The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini adalah sebuah karya yang didalamnya termuat kisah-kisah nyata yang dialami langsung oleh karyawan RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Dari kisah itulah, para karyawan mendapatkan pengalaman yang sangat luar biasa dan membuat hidup ini terasa berwarna. Buku ini juga memberikan motivasi bagi kita untuk saling tolong-menolong dan saling menghargai antara manusia satu dengan manusia yang lain. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, pasti membutuhkan pertolongan orang lai

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by library mpidepok, 2023-10-24 11:01:29

Dua Puluh Tiga Kisah Nyata Cermin Kehidupan: Belajar Mengambil Hikmah Luar biasa dari Orang-Orang Biasa.

Buku ini adalah sebuah karya yang didalamnya termuat kisah-kisah nyata yang dialami langsung oleh karyawan RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Dari kisah itulah, para karyawan mendapatkan pengalaman yang sangat luar biasa dan membuat hidup ini terasa berwarna. Buku ini juga memberikan motivasi bagi kita untuk saling tolong-menolong dan saling menghargai antara manusia satu dengan manusia yang lain. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, pasti membutuhkan pertolongan orang lai

Keywords: Kisah-kisah Inspiratif,Motivasi,Kisah-kisah nyata

[] 99 [] Cermin Kehidupan Wahono. “Jangan-jangan, kalau untuk orang lain yang tidak bisa iktikaf setiap hari kayak panjenengan akan mempunyai pendapat bahwa iktikaf hanya ada di bulan Ramadhan, he he he…” “Iktikaf itu di bulan Ramadhan, dan paling utama pahalanya adalah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Namun ada baiknya tidak harus menunggu sepuluh hari terakhir. Dari awal Ramadhan sudah dimulai iktikaf... Ada yang menganggap begitu juga lho, Pak...” masih melanjutkan obrolan ringan dan asyik soal agama. Harus ringan, harus dalam suasana santai, dan ada bercandanya, karena Pak Wah ini ghirah agamanya kuat, semangat ibadahnya istiqamah, meskipun hanya lulusan sekolah dasar. Yang pada jamannya dulu masih dengan istilah Sekolah Rakyat. Nah, lho…? Terus, ilmu agamanya dari mana, dong? Karena Pak Wahono rajin mengaji dan mengikuti pengajian di majlis taklim. Terutama kalau ustadz nya adalah ustadz favorit, pasti fatwanya atau isi pengajiannya akan jadi rujukan. L elaki setengah tua itu badannya masih tegap dan kekar karena sering mengayunkan cangkul. Kulitnya hitam terbakar matahari, karena memang beliau seorang petani yang menafkahi keluarganya dari menggarap sawahnya. Anaknya ada lima, berati kehidupan berkecukupan alias berke-pas-an... Bisa dilihat bangunan rumahnya yang berlantai dua... Pasti ada komentar, kok Pak Wahono bisa bikin rumah bertingkat, ya? Anak-anaknya juga bersekolah semua. Pasti itu juga bikin


[] 100 [] 23 Kisah Nyata penasaran, kok Pak Wahono bisa kasih biaya sekolah, ya? Pak Wahono juga sudah terdaftar sebagai calon haji yang mestinya berangkat tahun 2016, tapi ditunda menjadi tahun 2017. Ini juga semakin menjadi pertanyaan besar… kok Pak Wahono bisa mendaftar haji ya? Sudah mau berangkat lagi? Padahal kan Pak Wahono cuman petani dan nyambi sebagai tukang rukti… Dahulu pernah sih, menjadi pramusaji tapi terus berhenti. Itu dulu di Unit Gizi, sekarang di Unit Bina Ruhani… Menurutku, Itu semua karena Pak Wahono gigih dan gemi… Itu juga barokah Allah yang diterima Pak Wahono, karena kemanfaatan dirinya… “Mbak... aku tuh ndaftar haji tahun 2010… Modalnya cuman doa, Mbak” Aku ingat, cerita Pak Wah kalau suatu hari, bakda sholat dhuhur… Sebelum masuk waktu sholat, beliau pasti bergegas ke masjid. Tapi sesudahnya, bercengkrama dengan siapa saja yang ia temui, seperti hari itu... ‘Lha... iya, Pak... namanya doa itu memang senjata kita...” Belum sempat aku teruskan dengan pertanyaan yang ingin kusampaikan tentang amalan doa yang ia panjatkan untuk permohonannya agar bisa naik haji, malah sudah tersambung ceritanya yang lain… ‘Adikku tuh makelar tanah, Mbak… sorenya datang ke rumah, minta didoakan supaya tanah yang baru ditawarkan bisa laku. Lha, malamnya, dengan iktikaf itu aku mohonkan kepada Allah permintaan adikku... Alhamdulillah, paginya


[] 101 [] Cermin Kehidupan urusan jual beli tanah deal… Singkat ceritanya Mbak, aku dapat komisi lima belas juta. Ya, itu uang yang aku pakai untuk daftar haji..” “Wow, begitu ya… kirain njenengan tuh doanya amalan sholawatan berapa kali... atau, doa khusus… yang dilafadzkan tiap hari… Ternyata mendoakan ya, Pak…” *** Kalau di luar sana ada tukang sayur bisa naik haji karena doa dan upayanya setiap hari, ada juga teman suamiku yang notabene seorang pedagang buah bisa berangkat haji… Disisihkan bathinya sedikit-sedikit tiap hari dalam kaleng roti yang tidak dihitung-hitung… Sekali dihitung bisa terkumpul dua juta… Di Rumah Sakit PKU Muhammmadiyah Bantul ini sudah biasa kalau ada dokter bisa naik haji, karena gaji dokter besar. Bahkan seorang dokter bisa berangkat umrah berkali-kali. Seorang perawat juga bisa menempuh haji melalui jalur Petugas Tenaga Kesehatan Haji Indonesia, meski harus melalui seleksi yang ketat, namun sudah banyak teman perawat yang lolos. Bagi Pak Wahono, perlu usaha, ihtiar, doa dan perjuangan lahir-batin untuk bisa menunaikan ibadah haji. Tidak bisa mengandalkan gaji seperti para dokter di sini, atau bisa lolos menjadi petugas haji seperti teman-teman perawat di sini yang sudah naik haji. Selain sebagai seorang muadzin atau bilalnya Masjid Asyifa, Pak Wahono sekaligus juga sebagai tukang rukti


[] 102 [] 23 Kisah Nyata jenazah laki-laki di rumah sakit ini. Dari proses memandikan sampai mengkafani, dari jenazah dewasa sampai anak-anak dan bayi. Dari jenazah bersih sampai jenasah yang penuh luka. Dari cerita Pak Wahono, aku menjadi tahu tentang falsafah hidup… “Kalau masih hidup jangan kaku seperti orang mati, orang yang masih hidup itu lemes, luwes...“ “Uang dari merukti jenazah di PKU ini Mbak, yang aku bayarkan untuk tabungan haji” begitu ceritanya padaku, meski jadi tidak jelas juga bagiku, merukti jenasah ataukah menjadi petani, yang jadi pekerjaan inti temanku ini. S osok Pak Wahono sebagai muadzin ini mengingatkan kita pada kisah bilal, budak hitam dari negeri Habsy yang dibebaskan oleh Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiqi. Karena masuk Islam, Bilal disiksa oleh majikannya di bawah terik matahari di siang hari. Betapa panasnya, tapi tidak menyurutkan hati dan semangat Bilal untuk menyebut “Allahu ahad... Allahu ahad…” Meski tenggorokan dan kerongkongannya kering haus dan membutuhkan air, Bilal yang berkulit hitam sama persis dengan kulitnya Pak Wahono yang legam.. Kalau syarat menjadi muadzin suaranya harus merdu... Nah.. hanya soal yang satu ini yang tidak sama dengan Bilal. Kalau Bilal suaranya merdu sedangkan Pak Wahono tidak… Kok bisa tahu darimana? Tentu saja, suara konsumen adalah suara raja, pengunjung Rumah Sakit dan keluarga pasien pernah mengatakan hal itu… Kalau cari muadzin kok suaranya nggak merdu… itu bunyi


[] 103 [] Cermin Kehidupan kritikan konsumen… “Waaah jaaan…waaah jaaan... Pak Wawah... Pak Wawah… kenapa suaranya serak-serak begitu, jadi adzannya kurang merdu... itu kata pengunjung lho Pak, bukan kataku….” Tapi, aku nggak berani bilang begitu di depannya, itu karena aku sekedar menggerutu waktu teman perawat bilang padaku soal itu. Aku menjaga perasaan Pak Wawah, meski Pak Wawah sendiri kadang tidak menjaga perasaanku… Sewaktu lampu masjid lupa aku matikan setelah sholat jamaah Isya, atau sebenarnya sudah aku matikan tapi ada pengunjung atau jamaah yang menyalakan lagi… ‘Mbak Nurul kemaren jaga apa ?” Itu pertanyaan menyelidik sebenarnya… “Jaga sore, memang kenapa..?” “Kemaren lampu masjid nggak di matikan to..? Sampai subuh masih kencar-kencar….” Begitu Pak Wahono kalau kesal padaku… Pak Wah, cahaya lampu di masjid ini selalu mengingatkan jamaah di sini lho... Tentang cahaya yang menerangi wajah kita dan cahaya yang menerangi hati kita... Ini renunganku kala waktu itu Pak Wawah bersungut-sungut padaku soal lampu di masjid… Cahaya yang sebenarnya adalah cahaya Islam dan Iman…. Ketika kita takut gelap, maka kita butuh cahaya. Ketika kita ingin melihat lebih jelas, kita butuh penerangan cahaya agar tampak jelas objek yang akan kita pandang. Ketika kita sedih berselimut kegalauan dan kekhawatiran bahkan ketakutan, takut mati, takut kehilangan, takut


