Pengantar Ilmu Pendidikan - 91 1. Teori Sistem Pendidikan, Konsep teori sistem membantu dalam memahami pendidikan sebagai suatu sistem yang kompleks dengan berbagai komponen yang saling berinteraksi (Tawil & Harley, 2004). 2. Teori Kepemimpinan Pendidikan, Teori kepemimpinan pendidikan membahas peran penting kepemimpinan dalam memajukan pendidikan (Leithwood, et al., 2004). 3. Teori Pembelajaran dan Pengajaran, Konsep konstruktivisme menekankan peran aktif siswa dalam pembelajaran (Piaget, 1970). 4. Teori Teknologi Pendidikan, Teori Diffusion of Innovations menguraikan bagaimana teknologi dapat diterapkan dalam konteks pendidikan (Rogers, 2003). 5. Teori Ketidaksetaraan dalam Pendidikan, Konsep ketidaksetaraan dalam pendidikan dapat dikaitkan dengan teori sosial dan ekonomi, seperti teori kapital manusia (Becker, 1964). 6. Teori Perubahan Sosial dan Globalisasi, Teori globalisasi membahas dampak globalisasi pada pendidikan dan budaya (Robertson, 1992). Dalam kajian teori mengenai "Tantangan Pendidikan Masa Kini di Indonesia," Kita dapat merujuk pada teori-teori tersebut dan mengaitkannya dengan situasi pendidikan Indonesia. Penelitian ilmiah yang telah dilakukan oleh para peneliti dalam disiplin ilmu pendidikan juga dapat memberikan wawasan yang lebih spesifik tentang masalah ini.
92 - Pengantar Ilmu Pendidikan B. Tantangan Pendidikan Masa Kini di Indonesia Tantangan pendidikan masa kini di Indonesia mencakup berbagai permasalahan yang kompleks dan memerlukan perhatian serius. Di bawah ini, disajikan beberapa permasalahan utama yang menjadi fokus kajian. 1. Ketidaksetaraan Akses ke Pendidikan Ketidaksetaraan dalam akses ke pendidikan masih menjadi kendala serius, terutama di daerah terpencil dan masyarakat kurang mampu. Masih terdapat isu serius terkait kesenjangan akses ke pendidikan di Indonesia, khususnya di wilayah pedesaan dan di kalangan mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi (Bappenas, 2019). Ketidaksetaraan akses ke pendidikan di Indonesia adalah masalah serius yang memengaruhi sejumlah aspek, dan berbagai faktor telah berkontribusi terhadap masalah ini. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang ketidaksetaraan akses ke pendidikan di Indonesia. a. Faktor Geografis Indonesia terdiri dari ribuan pulau, dan ketidaksetaraan geografis menjadi salah satu penyebab utama ketidaksetaraan akses ke pendidikan. Pulau-pulau terpencil dan daerah terpencil seringkali memiliki keterbatasan dalam hal infrastruktur pendidikan dan transportasi, membuat akses ke pendidikan yang berkualitas sulit dijangkau. b. Ketidaksetaraan Ekonomi
Pengantar Ilmu Pendidikan - 93 Keluarga miskin cenderung menghadapi kesulitan finansial dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anakanak mereka, termasuk biaya sekolah, buku, seragam, dan transportasi. Hal ini dapat menghambat akses ke pendidikan (Sumarto, S., & Bazzi, S., 2019). c. Ketidaksetaraan Gender Meskipun kemajuan telah dicapai dalam mengatasi ketidaksetaraan gender dalam pendidikan di Indonesia, masih ada kesenjangan antara partisipasi laki-laki dan perempuan dalam pendidikan. Faktor budaya dan sosial juga memainkan peran dalam ketidaksetaraan ini. d. Ketidaksetaraan Etnis dan Budaya Indonesia memiliki keragaman etnis dan budaya yang signifikan. Beberapa kelompok etnis mungkin menghadapi diskriminasi atau ketidaksetaraan dalam akses ke pendidikan, terutama di daerah yang mayoritas dihuni oleh kelompok etnis tertentu. e. Kualitas Pendidikan Ketidaksetaraan akses ke pendidikan juga terkait dengan ketidaksetaraan dalam kualitas pendidikan. Sekolah di daerah perkotaan seringkali memiliki lebih banyak sumber daya dan guru yang lebih berkualitas dibandingkan dengan sekolah di pedesaan atau wilayah terpencil. Upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan berbagai lembaga internasional untuk mengatasi masalah ketidaksetaraan akses ke pendidikan ini. Namun, masih diperlukan kerja keras bersama untuk memastikan bahwa semua warga Indonesia memiliki kesempatan yang setara untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.
94 - Pengantar Ilmu Pendidikan 2. Kualitas Pendidikan Kualitas pendidikan di Indonesia bervariasi, dengan kualitas guru, kurikulum, dan sarana pendidikan yang belum memadai di banyak daerah. Masih ada keprihatinan terhadap mutu pendidikan, terutama dalam hal kualifikasi dan kemampuan guru, serta relevansi kurikulum (UNESCO, 2020). 3. Pendidikan dalam Era Digital Pengenalan teknologi dalam pendidikan, seperti elearning, masih menghadapi tantangan dalam hal akses dan pelatihan. Pengintegrasian teknologi dalam sistem pendidikan Indonesia harus memberikan dukungan untuk meningkatkan kesetaraan akses dan memberikan pelatihan yang memadai kepada para guru (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2021). 4. Kualitas Guru dan Pelatihan Pendidik Kualifikasi dan pelatihan guru di beberapa daerah masih belum mencapai standar yang diinginkan. Meningkatkan kualifikasi dan melatih guru merupakan elemen yang sangat krusial dalam memajukan sistem pendidikan di Indonesia. 5. Tantangan Finansial Keterbatasan anggaran pendidikan sering kali menjadi kendala dalam memenuhi kebutuhan pendidikan yang semakin meningkat. Keterbatasan sumber anggaran dalam sektor pendidikan mungkin menjadi kendala utama dalam mencapai tujuan pendidikan nasional (Bappenas, 2020).
Pengantar Ilmu Pendidikan - 95 6. Kurangnya Kesesuaian Kurikulum dengan Kebutuhan Pasar Kerja Kurikulum pendidikan yang belum sesuai dengan tuntutan pasar kerja dapat menghasilkan lulusan yang kurang relevan. Aspek penting yang harus diperhatikan adalah sejauh mana kurikulum pendidikan sesuai dengan tuntutan pasar kerja (Mankin, 2016). Permasalahan-permasalahan ini merupakan isu-isu kunci yang mempengaruhi sistem pendidikan di Indonesia. Untuk mendalaminya, kajian teori, penelitian empiris, dan analisis data yang mendukung dapat menjadi langkah awal dalam mengidentifikasi solusi yang sesuai. C. Solusi Komprehensif dan Terencana Tantangan pendidikan masa kini di Indonesia memerlukan solusi yang komprehensif dan terencana. Berikut ini beberapa solusi yang dapat diimplementasikan, berserta contoh sitasi yang mungkin relevan: 1. Meningkatkan Akses ke Pendidikan di Daerah Terpencil Membangun lebih banyak sekolah di daerah terpencil dan menyediakan sarana transportasi yang terjangkau untuk siswa. Meningkatkan kemudahan akses ke pendidikan di wilayah terpencil merupakan tindakan penting dalam upaya mengurangi ketidaksetaraan akses ke pendidikan (UNESCO, 2018). 2. Peningkatan Kualitas Pendidikan Meningkatkan kualifikasi guru, mengembangkan kurikulum yang relevan, dan memperbaiki infrastruktur pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan melibatkan
96 - Pengantar Ilmu Pendidikan sejumlah tindakan, seperti melatih guru, meningkatkan kurikulum, serta melakukan perbaikan pada fasilitas sekolah (World Bank, 2019). 3. Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran Memperluas akses teknologi dan memberikan pelatihan kepada guru untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Mengintegrasikan teknologi dalam pendidikan memerlukan investasi dalam infrastruktur teknologi yang memadai dan pelatihan guru yang efisien (OECD, 2021). 4. Peningkatan Pelatihan dan Kualifikasi Guru Meningkatkan standar kualifikasi guru dan menyelenggarakan pelatihan berkala untuk memperbarui keterampilan mereka. Peningkatan mutu pendidikan sangat tergantung pada pelatihan dan pengembangan guru sebagai faktor utama (Ingersoll & Strong, 2011). 5. Peningkatan Pembiayaan Pendidikan Meningkatkan alokasi anggaran pendidikan dalam APBN dan mendukung program-program bantuan keuangan bagi siswa miskin. Meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia memerlukan peningkatan investasi dalam sektor pendidikan (Bappenas, 2018). 6. Pengembangan Kurikulum yang Relevan Merancang kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar kerja dan perkembangan teknologi. Kunci untuk mempersiapkan lulusan yang kompeten adalah memiliki kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja (Lumina Foundation, 2020). Penerapan solusi-solusi ini memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Selain itu, pemantauan dan evaluasi yang
Pengantar Ilmu Pendidikan - 97 berkelanjutan juga penting untuk memastikan keberlanjutan perbaikan dalam sistem pendidikan Indonesia. Pastikan untuk mencantumkan sitasi yang sesuai dengan konteks permasalahan dan solusi yang diusulkan dalam penelitian Anda. D. Peran Penting Stakeholders Stakeholders (pihak-pihak terkait) memegang peran penting dalam mengatasi tantangan pendidikan masa kini di Indonesia. Mereka memiliki peran yang beragam dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kebijakan pendidikan. Berikut adalah penjelasan mengenai peran beberapa stakeholders utama. 1. Pemerintah Pemerintah memiliki tanggung jawab utama dalam perumusan kebijakan pendidikan, alokasi anggaran, dan pengawasan sistem pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan dan perumusan kebijakan pendidikan adalah tanggung jawab pemerintah (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003). 2. Lembaga Pendidikan Lembaga-lembaga pendidikan, seperti sekolah, universitas, dan lembaga pelatihan, bertanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan, termasuk kurikulum dan metode pengajaran. Peran lembaga pendidikan adalah menyediakan lingkungan pembelajaran yang berkualitas (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2021).
