153
9) Aba-aba yang digunakan untuk pembentukan formasi adalah:
DANTIM ANGGOTA TIM
- Tim siap aksi - Tim siap aksi
- Arah depan - Arah depan
- Berbanjar kanan kendaraan - Berbanjar kanan kendaraan
(Sesuai formasi yang akan dibentuk)
PENGEMUDI
DANRANPUR - Henti
- Pengemudi henti
ANGGOTA TIM
DANTIM
-Turun
- Tim turun
b. Formasi Tingkat Peleton. Formasi tingkat peleton merupakan
kemampuan bertempur dasar yang dimiliki prajurit Infanteri bidang
pengetahuan dan keterampilan teknik bertempur dasar di tingkat peleton yang
meliputi formasi dasar Peleton, formasi Peleton dalam gerakan, teknik
mengatasi hambatan/rintangan, teknik kontak, teknik serbuan/pembersihan,
teknik serangan, teknik pertahanan, teknik pemindahan ke belakang dan teknik
pengamanan.
1) Formasi dasar Peleton dalam keadaan ranpur berhenti.
a) Berbanjar kanan kendaraan. Posisi Danton, Danran, Baton
dan Dantim berada di dalam ranpur sedangkan anggota yang lain
berada di luar samping kanan kendaraan.
Danran
Danton
Baton
Dan Tim
154
b) Berbanjar kiri kendaraan. Posisi Danton, Danran, Baton
dan Dantim berada di dalam ranpur sedangkan anggota yang lain
berada di luar samping kiri kendaraan.
Danran
Danton
Baton
Dantim
c) Berbanjar kanan kiri kendaraan. Posisi Danton, Danran,
Baton dan Dantim berada di dalam ranpur sedangkan anggota
yang lain berada di luar samping kanan dan kiri kendaraan.
Danran
Danton
Baton
Dantim
155
d) Bersyaf. Posisi Danton, Danran, Baton dan Dantim
berada di dalam ranpur sedangkan anggota yang lain berada di
luar bersyaf di depan kendaraan.
Danran Danton Baton
Dantim
e) Paruh lembing/Pasak. Posisi Danton, Danran, Baton
dan Dantim berada di dalam ranpur sedangkan anggota yang lain
berada di luar membentuk formasi paruh lembing/pasak.
Danton
Danran Dantim
Baton
156
f) Serong kanan. Posisi Danton, Danran, Baton dan Dantim
berada di dalam ranpur sedangkan anggota yang lain berada di
luar membentuk formasi serong kanan.
Danran
Danton
Dantim Baton
g) Serong kiri. Posisi Danton, Danran, Baton dan Dantim
berada di dalam ranpur sedangkan anggota yang lain berada di
luar membentuk formasi serong kiri.
Danran
Danton
Baton Dantim
157
2) Formasi dasar Peleton dalam keadaan ranpur bergerak/berjalan.
a) Berbanjar.
Danran
Danton
Baton
Dantim
b) Bersyaf.
Danran Danton Baton
Dantim
c) Paruh lembing/pasak.
Danran Danton Baton
Dantim
158
d) Serong kanan.
Danran
Danton
Dantim Baton
e) Serong kiri.
Baton
Danton
Danran Dantim
c. Formasi tingkat Kompi. Pada dasarnya sama dengan yang dilakukan
pada tingkat Peleton karena di dalam menghadapi hambatan/rintangan
dilakukan oleh Peleton, adapun yang membedakannya hanya didalam gerakan
dan formasi tempur.
1) Formasi berbanjar.
...
TON 1
...
TON 2
...KOKI KOKI
TON 3
159
Catatan: Posisi Koki (Danki) bersifat fleksibel (mampu
menempatkan diri dimana dapat meninjau, mengawasi dan
mengendalikan Kompi). Masing-masing Peleton formasi
berbanjar.
2) Bersyaf.
TON 1 TON 2
... ...
KOKI
T.O.N.3
Catatan: Masing-masing Peleton formasi bersyaf.
2) Paruh lembing/pasak.
TON
11.1..
T.O.N.3 KOKI TON 2
KOKI
...
Catatan:
- Peleton 1 membentuk formasi paruh lembing/ pasak.
- Peleton 2 membentuk formasi serong kanan.
160
- Peleton 3 membentuk formasi serong kiri.
16. Teknik Gerak Ranpur. Teknik gerak ranpur merupakan latihan perorangan
bersifat teknis yang diselenggarakan dalam rangka memberikan, memelihara dan
meningkatkan profesionalitas awak kendaraan tempur serta sekaligus meningkatkan
kemampuan awak kendaraan tempur untuk melaksanakan kerja sama dalam
hubungan taktis pada saat bergerak menggunakan kendaraan tempur.
a. Gerak Serentak. Gerakan ini dilaksanakan secara bersama-sama
digunakan sebagai formasi dasar sebelum melaksanakan formasi berikutnya,
mengutamakan kecepatan gerakan sebelum kontak dengan musuh, untuk
pemindahan pasukan.
b. Gerak Ulat Kilan. Gerakan ini dapat dilakukan oleh 2 (dua) ranpur
terdepan saja, antar Regu dan antar ranpur. Penggunaannya tergantung dari
faktor kecepatan gerakan dan faktor hambatan musuh. Umumnya dilaksanakan
pada saat hambatan musuh ringan, dikehendaki tingkat kewaspadaan dan
ketelitian yang tinggi akibat kedudukan musuh yang tidak jelas.
1) Gerak ulat kilan antar ranpur. 2
4
31
161 1
2) Gerakan ulat kilan antar regu.
2
2 1
3) Gerakan ulat kilan dua ranpur terdepan.
2
1
c. Gerak Lompat Katak. Gerakan ini dilaksanakan untuk
memanfaatkan lindung tinjau dan lindung tembak yang tersedia. Ranpur yang
menduduki kedudukan memberikan perlindungan terhadap Ranpur yang
sedang bergerak menduduki tempat yang baru. Gerakan pada saat melalui
tikungan terbuka dan lebar, kedudukan musuh sudah diketahui dan tersebar,
untuk menyusun formasi serbuan, medan tidak memungkinkan menyusun
formasi bersyaf, melindungi gerakan pasukan berjalan kaki. Gerakan dapat
dilakukan dengan cara:
1) Gerakan lompat katak antar ranpur.
3
1
2
4
162 2
2) Gerakan lompat katak antar seksi.
2
1
1
3) Gerakan Lompat Katak dua ranpur di depan.
1
1
17. Teknik Mengatasi Rintangan.
a. Pengertian. Teknik mengatasi rintangan selama gerakan merupakan
suatu usaha kegiatan untuk menjamin keamanan dalam gerakan terhadap
adanya rintangan yang ditimbulkan oleh kegiatan musuh atau medan.
b. Macam-Macam Teknik Mengatasi Rintangan Selama Gerakan:
1) teknik pemeriksaan medan defile;
2) teknik pemeriksaan sudut mati/tikungan tertutup;
3) teknik pemeriksaan kampung/daerah bangunan/kota;
4) teknik pemeriksaan jembatan;
5) teknik pemeriksaan lapangan ranjau;
6) teknik penyeberangan sungai; dan
7) teknik pemeriksaan melintasi persimpangan jalan.
163
c. Dril Teknik Mengatasi Rintangan Selama Gerakan. Ketentuan
anggota tim pendukung selama gerakan berada di dalam ranpur, masing-
masing anggota tim siap siaga sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya,
turun ranpur atas perintah.
1) Pelaksanaan.
a) Pemeriksaan medan defile. Apabila didalam satu gerakan
terdapat medan defile yang mencurigakan, hentikan Ranpur pada
posisi terlindung. Dantim memerintahkan tim pendukung turun
dari kendaraan dengan formasi menyesuaikan medan, Dantim
memberikan aba-aba turun ranpur:
DANTIM ANGGOTA TIM PENDUKUNG
-Tim siap pemeriksaan medan
-Tim siap pemeriksaan medan defile defile
(Sesuaikan dengan tugas yang akan
dilaksanakan) - Arah depan
- Arah depan -Berbanjar kanan kiri kendaraan
-Berbanjar kanan kiri kendaraan (Formasi
sesuai medan) PENGEMUDI
- Henti
DANRANPUR
TIM PENDUKUNG
- Pengemudi henti - Turun
DANTIM
- Turun
(1) Danranpur memerintahkan penembak senjata
Ranpur mengarahkan senjatanya ke medan-medan kritik
terutama kemungkinan adanya penembak sniper maupun
SLT.
(2) Dantim melaksanakan PKT/PKM dan menentukan
CB. Dantim memanggil Danranpur dan membagi tugas,
tim-B memeriksa defile sebelah kiri, tim-A memeriksa defile
sebelah kanan.
(3) Tim-A dan tim-B segera menduduki tepi dekat
secara bergantian dan saling melindungi, atas perintah
Dantim secara serentak tim pendukung bergerak melalui
medan defile secara berturut-turut dengan bergerak
secara taktis sampai di tepi jauh.
(4) Ranpur mengikuti gerakan dengan senjata Ranpur
siap melindungi tim pendukung, di tepi jauh tim pendukung
naik Ranpur dan melanjutkan gerakan. Tanpa
menurunkan tim pendukung. Apabila menghadapi medan
defile adakan pengintaian untuk mempelajari bentuk,
tingginya dan panjangnya defile serta meninjau kondisi
medan berbelok-belok atau tertutup, hal ini sangat
berpengaruh terhadap gerakan ranpur.
