103
b) Putar tangkai ring pengunci.
c) Pegang jinjingan laras dan tarik laras ke depan hingga
lepas dari ekoran (melepas laras harus menggunakan jinjingan
laras).
Gambar Cara Melepas Rakitan Laras
12) Melepas rakitan picu.
a) Tempatkan pengatur tembakan pada posisi ”Fire”.
b) Tarik tangaki penegang ke belakang dan tahan, tekan picu,
lepas peluncur ke depan (di hantar)
c) Buka kunci dan angakt modul pengarah peluru, hingga
satu klik, posisi miring.
d) Tarik pena belakang dari rumah picu dan dorong dari sisi
yang lain secara bersama.
e) Angkat rakitan picu dan dorong ke arah kiri untuk
mengeluarkan dari ekoran.
Gambar Rakitan Picu
13) Melepas rakitan peluncur.
a) Tekan peluncur ke depan.
104
b) Menggunakan koin atau obeng, putar pengait tangkai
pegas pengembali 1800 untuk melepas rakitan pengembali dari
peluncur.
c) Dorong peluncur ke belakang dan lepaskan dari ekoran.
14) Melepas rakitan pengembali. Dorong tangkai pegas pengembali
dari ekoran dan tarik rakitan pengembali dari tabung body (jangan
membongkar rakitan pegas pengembali kecuali yang berwenang/
pal/pabrik).
Gambar Rakitan Pengembali
15) Membongkar rakitan peluncur.
a) Tekan pena pengunci pena pemukul, putar 1800 sehingga
pena tersebut bisa dikeluarkan.
b) Lepaskan pena pemukul.
c) Lepas pena penutup dan lepaskan penutup dari peluncur.
Jangan lepaskan rakitan pena pengunci penutup dari peluncur.
Jangan rakitan pena pengunci penutup dari peluncur dan jangan
lepaskan pegas dari pasak peluncur.
16) Memasang rakitan pembawa penutup.
a) Masukkan penutup ke peluncur, setelah itu masukakn
pena pengarah ke dalam penutup. Luruskan marking pengarah
ke arah axial.
b) Masukkan pena pemukul dari bagian belakang pembawa
penutup.
c) Masukan pena pengunci ke pembawa penutup da tekan
putar hingga terkunci.
d) Lumasi tipis permukaan yang bergesekan.
105
17) Memasang rakitan pegas pengembali.
a) Rakit rakitan tangkai pegas pengembali, cowakan
setengah lingakran menghadap ke bagian dalam.
b) Lumasi tipis rangkaian tangkai pegas pengembali dengan
pelumas yang direkomendasikan.
18) Memasang rakitan laras.
a) Periksa ring pengunci laras tidak terkunci.
b) Pegang tangkai penegang laras, masukkan laras pada ring
pengunci laras.
c) Saat laras dimasukkan di pasang, kedua silinder pada
rakitan laras harus dengan soket dari tabung pada ekoran.
d) Tekan tombol dan putar tangkai pengunci laras.
e) Putar ring pengunci laras dengan tangkai untuk mengunci
laras.
19) Memasang rakitan pembawa penutup ke ekoran.
a) Sebelum merakit, pastikan laras dan rakitan tangkai
pengembali sudah dirakit pada ekoran.
b) Putar tangkai pengembali sehingga cowakan menghadap
ke bagian dalam.
c) Putar ke dua penahan tangkai pengembali yang terletak
dibagian atas pembawa penutup sampai ujung menghadap ke
luar.
d) Masukkan rakitan penutup ke dalam ekoran.
e) Dorong rakitan penutup sampai kait pada tangkai
pengembali segaris dengan cowakan pada alur ekoran.
f) Menggunakan obeng, putar pengunci tangkai pengembali
180 derajat untuk mengunci tangkai pengembali dengan
pembawa penutup.
g) Tarik tangkai penegang setengah jalan, periksa apakah
tangkai pengembali terkait.
h) Lumasi alur pada ekoran sehingga pembawa penutup bisa
bergerak dengan lancar.
106
20) Memasang modul picu.
a) Cabut pena belakang dari rumah picu.
b) Rakit modul picu pada ekoran dengan memasukkan pena
dari arah kiri lalu putar ke bawah.
c) Tekan pena belakang ke dalam untuk menahan rumah
picu.
d) Lumasi tipis semua bagian yang bergerak pada rumah picu
dengan menggunakan pelumas yang dianjurkan.
21) Cara kerja senjata.
a) Keadaan permulaan.
(1) Senjata ditegangkan, penutup berkedudukan
dibelakang kembalikan tangkai penegang ke depan.
(2) Pal pengaman ditekan ke belakang pada
kedudukan “S”.
(3) Magazen dipasang, peluru di tempatkan pada
pembawa/landasan peluru dan tutupkan tutup atas.
Senjata siap ditembakan.
b) Gerakan ke depan.
(1) Tempatkan pal pengaman pada kedudukan “F”,
maka bubung pal pengaman tidak menahan kepala
pelatuk.
(2) Pelatuk ditarik, pelatuk akan berputar pada
porosnya kepala pelatuk bergerak ke bawah menekan
palang penjungkit.
(3) Palang penjungkit tertekan, maka kepala penjungkit
akan berputar pada porosnya bergerak ke bawah dan
melepaskan penegang, sehingga pegas penjugkit menjadi
tegang.
(4) Karena penegang tidak tertahan lagi maka penutup
menjadi bebas. Pegas pendorong penutup yang semula
tegang seketika menjadi kendor, mendorong tangkai
pendorong penutup, sehingga pembawa penutup
terdorong pula ke depan dan bubung pendorong peluru
menyentuh pinggiran peluru.
107
(5) Pada saat itu maju ke depan dan anak peluru
sampai pada lidah penyalur peluru, maka peluru akan
diarahkan masuk ke dalam kamar.
(6) Pada saat itu penggait kelongsong akan menggait
pinggiran kelongsong karena peluru sudah masuk ke
dalam kamar maka penutup tidak bisa bergerak maju lagi.
(7) Pada saat penutup berhenti, pembawa penutup
masih dapat maju lagi ke depan pembawa tangkai
pemukul sekaligus mendorong pena pemukul, memukul
penggalak dan terjadilah letusan.
c) Letusan terjadi.
(1) Akibat letusan maka timbul gas, gas akan
mendorong anak peluru ke depan dan keluar
meninggalkan laras.
(2) Sebelum anak peluru meninggalkan laras, terjadilah
kepadatan gas di dalam laras, sehingga sebagian gas
akan mendorong anak peluru keluar dari laras dan
sebagian lagi akan tersalur melalui lubang gas masuk ke
dalam tabung gas pada tangkai pengisap. Karena gas
tetap ingin keluar, maka gas yang telah masuk ke dalam
tabung penghisap mendorong pengisap bergerak ke
belakang.
d) Gerakan ke belakang.
(1) Gas mendorong tabung pengisap ke belakang dan
kepala pengisap mendorong penutup dan penutup
melepaskan penguncian.
(2) Penggait kelongsong membawa kelongsong ke
belakang hingga pada pelempar kelongsong, pinggiran
kelongsong sebelah kiri akan menyentuh pinggiran
kelongsong dan akan terlempar keluar melalui lubang
kelongsong. Pembawa penutup terus bergerak ke
belakang membawa penutup sambil mendorong tangkai
pegas penutup sehingga pegas penutup menjadi tegang.
Gerakan penutup berakhir setelah tabung tangkai pegas
mendorong penutup tertahan oleh penahan tolakan. Pegas
penahan tolakan yang tegang seketika menjadi kendor
mendorong tangkai pendorong penutup ke depan karena
kepala penjungkit berkedudukan di atas maka penegang
akan tertahan oleh kepala penjungkit. Sebelum pelatuk
ditarik maka rangkaian penutup akan tetap tertahan ke
belakang.
108
e) Bekerja pal pengaman. Bila pal pengaman ditekan ke
belakang kemudian pelatuk ditekan maka tidak akan terjadi
penembakan karena bubung atas pal pengaman berada tepat di
bawah kepala pelatuk dan tidak dapat bergerak ke bawah,
jembatan penjungkit tidak dapat melepaskan kepala penggerak.
22) Cara penembakan. Cara penembakan adalah sebagai berikut:
a) senjata sudah terisi;
b) stel pisir sesuai jarak yang diinginkan;
c) senjata distel otomatis;
d) pegang kedua pegangan senjata dengan kuat;
e) bidik sasaran melalui pisir ke pejera sampai ke sasaran;
f) tekan pelatuk sambil membidik, perhatikan rentetan
senjata jangan terlalu panjang; dan
g) tembakan terus terjadi bila pelatuk ditekan dan berhenti
apabila pelatuk dilepas atau peluru habis.
23) Membersihkan senjata.
a) Untuk menjaga agar senjata selalu siap untuk digunakan,
setelah selesai menembak harus selalu dibersihkan.
b) Senjata yang di simpan di gudang, setiap tiga bulan harus
selalu dibersihkan dan dilumasi.
c) Pada kondisi cuaca/lingkungan yang buruk gunakan
pelumas khusus dan pembersih umum.
d) Jika timbul kerak, gunakan cairan khususuntuk
menghilangkan kerak.
