Ela-Ela dan Kolano Uci Sabea
                        (Kesultanan Ternate)
Kesultanan Ternate adalah salah satu           perayaan yang berbeda-beda.
         kesultanan Islam tertua yang ada di
         Nusantara wilayah timur. Kesultanan        Salah satunya adalah yang dilakukan oleh
tersebut berdiri sejak tahun 1257 M dan masih  masyarakat Muslim di Kesultanan Ternate.
eksis hingga saat ini. Selama berabad-abad     Mereka menyambut, menyemarakkan, dan
lamanya, kesultanan tersebut tumbuh dan        merayakan Malam Lailatul Qadar dengan
berkembang sebagai kekuatan yang besar di      sebuah tradisi yang unik dan khas, yaitu “Ela-
kawasan timur Nusantara, termasuk menjadi      ela”.
kekuatan politik dan ekonomi.
                                                    Ela-ela sendiri dalam bahasa lokal Ternate
      Kesultanan Ternate juga mewariskan       berarti “obor” atau “suluh”. Pada malam 27
khazanah dan identitas kebudayaan Islam        Ramadhan yang diyakini sebagai Malam
yang unik, kaya, dan khas. Di antara warisan   Lailatul Qadar, masyarakat Muslim Ternate
budaya dan tradisi keislaman khas Kesultanan   di pelbagai pelosok menggelar tradisi “Ela-
Ternate yang turun temurun dari dulu hingga    ela” untuk menyambut, menyemarakkan, dan
kini adalah “Ela-ela” dan “Kolano Uci Sabea”.  memeriahkan malam sakral tersebut.
Ela-Ela                                             Setiap rumah di Ternate, pada malam 27
                                               Ramadhan, memasang obor di pekarangan
      Ela-ela adalah sebuah festival rutin     rumah mereka dan menyalakannya, sebagai
tahunan yang diselenggarakan untuk             ungkapan sambutan mereka akan datangnya
memeriahkan dan menyemarakkan Malam            Malam Lailatul Qadar yang disucikan dan
Lailatul Qadar pada tanggal 27 Ramadhan.       diberkati. Pada malam tersebut seluruh
Malam Lailatul Qadar adalah malam yang         perkampungan di Ternate tampak terang
istimewa sekaligu sakral dalam kepercayaan     benderang dan semarak oleh cahaya obor yang
umat Muslim, di mana malam tersebut            menyala di setiap sudut.
dikatakan dalam al-Qur’an sebagai malam
yang lebih baik dari seribu bulan, malam yang  Selain menyalakan obor di pekarangan
diberkati, ketika malaikat turun ke bumi,
ketika doa-doa yang dipanjatkan oleh siapapun  masing-masing  rumah,           masyarakat
akan didengar dan dikabulkan oleh Allah SWT.
                                               juga menggelar ritual bersama selepas
      Umat Muslim dianjurkan untuk
merayakan malam yang istimewa dan sakral       melaksanakan shalat tarawih berjamaah.
ini dengan memperbanyak ibadah, dzikir,
do’a, munajat, dan melakukan amal-amal         Selesai tarawih, masyarakat berkumpul di
kebajikan lainnya. Seluruh umat Muslim
di pelbagai negeri di dunia, memperingati,     halaman masjid sambil melaksanakan do’a
menyemarakkan, dan menyambut kedatangan
Malam Lailatul Qadar dengan berbagai macam     bersama, sekaligus menggelar pengajian
                                               dan tausiah keagamaan yang disampaikan
                                               oleh pemuka agama, di mana masyarakat
                                               diingatkan untuk selalu menjaga ketakwaan
                                               kepada Allah, mematuhi perintahNya dan
                                               menjauhi laranganNya, senantiasa beramal
                                               saleh, berbuat baik kepada sesama manusia
                                               dan alam semesta, serta berpegang teguh pada
                                               nilai-nilai luhur agama Islam.
                                                                               Edisi Budaya | 93
Setelah itu, masyarakat menggelar pawai     di Masjid Agung Kesultanan Ternate. Sang
obor mengelilingi kampung. Ratusan warga         Sultan keluar untuk menemui rakyat sekaligus
ikut serta dalam pawai ini, mulai dari anak-     bersilaturahim dengan mereka.
anak hingga orang tua. Hampir di setiap
rumah warga di masing-masing kelurahan,               Dalam budaya Kesultanan Ternate, Sultan
terdapat ela-ela. Masing-masing rumah            melaksanakan “Kolano Uci Sabea” hanya 4
menyediakan tiga sampai empat ela-ela, baik      kali dalam setahun, yaitu pada malam tanggal
yang terbuat dari bambu ataupun botol bekas      15 Ramadan (malam Qunut), malam ke-27
minuman. Ela-ela yang disiapkan warga ini        Ramadan (malam Ela-ela/Lailatul Qadr), Hari
untuk dinyalakan usai salat Tarawih.             Raya Idul Fitri, dan Hari Raya Idul Adha.
     Selama pawai, dalam perjalanan mereka            Namun, khusus untuk “Kulano Uci Sabea”
juga melantunkan shalawat kepada Nabi            yang dilakukan pada malam “Ela-ela” atau
Muhammad, doa-doa kebaikan, dan juga puji-       Malam Lailatul Qadar, ada nuansa yang khas
pujian.                                          dan tersendiri.
     Pawai “Ela-ela” ini bukan hanya ajang bagi       Pada malam 27 Ramadhan, selepas
masyarakat untuk menyambut kedatangan            berbuka puasa menjelang waktu isya, Sultan
Malam Lailatul Qadar semata, tetapi juga         keluar istana dengan disertai iring-iringan
sebagai ajang silaturahim, saling berbagi,       seluruh pembesar dan perangkat kesultanan.
mengaji, melantunkan shalawat kepada Nabi        Sultan duduk di atas kursi tandu yang ditandu
dan memanjatkan do’a bersama, mengingat          oleh beberapa pengawalnya. Rombongan
tradisi leluhur dan sejarah Islam di Ternate,    pengiring Sultan juga membawa umbul-umbul
sekaligus mengkampanyekan syiar Islam            dan panji-panji kesultanan, dengan diiringi
dengan festival khas yang sarat akan kearifan    alunan musik khas Kesultanan Ternate yang
lokal.                                           disebut “Cika Momo” dan dibunyikan dari
                                                 seperangkat Gamelan pemberian Sunan
Kolano Uci Sabea                                 Gresik.
     Berasamaan dengan perayaan “Ela-ela”,            Rombongan iring-iringan Sultan tersebut
berlaku pula perayaan tradisi khas Islam         melewati jalan menuju Masjid Agung
Kesultanan Ternate lainnya, yaitu “Kolano Uci    Kesultanan yang tak jauh dari istana, yang
Sabea”.                                          di samping kanan-kiri jalan diterangi dengan
                                                 obor “Ela-ela”, dan dipenuhi oleh barisan
     “Kolano Uci Sabea” sendiri dalam bahasa     masyarakat Ternate.
lokal Ternate berarti “Raja (Kolano) Turun
Shalat (Uci Sabea)”. Maksudnya, pada saat             Sultan dan rombongan istana lalu
itu, Sultan Ternate akan keluar dari istana      melaksanakan shalat isya dan tarawih
dan shalat berjamaah dengan masyarakat           berjamaah di Masjid Agung Kesultanan yang
                                                 diimami oleh Imam Besar Kesultanan yang
                                                 sekaligus menjabat sebagai Qadhi dan Mufti
                                                 Kesultanan. Sultan duduk di barisan paling
                                                 depan, tepat di belakang imam.
                                                      Masjid Agung Kesultanan dibangun pada
                                                 tahun 1606 M, tepatnya saat masa-masa akhir
                                                 kekuasaan Sultan Saidi Barakat Syah bin Sultan
                                                 Babullah Syah (memerintah pada tahun 1583-
                                                 1606 M), yang dilanjutkan oleh puteranya,
                                                 Sultan Muzaffar Syah bin Sultan Saidi Barakat
                                                 Syah (memerintah pada tahun 1607-1627 M).
                                                      Setelah pelaksanaan shalat tarawih
                                                 berjamaah, sang Sultan akan kembali ke istana
94 | Ensiklopedi Islam Nusantara
dengan  ditandu  seperti             ketika  singgasana ruang utama (Foris Lamo) untuk
                                             menerima rakyat yang hendak bersalaman dan
keberangkatannya ke masjid. Sementara,       bersungkeman dengan sang Sultan. Setelah
                                             prosesi salaman dan sungkeman selesai,
sebagian masyarakat ada yang melaksanakan    Sultan akan menuju pendopo istana untuk
                                             bersilaturahim dan makan bersama bersama
festival “Ela-ela” atau pawai obor.          rakyat.
     Di istana, Sultan bersama permaisuri                                                     [A. Ginanjar Sya’ban]
memanjatkan doa di area makam para leluhur.
Usai berdoa, sultan dan permaisuri duduk di
                                             Edisi Budaya | 95
96 | Ensiklopedi Islam Nusantara
F
Fida’
Fida’
Fida’ ialah sebuah ritual keagamaan yang          sudah datang, maka pelaksanaan fida’ akan
       kebanyakan kegiatannya berisi doa-         segera dimulai. Urutan bacaan yang dibaca
       doa dan bacaan kalimat thayyibah. Fida’    adalah sebagai berikut:
menurut bahasa dari kata fidyah yang artinya
tebusan. Akan tetapi dalam pengetahuan            1. Tawasul kepada Nabi Muhammad SAW
umum fida’ ialah penebusan diri pribadi dari
api neraka.                                           ﻟِاَ َُﻟﻋﻬ َﻰﻠَُﻢ�ْاِْﻪَﻟﺣ َﻔَو ْﻀﺎ َﺳِﺗَﺮ َّﻠﺤَ ِة َﺔﻢا َو َّﺠا ِِ ِ�� َواْاَﻟ ْزُﻤ َواْﺼ ِ َﺟﻄ ِﻪﻔ َﻰواَ ْوَﺳ�َْﻻ ِِدﺪهِﻧَﺎ َو ُذﻣُ ِّﺤَر َﻳَّﻤﺎ ٍﺗِﺪ َﻪ َ َﺻﺷ�ﻠَّْﻰ ٌﺊا ِ ِّ ُﺑﷲ
     Awalmulamunculnyafida’dilatarbelakangi       2. Tawasul kepada para Nabi dan Rasul
oleh keyakinan dengan sebuah hadits Nabi
Muhammad saw yang menjelaskan tentang             kemudian membaca surat al-Fatihah
tebusan kepada diri sendiri dari api neraka,
yang lebih terkenal dengan dengan sebutan         sekali
fida’.
                                                  َواْﻟ ُﻤ ْﺮ َﺳ ِﻠ ْﻴ َﻦ  ِﻣ َﻦ اْ َﻷﻧْ ِﺒ َ�ﺎ ِء  ُﻋَواَّْﻢ َﻻ ِا ْوﻟ ِﻰ�َﺎ ِء َﺣ ْﻀ َﺮَوااﻟ ِ ّتُﺸ َﻬإِ َﺪْﺧا َِﻮءاﻧِ ِﻪ
     Fida’ atau Ataqoh sebagian menyebut          َواﻟ َّﺼ َﺤﺎﺑَ ِﺔ         َواﻟ َّﺼﺎﻟِ ِﺤ ْﻴ َﻦ
Syarwa adalah pengungkapan yang umum              ْﺎراََْﻟاﻦََﺠوسﻟَْاﻤﺎ ُاﻤَوَِﻣُحَْﻣﺳﻼﺴﺋَِﷲﻠْاََِﺸﻠﺸﺑََﺎِﻄﻤﺎِﺎﺳرﺎ�ِﺋَِْﻴﻜََّﻨﺮَُِِِِﺔقنهﻦﺦﺎ.َااااََََْْْوووﻟﻣﻟْاااُ ُﻟََﻤَﻻﻻﻛَْﻌَّﻣﺸَّﺤَُْْﻤورﻘِﺰﺎَﺎﻬَِّﻳِِْﺑﺮﻳِﺎَْ�ﺴﺗﺑِِِِﺨﺰﺎﻌ ِضﻠﻨَْﻨَﻴِْءﻴﺎﺎََﻤﺛَِاﻦاﻦﺎﻟَﻟَﻢواَﻰَِوَّﺧاَﺸتََواﺳ�ْاَُْﻣﻟْﺎﺟﻟﺼَِﺗِﻰﻐَﺦوَُْﻌﻮﺪاَِّﺮﺬﻟاﻠَْاﺑَِﺟِﻗَُﺻدﻤﺗﻤِِﻬﺒﺎْﻧًَﻤﺎَﻨْﺆﺎﺎ�ﺎِاِِءﺪِﻣﻟاَﺑَﻊِﻨﺷٰﻟْﻲَِّﺮْاو�ْْﻴَﻘاﻟَََﻫَﺎﻦَﺟَُﺣﺊﺎﻌْﻫِدّﺎَﺪَِِﻀِرِاَﻞَّٰﻣووﺗِاَِِْاﻠﺑَﺑﺮﻟﻨَاْﻟِةﺤْﺎﻴُﻟﻤﻟْﺠَََِﻬﺮﻦَُْﺆ�ﻘْﺳَُﻫﻢﺒَُِوﻣ�ِّﺎ ْﻮﻨَاَََﻼوﻣﺪﺎِﻟِْرﺟََﻧوَََِﻔاِ�ﺎَﺸِﻤﺎﻟﺎت�ِْﻗََﻣِﺗوِﻰِﻳﻊﺤَََِّﺨﻣﺪﻦاَِﻣﻨَﺔْﻮ
untuk bacaan berupa surat Al-Ikhlas atau
tasbih atau tahlil atau yang lain dalam bilangan  3. Membaca Istigfar sebanyak 7 kali
tertentu dengan harapan Allah membebaskan
dari neraka terhadap orang yang membaca,                                         أَ ْﺳﺘَ ْﻐ ِﻔ ُﺮ ا َﷲ اﻟْ َﻌ ِﻈ�ْﻢ
atau orang mati yang dibacakan amalan fida’
ini. Sekarang ini sering dijumpai amalan fida’    4. Membaca Shalawat sebanyak 7 kali
yang dilakukan di Jawa pada hari ketujuh
atau hari pertama dari wafatnya seseorang,                                 اﻟﻠّ ُﻬ َّﻢ َﺻ ِّﻞ َو َﺳﻠِّ ْﻢ َﻟ َﺒ َﺳ ِّ� ِﺪﻧﺎَ ﻣُﺤ َّﻤ ٍﺪ
utamanya bagi pengamal tarekat.
                                                  5. Membaca Shalawat kamaliyah 7 kali
     Tujuan utama dari kegiatan fida’ ini
ialah untuk penebusan dosa atau memohon           �� اﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ وﺳﻠﻢ وﺑﺎرك ﻟﺒ ﺳ�ﺪﻧﺎ ﻣُﺤﻤﺪ وﻟﺒ
ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa
yang dilakukan semasa hidup. Sama sepertinya                               �ﻛﻤﺎ ﻻﻧﻬﺎ�ﺔ ﻟﻜﻤﺎﻟﻚ ﻋﺪد ﻛﻤﺎ
pelaksanaan tahlil, fida’ secara sosial juga
dimaksdukan untuk selalu menjalin ukhuwah
Islamiyah dan syiar agama Islam.
Tahap-tahap pelaksanaan Fida’
     Dalam pelaksanaan zikir fida’ secara teknis
ialah setelah melaksanakan shalat magrib,
seluruh jamaah fida’ berkumpul di mushalla,
jika ustaz atau kyai yang biasa memimpin
                                                                                                    Edisi Budaya | 99
6. Membaca La ilaha illallah sebanyak 1000                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           َوا ْﻗ ُﻒ َﻗ َّﻨﺎ َوا ْﻏ ِﻔ ْﺮ َﺠَﺎ َوا ْرﺣَﻤْ َﻨﺎ أَﻧْ َﺖ َﻣ ْﻮ َﻻﻧَﺎ َﻓﺎﻧْ ُﺼ ْﺮﻧَﺎ
     kali                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            �َ ََﻫﺎﻟ ََﻛَﺪَّﺒﻓ�ْ ُﺘﺘَاَﻬَﻨﻟْﺎﺎ َﻘاَْﻮو َِمﻫَّﺠ ْﻔاْﻟﺐُْﻜََﺲﺎَﺠ ِﻓﺎا ِﻟﺮْ ِﻣﻳُﻤ َْْﻦﻦﻄََ .ﻤ ُ�ﺌِ َرﻧَّْﻨ َّﺑ ُﺔَﻨَﺎﻚا ََْررﺣﻻِْﺟ َﻤ ِﻌﺗًُﺔ ِﻲﺰ ِإﻧَّ ِإْغ َﻟَﻰﻚُﻗﻠأَُ َﻧْرﻮ ِّﺑَﺑ َ َﻨ ِﺖﺎﻚاﻟَْﻧ ََﻮر ْﻌا َّﻫ َﺎﺪِﺿ َُ�إِب ًْﺔ.ذ
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     اَﺗََََََورورَﻣ َﺠﺳاِﺠِّْﺑْْﻏِﺮِ�ّﻟﺣَ�ﻌُِْﻔﻜ�َِِﺤﺪْاﻚﺿْﻮﺮٌﻧَْﻞﻢﻤَّْ�َﺎ.ﻏ َُ�ًِرﺪﺔﻓََّﻣُﻦَِرﺠَﻲِّﺧﺤَّﺑﺎبَﻓَﺮََّﻨﻤُِﻗﻣﺎﺑاِةﺎِ ٍﻠُﻟََْْدﺪوﻦَرَِﻮِﻌََﺣﻇُوﺑِِﺧﻹَّاِّﺰِﻠََﻨَﻠبَﻟﻟِةْﺎﺴﺧَْْﻤﻲﺨَاَﻨَﺒﻨَﻮﺎﻟًْاَﺎﺔِﻗِآﻏِﻧَِﻓﻌﺳَِّأًَّﻤَﻨﺎَﻲوِ�ِﻟﺎﺎْﺮَﻏﻼﻗِِﻳُﻤﻔَﻨَ�وَﻟِاَِْﺎﻴﻋﻦََََِّّﺴ.ﺒَﺻِِﻦﺼ�ﺜﺎﻨََ.ﻋ��ُﺎﻔَِْدرﺤَََﺬْﻮَّﺑِﺒﻦﻦاَو َﻨَِيإِﻪنﺎآَ ََْبَنﻣوﺳَآوَوﻨُﺑاﺒَﻟﺗِاََﺎَﺳﻮُﻨَﻘْْﻢداَّﺠَﺎرﺎﻮ َََُﻼﻧﻳَِﺧَِكررﻓﺎٌِْ.مﻐﻠَّﺑﻲَوَﻨﻲِﻔَﺑوِﺎَاَﻟْﺳﺎﺮ ََّْﻠَإُِّﺻ�ﺒََِﻧَّﻹﺟَﻢﻠَّْﻏَﺠ�َّﻨاﺎ�َﻰ.ﻟََِْﻤﺘﺎﻚ ُاﻤﺎَُوﻲﺳِْ.ﺗﺮََُرنﺒَْﺣَُْﺑﺮءﺳ َﺣَََِرﻠﺤوﺴَوَﺎَّﺑﻤْﻟٌْﻴﻨََََﻨﻨًََﺎﻦنﺒﻻفﺔﺎ
                                                                                                      اﷲ   َّ                                                                                                                                             ِإ َ�  َ
                                                                                                          إِﻻ                                                                                                                                                    ﻻ                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    Tata cara pelaksanaan zikir fida’ sama
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 dengan pelaksanaan tahlil pada umumnya.