164
(5) Adapun pelaksanaannya adalah Dantim
mengadakan pengintaian terhadap tepi dekat untuk
mendapatkan penilaian taktis, bergerak cepat duduki tepi
dekat defile, tempatkan Ranpur pada kedudukan lindung
tembak, adakan pengintaian sejauh-jauhnya terhadap
keadaan jalan, lorong defile dan situasi kanan kiri jalan dan
menentukan kedudukan Ranpur berikutnya, kemudian
segera bergerak cepat ke kedudukan Ranpur yang telah
ditentukan, pada saat mengintai di tepi dekat dan
seterusnya dilakukan gerakan dengan loncat urut atau
loncat ganti dilaksanakan sampai dengan tepi jauh medan
defile serta tidak perlu berhenti di tepi jauh.
5
6
7
8
Tim-B 5
6 1
7
8 2
3
4
Keterangan : 1
2
3
Tim-A 4
Gambar Teknik Pemeriksaan Medan Defile
: Gerakan tim pendukung.
: Tepi dekat dan tepi jauh.
: Gerakan Ranpur .
: Kedudukan awal Ranpur .
: Kedudukan Ranpur yang direncanakan.
: Kedudukan tim pendukung setelah turun Ranpur (di tepi dekat).
: Kedudukan tim pendukung setelah pemeriksaan defile (di tepi
jauh).
b) Pemeriksaan sudut mati/tikungan tertutup. Dantim
menghentikan Ranpur pada kedudukan terlindung, selanjutnya
memerintahkan tim pendukung turun Ranpur dengan membentuk
165
formasi sesuai keadaan medan, Dantim memberikan aba-aba
turun ranpur.
DANTIM ANGGOTA TIM PENDUKUNG
- Tim siap pemeriksaan sudut mati. (Sesuaikan - Tim siap pemeriksaan sudut
dengan tugas yang akan dilaksanakan)
- Arah depan. mati.
- Berbanjar kanan kiri kendaraan. (Formasi
sesuai medan) - Arah depan.
DANRANPUR -Berbanjar kanan kiri
- Pengemudi henti kendaraan.
DANTIM PENGEMUDI
- Turun. - Henti
TIM PENDUKUNG
- Turun.
(1) Danranpur memerintahkan penembak senjata
ranpur mengarahkan senjatanya ke medan-medan kritik.
Dantim melaksanakan PKT/PKM dan menentukan CB.
(2) Dantim memanggil Danranpur, Dantim membagi
tugas, tim-A sebagai pemeriksa sudut sebelah kanan, tim-
B sebagai pemeriksa sudut sebelah kiri.
(3) Tim pendukung segera menduduki tepi dekat
secara bergantian dan saling melindungi, atas perintah
Dantim salah satu tim segera menduduki punggung
jalan/sudut yang lebih tinggi terlebih dahulu, tim berikutnya
segera merapat di tikungan bagian dalam/sudut yang lebih
rendah. Demikian seterusnya dilaksanakan dengan teknik
berloncatan dan saling melindungi sampai di tepi jauh.
(4) Ranpur mengikuti gerakan dari belakang, penembak
senjata ranpur melindungi dari atas ranpur. Di tepi jauh tim
pendukung naik ranpur dan melanjutkan gerakan
65 5
87 6
Tim-B 5 7
6 8
7
8 4 32 1
12 3 1
4 2
3
4
Tim-A
Gambar Teknik Pemeriksaan Sudut Mati
166
c) Teknik pemeriksaan kampung, daerah bangunan/kota.
Dantim menghentikan ranpur pada kedudukan terlindung, Dantim
memerintahkan tim pendukung turun ranpur dengan formasi
sesuai keadaan medan. Dantim memberikan aba-aba, tim
pendukung turun ranpur.
DANTIM ANGGOTA TIM PENDUKUNG
- Tim siap pemeriksaan kampung
(Sesuaikan dengan tugas yang akan -Tim siap pemeriksaan
dilaksanakan) kampung
- Arah depan
-Berbanjar kanan kiri kendaraan (Formasi - Arah depan
sesuai medan)
-Berbanjar kanan kiri
DANRANPUR
- Pengemudi henti kendaraan
DANTIM PENGEMUDI
- Turun
- Henti
TIM PENDUKUNG
- Turun
(1) Danranpur memerintahkan penembak senjata
ranpur mengarahkan senjatanya ke medan-medan kritik.
Dantim diikuti Tabanmonrad melaksanakan PKT/PKM dan
menentukan CB. Panggil Danranpur melalui
Tabanmonrad.
(2) Dantim membagi tugas, tim-B memeriksa kampung
sebelah kiri dan tim-A memeriksa kampung sebelah
kanan. Tim-A dan tim-B segera menduduki tepi dekat
kampung secara bergantian dan saling melindungi. Atas
perintah Dantim, secara serentak tim pendukung segera
bergerak melintasi perkampungan dengan teknik gerakan
taktis dan saling melindungi sampai di tepi jauh. Bila ada
gedung yang dicurigai sebagai tempat musuh maka
melaksanakan pembersihan, selanjutnya ranpur mengikuti
gerakan.
(3) penembak senjata ranpur melindungi dari atas
ranpur terutama kemungkinan arah tembakan sniper. Di
tepi jauh tim pendukung naik ranpur dan melanjutkan
gerakan tim pendukung di dalam ranpur.
(4) Dantim menghentikan ranpur pada kedudukan
terlindung, adakan pengintaian untuk mempelajari bentuk
dan panjangnya kampung, bila perlu adakan tembakan
pancingan, segera duduki tepi dekat kampung serta
tempatkan ranpur pada kedudukan lindung tembak.
(5) Adakan penilaian taktis dan segera bergerak
menuju kedudukan ranpur yang telah ditentukan,
selanjutnya bergerak dengan teknik loncat urut dan loncat
167
ganti melintasi kampung dan kegiatan tersebut
dilaksanakan sampai dengan tepi jauh kampung serta
tidak perlu berhenti di tepi jauh.
Tim-B 5 56
76 5 6 7
8 7 8
8 1
2
1 3
2 4
3 Tepi jauh
1 4
2
3 Tepi dekat
4
Tim-A
Gambar Teknik Pemeriksaan Kampung, Daerah Bangunan/Kota
d) Teknik pemeriksaan jembatan. Hentikan ranpur sedekat
mungkin dengan jembatan dan terlindung dari tembakan,
selanjutnya adakan penilaian taktis terhadap medan-medan kritik
sekitar jembatan. Turunkan tim pendukung dengan formasi
sesuai medan, Dantim memberikan aba-aba, tim pendukung
turun ranpur.
DAN TIM ANGGOTA TIM PENDUKUNG
- Tim siap pemeriksaan jembatan -Tim siap pemeriksaan
(Sesuaikan dengan tugas yang akan dilaksanakan)
- Arah depan. jembatan.
- Berbanjar kanan kiri kendaraan. (Formasi sesuai
medan) - Arah depan.
DANRANPUR -Berbanjar kanan kiri
- Pengemudi henti. kendaraan.
DAN TIM PENGEMUDI
- Turun. - Henti.
TIM PENDUKUNG
- Turun.
(1) Danranpur memerintahkan penembak senjata
ranpur mengarahkan senjatanya ke medan-medan kritik,
Dantim melaksanakan PKT/PKM dan menentukan CB.
Panggil Danranpur selanjutnya Dantim membagi tugas,
tim-B sebagai pengaman /pelindung dan tim-A sebagai
pemeriksa jembatan. Tim-B dipimpin Danranpur segera
menuju kedudukan yang telah ditentukan, setelah siap beri
tanda.
168
(2) Tim-A sebagai pemeriksa dipimpin Dantim
mendekati jembatan dan membagi tugas sebagai
pemeriksa (periksa kondisi jembatan dan ada atau
tidaknya ranjau/bahan peledak pada kanan atas, kanan
bawah, kiri atas dan kiri bawah jembatan), atas perintah
Dantim, tim-A segera menduduki tepi dekat jembatan dan
melaksanakan pemeriksaan sesuai pembagian tugas
masing-masing,
(3) sampai di tepi jauh jembatan, anggota yang
melaksanakan pemeriksaan melaporkan kepada Dantim
tentang hasil pemeriksaannya, selanjutnya menduduki tepi
jauh untuk melaksanakan pengamanan.
(4) Dantim memberi tanda visual kepada Danranpur
segera menduduki tepi jauh dengan melintasi jembatan.
Tim-B segera bergerak melintasi jembatan menduduki tepi
jauh selanjutnya Dantim melaporkan kepada Danton
bahwa kondisi jembatan aman, setelah peleton melintasi
jembatan dan Ranpur AP mendekat, tim pendukung naik
kendaraan melanjutkan gerakan.
Tim-B 5
6
7
8
1
Tim-A 2
3
4
Gambar Teknik Pemeriksaan Jembatan
e) Teknik Pemeriksaan Lapangan Ranjau. Hentikan Ranpur
pada kedudukan terlindung. Turunkan tim pendukung dengan
formasi sesuai medan. Dantim memberikan aba-aba, tim
pendukung turun Ranpur.
