The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku Akuntansi Manajemen: Pendekatan Teori dan Praktik' merangkum esensi akuntansi manajemen dengan fokus pada penerapan teori dalam situasi bisnis nyata. Dari pengenalan konsep dasar hingga pembahasan kasus-kasus studi, pembaca akan dibimbing melalui perjalanan yang menyeluruh mengenai peran akuntansi dalam pengambilan keputusan manajerial.

Dengan pendekatan yang holistik, buku ini tidak hanya memberikan landasan teoritis yang kuat, tetapi juga menawarkan wawasan praktis yang dapat diterapkan dalam lingkungan bisnis modern. Para pembaca akan dihadapkan pada pembahasan mengenai pengukuran kinerja, perencanaan anggaran, analisis biaya, hingga keputusan pengambilan strategi yang didasarkan pada informasi akuntansi.

Diharapkan melalui buku ini, pembaca dapat memperluas pemahaman mereka tentang akuntansi manajemen dan menerapkannya secara efektif dalam konteks praktik bisnis. Selamat membaca dan semoga buku ini memberikan kontribusi berharga bagi pengembangan pengetahuan dan keterampilan manajerial Anda.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-06-03 01:27:38

Akuntansi Manajemen (Pendekatan Teori dan Praktik)

Buku Akuntansi Manajemen: Pendekatan Teori dan Praktik' merangkum esensi akuntansi manajemen dengan fokus pada penerapan teori dalam situasi bisnis nyata. Dari pengenalan konsep dasar hingga pembahasan kasus-kasus studi, pembaca akan dibimbing melalui perjalanan yang menyeluruh mengenai peran akuntansi dalam pengambilan keputusan manajerial.

Dengan pendekatan yang holistik, buku ini tidak hanya memberikan landasan teoritis yang kuat, tetapi juga menawarkan wawasan praktis yang dapat diterapkan dalam lingkungan bisnis modern. Para pembaca akan dihadapkan pada pembahasan mengenai pengukuran kinerja, perencanaan anggaran, analisis biaya, hingga keputusan pengambilan strategi yang didasarkan pada informasi akuntansi.

Diharapkan melalui buku ini, pembaca dapat memperluas pemahaman mereka tentang akuntansi manajemen dan menerapkannya secara efektif dalam konteks praktik bisnis. Selamat membaca dan semoga buku ini memberikan kontribusi berharga bagi pengembangan pengetahuan dan keterampilan manajerial Anda.

AKUNTANSI MANAJEMEN


AKUNTANSI MANAJEMEN


Akuntansi Manajemen Pendekatan Teori dan Praktik Copyright© PT Penamudamedia, 2024 Penulis: Mirra Sri Wahyuni, SE., M.Ak., C.AFE., C.FRS., Eki Tiyas Nurulia, M.E., Agus Holid, S.Pd.I., S.M., Ida Ayu Fatmayuni, S.M., M.M., Eri Triharyati, S.E., M.Si., Foza Hadyu Hasanatina, SE., M.Sc., Dewi Anggraini, SE., M.Si., Dra. Yustina Triyani, M.M., M.Ak., Sugi Suhartono, S.E., M.Ak., Fitrarena Widhi Rizkyana, S.E., M.Ak., Drs. Ari Hadi Prasetyo,MM., M.Ak., Ari Wibowo, S.E., M.Sc., Richatul Jannah, S.E., M.Ak. ISBN: 978-623-8586-47-9 Desain Sampul: Tim PT Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, Mei 2024 xii + 234, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit


v Kata Pengantar elamat datang dalam dunia akuntansi manajemen, di mana teori bertemu praktik dalam upaya mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. Buku ini disusun dengan tujuan memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai konsep-konsep akuntansi manajemen serta penerapannya dalam berbagai situasi bisnis. Semoga buku ini dapat menjadi panduan yang bermanfaat bagi pembaca dalam menggali lebih dalam tentang akuntansi manajemen. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk berbagi pengetahuan melalui buku ini. S


vi Daftar Isi Kata Pengantar ...................................................................... v Daftar Isi ............................................................................. vi Bab 1. Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen ........................... 1 A. Pengertian Akuntansi Manajemen ................................... 1 B. Fungsi Akuntansi Manajemen.......................................... 5 C. Perbedaan Akuntansi Manajemen Dengan Akuntansi Keuangan....................................................................... 7 D. Fungsi dan Tujuan Akuntansi Manajemen Dalam Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen ....................................... 8 Tentang Penulis .................................................................. 11 Bab 2. Konsep dan Perilaku Biaya-Biaya ................................. 12 A. Konsep Biaya.................................................................12 B. Klasifikasi Biaya ............................................................14 C. Klasifikasi Biaya Dalam Hubungannya Dengan Volume Kegiatan........................................................................19 Tentang Penulis .................................................................. 22


vii Bab 3. Penganggaran Perencanaan dan Pengendalian .............. 23 A. Penganggaran dan Perencanaan..................................... 24 B. Pengendalian................................................................ 24 C. Cara menentukan tingkat risiko dalam penganggaran...... 27 D. Cara mengelola Risiko yang telah diidentifikasi ............... 28 Tentang Penulis .................................................................. 36 Bab 4. Analisis Biaya, Volume, Laba ...................................... 37 A. Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba .......................... 37 B. Break Even Point (BEP).................................................. 38 C. Penggunaan Analisis Biaya-Volume-Laba........................ 43 D. Margin of Safety (MoS)................................................... 44 E. Degree of Operating Leverage (DOL)............................... 45 Tentang Penulis .................................................................. 46 Bab 5. Analisis Biaya Diferensial............................................ 47 A. Biaya Diferensial........................................................... 47 B. Manfaat Analisis Biaya Diferensial................................. 49 Tentang Penulis .................................................................. 67


viii Bab 6. Penetapan Harga Jual Produk ...................................... 68 A. Penetapan Harga dan Informasi Akuntansi......................68 B. Strategi Penetapan Harga ...............................................70 Tentang Penulis .................................................................. 86 Bab 7. Penetapan Harga Transfer .......................................... 87 A. Pengertian Harga Transfer .............................................87 B. Harga Transfer Berdasarkan Harga Pokok .......................88 C. Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar ........................93 Tentang Penulis .................................................................. 96 Bab 8. Harga Pokok Produk................................................... 97 A. Perbandingan antara sistem biaya pesanan dan sistem biaya proses ..................................................................98 B. Sistem Biaya Berdasarkan Pesanan. .............................. 100 C. Akuntansi Pengumpulan Biaya Produksi ....................... 100 D. Akuntansi Pembebanan Biaya....................................... 104 E. Sistem Biaya Berdasarkan Proses .................................. 107 F. Langkah-langkah dalam menyusun Laporan Biaya Produksi ..................................................................... 108 Tentang Penulis ................................................................. 112


