The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku "Auditing" adalah sebuah panduan komprehensif yang menguraikan prinsip-prinsip dasar dan praktik terkini dalam bidang auditing. Auditing merupakan proses penilaian independen terhadap informasi keuangan sebuah entitas, yang bertujuan untuk memberikan keyakinan dan kepastian kepada para pemangku kepentingan.

Dalam buku ini, Anda akan diajak memahami peran penting auditor dalam menyelidiki, menganalisis, dan mengevaluasi keuangan sebuah perusahaan. Buku ini memaparkan langkah-langkah dalam melakukan audit, mulai dari perencanaan hingga pelaporan hasil audit. Anda akan mempelajari bagaimana mengidentifikasi risiko, merancang prosedur pengujian, dan mengumpulkan bukti untuk memvalidasi informasi keuangan yang disajikan.

Selain itu, buku ini juga membahas berbagai jenis audit, termasuk audit internal, audit eksternal, dan audit operasional. Anda akan mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang standar-standar audit yang relevan, seperti Standar Audit Internasional (ISA) dan Standar Audit yang Diterapkan Secara Umum (GAAS).

Buku Auditing juga menyoroti perkembangan terbaru dalam dunia audit, termasuk penerapan teknologi audit seperti analisis data yang canggih dan penggunaan kecerdasan buatan (Al) dalam proses audit Anda akan diperkenalkan dengan prinsip-prinsip etika yang berlaku bagi auditor dan pentingnya independensi dan objektivitas dalam menjalankan tugas audit.

Ditulis dengan bahasa yang jelas dan didukung dengan contoh-contoh praktis, buku ini cocok bagi para mahasiswa akuntansi auditor profesional, serta siapa pun yang tertarik untuk memahami audit dan melanjutkan karir di bidang ini Dengan membaca buku Auditing Anda akan mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang metodologi teknik, dan tantangan dalam melakukan audit yang efektif dan akurat.

Jika Anda ingin menguasai konsep konsep dasar audit dan meningkatkan keterampilan dalam melakukan penilaian independen terhadap informasi keuangan, buku Auditing adalah sumber wawasan yang tak ternilai Dapatkan panduan lengkap ini dan siapkan diri Anda untuk menjadi seorang auditor yang profesional dan terampil.

Selamat membaca dan menjalani perjalanan audit yang menantang!

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-02-05 04:55:38

AUDITING

Buku "Auditing" adalah sebuah panduan komprehensif yang menguraikan prinsip-prinsip dasar dan praktik terkini dalam bidang auditing. Auditing merupakan proses penilaian independen terhadap informasi keuangan sebuah entitas, yang bertujuan untuk memberikan keyakinan dan kepastian kepada para pemangku kepentingan.

Dalam buku ini, Anda akan diajak memahami peran penting auditor dalam menyelidiki, menganalisis, dan mengevaluasi keuangan sebuah perusahaan. Buku ini memaparkan langkah-langkah dalam melakukan audit, mulai dari perencanaan hingga pelaporan hasil audit. Anda akan mempelajari bagaimana mengidentifikasi risiko, merancang prosedur pengujian, dan mengumpulkan bukti untuk memvalidasi informasi keuangan yang disajikan.

Selain itu, buku ini juga membahas berbagai jenis audit, termasuk audit internal, audit eksternal, dan audit operasional. Anda akan mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang standar-standar audit yang relevan, seperti Standar Audit Internasional (ISA) dan Standar Audit yang Diterapkan Secara Umum (GAAS).

Buku Auditing juga menyoroti perkembangan terbaru dalam dunia audit, termasuk penerapan teknologi audit seperti analisis data yang canggih dan penggunaan kecerdasan buatan (Al) dalam proses audit Anda akan diperkenalkan dengan prinsip-prinsip etika yang berlaku bagi auditor dan pentingnya independensi dan objektivitas dalam menjalankan tugas audit.

Ditulis dengan bahasa yang jelas dan didukung dengan contoh-contoh praktis, buku ini cocok bagi para mahasiswa akuntansi auditor profesional, serta siapa pun yang tertarik untuk memahami audit dan melanjutkan karir di bidang ini Dengan membaca buku Auditing Anda akan mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang metodologi teknik, dan tantangan dalam melakukan audit yang efektif dan akurat.

Jika Anda ingin menguasai konsep konsep dasar audit dan meningkatkan keterampilan dalam melakukan penilaian independen terhadap informasi keuangan, buku Auditing adalah sumber wawasan yang tak ternilai Dapatkan panduan lengkap ini dan siapkan diri Anda untuk menjadi seorang auditor yang profesional dan terampil.

Selamat membaca dan menjalani perjalanan audit yang menantang!

AUDITING


AUDITING


AUDITING Copyright© PT Penamudamedia, 2024 Penulis: Hj. Nyayu Fadilah Fabiany, S.E., M.S.Ak., Laura Prasasti, S.E., M.S.Ak., Eka Julianti Efris Saputri, S.E., M.Ak., Ayu Feranika, S.E., M.S.Ak., Eva Setia Rini Damanik, S.E., M.S.Ak. ISBN: 978-623-88884-8-1 Desain Sampul: Tim PT Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, Januari 2024 x + 226, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit


v uji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan buku ini. Buku auditing ini, disusun untuk digunakan sebagai bahan pelajaran pertama tentang auditing. Keseluruhan buku ini mencerminkan upaya memadukan teori dan konsep auditing. Selain itu penekanan diberikan pada tanggung jawab professional auditor independen termasuk peran auditing dalam dunia bisnis, pemerintahan, dan masyarakat. Buku ini dapat membantu memenuhi kebutuhan dosen mengajar mata kuliah auditing, mahasiswa, dan praktisi. Lebih lengkap buku ini membahas tentang : Bab 1 Auditing dan Profesi Akuntan Publik Bab 2 Etika Profesional Bab 3 Teori, Konsep Dasar dan Standar Auditing Bab 4 Audit Laporan Keuangan dan Laporan Audit Bab 5 Standar Audit dan Laporan Auditor Independent Bab 6 Tujuan Pengauditan dan Asersi Manajemen Bab 7 Bukti dan Dokumentasi Audit Bab 8 Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis Bab 9 Sampling Audit P


vi Bab 10 Reposisi Peran Audit Internal Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian buku ini. Penulis juga menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis sangat mengharapkan saran-saran perbaikan yang konkrit dan kritik yang membangun dari rekan-rekan dan para pembaca. Mudah-mudahan buku ini dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa, dosen, praktisi dan pembaca. Akhir kata, untuk menyempurnakan buku ini, Penulis juga mengharapkan kritik ataupun saran yang bersifat positif untuk perbaikan di masa yang akan datang bagi seluruh pembaca. Jambi, 17 Januari 2024 Hj. Nyayu Fadilah Fabiany, S.E.,M.S.Ak.