DANTIM ANGGOTA TIM PENDUKUNG
-Tim siap pemeriksaan lapangan
- Tim siap pemeriksaan lapangan ranjau. ranjau.
(Sesuaikan dengan tugas yang akan
dilaksanakan) - Arah depan.
- Arah depan. -Berbanjar kanan kiri kendaraan.
- Berbanjar kanan kiri kendaraan.
(Formasi sesuai medan)
169
DANRANPUR PENGEMUDI
- Pengemudi henti. - Henti.
DANTIM TIM PENDUKUNG
- Turun. - Turun.
(1) Danranpur memerintahkan penembak senjata
Ranpur mengarahkan senjatanya ke medan-medan kritik.
Dantim melaksanakan PKT/PKM pada kedudukan yang
terlindung dan menentukan CB.
(2) Panggil Danranpur melalui Tabanmonrad dan
Dantim membagi tugas, tim-B sebagai
pengaman/pelindung dan tim-A sebagai pemeriksa
lapangan ranjau, Danranpur segera membawa tim-B
menuju kedudukan yang telah ditentukan, bila sudah siap
beri tanda. Dantim menunjuk 2 orang anggota sebagai
pemeriksa lapangan ranjau (Taban Munisi dibantu anggota
lain).
(3) Anggota yang ditunjuk menanggalkan semua alat
perlengkapannya yang berlogam dan disimpan di dalam
Ranpur. Siapkan alat tusuk dari kayu, tali dan bendera
serta lengan baju digulung/dilipat, pemeriksa pertama
segera mengambil posisi tiarap dan pegang alat tusuk
seperti memegang pensil, tusuk tanah perlahan-lahan
setiap 5 cm dengan sudut 45o.
(4) Jarak antara pemeriksa yang satu dan pemeriksa
lainnya + 10 m, hentikan tusukan bila terasa menyentuh
benda keras kemudian bersihkan dan gali tanah di sekitar
benda tersebut pelan-pelan, setelah benda tadi terlihat
jelas jenis ranjaunya, segera laporan, beri tanda ranjau
yang ditemukan dengan sebuah patok setelah selesai tim-
A menduduki tepi jauh diikuti tim-B mengamankan tepi
jauh lapangan ranjau.
(5) Ranpur maju melalui lorong yang telah diperiksa
dengan dituntun oleh Dantim naik ranpur atas perintah.
56 56 7 8
7
Tim-B 8
12 34
12 3
Tim-A 4
Gambar Teknik Pemeriksaan Lapangan Ranjau
170
f) Teknik penyeberangan sungai. Hentikan ranpur pada
posisi terlindung, turunkan tim pendukung dengan formasi sesuai
medan, Dantim memberikan aba-aba, tim pendukung turun
ranpur.
DANTIM ANGGOTA TIM PENDUKUNG
-Tim siap penyebrangan sungai.
- Tim siap penyebrangan sungai.
(sesuaikan dengan tugas yang akan -Arah depan.
dilaksanakan) -Berbanjar kanan kiri kendaraan.
- Arah depan.
-Berbanjar kanan kiri kendaraan. (formasi -Henti PENGEMUDI
sesuai medan) -Turun. TIM PENDUKUNG
DANRANPUR
- Pengemudi henti.
DANTIM
- Turun.
(1) Danranpur memerintahkan penembak senjata
ranpur mengarahkan senjatanya ke medan-medan kritik.
Dantim diikuti Tabanmonrad melaksanakan PKT/PKM dan
menentukan CB.
(2) Panggil Wadantim melalui Tabanmonrad
selanjutnya Dantim membagi tugas, tim-B sebagai
pengaman/pelindung dan tim-A memeriksa tempat
penyeberangan. Danranpur segera membawa tim-B
menuju kedudukan yang telah ditentukan, bila sudah siap
beri tanda, atas perintah Dantim,
(3) tim-A segera menduduki tepi dekat tempat
penyeberangan dan memasang patok tanda kelebaran
ditepi dekat selanjutnya, tim-A melaksanakan pemeriksaan
sambil membawa 2 buah patok untuk dipasang di tepi jauh
dengan turun ke air berpegangan tangan, senjata
disandang, patok dibawa orang paling kiri dan orang paling
kanan sampai dengan tepi jauh. Pasang patok-patok
sebagai tanda kelebaran ditepi jauh. Tim pemeriksa
mengambil kedudukan di tepi jauh tempat penyeberangan,
Dantim memberi tanda visual kepada
(4) Danranpur untuk menduduki tepi jauh. Ranpur
melintasi tempat penyeberangan dituntun Dantim. Naik
ranpur atas perintah Dantim.
171
Tim-B 5
6
7
8
Tim-A 1
2
3
4
Gambar Teknik Penyeberangan Sungai
g) Teknik melintasi persimpangan jalan. Hentikan ranpur
pada posisi terlindung turunkan tim pendukung dengan formasi
sesuai medan, Dantim memberikan aba-aba, tim pendukung
turun ranpur.
DANTIM ANGGOTA TIM PENDUKUNG
- Tim siap pemeriksaan melintasi
- Tim siap pemeriksaan melintasi persimpangan jalan.
persimpangan jalan.(sesuaikan dengan
tugas yang akan dilaksanakan) - Arah depan.
- Arah depan. - Bersyaf depan kendaraan.
-Bersyaf depan kendaraan. (formasi
sesuai medan) PENGEMUDI
-Henti
DANRANPUR
TIM PENDUKUNG
- Pengemudi henti. - Turun.
DANTIM
- Turun.
(1) Dantim melaksanakan PKT/PKM, Dantim
memerintahkan Tabanmonrad untuk memanggil
Danranpur dan membagi tugas, tim-A memeriksa
persimpangan dari sebelah kanan dan tim-B memeriksa
persimpangan dari sebelah kiri tim-A dan tim-B segera
menduduki tepi dekat secara bergantian dan saling
melindungi, atas perintah Dantim,
(2) Tim-A dan tim-B bergerak mendekati persimpangan
jalan secara bergantian dan saling melindungi, laksanakan
pengintaian/pengamatan sebelum melintasi persimpangan
jalan dan medan-medan yang menguasai persimpangan
jalan, tim-A dan tim-B segera menduduki tepi jauh, selama
gerakan ranpur mengikuti dari belakang, penembak
senjata ranpur mengamankan dari atas ranpur.
172
Tim-B
Tim-A
Gambar Teknik Melintasi Persimpangan Jalan
18. Teknik Pembersihan Sasaran.
a. Tim Pendukung Diturunkan Jauh Dari Sasaran.
1) Dantim setelah menerima perintah pembersihan melaksanakan
PKT/PKM dari kedudukan terlindung, Dantim memanggil Danran dan
memberi tugas, di bawah lindungan tembakan senjata Ranpur, tim
pendukung melaksanakan pelambungan melalui jalan pendekat yang
terlindung sampai mendekati sasaran.
2) Sampai di jarak serbuan, Dantim memerintahkan Danran untuk
mengalihkan tembakan tim pendukung lempar granat dan
melaksanakan pembersihan dengan tembakan terbidik, hancurkan
setiap lawan yang terlihat dengan tembakan dan perkelahian jarak
dekat, setelah lawan dihancurkan laksanakan konsolidasi naik ranpur
atas perintah Dantim.
SAS
Gambar Teknik Pembersihan Dengan Cara Pelambungan
(Pendukung Diturunkan Jauh Dari Sasaran)
173
b. Tim Pendukung Diturunkan Dekat Sasaran.
1) Dantim menghentikan dan menempatkan ranpur pada
kedudukan terlindung, laksanakan PKT/PKM kemudian panggil
Wadanru membagi tugas dan merapat ke sasaran, turunkan tim
pendukung dengan formasi sesuai medan, laksanakan gerakan dengan
cepat menuju sasaran tanpa meninggalkan kewaspadaan;
2) tim pendukung lempar granat dan laksanakan pembersihan
dengan tembakan terbidik, setelah sasaran dihancurkan, adakan
konsolidasi, lapor Danton naik ranpur atas perintah Dantim.
`
SAS
SAS
Gambar Teknik Pembersihan Pendukung Diturunkan Dekat Sasaran
c. Tim Pendukung Diturunkan Bersama Ranpur Menggilas Sasaran.
1) Dengan pertimbangan sasaran sudah ditembaki dengan senjata
ranpur, rute ke sasaran terlindung dari tembakan lawan, medan
memungkinkan ranpur untuk menggilas sasaran;
2) tim pendukung diturunkan di tepi dekat sasaran, bergerak
bersama-sama ranpur, hancurkan sasaran dengan tembakan
senapan/granat tangan dan perkelahian jarak dekat,setelah sasaran
dikuasai laksanakan konsolidasi, naik ranpur atas perintah.
