Pengantar Ilmu Pendidikan - 41 Sutopo. Dalam artikel tersebut, Sutopo menjelaskan bahwa kurikulum pendidikan kolonial banyak mengangkat materi yang mempromosikan budaya, bahasa, dan sejarah Belanda, serta menekankan pembelajaran bahasa Belanda sebagai alat komunikasi yang penting.(Sutopo and Oki Rahadianto, 2014) Namun, pendidikan pada masa kolonial juga mencetuskan kebangkitan nasionalisme di Indonesia. Salah satu kutipan relevan yang menjelaskan hal ini adalah dari buku "Nationalism and Colonialism in Modern Indonesia" karya Anthony Reid. Dalam bukunya, Reid menyatakan bahwa sistem pendidikan kolonial memungkinkan para pemimpin intelektual muda Indonesia untuk bersatu dan memperjuangkan kemerdekaan dari Belanda. Reid juga mencatat bahwa pendidikan kolonial melahirkan kalangan intelektual yang kritis terhadap kolonialisme dan berperan penting dalam gerakan kemerdekaan Indonesia. Pendidikan pada zaman kolonial Belanda merupakan instrumen penting dalam menciptakan tenaga kerja yang taat dan patuh pada kepentingan kolonialisasi Belanda. Meski demikian, sistem pendidikan kolonial juga mencetuskan kebangkitan nasionalisme di Indonesia dan melahirkan pemimpin intelektual yang kritis terhadap kolonialisme. Pendidikan pada masa ini akan terus mempengaruhi perkembangan sistem pendidikan di Indonesia setelah kemerdekaan negara pada tahun 1945. C. Pergerakan Kemerdekaan (1945-1965) Pada tahun 1945-1949, saat Indonesia masih dalam suasana perang kemerdekaan, pendidikan diyakini sebagai solusi utama untuk membentuk karakter masyarakat
42 - Pengantar Ilmu Pendidikan Indonesia yang mandiri dalam menentukan arah perjuangan kemerdekaan. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, pemerintah RI menyadari pentingnya pendidikan untuk membangun bangsa yang merdeka. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dimasukkan ke dalam program pemerintah. Soekarno dan Hatta menyadari bahwa "Pendidikan ialah kehidupan, dan kehidupan ialah pendidikan" (Soekarno, 1963). Pendidikan memegang peran sentral dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia tahun 1945-1965. Pendidikan menjadi alat penting untuk membangkitkan rasa nasionalisme dan mengajarkan nilai-nilai kemerdekaan kepada rakyat. Dalam usahanya untuk meraih kemerdekaan, Indonesia memfokuskan pada pemajuan pendidikan secara masif guna membentuk bangsa yang cerdas dan memiliki kesadaran nasional yang kuat. Pendidikan pada masa pergerakan kemerdekaan 1945- 1965 berfokus pada tujuan utama yaitu membangkitkan kesadaran nasional, memajukan masyarakat, dan menumbuhkan semangat juang dengan memperkuat pancasila sebagai dasar negara. Aliran pendidikan nasionalis menjadi pemersatu berbagai aliran dan pandangan dalam perjuangan kemerdekaan. Salah satu tokoh yang berperan penting dalam pendidikan nasionalis adalah Ki Hajar Dewantara, pendiri Perguruan Taman Siswa. Beliau menekankan pentingnya pendidikan sebagai bagian tak terpisahkan dari perjuangan kemerdekaan dengan motto "ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karso, tut wuri handayani". Pendidikan yang diusung oleh Ki Hajar
Pengantar Ilmu Pendidikan - 43 Dewantara menjadi inspirasi dalam pembangunan pendidikan nasional yang lebih inklusif dan merata. Dalam kata-kata Ki Hajar Dewantara, "Pendidikan adalah kekuatan real yang membangun suatu bangsa" (Dewantara, 1950). Pada tahun 1950, pemerintah memutuskan penerapan wajib belajar 6 tahun bagi semua anak Indonesia. Khususnya pada periode 1950-1960, pendidikan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dengan didirikannya berbagai sekolah baru, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Pendidikan juga diprioritaskan oleh pemerintah dengan meningkatkan anggaran pendidikan. Selain didirikan sekolah-sekolah baru, pendidikan pada masa itu juga mengalami reformasi di beberapa aspek, seperti kurikulum, program bantuan, dan peningkatan kualitas tenaga pengajar. Banyak lembaga pendidikan yang didirikan dengan tujuan untuk membantu pembangunan nasional, seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, dan lain-lain. Pendidikan tinggi juga mulai berkembang dengan didirikannya Universitas Indonesia pada tahun 1950. Selain melalui sekolah formal, pendidikan dalam pergerakan kemerdekaan juga dijalankan melalui usahausaha lain seperti pendidikan rakyat. Pendidikan rakyat dilakukan melalui berbagai macam metode seperti ceramah, pengajian, dan pertemuan-pertemuan kecil di desa-desa. Melalui pendidikan rakyat, kesadaran akan pentingnya kemerdekaan dan perlawanan terhadap penjajah ditanamkan dalam benak masyarakat. Dalam upaya untuk menggalang dukungan internasional, para pemimpin pergerakan kemerdekaan juga menyadari pentingnya pendidikan untuk memperoleh pengakuan dan simpati dunia. Berbagai
44 - Pengantar Ilmu Pendidikan organisasi seperti Baperki (Barisan Pelopor Kemerdekaan Indonesia) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) melakukan perjuangan pendidikan di luar negeri untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pendidikan dan pengetahuan yang mereka peroleh di luar negeri digunakan sebagai senjata untuk memperjuangkan Indonesia di dunia internasional. D. Orde Baru (1966-1998) Selama Orde Baru, pemerintah fokus pada pembangunan nasional dan modernisasi. Pendidikan dianggap sebagai salah satu sarana untuk mencapai tujuan ini. Negara mulai mengalokasikan dana yang signifikan ke sektor pendidikan guna meningkatkan layanan, infrastruktur, dan kualitas pendidikan. Pemerintah juga mendirikan banyak Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di seluruh Indonesia, jumlah sekolah secara keseluruhan meningkat secara drastis selama periode ini (Blackburn, 2004). Hal ini meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat, terutama di daerah pedesaan yang sebelumnya memiliki akses yang terbatas. Salah satu kebijakan penting pada masa Orde Baru adalah Sistem Pendalaman Materi (SPM). Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui standarisasi kurikulum dan bahan ajar yang diterapkan di seluruh Indonesia. SPM juga bertujuan untuk meningkatkan disiplin belajar dan melatih siswa agar siap menghadapi ujian nasional. Pemerintahan Orde Baru memperkenalkan kurikulum yang memberikan penekanan yang kuat pada pengajaran nilai-nilai Pancasila, nasionalisme, dan
Pengantar Ilmu Pendidikan - 45 kepatuhan kepada otoritas negara. Keseragaman pendidikan menjadi tujuan utama, dengan standarisasi kurikulum dan kontrol yang ketat terhadap guru dan siswa. Pada masa ini, pendidikan diintegrasikan dengan ideologi pemerintah yang disebut "Pancasila". Pancasila menjadi dasar filosofis bagi semua aspek kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk pendidikan. Implementasi kebijakan Orde Baru dalam pendidikan memiliki implikasi yang kompleks. Pada satu sisi, meningkatnya akses pendidikan dan peningkatan kualitas infrastruktur memberi kesempatan kepada banyak anak Indonesia untuk mendapatkan pendidikan formal. Namun, standarisasi yang terlalu ketat dan kurangnya perhatian terhadap keberagaman budaya juga menyebabkan beberapa permasalahan di sektor ini. Robert W. Hefner menyoroti dampak kebijakan Orde Baru terhadap pendidikan agama. Pemerintah Orde Baru mulai mengarahkan dan mengontrol pendidikan agama Islam melalui strategi "pemerintahan khusus", sehingga menghasilkan penyederhanaan dan pemusatan terhada pembelajaran agama (Hefner, 2007). Hal ini dapat mereduksi keberagaman interpretasi agama dan kemandirian lembaga pendidikan agama. Dalam upaya mendorong pendidikan yang efisien dan terarah, pemerintah mengimplementasikan program wajib belajar 9 tahun mulai dari tingkat dasar hingga menengah. Pelaksanaan wajib belajar 9 tahun bertujuan untuk memastikan akses pendidikan yang lebih luas bagi seluruh rakyat Indonesia. Salah satu langkah penting dalam pendidikan pada masa Orde Baru adalah pemberian prioritas terhadap pembangunan dan pengembangan pendidikan
46 - Pengantar Ilmu Pendidikan tinggi. Pemerintah Orde Baru mendirikan banyak universitas dan institut teknologi serta meningkatkan anggaran untuk pendidikan tinggi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan pembangunan nasional. E. Reformasi (1998-sekarang) Reformasi yang terjadi pada tahun 1998 di Indonesia memberikan dampak yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Salah satu perubahan penting yang terjadi adalah peningkatan otonomi sekolah dan pengalihan kekuasaan dari pemerintah pusat ke unit pelaksana teknis di daerah. Hal ini mengarah pada peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan sekolah. Pendidikan Indonesia mengalami masa transisi yang ditandai dengan meningkatnya kebebasan akademik dan pemikiran. Menurut John Monash, "Pendidikan yang inklusif dan pluralis menjadi tujuan penting dalam sistem pendidikan pascareformasi."(Monash, 1999) Hal ini tercermin dalam upaya untuk menghapuskan sistem ajar yang otoriter dan penerapan kurikulum yang lebih beragam. Pemerintah pusat memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, sehingga mereka memiliki kebebasan dalam mengatur pendidikan sesuai dengan kebutuhan lokal. Menurut Ernst B. Haas, "Otonomi sekolah adalah langkah penting menuju peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, dengan memberikan kekuasaan yang lebih besar kepada sekolah dalam pengambilan keputusan."(Haas, 2005) Namun, tantangan besar juga muncul dalam mengelola
Pengantar Ilmu Pendidikan - 47 otonomi ini, seperti kurangnya sumber daya dan pemahaman yang belum merata tentang implementasi otonomi sekolah. Reformasi juga membawa perubahan dalam kebijakan pendidikan yang lebih inklusif dan berorientasi pada meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu kebijakan pendidikan penting yang diterapkan pada era reformasi adalah Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Undang-undang ini menyediakan kerangka hukum untuk pengembangan pendidikan yang lebih inklusif, merata, dan bermutu. Di bawah Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional ini, banyak kebijakan pendidikan besar telah diterapkan. Misalnya, pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan secara keseluruhan, termasuk bagi keluarga kurang mampu secara finansial. Selain itu, program bantuan beasiswa dan subsidi juga diluncurkan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi siswa berprestasi yang berasal dari keluarga miskin untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, reformasi pendidikan juga menekankan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah mulai mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan merumuskan standar kompetensi lulusan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja dan mengembangkan kurikulum yang lebih kontekstual dan inovatif. Misalnya, diperkenalkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2004 dan kurikulum 2013 yang lebih berfokus pada pengembangan karakter dan kecakapan 21st century skills.
