Manajemen Bisnis Syariah
Manajemen Bisnis Syariah Budiman, M.E.,M.M., Alamsyah Agit, S.E., M.Si., Bobby Ferly, S.H., M.H., C.MT., Dede Hidayat, S.Pd.I., M.E.Sy., Muhammad Salman, S.E., M.Si., Ak., CA., Ahmad Arif Zulfikar, S.H., M.H., Reza Widhar Pahlevi, S.E., MM., CSA., Citra Dewi, SE., Dr. H. Endang Jumali, Lc., M.A., M.Si., M.Ak., IFP., Nasrul Fatah, M.Ag.
Manajemen Bisnis Syariah Copyright© PT Penamudamedia, 2024 Penulis: Budiman, M.E.,M.M., Alamsyah Agit, S.E., M.Si., Bobby Ferly, S.H., M.H., C.MT., Dede Hidayat, S.Pd.I., M.E.Sy., Muhammad Salman, S.E., M.Si., Ak., CA., Ahmad Arif Zulfikar, S.H., M.H., Reza Widhar Pahlevi, S.E., MM., CSA., Citra Dewi, SE., Dr. H. Endang Jumali, Lc., M.A., M.Si., M.Ak., IFP., Nasrul Fatah, M.Ag. ISBN: 978-623-09-7284-3 Desain Sampul: Tim PT Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, Januari 2024 viii + 234, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit
v Kata Pengantar elamat datang di buku Manajemen Bisnis Syariah. Buku ini adalah sebuah panduan yang komprehensif untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang berlandaskan pada nilai-nilai syariah Islam. Dalam era globalisasi dan kompleksitas bisnis saat ini, pemahaman yang mendalam tentang manajemen bisnis syariah menjadi semakin penting. Manajemen bisnis syariah tidak hanya berfokus pada aspek keuangan, tetapi juga melibatkan etika, tanggung jawab sosial, dan keadilan dalam setiap langkah bisnis. Buku ini akan membahas berbagai konsep penting dalam manajemen bisnis syariah, seperti larangan riba, gharar, maysir, dan haram, serta bagaimana menerapkannya dalam praktik bisnis sehari-hari. Kami berharap buku ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang mendalam tentang manajemen bisnis syariah kepada para pembaca. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, diharapkan bisnis dapat mencapai kesuksesan yang berkelanjutan, sejalan dengan nilai-nilai Islam yang menghargai keadilan, keberlanjutan, dan keseimbangan antara kepentingan berbagai pihak. Terima kasih kepada semua yang telah berkontribusi dalam pembuatan buku ini. Semoga buku ini dapat menjadi sumber inspirasi dan panduan yang berharga dalam mempraktikkan manajemen bisnis syariah dengan baik. S
vi Daftar Isi KATA PENGANTAR ................................................................ v DAFTAR ISI ......................................................................... vi BAB 1. SISTEM EKONOMI SYARIAH ........................................ 1 A. Definisi Sistem Ekonomi Syariah .....................................................4 B. Prinsip-Prinsip Sistem Ekonomi Syariah..........................................7 C. Dasar Hukum Sistem Ekonomi Syariah..........................................11 D. Peran dan Perkembangan Sistem Ekonomi Syariah......................14 BAB 2. RUANG LINGKUP BISNIS ........................................... 17 A. Gambaran Umum Bisnis................................................................18 B. Ruang Lingkup Bisnis Syariah ........................................................20 BAB 3. PERILAKU DAN TUJUAN BERBISNIS ........................... 29 A. Perilaku Berbisnis dalam Islam......................................................31 B. Tujuan Berbisnis............................................................................36 BAB 4. SUMBER DAYA INSANI DAN ETOS KERJA DALAM SYARIAH ............................................................... 41 A. Konsep Sumber Daya Insani dalam Islam......................................50 B. Etos Kerja dalam Perspektif Syariah..............................................54 C. Hubungan Antara Sumber Daya Insani dan Etos Kerja .................62 D. Khotimah .......................................................................................70
vii BAB 5. TANGGUNG JAWAB SOSIAL BISNIS ............................ 73 A. Awal Mula......................................................................................74 B. Apa Itu Tanggung Jawab Sosial Bisnis...........................................75 C. Kontroversi....................................................................................77 D. Tanggung Jawab Sosial Bisnis Dalam Perspektif Syariah...............79 E. Implikasi ........................................................................................82 BAB 6. ETIKA BISNIS SYARIAH ............................................. 85 A. Pengertian Etika dan Bisnis...........................................................86 B. Etika dan Bisnis menurut syariah ..................................................87 C. Definisi Etika Bisnis dalam Ekonomi syariah .................................91 D. Tujuan Umum Etika Bisnis Syariah ................................................93 E. Sistem Etika Bisnis Islam................................................................93 F. Aktivitas Bisnis yang Terlarang dalam Syariat Islam .....................95 G. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Islami ..................................................97 H. Perilaku Bisnis Yang Menyimpang Menurut Al Qur’an ...............100 BAB 7. MANAJEMEN UTANG, KREDIBILITAS DAN CITRA BISNIS ............................................................................ 103 A. Pandangan Islam Terhadap Utang ..............................................104 B. Kredibilitas Bisnis Dan Peningkatan Kinerja................................109 C. Peningkatan Citra Bisnis dan Keberhasilan Usaha ......................111 BAB 8. MARKETING SYARIAH ............................................. 113 A. Gambaran Marketing Syariah .....................................................114 B. Bentuk Marketing Syariah...........................................................116
viii BAB 9. PERMASALAHAN RIBA DALAM BISNIS ...................... 125 A. Definisi Riba.................................................................................126 B. Jenis Riba.....................................................................................135 C. History Dalil Riba .........................................................................151 D. Riba dalam Bisnis Kontemporer..................................................164 E. Kaidah-Kaidah Riba......................................................................179 BAB 10. PELAJARAN RASUL DALAM BISNIS .......................... 187 A. Rasul Sebagai Pebisnis.................................................................188 B. Motivasi Bisnis Dari Rasulullah....................................................189 C. Teladan Bisnis Dari Rasulullah.....................................................191 DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 199 TENTANG PENULIS ............................................................ 229
Manajemen Bisnis Syariah 1 BAB 1 SISTEM EKONOMI SYARIAH
