39 haman yang lebih baik tentang bagaimana entitas atau konsep tersebut berinteraksi dalam suatu sistem atau struktur. 10. Ketertiban (Order) Ketertiban, dalam konteks umum, merujuk pada keadaan atau kondisi di mana segala sesuatu berjalan sesuai dengan aturan, norma, atau tata tertib yang telah ditetapkan. Ini mencakup kedisiplinan, ketaatan, dan pematuhan terhadap peraturan dan prosedur yang ada. Ketertiban adalah elemen penting dalam masyarakat, organisasi, dan berbagai aspek kehidupan manusia. Beberapa contoh penting ketertiban meliputi: Ketertiban Sosial: Ini mengacu pada norma-norma sosial dan aturan yang mengatur perilaku individu dalam masyarakat. Ketertiban sosial adalah dasar dari harmoni dan stabilitas dalam masyarakat. Ketertiban Hukum: Ini berkaitan dengan penerapan hukum dan peraturan yang ada dalam suatu negara. Hukum dan sistem peradilan diperlukan untuk memastikan ketertiban dan keadilan dalam masyarakat. Ketertiban Organisasi: Dalam konteks organisasi, seperti perusahaan atau lembaga pemerintah, ketertiban berarti menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan peraturan internal dan prosedur yang telah ditetapkan. Ketertiban Lingkungan: Ini mengacu pada menjaga lingkungan tetap bersih, terawat, dan aman. Ini mencakup pematuhan terhadap peraturan terkait pelestarian alam dan pengelolaan sumber daya alam.
40 Ketertiban Pribadi: Ini melibatkan kedisiplinan diri, mengatur waktu, dan menjaga perilaku dan rutinitas pribadi agar teratur dan efisien. Ketertiban adalah prinsip yang penting dalam menciptakan masyarakat yang stabil dan berfungsi. Tanpa ketertiban, masyarakat cenderung akan mengalami konflik, kebingungan, dan ketidakpastian. Oleh karena itu, upaya untuk mematuhi aturan, menjaga disiplin, dan mempromosikan ketertiban adalah hal yang sangat dihargai dalam berbagai aspek kehidupan. 11. Keadilan dan Kejujuran Keadilan dan kejujuran adalah dua nilai moral yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Keduanya memiliki peran yang signifikan dalam membangun masyarakat yang adil dan harmonis. Berikut penjelasan singkat tentang keduanya: Keadilan: Definisi: Keadilan adalah prinsip moral yang mengacu pada pemberian hak, perlakuan, dan kesempatan yang sama kepada semua individu tanpa memandang ras, agama, gender, atau latar belakang lainnya. Ini berarti setiap orang harus diberikan perlakuan yang adil dan setara sesuai dengan hak-hak mereka. Peran: Keadilan adalah dasar dari sistem hukum dan tatanan sosial yang berfungsi dengan baik. Ini membantu mencegah diskriminasi, penindasan, dan ketidaksetaraan dalam masyarakat. Keadilan memastikan bahwa orang-orang memiliki hak yang sama untuk mencari kebahagiaan dan berkembang dalam hidup mereka.
41 Contoh: Sistem hukum yang adil akan memastikan bahwa semua individu memiliki akses ke pengadilan yang adil dan perlakuan yang sama di mata hukum. Kejujuran: Definisi: Kejujuran adalah prinsip moral yang berkaitan dengan integritas dan kebenaran. Ini mengharuskan individu untuk berbicara dan bertindak dengan jujur, tidak menipu, dan tidak melakukan tindakan penipuan atau curang. Peran: Kejujuran adalah dasar dari hubungan yang sehat dan dipercayai dalam masyarakat. Tanpa kejujuran, tidak mungkin untuk membangun kepercayaan di antara individu atau antara individu dan institusi. Kejujuran juga memastikan bahwa informasi yang disampaikan adalah benar dan dapat diandalkan. Contoh: Seorang pekerja yang jujur akan melaporkan kegagalan atau masalah dalam pekerjaannya kepada atasan daripada mencoba menyembunyikannya atau berbohong. Keadilan dan kejujuran saling terkait dan sering kali mendukung satu sama lain dalam menciptakan lingkungan yang etis dan adil. Ketika individu dan masyarakat mempraktikkan kedua nilai ini, mereka dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan cara yang bermanfaat dan moral. 12. Stabilitas Kondisi Karyawan Stabilitas kondisi karyawan mengacu pada tingkat keamanan pekerjaan dan kesejahteraan karyawan dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Ini adalah faktor penting dalam mengukur keberhasilan dan keberlanjut-
42 an suatu perusahaan. Stabilitas ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk: Kebijakan Perusahaan: Kebijakan perusahaan terkait dengan pemecatan, pemutusan hubungan kerja, dan penghargaan karyawan dapat mempengaruhi stabilitas kondisi karyawan. Perusahaan yang memiliki kebijakan yang adil dan transparan dapat membantu mempertahankan stabilitas. Kondisi Ekonomi: Kondisi ekonomi yang tidak stabil, seperti resesi atau inflasi tinggi, dapat berdampak negatif pada stabilitas kondisi karyawan. Perusahaan mungkin terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja atau mengurangi manfaat karyawan selama masa-masa sulit ini. Kepemimpinan Organisasi: Kualitas kepemimpinan dalam organisasi dapat berdampak besar pada stabilitas kondisi karyawan. Pemimpin yang baik dapat menciptakan lingkungan kerja yang stabil dan mendukung pertumbuhan karyawan. Budaya Perusahaan: Budaya perusahaan yang mendukung karyawan, memberikan peluang untuk pengembangan karier, dan menghargai keragaman dapat meningkatkan stabilitas kondisi karyawan. Sebaliknya, budaya yang tidak sehat atau tidak mendukung dapat mengakibatkan pergantian karyawan yang tinggi. Pengembangan Karyawan: Program pelatihan dan pengembangan yang kuat dapat membantu meningkatkan stabilitas kondisi karyawan karena karyawan merasa didukung dalam mengembangkan keterampilan dan karier mereka.
43 Kesejahteraan Karyawan: Aspek-aspek seperti gaji yang kompetitif, manfaat yang baik, dan keseimbangan kerja-hidup yang sehat juga memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas kondisi karyawan. Hubungan Kerja: Hubungan antara manajemen dan karyawan, serta antar-karyawan, dapat mempengaruhi stabilitas. Konflik yang tidak diselesaikan dengan baik atau ketidakpuasan dalam hubungan kerja dapat mengganggu stabilitas. Lingkungan Kerja yang Aman dan Sehat: Kondisi fisik dan psikologis di tempat kerja juga berkontribusi pada stabilitas. Lingkungan kerja yang aman dan sehat dapat membantu menjaga kestabilan kondisi karyawan. Perusahaan yang berusaha untuk mempertahankan stabilitas kondisi karyawan cenderung lebih berhasil dalam mempertahankan dan memotivasi tenaga kerja mereka. Ini dapat menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi, retensi karyawan yang lebih baik, dan reputasi yang lebih baik di pasar tenaga kerja. Sebagai tambahan, karyawan yang merasa stabil dalam pekerjaan mereka cenderung lebih bahagia dan berkinerja lebih baik. 13. Prakarsa (Initiative) Dalam konteks berbagai kegiatan dan proyek, "prakarsa" mengacu pada mengambil inisiatif untuk memulai sesuatu atau mengambil tindakan. Ini dapat digunakan untuk menggambarkan upaya individu atau kolektif untuk mengatasi masalah, menerapkan ide baru, atau membuat perubahan positif dalam komunitas atau organisasi.
