman Penyusunan Kebijakan
dan Strategi Daerah (Jakstrada) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
12. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota.
13. Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota tentang Unit Pelaksana Teknis
Pada Dinas dan Badan di Kabupaten/Kota.
I.6. KAJIAN LITERATUR
Literatur yang digunakan sebagai sumber informasi dan referensi adalah dokumen
yang tersedia yaitu Rencana Induk Pengelolaan Sampah (Master Plan).
Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan (PTMP), studi kelayakan dan
rencana rinci.
143
I.7. NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA (NSPK)
Norma, standar, prosedur dan kriteria yang digunakan meliputi norma yang
tercantum peraturan perundangan yaitu Undang-undang Nomor 18/2018,
Peraturan Pemerintah Nomor 81/2012. Perpres Nomor 97/2017, Permen PU
Nomor 12/2013, Standar Nasional Indonesia (SNI), RPJMD, Kebijakan dan
strategis daerah, prosedur penanganan sampah dan kriteria perencanaan
penanganan sampah.
I.8. PERUBAHAN SPM TEKNIS PENGELOLAAN SAMPAH
SPM atau SPM Teknis Pengelolaan sampah BLUD ini akan direvisi apabila terjadi
perubahan terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan SPM
Teknis Pengelolaan sampah sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan
dengan tugas, fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organisasi UPTD
Pengelolaan Sampah.
I.9. KRITERIA SPM TEKNIS PENGELOLAAN SAMPAH
Dalam menyusun SPM Teknis Pengelolaan sampah harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. Fokus mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang terwujudnya tugas
dan fungsi BLUD;
2. Terukur merupakan kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai, dihitung atau
dianalisa sesuai dengan standar yang telah ditetapkan;
3. Dapat dicapai merupakan kegiatan nyata, dapat dihitung tingkat pencapaiannya,
rasional, sesuai dengan kemampuan dan tingkat pemanfaatannya;
4. Relevan dan dapat diandalkan merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan
dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi BLUD;
5. Tepat waktu atau kerangka waktu merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan
yang telah ditetapkan
6. Konsensus, yaitu disepakati bersama oleh komponen-komponen atau unit-unit
kerja yang ada pada lembaga yang bersangkutan.
7. Sederhana, yaitu mudah dimengerti dan dipahami.
8. Nyata, yaitu memiliki dimensi ruang dan waktu serta persyaratan atau prosedur
teknis.
9. Terbuka, yaitu dapat diakses oleh seluruh warga lapisan masyarakat.
10. Terjangkau, yaitu dapat dicapai bersama SPM Teknis Pengelolaan sampah
jenis-jenis pelayanan dasar lainnya dengan menggunakan sumber-sumber daya
dan dana yang tersedia.
11. Akuntabel, yaitu dapat dipertanggung jawabkan kepada public.
12. Bertahap, yaitu mengikuti perkembangan kebutuhan dan kemampuan keuangan,
kelembagaan, dan personil dalam pencapaian SPM Teknis Pengelolaan
sampah.
13. Ditetapkan oleh Kepala Daerah melalui Peraturan Kepala Daerah yang meliputi
pelayanan pengelolaan pengelolaan sampah sesuai dengan tugas dan fungsi
lembaga pengelola, bahkan dapat mencakup pelayanan non pengelolaan
pengelolaan sampah.
14. Dapat dilakukan perubahan SPM Teknis Pengelolaan sampah BLUD ketika
dinilai perlu untuk masing masing BLUD, terutama ketika rencana
pengembangan pelayanan BLUD yang tertera dalam Renstra BLUD Pengelolaan
sampah telah terealisasi dengan baik dan menjadi layanan rutin, maka layanan
itu bisa dijadikan SPM Teknis Pengelolaan sampah BLUD.
15. Pelayanan pengelolaan sampah oleh BLUD dapat disesuaikan dengan
kemampuan lembaga pengelola tersebut pada saat disusunnya dokumen SPM
144
Teknis Pengelolaan sampah
16. Standar Pelayanan dapat berbeda antar BLUD Pengelolaan sampah tergantung
kondisi, karakteristik, cakupan layanan masing masing BLUD Pengelolaan
sampah
17. Tidak terbatas pada pelayanan pengelolaan sampah, dapat melakukan
pelayanan lain yang secara jelas dapat disediakan oleh BLUD Pengelolaan
sampah, dan dibutuhkan oleh konsumen/masyarakat sebagai pendukung
layanan utamanya.
18. Keterkaitan yang kuat antara SPM Teknis Pengelolaan sampah dengan Renstra
Dinas Lingkungan Hidup dan Anggaran Tahunan.
I.10. SISTEMATIKA SPM TEKNIS PENGELOLAAN SAMPAH
Sistematika penyajian dokumen Standar Pelayanan Minimal Teknis (SPM) Teknis
Pengelolaan sampah BLUD adalah sebagai berikut:
BAB. 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang,
1.2. Tujuan
1.3. Lingkup Pelayanan
1.4. Penerima Pelayanan
1.5. Landasan Hukum,
1.6. Kajian Literatur
1.7. Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)
1.8. Perubahan SPM Teknis Pengelolaan sampah
1.9. Kriteria SPM Teknis Pengelolaan sampah
1.10. Sistematika SPM Teknis Pengelolaan sampah
BAB. 2. JENIS PELAYANAN
2.1. Analisis Jenis Pelayanan
2.2. Pemilahan
2.3. Pengumpulan
2.4. Pengangkutan
2.5. Pengolahan
2.6. Pemrosesan Akhir
BAB. 3. MUTU PELAYANAN :
3.1. Analisis Mutu Pelayanan
3.2. Mutu Pelayanan Pengumpulan Sampah
3.3. Mutu Pelayanan Pengangkutan Sampah
3.4. Mutu Pelayanan Pengolahan Sampah
3.5. Mutu Pelayanan Pemrosesan Akhir Sampah
BAB. 4. RENCANA PENCAPAIAN
4.1. Pengumpulan Data
4.2. Perhitungan Kebutuhan Barang Dan Jasa
4.3. Penyusunan Rencana Kerja
4.4. Operasional
BAB. 5. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BAB. 6. PENUTUP
LAMPIRAN
145
BAB II. JENIS PELAYANAN
II.1. ANALISIS JENIS PELAYANAN
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) sebagaimana dimaksud dalam Permendagri
Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan Cabang Dinas dan UPTD
adalah organisasi yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan
teknis penunjang tertentu pada Dinas atau Badan Daerah.