24) Membersihkan laras.
a) Lubang dan kamar laras harus sering dibersihkan sebelum
menembak selalu diperiksa, tidak ada boleh kotor dan cacat.
b) Untuk membersihkan laras, gunakan sikat pembersih
dengan menggunakan oli, hilangkan kotoran dan kerak lalu
keringkan laras dengan kain flanel.
c) Periksa lubang laras bila ada kerak, karat, tonjolan atau
ada material asing.
d) Periksa juga pejera dan laras.
109
25) Membersihkan mekanik picu.
a) Untuk membersihkan modul picu, gunakan sikat nilonuntuk
membersihkan kotoran, lumasi dengan oli tipis-tipis.
b) Periksa kenerja dari pegas picu, periksa kalau ada retak
dan kotoran.
26) Membersihkan pengatur gas.
a) Pengatur gas dapat dilepas dari gas blok dengan memutar
pengatur gas tersebut (bisa menggunakan longsong).
b) Bersihkan pengatur gas dengan menggunakan cairan
pembersih dan sikat, bila terjadi kerak perlu menggunakan oli
khusus.
c) Hati-hati pada saat membongkar dan memasang kembali,
pegas pengatur gas tidak boleh rusak (perhatikan posisinya).
d. Senjata AGL 40.
1) Umum. AGL (40 mm) di desain untuk mampu menembak
granat standar 40 mm juga granat 40 mm high velocity AGL dapat di
pasang pada tripod, kendaraan lapis baja, kendaraan ringan atau kapal
patroli cepat untuk tujuan pertahanan maupun penyerangan.
2) Pengertian. Senjata AGL adalah senjata pelontar granat
otomatis, beroperasi sengan sistem blowback pengisian peluru,
menggunakan sabuk peluru secara otomatis, dan berpendingin udara.
Gambar Senjata AGL 40
3) Karakteristik.
a) Panjang.
(1) Panjang keseluruhan senjata…………. 966 mm
(2) Panjang badan senjata………………… 533 mm
(3) Laras dengan/tanpa kompensator…… 465 mm/
350 mm
110
b) Berat.
(1) Senjata…………………………………. 33 kg
(2) Laras……………………………………. 2,6 kg
(3) Munisi 40 mm………………………….. 0,34 kg
c) Laras
(1) Kaliber…………………………………. 40 mm
(2) Jumlah alur……………………………. 24
(3) Alur……………………………………... putaran
kanan
d) Karakteristik untuk kerja
(1) Tipe operasi………………………… Penutup
terbuka
(2) Recoil……………………………….. Direct
blowback dengan advance primer ignition.
(3) Muzzle Velocity (Vo)……………….. 241 Z/detik
(4) Kecepatan tembak…………………. 350 btr/
menit
(5) Jangkauan maksimum…………….. 2.200 m
(6) Jangkauan efektif ………………….. 1.500 m
4) Tindakan keamanan. Cara melaksanakan tindakan keamanan
adalah:
a) tempatkan pengaman pada posisi “Safe”;
b) tarik handel penegang ke belakang sampai penutup
ditahan pelepasan penutup;
c) periksa visual laras untuk mengosongkan munisi kat atau
kelongsong;
d) putar pengaman ke posisi “Fire”; dan
e) tekan picu untuk melanjutkan penembakan.
5) Cara mengisi senjata. Cara mengisi senjata:
a) Tutup rakitan tutup lengkap;
111
b) Putar pengaman pada posisi “Safe”;
c) Pastikan bahwa penutup berada pada posisi di depan
sebelum mengisi sabuk munisi 40 mm;
d) Dorong munisi terdepan ke dalam dan dibawah tutup atas
sampai di pegang oleh kedua pal penarik luar;
e) dorong munisi terdepan ke depan dan dibawah tutup atas
sampai di pegang oleh ke dua oleh kedua pal penarik luar; dan
f) tarik handle penegang ke belakang sampai penutup
mengait pada pelepas penutup. Kemudian dorong handle
penegang ke depan seperlunya.
112
6) Cara mengosongkan senjata. Cara mengosongkan senjata
sebagai berikut:
a) pengaman pada posisi “Safe” dan tarik handel penegang
ke belakang;
b) buka tutup atas setengah terbuka sampai tertahan oleh
kem pembatas;
c) geser sabuk peluru yang belum ditembakan keluar dan
rakitan mulut pembawa peluru;
d) periksa visual kamar laras untuk meyakinkan bahwa tidak
ada peluru aktif di dalamnya;
e) pengaman pada posisi “Fire”;
f) tekan picu dengan satu tangan untukmelepas penutup
secara bertahap ke depan sampai memegangn satu handel
pemegang dengan tangan lainnya; dan
g) tutup rakitan tutup atas, pastikan bahwa kedua tuas
berbentuk L berada pada jalur kem masing-masing pada penutup.
7) Nama bagian. Beberapa nama bagian senjata AGL 40:
a) rakitan ekoran lengkap (termasuk laras);
b) rakitan penutup dan plat penahan belakang;
c) rakitan tutup atas lengkap;
d) rakitan mekanik picu dan pisir; dan
e) rakitan mulut pembawa laras.
Gambar Bagian Senjata AGL 40
113
8) Membongkar. Cara membongkar senjata AGL:
a) buka tutup atas sengan pengaman pada posisi “Safe” dan
penutup pada posisi ke depan;
b) tarik pena pelat belakang dan pena rakitan mekanik picu
ke arah aman;
c) angkat dan lepaskan rakitan picu dan pisir dari senjata;
d) tarik pena pengunci cradle untuk melepas plat penahan
belakang dari cradle;
114
e) dorong keluar pena pengunci poros utama dari sebelah
kiri, kemudian tarik keluar sebelah kanan; dan
f) tarik seluruh rakitan penutup dan plat belakang dari rakitan
ekoran lengkap.
9) Memasang. Cara memasang senjata AGL:
a) masukan rakitan penutup dan plat belakang ke dalam
rakitan ekoran lengkap;
115
b) dorong ke depan hendel plat belakang kea rah rakitan
ekoran lengkap dengan tangan kiri. Masukkan pena pengunci
poros utama dengan bagian kanan;
c) dorong pena pengunci cradle untuk mengunci plat
belakang pada cradle;
d) pasang rakitan mekanik picu dan pisir pada rakitan ekoran
lengkap. Masukakan pena pelat belakang dan pena rakitan picu;
e) dorong rakitan tutup atas ke depan agar lepas bebas dari
pegangan stopper kem. Tarik rakitan tutup sekali lagi agar
menutup sepenuhnya. Pastikan bahwa kedua tuas berada pada
jalur kem masing-masing; dan
116
f) lakukan pengecekan operasional. Tarik handle penegang
ke belakang sampai penutup menyangkut pada pelepas penutup.
Tarik picu dengan satu tangan dan secara bertahap lepaskan
penutup sementara tangan lain memegang salah satu handel
pemegang.
10) Cara kerja senjata.
a) Keadaan permulaan.
(1) Senjata ditegangkan, penutup berkedudukan
dibelakang kembalikan tangkai penegang ke depan.
(2) Pal pengaman ditekan ke belakang pada
kedudukan “S”.
(3) Peluru di tempatkan pada pembawa/landasan
peluru dan tutupkan tutup atas.
(4) Senjata siap ditembakan.
b) Gerakan ke depan.
(1) Tempatkan pal pengaman pada kedudukan “F”,
maka bubung pal pengaman tidak menahan kepala
pelatuk.
(2) Pelatuk ditarik, pelatuk akan berputar pada
porosnya kepala pelatuk bergerak ke bawah menekan
palang penjungkit.
(3) Palang penjungkit tertekan, maka kepala penjungkit
akan berputar pada porosnya bergerak ke bawah dan
melepaskan penegang, sehingga pegas penjugkit menjadi
tegang.
(4) Karena penegang tidak tertahan lagi maka penutup
menjadi bebas. Pegas pendorong penutup yang semula
tegang seketika menjadi kendor, mendorong tangkai
pendorong penutup, sehingga pembawa penutup
terdorong pula ke depan dan bubung pendorong peluru
menyentuh pinggiran peluru.
(5) Pada saat itu maju ke depan dan anak peluru
sampai pada lidah penyalur peluru, maka peluru akan
diarahkan masuk ke dalam kamar.
(6) Pada saat itu penggait kelongsong akan menggait
pinggiran kelongsong karena peluru sudah masuk ke
dalam kamar maka penutup tidak bisa bergerak maju lagi.
117
(7) Pada saat penutup berhenti, pembawa penutup
masih dapat maju lagi ke depan pembawa tangkai
pemukul sekali gus mendorong pena pemukul, memukul
penggalak dan terjadilah letusan.
c) Letusan terjadi.
(1) Akibat letusan maka timbul gas, gas akan
mendorong anak peluru ke depan dan keluar
meninggalkan laras.
(2) Sebelum anak peluru meninggalkan laras, terjadilah
kepadatan gas di dalam laras, sehingga sebagian gas
akan mendorong anak peluru keluar dari laras dan
sebagian lagi akan tersalur melalui lubang gas masuk ke
dalam tabung gas pada tangkai pengisap. Karena gas
tetap ingin keluar, maka gas yang telah masuk ke dalam
tabung pengisap mendorong pengisap bergerak ke
belakang.
d) Gerakan ke belakang.