SAS
Gambar Teknik Pembersihan Pendukung Bersama Ranpur Menggilas Sasaran
174
BAB IV
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN
TAKTIS INFANTERI MEKANIS
19. Serangan. Serangan adalah operasi dengan mengerahkan penggunaan
kekuatan satuan Infanteri Mekanis, meliputi daya tembak dan daya gerak secara
tepat untuk merebut sasaran-sasaran penting yang dipertahankan dan dikuasai
musuh di wilayah Republik Indonesia. Serangan bertujuan untuk mengembangkan
keadaan yang menguntungkan sehingga dapat menghancurkan kekuatan dan
kemauan bertempur musuh. Serangan dilakukan satuan Infanteri Mekanis bila
perbandingan daya tempur relatif pasukan sendiri lebih unggul dibandingkan pasukan
musuh. Penggunaan satuan Infanteri Mekanis harus diperhitungkan efisiensi dan
efektivitasnya terhadap penggunaan medan tertentu.
a. Tujuan Serangan.
1) Mengalihkan perhatian lawan dari daerah lain yang menentukan.
2) Mengembangkan keadaan yang menguntungkan dipihak kita.
3) Menghancurkan kekuatan lawan di daerah yang telah
dipersiapkan.
4) Merebut suatu daerah atau medan penting untuk keperluan taktis.
b. Dasar-Dasar Serangan.
1) Pasukan penyerang disusun secara mendalam, dengan tujuan
untuk:
a) memelihara gerak maju dan momentum serangan
sehingga musuh terus-menerus mendapatkan tekanan pada
kedudukannya;
b) menghadapi keadaan yang tak terduga;
c) memungkinkan pembersihan terhadap sisa-sisa
perlawanan musuh yang telah dilalui oleh pasukan penyerang
depan; dan
d) memperbesar hasil yang dicapai.
2) Garis Awal harus berada ditangan sendiri dan dalam keadaan
aman dan terlindung. Komandan menentukan garis awal berdasarkan
perhitungan taktis sebagai berikut:
a) memungkinkan untuk mengembangkan formasi tempur
pasukannya tanpa adanya gangguan musuh;
175
b) garis awal sedekat mungkin dengan sasaran; dan
c) bebas dari rintangan-rintangan yang dapat menghambat
gerakan awal pasukan penyerang.
3) Selama serangan, setiap sasaran harus dapat ditembaki setiap
saat secara tertinjau oleh senjata bantuan. Manuver dan tembakan
dalam pelaksanaan serangan keduanya tidak dapat dipisahkan karena
saling mendukung, sehingga setiap tembakan senjata bantuan harus
dapat ditinjau dan dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh satuan
manuver dalam merebut sasaran.
4) Pasukan penyerang merapat di belakang hasil tembakan senjata
bantuan. Tembakan senjata bantuan dapat menimbulkan efek negatif
bagi musuh, sebab dengan tembakan secara terus menerus dapat
menurunkan moril musuh dan memaksa mereka untuk tetap pada
kedudukannya tanpa dapat memberikan perlawanan.
5) Senjata bantuan secepat mungkin berpindah kedudukan. Agar
tembakan dari senjata bantuan dapat berhasil dengan efektif maka
pindah kedudukan secara cepat sangat diperlukan, karena pencapaian
jarak tembakan menjadi lebih efektif dan berdaya guna dan dapat
memberikan tembakan secara terus-menerus.
6) Momentum serangan tidak boleh terhenti. Dengan menggunakan
sarana ranpur, satuan Infanteri Mekanis dapat bergerak cepat,
memberikan tekanan terus-menerus, sehingga musuh tidak dapat
melakukan konsolidasi, reorganisasi maupun memutuskan pertempuran
karena tidak ada ruang dan waktu bagi musuh.
c. Konsep Serangan. Satuan Infanteri Mekanis diorganisir dalam
bentuk satuan manuver dan bantuan tembakan serta dilengkapi ranpur yang
dapat memberikan perlindungan dan kecepatan manuver. Dengan demikian
pemanfaatan satuan manuver dan tembakan diperlukan dan disiapkan secara
rinci agar menjadi lebih optimal dalam tugas serangan.
d. Pertimbangan Dasar Dalam Serangan.
1) Setiap serangan disesuaikan dengan ruang dan waktu. Perkiraan
keadaan yang benar-benar mempertimbangkan perpaduan ke dua faktor
tersebut dapat menjamin tercapainya hasil yang gemilang. Demikian
halnya dengan perkiraan keadaan, memuat pula suatu penilaian tentang
kemungkinan penggunaan unsur-unsur daya tempur secara tepat.
2) Komandan harus mampu menentukan kemungkinan cara
bertindak yang tepat untuk menyerang dengan memperhatikan ruang
dan waktu, untuk penyebaran dan pemusatan. Dihadapkan dengan
berbagai kondisi medan, satuan Infanteri Mekanis memiliki keterbatasan
bilamana dalam medan operasi jaring jalan yang ada sangat terbatas,
maka manuver dengan ranpur juga terbatas, kemampuan yang ada
hanya dengan berjalan kaki sebagaimana Yonif yang lainnya.
176
3) Dengan ranpur yang ada satuan Infanteri Mekanis dapat
bermanuver dengan cepat mendekati musuh, sebab dengan kecepatan
manuver dapat menurunkan moril musuh dan mematahkan kekuatan
musuh, serta memungkinkan dilanjutkannya penghancuran terhadap
sasaran dengan merebut suatu bagian medan yang dikuasai musuh,
untuk memotong dan mendisorganisir kekuatan manuver dan bantuan
tembakan musuh.
4) Mempertimbangkan kerawanan. Guna mengurangi kerawanan
terhadap serangan yang dilakukan musuh secara mendadak dan
senjata Nubika, maka lama waktu dan pemusatan kekuatan harus
dibatasi, agar dapat memberikan perlindungan dan menghindari
penghancuran musuh. Sarana mobilitas dikerahkan sepenuhnya guna
menjamin pelaksanaan serangan secara cepat. Kelincahan dalam
gerakan dan pertempuran jarak dekat yang dilancarkan secara
mendadak dapat mengurangi kemungkinan musuh untuk kembali
mereorganisir kekuatannya. Koordinasi dan kodal secara terus-menerus
dapat memperbesar daya tempur dan memperbesar kesuksesan
serangan.
5) Kecepatan reaksi. Kecepatan dan ketegasan Dansatif Mekanis
dalam mengambil keputusan bila terjadi perubahan dinamika operasi,
dengan mempertimbangkan keadaan cuaca, medan dan musuh sangat
diperlukan, terutama menghindari terhambatnya satuan manuver dalam
merebut sasaran.
6) Pertimbangan terhadap serangan dalam kondisi khusus.
Operasi dalam kondisi khusus memerlukan perencanaan dan persiapan
yang yang cermat, mengingat dalam kondisi khusus kebutuhan sarana
dan alat peralatan khusus sangat diperlukan sesuai kondisi medan yang
dihadapi serta perlunya latihan bagi personel sesuai medan yang akan
dihadapi. Operasi dalam kondisi khusus meliputi serangan di daerah
perkubuan, serangan sungai, serangan hutan, serangan
perkotaan/gedung-gedung dan sebagainya. Dalam operasi semacam ini,
ketelitian, kecermatan, latihan menggunakan sarana dan alkapsus serta
latihan pendahuluan sangat diperlukan guna menghindari kerugian yang
lebih banyak dipihak sendiri.
e. Peranan.
1) Satuan Infanteri Mekanis diorganisir agar dalam pertempuran
memperoleh daya guna yang setepat-tepatnya dari perpaduan daya
gerak (kecepatan manuver), daya gempur dan daya tembak dalam
serangan. Daya tembak yang tersedia di ranpur digunakan untuk
membantu manuver, mengikat, mencegah dan menghancurkan musuh.
Hal-hal yang perlu dipedomani dalam penggunaan satuan Infanteri
Mekanis dalam serangan adalah sebagai berikut:
a) pengerahan dan pemusatan satuan Infanteri Mekanis;
b) waktu dan tempat yang tepat;
177
c) perencanaan harus teliti termasuk pertimbangan;
d) penggunaan jaring jalan;
e) perebutan sasaran secara cepat; dan
f) pendadakan.
2) Untuk mencapai dan merebut sasaran tersebut, satuan Infanteri
Mekanis akan melaksanakan berbagai macam manuver yang dapat
digolongkan menjadi tipe-tipe operasi serangan sebagai berikut:
a) gerak maju untuk kontak;
b) pengintaian paksa; dan
c) serangan yang dikoordinasikan:
(1) penerobosan;
(2) pelambungan tunggal;
(3) pelambungan rangkap;
(4) peningkaran;
(5) infiltrasi;
(6) eksploitasi; dan
(7) pengejaran.
3) Dalam menentukan tipe operasi yang digunakan, hal-hal yang
perlu dipertimbangkan adalah:
a) tugas pokok satuannya;
b) sifat daerah operasi dan tersedianya jaring-jaring jalan;
c) disposisi dan komposisi musuh yang dihadapi;
d) kemampuan senjata lawan ranpur musuh; dan
e) kemampuan mobilitas ranpur yang dimiliki.
4) Dalam melakukan serangan maka satuan Infanteri Mekanis dapat
berperan sebagai berikut:
a) Serangan Pokok. Peranan satuan penyerang sebagai
serangan pokok adalah melaksanakan serangan yang ditujukan
terhadap sasaran-sasaran yang dapat memudahkan tercapainya
tugas pokok. Serangan ini merupakan serangan utama yang
memberikan pukulan yang menentukan dan membuat musuh
178
tidak berdaya. Serangan pokok dilaksanakan dengan tujuan dan
pertimbangan sebagai berikut:
(1) Tujuan.