44 Inisiatif dapat mencakup berbagai kegiatan, seperti inisiatif pengembangan masyarakat, inisiatif pelestarian lingkungan, inisiatif pendidikan, dan banyak lagi. Istilah ini menekankan sifat proaktif dalam mengambil langkahlangkah untuk mewujudkan sesuatu dan mendorong perubahan positif. Dalam konteks keterlibatan sosial dan kemasyar[e[t[h, ‚jr[e[rs[‛ \_r[rtc e_s_^c[[h uhtue g_ha[g\cf tanggung jawab dan memimpin dengan memberi contoh dalam menciptakan solusi terhadap tantangan atau mengejar peluang untuk perbaikan. Ini adalah istilah yang mencerminkan semangat tindakan dan kewirausahaan 14. Semangat Kesatuan dan Semangat Korps Semangat Kesatuan dan Semangat Korps adalah dua konsep yang seringkali terkait dalam konteks militer dan organisasi lainnya. Keduanya memiliki arti yang penting dalam memahami dinamika kelompok dan upaya bersama. Berikut penjelasan singkat tentang keduanya: Semangat Kesatuan (Esprit de Corps): Ini adalah istilah Prancis yang berarti semangat kelompok atau semangat korps. Ini merujuk pada rasa identitas, solidaritas, dan loyalitas anggota suatu kelompok atau organisasi terhadap satu sama lain. Semangat kesatuan sering kali muncul dalam kelompok yang memiliki nilainilai bersama, tradisi, dan tujuan yang sama. Ini dapat meningkatkan kinerja dan kohesi kelompok, karena anggota merasa terhubung secara emosional dengan satu sama lain dan dengan tujuan bersama mereka. Semangat Korps (Esprit de Corps): Meskipun mirip dengan semangat kesatuan, semangat korps lebih khusus
45 merujuk pada semangat atau rasa persatuan dalam konteks militer. Ini melibatkan rasa bangga dan loyalitas terhadap satuan militer atau unit khusus. Semangat korps dapat meningkatkan efisiensi dan kehandalan dalam operasi militer, karena anggota unit merasa kuat dalam hubungan mereka dan dalam tugas yang mereka laksanakan bersama. Kedua konsep ini penting dalam memotivasi anggota kelompok atau organisasi untuk bekerja sama dengan baik, mengatasi tantangan bersama, dan mencapai tujuan bersama. Semangat kesatuan dan semangat korps juga dapat membantu membangun budaya organisasi yang kuat dan mempromosikan rasa kebanggaan dalam menjadi bagian dari kelompok tersebut. Tujuannya adalah untuk menjaga agar organisasi berada pada jalur yang benar dan mencapai tujuan dengan efisien. Manajemen adalah suatu proses yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya (termasuk manusia, keuangan, teknologi, dan lain-lain) dalam suatu organisasi atau entitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi manajemen adalah kumpulan tugas atau tanggung jawab utama yang harus dilakukan oleh seorang manajer dalam menjalankan proses manajemen. Fungsi manajemen merujuk pada empat aktivitas inti atau tahapan utama dalam proses manajemen. Berikut
46 adalah penjelasan singkat tentang setiap fungsi manajemen 1. Perencanaan (planning): Perencanaan adalah proses menentukan tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara untuk mencapainya. Perencanaan meliputi kegiatan seperti menetapkan visi, misi, nilai-nilai, strategi, kebijakan, program, anggaran, jadwal, dan standar kinerja. a. Perencanaan adalah langkah pertama dalam proses manajemen b. Ini melibatkan menentukan tujuan organisasi, mengidentifikasi tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut, dan merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut c. Manajer melakukan analisis situasi, mengembangkan rencana taktis dan strategis, serta menentukan alokasi sumber daya 2. Pengorganisasian (organizing): Pengorganisasian adalah proses menata sumber daya yang ada sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pengorganisasian meliputi kegiatan seperti menentukan struktur organisasi, pembagian tugas dan wewenang, alokasi sumber daya, koordinasi antar unit kerja, dan penyesuaian terhadap perubahan lingkungan. a. Pengorganisasian adalah tentang mengatur sumber daya yang tersedia (manusia, peralatan, dana, dll.) untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. b. Manajer merancang struktur organisasi, menentukan tugas dan tanggung jawab, serta mengatur alur komunikasi dan wewenang di dalam organisasi.
47 c. Tujuan utamanya adalah menciptakan struktur yang efisien dan efektif. 3. Pengarahan (leading): Pengarahan adalah proses memimpin dan memotivasi orang-orang yang terlibat dalam proses manajemen agar bekerja sesuai dengan perencanaan dan pengorganisasian yang telah ditetapkan. Pengarahan meliputi kegiatan seperti komunikasi, pengambilan keputusan, penyelesaian konflik, pemberian umpan balik, pemberdayaan, delegasi, kepemimpinan situasional, dan pengembangan sumber daya manusia. a. Pengarahan atau kepemimpinan melibatkan mengarahkan dan memotivasi orang-orang dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. b. Manajer berperan sebagai pemimpin yang mempengaruhi perilaku dan kinerja anggota tim. c. Ini mencakup komunikasi, pengambilan keputusan, pembinaan, dan motivasi karyawan. 4. Pengendalian (controlling): Pengendalian adalah proses mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan proses manajemen agar sesuai dengan perencanaan dan pengorganisasian yang telah ditetapkan. Pengendalian meliputi kegiatan seperti pengukuran kinerja, perbandingan kinerja dengan standar, identifikasi penyimpangan, analisis penyebab, pengambilan tindakan korektif dan preventif, dan peningkatan kualitas a. Pengendalian adalah fungsi manajemen yang melibatkan pemantauan kinerja organisasi dan
48 memastikan bahwa tindakan yang diambil sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. b. Manajer melakukan evaluasi terhadap kinerja aktual, membandingkannya dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan.
49 3
50 PERENCANAAN diperlukan dalam berbagai pengaturan organisasi karena perencanaan adalah proses manajemen yang digunakan untuk mengatasi masalah atau masalah tertentu. Pererencanaan diperlukan dalam setiap jenis kegiatan , apakah itu kegiatan organisasi, kegiatan bisnis, atau kegiatan komunitas, dan pererencanaan dibutuhkan dalam setiap fungsi manajemen, karena fungsi manajerial hanya dapat melakukan tugas yang telah ditugaskan kepada mereka. Perencanaan dilakukan untuk sepenuhnya memahami misi perusahaan dan cara terbaik untuk mencapainya. Manajer akan mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan adalah proses yang paling penting dalam semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan akan berdampak pada kegagalan. Untuk mencapai tujuan tidak selalu dilakukan dengan cepat, tetapi dengan perencanaan yang cermat. Dengan perencanaan ini, akan lebih mudah bagi seseorang untuk memahami apa yang perlu dilakukan agar tugas yang ada dapat diselesaikan. Perencanaan adalah proses membuat rencana untuk mencapai tujuan tertentu. Ini termasuk mengidentifikasi tujuan yang ingin dicapai, menganalisis situasi saat ini, dan mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan itu. Perencanaan juga menyebabkan sumber daya seperti waktu, uang, dan tenaga untuk memperoleh tujuan yang diinginkan. Tujuan Perencanaan adalah untuk membantu individu atau organisasi dalam mencapai tujuan mereka dengan cara yang efisien dan efektif.
