JALAN MASIH PANJANG 143mengerti dan mengizinkan ku pergi tetap saja tidakadaartinya jika singa betina penguasa rumah kamiberkatatidak hahah.. yang ku maksud adalah ibu ku tersayang.Ayah hanya berkata “ jangan menyerah ”sambilmelemparkan senyuman jahatnya kepada ku. Sebenarnyabukan senyuman jahat tetapi ledekannya terhadapkukarena aku belum bisa menjinakkan hati singa betinadirumah kami, hehehehe. Sampai suatu hari seorang lelaki bernamaBataraKhatulistiwa mengajakku untuk mendaki bersamanya.Tentusaja aku ingin pergi, tapi bagaimana dengan perijinanyang selalu berakhir kekalahan. Pergi dengan keluargasendiri saja tak direstui apalagi dengan seoranglelakiyang tidak ibuku kenali. Oh iyah, Batara adalah lelaki yang setahuniniterus mengejarku dan bahkan dia juga tahu jikaakusudah memiliki kekasih, tetapi bagi batara selamajanurkuning belum melengkung berarti masih bisa ditikung.Lelaki yang gigih dan gila dia bahkanngototmemaksaku untuk menjadikannya kekasih kedua jikadiabisa membujuk singa betina di rumahku untuk memberikanizin pergi mendaki gunung bersamanya. Semuanya diluar dugaan, aku sudah menolakajakanBatara berkali-kali karena meskipun ibuku mengijinkan,kekasihku tentu saja akan dengan lantang berkata,“Tidak!” saat nanti aku memberitahunya, tetapiBataramasih bersih keras untuk membawaku menikmati keindahanyang selama ini aku mimpi-mimpikan. Aku sudah memberikan 1000 alasan tetap sajadiatidak mau dengar, sampai akhirnya aku menantangnyadatang ke rumah dan langsung meminta ijin padaayah
144 Antologi Cerpen dan Puisi ibuku. Jika itu berhasil aku akan pergi bersamanyadanmengakhiri hubunganku dengan Arjuna. Arjuna Mahendra dia adalah kekasihku selamalimatahun ini. Hubungan kami adalah hubungan idamanbagiteman-temanku, tapi tidak dengan diriku sendiri.Arjunaadalah anak kedokteran semester dua, masihmaba(Mahasiswa baru). Dia tinggi, putih, pinter,jagobasket dan perhatian. Satu hal yang menjadikankuhilang rasa padanya adalah dia pernah selingkuhdariku.Meski dia telah menyesalinya dan aku puntelahmemaafkannya tetap saja luka itu masih bersemayamdihati kecilku yang dengan perlahan menutup semuarasakuuntuknya. Dan aku, aku adalah Yashinta murid SMA kelas3yangselalu ingin pergi mendaki gunung seperti keluargakuyang lain. Anak SMA yang sudah berpacarandenganmahasiswa kedokteran, anak SMA yang setahun initelahmenarik perhatian Ketua OSIS-nya, anak SMA yangpikirandan perasaannya sedang tidak karuan karena menjadikorban perselingkuhan tetapi memilih bertahanmeskimenyesakkan dan berharap bisa meredakan sakitnyadenganmendaki pegunungan. Aku kira Batara si ketua OSIS itu tidak akanberani,ternyata perkiraanku salah. Lelaki gigih itu datangkerumah dengan senyumnya yang sumringah sembari menentengdua buah kantong plastik berisi martabak kacangdanpisang keju kesukaan ibuku. Darimana dia tahu rumahku?bahkan makanan kesukaan ibuku. “ Selamat malam Yashinta, ibunya ada?. ”Saatakumembukakan pintu untuknya. “Ada, masuk aja, ”ujarkusembari bergumam dalam hati. “Boleh juga nicowok,wkwkwk.”
JALAN MASIH PANJANG 145Saat Batara dan kedua orangtuaku berbincangakumemilih untuk pergi ke kamar mendengarkan lagu CelenganRindu milik Fiersa Besari sembari membaca novelyangkemarin ku beli. Seolah tak peduli dengan lelakiyangmalam ini datang berkunjung. Tiba-tiba kakakkudatangmenghampiri dan mulai kepo dengan berbagai hal.“Wah,… wah,… wah,…beda lagi nih cowoknya,”ledek kakakku. “ Apaan sih, kepo banget urusan orang, ”jawabkudengan ketus. “ Yash emang kamu udah putus sama arjuna?cowokyang lagi ngobrol sama ibu dan ayah itu siapa? kayaknyaanaknya asik juga,”tanya kakak, “ Batara Khatulistiwa, dia ketua OSIS aku,diakesini mau ijin sama ibu dan ayah buat ngajakakukegunung,”jawabku, “Wkwk,… nekat bener, btw cariin cewek dongbuatkakak, siapa kek gitu yang bisa dikenalin ke kakak,”kata kakakku meledek. “ Mau gak Yashinta kenalin sama bi emahibukantinnya Yashinta? Dia janda muda loh baru ceraitigabulan yang lalu, wkwkwk,” jawabku sambil menahantawa.Lalu kakakku pergi ke kamarnya sembari mengomeldantidak lupa mengacaukan rambut adiknya. Dia Wibisana, Wibisana Surya Cakra Dilagakakaklaki-lakiku dan kakak ku satu-satunya. Entahmengapanamanya begitu panjang sementara namaku hanya satukata.Kak Wibisana adalah kakak yang baik untukku.Setiappulang dari pekerjaannya sebagai seorang arsitekmudayang sangat sibuk, dia selalu menyempatkan waktuuntuksee hai kepadaku meski hanya sebatas menggodaataumeledekku tentang berbagai hal. Karena sibukdenganpekerjaanya Kak Wibi memang tidak punya waktuuntuk
146 Antologi Cerpen dan Puisi mencari seorang pacar atau sekedar nongkrong-nongkrongdengan teman-temanya. Jika ada waktu luang KakWibibiasanya pulang ke rumah untuk bercengkramadengankedua orangtua kami dan tentunya dengan ku,adiktersayangnya. “ Yashinta kemari nak, temen kamu maupulangnih, ”teriak ayahku dari ruang tamu. ”iyaa Yah sebentar, jawab Yashinta. “ Yash aku pulang dulu ya, kamu siap-siapnantihari sabtu kita berangkat. Om, Tante, saya pamitpulangdulu. Assalamualaikum…,” pamit Batara dengantetapmemasang wajahnya yang dua kali lebih sumringahdibanding saat datang tadi. Aku tetap terheran-heran dengan wajah senangkeduaorangtuaku, kenapa mereka? Apa yang terjadi? Apayangmereka bicarakan sehingga sangat membahagiakan?Hatikujadi sedikit menyesal karena aku melewatkanperbincangan mereka dan seolah tak peduli. Sebenarnya aku hanya takut jika ibu danayahkumengacuhkan Batara dan suasana menjadi canggung,mencekam, mengerikan, itulah yang sebenarnyaakupikirkan sehingga aku memilih seolah tak peduli.“ Waalaikumsalam, ” jawab kedua orangtuaku.Sementara aku masih terheran-heran dengan perkataanBatara barusan. Semuanya di luar dugaan, ayahdanibuku mengijinkanku pergi ke gunung bersama Bataradengansyarat aku harus mengajak Kak Wibi bersama kami.Akutentu saja senang karena ini menjadi langkah awaluntukmewujudkan impian yang sudah lama terpendam,tapibagaimana dengan Arjuna, akankah dia rela mengijinkanku pergi dengan Batara? Tapi kenapa diarelamenyakitiku dan berhubungan dengan wanita lain.
JALAN MASIH PANJANG 147Ahh.. sesak itu kembali menyeruak menusuk perihkedalam hati, dada ku tiba-tiba seolah terhantam,napaskumenjadi berat dan tanpa sadar air mata turun berjatuhanseolah menyempurnakan penderitaanku dalam percintaan.Sebenarnya sudah kumaafkan, berkali-kali aku mengatakanpada diri sendiri bahwa aku memaafkan. Namun, lukainimasih tetap di tempatnya terukir indahpenuhkesengsaraan, setiap kali teringat maka rasapilukembali menyinggahi hati yang hampir mati. Setahun yang lalu saat Arjuna tengah sibukdengandunianya yang baru, menjadi mahasiswa baru sepertinyasangat menyenangkan baginya hingga dia terlenadenganseseorang yang juga baru. Awalnya seperti kisah-kisahpilu lainnya bahwa mereka hanya sebatas teman.Lalusering bertemu dan seiring dengan waktu mungkinmembuatmereka terjebak dalam perasaan setan hingga terjadilahperselingkuhan. Arjuna mengajak perempuan ituuntuknonton konser yang di dalamnya ada penyanyi kesukaankuyaitu Bang Fiersa, begitu baik semesta, wajahmerekamalah tersorot kamera lalu aku yang sedangasyikmenonton tiba-tiba tertohok oleh seonggok pemandanganyang kurasa saat itu dapat hancurkan jiwa. Tangiskutiba-tiba pecah, pun dengan hati dan isinya.Batinkumenyeruak sesak, rasa sakit macam apa ini, begitusakit,sangat sakit sampai rasanya aku igin menjeritdanmemberitahu seisi dunia bahwa aku sangat kesakitan.Dia yang selalu beralibi bahwa dirinya sibukkarenabanyak sekali tugas dari Dosen, ternyata malahsibukmenghancurkan sebagian dunia ku. Aku sudah memintaagarkami mengakhiri hubungan ini tapi dia malahterisakdipangkuanku seolah sangat mencintai dan takutakupergi. Melihat Arjuna terisak menangis dan memohonampun. Aku malah ikut terisak bersamanya teringatbahwa
148 Antologi Cerpen dan Puisi kami sudah lima tahun bersamanya saling menjagadanmenerima hingga dia tergoda dan aku menderita.Karenalima tahun itu, karena dia yang semalaman menangismemohon ampun untuk tidak meninggalkannya. Akhirnya aku maafkan meski itu samadenganmengenggam kesakitan. Setiap kali aku melihatArjuna,aku selalu teringat dengan apa yang sudah dia lakukan.Entah kenapa rasa sakitnya tak pernah berkurang.Meskisekarang dia berusaha untuk selalu ada. Diaselaluberusaha membuat ku tertawa, selalu berusaha menghapusingatan buruk itu, hati ku rasanya tak lagisamalayaknya dengan kaca yang sudah dipecahkanlaludiperbaiki. Bekas pecahannya akan selalu adasekuatapapun kita berusaha memperbaikinya. Besoknya aku membujuk Kak Wibi untuk ikutbersamakami. Aku membujuknya dengan susah payah karenamemangKak Wibi sangat sibuk dan sangat profesionaltentangpekerjaannya. “ Kak ayo dong temenin Yashinta, pleaseeplease!, ” bujukku dengan sedikit merengek kepadakakWibi. “Aduh de, kakak lagi banyak banget kerjaanyangharus cepet selesai ni, kakak gak bisa kemana-manadulu,maaf yah, ” balas Kak Wibi sembari masih sibukdenganlaptopnya. “ Kakak sayang gak sih sama Yashinta? Kakakkantahu kalo ayah sama ibu gak pernah ngijinin Yashintapergi ke gunung, lagian Kak Wibi juga suka pergikegunung kan? Giliran Yashinta aja yang ngajak KakWibigak mau kalo sama yang lain aja mau, ”rajuk Yashinta.Biasanya kalo udah bawa-bawa kata sayang KakWibiselalu kalah. “ Hmmmm iya, …iyaa, …deh jangansotersakiti gitu ahh, hari Sabtu sama Minggukakak
JALAN MASIH PANJANG 149kosongin jadwal, khusus buat Yashinta seorang,”jawabkak Wibi. Hari cepat berlalu dan sampailah pada hariSabtu,terkejutnya aku mendengar kabar bahwa Batara danArjunaribut besar karena rencana pendakian ini. Padahalakusama sekali tidak memberi kabar bahwa kami akanpergihari ini pada Arjuna. Entah bisikan dari mana tiba-tibadia tahu dan langsung menghajar Batara tanpa ampun.Akulangsung bergegas menemui mereka dan berharapbisamelerainya. “ Arjuna, Batara, stopp!, kaliannikenapa sih pake ribut-ribut segala kayak anakkecildeh, ” ucapku setengah terengah-engah. “Kamu yang kenapa, aku bahkan gak tahu samasekalirencana gila kamu sampai saat ini. Kamu selingkuhsamadia? Kamu mau ninggalin aku? Kamu mau khianatincintakita? Dasar cewe murahan!,”ujar Arjuna marah.Rasanya hatiku tersambar petir mendengarsemuaucapan Arjuna yang terlontar keras dari mulutnya.“Batara memang mengejarku, tapi aku sama sekalitidakpernah selingkuh dengannya. Aku tidak pernah melakukanhal seperti yang dulu kamu lakukan terhadapku,lalumengapa kamu menuduhku begitu keji. Mengapakamumengatakan bahwa aku wanita murahan? padahal hariiniaku akan memberitahumu tentang rencana inidanmengajakmu ikut serta dengan kami, “teriakkusambilmenahan kepedihan yang kian mengiris hati. Aku pulang tanpa mengucapkan sepatah katapundanmeninggalkan mereka berdua. Meski Batara mengejarkuakutetap tak peduli dan lari sekencang-kecangnyasambilterisak sesak. Rencana hari ini hancur sehancurhancurnya, pun dengan hati ku yang terasa sepertidiiris sembilu.