(a) Untuk memudahkan penghancuran sasaran
dalam pencapaian tugas pokok.
(b) Terpeliharanya momentum serangan untuk
menghancurkan sasaran.
(c) Memudahkan komando dan pengendalian
selama serangan.
(2) Dasar pertimbangan.
(a) Diketahuinya kekuatan dan susunan
bertempur musuh serta bagian yang paling lemah
dan yang kuat dari pertahanan musuh.
(b) Sedapat mungkin serangan ditujukan ke
bagian yang lemah dari pertahanan musuh.
(c) Yakin dengan serangan yang telah
ditentukan akan dapat memberikan keputusan dan
memudahkan tercapainya serangan pokok.
(3) Agar serangan pokok dapat berhasil, maka
dilaksanakan dengan cara:
(a) menyerang dengan front yang sempit;
(b) menyusun eselon penyerbu yang kuat;
(c) dibantu oleh artileri yang kuat, pesawat
terbang dan senjata bantuan lainnya; dan
(d) pasukan cadangan disiapkan untuk
memelihara momentum atau memperoleh hasil.
b) Serangan Bantuan. Peranan satuan penyerang sebagai
serangan bantuan adalah melaksanakan serangan yang ditujukan
terhadap sasaran-sasaran yang dapat membantu pencapaian
kesuksesan serangan pokok. Serangan bantuan dilaksanakan
dengan tujuan dan pertimbangan sebagai berikut:
(1) Tujuan.
(a) Memperdaya atau menipu musuh tentang
arah serangan pokok.
179
(b) Mengikat musuh di tempat kedudukannya.
(c) Memaksa musuh untuk melakukan
perlawanan terhadap serangan bantuan, sehingga
tidak dapat memusatkan perlawanannya ke arah
serangan pokok.
(d) Memaksa musuh untuk mengerahkan
cadangannya pada tempat yang tidak menentukan.
(2) Dasar pertimbangan.
(a) Diketahuinya kekuatan dan susunan
bertempur musuh serta bagian yang paling lemah
dan yang kuat dari pertahanan musuh. Sedapat
mungkin serangan ditujukan ke bagian yang kuat
dari pertahanan musuh.
(b) Yakin dengan serangan bantuan yang
dilaksanakan akan dapat membantu serangan
pokok.
(3) Dalam kondisi tertentu, sesuai dengan
perkembangan situasi, ternyata serangan bantuan
mendapat sukses/atau lebih berhasil dari serangan pokok
(serangan pokok mengalami hambatan), maka serangan
bantuan dapat diubah menjadi serangan pokok, oleh
karena itu serangan bantuan tidak boleh terlalu lemah.
c) Cadangan. Dikerahkan dalam pertempuran pada tempat
dan waktu yang menentukan, sebagai sarana komandan untuk
mengatasi keadaan yang sulit diperkirakan sebelumnya. Adapun
penggunaan dan penempatan cadangan sebagai berikut:
(1) Digunakan untuk:
(a) memperbesar hasil;
(b) memperkuat serangan;
(c) memelihara atau mempercepat momentum
serangan;
(d) menangkis serangan balas musuh; dan
(e) pengamanan.
(2) Penempatan cadangan.
(a) Memungkinkan kecepatan penggunaan.
180
(b) Memudahkan membantu serangan pokok.
(c) Dapat mengamankan posko.
(d) Terlindung dari peninjauan dan tembakan
lintas datar musuh.
(e) Tersedianya jaring jalan dari posisi pasukan
cadangan untuk memudahkan pergeseran ranpur.
(3) Jika cadangan ini digunakan, maka segera dibentuk
cadangan baru.
f. Kegiatan.
1) Tahap perencanaan. Setelah Dansatif Mekanis menerima
perintah dari komando atasan untuk melaksanakan serangan, maka
Dansatif Mekanis melaksanakan langkah-langkah Proses Pengambilan
keputusab Taktis (PPKT) dengan kegiatan yang dilaksanakan sebagai
berikut:
a) Menerima tugas. Dansatif Mekanis mempelajari tugas
yang diberikan dan tugas lain yang harus dilaksanakan serta
mengumpulkan keterangan yang berisi:
(1) keterangan diperoleh melalui koordinasi dengan
satuan bawah, samping dan satuan atas; dan
(2) keterangan yang dikumpulkan merupakan intelijen
siap operasi (ISO) meliputi cuaca, medan, musuh dan
karakteristik lainnya.
b) Membuat analisa tugas yang meliputi:
(1) Rencana Manuver. Dalam mengembangkan
rencana manuver harus memperhatikan faktor TUMMPAS
dari akibat/ pengaruh terhadap peranan serangan. Adapun
langkah-langkah di dalam mengembangkan rencana
manuver diantaranya adalah:
(a) penentuan pasukan depan dan pasukan
cadangan;
(b) penentuan serangan pokok dan serangan
bantuan; dan
(c) penentuan rute yang dapat dilalui oleh
ranpur.
181
(2) Rencana tembakan.
(a) Tembakan pendahuluan.
(b) Tembakan penyokong.
(c) Tembakan saat serbuan.
(d) Tembakan konsolidasi.
(3) Rencana bantuan tempur.
(a) Penggunaan satuan Zipur dalam mengatasi
ranjau dan rintangan.
(b) Penggunaan satuan Kavaleri sebagai unsur
bantuan tempur.
(c) Penggunaan satuan Armed dan Arhanud
sebagai unsur bantuan tempur.
(d) Penggunaan pesawat intai dalam
memberikan informasi tentang jaring jalan yang
dapat digunakan.
(4) Rencana bantuan administrasi. Pertimbangan
kebutuhan akan bantuan administrasi perlu diperhatikan
dalam setiap pengembangan perencanaan serangan.
Secara terperinci Pasi Personel dan Pasi Logistik
merencanakannya. Hal-hal yang harus diperhatikan dan
direncanakan sebagai berikut:
(a) tempat penambahan munisi (TP MU), sesuai
perkembangan/kemajuan operasi.
(b) jalan untuk pengangkutan munisi, sesuai TP
MU yang direncanakan.
(c) tempat untuk instalasi banmin.
c) Mengeluarkan Jukdan berisi petunjuk perencanaan/
perintah persiapan yang meliputi:
(1) penyiapan personel dan satuan. Seluruh personel
yang ikut dalam operasi tempur dan kemungkinan satuan-
satuan lain yang di BP/BKO kan kepada satuan Infanteri
Mekanis;
(2) penyiapan ranpur, kendaraan dan alat perlengkapan
lain yang akan digunakan;
182
(3) penyiapan bekal. Penyiapan bekal kelas I sampai
dengan kelas V; dan
(4) mengeluarkan perintah persiapan kepada satuan
bawah/personel yang terlibat.
d) Pembentukan cara bertindak. Pembentukan cara bertindak
akan menentukan pola operasi yang akan dilaksanakan. Langkah
pembentukan CB dijabarkan ke dalam 4 kegiatan yaitu
pengembangan CB, analisa CB, perbandingan CB, dan CB yang
diputuskan.
e) Membuat KEP/KUO serta menyempurnakan rencana
sementara. Hasil pengintaian digunakan sebagai bahan
pertimbangan penyempurnaan rencana sementara yang disusun
dalam bentuk perintah operasi.
f) Mengeluarkan perintah serangan. Pengeluaran perintah
operasi diberikan di titik tinjau atau tempat yang telah dipilih
kepada satuan-satuan bawah baik secara tertulis maupun lisan,
singkat dan jelas serta mudah dimengerti.
2) Tahap persiapan.
a) Penyiapan dan penentuan sarana prasarana yang akan
digunakan pada pelaksanaan operasi serangan.
b) Pemindahan pasukan dari home base/pangkalan ke titik
berkumpul/TB atau ke daerah persiapan/DP.
c) Latihan pendahuluan dalam rangka memberikan gambaran
tentang tahap-tahap pelaksanaan operasi serangan yang akan
dilaksanakan.
d) Pemeriksaan personel dan materiil guna mengetahui
kesiapan operasi yang akan dilaksanakan.
e) Pemeriksaan ranpur guna mengetahui kesiapan operasi
yang akan dilaksanakan.
f) Mengeluarkan perintah pemindahan yang berisi tentang:
(1) jalan yang harus dilalui;
(2) kekuatan pasukan dan alpal/bekal yang dibawa;
(3) tujuan perjalanan;
(4) rencana waktu
(5) kecepatan;
(6) selang waktu;
183
(7) susunan ranpur;
(8) ttitk-titik pengisian bekal, khususnya bekal kelas III
bila melakukan pengisian ulang;
(9) komandan satuan bawahan;
(10) penggunaan peta dan tabel perjalanan; dan
(11) petunjuk-petunjuk lain yang bersifat
situasional.
g) Pemindahan satuan Infanteri Mekanis.
(1) Dalam perjalanan, pemindahan satuan Infanteri
Mekanis sangat dipengaruhi oleh jaring-jaring jalan yang
ada, kondisi jalan dan jembatan, dan kondisi ranpur itu
sendiri serta kemampuan musuh khususnya SLT yang
dapat mempengaruhi pemindahan. Kurangnya persiapan
pada ranpur akan berpengaruh terhadap kecepatan
pemindahan satuan Infanteri Mekanis.