Berdasarkan pengertian ini, maka jenis layanan yang disediakan oleh UPTD
Pengelolaan Sampah yang disesuaikan dengan ketentuan pembentukannya adalah
lingkup kegiatan pengelolaan sampah yang merupakan kegiatan teknis operasional.
Kegiatan pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor
18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah yaitu meliputi kegiatan:
A. Pengurangan Sampah, meliputi kegiatan:
a. Pembatasan timbulan sampah
b. Pendaur ulangan sampah
c. Pemanfaatan ulang sampah
B. Penanganan Sampah, meliputi kegiatan:
a. pemilahan,
b. pengumpulan,
c. pengangkutan,
d. pengolahan dan
e. pemrosesan akhir sampah.
Kegiatan pengurangan sampah lebih lanjut diatur Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 81
Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga (SRT dan SSRT), merupakan kegiatan yang wajib dilakukan
oleh Produsen sebagaimana dalam Pasal 12, 13, 14 dan 15 sebagai berikut:
Pasal 12
Produsen wajib melakukan pembatasan timbulan sampah dengan:
a. menyusun rencana dan/atau program pembatasan timbulan sampah sebagai
bagian dari usaha dan/atau kegiatannya; dan/atau
b. menghasilkan produk dengan menggunakan kemasan yang mudah diurai
oleh proses alam dan yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin.
Pasal 13
(1) Produsen wajib melakukan pendauran ulang sampah dengan:
a. menyusun program pendauran ulang sampah sebagai bagian dari usaha
dan/atau kegiatannya;
b. menggunakan bahan baku produksi yang dapat didaur ulang; dan/atau
c. menarik kembali sampah dari produk dan kemasan produk untuk didaur
ulang.
(2) Dalam melakukan pendauran ulang sampah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), produsen dapat menunjuk pihak lain.
(3) Pihak lain, dalam melakukan pendauran ulang sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), wajib memiliki izin usaha dan/atau kegiatan.
(4) Dalam hal pendauran ulang sampah untuk menghasilkan kemasan pangan,
pelaksanaan pendauran ulang wajib mengikuti ketentuan peraturan
perundangan-undangan di bidang pengawasan obat dan makanan.
Pasal 14
Produsen wajib melakukan pemanfaatan kembali sampah dengan:
a. menyusun rencana dan/atau program pemanfaatan kembali sampah sebagai
bagian dari usaha dan/atau kegiatannya sesuai dengan kebijakan dan
strategi pengelolaan sampah;
b. menggunakan bahan baku produksi yang dapat diguna ulang; dan/atau
146
c. menarik kembali sampah dari produk dan kemasan produk untuk digunakan
ulang.
Pasal 15
(1) Penggunaan bahan baku produksi dan kemasan yang dapat diurai oleh proses
alam, yang menimbulkan sesedikit mungkin sampah, dan yang dapat didaur
ulang dan/atau diguna ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 sampai
dengan Pasal 14 dilakukan secara bertahap persepuluh tahun melalui peta
jalan.
(2) Pentahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
(3) Dalam menetapkan peta jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup berkoordinasi dengan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian dan
melakukan konsultasi publik dengan produsen.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengurangan sampah diatur dengan
peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup setelah berkoordinasi dengan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian
dan melakukan konsultasi publik dengan produsen.
Berdasarkan pemahaman terhadap kegiatan pengurangan sampah sebagaimana
diatur dalam PP tersebut diatas, maka peran pemerintah (daerah) dalam
pengurangan sampah adalah menjalankan fungsi pengaturan atau sebagai
“regulator”.
Oleh karena kegiatan pengurangan sampah merupakan tugas yang diperankan
oleh regulator, maka kegiatan pengurangan sampah tidak termasuk kegiatan
teknis operasional, dan tidak menjadi jenis layanan yang disediakan oleh UPTD
Pengelolaan Sampah yang berperan sebagai “operator”.
Pasal 22, UU 18/2008 PS menguraikan kegiatan penanganan sampah meliputi:
a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai
dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;
b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari
sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampah terpadu;
c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari
tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan
sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir;
d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah
sampah; dan/atau
e. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau
residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
Lebih lanjut kegiatan penanganan sampah sebagai kegiatan yang dipahami
sebagai kegiatan yang bersifat teknis operasional diatur dalam PP Nomor
81/2012, dari Pasal 17 sampai Pasal 25. Selanjutnya dalam Pasal 26, mengatur
bahwa pemerintah kabupaten/kota membentuk Lembaga untuk melaksanakan
kegiatan penanganan sampah.
Pasal 17
(1) Pemilahan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf a dilakukan
oleh:
a. setiap orang pada sumbernya;
147
b. pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya; dan
c. pemerintah kabupaten/kota.
(4) Pemerintah kabupaten/kota menyediakan sarana pemilahan sampah skala
kabupaten/kota.
Pasal 18
(1) Pengumpulan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b
dilakukan oleh:
a. pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya; dan
b. pemerintah kabupaten/kota.
(3) Pemerintah kabupaten/kota menyediakan TPS dan/atau TPS 3R pada wilayah
permukiman.
Pasal 19
(1) Pengangkutan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf c
dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota.
Pasal 21
(1) Pengolahan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf d meliputi
kegiatan:
a. pemadatan;
b. pengomposan;
c. daur ulang materi; dan/atau
d. daur ulang energi.
(2) Pengolahan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh:
a. setiap orang pada sumbernya;
b. pengelola Kawasan permukiman, Kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya; dan
c. pemerintah kabupaten/kota.
(3) Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya wajib
menyediakan fasilitas pengolahan sampah skala kawasan yang berupa TPS
3R.
(4) Pemerintah kabupaten/kota menyediakan fasilitas pengolahan sampah pada
wilayah permukiman yang berupa:
a. TPS 3R;
b. stasiun peralihan antara;
c. TPA; dan/atau
d. TPST.
Pasal 22
(1) Pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf e
dilakukan dengan menggunakan:
a. metode lahan urug terkendali;
b. metode lahan urug saniter; dan/atau
c. teknologi ramah lingkungan.
(2) Pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh pemerintah kabupaten/kota.
Pasal 23
(1) Dalam melakukan pemrosesan akhir sampah, pemerintah kabupaten/kota wajib
menyediakan dan mengoperasikan TPA.
148
Pasal 24
(1) Pengoperasian TPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) harus
memenuhi persyaratan teknis pengoperasian TPA yang ditetapkan oleh menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum.