vii KATA PENGANTAR .............................................................................v DAFTAR ISI..........................................................................................vii BAB 1. AUDITING DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK ................1 A. Defenisi Auditing............................................................................2 B. Tipe/Klasifikasi Audit.....................................................................7 C. Tahapan-tahapan Audit .................................................................13 D. Jenis-jenis Audit............................................................................14 E. Pengertian Auditor ........................................................................17 F. Jenis-jenis Auditor.........................................................................18 G. Profesi Akuntan Publik .................................................................21 H. Hierarki Kantor Akuntan Publik ...................................................27 I. Jasa yang diberikan Kantor Akuntan Publik .................................28 J. Standar Profesi Akuntan Publik ....................................................31 BAB 2. ETIKA PROFESIONAL.........................................................33 A. Prinsip Dasar Etika Profesional.....................................................34 B. Pernyataan Etika Profesi ...............................................................38 C. Rerangka Kode Etik IAI................................................................39 BAB 3. TEORI, KONSEP DASAR, DAN STANDAR AUDITING..49 A. Teori dan Konsep Dasar Auditing.................................................50 B. Standar Auditing ...........................................................................57


viii BAB 4. AUDIT LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDIT ..................................................................................................69 A. Audit Laporan Keuangan ..............................................................70 B. Fungsi Audit Laporan Keuangan ..................................................72 C. Pemisahan Tanggung Jawab Manajemen dan Auditor ................74 D. Hubungan Yang Harus Dipertahankan Oleh Auditor ...................75 E. Hubungan Antara Akuntansi Dan Auditing ..................................77 F. Tahapan Audit Laporan Keuangan................................................78 G. Langkah Proses Audit untuk Menyusun Laporan Keuangan ........80 H. Opini audit laporan keuangan........................................................83 I. Keuntungan Menggunakan Laporan Audit ...................................86 J. Batasan Laporan Audit..................................................................87 BAB 5. STANDAR AUDIT DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDENT.....................................................................89 A. Standar Audit.................................................................................90 B. Laporan Audit Standar Wajar Tanpa Pengecualian ......................95 C. Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan atau Modifikasi Kata-kata .........................................105 D. Penyimpangan dari Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian..113 E. Tiga Tingkatan Materialitas ........................................................122 F. Keputusan mengenai Materialitas...............................................126 BAB 6. TUJUAN PENGAUDITAN...................................................133 DAN ASERSI MANAJEMEN............................................................133 A. Tujuan Pengauditan Atas Laporan Keuangan .............................134 B. Tanggung Jawab Manajemen......................................................135


ix C. Tanggung Jawab Auditor untuk Menemukan Salah Saji Material .....................................................................................................138 D. Tanggung Jawab Auditor untuk Menemukan Tindakan Ilegal ...146 E. Pendekatan Siklus dalam Mensegmentasi Audit.........................151 F. Asersi Manajemen.......................................................................162 G. Tujuan Audit Atas Transaksi.......................................................167 H. Tujuan Audit Atas Saldo Akun ...................................................171 I. Tujuan Audit Atas Penyajian dan Pengungkapan .......................175 J. Memenuhi Tujuan Audit .............................................................176 BAB 7. BUKTI DAN DOKUMENTASI AUDIT..............................181 A. Defenisi Bukti Audit ...................................................................182 B. Tipe Audit ...................................................................................182 C. Kecukupan Audit.........................................................................185 D. Prosedur Audit ............................................................................186 E. Kompetensi Bukti Audit..............................................................188 F. Kompetensi Bukti Audit..............................................................189 G. Dokumentasi Audit .....................................................................190 H. Istilah-Istilah Penting ..................................................................192 BAB 8. PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS 195 A. Defenisi .......................................................................................196 B. Langkah-langkah Perencanaan Audit..........................................197 C. Pelaksanaan Prosedur Analisis....................................................203 D. Jenis Prosedur Analitis................................................................204 E. Istilah-Istilah Penting ..................................................................205


x BAB 9. SAMPLING AUDIT...............................................................195 A. Ketidakpastian & Sampling Audit ..............................................196 B. Risiko Sampling & Risiko Nonsampling ....................................196 C. Teknik Sampling Audit ...............................................................197 D. Pengujian Pengendalian ..............................................................198 E. Pengujian Substantif....................................................................199 F. Jenis Risiko Sampling untuk Pengujian Pengendalian................199 G. Jenis Risiko Sampling untuk Pengujian Substantif.....................200 H. Perancangan Sample Atribut untuk Pengujian Pengendalian......200 BAB 10. REPOSISI PERAN AUDIT INTERNAL...........................203 A. Pengertian Audit Internal ............................................................204 B. Fungsi (Peran) Audit Internal......................................................206 C. Aktivitas Audit Internal...............................................................210 D. Permasalahan yang Dihadapi Auditor Internal............................211 E. Paradigma Baru Audit Internal....................................................213 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................219 TENTANG PENULIS .........................................................................223


1 BAB 1 Auditing dan Profesi Akuntan Publik


2 AUDITING A. Defenisi Auditing Audit merupakan suatu ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan supaya dapat mendeteksi terjadinya penyelewengan dan ketidak wajaran yang dilakukan oleh perusahaan. Proses audit sangat diperlukan suatu perusahaan karena dengan proses tersebut seorang akuntan publik dapat memberikan pernyataan pendapat terhadap kewajaran atau kelayakan laporan keuangan berdasarkan international standards auditing yang berlaku umum (Abdul Halim, 2015) Definisi auditing menurut ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Copncepts) yaitu: Suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersiasersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Definisi di atas dapat diuraikan menjadi 7 elemen yang harus diperhatikan dalam melaksanakan audit, yaitu: 1. Proses yang Sistematis Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat logis, terstruktur dan teorganisir. 2. Menghimpun dan Mengevaluasi Bukti Secara Obyektif Hal ini berarti bahwa proses sistematis yang dilakukan tersebut merupakan proses untuk menghimpun bukti-bukti yang mendasari asersi-asersi yang dibuat oleh individu maupun entitas. Baik saat penghimpunan mau-


Bab 1. Auditing dan Profesi Akuntan Publik 3 pun pengevaluasian bukti, auditor harus obyektif. Obyektif berarti mengungkapkan fakta apa adanya yang senyatanya, tidak bias, atau tidak memihak dan tidak berprasangka buruk terhadap individu atau entitas yang membuat representasi tersebut. 3. Asersi-asersi Tentang Berbagai Tindakan dan Kejadian Ekonomi Asersi merupakan pernyataan atau rangkaian pernyataan secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggungjawab atas pernyataan tersebut. Audit laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan manajemen melalui laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Asersi-asersi meliputi informasi yang terkandung dalam laporan keuangan, laporan operasi internal, dan laporan biaya maupun pendapatan berbagai pusat pertanggungjawaban pada suatu perusahaan. Asersi atau pernyataan tentang tindakan dan kejadian ekonomi merupakan hasil proses akuntansi. Proses akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang. 4. Menentukan Tingkat Kesesuaian Penghimpunan dan pengevaluasian bukti-bukti dimaksudkan untuk menentukan dekat tidaknya atau sesuai tidaknya asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian tersebut dapat diekspresikan dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif. Bentuk kuanttitatif misalnya prosentasi pencapaian penjualan bila dibandingkan dengan penjualan dalam anggaran. Bentuk kualitatif contohnya kewajaran laporan keuangan.


