The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini mengulas bagaimana pendidikan agama Kristen mengalami transformasi dalam era digital yang semakin maju. Penulis mengajukan pertanyaan tentang bagaimana teknologi telah mempengaruhi cara belajar, mempraktikkan iman, dan menyampaikan ajaran agama Kristen kepada generasi yang tumbuh dengan teknologi sebagai bagian integral dari kehidupan mereka. Dengan penekanan pada nilai-nilai spiritualitas dan moralitas, buku ini menelusuri perubahan dalam pendekatan pengajaran agama Kristen, dari penggunaan platform online untuk kurikulum yang disesuaikan dengan gaya belajar individual. Selain itu, buku ini juga membahas tantangan dan peluang yang muncul dalam menghadapi penggunaan teknologi dalam konteks pendidikan agama, seperti memastikan keaslian dan kebenaran dari konten digital serta menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dengan interaksi tatap muka yang penting dalam pengalaman rohani. Dengan kajian secara mendalam dan wawasan praktis, buku ini mengilustrasikan bagaimana pendidikan agama Kristen dapat beradaptasi dan berkembang dalam era digital untuk memperkuat iman, moralitas, dan hubungan dengan Tuhan.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-06-23 00:20:16

Transformasi Pendidikan Agama Kristen di Era Digital

Buku ini mengulas bagaimana pendidikan agama Kristen mengalami transformasi dalam era digital yang semakin maju. Penulis mengajukan pertanyaan tentang bagaimana teknologi telah mempengaruhi cara belajar, mempraktikkan iman, dan menyampaikan ajaran agama Kristen kepada generasi yang tumbuh dengan teknologi sebagai bagian integral dari kehidupan mereka. Dengan penekanan pada nilai-nilai spiritualitas dan moralitas, buku ini menelusuri perubahan dalam pendekatan pengajaran agama Kristen, dari penggunaan platform online untuk kurikulum yang disesuaikan dengan gaya belajar individual. Selain itu, buku ini juga membahas tantangan dan peluang yang muncul dalam menghadapi penggunaan teknologi dalam konteks pendidikan agama, seperti memastikan keaslian dan kebenaran dari konten digital serta menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dengan interaksi tatap muka yang penting dalam pengalaman rohani. Dengan kajian secara mendalam dan wawasan praktis, buku ini mengilustrasikan bagaimana pendidikan agama Kristen dapat beradaptasi dan berkembang dalam era digital untuk memperkuat iman, moralitas, dan hubungan dengan Tuhan.

89 1. Mengetahui media sosial dan cara menggunakannya. 2. Mengetahui dampak positif dan negatif media sosial bagi anak usia dini. 3. Harus ada keseimbangan pada anak antara dunia maya dan dunia nyata. 4. Memberikan gadget kepada anak sesuai kebutuhan bukan keinginan. 5. Periksa aplikasi apa yang digunakan anak di gadget. 6. Mengontrol anak melalui media sosial. 7. Gunakan media sosial dengan bijak. 8. Pantau aktivitas anak di dunia maya. E. Guru sebagai Pengembang Misi Melalui PAK Pendidikan Agama Kristen (PAK) yang dilaksanakan di sekolah-sekolah belum dilaksanakan secara tuntas, sebagian besar hanya mengajarkan ajaran Kristen secara teori dan dalam prakteknya masih bersifat satu arah, sebagian besar guru PAK hanya datang untuk memenuhi tugas dan kewajibannya secara akademis (Tenny & Arifianto, 2021). Melihat kembali Amanat Agung, para siswa di sekolah harus menjadi murid Kristus dan menjadi agen misi untuk menjangkau jiwa-jiwa bagi kerajaan Allah. Oleh karena itu, setiap anak perlu memperoleh pengetahuan tentang Tuhan dan kebenaran firman Tuhan. Jadi, pengajaran PAK harus menjadi metode pembelajaran, misi dan pemuridan bagi anak-anak di sekolah. Guru PAK mempunyai peran penting untuk mengembangkan misi Allah di era revolusi 4.0 di sekolah. Terkait dengan peran guru sebagai pengembang misi Allah dalam perpspektif Alkitab sebagaimana penjelasan sebelumnya, dapat dipahami bahwa guru”memiliki tugas dan tanggungjawab”untuk mengembangkan misi Allah. Artinya guru PAK tidak hanya sebatas mengajarkan PAK dengan memenuhi kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa semata tetapi bagaimana guru PAK menyadari bahwa pembelajaran PAK juga merupakan pengembangan misi Allah (Sianipar, 2018b).


90 Berada ditengah arus perkembangan teknologi industri yang terus mengalami perubahan, maka PAK memiliki fungsi dalam menyampaikan kebenaran Allah melalui peserta didik yang diajar. Guru PAK juga bertugas mengembangkan tujuan pendidikan Kristen menempa siswa agar memiliki karakteristik spiritualitas Kristen berdasarkan perintah Alkitabiah. Oleh sebab itu, peserta didik diharapkan mampu mengendalikan diri dari dosa, kenakalan sosial, ketidakadilan, gerakan ektrimisme, dan radikalisme (Rumahorbo, 2019). Jadi, seorang guru PAK atau didaskalos sepatutnya tidak hanya mengandalkan IQ tinggi atau berada di strata sosial tinggi, melainkan memiliki kualitas spiritual dan emosional yang baik pula. Dalam situasi dan kondisi”saat ini, guru PAK dituntut untuk”mengembangkan misi Allah melalui kegiatan pembelajaran PAK yang dilakukan di kelas untuk membawa peserta didik mengenal Kasih Kristus. Guru dapat memanfaatkan teknologi dalam PAK untuk menyampaikan pesan dengan jelas, mempermudah proses belajar, waktu, menolong peserta didik untuk tidak pasif (Tjasmadi, 2018). Dengan begitu, peserta didik dapat mengalami metamorfosis sebagai gambar Allah (Eliasaputra et al., 2021). Selain itu,”siswa juga dapat memiliki karakter yang di transformasikan dalam karya salib”Kristus (Sitorus & Fredik M Boiliu, 2021) . Guru PAK juga perlu memiliki corak profetik yang dapat membentuk yang pandangan serta pemahaman yang benar tentang manusia seutuhnya agar mampu mengenal dirinya dengan berbagai potensi yang telah Allah karuniakan, mengenal sumber kehidupan, dari mana dan untuk apa kehidupannya. Dengan begitu peserta didik yang diajar akan menemukan makna kehidupan dan dapat memberdayakan segala potensinya supaya memiliki kematangan kepribadian, karakter, dan mampu menyikapi secara bijak semua perkembangan tantangan teknologi di era 4.0 saat ini. Dalam memanfaatkan perkembangan teknologi, guru PAK dapat menggunakan media pembelajaran untuk menyampaikan misi


91 Allah bagi peserta didik yang diajar. Media pembelajaran terbagi atas tiga jenis yakni”media audio, media visual,”dan media audio”visual (Susanti & Zulfiana, 2017). Adapun beberapa contoh sebagai berikut: Pertama, menggunakan media visual sebagai sebuah alat yang dapat diterapkan menggunakan indera penglihatan seperti gambar, poster, peta, dan lainnya (Nurseto, 2012). Bagi guru PAK yang ahli dalam menggunakan metode konvensial (ceramah), guru dapat mengkolaborasi metode tersebut dengan menggunakan media visual, di mana untuk mendukung cerita/pernyataan yang disampaikan oleh guru dapat mengunakan gambar-gambar pendukung sehingga peserta didik dapat lebih mudah mengerti maksud dari apa yang disampaikan. Kedua,“menggunakan media audio”merupakan sebuah alat yang dapat diterapkan dengan menggunakan indera pendengaran seperti radio, penerjemah bahasa, perekam suara, dan lainnya (Susanti & Zulfiana, 2017). Dalam hal ini, guru PAK dapat memutar lagu-lagu rohani yang dapat membangkitkan semangat dan minat peserta didik untuk mempelajari dan menjalankan misi Allah. Selain itu, dengan adanya media audio guru PAK dapat membuat ibadah kecil di dalam kelas sebelum atau sesudah pelajaran berakhir sehingga para siswa terbantu dalam pertumbuhan spiritualitas mereka. Ketiga, menggunakan media audio visual. Media audio visual merupakan sebuah alat yang dapat diterapkan dengan menggunakan indera penglihatan dan pendengaran seperti sound slide, televisi, film, dan lainnya.(Susanti & Zulfiana, 2017) Dengan adanya media ini, guru PAK dapat membuat video pembelajaran dengan cara merekam guru yang sedang mengajar atau menjelaskan materi pembelajaran seperti di dalam kelas. Kemudian, guru dapat memberikannya kepada anak-anak agar ditonton. Hal ini tentu memerlukan persiapan dan waktu untuk membuatnya. Namun, jika guru serius dalam memanfaatkan media ini, guru dan siswa akan sangat terbantu karena guru tidak perlu mengulang-ulang materi yang dipelajari dan siswa dapat melihat video pembelajaran tersebut kapanpun dibutuhkannya kembali.


92 8 Pemberdayaan Ekonomi Kreatif di Gereja di Era Digital A. Gereja dan Perannya Gereja pada pada dasarnya memiliki peran penting dalam kehidupan manusia secara rohani dan jasmani. Sejatinya, gereja berperan untuk memanusiakan manusia menjadi manusia sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam hal ini, gereja merupakan persekutuan orang-orang yang dipilih dan ditempatkan di dunia ini untuk melayani Allah dan melayani manusia. Artinya, gerejasebagai umat Allah, yang dipanggil keluar dari dalam kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib untuk memberitakan perbuatan- perbuatanNya yang besar (Abineno, 2012). Gereja memiliki tugas dan tanggung jawab pada manusia (jemaat) secara rohani dan jasmani. Dalam hal ini, selain gereja mengajarkan jemaat untuk memilki hidup yang baik dan benar sesuai standar iman Kristen dalam


93 kehidupan sehari-hari dan untuk menuju kehidupan kekal, gereja juga harus mengajarkan jemaat untuk memiliki hidup yang baik dan sejahtera secara jasmani dalam kehidupan sehari-hari (Susanta, 2018). Gereja dipanggil dan diutus Allahkembali ke dalam dunia ini untuk melayani secara jasmani maupun rohani. Dalam hal ini, kedua aspek ini memiliki peran yang sangat penting di gereja dan perlu terus menerus ada dalam gerek dan aktifitas gereja, sehingga panggilannya untuk melayani secara utuh akan dapat terpenuhi (Kamarullah, 2020). Hal ini berarti bahwa gereja memiliki tanggung jawab pada aspek kehidupan rohani dan jasmani jemaat. Namun, pada faktanya gereja hanya fokus pada satu aspek (kerohanian) dan memberi penekanan pada aspek ini seolah-olah aspek ini paling penting dan mengabaikan aspek rohani. Fokus gereja pada aspek kerohanian dan mengabaikan aspek jasmani dapat menunjukkan bahwa gereja belum sepenuhnya melakukan tugas dan fungsinya secara menyeluruh. Dalam menjalankan tugas pelayanan di dunia, gereja memiliki visinya yang biasa disebut trifungsi gereja, yaitu koinonia (persekutuan), marturia (kesaksian), dan diakonia (pelayanan). Dalam hal ini, ke tigatugas gereja tersebut yang terpenting adalahdiakonia, karena diakonia adalah “memberi pertolongan atau pelayanan (Manullang, 2018). Kata diakonia berasal dari bahasa Yunani yang berarti pelayanan. Berpadanan dengan kata diakonia adalah diakonein yang artinya melayani, dan diakones yang berarti orang yang melakukan pelayana (Heryanto, 2020). Diakonia adalah pembebasan manusia dari berbagai keterpurukan dan keterbelakangannya, sebagaimana secara penuh diperlihatkan oleh Yesus Kristus sendiri. Oleh karena itu gereja harus mampu menjalankan tugas diakonianya dengan baik karena gereja tanpa diakonia tidak pantas disebut gereja bahkan gereja adalah diakoni (J. M. Simanjuntak, 2018). Dalam menjalankan tugas pelayanan sebagai pekerja Allah di dunia, gereja tidak saja fokus dengan hal-hal yang bersifat spiritual saja, namun lebih dari itu gereja juga menjadi pelayan dalam


