71
0) untuk membiasakan dengan gelap, sebelum berangkat
para pengemudi berada sekitar 30-50 menit dalam gelap paling
sedikit 2 orang harus tetap jaga (bangun) selain pengemudi.
13. Pengetahuan Senjata Ranpur.
a. Senjata Mesin Berat (SMB) 50 Browning.
1) Karakteristik:
a) SMB 50 kaliber 12,7 HB. M2 dibuat di negara Amerika;
b) diciptakan oleh seorang bangsa Amerika yang bernama
browning tahun 1958;
c) sebutan 50 adalah berasal dari setengah inci adalah 12,7
mm;
d) sebutan HB. M2 adalah heavy barrel (laras berat, model
2);
e) dilengkapi dengan kuda-kuda yang dapat digunakan untuk
menembak sasaran darat (tripoot/M.3), sasaran udara (M.63) dan
kuda-kuda diatas kendaraan/jeep (M. 24 A-II); dan
f) prinsip kerjanya sama dengan senjata mesin berat atau
senjata mesin lainnya seperti SMB 30 browning.
SMB 50 BROWNING
UNTUK SATUAN INFANTERI
SMB 50 BROWNING
UNTUK RANPUR
2) Bekerjanya senjata.
a) Permulaan.
(1) Buka tutup atas, pasang ban peluru pada senjata
dan tutupkan kembali tutup atas.
72
(2) Tarik tangkai pemegang penegang ke belakang
sampai penutup tertahan di belakang, maka satu butir
peluru akan tergait oleh penggait peluru dan siap untuk
masuk ke dalam kamar.
(3) Tekan daun pelepas penutup, sehingga penutup
bergerak ke depan membawa peluru masuk ke dalam
kamar.
(4) Senjata siap untuk ditembakan.
b) Gerakan ke depan.
(1) Tekan daun pelepas tembakan, sehingga ujung
pelepas tembakan menekan pengumpil pelatuk ke atas.
(2) Pengumpil pelatuk akan berputar pada porosnya,
sehingga bagian depan pengumpil akan bergerak ke
bawah menekan bubung penjungkit.
(3) Bubung penjungkit akan turun, sehingga gigi
penjungkit akan melepaskan gigi pena pemukul.
(4) Pena pemukul akan bebas dan bergerak ke depan
karena pegasnya.
(5) Ujung pena pemukul memukul penggalak dan
selanjutnya terjadi ledakan/letusan.
c) Gerakan ke belakang.
(1) Akibat letusan maka akan terjadi gas, sebagian gas
akan mendorong anak peluru keluar dari laras dan
sebagian lagi mendorong penutup ke belakang.
(2) Gas menekan kelongsong melepaskan penguncian.
(3) Penutup terus bergerak ke belakang dengan
penyambung laras membawa laras mundur.
(4) Bagian belakang penyambung menyentuh cakar
jengger, sehingga bergerak ke belakang.
(5) Penutup akan mendorong pegas penutup dan
pegas tolak balik sehingga menjadi tegang dan belakang
penutup menyentuh penahan tolak balik.
(6) Daun pal penahan penutup dilepas, maka penutup
akan tetap berada di belakang membawa satu butir peluru
yang baru.
73
d) Pengeluaran kelongsong.
(1) Pada waktu penutup bergerak ke belakang.
Penggait peluru akan menggait peluru yang baru dan
saluran penggait kelongsong akan menarik kelongsong
dari kamar.
(2) Bubung penggait akan tertekan oleh dataran
serong.
(3) Penutup terus bergerak ke belakang, rangkaian
penggait akan menempati saluran yang bawah sambil
memegang peluru yang baru.
(4) Turunnya rangkaian penggait maka kelongsong
akan tertekan oleh ujung penggait dan terlempar ke
bawah.
e) Tembakan otomatis. Bila daun pelepas dan daun
tembakan terus ditekan maka akan terjadi tembakan terus
menerus/rentetan karena gigi pena pemukul tidak berkaitan
dengan gigi penjungkit dan gigi palang pengaman tidak
menghalangi gerakan penutup.
f) Munisi yang digunakan.
(1) Macam-macam munisi berdasarkan penggunaan-
nya adalah sebagai berikut:
(a) Peluru tajam/ball (ball M. 2/M. 33).
Digunakan untuk latihan menembak personel
musuh dan sasaran yang lunak.
(b) Peluru api/tracer (Tr. M 1/M. 21, Tr. M-10, Tr.
M-17). Untuk menunjukan sasaran tembakan atau
membantu peninjauan. Dapat juga digunakan
sebagai peluru bakar dan isyarat.
(c) Peluru anti baja (AP. N-2). Digunakan
terhadap sasaran-sasaran yang berlapis baja
ringan.
(d) Peluru bakar (INC. M-1–INC. M-23). Untuk
menimbulkan kebakaran terutama terhadap sasaran
pesawat terbang.
(e) Peluru lawan baja dan bakar (api- .8).
Kegunaannya sekaligus untuk menimbulkan
kebakaran dan menembus sasaran berlapis baja
ringan.
74
(f) Peluru hampa (blank M.1). Digunakan untuk
menirukan suara tembakan.
(g) Peluru penguji laras (HIGH-PRESSURE
TEST M-41). Hanya digunakan untuk menguji daya
tahan laras dan terhadap tekanan tinggi.
(h) Peluru latihan/tanpa isian (DUM M. 4-M. 42).
Digunakan untuk latihan mengisi dan memasang
senjata.
(i) Peluru lawan baja/bakar dan api (Api – T. M
– 20).
(2) Tanda-tanda munisi/peluru. Untuk memudahkan/
mengenali kotak atau pembungkus peluru yang asli
biasanya pada kotak peluru itu di beri tanda. Tanda-tanda
itu di beri warna yang di berikan:
(a) Peluru tajam. Tidak pakai warna (warna
asli).
(b) Peluru api. Di beri tanda merah atau jingga.
(c) Peluru anti baja. Di beri tanda warna hitam.