4 AUDITING 5. Kriteria yang Ditentukan Kriteria yang ditentukan merupakan standar-standar pengukur untuk mempertimbangkan (judgement) asersiasersi atau representasi-representasi. Kriteria tersebut dapat berupa prinsip akuntansi yang berlaku umum atau standar akuntansi keuangan , aturan-aturan spesifik yang ditentukan oleh badan legislatif atau pihak lainnya, anggaran atau ukuran lain kinerja manajemen. 6. Menyampaikan Hasil-hasilnya Hasil-hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi dan kriteria yang telah ditentukan. Komunikasi hasil audit tersebut dapat memperkuat ataupun memperlemah kredibilitas representtasi atau pernyataan yang diibuat. 7. Para Pemakai yang Berkepentingan Para pemakai mmeliputi investor maupun calon investor, pemerintahan, manajemen dan publik pada umumnya. Menurut Sukrisno Agoes (2016) auditing adalah Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Menurut Mulyadi (2014) auditing adalah Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan


Bab 1. Auditing dan Profesi Akuntan Publik 5 tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Auditing menurut Arens dkk (2015) adalah Pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuain antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Dari berbagai pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa audit merupakan suatu proses pemeriksaan yang dilakukan secara sistematik terhadap laporan keuangan, pengawasan intern, dan catatan akuntansi suatu perusahaan. Audit bertujuan untuk mengevaluasi dan dan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan berdasarkan buktibukti yang diperoleh dan dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten. Auditing Practices Committee (APC) mendefinisikan ‚An audit is the independent examination of, and expression of opinion on, the financial statements of an enterprise by an oppointed auditor in pursuance of that apointment and in compliance with any relevant statutory obligation‛. Miller dan Bailley mendefinisikan ‚An audit is a methodical review and objective examination of an item, including the verification of specific information as determined by the auditor or as established by general practice. Generaly, the purpose of an audit is to express an opinion on or reach a conclusion abaout what was audited‛. Dari definisi-defenisi yang telah dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada tiga elemen fundamental dalam auditing yaitu (Abdul Halim, 2015) : 1. Seorang auditor harus independen. Definnisi APC, secara eksplisit tentang independensi auditor. Independensi tercermin dari kata objective.


6 AUDITING 2. Auditor bekerja mengumpulkan bukti (evidence) untuk mendukung pendapatnya. Pada definisi menurut APC, bukti tercermin dari kata pemeriksaan (examinitiion). 3. Hasil pekerjaan auditor adalah laporan (report). Laporan merupakan hasil yang harus disampaikan auditor kepada pengguna laporan keuangan. Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara kritis, pemeriksaan tersebut harus dilaksanakan oleh orang yang mempunyai pendidikan, pengalaman dan kompeten di bidang akuntansi, perpajakan, sistem akuntansi dan proses audit. Audit harus dilakukan oleh pihak yang independen, oleh karena itu akuntan publik harus independen dalam arti sebagai pihak luar perusahaan yang diperiksa, tidak boleh memiliki kepentingan tertentu di dalam perusahaan tersebut (misal sebagai pemegang saham, direksi atau dewan komisaris), atau mempunyai hubungan khusus (misal keluarga dari pemegang saham, direksi atau dewan komisaris). Akuntan publik harus independen, baik in-fact maupun in-appearance karena sebagai orang kepercayaan masyarakat, harus bekerja secara objektif, tidak memihak ke pihak manapun dan melaporkan apa adanya. Dalam proses audit, setidaknya ada tiga pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu: 1. Pihak pertama: auditor 2. Pihak kedua: audit atau auditan atau entitas yang diaudit, biasanya diwakili oleh manajemen dan karyawan pada perusahaan tersebut 3. Pihak ketiga: pemegang saham atau entitas yang memerlukan pertanggungjawaban dari entitas yang diaudit, biasanya diwakili oleh dewan komisaris.


Bab 1. Auditing dan Profesi Akuntan Publik 7 Hubungan antara ketiga pihak ini memunculkan tiga fungsi dalam audit, yaitu: 1. Hubungan antara pihak pertama dengan pihak kedua memunculkan fungsi audit 2. Hubungan antara pihak kedua dengan pihak ketiga memunculkan fungsi pertanggungjawaban 3. Hubungan antara pihak pertama dengan pihak ketiga memunculkan fungsi pengesahan. Dengan kata lain, auditor sebagai pihak pertama melakukan audit terhadap pertanggungjawaban pihak kedua kepada pihak ketiga dan memberikan pengesahan hasil auditnya untuk kepentingan pihak ketiga. Tiga pernyataan berikut dapat menggambarkan hubungan antara auditing dengan akuntansi: 1. Auditing adalah suatu proses mengevaluasi informasi (yang tercantum di dalam laporan keuangan) dan menghasilkan kesimpulan yang membandingkan antara fakta dan kriteria 2. Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang serta disajikan dalam bentuk financial statement 3. Jadi auditing adalah proses pengevaluasian atau pemeriksaan atas informasi dalam laporan keuangan, sebagai output akuntansi B. Tipe/Klasifikasi Audit 1. Klasifikasi Berdasarkan Tujuan Audit Menurut Kell dan Boyton klasifikasi audit berdasarkan tujuannya dibagi dalam 3 (tiga) kategori : a. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)


8 AUDITING Untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar (fairness) sesuai kriteria PABU (Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum) dan dilakukan oleh External Auditor. b. Audit Kepatuhan (Compliance Audit) Untuk menentukan apakah kegiatan financial maupun operasi tertentu dari suatu entitas sesuai dengan kondisi-kondisi, aturan-aturan, dan regulasi yang telah ditentukan, misalnya ketepatan SPT-Tahunan dengan UU Pajak Penghasilan. c. Audit Operasional (Operasional Audit) Audit operasional merupakan pemeriksaan sistematis atas aktivitas operasional dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuan pemeriksaan ini adalah: 1) Menilai prestasi 2) Mengidentifikasi kesempatan untuk perbaikan 3) Membuat rekomendasi untuk pengembangan dan tindakan lebih lanjut Menurut Abdul Halim, Audit oprasional sering disebut juga dengan management audit atau performance audit. Ukuran kesesuaian yang digunakan adalah keefisienan, keefektifan dan kehematan/keekonomisan, misalnya apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan secara efesien, efektif dan ekoniomis. Auditor diharapkan observasi objekttif dan analisis komprehensif atas operasi tertentu perusahaan.


Bab 1. Auditing dan Profesi Akuntan Publik 9 Tipe Audit Sifat Asersi Kriteria yang ditetapkan Sifat Laporan Auditor Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit) Data laporan keuangan Prinsipprinsip akuntansi yang berterima umum Pendapat atas kewajaran laporan keuangan Audit Kepatuhan (Compliance Audit) Klaim atau data berkenaan dengan kepatuhan kepada kebijakan, perundangan, peraturan dan sebagainya Kebijakan, manajemen, hukum, peraturan, atau persyaratan lain pihak ketiga Ringkasan temuan atau keyakinan tentang tingkat kepatuhan Audit Oprasioanal (Oprational Audit) Data oprasional atau kinerja Menetapkan tujuan, misalnya yang dilakukan oleh pihak manajemen atau yang berwenang Efesiensi dan efektivitas yang diamati, rekomendasi untuk pengembangan dan perbaikan, dan tindakan lebih lanjut


10 AUDITING 2. Klasifikasi Berdasarkan Pelaksanaan Audit Jenis audit juga dapat diklasifikasi menjadi tiga jenis berdasarkan pelaksanaan audit yaitu (Abdul Halim, 2015): a. Auditor Internal (Internal Auditor) Auditor internal adalah sebuah bagian fungsi yang independen dalam sebuah perusahaan yang bertugas menguji dan mengevaluasi aktivitas perusahaan dan memberikan layanan jasa audit kepada perusahaan tersebut. Audit yang boleh dilaksanakan oleh internal auditor adalah compliance audit dan operational audit. b. Auditor Eksternal (External Auditor) Auditor eksternal adalah Certified Public Accountant (CPA) yang independen terhadap perusahaan yang diaudit. Mereka menawarkan jasa audit berdasarkan suatu kontrak. Audit yang boleh dilaksanakan oleh eksternal auditor adalah semua tipe audit. c. Auditor Pemerintah (Government Auditor) Auditor pemerintah adalah lembaga yang bertanggung jawab kepada pemerintah untuk melakukan audit pada lembaga pemerintah atau BUMN dan BUMD. Adanya pihak independen yang melakukan proses audit laporan keuangan, mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti mengenai suatu informasi dan membandingkannya dengan kriteria yang telah ditentukan hingga dikeluarkannya laporan auditor independen