(2) Cara mengorganisir pemindahan.
(a) Pemindahan seluruhnya dilakukan dengan
menggunakan ranpur angkut personel (AP). Batih
mengatur pembagian ranpur AP untuk Kompi, Baton
mengatur pembagian ranpur AP untuk Peletonnya.
(b) Pasiops bertugas untuk mengkoordinir
pemindahan pasukan secara keseluruhan.
(c) Bila terjadi perubahan rencana waktu, segera
melaporkan kepada Dansatif Mekanis serta
menyampaikannya kepada komandan bawahan.
3) Tahap pelaksanaan.
a) Gerak maju untuk kontak. Gerak maju dilakukan di darat
oleh satuan Infanteri Mekanis dengan menggunakan ranpur
melalui jaring jalan atau berjalan kaki sebelum pertempuran
dimulai, dengan tujuan mendekatkan pasukan sendiri pada
musuh untuk dapat mengadakan kontak dan selanjutnya dapat
menyerang. Dalam pelaksanaan gerak maju, satuan Infanteri
Mekanis dapat berperan sebagai bagian dari satuan yang lebih
besar atau berdiri sendiri. Gerak maju berakhir bila telah terjadi
kontak dengan musuh atau jika pasukan telah sampai di daerah
persiapan. Pelaksanaan gerak maju satuan Infanteri Mekanis
sebagai berikut:
(1) apabila gerak maju secara berdiri sendiri maka
Yonif mekanis mengeluarkan pasukan pelindung, apabila
184
merupakan bagian dari satuan yang lebih besar,
disesuaikan dengan perintah satuan atas;
(2) tindakan yang cepat dan agresif dengan
memanfaatkan mobilitas ranpur;
(3) manfaatkan pasukan pelindung sebagai pangkal
perlindungan gerak maju;
(4) induk pasukan mengerahkan satuan untuk
menghancurkan pangkal perlawanan musuh yang
dilampaui oleh pasukan pelindung;
(5) mengatasi pangkal perlawanan musuh dibantu oleh
ranpur sebagai pangkal tembakan dan sebagai
pelindungan dari senjata infanteri musuh;
(6) pelihara momentum gerakan dengan satuan yang
siap; dan
(7) waspadai terhadap kemungkinan tembakan SLT
musuh dan ranjau-ranjau AT.
SAT KAM DARI
SAT ATAS
.
. .PELOPOR
(-)
ESELON KAWAL DEPAN
(-)
(-)
INDUK PASUKAN
(-)
PENGAMAN BELAKANG
Gambar Gerak Maju
b) Pengintaian paksa. Pengintaian paksa adalah serangan
yang bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang
kedudukan, susunan, kekuatan, jenis senjata, dan kemampuan
pertahanan musuh. Kegiatan ini dilakukan dengan pertimbangan
luasnya keterangan tentang musuh, pentingnya informasi
185
tambahan yang harus diperoleh, daya guna dan kecepatan badan
pengumpul lain, resiko kerahasiaan rencana operasi dan resiko
kehancuran pasukan pengintai paksa. Pengintaian paksa
dilaksanakan sebagai berikut:
(1) utamakan mobilitas dengan memanfaatkan ranpur
melalui jaring-jaring jalan yang ada, apabila
memungkinkan;
(2) optimalkan penggunaan sarana komunikasi antar
satuan;
(3) bergerak saling melindungi;
(4) gunakan kekuatan sesuai kebutuhan sesuai
pertimbangan tugas pokok; dan
(5) dekati sasaran dari medan yang sedekat mungkin
tetapi aman dan terlindung.
c) Serangan yang dikoordinasikan.
(1) Penerobosan. Merupakan bagian dalam
pelaksanaan operasi serangan yang dalam
pelaksanaannya pasukan menyerang dan menembus
posisi pertahanan pokok musuh, membelah pertahanan
tersebut menjadi dua dan merebut atau menghancurkan
sasaran yang mengakibatkan rusaknya kelanjutan
pertahanan dan memungkinkan untuk mengadakan
eksploitasi. Satuan Infanteri Mekanis dapat menerobos
suatu posisi musuh selanjutnya melaksanakan eksploitasi
atau setelah dapat menembus suatu posisi musuh,
eksploitasi dilakukan oleh pasukan lain. Hal itu tidak dapat
diserang dan waktu terbatas untuk melaksanakan
pelambungan. Kegiatan penerobosan dilakukan sebagai
berikut:
(a) Pilih medan yang memungkinkan dengan
ruang manuver yang cukup, manfaatkan jaring jalan
apabila terdapat jaring jalan di sekitar daerah
penerobosan.
(b) Terobos pertahanan musuh yang lemah.
(c) Serang di kedudukan yang memungkinkan
pendadakan.
(d) Serangan pokok dilakukan pada front sempit,
serangan bantuan untuk memperbesar celah
penerobosan.
186
(e) Siapkan cadangan di belakang serangan
pokok.
(f) Kompi Bantuan memberikan bantuan
tembakan, diawali oleh tembakan pendahuluan
selanjutnya tembakan penyokong ke arak
kedudukan pertahanan musuh, satuan bantem
musuh dan instalasi kodal musuh.
SAS
Gambar Fase I : Mebuat Lubang Penerobosan
SAS
Gambar Fase II : Memperbesar Lubang
187
SAS
Gambar Fase III : Merebut Sasaran
(2) Pelambungan. Dalam pelambungan serangan
pokok ditujukan terhadap lambung musuh yang lemah
sedangkan serangan bantuan mengikat musuh pada
posisinya untuk memperdaya musuh tentang letak
serangan pokok dan mengurangi reaksi musuh terhadap
serangan. Satuan Infanteri Mekanis dapat melakukan
pelambungan sendiri bila mendapatkan perkuatan dari
komando atas, dan dapat dijadikan pasukan pengikat atau
pasukan pelambung pada pelambungan komando atas.
Pelambungan dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu:
(a) Pelambungan tunggal.
i. Serpok dari arah yang tidak diduga
oleh musuh dan pada posisi musuh yang
lemah.
ii. Cadangan bergerak di belakang
serpok.
iii. Serban mengikat musuh.
iv. Kompi Bantuan siap membantu serpok
dan serban mulai buka tembakan sampai
sasaran hancur.
v. Ranpur siap untuk eksploitasi
pengejaran.
188
(b) Pelambungan rangkap.
i. Serpok dilakukan dari 2 (dua) arah
yang tidak diduga oleh musuh dan pada
posisi musuh yang lemah.
ii. Cadangan bergerak di belakang
serpok.
iii. Serban mengikat musuh.
iv. Kompi Bantuan siap membantu serpok
dan serban mulai buka tembakan sampai
sasaran direbut/ hancur.
v. Ranpur siap untuk eksploitasi atau
pengejaran.
vi. Selalu koordinasi dan komunikasi
antar pasukan, terutama pasukan
pelambung.
VISUALISASI PELAMBUNGAN
SAS
SAS
SERPOK SERBAN SERBAN SERPOK
Gambar Pelambungan Tunggal Gambar Pelambungan Rangkap
RANGKAP
(3) Peningkaran. Peningkaran adalah variasi dari
pelambungan. Pasukan penyerang bergerak meningkar
atau didaratkan di belakang pasukan musuh untuk
merebut sasaran jauh di belakang, memaksa musuh
meninggalkan posisinya atau menarik pasukan besar
musuh dihancurkan di tempat yang dipilih pasukan
penyerang. Pelaksanaan peningkaran sebagai berikut:
189
(a) Daya tempur dan manuver yang tinggi.
(b) Gunakan jaring jalan dan medan-medan
yang memungkinkan yang berada di belakang
kedudukan musuh.
(c) Siapkan Kompi Bantuan untuk membantu
peningkaran.
(d) Selalu adakan komunikasi dengan induk
pasukan.
SAS
GA
Gambar Peningkaran
(4) Infiltrasi (perembesan). Dalam suatu serangan
satuan Infanteri Mekanis dapat memasuki pertahanan
musuh dengan menggunakan teknik perembesan/infiltrasi,
melalui celah atau bagian pertahanan yang lemah.
Satuan harus bergerak dengan diam-diam/rahasia,
menghindari kontak dengan pos musuh. Apabila terdapat
banyak jaring jalan dapat dimanfaatkan sebagai jalur
perembesan dengan menggunakan ranpur namun
kekuatan pasukan disebar dengan menggunakan rute
masing-masing dengan kegiatan sebagai berikut:
(a) Tahap I. Gerakan menuju daerah sasaran.
i. Gerakan dilakukan dengan tetap
menjaga kerahasiaan.
ii. Hindari kontak dengan musuh
sebelum waktunya.
iii. Pedomani petunjuk arah dan instruksi
yang telah ditentukan.
190
(b) Tahap II. Di titik temu (TT) atau pemeriksaan.
i. Sebelum masuk, selidiki keadaan
sekitar titik temu.
ii. Adakan reorganisasi atau
pengecekan.
iii. Gunakan sandi.
(c) Tahap III. Di pangkal serangan.
i. Adakan pemeriksaan dan koordinasi.
ii. Lapor kepada satuan atasan.
iii. Segera bergerak ke sasaran masing-
masing.