(d) Peluru bakar. Di beri tanda warna biru muda
dengan ujung biru tua.
(e) Peluru lawan baja dan bakar. Di berikan
warna brom/warna aluminium (brom) dengan ujung
biru.
(f) Peluru lawan baja, bakar dan api. Di beri
warna brom/aluminium dengan ujung warna merah.
(g) Peluru hampa (tidak ada anak peluru dan
tidak ada warna).
(h) Peluru pengunci laras. Tidak di beri warna
tapi kelongsongnya terbuat timah putih.
(i) Peluru latihan. Tidak di beri tanda (warna),
kelongsong berlubang.
Catatan: Apabila terdapat munisi/peluru yang tidak
dikenal tandanya, peluru tersebut tidak boleh
digunakan karena sangat membahayakan.
75
g) Gangguan dan cara mengatasinya.
(1) Senjata tidak mengisi.
(a) Penyebab:
i. tidak ada peluru pada ban peluru;
ii. ban peluru rusak (penempatan peluru
kurang baik);
iii. penyusunan peluru kurang baik;
iv. alat pembawa ban peluru rusak; dan
v. peluru rusak.
(b) Cara mengatasinya:
i. periksa senjata (buka tutup atas); dan
ii. ganti peluru dan alat-alat yang rusak.
(2) Tidak terjadi penguncian.
(a) Penyebab:
i. ada bagian yang rusak;
ii. dibagian kas ada yang rusak (kotor);
iii. pinggiran kelongsong kembung; dan
iv. kamar terhalang (kelongsong patah).
(b) Cara mengatasi:
i. tangkai penegang dorong kedepan;
ii. bersihkan senjata;
iii. ganti yang rusak dengan alat
cadangan; dan
iv. periksa laras/kamar.
(3) Senjata tidak bisa ditembakan.
(a) Penyebab:
i. pesawat tembak ada yang rusak;
76
ii. pesawat tembak terhalang/kotor; dan
iii. peluru rusak.
(b) Cara mengatasi:
i. periksa dan bersihkan pesawat
tembak; dan
ii. ganti peluru dengan yang baru.
(4) Penutup tidak mau ke depan.
(a) Penyebab:
i. bagian penutup kotor;
ii. pegas peluncur lemah; dan
iii. setelan laras terlalu kencang.
(b) Cara mengatasi:
i. Bersihkan penutup;
ii. Betulkan pegas peluncur; dan
iii. Betulkan setelan laras.
h) Pelaksanaan pemeliharaan.
(1) Alat pemeliharaan. Untuk pemeliharaan senjata
pada umumnya dapat dibagi sebagai berikut:
(a) pemeliharaan harian;
(b) pemeliharaan mingguan;
(c) pemeliharaan sebelum menembak;
(d) pemeliharaan selama menembak;
(e) pemeliharaan setelah menembak; dan
(f) akan disimpan di gudang.
(2) Pelaksanaan pemeliharaan.
(a) Harian. Setiap hari senjata harus dibersihkan
diantaranya:
77
i. bagian luar senjata; dan
ii. setelah bersih di berikan minyak tipis-
tipis.
(b) Mingguan. Setiap minggu senjata perlu
diperiksa dan dibersihkan antara lain:
i. bongkar dan bersihkan senjata; dan
ii. periksa bagian-bagian senjata dan
minyaki tipis-tipis.
(c) Sebelum menembak:
i. senjata di bongkar dan dibersihkan;
ii. bagian-bagian bergerak di beri minyak
tipis-tipis;
iii. laras bagian dalam supaya
dikeringkan dari minyak; dan
iv. senjata di pasang kembali.
(d) Selama menembak:
i. periksa bagian-bagian yang bergerak
dan mudah lepas; dan
ii. bersihkan laras dan minyaki.
(e) Setelah menembak:
i. setelah kembali ke asrama, senjata di
bongkar dan dibersihkan terutama laras;
ii. setelah bersih beri minyak tipis-tipis;
dan
iii. hal ini supaya dikerjakan setiap hari
selama tiga hari berturut-turut.
(f) Bila akan disimpan di gudang:
i. senjata di bongkar dan dibersihkan;
ii. bagian-bagian bergerak dan dalam
laras supaya di beri minya/gemuk yang tebal;
dan
78
iii. bagian luar supaya di beri minyak
tebal.
i) Perlengkapan dan peralatan khusus.
(1) Peralatan pembersih:
(a) sikat laras besar dan kecil;
(b) sikat kawat;
(c) lantak panjang;
(d) lantak pendek; dan
(e) botol pelumas.
(2) Perlengkapan khusus:
(a) tas alat-alat besar dan kecil;
(b) pengedam api;
(c) penarik kelongsong;
(d) kunci headspace dan timing;
(e) pena pukul; dan
(f) tangkai penegang.
j) Cara menembak. Setelah senjata terpasang, sebelum
dilanjutkan dengan pelaksanaan menembak maka Tabak dibantu
Taban terlebih dahulu mengecek kedudukan/kerenggangan
antara laras dan blok penutup dengan menggunakan kunci
headspace dan mengecek kesiapan pesawat tembak dengan
menggunakan kunci timing.
(1) Penggunaan kunci head space. Kunci head space
ini terdiri dari kunci Go dan No Go adapun kegunaannya
untuk mengatur/mengukur jarak antara laras dengan blok
penutup, cara penggunaannya:
(a) setelah laras terpasang, dikencangkan dan
setelah kencang dikendurkan lagi sebanyak 4 klik;
(b) masukan kunci Go diantara blok
penyambung dengan penutup maka kunci ini harus
dapat masuk;
79
(c) setelah kunci Go dapat masuk, gunakan
kunci No Go maka kunci ini tidak boleh masuk; dan
(d) bila kunci Go tidak dapat masuk/terlalu
longgar dan untuk kunci No Go dapat masuk maka
yang diputar/dirubah adalah laras.
Catatan : Bila penggunaan kunci headspace
ini tidak tepat maka akan dapat
membahayakan bagi pelayan pucuk, oleh
sebab itu pengecekan dengan kunci ini harus
dilaksanakan setiap saat.