7. Doa                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           Bacaan yang dibacanya pun hampir tidak ada
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 bedanya dengan tradisi tahlilan, yakni membaca
ﺣۢﻤ ًِﺪااﻟاﻟ ِﻞ َّﺸاﺎﻟ َِّﻛﺮﺣِِﺮﻤﻳْ َﻦﻦ  .  ا ِﻟ ِّ َّﺑﺸ�ْ َر َﻄ ِّﺎب ِناْﻟا َﻟﻌﺎَّﺮﻟَ ِِﻤﺟ ْ�ْﻴ ِﻢﻦ  اأَﻟ َُّﻋﺮ ْﻮِﺣ ُذ�ْ ِﺑِﻢﺎ .اَﺑ ِﻟ ْﺤِْﻣ ْﻤ َﻦُﺪ                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           surat Al-Fatihah sebagai penghadiahan
                                         .                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       kepada si mayit, surat Al-Ikhlash, surat
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 Mu’awwizatain, akhir surat Al-Baqarah, ayat
ا�َََْﺣووُﺎﺳﻤَََﻷﻠْ َﺻرﺻًَّوَﺪﺑِِّّﻄِﻟاﻞﻞﻨَﺎْﺎﻴاﻧِ َﻟََﻦَووَّﺠَ ََﺎ.ﻚﺳَﺳﻚِﻠﻠَِِّّﻋو.اْْأَِﻢﻢﻤَﻟﻟ ْﺻْﻴﺤﻠّ َََُِّﻟﻟﻦﻬﻤﻞ َََّْ ،ﻢﻤﺒﺒَوﺣَُﺪَﺳﻤََْ َﺳﺳﻠِّ ًَﺻ�ِّﻛّ�ِﺪ ْﻢِّاَِِﻤﺪﻞﺪﺎ�ﻧﻧ َﻟﺎﺎَََ�ﻮََواﻨْﺒَِﻓﻣﻣَﺒُُﺳﻲﺤِﺤﻠِّﻐَﺳََّّْﻤﻧِﻤْﻲﻢِ�ّ ٍٍَﻌﺪﺪِﻟﺪ َﻤﻧﺠََِِﻟﻓﺎﻓَُﻪَﻲﻲﺒَﻣﻼَُواﺤُِﻳُﻟلﻛ َّﻤَﻤِّﺳﻞَو�ٍِّﺪ َﻼﻜِْﺟﺪَِﺎوءﻓﻧِﻬِﻓﻗْﻲﺎَاْاٍَُْﺊﻚﻣَﺖﻷُﻷﺤَﻣَْوﻟ ََِّﻤوَِﺧﺰَﻋﺒﻳٍِِْﺮﺪﺣ َِﻳْﻈْﺪإِﻴ ِ�ْهََﻓﻟﻦﻦِﻲ...ﻲﻢ                                                                                                                                                                                                             kursi dan lain-lain. Perbedaannya terletak
                                  � َﻮ ِم ا ِّ��ْ ِﻦ .                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           pada bilangan yang dibaca pada masing-
ااأَََﻟووَﻟَﻟْﻟﺳﻤﻗَﻠَََّّﺒﺒﻌ ّﺒُﺻُﺎﺮﻬ ِِْةﻈَﺤرَّﺪاﻢ�َﻨ َﻗاَِﺎكَّﺠﻢاًﺔُهِ ْﺒﻗَْ.ﺟُ�ُﻫِﻲﻣﻣ ِﻨَﺘَﻌَِﺪْوﻨَﻦَْﻘ�َّﺎََﻞﻣَّﺒًﺻﺔﺎﻗﻠَﻠََّوْﻮًَوﻰﺔَوَأََﻣِﻫالإِْْواَﻠّﻮﻟِﻠُُِْﺻﻲﺳَﻨَﻻﺻﻠﺑَﺎﺒْﻧَْ ُﺎهًﻞﺔَﺣَﺤ َﻋﺎﻣِﺛُﻣَّْﻀوﻠَﺤََﻮَْن�رَْاﻦَّﺮﻤﺣِﻪِةا ٍَﻤﺪﻗَب ًََْﺔﻮوﺳﺑَِوَِِّ�َﺳِالﻧَّﻣ َِﺎﺎﻠََّﻟوﺪ ِﻧَِﻲﺑزْﻢﺎَﻻﻟََﻗﺤ ًَِﺟﺔَْﺮﻤﻓَإِوأْﻤﻲِﻧََﺪََّﺣ��ْوﺎهِِِﺒَﺑُه،ﻊﻫإِﻴْﺮ ِﺒَاَِاﺬوِﻣﻻَﻨا ََﺎﻛﻣَْﺧاﺎﻦًاﺔَﻟَﻮوﻤُااَْﻧَِﺷﺑﻟَﺻﺷِ،ﺠِﻪُﻔﻘﺎّﻠَﻠ�ِْْ�ْﺮﻣَوِِﻣأﻌﻨَﻠََﺎﻨَﻣًَُِﺎﺔﺲهنﺎﻦ                                                                                                                                                    masing kalimah thayyibah dan diakhiri dengan
اااااََََْووووﻟﻟﻟﻟْْْااْﺑَُﻟﻟََُﻻَﻤَّﻘﻌﺟﺸﺤْﻧْﺎُُﺒﻤََّّﻟ�ِْْﺒَِﺪﺮﺨْﺼْﻮﺆاَِ�ِﻤَﻠَِﻫﺦﺗِﺎِرﻣَْﺎﻴﺤَﻨَِِﻨءﺎﺎﺎﻦﺼﺑَََوْﻗِﻴَﻣِاوِﺔََوﺒْوﻟْتاِﻦاََﻣﻟَِﻦُْوﻤﺪﻟاََﻤِْﻰَﻣﺮﻛوﺸاَّﺤﺎﺟَاََﻟﺳْﺎﻟِﻦَﻳْﻼﻤَِﺑِﻠاﻘَﺋُِِﺨﻤ�ْﺎِْﻌْﻴَرﻨَِﻣ ِﻊْْدﺎَﻴﺴﻦو ََاِ،رﻜِﻠﺸاﻦَوﻟﺎِِِْﺔَﻤوََحاﻣوُِاﻤرْْااﻴﻟﻟَﻟَْْ َﺠﺸﻦََقﻻﺠُﻤُاَﻌﺎ�ﺎْوﺑََ�ِ�اﻘﻠَِْْﺎِﻫََِّﺋَِ�ﺮﻤَوﺦَﻻِﺎﻨَﺎاِﺑَِﻼﺪﻟﺎِِْْْرِْءَﻓءﻴﻣ ُﻤ�اَﻦَوَﻦﻟْاﺸْ َﺴﻟضو.ﺎَﻌاُُُِِﻠﻋﻓِﺧﺎﻳَُِّّاﻣﺸﻲََِِّﺨﻤﻢﻣَُﻟََﺎﻬَﻨﻬِﺼﻠﻰﺎﺎِاََْْﻮﺗِِﺪﺳﻴﻟاتَﻨَِﺒَوﻣًﻦﻰﺎاَِ�ْءﺻَﻐَﺎوَِﺎَﺳاوﻞَﺟَِواﻟاﺎِْراَﻟِوﺗَِﻤﻟﻟُاﺑِﻤْاَ�ْﻲََُِّﻤﺬﻬَِﺼْاﺎﻊﺟْﺆﺼﺎﺑَﺗِِﺳَِّﻨِﻟﻨﺪﻣﺑَاَِّ�ْاﺎِِﺤﻔﻨَِّرﺮِِْﻫْْْدﺪ.ﻴﻴﻴَِّﻫﻧﻧَََِﻦﻦﺎﺎﻦبﻞﺎ  doa wahbah (doa menghadiahkan pahala
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 )bacaan tahlil). Jika fida’ sughra (tebusan kecil
اَِﻣَرﻻ َّﺑ ْْﻏﺗﻦَﻨَ ِﺎﻔﺤْ َِْﻗﺮﺮ َﺒْوْﻣَِﻠﻟَﻨَ َﻨﻻُﺎﻬﺎاَْﻢﺗَ َرﺤْْﺟَّﺑ َِوﻤََﻨﺮاﺎُْﻫْﻞرﺣََْﻢو َْﻤ َﻋَوُﻻﻬﻠَ ْ�ْﻢَﻻﺗَُﻨ َﺤﺎَﻳ َِّوْﻤﻔإِ َﻠِﺘْﺨﻨَﻨَْﺻﻓِﺎﺎ ًِﻬﺮَﻧاَﻣْﻢْﻌﺎ ََﺪﻛَ َو َﻻﻤا ُﻫﺎ َْْﻗﻢﻃﺣَُﺎ َوَﻤﻗَاﻒَﻠْﺔ ْﺘَﻏ َُِﻔﻪ َﺠَﻗْﺮﺎﻨْ َﻟَُﻬﺑَِﺠَ ِْﻪﺒﺎﻢ  اَﻟﻠّ ُﻬ َّﻢ                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           membaca tasbih 1000 kali dan tahlil 70.000
                                                                                                                                                                                                                                                          اَﻟﻠّ ُﻬ َّﻢ                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           )kali. Sedangkan fida’ kubra (tebusan besar
                                                                                                                                                                                                                                                          َوﻟَ ُﻬ ْﻢ.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            membaca surat al-Ikhlas sebanyak 100.000
                                                                                                                                                                                                                                                          ا َّ ِ�� َﻦ                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            kali. Baik fida’ sughra maupun kubra bisa
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 diamalkan dalam satu waktu tertentu secara
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 pribadi (perseorangan) bisa juga diangsur
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 dalam beberapa waktu maupun beberapa hari
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 sampai genap bilangannya.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      Kegiatan fida’ fokus tujuannya ialah
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 menebus diri sendiri ataupun orang lain
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 dari api neraka, yang caranya ialah dengan
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 memohon ampun kepada Allah. Cara memohon
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 ampun tersebut ialah dengan cara berzikir dan
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 membaca kalimah-kalimat thayyibah, dengan
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 harapan mendapat ampunan dan ridha dari
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 Allah swt, yang akhirnya bisa dimasukan ke
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 dalam surga dan dijauhkan dari neraka.
100 | Ensiklopedi Islam Nusantara
Sama halnya dengan tradisi tahlilan,     untuk menghadiahkan bacaan dan kalimat
secara pelaksanaannya pun juga mengirimkan    thayyibah kepada orang yang wafat dan
doa dan surah al-Fatihah melalui pembacaan    kepada dirinya sendiri sebagai tebusan atau
kalimat tayyibah dengan jumlah tertentu.      permohonan ampun atas dosa-dosa yang ada.
Teknis pelaksanaannya pun sama dengan
tahlilan yaitu dengan mengumpulkan                                                                       [Ismail Yahya]
masyarakat sekitar yang diiringi dengan niat
                                            Sumber Bacaan
Khotim Ahsan, Nilai-nilai Pendidkan Sosial dalam Kegiatan Fida’ di Kelurahan Tingkir Tengah, Kota Salatiga, Tahun
         2014-2015, Skripsi, IAIN Salatiga, 2015.
                                              Edisi Budaya | 101
102 | Ensiklopedi Islam Nusantara
G
Gending
Gending
Gending dalam bahasa Jawa awal                  yang memakai kata Jipang, seperti Jipang
         mulanya berarti “ahli pembuat          Lontang, Jipang Keraton, Jipang Wayang dan
         gamelan”. Di kemudian hari, Gending    lainnya. Dari berbagai istilah gendingan ini
dipakai untuk bunyi instrumental atau lagu      kiranya para leluhur pada waktu yang lampau
yang berasal dari bunyi gamelan. Sementara      telah secara khusus mengelompokkan lagu-
menurut Rd. Machyar Anggakusumadinta,           lagu itu menurut fungsi dan pembawaannya.
Gending ialah aneka suara yang didukung
oleh suara-suara tetabuhan. Pengertian suara         Sebagai alat pengiring, gending dapat
tetabuhan ini tidak terbatas gamelan tetapi     berfungsi sebagai pengiring instrumental
termasuk pula angklung, calung, kacapi,         tembang/pupuh, seperti pembacaan Macapat,
suling, gambang, rebaban, padindang, suling,    serta pengiring pementasan kesenian, seperti
dan sebagainya.                                 pagelaran wayang, pementasan (tari-tarian,
                                                wayang orang, ketoprak, dan lain-lain),
      Secara umum orientasi gending dalam       pengiring ritual adat, dan hiburan lepas
lagu cenderung pada alat-alat yang bernada,     (karawitan). Bahkan gending juga dapat
sekalipun ada pula yang tidak bernada, seperti  berfungsi sebagai; (a) rasa kelenganan (mengisi
kendang, dogdog, kohkoh dan lainnya. Dalam      waktu santai); (b) iberan atau pemberitahuan;
keseniaan Sunda, apabila alat instrument ini    (c) penghantar upacara; (d) pengiring/pririgan;
dipakai secara mandiri untuk permaian dalam     (e) pemberi suasana; (f) pengungkap ceritra.
alunan bunyi suatu pagelaran biasa disebut      Berdasarkan fungsinya itu, muncul beberapa
Karesmian Padindangan. Sementara bunyi alu      istilah seperti Gending Jawa, Gending
dan lesung telah mempunyai nama tersendiri      Karawitan, Gending Palembang, dan lain-lain.
yang telah dikenal yaitu Tutunggulan.
                                                     Khusus Gending Jawa di sini dijelaskan
      Pengembangan makna gending                secara khusus Gending pengiring wayang
menunjukkan bahwa instrumental ini              karena lebih kompleks bentuknya dan juga
berkembang dinamis tidak hanya di Jawa          bersifat universal. Berdasarkan adegan
tetapi di seluruh Nusantara. Gending juga       pementasan wayang, Gending dapat
menggambarkan bahwa budaya Nusantara            dikelompokkan menjadi empat kegunaan,
sangat terbuka, menerima budaya-budaya baru     yaitu: Pertama, petolan yang dalam bahasa
asalkan “bergandeng”, berirama dan terpenting   Jawa berasal dari kata “Talu” (mulai atau
harmonis. Satu dengan lainnya tidak terpecah    mengawali), sehingga petolan berarti gending
dan bertabrakan sehingga merusak irama yang     pembukaan atau gending-gending untuk
harmonis yang dikeluarkan masing-masing         mengawali sebuah acara.
instrument.
                                                Gending  petolan  umumnya
      Dalam Gending Jawa, beberapa istilah
yang menunjukkan identitas gendingan            mengungkapkan suatu harapan dan doa.
ialah Landrang, seperi Landrang Slamet atau
Landrang Wilujeng Karawitan, dan lain-lain.     Misalnya Landrang Slamet atau Landrang
Sementara beberapa istilah yang menunjukkan
identitas gendingan Karawitan adalah lagu       Wilujeng dengan maksud agar acara yang
                                                digelar dapat berlangsung selamat. Termasuk
                                                gending petolan ialah Landrang Cucur Bawuk,
                                                Pareanom, Banteng Wareng, Widosari, Ayak-
                                                                  Edisi Budaya | 105
ayakan, srepek/sampak.
BahkanolehsenimanJawa
dimasukkan “petolan
anyar” misalnya Mugi
Rahayu, Puji Rahayu, dan
Sriwidodo yang intinya
pengaharapan supaya
lancer dan selamat.
        Kedua, Gending
Babak Pertama (Patet
Nem) untuk mengiringi
urutan       adegan
pementasan wayang kulit
mulai dari;
1. Jejer I (kawitan)).             Contoh Alat-alat Gamelan.
Gending      yang                  Sumber: https://tukanggamelan.wordpress.com/
digunakan                                     Sabrangan atau Bodet) yakni kumpulan
menyesuaikan adegan raja/kerajaan yang        bala tentara dari seberang lautan yang
dipentaskan. Misalnya untuk kerajaan          tidak sedaratan dengan kerajaan pada
Hastina dipakai Gending Kabor –yang           Jejer I yang konotasinya adalah berada
memiliki arti kabur, tidak jelas, tidak ada   di Tanah Jawa. Gending yang dipakai
visi dan misi. Sedangkan untuk kerajaan       adalah Majemuk, Remong, Gliyung, Peksi
Amerta atau Pandawa menggunakan               Kuwung.
Gending Kawit atau Kawah –yang memiliki
                                              Ketiga, Gending Babak Kedua (Patet
makna awal dari sebuah rencana yang
terdapat visi dan misi dan terprogram. Songo) yang memuat beberapa agedan, yaitu:
Pada adegan ini jika mengharuskan ada (a) Goro-goro di mana gending yang diawali
peperangan maka perangnya disebut dengan sempek Banyumasan atau lainnya,
“perang rempak” atau perang yang tidak lalu diteruskan dengan Gending Dolanan atau
berlanjut dan akan dilanjutkan setelah Gending-gending Jineman; (b) Jejer III (jejer
beberapa adegan berikutnya. Gending Pandito) yang menampilkan adegan yang
                                              menceritakan sebuah pertapaan. Gending yang
yang dipakai ialah Srempeg/sampak.
                                              dipakai antara lain Gending Lara-lara supaya
2. Gending untuk mengiringi datangnya         terenyuh. (c) Perang Kembang sebagai adegan
     tamu. Jika dalam adegan Jejer ada tamu   selingan. Gending pengiring yang umum
     yang datang maka untuk mengiringi        dipakai pada adegan ini adalah Srempek,
     datangnya tamu juga ada gending-gending  Palaran, Sampak Pathet Songo atau Pelog Pthet
     khusus, misalnya Landrang Mangu,         Barang. (d) Jejer IV diiringi Gending Renyep,
     Landrang Diradameta, Lindrang Srikaton.  Gambir Sawit, Bendrong; (e) Perang Pupuh
3. Gending pengiring adegan Jengkar dengan iringan gending Srempeg/Sampak.
Kedaton digunakan Ayak Nawung                 Keempat, Gending Babak III (Patet
4. Gending pengiring adegan Limbukan Manyura) terdiri beberapa agedan, yaitu:
memakai Gleyongan, Ginonjing, dan (a) Jejer V dengan iringan Gending Kutut
Gending Dolanan                               Manggung, Pucung, Ricik-ricik, Liwung, dan
5. Gending pengiring adegan Bodolan           Landrangmanis; (b) Perang Brubuh dengan
     memakai Nebo, Majemukan, atau            iringan Gending Srempek, Sampak, Ayak-ayak;
     Srempek Mediun.                          dan (c) Penutup dengan iringan Gending Ayak-
                                              ayak, Pamungkas.
6. Gending pengiring Jejer II (Jejer
106 | Ensiklopedi Islam Nusantara
Gending sebagai bunyi instrumental atau   digambarkan dalam Serat Centini dan
lagu yang berasal dari bunyi gamelan secara    Cabolang yang juga memuat sejumlah Suluk.
umum merupakan alat kesenian tradisional
yang digunakan untuk mengiringi upacara             Sebagai satu alat Gending/Gamelan
dan pementasan, baik dalam acara-acara ritual  merupakan warisan budaya yang bernilai
yang sakral maupun pagelaran seni biasa.       sejarah. Sampai sekarang keseniaan ataupun
Sebagai alat pengiring pagelaran ritual yang   benda kesenian ini masih terus dijaga
sakral, Gending/Gamelan sering dipakai untuk   kelestariaannya. Di Keraton Yogyakarta,
menciptakan suasana hening pada saat prosesi   misalnya terdapat Gamelan Monggang KK
berlangsung. Sebagai contoh penggunaan         Guntur Laut dan Gamelan KK Maeso Ganggang
Gending sebagai alat instrumental dilagukan    yang berasal dari jaman Majapahit dan hanya
“Suluk” dan “Serat” (sajak sebagai alat        dimainkan pada upacara kenegaraan, seperti
dakwah di Jawa) dalam pertemuan para wali.     mengiringi penobatan Sultan, dan lain-lain.