2 Manajemen Bisnis Syariah ebagaimana yang pernah dan banyak didiskusikan bahwa Manusia adalah makhluk sosial dimana pola hidupnya dijalankan dengan cara berkelompok atau berkeluarga, dikarenakan hal tersebut maka sebuah kelompok harus memiliki sistem sebagai kebutuhan dan mekanisme pengorganisasian sebuah kelompok dalam mencapai kebutuhan dan tujuan hidup. Begitu juga dalam sistem ekonomi yang dimiliki oleh Masyarakat atau kelompok akan berbeda dengan kelompok yang lainnya sesuai dengan kebutuhan dan cara mengelola ekonomi tersebut berdasarkan kebutuhan dan kesepakatan kelompok masingmasing (Efendi & Bakhri, 2018) Berbicara tentang ekonomi dan sistem yang ada dalam ekonomi akan berangkat dari permasalahan yang mejadi latar belakang terbentuknya sebuah kondisi ekonomi salah satu factor yang mejadi tolak ukur kemajuan ekonomi dilihat dari tingkat kemiskinan di suatu negara atau kelompok tertentu. Sebagaimana yang kita tau bahwa Kemiskinan ialah sebuah fenomena yang ada dan terbentuk dalam tatanan sosial yang menggambarkan bukti bahwa kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar hidupnya masih dianggap rendah atau dibawah standar rata-rata masyarakat sekitarnya. Dalam sistem yang lebih luas seperti sebuah negara misalnya, negara tersebut dianggap terpuruk jika dilihat dari sisi ekonomi masih dianggap lemah. Namun seuatu negara dianggap baik jika mampu mengelola ekonominya dengan benar dan dapat menggulangi kemiskinan dengan baik (Erziaty, 2015) Islam hadir yang merupakan sebuah sistem kepercayaan yang mengatur semua aspek kehidupan secara komprehensif dan meiliki serta menetapkan tatanan yang utuh untuk kehidupan manusia di duni dan setelahnya. Dimana Islam sebagai way of life, menata kehidupan dengan baik atau yang berkaitan dengan kehidupan, Mulai dari yang sederhana sampai dengan hal paling S
Manajemen Bisnis Syariah 3 rumit sekalipun Islam sangat memperhatikan hal tersebut, Salah satu yang perhatikan oleh Islam adalah aspek ekonomi (Fitria, 2016). Sistem ekonomi dibutuhkan untuk sebuah negara agar perekonomiannya dapat diatur semaksimal mungkin sebagaimana yang kita pahami bahwa Pertumbuhan ekonomi di dalam sebuah bangsa itu sangat memerlukan suatu sistem yang mengatur tatanan ekonomi sebagai bentuk Upaya untuk menjaga dan meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan rakyat (Wahyuni, 2019) kehadiran ekonomi syariah dikalang masyarakat sudah bukan lagi hal yan baru mengingat Ekonomi syariah merupakan suatu sistem ekonomi yang menjadi alternatif dari sistem ekonomi yang telah lama dikenal dan berkembang pesat di seluruh dunia (Ansori, 2016). Sebagai mana yang dipahami dan diyakinai bahwa Agama Islam sesuai dengan fitrah manusia yakni bersifat holistik (syumul). Perkembangan zaman yang semakin cepat dan mengarah kepada kemajuan yang signifikan dari semua lapisan Masyarakat baik dalam sektor ekonomi ataupun sektor yang lainnya, maka dengan hadirnya penomen yang seolah tidak terbedung ini dipandang perlu sebuah sistem yang dapat memenuhi dan menungi kesejahteraan Masyarakat secara menyelusuh terhadap semua komponen ekonomi dan yangalinnya (Suardi, 2021). Sebagai sebuah sisitem yang ekonomi yang dianggap menjadi alternatif untuk menjawab ketimpangan yang diakibatkan oleh ekonomi konvensional maka ekonomi syariah tidak hanya mempelajari manusia secara individu saja namun ekonomi islam juga memberikan pemahaman terkait denga sosial manusia dengan fitrah religiousnya. Karena sistem ekonomi syariah bukan diciptakan berdasarkan pada ide dan gagasan manusia melainkan Ilmu Ekonomi Syariah ini dikendalikan oleh dan melalui nilai-nilai dasar agama Islam dalam proses implementasinya atau dalam operasionalnya, jauh
4 Manajemen Bisnis Syariah sebelum manusia menjelaskan secara rinci sesuai dengan tafsir yang didasarkan pada perintah Al-Qol’[h ^[h Sohh[b (Habibullah, 2017). Sistem Ekonomi syariah yang dipelajari bahkan didiskusikan di banyak kalangan merupakan Filosofi religiusitas yang melahirkan basis ekonomi dengan bentuk dan atribut pelarangan riba. Sistem ekonomi syariah yang sebagai suatu sistem ekonomi yang berkeadilan dan sebagai Institusi keadilan yang melahirkan basis teori dan konsep profit and loss sharing dan dalam konsep nisbah bagi hasil (Yahya & Agunggunanto, 2012). A. Definisi Sistem Ekonomi Syariah Ekonomi merupakan suatu aspek yang harus dimiliki dalam kehidupan manusia dan sudah ada sejak manusia itu dilahirkan. Sedangkan Ekonomi syariah juga merupakan sistem yang diberlakukan berdasarkan aturan agama Islam dan telah dipraktikkan sejak agama Islam diturunkan. D_ha[h \oenc \[bq[ \[hs[e [s[n Af Qol’[h n_hn[ha _eonomi dan praktik kehidupan Rasulullah SAW dengan para sahabat yang juga mencerminkan perilaku ekonomi yang sesuai dengan syariat (Anzalani, 2018). Dilihat dari pengertian sistem itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dimana sistem merupakan perangkat unsur berkaitan untuk membangun sebuah totalitas, Kemudian jika dilihat dari definisi di atas maka, sistem adalah gabungan dari beberapa unsur yang saling berhubungan dalam mencapai sebuah tujuan. Sedangkan Sistem ekonomi Syariah merupakan sebuah sistem yang bukan bersumber dari pemikiran manusia dan hanya didasarkan pada kebutuhan ekonomi semata. Namun Ekonomi syariah memiliki konsep yang
Manajemen Bisnis Syariah 5 berbeda dengan sisitem yang telah ada karena sistem ini bersumber dari sumber yang tidak dibuat oleh manusia yakni Al-Qol’[h ^[h b[^cmn m_\[a[c ^[m[l s[ha m[ha[n eo[n ^[h sebagai dasar hukum yang paling akurat untuk implementasi ekonomi yang tidak hanya berhubungan dengan duniawi namun juga dengan ukhrawi. Kemudian aturan atau konsep yang tidak secara utuh dapat dipahami oleh manusia Kemudian dikembangkan oleh pemikiran manusia yang memiliki pemahaman dalam bidang tersebut sehingga pada akhirnya semua manusia dapat memahaminya bahkan bukan hanya orang Islam saja, Pengembangan pemikiran tentang ekonomi syariah dilakukan dengan syarat tidak bertentangan dengan sumber utamanya yakni Al-Qol’[h ^[h H[^cmn m_ln[ harus dapat memenuhi syarat untuk ijtihad (Ariadi & Sugiarto, 2003). Kemudian yang lebih menarik lagi mengapa sistem ekonomi syariah dianggap sebagai sebuah sistem yang menjadi solusi dari sistem ekonomi yang sudah digunakan luas di dunia eropa. Sistem ekonomi syariah merupakan sebuah sistem ekonomi yang berprinsip keadilan serta moral dimana sistem ekonomi syariah ini menyelaraskan kepentingan individu dan juga kepentingan masyarakat, dengan tujuan untuk memberikan kesejahteraan serta memberikan kemakmuran bagi bangsa dan juga bagi negara. Selain itu juga sistem Ekonomi Islam ini bertujuan untuk memungkinkan manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara yang baik sesuai dengan Syariah Islam (Abdullah, 2014). Namun di balik itu semua sistem ekonomi syariah bukan berarti tidak memiliki hambatan dalam proses implementasinya Sistem ekonomi syariah juga dalam perkembangannya mengalami kondisi dan situasi naik turun, termasuk di Indonesia dan juga di beberapa negara yang