(2) Penggunaan kunci timing. Kunci timing terdiri dari
Fire dan No Fire, adapun kegunaannya adalah untuk
mengecek fungsi dari pesawat tembak. Cara
penggunaannya:
(a) tegangkan senjata sehingga senjata siap
tembak;
(b) buka tutup blok belakang;
(c) tarik sedikit tangkai penegang kebelakang,
sehingga antara penyambung dan blok bagian
depan mempunyai rongga;
(d) masukan kunci No Fire diantara penyambung
dengan blok bagian depan dan kembalikan
penegang kedepan;
(e) atur kedudukan roda penahan penjungkit
dibagian belakang senjata sehingga senjata tidak
bisa ditembakan (diputar ke kiri/kanan);
(f) cabut kunci No Fire ganti dengan kunci Fire;
dan
(g) tekan penjungkit keatas (dibagian belakang
senjata) maka senjata harus bisa ditembakan.
Catatan : Bila penggunaan kunci ini tidak
tepat maka akibatnya adalah dapat merusak
senjata.
b. Senjata SM 2.
1) Umum.
a) Salah satu senjata yang digunakan pada ranpur Infanteri
adalah senjata SM 2. Senjata ini dirancang dan dikembangkan
oleh PT. Pindad (persero) sebagai senapan mesin serbaguna.
80
b) Beberapa keunggulan senjata ini adalah:
(1) mampu untuk ditembakan terus menerus dalam
kecepatan tembak yang tinggi, tanpa akibat buruk bagi
senapannya;
(2) jumlah tembakan permenitnya dapat diatur;
(3) kerjanya sangat halus, sehingga kecelakaan akibat
cacat mekanis seperti yang umum terjadi pada
kebanyakan senapan lainnya, dapat ditiadakan;
(4) senapan ini cukup ringan sehingga bisa dipakai
sebagai senapan mesin ringan yang ditembakan dengan
penopang kaki ganda (bipod); sebagai senapan mesin
sedang yang ditembakan dengan penopang kaki- tiga
(tripod) ataupun dipasang di atas kendaraan tempur
(panser pindad). juga dapat di pasang pada pesawat
helikopter;
(5) konstruksinya sangat sederhana, sehingga mudah
dan cepat untuk dibongkar-pasang oleh prajurit selagi
dalam gerakan operasional; dan
(6) sistem pengatur gasnya menyediakan cadangan
tenaga guna menjamin kesempurnaan kerjanya dalam
kondisi buruk dilapangan, misalnya: medan yang
berlumpur, berdebu/pasir atau bersuhu sangat panas, dsb.
2) Pengertian. Senjata SM-2 adalah senapan mesin model-2
merupakan senapan otomatis, berpendingin udara, sistem kerja gas dan
memakai rangkaian peluru/link belt.
Gambar SM 2 dengan kuda-kuda
Gambar SM 2 tanpa kuda-kuda
81
3) Karakteristik secara umum.
a) Senjata yang digerakkan oleh gas yang dipasok melalui
lubang kecil pada Laras nya, dilengkapi dengan pengatur
pasokan yang terpasang pada sistim gas buangnya. Laras dapat
dibongkar dan diganti dengan laras cadangan dalam waktu yang
sangat singkat, sehingga merupakan suatu faktor yang
menguntungkan bagi prajurit yang sedang berperang. Keausan
larasnya juga dikurangi hingga seminimal mungkin karena
adanya lapisan chrom pada seluruh permukaan lubang Laras
tersebut. Pengatur gasnya dapat distel agar SM-2 ini dapat
berfungsi dengan baik untuk semua jenis peluru kaliber 7,62 x 51
mm. Pengatur gas ini juga dapat mengatur kecepatan tembakan
yang diinginkan (antara 650 sampai 1000 peluru/menit) dan
menyediakan gas yang dibutuhkan sebagai tenaga extra untuk
penembakan di medan berkondisi buruk.
b) Keamanan pemakaiannya terjamin oleh adanya pengunci
positip pada peluncurnya untuk dipasangkan sebelum
ditembakkan, penggalaknya tidak bisa terjentik pen-pemukul
sebelum peluncur menutup sempurna karena pen-pemukul itu
merupakan bagian yang menyatu dari penggeser peluncur itu
sendiri. Senjata ini diumpan oleh links belts yang terbuat dari
logam, jenis disintegrated, yang dirancang agar pelurunya dapat
diarahkan kearah bawah, masuk kesaluran peluru melalui bukaan
ditengah-tengah laci pengumpan. Cara pengumpanan peluru
secara langsung kedalam saluran peluru ini, menghindarkan
kesulitan-kesulitan yang biasa timbul pada pengumpanan tak
langsung seperti diterapkan pada senapan mesin model lama.
Senapan ini ditembakan dari peluncur yang terbuka, untuk
mencegah agar jangan sampai terjadi ledakan peluru secara
spontan (akibat kepanasan) sesudah tembakan beruntun. Hal ini
dapat terjadi pada senapan yang menggunakan sistem peluncur
tertutup yakni sesudah penembakan beruntun yang cukup lama.
Bagian-bagian yang bergerak pada senapan ini secara
keseluruhan terlindung oleh badan senapan. Bagian untuk
pembuangan selongsong juga terlindungi oleh sebuah penutup
yang dapat ditutupkan selama transportasi. Penutup ini akan
secara otomatis terbuka sebagai akibat gerakan piston ke
belakang atau ke depan.
c) Alat pembidiknya terdiri dari.
(1) Pejera (terpasang pada ujung laras), bisa disetel
vertikal atau kesamping.
(2) Pisir (terpasang pada belakang badan senapan),
dengan skala jarak setiap 100 m yang ditembakan mulai
dari 200 m s/d 800 m pada permukaan atas kepingan
pembidik serta dari 800 m s/d 1.800 m pada sisi sebaliknya
(saat membidik belakang dalam posisi tegak).
82
4) Data teknik.
