203
f. Istilah-istilah Dalam Dahpas. Dalam Dahpas kita mengenal
beberapa istilah diantaranya yaitu:
1) Waktu lintas (WL). Ialah waktu yang digunakan oleh suatu kepala
kolone hingga ekor kolone untuk melalui suatu titik.
2) Selang waktu (SW). Waktu mulai dari ujung belakang (ekor) suatu
seri perjalanan melalui satu titik sampai dengan kepala dari seri
perjalanan berikutnya melalui titik yang sama.
3) Saat tiba (ST). Saat dari suatu kepala kolone sampai / tiba di
tempat tertentu.
4) Saat lintas (SL). Saat ekor kolone melalui satu titik tertentu.
5) Saat selesai (SS). Saat ekor kolone sampai di titik bongkar.
6) Kesatuan perjalanan.
a) Suatu kesatuan perjalanan biasanya terdiri dari satu
Kompi.
b) Tidak melebihi 25 kendaraan.
7) Seri perjalanan. Adalah terdiri dari kesatuan-kesatuan
perjalanan yang mempunyai sifat perjalanan yang sama.
8) Kolone. Suatu kolone perjalanan terdiri dari satu atau lebih
kesatuan atau seri perjalanan yang bergerak melalui rute yang sama.
9) Tabel perjalanan. Suatu tabel yang memuat ketentuan umum dari
perjalanan yang dalam bentuk waktu yang harus ditempuh oleh suatu
kesatuan perjalanan untuk melampaui jarak tertentu.
10) Strip map. Adalah suatu sketsa dari rute suatu perjalanan.
Dapat dengan skala maupun tidak dengan skala tertentu dan harus
memuat tempat yang dikenal seperti: jembatan, kota, persimpangan
jalan dll.
Contoh :Suatu kompi dapat merupakan suatu kesatuan perjalanan.
Sedangkan Peleton-Peleton nya merupakan seri perjalanan.
KESATUAN PERJALAN
PELETON I POKKOKI PELETON II PELETON III
SERI 1 SERI 2 SERI 3 SERI 4
204
g. Ketentuan-Ketentuan Dalam Pemindahan.
1) Tingkat keamanan yang tinggi. Dalam pemindahan pasukan,
kolone diatur dan direncanakan sedemikian rupa sehingga kemungkinan
terjadi korban dapat dicegah dan dihindari bila terjadi serangan musuh
baik dari darat, udara maupun tindakan musuh lainnya. Bila musuh
memiliki keunggulan udara maka pemindahan pasukan sebaiknya
dilakukan pada malam hari.
2) Komunikasi dalam pemindahan. Agar tejaga kelancaran dalam
pemindahan dan memudahkan pengendalian digunakan sarana
komunikasi radio sebagai alat penghubung. Di samping itu juga
digunakan sarana komunikasi visual yang berlaku. Penggunaan sarana
komunikasi radio selama pemindahan pasukan diupayakan seminimal
mungkin untuk menjaga kerahasiaan dalam gerakan (pendiaman siaran).
3) Disiplin dalam pemindahan. Komandan Satuan mekanis
mengendalikan kecepatan sesuai rencana dan mengawasi pelaksanaan
pemindahan pasukan. Selama melaksanakan perjalanan, setiap ranpur
dilarang keluar dari kolone secara sengaja kecuali bila terjadi kerusakan
maka segera berhenti, memberi tanda kepada ranpur berikutnya dan
melaporkan kepada Komandan kolone. Setiap Danran harus selalu
memelihara kontak dengan Danran ranpur yang berada didepan dan di
belakangnya serta memelihara kontak dengan Komandan kolone.
4) Istirahat dalam pemindahan. Setiap melaksanakan istirahat,
Ranpur harus disusun sedemikian rupa agar memudahkan gerakan
selanjutnya serta dapat memberikan jaminan keamanan. Awak ranpur
melaksanakan pengecekan dan perbaikan seperlunya terhadap Ranpur
dan peralatannya selama waktu istirahat. Prioritas utama pada
pemberhentian adalah mendirikan keamanan setempat didalam satuan
mekanis seksi pengintai digunakan untuk pos-pos pengaman dan untuk
mendapatkan pemberitaan awal.
