The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini adalah sebuah karya yang didalamnya termuat kisah-kisah nyata yang dialami langsung oleh karyawan RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Dari kisah itulah, para karyawan mendapatkan pengalaman yang sangat luar biasa dan membuat hidup ini terasa berwarna. Buku ini juga memberikan motivasi bagi kita untuk saling tolong-menolong dan saling menghargai antara manusia satu dengan manusia yang lain. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, pasti membutuhkan pertolongan orang lai

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by library mpidepok, 2023-10-24 11:01:29

Dua Puluh Tiga Kisah Nyata Cermin Kehidupan: Belajar Mengambil Hikmah Luar biasa dari Orang-Orang Biasa.

Buku ini adalah sebuah karya yang didalamnya termuat kisah-kisah nyata yang dialami langsung oleh karyawan RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Dari kisah itulah, para karyawan mendapatkan pengalaman yang sangat luar biasa dan membuat hidup ini terasa berwarna. Buku ini juga memberikan motivasi bagi kita untuk saling tolong-menolong dan saling menghargai antara manusia satu dengan manusia yang lain. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, pasti membutuhkan pertolongan orang lai

Keywords: Kisah-kisah Inspiratif,Motivasi,Kisah-kisah nyata

[] 49 [] Cermin Kehidupan kalut. Sementara, sang istri yang juga berperawakan gemuk, berwajah putih, terlihat lemas dan berwajah pucat, kerudung yang dikenakan terlihat agak tersibak kalau pun tidak di katakan acak-acakan… “Dok... dok... tolong istri saya, Dok...” Begitu laki-laki yang mengantarkan istrinya itu mengawali kedatangannya… “Tenang... ya, Pak, tenang... kami akan bantu dan tolong isteri Bapak… Bapak tidak usah panik... Menyampaikan beberapa kata yang memberi kesan sugestif, sangat penting dan dibutuhkan sekali oleh petugas di garda depan. Layaknya setiap Rumah Sakit, IGD merupakan pelayanan paling depan yang menjadi penentu pertama pemberian kesan ramah, cepat dan tepat dalam melayani pasien yang datang. Kesan pertama yang diberikan oleh petugas IGD juga menjadi kesan pertama yang diterima pasien. Ketika pasien merasa dibiarkan lama menunggu, maka akan memberi kesan dalam benak pasien bahwa pelayanan di rumah sakit itu lambat dan tidak ada tindakan apa-apa yang didapat olehnya, begitupun sebaliknya. Seorang satpam yang membukakan pintu, mempersilahkan pasien yang tertatih-tatih dan menyambut dengan senyuman “selamat datang di rumah sakit kami”, begitu kira-kira arti sambutan yang mestinya diberikan. Membantu mendorong brankar, kursi roda atau memapah pasien yang kesulitan berjalan, menjadikan pasien dan keluarganya tersanjung dan seperti merasa yakin sembuh jika berobat di sini. “ Ibu tidur di sini, ya... akan kita pasang oksigen untuk


[] 50 [] 23 Kisah Nyata membantu pernafasan dan agar Ibu nggak merasa pusing…. Yang dirasa sakit apanya, Bu…? “Dok, ini tadi istri saya minum Baygon, Dok… Tapi tidak banyak, Dok… sudah keburu ketahuan sama saya… Gimana Dok…? bisa ditolong kan, Dok…?” “Bu… kenapa, Bu... kenapa begini jadinya, Bu….? Kenapa Ibu tega lakukan ini, Bu…?” Tiba-tiba semua yang ada di ruangan itu sejenak kaget oleh raungan Bapak yang mengantarkan istrinya tadi. Memecah kesibukan semua... Bapak itu masih saja meratap sambil merangkul istrinya, sementara istrinya benar-benar dalam keadaan lemas akibat cairan disinfektan pembasmi serangga yang ditenggaknya… “Maafkan aku, Bu… kalau kamu nggak kuat menanggung semua ini… tapi tidak begini, Bu, jalannya…” Orang-orang yang berada di ruangan IGD merasa kaget, karena bapak yang sejak awal datang terlihat tegar ternyata tiba-tiba menumpahkan raungannya… dan agak membuat takut apalagi bapak itu menumpahkan perasaannya, memukulmukul tembok dan menarik gorden pembatas, hingga beberapa petugas harus menahan dan memegangi bapak itu, agar tidak semakin menjadi. Badan bapak itu yang tinggi kekar juga membuat suasana agak tegang... meski sudah dibantu petugas satpam. “Sabar, Pak... Sabar ya, Pak… Istri Bapak nggak apa apa… Kita tunggu perkembangannya ya, Pak. Tapi, Bapak tenang dulu…” Hal itu tentu menjadi perhatian keluarga pasien yang lain yang saat itu juga tengah berobat di situ.


[] 51 [] Cermin Kehidupan “Ada pasien ngamuk…” bisik-bisik seorang bapak… “Bukan yang sakit, Pak… Itu suaminya… Kayaknya mau bunuh diri itu istrinya… makanya sampe begitu…” Seseorang lagi datang menimpali sehingga menjadi semacam bahan rumpi dan gosip. “Wah, kasian anak-anaknya ya…. Tapi, kelihatannya tidak parah… Barangkali langsung ketahuan, kalau tidak langsung ketahuan, nggak bakalan ketolong deh… Kenapa ya, kok mau bunuh diri...? Pertanyaan yang sama tentu juga akan muncul dalam hati petugas yang menangani, tapi bukan wilayahnya petugas untuk menanyakan hal itu. Bagi petugas, baik dokter maupun perawat, yang lebih penting adalah bagaimana segera menolong ibu itu agar racun yang masuk dalam tubuhnya tidak menyerang organ vital, yang bisa berakibat fatal. Kasus-kasus percobaan bunuh diri sudah begitu sering terjadi. Semisal, pasien yang datang dengan luka sayatan di nadi tangan, pernah juga seorang yang datang dalam kondisi sudah meninggal karena diperkirakan percobaan bunuh diri dengan menjerat lehernya menggunakan tali... HARI KEDUA Berada di ruang yang dingin karena ber-AC, akan membuat pasien dan keluarga yang menunggu merasa nyaman. Setelah hampir 2 jam menjalani observasi di ruang IGD… Pak Dewo dan istrinya menempati ruang VIP… Berharap mendapatkan pelayanan dan perawatan yang lebih prima, ke-


[] 52 [] 23 Kisah Nyata banyakan pasien memang memilih kamar yang dilengkapi fasilitas seperti layaknya berada di rumah sendiri. Airphone yang bisa terhubungkan dengan counter perawat, agar sewaktuwaktu bisa menghubungi petugas bila memerlukan sesuatu. Lemari pendingin untuk menyimpan buah-buahan yang sangat dianjurkan untuk memberi nutrisi bagi yang sakit. Menjadi anggun dan santun karena menempatkan keluarga dan pengunjung pasien pada tempat yang nyaman, ibarat tuan rumah yang bisa berkhidmad kepada tamunya. Fasilitas kamar mandi di dalam, wastafel dan televisi ada di ruangan itu. Meski timbul satu pertanyaan, untuk siapa televisi disediakan: untuk pasienkah atau untuk pendamping pasien? Kalau televisi disediakan untuk pendamping, agak bisa diterima oleh nalar kita, karena bisa mengusir kejenuhan dan menjadi hiburan tersendiri. Tetapi bagi pasien, apakah bisa menikmati fasilitas tv ini? Sementara merasakan kesakitan yang dialami saja sudah membuat tidak sempat untuk menonton televisi sehingga menjadi fasilitas yang tidak berguna. Ya, ruangan paling bagus ini sebenarnya hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang berduit. Tarif kamar seharga hampir empat ratus ribu rupiah itu pasti hanya bisa dijangkau oleh orang-orang tertentu saja. Seseorang yang benar-benar mampu, atau orang tua yang sakit yang biayanya akan ditanggung oleh saudara dan putra-putrinya. Atau, seseorang yang tidak termasuk kedua-duanya namun mempunyai pemikiran demi kesembuhan dan mendapatkan pelayanan dan perawatan yang terbaik, maka dipilihlah kamar VIP.


[] 53 [] Cermin Kehidupan *** Pak Dewo dan istrinya baru saja menempati ruangan itu, terlihat masih mendampingi istrinya duduk di samping tempat tidur, sambil memegangi telapak tangan sang istri. Kadangkadang ia usapkan wajah dan kepalanya pada genggaman tangan istrinya, sebuah ekspresi menyesali satu kejadian, sekaligus mengalirkan energi support pada kedua-duanya… “Assalaamu’alaikum…” seseorang terlihat membuka pintu sambil mengucapkan salam. “Wa’alaikum salam… Pak Dewo mempersilahkan seseorang yang datang, namun tidak beranjak dari kursi tempat duduknya, hanya menolehkan pandangannya sambil terus menggengam tangan istrinya… Ternyata yang datang tidak hanya seorang. Dan ternyata dua orang itu adalah Mbak Widya dan Mbak Isti, temen kerja Pak Dewo… Menghampiri dan menyalami istri Pak Dewo, Mbak Widya dan Mbak Isti keduanya berdiri di samping tempat tidur…. “Pak Wo… gimana kejadiannya..? Kok bisa begini?” Mbak Widya memulai pembicaraan kepada Pak Dewo, yang ternyata oleh teman-temannya akrab dipanggil Pak Wo. Hal itu dilakukan Mbak Widya karena istri Pak Dewo belum mau diajak komunikasi, hanya terdiam dan terlihat lemas… “Waduh Mbak..., saya sendiri juga kaget, di rumah itu tahu tahu istriku teriak-teriak, kayak orang nggak bisa ngontrol emosinya itu…. Lha, tahu-tahu ambruk gitu... Lha, tadinya kan habis gendong anakku yang kecil sambil nunggu Dial sama Dimas bikin PR… terus aku deketin, kok kayak dia habis minum


[] 54 [] 23 Kisah Nyata baygon gitu…” “Aku tuh juga nggak tahu, Mbak, kok istriku senekad itu…” Pak Dewo masih melanjutkan ceritanya… Kalau keluhannya yang dia keluhkan ya itu, perutnya sakit sama pusing… Walah, Mbak, ini memang ujian untuk keluargaku, Mbak… Mohon doanya ya, Mbak Widya, istriku sembuh, selamat…“ “Ya, Pak Wo… Tentu saja kita berdoa untuk istri Bapak, semoga segera sembuh seperti sediakala…. Masalah yang dihadapi juga bisa diselesaikan…” Silaturahmi, ramah tamah, iringan doa adalah rangkaian dari mengunjungi sahabat, teman dekat dan teman kerja yang baru dalam keadaan kesusahan. Bagi Mbak Widya, yang sudah lama mengenal Pak Dewo, ini merasakan keprihatinan dari peristiwa sedih dan berujung sakit yang dialami keluarga Pak Dewo ini… Meski belum tahu permasalahan yang sebenarnya, namun ada lintasan dalam benak Mbak Widya, tentang kondisi keluarga temennya ini… Yaaah, seorang Pak Dewo dengan tiga orang anak, dan istri yang bekerja pada sekolah TK milik yayasan, berada di ruangan “Very Important Person”, sungguh, suatu usaha yang membutuhkan nilai finansial ekstra, yang rasanya tidak bisa tercukupi oleh pegawai kecil seperti Pak Dewo ini… Sudah terjebak gaya hidup enak, sehingga besar pasak dari pada tiang kah..? Bukankah akan menjadi tambahan beban lagi bagi keluarga Pak Dewo dengan pembayaran rumah sakit sekelas VIP ini..?? Gaya hidup yang tidak realistis… Berapa gaji Pak Dewo..??


