The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Apakah Anda pernah berpikir bagaimana manusia dapat merespon lingkungannya melalui perilaku maupun perkataan? Apakah respon itu terjadi secara tiba-tiba atau respon tersebut dipelajari? Bagaimana respon manusia dapat berbeda jika dihadapkan pada stimulus yang sama? Dengan mempelajari psikologi, kita dapat memahami bagaimana manusia dari apa yang terjadi dalam proses mentalnya sampai dapat merespon lingkungan melalui perilaku yang tampak. Ilmu psikologi memandang manusia sebagai makhluk yang unik dan kompleks. Namun melalui buku ini kita dapat mempelajarinya secara lebih sederhana, di mana untuk memahami manusia dapat dilihat dari tiga komponen penting yaitu aspek fisik, kognitif, dan sosial-emosinya. Ketiga aspek ini dapat berkembang dengan memberikan stimulus berdasarkan prinsip dan tahapan psikologi perkembangan dari masa bayi ke masa dewasa. Perbedaan stimulus ini yang mempengaruhi manusia menjadi makhluk yang unik yang berbeda cara berpikir dan bertindak. Untuk mengetahui stimulus yang tepat yang diperlukan manusia, pemahaman kita dapat diawali dengan mempelajari aliran teori besar dalam psikologi, yakni psikoanalisis, behaviorisme, kognitif dan humanistik.

Bagaimana dan siapa aktor yang berperan dalam memberikan stimulus? Pada buku ini dijawab dengan menjabarkan bahwa penerapan ilmu psikologi tidak hanya dapat diberikan di ruang lingkup keluarga, tetapi juga dapat diterapkan di lingkup yang lebih luas seperti pendidikan melalui psikologi pendidikan, lingkup lingkungan kerja melalui psikologi Industri dan organisasi. Muara pada penerapan psikologi di berbagai konteks adalah pada meningkatnya kesejahteraan dan kebahagiaan guna tercapainya kesehatan mental. Namun seiring perkembangan teknologi berimplikasi pada perubahan perilaku dan cara berpikir manusia sehingga tantangan dan peluang psikologi ke depan perlu dijawab melalui penelitian dan praktik yang dinamis mengikuti tren yang terus berkembang.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-06-11 01:26:05

Teori Ilmu Psikologi

Apakah Anda pernah berpikir bagaimana manusia dapat merespon lingkungannya melalui perilaku maupun perkataan? Apakah respon itu terjadi secara tiba-tiba atau respon tersebut dipelajari? Bagaimana respon manusia dapat berbeda jika dihadapkan pada stimulus yang sama? Dengan mempelajari psikologi, kita dapat memahami bagaimana manusia dari apa yang terjadi dalam proses mentalnya sampai dapat merespon lingkungan melalui perilaku yang tampak. Ilmu psikologi memandang manusia sebagai makhluk yang unik dan kompleks. Namun melalui buku ini kita dapat mempelajarinya secara lebih sederhana, di mana untuk memahami manusia dapat dilihat dari tiga komponen penting yaitu aspek fisik, kognitif, dan sosial-emosinya. Ketiga aspek ini dapat berkembang dengan memberikan stimulus berdasarkan prinsip dan tahapan psikologi perkembangan dari masa bayi ke masa dewasa. Perbedaan stimulus ini yang mempengaruhi manusia menjadi makhluk yang unik yang berbeda cara berpikir dan bertindak. Untuk mengetahui stimulus yang tepat yang diperlukan manusia, pemahaman kita dapat diawali dengan mempelajari aliran teori besar dalam psikologi, yakni psikoanalisis, behaviorisme, kognitif dan humanistik.

Bagaimana dan siapa aktor yang berperan dalam memberikan stimulus? Pada buku ini dijawab dengan menjabarkan bahwa penerapan ilmu psikologi tidak hanya dapat diberikan di ruang lingkup keluarga, tetapi juga dapat diterapkan di lingkup yang lebih luas seperti pendidikan melalui psikologi pendidikan, lingkup lingkungan kerja melalui psikologi Industri dan organisasi. Muara pada penerapan psikologi di berbagai konteks adalah pada meningkatnya kesejahteraan dan kebahagiaan guna tercapainya kesehatan mental. Namun seiring perkembangan teknologi berimplikasi pada perubahan perilaku dan cara berpikir manusia sehingga tantangan dan peluang psikologi ke depan perlu dijawab melalui penelitian dan praktik yang dinamis mengikuti tren yang terus berkembang.

Teori Ilmu Psikologi 91 menggunakan metode analisis kuantitatif yang tepat untuk mempelajari cara individu belajar dan berpikir. Psikologi kognitif mewarisi beberapa perhatian behavioris dengan metode ilmiah. Namun, psikologi kognitif menolak fokus secara eksklusif pada apa yang dapat diamati. Seperti yang diimplikasikan oleh Chomsky, pemahaman tentang pikiran membutuhkan kita untuk mempertimbangkan apa yang ada di balik perilaku. Bagaimana proses yang mengatur perilaku yang kita amati. Serta sejauh mana kita memahami tentang bagaimana pikiran memproses informasi dan informasi tersebut direpresentasikan. Chomsky menyoroti aspek biologis dan potensi kreatif bahasa. Ia menunjukkan beragam kalimat yang dapat kita hasilkan dengan mudah. Dengan demikian, ia menentang konsep behavioris bahwa kita belajar bahasa melalui penguatan. Bahkan, anak-anak kecil terus-menerus menghasilkan kalimat-kalimat baru yang sebelumnya tidak dapat mereka dukung. Menurut Chomsky, pemahaman bahasa kita tidak terbatas oleh apa yang kita dengar, tetapi oleh perangkat bawaan yang disebut language acquisition device (LAD) yang dimiliki oleh semua manusia. LAD ini memungkinkan bayi untuk menggunakan apa yang mereka dengar untuk memahami tata bahasa dalam lingkungan linguistik mereka. Secara khusus, LAD secara aktif membatasi jumlah konstruksi tata bahasa yang diizinkan. Dengan demikian, struktur pikiran, bukan struktur lingkungan yang mempengaruhi kemampuan kita dalam menguasai bahasa.


92 Teori Ilmu Psikologi Psikologi kognitif juga memiliki komitmen yang kuat untuk menggunakan komputer sebagai alat untuk membantu pemahaman kita tentang pikiran. Pertama, komputer digunakan sebagai peralatan penelitian untuk mengontrol eksperimen, menyajikan rangsangan, mencatat respons, dan mengumpulkan dan menganalisis data. Kedua, komputer juga digunakan sebagai alat penelitian. Misalnya, jika kita dapat menerapkan penalaran pada komputer, kita dapat memperoleh wawasan tentang bagaimana penalaran dapat diterapkan dalam otak. 2. Peran Perhatian Dalam Proses Kognitif Perhatian adalah proses konsentrasi pada aspekaspek khusus dari lingkungan, atau pada pemikiran atau kegiatan tertentu. Menitikberatkan pada aspek lingkungan tertentu umumnya mengakibatkan pengabaian terhadap aspek lingkungan lainnya. Perhatian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesadaran kita. Awalnya, penelitian tentang perhatian lebih fokus pada rangsangan pendengaran dan kemampuan kita untuk memilih pesan yang ingin kita fokuskan dan mengabaikan pesan lainnya. Penelitian ini dimulai dengan eksperimen yang menunjukkan bahwa ketika kita fokus pada satu pesan, sulit atau bahkan tidak mungkin bagi kita untuk memperoleh informasi dari pesan lain yang diterima pada saat yang sama. Kesadaran melibatkan perasaan kesadaran dan konteks kesadaran, beberapa di antaranya mungkin berada di luar fokus perhatian. Oleh karena itu,


Teori Ilmu Psikologi 93 perhatian dan kesadaran memiliki tumpang tindih. Pada satu waktu, para psikolog menganggap kesadaran dan perhatian sebagai hal yang sama. Namun sekarang, mereka menyadari bahwa beberapa pemrosesan informasi sensorik dan emosional, serta ingatan, dapat terjadi tanpa disadari. Ada aktivitas lain yang terjadi, meskipun kita tidak sadar. Manfaat perhatian yang sangat penting ketika berbicara tentang proses perhatian yang disengaja adalah nilai perhatian secara keseluruhan. Perhatian sadar memiliki tiga tujuan yang berperan dalam kognisi. Pertama, membantu dalam memantau interaksi dengan lingkungan untuk menjaga kesadaran tentang adaptasi terhadap situasi yang dihadapi. Kedua, membantu menghubungkan kenangan masa lalu dan sensasi saat ini untuk memberikan rasa kesinambungan pengalaman dan identitas pribadi. Ketiga, membantu dalam mengendalikan dan merencanakan tindakan di masa depan berdasarkan informasi dari pemantauan dan hubungan antara kenangan masa lalu dan sensasi awal. Sebagian besar penelitian awal tentang perhatian dilakukan dengan menggunakan rangsangan pendengaran, tetapi sekarang semakin banyak penelitian yang menggunakan tampilan visual. Sebagai contoh, dalam eksperimen kebutaan, peserta melihat dua gambar yang sedikit berbeda yang ditampilkan satu per satu. Hasil utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa peserta awalnya kesulitan