[] 104 [] 23 Kisah Nyata kehabisan, maka yang kita butuhkan adalah cahaya iman. Itulah kenapa Pak Wah, engkau terketuk hatimu untuk bisa pergi naik haji... itu karena Allah memberi cahaya kepadamu, bahkan tidak hanya kepadamu, tetapi kepada seluruh isi langit dan bumi… CahayaNya adalah petunjukNya. Agar engkau bisa menjadi tamuNya... Allah memberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahayaNya seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, dan tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak di barat. Yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya, yang berlapislapis. Allah memberi petunjuk dengan cahayaNya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaanperumpaman bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Maha benar engkau ya Allah dalam segala FirmanMu, telah aku sitir ayatMu, dalam surahMu, AnNuur yang ke-35. ###


[] 105 [] Cermin Kehidupan BUAH DARI SABAR DAN KEIKHLASAN MENERIMA COBAAN Ibarat pecut peringatan bagi yang lupa, Sarana penggapai pahala bagi yang sabar, Dan pengingat akan rahmat Allah bagi semua. Menjaga dan menunggu orang yang sedang sakit memang membutuhkan kesabaran ekstra. Melayaninya, mengambilkan sesuatu, kurang tidur sampai mengurus ketika ia BAB dan BAK. ini sangat menguras tenaga dan banyak menghabiskan waktu. Menjaga orang sakit terutama sendiri bisa dibilang cukup melelahkan. Apalagi yang dijaga adalah anak kecil, sehingga ada yang bilang, kalau anak sakit maka orang tuanya pun ikut sakit. Oleh: NUR KHASANAH & KUNTI NALIYA ROSNI (Bangsal Al-Ikhlas)


[] 106 [] 23 Kisah Nyata Ikhsan.... Nama yang sudah tidak asing bagi telinga kami. Dia adalah seorang pasien yang mempunyai keterbelakangan mental atau disebut Retardasi Mental yang sakit-sakitan dan sering masuk dan keluar RS. Ikhsan mempunyai sikap agresi, ketergantungan, kurang kontrol impuls, kecenderungan melukai diri, sikapnya yang keras kepala bahkan perilaku seperti mengamuk yang meledak-ledak tanpa disadarinya. Dengan segala kondisinya itu keluarganya sangat berhati-hati dan selalu waspada. Ayah dan ibu ikhsan dulu bekerja, tapi melihat kondisi anaknya yang sering sakit-sakitan, ayahnya memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Ibunya yang melanjutkan kerja. Menurut mereka ibunya tidak cukup kuat dan sanggup merawat ikhsan sendiri dan ditinggalkan ayahnya bekerja. Suatu hari ikhsan kejang dirumah dan dibawa ke RS PKU bantul. Kejang yang berlangsung lama dan dokterpun sudah menanganinya, sehingga ikhsan berhenti dari kejangnya. Setelah ikhsan berhenti kejang ia buka mata dan tak lama kemudian ikhsan mau turun dari tempat tidur dan ia ingin lari. Ayahnya yang menungguinya tak sanggup menahan badan ikhsan yang seolah diluar kekuatannya. Ayahnya pun panik dengan kondisi anaknya itu kemudian ayahya memanggil kami, dan kamipun bergegas menghampirinya. Karena kuatnya ikhsan, kami berdua dan ayahnya pun dengan terpaksa memasang tali kasa di tangan ikhsan dan kami ikatkan di tempat tidurnya. Tidak berhenti sampai disitu saja Ikhsan yang sudah tidak bisa pergi dari bed-nya itu


[] 107 [] Cermin Kehidupan kemudian memukul-mukulkan kening kepalanya di benda sekitarnya seperti tembok bahkan besi tempat tidur, sehingga keningnya pun benjol dan berwarna hitam karena terkena benturan itu. Gerakannya sering tidak terkontrol sehingga ayah ataupun ibunya yang menjaganya selalu menunggu dan menemaninya disebelah ikhsan. Ikhsan tidak bisa ditinggal sendirian. Sang ayah dengan sabar menjaganya duduk di sebelah Ikhsan bahkan sampai tertidur dengan posisi duduk. Ayah dan ibunya sudah ikhlas, menerima keadaan anaknya yang beda dengan anak yang lain. Saat di rumah sakit Ikhsan setiap hari ditemani oleh ayahnya. Bahkan ayahnya tak pernah pulang meninggalkan Ikhsan. Setiap hari ayahnya menyuapi, membantu BAB dan BAK, memandikan, mengajak bicara menasehati dan memberi bimbingan dan motivasi pada Ikhsan, walaupun Ikhsan sendiri tidak menghiraukannya. Tempat tidur yang selalu kotor karena makanan yang tercecer dari mulutnya, ngompol, bahkan air liur yang selalu menetes dari mulutnya membuat bau yang tidak enak, sehingga banyak pasien yang berada di sebelahnya merasa tidak nyaman dan sering meminta pindah ruang atau bed dan menjauhi ikhsan yang terkesan kotor dan sering membuat gaduh ruangan. Ayahnya dengan besar hati meminta maaf pada tetangga kamar sebelahnya atas kondisi anaknya. Beliau tidak malu sama sekali dengan kondisi Ikhsan. Malah sebaliknya, ayah Ikhsan merangkul membesarkan hati anaknya. Ayahnya tak pernah lupa membacakan ayat suci al-Qur’an di sebelah


[] 108 [] 23 Kisah Nyata anaknya, yang beliau yakini bisa menenangkan Ikhsan dan menghilangkan kegelisahan hati anaknya serta dapat mengobati penyakit anaknya. Beliau juga tak lupa selalu berdzikir mengisi waktu luang saat menunggu Ikhsan di rumah sakit. Kondisi Ikhsan yang aktif sering membuat selang infus di tangannya rusak, macet, bahkan bengkak dan kami pun menggantinya dengan yang baru. Pernah, beberapa hari Ikhsan mengalami kesulitan tidur, sampai ayahnya tidak bisa istirahat karena khawatir dan mengawasinya terus. Karena lelah, ayahnya meminta kepada kami untuk memberikan obat tidur. Kadang Ikhsan dalam keadaan labil, emosi tidak terkontrol sehingga sering membuat ayahnya bingung. Ayahnya selalu bilang “ini amanah buat kami... kami akan rawat dan jaga semampu kami suster...” Demikianlah, dari kisah tersebut kami dapat mengambil kesimpulan pelajaran, bahwasannya: 1. Rasa ikhlas menerima suatu keadaan yang mungkin itu sulit bagi kita. 2. Kesabaran yang paling penting menghadapi orang yang sedang sakit. 3. Ikhlas memang salah satu kunci dalam penyembuhan pasien, dimana ikhlas bukan hanya untuk perawat itu sendiri tapi juga pasien maupun keluarga pasien. Ikhlas menerima kondisi sakit sebagai ujian, penggugur dosa agar selalu siap dengan kondisi terburuknya sekalipun. Hal inilah yang menjadi PR besar bagi kami sebagai seorang perawat, bagaimana menyiapkan pasien mampu menerima keadaan


[] 109 [] Cermin Kehidupan hingga kondisi terburuknya. 4. Menganggap kewajiban sebagai amanah kita, yang wajib kita laksanakan tanpa berkeluh kesah. 5. Mengisi dan ‘mencuri waktu’ untuk membaca al-Qur’an memang bisa mengobati kesedihan, kegelisahan hati serta bisa mengobati penyakit fisik. 6. Dengan berdzikir hati menjadi tentram dan senantiasa mengingat Allah SWT. 7. Seperti pepatah, apakah ikhlas? Ikhlas seperti surat Al-Ikhlas, yang tidak ada kata ikhlas di dalamnya. Selama ikhlas masih terucap. Itu berarti belum ikhlas, karena hanya dia yang ikhlas yang senantiasa berbuat tanpa pernah menyebut keikhlasan. 8. Kita bekerja dalam bidang pelayanan kesabaran terhadap klien sangatlah dibutuhkan. Sekarang masyarakat kita semakin maju, semakin pintar dan unik, sehingga kita harus dengan sabar melayaninya. Begitupun dengan ikhlas kita tidak hanya bekerja mencari rejeki, namun keikhlasan melayani dengan sepenuh hati juga kita perlukan. Jika kita tidak bekerja semata-mata ikhlas mencari ridho Allah SWT, maka yang ada kita hanya bekerja semau kita. Demikian kisah inspiratif yang kami persembahkan kepada RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Selamat Milad PKU, semoga kedepannya semakin baik, maju dan semakin dipercaya oleh masyarakat dalam melayani di bidang kesehatan. Semoga kisah ini bisa sedikit memberi inspirasi kepada kita semua.###


