PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Penanggung Jawab
Ir. Memen Suparman, M.M
Penulis:
Andi Miftahul Jannah
Heri Andri
Agus Kusumanegara
Eka Yanuar Pribadi
Editor:
Memen Suparman
Hastoto Alifianto
Desain Sampul: Heri Andri
Tata Letak: Rizal Rabas
ISBN: 978-602-60691-4-6
Penerbit:
Balai Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti
Kantor:
Jln. Adam Malik KM 5, Kel. Kambajawa
Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur
Telp (0387) 61914
E-mail: [email protected]
Cetakan Pertama, November 2020
Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis
dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit
Dicetak dengan anggaran DIPA BTN MATALAWA Tahun 2020
~ iii ~
Pesona Anggrek
Taman Nasional Matalawa
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam
dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan
Ir. Wiratno, M. Sc.
Kawasan konservasi di Indonesia memiliki potensi keanekaragaman
hayati yang sangat tinggi dan telah banyak memberikan manfaat
pada semua aspek kehidupan manusia. Keanekaragaman hayati
tersebut menjadi bagian penting dalam rantai kehidupan manusia, yang
berperan sebagai penyangga sistem kehidupan seperti rantai pangan,
siklus hidrologi, siklus energi, bioprospekting dan lain sebagainya.
Penggalian data dan informasi terhadap potensi keanekaragaman hayati
sangat penting dilakukan oleh pengelola dalam rangka melestarikan
potensi-potensi tersebut, terlebih data dan informasi tersebut dituangkan
dalam sebuah buku. Buku menjadi bukti otentik dari serangkaian kajian
yang dilakukan oleh Pengelola. Dalam prosesnya, memang tidaklah
mudah dalam menyusun suatu buku karena diperlukan ketekunan,
ketelitian dan kesabaran dari penyusunnya.
Saya sampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Balai TN Matalawa
atas konstribusinya dalam melahirkan suatu karya berupa buku yang
mengulas tentang keberagaman anggrek di TN Matalawa dan saya
~v~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
yakini, buku ini sangat bermanfaat bukan hanya untuk UPT Balai TN
Matalawa saja akan tetapi pihak lain juga yang memiliki ketertarikan
terhadap anggrek baik itu peneliti, komunitas pencinta anggrek, kolektor
dan lain sebagainya sehingga ini juga menjadi tantangan kedepan untuk
memikirkan strategi dalam pengelolaannya. Saya selalu berpesan bahwa
“Konservasi Alam bukan hanya sekedar pekerjaan. Ia adalah jalan hidup
yang dipilihkan Tuhan kepada kita. Maka bersyukurlah dengan cara
bekerja keras, bekerja ikhlas, dan bekerja cerdas dalam menjalaninya”.
Penulisan buku ini juga merupakan salah satu strategi pengelolaan
kawasan konservasi yang cukup efektif dalam upaya menjaga potensi
keanekaragaman hayati agar tetap lestari yaitu dengan melibatkan
masyarakat disekitar kawasan konservasi sebagai subyek pengelolaan.
Semoga Allah SWT menyertai dan melindungi setiap langkah kita dalam
mengabdi dan terus berikhtiar untuk berperan dalam penyelamatan
kawasan konservasi di seluruh tanah air.
Ir. Wiratno, M. Sc.
~ vi ~
KATA PENGANTAR
Kepala Balai Taman Nasional Manupeu Tanah
Daru dan Laiwangi Wanggameti
Ir. Memen Suparman, M.M
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur mari kita panjatkan
ke khadirat ALLAH Subhanahuwata’ala atas rahmat, nikmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Buku Pesona
Anggrek Taman Nasional Matalawa Edisi I. Buku ini merupakan rangkaian
karya dari kami selaku Pengelola Kawasan Konservasi satu-satunya di Pulau
Sumba sebagai sumbangsih kami terhadap khasanah keilmuan di bidang
tumbuhan khususnya jenis Anggrek yang ada di Nusa Tenggara Timur.
Buku ini adalah suatu kebanggaan kami yang ingin kami wujudkan
sejak lama, karena dalam proses penyusunannya dibutuhkan kesabaran,
ketelitian dan ketekunan serta waktu yang cukup panjang. Hingga saat
ini literatur mengenai anggrek khususnya anggrek di tanah Sumba
dan Nusa Tenggara pada umumnya sangatlah terbatas.
Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh Pengendali Ekosistem
Hutan (PEH) TN Matalawa dan pihak lain atas kerjasama dan keterlibatan
dalam penyusunan Buku Pesona Anggrek Tersembunyi di Tanah Sumba -
Nusa Tenggara Timur ini sehingga dalam penyusunannya berjalan dengan
lancar.
~ vii ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Dalam buku ini diungkap jenis-jenis anggrek yang ada di Pulau Sumba
khususnya di Kawasan TN Matalawa, baik anggrek tanah maupun
anggrek epifit. Tercatat jumlah jenis yang terdokumentasikan secara
detail berjumlah 58 (lima puluh delapan) jenis anggrek yang terdiri dari
28 jenis anggrek tanah (terrestrial), 27 jenis epifit dan 3 jenis anggrek
saprofit. Dari 58 jenis anggrek tersebut diklasifikasikan kedalam 39 (tiga
puluh sembilan) genus anggrek, dan dari 58 jenis anggrek dijumpai
1 (satu) diantaranya termasuk kedalam jenis anggrek endemic Nusa
Tenggara yaitu “Dendrobium floresianum”, namun demikian berdasarkan
ciri morfologisnya terutama pada ukuran labellum ada sedikit perbedaan
dengan jenis D. floresianum, sehingga diduga jenis ini merupakan jenis
baru, dan masih diperlukan kajian yang lebih mendalam dari para pakar
anggrek.
Kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan penulis yaitu Sdri.
Andi Miftahul Jannah, Sdr. Heri Andri, Sdr. Agus Kusumanegara dan Sdr.
Eka Yanuar Pribadi serta pihak lain atas kerjasama dan keterlibatan dalam
penyusunan Buku Pesona Anggrek TN Matalawa – Nusa Tenggara Timur.
Dalam kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan terima kasih
kepada Bapak Wiratno, Dirjen KSDAE yang selalu memberikan dorongan
dan motivasi kepada kami hingga buku ini dapat diselesaikan.
Ir. Memen Suparman, M.M
~ viii ~
PRAKATA
Alhamdulillahirabbil'aalamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Al-Aliim, Allah Yang Maha Mengetahui, karena atas ilmu
dan karunia kesehatan yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis
sehingga buku yang memuat informasi kekayaan tumbuhan yang ada
di Kawasan Taman Nasional Matalawa, Sumba ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya meskipun pandemi COVID-19 di penghujung tahun
2020 ini masih menghantui.
Penulisan buku ini merupakan suatu komitmen penulis untuk terus
berkarya mendokumentasikan kekayaan keanekaragaman hayati yang
dimiliki TN Matalawa, buku berjudul Pesona Anggrek Taman Nasional
Matalawa – Nusa Tenggara Timur ini memberikan khasanah baru
terutama terhadap informasi kekayaan jenis Anggrek Sumba, terdapat
58 jenis anggrek yang tumbuh di kawasan Taman Nasional Matalawa.
Penulisan buku ini juga tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
beberapa pihak. Oleh Karena itu, penulis menyampaikan terima kasih
~ ix ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan seperjuangan PEH dan POLHUT
TN Matalawa, kepada Komunitas Pusat Anggrek Indonesia, Toni Artaka,
Vincent Wanua dan Yopi Kolisen yang membantu mengidentifikasi jenis
anggrek ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kepala
Balai TN Matalawa beserta jajarannya atas kepercayaan dan dukungan
penuh yang telah diberikan kepada penulis. Dengan dukungan dan
kepercayaan yang telah diberikan, penulis berkeyakinan bahwa hal
tersebut dapat menjadi sarana dalam meningkatkan kualitas diri dan
karya dari waktu ke waktu. Terkhusus, penulis sampaikan terima kasih
kepada keluarga terkasih yang telah mencurahkan perhatian, doa dan
motivasi yang kuat sehingga penulis dapat menyelesaikan buku ini.