ix Bab 9. Activity Based Costing ............................................... 113 A. Pengertian Activity Based Costing System.......................113 B. Istilah dan Definisi .......................................................115 C. Langkah-Langkah Penetapan Activity Based Costing .......117 D. Manfaat Penetapan Activity Based Costing....................120 E. Syarat Penerapan Activity Based Costing ........................121 F. Keunggulan Activity Based Costing ................................122 G. Kelemahan Activity Based Costing .................................124 Tentang Penulis ................................................................. 126 Bab 10. Economic Value Added (EVA) ................................... 127 A. Pengenalan Akuntansi Manajemen................................127 B. Dasar-Dasar Economic Value Added (EVA).....................131 C. Perhitungan EVA Untuk Perusahaan..............................134 D. Analisis Hasil Perhitungan EVA.....................................140 E. Keuntungan Dan Keterbatasan Penerapan EVA ..............144 F. Pengembangan dan Penerapan Eva di Perusahaan..........147 Tentang Penulis ................................................................. 152


x Bab 11. Residual Income ..................................................... 153 A. Penilaian kinerja pusat Investasi................................... 154 B. Residual Income.......................................................... 158 C. Manfaat Residual Income dalam Menilai Kinerja divisi... 160 D. Manfaat Residual Income dalam Keputusan Investasi Divisi .......................................................................... 162 E. Kelemahan Pendapatan Residual .................................. 164 Tentang Penulis ................................................................. 166 Bab 12. Balanced Score Card: Akuntansi Manajemen Pendekatan Teori dan Praktik .................................. 167 A. Teori Akuntansi Manajemen dan Balanced Scorecard..... 169 B. Pengenalan Balanced Scorecard (BSC)........................... 172 C. Kaitan antara Akuntansi Manajemen dan BSC................ 175 D. Integrasi Teori dan Praktik dalam Implementasi Balanced Scorecard...................................................... 179 E. Langkah-langkah Implementasi BSC ............................. 181 F. Studi Kasus Implementasi BSC...................................... 203 G. Tantangan yang Dihadapi dalam Implementasi BSC ....... 204 H. Solusi untuk Mengatasi Tantangan dalam Implementasi BSC............................................................................. 206 I. Kesimpulan................................................................. 207 J. Rekomendasi .............................................................. 208 Tentang Penulis ................................................................. 210


xi Bab 13. Sistem Just in Time: Mengoptimalkan Efisiensi dalam Produksi ............................................................... 211 A. Sejarah dan Perkembangan Sejarah dan perkembangan Sistem Just In Time.......................................................211 B. Konsep dasar JIT ..........................................................213 C. Manajemen Persediaan dalam Sistem JIT”......................215 D. Prinsip-prinsip Total Quality Management (TQM) dalam JIT...............................................................................217 E. Pengoptimalan Proses Produksi dalam Sistem JIT...........219 Tentang Penulis ................................................................. 224 Daftar Pustaka ................................................................... 225


xii


1 Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen Mirra Sri Wahyuni, SE., M.Ak., C.AFE., C.FRS A. Pengertian Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen adalah proses mengidentifikasi, menganalisis, menafsirkan dan mengkomunikasikan informasi kepada manajer untuk membantu mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian, akuntansi manajemen hadir untuk menyajikan informasi relevan dan substantif, yang kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak internal perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa akuntansi manajemen sangat penting bagi proses bisnis yang berjalan di suatu industri. Mulai dari yang bersifat teknis, operasional, hingga pengambilan keputusan manajemen 1


2 membutuhkan informasi yang disediakan akuntansi manajemen. 1. Alat Analisis untuk Pengambilan Keputusan Fungsi yang pertama adalah sebagai dasar pengambilan keputusan. Baik keputusan yang berhubungan dengan data kuantitatif maupun data kualitatif. Akuntansi sendiri sangat dibutuhkan karena di sana terdapat informasi data yang penting bagi perusahaan. Terutama yang berhubungan dengan strategi kepemimpinan selanjutnya yang tentunya harus bersandar pada data perusahaan yang valid. 2. Sistem Informasi untuk Pihak Eksternal Akuntansi manajemen diberlakukan semata untuk semua unsur yang ada di dalam unit usaha tau perusahaan. Baik unsur internal perusahaan maupun eksternal seperti penyandang dana, investor dan lainnya. Maka dari itu, laporan keuangan adalah bagian penting dari akuntansi manajemen sekalipun non manajemen praktis. Karena ada pertanggungjawaban dari pihak perusahaan terhadap stakeholder yang bergabung dengan perusahaan. ADVERTISEMENT. Selain itu, aliran dana juga menjadi perhatian dalam manajemen semata untuk menganalisis kondisi dana tersebut selama berada di perusahaan, sehingga nantinya pihak eksternal perusahaan bisa menjalin kerja sama selanjutnya atau menarik dananya dari perusahaan.


3 3. Sumber Data dan Informasi Keuangan yang Relevan Jenis akuntansi ini juga berfungsi untuk menyediakan data-data keuangan yang valid. Laporan dalam akuntansi manajemen bisa dijadikan sumber data baik dalam perencanaan anggaran ke depan maupun action-nya. Jika laporan akuntansi terbentuk, tentu bisa dijadikan dasar biaya operasional perusahaan. Tentunya harus divalidasi terlebih dahulu atas dasar kesepakatan bersama antara internal dan eksternal perusahaan. Akuntansi manajemen mengacu pada transmisi informasi keuangan kepada pihak internal yang bertanggung jawab untuk mengelola dan mengarahkan operasi organisasi. Pihak internal tersebut, di antaranya: a. Manajer produksi; b. Manajer keuangan; c. Manajer pemasaran; d. Manajer puncak; e. Investor perusahaan. Secara umum, tujuan yang ingin dicapai oleh pihak manajemen adalah memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian. Segala keputusan yang diambil oleh manajer berpusat pada bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Berikut ini merupakan beberapa ruang lingkup dalam akuntansi manajemen yang dapat membantu pihak manajemen guna menjalankan perusahaan dengan lebih baik:


4 4. Berpedoman Pada Laporan Keuangan Keputusan manajerial tidak akan dapat dibuat tanpa mengacu pada informasi konkrit yang disajikan dalam laporan keuangan. Sebab, akuntansi manajemen pada dasarnya menata kembali informasi dalam laporan keuangan agar memudahkan pihak manajemen dalam mengambil keputusan. 5. Tidak Hanya Berfokus Pada Data Numerik Akuntansi keuangan pada umumnya hanya berfokus pada informasi yang bersifat numerik alias dapat diukur. Hal tersebut tidak berlaku pada akuntansi manajemen. Sebab, akuntansi manajemen berfungsi untuk mendiskusikan hubungan sebabakibat yang mungkin terjadi dan menimbulkan angka tersebut. 6. Menggunakan Data Historis Akuntansi manajemen umumnya menggunakan data historis sebagai acuan. Namun tidak hanya sampai di situ, akuntansi manajemen juga menggunakan berbagai informasi terkini guna menilai dampak dari keputusan yang diambil oleh organisasi. 7. Alat Perencanaan Akuntansi manajemen pada dasarnya merupakan suatu alat yang digunakan oleh pihak manajemen internal perusahaan guna menetapkan tujuan, menyusun strategi, dan melakukan evaluasi kinerja terhadap masing-masing divisi dalam perusahaan. Tidak hanya itu, akuntansi manajerial juga digunakan sebagai alat untuk membuat ramalan terkait tren