150 Antologi Cerpen dan Puisi Seminggu berlalu, aku tak bicara satu kata punpadaBatara meskipun dia terus menempeliku jika sedangdisekolah. “ Yash aku minta maaf, semua ini terjadikarenarencana yang kubuat, maaf aku telah ikut sertamelukaiperasaanmu Yash. Aku cinta kamu Yash, tolong tinggalindan lupain aja dia,” ucap Batara lembut. “Bat sorry tapi gw lagi kalut banget, gw kacauBat,gw mati rasa, gw pengen sendiri dulu dan gw gakmaudiganggu, sorry Bat, ”jawabku datar. Batara seakan mengerti benar apa yang akukatakandan rasakan. Dia tak pernah lagi mendekatiku.Bahkanaku merasa kita menjadi sangat asing setelah percakapanitu. Mungkin Batara tersinggung atau terlukaatasperkataanku. Arjuna juga terus memohon ampun danmaafku setelah semua ucapan yang dia tancapkantepatdihatiku yang terdalam. Aku tak pernah membalas pesannya dan tak pernahmaumenemuinya meski dia sudah beberapa kali kerumah.Melihat adiknya murung dan rapuh Ka Wibi mencobamenyelamatkanku dari rasa galau yang begitu menyesakkanjiwa dengan mengajakku pergi mendaki bersamanyadanditambah ijin ayah bunda yang telah dikantongisebelumnya. Aku tentu senang tapi rasanya hampa,entahkenapa. “ Yashinta, adikku tercinta, besok pagikitaberangkat ke gunung Cikuray yahh biar kamu gakmurungterus. Ayah sama bunda udah ijinin kok, jadikamujangan sedih lagi yahh, ”ucap kak Wibi sembarimemelukku dengan hangat. Saat itu juga aku menangisdalam pelukan kak Wibi. Aku menyadari bahwa akumasihsangat dicintai dan dihargai oleh keluargakuyangselalu ada. Bagaimanapun keadaanku.
JALAN MASIH PANJANG 151Aku dan kak Wibi berangkat keesokan harinya.HariSabtu, hari yang direncanakan berangkat mendakidenganBatara. Hari di mana Arjuna membuat lukakedua.Hahhhhhh,… rasanya hatiku sangat berat jika mengingatsaat itu. Ternyata mendaki tak semudah itu. Trek yangterjalpenuh bebatuan serasi dengan medan yang curam membuatkusangat kelelahan. Aku bahkan hampir ingin menyerahdanmengajak kak Wibi untuk pulang saja karena rasanyaakusudah tidak kuat. Namun tiba-tiba ada sekelompokpemudayang turun gunung dan berpapasan dengan kami.Salahsatu dari mereka berkata, “Semangat Ade puncakbentarlagi.” Sembari menatapku dengan hangat. Seketika tubuhku juga hangat entah kenapa mendengarpuncak sudah dekat rasanya, …aku kembali semangatsetelah berjalan berjam-berjam dengan trek pendakianyang cukup menyulitkan. Semangatku membara.Akuberjalan dengan cepat menaiki setiap bebatuanbesaryang menyelimuti jalan dan tanpa sadar aku meninggalkankak Wibi di bawah sana. Saat sadar bahwa kak Wibi tidak ada di belakangku,aku memanggilnya sekuat tenaga dan untung saja kakWibimenjawabku. “ Kakak masih di bawah tunggu aja di sana”,jawabnya. Hahh, … rasanya hatiku lega karenakukiratelah tersesat dan terpisah dari kak Wibi. Sembari menunggu kak Wibi, aku merebahkan tubuhkuyang mulai payah pada batu besar sembari melihatpemandangan yang begitu menakjubkan. Hamparan sawahdanpemukiman warga membentang indah serasi dipadukandengan langit cerah dan awan yang menawan, apalagijikananti sudah sampai di puncak gunung, pemandangannyapasti lebih indah dari ini.
152 Antologi Cerpen dan Puisi Allahu Akbar, … maha besar Allah yangtelahmenciptakan bumi seindah ini. Tiba-tiba aku dikagetkandengan suara lelaki yang ada disampingku. Entahdarimana asalnya. “ Bagus ya dek, Masya Allah indah banget.Sejukkayak muka ade, “ katanya. Aku langsung bangundanmenoleh ke arah laki-laki yang tepat beradadisampingku. Mungkin karena terlalu asik menikmatikeindahan yang telah diciptakan Tuhan, akusampaitidak sadar bahwa kak Wibi telah tiba dan diabersamadengan laki-laki yang entah siapa namanya. Tapidiaterlihat sempurna, kulit putihnya tampak serasidenganhidung mancung dan mata berbinar dengan bulu matayanglentik, rambut yang sedikit ikal menambahkuatpesonanya hingga dapat membuatku begituterkesima.”Eh…hehe iyaa bagus banget pemandangannyaKak, ”jawabku dengan gugup dan malu. Kak wibi tiba-tiba tertawa melihat tingkahku.Diapasti sangat hapal apa yang dirasakan adiknya.“IniRama, dia temen kakak. Tadi kami ketemu di bawahdanmau barengan sampe puncak,”tutur kak Wibi menjelaskan.“Oh iyaa, hai… kak Rama, aku Yashinta, ”balaskudengan senyum tersipu. “ Hai Shinta aku Rama, akhirnya kita bertemusetelah sekian lama aku mencarimu.”Sontak kami tertawa karena langsung teringatpadapasangan Rama dan Shinta dalam legenda dewadewi.Apakah kamu memang Ramaku, bisikku pelandalambatin.Sepanjang jalan kak Wibi banyak sekalibicaradengan kak Rama. Ternyata kak Rama juga seorangArsitekmuda, pantas saja obrolan mereka nyambung dan terlihatakrab. Tidak terasa hari sudah gelap. Kakisudah
JALAN MASIH PANJANG 153sedikit goyah menapaki setiap jalan yang kamilalui,tapi kami belum juga sampai. Kak Wibi dan Kak Rama terus menyemangatikukarenamereka tahu aku sangat kelelahan di pendakiankupertamaini. Kak Rama bahkan meminta agar dia saja yangmembawaranselku. Aku tidak mau, tapi dia terus memaksa.“Yashinta sini tasnya biar kakak aja yangbawainkasian kamu keberatan, ” ucap kak Rama. “Enggak usah kak,Yashinta masih kuat kok,”balaskumenolaknya. “ Udah sini aja, Rama gak tega liat Shintanyakelelahan” balas kak Rama sambil tersenyum. Akujugadibuat tersipu karenanya tapi aku berusahauntukterlihat biasa aja agar tidak malu, wkwk. Akhirnya setelah 6 jam berjalan kaki, kamisampaidi puncak Gunung Cikuray. Gunung tertinggi diJawaBarat. Gunung pertama yang aku daki setelah melewatidrama panjang untuk ke sini. Banyak air matayangkeluar, banyak sakit yang ku genggam, dan piluyangsekarang menyeruak sesak di dalam jiwa. Tangiskupecah,kaki ku goyah tanpa sadar aku tersungkur dan bersyukurkepada Sang Pencipta atas semua ini. Keindahanalammenjadi saksi betapa baik Tuhan pada hambanya.Kerliplampu-lampu kota di bawah sana ikut memeriahkansyukurku dengan suka cita. Desir angin khas pegunungansejuk membelaiku dengan mesra. “Ya Allah, Alhamdulilah, syukur kupanjatkankepadazat yang maha agung, yang telah menciptakanbumiseindah ini dan memberikanku kesempatanuntukmenikmatinya, ”ucapku lirih penuh syukur. Hari ini rasanya aku sangat dekat dengan Tuhan.Diatas sini kami beribadah penuh khidmat. KakRamamenjadi imam sementara aku dan kak Wibi Teguhmenjadi
154 Antologi Cerpen dan Puisi makmumnya. Lantunan ayat suci yang dilafalkan kakRamabegitu indah dengan suara merdunya membuat kamisemakinlarut dalam syukur dan cinta kami kepada Tuhan.Tanpasadar air mataku kembali berjatuhan, begitu punkakWibi. Sementara kak Rama tetap bijaksana dantangguhmenjadi imam kami. Masyaallah. Setelah selesai melaksanakan ibadah sholat,kakWibi dan Kak Rama sibuk memasang tenda dan memasak.Sementara aku bebas tugas dan masih membatumelihatpemandangan yang begitu menawan. Setelah beberapasaattenda sudah berdiri dan hidangan ala kak Wibisiapdinikmati. Kami bertiga pun makan malam dengansyukuryang tidak bisa diukur. Seusai makan malam kamibertigabergegas tidur karena besok harus bangun pagimelihatmatari terbit dan samudra awan yang menjadi dayatarikdan keindahan gunung ini. Saat aku terbangun, nampak kak Rama sedangsibukmenyiapkan minuman hangat untuk kita semua. Sementarakak Wibi masih lelap dalam tidurnya. “ Ehh Yashinta udah bangun, mau minum apaShin?,Kopi? Teh? Atau susu?,” tanya kak Rama kepadaku.“Apaaja deh kak, asal dibuatin,”pintaku sembari nyengir.“Siap adinda,” balas kak Rama dengan senyumpenuhdan mata berbinar. Tak lama kak Wibi bangun dan kami bergegasuntukmenikmati matahari terbit sembari ngopi.