Bab 1. Auditing dan Profesi Akuntan Publik 11 3. Klasifikasi Berdasarkan Audit Oprasional Selain menurut Kell dan Boynton di atas, menurut Ricchiute tipe audit selain financial statements audit meliputi: a. Oprasioanal Audits, suatu audit yang dirancang untuk menilai efisiensi dan efektivitas dari prosedurprosedur operasi manajemen. Pelaksanaannya biasanya adalah auditor internal. b. Financial dan Compliance Audits, yakni audit yang menyerupai financial statements audit tetapi dapat dilakukan oleh sektor publik seperti lembaga pemerintahan, atau dapat pula oleh sektor audit eksternal. c. Economy dan Efficiency Audits, yakni audit yang menyerupai operational audit, tetapi dilakukan oleh sektor publik atau sektor pemerintah. pelaksanaan audit ekonomis dan efesiensi dapat dilakukan oleh auditor independent atau auditor pemerintah. Secara umum, audit ini dirancang untuk menentukan apakah organ-organ pemerintah telah mengelola sumber-sumber ekonomi yang dimiliki secara ekonomis dan efisien dan kepatuhan organ tersebut


12 AUDITING terhadap peraturan yang berkaitan dengan efesiensi dan efektivitas. d. Program Results Audits, yakni audit yang dilakukan untuk pemerintah. audit ini dapat dilakukan oleh sektor publik atau sektor audit eksternal. Audit ini relative lebih subyektif dalam menentukan apakah suatu entitas mencapai hasil yang diinginkan oleh lembaga legislatif. 4. Klasifikasi Berdasarkan Luasnya Pemeriksaan Ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit dapat dibedakan berdasarkan (Sukrisno Agoes, 2016) : a. Pemeriksaan Umum (General Audit) Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP independent dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pemeriksaan tersebut harus dilakukan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik atau Panduan Audit Entitas Bisnis Kecil dan memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia, Kode Etika Profesi Akuntan Publik serta Standar Pengendalian Mutu. b. Pemeriksaan Khusus (Special Audit) Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan audit) yang dilakukan oleh KAP yang independent, dan pada akhir pemeriksaan auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.


Bab 1. Auditing dan Profesi Akuntan Publik 13 C. Tahapan-tahapan Audit Tahapa-tahapan audit (pemeriksaan umum oleh akuntan publik atas laporan keuangan perusahaan) dapat dijelaskan sebagai berikut (Sukrisno Agoes, 2016) : 1. Kantor Akuntan Publik (KAP) dihubungi oleh calon pelanggan (klien) yang membutuhkan jasa audit. 2. KAP membuat janji untuk bertemu dengan calon klien untuk membicarkan : a. Atasan perusahaan untuk mengaudit laporan keuangannya (apakah untuk kepentinga pemegang saham dan direksi, pihak bank/kreditor, BapepamLK, Kantor Pelayanan Pajak, dan lain-lain) b. Apakah sebelumnya perusahaan pernah diaudit KAP lain c. Apa jenis usaha perusahaan dan gambaran umum mengenai perusahaan tersebut d. Apakah data akuntansi perusahaan di proses secara manual atau dengan bantuan computer e. Apakah sistem penyimpanan bukti-bukti pembukuan cukup rapih 3. KAP mengajukan surat penawaran (audit proposal) yang berisi : jenis jasa yang diberikan, besarnya biaya audit (audit fee), kapan audit dimulai, kapan laporan harus diserahkan, dan lai-lain. Jika perusahaan menyetujui, audit proposal tersebut akan menjadi Engagement Letter (surat penugasan/perjanjian kerja). 4. KAP melakukan audit field work (pemeriksaan lapangan) di kantor klien. Setelah audit field work selesai KAP memberikan draft audit report kepada klien, sebagai bahan untuk diskusi. Setelah draft report disetujui klien, KAP akan menyerahkan final audit report, namun


14 AUDITING sebelum KAP harus meminta surat pernyataan langganan (client representation letter) dari klien yang tanggalnya sama dengan tanggal audit report dan tanggal selesai audit field work. 5. Selain audit report, KAP juga diharapkan memberikan management letter yang isinya memberitahukan kepada manajemen mengenai kelemahan pengendalian intern perusahaan dan saran-saran perbaikannya. D. Jenis-jenis Audit Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley yang dialih bahasakan oleh Amir Abadi Jusuf (2013) Jenisjenis audit dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Audit Operasional (Operational Audit) Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi. Pada akhir audit operasional, manajemen biasanya mengharapkan saran-saran untuk memperbaiki operasi. Sebagai contoh, auditor mungkin mengevaluasi efisiensi dan akurasi pemprosesan transaksi penggajian dengan sistem komputer yang baru dipasang. Mengevaluasi secara objektif apakah efisiensi dan efektifitas operasi sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan jauh lebih sulit dari pada audit ketaatan dan audit keuangan. Selain itu, penetapan kriteria untuk mengevaluasi informasi dalan audit operasional juga bersifat sangat subjektif. 2. Audit Ketaatan (Complience Audit) Audit ketaatan dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan,


Bab 1. Auditing dan Profesi Akuntan Publik 15 atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan kepada manajemen, bukan kepada pengguna luar, karena manajemen adalah kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur dan peraturan yang digariskan. Oleh karena itu, sebagia besar pekerjaan jenis ini sering kali dilakukan oleh auditor yang bekerja pada unit organisasi itu. 3. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit) Audit atas laporan keuangan dilaksanakan untuk menentukan apakah seluruh laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. Biasanya, kriteria yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP), walaupun auditor mungkin saja melakukan audit atas laporan keuangan yang disusun dengan menggunakan akuntansi dasar kas atau beberapa dasar lainnya yang cocok untuk organisasi tersebut. dalam menentukan apakah laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum, auditor mengumpulkan bukti untuk menetapkan apakah laporan keuangan itu mengandung kesalahan yang vital atau salah saji lainnya. Setiap pemeriksaan dimulai dengan penetapan tujuan dan penentuan jenis pemeriksaan yang akan dilaksanakan serta standar yang harus diikuti oleh pemeriksa. Jenis audit yang dilaksanakan yang tercantum dalam SPKN BPK RI (2017), atau lingkup pemeriksaan BPK RI ( UU RI No.15 tahun 2004 pasal 4) adalah sebagai berikut:


16 AUDITING a. Pemeriksaan Keuangan Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance) apakah laporan keuangan yang telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. b. Pemeriksaan Kinerja Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan atas aspek efektifitas yang lazim dilakukan bagi kepentingan manajemen oleh aparat pengawasan intern pemerintah. Dalam melakukan pemeriksaan kinerja, pemeriksaan juga menguji kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan serta pengendalian intern. Pemeriksaan kinerja dilakukan secara obyektif dan sistematik terhadap berbagai macam bukti, untuk dapat melakukan penilaian secara independen atas kinerja entitas atau program/kegiatan yang diperiksa. c. Pemeriksaaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk memberikan kesimpulan atas suatu hal yang diperiksa. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu dapat bersifat: eksaminasi (examination), ulasan (review), atau prosedur yang disepakati (agreed uponprocedure). Pemeriksaan dengan tujuan tertentu meliputi antara lain pemeriksaan atas hal-hal lain di bidang keuangan, pemeriksaan