5) Tindakan Keamanan dalam pemindahan. Komandan kolone
mengatur tindakan pengamanan baik pada waktu bergerak maupun
pada waktu istirahat. Pengamanan dapat dilakukan dengan pembagian
sektor pengawasan dan penyusunan formasi kolone. Tindakan terhadap
serangan udara dilakukan dengan cara berupa penyebaran pasukan,
menghindari berhenti di medan terbuka dan hindari istirahat di daerah
berpenduduk serta waspada terhadap usaha sabotase atau
pendadakan. Bila bermalam adakan pengamanan keliling.
h. Dahpas Waktu Malam Hari. Di daerah pertempuran, kebanyakan
Dahpas di daerah depan dilaksanakan pada waktu malam hari, terutama bila
musuh mempunyai keunggulan udara. Ketentuan-ketentuan yang berlaku
pada saat Dahpas siang hari juga berlaku untuk malam hari dengan
penyesuaian-penyesuaian antara lain:
1) pengurangan kecepatan dan jarak;
205
2) dahpas malam hari memerlukan pengawasan dan perencanaan
yang lebih teliti;
3) pengintaian rute, pemberian tanda di jalanan, kesiapsiagaan dan
pengawasan harus dilipatgandakan; dan
4) untuk membiasakan dengan gelap, sebelum berangkat para
pengemudi berada sekitar 30-50 menit dalam gelap. Paling sedikit 2
orang harus tetap jaga (bangun) selain pengemudi.
i. Pentahapan Pelaksanaan Pemindahan.
1) Tahap perencanaan. Setelah Dansat Mekanis menerima
perintah dari Komandan atasan, maka segera melaksanakan langkah-
langkah P3 dan staf untuk menyusun rencana perpindahan pasukan
dibantu oleh Perwira staf dengan mempelajari peta, membuat tabel
dahpas dan strip map.
2) Tahap persiapan. Melaksanakan persiapan anggota dan
perlengkapan ranpur serta perbekalan termasuk bahan bakar, minyak
lumas serta munisi, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tim kwartir
marker harus mendahului pasukan induk bila keadaan memungkinkan.
Tim kwartir marker terdiri dari Kasi 4/Log atau Dankima, unsur
pengaman, dan perwakilan anggota tiap-tiap satuan dibawahnya.
Tugasnya adalah mengintai menyeluruh daerah yang baru, membuat
persiapan seperlunya mengenai jalan masuk dan rute-rute didalam
daerah tersebut.
3) Tahap pelaksanaan. Sebelum pemberangkatan pasukan disusun
dalam kolone dan disusun kedekat titik pemberangkatan atau titik awal.
Tepat pada jam pemberangkatan (jam āJā) Ranpur pertama pada seri
terdepan melewati TA. Seri berikutnya mengikuti sesuai dengan waktu
yang ditentukan. Selama perjalanan Dansat Mekanis mengendalikan
dengan ketat kecepatan tiap-tiap seri. Pada saat istirahat agar, tetap
memperhatikan faktor keamanan dari kemungkinan ancaman yang
terjadi. Tim akhir mengikuti kolone dari belakang untuk melaksanakan
perbaikan/recovery kendaraan secara darurat, pertolongan kesehatan
dan evakuasi serta pengisian bahan bakar jika dibutuhkan. Kendaraan
yang tertinggal dari kolone karena suatu sebab harus kembali seperti
kedudukan awal bila kolone berhenti/istirahat. Setelah sampai di TS
setiap seri langsung menuju tempat yang telah ditentukan.
206
BAB V
PENUTUP
23. Keberhasilan. Disiplin untuk menaati ketentuan yang ada dalam Naskah
Sementara Pedoman tentang Infanteri Mekanis ini oleh para pembina dan pengguna
akan menunjang pengembangan terhadap keberhasilan pelaksanaan materi di
lingkungan satuan Infanteri Mekanis TNI AD.
24. Penyempurnaan. Hal-hal yang dipandang perlu dan berkaitan dengan adanya
tuntutan kebutuhan untuk penyempurnaan Naskah Sementara Pedoman tentang
Infanteri Mekanis ini, agar disarankan kepada Danpussenif Kodiklatad melalui
Sdirbindok Pussenif Kodiklatad sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri,
Tri Soewandono
Mayor Jenderal TNI