JALAN MASIH PANJANG 155Persembahan Sang Ilahi Untuk Pagi Sang PertiwiFajar menyingsing dengan cahaya jingga tentramkan jiwa Awan saling bergandengan membentuk samudra nampak perkasa Udara jernih bersih asri sejukan jiwa Ini lah Indonesia, inilah negri kita, inilah nikmat Tuhan yang maha kuasa Tiba-tiba aku terkejut saat tahu bahwa kakRamasedari tadi memperhatikanku yang sedang menulispuisisembari menikmati pagi dan ditemani kopi, “Wahhhjagobanget Yashinta, ” ucap kak Rama mengagetkan. “ Ehhh ada kak Rama, he, he, …enggak Kak,iniiseng iseng aja,” balasku malu. “Yashinta suka nulis puisi? Anak senja bangetyak,wkwk cocok jadi pendaki biar banyak inspirasi,”ucapkak Rama sembari menatapku dengan mata berbinarnyayangselalu saja mampu luluhkan jiwa. “ Yashinta mah anak ayah bunda kak, bukananaksenja hehehe, ”balasku gurau menutupi rasa kagumyangsebentar lagi mungkin menjadi tragedi jatuh cinta.Pesona kak Rama memang sangat kuat, hinggabatinkuselalu menjerit kegirangan saat didekatnya.Meskiselalu kusembunyikan, paras yang tampan dan perangaiyang baik tentu saja lebih dari cukup untukakutertarik padanya. Ditambah sikap perhatiannya,kebijaksanaannya, dan merdunya lantunan ayat suciAlQuran saat sholat yang aku dengar dari mulutnyamembuatku lupa akan semua kepahitan cinta yang baruakurasakan tempo hari.
156 Antologi Cerpen dan Puisi Setelah kami selesai menikmati matahari terbit,kami semua bergegas berkemas karena kami akanturunhari ini juga. Kak Wibi harus bekerja besok, pundengankak Rama dan tentunya aku juga harus sekolah.Setelahselesai berkemas, kami berjalan perlahan menuruniciptaan Tuhan yang indah ini. Aku sendirisangatmenikmati suasana alam disetiap langkahnya, kulihatlangitnya, ku hirup dalam-dalam udaranya, kusentuhbeberapa pohon dan tumbuhan yang ku lewati, akankugenggam semua ini sebagai pengalaman terindahdantujuanku untuk nanti kembali menjejakkan kakidisinidan gunung lainya. Karena sibuk dengan pemandanganakusedikit tidak memperhatikan jalan hingga terjatuhdisetengah perjalanan menuju base camp. Aww,…teriakkulirih mendapatkan kakiku runtuh ditimpa badan,tersungkur di jalan karena aku tidak memperhatikan.KakWibi dan Kak Rama bergegas menghampiriku. “Ya Allah Yashh,… kamu gak papa?,”tanya kakWibipenuh cemas. “Aww,… kaki Yashinta sakit banget kak, kayaknyakeseleo deh, ” balasku lirih. “Ya Allah Shinta, sini biar kakak benerin,”timpakak Rama sigap sembari membuka sepatuku. SepertinyakakRama memang bisa membetulkan kakiku yang keseleotapiaku tetap tidak mampu berjalan karena rasanyamasihsangat sakit. Akhirnya Kak Wibi menggendongku,sementara tas kami dibawa oleh kak Rama. “ Wib nanti kalo lo cape gantian aja, ”ucapkakRama. “Gampang Ram” balas kak Wibi. Menuju Base Camp masih setengah perjalanan,kakWibi menggendongku dengan penuh sayang kakakpadaadiknya. Sementara kak Rama tangguh membawa3tascarier milikku, kak Wibi dan juga dirinya. Sepertinya
JALAN MASIH PANJANG 157kak Wibi sudah kepayahan menggendongku, napasnyayangsemakin tersengal-sengal sangat jelas menggambarkankelelahannya. “ Kak Wibi udah turunin aja, Yashinta bisakokjalan sendiri kasian kak Wibi capek,”ucapku membujukkak Wibi agar mau melepaskan adiknya untuk berjalanmeski sedang kesakitan. “ Enggak dek, nanti malah makin parah, …ahudahkamu digendong aja” jawab kak Wibi penuh kasihsayang.“Sini gantian aja Wib, takut nanti lo jugamalahkecapean nanti jadi berabe, ”pinta kak rama.Akhirnya kak Wibi menurunkanku, dan meski malutapimau aku harus digendong oleh kak Ramauntukmenyelesaikan pendakian ini. Sepanjang jalan kakRamamengajakku berbicara dan kami banyak tertawatentangdunia. kak Rama juga banyak bercerita tentang dirinya,tentang bagaimana pekerjaannya, keluarganya, keinginankeinginannya bahkan kisah cinta pun diceritakannyauntuk menemani perjalan kami. Baru dua hari tapi rasanya aku begitu tahutentanglelaki yang matanya selalu berbinar saat menatapkudanrasanya aku enggan berpisah dengan lelakiini.Sementara, kak Wibi gantian menggendong taskamimemimpin perjalanan, setelah beberapa saat akhirnyakami sampai di Base Camp Cikuray dan siap pulangkerumah lalu harus berpisah dengan kak Rama. “Ram thank you banget yah, lo udah bantuingue”ucap kak Wibi sebelum perpisahan kami terjadi. “ Santai bro, next time kita harus ketemulagi,atau nanti gue main ke tempat lo, ”balas kak Rama.Aku menyaksikan mereka berdua berbincanguntuksalam perpisahan yang mau tidak mau harus terjadi.
158 Antologi Cerpen dan Puisi Tiba-tiba saat kak Wibi sedang mengurusadministrasi kami di Base Camp, kak Rama menghampiridan langsung mengelus kepala ku, menatapku penuhbinarlalu berkata “ Yashinta, Shintanya Rama, akujatuhcinta. Layaknya Rama mencintai Shinta, cikuraymenjadisaksi bahwa saat kita bersama setiap detiknyaadalahanugrah kisah tentang kita. Kisah tentang RamadanShinta yang tak pernah akan kulupa. Aku pastiakandatang lagi untuk menjemputmu, dan meminangmu.Sungguhaku telah begitu jatuh cinta kepadamu. Maka maukahkaumembangun cinta ini bersama denganku wahaiwanitapujaanku Yashinta?”rajuk kak Rama. Air mataku tiba-tiba turun tak karuan, turundisana sini. Aku tak bisa berkata-kata, …membeku.KakRama mendekapku dengan hangat. Aku menangisharudipelukannya. Entah mengapa aku begitu haru. Sementara kak Wibi mematung kagum dan bahagiamelihat dua anak manusia saling mengasihi denganbegitudalam hanya beberapa hari bertemu lalu bersatu.
JALAN MASIH PANJANG 159Selayang Pandang Saya Syifa Purwati, lahirdiGarut 30 juli 2002. PendidikanTK, SD, SMP, SMA saya tempuhdikota Garut. Sekarang kuliahdiInstitut Pendidikan IndonesiaGarut jurusan PendidikanBahasadan Sastra Indonesia.karenasaya menyukai PelajaranBahasadan Sastra Indonesia. Walaupun saat masukjurusanini harus berdebat dengan keluarga dan orang tuasayakarena memang tidak sejalan dengan pendidikansebelumnya yaitu Farmasi. Namun niat saya tetapbulatuntuk terjun ke dunia pendidikan dan sastra. Hobisayaadalah naik gunung, memasak, membaca, traveling,menonton juga menulis, tidak ketinggalan berpuisidanmenulis puisi tentang berbagai hal dan rasa yangsayaalami. Cerpen ini adalah salah satu buah dari hobiyangsaya miliki. Ini adalah cerpen pertama saya yangakanditerbitkan, cerpen yang saya buat ini terinspirasidari kisah saya sendiri dan tidak lupa terdapatpuisiyang saya buat dengan sepenuh hati untuk bermunajatkepada sang ilahi. Email : [email protected] Hp +62 882-0008-53049
160 Antologi Cerpen dan Puisi 15. DOHANA Sopi Paridah “Doha!” Teriakan seorang wanita di ruangbawahyang menggemparkan seisi rumah, gadis yangdipanggilnya itu perlahan membuka matanya melihatarunikayang sudah terbit dan masuk kedalam sela-selajendelakamarnya. Dohana Salsabila namanya, gadis berumur 19tahunbermata cokelat, berambut Panjang ikal, dan berkulitputih menjadikannya sangat cantik dan manis.Hanamerupakan anak pertama dari tiga bersaudara di lahirkanpada pagi hari ketika ibunya selesai shalat dhuha.Adikpertamanya bernama Arumi yang umurnya selisihtigatahun dengan Dohana dan adik keduanya bernamaMahdayang masih berumur tigabelas tahun, ketiganyaselisihmasing-masing tiga tahun. Pagi ini Doha kesiangan lagi karena harusmenulisnaskah cerita yang ingin ia tawarkan pada penerbit,Hana tidak gampang putus asa meskipun tulisannyasudahdi tolak berkali-kali. Cita-citanya ingin menjadipenulis. Sebenarnya Hana ingin melanjutkan kuliahakantetapi Hana harus membantu ibunya mencari uanguntukkebutuhan sehari-hari. Semenjak Irawan ayahHanameninggal karena sakit keras, waktu itu perekonomiankeluarga mereka sangat pas-pasan sehingga cita-citaHana ingin melanjutkan perguruan tinggi punharustertunda. Liana ibu Hana berasal dari keluarga beradasebelummenikah dengan Irawan. Liana di jodohkan berkali-kali
JALAN MASIH PANJANG 161oleh orangtuanya dengan anak orang kaya. Namun,Lianamemilih jalan hidupnya sendiri dan menjadikanIrawansebagai pendamping hidupnya dan mereka hidupdenganpenuh kesederhanaan, tapi mereka tercukupi dan bahagia.Semenjak Irawan meninggal Liana memutuskanuntukmembuka toko roti, karena Liana cukup terampildalammemasak. Ia menyewa kios dengan uang tabungannyatapikarena tidak sanggup membayar pekerja untuk membantunyajadi Liana di bantu oleh Dohana. “ Gluk,gluk,gluk, ” Hana meminum susu yangdisiapkan ibunya dengan cepat tanpa jeda. Ia bergegaslari membawa naskah yang ia tulis semalaman itu.“ Pelan-pelan, ” ucap Liana sambil menggelengkankepalanya. Sementara itu, Arumi dan Mahda menyantapnasigoreng masakan Liana sambil memperhatikan kakaknyayangtergesa-gesa. “Aku berangkat bu. Aku akan kembali saat tokokitabuka,” teriak Dohana sambil berlari. Pagi ini dirinya berangkat dengan penuhpercayadiri. Dalam mobil angkutan umum Hana membacakembalisebagian tulisannya. Cerita yang di tulisnya mengarahpada tahun 90-an yang dia pikir sangat istimewa.Namunkarena ceritanya yang di anggap jadul penerbittidakpernah menerima cerita yang Hana kirimkan.KarenaDohana cukup keras kepala dirinya tetap menulisceritabertema retro 90-an meskipun sudah di tolak berkalikali. Perjalanan yang ditempuhnya dari Jakarta TimurkeJakarta Barat sekitar 30 menit. Setibanya dikantorpenerbit, Hana menemui pak tua bernama Adam yangiasebut menyebalkan karena tidak pernah puasdengannaskah cerita yang ia buat.