5 bisnis dengan berkonsentrasi pada penyediaan informasi yang mungkin dapat meringankan masalah dan menemukan jalan keluar dari setiap permasalahan. B. Fungsi Akuntansi Manajemen Tujuan utama implementasi akuntansi manajemen adalah membantu pihak manajemen organisasi dalam menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian secara efisien. Berkaitan dengan tujuan tersebut, berikut ini merupakan beberapa fungsi akuntansi manajemen, antara lain: 1. Menyediakan Data Data merupakan hal penting yang sangat dibutuhkan oleh pihak manajemen organisasi dalam menyusun suatu perencanaan. Data yang disediakan oleh akuntansi manajemen umumnya bersifat historis, informatif, dan relevan. Data ini secara umum memberikan gambaran singkat terkait hasil evaluasi pihak manajemen serta pertumbuhan bisnis, yang akan sangat berguna bagi pihak manajemen dalam membuat ramalan bisnis. 2. Melakukan Analisa Data Akuntansi manajemen umumnya menyajikan data dengan cara menghitung berbagai rasio serta membuat proyeksi terhadap suatu tren bisnis. Rasio ini tentunya tidak hanya mencakup tentang rasio keuangan. Data tersebut nantinya akan dianalisis oleh pihak manajemen organisasi. Hasil analisis data inilah


6 yang nantinya akan menjadi dasar bagi perencanaan serta pengambilan keputusan. 3. Melakukan Komunikasi Internal Akuntansi manajemen merupakan suatu sarana yang berguna dalam mengkomunikasikan setiap tindakan maupun keputusan yang diambil oleh pimpinan atau manajer dalam organisasi. Pada tahap awal, akuntansi manajemen akan memberikan gambaran terkait kelayakan dan konsistensi rencana yang dipilih oleh organisasi. Selanjutnya, akuntansi manajemen akan menjelaskan tentang perkembangan rencana dan peranan masing-masing pihak dalam organisasi dalam implementasi rencana. 4. Membantu Pencapaian Tujuan Organisasi Tidak hanya sebagai sarana komunikasi, akuntansi manajemen dalam implementasinya juga dapat mengubah strategi operasional guna menyelaraskan strategi dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi. Umumnya, hal ini dilakukan dengan cara menerapkan pengendalian anggaran dan penetapan biaya standar, di mana keduanya merupakan bagian yang harus ada dalam implementasi akuntansi manajemen. 5. Pemanfaatan Informasi Kualitatif Akuntansi manajemen pada dasarnya tidak hanya menjadikan informasi kuantitatif sebagai patokan dalam mengambil keputusan. Pihak manajemen terkadang juga mempertimbangkan beberapa informasi kualitatif. Beberapa contoh informasi


7 kualitatif yang dipertimbangkan oleh perusahaan antara lain perputaran siklus industri, serta hasil penelitian yang dilakukan melalui observasi dan survei khusus. C. Perbedaan Akuntansi Manajemen Dengan Akuntansi Keuangan Dalam ruang lingkup akuntansi, pengertian akuntansi manajemen berbeda dengan akuntansi keuangan. Mungkin beberapa orang menganggap jika keduanya memiliki arti yang sama karena memang berkaitan dengan keuangan. Seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya jika akuntansi manajemen hanya dibutuhkan untuk pihak internal dari perusahaan. Jadi hanya pihak internal tertentu saja yang bisa melihat laporan keuangan akuntansi manajemen. Pihak di luar perusahaan tidak bisa mengetahui laporan keuangan akuntansi manajemen. Berbeda lagi dengan akuntansi keuangan, dimana akuntansi keuangan memang pada dasarnya ditujukan untuk kepentingan eksternal dari perusahaan. Jadi, pihak eksternal bisa mengetahui laporan keuangan dari akuntansi keuangan perusahaan. Misalnya saja bagi pihak eksternal seperti pemerintah, kreditur, pemegang saham perusahaan, investor, dan juga berbagai pihak eksternal lainnya. Pihak eksternal tersebut adalah pihak yang berkepentingan dengan keuangan perusahaan. Biasanya di koran-koran ada data akuntansi suatu perusahaan dan itulah yang namanya akuntansi keuangan.


8 Berdasarkan isi dari laporan keuangan juga sangat berbeda antara akuntansi keuangan dengan akuntansi manajemen. Dimana pada akuntansi keuangan yang tertulis hanyalah garis besar dari perusahaan yang bersangkutan yang tidak ada detail pada setiap laporan keuangan. Berbeda dengan akuntansi manajemen yang memang laporan keuangan dibuat secara mendetail dan juga terperinci. Bahkan ada klasifikasi pada setiap laporan dan itu juga beragan, misalnya saja diklasifikasikan sesuai dengan wilayah pemasaran produk yang diproduksi, dan juga departemen. Hal ini berkaitan dengan fungsi dari laporan keuangan akuntansi manajemen yang juga menentukan kebijakan yang harus diambil selanjutnya oleh perusahaan. Jadi adanya laporan keuangan akuntansi manajemen sangatlah penting bagi perusahaan. D. Fungsi dan Tujuan Akuntansi Manajemen Dalam Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen Dalam ruang lingkup akuntansi manajemen, akuntansi manajemen sendiri memiliki fungsi dan tujuan. Fungsi akuntansi manajemen dan tujuan dari akuntansi manajemen adalah untuk menyajikan kumpulan data dan juga informasi yang penting terkait yang juga berdasarkan pada data historis perusahaan. Hal tersebut dilakukan untuk melaksanakan proses selanjutnya adalah proses manajemen. Dimana proses manajemen juga terbagi beberapa sub, yaitu ada perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, dan juga penilaian kerja. Jadi akuntansi manajemen ini penting banget untuk proses


9 manajemen. Misalnya saja kalau mau memproduksi produk A dan produk B pada periode kedua. Dan sebelum melaksanakan proses produksi pasti akan dilihat dulu bagaimanakah pangsa pasar dan juga hasil jual produk A dan produk B pada periode pertama. Dan hal itu dapat dapat dilihat pada laporan keuangan akuntansi manajemen pada periode pertama. Setelah itu, baru bisa mengambil kebijakan dan juga menjalankan proses manajemen. Manajer keuangan membutuhkan membutuhkan informasi dari akuntansi manajemen yang berisi aktivitas keuangan pada perusahaan. Secara umum, informasi tersebut berkaitan dengan beban biaya cos of found, kemudian modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan investasi serta pengembalian modal, serta rasio keuangan perusahaan. Laporan keuangan akuntansi manajemen ini juga dibutuhkan oleh manajer produksi karena pihak ini membutuhkan data yang berupa rincian biaya cost of good. Rincian biaya ini mencangkup total biaya produksi, tenaga kerja, serta sejumlah biaya overhead lainnya. Perlu diketahui juga jika pihak manajer pemasaran juga membutuhkan rincian jelas dari laporan keuangan serta laporan keuangan produksi. Karena, manajer pemasaran inimembutuhkan laporan tersebut untuk menetapkan harga pasar produk serta sistem penjualan produk tersebut. Tak hanya untuk penjualan namun juga produk dalam distribusi mulai dari komisi penjualan hingga pemberian harga diskon pada suatu produk. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan jumlah penjualan produk. Berbeda dengan manajer pada setiap departemen, top


10 manajemen juga sama membutuhkan informasi dari laporan keuangan akuntansi manajemen. Namun, ada bedanya informasi yang diminta lebih condong kepada pengambilan kebijakan perusahaan dalam setiap proses. Jadi pihak top manajemen hanya memantau kebijakan apa saja yang diambil oleh pihak manajer pada setiap departemen. Informasi yang diminta oleh pihak top manajemen secara rincinya seperti penyusunan anggaran pada setiap proses baik proses perencanaan maupun proses produksi. Setelah itu ada ekspansi usaha dimana bisa memantau apakah usaha berkembang atau tidak, kemudian ada diversifikasi produk, ada juga kebijakan investasi, dan juga berbagai laporan lainnya.