98 - Pengantar Ilmu Pendidikan 3. Guru dan Tenaga Pendidik Guru dan tenaga pendidik memainkan peran sentral dalam proses pembelajaran, termasuk memberikan pemahaman, keterampilan, dan nilai kepada siswa. Peran guru memiliki signifikansi besar dalam membentuk kualitas pendidikan dan karakterisasi siswa. 4. Siswa dan Orang Tua Siswa berperan dalam pembelajaran mereka sendiri, sementara orang tua mendukung pendidikan anak-anak mereka dan berpartisipasi dalam pengawasan sekolah. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan dukungan orang tua terhadap pendidikan memiliki peran yang sangat krusial dalam meraih kesuksesan pendidikan (OECD, 2018). 5. Dunia Usaha dan Industri Dunia usaha dan industri memiliki peran dalam memberikan masukan tentang kebutuhan pasar kerja dan dalam menyelenggarakan program kerja sama dengan lembaga pendidikan. Kolaborasi antara sektor bisnis dan industri dengan institusi pendidikan memiliki peran kunci dalam menciptakan lulusan yang siap untuk dunia kerja (Bappenas, 2017). 6. Organisasi Internasional Organisasi internasional, seperti UNESCO dan Bank Dunia, dapat memberikan bantuan teknis, sumber daya, dan panduan kebijakan untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia. Bekerja sama dengan lembaga internasional dapat meningkatkan kemampuan nasional dalam meningkatkan sistem pendidikan (UNESCO, 2021). Kolaborasi dan keterlibatan semua stakeholders ini penting untuk menghadapi tantangan pendidikan masa kini
Pengantar Ilmu Pendidikan - 99 di Indonesia. Peran masing-masing pihak dalam proses ini dapat memastikan kesinambungan dan keberhasilan upaya perbaikan pendidikan.
100 - Pengantar Ilmu Pendidikan apak Pendidikan Nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara, mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan suatu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Pendidikan menjadi penuntun bagi anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. (https://ybkb.or.id/beda-pendidikan-dan-pengajaran-menurut-kihajar-dewantara-17.10.2023) Pendidikan bukan hanya memberikan pengetahuan akademik; itu juga mengembangkan karakter dan kepribadian setiap orang. Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa pendidikan harus didasarkan pada praktik dan praktik seharihari. Beliau mengusulkan bahwa pendidikan harus melibatkan interaksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar, bukan B 8 Layanan Pendidikan Sekolah
Pengantar Ilmu Pendidikan - 101 hanya di ruang kelas yang formal. Pendidikan harus mencakup semua aspek: fisik, intelektual, emosi, dan spiritual. Seperti semboyan beliau terhadap dunia pendidikan (semboyan itu dalam bahasa Jawa) berbunyi ‚ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani‛. (di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan). Ki Hadjar Dewantara menekankan akan pentingnya pengajaran dengan memperhatikan keunikan dan kebutuhan setiap individu. Menurutnya, seorang pendidik harus mampu mengenal peserta didiknya dengan baik dan mengajar dengan pendekatan yang sesuai, sehingga proses belajar dapat berjalan efektif dan menyenangkan. Pendidikan holistik adalah pendidikan yang pada dasarnya mengembangkan seluruh potensi yang siswa miliki secara harmonis, meliputi potensi intelektual, emosional, fisik, sosial, estetika, dan spiritual. Pendidikan holistik memberikan gambaran mengenai implementasi pendidikan dalam pembelajaran di pendidikan dasar dan menengah. Pendidikan holistik masih belum diterapkan secara menyeluruh dalam pembelajaran di Indonesia. Untuk menerapkannya, guru harus menggunakan pendekatan belajar aktif untuk meningkatkan keterampilan dan sikap siswa selain pengetahuan. (Widyastono, 2012). Berikan pelayanan yang terbaik buat pendidikan dan lalui prosesnya dengan mendidik dan mengayomi anak-anak agar kelak mereka bisa menjadi yang terdepan menuntaskan kebodohan dan ketertinggalan. Pendidikan adalah proses belajar yang disertai usaha dan dilakukan oleh pendidik kepada anak didik agar perkembangan maksimalnya tercapai secara positif. Adapun upaya atau cara yang bisa dilakukan diantaranya adalah
102 - Pengantar Ilmu Pendidikan dengan mengajar, mengembangkan pengetahuan, dan keterampilan. Disamping mendidik, perlu juga ditempuh usaha lain, yakni memberikan contoh (teladan) agar ditiru, memberikan pujian dan hadiah, mendidik dengan cara membiasakan, dan lainlain yang tidak terbatas jumlahnya. Begitupula, Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Bimbingan, pengajaran, dan latihan adalah upaya pendidikan yang berfungsi untuk mengembangkan pendidikan di seluruh aspek. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik secara utuh dan terintegrasi, namun untuk memudahkan pengkajian dan pembahasan, diadakan pemilahan dalam pengembangan domain kognitif, afektif, dan psikomotor (Sukmadinata, Nana Syaodih, 2011). A. Layanan Pendidikan Di Sekolah Layanan adalah ‚proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung‛ (Moenir, 2005). Salah satu layanan yang di dapatkan oleh peserta didik di sekolah adalah pelayanan dalam bidang jasa. Layanan jasa yang disediakan di sekolah adalah layanan khusus yang melayani peserta didik dengan segala masalahnya. Di lingkungan sekolah terdapat layanan pendidikan bagi peserta didik dalam bentuk jasa, yang di sediakan dan di fasilitasi oleh pihak sekolah terhadap peserta didik. Untuk mengetahui apakah pelayanan pendidikan di sekolah telah dilaksanakan sesuai dengan yang di harapkan, sebaiknya pihak sekolah perlu melakukan perbandingan antara
Pengantar Ilmu Pendidikan - 103 persepsi dan expektasi peserta didik atas layanan yang mereka dapatkan di sekolah selama proses pendidikan yang di tempuh masih berlangsung. B. Apa saja layanan pendidikan di sekolah Ada banyak bentuk-bentuk layanan khusus di sekolah, namun hanya ada 6 layanan utama yang menjadi prioritas dan sangat dibutuhkan oleh peserta didik, diantaranya: 1. BK (Bimbingan dan Konseling) Tindakan yang diambil untuk menghasilkan perilaku yang positif dikenal sebagai bimbingan. Konseling, di sisi lain, adalah tempat di mana seseorang dapat berbagi cerita atau keluh kesah mereka dengan seseorang yang dipercaya. Bimbingan dan konseling membantu peserta didik untuk mengembangkan diri secara individual, kelompok, atau klasik sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, perkembangan, kondisi, dan peluang mereka. (Prayitno dan Erman Amti, 1999, p. 279). Selain itu, pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik. Bimbingan Konseling memiliki asas rahasia; BK adalah tempat di mana setiap peserta didik dapat mencurahkan pikiran dan perasaan mereka. Rahasia keluh kesah anak didiknya wajib dirahasiakan oleh guru BK dan dituntut agar bisa menjaga rahasia mereka. Rahasia tetap aman di dalam BK termasuk rahasia yang sensitive yang tidak akan dipublikasikan, karena termasuk privasi. Guru BK wajib memberikan anak didiknya saran positif yang membangun, agar di kemudian hari mereka tidak akan pernah merasa sendiri dan merasa aman atas masalah
104 - Pengantar Ilmu Pendidikan yang mereka punya. Atas dasar banyaknya permasalahan kehidupan sehari-hari yang terjadi inilah asal dari bimbingan dan konseling. Salah satu bentuk pelayanan BK di sekolah yang juga penting diselengarakan adalah pelayanan bimbingan belajar. Layanan ini merupakan salah satu bentuk pelayanan sekolah kepada peserta didik dibawah pengawasan BK yang diberikan sekolah. Keadaan yang sering di alami oleh peserta didik adalah proses belajar yang lebih banyak mengalami kegagalan dalam memahami materi yang diberikan di sekolah. Walaupun tidak semua peserta didik mengalami kegagalan dalam mengikuti pelajaran, namun pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan belajar siswa tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau kurangnya intelegensi. Bimbingan belajar menjadi salah satu bentuk layanan yang penting diselenggarakan di sekolah. Tetapi kegagalan itu bisa terjadi yang disebabkan oleh kurangnya perhatian peserta didik dalam menjalani proses belajar secara intens dan tidak mendapatkan layanan bimbingan yang memadai. Keberadaan layanan bimbingan belajar di sekolah dapat membantu peserta didik mengatasi masalah dalam belajar. Konseling berfungsi sebagai pengganti bimbingan belajar dengan membantu individu atau peserta didik mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar yang baik dengan tujuan memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta mempersiapkan diri untuk pendidikan yang lebih baik.