48 - Pengantar Ilmu Pendidikan Perkembangan pendidikan di Indonesia terus berlanjut hingga saat ini. Pemerintah berupaya melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan akses, mutu, dan relevansi pendidikan dengan menciptakan program-program seperti Program Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Pintar, dan Bantuan Operasional Sekolah. Selain itu, penggunaan teknologi juga semakin dimanfaatkan dalam pendidikan, seperti dengan adanya pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi COVID-19. Program Merdeka Belajar merupakan inovatif dalam bidang pendidikan yang diimplementasikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia. Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan belajar yang merata bagi seluruh peserta didik di Indonesia. Salah satu upaya utama dari Program Merdeka Belajar adalah dengan memberikan berbagai akses pendidikan, baik secara fisik maupun online. Pendidikan K13 dan Program Merdeka Belajar merupakan langkah-langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan implementasi kedua program ini, diharapkan pendidikan di Indonesia dapat lebih berkualitas dan merata.
Pengantar Ilmu Pendidikan - 49 ingkungan ini memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan individu, perkembangan masyarakat, dan pembangunan masa depan yang lebih baik. Lingkungan pendidikan meliputi sekolah, perguruan tinggi, dan segala aspek yang mempengaruhi proses belajar. Komponen utama dalam lingkungan pendidikan; sekolah, perguruan tinggi, guru dan dosen, kurikulum, materi pembelajaran, teman sebaya, keterlibatan orang tua, kebijakan pendidikan, teknologi dan sumber daya, budaya dan nilai. Jadi, secara singkat, lingkungan pendidikan mencakup semua elemen yang berkontribusi pada proses belajar-mengajar, baik dalam konteks formal seperti sekolah dan perguruan tinggi, maupun dalam konteks informal seperti pendidikan di rumah atau di komunitas. Ini adalah lingkungan di mana individu L 4 Lingkungan Pendidikan
50 - Pengantar Ilmu Pendidikan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman untuk mengembangkan diri mereka dan berkontribusi pada masyarakat. Lingkungan pendidikan adalah seperangkat faktor fisik, sosial, budaya dan kurikuler yang mempengaruhi proses belajar seseorang. Hal ini mencakup segala sesuatu mulai dari fasilitas fisik sekolah, seperti gedung dan peralatan, hingga pengaruh lingkungan sosial di dalam dan di luar kelas, termasuk hubungan antara guru dan siswa serta norma dan nilai yang mendukung pembelajaran. Lingkungan pendidikan juga mencakup unsurunsur kurikulum seperti rencana pembelajaran, metode pengajaran dan bahan pembelajaran yang digunakan dalam proses pendidikan (Kurniawan, 1999), (Sari, 2016a) . Dengan memahami pentingnya lingkungan pendidikan, kita dapat menghargai pentingnya peran dalam membentuk individu dan masa depan masyarakat. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan dan mendukung lingkungan pendidikan yang baik harus menjadi prioritas bagi setiap negara dan komunitas. Lingkungan pendidikan berperan; membentuk karakter dan nilai, memfasilitasi pembelajaran, mendorong kreatifitas dan inovasi, meminimalkan ketidak setaraan, mempersiapkan generasi mendatang, mendorong kemajuan sosial dan ekonomi. A. Komponen Menurut para ahli komponen lingkungan pendidikan dapat dibagi menjadi dua yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Selain itu menurut Soedijarto (1977) membagi kedalam 3 yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Berbeda dengan pendapat Marimba, (1989) yang membagi kedalam empat
Pengantar Ilmu Pendidikan - 51 komponen yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan alam. Selain itu Sutarno, (2006) membagi kedalam tiga komponen yaitu lingungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan budaya. Dari pendapat di atas secara spesifik dapat dilihat dibawah ini: 1. Fasilitas Fisik (Bangunan, Ruangan Kelas, Perpustakaan) 2. Tenaga Pendidik (Guru dan Pendidik) 3. Kurikulum (Materi, Metode, Tujuan) 4. Teknologi Pendidikan (Alat dan teknologi) Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa komponen lingkungan pendidikan terdiri dari dua aspek utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik berperan dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan peserta didik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sebaliknya, lingkungan sosial memiliki peran penting dalam mempengaruhi perkembangan peserta didik dalam aspek sosial, budaya, dan moral mereka. Keduanya bekerja sama untuk membentuk pengalaman pendidikan yang holistik dan berkelanjutan bagi individu.
52 - Pengantar Ilmu Pendidikan B. Pengaruh Lingkungan Pendidikan Terhadap prestasi, motivasi dan kreativitas: 1. Pengaruh Lingkungan Pendidikan Terhadap Prestasi Belajar Lingkungan pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa (Sari, 2016a), (Wulandari, 2022) . Lingkungan pendidikan yang baik akan mendorong siswa untuk belajar dengan lebih giat dan tekun. Sebaliknya, lingkungan pendidikan yang kurang baik akan menghambat prestasi belajar siswa. Berikut adalah beberapa pengaruh lingkungan pendidikan terhadap prestasi belajar siswa: a. Kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran yang baik akan membantu siswa untuk memahami materi pelajaran dengan lebih mudah dan mendalam. b. Fasilitas pendidikan. Fasilitas pendidikan yang memadai akan mendukung siswa untuk belajar dengan lebih nyaman dan efektif. c. Sosial-emosional. Lingkungan sosial-emosional yang kondusif akan membuat siswa merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar. 2. Pengaruh Lingkungan Pendidikan Terhadap Motivasi Siswa Motivasi belajar merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Lingkungan pendidikan yang baik dapat mendorong motivasi belajar siswa (Kurniawan, 1999), (Sari, 2016b).
Pengantar Ilmu Pendidikan - 53 Berikut adalah beberapa pengaruh lingkungan pendidikan terhadap motivasi belajar siswa: a. Pujian dan penghargaan. Pujian dan penghargaan dari guru atau orang tua akan membuat siswa merasa senang dan termotivasi untuk belajar. b. Tantangan. Tantangan yang sesuai dengan kemampuan siswa akan membuat siswa merasa tertantang untuk belajar lebih giat. c. Suasana belajar yang menyenangkan. Suasana belajar yang menyenangkan akan membuat siswa merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar. 3. Pengaruh Lingkungan Pendidikan Terhadap Kreativitas Kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Lingkungan pendidikan yang baik dapat mendorong kreativitas siswa (Manul, 2022), (Wulandari, 2022). Berikut adalah beberapa pengaruh lingkungan pendidikan terhadap kreativitas siswa: a. Keterbukaan. Lingkungan pendidikan yang terbuka akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan ide-idenya. b. Dukungan. Lingkungan pendidikan yang mendukung akan memberikan motivasi bagi siswa untuk bereksperimen dan mencoba hal-hal baru. c. Ketersediaan sumber daya. Ketersediaan sumber daya yang memadai akan membantu siswa untuk mengembangkan kreativitasnya.