94 Teori Ilmu Psikologi untuk menemukan perbedaan antara gambar-gambar tersebut. Namun, ketika mereka fokus pada area gambar yang berbeda, mereka segera dapat menemukan perbedaannya. Perhatian, seperti yang dipelajari melalui prosedur precueing, mempertimbangkan bagaimana individu mengalihkan perhatiannya dari satu lokasi ke lokasi lain. Ini dikenal sebagai perhatian yang berfokus pada lokasi. Namun, eksperimen lain menunjukkan bahwa perhatian juga dapat terkait dengan objek tertentu, yang disebut perhatian yang berfokus pada objek. Penelitian tentang perhatian yang berfokus pada objek telah menunjukkan bahwa ketika perhatian difokuskan pada satu objek, efek peningkatan perhatian ini menyebar ke seluruh objek. Perhatian adalah faktor kunci dalam situasi sosial. Selain mendengarkan apa yang dikatakan orang lain, kita juga perlu memperhatikan ekspresi wajah dan bahasa tubuh untuk memahami pikiran, emosi, dan perasaan mereka. Pentingnya perhatian dalam interaksi sosial menjadi jelas ketika kita mempertimbangkan situasi di mana hubungan tersebut terganggu, seperti yang dialami oleh individu dengan autisme. Autisme adalah gangguan perkembangan serius yang ditandai dengan kesulitan dalam berinteraksi sosial, termasuk kesulitan dalam kontak mata dan mengidentifikasi emosi orang lain. Walaupun penderita autisme sering kali mampu menyelesaikan masalah penalaran yang melibatkan situasi sosial, namun mereka tidak dapat berfungsi


Teori Ilmu Psikologi 95 dengan baik saat berada dalam situasi sosial yang sebenarnya. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah perbedaan cara orang autis dalam mengamati apa yang terjadi. 3. Bahasa Dalam Proses Kognitif Bahasa dapat dijelaskan sebagai sistem komunikasi yang menggunakan suara atau simbol untuk menyampaikan perasaan, pikiran, gagasan, dan pengalaman. Meskipun komunikasi adalah salah satu ciri utama bahasa, perlu untuk membedakan bahasa manusia dari komunikasi hewan. Sebagian besar komunikasi hewan tidak memiliki karakteristik yang membuat bahasa manusia menjadi unik. Sebagai contoh, kucing "mengeong" saat makanannya disajikan. Bahasa menyediakan cara untuk mengatur berbagai jenis sinyal, seperti suara untuk komunikasi lisan, huruf dan kata-kata untuk komunikasi tertulis, serta gerakan fisik untuk komunikasi isyarat. Ini memungkinkan berbagai metode untuk menyampaikan informasi dari satu orang ke orang lain, mulai dari hal-hal yang paling sederhana dan umum. Bahasa memungkinkan pembentukan kalimatkalimat baru dan unik karena memiliki struktur yang terorganisir secara hierarkis dan diatur oleh kaidahkaidah. Struktur hierarkis bahasa terdiri dari berbagai komponen yang dapat disatukan untuk membentuk unit yang lebih kompleks. Sebagai contoh, kata-kata dapat digabungkan menjadi frasa, yang kemudian


96 Teori Ilmu Psikologi dapat membentuk kalimat-kalimat yang menjadi bagian dari sebuah cerita. Tujuan psikolinguistik adalah untuk mengungkap proses psikologis melalui di mana manusia memperoleh dan memproses bahasa. Tiga fokus utama psikolinguistik adalah sebagai berikut: a. Pemahaman. Bagaimana orang memahami bahasa lisan dan tertulis? Ini termasuk bagaimana orang memproses suara bahasa; bagaimana mereka memahami kata-kata, kalimat, dan cerita, seperti yang diungkapkan dalam tulisan, ucapan, atau bahasa isyarat; dan bagaimana orang terlibat dalam percakapan satu sama lain. b. Produksi ucapan. Bagaimana orang menghasilkan bahasa? Ini termasuk proses fisik produksi ucapan dan proses mental yang terjadi ketika seseorang menciptakan ucapan. c. Akuisisi. Bagaimana orang belajar bahasa? Ini termasuk tidak hanya bagaimana anak-anak belajar bahasa, tetapi juga bagaimana orang belajar bahasa tambahan, baik sebagai anak-anak atau kemudian dalam hidup. Karena cakupan psikolinguistik yang luas, fokus kita akan difokuskan pada dua aspek utama, yaitu penelitian tentang pemahaman bahasa dan produksi bahasa. Salah satu hal yang menarik tentang kata-kata adalah seberapa banyak yang kita tahu dan seberapa cepat kita mempelajarinya. Bayi biasanya mulai mengucapkan kata-kata pertama mereka pada tahun kedua kehidupan mereka, dan kemudian mereka


Teori Ilmu Psikologi 97 mulai menambahkan kata-kata dengan cepat. Ketika mereka dewasa, mereka dapat memahami lebih dari 50.000 kata yang berbeda. Semua kata yang dipahami oleh seseorang disebut leksikon. Dalam bahasa, ada dua unit terkecil, yaitu fonem yang mengacu pada bunyi dan morfem yang mengacu pada makna. Setiap kata yang kita baca terdiri dari huruf-huruf. Jika kita membaca kata-kata ini dengan suara keras, kita akan menghasilkan suara yang disebut fonem. Fonem adalah segmen ucapan terpendek yang jika diubah akan mengubah arti sebuah kata. Sebagai contoh, kata "bit" terdiri dari fonem /b/, /i/, dan /t/. Kita dapat mengubah kata "bit" menjadi "pit" dengan mengganti /b/ dengan /p/. Perhatikan bahwa fonem tidak sama dengan huruf karena fonem merujuk pada bunyi, sedangkan huruf memiliki variasi bunyi yang. Karena setiap bahasa menggunakan bunyi yang berbeda, jumlah fonem dalam setiap bahasa juga berbeda. Morfem adalah unit terkecil dalam bahasa yang memiliki makna atau fungsi gramatikal yang dapat didefinisikan. ‚Truk‛ terdiri dari satu morfem, Sebaliknya ‚kamar tidur‛ memiliki dua suku kata dan dua morfem, ‚kamar‛ dan ‚tidur‛. yang berkontribusi pada makna sebuah kata, adalah morfem. Dalam sebuah bahasa, kata-kata terlihat terpisah, sama seperti kata-kata dalam bahasa yang Anda kenal terlihat terpisah bagi Anda. Proses memahami katakata individual dari aliran sinyal ucapan yang


98 Teori Ilmu Psikologi berkelanjutan disebut segmentasi ucapan. Kemampuan kita untuk melakukan segmentasi ucapan menjadi lebih kompleks karena tidak semua orang mengucapkan kata-kata dengan cara yang sama. Orang-orang berbicara dengan aksen dan kecepatan yang berbeda, dan yang paling penting, orang-orang sering kali mengambil pendekatan yang santai dalam mengucapkan kata-kata ketika mereka berbicara secara alami. Sebagai contoh, bagaimana Anda akan mengucapkan "Apakah kamu masuk kelas hari ini" jika Anda sedang berbicara dengan seorang teman? Cara seseorang mengucapkan kata-kata dalam percakapan membuat sekitar setengah dari kata-kata tersebut tidak dapat dipahami jika diambil dari konteks lancarnya dan disajikan sendiri. Terdapat beberapa jenis informasi yang dapat digunakan pendengar untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh kata-kata dalam kalimat lisan. Salah satunya adalah konteks, atau makna percakapan. Pentingnya konteks karena menunjukkan bahwa ketika kata-kata dikeluarkan dari konteks yang diberikan oleh kata lain dalam percakapan, pemahaman kata-kata tersebut menjadi jauh lebih sulit. Beberapa faktor memengaruhi kemampuan kita dalam memahami kata-kata, termasuk seberapa umum kata tersebut dan kata-kata lain dalam kalimat. Kamus orang dewasa bisa mencakup lebih dari 50.000 kata, namun beberapa kata lebih mudah diakses


Teori Ilmu Psikologi 99 daripada yang lain. Frekuensi kata, atau seberapa sering kata tersebut digunakan dalam bahasa tertentu, adalah salah satu faktor yang memengaruhi aksesibilitas kata. Efek frekuensi kata menyebabkan kita merespons lebih cepat terhadap kata-kata yang sering digunakan seperti "rumah" daripada kata-kata yang jarang digunakan seperti "mendaki". Tugas pengambilan keputusan leksikal dapat digunakan untuk menunjukkan hal ini. Kemampuan kita untuk mengakses kata-kata dalam sebuah kalimat tidak hanya dipengaruhi oleh frekuensinya, tetapi juga oleh makna kalimat lainnya. Seperti yang akan kita lihat ketika kita mempertimbangkan bagaimana kita memahami suatu kalimat, kita terus-menerus berusaha mencari tahu apa arti sebuah kalimat saat kita membacanya. Proses ini melibatkan pemahaman kata-kata individual dan pemahaman bagaimana kata-kata tersebut sesuai dengan makna kalimat secara keseluruhan. Semantik adalah studi tentang makna kata dan kalimat, sementara sintaksis adalah aturan yang digunakan untuk menggabungkan kata-kata menjadi kalimat yang gramatikal. Penelitian terbaru menunjukkan perbedaan fisiologis antara kedua karakteristik ini, seperti hubungan semantik dan sintaksis dengan respons fisiologis yang disebut potensi terkait peristiwa. Di dalam penelitian pencitraan otak mendukung gagasan bahwa semantik dan sintaksis terkait dengan mekanisme yang berbeda, seperti yang ditunjukkan oleh aktivasi


