PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS
SUBBAGIAN UMUM KPPN
PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS
SUBBAGIAN UMUM KPPN
Tim Penyusun
PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS
SUBBAGIAN UMUM KPPN
Pembina
Direktur Jenderal Perbendaharaan
Pengarah
Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Ketua Tim
Syafriadi, Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana
Editor
Sigid Mulyadi
Andhita Vidya Putri
Reviewer
KPPN Jakarta I
KPPN Jakarta VII
Kontributor
Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Di Yogyakarta
Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali
Bagian Organisasi dan Tata Laksana
Sekretariat Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Perbendaharaan iii
“ DISCLAIMER
“Buku ini disusun berdasarkan peraturan
yang masih berlaku. Apabila terdapat
perubahan peraturan atau dicabutnya
peraturan atau adanya peraturan baru,
maka agar berpedoman pada
peraturan terbaru
tersebut.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan v
vi Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
Sambutan
Direktur Jenderal Perbendaharaan
Peran penting KPPN adalah melaksanakan kewenangan perbendaharaan
dan Bendahara Umum Negara (BUN), penyaluran pembiayaan atas beban
anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui
dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Agar peran di atas terlaksana dengan baik, Kantor Pusat Ditjen
Perbendaharaan telah menerbitkan peraturan ataupun surat dinas yang
memberikan pedoman dalam melaksanakan tugas.
Kebijakan dan peraturan yang beragam yang menjadi dasar dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi KPPN akan lebih mudah dipedomani oleh
pejabat/pegawai KPPN baik yang baru dilantik ataupun yang baru menempati
posisinya apabila terkompilasi dan disusun dalam sebuah buku.
Dalam prosesnya, penyusunan buku pedoman pelaksanaan tugas KPPN
ini telah mengacu pada beragam peraturan dan kebijakan yang berlaku. Materi
yang tercantum didalamnya juga telah disesuaikan dengan kondisi riil yang
dijalankan.
Karena itu, saya menyambut baik upaya Kantor Pusat Ditjen
Perbendaharaan untuk menyusun Buku Panduan Pelaksanaan Tugas KPPN.
Saya harapkan buku ini tidak hanya akan bermanfaat bagi pejabat/pegawai
KPPN tetapi bisa berguna bagi seluruh pejabat/pegawai Ditjen Perbendaharaan.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan vii
Dengan demikian, pada gilirannya kualitas pelaksanaan tugas dan fungsi
Ditjen Perbendaharaan akan semakin meningkat dan akan bermuara pada
pencapaian visi yaitu Menjadi Pengelola Perbendaharaan yang Unggul di
Tingkat Dunia.
Jakarta, September 2017
Direktur Jenderal Perbendaharaan
Marwanto Harjowiryono
viii Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
terbitnya Buku Pedoman Pelaksanaan Tugas KPPN ini. Bahwasanya setiap
pekerjaan membutuhkan pedoman agar hasil kerja sesuai dengan kualitas yang
ditetapkan. Begitu juga dengan pelaksanan tugas di KPPN.
Dengan jumlah pegawai yang mencapai lebih dari 7000 orang maka
peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan negara bagi para pejabat/
pegawai menjadi sebuah tantangan untuk diwujudkan Ditjen Perbendaharaan.
Salah satu upaya yang dilakukan Ditjen Perbendaharaan selain melalui
pendidikan dan pelatihan adalah melalui penerbitan Buku Pedoman ini.
Penyusunan Buku Pedoman ini merupakan salah satu inovasi yang
bertujuan memudahkan para pejabat/pegawai KPPN di seluruh Indonesia
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, disamping itu buku ini merupakan
upaya pemetaan dan inventarisasi berbagai tugas dan peraturan terkait KPPN,
dimana dengan sebuah buku yang komprehensif memuat intisari berbagai
aturan pelaksanaan tugas dan fungsi terupdate tentunya akan lebih mudah
dipedomani dibandingkan harus mencari dan membaca masing-masing aturan
pelaksanaan itu sendiri.
Sejalan dengan semangat Perbendaharaan Go Green, khususnya untuk
mengurangi penggunaan kertas maka buku ini juga hadir dalam bentuk
electronic book (e-book). Diharapkan dengan bentuk e-book para pembaca
sekalian dapat menyimpannya di gawai sehingga memudahkan untuk dibaca
setiap saat.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan ix
Selamat menikmati buku ini. Diharapkan Buku Pedoman pelaksanaan
tugas KPPN ini dapat dijadikan salah satu rujukan bagi seluruh pejabat/
pegawai Ditjen Perbendaharaan dalam peningkatan kinerja sesuai dengan
tugas dan fungsi yang diemban.
Semoga bermanfaat.
Jakarta, September 2017
Sekretaris Ditjen Perbendaharaan
Haryana
x Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
Daftar Isi
DISCLAIMER .................................................................................................................. v
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN............................ vii
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI....................................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
C. Manfaat ........................................................................................................ 2
D. Ruang Lingkup ......................................................................................... 3
BAB II TUGAS & FUNGSI .......................................................................................... 5
A. Dasar Hukum ............................................................................................ 5
B. Tugas ............................................................................................................ 9
C. Uraian Jabatan .......................................................................................... 10
D. Daftar Sop Subbagian Umum ............................................................. 11
E. Tugas Pendukung ................................................................................... 13
BAB III PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA .................................... 15
A. Usul Kenaikan Pangkat Pilihan ......................................................... 15
B. Usul Kenaikan Pangkat Reguler ....................................................... 18
C. Kenaikan Gaji Berkala ........................................................................... 22
D. Cuti Pegawai .............................................................................................. 24
E. Pemberhentian Dan Pemensiunan Pegawai ............................... 34
F. Penetapan Surat Tugas Dan Calon Peserta Diklat .................... 44
Direktorat Jenderal Perbendaharaan xi
G. Penunjukan Pelaksana Tugas Dan Pelaksana Harian ............. 45
H. Penyampaian Usulan Mutasi Internal ............................................ 49
I. Rekomendasi Penetapan Jabatan Dan Peringkat Pegawai ...
Pelaksana ................................................................................................... 51
J. Kartu Pegawai/Kartu Istri/Kartu Suami, Taspen ..................... 54
K. Administrasi Kehadiran Pegawai Melalui Sistem Absensi ...
Elektronik.................................................................................................... 57
L. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT), Surat
Pernyataan Pelantikan, Surat Pernyataan Masih Menduduki
Jabatan (SPMMJ) ..................................................................................... 76
M. Penyusunan Laporan Kepegawaian ............................................... 78
N. Penyampaian Izin Mengikuti Pendidikan Di Luar Kedinasan 82
O. Pengadministrasian Izin Tugas Belajar/Beasiswa ................... 87
P. Pengambilan Sumpah/Janji PNS ...................................................... 90
Q. Penyampaian Permohonan Mutasi Pegawai Mengikuti
Suami............................................................................................................. 92
BAB IV PENGELOLAAN KEUANGAN .................................................................. 97
A. Pembuatan Gaji ........................................................................................ 97
B. Pembayaran Lembur ............................................................................. 101
C. Pembayaran Uang Makan ................................................................... 103
D. Pembayaran Tunjangan Kinerja ....................................................... 104
E. Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian/....