(d) Tahap IV. Di titik berkumpul TB. Apabila
telah selesai kegiatan di sasaran segera menuju ke
TB akhir untuk kegiatan selanjutnya.
SAS
... ...
Gambar Infiltrasi Satu Poros
191
... ... ...
Gambar Infiltrasi Multi Poros
(5) Eksploitasi. Eksploitasi adalah suatu operasi
sebagai kelanjutan dari suatu penerobosan atau
pelambungan yang berhasil. Eksploitasi dilakukan
terhadap pasukan musuh yang sedang dalam kesulitan
mempertahankan kedudukannya. satuan Infanteri Mekanis
melaksanakan kegiatan eksploitasi sebagai berikut:
(a) hambatan yang bersifat kecil diatasi oleh
cadangan;
(b) ranpur masih memiliki kemampuan untuk
melaksanakan eksploitasi;
(c) dapat menggunakan dua poros gerakan;
(d) laksanakan gerakan seperti mars mendekat;
(e) lakukan dengan cepat, berani dan agresif;
(f) kerahkan bantem yang belum terlibat;
(g) hancurkan perlawanan musuh yang dilewati;
(h) cegah musuh untuk memperkuat diri; dan
(i) manfaatkan kompi bantuan secara maksimal.
192
(6) Pengejaran. Pengejaran adalah taraf terakhir dari
operasi serangan, bedanya dengan eksploitasi adalah
bahwa fungsi utama dari pengejaran yakni untuk
menghancurkan pasukan musuh. Pengejaran biasanya
terdiri dari pasukan penekan langsung dan pasukan yang
melaksanakan peningkaran. Satuan Infanteri Mekanis
dapat berperan sebagai satuan penekan langsung atau
sebagai satuan peningkar.
(a) Sebagai satuan penekan langsung.
i. Serang musuh secara terus menerus.
ii. Jangan beri kesempatan musuh untuk
memutuskan kontak dan menyusun
pertahanan.
iii. Setiap ada kesempatan pasukan
penekan melambung untuk memotong dan
menghancurkan musuh.
iv. Kompi Bantuan dengan
memanfaatkan mobilitas dan perlindungan
ranpur memberi bantuan tembakan secara
maksimal pada kedudukan musuh.
(b) Sebagai satuan peningkar.
i. Gunakan ranpur untuk mobilitas dan
agresifitas.
ii. Gerakan meningkar kearah rute
pemunduran musuh.
iii. Dapat menyerang lambung induk
pasukan musuh.
iv. Kompi Bantuan siap setiap saat
memberikan bantem kepada satuan
peningkar.
193
SAS
SAS
(-) I
SEBAGAI PENEKAN LANGSUNG SEBAGAI PENINGKAR
Gambar Skema Pengejaran
4) Pengakhiran.
a) Pemeriksaan personel, materiil, ranpur dan perlengkapan.
b) Melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas.
c) Melaksanakan reorganisasi dalam rangka optimalisasi
kesiapan satuan
5) Formasi dalam serangan. Satuan Infanteri Mekanis dalam
pelaksanaan serangan dapat menggunakan formasi-formasi dasar:
berbanjar, paruh lembing, V dan garis/bersaf. Yonif Mekanis dapat
menggunakan lebih dari satu formasi, tergantung kepada medan yang
dihadapi dan jaring jalan yang tersedia. Faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi penggunaan formasi adalah faktor jarak dan TUMMPAS.
a) Formasi berbanjar. Satuan Infanteri Mekanis bergerak
dengan menggunakan formasi berbanjar ketika kemungkinan
terjadinya kontak kecil dan sasaran masih relatif jauh. Keamanan
pasukan sangat bergantung terhadap Kompi yang berada di
depan yang mengawasi medan di sekeliling.
(1) Keuntungan formasi ini adalah:
(a) memelihara kecepatan gerak, kodal mudah
dan mudah mengawasi medan;
(b) mudah untuk berubah ke formasi selanjutnya;
dan
194
(c) menyediakan secara maksimal daya tembak
ke lambung pasukan.
(2) Kerugian formasi ini adalah memerlukan pasukan
pengaman lambung.
(-) (-)
Gambar Arah Gerakan Skema Formasi Berbanjar
b) Formasi paruh lembing. Formasi ini digunakan untuk
menghadapi kemungkinan kontak musuh di depan dan di
lambung. Kemungkinan akan terjadi kontak dengan musuh, tetapi
kedudukan musuh belum jelas.
(1) Keuntungan formasi ini adalah :
(a) Mudah pengendalian dan mudah berubah ke
formasi untuk menyerang.
(b) Menyediakan daya tembak ke depan dan ke
lambung secara maksimal.
(2) Kerugian formasi ini adalah memerlukan tempat
yang luas untuk menyusun pasukan secara mendalam.
ARAH
GERAKAN
GERAKAN
Gambar Formasi Paruh Lembing
c) Formasi V. Formasi ini disusun dengan dua Kompi
Mekanis di depan dan satu Kompi sebagai cadangan. Formasi ini
digunakan ketika kemungkinan besar terjadi kontak dengan
musuh dan kedudukan musuh diketahui.
195
(1) Keuntungan formasi ini adalah memberikan daya
tembak yang maksimal ke depan dan ke lambung.
(2) Kerugian formasi ini adalah
(a) Kodal sulit khususnya di medan yang tertutup
dan sulit untuk melakukan orientasi.
(b) Sangat tergantung alkom dalam
pengendalian.
(-) (-)
ARAH
GERAKAN
(-)
Gambar Formasi V
d) Formasi bersyaf/garis. Formasi ini disusun dengan Kompi-
Kompi Mekanis saling berdampingan satu dengan lainnya. Yonif
Mekanis menggunakan formasi ini ketika memerlukan gerakan
yang terus menerus dengan dukungan daya tembak yang terus
menerus pula. Keuntungan formasi ini adalah sangat fleksibel
untuk berubah kepada formasi yang lain.
196
(-) (-)
ARAH
GERAKAN
(-)
Gambar Formasi Bersyaf/Garis
20. Pengamanan Daerah. Tujuan dari pengamanan daerah adalah untuk
membersihkan suatu daerah secara fisik dari musuh dalam rangka mengembangkan
dan meluaskan daerah yang diperebutkan, (daerah kelabu). Biasanya daerah tertentu
yang berada di luar daerah yang diperebutkan yaitu daerah hitam dengan sasaran
baik diluar maupun didalam perkampungan. Pelaksanaan pengamanan daerah dapat
dilakukan dalam hubungan besar Kompi keatas ataupun oleh satuan kecil setingkat
Peleton. Prinsip-prinsip berikut harus diperhatikan dalam melaksanakan pengamanan
daerah.
a. Pengamanan harus baik.
b. Daerah yang dibersihkan harus dapat terjaga dan terawasi (sesuai luas
daerah).
c. Sistim komando dan pengendalian harus baik (sarana dan alat
komunikasi memadai).
d. Perintah yang diberikan harus tegas dan jelas.
e. Pengambilan keputusan harus cepat dan tepat.
197
21. Pengawalan Dan Pengamanan RPU. Tugas pengamanan yang dilakukan
Peleton Infanteri Mekanis dalam konvoi meliputi pengamanan VIP, instalasi rute
perbekalan Utama ( RPU), konvoi penduduk, daerah, lapangan terbang dll.
a. Pemindahan Pasukan. Pelaksanaan perpindahan pasukan atau
pengiriman perbekalan dari tempat satu ke tempat lainnya dapat dilakukan
dengan pengawalan Ranpur. Dengan cara tersebut tergantung dari faktor
tugas, medan dan musuh, pasukan sendiri (TUMMPAS) terutama pada factor
jarak dan waktu yang harus ditempuh. Keadaan medan yang akan ditempuh
dan dilalui,faktor perlawanan musuh dan jumlah pasukan serta fasilitas
angkutan yang ada.
b. Tugas. Peleton Infanteri Mekanis yang diserahi tugas untuk
pengamanan Konvoi pada umumnya hanya terlibat pada teknik pelaksanaan
pengamanan saja. Soal perencanaan dan administrasi pemindahan biasanya
tidak merupakan tanggung jawab dari Infanteri Mekanis.
c. Pengawalan Konvoi. Adalah suatu tindakan yang diambil oleh
suatu pasukan dalam melaksanakan pengawalan langsung bagi pemindahan
suatu pasukan atau pengiriman logistik atau bekal, atau kedua duanya dari
suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan ranpur. Hal-hal yang
perlu diketahui oleh pimpinan infanteri mekanis adalah tentang:
1) penyampaian protap perjalanan konvoi;
2) pos pengamanan RPU (bila ada) dan tanda pengenal;
3) jalan rute yang dilalui;
4) tujuan perjalanan;
5) rencana waktu;
6) kecepatan;
7) selang waktu;
8) susunan kendaraan ;
9) perkuatan pengawalan;
10) komandan dari tiap bagian;
11) petunjuk yang perlu yang tidak termasuk dalam protap;
12) penggunaan peta;
13) tindakan bila melalui daerah berbahaya;
14) tindakan bila kontak dengan musuh;
198
15) komunikasi (khususnya dengan pasukan kawan di daerah
perjalanan, misalnya pengawalan RPU;
16) koordinasi (pengemudi, personel lainnya dam kendaraan;
17) penyelidikan, persiapan dan perencanaan yang teliti; dan
18) kerja sama yang erat antara bagian bagian pasukan.
d. Pelaksanaan.