162 Antologi Cerpen dan Puisi “ Pagi pak, ” sapa Hana dengan senyumpenuhharapan sambil perlahan mendekati posisi pak Adam.“ Kamu lagi? Sekarang naskah apa lagi yangkamubawa? “ tanya Pak adam dengan mata melotot. “ Yang ini beda pak, bapak baca dulu ya?“ucapHana sambil menyerahkan naskah ceritanya. Hana sudah akrab dengan pak Adam karenasudahsering mengunjunginya sejak Hana SMA. Hana dudukdidepan pak Adam yang sedang membaca tulisannyasambilmenyeruput kopi yang ada di tangannya. Taklamakemudian pak Adam mengerutkan keningnya di manaHanasudah tau jawaban pak Adam. “ Kamu ini, saya kan udah bilang jangannulisnaskah yang era nya 90-an minat pembacanya sedikitkarena isi ceritanya jadul, ”ucap pak Adamsambilmenyerahkan lembar naskah Hana. “ Tapi isinya berbeda dengan yang sayabuatsebelumnya pak,” jawab Hana meyakinkan pak Adam.“ Saya sudah bilang buat tema lain, sayaadaurusan,” ucap pak Adam sambil meninggalkan Hanadarimeja nya. Doha pulang dengan wajah muramnya sepertibiasayang ia pasang setiap kali pulang dari kantor penerbit.Namun karena sudah terbiasa rasa kecewanya hanyasesaatdan tak lama perasaannya akan Kembali normal lagi.Iabergegas pergi ke toko roti karena harus membantuibunya meyiapkan jualan hari ini. Liana yang tengah merapikan tempatrotimemerhatikan putrinya yang baru masuk denganwajahmuramnya. “ Ditolak lagi ya? ” tanya Liana sambil menggodaputrinya itu. “Ibu…” keluh Hana sambil menatap wajah ibunya.
JALAN MASIH PANJANG 163“ Sudahlah, tolong angkat loyang roti diovensana ” suruh Liana yang nyaris bosan dengankeluhanputrinya itu. Dohana berbeda dengan adik-adiknya, dirinyamemiliki kepribadian yang ceria, baik hati,danterkadang mendahulukan orang lain di bandingkandirinyasendiri. Berbeda dengan Arumi yang jutek, pemarahdanegois. Arumi berparas cantik wajahnya miripdenganLiana. Arumi juga memiliki bakat melukisyangdiwariskan oleh ayahnya, Irawan. Sedangkan Mahdapunyahobi merajut yang diajarkan oleh Liana, dansampaisekarang suka membuat cardigan, syal, dan lain-lainuntuk dirinya dan terkadang untuk kakak-kakaknya.Ketiganya memiliki bakat dan kepribadianyangberbeda dan memiliki takdir hidup yang akanberbedanantinya. Namun ketiga anaknya itu selalu mendukung Lianadanmenjadi penyemangatnya untuk tetap bertahan hidup.IbuLiana menyuruh mereka untuk pindah ke rumahnyadanmembiayai perekonomian keluarga mereka, tapiLianaingin tetap menjalani kehidupan yang sederhanakarenaini membuatnya tenang dan bahagia. Di balik itusemuaArumi anak kedua Liana selalu marah pada Lianakarenaselalu menolak tawaran dan pemberian neneknya.Arumisangat dekat dengan Prita ibunya Liana di bandingkandengan Hana dan Mahda. Sebetulnya toko roti yang di kelola olehLianaakhir-akhir ini sepi karena sudah banyak saingantokoroti di daerah Jakarta, dalam sehari roti yangterjualhanya beberapa bungkus saja dan sebagian rotiyangtidak laku hari itu terkadang Liana berikanpadapengemis jalanan yang mungkin belum menemukan makanan.
164 Antologi Cerpen dan Puisi Sesekali dirinya bingung harus membayar sekolahArumi dan Mahda darimana karena penjualannya yangsepitidak menghasilkan banyak uang hanya cukup untukmakansehari-hari saja. Liana hanya bisa bercerita pada Hana perihalkebutuhan karena tidak mau membebani pikiran ArumidanMahda.“ Hana sebentar lagi tanggal 25, Arumiharusmembayar spp nya tapi tabungan ibu tidak cukupbelumlagi untuk membeli bahan-bahan roti.”“Tidak perlu khawatir bu, aku punya sebagianuntukmembayar spp Arumi jadi sebagian bisa tetapkitagunakan untuk membeli bahan-bahan roti.”Hana selalu menjadi penyejuk sekaligus penyemangatbagi Liana, Hana adalah salah satu alasan Lianamasihbertahan sampai sekarang. Liana mempunyai satu kakak perempuan yang menikahilaki-laki kaya pilihan Prita ibunya. Emy kakaknyaituselalu menyombongkan kehidupannya pada Liana.NamunLiana tidak tertarik atau bahkan membenci kakaknya.Suatu hari Emy dan ibunya datang ke tokorotimenggunakan mobil milik suami Emy, lalu Emymasuksambil melihat sekeliling dengan mata tajamnya.“Halo nek,tante, ” sapa Hana pada mereka.“ Mana ibumu? ” tanya Prita tanpa menghiraukansapaan Hana. “Di belakang nek,” jawab Hana sambil melihatkearah dapur. Tak lama Liana keluar dengan celemek yangpenuhdengan tepung yang ia kenakan di dapur. Lianasudahtahu mereka datang hanya untuk memojokkannya saja,tapiLiana berusaha bersikap baik.
JALAN MASIH PANJANG 165“Tumben kemari bu, ada apa?”tanya Lianasambilmembersihkan tepung di celemeknya. “Ibu hanya berkunjung, sekalian ada hal yangmauibu bicarakan,” ucap Prita sambil menarik kursiyangingin di dudukinya. Liana, Emy, dan Prita duduk di kursidepansedangkan Hana sibuk menulis naskah cerita di belakangmereka. “ Arumi bilang toko roti kalian sepi akhir-akhirini, apa kalian baik-baik saja? ”tanya Pritasambilmenatap Liana. “Kapan Arumi menemui ibu?”tanya Liana. “Kemarin sepulang sekolah, ibu hanya khawatirpadakalian. Liana tutup saja toko roti ini, tinggalsajabersama kami. Ibu jamin semua kebutuhan kalian,”ucapPrita meyakinkan anaknya itu. “Bu, meskipun toko kami sepi, kami baik-baiksaja.Kami masih bisa makan. Kami juga punya tabungan,ibutidak perlu khawatir, “jawab Liana sambil tersenyum.“ Ayahmu juga khawatir Liana. Dia tidakyakinkalian bisa hidup seperti ini, ditambah kamuharusmembesarkan tiga anak sendirian, ”ucap Pritategaspada Liana. “ Kami masih bisa bu, kalau kami kesusahankamiakan tetap meminta bantuan kalian, ”jawabLianasambil meyakinkan ibunya itu. “Kamu memang keras kepala sejak dulu Liana,lihatapa yang akhirnya terjadi kalau kamu tidak menurutiorangtua,” ucap Emy sambil menatap wajah Liana.Liana hanya terdiam tidak melontarkan sepatahkatapun pada kakaknya itu. Hana yang tengah menulissesekali menyorotkan pandangannya pada mereka.