No Uraian SM2 (INFANTERY) SM2
11,8 kg (CO-AXIAL)
1 Berat senjata lengkap 2,88 kg
2 Berat laras lengkap 1265 mm 12,4 kg
3 Panjang senjata keseluruhan 848 mm 3,57 kg
4 Jarak pandang dengan pembidik 1110 mm
785 mm 500 mm
direbahkan
5 Jarak pandang dengan pembidik 545 mm 435 mm
ditegakkan 4 587 mm
6 Panjang laras tanpa peredam 1 dalam 305 mm
4
sinar 200 s/d 800 m 1 dalam 305 mm
7 Banyaknya alur (arah - kanan) 800 s/d 1800 m
8 Pitch/lekukan satu putaran 200 s/d 800 m
9 Alat bidik: 650 s/d 1000 800 s/d 1800 m
peluru/menit
Belakang, Bukaan, Berskala-jarak 700 s/d 1200
100 m: 50 (880 mil) peluru/menit
- Terlipat ke bawah 67 (1200 mil)
- Terentang tegak Tidak dapat
10 Kecepatan tembakan, menurut 840 m/dtk dipakai
Pengatur gas yang dapat distel, 1000 m
antara 840 m/dtk
11 Batas garis melintang (total): 1200 m
- Pada Bipod
- Pada Tripod
12 Kecepatan dimulut Laras
13 Jarak efektif
5) Tindakan keamanan. Cara melaksanakan tindakan keamanan
adalah:
a) arahkan senjata ketempat yang aman;
b) senjata disetel pada bak 1 demi 1;
c) tutup dibuka;
d) tarik tangkai penegang ke belakang;
e) periksa kamar dan bagian depan kunci penutup yakinkan
kosong;
f) majukan kunci penutup dengan menekan palang ibu jari;
g) tekan pelatuk;
h) tutup ditutupkan kembali; dan
83
i) senjata aman.
6) Cara mengisi senjata. Cara mengisi senjata ada dua cara,
yaitu dengan cara tutup terbuka dan tutup tertutup.
a) Dengan cara tutup terbuka.
(1) Senjata diarahkan ke tempat yang aman.
(2) Senjata disetel otomatis.
(3) Tutup dibuka.
(4) Periksa peluru dalam ling, lurus letaknya.
(5) Gait peluru dinaikkan.
(6) Letakkan peluru pada ruang isi sehingga peluru
pertama tersandar pada topang peluru.
(7) Gait peluru diturunkan sehingga menggait pada
pinggiran kelongsong.
(8) Tutup ditutupkan kembali.
(9) Tegangkan senjata 1 kali.
(10) Senjata terisi.
b) Dengan tutup tertutup.
(1) Senjata diarahkan ke sasaran.
(2) Senjata disetel otomatis.
(3) Periksa peluru dalam ling, lurus letaknya.
(4) Ujung ban dimasukan dalam ruang isi sampai bunyi
klik peluru pertama tertahan pada palang tahan.
(5) Tegangkan senjata 2x berturut-turut.
(6) Senjata terisi.
7) Cara mengosongkan senjata. Cara mengosongkan senjata
sebagai berikut:
a) senjata arahkan ke tempat aman;
b) tutup dibuka;
c) gait peluru dinaikkan;
84
d) keluarkan peluru dari ruang isi;
e) senjata disetel pada tembakan satu per satu;
f) tarik penegang regang kebelakang;
g) periksa kamar dan bagian kunci penutup, yakinkan
kosong;
h) majukan kunci penutup dengan menekan palang ibu jari;
i) tekan pelatuk;
j) tutup ditutupkan kembali; dan
k) senjata kosong.
Keterangan:
1. rakitan laras;
2. rakitan tutup dan mekanik pengumpan;
3. rakitan badan senjata;
4. rakitan bipod;
5. rakitan piston dan blok penutup;
6. rakitan buffer dan popor; dan
7. rakitan mekanik picu dan pistol grip.
Gambar senjata SM 2 saat dibongkar
8) Membongkar rakitan laras. Yakinkan dulu jinjingan sedang terkait
pada kaitannya di mur pengunci, tekan kepala pengunci laras yang
berada di sisi kiri badan senapan, sehingga pengunci laras terbebaskan
dari kaitannya di mur pengunci. Putar jinjingan ke arah kiri, agar
menegak, dorongkan ke depan dan angkat perangkat laras sampai
terlepas .
85
Gambar Membongkar Rakitan Laras
9) Mengganti rakitan laras.
a) Peganglah laras pada handel pembawanya sedemikian
hingga pengatur gasnya berada di bawah sedangkan jinjingan
berada segaris dengan pejera.
Gambar Cara Melepas Laras
b) Tempatkan ujung belakang laras ke badan senapan
sehingga laras tersebut bertopang pada bagian tabung gas
yang berbentuk “V” dan bertumpu pada bagian datar di ujung
depan badan senapan. Dengan demikian pengatur gasnya
terarahkan ke tabung gas.
c) Dorong laras agar masuk sepenuhnya kedudukannya
dalam badan senapan, putarkan jinjingan ke kanan hingga laras
terkunci.
Gambar Cara Memasang Laras
10) Membongkar popor.
a) Tekan pengunci popornya sambil diangkat ke atas hingga
terpisah dari badan senapa, apabila senapan SM2 mau dipasang
86
di tripod, monopod atau di atas kendaraan tempur/rantis popor
bisa diganti dengan coaxial.
Gambar Cara Membongkar Rangkaian Popor
b) Untuk mengganti popor dengan cara masukkan coaxcial
tekan ke bawah sampai bunyi klik.
Gambar Cara Mengganti Popor Coaxial
11) Membongkar rakitan pegas piston.
a) Doronglah sisi belakang batang pegas piston ke depan
dan ke arah atas agar penahannya terlepas dari badan senapan.
b) Cabutlah perangkat pegas piston.
Gambar Cara Membongkar Rakitan Pegas Piston
12) Melepas rakitan piston dan peluncur. Tariklah handel penegang
ke belakang untuk menggeser rakitan piston dan peluncur ke belakang
badan senapan. Cabutlah seluruh perangkat tsb.
