Teori Ilmu Psikologi
Teori Ilmu Psikologi Panji Nur Fitri Yanto, S.Pd., Dwi Siti Nur Hayati, S.Pd., Khoerul Izzati, S.Pd., Moch. Arifudin, S.Sos., Astuti Salim, S.Pd, M.Pd, Si., Yoel Istiawanto, S.Pd., Imada Cahya Septiyaningsih, S. Pd., Rita Prawati, S.Sos., Proki Karandja Hawur, S.Pd., Eduardus Mujiarto Sujasmin, S.Mat.
Teori Ilmu Psikologi Copyright© PT Penerbit Penamuda Media, 2024 Penulis: Panji Nur Fitri Yanto, S.Pd., Dwi Siti Nur Hayati, S.Pd., Khoerul Izzati, S.Pd., Moch. Arifudin, S.Sos., Astuti Salim, S.Pd, M.Pd, Si., Yoel Istiawanto, S.Pd., Imada Cahya Septiyaningsih, S. Pd., Rita Prawati, S.Sos., Proki Karandja Hawur, S.Pd., Eduardus Mujiarto Sujasmin, S.Mat. Editor: Baiq Arwindy Prayona, M.A. ISBN: 978-623-8586-56-1 Desain Sampul: Tim PT Penerbit Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penerbit Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, Juni 2024 x + 200, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit
v Kata Pengantar eori ilmu psikologi merupakan teori besar yang menjadi dasar dalam bidang ilmu pendidikan maupun ilmu sosial lainnya. Aliran-aliran psikologi yang populer seperti psikoanalisa, humanistik, behavioristik, kognitif, dan psikologi positif mengambil peran penting dalam proses pembelajaran maupun dalam pengaturan hubungan sosial. Meskipun para tokoh dalam aliran psikologi memiliki pandangan dan kerangka berpikir yang berbeda, masingmasing teori memiliki ke khas-an dan kekuatannya tersendiri yang pada akhirnya banyak diturunkan ke berbagai cabang ilmu psikologi untuk memecahkan berbagai persoalan yang sederhana maupun kompleks. Dalam buku ini telah dijelaskan secara sistematis tentang cabang ilmu psikologi yang penting untuk kita ketahui seperti psikologi perkembangan tentang perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi dari masa bayi ke masa dewasa dan lansia, psikologi pendidikan dalam peningkatan proses pembelajaran, psikologi sosial tentang dinamika interaksi individu dan kelompok, psikologi klinis tentang kesehatan mental dan gangguan mental beserta intervensinya, dan psikologi industri dan organisasi dalam lingkungan kerja. Dari berbagai cabang ilmu yang dimiliki, menunjukkan bahwa ilmu psikologi memegang peranan penting di berbagai konteks kehidupan sehingga keberadaannya akan selalu exist dan dibutuhkan. Oleh sebab itu, buku Teori Ilmu Psikologi ini hadir sebagai bagian dari refreshment dalam membahas ilmu T
vi psikologi karena di dalamnya tidak hanya memuat konsep dan teori tetapi juga peluang dan tantangan bagi penelitian dan praktik psikologi di masa depan. Editor Baiq Arwindy Prayona, M.A.
vii Daftar Isi Kata Pengantar ..................................................................... v Daftar Isi ............................................................................ vii Bab 1 - Memahami Esensi Ilmu Psikologi ................................. 1 A. Sejarah Ilmu Psikologi .....................................................3 B. Aliran-Aliran Ilmu Psikologi.............................................7 C. Cabang-Cabang Psikologi............................................... 16 Bab 2 - Fondasi Psikologi: Teori dan Metode ........................... 18 A. Psikoanalisis ................................................................. 19 B. Behaviorisme................................................................ 24 C. Kognitif ........................................................................ 26 D. Humanistik................................................................... 27 E. Metode Penelitian dalam Psikologi ................................. 29 Bab 3 - Perkembangan Psikologi dari Bayi ke Dewasa .............. 35 A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan.................. 35 B. Kondisi yang Mempengaruhi Perkembangan Awal .......... 39 C. Prinsip-Prinsip dalam Perkembangan............................. 42
viii D. Tahapan-Tahapan Perkembangan...................................48 E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan..........56 Bab 4 - Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental ........................ 62 A. Gangguan Kejiwaan Secara Umum..................................63 B. Metode Diagnosis dan Intervensi dalam Psikologi Klinis ...67 Bab 5 - Psikologi Kognitif dan Proses Pikiran .......................... 73 A. Struktur dan Fungsi Otak dalam Pengolahan Informasi ....73 B. Peran Memori, Perhatian, dan Bahasa dalam Proses Kognitif.........................................................................83 Bab 6 - Psikologi Industri dan Organisasi dalam Lingkungan Kerja .................................................................... 103 A. Teori motivasi, kepemimpinan, dan dinamika kelompok dalam konteks organisasi ............................................. 103 B. Pengembangan individu, evaluasi kinerja, dan manajemen stres di tempat kerja .................................. 107 Bab 7 - Psikologi Pendidikan dalam Peningkatan Proses Pembelajaran ........................................................ 110 A. Teori Belajar dan Pengajaran........................................ 112 B. Strategi pendidikan inklusif, motivasi belajar, dan penanganan masalah prilaku........................................ 130
ix Bab 8 - Psikologi Positif dalam Meningkatkan Kesejahteraan dan Kebahagiaan ................................................... 138 A. Fokus pada kekuatan, kualitas hidup, dan kesejahteraan subjektif ......................................................................138 B. Strategi untuk meningkatkan kebahagiaan dan makna hidup ..........................................................................149 Bab 9 - Praktik dan Penelitian Kode Etik Psikologi .................. 156 A. Prinsip-Prinsip dalam Praktik dan Penelitian Psikologi ...157 B. Prinsip-prinsip umum dalam penelitian dan publikasi American Psychological Association (APA).....................164 C. Menyelesaikan Masalah Etis..........................................166 D. Kompetensi .................................................................171 Bab 10 - Tantangan dan Peluang Psikologi ke Depan .............. 177 A. Tren-tren baru dalam Penelitian dan Praktik Psikologi....177 B. Potensi Pengembangan Teknologi dan Implikasinya dalam Psikologi............................................................179 Daftar Pustaka ................................................................... 183 Tentang Penulis ................................................................. 192
x
Teori Ilmu Psikologi 1 Memahami Esensi Ilmu Psikologi Panji Nur Fitri Yanto, S.Pd sikologi adalah disiplin ilmu yang mengkaji pikiran dan perilaku manusia melalui pendekatan empiris, yang menekankan pengumpulan dan analisis data yang dapat diobservasi dan diukur. Dengan menggunakan metode penelitian yang sistematis, para ilmuwan psikologi dapat menguji hipotesis dan mengembangkan teori berdasarkan bukti yang dapat diulang (Kalat, J. W., 2011). Fokus utama psikologi adalah memahami, menjelaskan, dan memprediksi perilaku serta proses mental manusia, dari fungsi otak hingga interaksi sosial dan pengaruh lingkungan. Psikologi didukung oleh tiga pilar utama (Kalat, J. W., 2011). Pilar pertama adalah metode rasional empiris, yang mencakup observasi dan eksperimen sistematis untuk memastikan validitas dan reliabilitas penelitian. Pilar kedua menekankan bahwa temuan dalam psikologi harus bersifat P
2 Teori Ilmu Psikologi umum dan dapat diterapkan pada populasi yang luas, sehingga prinsip-prinsip yang dikembangkan dapat memberikan pemahaman yang lebih luas tentang perilaku manusia dalam berbagai situasi. Pilar ketiga menekankan pentingnya riset berkelanjutan untuk menguji dan mengembangkan teori-teori baru, yang memastikan kemajuan dan kedalaman pemahaman tentang pikiran dan perilaku manusia. Selain pilar-pilar tersebut, psikologi juga memiliki aspek terapan yang kuat. Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian digunakan dalam berbagai bidang, seperti klinis, pendidikan, industri, dan olahraga, untuk mengatasi masalah praktis dan meningkatkan kesejahteraan serta kinerja manusia. Psikologi mengakui kompleksitas manusia yang dipengaruhi oleh faktor biologis, psikologis, sosial, dan lingkungan, sehingga sering kali menggunakan pendekatan multidisiplin dan holistik. Psikologi juga menekankan pentingnya etika dalam penelitian dan praktik. Psikolog terikat oleh kode etik yang memastikan bahwa hak dan kesejahteraan individu dihormati, dan bahwa penelitian dilakukan dengan integritas dan tanggung jawab (Passer, Michael W. & Ronald E. Smith, 2009). Secara keseluruhan, psikologi berkomitmen untuk memahami manusia secara mendalam dan komprehensif melalui pendekatan ilmiah dan empiris, mengembangkan teori yang kuat, dan menerapkan pengetahuan untuk kesejahteraan manusia, sambil menegakkan standar etika yang tinggi. Pilarpilar ini memastikan bahwa psikologi terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan bagi pengetahuan dan kesejahteraan manusia.