Pengantar Ilmu Pendidikan - 105 2. Perpustakaan Tujuan diadakannya perpustakaan adalah untuk memberikan layanan kepada peserta agar dapat meningkatkan minat atau gemar membaca yang dapat memperluas wawasan, dan pengetahuan untuk bekal di masa akan datang. Sejalan dengan perkembangan zaman, menurut (Basuki, 1991, pp. 27-29) Fungsi perpustakaan juga berubah, tetapi masih memiliki fungsi yang sama. Fungsi-fungsi ini adalah: a. Simpan Kaji Karya : Menyimpan hasil karya yang di sajikan untuk masyarakat b. Pusat Sumber Daya Informasi : Menyajikan informasi yang layak di konsumsi masyarakat c. Pusat Belajar Dan Penelitian : Penunjang proses pembelajaran d. Rekreasi dan Re-Kreasi : Menyajikan informasi yang menghibur e. Pengembangan Cultural : Untuk melestarikan kebudayaan 3. Laboratorium Laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain (Emha, 2002). Laboratorium digunakan dalam proses pendidikan untuk melakukan penelitian ilmiah dan latihan keterampilan intelektual melalui pengamatan, pencatatan, dan penyelidikan gejala alam untuk meningkatkan keterampilan motorik
106 - Pengantar Ilmu Pendidikan peserta didik. Selain itu, laboratorium juga berfungsi sebagai tempat untuk melakukan penelitian ilmiah tentang teori-teori keilmuan dan bagaimana teori-teori tersebut dapat digunakan dalam penelitian, ujicoba, pembuktian teoritis, penelitian, dan banyak lagi tugas yang berkaitan dengan ilmu alam atau kimia. Laboratorium merupakan ruangan atau kamar dimana dilakukan kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat serta adanya infrastruktur laboratorium yang lengkap (ada fasilitas air, listrik, gas dan sebagainya) (Hartinawati, 2015, p. 3) 3). Kegiatan dalam menunjang praktikum atau eksperimen dilaboratorium maka dibutuhkan juga peralatan yang khusus dan didesain untuk keperluan di laboratorium. 4. Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler atau sering di singkat dengan kata Ekskul merupakan kegiatan tambahan dari sekolah sebagai wadah kegiatan untuk peserta didik yang dilakukan di luar jam wajib pelajaran. Ada beberapa pilihan kegiatan extrskurikuler yang di selenggarakan oleh pihak sekolah. Diantaranya adalah: Pramuka, Olahraga, Paskibra, Paduan suara, keagamaan, bela diri, jurnalistik, teater, Palang Merah Remaja, Pencinta Alam, dan banyak lagi. Kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan wadah untuk menyalurkan bakat dan minat bagi peserta didik untuk memilih kegiatan mana yang disukai sesuai dengan kegemaran atau hobi mereka. Ekstrakurikuler ini juga menjadi sarana peserta didik mengembangkan karakter diri dalam bersosialisasi, belajar bekerjasama
Pengantar Ilmu Pendidikan - 107 dalam tim, dan menjadi pribadi yang kuat, disiplin, dan tangguh. 5. UKS Unit Kesehatan Sekolah (UKS) adalah program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan layanan kesehatan, pendidikan kesehatan, dan lingkungan sekolah yang sehat untuk warga sekolah. Fungsi ruang UKS, tidak hanya sebagai ruang kesehatan yang dikunjungi oleh peserta didik yang sakit, namun ruang UKS juga menjadi ruang pusat informasi kesehatan. Yang bertanggungjawab memberikan informasi kesehatan pada peserta didik maupun guru-guru atau kepala sekolah adalah petugas kesehatan terdekat, dalam hal ini adalah puskesmas. Para kader juga memiliki tugas untuk menyampikan informasi kesehatan bagi masyarakat di sekolah. Yang bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan UKS adalah kepala sekolah, guru pembina UKS, komite sekolah, dan peserta didik. UKS berada di bawah naungan dinas kesehatan melalui Puskesmas. 6. OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) OSIS sebagai pendorong mengembangkan kemampuan dan kreatifitas peserta didik. Selain sebagai pendorong, OSIS juga berfungsi sebagai wadah menyalurkan kemampuan kepemimpinan. Peserta didik bisa belajar mengkoordinir dan manage waktu, jadwal kegiatan, dan berorganisasi. Menjadi anggota OSIS bisa membuka kesempatan bagi peserta didik untuk belajar menjadi pemimpin, mandiri, inovatif, kreatif, dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang di ambil.
108 - Pengantar Ilmu Pendidikan OSIS berada di bawah bimbingan pembina OSIS yaitu Wakil Kepala Kesiswaan. Pengurus OSIS yang terlibat didalamnya adalah peserta didik yang masih aktif. C. Kualitas Layanan Pendidikan Di sekolah Bagaimanakah kualitas pendidikan di Indonesia? Proses pembelajaran harus dapat meningkatkan potensi dan kreativitas siswa karena kurikulum, pembelajaran, dan manajemen sekolah berkontribusi pada rote learning. bukan pembelajaran yang hanya menyampaikan pengetahuan dan teori yang telah dipelajari. Di Indonesia, khususnya di pendidikan dasar dan menengah, proses pembelajaran seperti ini sudah menjadi budaya belajar siswa. Akibatnya, sekolah gagal membuat pembelajaran menjadi nyaman, menarik, dan menyenangkan bagi siswa, yang mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah dan terkesan semakin buruk. (Suryadi, 2010). Menurut (Mahmud, 2012 , p. 63) secara garis besar, ada enam layanan pendidikan, yaitu: 1. Layanan informasi melalui lisan atau tertulis. Informasi lisan diberikan secara tatap muka, sedangkan informasi tertulis diberikan melalui berbagai buku pedoman, seperti brosur, spanduk, pamplet, papan pengumuman, dan situs web. 2. Layanan sarana prasarana merupakan penyediaan layanan dalam bentuk penyediaan sarana atau fasilitas fisik, seperti perpustakaan, laboratorium, dan gedung sekolah.
Pengantar Ilmu Pendidikan - 109 3. Layanan administrasi meliputi pembuatan surat keterangan, pembayaran SPP, dan hal-hal lainnya. 4. Layanan bimbingan dimulai dengan program orientasi sekolah, bimbingan dalam mengatasi kesulitankesulitan, terutama kesulitan belajar dan masalahmasalah pribadi, bimbingan pendidikan dan pengajaran (KBM), dan bimbingan praktik keilmuan. 5. Layanan pengembangan bakat dan minat dan keterampilan diberikan melalui kegiatan ekstrakurikuler. 6. Layanan kesejahteraan mencakup pelayanan kesejahteraan kepada peserta didik melalui pemberian bantuan kesehatan dan pendidikan meliputi pembayaran SPP dan pembuatan surat keterangan dan sebagainya. Salah satu cara untuk menilai kualitas pelayanan publik yang ideal adalah dengan melakukan wawancara dan mengamati masing-masing dari lima dimensi yang disebutkan di atas. a) Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kualitas pelayanan publik yang ideal adalah kualitas pelayanan yang dapat dilihat dari fasilitas fisik yang jelas (Parasuraman, 1994, pp. 11-124). Sekolah dengan kualitas yang buruk akan berdampak pada kegiatan pelayanan dan kualitas pelayanan itu sendiri secara keseluruhan. b) Keandalan (Relibility) adalah kemampuan sekolah untuk menyediakan jasa pendidikan secara akurat dan terpercaya seperti yang dijanjikan (Wijaya, 2012, p. 23). Menurut Wijaya, kinerja yang sesuai dengan ekspektasi pelanggan pada jasa pendidikan termasuk ketepatan
110 - Pengantar Ilmu Pendidikan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan, sikap yang simpatik, dan keakuratan yang tinggi, sehingga dapat mencapai kualitas pelayanan yang baik. c) Responsivitas Daya Tanggap (Responsivitas) adalah kebijakan untuk membantu dan memberikan layanan pendidikan dengan cepat dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Menurut Wijaya, pelayanan yang berkualitas akan bergantung pada upaya dan penyediaan layanan dari kinerja organisasi atau sekolah. d) Assurance (Jaminan) adalah memberikan rasa percaya pelanggan jasa kepada pengetahuan dan kesopansantunan, termasuk kemampuan karyawan sekolah untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan jasa pendidikan pada sekolah. Rasa percaya ini mencakup hal-hal seperti komunikasi, kepercayaan, keamanan, kompetensi, dan sopan santun. Dimensi keyakinan sangat memengaruhi kinerja pelayanan dan dapat memengaruhi indikator lainnya. e) Penelitian tentang empathy menemukan bahwa indikator dalam dimensi empathy pelayanan publik dapat membantu memberikan perhatian yang benar kepada pengguna jasa pendidikan dengan memahami keinginan pengguna jasa pendidikan. Selain itu, sekolah diharapkan memahami dan memahami pengguna jasa pendidikan, memahami kebutuhan khusus pengguna, dan memiliki waktu untuk memberikan pendidikan yang nyaman. Oleh karena itu, layanan yang diberikan kepada siswa adalah layanan berkualitas tinggi. Kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, jasa, sumber daya manusia, proses, dan lingkungan yang melebihi atau
Pengantar Ilmu Pendidikan - 111 memenuhi harapan dikenal sebagai kualitas (Tjiptono, 2008, p. 152). D. Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pendidikan Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan pendidikan? Semua orang yang terlibat dalam pendidikan, termasuk pendidik/guru, kepala sekolah, walimurid, dan atau pihak berwenang, harus meningkatkan kualitas pendidikan dan pengetahuan yang mereka miliki untuk meningkatkan kualitasnya. Seperti mengikuti pelatihan atau seminar online atau offline, mengikuti short course, memperbanyak wawasan dengan membaca artikel yang berkaitan dengan peningkatan diri, atau berkunjung ke sekolah lain sebagai studi komperatif. Proses dan hasil adalah dua aspek penting dari mutu pendidikan (Efrina, 2021, pp. 214-219). Berbagai faktor membentuk kualitas proses pendidikan. Ini termasuk bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotor), metodologi (bergantung pada kemampuan guru), sarana dan prasarana sekolah, dukungan layanan, berbagai sumber daya, dan upaya untuk membuat lingkungan belajar yang adil dan nyaman.. Kualitas dalam proses pendidikan melibatkan berbagai masukan seperti; bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotor), metodologi (bervariasi sesuai dengan kemampuan guru), sarana dan prasarana lembaga pendidikan, dukungan layanan , berbagai sumber daya dan upaya untuk menciptakan suasana belajar yang adil dan nyaman.
