The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Pendidikan adalah proses penting yang memainkan peran krusial dalam pembentukan individu dan perkembangan masyarakat. Konsep dasar pendidikan melibatkan berbagai elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan akhirnya, yaitu pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif pada individu.
Buku ini terdiri dari 12 Bab, yang akan membawa pembaca melalui perjalanan yang meliputi topik seperti konsep dasar pendidikan, asas pokok pendidikan di Indonesia, sejarah perkembangan
pendidikan di Indonesia, Pembaca juga akan disuguhkan
penjelasan bagaimana lingkungan pendidikan,
aliran-aliran pendidikan, manajemen pendidikan dan tantangan
pendidikan masa kini di Indonesia.
Selain itu, buku ini akan membahas masalah layanan pendidikan di sekolah, kurikulum pendidikan termasuk di dalamnya terdapat bab pencapaian dan permasalahan pendidikan di Indonesia,
aspek aspek uatama dalam pendidikan dan evaluasi perubahan kurikulum.
Mengingat pembahasan dalam buku ini cukup komprehensif dan sistematis, buku ini layak untuk dijadikan referensi bagi mahasiswa, praktisi, dan masyarakat umum yang ingin mendalami, memulai dan mengembangkan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana konsep pendidikan, kurikulum dan permasalahan
pendidikan di Indonesia.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2023-11-28 00:11:38

Pengantar Ilmu Pendidikan

Pendidikan adalah proses penting yang memainkan peran krusial dalam pembentukan individu dan perkembangan masyarakat. Konsep dasar pendidikan melibatkan berbagai elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan akhirnya, yaitu pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif pada individu.
Buku ini terdiri dari 12 Bab, yang akan membawa pembaca melalui perjalanan yang meliputi topik seperti konsep dasar pendidikan, asas pokok pendidikan di Indonesia, sejarah perkembangan
pendidikan di Indonesia, Pembaca juga akan disuguhkan
penjelasan bagaimana lingkungan pendidikan,
aliran-aliran pendidikan, manajemen pendidikan dan tantangan
pendidikan masa kini di Indonesia.
Selain itu, buku ini akan membahas masalah layanan pendidikan di sekolah, kurikulum pendidikan termasuk di dalamnya terdapat bab pencapaian dan permasalahan pendidikan di Indonesia,
aspek aspek uatama dalam pendidikan dan evaluasi perubahan kurikulum.
Mengingat pembahasan dalam buku ini cukup komprehensif dan sistematis, buku ini layak untuk dijadikan referensi bagi mahasiswa, praktisi, dan masyarakat umum yang ingin mendalami, memulai dan mengembangkan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana konsep pendidikan, kurikulum dan permasalahan
pendidikan di Indonesia.

Pengantar Ilmu Pendidikan Dr. Iman Cahyanto, M.Pd., Mustafidatus Showinah, S.Pd.I., Dr. Suroyo, M.Pd., Supentri, M.Pd., Kardiyem, S.Pd., M.Pd., Dr. Novena Ade Fredyarini Soedjiwo, S.S. M. Hum., Dr. Derinta Entas, S.E., M.M., Nuryadina Augus Rini, M.Pd., Nicko Gana Saputra, S.ST, Par., M.M., Dr. Dra. Sri Siswati, SH., Apt., M.Kes., Didi Maksudi, S.Pd.I.,M.Pd., Dina Aulia Mildasari, M.Pd.


Pengantar Ilmu Pendidikan Copyright© PT Penamudamedia, 2023 Penulis: Dr. Iman Cahyanto, M.Pd., Mustafidatus Showinah, S.Pd.I., Dr. Suroyo, M.Pd., Supentri, M.Pd., Kardiyem, S.Pd., M.Pd., Dr. Novena Ade Fredyarini Soedjiwo, S.S. M. Hum., Dr. Derinta Entas, S.E., M.M., Nuryadina Augus Rini, M.Pd., Nicko Gana Saputra, S.ST, Par., M.M., Dr. Dra. Sri Siswati, SH., Apt., M.Kes., Didi Maksudi, S.Pd.I.,M.Pd., Dina Aulia Mildasari, M.Pd. Editor: Mohamad Ainun Najib, Lc., M.S.I. ISBN: 978-623-09-6654-5 Desain Sampul: Tim PT Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, November 2023 x + 195, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit


v KATA PENGANTAR Buku yang pembaca pegang ini disajikan dengan secara sederhana, lugas, dan mudah dipahami mengenai Pengantar Ilmu Pendidikan. Buku ini terdiri dari 12 bab yang sangat menarik untuk dibaca, karena ditulis oleh akademisi dan praktisi dari berbagai Universitas di Indonesia. Pengantar ilmu pendidikan ini ditulis dengan harapan dapat memberikan manfaat dan pemahaman mendalam kepada pembaca tentang konsep pendidikan dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari kita dan diharapkan dapat memberikan solusi bagi persoalan pendidikan yang dihadapi saat ini. Pada kesempatan ini juga, izinkan kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dan membantu dalam penyusunan buku ini, terutama para penulis dan penerbit, sehingga buku ini dapat diselesaikan. Semoga Allah Swt membalas segala kebaikan yang telah diberikan, amin. Kami menyadari, buku ini bukanlah buku yang sempurna, melainkan masih terdapat kekurangan dan kealfaan dalam penulisan, penyajian, maupun penyusunannya. Semoga kekurangan tersebut tidak merusak esensi kehadiran dan kebermanfaatan buku ini. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang ingin belajar dan mendalami konsep, regulasi, dan perjalanan fintech di Indonesia. Mohamad Ainun Najib, Lc., M.S.I. Editor


vi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................ v DAFTAR ISI ......................................................................... vi BAB 1 - Konsep Dasar Pendidikan .......................................... 1 A. Pendidikan sebagai proses pembelajaran....................... 1 B. Pentingnya pemahaman terhadap konsep dasar pendidikan .................................................................. 3 C. Definisi Pendidikan ...................................................... 6 D. Landasan Filosofis Pendidikan .....................................16 BAB 2 - Asas Pokok Pendidikan di Indonesia ......................... 25 A. Asas Tut Wuri Handayani............................................26 B. Asas Belajar Sepanjang Hayat .....................................32 C. Asas Kemandirian.......................................................34


vii BAB 3 - Sejarah Perkembangan Pendidikan di Indonesia .......... 36 A. Pendidikan pada Zaman Hindu-Buddha di Indonesia (Abad ke-4 hingga ke-15 Masehi) ..........................................37 B. Zaman Kolonial Belanda (1600-1945)...........................39 C. Pergerakan Kemerdekaan (1945-1965) ........................41 D. Orde Baru (1966-1998)...............................................44 E. Reformasi (1998-sekarang).........................................46 BAB 4 - Lingkungan Pendidikan ............................................. 49 A. Komponen..................................................................50 B. Pengaruh Lingkungan Pendidikan Terhadap prestasi, motivasi dan kreativitas:.............................................52 C. Peran Pemerintah Dalam Membentuk Lingkungan Pendidikan yang baik ..................................................54 D. Tantangan Dalam Meningkatkan Lingkungan Pendidikan56 E. Strategi Peningkatan Lingkungan Pendidikan................58


viii BAB 5 - Aliran-aliran Pendidikan ........................................... 60 A. Pengertian Aliran Pendidikan.......................................61 B. Jenis Aliran Pendidikan ...............................................62 BAB 6 - Manajemen Pendidikan ............................................. 77 A. Tujuan Manajemen Pendidikan ....................................80 B. Bidang Penunjang Proses Kegiatan Proses Penyelengaraan Pendidikan .................................................................82 C. Strategi Kepala Sekolah/Pemimpin Institusi Pendidikan.85 BAB 7 - Tantangan Pendidikan Masa Kini di Indonesia ............ 89 A. Kajian Teori ...............................................................90 B. Tantangan Pendidikan Masa Kini di Indonesia ..............92 C. Solusi Komprehensif dan Terencana ............................95 D. Peran Penting Stakeholders.........................................97 BAB 8 - Layanan Pendidikan Sekolah ................................... 100 A. Layanan Pendidikan Di Sekolah..................................102 B. Apa saja layanan pendidikan di sekolah ......................103