Teori Ilmu Psikologi 3 A. Sejarah Ilmu Psikologi Psikologi, sebagai cabang pengetahuan, dianggap relatif baru dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan. Sebelum menjadi entitas terpisah, psikologi lebih sering diasosiasikan dengan bidang filsafat. Selama berabad-abad, pemikiran tentang jiwa manusia telah menjadi fokus dalam kerangka filsafat. Ahli filsafat kuno, terutama dari Yunani seperti Plato dan Aristoteles, memulai penyelidikan awal tentang gejala-gejala kejiwaan. Namun, pada saat itu, analisis mereka terbatas pada spekulasi dan refleksi filosofis. Seiring perkembangan zaman, sekitar abad ke-7, pengaruh ilmu pengetahuan alam mulai mempengaruhi pandangan tentang psikologi (Wertheimer, M., & Puente, A. E., 2020). Ahli fisiologi mulai tertarik pada gejala-gejala kejiwaan dan melakukan eksperimen untuk memahaminya lebih lanjut. Mereka mengembangkan teori-teori yang terkait dengan fungsi syaraf-syaraf di otak dan hukumhukum yang mengatur aktivitas syaraf tersebut. Namun, baru pada abad ke-19, psikologi menjadi disiplin ilmiah yang berdiri sendiri (Wertheimer, M., & Puente, A. E., 2020). Langkah signifikan dalam hal ini adalah pendirian laboratorium psikologi pertama di Leipzig, Jerman pada tahun 1879 oleh Wilhelm Wundt. Wundt, sering dianggap sebagai bapak psikologi modern, memperkenalkan metode ilmiah untuk menyelidiki gejalagejala kejiwaan. Dia menggunakan eksperimen dan metode introspeksi di mana subjek eksperimen diminta
4 Teori Ilmu Psikologi untuk mengamati dan mendeskripsikan pengalaman mereka secara internal. Pendirian laboratorium Wundt mempercepat perkembangan psikologi sebagai disiplin ilmiah. Muridmuridnya membawa metode ilmiah tersebut ke universitas di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat. Setelah psikologi menjadi disiplin ilmiah mandiri, berbagai aliran psikologi mulai bermunculan. Aliran-aliran ini, seperti strukturalisme, fungsionalisme, behaviorisme, dan psikoanalisis, membawa pandangan dan teori yang berbeda tentang sifat dan fungsi kejiwaan manusia. Masing-masing aliran psikologi membawa kontribusi uniknya sendiri, yang pada gilirannya membentuk dasar untuk teori-teori psikologi modern yang kita kenal saat ini. Dengan perkembangan teknologi dan metodologi penelitian, serta pengetahuan yang semakin berkembang tentang otak dan proses kognitif manusia, psikologi terus menjadi bidang yang dinamis dan berpengaruh dalam memahami pikiran, perilaku, dan pengalaman manusia. 1. Psikologi Sebelum Abad XX Sebelum abad ke-20, psikologi dianggap bagian dari filsafat dengan pengaruh besar dari pemikiran filsafat sejak zaman Yunani kuno hingga periode modern awal. Tokoh-tokoh penting dalam perkembangan awal psikologi termasuk Plato yang mengembangkan ideologi idealisme dan membagi jiwa menjadi pikiran, kehendak, dan nafsu; Aristoteles yang memperkenalkan konsep realisme dan tingkatan jiwa pada tumbuhan, hewan, dan manusia; St. Augustine yang menekankan introspeksi; Rene
Teori Ilmu Psikologi 5 Descartes yang membedakan antara jiwa dan tubuh; serta John Locke yang melihat pengalaman sebagai sumber pengetahuan dan memperkenalkan konsep tabula rasa (Wertheimer, M., & Puente, A. E., 2020). Psikologi kemudian dipengaruhi oleh ilmu alam melalui psikologi asosiasi, psikologi elementer Herbart, dan psikologi fisiologi. Psikologi asosiasi menggunakan metode analitis-sintetis dan melihat jiwa sebagai mesin yang berjalan menurut hukum tertentu. Psikologi elementer Herbart menolak konsep kekuatan jiwa dan mengusulkan teori tanggapan. Psikologi fisiologi menggunakan metode penelitian yang serupa dengan fisika. Perkembangan psikologi sebagai ilmu otonom dimulai dengan pendirian laboratorium psikologi oleh Wilhelm Wundt pada tahun 1875, yang memisahkan psikologi dari filsafat dan ilmu pengetahuan alam, serta menggunakan metode eksperimental dan introspeksi. Wundt menekankan pentingnya metode empiris dan proses mental yang dipengaruhi oleh perhatian yang disengaja. Perbedaan antara psikologi sebelum dan sesudah tahun 1900 sangat signifikan, dari pendekatan mekanis dan pasif menjadi lebih dinamis dan aktif. Penelitian Wundt dan perkembangan psikologi selanjutnya membuka jalan bagi aliran psikologi baru seperti behaviorisme dan psikologi Gestalt, menjadikan psikologi sebagai disiplin ilmu tersendiri.
6 Teori Ilmu Psikologi 2. Psikologi Setelah Abad XX/Modern Perkembangan psikologi modern telah menghadirkan serangkaian perubahan signifikan dalam cara kita memahami dan mempelajari pikiran dan perilaku manusia. Sejak akhir abad ke-19, disiplin ini telah menetapkan dirinya sebagai ilmu mandiri yang terpisah dari filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya. Gagasan-gagasan yang muncul dari tokoh-tokoh seperti Wilhelm Wundt, William James, dan Gustav Fechner memainkan peran penting dalam mengukuhkan identitas psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Kontribusi paling berpengaruh dalam psikologi modern datang dari Sigmund Freud dengan teori psikoanalisisnya. Freud memperkenalkan konsepkonsep seperti struktur kepribadian (id, ego, dan superego) serta teori tentang alam bawah sadar, yang sejak itu menjadi landasan pemahaman kita tentang perilaku manusia (Kalat, J. W., 2011). Psikoanalisis menjadi titik tolak bagi banyak pengembangan teori dan aliran psikologi lainnya. Pada awal abad ke-20, muncul gerakan behaviorisme yang dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti John B. Watson dan B.F. Skinner. Behaviorisme menekankan pada studi perilaku yang dapat diamati dan diukur secara objektif, sementara mengabaikan aspek-aspek internal pikiran dan emosi. Meskipun mendapat kritik, behaviorisme memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman kita tentang pembelajaran dan motivasi.