[] 110 [] 23 Kisah Nyata RATUSAN RUPIAH MENJADI MILYARAN RUPIAH Salah satu tugas penting petugas kesehatan adalah memberikan perawatan dan pelayanan yang aman, nyaman dan tepat bagi klien. Salah satunya yaitu dengan pemasangan infus yang aman dan nyaman bagi klien. Petugas kesehatan mempunyai tugas tanggung jawab penuh dalam memperhatikan status kesehatan klien dengan memberikan asuhan keperawatan khususnya pemasangan cairan infus. Pemasangan infus merupakan suatu tindakan yang dilakukan pada pasien yang memerlukan masukan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunaan set infus. Hal ini bertujuan untuk akses pemberian obat, mengganti dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, sebaNURI ISNAYANI, S.Kep.,Ns. UNIT AN NUUR / PERISTI


[] 111 [] Cermin Kehidupan gai makanan bagi pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan melalui mulut. Dalam pemasangan infus dibutuhkan persiapan baik oleh petugas, pasien maupun peralatan yang dipakai. Peralatan dan bahan untuk pemasangan infus antara lain cairan infus, infus set, iv kathether, alkohol swab, sarung tangan, plester, bethadin plester, spalk. Pelaksanaan pemasangan infus disesuaikan dengan SPO. Dalam pelaksanaannya, diperlukan ketrampilan dan kecekatan seorang perawat. Selain itu juga diperlukan kebersihan petugas dan kesterilan peralatan, karena hal ini bisa menimbulkan resiko. Adapun resiko pemasangan infus antara lain: flebitis (peradangan pembuluh vena), hematoma (darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh darah), infiltrasi (masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar vena). Untuk mengurangi hal tersebut diperlukan kesterilan alat maupun area penusukan. Untuk membersihkan area penusukan menggunakan alkohol swab. Di sini kami akan membahas tentang penggunaan alkohol swab di unit An-Nuur. Untuk pemasangan infus di unit An-Nuur kadangkala tidak cukup dengan satu kali tusuk meskipun tenaga perawat di unit An-Nuur sudah terampil dan cekatan. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai macam hal diantaranya keadaan bayi, ketajaman alat dan mood perawat pada saat itu. Pernah terjadi, pemasangan infus 10 kali tusukan, dalam pemakaian alkohol swab juga tidak cukup 10 buah, diperlukan 10-20 alkohol swab. Berdasarkan pengalaman tersebut, ada


[] 112 [] 23 Kisah Nyata rekan kami yang berinisiatif untuk memotong alkohol swab menjadi 2 bagian untuk dipakai dalam satu waktu. Dengan tindakan tersebut bisa menghemat pemakaian alkohol swab. Yang seharusnya memakai 10 buah bisa ditekan menjadi 5 buah. Meskipun harga alkohol swab hanya ratusan rupiah tetapi jika dikalikan sekian kali bisa menghemat biaya ribuan rupiah. Dari ribuan rupiah menjadi ratus ribuan rupiah, jutaan rupiah, milyaran rupiah dan seterusnya. Selain pada pemasangan infus, hal ini bisa dilakukan juga untuk swab pada pemberian injeksi perinfus yang dilakukan dalam satu waktu tapi lebih dari 1 injeksi. Untuk penerapan di rumah sakit, mungkin bisa dilakukan di unit KBY untuk pemasangan infus karena area penusukan untuk bayi sangat kecil dan cenderung bersih. Tetapi untuk pemasangan di unit dewasa kemungkinan kurang bagus karena area penusukan lebih luas dan tingkat kekotoran lebih tinggi. Hal ini mungkin bisa diterapkan untuk pemberian injeksi perinfus yang lebih dari satu injeksi dalam satu waktu. Sedikit inisiatif ini mungkin bisa disebut sebagai bentuk kepedulian kami terhadap pemborosan bahan habis pakai di rumah sakit. Seperti slogan Hemat Pangkal Kaya, kita bisa berhemat dalam pemakaian bahan habis pakai. Dengan berhemat, bisa menekan budget yang dikeluarkan oleh rumah sakit. Jika budget sedikit akan menambah laba yang didapat rumah sakit. Penambahan laba bisa dialokasikan untuk hal lain, seperti peningkatan gaji dan kesejahteraan karyawan. Adanya peningkatan kesejahteraan akan meningkatkan kinerja


[] 113 [] Cermin Kehidupan karyawan. Kinerja karyawan yang optimal akan meningkatkan angka kunjungan dan kepuasan pelanggan. Aamiin. Demikianlah, segala upaya dan daya dalam berkarya, dalam iringan doa kepada Yang Maha Karya... Untuk mencapai pelayanan prima yang lebih memuliakan, memang diperlukan sebuah gagasan apa saja sejauh itu positif dan bermanfaat. Apalagi peningkatan kepuasan pelanggan adalah misi dari Rumah sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul. Kemajuan tehnologi dan persaingan global menjadi alasan kenapa harus mempunyai layanan unggulan. Banyak rumah sakit yang mempunyai alat penunjang medis yang canggih. Kecanggihan sebuah alat bisa dimiliki oleh rumah sakit manapun, tapi keramahan kemuliaan dalam melayani, tidak semua rumah sakit menerapkannya. Dengan membawa “cahaya lebih melayani dan lebih memuliakan“ akan menyinari sudut-sudut yang temaram dan suram, kekurangan pelayanan akan disinari oleh ’cahaya lebih melayani dan lebih memuliakan”. Hingga menjadi terang dan jelas bahkan semakin bersinar. Seperti Sang Surya yang terbit di PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. AMIN###


[] 114 [] 23 Kisah Nyata BERKAT RIDHO ALLAH SWT DENGAN IKHTIYAR, DO’A DAN DZIKIR, SEMBUHLAH PENYAKITKU Dalam ajaran agama Islam seseorang yang sedang menderita penyakit baik fisik (badan) maupun psikis (kejiwaan) diwajibkan untuk berusaha berobat kepada ahlinya (dokter/psikiater) dan disertai dengan berdoa dan berdzikir (HR. Muslim dan Ahmad, At-Tirmidzi). Kesimpulan hasil penelitian oleh Snyderman (1996) menyatakan bahwa: terapi medik saja tanpa disertai dengan doa dan dzikir, tidaklah lengkap; sebaliknya doa dzikir saja tanpa disertai terapi medik, tidaklah efektif. OLEH: USTADZ ZUBAIDI, A.Md. BINA ROHANI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL


[] 115 [] Cermin Kehidupan Sebuah riwayat yang mengisahkan bahwa suatu hari Nabi Muhammad SAW kedatangan seorang sahabat. Sahabat tersebut mengadu kepada Nabi bahwa anaknya yang sakit tak kunjung sembuh, padahal ia sudah banyak menjalankan ibadah sholat, berdoa, berdzikir dan berpuasa bagi kesembuhan anaknya itu tetapi tak kunjung baik. Kemudian Nabi bertanya kepada sahabatnya itu, apakah anaknya sudah dibawa ke tabib (dokter). Dijawab oleh sahabat itu belum diperiksakan ke dokter. Lalu Nabi menasehatkan agar penyakit anaknya itu diobati oleh ahlinya (tabib/dokter) disertai dengan doa dan dzikir. Menurut riwayat, setelah nasehat Nabi itu dijalankan penyakit anak dari sahabatnya itu sembuh. Dari riwayat ini dapat disimpulkan bahwa terapi secara ilmu pengetahuan (terapi medik/kesehatan) dan terapi keagamaan (doa dan dzikir) hendaknya dilakukan bersama-sama. Bagi pasien yang beragama (Islam), harus yakin dan mengamalkan untuk usaha berobat di ahlinya kepada dokter disertai doa dan dzikir, insya Allah meningkatkan kekebalan baik fisik maupun mental (jasmani dan rohani) terhadap penyakit, dan jika sakit cepat sembuh. Sedangkan bagi pasien yang tidak beragama islam dianjurkan berdoa dan berdzikir menurut keimanan masing-masing. Dasar pemikiran dan keyakinan untuk berobat: Allah berfirman QS. Asy Syu’ara 26: 80


[] 116 [] 23 Kisah Nyata “Dan bila aku sakit Dia-lah (Allah) yang menyembuhkan”. Allah berfirman QS. Al Baqoroh 2: 186 “Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo’a apabila berdoa kepada-Ku”. HR. Muslim dan Ahmad. “Setiap penyakit ada obatnya. Jika obat itu tepat mengenai sasarannya, maka dengan izin Allah penyakit itu sembuh”. Ada 11 nasehat Ibnu Sina bagi penderitan penyakit agar cepat sembuh dari sakitnya, sebagai berikut: 1. Usaha berobat kepada ahlinya (dokter). 2. Allah yang menyembuhkan. 3. Penyakit adalah cobaan perlu kesabaran. 4. Ridho Allah dan penghapusan dosa. 5. Beserta kesukaran ada kemudahan. 6. Ketenangan jiwa. 7. Jangan was-was, bimbang dan ragu. 8. Jangan cemas dan sedih. 9. Selalu berdoa dan berdzikir. 10.Bagi yang sabar tawakal adalah surga pahalanya. 11.Jangan su’udhon (berprasangka buruk) kepada Allah SWT. Sedangkan untuk menambah istiqomahnya para pasien menjadi bangkit semangat menjadi sehat disertai sabar tawakal kepada Allah SWT. Kepada yang terhormat para dokter dan perawat seharusnya ketika memberikan pertolongan/tindakan medis selalu disertai doa dan dzikir termasuk menu-