Lembaga ..................................................................................................... 107
F. Penyelesaian Surat Keterangan Penghentian Pembayaran.. 109
G. Penyelesaian Laporan Keuangan Tingkat UAKPA .................... 110
H. Pembuatan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara 113
I. Penyusunan/Pemutakhiran Rencana Penarikan Dana .......... 115
xii Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
BAB V PENGELOLAAN ORGANISASI (TATA USAHA DAN RUMAH
TANGGA) .......................................................................................................... 117
A. Penatausahaan Surat Masuk .............................................................. 117
B. Penerbitan Surat Permintaan Perubahan User Sistem ..........
Perbendaharaan Dan Anggaran Negara (SPAN) Pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara................................................ 120
C. Penerbitan Berita Acara Perubahan User Sistem Perbendaharaan
Dan Anggaran Negara (SPAN) Pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara ...................................................................... 122
D. Penatausahaan Surat Keluar .............................................................. 124
E. Penyaluran/Pendistribusian Barang Persediaan ..................... 128
F. Pengadaan Barang/Jasa ....................................................................... 130
G. Penatausahaan Arsip KPPN ................................................................ 133
H. Usulan Pemusnahan Dan Penghapusan BMN ............................ 135
I. Usulan Pemusnahan/Penghapusan Arsip..................................... 139
J. Penghapusan Arsip KPPN ................................................................... 140
K. Pembuatan Laporan Inventaris Barang ........................................ 147
L. Penyusunan Rencana Umum Pengadaan .................................... 150
M. Penatausahaan Barang Milik Negara ............................................. 152
N. Penetapan Status Barang Milik Negara.......................................... 154
O. Melakukan Layanan Keprotokoleran.............................................. 155
P. Melakukan Layanan Kehumasan ..................................................... 158
Q. Penyusunan Laporan Barang Milik Negara.................................. 159
BAB VI PENGELOLAAN KINERJA......................................................................... 161
A. Penetapan Kontrak Kinerja (Reguler) ........................................... 161
B. Perubahan Kontrak Kinerja (Addendum Dan Komplemen).167
C. Penetapan Manual Iku Dan Matriks Cascading Dan
Alignment........................................................................................................170
Direktorat Jenderal Perbendaharaan xiii
D. Perekaman Kontrak Kinerja, Capaian Kinerja Dan Manual Iku
Pada Aplikasi Kinerja (E-Performance) ............................................... 173
E. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja Kemenkeu-Three-
Four Dan Five ............................................................................................ 175
F. Perekaman Capaian Iku Dan Penilaian Tugas Tambahan
Dan/Atau Kreativitas Pada Aplikasi Kinerja (E-Performance) 179
G. Pelaksanaan Penilaian Perilaku Pada Aplikasi Kinerja
(E-Performance)....................................................................................... 182
H. Pengelolaan Kinerja Pegawai Mutasi ............................................. 186
I. Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja PNS................................... 190
J. Pelaksanaan Penyusunan Laporan Langkah-Langkah .
Peningkatan Kualitas Laporan Kinerja Berdasarkan Prinsip
Strategy Focused Organization (SFO) ............................................. 194
BAB VII LAPORAN BERKALA DAN APLIKASI PENDUKUNG ................ 197
A. Laporan Berkala ...................................................................................... 197
B. Aplikasi Pendukung ............................................................................... 208
C. Jenis Laporan Yang Dibuat Oleh Sub Bagian Umum ................ 211
REFERENSI ................................................................................................................... 217
xiv Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap pejabat dan pegawai wajib memahami tugas dan fungsi yang
menjadi kewenangan dan tanggungjawabnya masing-masing, terlebih ditengah
dinamika organisasi yang semakin cepat. Hal ini karena setiap pejabat dan
pegawai, terutama bagi yang baru menempati suatu posisi dituntut untuk
mampu segera beradaptasi dengan tugas dan fungsinya.
Dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor
262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan, setiap pejabat dan pegawai harus
memahami seluruh perubahan peraturan dan kebijakan yang mengikuti.
Beragamnya peraturan dan kebijakan tersebut kiranya akan lebih mudah
dipedomani apabila telah terkompilasi dan tersusun dalam sebuah buku.
Tidak terkecuali bagi para pejabat dan pegawai pada Subbagian Umum Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara.
Sebagaimana dimaklumi, bahwa meski telah disusun prosedur
operasional yang terstandar (Standard Operating Procedure/SOP), tugas dan
fungsi Subbagian Umum Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara memiliki
beberapa kekhasan, mengingat sifatnya yang lebih banyak mengelola tugas non
teknis. Ditambah lagi dengan adanya aplikasi-aplikasi pendukung yang harus
dijalankan terkait dengan pelaksanaan tugas sehari-hari.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 1
Berdasarkan kondisi riil yang ada, Buku Pedoman Subbagian Umum
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara sangat diperlukan guna memberikan
pedoman yang terstandar, utamanya bagi para pejabat yang baru dilantik
maupun bagi pegawai yang baru menempati posisi di Subbagian Umum pada
suatu Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.
B. TUJUAN
Tujuan penyusunan Buku Pedoman Subbagian Umum Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara ini adalah untuk menyediakan informasi berupa:
1. Peraturan dan kebijakan yang menjadi landasan hukum pelaksanaan
tugas dan fungsi Subbagian Umum Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara;
2. Detil pelaksanaan tugas Subbagian Umum Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara, baik yang bersifat teknis maupun non teknis;
3. Aplikasi pendukung pelaksanaan tugas Subbagian Umum Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara;
4. Keluaran (output) yang dihasilkan oleh Subbagian Umum Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara, baik yang sifatnya berkala maupun
yang insidentil;
5. Sanksi yang berlaku dan yang akan dikenakan, baik terhadap
penyalahgunaan kewenangan maupun terhadap keterlambatan
penyelesaian tugas Subbagian Umum Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara.