100 Teori Ilmu Psikologi berbagai area otak oleh semantik dan sintaksis. Selain itu, kerusakan pada beberapa area otak dapat menyebabkan kesulitan dalam memahami makna kata, sedangkan kerusakan pada area lain dapat menyebabkan kesulitan dalam memahami tata bahasa. Kalimat dalam konteks ini sangat penting untuk dipahami, karena kalimat biasanya merupakan bagian dari teks atau cerita yang lebih besar. Dengan membaca sebuah kalimat tertentu, kita dapat memperoleh banyak informasi tentang apa yang terjadi dari apa yang telah kita baca sebelumnya. Proses ini membawa kita ke level berikutnya dalam studi bahasa, yaitu studi tentang bagaimana kita memahami teks dan cerita (dikenal sebagai pemrosesan wacana atau pemrosesan teks). Sebagian besar penelitian dalam pemrosesan teks berkaitan dengan bagaimana pemahaman pembaca terhadap sebuah cerita dipengaruhi oleh informasi yang disampaikan melalui banyak kalimat yang digabungkan. Memproduksi bahasa adalah proses kognitif yang dapat kita lakukan dengan cepat dan mudah, tetapi sebenarnya sangat rumit. Kompleksitas ini menjadi jelas ketika kita menyadari bahwa berbicara melibatkan mengambil rangkaian kata-kata dari ingatan kita. Pengambilan ini dilakukan dengan cepat - lebih dari 3 kata per detik untuk percakapan normal - dan diambil dari leksikon yang terdiri dari lebih dari 50.000 kata. Kata-kata yang tepat tidak hanya dapat


Teori Ilmu Psikologi 101 diambil dengan cepat, tetapi juga dihasilkan dalam urutan yang benar dan digabungkan dengan kata-kata lain untuk membentuk kalimat yang gramatikal. Menurut Whorf (1996), sifat bahasa dalam suatu budaya dapat memengaruhi cara berpikir individu. Ada bukti yang menunjukkan bahwa bahasa dalam suatu budaya dapat mempengaruhi cara pandang dan pemikiran seseorang. Percobaan yang membandingkan persepsi warna antara orang Barat dan budaya Berinmo telah menemukan perbedaan dalam persepsi warna yang terkait dengan bahasa. Namun, ada juga bukti yang menunjukkan adanya konsistensi dalam persepsi warna di berbagai bahasa. Bagi setiap penutur yang mahir, produksi bahasa tampaknya menjadi proses yang mudah. Sebagai contoh, saat berbicara, Anda jarang menyadari bahwa Anda menghadapi kesulitan dalam merumuskan katakata Anda. Namun, kemudahan produksi bahasa dalam situasi informal, seperti saat berbicara, menyembunyikan fakta bahwa ini sebenarnya adalah proses yang kompleks dan melibatkan beberapa tahap. Kompleksitasnya menjadi lebih terlihat ketika kita harus memproduksi monolog. Pemrosesan bahasa dalam dialog bergantung pada proses produksi dan pemahaman yang terkoordinasi, seperti dalam menjawab pertanyaan. Pengolahan bahasa dalam dialog melibatkan partisipasi langsung dari kedua lawan bicara dalam mencapai pemahaman yang sama terhadap pesan. Oleh karena itu, pendengar tidak dapat sepenuhnya


102 Teori Ilmu Psikologi memahami apa yang dibicarakan dalam dialog. Baik produksi maupun pemahaman dalam dialog mungkin diatur oleh proses penyelarasan interaktif yang mengarah pada rutinitas.


Teori Ilmu Psikologi 103 Psikologi Industri dan Organisasi dalam Lingkungan Kerja Yoel Istiawanto, S.Pd. A. Teori motivasi, kepemimpinan, dan dinamika kelompok dalam konteks organisasi 1. Teori motivasi dalam konteks organisasi Motivasi adalah salah satu komponen yang mempengaruhi hasil dan kinerja Perusahaan (A., 2000; Ashraf, 2021; Lazarević and Lukić-Nikolić, 2021). Pemahaman mendalam tentang teori motivasi penting bagi manajer untuk membuat strategi yang meningkatkan produktivitas dan semangat karyawan mereka. Dengan mempelajari teori seperti Hierarki Kebutuhan Maslow, Teori X dan Y McGregor, Teori


104 Teori Ilmu Psikologi Dua Faktor Herzberg, dan Teori Harapan Vroom, kita akan memperoleh pemahaman tentang berbagai pendekatan terhadap motivasi dan bagaimana penerapannya dapat berdampak besar pada lingkungan kerja. Serta memberikan pengetahuan kepada para pemimpin organisasi tentang cara memanfaatkan teori motivasi untuk mencapai tujuan organisasi dan meningkatkan kepuasan kerja. a. Teori motivasi klasik Metode yang paling penting untuk memahami motivasi manusia di tempat kerja adalah teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow (Rojas, Méndez and Watkins-Fassler, 2023; Fu, 2024; Peng et al., 2024). Piramid Maslow menunjukkan kebutuhan manusia, dimulai dari kebutuhan paling dasar hingga kebutuhan tertinggi. Di dasar piramida terdapat kebutuhan fisiologis seperti rumah, air, dan makanan. Setelah kebutuhan dasar ini dipenuhi, karyawan akan mencari keamanan dan kestabilan. Hubungan sosial menjadi penting di tingkat berikutnya, diikuti oleh kebutuhan akan penghargaan yang mencakup pengakuan dan pencapaian. Di puncak piramida, kita menemukan kebutuhan aktualisasi diri, yaitu ketika individu berusaha menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri. Douglas McGregor menciptakan dua perspektif yang sangat berbeda tentang manajemen manusia di tempat kerja: Teori X dan Teori Y (Bojadziev et al., 2016). Teori X berpendapat bahwa karyawan secara alami tidak suka bekerja dan akan menghindarinya


Teori Ilmu Psikologi 105 apabila memungkinkan, sehingga diperlukan pengawasan dan pengendalian yang ketat. Manajer yang menggunakan pendekatan Teori X biasanya menggunakan ancaman dan paksaan untuk mendorong karyawan mereka untuk bekerja lebih baik. Teori Y sebaliknya berpendapat bahwa pekerjaan seperti bermain atau istirahat, dan orang akan berusaha jika mereka merasa pekerjaan mereka bermanfaat. b. Teori motivasi kontemporer Dalam menentukan kepuasan kerja, Frederick Herzberg mengembangkan teori yang membedakan antara faktor motivator dan faktor higienis (Ataliç, Can and Cantürk, 2016). Faktor motivator, seperti pengakuan, tanggung jawab, dan kesempatan untuk pertumbuhan, meningkatkan kepuasan kerja dan motivasi secara langsung karena mereka memenuhi kebutuhan intrinsik karyawan untuk pencapaian dan pengakuan. Sebaliknya, faktor higienis, seperti gaji, kondisi kerja, kebijakan perusahaan, dan keamanan karyawan, Victor Vroom menciptakan Teori Harapan yang berfokus pada proses kognitif yang digunakan individu saat membuat keputusan tentang berbagai perilaku di tempat kerja (Enggar, Ilmiah and Yunitasari, 2022; Oladejo and Adenuga, 2023). Teori ini menyatakan bahwa harapan bahwa usaha tertentu akan menghasilkan hasil yang diinginkan dan nilai yang dipersepsikan dari hasil tersebut mengendalikan motivasi. Tiga komponen utama, menurut Vroom, ada: ekspektasi (keyakinan bahwa usaha yang


106 Teori Ilmu Psikologi maksimal akan menghasilkan kinerja yang lebih baik), instrumentalitas (keyakinan bahwa kinerja yang baik akan menghasilkan hasil yang diinginkan), dan valensi (nilai atau kepentingan yang ditempatkan oleh individu pada hasil tersebut). 2. Kepemimpinan dalam konteks organisasi Kesuksesan setiap organisasi bergantung pada kepemimpinan yang baik. Kinerja keseluruhan sangat dipengaruhi oleh seorang pemimpin yang dapat menginspirasi, memotivasi, dan membimbing timnya untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan memahami berbagai pendekatan kepemimpinan, manajer dan pemimpin organisasi dapat memperoleh kemampuan untuk mengelola tim mereka dengan lebih baik, mencapai kesuksesan bersama, dan menciptakan budaya kerja yang ramah. 3. Dinamika kelompok dalam konteks organisasi Memahami dinamika kelompok dalam lingkungan organisasi sangat penting untuk menentukan kualitas interaksi dan kinerja tim secara keseluruhan. Memahami bagaimana kelompok berinteraksi, berkolaborasi, dan mencapai tujuan bersama adalah kunci sukses dalam menciptakan budaya kerja yang produktif dan efektif. Manajer dan pemimpin organisasi dapat mengembangkan strategi yang lebih baik untuk mendorong kerja sama, memperkuat hubungan, dan mencapai tujuan bersama.