54 - Pengantar Ilmu Pendidikan C. Peran Pemerintah Dalam Membentuk Lingkungan Pendidikan yang baik Pemerintah memiliki peran penting dalam membentuk lingkungan pendidikan yang baik. Lingkungan pendidikan yang baik dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara optimal. Berikut beberapa hal terkait dengan peran pemerintah dalam hal kebijakan pendidikan, penyediaan sarana dan prasarana, anggaran pendidikan (Hikmah, I., & Ilyas, 2020), (Nurhayati, N., & Utomo, 2022), (Wulandari, 2022). 1. Kebijakan Pendidikan Pemerintah mempunyai peran penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang baik. Hal ini dapat dicapai melalui kebijakan pendidikan yang tepat dan efektif. Kebijakan pendidikan merupakan seperangkat peraturan, asas, dan pedoman yang mengatur penyelenggaraan pendidikan di suatu negara. Kebijakan pendidikan yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan pendidikan yang kondusif bagi tumbuh kembang siswa. Berikut beberapa peran dalam membentuk lingkungan pendidikan yang baik; a) Menjamin akses dan pemerataan pendidikan, b) meningkatkan kualitas pendidikan, c) membentuk karakter peserta didik, d) kebijakan wajib belajar, e) kebijakan bantuan operasional sekolah, f) kebijakan kurikulum 2013 atau kurikulum merdeka, g) dan kebijakan pendidikan karakter, h). Kebijakan pendidikan yang tepat dan efektif dapat mendukung terciptanya lingkungan pendidikan
Pengantar Ilmu Pendidikan - 55 yang baik. Lingkungan pendidikan yang baik dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik 2. Anggaran Pendidikan Pendanaan pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk lingkungan pendidikan yang baik. Anggaran pendidikan yang memadai dapat mendukung terciptanya lingkungan pendidikan yang kondusif bagi tumbuh kembang siswa. Berikut peran pemerintah membentuk lingkungan pendidikan yang baik terkait anggaran pendidikan: a) menjamin alokasi anggaran pendidikan yang memadai, b) mengelola anggaran pendidikan secara efektif dan efisien, c) kebijakan alokasi anggaran pendidikan sebesar 20%, d) kebijakan penggunaan anggaran pendidikan untuk pembangunan infrastruktur yang memadai untuk mendukung kegiatan pembelajaran . Anggaran pendidikan yang memadai dan dikelola secara efektif dan efisien dapat mendukung terciptanya lingkungan pendidikan yang baik. Lingkungan pendidikan yang baik dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik 3. Penyediaan Sarana dan Sarana Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam membentuk lingkungan pendidikan yang baik. Sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dapat mendukung terciptanya lingkungan pendidikan yang kondusif bagi tumbuh kembang peserta didik. Berikut ini beberapa peran pemerintah dalam membentuk lingkungan pendidikan yang baik terkait
56 - Pengantar Ilmu Pendidikan penyediaan sarana dan prasarana; a) menjamin ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, b) meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan, c) kebijakan pembangunan sekolah baru, d) kebijakan bantuan sarana dan prasarana pendidikan, e) kebijakan perbaikan dan penggantian sarana dan prasarana pendidikan. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan berkualitas dapat mendukung terciptanya lingkungan pendidikan yang baik. Lingkungan pendidikan yang baik dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik D. Tantangan Dalam Meningkatkan Lingkungan Pendidikan Lingkungan pendidikan yang baik merupakan hal yang penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara optimal, namun untuk mencapai hal tersebut banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti keterbatasan sumber daya, ketidak setaraan akses pendidikan serta teknologi dan perubahan sosial (Agustina, S., & Istiqomah, 2022), (Hidayat, R., & Utomo, 2022), (Wulandari, 2022). 1. Keterbatasan Sumber Daya Keterbatasan sumber daya merupakan salah satu tantangan utama dalam meningkatkan lingkungan pendidikan. Sumber daya yang dimaksud meliputi anggaran pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, serta tenaga pendidik yang berkualitas. Dengan adanya upayaupaya tersebut, diharapkan tantangan keterbatasan
Pengantar Ilmu Pendidikan - 57 sumber daya dalam meningkatkan lingkungan pendidikan dapat teratasi sehingga dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik 2. Ketidaksetaraan Akses Pendidikan Ketidaksetaraan akses pendidikan merupakan salah satu tantangan utama dalam meningkatkan lingkungan pendidikan. Ketidaksetaraan akses pendidikan dapat dilihat dari masih banyaknya peserta didik yang tidak dapat mengakses pendidikan, terutama di daerah terpencil dan tertinggal. Selain itu, kualitas pendidikan di beberapa daerah juga masih belum memenuhi standar 3. Teknologi dan Perubahan Sosial Teknologi dan perubahan sosial telah menjadi dua faktor yang sangat berpengaruh terhadap lingkungan pendidikan. Teknologi telah mengubah cara belajar dan mengajar, sementara perubahan sosial telah menghadirkan tantangan baru bagi pendidikan. Berikut hal-hal yang menjadi tantangan dalam meningkatkan lingkungan pendidikan sosial yang berhubungan dengan teknologi dan perubahan sosial; 1) kesenjangan digital, 2) pengaruh negatif media sosial, 3) perubahan pola pikir dan perilaku siswa, 4) kebutuhan dan keterampilan baru, 5) peningkatan akses dan keterampilan teknologi, 6) pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran yang relevan, 7) pendidikan karakter dan literasi digital, dan 8) kolaborasi antara sekolah, guru dan orang tua.
58 - Pengantar Ilmu Pendidikan E. Strategi Peningkatan Lingkungan Pendidikan Strategi peningkatan lingkungan pendidikan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu strategi jangka pendek dan strategi jangka panjang. Untuk meningkatkan lingkungan pendidikan, diperlukan strategi yang tepat, ada beberapa strategi yaitu pengembangan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidik dan penyusunan kurikulum (Agustina, S., & Istiqomah, 2022), (Hidayat, R., & Utomo, 2022). 1. Pengembangan Infrastruktur Pengembangan infrastruktur pendidikan merupakan salah satu strategi penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Infrastruktur pendidikan yang memadai dapat mendukung proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Berikut strategi dalam peningkatan lingkungan pendidikan melalui pengembangan infrastruktur; a) pembangunan sekolah baru, b) rehabilitasi dan renovasi sekolah, c) peningkatan sarana dan prasarana. 2. Peningkatan Kualitas Pendidik Peningkatan kualitas pendidik merupakan salah satu strategi penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidik yang berkualitas dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif untuk pembelajaran siswa. Berikut strategi peningkatan lingkungan pendidikan melalui peningkatan kualitas pendidik; a) peningkatan kualitas pendidik, b) peningkatan kompetensi pendidik, dan c) peningkatan kesejahteraan pendidik. 3. Penyusunan Kurikulum yang Relevan Penyusunan kurikulum yang relevan merupakan salah satu strategi penting untuk meningkatkan kualitas
Pengantar Ilmu Pendidikan - 59 pendidikan. Kurikulum yang relevan dapat memotivasi siswa untuk belajar dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang terus berubah. Ada beberapa hal yang menjadi strategi peningkatan lingkungan pendidikan dengan penyusunan kurikulum; a) penerapan kurikulum yang berbasis kompetensi, b) pengembangan kurikulum yang pleksibel, dan c) penerapan kurikulum yang berorientasi pada siswa.