11 Tentang Penulis Mirra Sri Wahyuni, SE., M.Ak., C.AFE, C.FRS, lahir di Kota Bengkulu pada tanggal 30 Juni 1991. Tamat Sarjana Akuntansi (2013) dari Universitas Bengkulu. Lulus Magister Akuntansi, Konsentrasi Akuntansi Publik (2015) dari Program Pascasarjana Universitas Bengkulu. Pernah Bekerja Sebagai Dosen Tetap Yayasan di UNIVBI (Universitas Bina Insan Lubuk Linggau, Sumatera Selatan (2016-2019), Pernah menjadi Trainer di Pelatihan Prakerja yang bekerjasama dengan KEMNAKER RI (2019-2020), Saat ini sebagai Dosen Tetap di Universitas Muhammadiyah Bengkulu Fakultas Ekonomi dan Bisnis (2020-Sekarang), Tutor di Universitas Terbuka (2016-Sekarang), Trainer di Platform LPK (Lembaga Pelatihan Kerja) berbasis online (2019-Sekarang


12 Konsep dan Perilaku Biaya-Biaya Eki Tiyas Nurulia, M.E. A. Konsep Biaya Biaya dapat memunculkan perilaku yang fleksibel, tetap, atau kombinasi dari keduanya. Memahami bagaimana biaya berubah ketika aktivitas output berubah merupakan bagian penting dalam perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Contohnya, pengalokasian anggaran, keputusan untuk menahan atau menghentikan produk, dan evaluasi kinerja segmen semuanya bisa mendapat manfaat dari pemahaman tentang perilaku biaya. Kenyataannya, kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang perilaku biaya dapat menyebabkan keputusan yang buruk bahkan bencana. (Euis Rosidah, Medina Almunawwaroh, 2019). 2


13 Penting bagi para pengguna laporan keuangan untuk memahami perilaku biaya. Sebagai contoh, manajer terlibat dalam pengelolaan biaya secara efisien karena biaya akan mempengaruhi perolehan laba/rugi, yang sering digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan secara keseluruhan dan kinerja manajer secara khusus. Lebih spesifik lagi, di tengah persaingan pasar yang kompetitif di mana harga telah ditetapkan, manajer dapat meningkatkan keuntungan dengan memusatkan perhatian pada pengurangan biaya. Analis, kreditur, dan investor, misalnya, melakukan usaha yang besar untuk menganalisis dan memprediksi perilaku biaya karena hal ini sangat penting dalam memperkirakan penjualan dan laba masa depan dengan lebih akurat. Kemudian, pihak eksternal dari perusahaan akan mengevaluasi kinerja perusahaan, termasuk kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya secara efisien. Konsep "biaya" mengacu pada jumlah uang atau nilai setara uang yang diberikan untuk barang dan jasa yang diharapkan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan baik saat ini maupun di masa depan. Karena aset non-kas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan, pengorbanan setara kas digunakan. Dalam produksi, peralatan dapat ditukar dengan bahan baku. Biaya dikeluarkan dengan harapan menghasilkan keuntungan di masa depan. Pendapatan adalah keuntungan masa depan bagi perusahaan yang berusaha menghasilkan keuntungan. Biaya digunakan untuk mencapai tujuan perolehan pendapatan, jadi disebut biaya kedaluwarsa dan disebut beban (Dewi, 2020).


14 Untuk menghitung keuntungan untuk setiap periode, beban pada laporan laba/rugi dikurangkan dengan pendapatan. Biaya yang kedaluwarsa tidak menghasilkan manfaat pendapatan apa pun; misalnya, jika persediaan tanpa asuransi hancur oleh banjir, biaya tersebut akan diklasifikasikan sebagai kerugian dalam laporan laba/rugi. Banyak biaya belum habis dalam waktu tertentu. Dalam laporan neraca, biaya yang belum kedaluwarsa ditampilkan sebagai aset. Aset yang bertahan lebih dari satu periode termasuk komputer dan bangunan pabrik. Jangka waktu adalah perbedaan utama antara biaya yang dianggap aset atau beban. Biaya tidak hanya tentang besaran nilainya; penting juga untuk mengetahui faktorfaktor yang menyebabkan biaya. (Euis Rosidah, Medina Almunawwaroh, 2019). Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang struktur biaya perusahaan diperlukan. Manajer harus dapat menghitung biaya jangka panjang dan jangka pendek dari operasi dan aktivitas bisnis mereka. Demikian pula, mereka harus dapat menghitung biaya produksi produk, layanan, pelanggan, pemasok, dan elemen penting lainnya yang menyebabkan biaya. B. Klasifikasi Biaya 1. Kategori biaya berdasarkan hubungan dengan perubahan volume kegiatan. Menurut klasifikasi ini, biaya dapat dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu: a. Biaya yang bervariasi. Biaya keseluruhan dapat berfluktuasi berdasarkan volume kegiatan, tetapi biaya per unit tetap.


15 Contohnya, harga bahan baku adalah Rp.2.000 per unit produk jadi. Namun, jika diproduksi 5 unit, maka harga bahan bakunya akan menjadi Rp.10.000. b. Biaya Tetap Biaya yang tetap totalnya dan tetap per unitnya dalam jangka waktu tertentu disebut sebagai biaya yang berbanding terbalik dengan volume kegiatan. Sebagai contoh, biaya sewa gedung, pabrik per bulan sebesar Rp.100.000, dan tidak ada pengaruh dari jumlah unit yang diproduksi dalam satu bulan terhadap biaya sewa tersebut. c. Biaya setengah variabel Biaya keseluruhan akan berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, namun perubahannya tetap proposional. Sebagai illustration, biaya upah pengawas dan insentif akan diberikan jika mencapai kapasitas produksi tertentu. 2. Klasifikasi biaya berdasarkan pertanggungjawaban. Pengelompokan ini akan membantu manajer dalam mengelola biaya dengan cara mengidentifikasi biaya beserta orang yang bertanggung jawab atas biaya tersebut. a. Biaya yang dapat dikendalikan (controllable cost) Seseorang harus bertanggung jawab atas biaya yang dikeluarkan oleh departemen. Biaya ini dapat dipengaruhi oleh kebijakan tempat biaya manajer; dengan kata lain, biaya terkendali adalah biaya yang manajer tertentu dapat mengendalikan secara signifikan selama periode waktu tertentu. b. Biaya yang tidak dapat dikendalikan