Teori Ilmu Psikologi 7 Selain itu, gerakan humanisme psikologi juga muncul sebagai reaksi terhadap determinisme yang kuat dalam psikoanalisis dan behaviorisme. Tokohtokoh seperti Carl Rogers dan Abraham Maslow menekankan pentingnya pengalaman subjektif, otonomi, dan potensi penuh individu dalam proses pengembangan diri. Hal ini membawa gagasan bahwa manusia memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mencapai kesejahteraan dan pertumbuhan pribadi. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, terjadi pergeseran besar dalam psikologi dengan munculnya pendekatan kognitif. Ahli seperti Jean Piaget, Noam Chomsky, dan Ulric Neisser menyoroti pentingnya pemrosesan informasi, struktur kognitif, dan peran pikiran dalam perilaku. Pendekatan kognitif ini membawa kontribusi besar terhadap pemahaman kita tentang bagaimana manusia memahami dan berinteraksi dengan dunia di sekitarnya. B. Aliran-Aliran Ilmu Psikologi Dalam perbincangan mengenai aliran-aliran ilmu psikologi, penting untuk diakui bahwa setiap aliran memiliki perbedaan metodologi, fokus, dan pandangan tentang sifat manusia. Dari psikoanalisis yang menyoroti konflik bawah sadar hingga behaviorisme yang menekankan pembelajaran melalui lingkungan, serta humanistik yang menghargai potensi individu, perbedaan-perbedaan ini memberikan wawasan yang kaya akan keragaman pemikiran dalam ilmu psikologi. Mneurut Wertheimer,
8 Teori Ilmu Psikologi M., & Puente, A. E. (2020) berikut adalah beberapa aliran utama dalam ilmu psikologi: 1. Aliran Psikodinamika Aliran psikoanalisis yang diprakarsai oleh Sigmund Freud (1856-1939) menyoroti kompleksitas pikiran manusia, dengan menekankan peran penting dari alam bawah sadar, pertentangan antara dorongan naluri biologis dan tuntutan sosial, serta pengaruh pengalaman masa kecil terhadap pembentukan kepribadian. Freud percaya bahwa pikiran-pikiran yang tersembunyi di alam bawah sadar memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku manusia. Dorongandorongan ini seringkali tidak disadari secara langsung, namun dapat mempengaruhi tindakan dan pikiran seseorang. Mereka dapat berupa dorongan-dorongan agresif dan merusak, atau pun dorongan untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk bertahan hidup. Konsep tentang pembagian jiwa manusia menjadi tiga bagian: kesadaran, bawah sadar, dan ketidaksadaran, menjadi landasan utama dalam psikoanalisis. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar proses mental dan motivasi manusia terjadi di luar kesadaran mereka, yang seringkali sulit untuk diakses secara langsung. Freud memperkenalkan teori id, ego, dan superego sebagai model untuk memahami dinamika kepribadian. Id mewakili dorongan-dorongan naluri yang tidak terkontrol, yang bertujuan untuk me-
Teori Ilmu Psikologi 9 menuhi keinginan segera. Superego, di sisi lain, mencakup aturan-aturan moral dan nilai-nilai yang diperoleh dari lingkungan sosial. Ego berfungsi sebagai mediator antara id dan superego, berusaha untuk menyeimbangkan kebutuhan individu dengan tuntutan sosial. Pentingnya pengalaman masa kecil dalam membentuk kepribadian juga menjadi fokus utama dalam psikoanalisis Freudian. Interaksi dengan orang tua dan lingkungan pada periode ini diyakini memiliki dampak yang signifikan terhadap pembentukan pola pikir dan perilaku individu di masa dewasa. Metode utama yang digunakan dalam psikoanalisis adalah introspeksi atau pengamatan diri sendiri. Pendekatan ini didasarkan pada pengalaman Freud dalam merawat pasien-pasien psikologis, di mana dia menyadari bahwa pemahaman mendalam tentang alam bawah sadar dapat membantu mengungkapkan dan memahami masalah psikologis yang mendasari perilaku individu. 2. Aliran Behaviorisme Aliran behaviorisme dalam psikologi, yang diperkenalkan oleh JB Watson (1878-1958) dan dikembangkan lebih lanjut oleh B.F. Skinner (1904- 1990), menekankan pentingnya tingkah laku yang teramati dan dapat diukur secara objektif. Berbeda dengan pendekatan psikodinamika yang lebih memperhatikan proses batiniah, behaviorisme lebih fokus pada respons yang tampak dari individu terhadap stimulus eksternal.
10 Teori Ilmu Psikologi Behaviorisme, yang dipelopori oleh John B. Watson, menekankan bahwa semua proses psikologis dimulai dengan stimulus dari lingkungan yang diikuti oleh respons individu. Watson percaya bahwa perilaku manusia dibentuk melalui proses belajar kondisioning, seperti yang ditunjukkan dalam eksperimen bayi Albert, di mana rasa takut terhadap tikus putih dibentuk melalui kondisioning klasik. B.F. Skinner melanjutkan fokus pada perilaku teramati dan mengembangkan konsep reinforcement, di mana hadiah (reinforcement positif) memperkuat perilaku yang diikuti olehnya, sementara hukuman (reinforcement negatif) mengurangi atau menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan. Prinsip behaviorisme, terutama kondisioning dan reinforcement, memiliki aplikasi luas dalam pendidikan, psikoterapi, dan manajemen perilaku, dengan program pembelajaran yang dirancang untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan. Behaviorisme menegaskan bahwa individu adalah "tabula rasa" yang perilakunya dibentuk oleh pengalaman dan lingkungan, menunjukkan bahwa perilaku manusia lebih dipengaruhi oleh lingkungan dan konsekuensi dari tindakan mereka daripada oleh motivasi bawaan atau faktor internal. 3. Aliran Humanistik Aliran Humanistik dalam psikologi menawarkan pandangan yang optimis terhadap manusia, menekankan pada potensi positif dalam kepribadian dan
Teori Ilmu Psikologi 11 pengalaman manusia. Berbeda dengan aliran-aliran sebelumnya yang lebih menekankan pada determinisme atau pengaruh lingkungan dan ketidak sadaran, aliran ini menganggap bahwa manusia memiliki kebebasan kehendak dan kemampuan untuk mengendalikan diri serta bertumbuh secara positif. Abraham Maslow (1908 -1970) dan Carl Rogers (1902 - 1987) adalah dua tokoh utama dalam aliran ini. Maslow mengembangkan teori hierarki kebutuhan yang menempatkan kebutuhan dasar seperti makanan dan tempat tinggal di dasar piramida, sementara kebutuhan lebih tinggi seperti pengakuan dan aktualisasi diri berada di puncaknya. Rogers, di sisi lain, mengembangkan konsep terapi yang berpusat pada klien, yang menekankan pada pemahaman, empati, dan kesetaraan antara terapis dan klien. Aliran Humanistik menyoroti pentingnya kasih sayang, rasa memiliki, harga diri, ekspresi diri, dan aktualisasi diri dalam perkembangan manusia. Mereka percaya bahwa manusia pada dasarnya baik dan memiliki dorongan untuk berkembang menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri. Pada tahun 1960-an, aliran ini memberikan dampak besar terhadap psikologi, terutama dalam bidang psikoterapi. Terapi Humanistik, seperti Terapi Pemusatan Pribadi (Person-Centered Therapy) karya Rogers, menjadi populer dan terbukti efektif dalam membantu individu meraih pertumbuhan pribadi dan pemahaman diri yang lebih dalam.