Begitu pula penggunaan Gending/Gamelan         Terdapat pula Gamelan Sekati KK Guntur
untuk mengiringi tari-tarian tradisional       Madu yang dimainkan pada acara Sekatenan.
yang dipentaskan di Keraton. Hal ini seperti
                                                                                                          [M Isom Saha]
                                            Sumber Bacaan
Bachtiar, Harsja, “The Religion of Java: a Commentary”, Madjalah Ilmu Sastra Indonsia. V 5 NI, 1973
Ensiklopedi Wayang, Jakarta: Balai Pustaka, 1979
Holt, Claire, Art in Indonesia, Cornell UP, Ithaca, 1967
Poedjosoebroto, R, Wayang: Lambang Ajaran Islam, Jakarta: Pradnya Paramita, 1978
Sudiyanto Pandji, Mengenal Gending Jawa, S.Pandji Online
                                               Edisi Budaya | 107
108 | Ensiklopedi Islam Nusantara
H
   Hadrah
Halal Bihalal
      Haul
   Hikayat
     Hisab
Hadrah
Kecenderungan kepada seni merupakan            medan pertempuan, para perempuan Arab
         salah satu kodrat manusia, dengan     juga sering memainkan rebana untuk melepas
         pengertian banyak di antara manusia   para pemuda dan membangkitkan semangat
yang memiliki jiwa seni yang berkembang        berperang.
menurut bakat dan minat masing-masing.
Kesenian merupakan bagian yang sangat               Di Indonesia bila disebut istilah hadrah
penting bagi pembentukan pibadi manusia,       perhatian orang akan tertuju kepada sebuah
karena kesenian berfungsi menghaluskan         bentuk kesenian dengan menggunakan
perasaan dan budi pekerti manusia.             alat-alat musik tepuk yang memiliki hiasan
                                               kerincing logam di sekitar bingkainya, dibuat
      Pandangan umat Islam Indonesia           dari papan kayu yang dilobangi ditengahnya,
terhadap seni secara umum dirumuskan           dan pada salah satu sisinya dipasang kulit
dalam musyawarah besar Seniman Budayawan       kambing tipis yang telah disamak yang dikenal
Islam tahun 1961 sebagai berikut: “Islam       dengan nama rebana atau terbangan di Jawa.
memperkenalkan karya segala cabang kesenian
untuk keluhuran budi (akhlak) dan untuk             Secara etimologi istilah hadrah berasal
kehadirat Allah dan tidak berunsur asusila,    dari kata  ﺣﻀﺮﺓyang berarti “kehadiran.” Di
maksiat, cabul, dan syirik serta melanggar     dalam tasawuf hadrah mengacu kepada jamaah
larangan Allah dan Sunnah Rasul”.              yang di dalamnya melakukan zikir secara
                                               kolektif. Menurut Trimingham, kebanyakan
      Islam yang dibawa, sebagian, oleh orang  tarekat Sufi memiliki bacaan zikir yang regular
Arab ke Nusantara juga dengan membawa          di dalam majelis mereka yang dikenal dengan
tradisi dan kebudayaan Arab itu sendiri        nama hadrah. Hadrah yang berarti kehadiran
termasuk bidang kesenian, tidak ketinggalan    dimaksudkan bukan kehadiran Allah, namun
instrumen-instrumennya, walaupun tentu         kehadiran Nabi Muhammad.
tidak mudah untuk memastikan kapan waktu
kesenian ini pertama kali diperkenalkan di          Secara sederhana, hadrah di dalam tasawuf
Nusantara. Salah satu jenis kesenian yang      terdiri atas 2 bagian: pertama, pembacaan
sangat populer dan terpengaruh dari Arab       hizib tarekat dan doa lainnya yang terkadang
adalah kesenian musik dengan instrumen         diselingi dengan musik dan nasyid (lagu);
rebana atau terbangan di Jawa, yang digunakan  kedua, melakukan dzikir yang diiringi dengan
dalam marawis, qasidah, dan hadrah. Dalam      musik dan lagu yang umumnya dimulai dengan
perkembangannya, alat musik rebana             doa khusus yang disebut dengan fatihah az-
dijadikan sebagai simbol identitas kultural    dzikir. Hadrah berlangsung pada hari Jum’at
Islam di Nusantara.                            atau malam Jum’at dan pada acara-acara
                                               khusus di dalam kalender Islam, atau pada saat
      Kesenian qasidah dan lagu-lagu Arab      kelahiran anak atau berkhitan. Pembacaan
sudah dinyanyikan semenjak zaman pra-Islam     maulid Nabi merupakan aspek sangat penting
dan kesenian tersebut dipilih orang-orang      di dalam majelis hadrah. Pelacakan hadrah ke
Arab pra-Islam sebagai penghibur pada malam    dunia tasawuf ini paling tidak memberikan
hari atau pun di dalam perjalanan. Di dalam    petunjuk ada kaitan antara tradisi musik
                                               Edisi Budaya | 111
hadrah dengan tasawuf.                             Sumber: https://fahmialinh.wordpress.com/2015/05/08
     Sedangkan tradisi kesenian hadrah identik  hadrah berfungsi sebagai pola pukulan utama
dengan kesenian Islam. Hadrah merupakan         dalam mengiring lagu; (2) terbang keprak,
kesenian Islam yang di dalamnya berisi          dalam permainan terbang hadrah berfungsi
shalawat kepada Nabi Muhammad SAW yang          memberi tekanan pada lagu, biasanya pada
digunakan sebagai media menyiarkan ajaran       posisi naik atau rol; (3) terbang dumbuk atau
agama Islam. Dalam kesenian ini tidak ada alat  marawis, mengingat karakter suaranya yang
musik lain kecuali rebana. Kesenian ini selain  lembut dan pola pukulannya yang rapat, dalam
sebagai media untuk menyebarkan ajaran          terbang hadrah berfungsi mengisi kekosongan
agama Islam juga sebagai sebuah hiburan.        pukulan; (4) terbang tung, dalam terbang
Sebab di dalam kesenian hadrah terdapat         hadrah mengawal tempo dan pergerakan
sebuah dorongan untuk mengagungkan asma         pukulan bas; (5) terbang bas, dalam terbang
Allah dan Nabi Muhammad serta amar ma’ruf       hadrah membentuk pola pukulan bas.
nahi munkar. Hal ini dapat dilihat jelas dari
syair-syair yang dilantunkannya.                     Formasi tempat duduk pemain dalam
                                                pertunjukan hadrah, bagian depan dua
       Kesenian hadrah menjadi salah satu       orang sejajar sebagai penyanyi atau vokalis,
kesenian yang banyak dipertunjukkan di          di belakangnya empat orang sejajar pemain
masyarakat, biasa digunakan untuk mengiringi    terbang genjring, di belakangnya lagi lima
lagu-lagu bernafaskan Islam. Musik hadrah       orang sejajar pemain bas, pemain terbang
atau rebana atau musik terbang diperkirakan     tung, pemain terbang dumbuk, dan dua orang
berasal dari bentuk-bentuk musik yang           pemain terbang keprak.
bercirikan Islam yang ada sebelumnya. Bentuk-
bentuk musik tersebut adalah (1) Salawatan           Musik terbang hadrah merupakan
yaitu bentuk puji-pujian yang mengagungkan      permainan musik terbang sederhana, baik
kebesaran Nabi Muhammad SAW; (2) Barzanji       pola pukulan dari masing-masing alat musik,
yaitu jenis musik vocal yang bercirikan Islam;  maupun lagunya. Syair lagu terbang hadrah
(3) Kentrung yaitu musik bercirikan Islam       berbentuk bait-bait, maksudnya syair lagu
yang diperkirakan paling awal kedatangannya     terbang hadrah terdiri dari beberapa bait, dan
di pulau Jawa, berkembang di daerah             tiap bait terdiri dari empat baris, sehingga
Blora, Pati Jepara dan Purwodadi; (4) Zapin     tidak menyulitkan bagi para pemula. Lagu-
pesisiran yaitu kesenian tarian yang diiringi   lagu terbang hadrah bervariasi, ada yang
dengan terbangan, berkembang di Demak           menggunakan syair berbahasa Arab, bahasa
dan Semarang; (5) Kuntulan yaitu tarian yang    Indonesia dan bahasa Jawa.
diiringi oleh musik terbangan, dan berkembang
di daerah Kendal, Pemalang sampai Tegal; (6)         Lagu-lagu terbang hadrah tidak selalu
Simtuduror yaitu kesenian musik salawatan       syairnya bershalawat tetapi ada juga syair lagu
dengan membaca kitab maulid yang bernama
Simtuduror dengan diiringi musik terbang, dan
musik ini berkembang di daerah Pekalongan,
Kendal dan Semarang; (7) Gambus yaitu musik
yang bercirikan Islam yang mendapat pengaruh
dari Arab dengan alat musik gambus, dan
berkembang di daerah pantura pulau Jawa.
     Musik terbang hadrah merupakan
nyanyian Islami atau shalawat yang diiringi
dengan permainan beberapa alat musik
terbang atau ansambel. Terbang yang
dipergunakan dalam terbang hadrah yaitu (1)
terbang genjring, dalam permainan terbang
112 | Ensiklopedi Islam Nusantara
yang sifatnya memberi nasihat. Misalnya lagu  mudah dipahami.
Ya Rosul, merupakan lagu berbahasa Arab
dan syairnya shalawat. Lagu terbang hadrah         Dewasa ini hadrah tidak saja bernuansa
yang berjudul kisah Rasul merupakan lagu      seni, namun ia juga terkait dengan masalah
berbahasa Indonesia, sedangkan lagu Padang    identitas. Seiring dengan semakin menguatnya
Bulan merupakan lagu terbang hadrah yang      peranan kelompok tradisional Muslim di
menggunakan bahasa Jawa dan bersifat          Indonesia,hadrahmerupakansalahsatubentuk
memberi nasihat. Melodi lagu dalam musik      identitas kebangkitan Muslim tradisional di
terbang hadrah menggunakan tangga nada        Jawa, bahkan di daerah Surakarta atau Solo,
diatonis minor artinya lagu-lagu dalam musik  parade hadrah diselenggarakan setiap tahun
terbang hadrah menggunakan tangga nada        pada saat menjelang memperingati Isra’ Mi’raj
diatonis seperti musik modern, sehingga       Nabi Muhammad SAW.
                                                                                                         [Ismail Yahya]
                                            Sumber Bacaan
Abdul Khair, Sinoman Hadrah Seni Islam yang perlu mendapat perhatian, Jurnal Himmah Vol. IV No. 10 Edisi Mei –
         Agustus, 2003,
Abdul Khair, Sinoman Hadrah Seni Islam,
Mahmudah Nur, Pertunjukan Seni Rebana Biang di Jakarta sebagai Seni Bernuansa Islam, Jurnal Penamas, Vol. 28,
         Nomow 2, Juli-September 2015,
Junaidi, Estetika Terbang Hadroh Nuurussa’adah,
Ismail Yahya, Kebangkitan Muslim Tradisional di Surakarta, artikel di IBDA’: Jurnal Kebudayaan Islam, IAIN Purwokerto,
         Vol. 14 Nomor 1 (2016: 51-56), jurnal terakreditasi DIKTI 2014,
                                              Edisi Budaya | 113
Halal Bihalal
Berbeda dengan tradisi di negara-negara                Meminta maaf atas segala bentuk
        Arab yang menjadikan hari raya Idul       kesalahan merupakan kewajiban dalam Islam.
        Adha sebagai perayaan paling besar dan    Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
paling meriah, di Indonesia kaum Muslimin         Abu Hurairoh, Rosulullah saw bersabda:
menjadikan Idul Fitri sebagai hari raya
yang paling penting dan dirayakan dengan          ﻣﻦ ﻛﺎﻧﺖ ﻋﻨﺪه ﻣﻈﻠﻤﺔ �ﺧ�ﻪ ﻓﻠ���ﻠﻠﻪ ﻣﻨﻬﺎ ﻓﺈﻧﻪ ﻟﻴﺲ
sangat meriah, sehingga pemerintah pun
menjadikannya libur nasional dengan waktu         ﺛﻢ د�ﻨﺎر وﻻ درﻫﻢ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ أن ��ﺧﺬ �ﺧ�ﻪ ﻣﻦ ﺣﺴﻨﺎﺗﻪ
paling lama dibandingkan hari libur lainnya.
                                                  ﻓﺈن ﻟﻢ ��ﻦ � ﺣﺴﻨﺎت أﺧﺬ ﻣﻦ ﺳﻴﺌﺎت أﺧ�ﻪ ﻓﻄﺮﺣﺖ
      Kaum Muslimin di Indonesia
memanfaatkan panjangnya hari libur pada                                                       ﻋﻠ�ﻪ
hari raya Idul Fitri untuk mengunjungi orang
tua, kerabat dan sanak famili. Di banyak          “Barang siapa melakukan kezaliman kepada
daerah bahkan ada tradisi saling mengunjungi      saudaranya, hendaklah meminta dihalalkan
rumah tetangga dan teman. Selain menjaga          (dimaafkan) darinya, karena di akhirat tidak
silaturahmi, kunjungan pada hari raya Idul Fitri  ada lagi perhitungan dinar dan dirham,
di Indonesia digunakan sebagai kesempatan         sebelum kebaikannya diberikan kepada
untuk saling meminta maaf.                        saudaranya, dan jika ia tidak punya kebaikan
                                                  lagi, maka keburukan saudaranya itu akan
      Dalam berinteraksi sehari-hari, baik        diambil dan diberikan kepadanya.”
dalam hubungan bisnis, maupun pertemanan,
manusia tidak luput dari kesalahan baik                Setiap kezaliman yang dilakukan manusia
dalam bentuk ucapan maupun tindakan,              kepada lainnya akan menjadi beban yang
disengaja maupun tidak disengaja. Tradisi         sangat berat di akhirat jika tidak dimaafkan
saling meminta maaf pada hari raya Idul Fitri     oleh orang yang terzalimi sebagaimana
di Indonesia menjadi kesempatan yang sangat       diingatkan oleh Rasulullah saw dalam hadits
baik untuk memperbaiki hubungan-hubungan          yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar bahwa
yang kurang harmonis antar saudara, teman,        kezaliman akan menjadi biang kegelapan di
bahkan rekan bisnis.                              hari kiamat. Oleh karena itu meminta maaf
                                                  atas kesalahan merupakan hal yang sangat
      Meskipun meminta maaf atau saling           penting karena berkaitan dengan keselamatan
memaafkan merupakan kewajiban bagi umat           seseorang di akhirat kelak.
Islam, namun ada kalanya orang merasa
canggung bahkan gengsi untuk melakukannya.             Salah faham dan perasaan tersinggung
Dengan adanya tradisi saling memaafkan pada       juga sering terjadi di antara manusia. Hal ini
hari raya Idul Fitri, hal tersebut lebih mudah    jika tidak segera diselesaikan terkadang bisa
dan lebih nyaman untuk dilakukan.                 menjadi bibit permusuhan yang akhirnya
                                                  menjerumuskan manusia kedalam neraka.
      Melakukan sungkem kepada orang tua          Ucapan dan tindakan yang tidak sengaja
dan para sesepuh sambil meminta maaf              melukai perasaan orang lain pun bisa menjadi
bahkan menjadi tradisi yang sangat penting di     masalah besar dan menyebabkan permusuhan,
kalangan umat Islam Indonesia sehingga para       tidak saling menyapa, dan saling membenci.
penduduk kota-kota besar yang memiliki orang      Mengenai hal ini Rasulullah saw bersabda:
tua dan kerabat di desa merasa berkewajiban
untuk mudik setiap hari raya Idul Fitri.          ﻻ ﻳﺤﻞ ﻟﻤﺴﻠﻢ أن �ﻬ�ﺮ أﺧﺎه ﻓﻮق ﺛﻼث �ﺎ� �ﻠ���ﺎن
114 | Ensiklopedi Islam Nusantara
ﻓ�ﻌﺮض ﻫﺬا وﻳﻌﺮض ﻫﺬا وﺧﻴﺮﻫﻤﺎ ا�� ��ﺪأ ﺑﺎﻟﺴﻼم                Tradisi-tradisi dalam merayakan hari
                                                      raya idul fitri ini tidak biasa dilakukan di
“Haram bagi seorang Muslim marah kepada               negara-negara Arab meskipun Rosulullah saw
saudaranya dan memutuskan persaudaraan                memberi contoh tradisi mengunjungi kerabat
lebih dari tiga malam, sehingga jika bertemu          pada hari raya. Dalam sebuah hadis diceritakan
mereka saling menghindari. Adapun yang                bahwa Rasulullah saw melewati jalan yang
paling baik di antara keduanya adalah yang            berbeda untuk berangkat dan pulang dari
lebih dulu menyapa dengan salam.”                     sholat Ied. Ibnu Hajar menyebutkan bahwa
                                                      di antara sebabnya adalah karena beliau saw
     Dalam riwayat lain bahkan dikatakan              mengunjungi kerabat-kerabat beliau baik yang
jika ada orang yang marah dan membenci                masih hidup maupun yang sudah meninggal
saudaranya sesama Muslim lebih dari tiga hari,        setiap hari raya. Namun apa yang dilakukan
lalu mati sebelum berbaikan, maka ia masuk            oleh Rasulullah saw ini tidak menjadi tradisi
neraka. Oleh karena itu meskipun terlambat,           yang dijaga oleh bangsa Arab sampai hari ini.
saling memaafkan tetap sangat penting untuk
dilakukan. Dan tradisi lebaran dengan saling               Tidak salah jika Umar Kayam menyebut
meminta maaf menjadi momen yang sangat                tradisi lebaran merupakan tradisi khas kaum
berharga karena memberikan kesempatan                 Muslimin Indonesia. Hal ini tak lepas dari
kepada kaum Muslimin untuk bertemu,                   tradisi dan kebudayaan masyarakat Jawa
berjabat tangan, dan saling memaafkan tanpa           yang kemudian oleh para ulama dipadukan
harus malu.                                           dengan nilai-nilai keIslaman. Menurut Umar
                                                      Kayam, tradisi lebaran ini awalnya dilakukan
     Selain itu berjabat tangan di antara dua         oleh kaum Muslimin di Jawa, baru kemudian
orang Muslim bisa mengugurkan banyak dosa.            menyebar dan saat ini dipraktikkan oleh kaum
Rosulullah saw bersabda:                              Muslimin di seluruh Indonesia.
إن اﻟﻤﺴﻠﻢ إذا ﻟﻘﻲ أﺧﺎه ﻓﺄﺧﺬ ﺑ�ﺪه ﺗﺤﺎﺗﺖ ﻋﻨﻬﻤﺎ ذﻧﻮﺑﻬﻤﺎ       Saat ini, kaum Muslimin yang bukan
                                                      berasal dari suku Jawa juga melakukan
ﻛﻤﺎ ��ﺤﺎ� اﻟﻮرق ﻋﻦ اﻟﺸﺠﺮة ا�ﺎ�ﺴ� ﻓﻲ �ﻮم رﻳﺢ           sungkem kepada orang tua di hari raya.
                                                      Sungkem merupakan tradisi khas Jawa. Sejarah
 وإﻻ ﻏﻔﺮ ﻟﻬﻤﺎ وﻟﻮ ﻛﺎﻧﺖ ذﻧﻮﺑﻬﻤﺎ ﻣﺜﻞ زﺑﺪ، ﺨﺻﻒ           tentang sungkem ini setidaknya bisa dilacak
                                                      sejak zaman Adipati Arya Mangkunegara I,
                                           اﻛﺤﺮ       yang juga bergelar pangeran Sambernyawa,
                                                      ketika ia memimpin Surakarta. Pada hari
“Sesungguhnya seorang Muslim itu jika                 raya Idul Fitri ia biasa mengumpulkan para
bertemu Muslim lainnya lalu mengambil                 punggawa dan prajurit di pendopo istana
tangan dan menyalaminya maka berguguranlah            untuk sungkem kepada raja dan permaisuri.
dosa-dosa mereka sebagaimana gugurnya                 Sejak saat itu, tradisi mencium tangan para
dedaunan dari pohon yang telah mengering              sesepuh sambil duduk di hadapan mereka atau
pada saat angin kencang, atau diampuni dosa-          sungkem menjadi tradisi yang dilakukan pula
dosa mereka meskipun dosa-dosa mereka itu             oleh masyarakat luas.
sebanyak buih di laut.”