(1) Gas mendorong tabung pengisap ke belakang dan
kepala pengisap mendorong penutup dan penutup
melepaskan penguncian.
(2) Penggait kelongsong membawa kelongsong ke
belakang hingga pada pelempar kelongsong, pinggiran
kelongsong sebelah kiri akan menyentuh pinggiran
kelongsong dan akan terlempar keluar melalui lubang
kelongsong. Pembawa penutup terus bergerak ke
belakang membawa penutup sambil mendorong tangkai
pegas penutup sehingga pegas penutup menjadi tegang.
Gerakan penutup berakhir setelah tabung tangkai pegas
mendorong penutup tertahan oleh penahan tolakan. Pegas
penahan tolakan yang tegang seketika menjadi kendor
mendorong tangkai pendorong penutup ke depan karena
kepala penjungkit berkedudukan di atas maka penegang
akan tertahan oleh kepala penjungkit. Sebelum pelatuk
ditarik maka rangkaian penutup akan tetap tertahan ke
belakang.
e) Bekerja pal pengaman. Bila pal pengaman ditekan ke
belakang kemudian pelatuk ditekan maka tidak akan terjadi
penembakan karena bubung atas pal pengaman berada tepat di
bawah kepala pelatuk dan tidak dapat bergerak ke bawah,
jembatan penjungkit tidak dapat melepaskan kepala penggerak.
11) Cara penembakan. Cara penembakan adalah sebagai berikut:
a) senjata sudah terisi;
118
b) stel pisir sesuai jarak yang diinginkan;
c) senjata di stel otomatis;
d) pegang kedua pegangan senjata dengan kuat;
e) bidik sasaran melalui pisir ke pejera sampai ke sasaran;
f) tekan pelatuk sambil membidik, perhatikan rentetan
senjata jangan terlalu panjang; dan
g) tembakan terus terjadi bila pelatuk ditekan dan berhenti
apabila pelatuk dilepas atau peluru habis.
12) Tindakan mengatasi kemacetan senjata.
a) Tindakan segera.
(1) Tempatkan pengman pada posisi “Safe”.
(2) Tarik handel penegang ke belakang sampai
penutup ditahan pelepas penutup
(3) Periksa visual laras untuk megosongkan munisi ket
atau kelongsong.
(4) Putar pengaman ke posisi ”Fire”.
(5) Tekan picu untuk melanjutkan penembakan.
b) Prosedur lain.
(1) Mengatasi kemacetan A. Ketika tindakan segera
untuk mengatasi kemacetan tidak berhasil lakukan
kegiatan sebagai berikut:
(a) Pastikan selektor pada posisi “Safe”.
(b) Tarik handle penegang sampai terasa ada
tahanan. Pegang satu handle penahan dengan
tangan. Buka tutup atas dengan tangan lain sampai
menyangkut kem pembatas.
(c) Lanjutkan penarikan handle penegang ke
belakang dengan dua tangan sampai penutup
menyangkut pada pelepas penutup.
(d) Keluarkan munisi ket atau kelongsong dari
saluran peluru.
119
(e) Tarik sabuk peluru yang belum detembakan
dari saluran peluru ke arah kiri.
(f) Putar pengatur tembakan pada posisi ”Fire”.
(g) Lepas penutup ke depan secara perlahan.
(h) Tutuplah rakitan tutup atas, pastikan rakitan
penutup atas terkunci dengan benar.
(i) Periksa kedua munisi terdepan yang tersisa
pada sabuk munisi untuk meyakinkan bahwa
rangkaian tidak bergeser. Lepas munisi jika
rangkaian telah bergeser.
(j) Pasang sabuk munisi kembali untuk
melanjutkan penembakan.
(2) Mengatasi kemacetan B. Jika senjata tidak dapat
dikosongkan setelah tindakan segera dan mengatasi
kemacetan A dilakukan (kondisi sedemikian, sehingga
pengaman pada posisi ”Safe”, tutup atas terbuka dan
penutup bersentuhan dengan munisi setengah masuk
kamar dan tidak dimungkinkan untuk menarik penutup
secara penuh ke belakang untuk di tahan oleh pelepas
penutup), laksanakan prosedur berikut:
(a) geser dan lepas munisi ket dari saluran
munisi ke arah kiri;
(b) saat operator memegang handel penegang,
seorang asisten melakukan langka-langkah berikut:
i. masukan bagian kaki yang lurus dari
pena penahan ke dalam lubang sisi penutup
dan dorong masuk sampai mendorong dan
mengeluarkan pengait longsong dari rimnya;
120
ii. putar pena penahan ke belakang pada
bagian kaki yaitu yang lurus sebagai poros,
sampai mengunci dengan bagian atas
penutup. Pastikan pena penahan benar-
benar terkunci;
iii. tarik handle penegang ke belakang
perlahan-lahan sampai cukup ruang untuk
melepaskan munisi di dalamnya (jika penutup
tidak bisa digerakkan sama sekali, minta
bantuan instruktur yang berwenang);
iv. kembalikan penutup ke posisi depan
dan lepaskan pena penahan dari penutup;
v. lakukan proses pengosongkan
senjata; dan
vi. lanjutkan penembakan.
13) Membersihkan sebelum menembak. Ada beberapa bagian yang
harus dilumasi sebelum menembak:
a) poros pegas pengembali dan pegas penggembali;
b) poros utama;
121
c) jalur kem pada penutup;
d) mekanik pengisian terutama penarik dalam dan penarik
luar; dan
e) kamar laras.
14) Membersihkan setelah menembak. Cara membersihkan senjata:
a) siapkan alat-alat yang diperlukan:
(1) cleaning kit;
(2) cairan pembersih senjata; dan
(3) 2 rol kain flanel.
b) bongkar 3 rakitan utama rakitan ekoran lengkap (rakitan
tutup atas lengkap, rakitan penutup dan plat penahan belakang
dan rakitan mekanik picu dan plat;
c) lakukan pembongkaran selanjutnya pada kelompok
penutup;
d) hilangkan semua kerak arang;
e) bersihkan laras dengan kain flanel dan lumasi sedikit;
f) bersihkan bagian dalam rakitan ekoran lengkap dan
bersihkan saluran peluru; dan
g) bersihkan rakitan dan area yang kotor pada mekanisme
picu. Jangan menggunakan minyak besin atau solar atau digosok
bahan kasar saat membersihkan.
14. Dril Awak Ranpur dan Pasukan. Setiap prajurit Infanteri yang akan
mengawaki ranpur harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan tentang
penggunaan ranpur. Dihadapkan pada perkembangan organisasi di lingkungan TNI
AD dan perkembangan alutsista serta perubahan stratifikasi petunjuk TNI AD maka
dibutuhkan adanya pedoman yang mengatur tentang dril awak ranpur dan pasukan.
a. Teknik Naik/Turun Ranpur.
1) Naik ranpur.
a) Sebelum naik ranpur.
(1) Adakan pengecekan personel dan perlengkapan
perorangan serta tetap siap siaga di tempat sambil
menunggu giliran dan jemputan.
122
(2) Ranpur maju apabila gerakan selanjutnya akan
melewati kedudukan personel yang akan dimuat ke dalam
ranpur.
b) Saat naik ranpur.
(1) Naik ranpur atas perintah Komandan pasukan.
(2) Naik ranpur secara berurutan dan satu-persatu
dengan cepat tanpa meninggalkan/melupakan
kewaspadaan selama bergerak ke arah ranpur.
(3) Pada saat naik ranpur, senjata dalam keadaan
terkunci.
(4) Personel yang belum naik tetap dalam keadaan siap
siaga ke arah kemungkinan datangnya musuh.
(5) Naik ranpur setelah ranpur maju mendekati
kedudukannya dan tidak perlu mengejar/bergerak
kebelakang.
(6) Naik ranpur sebaiknya dalam keadaan berhenti
sempurna, hal ini memungkinkan prajurit naik ranpur
setelah keadaan aman.
(7) Aba-aba naik ranpur.
(a) KOMANDAN PASUKAN memberikan aba-
aba “Naik ranpur!”.
(b) ANGGOTA serentak menjawab “Naik
ranpur!”.
(8) Pelaksanaan.
(a) Prajurit memasuki ranpur dimulai dari
kelompok kanan terlebih dahulu kemudian
dilanjutkan kelompok kiri.
(b) Saat pintu ranpur terbuka perlahan bergerak
dari atas ke bawah sampai terbuka sempurna,
prajurit melaksanakan depan senjata bergerak
mendekati pintu ranpur selanjutnya masuk ke dalam
ranpur dengan badan sedikit membungkuk dan kaki
melangkah bertumpu pada dasar pintu ranpur yang
terbuka.
(c) Prajurit menempati posisi duduk yang
ditentukan dengan senjata dijepit di antara paha dan
laras diarahkan ke atas.
123
(d) Demikian berturut-turut sampai prajurit yang
terakhir dari kelompok kiri menempati posisi duduk
yang telah ditentukan selanjutnya pintu ranpur
ditutup sempurna.
c) Turun ranpur.
(1) Sebelum turun ranpur.
(a) Adakan pengecekan personel dan
perlengkapan perorangan.