[] 117 [] Cermin Kehidupan liskan resep dengan memulai membaca Bismillahir rohmaanir rohiim. Sesuai motto Layananku Ibadahku yaitu: IKHLAS, BERMANFAAT, AMANAH, DEDIKASI, ADIL, HANDAL. TINDAKAN DOKTER MERUPAKAN WASILAH (PERANTARA ) ALLAH SWT YANG MENYEMBUHKAN Dengan Bismillaahir rohmaanir rohim, serta mengharap ridho Allah SWT, saya ingin berbagi pengalaman selama saya diuji Allah SWT menjadi pasien di RSU PKU Muhammadiyah Bantul sejak tahun 2009 sampai 2011, empat kali masuk untuk berobat. Pertama, masuk tanggal 09 s.d 12 desember 2009 di Bangsal Al Insan kelas 2 dengan diagnosa jantung koroner, menjadi pasien dr. H. Barkah Joko SP.PD. Keluhan saya antara lain: 1. Seluruh badan keluar keringat dingin seperti orang mandi. 2. Dada terasa dibebani barang berat dan agak nyeri. 3. Badan terasa lemah. Selama 4 hari saya opname selalu ditemani istri, tidak lupa memberi semangat teriring doa semoga saya lekas sembuh, harus sabar tawakal. Berkat rahmat Allah didukung tindakan dokter, perawat serta obat tepat manfaat saya sehat dan diperbolehkan pulang. Kedua, masuk tanggal 04 s.d. 08 Januari 2010 di Bangsal Al Kahfi 2 dengan diagnosa Abses Perional, menjadi pasien dr. Junaidi SP.B Finna CS. dan harus operasi tanggal 05 Januari


[] 118 [] 23 Kisah Nyata 2010. Keluhan saya sebelum operasi yaitu: 1. Jika duduk pantat tersa sakit. 2. Jika buang air besar (BAB) pantat keluar benjolan. Selesai operasi bekas luka harus ditampon setiap pagi, rasanya sakit dan nyeri. Selama 4 hari, hari pertama saya ditunggui anak saya yang ke-3, kemudian hari berikutnya ditunggui istri saya, dimana dia selalu memperhatikan perawat mengganti tampon, hari keempat boleh pulang dan istriku yang mengganti tamponnya setiap pagi. Atas ridho Allah kepadaku akhirnya sembuh. Ketiga, masuk tanggal 03 s.d. 05 juli 2010 dengan diagnosa vertigo, menjadi pasien dr. Hj. Ana Budi Rahayu S.PS. Keluhan saya adalah: 1. Pusing, muntah, semua terasa berputar-putar. 2. Setiap kepala digerakkan, tambah berputar-putar dan badan lemah tidak punya kekuatan. Bertepatan dengan pembukaan Muktamar Muhammadiyah ke-46 Satu Abad di Yogyakarta tahun 2010, saya dikirim ke RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta untuk scan kepala. Dalam perjalanan pulang pergi 6 jam karena jalannya macet, akibatnya saya dalam mobil ambulance tambah pusing, untungnya saya tetap ditemani istri saya sehingga tetap tenang. Setelah empat hari opname saya dinyatakan sehat dan boleh pulang. Namun, dihari berikutnya saya masih sering kambuh dan oleh dr.Hj Ana Budi Rahayu S PS discan kepala, yang hasilnya otak belakang sebelah kanan meradang. Kemudian oleh dr.


[] 119 [] Cermin Kehidupan Ana saya diberikan obat, atas pertolongan dan ridho Allah obat tepat manfaat, saya sehat, itupun tidak lepas dari doa, dzikir dan sabar tawakal saya, didukung tambah doa dari keluarga dan handai tolan. Keempat, masuk tanggal 15 s.d. 26 April 2011 di bangsal Al Kahfi 3 dengan diagnosa Cholelithiasis dan Chalicistits (batu empedu dan barang berjalan di usus). Dokternya Prof dr. Maridjata SP.BD . Operasinya tanggal 21 April 2011 jam 20:00 – 22:00 WIB. Keluhan saya sebelum operasi: 1. Perut dan badan sakit, terutama dihulu hati. 2. Tidur terlentang, miring ke kanan atau ke kiri perut terasa seakan-akan diganjal batu, terasa sakit. 3. Tensi menjadi naik, karena menahan rasa sakit. 4. Dada terasa sesak dan sakit. Sebelum operasi saya di USG dan di Scan, sebelum melakukan Scan harus minum kurang lebih 1 liter air berwarna merah. Disaat operasi ditunggui anak, cucu, menantu, utamanya istri. Ketika menjelang operasi saya ditanya istri, “apakah saya siap operasi?”, saya menjawab “Siap, apapun akibatnya saya pasrah kepada Allah SWT dengan penuh harap Allah tetap memberi panjang umur dan sehat”. Selesai operasi sampai saat ini sehat. Itu semua atas tindakan pertolongan dokter, perawat juga dukungan doa keluarga, teman, para anggota jamaah pengajian yang saya asuh, ditambah ridho Allah SWT. Sebagai rasa syukur kepada Allah SWT yang memberikan kesehatan, saya tetap berdoa dan berdzikir serta menjaga


[] 120 [] 23 Kisah Nyata aqidah dan juga ibadah. Dasar doa dan dzikir saya: QS. Fussilat 41: 44, yang terjemahnya: “Katakanlah, Al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar (penyembuh bagi orang-orang yang beriman).” QS. Yunus 10: 5, yang terjemahnya: “Wahai manusia, sesungguhnmya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakitpenyakit (yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman). Selama saya opname di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, tidak lupa selalu sholat wajib saya kerjakan sesuai kondisi serta kemampuan. Sedangkan amalan do’a, dzikir ketika opname dan sesudahnya tetap saya lakukan, sebagai berikut: 1. Bacaan dzikir: a. Bacaan Tasbih, Tahmid dan Takbir. Subhaanallaah, Alhamdulillaah, Allaahu Akbar, b. Bacaan Tahlil Laa ilaaha illallaah, c. Bacaan Hasballah Hasbiyallaahu wani’mal wakiil, d. Bacaan Hauqollah Laa haula walaa quwwata illah billaah, e. Bacaan Istighfar Astaghfirullaahal’adhiim,


[] 121 [] Cermin Kehidupan Disamping dengan bacaan dzikir di atas, ditambah memperbanyak membaca Al-Qur’an, karena orang-orang yang membaca Al-Qur’an dengan ikhlas dan sungguh-sungguh akan memperoleh ketenangan jiwa. 2. Bacaan Do’a: a. Do’a menghilangkan rasa sakit pada sebagian anggota badan Artinya: “Dengan nama Allah (3X) saya berlindung dari kepada kemuliaan Allah dan kekuasaan-Nya dari penyakit yang saya rasakan dan saya khawatirkan. (doa ini diulang sebanyak 7X) dan ketika membaca do’a ini letakkan tangan diatas anggota badan yang sakit.” b. Do’a mohon lekas sembuh Artinya: “Ya Allah Tuhan manusia, hilangkanlah penderitaan dan berikanlah kesembuhan, engkaulah Maha Penyembuh tiada kesembuhan dari-Mu yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan penderitaan”. (HR. Bukhori, Muslim)


[] 122 [] 23 Kisah Nyata c. Do’a akan minum obat “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, hilangkanlah derita Ya Tuhan manusia, sembuhkanlah, engkau yang Maha Penyembuh tidak ada dzat yang menyembuhkan kecuali engkau Ya Allah, hamba sungguh mohon sehat kepada-Mu”. (HR. Ahmad dan Nasa’i) d. Do’a selesai minum obat “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepada kita kecukupan dan kepuasan yang tiada terabaikan dan tertolak”. (HR. Bukhori) e. Do'a akan dioperasi “Ya Allah dzat yang Maha Mencukupi dan yang sebaikbaiknya melindungi aku, hanya kepada engkau Ya Allah aku berserah diri”. (HR. Tirmidzi)


[] 123 [] Cermin Kehidupan f. Do'a selesai dioperasi “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami, setelah mematikan kami dan dihadapan-Nya kami akan dikumpulkan”. (HR. Bukhori) g. Do'a sulit tidur “Ya Allah sunyilah semua bintang dan tenanglah semua mata, engkau Tuhan yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri tak terkena kantuk dan tidur. Wahai Tuhan yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri, terangkanlah malamku ini dan pejamkanlah mataku”. (HR. Ibnu Sinni dari Zaid bin Tsabit) h. Do'a mohon sabar dan ketenangan “Ya Allah yang Maha Mencukupi aku dan yang sebaikbaiknya melindungi aku, Ya Tuhan kami curahkanlah kesabaran dalam hati kami dan jadikanlah kami mati dalam keadaan Islam”. (HR. Abu Daud)