16 Merupakan pengeluaran yang tidak dapat diatur atau dikelola oleh manajer tertentu dalam periode waktu tertentu. 3. Klasifikasi biaya berdasarkan obyek referensi ke sistem pengelompokan. Obyek yang dikenai biaya dapat berupa produk, departemen, atau kegiatan. Dalam pengelolaan biaya, pemisahan biaya berdasarkan obyek sangat berguna untuk mengontrol pengeluaran. Ini membantu dalam menganalisis biaya dengan cara menandai lokasi biaya untuk mengidentifikasi inefisiensi. a. Biaya langsung Adalah biaya yang dapat dihubungkan dengan objek biaya tertentu karena biaya tersebut hanya dikeluarkan untuk keperluan objek biaya tersebut sendiri. Biaya ini dapat langsung dihubungkan dengan objek yang dibiayai. b. Biaya tak langsung Merupakan pengeluaran yang tidak dapat dilacak ke satu biaya tertentu karena digunakan untuk lebih dari satu tujuan. 4. Klasifikasi biaya berdasarkan periode adalah cara untuk mempertemukan biaya dengan pendapatan. Cost dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori: cost of product (biaya produk) dan period cost (biaya periode). a. Pengeluaran yang diperlukan untuk membuat produk, baik secara langsung maupun tidak langsung, disebut sebagai biaya produk. Selama produk dijual, biaya ini akan dibandingkan dengan pendapatan.


17 b. Biaya perioda seperti biaya telepon, biaya depresiasi kantor, dan biaya listrik dianggap sebagai biaya yang terjadi pada periode tersebut dan tidak boleh dimasukan kedalam elemen harga biaya pokok. 5. Klasifikasi biaya berdasarkan fungsi perusahaan. Biaya dalam perusahaan manufaktur dapat dibagi menjadi biaya produksi, administrasi, dan penjualan berdasarkan fungsinya. Biaya produksi merujuk pada biaya yang diperlukan untuk memperoleh bahan baku dan mengubahnya menjadi produk jadi yang siap dijual. Bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik merupakan bagian dari biaya produksi. Bahan baku adalah materi yang digunakan untuk membuat produk yang dapat diidentifikasi, dan merupakan bagian yang sangat penting dari produk tersebut. Contohnya, untuk membuat buku diperlukan bahan baku kertas. Biaya untuk pekerjaan langsung yang menangani proses produksi disebut sebagai biaya tenaga kerja langsung. Contoh lainnya adalah biaya penjahit yang merupakan bagian dari biaya langsung tenaga kerja untuk perusahaan konveksi. Biaya overhead pabrik meliputi biaya produksi dan upah tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik terdiri dari biaya tenaga kerja tidak langsung, depresiasi mesin, dan PBB untuk gedung pabrik. a. Biaya penjualan adalah pengeluaran yang digunakan untuk mempromosikan produk yang telah selesai, seperti biaya iklan dan upah penjaga toko.


18 b. Biaya administrasi merujuk pada semua pengeluaran yang terkait dengan pengelolaan administrasi umum, misalnya gaji eksekutif, pengadaan barang-barang habis pakai, biaya listrik, dan air untuk kantor. 6. Klasifikasi Biaya untuk Pengambilan Keputusan Konsep biaya pengambilan keputusan lebih menguntungkan bagi manajemen daripada pihak luar. Konsep biaya pengambilan keputusan melibatkan dua aspek: a. Dalam bidang akuntansi keuangan, biaya historis hampir identik dengan biaya masa lalu dan biaya masa datang. Biaya terdiri dari dua komponen utama: biaya kadaluarsa dan belum kadaluwarsa. Cost historical adalah hal yang sangat penting dalam akuntansi keuangan tetapi tidak relevan dalam akuntansi manajemen. Namun, biaya yang akan terjadi di masa depan, seperti biaya tenggelam dan biaya tunai (sunk dan out of pocket cost), sangat penting dalam perencanaan keuangan di masa mendatang. b. Biaya tenggelam adalah biaya yang timbul akibat kebijakan-kebijakan sebelumnya yang harus dicatat saat ini. Biaya pokok adalah biaya yang harus dibayar pada saat kejadian terjadi, yang berarti bahwa biaya tersebut akan mengurangi saldo kas atau menambah hutang. c. Biaya yang relevan (dan biaya yang tidak relevan) adalah biaya yang akan timbul di masa depan dan berbeda antara pilihan keputusan yang berbeda.


19 d. Biaya kesempatan adalah biaya yang dapat menghasilkan pendapatan atau mengurangi kerugian karena memilih suatu pilihan. e. Biaya marjinal dan perbedaan biaya adalah biaya yang dihitung dalam kondisi tertentu dan dibandingkan dengan kondisi lain yang berbeda. f. Biaya tambahan adalah biaya yang timbul akibat keputusan untuk memproduksi unit tambahan. g. Biaya terhindarkan dan tidak terhindarkan (biaya terhindarkan dan tidak terhindarkan): Biaya terhindarkan adalah biaya yang bisa dihindari dengan memilih alternatif lain, sedangkan biaya tak terhindarkan adalah biaya yang tidak bisa dihindari. h. Biaya modal yang dibiayai sendiri, atau biaya yang diestimasikan. Karena modal harus digunakan untuk melakukan operasi bisnis, tidak mungkin mendapatkan hasil langsung dari modal itu sendiri. C. Klasifikasi Biaya Dalam Hubungannya Dengan Volume Kegiatan. Biaya dapat dikategorikan menurut hubungannya dengan volume kegiatan. 1. Biaya variabel Biaya yang berubah seiring dengan perubahan volume kegiatan dan tetap dalam satuan unit, seperti biasa bahan baku dan biya tenaga kerja langsung.


20 2. Biaya tetap. Biaya yang jumlahnya tetap dan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan, seperti biaya depresiasi dan biaya gaji manajer. Contoh, biaya asuransi gedung pabrik setiap bulan adalah Rp. Satu juta. Jika jumlah unit yang diproduksi dianggap sebagai volume kegiatan, maka biaya totalnya sebesar Rp. 1.000.000, tidak peduli berapa banyak unit produksi. However, the cost per unit varies depending on the volume of activity.' -> 'Namun, biaya per unit berfluktuasi sesuai dengan jumlah aktivitas. 3. Biaya Semi Variabel Total biaya akan berfluktuasi seiring perubahan volume kegiatan, namun tidak akan berubah sebanding dengan volume kegiatan yang berubah. Contoh: biaya perbaikan dan perawatan. Fungsi biaya adalah keterkaitan antara biaya sebagai variabel tergantung dan volume kegiatan sebagai variabel independen. Fungsi biaya kebanyakan perusahaan tidak berbentuk garis lurus, namun dalam akuntansi manajemen fungsi biaya ini sering diubah menjadi hubungan linier. Fungsi biaya linier dapat diungkapkan dalam bentuk persamaan : Y= a + bX, dengan Y= Biaya Total (variabel dependen)


21 a = Biaya tetap total b= Slope fungsi biaya linier (biaya variabel per uni) X= Volume kegiatan (variabel independen)


22 Tentang Penulis Eki Tiyas Nurulia, M.E, lahir 27 November 1988 di Lampung Timur. Pengampu mata kuliah Akuntansi Manajemen dan Pengantar Akuntansi pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Lampung sejak tahun 2017 hingga sekarang. Menempuh pendidikan S1 jurusan Akuntansi di Fakustas Ekonomi Universitas Lampung dan S2 di program Pasca Sarjana Universitas UIN Raden Intan Lampung. Pada saat ini mengajar di jurusan Perbankan Syariah dan sekarang sedang menempuh pendidikan S3 di ASIA E University di Malaysia.