(b) Tetap siap siaga di tempat sambil menunggu
ranpur berhenti dan pintu terbuka sempurna.
(2) Saat turun ranpur.
(a) Turun ranpur atas perintah Komandan
pasukan.
(b) Turun ranpur secara berurutan dan satu-
persatu dengan cepat tanpa
meninggalkan/melupakan kewaspadaan selama ke
luar dari ranpur.
(c) Pada saat turun ranpur, senjata dalam
keadaan terkunci dan personel yang belum turun
tetap dalam keadaan siap ke arah kemungkinan
datangnya musuh.
(d) Turun ranpur setelah ranpur berhenti dan
pintu terbuka dengan sempurna sehingga tidak
perlu melompat ke luar ranpur.
(e) Turun ranpur sebaiknya dalam keadaan
berhenti sempurna, hal ini memungkinkan prajurit
turun ranpur dalam keadaan aman.
(3) Aba-aba.
(a) KOMANDAN PASUKAN memberikan aba-
aba “Turun ranpur!”.
(b) ANGGOTA serentak menjawab “Turun
ranpur!”.
(4) Pelaksanaan.
(a) Prajurit turun dan ke luar dari ranpur dimulai
dari pok kanan terlebih dahulu kemudian dilanjutkan
kelompok kiri.
124
(b) Saat pintu ranpur terbuka perlahan bergerak
dari atas sampai terbuka sempurna, tangan kiri
memegang senjata pada perimbangan dengan laras
menghadap ke luar sedangkan tangan kanan
memegang pegangan dinding belakang kemudian
badan sedikit membungkuk dan kaki melangkah
bertumpu pada dasar pintu ranpur yang terbuka.
(c) Badan condong ke luar tangan kanan
melepas pegangan dinding belakang.
(d) Seluruh prajurit ke luar dari ranpur
membentuk formasi yang diperintahkan dan siap
melaksanakan tugas selanjutnya.
b. Teknik Memandu Ranpur.
1) Ranpur maju.
a) Sikap awal kedua tangan direntangkan sejajar dengan
bahu dengan telapak tangan menghadap ke atas serta jari-jari
rapat.
b) Selanjutnya lengan ditekuk 90° ke arah muka dengan
telapak tangan menghadap ke depan, jari-jari rapat.
c) Laksanakan kedua gerakan di atas berulang-ulang sampai
pengemudi mengerti dan melaksanakan aba-aba bahwa ranpur
maju.
900
Gambar Aba-Aba Ranpur Maju
125
2) Ranpur mundur.
a) Sikap awal julurkan kedua tangan lurus ke atas dengan
telapak tangan terbuka menghadap ke depan searah dengan
pemandu yang mengarahkan Ranpur dan jari rapat.
b) Berporos pada ujung lengan, kedua lengan digerakkan 90°
ke arah depan sehingga sejajar dengan bahu telapak tangan
terbuka dan rapat menghadap ke tanah.
c) Laksanakan kedua gerakan di atas berulang-ulang sampai
pengemudi mengerti dan melaksanakan kendaraan tempur
mundur.
900
Gambar Aba-Aba Ranpur Mundur
3) Ranpur berhenti.
a) Pemandu berdiri di depan ranpur + 10 meter. Sikap awal
berdiri sikap sempurna kedua tangan tergantung lemas di
samping badan.
b) Kedua tangan diangkat ke depan dada posisi kedua
tangan saling bertemu/bersilang di depan dada dengan tidak
menghalangi wajah pemandu. Gerakan tangan dilakukan sampai
ranpur berhenti.
Gambar Aba-Aba Ranpur Berhenti
126
4) Ranpur belok kanan.
a) Pemandu berdiri di depan ranpur + 10 meter dengan posisi
sikap sempurna menghadap ke ranpur.
b) Tangan kiri direntangkan ke samping mengepal dengan
sudut 900 dan tangankanan direntangkan ke depan dengan sudut
900.
c) Telapak tangan menghadap ke atas kemudian diayunkan
ke belakang secara berulang-ulang. Gerakan tangan dilakukan
sampai ranpur bergerak.
Tangan 900
Kanan
Tangan
Tangan Kanan
Kiri
Gambar Aba-Aba Ranpur Belok Kanan
5) Ranpur belok kiri.
a) Pemandu berdiri di depan ranpur + 10 meter dengan posisi
sikap sempurna menghadap ke ranpur.
b) Tangan kanan direntangkan ke samping mengepal dengan
sudut 900 dan tangan kiri direntangkan ke depan dengan sudut
900.
c) Telapak tangan menghadap ke atas kemudian diayunkan
ke belakang secara berulang-ulang. Gerakan tangan dilakukan
sampai ranpur bergerak.
.
Gambar Aba-Aba Ranpur Belok Kiri
127
6) Mesin mati.
a) Pemandu berdiri di depan ranpur + 10 meter dengan posisi
sikap sempurna menghadap ke ranpur.
b) Tangan kanan direntangkan ke samping, siku dilipat ke
depan leher telapak tangan terbuka menghadap ke bawah.
Tangan kiri tergantung lemas di samping badan
c) Gerakan dilakukan dengan menarik/membawa telapak
tangan ke samping seperti gerakan memotong leher.
Gambar Aba-Aba Matikan Mesin
7) Buka pintu belakang.
a) Pemandu berdiri di depan ranpur ± 10 meter dengan posisi
sikap sempurna menghadap ke ranpur.
b) Posisi tangan kanan dengan tangan terbuka dan rapat,
siku dibengkokkan dengan posisi diangkat ke atas dan telapak
tangan menghadap ke depan.
c) Gerakannya adalah menurunkan lengan sampai lurus ke
arah depan sejauh telapak tangan menghadap ke arah
tanah/lantai.
450 Tangan
Kanan
Gambar Aba-Aba Buka Pintu Belakang
128
8) Tutup pintu belakang.
a) Pemandu berdiri di depan ranpur ± 10 meter dengan posisi
sikap sempurna menghadap ke ranpur.
b) Posisi tangan kanan dengan tangan terbuka dan rapat
adalah 450 di depan badan dengan posisi telapak tangan
menghadap ke atas.
c) Gerakannya adalah membengkokkan tangan dengan
bertumpu pada siku sampai posisi berada di samping muka dan
posisi telapak tangan menghadap ke belakang.
Gambar Aba-Aba Tutup Pintu Belakang
9) Berputar arah.
a) Pemandu berdiri di depan ranpur + 10 meter dengan posisi
sikap sempurna menghadap ke ranpur.
b) Untuk berputar ke arah kanan, tangan kanan diangkat ke
samping setinggi bahu, telapak tangan terbuka menghadap ke
depan kemudian tangan kanan diputar membentuk setengah
lingkaran ke depan dada.
c) Untuk berputar ke arah kiri, tangan kiri diangkat ke
samping setinggi bahu, telapak tangan terbuka menghadap ke
depan kemudian tangan kiri diputar membentuk setengah
lingkaran ke depan dada.
Gambar Aba-Aba Berputar Arah
129
c. Teknis Penyusunan Personel Satuan Yonif Mekanis Dalam Ranpur.
1) Susunan personel kompi senapan dalam ton ranpur kipan.
a) Susunan personel Peleton senapan dalam Regu ranpur
Kipan.
A Ranpur Komando Susunan personel ranpur Ko
A. Tamudi Ranpur 1. Dantonpan
B1 B. Tabak Ranpur
C. Danru Ranpur sbg Dan Kolone/Konvoi
72 2. Taruh/Yanrad
3. Tabak Morri Ton
C 4. Taban/Mu Morri Ton
5. Tabak SLT Ton
63 6. Taban/Mu SLT Ton
54 7. Baton
A Ranpur-1/AP Susunan personel Ranpur-1
A. Tamudi Ranpur 1. Danrupan-1 sbg Danran
B. Tabak Ranpur 2. Danpokpan-1/1
3. Tabakpan-1
9 B 10 4. Tabakpan-2
8 5. Danpokpan-2/1
7 14 6. Tabakpan-1
7. Tabakpan-2
63 8. Tabak SO
52 9. Taban SO
10. Wadanru-1
A Ranpur-2/AP Susunan personel Ranpur-2
A. Tamudi Ranpur 1. Danrupan-2 sbg Danran
B. Tabak Ranpur 2. Danpokpan-1/2
3. Tabakpan-1
9 B 10 4. Tabakpan-2
84 5. Danpokpan-2/2
71 6. Tabakpan-1
6 3 7. Tabakpan-2
8. Tabak SO
52 9. Taban SO
10. Wadanru-2
130
5687 4 Ranpur-3/AP Susunan personel Ranpur-3
1 23 A. Tamudi Ranpur 1. Danrupan-3 sbg Danran
B. Tabak Ranpur 2. Danpokpan-1/3
A 3. Tabakpan-1
4. Tabakpan-2
9 B 10 5. Danpokpan-2/3
6. Tabakpan-1
8 7. Tabakpan-2
7 14 8. Tabak SO
63 9. Taban SO
52 10. Wadanru-3
b) Susunan personel Pokko Kipan dalam Ranpur Komando.