ix C. Kualitas Layanan Pendidikan Di sekolah .....................108 D. Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pendidikan ...111 E. Peningkatan Sarana dan Prasarana............................115 F. Peningkatan Kualitas Belajar .....................................115 BAB 9 - Kurikulum Pendidikan............................................. 117 A. Pengertian Kurikulum Pendidikan...............................118 B. Tujuan Pembentukan Kurikulum.................................120 C. Prinsip - Prinsip Kurikulum Pendidikan .......................121 D. Proses Perancangan Kurikulum Pendidikan .................122 E. Implementasi Kurikulum Pendidikan...........................124 F. Evaluasi dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan .....125 BAB 10 - Pencapaian dan Permasalahan Pendidikan Nasional 128 A. Dari segi anggaran untuk pendidikan..........................131 BAB 11 - Aspek-aspek Utama dalam Pendidikan ................... 142 A. Kurikulum ................................................................143 B. Tujuan Kurikulum .....................................................145


x C. Peran Kurikulum:......................................................146 D. Jenis-Jenis Kurikulum ...............................................147 E. Proses Perancangan Kurikulum..................................150 F. Pendekatan Pendidikan Aktif .....................................158 G. Evaluasi Dan Penilaian ..............................................160 H. Jenis-Jenis Penilaian.................................................162 BAB 12 - Evaluasi dan Perubahan Kurikulum ........................ 166 A. Evaluasi Kurikulum ...................................................166 B. Perubahan Kurikulum................................................172 DAFTAR PUSTAKA............................................................. 174 TENTANG PENULIS ........................................................... 187


Pengantar Ilmu Pendidikan - 1 A. Pendidikan sebagai proses pembelajaran Pendidikan adalah proses penting yang memainkan peran krusial dalam pembentukan individu dan perkembangan masyarakat. Konsep dasar pendidikan melibatkan berbagai elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan akhirnya, yaitu pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif pada individu. Konsep dasar pendidikan dimulai dengan pemahaman bahwa pendidikan adalah hak asasi manusia yang setiap individu berhak untuk mendapatkannya. Pendidikan harus tersedia dan dapat diakses oleh semua orang, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, etnis, agama, atau jenis kelamin. Pendidikan merangkul nilai-nilai kesetaraan, inklusi, dan keadilan, memastikan bahwa semua 1 Konsep Dasar Pendidikan


2 - Pengantar Ilmu Pendidikan individu memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Selanjutnya, pendidikan juga melibatkan pembentukan pengetahuan dan keterampilan. Ini melibatkan proses transfer informasi dan pengetahuan dari guru kepada siswa, baik dalam bentuk formal maupun non-formal. Pendidikan formal terjadi di lembaga-lembaga seperti sekolah dan universitas, sementara pendidikan non-formal dapat terjadi di luar konteks sekolah, seperti melalui pelatihan kerja atau kursus online. Keterampilan yang diajarkan meliputi keterampilan akademik, keterampilan sosial, dan keterampilan praktis yang relevan untuk kehidupan sehari-hari dan karier di masa depan. Pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga melibatkan pengembangan sikap positif dan moral pada individu. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan mengembangkan nilai-nilai yang mendorong perilaku yang baik dan bertanggung jawab. Melalui proses pendidikan, individu diajarkan untuk menjadi warga yang berkontribusi secara positif terhadap masyarakat, memiliki empati, toleransi, kerjasama, serta menghargai keberagaman dan perbedaan. Pendidikan juga melibatkan pembelajaran sepanjang hayat. Konsep ini menekankan pentingnya pendidikan sebagai proses yang berkelanjutan sepanjang kehidupan individu. Pendidikan tidak berhenti setelah selesai di sekolah atau universitas, melainkan terus berlanjut dalam bentuk pembelajaran informal dan pengembangan diri. Melalui pendidikan sepanjang hayat, individu dapat terus mengasah keterampilan, mengikuti perkembangan pengetahuan, dan


Pengantar Ilmu Pendidikan - 3 beradaptasi dengan perubahan dalam masyarakat dan teknologi. Pendidikan juga berfungsi sebagai motor penggerak pembangunan sosial dan ekonomi suatu negara. Pendidikan yang berkualitas memberikan landasan yang kuat bagi pembangunan manusia yang berkelanjutan. Dengan memiliki tenaga kerja yang terdidik, kreatif, dan terampil, suatu negara dapat mencapai kemajuan dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, inovasi, dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, investasi dalam pendidikan menjadi sangat penting untuk pertumbuhan dan kemakmuran jangka panjang suatu bangsa. Konsep dasar pendidikan melibatkan akses yang adil, pengetahuan dan keterampilan, pengembangan sikap positif, pembelajaran sepanjang hayat, serta peran strategis dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Memahami dan menerapkan konsep ini secara komprehensif adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang terdidik, beradab, dan berkelanjutan. B. Pentingnya pemahaman terhadap konsep dasar pendidikan Pemahaman terhadap konsep dasar pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam memperkaya wawasan dan memajukan sistem pendidikan. Konsep dasar pendidikan memberikan landasan filosofis, teoritis, dan praktis yang menjadi pijakan bagi pengembangan kebijakan, strategi pembelajaran, serta pengembangan kurikulum. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap konsep dasar pendidikan, kita dapat merancang pendidikan yang lebih


4 - Pengantar Ilmu Pendidikan efektif, inklusif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Salah satu alasan pentingnya pemahaman terhadap konsep dasar pendidikan adalah untuk memastikan bahwa tujuan pendidikan yang diinginkan dapat tercapai. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Alsubaie (2021), ditemukan bahwa pemahaman yang kuat terhadap konsep dasar pendidikan memberikan dasar yang kokoh bagi perencanaan dan implementasi pendidikan yang lebih efektif. Hal ini terutama berkaitan dengan pengembangan kurikulum yang sesuai, metode pembelajaran yang efektif, serta evaluasi yang tepat. Tanpa pemahaman yang baik terhadap konsep dasar pendidikan, risiko terjadinya kesenjangan antara tujuan pendidikan dan praktik pendidikan yang sebenarnya menjadi lebih tinggi. Selain itu, pemahaman terhadap konsep dasar pendidikan juga penting untuk memastikan bahwa pendidikan dapat mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang terus berubah. Dalam era digital yang semakin maju, teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Pemahaman yang mendalam tentang konsep dasar pendidikan memungkinkan para pendidik dan pengambil kebijakan pendidikan untuk mengintegrasikan teknologi dengan tepat dalam pembelajaran dan pengembangan kurikulum. Sebagai contoh, menurut penelitian yang dilakukan oleh Evers, van der Heijden, dan Kreijns (2021), pemahaman yang baik tentang konsep dasar pendidikan memungkinkan penggunaan teknologi dalam pendidikan secara efektif dan bermakna, sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran.


Pengantar Ilmu Pendidikan - 5 Dalam konteks pendidikan inklusif, pemahaman terhadap konsep dasar pendidikan juga sangat penting. Pendidikan inklusif bertujuan untuk memastikan bahwa semua individu, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, dapat memperoleh pendidikan yang sama dan berkualitas. Dalam sebuah studi oleh Forlin, Loreman, dan Sharma (2020), pemahaman yang baik terhadap konsep dasar pendidikan inklusif menjadi faktor kunci dalam implementasi kebijakan dan praktik pendidikan inklusif yang berhasil. Pemahaman tentang inklusi, persamaan hak, dan peran pendidikan dalam mendorong keadilan sosial menjadi penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif. Pemahaman terhadap konsep dasar pendidikan memiliki peran yang penting dalam pengembangan sistem pendidikan yang efektif. Konsep dasar pendidikan memberikan landasan filosofis, teoritis, dan praktis yang menjadi pijakan dalam perencanaan kebijakan, pengembangan kurikulum, dan strategi pembelajaran. Pemahaman yang kuat terhadap konsep dasar pendidikan memastikan bahwa tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan mengikuti perkembangan zaman. Pemahaman yang mendalam tentang konsep dasar pendidikan memungkinkan perencanaan dan implementasi pendidikan yang lebih efektif. Hal ini berkaitan dengan pengembangan kurikulum yang sesuai, metode pembelajaran yang efektif, dan evaluasi yang tepat. Tanpa pemahaman yang baik tentang konsep dasar pendidikan, risiko terjadinya kesenjangan antara tujuan pendidikan dan praktik pendidikan yang sebenarnya menjadi lebih tinggi.