[] 55 [] Cermin Kehidupan Mbak Widya bisa memperkirakan karena dia teman kerjanya, berapa gaji istri Pak Dewo, apakah cukup…? Untuk kebutuhan makan keluarga dengan jumlah lima orang, kebutuhan sekolah anak-anak, bayar air, bayar listrik... Aduuuh… kenapa aku jadi memikirkan orang lain? Begitu dalam benak Mbak Widya masih termangu duduk di sofa ruang tunggu pasien... Bukankah...? Mbak Widya berandai-andai lagi dengan alam pikirannya sendiri, berusaha menepis tapi muncul sendiri... Ya, bahkan istri Pak Dewo melanjutkan studi S1 dan Pak Dewo sendiri juga ikut program sekolah jarak jauh, kata temanteman. Entah benar atau sudah selesai atau belum, hampir belum ada khabar yang pasti… O, barangkali ini yang membuat istri Pak Dewo tertekan menghadapi tuntutan hidup yang menjadi beban… Lalu putus asa dan mencoba mengakhiri hidupnya, menenggak Baygon… Seperti sedang membuat kesimpulan, Mbak Widya terhenyak, kembali mendekati istri Pak Dewo yang belum mau diajak bicara… Segera berpamitan meski masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Hasbunallah, wa nikmal wakiil, nikmal maulaa wa nikmannashiir... Laa khaulaa wa laa quwwata illa billah... HARI KETIGA “Hai orang-orang yang beriman ..ingatlah kepada Allah… Dengan ingat kepada Allah, maka hati akan tenang” “Pak… uang gaji Bapak nggak cukup, Pak, untuk beli keperluan rumah, untuk uang saku anak sekolah. Belum kalau anak-


[] 56 [] 23 Kisah Nyata anak merengek minta dibelikan ini itu. Kemarin ada orang yang datang minta kita lunasi pinjaman. Bapak pinjam sana pinjam sini, nggak ketutup sama gaji, jadi begini, Pak, keadaannya… Pusing, Pak.., pussiiing…” Berkata begitu, istri Pak Dewo sambil memukul-mukul bantal yang ada di kasur dan melemparnya ke bawah tempat tidur seolah ingin membuang segala kegalauan yang dia rasakan… “ Sudah, Bu… sabar ya, Bu... mau gimana lagi... baru begini keadaan kita, sementara waktu memang kita harus prihatin...” Pak Dewo yang akhirnya membetulkan selimut dan sprei yang berantakan, karena menjadi sasaran kekesalan istrinya, memungut bantal yang tadi di lempar istrinya…. ”Lebih baik berdzikir, Bu... biar Ibu bisa pasrah kepada Allah…” Sudah hari ketiga ini istri Pak Dewo dirawat di Rumah Sakit, tetapi kok belum menunjukkan redanya emosi dalam diri istrinya. Kegoncangan hidup berkeluarga sering dipicu oleh persoalan ekonomi yang mempunyai “besar pengeluaran dari pada pemasukan”. Gaji Pak Dewo bulan ini minus. Struk gajinya ia fotokopi, ia berikan pada atasannya untuk diberi bantuan lunak atau sekedar tali asih. Pada awalnya, atas saran teman, bagaimana kalau sebaiknya ada solidaritas dari teman-teman dengan bentuk bantuan sukarela. Tetapi, entah kenapa hal itu tidak terealisir, barangkali ada yang tidak menyetujui… Bahkan, ada selentingan dari beberapa orang temannya, yang mengatakan bahwa solidaritas itu sudah sering dilakukan, tapi


[] 57 [] Cermin Kehidupan kenapa kasusnya selalu berlanjut dan tak pernah usai… Silih berganti keluarga Pak Dewo dirundung ujian. Dari dulu hampir selalu berurutan, bahkan silih berganti. Waktu itu ayahnya sakit, istrinya, Pak Dewo sendiri, anaknya harus minum obat rutin... Bahkan, pernah dua anaknya sakit sekaligus satu kamar untuk berdua. Kini, istri Pak Dewo masih rawat inap, dan lebih ironis karena hendak mengakhiri hidup dan dalam keadaan putus harapan. Laa yukallifullahu nafsan illa wus’ahaaa... Banyak teman di sini yang memberi gumaman bermacammacam tentang kejadian yang menimpa keluarga Pak Dewo. Ada yang hanya sekedar mengulang-ulang kejadian, ada yang sedikit menganalisa kejadian, ada yang menyayangkan kejadian dengan memberikan perasaan iba dan belas kasihan …. Kenapa istri Pak Dewo tidak berpikir panjang terhadap dirinya sendiri dan keluarganya... Bisa dibayangkan, jika jalan pintas yang ditempuh istri Pak Dewo itu berakibat fatal pada dirinya. Lantas, bagaimana dengan anaknya yang masih kecil-kecil? Apakah Bu Dewo tidak menangkap mata hati si kecil, ketiga anaknya itu, memberikan magnet yang luar biasa untuk bisa bertahan hidup dalam keadaan sepahit apapun..? Rengekan, tangisan manja, panggilan sayang kepadanya, “Ibu... Ibu...” sudah cukup menjadi daya ungkit, untuk selalu bangkit, meski hidup serasa pahit. Kenapa tidak berpikir sampai di situ? Kenapa fikiran teracuni dengan pikiran melarikan diri dari himpitan masalah? Kenapa perasaan instan ingin ter-


[] 58 [] 23 Kisah Nyata lepas dari jerat problema hidup, memperjalankan menemukan botol baygon untuk menyelesaikannya…? Kemana semangat juang demi anak-anakmu…? Kenapa engkau tidak berlari menuju pada Allah, Tuhanmu…? Jangan engkau sembunyikan masalahmu dari Allah... Curahkan pada Allah... Itu memang sanggahan istri Pak Dewo waktu itu ketika ada temen yang menyarankan agar sering-sering curhat dengan teman… Wallahu a’lam.. Masih merintih, merasakan perutnya masih sakit, Bu Dewo dari tadi gelisah miring kanan miring kiri… Sebentar kemudian perawat datang dan mengatakan sesuatu. “Ibu… disuntik pereda nyeri ya, Bu… agar nanti berkurang sakitnya…” “Sebenanya, sejak tadi mau bilang ingin minta supaya istri saya ini diberi obat pereda sakit saja… soalnya istri saya gelisah terus…” “Iya, tadi sudah kita konsulkan ke dokter… Ibu diberi tambahan obat pereda sakit… Agar lebih tenang dan bisa segera membaik...” Mendapat penjelasan begitu, betapa lega hati Pak Dewo. Ia berharap malam nanti istrinya bisa tidur nyenyak, bisa beristirahat, bisa lebih tenang. lebih sehat dan segera pulang… HARI KEEMPAT Pagi-pagi, petugas silih berganti memasuki ruang tempat dimana isti Pak Dewo dirawat. Sudah tak terhitung


[] 59 [] Cermin Kehidupan berapa kali. Mengambil sampel darah, cek suhu tubuh, mengganti cairan infus, sekali diselingi cleaning service yang membersihkan kamar mandi, menyapu dan mengepel lantai. Ini hari ke-empat. Serasa waktu berjalan lambat, bagi orang yang menunggu pasien… Barangkali, begitu juga yang dirasakan oleh pasien. Pastilah merasakan lambatnya jarum jam berputar. Meski ini ruang VIP, pastilah rasanya ingin segera pulang, dan membaik, dalam arti sehat yang sebenar-benarnya… Memang, itulah yang ditunggu-tunggu oleh semua pasien. Hari ini visite dokter, seperti biasa setiap jam 11.00, meski semalaman sudah tidak gelisah dan relatif bisa tidur nyenyak dan tenang. Tapi, rasanya ingin mendengar langsung dari dokter tentang kondisi medis istrinya. “Bu, tidurnya semalaman nyenyak sekali, jadi merasa segar to, Bu? Ayo, biar tambah segar, turun... terus mandi di kamar mandi ya, Bu… Ya basuh-basuh muka, basuh badan semampunya. Dari kemaren kan hanya mandi pake washlap…” Berkata begitu, Pak Dewo membenahi tutup kepala istrinya. Dalam kondisi yang masih lemas, Bu Dewo memberi anggukan dan menggeserkan badannya serasa mau turun dari tempat tidur, berpegangan pada pundak suaminya dan pelanpelan menuju ke kamar mandi… Beginilah suka dan dukanya. Seorang istri yang sakit akan membuat pula “sakit” bagi belahan jiwanya, begitu pula sebaliknya… “Nah, sudah kelihatan segar dan bersih kan, Bu… Sekarang ganti kerudung, ya? Takcarikan dulu kerudung Ibu yang bersih…