C. MANFAAT
Buku pedoman ini merupakan acuan bagi para pejabat dan pegawai
Subbagian Umum Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara. Harapannya
dengan tersusunnya buku pedoman ini, setiap pejabat dan pegawai Subbagian
2 Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
Umum Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara dapat merumuskan berbagai
rencana dan langkah strategis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Terlebih
dengan mengingat bahwa tugas dan fungsi Subbagian Umum Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara lebih banyak membutuhkan koordinasi yang efektif
dan efisien dengan berbagai stakeholders.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Buku Pedoman ini meliputi uraian pelaksanaan tugas
dan fungsi Subbagian Umum Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, baik
sebagaimana yang telah terstandar dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
262/PMK.01/2016, dan Standar Pelaksanaan Tugas (Standard Operating
Procedure/SOP), maupun tugas-tugas yang mengacu pada Kontrak Kinerja
Kepala Subbagain Umum KPPN serta ketentuan lainnya.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 3
4 Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
BAB II
TUGAS & FUNGSI
A. DASAR HUKUM
Pelaksanaan tugas dan fungsi pada Sub Bagian Umum memerlukan
adanya peraturan-peraturan sebagai dasar hukum yang diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan
Pensiun Janda/Duda Pegawai;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1975 tentang Cuti pegawai Negeri
Sipil;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 20
Tahun 2013;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendiddikan dan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian/Lembaga;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Aset
Negara
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 5
8. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2014 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil;
15. Peraturan Presiden Nomor 156 tahun 2014 tentang Tunjangan Kinerja
Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan;
16. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2015;
17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Barang Persediaan di Lingkungan Departemen Keuangan;
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007 tentang
Penatausahaan Barang Milik Negara;
19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.05/2009 tentang Kerja
Lembur dan Pemberian Uang Lembur bagi Pegawai Negeri Sipil;
20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110/PMK.05/2010 tentang
Pemberian dan Tata Cara Pembayaran Uang Makan Bagi Pegawai Negeri
Sipil;
6 Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban APBN;
22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.06/2013 tentang
Kedudukan dan Tanggungjawab Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
23. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;
24. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang
Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara;
25. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.01/2014 tentang Pedoman
Tata Naskah Dinas Kementerian Keuangan;
26. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 211/PMK.01/2014 tentang Hari dan
Jam Kerja di Lingkungan Kementerian Keuangan;
27. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 246/PMK.01/2014 tentang
Mekanisme Penetapan Jabatan dan Peringkat bagi Pelaksana di
Lingkungan Kementerian Keuangan sebagaimana telah diubah terakhir
dengan PMK Nomor 45/PMK.01/2015;
28. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 273/PMK.01/2014 tentang
Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan
Kementerian Keuangan;
29. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 277/PMK.05/2014 tentang Rencana
Penarikan Dana, Rencana Penerimaan Dana dan Penerimaan Kas;
30. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 85/PMK.01/2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.01/2011
tentang Penegakan Disiplin Dalam Kaitannya dengan Tunjangan Khusus
Pembinaan Keuangan Negara di Lingkungan Kementerian Keuangan;
31. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan;
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 7
32. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah;
33. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 796/KMK.01/1995 tentang
Pedoman Penyusunan Arsip di Lingkungan Kementerian Keuangan;
34. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.01/2011 tentang
Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
35. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 597/KM.1/2013 tentang Uraian
Jabatan Struktural Instansi Vertikal di Lingkungan Ditjen Perbendaharaan;
36. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 tentang
Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan sebagaimana
telah diubah dengan Nomor 536/KMK.01/2015;
37. Keputusan Kepala BAKN Nomor 1158a/KEP/1983 tentang Permintaan
Kartu Isteri/Suami Pegawai Negeri Sipil Kepada Kepala BAKN;
38. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-37/PB/2009
tentang Petunjuk Teknis Pengalihan Administrasi Belanja Pegawai Begeri
Sipil Pusat Kepada Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga;
39. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-41/PB/2009
tentang Prosedur dan Tata Cara Permintaan Serta Pembayaran Uang
Lembur bagi Pegawai Negeri Sipil;
40. P e r a t u r a n D i r e k t u r J e n d e r a l P e r b e n d a h a r a a n N o m o r
PER-3/PB/2014 tentang Petunjuk Teknis Penatausahaan, Pembukuan
dan Pertanggungjawaban Bendahara pada Satuan Kerja Pengelolan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta Verifikasi Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara;
41. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-42/PB/2014
tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Lembaga;
8 Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
42. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan KEP-107/PB/2010 tentang
Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
43. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-287 PB/2015
tentang Standar Operasional Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara
44. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
SE-38/PB/2007 tentang Ijin Melaksanakan Perjalanan ke Luar Negeri
untuk Kepentingan Pribadi atau di Luar Kedinasan;
45. Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-3559/MK.1/2009 tentang
Pelaksanaan Cuti di Lingkungan Departemen Keuangan;
46. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-40/PB/2011
tentang Pedoman Penyusunan Laporan Kepegawaian di Lingkungan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
47. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-34/PB/2013
tentang Tata Cara Administrasi Kehadiran dan Pelaporan Pelaksanaan Kerja
Lembur di Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
B. TUGAS
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan, Sub Bagian Umum mempunyai tugas:
1. Melakukan pengelolaan organisasi;
2. Melakukan pengelolaan kinerja;
3. Melakukan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM);
4. Melakukan pengelolaan keuangan;
5. Melakukan penatausahaan akun pengguna (user) Sistem Perbendaharaan
dan Anggaran Negara (SPAN);
6. Melakukan penatausahaan akun pengguna (user) Sistem Aplikasi
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 9
Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI);
7. Melakukan penyusunan bahan masukan dan konsep Rencana Strategis;
8. Melakukan penyusunan bahan masukan dan konsep Rencana Kerja;
9. Melakukan penyusunan bahan masukan dan konsep Rencana Kinerja
Tahunan (RKT);
10. Melakukan penyusunan bahan masukan dan konsep Penetapan Kinerja
(PK)
11. Melakukan penyusunan bahan masukan dan konsep Laporan Kinerja
(LAKIN) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN);
12. Melakukan urusan tata usaha;
13. Pengelolaan rumah tangga;
14. Melakukan penyusunan dan pelaporan beban kerja;
15. Implementasi budaya organisasi;
16. Melakukan urusan kehumasan dan layanan Keterbukaan Informasi Publik
(KIP).
