The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by E-BOOK prajurit Yonif Mekanis 512/QY MARABUNTA, 2022-05-22 11:41:30

NASEM INF MEKANIS

NASEM INF MEKANIS

Keywords: INFANTERI MEKANIS

KODIKLAT ANGKATAN DARAT
PUSAT KESENJATAAN INFANTERI

NASKAH SEMENTARA
PEDOMAN

tentang

INFANTERI MEKANIS

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Pussenif Kodiklatad selaku LKT kecabangan Infanteri memiliki tugas
pembinaan doktrin kecabangan Infanteri yang dititikberatkan pada pemenuhan
kebutuhan doktrin dan petunjuk di satuan Infanteri Mekanis TNI AD.
Pelaksanaan pembinaan doktrin merupakan bagian dari kelanjutan
transformasi TNI AD yang diikuti dengan modernisasi peralatan dan perangkat
lunaknya seperti doktrin dan petunjuk yang memuat pengetahuan dan
keterampilan teknis serta taktis guna memenuhi tugas pokok satuan Infanteri
Mekanis.

b. Sejalan dengan perkembangan organisasi dan modernisasi alutsista TNI
AD dalam rangka memenuhi kebutuhan peranti lunak yang berkaitan dengan
pendidikan dan latihan bagi satuan Infanteri Mekanis yang dilaksanakan
dengan pemahaman dan tindakan yang sama maka perlu disusun Naskah
Sementara Pedoman tentang Infanteri Mekanis dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan doktrin bagi penyelenggaraan pendidikan dan latihan di satuan
Infanteri Mekanis jajaran TNI AD.

c. Agar pelaksanaan Pendidikan dan latihan di satuan Infanteri Mekanis
mencapai sasaran yang diharapkan maka dibutuhkan doktrin berupa Naskah
Sementara Pedoman Infanteri Mekanis agar diperoleh hasil guna dan daya
guna yang optimal.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah sementara ini dimaksudkan agar dapat
memberikan gambaran dan penjelasan tentang pengetahuan dan keterampilan
bagi satuan Infanteri Mekanis.

b. Tujuan. Naskah sementara ini bertujuan untuk dijadikan pedoman
dalam rangka memelihara dan meningkatkan kemampuan di satuan Infanteri
Mekanis.

4

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Lingkup pembahasan naskah sementara ini memuat
tentang pengetahuan dan keterampilan secara teknis dan taktis dengan
memperhatikan fungsi kecabangan Infanteri.

b. Tata Urut. Naskah sementara ini disusun dengan tata urut sebagai
berikut:

1) BAB I Pendahuluan.

2) BAB II Ketentuan Umum.

3) BAB III Pengetahuan dan Keterampilan Teknis Infanteri
Mekanis.

4) BAB IV Pengetahuan dan Keterampilan Taktis Infanteri
Mekanis.

5) BAB V Penutup.

4. Dasar:

a. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/111-09/V/2011 tanggal 23 Mei 2011
tentang Buku Petunjuk Lapangan tentang Yonif Mekanis;

b. Keputusan Kasad Nomor Kep/430/X/2013 tanggal 31 Oktober 2013
tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyelenggaraan Administrasi
Umum Angkatan Darat;

c. Keputusan Kasad Nomor Kep/548/VI/2016 tanggal 27 Juni 2016 tentang
Petunjuk Teknis tentang Tulisan Dinas;

d. Keputusan Kasad Nomor Kep/876/XI/2017 tanggal 20 November 2017
tentang Petunjuk Administrasi tentang Pembinaan Fungsi Infanteri;

e. Keputusan Kasad Nomor Kep/262/III/2018 tanggal 29 Maret 2018
tentang Petunjuk Teknis tentangProgram Latihan Standardisasi Batalyon
Infanteri Mekanis; dan

f. Surat Perintah Danpussenif Nomor Skep/1118/IX/ 2018 tanggal 10
September 2018 tentang Perintah Melaksanakan Kegiatan Penyusunan
Naskah Sementara Pedoman tentang Gerilya, Lintas Udara dan Infanteri
Mekanis.