6 Manajemen Bisnis Syariah sudah menggunakan sistem ekonomi syariah kondisi ini dapat disebabkan oleh kondisi eksternal atau bahkan kondisi internal negara itu sendiri, Sementara ekonomi syariah di Indonesia mulai populer pada sekitar tahun 70 an (Linggawati Widyan, 2022). Namun belakang ada perdebatan antara definisi ekonomi syariah dengan ekonomi Islam di kalangan Masyarakat yang secara nomenklatur masih mempertanyakan penggunaan tersebut, Kasus ini sebenarnya berawal dari pengetahuan Masyarakat terkait dengan sistem ekonomi syariah itu sendiri dimana sistem ekonomi syariah ini sebenarnya sudah banyak dikaji dan ditulis oleh ulama dan juga beberapa artikel yang membahas tentang sistem ekonomi syariah sebagaimana yang kita ketahui bahwa Syehk Yusuf Al- Qordhowi berpendapat bahwa definisi syariah tidak lain merupakan ajaran Islam itu sendiri. Oleh karena itu beliau berpendapat bahwa istilah ekonomi syariah dengan istilah ekonomi Islam adalah hal yang sama dan tidak perlu dibedakan. Sedangkan pendapat lain yang terdahulu yakni Umer Chapra menjelaskan bahwa Ekonomi Islam merupakan cabang pengetahuan yang memiliki tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan (Anzalani, 2018) Sistem ekonomi Islam mengatur sistem dan mekanisme ekonomi seperti produksi, distribusi atau bahkan konsep pertukaran, serta konsumsi, dalam bentuk prinsip syariah. Sedangkan tujuan dari sistem ekonomi syariah adalah untuk memastikan terjaganya keadilan sosial ekonomi masyarakat dengan cara meminimalisir kesenjangan yang terjadi antara yang kaya dan miskin (Azharsyah, 2021). Tidak diragukan lagi bahwa sistem ekonomi syariah sebagai sistem ekonomi yang sangat baik karena sistem ini memiliki landasan yang sangat akurat dan kuat yakni Al-Qol’[h ^[h H[^cnm, g[e[ ^_ha[h [^[hs[
Manajemen Bisnis Syariah 7 hal ini negara-negara yang mayoritas penduduknya Islam m_e[l[ha \[hs[e g_ha_g\[hae[h mcmn_g Eeihigc Ss[lc’[b karena merupakan perwujudan dari paradigma Islam itu sendiri. Di negara-negara Islam misalnya sebuah pengembangan dilakukan bukan semata-mata untuk menyaingi ataupun bahkan mengalahkan tiga sistem ekonomi lainnya. Namun, sebagai bentuk pencarian suatu sistem ekonomi yang tepat serta memiliki kelebihankelebihan guna menutupi kekurangan sistem ekonomi yang telah ada sebelumya (Fatoni et al., 2022). B. Prinsip-Prinsip Sistem Ekonomi Syariah Pembahasan yang bertemakan pada prinsip ekonomi maka dapat diketahui bahwa Prinsip yang ada pada sistem Ekonomi syariah dalam implementasi aktivitas ekonomi syariah, dimana bagi para pelaku ekonomi haruslah memegang teguh prinsip-prinsip dasar yang dimiliki oleh ekonomi syariah yaitu Prinsip Ilahiyah. Kemudian dalam ekonomi syariah kepentingan induvidu dan kepentingan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dimana hubungan itu untuk mewujudkan asas keselarasan, kemudian keseimbangan dan bukan persaingan sehingga tercipta ekonomi yang seadil-adilnya (Bakar, 2020). Sistem ekonomi syariah merupakan sebuah sistem ekonomi tersendiri, yang bukan merupak hasil dari perpaduan atau pun campuran dari sistem ekonomi kapitalis maupun dari sistem ekonomi sosialis. Dimana Sistem ekonomi syariah menempatkan manusia bukanlah sebagai sentral akan tetapi sebagai hamba Tuhan yang harus mengabdi sebagai hamba (Hermanto, 2021). Namun ekonomi
8 Manajemen Bisnis Syariah syariah juga memiliki beberapa Prinsip yang sangat berbeda dengan ekonomi yang lainnya dan prinsip ini merupakan sebuah tanda bahwa sistem ekonomi syariah tidak dibuat oleh manusia namun lahir dari agama Islam yang secara keseluruhan sebagai bentuk implementasi dari agama dalam bidang ekonomi yang paling sering disebut dengan konsep Muamalah. Adapun beberapa prinsip dalam sistem ekonomi syariah adalah sebagai berikut : 1. Prinsip Tauhid. Sebagaimana dijelaskan dalam beberapa Ayat Al Qol’[h s[ha \_le[cn[h ^_ha[h jlchmcj n[obc^ ^[f[g implementasi ekonomi, diantaranya : Katakanlah (Muhammad) "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada- Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia (Q.S. 112: 1-4). Maka dalam kontek berusaha ataupun bekerja, sebagaimana ayat di atas yang dapat memberikan sprit terhadap seseorang, bahwa segala sesuai dari usaha yang telah dilakukan manusia itu semua harus tetap bergantung kapada Allah (Mursal, 2015). Jika sudah demikian maka Prinsip akidah akan menjadi sebuah pondasi yang paling utama sebagai penopang bagi bagi munculnya prinsip-prinsip lainnya. Begitu juga dengan adanya Keasadaran tauhid sudah dipastikan dapat membawa pada keyakinan dunia dan akhirat dengan cara keseluruhan, yang pada akhirnya seorang pelaku ekonomi tidak hanya mencari keuntungan dunia saja namun juga mencari keuntungan akhirat di masa yang
Manajemen Bisnis Syariah 9 akan datang. 2. Prinsip Keadilan Keadilan Merupakan prinsip dari sistem ekonomi syariah sebagaimana Islam memerintahkan kepada semua manusia untuk berbuat adil dan menegakkan keadilan (Almubarok, 2018). Sementara itu terhadap tujuan individual atas hasil dari usaha ekonomi memiliki batasan agar tidak berlebihan, Di antara pesan-pesan di dalam Al-Qur`an yang berkaitan dengan keadilan adalah penegakkan keadilan itu sendiri. Kajian yang membahas tentang adil dan keadilan merupakan sebuah tema yang mendapatkan perhatian serius dari para ulama. Salah satunya ulama ahli tafsir dari Indonesia misalnya M. Quraish Shhab, dalam buku Wawasan Al-Quran (2009) ketika beliau membahas perintah penegakan keadilan s[ha [^[ ^c ^[f[g Af Qol’[h M. Qol[cmb Sbb[\ g_haoncj tiga kata yakni al-‘[^f, [f-qisth, dan al-mizan. 3. Prinsip Maslahat Jika dilihat dari makna sederhananya, maslahat dapat diartikan dengan kata mengambil manfaat serta menolak kemadaratan pernyataan tersebut menurut AlGhazali (1983), Pengertian lain dari maslahat juga merupakan sesuatu hal yang dianggap dapat mendatangkan kebaikan, keselamatan, faedah serta dapat mendatangkan kegunaan (Al-Syathibi: 1997). Sedangkan pembahasan maslahat dari hakikatnya ada sebagai berikut beberapa pernyataan menjelaskan bahwa Hakikat dari kemaslahatan merupakan segala bentuk kebaikan serta manfaat yang memiliki dimensi integral duniawi dan ukhrawi.
10 Manajemen Bisnis Syariah 4. Plchmcj T[’[qoh (Tifiha-menolong) Pembahasan yang berkaitan dengan Ideologi manusia dalam kontek kekayaan yang disimbolkan dengan materi atau sederhananya uang terdiri dari dua bentuk yang sangat menonjol perbedaannya diantaranya adalah materialisme dan spritualisme. Namun dalam kontek ini pembahsan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan manusia lainnya untuk melakukan kegiatan ekonomi atau hal yang lainnya yang berkaitan dengan kehidupan maka ekonomi syariah g_gcfcec Plchmcj T[’[qoh [n[o nifiha g_hifiha. T[’[qoh m_][l[ B[b[m[ e[n[ T[’[qoh ^[j[n ^c[lnce[h sebagai interaksi tolong-menolong dalam kebajikan. Dcg[h[ e[n[ T[’[qoh cno m_h^clc g_loj[e[h qodo^ ^[lc sikap tolong-menolong untuk membantu sesama (Afandi, 2022). Namun dilihat dari hal lain secara sederhana, T[’[qoh g_loj[e[h mce[j ^[h jl[ence ^[f[g g_g\[hno m_m[g_ [n[o il[ha f[ch. T[’[qoh chc [e[h m[ha[n \[ce sekali jika diterapkan dalam semua instrument kehidupan dimana Suatu masyarakat sudah pasti akan merasa nyaman serta sejahterah, jika di dalam fchaeoha[h e_bc^oj[h n_ln[h[g mce[j T[’[qoh m[no m[g[ lain (Zulkarnain et al., 2020) 5. Prinsip Keseimbangan Beberapa prinsip yang berkaitan dengan ekonomi syariah diantanya adalah Prinsip keseimbangan dalam sistem ekonomi syariah yang di dalamnya mencakup berbagai aspek; seperti keseimbangan dalam sektor keuangan dan juga dalam sektor riil. Prinsip ini juga