[] 124 [] 23 Kisah Nyata i. Do'a menghadapi keadaan kritis ”Ya Allah hidupkanlah aku apabila hidup itu menjadi kebaikan bagiku dan wafatkanlah aku apabila wafat itu menjadi kebaikan bagiku.” j. Do'a akan makan dan minum “Ya Allah berkatilah rezeki yang telah engkau berikan kepada kami dan jauhkanlah kami dari siksaan neraka. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. (HR. Ibnu Amr bin Ash) k. Do'a selesai makan dan minum “Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan dan minum kepada kami dan yang telah menjadikan kami kaum muslimin”. (HR. Abu Daud) l. Do'a akan tidur “Dengan nama-Mu Ya Allah aku hidup dan mati”. (HR. Bukhori)


[] 125 [] Cermin Kehidupan m. Do'a bangun tidur “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sesudah mematikan kami dan kehadapan-Nya kami akan dikembalikan”. (HR. Bukhori) Usaha yang didasari ikhlas sabar dan tawakal dengan penuh keyakinan bahwa setiap penyakit ada obatnya, yang menyembuhkan Allah SWT. Oleh sebab itu semua menjadikan Allah ridho dan hidup tetap istiqomah. Oleh karena itu marilah kita pandai - pandai mengambil hikmah ketika diuji dengan sakit. Selanjutnya sisa umur ini kita isi dengan ibadah, amal sholeh menjaga iman, islam dan takwa kepada Allah SWT, InsyAllah pahala kita adalah surga, Amin ya Rabbal'alamin. Wassalamu'alaikum Wr.Wb Bantul 27 Syawwal 1437 H / 01 Agustus 2016 M


[] 126 [] 23 Kisah Nyata CAHAYA MATA DI BANGSAL ANNUR Ada tangisan tapi penuh cinta....... Ada tatapan tapi penuh cinta...... Sorot matapun tak lepas dari penuh cinta...... Apalagi hati pasti berbunga bunga........ Pertanda Dilanda bahagia............ Tak terucap oleh kata dan aksara....... Menimang buah cinta dan karya cinta anak manusia........... Titipan ilahi kepada pasangan muda dan orangtua........... Ananda dalam gendongan sang ibunda........... Bagi Ayahanda lekat dalam lantunan doa............... U’IIDZUKAA BI KALIMATILLAHIT-TAAMMAH, MIN KULLI SYAITHOONIN WA HAAMMAH WA MIN KULLI AININ LAAMMAH... NURI ISNAYANI, S.Kep.,Ns. UNIT AN NUUR / PERISTI


[] 127 [] Cermin Kehidupan Ya Allah kumohonkan perlindungan bagi buah hati kami ini... dengan kalimah yang sempurna... dari segala godaan Syaithon... dan dari tatapan mata yang penuh kebencian..... S uara Tangisan bayi yang baru lahir di Bangsal Annur RSU PKU Muhammadiyah Bantul memecah kesunyian suasana malam saban harinya,baby box yang ditempatkan berderet di huni oleh bayi yang cute, silih berganti memberi tanda menangis untuk minta segera dilayani oleh petugas. Bangsal An Nuur Menjadi bangsal favorit keluarga karena ingin segera bertemu dengan anggauta keluarga baru yang telah lahir. Dulu, jendela menjadi tempat kerumunan dan saling berdesakan, kepala juga saling menyundul untuk memuaskan keinginan melihat bayi-bayi lucu, bahkan ada jam tertentu untuk petugas membuka dan menutup tirai jendela. Kini, sudah tidak begitu lagi, untuk melihat bayi sudah tidak perlu jendela lagi, tetapi masuk keruangan yang nyaman sekali... Ada cahaya di balik jendela .... Pelipur lara dan duka ayah bunda... sakitnya bunda melahirkan langsung sirna.... lelah , penat, tak di rasa..... kelembutan, kesejukan yang di rasa..... melihat matanya yang bening.... Kulitnya yang halus.... pasti yang ada adalah rasa... Syukur..


[] 128 [] 23 Kisah Nyata “Dan Allah mengeluarkan kamu semua dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, Dan Allah menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati, supaya kamu semua bersyukur. ‘ RSU PKU Muhammadiyah Bantul pada awal berdirinya adalah merupakan Klinik bersalin dan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Maka sangat pantas kalau pelayanan di bangsal Annuur menjadi pelayanan unggulan. Kegiatan pelayanan bagi bayi sehat maupun bagi bayi baru lahir yang harus mendapatkan pertolongan medis, adalah kegiatan rutin bagi petugas kesehatan di bangsal An Nuur... Robbanaaa hablanaa min azwaajina wa dzurriyatinaa qurrota a’yun waja’alna lil muttaqiina imama Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami pasangan dan keluarga yang menjadi cahaya dan menyejukkan mata dan pandangan kami, dan jadikankah kami imam bagi orang orang yang bertaqwa... Inilah doa yang dipanjatkan oleh setiap keluarga yang mengharapkan putra dan putrinya menjadi cahaya bagi keluarganya. Doa panjang dan penuh rintihan permohonan kepada Allah bagi pasangan yang sangat menginginkan kehadiran seorang putra setelah menunggu sekian lama. Maka, pernah suatu saat mendengar dari keluarga yang menyebutnya sebagai “bayi mahal“ karena usaha untuk mendapatkan putra sudah mengeluarkan banyak biaya. Subhanallah...###


[] 129 [] Cermin Kehidupan SEPENGGAL CERITA DARI MEJA RESEP Ashsholatu khairun minan naum … “Astagfirullah..., sudah adzan subuh, padahal masih harus ada satu laporan yang belum kelar”’, aku membatin. Mau tidak mau aku harus segera bangun, padahal sudah aku pasang alarm jam tiga pagi, tetapi ternyata tidak terbangun, mungkin karena capek. Segera aku keluar rumah untuk mengambil air wudhu kemudian sholat Subuh. Aku lihat jadwalku untuk hari ini, hmm, masuk jam 07.30 untuk Pratikum Kimia Analisis dan nanti ada Praktium Farmakognosi sampai jam OLEH: ERIN SETYANI STAF INSTALASI FARMASI


[] 130 [] 23 Kisah Nyata 12.00. Berarti laporan kimia harus segera aku selesaikan. Pagi ini aku harus segera menyiapkan alat praktikum, jas lab, dan juga seragam untuk bekerja nanti siang. Di samping aku kuliah, aku juga bekerja di sebuah rumah sakit di daerah Bantul yaitu RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Karena Tenaga Teknik Kefarmasian (TTK) pada tahun 2020 nanti diharuskan berpendidikan D3, sebagian dari kami, para TTK, kuliah sambil bekerja. Karena teman-teman di Instalasi Farmasi lumayan banyak, maka tidak semua kuliah bersamaan, ada yang dapat tugas belajar dan biaya sendiri. Aku lebih memilih untuk biaya sendiri, karena memang sudah lama ingin kuliah. jadi harus bisa fokus saat kuliah dan juga bekerja. Karena bekerja di farmasi dituntut harus teliti, cepat dan benar. “Dek wis jam 6 lho, mengko ndak telat” kata Mamak mengagetkanku. Beliaulah yang selalu mengingatkanku agar selalu tidak menyepelekan waktu, agar tidak terburu-buru di jalan. “Nggih, Mak, niki sampun”, kataku sembari keluar dari kamar. “Gek pakpung dek, mengko kesusu lho, maem e nang meja ya, sangune maem nang nduwur meja tamu. Seragam, alat praktikum, jas uwis?” “Sampun Mak’e, niki pun ten tas kok” Tidak mau berlama-lama setelah selesai makan, segera aku mandi dan bersiap-siap untuk berangkat kuliah karena sudah jam setengah tujuh dan adikku pun sudah siap untuk berangkat ke sekolah.. Karena jam-jam segini jalan raya baru


[] 131 [] Cermin Kehidupan ramai-ramainya. Banyak anak sekolah yang berangkat dan juga orang yang bekerja. Kebanyakan pasti kejebak macet dan juga terburu-buru kalau berangkat mepet-mepet. “Mak’e, Pak’e, mlampah riyin, nggih,” sembari berpamitan tak lupa aku mencium tangan mamak dan bapak. Memohon doa restu. Dan adek ku pun mengikuti ku. “Ya dek, ati-ati rasah kesusu” “Nggih.. Assalamu’alaikum”, sahut kami berbarengan. “Wa’alaikumsalam, dek” Mulai kunyalakan motor dan mengantar adik dulu ke SD di desaku, lalu kulanjutkan perjalanan. Dan ternyata benar, sepanjang jalan Wates sudah mulai ramai padahal masih jam 06.30 lebih sedikit. Apalagi kalau berangkat jam 07.00 bisabisa terlambat. Banyak motor yang ngebut dan juga mobil yang tidak mau mengalah. Suara klakson selalu terdengar. Dengan jarak yang lumayan jauh untuk sampai kampus, biasanya membutuhkan waktu sekitar 40 menit. Itu pun dengan kecepatan 60 km/jam sampai 80 km/jam. Sampai di kampus segera aku naik ke ruang laboratorium, tidak ke kelas dahulu karena jadwal pagi ini hanya praktikum saja. “Mbak Er aku di enteni mbak” teriak seseorang dari belakang. Ternyata Amel. teman sekelasku. “Iya, ayok, gek empun lho ne parkir” jawabku dari atas tangga yang sudah separuhaku naikin. “Iya mbak, bentar lho” teriaknya sambil berlari