5

BAB II
KETENTUAN UMUM

5. Umum. Untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran, pengetahuan

dan keterampilan yang bersifat teknis maupun taktis Infanteri Mekanis diperlukan

ketentuan-ketentuan yang dapat dijadikan pedoman di satuan Infanteri Mekanis.

Ketentuan-ketentuan tersebut selanjutnya dapat dijadikan pedoman dalam

penyelenggaraan pendidikan, latihan maupun operasi satuan Infanteri Mekanis yang

meliputi tujuan dan sasaran, sifat, dan peranan.

6. Tujuan dan Sasaran.

a. Tujuan. Mewujudkan pedoman tentang Infanteri Mekanis yang
valid dan operasional dalam rangka memelihara dan meningkatkan
kemampuan di satuan Infanteri Mekanis.

b. Sasaran.

1) Terwujudnya pengetahuan dan keterampilan teknis Infanteri
Mekanis yang valid dan operasional guna mendukung tugas pokok
satuan Infanteri Mekanis.

2) Terwujudnya pengetahuan dan keterampilan taktis Infanteri
Mekanis yang valid dan operasional guna mendukung tugas pokok
satuan Infanteri Mekanis.

7. Sifat. Naskah sementara ini bersifat menguraikan tentang pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki oleh prajurit satuan Infanteri Mekanis.

8. Peranan. Naskah sementara ini berperan sebagai pedoman materi tentang
kemampuan Infanteri Mekanis di jajaran TNI AD dalam rangka pembinaan latihan dan
sebagai sumber bahan ajaran di lembaga pendidikan TNI AD.

BAB III
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN

TEKNIS INFANTERI MEKANIS

9. Otomotif dan Harcegah Ranpur M113A1, Anoa dan Rantis Komodo Intai.

a. Ranpur M113A1.

1) Pengecekan sistem sebelum pengoperasionalan ranpur.
Sebelum mengoperasionalkan ranpur ada beberapa hal yang perlu
dilaksanakan pengecekan sistem sebelum menghidupkan ranpur.

a) Oli mesin. Periksa level oli mesin (7), transmisi (8),
diferensial (9), final drive (10), dan transfer gearcase (11).

6
Setiap tanda dipstick harus menunjukkan level oli diantara ADD
tanda FULL (L dan F tanda pada mesin dipstick).

b) Tingkat oli. Periksa level oli di gear box fan (13) dan oli
hidrolik pintu belakang (14). Indikator level oli gear box (15) harus
antara ADD dan FULL. Pintu belakang turun, cairan hidrolik harus
terlihat setengah di indikator (14). Tambahkan minyak sesuai
dengan level oli (LO 9-2300-257-12).

.

7
c) Instrumen indikator panel. Sebelum anda menyalakan
mesin, panel instrumen dan panel lampu peringatan akan terlihat
seperti gambar 16 dan 17.

Gambar Instrumen indikator panel
d) Indikator pembersih udara. Jika ranpur dilengkapi dengan
indikator pengukur kebersihan saringan udara (18), periksa
segera. Jika kondisinya terlihat warna merah di celah indikator,
maka dibersihkan. Ketika elemen bersih, tekan kubah karet
indikator untuk mereset.

Gambar Instrumen indikator panel

8

e) Mengunci rem tangan. Tarik handel ke belakang dan
tekan tombol pengunci.

Gambar Handel rem tangan

f) Saklar utama. Sakelar utama ON, panel instrumen

(22), dan panel lampu peringatan (23) akan terlihat seperti

gambar di halaman ini. Titik warna merah berarti kondisi ON, titik

warna hitam berarti kondisi OFF. Kondisi tanda ini terbaca sesuai

kondisinya.

Gambar Saklar utama

g) Menghangatkan air pendingin. Ketika mesin dihidupkan,
pengatur knob putaran mesin (24-26) ditarik sampai putaran
mesin mencapai 800-1.000 RPM selama 3-5 menit. Hal ini untuk
menghangatkan air pendingin/radiator dan oli mesin menjadi
hangat serta bersirkulasi.