51 Para ahli berpendapat di antaranya, misalnya, menekankan pentingnya mengidentifikasi tujuan dan mengembangkan strategi yang efektif, sementara yang lain menekankannya pentingnya meningkatkan produktivitas dengan cara yang efisien. Ada juga yang menekankan pentingnya mengidentifikasi untuk mengurangi risiko kegagalan. Perencanaan adalah proses yang melibatkan penyusunan rencana atau strategi untuk mencapai tujuan tertentu. Beberapa para ahli dari berbagai bidang telah memberikan pandangan mereka tentang konsep perencanaan. Berikut ini adalah beberapa definisi perencanaan para ahli: 1. George R. Terry Perencanaan merupakan suatu pemilihan dan dapat menghubungkan fakta-fakta, membuat dan menggunakan asumsi yang memiliki kaitan dengan masa dating dengan menggambarkan dan merumuskan suatu kegiatan tertentu yang di yakini dapat di lakukan untuk mencapai suatu hasil tertentu. 2. Robbins Perencanaan adalah suatu proses yang melibatkan penentuan sasaran atau tujuan organisasi, menyusun strategi menyeluruh untuk mencapai sasaran yang ditetapkan, dan mengembangkan hierarki rencana secara menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan. Perencanaan ini sekaligus menyangkut tujuan (apa yang harus dikerjakan) dan sarana-sarana (bagaimana harus dilakukan)
52 3. H[rif^ Kiihtz ^[h Cyrcf O’Dihh_f Perencanaan merupakan fungsi dari seorang manajer yang memiliki hubungan dengan memilih suatu tujuan kebikan-kebijakan, program-program, prosedurprosedur dari alternative pilihan yang ada. 4. Steiner Perencanaan adalah beberapa proses memulai dengan sasaran-sasaran, kebijakan, batasan strategi, serta juga rencana terperinci untuk mencapainya, mencapai organisasi untuk menerapkan keputusan, serta juga termasuk tinjauan kinerja dan juga umpan balik terhadap pengenalan siklus perencanaan baru 5. Sondang P. Siagian Perencanaan merupakan keseluruhan dari proses pemikiran dan penentuan yang di lakukan secara matang dari hal-hal yang dapat di kerjakan di masa mendatang dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan yang telah di tentukan. Perencanaan pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan tentang hasil yang diinginkan, penggunaan sumber daya, dan pengembangan sistem komunikasi yang memungkinkan pelaporan dan pengendalian hasil akhir serta perbandingan hasil dengan rencana yang dibuat. Dalam semua kegiatan manajerial yang bertujuan untuk mendukung upaya pencapaian tujuan, fungsi perencanaan harus dilakukan terlebih dahulu daripada fungsi pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengawasan. Ini adalah salah satu aspek penting dari fungsi perencanaan.
53 1. Sebagai alat Pengawasan, Manajer harus melakukan pengawasan untuk memastikan apakah tindakan yang telah dilakukan memenuhi standar. Rencana adalah salah satu alat yang dapat digunakan sebagai pengukur dalam melakukan pengawasan dan pengendalian untuk mengetahui apakah suatu realisasi pekerjaan telah dilakukan dengan benar atau tidak. 2. Penerjemah Kebijakan Umum, Manajemen puncak menetapkan kebijakan umum organisasi, yang membutuhkan tahapan penerjemahan yang lebih spesifik, jelas, menyeluruh, dan bertahap melalui proses perencanaan. 3. Alat untuk Koordinasi: Koordinasi adalah kegiatan penting dalam menjalankan fungsi manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Rencana kerja adalah alat yang dapat membantu koordinasi berjalan lancar. Dari sini, semua orang tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dilakukan. 4. Perkiraan bersifat Ramalan: Perencanaan adalah tentang meramalkan apa yang akan terjadi di masa depan, bukan apa yang sudah terjadi. Perencanaan harus dilakukan dengan menggunakan analisis ilmiah dan menggunakan data dan fakta dari masa lalu dan sekarang. 5. Berfungsi Ekonomi: Karena keterbatasan sumber daya, penggunaan sumber daya harus direncanakan dengan teliti agar hanya digunakan sesuai kebutuhan. 6. Memastikan Kegiatan: Rencana harus dibuat untuk mengatur hak dan kewajiban, tugas, dan wewenang setiap anggota organisasi agar mereka dapat mencapai tujuan dengan baik. Dengan rencana yang jelas, mereka akan lebih yakin untuk bekerja.
54 1. Untuk mengurangi ketidakpastian manajer harus membuat rencana dengan melihat ke depan, kemudian mampu meramalkan perubahan, memperkirakan dampak dari perubahan, dan membuat rencana untuk menghadapinya. 2. Untuk memberikan arahan kepada manajer dan karyawan, dengan memiliki rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan bagaimana mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individu mungkin bekerja secara sembarangan sehingga kurang efisien. 3. Untuk mengurangi pemborosan karyawan dapat melakukan pekerjaan yang terarah dan terencana maka akan lebih efisien dan mengurangi pemborosan. Rencana juga membantu manajer menemukan dan menghilangkan masalah yang merugikan perusahaan. 4. Untuk menetapkan tujuan dan standar yang akan digunakan dalam operasi setelahnya, seperti pengontrolan dan pengevalusasian. Evaluasi adalah proses membandingkan rencana dengan situasi saat ini. Rencana sangat penting bagi manajer untuk menilai kinerja perusahaan mereka. Rencana dalam suatu organisasi diperinci melalui tingkatan-tingkatan yang paralel dengan struktur organisasi. Rencana memiliki dua tujuan untuk setiap tingkatan: menyediakan alat yang diperlukan untuk mencapai sejumlah tujuan yang ditetapkan oleh rencana tingkatan di atasnya, dan, sebaliknya, menunjukkan tujuan yang harus dipenuhi oleh rencana tingkatan di bawahnya. Satuan manajemen
55 akan membuat rencana manajemen puncak menjadi rencana yang lebih rinci. Untuk membuat proses eksekusi lebih terarah, sistem perencanaan sangat penting untuk semua jenis pekerjaan dan proyek. Oleh karena itu, perencanaan merupakan hal yang sangat penting untuk berlangsungnya pekerjaan. Perencanaan memiliki manfaat untuk banyak bidang, seperti keuangan, keluarga, perusahaan, dan negara. Perencanaan tidak hanya diperlukan di perusahaan saja , tetapi juga untuk hal-hal bersifat pribadi. Apa saja manfaat perencanaan : 1. Tercapainya Tujuan yang Tepat Rencana bukanlah sekadar melakukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan, dalam proses merencanakan, kita dapat menilai apakah tujuan yang ingin dicapai mungkinkah tercapai atau tidak. Selain itu, perencanaan membantu membuat keputusan dan memprediksi berapa lama perusahaan dapat mencapai tujuannya. Selain itu, perusahaan memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja mereka, terlepas dari apakah strategi atau pekerjaan semakin menjauh dari tujuan, sehingga dapat menentukan siapa yang bertanggung jawab untuk jika rencana tidak tercapai 2. Menambah Motivasi dan Meningkatkan Kerja Sama Tim Perencanaan sangat bermanfaat bagi karyawan dan pimpinan perusahaan. Sebenarnya, memberi orang pekerjaan yang cocok dengan bidangnya meningkatkan semangat mereka. Perencanaan, seperti yang disebutkan
56 sebelumnya, dapat menghasilkan tujuan yang ingin dicapai sehingga orang tahu apa yang harus dilakukan. 3. Menjauhkan Ketidakpastian Akibat perubahan yang mungkin akan terjadi di masa depan yang membuat perusahaan sulit untuk bertahan, perusahaan penting untuk mempersiapkan dan mengantisipasi tantangan dalam lingkungan kompetitif dan ekonomi dari perubahan yang mungkin terjadi. Perencanaan harus memikirkan apa yang akan terjadi di masa depan. Oleh karena itu, perencanaan sangat penting untuk mengurangi ketidakpastian dan risiko yang akan terjadi 4. Memastikan dan Memanfaatan Sumber Daya yang Efisien Perencanaan juga mencakup pendelegasian tenaga kerja dan penggunaan peralatan secara efektif. Kita dapat mengurangi biaya yang tidak diperlukan dengan merencanakan kedua hal ini sejak awal. 5. Menghindari Pekerjaan yang tidak memiliki manfaat Setiap bagian memiliki pekerjaan atau tanggung jawab, perencanaan yang efektif sangat penting sebelum memulai pekerjaan atau tugas. Ini dilakukan untuk menciptakan kejelasan tentang apa yang harus dilakukan dan hasil yang diharapkan. Perencanaan dapat membantu karyawan berkolaborasi lebih baik dan mencegah pekerjaan yang sama dilakukan berulang kali. Perencanaan dapat membantu karyawan untuk berkolaborasi dan dapat mencegah terjadinya overlap. Perencanaan juga dapat membantu mengurangi jumlah pekerjaan yang tidak mencapai tujuan perusahaan, hal
57 ini dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas dan motivasi untuk menghemat waktu dan tenaga. 6. Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi Pasti ada banyak masalah yang harus diselesaikan oleh perusahaan. akibatnya, ide kreativitas dan inovasi diperlukan. Perencanaan sangat penting untuk menentukan arah dan tujuan oleh perusahaan. Perencanaan adalah proses yang berkelanjutan yang memungkinkan untuk berkreatif, berinovasi dan pemikiran strategis untuk menciptakan peluang baru dalam pengembangan bisnis, pemasaran produk baru, atau bahkan menemukan target pasar baru. 1. Keadaan sekarang 2. Keberhasilan dan factor-faktor kritis keberhasilan 3. Kegagalan masa lampau 4. Potensi, tantangan dan kendala yang ada. 5. Kemampuan merubah kelemahan menjadi kekuatan dan ancaman menjadi peluang analisis. 6. Mengikutsertakan pihak-pihak terkait. 7. Memerhatikan komitmen dan mengkoordinasikan pihakpihak terkait 8. Mempertimbangakan efektifitas dan efisiensi, demokratis, transparan, realistis, legalistis dan praktis. 9. Jika mungkin, menguji cobakan kelayakan perencanaan.