12 Teori Ilmu Psikologi Seiring berjalannya waktu, banyak psikolog dewasa ini melihat aliran-aliran psikologi sebagai komplementer satu sama lain, daripada bersaing atau bertentangan. Mereka memadukan pandangan dari berbagai aliran untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang perilaku manusia. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan integratif dalam psikologi. Ini menunjukkan perkembangan dan evolusi dalam pemikiran psikologis, di mana berbagai aliran tidak lagi dianggap sebagai pilihan eksklusif, tetapi sebagai sumber inspirasi dan wawasan yang saling melengkapi. 4. Psikologi Kognitif Psikologi Kognitif adalah cabang ilmu psikologi yang berfokus pada studi tentang proses-proses mental yang mendasari perilaku manusia, termasuk memori, persepsi, pemecahan masalah, dan pemikiran. Konsep ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana informasi diproses, disimpan, diambil, dan digunakan oleh pikiran manusia. Para ahli dalam aliran ini, seperti Jean Piaget dan Ulric Neisser, memandang manusia sebagai pemroses informasi yang aktif. Sejarah psikologi kognitif melibatkan perkembangan yang signifikan dari abad ke-19 hingga saat ini. Awal mula disusun oleh psikolog seperti Wilhelm Wundt dan Edward Titchener yang meneliti struktur pikiran manusia. Namun, titik puncak dalam sejarahnya terjadi pada tahun 1950-an dan 1960-an dengan munculnya Revolusi Kognitif. Di masa ini,
Teori Ilmu Psikologi 13 Noam Chomsky dan George Miller mengemukakan pendekatan baru yang menekankan peran proses mental dalam memahami perilaku manusia, menandai perubahan paradigma yang signifikan. Salah satu tokoh kunci dalam perkembangan ini adalah Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang terkenal dengan teori perkembangan kognitif anak, yang meneliti bagaimana interaksi anak-anak dengan lingkungan membentuk pengetahuan mereka. Sementara itu, Ulric Neisser juga memberikan kontribusi besar dengan memperkenalkan konsep "kognisi" dan mengembangkan dasar-dasar teori kognitif yang menekankan peran individu sebagai pemroses informasi aktif dalam membangun realitasnya sendiri. Dengan demikian, sejarah psikologi kognitif mencerminkan evolusi yang penting dalam pemahaman kita tentang pikiran dan perilaku manusia. Konsep utama dalam psikologi kognitif meliputi memori, persepsi, pemecahan masalah, dan pemikiran. Memori mempelajari cara informasi disimpan, diambil, dan diolah oleh pikiran manusia, sementara persepsi mencakup penelitian tentang bagaimana panca indera manusia memproses dan menginterpretasikan informasi dari lingkungan. Pemecahan masalah menyoroti strategi dan proses berpikir yang digunakan manusia dalam menghadapi masalah dan tantangan. Sedangkan, pemikiran melibatkan penelitian tentang proses berpikir manusia, termasuk penalaran, pengambilan keputusan, dan kreativitas. Dengan memahami konsep-konsep ini, psikologi kognitif berusaha untuk menjelaskan perilaku
14 Teori Ilmu Psikologi manusia melalui lensa proses-proses mental yang kompleks dan beragam. Psikologi Kognitif secara khusus memperhatikan bagaimana proses-proses mental memengaruhi perilaku manusia, serta upaya untuk memahami dan menjelaskan fenomena ini. Dengan menggunakan pendekatan eksperimental dan observasional, cabang ilmu ini berusaha untuk mengeksplorasi mekanisme yang mendasari berbagai aspek kognisi manusia, seperti memori, persepsi, dan pemecahan masalah. Selain itu, psikologi kognitif juga memiliki fokus pada aplikasi praktis dari penelitian mereka. Hal ini mencakup pengembangan teknik pembelajaran yang lebih efektif, penggunaan terapi kognitif dalam pengobatan gangguan mental, serta desain antarmuka pengguna yang lebih intuitif dan efisien dalam teknologi modern. Dengan demikian, psikologi kognitif tidak hanya berusaha untuk memahami kompleksitas pikiran manusia, tetapi juga menerapkan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia secara luas. Secara keseluruhan, psikologi kognitif memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman kita tentang pikiran dan perilaku manusia, serta memiliki implikasi luas dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan hingga teknologi. 5. Psikologi Positif Psikologi Positif adalah aliran dalam psikologi yang secara khusus memfokuskan pada aspek positif dalam kehidupan manusia, seperti kebahagiaan,
Teori Ilmu Psikologi 15 kesejahteraan, dan kebermaknaan hidup. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang apa yang membuat seseorang bahagia, bagaimana kebahagiaan bisa diukur, diperoleh, dan dipertahankan sehari-hari. Selain itu, aliran ini juga memperhatikan kesejahteraan psikologis, termasuk emosi positif, kualitas hubungan interpersonal, pencapaian tujuan hidup, dan rasa makna dalam kehidupan. Psikologi Positif juga mencakup pengembangan individu untuk mencapai potensi tertinggi mereka dalam berbagai aspek kehidupan, serta memperkuat pemahaman tentang kekuatan, kelebihan, dan sumber daya yang dimiliki individu untuk mengatasi tantangan dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Sejarah Psikologi Positif dapat ditelusuri hingga pemikiran-pemikiran para filsuf kuno seperti Aristoteles, namun aliran ini mulai berkembang sebagai disiplin ilmiah pada awal abad ke-21. Martin Seligman dianggap sebagai salah satu tokoh utama dalam pengembangan Psikologi Positif, yang bersama Mihaly Csikszentmihalyi mengusulkan pendirian aliran ini pada tahun 1998. Sejak saat itu, Psikologi Positif telah menjadi subjek penelitian yang luas, dengan banyak ahli dan praktisi yang berkontribusi pada pengembangan teori dan praktik dalam aliran ini. Dalam pembahasan Psikologi Positif, berbagai intervensi positif ditawarkan untuk meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan, seperti pelatihan keterampilan sosial, praktik rasa syukur, dan terapi
16 Teori Ilmu Psikologi kebermaknaan hidup. Aliran ini juga menyoroti pentingnya lingkungan fisik dan sosial dalam menciptakan kondisi yang mendukung perkembangan kualitas hidup yang baik. Meskipun Psikologi Positif tidak luput dari kritik, terutama terkait dengan klaim bahwa fokus pada aspek positif dapat mengabaikan masalah dan kesulitan individu, para pendukungnya menganggap bahwa memperkuat aspek positif juga dapat memberikan sumber daya yang penting dalam mengatasi masalah. Secara keseluruhan, Psikologi Positif merupakan aliran yang terus berkembang dan memiliki dampak yang signifikan dalam pemahaman dan praktik psikologi modern, terutama dalam konteks meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia. C. Cabang-Cabang Psikologi Bidang psikologi melibatkan berbagai aspek perilaku manusia yang luas. Hal ini mengarah pada perkembangan cabang-cabang psikologi yang menekankan pada aspekaspek tertentu dari perilaku tersebut. Menurut Wertheimer, M., & Puente, A. E. (2020) berikut adalah beberapa cabang utama: 1. Psikologi Perkembangan adalah cabang psikologi yang memfokuskan pada pemahaman perkembangan mental dan fisik individu dari masa prenatal hingga usia lanjut. Contohnya, seorang psikolog perkembangan akan mempelajari dampak dari lingkungan penitipan anak terhadap adaptasi seorang anak, atau
Teori Ilmu Psikologi 17 bagaimana pensiun memengaruhi individu lanjut usia. 2. Psikologi Pendidikan merupakan cabang psikologi memusatkan perhatian pada cara meningkatkan efektivitas proses belajar-mengajar di lingkungan sekolah. Psikolog pendidikan akan mempelajari cara merancang program pendidikan untuk berbagai jenis anak, baik yang berbakat maupun yang memiliki kesulitan belajar. Mereka juga dapat memberikan arahan tentang pilihan jurusan yang sesuai dengan bakat dan kemampuan seorang murid, serta menciptakan program pelatihan untuk guru agar dapat mengajar dengan lebih efektif. 3. Psikologi Sosial merupakan cabang ilmu psikologi yang mempelajari interaksi antara individu dengan lingkungan sosialnya, termasuk pengaruh kelompok terhadap individu, serta bagaimana persepsi kita terhadap orang lain memengaruhi perilaku kita dan sebaliknya. Psikolog sosial akan meneliti dampak prasangka rasial terhadap hubungan antar suku bangsa dan dinamika kelompok sosial atau organisasi. 4. Psikologi Klinis dalah cabang psikologi yang mengkaji dan mendiagnosis gangguan perilaku, mencari penyebabnya, dan menyediakan terapi untuk mengatasi gangguan tersebut. 5. Psikologi Industri dan Organisasi merupakan cabang ilmu psikologi yang menerapkan prinsip-prinsip psikologi dalam konteks dunia kerja, termasuk seleksi pegawai, pelatihan, peningkatan produktivitas, kondisi kerja, dan komunikasi dalam organisasi.