9

Gambar Knob putaran mesin
h) Ketinggian oli transmisi. Pastikan bahwa rem tangan
(29) terkunci dengan benar.

(1) Pindahkan tuas trasmisi (30) dalam batas 2-3 dan
tingkatkan putaran mesin sekitar 1.000 RPM selama 3-5
menit. Kurangkan putaran mesin menjadi stasioner (650-
700 RPM), dan tuas persneling pada semua tingkat
percepatan.
(2) Pindahkan tuas transimisi pada posisi N (neutral),
kemudian mengatur tuas pengatur gas (26, halaman 2-30)
sampai putaran mesin di 1.500 RPM.
(3) Periksa ketinggian oli trasmisi. Dipstick (31)
pengukur ketinggian oli terletak antara ADD dan FULL-
HOT.
(4) Jika kurang tambahkan minyak sesuai ketentuan.

10
2) Pengecekan sistem saat pengoperasionalan ranpur.

a) Kemudi, pengereman, persneling dan pengatur RPM.
Setiap kali menggunakan tuas kemudi diferensial (40), pivot steer
levers (41), tuas perosneling automatic (42), tuas pengatur RPM
(43), dan pedal akselerasi harus di waspadai bila ada suara yang
abnormal atau ada kelainan di sistem kendali. Yakinkan bahwa
ranpur ini tetap terkendali dengan normal. Jika ada perubahan,
carilah kelainannya (44).

Gambar Rangkaian kemudi
b) Roadwheel, idler wheel, final drive bearings, and shock
absorbers. Perlu di perhatikan, apabila merasakan roadwheel
hubs (45), idler wheel hubs (46), dan final drive housings (47).
Jika salah satu dari alat tersebut merasa lebih panas dari
sebelahnya, segera laporkan untuk perawatan ke bagian
maintenance. Ketika sedang memeriksa wheel hubs dan final
drive, letakan tangan pada bagian shock absorbers (48). Pastikan
semua berjalan dan berfungsi dengan baik, shock harus
dipanaskan dengan cukup sehingga telah bekerja dengan baik.
Jika salah mereka ada yang tidak baik laporkan kepada
perawatan dan pemeliharaan.

Gambar Roadwheel, idler wheel, final drive bearings, and
shock absorbers

11

c) Panel instrument. Selama operasi ranpur berlangsung,
periksalah pada panel instrumen dan panel lampu peringatan,
pada panel 49 dan 50. Jika pada titik merah tanda lampu
menyala, dan titik hitam tanda lampu tidak menyala. Jika pada
minyak diferensial, transmisi oli atau indikator lampu oli mesin
menyala selanjutnya selesaikan masalahnya segera.

Gambar Panel instrument
d) Tindakan bila peralatan tidak bekerja. Apabila temperatur,
lampu tekanan, indikator yang rusak atau berhenti bekerja.
Langkah yang dilakukan antara lain:

(1) menarik kembali kemudi dan rem tuas (51) dan
tekan tombol penguncian pada rem diferensial;
(2) tepatkan tuas perseneling (52) pada posisi N
(neutral);
(3) jalankan mesin pada posisi 1.000 rpm selama 2
menit atau lebih (53);
(4) mengatur mesin kembali ke posisi idle pada 650-
700 rpm dan lakukan pemeriksaan pada panel instrumen
(54) untuk pembacaan normal;
(5) tarik tuas pemutus saluran bahan bakar (55) maka
mesin akan berhenti ketika bahan bakar di dalam injektor
dan salurannya tidak mengalir lagi yang seharusnya hanya
memakan waktu beberapa detik;
(6) matikan lampu, radio, dan peralatan listrik lainnya.
jika alat pemanas masih berjalan, matikan switch pemanas
sampai pemanas tersebut berhenti; dan

12

(7) matikan saklar utama (56).

Gambar Rangkaian tindakan bila peralatan tidak bekerja
3) Pengecekan sistem setelah pengoperasionalan ranpur.

a) Rantai dan suspensi. Setelah ranpur selesai beroperasi
maka perlu di laksanakan pengecekan terhadap rantai dan
suspensi.