Pasal 26
(1) Dalam melakukan kegiatan pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir
sampah, pemerintah kabupaten/kota dapat:
a. membentuk kelembagaan pengelola sampah;
b. bermitra dengan badan usaha atau masyarakat; dan/atau
c. bekerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota lain.
Berdasarkan ketentuan dalam pasal-pasal tersebut diatas tentang kegiatan
penanganan sampah yang bersifat teknis operasional, dan untuk
melaksanakannya pemerintah daerah kabupaten/kota membentuk kelembagaan
pengelolaan sampah, maka jenis pelayanan dari BLUD Pengelolaan Sampah
adalah pelayanan penanganan sampah meliputi : (1) pemilahan, (2)
pengumpulan, (3) pengangkutan, (4) pengolahan dan (5) pemrosesan akhir
sampah.
Dibawah ini diagram yang menjelaskan kegiatan pengelolaan sampah yang akan
disediakan oleh BLUD Pengelolaan Sampah, khususnya kotak-kotak yang diarsir
warna kuning.
Paparan analisis kegiatan pengelolaan sampah berdasarkan UU Nomor 18/2008
dan PP Nomor 81/2012 diatas merupakan rumusan untuk jenis layanan dari
UPTD Pengelolaan Sampah berdasarkan Permendagri Nomor 12/2017 tentang
Pedoman Pembentukan Cabang Dinas dan UPTD.
149
Berdasarkan analisis tersebut di atas, maka jenis layanan UPTD Pengelolaan
Sampah BLUD meliputi:
a. Pengumpulan sampah;
b. Pengangkutan sampah;
c. Pengolahan sampah; dan
d. Pemrosesan akhir sampah (TPA).
Kegiatan pemilahan sampah skala kabupaten/kota, menjadi bagian dari kegiatan
pengolahan sampah dan tidak berdiri sendiri sebagai bentuk atau jenis layanan
UPTD Pengelolaan Sampah BLUD.
II.2. PEMILAHAN
Kegiatan pemilahan sampah yang menjadi jenis pelayanan dari BLUD
Pengelolaan Sampah adalah kegiatan pemilahan sampah yang merupakan bagian
dari kegiatan pelayanan pengolahan sampah skala kabupaten/kota atau di TPS3R
atau TPST yang diselenggarakan oleh UPTD. Kegiatan pemilahan sampah disini
bukan merupakan kegiatan pemilahan sampah di sumber timbulan sampah yang
menjadi kewajiban dari setiap orang.
Kegiatan pemilahan sampah yang merupakan bagian dari pelayanan pengolahan
sampah adalah memilah sampah berdasarkan jenisnya dalam rangka menyiapkan
bahan baku sampah untuk proses pengolahan. Misalnya memilah sampah jenis
organik sebagai bahan baku untuk pengolahan menjadi kompos, pengolahan
menjadi biogas, pengolahan untuk pakan lalat tentara hitam (Black Soldier Flys-
BSF) dan pemilahan jenis lainnya untuk jenis pengolahan yang lain.
II.3. PENGUMPULAN
Pelayanan pengumpulan sampah dilakukan dalam bentuk pengambilan dan
pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara
atau tempat pengolahan sampah terpadu. Pelayanan pengumpulan sampah
merupakan jenis pelayanan yang langsung dirasakan atau dinikmati oleh setiap
pengguna jasa layanan.
Pada dasarnya pelayanan pengumpulan sampah merupakan tanggung jawab dari
pemerintah daerah kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh BLUD Pengelolaan
Sampah, namun dalam teknis pelaksanaan saat ini khususnya untuk
pengumpulan sampah di lingkungan permukiman, dilakukan oleh organisasi
masyarakat yang dikoordinasikan oleh RT/RW setempat. Dalam hal pelayanan
pengumpulan sampah dilakukan oleh pihak lain selain BLUD Pengelolaan
Sampah, maka pertanggungjawaban hasil pelaksanaan pengumpulan sampah
150
harus diketahui oleh pemerintah daerah kabupaten/kota melalui BLUD
Pengelolaan Sampah.
Pelayanan pengumpulan sampah di daerah layanan diluar permukiman seperti
pengumpulan sampah hasil sapuan jalan, sampah pasar, sampah perkantoran,
dan lainnya dilakukan oleh BLUD Pengelolaan Sampah.
II.4. PENGANGKUTAN
Pelayanan pengangkutan sampah oleh BLUD Pengelolaan Sampah dilakukan
dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan
sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke
tempat pemrosesan akhir.
Objek pelayanan pengangkutan adalah TPS/TPS3R/TPST dan sumber sampah
atau pengguna jasa pengangkutan yang diberikan pelayanan berupa
pengumpulan sampah menggunakan armada pengangkutan secara door to door
dan langsung diangkut ke TPA. Pelayanan pengangkutan sampah tidak
seluruhnya berhubungan langsung dengan pengguna jasa, namun merupakan
rantai pelayanan penanganan sampah yang sangat berpengaruh terhadap
kelancaran pelayanan pengumpulan sampah. Dalam hal terjadi gangguan
pelaksanaan layanan pengangkutan sampah dari TPS/TPS3R/TPST, maka akan
mempengaruhi kelancaran pelayanan pengumpulan sampah dari sumber sampah
atau pengguna jasa ke TPS/TPS3R/TPST tersebut.
II.5. PENGOLAHAN
Untuk memudahkan proses pengolahan, sedapat mungkin sampah sudah dipilah
sejak dari sumbernya, minimal sampah dipilah menjadi sampah organik (mudah
busuk) dan sampah non-organik (susah busuk). Selanjutnya sampah organik
dikumpulkan di rumah kompos terdekat, sedangkan sampah non-organik dapat
diserahkan ke Bank Sampah terdekat.
151
Sampah yang belum terpilah dapat dikumpulkan dan/atau diangkut ke TPS/TPS-
T/TPS-3R untuk diolah sesuai dengan sarana prasarana yang tersedia.
Pengolahan sampah merupakan jenis layanan yang tidak secara langsung
dinikmati oleh pengguna jasa layanan penanganan sampah, namun berkaitan
dengan rantai penanganan sampah yang dapat berpengaruh terhadap kelancaran
sistem pelayanan, dan terhadap manfaat pelayanan yang dinikmati oleh pengguna
jasa. Pelayanan pengolahan sampah juga akan memberikan manfaat terhadap
keberlanjutan sistem penanganan sampah dengan prinsip sirkular karena sampah
diperlakukan sebagai sumberdaya.
