The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini menjelaskan perkembangan terbaru dalam media pembelajaran modern, menyajikan metode-metode yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan efektivitas pembelajaran. Dari konsep desain multimedia hingga implementasi teknologi terkini, buku ini menjadi panduan berharga bagi pendidik dan pengembang kurikulum yang ingin memanfaatkan potensi media modern dalam proses pembelajaran.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-06-15 04:20:41

Media Pembelajaran Modern

Buku ini menjelaskan perkembangan terbaru dalam media pembelajaran modern, menyajikan metode-metode yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan efektivitas pembelajaran. Dari konsep desain multimedia hingga implementasi teknologi terkini, buku ini menjadi panduan berharga bagi pendidik dan pengembang kurikulum yang ingin memanfaatkan potensi media modern dalam proses pembelajaran.

Media Pembelajaran Modern 189 Comparative Study of Extraversion and Introversion P_lmih[fcns’, Psychological Studies, 67(4), pp. 549–559. Available at: https://doi.org/10.1007/s12646-022-00675- 6. Sukanya, G. and -, J.P. (2021) ‘A M_n[ Ah[fsmcm i` Ann_hncih Mi^_fm ih L_a[f Jo^ag_hn Pl_^c]ncih Ssmn_g’, International Journal of Advanced Computer Science and Applications, 12(2). Available at: https://doi.org/10.14569/IJACSA.2021.0120266. Sumbawati, M.S. et al. (2020) ‘Mihcnilcha [h^ Ep[fo[ncha Online Learning Using Online M_^c[’, ch Proceedings of the 2nd International Conference Innovation in Education (ICoIE 2020). Paris, France: Atlantis Press. Available at: https://doi.org/10.2991/assehr.k.201209.207. Tang, Y. [h^ H_q, K.F. (2017) ‘Umcha Tqcnn_l `il _^o][ncih: B_h_`c]c[f il mcgjfs [ q[mn_ i` ncg_?’, Computers & Education, 106, pp. 97–118. Available at: https://doi.org/10.1016/j.compedu.2016.12.004. Throuvala, M.A. et al. (2019) ‘S]biif-based Prevention for Adolescent Internet Addiction: Prevention is the Key. A Ssmn_g[nc] Lcn_l[nol_ R_pc_q’, Current Neuropharmacology, 17(6), pp. 507–525. Available at: https://doi.org/10.2174/1570159X16666180813153806. UNESCO (2011) Social Media and Education. UNESCO (2020) Policy Brief: Education During COVID-19 and Beyond". Zaki, A.R. and Viknaraj Sivabalan, T. (2020) THE PREVALENCE OF CYBERBULLYING AND ITS ASSOCIATED


190 Media Pembelajaran Modern FACTORS AMONG YOUNG ADOLESCENTS IN PENANG, MALAYSIA. Zab_c\, G.E. [h^ D[\\[ab, N. (2020) ‘Si]c[f M_^c[ L_[lhcha A]ncpcnc_m (SMLA): Igjfc][ncihm `il D_mcah’, Online Learning, 24(1). Available at: https://doi.org/10.24059/olj.v24i1.1967. Af Zio’\c, R.M. (2022) ‘Tb_ cgj[]n i` g_^c[ [h^ ch`ilg[ncih fcn_l[]s ih mno^_hnm’ []kocmcncih i` nb_ mecffm h__^_^ ni ^_n_]n `[e_ h_qm’, Journal of Media Literacy Education, 14(2), pp. 58–71. Available at: https://doi.org/10.23860/JMLE-2022-14-2-5.


Media Pembelajaran Modern 191 Tentang Penulis Nadhira Fasya Salsabila adalah gadis kelahiran asli kota Tarakan, Kalimantan Utara. Saat ini berkuliah di Universitas Negeri Yogyakarta dengan bantuan beasiswa LPDP Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Ia memiliki ketertarikan mendalam pada bidang Pendidikan dan sudah menggelutinya sejak duduk di bangku SMA. Selain perkuliahan, Nadhira juga aktif dalam bidang literasi dengan bergabung dalam komunitas dan aktif dalam penulisan karya fiksi dan non fiksi.


192 Media Pembelajaran Modern Pembelajaran Adaptif dan Personalisasi embelajaran adaptif dan personalisasi telah menjadi fokus utama dalam reformasi pendidikan modern karena kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan belajar individu siswa. Sistem pembelajaran adaptif menggunakan teknologi canggih seperti algoritma pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan untuk memantau kemajuan siswa secara real-time dan menyesuaikan materi belajar sesuai kebutuhan mereka. Dengan pendekatan ini, setiap siswa dapat menerima jalur belajar yang dipersonalisasi, yang memungkinkan mereka untuk belajar dengan cara yang paling sesuai dengan gaya dan kecepatan belajar mereka sendiri. Keunggulan ini tidak hanya meningkatkan efektivitas P


Media Pembelajaran Modern 193 pengajaran tetapi juga memperkaya pengalaman belajar siswa, membuatnya lebih relevan dan menarik (Taylor, et al., 2021). Pendidikan konvensional seringkali menghadapi berbagai tantangan yang dapat menghambat pencapaian hasil belajar yang optimal. Metode pengajaran yang seragam dan generik tidak selalu efektif dalam menangani beragam kebutuhan dan kemampuan siswa. Hal ini dapat menyebabkan beberapa siswa tertinggal sementara yang lain merasa bosan karena materi yang disampaikan tidak sesuai dengan tingkat pemahaman mereka (Hartini, S., Bhakti, C. P., Kurniawan, S. J., & Fitri, P. N., 2021). Selain itu, kelas dengan jumlah siswa yang besar menyulitkan guru untuk memberikan perhatian individu kepada setiap siswa. Kekurangan dalam pendekatan ini mengarah pada tingkat motivasi yang rendah, peningkatan tingkat drop-out, dan hasil belajar yang tidak merata (Bhakti, C. P., Urbayatun, S., Suyatno, I. M., Sulisworo, D., Ghiffari, M. A. N., & Yanto, P. N. F., 2021). Pembelajaran yang dipersonalisasi dan adaptif menawarkan berbagai manfaat yang signifikan dan memiliki potensi besar untuk masa depan pendidikan (Bhakti, C. P., Farozin, M., & Suwarjo, S., 2023). Dengan teknologi yang terus berkembang, sistem ini dapat menyediakan pengalaman belajar yang lebih efisien dan efektif, disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa. Manfaat lain termasuk peningkatan keterlibatan siswa, pengurangan tingkat kegagalan, dan peningkatan hasil belajar secara keseluruhan. Selain itu, dengan pengumpulan data yang akurat dan analisis yang mendalam, pendidik dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam mengembangkan strategi pengajaran yang efektif. Masa depan pendidikan yang mengadopsi pembelajaran adaptif dan personalisasi tidak


194 Media Pembelajaran Modern hanya menjanjikan peningkatan dalam hasil akademik tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan untuk sukses di dunia yang terus berubah. A. Definisi Pembelajaran Adaptif dan Personalisasi 1. Pembelajaran Adaptif (Adaptive Learning) Pembelajaran adaptif merupakan pendekatan yang memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pengalaman belajar yang dipersonalisasi bagi setiap siswa (Pugliese L, 2016). Teknologi pembelajaran adaptif memungkinkan identifikasi kebutuhan belajar individu siswa secara terus-menerus dan menyediakan jalur belajar yang dipersonalisasi secara real-time. Dengan menggunakan algoritma pembelajaran dan kecerdasan buatan, sistem ini dapat mengakses data performa siswa, memberikan umpan balik dan menyesuaikan konten belajar sesuai kebutuhan setiap siswa (Bhakti, et al., 2021). Misalnya, jika seorang siswa menunjukkan pemahaman yang lemah dalam topik tertentu, sistem dapat menyediakan materi tambahan dan latihan yang difokuskan pada area tersebut untuk membantu memperkuat pemahaman siswa. Teknologi pembelajaran adaptif tidak hanya memantau kemajuan siswa tetapi juga menyesuaikan pendekatan pengajaran berdasarkan analisis data yang komprehensif (Taylor, et al., 2021). Algoritma kecerdasan buatan yang digunakan dalam sistem ini mampu mengolah berbagai data tentang perilaku