[] 60 [] 23 Kisah Nyata Habis ini, terus Ibu sarapan, minum obat dan menunggu dokter datang, semoga Ibu sudah boleh pulang……” Masih belum bersuara dan dengan gerakan yang halus Bu Dewo duduk di pinggir tempat tidur, dengan kaki menjuntai… ”Disuapin ya, Bu… ini bubur sungsum sarapannya“, berkata begitu Pak Dewo mengambil sendok dan mengisinya dengan bubur, mencelupkan ke dalam kinca dan menyuapkannya kepada istrinya. ”Ayo, dalam hati berdoa Bu, baca Basmalah”, Bu Dewo hanya mengangguk sambil melumat suapan bubur dari suaminya. “Jangan lupa, lauk telur puyuh juga harus dihabisin ya, Bu… Ini penambah tenaga supaya Ibu nggak lemes”. Hampir setengah piring telah dihabiskan, cukup memberi tenaga bagi Bu Dewo….. “Assalaaamualaikum…” “Bu... Pak Dokter datang, Bu, Wa’alaikum salaam, Alhamdulillah, sudah kami tunggu-tunggu, Dok... Sudah pingin pulang ini istri saya, Dok...” “Ya..., nanti kalau hasil lab-nya bagus, nanti boleh pulang… Tapi, sebelum pulang kita rekomendasikan ke Bina Ruhani, ya? Biar Ibu pulang sudah bawa bekal dari petugas kerohanian… Kalau perutnya sudah tidak mual ya, Bu…? “Sudah nggak sakit, Dok…”, Bu Dewo menjawab lirih. “Bagus kalau begitu, ini saya tambahi vitamin saja, sambil menunggu hasil lab. Besok pagi menunggu kunjungan ruhani, siangnya, nanti dipandu Mbak Perawat bisa mengurus proses kepulangan…“


[] 61 [] Cermin Kehidupan “Alhamdulillah... terimakasih, Dokter”. Setelah dokter berlalu... ruangan itu seperti hening sejenak, masing-masing termangu, tenggelam dalam alam fikirannya masing-masing… Ya..., berhari-hari di rumah sakit, meski di kelas VIP, tetap saja merasa ingin segera sehat dan segera pulang. HARI KELIMA Adzan subuh memecah kesunyian dan senyap bahkan lengangnya suasana di rumah sakit, masing-masing ruangan sampai ke sudut-sudutnya, masing-masing kamar pasien sampai ke ujung-ujungnya… pasti merasakan situasi yang berbeda sepanjang malam tadi. Ada yang merasakan malam yang panjang, karena tidak bisa tidur dan menahan sakit. Ada yang semalaman sebentar-sebantar ingin ke kamar mandi. Atau, pasien yang sebentar-sebentar memencet bel memanggil petugas. Banyak pula yang bisa terlelap menikmati malam dan sakit yang dideritanya. Kebanyakan dari orang sakit menginginkan bisa sembuh dengan cepat dan segera. Mereka merasa gelisah jika proses sembuh dirasa sangat lambat. Yach, penyakit memang bisa datang tiba-tiba. Bahkan, tanpa kita rasakan sebelumnya gejalanya. Ibarat sesorang yang datang berkunjung naik kuda, maka kesembuhan yang diharapkan itu bagai pejalan kaki yang pulang dengan gontai. Sembuh adalah proses yang dicapai dan terekam dalam status medis yang tidak bisa dicapai dalam waktu yang singkat… Sembuh bagai waktu yang ditunggu...


[] 62 [] 23 Kisah Nyata *** Hayya ‘alash-sholaaah… Mari mengerjakan sholat… Hayya ‘alal-falaaaaah… Mari meraih kebahagiaan... Suara panggilan sholat dan panggilan menuju kebahagian itu menembus setiap ruangan yang ada di rumah sakit ini… menembus hati masing-masing orang yang menghuninya… mengetuk dan mengajak..., sebuah ajakan yang di harapkan adalah: Hayya alash-shifaaa… Mari menuju kesembuhan… Sembuh dan sehat lahir dan batin…. Sebuah time remainder yang luar biasa agung dari Yang Maha Agung adalah Adzan… Muadzin tidak perlu dengan suara penuh power untuk mengumandangkan adzan bagi orang sakit yang mendengarnya. Suara lirih menyentuh, cukup membuat hati tersentuh... Suara adzan subuh, pertanda fajar menyingsing, menyambut pagi ini, membuat Pak Dewo bersemangat. karena terngiang kata Dokter kemarin siang, kalau hari ini istrinya boleh pulang. Bergegas ia mengambil air wudhu dan mengenakan sarung dan menunaikan sholat subuh di masjid. Tidak seperti hari-hari kemaren yang masih ada yang menggelayut di kepalanya… Tapi subuh ini, serasa menjadi subuh yang berbeda, subuh yang penuh harapan… Di bakda subuh kali ini, Pak Dewo merasakan kesejukan, seolah ada air meresap dalam hatinya… Memang, sepertiga malam sampai subuh, mampu memberi keheningan hati bagi siapa saja yang bisa merasakan… Bagi anak-anak kita yang masih bersekolah, waktu-waktu itu sangat tepat untuk diguna-


[] 63 [] Cermin Kehidupan kan belajar atau mengulang pelajaran… Bagi insan yang sedang galau dan gelisah, waktu itu adalah saat untuk merenung tentang ujian yang sedang dihadapi… Yach... hari ini dijadwalkan akan ada Petugas Ruhani yang mengunjungi istrinya… agar jiwanya tahan, tubuh dan ruhaninya kuat dalam menjalani pahit dan getirnya perjalanan hidup… Sebenarnya, apa kata kunci semua ini…? Apa hikmah semua ini…? Mencoba mengingat-ingat semua yang pernah ia dengar dari ustadz, kyai atau guru ngaji… Ya... lima huruf itu… “Sekarang aku ingat”, gumam Pak Dewo sambil mencoba mengingat dan mengejanya… S...A…B..A….R…. Ya, lima kata itu. Sangat sulit menghayatinya, memaknai kesabaran… Kesabaran adalah kata yang mudah diucapkan tetapi amat susah dilaksanakan. Dalam keterpurukan hidup, atau ketika kita sedang berduka, seringkali terdengar nasehat untuk sabar… Pastilah rohaniawan yang akan mengunjungi istriku hari ini juga akan mengulang-ulang kata klasik itu… Agar aku sabar menghadapi sakitnya istriku... Atau, agar istriku sabar menerima gajiku yang minus... Atau, semuanyalah... Pastilah aku disuruh sabar dan sabar lagi... Trus, sampai kapan aku harus bersabar…? Bukankah sabar itu ada batasnya…. “Pak Dewo... ingkang sabar, nggih, sabar terus… sabar niku mboten wonten watesipun… kedah sabar ingkang kiat lan sae… Menawi wonten watesipun berarti sanes ingkang pun sebat kesabaran…” Begitu kata rohaniawan yang sudah datang


[] 64 [] 23 Kisah Nyata mengunjungi istriku, seperti tahu pertanyaan yang kurenungkan bakda subuh tadi…. “Ya, Pak... sabar itu bukan diam, pasif, atau menyerah pada nasib… Tapi, sabarnya yang aktif, Pak. Dan menerima takdir dengan positif ya, Pak…. Menerima tapi tetap berusaha…ya, Pak, ya…” Sang rohaniawan yang sering disebut sebagai dokter ruhani itu melanjutkan uraiannya tentang sabar. “Nggih, Pak... matur nuwun sanget…” “Semoga dengan sabar, bisa mengurai sakitnya Ibu menjadi kesembuhan yang disyukuri untuk lebih dekat kepada Allah… Dengan sabar, bisa merasakan indahnya nikmat Tuhan yang diberikan kepada kita…” Allahumma afrigh ‘alaina shobron… Itu doa kita agar kita dimampukan untuk bisa bersabar, karena ternyata sabar itu nggak bisa dijalani tanpa kekuatan dari Allah… Istri Pak Dewo menatap, memperhatikan dan menyimak semua yang dituturkan oleh rohaniawan yang mengunjunginya itu. Ia berusaha merekam dalam hati dan ingatannya, meski ragu apa dia mampu menjalaninya. Yang penting, sudah ia dapatkan pencerahan dalam dirinya… “Tapi, rasanya sudah ingin berusaha sabar, kok masih susah, ya…” istri Pak Dewo menyela. “Ya… memang harus terus diupayakan, harus dipaskan dalam hati... hingga kita sampai pada puncak kehidupan yaitu ridha Ilahi. Ya… hidup ini seperti pendakian ke puncak gunung, diperlukan iman dan kecerdasan. Iman adalah keyakinan yang kuat


[] 65 [] Cermin Kehidupan dengan tekad yang membaja. Kecerdasan adalah alat untuk mengatasi rintangan… Dengan iman dan kecerdasan, setiap kali jatuh, akan bangkit lagi… Kalau jatuh, maka ada usaha cerdas untuk bangkit lagi... Maka, sampai ke puncak kehidupan adalah sebuah keniscayaa. Kita tidak boleh sering menengok ke belakang dan jangan pula sering menatap atas puncak… Tapi, kita harus menapaki jalan yang ada di depan kita dengan kuat dan penuh keseimbangan… Maka, pencapaian puncak gunung kehidupan hanyalah soal waktu saja… Jangan pernah berkecil hati dan hilang kecerdasan, karena ada Tuhan, tempat kita berserah diri.. Hasbunalloh wa nikmal wakiil…nikmal maula wa nikmal nashiir... Laa haulaa wa laa quwwata illa billah…….. Nasehat yang keluar dari hati pasti akan sampai pada hati. Itulah hati yang saling ikhlas memberi… Sentuhan ruhani bagai guyuran air setelah panas setahun... Hal itu sangat mengena di hati… Bagai tak punya dua sayap, jika tak punya sabar dan ikhlas… hingga tak bisa terbang melesat meninggalkan masalah dan berada di atas masalah, agar masalah terlihat sangat kecil bagi kita… Siapa yang sabar akan subur, kata orang Jawa. Hanya, kadang-kadang menjelang akhir kesabaran, terasa sangat berat sekali. Padahal sudah mendekati subur, seakan sudah habis kemampuan bersabar. Bagi yang tidak kuat atau berhenti di tengah jalan, pastilah tidak akan berhenti dan tidak menemukan kebahagian… Tapi, sabar adalah di awal, di tengah