Bab 1. Auditing dan Profesi Akuntan Publik 17 investigatif, dan pemeriksaan atas sistem pengendalian intern. E. Pengertian Auditor Auditor adalah seseorang yang menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan hasil usaha dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia (Arens et al., 2013). Sedangkan menurut IBK Bayangkara (2015), auditor merupakan pihak pertama yang melakukan audit terhadap pertanggung-jawaban pihak kedua kepada pihak ketiga dan memberikan pengesahan hasil auditnya untuk kepentingan pihak ketiga. Menurut Arens et al. (2012), auditor adalah seseorang yang menyatakan pendapat kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan hasil usaha dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Sedangkan menurut Mulyadi (2014), auditor adalah akuntan publik yang memberikan jasa audit kepada auditan untuk memeriksa laporan keuangan agar bebas dari salah saji. Menurut Syahputra et al. (2015), Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi. Berdasarkan beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa auditor merupakan salah satu profesi dalam bidang akuntansi yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi,


18 AUDITING dan juga suatu aktivitas audit yang dilakukan oleh seorang auditor untuk menemukan suatu ketidakwajaran terkait dengan informasi yang di sajikan. F. Jenis-jenis Auditor Menurut Mulyadi (2014:28), jenis auditor dibagi menjadi tiga (3) yaitu : 1. Auditor Independen (Independent Auditors) Auditor independent adalah auditor professional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat kliennya. Audit tersebut terutama ditujukan untuk para pemakai informasi keuangan, seperti kreditur, investor, calon kreditur, calon investor dan instansi pemerintah. 2. Auditor Internal (Internal Auditor) Auditor Internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan procedure yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, yaitu Menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan kendalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. Umumnya pemakai jasa auditor intern adalah Dewan Komisaris atau Direktur Utama Perusahaan. 3. Auditor Pemerintah (Government Auditor) Auditor Pemerintah adalah auditor professional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pusat pertanggung jawaban


Bab 1. Auditing dan Profesi Akuntan Publik 19 keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak auditor yang bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut auditor, pemerintah adalah auditor yang bekerja di Badan Pengawasan Keuangan (BPK), serta instansi pajak. Jenis-jenis auditor menurut Arens et al. (2013), yaitu: 1. Kantor Akuntan Publik Kantor akuntan publik bertanggung jawab mengaudit laporan keuangan historis yang dipublikasikan oleh semua perusahaan terbuka, kebanyakan perusahaan lain yang cukup besar, dan banyak perusahaan serta organisasi non-komersial yang lebih kecil. Oleh karena luasnya penggunaan laporan keuangan yang telah diaudit dalam perekonomian Indonesia, serta keakraban para pelaku bisnis dan pemakai lainnya, sudah lazim digunakan istilah auditor dan kantor akuntan publik dengan pengertian yang sama, meskipun ada beberapa jenis auditor. Sebutan kantor akuntan publik mencerminkan bahwa auditor yang menyatakan pendapat audit atas laporan keuangan harus memiliki lisensi sebagai akuntan publik. KAP sering disebut auditor eksternal atau auditor independen untuk membedakannya dengan auditor internal. 2. Auditor Internal Pemerintah Auditor internal pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), guna melayani kebutuhan pemerintah. Porsi utama upaya audit BPKP adalah dikerahkan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas operasional berbagai program pemerintah. BPKP mempekerjakan lebih dari 4.000 orang auditor diseluruh


20 AUDITING Indonesia. Auditor BPKP juga sangat dihargai dalam profesi audit. 3. Auditor Badan Pemeriksa Keuangan Auditor Badan Pemeriksa Keuangan adalah auditor yang bekerja untuk Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia, badan yang didirikan berdasarkan konstitusi Indonesia. Dipimpin oleh seorang kepala. BPK melapor dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Tanggung jawab utama BPK adalah untuk melaksanakan fungsi audit DPR, dan juga mempunyai banyak tanggung jawab audit seperti KAP. BPK mengaudit sebagian besar informasi keuangan yang dibuat oleh berbagai macam badan pemerintah baik pusat maupun daerah sebelum diserahkan kepada DPR. Oleh karena kuasa pengeluaran dan penerimaan badan-badan pemerintah ditentukan oleh undangundang, maka audit yang dilaksanakan difokuskan pada audit ketaatan. Peningkatan porsi upaya audit BPK dikerahkan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas operasional berbagai program pemerintah. Hasil dari tanggung jawab BPK yang besar untuk mengaudit pengeluaran-pengeluaran pemerintah dan kesempatan mereka untuk melaksanakan audit operasional, auditor BPK sangat dihargai dalam profesi audit. 4. Auditor Pajak Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak bertanggung jawab untuk memberlakukan peraturan pajak. Salah satu tanggung jawab utama Ditjen Pajak adalah mengaudit Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) wajib pajak untuk menentukan apakah SPT itu sudah mematuhi peraturan pajak yang berlaku. Audit ini murni bersifat ketaatan.


Bab 1. Auditing dan Profesi Akuntan Publik 21 Auditor yang melakukan pemeriksaan ini disebut auditor pajak. 5. Auditor Internal Auditor internal dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit bagi manajemen, sama seperti BPK mengaudit DPR. Tanggung jawab auditor internal sangat beragam, tergantung pada yang mempekerjakan mereka. Ada staf audit internal yang hanya terdiri atas satu atau dua karyawan yang melakukan audit ketaatan secara rutin. Staf audit internal lainnya mungkin terdiri atas lebih dari 100 karyawan yang memikul tanggung jawab berlainan, termasuk di banyak bidang di luar akuntansi. Banyak juga auditor internal yang terlibat dalam audit operasional atau memiliki keahlian dalam mengevaluasi sistem komputer. G. Profesi Akuntan Publik Menurut (Abdul Halim, 2015) Profesi berasal dari kata latin profess yang berarti pengakuan atau pernyataan dimuka umum. Sedangkan menurut Buchori dalam Harefa (1999) konsep profesi mengandung dua dimensi pengertian. Dimensi pertama berkaitan dengan sifat kegiatan dan dimensi kedua berkaitan dengan tingkat kemahiran. Pada dimensi pertama dapat dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan mencari nafkah (disebut pekerjaan atau occupation) dan kegiatan untuk kesenangan semata-mata (disebut hobi atau kegemaran). Pada dimensi kedua tingkat kemahiran dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu : 1. Kegiatan yang dilakukan dengan tingkat kemahiran yang sangat tinggi