6 - Pengantar Ilmu Pendidikan Selain itu, pemahaman terhadap konsep dasar pendidikan penting dalam memastikan pendidikan dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Dalam era digital yang semakin maju, pemahaman yang baik tentang konsep dasar pendidikan memungkinkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran secara efektif. Integrasi teknologi yang tepat dapat meningkatkan hasil pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tuntutan dunia yang terus berkembang. Pemahaman terhadap konsep dasar pendidikan memberikan landasan yang kuat bagi pengembangan sistem pendidikan yang efektif, inklusif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Pemahaman yang baik terhadap konsep dasar pendidikan memungkinkan perencanaan yang tepat, penggunaan teknologi yang efektif, dan implementasi kebijakan inklusif yang berhasil. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak terkait dalam pendidikan untuk memperdalam pemahaman mereka terhadap konsep dasar pendidikan. C. Definisi Pendidikan 1. Pengertian pendidikan secara umum Pendidikan adalah konsep yang kompleks dan memiliki beragam definisi yang diajukan oleh para ahli dan praktisi pendidikan. Secara umum, pendidikan dapat diartikan sebagai proses formal atau informal di mana individu memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilainilai, dan sikap yang membantu mereka berkembang dan berpartisipasi secara aktif dalam masyarakat.


Pengantar Ilmu Pendidikan - 7 Menurut UNESCO, pendidikan adalah "proses seumur hidup yang membantu individu dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan kesadaran yang diperlukan untuk hidup secara mandiri dan berkontribusi pada masyarakat." Pendidikan melibatkan transfer pengetahuan dari generasi sebelumnya kepada generasi yang akan datang, serta pembentukan kepribadian dan pengembangan potensi individu. Hal tersebut memberi pengertian bahwa, pendidikan bukan hanya tentang pemberian informasi dan keterampilan, tetapi juga melibatkan pengembangan kemampuan berpikir kritis, etika, dan tanggung jawab sosial. Pendidikan tidak terbatas pada lingkungan formal seperti sekolah dan perguruan tinggi, tetapi juga dapat terjadi di luar lingkungan tersebut, seperti dalam keluarga, masyarakat, dan melalui media dan teknologi. Pendidikan juga memiliki dimensi sosial yang penting. Seperti yang dikemukakan oleh Freire (2021), pendidikan merupakan suatu bentuk tindakan politik yang mengarah pada pemberdayaan individu dan masyarakat. Melalui pendidikan, individu dapat meningkatkan kesadaran akan realitas sosial, mengeksplorasi isu-isu kritis, dan berpartisipasi aktif dalam perubahan sosial. Pendidikan juga melibatkan proses pembentukan dan pengembangan kepribadian individu. Melalui pendidikan, individu tidak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga mengembangkan nilai-nilai, sikap, dan karakter yang membantu mereka menjadi individu yang berdaya saing,


8 - Pengantar Ilmu Pendidikan bertanggung jawab, dan memiliki integritas. Seperti yang diungkapkan oleh Dewey (2017), pendidikan tidak hanya tentang persiapan untuk kehidupan di masa depan, tetapi juga tentang pengembangan individu secara holistik dan pembentukan warga negara yang berpartisipasi. Selain itu, pendidikan juga merupakan alat yang kuat untuk mengatasi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesetaraan. Pendidikan yang inklusif dan merata dapat membantu mengatasi ketidaksetaraan akses terhadap pengetahuan dan peluang. Seperti yang dicatat oleh UNESCO (2015), pendidikan yang berkualitas adalah hak asasi setiap individu dan merupakan pondasi yang penting dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan politik suatu negara. Pengertian pendidikan juga mencakup aspek pengembangan potensi individu secara optimal. Setiap individu memiliki potensi unik yang dapat dikembangkan melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang baik, individu dapat mengeksplorasi minat, bakat, dan kecakapan mereka, serta mendapatkan dukungan dalam mengembangkan potensi tersebut. Dalam pandangan Gardner (2011) tentang teori kecerdasan majemuk, pendidikan harus melibatkan pengakuan dan pengembangan berbagai jenis kecerdasan yang dimiliki oleh individu, seperti kecerdasan verbal-linguistik, logika-matematika, kinestetik, musikal, visual-spatial, interpersonal, dan intrapersonal. Pendidikan merupakan proses yang melibatkan pembelajaran sepanjang hayat dan memiliki dampak yang mendalam pada individu dan masyarakat. Dengan


Pengantar Ilmu Pendidikan - 9 pemahaman yang mendalam tentang pengertian pendidikan secara umum, kita dapat mendorong pengembangan sistem pendidikan yang inklusif, merata, dan berorientasi pada pengembangan potensi individu serta peningkatan kesetaraan dan keadilan sosial. Pendidikan merupakan proses kompleks yang melibatkan transfer pengetahuan, pengembangan keterampilan, pembentukan karakter, dan peningkatan kesadaran sosial. Pengertian pendidikan secara umum mencakup pemahaman bahwa pendidikan adalah proses seumur hidup yang membantu individu mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan kesadaran yang diperlukan untuk hidup mandiri dan berkontribusi pada masyarakat. Pendidikan bukan hanya tentang pemberian informasi dan keterampilan, tetapi juga melibatkan pengembangan kemampuan berpikir kritis, etika, dan tanggung jawab sosial. Pendidikan juga memiliki dimensi sosial yang penting, di mana individu dapat mengembangkan kesadaran akan realitas sosial, mengeksplorasi isu-isu kritis, dan berpartisipasi dalam perubahan sosial. Selain itu, pendidikan juga bertujuan untuk mengatasi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesetaraan, dengan memberikan akses yang merata terhadap pendidikan berkualitas. Pendidikan juga berperan dalam mengembangkan potensi individu secara optimal, mengakui keberagaman kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu, dan mendukung pengembangan minat, bakat, dan kecakapan mereka. Pemahaman yang mendalam terhadap pengertian pendidikan secara umum memberikan pijakan bagi


10 - Pengantar Ilmu Pendidikan pengembangan sistem pendidikan yang inklusif, merata, dan berorientasi pada pengembangan potensi individu. Pendidikan yang baik dan berkualitas adalah hak asasi setiap individu dan merupakan landasan penting dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan politik suatu negara. Dengan pemahaman yang kuat terhadap konsep ini, kita dapat mendorong pendidikan yang berdaya guna, responsif terhadap perubahan zaman, dan berperan dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan. Untuk memperdalam pemahaman tentang pengertian pendidikan secara umum, sumber-sumber yang direkomendasikan adalah UNESCO (2015) dengan Incheon Declaration and Framework for Action yang membahas tujuan pendidikan global, Dewey (2017) dengan karyanya Education and Experience yang menekankan pentingnya pengembangan individu, Gardner (2011) dengan teori kecerdasan majemuk yang mengakui keberagaman potensi individu, dan Freire (2021) dengan Pedagogy of the Oppressed yang menggambarkan pendidikan sebagai alat perubahan sosial. 2. Fungsi dan tujuan pendidikan Pendidikan memiliki fungsi dan tujuan yang penting dalam pembentukan individu dan masyarakat. Fungsi pendidikan meliputi pengembangan potensi individu, persiapan untuk kehidupan, pembentukan karakter, pemberdayaan sosial, dan pembangunan masyarakat. Tujuan pendidikan mencakup pencapaian pengetahuan dan keterampilan, pengembangan sikap, nilai-nilai, dan


Pengantar Ilmu Pendidikan - 11 etika, serta pembentukan warga negara yang aktif dan bertanggung jawab. Fungsi pendidikan adalah mengembangkan potensi individu. Pendidikan bertujuan untuk mengidentifikasi, menghargai, dan mengembangkan bakat, minat, dan kecakapan unik yang dimiliki oleh setiap individu. Melalui pendidikan, individu dapat mengembangkan potensi akademik, kreativitas, keterampilan teknis, dan kecerdasan emosional yang memungkinkan mereka mencapai prestasi maksimal dalam berbagai bidang kehidupan. Selanjutnya, pendidikan juga berfungsi sebagai persiapan untuk kehidupan. Pendidikan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan individu dalam menghadapi tantangan dunia nyata. Menurut McKinsey & Company (2021), pendidikan harus menghasilkan lulusan yang siap menghadapi dunia kerja yang berubah dan kompleks, serta memiliki kemampuan untuk terus belajar dan beradaptasi dengan cepat. Fungsi lain dari pendidikan adalah pembentukan karakter. Pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga pada pengembangan sikap, nilainilai, dan etika yang baik. Pendidikan bertujuan untuk membentuk individu yang memiliki integritas, tanggung jawab sosial, etika kerja, dan rasa empati terhadap orang lain. Hal ini sejalan dengan pandangan Noddings (2019) tentang pendidikan sebagai upaya untuk membentuk individu yang peduli dan berempati terhadap dunia di sekitar mereka. Selain itu, pendidikan memiliki peran penting dalam pemberdayaan sosial. Pendidikan berfungsi sebagai alat