58 1. Tujuan Perencanaan memiliki tujuan yang jelas dan spesifik. Tujuan tersebut harus dapat diukur dan dapat dicapai dalam waktu tertentu. 2. Fleksibilitas: Perencanaan harus fleksibel dan dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan keadaan yang ada. Hal ini dilakukan agar perencanaan tetap relevan dan sesuai dengan kondisi aktual. 3. Integrasi Perencanaan harus melibatkan seluruh bagian atau departemen dalam suatu organisasi atau pemerintahan. Integrasi ini bertujuan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. 4. Berkelanjutan Perencanaan harus mampu menjamin keberlanjutan suatu proyek atau program yang direncanakan. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. 5. Realistis Perencanaan harus realistis dan dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia. Tujuan yang terlalu ambisius dan tidak realistis dapat menyebabkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 6. Terukur Perencanaan harus dapat diukur dan dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 7. Kontinuitas Perencanaan harus bersifat kontinu dan terusmenerus dilakukan. Hal ini bertujuan untuk memastikan
59 bahwa tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara berkelanjutan. 8. Koordinasi Perencanaan harus memperhatikan koordinasi antara berbagai departemen atau bagian dalam organisasi atau pemerintahan. Koordinasi ini bertujuan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Ada beberapa tahap dasar perencanaan yang dapat dilakukan oleh seorang manajer yaitu sevagai berikut : 1. Menetapkan beberapa tujuan, keputusan tentang kebutuhan atau keinginan organisasi atau kelompok kerja adalah awal perencanaan. Sumber daya organisasi akan digunakan secara tidak efektif jika tidak memiliki rumusan dan tujuan yang jelas. 2. Mengidentifikasi semua keuntungan dan kerugian. Untuk mengetahui kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan, kekuatan, kelemahan, kemudahan, dan hambatan harus diidentifikasi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan intern dan ekstern yang dapat membantu atau menghalangi perusahaan dari mencapai tujuannya. 3. Dengan menciptakan situasi saat ini karena tujuan dan rencana berkaitan dengan masa depan, sangat penting untuk memahami posisi perusahaan saat ini terhadap tujuan, apa yang harus dicapai, dan sumber daya yang tersedia untuk mencapainya. Setelah melakukan analisis keadaan perusahaan, rencana dapat dibuat untuk rencana kegiatan lebih lanjut. Informasi yang diperlukan untuk tahap ini terutama data statistik dan keuangan yang diperoleh melalui komunikasi dalam organisasi.
60 4. Mengembangkan rencana atas serangkaian tindakan yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Tahap terakhir dari proses perencanaan meliputi pembuatan berbagai alternatif tindakan untuk mencapai tujuan tersebut, penilaian alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif terbaik (paing memuaskan) dari berbagai alternatif yang ada. Ada dua jenis hambatan pengembangan rencanarencana efektif. yaitu : a. Penolakan internal dari para perencana terhadap penetapan dan pembuatan tujuan. Dengan kata lain, hambatan ini berasal dari ketidaksediaan dan ketidakmampuan individu perencana untuk melakukan tugas perencanaan. b. Berasal dari sumber luar organisasi, yaitu keengganan umum anggota organisasi untuk menerima perencanaan dan rencana karena perubahan yang ditimbulkannya. Karena penetapan tujuan merupakan langkah pertama dalam perencanaan, manajer yang tidak dapat menetapkan tujuan yang cukup akan tidak dapat membuat rencana yang efektif. Ada beberapa alasan mengapa banyak manajer ragu-ragu atau gagal menetapkan tujuan dan membuat rencana untuk perusahaan mereka, antara lain : 1. Kurang pengetahuan dalam organisasi Manajer tidak dapat menetapkan tujuan yang signifikan bagi tim mereka karena tidak memahami organisasi. 2. Kurang pengetahuan tentang lingkungan Pengetahuan tentang lingkungan mencakup pengetahuan tentang penyedia, persaingan, lembaga
61 pemerintah, langganan, dan lainnya. Kurang pengetahuan membuat manajer bingung tentang jalan yang harus diambil dan tidak dapat menetapkan tujukan yang jelas. 3. Ketidakmampuan untuk meramalkan secara efektif Rencana dibuat berdasarkan pengalaman masa lalu dan peramalan kondisi masa depan. 4. Biaya Perencanaan memerlukan banyak biaya penggunaan sumber daya manusia, fisik dan keuangan 5. Takut gagal Membuat manajer enggan mengambil risiko dan menetapkan tujuan. Ini karena mereka sering memandang kegagalan sebagai ancaman terhadap keamanan jabatannya, penghargaan, dan respek orang lain terhadap dirinya. 6. Kurang percaya diri Manajer ragu untuk menetapkan tujuan yang sulit karena tidak percaya diri. Manager harus yakin bahwa mereka dan tim mereka dapat mencapai tujuan. 7. Tidak mau menyingkirkan tujuan alternatif Tujuan alternatif adalah tujuan yang berbeda dari tujuan utama perusahaan. Manajer sering menemukan kesulitan untuk menyingkirkan tujuan alternatif tersebut sehingga tujuan utama tidak tercapai. Pada dasarnya, ada dua jenis perencanaan yang saling terkait di setiap organisasi. Jenis perencanaan berikut disesuaikan dengan tingkat manajemen:
62 1. Rencana strategis Rencana ini untuk menetapkan visi dan misi organisasi dan menetapkan sasaran dan program kerja agar tujuan organisasi tercapai. 2. Rencana operasional Rencana ini menjelaskan bagaimana rencana strategis dilaksanakan, rencana ini terdiri dari rencana yaitu : a. Rencana sekali pakai Rencana sekali pakai adalah serangkaian tindakan yang mungkin tidak akan dilakukan berulang dalam bentuk yang sama pada waktu berikutnya. Contoh rencana perusahaan untuk membangun gudang baru karena perluasan bisnis memerlukan rencana sekali pakai khusus untuk proyek, meskipun perusahaan telah membangun gudang sebelumnya. b. Rencana tetap Merupakan kebijaksanaan, prosedur, dan aturan adalah komponen umum dari rencana tetap. Setelah ditetapkan, rencana ini akan tetap diterapkan sampai perlu diubah atau dihapuskan. Rencana yang konsisten memungkinkan manajer menghemat waktu untuk perencanaan dan pembuatan keputusan karena situasi yang sama ditangani secara konsisten. Disamping itu menurut M. Fuad, dalam Pengantar Bisnis menjelaskan ada enam bentuk perencanaan, yaitu : 1. Tujuan (Objective) Tujuan adalah suatu yang diharapkan dalam waktu tertentu. Misalnya, jika perusahaan menetapkan tujuan kenaikan laba sebesar 60% dalam beberapa tahun mendatang, maka semua operasinya akan difokuskan pada tujuan tersebut.
63 2. Kebijakan (Policy) Merupakan suatu pernyataan atau pengertian yang digunakan untuk membuat keputusan terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. 3. Strategi (Strategy) Strategi adalah program yang dibuat untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu bagaimana perusahaan akan mencapai misinya. Strategi juga akan menetapkan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam menentukan strategi, ketepatan pelaksanaan adalah komponen utama yang harus diperhatikan. 4. Prosedur (Procedure) Prosedur diperlukan untuk tindakan yang akan dijalankan untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan perusahaan. 5. Aturan (Rule) Aturan adalah bagian dari prosedur dan merupakan tindakan tertentu. Beberapa aturan yang sama dapat dikelompokkan menjadi suatu prosedur. 6. Program (Program) Program merupakan gabungan dari kebijakan, aturan, prosedur, dan pemberian tugas yang disertai anggaran. Maka dengan demikian, perencanaan adalah menetapkan sasaran untuk kinerja organisasi di masa depan dan menetapkan langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapainya.