60 - Pengantar Ilmu Pendidikan anusia dan pendidikan menjadi dua hal yang tidak terpisahkan karena pendidikan hadir sejak manusia itu ada. Menariknya, pendidikan itu sendiri selalu juga erat dengan aktivitas berpikir. Hasil pemikiran dari berbagai filsuf di dunia menghasilkan berbagai pandangan dan aliran yang bervariasi. Masing-masing aliran memiliki ciri tersendiri dan terkadang pro terkadang kontra. Pemikiran pendidikan dengan segenap dinamikanya dikenal dengan aliran pendidikan. Aliran pendidikan ini hadir seiring dengan adanya manusia yang hidup dalam sebuah kelompok dan muncul generasi-generasi baru. Setiap generasi membawa persoalan sendiri yang berbeda pula dengan generasi-generasi sebelumnya. Oleh karena itu, aliran pendidikan diklaim memperbaiki martabat manusia. Setiap Aliran pendidikan membawa muatan tersendiri bagi setiap M 5 Aliran-aliran Pendidikan
Pengantar Ilmu Pendidikan - 61 generasi agar makna pendidikan yang diperoleh masing-masing generasi jauh lebih baik dibandingkan dengan generasi dahulu. Setiap aliran pendidikan juga mempunyai cara pandang yang unik dan berbeda dalam memandang manusia. Berbagai pembahasan tentang aliran pendidikan dapat dijumpai pada berbagai literatur. Pendidikan yang sempat tercatat dalam sejarah pendidikan telah dimulai sejak zaman yunnai kuono hingga saat ini. Pemahaman akan sejarah pemikiran-pemikiran dan kontribusinya dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik. Pendidik harus memiliki pemahaman tentang aliran pendidikan secara komprehensif agar pendidik mempunyai wawasan historis yang luas, serta menambah ketajaman analisis dalam pengaitan antara keberadaan masa lampau dengan tuntutan dan kebutuhan saat ini dalam rangka mengantisipasi masa yang akan datang. Pemahaman berkaitan dengan aliran pendidikan seorang pendidik menjadi hal yang urgen untuk menangkap dinamika perkembangan pandangan pendidikan yang terjadi. A. Pengertian Aliran Pendidikan Pada hakikatnya aliran pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai pemikiran yang membawa arah pembaruan di dunia pendidikan. Pemikiran dalam pendidikan itu terjadi seperti dialek atau diskusi yang terus menerus dari pemikiran-pemikiran terdahulu yang direspon pro dan kontra oleh pemikir berikutnya sehingga muncul pemikiranpemikiran baru dan begitu seterusnya. Beberapa literatur menyebutkan bahwa aliran pendidikan disebut sebagai teori pendidikan. Kedudukan teori dalam dunia pendidikan sebagai acuan bagi pendidik
62 - Pengantar Ilmu Pendidikan adalah sebagai rujukan dalam menyelsaikan masalah. Jika dijelaskan lebih operasional lagi yaitu pertama, ‚teori‛ digunakan oleh pendidik dalam penentuan berbagai hipotesis tertentu dalam rangka pembukaan kebenaran kebenaran melalui ekperimentasi dan observasi serta berfungsi menjelaskan tentang pokok bahasannya. Kedua, ‚teori‛ mengarah pada berbagai bentuk asas yang saling berkaitan mengacu pada petunjuk praktis. Dalam pengertian ini, bukan hanya dibatasi pada pemindahan eksplanasi fenomena yang ada saja, namun termasuk pula mengontrol atau membangun pengalaman (Abdullah, 2005). B. Jenis Aliran Pendidikan Aliran pendidikan terbagi menjadi 2 yaitu aliran klasik dan aliran gerakan (baru). Aliran klasik merupakan aliran yang menjadi benang merah berbagai pemikiran pendidikan dari masa lalu, masa kini dan masa depan. Adapun yang termasuk aliran klasik yaitu: 1. Aliran empirisme 2. Aliran nativisme 3. Aliran naturalisme, dan 4. Aliran konvergensi aliran-aliran tersebut masih digunakan dalam dunia pendidikan meskipun dalam beberapa aspek dilakukan pengembangan-pengembangan untuk menyesuaikan kebutuhan dan tuntutan zaman. Setiap aliran mempresentasikan keragaman pendapat tentang pendidikan, dimulai dari kelompok aliran yang paling pesimis tentang kebermanfaat dari pendidikan hingga aliran yang sangat optimis memandang manusia atau dalam hal ini anak-anak ibarat
Pengantar Ilmu Pendidikan - 63 tanah liat yang sangat dengan mudah dibentuk. Banyak pandangan yang memposisikan dirinya diantara kedua kutub tersebut, yang dapat direfleksikan sebagai variasi gagasan dan pemikir. Aliran berikutnya adalah aliran gagasan baru di dunia pendidikan. Termasuk dalam aliran ini antara lain: 1. Pengajaran Alam Sekitar 2. Pengajaran Pusat Perhatian 3. Sekolah Kerja 4. Pengajaran Proyek 1. Aliran Klasik a. Aliran Empirisme Aliran empirisme menitikberatkan pada pengalaman (empiris) sebagai sumber segala pengetahuan, keterampilan dan sikap manusia. Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman nyata yang dapat peroleh dari pancaindra secara langsung ketika berinteraksi di dunia luar maupun secara tidak langsung dari proses pengolahan dalam diri. Pengalaman menentukan dan membentuk pengetahuan serta kecakapan. Pengalaman berasal dari dunia luar melalui indra, dengan demikian lingkungan dapat artikan ikut berperan dalam pembentukan perkembangan anak. Kata empirisme diambil dari yunani yakni empiris yang bermakna pengalaman. Pelopor dari aliran empirisme yaitu John Locke (1632-1704). Beliau adalah filsuf yang yang berasal dari Inggris terkenal dengan teori ‚Tabularasa‛ yang berarti meja berlapis lilin yang belum terdapat tulisan di permukaannya. Hal ini
64 - Pengantar Ilmu Pendidikan memiliki makna bahwa seseorang dilahirkan seperti kertas kosong (blank Slate/blank tablet) yang belum ditulis (Syah, 2008). Perkembangan seseorang dipengaruhi oleh lingkungan atau pada pengalaman yang diperoleh dalam kehidupannya. Dengan demikian pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam rangka menyediakan lingkungan kepada seseorang anak dan hal tersebut akan diterima oleh anak sebagai pengalaman-pengalaman. Anak melalui memperoleh pengalaman melalui hubungan antar lingkungan (sosial, budaya dan alam). Pengaruh empiris dari lingkungan memberikan dampak besar pada perkembangan anak. Aliran ini berpandangan bahwa pendidik menjadi faktor eksternal yang memegang peranan sangat penting, karena pendidiklah menyajikan lingkungan pendidikan bagi anak, anak akan menerima pendidikan sebagai pengalaman. Pengalaman ini akan membentuk tingkah laku, sikap, dan watak anak yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Kelebihan empirisme adalah pengalaman indera menjadi sumber pengetahuan yang dianggap benar, karena faham empirisme mengutamakan berbagai fakta di lapangan secara riil. Mudyahardjo et al (2002) berpandangan bahwa empirisme menjadi hal yang paling produktif, dimana lingkunganlah yang berperan setral dalam dunia pendidikan untuk membentuk potensi serta pengetahuan siswa. proses pendidikan dipengaruhi oleh beberapa jenis lingkungan , yakni lingkungan sekolah, keluarga, serta masyarakat. Pada proses ini inderawi berperan penuh dalam keberlangsungan proses pendidikan dalam praktek pendidikan.
Pengantar Ilmu Pendidikan - 65 Kelemahan aliran ini adalah hanya fokus pada pengalaman. Pengalamean tersebut ditangkap melalui indera sedangkan indra manusia terbatas, keterbatasan indra dapat menimbulkan laporan objek yang keliru. Berikutnya terkadang sebuah objek dapat menipu. Contohnya ilusi, fatamorgana. Jadi, objek itu sebenarnya tidak sebagaimana ia tangkap oleh alat indera; ia membohongi indera sehingga hal ini dapat menimbulkan inderawi yang salah. Pada aliran empirisme, kemampuan dasar yang dibawah anak sejak lahir tidak diperhatikan atau tidak diperhitungkan. Padahal, realitasnya terdapat anak sukses dengan bakat yang dimilikinya meskipun anak tersebut berada pada lingkungan yang tidak mendukung . John Lock (dalam Blishen,1970) memaparkan tentang hal-hal yang perlu ditekankan dalam pendidikan yakni: 1) Pemberian pendidikan harus dilakuan seawal mungkin. 2) Pembiasaan dan latihan menjadi hal penting paling utama sebelum peraturan, perintah dan nasihat. 3) Diperlukan pengamatan lebih dekat pada anak didik untuk dapat melihat a) Hal-hal yang dipelukan anak sesuai dengan umurnya atau tingkat perkembangannya. b) Berbagai hasrat yang sangat kuat. c) Preferensi peniruan terhadap orang tua tanpa merusak semangat anak.
66 - Pengantar Ilmu Pendidikan d) Penganggapan anak sebagai makhluk rasional, orang tua harus memberikan alasan rasional tentang hal yang dituntut dari anak, e) Pelajaran disekolah tidak jadi beban bagi anak tersebut, namun menjadi hal yang menyenangkan mampu menciptakan suasana bermain yang terbuka secara luas bagi anak berkembang. Aliran empirisme pada dunia barat berkembang luas khususnya di Amerika Serikat. Dalam perkembangannya, aliran empirisme berubah menjadi teori belajar behaviorisme yang dipelapori olej William James dan Large. Pengaruh aliran ini cukup beragam dalam pandangan tokoh pendidikan Barat lainnya, seperti Skinner, Dewey, Watson dan lainnya. b. Aliran Pendidikan Nativisme Nativisme diambil dari nativus yang artinya terlahir (Idris & Zahara, 1992). Aliran Nativisme menjelaskan bahwa perkembangan individu dipengaruhi oleh faktor keturunan atau faktor bawaan. Teori Nativisme memandang bahwa setiap anak sejak dilahirkan akan membawa sifat-sifat tertentu sebagai penentu keadaan individu yang bersangkutan. Teori ini memiliki keyakinan bahwa kesuksesan individu dipengaruhi oleh personal dirinya. Faktor lainnya yang yang berkaitan dengan perkembanan individu seperti lingkungan dan pengalaman pendidikan tidak akan mempengaruhi perkembangan individu. Pendukung utama teori ini adalah Arthur Schopenhaur serta Immanuel Kant. Aliran
Pengantar Ilmu Pendidikan - 67 Nativisme dipandang tidak didasari oleh Tuhan, ilmu pengetahuan alam, masyarakat, serta etika. Aliran nativisme dikenal juga dengan aliran pesimistik dimana memiliki pandangan bahwa seseorang yang terlahir dengan bakat unggul maka tetap unggul atau terampil tanpa perlu dididik sedangkan seseorang yang terlahir tanpa bakat yang unggul akan selalu tidak terampil dalam suatu bidang meskipun telah dididik dan diajari pada bidang tersebut. Aliran ini sangatlah mengagungkan ajaran bahwa bakat merupakan penentu masa depan individu. Dalam kehidupan nyata seringkali ditemui adanya kesamaan diantara orang tua dan anak baik dari segi fisik maupun bakatnya, namun pembawaan menjadi faktor tunggal dalam penentuan perkembangan individu. Penjelasan berkaitan dengan nativisme selaras dengan pandangan dari Sumitro (2005) dimana perkembangan individu dipengaruhi oleh faktor utama pembawaan sejak lahir. Lingkungan tidak memiliki pengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan anak. Dalam hal ini hasil pendidikan anak ditentukan oleh diri anak itu sendiri. Lebih dalam lagi dalam dalam aliran ini dikatakan bahwa anak yang terlahir dengan pembawaan yang jahat akan akan tetap jahat hingga dewasa, demikian pula bagi anak yang terlahir dengan pembawan yang baik akan baik hingga dewasa. Aliran ini bertolak belakang dengan Libnitzian Tradition yang berfokus pada kemampuan internal anak, dimana faktor eksterrnal tidak berpengaruh dalam mengembangkan diri anak (Moh. Suardi et al., 2016).