166 Antologi Cerpen dan Puisi “Tante di mana Sarah sekarang?”tanya Hanasambilmembawa minuman untuk mereka. “Sarah masih di Bandung Hana,”jawab Emysambilmenarik teh panas yang di bawa Hana. Sarah adalah anak Emy satu-satunya yang sangatdimanja oleh ayahnya. Dulu saat masih kecil merekaseringbermain bersama namun sekarang Sarah kuliah diBandungjurusan kedokteran karena menjadi dokter adalahcitacitanya saat masih kecil. Terkadang Hana jugainginseperti Sarah yang bisa mendapatkan apapun yangiainginkan. Namun, Hana bersyukur memiliki orangtuayangselalu memberikan cinta kasih pada Hana, Arumi,danMahda meskipun hidup dalam penuh kesederhanaan.Setelah itu mereka terus mengobrol dan taklamamasuklah seorang pria menghampiri mereka yangtengahmengobrol. Bara Adhistiya namanya, berbadan tinggi,berkulit putih, berambut hitam pekat dan memilikilesung pipi di bagian kanan wajahnya, wajahnyatampakbegitu manis ketika tersenyum. Bara adalah anaktemanPrita yang ingin ia jodohkan dengan Arumi olehPrita.“Bara? Kenapa kamu kesini?”tanya Prita padapriatinggi itu. “ Mengapa tante lama sekali, aku bosan, ”jawabBara pada Prita. “Duduklah! ini Bara, Liana anak tante Ajengyangpindah ke Padang tahun kemarin, ”ucap Pritasambilmelihat ke arah Bara. “Oh aku ingat bu, tante Ajeng pernah membelirotidi tokoku juga.” Jawab Liana sambil mengaguk pelan.Di tengah percakapan mereka, Hana memperhatikanpria yang duduk tepat di hadapannya. Hana sedikitterpukau oleh paras Bara yang tampan. Tak lamaBara
JALAN MASIH PANJANG 167mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Hana,Hanatersipu dan pipinya memerah. “Kenalkan ini Liana anak kedua tante dan inianakpertamanya Dohana,” ucap Prita sambil melihatkearahLiana dan Hana. Bara menatap ke arah Hana sambil menyodorkantangannya untuk bersalaman. Hana sedikit malukarenadiperhatikan oleh ibu, nenek, dan tantenya. “ Bara Adhistiya, ” ucap Bara sambil memegangtangan Hana. “Dohana,” balas Hana sambil menatap Bara.Bara lahir dan besar di Jakarta. Namun,tahunkemarin Bara dan keluarga pindah ke Padangkarenabisnis orangtuanya. Setelah percakapan singkatyangmendebarkan hati Hana, Prita menyuruh Hana membawaBarakeluar untuk melihat lingkungan sekitar. Hanamasihsangat malu karena ini pertama baginya berkenalansecara langsung dengan pria. Perlahan mereka berjalan melewati beberapatokoyang ada di sebelah toko roti Liana. “Kamu tinggal di daerah sini?”tanya Baratibatiba.“ Iya, tidak jauh dari took, ”jawab Hanasambilmenyimpan kedua tangannya ke belakang. Bara hanya mengangguk mengerti, tidakadapercakapan setelah beberapa detik. “Kam...” “Kam...” Ucap mereka berdua bersamaan yang membuatmerekamerasa canggung. “Kamu duluan,” ucap Bara sambil tersipu. “Hmm ngomong-ngomong kenapa kamu pindah kePadang?,“tanya Hana membuka pembicaraan lagi.
168 Antologi Cerpen dan Puisi “ Kami pindah karena urusan pekerjaan orangtuaku,tapi aku memutuskan untuk tetap berkuliah disini,”jawab Bara. “ Ohh, jurusan apa yang kamu ambil? ”tanyaHanalagi.“Jurusan seni, karena aku suka menggambarHana,”jawab Bara sambil menyebut nama Hana. Hana melotot mendengar namanya di sebut olehpriayang baru ia kenal itu. Bara terpesona oleh Hana,gadispemalu adalah tipe idealnya karena gadis pemaluyangbiasanya bersikap sopan, Bara senyum berseri-seritanpasepengetahuan Hana. Di balik itu Prita, Emy, dan Liana yang masihdudukdi toko roti membicarakan perjodohan Bara danArumi.Bara sebaya dengan Hana, tapi Pritainginmenjodohkannya dengan Arumi yang masih duduk dibangkukelas duabelas. “Ibu mau menjodohkan Arumi dengan Bara, Liana.Ibusudah membicarakan ini dengan tante Ajeng,”ucapPritapada Liana. “ Kenapa bu? Arumi juga masih sekolah, ”tanyaLiana bingung. “Ini hanya rencana dulu Liana, mereka akanmenikahnanti setelah Bara lulus kuliah juga. Setelahmenikahdengan Bara, Arumi akan hidup bahagia dan tercukupi.”Liana hanya terdiam, ternyata ibunya masihsukamengatur keinginan orang lain. Meskipun untuk kebaikan,namun setiap orang memiliki pilihan hidup masingmasing. “Kalau soal itu, aku kembalikan pada Arumisajabu,dia mau atau tidak,”jawab Liana. Hari menjelang magrib mereka pulang meninggalkantoko roti yang sebentar lagi akan tutup.Bara
JALAN MASIH PANJANG 169memberikan senyuman manis pada Hana sebagaisalamperpisahannya begitupun sebaliknya. Hana menyalakan lampu belajarnya setelah mandidanbersih-bersih, membuka tutup penanya dan menuliskantanggal hari ini. Ia menuliskan beberapa patahkatatentang apa yang terjadi padanya hari ini.Hanamenuliskan nama Bara di atas kertas diarynya.Takdipungkiri Hana jatuh cinta pada Bara pada pandanganpertama Begitupun Bara yang merasakan hal yang sama.Sedangkan Liana memikirkan apa yang di rencanakanPrita soal menjodohkan Arumi dan Bara. Namun, dirinyatidak terlalu memikirkannya dan tidak memberitahuanakanaknya soal ini. Saat makan malam mereka berkumpul di mejamakanyang salah satu kursinya kosong, kursi itu biasanyaditempati oleh Irawan dulu. “Ibu aku harus membayar dua ratus lima puluhribuuntuk membeli buku paket besok, ”kata Mahdasambilmenyuapkan sesendok nasi ke mulutnya. Liana dan Hana saling menatap. Hana kasihanmelihatLiana yang terlihat bingung setelah mendengarpermintaan anak bungsunya. “Tenang Mahda, kakak ada uangnya nanti pagikakaksiapkan ya,” jawab Hana sambil menatap mata Liana.Hana selalu punya uang untuk berjaga-jagajikadarurat. Sebenarnya uang yang ia maksud tadiadalahuang yang ia tabung untuk membeli baju karenabajunyasudah banyak yang lusuh. Tapi itu bukan masalah.Apapunakan ia lakukan untuk adik tersayangnya. “ Makasih ya kak, ” ucap Mahda pada Hanasambiltersenyum dengan wajah mungilnya. Mahda masih sangat polos dan jujur saat adasesuatuterjadi pada dirinya namun Mahda tidakpernah
170 Antologi Cerpen dan Puisi memaksakan ibu dan kakaknya untuk menuruti kemauannya.Karena dirinya sadar betapa susah kehidupanmerekatanpa sosok seorang ayah. Berbeda dengan Arumiyangtidak menyukai Hana karena dulu saat Irawan masihadaHana selalu jadi anak yang paling di sayang olehIrawan.Meskipun itu hanya perasaannya saja, padahalIrawanmenyayangi semua anak perempuannya. Matahari Kembali bersinar, seperti biasa Hanaharuspergi ke pasar untuk membeli kebutuhan dapur danbahanbahan untuk roti. Ia kenakan rok bermotif bungadaisykesukaannya. Dia mengikat rambut panjangnyadanmengayun-ayunkan kaki-kakinya begitu menuruni tangga.“gedebukkk!” Gadis lincah itu terjatuh di tangga bagianbawahdan di tertawakan oleh Liana dan Mahda yangsedangmenyusun sarapan di meja makan. “ Aduhh … , ” ucap Hana sambil mengelus-eluslututnya. “ Kakak ini ada-ada saja, ”kata Mahdasambiltertawa. “Kamu terlihat sangat Bahagia hari ini, adaapa?”tanya Liana sambil menuangkan air ke gelas Hana.“ Pasti kak Hana sedang jatuh cinta bu, biasanyajuga gak kaya gitu,” jawab Mahda sambil melihatHana.“Tidakk! aku hanya sedang bahagia saja hariini,”jawab Hana dengan pipinya yang mulai memerah. Mereka bertiga cukup akrab dan sering bercanda,berbeda dengan Arumi. Semenjak Irawan tidak adaArumijadi pendiam dan hanya bicara seperlunya sajapadamereka. “ Ibu nanti pulang sekolah nenek menyuruhkuuntukpergi ke rumahnya, katanya ada yang mau dia omongin,”ucap Arumi.
JALAN MASIH PANJANG 171“Oh pergilah sayang, jangan terlalu sore pulangnyaya,” jawab Liana. Hana menatap nasi goreng yang ada di hadapannyadengan mata kosong setelah mendengar apa yangArumikatakan. Dirinya berpikir hanya Arumi yangselaludipedulikan oleh Prita neneknya. Mereka pun bergegas keluar dan melakukan aktivitasmasing-masing. Pagi ini Hana pergi ke pasar iamembawatas belanjaannya yang sudah sedikit usang. Setibanyadipasar Hana berpapasan dengan laki-laki tinggiyangiatemui kemarin, Bara. “ Hana! ” ucap Bara sambil memegang pundakHanayang nyaris ia lewati. “Kamu?” tanya Hana sambil membalikkan tubuhnya.Bayangan laki-laki tampan itu terus menghantuikepala Hana sejak malam tadi. Kini laki-lakiitutersenyum lagi pada Hana tepat di hadapannya. “ Kamu ngapain? ” tanya Bara sambil melihatsekeliling pasar. “ Aku belanja bahan-bahan buat roti nih,kalokamu? ” tanya Hana sambil melihat mata Barayangkecoklatan karena tersorot sinar matahari. “Aku belanja juga, buat masak di kost an, ”jawabBara. Hana mengangguk pelan. Mereka berdiri tanpasepatahkata selama beberapa detik. Matahari yang mulaipanasmenyadarkan mereka yang saling menatap. “ Oh iya kost-an ku di dekat sini Na, jadiakuselalu ke pasar ini buat beli beberapa keperluandapur,” kata Bara. “ Ohh begitu, yah sudah aku lanjut belanjaya,”kata Hana yang sudah tidak kuat dengan degupanjantungnya yang kencang.