18 Teori Ilmu Psikologi Fondasi Psikologi: Teori dan Metode Dwi Siti Nur Hayati, S.Pd ecara umum, teori diartikan sebagai kumpulan pernyataan yang dapat diuji dan digunakan untuk meramalkan serta menjelaskan suatu peristiwa dengan cara kajian atau penelitian. Teori psikologi memberikan penjelasan tentang perilaku manusia yang didukung bukti atau hasil penelitian untuk menghasilkan model dalam rangka memahami emosi, pikiran, dan perasaan manusia. Lantas, apa esensi mempelajari teori-teori psikologi yang sebagian sudah tidak dipakai lagi? Meski penggunaannya praktisnya sudah tidak ada, tetapi mempelajari teori psikologi bisa memberikan pemahaman perkembangan ilmu psikologi dari masa ke masa. Ada empat teori psikologi yang akan dibahas pada bab ini, yaitu psikoanalisis, behaviorisme, kognitif, dan humanistik. S
Teori Ilmu Psikologi 19 A. Psikoanalisis Psikoanalisis merupakan teori membahas hakikat dan perkembangan bentuk kepribadian manusia. 1. Sigmund Freud (1856 – 1939) Ilmuwan psikologi kelahiran 6 Mei 1856 ini dikenal sebagai Bapak Psikoanalisis. Freud menggambarkan jiwa manusia layaknya fenomena gunung es di tengah lautan. Puncak gunung es yang terlihat adalah kesadaran, dan bongkahan besar yang tersembunyi adalah alam bawah sadar. Freud membagi jiwa menjadi 3 tingkatan, yaitu kesadaran (consciousness), prakesadaran (preconsciousness), dan alam bawah sadar (unconsciousness). Teori psikoanalisis memiliki tiga macam fungsi, yaitu sebagai teori kepribadian, teknik analisa kepribadian, dan metode terapi (penyembuhan). Teori psikoanalisis sebagai teori kepribadian membagi jiwa ke dalam tiga sistem, yaitu id (es), superego (uber ich), dan ego (ich). Id berada di alam bawah sadar sumber dorongan-dorongan murni yang belum dibentuk maupun dipengaruhi oleh kebudayaan. Id adalah dorongan biologis yang disebut pusat insting. Ada dua insting dominan manusia. Pertama, libido yaitu instring reproduktif, dorongan hidup dan mempertahankan kehidupan. Kedua, Thanatos yaitu insting agresif, dorongan untuk mati. Prinsip id adalah kesenangan dengan tujuan memuaskan semua dorongan yang muncul.
20 Teori Ilmu Psikologi Kebalikan dari Id, superego adalah sumber dorongan yang terbentuk dari kebudayaan atau pengalaman. Dorongan yang berasal dari superego ini akan berusaha menekan dorongan Id yang sifatnya primitif yang tidak sesuai dengan superego. Disinilah ego berperan untuk menjaga keseimbangan antara id dan superego. Jika ego didominasi id, maka orang akan menjadi psikopat karena tidak memperhatikan segala norma dalam tindakannya. Sebaliknya, jika ego didominasi superego, orang akan menjadi psikoneurose, artinya tidak bisa menyalurkan dorongan primitifnya. Freud mengemukakan ada 9 pertahanan untuk tetap bisa menyalurkan Id yang tidak dibenarkan superego. Mekanisme pertahanan ini dikembangkan oleh putrinya, Anna Freud menjadi 10, yaitu: a. Penyangkalan, melakukan penolakan terhadap fakta yang ada dihadapan agar tidak merasa terluka. Contoh: orang yang mengalami gejala gangguan mental menghindari menolak mencari pertolongan karena tidak mau menghadapi kenyataan. b. Represi, menekan hal yang menimbulkan ancaman bagi ego ke alam bawah sadar. Contoh: fobia pada laba-laba, kemungkinan pernah digigit laba-laba semasa kecil. c. Pembentukan reaksi, seseorang akan memberi respon yang sebaliknya dari stimulus sebagai bentuk agar tidak melanggar ketentuan superego.
Teori Ilmu Psikologi 21 d. Proyeksi, misalnya seseorang memiliki perasaan tertentu kepada orang lain, tetapi superego melarang hal itu. Lalu, untuk melindungi superegonya, orang tersebut menggambarkan seolah-olah orang lainlah yang memiliki perasaan kepadanya. Contoh: seseorang tidak menyukai rekan kelompoknya, alih-alih menerima, orang tersebut malah mengatakan pada diri sendiri kalua rekan kelompoknya tidak menyukainya. e. Penempatan yang keliru, pelampiasan seseorang kepada pihak ketiga karena tidak bisa melampiaskan tepat sasaran akibat hambatan superego. Contoh: marah kepada orang tua, tetapi melampiaskannya kepada adik. f. Rasionalisasi, pencarian pembenaran atau alasan yang rasional atas dorongan-dorongan yang sebenarnya dilarang oleh superego. Contoh: seseorang tidak terpilih sebagai ketua OSIS dan mungkin mengatakan bahwa dirinya tidak menginginkan posisi tersebut. g. Supresi, usaha sadar untuk melupakan suatu kondisi atau menekan ingatan ke alam bawah sadar. Contoh: seorang karyawan memikirkan kencannya dengan kekasihnya saat bekerja, sehingga pekerjaannya terganggu. Kemudian dia memutuskan memikirkan kencannya setelah pulang kerja. h. Sublimasi, mencari bentuk yang lebih sesuai dengan tuntunan yang ada di masyarakat untuk memenuhi dorongan-dorongan yang sebenarnya tidak dibenarkan superego. Contoh: Galih gagal
22 Teori Ilmu Psikologi masuk fakultas kedokteran, kemudian dia beralih mendaftar di farmasi. i. Kompensasi, bentuk menutupi kelemahan dengan sesuatu kelebihan. Contoh: seseorang yang tidak pandai bernyanyi, tetapi menutupi kekurangannya dengan jago bermain alat musik. j. Regresi, usaha mundur dari sesuatu yang telah dicapainya ke taraf yang lebih rendah untuk menghindari kegagalan-kegagalan atau ancaman terhadap ego. Contoh: seorang anak berusia 4 tahun dan sudah menjalani toilet training selama 1 tahun. Dia kemudian kembali mengompol akibat adiknya yang baru lahir dibawa pulang dari rumah sakit. Peran teori psikoanalisis yang kedua adalah teknik analisa kepribadian. Teknik ini menggunakan dua pendekatan sebagai upaya penyembuhan penderita psikoneurose. Pertama, pendekatan yang dilakukan dengan menganalisis dinamika id (dorongan primitif) dan apakah ego mampu mempertahankan keseimbangan atas tekanan yang dilakukan oleh id maupun superego. Kedua, pendekatan sejarah kasus (case history) untuk melihat tahapan perkembangan psikoseksual apakah ada hambatan atau berjalan wajar. Teknik kepribadian ini sekaligus menjadi metode terapi atau penyembuhan. Metode penyembuhan yang pertama adalah hipnose, yaitu menurunkan ambang kesadaran hingga sampai ke alam bawah sadar. Kemudian dilakukan eksplorasi saat klien berada pada keadaan
Teori Ilmu Psikologi 23 ini. Metode yang kedua adalah mengeksplorasi alam bawah sadar klien saat dirinya sepenuhnya dalam kesadaran. Salah satu caranya adalah dengan menganalisa mimpi-mimpi yang pernah dialami (traumdeutung). 2. Carl Gustav Jung (1875 - 1961) Jung merupakan guru besar psikologi kedokteran di Universitas Basle ini memiliki pandangan berseberangan dengan Freud tentang kepribadian. Teori psikoanalisis yang diajukan Jung membagi kepribadian menjadi 3 sistem yang saling berhubungan, yaitu kesadaran (consciousness), ketidaksadaran pribadi (personal unconsciousness) dan ketidaksadaran kolektif (collective unconsciousness). Jung membagi empat kepribadian manusia berdasarkan fungsinya, yaitu: a. Rasional, yaitu kepribadian yang memperhitungkan akal dalam pengambilan keputusan atau tindakan. b. Intuitif, yaitu kepribadian yang dipengaruhi firasat atau perasaan dalam pengambilan keputusan. Seseorang yang intuitif cenderung bersifat spontan. c. Emosional, yaitu kepribadian yang dikuasai oleh emosinya dalam pengambilan keputusan. Seseorang yang emosional cenderung cepat berubah kondisi perasaannya. d. Sensitif, yaitu kepribadian yang dipengaruhi oleh rangsangan yang diterima oleh panca indera.