[] 66 [] 23 Kisah Nyata dan di akhir, maka akan kau raih subur di akhir… Jadi, bersabarlah sampai… masalahmu berakhir. Rohaniawan itu masih belum beranjak.. seperti masih ingin menyampaikan sesuatu… “Sisi lain dari sabar adalah syukur… Seperti dua mata uang yang tidak bisa dipisahkan… Hanya bisa berbalik dari sisi satu ke sisi yang lain… Ketika sisi sabar adalah saat mana sisi kehidupan kita sebagai manusia diuji dengan sakit, miskin, bahkan kaya dan bahagiapun bisa sebagai ujian bagi manusia… Sisi yang satu adalah syukur yang kita genggam, kapanpun, dimanapun, kita berada... Setiap helaan nafas adalah rasa syukur atas limpahan energi udara… Setiap kaki mengayun adalah langkah syukur atas nikmat sehat… Begitulah, bergantian setiap hari seperti ayunan kaki kanan dan kiri… Maju sabar... maju syukur…” Bagi Pak Dewo dan istrinya, pencerahan hari itu cukup membuat hati keduanya dingin… Seperti menemukan sumber mata air yang bening… Ya, sumber bening itu ternyata dalam hati… Yang merasa lega dan menerima… Yang merasa lapang tidak sempit... Yang merasa iklas dan tidak protes… Yang merasa segera ingin pulang ke rumah sebagai pemenang… Ya, pulang ke rumah... ke dusunnya yang sunyi, di perumahan berbukit dan bertanjak… Di sana, sebenarnya sebuah dusun yang sunyi dan menentramkan hati... Suatu malam di dusunnya, dari masjid di ujung kompleks rumahnya... selalu terdengar senandung dzikir dan terdengar sayup-sayup suara anak mengaji di rumah-rumah


[] 67 [] Cermin Kehidupan sekitar itu, diselingi sesekali ada motor yang meraung dan lewat. Tenang, namun menggetarkan diri dan jiwa yang merasakan akan terbawa oleh rasa tawadhu dan qonaah di hadapan Allah. Memberi dampak haru dan syahdu bagi jiwa yang merasakan. Tersimpan dalam lubuk hati yang paling dalam sebuah kerinduan pada alam ukhrawi. Tidak ada tegangan nafsu, emosi dan kebencian. Semuanya luruh lebur dalam kehalusan cinta... “Duh, alangkah indahnya dusun tempat tinggalku ini...” begitu Pak Dewo berbisik untuk dirinya... Aku ingin kembali sebagai pemenang… Aku bukan pecundang lagi… Ini teriakanku pada dunia… Agar semua orang mendengar dan tahu… aku kembali pada fitrah… ###


[] 68 [] 23 Kisah Nyata PERAWAT YANG SANTRI SANTRI YANG PERAWAT Suasana di kota santri… Asyik senangkan hati .. tiap pagi dan sore hari, pulang pergi muda mudi berbusana rapi menyandang kitab suci…hilir mudik silih berganti pulang pergi mengaji. Duhai ayah ibu, berikanlah ijin daku untuk menuntut ilmu pergi kerumah guru… mondok di kota santri ..banyak ulama kyai…tumpuan orang mengaji… Mengaji ilmu agama bermanfaat di dunia… sampai di akhir masa… (song by nasyida ria) oleh: NURUL ILMIYATI


[] 69 [] Cermin Kehidupan Sebuah lagu menggambarkan suasana kehidupan sehari-hari orang yang sedang belajar di pesantren. Tiada hari tanpa kegiatan keagamaan yang bisa dilewatkan. Kehidupan di pondok pesantren memberi ruang bagi batin dan fikir untuk sedini mungkin diajarkan ilmu mengaji, membaca Al-Qur’an, membaca kitab, buku-buku agama, dan masih banyak lagi… Setiap hari, pagi maupun sore sampai malam dan pagi lagi. Santri adalah mereka yang belajar ilmu agama, siapa saja kecil, tua, muda, sama saja bisa menjadi santri. Anak-anak yang sejak kecil belajar di pesantren akan tumbuh menjadi anak yang mandiri penuh toleransi dan suka berbagi. Satu kamar yang bisa dihuni oleh minimal sepuluh santri akan menjadikan bagai hidup dalam masyarakat kecil yang pluralis. Tidur bersama. Makan seadanya bersama... Berempati pada teman yang tidak punya makanan kiriman dari orang tua sebab belum di tengok… Santri yang belajar di pondok pesantren mau tidak mau harus bisa mengurus diri sendiri. Meski dipandu oleh pembimbing maupun pendamping dan kurikulum yang ada… Bangun pagi-pagi, mandi dan cuci sendiri, pondok pesantren laksana ibu kandung yang mengasuh, merawat dan mendidik… Pondok pesantren adalah ibu… Menjadi santri dan berjiwa santri, sama saja artinya bagi siapapun itu yang pandai mengaji…. Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul ini aku menemui sabahatku yang bernama Laila. Sosoknya tak begitu tinggi,


[] 70 [] 23 Kisah Nyata kadang terlihat gemuk. Di saat lain, sering kujumpai wajahnya tirus karena badannya kurus. Laila, kenapa badanmu selalu berubah? Apa karena aku tidak sering bertemu dirimu setiap hari? Karena kamu sedang diet ketat ketika kutemui beberapa waktu yang lalu, saat dan kusapa, ”Assalaamualaikum Laila... Sehat kan, dirimu? Kenapa terlihat sayu matamu? Ada apakah gerangan?” tanyaku pada Laila Tak kau jawab yang sebenarnya, tapi alihkan kata, “Semua bajuku hampir tidak muat.“ “Apa hubungannya, Laila?” Tanyaku mencecar dan merasa ingin tahu… Pertanyaan yang tak dijawab Laila itu bisa kumengerti arah dan maksudnya. Pasti Laila sudah tidak nyaman dengan masalah berat badan. Kenapa Laila peduli dengan berat badan? Saat aku pertama kali mengenal Laila yang bekerja di rumah sakit ini, selalu memberi kesan padaku, bahwa untuk ukuran fisik seperti seorang yang tidak begitu mementingkan… Kalau pada saat lain aku menjumpai Laila dalam tubuh yang nyaris tambun, maka pasti Laila baru rajin ngemil. Laila… kau pasti lahir di malam hari dan di bulan Mei… Karena arti namamu adalah malam. Novel yang pernah kubaca adalah Laila Majnun, yang artinya Laila yang membuat orang tergila-gila. Tapi, tidak dengan Laila temenku yang satu ini. Laila yang bersahaja dan selalu tanpa beban, banyak temen lain yang suka padanya. Cara bicaranya bersahaja, bajunya tidak tampak aneh-aneh, meski dia bisnis online baju muslim. Tutur kata halus dan cara jalan pelan, sering tidak membuat


[] 71 [] Cermin Kehidupan teman rikuh untuk menyapa duluan, atau menyampaikan sesuatu apa adanya. Maafkan aku memujimu, Laila. Karena dirimu memang seperti itu… Tapi, aku pernah menemuimu dalam keadaan bersungut… Merenggut, seperti menahan sesuatu dalam dadamu, rasa dongkol, kesal dengan sesama teman kah, Laila…? Ooo Laila… Ternyata engkau bisa menampakkan diri dalam keadaan emosi dan kesal di hati, ya…? Pasti kamu segera mencurahkan kekesalanmu itu langsung kepada teman yang membuatmu kesal. Kamu tidak takut apa itu dokter, suster, atau apoteker. Pasti akan segera kamu tegur dan kamu ungkapkan kekesalanmu. “Kenapa pasiennya tidak segera di visite, Dok?“ “Rohaniawan selalu terlambat mendampingi pasien kritis” Sementara kami yang di Pelayanan, tidak berani meninggalkan pasien walau hanya sebentar. “Sabar, Laila…santai, Laila… Segala hal yang dilakukan oleh orang di dunia ini selalu mempunyai alasan yang bisa di pertanggungjawabkan… Laila... kamu perawat yang sabar tapi kritis. Kamu juga santri menurutku, karena baik hati dan budi, rajin mengaji meski belum pernah ke tanah suci… Bisa memotivasi diri sendiri dan memberI inspirasi sebisa yang kau miliki… Di kehidupan pribadi dan keluargamu, kita semua juga tahu dan menyaksikan, ketika ada kesempatan berkunjung waktu itu, pada kelahiran putramu yang bungsu. Suamimu yang sholat tepat waktu dan mendirikannya di


[] 72 [] 23 Kisah Nyata masjid secara berjamaah, apalagi juga mengajak serta putramu… Laila… engkau ibu yang santri… Suamimu adalah ayah yang santri, anak-anakmu adalah pelajar yang santri … Lingkungan tempat tinggalmu adalah pesantren masyarakat, dan di lingkungan kerjamu, di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah dirimu adalah perawat yang santri… Dan teman teman yang lain, karyawan di rumah sakit ini, semua adalah perawat yang santri… Tidak hanya dirimu Laila, yang menjadi santri di pesantren kerja PKU Muhammadiyah Bantul ini, tetapi teman kita yang mengumpulkan, memilih dan memilah linen kotor infeksius, linen kotor tidak infeksius di Bagian Laundry, adalah perawat… Merawat keperluan linen di rumah sakit, dari kotor bau menjadi bersih wangi rapi… itu adalah perawat. Teman kita di Bagian Linen ini adalah seorang perawat yang santri…. Berangkat dari rumah menuju tempat kerja,…pasti melafadzkan doa bepergian.. Bismillahirrahmaniirahiiim Bismillahi tawakaltu alalloh laa haulaa wa laa quwwata illa billah... Sesampai di tempat kerja… Suasana islami yang terpancar dari beberapa instrumen speaker yang dikumandangkan lagulagu islami dan doa maupun time remainder sholat lima waktu… Pastilah temanku ini sambil berkeliling mengambil dan mengantar linen kotor dan bersih, sambil berdzikir dan berdoa