Manajemen Bisnis Syariah 11 tidak hanya diarahkan terhadap pengembangan pengembangan sektor bidang korporasi saja namun prinsip keseimbangan juga diarahkan kepada pengembangan sektor usaha kecil dan juga sektor usaha mikro sebagai bentuk keseimbangan dari beberapa sektor ekonomi yang juga sangat diperhatikan oleh sistem ekonomi syariah (Mursal, 2015) C. Dasar Hukum Sistem Ekonomi Syariah Berbicara mengenai kata dasar hukum jika dilihat dari rujukannya maka dasar hukum artinya payung hukum atau regulasi, undang-undang ataupun aturan, yang akan menjadi bentuk rujukan dalam pengambilan sebuah keputusan. Kemudian setiap ilmu pengetahuan sudah pasti memiliki dasar yang dijadikan sebuah acuan supaya ilmu atau sistem tersebut tetap pada jalan yang tidak menyimpang atau jalan yang benar agar dapat memberikan dampak yang baik serta bermanfaat bagi semua yang mempelajarinya atau yang menggunakannya. Demikian pula dengan konsep atau sistem ekonomi syariah yang juga memiliki beberapa landasan hukum, antara lain : 1. Al-Qol’[h Secara etimologi terkait dengan kitab suci yakni AlQol’[h s[ha g[h[ ecn[\ chc \_l[m[f ^[lc \[b[m[ Al[\ yang berasal dari kata Mashdar Q[l[’[-Yaqrau-Qol’[h[h yang berarti bacaan, Kitab Suci ini diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW (Muhammad Yasir, 2016) AshShabuni Menjelaskan bahwa Al-Qol’[h g_loj[e[h firman dari Allah SWT, yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW melalui perantara malaikat
12 Manajemen Bisnis Syariah Jibril (Hidayat et al., 2018). Maka dengan demikian tidak ada lagi yang perlu diragukan oleh siapapun bahwa sumber hukum Islam yang tertinggi adalah Al-Qol’[h, begitu juga dengan segala sesuatu yang bernafaskan Islam sudah pasti bahwa landasan hukumnya adalah AlQol’[h. M[e[ ^_ha[h ^_gcec[h nc^[e \_l\_^[ ^_ha[h keterangan diatas bahwa sistem ekonomi syariah juga menjadikan Al- Qul’[h m_\[a[c \_hnoe [nol[h [n[o regulasi serta sumber hukum utama dalam sistem ekonomi syariah. 2. Hadits Kemudian sumber hukum yang selanjutnya dalam sistem ekonomi syariah adalah Hadis. Jika dilihat Secara etimologinya dari kata Hadis, dapat kita ketahui bahwa hadis merupakan kata benda atau isim yang berawal dari kata al-Tahdis yang berarti pembicaraan (Rofiah, 2018) Pada dasarnya hadis merupakan sesuatu hal yang berasal dari perkataan dan juga perbuatan Nabi Muhammad, SAW. Kemudian semua umat Islam sudah pasti akan mengetahuinya bahwa hadis merupakan sumber hukum ke dua setelah Al-Qol’[h, m_\[a[cg[h[ s[ha mo^[b banyak dipelajari dan disebarkan di seluruh penjuru dunia bahwa sumber pokok hukum Islam adalah AlQol’[h ^[h b[^cm. Scmn_g Eeihigc ms[lc[b g_haao[he[h hadis sebagai landasan hukum kedua setelah Al-Quran, dimana hadis digunakan untuk menyempurnakan penjelasan dari Al-Qol’[h. 3. Idg[’ M_holon B[b[m[ K[n[ cdg[’ \_l[lnc e_\of[n[h n_e[^ n_lb[^[j mo[no j_lmi[f[h’ [n[o e_m_j[e[n[h n_hn[ha
Manajemen Bisnis Syariah 13 mo[no g[m[f[b’. S_^[hae[h dce[ ^cfcb[n ^[lc cstilah maka Idg[’ g_holon cmncf[b ombof Fckb, m_\[a[cg[h[ s[ha doa[ ^ce_goe[e[h if_b A\^of K[lcg Z[c^[h, \[bq[ cdg[’ g_loj[e[h ‚e_m_j[e[n[h j[l[ godn[bc^ ^[lc e[f[ha[h og[n Imf[g n_hn[ha boeog ms[l[’ j[^[ mo[no g[m[ setelah Rasulullah wafat (Rofiah, 2018). Dari penjelasan ini menernagkan bahwa selain sumber hukum utama dan kedua masih ada sumber hukum yang dijadikan rujukan dalam sistem ekonomi syariah yaitu s[cno cdg[’. Dcg[h[ Idg[’ chc g_loj[e[h j_h^[j[n [n[ojoh `[nq[- fatwa dari para ulama yang telah disepakati Bersama dan dianggap sebagai ulama yang kompeten dibidangnya atau diakui kredibilitasnya sebagai ulama yang dapat menentukan hukum suatu permasalahan yang tentunya tidak bertentangan dengan Al-Qol’[h ^[h H[^cm m_ln[ berlandaskan pada AL-Qol’[h. 4. Qiyas Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Sumber hukum Islam yang disepakati jumhur ulama adalah pertama Al-Qur‟an, kemudian Hadits, serta Ijma‟ dan Qiyas. Berbicara mengenai Qiyas yang merupakan suatu bentuk cara penggunaan ra‟yu dalam Upaya untuk menggali hukum syara‟ yang mana dalam nash alQur‟an dan sunnah tidak menetapkan hukumnya secara jelas (Muslimin, 2019). Seperti mislanya dalam transaksi Jual beli online. Dari penjabaran sumber hukum yang digunakan dalam sistem ekonomi syariah sangat lengkap dan tidak diragukan lagi keabsahannya. Maka Inilah yang membuat sistem ekonomi syariah memiliki kekuatan serta performa yang benar-benar baik untuk mengatur
14 Manajemen Bisnis Syariah perekonomian jika diterapkan dengan baik dan sesuai dengan tuntunan yang berlaku. D. Peran dan Perkembangan Sistem Ekonomi Syariah Beberapa pendapat ekonom yang membahas tentang ekonomi syariah menyatakan bahwa ekonomi syariah bukan merupkan hasil gabungan atau hasil perpaduan ekonomi lainnya. Sebagaimana yang paparkan oleh Muhammad Abdul Mannan dimana beliau menjelaskan bahwa Ekonomi Syariah yang merupakan sebuah ilmu dalam bidang keilmuan sosial di mana di dalamnya ekonomi syariah ini membahas terkait dengan permasalahan ekonomi umat yang didasari melalui nilai-nilai ajaran Islam (Iswanto, 2022) Ekonomi Syariah juga bukan hanya sekedar etika dan nilai yang bersifat normatif, akan tetapi juga bersifat positif. Karena di dalamnya mengkaji berbagai macam aktivitas aktual manusia (Batubara, 2012) sebagaimana yang kita ketahui bagwa Islam sedemikian rupa mengatur permasalahan ekonomi umatnya, namun dalam implementasinya ekonomi dibeberapa negara tidak maksimal karena beberapa oknum pemegang kekuasaan atau pelaksana kebijakan kadang tidak sesuai dengan ketentuan atau bahkan mengalami kegagalan karena Banyak faktor yang menjadi penyebab kegagalan sehingga Kemiskinan dan kesenjangan banyak terjadi dimana-mana, maka dengan demikian Ekonomi syariah yang hadir merupakan solusi untuk merubah adanya ketidakpedulian orang-orang kaya yang menyebabkan orang miskin semakin terjerat pada lingkaran kemiskinannya (Suardi, 2021) Islam menganjurkan bahwa hart aitu tidak boleh hanya berputar diantra orang kaya saja. Munculnya sistem ekonomi syariah
Manajemen Bisnis Syariah 15 menjadi sebuah solusi untuk ekonomi yang berkeadilan dan tidak memisahkan antara sikaya dan simiskin, dimana sistem ekonomi ini menempatkan manusia bukanlah sebagai sentral akan tetapi sebagai hamba tuhan atau dalam hal ini abid yang wajib mengabdi serta mengemban tugas sebagai khalifah di muka bumi (Ade, 2009). Kemudian Perkembangan Ekonomi Islam di negara-negara di Asia termasuk Indonesia saat ini sudah mulai diakui dan memasuki pada lapisan bawah Masyarakat serta dikenal dan disetujui oleh Masyarakat secara lauas, mengingat banyaknya bermunculan bank-bank yang menggunakan konsep syariah menjadi sebuah tanda bahwa masyarakat telah mengerti sistem-sistem dalam ekonomi syariah secara bertahap dan peningkatannya dianggap signifikan. Perkembangan ekonomi syariah juga didorong oleh pelembagaan secara resmi dalam beberapa Lembaga keuangan yang menggunakan sistem syariah salah satu bentuk perkembangannya adalah dengan Berdirinya salah satu Lembaga keuangan yakni Islamic Development Bank (IDB) yang didirikan pada tahun 1975 pendirian Lembaga keuangan ini juga merupakan sebuah awal terjadinya pemicu berdirinya bank-bank yang menggunakan sistem syariah di belahan dunia termasukan negara kita Indonesia (Bangsawan, 2017). Perkembangan Ekonomi Islam di Asia juga sangat pesat dan signifikan dengan berdirinya beberapa perbankan khususnya di Asia Tenggara, Pesatnya Pertumbuhan perbankan yang menggunakan sistem syariah atau perbankan Islam di Asia Tenggara juga merupakan bentuk perkembangan ekonomi syariah yang baik untuk kemajuan perekonomian negara-negara di Asi. Menurut data statistik yang menunjukkan bahwa perkembangannya perbankan di Asia Tenggara telah menjadikannya Asia
16 Manajemen Bisnis Syariah merupakan salah satu pusat pengembangan industri keuangan Islam secara global (Ghozali et al., 2019).