23 Penganggaran Perencanaan dan Pengendalian Agus Holid, S.Pd.I., S.M. alam era modern ini, banyak perusahaan yang mencari teknik penganggaran, perencanaan, dan pengendalian untuk mengelola keuangannya. Namun, meskipun ide-ide ini terdengar sederhana, mereka sangat penting dalam membantu manajer untuk membuat keputusan akuntansi yang bijaksana. Akuntansi manajemen adalah metode pengumpulan, pengolahan, dan presentasi informasi yang digunakan oleh manajer untuk mengontrol dan memantau efektivitas kegiatan perusahaan. Ada beberapa teknik yang umumnya digunakan dalam akuntansi manajemen, termasuk penganggaran perencanaan dan pengendalian. Teknik-teknik ini dapat membantu manajer membuat keputusan yang lebih tepat tentang bagaimana D 3


24 mengalokasikan sumber daya perusahaan dengan cara yang lebih efektif dan efisien. A. Penganggaran dan Perencanaan Penganggaran dan perencanaan adalah teknik penting dalam akuntansi manajemen. Penganggaran memungkinkan manajer untuk memahami secara lebih mendalam mana saja area yang mendapatkan dana serta berapa banyak yang diperlukan untuk membiayai semua kegiatan tersebut. Selain itu, penganggaran juga memungkinkan perencanaan dan pengembangan strategi jangka panjang sekaligus memfasilitasi komunikasi dengan stakeholder. B. Pengendalian Pengendalian adalah sebuah teknik yang digunakan oleh manajer untuk memantau dan mengukur keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan. Pengendalian memungkinkan manajer untuk mengidentifikasi ketika perusahaan berada dalam kondisi yang tidak stabil dan untuk mengambil tindakan korektif yang tepat. Dengan menggunakan teknik pengendalian ini, manajer bisa memastikan bahwa perusahaan menuju arah yang benar dan sesuai dengan visi mereka. Berikut beberapa teknik penganggaran yang umum digunakan dalam akuntansi manajemen: 1. Analisis biaya-volum-laba (cost-volume-profit analysis)


25 2. Penganggaran anggaran modal 3. Proyeksi penjualan 4. Penganggaran biaya produksi 5. Estimasi biaya pengadaan bahan baku 6. Penganggaran harga pokok penjualan 7. Penganggaran biaya tenaga kerja 8. Penganggaran biaya overhead Penganggaran di atas adalah teknik-teknik yang penting dan sering digunakan dalam akuntansi manajemen. Dalam memilih teknik teknik yang akan digunakan dalam penganggaran, manajer harus mempertimbangkan tujuan dan kebutuhan perusahaan untuk mencapai keberhasilan yang optimal. Dalam menentukan teknik penganggaran yang paling tepat, manajer harus mempertimbangkan beberapa faktor, seperti: 1. Tujuan Perusahaan Setiap perusahaan memiliki tujuan yang berbedabeda. Oleh karena itu, teknik penganggaran yang digunakan harus selaras dengan tujuan perusahaan tersebut. Teknik penganggaran harus mendukung perusahaan dalam mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien. 2. Ketersediaan Data Dalam membuat penganggaran, manajer membutuhkan data yang akurat dan realistis. Oleh karena itu, teknik penganggaran yang digunakan


26 harus sesuai dengan ketersediaan data di perusahaan. Jika data yang diperlukan tidak tersedia, maka teknik penganggaran yang membutuhkan data tersebut tidak akan tepat untuk digunakan. 3. Kompleksitas Perusahaan Perusahaan yang lebih kompleks mungkin memerlukan teknik penganggaran yang lebih rinci dan detil untuk membuat estimasi biaya yang lebih akurat. Sebaliknya, perusahaan yang lebih sederhana mungkin bisa menggunakan teknik penganggaran yang lebih umum dan simpel. 4. Tingkat Unsurnya Risiko Perusahaan harus mempertimbangkan tingkat risiko yang terkait dengan penyusunan penganggaran. Jika risiko tinggi, maka manajer harus mengggunakan teknik penganggaran yang mempertimbangkan kemungkinan perubahan mendadak dan juga mengurangi ketidakpastian penganggaran. Dalam menentukan teknik penganggaran yang paling tepat, manajer harus mempertimbangkan faktor-faktor di atas. Selain itu, mereka juga harus berdiskusi dengan bagian terkait dan melibatkan staf yang memahami kinerja perusahaan dan mengetahui penggunaan anggaran perusahaan. Dengan melibatkan banyak pihak, maka pengambilan keputusan akan menjadi lebih efektif dan teknik penganggaran yang dipilih akan lebih sesuai dengan kebutuhan perusahaan.


27 5. Menentukan tingkat risiko dalam penganggaran Tingkat risiko adalah sebuah faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam penganggaran. Risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang dapat membahayakan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Dalam penganggaran, risiko harus diperhitungkan guna mempertimbangkan kemungkinan perubahan mendadak dalam biayabiaya dan juga mengurangi ketidakpastian penganggaran. C. Cara menentukan tingkat risiko dalam penganggaran 1. Menganalisis risiko berdasarkan pengalaman masa lalu Manajer dapat menganalisis pengalaman masa lalu, terutama ketika penganggaran dilakukan di area atau proyek yang sama sebelumnya. Dari pengalaman masa lalu, manajer dapat mengidentifikasi kemungkinan risiko yang kemungkinan terjadi di masa depan dan menentukan bagaimana cara mengelola risiko tersebut. 2. Analisis What-if Ini adalah teknik analisis risiko yang mempertimbangkan kemungkinan skenario atau peristiwa yang tidak diharapkan dalam penganggaran. Manajer merancang skenario seperti kenaikan biaya atau turunnya penjualan, dan menentukan dampak yang mungkin terjadi terhadap keuangan dan daya tahan organisasi.