112 - Pengantar Ilmu Pendidikan Kesesuaian dengan standar adalah definisi kualitas (Gatot Kusjono, 2019, pp. 65-76) Posisi guru di sekolah sangat penting dan strategis untuk mengembangkan potensi peserta didik. Dengan menanamkan nilai-nilai dasar yang luhur sebagai cita-cita pendidikan nasional, guru akan bertanggung jawab atas kejayaan dan keselamatan masa depan bangsa. Ini akan dicapai melalui pendidikan agama dan pendidikan umum. Seorang pendidik harus memiliki kemampuan untuk mengajar berbagai hal agar siswa dapat mengembangkan kreativitasnya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran, kualitas pengajaran harus ditingkatkan di tempat kerja mereka. Selain itu juga, efektifitas dan efisiensi kerja perlu di tingkatkan agar tercapai hasil yang optimal. Ritme kerja perlu di refresh kembali agar gairah kerja dapat bangkit lagi dan meningkat lebih baik secara signifikan, sehingga peserta didik dapat menyerap ilmu lebih baik dari hasil mengikuti arus yang semakin cepat berganti. Seorang pendidik setidaknya perlu meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja, keahlian, dan meningkatkan mutu pendidikannya dalam menghadapi pergerakan arus globaliasi yang semakin cepat berubah dan berganti. Kursus pendidikan, seperti kursus bahasa asing dan komputer, dapat membantu guru memperluas pengetahuan. Dalam proses menjadi guru profesional, tidak cukup untuk hanya mengetahui atau membaca dua atau tiga referensi atau bergantung pada satu atau dua buku. Guru profesional harus banyak membaca literatur dari berbagai jenis buku untuk menambah koleksi materi yang akan disampaikan atau dibagikan kepada peserta didik mereka. Untuk memastikan
Pengantar Ilmu Pendidikan - 113 pendidik memiliki pengetahuan dan informasi yang muncul dan berkembang di masyarakat. Akibatnya, guru harus membaca lebih banyak. Guru dapat melakukan kunjungan ke sekolah lain (studi komperatif) selain membaca banyak. Salah satu tujuan guru mengadakan kunjungan antar sekolah adalah untuk memperluas pengetahuan mereka, bertukar pikiran, dan mendapatkan informasi tentang kemajuan sekolah. Hal ini akan meningkatkan dan melengkapi pengetahuan mereka serta mengatasi masalah dan kekurangan, yang akan memungkinkan peningkatan pendidikan cepat. Sangat penting bagi guru untuk mempertahankan hubungan dengan wali murid dan siswa selain berkunjung ke sekolah lain. Hal ini dapat membantu memperkuat hubungan kasih dan kepedulian. Hal ini sangat penting karena orang tua dan guru akan dapat berkomunikasi satu sama lain, mengetahui, dan menjaga siswa mereka serta mendorong mereka untuk bertindak positif. Saat ini, siswa menghabiskan waktu lebih banyak di sekolah hampir sepuluh jam lebih banyak daripada di rumah. membuat guru lebih mudah berinteraksi dengan siswa dan orang tua mereka (menjalin komunikasi). Sangat berbeda dengan situasi pada tahun 1980- an, ketika guru dan orang tua murid memiliki waktu yang sangat terbatas untuk berkomunikasi, yang memungkinkan mereka untuk memanfaatkan waktu semaksimal mungkin. Selain itu, materi yang masih memerlukan peningkatan dan perhatian yang lebih besar. Ini karena materi tersebut akan sangat dibutuhkan oleh sekolah dan akan memberikan wawasan yang lebih luas dan memperbanyak pengetahuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hasil dari materi
114 - Pengantar Ilmu Pendidikan yang sudah diberikan akan memungkinkan siswa menggunakan dan mengamalkan pengetahuan yang telah mereka pelajari dengan benar. Pendidik harus mampu menjelaskan materi sesuai dengan kurikulum. Mereka juga harus mampu menguasai materi dengan menambahkan bahan atau sumber lain yang relevan dan relevan. karena siswa akan termotivasi dan ingin belajar dari sekolah. Alat yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah peningkatan dalam penggunaan metode. Sebagai salah satu indikator peningkatan kualitas pendidikan, pemakaian metode harus ditingkatkan. Dalam hal ini, peningkatan metode bukanlah pembuatan metode baru; yang dimaksudkan adalah bagaimana metode tersebut dapat digunakan dan diterapkan sesuai dengan penyajian materi berikutnya. untuk memastikan hasil yang diharapkan dan memuaskan dalam proses belajar mengajar. Hendaknya penggunaan metode ini berbeda-beda tergantung pada materi yang disampaikan. Tujuannya adalah agar peserta didik tidak akan merasa bosan dan jenuh atau monoton. Oleh karenanya dalam penyampaian metode, pendidik sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Tetaplah selalu fokus dan berorientasi pada tujuan awal 2. Janganlah terikat hanya pada satu alternatif saja 3. Gunakanlah berbagai macam metode sebagai suatu kombinasi, seperti: metode ceramah dengan tanya jawab atau diskusi dengan membahas metode alternative lainnya. Inilah salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan siswa di era modern ini.
Pengantar Ilmu Pendidikan - 115 E. Peningkatan Sarana dan Prasarana Sarana didefinisikan sebagai alat, metode, dan teknik yang digunakan untuk meningkatkan komunikasi dan interaksi pendidikan antara guru dan siswa dalam proses pendidikan di sekolah. Dalam hal sarana, perlu diperhatikan peningkatan pengetahuan tentang hal-hal berikut: 1. Meningkatkan pemahaman tentang fungsi dan kegunaan media pendidikan; 2. Mengakui penggunaan media pendidikan secara tepat dalam interaksi belajar mengajar; 3. Media yang di buatharus sederhada dan mudah 4. Memilih media yang tepat untuk tujuan dan isi materi yang akan diajarkan. Namun, prasarana adalah semua bagian yang mendukung pendidikan di sekolah, seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tata tertib sekolah, dan semua yang berkaitan dengan sekolah. F. Peningkatan Kualitas Belajar Setiap proses belajar mengajar peserta didik tidak selalu berjalan lancar seperti yang diharapkan; ada saat-saat ketika mereka menghadapi kesulitan atau bahkan hambatan. Keterbatasan ini harus diatasi dan diselesaikan dengan beberapa upaya berikut: 1. Memberikan Motivasi Belajar memang menarik bagi setiap siswa, karena ini terkait dengan emosi mereka. Metode yang tepat diperlukan agar minat belajar peserta didik muncul
116 - Pengantar Ilmu Pendidikan kembali. Dengan mengubah setiap metode yang digunakan, meningkatkan minat dalam belajar bahasa dan ekspresi wajah. Pendidik dapat memberikan motivasi kepada siswa mereka untuk belajar, yang benarbenar berkaitan dengan apa yang dilakukan siswa dalam kehidupan sehari-hari mereka, yang secara tidak langsung akan menghasilkan cinta terhadap bidang studi. Pendidik hanya perlu terus memberikan motivasi kepada siswa setelah mereka mulai tertarik dengan materi yang diberikan. Oleh karena itu, pendidik atau lembaga tinggal hanya membantu menyediakan sarana dan prasarana. 2. Memotivasi Belajar Siswa dimotivasi untuk belajar oleh faktor internal dan eksternal. Lingkungan rumah adalah salah satu faktor internal. Sebagian besar siswa lebih termotivasi untuk belajar atau mungkin menjadi kebalikannya dengan suasana di rumah mereka. Semangat untuk belajar dapat berasal dari teman di rumah, keluarga, atau bahkan sekolah. Adanya dukungan dari lingkungan tempat tinggal untuk terus termotivasi untuk belajar adalah faktor internal yang dapat berdampak pada siswa. Belajar itu tidak harus di tempat les atau kursus. Untuk mempertahankan semangat belajar, buat suasana belajar yang nyaman, semangat, dan aman. Diberikannya rangsangan dan motivasi kepada siswa akan berdampak positif pada mereka di masa depan karena mereka sudah termotivasi dari rangsangan yang telah mereka terima sebelumnya.