Teori Ilmu Psikologi 107 Untuk memperkuat hubungan antar anggota kelompok, penting untuk berkomunikasi dengan baik. Kebingungan, kesalahpahaman, dan konflik yang tidak perlu dalam kelompok dapat dihindari dengan komunikasi yang jelas, terbuka, dan berkelanjutan. Anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sama lebih baik ketika mereka dapat dengan mudah berbagi ide, informasi, dan umpan balik. Pemimpin kelompok memainkan peran penting dalam mendorong komunikasi yang efektif, baik dengan memberikan arahan yang jelas maupun dengan mendengarkan dengan hati-hati dengan masalah dan kebutuhan anggota kelompok. B. Pengembangan individu, evaluasi kinerja, dan manajemen stres di tempat kerja 1. Pengembangan Individu di tempat kerja Pengembangan individu di tempat kerja adalah bagian penting dari mencapai tujuan perusahaan dan kinerja yang unggul (Mahyadi Mahyadi and Mochammad Isa Anshori, 2023; Sypniewska, Baran and Kłos, 2023). Organisasi dapat memastikan bahwa karyawannya memiliki keterampilan, pengetahuan, dan motivasi yang diperlukan untuk membuat kontribusi terbaik dengan memprioritaskan pengembangan mereka. Dari mentoring dan rotasi pekerjaan hingga pelatihan dan pengembangan.


108 Teori Ilmu Psikologi 2. Evaluasi Kinerja Evaluasi kinerja adalah cara untuk mengukur seberapa produktif karyawan dan memberikan umpan balik yang bermanfaat (Cowley et al., 2022). Pemahaman menyeluruh tentang proses evaluasi kinerja memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan dan merencanakan pengembangan karier yang sesuai. Pemimpin dan manajer harus mampu mengelola karyawannya menjadi lebih baik, meningkatkan kinerja tim, dan menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan berorientasi pada pertumbuhan dengan memahami pentingnya evaluasi kinerja. 3. Manajemen stres di tempat kerja Dalam era sekarang ini, manajemen stres di tempat kerja menjadi semakin penting (Lazarević and Lukić-Nikolić, 2021; Fasthoff, Nolte and Kortsch, 2023; Sypniewska, Baran and Kłos, 2023). Kesehatan mental karyawan sangat penting bagi perusahaan karena tuntutan dan tekanan yang meningkat di tempat kerja. Dengan memahami lebih baik tentang stres dan cara mengelolanya, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang sehat, meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan. a. Faktor-faktor penyebab stres di tempat kerja Berbagai sumber stres di tempat kerja dapat bervariasi dari orang ke orang, tetapi beban kerja yang berlebihan, ketidakpastian tentang pekerjaan, dan


Teori Ilmu Psikologi 109 dampak stres di tempat kerja adalah beberapa penyebab utama stres. b. Strategi manajemen stres di tempat kerja Salah satu elemen penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif adalah manajemen stres karyawan. Organisasi dapat melakukan hal-hal seperti ini untuk membantu karyawan mengelola stres mereka diantaranya adalah menawarkan dukungan dan keseimbangan antara hidup kerja dan hidup pribadi mereka, memberikan pelatihan tentang cara mengelola stres, dan berkomunikasi secara terbuka.


110 Teori Ilmu Psikologi Psikologi Pendidikan dalam Peningkatan Proses Pembelajaran Imada Cahya Septiyaningsih, S. Pd. ebagai makhluk sosial banyak sekali permasalahan - permasalahan baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Permasalahan dapat muncul secara intern maupun ekstern. Maka dari itu, ilmu psikologi diperlukan agar dapat menguraikan masalah tersebut. Tidak sedikit orang beranggapan bahwa ilmu psikologi merupakan ilmu yang hanya tentang kejiwaan. Terlebih jika berhadapan dengan seorang psikolog atau konselor, maka dianggap orang tersebut mengalami ‚sakit jiwa atau gangguan jiwa‛. Padahal peran psikolog sangat membantu tumbuh kembang dan bahkan dapat membantu menganalisis dan mengantisipasi tantangan - tantangan kehidupan yang mungkin terjadi. Untuk menjadi konselor atau psikolog tidak melulu harus dilakukan oleh professional saja. Melainkan pendidik juga S


Teori Ilmu Psikologi 111 sangat memerlukan ilmu tersebut agar bisa membantu peserta didik menyelesaikan tantangan dan masalah-masalah yang sedang mereka hadapi. Tidak semua orang mampu menceritakan masalah yang sedang dihadapi. Secara umum, manusia cenderung takut atau enggan menceritakan persoalannya. Mereka lebih memilih untuk memendamnya sendiri. Padahal, jika berlarut-larut dipendam akan membahayakan tumbuh kembang psikis orang tersebut. Akibatnya, orang yang tidak bisa menguraikan persoalan dalam hidupnya akan cenderung kurang fokus dalam mengerjakan sesuatu. Oleh sebab itu, peran pendidik dalam menguasai atau mengetahui ilmu psikologi sangat penting. Harapannya pendidik mampu memberikan pandangan secara holistik untuk menguraikan persoalan hidup yang sedang mereka hadapi demi proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal karena melalui psikologi pendidikan tentu dapat meningkatkan proses pembelajaran. Namun, harapan tersebut dapat tercapai apabila pendidik dapat memberikan strategi yang sesuai agar ilmu psikologi dapat diterapkan dengan baik khususnya di bidang pendidikan. Perlu adanya pemahaman dasar terkait dengan teori belajar dan pengajaran yang relevan agar pendidik dapat memberikan treatment yang sesuai kepada peserta didik. Melalui pendalaman teori tersebut, maka dapat diimplementasikan melalui strategi pendidikan inklusif agar dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, sehingga pendidik dapat memberikan penanganan khusus terkait dengan perilaku peserta didik.


112 Teori Ilmu Psikologi A. Teori Belajar dan Pengajaran 1. Tahukah Anda tentang Psikologi Pendidikan? Asal usul istilah psikologi dapat ditelusuri kembali ke akar kata Yunani, yakni ‚psyche‛ yang artinya jiwa dan ‚logos‛ memiliki arti ilmu. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, psikolog dianggap terlalu teoritis dan kurang memiliki ketelitian ilmiah, sehingga menyebabkan pergeseran dari gagasan psikologi sebagai ilmu tentang jiwa. Sebaliknya, gejala psikologis menjadi indikator kondisi mental seseorang. Akibatnya, studi psikologi kini melibatkan pengamatan dan analisis gejala yang ditunjukkan oleh individu, memberikan wawasan terukur mengenai kesejahteraan psikologis mereka. Hal ini berarti, psikologi memiliki tujuan untuk memahami perilaku individu sebagai cerminan keadaan psikologis internalnya. Bidang psikologi pendidikan berfokus pada studi psikologi dalam konteks pendidikan. Hal ini mencakup pemahaman mengenai kecerdasan, perkembangan, ingatan, persepsi, emosi, dan faktorfaktor psikologis lainnya yang mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Psikologi pendidikan menyelidiki dinamika proses belajar mengajar, mengeksplorasi mekanisme melalui individu dapat diperoleh dari pengetahuan dan keterampilan. Psikologi pendidikan juga membahas tentang bagaimana individu belajar, mengingat, dan merespons informasi serta lingkungan belajar yang dapat mempengaruhi hasil belajar mereka. Dalam


Teori Ilmu Psikologi 113 konteks pendidikan, psikologi pendidikan membantu pendidik untuk memahami karaktekristik psikologis siswa, sehingga mereka dapat menciptakan lingkungan belajar yang sesuai dan efektif. Dengan memiliki pemahaman yang kuat tentang psikologi pendidikan, pendidik memiliki kemampuan untuk secara efektif membina perkembangan secara holistik terhadap peserta didik, mencakup pertumbuhan fisik dan spiritual mereka, sehingga dapat memaksimalkan potensi mereka. 2. Apa tujuan mempelajari psikologi pendidikan? Psikologi pendidikan memiliki tujuan untuk mengetahui karakteristik proses belajar antara peserta didik dan pendidik. Sehingga, melalui psikologi pendidikan harapannya dapat memberikan solusi kepada peserta didik yang memiliki masalah dalam proses belajar. Selain itu, melalui psikologi pendidikan diharapkan peserta didik dapat memiliki pemahaman yang kuat tentang psikologi pendidikan, pendidik dapat secara efektif mendukung peserta didik dalam menyelesaikan program pembelajaran mereka dengan kemampuan terbaik mereka. Penting bagi pendidik untuk memahami psikologi pendidikan karena agar: a. Menciptakan suasana yang menyenangkan Dengan memahami psikologi pendidikan, lingkungan belajar yang menyenangkan dapat diciptakan oleh pendidik guna memenuhi kebutuhan psikologis peserta didik. Hal ini dapat meningkatkan efektivitas


114 Teori Ilmu Psikologi proses belajar dan membantu peserta didik dalam mencapai potensi belajar penuh mereka. b. Berfungsi untuk mengidentifikasi Karakteristik dan kebutuhan peserta didik dapat diidentifikasi melalui psikologi pendidikan guna membantu pendidik dalam mengolah beraneka ragam potensi yang terdapat pada masing-masing peserta didik. Melalui pemahaman yang kuat mengenai psikologi pribadi, pendidikd apat merancang strategi belajar yang sesuai dan selaras dengan kebutuhan peserta didik dan perkembangan psikologis. c. Meningkatkan Antusiasme dan Keterlibatan peserta didik Melalui pemahaman dan unsur secara psikologis yang berdampak pada semangat dan keterlibatan peserta didik dalam perjalanan pendidikan, pendidik dapat menggunakan modifikasi pendekatan pembelajaran yang nantinya bisa memotivasi peserta didik dalam proses belajar dan mendorong keterlibatan aktif mereka pada saat mengikuti proses belajar. d. Membantu mengatasi tantangan pembelajaran Dalam psikologi pendidikan, juga membantu pendidik dalam mengenali dan mengatasi berbagai hambatan belajar yang mungkin dihadapi oleh peserta didik. Dengan memiliki pemahaman secara komprehensif tentang unsur-unsur psikologis, secara otomatis akan berdampak pada perjalanan belajar. Sehingga, pendidik mampu memberikan bimbingan dan bantuan yang sesuai kepada peserta didik. Bagi para pendidik, mendalami bidan psikologi pendidikan merupakan upaya penting yang dapat