Pelayanan pengolahan sampah yang dilakukan oleh BLUD dalam bentuk kegiatan
mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah melalui pemadatan,
pengomposan, daur ulang materi, dan/atau daur ulang energi. Pelayanan
pengolahan dapat dilakukan di TPS3R, TPST dan/atau di TPA.
II.6. PEMROSESAN AKHIR
Pemrosesan akhir sampah merupakan jenis layanan yang tidak secara langsung
dinikmati oleh pengguna jasa layanan penanganan sampah, namun berkaitan erat
dengan rantai penanganan sampah yaitu dapat berpengaruh terhadap kelancaran
sistem pelayanan dan terhadap manfaat pelayanan yang dinikmati oleh pengguna
jasa.
Pelayanan pemrosesan akhir sampah yang dilakukan oleh BLUD Pengelolaan
Sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan
sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
152
BAB III. MUTU PELAYANAN
III.1. ANALISIS MUTU PELAYANAN
Mutu pelayanan merupakan bagian dari substansi SPM Teknis Pengelolaan sampah
yang disusun sebagai dokumen persyaratan dalam penerapan pengelolaan keuangan
BLUD pada UPTD, sebagaimana dimaksud dalam Permendagri Nomor 79 Tahun 2019
tentang Badan Layanan Umum Daerah (selanjutnya akan disebut sebagai Permendagri
BLUD). Substansi SPM Teknis Pengelolaan sampah yang diatur dalam Permendagri
BLUD, menyangkut 3 (tiga) hal, yaitu:
1) Standar pelayanan minimal memuat batasan minimal mengenai jenis dan mutu
layanan dasar yang harus dipenuhi oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan
Daerah yang akan menerapkan BLUD (Pasal 43 ayat (1)).
2) Standar pelayanan minimal diatur dengan Peraturan Kepala Daerah untuk
menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan, kemudahan dan
kualitas layanan umum yang diberikan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan
Daerah yang akan menerapkan BLUD sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (Pasal 43 ayat (2))
3) Standar pelayanan minimal menyertai dokumen Rencana Bisinis Anggaran/RBA
(Pasal 59, ayat (3)).
● Mutu Pelayanan
Pelayanan penanganan sampah merupakan penyelenggaraan urusan
pemerintahan wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar, sehingga tidak
terdapat ketentuan yang mengatur tentang SPM Teknis Pengelolaan sampah
penanganan sampah termasuk didalamnya yang mengatur tentang mutu
pelayanan. Sehubungan dengan hal ini, maka penyusunan SPM Teknis
Pengelolaan sampah dan yang terkait dengan mutu pelayanan penanganan
sampah yang diselenggarakan oleh BLUD Pengelolaan Sampah dianalogikan
dengan mutu pelayanan dasar.
Substansi dari mutu pelayanan yang diatur dalam pedoman ini, dianalogikan untuk
menyusun mutu pelayanan dari jenis pelayanan penanganan sampah berdasarkan
pada PP Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga dan Permen PU Nomor
03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga bahwa:
1) Setiap jenis pelayanan harus memiliki mutu pelayanan;
2) Mutu pelayanan untuk setiap jenis pelayanan ditetapkan dalam standar teknis
yang sekurang-kurangnya memuat:
a. Standar jumlah dan kualitas barang/jasa;
b. Petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.
Penyusunan materi mutu pelayanan penanganan sampah dalam SPM Teknis
Pengelolaan Sampah ini melalui pendekatan atau analogi dengan peraturan
tentang SPM Teknis Pengelolaan sampah, sebagai berikut:
1) Pengertian mutu pelayanan penanganan sampah adalah ukuran kuantitas dan
kualitas barang dan/atau jasa serta pemenuhannya secara minimal dalam
penanganan sampah, sesuai standar teknis dalam rangka mencapai tujuan
pengelolaan sampah yaitu meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas
lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.
2) Setiap jenis pelayanan yang diselenggarakan oleh BLUD Pengelolaan Sampah
yaitu : (1) pengumpulan sampah, (2) pengangkutan sampah, (3) pengolahan
sampah dan (4) pemrosesan akhir sampah, memiliki mutu layanan yang
ditetapkan dalam standar teknis yang memuat :
153
a. Standar jumlah dan kualitas barang/jasa;
b. Petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar
3) Mutu pelayanan, sesuai dengan ketentuan teknis yang diatur oleh menteri teknis
yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Wajib di bidang persampahan.
Dalam hal ini mutu pelayanan disusun menggunakan acuan ketentuan teknis
penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan dalam penanganan
sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana
diatur dalam Permen PU Nomor 03/PRT/M/2013. Dibawah ini diagram yang
menjelaskan alur Mutu Pelayanan.
III.2. MUTU PELAYANAN PENGUMPULAN SAMPAH
1) Standar Jumlah dan kualitas Barang dan/atau Jasa
Ukuran kuantitas dan kualitas barang dan/atau jasa dalam pelayanan
pengumpulan sampah, sesuai standar teknis adalah sebagai berikut:
Tabel : Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa Pelayanan
Pengumpulan Sampah
No Jenis Mutu
Barang/Jasa Jumlah Kualitas
A Alat Pengumpulan
1 Motor Sampah Disesuaikan dengan kebutuhan Berfungsi untuk
jumlah motor sampah, dihitung pengumpulan dari
berdasarkan spesifikasi kinerja sumber sampah ke
dan volume timbulan sampah di tempat pengumpulan
daerah pelayanan pengumpulan
dengan motor sampah.
2 Gerobak Sampah Disesuaikan dengan kebutuhan Berfungsi untuk
jumlah gerobak sampah, dihitung pengumpulan dari
berdasarkan spesifikasi kinerja sumber sampah ke
dan volume timbulan sampah di tempat pengumpulan
daerah pelayanan pengumpulan
dengan gerobak sampah.