Manajemen Bisnis Syariah 17 BAB 2 RUANG LINGKUP BISNIS
18 Manajemen Bisnis Syariah A. Gambaran Umum Bisnis Kegiatan ekonomi meliputi beberapa bentuk kegiatan utama, yakni kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi, secara umum, pelaku utama dalam kegiatan tersebut adalah pemilik usaha, bisnis, dan perusahaan-perusahaan. Secara definitif, bisnis didefinisikan sebagai bentuk kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk menghasilkan, membeli, dan menjual barang dan jasa yang menguntungkan. Kegiatan bisnis dilakukan oleh seorang atau sekelompok individu, dalam prosesnya kegiatan bisnis meliputi aspek seperti produksi, pemasaran, manajemen keuangan, manajemen sumber daya manusia, serta interaksi dengan pelanggan atau costumer relations. Di era modern bentuk bisnis menjadi semakin beragam, yang mana kini bisnis memiliki yang disebut dengan franchise, reseller, dan dropshipper. Berbagai jenis bisnis di era modern menjadi semakin beragam, banyak tuntutan pasar terkait produk-produk berhasil meningkatkan dan menambah spesialisasi. Termasuk diantaranya adalah syariah, atau bisnis yang beroperasi dengan menerapkan prinsip-prinsip dan nilainilai keislaman, di negara dengan mayoritas penduduk islam seperti Indonesia, bisnis yang beroperasi secara syariah, dan memiliki beberapa aspek penunjang seperti label halal, menjadi sebuah bentuk nilai tambah, dikarenakan bagi umat Islam, mereka tidak lagi ragu-ragu untuk mengkonsumsi produk yang diperjualbelikan oleh usaha tersebut. Dalam hal ini, aspek seperti manajemen bisnis tidak kalah penting kedudukannya dengan label syariah itu sendiri, dikarenakan suatu bisnis dapat berjalan dengan baik apabila memiliki manajemen yang baik.
Manajemen Bisnis Syariah 19 Urgensi manajemen bisnis merupakan sebuah aspek krusial dalam menjalankan bisnis, dengan adanya manajemen yang baik dalam sebuah bisnis, bisnis akan lebih teratur dan terarah, manajemen bisnis tentu memiliki tujuan untuk mencapai hasil yang efisien dan efektif dalam bisnis, beberapa fungsi utama manajemen bisnis diantaranya adalah (Riyadi, 2015): 1. Perencanaan. Proses ini berkaitan erat dengan penetapan arah dan tujuan bisnis, proses ini berperan penting, sebagaimana dari sini, bisnis akan merumuskan tujuan dan apa yang hendak dicapai dalam jangka panjang. 2. Pengorganisasian. Proses ini sangat krusial untuk mengatur dan menentukan bahwa setiap urusan pada bisnis tersebut memiliki tugas masing-masing , dengan demikian setiap bagian pada suatu usaha akan memiliki manajemen yang baik. 3. Penggerakan. Proses ini merupakan proses dimana pimpinan dalam suatu bisnis menggerakan SDM untuk mencapai tujuan perusahaan. 4. Pengendalian. Proses ini berfungsi untuk memastikan segala aktivitas dalam bisnis tersebut berjalan dengan baik dan telah sesuai dengan standarisasi dan regulasi yang ditentukan oleh perusahaan. 5. Koordinasi. Sama halnya dengan pengendalian, koordinasi berfungsi untuk mengarahkan agar seluruh bagian pada sebuah perusahaan berfungsi dengan baik, dan lebih jauh, untuk mendeteksi apabila terdapat malfungsi atau ketidaksesuaian dalam perusahaan untuk
20 Manajemen Bisnis Syariah segera diatasi. Aspek ini juga sangat penting dikarenakan manajemen perusahaan tidak selalu berjalan lancar dan sesuai dengan harapan. Urgensi manajemen bisnis dalam Islam terletak pada pentingnya mengimplementasikan prinsip-prinsip syariah dalam setiap aspek pengelolaan bisnis. Manajemen bisnis syariah yang baik, diharapkan mampu menciptakan bisnis yang berkualitas dan berdaya saing tinggi, hal ini mengcakup bimbingan pada sumber daya manusia, penciptaan struktur yang baik, dan pengawasan secara optimal. Implementasi strategi manajemen bisnis syariah yang baik mencakup perencanaan kerjasama dengan instansi eksternal, pembagian jobdesk yang sistematis, bimbingan dan arahan motivasi yang maksimal, evaluasi bulanan secara rutin, serta akuntabilitas keuangan secara transparansi. Faktor pendukung SDM seperti peningkatan kerja sama dengan pemasok bahan baku juga penting untuk meminimalisir kegagalan dan mengoptimalkan keberhasilan usaha. Secara keseluruhan, urgensi manajemen bisnis dalam Islam terutama terkait dengan penciptaan nilai tambah ekonomi yang selaras dengan nilai-nilai Islam, yang tidak hanya berfokus pada keuntungan materi tetapi juga pada kesejahteraan sosial dan pengembangan spiritual individu yang terlibat (Halimah & Rahman, 2023). B. Ruang Lingkup Bisnis Syariah Ruang lingkup bisnis syariah mencakup berbagai sektor ekonomi dan industri yang beroperasi sesuai dengan prinsipprinsip syariah Islam. Prinsip-prinsip ini mencakup larangan terhadap riba (bunga), gharar (ketidakpastian atau spekulasi
Manajemen Bisnis Syariah 21 yang berlebihan), maysir (perjudian), serta larangan terhadap investasi dalam bisnis yang dianggap haram, seperti perusahaan yang terlibat dalam produksi alkohol atau perjudian: 1. Perbankan Syariah Perbankan syariah adalah sistem perbankan yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam, yang melarang penerimaan atau pembayaran bunga (riba) atas pinjaman uang. Perbankan syariah juga menekankan pada aspek keadilan dalam transaksi dan menghindari praktik yang dianggap spekulatif atau merugikan salah satu pihak. Transaksi dalam perbankan syariah harus memiliki underlying asset atau aktivitas ekonomi yang nyata, dan risiko serta keuntungan dari transaksi tersebut dibagi antara semua pihak yang terlibat. Perbankan syariah berupaya untuk mencapai tujuan-tujuan syariat yang bertujuan untuk kemaslahatan manusia, seperti menjaga dan mengalokasikan dana nasabah dengan cara yang baik dan halal, serta menerapkan sistem zakat secara transparan. Manajemen bisnis pada perbankan syariah terfokus pada tujuan-tujuan umum syariah untuk kemaslahatan manusia. Dalam konteks perbankan, ini berarti mengelola dan mengalokasikan dana nasabah dengan cara yang baik dan halal, serta menerapkan sistem zakat yang transparan. Bank syariah menawarkan produk dan layanan yang dirancang untuk mencapai kesejahteraan sosial dan kemakmuran ekonomi, sambil tetap mematuhi nilai-nilai Islam. Manajemen bisnis bank syariah juga melibatkan pengawasan yang ketat untuk
22 Manajemen Bisnis Syariah memastikan kepatuhan terhadap prinsip syariah, yang diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah. Produk dan layanan yang ditawarkan, seperti pendanaan dan pembiayaan, harus berdasarkan akad-akad syariah seperti mudharabah, musyarakah, murabahah, dan istisna. Selain itu, bank syariah harus mengelola risiko dengan cara yang menghindari ketidakpastian (gharar) dan spekulasi (maysir), serta membagi risiko dan keuntungan antara bank dan nasabah sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan dalam akad. Pengembangan sumber daya manusia juga penting, dengan memastikan bahwa karyawan bank memahami prinsip-prinsip syariah dan dapat menerapkannya dalam operasional sehari-hari. Manajemen bisnis bank syariah juga harus memperhatikan aspek keadilan dan keseimbangan dalam semua transaksi untuk memastikan bahwa tidak ada pihak yang dirugikan (Febriadi, 2017). 2. Keuangan Syariah Keuangan syariah merujuk pada sistem keuangan yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Ini mencakup lembaga dan produk yang menghindari praktik riba (bunga), yang dilarang dalam Islam, dan memastikan bahwa semua transaksi dilakukan sesuai dengan norma-norma etika dan nilainilai Islam. Lembaga Keuangan Syariah (LKS) adalah contoh dari entitas dalam sistem keuangan syariah yang menawarkan produk dan layanan yang sesuai dengan hukum syariah, termasuk bagi hasil, pembiayaan berbasis aset, dan investasi dalam bisnis yang halal.