Pengantar Ilmu Pendidikan - 117 urikulum Pendidikan membuka pintu ke dunia yang kompleks dan penting dalam konteks pendidikan. Memahami esensi dari kurikulum pendidikan melibatkan penelusuran dalam konsep serta struktur yang membentuk pondasi dari pengajaran dan pembelajaran. Smith (2019) memberikan wawasan yang mendalam tentang bidang studi ini, menyajikan prinsip-prinsip dasar dan metodologi yang diperlukan untuk membentuk program pendidikan yang efektif. Pendidikan kurikulum, seperti yang digambarkan oleh Smith, bukanlah sekadar susunan materi pelajaran. Ia adalah alat yang kompleks yang melibatkan proses mendalam dalam merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi pengalaman belajar siswa. Dalam karya penelitiannya, Smith menggali jauh ke dalam aspek-aspek perancangan kurikulum, K 9 Kurikulum Pendidikan
118 - Pengantar Ilmu Pendidikan termasuk penetapan tujuan yang jelas, pemilihan metode pengajaran yang sesuai, dan sistem evaluasi yang akurat. Dalam pemahaman ini, kurikulum tidak lagi hanya dilihat sebagai daftar mata pelajaran, tetapi sebagai strategi holistik yang membimbing proses belajar mengajar. Ini mencakup tidak hanya apa yang diajarkan kepada siswa, tetapi juga bagaimana pembelajaran itu disampaikan, dan bagaimana kemudian pemahaman siswa diukur dan dievaluasi. Dengan melibatkan konsep ini, para pendidik dapat membangun landasan yang kukuh bagi pendidikan masa depan. Mereka tidak hanya memahami materi pelajaran, tetapi juga mengetahui cara terbaik untuk menyampaikannya kepada siswa. Mereka merencanakan pengalaman pembelajaran yang merangsang minat dan menantang siswa. Evaluasi bukan hanya sekadar angka di atas kertas, melainkan refleksi mendalam dari pemahaman siswa terhadap materi. Oleh karena itu, pendahuluan ini memberikan fondasi yang kokoh bagi eksplorasi lebih lanjut dalam dunia kompleks kurikulum pendidikan. A. Pengertian Kurikulum Pendidikan Pengertian kurikulum pendidikan, sebagaimana diuraikan oleh Johnson (2020), melampaui sekadar daftar mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Ia mencerminkan landasan intelektual dan filosofis dari pengalaman belajar siswa. Kurikulum ini adalah panduan yang komprehensif, merinci rencana dan struktur pembelajaran yang disusun dengan cermat untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Pengantar Ilmu Pendidikan - 119 Dalam inti konseptualnya, kurikulum pendidikan mencakup tiga elemen kunci yang saling terkait. Pertama, ada aspek bahan pembelajaran, yang mencakup materi akademik yang harus dipelajari oleh siswa. Ini mencakup pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu seperti matematika, ilmu pengetahuan, bahasa, seni, dan humaniora. Namun, kurikulum tidak terbatas pada pengetahuan akademik semata. Pengembangan keterampilan praktis, seperti kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis, dan pemecahan masalah, juga merupakan bagian integral dari bahan pembelajaran yang dirancang. Kedua, kurikulum melibatkan metode pengajaran. Ini mencakup strategi dan pendekatan yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Pendekatan ini dapat mencakup diskusi kelompok, eksperimen praktikum, proyek kolaboratif, atau penggunaan teknologi dalam pengajaran. Metode pengajaran yang dipilih harus sesuai dengan materi pembelajaran dan memperhatikan gaya belajar serta kebutuhan individu siswa. Terakhir, evaluasi hasil pembelajaran adalah elemen penting dari kurikulum pendidikan. Evaluasi ini tidak hanya mencakup pengukuran pengetahuan akademik siswa, tetapi juga perkembangan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diinginkan. Evaluasi yang holistik mencerminkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran serta kemampuan mereka dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan tersebut dalam situasi dunia nyata. Lebih dari sekadar pendidikan akademik, kurikulum pendidikan juga mencakup pengembangan aspek emosional, sosial, dan moral siswa. Ini melibatkan pembelajaran nilai-
120 - Pengantar Ilmu Pendidikan nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, empati, dan kerjasama. Pengajaran dan evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk membentuk karakter siswa, mempersiapkan mereka tidak hanya untuk keberhasilan akademik, tetapi juga untuk kehidupan yang bermakna dan berkontribusi positif dalam masyarakat. B. Tujuan Pembentukan Kurikulum Tujuan pembentukan kurikulum pendidikan, sebagaimana dijelaskan oleh Anderson dan Krathwohl (2001), melibatkan pengembangan pemahaman siswa dari level pengetahuan dasar hingga tingkat pemahaman yang mendalam dan aplikatif. Konsep ini mencerminkan suatu pendekatan yang holistik terhadap pembelajaran, di mana kurikulum dirancang untuk mendukung perkembangan kognitif siswa dalam berbagai tingkatan kompleksitas. Taksonomi pembelajaran yang diperkenalkan oleh Anderson dan Krathwohl mencakup serangkaian tingkat pemahaman kognitif, yang dimulai dari tingkat pengetahuan dasar atau fakta-fakta (tingkat pengetahuan) hingga tingkat pemahaman yang lebih tinggi, seperti pemahaman, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada tingkat pengetahuan dasar, siswa diperkenalkan dengan fakta-fakta dan konsep dasar. Pada tingkat pemahaman, mereka memahami konsep-konsep ini dalam konteks yang lebih luas dan dapat menjelaskan ide-ide tersebut dengan bahasa mereka sendiri. Kemudian, pada tingkat analisis, siswa mampu memecah informasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memahami hubungan antara elemen-elemen tersebut. Tingkat sintesis melibatkan kemampuan siswa untuk menggabungkan informasi dari
Pengantar Ilmu Pendidikan - 121 berbagai sumber dan membuat kesimpulan baru. Pada tingkat evaluasi, siswa dapat mengevaluasi informasi, argumen, atau situasi untuk membuat keputusan atau memberikan penilaian. C. Prinsip - Prinsip Kurikulum Pendidikan Prinsip-prinsip dasar yang diidentifikasi oleh Tyler (2013) merangkum esensi dari merancang kurikulum pendidikan yang efektif dan relevan. Prinsip-prinsip ini membentuk landasan yang kuat untuk pengembangan pendekatan pembelajaran yang menyeluruh, mencakup aspek-aspek penting yang memastikan pengalaman belajar siswa berjalan seiring dengan perkembangan mereka dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang. Kejelasan tujuan pembelajaran adalah kunci dari desain kurikulum yang berhasil. Tujuan pembelajaran yang spesifik dan terukur memberikan pedoman yang jelas bagi pendidik dan siswa. Dengan menetapkan tujuan yang jelas, siswa dapat memahami apa yang diharapkan dari mereka dan merencanakan langkah-langkah untuk mencapainya. Ini juga memungkinkan pendidik untuk merancang pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut, menciptakan lintasan pembelajaran yang terstruktur dan terarah. Relevansi dengan kebutuhan siswa menjadi prinsip penting lainnya. Kurikulum harus mencerminkan kebutuhan, minat, dan latar belakang siswa. Dengan memasukkan konten yang relevan dengan pengalaman hidup siswa, pembelajaran menjadi lebih bermakna dan siswa lebih terlibat dalam proses belajar. Relevansi ini juga melibatkan
122 - Pengantar Ilmu Pendidikan penyesuaian kurikulum dengan keberagaman siswa, mengakomodasi gaya belajar yang berbeda dan kebutuhan siswa dengan keberagaman latar belakang budaya, sosial, dan ekonomi. Fleksibilitas dalam metode pengajaran adalah prinsip lain yang sangat penting. Siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, dan pendidik harus memiliki keterbukaan dan keterampilan untuk mengadaptasi metode pengajaran mereka sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan menciptakan lingkungan pembelajaran yang fleksibel, siswa dapat belajar melalui berbagai pendekatan, memungkinkan mereka menemukan metode pembelajaran yang paling efektif dan memotivasi bagi mereka. Penggunaan evaluasi yang sesuai menjadi prinsip penting dalam menilai pencapaian siswa dan mengukur efektivitas kurikulum. Evaluasi harus mencakup berbagai metode dan teknik untuk mengukur pemahaman, keterampilan, dan sikap siswa secara holistik. D. Proses Perancangan Kurikulum Pendidikan Proses perancangan kurikulum pendidikan, sebagaimana diuraikan oleh Posner dan Rudnitsky (1995), adalah suatu perjalanan sistematis yang melibatkan serangkaian langkah penting. Langkah-langkah ini mencerminkan komitmen untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang bermakna dan relevan bagi siswa, dengan melibatkan kolaborasi yang erat antara pendidik, siswa, dan pemangku kepentingan lainnya. Langkah pertama dalam proses ini adalah identifikasi kebutuhan pendidikan. Ini melibatkan pemahaman men-
Pengantar Ilmu Pendidikan - 123 dalam tentang siswa, lingkungan belajar, dan tuntutan masyarakat. Pendidik harus memahami kebutuhan belajar siswa, mempertimbangkan perkembangan fisik, emosional, dan kognitif mereka. Selain itu, pendidik juga harus memahami dinamika lingkungan belajar, termasuk sumber daya yang tersedia dan tantangan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. Dalam konteks ini, pendidik dapat melibatkan siswa dan pemangku kepentingan lainnya untuk mendapatkan wawasan yang lebih luas dan mendalam tentang kebutuhan pendidikan yang sebenarnya. Setelah kebutuhan pendidikan diidentifikasi, langkah berikutnya adalah pengembangan tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur. Tujuan pembelajaran harus merinci apa yang diharapkan dari siswa setelah menyelesaikan kurikulum tersebut. Tujuan ini harus spesifik, dapat diukur, dan relevan dengan kebutuhan siswa dan masyarakat. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, pendidik harus mempertimbangkan pemahaman siswa pada berbagai tingkatan kognitif, sebagaimana diperkenalkan oleh taksonomi pembelajaran. Setelah tujuan pembelajaran ditetapkan, langkah berikutnya adalah pemilihan metode pengajaran yang sesuai. Metode pengajaran harus dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran dan kebutuhan siswa. Pendekatan pembelajaran yang interaktif, seperti diskusi kelompok, proyek kolaboratif, atau pembelajaran berbasis masalah, seringkali digunakan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan membantu mereka memahami konsep secara lebih mendalam. Dalam pemilihan metode pengajaran, pendidik juga harus mempertimbangkan gaya belajar siswa dan