28 3. Analisis Sensorik (sensory analysis) Teknik ini melibatkan banyak orang. Anggota tim penganggaran melakukan diskusi dengan spesialis dari berbagai departemen dan kemudian melakukan pengambilan keputusan yang didasarkan pada masukan dari para ahli dan hasil pemikiran mereka. 4. Analisis SWOT Analisis ini mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman di lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Analisis ini akan menentukan faktor-faktor yang menjadi ancaman bagi perusahaan dan bagaimana risiko tersebut dapat diminimalisir. Dalam menentukan tingkat risiko dalam penganggaran, manajer harus mempertimbangkan beberapa teknik yang ada dan memilih teknik yang paling tepat untuk perusahaan. Dengan mempertimbangkan risiko dengan lebih baik, penganggaran akan lebih realistis dan akurat, dan perusahaan akan menjadi lebih baik dalam mengelola risiko-risiko yang muncul. D. Cara mengelola Risiko yang telah diidentifikasi Setelah mengidentifikasi risiko dalam penganggaran, manajer harus mengelola risiko tersebut sehingga risiko tersebut tidak mengganggu pencapaian tujuan organisasi. Berikut adalah beberapa cara untuk mengelola risiko yang telah diidentifikasi:


29 1. Hindari Risiko Cara paling mudah untuk mengelola risiko adalah dengan menghindarinya. Jika risiko tersebut terlalu besar, manajer dapat mengambil keputusan untuk tidak melakukan investasi atau tidak melanjutkan proyek yang berisiko. 2. Mengurangi Risiko Langkah kedua adalah mengurangi dampak risiko. Manajer dapat mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko atau dampak risiko jika terjadi. Contohnya, mengambil asuransi, diversifikasi produk, penjadwalan yang tepat, dll. 3. Alihkan Risiko Manajer dapat mengalihkan risiko dengan mentransfer atau membaginya ke pihak ketiga yang siap memberikan jaminan keamanan jika terjadi risiko yang tidak diinginkan. Contohnya, membayar untuk asuransi, menyewa konsultan, dll. 4. Terima Risiko Terakhir, manajer dapat menerima risiko. Setiap organisasi harus memiliki toleransi risiko tertentu. Dalam situasi ini, risiko tidak dihindari atau dikurangi tetapi diterima dan manajer bersedia mengambil risiko. Dalam mengelola risiko, manajer harus menentukan metode apa yang terbaik untuk organisasi mereka. Kemudian manajer harus membuat rencana yang rinci


30 termasuk strategi dan tindakan untuk mengelola risiko tersebut. Setelah itu, manajer harus memantau risiko dan melakukan evaluasi berkala untuk memastikan bahwa pengelolaan risiko berjalan dengan baik dan dalam arah yang diharapkan. Dalam suatu perusahaan, resiko merupakan sebuah hal yang wajar. Namun, manajer harus mempersiapkan rencana yang tepat dan tepat waktu dalam menghadapinya. Dengan memahami cara-cara mengelola risiko, perusahaan akan dapat berkembang dan mencapai tujuan mereka dengan lebih aman dan tepat. Contoh konkrit cara mengalihkan risiko: Misalkan Perusahaan A ingin membangun pabrik baru yang membutuhkan investasi besar. Namun Perusahaan A khawatir bahwa dampak perubahan pasar atau perubahan dalam kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi pelaksanaan proyek tersebut, oleh karena itu Perusahaan A memutuskan untuk mengalihkan risiko kepada perusahaan asuransi melalui polis asuransi. Dalam contoh ini, Perusahaan A membayar premi kepada perusahaan asuransi sebagai perlindungan terhadap risiko dampak pasar atau perubahan kebijakan pemerintah. Jika risiko terjadi, Perusahaan A dapat memperoleh ganti rugi dari perusahaan asuransi. Contoh lain pengalihan risiko adalah dengan menyewa konsultan. Misalnya, Perusahaan B mempertimbangkan untuk memulai usaha di negara asing. Namun, Perusahaan B tidak tahu banyak tentang regulasi dan kondisi pasar di negara tersebut, sehingga Perusahaan B menyewa konsultan untuk membantunya memahami lingkungan bisnis di negara tersebut. Dalam


31 hal ini, Perusahaan B dapat mengalihkan risiko ke konsultan dengan memperoleh pengetahuan dan saran untuk mengurangi risiko dalam melakukan usaha di negara tersebut. Dalam kedua contoh di atas, Perusahaan A dan Perusahaan B mengalihkan risiko kepada pihak ketiga. Dengan mengalihkan risiko tersebut, Perusahaan A dan B memperoleh perlindungan dan bantuan dalam mengambil keputusan. Dalam menjalankan bisnis, pengalihan risiko adalah salah satu strategi penting dalam manajemen risiko untuk meminimalkan dampak risiko terhadap perusahaan. Dalam menentukan risiko yang harus dialihkan, manajer harus mempertimbangkan beberapa faktor. Berikut adalah cara untuk menentukan risiko yang harus dialihkan: 1. Identifikasi Risiko Manajer harus secara sistematis mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam proyek atau investasi tertentu. Risiko harus diidentifikasi berdasarkan dampak finansial yang mungkin terjadi, kemungkinan terjadinya dan sumber resiko. 2. Prioritas Risiko Setelah mengidentifikasi risiko, manajer harus menetapkan prioritas risiko berdasarkan dampak risiko yang dapat terjadi, serta dampak risiko tersebut terhadap tujuan organisasi.


32 3. Evaluasi Risiko Manajer harus mengevaluasi risiko secara kuantitatif dan kualitatif, sehingga dapat membantu menentukan apakah risiko harus dihindari, dikurangi, dialihkan atau diterima. 4. Evaluasi Biaya Manajer harus mengevaluasi biaya yang diperlukan untuk mengalihkan risiko. Pengalihan risiko dapat memerlukan biaya yang cukup besar, sehingga perhitungan risiko harus dinilai secara hatihati dan benar. Setelah risiko yang harus dialihkan diidentifikasi, manajer harus mempertimbangkan pihak mana yang dapat mengalihkan risiko tersebut dan apakah biayanya terjangkau. Pengalihan risiko dapat dilakukan dengan membeli polis asuransi, menggunakan kontrak atau menyewa konsultan. Manajer juga harus memastikan bahwa kontrak atau perjanjian dijalin dengan benar dan perjanjian tersebut memastikan bahwa risiko yang dialihkan telah mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan. Dengan menentukan risiko yang harus dialihkan, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk meminimalkan dampak risiko pada investasi atau proyek bisnis. Seiring waktu, evaluasi risiko perlu dilakukan secara teratur untuk memastikan aspek pengalihan risiko terus berjalan efektif dan sejalan dengan perubahan situasi bisnis dan industri. Beberapa jenis asuransi yang dapat digunakan untuk mengalihkan risiko:


33 1. Asuransi Umum Asuransi umum melindungi perusahaan dari risiko kehilangan aset mereka, seperti kebakaran, kecurian, banjir, atau kerusakan properti lainnya. 2. Asuransi Kesehatan Asuransi kesehatan melindungi manajer atau karyawan dari risiko biaya kesehatan yang tidak diharapkan, seperti biaya rawat jalan, rawat inap di rumah sakit atau operasi. 3. Asuransi Kebakaran Asuransi kebakaran melindungi perusahaan dari risiko kerusakan atau kehilangan akibat kebakaran. 4. Asuransi Tanggung Jawab Asuransi tanggung jawab melindungi perusahaan dari klaim ganti rugi hukum yang diberikan pihak ketiga. Perusahaan dapat mengalihkan risiko finansial karena hukum yang harus dibayar jika terjadi kesalahan atau kesalahan dari produk atau jasa mereka. 5. Asuransi Kendaraan Asuransi kendaraan melindungi perusahaan dari risiko kecelakaan dan kehilangan aset karena kerusakan kendaraan. 6. Asuransi Kehilangan Penghasilan Asuransi kehilangan penghasilan melindungi perusahaan dari risiko kehilangan pendapatan ketika bisnis terganggu akibat kejadian tertentu, seperti bencana alam atau wabah penyakit.