22 AUDITING 2. Kegiatan yang dilakukan yang dilakukan dengan tingkat kemahiran sedang 3. Kegiatan yang dilakukan dengan tingkat kemahiran rendah atau tidak punya kemahiran sama sekali Makna kata profesi (Harefa, 1999) adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup yang dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan (kemahiran) yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang mendalam. Professional merupakan orang yang melakukan kegiatan atau menjalani profesi tertentu, sedangkan profesionalisme menurut Harefa (1999) adalah sikap atau prilaku seseorang dalam melakukan profesi tertentu. Profesi akuntan, khususnya akuntan publik. Sementara sumber lain menyebutkan ada 3 syarat minimal agar suatu pekerjaan dapat disebut sebagai profesi, yaitu : 1. Diperlukan suatu Pendidikan professional tertentu (biasayan setingkat S1) dan dapat pula ditambah dengan Pendidikan profesi. 2. Diperlukan suatu pengaturan terhadap diri pribadi yang didasarkan pada kode etik profesi. 3. Diperlukan penelaahan dan atau izin dari penguasaan (pemerintah). Di Indonesia, menurut Undang-undang No.5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik, Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-undang ini. Menurut Pasal 18 Undang-undang No. 5 tahun 2011, izin untuk membuka Kantor Akuntan Publik (KAP) akan diberikan apabila permohonan memenuhi persyaratan sebagai berikut :


Bab 1. Auditing dan Profesi Akuntan Publik 23 1. Izin usaha KAP diberikan oleh Mentri 2. Syarat mendapatkan izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut : a. Mempunyai kantor atau tempat yang menjalankan usaha yang berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak Badan untuk KAP yang berbentuk usaha persekutuan perdataan dan firma atau Nomor Pokok Wajib Pajak Pribadi untuk KAP yang berbentuk usaha perorangan. c. Mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang tenaga kerja professional pemeriksaan dibidang akuntansi. d. Memiliki rancangan sistem pengendalian mutu. e. Membuat surat pernyataan dengan bermaterai cukup bagi bentuk usaha perseorangan, dengan mencantumkan paling sedikit : 1) Alamat Akuntan Publik 2) Nama dan domisili kantor 3) Maksud dan tujuan pendirian kantor f. Memiliki akta pendirian yang dibuat oleh dan dihadapan notaris bagi bentuk usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf b, huruf c, atau huruf d, yang paling sedikit mencantumkan : 1) Nama rekan 2) Alamat rekan 3) Bentuk usaha 4) Nama dan dan domisili usaha 5) Maksud dan tujuan pendirian kantor 6) Hak dan kewajiban sebagai rekan 7) Penyelesaian sengketa dalam hal terjadi perselisihan diantara rekan


24 AUDITING 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara perizinan dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri. Menteri Keuangan mengeluarkan peraturan No.25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara. Pasal 1 dalam aturan tersebut menjelaskan bahwa Akuntan adalah seseorang yang terdaftar pada Register Negara Akuntan yang diselenggarakan oleh Menteri. Nomor register akuntan diperoleh dengan persyaratan sebagai berikut : 1. Lulus Pendidikan profesi akuntan atau lulus ujian sertifikasi akuntan profesional 2. Berpengalaman dibidang akuntansi 3. Sebagai anggota Asosiasi Profesi Akuntan Akuntan hendak yang hendak berpraktik sebagai akuntan publik harus memperoleh izin dari Menteri. Menurut Pasal 6 ayat (1) Undang-undang No.5/2011, izin menjadi Akuntan Publik harus memenuhi persyaratan berikut : 1. Memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang sah. 2. Berpengalaman praktik memberikan jasa sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 3. 3. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Memeiliki Nomor Pokok Wajib Pajak 5. Tidak pernah dikenal sanksi administratif berupa pencabutan izin Akuntan Publik. 6. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.


Bab 1. Auditing dan Profesi Akuntan Publik 25 7. Menjadi Anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Menteri. 8. Tidak berada dalam pengampunan. Timbul dan berkembangnya profesi Akuntan Publik sangat dipengaruhi oleh perkembangan perusahaan pada umumnya. Akuntan publik tidak akan ada jika tidak ada perusahaan. Semakin berkembang perusahaan pada umumnya, maka semakin berkembang profesi akuntan publik. Dinegara yang mayoritas perusahaan berbentuk perusahaan perseorangan, profesi akuntan publik kurang berkembang. Alasannya adalah, laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan perseorangan, seperti juga perusahaan firma, biasanya digunakan oleh pemilik perusahaan untuk mengetahui hasil usaha dan posisi keuangan. Dengan demikian pihak luar kurang memerlukan audit laporan keuangan yang dilakukan akuntan publik. Dinegara yang terdapat banyak perusahaan berbentuk perseroan terbatas yang bersifat terbuka, profesi akuntan publik semakin dibutuhkan karena sangat besar kemungkinan manajemen perusahaan terpisah dengan pemilik perusahaan. Pemilik perusahaan hanya sebagai penanam modal. Kondisi seperti ini didasari teori keagenan. Oleh karena itu, mereka sangat membutuhkan informasi keuangan yang dapat dipercaya yang dihasilkan oleh manajemen. Hal ini diharapkan dapat menguangi asimetri informasi. Menurut Sofyan Safri Harahap yang mengutip Baily mengemukakan bahwa sejarah perkembangan profesi akuntan publik dapat dibagi dalam 4 periode, yaitu :


26 AUDITING Sejarah Perkembangan Audit Periode Pendekatan Audit Tujuan Audit Pemakai Jasa Audit PraRevolusi Testing 100% Penemuan kecenderungan dan pemadu Pemilik Revolusi Industri Testing 100% Penemuan kecendrungan Pemilik, kreditur 1900 – 1930 Testing 100% dengan sebagian testing yang lebih kecil Pernyataan kebenaran neraca dan rugi laba Pemilik, kreditur dan pemerintah 1930 – sekarang Metode sampling Pernyataan pendapat atas kewajaran laporan keuangan Pemilik, kreditur, parlemen, konsumen dan lain-lain Di Indonesia, profesi Akuntan Publik sangat terkait dengan organisasi berikut : 1. Organisasi Pemerintah a. Kementrian Keuangan b. Inspektorat Wilayah/Badan Pengawas Daerah c. Kantor Pelayanan Pajak d. Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) e. Badan Pengawasan Kauangan dan Pembangunan f. BAPEPAM/OJK g. DPR dan DPRD 2. Organisasi Non-Pemerintah a. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)


Bab 1. Auditing dan Profesi Akuntan Publik 27 b. Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) H. Hierarki Kantor Akuntan Publik Menurut Mulyadi (2002), umumnya hirarki auditor dalam perikatan audit dalam kantor akuntan publik dibagi menjadi berikut ini : 1. Partner (1 orang) Merupakan Top Legal Client Relationship dengan tugas me-review (menelaah) pekerjaan audit, menandatangani laporan audit, menyetujui masalah fee dan penagihannya, dan penanggungjawab atas segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit. 2. Manajer (1-2 orang) Merupakan staf yang banyak berhubungan dengan klien, mengawasi langsung pelaksanaan tugas-tugas audit, me-review lebih rinci terhadap pekerjaan audit, dan melakukan penagihan atas fee audit. 3. Akuntan Senior (3-4 orang) Merupakan staf yang bertanggung jawab langsung terhadap perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan audit,dan me-review pekerjaan para akuntan junior yang dibawahinya. 4. Akuntan Junior (5-6 orang) Merupakan staf pelaksana langsung dan bertanggung jawab atas pekerjaa lapangan.