(1) Periksalah trek (57), roadwheels (58), dan idler
wheels (59), apakah ada kerusakaan yang nampak.
Pastikan bahwa ketiganya (trek, roadwheels, idler wheels)
dalam kondisi baik yang aman untuk dioperasikan.
(2) Ketika berada di samping roadwheels, pastikan bar
torsion dalam kondisi baik. Cobalah untuk mengangkat
setiap roadwheel (58) dengan pengungkit. Jika ada
roadwheel yang mudah terangkat, kemungkinan torsion
bar. Melaporkannya kepada pemeliharaan organisasi.
Lihatlah semua roadwheels. Oli pelumas paling tidak harus
terisi setengah dari kaca pengintip (60) dan kaca tidak
boleh retak atau rusak.
(3) Jika melihat gelembung dalam oli pelumas berarti
ada air yang tercampur.
(4) Jika roadwheels dari ranpur ini telah diisi dengan
gemuk (grease) yakinkan bahwa telah melihat grease di
luar pressure relief valve (61).

13
(5) Untuk pelaporan kesiapan, peralatan belum siap/jika
ada tiga atau lebih sepatu trek yang aus, pin roda rantai
rusak atau roda hilang. Trek akan menyesuaikan link atau
torsion bar yang hilang. Jika lengan roadwheels rusak atau
hilang. Jika melihat ada salah satu setelah pengecekan,
laporkan ke pemeliharaan.

Gambar Rantai dan suspensi
b) Mengecek V-Belt.

(1) Periksa generator belt (62), fan drive belts (63) dan
coolant pump belts (64) untuk kelonggaran, retak, dan
memakai. Check idler (66) untuk penyesuaian yang benar.
Jika rod tidak berada di bawah tanda jarak operasi,
laporkan ke pemeliharaan.
(2) Periksalah generator belt (62) dan fan drive belts
(64) dengan mendorong pada sabuk tengah diantara
pulleys. Jika sabuk generator bergerak lebih dari 1/2-5/8
inch, atau coolant pump belt bergerak 3/8, atau sabuk
pompa.
(3) Apabila satu v-belt atau lebih ada yang hilang, atau
kipas membuat suara yang mengganggu maka laporkan
kepada pemeliharaan.

Gambar V-Belt

14

(4) Ketinggian oli. Mesin beroperasi dengan

normal pada temperatur (70° C - 110° C). Matikan mesin

dan, tunggu 5 menit dan lakukan pengecekan pada

ketinggian oli. Dipstick (66) harus menunjukkan oli pada

posisi antara L dan D. Jika oli membutuhkan tambahan

pada filler (67) sesuai pada kebutuhannya. Periksalah

lampu utama pada posisi tinggi dan rendah. Yakinkan

lampu indikator lampu sorot menyala ketika lampu utama

berada pada lampu sorot dan pastikan bahwa lampu panel

instrumen (70) berfungsi dengan baik.

Gambar Ketinggian oli

c) Mengecek roadwheel, idler wheel, final drive bearings,
sprockets and shock absorb.

(1) Lakukan pengecekan pada roadwheel hubs (71),
idler wheel hubs (72), and final drive housings (73) setelah
beroperasi. Jika salah satu dari ke tiga itu roadwheel hubs,
idler wheel hubs, dan final drive housings ada yang
merasa lebih panas maka laporkan ke pemeliharaan.

(2) Ketika sedang memeriksa wheel hubs dan final
drive, periksa pada bagian aprochets (74). Jika melihat ada
kerusakan segera, laporkan ke pemeliharaan. Letakkan
tangan pada shock absorbers (75). Setelah berjalan cukup
baik shock akan terasa lebih hangat, Jika tidak maka
segeralah laporkan ke pemeliharaan.

15

Gambar Mengecek roadwheel, idler wheel, final drive
bearings, sprockets and shock absorb

d) Mengecek sistem bahan bakar. Isilah tangki ranpur pada
5 inc pada filler neck untuk tersebut. Pastikan filler screen (76)
dengan kondisi baik dan bersih. Jika kondisi tersebut kotor maka
lakukan pembersihan sebelum memasukkan pengisi. Setelah
sudah dipastikan bahwa bersih maka lakukan penutupan dengan
filler cap (77) pada filler neck.