C. URAIAN JABATAN
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 811/KM.1/2017
tentang Uraian Jabatan bagi Jabatan Struktural Instansi Vertikal di Lingkungan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan, maka uraian tugas dan kegiatan Kepala
Sub Bagian Umum adalah sebagai berikut :
1. Melakukan urusan kepegawaian sesuai ketentuan yang berlaku;
2. Melakukan urusan keuangan sesuai ketentuan yang berlaku;
3. Melakukan urusan rumah tangga sesuai ketentuan yang berlaku;
4. Melakukan administrasi PPKP, DP3, LP2P, dan KP4 sesuai ketentuan yang
berlaku;
5. Penatausahaan user SPAN dan SAKTI untuk keperluan layanan KPPN;
6. Mengoordinasikan penghapusan arsip sesuai ketentuan yang berlaku;
7. Melakukan penyusunan laporan penyerapan keuangan KPPN;
10 Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
8. Melakukan urusan kehumasan dan layanan Keterbukaan Informasi Publik
pada KPPN;
9. Melakukan koordinasi pelaporan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
tingkat KPPN;
10. Melakukan monitoring dan pelaporan pelaksanaan penilaian perilaku
pegawai KPPN;
11. Menyusun konsep Renstra, Renja, RKT, PK, dan LAKIN Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara;
12. Melakukan penyusunan Laporan pemantauan pengamanan BMN;
13. Melakukan penyusunan Laporan Capaian IKU Kemenkeu-Three;
14. Melakukan penyusunan Laporan Langkah-Langkah Pengelolaan Kinerja;
15. Melakukan penyusunan dan pelaporan beban kerja;
16. Melakukan kegiatan internalisasi budaya organisasi.
D. DAFTAR SOP SUBBAGIAN UMUM
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
KEP-287/PB/2015 tentang Standar Operasional Prosedur pada Kantor
Perbendaharaan Negara, Sub Bagian Umum mempunyai Standar Operasional
Prosedur (SOP) sebagai berikut :
1. Penerbitan Surat Permintaan Perubahan User SPAN pada KPPN;
2. Berita Acara Perubahan User SPAN pada KPPN;
3. Penyusunan Laporan Penilaian Perilaku Pegawai KPPN;
4. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja KPPN;
5. Penyusunan Bahan Masukan dan Konsep Rencana Strategis, Rencana
Kerja, Perjanjian Kerja, dan Laporan Kinerja KPPN;
6. Pengusulan Calon Peserta Pendidikan dan Latihan;
7. Penyelesaian Pengajuan Izin Cuti Tahunan dan Cuti Besar;
8. Pembuatan Karpeg/Karis/Karsu/Kartu BPJS dan Taspen;
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 11
9. Penyelesaian Pemberitahuan Kenaikan Gaji Berkala;
10. Pembayaran Gaji Pegawai Satker KPPN;
11. Pembayaran Lembur Pegawai Satker KPPN;
12. Pembayaran Uang Makan Pegawai Satker KPPN;
13. Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai (Tunkin) di Lingkungan
Kementerian Keuangan;
14. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-
K/L);
15. Penatausahaan Surat Masuk;
16. Penatausahaan Surat Keluar;
17. Pengajuan Usul Kenaikan Pangkat (UKP)/Usul Pengangkatan Pegawai
Negeri Sipil (PNS);
18. Pengurusan Permohonan Pensiun;
19. Penyelesaian Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP) Pegawai
KPPN;
20. Penyaluran/Pendistribusian Barang;
21. Pengadaan Barang/Jasa;
22. Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna
Anggaran (UAKPA);
23. Penyampaian Usulan Mutasi Internal ;
24. Penunjukan Supervisor;
25. Administrasi Absen melalui Sistem Absensi Elektronik;
26. Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Aparat Pengawas
Fungsional;
27. Pembuatan LPJ Bendahara;
28. Pengajuan Usul Kenaikan/Penurunan Peringkat Jabatan Pelaksana;
29. Penyusunan/Pemuktahiran Rencana Penarikan Dana (RPD);
30. Penyusunan Laporan Kepegawaian;
31. Penatausahaan Arsip KPPN;
12 Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
32. Usul Penghapusan Arsip atau Barang Inventaris Kantor;
33. Penghapusan Arsip atau Barang Inventaris Kantor;
34. Penyelesaian Izin Perjalanan ke Luar Negeri untuk Keperluan Pribadi;
35. Penunjukan Petugas Pengantar Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);
36. Pembuatan laporan Inventaris Barang;
37. Tata Cara Pengelolaan Kegiatan;
38. Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja PNS;
39. Pelaksanaan Penilaian Perilaku pada Aplikasi Pengelolaan Kinerja KPPN;
40. Pelaksanaan Input Kontrak Kinerja dan Capaian Kinerja melalui Aplikasi
Pengelolaan Kinerja pada KPPN;
41. Penatausahaan Dokumen Kontrak Kinerja, Laporan Capaian Indikator
Kinerja Utama Triwulanan, dan Capaian Kinerja Pegawai Tahunan KPPN;
42. Pengelolaan Kinerja Pegawai Mutasi;
43. Penyusunan Kontrak Kinerja Pegawai.
E. TUGAS PENDUKUNG
Terdapat beberapa kegiatan atau aktivitas yang harus dilaksanakan oleh
Subbagian Umum KPPN selain yang telah ditetapkan standar prosedurnya,
diantaranya meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Penunjukan Pejabat Pelaksana Tugas dan Pejabat Pelaksana Harian;
2. Penetapan Surat Pernyataan Pelantikan, Surat Pernyataan Melaksanakan
Tugas, dan Surat Pernyataan Masih Menduduki Jabatan;
3. Penyampaian Izin Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan;
4. Pengadministrasian Izin Tugas Belajar/Beasiswa;
5. Pengambilan Sumpah/Janji PNS;
6. Penyampaian Permohonan Mutasi Pegawai Mengikuti Suami;
7. Penyusunan Rencana Umum Pengadaan;
8. Layanan Kehumasan;
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 13
9. Layanan Keprotokoleran;
10. Penetapan Status Barang Milik Negara (BMN);
11. Perubahan Kontrak Kinerja;
12. Penetapan Manual Indikator Kinerja Utama (IKU), Matriks Cascading dan
Alignment;
13. Perekaman Capaian IKU dan Penilaian Tugas Tambahan dan/atau
Kreativitas pada Aplikasi Kinerja (e-performance);
14. Pelaksanaan Penyusunan Laporan Langkah-Langkah Peningkatan Kualitas
Laporan Kinerja Berdasarkan Prinsip Strategy Focused Organization
(SFO),
14 Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
BAB III
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
A. USUL KENAIKAN PANGKAT PILIHAN
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil;
b. Keputusan Kepala BKN Nomor 12 Tahun 2002 tentang Ketentuan
Pelaksanaan PP Nomor 99 Tahun 2000 jo PP Nomor 12 Tahun 2002;
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 262/PMK.01/2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 15
2. Prosedur atau alur kegiatan
3. Kegiatan rutin harian
Meneliti database pegawai dan melakukan pemutakhiran serta akurasi
data pegawai pada aplikasi PBN Open
4. Kegiatan-kegiatan yang mendukung
a. Berkoordinasi dengan Subbagian Kepegawaian di Kanwil Ditjen
Perbendaharaan yang menjadi koordinatornya;
b. Melakukan scan SK KP untuk diunggah softCopy-nya pada menu
riwayat kepangkatan pada aplikasi PBN Open untuk keperluan dosir
elektronik.