154
3 Pick Up Disesuaikan dengan kebutuhan Berfungsi untuk
pengumpulan dari
jumlah kendaraan pick up, sumber sampah ke
tempat pengumpulan
dihitung berdasarkan spesifikasi
Berfungsi untuk
kinerja dan volume timbulan pengumpulan dari
sumber sampah ke
sampah di daerah pelayanan tempat pengumpulan
atau ke TPA
pengumpulan dengan kendaraan
Penampungan
pick up. sementara sampah
tercampur dilanjutkan
4 Dump Truck Disesuaikan dengan kebutuhan dengan pelayanan
pengangkutan
jumlah dump truck, dihitung Penampungan
sementara sampah
berdasarkan spesifikasi kinerja terpilah dilanjutkan
dengan pelayanan
dan volume timbulan sampah di pengolahan
Penampungan
daerah pelayanan pengumpulan sementara sampah
terpilah dilanjutkan
dengan kendaraan dump truk dengan pelayanan
pengolahan
B Tempat Pengumpulan
Pengumpulan sampah
5 TPS Disesuaikan dengan volume dari sumbernya minimal
2 (dua) hari sekali
pelayanan pengumpulan Pengumpulan sampah
terjadwal
6 TPS3R Disesuaikan dengan volume Pengumpulan sampah
pelayanan pengumpulan secara tercampur
sifatnya sementara
7 TPST Disesuaikan dengan volume untuk ditingkatkan
pelayanan pengumpulan menjadi pengumpulan
terpilah.
C Jasa pengumpulan sampah Pengumpulan sampah
dari sumbernya minimal
1 Pengumpulan Disesuaikan dengan daerah 2 (dua) hari sekali
Pengumpulan sampah
sampah pelayanan pengumpulan terjadwal dan terpilah
sesuai dengan jenis
tercampur sampah
2 Pengumpulan Disesuaikan dengan daerah
sampah terpilah pelayanan pengumpulan
155
2) Petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar
Tata cara pemenuhan standar teknis pengumpulan sampah dilakukan
dengan cara mengukur indikator capaian kinerja pengumpulan sampah
berdasarkan target capaian yang ditetapkan pada setiap tahun rencana
kerja dan anggaran.
a. Kondisi saat ini pengumpulan sampah masih dilakukan secara
tercampur dikarenakan masyarakat atau sumber sampah belum
melakukan pewadahan secara terpilah dan juga belum tersedia
pelayanan pengolahan sampah yang memadai.
(1) Target cakupan wilayah pelayanan pengumpulan sampah
tercampur adalah 0 %, dengan indikator capaian adalah penurunan
% wilayah layanan pengumpulan sampah tercampur terhadap
seluruh wilayah pengumpulan dengan tingkat capaian tahunan
berdasarkan rencana kerja dan anggaran BLUD Pengelolaan
Sampah.
(2) Target tingkat pelayanan pengumpulan sampah tercampur adalah 0
%, dengan indikator capaian adalah penurunan % layanan
pengumpulan timbulan sampah tercampur terhadap timbulan
sampah di seluruh wilayah pengumpulan dengan tingkat capaian
tahunan berdasarkan rencana kerja dan anggaran BLUD
Pengelolaan Sampah.
b. Target pengumpulan sampah terpilah adalah 100 %, dengan indikator
capaian adalah peningkatan % daerah layanan pengumpulan sampah
terpilah terhadap seluruh wilayah pengumpulan pada setiap tahun
rencana kerja dan anggaran BLUD Pengelolaan Sampah.
(1) Target cakupan wilayah pelayanan pengumpulan sampah terpilah
adalah 100 %, dengan indikator capaian adalah peningkatan %
wilayah layanan pengumpulan sampah terpilah terhadap seluruh
wilayah pengumpulan dengan tingkat capaian tahunan berdasarkan
rencana kerja dan anggaran BLUD Pengelolaan Sampah.
(2) Target tingkat pelayanan pengumpulan sampah tercampur adalah
100 %, dengan indikator capaian adalah peningkatan % layanan
pengumpulan timbulan sampah tercampur terhadap timbulan
sampah di seluruh wilayah pengumpulan dengan tingkat capaian
tahunan berdasarkan rencana kerja dan anggaran BLUD
Pengelolaan Sampah.
Tabel : Indikator dan Target Capaian Pelayanan Pengumpulan Sampah
No Jenis pelayanan Indikator Capaian Target Batas Waktu
pengumpulan Capaian Capaian
Pengumpulan sampah
a. % wilayah terlayani 100 % Setiap tahun,
pengumpulan, sesuai dengan
terhadap seluruh rencana kerja
wilayah pelayanan
pengumpulan
b. % timbulan sampah 100 % Setiap tahun,
terlayani sesuai dengan
pengumpulan, rencana kerja
terhadap jumlah
timbulan sampah.
1 Pengumpulan a. % wilayah terlayani Penurunan Setiap tahun,
156
sampah pengumpulan sampah indikator sesuai dengan
tercampur tercampur, terhadap capaian rencana kerja
seluruh wilayah sampai 0 %
pelayanan
pengumpulan;
b. % timbulan sampah Penurunan Setiap tahun,
terlayani indikator sesuai dengan
pengumpulan capaian rencana kerja
tercampur, terhadap sampai 0 %
jumlah timbulan
sampah.
2 Pengumpulan a. % wilayah terlayani Peningkatan Setiap tahun,
sampah terpilah pengumpulan sampah indikator sesuai dengan
terpilah, terhadap capaian rencana kerja
seluruh wilayah sampai 100
pelayanan %
pengumpulan;
b. % timbulan sampah Peningkatan Setiap tahun,
terlayani indikator sesuai dengan
pengumpulan terpilah, capaian rencana kerja
terhadap jumlah sampai 100
timbulan sampah. %
III.3. MUTU PELAYANAN PENGANGKUTAN SAMPAH
1) Standar Jumlah dan kualitas Barang dan/atau Jasa
Mutu pelayanan pengangkutan sampah yang ditetapkan standar
teknisnya adalah meliputi ukuran jumlah dan kualitas :
a. Peralatan tempat pemindahan (transfer) sampah dari kegiatan
pelayanan pengumpulan sampah;
b. Peralatan pengangkutan sampah berdasarkan jenisnya dan
berdasarkan sistem pengangkutannya; dan
c. Jasa pelayanan pengangkutan sampah.
Ukuran kuantitas dan kualitas barang dan/atau jasa dalam pelayanan
pengangkutan sampah, sesuai standar teknis adalah sebagai berikut:
Tabel : Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa Pelayanan
Pengangkutan Sampah
No Jenis Barang/Jasa Mutu
Jumlah Kualitas
A Alat Pemindahan
1 Wadah sampah Disesuaikan dengan kebutuhan, Wadah sampah berupa
komunal dihitung berdasarkan kapasitas container atau bin (tong)
bertutup, mudah
wadah sampah komunal dan dikosongkan,
volume timbulan sampah di
daerah pelayanan pengumpulan ringan/mudah
komunal dan pengangkutan ke dipindahkan, kapasitas
TPST/TPA. antara 100 – 1.000 liter,
pengosongannya setiap
periode tidak lebih dari
24 jam.