A Ranpur Komando Susunan personel Ranpur Ko
DB1 A. Tamudi Ranpur 1. Dankipan
EC2 B. Tabak Ranpur
C. Danton Ranpur Kipan sbg Dan Kolone/Konvoi
5 D. Baton Ranpur Kipan 2. Batih
43 E. Tayanrad Ton Ranpur 3. Taruh/Yanrad Danki
4. Ba Fourier
5. Bakes
2) Susunan personel kompi bantuan dalam Peleton ranpur kiban.
a) Susunan personel Peleton SLT dalam Regu ranpur SLT.
A Ranpur-1/AP Susunan personel ranpur-1
A. Tamudi ranpur 1. Danru-1/SLT
10 B 5 B. Tabak ranpur 2. Dancuk-1/1
C. Danru ranpur SLT 3. Tabak Cuk-1/1
94 4. Taban Cuk-1/1
5. Tamu Cuk-1/1
8 C3 6. Dancuk-2/1
7. Tabak Cuk-2/1
72 8. Tabak Cuk-2/1
61 9. Tamu Cuk-2/1
10. Tayanrad Ton SLT
131
A Ranpur-2/AP Susunan personel ranpur-2
A. Tamudi ranpur 1. Danton SLT sbg Danran
10 B B. Tabak ranpur 2. Danru-2/SLT
3. Dancuk-1/2
9 6 4. Tabak Cuk-1/2
81 5 5. Taban Cuk-1/2
7 4 6. Tamu Cuk-1/2
3 7. Dancuk-2/2
2 8. Tabak Cuk-2/2
9. Tabak Cuk-2/2
10. Tamu Cuk-2/2
7 2 Ranpur-3/AP Susunan personel ranpur-3
A. Tamudi ranpur 1. Baton SLT sbg Danran
A B. Tabak ranpur 2. Danru-3/SLT
3. Dancuk-1/3
10 B 6346455 4. Tabak Cuk-1/3
10 5. Taban Cuk-1/3
778998 1 6. Tamu Cuk-1/3
6 1 7. Dancuk-2/3
8. Tabak Cuk-2/3
A 23 9. Tabak Cuk-2/3
2 10. Tamu Cuk-2/3
5
b) Susunan personel Regu Morse Kiban dalam ranpur mortir.
2
Ranpur-1/Mortir
A. Tamudi ranpur
1 Susunan personel ranpur-1
2 1. Danru Morse sbg Danran
3 2. Dancuk
4 3. Tabak Cuk
4. Taban Cuk
5. Tamu Cuk
A Ranpur-2/Mortir
A. Tamudi ranpur
1
2 Susunan personel ranpur-2
1. Bajaupan sbg Danran
13 2. Dancuk
3. Tabak Cuk
54 4. Taban Cuk
5. Tamu Cuk
132
c) Susunan personel Pokkoton Morse Kiban dalam ranpur.
komando. Ranpur Komando
A. Tamudi Ranpur
A B. Tabak Ranpur
B C. Danru Ranpur Mortir
3 C2 Susunan personel Ranpur Ko
1. Danton Morse
41 2. Taruh/Yanrad
3. Bakurak
4. Baton Morse
d) Susunan personel Pokko Kiban dalam ranpur komando.
A Ranpur Komando Susunan personel ranpur Koki
DB1 A. Tamudi ranpur 1. Dankiban
EC2 B. Tabak ranpur 2. Batih
C. Danton ranpur Kiban 3. Taruh/Yanrad Danki
5 D. Baton ranpur Kiban 4. Ba Fourier
43 E. Tayanrad Ton ranpur 5. Bakes
e) Susunan personel Regu bakduk Kiban dalam ranpur bakduk.
A Ranpur Bakduk/AP Susunan personel ranpur
9 B5 A. Tamudi ranpur 1. Danru Bakduk sbg Danran
B. Tabak ranpur 2. Tabakduk-1 SPR 7,62
84 3. Taban Bakduk-1
1 4. Tabakduk-2 SPR 7,62
5. Taban Bakduk-2
73 6. Tabakduk-1 SPR 12,7
62 7. Taban Bakduk-1
8. Tabakduk-2 SPR 12,7
9. Taban Bakduk-2
133
3) Susunan personel pokko Yonif dan Kompi Markas dalam Peleton
ranpur kima.
a) Susunan personel Peleton Kesehatan dalam ranpur
ambulance.
A Ranpur-1/Amb
A. Tamudi ranpur
1
4 Susunan personel ranpur-1
3 1. Danru Watkesum sbg Danran
2. Danpok Jurkes
3. Ta Tandu/Keslap
4. Ta Tandu keslap
5. Ba Bedah Lap
52
A Ranpur-2/Amb
A. Tamudi ranpur
2
13 Susunan personel ranpur-2
54 1. Danton Kes sbg Danran
2. Danpok Jurkes
3. Ta Tandu/Keslap
4. Ta Tandu/Keslap
5. Ba Jurkes/Obring
b) Susunan personel dalam ranpur pengintai.
Ranpur Pengintai
A. Tamudi ranpur
A B. Tabak ranpur
B2 Susunan personel ranpur
1. Balidik sbg Danran
1 2. Talidik
c) Susunan personel Pokko Yonif dalam ranpur komando.
A Ranpur-1/Komando
A. Tamudi ranpur
DB1 B. Tabak ranpur
C2 C. Danton ranpur Kima
D. Tayanrad Ton ranpur
Susunan personel ranpur
1. Danyon sbg Komandan Kolone/Konvoi
2. Taruh/Yanrad Danyon
134
A Ranpur-2/Komando
A. Tamudi ranpur
B B. Tabak ranpur
C. Baton ranpur Kima
3
Susunan personel ranpur
C1 1. Wadanyon sbg Wadan Kolone/Konvoi
2. Taruh/Yanrad Wadanyon
4 3. Pasipers
2 4. Pasilog
A Ranpur-3/Komando
A. Tamudi ranpur
3 B1 B. Tabak ranpur
4 C2 C. Danru ranpur Tai & Ko
Susunan personel Ranpur
1. Pasiops
2. Dansimayon
3. Pasi Intel
4. Dansi Intelpur
A Ranpur-4/Komando Susunan personel ranpur
A. Tamudi ranpur 1. Dankima sbg Danran
7 B2 B. Tabak ranpur 2. Pabintal
3. Pajas
6 13 4. Batih Kima
54 5. Taruh/Yanrad Dankima
6. Ba Fourier
7. Bakes
4) Untuk susunan personel pada ranpur munisi dan logistik
disesuaikan dengan kebutuhan, sedangkan ranpur recovery
diperuntukkan khusus untuk pemeliharaan, perbaikan maupun
mengatasi gangguan pada ranpur.
d. Tindakan Pengamanan.
1) Peraturan keselamatan.
a) Peraturan keselamatan dalam kasus kontak dengan
tegangan tinggi saluran udara:
(1) resiko bahwa ranpur dapat bersentuhan dengan
jalur tegangan tinggi di udara ada terutama dalam kondisi
135
visibilitas terbatas, selama gelap, dalam kondisi cuaca
ekstrim, atau ketika kendaraan pemulihan sedang
digunakan;
(2) ketika saluran di atas turun, kondisi berada di
sekitar titik kontak atau daerah yang rusak yang
mengancam jiwa, bersamaan menyentuh ranpur dan tanah
ketika ranpur kontak dengan kabel listrik di atas;
(3) yang dilakukan awak:
(a) tidak ada yang meninggalkan ranpur;
(b) jika memungkinkan, pengemudi ranpur keluar
dari zona bahaya; dan
(c) jika ranpur tidak mampu dikemudikan dan
tinggalkan ranpur jika diperlukan (misalnya dalam
kasus kebakaran) melompat dengan kaki tertutup
jika memungkinkan.
b) Jika tegangan listrik turun, jauhi daerah zona bahaya
minimal 10 m laporkan. Peraturan keselamatan untuk mencegah
cedera dan kerusakan yang disebabkan oleh sambaran petir,
ketika terjadi bahaya sambaran petir, langkah-langkah yang harus
diambil sebagai berikut:
(1) matikan unit pemancar/penerima interkom
kendaraan;
(2) cabut/lepas antena;
(3) tutup semua lubang/klep; dan
(4) tidak ada personel yang berada di luar atau di
samping ranpur, awak tetap di dalam ranpur.
c) Peraturan keselamatan saat menghidupkan mesin:
(1) sebelum menyalakan mesin, beri peringatan pada
personel di sekitar dan rem ranpur terkunci; serta
(2) menghidupkan mesinnya atas perintah dan hanya
setelah memeriksa bahwa peringatan kebakaran dan
sistem pemadam bekerja.
