The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini adalah sebuah karya yang didalamnya termuat kisah-kisah nyata yang dialami langsung oleh karyawan RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Dari kisah itulah, para karyawan mendapatkan pengalaman yang sangat luar biasa dan membuat hidup ini terasa berwarna. Buku ini juga memberikan motivasi bagi kita untuk saling tolong-menolong dan saling menghargai antara manusia satu dengan manusia yang lain. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, pasti membutuhkan pertolongan orang lai

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by library mpidepok, 2023-10-24 11:01:29

Dua Puluh Tiga Kisah Nyata Cermin Kehidupan: Belajar Mengambil Hikmah Luar biasa dari Orang-Orang Biasa.

Buku ini adalah sebuah karya yang didalamnya termuat kisah-kisah nyata yang dialami langsung oleh karyawan RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Dari kisah itulah, para karyawan mendapatkan pengalaman yang sangat luar biasa dan membuat hidup ini terasa berwarna. Buku ini juga memberikan motivasi bagi kita untuk saling tolong-menolong dan saling menghargai antara manusia satu dengan manusia yang lain. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, pasti membutuhkan pertolongan orang lai

Keywords: Kisah-kisah Inspiratif,Motivasi,Kisah-kisah nyata

[] 149 [] Cermin Kehidupan jaga harus kami libatkan. Dokter penanggung jawab terus kami hubungi dan menginstruksikan untuk dilakukan reposisi. Berulangkali kami melakukan tapi tidak berhasil, bahkan ketika alat masuk pada posisinya, justru yang terjadi kebiru-biruan di bibir dan ujung jari-jari Daniel (menandakan bahwa kadar oksigennya turun), dinyatakan dengan angka SPO2 di monitor memang turun. Kami hampir menangis, karena merasa inilah sebuah kegagalan dan kekonyolan. Saat itu kami yang bertugas harus rela bergantian menjaga Daniel di samping tempat tidurnya sampai dokter penanggung jawab ICU datang. Posisi alatpun kami foto untuk kemudian kami kirim kepada dokter penanggung jawab melalui WA. Dokter penanggung jawab, yakni dr Untung W SpAn KIC menginstruksikan untuk dilakukan reposisi lagi dengan memberikan obat penenang (obat tidur) terlebih dahulu. Dokter penanggung jawab menyampaikan tidak bisa segera datang saat itu karena sedang menguji mahasiswa kedokteran di UGM. Lagi lagi kami mencoba mereposisi tapi selalu gagal. Kemudian kami laporkan lagi, bahwa tidak berhasil dengan reposisi manual. Dokter penanggung jawab akhirnya datang. Tepat pukul 11.40 alat bantu nafas tereposisi dengan baik, dan nampaknya memang ada penyulit karena dokterpun harus berulangkali mereposisi dan harus dengan bantuan (guide). Di saat inilah kami bisa bernafas lega. Dokter penanggung jawab lalu berpamitan dengan tergesa


[] 150 [] 23 Kisah Nyata gesa karena meninggalkan mahasiswa yang sedang ujian. Inilah kemudahan yang Allah karuniakan, semoga kemudahan demi kemudahan yang lain akan selalu ada, amiiin. Alhamdulillaah.... terimakasih, Dokter. Dari hari ke hari kondisi Daniel semakin baik. Kami semua bahagia, tak terkecuali orang tua Daniel dan keluarga besarnya. Latihan makan dan minum melalui mulut terus kami lakukan, meski untuk mencapai asupan yang maksimal harus dibantu melalui sonde (selang yang terpasang di hidung). 26 November Pukul 11.00, pemberian oksigen sudah bisa dilakukan spontan/manual, artinya tidak dengan ventilator. Kondisi terus membaik dan stabil, meskipun terlihat apatis (tanpa respon) meski kami ajak berbicara dan bercanda. Hanya tatapan mata kosong yang kami lihat, tanpa senyum dan tanpa kata, namun sangat membahagiakan kami. Pada tanggal 01 Desember 2015 jam 09.30 alat bantu nafas sudah bisa kami lepas, begitu juga sonde yang terpasang, sehingga bisa bernafas dan makan minum secara normal. Alhamdulillaah…, sore harinya Daniel sudah bisa pindah ke bangsal yang selanjutnya dirawat oleh dr. Spesialis Neurologi. Meski kami sudah tidak lagi merawat,tapi komunikasi kami tidak terhenti sampai disini. Kami terus memantau kondisi Daniel dari hari ke hari. Pada tanggal 5 Desember 2015 Daniel dinyatakan boleh pulang. Lagi lagi komunikasi tidak terhenti. Bahkan saat kontrol di Poliklinik Neurologi Daniel menyempatkan untuk mampir ke ICU. Ikut bahagia mengetahui


[] 151 [] Cermin Kehidupan kondisinya, meski memorinya belum pulih sempurna. 8 Agustus 2016 Kami mencoba menghubungi keluarga Daniel kembali dan menanyakan kondisi Daniel saat ini. Sementara belum bisa masuk sekolah karena memorinya masih belum pulih sempurna. Daniel mengirimkan fotonya via MMS dan menelepon kami dan meminta kami main ke rumahnya, katanya mau diberi lele goreng atau belut goreng, karena saat ini ayah dan ibunya berjualan angkringan di depan pasar Sentul… jadi terharu. Insya Allah Daniel, kapan-kapan, mudah-mudahan ada kesempatan. Mendengar suara Danielpun kami sudah sangat bahagia. Hikmah yang bisa kita ambil dari kisah ini adalah, bahwa kita harus selalu berpikir positif terhadap suatu kejadian yang menimpa diri kita. Impossible is nothing...tidak ada yang tidak mungkin. Semua bisa terjadi atas kehendak Allah SWT. Kemudian, kehadiran, sentuhan, dan bisikan dari orang yang terkasih di samping pasien, sungguh merupakan suatu dukungan yang besar terhadap kesembuhan pasien, terutama sentuhan dan doa dari seorang ibu. Demikianlah kisah inspiratif yang kami persembahkan dalam rangka milad RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang ke52. Semoga terdapat beberapa cerita dan realita yang bisa menginspirasi kita semua untuk terus semangat berkarya dan berkarya serta menambah kadar keimanan kita, Amiin. ###


[] 152 [] 23 Kisah Nyata WANITA MUSLIMAH YANG TANGGUH DAN SABAR Kisah ini merupakan kisah yang dapat menginspirasi kita sebagai wanita muslim yang bekerja dan sebagai seorang istri dan ibu bagi anaknya,terutama bagi saya pribadi sebagai penulis. Wanita muslimah ini sehari-hari dulunya merupakan karyawan RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang sekarang sudah pensiun. Beliau adalah Ibu Jumiyati, Istri dari Bapak Suradji yang juga bekerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Diawali dari sejak RSU PKU Muhammadiyah Bantul masih belum menjadi rumah sakit yaitu tepatnya masih berupa Rumah Bersalin yaitu sekitar tahun 70an. Beliau Ibu Jumiyati sudah bekerja mengabdi di Rumah Bersalin yang sekarang OLEH: NUR BAITY DAROJAT UNIT VK RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL


[] 153 [] Cermin Kehidupan menjadi RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Dahulu, ketika masih menjadi Rumah Bersalin Beliau membantu merawat Ibu dan bayi yang melahirkan bersama bidan dan dokter yang ada di Rumah Bersalin. Tak mengenal lelah dan tanpa pamrih siang malam beliau banyak menghabiskan waktu di Rumah Bersalin. Bekerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul bagi Ibu Jumiyati adalah panggilan hati. Menurut Ibu Jumiyati, bekeja itu merupakan ibadah. Selain harus rajin serta tekun dalam melakukan tanggung jawab pekerjaan beliau juga tidak pernah memikirkan berapa pun bayaran yang beliau terima sewaktu masih bekerja di Rumah bersalin waktu itu. Beliau adalah saksi bagaimana RSU PKU Muhammadiyah Bantul ini berkembang. Dimulai dari Rumah Bersalin yang dahulu, menurut beliau, dengan bangunan yang masih berupa seperti rumah biasa, dan dengan tenaga yang masih sangat sedikit maupun alat serta kendaraan yang masih sangat minimal sekali Ibu Jumiyati beserta teman tenaga medis yang lain rela dengan tabah dan iklas mengabdi dan ikut untuk melayani pasien yang membutuhkan pertolongan melahirkan. Sampai pada saat Rumah Bersalin berubah menjadi RSKIA PKU Muhammadiyah Bantul tahun 1995 yang kemudian makin lama bangunan maupun sarana dan prasarana serta tenaga SDM Rumah Sakit waktu itu mulai meningkat. Seiring berjalan waktu RSKIA PKU Muhammadiyah Bantul pun berubah menjadi RSU PKU Muhammadiyah Bantul