64 Husein Umar dalam bukunya yang berjudul Businnes in Introduction, menyatakan bahwa dalam membuat rencana organisasi, proses perencanaan dapat dilakukan dengan empat alternative pendekatan utama, yaitu : 1. Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down). Perencanaan dengan pendekatan ini dilakukan oleh pemimpin organisasi. Unit organisasi dibawahnya hanya melaksanakan apa saja yang telah direncanakan. 2. Pendekatan Bawah-Atas (Bottom-Up). Dalam pendekatan ini pemimpin puncak memberikan gambaran situasi dan kondisi yang dihadapi organisasi termasuk misi, tujuan, sasaran dan sumberdaya yang dimiliki. Langkah selanjutnya memberikan kewenangan kepada manajemen di tingkat bawahnya untuk mneyusun perencanaan. 3. Pendekatan campuran. Didalam kenyataan,relatif sulit ditemukan proses perencanaan yang murni Atas-Bawah atau Bawah-Atas, yang dominan tentu saja kombinasi (Campuran) kduanya walaupun dengan persentase yang sangat relative. 4. Pendekatan Kelompok. Dengan pendekatan ini, perencanaan dibuat oleh sekelompok tenaga ahli dalam organisasi. Karena itu dibentuk suatu biro atau bagian khusus seperti Biro Perencanaan atau semacam Bap-penas dalam pemerintahan kita.
65 Beberapa kriteria dapat digunakan untuk menilai efektivitas perencanaan, yaitu mencakup :kegunaan, ketepatan dan obyektivitas, ruang lingkup, efektivitas, akuntabilitas dan ketepatan waktu. Kesemuanya diuraikan sebagaai berikut: 1. Kegunaan Agar berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan fungsi-fungsinya yang lain, suatu rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan, dan sederhana. Fleksibilitas adalah esensi bagi kesuksesan perencaan strategik. Hal ini memerlukan analisa, peramalan, pengembangan rencana dengan mempertimbangkan segalaa sesuatu dan pembuatan perencanaan sebagai proses yang berkesinambungan. Rencana hendaknya dapat melakukan penyesuaian secara cepat dan lancar terhadap perubahan kondisi lingkungan tanpa kehilangan efektivitas. 2. Ketepatan dan obyektivitas Rencana-rencana harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata dan akurat. Berbagai keputusan dan kegiatan manajemen lainnya hanya efektif bila didasarkan atas informasi yang tepat. 3. Ruang lingkup Perencanaan memerlukan prinsip-prinsip kelengkapan, kepaduan dan konsistensi. Berapa luas cakupan rencana? Menyangkut kegiatan-kegiatan apa saja? Bagaimana kerangka hubungan antar kegiatan? Satuansatuan kerja atau departemen-departeman yang terlibat 4. Efektivitas biaya Efektivitas dalam perencanaan ini menyangkut waktu, usaha dan aliran emosional. Salah satu pedoman
66 pedoman penting dalam perencaan: jangan lakukan perencanaan bila hasil-hasil meningkatkan penghasilan atau mengurangi biaya lebih kecil daripada niaya perencanaaan dan implementasinya. 5. Akuntabilitas Ada dua aspek akuntabilitas perencanaan: tanggung jawa atas pelaksanaan perencanaaan dan tanggung jawab atas implementasinya rencana. Suatu rencana harus mencakup keduanya. 6. Ketapatan waktu Para perencana harus membuat berbagai perencaanaan. Berbagai perubahan yang terjadi sangat cepat akan dapat menyebabkan rencana tidak tepat atau sesuai untuk berbagai perbedaaan waktu. Proses perencanaan menurut Banghart dan Trull adalah sebagai berikut : 1. Proloque, Pendahuluan pendahuluan atau langkah persiapan untuk memulai suatu kegiatan perencanaan. 2. Identifying Educational planning problems, Mengidentifikasi permasalahan mencakup penentuan ruang lingkup permasalahan perencanaan, mengkaji apa yang telah dilaksanakan, membandingkan apa yang telah dicapai, sumber daya yang tersedia dan keterbatasannya, mengembangkan bagian-bagian perencanaan dan prioritas perencanaan 3. Analizing planning problem area, Analisis area masalah perencanaan mengkaji permasalahan perencanaan yang mencakup permasalahan dan sub permasalahan, pengumpulan data tabulasi data, proyeksi
67 4. Coceptualizing and designing plans, Penyusunan konsep dan rencana mengembangkan rencana yang mencakup : identifikasi kecenderungan-kecenderungan yang ada, merumuskan tujuan umum dan khusus, menyusun rencana. 5. Evaluating plan, Mengevaluasi rencana. menilai rencana yang telah disusun mencakup : simulasi rencana, evaluasi rencana, memilih rencana. 6. Specifying the plan, Menentukan rencana menguraikan rencana yang mencakup : merumuskan masalah, menyusun hasil rumusan dalam bentuk final atau rencana akhir. 7. Implementing the plan, Penerapan rencana melaksanakan rencana yang mencakup persiapan rencana operasional, persetujuan dan pengesahan perencanaan dan mengatur aparat organisasi. 8. Plan feedback, Rencana umpan balik memantau pelaksanaan perencanaan, evaluasi pelaksanaan perencanaan, mengadakan penyesuaian atau merancang apa yang perlu dirancang lagi.
68
69 3
70 Manajemen merupakan suatu proses pengelompokan, perencanaan, pelaksanaan dan juga pemantauan terhadap seluruh sumber daya dari sebuah organisasi atau perusahaan agar bisa mencapai tujuan. Sementara organisasi ialah sekelompok orang yang saling bekerjasama dan juga berinteraksi untuk menjalankan fungsi, peran juga tanggung jawabnya terhadap organisasi tersebut. Jadi, manajemen organisasi bisa diartikan sebagai proses perencanaan, pengelompokan, pemantauan dalam sebuah organisasi. Dimana setiap individu di dalamnya memiliki peran masing-masing untuk bisa lebih cepat mewujudkan tujuan dari organisasi atau perusahaan. Manajemen perusahaan, manajemen sekolah adalah dua diantara banyaknya contoh manajemen organisasi yang kerap kita jumpai. Lalu. Organisasi terjadi ketika orang-orang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Hal itu bisa terjadi melalui serangkaian kegiatan yang dirancang dengan sengaja, membuat improvisasi atau kombinasi keduanya. 1. C.H. Northcott Organisasi adalah sebuah pengaturan di mana tugas-tugas diberikan kepada para anggota sehingga mereka berkontribusi secara efektif untuk beberapa tujuan yang lebih jelas. Tujuan dari organisasi adalah untuk mengkoordinasikan aktivitas dari berbagai individu atau anggota kelompok yang bekerja di dalam organisasi untuk
71 pencapaian tujuan perusahaan. 2. Louis Allen Organisasi adalah sebuah proses identifikasi dan mengelompokkan pekerjaan yang akan dilakukan dan mengerjakan tanggung jawab dan wewenang serta membangun hubungan untuk sebuah tujuan yang membuat anggota organisasi saling bekerja sama secara efektif dalam mencapai tujuan. Organisasi adalah sebuah instrumen untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. 3. Spriegel organisasi mengacu pada hubungan antara berbagai faktor yang ada dalam sebuah usaha tertentu. Dari sudut pandang perusahaan secara keseluruhan, organisasi adalah hubungan struktural antara berbagai faktor dalam perusahaan. 4. Wheeler Organisasi merupakan struktural tugas atau tanggung jawab yang dikerjakan oleh masing- masing personil dari organisasi. Organisasi adalah proses penetapan tugas dan tanggung jawab orang-orang di suatu kelompok atau perusahaan agar tujuan yang ditentukan dapat tercapai. 5. Oliver Sheldon Organisasi adalah proses yang menggabungkan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh individu atau kelompok dengan menggunakan fasilitas yang diperlukan dalam pengerjaannya, sehingga tugas atau pekerjaan yang dilakukan memberikan hasil terbaik
72 dan efisien. Organisasi membantu dalam pemanfaatan sumber daya secara efisien dengan membagi tugas ke dalam beberapa orang 6. L.H Haney Organisasi adalah sebuah harmonisasi dari bagianbagian khusus untuk pencapaian beberapa tujuan bersama. Untuk lebih memahami apa itu organisasi dan apa yang dilakukan di dalamnya, Grameds dapat mempelajari buku Teori Organisasi yang ada dibawah ini yang sangatlah bermanfaat bagi pribadi maupun kelompok masyarakat yang memiliki visi, misi, dan tujuan yang hendak dicapai. Organisasi memiliki beberapa karakteristik, yaitu: 1. Koordinasi Koordinasi dari berbagai aktivitas adalah sebuah hal penting dalam organisasi. Koordinasi akan membantu dalam mengintegrasikan dan menyelaraskan berbagai kegiatan. Koordinasi juga menghindari penundaan pekerjaan. Berbagai fungsi dalam sebuah organisasi bergantung satu sama lain dan juga mempengaruhi satu sama lain. Di dalam sebuah organisasi pada umumnya akan terdapat sebuah struktur, dimana apabila koordinasi yang ada tidak berjalan dengan baik maka akan mempengaruhi pada hasil kerja. Pelajari hal-hal dasar lainnya mengenai organisasi melalui buku Organisasi: Struktur, Perilaku, Proses Dan Hasil.
