The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Apakah Anda pernah berpikir bagaimana manusia dapat merespon lingkungannya melalui perilaku maupun perkataan? Apakah respon itu terjadi secara tiba-tiba atau respon tersebut dipelajari? Bagaimana respon manusia dapat berbeda jika dihadapkan pada stimulus yang sama? Dengan mempelajari psikologi, kita dapat memahami bagaimana manusia dari apa yang terjadi dalam proses mentalnya sampai dapat merespon lingkungan melalui perilaku yang tampak. Ilmu psikologi memandang manusia sebagai makhluk yang unik dan kompleks. Namun melalui buku ini kita dapat mempelajarinya secara lebih sederhana, di mana untuk memahami manusia dapat dilihat dari tiga komponen penting yaitu aspek fisik, kognitif, dan sosial-emosinya. Ketiga aspek ini dapat berkembang dengan memberikan stimulus berdasarkan prinsip dan tahapan psikologi perkembangan dari masa bayi ke masa dewasa. Perbedaan stimulus ini yang mempengaruhi manusia menjadi makhluk yang unik yang berbeda cara berpikir dan bertindak. Untuk mengetahui stimulus yang tepat yang diperlukan manusia, pemahaman kita dapat diawali dengan mempelajari aliran teori besar dalam psikologi, yakni psikoanalisis, behaviorisme, kognitif dan humanistik.

Bagaimana dan siapa aktor yang berperan dalam memberikan stimulus? Pada buku ini dijawab dengan menjabarkan bahwa penerapan ilmu psikologi tidak hanya dapat diberikan di ruang lingkup keluarga, tetapi juga dapat diterapkan di lingkup yang lebih luas seperti pendidikan melalui psikologi pendidikan, lingkup lingkungan kerja melalui psikologi Industri dan organisasi. Muara pada penerapan psikologi di berbagai konteks adalah pada meningkatnya kesejahteraan dan kebahagiaan guna tercapainya kesehatan mental. Namun seiring perkembangan teknologi berimplikasi pada perubahan perilaku dan cara berpikir manusia sehingga tantangan dan peluang psikologi ke depan perlu dijawab melalui penelitian dan praktik yang dinamis mengikuti tren yang terus berkembang.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-06-11 01:26:05

Teori Ilmu Psikologi

Apakah Anda pernah berpikir bagaimana manusia dapat merespon lingkungannya melalui perilaku maupun perkataan? Apakah respon itu terjadi secara tiba-tiba atau respon tersebut dipelajari? Bagaimana respon manusia dapat berbeda jika dihadapkan pada stimulus yang sama? Dengan mempelajari psikologi, kita dapat memahami bagaimana manusia dari apa yang terjadi dalam proses mentalnya sampai dapat merespon lingkungan melalui perilaku yang tampak. Ilmu psikologi memandang manusia sebagai makhluk yang unik dan kompleks. Namun melalui buku ini kita dapat mempelajarinya secara lebih sederhana, di mana untuk memahami manusia dapat dilihat dari tiga komponen penting yaitu aspek fisik, kognitif, dan sosial-emosinya. Ketiga aspek ini dapat berkembang dengan memberikan stimulus berdasarkan prinsip dan tahapan psikologi perkembangan dari masa bayi ke masa dewasa. Perbedaan stimulus ini yang mempengaruhi manusia menjadi makhluk yang unik yang berbeda cara berpikir dan bertindak. Untuk mengetahui stimulus yang tepat yang diperlukan manusia, pemahaman kita dapat diawali dengan mempelajari aliran teori besar dalam psikologi, yakni psikoanalisis, behaviorisme, kognitif dan humanistik.

Bagaimana dan siapa aktor yang berperan dalam memberikan stimulus? Pada buku ini dijawab dengan menjabarkan bahwa penerapan ilmu psikologi tidak hanya dapat diberikan di ruang lingkup keluarga, tetapi juga dapat diterapkan di lingkup yang lebih luas seperti pendidikan melalui psikologi pendidikan, lingkup lingkungan kerja melalui psikologi Industri dan organisasi. Muara pada penerapan psikologi di berbagai konteks adalah pada meningkatnya kesejahteraan dan kebahagiaan guna tercapainya kesehatan mental. Namun seiring perkembangan teknologi berimplikasi pada perubahan perilaku dan cara berpikir manusia sehingga tantangan dan peluang psikologi ke depan perlu dijawab melalui penelitian dan praktik yang dinamis mengikuti tren yang terus berkembang.

Teori Ilmu Psikologi 41 4. Peran yang Dini Anak pertama di dalam keluarga, seringkali diberikan tanggung jawab di rumah dan dipercayai untuk menjaga adiknya (anak yang kebih kecil). Hal tersebut dapat memicu kepercayaan diri anak pertama lebih besar dari anak kedua, dan seterusnya. Namun, disisi lain akan memiliki kebiasaan untuk memerintah sepanjang hidupnya. 5. Struktur Keluarga di Masa Kanak-Kanak Seorang anak yang berasal dari keluarga yang memiliki kedudukan tinggi, sikap dan perilakunya cenderung otoriter. Sedangkan anak yang berasal dari keluarga yang bercerai atau berpisah, menjadikan anak cemas, tidak mudah percaya dengan orang lain, kurang percaya diri dan kaku. 6. Rangsangan Lingkungan Stimulasi atau rangsangan yang berasal dari lingkungan merupakan salah satu pendorong perkembangan kemampuan anak. Lingkungan yang merangsang akan mendorong pertumbuhan fisik dan mental yang baik, sedangkan lingkungan yang tidak merangsang menyebabkan perkembangan anak akan terhambat, atau di bawah kemampuan yang seharusnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dasar awal cenderung mempengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya. Dasar awal sangat penting karena: pertama, hasil belajar dan pengalama memainkan peran dominan dalam perkembangan


42 Teori Ilmu Psikologi anak seiring dengan bertambahnya usia. Kedua, dasar awal cepat berkembang menjadi pola kebiasaan sejalan dengan masa keemas an. Ketiga, anak-anak tidak melepaskan ciri bawaan yang tidak disukai dengan bertambahnya usia, artinya anak-anak masih merekam memori yang tidak baik yang di dapat sejak dini. Keempat, keinginan perubahan pada apa yang telah diajarkan, semakin cepat perubahan ini dibuat, semakin mudah bagi anak untuk mengikutinya. Perkembangan anak, tidak dapat diabaikan begitu saja. C. Prinsip-Prinsip dalam Perkembangan Para psikolog perkembangan menyadari bahwa gambaran pola perkembangan yang tepat merupakan dasar untuk memahami anak-anak. Diperlukan pengetahuan tentang apa yang menyebabkan adanya variasi atau perbedaan dalam perkembangan untuk memahami setiap anak secara pribadi. Perubahan manusia sejak lahir mengalami kemajuan sampai dengan dia remaja, lanjut menjadi manusia dewasa, lalu mengalami kemunduran ketika memasuki usia tua. Para proses perkembangan ini, seorang manusia akan mengalami perubahan fisik dan perubahan mental. Menurut Hurlock (1980), ada sembilan tahapan perkembangan yang dilalui oleh anak, yaitu: 1. Perkembangan Melibatkan Perubahan Manusia tidak pernah statis, dari saat pembuahan hingga kematian, manusia akan mengalami perubahan. Setiap usia memiliki ciri perkembangan


Teori Ilmu Psikologi 43 yang berbeda. Beberapa perubahan manusia baru dimulai pada usia tertentu, di sisi lain beberapa di antaranya sudah berada di titik puncak, dan beberapa yang lain ada yang mengalami penurunan perkembangan. Meskipun beberapa perubahan yang terjadi dalam perkembangan berlawanan dalam arti bahwa perubahan itu saling bertentangan, namu di aspek yang lain saling berkaitan. Pada tahun-tahun awal kehidupan, perubahan fisik akan lebih menonjol. Seperti anak dari bayi, kemudian mengalami perkembangan fisik yang sangat pesat dari berat badan, tinggi badan, kemampuan motorik dan lainlainnya. Sedangkan pada kehidupan selanjutnya perubahan mental akan lebih dominan, yang ditandai dengan bertambahnya pengetahuan serta kematangan pemikiran. 2. Dasar-Dasar Permulaan adalah Sikap Kritis Prinsip pertama dalam perkembangan adalah sikap kritis. Banyak ahli psikologi menyatakan bahwa tahun-tahun prasekolah merupakan tahapan penting. Pada usia ini diletakkan struktur perilaku yang kompleks yang berpengaruh bagi perkembangan sikap anak pada masa selanjutnya. Orang tua mengajarkan tentang norma yang berlaku di keluarga dan masyarakat seperti: berdoa sebelum makan, ketika ingin makan disarankan menggunakan tanggan kanan, pola jam tidur, dan bagaimana adab berkomunikasi dengan orang dewasa. Semakin kokoh pondasi pada masa awal anak usia dini, maka akan berdampak baik bagi tahapan perkembangannya.