124 - Pengantar Ilmu Pendidikan mencoba menyajikan materi pelajaran dengan cara yang paling efektif untuk mereka. Terakhir, penilaian hasil pembelajaran merupakan tahap penting dalam proses perancangan kurikulum. Evaluasi harus mencakup berbagai metode, termasuk tes, proyek, presentasi, dan observasi, untuk mengukur pemahaman, keterampilan, dan sikap siswa. Hasil evaluasi memberikan umpan balik penting kepada pendidik dan siswa, membantu mereka memahami pencapaian siswa dan mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian lebih lanjut. E. Implementasi Kurikulum Pendidikan Implementasi kurikulum pendidikan yang baru adalah suatu tantangan kompleks yang melibatkan banyak aspek, dan dalam hal ini, Fullan dan Stiegelbauer (1991) menyoroti beberapa aspek kunci yang harus diperhatikan untuk memastikan keberhasilan proses ini. Mereka menekankan bahwa implementasi kurikulum tidak hanya tanggung jawab pendidik di kelas, tetapi juga melibatkan dukungan dan kolaborasi dari semua pemangku kepentingan di tingkat sistem pendidikan. Salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam implementasi kurikulum baru adalah perubahan paradigma dan pendekatan pembelajaran. Pendidik dan siswa perlu menyesuaikan diri dengan metode pengajaran yang mungkin berbeda dari yang telah mereka terapkan sebelumnya. Dalam menghadapi tantangan ini, dukungan dari administrator sekolah sangat penting. Administrator harus memberikan bimbingan dan dukungan kepada pendidik, memfasilitasi
Pengantar Ilmu Pendidikan - 125 pelatihan, dan menciptakan lingkungan di sekolah yang mendukung eksperimen dan inovasi. Selain itu, orang tua juga memainkan peran yang sangat penting dalam mengimplementasikan kurikulum baru. Mereka perlu diberdayakan dengan informasi tentang perubahan yang terjadi dalam kurikulum dan mengerti bagaimana mereka dapat mendukung pembelajaran anakanak mereka di rumah. Dukungan dan pemahaman orang tua adalah kunci untuk menciptakan iklim pembelajaran yang konsisten antara sekolah dan rumah. Namun, implementasi yang sukses juga memerlukan kerjasama dan kolaborasi antara semua pemangku kepentingan, termasuk guru, administrator, orang tua, dan komunitas sekolah. Pentingnya komunikasi terbuka dan kolaborasi yang berkelanjutan tidak dapat diabaikan. Pendidik harus berbagi ide, pengalaman, dan strategi yang efektif. Administrasi sekolah harus mendukung inisiatifinisiatif baru dan mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin muncul. Orang tua harus terlibat aktif dalam pembelajaran anak-anak mereka dan memberikan umpan balik yang konstruktif. F. Evaluasi dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Evaluasi dan pengembangan kurikulum pendidikan adalah proses yang esensial dalam memastikan bahwa siswa menerima pendidikan yang berkualitas dan relevan. Menurut Gronlund dan Brookhart (2015), evaluasi kurikulum pendidikan tidak hanya mencakup pengukuran pengetahuan siswa (pengukuran kognitif) tetapi juga melibatkan aspek-
126 - Pengantar Ilmu Pendidikan aspek non-kognitif seperti sikap, keterampilan interpersonal, dan nilai-nilai moral. Dengan melibatkan kedua dimensi ini, evaluasi dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang pencapaian siswa, membantu pendidik memahami perkembangan siswa secara menyeluruh. Pengukuran kognitif melibatkan penggunaan tes, ujian, dan tugas yang dirancang untuk mengukur pengetahuan siswa dalam mata pelajaran tertentu. Ini melibatkan penggunaan soal pilihan ganda, pertanyaan essay, atau proyek penelitian yang mengharuskan siswa menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks tertentu. Pengukuran ini memberikan informasi tentang pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, membantu pendidik mengidentifikasi area yang memerlukan pemahaman yang lebih mendalam, serta memungkinkan perbandingan antara pencapaian siswa. Di sisi lain, pengukuran non-kognitif melibatkan penilaian sikap, etika, nilai-nilai, dan keterampilan interpersonal siswa. Evaluasi ini mencakup pengamatan perilaku siswa, proyek kolaboratif, serta penilaian portofolio yang mencerminkan perkembangan siswa dalam hal karakter, kepemimpinan, dan kerjasama tim. Pengukuran non-kognitif memberikan pandangan yang lebih luas tentang perkembangan siswa sebagai individu, membantu pendidik memahami nilai-nilai yang ditanamkan dan dampak pendidikan terhadap pembentukan karakter siswa. Selain pentingnya melibatkan kedua aspek ini dalam evaluasi, pengembangan kurikulum pendidikan juga harus didasarkan pada temuan dari hasil evaluasi tersebut. Hasil evaluasi memberikan umpan balik berharga kepada pendidik dan pengambil keputusan di tingkat sekolah atau
Pengantar Ilmu Pendidikan - 127 pemerintah. Dengan menganalisis hasil evaluasi, pendidik dapat mengidentifikasi keberhasilan dan tantangan dalam kurikulum yang telah diimplementasikan. Temuan ini dapat membantu mendesain perbaikan atau pengembangan kurikulum yang lebih efektif dan relevan. Pengembangan berkelanjutan kurikulum pendidikan juga melibatkan upaya kolaboratif antara pendidik, pengelola sekolah, dan para ahli pendidikan. Dalam menghadapi tantangan dan peluang yang terungkap melalui evaluasi, tim pengembang kurikulum dapat merancang strategi dan rencana tindakan yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan melibatkan semua pihak terlibat, pengembangan kurikulum pendidikan dapat menjadi responsif terhadap kebutuhan siswa dan masyarakat, menciptakan lingkungan pembelajaran yang inovatif dan mendukung pertumbuhan siswa dalam segala aspek kehidupan.
128 - Pengantar Ilmu Pendidikan enarik memperhatikan IQ dari negara di ASEAN yang diberikan oleh Word populationreview.com pada tahun 2022 mengenai Rata-rata IQ warga negara ASEAN. IQ Indonesia menduduki posisi nomor 10 dari 11 negara di ASEAN dengan rata-rata IQ 78,49 dari 275,5 juta jiwa penduduk. Posisi Indonesia berada satu tingkat di atas Timor Leste dengan jumlah penduduk 1,3 juta jiwa dengan IQ juga 78,49. Posisi IQ populasi Indonesia ini sangat jauh dari berbagai negara ASEAN, dimana rangking pertama adalah Singapura dengan IQ 105,89 dari populasi penduduk yang berjumlah 5,9 juta jiwa. Berbagai negara ASEAN dengan populasi penduduk yang rata-rata jauh di bawah Indonesia, rata-rata IQ penduduknya di atas Indonesia. Kamboja 99,74, Myanmar 91,18, Vietnam 89,53, dan Thailand 88,87 (Annur, 2022). Posisi ini cukup menyedihkan M 10 Pencapaian dan Permasalahan Pendidikan Nasional
Pengantar Ilmu Pendidikan - 129 mengingat IQ penduduk diperoleh dari pendidikan. Dari Indeks Pembangunan Indonesia Pendidikan juga merupakan satu indikator dari 3 indikator lainnya yaitu Kesehatan dan Ekonomi. Ketiga indikator ini adalah investasi, dimana pendidikan yang baik akan membuat pengetahuan meningkat dan Kesehatan yang baik juga membuat orang produktif dan menghasilkan ekonomi yang baik juga. Ekonomi dan kesehatan baik yang juga bisa orang menempuh pendidikan yang baik juga. Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup dan pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Pengertian pendidikan dalam arti luas terbatas adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan, yang berlangsung disekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang. Dalam arti sempit pengertian pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubunganhubungan dan tugas-tugas sosial. Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
130 - Pengantar Ilmu Pendidikan diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UndangUndang RI, 2003). Pakar pendidikan Bapak Ki Hajar Dewantara mengatakan pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Pengertian pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Elias M Award (1979) Pengertian pendidikan berdasarkan pendekatan dan sistem merupakan sekumpulan komponen atau bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain yang berfungsi untuk mencapai suatu tujuan (Award, 1979). Sistem merupakan suatu kesatuan yang integral dari sebuah komponen, komponen tersebut saling berpengaruh dengan fungsinya masing-masing, terarah pada sistem terdiri berupa Input yang sangat penting adalah anggaran yang disediakan untuk pendidikan yang dialokasikan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah. Anggaran yang ideal disediakan oleh pemerintah adalah 20 %. Pada kenyataannya baik APBN dan APBD Provinsi dan Kabupaten kota belum memenuhi target 20 %. Pada saat ini anggaran pendidikan dikenal dengan istilah pada perguruan tinggi adalah Uang Kuliah Tunggal atau uang UKT. Mahasiswa membayar setiap semester sejumlah dana yang ditentukan oleh universitas yang dituju. Jumlah bervariasi antara Rp. 3 juta sampai dengan Rp. 11 juta. Untuk fakultas seperti Kedokteran dan Kedokteran Gigi termasuk tinggi uang kuliah tunggalnya. Di awal perkuliahan ada juga universitas yang menagih uang pembangunan yang harus dibayar oleh mahasiswa. Jumlah sangat bervariasi tergantung universitas dan fakultasnya. Uang Pembangunan ini bisa sampai ratusan juta rupiah.