Media Pembelajaran Modern 195 belajar siswa, seperti waktu yang dihabiskan untuk setiap aktivitas, tingkat kesulitan materi yang dihadapi, dan hasil evaluasi sebelumnya. Berdasarkan data ini, sistem dapat membuat keputusan yang tepat mengenai materi apa yang perlu diberikan selanjutnya, kecepatan penyampaian materi, dan bentuk umpan balik yang paling efektif. Teknologi ini memungkinkan guru untuk memberikan perhatian yang lebih personal kepada siswa meskipun dalam konteks kelas yang besar. Namun, meskipun teknologi pembelajaran adaptif menawarkan potensi yang besar, definisi dan penerapannya masih beragam dan belum sepenuhnya standar. Beberapa sistem adaptif mungkin hanya menggunakan penilaian sederhana untuk menyesuaikan jalur belajar, sementara yang lain mungkin menggunakan model pembelajaran yang lebih kompleks yang melibatkan pembelajaran mesin dan analitik data yang canggih. Perbedaan ini menunjukkan bahwa terminologi dan teknologi yang digunakan masih beragam dan belum ada konsensus yang jelas tentang apa yang sebenarnya dimaksud dengan pembelajaran adaptif (Cavanagh TL, Chen B, Lahcen RAM, Paradiso JR, 2020). Meski begitu, esensinya tetap pada penggunaan alat dan sistem digital untuk menciptakan jalur belajar yang disesuaikan berdasarkan kekuatan, kelemahan, dan kecepatan belajar siswa. Keberagaman dalam definisi dan penerapan ini mencerminkan tahap awal perkembangan teknologi


196 Media Pembelajaran Modern pembelajaran adaptif. Banyak institusi pendidikan masih dalam proses eksplorasi dan eksperimentasi untuk menemukan metode yang paling efektif (Pugliese L, 2016). Penelitian dan praktik terbaik terus berkembang seiring dengan peningkatan teknologi dan pemahaman tentang cara terbaik untuk mengintegrasikan pembelajaran adaptif ke dalam kurikulum. Tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana mengukur efektivitas teknologi ini dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan bagaimana memastikan bahwa semua siswa, terlepas dari latar belakang mereka, mendapatkan manfaat dari pendekatan ini. Secara keseluruhan, pembelajaran adaptif dapat merevolusi pendidikan dengan memberikan pengalaman belajar yang lebih personal dan efektif. Dengan terus berkembangnya teknologi dan peningkatan pemahaman kita tentang cara belajar siswa, pembelajaran adaptif diharapkan dapat memberikan solusi untuk beberapa tantangan terbesar dalam pendidikan, seperti meningkatkan keterlibatan siswa, mengurangi tingkat kegagalan, dan memfasilitasi pembelajaran yang lebih mendalam dan bermakna. Untuk mencapai potensi penuh dari pembelajaran adaptif, penting bagi pendidik, peneliti, dan pengembang teknologi untuk bekerja sama dalam menciptakan sistem yang tidak hanya canggih secara teknis tetapi juga efektif dalam praktik pendidikan sehari-hari.


Media Pembelajaran Modern 197 2. Pembelajaran Personal (Personalized Learning) Pembelajaran yang dipersonalisasi melibatkan kustomisasi metode pengajaran agar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan unik setiap siswa. Pendekatan ini memastikan bahwa setiap siswa menerima instruksi yang paling efektif bagi mereka, berbeda dengan pendekatan tradisional yang seringkali menggunakan metode generik untuk semua siswa (U.S. Department of Education, 2010; 2016). Dalam pembelajaran yang dipersonalisasi, materi belajar dirancang khusus untuk mendukung perjalanan belajar individu, sehingga memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang paling sesuai dengan gaya dan kecepatan belajar mereka sendiri (Groff J, 2017). Ini dapat mencakup penyesuaian dalam konten, metode penyampaian, serta aktivitas belajar yang sesuai dengan kebutuhan unik setiap siswa. Salah satu aspek utama dari pembelajaran yang dipersonalisasi adalah penggunaan data dan analitik untuk memahami dan menyesuaikan proses belajar (Walkington, C., & Bernacki, M. L., 2020). Dengan memanfaatkan teknologi, pendidik dapat mengumpulkan data tentang kemajuan dan kebutuhan siswa secara real-time. Data ini kemudian digunakan untuk membuat keputusan yang diinformasikan tentang strategi pengajaran apa yang paling efektif untuk setiap siswa. Misalnya, jika seorang siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep tertentu, sistem pembelajaran yang dipersonalisasi dapat segera


198 Media Pembelajaran Modern memberikan materi tambahan atau alternatif yang mungkin lebih mudah dipahami oleh siswa tersebut. Kemajuan teknologi, terutama teknologi pembelajaran adaptif, telah memungkinkan personalisasi pembelajaran dalam skala yang lebih besar. Sebelumnya, personalisasi pembelajaran biasanya hanya dapat dilakukan dalam pengaturan kelas kecil dengan jumlah siswa yang terbatas, karena membutuhkan perhatian khusus dari guru untuk setiap siswa (Gebhardt K, 2018). Namun, dengan teknologi adaptif, sistem pembelajaran dapat menyesuaikan diri secara otomatis berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga memungkinkan personalisasi bahkan dalam kelas yang besar dengan banyak siswa. Teknologi ini tidak hanya menghemat waktu guru, tetapi juga memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Selain meningkatkan efektivitas pengajaran, pembelajaran yang dipersonalisasi juga dapat meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa (Bhakti, et al, 2021). Ketika siswa merasa bahwa pembelajaran mereka relevan dan disesuaikan dengan kebutuhan mereka, mereka cenderung lebih termotivasi untuk belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses belajar. Hal ini juga dapat membantu mengurangi tingkat drop-out dan meningkatkan hasil belajar secara keseluruhan. Siswa yang merasa diperhatikan dan mendapatkan dukungan sesuai dengan kebutuhan mereka lebih mungkin untuk berhasil dan mencapai


Media Pembelajaran Modern 199 potensi penuh mereka dalam lingkungan belajar (Pugliese L, 2016). Namun, implementasi pembelajaran yang dipersonalisasi juga menghadapi tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan bahwa semua siswa memiliki akses yang sama ke teknologi dan sumber daya yang diperlukan untuk personalisasi pembelajaran. Selain itu, pendidik perlu mendapatkan pelatihan yang memadai untuk menggunakan teknologi dan data dengan efektif dalam proses pengajaran. Meskipun demikian, dengan dukungan yang tepat dan komitmen untuk terus meningkatkan metode pengajaran, pembelajaran yang dipersonalisasi memiliki potensi besar untuk merevolusi pendidikan dan memberikan manfaat yang signifikan bagi siswa di berbagai tingkat pendidikan. B. Integrasi Desain Adaptif Learning dan Personalized Learning dalam Pembelajaran Integrasi personalized learning dan adaptive learning memerlukan kolaborasi yang erat antara berbagai pihak, termasuk pengembang kurikulum, guru, dan peserta didik. Menurut Walkington & Bernacki (dalam Bhakti, C. P., Farozin, M., & Suwarjo, S., 2023), desain dan implementasi personalized learning menghadirkan tantangan signifikan yang harus diatasi oleh setiap pihak yang terlibat.