16 Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
5. Poin-poin penting
a. Dalam pelaksanaan urusan kepagawaian agar mengacu pada Buku
Panduan Layanan SDM;
b. Ketepatan waktu Usul Kenaikan Pangkat (UKP) pegawai merupakan
salah satu IKU bagi Kepala Subbagian Umum KPPN. Jika terjadi
keterlambatan pengajuan, UKP pegawai yang bersangkutan
menjadi tertunda ke periode berikutnya sehingga berdampak pada
keterlambatan kenaikan pangkat;
c. Harus memperhatikan batas waktu UKP pegawai sesuai surat edaran
dari Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan, baik untuk UKP periode
April maupun Oktober tahun berkenaan;
d. Setiap pegawai harus melakukan upload hasil scan SK Kenaikan
Pangkat yang diterimanya pada aplikasi PBNOpen untuk keperluan
dosir elektronik;
e. Dokumen pendukung UKP terutama yang akan dan dalam golongan 3
dan golongan 4 disampaikan sebanyak 3 rangkap;
f. Ijazah pendidikan harus memperhatikan ketentuan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset dan Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi mengenai kuliah jarak jauh, kelas jauh, kelas
khusus/eksekutif, dan kuliah Sabtu-Minggu;
g. Dalam hal terjadi mutasi pada saat masih kuliah yang hanya tinggal
menyelesaikan skripsi/tesis, agar dibuatkan surat keterangan/
pernyataan dari universitas dan Kepala Kantornya.
6. Laporan berkala
Pengajuan UKP pegawai menjadi IKU yang periode pelaporannya setiap
semester.
7. Aplikasi Pendukung 17
a. Aplikasi PBNOpen Ditjen Perbendaharaan;
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
b. Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) BKN;
c. Aplikasi Administrasi Persuratan.
8. Sanksi
Apabila terjadi keterlambatan pengajuan Usul Kenaikan Pangkat Pegawai
pada periode tertentu, maka target IKU tidak tercapai.
B. USUL KENAIKAN PANGKAT REGULER
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil;
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 262/PMK.01/2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
2. Prosedur atau alur kegiatan
18 Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
Syarat bagi PNS yang akan diusulkan Kenaikan Pangkat Reguler:
a. Telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir;
b. PPKP minimal bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
c. Tidak melampaui pangkat atasan langsungnya;
d. Batas tertinggi kenaikan pangkat regular yang dapat dicapai
berdasarkan ijazah adalah sebagai berikut:
No. PNS yang mempunyai Ijazah Golongan
1 SD atau yang setingkat Tertinggi
II/a
2 SLTP atau yang setingkat II/c
3 Sekolah Lanjutan Kejuruan Tinggkat Pertama II/d
4 SLTA, Sekolah Lanjutan Kejuruan Atas (3 tahun dan 4 III/b
tahun) D-1, D-II
5 Sekolah Pendidikan Luar Biasa, D-3, Sarjana Muda, III/c
Akademi, Ijazah Bakaloreat
6 S-1, D-IV III/d
7 Dokter, Ijazah Apoteker, S-2, Ijazah lain yang setara IV/a
8 S-3 IV/b
e. Bagi yang kenaikan pangkat regulernya mengakibatkan pindah golongan
dari II ke III dan dari golongan III ke IV, harus telah lulus ujian dinas yang
ditentukan, kecuali bagi:
1) Telah mengikuti dan lulus Diklatpim Tk. IV untuk ujian dinas Tk.I;
2) Telah mengikuti dan lulus Diklatpim Tk. III untuk ujian dinas Tk.II;
3) Telah memperoleh ijazah S-1 atau D-IV untuk ujian dinas Tk. I;
4) Telah memperoleh ijazah dokter, apoteker,S-2, dan ijazah lain yang
setara, untuk ujian dinas Tk. I;
5) Telah memperoleh ijazah S-3, untuk ujian dinas Tk. II.
Dokumen pendukung antara lain:
1) Copy sah Surat Keputusan (SK) pangkat terakhir;
2) Copy sah Penilaian Prestasi Kerja PNS (PPKP) dalam 2 tahun terakhir;
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 19
3) Copy sah ijazah bagi yang memperoleh peningkatan pendidikan;
4) Copy sah SK mutasi lainnya bila terjadi perubahan data kepegawaian
(misalnya SK pindah kerja, SK alih status, dll);
5) Copy sah surat perintah tugas belajar (bagi yang melaksanakan tugas
belajar dan sebelumnya tidak menduduki jabatan struktural atau
fungsional tertentu);
6) Bagi pegawai yang pada saat memperoleh ijazah berbeda dengan
tempat tugas saat pengajuan UKP, tambahan dokumen pendukungnya
adalah Copy sah Surat Keputusan (SK) jabatan terakhir atasan
langsungnya, dan Copy sah Surat Keputusan (SK)/Nota Dinas (ND)
penempatan terakhir pegawai yang diusulkan Kenaikan Pangkat;
7) Surat penugasan dipekerjakan/diperbantukan di luar instansi
induknya, bagi yang menjalaninya;
8) Copy sah Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan Nilai Sasaran Kerja Pegawai
(NSKP) dalam 2 tahun terakhir.
3. Kegiatan rutin harian
Meneliti data base pegawai dan melakukan pemutakhiran serta akurasi
data pegawai pada aplikasi PBN Open
4. Kegiatan-kegiatan yang mendukung
a. Melakukan peremajaan data pada Sistem Aplikasi Pelayanan
Kepegawaian (SAPK) terhadap data pegawai yang akan diusulkan
Kenaikan Pengkat, khususnya Kenaikan Pangkat dalam golongan I dan
II;
b. Untuk meyakinkan akurasi data, dapat melakukan rekonsiliasi data
dengan Kantor Regional BKN mitra kerja;
c. Berkoordinasi dengan subbagian terkait di Kanwil Ditjen
20 Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
Perbendaharaan yang menjadi koordinatornya;
d. Melakukan scan Surat Keputusan Kenaikan Pangkat (SK-KP) untuk
diunggah softCopy-nya pada menu riwayat kepangkatan pada aplikasi
PBN Open untuk keperluan dosir elektronik.