Pengantar Ilmu Pendidikan - 131 Informasi produk baik informasi peserta didik dan siswa, informasi operasional berupa penduduk, barang-barang yang digunakan, pengetahuan, tenaga yang terlibat dalam pendidikan, seperti guru, dosen dan tenaga kependidikan, masyarakat serta bahan-bahan-sumber-sumber bukan manusia yang terlibat seperti barang-barang produksi seperti buku pelajaran, alat peraga. Input lainnya adalah Metode pendidikan yang relevan dilaksanakan pada saat ini. Metode pendidikan merupakan bagian model pembelajaran yang ragamnya sangat beraneka. Case Based Methode dan Project Based Learning malah dijadikan sebagai indikator dalam performance dari sebuah perguruan pendidikan dan pemimpinya. Berbagai input ini terlaksanalah proses pendidikan yang baik, sehingga dapat menghasilkan output masyarakat yang berpendidikan. Dalam kehidupan seharihari masyarakat berpendidikan dan ber-IQ yang tinggi ini akan dapat menjadi bagian bagaimana mereka hidup baik dalam memenuhi kehidupan mereka. A. Dari segi anggaran untuk pendidikan Dalam era Revolusi Industri 4.0 dan Sosiety 5.0 yang sangat menonjol adalah terjadinya Transformasi, berupa komponen transformasi dan bentuk transformasi. Komponen transformasi ini dapat berupa tujuan pendidikan, organisasi pendidikan, masa pendidikan, sarana pendidikan, program isi pendidikan, prasarana pendidikan, sarana dan teknologi pendidikan, biaya pendidikan, tenaga pendidikan, peserta didik, dan lain sebagainya. Selanjutnya adalah bentuk transformasi baik transformasi administratif dan transformasi operasional. Transformasi administratif dapat berupa manajerial pendidikan, yaitu proses pengelolaan
132 - Pengantar Ilmu Pendidikan pendidikan nasional oleh pemerintah dan transformasi operasional seperti teknis pendidikan, yaitu proses pengelolaan pendidikan oleh sekolah dan pendidikan luar sekolah. Terakhir adalah hasil dari pendidikan dapat berupa Orang-orang terdidik yang mempunyai kemampuan (kognitif), afektif, dan psikomotor Tantangan Pendidikan di masa yang akan datang yang dikenal dengan Masyarakat di Era Digital. Kehidupan kita telah diwarnai oleh perkembangan teknologi digital yang begitu pesat. Saat ini, kita tidak bisa membayangkan dunia tanpa ponsel pintar, media sosial, dan internet. Namun, bersamaan dengan kemudahan yang ditawarkan teknologi, masyarakat juga dihadapkan pada berbagai tantangan dalam pergaulan di era digital. Dalam buku ini, kita akan menjelajahi beberapa tantangan krusial yang dihadapi masyarakat dalam era ini dan bagaimana kita bisa mengatasi mereka Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan pada pasal 5 juga memuat standar pendidikan nasional. Standar ini dapat dilihat dari sistem input, proses dan output. Sama seperti sebelumnya standar input memuat Standar isi, standar dosen dan tenaga pendidikan, standar sarana dan prasarana pendidikan dan standar pembiayaan. Standar proses berupa standar pembelajaran, penilaian dan pengelolaan. Standar output berupa standar kompetensi lulusan. Dalam melihat apakah standar ini memenuhi persyaratan Kurikulum yang telah ditetapkan (Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, 2022).
Pengantar Ilmu Pendidikan - 133 Sebagaimana kita ketahui bahwa institusi atau perguruan tinggi menyusun kurikulum program studi berdasarkan beberapa dasar. Pertama melihat dari Visi, Misi, Tujuan pendidikan, strategi yang dipergunakan, dan velue dari perguruan tinggi. Masing-masing perguruan mempunyai chemistry masing-masing dan value atau nilai-nilai masingmasing yang dibangun dari elemen yang ada pada perguruan tinggi tersebut Perkembangan ilmu dan pengetahuan teknologi tidak bisa dipisahkan dari kemampuan untuk mencapai 6 C yaitu Creatif dan Critical Thingking, kemampuan Colaborasition dan Comunication, Compassion dan Computational logic. Seperti disampaikan sebelum Revolusi Industri juga tidak terlepas dari literasi, baik data, teknologi dan manusia (Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan, 2020). Peremendikbud Nomor 5 Tahun 2020 mengharuskan akreditasi baik program studi maupun perguruan tinggi. Akreditasi baik program studi dan perguruan tinggi tertinggi adalah unggul dengan kemampuan memenuhi semua borang yang harus dipenuhi (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020). Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 pasal 11 mengatur tentang Standar Proses Pembelajaran. Selanjutnya bagaimana perencanaan proses pembelajaran pada pasal 12 mengatur agar menghasilkan indikator Capaian Pembelajaran yang menjadi tujuan belajar, Cara mencapai tujuan belajar melalui strategi dan metode pembelajaran, Cara menilai ketercapaian Capaian Pembelajaran biasanya dilakukan oleh dosen/Tim Dosen Pengampu. Pelaksanaan proses pembelajaran harus terstruktur, sesuai arahan dosen/tim dosen dengan bentuk, strategi, metode pembelajaran tertentu serta mengacu pada perencanaan
134 - Pengantar Ilmu Pendidikan proses pembelajaran dengan memanfaatkan sumber pembelajaran yang tepat. Selanjutnya pasal 24 mengatur Penilaian Proses Pembelajaran. Proses ini dilakukan penilaian terhadap perencanaan dan pelaksanaan oleh Dosen/Tim Dosen (Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi, 2022) Sebagai contoh pada Perguruan Tinggi Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) menjadi tanggung jawab tim dosen pengampu. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural. CPMK lainnya mahasiswa mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi. Mahasiswa mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok. Selanjutnya mahasiswa bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi. Pengaturan CPMK ini diatur dalam Peraturan Presiden No.8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) PermendikbudRistek terbaru No.53 Tahun 2023 lebih jelas mengatur tentang Kompetensi utama minimal S1, S2, atau S3. Program sarjana mempunyai kompetensi mampu menerapkan konsep teoretis bidang pengetahuan dan
Pengantar Ilmu Pendidikan - 135 keterampilan tertentu secara umum dan khusus untuk menyelesaikan masalah secara prosedural sesuai dengan lingkup pekerjaannya. Selanjutnya mahasiswa program sarjana juga mampu beradaptasi terhadap situasi perubahan yang dihadapi. Perubahan yang terjadi begitu cepat dan ini menjadi tantangan yang harus bisa dihadapi. Perubahan regulasi, perubahan budaya, perubahan teknologi, khususnya teknologi digital yang begitu cepat. Kemampuan menggunakan platform, kegiatan sehari-hari berbasis digital, yang membutuhkan adanya keahlian kreatif dan kritis menghadapi masalah yang timbul. Kegigihan, melakukan komunikasi yang baik, mampu berkolaborasi atau menyesuaikan diri dengan berbagai kalangan serta kegigihan untuk merubah mind set dari fix mind set ke arah growth mind set. Mind set yang tetap ke arah mind set yang maju tidak bisa diabaikan. Bentuk dan metode pembelajaran saat ini berkembang dan beraneka ragam. Metode yang digunakan bisa diskusi kelompok, bermain peran, studi kasus, pembelajaran kolaboratif, kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah atau metode lainnya. Bentuk kuliah akan menyesuaikan tidak terbatas kuliah saja, bisa responsi, tutorial, seminar, praktikum, praktik, studio, penelitian, pengabdian dan lain sebagainya. Metode juga bisa bersifat traditional learning dan experiental learning. Mahasiswa biasanya mendengarkan ceramah, membaca manual, menonton video, mengikuti seminar dengan 5% rentention rate. Sedangkan dengan experiental learning mahasiswa aktif praktik secara langsung meniru dunia nyata, tantangan yang tematik, pengalaman yang Immersif, dengan 90% rentention rate.