73 2. Divisi pekerjaan Organisasi berurusan dengan seluruh tugas. Berbagai aktivitas ditugaskan kepada para anggota yang berbeda untuk pencapaian efisien neraka. Namun hal ini bukan berarti bahwa satu anggota tidak dapat menjalankan banyak fungsi tetapi spesialisasi dalam pekerjaan yang berbeda sangat diperlukan untuk meningkatkan efektivitas seseorang. Organisasi membantu dalam membagi pekerjaan menjadi aktivitas yang ditugaskan untuk individu berbeda. Dengan adanya pembagian tugas tersebut, penting bagi sebuah organisasi untuk memiliki manajemen yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan terlebih dahulu seperti halnya yang dibahas pada buku Manajemen Organisasi oleh Khaerul Umam. 3. Tujuan yang sama Semua struktur organisasi merupakan sarana menuju pencapaian tujuan perusahaan yang sama. Struktur organisasi harus dibangun berdasarkan tujuan yang jelas, hal ini akan membantu pencapaian organisasi dengan benar. 4. Hubungan Kooperatif Organisasi yang memiliki struktur yang baik akan menciptakan hubungan kerjasama di antara berbagai anggota organisasi. Sebuah organisasi tidak dapat dibentuk oleh satu orang, setidaknya membutuhkan dua orang atau lebih. Organisasi yang baik akan membantu menciptakan hubungan yang bermakna, hubungan harus vertikal dan horizontal di antara
74 anggota dan di berbagai divisi. Struktur organisasi harus dirancang agar dapat memotivasi anggota untuk melakukan bagian pekerjaan masing-masing. 5. Hubungan otoritas-tanggung jawab yang ditetapkan dengan baik Sebuah organisasi terdiri dari berbagai posisi yang diatur dalam hierarki dengan wewenang dan tanggung jawab yang jelas. Tentunya selalu ada otoritas pusat untuk organisasi yang baik. Hierarki posisi dalam organisasi menentukan garis komunikasi dan pola hubungan. Dalam menjaga hubungan tersebut, pentingnya ada budaya organisasi yang diterapkan dengan baik. Pelajari hal tersebut melalui buku Budaya Organisasi karya Dr. Edy Soetrisno, M.Si. Metafora adalah sebuah cara untuk menstimulasi imajinasi bagi ide baru. Menurut Gareth Morgan, ada empat metafora yang terbukti dapat membantu untuk membentuk gambaran dari organisasi yaitu: mesin, organisme (makhluk hidup), budaya dan penjara psikis. Metafora mesin dan organisme menjadi yang pertama dan paling cocok untuk memvisualisasikan organisasi sebagai struktur atau sistem untuk dirancang dan dikendalikan. Sedangkan untuk metafora budaya dan penjara psikis akan berkembang kemudian. Budaya menyajikan gambaran yang lebih cocok untuk memahami pengorganisasian sebagai proses yang timbul dari interaksi sosial dan pencitraan, sedangkan metafora penjara psikis menawarkan sikap kritis untuk metafora lainnya.
75 1. Organisasi sebagai mesin Metafora mesin asal-usulnya sudah ada sejak 300 tahun awal di era industri. Sebuah mesin dirancang untuk melakukan pekerjaan secara efektif dan dapat melakukan pekerjaan yang bersifat repetitif. Frederick Taylor seorang teknisi, terinspirasi tentang cara kerja mesin untuk menemukan gerakan yang paling efisien bagi manusia untuk digunakan ketika mengerjakan pekerjaan manual. Taylor kemudian mengklaim pendekatan ilmiahnya. Saat ini metafora mesin dapat mendorong para manajer untuk merancang semua aspek organisasi mereka untuk memaksimalkan pekerjaan. Dalam mendesain sebuah mesin untuk melakukan suatu pekerjaan, seseorang harus menentukan tugasnya misalnya, mesin untuk menenun kain. Hal ini tentunya juga berlaku dalam sebuah organisasi. Namun tentunya, tugas organisasi lebih rumit dari sebuah mesin. Tujuan, misi, dan sasaran organisasi adalah menentukan tugas- tugas untuk organisasi tersebut. Untuk dunia bisnis, fungsi ini bisa saja untuk memproduksi pesawat terbang atau bahkan memproduksi makanan. Organisasi non-bisnis juga memiliki tujuan misalnya untuk menyediakan pendidikan tinggi seperti sekolah atau universitas. Penerapan metafora mesin cenderung memusatkan perhatian pada cara kerja internal dari organisasi tersebut, seperti bagaimana mereka melakukan produksi atau melakukan tugas pengiriman. Namun, organisasi juga harus mengerjakan tugas lain seperti, membeli bahan-bahan mentah, menjual produk dan lain-lain. Sama halnya dengan manajer, mereka juga harus melakukan rekrutmen, mempertahankan para
76 pekerja, dan juga merancang pekerjaan. Namun, metafora mesin tidak cukup cocok untuk mendeskripsikan hal tersebut. 2. Organisasi sebagai makhluk hidup atau organisme Metafora organisme berkembang lebih lambat daripada metafora mesin. Metafora ini muncul bersama dengan seorang ahli biologi, Charles Darwin. Organisme adalah sistem kehidupan yang kelangsungan hidupnya bergantung pada kemampuannya untuk beradaptasi dengan lingkungan. Begitupula dengan organisasi yang dalam mencapai tujuannya harus bergantung dengan kemampuan orang yang ada disekitarnya. Salah satu cara yang paling tepat untuk menjaga hubungan tersebut adalah dengan komunikasi yang baik seperti halnya yang dibahas pada buku Komunikasi Organisasi. Memperlakukan organisasi sebagai organisme yang adaptif terhadap lingkungan akan mengarahkan pada dinamika persaingan, ketergantungan pada sumber daya yang tersedia dan pada tuntutan untuk perubahan. Gagasan bahwa organisasi seperti organisme, memiliki bagian yang saling berkaitan. Sistem tubuh manusia terdiri dari pencernaan, anatomi, peredaran darah, pernafasan dan sistem saraf. Semuanya mengerjakan berbeda-beda pekerjaan seperti mengubah makanan menjadi sebuah energi dan mentransfer oksigen dari paru-paru ke darah, dengan demikian sel-sel di tubuh dapat merasakan sesuatu. Demikian pula dengan operasional organisasi. Organisasi juga memiliki tujuan untuk menghasilkan sebuah barang atau jasa. Sementara itu, staf di bidang keuangan, pemasaran, komunikasi dan lain-lainnya melakukan fungsi atau pekerjaannya
77 masing-masing. 3. Organisasi sebagai budaya Antropologi dan literatur juga mengusulkan bahwa organisasi dapat dilihat sebagai budaya. Clifford Geertz, antropolog budaya menggabungkan hal ini dalam menawarkan padangan simbolis tentang budaya. Dalam pemahaman humanistik, tentunya akan membawa pertanyaan-pertanyaan baru seperti, apa kekuatan sosial dan emosional berasal dari suatu grup dan bagaimana pengaruhnya terhadap struktur organisasi. Apa konsep seperti artefak, adat istiadat dan tradisi dapat memberitahu kita tentang organisasi? Dapatkah sebuah budaya menjelaskan kesuksesan atau kegagalan dari sebuah organisasi? Metafora budaya menekankan emosi dan nilai-nilai yang menciptakan landasan kuat dan kokoh bagi aktivitas dan aspirasi anggota organisasi. Upacara dan ritual dapat mengikat anggota organisasi bersama-sama atau bahkan saat mereka menceritakan kisah-kisah masa lalu mereka. Secara keseluruhan simbol-simbol ini membentuk pola makna yang membuat budaya dapat membantu orang mengidentifikasi satu sama lain dan menghormati apa yang mereka yakini. Ada sisi gelap dalam budaya. Sebuah budaya memiliki pengaruh yang besar dalam mengendalikan kekuatan hati dan pikiran penganutnya. Jika budaya organisasi berada di bawah pengaruh subkultur manajemennya, para anggota dapat terpenjara oleh norma dan harapan yang tidak mengungkapkan nilai-nilai sejati mereka.