[] 132 [] 23 Kisah Nyata mengejarku. “Mbak, laporannya udah kelar semua belum?” Tanya Amel setelah sampai. “Ehmm? Udah kok, aku.” Seperti biasa kita mencoba menyusun kata-kata untuk pembahasan laporan resmi praktikum. Setelah beberapa saat laborant nya datang. Ternyata sudah jam 07.30. Praktikum dimulai. Akhirnya semua pun selesai sesuai jadwal. Praktikum Kimia dan Farmakognosi selesai sekitar jam 12.00. “ Mbak Er, jaga apa ntar?”, tanya Amel “ Jaga siang aku. Nyopir ntar” jawabku sambil ngemasin jas dan alat praktik. Istilah sopir di farmasi adalah untuk petugas yang kebagian tugas ngentri resep di depan komputer. “Yaaach, ndak bisa maen donk.” Katanya dengan kecewa. “Hehee, lain kali ya?” “Ya udah maem aja yuk”, ajaknya . “Yuk” Karena jarak pulang ke rumah terlalu jauh sama seperti dua kali bolak balik, maka aku lebih memilih untuk langsung ke termpat kerja. Kalau pulang dahulu 40 menit dan masih harus siap-siap kemudian dari rumah ke pku sekitar 30 menit, waktu habis untuk perjalanan. Tak lupa sholat dulu baru kemudian bernagkat ke pku pada saat itu masih sekitar setengah satu. Sampai di pku sekitar jam 13.00 lebih sedikit. Sampai di pku parkir, absen, kemudian aku masuk ke farmasi.


[] 133 [] Cermin Kehidupan “Assalamu’alaikum, Mbak” sambil kubuka pintu Instalasi Farmasi Ralan. “Wa’alaikumsalam’ kok mruput Er?” sapa mereka ketika melihatku. “Sekalian, Mbak.. daripada pulang”, kataku sambil berjabat tangan dengan teman-teman. Istirahat sebentar di Ralan, kemudian mandi dan bersiap untuk bekerja. Setelah pergantian shift aku segera menempatkan diri di depan, karena tugasku hari ini adalah sopir. Di Farmasi Ralan ada dua sopir untuk shift pagi dan siang. Sopir yang satu umum dan yang lain untuk pasien BPJS. Jadi, ada dua jalur penerimaan resep. Untuk setiap pemanggilan resep yang harus ditanyakan kepada pasien adalah nama pasien dan alamat. Diperiksa apakah sudah sesuai dengan data pasien. Untuk pasien anakanak kita tanyakan berat badan mereka untuk perhitungan dosis. Dan ketika sopir umum sudah selesai ngentri resep umum sedangkan resep BPJS masih numpuk kita membantu pengentrian BPJS. Begitu pula sebaliknya. Dan ketika sudah adzan asar juga kita bergantian untuk sholat. Saat dokter anak sudah mulai maka resep puyeran anak-anak sudah menanti. Awas jangan sampai lupa untuk menanyakan berat badan anak. “Er, aku tak sholat dilit ya, genteni sek”. “Oke, Mbak punyaku juga udah habis”, jawabku karena memang pas waktu itu entrianku sudah selesai.


[] 134 [] 23 Kisah Nyata Ketika aku cek SEP dan berkas BPJS yang ada di depanku pasien rutin Dokter Sas, dengan resep Ikalep sirup, ku panggil pasien tersebut. “Anak Tasya Kurnia!” “Nggih Mbak” tersusul dengan datangnya ibu-ibu dengan menggendong anak perempuan kecil berjalan menuju farmasi. “ Nggih Mbak, pripun nggih?” Tanya Ibu tersebut padaku. “ Owh ya Bu, anak Tasya Kurnia nggih?” “Iya Mbak.” “Alamatnya mana Ibuk?” tanyaku lagi. “Bumi Avia Permai Kalasan mbak” jawab ibu tersebut. “Berat badan adike berapa nggih Ibuk?” “12 an kg Mbak” “ owh nggih ibuk, niki njenengan tindak loket 2 riyen nggih, mangke obatipun nenggo panggilan dari loket 11” kataku dengan menyerahkan berkas BPJS kepada Ibu tersebut. “Nggih Mbak, nuwun” “Nggih Ibu, sami-sami” Dan ibu itu pun ke loket 2. Setelah ngentri beberapa resep, teman saya selesai sholat dan tiba giliran saya untuk sholat. Setelah saya sholat selesai, saya pun maju lagi untuk menyelesaikan pengentrian resep yang ternyata sudah menumpuk di baki penerimaan resep umum. Setelah beberapa saat Mbak Karla pun memanggil pasien atas nama Tasya Kurnia tadi. Mbak Karla adalah apoteker yang bertugas pada saat itu. Dan pemanggilan nya pun terdengar dari tempat saya mengentri.


[] 135 [] Cermin Kehidupan “Panggilan dari loket 11, anak Tasya Kurnia, Bumi Avia Permai Kalasan “ panggil Mbak Karla. Loket 11 adalah tempat pengambilan obat. Ibu tersebut pun datang ke tempat Mbak Karla. “Iya Mbak, Tasya Kurnia”, jawab Ibu tersebut sambil masuk ke tempat Mbak Karla menyerahkan obat. “Owh nggih buk, monggo. Silahkan duduk”, kata Mbak Karla. “Bisa pinjam notanya sebentar, Ibu?” “Bisa Mbak” Setelah pemanggilan pasien untuk penyerahan obat yang dicek adalah nota sesuai dengan nama pasien dan alamatnya sama dengan resep yang akan kita serahkan. “Ibu, ini obat rutin nggih. Biasanya berapa ml ibu?” Tanya Mbak Karla untuk memastikan dosis nya benar. “Biasanya 1,2 ml mbak”, jawab ibu tersebut. “Ohh nggih, nanti diminumkan sesuai yang kemarin nggih, Bu.” jelas Mbak Karla kepada ibu tersebut. “Iya Mbak, anak saya sudah rutin pakai Ikalep sirup” dan ibu tersebut mulai bercerita kepada Mbak Karla. “suami saya di luar Jawa mbak, saya di sini sama dua anak saya dan juga simbah saya Mbak. Yang pertama harus rutin fisioterapi di Sardjito karena disposibilitas, dan anak saya yang ke dua ini rutin dengan Dokter Sas, Mbak. Kalau tidak diminum obatnya bisa kejang Mbak. Simbah baru sakit sekarang Mbak, saya juga ke sini tadi naik sepeda Mbak. Tidak ada yang bisa saya mintai tolong untuk nganter, nggak enak juga selalu


[] 136 [] 23 Kisah Nyata minta tolong, karena tetangga saya keliatan baru sibuk Mbak”, kata ibu tersebut terdengar mulai terisak. Dan dilanjutkan lagi. “Mohon doanya ya, Mbak. Semoga anak saya lekas sembuh. Dan saya diberikan kekuatan”, kata ibu tersebut. Dan Mbak Karla pun menjawab “Nggih ibu, semoga anak ibu cepat diberi kesembuhan” “Iya Mbak, terima kasih nggih.” Jawab ibu tersebut kemudian pulang. Dan Mbak Karla kemudian melanjutkan penyerahan resep, begitu pula saya. Dan Alhamdulillah, sampai akhir shift farmasi aman. Dan di akhir shift Mbak Karla pun cerita kepada teman-teman tentang kisah ibu tadi kepada teman-teman. Terima kasih Ya Allah, atas kesehatan yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Yogyakarta, 8 Agustus 2016


[] 137 [] Cermin Kehidupan KASIH IBU SEPANJANG HAYAT DIKANDUNG BADAN “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman: 14) Ayam berkokok menandakan hari telah menjelang pagi. Seperti hari-hari biasa rutinitasku, sholat subuh berjamaah, memasak, menyiapkan baju untuk sekolah anak-anak. Setelah menyelesaikan sholat subuh, anak-anak sibuk menyiير ُ صَ ِ ْم َ َّي ال ل ِ ِ َدْي َك إ ِ َوال ِي َول اش ُك ْر ل َ ِن ْ َيْ ِن أ ِي َعام ُهُ ف ِ َصال ْ ٍن َوف َى َوھ ًا َعل ْن ُّمهُ َوھ ُ ْهُ أ َت َل ِ َدْي ِه َحم ِ َوال ْ َس َ ان ب ِن َا ْاإل َو َو َّصيْن Oleh: Zusnita Agustina, S.Kep., Ners.