68 - Pengantar Ilmu Pendidikan c. Aliran Pendidikan Naturalisme Aliran pendidikan naturalisme berkaitan dengan urgensi pendidikan yang sesuai dengan perkembangan alam (Kristiawan, 2016). Aliran ini memiliki persepsi bahwa belajar menjadi sesuatu hal yang natural, sehingga dalam praktiknya harus terlaksanan secara natural pula. Aliran ini berpandangan bahwa pendidik harus mampu mendidik anak sesuai dengan jati dirinya sesuai dengan perkembagan zamannya. Berhubungan dengan aliran pendidikan ini, maka dalam bab ini akan dibahas secara rinci berkaitan dengan aliran pendidikan naturalisme. Aliran naturalisme tercipta dari pandangan terhadap aliran filsafat Pendidikan dari Aritotalian-Thomistik. Naturalisme lahir pada abad 17 serta semakin berkembang pada abad 18. Aliran Naturalisme dipelapori oleh J.J. Rousseau. Aliran ini mengalami perkembangan pesat pada bidang sains. Teori dari Naturalisme sendiri berkaitan dengan alam sebagai seluruh realitas kehidupan. Naturalisme memandang dunia fisik yang mampu dilihat panca indra manusia, hingga keseluruhan sistem dari fenomena ruang serta waktu adalah. Tiga aliran besar, yaitu Realisme, Empirisme, dan Rasionalisme merupakan pendukung perkembangan filsafat pendidikan ini (Kristiawan, 2016). Aliran naturalisme beranggapan jika pendidikan hanya berkewajiban memberikan kesempatan pada individu untuk dapat tumbuh secara mandiri. Aliran ini menyarankan bahwa pendidikan seyogyanya diserahkan pada alam. Pendidikan dalam aliran ini hanya bertugas
Pengantar Ilmu Pendidikan - 69 untuk menjaga agar bakat yang dibawa dari lahir tidak mengalami kerusakan karena keikutsertaan masyarakat di dalamnya. Aliran ini memiliki karakteristik utama dimana pendidikan anak lebih baik jika diserahkan pada alam supaya pembawaan baik yang dibawa tidak rusak akibat pendidikan. Ketika anak memasuki masa remaja disarankan agar diberikan ajaran moral dan agama sebagai landasan alamiah semata (Achmad Munib et al., 2009). Pandangan ini selaras dengan Sumitro (2005) bahwa bahwa individu yang lahir selalu disertai dengan pembawaan yang positif, namun pembawaan yang positif ini akan mengalami kerusakan akibat intervensi lingkungan eksternal sehingga tidak jarang aliran naturalisme dikenal juga dengan negativisme. Dengan demikian perkembangan anak hendaknya disesuaikan dengan pembawaan dengan proses pendidikan yang percayakan pada alam. Aliran naturalisme sangat menolak keikutsertaan pendidikan dalam perkembangan individu, namun aliran ini berkebalikan dengan kondisi saat ini dimana pendidikan menjadi satu aspek penting dalam perkembangan zaman akibat globalisasi. d. Aliran Pendidikan Konvergensi Aliran Konvergensi diambil dari kata konvergen yang memiliki makna mengarah pada satu titik temu. Aliran ini berpendapat bahwa sifat dasar (bakat, keturunan) dan lingkungan memegang peranan penting dalam perkembangan individu. Bakat merupakan suatu kemungkinan atau watak dalam diri manusia, yang kemudian menjadi kenyataan karena pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan
70 - Pengantar Ilmu Pendidikan perkembangannya. Namun talenta-talenta yang tidak mempunyai pengaruh lingkungan yang setara dengan kebutuhan-kebutuhan perkembangan ini tidaklah cukup. Contohnya setiap anak manusia normalnya memiliki bakat berdiri dengan kedua kaki, namun bakat ini mungkin saja tidak terwujud karena anak tidak dibesarkan di lingkungan masyarakat manusia. Aliran dikembangkan oleh William Stern. Aliran konvergensi percaya bahwa pendidikan dan bawaan sama-sama berperan penting. Aliran konvergensi menjelaskan bahwasanya pendidikan berperan sebagai bantuan kepada siswa dalam pengembangan budi pekerti luhur serta mengurangi terbentuknya pembawaan yang buruk. Output pendidikan sebagian besar pengaruhi oleh hasil bawaan serta lingkungan eksternal (H. Abuddin, 2012). Aliran ini menyatakan bahwa individu menjadi hasil dari konvergensi faktor-faktor eksternal dan internal. Kolaborasi antara pembawaan dengan lingkungan membawa pada satu titik temu dalam output pendidikan. Menurut William Stern (1871-1938) pendidikan mempunyai peluang untuk mampu menjadi perantara dalam pengembangan potensi anak dengan batasan pendidikan pada pembawaan serta lingkungan. Aliran konvergensi dianggap sebagai aliran paling realistis sehingga banyak dianut oleh berbagai pakar pendidikan. Pada abad XX aliran konvergensi semakin berkembang pesat disertai dengan kemunculan gerakan baru di dunia pendidikan. Pandangan bahwa lingkungan eksternal mampu membentuk kepribadian anak dapat berasal dari pengajaran kehidupan sekitar, pengajaran dengan
Pengantar Ilmu Pendidikan - 71 memusatkan perhatian, sekolah kerja serta pengajaran berbasis proyek. Sumitro (2005) berpandangan bahwa dalam aliran konvergensi individu dilahirkan dengan membawa pembawaan positif dan negatif, dimana seiring perkembangannya akan mengalami perubahan karena tersentuh pengaruh lingkungan. Individu dengan pembawaan yang positif didukung dengan lingkungan yang baik akan mengarahkan anak pada pribadi yang kepribadian dan ketrampilan yang unggul. Hal ini dapat diartikan bahwa meskipun individu dilahirkan dengan bakat tertentu, bakat tersebut tidak akan berkembang jika tidak didukung dengan lingkungan yang mendukung juga. Sebaliknya lingkungan yang mendukung jika tidak disertai dengan pembawaan yang sesuai maka perkembangan individu tidak akan optimal. Berdasarkan pandangan ini maka william stern menarik kesimpulan bahwasannya output pendidikan itu dipengaruhi oleh pembawaan atau bakat dan lingkungan eksternal. 1. Macam Macam Gerakan Baru dalam Pendidikan a. Pengajaran Alam Sekitar Gerakan pengajaran alam sekitar merupakan gerakan yang bertujuan untuk pendekatan antara anak dengan lingkungan sekitarnya, gerakan ini dipelapori oleh: Fr. A. Finger (1808-1888) dari Jerman dengan heimatkunde (pengajaran alam sekitar, dan J. Ligthart (1859-1916) di Belanda dengan Het Volle Leven (kehidupan senyatanya). Gerakan Heimatkunde memiliki Beberapa prinsip yakni:
72 - Pengantar Ilmu Pendidikan 1) Guru dapat memanfaatkan alam sekitar untuk peragaan dalam pengajarannya. 2) Melalui pengajaran alam sekitar mampu memberikan kesempatan pada peserta didik untuk aktif dan giat. 3) Alam sekitar dapat digunakan untuk memciptakan pengajaran yang totalitas. Pengajaran totalitas sendiri merupakan pengajaran yang memiliki ciri-ciri yang didalam pengjarannya tidak hanya berkaitan dengan pembagian mata pelajaran saja dalam daftar pengajatan, namun pendidik juga harus memiliki pemahaman terhadap tujuan pengajaran dan mampu mengarahkan usahanya dalam pencapaian tujuan. Pengajaran yang mampu menciptakan minat peserta didik dengan bahan pengaran unik, kreatif, menarik yang diambil dari lingkungan alam sekitar. Pengajaran yang menjadikan setiap bahan pengajaran saling memiliki hubungan keterkaitan satu dengan yang lainnya. 4) Pengajaran alam sekitar mampu menjadi bahan apersepsi intektual yang tidak verbalitas saja. apersepsi intelektual disini bermakna segala hal baru yang masuk dalam intektual anak yang mampu melebur dengan aset pengetahuan yang sudah ada dalam diri anak. Dalam hal ini harus ada proses asimilasi diantara pengetahuan baru dengan pengetahuan lama.