200 Media Pembelajaran Modern 1. Pengembangan Kurikulum Pengembang kurikulum menghadapi dua tantangan utama dalam merancang personalized learning: a. Membangun Kurikulum yang Relevan Kurikulum harus disesuaikan dengan minat individu peserta didik. Ini berarti menemukan cara untuk membuat konten yang menarik dan relevan bagi setiap siswa. b. Menyediakan Konten yang Menarik Konten instruksional harus mencerminkan kekayaan dan keterbaruan, serta minat individu siswa. Pengembang kurikulum harus berkomitmen untuk membuat tugas-tugas yang fleksibel dan terus diperbarui. Dalam konteks pembelajaran adaptif, kurikulum ini dapat dirancang untuk menyesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap siswa secara dinamis. Algoritma pembelajaran adaptif menganalisis data kinerja siswa secara real-time untuk menyesuaikan materi pembelajaran, sehingga siswa menerima konten yang tepat sesuai dengan kemajuan dan kebutuhannya. Penggunaan pendekatan seperti "fill-in-the-blank personalized" dan "group-level personalized" memungkinkan pembuatan tugas yang relevan baik untuk individu maupun kelompok, dengan menyesuaikan tingkat kesulitan dan gaya belajar siswa.


Media Pembelajaran Modern 201 2. Guru Guru memainkan peran kunci dalam memfasilitasi personalized learning. Mereka perlu mengenal siswa secara mendalam melalui wawancara dan observasi untuk memahami cara siswa berinteraksi dengan lingkungan sekolah, komunitas, dan rumah. Guru kemudian dapat mengembangkan tugas-tugas instruksional yang sesuai dengan minat siswa. Metode pengajaran guru sangat menentukan keberhasilan implementasi personalized learning. Menghabiskan waktu di kelas untuk berdiskusi dengan siswa tentang minat mereka dan menunjukkan bagaimana minat tersebut terkait dengan konten akademik adalah langkah penting. Guru juga dapat memfasilitasi kegiatan eksplorasi yang memungkinkan siswa menemukan minat mereka dalam konteks akademik. Integrasi pembelajaran adaptif di sini berarti guru dapat menggunakan teknologi untuk memantau kemajuan siswa dan menyesuaikan pendekatan pengajaran mereka secara real-time. Platform adaptif memberikan umpan balik yang terus-menerus kepada guru mengenai kemajuan siswa, memungkinkan mereka untuk memberikan perhatian dan dukungan yang lebih spesifik dan tepat waktu. Hal ini memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan perhatian dan dukungan yang sesuai, sehingga meningkatkan efektivitas pembelajaran dan keterlibatan siswa.


202 Media Pembelajaran Modern 3. Peserta Didik Peserta didik mungkin menghadapi kesulitan dalam memahami bagaimana apa yang mereka pelajari terkait dengan minat mereka. Oleh karena itu, peran guru dan pengembang kurikulum adalah memberikan instruksi yang mendetail dan relevan. Menurut Walkington & Bernacki (dalam Bhakti, et al., 2023), beberapa kesulitan yang mungkin dihadapi oleh siswa termasuk: a. Menemukan Minat dalam Konten Beberapa siswa mungkin kesulitan menemukan minat mereka dalam konten yang diajarkan. Bantuan dari teman sebaya atau guru yang memahami minat tersebut sangat penting. b. Menghubungkan Minat dengan Konten Akademik Siswa mungkin juga mengalami kesulitan dalam menghubungkan minat mereka dengan konten akademik. Umpan balik dari ahli sangat diperlukan untuk membantu siswa memahami hubungan tersebut dan menemukan poin pembelajaran yang bermakna. Pendekatan "utility-value approach" sangat cocok untuk membolehkan siswa berperan aktif dalam proses personalized learning, dimana siswa belajar mengaitkan nilai praktis dari apa yang mereka pelajari dengan kehidupan sehari-hari mereka. Dalam konteks pembelajaran adaptif, teknologi dapat membantu mengidentifikasi area di mana siswa memiliki minat atau kesulitan khusus, dan kemudian menyesuaikan


Media Pembelajaran Modern 203 materi dan aktivitas untuk menjawab kebutuhan dan minat tersebut. Sistem adaptif ini juga dapat memberikan umpan balik yang berkelanjutan, membantu siswa memahami kemajuan mereka dan menemukan pola pembelajaran yang bermakna. C. Langkah-langkah Implementasi Adaptif Learning dan Personalized Learning Untuk mengintegrasikan personalized learning dan pembelajaran adaptif, diperlukan serangkaian langkah sistematis yang memastikan setiap aspek pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan minat individu siswa. Berikut adalah penjelasan langkah-langkah tersebut berdasarkan prinsip-prinsip yang diusulkan oleh Walkington & Bernacki (dalam Bhakti, et al., 2023): 1. Memahami Peserta Didik Langkah pertama adalah memahami siapa peserta didik dan bagaimana mereka belajar dengan baik. Ini melibatkan pengumpulan informasi tentang gaya belajar, minat, kekuatan, dan kelemahan masingmasing siswa. Dalam konteks pembelajaran adaptif, teknologi dapat digunakan untuk menganalisis data awal siswa, seperti tes diagnostik atau survei minat, untuk menyesuaikan konten dan metode pengajaran. Alat adaptif dapat memetakan profil pembelajaran setiap siswa untuk memastikan pendekatan yang paling efektif digunakan.


204 Media Pembelajaran Modern 2. Merancang Lingkungan Pembelajaran yang Personal Setelah memahami peserta didik, langkah berikutnya adalah merancang lingkungan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu. Lingkungan ini harus fleksibel dan dapat diadaptasi sesuai dengan perubahan kebutuhan siswa. Dalam pembelajaran adaptif, ini berarti menggunakan platform yang dapat menyesuaikan tampilan dan konten berdasarkan interaksi siswa secara real-time. Misalnya, menyediakan materi tambahan untuk siswa yang membutuhkan lebih banyak dukungan atau mempercepat pembelajaran bagi siswa yang menunjukkan pemahaman yang lebih cepat. 3. Mengembangkan Pelajaran yang Dirancang Universal Pengembangan pelajaran yang dirancang universal memastikan bahwa semua siswa dapat mengakses dan terlibat dalam pembelajaran. Ini termasuk menggunakan berbagai media dan metode pengajaran untuk mengakomodasi berbagai gaya belajar. Pembelajaran adaptif berperan di sini dengan menyediakan berbagai bentuk konten (teks, video, interaktif) yang dapat diakses oleh siswa berdasarkan preferensi dan kebutuhan mereka. Sistem adaptif juga dapat menyesuaikan tingkat kesulitan materi sesuai dengan kemajuan siswa. 4. Memfasilitasi Pertanyaan yang Mengarahkan dan Mendukung Menggunakan pertanyaan untuk memandu dan mendukung proses pembelajaran adalah langkah


Media Pembelajaran Modern 205 penting lainnya. Pertanyaan ini harus dirancang untuk mendorong pemikiran kritis dan keterlibatan mendalam dengan materi. Dalam pembelajaran adaptif, pertanyaan dapat disesuaikan berdasarkan jawaban sebelumnya, memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi topik lebih dalam atau kembali ke konsep dasar jika diperlukan. Sistem adaptif dapat menyediakan umpan balik instan, membantu siswa memperbaiki pemahaman mereka segera. 5. Memilih Alat, Sumber Daya, dan Strategi Pemilihan alat, sumber daya, dan strategi yang tepat untuk mengajar dan belajar sangat penting untuk keberhasilan personalized learning. Alat-alat ini termasuk perangkat lunak pembelajaran adaptif, platform digital, dan materi pembelajaran yang dapat disesuaikan. Pembelajaran adaptif memanfaatkan teknologi ini untuk menawarkan sumber daya yang paling sesuai untuk setiap siswa berdasarkan data pembelajaran mereka. Misalnya, sistem dapat merekomendasikan bacaan tambahan atau latihan interaktif yang relevan dengan kebutuhan individu siswa. 6. Menggunakan Penilaian sebagai Pembelajaran Penilaian harus digunakan tidak hanya untuk mengukur kemajuan tetapi juga sebagai alat pembelajaran itu sendiri. Penilaian formatif dan sumatif dapat memberikan wawasan berharga tentang pemahaman siswa dan area yang perlu ditingkatkan. Dalam pembelajaran adaptif, penilaian berlangsung