172 Antologi Cerpen dan Puisi Mereka berjalan dengan arah yang berbeda dansalingmeninggalkan. Hana Bahagia dan semakin semangatuntukpergi ke pasar setiap hari karena bisa bertemuBarasetiap ke pasar. Waktu menunjukkan pukul tiga. Arumi harusmenemuineneknya. Arumi di jemput ke sekolah oleh supirpribadiPrita.“ Assalamualaikum, ” ucap Arumi sambil membukapintu rumah besar itu. “Waalaikumsalam, ” jawab salah satu pembantuyangsedang membersihkan rumah. Dari kejauhan Arumi melihat neneknyasedangmengobrol entah dengan siapa. Arumi menghampirimereka.“Arumi?, ” tanya Prita sambil melihat ke arahnnya.“Sini duduk,” ucapnya sambil menepuk kursikosongdi sebelahnya. “ Bara ini Arumi, adiknya Hana yang kemarinkamuketemu, ingat kan?” tanya Prita pada Bara. Prita sudah menyiapkan pertemuan mereka sebelumnya,sama dengan Arumi Bara juga di suruh menemuinyasoreini. Arumi dan Bara saling melihat, Arumi menyukaiBarasaat pandangan pertamanya. “Kenalan dong, masa mau terus saling pandang,”ucap Prita sambil melihat kedua wajah mereka. “Ah, aku Bara Adhistiya,”ucap Bara terkejut.“Aku Arumi, ” Jawab Arumi sambil membalassalamanlaki-laki tampan itu. Sama seperti Arumi, Bara juga menyukai senisalahsatunya melukis. Di rumah besar itu Prita membuatruangan khusus melukis untuk Arumi cucu kesayangannya.Setelah berkenalan dan mengobrol Arumi mengajakBarauntuk melihat ruang lukis kesukaannya. Barakagum
JALAN MASIH PANJANG 173melihat kanvas-kanvas besar yang di penuhi gambargambar indah hasil Arumi “ Sepertinya kamu sangat mahir melukis ya,semuagambar kamu bagus-bagus, ”ucap Bara sambil memegangsalah satu kanvas yang ada di depannya. “Tidak juga, aku yakin kamu lebih mahir,”jawabArumi. Tidak ada kecanggungan di antara mereka meskipunArumi berbeda umur dengan Bara tapi dirinya berbicarasantai pada Bara. “ Kamu kan suka melukis, kalo Hana? ”tanyaBaratiba-tiba. Mata Arumi melotot mendengar nama kakaknya disebutoleh laki-laki yang ia sukai. “ Kak Hana suka menulis naskah cerita, ”jawabArumi kesal. Meskipun Arumi tidak kalah cantik dengan Hana,tapiBara tetap suka pada Hana karena dirinya yakinHanacocok dengan dirinya. Saat Bara pulang Prita memberitahu Arumibahwadirinya akan di jodohkan dengan Bara. Arumisetujudengan ucapan neneknya karena neneknya menjanjikankehidupan mewah dan bahagia pada Arumi jikamenikahdengan Bara. Saat pulang Arumi membicarakan hal tadi padaLiana,tanpa mereka tahu bahwa Hana dan Arumi menyukailakilaki yang sama. Suatu hari Bara datang ke toko rotitempatberjualan Hana dan Liana. Laki-laki tampan itumembawamakanan untuk di makan bersama dengan Hana. Hanayangsedang melamun terkejut melihat kedatangan Bara.“Halo Hana!,” sapa Bara sambil terseyum manis.“Bara?mau beli roti?, ”tanya Hana heran.
174 Antologi Cerpen dan Puisi Bara dengan mengangkat kantong keresek putihyangdi bawanya dan matanya menunjukan kearahluarmenandakan dirinya mengajak Hana makan di luar.Merekapergi teras toko untuk menyantap Batagor makanankesukaan Hana. “ Lihat apa yang aku bawa, ”tanya Barasambilmembukakan kotak Styrofoam. “Waah batagor,… ini makanan kesukaan akuBar,”ucap Hana dengan mata berbinar melihat batagor yangadadi hadapannya. “Ini makanan kesukaan kamu? Kalo gitu akubawainke sini tiap hari ya?, ” ucap Bara. “Ehh gak perlu, ”jawab Hana sambil menggelengkankepalanya. Tak lama setelah makanan mereka habis, tiba-tibaMahda dan Arumi datang ke toko karena sedanglibursekolah. Arumi terkejut melihat kebersamaan BaradanHana.“Kak Bara lagi apa di sini?,”tanya Arumi.“ Aku lagi mampir nih, sambil makan siangbarengsama Hana.” “Kok udah saling kenal?”tanya Hana bingung.“Kemarin kami sempat bertemu di rumah nenekkamuNa, ” jawab Bara. Hana mengangguk, Hana dan Bara melanjutkanobrolanmereka. Arumi tampak kesal dan duduk di dalamsambilmembuat bulatan adonan roti bersama Mahda. Beberapa hari lagi Prita akan merayakanulangtahunnya yang ke enam puluh. Ia berencanauntukmengadakan pesta besar di rumahnya tahun ini. Tahuninijuga merupakan ulang tahun pertamanya tanpaTonysuaminya. Tony meninggal beberapa bulan setelahIrawanwafat.
JALAN MASIH PANJANG 175Bara membuka tasnya menunjukan tas gaun pestayangdi bawanya. Gaun berwarna biru muda dengan rendaputihdi bagian dadanya sangat indah dan membuat matacokelatHana bersinar. “ Gaun siapa itu? ” tanya Hana sambilmelihatkeseluruhan gaun itu. “Gaun mu, semoga kamu belum beli buat pestatantePrita lusa, ” jawab Bara sambil melihat kearahHana.“ Bagus banget, tapi kok kamu beliin buataku?”tanya Hana. “ Sebenernya gak ada niat beli sih, tapikemarinpas pergi ke mall gak sengaja lihat gaun inikarenawarna cocok buat kamu jadi aku beli deh, ”jawabBara.Hana mengangkat gaun biru itu dan mengukurkanditubuh rampingnya. Sementara Arumi terlihat kesaldanmarah lalu pergi ke dapur untuk menghindarimereka.Sedangkan Mahda tergirang-girang seolah dirinyayangmendapatkan hadiah gaun. Saat di rumah, Mahda menceritakan semua yangialihat di toko siang tadi, pada Liana saat makanmalamdi meja makan. Arumi masih memasang wajah kesalnyalalumeninggalkan meja makan. Liana mulai cemas karena sudah tahu bahwayangdijodohkan dengan Bara itu Arumi bukan Hana. TapiLianatidak tega merusak kebahagiaan putri pertamanyaitu.Beberapa hari kemudian, tanggal 30 Agustus,dimanaini adalah hari ulang tahun Prita, ibu Liana danEmy.Pesta ulang tahunnya akan di mulai pukul tujuhmalamini, sementara itu keluarga kecil Liana mempersiapkanbaju yang akan mereka pakai nanti malam. Hanasibukmenari dengan gaun biru yang belum di setrika.Mahdadan Liana menertawakan tingkah Hana yang kekanak-
176 Antologi Cerpen dan Puisi kanakan itu. Arumi tampak kesal dan tiba-tibamenarikkasar gaun biru yang di pegang oleh Hana. “Kakak tahu? Nenek ngejodohin aku sama kakBara?”tanya Arumi dengan mata yang berkaca-kaca. “ Apa kakak mau merebut kebahagiaanku? Bukankahsejak dulu kakak selalu mendapat kasih sayangayahsepenuhnya? Bahkan ibu saja lebih menjaga perasaankakak di bandingkan aku? ibu tidak memberitahukanyangsebebarnya?” tanya Arumi sambil meneteskan airmata.Liana, Hana, dan Mahda terkejut mendengar apayangdi ucapkan Arumi. Hana memandang mata adiknyayangsudah terisak tangis. “Arumi kakak tidak tahu nenek menjodohkankalian,kakak minta maaf, ” ucap Hana sambil memegangtanganHana.“ Kakak dan ibu seharusnya memikirkan pesaankujuga. Kalian gak pernah sayang sama aku,”ucapArumisambil melihat mereka. “Arumi bukan begitu, ibu berniat memberitahuHanasetelah pestanya selesai. Ibu sayang pada kalianarumibegitupun ayah,”ujar Liana. “ Kakak minta maaf Arum. Kakak gak bermaksudmerebut kebahagiaan kamu, ”ucap Hana sambil memegangerat tangan Arumi. “ Cukup! Aku benci kalian semua, ”jawabArumisambil melepaskan tangan Hana dengan keras. Tiba-tiba Arumi mengambil gunting dan mengguntinggaun biru yang di berikan pada Hana. Liana, Arumi,danMahda terkejut. Ini kali pertama mereka melihatArumisangat marah sampai seperti ini. Malam itu Hana hanya menangis memeluk gaun birunyayang sudah rusak di gunting adiknya. Hana tidakikut
JALAN MASIH PANJANG 177pergi hanya Liana, Mahda, dan Arumi yang pergi.Lianaterpaksa pergi dengan perasaan bersalah. Di pesta Arumi melihat Bara yang sudah berdiritegak dengan jas hitam yang dipakainya. Arumipunmenghampiri Bara dengan senyuman tanpa rasa bersalahnya.“Kak bara!” panggil Arumi. “Hai” jawab Bara sambil melihat ke arah belakangArumi.“Hana mana?” tanya Bara. Arumi kesal mendengar Bara terus menyebutnamakakaknya itu. Arumi sengaja merobek gaun pemberiannyasupaya Hana tidak hadir di pesta ulang tahun Prita.“Kak Hana sakit, jadi gak ikut deh,”jawabArumibohong. “Ya,…ampun, kok tiba-tiba?”tanya Bara lagi.“Mungkin kak Hana kecapean kak,”jawab Arumi.Bara yang tadinya semangat ingin melihatHanamengenakan gaun pemberiannya sekarang jadi muramdantidak menikmati pestanya. Saat pesta selesaiBaraberpamitan pada Prita dan keluarganya lalu mengejarkeluarga Liana yang bersiap untuk pulang dekat taman.“Tante!!” teriak Bara dari kejauhan. “ Kenapa Bara? ” tanya Liana sambil melihatBarayang terengah-engah. “Aku ikut ya, mau nengok Hana,”jawab Bara.“Emang Han…, ” ucapan Liana terputus. Liana melihat kearah Arumi yang sudahjelasberbohong kalau kakaknya sakit. Liana tidak bisaapaapa dan membawa Bara ke rumahnya dan di antarolehsupir ibunya. Saat tiba Liana mempersilakan Bara masuk kekamarHana. Sementara Mahda dan Liana melihat Arumidengan
178 Antologi Cerpen dan Puisi perasaan bingung. Kini mereka tahu sifatArumisesungguhnya. Bara perlahan menaiki tangga kayu menuju kamarHana,saat masuk dirinya melihat Hana yang tengah menangissambil memeluk gaun biru yang sudah di rusak Arumi.“Bara?” tanya Hana sambil mengusap air matanya.“Kamu sakit? Itu apa?”tanya Bara sambil menunjukgaun.“Bukan apa-apa,” jawab Hana sambil menyembunyikangaun itu. Bara mendekati Hana dan duduk di depannya,Baratahu Hana sedang menangis, Bara juga tahu Hanatidaksakit.“Kenapa?” bisik Bara sambil membuka helairambutyang menutupi mata Hana. “ Arumi Bar … kamu tahu kamu di jodohinsamaorangtua kamu sama Arumi?” “Perjodohan apa maksud kamu? Aku gak ngertiNa,”tanya Bara bingung. “ Nenekku dan orangtua kamu mau menjodohkankamudengan Arumi, karena Arumi tahu kedekatan kitatadiArumi Marah sampai merobek-robek gaun yangkamuberikan,” jawab Hana sambil menangis melihat Bara.“Mereka belum memberitahuku soal ini. Lagipulaaku tidak menyukai Arumi aku hanya menyukaikamuHana,” ucap Bara jujur. Hana terdiam mendengar apa yang Bara ucapkan,lakilaki yang ia sukai mempunyai perasaan yangsamadengannya. Namun Hana tidak mungkin melanjutkanperasaannya karena bagaimana pun Arumi yang di jodohkandengan Bara.