[] 154 [] 23 Kisah Nyata tepatnya sekitar tahun 2004. Ibu Jumiyati pun masih tetap setia bekerja dan mengabdi. Dengan seiring waktu berjalan usia pun semakin bertambah, Ibu Jumiyati yang punya riwayat sakit Ashma pun terkadang jatuh sakit, bahkan pernah dirawat karena ashma dan gejala stroke. Walaupun begitu Ibu jumiyati tetap semangat dan berusaha untuk bangkit agar bisa sehat kembali dan bisa beraktifitas. Menjadi seorang ibu dan istri tentunya beliau pun juga orang yang sangat penyayang dengan keluarga dan penuh tanggung jawab mengerjakan pekerjaan ibu rumah tangga dibantu oleh suami tercinta. Ibu Jumiyati juga merupakan seorang Ibu dari seorang putra, sebut saja panggilan Irul. Irul kecil dilahirkan dalam kondisi prematur dengan Berat badan waktu lahir rendah sekitar 1800 gram. Oleh Ibu Jumiyati, Irul dibesarkan dengan kasih sayang dan dengan kesabaran beliau merawat anak yang berat badan lahir dibawah normal. Seiring waktu, Irul semakin lama tumbuh dengan baik dibawah pengasuhan ibu jumiyati yang penuh kesabaran dan tak mengenal lelah atau pun putus asa merawat anak semata wayangnya tersebut. Kesabaran Ibu Jumiyati semakin lama menunjukkan hasil. Irul tumbuh besar menjadi anak yang sehat dan bisa beraktifitas maupun bermain dengan kawannya. Kini Irul sudah menyelesaikan sekolah dasar dan menyelesaikan pendidikan bangku kuliah dan bekerja sebagai seorang Guru di salah satu instansi pendidikan. Dengan keterbatasan fisik yang tidak lagi muda beliau tetap beraktifitas sebagai karyawan dan ibu rumah tangga. Sampai


[] 155 [] Cermin Kehidupan saya sebagai penulis bertemu secara langsung dengan beliau dan bekerja bersama di Unit Kebidanan VK. Sewaktu bekerja sama dengan Ibu Jumiyati kadang saya berpikir betapa hebatnya Ibu Jumiyati dengan usia yang tidak lagi muda tetap bekerja keras dan terutama sangat perhatian dengan pasien yang mau melahirkan. Seperti salah satu contoh, ketika ada pasien yang mau melahirkan berteriak karena kesakitan beliau dengan setia menunggu dan memotivasi pasien agar kuat dan semangat dalam menghadapi persalinan. Dengan telaten dan sabar membuatkan minum, beliau sangat perhatian dan terlihat kasih sayangnya terhadap pasien. Begitupun dengan pekerjaan Ibu Jumiyati yang di RSU PKU Muhammadiyah Bantul sebagai tenaga Non medis. Setiap pagi beliau tidak pernah datang terlambat. Selalu tepat waktu. Dan mengerjakan pekerjaannya dengan tanggung jawab, sebagai hasilnya ruang bersalin di RSU PKU Muhammadiyah Bantul pada waktu beliau masih bekerja di ruang bersalin sangat rapi dan bersih. Terkadang walaupun jam kerja sudah habis, tapi jika ada pasien yang melahirkan pas waktu jam pulang dengan setia dan sabar beliau menunggu sampai proses persalinan selesai. Bagi saya pribadi, saya sangat mengagumi sosok Ibu Jumiyati. Sosok yang penuh perhatian dan sayang kepada orang lain. Hubungan dengan teman bekerja pun sangat baik. Ibu Jumiyati tidak pernah membedakan antara karyawan senior ataupun junior, beliau tetap memperlakukan kami dengan


[] 156 [] 23 Kisah Nyata baik. Ibu Jumiyati juga seorang karyawan yang patut kita teladani. Beliau seorang yang mempunyai dedikasi tinggi terhadap pekerjaan. Tidak pernah mengeluh dan selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan. Sampai pada tahun 2013, tugas beliau sebagai karyawan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul akhirnya selesai. Tapi walaupun sudah purna tugas di Rumah sakit beliau tetap masih berhubungan baik dengan karyawan yang masih bekerja di Rumah sakit. Ibu Jumiyati patut dan layak kita jadikan inspirasi dan motivasi. Terutama bagi kita wanita yang bekerja sekaligus seorang ibu dan seorang istri. Keteladanan sebagai karyawan yang mempunyai dedikasi terhadap pekerjaan. Sebagai istri yang tetap melayani suami dengan baik. Sebagai ibu yang harus tetap memperhatikan dan merawat anak-anak dengan kasih sayang dan penuh tanggungjawab, sehingga kelak menjadi anak yang berahasil, berguna bagi nusa bangsa negara dan agama. Sebagai penutup, mari kita selalu mengambil hikmah dari kisah inspirasi Ibu Jumiyati. Semoga kita selalu diberi kekuatan dan keselamatan serta kesehatan dalam menjalankan tugas baik sebagai seorang istri, Ibu dan sebagai seorang karyawan. Semoga kita senantiasa istiqomah dalam menjalankan peran kita sebagai wanita muslimah yang penuh tanggung jawab. ###


[] 157 [] Cermin Kehidupan SESUNGGUHNYA BERSAMA SETIAP KESULITAN ADA KEMUDAHAN ‘’Drrrtt...drrrtttt...’’, tiba-tiba suara getaran HP itu membangunkanku dari tidur nyenyak. Aku pun segera membuka mataku. Yah.., meski agak berat, aku paksakan untuk membuka dan mengambil hape yang meronta-ronta untuk segera di baca isi hatinya...tidak, SMS-nya. Dan ternyata SMS itu dari salah seorang temanku. Aku penasaran, tumben pagi-pagi gini ada SMS masuk, biasanya gak ada sama sekali, maklum JONES— Jomblo Ngenes. OK, kita skip bagian jomblo itu, karena membahas jomblo itu gak pernah bisa habis. Kembali ke isi SMS OLEH: BAKTI ENDHARTO YORA, S.Kep. Ners.


[] 158 [] 23 Kisah Nyata yang dikirim temanku, ternyata isi dari sms itu adalah pemberitahuan kalo ada lowongan pekerjaan sebagai perawat di RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang saat itu dalam kondisi urgent. Sontak saja, mataku yang awalnya masih 5 watt ini langsung me-medriasis. MATI donk, hahaha...ya intinya langsung melek semelek-meleknya. Aku baca kalimat yang ada di sms itu secara perlahan, kalimat per kalimat aku perhatikan, memastikan tidak ada bagian yang tertinggal. Yap, saat itu aku baru saja lulus kuliah. Tentu, hal yang paling di cari dan diimpikan setelah kelulusan adalah sebuah pekerjaan yang sesuai dengan bidang kuliahnya. setelah aku baca keseluruhan, aku terdiam pada kalimat “...sebagai perawat di UGD...”. Ada sedikit kegundahan yang aku rasakan di dalam hati ini. Sedikit ragu, karena sepengalamanku, UGD atau Unit Gawat Darurat adalah unit yang membutuhkan skill yang Tepat dan Cepat. Sedangkan aku adalah butiran debu yang baru saja lulus dengan skill yang bisa dikatakan masih pas-pas an. Aku sempat berpikir, apa aku sanggup. Dan akhirnya, terinspirasi dari film “YES, MAN: One Word Can Change Everything”, aku pun berani menjadi seperti Jim Carrey untuk mengatakan YES, I Do That!!, tapi dengan volume suara yang telah di mute. Segera aku menyiapkan persyaratan apa saja yang dibutuhkan, setelah itu aku mandi dan berpakaian yang kereen abiiisss... Tak lupa sebelum pergi menuju RSU PKU Muhammadiyah Bantul, aku berpamitan meminta doa restu dari Ibu supaya di mudahkan urusannya dan sudah barang tentu berdoa


[] 159 [] Cermin Kehidupan kepada Allah SWT. Aku pun segera memacu motorku menuju RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang kira-kira membutuhkan waktu 15 menit. Baik, sembari menunggu perjalanan yang masih lama, mari kita manfaatkan waktu yang ada untuk berkenalan. Perkenalkan, namaku Bakti Endharto Yora, saat kejadian itu usiaku masih 24 tahun—unyu yak... Fresh graduate dari Stikes Surya Global Yogyakarta jurusan S1-Ners Keperawatan tahun 2013. Cita-cita? Gak usah ditanya—tentu saja, menjadi seorang PERAWAT. Karena menjadi perawat adalah panggilan jiwa, seperti yang tertulis di buku harian Florence Nightingle (Pelopor Ilmu Keperawatan Modern), dia mengatakan,” Tuhan berbicara denganku dan memanggilku untuk melayani umatNya”. Dan pada akhirnya nanti, apa yang pernah aku baca dulu itu sama dengan motto RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang berbunyi “Layananku Ibadahku”. Sebuah kebetulan?? Bisa saja!! Kita anggap saja sudah 15 menit berlalu... Akhirnya, setelah bertanya dengan satpam yang aku temui di area PKU Muhammadiyah Bantul, untuk memasukkan lamaran aku di arahkan langsung ke PKU Unit 4 yang letaknya berada di sebelah barat Rumah Sakit. Aku segera menuju ke sana, setelah sampai langsung menuju ke Bagian Keperawatan, dan untuk pertama kalinya bertemu dengan Pak Latif. Setelah mengutarakan maksud dan tujuan kedatangan, aku diminta untuk meletakkan berkas lamaran dan kembali esok harinya. Dan sudah..gitu aja..singkat yak. Setelah berpamitan,