Teori Ilmu Psikologi 115 memungkinkan mereka untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, memperoleh pemahaman secara holistik tentang kondisi peserta didik, dan dapat membangun lingkungan belajar yang mendukung serta mendorong perkembangan peserta didik secara optimal. 3. Manfaat dan aplikasi teori belajar dalam pembelajaran Teori proses belajar sangat berperan dalam membantu pemahaman peserta didik terhadap proses belajar itu sendiri. Oleh karena itu, hal ini berfungsi sebagai alat yang berharga bagi pendidik dalam meningkatkan pengalaman dan proses belajar mengajar, sehingga menghasilkan peningkatan efektivitas dan efisiensi. Melalui teori belajar, pendidik dapat mengorganisasikan proses pembelajaran agar lebih baik sehingga peserta didik bisa lebih optimal dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar agar tujuan-tujuan pembelajaran dari peserta didik dapat diimplementasikan dengan maksimal. Ketika pendidik memiliki pemahaman tentang teori pembelajaran, mereka akan melengkapi proses disetiap detiknya dengan persiapan secara efektif misalnya dengan Menyusun dan menyesuaiakan pengalaman belajar untuk memenuhi kebutuhan peserta didiknya. Dengan membiasakan diri dengan berbagai teori pembelajaran, pendidik dapat mengelola kelas secara efektif dan menilai kemajuan peserta didik berdasarkan hasil dan proses pembelajaran yang telah dicapai. Pemahaman ini


116 Teori Ilmu Psikologi memungkinkan pendidik merancang dan melaksanakan rencana pembelajaran yang optimal bagi pengalaman peserta didik. Semakin matang rancangan yang dibuat oleh pendidik, maka semakin pfoduktif pula pendidik dapat menentukan bentuk-bentuk dukungan serta bantuan yang dapat diberikan kepada peserta didik sehingga mereka mendapatkan prestasi belajar secara maksimal. Teori pembelajaran dalam pendidikan menawarkan banyak keuntungan dan kegunaan praktis. Pertama, hal ini memberikan wawasan berharga mengenai proses pembelajaran itu sendiri, memungkinkan pendidik memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana siswa memperoleh pengetahuan dan memahami berbagai mata pelajaran. Berbekal pengetahuan ini, pendidik dapat menyesuaikan pendekatan pengajarannya untuk memenuhi kebutuhan unik siswanya, dengan menggunakan metode yang selaras dengan gaya belajar masing-masing. Menciptakan teknik pembelajaran yang berdampak: Pemanfaatan teori pembelajaran dapat membantu pengembangan metode dan strategi pembelajaran yang efektif. Pendidik mempunyai kesempatan untuk menggunakan prinsip-prinsip psikologi pendidikan untuk membangun pendekatan yang menarik dan interaktif yang selaras dengan hasil pembelajaran yang diinginkan.


Teori Ilmu Psikologi 117 4. Pengertian Teori Belajar Behavioristik Menurut teori perilaku, meskipun individu mengalami perubahan mental setelah belajar, faktorfaktor ini tidak dipertimbangkan dan tidak diakui sebagai hasil belajar. Maka dari itu, pengukuran adalah faktor yang sangat penting untuk mengamati perubahan tingkah laku yang terjadi atau hampir tidak terjadi. Dalam pendidikan, implementasi teori belajar behavioristik mayoritas menggunakan mekanisme penguatan. Jadi, pembelajaran behavioristik adalah pendekatan psikologis yang bertujuan untuk menekankan pentingnya perbedaan individu melalui pengamatan dan dapat diukur secara objektif. Teori ini berfokus pada hubungan antara rangsangan eksternal dan tanggapan dapat dihasilkan oleh individu sebagai wujud respon terhadap stimulus yang diberikan secara eksternal dan tanggapan tersebut berupa individu menghasilkan respon terhadap rangsangan itu sendiri. Menurut teori behavioristik, pembelajaran dapat terjadi melalui proses elaborasi, deduksi, dan inferensi. Menurut teori behavioristik, lingkungan eksternal memiliki peran penting dalam membentuk perilaku individu. Dalam pendekatan ini, proses pembelajaran lebih difokuskan pada hasil belajar individu yang dapat diamati secara obyektif daripada proses kognitif yang bersifat internal bagi individu. Dalam istilah yang lebih sederhana, teori behavioristik menunjukkan bahwa pembelajaran dapat terealisasi di lingkungan pada saat interaksi sosial.


118 Teori Ilmu Psikologi Teori behavioristik bisa diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas. pemberian sugesti positif untuk dapat meningkatkan motivasi belajar serta untuk mengarahkan perilaku peserta didik agar bisa menjadi generasi yang berkarakter. Melalui teori ini, memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemahaman tentang bagaimana perilaku dapat dipelajari dan diubah melalui interaksi dengan lingkungan eksternal. 5. Bagaimana mengaplikasikan teori belajar behavioristik dalam pembelajaran? Prinsip-prinsip behaviorisme dapat diintegrasikan ke dalam strategi pembelajaran. Sehingga pendidik dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang dapat mendukung perkembangan peserta didik dengan harapan dapat mengantarkan peserta didik menjadi pribadi yang lebih berkualitas. Berikut ini merupakan beberapa contoh untuk dapat mengimplementasikan teori belajar behavioristik: a. Desain E-Learning Strategi pembelajaran Computer-Adaptive Instruction (CAI) dapat disesuaikan dengan gaya dan kemampuan belajar peserta didik. CAI merupakan proses pembelajaran menggunakan sistem komputer yang disesuaikan berdasarkan respon dan kemampuan peserta didik dalam menguasai materi. Sehingga CAI yang akan menyesuaikan kemampuan peserta didik untuk dapat belajar berdasarkan tingkat kesulitan mereka masing-masing. Sehingga, peserta didik juga mendapatkan akses materi pembelajaran


Teori Ilmu Psikologi 119 melalui komputer atau device lainnya agar mereka dapat belajar secara mandiri dan interaktif. Sistem CA juga dapat memberikan feedback terhadap perkembangan belajar peserta didik. Sehingga pendidik dapat memantau perkembangan mereka secara individual. b. Memanfaatkan lingkungan Belajar Faktor besar yang dapat menjadi pengaruh penting pada proses pembelajaran adalah lingkungan. Dukungan serta stimulus baik secara ekternal maupun internal dari lingkungan belajar dapat menjadi objek belajar. Misalnya, memanfaatkan lingkungan sekitar melalui pembelajaran outdoor, selain untuk meminimalisir tingkat kebosanan peserta didik, strategi ini juga dapat meningkatkan performa peserta didik selama pembelajaran. c. Implementasi Stimulus-Respon Di dalam kerangka teori behavioristik, stimulus dan respon memiliki peran penting dalam proses pembelajaran, karena pendidik dapat memanfaatkan tanggapan dari peserta didik dan dapat memberikan pengaruh perilaku kepada peserta didik selama proses pembelajaran. Stimulus tersebut dapat diberikan melalui pertanyaan-pertanyaan pemantik atau tes diagnostik. Selain itu, pendidik juga dapat menggunakan teknik modifikasi perilaku seperti penguatan (reinforcement) atau hukuman (punishment) yang mendidik untuk meningkatkan motivasi, disiplin, keterampilan, serta prestasi peserta didik.