[] 73 [] Cermin Kehidupan agar semua yang ia lakukan selalu diberi kelancaran kemudahan dan keridhoan dari Allah… Pastilah memulai pekerjaaannya dengan menyebut asma Allah dengan lafadz Bismillahirrohmaanirrohiiim.. Bukankah itu semua sifat dan jiwa santri…? Faham dan ajaran agama yang disertakan dalam setiap langkah dalam bekerja, apalagi temenku yang bekerja di Bagian Linen itu, juga seorang Sarjana Agama. Bukankah itu semua sifat dan jiwa santri…? Meski tak bermukim di pesantren, namun membumikan ruh dan ajaran pesantren dalam dunia kerja…. Bahkan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul ini merupakan miniatur kehidupan kita dari kehidupan dari kelahiran sampai kematian… Di Bangsal VK, menjadi sarana seseorang mulai mengenal cahaya kehidupan di dunia. Seorang hamba Allah yang akan menjadi penghuni baru di alam dunia ini ternyata datang tidak membawa apa-apa... Selembar benangpun tidak…Hanya menangis. Gambaran kehidupan lain yang dapat kita lihat adalah, di rumah sakit ini setelah lahir diasuh, dirawat di kamar bayi. Di edukasi cara menyusui dan cara memberi nutrisi, adalah gambaran kehidupan manusia di kala balita… Proses belajar mencari ilmu ada simbolnya di buku-buku yang disediakan oleh Bagian Perpustakaan... Buku-buku yang lengkap, dari buku kesehatan, psikologi anak, novel islami, kitab hadis dan tafsir, ensiklopedi…. Teman kita yang kurus tinggi semampai orangnya, juga lembut pendiam pere-


[] 74 [] 23 Kisah Nyata nungannya dalam, bahkan seorang yang cinta dan menjadi kutu buku, memang cocok menjadi petugas keliling buku-buku perpustakaan, dan dia juga seorang santri... Suaminya juga santri dua putrinya apalagi... Itulah gambaran masa muda manusia yang diisi dengan fase mencari ilmu, sama persis jika dihubungkan dengan falsafah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul yakni perwujudan dari ilmu, iman dan amal sholeh. Kehidupan setelah belajar adalah bekerja. Maka, dalam pekerjaan sering disebut lapangan pekerjaan. Adalah manifestasi dari suatu tempat yang luas, yang bisa menampung banyak orang, seperti aula atau ruang pertemuan, yang itu belum dimiliki oleh rumah sakit ini. Tidak ada tanah lapang, belum ada ruang pertemuan yang luas dan representatif. Yang menggambarkan lapangan pekerjaan, bursa kerja yang diperebutkan kesempatannya oleh orang-orang yang sudah selesai belajar. Atau, bagi orangorang yang sudah bekerja, tanah yang lapang, ruang yang luas adalah simbol pergulatan hidup dalam mencari nafkah atau maisyah. Di Rumah Sakit ada bangsal ICU, yang dihuni oleh pasien dalam kondisi kritis dan terminal. Itulah gambaran kita sebagai manusia yang semakin hari semakin tambah usia. Menjadi tua dan renta bahkan sakit sakitan, hingga saat ajalnya sudah tiba, maka akan dinaikkan brangkar jenasah dan didorong melewati lorong rumah sakit yang sempit, untuk disemayamkan dan dibaringkan di kamar jenasah, yang letaknya di ujung sisi timur rumah sakit yang


[] 75 [] Cermin Kehidupan lorongnya memang benar-benar sempit. Itulah perjalanan hidup manusia yang miniaturnya ada di rumah sakit. Sama persis dengan letak bangunan yang ada di Pondok Pesantren Pabelan, tempat aku menjadi santri. Sudut sudutnya menghadap kiblat, bangunan pesantren tidak berpagar tinggi sehingga tidak memberi batas antara pondok dan rumah tinggal penduduk setempat. Bangunan paling ujung timur adalah perpustakaan yang menjadi simbol mencari ilmu sejak lahir. Bukankah di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul juga ada perpustakaan. Juga masjid sebagai pusat kegiatan. Di rumah sakit ini, masjid juga berada di tengah, menjadikan simbol keagamaan ini adalah poros kehidupan kita. Setelah masjid adalah makam. Yang mengartikan bahwa setelah segala irama kehidupan kita lalui, maka pada akhirnya kita semua akan kembali ke haribaan Ilahi. Maka, Pondok Pesantren Pabelan mendapatkan penghargaan internasional Agha Khan dalam bidang arsitektur. Jadi, struktur bangunan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul serta makna yang yang tersirat di dalamnya, sama persis dengan suasana pesantren yang pernah aku belajar di dalamnya. Belajar di pesantren, bekerja seperti suasana pesantren. Temen yang lain di Bagian Perawatan Sarana Rumah Sakit, secara profesi tidak disebut sebagai seorang perawat, meskipun unit tempatnya bekerja memakai idiom perawatan… Tidak seperti Layla yang jelas disebut perawat, karena berhadapan langsung dan merawat langsung orang


[] 76 [] 23 Kisah Nyata lain. Tetapi bagi temanku yang bekerja di Unit Perawatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit, secara tersirat tetaplah seorang perawat… Yang merawat dan memperbaiki alat-alat yang rusak, seperti jaringan telepon, AC yang sudah tidak dingin... speaker masjid yang sudah tidak berfungsi, atau hanya sekedar mengganti lampu yang sudah padam. Kalau kulihat dari pekerjaannya, mana bisa temanku ini, yang menjadi tukang AC, tukang ganti listrik, bisa kusebut santri… Tetapi di balik pekerjaannya, ternyata temanku ini mahir menjadi muadzin, bahkan sangat merdu suaranya. Dan kulihat temanku ini sangat rajin sholat Dhuha. Sholat fardhunya selalu berjamaah di masjid, baik sebagai muadzin maupun sebagai imam. Berarti, temanku ini perawat yang santri kan...? Seperti Laila… bahkan teman-teman di PKU ini banyak yang sudah menunaikan ibadah haji, sebagai penyempurnaan rukun Islam, baik melalui jalur PTKHI maupun biaya sendiri. Aku coba berjalan-jalan menyusuri tempat kerja temantemanku di setiap Unit di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul ini… Ingin kucari dan kubuktikan bahwa teman-temanku adalah santri. Seperti diriku yang pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Pabelan… Aku bersyukur, aku ikut senang apabila teman-teman di sini mempunyai jiwa santri meskipun tidak masuk pesantren. Bahkan, melebihi orang yang belajar agama di pesantren… Yach, aku jadi ingat, temanku yang bernama Pak Hendro itu juga punya hapalan yang kuat, seperti santri tahfidz saja…


[] 77 [] Cermin Kehidupan Bukan hanya Pak Hendro, bahkan putranya Pak Hendro pun juga hafal Juz 30. Padahal, Pak Hendro yang bertugas di Unit Laborat ini tidak mengenyam pendidikan pesantren, toh Pak Hendro tetaplah perawat yang santri… Pak Hendro ini sering kulihat ke mana-mana membawa Al-Qur an. Menjaga hafalan dan menjaga interaksi dengan Al-Quran… Sering kuminta dia memimpin tadarus, saat menunggu kehadiran Ustadz pada Forum Pengajian Klasikal, setiap jumat di masjid Asyifa. Sosok penampilan keseharian Pak Hendro ini juga memberikan ciri khas seorang santri. Berkopiah, berjenggot, berwajah bersih. Putra Pak Hendro adalah pelajar di sekolah unggulan yang kental nuansa agamanya, sehingga sangat kuat sekali karakter santri yang ditampakkan oleh kehidupan pribadi teman kita yang satu ini, baik kehidupan pribadi, kehidupan rumah tangganya, lingkungan masyarakat, bahkan lingkungan di mana kita bekerja. Siapakah lagi santri yang perawat dan perawat yang santri di PKU Muhammadiyah Bantul…? Tentu saja semua kita yang berada di lingkungan pekerjaan di Rumah Sakit milik Persyarikatan Muhammadiyah ini adalah santri… Kuatnya suasana santri di PKU Muhammadiyah Bantul bahkan semakin kentara nuansanya adalah rangkaian kegiatan di momen-momen tertentu, seperti Milad, selalu mengadakan kegiatan lomba keagamaan seperti hapalan, lomba sholat, lomba baca doa yang melibatkan putra putri karyawan. Ini sama persis dengan suasana kegiatan di lingkungan pesantren yang sebenarnya. Seperti yang kualami sendiri di


[] 78 [] 23 Kisah Nyata Pondok Pesantren Pabelan. Bahkan, salah satu kegiatan di pesantren adalah muhadhoroh atau mukhotobah, yaitu latihan berpidato. Bukankah di PKU Muhammadiyah Bantul ini juga diberikan Pelatihan Retorika dan Public Speaking untuk karyawan, untuk mendidik da’i-da’iyah, mubaligh dan mubalighah? Bahkan, sudah terbentuk Korps Mubaligh PKU Muhammadiyah Bantul. Bukankah itu semua kegiatan di pondok pesantren... Kita semua adalah santri. Kita semua adalah perawat. Perawat yang santri. Santri yang perawat. Tetapi, kita semua bukanlah santri-santri cilik yang masih menangis dan rindu rumah dan ingin pulang. Kita adalah santri remaja, kita semua adalah santri dewasa, kita semua adalah santri tua, kita semua adalah santri sepanjang hayat… Itulah harapan dan doa kita. Oh, pondokku…. oh, rumahku… oh, lingkungan tempat tinggalku... oh, lingkungan tempat kerjaku… semua adalah tempat naung kita… semenjak dari kita kecil, sampai kita dewasa, tua dan tidak ada… Rasa batin kita akan damai dan sentosa karena selalu dilindungi Allah Taala… Tiap pagi dan petang di manapun kita berada, kita selalu beramai-ramai, berduyun-duyun untuk shalat, mengabdi kepada Allah taala... amin.###


[] 79 [] Cermin Kehidupan BERTEMU TUHAN DI RUMAH SAKIT Tuhan….Tuhan Yang Maha Esa….. Tempat aku memuja, dengan segala doa.. Aku jauh….Engkau jauh…aku dekat ….Engkau dekat. (Song by bimbo) S emua pasien yang datang di rumah sakit tentu datang dengan membawa keluhan rasa sakit pada tubuhnya…. entah itu dengan mengeluh sakit di perut seperti mual mules perih kembung.Atau datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit kepala seperti pusing migraine vertigo. Datang ke rumah sakit juga bisa karena kecelakaan lalu lintas jatuh dari pohon serangan stoke dan serangan jantung mendadak. Banyak oleh: NURUL ILMIYATI


[] 80 [] 23 Kisah Nyata sebab lain yang menjadikan seseorang memeriksakan dirinya ke rumah sakit. Ada yang karena penyakit dalam yang kronis.. atau penyebab lain yang belum di ketahui asal mulanya Tujuan utama ke rumah sakit adalah berobat kepada dokter. Bagi sebagian pasien sangat menginginkan diperiksa dan diberi obat oleh dokter spesialis... Ada juga yang merasa cukup dengan datang ke dokter umum. Selain akan bertemu dengan dokter, secara otomatis pasien akan bertemu dengan perawat, ahli obat, petugas laborat dan radiologist. Tentu saja pasien juga akan bertemu dengan ujung tombak pelayanan yaitu petugas bagian pendaftaran. Tidak semua orang yang mendatangi rumah sakit memiliki niat yang sama. Ada yang datang ke rumah sakit karena memang sakit dan akan berobat, ada yang karena ingin mengunjungi sanak keluarga yang baru di rawat inap. Bahkan ada pula yang bukan karena kedua alasan tersebut, mereka yang supplier, detailer, atau visitor, semua mempunyai tujuan tempat sama, tapi niat dan maksud kedatangannya berbeda. Kenapa kita bisa “bertemu” Tuhan di rumah sakit? Padahal, semua orang tahu bahwa lebih mudah “menjumpai” Tuhan di tempat peribadatan... di masjid tempat sholat, atau di Makkah al-Mukarromah dan Madinah alMunawaroh, yang merupakan “Rumah Allah” atau Baitullah... Atau, ke majlis taklim pengajian dan majlis dzikir menjadi sarana yang efektif untuk bertemu Tuhan. Karena di tempat tersebut diseru nama Tuhan. Bertemu Tuhan di rumah sakit...? Mungkinkah itu terjadi...?