12 - Pengantar Ilmu Pendidikan untuk meningkatkan kesadaran, memberikan akses yang merata terhadap pengetahuan dan peluang, dan mengatasi kesenjangan sosial. Menurut Johnson, Estrada, & Garza (2020), pendidikan yang inklusif dan merata merupakan landasan penting untuk membangun masyarakat yang adil, setara, dan berkelanjutan. Tujuan pendidikan mencakup pencapaian pengetahuan dan keterampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai, serta pembentukan warga negara yang aktif dan bertanggung jawab. Fungsi pendidikan meliputi pengembangan potensi individu, persiapan untuk kehidupan, pembentukan karakter, pemberdayaan sosial, dan pembangunan masyarakat yang lebih baik. Pendidikan memiliki fungsi dan tujuan yang sangat penting dalam pengembangan individu dan masyarakat. Fungsi pendidikan meliputi pengembangan potensi individu, persiapan untuk kehidupan, pembentukan karakter, pemberdayaan sosial, dan pembangunan masyarakat. Tujuan pendidikan mencakup pencapaian pengetahuan dan keterampilan, pengembangan sikap, nilai-nilai, dan etika, serta pembentukan warga negara yang aktif dan bertanggung jawab. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan potensi individu dengan mengidentifikasi, menghargai, dan mengembangkan bakat, minat, dan kecakapan yang unik pada setiap individu. Selain itu, pendidikan juga berperan sebagai persiapan untuk kehidupan, memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan individu dalam menghadapi tantangan dunia nyata.


Pengantar Ilmu Pendidikan - 13 Pendidikan juga memiliki peran dalam pembentukan karakter individu, dengan mengembangkan sikap, nilai-nilai, dan etika yang baik. Selain itu, pendidikan memiliki fungsi pemberdayaan sosial, dengan menghadirkan akses yang merata terhadap pengetahuan dan peluang, serta berperan dalam mengatasi kesenjangan sosial. Tujuan pendidikan meliputi pencapaian pengetahuan dan keterampilan, pengembangan sikap, nilainilai, dan etika yang baik, serta pembentukan warga negara yang aktif dan bertanggung jawab. Pendekatan pendidikan yang inklusif dan merata penting untuk membangun masyarakat yang adil, setara, dan berkelanjutan. Dalam konteks memahami fungsi dan tujuan pendidikan, penting untuk merujuk pada sumbersumber seperti McKinsey & Company (2021) yang membahas persiapan individu untuk dunia kerja yang berubah, Noddings (2019) yang menekankan pembentukan karakter dan empati dalam pendidikan, serta penelitian Johnson, Estrada, & Garza (2020) tentang peran pendidikan dalam mempromosikan masa depan yang adil dan berkelanjutan. 3. Peran pendidikan dalam perkembangan individu dan masyarakat Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan individu dan masyarakat. Melalui pendidikan, individu dapat mengembangkan potensi mereka, memperoleh pengetahuan dan keterampilan, serta membentuk sikap, nilai-nilai, dan kepribadian yang positif. Pendidikan juga berkontribusi pada


14 - Pengantar Ilmu Pendidikan pembangunan masyarakat dengan meningkatkan taraf hidup, meningkatkan kesetaraan, dan menciptakan warga negara yang aktif dan bertanggung jawab. Pendidikan berperan dalam pengembangan individu secara holistik. Pendidikan membantu individu mengembangkan potensi intelektual, kreativitas, dan keterampilan yang mereka butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Wiggins (2020), pendidikan yang baik membantu individu mengembangkan kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kemandirian, yang merupakan keterampilan penting untuk sukses di dunia modern. Selain itu, pendidikan juga berperan dalam membentuk sikap, nilai-nilai, dan kepribadian individu. Pendidikan memberikan kesempatan bagi individu untuk memahami nilai-nilai moral, etika, dan norma sosial yang berlaku. Menurut Hamre dan Pianta (2020), pendidikan dapat mempengaruhi pembentukan karakter dan perkembangan emosi individu melalui interaksi dengan guru, rekan sebaya, dan lingkungan belajar yang positif. Pendidikan juga memiliki peran dalam pembangunan masyarakat. Dengan memberikan akses yang merata terhadap pendidikan berkualitas, pendidikan dapat meningkatkan taraf hidup individu dan mengurangi kesenjangan sosial. Menurut United Nations Development Programme (UNDP) (2020), pendidikan yang inklusif dan merata merupakan faktor kunci dalam mencapai pembangunan berkelanjutan yang berkelanjutan dan berkeadilan.


Pengantar Ilmu Pendidikan - 15 Selain itu, pendidikan berperan dalam menciptakan warga negara yang aktif dan bertanggung jawab. Pendidikan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang hak dan kewajiban warga negara, serta mempromosikan partisipasi demokratis dan pemahaman tentang isu-isu sosial yang penting. Menurut Gutmann (2019), pendidikan demokratis memberikan kesempatan kepada individu untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan mempengaruhi perubahan positif dalam masyarakat. Pendidikan memainkan peran yang penting dalam perkembangan individu dan masyarakat. Melalui pendidikan, individu dapat mengembangkan potensi mereka, memperoleh pengetahuan dan keterampilan, membentuk sikap dan nilai-nilai yang positif, serta berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih baik. Pendidikan memiliki peran yang krusial dalam perkembangan individu dan masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan membantu individu mengembangkan potensi mereka, memperoleh pengetahuan dan keterampilan, serta membentuk sikap, nilai-nilai, dan kepribadian yang positif. Selain itu, pendidikan juga berkontribusi pada pembangunan masyarakat dengan meningkatkan taraf hidup, mengurangi kesenjangan sosial, dan menciptakan warga negara yang aktif dan bertanggung jawab. Pendidikan berperan dalam mengembangkan individu secara holistik dengan membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kemandirian. Selain itu,


16 - Pengantar Ilmu Pendidikan pendidikan juga membentuk sikap, nilai-nilai, dan kepribadian individu melalui interaksi dengan guru dan lingkungan belajar yang positif. Pendidikan memiliki peran penting dalam pembangunan masyarakat dengan memberikan akses yang merata terhadap pendidikan berkualitas, meningkatkan taraf hidup individu, dan mengurangi kesenjangan sosial. Pendidikan juga memainkan peran dalam menciptakan warga negara yang aktif dan bertanggung jawab melalui pengetahuan tentang hak dan kewajiban warga negara, serta partisipasi demokratis. Pendidikan berperan dalam perkembangan individu dan masyarakat dengan membantu individu mengembangkan potensi mereka, membentuk sikap dan nilainilai yang positif, serta berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih baik. Dalam konteks yang terus berkembang, pendidikan harus terus beradaptasi untuk memenuhi tuntutan zaman dan mempersiapkan individu dan masyarakat menghadapi tantangan yang ada. D. Landasan Filosofis Pendidikan 1. Pendidikan sebagai investasi manusia Pendidikan sebagai investasi manusia adalah salah satu landasan filosofis penting dalam pendidikan. Pendekatan ini menggambarkan pendidikan sebagai upaya untuk mengembangkan dan memperkaya potensi manusia melalui akuisisi pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang dapat memberikan keuntungan jangka panjang dalam kehidupan individu dan masyarakat. Dalam pandangan ini, pendidikan dianggap