24 Teori Ilmu Psikologi Selain itu, Jung juga membagi kepribadian berdasarkan reaksi terhadap lingkungannya (cara mendapatkan atau menghabiskan energinya) menjadi 3, yaitu: a. Ekstrovert, yaitu kepribadian yang terbuka dan berorientasi ke luar. Seorang ekstrovert cenderung hangat, ramah, dan penuh semangat. b. Introvert, yaitu kepribadian yang tertutup, berorientasi pada diri sendiri, dan tidak mudah bersosialisasi dengan orang lain. c. Ambivert, kepribadian yang tidak bisa digolongkan ke dalam ekstrovert maupun introvert. B. Behaviorisme Secara bahasa, behaviorisme terdiri dari kata behavior yang artinya tabiat, kelakuan, dan perilaku dan -isme yang artinya aliran. Teori behaviorisme menyatakan adanya keterkaitan antara lingkungan dan perilaku. Karena perilaku adalah refleksi dari S-R (stimulus-respon). Perilaku terdiri dari tindakan, perasaan, maupun pikiran. 1. Ivan Petrovich Pavlov (1849 – 1936) Pavlov adalah seorang sarjana ilmu faal yang sebelumnya sangat anti dengan psikologi karena dianggap kurang ilmiah. Meski demikian, peranan Pavlov dalam psikologi sangat penting, yaitu mengkaji refleks atau tindakan yang dilakukan secara tidak sadar tepat setelah stimulus diberikan dalam
Teori Ilmu Psikologi 25 percobaannya yang menjadi dasar perkembangan behaviorisme. Pavlov menggunakan seekor anjing sebagai objek percobaan. Anjing itu diikat sedemikian rupa, sehingga air liur yang keluar bisa dihitung dan diukur jumlahnya. Makanan dalam percobaan ini berperan sebagai rangsangan tak terkondisikan (unconditioned stimulus) dan air liur yang dikeluarkan anjing berperan sebagai refleks tak terkondisikan (unconditioned reflex). Percobaan pertama, Pavlov mengeluarkan makanan dan mengamati air liur yang dikeluarkan anjing. Pada percobaan selanjutnya, Pavlov mengubah keadaan. Anjing diberikan stimulus berupa bel yang berbunyi tiap kali makanan hendak diberikan. Percobaan ini diulang beberapa kali dan diamati air liur yang dikeluarkan anjing. Meski makanan tidak diberikan kepada anjing saat bel berbunyi, anjing tetap mengeluarkan air liur. Tetapi, tidak adanya rangsangan tak terkondisikan hanya bisa diberikan sampai tahap tertentu. Artinya, pada suatu waktu anjing akan berhenti mengeluarkan air liur jika makanan tidak diberikan tiap kali bel berbunyi. Kesimpulan dari percobaan Pavlov adalah perilaku sebenarnya tidak lain daripada rangkaian refleks berkondisi, yaitu refleks yang muncul akibat adanya pengkondisian tertentu (conditioning process).
26 Teori Ilmu Psikologi C. Kognitif Secara bahasa, kognitif berasal dari bahasa Latin yaitu cogitare yang artinya berpikir. Kognitif dalam KBBI mengacu pada segala sesuatu yang berhubungan dengan berpikir dan proses berpikir. Teori psikologi kognitif memandang manusia sebagai makhluk yang mampu berinteraksi dengan lingkungan melalui berpikir. 1. Kurt Lewin (1890 – 1947) Kurt Lewin, ahli psikologi Jerman-Amerika ini mengembangkan suatu teori belajar Cognitive-Field dengan menaruh perhatian kepada kepribadian dan psikologi sosial. Psikologi kognitif merupakan perpaduan antara psikologi Gestalt dan psikologi behaviorisme. Psikologi Gestalt disebarkan oleh Kurt Lewin ke Amerika Serikat karena kejaran Nazi Jerman menjelang Perang Dunia II, kemudian dikembangkan menjadi teori lapangan. Teori lapangan membahas proses psikologi yang terjadi dalam diri seseorang, yaitu adanya hubungan S (stimulus), O (organism), dan R (response). Teori psikologi lapangan ini berkembang menjadi teori kognitif. Psikologi kognitf mempelajari bagaimana informasi ditangkap oleh panca indera, diproses dalam jiwa, sebelum diendapkan dalam kesadaran atau diwujudkan dalam bentuk perilaku. Respon terhadap rangsangan tidak selalu berupa perilaku nyata, akan tetapi bisa berupa ingatan, perasaan
Teori Ilmu Psikologi 27 (gelisah, marah, khawatir, dan sebagainya), atau sikap (suka, tidak suka). D. Humanistik Humanistik berasal dari kata human yang artinya manusia dan merupakan kata serapan dari humanisme yang artinya berperikemanusiaan. Teori humanistik berfokus pada keunikan dan aktualisasi diri manusia sebagai makhluk hidup yang harus melangsungkan, mempertahankan, dan mengambangkan hidupnya dengan potensi yang dimilikinya. 1. Abraham H. Maslow (1908-1970) Mulanya, Maslow adalah seorang behavioris. Ada tiga pengalaman dalam hidupnya yang membuatnya berpaling dari behaviorisme. Pertama, kasih sayang yang diberikan ayahnya semasa kecil lebih besar daripada ibunya. Kedua, ketika mengamati bayinya, dia berkata: ‚orang yang sudah pernah bayi, tidak akan menjadi behavioris‛. Ketiga, ketika Pearl Habor dibom Jepang pada 1941. Dirinya muak dengan penelitian-penelitiannya tentang kera. Karena dengan itu dia tidak mengenal Hitler, orang Jerman, Stalin, maupun orang Rusia. Maslow berpendapat tentu ada suatu pintu yang bisa mempelajari semua manusia dengan sudut pandang yang sama. Teori motivasi yang dikemukakan oleh Maslow berasal dari anggapan dasar semua manusia baik. Semua potensi yang dikembangkan menuju ke arah yang lebih baik. Maslow berpendapat bahwa manusia
28 Teori Ilmu Psikologi sehat jiwanya adalah manusia yang mengembangkan dirinya sendiri berdasarkan kekuatan-kekuatan dari dalam. Salah satu teori Maslow yang sangat terkenal (dianut dan diterapkan oleh berbagai cabang psikologi terapan sampai hari ini) adalah teori hierarki kebutuhan. Maslow membagi kebutuhan manusia menjadi 5 macam yang berjenjang ke atas, yaitu: a. Kebutuhan dasar (basic needs), apabila tidak dipenuhi dalam keadaan sangat ekstrem, maka manusia bisa kehilangan kendali atas perilakunya. Contoh: makanan, minuman. b. Kebutuhan akan rasa aman (safety needs), karena kebutuhan keamanan, stabilitas, dan perlindungan, manusia membuat peraturan, undangundang. c. Kebutuhan rasa memiliki dan dicintai (belongingness needs and love needs), orang menginginkan memiliki hubungan yang akrab. Ingin mencintai dan dicintai. d. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs) yang terbagi menjadi dua, yaitu kebutuhan yang bersumber dari dalam diri, seperti kekuatan, penguasaan, kompetensi. Kedua, kebutuhan yang berasal dari luar, seperti kebutuhan atas penghargaan orang lain, status, maupun apresiasi dari orang lain. e. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization), di dalamnya terkandung 17 meta-kebutuhan yang tidak tersusun secara hierarki, tetapi saling
Teori Ilmu Psikologi 29 mengisi yang meliputi kebenaran, kebaikan, keindahan, kesatuan, keadilan, keteraturan, kesederhanaan, kekayaan, dikotomi-trandensi, berkehidupan, kesempurnaan, keniscayaan, penyelesaian, tanpa susah payah, bermain, dan mencukupi diri sendiri. E. Metode Penelitian dalam Psikologi Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang berkembang seiring waktu dan perubahan lingkungan. Munculnya perkembangan muncul berbagai metode penelitian yang dapat membantu mengungkap tujuan dari penelitian agar jelas dan terarah. 1. Kualitatif Metode penelitian kualitatif dalam psikologi digunakan untuk memahami dan menjelaskan fenomena manusia dalam konteks kehidupan seharihari dengan mendalam. Beberapa metode yang umum digunakan dalam penelitian kualitatif di bidang psikologi antara lain: a. Basic Interpretative Studies Desain penelitian jenis ini, peneliti akan menyediakan sejumlah gambaran lengkap yang akan digunakan untuk memahami fenomena. Data yang dikumpulkan dimungkinkan diperoleh melalui banyak cara seperti wawancara maupun observasi.