[] 81 [] Cermin Kehidupan Betul, bahwa keberadaan Tuhan itu di mana-mana, di antara ruang dan waktu, bahkan lebih dekat dari urat leher kita sendiri… Tapi, kita sering sibuk mencari Tuhan dan tidak bisa menemukan… Mencari Tuhan di keramaian pusat perbelanjaan, pasti tidak akan ketemu… Lantas, mencari Tuhan di riuhnya suatu perhelatan musik, pasti tidak akan kita temukan... Dan, manusia selalu terus mencari, bahkan memburunya dengan penuh nafsu dan menggebu... Bahkan, sering terburu-buru ingin segera bertemu… Mencari Tuhan di gelimangnya harta dan kemewahan dunia, rumah megah, anak keturunan yang banyak, kendaraan berganti setiap tahun… Atau, mencari Tuhan di tingginya jabatan tahta dan kejayaan... Atau, mencari Tuhan di lezatnya minuman arak dan tuak yang memabukkan serta melambungkan khayalan… Atau, mencari Tuhan di indah jelita, gemulai mempesonanya bidadari dunia yang disebut wanita… Mereka ternyata mencari Tuhan dan tidak menemukan, bahkan malah menuhankan semuanya itu… Bahkan, mereka menyembah bayang-bayangnya sendiri, yaitu menyembah bayang-bayang manusia tentang Tuhan. Karena tidak ada bayang-bayang Tuhan, mereka mencari Tuhan sesuai yang dibayangkan sendiri… Dan mereka kecewa karena tidak menemukan Tuhan yang mereka cari… Dan yang mereka temukan adalah egoisme yang menguasai dirinya…. Pada akhirnya... orang akan bertemu dengan Tuhannya di rumah sakit... di saat sedang mengalami sakit, baik dirinya sendiri yang mengalami sakit atau saudaranya atau-


[] 82 [] 23 Kisah Nyata pun orang lain… Jadi, pada dasarnya, semua orang yang mengunjungi rumah sakit bisa bertemu dengan Tuhan. Karena kebertuhanan adalah suatu proses, kebertuhanan bukan produk sekali jadi, kebertuhanan adalah dialog terus menerus dengan tuhan, dalam setiap keadaan .. sehingga manusia sampai pada tingkat menyadari kebersamaan dirinya dengan Tuhan… Yang disayangkan bagi manusia adalah, mengenal dan menemukan Tuhannya hanya di kala sakit, di kala rugi, di kala susah dan menderita saja… Sementara, manusia tidaklah mudah untuk dapat menerima dan menjalani sakit sebagai pertanda kasih sayang Tuhan kepada hambanya… Setiap orang pasti pernah sakit, tapi menerima sakit dengan sukacita adalah perjuangan berat, karena sakit dapat meruntuhkan jiwa yang tadinya bersemangat. Derita sakit membuat kekayaan dan kekuasaan serta ketampanan tidak bermakna lagi. Yang bermakna adalah sehat sebagai penampakan Tuhan itu sendiri. Oleh karena itu, dengan sakit orang menjadi bertemu Tuhannya. Karena sakit adalah bentuk tanda cinta dari Tuhan... Kita semua berhutang budi pada sakit, tanpa sakit kita mungkin menjadi manusia yang sombong dan tidak mengenal Tuhan… Kecenderungan manusia adalah di kala kita senang di dunia seringkali kita lupa untuk menyadari adanya Tuhan... Bahkan, hanya untuk bersyukur dan berdoapun kita sering lupa… Dengan sakit, sesorang bisa mengambil hikmah dan bermunajat. Bahwa sakit adalah zikrullah... Orang sakit akan lebih


[] 83 [] Cermin Kehidupan syahdu dalam menyebut asma Allah, dalam penderitaannya, dibanding dengan orang yang sehat… Orang sakit akan lebih mudah mengingat dosa-dosanya, sehingga rohaniawan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul memberi bimbingan kepada pasien dengan kalimah istighfar... Orang sakit akan merasa tergantung kepada Allah dalam hal menginginkan kesembuhan. Hingga rasa-rasanya tidaklah bisa dipungkiri bahwa dengan sakit ini, pasien bisa memperbaharui tauhidnya, Laa ilaaha illallah… Orang sakit bisa bermuhasabah, apalagi bagi pasien yang dirawat di bangsal, akan mempunyai banyak waktu untuk merenungi diri dalam kesakitannya, menghitung-hitung apa yang telah dikerjakan sewaktu sehat… Bahkan, upaya dalam berobat bisa merupakan jihad bagi orang yang sakit dan keluarganya... Sebagaimana orang-orang yang datang ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, pasien-pasien yang kita temui, selalu datang dalam keadaan kosong tak ber-Tuhan… Lantas, manajemen Rumah Sakit memberi tugas kepada rohaniawan untuk mendampingi pasien mengenal dan menemukan Tuhannya bahkan memperbaharui tauhid dan syahadatnya… Bertemu dengan pasien di bangsal Al A’raf Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, kira-kira tengah malam, waktu yang kuingat betul ketika telepon berdering dan memintaku untuk mengunjungi bangsal Al-A’raf ruang 21... Sebelum beranjak meninggalkan ruanganku pandanganku masih kusempatkan untuk menengok ke arah jarum jam dinding


[] 84 [] 23 Kisah Nyata ..yaah.. jam 24.00..atau tepatnya tengah malam. Diberi info oleh perawat yang berjaga tentang status pasien dengan diagnose dokter sesak nafas disebabkan adanya kerusakan pada fungsi organ ginjalnya .. dan di perlukan pertolongan berupa tindakan cuci darah atau hemodialisa… Tetapi malam itu pasien gelisah. Melamun dan meracau… seperti orang kesurupan…Perawat mengatakan sangat ketakutan dengan tatapan mata pasien yang mengerikan..apalagi parawat yang jaga malam itu adalah mbak mbak yang berearawakan kecil dan imut…ketakutannya semakin kelihatan..pucat dan gemetar.. ‘ Bu Nurul.. aku takut banget Bu Nurul.. tolong didoakan ya Bu... ‘Iya Mbak….aku akan berusaha sebisaku ya Mbak… Memasuki kamar yang di tempati pasien yang kesurupan itu ada sedikit gentar tapi mau tidak mau harus maju terus.. menyibak korden penutup ruang berukuran klas 3…yang terlihat adalah istrinya yang duduk di tepi tempat tidur sambil menangis dan muka kusut,,,sementara yang sakit suaminya terlihat duduk sambil mata melotot dan mulut meracau… ‘Sopo kuiii.. lungo konooo..lungooo Lungoo…..(Siapa itu..siapa itu…pergi sana…pergiii…) “ Ya Pak… saya Nurul ya…ayo berdoa menyebut Allah ya pak….. Berkata begitu diriku sebenarnya merinding dan bergidik… karena pasiennya ini laki laki.. tetapi suara yang keluar dari bapak bapak ini adalah suara perempuan…hii.. hiii… bergaya


[] 85 [] Cermin Kehidupan dan bermimik perempuan… Ya Allah Robbii Ampuni dosa dosakuu…Anguudzubillahi mina syaithonirrojiim Istrinya yang menunggu setiap kali sang Bapak mengeluarkan suara yang mirip perempuan… maka langsung pecahlah tangisnya…. Bagi diriku.. meski kaki rasanya lemas gemetar.. namun mesti aku kuatkan dan aku tahan… karena otomatis harus menenangkan pasien sekaligus istrinya.. ‘Ibu.. Ibu.. bagaimanapun Ibu harus kuat yaaa… kita sama sama mendampingi Bapak ya…sambil ku pegang kedua pundaknya .. bahasa tubuh yang diajari oleh bapakku almarhum yang selalu menepuk pundak muridnya untuk mentransfer energy..suport dan semangat.. Si Ibu mengangguk membuat lega hatiku… berarti yang perlu di tangani adalah fokus kepada pasien yang sedang kesurupan….. “Ayo ngaji ya, Pak… ..’ Ku bacakan ayat kursi surah Al Baqoroh ayat 255 itu adalah ayat manjur penangkal setan… Aku kaget bukan main… pasien ini menirukan ayat kursi yang kubaca di hadapannya..dan gaya dan suaranya adalah perempuan…. Kulanjutkan terus dengan bacaan surah Al Muawidzatain.. surah permohonan perlindungan dari segala godaan syaithon seperti yang dituntunkan Rasulullah.. masih juga di tirukan oleh pasien…. Aku berusaha menganalisa…Seandainya yang terjadi adalah suara racauan dengan suara seorang pria ..maka bisa saja kemungkinan karena Bapak ini saking tidak kuatnya


[] 86 [] 23 Kisah Nyata menahan sakit… Tetapi karena yang keluar dari mulut bapak ini adalah suara perempuan.. bisa jadi ada kemungkinan makhluk halus berjenis kelamin perempuan yang masuk dalam tubuhnya.. Wallahu Alam Lantas aku harus bagaimana ini… ??..Saat itu tiba tiba aku teringat cerita temanku yang pada satu waktu digoda hantu dengan dicekik di lehernya,,, berkali kali melafalkan doa ayat kursi tapi cekikan di lehernya tetap tidak berkurang… Akhirnya yang muncul adalah kepasrahan… ya Sudah kalau memang takdirku sampai disini aku ikhlas ya Allah..aku pasrah.. memasrahkan diriku keharibaanMU….Begitu kata temenku yang ceritanya selalu ku ingat… dan ternyata,,;.. setelah ikhlas dan pasrah ..terlepaslah jeratan cekikan di lehernya…Subhanallah… ‘’Heiii.. kowe sopoo?… kono lungo...! (kamu siapa..sana pergiiii )..hii.hiiii… Pak Didik nama pasien yang baru kesurupan itu mengulang ulang kalimat yang sama yang ditujukan kepadaku…karena aku rohaniawati di rumah sakit ini jadi terus aku upayakan untuk mengalihkan perhatian dengan berdzikir kepada Allah.. “Ayooo Pak Didik berdzikiir saja kepada Allah…Tirukan yaaa..Pak.. Allah..Allah……….” ‘Allah Allah opoo…. ‘Astaghfirulloh….Astaghfirulloh .. ‘Astaghfirulloh opooooo meneeeh kuiiiii….. sambil menjep menjep Pak Didik bilang begitu bergaya nyanyi-nyanyi seperti biduanita...