Pengantar Ilmu Pendidikan - 73 5) Pengetahuan alam sekitar mampu memberikan apersepsi emosional dengan membentuk ikatan emisional antara alam dengan anak. Pokok gagasan pengajaran alam sekitar telah banyak dilaksanakan disekolah, yakni melalui peragaraan, penggunaan bahan lokal, dan sebagainya. Dalam beberapa tahun terakhir telah dikemukan bahwa dalam kurikulum terdapat muatan lokal termasuk didalamnya penggunaan alam sekitar. Melalui muatan lokal ini harapannya anak dapat lebih dekat dengan lingkungan alam dan masyarakat. Alam disamping menjadi bahan ajar juga mampu menjadi sebuah kajian empirik melalui studi banding, percobaan, dan lain-lain. dengan pemanfaatan alam sekitar maka dapat menciptakan rasa mencintai, menghargai, dan melestarikan lingkungan. b. Pengajaran Pusat Perhatian Pengajaran pusat perhatian dipelapori oleh Ovideminat Decroly (1871- 1932) yang berkebangsaan Belgia. Dalam pandangan Ovideminat pendidikan didasari pada semboyan n: Ecole pour la vie, par la vie (sekolah untuk hidup dan oleh hidup). Anak diajarkan tentang kehidupan dalam masyarakat dan mempersiapkan diri dapat hidup dama masyarakat. Pengetahuan terhadap diri sendiri (tentang hasrat dan cita-cita) Serta pengetahuan berkaitan dengan dunainya (lingkungannya, tempat hidup masa depan). Ovideminat membagi dunia menjadi 2 yakni alam serta kebudayaan. Dunia anak ini garus dapat memberikan perkembangan kemampuan dalam pencapaian cita-cita. Dengan
74 - Pengantar Ilmu Pendidikan demikian penting bagi anak untuk memahami diri dan dunianya. Pengetahuan anak memiliki sifat subjektif dan objektif. Ovideminat memiliki dua pandangan yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran : 1) Metode keselurahan (global). Anak-anak dikatakan mengamati dan mengingat secara keseluruhan dilihat dari hasil observasi dan tes. 2) Pusat-pusat minat (Centre d’interet) anak-anak memiliki minat yang terjadi secara spontan. c. Sekolah Kerja Gerakan sekolah kerja merupakan titik tertinggi dari pandangan yang mengutamakan pendidikan ketrampilan. J. A. Comenius (1592-1670) memberikan penekatan bahwa pendidikan harus mampu membentuk pengembangan pikiran, bahasa, ingatan, serta ketrampilan kerja tangan. J. H. Pestalozzi ( 1746-1827) memberikan keberagaman mata pelajaran pertukaran dalam sekolahannya. bapak G. Kerschensteiner (1854-1932) dengan Arbeitschule-nya (sekolah kerja) di Jerman, memukakan bahwa sekolah kerja berdasarkan kepentingan masyarakat dan bukan kepentingan pribadi. Sekolah berkewajiaban untuk dapat melakukan penyiapan warga negaranya yang baik, yaitu : 1) Setiap individu menjadi pekerja dalam salah satu jabatan. 2) Setiap individu berkewajiban melakukan penyumbangan tenaga terhadap kepentingan negara.
Pengantar Ilmu Pendidikan - 75 3) Setiap individu harus selalu mngusahakan kesempurnaan dalam kesusilaan dan keselamatan negara. Leo de Pacuw merupakan salah satu pengikut pemikiran G. Kerschensteiner. Leo de Pacuw sendiri merupakan direktorat jenderal pendidikan normal di negara Belgia. Pacouw mendirikan sekolah kerja layaknya Kerschensteiner di Belgia. Pacouw membuka 5 jenis sekolah kerja, yakni : a. Sekolah teknik kerajinan, b. Sekolah dagang, b) Sekolah pertanian untuk anak laki-laki, c) Sekolah rumah tangga kota bagi anak d) perempuan, e) Sekolah rumah tangga desa bagi anak perempuan. d. Pengajaran Proyek John Dewey (1859-1952) merupakan peletak dasardasar pedagogis filosofis tentang pengajaran proyek. Pengimplementasiannya sendiri dilaksanakan oleh para penganutnya. Dewey menjelasakan bahwa sekolah seharusnya berperan sebagai mikrokosmos dari masyarakat sosial. Pendidikan menjadi sebuah proses kehidupan itu sendiri dan bukan penyiapan terhadap kehidupan di masa yang akan datang. Dewey menekankan pengajaran proyek yang kemudian dikembangkan kembali oleh Kilpatrick serta kawankawannya. Pengajaran proyek sendiri menjadikan anak memiliki kebebasan dalam penentuan pilihan pekerjaan dan perancangan dan kepemimpinan. Proyek ditetapkan
76 - Pengantar Ilmu Pendidikan oleh anak itu sendiri, kemudian anak didorong untuk dapat mencari jalan solusi ketika anak menemukan sebuah kesulitan . kesesuaian keinginan anak ini menjadikannya lebih giat serta aktif. Proyek inilah yang menjadikan mata pelajaran tidak terpisahkan antar mata pelajaran satu dengan yang lainnya. Dewey berpandangan bahwa pokok pengajaran yang paling kompleks merupakan pertukangan kayu, menenun dan memasak. Mata pelajaran yang seperti membaca, menulis, berhitung dan bahasa mampu berjalan dengan sendirinya ketika anak melakukan proyek. Pengajaran bahasa ibu tidak boleh terpisahkan dari anak. Bahasa ibu berperan sebagai alat pernyataan pengalaman dan perasaan anak. Seperti namanya pengajaran proyek lebih banyak dilakukan secara kelompok untuk membangunkan sifat gotong royong. Melalui pengelompokkan juaga akan menjadikan anak dapat bersaing secara sportif, dengan kebebasan berpendapat dan disiplin. Sifat-sifat tersebut sangat diperlukan oleh dalam masyarakat luas. Pengajaran proyek mayoritas digunakan sebagai salah satu metode pengajaran unit. Yang perlu digaris bawahi bahwa pengajaran proyek akan menumbukan kemampuan untuk memecahkan masalah secara multidisplin. Perkembangan masa menjadikan pedekatan multidisplin semakin penting dalam masyarakat maju.
Pengantar Ilmu Pendidikan - 77 ada dunia pendidikan membutuhkan manajemen dalam mengatur tata kelola pendidikan dengan harapan operasional pendidikan dalam institusi/Lembaga dapat mencapai tujuan pendidikan berdasarkan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Pada pembukaan UUD 1945 alenea keempat bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa adalah hak setiap individu. Dengan demikian masyarakat Indonesia mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan mampu menunjukkan eksistensi di masyarakat sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Pentingnya manajemen pendidikan dalam lembaga pendidikan agar proses pendidikan dapat berjalan dengan efektif, efesien, dan berkualitas, serta seluruh aspek manajemen dapat terselenggara sesuai tujuan Pendidikan. P 6 Manajemen Pendidikan
78 - Pengantar Ilmu Pendidikan Menurut Henry Fayol manajemen merupakan sebuah proses perencanaan, organisasi, koordinasi, dan supervisi terhadap sumber daya untuk mendapatkan tujuan yang efektif dan efesien ( Bunyamin. 2022: 2). Menurut Suharsimi (2008:4), manajemen pendidikan merupakan serangkaian kegiatan dalam proses pengelolaan dan pengorganisasian dalam upaya mencapai tujuan yang telah disepakati bersama dalam kelompok sumber daya pendidikan pada lembaga pendidikan sehingga menghasilkan penyelenggara pendidikan yang efektif dan efisien. Sedangkan manajemen pendidikan menurut Hikmat (2009: 21) adalah upaya bersama dari sekelompok orang dalam menjalankan proses pengelolaan pendidikan dengan efektif, efesien, dan rasional, serta ranah pengelolaan meliputi seluruh program pendidikan, sumber daya, pelayanan publik, dan hubungan dengan lingkungan sekitar yaitu masyarakat. Berdasarkan pendapat beberapa pakar menyatakan bahwa manajemen pendidikan adalah proses penyelenggaraan pendidikan dengan efektif dan efesien dan rasional dalam sekelompok orang, bertujuan untuk menciptakan proses pembelajaran yang nyaman dan terorganisir dengan baik, mampu beradaptasi dan berkolaborasi dengan masyarakat dan mampu meningkatkan prestasi anak didik sehingga tujuan pendidikan untuk mencerdakan anak bangsa terwujud. Adapun pendidikan dalam masyarakat tergantung dari cara pandang dan konteks setempat dengan berlandaskan keinginan atau cita-cita berdasarkan prinsip dan falsafah yang berlaku dalam masyarakat (Harper and Brothers, 1947). Sedangkan pendekatan dengan prinsip dan nilai-nilai filosofis dalam rangka praktik pengelolaan pendidikan merupakan falsafah manajemen pendidikan. Dalam filsafat pendidikan mencerminkan nilai-nilai dan prinsip mendasar melalui pendekatan kurikulum atau
Pengantar Ilmu Pendidikan - 79 landasan pendidikan masing-masing instansi dalam pemenuhan misi pendidikan berdasarkan ilmu pengetahuan sebagai basis dalam persektif keilmuan. Falsafah pendidikan menjadikan suatu acuan atau referensi dalam menentukan sistem pendidikan secara menyeluruh realistik dan adaptif. Sebagai contoh dalam imlementasi pendidikan berbasis Islam menentukan sistem pendidikan berlandaskan ajaran Islam berdasarkan akidah yang berhubungan dengan alam, manusia, dan masyarakat. satu dengan lainnya saling berhubungan dengan pencipta dalam fungsi kehidupan (Hasan Langgulung, 1995: 33). Pendidikan dengan basis Islam merupakan aliran filsafat dalam Islam terhadap fenomena pendidikan pada perkembangan Pendidikan. Pernyataan oleh Hamdani Ihsan, A. Fuad (2001:22) dan Ahmad Tafsir (2006:6), bahwa dalam pendidikan berbasis Islam, merupakan pendekatan dan metode dalam mekanisme pemikiran dalam tuntunan dan ajaran Islam, berikut penggunaanya dalam problem solving umat Islam dan kebutuhan pendidikan yang berhubungan dengan engetahuan keislaman. Manajemen pendidikan merupakan pengelolaan dalam mengorganisir, perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi dalam sebuah institusi/lembaga pendidikan yang dilaksanakan oleh sekelompok orang untuk menciptakan proses penyelengaraan pendidikan. Dalam pelaksanaannya didukung oleh seluruh unsur pada institusi/lembaga dan berkolaborasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. Tujuannya untuk menerapkan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan keilmuan dalam mengembangkan kompetensi pendidikan khusus pendidik dan peserta didik.