78 4. Organisasi sebagai penjara psikis Budaya dan alam bawah sadar dapat dianggap sebagai sisi berlawanan dari koin yang sama. Psikiater Sigmund Freud menganggap budaya sebagai fenomena kolektif yang timbul dari dinamika alam bawah sadar para penganutnya. Ide dari Carl Jung berlawanan dengan Sigmund Freud. Dia menganggap bahwa masa lalu budaya seseorang menyediakan pengalaman dan ingatan. Bagaimanapun, ide tentang hubungan budaya dengan alam bawah sadar memberikan cara baru untuk berpikir tentang organisasi. Contohnya dalam psikoanalisis Freud menunjukan bahwa emosi seperti cemas dan keinginan akan menghasilkan sebuah realitas yang dihuni dengan manusia, dengan demikian hal ini menjadi bagian dari organisasi mereka. Freud mempercayai bahwa untuk hidup harmonis dengan yang lainnya, manusia mengendalikan impuls mereka melalui psikologis alam bawah sadar seperti mekanisme penolakan, perpindahan, rasionalisasi, regresi dan sublimasi. Dengan membantu seorang individu mengenali perasaan impuls mereka dan mekanisme psikologisnya, Freud mengklaim bahwa dia dapat menyembuhkan pasien yang mengalami depresi, hipokondria, obsesi atau narsisme. Organisasi memiliki kecenderungan neurotik serupa yang dapat terwujud sebagai konflik atau perilaku disfungsional lainnya yang dapat mengancam organisasi tersebut. Dilihat dengan hal ini metafora alam bawah sadar juga menyediakan jalan untuk pengetahuan organisasi dan manfaat psikologis-
79 nya, termasuk untuk mengubah kepribadian atau identitas sebuah organisasi. Menerapkan metafora penjara psikis menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana organisasi dapat membawa perubahan positif bagi para anggotanya. Menggambarkan organisasi sebagai penjara psikis mendorong kritik terhadap manajemen dan dimaksudkan untuk membangkitkan kesadaran kita dengan harapan mengubah organisasi demi kemajuan semua anggotanya. Secara umum tujuan manajemen dalam sebuah organisasi adalah mencapai target atau tujuan organisasi dengan cepat dan juga efektif. Namun, jika kita ingin mengulasnya lebih dalam maka tujuannya bisa diklasifikasikan menjadi beberapa poin berikut. 1. Mewujudkan Efektivitas Kerja Tujuan yang pertama yakni menciptakan kinerja yang efektif serta terarah. Sebab dengan efektivitas kerja yang baik, maka akan mempermudah suatu organisasi untuk bisa mencapai tujuannya dengan efektif pula. 2. Semua Bagian dalam Organisasi dapat Terkoordinasi Efisiensi serta efektifitas kerja hanya bisa diwujudkan ketika setiap bagian dalam organisasi dapat saling berkoordinasi dengan baik. Sedangkan koordinasi yang baik dapat tercipta dengan adanya manajemen di dalam organisasi. Sebab itulah tujuan adanya manajemen dalam organisasi selanjutnya yaitu mengkoordinir setiap individu dan juga divisi. Dengan begitu operasional dapat berjalan lebih lancar serta
80 tertata. 3. Membentuk Lingkungan Kerja yang Kondusif Dua poin sebelumnya dapat terwujud hanya ketika setiap individu dalam organisasi merasa nyaman dengan lingkungan kerjanya. Hal itu juga menjadi bagian dari tujuan adanya manajemen dalam organisasi. Lingkungan kerja yang kondusif serta nyaman, akan sangat mempengaruhi motivasi kerja setiap individu di dalamnya. Saat mereka bekerja dengan semangat, maka efektivitas kerja pun akan meningkat. Dalam penerapannya, terdapat tiga konsep yang penting untuk Anda ketahui. Konsep-konsep tersebut diantaranya adalah: 1. Manajemen sebagai Ilmu oleh Luther Gullich Menurut konsep ini, manajemen menjadi bidang pengarahan yang mencoba menggali perilaku sekelompok orang, dimana mereka saling bekerjasama untuk mencapai satu tujuan yang sama. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan pengetahuan atas segala fenomena, sehingga seorang pemimpin mampu mengetahui apa saja yang harus dikerjakannya begitu juga bawahan atau timnya. 2. Manajemen adalah Seni oleh Henry M. Boettinger Konsep ini menganggap bahwa manajemen merupakan satu bentuk seni dalam membuat keputusan.