206 Media Pembelajaran Modern terus-menerus, dengan sistem mengumpulkan data dari aktivitas belajar siswa dan memberikan umpan balik real-time. Ini memungkinkan penyesuaian langsung dalam pengajaran dan memberikan siswa kesempatan untuk segera memperbaiki kesalahan dan memahami konsep secara lebih mendalam. Dengan menggabungkan langkah-langkah ini, personalized learning dan pembelajaran adaptif dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih efektif dan responsif. Teknologi adaptif memungkinkan personalisasi yang lebih mendalam dan berkelanjutan, menyesuaikan pengalaman belajar secara dinamis sesuai dengan kebutuhan individu siswa. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa tetapi juga membantu mereka mencapai hasil belajar yang lebih baik dan mengembangkan keterampilan yang relevan untuk masa depan. D. Integrasi Teknologi dalam Personalized Learning dan Adaptive Learning Integrasi teknologi merupakan komponen kunci dalam menerapkan personalized learning dan adaptive learning secara efektif (Taylor, et al., 2021). Teknologi tidak hanya memungkinkan penyesuaian konten pembelajaran berdasarkan kebutuhan individu, tetapi juga menyediakan alat untuk analisis data, umpan balik realtime, dan pembelajaran yang lebih interaktif (Blum M & Barger A, 2018). Berikut ini adalah cara teknologi diintegrasikan dalam kedua pendekatan sesuai tersebut:


Media Pembelajaran Modern 207 1. Penggunaan Data dan Analisis Teknologi memungkinkan pengumpulan dan analisis data secara real-time mengenai kemajuan dan kebutuhan belajar siswa. Dalam konteks personalized learning, data ini dapat mencakup preferensi belajar, minat pribadi, dan tingkat keterlibatan. Untuk adaptive learning, teknologi memanfaatkan data ini untuk menyesuaikan tingkat kesulitan materi, menyediakan bantuan tambahan, atau mempercepat pembelajaran sesuai kebutuhan siswa (Taylor, et al., 2021). a. Learning Management Systems (LMS) LMS seperti Blackboard, Canvas, atau Google Classroom mengumpulkan data tentang aktivitas siswa, seperti waktu yang dihabiskan untuk tugas tertentu, hasil kuis, dan partisipasi dalam diskusi. Data ini dianalisis untuk menyesuaikan konten dan metode pengajaran (Hartini, S., et al., 2021). b. Analisis Pembelajaran (Learning Analytics) Teknologi analisis pembelajaran menggunakan data untuk memberikan wawasan tentang pola belajar siswa dan mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian lebih. Ini memungkinkan pendidik untuk membuat keputusan berbasis data dalam merancang kurikulum dan strategi pengajaran (Hartini, S., et al., 2021).


208 Media Pembelajaran Modern 2. Umpan Balik Real-Time Salah satu keunggulan utama teknologi dalam pembelajaran adaptif adalah kemampuannya untuk memberikan umpan balik secara real-time. Ini membantu siswa segera mengetahui kesalahan mereka dan memahami konsep yang benar tanpa harus menunggu penilaian dari guru (Bhakti, C. P., et al., 2021). a. Sistem Pengajaran Berbasis Komputer (ComputerBased Instruction Systems). Sistem seperti ALEKS, DreamBox, dan Knewton menggunakan algoritma adaptif untuk menilai pemahaman siswa secara terus-menerus dan memberikan umpan balik langsung. Ini membantu siswa untuk memperbaiki kesalahan mereka saat itu juga (Bhakti, C. P., 2021). b. Chatbots dan Asisten Virtual Chatbots dan asisten virtual yang didukung oleh kecerdasan buatan dapat menjawab pertanyaan siswa secara instan, memberikan penjelasan tambahan dan merekomendasikan sumber daya yang relevan (Taylor, et al., 2021). 3. Konten Pembelajaran yang Disesuaikan Teknologi memungkinkan penyediaan konten yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minat individu siswa. Ini termasuk teks, video, simulasi interaktif, dan permainan edukatif yang dirancang untuk berbagai gaya belajar (Gebhardt K, 2018).


Media Pembelajaran Modern 209 a. Platform Pembelajaran Adaptif Platform seperti Khan Academy dan Coursera menggunakan teknologi adaptif untuk menyajikan konten yang sesuai dengan tingkat kemahiran siswa. Mereka menawarkan jalur pembelajaran yang dipersonalisasi berdasarkan kinerja siswa dalam tugas dan kuis sebelumnya (Gebhardt K, 2018). b. Aplikasi Pembelajaran yang Dapat Disesuaikan Aplikasi seperti Duolingo dan Rosetta Stone menyesuaikan pelajaran bahasa berdasarkan kemajuan dan kesulitan yang dialami siswa, memberikan latihan tambahan di area yang dibutuhkan (Gebhardt K, 2018). 4. Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kolaboratif Teknologi juga mendukung pembelajaran berbasis proyek dan kolaboratif, yang merupakan komponen penting dari personalized learning. Alat kolaborasi online memungkinkan siswa bekerja sama dalam proyek, berbagi ide, dan memberikan umpan balik satu sama lain (Blum M & Barger A, 2018). a. Alat Kolaborasi Online Platform seperti Google Workspace for Education, Microsoft Teams, dan Slack memungkinkan siswa untuk bekerja bersama secara online, mengerjakan dokumen bersama, dan berkomunikasi secara realtime (Groff J, 2017). b. Proyek Berbasis Teknologi


210 Media Pembelajaran Modern Penggunaan teknologi seperti coding, robotik, dan simulasi virtual memungkinkan siswa untuk terlibat dalam proyek yang relevan dengan minat mereka dan mengembangkan keterampilan praktis (Blum M & Barger A, 2018). 5. Penilaian dan Pelacakan Kemajuan Teknologi memungkinkan penilaian yang lebih fleksibel dan pelacakan kemajuan siswa secara lebih efektif. Ini termasuk penilaian formatif yang berkelanjutan dan penilaian sumatif yang memberikan gambaran lengkap tentang perkembangan siswa (Bhakti, C. P. et al., 2021). a. E-portfolios E-portfolios memungkinkan siswa untuk mengumpulkan dan menyajikan karya mereka secara digital, memberikan bukti nyata tentang perkembangan mereka dari waktu ke waktu. Ini juga memungkinkan umpan balik dari guru dan rekan siswa (Bhakti, C. P. et al., 2021). b. Tes Adaptif Berbasis Komputer (Computerized Adaptive Testing) Tes ini menyesuaikan pertanyaan berdasarkan jawaban sebelumnya, memberikan penilaian yang lebih akurat tentang kemampuan siswa dalam waktu yang lebih singkat (Taylor, et al., 2021).


Media Pembelajaran Modern 211 E. Kesimpulan/Conclusion Pembelajaran adaptif dan personalisasi merupakan pendekatan inovatif dalam pendidikan modern yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar individu siswa. Teknologi pembelajaran adaptif menggunakan algoritma pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan untuk memantau kemajuan siswa secara real-time dan menyesuaikan materi belajar sesuai kebutuhan mereka. Hal ini memungkinkan siswa untuk menerima jalur belajar yang dipersonalisasi sesuai dengan gaya dan kecepatan belajar mereka. Keunggulan utama dari pembelajaran adaptif dan personalisasi adalah peningkatan efektivitas pengajaran dan pengalaman belajar siswa yang lebih relevan dan menarik. Pendekatan ini juga mampu mengatasi tantangan pendidikan konvensional yang seringkali tidak dapat menangani beragam kebutuhan dan kemampuan siswa, serta kesulitan memberikan perhatian individu dalam kelas besar. Manfaat yang ditawarkan oleh pembelajaran adaptif dan personalisasi mencakup peningkatan keterlibatan siswa, pengurangan tingkat kegagalan, dan peningkatan hasil belajar secara keseluruhan. Selain itu, teknologi ini memungkinkan pengumpulan data yang akurat dan analisis mendalam, sehingga pendidik dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam mengembangkan strategi pengajaran. Integrasi pembelajaran adaptif dan personalisasi memerlukan kolaborasi antara pengembang kurikulum,


212 Media Pembelajaran Modern guru, dan siswa. Tantangan dalam penerapannya meliputi memastikan semua siswa memiliki akses yang sama ke teknologi dan sumber daya, serta memberikan pelatihan yang memadai kepada pendidik. Secara keseluruhan, pembelajaran adaptif dan personalisasi memiliki potensi besar untuk merevolusi pendidikan, meningkatkan hasil akademik, dan membekali siswa dengan keterampilan yang relevan untuk sukses di masa depan.