Manajemen Bisnis Syariah 23 Menurut Budiono (2017) Manajemen bisnis syariah dalam keuangan syariah memerlukan pendekatan yang unik dan berbeda dari manajemen bisnis konvensional, karena harus memastikan bahwa semua operasi dan transaksi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Lembaga Keuangan Syariah (LKS) harus menghindari riba, gharar, dan maysir, serta mematuhi fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN). Dewan Pengawas Syariah (DPS) memainkan peran kunci dalam memberikan nasihat dan saran kepada direksi untuk memastikan bahwa kegiatan lembaga tetap dalam koridor syariah. Sistem tata kelola syariah atau shariah governance (SG) merupakan bagian integral dari manajemen bisnis syariah, yang mencakup keberadaan dewan syariah sebagai bagian dari struktur organisasi perusahaan. Tujuan utama dari manajemen bisnis syariah adalah untuk memastikan bahwa LKS beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, tidak hanya sebagai tampilan untuk menarik dana masyarakat, tetapi juga dalam praktik sehari-hari. 3. Investasi Syariah Investasi syariah didefinisikan sebagai penanaman dana atau penyertaan modal untuk suatu bidang usaha tertentu yang kegiatannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, baik dari segi objek maupun prosesnya. Investasi ini harus bebas dari unsur-unsur seperti maysir (spekulasi), gharar (ketidakpastian), dan riba (bunga). Investasi syariah juga harus mematuhi aturan-aturan yang ditetapkan oleh kaidah fikih muamalah dan kesepakatan para ulama yang tertuang
24 Manajemen Bisnis Syariah dalam fatwa. Selain itu, investasi syariah juga dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang tidak hanya berorientasi pada profit semata, tetapi juga mempertimbangkan nilai kemashlahatan dan falah, yang berarti keuntungan di dunia dan akhirat. Manajemen bisnis pada investasi syariah mengedepankan prinsip-prinsip yang sesuai dengan syariah Islam, yang meliputi kepatuhan terhadap hukum syariah dalam semua aspek operasional dan keuangan. Setiap transaksi harus didasarkan pada akad yang jelas dan bebas dari unsur riba, maysir, dan gharar, serta harus dilakukan dengan transparansi dan keadilan bagi semua pihak yang terlibat. Dalam hal pembagian risiko dan keuntungan, investasi syariah menerapkan sistem bagi hasil, di mana risiko dan keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan, seperti dalam akad mudarabah. Manajemen bisnis syariah juga memastikan bahwa ada pengawasan syariah yang ketat, biasanya melalui Dewan Pengawas Syariah, untuk memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah. Selain itu, manajemen risiko dilakukan dengan cara yang adil dan transparan, memastikan bahwa risiko yang diambil tidak melanggar prinsip syariah. Investasi syariah juga menekankan pada pertumbuhan yang berkelanjutan dan tanggung jawab sosial, dengan tujuan tidak hanya mencari keuntungan materi tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan distribusi harta yang lebih luas (Inayah, 2020).
Manajemen Bisnis Syariah 25 4. Perdagangan Syariah Perdagangan syariah adalah praktik perdagangan yang berbasis pada hukum Islam, di mana objek jual beli dalam suatu transaksi adalah manfaat suatu barang dan pelayanan jasa yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Ini mencakup berbagai jenis transaksi yang tidak hanya terbatas pada lembaga keuangan, tetapi juga meliputi inovasi produk dalam muamalah bisnis perdagangan syariah, seperti jual beli pulsa syariah dan pelayanan jasa transportasi seperti ojek syariah. Manajemen bisnis syariah pada perdagangan syariah melibatkan pengaturan dan pengelolaan aktivitas bisnis yang sesuai dengan prinsip-prinsip hukum Islam. Dalam konteks ini, manajemen harus memastikan bahwa seluruh aspek operasional, termasuk kontrak muamalah, berlandaskan pada syariat Islam. Hal ini mencakup transparansi dalam transaksi, keadilan dalam pembagian keuntungan dan risiko, serta penghindaran dari unsurunsur yang dilarang seperti riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maisir (spekulasi). Dalam praktiknya, manajemen bisnis syariah harus mengimplementasikan kontrak-kontrak dasar yang diakui dalam hukum Islam, seperti Murabaha (penjualan dengan margin keuntungan yang disepakati), Ijarah (sewa atau leasing), Salam (pembelian berjangka), dan Istishna (kontrak manufaktur). Manajemen juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pembagian keuntungan dengan mitra bisnis, seperti pada kasus ojek syariah, dilakukan sesuai dengan prinsip bagi hasil yang adil dan telah disepakati bersama. Selain itu, manajemen
26 Manajemen Bisnis Syariah bisnis syariah juga harus memperhatikan aspek sosial dan etika dalam bisnis, seperti kepedulian terhadap lingkungan, keadilan sosial, dan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, manajemen bisnis syariah tidak hanya fokus pada pencapaian keuntungan, tetapi juga pada penciptaan nilai yang berkelanjutan dan manfaat yang lebih luas bagi seluruh pemangku kepentingan (Kurniawan, 2017). 5. Asuransi Syariah Asuransi syariah adalah sistem asuransi yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Ini melibatkan mekanisme saling melindungi dan tolongmenolong di antara sejumlah orang atau pihak yang berpartisipasi dalam dana investasi yang dikelola sesuai dengan hukum syariah. Dana tersebut biasanya dikumpulkan melalui kontribusi atau pembayaran tabarru' (donasi) oleh para peserta, yang kemudian digunakan untuk memberikan perlindungan finansial kepada anggota yang membutuhkan karena mengalami kerugian atau kerusakan. Manajemen bisnis syariah pada asuransi syariah mengedepankan prinsip-prinsip syariah dalam setiap aspek operasionalnya, mulai dari pengumpulan dana, pengelolaan risiko, hingga distribusi keuntungan. Dana yang dikumpulkan dari peserta asuransi syariah dikelola berdasarkan akad-akad yang sesuai dengan syariah, seperti mudharabah (bagi hasil) atau wakalah (biaya jasa), di mana pengelolaan dana tersebut harus terbebas dari unsur riba, gharar, maisir, dan hal-hal yang dilarang dalam Islam. Dewan Pengawas Syariah (DPS) memiliki
Manajemen Bisnis Syariah 27 peran penting dalam memastikan bahwa setiap kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan asuransi syariah selalu sesuai dengan prinsip syariah, termasuk dalam hal produk yang ditawarkan dan cara pengelolaan klaim. Selain itu, asuransi syariah juga harus memperhatikan maqashid syariah, yaitu tujuan-tujuan syariah yang melindungi kepentingan umat, seperti perlindungan jiwa, akal, dan harta benda, yang merupakan bagian dari kemaslahatan yang diupayakan dalam ekonomi Islam. Manajemen bisnis syariah pada asuransi syariah tidak hanya fokus pada aspek finansial semata, tetapi juga pada aspek sosial dan spiritual, dengan menekankan pentingnya tolong-menolong dan saling melindungi di antara peserta (Priyatno, 2020). 6. Perdagangan Syariah Fintech syariah adalah inovasi dalam industri jasa keuangan yang memanfaatkan teknologi untuk menjalankan transaksi keuangan sesuai dengan prinsipprinsip Islam. Ini termasuk penerapan prinsip-prinsip syariah dalam transaksi, seperti menghindari riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maysir (perjudian), serta memastikan bahwa semua kegiatan operasional dan produk keuangan sesuai dengan syariah. Fintech syariah mencakup berbagai layanan seperti Peer-to-Peer Lending (P2P), crowdfunding, dan layanan keuangan lainnya yang telah mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan mematuhi regulasi yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Manajemen bisnis syariah pada fintech syariah melibatkan penerapan prinsip-prinsip syariah dalam
28 Manajemen Bisnis Syariah semua aspek operasional dan keputusan bisnis. Hal ini mencakup pengawasan oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertugas sebagai penasihat dan pemberi saran mengenai aspek syariah, serta sebagai mediator antara penyelenggara fintech syariah dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dalam hal pengembangan produk dan layanan yang memerlukan kajian dan fatwa. Selain itu, lingkungan kerja dan budaya perusahaan harus sesuai dengan syariah, dan bisnis yang dibiayai tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah. Fintech syariah juga harus memastikan bahwa semua sumber pendanaan berasal dari cara yang sah dan tidak melanggar prinsip syariah. Manajemen bisnis syariah pada fintech syariah juga harus mematuhi regulasi yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan memenuhi ketentuan yang berlaku, termasuk memiliki payung hukum yang jelas sebagai dasar pelaksanaan layanan keuangan berbasis teknologi informasi yang berdasarkan syariah. Dengan demikian, manajemen bisnis syariah pada fintech syariah tidak hanya fokus pada aspek teknologi dan keuangan, tetapi juga pada kepatuhan terhadap hukum syariah dan etika bisnis Islam (Madani, 2021).