81 Artinya, manajemen juga kemampuan menerapkan prinsip maupun teknik dalam mengelola sumber daya milik organisasi agar mencapai tujuannya. 3. Manajemen adalah Profesi Konsep yang ketiga ini terbentuk dari hasil pengamatan pelaksanaan manajemen. Dimana untuk bisa mengelola, dibutuhkan keahlian di dalamnya. Sebab secara praktik, proses pengelolaan tanpa disertai keahlian, akan sulit mencapai tujuan. Oleh sebab itu manajemen diartikan sebagai sebuah profesi yang dimiliki individu dengan keahlian tertentu. Dengan keahlian tersebut mereka dapat mencapai tujuannya melalui cara yang efektif serta efisien. Seperti halnya tujuan dari manajemen dalam organisasi yang terdiri dari beberapa poin, begitu pula dengan fungsinya. Adapun fungsi dari manajemen dalam sebuah organisasi diantaranya adalah: 1. Perencanaan/Planning Fungsi yang pertama ini diperuntukkan sebagai persiapan segala aktivitas dalam organisasi. Fungsi ini juga membantu dalam menentukan besarnya anggaran bagi aktivitas yang rutin dilaksanakan ataupun tidak. Perencanaan harus dilakukan dengan baik dan matang. Sebab hal ini menjadi kunci keberhasilan pencapaian target di masa mendatang. 2. Pengarahan/Directing Fungsi yang berikutnya yaitu mengarahkan. Setelah membuat perencanaan yang matang, perlu adanya
82 pengarahan agar rencana tersebut dapat tetap on track. Dengan pelaksanaan rencana yang terarah serta fokus, maka tujuan pun akan lebih mudah untuk Anda capai. 3. Pengawasan/Controlling Fungsi pengawasan ini diperlukan untuk menyempurnakan fungsi pengarahan. Dengan adanya pengawasan, maka kesalahan yang terjadi dalam operasional lebih mudah dan cepat terdeteksi. Dengan begitu akan lebih cepat juga dalam mencari solusi. Dengan pengawasan, tingkat kesalahan pun bisa semakin diminimalkan. 4. Pengelompokan/Organizing Mengorganisir atau mengelompokkan adalah salah satu fungsi yang amat diperlukan dari manajemen dalam sebuah organisasi. Mengapa? Karena dengan organizing atau pengelompokan, kinerja SDM dapat lebih maksimal. Hal ini memerlukan manajemen sumber daya manusia (MSDM) yang baik Oleh karenanya dalam suatu organisasi senantiasa terdapat beberapa divisi. Hal ini untuk memudahkan organizing individu sesuai keahlian, keterampilan sehingga dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan maksimal. 5. Motivasi/Motivation Fungsi yang kelima ini kerap terlewat karena dianggap tidak penting karena dinilai lebih kepada kebutuhan individual. Padahal, dari motivasi individu dihasilkan kinerja yang mempengaruhi keberhasilan usaha mencapai tujuan. Melalui manajemen,
83 organisasi dapat memberikan motivasi pada setiap sumber daya manusia di dalamnya. Baik dengan pemberian reward atau penghargaan. Dengan begitu para tenaga kerja akan lebih kompetitif dan termotivasi memberi kinerja yang terbaik. 6. Kepegawaian/Staffing Fungsi kepegawaian dibutuhkan untuk menjalankan struktur organisasi yang ada. Tujuannya yakni menempatkan individu karyawan di posisi atau jabatan sesuai dengan keahliannya. Fungsi ini juga mempengaruhi kenyamanan lingkungan kerja. Oleh karenanya penting untuk dijalankan sesuai dengan tujuannya. Adapun beberapa proses yang menjadi bagian dari fungsi ini diantaranya adalah: a. Rencana penerimaan tenaga kerja baru b. Perekrutan setelah melalui proses seleksi dan sekaligus dengan penempatan c. Training atau masa pelatihan kerja d. Pemberian gaji, insentif dan juga bonus e. Evaluasi kinerja karyawan f. Promosi kenaikan jabatan Ketika proses tersebut dapat dijalankan, maka fungsi kepegawaian dalam menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dapat diwujudkan. 7. Manajemen Waktu Manajemen waktu dapat mempengaruhi kelancaran dan juga perkembangan sebuah organisasi. Maka
84 dari itu, penting untuk memiliki manajemen waktu yang baik. Anda bisa memulai dengan peraturan jam kerja serta deadline untuk setiap tugas atau tanggung jawab yang diberikan. Dengan begitu setiap individu akan terbiasa memiliki manajemen waktu yang baik dan berpengaruh pada cara kerja yang efektif serta efisien. Pengertian yang paling tepat mengenai konsep manajemen adalah bentuk tata kelola sebuah perusahaan sehingga segala jenis aktivitasnya bisa terkontrol dengan cukup baik. Dalam hal ini, seorang manajer dituntut untuk bisa menguasai konsep perencanaan yang baik. Namun dalam definisi yang lebih detail, konsep ini bisa ditinjau dalam 4 aspek penting yaitu: 1. Sebagai Seni Konsep ini lebih tertuju pada bagaimana perencanaan sebagai sebuah seni dalam menyelesaikan pekerjaan dengan jalan mempekerjakan orang lain. 2. Sebagai Ilmu Pengetahuan Perencanaan dalam konsepnya berperan sebagai ilmu pengetahuan untuk mengetahui bagaimana dan mengapa manusia bekerjasama untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. 3. Sebagai Suatu Proses Konsep manajemen ini lebih pada proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan agar bisa mencapai suatu tujuan.
85 4. Sebagai Suatu Profesi Hal ini merujuk pada profesi manajer yang bekerja secara profesional untuk perusahaan dan mendapatkan gaji sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Ada beberapa karakteristik dari sebuah manajemen, yaitu: 1. Berorientasi pada Tujuan Setiap organisasi atau bisnis memiliki suatu tujuan yang menjadi dasar dari pembentukannya. Nah, manajemen memiliki karakteristik menciptakan proses untuk mencapai suatu tujuan. 2. Bersifat Luas Salah satu karakteristik manajemen selanjutnya adalah bersifat luas. Maksudnya yaitu semua kegiatan yang terlibat dalam mengelola suatu perusahaan termasuk hal lumrah bagi semua organisasi di berbagai bidang. 3. Bersifat Multidimensi Multidimensi atau ada di berbagai dimensi kehidupan merupakan salah satu karakteristik manajemen. Karakter ini meliputi pekerjaan, perorangan, dan operasi atau proses produksi. 4. Proses yang Berkelanjutan Dalam prosesnya, manajemen merupakan serangkaian fungsi yang berkelanjutan meliputi perencanaan, pengarahan, penempatan staf, pengendalian, dan
86 pengoorganisasian yang dilakukan oleh semua manajer sepanjang waktu. 5. Kegiatan Kelompok Kegiatan kelompok adalah salah satu karakteristik manajemen. Hal ini karena dalam prosesnya tidak bisa dilakukan secara individu tetapi harus bersama-sama. 6. Kekuatan yang Tidak Berwujud Salah satu karakteristik manajemen terakhir adalah kekuatan yang tidak berwujud namun hasilnya bisa kamu lihat dan rasakan secara fungsional. Manajemen juga memiliki jenjang atau tingkatan mulai dari yang lebih tinggi ke yang lebih rendah. Adapun tingkatannya sebagai berikut: 1. Manajemen Puncak Bagian ini bertugas untuk melaksanakan konsep manajemen yang terdiri dari direktur atau direksi. 2. Manajemen Menengah Tugas bagian ini yang menjalankan perintah bagian puncak untuk mengembangkan kebijakan yang ada. Adapun yang termasuk ke dalam jenjang ini yaitu pemimpin cabang atau kepala departemen. 3. Manajemen Pelaksana Bagian bawah ini bertugas untuk menjalankan kebijakan bagian menengah dan mengawasi para pekerja.
87 Ada beberapa prinsip dalam manajemen antara lain: 1. Pembagian kerja sesuai bidang, sehingga pekerjaan bisa lebih efisien. 2. Otoritas, agar semuanya berjalan teratur dan selesai tepat waktu. 3. Disiplin, melalui pemberian hukuman atau reward tertentu. 4. Kesatuan perintah, berdasarkan pada satu sumber yang sama. 5. Arah, atau tujuan yang sama. 6. Kepentingan bersama, lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi. 7. Gaji, pemberiannya harus adil atau rata. 8. Pemusatan perintah, atau harus berasal dari pusat. 9. Ada jenjang jabatan, untuk memperjelas tugas masingmasing. 10. Tata tertib, semua hal di posisi yang benar. 11. Adil, terhadap seluruh karyawannya tanpa membedabedakan. 12. Stabil, dalam melaksanakan tugas. 13. Inisiatif, dalam melakukan pekerjaan atau tugas masingmasing. 14. Semangat korps.
88 Adapun fungsi dari manajemen yaitu: 1. Perencanaan Fungsi dalam konsep dasar manajemen yaitu membuat perencanaan di setiap jenjang manajemen mulai dari jenjang atas hingga bawah. Perencanaan jenjang atas lebih menyeluruh, sedangkan jenjang selanjutnya akan berhubungan dengan perencanaan di atasnya. 2. Pengorganisasian Mengetahui konsep dasar manajemen bisa berfungsi sebagai pengorganisasian. Maksudnya yaitu adanya proses pengaturan atau pengelompokkan sesuatu untuk tujuan tertentu. Setiap kelompok tersebut memiliki fungsinya masing-masing mulai dari atasan hingga staf. Misalnya seorang staf akan memiliki tugas untuk melaksanakan perintah dari pimpinan. 3. Pelaksanaan atau Pengarahan Fungsi manajemen selanjutnya yaitu sebagai pelaksanaan dan pengarahan. Dalam menjalankan fungsi ini, ada beberapa jenis pemimpin yaitu otoriter, demokratis, dan bebas. Otoriter merupakan jenis kepemimpinan yang proses pengambilan keputusannya mutlak oleh pimpinan. Demokratis adalah kebalikan dari otoriter, dimana dalam proses pengambilan keputusannya berdasarkan pemungutan suara. Sedangkan bebas, pemimpin tidak akan menentukan keputusan, namun hanya akan memberikan nasehat.