30 Teori Ilmu Psikologi b. Case Studies Case Studies atau studi kasus adalah jenis penelitian ethnography yang fokus kepada satu unit (orang, grup, organisasi, atau program). Tujuannya adalah untuk mendapatkan deskripsi yang detail serta pemahaman mendalam tentang suatu unit (yang menjadi kasus). Ciri-ciri penelitian studi kasus: 1) Fokus pada satu atau beberapa kasus, dipelajari dalam konteks kehidupan nyata. 2) Menjelaskan hubungan sebab akibat. 3) Pengembangan teori dalam fase desain penelitian. 4) Tergantung pada berbagai sumber bukti. 5) Menggeneralisasikan teori. c. Document or Content Analysis Penelitian jenis ini fokus kepada meneliti dan menginterpretasi materi-materi yang terekam untuk dipelajari terkait kebiasaan manusia. Materi-materi tersebut bisa berupa textbook, surat, film, diary, laporan, atau dokumen lain. d. Ethnography Ethnography atau etnografi berarti suatu kajian yang mendalam tentang kebiasaan alamiah (natural) yang terjadi pada kelompok sosial atau kelompok budaya. Peneliti mengamati perilaku kelompok sebagaimana terjadi secara alami di lingkungan, tanpa simulasi atau struktur yang dikenakan. Etnografi memerlukan berbagai prosedur pengumpulan data, seperti observasi berkepanjangan terhadap latar,
Teori Ilmu Psikologi 31 mewawancarai anggota budaya, dan mempelajari dokumen dan artefak. Peneliti menginterpretasikan data yang ada di konteks situasi di mana mereka mengumpulkan data. e. Grounded Theory Grounded theory adalah penelitian kualitatif yang memungkinkan peneliti untuk membentuk konstruk dan membangun teori dari data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti bukan dari teori yang telah ada. Prosedur dalam penelitian grounded theory, meliputi menentukan minat penelitian dan desain penelitian, pengumpulkan data, penyusunan data, analisis data, dan perbandingan dengan literatur Pengumpulan data dilakukan secara wawancara atau observasi. Pewawancara mengajukan pertanyaan tentang apa, mengapa, dan makna dari suatu peristiwa. Sumber data juga bisa berupa dokumenter (surat, pidato, dll) dan literatur. Ada tiga jenis pengkodean yang digunakan, meliputi open coding, axial coding, dan selective coding. Penelitian ini akan menghasilkan teori berupa pernyataan naratif, gambaran, atau rangkaian hipotesis. f. Narrative Inquiry Narrative inquiry atau inkuiri naratif adalah penelitian yang mengakar pada berbagai disiplin ilmu humaniora dan berfokus pada cerita (tertulis atau lisan) mengenai kehidupan individu. Peneliti berusaha untuk memahami pengalaman hidup dari individu atau kelompok kecil. Sumber data berupa
32 Teori Ilmu Psikologi cerita orang pertama atau narasi yang dibangun secara kolaboratif. g. Phenomenological Studies (Studi Fenomenologis) Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan dan menafsirkan suatu pengalaman dengan menentukan makna atau esensi pengalaman seperti yang dirasakan oleh orang-orang yang berpartisipasi di dalamnya. Sumber data berupa hasil wawancara dengan orang yang pernah mengalami fenomena tersebut, observasi, seni, puisi, musik, jurnal, drama, film, dan novel. Jenis deskripsi yang digunakan: tekstual, struktural, dan gabungan. 2. Kuantitatif Metode penelitian kuantitatif dalam psikologi menggunakan pendekatan ilmiah untuk mengukur variabel-variabel psikologis dengan angka dan menerapkan analisis statistik untuk memahami hubungan antara variabel-variabel tersebut. Ada 2 metode yang umum digunakan dalam penelitian kuantitatif di bidang psikologi meliputi: a. Penelitian Eksperimen Penelitian eksperimental adalah penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Ada 2 metode yang umum digunakan dalam penelitian eksperimen, yaitu:
Teori Ilmu Psikologi 33 1) True Experiment True experiment atau eksperimen yang sesungguhnya adalah penelitian yang desainnya menggunakan pengacakan dan memberikan kontrol maksimal terhadap variabel asing. Dalam penelitian eksperimen ini, peneliti bisa mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi proses eksperimen. Sehingga, kualitas dari proses penelitian eksperimen atau validitas internal bisa lebih tinggi. Desain true eksperimen memiliki validitas internal terbesar. 2) Quasi Experiment Quasi experiment atau eksperimen semu adalah eksperimen yang melibatkan manipulasi variabel independen namun berbeda karena subjek tidak dimasukkan secara acak ke dalam kelompok perlakuan. Karena desain eksperimen semu tidak memberikan kendali penuh, sangat penting bagi peneliti untuk menyadari ancaman terhadap validitas internal dan eksternal dan mempertimbangkan faktor-faktor ini dalam interpretasi mereka. b. Penelitian Non Eksperimental Penelitian non-eksperimental merupakan jenis penelitian yang tidak memiliki variabel independen. Sebaliknya, peneliti mengamati konteks di mana fenomena tersebut terjadi dan menganalisisnya untuk memperoleh informasi. Penelitian non eksperimental terbagi menjadi 3, yaitu: 1) Penelitian survei adalah penelitian yang penyelidik mengajukan pertanyaan tentang
34 Teori Ilmu Psikologi keyakinan, pendapat, karakteristik, dan perilaku masyarakat. Kuesioner survei banyak digunakan sebagai sumber data. 2) Penelitian ex post facto adalah penelitian yang tidak memberikan perlindungan atau perlakuan yang diperlukan untuk membuat kesimpulan yang kuat tentang hubungan sebab akibat. 3) Penelitian korelasi merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki (membuktikan) sejauh mana keterkaitan atau keeratan hubungan suatu variabel dengan satu atau lebih variabel lain dalam satu kelompok.