87
Gambar Cara Melepas Rakitan Piston dan Peluncur
Catatan: Pada saat pemasangan, tekanlah picu selagi
memasukan rakitan ini ke dalam badan senapan. Hal ini
menyebabkan penggeserannya menunduk ke bawah sehingga
membuka lorong untuk mengarahkan tangkai peluncur piston.
13) Membongkar peluncur dan tangkai penghubung.
a) Untuk mengeluarkan rakitan ini dari penyambung piston,
doronglah pen poros penghubung ke luar dari dudukannya
dipenyambung piston. Pembongkaran pen poros bawah
penghubung guna melepaskan penghubung dari perangkat tuas
pengunci breech block harus selalu dilaksanakan oleh teknisi
khusus yang akan melakukan tindakan yang diperlukan disaat
menarik lepas pen yang dikeling tersebut.
Gambar Cara Membongkar Peluncur dan Tangkai
Penghubung
Catatan: Piston ini tidak boleh dilepaskan dari tangkai
peluncur piston terkecuali dilakukan oleh teknisi. Demikian
pula rakitan penyangga luncur dan penanya, janganlah
dipisahkan.
b) Bila dalam keadaan mendadak ada keperluan untuk
membongkar pena pemukul, pertama-tama harus mencabut dulu
pen penahan pada pen pemukul tsb. Bantalan peluncur yang
menggerakan lengan pengumpan, terpasang pada peluncur itu
88
agar memungkinkannya berputar, tidak boleh dilepas atau diganti
kalau bukan oleh teknisi khusus, karena hal ini hanya perlu
dilakukan pada kasus yang sangat istimewa.
14) Cara kerja senjata.
a) Keadaan permulaan.
(1) Senjata ditegangkan, penutup berkedudukan
dibelakang kembalikan tangkai penegang ke depan.
(2) Pal pengaman ditekan ke belakang pada
kedudukan “S”.
(3) Magazen dipasang, peluru di tempatkan pada
pembawa/landasan peluru dan tutupkan tutup atas.
(4) Senjata siap ditembakan.
b) Gerakan ke depan.
(1) Tempatkan pal pengaman pada kedudukan “F”,
maka bubung pal pengaman tidak menahan kepala
pelatuk.
(2) Pelatuk ditarik, pelatuk akan berputar pada
porosnya kepala pelatuk bergerak ke bawah menekan
palang penjungkit.
(3) Palang penjungkit tertekan, maka kepala penjungkit
akan berputar pada porosnya bergerak ke bawah dan
melepaskan penegang, sehingga pegas penjugkit menjadi
tegang.
(4) Karena penegang tidak tertahan lagi maka penutup
menjadi bebas.Pegas pendorong penutup yang semula
tegang seketika menjadi kendor, mendorong tangkai
pendorong penutup, sehingga pembawa penutup
terdorong pula ke depan dan bubung pendorong peluru
menyentuh pinggiran peluru.
(5) Pada saat itu maju ke depan dan anak peluru
sampai pada lidah penyalur peluru, maka peluru akan
diarahkan masuk ke dalam kamar.
(6) Pada saat itu penggait kelongsong akan menggait
pinggiran kelongsong karena peluru sudah masuk ke
dalam kamar maka penutup tidak bisa bergerak maju lagi.
(7) Pada saat penutup berhenti, pembawa penutup
masih dapat maju lagi ke depan pembawa tangkai
89
pemukul sekali gus mendorong pena pemukul, memukul
penggalak dan terjadilah letusan.
c) Letusan terjadi.
(1) Akibat letusan maka timbul gas, gas akan
mendorong anak peluru ke depan dan keluar
meninggalkan laras.
(2) Sebelum anak peluru meninggalkan laras, terjadilah
kepadatan gas di dalam laras, sehingga sebagian gas
akan mendorong anak peluru keluar dari laras dan
sebagian lagi akan tersalur melalui lubang gas masuk ke
dalam tabung gas pada tangkai pengisap. Karena gas
tetap ingin keluar, maka gas yang telah masuk ke dalam
tabung pengisap mendorong penghisap bergerak ke
belakang.
d) Gerakan ke belakang.
(1) Gas mendorong tabung pengisap ke belakang dan
kepala pengisap mendorong penutup dan penutup
melepaskan penguncian.
(2) Penggait kelongsong membawa kelongsong ke
belakang hingga pada pelempar kelongsong, pinggiran
kelongsong sebelah kiri akan menyentuh pinggiran
kelongsong dan akan terlempar keluar melalui lubang
kelongsong. Pembawa penutup terus bergerak ke
belakang membawa penutup sambil mendorong tangkai
pegas penutup sehingga pegas penutup menjadi tegang.
Gerakan penutup berakhir setelah tabung tangkai pegas
mendorong penutup tertahan oleh penahan tolakan. Pegas
penahan tolakan yang tegang seketika menjadi kendor
mendorong tangkai pendorong penutup ke depan karena
kepala penjungkit berkedudukan di atas maka penegang
akan tertahan oleh kepala penjungkit. Sebelum pelatuk
ditarik maka rangkaian penutup akan tetap tertahan ke
belakang.
e) Bekerja pal pengaman. Bila pal pengaman ditekan ke
belakang kemudian pelatuk ditekan maka tidak akan terjadi
penembakan karena bubung atas pal pengaman berada tepat di
bawah kepala pelatuk dan tidak dapat bergerak ke bawah,
jembatan penjungkit tidak dapat melepaskan kepala penggerak.
15) Cara penembakan. Cara penembakan adalah sebagai berikut:
a) senjata sudah terisi;
b) stel pisir sesuai jarak yang diinginkan;
90
c) senjata distel otomatis;
d) pegang kedua pegangan senjata dengan kuat;
e) bidik sasaran melalui pisir ke pejera sampai ke sasaran;
f) tekan pelatuk sambil membidik, perhatikan rentetan
senjata jangan terlalu panjang; dan
g) tembakan terus terjadi bila pelatuk ditekan dan berhenti
apabila pelatuk dilepas atau peluru habis.