                                                           Selain hal-hal di atas, belakangan muncul
     Berjabat tangan sesama Muslim                    istilah halal bihalal yang dalam kamus besar
jika dilakukan dengan tulus dan didasari              bahasa Indonesia berarti “Maaf-memaafkan
persaudaraan bisa menggugurkan dosa-dosa              setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan,
keduanya. Dan tradisi hari raya di Indonesia          biasanya diadakan di sebuah tempat
memberikan kesempatan yang sangat besar               (auditorium, aula, dan sebagainya) oleh
kepada kaum Muslimin untuk bersalaman.                sekelompok orang”.
Bahkan sebelum saling mengunjungi antar
tetangga pada hari raya, setelah sholat Ied                Halal bihalal memang memiliki arti yang
kaum Muslimin di Indonesia biasa melakukan            lebih khusus dari lebaran atau riyaya, karena ia
tradisi jabat tangan secara massal sehingga           merupakan sebuah acara yang diadakan secara
setiap orang yang datang untuk sholat Ied             khusus, di sebuah tempat khusus. Adapun
akan bisa saling bersalaman.
                                                      Edisi Budaya | 115
mengunjugi kerabat atau teman di hari raya        ditulis oleh Masdar Farid Mas’udi dalam
biasanya disebut sejarah atau ziarah lebaran,     sebuah artikel, istilah halal bihalal dipercaya
dan riyayan (berlebaran), bukan halal bihalal.    merupakan istilah yang diciptakan oleh Kiyai
                                                  Abdul Wahab Chasbullah.
     Menurut Geertz lebaran atau riyaya
merupakan penampakan paling menonjol                   Dikisahkan, pada tahun 1948, republik
dari budaya Jawa yang dikatakannya sangat         yang baru berdiri ini dilanda gejala disintegrasi
toleran terhadap keragaman ideologi dan           bangsa. Banyak elit politik yang saling bertikai
agama. Sifat toleran ini disebutnya sebagai       sehingga sangat sulit mengajak mereka untuk
karakteristik fundamental budaya Jawa. Dan        duduk bersama dalam satu forum. Padahal
Riyaya pulalah yang menyatukan semua orang        sedang terjadi pemberontakan serius yang
baik dari kalangan santri, abangan, maupun        dilakukan oleh DI/TII maupun Partai Komunis
priyayi. Lebaran disebutnya memiliki makna        Indonesia. Pada pertengahan bulan Ramadan
yang sangat personal bagi orang Jawa di mana      tahun itu, presiden Soekarno mengajak Kiyai
orang-orang yang kedudukannya lebih rendah        Abdul Wahab berdiskusi untuk mencari solusi
sungkem kepada orang yang kedudukannya            dari masalah perpecahan para elit politik itu.
lebih tinggi, seperti anak kepada orang tua,
santri kepada kiyai, dan sebagainya. Sungkem           Kiyai Abdul Wahab lalu mengusulkan
dan mengunjungi rumah sesepuh serta kerabat       untuk mengumpulkan semua tokoh politik
untuk maaf-maafan ini dikatakan oleh Geertz       dalam sebuah acara silaturahmi bertepatan
sebagai inti dari perayaan Riyaya.                dengan hari raya yang akan datang. Namun
                                                  Soekarno waktu itu menganggap acara
     Nah, halal bihalal menurutnya merupakan      silaturahmi biasa tidak akan menarik bagi para
sebuah simplifikasi dari ritual yang paling       politisi yang sedang bertikai itu sehingga sulit
penting dari tradisi riyaya itu. Ia bahkan        diharapkan mereka mau datang berkumpul.
menyebut halal bihalal sebagai sebuah “pesta
sekuler” karena selain mendegradasi nilai              Saat itu muncullah ide dari Kiyai
ritual yang sangat penting, halal bihalal         Wahhab untuk membuat acara halal bihalal.
juga dianggap hanya memperhatikan aspek           Menurutnya para politisi itu bisa diberi
semarak pestanya saja. Ia juga menyimpulkan       pengertian bahwa sikap saling menyalahkan
bahwa acara halal bihalal ini biasanya dilakukan  di antara mereka itu adalah sesuatu yang salah
oleh orang-orang dengan status sosial yang        dan haram. Karena haram, maka harus dibuat
tinggi saja. Halal bihalal hanya menjadi pesta    halal dengan cara saling bertemu, duduk
bergengsi kaum elit.                              satu meja, dan saling memaafkan. Maka
                                                  acara silaturahmi yang digagas itu kemudian
     Apa yang diungkapkan oleh Geertz ini ada     disepakati dengan istilah halal bihalal.
benarnya jika acara halal bihalal digunakan
sebagai pengganti tradisi riyayan, sungkeman,          Acara halal bihalal pada hari raya saat
dan saling mengunjungi rumah kerabat dan          itu berhasil dilaksanakan. Para politisi yang
tetangga, sehingga tradisi-tradisi unik dalam     bertikai bersedia duduk bersama dalam suasana
berlebaran tak bisa dirasakan lagi. Beberapa      hari raya dan saling memaafkan. Selanjutnya
keluarga kaya memang lebih suka mengadakan        instansi-instansi pemerintah di bawah
acara halal bihalal yang dikemas dalam bentuk     kekuasaan Bung Karno juga mengadakan acara
reuni keluarga besar, yang bersifat ekslusif.     serupa. Sedangkan di kalangan masyarakat,
                                                  kiyai Abdul Wahab yang merupakan salah satu
     Tapi tidak semua halal bihalal               tokoh pendiri NU ini mempopulerkan tradisi
menghilangkan tradisi riyaya, karena sekolah-     tersebut di masyarakat.
sekolah, madrasah, kantor, bahkan majelis
ta’lim yang biasa mengadakan halal bihalal             Menurut Nikolaos Van Dam, seorang
tidak menjadikannya sebagai pengganti tradisi     duta besar Belanda untuk Indonesia yang juga
lebaran. Tradiri riyayan tetap dilaksanakan,      seorang pakar bahasa Arab, istilah halal bihalal
baru setelah selesai kupatan, halal bihalal       ini meskipun terbentuk dari kata “halal” dalam
diadakan.                                         bahasa Arab, tetapi ia merupakan istilah khas
                                                  Indonesia. Ia sempat menyangka bahwa istilah
     Di kalangan Nahdliyin, sebagaimana           itu ada dalam bahasa dan tradisi Arab, namun
116 | Ensiklopedi Islam Nusantara
setelah mencarinya dalam kamus dan tradisi        berkebangsaan India yang berjualan di
Arab, ia tidak berhasil menemukannya. Karena      gerbang taman Sriwedari Surakarta. Ia dibantu
itu ia berkesimpulan bahwa istilah halal          oleh seorang pribumi untuk mendorong
bihalal berasal dari tradisi kaum Muslimin di     gerobak dan mengurus api yang digunakan
Indonesia.                                        untuk menggoreng. Dalam menjajakan
                                                  barang daganganya, si pembantu ini berteriak
     Adapun Mas’udi berusaha memberikan           “Martabak Malabar, halal bin halal, halal bin
analisa mengenai terbentuknya istilah halal       halal!” lalu anak-anak menirukannya dengan
bihalal ini dengan mengungkapkan dua              berteriak “halal behalal”. Sejak itu istilah ini
kemungkinan. Pertama, istilah itu mungkin         menjadi terkenal di Surakarta.
bermakna thalabu halalin bi thariqin halalin,
yakni mencari penyelesaian masalah atau                Kata “halal” juga digunakan dalam
mencari keharmonisan hubungan dengan              bertransaksi para jamaah haji dari Nusantara
cara mengampuni kesalahan. Kedua, bisa jadi       pada zaman Belanda. Karena keterbatasan para
ia berasal dari ungkapan halal yujza’u bi halal,  jamaah haji dalam menggunakan bahasa Arab,
yakni pembebasan kesalahan dibalas pula           maka ketika tawar menawar harga barang di
dengan pembebasan kesalahan; dengan cara          Mekah, mereka hanya bertanya “halal?” Jika
saling memaafkan.                                 kemudian penjualnya menjawab “halal”, maka
                                                  akad jual beli dianggap sah dan disetujui.
     Tapi istilah halal bihalal sendiri bukan
istilah yang baru ada sejak tahun 1948.                Dua kisah di atas meskipun menyebutkan
Pernyataan Mas’udi bahwa istilah halal bihalal    tentang penggunaan kata halal, dan secara
ini dicetuskan oleh kiyai Abdul bisa jadi         khusus halal behalal (halal bin halal), tapi
benar—tetapi bukan sejak tahun 1948. Karena       nampaknya tidak memiliki korelasi langsung
istilah ini sudah dikenal pada tahun 1935, dan    dengan tradisi maaf-memaafkan pada hari
Kiyai Abdul Wahab lahir pada tahun 1888.          raya Idul Fitri yang sudah dicatat oleh Pigeaud
                                                  dalam kamusnya yang terbit pada tahun 1938.
     Theodore Pigeaud menyusun sebuah
kamus bahawa Jawa-Belanda sejak tahun                  Meskipun tidak diketahui secara pasti
1926 atas perintah Gubernur Jenderal Hindia-      siapa yang menciptakan istilah halal bihalal,
Belanda. Dalam terbitan pertama kamus itu         namun sejarah dimulainya tradisi halal bihalal
tahun 1938, sudah terdapat kata “Alalbihalal”     secara nasional dapat dilacak sejak tahun
digabung dalam satu kata dengan huruf             1948 ketika kiyai Wahab mengusulkan untuk
awalan “A” dan menunjukkan arti yang mirip        membuat acara silaturahmi para tokoh politik
dengan yang ada dalam Kamus Besar Bahasa          dengan menyebut acara tersebut dengan istilah
Indonesia saat ini, serta disebutkan pula         halal bihalal. Semua peneliti juga sepakat
bahwa ia merupakan tradisi khas lokal.            bahwa istilah dan tradisi halal bihalal adalah
                                                  khas Indonesia.
     Ada riwayat menyebutkan bahwa sekitar
tahun 1935, ada seorang penjual martabak                                                                      [Ali Mashar ]
                                            Sumber Bacaan
Al-Asqollani, Ahmad ibn Ali ibnHajar, Fathu al-Bari Syarhu Shahih al-Bukhari, Dar al-Royan li al-Turots, 1986.
AL-Hathimiy, Nurudin Ali bin Abi Bakr, Majmu’u al-Zawaid wa Manba’u al-Fawaid, Maktabah al-Qudsiy, 1994.
Al-Mausu’aa al-Fiqhiyyah, Wazaratu al-Awqof wa al-Syu’un al-Islamiyah al-Kuwaitiyah, Dar al-Salasil, Kuwait, 1994.
Al-Nawawi, Yahya bin Syarof Abu Zakariya, Syarh Nawawi ‘Ala Muslim, Dar al-Khoir, 1996.
Al-Safariny, Muhammad bin Ahmad bin Salim, Ghodza al-Albab Fi Syarhi Mandhumat al-Adab, Muassasah Qurthubah,
         1993.
Geertz, Clifford , Religion of Java , The University of Chicago Press, Chicago, 1976.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2007.
Masdar Farid Mas’udi, KH. Wahab Chasbullah Penggagas Istilah “Halal Bihalal”. http://www.nu.or.id/post/read/60965/
         kh-wahab-chasbullah-penggagas-istilah-ldquohalal-bihalalrdquo
Pigeaud, Theodore Gauthier Th., Javaans-Nederlands Woordenboek, Springer, 1983 edition.
Umar Kayam, Ziarah Lebaran, Pustaka Utami Grafiti, Jakarta, 2010.
Van Dam, Nikolaos, Bahasa Arab di Indonesia Kontemporer, dalam Abu Hasan Asy’ari (ed.), Membaca Takdir Pemikiran dan
         jejak STA, Dian Rakyat, Jakarta, 2009.
                                                  Edisi Budaya | 117
Haul
Istilah Haul pada dasarnya berasal dari         atau haflah akhirussanah (acara tahunan yang
    bahasa Arab. Haala-Yahuulu-Hawlan           menandai berakhirnya masa studi tahunan
    yang memiliki arti satu tahun. Istilah ini  para santri).
dalam fikih digunakan sebagai salah satu
syarat kewajiban zakat. Kemudian istilah ini         Kegiatan haul biasanya dilaksanakan
oleh masyarakat Islam Indonesia digunakan       tepat pada tanggal meninggalnya almarhum.
sebagai upacara peringatan tahunan atas         Penanggalan hijriyah pada umumnya
wafatnya seseorang. Tidak ada keterangan        digunakan sebagai penentuan satu tahun
jelas yang menunjukkan siapa yang pertama       pertama meninggalnya almarhum dan
kali menggunakan istilah haul sebagai hari      tahun-tahun selanjutnya. Namun, sebagian
peringatan kematian. Yang pasti, tradisi        masyarakat ada juga yang menggunakan
ini sudah ada seiring dengan masuk dan          kalender Masehi yang relatif lebih mudah
berkembangnya Islam di Indonesia.               diingat dan ditentukan jauh-jauh hari.
      Dalam definisi yang berkembang di              Bagi masyarakat yang menggunakan
masyarakat Indonesia, haul adalah sebuah        penanggalan hijriyah sebagai acuan
peringatan kematian seseorang satu tahun        penyelenggaran haul, biasanya mengadakan
sekali dengan tujuan untuk mendoakan agar       musyawarah keluarga untuk menentukan hari
semua amal ibadahnya diterima oleh Allah        pelaksanaan peringatan haul. Pada acara haul
SWT. Orang yang diperingati haulnya biasanya    juga dilakukan ziarah ke makam orang yang
adalah dari pihak keluarga atau juga seorang    sedang diperingati. Bahkan haul bagi seorang
tokoh atau ulama yang memiliki jasa.            tokoh atau wali, mengalami puncaknya pada
                                                peringatan haul ini.
      Haul sebagai peringatan kematian
anggota keluarga diselenggarakan oleh pihak          Sebagaimana tradisi yang lainnya, haul
keluarga dan biaya serta akomodasinya           merupakan efek transmigrasi yang menyebar
didapat dari iuran anggota keluarga. Pihak      ke berbagai wilayah di Sumatra, Kalimantan,
keluarga biasanya mengundang tetangga-          Sulawesi, dan beberapa wilayah lain. Tradisi
tetangga terdekatnya untuk diminta turut        peringatan kematian, yang biasa masyarakat
membacakan tahlil dan doa-doa. Sedangkan        Jawa laksanakan seperti “nelung dina”
haul seorang tokoh biasanya tidak hanya         (peringatan yang dilaksanakan pada hari atau
dari pihak keluarga dan tetangga-tetangga       malam ke-3 dari kematian), “mitung ndina”
terdekat saja yang turut datang menghadiri      (hari atau malam ketujuh), “matang puluh”
acara peringatan haulnya. Beberapa orang        (hari atau malam ke 40), “nyatus” (hari atau
dari tetangga desa, kecamatan, kabupaten        malam ke 100), dan “nyewu” (hari atau malam
dan kota lain juga turut serta dalam upacara    ke 1000), bukanlah asli tradisi masyarakat
haul seorang tokoh. Terlebih bagi mereka yang   Jawa. Tradisi peringatan kematian tersebut
merasa memiliki hubungan emosional semisal      berasal dari tradisi sosio religi bangsa Campa
haul kiai pesantren di mana ia mengaji. Haul    muslim (yang mendiami kawasan Vietnam
kiai pesantren ini biasanya disesuaikan dengan  Selatan sampai mengalami pengusiran sekitar
acara-acara tahunan pesantren seperti imtihan   tahun 1446 dan 1471 M). Sementara tradisi
118 | Ensiklopedi Islam Nusantara
muslim Campa tersebut diwarisi dari kultur              Brosur Susunan Acara Haul Sunan Bonang
kaum muslim kawasanTurkistan, Persia,
Bukhara, dan Samarkand, yang dari tiga                       (http://www.wongjonegoro.com/2016/10/haul-sunan-bonang-tuban-2016.html)
kawasan itulah Islam berkembang di kawasan
Indo-Cina, termasuk Campa pada abad ke-10        Haul Wali dan Para Tokoh
M, tradisi yang paling banyak mempengaruhi
masyarakat Campa adalah tradisi Persia,               Pengidolaan dan pemujaan terhadap
sehingga wajar terdapat tradisi haul, perayaan   seorang wali adalah sebuah ritual yang sudah
hari ‘Asyura, Mauled Nabi, nishfu sya’ban, rebo  ada sejak lama dalam sejarah umat Islam.
wekasan, larangan hajat di bulan Muharram,       Namun, sejak munculnya Ibn Taymiyyah dan
madah Nabi, ahl bait, dan sebagainya.            Ibn Qayyim al-Jauziyyah, ritual ini mendapat
                                                 tantangan serius. Terlebih ketika Arab Saudi
     Menurut Agus Sunyoto, bagi kebanyakan       diambil alih oleh kerajaan Saud, dimana bentuk
umat Islam yang kurang memahami sejarah,         pelarangan terhadap pemujaan terhadap wali
ada anggapan bahwa adat kebiasaan dan            terjadi di Negara tersebut. Terlepas dari hal
tradisi keagamaan yang dilakukan oleh            itu, pengidolaan dan pemujaan terhadap wali
kalangan umat Islam tradisional adalah hasil     terus berkembang di Negara-negara lainnya.
pencampuradukan antara ajaran Hindu-             Tak terkecuali di Indonesia.
Buddha dengan Islam atau yang lebih familiar
disebut sinkretik. Tanpa didukung fakta               Di Indonesia, lebih khusus di tanah Jawa,
sejarah, dinyatakan bahwa tradisi keagamaan      pemujaan wali atau dalam arti lebih sempit lagi,
yang berkaitan dengan kenduri memperingati       menziarahi makam wali adalah sebuah ritual
kematian seseorang pada hari ke-3, ke-7, ke-     yang sangat lazim. Mengenai pemujaan wali
40, ke-100, dan ke-1000 adalah warisan Hindu-    yang terjadi di Indonesia dan hubungannya
Buddha. Padahal, dalam agama Hindu dan           dengan tradisi umum masyarakat dianggap
Buddha sendiri tidak dikenal tradisi kenduri     sebagai bagian dari ketakwaan. Kecaman keras
dan tradisi memperingati kematian seseorang      dari kalangan modernis sejak pertengahan
pada hari ke-3, ke-7, ke-40, dan ke-1000.        tahun 1920-an tidak berpengaruh banyak
Pemeluk Hindu mengenal kematian seseorang        terhadap suburnya praktik pemujaan terhadap
dalam upacara sraddha yang dilaksanakan dua      para wali. (Muhaimin AG, Islam dalam Bingkai
belas tahun setelah kematian seseorang.          Budaya Lokal, 2002: 227-228)
     Lebih lanjut Agus Sunyoto menyatakan             Salah satu bentuk dari pemujaan terhadap
bahwa tinjauan sosio-historis terjadinya         seorang wali adalah dengan mengadakan
perubahan adat kebiasaan dan tradisi             haul seorang wali. Haul Sunan Bonang (salah
kepercayaan di Nusantara khususnya di            satu tokoh penyebar Islam di Indonesia dan
Jawa pasca runtuhnya Majapahit, tidak            termasuk anggota walisongo) misalnya. Dalam
bisa ditafsirkan kecuali sebagai akibat dari
pengaruh kuat para pendatang asal negeri
Champa yang beragama Islam, yang ditandai
kehadiran dua bersaudara Raden Rahmat
dan Raden Ali Murtadho. Peristiwa yang
diperkirakan terjadi sekitar tahun 1440 Masehi
yang disusul hadirnya pengungsi-pengungsi
asal Campa pada rentang waktu antara
tahun 1446 hingga 1471 Masehi, yaitu masa
runtuhnya kekuasaan Kerajaan Campa akibat
serbuan Vietnam, kiranya telah memberikan
kontribusi yang tidak kecil bagi terjadinya
perubahan sosiokultural-religius masyarakat
Majapahit yang mengalami kemunduran.