34 Perusahaan harus mempertimbangkan risiko-risiko yang mereka hadapi dalam proses bisnis mereka dan menyesuaikan polis asuransi yang sesuai untuk meminimalkan risiko tersebut. Dalam memilih jenis asuransi yang tepat, perusahaan harus mempertimbangkan kemungkinan risiko, biaya asuransi dan fleksibilitas polis asuransi. Jika diperlukan, manajer harus berkonsultasi dengan penasihat keuangan atau ahli asuransi untuk memilih polis yang terbaik untuk perusahaan mereka. Menentukan jumlah premi yang harus dibayarkan untuk polis asuransi sangatlah penting karena premi akan mempengaruhi besarnya proteksi yang diberikan oleh asuransi serta kemampuan perusahaan untuk membayar biaya premi. Berikut cara-cara menentukan jumlah premi yang harus dibayarkan untuk polis asuransi: 1. Kalkulasikan Risiko Agar jumlah premi yang dibayarkan sesuai dengan risiko, perusahaan harus kalkulasikan risiko yang paling mungkin terjadi dan kemungkinan dampak finansial yang bisa terjadi. Semakin besar risikonya, maka semakin besar biaya premi. 2. Evaluasi Bagaimana Besar Resiko yang Bisa Ditanggung Setelah menghitung risiko, perusahaan harus menentukan besarnya risiko yang bisa ditanggung dan besarnya biaya premi yang dapat dikeluarkan oleh perusahaan. Kesediaan perusahaan dalam membayar premi akan mempengaruhi besarnya proteksi yang diberikan oleh asuransi.


35 3. Evaluasi Polis Asuransi dan Faktor-faktor Terkait Perusahaan harus mengevaluasi polis asuransi dan faktor-faktor terkait seperti jumlah perlindungan, masa tenggang yang diberikan, dan potongan premi yang ditawarkan sebagai imbalan atas pengurangan risiko atau pembayaran premi di awal kali. 4. Perbandingkan Penawaran Asuransi Sebelum memutuskan, perusahaan harus membandingkan penawaran dari berbagai perusahaan asuransi. Jangan hanya memilih asuransi yang membuat harga paling murah, tetapi membandingkan antara harga dan manfaat yang ditawarkan. 5. Evaluasi secara Teratur Manajer harus secara teratur mengevaluasi polis asuransi, jumlah perlindungan dan jumlah premi. Pengembalian investasi dalam polis asuransi harus dinilai setiap 2 sampai 3 tahun, dan jika perusahaan merasa bahwa investasi tidak memberikan hasil yang diharapkan, perusahaan harus mencari polis asuransi lain. Dalam menentukan jumlah premi yang harus dibayarkan untuk polis asuransi, sebaiknya manajer berkonsultasi dengan ahli asuransi yang berpengalaman agar dapat memperoleh jawaban dan saran yang tepat. Dengan pengelolaan yang baik, asuransi dapat membantu perusahaan dalam mengurangi risiko pengeluaran yang tidak diinginkan dan meningkatkan keberhasilan mereka dalam jangka panjang.


36 Tentang Penulis Agus Holid, S.Pd.I., S.M. menyelesaikan Pendidikannya pada SDN Kadikaran, MTs Negeri Ciruas, SMK Negeri Serang, STAI Daarul Qalam Jakarta Jurusan Pendidikan Agama Islam. Universitas Bina Bangsa Banten Konsentrasi pada Manajemen Sumber Daya Manusia, saat ini Penulis sedang melanjutkan studinya di UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Program Magister Jurusan Manajemen Pendidikan Islam. Penulis saat ini beraktivitas sebagai Pekerja Sosial Program Keluarga Harapan di Kabupaten Serang, juga sedang menggagas Rumah Yatim (Mohon Do’a nya semoga lancar). Penulis juga beberapa kali mengikuti Program-program menulis Antologi, serta Program- program Sertifikasi lainnya seperti Keagamaan, Sosial dan Majanemen. Untuk menunjang karir sebagai Pegawai professional, penulis sering mengikuti Pendidikan dan Pelatihan pada Balai-balai seperti BBPPKS Bandung (Diklat Pendamping Sosial PKH, Diklat Family Development Season), BBPPKS Yogyakarta (Diklat Pendampingan Kelompok Usaha Bersama/KUBE), BBPPKS Padang (Diklat Pencegahan dan Penanganan Stunting, Sertifikasi Pekerja Sosial Program Keluarga Harapan). Selain itu juga penulis aktif menulis buku dengan harapan dapat berkontribusi positif bagi bangsa dan negara yang tercinta ini. Email Penulis: [email protected].


37 Analisis Biaya, Volume, Laba Ida Ayu Fatmayuni, S.M., M.M. A. Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis biaya-volume-laba atau sering disebut costvolume-profit analysis (CVP analysis) merupakan sebuah teknik yang menggambarkan volume, biaya serta laba saling terkait satu sama lain. Analisis biaya-volume-laba memperhitungkan lima faktor yang mempengaruhi laba, seperti jenis produk, harga jual produk, volume penjualan, biaya variabel per unit dan biaya tetap (Garrison Noreen Brewer, 2015). Analisis ini sangat berguna bagi manager sebagai bahan pertimbangan, perencanaan dan pengambilan keputusan seperti strategi yang dipilih dan pengelolaan struktur biaya. 4


38 B. Break Even Point (BEP) Break even point atau yang biasa disebut titik impas merupakan kondisi saat total pendapatan perusahaan sama dengan total biaya, sehingga laba perusahaan ada di titik nol. Beberapa teknik untuk menghitung break even point (Sodikin, 2015): 1. Persamaan matematis Titik impas dapat dihitung menggunakan equation method berdasarkan laporan keuangan dengan rumus : Sebagai ilustrasi, PT Dafa Perkasa menjual 100.000 baju dengan harga Rp 70.000 per pcs. Total biaya tetap yang dikeluarkan sebesar Rp 30.000.000 dan biaya variabelnya sebesar Rp 40.000 per unit produk. Berapa unit yang harus dijual untuk mencapai titik BEP? Penyelesaian: Laba = penjualan – (biaya tetap + biaya variabel) 0 = 100.000x – (30.000.000 + 40.000x) 0 = (100.000x – 40.000x) - 30.000.000 0 = 60.000x - 30.000.000 30.000.000 = 60.000x x = 30.000.000 / 60.000 x = 500 unit Jadi, produk yang harus dijual untuk mencapai titik BEP sebesar 500 unit.


Click to View FlipBook Version