94 meningkatkan kualitas kehidupan sosial jemaat. Salah satu tugas pelayanan gereja yang harusdikerjakan adalah ikut terlibat dalam peningkatan kesejahteraan jemaat lewat pemberdayaan ekonomi. Dalam hal ini, pemberdayaan ekonomi sangat penting untuk dilakukan oleh gereja namun pada faktanya gereja mengabaikan hal tersebut. Gereja tidak mengajarkan jemaat bagaimanamencari uang yang benar dan bagi gereja halmencari uang adalah urusan jemaat dan gereja mengurus masalah kerohanian jemaat. Namun, yang menjadi persoalan ialah gereja tidak mengajarkan cara jemaat mencari uang yang benar secara kreatif dan inovatif, tetapi gereja menekan jemaat untuk memberikan perpuluhan melalui pengajaran(khotbah-khotbah). B. Problematika di Lingkungan Gereja Permasalahan yang terjadi dalam lingkungan gereja terkait dengan masalahjasmani saat ini adalah masalah ekonomi. Dalam hal ini, selama ini, gereja tidak mengajarkan jemaat tentang ekonomi,sehingga begitu terjadi covid 19 dan jemaat banyak yang PHK dari tempat kerja, maka jemaat kebingungan dengan masalah kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari.Gereja terpanggil untuk bertanggung jawab memikirkan kehidupannya sebagai organisasi pada kehidupan masyarakat luas (Hutagalung, 2016). Secara khusus, gereja terpanggil jemaat yang ada di lingkungan gereja. Oleh karena itu, gereja dan kehidupan anggotanya tidak dapat dilepaskan dari kehidupan ekonomi.Keterlibatan gereja di bidang ekonomi adalah suatu bentuk keterlibatan gereja di bidang bisnis. Bisnis bukan suatu bidang ekonomi yang berdiri sendiri atau terisolasi dari unsur-unsur lain yang ada di dalam masyarakat. Oleh karena itu, bisnis berhubungan dengan unsurunsur lain tersebut, termasuk gereja (F.Nanuru, 2014). Marthin Luther menjelaskan bahwa Allah memanggil setiap orang ke dalam pekerjaannya masing-masing untuk menyatakan kebaikan dan kesejahteraan.Oleh karena itu, bekerja adalah suatu partisipasi di dalam karya pemeliharaan Allah atas ciptaannya


95 (Saragih, 2019).Senada dengan ini, Calvin mengatakan pendapat Luther tersebut adalah suatu cara yang luhur dan mulia untuk memuji Allah melalui ciptaanNya (Simon, 2012). Dengan demikian, keterlibatan gerejam di bisnis adalah bagian dari menyatakankebaikan dan kesejahteraan di bidangekonomi sebagai wujud partisipasi di dalam karya pemeliharan Allah atas ciptaanNya atas dunia ini tentunya dengan motivasi yang tidak merugikan orang lain. Calvin juga menandaskan bahwa berbicara tentangketerpanggilan, maka kita berbicara tentangketerpanggilan yang harus dijalani dengan laku hati dan nurani yang bersih (Simon, 2012). Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya dan memperlengkapi manusia dengan akal budi untuk mengelola alam semesta yang Allah percayakan kepada manusia. Dalam hal ini, Tuhan menciptakanmanusia pada hari yang terakhir di mana semua kebutuhan manusia telah tersedia di bumi, manusia diberi mandat untuk berkuasamengelola seluruh isi bumi namun disertai dengan tanggungjawab untukmengusahakannya dan memeliharanya. Pemilik mutlak adalah Allah, manusia hanya wakil Allah di bumi dan harus mempertanggunjawabkannya kepada Allah (Kej. 1:26; 28-30; 2:15). Dalam Kitab Kejadian 1:1-31 jelaskan bahwa Allah menciptakan segala materi dan sebagian besar materi ciptaan tersebut bisa menjadi materi bisnis. Manusia tercipta sebagai “makhluk sosial” yang terkait dengan masalah ekonomi untuk hidup artinya bahwa manusia harus berjuang untuk “kehidupannya” melalui bidang pertanian maupun perdagangan (Latupeirissa, 2019). Dalam hal ini, mandat yang Allah percayakan kepada manusia untukmengelola alam semesta untuk kebutuhan manusia itu sendiri dan untuk kemulian Allah merupakan tugas dan tanggung jawab manusia. Dalam mengelola alam semesta dibidang ekonomi manusia bisa berdagang untuk memenuhi kebutuhan hidupya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, ekonomi sudah ada sejak zaman penciptaan dan manusia yang terus mengembangkan ekonomi sesuai dengan


96 perkembanganzaman dengan tujuan untuk memenuhikebutuhan hidup dan untuk kemuliaan Tuhan sebagai tanggung jawab yang Allah percayakan. Manusia terus mengembangkan cara berdagang sesuai dengan perkembangan hingga kini di era digital cara berdagang harus dilakukan dengan serba digital. Ekonomi digital lahir dan berkembang seiring penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin mengglobal. Konsep ekonomi digital merupakan sebuah konsep yang digunakan untuk menjelaskan dampak global terhadap pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada kondisi sosial-ekonomi. Dalam hal ini, konsep ini menjadi sebuah pandangan tentang interaksi antara perkembangan inovasi dan kemajuan teknologi yang berdampak pada ekonomimakro maupun mikro (A. B. Setiawan, 2018). Dalam ekonomi digital, perusahaan menawarkan layanan mereka sesuai dengan layanan tertentu yang sesuai dengan permintaan spesifik atau penawaran khusus, penawaran telah dikarakterisasi sebagai penawaran. Dalam hal ini, agar ekonomi digital dapat memberikan keuntungan kepada masyarakat dan pelaku usaha, maka diperlukan kerangka regulasi yang tepat, sehingga terjadi iklim pasar yang kompetitif dan seimbang dalam mengembangkan ide untuk menciptakan produk dan inovasi. Ciri ekonomi digital adalah perdagangan global yang banyak memotong rantai intermediary dan diharapkan tidak ada barrier to entry, sehingga memberi keleluasaan partisipasi pasar(A. B. Setiawan, 2018). C. Ekonomi Digital Ekonomi digital terus berkembang di Indonesia saat ini, sehingga Indonesia dinilai memiliki potensi besar karena tingkat penetrasi pengguna internetnya terusmeningkat. Pada tahun 2017, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 143,26 juta jiwa atau meningkat 7,96 persendibandingkan tahun 2016 sebesar 132,7 jiwa (Wibowo, 2018). Jumlah pengguna internet pada tahun 2017


97 tersebut mencakup 54,68 persen dari total populasi Indonesia yang mencapai 262 juta jiwa. Pemerintah Indonesia di era Presiden Joko Widodo menargetkan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di ASEAN pada tahun 2020 dengan proyeksi nilai transaksi e-commerce mencapai 130 juta USD (Sayekti, 2018). Ekonomi digital merupakan suatu hal yang menandakan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi pada masa yang akan datang, ditandai dengan semakin pesatnya perkembangan bisnis atau transaksi perdagangan yang menggunakan layanan internet sebagai media dalam berkomunikasi, kolaborasi dan bekerjasama antar perusahaan atau individu (Sayekti, 2018). Oleh karena itu, untuk menghadapi ekonomi digital perlu adanya pemahaman dan pelakasanaan ekonomi kreatif pada masyarakat. Dalam hal ini, tuntutan akan perekonomian yang lebih efisien meyebabkan kebutuhan akan inovasi semakin besar, sehingga dikembangkanlah konsep ekonomi kreatif untuk menjawab tuntutan tersebut. Ekonomi kreatif merupakan konsep ekonomi yang mengandalkan kreatifitas indvidu dalam mengoptimalkan daya saing yang dimiliki, landasan dasar dari konsep ekonomi kreatif ini adalah dimana ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan input utama dalam mendorong pembangunan ekonomi dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik (Toriq, 2018). Dengan demikian, ekonomi kreatif digerakkan oleh sektor industri yang disebut industri kreatif. Industri kreatif memiliki 14 subsektor industri kreatif yang telah dipetakan oleh Departemen Perdagangan RI pada tahun 2007. Industri kreatif akan terus berkembang seiring dengan dukungan pemerintah melalui berbagai kebijakan untuk mendukung pergerakan pertumbuhan industri kreatif, sehingga membuat setiap lapisan masyarakat ikut turun andil dalam kegiatan perekonomian (Sumar‟in, Andiono, 2017). Dari hasil survey Badan Ekonomi Kreatif yang bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik yang memuat informasi hasil Survey Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK) tahun 2016. Salah satu informasi SKEK yaitu mengenai Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2015 PDB ekonomi kreatif


98 tumbuh sebesar 4,38 persen dengan angka sebesar 853 Triliun. Pada tahun 2014 PDB yang dicapai oleh Bekraf sebesar 784,82 Triliun. Dalam hal ini, ekonomi kreatif memiliki potensi yang menjanjikan. Pada 2016, kontribusi ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional mencapai 7,44% dan diproyeksikan akan meningkat dua kali lipat di tahun 2019 dengan nilai mencapai Rp 1,2 triliun (Toriq, 2018). Dalam hal ini, terkait dengan permasalahan ekonomi yang terus berkembang hingga kini di era digital perlu adanya peran dari gereja. Keberadaan dan kehadiran gereja di tengah-tengah masyarakat, sewajarnya memberikan dampak yang positif. Gereja di dalammasyarakat dapat diartikan sebagai suatu organisasi sosial, maka dari itu gereja juga harus ikut berpartisipasi dalam menghadapi permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat sekitar, salah satunya dalam bidang ekonomi (Nugroho, 2019). Oleh sebab itu, gereja harus menyadari bahwamasalah ekonomi merupakan masalah yang sangat penting, dan masalah ini tidak hanya menjadi masalah bangsa, tetapi juga dunia. Gereja perlu menyadari bahwa masalah tersebut juga merupakan masalah bagi gereja, karena di lain sisi hal tersebut dapat menjadi keresahan bagi jemaat dan masyarakat serta lingkungannya. D. Pemberdayaan Ekonomi Kreatif di Era Digital Pada dasarnya, pemberdayaanmerupakan suatu proses untuk memberikan daya/kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah (powerless), dan mengurangi kekuasaan (powerful), sehingga terjadi keseimbangan. Dalam hal ini, pemberdayaan (empowerment) merupakan konsep yang berkaitan dengan kekuasaan (power). Istilah kekuasaan seringkali identik dengan kemampuan individu untuk membuat dirinya atau pihak lain melakukan apa yang diinginkan-nya. Kemampuan tersebut baik untuk mengatur dirinya, mengatur orang lain sebagai individu atau kelompok/organisasi, terlepas dari kebutuhan, potensi, atau keinginan orang lain (Anwas, 2014). Pemberdayaan menunjuk


99 pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah, sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya danmemperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan (Hasan, 2018). Ekonomi sebagai suatu usaha mempergunakan sumbersumber daya secara rasional untuk memenuhi kebutuhankebutuhan sesungguhnya melekat pada watak manusia (W, 2011). Tanpa disadari, kehidupan manusia sehari-hari didominasi kegiatan ekonomi. Dalam hal ini, ekonomi kreatif adalah sebuah konsep ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreatifitas dengan mengandalkan ide dan keluasaan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Ekonomi kreatif adalah suatu konsep untuk merealisasikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan berbasis kreativitas.Pemanfaatan sumber daya yang bukan hanya terbarukan, bahkan tidak terbatas, yaitu, ide, gagasan, bakat, dan kreativitas. Nilai ekonomi dari suatu produk atau jasa di era kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem produksi seperti di era industri, tetapi lebih kepada pemanfaatan kreativitas dan penciptaan inovasi melalui perkembangan eknologi yang semakin maju.Industri tidak dapat lagi bersaing dipasardengan hanya mengandalkan harga atau kualitas produk saja, tetapi harus bersaing berbasiskan kreativitas, inovasi, dan imajinasi (R. A. Purnomo, 2016). Dalam hal ini, terdapat 3 hal pokok yang menjadi dasar dari ekonomi kreatif, antara lain kreativitas, penemuan, dan inovasi, (Pangestu, 2011) yaitu: 1. Kreativitas, suatu kapasitas atau kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang unik, fresh dan dapat diterima umum. Seseorang yang memiliki kreativitas dan dapat memaksimalkan kemampuan itu, bisa menciptakan dan menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri


100 beserta orang lain. 2. Penemuan, Istilah ini menekankan pada menciptakan sesuatu yangbelum pernah ada sebelumnya dapat diakui sebagai karya yang mempunyai fungsi yang unik atau belum pernah diakui sebelumnya. 3. Inovasi, sesuatu transformasi dari ide atau gagasan dengan dasar kreativitas dengan memanfaatkan penemuan yang sudah ada untuk menghasilkan suatu produk atau proses yang lebih baik, bernilai tambah, dan bermanfaat. Dengan demikian, tujuan ekonomi kreatif adalah meningkatkan kualitas hidup, toleransi, dan menciptakan nilai tambah. Ekonomi kreatif dalam sumberdaya yang ada akan sangat membantumasyarakat untuk mengelola sumber daya yang ada dalam meningkatkan pendapatan atau kesenjangan hidup (Sari, 2017). Ekonomi digital pertama kali diperkenalkan oleh Tapscott pada tahun 1997, Menurutnya ekonomi digital merupakan sebuah fenomena sosial yang memengaruhi system ekonomi, dimana fenomena tersebut mempunyai karakteristik sebagai sebuah ruang intelijen, meliputi informasi, berbagai akses terhadap instrument informasi, kapasitas informasi dan pemrosesan informasi. Komponen ekonomi digital yang berhasil diidentifikasi pertama kalinya, yaitu industry TIK, aktivitas e-commerce, distribusi digital barang dan jasa (A. B. Setiawan, 2018). Dalam hal ini, konsep ekonomi digital merupakan sebuah konsep yang sering digunakan untukmenjelaskan dampak global terhadap pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berdampak pada kondisi sosial-ekonomi. Konsep ini menjadisebuah pandangan tentang interaksi antara perkembangan inovasi dan kemajuan tekologi yang berdampak pada ekonomi makro maupun mikro. Sektor yang dipengaruhi meliputi barang dan jasa saat pengembangan, produksi, penjualan atau suplainya tergantung kepada sejauh mana teknologi digital dapat menjangkau sebuah pandangan tentang interaksi antara perkembangan inovasi dan kemajuan tekologi yang berdampak pada ekonomi makro maupun mikro. Sektor yang


101 dipengaruhi meliputi barang dan jasa saat pengembangan, produksi, penjualan atau suplainya tergantung kepada sejauh mana teknologi digital dapat menjangkau. Perekonomian berbasis teknologi seperti ini dikenal sebagai ekonomi digital. Ekonomi digital merupakan sebuah spesialisasi dari ekonomi regional. Ekonomi digital adalah kaloborasi dari berbagai elemen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Ekonomi ini mencoba membuat serangkaian proses berlanjut yang dimulai dari pedagang atau penyedia jasa menjajakan barang atau jasa mereka di sebuah ruang tertentu di internet, pembeli atau konsumen yang membelibarang atau menggunakan jasa pada ruang tersebut, pembayaran langsung ataudengan bank tertentu, pengiriman barang langsung atau menggunakan jasa pengiriman barang, serta penggunaan jasa secara langsung. Ekonomi digital lahir dan berkembang seiring penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin mengglobal di dunia. Menurut Dalle sejarah ekonomi duniatelah melalui empat era dalam hidup manusia, yaitu era masyarakat pertanian, era mesin pasca revolusi industri, era perburuan minyak, dan era kapitalisme korporasi multinasional. Dalam hal ini, empat gelombang ekonomi sebelumnya berkarakter eksklusif dan hanya bisa dijangkau oleh kelompok elite tertentu.Gelombang ekonomi digital hadir dengan topografi yang landai, inklusif, dan membentangkan ekualitas peluang. Karakteristik ini memiliki konsep kompetisi yang menjadi spirit industri yang dengan mudah terangkat oleh para pelaku startup yang mengutamakan kolaborasi dan sinergi.Oleh karena itu, ekonomi digital merupakan „sharing economy‟ yang mengangkat banyak usaha kecil dan menengah untuk memasuki bisnis dunia. Ekonomi digital yang dianggap sebagai salah satu penggerak perekonomian ini memiliki kelebihan dalam perekonomian negara antara lain menciptakan pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi,meningkatkan produktivitas dunia industridan meningkatkan persaingan dalam dunia kerja yang menuntut sumber daya


102 manusianya meningkatkan skill dan pengetahuan yang dimiliki sehingga kualitas tenaga kerja di Indonesia semakin meningkat. Perkembangan ekonomi digital di Indonesia yang sangat pesat dibuktikan dalam data BPS bahwa perekonomian di 10 tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang positif, yaitu pada tahun 2017 yang berada pada angka 5,07 % di bawah target APBN dan perubahan tahun 2017 ditetapkan sebesar 5,2% yang berarti pertumbuhan ekonomi ini menjadi yang tertinggi sejak tahun 2014 sebesar 5,01%, periode 2015 sebesar 4,88% dan periode 2016 sebesar 5,03% (Luqman, 2020). E. Pemberdayaan ekonomi di Gereja Secara etimologis, “gereja” berasal dari bahasa Portugis: igerija berarti “umat kepunyaan Allah sendiri”, atau “ekklesia” (Yunani) berarti “yang dipanggil keluar”.Gereja juga sering kali didefinisikan sebagai“persekutuan orang-orang percaya” (Sukardi, 2010). Gereja merupakan sekelompok orang percaya pada Kristus Yesus yang diidentifikasi sebagai jemaat lokal atau sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat. Dalam hal ini, gereja dapat dipahami dalam dua arti salah satunya adalah gereja lokal sebagai sekelompok orang percaya pada Kristus Yesus yang diidentifikasi sebagai jemaat lokal atau sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat sebagai contoh dalam PB disebutkan gereja di Yerusalem (Kis. 8:1), (Kis. 20:17), dan lain sebagainya (Thiessen, 2010). Gereja dapat berperan dalam berbagai hal seperti program pengembangan masyarakat, pengentasan kemiskinan, peningkatan pendidikan dan termasuk pemberdayaan ekonomi. Dalam hal ini, untuk melakukan pemberdayaan ekonomi gereja, gereja perlu terlibat dalam praktek bisnis. Bisnis adalah kegiatan ekonomi dan yang terjadi dalam kegiatan ini adalah tukar menukar, jual beli, memproduksi, memasarkan, bekerja mempekerjakan, dan interaksi manusia lainnya. Bisnis dilukiskan sebagai kegiatan ekonomi yang terstruktur atau terorganisasi untuk menghasilkan untung sehingga ketika berbicara mengenai bisnis


103 menjadi amat komplek (Palabiran, 2020). Terkait dengan menerapkan bisnis di gereja, kebanyakan orang memandang bisnis sebagai sesuatu yang berhubungan dengan duniawi dan kotor serta lekat dengan tipu daya dan moral jahat. Namun pada hakekatnya bisnis itu tidak kotor, tergantung bagaimana orang memandang bisnis itu. Dalam hal ini, bisnismenjadi kotor bila orang berperilaku tamak dan tidak bertanggung jawab dalam melakukan kegiatan bisnisnya, dan sebaiknya bisnis menjadi baik bila orangberperilaku secara bertanggung jawab dalam menjalankan kegiatan bisnisnya (Zega, 2019). Oleh sebab itu, keterlibatan gereja dalam ekonomi atau bisnis merupakan hal penting, karena itu terkait dengan kesejahteraan jemaat secara jasmani. Gereja terpanggil untuk bertanggung jawab memikirkan kehidupannya sebagai organisasi pada kehidupan masyarakat luas (Harianto GP, 2012). Secara khusus gereja terpanggil untuk kesejahteraan masyarakat sejahtera dan adil. Oleh karena itu, gereja dan kehidupan anggotanya tidak dapat dilepaskan darikehidupan ekonomi (Harianto GP, 2012). Dalam hal ini, Sudah sejak abad pertengahan gerejaterlibat aktif dalam masalah ekonomi dan sosial, bukan hanya dalam aspek dan aras teologis saja, tetapi juga melakukan secara langsung kegiatan ekonomi. Gereja pada masa reformasi juga melanjutkan langkah- langkah tersebut (Yahya, 2010). Dengan demikian, kegiatan ekonomi merupakan perwujudan konsep panggilan ilahi untukmenjadi setia di setiap tempat dan waktu, karena melalui kegiatan ekonomi yang dilakukan gereja, jemaat Tuhan dan manusia pada umumnya dapat memuliakan nama Tuhan. Terkait hal tersebut setiap warga gereja terpanggil untuk terlibat di dalam usaha yang dilakukan gereja di bidang ekonomi, baik ekonomi masyarakat ataupun ekonomi gereja. Salah satu hal yang dilakukan oleh setiap warga gereja di bidang ekonomi gereja adalah berpartisipasi di dalam memberi persembahan kepada gereja sebagai rasa syukur atas karunia dan berkat Tuhan yang mereka terima. Hal lain yang dapat dilakukan oleh warga gereja di bidang ekonomi gereja adalah mengelola


104 persembahan yang ada dan mengelola harta benda yang dimiliki gereja secara khusus oleh jemaat Ora et Labora. Keterlibatan gereja di bidang ekonomi adalah suatu bentuk keterlibatan gereja di bidang bisnis. Bisnis bukan suatu bidang ekonomi yang berdiri sendiri atau terisolasi dari unsur- unsur lain yang ada di dalam masyarakat. Oleh karena itu, bisnis berhubungan dengan unsurunsur lain tersebut, termasuk gereja (Yahya, 2010). F. Perspektif Alkitab Terhadap Pemberdayaan Ekonomi di Gereja Dalam Alkitab termuat banyak ajaran atau perintah yang berhubungan dengan aspek ekonomi. Dalam kitab Kejadian 1:1-31 dijelaskan bahwa Allah menciptakan segala materi dan sebagian besar materi ciptaan tersebut bisa menjadi materi bisnis. Manusia tercipta sebagai “makhluk sosial” yang terkait dengan masalah ekonomi untuk hidup. Dalam arti, bahwa manusia harus berjuang untuk “kehidupannya” melalui bidang pertanian maupun perdagangan. Dalam hal ini, kegiatan ekonomi sebenarnya telah tercipta sejak hari Penciptaan dan dimulai sejak Allah memberikan mandat kepada manusia untuk mengusahakan bumi.Jika dilihat dari akar katanya, ekonomi intinya adalah mengenai membuat keputusan dan keputusan yang dibuat untukmengalokasikan sumber daya yang adauntuk menghasilkan sesuatu. Dalam Kitab dapat dijelaskan tentangekonomi. Dalam hal ini, penulis mengutuip beberapa contoh ayat dalam Kita Perjajian Lama dan Perjanjian Baru yang menjelaskantentang ekonomi yakni: 1. Kejadian 1:26;28-30;2:15 menjelaskan bahwa Tuhan menciptakan manusia pada hari yang terakhir dan semua kebutuhan manusia telah tersedia di bumi, manusia diberi mandate untuk berkuasa mengelola seluruh isi bumi namun disertai dengan tanggungjawab untuk mengusahakan dan memeliharanya. Dalam hal ini, manusia berkuasa, tapi bukan penguasa karena pemilik mutlaknya adalah Allah, manusia


105 hanya wakil Allah di bumi untuk mempertanggung jawabkannya kepada Allah. 2. Ulangan 15-16 menjelaskan Allah memberikan aturan- aturan ekonomi yang berlaku antarsesama manusia di mata Tuhan. Dalam Perjanjian Baru, Paulus menasihatkan jemaat bahwa hendaklah bekerja. Ia juga memperingatkan bahwa, “Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan” (II Tesalonika 3:10b). Dalam hal ini, berkerja merupakan anugerah dan panggilan bagi orang Kristen. Itulah sebabnya seorang Kristen harus bekerja bahkan bekerja dengan giat dan keras. G. Peran PAK di Gereja terhadap Ekonomi Kreatif Pendidikan agama Kristen memiliki peran yang sangat penting di gereja. Dalam hal ini, selama ini gereja menganggap pendidikan agama Kristen itu hanya berperan penting di sekolah saja dan di gereja itu tidak, sehingga gereja hanya fokus kepada ranah teologi yang mengajarkan Firman Tuhan terkait dengan doktrin gereja pada jemaat. Pendidikan agama Kristen memiliki peran yang sangat penting di gerejauntuk mengajar, membina, dan mendampingi jemaat. Pendidikan Agama Kristen adalah pendidikan yang memasuki persekutuan iman yang hidup dengan Tuhan sendiri dan terhisap pula pada persekutuan jemaat-Nya yang mengakui dan mempermuliakan nama-Nya disetiap waktu dan tempat (M. P. Fredik Melkias Boiliu, 2020b). Pendidikan agama Kristen adalah pendidikan yang memasuki persekutuan iman yang hidup dengan Tuhan sendiri dan terhisap pula pada persekutuan jemaat-Nya yang mengakui dan mempermuliakan Nama-Nya di segala waktu dan tempat (Homrighausen, 2012a). hal ini, tujuan pendidikan agama Kristen di gereja yakni: a. Menjadikan jemaat percaya dan mengenal Alkitab. b. Proses penemuan kebenaran firman Tuhan yang pada gilirannya jemaat mengalami pembaharuan tingkah laku dan menghidupi kebenaran. c. Umat Tuhan menjadi pribadi yang bijaksana dengan