d) Peraturan keselamatan mengoperasionalkan mengemudi:
(1) saklar baterai utama tidak harus diatur pada "1"
atau "0" selama mesin hidup;
136
(2) memindahkan ranpur hanya atas perintah;
(3) sebelum mengemudi, pastikan bahwa peralatan
pada exsterior diikat dengan aman, bahwa roda penggerak
bebas dari benda asing, plat penutup heavy track bahwa
berat pelat penutup terbaut/terpasang dengan aman;
(4) melakukan uji pengereman menggunakan pedal
rem sebelum memulai mengemudi;
(5) perpindahan ranpur hanya dilakukan setelah
adanya komunikasi antara Danran dan pengemudi melalui
sistem interkom atau pengemudi dipandu langsung oleh
isyarat tangan dari asisten/personel yang ada di luar;
(6) dalam kasus kegagalan atau kerusakan pada
sistem pengereman atau rem parkir, ranpur harus berhenti
dengan aman;
(7) pada jalan umum ranpur hanya dapat dijalankan
dengan membuka lubang/klep pengemudi, posisi tempat
duduk pengemudi dinaikkan, hal yang harus dilakukan:
(a) kubah harus terkunci dijam 12 (kunci lubang
aman dan terkunci);
(b) pengoperasian harus terkunci, dan tuas
"HYDR" diatur ke "OFF";
(c) lampu rotari harus diaktifkan;
(d) pada dasarnya untuk mengemudi diakukan
dengan lubang/klep pengemudi tertutup (kecuali
mengemudi dasar) lubang/klep para awak harus
terkunci di tempatnya, dalam keadaan darurat, pintu
geser pada kubah dapat diaktifkan untuk unlocking;
(e) pada saat mengemudi diperbolehkan keluar
lubang/klep hanya sebatas/setinggi dada;
(f) dilarang duduk ditepi lubang/klep; dan
(g) dilarang menumpang dibagian luar ranpur.
e) Peraturan keselamatan untuk personel penuntun ranpur:
(1) pada saat memulai tugasnya, asisten/personel yang
memberikan isyarat tangan bertanggung jawab penuh atas
pergerakan Ranpur dan mematuhi aturan yang ada di
jalan, sampai ranpur dipandu ke tempatnya, pada saat
137
gelap, isyarat harus diberikan dengan menggunakan
senter;
(2) di lapangan, tempat parkir dan daerah
pemeliharaan, ranpur tidak boleh dipindahkan tanpa
asisten/personel yang memberi isyarat tangan;
(3) pada saat ranpur berjalan mundur, harus ada
personel yang berada di samping ranpur untuk melihat
daerah di belakang ranpur;
(4) asisten/personel isyarat tangan yang menjaga dari
belakang harus mampu melakukan kontak mata dengan
personel yang lain, tuas arah "R" hanya boleh
dilepas/diarahkan setelah asisten/personel isyarat tangan
telah mengkonfirmasi bahwa area belakang aman, isyarat
kepada pengemudi diberikan oleh pemandu yang berada
di depan;
(5) panduan mengarahkan:
(a) tidak harus memandu ranpur dengan
tergesa-gesa;
(b) tidak harus pergi ke belakang; dan
(c) tidak harus berpindah ke tempat antara
ranpur dan dinding/tembok ketika jarak antara
ranpur dan dinding/tembok kurang dari 10 m dan
harus memberikan isyarat dari sisi ranpur.
(6) pengemudi:
(a) harus terus menjaga kontak visual dengan
pemandu jalan;
(b) dapat mengemudi setelah menerima isyarat
dari pemandu jalan;
(c) harus tetap pada jarak minimal 10 m dari
pemandu jalan;
(d) harus mengemudi hanya pada kecepatan
berjalan;
(e) harus segera menghentikan ranpur jika tidak
lagi melihat pemandu jalan atau tidak melihat isyarat
cahaya pada saat gelap pengecualian:
138
i. ketika mengemudi beberapa ranpur
saat konvoi, mengarahkan ranpur dilakukan
oleh kendaraan pemandu;
ii. selama off-road, Danran dapat
memandu pengemudi melalui sistem
interkom, ketika kondisi dan medan
memungkinkan; dan
iii. peraturan keselamatan untuk
penyebaran.
(7) mengemudi di jalan umum dengan lampu blackout,
mengemudi dengan lampu besar, atau dengan
menggunakan teropong/periskop hanya diperbolehkan bila
diperintahkan;
(8) saat mengemudi di bawah kabel listrik, jarak aman
dari titik tertinggi dari ranpur adalah 1,50 m (antena terikat
ke bawah);
(9) pada jalan raya dan jalan yang digunakan khusus
untuk kendaraan bermotor, hanya boleh mengemudi
dengan kubah pada posisi jam 12 (kubah dan laras kanon
terkunci), pada semua jalan umum lainnya, ranpur dapat
dijalankan dengan kubah terkunci;
(10) pada semua jalan umum kubah dan laras kanon
harus dikunci pada posisi jam 6 ketika jarak pandang
berkurang dan gelap;
(11) ketika mengemudi di daerah latihan selama latihan
di bawah perintah Danran:
(a) lubang/klep pengemudi dan Danran harus
ditutup, kursi berada di posisi yang lebih rendah,
pengoperasian hydraulic fuelsupply dan dapat
diaktifkan, jika berbahaya untuk kendaraan sipil
pasang blokade dilarang masuk;
(b) setelah dijalan umum, kecuali dijalan raya,
kunci kubah dan laras dapat dibuka dan stabilisasi
senjata dapat diaktifkan;
(c) jika, selama perjalanan jauh dengan posisi
kubah diarahkan pada jam12 laras turun perlahan-
lahan, harus dinaikkan lagi dengan memutar tuas
elevasi manual, jika turun dengan cepat, kubah dan
laras harus terkunci;
(d) ketika berhenti, ranpur mungkin mendekati
139
kendaraan stasioner hanya dalam kasus
pengecualian, tetapi tidak harus datang lebih dekat
dari 5 m;
(e) ketika berhenti dan selama waktu istirahat,
keluar personel untuk penjaga lalu lintas;
(f) ketika berhenti dan selama waktu istirahat,
awak hanya boleh keluar dari ranpur di pinggir jalan
dari lalu lintas; dan
(g) Danran mengawasi rute mengemudi dari
bagian ranpur dan melaporkan kendaraan yang
mendekati dan melintas, Danran memberi isyarat
kepada pengendara yang lewat di jalur berlawanan.
(12) peraturan keselamatan dalam kasus kerusakan;
(a) kerusakan di jalan umum:
i. hentikan Ranpur, kunci tuas rem
parkir, jika memungkinkan tempatkan Ranpur
di sisi sebelah kiri;
ii. aktifkan lampu rotari dan lampu
peringatan;
iii. tempatkan awak ranpur sebagai
pengatur lalu lintas dan untuk peringatan bagi
pengendara lainnya;
iv. peralatan peringatan stagger
ditempatkan dibagian belakang ranpur; dan
v. pasang bendera kuning.
(b) kerusakan dimedan off-road (bukan jalan
umum):
i. biarkan tingkat pencahayaan dalam
kisaran blackout diaktifkan;
ii. nyalakan lampu jauh di malam hari jika
jarak penglihatan tidak baik ketika ada
kendaraan lain yang mendekat;
iii. pasang bendera kuning; dan
iv. memperingatkan kendaraan lain
dengan isyarat/sinyal dari ranpur, jika
140
memungkinkan dan bila diperlukan gunakan
isyarat tangan.
(13) peraturan keselamatan untuk pengoperasian
penarikan dan pemulihan:
(a) selama proses penarikan, tidak ada personel
yang tinggal di dalam ranpur yang rusak,
pengecualian ketika penarik dengan kabel penarik
dan kinerja pengereman ranpur. Komandan duduk
di tempatnya, lubang/klep komandan tertutup, rem
dengan rem parkir;
(b) selama penarikan atau pemulihan dengan
menggunakan kabel penarik, jarak personel dengan
kabel penarik harus lebih panjang dari panjang
kabel penarik; dan
(c) selama pemulihan, para awak kedua ranpur
duduk di tempat masing-masing, lubang/klep harus
tertutup.
(14) peraturan keselamatan untuk pengoperasian
bongkar amunisi dan pengisian bahan bakar:
(a) dilarang merokok dalam radius (10) m di
sekitar Ranpur yang akan dimuat dengan amunisi
atau bahan bakar dan di sekitar amunisi/bahan
bakar yang akan dimuat;
(b) amunisi tidak boleh dilempar, dipukul atau
dibenturkan;
(d) amunisi yang dipegang/dibawa harus
terkunci di tempatnya;
(e) pemegang amunisi swivelling (pemegang
amunisi dari kubah 20 mm) adalah pegas yang kuat,
saat mengoperasikan mekanisme penguncian,
jangan sentuh area rak amunisi;
(f) selama pengisian bahan bakar. Mesin dan
pemanas harus dimatikan, tombol utama baterai
dibiarkan dalam posisi "1", pengecualian:
i. ketika mengisi bahan bakar dan
setelah mengisi bahan bakar baterai sakelar
harus beralih ke posisi 2;
ii. sistem hidrolik dan sil pneumatik
kubah harus dibebaskan;
141
iii. sistem pemadam dan alarm
kebakaran pada ranpur dan pemadam
kebakaran genggam harus siap untuk
operasi;
iv. pemadam kebakaran genggam harus
siap untuk digunakan dibagian belakang
ranpur, saat mengisi bahan bakar dengan
bahan bakar lain selain bahan bakar diesel (F
54);
v. jangan gunakan benda-benda logam
untuk membuka tutup kotak bahan
bakar/tangki penyimpanan;
vi. mengisi tangki bahan bakar hanya
sampai tepi bawah saluran pengisian;
vii. bahan bakar yang tumpah harus
dikeringkan melalui katup pembuangan di
ruang mesin/power packke dalam wadah
sebelum mesin dihidupkan; dan
viii. setelah pengisian dan pemindahan
bahan bakar, atur sakelar pada belakang
ranpuri extraction kembali keposisi kran yang
tepat.