Gambar Mengecek sistem bahan bakar

16
e) Mengecek hull access dan penutup saluran dan penutup
hujan.

(1) Pastikan access covers (79) dan penutup saluran
(80) telah di pasang dengan tepat dan menutup cahaya.
Lepaskan dua drain plugs (81) dan drain the final drives.
(2) Pastikan bahwa mesin telah mati ketika saklar
utama OFF, dan rem telah terkunci sebelum keluar.
(3) Pastikan semua tertutup dan terjaga. Biarkan
cooling air tetap pada ruangan.
(4) Setelah beroperasi, ketika mesin mati atau air
cleaner indicator pada posisi merah, maka service air
cleaner tersebut. Remove container (82), lepaskan barang
tersebut dan bersihkan lalu pasangkan kembali. Jika pada
barang tersebut banyak pasir atau debu maka bersihkan
setiap sisinya. Jika pada peralatan tersebut dilengkapi
dengan indikator dan pembatasan udara.

Gambar Mengecek hull access dan penutup
saluran dan penutup hujan

17

4) Pemeliharaan pengecekan bulanan.

.

a) Kubah/cupola. Putar pengunci pintu atas Komandan

kendaraan/Danran (83) dalam posisi terbuka. longgarkan

pengunci mounting senjata (84), pegang handel cupola (85) dan

cupola dapat berputar. Kencangkan pengunci senjata (84) dan

putar kembali cupola. Pindahkan pengunci pintu (83) ke posisi

terkunci sehingga cupola tekunci pada posisi.

Gambar Kubah/cupola

b) Bilge pump/pompa lampung.

(1) Nyalakan tombol utama (95) dan switch pompa
lambung (96) dalam posisi ON. Pastikan indikator lampu
depan dan belakang pompa lambung (97) menyala.
Rasakan di saluran pembuangan pompa lambung (98)
adakah aliran udara, atau lihat apakah ada aliran air yang
keluar dari saluran pembuangan, Jika ada air di dalam
pompa lambung.

2) Pompa lambung berada di dasar dalam ranpur di
mana banyak kotoran terkumpul. Untuk melindungi pompa
lambung dilengkapi dengan saringan pelindung yang
melindungi saluran hisap (99) jagalah saluran pelindung
selalu dalam keadaan bersih. Jaga lubang ventilasi (100)
tetap bersih. Jika pompa tidak bekerja segera perbaiki
pompa tersebut.

Gambar Bilge pump/pompa lampung

18

c) Kursi. Pada kursi personel, kursi pengemudi dan kursi
Komandan laksanakan kegiatan pemeriksaan sandaran bantalan
kursinya terpasang dengan benar. Terbebas dari sobek, kotoran
berminyak, terkelupas dan bergelombang. Pastikan sabuk
pengaman berada dalam kondisi yang baik dan terpasang erat
pada badan ranpur.

d) Pintu atas. Membuka dan menutup semua pintu atas,
pastikan kait dan engsel berfungsi dengan baik/benar. Periksa
karet pintu cargo atas untuk menghindari kebocoran.

5) Menghidupkan ranpur dari ranpur lain.
.

a) Dekatkan ranpur yang memiliki sumber listriknya masih
bagus ke ranpur yang sumber listriknya lemah sehingga kabel
penolong saluran listrik dapat saling berhubungan melalui saluran
listrik tambahan kedua ranpur.

b) Pastikan saklar utama dalam posisi (1) pada posisi OFF
pada kedua ranpur. Buka penutup (2) saluran listrik tambahan (3).

c) Hubungkan kabel penolong pada saluran tambahan listrik
(3) pada ranpur yang lemah baterai, kemudian hubungkan kabel
penolong kepada saluran listrik dari ranpur yang akinya masih
bagus.

d) Hidupkan saklar utama (1) pada posisi ON, di ranpur yang
akinya lemah, dan lakukan prosedur yang normal menghidupkan
mesin. Yakinkan bahwa mesin ranpur yang kondisinya masih
bagus dalam kondisi hidup.

e) Setelah mesin dihidupkan pada ranpur yang akinya lemah
tadi, copot kabel penolong, dan kencangkan penutup (2) saluran
listrik tambahan (3).