28 AUDITING Hirearki Staf Kantor Akuntan Publik I. Jasa yang diberikan Kantor Akuntan Publik Menurut Abdul Halim, Jasa yang diberikan oleh para staf professional suatu kantor akuntan publik dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : 1. Jasa Atestasi Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan seseorang yang independen dan kompeten mengenai kesesuaian, dalam segala hal yang signifikan, asersi suatu entitas dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jadi, auditor memberikan jasa atestasi dengan memberikan pendapat tertulis yang berisi kesimpulan tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggungjawab pihak lain. Ada empat jenis jasa atestasi yang dapat diberikan oleh suatu kantor akuntan publik yaitu : Partner Manajer Akuntan Senior Akuntan Junior


Bab 1. Auditing dan Profesi Akuntan Publik 29 a. Audit Jasa audit adalah audit atas laporan keuangan historis. Dalam audit laporan keuangan, klien menugaskan auditor untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan. Keyakinan yang diberikan pada audit adalah keyakinan positif (positive assurance). b. Pemeriksaan (Examination) Auditor dalam melaksanakan penugasan jasa ini akan memberikan pendapat atas asersi-asersi suatu pihak sesuai kriteria yang ditentukan. Keyakinan yang diberikan pada examination adalah keyakinan positif (positive assurance). Meskipun demikian tingkat keyakinan yang diberikan berada dibawah tingkat keyakinan dalam audit laporan keuangan. c. Penelaahan (Review) Jasa review atau pengkajian ulang terutama dilakukan dengan wawancara dengan manajemen dan analisis komparatif informasi keuangan suatu perusahaan. Lingkup kerjanya lebih sempit dari pada audit maupun examination. Keyakinan yang diberikan pada review adalah keyakinan negatif (negative assurance). Auditor diharuskan menyatakan penolakan pemberian pendapat (disclaimer of opinion) dalam memberikan keyakinan negatif. Jasa review biasanya dilakukan pada laporan interim perusahaan publik atau laporan tahunan perusahaan non publik. d. Prosedur yang di sepakati bersama (Agreed-upon Procedures) Ruanglingkup jasa ini lebih sempit dari audit maupun examination. Auditor dan klien sepakat bahwa


30 AUDITING bahwa prosedur tertentu akan dilakukan atas elemen tertentu laporan keuangan misalnya akun atau rekening kas dan surat berharga. Kesmpulan yang dibuat atas hal tersebut harus berbentuk ringkasan temuan, keyakinan negatif atau keduanya. 2. Jasa Non Atestasi Ada tiga jenis jasa non atestasi yang diberikan suatu kantor akuntan publik, yaitu : a. Jasa Akuntansi Jasa akuntansi dapat diberikan melalui aktivitas pencatatan, penjurnalan, posting, jurnal penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan klien (jasa kompilasi) serta perancangan sistem akuntansi klien. Dalam memberikan jasa akuntansi, praktisi yang melakukan jasa tersebut bertindak sebagai akuntan perusahaan. Dalam memberikan jasa akuntansi, akuntan tidak menyatakan pendapat. b. Jasa Perpajakan Jasa perpajakan meliputi pengisian surat laporan pajak dan perencanaan pajak. Selain itu juga dapat bertindak sebagai penasehat dalam masalah perpajakan dan melakukan pembelaan bila perusahaan yang menerima jasa sedang mengalami permasalahan dengan kantor pajak. c. Jasa Konsultasi Manajemen Jasa konsultasi manajemen atau management advisory services (MAS) merupakan fungsi pemberian konsultasi dengan memberikan saran dan bantuan teknis kepada klien untuk peningkatan penggunaan kemampuan dan sumberdaya untuk mencapai tujuan perusahaan klien.


Bab 1. Auditing dan Profesi Akuntan Publik 31 Dalam hal menjaga mutu jasa Kantor Akuntan Publik, terdapat beberapa regulasi yang mengatur, seperti : 1) Penetapan Standar Adanya PSAK, SPAP, Kode Etik Akuntan, dan Kode Etik Akuntan Publik 2) Aturan Pemerintah Diterbitkannya Undang-undang No.5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Peraturan Menteri, seperti Peraturan Menteri Keuangan Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara 3) Peraturan KAP Kantor akuntan publik biasanya mempunyai aturan sendiri untuk para anggotanya 4) Aturan Kolega Contoh aturannya adalah peer-review J. Standar Profesi Akuntan Publik Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (IAI, 2001) disebutkan ada 6 tipe standar yaitu : 1. Standar Auditing Standar auditing merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis yang terdiri dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum dalam standar auditing. 2. Standar Atestasi Standar atestasi memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas


32 AUDITING laporan keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi lain yang memberikan keyakinan yang lebih rendah. 3. Standar Jasa Akuntansi dan Review Standar jasa akuntansi dan review memberikan rerangka untuk fungsi non atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review. Standar jasa akuntansi dan review dirinci dalam bentuk pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR). 4. Standar Jasa Konsultasi Memberikan panduan bagi praktisi yang memberikan jasa konsultasi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Jasa ini hanya menyajikan temuan, kesimpulan dan rekomendasi. 5. Standar Pengendalian Mutu Memberikan panduan bagi kantor akuntan publik didalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh Kompartemen Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia. 6. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik


33 BAB 2 Etika Profesional


34 AUDITING A. Prinsip Dasar Etika Profesional Di Indonesia etika diterjemahkan menjadi kesusilaan karena sila berarti dasar, kaidah atau aturan, sedangkan su berarti baik, benar dan bagus. Selanjutnya, selain kaidah etika masyarakat juga terdapat apa yang disebut dengan kaidah profesional yang khusus berlaku dalam kelompok profesi yang bersangkutan. Oleh karena merupakan konsensus, maka etika tersebut dinyatakan secara tertulis atau formal dan selanjutnya disebut ‚Kode Etik‛. Sifat sanksinya juga moral psikologik, yaitu dikucilkan atau disingkirkan dari pergaulan kelompok profesi yang bersangkutan (Arens, 2008). Chua et al, (dalam jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 2000), dalam konteks etika profesi, mengungkapkan bahwa etika profesional juga berkaitan dengan perilaku moral. Dalam hal ini perilaku moral lebih terbatas pada pengertian yang diliputi kekhasan pola etis yang diharapkan untuk profesi tertentu. Dengan demikian, yang dimaksud etika dalam konteks makalah ini adalah tanggapan atau penerimaan seseorang terhadap suatu peristiwa moral tertentu melalui proses penentuan yang kompleks dengan penyeimbangan pertimbangan sisi dalam (inner) dan sisi luar (outer) yang disifati oleh kombinasi unik dari pengalaman dan pembelajaran dari masing-masing individu, sehingga dia dapat memutuskan tentang apa yang harus dilakukannya dalam situasi tertentu. Keberadaan kode etik yang menyatakan secara eksplisit beberapa kriteria tingkah laku yang khusus terdapat pada profesi, maka dengan cara ini kode etik profesi memberikan beberapa solusi langsung yang mungkin tidak tersedia dalam teori-teori yang umum.