[] 160 [] 23 Kisah Nyata aku pun langsung pulang ke rumah dengan perasaan H2C (Harap-harap Cemas). Esok harinya, dengan dandanan yang rapi pukul setengah tujuh aku langsung menuju ke bagian keperawatan RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Di sana sudah menunggu Pak Latif dengan senyum yang menawan bagaikan bintang iklan pasta gigi. Setelah dijelaskan peraturan dan tata tertib aku langsung di ajak ke UGD RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Oya, status karyawan yang aku masuki saat itu adalah sebagai PKWT atau nama lain dalam bahasa Belanda adalah “potjokan”. Setelah diajak berkeliling ke setiap ruangan bangsal, akhirnya aku diantar menuju UGD. Dag dig dug lah hati abang ini. Di sana aku bertemu dengan Bu Sarjiyem yang saat itu menjabat sebagai Kepala Ruang UGD. Di kamar perawat, di hadapan Bu Sarjiyem, Pak Latif memperkenalkan diriku. Di situ pula aku dijelaskan bahwa selama 10 hari pertama akan ada penilaian terhadap sikap dan kinerja. Aku pun menyanggupinya. Pak Latif pun berpamitan kembali ke PKU unit 4. Setelah itu, aku melakukan orientasi untuk pertama kalinya di UGD RSU PKU Muhammadiyah Bantul didampingi Bu Karu. Jujur saja, saat itu aku merasa bingung dan takut. Bahkan selama satu shift awal itu aku masih bingung mau ngapain. Aku masih menjadi “bawang kopong”, yang ikut kemana saja para senior. Persis ketika awal menjadi praktikan semasa kuliah. Menjadi pengamat SOP yang dilakukan ketika melakukan tindakan, terutama tindakan-tindakan invasif. Kalau untuk tindakan non-invasif, saat itu aku sudah sanggup, beda


[] 161 [] Cermin Kehidupan halnya ketika masuk ke area prosedur invasif— mundur teratur. Masih belum PD, dan aku rasa itu masih hal yang wajar, hanya saja kondisi saat itu adalah bekerja, yang mana dituntut untuk bisa nge-team. Nah, di titik itu aku merasa tidak, bukan... belum mampu. Beruntung, waktu menunjukkan pukul 14.00 yang berarti shift sudah berganti. Dengan helaan napas aku pun segera pulang menuju rumah dan berharap dapat menenangkan diri. Ternyata di rumah pun, kegundahgulanaan yang kualami di shift pertama itu masih berbekas. Aku takut, kesulitan yang kualami itu akan berlarut-larut dan menghambat karir keperawatanku ke depannya. Aku mencoba menyakinkan diriku, memotivasi diri untuk tetap maju dan berusaha. Sampai hari kelima, aku masih mengalami kesulitan-kesulitan itu, aku masih merasa belum nge-tim, bukan tidak bisa bekerjasama tapi dalam hal ketrampilan aku masih merasa belum trampil banget. Saat itu secara pengamatan, aku banyak belajar dari senior-senior di UGD PKU yang alhamdulillah mereka semua bisa mengerti kebelummampuanku, meski kadang-kadang mereka meledek ketika aku gagal melakukan tindakan prosedur invasi (pasang infus). Hingga pada akhirnya aku resmi diterima sebagai PKWT UGD RSU PKU Muhammadiyah Bantul, ketrampilan yang aku miliki masih stagnan di situ situ aja alias belum ada peningkatan, margin error masih lebih dari 50%. Selain berdoa, aku mencoba berbagai cara untuk mengasah ketrampilan itu, bahkan ketika dirumah pun aku belajar melakukan tindakan


[] 162 [] 23 Kisah Nyata prosedur invasif. Contohnya, adalah belajar memasang infus dan hecting dengan menjadikan bantal sebagai property/ phantom praktek. Seperti hal yang dulu pernah aku lakukan bersama teman-teman kampus ketika menghadapi Uji Kompetensi Praktek Keperawatan. Aku coba melakukan berbagai macam teknik prosedur invasif yang cocok dengan diriku, mencoba memposisikan nyaman dalam melakukan tindakan baik pemasangan infus atau pun hecting. Ketika di rumah, aku percaya diri dalam melakukan tindakan tersebut, tapi ketika di praktekkan di realita, masih saja ada kendala yang selalu membikin down lagi. Aku merasa minder, memang rasa minder itu aku sendiri yang memunculkannya, sekali lagi itu berkaitan dengan gerakan di UGD yang harus Tepat dan Cepat. Upaya perbaikan perbaikan itu terus aku lakukan selama sebulan penuh, di rumah tak henti aku melakukan praktek dengan mengorbankan bantal tidurku untuk di tusuk dan aku robek kemudian aku jahit lagi. Tenang sodara-sodara!!!, jarum hecting dan jarum infusnya aku dapat secara steril kok ketika dulu Pelatihan Pemasangan Infus dan Hecting semasa kuliah. Amaaann... meski ada peningkatan dalam sebulan, tetap saja aku merasa belum puas dengan itu, tetap ada pikiran pikiran untuk menyerah dan berhenti melakukan hal tersebut. Hingga pada suatu hari... Di saat mau menyerah menghadapi kesulitan dan tekanan bulan bulan di awal aku bekerja, sampai pada suatu sore hari, aku membuka buka skripsiku dan membaca di kalimat motivasi.


[] 163 [] Cermin Kehidupan Masya Allah, Allahu Akbar!!, aku membaca bagian penggalan surat Al-Insyirah yang kurang lebih artinya adalah: “KARENA SESUNGGUHNYA BERSAMA SETIAP KESULITAN ADA KEMUDAHAN, SESUNGGUHNYA BERSAMA SETIAP KESULITAN ADA KEMUDAHAN”, dan dari itu aku teringat tentang makna ayat tersebut yaitu, setiap ada satu kesulitan tidak akan ada kecuali dua kemudahan di dalamnya. Deg, seperti tersentak dan diingatkan kembali pada kesulitan-kesulitan yang telah lampau, yang pada akhirnya bisa terlewati juga. Mulai dari itu, aku membulatkan tekad untuk tetap berusaha mengasah ketrampilan tak hanya 2 tindakan tersebut, tapi semua tindakan yang dibutuhkan ketika bekerja di UGD. Pikiran-pikiran yang membuat down, aku singkirkan jauh-jauh. Setiap kegagalan yang terjadi, aku jadikan introspeksi dan evaluasi pribadi setiap sampai di rumah. Selalu belajar dari kegagalan-kegagalan, dan bisa bangkit setelahnya membuat aku percaya bahwa kegagalan itu menyenangkan—hidup dengan kepercayaan bahwa cobaan itu berguna untuk menempa diri sendiri. Setelah berhari-hari terus memperbaiki diri, Alhamdulillah, kepercayaan diriku semakin muncul dan membuat margin error kesalahan tindakan yang terjadi menjadi sebesar 10% dan jangan tanya dari mana angka itu muncul, jangan sekali-kali bertanya.. jangaaannn...!! karena susah ngitung rumusnya...hehehe. Dan, dua bulan sudah aku mencoba terus belajar dan belajar mencoba membaca setiap situasi yang ada dalam sebuah sistem “bekerja”—sesuai ayat pertama kali muncul,


[] 164 [] 23 Kisah Nyata IQRO’, bacalah..bacalah...dengan itu aku bisa belajar, membaca dalam arti bahasa dan pemaknaan. Dan kini tepat 3 tahun aku mengabdi di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, seorang Bakti yang dulu masih berupa butiran debu kini.... ya masih tetap menjadi butiran debu juga...tapi butiran yang bisa membuat keyakinan bahwa, “Kegagalan itu bukan ketika kamu terjatuh dan salah, tapi kegagalan terbesar adalah ketika dirimu mulai menyerah dan tidak mau bangkit lagi”. Dan karena pengalaman itu pulalah, setiap ada adek-adek praktikan yang melakukan praktik di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, selalu aku tekankan untuk tidak pernah takut gagal— di saat mereka gagal pasang infus atau tindakan yang mereka lakukan. Tetap harus berani, bukan untuk coba-coba, tapi lebih kepada meningkatkan kepercayaan diri mereka. Bangkitlah dari kegagalan dengan introspeksi dan evaluasi diri, itu... (Mario Teguh mode: On). Kira-kira seperti itulah kisah nyata yang bisa aku tuangkan dalam tulisan ini, dan aku merasa yakin bahwa ke depan akan tetap ada tantangan-tantangan yang muncul. Tapi aku yakin dan percaya, bahwa kita semua tetaplah manusia yang menjadi tempatnya salah dan lupa, tapi beranjak bangkit dan berkeinginan menjadi lebih baik yang akan menunjukkan bahwa diri kita itu berharga. Tidak perlu ditunjukkan, intan tetaplah intan meski dia terjatuh di selokan. Selalu hargai diri kita sendiri. Dan terakhir, aku ingin mengucapkan terima kasih untuk semua yang ada dalam kehidupanku.###


[] 165 [] Cermin Kehidupan SELAMAT MILAD KEPADA RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YANG KE-52 TAHUN.....!!!