5. Poin-poin penting
a. Ketepatan waktu UKP pegawai merupakan salah satu IKU bagi Kepala
Subbagian Umum KPPN. Jika terjadi keterlambatan pengajuan, UKP
pegawai yang bersangkutan menjadi tertunda ke periode berikutnya
sehingga berdampak pada keterlambatan kenaikan pangkat;
b. Harus memperhatikan batas waktu UKP pegawai sesuai surat edaran
dari Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan, baik untuk UKP periode
April maupun Oktober tahun berkenaan;
c. Setiap pegawai harus melakukan upload hasil scan SK Kenaikan
Pangkat yang diterimanya pada aplikasi PBN Open untuk keperluan
dosir elektronik;
d. Dokumen pendukung UKP terutama yang akan dan dalam golongan III
dan golongan IV disampaikan sebanyak 3 (tiga) rangkap;
e. Ijazah pendidikan harus memperhatikan ketentuan Ditjen Dikti
mengenai kuliah jarak jauh, kelas jauh, kelas khusus/eksekutif, dan
kuliah Sabtu-Minggu;
f. Dalam hal terjadi mutasi pada saat masih kuliah yang hanya tinggal
menyelesaikan skripsi/tesis, agar dibuatkan surat keterangan/
pernyataan dari universitas dan Kepala Kantornya.
6. Laporan berkala
Pengajuan UKP pegawai menjadi IKU yang periode pelaporannya setiap
semester.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 21
7. Aplikasi Pendukung
Aplikasi Pbn Open Ditjen Perbendaharaan
8. Sanksi
Apabila terjadi keterlambatan pengajuan Usul Kenaikan Pangkat Pegawai
pada periode tertentu, maka target IKU tidak tercapai.
C. KENAIKAN GAJI BERKALA
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan
Gaji Pegawai Negeri Sipil sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan ketigabelas
atas PP Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri
Sipil;
b. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan APBN;
c. Keputusan Dirjen Perbendaharaan tentang Pemberian Kuasa
dari Dirjen Perbendaharaan Kepada Para Pejabat Lingkup Ditjen
Perbendaharaan Untuk Atas Nama Dirjen Perbendaharaan
Menandatangani Surat Keputusan Mutasi Kepegawaian dan Lain
Sebagainya di Bidang Kepegawaian
2. Prosedur atau Alur kegiatan
22 Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
Pegawai yang memenuhi syarat untuk KGB:
a. Telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan untuk KGB
b. Penilaian pelaksanaan pekerjaan dengan nilai rata-rata minimal
“cukup”
c. Jika penilaian pelaksanaan pekerjaan kurang dari “cukup”, maka
KGBnya ditunda tiap kali paling lama 1 tahun.
d. Jika tidak ada alasan lagi untuk penundaan, maka KGB diberikan mulai
bulan berikutnya dari masa penundaan itu.
1) Masa penundaan KGB dihitung penuh untuk KGB berikutnya
2) Penundaan KGB bukan merupakan hukuman disiplin, melainkan
sebagai akibat tidak dipenuhinya persyaratan.
Dokumen pendukung untuk KGB:
a. Fotokopi sah SK KP terakhir.
b. Fotokopi sah KGB terakhir.
c. Fotokopi sah PPKP 1 tahun terakhir.
Pejabat yang berwenang menetapkan KGB:
a. Pejabat eselon III KPPN, ditandatangani oleh Kepala Kanwil atas nama
Dirjen Perbendaharaan.
b. Pejabat eselon IV KPPN, ditandatangani oleh Kepala KPPN atas nama
Dirjen Perbendaharaan.
c. Pelaksana dan pejabat fungsional KPPN, ditandantangani oleh Kepala
KPPN atas nama Dirjen Perbendaharaan.
3. Kegiatan Rutin Harian
Meneliti database pegawai dan melakukan pemutakhiran serta akurasi
data pegawai pada aplikasi kepegawaian
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 23
4. Kegiatan-kegiatan yang mendukung
Melakukan proses scan Surat Kenaikan Gaji Berkala dan upload file dalam
ekstensi *pdf pada Menu Riwayat Kepangkatan aplikasi PBNOpen untuk
keperluan dosir elektronik
5. Poin-poin Penting
Ketepatan waktu penetapan KGB pegawai merupakan salah satu IKU bagi
Kepala Subbagian Umum KPPN. Jika terjadi keterlambatan pengajuan,
KGB pegawai yang bersangkutan menjadi tertunda sehingga berdampak
keuangan pada pegawai yang bersangkutan, karena KGB tidak dapat
berlaku surut.
6. Laporan Berkala
Pengajuan usul KGB pegawai merupakan bagian dari IKU yang periode
pelaporannya tiap semester.
7. Aplikasi pendukung
Aplikasi PBNOpen Ditjen Perbendaharaan
8. Sanksi
Apabila terjadi keterlambatan penetapan KGB pegawai pada periode
tertentu, maka target IKU tidak tercapai.
D. CUTI PEGAWAI
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil;
b. Surat Edaran Dirjen Perbendaharaan Nomor SE-45/PB/2006 hal
Penjelasan Cuti Tahunan yang Terkait Dengan Cuti Besar;
c. Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-3559/MK.01/2009 tanggal
10 Desember 2009.
24 Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
2. Prosedur atau Alur Kegiatan
a. Cuti Tahunan
1) Merupakan hak PNS, yang telah bekerja secara terus menerus selama
1 (satu) tahun;
2) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) hanya berhak atas cuti tahunan,
kecuali ditetapkan lain oleh pejabat berwenang dengan pertimbangan
kemanusiaan;
3) Selama menjalankan cuti tahunan, PNS/CPNS mendapat Tunjangan
Khusus Pengelolaa Keuangan Negara (TKPKN);
4) Penggunaan cuti tahunan dapat digabungkan dengan cuti bersama;
5) Cutitahunanyangakandijalankanditempatyangsulitperhubungannya
dapat ditambah paling lama 14 (empat belas) hari termasuk hari libur,
kecuali bila cuti tahunan yang diambil kurang dari 12 (dua belas) hari;
6) Cuti tahunan yang tersisa 6 (enam) hari kerja atau kurang, tetap
menjadi hak PNS yang bersangkutan;
7) Cuti tahunan yang tersisa lebih dari 6 (enam) hari kerja harus
dimintakan penangguhan agar dapat dijalani tahun berikutnya;
8) Pejabat berwenang dapat menangguhkan cuti tahunan paling lambat
akhir Bulan Desember tahun berjalan, dan ditangguhkan untuk paling
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 25
lama 1 (satu) tahun jika ada kepentingan dinas mendesak;
9) Cuti tahunan yang tersisa yang digabungkan dengan cuti tahunan
tahun berjalan dapat diambil paling lama 18 (delapan belas) hari
kerja termasuk cuti tahunan yang sedang berjalan, atau 24 (dua puluh
empat) hari kerja termasuk cuti tahunan yang sedang berjalan jika
tidak diambil secara penuh dalam beberapa tahun;
10) Pengajuan permohonan cuti yang tersisa yang digabungkan dengan
cuti tahunan tahun berjalan harus mencantumkan jumlah sisa cuti
tahunan masing-masing tahun yang bersangkutan;
11) Tanpa ada persetujuan penangguhan cuti dari pejabat berwenang, cuti
tahunan yang dapat diambil dalam tahun berjalan menjadi paling lama
18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti tahunan tahun berjalan.