                                                 Edisi Budaya | 119
Haul Habib Anis Solo tahun 2016                                          berkumpul di suatu tempat tertentu untuk
                                                                           mengadakan peringatan haul dengan
    (http://www.nu.or.id/post/read/64842/haul-habib-ali-di-masjid-riyadh-  melakukan pembacaan tahlil dan doa bersama.
    solo-digelar-29-31-januari)
                                                                           Fungsi Sosial Haul
upacara peringatan haul Sunan Bonang,
terdapat beberapa prosesi kegiatan, yaitu:                                      Haul menjadi tradisi yang menjanjikan
pertama, musyawarah alim ulama yang                                        di kalangan umat Islam. Haul mejadi pola
diadakan di Masjid Sentono. Kedua, takhtimul                               penghubung bagi generasi penerus dengan
qur’an bi nazhar (khataman al-Quran dengan                                 generasi pendiri sebuah orde keagamaan,
membaca kitab al-Quran secara langsung).                                   misalnya tarekat atau pendiri pesantren
Ketiga, Takhtimul Qur’an bil Ghayb (khataman                               yang pada masanya memiliki kharisma yang
al-Quran oleh para penghafal al-Quran dengan                               sangat tinggi. Haul menghadirkan nuansa
tanpa melihat al-Quran). Keempat, Tahlil                                   kharismatik. Semakin besar charisma kiai atau
Kubra. Sebagaimana halnya haul Sunan Bonang                                wali semakin besar nuansa haul tersebut. (Nur
yang didatangi puluhan ribu kaum muslim                                    Syam, Islam Pesisir, 184)
untuk turut mengikuti acara haul, haul habib
Anis di Solo juga tak kalah menarik perhatian                                   Pada titik ini, haul juga memiliki fungsi
kaum muslim di Indonesia untuk datang ke                                   sosial sebagai perekat persaudaran bagi sebuah
Solo. Haul Habib Anis Solo juga dilaksanakan                               keluaga dan masyarakat setempat. Bahkan bila
tidak hanya satu hari. Pelaksanaan haul Habib                              yang diperingati adalah seorang tokoh, fungsi
Anis tahun 2016 misalnya, digelar selama tiga                              sosial dari peringatan haul ini sangat besar.
hari berturut-turut. Rangkaian acara haul                                  Para tamu yang datang dari berbagai daerah
Habib Anis selain diisi dengan pembacaan                                   bertemu di acara tersebut. Haul habib Anis
tahlil dan doa bersama juga diadakan pengajian                             Solo (salah seorang habib yang memiliki massa
bagi jamaah yang hadir di acara tersebut.                                  yang cukup banyak) bisa dijadikan contoh
                                                                           bagaimana para muhibbin (kelompok pecinta
     Haul para tokoh kharismatik juga biasanya                             ahlul bait atau keturunan Nabi Muhammad
tidak hanya dilakukan di rumah atau makam                                  SAW) dari berbagai daerah datang ke Solo
sang tokoh di semayamkan. Peringatan haul                                  untuk menghadiri peringatan haul tahunan
KH Abdurrahman Wahid (Presiden RI ke-                                      sang habib.
4) misalnya, diadakan di berbagai daerah
di Indonesia. Meski tidak ada hubungan                                     Fungsi Ekonomi
kekeluargaan dengannya, masyarakat
tanpa pamrih meluangkan waktunya untuk                                          Selain memiliki fungsi sosial, acara haul
                                                                           –terutama haul para wali dan tokoh – juga
                                                                           memiliki dampak ekonomi. Ribuan orang
                                                                           dari berbagai daerah datang di suatu tempat
                                                                           diselenggarakannya acara haul dimanfaatkan
                                                                           oleh para pedagang untuk mengais rejeki.
                                                                           Tempat-tempat penginapan juga biasanya
                                                                           dipenuhi oleh para peserta haul yang datang
                                                                           dari luar daerah.
                                                                                                                                 [M. Idris Mas’udi]
                                   Sumber Bacaan
Muhaimin AG, Islam dalam Bingkai Budaya Lokal, Ciputat: Logos, 2002, cet. II
Nur Syam, Islam Pesisir, Yogyakarta: LKiS, 2005
Agus Sunyoto, Atlas Walisongo, Depok: Pustaka IIMaN, 2014
Al-Munawwir, Kamus al-Munawwir,
A. Khoirul Anam, dkk, Ensiklopedia NU, Jakarta: Mata Bangsa dan PBNU, 2014
http://www.nu.or.id/post/read/64842/haul-habib-ali-di-masjid-riyadh-solo-digelar-29-31-januari;http://www.
         wongjonegoro.com/2016/10/haul-sunan-bonang-tuban-2016.html
120 | Ensiklopedi Islam Nusantara
Hikayat
Genealogi Hikayat                                 yang dekat dengan raja-raja yang memerintah
                                                  (Raja Noor, 1972: 18).
Kata hikayat berasal dari bahasa Arab
         yang secara harfiah diterjemahkan             Selaras dengan pandangan Norazimah
         menjadi cerita atau kisah, berkaitan     Bt Zakaria (2011: 2), dalam Hikayat Melayu
erat dengan kisah pahlawan bangsa Melayu          diuraikan tentang keturunan raja-raja Melayu
atau lebih khusus tentang kisah yang terjadi      yang memiliki hubungan kekeluargaan dengan
di istana dan silsilah para Sultan Melayu.        raja-raja Siak. Hikayat Melayu sarat dengan
(Wagner, 1959: 246). Hikayat merupakan karya      unsur sastra yang juga berkaitan erat dengan
sastra yang berkaitan atau yang menceritakan      unsur sejarah Siak. Sebagai sebuah teks
hal-hal yang berhubungan dengan suatu             sastra sejarah, Hikayat Melayu ditulis dengan
kesultanan atau suatu daerah seperti Hikayat      tujuan tertentu yakni untuk memuji dan
Raja-Raja Pasai dan Hikayat Aceh (Raja Noor,      mengagungkan kehebatan sang raja supaya
1972: 18). Dalam khazanah literatur Melayu,       kelak diketahui oleh anak cucu sebagaimana
hikayat merupakan karya sastra sejarah            yang termaktub pada bagian mukadimah
Melayu klasik. Sebagai sastra sejarah Melayu      mengenai cerita Raja Iskandar Zulkarnain
klasik, hikayat menjadi catatan penting setiap    yang ditulis pada 24 Juli tahun 1893” (Hikayat
kerajaan Melayu di Nusantara. Umumnya             Melayu. 1998: 1).
hikayat menceritakan peristiwa-peristiwa yang
benar-benar terjadi di istana dan beberapa        Hikayat dalam Historiografi Islam
keturunan raja yang menjadi pusat kajiannya.      Nusantara
Dalam sastra sejarah Melayu, banyak dijumpai
beberapa hikayat sebagai kata pertama dalam            Historiografi Islam di Nusantara
karya sastra sejarah selain juga menggunakan      mengalami perkembangan seiring dengan
kata silsilah dan tambo, seperti Hikayat Melayu,  perkembangan historiografi lokal di Indonesia.
Hikayat Siak, Hikayat Merong Mahawangsa,          Historiografi tersebut dimulai dengan
Silsilah Melayu dan Tambo Minangkabau. (Teng,     munculnya corak historiografi tradisional.
2015: 51-52).                                     Sedangkan corak historiografi awal Islam di
                                                  Nusantara lebih ditekankan kepada periode
      Latar sejarah munculnya hikayat tidak       dan gambaran mengenai peran pahlawan
bisa dilepaskan dari suatu tradisi lama           dan sultan dalam dinamika kebangkitan dan
yang kebanyakan merupakan tradisi lisan           kemunduran kesultanan Islam di Kepulauan
(oral tradition) sehingga para pujangga           Nusantara. Sementara Rosenthal dalam
diberi perintah dan tugas oleh sultan             melacak historiografi Islam awal di Nusantara
untuk menghasilkan karya-karya sejarah.           melihat bahwa bentuk dasar historiografi
Sebagaimana sultan memerintah Tun Sri             Islam adalah karya sastra klasik yang isinya
Lanang menulis kembali catatan sejarah            banyak menyebutkan istilah-istilah kepada
mengenai peraturan raja-raja Melayu dengan        narasi tertentu seperti haba, hikayat, kisah, dan
segala adat-istiadatnya supaya kelak diketahui    tambo yang berasal dari bahasa Arab. Argumen
oleh anak cucu di masa mendatang. Dalam hal       ini didukung Hamka dalam melakukan
ini, hikayat menjadi salah satu karya sejarah     penulisan sejarah yang bahannya diambil dari
yang ditulis atau dikarang oleh orang-orang
                                                  Edisi Budaya | 121
sumber lokal meskipun bercampur dengan         bangsa Melayu. Dengan menonjolkan konsep
mitos dan legenda, seperti Hikayat Raja-Raja   individualisme yang dihadapkan dengan
Pasai, dan Sejarah Melayu yang menjelaskan     konsep kerajaan yang selama ini mendominasi
interaksi langsung antara Nusantara dengan     kehidupan politik dunia Melayu. Hikayat
Arab. Adanya karangan klasik seperti haba      Abdullah berupaya memantik kesadaran
(kata diambil dari bahasa Aceh yang berarti    masyarakat Melayu sebagai komunitas politik
Khabar), hikayat, kisah, dan tambo inilah      yang memiliki hak-hak untuk dilibatkan dalam
yang oleh Rossenthal disebut dapat dijadikan   politik di dunia Melayu (Budiman, 2010: 2-3).
bahan penting dalam studi karya historiografi
Islam, sehingga akan terbentuk suatu horizon        Menurut Henri Chambert-Loir (2014:
baru dalam penulisan sejarah Islam yang lebih  105) selain beberapa hikayat yang identik
banyak berpijak pada bumi sendiri dalam        dengan unsur Islam, ada jenis karya hikayat
pengembangan keahlian dan pengetahuan          yang belum mengandung unsur Islam
sejarah Islam yang dilakukan oleh penulis-     seperti Hikayat Dewa Mendu. Sebuah karya
penulis Islam sendiri (Yakub, 2013: 160-161).  epos Melayu yang dikarang sebelum masa
                                               kedatangan Islam. Selain merupakan karya
     Sebagaimana teks Sejarah Melayu oleh      sastra yang bermutu tinggi, sebanding dengan
Tun Seri Lanang, teks Tuhfat Al Nafis oleh     karya-karya sastra Melayu yang lain karya ini
Raja Ali Haji, Hikayat Merong Mahawangsa       menarik dari segi filologi, karena unsur-unsur
yang disalin oleh Muhammad Yusuf bin           klasik yang khas masih tetap dipertahankan
Nasruddin termasuk Silsilah Raja-Raja          oleh para penyalin selanjutnya. Hikayat
Melayu dan Bugis ditulis oleh Raja Ali Haji,   Dewa Mendu dikenal melalui 15 naskah yang
dan Hikayat Melayu ditulis oleh Tengku Said.   panjangnya bervariasi: paling tebal berjumlah
Hampir semua teks sastra sejarah termasuk      470 halaman. Karya ini berupa prosa yang
hikayat memperlihatkan gaya penulisan          diselingi pantun; dalam naskah yang paling
sastra yang masih bercampur antara mitos       banyak pantunnya, jumlahnya 237, sedangkan
dan legenda. Dalam Hikayat Melayu misalnya,    dalam naskah-naskah lain, jumlahnya hanya
unsur tersebut terlihat pada halaman satu      beberapa puluhan. Ke-15 naskah tersebut
(1) sampai halaman empat ratus dua (402).      cukup baik terpelihara dan menggambarkan
Halaman seterusnya memperlihatkan mitos        dengan baik cara karya-karya Melayu sampai
dan legenda yang menyatu dengan realitas       tersebar di berbagai perpustakaan di Eropa
masyarakat pada masa itu. Sebagai sebuah teks  dan di Indonesia (6 di Jakarta, 4 di London, 1
sastra sejarah, Hikayat Melayu mempunyai       di Cambridge, 1 di Leiden, 1 di Brussels, dan 1
gaya bahasa sastra yang menarik dan mudah      di Berlin).
dipahami sehingga tetap menjadi salah satu
rujukan dalam historiografi Islam Nusantara         Hikayat dalam historiografi Melayu selalu
(Bt Zakaria, 2011: 2)                          memperlihatkan keistimewaan seorang tokoh
                                               yang telah menjadi legenda pada masyarakat.
     Hikayat dalam historiografi Islam         Misalnya tokoh Seri Sultan Perkasa Alam
Nusantara merupakan sebuah karya               Johan Berdaulat (Sultan Iskandar Muda-Aceh)
intelektual Melayu yang monumental. Hikayat    dalam Hikayat Aceh, Seri Sultan Iskandar
Abdullah, sebuah karya dari Abdullah bin       Zulkarnainsyah Khalifatur Rahman Johan
Abdul Kadir Munsyi, banyak menekankan          Berdaulat Zilullahi (Sultan Iskandarsyah-
pentingnya bangsa Melayu memperjuangkan        Perak) dalam Hikayat Melayu, Pengiran
hak-haknya baik sosial maupun politik. Dalam   Bendahara Seri Maharaja Sekam (A wang
karya ini pula penulisnya banyak mengkritik    Semaun-Berunai) dalam Silsilah Raja-Raja
ideologi politik kerajaan yang telah membuat   Brunei dan Gocah Pahlawan (Muhamad
kekacauan karena raja-rajanya telah berbuat    Dalikhan-Deli) dalam Hikayat Keturunan Raja
tiran dan tidak adil. Hikayat Abdullah         Negeri Deli. Tokoh-tokoh yang dimunculkan
merupakan salah satu karya intelektual Melayu  dalam historiografi Melayu tersebut masing-
yang menekankan pentingnya independensi        masing memperlihatkan keistimewaan asal-
122 | Ensiklopedi Islam Nusantara
usul keturunannya. Dalam Hikayat Keturunan          sebagai pakar “sihir sastra”, yang tugasnya
Raja Negeri Deli keistimewaan tokoh Gocah           bukan untuk memberikan informasi faktual
Pahlawan diperlihatkan mengungguli tokoh            di dalam karyanya, melainkan mengupayakan
Iskandar Muda. Walaupun belum diketahui             tercapainya efek supranatural atau takhayul
bagaimana keunggulan tokoh Gocah Pahlawan           tertentu yang berguna baik bagi penguasa
sebagai seorang tokoh legenda sejarah dari          maupun kekuasaannya (Hermawan, 2003:
kesultanan Deli diperlihatkan, padahal dalam        4-5).
teks Hikayat Keturunan Raja Negeri Deli lebih
menyoroti cerita kelegendaan Gocah Pahlawan              Sebagaimana dalam teks Hikayat
tersebut (Kembaren, 2011: 15-16).                   Melayu yang menceritakan hubungan politik
                                                    Raja Kecil beserta keturunannya dengan
     Hikayat dalam historiografi Nusantara          kekuasaaan meliputi daerah Trengganu,
juga muncul sebagai upaya mempertahankan            seluruh kepulauan Riau-Lingga-Bentan, barat
tradisi yang banyak bersentuhan dengan              daya Borneo dan beberapa buah kerajaan kecil
kehidupan istana. Hoesein Djajadiningrat            di pantai timur Sumatera dengan keluarga
(dalam Ras, 1968: 13) menyatakan bahwa              Bugis di Johor sebagai dua pihak Melayu
di mana pun ada kerajaan atau kesultanan,           yang saling bermusuhan sepanjang abad
pasti ada semacam upaya pelanggengan                ke-18 dan awal abad ke-19. Hikayat Melayu
tradisi sejarah. Sebagian tradisi tertulis          dalam historiografi Nusantara mengalami tiga
telah diterbitkan, atau dalam sebagian kasus        tahap perkembangan yakni zaman berdirinya
sinopsisnya diterbitkan dalam bahasa kolonial.      kerajaan di Melaka yang diperintah oleh
Isi tradisi lokal ini biasanya berisi kegemilangan  beberapa orang raja, mengalami tahap kejayaan
atau kejayaan seorang raja. Selain itu, isinya      dan juga mengalami tahap kemunduran. Zaman
juga bisa berupa asal-usul kerajaan tertentu.       kejayaan Mlaka dikaitkan dengan sikap raja-
Beberapa fakta dibangun berdasarkan sumber          rajanya yang adil, dan tidak mendzalimi rakyat.
lain yang kadang-kadang bisa ditemukan              Tahap kemunduran kerajaan Melaka terjadi
melalui jejak-jejak kecil peristiwa tertentu        akibat pembangkangan rakyat terhadap raja
dalam sejarah Melayu. Akan tetapi dalam             yang dirasakan tidak adil, kejam dan dzalim.
kasus semacam ini orang juga bisa kehilangan        Sultan Mahmud II yang dibunuh dikatakan
sejarah yang dicarinya (Hermawan, 2003: 4).         telah meninggalkan pewaris yang sah di dalam
                                                    teks Hikayat Melayu. Zaman setelah kejatuhan
     Dalam kaitan ini, A. Teeuw dan Situmorang      kesultanan Melayu Melaka diteruskan
(dalam Ras, 1968: 25-16) menyatakan bahwa           dengan zaman pemerintahan kerajaan Siak.
teks sejarah klasik seperti hikayat sebaiknya       Pemerintahan di Siak digambarkan oleh
tidak dianggap sama dengan teks sejarah yang        pengarang dengan beberapa peristiwa seperti
ditulis pada abad ke-20. Hal ini mengingat          terjadinya perang saudara, masuknya penjajah
fakta bahwa sejarah Melayu bisa saja telah          asing seperti Inggris dan Belanda, hubungan
ditulis berulang kali. Dengan pandangan ini         baik kerajaan dengan penjajah, monopoli
perlu ditekankan untuk mencoba mengisolir           perdagangan dan hasil bumi di Siak oleh
“lapis-lapis” atau strata kompisisi dari zaman      penjajah serta raja yang menjalani kehidupan
yang berbeda. Selain itu juga perlu diingat         seperti rakyat biasa pada akhirnya turut
bahwa teks-teks sejarah Melayu klasik harus         memengaruhi keadaan sosial-politik di Siak.
dipandang sebagai dokumen fungsional,               Berdasarkan ciri-ciri yang dijelaskan, maka
yang ditulis bukan untuk tujuan memberikan          teks Hikayat Melayu merupakan sebuah teks
pertimbangan sejarah, tetapi disusun demi           sastra sejarah. Justru, Tengku Said dalam
kepentingan sang raja atau dinasti yang             tulisannya masih mempertahankan nilai yang
memilikinya. Episode historis ini dengan            ada dalam karya Hikayat Melayu dengan tetap
mudah mengatur silsilah dan raja-raja yang          merujuk pada karya legendaris yakni Sejarah
diidentifikasi dengan figur-figur epik tertentu.    Melayu dan meletakkan dirinya sebagai penulis
Teeuw memberikan contoh misalnya fungsi             yang tetap bersandar pada tradisi (Bt Zakaria,
penyair istana Jawa dengan peran utamanya           2011: 12).
                                                    Edisi Budaya | 123
Senada dengan hal tersebut, Braginsky         karya sastra sejarah lebih banyak diminati oleh
(1993) dalam karyanya The System of Classical      para peneliti (Hashim, 1992: 15).