Pengantar Ilmu Pendidikan - 17 sebagai investasi yang memberikan hasil yang berkelanjutan dan berharga bagi perkembangan manusia. Pendidikan sebagai investasi manusia menekankan pentingnya melihat pendidikan sebagai suatu upaya yang memberikan pengembalian nilai yang berlipat ganda. Menurut World Bank (2020), investasi dalam pendidikan dapat meningkatkan kualitas hidup individu, memperluas peluang pekerjaan, meningkatkan produktivitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui pendidikan yang baik, individu dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan zaman, yang berpotensi menghasilkan pengembangan karir yang sukses dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Konsep pendidikan sebagai investasi manusia juga menyoroti pentingnya memandang pendidikan sebagai sarana untuk menghadapi perubahan dan tantangan yang terus berkembang. Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi, perubahan dalam dunia kerja dan kebutuhan pasar terus berlangsung. Pendekatan investasi manusia dalam pendidikan memandang pendidikan sebagai upaya untuk membekali individu dengan keterampilan yang relevan dan dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut. Hal ini diperkuat oleh pendapat Dabalen dan Wane (2021), yang menyatakan bahwa investasi dalam pendidikan memainkan peran kunci dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh individu dan masyarakat di era digital. Pendidikan sebagai investasi manusia juga memiliki dampak yang lebih luas bagi masyarakat. Pendidikan


18 - Pengantar Ilmu Pendidikan yang berkualitas dan merata dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial, meningkatkan aksesibilitas, dan memberikan kesempatan yang setara bagi individu dari berbagai latar belakang. Dalam konteks ini, investasi dalam pendidikan dianggap sebagai investasi dalam pembangunan manusia dan masyarakat secara keseluruhan. Dalam rangka memahami pendidikan sebagai investasi manusia, penting untuk merujuk pada sumbersumber terkini seperti laporan World Bank (2020) yang membahas manfaat ekonomi dan sosial dari investasi dalam pendidikan, serta pandangan Dabalen dan Wane (2021) tentang pentingnya investasi dalam pendidikan di era digital. Pendidikan sebagai investasi manusia memiliki implikasi yang penting dalam meningkatkan mobilitas sosial dan mengurangi kesenjangan ekonomi. Dengan memberikan akses pendidikan yang berkualitas kepada semua individu, termasuk mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi yang kurang mampu, pendidikan dapat menjadi alat untuk memecah lingkaran kemiskinan dan membuka peluang untuk kemajuan sosial. Sebuah penelitian oleh Chetty et al. (2017) menunjukkan bahwa investasi dalam pendidikan dapat mempengaruhi kesempatan mobilitas ekonomi antargenerasi, sehingga memainkan peran penting dalam meretas jalan bagi keluarga yang kurang beruntung untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik. Selain itu, pendidikan sebagai investasi manusia juga mendorong pemberdayaan individu dan meningkatkan


Pengantar Ilmu Pendidikan - 19 partisipasi mereka dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi. Melalui pendidikan, individu dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang diperlukan untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pandangan UNESCO (2015) yang menggarisbawahi pentingnya pendidikan dalam menciptakan warga negara yang berdaya, kritis, dan berpartisipasi. Pendidikan sebagai investasi manusia juga memiliki dampak jangka panjang dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik. Dengan memberikan pendidikan yang bermutu, individu dapat memperoleh pemahaman tentang nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan keberlanjutan lingkungan. Melalui pendidikan yang bertumpu pada pembentukan karakter dan etika, masyarakat dapat memperkuat kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga keberagaman, menghormati hak asasi manusia, dan merawat lingkungan alam. Pandangan ini sejalan dengan teori pembangunan berkelanjutan yang ditekankan oleh Sachs (2015), yang menyatakan bahwa pendidikan berperan dalam mencapai pembangunan yang adil dan lestari. Pendidikan sebagai investasi manusia memiliki dampak yang signifikan dalam meningkatkan mobilitas sosial, pemberdayaan individu, dan menciptakan masyarakat yang lebih baik. Melalui pendidikan yang berkualitas dan inklusif, individu dapat mengembangkan potensi mereka dan memperoleh keterampilan yang relevan, sementara masyarakat dapat mengalami kemajuan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.


20 - Pengantar Ilmu Pendidikan 2. Pandangan pendidikan dalam perspektif filosofis Pendidikan dalam perspektif filosofis melibatkan pemikiran mendalam tentang esensi, tujuan, dan nilainilai yang terkandung dalam proses pendidikan. Filosofi pendidikan memberikan kerangka kerja untuk memahami makna sebenarnya dari pendidikan, serta implikasi filosofisnya terhadap praktik dan prinsipprinsip yang terkait. Dalam pandangan ini, pendidikan dipandang sebagai proses yang lebih dalam dari sekadar mentransfer pengetahuan, tetapi juga melibatkan refleksi dan pembentukan nilai-nilai yang mendasari kehidupan manusia. Sebuah perspektif filosofis penting dalam pendidikan adalah humanisme. Humanisme dalam pendidikan menekankan pentingnya menghargai martabat manusia, kebebasan, dan potensi unik yang dimiliki setiap individu. Menurut Noddings (2020), pendidikan humanistik berfokus pada pengembangan pribadi dan kesejahteraan individu, serta mempromosikan nilai-nilai seperti empati, kesetaraan, dan keadilan. Pendekatan ini menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan menghargai keberagaman, sehingga individu dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Selain humanisme, perspektif filosofis lain yang relevan dalam pendidikan adalah konstruktivisme. Konstruktivisme menekankan peran aktif individu dalam mengonstruksi pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri melalui interaksi dengan lingkungan dan pengalaman. Menurut Dewey (2017), pendidikan konstruktivis mengarah pada pembelajaran yang


Pengantar Ilmu Pendidikan - 21 berpusat pada siswa, dengan menekankan eksplorasi, refleksi, dan pengalaman langsung. Dalam pendidikan konstruktivis, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa membangun pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dan kolaborasi. Perspektif filosofis lainnya yang relevan adalah praksis kritis dalam pendidikan. Praksis kritis menekankan pentingnya pembelajaran yang kritis, analitis, dan reflektif, serta kesadaran terhadap konteks sosial dan politik yang melingkupi pendidikan. Menurut Freire (2018), pendidikan kritis berupaya untuk membebaskan individu dari opresi dan mempromosikan pemahaman kritis terhadap realitas sosial yang ada. Melalui pendidikan kritis, individu diajak untuk berpikir secara mandiri, menggali masalah-masalah yang mendasari masyarakat, dan berpartisipasi dalam transformasi sosial. 3. Peran nilai-nilai dalam pendidikan Peran nilai-nilai dalam pendidikan memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk karakter dan moral individu, serta membantu menciptakan masyarakat yang lebih baik. Nilai-nilai ini adalah prinsip-prinsip etika, moralitas, dan perilaku yang diajarkan kepada generasi muda selama proses pendidikan. Seperti yang disebutkan dalam penelitian terkini oleh John Dewey, seorang pendidik terkemuka, "Pendidikan bukan hanya tentang mentransfer pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk nilai-nilai yang mendasari tindakan individu." Pentingnya nilai-nilai dalam pendidikan terletak pada peran mereka dalam membimbing tindakan dan keputusan individu. Nilai-nilai seperti integritas,


22 - Pengantar Ilmu Pendidikan tanggung jawab, dan empati diajarkan dalam rangka menciptakan individu yang dapat berkontribusi secara positif dalam masyarakat. Sebuah penelitian terbaru di bidang pendidikan moral juga menunjukkan bahwa pendidikan nilai-nilai mampu mengurangi perilaku negatif seperti kekerasan sekolah dan pelecehan. Selain itu, nilai-nilai juga membantu membentuk budaya sekolah yang positif. Ketika sekolah mempromosikan nilai-nilai seperti kerjasama, toleransi, dan keadilan, lingkungan pendidikan menjadi lebih inklusif dan aman. Sebuah studi terkini di Amerika Serikat menemukan bahwa sekolah-sekolah yang aktif dalam mengintegrasikan nilai-nilai positif dalam kurikulum mereka memiliki tingkat kehadiran yang lebih tinggi dan tingkat kelulusan yang lebih baik. Selama proses pendidikan, guru berperan sebagai model peran yang mengajarkan nilai-nilai kepada siswa. Mereka adalah agen utama dalam mentransfer nilai-nilai ini kepada generasi muda. Sebuah penelitian terkini dalam psikologi pendidikan menekankan pentingnya peran guru dalam membentuk karakter siswa. Guru yang memiliki integritas dan kualitas moral yang tinggi cenderung mempengaruhi siswa mereka untuk mengadopsi nilai-nilai yang sama. Peran nilai-nilai dalam pendidikan adalah hal krusial dalam membentuk karakter individu dan menciptakan masyarakat yang lebih baik. Nilai-nilai ini membimbing tindakan dan keputusan individu, membentuk budaya sekolah yang positif, dan melibatkan guru sebagai model peran yang penting. Sebagai pendidik dan orang tua, kita harus mengakui pentingnya memasukkan pendidikan