Tak ada jalan yang tak berlubang, penulis pun menyadari bahwa dalam
penyusunan buku ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun tetap penulis
harapkan dari para pembaca yang budiman. Atas kritikan dan saran
yang diberikan, diharapkan dapat menjadi bekal menuju kesempurnaan
pada penulisan-penulisan selanjutnya, penulis juga menyampaikan terima
kasih atas kritik dan saran yang telah diberikan. Namun demikian, penulis
berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Penulis
~x~
DAFTAR ISI
Pesona Anggrek Taman Nasional Matalawa Direktur Jenderal
Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan......................................................................... v
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... vii
PRAKATA............................................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................ xv
I. MENGENAL TAMAN NASIONAL MANUPEU TANAH DARU
DAN LAIWANGI WANGGAMETI..................................................................... 1
A. Sejarah TN Matalawa..................................................................................... 2
B. Kondisi Fisik....................................................................................................... 4
Geologi dan Topografi.................................................................................... 4
Iklim dan Hidrologi......................................................................................... 5
Kondisi Bioekologi........................................................................................... 6
C. Kondisi Biologi................................................................................................... 6
Flora........................................................................................................................ 6
Fauna...................................................................................................................... 8
II. PERTELAAN ANGGREK....................................................................................... 11
A. Akar ........................................................................................................................ 12
B. Batang ................................................................................................................... 13
C. Daun ....................................................................................................................... 15
D. Bunga...................................................................................................................... 17
E. Biji............................................................................................................................ 20
F. Buah ....................................................................................................................... 20
G. Istilah-Istilah yang Sering Dijumpai:.................................................... 22
~ xi ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
III. ANGGREK TN MATALAWA................................................................................. 27
A. Jenis Anggrek TN Matalawa...................................................................... 30
B. Habitat Anggrek TN Matalawa................................................................ 34
C. Genus-Genus pada Anggrek TN Matalawa........................................ 37
Genus Aerides............................................................................................................ 37
Genus Anoectochilus............................................................................................. 37
Genus Appendicula................................................................................................. 37
Genus Arundina........................................................................................................ 38
Genus Bryobium ...................................................................................................... 38
Genus Bulbophyllum............................................................................................. 39
Genus Calanthe......................................................................................................... 40
Genus Cleisostoma.................................................................................................. 40
Genus Corymborkis................................................................................................ 41
Genus Crepidium..................................................................................................... 41
Genus Dendrobium................................................................................................. 41
Genus Didymoplexis.............................................................................................. 42
Genus Dienia.............................................................................................................. 43
Genus Disperis .......................................................................................................... 43
Genus Epipogium .................................................................................................... 43
Genus Eulophia ........................................................................................................ 44
Genus Geodorum..................................................................................................... 44
Genus Goodyera........................................................................................................ 44
Genus Grosourdya................................................................................................... 45
Genus Habenaria ..................................................................................................... 45
Genus Luisia............................................................................................................... 45
Genus Malleola.......................................................................................................... 46
Genus Nervilia........................................................................................................... 47
Genus Oberonia........................................................................................................ 47
Genus Pachystoma.................................................................................................. 47
Genus Parapteroceras............................................................................................ 48
Genus Pecteilis.......................................................................................................... 49
Genus Peristulus...................................................................................................... 49
Genus Phalaenopsis............................................................................................... 49
Genus Polystachya.................................................................................................. 51
Genus Pomatocalpa ............................................................................................... 51
Genus Spathoglottis............................................................................................... 51
Genus Taeniophyllum............................................................................................ 52
Genus Thelymitra ................................................................................................... 52
Genus Thrixspermum........................................................................................... 53
Genus Tricoglotis..................................................................................................... 53
Genus Tropidia.......................................................................................................... 54
Genus Vanda............................................................................................................... 54
Genus Zeuxine........................................................................................................... 55
~ xii ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
SPESIES ANGGREK DI TN MATALAWA
1. Aerides odorata.......................................................................................................... 58
2. Anoectochilus reinwardtii.................................................................................... 64
3. Appendicula reflexa................................................................................................. 67
4. Arundina graminifolia (anggrek bambu)..................................................... 69
5. Bryobium retusum.................................................................................................... 74
6. Bulbophyllum biflorum.......................................................................................... 78
7. Bulbophyllum sp........................................................................................................ 81
8. Calanthe triplicata (anggrek popocongan/bayi tidur).......................... 82
9. Cleisostoma uraiense............................................................................................... 85
10. Corymborkis veratrifolia....................................................................................... 88