44 Teori Ilmu Psikologi 3. Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar Perkembangan dapat dipengaruhi oleh kematangan dan belajar. Kematangan adalah terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari warisan genetik individu, misalnya dalam fungsi yang telah diwariskan yang disebut filogenetik (merangkak, duduk, dan berjalan). Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar ini anak-anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan (filogenetik). Hubungan antara kematangan dan hasil belajar dapat dilihat dalam fungsi hasil usaha (ontogenetik) seperti menulis, naik sepeda, mengemudi atau bentuk keterampilan lainnya yang memerlukan latihan. 4. Pola Perkembangan Dapat Diramalkan Perkembangan mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan. Misalnya perkembangan motorik akan mengikuti hukum arah perkembangan (cephalocaudal) yaitu perkembangan yang menyebar ke seluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukum yang kedua perkembangan bergerak dari yang dekat ke yang jauh, keluar dari sumbu pusat tubuh ke ujung-ujungnyadari (proximodistal). Contohnya tonjolan lengan memanjang dan kemudian berkembang menjadi tangan dan jari-jari.


Teori Ilmu Psikologi 45 5. Perkembangan Mempunyai Karakteristik Tidak hanya pola perkembangan dapat diramalkan, tetapi juga mempunyai karakteristik tertentu yang sama. Ini berlaku baik untuk pola perkembangan mental maupun perkembangan fisik. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari satu tahap menuju tahap berikutnya. Contohnya, bayi berdiri sebelum dapat berjalan, anak dapat menggambar lingkaran sebelum segi empat. Tidak pernah terjadi kebalikan urutan normal tersebut. Pola umum tidak berubah sama sekali, meskipun terdapat variasi individu dalam kecepatan perkembangan. Anak-anak yang dilahirkan pre-mature mungkin tertinggal sekitar setahun, tetapi setelah itu mereka biasanya dapat mengejar ketertinggalannya, dan selanjutnya mengikuti pola perkembangan mereka pada kecepatan yang kira-kira sama dengan anak normal lainnya. Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan sejak saat pembuahan hingga kematian, dalam berbagai kecepatan. 6. Perbedaan Perkembangan Individu Beberapa anak berkembang dengan lancar, bertahap dan melambat, sedangkan anak lain bergerak dengan kecepatan yang melonjak sangat cepat. Oleh karena itu, semua anak tidak mencapai titik perkembangan yang sama pada usia yang sama. Dobzhansky mengatakan ‚setiap orang memang berbeda satu sama lain secara biologis dan genetik‛. Anak kembar identik juga memiliki perbedaan karakter. Hal tersebut menjelaskan bahwa perbedaan


46 Teori Ilmu Psikologi individu disebabkan oleh kondisi internal dan eksternal, sehingga pola perkembangan akan berbeda untuk setiap anak. Contohnya, perkembangan fisik sebagian bergantung pada potensi keturunan dan sebagian dipengaruhi oleh faktor lingkunan seperti makanan, kesehatan, sinar matahari, hawa segar (udara), iklim, emosi pergerakan fisik. Contoh lain seperti dalam perkembangan kecerdasan dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kemampuan bawaan, emosional, dorongan intelektual yang kuat, dan kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan belajar. Selain itu, contoh dalam perkembangan kepribadian akan dipengaruhi oleh faktor genetik dan hubungan sosial dari dalam dan luar rumah. Setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda, tergantung dengan kondisi bawaan dan rangsangan yang di dapatkan anak dari lingkungan rumah, keluarga, sekolah, dan kelompok bermain. 7. Setiap Tahap Perkembangan Mempunyai Potensi Bahaya Moshman, David (2005), ‘’Setiap tahap perkembangan mempunyai risiko. Beberapa hal yang dapat menyebabkannya antara lain dari lingkungan anak itu sendiri. Bahaya ini dapat mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis, dan sosial. Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan perkembangan. Pada saat itu dapat dikatakan bahwa anak sedang mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan. Peringatan awal adanya


Teori Ilmu Psikologi 47 hambatan atau berhentinya perkembangan tersebut merupakan hal yang penting karena memungkinkan pengasuh (orangtua, guru, atau pengasuh lainnya) untuk segera mencari penyebab dan memberikan stimulasi yang sesuai.‛ Beberapa bahaya ini berasal dari lingkungan sedangkan yang lain timbul dari dalam diri. Bahaya atau resiko ini dapat mempengaruhi usaha penyesuaian fisik, psikologis dan sosial yang dilakukan oleh anak. 8. Perkembangan Dipengaruhi Perubahan Budaya Kebudayaan mempengaruhi perkembangan sikap dan fisik anak. Anak yang hidup dalam budaya yang membedakan sikap dan permainan yang pantas terhadap untuk anak laki-laki dan perempuan akan berpengaruh terhadap perkembangan. Anak perempuan akan memilih mainan yang lebih sedikit membutuhkan kemampuan fisik, sehingga pertumbuhan fisiknya tidak sekuat fisik anak laki-laki. Anak laki-laki dituntut untuk tidak cengeng seperti anak perempuan, sehingga anak laki-laki menjadi lebih tegar dan pemberani dibandingkan anak perempuan. Anak laki-laki cenderung diberikan kebebasan untuk bergerak (motorik kasar), dan menyalurkan minat dan bakatnya, sedangkan anak perempuan di didik untuk berperilaku lemah lembut, tidak banyak bergerak dan diarahkan untuk menyukai kegiatan yang bertujuan untuk mengasah kemampuan perempuan seperti: meronce, menjahit, memasak, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan motorik halus (koordinasi mata dengan tangan).


48 Teori Ilmu Psikologi 9. Harapan Sosial pada Setiap Tahap Perkembangan Harapan sosial dikenal sebagai ‚tugas perkembangan (development task)‛. Havighurst mendefinisikan tugas perkembangan sebagai ‚tugas‛ yang timbul saat periode kehidupan individu tersebut. Keberhasilan dalam melakukan tugas atau harapan akan menimbulkan kebahagiaan dan kepercayaan diri untuk melakukan tugas selanjutnya. Sementara kegagalan dalam melakukan tugas, akan membuat anak merasakan kecewa, sedih dan tidak Bahagia. Namun, anak harus belajar keduanya supaya seimbang, dan memiliki motivasi yang kuat untuk menyelesaikan setiap tugas perkembangan. Agus Cremers menambahkan bahwa, ‘’Orang tua dan masyarakat memiliki harapan tertentu pada setiap tahap perkembangan anak. Jika tahap itu tercapai maka orangtua atau masyarakat akan merasa lega atau berbahagia. Misalnya anak usia satu tahun sudah pandai berjalan, jika sampai usia tersebut anak belum bisa berjalan, maka akan membuat gelisah orangorang di sekitarnya‛. D. Tahapan-Tahapan Perkembangan Beberapa ahli memiliki teori perkembangan yang berbeda. Setiap teori memiliki ciri sendiri dan dapat dijadikan sebagai pedoman, serta pengetahuan untuk meningkatkan rangsangan atau stimulasi kepada anak. Belajar teori perkembangan akan membuat kita lebih mengerti kondisi diri kita sendiri. Selain itu, psikologi perkembangan juga berguna untuk memgetahui fakta-


Teori Ilmu Psikologi 49 fakta dan prinsip mengenai tingkah laku manusia. Berikut beberapa tahapan perkembangan menurut beberapa ahli: 1. Menurut Teori Sigmun Freud (1856-1939) Freud adalah seorang psikiater dari Austria, yang berpendapat bahwa pemuasan kebutuhan pada manusia berdasarkan instingnya. Freud mengatakan bahwa kepribadian dasar manusia dibentuk pada lima tahun pertama kehidupan. Komponen dalam diri manusia meliputi: dorongan kebutuhan dari dalam diri (id), dorongan kebutuhan memecahkan masalah dan memunculkan ide-ide (ego), dan dorongan untuk mengikuti norma, moral dan aturan yang berlaku (superego). Tahapan perkembangan menurut Freud, antara lain : a. Fase Oral (0 – 1 tahun) Pada masa ini, kepuasan anak baik fisik dan emosional berfokus pada daerah sekitar mulut. Kebutuhan yang paling penting adalah kebutuhan akan makanan, dan merasa kebutuhan tersebut harus segera dipenuhi. Frued memandang konsep narsisme (mencintai diri sendiri) sudah ada sejak masa bayi di mana bayi merasakan kenyamanan dari menyusu kepada ibunya dan mengulang perbuatan tersebut dengan mengisap jarinya meskipun dia tidak lapar. Anak-anak juga mencoba mempertahankan kedekatannya dengan ibunya b. Fase Anal (1 - 3 tahun) Pada masa ini sensasi dari kesenangan berpusat pada daerah sekitar anus dan segala aktivitas yang berhubungan dengan anus. Pada periode ini anak


50 Teori Ilmu Psikologi mulai dapat dikenalkan dengan ‚toilet training‛ rasa ingin buang air kecil atau besar. Anak dikenalkan tempat untuk buang air kecil dan besar. Jika anak menunjukkan ciri-ciri seperti menahan buang air kecil atau besar secara berulang-ulang, orang tua dapat memberikan pemahan dan penguatan akan hal tersebut. Bisa juga dengan mengantarkan anak ke toilet setiap satu jam, menawarkan kepada anak untuk buang air kecil atau besar. c. Fase Phalic (3 - 6 tahun) Masa dimana alat kelamin merupakan bagian yang paling penting. Anak sangat senang memainkan alat kelaminnya. Anak laki-laki merasa sangat dekat dan dicintai oleh ibunya (Oedipus complex), begitu juga dengan anak perempuan yang sangat mencintai ayahnya, terkadang menganggap ibu sebagai saingannya (electra complex). Pada masa ini orang tua dapat mengenalkan identitas diri anak, cara berpakaian anak laki-laki dan perempuan, dan peran dari masing-masing tanggungjawab tersebut. d. Fase Latency (7 – 10 tahun) Masa dimana kebutuhan atau ketertarikan seksual anak sudah tidak terlihat lagi. Anak akan lebih tertarik pada kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisik dan kemampuan intelektualnya. Anak-anak juga sudah mulai bermain secara berkelompok berdasarkan jenis kelamin, dan memilih permainan kesukaan. Anak sudah bisa menerima perbedaan jenis kelamin, dan tidak menganggap ayah atau ibu sebagai saingannya.