Teori Ilmu Psikologi 35 Perkembangan Psikologi dari Bayi ke Dewasa Khoerul Izzati, S.Pd A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh berbagai pengetahuan dan kemampuan melalui serangkaian proses pendidikan. Anak usia dini dapat belajar berbagai hal melalui lingkungan di sekitarnya dan melibatkan banyak orang di dalamnya. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta yang ada di lingkungan sekitarnya sebagai proses stimulasi terhadap perkembangan kepribadian, psikomotor, kognitif maupun sosialnya (Adiarti, 2012). Periode emas ini merupakan periode kritis bagi anak, karena perkembangan yang diperoleh anak pada periode
36 Teori Ilmu Psikologi ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode selanjutnya hingga masa dewasa. Masa keemas an ini tidak dapat diulang, dan hanya datang sekali sepanjang kehidupan. Maka dari itu, perlu stimulasi atau rangsangan dari lingkungan terdekat untuk menciptakan perkembangan anak yang optimal. Tumbuh kembang pada anak merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan secara serius oleh orang tua atau orang dewasa lainnya (Astuti, 2013). Proses tumbuh kembang akan mempengaruhi pembentukan anak di berbagai aspek dalam setiap tahap perkembangannya. Orangtua dan orang dewasa akan mempertaruhkan masa depan anak, jika tidak menyadari apa yang telah terjadi pada anak. Penting untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman orang tua terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Tidak hanya sekedar memberikan fasilitas, namun juga muatan afeksi (kasih sayang) juga diperlukan. Berbagai perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia hidup. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan aktualisasi diri pada lingkungan, dan bersifat sangat penting. Tujuan dapat dianggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat untuk dilakukan, menjadi manusia yang diinginan baik secara fisik maupun psikologis (Hurlock, 1980). Setiap individu dapat menjalani proses perubahan ini sesuai dengan usia dan tugas perkembangannya. Istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling terkait dan tidak dapat dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.
Teori Ilmu Psikologi 37 Keduanya saling berjalan beriringan, dan mempengaruhi satu sama lain. Kebanyakan ahli psikologi membedakan pengertian pertumbuhan dan perkembangan. Para ahli teori perkembangan sejak dahulu telah banyak mengemukakan pandangan-pandangan mereka tentang hakikat anak, dan bagaimana anak-anak dapat berkembang dengan baik. Setiap teori memiliki sudut pandang berbeda dalam menjelaskan proses dan mekanisme perubahan pertumbuhan serta perkembangan tersebut. Beberapa teori ada juga yang hanya memfokuskan pada aspek-aspek perkembangan tertentu yang tidak menyeluruh. Pertumbuhan dan perkembangan di bahas dalam keilmuan psikologi perkembangan, yaitu suatu ilmu yang merupakan bagian dari psikologi khusus, karena mempelajari kekhususan dari tingkah laku manusia. Pertumbuhan (growth) diartikan sebagai perubahanperubahan yang bersifat kuantitatif yang menyangkut aspek jasmaniah, seperti perubahan yang terjadi pada organ-organ dan struktur organ secara fisik (Hasnida, 2015). Pertumbuhan dapat dilihat secara langsung, yang tampak dari berat dan tinggi badan anak. Sedangkan menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh baik sebagian atau keseluruhan karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel. Ada pertambahan jumlah dan ukuran sel yang berlangsung sejak terjadinya konsepsi (bertemunya sel telur dan sperma) sampai dewasa. Pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan ukuran fisik seseorang.
38 Teori Ilmu Psikologi Contohnya seperti, pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Perkembangan (development) diartikan sebagai serangkaian perubahan progresif secara kualitatif dan kuantitatif yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman (Hurlock, 1980). Perubahan-perubahan dalam perkembangan berkaitan dengan aspek mental psikologis manusia, seperti perubahan aspek pengetahuan, kemampuan, moral, kepercayaan pada agama, sifat sosial dan emosional, kecerdasan dan lain-lainnya. Perkembangan ditandai dengan pertambahan kematangan fungsi dari masing-masing bagian tubuh. Hal ini diawali dengan berfungsinya jantung untuk memompa darah dalam tubuh, kemampuan bernafas, sampai kemampuan anak untuk memiringkan badan, tengkurap, duduk, merambat, berjalan, dan berbicara, serta kematangan kognitif, sosial emosi pada anak. Tahap perkembangan awal akan menentukan tahap perkembangan selanjutnya. Pertumbuhan dan perkembangan pada setiap anak tidak sama, akan berbeda satu sama lain. Ada sejumlah individu yang mengalami hambatan dalam tumbuh kembang yang bertujuan untuk aktualisasi diri. Hambatan ini dapat terjadi sejak dari bayi, kemudian akan mempengaruhi pada masa kanak-kanak, remaja hingga dewasa. Faktor yang menyebabkan terjadinya hambatan juga berbagai macam, seperti faktor pranatal, genetis, maupun lingkungan. Hambatan perkembangan yang terjadi dapat berupa gangguan yang tidak menetap (seperti anorexia newosa, bulimia, dll) dan ada juga yang digolongkan sebagai gangguan yang menetap (Autisme,
Teori Ilmu Psikologi 39 Rett, Asperger, dll). Hambatan perkembangan dapat juga berupa keterlambatan perkembangan, dimana tidak tercapainya tugas perkembangan pada waktu yang ditentukan (Suryana, 2011). Efek dari terjadinya hambatan dalam perkembangan ini sangat luas, tidak hanya berpengaruh pada pencapaian aktualisasi diri karena ada tipe hambatan perkembangan yang menyebabkan learning disabilities tetapi juga berpengaruh secara sosial di mana individu tidak dapat menjadi orang yang diinginkan baik fisik maupun psikologis. B. Kondisi yang Mempengaruhi Perkembangan Awal Jauh sebelum studi ilmiah tentang anak dilakukan, kenyataan yang telah diterima ialah tahun-tahun pertama merupakan saat yang kritis bagi perkembangan anak. Milton menyampaikan dalam ungkapan peribahasa berikut, ‚Masa kanak-kanak meramalkan masa dewasa, sebagaimana pagi hari meramalkan hari baru‛. Erikson menerangkan, apa yang akan dipelajari seorang anak tergantung pada bagaimana orang tua memenuhi kebutuhan anak akan makanan, perhatian, dan cinta kasih. Apa yang di dapat anak ketika belajar, akan mewarnai persepsinya akan masyarakat dan suasana sepanjang hidup. Perkembangan merupakan proses terusmenerus. Umumnya pola perkembagan akan sama, hanya kecepatan setiap anak akan berbeda. Dua tahun pertama penting dalam meletakkan pola untuk penyesuaian pribadi dan sosial. Memberi kehidupan sosial yang kaya bagi anak usia 12 sampai 15 bulan adalah hal terbaik yang dapat
40 Teori Ilmu Psikologi dilakukan guna menjamin perkembangan anak yang baik. Berikut beberapa kondisi yang mempengaruhi perkembangan awal: 1. Hubungan Antarpribadi yang Menyenangkan Hubungan dengan masyarakat di sekitar yang menyenangkan, terutama hubungan dengan anggota keluarga, akan mendorong anak mengembangkan kecenderungan menjadi peribadi yang terbuka dan lebih peduli kepada orang lain. Anak akan memiliki karateristik yang baik dalam personal dan sosialnya. 2. Keadaan Emosi Gangguan kepribadian bersumber dari ketiadaan hubungan emosional karena penolakan oleh anggota keluarga atau perpisahan dengan orang tua. Perlu untuk mendukung kebutuhan emosional karena akan mendorong perkembangan kepribadian anak. 3. Metode Melatih Anak Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang permisif (selalu memberikan kemudahan) ketika besar cenderung kehilangan rasa tanggung jawab, memiliki kendali emosi yang tidak stabil, dan tidak memiliki motivasi yang tinggi untuk berprestasi dalam melakukan sesuatu. Sebaliknya, anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang demokrati atau sedikit otoriter memiliki penyesuaian diri dan sosial yang lebih baik.