106 menghidupi iman di dalam Kristus. d. Dengan pendidikan kepada jemaat diharapkan warga gereja diperlengkapi dan mengalami perubahan perbuatan menuju kesempurnaan hidup. Tujuan utama PAK di gereja adalah untuk membimbing warga gereja agar percaya dan mengenal Alkitab, pembaharuan tingkah laku, menjadi pribadi yang bijaksana dalam Kristus yang menuju kesempurnaan hidup dan memperlengkapi mereka demipelayanan yang efektif (F. M. Boiliu et al., 2022). Dalam hal ini, selama ini gereja yang hanya fokus pada pengajaran doktrin, kunjungan kalau ada yang sakit dan mendoakan sebagai rutinitas gereja yang hanya mengutamakan kerohanian saja kini saatnya gereja menghadir dan menerapkan pendidikan agama Kristen di gereja untuk mengajar, mendidik, melatih, dan mendampingi jemaat untuk melakukan banyak hal terkait dengan kesejahteraan dalam kehidupan sehari-hari. Artinya bahwa selain mengajarkan jemaat secara rohani terkait dengan pertumbuhan iman maka perlu juga mengajarkan jemaat terkait dengan kehidupan jasmani, sehingga jemaat memiliki hidup sejahtera secara rohani dan jasmani. Kehidupan rohani dan jasmani jemaat merupakan tugas dan tanggung jawab gereja. Peran pendidikan agama Kristen di gereja yang maksudkan dalam penulisan ini adalah supaya gereja jangan mengabaikan masalah ekonomi karena gereja juga berperan dalam mengatur kehidupan manusia terkait dengan masalah ekonomi, sehingga gereja juga bisa membantupemerintah dalam meningkat ekonomi masyarakat melalui pemberdayakan ekonomi di gereja. Dalam hal ini, gereja jangan mengabaikan masalah ekonomi karena sejak abad pertengahan gereja terlibat aktif dalam masalah ekonomi dan sosial, bukan hanya dalam aspek dan aras teologis saja, tetapi juga melakukan secara langsung kegiatan ekonomi. Gereja pada masa reformasi juga melanjutkan langkah- langkah tersebut, sehingga ini merupakanperwujudan konsep panggilan ilahi untuk


107 menjadi setia di setiap tempat dan waktu, karena melalui kegiatan ekonomi yang dilakukan gereja, jemaat Tuhan dan manusia pada umumnya dapat memuliakan nama Tuhan(Yahya, 2010). Oleh sebab itu, gerejaperlu memberdayakan ekonomi di era digital ini untuk membantu dan menolong jemaat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari. Pendidikan agama Kristen memiliki peran penting di gereja ( F . M . Bo i l i u e t a l . , 2 0 1 9 ) terkaitdengan pemberdayaan ekonomi kreatif pada jemaat di era digital, melalui peran PAK digereja untuk mengajar, membina dan mendampingi jemaat mengenai ekonomikreatif di era digital. Ekonomi kreatif adalah konsep ekonomi yang didasarkan pada kemampuan dan keterampilan jemaat. Jemaat sedang berada dalam sebuah era yang mengalami perubahan ekonomi, ditandai oleh pergeseran pembangunan ekonomi dari sektor pertanian, industri dan informasi ke sector ekonomi kreatif.Perkembangan sektor ekonomi kreatif suatu bangsa akan bersaing dan berdampak pada kehidupan sosial jika dikelolah dengan baik.Peran pendidikan agama Kristen di gereja terhadap pemberdayaan ekonomikreatiaf di era digital. Dalam hal ini, saat inigereja diperhadapkan dengan perkembanganzaman yang serba digital, sehingga menjadi tantangan dan peluang bagi gereja. Sebagaitantangan ketika gereja tidak meresponimaka gereja akan Ketinggalan namun sebagai peluang bagi gereja ialah akan mempermudah untuk menyampaikan injilsecara online. Selain itu, bisa mengajarkanjemaat untuk berbisnis secara online karenabisnis secara online tidak membutuhkan biaya yang begitu cepat namun membutuhkan inovasi dan kreatifitas. Oleh sebab itu Pendidikan agama Kristen memiliki peran yang sangat penting untuk pemberdayaan ekonomi kreatif di gereja melalui mengajar, mendidik, melatih, dan memtoring jemaat, sehingga jemaat memiliki kemampuan dan ketrampilan danmenerapkan ekonomi kreatif dalam kehidupan sehari-hari. Kehadiran era revolusi industri 4.0 tidak hanya menjadi


108 peluang dan tantangan bagi masyrakat secara umum, tetapi bagi jemaat di gereja. Oleh sebab itu, gereja harus menyadari dan memikirkan kehidupan jemaat melalui peran pendidikan agama Kristen. Dalam hal ini, hadirnya pendidikan agama Kristen di gereja untuk memberikan pemahaman bahwa gereja tidak hanya fokus mengajarkan firman Tuhan, mendoakan, dan mengunjungi jemaat saja, tetapi gereja juga harus memikirkan dampak perkembanganzaman bagi kehidupan jemaat yang terkait dengan masalah pemberdayaan ekonomi kreatif di era digital. Ekonomi kreatif merupakan konsep ekonomi baru yang memadukan informasi dan kreatifitas yang mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi (Arjana, 2016). Mauled Moelyono, ekonomi kreatif hadir karena tuntutan untuk mengembangkan ekonomi berbasis pengetahuan, atau ekonomi kreatif semakin menguat seiring dengan semakin kompleksnya perubahan lingkungan bisnis (Moelyono, 2010). Dengan demikian, peran pendidikan agama Kristen di gereja untuk mengajar, membina dan mendampingi jemaat dalam ekonomi kreatif di era digital. H. Peran PAK di Geraja untuk Mengajarkan Jemaat Pemberdayaan ekonomi kreatif di gerejasangat penting karena akan dapat menolong jemaat yang berpenghasilan menengah ke bawah dan juga menolong para ibu rumah tangga yang hanya di rumah saja dan tidak bekerja sehingga para ibu-ibu juga bisa berjualan secara online di rumah untuk dapat menambahkan penghasilan. Berdasarkan pengalaman ini kiranya gereja bisa sadar danmulai mengajarkan jemaat juga untuk berbisnis secara kreatif di era digital. Selain itu, juga mengajarkan jemaat untuk tidak memanfaatkan teknologi untuk menyebar hoaks atau menghabiskan waktu dengan menggunakan teknologi untuk hal-hal yang tidak penting maka gereja mengajarkan jemaat untuk selain menggunakan teknologi untuk membaca Firman Tuhan, mendengarkan khotbah-khotbah, membaca artikel-artikel rohani, jemaat juga


109 menggunakan teknologi untuk berbisnis. Oleh sebab itu, peran pendidikan agama Kristen di gereja untuk memberikan edukasi kepada jemaat terkait dengan pemberdayaanekonomi Kreatif di era digital. Peran PAK dalam mengajarkan jemaat terkait dengan pemberdayaan ekonomi kreatif di era digital ialah Usaha Micro Kecil Menengah (UMKM). UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi. Pada prinsipnya, pembedaan antara Usaha Mikro (UMI), Usaha Kecil (UK), Usaha Menengah (UM), dan Usaha Besar (UB) umumnya didasarkan pada nilai aset awal (tidak termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata per tahun, atau jumlah pekerja tetap. Namun definisi UMKM berdasarkan tiga alat ukur ini berbeda menurut negara. Oleh karena itu, memang sulit membandingkan pentingnya atau peran UMKM Negara (Tambunan, 2011). Dalam perspektif perkembangannya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar.Selain itu, kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi. Maka, sudah menjadi keharusan penguatan kelompokUsaha Mikro Kecil dan Menengah yang melibatkan banyak kelompok (Resalawati, 2011). Usaha kecil di Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan, karena pasar yang luas, bahan baku yang mudah didapat serta sumber daya manusia yang besar merupakan variabel pendukung perkembangan dari usaha kecil tersebut, akan tetapi, perlu dicermati beberapa hal seiring perkembangan usaha kecil rumahan seperti: perkembangan usaha harus diikuti dengan pengelolaan manajemen yang baik, perencanaan yang baik akan meminimalkan kegagalan, penguasaan ilmu pengetahuaan akan menunjang keberlanjutan usaha tersebut, mengelola sistem produksi yangefisien dan efektif, serta melakukan terobosan dan inovasi yang menjadikan pembeda (Anoraga, 2010). Dalam hal ini, melihat perkembangan UMKM yang terus berkebang di lingkunganmasyarakat saat ini, maka gereja perlu untuk


110 menerapkannya pada jemaat. Dalam menerapkan UMKM sebagai pemberdayaan ekonomi kreatif pada jemaat di gereja, peran PAK untuk memberikan pengajaran tentangUMKM sebagai peberdayaan ekonomi kreatif pada jemaat di era digital. Untuk mengajarkannya perlu pakar di bidang ekonomi dan pakar di bidang IT, sehingga mengajarkan tentang pemberdayaan ekonomi kreatif di era digital. Oleh sebab itu, gereja bisa memberdayakan jemaat yang pakar di bidang ekonomi dan IT atau kalau gereja tidak memiliki jemaat yang pakar di kedua bidang tersebut bisa mendatangkan dari lingkungan luar gereja untuk memberikan edukasi tentang ekonomi kreatif di era digital. Dengan demikian, kreatifitas yang diharapkan dari pengajaran ekonomi kreatif ini dalam jemaat bisa membuat jenis-jenis makan baik makan berat maupun makan ringan lalu dijual secara online melalui media sosial. Kreatifitas yang di perlukan adalah pembuatan jenis makan dan pemasaran di media online. Dalam hal ini, ketika UMKMterlibat dalam ekonomi digital melalui broadband, e-commerce, media sosial, mobile platforms, UMKM dapat bertumbuh lebih cepat dari segi pendapatan dan penyediaan lapangan kerja serta menjadi lebih inovatif dan lebih kompetitif. I. Peran PAK di Geraja untuk Melatih Jemaat Peran pendidikan agama Kristen di gereja untuk mengajarkan pemberdayaan ekonomi kreatif pada jemaat di era digital merupakan hal yang penting dan sangat diperlukan oleh jemaat. Oleh karena itu, jemaat adalah kaum awam yang belum mengerti banyak tentang ekonomi kreatif diera digital sehingga tidak sebatas hanya mengajarkan saja nemun perlu pembimbingan yang dilajkukan terus menus untuk jemaat dapat memhami betul pemberdayaan ekonomi kratif. Pendidikan agama Kristen memiliki peran yang sangat penting di gereja untuk melatih jemaat dalam pemberdayaan ekonomi kreatif di eradigital (Widjaja, Pakpahan, et al., 2021). Dalam hal ini, gereja tidak cukup hanya mengajarkan, tetapi juga harus melatih jemaat dalam melaksanakan ekonomi kretif di era digital. Dalam arti bahwa untuk dapat mencapai


111 kreativitas dalam berbisnis selain upaya-upaya pemasaran produk, kreativitas dalam berbisnis juga membutuhkan praktek- praktek inovatif yang strategis. Peran PAK di gereja untuk melatih jemaat dalam memberdayakan ekonomi kreatif padakehidupan sehari-hari untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka. Peran PAK di gereja untuk melatih jemaat dalam mengembangkan UMKM ditenga trendigitalisasi untuk menerapkannya dan mendidik jemaat di gereja untuk menjadi pelaku UMKM. UMKM dalam hal ini memiliki peranan besar dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian jemaat karena dengan banyaknya jumlah penduduk yang akan dijual, UMKM berperan untuk menambah lapangan pekerjaan. Dalam hal ini, mengingat pentingnya pelatihan jemaat di gereja, agar para jemaat mempunyai pengetahuan baik yang formal maupun yang tidak formal, yang didapat dari pelatihan yang diadakan oleh gereja, hal ini dapat dilihat dari tujuan pelatihan, pelatihan tentang ekonomi kreatif di era digital sebagai alat ukur intelegensi para jemaat, karena dengan adanya pelatihan maka akan tercipta efektifitas dan efisien pada jemaat (Rofi Rofaida, Suryana, Asti Nur Aryanti, 2019). Pelatihan pemberdayaan ekonomi kreatif merupakan bagian dari yang sudah dipengajaran yang sudah diajarkan oleh pihak gereja kepada jemaat. Oleh sebab itu, pelatihan harus dilakukan secara spesifik dan praksis, sehingga jemaat mudah memahami dan cepat menerapkan (Harto, 2017). Dengandemikian, maka pelatihan harus dilakukan terus menerus sampai pada jemaat betul- betul paham maka akan memudahkan jemaat dalam menerapkannya. J. Peran PAK di Gereja untuk Mendampingi Jemaat Peran pendidikan agama Kristen di gereja terhadap pemberdayaan ekonomi kreatif jemaat di era digital melalui pengajaran, pelatihan dan perlu jugapendampingan. Dalam hal ini, ketika gereja


112 mau menerapkan pemberdayaan ekonomi kreatif di era digital pada jemaat, maka harus sampai pada tahap pendampingan dalam pelaksanaan, sehingga mencapai tujuan yang diharapkan oleh gereja. Ketika sampai pada tahap pelaksanaan maka perlu gereja menfasilitasi jemaat dari dana atau bahan mentah yang akan diolah dan dikembangkanoleh jemaat. Pendidikan agama Kristenmemiliki peran yang sangat penting di gereja (F. M. Boiliu, 2020b) untuk mendampingi jemaat dalam mengembangkan ekonomi kreatif di era digital. Dalam hal ini sebagaimana Gereja Masehi Minahasa (GMIM) terapkan dengan membentuk Balai Kerja dan Latihan Ketererampilan memiliki 4 program utama yakni: 1. Membuka pendidikan bagi pemudalulusan SMP sederajat, serta bagi pemuda- pemuda putus sekolah dalam hal program kerja kayu untuk produksi meubel, bangunan, souvenir. 2. Program pengolahan dan pemanfaatan kayu kelapa menjadi meubel, bangunan siap huni dengankonstruksi knock down, dan souvenir mulai pada tahun 1990. 3. Program pengolahan dan pemanfaatan kayu aren menjadi meubel, bahan bangunan dan souvenir, mulai tahun 2008 (Sumbung, 2012). 4. Mendampingi jemaat dalam arti memberikan modal untuk membuka lapangan pekerjaan dan mengontrolnya sampai benar-benar berjalan dengan baik. Dalam hal ini, gereja menyediakan sarana berupa bangunan fisik,para jemaat lantas melakukan aktivitas latihan wirausaha untuk mendukungprogram-program di jemaat, sebelum mereka terjun ke dunia kerja, mereka telah mengenal bagaimana kulakan, bagaimana bertemu dengan pelanggan, bagaimana berpromosi, bagaimana menyajikan sesuatu dengan baik, bagaimana menentukan harga barang, bagaimana membaca selera pasar lokal, bagaimana menghadapi stress dalam pekerjaan, bagaimana menghadapi keuntungan dan kerugian, dan terutama bagaimana tetap menjaga nilai Kristen dalam wirausaha yang mereka lakukan (Tari, 2019). Peran pendidikan agama Kristen di gereja terhadap pemberdayaan


113 ekonomi kreatif pada jemaat di era digital merupakan hal penting yang harus diterapkan untuk menolong jemaat yang memiliki berpenghasilan kecil. Dengan demikian, maka perlu pendampingan yang tiada henti dari pihak gereja, sehingga pelaksanaan ekonomi kreatif oleh jemaat di era digital bisa berjalan lancar dan mencapai tujuan yang di harapkan oleh gereja.


114 9 Upaya Mengatasi Krisis Lingkungan Hidup di Masa Kini A. Permasalahan Lingkungan Hidup Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Zulfa et al., 2016). Lingkungan hidup dibagi menjadi lingkungan alam (abiotik dan biotik), lingkungan binaan dan lingkungan sosial budaya. Dalam pengelompokan ini komponen abiotik dan biotik masuk dalam komponen lingkungan alam, sementara lingkungan fisik hasil karya manusia masuk dalam lingkungan binaan (Fahmi, 2011). Lingkungan hidup alami merupakan lingkungan bentukan alam yang terdiri atas berbagai sumber alam dan ekosistem dengan komponen-komponennya, baik fisik, biologis, maupun berbagai


115 proses alamiah yang menentukan kemampuan dan fungsi ekosistem dalam mendukung kehidupan. Lingkungan hidup alami terdiri atas komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik adalah segala makhluk hidup, mulai mikroorganisme sampai dengan tumbuhan dan hewan, sedangkan lingkungan abiotik adalah segala kondisi yang terdapat di sekitar makhluk hidup yang bukan organisme hidup, seperti batuan, tanah, mineral, udara, angin, curah hujan, cahaya matahari, dan lain-lain (Rosana, 2018). Gambar 1. Lingkungan yang belum mengalami perubahan atau disebut lingkungan hidup alami Lingkungan hidup alami bersifat dinamis karena memiliki tingkat heterogenitas organisme yang sangat tinggi. Segala proses yang terjadi di dalam lingkungan alami terjadi dengan sendirinya dan dalam keadaan tetap seimbang. Contoh lingkungan hidup alami adalah hutan primer yang segala kehidupan dan isi di dalamnya belum terkena campur tangan manusia. Lingkungan fisik, yaitu lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik dan fisiogeografis seperti tanah, udara, laut, radiasi, gaya tarik, ombak dan sebagainya. Lingkungan biologis, yaitu segala sesuatu yang besifat biotis berupa mikroorganisme, parasit, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Termasuk juga di sini, lingkungan prenatal dan proses-proses biologi seperti reproduksi, pertumbuhan dan sebagainya (Rusdiyanto, 2015). Lingkungan hidup buatan mencakup lingkungan buatan manusia yang dibangun dengan bantuan atau masukan teknologi, baik teknologi sederhana maupun teknologi modern. Lingkungan hidup alami diubah sehingga dapat dimanfaatkan karena kebutuhan hidup manusia yang cenderung selalu bertambah. Lingkungan hidup


116 binaan bersifat kurang beranekaragam karena keberadaanya selalu diselaraskan dengan kebutuhan manusia. Lingkungan hidup buatan ini pada akhirnya dapat merusak keseimbangan, keselarasan dan kelestarian yang semuanya terdapat dalam lingkungan alam. Hukum yang terdapat di alam mulai terganggu yang menghilangkan hakikat pokok kehidupan yang saling tergantung dan terikat (Puspita et al., 2016). B. Lingkungan Hidup dalam perspektif Alkitab Dalam kitab Kej. 1:27 dijelaskan bahwa manusia diciptakan menurut gambar-Nya. Hal ini dapat dipahami bahwa Allah menciptakan manusia tentu berbeda dengan ketika Allah menciptakan mahluk hidup lainnya. Rorong mengatakan teks Kej.1:26-28 adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Sebab mandat penguasaan atas alam masih berkaitan dengan hakikat penciptaan manusia sebagai gambar Allah. Oleh sebab itu, dapat dipahami mandat penguasaan atas alam tentu masih berkaitan dengan hakikat penciptaan manusia sebagai gambar Allah (Drumond, 2012). Artinya manusia diciptakan segambar dengan Allah dan diberikan mandat oleh Allah untuk berkuasa, itu bukan berarti manusia dapat melakukan eksploitasi terhadap alam untuk kepentingan pribadi. Namun, tugas manusia bukan hanya mengeksploitasi alam seenaknya demi memenuhi kepentingan pribadi sehingga memengaruhi perkembangbiakan makhluk hidup lainnya (Keraf, 2014). Kuasa yang Allah berikan kepada manusia bukan berarti manusia menjadi makhluk yang superior atas yang lainnya. Kuasa yang Allah berikan kepada manusia berarti manusia diberikan mandat untuk mengelolah, menjaga serta memelihara alam sedemikian rupa sehingga manusia dan makhluk hidup lainnya dapat hidup berdampingan dalam sebuah oikos (Tristanso, 2016). Dengan demikian, dapat dipahami bahwa Alkitab dijlaskan Allahlah yang menciptakan bumi dan segala isinya, dan seluruh ciptaan itu Allah mempercayakan kepada manusia untuk diusahakan dan dipelihara secara baik (Kej. 1-2, I Kor. 1:6, Rom. 11:36).


117 Mandat yang Allah percayakan kepada manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri dan untuk kemulian Allah. Hal ini sebagaimana dujelaskan dalam Maz. 148 bahwa matahari, bulan dan bintang-bintang, api dan badai, salju dan es, pohon-pohon, gununggunung buas dan ternak di undang untuk memuji Allah. Artinya hubungan Allah sebagai pencipta dengan dunia dan isinya sebagai ciptaan merupakan hubungan yang tidak terpisahkan. Lingkungan hidup atau ciptaan dalam alam semesta, dalam konteks Perjanjian Baru Yunus mengatakan perhatian kepada alam ciptaan memang agak kurang sebab fokus terbesar Yesus Kristus pada manusia segaimana Tuhan Yesus menyebutkan burung pipit,bunga bakung, dan ciptaan yang lain, justru untuk membuktikan perhatianNya yang besar kepada manusia. Dalam hal ini, bagi Yunus teks dalam kitab Wahyu justru mengambarkan bagaimana malaikat merusak alam sehingga jalan keluarnya harus dilakukan melalui dialog dengan ilmu. C. Edukasi PAK dalam Keluarga tentang Lingkungan Hidup Keluarga sebagai tempat pertama dan utama untuk memberikan pengajaran pada anak dalam menjaga lingkungan hidup sejak dini. Dalam hal ini, mengajarkan anak untuk bertanggung jawab pada alam merupakan regenerasi mandat yang Allah percaya kepada manusia. Sebab masalah krisis lingkungan hidup yang terjadi saat ini dan untuk mengatasinya orangtua pun turut berperan penting di dalamanya. Tugas dan tanggungjawab orangtua pada krisis lingkungan hidup pada saat ini adalah mengajarkan anak sejak dini untuk menjaga dan melestarikan alam atau lingkungan. Passaribu dan Boiliu mengatakan edukasi PAK dalam keluarga merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh orangtua untuk mengajar, mendidik dan membina anak dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan menjaga dan melindungi alam/lingkungan sejak dini (Passaribu & Boiliu, 2021). Dalam hemat penulis, adapun edukasi


118 PAK yang harus dilakukan oleh orangtua kedapa anak sejak dini dalam keluarga adalah: 1. Mengajar dengan menceritakan kepada anak bahwa Allah memberikan tugas dan tanggungjawab atau mandat kepada manusia untuk menjaga dan melestarikan alam/lingkungan. 2. Mengajarkan kepada anak bahwa krisis lingkungan hidup yang terjadi pada saat ini disebab oleh manusia yang mengesploitasi alam untuk mendapatkan keuntungan secara ekonomi. 3. Mengajarkan anak untuk menjaga lingkungan sejak dini dengan tidak membuang sampah sembarangan atau membuang sampah pada tempatnya. 4. Mengajarkan anak sejak dini untuk menjaga lingkungan dengan tidak merusak tanaman. 5. Mengajarkan anak sejak dini untuk menanam pohon sekitar rumah. 6. Mengajarkan anak sejak dini untuk menggunakan air secara efektif atau tidak memboros. 7. Mengajarkan anak sejak dini untuk hidup bersih dengan bersihkan dalam rumah dan lingkungan di luar rumah. Terkait dengan edukasi PAK dalam kaluarga pada anak sejak dini untuk mengatasi krisis lingkungan hidup, maka orangtua memiliki peranan yang sangat penting. Boiliu dan Polii mengatakan PAK memiliki peran yang sangat penting dalam keluarga sebab keluarga adalah lembaga pertama yang ditetapkan Allah dimuka bumi dengan tujuan agar anak belajar dari orangtua (M. P. Fredik Melkias Boiliu, 2020b). Hal ini sebagaimana Allah memberikan mandat pertama kali kepada keluarga (Adam dan Hawa) di taman Edan untuk menjaga dan merawat alam/lingkungan yang sudah Allah ciptakan. Mandat tersebut Allah memberikan kepada manusia untuk memenuhi kebutuhannya dan untuk kemuliaan Tuhan. Artinya mandat budaya ini telah diberikan oleh Allah kepada Adam dan Hawa sejak di taman Eden dengan perintah kepada manusia untuk menjaga dan memelihara kelestarian ciptaan-Nya. Dapat dipahami bahwa mandat budaya ini merupakan amanah yang


119 dipelihara dalam kelangsungan hidup manusia dari generasi ke generasi. Untuk itu, edukasi PAK dalam keluarga untuk memberikan pemahaman pada anak sejak dini terkait dengan menjaga dan melestarikan sangat penting. Orang tua perlu memberikan pengajaran kepada anak sejak dini bahwa manusia adalah di ciptakan menurut gambar Allah atau wakil Allah untuk menjalankan tugas dan tanggungjawab yang Allah percayakan kepada manusai yakni berkuasa atas alam semesta atau menjaga dan melestarikan ciptaan-Nya. Sebab sangat jelas bahwa menjaga dan melestarikan alam semesta ini bermula dari keluarga sebagaimana tercatat dalam Kej. 1:28,31; 2:15 Allah menciptakan manusia dengan tujuan untuk menghuni, memenuhi, menguasai, memelihara alam semesta sebagai tempat tempat tinggal yang lestari. Dalam hal ini, perlu dijelaskan kepada anak sejak dini bahwa “menguasai” bukan berarti berkuasa dan bebas untuk mengesploitasi kekayaan alam demi kesenangan pribadi atau kelompok tanpa memikirkan kelangsungan hidup seterus. Artinya alam diserahkan kepada manusia untuk dikelolah oleh manusia untuk kesejahteraan manusia dan kemuliaan Allah ( Rantung & Boiliu, 2020). Sebab manusialah yang bertanggung jawab sepenuhnya atas kelestarian alam ini. D. Edukasi PAK di Gereja tentang Lingkungan Hidup Geraja dalam menjelankan perannya lebih memperhatikan masalah seperti kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, keadilan sosial, ekonomi dan politik. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan misi gereja dengan masalah krisis ekologi/kerusakan lingkungan sangat minim. Labobar mengatakan perhatian gereja lebih didominasi oleh perhatianya kepada manusia (bersifat antroposentris). Artinya manusia menjadi pusat perhatian sehingga pemikiran teologis ini masih bersifat antroposentris. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa arah pelayanan gereja hanya


120 ditujukkan kepada sesama manusia (antroposentris) dan Allah (teosentris). Dalam hal ini, gereja belum sepenuh memperhatikan lingkungan hidup sebagai bagian integral dari seluruh ciptaan Tuhan secara utuh (Labobar, 2021). Untuk itu, perlu ada kesadaran baru dalam cakawala berpikir gereja mengenai lingkungan hidup atau ekologi dan alam ciptaan sebagai bagian yang utuh dalam memberikan pemahaman dan penghayatan kepada jemaat. Sebabm, gereja sebagai salah satu lembagi sosial yang memiliki tanggung jawab dalam mengatasi masalah lingkungan hidup. Krisis ekologis yang dapat diketahui dari hari ke hari semakin serius dan hal ini perlu dipikirkan oleh gereja-gereja untuk memahami hubungan manusia dengan lingkungan hidup. Oleh sebab itu, perlu kesadaran bahwa pentingnya hubungan yang adil antara manusia dengan alam sebagai suatu kenyataan. Untuk itu gereja perlu memberi perhatian dan melaksanakan tiga hal yaitu: 1. Membaca ulang Alkitab dan menafsirkan ulang seluruh tradisi dalam terang krisis ekologi. 2. Perlu adanya rangsangan kepekaan Gereja-gereja terhadap lingkungan hidup melalui khotbah, pelajaran agama dan perubahan dengan wawasan lingkungan. Dengan demikian, gereja-gereja diharapkan berkontribusi dalam memelihara, menjaga dan melestarikan alam semesta agar memberi damai sejahtera bagi seluruh umat manusia demi kemulian Allah (Labobar, 2021). Yunus mengatakan Eko teologi merupakan bagian dari ilmu etika sosial Kristen yang mendalami tentang alam semesta dan ciptaan (Yunus, 2019). Oleh sebab itu, orang Kristen memiliki tanggung jawab penuh terhadap lingkungan sebagai wujud dari mandat yang Allah percaya kepada manusia. Menuerut Aritonang manusia terutama orang Kristen harus menyadari bahwa krisi ekologi itu akan mengakibatkan penderitaan dan ancaman bagi manusia secara global (Aritonang, 2018). Artinya alam yang rusak oleh akibat manusia bukan hanya pihak perusak alam yang merasakan akibatnya tetapi mereka yang berada disikitar lingkungan


121 alam yang rusak pun pasti akan merasakan akibatnya. Gereja memiliki tanggung jawab untuk mengahadirkan shalom di bumi dengan mengusahakan keharmonisan seluruh ciptaan. Tanggung jawab gereja dapat di implemtasikan melalui pengajaran terkait menjaga dan melindungi lingkungan alam semesta, pendapingan dalam pelaksanaan untuk melestarikan lingkungan yang sudah rusak oleh akibat manusia. Artinya gereja terpanggil untuk turut serta aktif mengusahakan kelestarian alam ciptaan Allah. Untuk pemulihan manusia dan ekologi di Indonesia saat ini, perlu edukasi PAK dalam lingkungan gereja untuk memberikan pemahan dan kesadaran kepada jemaat dalam menjaga, melindungi dan melestarikan lingkunngan hidup. Gereja-gereja di Indonesia melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam mengatasi krisis lingkungan hidup dengan beberapa motif yakni pertama motif teologi merupakan sebuah upaya melaksanakan misi gereja yang bersifat universal. Tugas pemeliharaan ini mencakup seluruh ciptaan dengan menghadirkan shalom Allah di bumi sebagai wujud pelaksanaan iman dan panggilannya. Kedua, motif pembangunan merupakan salah satu cara yang harus dilakukan gereja untuk berperan aktif, positif, kritis dan kreatif dalam dalam mengisi pembangunan nasional. Ketiga, motif edukasi PAK merupakan suatu tindakan dari gereja untuk memberikan pengajaran, pemahaman, kesadaran kepada seluruh jemaat (dari anak sampai lansia) untuk menjaga dan melindungi alam semesta dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, dalam edukasi PAK di gereja ada beberapa hal yang harus dilakukan (Stevanus, 2019) yaitu: 1. Gereja harus mewujudkan alam, lingkungan hidup yang nyaman, bersih, sehat bagi kehidupan masa kini dan masa yang akan datang. 2. Gereja perlu menjalin kerjasama atau berjejaring dengan sesamanya, maupun pemerintah dengan hati tulus untuk mewujud shalom di bumi.


122 3. Gereja harus berjejaring untuk menyelamatkan lingkungan hidup dari kerusakan. 4. Gereja harus berjejaring dengan institusi pemerintah maupun nonpemerintah dalam mengembangkan kesadaran dan tanggung jawab untuk lingkungan hidup demi terwujudnya kesejahteraan semua mahluk dan seluruh unsur dalam alam, baik untuk kepentingan manusia saat ini maupun masa yang akan datang. 5. Gereja perlu mengadakan kerjasama dengan pemerintah, masyarakat swasta, golongan beragama untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan cinta lingkungan bersama secara nasional, organisasi dan pribadi. 6. Perlu adanya partisipasi dari gereja secara perseorangan seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan air secara efektif, meminimalkan polusi udara, penanaman pohon, tidak melakukan penebabangan hutan secara sembarangan, penataan lingkungan hidup yang bersih, pola hidup hemat, disiplin dalam memanfaatkan benda-benda potensial merusak alam/lingkungan melalui penggunaan berulang-ulang maupun daur ulang. 7. Gereja perlu merencanakan program-program dengan kegiatan cinta lingkungan seperti gerekan kebersihan, gerekan penghematan, gerekan daur ulang sampah, dan sebagainya. E. Edukasi PAK di Sekolah tentang Lingkungan Hidup Untuk mencegah krisis lingkungan hidup yang terjadi pada saat ini, perlu edukasi pendidikan agama Kristen di lingkungan sekolah. Dalam memberikan edukasi, guru PAK harus menjelaskan kepada siswa bahwa menjaga, melindungi dan melestarikan lingkung hidup merupakan mandat yang Tuhan berikan kepada manusia (Samosir & Boiliu, 2021). Selain itu, guru PAK menjelaskan kepada peserta didik bahwa kerusakan lingkungan hidup disebabkan oleh manusia. Oleh sebab itu, dalam memberikan pembelajaran PAK kepada siswa di sekolah guru menjelaskan krisis lingkungan hidup dan tanggung jawab manusia terhadapa lingkungan hidup sesuai dengan firman


123 Tuhan (Joseph & Boiliu, 2021). Hal ini bertujuan untuk memberikan pemhaman dan kesadaran kepada siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup sebagaimana Allah memerintahkan adam untuk mengelola alam ciptaan dengan bijaksana. Dalam hal ini, sebab keterikatan manusia degan alam membuat manusia bertanggungjawab penuh atas kelestarian alam disekitarnya (Kej. 2:15). Artinya manusia sebagai citra Allah harus memanfaatkan alam sebagai bagian dari ibadah dan pengabdian kepada Allah. Hal ini tentu harus diajarkan kepada siswa agar mereka memahami dan memiliki tanggungjawab untuk menjaga dan melestarikan sebagai bagian dari ibadah. Terkait dengan edukasi PAK di sekolah tentang lingkungan hidup, Shanta Reskita dan Kristi Wardana mengemukakan beberapa hal yakni pertama kurikulum dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah harus melindungi dan mengelolah lingkungan hidu, kedua guru harus kompeten dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran berbasis lingkungan hidup, ketiga kegiatan lingkungan berbagai parsipatif yang terencana bagi warga sekolah dan mendapat dukungan dari pihak luar, keempat kualitas sarana dan prasarana sekolah dikelolah dengan baik mengarah pada ramah lingkungan (Reskita & Wardana, 2018). Dalam hemat penulis terkait dengan edukasi PAK tentang lingkungkan hidup di sekolah yaitu: 1. Guru mengajarkan siswa bahwa menjaga lingkungan adalah ibadah. 2. Guru membiasakan siswa untuk selalu membersihkan ruang kelas dan lingkungan sekolah. 3. Guru memberikan teladan kepada siswa dengan membuang sampah pada tempatnya, tidak merusak lingkungan, menjaga dan merawat lingkungan baik dalam kelas maupun luar kelas. 4. Belajar sambil melakukan dalam pembelajaran PAK misalnya guru mengajak siswa untuk melakukan pembersihan di lingkungan sekolah.


124 Dalam hal ini, guru PAK dapat memberikan pemahaman kepada siswa bahwa: 1. Manusia diciptakan sebagai gambar Allah karena peranannya selaku penatalayanan atau pelaksana atas ciptaan. 2. Allah memerintahkan manusia menguasai ciptaan dan mengelola bumi 3. manusia adalah pengelola atas alam beserta isinya, untuk menjaga bukan mengesploitasi alam seenaknya. 4. Bumi yang manusia miliki adalah hak pakai, manusia hanya sebagai penyewa atau penggarap bukan pemilik sebab Allah sendiri sebagai “tuan tanah”. 5. Manusia tidak memiliki kebebasan untuk berbuat sekehendak hatinya atas alam dan lingkungan hidup. Terkait dengan edukasi PAK di sekolah untuk mengatasi krisis lingkungan hidup masa kini melalui pengajaran dan pembelajaran yang dilakukan Setya Raharja mengatakan program pendidikan di sekolah perlu mengajarkan hidup bersih kepada anak didik mulai dari Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi (PT). Sebab mereka masih bisa dididik dan pikiran mereka masih bisa dibentuk dengan lingkungan (Raharja, n.d.). Artinya perlu adanya program PAK yang diterapkan di sekolah sebagai edukasi sejak dini bagi anak didik khususnya Sekolah Dasar untuk mengatasi krisis lingkungan hidup yang terjadi saat ini dengan memberikan pemahaman dan kesadaran. Hal ini tentu merupakan upaya yang dilakukan oleh guru PAK sebagai wujud kepeduliannya terhadap di lingkungan yang dinyatakan melelui edukasi di sekolah. Oleh sebab itu, guru PAK juga bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup dengan memberikan edukasi kepada anak didik sebagai generasi penerus yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga, melindungi dan melestarikan lingkungan. Hal ini tentu merupakan tugas dan tanggung jawab manusia sebagaiman dikatakan oleh Rusdina ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh manusia sebagai sikap tanggung jawabnya terhadap lingkunga yaitu:


125 1. Manusia harus menghormati alam. 2. Manusia harus menanamkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap lingkungan. 3. Manusia harus memiliki tanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan. 4. Solidaritas dengan generasi-generasi yang akan datang harus menjadi acuan dalam pengelolaan lingkungan. 5. Etika lingkungan hidup baru memuat larangan keras untuk merusak, mengotori, dan meracuni, mematikan, menghabiskan, menyianyiakan, melumpuhkan alam sebagian atau keseluruhan. 6. Perlu dikembangkan prinsip proporsionalitas (Rusdina, 2015). Dengan demikian, dapat dipahami bahwa edukasi PAK di sekolah sangat penting untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada anak didik untuk bertanggunh jawab dalam menjga, melindungi dan melestarikan lingkungan hidup.


126 10 Gereja Sebagai Pusat Pendidikan Bagi Segala Usia A. Peran Gereja Gereja pada dasarnya bukan sekedar berkumpul, bernyanyi, mendengar khotbah dan memberikan persembahan lalu selesai disitu. Hal ini akan menjadi sebuah rutinitas semata yang ada di lingkungan gereja sehingga akan membuat jemaat jenuh, bosan dan bahkan malas sebab dipandang kegiatan yang dilakukan sebagai rutinitas saja. Sejatinya gereja merupakan pusat pendidikan nonformal. Mengapa dikatakan gereja sebagai pendidikan nonformal sebab gereja bertanggungjawab untuk mengajar, membina, mendidik, mendapingi dan menfasilitasi manusia (jemaat) dari semasa lahir sampai meninggal. Artinya gereja selain memberikan khotbah atau ceramah, harus juga mempersiapkan program-program yang mencakup segala aspek. Sebagai pusat


127 pendidikan gereja mempersiapkan jemaat dari aspek jasmani, rohani dan kepemimpinan. Pendidikan Agama Kristen atau disingkat PAK merupakan wadah terpenting untuk pengembangan jemaat (Runtung, 2015). Menurut Boiliu dan Passaribu gereja memiliki peran penting dalam keidupan manusia secara rohani dan jasmani. Artinya peran gereja untuk memanusiakan manusia sesuai dengan kehendak Tuhan ( Boiliu, 2020). Boiliu mengatakan PAK di gereja sebagai pendidikan yang menekankan pada persekutuan yang hidup dengan Tuhan untuk mengakui dan mempermulikan Tuhan di segala waktu dan tempat. Tujuan utama dari PAK di gereja adalah membimbing anggota jemaat untuk percaya dan mengenal alkitab, memperbarui perilaku, menjadi orang-orang bijak didalam Kristus yang menuju pada tahap kesempurnaan hidup (F. M. Boiliu, Widjaja, et al., 2021b). Desi Sianipar mengatakan PAK di gereja harus dilaksanakan melalui berbagai program dan pengajaran untuk mendewasakan iman seluruh anggota jemaat (Sianipar, 2020a). Dapat dipahami bahwa gereja sebagai pusat pendidikan tentu bertanggungjawab untuk memberikan pengajaran, didikan, pendampingan, motivasi dan menfasilitasi jemaat melalui programprogram yang disiapkan oleh gereja. Penelitian ini merujuk pada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan pembahasan ini yaitu: 1. Ramelia Dalensang dan Melky Molle tentang peran gereja dalam pengembangan pendidikan Kristen bagi anak muda pada era teknologi digital. Penelitian ini menggunakan metde kualitatif dan hasil penelitian menunjukkan bahwa gereja memiliki peran penting di era digital, pengembangan pendidikan Kristen terhambat dengan pengembangan teknlogi, dan gereja belum memanfaatkan teknlogi (Dalensang & Molle, 2021). 2. Paulus Purwanto tentang pendidikan Kristen dalam gereja sebagai dasar dan sarana aktualisasi misi Kristen. penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan hasil penelitian menunjukkan pendidikan Kristen di gereja harus menggunakan


128 kurikulum yang terus diajarkan untuk meregerasikan jemaat yang terus melaksanakan amanat agung (Purwanto, 2021). Peran PAK digereja di era digital dan aktualisasi misi Amanat Agung. Tentu penelitian sebelumnya berbeda dengan penelitian ini. Penelitian ini mengkaji PAK di gereja sebagai pusat pendidikan bagi jemaat baik dari anak sampai lansia. Artinya, gereja adalah pusat pendidikan bagi jemaat dan gereja bertanggungjawab pada jemaat dari rohani, jasmani. B. PAK Sebagai Pusat Pendidikan di Gereja Salah satu tugas gereja yang cukup strategis adalah tugas pendidikan atau pembinaan bagi umat atau jemaatnya. Tugas ini di anggap penting karena dapat menolong setiap anggota gereja (Harianto GP, 2012) untuk memahami kewajiban mereka dalam masyarakat.sehingga, Tugas seperti ini selalu melekat dalam komunitas gereja (Nuhamara, 2008), untuk memberikan pelajaran doktrinal dan memberikan pelatihan dalam perilaku ilahi sesui dengan teladan Yesus Krisus (Anthony, 2012). PAK di gereja juga dapat membimbing warga gereja agar percaya dan mengenal Alkitab, pembaharuan tingkah laku, menjadi pribadi yang bijaksana dalam Kristus yang menuju kesempurnaan hidup dan memperlengkapi mereka demi pelayanan yang efektif (Daniel Nuhamara, 2007). Geraja sebagai pusat pendidikan, merupakan usaha sengaja, sistematis, dan terus menerus untuk menyampaikan, menimbulkan atau memperoleh pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai, keahliankeahlian atau kepekaan-kepekaan, juga setiap akibat dari usaha itu (Groome, 2010). Dalam hal ini, pendidikan sebagai bimbingan bagi warga jemaat untuk memahami seni kehidupan. Seni kehidupan diartikan sebagai pencapaian yang paling lengkap dari berbagai aktivitas yang menyatakan potensi-potensi dari warga jemaat untuk berhadapan dengan lingkungan yang aktual (Nuhamara, 2018). Peran PAK sebagai pusat pendidikan di gereja dengan tujuan yaitu: Untuk mendidik warga jemaat sehingga menjadi bait Tuhan.


129 “Haruslah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna” (Mat. 5:48) (Robert R Boehlke, 2012). Untuk menghantar para warga jemaat untuk bertumbuh dalam kehidupan rohani, terbuka dengan Firman Tuhan dan memperoleh pengetahuan akan perbuatan-perbuatan Allah melalui Alkitab dan bacaan lain. Semuanya itu untuk memperoleh hikmat yang dari Allah sendiri (Robert R Boehlke, 2012). Untuk melibatkan semua warga jemaat khususnya kaum muda, agar bisa belajar secara teratur dan tertib sehingga sadar akan dosa dan kemerdekaan yang Allah kerjakan melalui Yesus Kristus. Untuk memperlengkapi mereka dengan berbagai sumber iman sehingga mampu mengambil bagian secara bertanggung jawab dalam pelayanan terhadap masyarakat, negara dan gereja (Robert R Boehlke, 2006). Untuk mendewasakan umat Allah. Berkaitan dengan hal ini, sesuai dengan Firman Tuhan yang terdapat dalam Efesus 4: 10 (Yohanes, 2011). Untuk “segala pelajar, tua dan muda memasuki persekutuan iman yang hidup dengan Tuhan sendiri dan oleh dan dalam Dia mereka terhisap pula pada persekutuan jemaat-Nya yang mengakui dan mempermuliakan Nama-Nya di segala waktu dan tempat” (Homrighausen, 2012b). Untuk pelayanan gerejawi dalam “mendidik anggota dan calon anggotanya untuk hidup dalam kehidupan Kristen.” C. PAK Sebagai bentuk Pembinaan Pendalaman Alkitab Peran PAK dalam pembinaan (PA) di gereja merupakan hal yang utama dan terutama. Pada dasarnya PAK bersumber pada Alkitab. PAK adalah amanat Tuhan dan amanat Tuhan ini terdapat dalam FirmanNya. Alkitab adalah satu-satunya sumber pengetahuan mengenai rancangan keselamatan yang mendasari filsafat, prinsip, kurikulum, metodologi dan aktivitas PAK (Budiyana, 2011). Di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama yang tertulis kesaksian mengenai perkara-perkara yang Maha Agung, yang telah dialami umat Tuhan di bawah pimpinanNya sepanjang sejarah hidup mereka. Demikian halnya dengan Perjanjian Baru ditulis dengan tujuan mengajar umat


130 Kristen tentang penyataan Allah dalam Yesus Kristus dan pengaruhnya dalam hidup manusia (Budiyana, 2011). Ada banyak fondasi Alkitab yang dapat diambil dan dirajut untuk membangun pendidikan Kristen dengan tujuan untuk membentuk suatu karya tenunan yang indah sekali dari pelayanan kepada Yesus Kristus. Gulungan-gulungan benang yang kita gunakan untuk menenun merupakan upaya-upaya yang dilakukan Ismail mengatakan bahwa untuk mempelajari PAK, haruslah kita menggali Alkitab dimana Tuhan menyatakan rahasia keselamatanNya kepada bangsa Israel (Ismail, 1998). Alkitab adalah satu-satunya sumber pengetahuan kita mengenai rancangan keselamatan yang mendasari filsafat, prinsip, kurikulum, metodologi dan aktivitas PAK (Budiyana, 2011). Gereja merupakan tempat pendalaman Alkitab atau sering disebut PA, namun saat ini sudah mulai langka di Gereja-gereja. Hal ini disebabkan adanya kesibukan yang padat serta tuntutan hidup yang serba instan membuat kelompok pendalaman Alkitab kurang begitu diminati (W.Pazmino, 2007). Dalam hal ini, jemaat lebih menyukai mendapat asupan firman dari pendeta atau gembala pada waktu ibadah, dari pada duduk bersama merenungkan firman Tuhan dalam kelompok PA. Banyak jemaat merasa bahwa dirinya kurang pandai dalam mengupas ayat Alkitab, sehingga cukup tidak nyaman bila ada dalam kelompok PA. Selain itu, pendalaman Alkitab dinilai hanya bermanfaat menambah ilmu pengetahuan saja, sedangkan untuk realita kehidupan, terkadang banyak jemaat merasa tidak puas. Inilah tantangan yang dihadapi oleh jemaat pada masa kini. Oleh karena itu, banyak Gereja kemudian menghentikan atau menghilangkan kelompok-kelompok PA untuk diganti dengan aktivitas lain. Untuk mengembalikan fungsi PA dengan benar, maka PAK di gereja harus berperan penting dalam membangkitkan kembali tentang PA. Alkitab memang cukup rumit untuk dipelajari secara keseluruhan. Akan tetapi firman Tuhan adalah kehidupan yang menghidupkan manusia lama menjadi manusia baru. Jadi tidak perlu takut dan ragu jika kita


131 bukan ahli tentang Alkitab (Ismail, 1998). Justru kita membutuhkan Alkitab karena disana ada kehidupan untuk percaya. Oleh karena itu mendalami Alkitab bukan hanya sekedar menambah informasi, namun menemukan rema yang akan kita gunakan dalam kehidupan. D. PAK di Gereja Sebagai Sarana Memperkenalkan Karya Keselamatan Allah Peran PAK di gereja sebagai sarana memperkenalkan karya keselamatan Allah kepada warga jemaat. Oleh karna itu, pengajaran dan pembelajaran PAK sangat penting di gereja. Pelaksanaan PAK di gereja merupakan tindakan regenerasi dari generasi tua ke generasi baru. Kesinambungan pengajaran PAK kepada jemaat merupakan tanggung jawab pemimpin gereja dalam mengupayakan pertumbuhan gereja. PAK haruslah merupakan salah satu kepedulian pokok dari setiap gereja (Weinata, 2000). Peran PAK di gereja sebagai sarana untuk memperkenalkan karya keselamatan Allah melalui pengajaran-pengajarannya. Dalam hal ini, melalui pengajaran-pengajaran di gereja maka anggota gereja (jemaat) akan mengetahui tentang karya keselamatan Allah. Oleh sebab itu, gereja memiliki peranan yang sangat penting untuk dapat bertindak dan memperkenalkan karya keselamatan Allah kepada jemaat sehingga jemaat dapat mengerti dan memahami tentang karya keselamatan Allah. Adapun karya keselamatan yang perlu gereja memperkenalkan kepada jemaat yaitu, Pendamaian: melalui pengorbanan dan kematian Kristus di kayu salib Allah telah mendamaikan diriNya dengan manusia berdosa. Hubungan yang tadinya rusak antara Allah dan manusia karena dosa, melalui pendamaian ini dipulihkan. Penebusan: melalui pengorbanan dan kematian Kristus dikayu salib Allah telah menebus manusia dari perhambaan dosa. Melalui penebusan ini manusia dimerdekakan dari kuasa dosa dan maut. Pembenaran: melalui pengorbanan dan kematian Kristus dikayu salib Allah membenarkan manusia yang berdosa. Manusia berdosa yang


132 seharusnya dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman, dinyatakan benar (dibenarkan) oleh Allah. Sehingga melalui pembenaran Allah manusia yang seharusnya menerima penghukuman Allah dibebaskan dari segala hukuman dosa (Homrighausen, 2012b). Dengan demikain, peran PAK di gereja dapat menyampaikan karya keselamatan Allah didalam Kristus bagi jemaat semata-mata merupakan anugrah atau kasih karunia Allah. Allah didalam kasih dan anugrahNya yang besar kepada manusia telah mengambil inisatif (prakarsa) untuk bertindak menyelamatkan manusia yang berdosa.Kita (manusia) menerima karya keselamatan Allah didalam Kristus ini bukan karena prestasinya melakukan ketentuanketentuan dan hukum agam melainkan karena respons imannya kepada karya keselamatan Allah. Didalam iman, kita percaya bahwa Kristus telah mati mengorbankan diriNya diatas kayu salib untuk menyelamatkan kita (manusia) yang berdosa. Didalam Kristus melalui pengorbanan dan kematianNya sehingga kita percaya bahwa Allah mengampuni dosa-dosa kita (Yohanes, 2011). E. PAK di Gereja Sebagai Bekal Pengembangan Kepribadian Pada dasarnya peran PAK di gereja sangat penting dalam pembentukan kepribadian jemaat sangat besar dampak dan pengaruhnya. Dari zaman ke zaman, setiap orang selalu ingin memiliki kepribadian yang baik, sopan, bertatakrama, dihargai dan ingin bahagia dan ingin meraih kesuksesan hidup dan terpandang dalam lingkungannya (Groome, 2010). Dengan adanya pengajaran PAK di gereja, maka jemaat bisa banyak tahu tentang berbagai macam hal, baik itu yang buruk maupun yag baik. Bahkan dengan belajar PAK di gereja kita bisa menyadari apa yang salah dan apa yang benar hanya dengan mempedomani agama. Sehingga dengan begitu, kepribadian seseorang akan bertumbuh. Pengajaran dan pembelajran PAK yang dilaksanakan sesuai dengan moralitas yang baik dalam gereja, secara otomatis akan


133 menghasilkan suatu kepribadian yang baik dan berkualitas (F. M. Boiliu, 2020a). PAK memberikan kita suatu pengajaran bahwa, apa yang kita lakukan di dunia ini baik itu perilaku yang baik atau buruk, perilaku yang berkenan dan tidak berkenan di hadapan Tuhan, semuanya pasti akan ada ganjarannya. Apabila kita mampu menyenangkan hati Tuhan di dunia tempat kita dititipkan saat ini, maka Tuhan juga pasti akan menyenangkan hati kita dengan hidup bersama-sama dengan dia di dunia yang abadi nanti. Tuhan telah berjanji, bahwa barang siapa yang mengikuti Dia, ia tidak akan binasa, melainkan ia akan memperoleh hidup yang kekal. Seperti yang dikatakan di atas, bahwa kepribadian pertamatama akan dibentuk dalam lingkungan keluarga dan gereja. Sehingga seseorang yang berasal dari keluarga yang baik-baik dan didukung oleh gereja maka akan meiliki nilai-nilai agama dan dapat mempraktekkan sikap takut akan Tuhan dalam kehidupannya, maka ia akan bertumbuh dengan kepribadian-kepribadian yang baik pula. Kepribadian yang baik, akan mencerminkan pribadi Kristus dalam kehidupannya, kepribadian yang mengaplikasikan nilai-nilai kristen (agama) dengan baik oleh orang-orang yang percaya pada Tuhan Yesus Kristus, pada akhirnya akan menjadi pribadi Kristen. Menjadi pribadi kristen saja tidak cukup jika belum mampu menjadi contoh atau teladan yang baik oleh-oleh orang-orang di sekitarnya. Terkadang untuk berbuat baik bagi orang-orang di sekitar kita saja, masih ada orang-orang atau oknum-oknum tertentu yang merasa tidak senang dengan perilaku kita. Menjadi seorang yang mampu mencerminkan pribadi Kristus dalam kehidupannya memang tidak mudah. Bahkan Tuhan Yesus sendiri pun mengatakan bahwa, jika kita mengikut Yesus, kita harus siap dalam memikul salib. Bukan berarti memikul salib secara harafiah, tetapi memikul salib disini adalah berani menanggung segala resiko atas apa yang kita lakukan dan tunjukkan terhadap berbagai macam respon orang lain, khussusnya orang-orang yang belum mengenal Kristus, baik itu positif maupun negatif. Tujuan dari peran PAK di gereja, “mendidik jemaat agar mereka dilibatkan


134 dalam penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana dibimbing oleh Roh Kusus, diajarkan mengambil bagian dalam kebaktian serta mencari keesaan gereja, diperlengkapi memilih cara-cara mengejewantahkan pengabdian diri kepada Allah Bapa Yesus Kristus dalam gelanggang pekerjaan sehari-hari serta hidup bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah demi kemuliaan-Nya sebagai lambang ucapan syukur mereka yang dipilih dalam Yesus Kristus”. Dengan demikian, Ajaran-ajaran PAK di gereja bertujuan untuk: 1. Menjadikan warga jemaat mengalami perubahan iman (percaya, iman, setia), sehingga tadinya tidak percaya akhirnya berubah menjadi percaya, yakin, dan setia kepada Tuhan. 2. Warga jemaat Mendapatkan pengharapan baru atau seseorang akan mendapat wawasan dan kepastian masa depan. 3. Membuka peluang bagi warga jemaat untuk meraih masa depan dengan baik. 4. Mengajarkan kepada warga jemaat tentang adanya kehidupan sempurna serta kekal di Surga, dan hanya bisa dicapai setelah manusia mati atau meninggalkan dunia ini. Untuk mencapai kehidupan sempurna dan kekal itu, maka harus melaksanakan kehendak Tuhan sesuai dengan yang diajarkan oleh PAK di gereja. 5. Warga jemaat Mampu mengasihi sesama dengan tulus. Kasih merupakan tindakan yang mempunyai kesamaan universal yaitu adanya hubungan dan perhatian dari seseorang kepada sesama, dari sekelompok masyarakat kepada komunitas lainnya, dan seterusnya (Groome, 2010). PAK di gereja berperan mengarahkan warga jemaat agar dapat mengenal Tuhan dan menerima Dia sebagai Tuhannya, serta taat kepada-Nya. Untuk dapat taat kepada Tuhan, maka setiap orang harus mengenal perintahnya agar dapat dilakukan. Juga harus memahami larangannya agar dapat dijauhi. Peran PAK di gereja


135 harus bisa berperan untuk merubah orang-orang yang kepribadiannya tidak sesuai dengan ajaran Tuhan. Kehidupan masyarakat hanya bisa diperbaiki oleh pribadi-pribadi yang mengalami perubahan karena mendapat tuntunan dari gereja. Sehingga dapat dikatakan bahwa gereja mempunyai hak dan banyak sekali kemampuan untuk merubah manusia menjadi pribadi yang memiliki moralitas yang tinggi dalam masyarakat dimana pun seseorang tersebut tinggal. Hal ini dapat dipelajari dan diketahui dari Firman Tuhan yang tertuang di dalam Alkitab.


136 11 PAK Antisipatif Hoaks di Era Digital A. Hoaks Hoaks pada dasarnya adalah berita, informasi, berita palsu atau kebohongan. Hoaks diciptakan oleh manusia, disebarkan oleh manusia dan dikembangkan oleh manusia sesuai perkembangan zaman. Berita bohong atau hoaks disamakan dengan virus yang terus menyebar dalam kehidupan manusia sehingga sekarang virus hoaks tersebar luas di media sosial. Di Indonesia, simpai telah menjadi wabah yang terus menyebar dengan cepat dan merajalela ke mana-mana hingga orang-orang khawatir. Berita bohong dalam hal bahasa berarti tidak cocok dengan kebenaran dan berita bohong berarti hasil akhir dari berita yang dibuat melalui proses pengeditan berita (Pareno Sam Abede: 2005). Dalam undang-undang ITE


137 dijelaskan bahwa berita palsu bertujuan untuk menipu, menghasut kebencian atau permusuhan dari individu dan/ atau kelompok orang tertentu berdasarkan etnis, agama, ras, dan antar kelompok (SARA), (Undang-Undang, 2018). Penipuan penyiaran adalah puncak dari pemalsuan berita dan hanya orang-orang yang tidak menggunakan akal sehat memiliki keberanian untuk menyiarkan penipuan sehingga penipuan penyiaran akan lebih berbahaya bagi opini publik jika disampaikan atau dikutip oleh media (Pareno Sam Abede: 2005). Hoaks telah muncul sejak abad ke-7, pada saat itu istilah hoaks digunakan dalam bidang kritik seni yang dikenal sebagai "satire hoaks art" tetapi seiring berjalannya waktu, satire hoaks art berubah menjadi satirical hoaks dan kemudian dipisahkan menjadi sindiran dan hoak. Hoaks in the Oxford Dictionary (2017) diartikan sebagai bentuk penipuan yang berniat menciptakan kekacauan (Christiany Juditha:2018). Hoaks dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti berita palsu, desas-desus, informasi salah, atau berita palsu. Menurut kamus bahasa Inggris, hoaks berarti olok-olok, kebohongan dan tipuan atau hoaks. Hoaks pada umumnya dibuat dengan tujuan mengolok-olok dan memenangkan individu atau kelompok. Dalam hal ini, simpai didistribusikan untuk materi yang disetujui atau ditolak untuk bersenang-senang, melewati kampanye (kampanye hitam), promosi melalui debat, menciptakan dan memimpin opini publik negatif seperti fitnah, kritik tajam, penyebaran kebencian, dan lainnya. Hoaks sengaja dibuat untuk mengundang banyak orang dengan memanipulasi data dan mengingat fakta. Kisah-kisah menarik juga memicu karena dalam kebohongan ini telah dibuat menjadi berita palsu serta kenyataan (Rani Fibrianti: 2018). Dengan demikian, untuk membedakan berita bohong atau hoaks dari berita lain, maka ada beberapa karakteristik yang dapat digunakan sebagai cara mengidentifikasi berita berita atau hoaks, yaitu:


138 1. Sumber berita berasal dari sumber yang tidak dapat dipercaya, jadi tidak ada tautan ke sumber resmi. 2. Isi berita tidak dapat dipertanggung jawabkan kebena-rannya. 3. Gambar, foto atau video adalah hasil rekayasa atau pengeditan. 4. Mengandung kalimat provokatif, sehingga mudah untuk mempengaruhi pembaca. 5. Biasanya mengandung unsur politik dan SARA (Rani Fibrianti 2018). Kehadiran era digital di dunia berita online, terutama jejaring sosial terkenal dengan "hoaks" -nya karena di era modernis ini banyak orang yang tidak mau kalah dalam bermain gadget dan aplikasi di dalamnya. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak aplikasi obrolan dan membaca juga muncul yang menampilkan berita dan cerita di sisi lain dunia sampai sekarang media digital atau sering disebut sebagai media sosial bermunculan dari waktu ke waktu. Era digital atau era kemajuan dari media sosial dapat dikatakan telah dimulai pada tahun 2001 dan berlanjut hingga saat ini. Kemajuan dunia digital telah menyebabkan munculnya media sosial yang telah menarik perhatian masyarakat umum dari kelas menengah ke bawah. Media sosial ini termasuk Wikipedia, Friendster, Facebook, Youtube, Twitter, Tumblr, WhatsApp, Instagram, SnapChat, Pheed, dan banyak media sosial lainnya.(Ilham Syaifullah: 2008). Media sosial atau dalam hal ini media yang didasarkan pada aplikasi percakapan instan (WhatsApp, Facebook, Instagram, dan media lainnya), juga merupakan arena untuk distribusi hoaks. Hoaks adalah upaya untuk menipu atau menipu pembaca/pendengar untuk mempercayai sesuatu, meskipun pencipta berita palsu tahu bahwa berita itu palsu. Hoaks juga merupakan tipuan yang digunakan untuk mempercayai sesuatu yang salah dan seringkali tidak masuk akal melalui media online. Hoaks bertujuan untuk menciptakan opini publik, menggerakkan opini publik, membentuk persepsi serta menyenangkan yang menguji kecerdasan dan akurasi pengguna internet dan media sosial. Dalam hal ini, tujuan menyebarkan tipuan bervariasi, tetapi secara umum hoaks disebarkan sebagai lelucon


Click to View FlipBook Version