Teori Ilmu Psikologi 51 e. Fase Genital (Usia Remaja hingga Dewasa) Masa dimana mulai memiliki ketertarikan pada lawan jenis. Mulai menjalin hubungan dengan teman dengan jenis kelamin yang berbeda, belajar menyayangi, mencintai. Membutuhkan kasih sayang dari teman, lawan jenis yang disukai, dan juga orangorang lingkungan sekitar. Peran orang tua untuk memberikan pengawasan semakin besar lagi, supaya anak tidak melanggar norma, adab, aturan yang ditetapkan atau ditaatinya sejak usia dini. Pengaruh lingkungan eksternal sudah lebih kuat, karena anakanak akan cenderung mencari validasi dari teman sebayanya. Bukan lagi ‚apa kata ibu atau ayah‛ tetapi kata ‚temanku‛. 2. Menurut Teori Elizabeth B. Hurlock (1980) Ahli psikologi Hurlock, dalam "Developmental Psycology" (l980) sudah lebih lengkap menuliskan tahapan perkembangan sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai tidak hidup di dunia lagi, dengan pembagian sebagai berikut: a. Masa Sebelum lahir (Prenatal Period) Masa ini berlangsung sejak tejadinya konsepsi atau vertilasi (pertemuan sel sperma dengan sel ovum) sampai bayi dilahirkan, kira-kira 9 bulan 10 hari atau 280 hari. Masa sebelum lahir ini terbagi dalam 3 priode; yaitu: 1) Periode telur/zygote, yang berlangsung sejak pembuahan sampai akhir minggu kedua.


52 Teori Ilmu Psikologi 2) Periode Embrio, dari akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua. 3) Periode Janin/ fetus, dari akhir bulan kedua sampai bayi lahir. b. Masa Bayi Baru Lahir (New Born) Masa ini dimulai dari sejak bayi lahir sampai bayi berumur kira-kira 10 atau 15 hari. Dalam perkembangan manusia masa ini merupakan fase pemberhentian (plateau stage) artinya masa tidak tejadi pertumbuhan atau perkembangan. Ciri ciri yang penting-darimasa bayi baru lahir ini ialah: 1) Periode ini merupakan masa perkembangan yang tersingkat dari seluruh periode perkembangan. 2) Periode ini merupakan saat penyesuaian diri untuk kelangsungan hidup atau perkembangan janin. 3) Periode ini ditandai dengan terhentinya perkembangan. 4) Di akhir periode ditandai dengan dilahirkannya bayi. Jika selamat, maka akan menjadi awal perkembangan lebih lanjut. c. Masa Bayi (Babyhood) Masa ini dimulai dari usia bayi 2 minggu hingga 2 tahun. Masa bayi ini dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian karena merupakan periode dimana meletakkan, mengenalkan, dan menanamkan dasar-dasar untuk bekal menuju dewasa. d. Masa Kanak-Kanak Awal (Early Childhood)


Teori Ilmu Psikologi 53 Masa ini bermulai dari usia anak dua hingga enam tahun. Masa ini anak-anak mulai belajar untuk berkelompok dan berperilaku sosial. Hal tersebut diperlukan untuk memasuki fase bersosialisasi yang lebih kompleks pada jejang sekolah dasar nantinya. e. Masa Kanak-Kanak Akhir (Later Childhood) Akhir masa kanak-kanak atau masa anak sekolah ini berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur 12 tahun. Selanjutnya Kohnstam menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah ini dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek. Adapun Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya "sense of accomplishment" di mana anakanak pada masa ini merasa siap untuk menerima tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan melaksanakan/ menyelesaikan tugas perkembangan. Kondisi inilah menjadi salah satu indicator yang menandakan anak-anak memasuki masa keserasian untuk bersekolah. f. Masa Puber (Puberty) Masa puber merupakan masa akhir kanak-kanak dan masa awal remaja, usia berkisar 11 – 16 tahun. Masa puber anak perempuan ditandai dengan kematangan organ reproduksi, ditandai dengan haid. Sedangkan pada anak laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Sejumlah perubahan tubuh yang utama pada saat masa puber yaitu: (1) Perubahan besarnya tubuh. (2) Perubahan proporsi tubuh. (3) Pertumbuhan pada


54 Teori Ilmu Psikologi ciri-ciri seks primer, dan (4) Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder. g. Masa Dewasa Awal (Early Adulthood) Masa dewasa merupakan periode yang sangat penting dalam kehidupan. Masa ini dibagi menjadi 3 periode yaitu: 1) Masa dewasa awal usia, 21-40 tahun. 2) Masa dewasa pertengahan usia, 40-60 tahun. 3) Masa akhir, usia lanjut mulai 60 tahun hingga wafat. Masa dewasa awal adalah masa pencarian jati diri, dan kemantapan. h. Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood) Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai umur enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain: 1) Masa dewasa madya merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan manusia. 2) Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru. 3) Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi). 4) Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan


Teori Ilmu Psikologi 55 dengan masa sebelumnya, dan kadangkadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial. i. Masa Usia Lanjut (Later Adulthood) Masa ini merupakan usia lanjut yang merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai wafat, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. 3. Menurut Teori B. F. Skinner (1940-1990) Skinner berpendapat bahwa manusia atau hewan belajar, pemberian tingkah laku khusus akan menghasilkan suatu akibat konsekuensi yang khusus juga. Apabila konsekuensi tersebut bersifat menyenangkan, membahagiakan dan penuh makna, maka manusia atau hewan tersebut akan cenderung mengulangi tingkah laku khusus tersebut untuk merasakan sensasi atau konsekuensi yang sama, begitu juga sebaliknya. Teori skinner ini selanjutnya lebih dikenal dengan penamaan ‚operant conditioning‛. Konsekuensi yang menyenangkan disebut dengan reward, sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan disebut punishment. Teori Skinner percaya dengan konsep penguatan. Perlakuan yang dapat menimbulkan akibat atau konsekuensi yang menguatkan disebut dengan reinforcement. Stimulus yang kemungkinan meningkatkan tingkah laku yang dihasilkan dan akan


56 Teori Ilmu Psikologi selalu diulang disebut reinforcer (penguat), dan dapat bersifat negative maupun positif. Penguat yang bersifat positif (reward) adalah yang bersifat menyenangkan, menimbulkan perasaan senang. Penguat ini dapat diungkapkan dengan kata-kata atau sesuatu kebutuhan inidividu yang dapat memuaskan, penghargaan, dengan memberikan hadiah atau pujian. Penguat bersifat negarif (punishment) adalah penguat yang bersifat tidak menyenangkan, timbul karena perilaku yang terlihat kurang diharapkan untuk diulang. Penguatan bisa berasal dari dalam individu (intrinsic) dan dari luar individu (extrinsic). Punishment dapat berupa memukul, menegur, tidak diberikan hak-hak, diabaikan, dipisahkan dari temantemannya (Skinner, 1972: Bahan NEST 2007). Punishment selalu memberikan efek yang kurang baik dan merugikan. Seseorang yang diberikan punishment dengan frekuensi tertentu akan bersikap tidak pedulu, masa bodoh, acuh, frustasi, dan bisa menjadi seorang yang agresif. Di sekolah teori ini sudah banyak digunakan, namun ada juga pihak-pihak yang menggunakan dasar teori lain untuk mengoptimalkan perkembangan psikogi anak. E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu faktor genetic atau bawaan dan faktor lingkungan.


Teori Ilmu Psikologi 57 Menurut ahli dari aliran konvergensi Willian Stern, perkembangan individu itu sebenarnya ditentukan oleh kedua kekuatan, baik faktor dasar atau pembawaan maupun faktor lingkungan atau pendidikan keduanya secara convergent akan menentukan dan mewujudkan perkembangan seseorang individu. Sejalan dengan pendapat ini, Ki Hajar Dewantoro, tokoh pendidikan nasional juga mengemukakan adanya dua faktor yang mempengaruhi perkembangan individu yaitu faktor dasar/ pembawaan (faktor internal) dan faktor ajar/ lingkungan (faktor eksternal). Menurut Elizabeth B. Hurlock, baik faktor kondisi internal maupun eksternal akan dapat mempengaruhi tempo atau kecepatan dan sifat serta kualitas perkembangan seseorang. Tetapi sejauh mana pengaruh kedua faktor tersebut tidak mudah untuk ditentukan, terlebih lagi untuk dibedakan mana yang penting dan kurang penting. Beberapa faktor yang berkaitan dengan perkembangan, antara lain: 1. Inteligensi Inteligensi merupakan faktor yang terpenting. Kecerdasan yang tinggi disertai oleh perkembangan yang cepat, sebaliknya jika kecerdasan rendah, maka anak akan terbelakang dalam pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan penelitian Terman LM (Genetic studies of Genius) dan Mead TD (The age of walking and talking in relation to general intelligence) telah dibuktikan adanya pengaruh inteligensi terhadap tempo perkembangan anak terutama dalam perkembangan berjalan dan berbicara.