16) Tindakan mengatasi kemacetan senapan.
a) Tindakan segera yang pertama.
(1) Peganglah senjata dalam posisi menembak.
(2) Kokanglah mekanismenya agar tertahan ke
belakang dan kuncinya ke “Safe”.
(3) Bukalah tutup dan keluarkanlah sabuk pelurunya.
(4) Lepaskan pengamannya, tarik picu untuk
menutupkan mekanisme.
(5) Kokang lagi senjata itu.
(6) Tempatkan kembali sabuk peluru dengan
menempatkan peluru pertama secara benar.
(7) Tutupkan kembali tutupnya.
(8) Ulangi penembakan.
b) Tindakan segera yang kedua. Bila tindakan segera
pertama tidak berhasil lakukan tindakan kedua.
(1) Peganglah senjata dalam posisi menembak.
(2) Kokanglah mekanismenya agar tertahan ke
belakang dan kuncinya ke “Safe”.
(3) Bukalah tutup dan keluarkanlah sabuk pelurunya.
(4) Lepaskan pengamannya, tarik picu untuk
menutupkan mekanisme.
(5) Kokang lagi senjata itu.
91
(6) Tutup gas regulator dengan 1 atau 2 klik.
(7) Pasangkan kembali sabuk pelurunya.
(8) Tutupkan penutupnya.
(9) Lakukan penembakan.
c) Tindakan segera yang ketiga. Bila tindakan segera kedua
tidak berhasil lakukan tindakan ketiga.
(1) Peganglah senjata dalam posisi menembak.
(2) Kokanglah mekanismenya agar tertahan ke
belakang dan kuncinya ke “Safe”.
(3) Bukalah penutup dan keluarkanlah sabuk pelurunya
(4) Lepaskan pengamannya, tarik picu untuk
menutupkan mekanisme.
(5) Kokang lagi senjata itu.
(6) Gantilah larasnya.
(7) Pasangkan kembali sabuk pelurunya.
(8) Tutupkan penutupnya.
(9) Ulangi penembakan.
4) Peringatan.
(1) Jangan melepaskan laras dari badan senapan
terkecuali bila mekanisme dengan benar tertahan di
belakang dalam posisi terkokang. Haruslah diyakini bahwa
tidak ada peluru yang masih tertinggal di dalam
pengumpan atau di ruang peluru.
(2) Periksalah apakah lubang laras, lubang peluru dan
regulator laras yang sudah dilepaskan itu masih dalam
keadaan baik.
17) Membongkar senapan untuk pembersihan. Membongkar bagian
senapan untuk dibersihkan secara menyeluruh hanya boleh dilakukan
oleh prajurit, terbatas pada hal berikut:
a) melepaskan laras;
b) melepaskan selubung gas regulator selengkapnya;
92
c) melepaskan sim saluran gas;
d) melepaskan gas regulator; dan
e) bila terdapat banyak kerak, maka lakukanlah tindakan
berikut ini:
(1) menggunakan kunci pas GAU 2046 A yang
mempunyai tonjolan kuningan pemukul, pukullah kepala
gas regulator guna melepaskan jepitannya;
(2) bila tindakan ini tak berhasil melepaskan gas
regulator dari selubungnya, maka tempatkanlah kunci pada
kepala regulator dan pukul lagi dengan kunci GAU 2046 A
itu;
Gambar Cara Melepas Gas Regulator
(3) lepaskanlah popor senapan;
(4) bongkarlah perangkat pegas piston dan
mekanismenya;
(5) uraikan tangkai peluncur piston dari rakitan peluncur
dengan mendesak sumbu atas pen penyambung agar
keluar dari rumahnya;
(6) cabut ekstraktor dengan kunci GAU 5078 A;
(7) lepaskan mekanik picu (perangkat ini tak akan
dibongkar); dan
(8) bongkarlah lengan pengumpan dari penutup dan
juga mekanisme pengumpannya sekalian (penahan dalam,
penahan luar dan penahan tengah).
18) Pembersihan.
a) Laras.
(1) Untuk membersihkan lubang laras, gunakanlah
pegangan sikat laras GAU 0293 A dan sikat yang sudah
dibasahi oli khusus seperti cairan pembersih laras
93
senapan dan sikatlah beberapa kali kedalam laras
tersebut. Sikat pembersih lubang laras ini harus dicelupkan
berkali-kali menurut kebutuhan untuk membersihkan laras
itu sebersih-bersihnya.
(2) Keringkanlah lubang laras dengan kain flanel kering
(ukuran 5 x 10 cm) yang ditaruh pada batang pembersih.
Ulangi dengan flanel bersih yang baru, sampai flanel yang
terakhir dipakai tidak terkena bercak kotoran lagi. Minyaki
laras ini (lubang dan ruang pelurunya) tipis saja dengan
cara menggosokan kain flanel (ukuran 2,5 x 5 cm) yang
telah dicelupkan dalam oli.
(3) Bagian luar laras dibersihkan dengan kain lap yang
dibasahi sedikit oli.
(4) Bila diperlukan, boleh digunakan rautan kayu untuk
membesihkan kotoran/kerak yang menempel di lubang-
lubang atau celah-celah lekukan. Bersihkan lubang
penyalur gas diblok gas dengan korek pembersih yang
bertanda 3 garis.
b) Gas regulator (versi Infanteri).
(1) Selubung gas regulator dan bush pengatur.
(a) Perangkat ini tak akan dibongkar terurai.
(b) Namun demikian perangkat ini harus
dibersihkan dengan cermat dan penuh perhatian.
Gunakanlah kayu pengerok untuk membersihkan
kerak dan laplah bagian luar permukaannya.
(c) Bersihkan lubang-lubang pelepasan gas
pada selubung gas regulator dengan korek
pembersih.
(d) Dengan menggunakan GAU 0071 A
bersihkanlah bagian dalam selubung gas regulator.