80 - Pengantar Ilmu Pendidikan A. Tujuan Manajemen Pendidikan Dalam hal ini tujuan pendidikan menitikberatkan pada masing-masing institusi/lembaga pendidikan, dengan memerhati-kan pada aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, serta pengembangan dan peningkatan sistem pendidikan. Setiap institusi pendidikan berpotensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga mampu mencetak peserta didik berprestasi. Menurut Kulwinder (2019: 2) tujuan manajemen pendidikan adalah melalui peserta didik dan pendidik yang berprestasi serta berkompetensi dapat mempromosikan tujuan pendidikan. Selain itu tujuan pendidikan dapat tercapai dengan kepedulian pemerintah, dimana Indonesia sebagai negara demokrasi dalam pengelolaan pendidikan membutuhkan motivasi dan pengorganissasian yang mampu bertahan terhadap perubahan kebijakan dan pergantian pemerintahan. Dengan demikian manajemen pendidikan yang efesien dan sehat serta profesional dalam tatakelola baik tetap bertahan dan stabil dengan berkolaborasi pada gagasan dan nilai-nilai masyarakat. Sedangkan menurut Rodiyah (2015: 8) tujuan pendidikan adalah bekerjasama dengan harmonis, efesien dan efektif baik dari kuantitas sumber daya dan unsur pendukung dalam tatakelola sehingga penyelenggaraan proses pembelajaran dapat mewujudkan misi dari institusi pendidikan tersebut. Terwujudnya tujuan pendidikan dengan melaksanakan fungsi dari tata kelola seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan monitoring dalam aktivitas satuan pendidikan. Fungsi Manajemen Pendidikan
Pengantar Ilmu Pendidikan - 81 Dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran sehingga mencapai tujuan yang efektif dan efesien maka pemimpin atau kepala sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan melibatkan beberapa fungsi manajemen sebagai langkah awal dalam proses manajemen. Fungsi manajemen menurut Rodliyah (2015: 11) terdapat empat fungsi manajemen yaitu: a) Planinning dalam pendidikan merumuskan kegiatan pendidikan dalam mencapai tujuan yaitu kurikulum dan turunannya yang harus dilaksanakan pada proses penyelenggaraan pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan; b) Organizing, melibatkan sekelompok orang sebagai sumber daya dalam mendukung proses pembelajaran untuk mencapai tujuan; c) Implementing merupakan penerapan proses pembelajaran yang telah disiapkan dalam aktivitas pembelajaran, d) Controlling, merupakan pengawasan terhadap sumber daya berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan. Pengawasan dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa, kinerja pendidik, dan karyawan, serta proses p endidikan; e) Evaluation berfungsi dalam memperbaiki atau memberikan solusi terhadap hasil pengawasan. Apabila terdapat penyimpangan dan hambatan maka perlu dipertanggungjawabkan dan memberikan stimulasi serta imbalan dalam meningkatkan kinerja pendidik. Demikian pula fungsi manajemen menurut John F. Mee bahwa fungsi manajemen adalah, planning, organizing, motivating, controling. Keempat fungsi manajemen tersebut saling berhubungan untuk menciptakan kegiatan yang menghasilkan tercapainya tujuan. Dengan catatan kegiatan penyelenggaraan pendidikan dilakukan dengan bertanggungjawab dan dilaksanakan sesuai yang telah diseakati pada sekelompok orang. Keberhasilan sekolah ditentukan
82 - Pengantar Ilmu Pendidikan bagaimana serang emimpin atau kepala sekolah mengelola dan mendayagunakan sumber daya secara efektif dengan merencanakan peningkatan mutu pendidikan melalui mutu lulusan, tentunya membutuhkan waktu panjang Salis, Edward. 2012). Seorang pemimpin dalam lingkup pendidikan harus mampu mengotimalkan kompetensi yang dimiliki sesuai dengan kepribadian, manajerial pengawasan, kewirausahaan, dan kometensi social. B. Bidang Penunjang Proses Kegiatan Proses Penyelengaraan Pendidikan Manajemen pendidikan merupakan sistem dalam mencapai tujuan pendidikan, dengan demikian kegiatan yang dilakukan untuk mendukung proses pembelajaran dan bebera bidang terpenting dalam proses pembelajaran harus dipersiapkan dengan terorganisir sebelum dilaksanakan pada peserta didik. Menurut Baharudin (2016) bidang yang dipersiapkan adalah 1. Kurikulum memiliki empat komonen yaitu, a) tujuan pendidikan tertulis dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab II pasal 3; b) komponen isi tentang bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran; c) strategi pelaksanaan proses pembelajaran; d) intruksional yang merupakan pendekatan dan metode dalam proses belajar termasuk dalam mengevaluasi kegiatan pembelajaran. 2. Personalia yang merupakan tenaga pendidikan yang bertanggungjawab dalam pengajaran dan membimbing siswa dan non kependidikan membantu dalam melaksanakan proses pembelajaran pada lingkungan
Pengantar Ilmu Pendidikan - 83 belajar. Personalia diperlukan administrasi agar pimpinan/kepala sekolah dapat membuat keputusan dan bertanggungjawab dalam penyelenggaraan proses pembelajaran 3. Manajemen peserta didik dari awal mulai masuk sekolah hingga tuntas dalam pendidikan, dengan memberikan pelayanan pada kegiatan proses pembelajaran dalam mengembangkan kompetensi.. 4. Sarana Prasarana, pengaturan dalam pengelolaan sarana prasarana yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan, inventaris, dan penghapusan. proses tersebut dapat dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. 5. Manajemen humas dan layanan khusus. Membangun citra positif dengan meningkatkan komunikasi dan menjalin hubungan pada lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat meningkatkan reputasi dan perkembangan pendidikan berdasarkan konteks. Tidak terlepas dengan memiliki layanan khusus sebagai salah satu informasi unggul dari instansi lainnya. Sebagai contoh adanya laboratorium dan unit Kesehatan sekolah (UKS), dengan adanya layanan yang lengkap dapat menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan pada instansi yang memiliki fasilitas lengkap. 6. Manajemen keuangan, dalam pengelolaan endidikan membutuhkan dana yang tidak sedikit. Diperlukannya pemikiran matang dalam mengalokasikan dana dengan tidak boros. Bantuan dana dapat diperoleh mandiri
84 - Pengantar Ilmu Pendidikan bantuan pemerintah, dan stakeholder yang peduli terhadap perkembangan Pendidikan. Selain yang terdapat tersebut di atas manajemen dalam tata kelola sekolah perlu memperhatikan teknologi informasi, keamanan dan keselamatan warga sekolah, hubungan masyarakat dan komunitas. Dalam dunia pendidikan pada masa sekarang membutuhkan informasi terkini khususnya berhubungan dengan internet. Sehingga dalam proses pembelajaran membutuhkan media untuk mendapatkan bahan ajar dengan menggunaka aplikasi seperti youtube, canva, classroom, dan netflik. Dengan tujuan mendapatkan bahan ajar yang dapat memotivasi siswa dan memberikan pemahaman terhadap materi yang disampaikan. Keamanan dan keselamatan dalam konteks pendidikan memberikan perlindungan dan rasa aman melalui kebijakan yang berlaku terhadap peraturan di sekolah, memberikan pelatihan simulasi terhadap bencana dan mencegah terjadinya kekerasan antara warga sekolah. Menurut Djatmiko (2016) keselamatan kerja adalah upaya dalam kebutuhan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja baik jasmani dan rohanin dalam memenuhi kesejahateraan dan keadilan bagian dari tenaga kerja. Berdasarkan pendapat tersebut, dalam dunia pendidikan terkait dengan anggota sekolah atau lembaga pendidikan perlunya jaminan keselamatan kerja untuk memberikan rasa nyaman dalam pelaksanaan program pembelajaran. Institusi pendidikan dapat menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan kondusif bagi pendidikan yang berkualitas, serta menjaga kesejahteraan siswa, guru, dan staf pendidikan. Keselamatan