[] 166 [] 23 Kisah Nyata SAKIT BERBUAH SYUKUR Bangsal “Annisa“ yang terletak di ujung paling timur bangunan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, merupakan pelayanan rawat inap khusus pasien perempuan. Pasien perempuan menjelang dan setelah persalinan, maupun pasien perempuan yang tengah menderita suatu penyakit yang berkaitan dengan perempuan. sangatlah tepat bangsal ini diberi nama Bangsal “Annisa“. menurut kamus bahasa arab “annisa” berarti perempuan. Allah memberi penghargaan dan penghormatan kepada perempuan dalam Al-Quran dalam surah tentang hukumhukum yang ditetapkan kepada perempuan, yaitu surah anNisaa, surah ke 4 juz 3. OLEH: WIRATMI BANGSAL PEREMPUAN (ANNISA)


[] 167 [] Cermin Kehidupan Dalam urusan Negara, perempuan menjadi bagian dari satu kementarian tersendiri, perhatian yang khusus untuk keselamatan keamanan kesehatan dan pemberdayaan perempuan. Perempuan adalah tiang Negara, kalau baik perempuannya maka baik pula satu negara, kalau rusak perempuan sebagai tiangnya maka rusaklah Negara. Oleh karena itu, perempuan harus lebih berdaya, berdaya secara agama, berdaya secara ilmu dan berdaya secara ekonomi. Di banyak tempat perempuan selalu mendapatkan perlakuan khusus dan istimewa. Segala keindahan, kebaikan, ketenaran selalu diidentikkan dengan keberadaan perempuan. Begitu juga sebaliknya, suara perempuan bisa menjadi jeritan, atau komoditas bahkan yang lebih ekstrim bisa menjadi fitnah. Kemuliaan perempuan karena kesholihannya, kemuliaan perempuan karena menjadi pendidik pertama, kesholihan perempuan karena menjadi tiang negaranya.Kemuliaan dan kecerdasan perempuan telah di contohkan oleh kemuliaan dan kecerdasan ummahatul mukminaat Siti Aisyah r.a. Seorang guru kehidupan memberikan pitutur luhur: “Kalau kamu ingin mempunyai generasi penerus yang sholih , maka cari dan temukan bahkan pastikan pendamping hidupmu adalah perempuan sholihah yang tidak hanya mengerti dan memikirkan dunia saja, tetapi seorang perempuan yang mengerti tentang akhirat, maka anak anakmu akan menjadi generasi Robbani“ Tidak aka ada yang menyangkal pitutur sang guru,karena perempuan yang sholihah akan menjadi madrasatul ula bagi


[] 168 [] 23 Kisah Nyata anak-anaknya sejak dalam kandungan sampai menjadi perawat, pengasuh setelah melahirkan. Tidak ada yang bisa di pungkiri kenyataannya, bahwa dengan perempuan yang telah menjadi ibu seorang anak mempunyai banyak waktu. Melanjutkan pitutur luhur sang guru: “Kalau kamu ingin hidupmu penuh barakah, tidak susah, malah selalu berkecukupan bahkan melimpah ruah, maka bahagiakanlah perempuan, jangan buat perempuanmu menderita, lara dan papa bahkan sakit jiwa raga. Sampai meneteskan air mata”. Tak akan terbantahkan oleh fakta dan kata bahkan logika, seorang perempuan yang engkau bahagiakan akan memancarkan kebahagian yang ia rasakan kepadamu dengan pancaran yang lebih daripada yang engkau berikan padanya, akan memancarkan kebahagiaan yang ia miliki kepada anak anakmu kalau perempuan itu adalah istrimu. Seperti Pancaran matahari, yang cerahnya menyinari semesta bumi, yang kau tunggu dan akan kau rasakan sepanjang hari, yang kau tanyakan bila tak kau dapati kala pagi memulai hari. Kebahagiannya akan kau temukan pada senyum perempuanmu pertanda bahagia dan lega di hati. Pertanyaannya adalah, siapa perempuanmu itu...? ibumu kah…? Istrimu kah? Anak mu kah…? Adikmu kah…? Jadi berapa jumlah perempuan yang kau miliki ? Jika kau dapati seorang perempuanmu tengah dirundung lara dan nestapa, dan sakit badan yang mendera... Apa yang akan kau perbuat...? Mendampingi penuh kasih, atau...


[] 169 [] Cermin Kehidupan Mencampakkan begitu saja…? Di bangsal Annisaa PKU Muhammadiyah Bantul bisa dikatakan sebagai “Bangsal Bahagia” atau Bangsal Perempuan Bahagia.“ Karena sebagian perempuan yang dirawat sebagai pasien di bangsal Annisa adalah perempuan yang tengah berbahagia karena kelahiran seorang putra. Di bangsal Annisa ada sebagian kecil pasien perempuan yang tengah berjuang karena sakit organ keperempuanannya… Meski begitu, bukan lantas kita menyebut bangsal annisa dengan sebutan “bangsal perempuan menderita. Karena ternyata ditemui di bangsal Annisa ini seorang pasien yang tak merasa menderita, tapi menerima sakitnya dengan sukarela, tidak terpaksa hingga mencapai bahagia dan penuh rasa syukur. “Alhamdulilah, saya sakit......” Begitu kalimah yang keluar dari lisan dengan penuh tawakal kepada Allah oleh Seorang ibu P3 A1 Ah2 56 thn yang sedang menjalani kemoterapi kanker serviks stadium 1II A satu seri di RS Sardjito Jogja, Selama bekerja sebagai petugas medis di Rumah sakit PKU Muhammadiyah Bantul baru kali Mbak Mimi Wiratmi bertemu dengan pasien yang berucap, “Alhamdulilah saya sakit...” Kalimah yang indah yang bisa di lafadzkan dari lisan yang tubuhnya menahan rasa sakit teramat sangat, bahkan merasa tidak terbebani dengan kengerian terhadap nama satu penyakit. Satu maqom yang dicapai oleh Seorang yang memiliki tingkat keimanan dan kepasrahan kepada Allah yang sangat kuat, sudah tidak memikirkan atau mengingat sakitnya, tetapi mengingat yang memberi sakit yaitu Allah.. Hingga yang


[] 170 [] 23 Kisah Nyata dirasakan adalah syukur. Subhanalloh Hari itu hari kedua ibu tersebut dirawat di bangsal Annisa. Saat memberikan pelayanan medis 3 kantong darah PRC sudah masuk untuk memperbaiki aneminya agar syarat khemoterapi bisa dilanjutkan lagi. Sekaligus bisa beramah tamah dengan keluarga pasien , kebetulan suami ibu itu seorang guru agama di suatu sekolah menengah pertama di daerah Pleret Bantul.Sambil bertaarufan sekaligus saling berbagi ilmu dan pengalaman hidup “Kenapa istri saya sakit… Kenapa kita di beri sakit?” begitu pak guru memulai paragraph tutur katanya. “Sakit adalah sunatullah kita sebagai manusia ciptaan Allah SWT., tidak ada orang yang memintanya untuk sakit namun yakinlah bahwa semua yang di timpakan kepada kita pasti ada maksud-Nya. Sering kita mengeluh kenapa Allah menimpakan sakit kepada kita namun jarang dari kita yang berfikir rahasia apa yang akan Allah sampaikan kepada kita.“ Pak Guru yang suami pasien itu memberi pertanyaan dan memberikan jawabannya sekaligus, membuat Mbak Mimi Wiratmi tertegun semakin memperhatikan. “Saya pernah membaca dalam satu hadis menurut Rasulullah, ada 4 malaikat yang akan datang pada orang mukmin: ketika mukmin ini sakit malaikat pertama akan mengambil kekuatan kita sehingga kita menjadi lemah, malaikat yang kedua akan mengambil rasa lezatnya makan dari mulut kita, malaikat yang ketiga akan mengambil cahaya terang di wajah kita dan pucat pasilah wajah kita dan malaikat yang keempat


[] 171 [] Cermin Kehidupan akan datang untuk mengambil dosa-dosa kita dan berubahlah si sakit menjadi suci dari dosa. Dan tatkala si sakit ini sembuh maka Allah akan memerintahkan malaikat 1, 2 dan3 untuk mengembalikan kekuatannya rasa lezatnya dan cahaya merah merona di wajah sang hambaNYA. Namun malaikat yang ke empat Allah tidak memerintahkan untuk mengambil dosa dosanya.Itulah rahasia sakit yang banyak tidak di ketahui.“ begitu Pak Guru masih melanjutkan penuturannya. Subhanallah, banyak ilmu, banyak teks book, banyak jurnal namun rahasia sakit ini tidak pernah kita temukan di semua referensi dan buku yang kita baca. Ilmu dari seorang suami yang istrinya sedang menjalani khemoterapi sepertinya ilmu inti kenapa kita sakit. Badi’ussaman Said Nursi (1878- 1960) seorang ulama Turki, dalam salah satu bukunya menulis untuk orang-orang yang tengah dirundung suatu penyakit dan tengah mencari pengobatan suci melalui cahaya hikmah Ilahi. Percayalah, tatkala penyakit merengkung dirimu sang malaikat kebajikan tersenyum bahagia sedangkan Iblis menangis berduka. Namun, saat kesehatan menyambangi dirimu, aku kawatir malaikat-malaikat itu meratap dukanya, sementara Iblis tertawa gembira. Tak terasa satu ilmu lagi dari kedatangan pasien perempuan di Bangsal Annisaa RS PKU Muhammadiyah Bantul tentang jawaban kenapa kita sakit. Kita artikan dari pertanyaan ”kenapa kita sakit?” Jawabannya apapun bentuk penyakit dan musibah yang Allah timpakan kepada kita adalah sebentuk kasih sayang sang pencipta kepada hamba-hambaNYA. Kasih