Pengantar Ilmu Pendidikan - 23 nilai-nilai dalam proses pembelajaran untuk menciptakan generasi yang lebih sadar nilai dan bertanggung jawab secara moral 4. Etika dan moral dalam pendidikan Etika dan moral memainkan peran penting dalam dunia pendidikan. Membekali siswa dengan pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai etika dan moral membantu mereka mengembangkan karakter yang baik dan perilaku yang bertanggung jawab. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Parker Palmer, seorang pendidik terkenal, "Pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk karakter dan nilai-nilai yang mendasari tindakan individu." Dalam konteks pendidikan, etika dan moral mengacu pada norma-norma perilaku yang membimbing tindakan individu dalam berinteraksi dengan orang lain. Etika membantu siswa memahami apa yang benar dan salah, sementara moral membantu mereka memahami perbedaan antara tindakan yang baik dan buruk. Ketika siswa diperkenalkan pada konsep-konsep ini dalam proses pembelajaran, mereka lebih mungkin mampu membuat keputusan yang bermoral. Penelitian terkini dalam psikologi pendidikan menunjukkan bahwa pendidikan etika dan moral dapat membantu meningkatkan perilaku sosial siswa dan meminimalkan tindakan-tindakan yang tidak etis. Sumber-sumber yang memadai dalam hal pendidikan etika dan moral dianggap sebagai aset berharga dalam sistem pendidikan. Mereka membantu mendidik generasi muda yang akan menjadi warga yang lebih


24 - Pengantar Ilmu Pendidikan bertanggung jawab dan berperilaku baik dalam masyarakat.


Pengantar Ilmu Pendidikan - 25 sas merupakan alas, dasar, pedoman, seperti batu yang kokoh untuk alas rumah. Sedangkan asas pendidikan sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut bersumber baik dari kecenderungan umum pendidikan didunia maupun yang bersumber baik dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah usaha dan upaya pendidikan yang ada di Indonesia. Asas pendidikan di Indonesia menjadi pedoman dan acuan dalam merancang dan melaksanakan pendidikan di Indonesia, disesuaikan dengan kultur dan budaya serta karakter pendidikan A 2 Asas Pokok Pendidikan di Indonesia


26 - Pengantar Ilmu Pendidikan yang ada di Indonesia. Ada beberapa asas yang bisa dikenal dan dijadikan sebagai referensi dalam menjalankan pendidikan di Indonesia, diantaranya asas Tut Wuri Handayani yang lahir dari pemikiran Ki Hajar Dewantara, asas belajar sepanjang hayat, dan asas kemandirian. Asas-asas tersebut diharapkan dapat menjadi tumpuan dalam melaksanakan dan mengembangkan pendidikan yang sejatinya sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam membangun karakter bangsa. A. Asas Tut Wuri Handayani Sering kali kita mendengar dan melihat semboyan ‚Tut Wuri Handayani‛, bahkan sejak usia sekolah dasar dikenalkan akan semboyan tersebut, yang tertulis dalam lambing Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Tidak lain adalah hasil pemikiran Ki Hajar Dewantara pada saat mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta tahun 1922, yang kita kenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Tut Wuri Handayani sejatinya sudah melekat pada jiwa masyarakat Indonesia, yang tidak lain merupakan semangat dan upaya masyarakat dalam menghayati dan melaksanakan di dalam proses pendidikan. Semboyan Tut Wuri Handayani memiliki makna dan arti yang erat dengan budaya orang Jawa. Asas Tut Wuri Handayani kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono (filosof dan ahli bahasa) dengan


Pengantar Ilmu Pendidikan - 27 menambahkan dua semboyan lagi yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso. 1 Jika diartikan, tut wuri artinya mengikuti dari belakang. Maksudnya adalah seorang guru atau pendidik hendaknya mengikuti peserta didiknya dari belakang dengan tujuan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat berkembang atau bergerak sesuai dengan kemauan dan kodratnya. Sedangkan handayani artinya berhasil guna, berdaya guna dan tepat guna. Maksudnya seorang guru atau pendidik harus memerdekakan yang berfaedah, memberikan pengaruh, dan melibatkan diri apabila perlu jika peserta didik akan bertindak dan berperilaku yang membahayakan bagi keselamatan diri peserta didik tersebut. Dapat disimpulkan bahwa Tut Wuri Handayani dapat diartikan, didalam pelaksanaan pendidikan seorang guru atau pendidik tidak diperkenankan untuk menggunakan kekerasan, paksaan, dan hukuman kepada peserta didik, tetapi harus memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengembangkan dirinya, namun guru atau pendidik memiliki kewajiban untuk memberi pengaruh, membetulkan, mengarahkan, dan melibatkan dirinya apabila perlu. Dari semboyan ini pula, Ki Hajar Dewantara memberikan pemahaman kepada insan pendidik bahwa pendidikan yang efektif tidak hanya berfokus pada pengetahuan akademis semata melainkan juga memperhatikan perkembangan moral, sosial dan spiritual peserta didik. Ditambah pengembangan dari pemikiran Drs. R.M.P. Sostrokartono maka disatukanlah ketiga asas tersebut diatas 1 Choiru Umatin, dkk, Pengantar Pendidikan (Malang: CV. Pustaka Learning Center, 2021), hal. 87.


28 - Pengantar Ilmu Pendidikan menjadi, Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Ing Ngarso Sung Tuladha Memiliki arti, di depan memberikan contoh, teladan, panutan yang baik. Dalam posisi ini seseorang yang didepan harus memberikan bimbingan dan keteladanan. Asas ini mengajarkan kepada kita bahwa peserta didik dengan bantuan guru dan teman-temannya mampu mengkonstruksi, membangun, menyusun ataupun membentuk pengetahuan-nya sendiri diantara pengetahuan yang telah dikonstruksikan oleh banyak orang termasuk para ahli. Contohnya, seorang guru atau pendidik jika mengingin-kan peserta didiknya disiplin dalam berpakaian sesuai aturan tata tertib sekolah, hendaknya pendidik juga memberikan keteladanan dalam berpakaian yang sesuai dengan aturan kerjanya di sekolah, lingkungan dia bekerja. Menjadi teladan, seorang guru atau pendidik harus senantiasa sadar, aware terhadap pikiran, perkataan dan tindakannya. Sebagai teladan yang jelas harus memberikan contoh yang baik, bukan sebaliknya. Memang bukan hal yang mudah menjadi sosok yang harus diteladani segala kebaikannya. Secara alamiah manusia mustahil dapat berbuat baik secara terusmenerus, namun juga seharusnya tidak berbuat buruk terus-menerus, sehingga perlu perjuangan keras untuk menyeimbangkan kedua hal tersebut seumur hidupnya. Jikalau tidak, atau sewaktu-waktu dapat jatuh tergelincir, bagaimana akan mampu memberi teladan? Upayanya


Pengantar Ilmu Pendidikan - 29 adalah dengan tetap seimbang, eling lan waspada. Dengan senantiasa sadar, itu sudah menunjukkan sebagai sosok teladan. Setiap anak memiliki cita-cita, dan mereka mewujudkan cita-cita itu dengan mencontoh seorang tokoh panutannya, khususnya guru di kelasnya. Maka guru harus sangat sadar, bahwa ia akan dijadikan contoh oleh peserta didiknya. 2. Ing Madya Mangun Karsa Di tengah harus memberikan ide atau gagasan. Guru atau pendidik adalah pelopor dan pemrakarsa, pencetus ide-ide di tengah para peserta didiknya. Guru harus mampu memotivasi, menggugah semangat, kemauan dan niat para peserta didiknya. Bagaimana membuat situasi yang kondusif untuk peserta didik agar bisa berkembang, menggugah semangat untuk terus meraih kemajuan, terlepas dari masalah internal (diri sendiri) ataupun eksternal (lingkungan), pendidik harus mampu mencapainya. Kata-kata ‚di tengah‛ mengacu pada peserta didik itu sendiri. Mereka pasti memiliki sosok yang dekat dengan mereka, diantaranya guru dan teman-temannya. Ketiganya harus saling mendukung. Namun semangat terbesar untuk memperoleh pendidikan harus berasal dari peserta didik itu sendiri. Asas ini mengajarkan, dalam situasi ketika anak didik kurang bergairah atau ragu-ragu untuk mengambil keputusan atau tindakan, maka perlu diupayakan untuk memperkuat motivasi. Seorang guru menciptakan situasi yang memungkinkan para muridnya mengembangkan, memperbaiki, mempertajam, atau bahkan mungkin