120 Teori Ilmu Psikologi d. Implementasi prinsip - prinsip behaviorisme Teori ini mencakup prinsip-prinsip seperti kesiapan individu, kesiapan latihan, dan seluk beluk kepribadian sikap. Selain itu, pendidik dapat mengaplikasikan prinsip tersebut di dalam proses pembelajaran untuk membentuk dan mengubah perilaku peserta didik. 6. Tips dan metode pembelajaran dalam melaksanakan pembelajaran behavioristik Agar implementasi pembelajaran behavioristik dapat berjalan dengan maksimal, terdapat beberapa tips dan metode yang dapat diterapkan, yaitu: a. Pemberian penghargaan dan hukuman Dalam pendekatan behavioristik, pemberian penghargaan dan hukuman perlu dilakukan karena untuk memperkuat, mengendalikan atau mengurangi perilaku tertentu. Reward dapat diberikan secara sederhana misalnya pujian atau hadiah kepada peserta didik yang telah menunjukkan perilaku positif. Hal ini bertujuan untuk dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Sebaliknya, apabila terdapat peserta didik yang menunjukkan respon atau perilaku-perilaku menyimpang maka dapat diberikan punishment seperti teguran atau konsekuensi negatif dengan tujuan agar dapat mengurangi perilaku tersebut. b. Modeling Metode pembelajaran sosio drama adalah salah satu cara efektif untuk metode pembelajaran behavioristik. Selain sosio drama, juga dapat melalui


Teori Ilmu Psikologi 121 story telling. Pendidik dapat memberikan contoh perilaku yang diharapkan kepada peserta didik serta memberikan apresiasi dan penguatan pada saat peserta didik dapat mempraktikkan perilaku tersebut dengan tepat. c. Berlatih Pendidik dapat memberikan stimulus dan kesempatan kepada peserta didik agar mereka termotivasi untuk berlatih serta mempraktikan keterampilan yang telah dipelajari. Hal ini merupakan pendekatan dari teori behavioristik dengan harapan stimulus dan respon yang diinginkan dapat lebih kuat karena telah melakukan praktek yang berulang-ulang. d. Deadline Agar pembelajaran behavioristik dapat terlaksana sesuai target, maka diperlukan strategi yang efektif salah satunya melalui pemberian Deadline dan mengatur jadwal pemberian reinforcement secara konsisten serta tepat waktu. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan peserta didik dapat menemukan atau membuat lingkungan yang menyenangkan agar dapat mendukung perkembangang mereka masing-masing. 7. Taukah Anda tentang Teori Belajar Kognitif? Pendekatan ini berfokus pada proses mental yang memainkan peran penting dalam pembelajaran, termasuk pemrosesan informasi, memori, dan pemecahan masalah. Proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh teori belajar kognitif yang menitikberatkan pada peran kognisi dalam berbagai aspek seperti persepsi, memori, berpikir, dan


122 Teori Ilmu Psikologi pemencahan masalah. Memahami dan mempelajari informasi baru di fasilitasi oleh beberapa faktor, seperti pemanfaatan strategi pembelajaran secara efektif, memusatkan perhatian, pemrosesan informasi, dan mengolah memori untuk jangka Panjang. Elemen - elemen ini sangat penting dalam memperoleh pengetahuan dan memahami konsepkonsep baru. Perlu diketahui jika dalam ranah teori belajar kognitif terdapat pengertian kognisi sosial memberikan penekanan pada pengaruh lingkungan sosial terhadap tingkat pemahaman serta dorongan peserta didik. Perlu digarisbawahi bahwa pentingnya interaksi sosial dan lingkungan belajar dalam keseluruhan proses pembelajaran. Fokus teori belajar kognitif terletak pada aspek mental proses pembelajaran, termasuk pemrosesan informasi, retensi memori, dan kemampuan pemecahan masalah. Fokus teori ini terletak pada aspek kognitif belajar dan mengajar, meliputi persepsi, memori, berpikir, dan pemecahan masalah. Pentingnya penggunaan teknik pembelajaran yang efisien, memusatkan perhatian, memproses informasi, dan memanfaatkan memori jangka Panjang ditekankan oleh teori pembelajaran kognitif untuk memahami dan memperoleh pengetahuan. Teori pembelajaran kognitif mencakup gagasan kognisi sosial, menyoroti pentingnya lingkungan sosial dalam mempengaruhi pemahaman dan dorongan peserta didik. Karakteristik teori belajar kognitif memberikan dasar yang kuat untuk memahami dampak proses


Teori Ilmu Psikologi 123 mental dan interaksi sosial terhadap pembelajaran mereka. Teori ini adalah pendekatan yang menjurus ke proses mental dan melibatkan peserta didik dalam pembelajaran, seperti pemrosesan informasi, memori, dan pemecahan masalah. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk dapat menerapkan teori belajar kognitif khususnya dalam pembelajaran adalah: a. Memanfaatkan strategi pembelajaran yang efektif Pendidik dapat membantu peserta didik menggunakan strategi pembelajaran yang efektif berdasarkan prinsip-prinsip teori pembelajaran kognitif. Misalnya, pendidik dapat mengajarkan teknik untuk mengatur informasi, mengelompokkan konsep, dan menggunakan memonik yang efektif untuk membantu peserta didik memahami dan menyimpan informasi. b. Fokus pada proses informasi Saat menerapkan teori pembelajaran kognitif, pendidik dapat fokus pada bagaimana informasi diporses oleh peserta didik. Pendidik dapat merancang kegiatan pembelajaran untuk mendukung peserta didik agar bisa terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pengolahan informasi melalui diskusi, pemecahan masalah, dan penerapan konsep dalam lingkungan nyata. c. Mendorong pemikiran kritis dan analitis Teori belajar kognitif menekankan pada pemikiran, pemecahan masalah, dan pemahaman


124 Teori Ilmu Psikologi konsep. Pendidik dapat mendorong peserta didik untuk mengembangkan kemampuan pemikiran kritis dan analitis melalui pemberian tugas-tugas yang menantang, diskusi reflektif, dan penggunaan studi kasus untuk memperdalam pemahaman mereka. d. Memfasilitasi transfer belajar Implementasi teori belajar kognitif juga melibatkan kemampuan belajar peserta didik untuk mengimplementasikan pengetahuan serta keterampilan yang mereka pelajari. Pendidik dapat merancang aktivitas pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mengaitkan konsep-konsep baru dengan pengalaman sebelumnya dan menerapkannya dalam konteks yang berbeda. Oleh sebab itu, dengan mengimplementasikan teori belajar kognitif dalam pembelajaran, pendidik dapat membantu peserta didik mengembangkan pemahaman yang mendalam, kemampuan pemikiran yang kompleks, dan keterampilan belajar sepanjang hayat. Implementasi teori belajar kognitif juga dapat membantu mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan belajar yang kompleks. 8. Proses pembelajaran melalui aplikasi kognitif Beberapa aplikasi dalam proses pembelajaran kognitif, diantaranya adalah: a. Menerapkan strategi pembelajaran yang efektif Melalui teori pembelajaran kognitif yang menekankan pentingnya penggunaan strategi pembelajaran yang efektif dalam memahami dan mempelajari hal-hal baru. Pendidik dapat membantu


Teori Ilmu Psikologi 125 peserta didik mengembangkan strategi belajar agar sesuai dengan gaya belajar peserta didik. Sehingga, hal ini dapat berfungsi untuk meningkatkan pemahaman dan retensi informasi. b. Penggunaan konsep kognitif sosial Dengan memusatkan perhatian pada konsep kognitif sosial dalam teori pembelajaran kognitif, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung interaksi sosial dan kolaborasi antar peserta didik. Strategi ini dapat bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman peserta didik melalui kolaborasi pembelajaran. c. Perkembangan pemahaman dan pemecahan masalah Teori pembelajaran kognitif dapat menekankan pada peran berpikir dan pemecahan masalah dalam pembelajaran. Pendidik dapat merencanakan kegiatan belajar yang berpotensi untuk memotivasi peserta didik supaya mereka dapat berpikir kritis, menganalisis informasi, dan menyelesaikan masalah secara efektif berdasarkan prinsip-prinsip teori belajar kognitif. Oleh sebab itu, dengan menerapkan konsep dan strategi yang terkandung dalam teori belajar kognitif, pendidik dapat memberikan inovasi baru melalui pembelajaran yang lebih efektif dan dapat memberikan makna terhadap peserta didik, serta dapat membantu mereka untuk mengembangkan keterampilan kognitif yang mereka butuhkan agar dapat mengimplementasikan baik dalam pendidikan maupun kehidupan sehari-hari.


126 Teori Ilmu Psikologi 9. Teori Belajar Humanistik Teori humanistik merupakan pendekatan dalam psikologi pendidikan yang menekankan pada pengembangan potensi pribadi peserta didik dan pentingnya merasa diterima serta dihargai dalam proses belajar. Berikut ini merupakan poin penting yang terdapat dalam teori belajar humanistik, yaitu: a. Penekanan teori humanistik terletak pada pengembangan potensi pribadi, menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan dimana peserta didik merasa diterima, dihargai, dan bebas mengekspresikan diri, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan dan pembelajaran mereka. b. Proses pembelajaran menurut perspektif humanistik sangat menekankan peran individu. Hal ini menyoroti pentingnya mengenali kebutuhan unik peserta didik dan berfungsi untuk menciptakan lingkungan yang mendorong ekspresi diri serta mendorong pertumbuhan pribadi. c. Pentingnya kebebasan dalam belajar juga ditegaskan oleh teori humanistik, yang menekankan pentingnya membiarkan peserta didik menggunakan hak pilihan mereka sendiri dalam perjalanan pembelajaran dan menggunakan otoritas atas pengalaman pendidikan mereka.