2 Kontainer di TPS/ Disesuaikan dengan kebutuhan, Kontainer tertutup, tidak
TPS3R/TPST dihitung berdasarkan kapasitas bocor, sesuai dengan
157
kontainer dan volume spesifikasi/jenis truk
sampah/residu di TPS/TPS3R/ pengangkut dan
TPST. terpelihara serta
pengosongannya setiap
periode tidak lebih dari
24 jam.
3 Stasiun Peralihan Disesuaikan dengan kebutuhan, Berfungsi memadatkan
Antara (SPA) skala dihitung berdasarkan kapasitas sampah untuk efisiensi
lingkungan SPA skala lingkungan dan pengangkutan ke TPA
volume sampah di wilayah dan memenuhi syarat
pelayanan. pengelolaan lingkungan
4 SPA skala Disesuaikan dengan kebutuhan, Berfungsi memadatkan
Kabupaten/Kota dihitung berdasarkan kapasitas sampah untuk efisiensi
SPA skala Kab./Kota dan volume pengangkutan ke TPA
sampah di wilayah pelayanan. dan memenuhi syarat
pengelolaan lingkungan
B Armada Pengangkutan
1 Dump truck Disesuaikan dengan kebutuhan Berfungsi untuk
dihitung berdasarkan spesifikasi pelayanan
pengangkutan langsung
kinerja Dump truck dan daerah dari wadah sampah
layanan pengangkutan langsung individual dan komunal
dilengkapi dengan tutup
2 Arm Roll truck Disesuaikan dengan kebutuhan terpal.
3 Compactor truck dihitung berdasarkan spesifikasi Berfungsi untuk
kinerja Arm Roll truck dan pengangkutan sampah
daerah layanan dengan dari TPS/TPS3R/TPST
penampungan sampah berupa yang dilengkapi dengan
wadah sampah berupa
container container.
Disesuaikan dengan kebutuhan Berfungsi untuk
dihitung berdasarkan spesifikasi memadatkan muatan
kinerja compactor truck dan sampah dan
daerah layanan pengumpulan pembongkaran sampah
dan pengangkutan langsung secara mekanis dalam
pelayanan
4 Trailer Disesuaikan dengan kebutuhan pengumpulan dan
pengangkutan langsung
dihitung berdasarkan spesifikasi Berfungsi untuk
kinerja trailer truck dan beban mengangkut sampah
pengangkutan sampah dari SPA dari SPA ke TPA
skala lingkungan dan SPA skala dilengkapi dengan
sistem hidrolis untuk
kab./kota pembongkaran
sampahnya.
C Jasa pengangkutan sampah
Pengumpulan dan
1 Pengangkutan Disesuaikan dengan daerah pengangkutan sampah
dari sumbernya minimal
sampah langsung pelayanan pengangkutan 2 (dua) hari sekali
secara terjadwal.
sampah secara langsung
158
2 Pengangkutan Disesuaikan dengan beban Pengangkutan terjadwal
pelayanan pengangkutan
sampah tidak sampah di TPS/TPS3R/TPST dan tidak terjadi
langsung dan SPA ceceran sampah dan air
lindi selama proses
pengangkutan.
2) Petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar
Tata cara pemenuhan standar teknis pengangkutan sampah dilakukan
dengan cara mengukur indikator capaian kinerja pengangkutan sampah
berdasarkan target capaian yang ditetapkan pada setiap tahun rencana
kerja dan anggaran.
Kondisi saat ini pelayanan pengangkutan sampah baik pengangkutan
langsung dari sumber sampah maupun pengangkutan tidak langsung dari
TPS ke TPA, merupakan kegiatan pokok dalam mewujudkan kebersihan
suatu wilayah pelayanan penanganan sampah. Dalam hal demikian maka
indikator kinerja pelayanan pengangkutan diukur berdasarkan persentase
jumlah sampah yang terangkut ke TPA terhadap jumlah beban timbulan
sampah wilayah pelayanan kabupaten/kota. Peningkatan jumlah sampah
yang berhasil diangkut ke TPA merupakan peningkatan kinerja pelayanan
pengangkutan.
Namun berdasarkan Perpres Nomor 97 tahun 2017 tentang Kebijakan
dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah, bahwa indikator pelayanan
pengangkutan sampah adalah penurunan jumlah sampah yang terangkut
ke TPA. Maksud dari indikator pelayanan pengangkutan sampah adalah
peningkatan kinerja pelayanan penanganan sampah yaitu penurunan
jumlah sampah terangkut ke TPA sebanding dengan peningkatan volume
sampah yang berhasil dilakukan pengolahan di TPS3R dan TPST.
Tabel : Indikator dan Target Capaian Pelayanan Pengangkutan Sampah
No Jenis pelayanan Indikator Capaian Target Batas Waktu
pengangkutan Capaian Capaian
Pelayanan % jumlah sampah yang 100 % Setiap tahun,
Pengangkutan Sampah terangkut terhadap beban sesuai dengan
pengangkutan sampah rencana kerja
wilayah pelayanan
kabupaten/kota
1 Pengangkutan % jumlah sampah Penurunan Setiap tahun,
sampah tercampur yang terangkut indikator sesuai dengan
tercampur terhadap beban capaian rencana kerja
pengangkutan sampah sampai 0 %
wilayah pelayanan
pengangkutan
2 Pengangkutan % jumlah sampah Peningkatan Setiap tahun,
sampah terpilah terpilah yang terangkut indikator sesuai dengan
terhadap beban capaian rencana kerja
pengangkutan sampah sampai 100
wilayah pelayanan %
pengangkutan
3 Pengangkutan % jumlah residu sampah 100 % Setiap tahun,
residu sampah yang terangkut terhadap sesuai dengan
159
beban pengangkutan rencana kerja
residu sampah wilayah
pelayanan pengangkutan
III.4. MUTU PELAYANAN PENGOLAHAN SAMPAH
1) Standar Jumlah dan kualitas Barang dan/atau Jasa
Mutu pelayanan pengolahan sampah yang ditetapkan standar teknisnya
adalah meliputi ukuran jumlah dan kualitas dari :
a. Lokasi tempat pengolahan sampah;
b. Sarana/Peralatan pengolahan sampah; dan
c. Jasa pelayanan pengolahan sampah.