[] 138 [] 23 Kisah Nyata apkan buku pelajaran untuk hari ini. Hari ini hari Sabtu, anak-anak pulang sekolah pada pukul 10.30 WIB. “Ayo, Putri, Ayu, siapa yang mau mandi duluan. Buruan sekarang mandinya, nanti rebutan…” kataku dari dapur. Aku lihat anak-anak masih asyik bermalas-malasan. Ayu masih bermain boneka sambil tiduran. Putri masih tiduran aja. “Masih males, Mah, ngantuk,” sahut Putri sambil membalikkan badan. “Lima menit lagi harus ada yang mandi lho, kalau nggak kamar mandinya mau dipakai Mama”, jawabku tegas. Aku berbalik ke dapur untuk menyelesaikan memasak. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh seperti angin ribut dari arah selatan. Semakin lama semakin terdengar jelas. Semakin dekat dan tiba-tiba tubuhku bergoyang. Badanku oleng, tembok rumah, langit-langit dapur bergoyang. Spontan aku berlari menuju kamar anak-anak. Sedikit oleng aku tetap berlari. Yang aku pikirkan hanya anak-anak. Ternyata anak-anak juga berlari keluar menuju keluar. Tanpa sengaja kami berpapasan di depan kamar. Anak-anak panik, memegangi bajuku sambil berteriak. “Mama, ada apa ini, koq semuanya goyang”, tanya Ayu sambil menangis. Suami yang sedang berada di halaman rumah berteriak, “Gempa…. Gempa… Mama, Ayu, Putri, buruan lari keluar!!” Secara bersamaan, piala-piala di atas lemari berjatuhan. Jam dinding bergoyang, televisi bergeser dari tempat semula.


[] 139 [] Cermin Kehidupan Eternit di ruangan jatuh. Secara spontan tanganku menghalangi dan melindungi kepala anak-anak dari eternit. Alhamdulillah, anak-anak aman, hanya tanganku yang lecet dan berdarah terkena serpihan eternit tadi. Selang beberapa menit, gempa mereda. Anak-anak berlari keluar rumah. Putri gemetaran setelah kejadian ini. Tangannya dingin, bibir bergumam sambil sesekali menangis. Selang sekitar 5 menit dari kejadian tersebut, sepeda motor dan mobil berdatangan ke rumah sakit yang berada di depan rumah. Sepintas aku lihat, mereka membawa anggota keluarganya yang terluka terkena reruntuhan. Ada beberapa orang bilang bahwa di daerah selatan banyak rumah yang roboh. Warga juga banyak yang terkena korban. Ada yang diketemukan, ada yang belum karena masih ada di bawah reruntuhan bangunan. Karena saking banyaknya warga yang membawa anggota keluarganya ke rumah sakit daerah itu, banyak pasien yang tidak bisa masuk ke IGD. Pasien dan keluarga panik. Mereka berlalu lalang mencari bantuan. Menangis menghiba. Kebetulan melihat kondisi yang tidak memungkinkan, kami memutuskan untuk pergi dari rumah. Anak-anak dan suami pergi ke rumah saudara. Dan aku akan ke RS PKU Muhammadiyah Bantul. Aku merasa rumah sakit pemerintah saja kewalahan dengan serbuan pasien, bagaimana dengan rumah sakit tempatku bekerja. Dengan ijin suami dan anak-anak, kami berpisah. Belum sampai ke RS PKU Bantul, sudah disambut dengan pasien dan warga yang terluka. Mereka duduk di pinggir jalan,


[] 140 [] 23 Kisah Nyata di depan rumah warga sekitar. Aku menoleh ke kanan dan kiri. Keadaan kacau. Tangisan anak-anak dan orang tua sahut menyahut. Kulangkahkan kaki menuju pintu masuk rumah sakit, ternyata di koridor banyak sekali warga yang terluka. Berdarah-darah, semua jenis luka ada. Tak henti kuucapkan kalimat Subhanallah, astaghfirullah, innalillahi wainna ilaihi roji’un. Semua karena kuasa-Mu. Semua adalah ujian. Ada hikmah apa dibalik semua ini ya Allah. Tak hentinya aku berdoa semoga Allah menjaga keluargaku. Aku berjalan untuk mencari perlengkapan pengobatan, seperti stetoskop, medikasi set, dan perlengkapan lainnya. Langkahku terhenti saat melihat seorang anak menangis meraungraung memanggil ibunya, dan menangis kesakitan karena tangan kanannya terluka. Terlihat tangannya bengkok. Dengan segera aku mencari kayu untuk fiksasi tangan bocah tadi. Dengan dibantu seorang bapak, aku melakukan tugas dengan pelan. Tak hentinya, si anak tadi memanggil-manggil ibunya. Setelah selesai, aku bertanya ibunya dimana. Bapak yang membantuku tadi menunjuk ke arah depan. Terlihat seorang ibu tergeletak dengan kepala ditutup selembar kain. Ibu tadi menggapaikan tangan ke arah anaknya. Sambil menangis si ibu ini mencoba menenangkan anaknya. “Le, sing sabar ya…. Nanti ibu gendhong. Mbak, anak saya gak kenapa-napa kan? Tolong anak saya mbak. Dia kesakitan. Kasihan anak saya mbak. Tolong jangan tinggalkan anak saya ya, Mbak”, pinta si Ibu sambil memegangi tanganku. Tatapannya menghiba.


[] 141 [] Cermin Kehidupan “Iya bu, Ibu tenang saja. Nanti akan ada tim dokter datang bu. Ini kepala ibu kenapa koq di tutupi?’ tanyaku kepada bapak yang tadi membantuku. Sambil setengah berbisik bapak ini menceritakan kalau kulit kepala si ibu terkelupas akibat terkena reruntuhan rumahnya. “Si Ibu ini melindungi anaknya dari runtuhnya nagunan rumahnya, tetapi malah kepalanya yang terluka, Mbak”. Si bapak membuka penutup kepala ibu ini. Terlihat kulit kepalanya mengelupas sampai kelihatan tulang kepalanya. Hampir separuhnya kulit itu mengelupas. “Astaghfirullahal ’aladim”. Tak sadar mulutku bergumam. Kututup lagi kepala si ibu ini dengan kain penutup semula. Aku meninggalkan si ibu dengan anaknya yang masih menangis. Tak habis pikir, seorang ibu berani berkorban sedemikian rupa untuk melindungi anaknya dari bahaya. Tanpa memperdulikan keselamatan dirinya sendiri. Baru beberapa langkah, aku berpapasan dengan seorang residen anestesi yang kebetulan suami dari karyawan di rumah sakit ini. “Dokter Agus, di sana ada seorang ibu dengan luka kepala. Kulit kepalanya terkelupas hampir separuhnya. Apa tidak sebaiknya kita carikan ruangan yang lebih bersih dan steril. Karena Cuma berada di koridor utama”. “Dimana Mbak, coba kita lihat”, jawab dokter Agus. Kami berdua berjalan menuju koridor utama rumah sakit. Tak lama kamipun sampai di tempat si Ibu. Dokter Agus memeriksa kondisi pasien ibu ini. Mengukur nadi dan menanya-


[] 142 [] 23 Kisah Nyata kan keluhan. Aku dengan setengah berlari mencari tabung oksigen untuk diiberikan kepada si Ibu ini yang terlihat sudah mulai memucat. “Mbak, si ibu ini sebaiknya dimasukkan ke kamar operasi saja. Di sana lebih aman dan steril. Nanti kalau ada dokter spesialis bedah datang bisa lebih cepat didiskusikan tindakan selanjutnya”, terang dokter Agus. “Iya, gak apa-apa, Dok. Saya carikan orang untuk memindahkan ibu ini ke kamar operasi”. Aku berlari kecil mencari tenaga relawan yang sudah mulai banyak. “Mas, boleh minta tolong”, teriakku kepada seorang relawan yang jaraknya agak jauh dari tempatku. “Iya, Mbak”. Relawan ini berlari mendekatiku. “Mas, aku minta tolong dibantu memindahkan ibu itu ke kamar operasi, ya? Butuh tandu sama ada yang membawa tabung oksigen yang ada di sebelah ibu itu”, jelasku. “ Oke, Mbak, segera”. Tak berapa lama si Ibu berhasil dipindahkan ke kamar operasi. Diharapkan keadaan si ibu ini membaik. Aku berdoa di dalam hati. “Ya Allah, tolonglah Ibu tadi. Berikanlah kesembuhan untuknya. Berikanlah kemudahan prosesnya. Anak-anaknya sangat membutuhkan dia”. Matahari mulai condong ke barat, sudah begitu banyak aku menjahit luka hari ini. Pasien datang terus menerus tanpa henti. Kadang sesekali koordinasi dengan warga dan orangorang disekitar untuk saling membantu membagi makanan