58 Teori Ilmu Psikologi 2. Seks Pada waktu lahir anak laki-laki lebih besar dari perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya dan Kekurangan gizi/vitamin dapat menyebabkan gigi runtuh, penyakit kulit dan lain-lain penyakit. lebih cepat pula dalam mencapai kedewasaannya dari pada anak laki-laki. Anak perempuan pada umumnya lebih cepat mencapai kematangan seksnya kira- kira satu atau dua tahun lebih awal dan pisiknya juga tampak lebih cepat besar dari pada anak laki-laki. 3. Kelenjar-Kelenjar Hasil penelitian di lapangan indoktrinologi (kelenjar buntu) menunjukkan adanya peranan penting dari sementara kelenjar-kelenjar buntu ini dalam pertumbuhan jasmani dan rohani dan jelas pengaruhnya terhadap perkembangan anak sebelum dan sesudah dilahirkan. 4. Kebangsaan (Ras) Anak-anak dari ras Meditarian (Lautan tengah) tumbuh lebih cepat dari anak-anak Eropa sebelah timur. Anak-anak negro dan Indian pertumbuhannya tidak terlalu cepat dibandingkan dengan anak-anak kulit putih dan kuning. Bangsa kulit putih/ ras Eropa mempunyai pertumbuhan somatic lebih tinggi dari ras Asia. 5. Posisi dalam Keluarga Kedudukan anak dalam keluarga merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi perkembangan. Anak kedua, ketiga, dan sebagainya pada umumnya


Teori Ilmu Psikologi 59 perkembangannya lebih cepat dari anak yang pertama. Anak bungsu biasanya karena dimanja perkembangannya lebih lambat. Dalam hal ini anak tunggal biasanya perkembangan mentalitasnya cepat, karena pengaruh pergaulan dengan orang-orang dewasa lebih besar. 6. Makanan Makanan merupakan faktor yang penting peranannya dalam pertumbuhan dan perkembangan. Bukan saja makanannya, tetapi isinya yang cukup banyak mengandung gizi yang terdiri dari berbagai vitamin. Kekurangan gizi atau vitamin dapat menyebabkan gigi tidak sehat, penyakit kulit dan penyakit lainnya. Satu aspek yang penting dan perlu ditambahkan adalah keamanan pangan (food safety) yang mencakup pembebasan makanan dari berbagai racun, kimia dan biologis yang semakin mengancam kesehatan manusia. 7. Luka dan Penyakit Luka dan penyakit jelas pengaruhnya kepada perkembangan, meskipun terkadang hanya sedikit dan hanya menyangkut perkembangan fisik saja. Anak yang menderita penyakit menahun, maka akan terganggu tumbuh kembangnya dan juga pendidikannya. Disamping itu anak juga bisa mengalami stress akibat penyakit yang dideritanya secara berkepanjangan.


60 Teori Ilmu Psikologi 8. Hawa dan Sinar Hawa dan sinar pada tahun-tahun pertama merupakan faktor yang penting. Terdapat perbedaan antara anak-anak yang kondisi lingkungannya baik dan yang buruk. Cuaca, musim, dan keadaan geografi suatu daerah dapat berdampak pada tumbuh kembang anak. Seperti di daerah pegunungan yang air tanahnya kurang mengandung yodium, sehingga banyak menyebabkan terjadinya penyekit gondok endemic. 9. Kultur (Budaya) Sifat-sifat anak bayi itu adalah universal dan bahwa budayalah yang kemudian merubah sejumlah dasar-dasar tingkah laku anak dalam proses perkembangannya. Yang termasuk faktor budaya disini selain budaya masyarakat juga di dalamnya termasuk pendidikan, agama, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian dari orang tua dan keluarga serta masyarakat, adat istiadat, dan norma yang berlaku. Elizabeth B. Hurlock juga mengemukakan beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya perkembangan (Cause of Development) yaitu: 1. Kematangan (Maturation) Perkembangan fisik dan mental adalah sebagian besar akibat dari pada kodrat yang telah menjadi bawaan dan juga dari pada latihan dan pengalaman yang diperoleh anak. Kodra ini diperoleh dari turunan perkembangan (Heredity Endownment) dan menimbulkan pertumbuhan yang terlihat, meskipun


Teori Ilmu Psikologi 61 tanpa dipengaruhi oleh sebab- sebab nyata dari lingkungan. 2. Belajar dan Latihan (Learning) Sebab terjadinya perkembangan yang kedua adalah dengan melalui proses belajar atau dengan latihan. Disini terutama termasuk usaha anak sendiri baik dengan atau tanpa melalui bantuan orang dewasa. 3. Kombinasi Kematangan dan Belajar (Interaction of Maturation and Learning) Kematangan dan belajar atau latihan itu tidak berlangsung sendiri- sendiri, tetapi bersama-sama, dan saling beriringan. Biasanya melalui suatu latihan yang tepat dan terarah dapat menghasilkan perkembangan yang optimal, tetapi terkadang meskipun bantuan kuat dan usahanya efektif tidak berhasil seperti yang diharapkan, jika daya berkembangnya sangat terbatas. Kematangan dalam periode perkembangan tidak hanya dicapai setelah lahir, tetapi juga sebelum lahir. Bedanya ialah bahwa kematangan dalam masa sebelum lahir hanya dipengaruhi kodrat dan tidak memerlukan latihan. Seorang guru atau pendidik pnting untuk mengetahui kematangan anak-anak di dalam kelas, karena pada tingkat kematangan itulah anak-anak akan memberikan reaksi yang terbaik terhadap semua usaha bimbingan atau pendidikan yang sesuai bagi mereka.


62 Teori Ilmu Psikologi Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Moch. Arifudin, S.Sos. sikologi klinis merupakan cabang ilmu psikologi yang mengutamakan penanganan, analisis, dan diagnosis berbagai gangguan jiwa. Bidang psikologi klinis ini secara mendalam mempelajari, mendiagnosis, dan merawat berbagai masalah psikologis, gangguan, serta pola perilaku yang tidak normal. American Psychological Association (APA) memberikan definisi paling mutakhir yang menyebut bahwa psikologi klinis mencakup berbagai aspek spesialisasi psikologis yang menyediakan perawatan kesehatan mental dan perilaku yang holistik serta berkelanjutan untuk individu, pasangan, keluarga, dan kelompok. Selain itu, psikologi klinis juga mencakup konsultasi kepada lembaga dan masyarakat, pelatihan, pendidikan, pengawasan, dan praktik berbasis penelitian. P


Teori Ilmu Psikologi 63 Sebagai bidang yang luas, psikologi klinis menangani berbagai masalah kesehatan mental dan perilaku dengan komprehensif, mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu di dalam dan di luar psikologi. Ruang lingkupnya mencakup semua rentang usia, beragam keragaman individu, serta berbagai sistem yang mempengaruhi kesehatan mental dan perilaku manusia. Dengan demikian, psikologi klinis menjadi landasan penting dalam upaya menjaga dan meningkatkan kesejahteraan mental masyarakat secara menyeluruh. A. Gangguan Kejiwaan Secara Umum Gangguan jiwa merujuk pada kondisi kesehatan di mana individu mengalami perubahan dalam pola pikir, emosi, atau perilaku, atau kombinasi dari ketiganya. Gangguan jiwa ini seringkali terkait dengan distres atau masalah dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau keluarga. Berbagai jenis gangguan jiwa memiliki tanda dan gejala yang berbeda-beda. Secara umum, gangguan jiwa ditandai dengan kombinasi pola pikir abnormal, perubahan emosi, perilaku, dan interaksi dengan orang lain. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, gangguan jiwa adalah perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan gangguan dalam fungsi tersebut, yang dapat mengakibatkan penderitaan bagi individu dan/atau hambatan dalam menjalankan peran sosialnya. Dengan demikian, gangguan jiwa tidak hanya mencakup perubahan dalam internal individu, tetapi juga berdampak pada interaksi dan kualitas hidup mereka dalam lingkungan sosial.


64 Teori Ilmu Psikologi World Health Organization (WHO) menyebutkan gangguan kejiwaan secara umum yakni: 1. Gangguan Kecemasan Kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan yang dapat mengganggu keseimbangan pribadi seseorang. Gejalanya termasuk tegang, resah, gelisah, takut, gugup, berkeringat, dan sebagainya, dengan tingkatan intensitas yang bervariasi dari ringan hingga menyebabkan kepanikan dan menghalangi fungsi sehari-hari. Kecemasan juga dapat didefinisikan sebagai kondisi tidak menyenangkan yang memengaruhi keadaan fisik individu. Dalam literasi lain, kecemasan merupakan keadaan psikologis yang ditandai oleh tekanan, ketakutan, kegalauan, dan ancaman dari lingkungan. 2. Depresi Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai oleh perasaan sedih sebagai gejala utama, disertai dengan gangguan psikologis, somatik, dan psikomotor dalam periode tertentu, termasuk dalam kategori gangguan afektif. Istilah depresi dalam penggunaan sehari-hari sering dikaitkan dengan perasaan sedih, murung, putus asa, dan tidak bahagia. Depresi dapat muncul sebagai sekelompok gejala atau sindrom, yang mencakup perubahan kognitif, psikomotor, dan vegetatif, atau sebagai penyakit dengan gambaran klinis yang khas, dasar riwayatnya, dan keterkaitan dengan kondisi biologisnya.