Gambar Cara menghidupkan ranpur

19

b. Ranpur Anoa. Salah satu sub system dari ranpur Anoa yang

memanfaatkan sumber tenaga yang ada di mesin untuk digunakan pada

kendaraan agar performa kendaraan jadi lebih baik.

Gambar Mesin Ranpur Anoa

1) Sumber yang dimanfaatkan di mesin.

a) Kompresor. Sistem breaking: Pengereman, perlambatan,
difflock 6x6 pada ranpur.

b) Pompa stering. Sistem kemudi: Belok kiri dan kanan
lurus untuk menggerakkan roda depan dan tengah.

c) Pompa hidrostatis. Sistem hidrostatis: Pendinginan
temperatur panas diruangan mesin.

d) Penyaluran tenaga mesin. Penyaluran tenaga dari mesin
ke roda ban.

2) Sistem pengereman kendaraan. Sistem pengereman kendaraan
adalah suatu sistem yang terpenting untuk keamanan kendaraan dan

20

harus mampu mengurangi atau menghentikan kendaraan secara aman,
baik pada kondisi jalan lurus maupun belok pada segala kecepatan.

a) Secara umum sistem pengereman yang berkembang pada
kendaraan saat ini ada 2 yaitu:

(1) Sistem pengereman jenis lock; dan

(2) Sistem pengereman jenis slip anti lock breaking
system (ABS).

b) Sistem rem dan sifat umum pengereman secara umum
komponen dalam sistem rem dibagi menjadi:

(1) komponen pemberi daya (sistem manual);

(2) sistem rem dengan daya bantu hidrolik, pneumatik
dan elektrik (sistem rem full menggunakan hidrolik,
pneumatic, listrik);

(3) komponen control “Load sensing propotional valve
(LSPV)”;

(4) komponen transmisi daya (komponen yang dipakai
untuk mendukung pneumatic dan hidro; dan

(5) komponen tambahan (coupler untuk memberikan
daya ke kendaraan yang digandengnya).

c) Cara sistem bekerja. Ketika mesin berputar maka
kompresor, pompa stering, pompa hidrostatis juga ikut berputar.

(1) Sistem breaking. Kompresor-tabung, udara-
komponen break output udara.

(a) Sistem breaking yang digunakan:

i. oleo pneumatic digunakan pada rem
roda;

ii. pneumatik full digunakan pada rem
propeller; dan

iii. oleo pneumatic dan listrik pada
perlambatan transmisi.

(b) Hasil dari sistem breaking:

i. pengereman roda ban oleh pedal rem
kaki;

21

ii. pengereman propeller shaft O hand
break (rem tangan);

iii. perlambatan putaran di transmisi O
retarder; dan

iv. fasilitas dift lock dan 6x6.

3) Cara kerja breaking system.

a) Pengereman roda. Tabung udara-foot breake valve-
master silinder minyak rem bertekanan-piston calipper-disc
breake terjadi pengereman.

b) Pengereman propeller. Tabung udara-hand breake valve-
camber silinder cable camber-kanvas breakedown transmisi-
gesekan kanvas dan drum down transmisi terjadi pengereman.

c) Perlambatan retarder. Tabung udara-magnetic breake
valve-actuator-silinder-oli bertekanan-sudut rotor-perlambatan gigi
transmisi-magnetic valve-piston gas buang-gas buang tertutup-
kompresi mesin tertahan.