30 - Pengantar Ilmu Pendidikan mengganti pengetahuan yang telah dimilikinya itu sehingga diperoleh pengetahuan baru yang lebih masuk akal, lebih jelas, dan lebih banyak manfaatnya.2 Siswa yang termotivasi akan berusaha belajar dan memperluas wawasan pengetahuannya semaksimal mungkin. Ada anak belajar secara otodidak dan menjadi bisa, ini wujud nyata bahwa motivasi terbesar seseorang adalah berasal dari diri sendiri. Namun sebagai pendidik kita tetap harus memberikan dukungan kepada peserta didik, memberikan semangat dan motivasi dalam membangun ide atau gagasan, melatih kreatifitas dalam berfikir kritis. Ada ungkapan Arab yang menyebutkan, ‚Atthoriqotu ahammu minal maadah, metode lebih penting dari materi ajar. Wal mudarrisu ahammu minatthoriiqoh, dan guru lebih penting dari metode. Wa ruuhul mudarris ahammu minal mudarris nafsah. Dan ruh guru lebih penting dari guru itu sendiri.‛ Dalam hal ini memang sejatinya guru sepenuh-penuhnya memberikan semangat dan motivasi kepada peserta didik, mendorong peserta didik aktif dalam menyampaikan gagasan dan ide dalam proses belajar mengajar, selain memberikan materi dan konten pembelajaran maupun contoh teladan dari guru itu sendiri. 3. Tut Wuri Handayani Dari belakang (tut wuri), berupaya memberikan dorongan dan arahan (handayani). Sebagai seorang guru atau pendidik haruslah memiliki upaya penuh dalam memberikan dorongan dan arahan kepada peserta didik, 2 Choiru Umatin, dkk, Pengantar Pendidikan (Malang: CV. Pustaka Learning Center, 2021), hal. 88.


Pengantar Ilmu Pendidikan - 31 memberikan dorongan moral. Guru adalah seorang pemimpin dan orang yang lebih pandai, lebih tahu saat membimbing peserta didiknya dan harus bersikap sebagai among. Sebagai pengemong atau pengasuh, yang menjadi fokusnya adalah yang diasuh (peserta didik), sehingga saat yang diasuh (peserta didik) merasa lemah dan tidak mampu, maka pengemong harus maju memberikan dorongan semangat, dukungan moral dengan kata-kata, sikap dan Tindakan yang penuh cinta, sebab tanpa adanya cinta maka tidak akan ada asas tut wuri handayani. Hal ini tidak hanya ditujukan kepada guru saja, juga kepada orang tua sebagai orang tua utama di rumah. Sebab orang tua juga memiliki peran besar dalam terwujudnya pendidikan yang baik dalam aspek kognitif maupun emosional atau karakter. Orang tua juga yang berperan dalam pembiayaan pendidikan formal dan mengajarkan karakter sejak dini di lingkungan keluarga. Guru yang hebat menghasilkan murid yang pantang menyerah, yang tidak menyerah akan kondisi muridnya. Hal inilah yang menjadikan sistem among cukup efektif dalam proses pendidikan. Penggabungan ketiga asas di atas oleh Ki Hajar Dewantara memiliki pesan yang dalam teruntuk para pendidik bahwa, ‚Sadarlah pada pikiran, perkataan dan tindakan kita, pahami hidup dan kembangkan cinta kasih.‛ Ketiga asas tersebut sebagai semboyan dalam pendidikan dan merupakan satu kesatuan asas yang telah menjadi asas penting dalam pendidikan di Indonesia.


32 - Pengantar Ilmu Pendidikan Pendidikan juga mengandung makna mengembangkan kodrat alami anak dengan tujuan sebagaimana di maksud dalam Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 3, tujuan pendidian nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3 B. Asas Belajar Sepanjang Hayat Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (long life education). Istilah pendidikan seumur hidup erat kaitannya dan kadang-kadang digunakan saling bergantian dengan makna yang sama dengan istilah belajar sepanjang hayat. Kedua istilah ini memang tidak dapat dipisahkan, tetapi dapat dibedakan. Penekanan istilah ‚belajar‛ adalah perubahan perilaku (kognitif/afektif/ psikomotor) yang relatif tetap karena pengaruh pengalaman.4 Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup, dalam proses belajar mengajar di sekolah seyogyanya mengemban sekurang-kurangnya dua hal pokok, yaitu; pertama; membelajarkan peserta didik dengan efisien dan 3 Choiru Umatin, dkk, Pengantar Pendidikan (Malang: CV. Pustaka Learning Center, 2021), hal. 89. 4 Rahmad Hidayat dan Abdillah, Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan Aplikasinya”, (Medan: LPPPI, 2019), hal. 53.


Pengantar Ilmu Pendidikan - 33 efektif, dan kedua; meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis dari belajar sepanjang hayat.5 Dalam prosenya pendidikan sepanjang hayat dapat dilakukan kapan saja, dimana saja tanpa dibatasi oleh usia. Hal ini dapat dipahami bahwa di sepanjang kehidupan, manusia akan selalu membutuhkan proses pendidikan. Pendidikan sepanjang hayat diperoleh melalui pengalamanpengalaman kehidupan yang telah dijalani, berlangsung sejak manusia dilahirkan hingga meninggal dunia, sehingga mencakup konsep pedagogi dan andragogi. Tujuan pendidikan sepanjang hayat adalah untuk mengembangkan potensi manusia secara optimal, serta menyelaraskan antara pendidikan wajib belajar dengan proses pengembangan kepribadian manusia yang bersifat berubah-ubah. Penerapan pendidikan sepanjang hayat dapat dilakukan pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Melalui proses pendidikan sepanjang hayat ini, manusia mampu meningkatkan kualitas kehidupannya secara berkesinambungan, serta mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, masyarakat dan budaya untuk menghadapi tantangan masa depan dan mengubah tantangan menjadi peluang.6 Untuk mencapai integritas pribadi yang utuh sebagaimana gambaran manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, Indonesia menganut asas 5 Hamzah Junaid, “Sumber, Azas dan Landasan Pendidikan”, E-Jurnal UIN Alauddin Makassar. Vol. 7 No. 2, 2012, hal. 98. 6 Agus Fawait, “Pendidikan Pesantren; Sebagai Suksesi Life Long Education di Indonesia”, Jurnal Universitas Islam Malang. Vol. 1 No. 2, hal. 53-60.


34 - Pengantar Ilmu Pendidikan pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan sepanjang hayat memungkinkan tiap warga negara Indonesia: 1. Mendapat kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri dan kemandirian sepanjang hidupnya. 2. Mendapat kesempatan untuk memanfaatkan layanan lembaga-lembaga pendidikan yang ada di masyarakat. Lembaga pendidikan yang ditawarkan dapat bersifat formal, informal, non formal. 3. Mendapat kesempatan mengikuti program-program Pendidikan sesuai bakat, minat, dan kemampuan dalam rangka pengembangan pribadi secara utuh menuju profil manusia Indonesia Seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; dan mendapat kesempatan mengembangkan diri melalui proses pendidikan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu sebagaimana tersurat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.7 Pemerintah secara lintas sektoral telah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaan sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang. C. Asas Kemandirian Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktifitas belajar yang berlangsung lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran. Pengertian tentang belajar mandiri sampai 7 Rahmad Hidayat dan Abdillah, Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan Aplikasinya”, (Medan: LPPPI, 2019), hal. 54.