[] 172 [] 23 Kisah Nyata sayang itu bisa berupa penghapusan segala kesalahan dan dosa serta melipatgandakan pahala selain itu bisa berupa penjagaan Allah kepada kita dari berbagai kemaksiatan dan dosa yang akan kita lakukan jikalau kita sakit… Menerima sakit sebagai rasa syukur karena menerima rahmat kasih sayang dan ampunan Allah. Begitulah Seorang perempuan yang sedang berjuang untuk tidak melawan penyakitnya yang menurut medis di kategorikan sebagai penyakit berat. Tetapi perempuan yang seorang ibu ini bersikap bersahabat dengan penyakitnya, menemani penyakitnya dengan penuh kesyukuran, menganggap penyakit yang dideritanya sama saja sebagai makhluk Allah yang dititipkan dalam tubuhnya, sehingga merasa menjadi bagian dari tubuhnya. Dengan begitu Allah mengirimkan malaikat sebagai penjaga siang dan malam, malaikat yang menjelma sebagai suami yang ikhlas dan sabar, sebagaimana seorang suami siaga yang siap antar jaga. Suami siaga yang tidak hanya dalam menanti kelahiran dan kebahagiaan, tetapi siaga di kala raga lara. S emoga kisah ini bisa menjadi inspirasi, bahwa suatu penyakit yang Allah berikan, merupakan rahasia Allah untuk hambaNya agar menjadi insan yang lebih baik yang selalu menyandarkan diri padaNYA walaupun dalam keadaan sakit. Seorang perempuan yang kita temukan inspirasi pada dirinya, bahwa jasad sakit jiwa tetap sehat, jiwa yang mengatasi raganya, karena sadar bahwa yang abadi adalah jiwa, ruh. Jasad bisa hancur tapi ruh tetap hidup ###


[] 173 [] Cermin Kehidupan IBU YANG BERSELIMUT MALAM Sebagian karyawan RSU PKU Muhammadiyah Bantul tersebar merata di seluruh kecamatan di Kabupaten Bantul. Hanya sebagian yang berdomisii di luar wilayah Kabupaten Bantul seperti Kabupaten Kulon dan Sleman, bahkan wilayah Kota Jogja. Ada juga yang berdomisili di daerah perbatasan sehingga jarak tempuhnya terasa sangat jauh, seperti Piyungan yang berbatasan dengan Kabupaten Sleman, begitu juga di Sedayu, Banguntapan. Karena hampir di setiap kecamatan terdapat karyawan yang bekerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, maka dibuat sinergi dengan pimpinan Cabang Muhammadiyah setempat OLEH: DWI WAHYUNINGSIH, AMK. BANGSAL AL-KAHFI


[] 174 [] 23 Kisah Nyata untuk memberikan ruang kesempatan dan kegiatan yang diadakan oleh Muhammadiyah maupun ortom seperti pengajian, bakti sosial, atau kegiatan lain. Bahkan, dibuatlah satu sistem yang bisa mendukung dan mengukur tingkat keaktifan karyawan dalam bermuhammadiyah di Ranting maupun Cabang di mana mereka tinggal, dengan satu bentuk surat keaktifan dan form kegiatan yang dilakukan. Dalam kegiatan yang sering dilakukan di bulan Ramadhan, ada kunjungan silaturahmi ke Cabang dan menyerahkan daftar karyawan setempat yang bekerja di PKU Muhammadiyah Bantul untuk diketahui dan untuk diminta aktif dalam kegiatan ber-Muhammmadiyah dan ber-Aisyiyah. Bagi karyawan yang tempat tinggalnya dekat tentu waktu, tenaga, bahan bakar, tidak menjadi masalah bahkan nyaris tidak ada kendala. Bagi karyawan yang jarak tempuhnya jauh dan memerlukan waktu di atas tiga puluh menit, memerlukan persiapan ekstra, terutama mental dan kemampuan membagi waktu dan peran. Apalagi untuk karyawan putri atau karyawati yang pulang usai jaga siang. Perjalanan jauh bisa menjadi bahan untuk mengeluh tapi tak akan terjadi bagi yang sudah terbiasa dan lulus penghayatan… Perjalanan jauh bisa membuat sikap acuh tak acuh selama perjalanan, tidak sempat memperhatikan keindahan alam yang kita lewati, sawah-sawah yang menghijau tak sempat kita pandang keindahannya, pohon pohon rindang dan meranggas tak pernah kita gagas... Apalagi kejadian kejadian seperti ada kerumunan orang, ada kecelakaaan nyaris tidak bisa kita


[] 175 [] Cermin Kehidupan pedulikan, mengingat waktu yang dikejar agar segera sampai ke tempat kerja sebagai tujuan. Belum lagi kalau hujan. Tapi akan terbiasa jika menikmati perjalanan sebagai suatu rihlah ilahiyah yang menyenangkan. Karena sudah ber-tawakaltu alalllohi laa haulaa wa laa quwwata illa billah sebagai bekal memulai perjalanan. Begitulah kejadian yang dialami oleh sebagian karyawan. Karena semua karyawan mempunyai pengalaman dalam melalui perjalanannya, seperti dikisahkan oleh Dwi Wahyuningsih, seorang karyawati PKU Muhammadiyah Bantul yang bertugas di Bangsal al-Kahfi. Suatu malam usai jaga sore, bersiap melintasi jalan lurus antara RSU PKU - Piyungan yang berjarak lebih dari 22 kilometer sangat mempengaruhi suasana hati. Mengomel. mengeluh masih manusiawi. Astaghfirullah…. sesekali, bersenandung menghilangkan rasa marah. Selebihnya berdoa biar lupa kejadian-kejadian yang mengotori hati dan pikiran dan menghilangkan lelah hati, kepenatan, bersenjata doa yang di ajarkan Rasulullah. Subhaanalladzii sakhorolanaa hadzaa wa maa kunna lahu muqriniiin, wa inna ilaa Robbina la munqolibun. Maha suci Allah yang menundukkan kendaraan ini bagi kami, padahal kami tidak kuasa mengendalikannya, dan kepada Allah kami kembali. Hujan gerimis telah membasahi muka dan bajuku yang sebenarnya sudah bermantel, tapi karena jauhnya perjalanan dan sering terkena cipratan air dari laju kendaraan


[] 176 [] 23 Kisah Nyata lain, menjadikanku semakin basah, kedinginan. Sepanjang kanan dan kiri jalan yang kulewat terlihat sepi, tak terasa air mata membasahi wajahku yang dingin karena air hujan. Menangis rasanya membayangkan kenikmatan orang-orang yang telah lelap bersembunyi di balik selimut hangat, menangis mendapat kenyataan rumahku sejauh ini. Sehingga menjadikan semakin lama dan semakin malam aku baru sampai rumah danberanjak tidur, saat orang lain telah bermimpi. Ups… hampir saja menyerempet gerobak dengan lampu minyak berjalan berlawanan arah denganku. Kupelankan laju motorku biar tidak jatuh. Sekilas kulihat seorang tua bertopi caping lebar mendorong gerobak itu, jelas lebih kasihan kelihatannya dibandingkan aku yang pakai motor, karena berjalan kaki tentu lebih melelahkan. Kuucap syukur dalam hati, inilah peringatan dari Engkau. Ya Allah… terima kasih. J auh setelah malam itu, ternyata beberapa kali aku kembali melihat gerobak yang entah jualan apa. Malammalam berkeliling kampung. Penasaran, kupelankan motorku, sengaja menepi biar bisa lebih jelas. Owh.., belum sempat melihat isi gerobak aku terpana melihat pemiliknya, yang ternyata seorang perempuan nenek-nekek. Ya Allah… sebegitu kuatnya ibu ini… segera terbayang ibuku nan jauh di sana. Alhamdulillah, ibuku tidak mengalami kehidupan seberat ibu itu. Kembali mata ini basah, membayangkan perjuangan seorang ibu tua, dengan muka, tangan dan kaki yang sudah keriput dan lemah, masih terus berjalan berjuang mendorong gerobak, menjajakkan apa saja yang bisa


[] 177 [] Cermin Kehidupan dijual. Untuk sebagian ibu tua alias nenek, untuk berjalan saja sudah lelah, apalagi harus mendorong gerobak yang tidak ringan, berkilo-kilo jarak dari rumah. Allah… inilah dunia… inilah hidup. Penasaran, kucari tahu nenek tua itu, sekedar belajar ilmu kehidupan, kusempatkan bertandang ke rumahnya. Rumah berukuran sekitar 4 x 4 meter dengan teras tempat gerobak di parkir, bersebelahan dengan sumur di luar tanpa atap. Rumah yang jauh dari kesan layak karena masih berlantai tanah dan sungguh pengap, dapur tempat memasak dan menyiapkan dagangan bersekat triplek, kamar sempit buat nenek beristirahat hanya itu. Kukuatkan hati dan mata agar tak menangis di hadapan ibu tua ini. Sekedar basa-basi, kupesan menu jualan nenek yang dulu kukira jagung rebus, ternyata ada banyak ragam jualan snack jenang sungsum, cilok dan cemilan anak-anak yang beraneka rupa. Usia nenek 60 tahun, tapi kelihatan masih tegap dan kuat. Berceritalah nenek tentang jualannya yang dulu, berawal dari jualan pecel gendong, kemudian gerobak goreng bersama suami, setelah suami meninggal ia berjualan sendirian perjuangan hidupnya. Sebenarnya nenek punya putra yang bersebelahan rumah dengannya, tapi bukan prinsipnya untuk hidup berpangku tangan meminta jatah dari anaknya. Selagi masih bisa berusaha ia akan tetap bergerak biar sehat, ujar nenek. Seberapapun yang di dapat dari jualannya, ia percaya Allah