Teori Ilmu Psikologi 127 Oleh sebab itu, pendidik diberi tanggung jawab untuk mengembangkan lingkungan belajar yang mencakup pendekatan humanistik, melayani pertumbuhan pribadi peserta didik, memenuhi kebutuhan unik mereka, serta menumbuhkan suasana inklusif dan saling menghormati dan dapat memberdayakan peserta didik untuk agar bebas terlibat serta terjun langsung dalam perjalanan pendidikan. 10. Proses pembelajaran melalui aplikasi humanistik Pendekatan pendidikan dapat menggunakan aplikasi humanistik karena mengedepankan penanaman karakter peserta didik dengan cara manusiawi. Hal ini memerlukan implementasi dengan cara meningkatkan nilai-nilai positif secara aktif setiap harinya. Tidak hanya bagi pendidik namun juga bagi peserta didik. Pendekatan pendidikan humanistik sangat mementingkan pengakuan hak dan tanggung jawab peserta didik sebagai individu. Pendekatan ini memungkinkan peserta didik untuk bebas mengekspresikan diri dan mengembangkan bakatnya dengan tetap mematuhi peraturan sekolah. Pendekatan humanistik memiliki tujuan dalam pembelajaran, yakni untuk menumbuhkan pengembangan karakter peserta didik secara holistic dan menghormati identitas pribadi mereka selama proses pendidikan. Berikut ini merupakan aplikasi pembelajaran humanistik: a. Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung adalah aspek kunci dari pendekatan


128 Teori Ilmu Psikologi humanistik. Pendidik memiliki peran penting dalam menumbuhkan suasana kelas inklusif yang dapat menghargai dan menyambut dan memberikan apresiasi peserta didik, serta memungkinkan mereka untuk mengembangkan potensi pribadi mereka sepenuhnya. b. Penerapan prinsip humanistik dalam perjalanan pendidikan juga mencakup pemberdayaan peserta didik untuk mengambil alih pembelajarannya sendiri. Pendidik dapat menciptakan lingkungan yang mendorong ekspresi diri peserta didik, mendorong dialog terbuka, dan menawarkan kesempatan bagi peserta didik untuk memiliki hak pilihan dalam proses pembelajaran mereka. c. Dengan menggunakan pendekatan humanistik, fokus proses pembelajaran adalah pada pembinaan potensi pribadi peserta didik. Hal ini memungkinkan pendidik untuk menghadirkan tantangan yang sesuai dan selaras dengan kemampuan siswanya serta dapat mendorong kreativitas, dan dapat memberikan dukungan untuk pertumbuhan pribadi serta akademis mereka. Dengan demikian, dengan menggunakan prinsipprinsip humanistic dalam proses pengajaran, pendidik dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih mengesankan, menginspirasi peserta didik untuk mengembangkan identitas mereka sendiri, dan menciptakan hubungan positif antara diri pendidik dan peserta didik.


Teori Ilmu Psikologi 129 Pemberian nilai dalam proses pembelajaran peserta didik sangat penting. Oleh sebab itu, apabila pendidik dapat merancang kegiatan pembelajaran yang menarik, relevan, dan menantang bagi peserta didik maka mereka dapat terinspirasi dan terdorong untuk belajar. Penerapan teori pembelajaran humanistik juga berkontribusi dalam fasilitas pengembangan diri peserta didik. Pendidik memiliki kemampuan untuk memberikan dukungan secara optimal dan kondusif melalui bimbingan, dan dorongan untuk membantu peserta didik merasa dihormati, dihargai, dan terinspirasi untuk melanjutkan pembelajaran mereka secara mandiri. Dengan memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam perjalanan dan proses belajarnya, pendidik dapat menerapkan teori pembelajaran humanistik secara efektif. Pendekatan ini sangat memudahkan pengembangan kemampuan berpikir kritis peserta didik, karena pendekatan ini memberdayakan mereka untuk secara bebas mengartikulasikan pemikiran mereka, mengatur jalur pembelajaran mereka sendiri, dan menyesuaikannya dengan kebutuhan dan minat masing-masing. Sehingga, dengan memasukkan teori pembelajaran humanistik ke dalam kelas, pendidik mampu membuat suasana belajar yang mendukung pertumbuhan mereka, mendorong mereka untuk belajar secara aktif, dan menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan serta bermanfaat bagi mereka.


130 Teori Ilmu Psikologi B. Strategi pendidikan inklusif, motivasi belajar, dan penanganan masalah prilaku 1. Strategi Pendidikan Inklusif Pendekatan pendidikan inklusif adalah lingkungan pendidikan sejawat yang non diskriminatif dan mengutamakan inklusi serta partisipasi semua orang, termasuk anak berkebutuhan khusus. Program ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran inklusif dimana setiap orang dihormati dan diberi kesempatan yang sama untuk belajar, tumbuh, dan mencapai potensi maksimal mereka. Dalam konteks pendidikan inklusif, anak-anak memiliki kebutuhan khusus di sekolah umum atau reguler bersama dengan anak-anak yang tidak berkebutuhan khusus. Kurikulum dan strategi pengajaran disesuaikan dengan kebutuhan unik setiap anak, dengan fokus pada identifikasi, penilaian, modifikasi kurikulum, dan sistem pendukung yang diperlukan. Pendidikan inklusif juga menekankan pada pentingnya kolaborasi dari berbagai pihak, antara lain peserta didik, pendidik, orang tua, serta komite sekolah atau masyarakat sekitar dalam mendukung proses pembelajaran anak berkebutuhan khusus. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang dapat mendukung tumbuh perkembangan semua peserta didik tanpa terkecuali dengan mengedepankan kesetaraan, keberagaman, dan kolaborasi dalam proses pendidikan. Oleh karena


Teori Ilmu Psikologi 131 itu, pendidikan inklusif tidak hanya sekedar memberikan kesempatan praktis untuk masuk sekolah, namun juga menciptakan budaya inklusif yang memahami dan menghormati keberagaman individu serta memberikan dukungan yang diperlukan agar setiap anak dapat mengembangkan potensi sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing. Berikut ini adalah strategi yang bisa dilakukan oleh satuan pendidikan untuk membangun pendidikan inklusif. a. Penyesuaian Kurikulum Memodifikasi kurikulum untuk memenuhi kebutuhan spesifik setiap anak berkebutuhan khusus, antara lain terkait dengan bahan ajar, indikator, kegiatan pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, serta evaluasi belajar. b. Kolaborasi Antar Peserta Didik Mendorong kolaborasi dan interaksi positif antar peserta didik, baik yang berlatar belakang berkebutuhan khusus atau reguler demi menciptkana lingkungan belajar yang inklusif. c. Memberikan dukungan tambahan Hal ini perlu diperhatikan karena setiap peserta didik memerlukan dukungan yang berbeda-beda. Alangkah baiknya pendidik bersikap adil terhadap peserta didik, meskipun definisi adil adalah memberikan sesuatu sesuai dengan porsinya, namun pendidik juga dapat bekerja sama dengan beberapa pihak agar kegiatan serta proses belajar mampu mencapai target yang sesuai. d. Memberikan Program Pelatihan yang Tepat


132 Teori Ilmu Psikologi Pendidik dapat menyediakan pelatihan yang sesuai dengan kemampuan serta kebutuhan masingmasing peserta didik. e. Pengaturan responsive Penting untuk memiliki kebijakan responsive karena hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan melalui tumbuh kembang peserta didik yang mendapatkan dukungan khususnya dari pendidik. Dengan menerapkan perencanaan strategisstrategis ini, diharapkan bahwa strategi pendidikan yang dilakukan secara holistic dapat memberikan peserta didik kesempatan untuk bereksplorasi dan bertumbuh sesuai dengan potensi masing-masing. 2. Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan dorongan alami yang mendorong orang untuk belajar atau terlibat dalam kegiatan belajar. Peserta didik mungkin mengalami ketenangan, energi, dan antusiasme selama proses belajar, namun mereka akan lebih termotivasi untuk mencapai tujuan apabila mereka mendapatkan dorongan secara intern maupun ekstern. Selain itu, motivasi belajar dapat memberikan pengaruh terhadap level kinerja peserta didik. Dengan memiliki dasar motivasi belajar yang kuat, secara konsisten akan mencapai tingkat kerja atau proses yang lebih tinggi daripada mereka yang memiliki motivasi lemah. Pendidik memiliki peran penting dalam menciptakan motivasi peserta didik untuk belajar melalui beberapa metode, seperti mengembangkan pendekatan pengajaran yang konsisten, menggunakan berbagai


Teori Ilmu Psikologi 133 model pengajaran, serta memberikan dukungan atau penguatan kepada peserta didik. Berikut ini merupakan langkah atau tips untuk membangun motivasi belajar peserta didik: a. Kurikulum yang relevan dan menarik Kurikulum dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing, karena melalui kurikulum yang tepat dapat membantu peserta didik untuk belajar. Sebaliknya, jika kurikulum yang diimplementasikan kurang tepat, maka peserta didik akan merasa kesulitan untuk mengikuti proses belajar mengajar. b. Kolaborasi dan Interaksi Bekerja sama dengan berbagai pihak seperti pendidik, orang tua, dan komunitas lokal juga dapat membantu peserta didik mendapatkan motivasi untuk belajar dan bertumbuh kembang. c. Penghargaan dan prestasi Memberikan penghargaan atas prestasi belajar peserta didik berkebutuhan khusus dapat menjadi motivasi tambahan bagi mereka untuk terus belajar dan berkembang. Oleh sebab itu, dengan memperhatikan faktorfaktor di atas, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Harapannya, motivasi belajar peserta didik dapat terjaga dan membantu mereka mencapai potensi secara maksimal dalam proses pembelajaran inklusif. 3. Penanganan Masalah Perilaku Dalam psikologi, pemecahan masalah berkaitan dengan upaya untuk mengenali, memahami, dan