Pengantar Ilmu Pendidikan - 35 saat ini belum ada kesepakatan dari para ahli. Ada beberapa pandangan tentang belajar mandiri yang diutarakan oleh para ahli seperti dipaparkan sebagai berikut: 1. Belajar mandiri memandang siswa sebagai para manajer dan pemilik tanggung jawab dari proses pelajaran mereka sendiri. Belajar mandiri mengintegrasikan selfmanagement (manajemen konteks, menentukan setting, sumber daya, dan tindakan) dengan self-monitoring (siswa memonitor, mengevaluasi dan mengatur strategi belajarnya). 2. Peran kemauan dan motivasi dalam belajar mandiri sangat penting di dalam memulai dan memelihara usaha siswa. 3. Di dalam belajar mandiri, kendali secara berangsurangsur bergeser dari para guru ke siswa. Siswa mempunyai banyak kebebasan untuk memutuskan pelajaran apa dan tujuan apa yang hendak dicapai dan bermanfaat baginya. 8 8 Rahmad Hidayat dan Abdillah, Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan Aplikasinya”, (Medan: LPPPI, 2019), hal. 55.


36 - Pengantar Ilmu Pendidikan erkembangan pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari berbagai perspektif, seperti faktor historis, politis, sosial, dan budaya. Perkembangan pendidikan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh sejarah kolonialisme dan perjuangan kemerdekaan. Sejarah pendidikan di Indonesia memiliki catatan panjang yang dimulai sejak masa prasejarah hingga masa kini. Sejarah perkembangan pendidikan Indonesia merupakan kisah panjang yang melibatkan berbagai perubahan, tantangan, dan inovasi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di negara ini. Perkembangan pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk identitas dan peradaban bangsa. Pendidikan telah menjadi salah satu pilar utama pembangunan negara ini. Hal ini sangat penting karena pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pembangunan suatu P 3 Sejarah Perkembangan Pendidikan di Indonesia


Pengantar Ilmu Pendidikan - 37 negara. Bangsa suatu negara dapat dikatakan maju atau berkembang apabila pendidikan di dalamnya berkualitas. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memajukan bangsa secara keseluruhan. Bab ini akan membahas tentang sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia, yang mencakup berbagai fase dan peristiwa penting yang mempengaruhi pendidikan di negeri ini. Bab ini akan mengupas lebih dalam tentang perubahan dan perkembangan pendidikan di Indonesia sejak masa kemerdekaan hingga saat ini. Pada bagian ini akan mengulas berbagai kebijakan dan program yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan di Indonesia. Selain itu, juga akan dibahas tantangan dan kendala yang dihadapi oleh sistem pendidikan Indonesia dalam meningkatkan mutu pendidikan serta arah perkembangan pendidikan di masa mendatang. Dengan menelusuri bab ini, kita akan dapat memahami betapa pentingnya sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia sebagai landasan untuk melihat masa depan pendidikan kita. Pendidikan merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa, dan melalui pemahaman yang mendalam tentang sejarah pendidikan, kita akan mampu menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik. A. Pendidikan pada Zaman Hindu-Buddha di Indonesia (Abad ke-4 hingga ke-15 Masehi) Pendidikan pada zaman Hindu-Buddha di Indonesia pada abad ke-4 hingga 15 Masehi sangat erat kaitannya dengan tradisi keagamaan yang berkembang di Nusantara pada saat


38 - Pengantar Ilmu Pendidikan itu. Pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga mencakup aspek budaya dan spiritual. Pada abad ke-4 Masehi, kebudayaan Hindu mulai memasuki wilayah Nusantara. Tokoh agung dari Kerajaan Kutai, Mulawarman, tercatat sebagai seorang yang mencintai dan menjunjung tinggi ajaran Hindu. Ia bahkan membangun kuil Hindu di muara sungai Mahakam. Sementara itu, pada abad ke-7 Masehi, agama Buddhisme mulai menyebar di wilayah Nusantara. Dalam kitab Wujud Al-Budd, nama-nama tokoh Buddha seperti Sakyamuni, Kanaka Muni, dan Gautama disebutkan sebagai sosok yang dihormati masyarakat di Indonesia pada saat itu. Pada masa Hindu-Buddha, pendidikan diselenggarakan di kuil dan asrama. Murid yang ingin belajar diterima oleh sang guru dan harus tinggal di asrama untuk belajar dan berlatih disiplin spiritual. Di asrama, murid belajar tentang ajaran agama, bahasa, musik, seni tari, dan pengobatan tradisional. Salah satu contoh asrama yang terkenal di abad ke-9 Masehi adalah Asrama Dharmawangsa di Jawa Timur. Asrama ini didirikan oleh Raja Dharmawangsa dari Kerajaan Medang. Di Asrama Dharmawangsa, murid-murid dapat belajar bahasa Sansekerta, ajaran agama Buddha, dan seni. Pendidikan pada masa Hindu-Buddha tidak hanya diperuntukkan bagi kalangan elit atau bangsawan. Masyarakat biasa juga dapat belajar dan berlatih di asramaasrama kecil yang tersebar di seluruh Nusantara. Berdasarkan penelitian Muljana, pendidikan pada masa Hindu-Buddha mengajarkan prinsip-prinsip moral dan etika yang menjadi dasar bagi pemimpin dan rakyat. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat


Pengantar Ilmu Pendidikan - 39 yang berkarakter dan patuh pada norma-norma keagamaan. (Muljana, 2006) Di era Hindu-Buddha, bangsa Indonesia memiliki konsep pendidikan yang lengkap, meliputi pendidikan akademik, budaya, dan spiritual. Konsep ini menjadi landasan bagi perkembangan pendidikan di masa selanjutnya di Indonesia. Namun, penting untuk dicatat bahwa pendidikan pada zaman Hindu-Buddha berfokus pada pemeliharaan kelas sosial yang ada dan belum mencakup masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan pada saat itu masih terbatas pada kelompokkelompok elit, terutama orang-orang yang berada dalam golongan brahmana dan ksatria. Masyarakat jelata atau masyarakat umum pada umumnya belum terlibat dalam pendidikan formal. B. Zaman Kolonial Belanda (1600-1945) Pendidikan pada zaman kolonial Belanda (1600-1945) merupakan periode penting dalam sejarah pendidikan di Indonesia. Selama masa ini, sistem pendidikan di Indonesia direncanakan dan dijalankan oleh pemerintah Belanda yang berkuasa. Tujuan utama pendidikan kolonial Belanda adalah untuk menghasilkan tenaga kerja terampil yang dapat memenuhi kebutuhan kolonialisme Belanda di Indonesia. Kebijakan pendidikan kolonial Belanda memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat pribumi di Indonesia. Pendudukan Belanda menyebabkan sistem pendidikan pribumi menjadi tergantung pada pemerintah kolonial, yang mengarah pada kehilangan otonomi pendidikan dan pembentukan kurikulum yang disesuaikan dengan kepentingan Belanda.


40 - Pengantar Ilmu Pendidikan Pada awal masa kolonial, pendidikan di Indonesia terutama dikelola oleh gereja-gereja Belanda atau para misionaris Kristen.. Salah satu perwakilan penting dalam hal ini adalah yaitu gereja Katolik Roma dan gereja Protestan. Pendidikan yang diberikan oleh gereja-gereja tersebut didasarkan pada misi evangelis dan kolonialisasi. Pemerintah Belanda kemudian mengambil alih pengelolaan pendidikan pada abad ke-19 dengan membentuk "Stelsel Onderwijs", yaitu sistem pendidikan pemerintah yang berlaku di Hindia Belanda. Sekolah pertama yang didirikan untuk anak-anak bangsawan Jawa dan golongan elit pribumi. Salah satu sekolah pertama yang didirikan oleh VOC adalah sekolah Koning Willem di Batavia pada tahun 1642. Pemerintah kolonial kemudian meluncurkan Politiek Stelsel pada tahun 1901, yang mengatur pendidikan bagi masyarakat pribumi dengan tujuan menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan patuh terhadap pemerintah kolonial. Salah satu kutipan yang relevan mengenai pendidikan pada masa kolonial ini adalah dari buku "Sejarah Pendidikan Nasional Indonesia" karya Jan Sihar Aritonang. Dalam bukunya, Aritonang menyatakan bahwa tujuan utama pendidikan kolonial Belanda adalah untuk menciptakan "tuan dan hamba"(Aritonang, 2006). Artinya, pendidikan sistem kolonial ini bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang taat, patuh, dan siap digunakan oleh Belanda untuk kepentingan kolonialnya. Selain itu, pengaruh pendidikan kolonial Belanda juga terlihat dalam kurikulum yang diterapkan. Salah satu kutipan yang relevan mengenai hal ini adalah dari artikel "Colonial Education and Nationalism in Indonesia" oleh Oki Rahadianto


Click to View FlipBook Version