(15) peraturan keselamatan untuk mengoperasikan
sistem pengendalian kebakaran/fire control sistem:
(a) selama pengoperasian sistem pengendalian
kebakaran (kubah dan/atau laras terkunci), hal-hal
berikut ini harus dipenuhi:
i. operator harus berada di tempatnya;
ii. wilayah di depan dan belakang harus
aman;
iii. perangkat keselamatan di lubang/klep
pengemudi (kopling jika tidak bahan bakar
akan keluar dari nosel dan menyala pada
mesin geser ditutup) harus berfungsi; dan
iv. lubang/klep ranpur harus ditutup dan
dikunci, sekat pelindung geser harus ditutup
dan dikunci.
142
(b) dalam hal gerakan yang tidak terkendali dari
kubah atau senjata sistem, kubah harus dimatikan
melalui tombol darurat. Caranya:
i. tekan tombol pemati darurat;
ii. pindahkan saklar pemilih;
iii. atur tuas "HYDR" ke "OFF";
iv. atur tombol baterai utama ke "0",
mesin mati;
v. pindahkan lubang/klep pengemudi
yang terkunci ke "OPEN"; dan
vi. setelah penutupan darurat, kubah
hanya dapat dioperasikan setelah diadakan
pemeriksaan dan mengidentifikasi
penyebabnya.
(c) cara darurat tersebut dilakukan jika tidak ada
risiko merugikan bagi personel atau materiil;
(d) ketika dioperasikan, para awak berada di
tempatnya sehingga mereka tidak memasuki
lintasan dan cakupan dari sistem senjata:
i. dalam tahap operasi dengan mode
dikunci, kubah dan senjata utama yang
bekerja dari periskop dipeletakan tertinggi
dan kecepatan melintasi;
ii. dalam tahap operasi, senjata utama
bergerak keposisi pemuatan ketika, atau
pada posisi menembak ketika "Safe" atau
"Fire" dikunci, dan posisi pengisian dipulihkan
secara otomatis setelah setiap putaran
ditembakan.
(e) tuas "HYDR" pada panel kontrol harus
dimatikan selama bekerja dalam jangkauan gerak
dari kubah dan senjata utama, terutama:
i. ketika mengisi rak amunisi;
ii. sebelum bekerja pada coaksial MG;
iii. dalam tahap operasi sebelum
mengosongkan kotak casingshell;
143
iv. ketika sistem senjata dioperasikan
pada tahap operasi dan senjata belum dalam
posisi pengisian; dan
v. sebelum naik/keluar ranpur.
(f) setelah tuas pembuka breech block
dioperasikan secara manual, harus dikembalikan
ketempatnya;
(g) dioperasikan secara manual tuas penutupan
breechblock hanya dapat digunakan ketika
dioperasikan secara manual tuas pembuka
breechblock ditempatnya; dan
(h) dalam haltes dengan (pengujian sistem dan
uji lokasi kesalahan), peraturan keselamatan yang
berlaku untuk pengoperasian harus diperhatikan.
(16) peraturan keselamatan selama memasuki air dan
mengarung:
(a) ketika mesin dihidupkan, unit sil hidrolik
dapat diaktifkan jika lubang/klep Danran terbuka
dan pada posisi dikunci;
(b) pada (sistem pemantauan mesin otomatis)
sakelar darurat diaktifkan, mesin tidak mati secara
otomatis ketika lubang/klep Danran ditutup; dan
(c) pada sistem pemantauan mesin otomatis,
menyalakan darurat dan pengoperasion pompa
bahan bakar darurat tombol darurat telah ditekan,
mesin masih dapat dinyalakan bahkan jika sistem
hidrolik telah diaktifkan dan lubang/klep Danran
ditutup.
(17) peraturan keselamatan selama mengemudi
mengarung dalam dan bawah air (tambahan), peraturan
berikut berlaku ketika melalui air:
(a) ranpur dapat digunakan untuk
fording/mengarung ketika tekanan sistem hidrolik
minimal 100 bar dan tekanan pneumatik kubah tidak
berada di bawah 1,5 bar dalam waktu 15 menit;
(b) sebelum fording/mengarung, kubah harus
terkunci pada posisi jam12;
(c) senjata utama dinaikkan pada elevasi
tertinggi;
144
(d) matikan tuas dan pilih pengoperasian;
(e) sekat pelindung sistem senjata harus dilepas;
(f) bagian antara ruang pengemudi dan tempat
penembak harus terbuka, buka pintu geser;
(g) hanya mengemudi dengan ketentuan
sebagai berikut:
i. ketika memasuki air, menjaga putaran
mesin pada putaran 900 rpm;
ii. dalam air, jangan biarkan mesin
menyala di bawah putaran 900 rpm atau di
atas putaran 1.200 rpm; dan
iii. ketika meninggalkan air, hanya
tambah kecepatan ketika bagian ujung depan
keluar dari air.
(h) selama deep fording/mengarung dalam,
pengemudi memakai alat pernapasan, selama
mengemudi di bawah air penembak, dan
pengemudi, semua di tingkat siaga 2;
(i) jika terjadi kebakaran saat melintasi air dan
kerusakan mesin, awak harus menghidupkan alarm
kebakaran dan sistem pemadam kebakaran dan
segera keluar dari ranpur, alat pernapasan harus
dioperasikan terlebih dahulu; dan
(j) jika ranpur mengalami gangguan dalam air
dan tidak dapat dipulihkan, gunakan alat bantu
pernapasan.
(18) peraturan keselamatan selama menggunakan
nubika:
(a) ketika menggunakan sistem nubika,
overpressure/tekanan lebih yang dihasilkan oleh
sistem keselamatan udara nubika harus selalu ada
dalam ruang awak, ketika ranpur stasioner, dalam
switch posisi "1/2", minimal 2 m bar, ketika
mengemudi dan menembak, diposisi sakelar "1",
setidaknya 4 m bar;
(b) jika tekanan turun di bawah angka yang
ditentukan, masker pengaman nubika harus dipakai;
145
(c) selama dekontaminasi (memompa sil
pemantik kubah) indikator pengukur tekanan
berlebih di ruangan menujukan ke 0 m bar karena
alasan teknis meskipun tekanan berlebih di ruangan
sebenarnya dipertahankan, masker pelindung
nubika arus dipakai selama dekontaminasi; dan
(d) setelah tugas nubika, filter sistem nubika
hanya dapat diubah oleh personel nubika
dekontaminasi yang mengenakan pakaian
pelindung nubika.
(19) peraturan keselamatan menggunakan transportasi
laut:
(a) sebelum menggunakan lifting gear, harus
dipastikan bahwa telah dilakukan pemeriksaan
keamanan teknis secara berkala;
(b) bila menggunakan lifting gear, cara
mengangkat untuk perangkat yang dijelaskan harus
diawasi;
(c) lifting gear hanya dapat digunakan pada suhu
lebih dari-40° C;
(d) peraturan dari (peraturan pencegahan
kecelakaan) untuk mengangkat beban harus diikuti
dengan tepat;
(e) bila beban dipindahkan, harus diamankan
dengan garis pengamanan;
(f) berikut ini adalah hal yang harus dihindari:
i. mengangkat beban tiba-tiba;
ii. menggulingkan rantai dengan beban;
iii. menarik melintang/diagonal, memutar,
knotting, menyilangkan rantai;
iv. merusak permukaan pada mata rantai;
dan
v. pemasangan komponen bukan bagian
peralatan katrol pengangkat.
146
(g) kepatuhan terhadap peraturan keselamatan
ini harus diawasi oleh orang yang bertanggung
jawab.
2) Peraturan keselamatan selama kegiatan pemeliharaan dan
proses pelayanan teknis.
a) Ketika sedang melakukan pekerjaan pada ranpur, hanya
dapat menggunakan peralatan elektrik (alat, lampu tangan)
dengan tegangan rendah pelindung 42 V, kecuali perangkat ini
terhubung melalui isolasi transformator, persyaratan ini juga
berlaku untuk bekerja pada dalam situasi di mana terbatas ruang
untuk bergerak.
b) Jangan membuka pipa saluran coolant pada saat suhu
coolant di atas 80° C karena bisa beresiko terbakar.
c) Ketika track skirt dibuka, ujung atas track skirt diangkat ke
atas, dan ujung bawah dijatuhkan ke tanah, hati-hati dapat
mengakibatkan resiko cedera.
d) Sebelum track link terakhir yang meluncur dari atas
sprocket ring gear, pindahkan linggis dan pastikan bahwa tidak
ada yang berada di bawah tempat jatuhnya track.
e) Cairan pada baterai mengandung asam, hati-hati dapat
membakar kulit.
f) Saat melepas kabel baterai, pertama lepaskan kabel positif
(+) dan kemudian kabel negative (-) berbeda dengan kendaraan
bermotor lainnya.
g) Selama bekerja pada sistem listrik ranpur, sakelar tahap
operasional harus diatur pada, dan baterai sakelar harus diatur
pada "0".
h) Ranpur jangan dibersihkan dengan menggunakan bahan
bakar.
e. Tindakan Administrasi. Sebagai akhir suatu kegiatan penggunaan
ranpur M113A1, ranpur anoa dan rantis komodo intai perlu adanya pencatatan
sebagai pertanggungjawaban penggunaan materiil yang digunakan, yaitu
dengan melaksanakan pengisian terhadap buku kendaraan dan buku senjata
yaitu sebagai berikut:
1) pembuatan Buku Laporan Hasil Pemeliharaan;
2) pembuatan Buku Pengisian BBM;
3) pembuatan Buku Inventaris Perlengkapan Ranpur ;
147
4) pembuatan Buku Jam Terbang Pengemudi; dan
5) pembuatan Buku Catatan Kerusakan.
f. Perlindungan.