[] 178 [] 23 Kisah Nyata maha kaya, yang selalu akan memberikan rizki kepada hambaNya, jika hamba itu telah berusaha, nyatanya dagangannya selalu laris. Padahal, doa awal keberangkatannya jam 16.30, bukan semoga laku terjual, tetapi ibu ini memohon kekuatan, keselamatan, dan kesabaran atas apa yang akan ia jalani pada jualannya kali ini… Aduh, nenek… engkau memang istimewa. Teringat aku sebuah lagu saat aku masih kecil dari penyanyi terkenal Ribuan kilo jarak yang engkau tempuh Lewati rintangan untuk aku anakmu Ibu ku sayang masih terus berjalan Meski tlapak kaki penuh darah penuh nananh Seperti udara kasih yang engkau berikan Tak dapat ku membalas…. Ibu…. Entah, sudah berapa kilo ibu ini berjalan, yang jelas sejak pemilihan presiden Soeharto, katanya. Aduh…. Lama sekali. Sempat kutanya apa pernah capek, sakit dan tidak jualan? Alhamdulillah sehat, kalau capek, duduk istirahat sebentar, terus berjalan lagi. Setelah berkeliling dan malam mulai berselimut embun, nenek pulang. Biasanya sekitar jam 21.30, beberes kemudian baru istirahat. Wahai sahabat, yang masih suka mengeluh atas sedikit cobaan hidup, mari sejenak merenung, masih ada kalangan tak berpunya saat kita bisa gonta-ganti baju, tas dan sepatu. Masih ada yang hanya makan nasi lauk sambal atau berpuasa saat kita bisa jajan enak, puas dan kenyang. Masih ada yang


[] 179 [] Cermin Kehidupan bermandi peluh di luar sana, saat kita bermandi peluh di dalam ruangan. Masih ada yang harus terus kehujanan saat kita sudah bisa berteduh. Masih ada yang harus terjaga saat kita sudah bermimpi. Maka, ridholah atas takdirmu, semua sudah diperhitungkan-Nya sesuai kemampuan. Hanya terus bersyukurlah atas segala nikmat yang tercurah untukmu, termasuk kepayahan, kelelahan dan sakit karena itulah jalan lapang menujuNya. Kusesali protesku sama Allah malam itu yang memberikan rumah jauh, pulang kerja malam-malam, dan kadang hujan yang mengiringi kuganti dengan istighfar, tasbih, tahmid, takbir, hafalan ayat Al-Qur’an dan doa apa saja yang aku ingat. Tak lupa, doa buat ibu di usia rentanya kumohon agar Allah senantiasa menjaganya, menyehatkannya, memberinya kekuatan dalam beribadah dan yang terpenting menetapkan ibu selalu dalam iman dan islam. Untuk sahabat, yang masih mempunyai ibu datanglah, peluk erat, mohon maaf jika selama ini abai terhadapnya, sungguh berat perjuangan hidup seorang ibu apapun profesi yang disandangnya. Rengkuhlah, bisikkan kata-kata cinta di telinganya, pijatlah tangan dan kaki rentanya, karena surga ada di sana, di telapak kakinya. Dan, hiduplah dengan ridho-Nya, karena ridho Allah ada pada ridho Ibu. Yang bertutur adalah perempuan, yang dituturkan adalah seorang perempuan pula. Perempuan yang perkasa meski tubuhnya tambun atau tegak lurus, namun sebenarnya


[] 180 [] 23 Kisah Nyata “tulangnya melengkung,” banyak kisah tentang ketegaran dan ketabahan seorang perempuan, salah satunya satu kisah yang dituturkan di atas. Diri perempuan tak akan pernah sia-sia. Tuhan memberi tempaan hidup kepada perempuan. Perjuangan perempuan bisa menjadi suara yang meruntuhkan keperkasaan dan dominasi atau belenggu kesedihan dan keletihan. Wahai perempuan, jangan pernah engkau tukar semangatmu dengan kelelahan. Wahai perempuan, jangan gadaikan hatimu dengan kesedihan…. Allah akan meridhoi setiap langkah dan amal sesorang tanpa membedakan jenis kelamin jadi tidak ada yang perlu engkau takuti dan keluh kesah. Laa haulaa wa laa quwwata illa billah... ### Piyungan, 8 Agustus 2016


[] 181 [] Cermin Kehidupan MUHAMMADIYAH MERUBAH HIDUPKU Dua puluh empat tahun yang lalu tepatnya hari Selasa tanggal 19 November 1991 lahirlah bayi laki-laki dengan berat badan 2800 gram. Yang diberi nama “Hanif Shizant”, yang sampai sekarang akrab dipanggil dengan sebutan Hanif. Hanif disini adalah saya sendiri sebagai seorang penulis. Saya lahir dari keluarga yang sangat sederhana. Nama ayah saya adalah Agus Susanto. Kira-kira sekarang ayah saya berusia kurang lebih setengah abad, dulu ayah saya dibesarkan dengan ajaran Kristiani, karena notabennya keluarga besar ayah saya memeluk agama Kristiani. Semenjak ayah saya bertemu dan akhirnya menikah dengan ibu saya yang bernama Nuryantini. Ayah saya memutuskan untuk menjadi seorang mualaf. OLEH: HANIF SHIZANT UNIT GIZI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL


[] 182 [] 23 Kisah Nyata Walaupun saya dari kecil diajarkan nilai-nilai islami oleh orang tua saya, Tetapi pada kenyataannya, saya jarang untuk mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari saya. Saya susah untuk mendirikan sholat lima waktu, membaca al-Quran, puasa wajib dan perintah-perintah Allah lainnya. Jika saya lakukanpun salah satu hal tersebut itu semua pun karena paksaan dari orang tua saya bukan murni dari keinginan saya sendiri. Akhlak saya semakin jauh dari kata-kata Islami semenjak saya bergaul dengan orang-orang yang salah. Saya sempat merokok, saya sempat ikut berjudi, saya sempat mencoba minuman keras, saya tidak memperdulikan mana makanan halal dan haram. Ternyata benar sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang berbunyi : “Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu salah satu diantara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman”. Contoh gampangnya dari kalimat tersebut adalah kalau seorang biasa berkumpul dengan seorang yang hobinya berjudi, maka kurang lebih dia seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan orang yang rajin sholat berjamaah, maka kurang lebih dia seperti itu. Beberapa tahun sudah saya jalani kehidupan saya yang salah dimana saya hidup tidak selayaknya kehidupan seorang muslim yamg taat pada Tuhannya. Suatu malam, saya bertemu saudara saya yang bernama Mbak Siwi Nurisah yang bekerja di Unit Gizi RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Saya ditawarkan


[] 183 [] Cermin Kehidupan untuk bekerja di tempat kerjanya, sama di unit gizi RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Pertamanya saya merasa malas dan terpaksa, karena rasa tidak enak saja saya mengiyakan tawaran kerja tersebut. Pada malam itu juga saya menulis lamaran dan saya titipkan ke Mbak Siwi. Selang beberapa hari, saya dipanggil untuk tes wawancara dan praktek. Di sana saya diorientasi selama 3 hari, saya mencoba memberikan kemampuan terbaik saya. Alhasil, tiga hari masa orientasi pun berakhir. Tidak kusangka di hari pengumuman saya dinyatakan lolos dan diterima walau dahulu hanya sebagai pegawai PKWT saja. Hari demi haripun saya lalui untuk bekerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, sedikit demi sedikit saya mulai mengenal karyawan-karyawatinya. Dan di sini, saya mulai merasakan pergaulan yang berbeda dengan teman-teman saya di luar sana. Di sini, jika kita berpapasan dengan karyawan lain mereka saling berjabat tangan, saling mengucapkan salam dan saling mendoakan. Jika dengan karyawatinya cukup dengan senyum dan salam. Pakaian yang digunakan pun sangat sopan sesuai faedah Islam. Setiap Jumat pagi diadakan pengajian rutin untuk karyawan karyawatinya. Diharuskan untuk sholat berjamaah saat waktu sholat tiba. Membiasakan karyawan untuk infaq dan shodakoh. Dari kebiasaan itu, saya pun ikut melakukan hal tersebut yang dimana jarang sekali saya lakukan. Lama-kelamaan saya mulai mengenal apa itu Muhammadiyah dan sayapun mulai tertarik dengan Muhammadiyah.


[] 184 [] 23 Kisah Nyata Saya mulai belajar Muhammadiyah tentang sejarahnya, tentang bacaan sholatnya, tentang wudlu yang benar dan mana hal-hal yang benar sesuai al quran dan as sunnah. Tidak hanya itu, karena sangat bergembiranya, apa yang saya dapat di RSU PKU Muhammadiyah saya bagikan kepada keluarga di rumah. Karena perubahan sikap dan perilaku saya yang semakin baik, nyatanya ibu saya juga dapat merasakan dampak baiknya juga. Yang dulunya berkerudung hanya saat bepergian jauh dan ala kadarnya saja, sekarang mulai membenarkan cara berkerudung yang benar sesuai Islam dan diterapkannya dalam kehidupan sehari-harinya. Setahun sudah saya sekarang bekerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Kalau tidak ada rasa cinta kepada Muhammadiyah saya tidak akan mungkin dari pegawai PKWT diterima menjadi pegawai kontrak, yang dimana menjadi karyawan kontrak tersebut di tes kembali tentang ilmu kemuhammadiyahannya. Dan tesnya pun cukup sulit bagi orang awam seperti saya ini. Kemantapan saya dengan Muhammadiyah semakin besar setelah bertemu Bapak Jamaludin Ahmad, Psi. selaku salah satu Direksi RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Di sana, saat tes bersama direksi, saya diberi banyak masukan dan arahandari beliau, bagimana menjadi warga Muhammadiyah yang benar. Diarahkan untuk mengaji yang benar di mana, diarahkan bagaimana cara masuk organisasi Muhaamdiyah yang cocok untuk saya dan masih banyak lagi ilmu yang beliau berikan kepada saya.