[] 87 [] Cermin Kehidupan Ya Allah.. Bagaimana ini… Beri pertolongan ya Allah… dalam situasi seperti ini…. Bekalku berikutnya adalah kalimah tertinggi … yang engkau miliki ya Allah..kalimah thoyibah yang harus menghunjam di dada orang beriman…… sedetik saja kita melepasnya …maka hati kita akan dipatuk syaithan.. yang kemudian syaithon itu akan mengikuti aliran darah kita... dan akan mempengaruhi fikiran dan tindakan kita…. Akan melemahkan sendi sendi keimanan dan ketaatan… “Ibu… sekarang Ibu peluk Bapak ya, Bu… penuh kasih sayang…sambil dibisiki ya, Bu.. dengan kalimah Allah…. Allah……” Ibu… Bapak butuh kasih sayang ya, Buuu.. semua juga suami ibu salam keadaan sehatpun sangat membutuhkan sentuhan kasih sayaang…apalagi dalam keadaan sakit” Kuberi motivasi istrinya.. dan tanpa menolak istri Pak Didik merengkuh dan memeluk tubuh tambun suaminya… Aku melanjutkan dengan puncak segala puncak kata…Laaa ilaaha Illallah... Ternyata benar dan berhasil yang kulakukan untuk meredakan naga yang dikeluarkan untuk situasi yang menegangkan dan menakutkan dan membuat keluarga yang menunggu menangis… Pak Didik terlelap dalam pelukan istrinya entah karena kecapaian karena tanaganya karena meronta-ronta dan menendang sewaktu kesurupan tadi… Alhamdulillah... semua bersyukur dan bernafas lega…. “Ibu.. tetep terus lanjutkan ya……mengajak Bapak


[] 88 [] 23 Kisah Nyata berdzikir… dan diulang-ulang terus seperti tadi.. Tak perlu aku menunggu jawaban dari istri Pak Didik… aku sudah tahu pasti istri Pak Didik akan melakukan… Aku segera berlalu.. tanpa menunggu yang ada di situ.. melangkah menuju ruang parawat….. Seperti melepas ketengan yang baru saja berlangsung.. sebuah adegan seram dan horror ya Mbak… Kusampaikan itu kepada Mbak Dessy yang baru jaga malam itu…. Mbak itu makhluk halusnya perempuan yang kurang belaian kasih sayang…. entah kasih sayang dari orang tuanya, atau dari suaminya…..he..he..he… tersenyum kecut aku dibuatnya, merasa keki.. karena merasa sama-sama berjenis kelamin perempuan yang bermakhluk halus yang bersama Pak Didik. Kita semua bisa merasakan kurang kasih sayang ya Mbak Dessy,’ “Ah, Bu Nurul bisa aja…. Ha-ha-haaa... Ingin aku tertawa lepas seperti merasakan sebuah kelucuan tentang sebuah romantika kehidupan yang bisa dialami siapa saja di balik yang nampak dari penampilan luarnya.. “Mbak Dessy.. Boleh kasih kesimpulan ya... “Apa itu Bu Nurul. “ Mbak Desy”, berkata begitu aku berusaha santai, sambil duduk dan mengelap tanganku dengan tissue setelah cuci tangan seusai tindakan kepada pasien…. “Mbak Dessy….”, kuulangi menyebut nama Mbak Dessy… he..he.. aku jadi ingat waktu pertama Mbak Dessy ketakutan.. wajahnya pasi.


[] 89 [] Cermin Kehidupan “Apa Bu Nurul...jangan bercanda ah…!” “Iya, loh.. pasien baru orientasinya tidak hanya ruangan lho, Mbak… mesti orientasi supaya tidak kosong hati untuk berdo terus...” “Iya Bu Nurul, Terimakasih...” Jawaban singkat dari Mbak Dessy ini karena aku tahu kita semua sudah mengantuk….. S elalu menengok waktu sebelum berlalu, 03.00, waktu malam itu kulalui lagi tangga dan menuruninya, malam itu sunyi. Ya Allah, Jangan biarkan sunyi dalam kehidupan semua yang ada di Rumah Sakit ini, ingin langsung menuju Ruang Bina Ruhani, tapi langkahku terhenti dan menatap papan petunjuk ruangan di lorong yang kulewati..VK (Kamar Bersalin). Yah, di ruangan tempat ibu-ibu akan melahirkan ini ada sepenggal kisah yang hampir mirip dengan kisah yang kualami di bangsal Al-Araf. Kisah tentang masuknya roh halus kedalam tubuh pasien. *** Pada sore menjelang adzan maghrib disaat baru saja kakiku hendak melangkah ke masjid. Panggilan melalui line 227 memintaku untuk mendampingi pasien yang hendak bersalin. “Assalaamualaikum…Bina Ruhani, nggih? dengan Bu Nurul apa Bu Ning ya ini?“ “Dengan Nurul, Mbak...” temen-temen sering keliru karena suaraku yang hampir mirip dengan Bu Ning, bahkan tidak hanya suara, seorang dokter yang kebetulan jaga bersama


[] 90 [] 23 Kisah Nyata pernah memanggil namaku dengan nama Bu Ning. Aku nggak bisa menolak kecuali mengangguk dan tersenyum. “Gimana Mbak?” aku melanjutkan percakapan melalui telepon yang ternyata dari bidan VK yang sama-sama jaga di sore hari itu… “Bu Nurul, tindak ke VK ya, Bu. Ada pasien mau melahirkan, kesakitan luar biasa, kata suaminya. Itu kesakitannya karena kemasukan roh, karena biasanya dulu sebelum hamil pasien ini rutin di rukyah”. “Siap, Mbak Etik, saya ke VK setelah sholat maghrib ya, Mbak”, ternyata bidan yang jaga sore di VK adalah Mbak Etik, bidan yang kecil perawakannya. “Iya Bu Nurul, terimakasih, saya tunggu ya, Bu”. Seperti biasa sama sholat maghrib berjamaah bersama pengunjung rumah sakit sore itu, berbaur bersama pasien poliklinik juga temen-temen karyawan yang dinas sore. Suasana masjid selalui penuh, baik di tempat wudhu pria maupun putri, begitu juga di dalam barisan shofnya. Bahkan rukuh sampai habis dan harus ada jamaah yang menunggu rukuh untuk sholat maghrib berjamaahnya pada gelombang berikutnya. Meski ada pasien yang harus ditangani, tidak membuat sholatku menjadi terburu-buru, malah menjadi kesempatan untuk berdoa memohon kepada Allah agar bisa membantu pasien yang akan ditangani. Usai sholat Maghrib dan baru saja tiba di depan pintu ruang bersalin sudah disambut teriakan kencang, sudah kuduga pasti itu teriakan pasien yang tadi diceritakan Bu Bidan.


[] 91 [] Cermin Kehidupan “Waduh, waduuuh..” teriakan yang kencang sambil mengencangkan urat leher dan mata yang mengarah ke atas, ditambah posisi tidur dan suasana kasur yang berantakan adalah pemandangan pertama sebatas mataku tertuju. “Ayoo.. doa saja, Ya…Astaghfirullah… Astaghfirullah. Terus menerus yaaa.. kalau terasa sakit menjeritnya diganti dengan istighfar… Astaghfirullah….” Masih teriak-teriak seperti tadi kondisinya… berarti belum mempan nih bimbinganku…bergumam sendiri aku dalam hati… Wah, kalau melihat teriakan kesakitannya seperti orang kesurupan begini seperti betul apa yang diceritakan suami pasien ini kepada mbak bidan,,,seperti yang teriak itu bukan si ibu yang mau melahirkan, tetapi adalah roh yang memasuki ibu tersebut. Ah…, aku tidak percaya sama sekali, ini murni karena tingkat dayanya menahan sakit yang lemah… Jadi, hal tersebut aku abaikan yang penting fokus membimbing doa. “Tolong aku... tolong akuuu……..” teriakannya. Maka aku akan menyambung, “Allah…Allah… Yang menolong Allah “Aku nggak kuaat... sakiit…” Sahutanku adalah, ”Hasbiyallah.. Hasbiyallah……” “Ibu harus kuat ya….. doa..doa..fokus fokus, Ibu, yuuk dedeknya yang di perut dijak ngomong, yuk… Dedeknya juga ikut merasakan perjuangan ibu, lho… Ibu yang kuat ya.. Ibu yang kuat … Dedek pasti bilang begitu… karena dedeknya di perut juga berjuang untuk cari jalan keluar…”, sambil kuelus-