Media Pembelajaran Modern 213 Daftar Pustaka Bhakti, C. P., Farozin, M., & Suwarjo, S. (2023). Teknologi Informasi Berbasis Personalized Learning Pada Layanan Bimbingan Karier di Sekolah. Yogyakarta: K. Media. Bhakti, C. P., Urbayatun, S., Suyatno, I. M., Sulisworo, D., Ghiffari, M. A. N., & Yanto, P. N. F. (2021, March). A design of online teacher training based on learning management system (LMS) to improve quality of teaching on higher order thinking skill (HOTS). In BICED 2020: Proceedings of the 2nd EAI Bukittinggi International Conference on Education, BICED 2020, 14 September, 2020, Bukititinggi, West Sumatera, Indonesia (Vol. 134). European Alliance for Innovation. Blum M, Barger A (2018) The CASPA model: an emerging approach to integrating multimodal assignments. J Educ Multimedia Hypermedia 27(3):309–321 Cavanagh TL, Chen B, Lahcen RAM, Paradiso JR (2020) Constructing a design framework and pedagogical approach for adaptive learning in higher education: a jl[]ncncih_l’m j_lmj_]ncp_. Ihn R_p R_m Oj_h Dcmnlc\ Learn 21(1):172–196. Gebhardt K (2018) Adaptive learning courseware as a tool to build foundational content mastery: Evidence from principles of microeconomics. Current Issues in Emerging eLearning 5(1):2.


214 Media Pembelajaran Modern Groff J (2017) Personalized learning: the state of the feld & future directions. Center for Curriculum Redesign. Hartini, S., Bhakti, C. P., Kurniawan, S. J., & Fitri, P. N. (2021, March). Teacher Training Design Blended Learning of Pedagogical Competence School Counseling. In BICED 2020: Proceedings of the 2nd EAI Bukittinggi International Conference on Education, BICED 2020, 14 September, 2020, Bukititinggi, West Sumatera, Indonesia (p. 234). European Alliance for Innovation. Pugliese L (2016) Adaptive learning systems: surviving the storm. EDUCAUSE Review. https:// er.educause.edu/articles/2016/10/adaptive-learningsystems-surviving-the-storm Taylor, D. L., Yeung, M., & Bashet, A. Z. (2021). Personalized and Adaptive Learning. Dalam J. Ryoo & K. Winkelmann (Eds.), Innovative Learning Environments in STEM Higher Education (hlm. 17-33). SpringerBriefs in Statistics. https://doi.org/10.1007/978-3-030-58948-6_2 U.S. Department of Education. (2010). Transforming American Education: Learning Powered by Technology. Office of Educational Technology, Washington, D.C. http://www.ed.gov/sites/default/files/netp2010. pdf U.S. Department of Education. (2016). Future Ready Learning: Reimagining the Role of Technology in Education. Office of Educational Technology, Washington, D.C. http://tech.ed.gov/files/2015/12/NETP16.pdf Walkington, C., & Bernacki, M. L. (2020). Appraising Research on Personalized Learning: Definitions, Theoretical


Media Pembelajaran Modern 215 Alignment, Advancements, and Future Directions. Journal of Research on Technology in Education, 52(3), 235–252. https://doi.org/10.1080/15391523.2020.1747757


216 Media Pembelajaran Modern Tentang Penulis Panji Nur Fitri Yanto lahir di Tangerang, Banten pada 09 Januari 2001, merupakan mahasiswa Magister Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Yogyakarta. Alumni Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Ahmad Dahlan ini memiliki ketertarikan pada cabang ilmu psikologi pendidikan, terkhusus pada pengembangan teknik cyber counseling. Ia berdedikasi untuk mengintegrasikan teknologi dengan keahlian konseling guna menciptakan lingkungan belajar yang inovatif. Panji senang berkreasi dalam mengembangkan media pendidikan yang memfasilitasi peningkatan kualitas pendidikan dan membantu individu mencapai potensi yang maksimal. Panji selalu terbuka untuk belajar dari siapapun, ia percaya bahwa setiap orang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berharga yang dapat memperkaya pemahamannya dan keahliannya dalam bidang konseling/psikologi pendidikan. Anda bisa mengenal lebih jauh dan berkoneksi dengan Panji melalui laman digital Linkedin; Panji Nur Fitri Yanto.


Media Pembelajaran Modern 217 Pengembangan Konten Multimedia A. Pengertian Multimedia Pernahkah Anda merasa bosan belajar dengan buku teks tebal yang penuh tulisan? Atau mungkin anak Anda kesulitan memahami materi pelajaran yang abstrak? Nah, kini ada cara belajar yang lebih seru dan menyenangkan, yaitu dengan memanfaatkan konten multimedia! Bayangkan, Anda bisa belajar tentang sejarah lewat video animasi yang seru, atau memahami sains melalui simulasi interaktif. Itulah yang bisa dilakukan dengan konten multimedia. Konten ini menggabungkan berbagai elemen seperti gambar, suara, video, bahkan bisa juga mengajak kita untuk berinteraksi langsung.


218 Media Pembelajaran Modern Meskipun istilah "multimedia" tidak selalu dikaitkan dengan komputer (Roblyer and Doering, 2007), tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan alat-alat komputer dan internet telah membuat pembelajaran multimedia semakin populer, baik secara online maupun tatap muka. Hal ini didukung oleh bukti bahwa pembelajaran online yang dirancang dengan baik bisa meningkatkan pemahaman, memperluas materi pembelajaran, dan meningkatkan motivasi siswa (Bruce and Levin, 1997; Fischer, 1997; Mayer, 2002). Oleh karena itu, istilah "multimedia" sekarang lebih sering dikaitkan dengan penyampaian materi melalui komputer dan internet yang disertai komunikasi melalui komputer. Definisi multimedia bisa berbeda-beda, tetapi umumnya memiliki kesamaan. Mayer (2002) mendefinisikan pembelajaran multimedia sebagai "penyajian materi dengan menggunakan kata-kata dan gambar." Roblyer and Schwier (2003) mencatat bahwa definisi ini bisa bermasalah karena semakin sulit membedakan multimedia dari alat-alat lain yang mirip. Mereka juga mencatat bahwa multimedia kadang didefinisikan berdasarkan perangkat penyimpanannya, seperti CD-ROM atau DVD, yang menurut mereka tidak memadai. Mereka mendefinisikan multimedia sebagai "sistem komputer yang menggabungkan teks, suara, gambar/grafik, dan/atau audio" dengan tujuan "mengkomunikasikan informasi". Mari kita ambil contoh. Anda sedang belajar tentang proses fotosintesis pada tumbuhan. Biasanya, materi ini akan dijelaskan dengan teks dan mungkin beberapa gambar diam. Namun, dengan konten multimedia, Anda