Manajemen Bisnis Syariah 29 BAB 3 PERILAKU DAN TUJUAN BERBISNIS
30 Manajemen Bisnis Syariah erilaku dan tujuan berbisnis merupakan aspek penting dalam kajian ekonomi Islam. Islam memandang aktivitas ekonomi tidak sekadar untuk mengejar keuntungan materi semata, tetapi juga memiliki dimensi spiritual dan sosial. Oleh karena itu, perilaku pelaku ekonomi Muslim dalam berbisnis harus dilandasi nilai-nilai etika seperti keadilan, kejujuran, dan tanggung jawab sosial. Perilaku bisnis adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh pelaku bisnis dalam rangka mencapai tujuan bisnis. Perilaku bisnis dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Beberapa pendapat para ahli Indonesia tentang pengertian perilaku bisnis: 1. Menurut Sumarni, perilaku bisnis adalah "pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan pengetrapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis." 1 2. Menurut Muslich, perilaku bisnis adalah "serangkaian aktivitas dan interaksi yang dilakukan oleh pelaku bisnis dalam rangka mencapai tujuan bisnis." 2 3. Menurut Soemitra, perilaku bisnis adalah "suatu tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh pelaku bisnis dalam rangka mencapai tujuan bisnis." 3 1 Sumarni, E, Etika Bisnis, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, Hal.09. 2 Muslich, M, Etika Bisnis: Teori dan Aplikasi, Grasindo, Jakarta, 2004, Hal.09. 3 Soemitra, A, Manajemen Bisnis, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2009, Hal.10. P
Manajemen Bisnis Syariah 31 4. Menurut Handoko, perilaku bisnis adalah "serangkaian tindakan yang dilakukan oleh pelaku bisnis dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi." 4 5. Menurut Djajadisastra, perilaku bisnis adalah "suatu tindakan yang dilakukan oleh pelaku bisnis dalam rangka mencapai tujuan bisnis, baik tujuan ekonomi maupun tujuan sosial." 5 Dari berbagai pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku bisnis adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh pelaku bisnis dalam rangka mencapai tujuan bisnis, baik tujuan ekonomi maupun tujuan sosial. Perilaku bisnis dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. A. Perilaku Berbisnis dalam Islam Islam mengajarkan bahwa dalam aktivitas ekonomi, seorang Muslim harus bersikap adil, menepati janji, tidak curang, tidak menipu, dan menjauhi praktik riba. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: "Pedagang yang jujur dan terpercaya akan bersama para nabi, orang-orang yang benar, dan para syuhada." (HR. Tirmidzi). Hal ini menunjukkan Islam sangat menekankan kejujuran dalam berbisnis. 4 Handoko, T. H, Manajemen Edisi 22, BPFE, Yogyakarta, 2012, Hal.20. 5 Djajadisastra, M, . Etika Bisnis & Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Jakarta, Mitra Wacana Media, 2012, Hal.22.
32 Manajemen Bisnis Syariah Selain itu, Islam juga mengajarkan pentingnya kerjasama dan tolong menolong dalam berbisnis. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: ‚Aff[b m_h[hnc[m[ menolong hamba-Nya selama hamba tersebut suka menolong m[o^[l[hs[.‛ (HR. Muslim). Ini menunjukkan pentingnya tolong menolong dan mengutamakan kepentingan orang lain dalam bisnis.6 Baiklah, berikut adalah tulisan terperinci tentang prinsip-prinsip dasar perilaku berbisnis dalam Islam dan perilaku individu dalam berbisnis menurut Islam: 1. Pengertian Prinsip-Prinsip Berbisnis dalam Islam Prinsip-prinsip berbisnis dalam Islam merupakan pedoman dan aturan main dalam menjalankan aktivitas perdagangan atau bisnis berdasarkan Al-Quran dan Hadis. Prinsip ini bertujuan agar aktivitas ekonomi dan bisnis yang dilakukan senantiasa sejalan dengan nilainilai syariah. 2. Penjelasan Prinsip-Prinsip Berbisnis dalam Islam Ada beberapa prinsip utama dalam berbisnis menurut Islam, yaitu: a. Pelaku bisnis harus beragama Islam Pelaku bisnis harus memeluk dan menjalankan syariat Islam, bukan kafir atau musyrik. dalam hal ini, pelaku bisnis harus beragama Islam. Dalam Islam, tidak ada larangan bagi non-Muslim untuk berbisnis selama 6 Basri, M. Hasan, Terjemahan Sunan Tirmidzi. Jilid 1, Pedoman Ilmu Khoirun, Jakarta, 2017, Hal. 373.
Manajemen Bisnis Syariah 33 mengikuti aturan main yang sesuai syariah. Allah Azza Wa Jalla berfirman dalam Al-Qur'an:7 ن َ أ ْ ً ُ ِن ر ََٰ َ ِدي ّ ٌِ ً ُ ٔن ُ ِج ر ْ خ ُ ي ْ ً َ ى َ ِ و دذ ّ ِى ٱلِد ف ْ ً ُ ٔن ُ ِي خ ََٰ ل ُ ي ْ ً َ ى َ ِذدذ َّ ٱل ِ َ َ ؼ َه ٱَلل ُ ً ُ ىَٰه َ ٓ ْ ِ َ ا ي َّ ل ِصِطين ْ ل ُ ٍ ْ ُّب ٱى ِح ُ ي ََ ٱَلل َّ ِن إ ْ ً ِ ٓ ْ ي َ ى ِ إ ٔٓا ُ ِصط ْ ل ُ ح َ و ْ ً ُ وْ ُّ د َ ب َ ح "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama" (QS AlMumtahanah:8) b. Transaksi bisnis harus dilakukan secara sukarela Tidak ada unsur paksaan dan tekanan dalam berbisnis. Semua pihak menyetujui transaksi tersebut dengan ridha. Transaksi bisnis harus dilakukan atas dasar kerelaan kedua belah pihak tanpa tekanan dan keterpaksaan. berdasarkan hadits nabi,8 " )رواه اىبيٓقي(. ِ ار َ ِخي ْ ال ِ ة ُ ػ ُّ ي َ ب ْ ا اى َ ٍ َّ ُ ِ كال رشٔل اَلل غلى اَلل ملحّ وشيً: "إ R[mofoff[b Sb[ff[bo ‘Af[cbc W[mm[f[g \_lm[\^[: "Sesungguhnya jual beli harus dilakukan atas dasar suka sama suka." (HR. Al-Baihaqi) 7 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta, Sigma Examedia Arkanleema, 2009, Hal.548. 8 Al-Baihaqi, Sunan al-Baihaqi al-Kubra, Juz 5, Beirut, Dar al-Kotob al-Ilmiyah, 2003, Hal. 238.
34 Manajemen Bisnis Syariah c. Transaksi bisnis harus didasarkan pada kesepakatan kedua belah pihak Harus ada kejelasan akad dan kesepakatan dalam setiap transaksi, tidak ada penipuan. Transaksi bisnis memerlukan kejelasan kontrak dan kesepakatan bersama agar tidak ada penipuan di kemudian hari. Sebagaimana sabda Nabi,9 ُس كال رشٔل " )رواه ا َّ الج ُ ّ َ ٌِِ َ أ ْ َ َ ٌ ُّ ق َ ح ْ ال ُ ٌَِ ْ ؤ ُ ٍ ْ اَلل غلى اَلل ملحّ وشيً: "اى التدٌذي( ‚Ol[ha \_lcg[h m_d[nc [^[f[b il[ha s[ha bisa dipercaya." (HR. Tirmidzi) d. Menghormati hak-hak semua pihak Hak dan kewajiban masing-masing pihak harus dihormati dan dipenuhi. e. Menjaga keseimbangan antara kepentingan duniawi dan ukhrowi Mencari keuntungan duniawi boleh, namun tidak boleh melupakan kepentingan akhirat. Pada penjelasan poin 4 dan 5 sudah selaras dengan prinsip bisnis syariah. Hak semua pihak harus dijaga dan keseimbangan urusan dunia akhirat tetap menjadi j_lcilcn[m. D[fcfhs[ e_nce[ R[mofoff[b Sb[ff[bo ‘Af[cbc Wassalam Bersabda: 9 Isa bin, Muhammad, Sunan At-Tirmidzi, Juz 3, Beirut, Dar al-Fikr, 1983, Hal.613.