1) Perlindungan dalam jangka waktu pendek. Kedudukan
perlindungan ranpur ditentukan oleh Danran. Ini dipilih sedemikian rupa,
sesuai hasil PKT/PKM Danran dan merupakan CB terbaik. Digunakan
pada saat menemukan medan-medan kritis, melaksanakan tindakan
taktis secara cepat atau dalam rangka menghadapi hambatan di medan.
Syarat perlindungan dalam jangka waktu pendek antara lain:
a) Usahakan menduduki tempat yang terlindung.
b) Perlindungan dimedan hanya untuk sementara.
c) Mempunyai jalan untuk penghubung.
d) Usahakan hanya bagian hull yang terlihat dari arah depan
dan tersamar.
e) Awak ranpur dapat dengan leluasa mengamati medan
depan.
2) Perlindungan dalam waktu lama. Kedudukan perlindungan
ranpur ditentukan oleh Danton. Ini dipilih sedemikian rupa, sehingga
sebagian besar atau setidak-tidaknya bagian yang terpenting dari petak
tembakan dapat dikuasai. Digunakan dalam rangka melaksanakan
pertahanan, memperkuat medan yang telah diduduki atau dalam rangka
melaksanakan kegiatan manuver taktis. Syarat perlindungan dalam
jangka waktu lama antara lain:
a) ranpur menduduki tempat yang terlindung baik dari sisi
kanan, kiri, depan dan belakang;
b) perlindungan dipersiapkan secara matang (dapat dibantu
dengan alat berat dari Zipur);
148
c) mempunyai jalan untuk penghubung;
d) ranpur harus tersamar dengan baik; dan
e) awak ranpur dapat dengan leluasa mengamati medan
depan.
SALAH
BENAR
15. Teknis Formasi.
a. Formasi Awak Ranpur Tingkat Regu di Luar Ranpur.
1) Formasi berbanjar kanan kendaraan. Formasi berbanjar kanan
kendaraan digunakan untuk:
a) bergerak lambat, medan tertutup dan diperkirakan musuh
mengerahkan pemburu ranpur;
b) lambung kiri ranpur tersandar oleh pasukan kawan atau
medan;
c) menghendaki pengawasan dan keamanan ranpur
maksimal ke arah lambung kanan; dan
149
d) melalui defile di kanan jalan.
A 3 A. Tamudi ranpur
4 B. Tabak ranpur
9 B 10 2
1 1. Danru sbg Danran
8 5 2. Danpokpan-1
7 14 6 3. Tabakpan-1/1
63 7 4. Tabakpan-2/1
52 8 5. Danpokpan-2
9 6. Tabakpan-1/2
10 7. Tabakpan-2/2
8. Tabak SO
9. Taban SO
10. Wadanru
Gambar Formasi Berbanjar Kanan Kendaraan
2) Formasi berbanjar kiri kendaraan. Digunakan untuk:
a) bergerak lambat, medan tertutup dan diperkirakan musuh
mengerahkan pemburu ranpur;
b) lambung kanan ranpur tersandar oleh pasukan kawan
atau medan;
c) pengawasan dan keamanan ranpur maksimal ke arah
lambung kiri; dan
d) melalui defile di kiri jalan.
3 A. Tamudi ranpur
4
B. Tabak ranpur
2A 1. Danru sbg Danran
1 2. Danpokpan-1
3. Tabakpan-1/1
5 9 B 10 4. Tabakpan-2/1
6 8 14 5. Danpokpan-2
7 7 6. Tabakpan-1/2
7. Tabakpan-2/2
8 6 3 8. Tabak SO
2 9. Taban SO
9 5 10. Wadanru
10
Gambar Formasi Berbanjar Kiri Kendaraan
150
3) Formasi berbanjar kanan kiri kendaraan. Digunakan untuk:
a) Bergerak melalui jalan yang sempit dan medan tertutup.
b) Ranpur tidak dapat berjalan cepat.
c) Menghendaki pengawasan ke kiri dan ke kanan maksimal.
d) Melalui daerah bangunan dan melalui defile di kanan kiri
jalan.
6 3 A. Tamudi ranpur
3 B. Tabak ranpur
A 1. Danru sbg Danran
2. Danpokpan-1
7 9 B 10 4 3. Tabakpan-1/1
4. Tabakpan-2/1
8 5. Danpokpan-2
7 14 6. Tabakpan-1/2
56 32 7. Tabakpan-2/2
8. Tabak SO
52 9. Taban SO
10. Wadanru
10 1
89
Gambar Formasi Berbanjar Kanan Kiri Kendaraan
4) Formasi bersyaf kanan depan kendaraan. Digunakan untuk:
a) Menyerbu sasaran yang letaknya di kanan depan Ranpur
b) Ranpur tidak memungkinkan mendekati sasaran
c) Melaksanakan pembersihan sasaran yang telah
dihancurkan dengan sasaran kanan depan Ranpur.
A 10 9 8 7 6 5 1 4 3 2
9 B 10 1. Danru sbg Danran 6. Tabakpan-1/2
8 2. Danpokpan-1 7. Tabakpan-2/2
7 14
63 3. Tabakpan-1/1 8. Tabak SO
52
4. Tabakpan-2/1 9. Taban SO
5. Danpokpan-2 10. Wadanru
A. Tamudi ranpur
B. Tabak ranpur
Gambar Formasi Bersyaf Kanan Depan Kendaraan
151
5) Formasi bersyaf kiri depan kendaraan. Digunakan untuk:
a) Menyerbu sasaran yang letaknya di kiri depan Ranpur.
b) Ranpur tidak memungkinkan mendekati sasaran.
c) Melaksanakan pembersihan sasaran yang telah
dihancurkan letaknya di kiri depan Ranpur.
2 3 4 1 5 6 7 8 9 10
1. Danru sbg Danran A
2. Danpokpan-1
3. Tabakpan-1/1 9 B 10
4. Tabakpan-2/1
5. Danpokpan-2 8
6. Tabakpan-1/2 7 14
7. Tabakpan-2/2 63
8. Tabak SO
9. Taban SO 52
10. Wadanru
A. Tamudi ranpur
B. Tabak ranpur
Gambar Formasi Bersyaf Kiri Depan Kendaraan
6) Formasi bersyaf depan kendaraan. Digunakan untuk:
a) akan menyerbu sasaran/kedudukan musuh yang terletak di
depan Ranpur, Regu Senapan Danran dapat mendekati sasaran
secara bersamaan.
b) dikehendaki daya tembak ke depan maksimal untuk
memperbesar daya tembak ke sasaran.
c) melaksanakan pembersihan sasaran yang telah
dihancurkan.
7 6 5 10 1 432 1. Danru sbg Danran
A 89 2. Danpokpan-1
9 B 10 3. Tabakpan-1/1
4. Tabakpan-2/1
8
7 14 5. Danpokpan-2
63
52 6. Tabakpan-1/2
7. Tabakpan-2/2
8. Tabak SO
9. Taban SO
10. Wadanru
Gambar Formasi Paruh Lembing/Pasak
152
7) Formasi paruh lembing/pasak. Digunakan untuk:
a) melaksanakan penerobosan dan memecah kekuatan
musuh;
b) menghendaki pengawasan ke depan dan lambung kanan
kiri maksimal; dan
c) pembersihan sasaran dengan medan kanan kiri tidak
dapat dilewati ranpur dan pengawasan ke depan serta lambung
kanan kiri maksimal.
1 A 1 1. Danru sbg Danran
0 4 2. Danpokpan-1
5 9 B 10 3 3. Tabakpan-1/1
4. Tabakpan-2/1
6 8 89 2 5. Danpokpan-2
7 14 6. Tabakpan-1/2
7 63 7. Tabakpan-2/2
52 8. Tabak SO
9. Taban SO
10. Wadanru
A. Tamudi ranpur
B. Tabak ranpur
Gambar Formasi Bersyaf Depan Kendaraan
8) Formasi belah ketupat. Digunakan untuk:
a) pengamanan keliling ranpur; dan
b) melewati medan semi terbuka dengan kedudukan lawan
yang belum diketahui.
5 A 1 1. Danru sbg Danran
6 2 2. Danpokpan-1
3. Tabakpan-1/1
7 9 B 10 3 4. Tabakpan-2/1
10 5. Danpokpan-2
8 4 6. Tabakpan-1/2
8 7 14 7. Tabakpan-2/2
8. Tabak SO
6 3 9 9. Taban SO
5 2 10. Wadanru
A. Tamudi ranpur
B. Tabak ranpur
Gambar Formasi Belah Ketupat