1) Setelah Danton Infanteri Mekanis menerima perintah untuk
pengawalan konvoi, kemudian mempersiapkan diri dengan seteliti
telitinya.
2) Danton Infanteri Mekanis membuat perencanaan dan persiapan
yang masak, lengkap dan teliti agar pengawalan dapat dilaksanakan
dengan baik dan teratur, rencana tersebut meliputi:
a) pengorganisasian;
b) penempatan dan pembagian pasukan dalam kendaraan;
c) cara berkomunikasi/kodal dengan para komandan
bawahan selama perjalanan dan saat mengatasi gangguan;
d) mempelajari medan kritik di sepanjang perjalanan melalui
peta dan kemungkinan tempat tempat penghadangan atau
gangguan;
e) mempelajari situasi dan kedudukan kawan;
f) cara cara bertindak jika dihadang;
g) perencanaan melewati daerah berbahaya;
h) cara pengamanan barang yang dibawa; dan
i) protap yang berlaku.
3) Setelah perencanaan gerakan selesai, Danton Infanteri Mekanis
memberikan perintah kepada para Pimpinan bawahannya. Isi perintah
tersebut secara garis besar antara lain:
a) situasi musuh dan kawan serta pem bp an pengawalan;
b) tugas Peleton;
c) pelaksanaannya meliputi:
(1) ketentuan dalam kendaraan dan urutan kendaraan;
199
(2) tugas masing masing kelompok;
(3) daerah kawan yang dilewati;
(4) daerah berbahaya dan tindakan pada waktu
melewatinya;
(5) tindakan bila dihadang;
(6) tindakan mengatasi gangguan; dan
(7) hal hal lain yang diperlukan.
d) administrasi yang diperlukan dan berpengaruh dalam
tugas; dan
e) tanda tanda perkenalan, isyarat, komunikasi dan letak
kedudukan Danton dan Regu.
4) Persiapan yang dilakukan segera setelah menerima perintah
peringatan Kompi untuk melaqksanakan tugas pengawalan Konvoi.
Danton Infanteri Mekanis mengeluarkan perintah peringatan untuk
memberi kesempatan regu melakukan persiapan sebagai berikut:
a) melakukan persiapan pasukan dan perlengkapan munisi
dll);
b) jika ada waktu, melakukan latihan pendahuluan tentang
tindakan bila dihadang dibawah pengawasan baton mekanis;
c) memeriksa alat komunikasi radio; dan
d) memberi petunjuk kepada pengemudi khususnya bila
konvoi dihadang.
5) Teknik Pengawalan selama gerakan:
a) berhenti dan pembersihan;
b) bergerak dengan cara loncat ganti;
c) bergerak dengan cara ulat kilan; dan
d) bergerak tetap.
22. Pemindahan Pasukan.
a. Pengertian. Yang dimaksud dengan pemindahan pasukan adalah
pemindahan yang dilaksanakan dari suatu kedudukan lama ke kedudukan baru
dengan tujuan melaksanakan suatu tugas ke daerah operasi menurut rencana
yang ditentukan. Dalam pemindahan pasukan yang diutamakan adalah
200
kelancaran dimana pasukan disusun dalam bentuk kolone sehingga mudah
dalam pengendaliannya. Disamping itu seorang Komandan harus dapat
mempertimbangkan secara cermat kemungkinan gangguan musuh terutama
serangan udara agar tidak mempengaruhi pelaksanaan tugas selanjutnya.
b. Tujuan. Tujuan Dahpas ialah memindahkan pasukan dari
kedudukan lama ke kedudukan baru dalam waktu dan tempat yang tepat
seperti yang ditentukan dengan kondisi personel dan materiil yang sebaik
mungkin, sehingga siap melaksanakan tugas yang akan datang.
c. Macam Pemindahan Pasukan. Secara umum pemindahan pasukan
ada 3 macam yaitu strategis, administrasi, dan taktis. Infanteri Mekanis lazim
melaksanakan dua macam dahpas yaitu: dahpas secara administratif dan
taktis, pemindahan strategis diatur tersendiri dalam latma, Ops Gab atau dalam
BTP.
1) Pemindahan administratif. Pemindahan administratif adalah
suatu pemindahan yang mengutamakan tercapainya kelancaran
perjalanan dalam penyusunan pasukan dan kendaraan. Perpindahan ini
dilaksanakan bila tidak ada indikasi ancaman musuh dari darat atau
gangguan musuh lainnya. Ditekankan juga di dalam pelaksanaannya
mengenai ketepatan gerakan dan adanya kelonggaran untuk
menghemat tenaga pasukan. Sedapat mungkin kendaraan-kendaraan
yang mempunyai sifat yang sama disusun di dalam satu kolone,
dan keutuhan satuan tetap dipelihara. Kendaraan yang
mempunyai sifat yang berbeda bila perlu dapat diberi rute yang lain,
atau dengan rute yang sama tetapi lain kolone dan waktu
pemberangkatan yang berbeda.
2) Pemindahan taktis. Pemindahan taktis adalah
pemindahan yang dilaksanakan bila ada indikasi kemungkinan
terjadinya kontak atau gangguan musuh. Pasukan dan kendaraan
disusun di dalam kolone sedemikian sehingga mudah untuk
pengerahannya bila terjadi kontak. Faktor yang sangat besar
pengaruhnya terhadap penempatan dalam kolone adalah besar dan
susunan pasukan darat musuh, kegiatan AU musuh dan rencana
gerakan setelah sampai di tempat tujuan.
d. Bentuk-Bentuk Kolone.
1) Kolone terbuka. Kolone ini terutama digunakan dalam
pemindahan taktis pada siang hari. Juga bila waktu sangat diutamakan,
sehingga harus diambil resiko kehilangan kerahasiaan dan jatuhnya
korban bila terjadi serangan udara musuh. Kolone ini juga digunakan
pada malam hari, bila berjalan dengan menggunakan lampu (tanpa
black out), atau pada waktu bulan terang tanpa menggunakan lampu
(black out). Ketentuan jarak antar kendaraan:
a) Jarak antara tiap-tiap kendaraan telah ditentukan,
(biasanya + 50 - 100 meter).
201
b) Untuk kepadatan 15 kendaraan per Km jarak antar
kendaraan adalah 50 meter.
KEPADATAN 15 RAN
50 M 50 M
c) Untuk kepadatan 12 kendaraan per meter jarak antar
kendaraan adalah 75 meter.
KEPADATAN 12 RAN
75 M 75 M
d) Untuk kepadatan 10 kendaraan per km, jarak antar
kendaraan adalah 100 m.
KEPADATAN 10 RAN
100 M 100 M
2) Kolone tertutup. Kolone ini digunakan pada waktu cuaca gelap
dan berjalan dengan black out. Juga digunakan dalam pemindahan
Administrasi oleh kesatuan kecil. Dengan kolone ini kepadatan
kendaraan dapat dicapai sebesar- besarnya. Tetapi kerugiannya sukar
menyebar bila ada serangan udara. Jarak antara tiap-tiap kendaraan +
25 ā 50 meter. Kolone tertutup ditandai dengan kepadatan kendaraan ļ±
30 kendaraan per km Pada malam hari lebih kecil lagi, tergantung pada
kemampuan penglihatan pengemudi.
202
KEPADATAN 30 RAN
25 S/D 50 M 25 S/D 50 M
3) Tehnik infiltrasi. Teknik infiltrasi digunakan dalam pemindahan
taktis bila:
a) waktu tersedia cukup banyak;
b) keadaan jaring jalan memungkinkan;
c) dibutuhkan kerahasiaan, penipuan dan penyebaran,
sebagai tindakan pasif untuk melindungi diri terhadap pengintaian
udara dan serangan musuh;
d) kendaraan berjalan satu persatu, pada kelompok kecil atau
selang waktu yang tidak teratur, Peleton-Peleton melaksanakan
dengan regu per regu pada jarak waktu yang tidak tertentu; dan
e) kendaraan berjalan dengan jarak yang jauh, sehingga
pengendalian menjadi sangat sukar. Oleh karena itu sebelumnya
rute perjalanan harus diberi tanda-tanda, untuk mencegah
tersesatnya kendaraan.
e. Alat Kendali Pemindahan Pasukan. Untuk dapat memahami teknik
Dahpas, perlu mengetahui beberapa definisi alat kendali, sebagai berikut:
1) Titik Awal (TA). Ialah suatu titik yang mudah ditemukan di medan
di mana perjalanan suatu kolone mulai dilakukan atau kendaraan
terdepan pada seri pertama melewati TA tepat pada jam āJā.
2) Titik Kritik . Ialah suatu tempat dimana dapat timbul kesulitan
atau membutuhkan tindakan istimewa. Misalnya: tempat persimpangan,
jalan sempit dll.
3) Titik Bongkar (TB). Ialah suatu tempat yang mudah dikenal
dimana kepala kolone tiba/sampai ditujuan dan selanjutnya mulai
menyebar sesuai kelompoknya, ketempat berkumpul, daerah
perkemahan atau tempat-tempat yang dijadikan titik bongkar.