Teori Ilmu Psikologi 65 3. Gangguan Bipolar Gangguan bipolar adalah penyakit yang berulang dan menimbulkan fluktuasi suasana hati serta energi. Gangguan ini melibatkan perubahan mood yang ekstrim antara periode mania (tingkat energi yang tinggi, kegembiraan berlebihan, impulsif) dan periode depresi (sedih, lelah, hilangnya minat). 4. Gangguan Stres Pasca Trauma Gangguan stres pasca-trauma (Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)) adalah sebuah gangguan mental yang dicirikan oleh munculnya gejala yang mengganggu, penghindaran terhadap isyarat yang terkait dengan trauma, perubahan negatif dalam kognisi dan suasana hati, serta perubahan signifikan dalam tingkat gairah dan reaktivitas setelah mengalami peristiwa traumatis. 5. Skizofrenia Skizofrenia adalah suatu gangguan psikis yang mempengaruhi perilaku seseorang, yang menghasilkan gejala seperti delusi, depresi, halusinasi, dan kesulitan berkomunikasi. Penyebab skizofrenia melibatkan berbagai faktor, termasuk faktor genetik, sosial ekonomi, pekerjaan, psikosial, defisit kognitif, dan biologis. Orang yang mengalami skizofrenia sering menunjukkan ciri-ciri seperti perilaku agresif, impulsif, dan kesulitan berinteraksi dengan lingkungan mereka. Untuk mengurangi perilaku agresif dan impulsif pada mereka, berbagai upaya


66 Teori Ilmu Psikologi seperti terapi expressive writing, psikoterapi, pengobatan farmakologi, serta dukungan dari keluarga dan masyarakat dapat dilakukan. Dukungan sosial ini memainkan peran penting dalam mengelola kondisi dan perilaku penderita skizofrenia. 6. Gangguan Makan Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia nervosa, terdiri dari pola makan yang tidak normal dan obsesi terhadap makanan, serta masalah berat badan dan bentuk tubuh yang mencolok. Gejala atau perilaku ini menyebabkan risiko atau kerusakan yang signifikan terhadap kesehatan, tekanan yang berarti, atau gangguan fungsi yang penting. Anoreksia nervosa sering kali muncul selama masa remaja atau awal dewasa dan berkaitan dengan kematian dini akibat komplikasi medis atau bunuh diri. Penderita bulimia nervosa memiliki risiko yang meningkat terhadap penyalahgunaan narkoba, bunuh diri, dan komplikasi kesehatan yang penting. Ada pilihan pengobatan yang efektif, seperti pengobatan berbasis keluarga dan terapi berorientasi kognitif. 7. Perilaku Mengganggu dan Gangguan Disosial Gangguan ini, juga dikenal sebagai gangguan perilaku. Perilaku yang mengganggu dan gangguan tidak disosial ditandai dengan masalah perilaku yang terus-menerus seperti seringkali menentang atau tidak patuh terhadap perilaku yang melanggar hakhak dasar orang lain atau norma, aturan, atau hukum masyarakat yang sesuai dengan usia. Gangguan mengganggu dan tidak disosial umumnya terjadi,


Teori Ilmu Psikologi 67 meskipun tidak selalu, pada masa kanak-kanak. Ada perawatan psikologis yang efektif, sering kali melibatkan orang tua, pengasuh, dan guru, solusi masalah kognitif, atau pelatihan keterampilan sosial. 8. Gangguan Perkembangan Saraf Gangguan perkembangan saraf adalah ketidaknormalan perilaku dan kognitif yang muncul selama masa pertumbuhan, dan melibatkan kesulitan signifykan dalam memperoleh dan menggunakan fungsi intelektual, motorik, bahasa, atau sosial tertentu. Gangguan perkembangan saraf mencakup gangguan perkembangan intelektual, gangguan spektrum autisme, dan gangguan hiperaktivitas dan ketidakfokusan (Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)). B. Metode Diagnosis dan Intervensi dalam Psikologi Klinis Metode diagnosis dan intervensi dalam psikologi klinis adalah kunci dalam memberikan perawatan yang efektif dan tepat untuk individu yang mengalami berbagai masalah kesehatan mental dan perilaku. Diagnosis melibatkan pengidentifikasian masalah yang spesifik pada klien dan bertujuan untuk menyampaikan informasi secara efisien kepada profesional lain. Intervensi dalam konteks psikologi klinis bertujuan untuk membantu klien mengatasi masalah psikologis terutama yang berkaitan dengan sisi emosionalnya. Intervensi klinis mencakup penerapan prinsip-prinsip psikologi untuk membantu


68 Teori Ilmu Psikologi individu yang menghadapi masalah dan ingin meningkatkan kualitas hidup mereka secara menyeluruh. 1. Metode Diagnosis Psikolog klinis sering mengadopsi berbagai metode asesmen yang beragam, termasuk wawancara, tes tertulis terstruktur, tes tak tertulis, serta asesmen perilaku. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih holistik dan mendalam tentang klien serta mengidentifikasi kebutuhan intervensi yang sesuai. a. Wawancara Secara umum, dalam praktik asesmen klinis, wawancara sering digunakan bersama dengan teknik lainnya. Namun, banyak profesional menganggap bahwa wawancara, bersama dengan observasi, merupakan salah satu alat utama dalam psikologi klinis, yang juga diakui oleh psikolog secara umum. Wawancara bisa digunakan sebagai bagian dari asesmen pra-terapi, untuk mengevaluasi kemampuan kerja, dalam konteks pengambilan keputusan hukum, atau dalam upaya meningkatkan kesehatan mental seseorang. b. Observasi Observasi sering dibahas sehubungan dengan wawancara karena keduanya sering dilakukan secara bersamaan. Ketika melakukan wawancara, seorang psikolog juga melakukan pengamatan terhadap perilaku klien. Penggunaan observasi didasarkan pada pemahaman bahwa perilaku yang dilakukan dengan atau tanpa disadari mencerminkan kondisi psikologis


Teori Ilmu Psikologi 69 seseorang. Dari hasil observasi, psikolog dapat menilai apakah seseorang mengalami gangguan mental, jenis gangguan yang mungkin dialami, dan seberapa parahnya gangguan tersebut. c. Tes Terstruktur Metode asesmen yang sering digunakan, termasuk tambahan dari wawancara, adalah tes terstruktur. Tes ini mengharuskan subjek untuk memberikan jawaban yang jelas, tidak ambigu, dengan makna yang seragam, dan merespons pertanyaan dengan cara yang terbatas. Tes terstruktur membutuhkan standarisasi yang cermat dan norma yang mewakili populasi secara tepat. Standarisasi atau pengaturan ini diperlukan untuk mengurangi pengaruh dari faktor-faktor eksternal yang tidak diinginkan. d. Tes Tak Terstruktur Sebagai alternatif dari pertanyaan yang mengarahkan subjek untuk memberikan respons yang khusus, seperti pada tes terstruktur, psikolog klinis juga dapat menggunakan pertanyaan yang memberikan kebebasan lebih besar kepada klien dalam memberikan jawaban. Jenis pertanyaan ini disebut tak terstruktur karena tesnya tidak mengharuskan jawaban yang baku dan jelas. Contohnya, subjek diberikan sejumlah gambar dan diminta untuk menceritakan kesan apa pun yang diperolehnya dari gambar-gambar tersebut. Dalam konteks ini, kebebasan dalam respons memungkinkan psikolog untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam


70 Teori Ilmu Psikologi tentang pengalaman dan persepsi subjek terhadap stimulus tertentu. e. Asesmen Perilaku (Behavioral Assessments) Observasi yang dilakukan bisa bersifat sistematis dan dapat terjadi di berbagai tempat seperti laboratorium, klinik, kelas, atau dalam situasi kehidupan sehari-hari. Pendekatan behavioral dalam asesmen ini fokus pada pengamatan langsung terhadap perilaku yang termanifestasi selama investigasi. Berbeda dengan penggunaan tes untuk memahami ciri kepribadian atau dinamika psikologis, pendekatan behavioral lebih menekankan pada deskripsi pola perilaku nyata subjek dalam kehidupan sehari-hari dan dampak lingkungan terhadap perilaku tersebut. Dalam hal ini, pengamatan yang sistematis memungkinkan para ahli mendapatkan wawasan mendalam tentang cara subjek menanggapi situasi sehari-hari dan bagaimana lingkungan memengaruhi pola perilaku mereka. 2. Intervensi Klinis Ada beberapa pendekatan psikologi yang digunakan untuk memberikan intervensi klinis. Tiap pendekatan ini memiliki strategi dan tujuan yang unik, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi klien. Berikut beberapa contoh pendekatan psikologis yang sering digunakan dalam intervensi klinis: a. Terapi Kognitif-Perilaku Terpi ini adalah salah satu pendekatan terapi yang paling umum digunakan dalam psikologi klinis. Pendekatan ini berfokus pada mengidentifikasi dan


Teori Ilmu Psikologi 71 mengubah pola pikir negatif serta perilaku maladaptif yang mungkin menyebabkan masalah psikologis. Terapis dan klien bekerja sama untuk mengidentifikasi pola pikir yang tidak sehat, menguji kebenaran dari pikiran tersebut, dan mengganti pikiran tersebut dengan pemikiran yang lebih sehat dan positif. Selain itu, terapi kognitif-perilaku juga melibatkan teknikteknik seperti eksposur terkontrol dan pengajaran keterampilan koping. b. Terapi Psikodinamik Terapi psikodinamik berakar dari teori psikoanalisis Freud dan fokus pada pemahaman dan eksplorasi konflik dan dinamika bawah sadar yang mempengaruhi perilaku dan pengalaman individu. Terapis membantu klien menjelajahi perasaan, motivasi, dan pengalaman masa lalu yang mungkin tersembunyi di bawah permukaan kesadaran. Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri, klien dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang pola-pola perilaku dan emosional mereka. c. Terapi Berbasis Mindfulness Terapi ini berfokus pada pengembangan kesadaran diri dan kesadaran saat ini, serta mengurangi stres dan reaktivitas emosional. Klien dilatih untuk menjadi lebih sadar akan pikiran, perasaan, dan sensasi tubuh mereka saat ini. Melalui latihan meditasi, pernapasan, dan teknik mindfulness lainnya, klien belajar untuk menghadapi pengalaman dengan lebih tenang dan penuh kesadaran.