(e) Untuk menjamin pemegangnya yang lebih
kuat, gunakan kunci pas nipplo. Secara umum, suku
cadang lainnnya bagian dalam selubung hanyalah
akan terkotori sedikit saja dan dengan demikian
mudah dibersihkan dengan lap maupun kayu
pengorek.
94
Gambar Cara Melepas Gas Regulator (Versi Infanteri)
c) Bersihkan sim pengatur gas, bila perlu gunakanlah obeng
dari alat GAU 5078 A sebagai pengorek kerak arang.
d) Saluran gas khususnya akan berkerak dan memerlukan
pembersihan menyeluruh.
(1) Untuk membersihkan lubang tengah saluran gas,
masukkanlah kedalamnya alat GAU 0077 A dan putarlah
ke kanan sambil mendorong agar alat itu masuk sampai ke
dalam lubang. Kerak arang akan terlepas semua bila
permukaan sumbat gas sudah mencapai pembatas dari
alat GA U 0077 A tsb.
GAU 0077 A
Gambar Cara Membersihkan
Lubang Tengah Saluran Gas
(2) Untuk membersihkan lekukan–lekukan, masukkan
alat GAU 0077 A ke dalam saluran gas (Gambar a) dan
lekatkan sebaik-baiknya tonjolan “X” ke dalam lekukan C.
Alat GAU 0077A digerakan maju mundur sambil diputar ke
kanan agar tonjolan X bias mengerok semua kotoran dari
dinding depan dan belakang lekukan C itu. Untuk
membersihkan lekukan D, putar kedudukan alat GAU 0077
A (Gambar b) agar tonjolan Y bisa dipakai untuk mengerok
lekukan D sebagaimana membersihkan lekukan C tadi.
(3) Jepit lekukan E (Gambar c) dengan kuat pada
lekukan yang terdapat pada GAU 0077 A yang sedang
dilipat, kemudian putarlah saluran gas untuk mengikis
kotoran di lekukan E itu.
95 GAU 0077 A
Gambar a
Gambar b GA U 0077 A
Gambar c
GAU 0077 A
(4) Kikislah kotoran dicelah-celah dengan
menggunakan tonjolan Z dari alat GA U 0077 A.
GA U 0077 A
Gambar Mengkikis Kotoran Dicelah-Celah
(5) Gunakan alat yang berupa korek pengeruk untuk
membersihkan lubang pelepasan pada sumbat gas.
(6) Tabung gas.
(a) Bagian ujung depan tabung gas pada
umumnya berkerak
(b) Buanglah keraknya dengan alat GA U 5078 A
putarlah ke kanan untuk mengikis kotoran pada
lekukan tabung gas tersebut.
Perhatian: Ketika memasukan alat GAU
5078 A ke dalam tabung gas yakinkan
sebelum mengorekkanya, agar alat ini benar-
benar tepat perletakannya (pembatasnya
menempel pada sisi ujung depan tabungnya).
Bila hal ini tak dilakukan dengan benar, ujung
tabung gas yang garis tengahnya lebih kecil,
bisa rusak akibat tergores alat pengerok itu
96
dan bisa mengakibatkan kebocoran gas yang
dapat memacetkan senapan. Lubang tabung
gas dibersihkan dengan sikat yang
dicelupkan ke oli khusus pembersih liang
laras senapan.
GA U 5078 A
Gambar Membongkar Tabung Gas
e) Mekanisme.
(1) Piston dan peluncur.
(a) Bersihkan dengan lap (kain perca) dan kayu
pengerok kemudian oleskan oli pada bagian-bagian
yang selalu bergesekan
(b) Lekukan pada kepala piston memerlukan
penanganan khusus karena banyaknya kerang
arang yang menempel padanya, lakukan hal berikut
ini:
i. menggunakan alat GAU 5078 A
keroklah ujung kerucut lubang lekukan tsb;
dan
GAU 5078 A
97
ii. masih menggunakan alat GAU 5078 A
keroklah dinding dalam lekukan tersebut.
GAU 5078 A
(2) Rakitan peluncur.
(1) Peluncur (tanpa ekstractor), pena pengunci
dan penghubung juga perlu dibersihkan dengan lap
(kain perca) dan kayu pengorek. Suku cadang ini
terutama permukaan blok penyangga luncur,
haruslah dibersihkan dengan cermat.
(2) Bagian-bagian suku cadang yang biasa
bergesekan supaya diberi oli.
(3) Ekstraktor (pengait longsong).
(a) Keriklah semua kerak dan kotoran bekas
kuningan dari bawah cakar ekstractor dan bersihkan
dengan hati-hati.
(b) Pegas ekstractor beserta pluyernya harus
diolesi oli sebelum dipasangkan kembali.
(4) Tutup (cover). Lepaskan perangkat lengan
penggerak dan mekanisme pendorong peluru dari tutup.
Bersihkan bagian belakang penutup dengan kain perca,
gunakan sikat untuk memberihkan penahan-penahan pada
bidang mekanisme pengumpan (hati-hati jangan sampai
menggeser kedudukan pegasnya karena tersikat terlalu
keras.
(5) Mekanisme picu.
(a) Mekanisme picu tidak memerlukan
pembersihan secara khusus terkecuali sesudah
dipakai bertempur di medan yang berat. Bila bagian
ini tersumbat hingga menyebabkan senjata ini tak
bekerja dengan baik, maka bagian ini boleh dibuka
dan dibongkar oleh teknisi agar bisa dilakukan
pembersihan menyeluruh. Pada umumnya cukup
sudah, bila setelah dilepaskan dan dibuka tutup-
tutup penggenggamnya direndam dan dikocok
dalam genangan minyak solar atau sejenisnya.
(b) Oleskan oli setelah dibersihkan.
98
(6) Pelumasan.
(a) Ketika memasang kembali, oleskanlah oli
dan gemuk dimana diperlukan.
(b) Lumaskan oli pada suku cadang yang
bergesekan terkecuali pada suku cadang yang akan
terkena gas bahan peledak.
(c) Jangan terlalu banyak mengoleskan oli
karena hanya akan mengalir bocor keluar hingga
akan segera terbuang habis. Vet atau gemuk yang
encer bisa lebih bermanfaat untuk digunakan.