134 Teori Ilmu Psikologi memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam individu. Beberapa aspek yang dapat dianalisis terkait dengan masalah perilaku dalam psikologi adalah sebagai berikut: a. Masalah Identifikasi Langkah pertama dalam memecahkan masalah yang melibatkan proses penyelesaian masalah adalah untuk mengidentifikasi proses pemecahan masalah yang dihadapi oleh setiap individu. Hal ini membutuhkan pengamatan, analisis, dan evaluasi untuk memahami penyebab akar perilaku yang disebutkan di atas. b. Analisis Penyebab Setelah masalah dengan peserta didik diidentifikasi, langkah berikutnya adalah menganalisisi penyebab masalah peserta didik. Untuk memahami peristiwa tersebut, diperlukan pemahaman tentang faktor internal dan eksternal yang berdampak negatif pada peserta didik. c. Perancangan rencana intervensi Pendidik dapat merancang rencana atau strategi yang sesuai untuk mengatasi masalah perilaku tersebut, dalam penyebab analisis yang beragam. Intervensi dapat dilakukan melalui konseling, mencari tau latar belakang peserta didik melalui keluarga atau lingkungan teman. d. Implementasi intervensi Langkah berikutnya adalah memasukkan rencana intervensi yang telah disetujui ke dalam tindakan yang telah direncanakan sebelumnya. Hal ini melibatkan penggunaan strategi dan teknik yang dimaksudkan


Teori Ilmu Psikologi 135 untuk mengubah penampilan atau perilaku yang negatif dalam diri peserta didik supaya mereka memiliki sikap dan paradigma yang lebih adaptif. e. Evaluasi dan Feedback Proses pemecahan masalah untuk individu juga melibatkan evaluasi dan umpan balik mengenai efektivitas intervensi yang dilakukan. Dengan menganalisis pola pertumbuhan dari masing-masing peserta didik, pendidik dapat menilai apakah intervensi yang dilakukan dapat berjalan secara efektif dan sudah tepatkah langkah-langkah tersebut, apakah ada langkah lain yang lebih baik dari langkah yang sudah ditetapkan sebelumnya. Menggunakan pendekatan secara sistematis dan holistik dapat memecahkan masalah peserta didik. Pendidik dapat membantu peserta didik mengatasi rintangan dan tantangan agar mereka dapat mencapai prestasi dan memiliki kepribadian yang lebih baik dan positif. Masalah perilaku peserta didik dapat diatasi dengan penanganan yang tepat yakni dengan menerapkan pendekatan dan prinsip psikologi secara tepat. Beberapa metode efektif agar dapat membimbing dan mendampingi mereka yakni: a. Mengelola kelas secara efektif Pendidik harus dapat mengelola semua kegiatan belajar dan dapat menyediakan lingkungan belajar secara efektif dan efisien. Agar umpan balik dapat diberikan sesuai tujuan dan sasaran, maka pendidik harus bisa mengerti dan menelaah karakteristik dari


136 Teori Ilmu Psikologi setiap peserta didik serta dapat mengetahui bagaimana cara serta metode belajar mereka. b. Memberikan motivasi secara insensif Pendidik harus menggunakan strategi yang bisa mendorong mereka untuk bisa berlatih dan belajar serta memberikan insentivitas dan motivasi, sehingga peserta didik mendapatkan inspirasi untuk belajar. c. Memberikan peringatan yang tepat Bila perlu, pendidik dapat menyediakan hukuman non fisik, misalnya dengan memberikan peserta didik pertanyaan atau tugas yang harus mereka selesaikan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan efek jera terhadap peserta didik agar tidak mengulangi kesalahannya lagi. Namun, di sisi lain melalui hukuman positif ini secara tidak langsung peserta didik dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. d. Mengajarkan peserta didik untuk tenang dan sabar Pendidik dapat memberikan contoh kepada peserta didik agar bisa sabar melalui kata-kata yang menenangkan atau dukungan secara emosional yang bertujuan untuk mendorong dan membantu mereka baik dalam menyelesaikan tugas pendidikan maupun konflik internal peserta didik. Terutama, saat peserta didik membuat kesalahan yang tidak di sengaja. Hadirkan hati yang tulus kepada peserta didik maka merekapun akan menerimanya dengan ketulusan, karena sebaik-baiknya hati hanya ketulusan yang mampu memberikan sebongkah asa dan harapan. Melalui bimbingan psikologis yang tepat, pendidik dapat membantu peserta didik dalam


Teori Ilmu Psikologi 137 mengembangkan motivasi untuk belajar dan menimba ilmu baik dari pengalaman pribadi maupun lingkungan sekitar. Sehingga, pola tersebut dapat berdampak positif kepada peserta didik. Setelah memahami tips dan strategi di atas, perlu digarisbawahi bahwa kondisi psikis setiap manusia adalah tanggung jawab masing-masing. Orang lain hanya sebagai perantara untuk membantu menganalisis permasalahan yang terjadi. Fokuslah terhadap hal yang dapat dikendalikan misalnya, selfawareness, pola pikir atau paradigma, alam bawah sadar, cara diri sendiri memperlakukan orang lain, tindakan diri sendiri, cara bagaimana mengendalikan perasaan sendiri serta batasan diri atau selfboundaries. Karena hal tersebut adalah tanggung jawab sendiri yang dapat dikenalikan oleh diri sendiri. Apabila seseorang sudah mampu mengendalikan diri sendiri, mengenali dan memahami diri sendiri maka tidak menutup kemungkinan dia juga dapat menguraikan perasaannya sendiri dan bisa menjadi pribadi yang resilience atau pantang menyerah.


138 Teori Ilmu Psikologi Psikologi Positif dalam Meningkatkan Kesejahteraan dan Kebahagiaan Rita Prawati, S.Sos A. Fokus pada kekuatan, kualitas hidup, dan kesejahteraan subjektif Dewasa ini gerakan psikologi positif menjadi gerakan baru dalam psikologi yang dampaknya cukup kuat dan berpengaruh. Pergerakannya bahkan tidak hanya pada bidang ilmu psikologi saja namun juga menjamah berbagai bidang keilmuan termasuk psikiatri, pendidikan, ekonomi dan bisnis, manajmen, kepemimpin tak terkecuali pada bidang politik dan militer. Gerakan psikologi positif termasuk suatu pandangan yang mengeksplorasi berbagai bidang dalam kehidupan yang sempat diabaikan namun kini memiliki banyak temuan dan aplikasi yang cukup mengesankan. Psikologi


Teori Ilmu Psikologi 139 positif telah berkontribusi dalam berbagai temuan dan aplikasi seperti tentang emosi positif, harapan, resiliensi, adanya suatu kenikmatan, kekuatan motivasi, kekuatan katrakter, dan masih banyak lagi. Sehingga perkembangannya cukup diminati dan perkembangannya disampaut dengan baik oleh dunia. Psikologi positif lahir dari sebuah gagasan ketika Martin Seligman menjadi ketua American Psychological Associaton pada tahun 1998. Psikologi positif menggunakan kekuatan dari dalam diri untuk dalam pengobatan penyakit mental. Pendekatan-pendekatan sebelumnya lebih banyak berfokus pada kesalahan atau kekurangan dalam kehidupan yang justru memungkinan memicu gangguan depresi, kecemasan, dan dapat menguangi kesejahteraan (Seligman, 2011). Karena pada dasarnya setiap orang memiliki kekuatan pribadi. Kelahiran pendekatan ini mengubah bias negatif seperti trauma, penyakit atau kekurangan dalam diri untuk lebih fokus pada nilai positif yang ada untuk menjadi kekuatan. Ini adalah dasar sebuah teori yang mengubah ketidakberdayaan menjadi seuatu kemungkinan. Psikologi positif termasuk sebuah kajian yang membaca tentang emosi-emosi positif sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Fokus dari psikologi positif berakar dari psikologi humanisme yaitu tentang bagaimana kebermaknaan hidup untuk mencapai kehabagiaan dan kesejahteraan (Carr, 2004). Meski lebih berfokus pada nilai positif, psikologi positif bukan berarti melupakan hal-hal negatif seperti penderitaan, kelemahan atau gangguan psikologis, namun psikologi postif akan


140 Teori Ilmu Psikologi memperkaya dan menambah wawasan untuk memahami pengalaman seseorang. Karena psikologi positif mempelajari perilaku yang positif dari manusia maka secara tidak langsung hal ini juga mengangjat sebuah gagasan tentang kekuatan karakter. Dengan studi ini, mendefinisikan bahwa manusia memiliki kemampuan berkembang pada potensi kreatif dan motivasi mengejar keunggulan. Manusia selain fokus penyembuahan meghadapai permasalahan psikologis juga perlu memandang aspek positif termasuk kekuatan karakter. Tujuannya adalah untuk mengembangkan diri menjadi manusia sejahtera, optimal, dan sehat secara mental. Dengan kehadiran psikologi positif, sebagai ilmu yang mempelajari aktivitas kesehatan mental manusia, hal ini ikut berperan mempromosikan kesehatan mental dan menjadi upaya preventif menangani penyakit mental. Kehidupan manusia tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, lebih dari itu manusia adalah individu dengan segala keunikannya. Setiap diri manusia bisa menjadi lebih hidup dan berkembang dengan memperhatikan potensi-potensi yang di milikinya. Di sinilah psikologi positif memiliki dampak yang baik jika diterpkan untuk kesejahteraan individu. Psikologi positif telah menjadi bidang yang semakin penting dalam memahami sifat dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kebahagiaan dan kesejahteraan manusia. Karena sejatinya kebahagiaan juga memiliki dampak positif yang signifikan pada kesehatan fisik. Orang yang merasa bahagia cenderung memiliki sistem


Click to View FlipBook Version