72 Teori Ilmu Psikologi d. Terapi Perilaku Terapi perilaku adalah pendekatan dalam psikologi klinis yang berfokus pada perubahan perilaku yang tidak diinginkan melalui teknik-teknik tertentu, seperti penguatan positif, penghukuman, dan pemusatan perhatian pada perilaku konkret yang ingin diubah. Tujuan utamanya adalah memperbaiki fungsi klien dalam kehidupan sehari-hari dengan mengubah respons dan pola perilaku yang tidak produktif menjadi lebih adaptif. e. Terapi Filsafati dan Keagamaan Terapi filsafati adalah pendekatan terapeutik yang menggunakan prinsip-prinsip filsafat untuk membantu individu memahami makna hidup, nilai-nilai, dan tujuan mereka. Pendekatan ini sering digunakan untuk mengatasi konflik batin, pertanyaan eksistensial, dan pencarian makna dalam kehidupan. Sementara itu, terapi keagamaan mengintegrasikan keyakinan keagamaan dan spiritualitas dalam proses terapeutik. Ini melibatkan penerapan ajaran agama atau spiritualitas untuk membantu individu merasa tenang, menemukan makna hidup, dan mengatasi masalah mental atau emosional. Terapi keagamaan sering dilakukan oleh profesional yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip keagamaan tertentu dan bagaimana mengintegrasikannya dalam perawatan klinis.


Teori Ilmu Psikologi 73 Psikologi Kognitif dan Proses Pikiran Astuti Salim, S.Pd, M.Pd, Si A. Struktur dan Fungsi Otak dalam Pengolahan Informasi Dalam memahami bagaimana otak mengelola proses kognitif, kita perlu melihat fungsi dari berbagai area otak. Otak terdiri dari beberapa area yang berbeda, dan setiap area tersebut berkaitan dengan fungsi tertentu. Ilmu saraf kognitif adalah bidang penelitian yang menghubungkan otak dengan bagian lain dari sistem saraf, serta proses kognitif dan perilaku. Otak, yang merupakan organ dalam tubuh kita, memiliki peran langsung dalam mengendalikan pikiran, emosi, dan motivasi kita (Gloor, 1997; Rockland, 2000; Shepherd, 1998). Biasanya, kita menganggap otak sebagai puncak hierarki tubuh. Sehingga sebagai bos dapat mengatur


74 Teori Ilmu Psikologi organ lainnya. Namun, seperti atasan yang baik, otak juga mendengarkan dan dipengaruhi oleh organ tubuh lainnya. Dengan demikian, otak memiliki sifat yang reaktif dan direktif pada saat yang bersamaan. Mari kita telaah prinsip dasar pemrosesan informasi saraf dengan melihat struktur keseluruhan sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang memiliki fungsi utama dalam membawa pesan saraf dari otak ke otot, serta pesan sensorik dari tubuh kembali ke otak. Penelitian saat ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana fungsi otak terlokalisasi. Lokalisasi fungsi mengacu pada area spesifik di otak yang mengendalikan keterampilan atau perilaku tertentu.Sebelum kita fokus pada otak, penting untuk mempertimbangkan bagaimana otak berinteraksi dengan sistem saraf secara keseluruhan. Sistem saraf adalah dasar dari kemampuan kita dalam mempersepsi, beradaptasi, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar (Gazzaniga, 1995, 2000; Gazzaniga, I vry, & Mangun, 1998). Melalui sistem ini, kita menerima, memproses, dan merespons informasi dari lingkungan sekitar (Pinker, 1997a; Rugg, 1997).


Teori Ilmu Psikologi 75 Gambar 1. Otak depan, otak tengah memiliki struktur yang menjalankan fungsi penting untuk kelangsungan hidup serta pemikiran dan perasaan tingkat tinggi (Sternberg, 2009. p.53) Gambar 1. menunjukkan fungsi-fungsi yang lebih mendasar, seperti kontrol pernapasan, menelan, pencernaan, dan detak jantung. Bagian-bagian seperti medula, hipotalamus, otak kecil, sumsum belakang, pons, dan thalamus memiliki peran penting dalam koordinasi motorik, gerakan sukarela, serta penyampaian informasi sensorik dan motorik dari daerah bawah ke korteks. Hipokampus memainkan peran penting dalam pembentukan memori. Orang yang mengalami kerusakan atau


76 Teori Ilmu Psikologi pengangkatan hipokampus masih memiliki kemampuan untuk mengingat ingatan yang sudah ada. Sebagai contoh, mereka masih dapat mengenali teman dan tempat lama, tetapi mereka tidak dapat membentuk ingatan baru (tergantung pada waktu terjadinya kerusakan otak). Informasi baru, situasi, orang, dan tempat baru tidak dapat terbentuk. Sindrom Korsakoff menyebabkan kehilangan fungsi memori, yang diyakini terkait dengan kerusakan hipokampus yang semakin parah. Sindrom ini dapat disebabkan oleh penggunaan alkohol yang berlebihan. Hipokampus juga berperan dalam melacak keberadaan benda-benda dan hubungan spasial antara benda-benda tersebut. Dengan kata lain, hipokampus bertanggung jawab dalam memantau di mana bendabenda berada. Gangguan pada hipokampus tampaknya menyebabkan penurunan ingatan deklaratif, namun tidak mempengaruhi ingatan prosedural. Peran yang tepat dari hipokampus dalam memori dan pembentukan memori masih belum dapat dipastikan. Salah satu hipotesisnya adalah bahwa hipokampus berfungsi sebagai peta kognitif yang diperlukan oleh organisme untuk navigasi. Pandangan lainnya adalah bahwa hipokampus penting untuk pembelajaran yang fleksibel dan untuk melihat hubungan antar item yang dipelajari. Talamus mengirimkan informasi sensorik yang masuk melalui kelompok neuron yang ditujukan ke wilayah yang tepat di korteks. Sebagian besar masukan sensorik ke otak melewati thalamus. Terletak di tengah otak, setinggi mata, thalamus dibagi menjadi beberapa inti untuk memproses


Teori Ilmu Psikologi 77 berbagai jenis informasi. Setiap inti menerima informasi dari indera tertentu dan mengirimkannya ke area yang sesuai di korteks serebral. Selain itu, thalamus juga berperan dalam mengatur tidur dan bangun. Ketika thalamus tidak berfungsi dengan baik, dapat menyebabkan nyeri, gemetar, amnesia, gangguan bahasa, serta gangguan tidur dan bangun. Korteks serebral, juga dikenal sebagai neokorteks, adalah bagian otak yang paling baru dalam evolusinya. Meskipun ukurannya kecil dan primitif pada mamalia lainnya, korteks serebral merupakan komponen terbesar dari otak manusia. Pada manusia, korteks serebral dapat dianggap sebagai lapisan tipis saraf dengan luas permukaan sekitar 2.500 cm2 . Untuk menampung lapisan saraf ini di dalam tengkorak, lapisan saraf tersebut harus sangat berlipat-lipat. Perbedaan fisik yang mencolok antara otak manusia dan mamalia lainnya adalah jumlah lipatan dan kerutan pada korteks. Tonjolan pada korteks disebut girus, dan lipatan yang memisahkan girus disebut sulkus. Neokorteks terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kiri dan belahan kanan. Salah satu hal menarik dalam anatomi ini adalah bahwa bagian tubuh kanan cenderung terhubung dengan belahan kiri, sedangkan bagian tubuh kiri cenderung terhubung dengan belahan kanan. Dengan demikian, belahan kiri mengontrol fungsi motorik dan sensasi di tangan kanan. Telinga kanan juga terhubung dengan belahan kiri dengan kuat. Reseptor saraf di kedua mata yang menerima masukan dari bagian kiri dunia visual terhubung ke belahan kanan.