136 - Pengantar Ilmu Pendidikan Dalam menilai suatu program studi ataupun universitas mengacu kepada KepmenDikbud No.210/M/202 tentang Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi dan LLDIKTI. Indikator kualitas dapat dilihat apakah sudah memenuhi Indikator Kinerja Utama yang sering disingkat IKU. Dalam melaksanakan Tri Dharma PT berupa pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat tidak terlepas dari pencapaian IKU . Indikator ini akan menampilkan apakah suatu perguruan tinggi bermutu atau unggul. IKU ini dapat dijabarkan dalam bentuk IKU 1 adalah Persentase lulusan S1 dan D4/D3/D2 yang berhasil mendapatkan pekerjaan yang layak, studi lanjut atau menjadi wiraswasta, IKU 2 Persentase mahasiswa yang menjalankan kegiatan pembelajaran di luar program studi atau meraih prestasi, IKU 3 Persentase dosen yang berkegiatan tridharma PT lain, bekerja sebagai praktisi di dunia industri, atau membimbing mahasiswa berkegiatan di luar program studi, IKU 4 Persentase dosen/ pengajar: memiliki sertifikasi kompetensi/ profesi yang diakui dunia usaha dan industri, atau berasal dari kalangan praktisi profesional, dunia industri, atau dunia kerja. IKU 5 Jumlah keluaran dosen, yang berhasil mendapatkan rekognisi internasional atau diterapkan oleh Masyarakat/industry/ pemerintah per jumlah dosen. IKU 6 berupa jumlah kerja sama per program studi serta IKU 7 persentase mata kuliah yang menggunakan Case Based Methode atau Project Based Learning sebagai sebagian bobot evaluasi (50%), serta IKU 8 adalah persentasi prodi yang memiliki akreditasi atau sertifikasi internasional. Untuk mencapai indikator ini kualitas dosen, kualitas mahasiswa sebagai row input, serta kualitas pembelajaran harus sebanding.
Pengantar Ilmu Pendidikan - 137 Case-Based Learning (CBL) atau Case Based Methode adalah metode pembelajaran dengan pemberian sebuah kasus yang menggambarkan detail dari situasi dunia nyata yang kompleks. Metode ini pertama kali digunakan di Hardvard Law School 1870. Metode ini banyak digunakan di bidang medis dan terkenal di John Hopkins Medikal School percobaan awal di lakukanoleh mahasiswa dengan belajar menggali pertanyaan (inquiry) dan menyelesaikan masalah tersebut dengan beberapa alternatif solusi baik secara individu maupun kolaboratif. Mahasiswa didorong untuk solusi yang mereka yakini paling tepat. Cased Based Learning sering juga disebut dengan Cased Based Methode. Istilah ini induknya adalah Model Pembelajaran Problem Based Learning. Dalam bentuk model terdiri berbagai langkah atau sintak Tahapan pembelajaran Problem Based Learning sering dijadikan istilah Cased Based Learning yang disefinisikan sebagai metode. Cased Based Learning sebelumnya diberi nama Cased Based Method. Model pada prinsipnya merupakan frame yang terdiri dari metode, langkah, strategi, teknik dan trik dalam menyampaikan proses pembelajaran. Dari penjelasan di atas Cased Based Learning dan Cased Based Methode sama-sama merupakan sebuah metode dari proses pembelajaran. Sedangkan perbedaan lain mengatakan Problem Based Learning (PBL) tidak membutuhkan pengalaman atau pengetahuan sebelumnya terkait materi/kasus tersebut, sedangkan Case Based Learning (CBL) membutuhkan pengetahuan sebelumnya yang dapat mendukung penyelesaian kasus berikutnya. Walaupun demikian secara prinsip pembelajaran seperti ini bersifat konstruktivisme yang artinya membangun. Mahasiswa diarahkan untuk
138 - Pengantar Ilmu Pendidikan belajar mandiri, mencari pengetahuan dari berbagai sumber dalam memecahkan masalah. Dalam dunia pendidikan yang berkembang saat ini, dunia tanpa batas, pengetahuan dapat dicari dalam bentuk e-learn. E-library juga membantu mahasiswa mencari apa yang diinginkannya. Dunia seperti tanpa batas untuk mencari pengetahuan. Berbicara tentang tantangan dalam menghadapi pendidikan di masa yang akan datang tidak bisa dipisahkan dalam proses pembelajaran yang bersifat digital. Tantangan kita adalah bagaimana menjelaskan kepada mahasiswa atau siswa untuk memahami etika di era digital. Dunia tanpa batas ini membuat generasi milenium ataupun generasi Z bisa menembus hal-hal yang sebelumnya bersifat privasi, dan sering tidak konfidensial. Beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam menstabilkan pendidikan karakter di era digital mencakup keseimbangan, keselamatan dan keamanan, perundungan siber, sexting, hak cipta dan plagiarisme. Bentuk tantangan itu bisa 1) Akses dan Kesenjangan Teknologi., 2) Pembelajaran Jarak Jauh, 3) Kecerdasan Buatan dan Otomatisasi, 4. Informasi yang Berlebihan, Keamanan Digital dan Privasi, 6. Pemanfaatan Teknologi Secara Efektif, 7. Perubahan Paradigma Pembelajaran, Perubahan Peran Guru dan Dosen. Memperhatikan pemaparan sebelumnya mulai dari pembiayaan yang tidak mencukup dan kurang pemahaman kalau pendidikan itu investasi, tantangan berikutnya adalah ketahanan teknologi informasi. Belum semua dosen atau guru memahami teknologi, belum meratanya Fasilitas Teknologi yang Memadai di Indonesia; penurunan kualitas hubungan emosional mahasiswa dan dosennya atau siswa
Pengantar Ilmu Pendidikan - 139 dengan gurunya karena kurang bertemu secara langsung. Banyaknya Media Pembelajaran online yang Berbayar ini menyebabkan siswa/mahasiswa tidak mampu membayar. Pendidikan atau pelatihan berbayar menjadikan pendidikan milik orang yang mempunyai pendapatan menengah ke atas serta bagi masyarakat yang tidak berpenghasilan cukup, pendidikan sesuatu yang mahal. Bagaimana mereka akan sanggup membayar uang sekolah atau Uang Kuliah Tunggal di perguruan tinggi yang angkanya sampai puluhan juta dan bahkan ratusan. Kebutuhan utama sebagian besar masyarakat masih sebatas memenuhi kebutuhan yang paling mendasar seperti sandang dan pangan. Uang atau perekonomian merupakan barang yang sulit didapatkan untuk sebagian besar masyarakat. Kewajiban belajar 9 tahun yang gratis pun belum semuanya mendapatkan. Ketahanan teknologi digital juga membutuhkan input informasi yang belum merata dan disampaikan dengan baik kelemahannya. Disisi lain perkembangan ke arah intrepreunership makin membara. Semua berbentuk sponsor dan berbayar. Artificial Inteligent makin berkembang, mencari pekerjaan menjadi sulit karena sebagian besar sudah dikerjakan robot. Program studi robotic mulai dibuka oleh Perguruan Tinggi untuk menghadapi era digital, walaupun sebagian kurang sadar bahwa itu akan menutup anak didik sulit mencari pekerjaan dari kompetensi mereka yang digantikan robot. Robotik dan teknik informatika yang berkembang bisa menggantikan posisi anak didiknya jika selesai kuliah. Tracer study atau menghitung berapa persen lulusan sebuah PT sudah dapat pekerjaan sering memberikan hasil yang kurang memuaskan.
140 - Pengantar Ilmu Pendidikan Ketika masa pandemi Covid-19 yang mana orang-orang tidak boleh bertemu tatap muka, banyak universitas dan lembaga pendidikan lainnya di Indonesia yang kesulitan bagaimana cara agar pendidikan tetap berjalan seperti seharusnya. Di berbagai negara Asia Tenggara atau negara tetangga penggunaan platform diskusi online sudah dari dulu dipakai, sehingga bisa memberikan manfaat yang maksimal. Berbagai negara tidak terkejut ketika masa pandemi covid 19 terjadi yang tidak diperbolehkan untuk tatap muka antara pendidik dan peserta didik. Selain itu, mereka juga sudah menerapkan presensi dan ujian digital sementara di Indonesia masih banyak yang belum menerapkannya. Oleh karena itu, masa pandemi Covid-19 adalah batu loncatan yang tinggi bagi pendidikan di Indonesia untuk menghadapi era digital. Solusi dengan kebijakan proses pembelajaran yang dikenal Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka membuat masyarakat mempunyai banyak talenta lain yang bisa dimanfaatkan untuk masa depan. Multiple Inteligent membuat masyarakat akan kreatif dan kritis menghadap masalah dalam kehidupan. Kemampuan berkomunikasi yang baik, melakukan kolaborasi dengan berbagai lapisan, mempunyai kegigihan untuk bertahan dengan kompetensi pokok dan sampingan. Menggunakan keseimbangan antara kreatif dan inovatif yang merupakan fungsi otak kanan atau radian, seharusnya dikembangkan dengan kemampuan otak kiri yang bersifat linier. Semoga tantangan pendidikan di masa yang akan datang dapat dihadapi dengan belajar dari masalah kehidupan, masalah sosial, masalah ekonomi, masalah kesehatan dan masalah lainnya. Membangun mindset yang maju atau Growth mindset sudah menjadi