[] 143 [] Cermin Kehidupan untuk pasien yang lebih membutuhkan. Relawan semakin banyak yang datang, keadaan semakin bisa dikendalikan. Pasien mulai bisa diidentifikasi dan didokumentasikan melalui pendaftaran pasien. Hari mulai gelap, tak terasa aku sudah 10 jam lebih berada di rumah sakit. Aku teringat si ibu dengan kulit kepala yang terkelupas. Bagaimana keadaannya sekarang. Aku langkahkan kakiku menuju ke kamar operasi. Di pintu kamar operasi, aku berpapasan dengan dokter Agus yang hendak pulang. “Dok, bagaimana keadaan si Ibu yang kita pindahkan tadi?” “Mbak, tadi kebetulan Dokter Supomo ke sini. Sudah dilihat luka kepalanya. Prognosisnya jelek, Mbak. Sekarang si Ibu itu malah tidak sadar. Tekanan darahnya turun terus jadi 80 palpasi. Kemudian sekarang dipasang monitor. Keluarga sudah saya edukasi, koq”, jawab dokter Agus. “Ooh, gitu, kasihan ya si Ibu itu. Tadi pertama kali lihat sadar penuh sampai mau menggendong anaknya yang fraktur di tangan”. Tak habis rasa kasihan dan kagum atas perjuangan seorang ibu menyelamatkan anaknya. Sampai tidak memperdulikan bahaya yang mengancam jiwa dan raganya sendiri. “Ya Allah, berikanlah mukjizat kepadanya. Berikanlah jalan yang mudah dalam segala proses penyembuhannya. Berikanlah pahala yang berlipat untuk dia. Allahumaghfirli waliwali dayya warhamhuma kamaa rabbayaani saghiira”. Tak terasa air mata menetes deras ingat perjuangan dan kasih sayang seorang ibu. Aku terus mengendarai motor dengan pelan menuju rumah saudara. Dimana anak-anak dan suami mengungsi untuk sementara. ###


[] 144 [] 23 Kisah Nyata IMPOSSIBLE IS NOTHING Adalah Daniel, dengan nama lengkap Maliano Daniel William, seorang anak lelaki berusia kurang lebih tigabelas tahun, yang sedang menempuh pendidikan di MTS Banguntapan, Bantul. Daniel tinggal bersama ayahnya yang bekerja sebagai penjual angkringan. Seorang anak yang sedang berusaha mencari identitasnya tentu saja sangat memerlukan kehadiran seorang Ibu di sampingnya. Seorang Ibu yang selalu mendukungnya ketika masalah menimpanya. Tapi, apa yang harus dikata? Ibu Daniel harus pergi untuk mencari penghasilan tambahan dengan bekerja sebagai TKW OLEH: BIDAL TRI SUHENI UNIT ICU


[] 145 [] Cermin Kehidupan di Negeri Jiran. Pada hari Rabu tanggal 4 November 2015 puku 21.00 WIB, Daniel ijin pada ayahnya untuk mengantarkan seorang teman menggunakan motor KLX yang merupakan motor temannya. Meski ayahnya melarang, tapi Daniel tetap bersikeras untuk pergi malam itu. Tidak seperti biasanya Daniel bersikeras seperti itu, bahkan Daniel tidak pernah pergi dan keluar malam hari. Tanpa disangka dan diduga, di perjalanan Daniel mengalami kecelakaan karena menabrak sebuah mobil di perempatan Jetis. Daniel langsung tak sadarkan diri sebab kepala bagian belakangnya terkena benturan dan terdapat luka luka diwajahnya karena menabrak kaca samping mobil, sementara temannya selamat dan baik baik saja. Mungkin karena rasa takut, tak ada seorangpun yang berani menolong Daniel. Salah satu orang yang melihat kecelakaan itu bergegas menelepon ambulans Puskesmas Jetis. Tak berapa lama, ambulance Puskesmas Jetis membawa Daniel ke Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul. Tapi Rumah Sakit Panembahan Senopati menolak,bahkan Daniel tidak sempat diturunkan dari ambulans. Akhirnya Daniel dipindah ke Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiah Bantul dan mendapat pelayanan di IGD. Tepat tanggal 5 November jam 01.30 dini hari Daniel masuk ke ruang ICU. Keadaan Daniel saat itu koma, sehingga harus dipasang alat bantu untuk pernafasannya (ventilator). Ketika masih di IGD sebetulnya Rumah Sakit berencana untuk memindahkan


[] 146 [] 23 Kisah Nyata Daniel ke Rumah Sakit Sardjito atau Rumah Sakit lain yang peralatannya lebih memadai. Namun ayah Daniel menolak, selain trauma karena dahulu kakak Daniel meninggal di Rumah Sakit Sardjito, beliau lebih mantap dan yakin bahwa RSU PKU Bantul mampu memberikan dan melakukan perawatan putranya dengan maksimal. Jangankan pemeriksaan CT Scan, Ronsen pun tak sempat dilakukan karena kondisi Daniel saat itu kejang-kejang. Kondisi Daniel koma sampai beberapa hari. Bahkan dokter dan perawatpun sudah menjelaskan kepada ayah Daniel, bahwa kondisi Daniel sangat buruk dan tidak ada harapan.Tapi ayah Daniel tetap bertahan dan terus semangat meminta agar dokter memberikan pengobatan dan perawatan semaksimal mungkin untuk anaknya. Seorang ayah yang sangat berharap tidak ingin kehilangan anaknya yang kedua kali. Meski sudah terhitung belasan hari tidak ada perubahan dengan kondisi Daniel, sangat statis, tapi ayah Daniel tidak menyerah begitu saja. Inilah saat saat kami harus kembali memberikan penjelasan tentang kondisi Daniel dan memberikan dukungan spiritual, dan meyakinkan bahwa kesembuhan adalah mutlak dari Allah SWT, kita diwajibkan untuk berikhtiar saja dan berdoa. Selama Daniel koma, perawat juga memperdengarkan ayat-ayat Qur’an/Murotal) di telinganya menggunakan head set, sebagai salah satu upaya End of Life Care. Dalam kondisi ketidakpastian, ayah Daniel menyampaikan kepada perawat, bahwa pikirannya kacau campur aduk dan


[] 147 [] Cermin Kehidupan bingung,karena ibu Daniel selalu telpon berkali kali dan menanyakan Daniel, bahkan ibunya mengatakan bermimpi terus tentang Daniel. Di sinilah letak kontak batin seorang ibu dengan anaknya. Terpaksa ayah Daniel berbohong dan mengatakan bahwa Daniel baik-baik saja. Hal itu berlangsung terus bahkan setiap hari. Perawatpun menyampaikan, bahwa hal demikian harus diberitahukan kepada ibu Daniel, karena tidak mungkin untuk berbohong terus-menerus. Apalagi kondisi Daniel adalah sakit berat. Akhirnya. ketika ibu Daniel menelpon lagi, ayah Daniel menyampaikan bahwa Daniel sedang sakit dan dirawat di Rumah Sakit karena kecelakaan, meski tidak bercerita kondisi yang sebenarnya. Kemudian ayah Danil mengatakan kepada kami, bahwa ibu Daniel akan pulang. Pada hari keduabelas atau pada tanggal 17 November 2015 datanglah ibu Daniel dari negeri Jiran ke Rumah Sakit. Seketika suasana hening dan menghipnotis kami yang sedang bertugas. Pelukan ibu terhadap anaknya dan tumpahan airmata serta lantunan dzikir dan doa menghiasi saat itu. Kata-kata support seorang ibu terhadap anaknyapun terdengar jelas oleh kami. Setiap saat dan setiap hari hal demikian berjalan terus dari hari ke hari. Pada tanggal 19 November 2015 tampaklah sebuah perubahan. Tangan dan kaki Daniel bergerak meskipun perlahan dan jarang, diikuti dengan reaksi membuka mata, setelah sekian lama matanya selalu terpejam. Kondisi demikian kami informasikan kepada ayah dan ibu Daniel. Mereka bersyukur bahagia, sehingga kamipun terpacu untuk terus semangat


[] 148 [] 23 Kisah Nyata memberikan perawatan dengan semaksimal mungkin. Kamipun tak lupa mengingatkan kepada ayah dan ibu Daniel untuk terus bergantung dan memohon pertolongan Allah. Kepulangan ibu Daniel tidak cuma-cuma, tapi beliau harus membayar/menebus kontrak waktu yang belum selesai dengan perusahaan tempat kerjanya. Ya Allah Ya Rabbi, karuniakanlah yang terbaik untuk keluarga Daniel. Perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa,pasti akan mendapat balasan yang luar biasa juga ,bahkan tidak pernah terduga oleh pikiran kita. Pada tanggal 20 November kami memberikan informasi bahwa kondisi Daniel semakin baik, sehingga saran dari dokter, alat bantu nafas (pipa yang terpasang dari mulut) harus dipindah melalui leher (Tracheostomy), agar tidak merusak pita suara dan memudahkan untuk melepas Ventilator. Ayah dan ibu Danielpun menyetujui. Tepatnya pada tanggal 22 November sore hari, alat bantu nafas sudah terpasang melalui leher. Kondisi Daniel saat itu sudah bergerak aktif bahkan kami harus melakukan fiksasi (pengikatan), karena pergerakan yang tidak terkendali. Terpaksa harus kami lakukan untuk menghindari jatuh dan terlepasnya alat alat yang terpasang termasuk alat bantu nafasnya. Tanggal 23 November 2015 Pagi hari pada tanggal tersebut membuat kami harus ‘senam jantung’... Sesaat setelah Daniel dimandikan seperti biasanya di pagi hari, alat bantu nafas nyaris terlepas. Kami harus melakukan pengawalan dan fiksasi ketat, bahkan dokter


Click to View FlipBook Version