Media Pembelajaran Modern 219 bisa melihat video animasi yang memperlihatkan bagaimana tumbuhan menyerap cahaya matahari, air, dan karbon dioksida untuk menghasilkan makanan. Pastinya proses belajar jadi lebih jelas dan mudah diingat, bukan? Dalam bab ini, istilah "multimedia" mengacu pada penggunaan berbagai elemen audio dan video dalam bahan ajar. Biasanya, media disampaikan melalui komputer dan sering kali melibatkan internet, tetapi perangkat penyimpanan dan penyampaian itu sendiri kurang penting dibandingkan dengan bagaimana informasi tersebut disajikan kepada pengguna. Definisi ini menganggap media digunakan, tetapi tidak membahas bagaimana memilih media tertentu untuk tujuan pembelajaran yang berbeda atau seberapa banyak kontrol yang diberikan kepada pengguna. Untuk memahami bagaimana media tertentu mempengaruhi efektivitas pembelajaran multimedia, penting untuk melihat penelitian tentang teknologi dalam pembelajaran. Teknologi multimedia biasanya melibatkan media yang efeknya terhadap pembelajaran telah dipelajari sebelumnya, sehingga pengetahuan ini relevan dan bisa diterapkan di sini (Saettler, 2004). B. Teori Kognitif Multimedia Pembelajaran Dalam pembelajaran multimedia, informasi disampaikan melalui berbagai media seperti kata-kata (narasi dan teks) serta gambar (diam dan bergerak). Konsep pembelajaran seperti ini dijelaskan dalam Teori Kognitif Pembelajaran Multimedia oleh Mayer (2002). Teori ini mengatakan bahwa kita belajar lebih baik saat


220 Media Pembelajaran Modern menggunakan kedua saluran informasi, yaitu visual dan auditori, pada saat yang sama. Teori Mayer ini didasarkan pada tiga asumsi utama: 1. Saluran Ganda Manusia memiliki dua saluran terpisah untuk memproses informasi, yaitu saluran visual dan auditori. Misalnya, saat kita menonton presentasi multimedia, kita menerima informasi melalui gambaran visual dan suara narasi secara bersamaan. Menggunakan kedua saluran ini secara bersamaan dapat meningkatkan pemahaman kita terhadap materi yang dipelajari. 2. Kapasitas Terbatas Manusia hanya dapat memproses sejumlah terbatas informasi pada satu waktu. Terlalu banyak informasi pada setiap saluran bisa membuat memori kerja kita terbebani. Oleh karena itu, saat merancang materi pembelajaran multimedia, penting untuk memperhatikan agar tidak memberikan terlalu banyak informasi pada satu waktu agar siswa dapat memprosesnya dengan baik. 3. Pemrosesan Aktif Pembelajaran yang efektif melibatkan proses aktif seperti memilih, mengelola, dan mengintegrasikan informasi baru dengan pengalaman yang sudah dimiliki. Saat siswa mempelajari materi dari multimedia, mereka secara aktif memilih informasi yang relevan, mengatur informasi tersebut menjadi


Media Pembelajaran Modern 221 struktur yang koheren, dan menghubungkannya dengan pengetahuan yang sudah ada. C. Paradigma Belajar dengan Multimedia Dalam merancang penggunaan multimedia, pemilihan strategi didasarkan pada paradigma yang mendasari pemahaman desainer terhadap proses belajar. Di bagian ini, terdapat tiga pandangan tentang pembelajaran multimedia: 1. Pembelajaran Multimedia sebagai Penguatan Respons Paradigma pertama memandang pembelajaran multimedia sebagai penguatan respons, dimana pembelajaran melibatkan penguatan atau pelemahan hubungan antara stimulus dan respons. Pandangan ini melibatkan asumsi tentang sifat apa yang dipelajari, sifat pembelajar, sifat guru, dan tujuan presentasi multimedia. Pembelajaran dipandang sebagai perubahan dalam kekuatan hubungan antara stimulus dan respons, dengan tujuan presentasi multimedia untuk memungkinkan latihan dan penguatan respons melalui umpan balik. 2. Pembelajaran Multimedia sebagai Akuisisi Informasi Paradigma kedua menganggap pembelajaran multimedia sebagai proses akuisisi informasi, dimana pembelajaran melibatkan penambahan informasi ke dalam ingatan. Pembelajaran didasarkan pada penerimaan informasi, dan presentasi multimedia dianggap sebagai alat untuk menyampaikan informasi secara efisien.


222 Media Pembelajaran Modern 3. Pembelajaran Multimedia sebagai Konstruksi Pengetahuan Paradigma ketiga menafsirkan pembelajaran multimedia sebagai proses konstruksi pengetahuan, dimana pembelajar berusaha membangun representtasi mental yang koheren dari materi yang disajikan. Pembelajaran dipandang sebagai aktivitas pembangunan pengetahuan yang melibatkan pemrosesan kognitif aktif dari materi yang disajikan. D. Komponen-komponen Konten Multimedia Dalam era digital saat ini, multimedia telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman pembelajaran. Konten multimedia menyediakan beragam metode untuk menyampaikan informasi, mulai dari teks, gambar, audio, video, animasi, hingga elemen interaktif. Penggunaan multimedia dalam pembelajaran tidak hanya membuat materi lebih menarik, tetapi juga memungkinkan pengguna untuk memahami konsep secara lebih baik melalui pengalaman yang lebih interaktif dan beragam. Dalam pembuatan konten multimedia untuk pembelajaran, penting untuk memahami setiap komponen secara terperinci dan memanfaatkannya dengan bijak. 1. Teks Teks merupakan salah satu elemen multimedia yang paling dasar, terdiri dari kumpulan kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Pilihan kata yang tepat sangat penting untuk memudahkan penyampaian pesan kepada


Media Pembelajaran Modern 223 pengguna. Teks digunakan dalam berbagai konteks, termasuk isi, penjelasan, menu, label, dan lain-lain. Beberapa atribut yang terkait dengan teks meliputi jenis dan ukuran font. Keluarga font Sans Serif sering disarankan untuk keterbacaan yang baik, terutama di media digital (Robert Heinich et al., 2001). 2. Gambar dan Grafik Gambar merupakan elemen dua dimensi yang dapat dimanipulasi oleh komputer, termasuk foto, grafik, ilustrasi, dan diagram. Penggunaan gambar membantu dalam visualisasi konsep verbal atau abstrak, serta memperjelas informasi verbal yang disampaikan. Terdapat dua jenis gambar: raster images (bitmap) dan vector graphics. Proses digitalisasi gambar melibatkan sampling dan kuantisasi, yang menentukan resolusi dan kedalaman warna gambar. 3. Audio Komponen audio meliputi semua elemen suara yang termasuk dalam konten multimedia, seperti narasi, musik, suara efek, atau dialog dalam video. Audio memiliki peran penting dalam menambahkan dimensi emosional, memberikan penjelasan tambahan, atau menciptakan suasana tertentu dalam pengalaman multimedia. Narasi audio, misalnya, dapat digunakan untuk menyampaikan informasi secara verbal kepada pengguna, sementara musik atau suara latar dapat menambahkan suasana atau mood yang sesuai.


224 Media Pembelajaran Modern Proses digitalisasi suara melibatkan sampling rate dan kedalaman bit, yang memengaruhi kualitas suara digital yang dihasilkan. Untuk mengurangi ukuran file suara, dapat dilakukan teknik seperti menurunkan sampling rate, bit depth, menerapkan kompresi, atau mengurangi kanal audio. 4. Video Video adalah kumpulan gambar bergerak yang disertai dengan audio. Ini adalah salah satu bentuk konten multimedia yang paling dinamis dan dapat menyampaikan informasi dengan cara yang paling kuat. Video dapat berupa rekaman live-action dari kejadian nyata, animasi yang diciptakan secara digital, atau kombinasi keduanya. Dengan video, pengguna dapat melihat konsep atau proses dalam tindakan, mengamati detail yang sulit dijelaskan hanya dengan teks atau gambar, dan merasa lebih terlibat dalam pengalaman pembelajaran. Video memiliki realisme yang tinggi dan membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Video digital populer karena mudah diolah oleh komputer, meskipun membutuhkan perangkat keras yang sesuai. Dengan video, pengguna dapat memperoleh informasi dengan cara yang lebih dinamis dan mendalam. 5. Animasi Animasi adalah serangkaian gambar bergerak yang diciptakan untuk memberikan ilusi gerakan. Animasi dapat berupa animasi 2D atau 3D dan digunakan untuk memvisualisasikan konsep abstrak,


Media Pembelajaran Modern 225 menjelaskan proses kompleks, atau membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Dengan animasi, pengguna dapat melihat bagaimana konsepkonsep berubah atau berkembang dari waktu ke waktu, dan ini dapat membantu mereka memahami materi dengan lebih baik. 6. Interaktifitas Interaktifitas mengacu pada kemampuan pengguna untuk berinteraksi secara aktif dengan konten multimedia. Ini bisa berupa fitur-fitur seperti kuis, simulasi, tombol navigasi, atau elemen-elemen interaktif lainnya yang memungkinkan pengguna untuk mengontrol pengalaman pembelajaran mereka sendiri. Interaktifitas dapat membantu pengguna lebih terlibat dalam pembelajaran, menguji pemahaman mereka, atau menjelajahi konten lebih dalam sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka. E. Prinsip-prinsip Desain Multimedia Dalam pembelajaran multimedia, informasi disampaikan melalui teks, audio, dan visual. Tujuan utama dari multimedia adalah untuk menyampaikan informasi dengan cara yang memungkinkan manusia mengingatnya dengan lebih baik. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan prinsip-prinsip desain pesan multimedia yang mendasari pembelajaran yang menarik, efektif, dan bermakna bagi siswa (Mayer, 2002).