22

4) Sistem kemudi kendaraan.
a) Sistem kemudi suatu kendaraan dimaksudkan untuk
mengendalikan arah gerakan satu kendaraan.
b) Sistem kemudi yang dimaksud harus mempunyai
karakteristik.
c) Dapat digunakan sebagai pengendali segala kondisi jenis
belokan dan kecepatan.
d) Dapat menjamin stabilitas arah kendaraan pada segala
arah belokan.
e) Tidak membutuhkan tenaga yang besar untuk
sipengemudi pada waktu gerakan belok.
f) Tidak membahayakan pengemudi pada waktu terjadi
tabrakan.
g) Sistem kemudi yang dipakai di kendaraan ditinjau dari
tenaga untuk membelokkan kemudi.

5) Sistem stering. Sistem hidrolis. Tabung oli-pompa stering-oli
bertekanan sterhouse-tabung oli.

23

24

6) Sistem suspensi. Sistem yang dipakai sistem batang torsi
independen polar yang terletak kiri dan kanan di tiap-tiap axle untuk
menahan segala beban kendaraan.
7) Penyaluran tenaga mesin. Mesin – transmisi – transfercase –
axle depan – axle penggerak tengah – axle penggerak belakang.

25

c. Rantis Komodo Intai.

1) Sistem pelumasan.

a) Nama bagian sistem pelumasan antara lain:

(1) karter;

(2) pompa oli (gear pump);

(3) saringan oli;

(4) katup by pass;

(5) bagian mesin yang memerlukan pelumasan; dan

(6) turbo charger.

b) Cara kerja:

(1) pada saat mesin dihidupkan pompa oli (gear pump)
bekerja, pompa oli digerakkan oleh sebuah helical gear
terletak di sumbu bubungan;

(2) pompa oli menghisap oli dari saringan karter dan
mendorongnya ke rumah saringan yang dilengkapi dengan
katup by pass;

(3) ketika mesin masih dalam keadaan dingin, katup by
pass akan terbuka, oli masuk ke saringan dan langsung
mengalir ke mesin untuk melakukan pelumasan;

11 12 Keterangan gambar sistem
10 1 pelumasan:
9
7 1. stage suction strainer
8 6 ke satu;
2 5 2. stage suction strainer
4 ke dua;
3 3. relief valve;
4. pompa oli;
5. filter oli;
6. kompresor;
7. camshaft;
8. heat exchanger;
9. crankshaft;
10. tappets;
11. rokerarm system; dan
12. filler pipe.

26

(4) ketika mesin panas, katup bypass menutup, oli
diarahkan ke radiator untuk didinginkan, oli melalui
saringan didistribusikan ke turbo charger, penumbuk katup
dan saluran utama oli di dalam silinder block;

(5) dari saluran silinder block oli mengalir ke sumbu
engkol, sumbu bubungan, batang torak, penegang rantai
dan piston melalui nozzel penyemprot oli;

(6) nozzel penyemprot oli dihubungkan langsung
dengan saluran oli utama di dalam silinder blok, hal
tersebut memungkinkan aliran oli mencapai beberapa liter
per menit; dan

(7) adanya sebuah pegas silindris yang dibebankan
pada masing-masing katup nozzel penyemprot oli, maka
pada saat putaran mesin stasioner tekanan oli turun,
pendinginan piston dilakukan pada saat proses
pembakaran.

2) Sistem pembakaran. Sistem pembakaran secara singkat dapat
dijelaskan tentang nama bagian dan cara kerja sistem pembakaran.

a) Nama bagian sistem pembakaran adalah:

(1) saluran masuk (in take manifold);

(2) ruang bakar (silinder);

(3) piston dan ring piston;

(4) injektor; dan

(5) saluran gas buang (exshoust manifold).

b) Cara kerja:

(1) udara masuk ke dalam silinder block, pada saat
terjadi gerakan pengisapan katup isap terbuka, bersamaan
dengan itu piston bergerak dari titk maksimal atas (TMA)
ke titik maksimal bawah (TMB);

(2) pemampatan terjadi pada saat gerakan piston ke
TMA, injector mengkabutkan bahan bakar, sehingga terjadi
pembakaran; dan

(3) gas sisa pembakaran (gas buang) dikeluarkan dari
silinder blok melalui proses pembuangan bersamaan
terbukanya katup buang.




















































Click to View FlipBook Version