Pengantar Ilmu Pendidikan - 85 kerja adalah komponen penting dari manajemen pendidikan yang bertujuan untuk melindungi dan mendukung seluruh komunitas pendidikan. C. Strategi Kepala Sekolah/Pemimpin Institusi Pendidikan Manajemen Pendidikan yang diorganisir oleh seorang kepala sekolah atau pimpinan merupakan elemen terpenting. Seorang kepala sekolah harus mampu memberikan pengarahan dalam mengatur sumber daya sekolah sehingga proses penyelenggaraan pendidikan berjalan efisien, efektif dan rasional. Seperti yang diungkap oleh Muhaimin (2009:25), bahwa sekolah/lembaga pendidikan yang diakui oleh masyarakat karena keunggulan dan menghasilkan siswa berprestasi, tergantung dari pimpinan yang mampu menunjukkan mutu kepemimpinan dalam melayani pemenuhan kebutuha Masyarakat terhadap Pendidikan. Selain itu pemimpin mampu merinteraksi dan berkolabolasi dengan stakeholder pendidikan selain pendidik dan peserta didik, yaitu tokoh masyarakat pemerintah, pemilik yayasan, alumni, dan karyawan. Seorang pemimpin bertanggungjawab dalam menggerakkan dan mengembangkan pendidikan sehingga mendapatkan pengakuan dari masyarakat sehingga memiliki nilai jual dan dapat meningkatkan animo masyarakat, sehingga jumlah siswa ada saat penerimaan siswa baru meningkat. Dalam pendidikan perlunya manajemen untuk mempromosikan sekolah/institusi pendidikan dengan demikian seorang pemimpin dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam membangun dan memberikan inspirasi bagi
86 - Pengantar Ilmu Pendidikan sumber daya dalam tata kelola pendidikan, yaitu a) mengorganisir sumber daya dengan harmonis; b) menyiapkan produk ajar dalam memikat minat siswa; c) minim pembiayaan; d) akuntabiltas tinggi; e) sarana prasana yang tepat sasaran; f) mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dalam teknologi; g) berkompetisi dalam meningkatkan kinerja Bottery (1993:112). Kebertahanan dan akreditasi sebuah institusi pendidikan adalah tanggungjawab pimpinan dan dibutuhkan keterampilan dalam mengelola institusi pendidikan meliputi: a) kualitas pendidikan dalam menentukan kurikulum, metode pengajaran, media dan sumber ajar, sarana prasarana yang mendukung proses pembelajaran seperti laboratorium, perpustakaan, dan perangkat teknologi, serta sumber daya yang kompeten; b) efesiensi sumber daya dengan memaksimalkan tenaga kerja dan sarana pendidikan dalam menghindari pemborosan; c) prestasi siswa dengan merancang strategi sebagai upaya meningkatkan prestasi siswa; d) pengembangan sumber daya dengan memberikan pelatihan pengembangan dan dukungan dalam proses pembelajaran; e) mematuhi standar dan kebijakan pendidikan; f) pengembangan inovasi dengan mengikuti perkembangan zaman dalam teknologi; g) komunikasi terbuka dan berkolaborasi dengan stakeholder sebagai promosi komunikasi efektif dalam kepuasan penyelenggaraan pendidikan; h) menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusi, dan mendukung perkembangan emosional siswa. Seorang pemimpin memerlukan pemikiran untuk meningkatkan dan mengembangkan pendidikan dengan langkah-langkah dan strategi pada proses manajemen. pentingnya memperhatikan perencanaan sebagai proses
Pengantar Ilmu Pendidikan - 87 dalam merumuskan kebijakan untuk mencapai tujuan dan kualitas pendidikan. Tentunya perencanaan tersebut membutuhkan strategi dalam memanfaatkan sumber daya dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang. Strategi tersebut untuk membimbing, mengelola dan mengembangkan sekelompok komunitas Pendidikan seperti pendidik, peserta didik, karyawan, dan orang tua peserta didik. Dengan perencanaan yang terukur dan terjadwal dapat memantau kemajuan dalam perubahan sesuai kebutuhan prioritas dalam berbagai aspek yaitu sumber daya manusia, anggaran, fasilitas, dan proses pelaksanaan. Pemimpin atau kepala sekolah menetapkan visi dan misi sebagai dasar dalam strategi perencanaan yaitu kurikulum, program pengembangan sumber daya manusia dengan bijak, anggaran, dan fasilitas. Sebagai upaya kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas pengajaran dalam pelaksanaan program pendidikan yaitu pelatihan, pembinaan, dan pengembangan profesional. Selain itu dibutuhkan kedisiplinan, etika, dan komunikasi terbuka untuk menciptakan lingkungan yang aman dan tertib dalam proses pembelajaran, sebagai salah satu melayani tingkat kepuasan terhada orang tua peserta didik. Pentingnya berkomunikasi secara efektif dan merespon kebutuhan semua pihak sehingga mampu melakukan perubahan dalam dunia pendidikan berlandasakan kebijakan yang telah dirumuskan. Bagian akhir pada proses manajemen pendidikan adanya evaluasi dan pemantauan untuk mengetahui hasil dan perkembangan yang diperoleh berdasarkan kinerja peserta didik dalam administrasi kelas, penilaian yang diperoleh peserta didik, dan keeefektifan dan pemeliharaan penggunaan fasilitas sekolah. Pemantauan dalam
88 - Pengantar Ilmu Pendidikan pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah yaitu melaksanakan supervisi manajerial dan supervisi akademik. Seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh (Lubis. 2022) bahwa pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah dapat membantu kepala sekolah untuk mengelola sekolah dan administrasi sekolah dalam proses pembelajaran.
Pengantar Ilmu Pendidikan - 89 endidikan merupakan salah satu pilar penting dalam Pembangunan suatu negara, Di Indonesia pendidikan memiliki peran strategis dalam menciptakan generasi muda yang kompeten dan mampu bersaing di tingkat global. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika sosial, tantangan pendidikan masa kini di Indonesia semakin kompleks dan memerlukan perhatian khusus. Pada era digital dan globalisasi seperti saat ini, sistem pendidikan di Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah, mulai dari akses yang tidak merata, kualitas pembelajaran yang bervariasi, hingga tantangan dalam menghadapi perubahan teknologi dan tuntutan pasar kerja yang semakin beragam. Globalisasi juga membawa perubahan signifikan dalam cara P 7 Tantangan Pendidikan Masa Kini di Indonesia
90 - Pengantar Ilmu Pendidikan orang belajar, mengakses informasi, dan berkomunikasi, yang berdampak langsung pada pendidikan. Selain itu, pandemi COVID-19 telah mempercepat perubahan dalam pendidikan dengan adopsi pembelajaran jarak jauh yang mendesak. Hal ini membuka diskusi tentang kesenjangan akses, tantangan teknis, dan efektivitas pembelajaran jarak jauh dalam konteks negara Indonesia. Dalam materi ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tantangan pendidikan masa kini di Indonesia, mengidentifikasi permasalahan yang perlu diatasi, dan membahas berbagai solusi dan inovasi yang dapat membantu meningkatkan sistem pendidikan kita untuk menghadapi tuntutan zaman yang semakin kompleks. Dengan pemahaman yang mendalam tentang tantangan-tantangan ini, kita dapat berkontribusi pada pembangunan pendidikan yang lebih inklusif, berkualitas, dan relevan untuk masa depan Indonesia. A. Kajian Teori Kajian teori untuk materi "Tantangan Pendidikan Masa Kini di Indonesia" dapat mencakup berbagai aspek yang relevan untuk pemahaman dan analisis masalah ini. Teoriteori ini dapat membantu dalam mengidentifikasi akar permasalahan, mengevaluasi potensi solusi dan merancang strategi perbaikan dalam menghadapi tantangan pendidikan masa kini di Indonesia. Selain itu penelitian empiris dan data aktual dapat digunakan untuk mendukung dan menguji teoriteori ini dalam konteks pendidikan Indonesia. Berikut adalah beberapa teori dan kerangka kerja yang dapat digunakan dalam kajian teori tersebut: