Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita agar mampu menempatkan dan memperlakukan orang lain secara mulia dan adil dengan cara bersedia belajar dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh orang lain. KISAH RUHANI INSPIRATIF THE INSPIRING STORIES OF SOUL Mengumpulkan kisah-kisah yang terjadi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul Menjadi media dakwah bil haal, sekaligus melengkapi kebiasaan dakwah bi lisan Ketajaman pena melebihi kata-kata. Maka, bacalah... dan, temukan kedalaman hikmah dan, ibroh dari setiap kisah yang dituturkan.
Editor: Drs. Muh. Jamaludin Ahmad, Psi. Dra. Nurul Ilmiati Belajar Mengambil Hikmah Luar Biasa dari Orang-orang Biasa CERMIN KEHIDUPAN K isah Nyata CERMIN KEHIDUPAN 23
tim penulis: Para Pegawai dan Relawan Binroh RS PKU MUhammadiyah Bantul editor: Muh. Jamaludin Ahmad Nurul Ilmiati rancang grafis: [email protected] penerbit: RSU PKU Muhammadiyah Bantul Jalan Jenderal Sudirman 124 Bantul 55711 Telp. (0274) 367437, 368238, 6462935 Fax. (0274) 368586 Email: [email protected] Website: www.rspkubantul.com cetakan pertama, Muharram 1438 / Oktober 2016 23 Kisah Nyata Cermin Kehidupan Belajar Mengambil Hikmah yang Luar Biasa dari Orang-orang Biasa
[] 5 [] Cermin Kehidupan isi buku Kata Pengantar ................................................................................. 9 Di Ujung Taubat Aku Menunggumu .................................................. 17 Nafas Cinta Sepanjang Hayat .......................................................... 29 Catatan Harian Sang Pecundang ..................................................... 48 Perawat yang Santri Santri yang Perawat ........................................ 68 Bertemu Tuhan di Rumah Sakit ........................................................ 79 Tukang Rukti (akan) Naik Haji ......................................................... 95 Buah dari Sabar dan Keikhlasan Menerims Cobaan ...................... 105 Ratusan Rupiah Menjadi Milyaran Rupiah ................................... 110 Berkat Ridho Allah SWT Dengan Ikhtiar, Do’a dan Dzikir, Sembuhlah Penyakitku ....................................................... 114 Cahaya Mata di Bangsal Annuur ................................................... 126 Sepenggal Cerita dari Meja Resep ................................................. 129 Kasih Ibu Sepanjang Hayat Dikandung Badan ............................... 137 Imposible is Nothing ..................................................................... 144 Wanita Muslimah yang Tangguh dan Sabar .................................. 152 Sesungguhnya Bersama Setiap Kesulitan Ada Kemudahan ............ 157 Sakit Berbuah Syukur .................................................................... 166 Ibu yang Berselimut Malam .......................................................... 173 Muhammadiyah Merubah Hidupku............................................... 181 Jiwa-Jiwa yang Damai ................................................................... 186 Bisnis Online Seorang Perawat Kamar Bedah ............................... 190 Matematika Sedekah ..................................................................... 195 Sentuhan Spesial untuk Si Buah Hati Spesial ................................. 205 Nikmatnya Bersyukur dan Saling Memuliakan .............................. 211
[] 6 [] 23 Kisah Nyata
[] 7 [] Cermin Kehidupan Segala puji hanya bagi Allah, Dzat yang memuliakan siapa saja yang dikehendaki dan menghinakan siapa saja yang dikehendaki (Ali Imran: 26). Bertakwalah kita kepada Allah yang dengan nama-Nya kita saling meminta, dan peliharalah hubungan kekeluargaan. sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kita (An-Nisa : 1). Oleh karenanya bermohonlah kita kepada Allah agar jangan dicondongkan hati kita kepada kesesatan setelah diberi hidayah (Ali Imran: 8). Bersyukur sekali kepada Allah SWT atas nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada hamba-Nya. Terlebih pada saat ini dalam rangka Milad 52 RSU PKU Muhammadiyah Bantul kami dapat mewujudkan sebuah karya berupa buku Kisahkisah Inspiratif “23 Kisah Nyata Cermin Kehidupan”. Buku ini adalah sebuah karya yang didalamnya termuat kisah-kisah nyata yang dialami langsung oleh karyawan RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Dari kisah itulah, para karyawan mendapatkan pengalaman yang sangat luar biasa dan membuat hidup ini terasa berwarna. Buku ini juga memberikan motivasi bagi kita untuk saling tolong-menolong dan saling menghargai antara manusia satu dengan manusia yang lain. SAMBUTAN DIREKTUR RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
[] 8 [] 23 Kisah Nyata Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, pasti membutuhkan pertolongan orang lain. Tentu saja buku kisah Inspiratif ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanya kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan. Semoga kedepan, buku ini tidak berhenti sebagai bacaan saja tetapi juga mengandung hikmah yang bisa ditularkan kepada pembaca. Karya ini semoga menjadi amal jariyah bagi penulis dan pembaca yang menebarkan hikmah yang diambil dari tulisan ini. Bisa menjadi semangat bagi RSU PKU Muhammadiyah Bantul untuk lebih melayani dan memuliakan pasien. Bantul, 08 Oktober 2016 Hormat saya, dr. Widiyanto Danang Prabowo, MPH.
[] 9 [] Cermin Kehidupan Kata Pengantar Anas bin Malik bercerita, saat sedang duduk bersama para sahabat, Rasulullah berkata, "Sebentar lagi, salah satu ahli surga akan muncul di hadapan kalian." Tak lama, seorang laki-laki dari kaum Anshar muncul dengan sisa air wudhu masih menetes dari janggutnya. Ia menenteng terompah di tangan kirinya. Hari berikutnya, Rasulullah mengulang perkataannya dan orang itu kembali melintas seperti pada kali pertama. Di hari ketiga, Rasulullah mengulang perkataannya, dan kejadian itu kembali terulang. Mendengar ucapan Rasulullah, Abdullah bin Amr mengikuti lelaki yang dimaksud Rasulullah lalu berkata kepadanya, "Aku bertengkar dengan ayahku, aku tidak akan menemuinya tiga hari, apakah engkau berkenan memberiku tempat menginap?" lelaki itu menjawab, "Silahkan, dengan senang hati." Abdullah bin Amr pun menginap di rumah lelaki itu hingga tiga malam berlalu dan Abdullah belum melihat dari laki-laki itu melakukan amal yang disebut sebagai penghuni surga. Sehingga Abdullah memberanikan diri bertanya, "Sudah tiga hari disini, aku tidak melihatmu mengerjakan amal yang membanggakan. Mengapa Rasul menyebutmu sebagai salah satu calon penghuni surga?"
[] 10 [] 23 Kisah Nyata Lelaki itu menjawab, "Aku memang tidak melakukan amalanamalan yang istimewa, tetapi sebelum tidur, aku mengingat kesalahan-kesalahan saudaraku seiman, lalu aku berusaha untuk memaafkannya. Aku hilangkan rasa dengki dan iri terhadap karunia Allah yang diberikan kepada saudaraku." Setelah mendengar itu, Abdullah berkata, "Ya, itulah yang menyebabkan engkau disebut sebagai calon penghuni surga." Hadits ini diriwayatkan dalam Musnad Imam Ahmad dan Nasa'i juga dalam Ihya Ulumuddin Al Ghazali, diriwayatkan juga oleh Al Bazzar dan dishahihkan oleh Al Iraqi sesuai syarat penshahihan Bukhari dan Muslim. Dari kisah sahabat Nabi yang dituturkan oleh Anas Ibnu Malik r.a. kita dapat mengambil beberapa hikmah: 1. Rasulullah SAW menginginkan para sahabat untuk dapat berIslam secara kaffah tidak hanya pada tataran rujukan normatif saja akan tetapi juga menyempurnakannya dalam praktek kehidupan yang nyata yaitu kehidupan sehari-hari. 2. Kualitas ke-Islaman yang akan mengantarkan seseorang meraih ridlo dan surg-Nya tidak ditentukan oleh berapa banyak ayat al-Quran dan teks hadits dihafal,seberapa banyak ibadah sholat wajib dan sunnah dilakukan, sudah berapa kali melaksanakan ibadah umrah dan haji, akan tetapi lebih ditentukan oleh seberapa baik kualitas akhlaq dan amal shalih yang dilakukan yang dibangun diatas bingkai ikhlas dan hati yang jernih dan penuh kasih sayang pada sesamanya. 3. Rasulullah menginginkan para sahabat dan siapapun yang mengaku sebagai pengikutnya (umat Islam) untuk menjadi
[] 11 [] Cermin Kehidupan pribadi-pribadi yang tawadlu (rendah hati), tidak boleh sombong dan merasa islamnya paling benar, sok suci apalagi meremehkan sesama muslim hanya karena melihat praktek ibadah dan penampilannya nampak biasa-biasa saja. 4. Rasulullah mengajarkan pada kita agar mampu menempatkan dan memperlakukan orang lain secara mulia dan adil dengan cara bersedia belajar dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh orang lain. Dalam ungkapan yang sederhana Rasulullah menyuruh kita agar mau belajar kebaikan meskipun dari orang biasa-biasa saja. Satu setengah tahun yang lalu, ketika pertama kali diberi amanah sebagai salah seorang direksi di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, salah satu yang saya lakukan adalah mencermati dan mengevaluasi beberapa aspek penting dalam managemen sumberdaya insani khususnya yang berkaitan dengan: komunikasi internal organisasi, budaya organisasi, komitmen pegawai terhadap nilai-nilai organisasi, kesejahteraan pegawai (ekstrinsik dan intrinsik) dan loyalitas pegawai terhadap Persyarikatan Muhammadiyah. Tujuh aspek tersebut menjadi penting untuk dicermati karena berhubungan dengan masadepan RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Mengapa? Karena RSU PKU Muhammadiyah Bantul akan hancur atau terus tumbuh dan berkembang bukan hanya ditentukan oleh canggihnya alat-alat kesehatan, dimilikinya dokter spesialis dan subspecialis serta banyaknya tenaga profesional yang lain, akan tetapi lebih ditentukan oleh seberapa jauh para pimpinan dan seluruh pegawai berkomitmen terhadap nilai-nilai
[] 12 [] 23 Kisah Nyata organisasi dan akhlaq islami yang dikembangkan oleh Persyarikatan Muhammadiyah. Khusus berkaitan dengan aspek komitmen pegawai terhadap nilai-nilai organisasi dan loyalitas pegawai terhadap RSU PKU Muhammadiyah Bantul, secara umum masih cukup baik. Sebagian besar pegawai masih setia dengan nilai-nilai organisasi yang perlu dipelihara, akhlaq mulia yang harus dipraktekkan dan komitmen terhadap motto "LAYANANKU IBADAHKU" masih cukup terasa. Meskipun demikian, kami harus mengakui masih adanya sebagian pegawai yang merasa belum mantab bekerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Masih ada pegawai yang tergoda untuk pindah ke rumah sakit lain karena melihat take home pay -(THP)-nya lebih tinggi tapi kurang memperhatikan aspek kesejahteraan yang lain, masih ada sebagian kecil pegawai yang tiap tahun mendaftar sebagai calon Pegawai Negri Sipil (CPNS). Ada juga pegawai yang kerjanya biasa-biasa saja, padahal para pegawai yang lain sedang berjuang mati-matian untuk dapat memberikan layanan terbaik untuk pasien dan keluarganya. Ada juga pegawai yang kinerjanya kurang bagus, akan tetapi hobinya ngrumpi dan menjelek-jelekkan rumah sakitnya sendiri. Masih ada juga yang terlalu hitung-hitungan, sehingga apapun dinilai dengan uang, kemudian lupa bersyukur dan sabar, qonaah dan tawadlu, berjuang dan berkorban untuk RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Meskipun hal ini terjadi pada sebagian kecil pegawai, namun perlu dilakukan berbagai upaya agar tidak semakin membesar
[] 13 [] Cermin Kehidupan dan mengakibatkan demotivasi bagi pegawai yang selama ini sudah bekerja dengan baik. Berbagai upaya yang sudah dan sedang dilakukan antara lain: pelaksanaan Baitul Arqom bagi seluruh pegawai secara bergiliran, pembinaan khusus petugas Binroh kepada pegawai bermasalah, pembinaan wajib keseluruhan pegawai setiap Jumat pagi, penyelenggaraan pengajian setiap bakda sholat dhuhur, mengembangkan komunikasi organisasi yang sehat, meningkatkan kesejahteraan ekstrinsik dan intrinsik pegawai. Selain itu akan segera diimplementasikan Managemen Layanan Terpadu Islami (MELATI) sebagai bentuk Layanan Prima khas RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Berkaitan dengan upaya pembinaan dan peningkatan komitmen terhadap nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, nilai-nilai budaya organisasi, loyalitas dan kecintaan terhadap RSU PKU Muhammadiyah Bantul serta rasa bangga dan penuh syukur bekerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, maka agar upaya ini lebih berhasil perlu ditumbuhkan budaya pada seluruh pegawai untuk bersedia belajar kebaikan dan mengambil hikmah dari para perintis, pendiri, assaabiqun al awwaluun, pensiunan, senior dan juga belajar dari sesama pegawai. Berdasarkan pengalaman pribadi saya selama bergaul dengan mereka, saya selalu menemukan nilai, teladan dan perjalanan kehidupan yang menakjubkan bahkan luar biasa sehingga hal tersebut perlu didokumentasi agar setiap pegawai yang saat ini masih aktif bekerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul dan generasi berikutnya dapat belajar dari mereka. Kisah-kisah nyata tentang kesabaran,rasa syukur, kerja keras,
[] 14 [] 23 Kisah Nyata ketekunan, keikhlasan, kejujuran, amanah, kedermawanan, keramahan, kecintaan terhadap pekerjaan, bakti pada orang tua, cinta dan pengorbanan, kesederhanaan, keyakinan pada pertologan dan cinta kasih Allah SWT pada hamba-hambanya yang berakhlak ihsan serta kisah lain yang dialami langsung para pegawai dan relawan Bina Rohani (Binroh) RSU PKU Muhammadiyah Bantul, saya yakini jauh akan menyentuh hati dan pikiran kita semua dibanding dengan nasehat dalam bentuk surat edaran dari managemen maupaun ceramah para ustadz dan petugas Binroh. Dokumentasi kisah-kisah nyata tersebut dalam bentuk buku, tidak dimaksudkan untuk bercerita tentang manusia-manusia yang sempurna dan tanpa cacat akan tetapi buku tersebut akan bertutur tentang orang-orang biasa yang pernah mengabdi dan sedang mengabdi di RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang dengan segala kekurangan dan kelemahannya namun mereka memiliki semangat dan tekad yang luar biasa untuk mampu memberikan yang terbaik bagi Allah SWT dengan melakukan dan memberikan yang terbaik bagi RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Secara khusus, dengan penuh rasa hormat saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh narasumber atau penulis kisah inspirati sekaligus seluruh peserta lomba penulisan kisah inspiratif dalam rangka Milad RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang ke 52 tahun, menurut penanggalan Hijriyah. Saya berharap kepada seluruh pegawai dan generasi penerus nantinya dapat belajar tentang nilai-nilai kehidupan dari kisah
[] 15 [] Cermin Kehidupan kisah nyata yang ada dalam buku ini. Semoga kesediaan Bapak, Ibu dan para pegawai menuliskan kisah-kisah nyata yang terjadi di PKU Muhammadiyah Bantul ini dapat menjadi amal jariyah dan mendatangkan kebaikan bagi RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Kepada seluruh pegawai dan pembaca, saya mengajak untuk mencontoh yang diperintahkan oleh Rasulullah, dan yang dilakukan oleh para sahabat, agar selalu bersikap tawadlu dan memuliakan orang lain, dengan kesediaan mengambil contoh kebaikan dan keteladanan, meskipun dari orang-orang biasa. Semoga kita bisa menjadi orang-orang luar biasa dimata Allah dengan akhlaq mulia dan amal shalih, meskipun di dunia kita hanya sebagai "orang-orang biasa". Kepada Bu Syilvy (IGD), Bu Nurul (Binroh) dan Mas Adi Negara (Sekretaris Direksi), yang dalam kesibukannya masih bersedia bekerja tak kenal lelah, untuk mengumpulkan naskah dari peserta lomba, sehingga siap dinilai oleh dewan juri. Khusus pada Bu Nurul, saya juga mengucapkan terimakasih yang telah membantu melakukan "proses edit" terhadap sebagian besar naskah buku ini, sehingga siap untuk diterbitkan menjadi "23 Kisah Nyata Cermin Kehidupan, Belajar Mengambil Hikmah yang Luar Biasa dari Orang-orang Biasa". Semoga buku seperti ini secara berseri dapat diterbitkan setiap tahunnya dan dapat menghadirkan nilai kebaikan dan hikmah bagi siapapun yang membaca. Pada Milad ke-53 tahun depan, insya Allah, kami berniat untuk menuliskan kisah-kisah inspiratif dari dan tentang para perintis, pendiri dan pejuang RSU PKU
[] 16 [] 23 Kisah Nyata Muhammadiyah Bantul. Selamat Milad RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang ke-52 tahun, menurut penanggalan hijriyah, semoga kita semakin lebih melayani dan memuliakan pasien dan keluarganya dengan sikap ramah, penuh empati, kerja professional dan layanan islami. Amin. Bantul, 1 Muharram 1438 H Drs. Muh. Jamaludin Ahmad, Psi. Direktur SDI & BINDATRA
[] 17 [] Cermin Kehidupan DI UJUNG TAUBAT AKU MENUNGGUMU “ Alhamdulillah, Bapak sudah bisa melewati masa kritis, Bu… Nanti kita akan resepkan obat lagi supaya kondisi Bapak semakin baik lagi” “Terima kasih, Dok… terimakasih semua...” *** “Alhamdulillah... Bapak sehat ya, Pak… Pulih seperti sedia kala... Nanti kita bisa sholat berjamaah bersama-sama ya, Pak… Bapak sudah tidak usah ngoyo kerjanya… Kita semelehkan, kita sandarkan kepada Allah ya, Pak….” oleh: NURUL ILMIYATI
[] 18 [] 23 Kisah Nyata L orong-lorong rumah sakit bisa menjadi lorong perjalanan manusia mengenal siapa dirinya dan si- apa penciptanya. Karena langkah kaki yang mengayun seperti memasuki lorong waktu yang memberi kesadaran bagi setiap manusia pada waktu yang telah dilalui waktu yang tengah di jalani dan waktu yang akan di hadapi. “Oh, betapa lambat waktuku malam ini merasakan sakit yang ada di tubuhku, bersama malam yang tak kunjung usai. Apakah sakitku ini hitungan dosaku padamu, ya Robbi, agar aku bisa mengadu dan berdoa hanya kepadaMu sepanjang malam kenikmatan kantuk telah melenakanku. Sepanjang usia, kelelahan kerja sering merenggut waktuku bersamaMu, keseharian mengurus anak dan keluarga adalah candu yang melenakan siapa saja termasuk diriku.” Kalau badanmu sakit…, begitu kira-kira malaikat malam yang menemanimu berbisik, kalau ragamu lesu jangan pernah kau biarkan sampai ke dada, karena itu satu-satunya benteng pertahanan jiwamu… Kalau kepalamu telah penuh alirkan ke dada tengahmu… maka jangan biarkan dadamu sesak lagi, tapi jadikan dada adalah ruang seluas samudra… Lalu..janganlah perih lukamu membuatmu merintih, hingga membuatmu ringkih karena sumber kekuatan jiwa akan terkikis. Kalau ragamu kau rasakan seperti bara, jangan kau mulai putus asa meraja dan mendera.karena itu satu-satunya jiwa dan asa... Malam semakin larut tatkala malaikat malam masih setia dan mengirimkan para penolong-penolong raga. Dentingan
[] 19 [] Cermin Kehidupan suara tempat meracik obat atau alat-alat yang mereka gunakan merawatmu adalah cara malaikat ingin menolongmu. Dan datanglah para penolong yang berbaju putih yang selalu berusaha menanyakan kondisimu, selalu menjagamu agar kau segera sehat. Jangan sekali-kali kamu anggap hanya orang-orang yang berbaju putih itu malaikat. Siapapun orangnya itu yakinlah bahwa mereka itu adalah malaikat, atau orang-orang yang berhati malaikat yang selalu memastikan dirimu terjaga dalam iman dan kasih sayangNYA. “Wahai jiwa yang tenang tidurlah dalam jiwa yang tenang, tidurlah dalam rasa sakitmu. Wahai jiwa yang tenang, nyenyaklah dalam ayunan kasih sayang Tuhan. Wahai jiwa yang tenang, bermimpilah bahwa sakitmu adalah penawar salah dan kehilafan. Wahai jiwa yang tenang, jangan perdengarkan erangan yang datang Jangan perhatikan lintasan jalan yang menghadang Jangan persamakan ujian dan godaan. Jangan mempersulitkan keadaanmu ke dalam kondisi yang lebih sulit. Sudahlah ini akan berlalu….., semua hal yang menyusahkan diri akan segera berakhir. Kalau kamu menatap tetesan infuse membuat satu demi satu, seperti kamu menghitung detak jantung mu sendiri.”
[] 20 [] 23 Kisah Nyata Sehat…, sakit…, sehat,… sakit.. semua pilihan bagimu ketika tanganmu telah terikat dengan selang infuse pilihanmu hanya dua: pertama kau sehat dan akan sembuh, atau pilihan yang kedua, kau akan menyambut ajal. Tidak perlu terlalu jauh merenung karena semua bermula dari sini. Untuk menemukan sehat harus sakit dulu, itu kata mutiara dari kisah hidup… Jika sakit baru terasa nikmatnya sehat… Dan, semua kisah Pak Mudi bermula dari sini…. di saat Pak Mudi berbaring lemah, di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul. “Pak, kalau kerja itu ada istirahatnya, jangan selalu dikuras tenaganya, badan juga punya hak untuk istirahat, Pak…”, kata hati istrimu yang selalu tidak kau hiraukan, selalu kau menjadi begini. “Ya, Bu, sebentar lagi”. “Tapi kan Bapak melewatkan makan siang, waktu istirahat dan waktu sholat”. Sang istri mendekat dan membawakan air putih seperti biasa untuk bekal kerja. Itu adalah kata-kata paling hebat yang selalu dipesankan istriku saat aku memberinya salam pamit untuk berangkat kerja, nasehat istriku yang selalu kuabaikan. Seketika itu aku berfikir, mengapa kata-kata istriku sama persis dengan katakata dokter yang merawatku, yang mengatakan kalau banyak minum air putih membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Tahu dari mana istriku ya soal banyak minum air putih itu…. Dari TV?? Ah… mana sempat ia menonton tv kalau cucian di rumah menumpuk. Apalagi, berita-berita yang nggak
[] 21 [] Cermin Kehidupan menghibur malah bikin pusing. Dari ibu-ibu PKK? Atau, obrolan tetangga di depan warung sayur ???? Ooo, ternyata aku sudah punya dokter di rumah, dokter pribadi… kenapa baru tahu sekarang? Tapi, aku sering tak menghiraukan nasehat dokterku di rumah, sehingga aku mesti bertekuk lutut dengan dokter yang merawatku di rumah sakit, yang dapat menyembuhkan sakitku. “Nduk, Cah Ayu, tolong Bapak dipundutke extrajoss ya, Nduk? biar rasane penak badane Bapak”. Anak perempuan yang masih SD itu hafal dengan kebiasaan bapaknya. Minuman berenergi itu bener-bener jadi senjata ampuh dari lesu dan loyo setiap pulang kerja. Habis bagaimana lagi, macam aku ini yang cuman tenaga modal untuk kerja, kalau tenagaku sedang menurun, perlu didongkrak dengan minuman ekstrajoss. Bukan hanya anak dan istriku bahkan penjual yang ada di warung dekat rumah hafal betul kalau tiap hari aku kesana pasti membeli extrajoss. Ibu: “Bapak kalau kebanyakan minum minuman seperti itu bisa sakit ginjal, Pak”. Bapak: “Alaaah Bu.. nggak usah takut, yang penting Bapak bisa kerja yo, Bu”. Ibu: “Bapak tu nggak bisa kerja po tanpa minum extrajoss?” Bapak: ”Ya, bukan begitu Bu.., tapi Bapak kalau habis minum itu tambah semangat”. Ibu: “Itu namanya Bapak sudah ketergantungan, Bapak itu terpengaruh iklan di TV kalau begitu”. Duh istriku…. Bidadariku…
[] 22 [] 23 Kisah Nyata Wajahmu serasa dekat dengan wajahku karena segala pemikiran dan nasehatmu selalu mengena. Dan nasehatmu seperti panah dari busur sangat pas dan tepat sasaran, membuat dada, lukanya sama perihnya seperti penyesalan yang kualami saat ini. Lemah dan hanya terbaring mendengar suara tetesan infus mengalir di nadiku. “Oh, aku tak bisa menangkap anak panah itu. Andai aku bisa menghentikan kebiasaan burukku. Sekarang, yang harus kuhadapi adalah rasa sakitku ini. Istriku, melihat dirimu, mengapa aku tak bisa berkaca, ketaatanmu kepada diriku sebagai suamimu, seakan engkau lulusan Perguruan Tinggi. Keshalehahanmu beribadah, seolah engkau putri kyai. Kenapa aku tak bisa menirumu? Kenapa aku menurutkan ego kelelakianku saja, agar aku bisa mencukupi kebutuhan keluarga tanpa pernah kuhiraukan, bahwa dirimu sangat membutuhkan aku sebagai imammu… Yang bisa menjadi imammu saat kita sholat berjamaah.. Menjadi nahkoda penentu ke arah mana arah bahtera rumah tangga kita. Paling tidak, aku bisa menjadi uswahmu dalam sehari hari. Aku sadar.. seringkali mengabaikan panggilan adzan karena sibuk bekerja demi kecukupan nafkah keluarga, sebagai alasan aku melupakan kewajiban sholat yang diperintahkan Tuhan kepadaku karena takut pekerjaanku tidak selesai kalau kutinggal sholat..” “Ya Allah, semoga engkau ridho dengan keadaanku sekarang ini… aku sangat mengharapkan kesempatan kau
[] 23 [] Cermin Kehidupan berikan kepadaku, kesempatan kesembuhan dan kembali ke jalanMU…” “Pak, Pak, disuruh bangun sama perawat… waktunya minum obat, Pak. Bapak tidurnya gelisah.. nggak nyenyak barangkali, karena Bapak meracau …..” Istri Pak Mudi membangunkan suaminya itu setelah diberi pesan oleh perawat yang mengantar obat yang harus di minum malam itu… “Jam berapa, Bu?” kucoba sambil membuka mata meski amat pelan karena amat berat rasanya “Ini sudah jam satu malam, Pak…” “Aku ingin sholat taubat, Bu….” “Kalau sedang sakit, sholatnya tetep sambil tiduran, Pak.. wudhunya diganti tayamum….” ‘ Aku harus tayamum, Bu?“ Bertanya kepada istriku yang menyiratkan ketidaktahuanku tentang tayamum dan caranya…. Dari sorot mataku yang mengajukan pertanyaan ini, aku sangat berharap istriku tahu dan mau mengajariku cara tayamum.. “Pak... Bapak niatkan dulu dalam hati untuk tayamum… Niat karena Allah sambil membaca Bismillahirrohmaanirrohiim…. “Ya, Bu.. sudah…” “Lalu tangan kanan dan kiri bapak usapkan ketembok…trus ditiup…” “Ya, Bu, sudah..” “Kalau sudah, Bapak usapkan ke pergelangan kanan dan
[] 24 [] 23 Kisah Nyata kiri… lanjut ke muka ya, Pak…” “Ya, Bu, sudah..” Aku harus meyakini, bahwa istriku memang luar biasa... Soal agama juga paham, setelah kuanggap seperti dokter. Kini istriku seakan menjelma sebagai rohaniawan yang mengajariku tata cara tayamum, seperti rohaniawan yang tiap pagi mengunjungi pasien di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul ini….. Aku benar benar baru sadar selama ini aku melenakan diriku sendiri, membiarkan diriku tidak tahu hukum-hukum agama. Menyengaja diriku memburu kebutuhan hidup saja. Usai tayamum, kuhadapkan wajahku menuju kemampuanku memandang….. Tempat tidur rumah sakit ini tidak mengarahkan pandanganku ke arah qiblat. Hari ini aku melaksanakan sholat taubat… Kuhajatkan agar segala dosa-dosaku luruh lebur karena curahan rahmat kasih sayang dan rahmat ampunanNYA padaku. Meski aku tidak berwudhu, meskipun ingin aku memercikkan air pada anggota wudhuku, agar siramannya mampu membuka poripori tubuhku menjadi segar dan pikiran menjadi padang dan gumregah… sehingga tubuh merasa sehat waras pulih seperti sediakala. Debu yang suci dan menyucikan yang kujadikan untuk tayamum, semoga mampu dan kurasakan cukup menerbangkan segala daki-daki yang menempel di tubuhku. Malam ini ketika kedua tangan mengagungkan kebesaranNYA, menyedekapkan tangan seolah menjadi raga tiada daya. Kurasakan sendiri atau kurasakan
[] 25 [] Cermin Kehidupan ketidakberdayaan ini di hadapan Sang Pencipta.. Kenapa hatiku menjadi sendu, sedih dan ingin menangis, seperti pernah meninggalkan sesuatu dan ingin meraihnya kembali. Seperti pernah merasakan dan mengenal, kemudian melupakan dan kini diliputi oleh rasa rindu ingin bisa bertemu kembali… Entah, namanya apa perasaan yang kualami ini… Semua itu gumaman lirih Pak Mudi setelah usai sholat taubat malam itu….. Ooo, Pak Mudi, itu namanya Bapak baru merasakan kelezatan cinta dalam bermunajat dengan Allah… Kebesaran Allah selalu dirasakan oleh seseorang yang merasa lemah. Tapi, belum tentu semua orang yang lemah bisa merasakan kebesaranNYA… Karena semua adalah anugerah dan hidayah. “Duh Gusti Allah... Sak meniko Paduko paring gerah dateng kawulo, saksampunipun kawulo nglerwa’aken sedoyo kewajiban kawulo dumateng Paduko. Kawulo nyuwun paringipun kawelasan, kasarasan lan kekiatan….” “Astaghfirullah… Astaghfirullaah… Pak Mudi… istighfar ya, Pak.. Ditirukan dalam hati. Mohon ampun kepada Allah ya, Pak.. Astaghfirullah…” Sayup-sayup, suara lirih... menuntun dan membisikkannya di telingaku... Tapi, itu bukan suara istriku .. aku hapal betul suara istriku…, malah isak tangis itu yang kukenal sebagai suara istriku.
[] 26 [] 23 Kisah Nyata “Paaak… Paaaak.. sadar ya, Pak… sadar Pak… “Allah… Allah… Allah.. Pak Mudiii.. menyebut nama Allah ya, Pak... dalam hati… Di dada tengah ya, Pak… saya tuntun… Pak Mudi menirukan… yaaa... Suara bersautan antara isak tangis istriku dan suara yang baru saja kukenal, ingin sekali kutirukan dan kuutarakan, tapi kenapa lidahku kelu… Pendengaranku sangat jelas mendengar orang- orang di sekelilingku… Suara laki-laki yang memberi aba-aba agar seseorang menyuntik juga jelas sekali olehku… Tapi, lidahku kelu…. bahkan, untuk menyahut orang yang menyebut namaku saja... Kenapa aku tak mampu…, tapi aku sadar bahwa semua orang mengelilingi sekitar tempat tidurku. Dan aku sangat merasakan kecemasan kegaduhan mereka… Oooh aku harus berusaha sekuat tenaga… Seperti seorang yang tengah berenang dan hampir sampai menuju pantai, maka aku harus menambah daya kekuatanku… “ Allah… Allah.. Astaghfirullah…” Ya, aku bisa menirukan kalimah-kalimah itu, meski dalam hati saja, seiring hentakan di atas dadaku yang seperti memberi nafas bagiku. Dan aku berusaha mengambil nafas itu, meski rasanya berat, harus kudongakkan kepalaku dan kubuka mulutku….. Mudi, kamu harus bisa mengambil nafas itu dan kau kembalikan ke tubuhmu... Jangan sampai kamu melepas nafasmu meski hanya sedetik… Kembalikan nafasmu ke dada tengah,
[] 27 [] Cermin Kehidupan ikuti suara- suara yang melantunkan kalimah-kalimah itu di telingamu... “Allah… Allah… Astaghfirullah…” Aku bisa... Aku bisa, bisa berulang-ulang menirukan dalam hatiku. Tetapi mereka semua tidak tahu kalau aku bisa menirukan dalam hati. Pasti mereka pikir aku tak peduli, atau aku tak bisa lagi. Aku sampai tak peduli dan hiraukan bunyi alarm dan alat monitor di sekelilingku. Yang menjadi perhatianku adalah nafasku dan kalimah itu... “ Alhamdulillah, Bapak sudah bisa melewati masa kritis, Bu… Nanti kita akan resepkan obat lagi supaya kondisi Bapak semakin baik lagi” “Terima kasih, Dok… terimakasih semua...” Aku yakin, yang baru saja kudengar adalah suara istriku, karena setelah itu tangannya mengusap dahi dan rambut kepalaku….. Setelah itu keningku dicium, dan aku merasakan hawa dingin mengalir dari ujung matanya... “Alhamdulillah... Bapak sehat ya, Pak… Pulih seperti sedia kala... Nanti kita bisa sholat berjamaah bersama-sama ya, Pak… Bapak sudah tidak usah ngoyo kerjanya… Kita semelehkan, kita sandarkan kepada Allah ya, Pak….” Kalau aku punya daya, tentu akan aku balas rengkuhan istriku… Tapi, aku hanya bisa mendengarkan semua... Meski badanku masih terasa lemas, aku merasakan lebih baik dari beberapa jam yang lalu. Badanku terasa ringan, dari ujung
[] 28 [] 23 Kisah Nyata rambut sampai ke ujung kakiku, serasa tidak ada beban yang menghimpit... Aku serasa seperti baru saja lulus ujian, merasakan kelegaan yang luar biasa, setelah mengalami pengalaman yang sangat menegangkan... Seperti orang merdeka kini... yang merasakan sehat lahir batin, sehat jasmani dan ruhaniku. Aku… aku sadar sekarang, ternyata kebiasaanku tidak sholat menjadi penyebab sakitku … []
[] 29 [] Cermin Kehidupan NAFAS CINTA SEPANJANG HAYAT Bila nafas akhir berhenti sudah, jantung hatipun tak berdaya. Hanya menangis tanpa suara, mati tak bisa untuk kau hindari. Tak mungkin kau bisa lari. Ajalmu pasti menghampiri, meski berada di gedung menjulang tinggi. Mati tinggal menunggu saat nanti. Kita pasti kan mengalami mati. Inna lillahi wa inna ilaihi Roojiuun... Semua akan kembali kepada yang Maha Memiliki. Kita tak punya tempat kembali, kecuali kepada Ilahi Rabbii… “Yaaa ayyatuhal nafsul muthmainnah... Irji’ii ilaa Rabbiki raadhiyatan mardhiyah, wadkhulii fii ibaadii, wadhulii jannatii...” oleh: NURUL ILMIYATI
[] 30 [] 23 Kisah Nyata Selalu benar ketentuan Allah yang telah ditetapkan kepada manusia, bahwa setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Orang yang kita cintai, yang kita temui sepanjang hari dan kita lalui kebersamaan, kebahagiaan bersamanya, pergi meninggalkan kita semua. Tangis akan tertumpah ruah, hati pilu kehilangan cinta, merasa merana karena ditinggal begitu saja… Istri menjadi janda, anak menjadi yatim atau piatu, semua serasa tercerabut tenaga kita merasakannya. “Ya Allah, engkau telah memanggil bapakku…“ sang anak pasti meronta begitu”. “Adikku… kok kamu dipanggil lebih dulu dari pada aku…” Memeluk jasad kaku sang kakak yang ditinggal pergi selamanya... Sementara, keluarga yang lain hanya terdiam, terpaku lidah tak mampu menyusun kata-kata apa yang tepat untuk suasana seperti itu. “Inna Lillahi wa inna ilaihi Raajiuun”, kita semua yang ada di sini semoga bisa berkhusnuzan kepada Allah, bahwa Pak Yamin telah wafat kembali keharibaan Allah. Dan kita semua telah mengantarkannya, menuntun dengan kalimah thayyibah... Insya Allah khusnul khatimah…” Petugas kerohanian akan menyampaikan pesan seperti itu. Bagi yang berkumpul di ruangan itu, bisa dipastikan akan mengamini doa ruhaniawan tadi. “Aaamiiiin… Allahumma amiin“. “Semoga putra dan putrinya menjadi amal jariah…”
[] 31 [] Cermin Kehidupan “Amiin...” meski terlihat agak seperti memberi sambutan, tapi karena disampaikan dengan tulus maka semua berjalan alamiah tanpa dibuat-buat. *** Kalau jenazah sudah dirapikan dan ditutup dengan kain lurup, bagi keluarga rasanya belum merasakan kepuasan untuk tidak mendekat dan mendekap lagi… Anak tertua yang lebih dewasa dan seperti sudah terbiasa, memberanikan diri membuka kain lurup sebatas muka dan kepala… menciumi, menyapu wajah sang bapak. Serasa ingin bapak tetap ada baginya, tapi hatinya tidak kuasa menahannya… Maka hanya kata perpisahan dan kepasrahan yang terucap. “Selamat jalan, Bapakku, guru kehidupanku, sahabat bercandaku... aku berbaik sangka bahwa Bapak telah bersiapsiap untuk menemui Allah, dan aku yakin Allah menyambutmu dengan rahmat ampunan dan rahmat kasih sayangNYA“ Setelah itu, tersungkur dan tergugu di samping wajah bapaknya yang telah dingin, pucat tapi seperti lebih bersih dari biasanya… “Bapak kok seperti orang tidur… Bapak … wajahmu kok jadi bersih tidak berkerut karena sepuh semasa hidupmu... yakin sekali Bapak terlihat lebih muda…”, begitu si anak masih berkata-kata meyakinkan dirinya, tentang kenyataan yang ia terima bukanlah mimpi. Karena seperti dirasakan olehnya, ini benar apa tidak, kalau Bapak sudah tidak akan bersama kita selamanya…
[] 32 [] 23 Kisah Nyata Saudara-saudara yang berdatangan malam itu hanya bisa bersedekap, malam yang larut terasa dinginnya karena masygulnya hati. *** Tiba-tiba petugas yang ada di bangsal itu terlihat turut mendekati putri sulung Pak Yamin. Disaksikan semua yang hadir, perawat putri dengan suara lembut mengelus pundak dan menyampaikan sesuatu.. “Mbak.. Pak Yamin meninggalnya baguuus sekali.. Sejak kita tangani hingga akhir hayatnya saya menyaksikan sendiri, Pak Yamin selalu menyebut Allahu Rabbii..., Allahu Rabbiiii… haluuus meninggalnya.. Insya Allah khusnul khotimah…” Wujud simpati dari petugas RSU PKU Muhammadiyah Bantul ini banyak berpengaruh dalam mengurangi kesedihan keluarga almarhum. “Terimakasih ya, Mbak.. sudah merawat Bapak sejak sore sampai Bapak wafat dini hari ini.. “ “Ya .. terimakasih kembali.. sama-sama… Kita semua petugas nggak tidur semalaman juga, kita monitor terus dari menit ke menit perkembangan kondisi bapak, jam sepuluh memang gula darah bapak tinggi, sampai angaka 500, dan obat sudah kita masukkan….kita sudah berusaha maksimal….” ‘Mbak Perawat, saya ingin ketemu dokternya…” salah satu keluarga menyela demikian. “Sebentar Pak, saya panggilkan…mohon ditunggu ya, Pak...” Yang dipanggil ‘Pak’ oleh perawat itu ternyata kakak sulung Pak Yamin…
[] 33 [] Cermin Kehidupan Suasana gaduh, protes, dan belum bisa menerima kenyataan sering mewarnai kejadian pasien yang meninggal, hal itu bisa terjadi di mana saja, di rumah maupun di rumah sakit, dan juga di rumah sakit mana saja… Pernyataan seorang dokter memang penting untuk diketahui keluarga mengenai penyebab kematiannya, karena dokter penanggung jawabnya… “Begini Pak, saya dokter yang merawat Pak Yamin. Sejak awal datang memang keluhan yang dialami Pak Yamin ada rasa sesak di dada... kadar gula tinggi, juga ada ulkus atau luka di jari kaki. Sudah kita masukkan obat. Waktu itu sudah kita sampaikan kepada almarhum, untuk kita pasang kateter atau selang pipis, dan sementara harus bedrest dulu. Tapi beliau menolak, kondisi semakin drop setelah Pak Yamin turun ke kamar mandi…. kita sudah berusaha semaksimal mungkin, Allah berkehendak lain…“ Kakak Pak Yamin yang diberi penjelasan dokter merasakan antara menerima keterangan dari dokter atau menolak, ingin mendesak penjelasan lebih lanjut. Begitulah memang kondisi kejiwaan orang yang ditinggal mati… “Apa obat penurun kadar gulanya sudah diberikan, Dok?“ “Sudah Bapak, sekitar jam sepuluh” “Apa kondisi semakin sesak itu bukan akibat atau efek dari obat itu?” Masih mendesak dokter putri yang masih muda bertubuh kurus tidak semampai... “Bukan, Pak, semua karena faktor fungsi organ tubuh, bukan karena faktor efek obat yang kita berikan“.
[] 34 [] 23 Kisah Nyata Dalam suasana begini, yang sangat berperan adalah bagian Bina Ruhani Rumah Sakit. Sikap tanggap sangat diperlukan. Kemampuan personal memberi motivasi akan memberi arti bagi ketenangan hati keluarga dan ketenangan suasana. “Bapak, Ibu, dan keluarga almarhum yang saya hormati, mari kita pasrahkan semua kepada Allah, bahwa semua sudah merupakan takdir Allah, dan kita yakin bahwa Allah selalu memberi yang terbaik untuk hambanya... Sekali lagi, Insya Allah Bapak Yamin khusnul khotimah... Dan, yang kita bisa sekarang adalah mendoakan dan mendoakan terus setiap saat, khususnya putra-putrinya… begitu ya? Mohon semua tenang dan sabar dan ikhlas...“ Kata-katanya menyejukkan sekali Bapak Kerohanian ini. Memberi motivasi memang pekerjaannya sehari-hari. Meski terkesan seperti pidato resmi, kata-katanya tapi cukup mengena di hati. “Oh, ya.. saya sampaikan juga, bahwa Rumah Sakit ini juga menyediakan Layanan Rukti Jenazah, mohon dimusyawarahkan dengan keluarga, apakah Bapak mau dirukti di Rumah Sakit atau dirukti di rumah sendiri...” “Ya Pak, saya ingin memandikan Bapak saya di sini saja”. Yuni anak tertua langsung menyampaikan keputusannya. Memandikan Sang Bapak untuk terakhir kalinya akan sangat berarti bagi Mbak Yuni. Akan ia kenang sebagai peristiwa yang tak pernah ia lupakan seumur hidupnya. Tubuh yang terbujur, kaki terlihat lebih muda dari usianya, begitu dalam fikiran Mbak Yuni.
[] 35 [] Cermin Kehidupan Bapak, jasadmu telah kaku dan terbujur. Kusapu lembut dari wajah badan hingga kakimu. Kubasuh dan kuguyur dengan siraman air, yang sejak Bapak masih bersamaku, hal ini tidak pernah aku lakukan. Maafkan diriku, Pak… Kutatap wajah Bapak lekat-lekat, agar aku mudah menghadirkan wajahmu dikala aku rindu... Sesaat, sebelum kain putih bersih menjadi pakaian kebesaran menghadap Ilahi…. “Sudah, Mbak..., sudah Mbak Yuni, ikhlaskan... ikhlaskan… doamu akan selalu sampai kepada beliau… Memapah putri sulung Pak Yamin itu yang tengah menangis dan menciumi kaki Pak Yamin… Sambil segala sesuatunya diproses berkaitan dengan pemulangan jenasah. Putri sulung Pak Yamin yang merasa sangat terkesan dengan motivasi yang diberikan oleh petugas kerohanian tadi, diam-diam mencoba menemui petugas itu untuk sekedar menyampaikan sedikit yang masih mengganjal dalam hati, memasuki ruangan kecil yang paling menjadi pusat perhatian adalah almari yang berisi buku buku besar. “Assalaamualaikum….” “Waalaikum salaam… monggo, monggo... Ada yang bisa saya bantu, Mbak?” Penghuni ruangan itu memang grapyak semanak, sehingga yang ingin menemuinya merasa nyaman. “Pak, saya mau tanya... kalau ciri-ciri orang yang meninggalnya khusnul khotimah itu bagaimana, Pak? Apa bapak saya termasuk khusnul khotimah?” “Ya… ya… Kalau bapak panjenengan insya Allah khusnul
[] 36 [] 23 Kisah Nyata khotimah, dilihat dari cara meninggalnya, Mbak… Sangat mudah... wajahnya bersih seperti orang tidur… badannya tidak mengeluarkan cairan bau sedikitpun, seperti sedang tidur saja. Apalagi bisa menyebut kalimah Allah sebelum meninggal”. “Ooo begitu ya… Jadi, tiap orang berbeda ya, Pak, cara meninggalnya?” “O, iyaa... masing-masing orang berbeda dan bermacammacam cara meninggalnya. Ada yang koma berhari-hari, sudah nafas satu-satu baru meninggal... Cara meninggalnya bisa karena kecelakaan, bisa karena penyakit...” Agak sedikit lega juga kelihatannya putri almarhum Pak Yamin ini, mendengar penjelasan dari petugas kerohanian, paling tidak sudah merasa terhibur, sehingga bisa menutupi rasa sedihnya. “Ya, Pak, terimakasih sekali, ya, pencerahannya kepada saya dan keluarga saya… Menjawab begitu putri pertama Pak Yamin ini masih tercenung, merenungi kematian bapaknya dan cara kematian yang dialami bapaknya… Ternyata Bapak cerdas sekali dalam mempersiapkan kematiannya sendiri. Aku jadi ingat, waktu itu Bapak pernah bilang padaku, karena anak-anak sudah selesai sekolahnya, sudah menikah semua, maka waktunya akan banyak digunakan untuk beribadah. Sholatnya ingin lebih tekun, rutin, tidak bolong, khususnya sholat tahajud dan sholat dhuha. Kalau punya uang lebih baik untuk shodaqoh. Sudah tidak akan mikir gosip-gosip dan yang tidak ada manfaatnya. Kegiatan organisasi pun, sudah ingin yang dekat-dekat saja dan kegiatan yang hanya
[] 37 [] Cermin Kehidupan sekali tempo saja. “Biar saja kalau Pak Dhemu masih mau kegiatan macam macam, aku begini saja…”. Bapak pernah bilang begitu. Mbak Yuni menceritakan kenangannya bersama Bapak kepada petugas, sambil menunggu waktu. T idak bisa dipungkiri, bagaimana sedihnya ditinggal orang tua terutama bapak, siapapun yang mengalami kejadian seperti itu, bagi keluarga pasien yang dirawat di rumah sakit ini merasakan pukulan yang menyedihkan, terutama akan kelihatan bagi anak tertua dan anak ragil. Anak tertua mempunyai hubungan emosional dengan seorang bapak lebih lama dan dekat. Sedangkan bagi anak bungsu, biasanya faktor kemanjaan dan ketergantungan yang menjadi pemicu kesedihan. S eseorang yang meninggal dunia memang tidak hanya meninggal, tapi meninggalkan dunia ini, meninggalkan dunia dan seisinya. Meski selama ini dunia adalah tempat hidup dan kehidupannya, meninggalkan dunia tentu tidak semudah menanggalkan baju. Seolah-olah tega terhadap anakanaknya yang masih kecil yang ditinggalkannya. Seolah-olah tega terhadap pasangannya yang akan hidup sendiri. Tega terhadap nasib keluarga sepeninggalnya. Apakah memang begitu? Bukankah anak atau pasangan yang ditinggal masih punya saudara dan kerabat? Apakah begitu? Bukankah apabila anaknya menjadi yatim atau piatu, ada yayasan persyarikatan bahkan negara yang akan memperhatikan dan mengurus?
[] 38 [] 23 Kisah Nyata Lantas bagaimana dengan yang mati? Yang mati akan “hidup” seorang diri di alam kubur… Seorang diri menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir. Seorang diri menghadap Ilahi Rabbi… Ya, hanya amal sholeh yang akan menemani hidup seseorang yang sudah mati. Jadi, siapakah yang perlu diratapi? Yang mati, atau yang di tinggal mati? Mendampingi petugas rumah sakit yang memandikan bapaknya, tidak henti-hentinya Mbak Yuni mengucurkan air mata. Ratapan kecil seiring guyuran air dan siramannya di sekujur tubuh seorang yang sangat ia sayangi. Bapak bersiih.., badannya keset, tidak mengeluarkan cairan ataupun kotoran… Semasa hidupnya, belum pernah Mbak Yuni dengan lekat dan sepuas-puasnya memandangi tubuh bapaknya, walaupun sering memijat beliau… Ketika kain kafan putih lembaran terakhir telah sempurna membungkus tubuh bapaknya, tak kuasa lagi Mbak Yuni tersungkur di ujung kaki bapaknya, menciumi sebagai sungkem bakti yang terakhir baginya. Bapak... maafkan segala yang tak bisa kulakukan untuk tanda baktiku padamu. Maafkan, Pak… Maafkan….. Setelah itu..., tiba-tiba bapak petugas yang merukti Pak Yamin itu bergumam lirih… “Mbak merasa kehilangan sekali ya, ditinggal bapaknya….. Mbak juga termasuk berani ikut mendampingi jenazah Bapak…” “Iya, Pak”. Mbak Yuni menjawab singkat karena tercekat. “Kita di sini sering, Mbak, menyaksikan macam-macamlah
[] 39 [] Cermin Kehidupan karakter putra-putrinya yang meninggal dan dirukti di sini. Ada yang seperti Mbak, berani dan keliatan kalau Mbak sayang sama bapaknya… Ada juga yang hanya memandang dari jauh, mendekatpun tak mau, apalagi memegang...” “Ohhh.. begitu ya, Pak…” “Mengiringi jenazah usai dimandikan tidak membuat kesedihan putri sulung Pak Yamin surut. Sepanjang perjalanan di dalam mobil jenazah, yang mengantarkan almarhum menuju ke rumah tinggalnya, memeluk dan tidak akan dilepas, barangkali yang dirasakan, sambil terus bergumam lirih mengutarakan kalimat-kalimat perpisahan dengan orang yang dikasihinya itu. Bahkan, ketika sudah hampir sampai di tempat yang dituju, pelukan pada ayahandanya yang sudah terbujur kaku dan dibungkus kain kafan itu semakin erat… Mobil ambulans mulai melambatkan lajunya, pertanda telah melewati gang depan rumah tinggal itu. Tergugu rasanya tak ingin sedetikpun lepas dari samping almarhum, mendampingi sampai di halaman rumah... sampai di teras rumah… sampai di beranda rumah… sampai ke dalam rumah… Luruh hatinya. Serasa runtuh dan bumi tempatnya berpijak. Ambruk tubuhnya… Mendekap tubuhnya sendiri, merapatkan tangannya di dada… Rumah ini banyak memberikan kenangan Pak Yamin beserta anak dan cucunya…. Di depan TV itu, Pak Yamin selalu menunggu berita-berita yang ia suka… Di meja makan itu, beliau sering menghabiskan makan malamnya bersama ibu… Di sofa ruang tamu itu, Pak Yamin bertadarus Alquran. Di musholla kecil ruang tengah
[] 40 [] 23 Kisah Nyata rumah ini, almarhum melewatkan cintanya pada Allah, menjadi kilas balik semua kenangan yang ada di rumah ini muncul dan melintas semua… Masih jelas dan gamblang, dalam pikiran anak-anak Pak Yamin. Bagi anak Pak Yamin yang bungsu, kedatangan jenazah ke rumah ini kembali membuka sosok bapak dan eyang bagi dirinya… Kenapa Pak Yamin meninggal dalam keadaan mudah... halus..? Bagi sebagian kerabat dan teman dekat pasti sudah tahu kehidupan beliau… *** Hari-hari, detik-detiknya adalah ukuran waktu yang dihitung oleh semua orang di muka bumi. Waktu adalah ukuran bagi seseorang seperti Pak Yamin, yang telah berkhidmat memberi sisa waktu yang ia miliki akan dilewatkan hanya untuk beribadah kepada Allah. Jika baginya ada kelebihan rezeki, maka akan dipergunakan untuk infak dan shodaqoh. Kegiatan rutin tiap tahun yang sering dia adakan adalah mengkordinir santunan kepada anak yatim piatu. Kegiatan itu banyak dirasakan oleh masyarakat dimana Pak Yamin tinggal. Hal itu sering menjadi bahan cerita tatkala Almarhum Pak Yamin ini sedang berkumpul dengan anak cucunya, ia titipkan dan bagikan kepada anak-anaknya untuk diteruskan pada kenalan-kenalan anak-anak itu… Atau, bercerita apa saja sambil merasakan pijatan di tengkuk, punggung atau minta dijambak rambutnya, oleh putri sulungnya itu yang selalu saja menerima pujian beliau sangat cocok sama pijatannya. Suatu saat, kalau putri sulung Pak Yamin lama tidak
[] 41 [] Cermin Kehidupan mengunjungi, maka yang akan memijat adalah si kecil Arsan, cucunya yang masih kelas tiga SD. Jangan dikira Arsan ini tukang pijet tangan, tapi Arsan ini sering disebut tukang injakinjak punggung simbah, begitu julukannya…” Kalau pijatan tangannya Mbak Yuni kroso banget, tangane atos“ kata Pak Yamin sekali waktu. Dia bilang begitu memuji Mbak Yuni putri sulungnya itu, kalau yang mijet Ibu, tidak ada rasanya“, lanjutnya, “Pijetan tangan ibu itu tidak bertenaga”. “ Nah… sebelah situ betul, pundak kanan sebelah bawah itu mesti agak keras lagi mijetnya, itu kalau ‘tukang pijet’ yang datang adalah Mbak Yuni, nanti Pak Yamin akan minta pijet rata di seluruh punggung. Hiburan bagi orang yang sudah sepuh seperti Pak Yamin itu adalah kedatangan cucu dan anaknya yang biasa mengunjunginya setiap hari Jumat. Maka pada setiap hari Jumat, sejak dari pagi selesai sarapan dan teh manis bikinan ibu, beliau akan menunggu di kursi teras depan rumah, matanya yang sudah rabun akan beliau belalakkan lagi begitu mendengar ada suara motor datang. “Siapa itu ya, yang datang?” Menyapa terlebih dulu sambil meyakinkan dirinya sendiri agar tak keliru menyebut nama. “Mila, Mbah,” jawab seseorang yang datang sambil menggandeng bocah perempuan kecil. “Ooo.. Milla yaaa... sudah tak tunggu-tunggu je, Nok….” “Assalaamu’alaikum…. Akung, Mila bawa permen dua… Milla kecil menyapa Akungnya. “Wa’alaikum salaam… Milla, salim dulu sama Simbah sini…
[] 42 [] 23 Kisah Nyata Sekarang, mana permennya Simbah minta satu, ya?” Berkata begitu, Pak Yamin selalu membungkukkan badannya sambil tangannya dijulurkan pada si kecil Milla tanda minta sesuatu. Milla, bocah kecil usia dua tahun itu, akan berlari lari kesana kemari kalau simbahnya belum mau sama permen yang ia bawakan. Meski ibunya Milla sering memanggil Pak Yamin dengan Simbah Kakung, tapi Milla kecil lebih sering memanggil: ‘Akung’. Bagi Pak Yamin, kedatangan Milla seperti memberikan kesegaran pada matanya, kesegaran pada fikirannya dan kesegaran dalam hatinya. Matanya terasa segar melihat Milla yang lucu dan imut. Kalau berbicara, mulutnya suka dimonyongin. Suka memakai baju pink, sepatu pink, juga bando pink. Suka merajuk dan ngambek sebentar-sebentar, trus berbaikan lagi. Berlari kesana-kemari, tahu-tahu sudah duduk di sebelah Akungnya. Terus, mulai ceriwis ngomong ini itu… Menyegarkan fikiran Pak Yamin. Dalam fikiran Pak Yamin, bocah kecil ini akan menjadi harapan baginya, penerus baginya. Sebagai dambaan para orang tua pada umumnya yang selalu menginginkan anak cucunya menjadi generasi yang lebih baik, lebih sukses dari dirinya. Harapan itu menggugah semangat, karena Pak Yamin mengiringinya dengan doa, ia doakan satu per satu para cucunya agar kelak ada yang menjadi kyai, ulama, pengusaha, umara… Kesegaran hati yang Pak Yamin rasakan, karena setelah
[] 43 [] Cermin Kehidupan putra-putri yang sebagai matahati dan cahaya hatinya, maka kini giliran cucu yang menempati ruang hati Pak Yamin, yang sangat didamba menjadi penjaga cahaya itu agar tetap menyala. Hal ini terlihat dari keceriaan dan kepolosan cucucucunya. Mau tidak mau, memang harus diakui bahwa Milla ini yang paling sering mengunjungi Akungnya. Bagi Pak Yamin, dan sebagaimana semua orang tua yang telah berpredikat simbah, duduk menunggu cucu itu suatu kegiatan yang menyenangkan. Ada juga cerita seorang guru besar atau profesor yang selalu manggut-manggut dihibur oleh tingkah polah anak-anak kecil yang bermain berlari menari dan menyanyi. Dunia simbah memang sudah mengecil, bukan lagi semesta tempat malang-melintang dan sibuknya bekerja. Dunia yang sudah mengecil itu dikarenakan dunia luas yang sudah terlewati, dunia kecil itu meruncing, memuncak menuju dunia Ilahi, menuju alam ruh. “Milla mau sama Akung… Milla mau sama Akung… Milla nggak mau pulang ibu…” Begitu rengek Milla kecil ketika hari sudah sore dan ibunya mengajak Milla pulang. “Besok Jum’at main ke sini lagi Milla… Sekarang pulang dulu ya?” Ibunya membujuk ‘Mila-milo’, begitu kadang-kadang diplesetkan namanya. “Nggak mau... nggak mau… Milla mau sama Akung…” “Ya, sepuluh menit lagi, yaaa…” Diberi batas waktu seperti itu barulah Milla diam. Sedangkan Pak Yamin, yang melihat adegan itu, hanya diam manggut-
[] 44 [] 23 Kisah Nyata manggut dan tersenyum, merasakan getaran hati barangkali dengan cucunya yang satu ini….. Meski cucu yang paling sering mengunjungi Pak Yamin adalah Milla, sebenarnya tidak hanya Milla saja cucunya. Dari dua belas cucu Pak Yamin ini, ada Juddin, kakak Milla, ada Naya dan Arsan, cucu dari putra Pak Yamin nomer dua. Ada Bangkit, Falah dan Dina, anak-anaknya Mbak Yuni, putra pertamanya. Sedang Alena sudah saban hari ketemu Pak Yamin, karena rumahnya memang jadi satu. Nabeel dan Flora jika datang, lengkap sudah. Dua cucunya yang tinggal di Kalimantan belum tentu bisa datang rutin. Kalau Juddin dan Arsan tiap Jumat, sepulang sekolah, baru bisa ke tempat Pak Yamin. Pernah, anak dan cucunya Pak Yamin bisa berkumpul semua di hari Jumat, tidak ada yang absen. Acara berkumpul begitu bisa menjadi acara Taman Penitipan Anak sekaligus Taman Bermain. Suasana gaduh, riuh dan penuh teriakan anak-anak. Bagi tetangga sebelah yang tidak bisa ikut merasakan tentu akan sangat terganggu, tapi bagi yang bisa menikmati merupakan keasyikan tersendiri, acara bisa berlanjut ke dapur, ketika para ibu sibuk bikin makan siang di dapur. Mendapati suasana seperti itu Pak Yamin luar biasa senangnya, nanti Pak Yamin akan di daulat memimpin doa sebelum makan bersama, maka suasana akan beralih ke syahdu dan khusuk. Masing-masing mempunyai permohonan sendiri, disamping ucapan amin untuk doa yang dipanjatkan
[] 45 [] Cermin Kehidupan Pak Yamin. Hingga sore hari baru terasa akan sunyi, tinggal Pak Yamin dan istri, karena semua pulang ke rumahnya sendiri-sendiri. Itulah hari Jumat yang di tunggu Pak Yamin. Selalu dirindukan, selalu ditanyakan, bila ada salah satu yang tidak muncul. Pada suatu kesempatan, yang selalu di tunggu-tunggu datangnya adalah Mbak Yuni, anak pertamanya, yang tinggalnya memang paling jauh sendiri. Selalu ditunggu-tunggu karena belum tentu bisa rutin tiap Jumat bisa datang. “Bapak itu selalu kangen sama Mbak Yuni, sering diareparep kapan ketemu bapak” begitu kata ibu Mila kepadanya. Seperti menyadarkan dari lamunan dan kenangan akan kedekatan Pak Yamin dengan anak dan cucunya. Kata-kata itu menyadarkan Mbak Yuni kalau semua tinggal kenangan yang tidak mungkin diulang… Pak Yamin telah tiada… jasadnya masih terbujur di beranda rumah dan masih disholatkan kerabat... *** Musim hujan telah tiba guyuran air penuh rahmat Ilahi yang ditunggu-tunggu oleh semua orang telah membasahi bumi, pekarangan dan halaman setiap rumah. Tanah, rumput dan ilalang yang kering dan meranggas telah mulai tumbuh dan menghijau, menjadi rimbun seperti minta disiangi kembali… Suasana gerimis sepanjang hari ini tadi menambah sendu dan pilu di hati keluarga besar Pak Yamin. Sejak pagi bakda subuh hingga waktu pemakaman, hujan tak berhenti airnya…
[] 46 [] 23 Kisah Nyata rasanya menjadi dingin, di hati dan badan, hingga tengah hari menjelang proses pemberangkatan jenazah, semua anak Pak Yamin tertunduk dan terpekur di samping meja jenazah… Gumaman dalam hati menggelayuti relung terdalam perasaan Mbak Yuni, penerus estafet Pak Yamin. Bapak… engkau telah pergi selama-lamanya. Kami tidak akan pernah bertemu Bapak lagi di dunia ini… Engkau tidak beraga, tapi jiwa dan sukma kita masih bisa berkata-kata… Ragamu tak bisa teraba, tapi jiwamu bersama kami selamanya, melalui pitutur dan teladanmu kepada kami semua… Tujuh puluh tahun bersamamu serasa sangat sekejap kami rasakan… Bahkan engkau mencontohkan kepada kami cara meninggal yang baik, cara meninggal yang khusnul Khatimah… Menjadi guru, mempunyai banyak kawan seperjuangan… memberi kesan sejuk dan kebapakan kepada siapapun yang engkau temui. Selalu mengusap pundak muridmu, menjabat erat tangan sahabatmu.. dan menatap hangat anak anakmu… Bapak… Hari ini semua temanmu mengantarkan jasadmu ke haribaanNYA, dengan iringan doa, dengan kerumunan takbir empat kali dalam menyolatkanmu... bergantian, berdesakan sebagai salam perpisahan kepadamu…. Kesedihan yang aku rasakan tak akan bisa menghapus segala kerinduanku kepadamu. Hanya ucapan do’a Allahummaghfirlahu... sebagai penyambung rindu kita… Bapak.. aku tak ingin membawa kesedihan kami di atas pusaramu… Yang rasanya ingin selalu kukunjungi sebagaimana aku mengunjungimu semasa hidupmu… Sepeninggalmu
[] 47 [] Cermin Kehidupan ingin kuteruskan perjuanganmu… Membangun ketaaatan sebagai hamba Tuhan, mengumpulkan dan menyantuni anak yatim, yang sering kau lakukan… Itulah yang menjadikanmu insya Allah khusnul khatimah… Kami yakin, Allah menyambutmu dengan rentangan kasih sayangNYA… karena engkau telah bersiap-siap untuk menemui Tuhanmu, berbekal amal ibadahmu kepada Allah semasa hidupmu… Semoga kami semua bisa meneladani semasa hayatmu yang tak pernah melepaskan cinta kepada Allah… dan semasa kepergianmu yang meninggalkan dua kata yang mesti kami ingat …khusnul khotimah... Selamat Jalan Bapak…… Selamat jalan Simbah… Selamat jalan Sahabat…. Selamat jalan Guru…….. Selamat bertemu Tuhanmu…. Bersama bidadari syurga di sekelilingmu…. Di peristirahatanmu yang abadi…… Laa ilaaha illallah……….
[] 48 [] 23 Kisah Nyata CATATAN HARIAN SANG PENCUNDANG “Dan janganlah berputus asa dari rahmat Allah, tidaklah berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang kafir” HARI PERTAMA Hari pertama memasuki IGD Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul ini, suasana sangat gaduh dan sibuk oleh lalu lalang petugas, berbaur dengan pengunjung juga pasien. Tergopoh-gopoh datang sambil memapah sang istri, seorang yang berperawakan tinggi kekar berkulit putih ini sangat jelas menunjukkan gambaran wajah yang cemas dan oleh: NURUL ILMIYATI