Bab 2. Etika Profesional 35 Di samping itu dengan adanya kode etik, maka para anggota profesi akan lebih memahami apa yang diharapkan profesi terhadap anggotanya. Kewajiban untuk mematuhi kode etik ini berlaku untuk semua akuntan, termasuk akuntan publik. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Etis Akuntan Publik Griffin dan Ebert (1998) mendefinisikan perilaku etis sebagai perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang bermanfaat dan yang membahayakan. Mc-Conell (dalam Nurhayati 1998), menyatakan bahwa perilaku kepribadian merupakan karakteristik individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, karakteristik yang dimaksud meliputi : sifat, kemampuan, nilai, keterampilan, sikap serta intelegensi yang muncul dalam pola perilaku seseorang. Jadi perilaku merupakan perwujudan atau manifestasi karakteristik seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam hubungannya dengan akuntan publik, berdasarkan Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (edisi, 2001) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang memungkinkan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku etis akuntan, termasuk akuntan publik. Faktor-faktor tersebut antara lain : 1. Faktor Posisi/Kedudukan Ponemon (1990) menunjukkan bahwa semakin tinggi posisi/kedudukan di KAP (dalam hal ini Partner dan Manajer) cenderung memiliki pemikiran etis yang rendah, sehingga berakibat pada rendahnya sikap dan perilaku etis mereka. 2. Faktor Imbalan yang diterima (berupa gaji/upah dan penghargaan/insentif) Pada dasarnya seseorang yang bekerja, mengharapkan imbalan yang sesuai dengan pekerjaannya. Karena


36 AUDITING dengan upah yang sesuai dengan pekerjaannya, maka akan timbul pula rasa gairah kerja yang semakin baik dan ada kecenderungan untuk bekerja secara jujur disebabkan ada rasa timbal balik yang selaras dan tercukupi kebutuhannnya. Selain gaji/upah, seseorang yang bekerja membutuhkan penghargaan atas hasil karya yang telah dilakukan, baik penghargaan yang bersifat materil maupun non materil. Jika ia mendapatkan penghargaan sesuai dengan karyanya maka si pekerja akan berbuat sesuai aturan kerja dalam rangka menjaga citra profesinya baik di dalam maupun diluar pekerjaannya. 3. Faktor Pendidikan (formal, nonformal dan informal) Sudibyo (1995 dalam Khomsiyah dan Indriantoro 1997) menyatakan bahwa pendidikan akuntansi (pendidikan formal) mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku etis akuntan publik. 4. Faktor Organisasional (perilaku atasan, lingkungan kerja, budaya organisasi, hubungan dengan rekan kerja) Komitmen atasan merupakan wibawa dari profesi, bila atasan tidak memberi contoh yang baik pada bawahan maka akan menimbulkan sikap dan perilaku tidak baik dalam diri bawahan sebab ia merasa bahwa atasannya bukanlah pemimpin yang baik (Anaraga, 1998). Lingkungan kerja turut menjadi faktor yang mempengaruhi etika individu. Lingkungan kerja yang baik akan membawa pengaruh yang baik pula pada segala pihak, termasuk para pekerja, hasil pekerjaan dan perilaku di dalamnya. 5. Faktor Lingkungan Keluarga Pada umumnya individu cenderung untuk memilih sikap yang konformis/ searah dengan sikap dan perilaku


Bab 2. Etika Profesional 37 orang-orang yang dianggapnya penting (dalam hal ini anggota keluarga). Kecenderungan ini antara lain di motivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik. Jadi jika lingkungan keluarga bersikap dan berperilaku etis, maka yang muncul adalah sikap dan perilaku etis pula (Azwar, 1998). 6. Faktor Pengalaman Hidup Beberapa pengalaman hidup yang relevan dapat mempengaruhi sikap etis apabila pengalaman hidup tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Apabila seseorang dapat mengambil pelajaran dari pengalaman masa lalunya maka akan menumbuhkan sikap dan perilaku yang semakin etis. 7. Faktor Religiusitas Agama sebagai suatu sistem, mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena ia meletakkan dasar konsep moral dalam individu. Setiap agama mengajarkan konsep sikap dan perilaku etis, yang menjadi stimulus dan dapat memperteguh sikap dan perilaku etis. 8. Faktor Hukum (sistem hukum dan sanksi yang diberikan) Kasir (1998), berpendapat bahwa hukum yang berlaku pada suatu profesi hendaklah mengandung muatan etika agar anggota profesi merasa terayomi. Demikian halnya dengan sanksi yang dikenakan harus tegas dan jelas sehingga anggota cenderung tidak mengulang kesalahan yang sama dalam kesempatan yang berbeda. 9. Faktor Emotional Quotient (EQ) EQ adalah bagaimana seseorang itu pandai mengendalikan perasaan dan emosi pada setiap kondisi yang melingkupinya. EQ lebih penting dari pada IQ.


38 AUDITING Bagaimanapun juga seseorang yang cerdas bukanlah hanya cerdas dalam hal intelektualnya saja, tetapi intelektualitas tanpa adanya EQ dapat melahirkan perilaku yang tidak etis (Goleman, 1997). Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat disimpulkan bahwa sikap akan menentukan warna atau corak tingkah laku seorang untuk berperilaku etis dan tidak etis. Dalam mukadimah Kode Etik IAI disebutkan bahwa ‚Prinsip Etika profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan pengakuan profesi akan bertanggungjawab kepada publik, pemakai jasa akuntan dan rekan. Prinsip ini memadu anggota dalam memenuhi tanggungjawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar prilaku etika dan prilaku profesionalnya. Prinsip ini meminta komitmen untuk berprilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi.‚ B. Pernyataan Etika Profesi Menurut (Sukrisno Agoes, 2016) Rumusan Kode Etik sebelum 1 Januari 2011 sebagian besar merupakan rumusan Kode Etik yang dihasilkan dalam kongres ke-6 Ikatan Akuntan Indonesia dan ditambah dengan masukan-masukan yang diperoleh dari seminar sehari pemutakhiran Kode Etik Akuntan Indonesia tanggal 15 Juni 1994 di Hotel Daichi Jakarta serta hasil pembahasan Sidang Komitee Kode Etik Akuntan Indonesia tahun 1994 di Bandung. Saat itu Kode Etik Akuntan Indonesia terdiri atas delapan (8) bab (11 pasal) dan enam (6) pernyataan etika profesi. Pernyataan tersebut adalah :


Bab 2. Etika Profesional 39 1. Pernyataan etika profesi Nomor 1 tentang Integritas, Objektivitas dan Independensi 2. Pernyataan etika profesi Nomor 2 tentang Kecakapan Profesional 3. Pernyataan etika profesi Nomor 3 tentang Pengungkapan Informasi Rahasia Klien 4. Pernyataan etika profesi Nomor 4 tentang Iklan bagi Kantor Akuntan Publik 5. Pernyataan etika profesi Nomor 5 tentang Komunikasi antar Akuntan Publik 6. Pernyataan etika profesi Nomor 6 tentang Perpindahan Staf/Partner dari Satu Kantor Akuntan ke Kantor Akuntan Lain. C. Rerangka Kode Etik IAI Menurut (Sukrisno Agoes, 2016) Dalam Kongres IAI ke VIII di Jakarta pada bulan September 1988 diadakan beberapa perubahan mengenai Kode Etik, antara lain sebagai berikut : 1. Komite Kode Etik tidak ada lagi di struktur organisasi IAPI 2. Rerangka Kode Etik IAPI menjadi : a. Prinsip Etika b. Aturan Etika c. Interpretasi Aturan Etika Prinsip Etika meningkat seluruh anggota IAPI, dan merupakan produk kongres. Aturan Etika meningkat kepada anggota kompartemen dan merupakan produk Rapat Anggota Kompartemen. Aturan Etika tidak boleh bertentangan dengan prinsip etika.


40 AUDITING Interpretasi aturan etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh kompartemen setelah memperhatikan tanggapan dari anggota dan pihakpihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya. Pernyataan Etika profesi yang berlaku saat itu dapat dipakai sebagai interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya. Rerangka Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia 1. Prinsip Etika Prinsip Etika merupakan rerangka dasar bagi Aturan Etika yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Perinsip Etika bukan merupakan standar yang bisa dipaksakan pelaksanaannya,


Click to View FlipBook Version