226 Media Pembelajaran Modern 1. Mengurangi Pemrosesan Tidak Relevan Prinsip-prinsip ini didesain untuk mengurangi beban kognitif siswa dengan memastikan bahwa pesan multimedia disajikan dengan cara yang tidak mengganggu atau membebani. a. Prinsip Koherensi: Ketika pesan multimedia konsisten dan relevan dengan tujuan pembelajaran, siswa cenderung dapat memahami dan menyimpan informasi dengan lebih baik. Ini berarti menghapus elemen yang tidak relevan seperti animasi atau suara yang tidak mendukung tujuan pembelajaran. b. Prinsip Isyarat: Penyorotan atau penandaan pada elemen-elemen penting dalam pesan multimedia membantu siswa untuk fokus pada informasi yang relevan. Misalnya, memberikan warna yang berbeda pada kata-kata kunci atau gambar penting. c. Prinsip Redundansi: Mengurangi pengulangan informasi yang tidak perlu, seperti menyajikan teks yang sama dengan narasi atau animasi yang sudah jelas. Ini membantu mencegah siswa terbebani dengan informasi yang berlebihan. d. Prinsip Kedekatan Spasial: Menempatkan katakata dan gambar yang saling berkaitan secara berdekatan di layar atau halaman membantu siswa untuk membuat hubungan antara konsepkonsep tersebut dengan lebih mudah.


Media Pembelajaran Modern 227 e. Prinsip Kedekatan Temporal: Menyajikan informasi verbal dan visual secara bersamaan memungkinkan siswa untuk memproses keduanya secara paralel dan membuat hubungan antara keduanya dengan lebih baik. 2. Pengelolaan Pemrosesan Penting Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk memastikan bahwa siswa dapat memproses dan mengingat informasi yang penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. a. Prinsip Segmentasi: Memecah materi pembelajaran menjadi segmen-segmen yang lebih kecil memungkinkan siswa untuk fokus pada satu konsep pada satu waktu. Ini memberi mereka waktu untuk memproses informasi sebelum melanjutkan ke konsep berikutnya. b. Prinsip Pra-Pelatihan: Memperkenalkan siswa pada konsep-konsep kunci sebelum materi utama disampaikan dapat membantu mereka memahami informasi dengan lebih baik. Prapelatihan mempersiapkan mereka untuk memahami materi yang kompleks dengan lebih baik. c. Prinsip Modalitas: Menggunakan kombinasi visual dan audio dapat membantu memperkuat pemahaman siswa. Informasi yang disajikan dalam dua mode ini dapat diolah secara lebih mendalam daripada jika hanya satu mode yang digunakan.


228 Media Pembelajaran Modern 3. Membangun Pemrosesan Generatif Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk membantu siswa menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki. a. Prinsip Multimedia: Kombinasi kata-kata dan gambar membantu siswa membuat koneksi antara konsep-konsep yang diajarkan dan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. b. Prinsip Personalisasi: Suara yang lebih santai dan bahasa yang lebih informal membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan mudah dipahami. Ini membantu siswa merasa lebih terhubung dengan materi yang diajarkan. c. Prinsip Suara dan Gambar: Penggunaan suara manusia dan gambar yang relevan dapat membantu siswa membangun gambaran mental yang lebih jelas tentang konsep-konsep yang diajarkan. d. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam desain pembelajaran multimedia, pengalaman belajar siswa dapat ditingkatkan secara signifikan, memungkinkan mereka untuk memahami dan mengingat informasi dengan lebih baik. F. Proses Pengembangan Konten Multimedia Lee and Owens (2004) mengusulkan sebuah model pengembangan konten multimedia yang terdiri dari empat tahap yang berbeda, masing-masing memainkan peran


Media Pembelajaran Modern 229 penting dalam menciptakan dan mengevaluasi materi multimedia dengan efektif. Mari kita lihat secara lebih rinci setiap tahapnya: 1. Multimedia Need Assessment and Analysis Tahap pertama dalam pengembangan konten multimedia adalah analisis kebutuhan dan penilaian. Ini dibagi menjadi dua bagian yang saling terkait: analisis kebutuhan dan front-end analysis. Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengidentifikasi kesenjangan antara apa yang ada saat ini dengan harapan atau kondisi ideal yang diinginkan. Ini melibatkan memahami tujuan dan kebutuhan pengguna, serta mengidentifikasi kendala dan tantangan yang mungkin dihadapi. Di sisi lain, front-end analysis adalah serangkaian teknik yang digunakan untuk menentukan solusi yang diperlukan untuk mengatasi kesenjangan tersebut. Hal ini melibatkan pemahaman mendalam tentang konten yang akan dikembangkan dan cara terbaik untuk menyampaikannya kepada pengguna. 2. Multimedia Instructional Design Setelah kebutuhan dan tantangan diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah merancang desain instruksional multimedia. Ini merupakan tahap kunci dalam pengembangan, karena desain yang tepat akan memastikan materi multimedia dapat menghasilkan hasil pembelajaran yang diinginkan. Desain instruksional ini mencakup pembuatan rencana pembelajaran yang terstruktur, termasuk penentuan


230 Media Pembelajaran Modern struktur dan alur materi, identifikasi tujuan pembelajaran, pengembangan konten, serta penentuan gaya presentasi yang sesuai. 3. Multimedia Development and Implementation Setelah desain instruksional selesai, tahap berikutnya adalah mengembangkan dan mengimplementasikan konten multimedia sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Ini melibatkan produksi dan penggabungan elemen multimedia, seperti teks, gambar, audio, dan video, sesuai dengan desain yang telah ditetapkan sebelumnya. Tim pengembangan bekerja sama untuk memastikan bahwa konten multimedia dibangun dengan kualitas tinggi dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. 4. Multimedia Evaluation Tahap terakhir dalam model pengembangan ini adalah evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi konten multimedia yang telah dikembangkan, serta untuk memberikan rekomendasi perbaikan atau pengembangan lebih lanjut. Evaluasi ini mencakup pengumpulan dan analisis data untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai, respons pengguna terhadap materi, serta dampaknya pada kinerja dan perilaku pengguna. Evaluasi ini mengacu pada empat level evaluasi Donald Kirkpatrick, yang meliputi Reaction, Learning, Behavior, dan Results, dan dapat dilakukan menggunakan berbagai metode penelitian, seperti survei, wawancara, atau analisis statistik.


Media Pembelajaran Modern 231 Daftar Pustaka Bruce, B.C. and Levin, J.A., 1997. Educational technology: Media for inquiry, communication, construction, and expression. Journal of educational computing research, 17(1), pp.79–102. Fischer, B., 1997. Instructor-led vs. interactive: Not an either/or proposition. Corporate University Review, 5(1), pp.29– 30. Lee, W.W. and Owens, D.L., 2004. Multimedia-based instructional design: computer-based training, webbased training, distance broadcast training, performance-based solutions. John Wiley & Sons. Mayer, R.E., 2002. Multimedia learning. In: Psychology of learning and motivation. Elsevier. pp.85–139. Robert Heinich, Michael Molenda, James D. Russell and Sharon E. Smaldino, 2001. Instructional Media and Technologies for Learning. Seventh Edition ed. (No Title). New Jersey: Pearson Education, Inc. Roblyer, M.D. and Schwier, R.A., 2003. Integrating educational technology into teaching. USA: Pearson, 2007. Saettler, P., 2004. The evolution of American educational technology. IAP.