78 Teori Ilmu Psikologi Adapun Korteks serebral, yang merupakan permukaan lapisan luar otak, memiliki ketebalan hanya 3 mm. Meskipun tipis, lapisan neuron ini memiliki peran penting dalam fungsi mental kita yang lebih tinggi, seperti persepsi, memori, bahasa, berpikir, dan pemecahan masalah. Gambar 2. Tampak samping kortes serebral yang menunjukkan empat lobus, dari setiap belahannya (area berarsir merah) dan komponen utama korteks serebral lainnya. Oleh Kandel & Schwartz, 1984 (Anderson, 2010: 41) Korteks serebral terdiri dari empat lobus yang berbeda: lobus temporal (berperan dalam bahasa, memori, pendengaran, dan persepsi), lobus oksipital (tempat informasi visual pertama kali diterima), lobus parietal (menerima sinyal dari sistem sentuhan dan juga penting untuk penglihatan dan perhatian), dan lobus frontal (bertanggung jawab atas fungsi yang lebih tinggi


Teori Ilmu Psikologi 79 seperti bahasa, pikiran, memori, dan fungsi motorik). Di bawah lapisan korteks otak terdapat struktur subkortikal yang memiliki peran krusial dalam proses kognitif, terutama dalam pengolahan informasi untuk membentuk ingatan dan menghasilkan emosi. Beberapa struktur subkortikal yang signifikan termasuk hipokampus, yang bertanggung jawab dalam pembentukan ingatan, amigdala, yang berperan dalam pengaturan emosi dan ingatan yang terkait dengan emosi, serta thalamus, yang berperan dalam mengolah informasi dari berbagai indera seperti penglihatan, pendengaran, dan perabaan. Otak tengah terlibat dalam mengatur gerakan dan mengkoordinasikan gerakan mata, dengan peran yang lebih menonjol pada hewan non-mamalia daripada pada mamalia. Pada hewan non-mamalia, otak tengah adalah pusat kontrol utama untuk memproses informasi visual dan auditori, sedangkan pada mamalia, fungsi ini utamanya dilakukan oleh otak depan. Salah satu struktur kunci dalam otak tengah adalah sistem aktivasi retikular, juga dikenal sebagai formasi retikular, yang penting untuk mengatur kesadaran, termasuk tidur, kewaspadaan, kebangkitan, dan perhatian, serta fungsi vital seperti detak jantung dan pernapasan. Konsep bahwa berbagai area otak memiliki fungsi yang berbeda dikenal sebagai lokalisasi fungsi. Lokalisasi ini telah terbukti melalui studi pada empat lobus otak dan struktur subkortikal lainnya menggunakan berbagai metode. Penelitian pada neuron tunggal menunjukkan bahwa neuron yang merespons jenis rangsangan tertentu sering terkonsentrasi di area tertentu. Sebagai contoh,


80 Teori Ilmu Psikologi neuron yang responsif terhadap bentuk ditemukan di lobus temporal, menunjukkan adanya area khusus untuk persepsi bentuk. Area wajah fusiform di lobus temporal, misalnya, memiliki neuron yang responsif terhadap wajah. Selama bertahun-tahun, sifat jaringan otak masih belum terpecahkan. Meskipun melihat otak secara langsung tidak memberikan petunjuk bahwa otak terdiri dari miliaran unit yang lebih kecil, keberadaan unit-unit ini telah dikonfirmasi oleh ahli anatomi Italia, Camillo Golgi (1844-1926). Golgi mengembangkan teknik kimia yang dapat menodai beberapa neuron tetapi sebagian besar tidak terpengaruh, yang memungkinkan dia untuk mengungkap struktur neuron tunggal pada gambar seperti pada gambar Neuron adalah sel yang dikhususkan untuk menerima dan mengirimkan informasi dalam sistem saraf. Prinsip dasar pemrosesan informasi saraf adalah keseluruhan struktur sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Fungsi utama sumsum tulang belakang adalah membawa pesan saraf dari otak ke otot, serta pesan sensorik dari tubuh kembali ke otak. Bagian bawah otak secara evolusioner lebih primitif, dan porsi yang lebih tinggi serta berkembang dengan baik pada spesies yang lebih tinggi. Sejalan dengan itu, bagian bawah otak tampaknya bertanggung jawab atas fungsifungsi yang lebih mendasar. Untuk memahami bagaimana sistem saraf memproses informasi, kita perlu mengamati struktur dan fungsi sel-sel yang membentuk sistem saraf. Neuron, yang merupakan


Teori Ilmu Psikologi 81 sel saraf individual, mengirimkan sinyal listrik dari satu lokasi ke lokasi lain dalam sistem saraf. Konsentrasi neuron terbesar terdapat di neokorteks otak, bagian otak yang terkait dengan kognisi kompleks. Neokorteks dapat memiliki hingga 100.000 neuron per milimeter kubik. Neuron biasanya terorganisir dalam bentuk jaringan, saling memberikan informasi dan umpan balik dalam berbagai jenis pemrosesan informasi. Gambar 3. Komponen dasar neuron (A) sebelah kiri mengandung reseptor sendorik yang dikhususkan menerima informasi dari lingkungan (dalam hal ini tekanan yang timbul akibat sentuhan pada kulit). (B) Neuron ini bersinaps dengan neuron di sebelah kanan, yang mempunyai badan sel dan bukan reseptor. (Goldstein. 2008. p.31) Reseptor mencapai sesuatu yang sangat menakjubkan ketika mereka mengubah energi dari lingkungan menjadi energi listrik yang mewakili lingkungan dalam sistem saraf kita. Proses perubahan suatu bentuk energi menjadi bentuk energi lain ini disebut transduksi. Studi mengenai dampak kerusakan otak pada manusia juga mendukung konsep lokalisasi fungsi. Kerusakan otak


82 Teori Ilmu Psikologi biasanya disebabkan oleh kecelakaan atau stroke yang mengganggu suplai darah ke area otak tertentu. Bidang studi neuropsikologi mempelajari perilaku manusia yang mengalami kerusakan otak. Meskipun terdapat area spesifik di otak yang dikhususkan untuk fungsi tertentu, aktivitas seperti observasi, ingatan, dan pemikiran dapat mengaktifkan sejumlah area. Salah satu metode untuk membuktikan hal ini adalah dengan menggunakan teknik pemindaian otak. Pemindaian otak memungkinkan identifikasi area otak yang terlibat dalam berbagai proses kognitif. Sebagai contoh, pemindaian otak menunjukkan bahwa ingatan yang hanya bertahan sebentar, seperti saat mencari nomor telepon dan kemudian melupakannya setelah menelepon, melibatkan korteks prefrontal. Kenangan yang lebih tahan lama melibatkan sejumlah struktur di lobus temporal medial. Ingatan emosional akan mengaktifkan amigdala. Jadi ingatan yang dipicu oleh sebuah pertemuan akan mengaktifkan sejumlah area yang tersebar di seluruh otaknya. Metode pencitraan otak seperti positron emission tomography (PET) scan yang tugasnya mengukur peningkatan konsumsi oksigen di wilayah aktif dan melakukan jenis pemrosesan informasi tertentu. dan functional magnetic resonance imaging (fMRI) scan telah memungkinkan identifikasi aktivitas otak saat individu sedang melakukan tugas kognitif. Penemuan penting adalah bahwa sebagian besar tugas kognitif dapat mengaktifkan berbagai area otak yang berbeda. Area spesifik otak yang berbeda mendukung fungsi kognitif yang berbeda. Sel-sel di korteks yang berdekatan


Teori Ilmu Psikologi 83 cenderung mengolah rangsangan sensorik dari area tubuh yang berdekatan. Bayangkan kekuatan pemrosesan informasi dalam 100 miliar komputer yang saling berinteraksi. Menurut pandangan tentang otak ini, terdapat kekuatan komputasi yang lebih besar pada satu otak yang beratnya 3 pon dibandingkan pada semua komputer di dunia. Namun, agar tidak kewalahan memikirkan otak, maka kami harus menunjukkan bahwa otak tidak mampu melakukan beberapa hal yang dapat dilakukan komputer dengan baik. Ada banyak tugas, seperti mencari akar kuadrat, yang mana kalkulator tangan sederhana dapat mengungguli 100 miliar neuron. Memahami kekuatan dan kelemahan sistem saraf manusia merupakan tujuan utama dalam memahami hakikat kognisi manusia. B. Peran Memori, Perhatian, dan Bahasa dalam Proses Kognitif 1. Peran Memori Dalam Proses Kognitif Ketika seseorang semakin mahir dalam suatu bidang, mereka mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk menyimpan informasi masalah dalam memori jangka panjang dan mengambilnya kembali. Pentingnya ingatan jangka panjang terletak pada pengkodean dan pengambilan informasi. Fokusnya adalah memahami bagaimana informasi masuk dan diambil dari ingatan. Selain itu, penekanannya adalah memahami bagaimana berbagai jenis operasi pengkodean dan pengambilan memengaruhi apa yang diingat dan dalam bentuk apa.