Malay Literature membagi empat kategori
atau tahap dalam penulisan karya-karya                  Karya-karya tersebut juga kaya dengan
sastra sejarah Melayu. Tahap pertama, “myth        rekaman peristiwa heroik tentang spirit
of origin” atau mitos asal usul. Di antara         nasionalisme masyarakat Melayu. Sehingga
karya yang termasuk dalam kategori ini,            karya-karya dalam historiografi Melayu,
Salasilah Kutai dan Hikayat Banjar. Tahap          termasuk hikayat, sejatinya telah membangun
kedua yang muncul sekitar tahun 1400-an            sebuah peradaban Islam khas Nusantara
hingga tahun 1600-an. Pada tahap ini, masih        dengan segala lika-liku perjalanan sejarah.
mempertahan “myth of origin”, tetapi sudah         Hal ini terlihat melalui beberapa karya sastra
semakin berkurang, sedangkan nilai sejarah         sejarah yang mengisahkan tentang etnik
semakin diutamakan. Di antara karya yang           pribumi Melayu yang berjuang menentang
dikategorikan dalam tahap kedua ini, Hikayat       musuh (pihak penjajah) demi mempertahankan
Raja Pasai, Sejarah Melayu dan Hikayat Patani.     tanah air mereka. Pengalaman berabad-abad
Pada tahap ketiga, unsur “myth of origin”          lamanya dikuasai penjajah menyediakan
hanya sedikit disinggung oleh pengarang            satu ruang dan kesempatan kepada penulis-
karena karya-karya yang muncul lebih berkisar      penulis masa silam untuk membangkitkan
kepada “Panegyrical Chronicles” sekitar pada       kesadaran kepada generasi mendatang
tahun 1700-an sampai 1800-an. Di antara            tentang sejarah perjuangan leluhur mereka.
contoh karya sastra dalam tahapan ketiga ini,      Penentangan tersebut tumbuh sebagai bentuk
Hikayat Aceh dan Misa Melayu. Pada tahap           sikap mencintai tanah air ataupun semangat
keempat “myth of origin” hampir sudah tidak        kebanggaan terhadap bangsanya. Nasionalisme
muncul lagi, sebaliknya karya yang muncul          tersebut lahir dan bangkit sejak kedatangan
lebih fokus pada aspek penulisan sejarah.          kaum kolonial di Nusantara yang berawal dari
Hikayat Johor dan Tuhfat al-Nafis yang             kedatangan Portugis (seperti yang terangkum
dikarang sekitar tahun 1800-an sampai 1900-        dalam Sulalatus Salatin), diikuti Belanda,
an merupakan contoh karya yang muncul              Spanyol dan Inggris. Kekuasaan kaum kolonial
dalam dunia penulisan Melayu (Kembaren,            dan imperialis telah melahirkan konflik
2011: 1-2).                                        yang berkepanjangan antara pihak penjajah
                                                   dengan masyarakat pribumi. Peperangan
Signifikansi Hikayat dalam Peradaban               menjadi jalan akhir, titik puncak dari respons
Islam Nusantara                                    masyarakat pribumi terhadap pengaruh asing
                                                   yang akhirnya membawa implikasi besar bagi
     Menurut Mardiah Mawar Kembaren,               kedua belah pihak. Semangat penentangan
(2011: 1) hasil-hasil kesusastraan Melayu          masyarakat pribumi terhadap pihak Portugis
tradisional termasuk hikayat telah lama            di Nusantara turut menjadi cerita-cerita
digunakan oleh peneliti asing dan peneliti lokal   lisan yang terekam dalam penulisan sejarah
sebagai sumber penulisan sejarah. Beberapa         di wilayah-wilayah yang menjadi basis
sumber penulisan sejarah yang sering menjadi       kekuasaannya. Di antaranya yakni Hikayat
tumpuan para peneliti seperti Hikayat Raja-        Anggun Cik Tunggal, Hikayat Malim Dewa
Raja Pasai, Hikayat Aceh, Hikayat Patani, Hikayat  dan Cerita Bongsu Pinang Peribut (Zubir Idris,
Siak dan sebagainya. Hal ini dikarenakan           2011: 109).
pada umumnya karya sastra bercorak sejarah
mengandung sumber informasi masa lalu yang              Menurut Hamka (1963: 106-108), cerita-
mempunyai nilai sejarah untuk mengetahui           cerita lisan seperti “Anggun Cik Tunggal” (di
budaya masyarakat Melayu dan melihat               Minangkabau dikenal dengan “Nan Tonggal
lebih dekat silsilah-keturunan, falsafah serta     Megat Djebang”), ditulis untuk menunjukkan
pemikiran masyarakat Melayu. Ketertarikan          kekejaman yang telah dilakukan oleh kolonial
terhadap beberapa hal tersebut menjadikan          Barat (Portugis). Dengan menggunakan kata
                                                   yang penuh kiasan dan sindiran, cerita ini
124 | Ensiklopedi Islam Nusantara
disebarkan dari mulut ke mulut, tentang        bahasa. “Euro-centrism” bermakna penelitian
bagaimana buruk dan kejinya bangsa yang        maupun kajian mengenai Nusantara dilihat
menjajah negeri Melayu. Melalui cerita-        dari sudut pandang orang Eropa. Misalnya
cerita seperti “Anggun Cik Tunggal,” segala    E. Netscher, seorang ilmuwan dan pegawai
kekejaman orang Barat (Portugis) dapat         kolonial Belanda di Riau, dalam bukunya De
diperlihatkan sebagaimana kutipan dibawah      Netherlanders in Johor Siak (Orang Belanda di
ini.                                           Johor dan Siak) menyatakan bahwa sejarah
                                               negeri-negeri Melayu hanya sebagai sejarah
     “Demikianlah, apabila bangsa kita telah   orang Eropa di dalamnya. Netscher tidak
     merasa lemah, tidak dapat melawan         memperhatikan sejarah orang-orang Melayu
     lagi, mereka buat cerita. Di dalam        sendiri. Penjajahan di Nusantara oleh orang-
     cerita itu diisikanlah sindiran dan rasa  orang Eropa mengabaikan warisan umat
     benci kepada musuh, dihinakan dan         muslim Nusantara. Orang-orang Eropa tidak
     ditunjukkan kejahatannya, sehingga        memahami secara mendalam sejarah Islam di
     anak cucu mengerti, dan pada suatu masa   Nusantara. Hal ini karena Muslim di Nusantara
     kelak, ‘malu yang tercoreng di kening’    selalu dianggap oleh orang Eropa sebagai
     itu akan dapat dihapuskan juga dengan     pesaing yang dalam perjuangannya untuk
     kedatangan Nan Tonggal.”                  memonopoli perdagangan di Asia Tenggara.
                                               Menurut Abdul Haris Nasution (1963: 37):
     Dalam penulisan sastra sejarah atau
karya historiografi, setelah penjajah datang        “…tidak perlu heran bahwa Islam dalam
ke Nusantara, kebanyakan karya-karya                alam Melayu belum dipelajari lagi
tersebut ditulis kembali karena permintaan          secara sepatutnya. Selama penjajahan
pihak penjajah sendiri selain faktor hubungan       Eropah yang berlangsung selama 350
baik antara penulis dengan penjajah yang            tahun itu, pemerintah kolonial selalu
juga mendorong lahirnya pusat penerbitan.           berusaha untuk mengaibkan Islam dan
Beberapa karya yang diterbitkan oleh pihak          umat Islam, menganggap orang Muslim
penjajah contohnya karya Raja Ali Haji,             sebagai golongan masyarakat yang paling
Gurindam Dua Belas diterbitkan oleh majalah         mundur”.
TBG 2 Betavia. Begitu juga karyanya yang
lain yakni Mukhtasar Syariat al-Islam dan Taj       Persepsi negatif dan sikap prejudis para
al-Salatin (Bt Zakaria, 2011: 5). Menurut      orientalis jelas tidak membawa kemajuan
Denisova (2008: 132-134) hal ini berimbas      dalam perkembangan Islam di Nusantara
pada karakter para orientalis yang meneliti    terutama dalam bidang sejarah masuknya
sejarah Islam Nusantara umumnya mengawali      Islam di Nusantara, cara penyebaran Islam di
penelitian dengan tradisi-tradisi lama         Nusantara dan aliran umat Islam di Nusantara.
(sebelum Islam) termasuk dalam kebudayaan,     Selain itu, tulisan-tulisan para orientalis itu
sejarah dan adat-istiadat Hindu-Buddha         justru mendorong beberapa prasangka atau
sebagai subjek kajiannya. Menurut Denisova     “mitos” tentang Islam Nusantara dan warisan
(2008), salah satu penyebabnya adalah ‘euro-   sejarah Islam Nusantara (Denisova, 2008: 132-
centrism’ dan sikap apatis terhadap peran      134). Semestinya sudah menjadi bukti bahwa
Islam di Nusantara. Biasanya para orientalis   warisan sejarah Islam Nusantara seperti
menganggap Islam sebagai faktor negatif dalam  Hikayat Raja Pasai, Hikayat Aceh, Hikayat Siak,
proses perkembangan Islam di Nusantara.        Sejarah Melayu, Tuhfat an-Nafis, Peringatan
Para orientalis terlebih yang berpihak pada    Sejarah Negri Johor dan yang lainnya telah
kolonialis enggan memperhatikan bahwa          menunjukkan bahwa khazanah ini merupakan
Islam memajukan peradaban masyarakat           sumber-sumber sejarah yang sangat penting
di Nusantara. Mereka juga tidak jeli dalam     dalam literatur Islam di Nusantara. Tetapi bagi
memperhatikan pengaruh Islam dalam             sebagian para orientalis Barat, hasil penulisan
mengembangkan kebudayaan dan pemikiran         sejarah lokal sering dianggap sebagai sumber-
termasuk dalam hal keilmuan, filosofi dan      sumber yang bukan bersejarah dan tidak bisa
                                               Edisi Budaya | 125
dijadikan sebagai rujukan penulisan sejarah  ada dalam karya-karya tersebut jika dikaji
(Denisova, 2008: 135)                        secara kritis dan terperinci ada jejak fakta-
                                             fakta sejarah yang bisa ditemukan. Sehingga
     Sumber-sumber sejarah Islam Nusantara   sebagai rujukan dalam setiap kajian ilmiah
pada kurun abad 14 sampai abad 19 dalam      teks-teks tersebut memiliki nilai sejarah
bentuk hikayat, babad atau chronicles atau   dan dapat digunakan sebagai pintu masuk
annals biasanya ditulis oleh para pengarang  untuk mengkaji sejarah dan peradaban Islam
atas titah sultan, untuk mengagungkan atau   di Nusantara (Denisova, 2008: 136). (Arik
untuk mempromosikan kepentingan dan          Dwijayanto & Dawam Multazam)
pemikiran keluarga istana sehingga terdapat
unsur mitologi. Namun setiap informasi yang                                                     [Dawam Multazam]
                                            Sumber Bacaan
Ahmad, A.Samad (peny). 1996. Sulalatus Salatin. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Budiman, Daniel Arief. 2010. Ideologi Politik Melayu Abad Ke-19 (Studi Komparasi Pemikiran Abdullah Bin Abdul
         Kadir Munsyi Dan Raja Ali Haji). Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Chambert-Loir, Henri. 2014. Iskandar Zulkarnain, Dewa Mendu, Muhammad Bakir dan Kawan-Kawan: Lima Belas
         Karangan Tentang Sastra Indonesia Lama. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).
Denisova, Tatiana. 2008. Kajian Teks-Teks Melayu Islam Di Barat: Masalah Dan Kesalahfahaman Utama. Jurnal
         Afkar Jilid 9.
Hashim, Muhammad Yusof (peny). 1998. Hikayat Melayu. Melaka: IKSEP.
Hashim, Muhammad Yusof (peny). 1992. Hikayat Siak. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Hermawan, Sainul. 2003. Kompleksitas Penggunaan Teks Sastra Sebagai Sumber Kajian Sejarah: Catatan Dari
         Kajian Hikajat Bandjar J. J. Ras, Makalah tidak dipublikasikan.
Idris, Zubir. 2011. Etnosentrisme Melayu Dalam Sulalatus Salatin (Malay Ethnocentrism In Sulalatus Salatin).
         Jurnal Melayu Jilid 7.
Kembaren, Mardiah Mawar. 2011. Hikayat Keturunan Raja Negeri Deli: Kelahiran Sebuah Legenda Sejarah.
         Disertasi Universiti Sains Malaysia.
Matheson, Virginia (peny). 1998. Tuhfat Al-Nafis. Kuala Lumpur: Yayasan Karyawan dan Dewan Bahasa dan Pustaka.
Nasution, Abdul Haris. 1963. ‘Pidato Restu/Pembukaan Yang Mulia Wampa Bidang Pertahanan/Keamanan, KASAB’,
         dalam Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia. Risalah Seminar. Medan: Panitia Seminar Sedjarah Masuknja
         Islam ke Indonesia.
Raja Noor, Raja Hassan. 1972. Pola-Pola Historiografi Tradisional Dalam Pensejarahan Melayu. Jurnal Jebat Jilid 2.
Teng, Muhammad Bahar Akkase. 2015. Tuhfat Al –Nafis: Karya Sastra Sejarah (Melayu) Dalam Perspektif Sejarah.
         Jurnal Paramasastra Volume 2 Nomor 1.
Wagner, Frits A. 1959. Indonesia; The Art of An Island Group, Ann E. Kepp, tr. New York: McGraw-Hill.
Yakub, M. 2013. Historiografi Islam Indonesia: Perspektif Sejarawan Informal. Jurnal MIQOT, Vol. XXXVII No. 1,
         Januari-Juni.
Zakaria, Norazimah Bt. 2011. Kajian Teks Hikayat Melayu Versi Tengku Said, Disertasi Akademi Pengajian Melayu,
         Universiti Malaya.
126 | Ensiklopedi Islam Nusantara
Hisab
Dalam menentukan awal bulan                           manzilah-manzilah (posisi-posisi bulan)
          Qomariyah, terutama bulan Ramadhan          supaya kamu dapat mengetahui bilangan
          dan Syawal, metode rukyat menjadi           tahun dan perhitungannya (waktu).
pilihan utama umat Islam dan disepakati               Allah tidak menciptakan yang demikian
oleh para ulama karena terdapat hadis yang            itu melainkan dengan haq (benar). Dia
secara jelas memerintahkan untuk melakukan            menjelaskan tanda-tanda (kebesarannya)
rukyat untuk memulai puasa Ramadhan dan               kepada orang-orang yang mengetahui.” (QS
mengakhirinya. Selain hadis-hadis nabawi, juga        5:5).
terdapat ayat Al-Qur’an yang secara eksplisit
menyebutkan tentang melihat (syahida) hilal           Orbit dan posisi bulan yang telah
untuk memulai berpuasa di bulan Ramadhan,             ditetapkan oleh Allah bisa dijadikan
yaitu surat al-Baqarah ayat 185:                      patokan oleh manusia untuk menghitung
                                                      dan memperkirakan keberadaan bulan
      “Karena itu barang siapa di antara kalian       setiap saat. Dengan alasan ini beberapa
menyaksikan (datangnya) bulan (Ramadhan) itu          ulama berpendapat bahwa ilmu hisab
maka berpuasalah.”                                    bisa diandalkan dalam menentukan posisi
                                                      hilal.
      Namun ada pula beberapa ulama yang
mengambil kesimpulan dari ayat-ayat Al-          3. Al-Qur’an berbicara mengenai perubahan-
Qur’an yang saling berhubungan tentang                perubahan bentuk bulan dalam
astronomi, bahwa manzilah-manzilah hilal              perjalanannya setiap hari. Allah ta’ala
dapat dihitung, sehingga baik metode hisab            berfirman:
maupun rukyat, sama-sama bisa digunakan
dan saling melengkapi. Beberapa ayat yang             Dan telah kami tetapkan bagi bulan
dijadikan dalil oleh mereka di antaranya:             manzilah-manzilah, sehingga (setelah
                                                      ia sampai ke manzilah yang terakhir)
1. Bulan (al-syahru) hanya ada dua belas              kembalilah dia seperti pelepah yang tua. (QS
      dalam ketentuan Allah. Dalam hitungan           36:39)
      ilmu astronomi, dua belas bulan adalah
      satu tahun. Allah ta’ala berfirman:             Allah memudahkan kepada manusia untuk
                                                      mengetahui manzilah-manzilah bulan
      “Sesungguhnya bilangan bulan pada               dengan perubahan-perubahan bentuknya;
      sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam        dari bentuk sabit lalu membesar menjadi
      ketetapan Allah ketika Dia menciptakan          bulan purnama dan kembali lagi seperti
      langit dan bumi, di antaranya ada empat         bentuk sabit menyerupai lengkungan
      bulan haram.” (QS 9:36)                         tipis pelepah kurma. Hal ini juga dianggap
                                                      menjadi isyarat bahwa perputaran bulan
2. Allah menetapkan manzilah-manzilah                 merupakan sesuatu yang telah ditentukan
      bulan agar manusia mengetahui hitungan          dan bisa diprediksi serta dihitung.
      tahun dan waktu. Allah ta’ala berfirman:
                                                 4. Al-Qur’an menyatakan bahwa manzilah-
      “Dialah yang menjadikan matahari bersinar       manzilah bulan merupakan penentu waktu
      dan bulan bercahaya, dan ditetapkannya
                                                 Edisi Budaya | 127
(mawaqit). Allah ta’ala berfirman:                matahari. Orbit yang berbeda inilah yang
                                                       menyebabkan “matahari tidak mungkin
     “Mereka bertanya kepadamu tentang hilal           mengejar bulan” sampai kapanpun.
     (bulan sabit). Katakanlah: Bulan sabit itu
     adalah penentu waktu bagi manusia dan             Ayat ini mengisyaratkan bahwa peredaran
     (penentuan waktu bagi ibadah) haji. (QS.          matahari dan bulan yang bisa dijadikan
     2:189)                                            pedoman menghitung waktu tidak pernah
                                                       berubah. Ayat ini menguatkan pendapat
     Ayat ini secara jelas menyatakan bahwa            yang menyatakan bahwa hisab atau ilmu
     salah satu hikmah diciptakannya hilal             falak dapat diandalkan untuk mengetahui
     adalah untuk menjadi pedoman waktu                waktu, sehingga kedudukan hisab bisa
     bagi manusia dalam berbagai hal, di               dianggap sejajar dengan rukyah dalam
     antaranya untuk menentukan kapan                  menentukan datangnya awal bulan.
     dilaksanakannya waktu haji.
                                                  Perkembangan Metode Hisab
     Ada ibadah dalam Islam yang waktunya
     berkenaan dengan perjalanan matahari,             Sebagaimana diungkapkan oleh Nabi
     seperti sholat lima waktu. Ada pula          Muhammad saw, umat Islam Arab pada
     ibadah-ibadah dalam Islam yang               masa beliau bukanlah kaum yang terbiasa
     ditentukan waktunya berdasarkan pada         dengan budaya literasi dan berhitung, maka
     perputaran bulan, serta berulang setiap      untuk menentukan awal bulan, mereka
     tahun. Keduanya mengikuti hitungan           menggunakan metode rukyat. Namun setelah
     astronomi yang diciptakan oleh Allah,        Islam berkembang sampai ke Andalusia, dan
     dan keduanya dapat dihitung. Datangnya       umat Islam semakin banyak berinteraksi
     awal bulan Qomariyah, selain bisa            dengan kebudayaan luar, ilmu astronomi mulai
     diketahui dengan cara rukyah, juga           diperhatikan dan dipelajari.
     bisa dihitung berdasarkan rumusan
     keteraturan fase-fase bulan—yang juga             Ilmu astronomi yang sampai kepada umat
     diciptakan dan ditentukan oleh Allah.        Islam pada abad pertengahan merupakan
     Data-data tentang rukyat hilal pada tahun    disiplin ilmu yang sebelumnya dikembangkan
     sebelumnya juga bisa dijadikan pegangan      oleh orang-orang Yunani, India, dan Mesir.
     untuk menghitung dan memprediksi             Beberapa nama ahli astronomi di kalangan
     kemungkinan terlihatnya bulan pada           umat Islam pada abad pertengahan yang
     tahun berikutnya (imkanurukyah).             terkenal di antaranya: Yaqub bin Thariq,
                                                  Habash, Alkhawarizmi, Moses bin Maimoen,
5. Al-Qur’an menyatakan bahwa matahari            Al-Battan, Abdurrahman al-Shufi, Al-Biruni,
     dan bulan berjalan pada garis edarnya        Nasi al-Thusi.
     masing-masing yang telah ditentukan.