(d) Terlalu banyak oli akan menghalangi senjata
untuk bekerja dengan benar.
c. Senjata SM 5.
1) Umum.
a) Salah satu senjata yang digunakan pada Ranpur Infanteri
adalah senjata SM 5. Senjata ini dirancang dan dikembangkan
oleh PT. Pindad (Persero) sebagai senapan mesin serbaguna.
b) Keunggulan senjata SM 5 sama dengan keunggulan pada
senjata SM 2.
2) Pengertian. Senjata SM-5 adalah senapan otomatis,
berpendingin udara, sistim kerja gas,memakai rangkaian peluru/link belt
dan berkaliber 12,7 mm.
3) Karakteristik senjata.
a) Kaliber………………………………………… 0,5 “/12,7
b) Kecepatan awal (Vo).
99
(1) Munisi standart……………………… 2930 FPS
890 m/s
(2) SLAP (Saboted Light)………………. 3937 FPS
1200 m/s
(3) Kecepatan tembak…………………… 400-600pm
c) Jarak
(1) Jarak efektif………………………….. 2000 yds
1830 m
(2) Jarak minimum………………………. 7440 yds
6800 m
(3) SLAP………………………………….. 8860 yds
8100 m
4) Berat.
a) Berat total (tanpa rangkaian peluru dan
Adaptor tripod) …………………………..…. 66 lb
30 kg
b) Berat laras…………………………………… 20 lb
9 kg
c) Berat adaptor tripod………………………… 12 lb
5,5 kg
d) Berat pengumpan…………………………… 2,75 lb
1,2 kg
e) Berat tripod…………………………………… 44 lb
20 kg
5) Panjang.
a) Panjang senjata……………………………… 66,75 inch
1670 mm
b) Lebar senjata tanpa pengumpan…………. 7,48 inch
190 mm
c) Lebar senjata dengan kedua pengumpan 18, 3 inch
kanan kiri……….…………………………… 465 mm
d) Panjang laras………………………..………. 44,9 inch
141 mm
100
e) Alur laras………………………………..…… Twist 15”
RH Lead,
8 alur arah
kanan
6) Mouting.
a) Elevasi maksimum + 50
b) Depresi (jarak ke bawah) - 21”
7) Tindakan keamanan. Cara melaksanakan tindakan keamanan
adalah:
a) arahkan senjata ketempat yang aman;
b) senjata disetel pada bak 1 demi 1;
c) tutup dibuka;
d) tarik tangkai penegang ke belakang;
e) periksa kamar dan bagian depan kunci penutup yakinkan
kosong;
f) majukan kunci penutup dengan menekan palang ibu jari;
g) tekan pelatuk;
h) tutup ditutupkan kembali; dan
i) senjata aman.
8) Cara mengisi senjata. Cara mengisi senjata ada dua cara,
yaitu dengan cara tutup terbuka dan tutup tertutup.
a) Dengan cara tutup terbuka.
(1) Senjata diarahkan ke tempat yang aman.
(2) Senjata disetel otomatis.
(3) Tutup dibuka.
(4) Periksa peluru dalam ling, lurus letaknya.
(5) Gait peluru dinaikkan.
(6) Letakan peluru pada ruang isi sehingga peluru
pertama tersandar pada topang peluru.
101
(7) Gait peluru diturunkan sehingga menggait pada
pinggiran kelongsong.
(8) Tutup ditutupkan kembali.
(9) Tegangkan senjata 1 kali.
(10) Senjata terisi.
b) Dengan tutup tertutup.
(1) Senjata diarahkan ke sasaran.
(2) Senjata disetel otomatis.
(3) Periksa peluru dalam ling, lurus letaknya.
(4) Ujung ban dimasukan dalam ruang isi sampai bunyi
klik peluru pertama tertahan pada palang tahan.
(5) Tegangkan senjata 2x berturut-turut.
(6) Senjata terisi.
9) Cara mengosongkan senjata. Cara mengosongkan senjata
sebagai berikut:
a) putar mode penembakan berlawanan arah jarum jam ke
posisi “Safe”;
b) pegangkan senjata, tarik penuh tangkai penegang ke
belakang sampai peluncur terkait (pada saat mengokang senjata,
tangan kanan jangan memegang picudan mulut laras harus selalu
bebas);
c) buka penyalur peluru, lepaskan rangkaian munisi jika ada
dan angkat saluran peluru (pastikan senjata pada posisi
horizontal saat membuka saluran dengan memutar balik saluran
peluru atau menyetel pada posisi terkunci 45 derajat);
d) periksa lubang lubang laras dan kamar laras dalam
kondidi baik;
e) tutup saluran peluru dan kunci pada posisi tersebut;
f) putar pengatur tembakan searah jarum jam ke posisi
“Fire”;
g) tarik tangkai penegang ke belakang, tekan picu dan
lepaskan peluncur perlahan-lahan ke depan;
102
h) tutup badan penyalur dengan memegang dan mengangkat
ke muka lalu kembali ke belakang hingga posisi rata (menutup
badan penyalur jangan dibanting, cukup tekan ke bawah);
i) tekan badan penutup hingga pada posisi seharusnya;
j) putar pengatur tembakan pada posisi “Safe”; dan
k) tarik tangkai penegang sampai belakang, tekan picu dan
pegang pembawa penutup sengan dihantar ke depan.
10) Nama bagian. Beberapa nama bagian senjata SM 5:
a) rakitan laras;
b) rakitan tutup dan mekanik pengumpan;
c) rakitan badan senjata;
d) rakitan bipod;
e) rakitan piston dan blok penutup;
f) rakitan buffer dan popor;
g) rakitan mekanik picu dan pistol grip.
Gambar Bagian Senjata SM 5
11) Melepas rakitan laras.
a) Untuk membuka ring pengunci, tekan tombol pena pelepas
penguncian (peluncur harus di tarik ke belakang jika tidak, ring
pengunci tidak bisa di putar).