84 Teori Ilmu Psikologi Kualitas ingatan dipengaruhi oleh interaksi antara proses pengkodean, jenis representasi kognitif yang dibangun, dan operasi pengambilan berdasarkan representasi ini untuk mencapai tujuan yang diinginkan seseorang. Terdapat perbedaan yang signifikan antara memori kata benda dan kata kerja dalam hal menghafal dan mengingat atau mengingat kembali. Dalam hal ini, memori dapat diartikan sebagai kumpulan penyimpanan sementara di sisi lain, memori dapat dianggap sebagai kumpulan sistem atau proses. Fungsi memori dalam kognisi normal seharihari sangatlah luas dan beragam, dan sebagian besar dapat diandalkan dan berjalan lancar, sehingga seperti halnya proses penglihatan sangat sulit untuk dipikirkan. Gangguan memori apa pun akan menimbulkan beragam penafsiran. Neuropsikologis telah memainkan peran penting dalam pengembangan teori tentang sifat memori. Memori kerja adalah kemampuan untuk memusatkan perhatian pada simpanan memori dan proses yang terlibat dalam mempertahankan informasi atau menyelesaikan tugas dalam pekerjaan tertentu. Proses memori terdiri dari tiga tahap utama, yaitu pengkodean, penyimpanan, dan pengambilan informasi. Biasanya, psikolog menggunakan metode pemeriksaan ingatan dengan menyajikan materi dan mengamati apa yang dapat diingat. Berbagai teknik manipulasi dapat diterapkan pada setiap tahap, tergantung pada tujuan penelitian. Penelitian pada


Teori Ilmu Psikologi 85 tahap tertentu melibatkan teori dan metode eksperimental, namun semua tahapan akan terlibat dalam proses mengingat informasi, tidak peduli apakah itu pengkodean, penyimpanan, atau pengambilan yang sedang diteliti. Penyimpanan memori adalah tempat di mana gambaran memori yang tidak sedang digunakan disimpan. Sebagai contoh, bayangkan pakaian favorit Anda. Ketika tidak sedang dipakai, gambaran memori yang digunakan untuk membentuk gambaran pakaian tersebut akan disimpan di penyimpanan memori. Sistem memori melibatkan penyimpanan memori serta proses-proses yang terjadi ketika gambaran memori tersebut sedang aktif, seperti proses yang terlibat dalam membentuk gambaran pakaian favorit Anda. Dari perspektif sistem memori, penyimpanan memori dan pemrosesan memori terjadi di bagian otak yang sama. Kognitif sedang mengalami perubahan yang mungkin sama pentingnya dengan revolusi kognitif. Perubahan ini merupakan pemasukan pertimbangan proses otak ke dalam hampir semua analisis kognisi manusia. Terdapat bidang yang disebut ilmu saraf kognitif yang dikhususkan untuk mempelajari bagaimana kognisi diwujudkan di otak. Munculnya ilmu saraf kognitif tidak terasa seperti sebuah revolusi, karena sebagian besar psikolog kognitif menyambutnya. Misalnya, di departemen psikologi di Carnegie Mellon, program kognitif dan program ilmu saraf kognitif digabungkan karena prihatin dengan


86 Teori Ilmu Psikologi masalah yang sama. Ilmu saraf kognitif sedang mengembangkan metode yang memungkinkan kita memahami dasar saraf kognisi. Psikolog kognitif sering kali membuat model. Modelnya banyak macamnya. Jenis model yang akan dibahas yaitu model modal memori yang diusulkan oleh Richard Atkinson dan Rishard Shiffrin pada tahun 1968 untuk menjelaskan proses dasar yang terjadi dalam memori yang secara singkat melalui tiga tahapan model saat ini. Tahap pertama, Memori sensorik memiliki kapasitas untuk menyimpan sejumlah besar informasi, namun sebagian besar informasi tersebut akan hilang dengan cepat, dalam waktu sekitar setengah detik. Beberapa informasi dari memori sensorik kemudian akan dipindahkan ke memori jangka pendek, di mana informasi dapat disimpan selama sekitar 15-20 detik, kecuali jika dilatih, seperti saat kita mengulang nomor telepon yang ingin kita ingat. Meskipun sebagian besar informasi yang masuk ke memori jangka pendek akan hilang, ada juga yang masuk ke memori jangka panjang, di mana informasi dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama, seperti saat kita mengingat beberapa hal yang kita lakukan kemarin, musim panas lalu, atau banyak lagi bertahun-tahun yang lalu dan berkesan di dalam ingatan. Pengenalan model memori ini telah mendorong ribuan eksperimen, yang mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan seperti "Berapa lama informasi disimpan di setiap tahap?" dan "Apa yang


Teori Ilmu Psikologi 87 menyebabkan beberapa informasi tersimpan dalam memori jangka panjang dan informasi lainnya terlupakan?". Model menggambarkan secara visual properti penting dari model secara umum: Model mengajukan pertanyaan yang harus dijawab dan mengatur data yang dihasilkan oleh banyak eksperimen berbeda ke dalam skema umum. Salah satu karakteristik lain dari model psikologi kognitif adalah sering mengalami revisi berdasarkan hasil eksperimen. Gambar 4. Diagram alir model modal memori yang dikemukakan Atkinson dan Shiffrin :1968 (Goldstein: 2008). Model ini dijelaskan dalam teks yang disebut model-model karena pengaruhnya yang sangat besar terhadap penelitian memori. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa memori terlalu kompleks untuk dijelaskan hanya dengan tiga tahap, sehingga model baru yang memberikan penjelasan data yang lebih baik telah diusulkan. Siswa sering bertanya-tanya apakah kotakkotak dalam model ini melambangkan area tertentu di otak. Meskipun dalam beberapa model setiap kotak berhubungan dengan tempat tertentu di otak, kotak-


88 Teori Ilmu Psikologi kotak di sebagian besar model yang akan kami uraikan tidak berhubungan dengan satu area otak. Kita akan melihat bahwa prinsip dasar cara kerja pikiran adalah bahwa aktivitas didistribusikan ke banyak area otak. Jadi, meskipun sebuah model mungkin mewakili memori jangka panjang yang dikirim dalam satu kotak, proses pembuatan, penyimpanan, dan pengambilan memori melibatkan sejumlah besar area otak yang terpisah, namun banyak di antaranya berinteraksi satu sama lain dengan cara yang rumit. Psikolog kognitif berfokus pada penggunaan ukuran perilaku untuk memahami cara kerja pikiran, dan semakin banyak pula yang mengambil pendekatan fisiologis. Psikologi kognitif juga memisahkan diri dari behaviorisme sebagai respons terhadap perkembangan teori informasi, AI, dan linguistik. Analisis pemrosesan informasi memecah tugas kognitif menjadi serangkaian langkah pemrosesan informasi yang abstrak. Pada pertengahan abad ke 20 mempunyai pengaruh besar bagi perkembangan psikologi kognitif yakni terbukanya bidang baru yang berkaitan dengan kemungkinan merancang dan membangun komputer. Pada tahun 1938, Claude Shannon menunjukkan bagaimana penalaran logis dapat diterapkan dalam rangkaian listrik sederhana, berdasarkan karya sebelumnya yang mengembangkan pendekatan formal atau matematis. Pada tahun 1940-an, McCulloch dan Pitts juga menunjukkan bagaimana


Teori Ilmu Psikologi 89 perilaku neuron sederhana dapat dimodelkan dalam logika. Secara keseluruhan, perkembangan ini menunjukkan bahwa aktivitas otak dapat dilaksanakan melalui rangkaian listrik sederhana, yang pada saat itu terlihat luar biasa. Perkembangan ini, meskipun menarik, tampaknya juga membawa implikasi penting bagi pemahaman dan studi kita tentang pikiran. Mereka tampaknya menunjukkan, misalnya, bahwa penalaran, sebuah fitur utama dari pikiran manusia, dapat diimplementasikan dalam komputer digital. Jika demikian halnya, maka komputer tidak hanya dapat digunakan sebagai alat untuk membantu pemahaman kita tentang pikiran, namun juga akan timbul pertanyaan apakah pikiran dan komputer pada dasarnya sama. Memang benar, pada tahun 1950, Turing mengusulkan sebuah tes yang dikenal dengan nama ‚tes Turing‛. Dalam tes tersebut menurutnya kita harus menilai apakah dua entitas memiliki kecerdasan yang sama. Turing percaya bahwa, jika suatu saat muncul situasi dimana kita tidak dapat membedakan kecerdasan manusia dari 'kecerdasan' komputer, maka kita harus mengakui bahwa keduanya sama-sama cerdas. Selain itu, karena kita sepakat bahwa manusia mampu berpikir, kita juga harus mengakui bahwa komputer juga mampu berpikir menguraikan tes Turing dan mempertimbangkan apa yang mungkin diperlukan


90 Teori Ilmu Psikologi agar tes tersebut dapat lulus. Dengan kata lain, misalkan kita berkomunikasi dengan komputer dan kita tidak dapat mengetahui bahwa itu adalah komputer. Komputer kemudian lulus tes Turing (Schonbein & Bechtel, 2003). Kecerdasan buatan (AI) adalah upaya manusia untuk menciptakan sistem yang menunjukkan kecerdasan dan terutama, kemampuan pemrosesan informasi yang cerdas (Merriam-Webster's Collegiate Dictionary, 1993). Posisi Turing tentu masih menjadi perdebatan, meskipun hal tersebut jelas mencerminkan imajinasi pada saat itu. Pada tahun 1956, dalam Konferensi Dartmouth yang diadakan di Dartmouth, New Hampshire, John McCarthy menciptakan istilah 'Kecerdasan Buatan' (atau AI). Ia mendirikan laboratorium AI di MIT pada tahun 1957, dan kemudian di Stanford pada tahun 1963, serta memulai disiplin akademis baru yang didasarkan pada kemungkinan bahwa manusia bukanlah satu-satunya yang mampu menunjukkan kecerdasan seperti manusia. Pendekatan terbaru dalam psikologi adalah kognitivisme, yang meyakini bahwa sebagian besar perilaku manusia dapat dipahami melalui cara berpikir individu. Kognitivisme, pada dasarnya, menggabungkan analisis-analisis sebelumnya, seperti behaviorisme dan Gestaltisme. Seperti Gestaltisme, pendekatan ini menekankan pada proses mental internal. Namun, seperti behaviorisme, kognitivisme


Click to View FlipBook Version