JALAN MASIH PANJANG 179“Aku juga sudah memiliki perasaan yang sama.Tapiaku tidak bisa. Kita tidak bisa Bara, “ucapHanasambil terisak-isak. Bara paham perasaan Hana. Bara melihat Hanadenganmata tak tega lalu menempelkan kepala Hanadidipelukannya. “Sudah jangan menangis, nanti kita omonginlagikeyang lain yah. Sekarang tidur,”ucap Barasambilmelepaskan pelukannya.Saat turun Bara hanya melihatmereka bertiga. Lalu pamit pulang. Esoknya ia berencanauntuk berbicara dengan Prita dan ibunya. Setelahberbicara dengan mereka ternyata Ajeng,ibu Baramaumenunda perjodohannya karena Ajeng merencanakankuliahBara di Kuala Lumpur, Malaysia bersama kakakdansepupunya yang lain. Bara senang karena perjodohannyatidak jadi tapi sedih karena harus berpisah denganHanagadis yang ia puja. Setelah sepakat dan mereka tahu hasil keputusannya.Hana hanya bisa pasrah, dan berusaha memberikansalamperpisahan terbaik untuk laki-laki yang dicintaiolehnya dan Arumi. Tiga tahun kemudian. Setelah pertengkaran hebat dan perpisahaanpenuhtangis hari itu, kini mulai Kembali seperti biasanya.Sejak Arumi lulus sekolah, ia mulai tinggalbersamaPrita dan di kuliahkan olehnya di universitas besardiJakarta. Sedangkan Hana dan Liana masih membukatokoroti. Namun dari hasil penjualan Hana danLianamenyisihkan Sebagian hasilnya untuk mengikutikursusmemasak. Sejak itu juga Hana berhenti menulisnaskahcerita. Dari hasil kursusnya ia mendapat ilmuyangdapat ia terapkan di bidang kuliner. Sejak itujugamenu di toko mereka bertambah dan ramai pengunjung.
180 Antologi Cerpen dan Puisi Liana senang atas pencapaiannya. Saat ini, berharapbisa menguliahkan anak bungsunya Mahda. Dari kejadian terakhir Hana belum menemui laki-lakilain lagi karena perasaanya masih untuk Bara. Meskipundirinya tidak yakin Bara masih mengingat dirinya.Tahunke empat bagi Bara sudah hampir usai. Kabarnya diaakanpulang dua pekan lagi. Hana tidak berharap bisasalingmencintai lagi. Ingin melihatnya sekali sajacukupuntuk menyembuhkan kerinduan yang berusaha ditahanselama bertahun-tahun ini. Satu pekan kemudian. Hana, Liana dan Mahda mengunjungi Arumi dirumahPrita. Saat melihat kearah luar mereka melihatmobilhitam plat B yang terparkir depan taman. TernyatamobilBara dan keluarganya. Bara Kembali lebih cepatdariseharusnya. Arumi berdiri dan berlari menghampirilakilaki yang ia cintai dan memeluknya. Tapi pelukanitutidak di balas oleh Bara matanya tertuju pada Hana.Bara tampak lebih dewasa sekarang, tidakbanyakyang berubah masih tampan seperti empattahunsebelumnya. Mereka masuk dan mulai membahas perjodohanyang tertunda itu. Hana hanya bisa diamtidakmenunjukan dirinya kecewa pada Arumi dan yang lain.“ Aku tidak mencintai Arumi bu, ”ucapBaramengagetkan seisi ruangan. “Aku hanya mencintai Hana,”ucapnya lagi “Tidak, aku sudah tidak mencintaimu lagi,”jawabHana. Mereka bingung karena tidak ada yag tahumerekasaling mencintai. Bara bingung ketika Hana tiba-tibaberbicara seperti itu. Dirinya tidak yakin Hanasudahtidak mencintainya lagi.
JALAN MASIH PANJANG 181Obrolan mereka belum berakhir dan melanjutkannyasaat makan siang bersama, tapi Bara menemui Hanayangsedang terdiam sendiri di taman belakang. “Hai, ” sapa Bara. “ Hai, masuklah dan makan Bara, ”jawabHanamenghindarinya. “ Aku tidak lapar, ” ucap Bara sambil dudukdikursi sebelah Hana. “ Kenapa perasaanmu begitu cepat pudar Hana.Akuselalu menanti kepulangan ke Indonesia untuk menemuimuHana, tidak ada hari tanpa bayanganmu saat disana,”ucap Bara. “ Aku juga tidak bisa berbohong perihal perasaan.Aku juga masih menyukaimu tapi tolong tahansajaperasaan kita Bara, Bahagiakan adikku Arumi,”jelasHana.“Aku mau menikah denganmu Hana, akan aku yakinkanorangtuaku, ” jawab Bara sambil memegang keduatanganHana.“Kita tidak bisa Bara, ”ucap Hana penuh ketakutan.“ Prangggg! ” suara barang jatuh di ruangmakanyang terdengar keras, Bara dan Hana berlari menghampiriteriakan orang-orang di dalam. Saat masuk terlihatPrita yang tengah pingsan dengan darah di hidungnya.Kanker darah yang di deritanya tiga tahun terakhirkinisudah stadium akhir dirinya ingin sekali melihatArumimenikah dengan Bara anak sahabatnya itu tapidirinyasadar bahwa cinta tidak bisa ia paksakan. Laluiamengembalikan keputusannya pada mereka. Taklamakeadaannya kritis dan Prita meninggalkan merekasemuatepat di tanggal suaminya meninggal dunia. Beberapa minggu setelah berduka, Baradatangbersama keluarganya untuk melamar Hana. Sebelum
182 Antologi Cerpen dan Puisi kedatangannya ke sana Bara dan Arumi sempat mengobrol.Karena Arumi sudah dewasa kini ia tahu manayangterbaik untuk dirinya. Arumi juga sadar betapabesarcinta Bara pada kakaknya Hana. Di sanalah ArumimemintaBara untuk menikahi Hana. Perjalanan hidup mereka cukup rumit sebelumnya.Namun buah yang mereka tanam berbuah manis kiniBaradan Hana menikah dan hidup Bahagia. Beberapa bulan kemudian Hana menulis naskahceritatentang jalan hidupnya. Dan hasilnya, Pak Adamyangselalu menolak ceritanya tersenyum lebar membacaceritayang di tulis Hana dan menerimanya untuk di terbitkan.Tamat.
JALAN MASIH PANJANG 183Selayang Pandang Sopi Paridah, lahirdiGarut 16 April 2004.Pendidikan PAUD,SD,SMP,danSMK di Garut dan sekarangmasuk di perguruantinggiInstitut Pendidikan Indonesiajurusan PBSI. Saat SMKsayamengambil jurusan tatabogayang tidak sejalandenganjurusan yang sayaambilsekarang (PBSI), karenasayatidak menjadikan memasaksebagai tujuan karir saya melainkan sebagai hobisaja.Saya ber-zodiak Aries, hobi saya memasak,meriaswajah dan menulis diary. Saya menyukai bau tanahkeringyang tersiram air hujan. Tidak suka beres-beres,tapisetiap sebulan sekali paling sedikit saya merubahgayakamar saya. Cita-cita saya ingin menjadi guru bahasa Indonesiasejak saya duduk di bangku sekolah dasar.Selainmenjadi guru saya juga mempunyai cita-citainginmenjadi penyiar radio, dan menjadi seorang penulis.Inimerupakan karya tulis pertama saya cerpen berjudul“ Dohana” Hp. 0881023716303
184 Antologi Cerpen dan Puisi 16. MALAM MENJEMPUT FAJAR Arutalalia / Amelia Putri Malam yang kusebut sebagai kisah hidup,dalamkeseharian yang ku jalani. Sinar rembulan berpendarmenyinari gelapnya malam kala itu, menjadi satu-satunyapenuntun arah pada jalanan yang perlahan kian menyepi.Desir angin membius indera peraba meninggalkanrasakaku pada sekujur tubuh. Aku makin mempercepatlangkahkala itu. Perasaan takut akan kesendirian dikalagelap,membuatku ingin cepat beranjak. Mencari tempatterangdimana cahaya hangat menyelimuti diri yangtengahmengigil ini. Semburat cahaya memantulkan bayanganku didepansebuah kaca gedung tinggi tempatku bekerja.NamakuAlisha Nadhira Putri, rekan-rekan kerjakubiasamemanggil dengan sebutan Alisha. Kata mendiangibukunama ini berarti anak yang selalu dilindungi olehTuhan.Pada dasarnya aku hanyalah gadis biasayangmenggantungkan kelangsungan hidupku pada gajiuntukmemenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Usiaku tahuninibaru menginjak 26 tahun. Diusia yang masih terbilangcukup muda ini, aku bekerja di sebuah perusahaanswastadaerah Bandung, sebagai pimpinan baru di divisiku.Pulang larut malam bukan lagi hal yang asing.Katalembur sudah menjadi makanan sehari-hari di divisiku.Sepeninggal ibu, aku hanya tinggal berdua bersamanenek.Maka dari itu akulah yang harus bekerja kerasbantingtulang demi keberlangsungan hidup kami.
JALAN MASIH PANJANG 185Kesepian seakan sudah menjadi sahabatdalammenjalani hidup ini. Tidak heran karena aku memilikikepribadian yang cukup tertutup. Bahkan di tempatkerjaaku hanya memiliki satu orang sahabat bernamaNadineFazani Aura. Ia baik, cantik, dan sangat nyamandiajakngobrol. Rekan kerjaku yang lain kebanyakansudahberkeluarga dan seringkali menyindirku karenabelumjuga memiliki pasangan. Hal itu yang membuatkukurangnyaman untuk dekat-dekat dengan mereka. Bahkanbarusaja siang tadi rekanku, Bu Tari membahas mengenaihalini.“ Alisha, cepatlah cari pasangan, orang-orangseusiamu sudah berkeluarga masa kamu tidak mau?,”ujarBu Tari. “ Ya nantilah kalau sudah waktunya, ”jawabkusingkat. “ Tenang masih ada aku yang jomblo juga, ”sahutNadine ikut menimpali. “Hahh.. kalian ini ya kalau dibilangin orangtuaada aja jawabannya, ” gerutu Bu Tari kesal.Omonganseperti itu rasanya sudah tidak asing di telingaku,danperlahan aku sudah mulai terbiasa jika ditanyaimengenai pasangan. Sejujurnya aku tidak terlalu tertarikdenganhubungan percintaan. Mungkin karena hatiku yangsudahterlalu lama merasa kosong. Aku tipe orang yangtidaksuka basa basi dalam perkenalan hubungan antarapriadan wanita. Bagiku yang termasuk golongan kepribadianintrovert hal itu terlalu melelahkan dan membuangbanyak tenaga. Terlebih lagi masih ada nenek yangperludidampingi.