Manajemen Bisnis Syariah 35 ا ً د َ ة َ أ ِؽحض ُ َ ح َ م َّ ن َ أ َ ك َ اك َ ي ْ ن ُ لِد ْ و َ ٍ ْ كال رشٔل اَلل غلى اَلل ملحّ وشيً: "اؼ َ ِحم ِخرَ ِلآ ْ و َ ٍ ْ اؼ َ و ا" )رواه اةَ ٌاجّ ً د َ ن ٔتُ ُ ٍ َ ح َ م َّ ن َ أ َ ( ك "Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seakanakan kamu mati besok." (HR. Ibnu Majah) 3. Tujuan Prinsip Berbisnis dalam Islam Tujuan penerapan prinsip-prinsip ini adalah: a. Menjamin keadilan dan menghindari eksploitasi dalam bisnis. b. Menciptakan sistem ekonomi yang sehat dan beretika. c. Mendapatkan berkah dari Allah Azza Wa Jalla. 4. Pendapat Para Ahli Menurut Yusuf Qardhawi, bisnis dalam Islam merupakan kegiatan mulia apabila dilaksanakan sesuai tuntunan syariah karena membawa manfaat bagi banyak orang.10 Nur Chamid menyebutkan bahwa Islam mengatur perilaku ekonomi dengan sangat rinci untuk menciptakan keseimbangan hidup di dunia dan akhirat.11 10 Yusuf Qardhawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, terj. Didin Hafidhuddin dkk, Jakarta, Robbani Press, 1997, Hal.45. 11 Chamid,Nur, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2010, Hal.67.
36 Manajemen Bisnis Syariah a. Perilaku Individu dalam Berbisnis Menurut Islam Islam mengatur perilaku individu pelaku bisnis agar senantiasa beretika, yaitu: 1) Jujur dan amanah: Tidak berbohong, menepati janji, dan dapat dipercaya 2) Bertanggung jawab: Memperhatikan hak dan kewajiban semua pihak 3) Bebas dari riba, gharar, dan maysir: Menghindari transaksi riba, spekulatif, dan perjudian Dengan menerapkan perilaku bisnis yang baik ini, diharapkan aktivitas perekonomian umat terhindar dari hal-hal yang dilarang dan mendapat keberkahan dari Allah Azza Wa Jalla. B. Tujuan Berbisnis 1. Pengertian Tujuan Bisnis Tujuan bisnis adalah hasil yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan. Tujuan bisnis dapat didefinisikan sebagai "suatu keadaan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu". a. Menurut Winardi, tujuan bisnis adalah "suatu keadaan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang memberikan kepuasan kepada berbagai pihak yang berkepentingan." 12 12 Winardi, J, Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2002, Hal.13.
Manajemen Bisnis Syariah 37 b. Menurut Kasmir, tujuan bisnis adalah "suatu keadaan atau kondisi yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang memberikan kepuasan kepada berbagai pihak yang berkepentingan." 13 c. Menurut Freddy Rangkuti, tujuan bisnis adalah "suatu keadaan atau kondisi yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang memberikan kepuasan kepada berbagai pihak yang berkepentingan." 14 Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan bisnis adalah suatu keadaan atau kondisi yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang memberikan kepuasan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. 2. Tujuan Berbisnis dalam Islam Tujuan utama berbisnis dalam Islam adalah mencari rezeki yang halal dan diridhai Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Allah berfirman dalam Al-Qur'an: 13 Kasmir, Pengantar Manajemen, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2016, Hal.12. 14 Rangkuti, F, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2014, Hal.11.
38 Manajemen Bisnis Syariah ِج َ ِؾح ُ ا ك َ ذ ِ إ َ ف ٱ ُ ة َٰ ٔ َ ي ىػَّ َ فٱ وا ُ ِشر َ ُت ى ف ٱ ِض ِ ْ ر َ أ ْ ل َ وٱ ٔا ُ غ َ خ ْ ة ٌَِ ِ و ؾْ َ ف ٱ ِ َّ وٱ َلل َ وا رُ ُ ن ْ ذ ٱ ََ َلل ا ً ِيد ث َ ن ْ ً ُ ه َّ ل َ ؽ َّ ى ٔن ُ ِد ي ْ ف ُ ح Alnchs[: ‚Aj[\cf[ n_f[b ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu \_lohnoha‛. 15 Menuntut ilmu dan berdagang merupakan cara positif untuk mencari rezeki halal. Selain mencari keuntungan, berbisnis juga bertujuan untuk kemaslahatan masyarakat. Sebagai khalifah di bumi, manusia harus mengoptimalkan sumber daya alam yang dikaruniakan Allah untuk kesejahteraan bersama. Oleh karena itu, kegiatan produksi dan distribusi barang/jasa dalam Islam dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan semata menumpuk kekayaan. 3. Implementasi Prinsip Islam dalam Perilaku dan Tujuan Berbisnis Dalam implementasinya, perilaku dan tujuan berbisnis yang islami dapat diwujudkan melalui beberapa hal berikut: a. Menerapkan prinsip keadilan dalam transaksi bisnis, seperti tidak mengurangi timbangan, tidak melakukan penipuan, dan memberikan hak mitra bisnis dengan benar. 15 Diakses pada tanggal 29 November 2023 https://tafsirweb.com/10910-surat-aljumuah-ayat-10.html
Manajemen Bisnis Syariah 39 b. Menjunjung tinggi kejujuran, amanah, dan keterbukaan dalam semua aktivitas bisnis sesuai tuntunan agama. c. Menghindari praktik monopoli, menjual barang dengan harga wajar, dan tidak melakukan spekulasi untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. d. Melakukan tanggung jawab sosial dengan mengeluarkan zakat, infak, dan sedekah atas pendapatan yang diperoleh dari bisnis. e. Berinvestasi dan mengembangkan bisnis yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat, seperti membuka lapangan kerja dan memberdayakan ekonomi masyarakat.
40 Manajemen Bisnis Syariah
Manajemen Bisnis Syariah 41 BAB 4 SUMBER DAYA INSANI DAN ETOS KERJA DALAM SYARIAH
42 Manajemen Bisnis Syariah umber daya insani, sebagai aset utama dalam suatu masyarakat, memiliki peran sentral dalam menentukan arah perkembangan dan keberlanjutan pembangunan. Sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan, sumber daya insani bukan hanya diukur dari segi kuantitas, tetapi lebih penting lagi dari aspek kualitas. Bagaimana masyarakat mengelola dan mengembangkan potensi manusia menjadi kekuatan produktif yang berdaya saing, terutama dalam konteks syariah, menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan. Pemahaman terhadap pentingnya sumber daya insani dalam pengembangan masyarakat mengambil akar dari prinsip-prinsip Islam yang menganjurkan pentingnya pembinaan dan pemberdayaan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat yang mampu mengoptimalkan sumber daya insani dalam kerangka syariah akan mampu mencapai taraf kehidupan yang lebih baik dan adil. Konsep sumber daya insani memiliki akar dalam pemikiran klasik Islam, terutama diungkapkan dalam konsep fitrah (keadaan bawaan baik) dan kepercayaan bahwa setiap manusia memiliki potensi untuk berkembang dan memberikan kontribusi positif pada masyarakat. Pemikiran para filosof dan ulama Islam seperti Al-Ghazali (2000), menekankan pentingnya pendidikan dan pembinaan karakter untuk mencapai kehidupan yang bermakna. Konsep sumber daya insani memainkan peran penting dalam membentuk pemikiran pembangunan modern. Tokoh seperti Ibn Khaldun, dengan konsepnya tentang 'asabiyyah (solidaritas sosial), memberikan dasar bagi pemahaman bahwa keberlanjutan masyarakat bergantung pada kualitas hubungan S