232 Media Pembelajaran Modern Tentang Penulis Muhammad Anarda Wiguna adalah seorang penulis, desainer grafis, dan pendidik yang telah berdedikasi dalam pengembangan konten multimedia untuk pendidikan. Dengan pengalaman yang luas di berbagai bidang, Muhammad telah membantu banyak siswa dan profesional untuk mencapai potensi terbaik mereka melalui pendekatan yang inovatif dan interaktif. Muhammad menyelesaikan pendidikan sarjananya di bidang Pendidikan Kimia. Selain keahliannya dalam kimia, ia memiliki hasrat besar dalam mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif dan efektif. Saat ini, Muhammad sedang menempuh pendidikan magister di bidang Teknologi Pembelajaran, yang memungkinkannya untuk menggabungkan minatnya dalam pendidikan dan teknologi. Dia percaya bahwa penggunaan teknologi yang tepat dapat membawa perubahan signifikan dalam cara belajar dan mengajar, membuat proses pendidikan lebih efektif dan menyenangkan. Sebagai desainer grafis, Muhammad memiliki keterampilan yang mumpuni dalam menciptakan karya-karya visual yang menarik dan informatif. Pengalamannya sebagai desainer membantu dia untuk menyampaikan konsep-konsep kompleks dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami. Karyakarya desainnya telah digunakan dalam berbagai materi edukasi, membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi pelajaran melalui visualisasi yang menarik.


Media Pembelajaran Modern 233 Evaluasi Efektivitas Media Pembelajaran A. Pengantar Suatu proses belajar mengajar tidak lepas dari keberadaan media pembelajaran. Sebab, media pembelajaran adalah satu di antara berbagai komponen penting dalam proses belajar mengajar. Oleh karenanya, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, memperjelas materi yang disampaikan dan mem-perkaya pengalaman belajar, baik bagi siswa maupun guru sendiri. Dengan demikian, seorang guru harus benar-benar mampu memastikan efektivitas media pembelajarannya, hal ini dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi secara


234 Media Pembelajaran Modern berkala. Evaluasi efektivitas media pembelajaran bertujuan untuk menilai sejauh mana media yang digunakan telah mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Secara umum, evaluasi atau penilaian kita kenal sebagai sebuah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil dari sebuah kegiatan; sebagai contoh proses dan hasil belajar mengajar. Sama dengan halnya dengan evaluasi media pembelajaran mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut. Pertama, memberikan pedoman kepada instansi pemerintah dalam mengadakan media Pendidikan yang bermutu. Kedua, memberikan pedoman kepada guru dalam membuat media Pendidikan yang bermutu. Ketiga, memberikan pedoman kepada produsen dalam memproduksi media Pendidikan yang bermutu. Keempat, melindungi sekolah dari penggunaan media Pendidikan yang tidak dapat dipertangungjawabkan dari segi teknis kependidikan (Direktora Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 1988/1989) B. Macam-macam Evaluasi Media Pembelajaran Secara umum, evaluasi media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. 1. Evaluasi formatif Evaluasi formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang efektivitas dan efisiensi media untuk mencapai tujuan yang


Media Pembelajaran Modern 235 ditetapkan. Data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar lebih efektif dan efisien (Syafruddin, 2016). Evaluasi formatif ini memiliki ciri antara lain: a. dilakukan selama proses pembelajaran sedang berlangsung; b. bertujuan untuk memberikan umpan balik yang dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran; c. melibatkan observasi, tes, kuesioner, dan diskusi kelompok. 2. Evaluasi sumatif Evaluasi sumatif adalah proses pengumpulan data unty menentukan apakah media yang dibuat patut digunakan dalam situasi-situasi tertentu atau apakah media tersebut benar-benar efektif atau tidak, setelah media tersebut diperbaiki dan disempurnakan (Syafruddin, 2016). Sebagaimana evaluasi formatif, evaluasi sumatif ini juga memiliki beberapa ciri sebagai berikut: a. dilakukan setelah proses pembelajaran selesai; b. bertujuan untuk mengevaluasi hasil akhir dari proses pembelajaran; c. melibatkan penilaian kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain dua macam evaluasi media pembelajaran diatas, masih ada jenis evaluasi efektivitas media pembelajaran sebagaimana yang disebutkan berikut: 1. Evaluasi Teknis Evaluasi ini bertujuan untuk menilai kualitas teknis dari media pembelajaran seperti kejelasan


236 Media Pembelajaran Modern audio, visual, desain grafis, dan navigasi. Penerapan evaluasi ini juga melibatkan tes teknis terhadap perangkat keras dan perangkat lunak. 2. Evaluasi Pedagogis Evaluasi ini bertujuan guna menilai sejauh mana media pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran efektif. Kekhasan evaluasi ini adalah terletak pada fokusnya terhadap kualitas isi pembelajaran, struktur materi, dan kemampuan media dalam mengembangkan pemahaman siswa. 3. Evaluasi Psikologis: Evaluasi ini bermaksud untuk menilai dampak media pembelajaran terhadap motivasi, persepsi, dan emosi siswa. Penggunaannya melibatkan pengamatan terhadap interaksi siswa dengan media pembelajaran. 4. Evaluasi Efisiensi Evalausi jenis ini bertujuan untuk menilai sejauh mana media pembelajaran efisien dalam penggunaan sumber daya seperti waktu, tenaga, dan biaya. Dalam praktiknya evaluasi ini meelibatkan analisis biayamanfaat dan efisiensi proses pembelajaran. 5. Evaluasi Kesesuaian Konten Evalausi semacam ini bertujuan guna menilai sejauh mana materi yang disajikan dalam media pembelajaran sesuai dengan kurikulum atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penerapan evaluasi jenis ini melibatkan analisis terhadap


Media Pembelajaran Modern 237 keterkaitan antara konten media pembelajaran dengan standar kurikulum atau tujuan pembelajaran. 6. Evaluasi Penggunaan Evalausi pengunaan dimaksudkan untuk menilai seberapa baik media pembelajaran digunakan oleh pengajar dan siswa. Evaluasi ini melibatkan observasi terhadap interaksi pengguna dengan media pembelajaran serta pemahaman mereka terhadap cara menggunakan media tersebut. Berbagai macam evaluasi efektivitas media pembelajaran di atas menggambarkan bahwa dalam penggunaannya sangat bergantung pada konteks pembelajaran, tujuan, dan sumber daya yang tersedia. Sehingga, dengan demikian pemilihan dan penggunaan pendekatan evaluasi media pembelajarn dimaksud relatif beragam. Dalam hal ini, guru dintuntut untuk cakap dan dinamis dalam penggunaannya. C. Penutup Evaluasi efektivitas media pembelajaran adalah sebuah usaha untuk melakukan penilaian sejauh mana sebuah media dalam proses belajar mengajar telah sesuai dengan tuntutan yang ada. Sehingga dapat dilakukan analisis dan penafsiran tentang bagaimana proses belajar mengajar tersebut telah berjalan secara efektif efisien. Dengan itu akan diperoleh informasi yang bermakna guna melakuan perbaikan dalam pengambilan keputusan berikutnya.


238 Media Pembelajaran Modern Ada berbagai ragam evaluasi media pembelajaran yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan yang ada. Macammacam evaluasi efektivitas media pembelajaran ini dapat digunakan oleh semua pihak, khususnya guru dalam mengambil tindakan berikutnya untuk menciptkan suasana belajar yang baik. Sehingga keberadaan media pembelajaran memberi kontribusi signifikan terhadap proses belajar mengajar.


Click to View FlipBook Version