[] 185 [] Cermin Kehidupan Hidup saya berubah semenjak mengenal Muhammadiyah dan bergaul dengan warga Muhammadiyah. Akhirnya, kebiasaan lama yang banyak mudharatnya sekarang sudah dapat saya tinggalkan dengan mudahnya. Dengan ini kita dapat menyimpulkan bahwa pergaulan yang benar akan membawa dampak yang benar juga. Berkumpullah dengan orang sholeh maka kurang lebih kamupun seperti itu juga dan sebaliknya. Jangan takut untuk berubah menjadi lebih baik. Mulailah untuk berhijrah menjadi lebih baik sekarang juga, karena kematian tidak menunggu taubatmu. Jangan sampai mati sebelum kita bertaubat kepada Allah. Semoga apa yang saya tulis ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Amin amin amin, ya robbal’alaimin.


[] 186 [] 23 Kisah Nyata JIWA-JIWA YANG DAMAI Bismillahirrohmaanirrohiim.... Banyak peristiwa di sekitar kita yang bisa kita petik hikmahnya, agar kita tersadar tentang makna kehidupan. Apa yang aku tuliskan ini adalah kisah nyata.... Kisah seorang kakek yang begitu ikhlas dan tenang menghadapi cobaannya. Terjadi beberapa waktu yang lalu, yang saya alami sendiri.... S ebuah kisah yang bisa membangunkan jiwa kita yang terlalu lama terlelap dalam ketidakpedulian.... Adalah seorang lelaki yang telah renta.. Usia sekitar 80th. Kala itu dia jatuh sakit, dan sakit kali ini menyerang tubuh rentanya lebih parah dari sakit sebelumnya. Jantungnya membengkak dan paru-parunya mengalami infeksi yang cukup parah... OLEH: LAILA MEI DIAWATI


[] 187 [] Cermin Kehidupan Nafasnya tersengal-sengal, hingga kakek itu nampak sangat lelah dan lemah. Karena tidak cukupnya kadar oksigen dalam tubuhnya, sehingga tubuh rentanya nampak pucat dan membiru... Tekanan darah ikut turun. Akhirnya, kakek renta itupun harus dibantu pernafasannya dengan mesin bantuan untuk bernafas, dalam bahasa medis alat itu disebut ventilator. Perlahan-lahan pucat wajahnya mulai menghilang... Walaupun masih sangat lemah...dan menahan betapa sakit yang dideritanya, belum lagi ditambah berbagai macam alat-alat medis yang harus disandangnya... Sang Kakek tetap berusaha untuk tersenyum...... Dan Subhanallah, kakek itu tetap menjalankan ibadah sholat wajib dalam segala keterbatasannya. Begitu mendengar suara adzan, sang kakek langsung berwudlu... Tidak hanya itu yang membuat hatiku tersentuh... (seraya kupandangi wajah sang kakek). Karena ternyata kakek itupun begitu tenang, ikhlas dan sabar menerima kondisinya. Hal ini nampak dari sikap dan komunikasi kami, walaupun hanya dengan bahasa isyarat. Kakek begitu taat menuruti nasehat2 dari perawat dan dokter yang merawatnya.. Dia begitu kooperatif dengan tindakan yang dilakukan perawat. Begitu pula anak2 beliau yang juga begitu sabar dan sayang terhadapnya. Namun, dari waktu ke waktu, tubuhnya tetap makin melemah..... Hingga hanya kalimat “Allah...Allah...Allah....” yang masih mampu dia sebut dari bibirnya yang pucat. Sampailah pada


[] 188 [] 23 Kisah Nyata waktunya.... Allahpun memanggilnya. Innalillahiwainnailaihirooji’uun...” Kami begitu terharu akan kepergiannya yang begitu damai, tanpa ada nampak rasa kesakitan dalam dirinya. Wajah yang begitu tenang dan damai..... Sejenak setelah aku terhipnotis dengan kejadian itu.... Akupun penasaran, rasa ingin tahuku begitu dalam. Apa yang membuat kakek begitu tenang menghadapi sakit dan kematiannya. Tanpa menunggu lama, setelah selesai membereskan jenazah sang kakek, lalu akupun bertanya kepada salah satu anak dari almarhum kakek... “Bu, kakek selama sakit dan dirawat ini begitu tenang tanpa emosi sedikitpun, bagaimana kehidupannya dahulu?”. Kemudian anak dari almarhum pun menjawab,” Bapak itu tidak pernah lepas dari sholat berjama’ah. Walaupun sudah sulit berjalan.... Kalau tidak dimasjid, ya dirumah sama ibu saya. Dan beliau tidak pernah lepas dari berdzikir...”. Aku tertegun dalam diam (dalam hatiku... Ya Allah, ampunilah hambaMu yang masih jauh dariMu). Betapa aku sangat terkesan dengan kebiasaan yang almarhum lakukan semasa hidupnya. Sudah renta... tetap istiqomah menjalankan perintah Allah... Sholat berjama’ah di masjid. Aku pun tersadar dan merenungi diri sendiri, sholatku masih sering tidak tepat waktu, jama’ah juga tidak setiap sholat lima waktu. Dan juga sholatku belum bisa khusyuk....


[] 189 [] Cermin Kehidupan Ya Allah... Ampunilah hambaMu ini, yang masih jauh dari sempurnanya sholat... Astaghfirullahal’aadziim.... Yang ketika tiba waktu sholat, terdengar suara adzan masih sibuk mengerjakan urusan duniawi.... Yang masih nanti dan nanti untuk menunaikan kewajiban sholat.... Sedangkan, diri ini masih sering merasa takut dan khawatir akan kehidupan yang akan datang.... Hati yang kemrungsung..., kurang bersyukur, kurang ikhlas menerima semua telah Engkau tentukan, Ya Allah.... Padahal dengan sholat kita akan lebih tenang dan damai menjalani kehidupan ini.... Sholat yang sebenar-benarnya sholat.... Subhanallah.... Astaghfirullahal’aadziim....... Bantul, 2016


[] 190 [] 23 Kisah Nyata BISNIS ONLINE SEORANG PERAWAT KAMAR BEDAH Kisah ini berawal ketika saya baru saja bergabung di RSU PKU Muhammadiyah Bantul yaitu sekitar tahun 2003 yang lalu. Pada saat itu status ke karyawanan saya masih “Karyawan Magang”. Sesuai Surat Keputusan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bantul gaji untuk seorang Karyawan Magang masih jauh dari Upah Minimal Regional (UMR) Kabupaten Bantul. Walaupun dengan gaji di bawah UMR, saya tetap semangat menjalani pekerjaan sebagai seorang perawat di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Namun, dengan gaji seperti itu, membuat saya harus berfikir kreatif untuk melakukan sesuatu MUKHTARIFIN, AMK. PERAWAT KAMAR BEDAH RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL”


[] 191 [] Cermin Kehidupan yang dapat menghasilkan uang? Pada waktu itu saya ingin melakukan pekerjaan sampingan (freelence) yang tidak mengganggu pekerjaan saya di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Saya mencoba mencari informasi lewat surat kabar atau bertanya dengan teman-teman, dengan harapan saya mendapatkan informasi yang saya butuhkan. Bisnis Google Adsense Dan akhirnya suatu ketika saya membaca iklan di kolom iklan kecik di Koran Kedaulatan Rakyat (KR) yang isinya “menawarkan bisnis online Google Adsense”. Saya berfikir mungkin informasi ini yang sesuai dengan keinginan saya. Akhirnya saya mencoba menghubungi kontak person pemasang iklan, ternyata setelah saya konfirmasi pemasang iklan ini berkenan membimbing bagaimana memulai bisnis online Google Adsense, walaupun dengan tarif sekitar 100.000,-/pertemuan. Setelah saya pertimbangkan akhirnya tekadku sudah bulat, saya akan belajar bisnis online Google Adsense. Alkhasil, saya akhirnya mengikuti bimbingan mengenai Google Adsense. Saya mengikuti bimbingan bisnis ini sekitar 2 jam langsung praktek lewat internet. Setelah selesai bimbingan saya mencoba untuk menerapkan ilmu yang saya dapatkan. Dimulai dari pembuatan website dengan domain yang gratisan (blogspot) saya mencoba menekuni bisnis Google Adsense yaitu suatu bisnis periklanan yang dikelola oleh Google. Dalam bisnis ini kita disebut sebagai “Publisher”.