Ukuran kuantitas dan kualitas barang dan/atau jasa dalam pelayanan
pengolahan sampah, sesuai standar teknis adalah sebagai berikut:
Tabel : Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa Pelayanan
Pengolahan Sampah
No Jenis Mutu
Barang/Jasa Jumlah Kualitas
A Lokasi tempat pengolahan sampah
1 TPS3R Disesuaikan dengan a. Lokasi mudah diakses
kebutuhan, dihitung dengan sarana
berdasarkan luasan pengumpulan
lahan/kapasitas olah setiap b. luas TPS 3R, lebih besar
lokasi TPS3R dan volume dari 200 m2;
timbulan sampah di daerah c. cakupan layanan dengan
pelayanan pengolahan. radius 1 km
2 TPST Disesuaikan dengan a. luas TPST, lebih besar dari
kebutuhan, dihitung 20.000 m2;
berdasarkan luasan b. jarak TPST ke permukiman
lahan/kapasitas olah lokasi terdekat paling sedikit 500
TPST dan volume timbulan m;
sampah di daerah pelayanan c. berada di dalam kota atau
pengolahan. di lokasi TPA.
3 SPA skala Disesuaikan dengan a. Luas lahan peruntukan SPA
lingkungan kebutuhan, dihitung minimal 600 m2
berdasarkan luasan b. lokasi penempatan di titik
lahan/kapasitas olah SPA pusat area lingkungan
skala lingkungan dan volume hunian;
timbulan sampah di daerah
pelayanan SPA skala
lingkungan
4 SPA skala Disesuaikan dengan a. Luas lahan peruntukan SPA
minimal 20.000 m2
kota/kabupaten kebutuhan, dihitung
berdasarkan luasan b. penempatan lokasi SPA
lahan/kapasitas olah SPA dapat di dalam kota
skala kota/kab. dan volume
timbulan sampah di daerah
pelayanan SPA skala kota/kab.
B Sarana/peralatan pengolahan sampah
1 TPS3R Disesuaikan dengan jenis Berfungsi untuk mengolah
pengolahan, dihitung sampah;
160
berdasarkan kapasitas a. pemilahan;
pengolahan sampah di TPS3R b. pengomposan;
c. biodigester
d. bank sampah
2 TPST Disesuaikan dengan jenis Berfungsi untuk mengolah
pengolahan, dihitung sampah dengan sarana;
berdasarkan kapasitas a. pemadatan;dan/atau
pengolahan sampah di TPST b. daur ulang materi; dan/atau
c. konversi biologi dan/atau
termal menjadi
sumberdaya.
3 SPA skala Disesuaikan dengan Berfungsi memadatkan
lingkungan kebutuhan dihitung sampah untuk efisiensi
berdasarkan kapasitas SPA pengangkutan ke TPA dan
memenuhi syarat pengelolaan
lingkungan
4 SPA skala Disesuaikan dengan Berfungsi memadatkan
kota/kab. kebutuhan dihitung sampah untuk efisiensi
berdasarkan kapasitas SPA pengangkutan ke TPA dan
memenuhi syarat pengelolaan
lingkungan
C Jasa pelayanan pengolahan sampah
1 Pengolahan Penyelenggaraan pengolahan a. proses pengolahan tidak
sampah di diseluruh lokasi TPS 3R mencemari dan
TPS3R mengganggu lingkungan;
b. menghasilkan sumberdaya
2 Pengolahan Penyelenggaraan pengolahan a. proses pengolahan tidak
sampah di diseluruh lokasi TPST mencemari dan
TPST mengganggu lingkungan;
b. menghasilkan sumberdaya
3 Pengolahan Penyelenggaraan pengolahan a. proses pengolahan tidak
sampah di diseluruh lokasi SPA skala mencemari dan
SPA lingkungan dan/atau SPA skala mengganggu lingkungan;
kota./kab. b. menghasilkan efektifitas
dan efisiensi pengangkutan
sampah ke TPA/TPST.
2) Petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar
Tata cara pemenuhan standar teknis pengolahan sampah dilakukan
dengan cara mengukur indikator capaian kinerja pengolahan sampah
berdasarkan target capaian yang ditetapkan pada setiap tahun rencana
kerja dan anggaran.
Kondisi saat ini pelayanan pengolahan sampah yang dilakukan oleh
Pemda/ UPTD belum merupakan kegiatan pokok yang kinerja olah
sampahnya masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan kegiatan
pengangkutan sampah.
Indikator kinerja pelayanan pengolahan sampah diukur berdasarkan
persentase jumlah sampah yang diolah di TPS3R/TPST terhadap jumlah
beban timbulan sampah wilayah pelayanan kabupaten/kota.
Berdasarkan Perpres Nomor 97 tahun 2017 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengelolaan Sampah, bahwa indikator pelayanan
pengolahan sampah adalah peningkatan jumlah sampah yang terolah
menjadi bahan baku dan yang termanfaatkan menjadi energi.
161
Tabel : Indikator dan Target Capaian Pelayanan Pengolahan Sampah
No Jenis pelayanan Indikator Capaian Target Batas Waktu
pengolahan Capaian Capaian
Pengolahan sampah % jumlah sampah yang 100 % Setiap tahun,
diolah terhadap beban sesuai dengan
timbulan sampah rencana kerja
potensial diolah di
wilayah kabupaten/kota
1 Pengolahan % jumlah sampah 100 % Setiap tahun,
sampah organik organic yang diolah sesuai dengan
rencana kerja
terhadap beban timbulan
sampah organic terpilah
di wilayah
kabupaten/kota
2 Pengolahan % jumlah sampah non 100 % Setiap tahun,
sampah non organic yang sesuai dengan
organic diolah/dimanfaatkan rencana kerja
kembali terhadap beban
timbulan sampah non
organic terpilah di
wilayah kabupaten/kota
III.5. MUTU PELAYANAN PEMROSESAN AKHIR SAMPAH
1) Standar Jumlah dan kualitas Barang dan/atau Jasa
Mutu pelayanan pemrosesan akhir sampah yang ditetapkan standar
teknisnya adalah meliputi ukuran jumlah dan kualitas dari :
a. Prasarana dan sarana pemrosesan akhir sampah; dan
b. Jasa pelayanan/ operasional pemrosesan akhir sampah.