Jika disetujui penangguhannya, cuti tahunan tersebut dapat diambil
dalam tahun berikutnya paling lama 24 (dua puluh empat) hari kerja
termasuk cuti tahunan tahun berjalan.
b. Cuti Besar
1) Merupakan hak PNS yang telah bekerja paling kurang 5 (lima) tahun
terus menerus;
2) PNS yang akan/telah menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti
tahunan tahun yang bersangkutan, yaitu pada tanggal dan tahun
dimulainya cuti besar dan bukan pada tanggal dan tahun berakhirnya
cuti besar;
3) Selama menjalankan cuti besar, PNS yang bersangkutan tidak berhak
atas tunjangan jabatan dan tidak memperoleh TKPKN;
4) PNS perlu merencanakan cuti besar sejak awal tahun;
5) Dapat digunakan PNS untuk memenuhi kewajiban agama, persalinan
anak ke-4 (ke empat), keperluan lainnya sesuai pertimbangan pejabat
berwenang;
26 Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
6) PNS yang telah mengambil cuti tahunan dan akan cuti besar pada
tahun yang bersangkutan harus mengembalikan TKPKN selama
menjalankan cuti tahunan;
7) PNS yang akan/telah cuti besar berhak atas cuti bersama, cuti tahunan
yang tersisa sebelum pada tahun sebelum digunakannya cuti besar,
cuti sakit, cuti bersalin anak ke-1,2,3, serta cuti alasan penting;
8) Dapat ditangguhkan, bila ada kepentingan yang mendesak untuk
paling lama 2 (dua) tahun;
c. Cuti Sakit
1) Merupakan hak PNS dan/atau CPNS wanita yang mengalami gugur
kandungan, untuk paling lama 1½ (satu setengah) bulan dengan
dilampiri surat keterangan dokter/bidan;
2) Jika cuti sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas)
hari harus melampirkan surat keterangan dokter dari RS pemerintah/
Puskesmas, dan harus memberitahukan atasannya;
3) Dapat digunakan untuk paling lama 1 (satu) tahun dan dapat ditambah
untuk paling lama 6 (enam) bulan berdasarkan dokter yang ditunjuk
oleh Menteri Kesehatan, dan jika telah aktif bekerja kembali maka
pegawai yang bersangkutan berhak atas cuti bersama, cuti tahunan
(pada tahun berjalan dan sisa tahun sebelum cuti sakit), cuti besar,
cuti bersalin, dan cuti alasan penting;
4) PNS yang tidak sembuh dalam jangka waktu tersebut, harus diuji
kembali kesehatannya oleh dokter yang ditunjuk oleh Menteri
Kesehatan. Jika berdasarkan hasil pengujian belum sembuh, maka
diberhentikan dengan hormat dari jabatannya Karena sakit dan
mendapat uang tunggu;
5) PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan
tugas sehingga perlu mendapat perawatan berhak atas cuti sakit
sampai sembuh, dan selama menjalaninya PNS yang bersangkutan
menerima penghasilan penuh.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 27
d. Cuti Bersalin
1) Merupakan hak PNS/CPNS wanita untuk persalinan anak ke-1,2,3;
2) CPNS yang telah menggunakan cuti bersalin untuk anak ke-1 (satu),
akan mengurangi hak cuti bersalin setelah yang bersangkutan menjadi
PNS;
3) PNS yang telah cuti bersalin, berhak atas cuti bersama, cuti tahunan
pada tahun berjalan dan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan
cuti bersalin, cuti besar, cuti sakit, dan cuti karena alasan penting;
4) PNS wanita dapat diberikan cuti besar untuk bersalin anak ke-4
(empat) jika masih mempunyai hak cuti besar;
5) PNS wanita yang akan/telah cuti besar untuk bersalin anak ke-4
(empat), tidak berhak lagi atas cuti tahunan pada tahun yang
bersangkutan. Namun masih berhak untuk cuti bersama, cuti tahunan
yang tersisa sebelum cuti besar, cuti sakit, cuti Karena alasan penting;
6) PNS wanita dapat diberikan cuti di luar tanggunan negara untuk
bersalin anak ke-5 (lima) dan seterusnya, dan masih berhak atas cuti
bersama, cuti tahunan tahun berjalan dan sisa pada tahun sebelum
cuti di luar tanggungan negara, cuti besar setelah bekerja kembali
6 (enam) tahun terus menerus, cuti sakit, dan cuti Karena alasan
penting;
7) Lamanya adalah 3 (tiga) bulan.
e. Cuti karena Alasan Penting
1) Merupakan hak PNS, dan paling lama 1 (satu) bulan;
2) Selama menjalankannya, pegawai tidak memperoleh TKPKN;
3) Dikarenakan ibu, bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua, dan
menantu sakit keras/meninggal dunia, yang menurut hukum pegawai
yang bersangkutan harus mengurus hak-hak anggota keluarga yang
28 Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
meninggal;
4) Dikarenakan melangsungkan pernikahan;
5) Dikarenakan kondisi force major (misal banjir, tanah longsor,
kebakaran, gempa bumi);
6) Dikarenakan alasan penting lainnya yang ditentukan oleh Presiden RI
7) Bagi yang telah cuti Karena alasan penting, berhak atas cuti bersama,
cuti tahunan tahun berjalan dan cuti tahunan yang tersisa sebelum
digunakannya cuti Karena alasan penting, cuti besar, cuti sakit, serta
cuti bersalin.;
8) Bagi PNS yang mengambil cuti alasan penting dapat menerima
penghasilan penuh.
f. Hak Cuti bagi Pegawai Tugas Belajar
1) PNS tugas belajar berhak atas cuti bersama, cuti bersalin, cuti besar
untuk bersalin anak ke-4 jika masih memliki hak cuti besar;
2) PNS tugas belajar baik dalam negeri maupun dari luar negeri yang
akan cuti bersalin atau cuti besar untuk anak ke-4 (empat) harus
mengajukan permohonan kepada pejabat berwenang melalui
pimpinan tertinggi Univeritas atau kepala perwakiran RI di negara
yang bersangkutan;
g. Hak Cuti Pegawai yang telah Selesai Tugas Belajar
1) PNS yang telah selesai tugas belajar berhak atas cuti bersama, cuti
besar untuk persalinan anak ke-4 (empat), cuti sakit, cuti bersalin, dan
cuti karena alasan penting;
2) PNS yang telah selesai tugas belajar dan kembali bekerja minimal 3
bulan berhak atas cuti tahunan tahun berjalan dan cuti besar.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 29
h. Cuti Bersama
1) Cuti bersama ditetapkan oleh Keputusan Presiden;
2) Cuti Bersama tidak mengurangi hak cuti tahunan.