[] 192 [] 23 Kisah Nyata Hari berganti hari, bulan berganti bulan akhirnya kurang lebih 4 bulan, account Google Adsense saya sudah terisi dollar yang berjumlah $100 US. Saya mendapat $100 US dari Bisnis Google Adsense seakan tidak percaya, apakah uang ini dapat dicairkan? Pada waktu itu pihak perusahaan Google menggunakan pembayaran dengan CEK. Setelah saya mendapat Cek dengan nominal $100 US saya langsung mencairkan di bank. Alhasil cek itu ternyata dapat dicairkan. Setelah itu saya jadi lebih semangat untuk menekuni bisnis ini. Saya terus berusaha secara otodidak mendesain website agar lebih menarik dan banyak pengunjungnya (visitor), karena bisnis Google Adsense ini sangat tergantung dari website kita, semakin banyak website kita dikunjungi oleh para netter semakin besar pula peluang penghasilan kita. Alhamdullillah dari bisnis ini saya pernah mendapatkan $ 1000 US/ bulan (kalau dirupiahkan sekitar Rp. 10.000.000). Namun, sayang bisnis ini ternyata tidak selamanya mulus, saya hanya dapat menikmati penghasilan dari Google hanya sekitar 3 tahun, setelah itu entah mengapa penghasilan lewat bisnis ini turun dratis. Bisnis Alat Kesehatan Online Setelah bisnis Google Adsense sudah tidak menjanjikan lagi, saya kemudian hijrah ke bisnis jual beli Online. Dan barang yang saya tawarkan adalah Alat kesehatan (Alkes). Awalnya saya bekerjasama dengan rekan saya yang sudah lama berkecimpung di bisnis alkes. Dan pertama kali saya


[] 193 [] Cermin Kehidupan memasarkan Alkes ini lewat situs jual beli online Kaskus.co.id. Ternyata setelah saya pasang iklan di Kaskus respon pasar sangat bagus, hanya beberapa bulan saya pasang iklan di Kaskus tersebuat saya langsung mendapatkan Order Alkes Paket Kamar Operasi untuk dua tempat yaitu klinik di Makassar. Ternyata keuntungan bisnis alkes online ini melebihi Google Adsense. Setelah saya belajar dari rekan saya yang sudah lama berkecimpung di bisnis alkes, kemudian saya memutuskan untuk berdiri sendiri menjalankan bisnis alkes ini. Sampai akhirnya saya mendirikan perusahaan sendiri dengan nama CV Bintang Laut Alkesindo yang beralamat di Nglebak RT 9, Dagaran, Palbapang, Bantul, Yogyakarta. Dengan modal awal hanya Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) inilah saya menjalankan bisnis ini. Untuk system pemasarannya kami menggunakan website dan memanfaatkan situs social media seperti facebook dan bbm marketing. Kami mempunyai 7 orang marketing freelence yang berada di daerah Pekan Baru, Sragen, Kebumen, Purwokerto, Tegal dan Bantul. Customer kami sudah tersebar di wilayah Jawa dan luar Jawa seperti : Klinik Permata Hati (Jambi), Klinik Budi Mulia (Gombong), RSU Purwogondo (Gombong), Klinik Cideng (Cirebon), Klinik dr. Nursiah ( Makassar), Klinik dr Aisyah dan dr Nining (Kaltim), RS Annisa (Padang), RSU Grand Medika (Medan), Klinik dr Mansyah (Kaltim), RS Sansani (Pekan Baru), RSU Bina Kasih (Pekan Baru), Klinik HTM (Oku Timur, Sumsel) dan lain-lain.


[] 194 [] 23 Kisah Nyata Alhamdulillah, sampai saat ini CV Bintang Laut Alkesindo sudah mengembangkan bisnisnya menjadi 3 Divisi yaitu: 1. Divisi Alat Kesehatan 2. Divisi Software Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) 3. Divisi Desain Website Dalam menjalankan bisnis alkes ini, kami disupport oleh beberapa importer yang tersebar di Jakarta, Yogyakarta, Semarang dan Surabaya. Dengan menggunakan 3 (tiga) website yaitu : www.bintanglaut-alkesindo.com, www.pelatihanestetika.com dan www.pelatihanusgdokter.com serta facebook marketing (Alat Kesehatan Murah) inilah kami memasarkan produk kami ke seluruh wilayah Indonesia. Demikianlah sekilas informasi mengenai bisnis online yang saya jalankan. Setiap orang pasti ingin mempunyai penghasilan yang layak sehingga dapat memenuhi kebutuhannya. Setiap orang pasti mempunyai kemampuan untuk mengembangkan dirinya, ambillah peluang di sekitar kita. Apapun profesi kita, lakukanlah sesuatu agar kehidupan kita lebih baik dan layak. “Peluang yang sama tidak akan datang dua kali”. Pandai-pandailah menangkap peluang untuk mewujudkan sebuah cita-cita. Tetap Semangat, Salam Sukses.


[] 195 [] Cermin Kehidupan Oleh: Zusnita Agustina, S.Kep., Ners. MATEMATIKA SEDEKAH Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). [QS. Al An’am:160.] Kuterobos jalanan yang basah karena gerimis sepanjang hari. Jam tangan ku menunjukkan pukul 17.05 WIB. Sudah terlambat 5 menit. Aku harus menjemput Ayu tepat waktu. Sebentar lagi maghrib, sedangkan aku belum mempersiapkan


[] 196 [] 23 Kisah Nyata makan untuk berbuka. Aku ingin saat berbuka, makanan sudah siap di meja. Saat-saat seperti itulah yang tidak bisa terlupakan. Anak-anak sangat lahap mencicipi menu buka puasanya. Langit semakin mendung, ditambah hari yang menjelang malam. Sesampainya di tempat les, Ayu sudah menunggu di depan pintu dengan tidak sabar. Setelah melihatku, segera dia keluar dan memakai helm. “Mama koq lama jemputnya? Kenapa gak pake mantol? Jaket mama jadi basah kan?,” kata Ayu. “Iya, maaf ya tadi ada perlu jadi mama mampir ke toko di depan sebentar. Ini cuma gerimis koq, males mau pake mantol,” jawabku. “Mama bawa uang gak? Aku mau foto kopi sekalian,” tanya Ayu. “Iya bawa di saku jaket. Itu ada foto copi. Sekalian aja biar nanti gak usah mampir-mampir lagi,” jawabku sambil memberikan mengeluarkan uang ribuan dari dompet. “Iya Ma,” jawab Ayu. Ayu berjalan menuju tempat foto copian. Selang beberapa menit, dia menuju ke arahku . Ayu berkata, “Ayo Ma, pulang.” Gerimis semakin deras, segera kulaju motorku lebih cepat agar lebih cepat sampai ke rumah. Di tengah terdengar suara “ bluk”. Dan aku menoleh sebentar, dan tidak ada apa-apa. Aku pacu kendaraanku lagi tanpa memperdulikan lagi suara itu.


[] 197 [] Cermin Kehidupan Tak berapa lama, kita berdua sampai di rumah dengan kondisi jaketku basah kuyup terkena air hujan sepanjang perjalanan. Saat aku lepaskan jaket, aku merasa ada yang aneh. Kenapa jaket ini tidak berat ya. Aku cek saku jaket ku, ternyata dompetku sudah tidak ada. “Ayu, liat jdompet mama gak?,” tanyaku. “Enggak Ma, emang kenapa?,” jawab Ayu. “Koq di jaket gak ada, jangan-jangan suara “bluk” tadi suara dompet jatuh?,” kataku panik. Aku membolak-balikkan jaket, merogoh saku kanan dan kiri. Tapi yang kucari tidak kutemukan. “Yaah, Mama gak hati-hati? Ada uangnya gak?,” tanya Ayu. “Uang ada tapi cuma sedikit, yang penting itu suratsuratnya. STNK, SIM, kartu ATM, KTP dan lain-lain. Itu ngurusnya bisa lama. Aduuhh, gimana nih?” jawabku. Aku menuju ke motorku yang sudah di parker di halaman rumah. “Mama mau balik lagi menyusuri jalan yang tadi kita lalui, siapa tahu masih ada, toh hujan gak berhenti dari tadi, siapa tahu gak banyak orang lihat,” kataku lebih bersemangat. Aku telusuri jalan yang baru beberapa menit itu kulewati. Sambil mataku sesekali melihat ke sebalah kiri dan kanan untuk mencari obyek kecil berwarna merah. Usahaku sia-sia. Aku tidak menemukan dompet kesayanganku. Aku baru ingat ada anting-antingku juga di dalamnya. Rencananya mau aku tukar dengan yang baru, tapi sekarang raib tak berbekas. Aku cemas dompetku tidak bisa kembali. Bagaimana tidak, KTP, SIM dan kartu lain memakai alamat Kulonprogo.


[] 198 [] 23 Kisah Nyata Sedangkan aku tinggal di Bantul. Apakah ada yang mau mengantar ke Kulonprogo? Itu mustahil. Aku hanya bisa pasrah. Semoga Allah memberikan kemudahan kepada hambaNya yang berserah diri. Waktu cepat berlalu, sudah 3 hari tidak ada kabar ditemukannya dompet merahku. Hari ini hari minggu aku piket sore. Giliran jaga di poli umum. Sepi tidak seperti hari lainnya padat. Hari ini terasa banget sepinya. Mungkin karena baru pukul 15.00 WIB. Setelah sholat Ashar, aku melanjutkan beres-beres ruang tindakan. Tiba-tiba ada telephon berdering. “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokaatuh, dengan Zusnita ada yang bisa saya bantu?” “Wa’alaikumussalam, mbak Nita ini ada bapak-bapak nyari njenengan. Katanya nmenemukan dompet atas nama mbak Nita di deket rumahnya.” Jawab penelepon. “Oh iya mas, disuruh ke poli aja nanti biar ketemu sama saya, Makasih ya mas. Assalamu’alaikum”, jawabku sambil menutup telepon. Bergegas aku keluar dar ruangan, terlihat ada bapak-bapak setengah baya memakai peci kumal berjalan kearahku. “Bapak yang menemukan dompet bukan?” tanyaku sambil tersenyum. “Iya mbak, Ini Mbak Zusnita ya?” tanya bapak tadi. “Iya Pak, saya Zusnita, silahkan duduk, Pak.” Aku mempersilahkan bapak tadi duduk di kursi tunggu di ruang tunggu poliklinik. “Mohon maaf, Bapak namanya siapa? rumahnya mana?”


Click to View FlipBook Version