[] 92 [] 23 Kisah Nyata elus perut ibu yang sudah meregang... karena kenceng dan kontraksi. “Aduhhh….sakiiit…” ibu itu malah menjerit sambil melotot… Yang melihat seperti agak merasa takut, maka dari itu sang suami mengatakan kepada bidannya tadi kalau keadaan menjerit dan melotot itu bukan karena maunya sendiri tetapi karena roh yang masuk dalam tubuh istrinya ini… seperti di awal yang disampaikan kepada bidan. Memang, menurut ilmu kebidanan dalam fase tertentu ketika tahap proses persalinan sudah sampai buka jalan 5, sebagian orang tidak merasakan kesakitan yang sedemikian, tahap sakitnya belum mencapai yang kesakitan banget. Tetapi menurutku, bukanlah karena kemasukan roh ibu ini, hanya daya tahan masing-masing orang berbeda-beda dalam menghadapi dan menahan rasa sakit. ‘Allahummaghfirliiiii wa li waliwalidayya warhamhumaaaa kamaa robbayaani Shoghiirooo...” Tiba-tiba yang keluar dari lisan secara spontan tanpa kupikirkan terlebih dahulu adalah doa orang tua…, dan aku merasakan hangat di pipi ada tetesan air mata yang segera kuhapus agar nggak ketahuan sama pasien dan keluarganya juga bidan yang ada di ruangan ini. Ketika momen itu terjadi, ketika doa itu aku lafadzkan. Suasana sesaat hening, tercekat sedikit agak kaget…. Kenapa doa orang tua..?? Barangkali itu pertanyaan yang ada di benak semua yang ada di ruangan itu.. Yach… hati kita, pikiran kita akan mengingat perjuangan ibu kita dahulu. Perjuangan ibu kepada anaknya sudah dimulai


[] 93 [] Cermin Kehidupan sejak hamil dan melahirkan… Perjuangan seorang ibu yang melahirkan luar biasa beratnya, meloloskan tenaga, memeraskan keringat, menguras tenaga, sendi otot tulang, bahkan mempertaruhkan jiwa dan nyawa…. Maka Allah membalas dengan jaminan syahidah bagi ibu-ibu yang gugur saat melahirkan…. Ketika pembukaan lengkap sepuluh .. pertanda jalan lahir sudah siap menghantarkan anak manusia yang akan melihat dunia semesta ini…. Dan dokter yang membantu proses persalinan sudah siap …maka perjuangan seorang ibu di lanjutkan untuk memberi dorongan tenaga agar segera bertemu dengan buah hatinya…. Setiap kelahiran akan disambut dengan Rahmah…. kasih sayang dan pancaran kebahagian, karena memang sudah ditunggu-tunggu selama sembilan bulan,.. buah cinta buah karya dan titipan Ilahi kepada kedua orang tuanya. Akan lupa kesakitan keperihan yang dialami. Lupa cengkeraman tanganya dibahuku sebenarnya harus meringis karena menahan sakit… lupa rasa malunya saat proses melahirkan sudah membuat penampilan busananya tidak dipikirkan lagi, bajunya sudah sedemikian tersibak tidak karuan, penutup kepalanya apalagi… Pengharapannya.. semua proses itu adalah adalah proses untuk menemukan Tuhannya.. lebih mensyukuri Allah Tuhannya… nikmatNYA…Kasih sayang NYA…juga kasih sayang kedua orang tuanya…..terutama Ibu….. Ibu…, menyebut namamu bisa membuat aku pilu...


[] 94 [] 23 Kisah Nyata Ibu… menyebut namamu bisa membuat aku rindu. Ibu.. menyebut membuatku ingat doamu padaku. Di ruang bersalin inilah seseorang menjadi ibu… Di ruang bersalin ini tempat recognisi sebagai ibu diberi selamat penuh suka cita dan rasa syukur.. Maka, di ruang ini, menjadi tempat menemukan Tuhan…. Menemukan Tuhan di hatimu…. Tetapi, bisa di tempat manapun juga harus kau temukan Tuhan.. itu misteri... Menjadi ibu…menjadi jalan menemukan Tuhan Maafkan salahku kepadamu, ibu…aku telah mencium jalan lahirku... Semua itu senandung rindu kepada ibu, karena pasien yang di VK dan menjadi ibu baru. Tapi, kenapa pasien kesakitan karena proses melahirkan dianggap kemasukan roh? Kenapa pasien yang di bangsal Al Araf juga kesurupan seperti kerasukan roh….. Barangkali semua jawaban dari pertanyaan itu adalah…. karena mereka mencari Tuhan… Dan, mereka menemukan Tuhan dengan keadaanya yang sakit di Rumah Sakit... Wallahu A’lam bi showaab….###


[] 95 [] Cermin Kehidupan TUKANG RUKTI (akan) NAIK HAJI Kalau sinetron di TV ada cerita tentang tukang bubur naik haji, maka di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul ini ada Tukang Rukti yang akan naik haji... Banyak jalan menuju Makkah Al-Mukarromah. Karena Allah yang membuka dan yang memberi jalan bagi siapa yang Allah kehendaki. Allah akan menunjukkan caranya… Menuntun arahnya… Mempertemukan dengan orang yang akan menghantarkan ilmu hajinya… I ni kisah tentang seorang lelaki berkulit hitam. Kalau sedang tertawa dan nyaris menyeringai, pasti akan kelihatan giginya yang putih dan sudah tidak rapi. Temanku dalam bekerja melayani pasien yang sudah meninggal dunia, maka kami hampir tiap hari bisa bertemu. oleh: NURUL ILMIYATI


[] 96 [] 23 Kisah Nyata Seorang yang humoris sederhana, kadang menyenangkan, kadang menyebalkan, kadang ia merasa benar karena terlalu percaya diri. Kisah ini kutulis di saat Bulan Besar tiba, Bulan Haji bagi insan yang akan berziarah ke tanah suci. Bulan ini Bulan Dzulhijah 1437 H, ibadah haji sekaligus menyempurnakan pelaksanaan rukun Islam yang kelima ini selalu memberi kesan di hati. Semua muslim sejati pasti berhajat besar untuk bisa berangkat ke Tanah Suci, Tanah Haramain. Setiap ada saudara, kerabat, handai taulan yang mengundang pada acara pamitan berangkat haji, maka hati seperti ingin punya magnet, yang bisa menarik Panggilan Ilahi kepada diri. Itulah yang membuat diriku ingat pada seorang yang bernama Wahono temanku … Selamat menunggu keberangkatanmu yang akan naik haji 2017, fa Insya Allah, Amiiin Ya Muujiba Saa’iliin... *** “Waaah jaaan… kok mepet waktu sholat datangnya?” “Waaah Jaaan… Bikin minum lagi to... Sudah tak bikinin, lho...” “Waaah jaaan… sudah ditandatangani belum?” “Waaah Jaaan… Apalagi....?” “Ojo… waaah jaaan… waaah jan, terus to Mbak…” Siang hari, ketika laki-laki tua itu bilang begitu kepadaku, kok kata-katanya sama persis seperti yang aku bilang kepadanya. Padahal, tadi dia sendiri yang menyeringai waktu aku bilang waaah jaaan… Namanya kan Wahono... teman-teman


[] 97 [] Cermin Kehidupan sering memanggilnya Pak Wawah… Wahono itu nama asli pemberian orang tuanya sejak lahir, WAH… wis ONO… Wah sudah ada... Bisa jadi artinya wah wes lahir… Mungkin itu maksud orang tuanya. Aku sendiri sebagai temennya pernah iseng mengotak-atik nama Pak Wahono ini… Saking seringnya ketemu, jadi punya keisengan seperti itu. Wahono, kalau dalam bahasa Arab, kata dasarnya adalah wahn, yang artinya ‘cinta dunia’… ha..ha..haa… Aku ketawa sendiri… Pak Wahono itu orangnya lucu dan lugu, tapi kadang kadang wagu, saru dan norak, komplit deh, pokoknya. Setelah menikah, mempunyai nama tua: Ahmad Muthohir, yang berarti: orang yang disucikan. Banyak teman yang tidak tahu nama tuanya Pak Wawah, kecuali yang rumahnya dekat rumah Pak Wawah. Kalau kita sering bicara dengan bahasa Jawa, seperti waaah… jaaan…, Pak Wawah ini merasa seperti namanya di panggil… Teman-teman juga sering menggodanya, dengan kalimat begini: kalau Pak Wawah itu paling seneng sama Buwah… Waktu itu aku pikir ya memang Pak Wahono itu senang sama buah-buahan. Ternyata, Buwah itu kan Bu Wahono, ha ha ha…. bener-bener sering terkecoh aku sama kalimat plesetan teman-teman… “Waaah… jaaan…” “Lho... ada apa, Pak… kok malah Bapak menirukan saya?” selorohku sambil bercanda dan pura-pura saja dengan mata melotot. “Aku berangkat hajinya diundur je, Mbak… harusnya kan


[] 98 [] 23 Kisah Nyata tahun ini… tapi berangkatnya tahun depan…” “O... begitu to... sambil melongo, ekspresiku setelah tahu keluhannya. “Ya... itu namanya panggilan Allah untuk panjenengan di tahun 2017, Pak…” “Iya, Mbak, aku sebenarnya nggak sedih kok karena ditunda, malah ada waktu buat cari tambahan bekal…” “Nah, itu dia hikmahnya, Pak…” Kutangkas dengan kalimah sakti dan taktis saja seperti membuat kesimpulan... Acara ngobrol yang bikin asyik kalau sedang ketemu beliau itu sering terjadi. Karena Pak Wahono juga muadzin di Masjid Asyifa RSU PKU Muhammadiyah Bantul, jadi dalam sehari Pak Wahono datang sesuai jadwal sholat wajib, yakni 5 waktu… Satu jam sebelum adzan, Pak Wahono sudah datang, menyandarkan sepedanya di lorong depan kamar jenazah, sesampai di masjid sholat Tahiyatul masjid menjadi wajib baginya, rutin dan tak pernah dilewatkan. Setelah itu iktikaf atau niat iktikaf... berdiam diri di masjid dengan terpekur bersila membaca Al Quran dan berdzikir. Pernah suatu hari, saat kami bertemu dia mengajariku... Akhirnya, yang terjadi hanyalah diskusi yang menurutku hanya debat kusir semata. “Mbak Nurul, kalau iktikaf itu tidak harus pada bulan Ramadhan, setiap saat kita bisa iktikaf…” “Seperti Panjenengan to, Pak, maksudnya…? yang bisa iktikaf setiap hari….“ Aku selalu dengan bercanda kalau berbicara dengan Pak


Click to View FlipBook Version