     Allah ta’ala berfirman:                           Ilmu astronomi yang berkembang saat itu
                                                  didasarkan pada teori-teori Ptolemy atau teori
     Tidaklah mungkin matahari mengejar bulan,    Geosentris. Menurut teori tersebut, bumi
     dan malam haripun tidak dapat mendahului     adalah pusat alam semesta dan tidak bergerak.
     siang, dan masing-masing beredar pada garis  Benda-benda langit termasuk bulan dan
     edarnya. (QS. 36:40)                         mataharilah yang bergerak mengelilingi bumi.
     Ayat di atas menjelaskan tentang kondisi          Perkembangan ilmu hisab di Indonesia
     fisik keberadaan dan peredaran matahari,     juga mengalami perkembangan melalui
     bulan, dan bumi. Meskipun matahari           beberapa fase. Awalnya ilmu hisab yang
     dan bulan sama-sama berada di langit         berkembang di Indonesia mengikuti ilmu hisab
     (dilihat dari bumi), sesungguhnya            abad pertengahan. Setelah itu berkembang
     keduanya mempunyai garis edar dan orbit      ilmu astronomi yang bersumber dari ilmu
     yang berbeda. Bulan mengorbit bumi,          astronomi modern. Dan terakhir, ilmu hisab
     sedangkan matahari mengorbit pada pusat
     galaksi. Bumi sendiri berjalan mengitari
128 | Ensiklopedi Islam Nusantara
Sumber: http://www.antaranews.com/berita/269698  pada waktu ijtima’ atau konjungsi rata-rata.
                                                 Rata-rata interval ijtima’ menurut sistem ini
di Indonesia mengikuti perkembangan ilmu         adalah 29 hari, 12 menit, 44 detik, yang sesuai
astronomi dan matematika kontemporer.            dengan hitungan astronomi modern.
     Berdasarkan perkembangannya, ilmi hisab          Karena gerak matahari dan bulan tidak
di Indonesia bisa dikelompokkan menjadi tiga     rata, maka waktu konjungsi rata-rata ini
generasi:                                        belum mewakili kepastian ijtima’. Masih
                                                 terdapat jarak sebesar koreksi gerak anomali
1. Generasi Ilmu hisab hakiki taqribi. Yang      bulan dikurangi dengan koreksi gerak anomali
     termasuk dalam generasi ini di antaranya,   matahari (ta’dil markaz). Koreksi gerak anomali
     Muhammad Manshur al-Damiri al-              matahari ini kemudian masih dikoreksi lagi
     Batawi, yang menyusun kitab Sullami         dengan ta’dil markaz dikali lima menit. Setelah
     al-Nayyiraini, dan KH. Dahlan Semarang      itu dicari wasath atau longitude matahari
     yang menyusun kitab Fathu al-Ruufil         dengan cara menjumlah markaz matahari dan
     Manan.                                      gerak auj (titik equinox), dan dengan koreksi
                                                 markaz yang juga telah dikoreksi tersebut
2. Generasi ilmu hisab hakiki tahqiqi. Yang      (muqowwam).
     termasuk dalam generasi ini antara
     lain, KH. Zubair yang mengarang kitab            Setelah itu dengan menggunakan dalil
     Khulashotul Wafiyah, KH. Ma’shum yang       muqowwam, dicarilah koreksi jarak bulan-
     mengarang kitab Badi’atul Mitsal, dan KH.   matahari (daqaid ta’dilil ayyam). Kemudian
     Wardan dengan kitabnya Hisab Hakiki.        dicari waktu yang dibutuhkan bulan untuk
                                                 menempuh busur satu derajat (khisshatu
3. Generasi ilmu hisab kontemporer. Para         al-sa’at). Terakhir, dicari waktu ijtima’ yang
     ahli ilmu hisab kontemporer banyak          sebenarnya, yaitu dengan mengurangi waktu
     mengambil data dari buku-buku dan tabel     ijtma’ rata-rata dengan jarak matahari-bulan
     seperti New Comb, Astronomical Almanac,     dibagi dengan khisshatu al-sa’at.
     Nautical Almanac, Islamic Calender,
     Astronomical Formulae for Computer.              Meskipun algoritma dan metode
                                                 penghitungan waktu ijtima’ di atas sudah
Metode Hisab Hakiki Taqribi                      benar, namun koreksi-koreksi yang
                                                 digunakannya terlalu sederhana, sehingga
     Metode hisab jenis ini didasarkan pada      tidak bisa menghasilkan angka waktu yang
tabel posisi matahari dan bulan yang disusun     akurat. Dari waktu ke waktu perlu penyesuaian
oleh sultan Ulugh Beuk al-Samarqandi (w. 804     dan tambahan waktu sampai satu jam agar
H.), yang disusun berdasarkan teori Ptolemy      hitungan hisab dengan cara ini bisa akurat.
yaitu teori Geosentris. Hisab ini berpangkal     Pada waktu gerhana matahari 11 Juni 1983,
                                                 hasil perhitungan menggunakan metode hisab
                                                 ini meleset sampai dua jam.
                                                      Pada metode hisab hakiki taqribi,
                                                 gerak harian bulan dan matahari tidak
                                                 diperhitungkan. Irtifa’ hilal (derajat ketinggian
                                                 bulan) di sini dihitung dengan membagi dua
                                                 selisih waktu terbenam matahari dengan
                                                 waktu ijtima’ didasarkan pada hitungan bulan
                                                 meninggalkan matahari ke arah timur sebesar
                                                 12 derajat setiap sehari semalam. Seharusnya
                                                 irtifa’ tersebut masih perlu dikoreksi lagi
                                                 dengan menghitung mathla’ul ghurub
                                                 matahari dan bulan berdasarkan wasath
                                                 Edisi Budaya | 129
matahari dan wasath                            lalu dikoreksi
bulan.                                         sebanyak lima kali
uhibkk(bumidmtbbidbBtptmaeaimmoeeieieeannaedssloiqeetrrnndsrutknttaaamirrbpeiiuuaggkkknakitliirOkeemnkkbaainegdaaduysnnnyirldubgaia,iedadlannjiriulnhtaea.saariakhuudgn)anmmpum6ib.aiMirsliakrrskdaenetesddetaylagiirrdeIenanniifdbaanibggte6aeeuukghaoruuadr’nneoks.dakkbhnnidUhpttnakrasjeuuaDeaapaeayyraearlhhukrkkkkktkneatabiiiaiaai.ioiaganaaasdllyutnkajaikannnnnnhhhuaaaabt-Piillnataa,nttraaa7rsuaduniemltrarutmaeikfjraaaeSSt’kuma,mlajbauheedhrgn:iaashlaatednatptnsula:/m/tr8muuyyumaskaal2imusnna/sminh3iggdnaanlga.fmiles.iwlmork(dmmduypeurhaeaetslisnntius.cnaaoggmbhg./g2bkga0u1eeri5na/li0u6na/dmkhaadlidnalaaimnslerdduikemaborthuouaalrssadn-nruianufkaumatkaksdipbAmmtsmtysgkbndujeeieataaeaueiotd)smikrrsaaalihyntc.rrtslteiamgbtutuaedeeraseiogapaaaesanniplr-namrarhshhniiangnasaai’t’eiuazaanteaastm-yguyorrnafmbsrg,inoiianknneatui.krianmmtgtbltodgmaeengeaoddiaaaurnlhhsDaiwwrhddeettdatgsiidaaksnniaaaptataraniebbhehiuudllkdggnnakknraaayoaraannaaaadaayyttmmtaaglrrnnnnnupukggaaaaatiii.
derajat.                                       Metode ini memiliki kelemahan karena
                                               menggunakan sudut orbit bulan matahari
Metode Hisab Hakiki Tahkiki                    yang tidak berubah. Padahal penelitian dan
                                               pengetahuan saat ini menunjukkan bahwa ia
     Penghitungan dalam hisab ini              selalu berubah secara berkala. Demikian juga
menggunakan Rubu’ Mujayyab serta daftar        dengan sudut ekliptika equator langit. Selain
logaritma dan goniometri. Metode ini diambil   itu metode ini menghitung paralak (ikhtilaful
dari kitab al-Mathla’u al-Sa’id bi Risydi al-  mandhar) dan refraksi dengan angka tetap,
Jadid yang didasarkan pada ilmu astronomi      padahal sains membuktikan hitungan itu
dan matematika modern. Inti dari metode ini    selalu berubah.
adalah menghitung atau menentukan posisi
matahari, bulan, dan titik simpul orbit bulan  Metode Hisab Hakiki Kontemporer
dengan orbit matahari dalam sistem koordinat
ekliptika. Setelahituditentukankeceptangerak   Metode ini mengandalkan hasil penelitian
matahari dan bulan pada orbitnya masing- mutakhir dan menggunakan matematika yang
masing. Terakhir, mentransformasikan telah dikembangkan. Metodenya sama dengan
koordinat tersebut dalam sistem koordinat metode hisab Hakiki Tahkiki, tapi dilengkapi
horizon (ufuk mar’iy).                         dengan sistem koreksi yang lebih teliti dan
     Untuk menentukan posisi bulan dan         kompleks, sesuai dengan kemajuan sains dan
matahari pada sistem koordinat ekliptika,      teknologi.
perlu ditentukan terlebih dulu posisi rata-    Rumus-rumus yang digunakan dalam
rata keduanya pada akhir bulan ketika metode ini telah disederhanakan dan bisa
matahari terbenam. Posisi rata-rata tersebut dihitung menggunakan kalkulator ataupun
130 | Ensiklopedi Islam Nusantara
PC. Kalau pada metode sebelumnya,              Matahari
koreksi dilakukan lima kali, pada metode ini   a = A TAN (COS E*TAN L)
koreksi dilakukan hingga seratus kali untuk    d = A SIN (SIN E*SIN L)
mendapatkan hitungan yang akurat. Rumus-       t = A COS (+TANp*TAN d-SIN h/COS d/COS P)
rumus yang digunakan untuk menghitung
posisi matahari dan hilal dalam sistem         Bulan
koordinat ekliptika ini dapat diprogram dalam  d = A SIN (SIN B*COS E+ COSB*SIN E*SIN L)
komputer dan kalkulator. Sehingga selain       a = A COS (COS B*COS E/CODd)
mudah, hasilnya juga lebih akurat.             h = A SIN (SIN p*SIN d = COS p*COS d*COS t)
     Rumus-rumus sederhana itu adalah                                                                       [Ali Mashar]
sebagai berikut:
                                            Sumber Bacaan
Almanak Hisab Rukyat, Direktorat Badan Peradilan Agama, Mahkamah Agung RI, 2007.
Farid Ismail, Selayang pandang Hisab Rukyat, Direktorak Jenderal Bisam Islam dan Penyelenggaraan Haji Direktorat
         Pembinaan Peradilan Agama, 2004.
Thomas Djamaluddin, Astronomi Memberi Solusi Penyatuan Umat, LAPAN, 2011.
Wahyu Widiana, Hisab Rukyat Jembatan Menuju Pemersatu Umat, Yayasan Asy Syakirin Rajadatu Cineam, Tasikmalaya,
         2005.
                                               Edisi Budaya | 131
132 | Ensiklopedi Islam Nusantara
I
  Ilmu Falak
 Ilmu Firasat
 Ilmu Hikmah
 Ilmu Kasyaf
Imkan Rukyah
  Istighotsah
Ilmu Falak
Kata falak berarti lintasan, orbit, madaar               planet (sayyaraat) maupun bintang-
         al-nujum (lintasan bintang-bintang/             bintang (tsawabit).
         benda-benda langit 1. Dalam al-Qur’an,
kata falak ditemukan pada dua tempat, pada               Sedangkan yang kedua adalah ilmu falak
QS. Al-Anbiya’ (33) dan Q.S. Yasin (40):            bersifat praktis (practical astronomy) atau ilmu
                                                    falak amali yaitu ilmu falak yang mempelajari
      “Dan Dialah yang telah menciptakan malam      lintasan/orbit benda-benda langit dengan
dan siang, matahari dan bulan. masing-masing        tujuan dapat diketahui posisi benda langit
dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”  antara satu dengan yang lainnya sehingga
(QS. Al-Anbiya’ : 33)                               dapat membantu dalam pelaksanan ibadah
                                                    yang terkait dengan arah dan waktu.
      “Tidaklah mungkin bagi matahari
mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat               Di kalangan umat Islam, ilmu falak juga
mendahului siang. dan masing-masing beredar         dikenal dengan sebutan Ilmu Hisab (Arithmatic),
pada garis edarnya.” (QS. Yasin : 40)               sebab kegiatan yang paling menonjol pada
                                                    ilmu tersebut adalah melakukan “perhitungan-
      Secara terminologi, definisi ilmu falak,      perhitungan.” gerakan benda-benda langit.
antara lain;                                        Dari perhitungan tersebut didapatkan
                                                    posisi benda langit, ketinggian, kerendahan,
a. Ilmu Falak didefinisikan sebagai ilmu            terjadinya waktu malam dan siang, awal waktu
      pengetahuan yang mempelajari benda-           sholat, bilangan bulan, tahun, hilal, awal bulan
      benda langit, tentang fisik, gerak, ukuran,   Qamariyah, gerhana dan lain sebagainya.
      dan segala sesuatu yang berhubungan
      dengannya.                                         Obyek dan ruang lingkup pembahasan
                                                    Ilmu Falak dapat dibedakan menjadi dua
b. Ilmu Falak adalah ilmu yang mempelajari          macam, yaitu meliputi :
      lintasan benda-benda langit seperti
      matahari, bulan, bintang, dan benda-          1. Ilmu falak ilmy, yaitu ilmu yang membahas
      benda langit lainnya, dengan tujuan                teori dan konsep benda-benda langit, yang
      mengetahui posisi dan kedudukan benda-             kemudian dikenal sebagai ilmu Astronomi.
      benda langit lainnya.                              Obyek dan ruang lingkup pembahasan
                                                         ilmu falak yang bersifat teori ini secara
      Menentukan batasan ilmu falak yang                 mendalam tidak dibahas dalam buku ini.
memenuhi kreteria jami’ dan mani’, tentunya              Adapun cakupan ilmu Astronomi ini lebih
tidak dapat dilepaskan dari dua aspek, teori             lanjut dapat dilihat pada pembahasan
dan praktik. Ilmu falak yang bersifat teoritis           Cabang-Cabang Ilmu Falak.
(theoretical astronomy) atau ilmu falak ilmy
adalah ilmu falak umum, yang didefinisikan          2. Ilmu falak amaly yaitu ilmu yang melakukan
sebagai berikut :                                        perhitungan untuk mengetahui posisi dan
                                                         kedudukan benda-benda langit antara satu
      “Ilmu Pengetahuan yang mempelajari                 dengan yang lain. Pengetahuan posisi dan
      berbagai keadaan (hal) dan gerakan-                kedudukan benda-benda langit tersebut
      gerakan benda-benda langit baik planet-
                                                    Edisi Budaya | 135
kemudian dikaitkan dengan waktu-waktu       7. Cosmogoni ; Ilmu yang mempelajari
     pelaksanaan ibadah bagi umat Islam.              benda-benda langit dengan tujuan untuk
     Ilmu falak inilah yang kemudian dikenal          mengetahui latar belakang kejadian dan
     dengan ilmu hisab praktis.                       perkembangan selanjutnya.
     Selanjutnya pembahasan ilmu falak           8. Cosmologi; Ilmu yang mempelajari benda-
amaly meliputi mempunyai ruang lingkup                benda langit dengan menekankan pada
pembahasan:                                           bentuk, tata himpunan, sifat-sifat dan
1. Penentuan arah kiblat dan bayangan arah            perluasan benda-benda langit tersebut.
     kiblat                                      Kedudukan dan Hukum Mempelajari
2. Penentuan waktu shalat                        Ilmu Falak
3. Penentuan awal bulan (khususnya bulan
                                                      Ilmu Falak memiliki kedudukan yang
     Qamariyah)                                  sangat penting dan strategis dalam pelaksanaan
4. Penentuan gerhana baik gerhana matahari       ibadah. Ilmu Falak dapat digunakan sebagai
                                                 sarana mencari dan menetapkan arah kiblat,
     maupun gerhana bulan.                       waktu shalat, waktu berpuasa ramadhan,
                                                 menunaikan ibadah haji, berhari raya dan lain-
Cabang-Cabang Ilmu Falak                         lain.
     Kemajuan IPTEK yang semakin pesat                Dalam hadits Rasulullah saw bersabda :
menambah berkembangnya obyek materiil
penelitian ilmu falak, selanjutnya melahirkan         “Pelajarilah keadaan bintang-bintang supaya
berbagai obyek formal yang menandai makin        kamu mendapat petunjuk dalam kegelapan darat
beragam cabang-cabang ilmu falak. Cabang-        dan lautan, lalu berhenti”. (HR. Ibnu Sunni)
cabang ilmu falak, antara lain sebagai berikut:
                                                      “Sesungguhnya sebaik-baik hamba Allah
1. Astronomi; Ilmu yang mempelajari benda-       adalah mereka yang selalu memperhatikan
     benda langit secara umum.                   matahari dan bulan untuk mengingat Allah. (HR.
                                                 Ath-Thabrani)
2. Astrologi; Ilmu yang mempelajari
     benda-benda langit yang dihubungkan              Allah SWT berfirman QS. Al-Isra’, 78 :
     dengan tujuan mengetahui nasib dan
     keberuntungan manusia.                           “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari
                                                 tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah
3. Astrofisika; Ilmu yang mempelajari benda-     pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh
     benda langit dan menerangkan dengan         itu disaksikan (oleh malaikat)”. (QS. Al-Isra’, 78).
     cara, hukum-hukum, alat dan teori ilmu
     fisika.                                          Ayat Ini menerangkan waktu-waktu shalat
                                                 yang lima. Saat matahari tergelincir (zawal)
4. Astrometrik;Ilmu yang menekankan pada         untuk waktu shalat Zhuhur dan Ashar, saat
     kegiatan pengukuran terhadap benda-         gelap malam untuk waktu Magrib dan Isya,
     benda langit, dengan tujuan antara lain     kemudian ditambah lagi dengan waktu shalat
     untuk mengetahui ukurannya dan jarak        shubuh.
     antara satu benda langit dengan lainnya.
                                                      “Berpuasalah kamu karena melihat hilal, dan
5. Astromekanik; Ilmu yang mempelajari           berbukalah kamu karena melihat hilal. Bila hilal
     benda-benda langit yang menekankan          tertutup debu atasmu maka sempurnakanlah
     pada gerak dan gaya tarik benda-benda       bilangan bulan Sya’ban tiga puluh” (H.R.
     tersebut dengan cara, hukum-hukum dan       Mutafaq Alaih).
     teori mekanika.
                                                      Secara khusus Sayidina Ali bin Abi Thalib
6. Cosmographi; Ilmu yang mempelajari            ra menyatakan:
     benda-benda langit dengan tujuan
     mengetahui data-data dari seluruh benda-         “Barang siapa yang mempelajari ilmu
     benda langit tersebut.