Ukuran kuantitas dan kualitas barang dan/atau jasa dalam pelayanan
pengolahan sampah, sesuai standar teknis adalah sebagai berikut:
Tabel : Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa Pelayanan
Pemrosesan Akhir Sampah
No Jenis Barang/Jasa Mutu
Jumlah Kualitas
A Prasarana dan Sarana
1 Fasilitas dasar
a. Jalan masuk Sesuai kebutuhan Tersedia dan berfungsi
b. Jalan operasional Sesuai kebutuhan Tersedia dan berfungsi
c. Listrik Sesuai kebutuhan Tersedia dan dapat digunakan
d. air Sesuai kebutuhan Tersedia dan dapat digunakan
e. Kantor Sesuai kebutuhan Tersedia dan berfungsi
f. pagar Sesuai kebutuhan Tersedia dan berfungsi
2 Fasilitas perlindungan Sesuai kebutuhan Tersedia dan berfungsi
Sesuai kebutuhan Tersedia dan berfungsi
a. Lapisan kedap
b. Saluran
pengumpulan
lindi
162
c. Instalasi Sesuai kebutuhan Tersedia dan berfungsi
pengolahan lindi
d. Zona penyangga Sesuai kebutuhan Tersedia dan berfungsi
e. Sumur uji/pantau Sesuai kebutuhan Tersedia dan berfungsi
f. Penanganan gas Sesuai kebutuhan Tersedia dan berfungsi
3 Fasilitas operasional
a. Alat berat Sesuai kebutuhan Tersedia dan berfungsi
b. Truk pengangkut Sesuai kebutuhan Tersedia dan berfungsi
tanah penutup
c. Tanah penutup Sesuai kebutuhan Tersedia dan dapat digunakan
4 Fasilitas penunjang
a. Bengkel Sesuai kebutuhan Tersedia dan berfungsi
b. Garasi Sesuai kebutuhan Tersedia dan berfungsi
c. Tempat Sesuai kebutuhan Tersedia dan berfungsi
pencucian
kendaraan
d. Jembatan Sesuai kebutuhan Tersedia dan berfungsi
timbang
e. Tempat parkir Sesuai kebutuhan Tersedia dan berfungsi
f. Alat P3K Sesuai kebutuhan Tersedia dan dapat digunakan
g. Laboratorium Sesuai kebutuhan Dapat disediakan dan berfungsi
B Pelayanan operasional pemrosesan akhir sampah
1 Operasional Operasional Operasional penimbunan
penimbunan sampah penimbunan sampah sampah dan penutupan dengan
sesuai dengan jumlah tanah penutup secara periodic
beban sampah yang berdasarkan metode lahan urug
harus dilakukan terkendali atau lahan urug saniter
pemrosesan akhir (sanitary landfill)
setiap hari kerja.
2 Operasional Operasional Operasional pengolahan lindi
pengolahan lindi pengolahan lindi menggunakan instalasi pengolah
sesuai dengan volume lindi dengan kualitas hasil
debit lindi pengolahan sesuai dengan
ambang batas berdasarkan
ketentuan.
2) Petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar
Tata cara pemenuhan standar teknis pemrosesan akhir sampah dilakukan
dengan cara mengukur indikator capaian kinerja pemrosesan akhir
sampah berdasarkan target capaian yang ditetapkan pada setiap tahun
rencana kerja dan anggaran.
Indikator kinerja pelayanan pemrosesan akhir sampah diukur berdasarkan
persentase jumlah sampah yang proses akhir di TPA terhadap jumlah
beban timbulan sampah wilayah pelayanan kabupaten/kota.
Target dari kinerja pelayanan pemrosesan akhir sampah adalah
penurunan jumlah sampah yang diproses akhir melalui penimbunan,
sebanding dengan peningkatan jumlah sampah yang berhasil dilakukan
pengolahan. Target dari penimbunan sampah adalah hanya melakukan
penimbunan terhadap jumlah residu sampah yaitu sisa sampah yang tidak
dapat dilakukan pengolahan. Target penimbunan sampah yang
163
dinyatakan dalam %, adalah sama dengan besaran % komposisi residu
dalam komposisi sampah wilayah kabupaten/kota.
Tabel : Indikator dan Target Capaian Pelayanan Pemrosesan Akhir Sampah
No Jenis pelayanan Indikator Capaian Target Batas Waktu
pemrosesan Capaian Capaian
akhir
1 Penimbunan % rata-rata jumlah Penurunan Setiap tahun,
sampah sampah yang ditimbun indikator sesuai dengan
setiap hari kerja.terhadap capaian, rencana kerja
jumlah beban timbulan sampai
sampah rata-rata harian angka %
wilayah layanan BLUD komposisi
residu
2 Operasional % capaian tingkat 100 % Setiap tahun,
pengolahan lindi kualitas hasil pengolahan sesuai dengan
lindi terhadap nilai rencana kerja
ambang batas kualitas air
buangan.
BAB IV. RENCANA PENCAPAIAN
Rencana pelaksanaan SPM Teknis Pengelolaan sampah dilakukan melalui
tahapan pengumpulan data pelayanan, perhitungan kebutuhan pelayanan,
penyusunan rencana dan pelaksanaan pemenuhan SPM Teknis Pengelolaan
sampah.
IV.1. PENGUMPULAN DATA
a. Pelaksanaan pengumpulan data
Pengumpulan data SPM Teknis Pengelolaan sampah merupakan tanggung
jawab dari Organisasi Perangkat Daerah yang melaksanakan tugas
pengelolaan sampah. Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan oleh
BLUD.
b. Jenis data
Jenis data yang dikumpulkan untuk mendata kondisi penyelenggaraan
penanganan sampah antara lain:
1. Data wilayah pelayanan penanganan sampah;
2. Data objek pelayanan penanganan sampah;
3. Data wajib bayar retribusi
4. Data timbulan dan komposisi sampah;
5. Data sarana dan prasarana penanganan sampah, jumlah dan kapasitas
c. Metode pengumpulan data
Pengumpulan data dapat dilaksanakan secara primer, melalui sensus,
survei angket dan wawancara, serta secara sekunder melalui studi
dokumen terkait yang sudah tersedia yaitu Rencana Induk (Master Plan)
Pengelolaan Sampah atau Perencanaan Teknis dan Manajemen
Persampahan (PTMP).
IV.2. PERHITUNGAN KEBUTUHAN BARANG DAN JASA
Penghitungan kebutuhan pelayanan penanganan sampah dilaksanakan untuk
menunjukkan wilayah yang akan diselenggarakan pelayanan (cakupan wilayah
pelayanan) dan jenis objek pelayanan meliputi kawasan permukiman (rumah
164