i. Cuti di Luar Tanggungan Negara
1) PNS yang telah bekerja minimal 5 (lima) tahun terus menerus dapat
diberikan cuti di luar tanggungan negara karena alasan yang penting
dan mendesak;
2) Dapat diberikan paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang
untuk paling lama 1 (satu) tahun, jika ada alasan yang penting dan
mendesak;
3) Alasan yang penting dan mendesak dapat dipertimbangkan oleh
atasan langsung jika disertai bukti pendukung;
4) Setelah menjalankan cuti di luar tanggungan negara, PNS yang bekerja
kembali di lingkungan Kementerian Keuangan tidak berhak atas cuti
tahunan yang tersisa, namun berhak atas cuti bersama, cuti tahunan
tahun berjalan setelah bekerja kembali minimal 3 (tiga) bulan, cuti
besar setelah bekerja kembali minimal 6 (enam) tahun terus menerus,
cuti sakit, cuti bersalin, dan cuti karena alasan penting;
5) PNS yang menjalani cuti di luar tanggungan negara dibebaskan dari
jabatannya dan jabatan yang menjadi kosong tersebut dapat diisi,
kecuali untuk persalinan ke-5 (lima) dst.;
6) Cuti diberikan oleh pejabat yang berwenang setelah mendapat
persetujuan dari Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN);
7) Selama cuti tidak berhak menerima penghasilan dari negara;
8) Selama cuti tidak diperhitungkan sebagai masa kerja PNS;
9) PNS yang tidak melaporkan diri kepada instansi induknya setelah
habis masa cuti, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS;
10) PNS yang melapor kembali kepada instansi induknya setelah habis
30 Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
masa cuti, maka:
a) Jika ada lowongan ditempatkan kembali;
b) Jika tidak ada lowongan, maka pimpinan instansi melaporkan
kepada Kepala BKN untuk dimungkinkan ditempatkan di instansi
lain;
c) Jika huruf b tetap tidak memungkinkan, maka diberhentikan
dengan hormat dengan hak-hak kepegawaian.
j. Cuti yang dijalankan di Luar Negeri dan Izin ke Luar Negeri
1) Dasar Hukum:
a) Keputusan Menteri Keuangan nomor 180/KMK.01/2009 tanggal
12 Mei 2009 tentang Pendelegasian Sebagian Wewenang kepada
Para Pejabat Eselon I di Lingkungan Departemen Keuangan untuk
menandatangani Surat Keputusan Mutasi Kepegawaian dan lain
sebagainya di Bidang Kepegawaian;
b) Surat Edaran Menteri Keuangan RI Nomor SE-49/MK.1/1999
tanggal 27 Agustus 1999;
c) Surat Kepala Biro SDM Nomor S-1122/SJ.4/2007 tanggal 2 Oktober
2007;
d) Surat Edaran Dirjen Perbendaharaan Nomor SE-38/PB/2007
tanggal 2 Oktober 2007 tentang Izin Melakukan Perjalanan ke Luar
Negeri untuk Kepentingan Pribadi atau di Luar Kedinasan.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 31
2) Prosedur atau Alur kegiatan:
3) Poin-poin penting:
a) Bagi PNS di lingkungan Ditjen Perbendaharaan dan isteri/
suaminya sebelum mendapatkan izin tertulis, tidak diperkenankan
berangkat ke luar negeri;
b) Permohonanan dalam rangka ibadah haji dapat menggunakan
cuti besar (maksimal 50 hari kalender) dan tidak diperkenankan
menggunakan cuti alasan penting;
c) Permohoanan dalam rangka ibadah haji dapat menggunakan cuti
tahunan apabila jangka waktunya tidak melebihi jumlah maksimal
hak cuti tahunan yang diperkenankan dan masih ada haknya;
d) Dalam hal ada perubahan jadwal keberangkatan dan kepulangan
jamaah haji dari Kementerian Agama, maka pelaksanaan cuti oleh
Kepala Kantor masing-masing.
32 Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN
3. Kegiatan rutin harian
Monitoring permohonan cuti pegawai melalui e-prime dalam aplikasi
e-performance Kementerian Keuangan.
4. Kegiatan-kegiatan yang mendukung
a. Setiap pimpinan unit yang berfungsi memberikan pelayanan langsung
kepada masyarakat di pusat dan daerah, mengatur penugasan
pegawai pada hari libur nasional dan cuti bersama agar pelayanan
tetap berjalan sebagaimana mestinya;
b. Setiap pimpinan unit mengatur dan memantau pelaksanaan hari libur
nasional dan cuti bersama. Jika ada pegawai yang tidak masuk kerja/
Pulang Sebelum Waktu (PSW)/terlambat masuk kantor tanpa alasan
jelas sebelum dan sesudah cuti bersama, hendaknya diambil langkah
peningkatan disiplin pegawai sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Poin-poin penting
a. Pengajuan cuti paling lama 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal
pelaksanaan cuti, kecuali untuk cuti sakit, cuti karena alasan penting,
dan cuti yang dijalankan di luar negeri;
b. Untuk kepentingan dinas yang mendesak, pegawai yang sedang
menjalankan cuti tahunan dapat dipanggil kembali kerja, dan sisa cuti
yang belum dijalani tetap menjadi hak pegawai yang bersangkutan;
c. Pelaksanaan cuti tahunan dan cuti bersama dapat digabung sepanjang
tidak mengganggu tugas dan pelayanan, dan jumlah pegawai yang
dapat disetujui untuk menggabungkan cuti tahunan dan cuti bersama
pada hari raya agama;
d. Pemberian ijin tidak masuk kerja paling banyak 2 (dua) hari, dan bila
lebih maka akan diperhitungkan cuti.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 33
6. Aplikasi Pendukung
Cuti online e-prime pada aplikasi e-performance Kementerian
Keuangan.
7. Sanksi
Jika meninggalkan kantor melebihi waktu cuti, merupakan indisipliner
dan perlu ada tindak lanjut sanksi.
E. PEMBERHENTIAN DAN PEMENSIUNAN PEGAWAI
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan
Pensiun Janda/Duda Pegawai
b. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian
PNS
c. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian
Sementara PNS
d. Surat Sekretaris Ditjen Perbendaharaan Nomor S-7995/PB.1/2017
tentang Pemberitahuan Pengusulan Pemberhentian Dengan Hormat
Atas Permintaan Sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil
34 Pedoman Pelaksanaan Tugas Subbagian Umum KPPN