186 Antologi Cerpen dan Puisi Hingga suatu hari tanpa sengaja aku berkenalandengan seorang laki-laki. Namanya Rian, Rian Nurlaksana.Sosok yang berhasil mengubah caraku memandang duniaini.Pertemuan memang terkadang tanpa disengaja namunyangsudah tentu adalah setiap pertemuan telah ditakdirkan.Saat itu Rian baru saja dipindahkan darikantorcabang, dan di tempatkan di divisi yang sama denganku.Sejak ia baru saja tiba banyak rekan-rekanyangmembicarakan penampilannya, termasuk Nadine. “Wahh ganteng ya, kayanya dia bakal jadiinceransekantor deh,” ucap Nadine antusias. “Mungkin,” jawabku ketus. “ Yahhh kayanya dia bakalan cocok sama kamu,biarngga jomblo lagi,” Goda Nadine padaku. “ Dihhh, … apasih awas aja kamu yaaa, ”jawabkusambil tertawa. Tanpa di sangka karena kami se divisi,Rianmenyapaku terlebih dulu. “Hai kamu Bu Alisha kan?”sapanya dengansenyumyang ramah. “ Iya, panggil saja aku Alisha,”jawabku singkat.“Oke. Aku Rian, ini hari pertama di sini kalauakubutuh bantuan boleh tanya kamu kan?Keliatannyakamurajin dan ahli di divisi ini,”ujarnya sopan. Aku tertegun sebentar mencerna pujian yangialontarkan. “ Heyy Alisha. Apa boleh?, ”tanyanya memecahlamunanku. “ I-iya boleh silakan kalau ada yangperludibantu, ” jawabku agak terbata-bata. Pujian singkat itu mampu membuat hatikusedikitluluh. Selain dari parasnya yang rapih dan menarik.Ternyata ia juga ramah dan sopan.
JALAN MASIH PANJANG 187Rian sangat cepat belajar. Tugas-tugasyangdiberikan kepadanya bisa dikerjakan dengancepatmeskipun ia masih sangat baru di divisi ini. Hari-hariberikutnya kami semakin akrab. Entah mengapa tidakadakata sungkan saat kami saling menyapa bahkan mengobrol.Dari obrolan seputar kantor mengalir menjadiobrolansantai, dari mulai hobi, film kesukaan , aliranmusikfavorit dan masih banyak lagi. Sesingkat itu kamibisaakrab, tanpa disadari aku jadi lebih banyak tersenyum.“ Alisha cieee kamu makin deket aja samaRian.”Canda Nadine. “ Biasa aja tuh.” Jawabku malu. “ Gausah ditutup-tutupin aku udah tau kok,tapiaku seneng deh kamu jadi banyak senyum, banyakketawa,selama itu bawa hal positif buat kamu aku dukungdeh.”Ujar Nadine sambil memelukku. “ Makasih banyak ya Nad.”Ucap ku terharu.Sesaat aku sempat berpikir, apakah saat bahagiakuini sudah tiba? Kenyamanan dan kebahagian yangakurasakan saat ini, apakah akan bertahan lama? Perlahanaku mulai takut. Takut gelap akan datang kembalimerenggut semua ini. Tapi untuk saat ini aku berusahamenepis semua perasaan takut, dan menikmatibahagiayang ada. Hingga suatu hari yang tidak diinginkan itutiba.“Kami menemukan penyelewengan dana yang terjadididivisi ini! Anda tidak bisa mengelak lagi. ”Bentakseorang pria yang tiba-tiba datang ke ruangan kerjaku.“ Maaf anda ini siapa? Saya tidak merasa melakukansemua tuduhan itu pak.” Balasku dengan tegas. “ Saya Bagas, pimpinan divisi keuangan, sayasudahlama mencurigai divisimu. Ada lonjakan dana yangcukupbesar dan entah mengalir kemana.”Ujar Pak Bagas.
188 Antologi Cerpen dan Puisi “ Saya benar-benar tidak tahu pak. Sebagaipimpinan divisi ini saya tidak merasa pernahmemintadana yang cukup besar, dan untuk laporan keuangannyasudah terekap jelas. Silakan bapak periksa sendiri.”Ucapku sembari menunjukan sebuah berkas. “ Saya tidak perlu, berkas itu mungkin sajakamupalsukan.” Ucap Pak Bagas menuduhku dengan ketus.“Tidak bisa begitu pak, kita tetap harus memeriksaberkas ini lebih lanjut. Kalau perlu kita libatkanpimpinan untuk pemeriksaan ini,”ujar Rian membelaku.Semua orang diruangan ikut menimpali, karenamemangtidak ada diantara mereka yang merasa pernah menerimalonjakan dana yang cukup besar dari divisi keuangan.“ Alisha aku tahu kamu, sabar ya. Aku yakinkamunggak salah. Aku bakal berusaha bantu kamudenganbukti-bukti yang ada.” Ujar Rian menenangkan ku.“Akungga habis pikir. Pasti ada yang salah dan pastiadadalang dibalik semua tuduhan ini.”Ucap Nadinesambilmenggerutu kesal. Aku hanya bisa terdiam kaget. Pikirankumasihberusaha mencerna semua tuduhan itu, sambil berusahamencari jawaban, siapa yang tega menuduhku sepertiini?Kondisi keuanganku memang tidak berlebih namununtukmenyelewengkan dana perusahaan? Tidak, aku bukanorangyang rakus dan gelap mata. Masalah ini akhirnyadibawahingga kepada pimpinan kami. Benar saja data pada berkas dari divisikudandivisi keuangan berbeda. Kejadian itu membuatkusementara di rumahkan untuk menunggu keperluanpenyelidikan dengan jangka waktu yang belumpasti.Tentu saja selama proses ini aku tidak akan menerimagaji.
JALAN MASIH PANJANG 189Ternyata benar saja, bahagiaku masih menanti.Rodahidup berputar dengan cepat saat di atas danterasalambat saat di bawah. Aku sangat bingung, apayangharus kulakukan? Salah apa diriku sampai ada yangtegamenuduh begini? Kini hanya tersisa aku dan pikiranyangberkemelut. Beberapa minggu sudah aku merenung sendirian.Dua bulan berlalu setelah aku di rumahkan. Berbagaipemeriksaan sudah dijalani. Di satu sisi akutidakmerasa takut, karena aku tidak merasa melakukanapayang Pak Bagas tuduh. Di sampingku masih adaorangorang yang siap membela, terutama Nadine , Rian,danrekan-rekan kerjaku yang lain juga mulai pedulisertamendukung. Yang ku tahu Rian mengordinir merekauntukmembantu mencari berkas-berkas yang bisa dijadikanbukti. Hari itu Rian datang ke rumahku,tanpamemberitahukan maksud kedatangannya terlebih dahulu.“Alisha!” sapanya memulai percakapan kami.“ Iya?” Jawabku. “ Aku mau nawarin sesuatu.”Ucapnya. “ Hmmm apa?” Tanyaku penasaran. “ Jadi gini, aku punya ruko yang ngga kepakedeketsini, dan ada rencana buat dijadiin café. Kamu mau ngga jadi pengelolanya? Aku liatkamurajin, dan bisa dipercaya juga. Yaa sekalian isiwaktuselama proses penyelidikan.”Tawarnya. Jujur saja aku sangat senang, selain dari keperluanekonomi, adanya kesibukan bisa membuatku tidakterusterusan memikirkan masalah yang sedang aku alami.“ Aku mau banget. Makasih banyak ya.”Ucapku.“ Iyaa.” Balasnya dengan senyum yang hangat.
190 Antologi Cerpen dan Puisi Tidak butuh waktu lama, hanya dalam seminggucaféini sudah mulai buka. Tak disangka tempat inicukupramai pelanggan. Di café ini semuanya aku yangaturtermasuk tata ruang dan menu yang disajikan. Perlahanaku mulai membuka diri kembali. Rian selalumenyempatkan datang hampir setiap harinya. SesekaliNadine dan rekan-rekan divisiku juga mampiruntuksekedar ngopi dan bertukar cerita. Aku sudah mulai ikhlas kembali menjalanihidup.Tanpa diduga hari ini aku menerima e-mail dari pimpinan.Aku terbukti tidak bersalah, dan Pak Bagas lahyangmemfitnahku dengan membuat laporan keuangan palsu.Iasekarang sedang diberi hukuman untuk mempertanggungjawabkan kejahatannya itu. Sekali lagi akusangatbersyukur atas pertolongan yang Allah berikanmelaluitangan-tangan kasih-Nya. Keesokan harinya aku berangkat kerja denganrautpenuh semangat. “ SELAMAT DATANG KEMBALI BU ALISHA. ”Sambutrekan-rekan kerjaku. “ Syukurlah Alisha.”Ucap Nadine seraya memelukku.Hubungan divisi kami semakin membaik. Tidakadakata canggung lagi setelah semuanya menyatukan perasaandan bekerja sama . Rasanya terang dan hangat, akuinginada disini dalam jangka waktu yang sangat lamapadasituasi dan perasaan seperti ini. Disudut ruangan terlihat seorang laki-lakitampanyang dengan tulus tersenyum padaku. Tidak laindantidak bukan itu adalah Rian. Setelah semua itu, aku dan Rian semakindekat.Usaha café yang kami tekuni bersama pun berjalandengansangat baik. Dengan begitu kami memutuskanuntukmelanjutkan pada jenjang yang lebih serius, membangun
JALAN MASIH PANJANG 191bahtera pernikahan yang penuh dengan rahmat AllahSwt.tentu saja bersama nenek yang masih selalu aku dampingi.Memang benar pada kenyatannya, kita hanya butuhorangyang tidak pernah menyerah dengan diri kita. Meskiituhanya beberapa atau bahkan hanya satu orang saja.Dari aku yang menjemput fajar.
192 Antologi Cerpen dan Puisi Selayang Pandang Amelia Putri Rachmasari ataubiasadipanggil Amelia merupakan mahasiswa aktif IPI Garut Programstudi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia. Lahir di Garut,padatanggal 07 Agustus 2003. Tahun 2022 lulus di SMA Negeri16Garut, Tahun 2019 Lulus diSMPNegeri 1 Cisurupan, dan pada 2016 LulusdiSDN Cidatar 04. Ia memiliki hobiMendengarkan musik, membaca, dan menonton film.Kontak penulis: G-mail: [email protected] Instagram: @aliaaptr_ Hp.089514894917