136 | Ensiklopedi Islam Nusantara
tentang bintang-bintang, sedangkan ia           Imam Ibn Hajar al-Haitami berpendapat
     dari orang yang sudah memahami al-         belajar ilmu hisab, yakni belajar menentukan
     Qur’an, niscaya bertambahlahiman dan       arah kibat, ketika hendak bepergian di mana
     keyakinannya.”                             sedikit orang yang mengetahui arah kiblat
                                                maka hukumnya fardhu ain. Atau pada waktu di
     Demikian juga para ulama telah             rumah atau bepergian yang melintasi banyak
memberikan justivikasi tentang pentingnya       negeri (desa) yang di dalamnya terdapat
dan mulianya ilmu falak, antara lain Syekh al-  banyak petunjuk sehingga tidak sampai lewat
Ahdhariy pernah menyatakan dalam syairnya       waktu sebelum melintasi satu negeri (desa),
8:                                              atau terdapat banyak orang yang mengetahui
                                                sehingga mudah mencari rujukan yang dapat
     “Ketahuilah, bahwasanya ilmu               dipercaya sebelum lewat waktu shalat, maka
     perbintangan adalah ilmu yang mulia        hukumnya fardhu kifayah.
     tidak terlarang. Oleh karena dengan ilmu
     itu dapat diketahui waktu umpama fajar,         Lebih lanjut Imam Ibnu Hajar
     sahur dan jam. Begitulah dengan ilmu       mengingatkan peminat ilmu falak/hisab
     itu orang ‘abid dapat membagi waktu        untuk tetap dalam aqidah Islamiyah dan
     ibadahnya”                                 tidak mempercayai ramalan yang memastikan
                                                kejadian-kejadian yang akan datang dengan
     Para ulama sepakat bahwa Ilmu falak        argumentasi bahwa kejadian itu disebabkan
secara fungsional menjadi wasilah atau          karena bertepatan dengan posisi dan gerakan
lantaran atau alat untuk dapat menjalankan      benda-benda langit tertentu, maka orang
ibadah secara tepat, benar dan sah. Karena      tersebut telah Fasiq bahkan bisa sampai
keberadaan ilmu falak sebagai wasilah atau      derajat kekufuran. Adapun orang yang
alat atau sarana untuk tepat, benar dan sahnya  berpendapat bahwa posisi dan gerakan benda
suatu ibadah maka kedudukan hukumnya            benda langit tersebut itu dijadikan Allah SWT
pun menjadi sepadan dengan hukum ibadah         sebagai tanda-tanda (alamat) akan terjadi
tersebut. Sebagaimana dalam sebuah Qaidah       suatu peristiwa (kejadian) tertentu, dan itu
fiqhiyah :                                      sebagai adat ilahiyah yang dalam istilah lain
                                                dikenal sebagai sunnatullah dan kadang-
     “Sesuatu yang perkara wajib itu bisa       kadang bisa berubah sesuai dengan kehendak
     sempurna hanya dengannya maka              dan kekuasaan Allah SWT., pendapat yang
     sesuatu itupun menjadi perkara yang        demikian adalah yang dibenarkan oleh syariat
     wajib pula.”                               Islam. Dalam konteks inilah, secara dini dapat
                                                ditetapkan waktu-waktu shalat , arah kiblat,
     Kedudukan ilmu falak sangat urgen dalam    awal bulan Qomariah atau gerhana. Semuanya
hukum Islam terutama jika dikaitkan dengan      yang diperhitungkan berdasarkan posisi
hal keabsahan ibadah, maka mempelajari ilmu     tempat-tempat di bumi, posisi dan gerakan
falak atau hisab hukumnya wajib sebagaimana     benda-benda langit, terutama bumi (al-ardl),
dikatakan oleh Abdullah bin Husain :            bulan (al-qomar) dan matahari (al-samsy).
     Hukum mempelajari ilmu falak               Sekilas Sejarah Ilmu Falak dalam Islam
     adalah wajib bahkan diperintahkan
     mengetahuinya secara mendalam karena            Pada awal perkembangan Islam, ilmu
     ilmufalakmencakuppengetahuantentang        falak tidak banyak dikenal, juga belum
     kiblat dan hal-hal yang berhubungan        masyhur di kalangan umat Islam. Rasulullah
     dengan penanggalan misalnya puasa.         SAW bersabda “Kami adalah umat yang
     Lebih-lebih pada masa sekarang ini         tidak pandai menulis dan menghitung”2 Akan
     karena ketidak tahuan para hakim           tetapi, Nabi Muhammad SAW sendiri pernah
     tentang ilmu falak sikap mempermudah       menggunakan pijakan peristiwa Hijriyah,
     dan kecerobohan mereka sehingga mereka
     menerima kesaksian hilal seseorang yang
     seharusnya tidak dapat diterima.
                                                Edisi Budaya | 137
yakni ketika beliau menulis surat kepada kaum     Khawarizmi, al.: (1) penemuan angka 0
Nasrani bani Najran, tertulis ke-5 Hijriyah.      (nol) India, sistem pecahan decimal sebagai
Namun di dunia Arab lebih mengenal peristiwa-     kunci terpenting dalam pengembangan
peristiwa yang terjadi sehingga ada istilah       ilmu hisab, (2) tabel trigonometri Daftar
tahun gajah, tahun izin, tahun amar dan tahun     logaritma, (3) Penemuan kemiringan
zilzal. Orang Arab mengenal tahun kelahiran       zodiac sebesar 23,5 º atas ekuator. Kitab al-
Nabi Muhammad saw sebagai Tahun Gajah             Khawarizmi yang terkenal Al-Mukhtashar
karena pada tahun itu terjadi penyerangan         fi Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah dan
tentara dari negeri Habasah (sekarang             Suratul Ardl diterjemahkan ke bahasa
bernama etiopia) yang mengendarai gajah           Latin oleh Robert Chester tahun 535 H.
ingin menghancurkan Ka’bah. Disebut Tahun         dengan judul Liber algebras et almucabala,
Izin, tahun diizinkannya hijrah Ke Madinah.       dan pada tahun 1247 H. diterjemahkan ke
Disebut Tahun Amar, tahun diperintahkannya        bahasa Inggris oleh Frederic Rosen.
diri dengan menggunakan senjata. Disebut
Tahun Zilzal, karena terjadi gonjang-ganjing      b. Ibn Jabir al-Battany atau Albatenius
pada tahun Ke-4 Hijriyyah.
                                                  (858-929 M.) melakukan penelitian
     Pada abad III Hijriyah, masa kejayaan
daulah Abasiyah, perkembangan ilmu falak          do Observatorium Al-Raqqah, di hulu
mengalami kemajuan yang ditandai dengan
proses penerjemahan karya-karya di bidang         sungai al-Furat Baghdad. Dia melakukan
astronomi ke dalam bahasa Arab. Pada tahun
773 M, terdapat seorang pengembara India          perhitungan jalan bintang, garis edar dan
menyerahkan sebuah buku data astronomi
berjudul Sindhid (Sidhanta) kepada kerajaan       gerhana, menetapkan garis kemiringan
Islam di Bagdad. Kemudian oleh kholifah
Abu Ja’far al-Manshur (719–775 M.)                perjalanan matahari, tahun sideris, tahun
memerintahkan Muhammad Ibn Ibrahim al-
Farizi (w.796 M.) untuk menerjemahkan buku        tropis, musim-musim serta lintasan
tersebut ke dalam bahasa Arab. Atas usaha
inilah al-Fazari dikenal sebagai ahli ilmu falak  matahari semu dan sebenarnya, adanya
yang pertama di dunia Islam.
                                                  bulan mati, dan fungsi sinus, tangens,
     Pada masa kholifah al-Makmun, ilmu
falak mengalami perkembangan pesat, yaitu         cotanges. al-Battany mengkoreksi buku
sejak al-Makmun mendirikan Observatorium
di Sinyar dan Junde Shahfur Bagdad, dengan        Syntasis Ptolomeus, dengan memperbaiki
meninggalkan teori Yunani kuno dan membuat
teori sendiri dalam menghitung kulminasi          perhitungan-perhitungan  mengenai
matahari.
                                                  peredaran bulan dan planet-planet
     Perkembang berikutnya, banyak tokoh
dari muslim yang ikut membangun dan               tertentu dalam judul barunya Tabril al-
mengembangkan Ilmu Falak, antara lain :
                                                  Maghesti, di-samping bukunya sendiri
a. Abu Ja’far bin Musa Al-Khawarizmi (780-
     847 M.), seorang ketua observatorium         yang berjudul Tamhid al-Musthafa li
     al-Makmun, mempelajari karya al-Fazari
     (Sidhanta), al-Khawarizmi berhasil           Ma’na al-Mamar. Buku ini berpengaruh
     mengolah sistem penomoran India
     menjadi dasar operasional ilmu hitung        di Barat dan Timur abad modern, dan
     (ilmu hisab). Karya monumental al-
                                                  diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh
                                                  Nallino tahun 1905 M.
                                                  c. Abul Raihan al-Biruni (973 – 1048 M.)
                                                       dari Paris, Ia sangat termasyhur dalam
                                                       sejarah pertumbuhan ilmu falak, sehingga
                                                       beliau diberi gelar al-Ustad fi al-’Ulum
                                                       (maha guru). Di era keemasan Islam
                                                       (golden era of Islam), beliau juga dikenal
                                                       sebagai ahli filsafat, matematika, geografi,
                                                       dan fisika. Beliau telah membentangkan
                                                       teori perputaran bumi pada porosnya dan
                                                       menentukan bujur dan lintang setiap kota
                                                       di atas bumi dengan teliti. Karya beliau
                                                       Al-Atsar Baqiyyat min al-Qurun al-Kholiyat”
                                                       diterjemahkan ke bahasa Inggris The
                                                       Chronology of Ancient Nations dan kitab Al-
                                                       Qanun al-Mas’udiy fi al-Haiat wa al-Nujumi
138 | Ensiklopedi Islam Nusantara
yang ditulis pada tahun 421 H. / 1030 M.     menjadi lunar system yang kemudian dikenal
     Menurut Prof. Ahmad Baiquni, al-Biruni       dengan Penanggalan Jawa.
     adalah orang yang pertama menolak teori
     geosentris Ptolomeus. Oleh karena itu, al-        Perkembangan ilmu falak di Indonesia
     Baruni dipandang sebagai peletak dasar       cukup pesat ditandai dengan banyaknya
     teori heliosentris.                          kitab-kitab falak yang beredar di masyarakat.
                                                  Pakar ilmu falak, misalnya Noor Ahmad SS
d. Muhammad Turghay Ulughbeik (1394-              menyusun kitab Syamsul Hilal dan Nurul
     1449 M.) lahir di Salatin, Iskandaria,       Anwar, kitab karya ini ditengarai merupakan
     dan pada tahun 823 H. berhasil               pengembangan dari kitab al-Khulashatul
     membangun observatorium di Samarkad.         Wafiyah. Syekh Abdurrahman bin Ahmad
     Jadwal Ulughbeik (zij sulthani), menjadi     al-Misri (mertua Habib Usman) pada tahun
     rujukan pada perkembangan ilmu hisab         (1314 H/1896 M) datang ke Jakarta membawa
     selanjutnya, terutama di Indonesia.          tabel astronomis Zaij Ulugh Bek (w. 1420
     Misalnya, kitab klasik Sullamunnaiyirain     M) dan mengajarkanya kepada para ulama
     menggunakan tabel dari Ulughbek.             muda di Indonesia waktu itu. Di antaranya
                                                  adalah Ahmad Dahlan as-Simarani atau at-
     Karya dan temuan Ulugh Bek (1344-1449)       Tarmasi (w. 1329 H/1911 M) beliau berasal
yang berupa Jadwal Ulughbeik yang berupa          dari Semarang, namun kemudian bertempat
data astronomi matahari, bumi dan bulan           tinggal di Termas (Pacitan-Jawa Tengah) dan
menjadi rujukan perkembangan Ilmu Falak di        anak menantunya sendiri, yaitu Habib Usman
Indonesia. Pada tahun 1650 M diterjemahkan        bin Abdillah bin Aqil bin Yahya yang dikenal
dalam bahasa Inggris oleh J. Greaves dan          dengan julukan Mufti Betawi. Ahmad Dahlan
Thyde, dan oleh Saddilet disalin dalam bahasa     as-Simarani mengajarkan ilmu falak di daerah
Prancis. Di sisi lain adalah karya Simon New      Termas (Pacitan) dengan menyusun buku ilmu
Comb (1835-1909 M), yang berupa jadwal            falak “Tadzkiratul Ikhwan fi ba’dli Tawarikhi wal
astronomi baru ketika beliau berkantor di         „amalil Falakiyati bi Semarang” yang naskahnya
Nautical Al Manac Amerika (1857-1861).            selesai ditulis tanggal 28 Jumadil Akhir 1321
Kedua jadwal itulah yang mewarnai tipologi        H / 21 September 1903 M. Kitab Tadzkiratul
ilmu falak di Indonesia. Tipologi ilmu falak      Ikhwan ini memuat perhitungan ijtima’ dan
klasik diwakili oleh kitab Sullamun Nayyirain     gerhana dengan mabda’ kota Semarang.
yang memakai data jadwal bersumber pada           Sedangkan Habib Usman mengajarkan ilmu
data Ulugh Beik. Sedangkan tipologi hisab         falak di Jakarta, dan tahun 1321 H / 1903 M
modern, sebagaimana yang berkembang               menyusun buku yang berkaitan dengan ilmu
dalam wacana ilmu falak dan tehnik hisab,         falak “Iqadzun Niyam fi Mayata „Alaqohu bil
bahwa Almanac Nautica, diklasifikasikan           Ahillah was Shiyam. Ilmu falak yang diajarkan
dalam tipologi hisab (hakiki) kontemporer.        oleh Habib Usman kemudian dibukukan oleh
Pembagian ini berdasarkan pada pembagian          seorang muridnya, yaitu Muhammad Mansur
sistem hisab yang berkembang di Indonesia         bin Abdul Hamid Dumairi al-Batawi dalam
yakni hisab hakiki taqribi, hisab hakiki tahkiki  kitab “Sullamun Nayyirain fi Ma’rifati Ijtima’i
dan hisab hakiki kontemporer, sebagaimana         Kusufain” yang pertama kali dicetak tahun
hasil seminar nasional sehari Ilmu falak pada     1344 H / 1925 M oleh percetakan Borobudur,
tanggal 27 April 1992 di Tugu Bogor Jawa          Batavia.
Barat.
                                                       Masing-masing metode Ilmu Falak
     Pada dasarnya perkembangan ilmu falak di     mempunyai pengikut dan pengamal yang
Indonesia dimulai sejak Raja Mataram II Sultan    secara istiqomah sebagai panduan ibadah.
Agung (1613 – 1645 M) melakukan asismilasi        Praktis saat ini masih (terkadang) belum
tahun Soko dengan tahun Hijriyah. Yaitu           seragam, sebagai dampak adanya perbedaan
sejak tahun 1043 H / 1633 M yang bertepatan       pemahaman antara beberapa pemahaman
dengan 1555 tahun Soko, dan merubahnya            yang ada dalam wacana ilmu Falak. Dimana
system penanggalan Soko dari solar system
                                                  Edisi Budaya | 139
hampir setiap organisasi masyarakat termasuk         Menurut Dr. Bambang Hidayat (2000)
Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyyah selalu        perkembangan ilmu astronomi di Indonesia
juga mengeluarkan “Ketetapannya” yang lain      sangat pesat, hal ini nampak dari banyaknya
seperti fatwa dan ikhbar.                       pakar astronomi yang muncul, bahkan juga
                                                memiliki perhatian besar terhadap fiqh ilmu
     Kemudian mengenai eksistensi kitab-        falak, seperti Prof. DR. Bambang Hidayat,
kitab Ilmu Falak di Indonesia sampai saat ini,  Prof. Ahmad Baiquni, MSc, PhD, DR. Djoni N.
nampak masih mewarnai diskursus Ilmu Falak      Dawanas, DR. Moedji Raharto dan DR. Thomas
di Indonesia.                                   jamaluddin.
                                                                                                                [Masyhar]
140 | Ensiklopedi Islam Nusantara
Ilmu Firasat
Salah satu tradisi keilmuan yang dikenal            (artinya: firasat merupakan ilmu, bukan yang
       diperdebatkan keberadaannya adalah           lain). Firasat sebagai bagian dari ilmu tidak
       ilmu firasat. Ilmu membahas mengenai         dapat difahami oleh setiap manusia, akan
ciri khas dan perilaku manusia berdasarkan          tetapi hanya bagi hamba Allah yang suci yang
perangai yang ada di dalam muka seseorang.          mampu mendaki pendakian ilmu tersebut.
                                                    Jika dibandingkan dengan kedokteran, maka
      Firasat secara bahasa adalah mempunyai        ilmu kedokteran juga tidak dapat difahami
arti memastikan dan mempertimbangkan.               oleh setiap orang, kecuali hanya oleh orang
Adapula yang mengartikan firasat dengan ilmu        yang mengkaji khusus mengenai kedokteran.
hanya Allah yang mengetahui. Dalam kamus
Taj al-Arus, Ibn Faris menyebutkan istilah               Ibn Atsir mengartikan firasat dengan
firasah dengan dibaca kasrah ra’nya dengan          dua arti yaitu, pertama pemahaman yang
                                                    didasarkan suatu hadits “takutlaj atas firasat
      Dalam kamus bahasa Indonesia firasat          orang mukmin. Sebab diperoleh dari cahaya
diartikan dengan: 1. keadaan yang dirasakan         Allah.”(ittaqû firasat al-mu’min fa innahu
(diketahui) akan terjadi sesudah melihat            yanzhuru bi nur Allah). Artinya, bahwa firasat
gelagat: rupanya dia sudah mendapat -- bahwa        orang mukmin yang menjadi kekasih Allah
tidak lama lagi polisi akan membekuknya;            adalah benar. Sebab hal itu merupakan bagian
2. kecakapan mengetahui (meramalkan)                dari karamat yang diberikan Allah kepada
sesuatu dengan melihat keadaan (muka dan            hambanya yang dicintai.
sebagainya): menurut -- ku, ia adalah orang
yang bijaksana; 3. pengetahuan tentang tanda-            Kedua, semacam kemampuan seseorang
tanda pada badan (tangan dan sebagainya)            yang mampu membaca sifat, akhlak dan
untuk mengetahui tabiat (untung malang dan          lainnya orang lain melalui petunjuk, percobaan
sebagainya) orang: setengah orang percaya benar     dan lain sebagainya. Akan tetapi hal ini yang
kepada ilmu --; 4. keadaan muka (mata, bibir,       memperolehnya adalah tetap yang bersih
dan sebagainya) yang dihubung-hubungkan             hatinya dan merupakan salah satu karamah
dengan tabiat orangnya (untuk mengetahui            Allah swt.
tabiat orang): menilik -- nya orang itu keras hati
sebab rambutnya tebal dan kaku.                          Salah satu contoh tokoh yang dijadikan
                                                    prototype seperti ini adalah nabi Khidir as yang
      Para ahli berbeda pendapat mengenai           berperilaku aneh di depan Nabi Musa as. (QS: al-
firasat ini. akan tetapi perbedaan tersebut         Kahfi: 65)
mempunyai satu pengertian yang sama yaitu,
prasangka yang benar yang didasarkan atas                Al-Zabidi mengartikan firasah dengan
fenomena zahir untuk memamhami fenomena             tawassum. Firasat menurut al-Harawi (396-
batin. Pemahaman fenomena ini bukan                 481 H) dalam Manazil al-Sairin dinyatakan
didasarkan dari petunjuk syetan akan tetapi         bahwa fisarat merupakan suatu ilmu yang
menggunakan kerangka dan metode ‘ilmiah’            disandarkan dalam surat al-Hijr ayat 75 yang
                                                    Edisi Budaya | 141