11. Crepidium junghuhnii............................................................................................ 92
12. Crepidium koordesii................................................................................................. 95
13. Dendrobium affine (anggrek kupu-kupu) .................................................... 97
14. Dendrobium calophyllum..................................................................................... 101
15. Dendrobium capra (Anggrek Larat Hijau)................................................... 104
16. Dendrobium crumenatum Swartz (Anggrek Merpati).......................... 109
17. Dendrobium eriaeflorum section Stachyobium........................................ 112
18. Dendrobium macrostachyum............................................................................. 115
19. Dendrobium sp_section calcarifera................................................................. 118
20. Didymoplexis pallens.............................................................................................. 122
21. Dienia ophrydis.......................................................................................................... 125
22. Disperis neilgherrensis........................................................................................... 128
23. Epipogium roseum.................................................................................................... 130
24. Eulophia exaltata...................................................................................................... 132
25. Eulophia spectabilis................................................................................................. 135
26. Eulophia Zollingeri................................................................................................... 139
27. Geodorum densiflorum.......................................................................................... 142
28. Goodyera rubicunda................................................................................................ 145
29. Grosourdya sp............................................................................................................. 148
30. Habenaria amboinensis......................................................................................... 150
31. Habenaria rumphii................................................................................................... 152
32. Luisia unguiculata.................................................................................................... 155
33. Malleola ligulata........................................................................................................ 157
34. Nervilia campestris.................................................................................................. 160
35. Nervilia concolor....................................................................................................... 162
36. Nervilia crociformis................................................................................................. 165
37. Nervilia plicata........................................................................................................... 168
38. Oberonia obesa........................................................................................................... 170
~ xiii ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
39. Pachystoma pubescens........................................................................................... 172
40. Parapteroceras odoratissimum......................................................................... 174
41. Pecteilis susanae........................................................................................................ 176
42. Peristulus goodyeroides......................................................................................... 180
43. Peristylus sp. ............................................................................................................... 183
44. Phalaenopsis sp.......................................................................................................... 186
45. Polystachya concreta.............................................................................................. 188
46. Pomatocalpa sp.......................................................................................................... 192
47. Spathoglottis plicata............................................................................................... 194
48. Taeniophyllum sp...................................................................................................... 198
49. Thelymitra sp.............................................................................................................. 200
50. Thrixspermum centipeda...................................................................................... 204
51. Thrixspermum hystrix............................................................................................ 206
52. Thrixspermum subulatum................................................................................... 208
53. Tricoglotis sp................................................................................................................ 211
54. Tropidia angulosa..................................................................................................... 213
55. Tropidia curculigoides ........................................................................................... 215
56. Vanda limbata............................................................................................................ 217
57. Zeuxine gracilis.......................................................................................................... 220
58. Zeuxine petakensis................................................................................................... 222
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 225
INDEKS ILMIAH................................................................................................................ 235
TENTANG PENULIS........................................................................................................ 238
~ xiv ~
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Anggrek Aerides dorata....................................................................... 59
Gambar 2. Anggrek Anoectochilus reinwardtii.............................................. 65
Gambar 3. Anggrek Appendicula reflexa........................................................... 68
Gambar 4. Anggrek Arundina graminifolia..................................................... 71
Gambar 5. Anggrek Bryobium retusum............................................................. 75
Gambar 6. Anggrek Bulbophyllum biflorum................................................... 80
Gambar 7. Anggrek Bulbophyllum sp................................................................. 81
Gambar 8. Anggrek Calanthe triplicata............................................................. 84
Gambar 9. Anggrek Cleisostoma uraiense........................................................ 87
Gambar 10. Anggrek Corymborkis veratrifolia................................................ 90
Gambar 11. Anggrek Crepidium junghuhnii ..................................................... 94
Gambar 12. Anggrek Crepidium koordesii.......................................................... 96
Gambar 13. Anggrek Dendrobium affine............................................................. 100
Gambar 14. Anggrek Dendrobium calophyllum ............................................. 102
Gambar 15. Anggrek Dendrobium capra............................................................. 106
Gambar 16. Anggrek Dendrobium crumenatum............................................. 111
Gambar 17. Anggrek Dendrobium eriiflorum................................................... 114
Gambar 18. Anggrek Dendrobium macrostachyum...................................... 116
Gambar 19. Anggrek Dendrobium sp. section calcarifera........................... 120
~ xv ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Gambar 20. Anggrek Didymoplexis pallens....................................................... 124
Gambar 21. Anggrek Dienia ophrydis.................................................................... 126
Gambar 22. Anggrek Disperis neilgherrensis.................................................... 128
Gambar 23. Anggrek Epipogium roseum............................................................. 131
Gambar 24. Anggrek Eulophia exaltata................................................................ 134
Gambar 25. Anggrek Eulophia spectabilis........................................................... 138
Gambar 26. Anggrek Eulophia zollingeri............................................................. 139
Gambar 27. Anggrek Geodorum densiflorum................................................... 144
Gambar 28. Anggrek Goodyera rubicunda ......................................................... 147
Gambar 29. Anggrek Grosourdya sp....................................................................... 148
Gambar 30. Anggrek Habenaria amboinensis................................................... 151
Gambar 31. Anggrek Habenaria rumphii............................................................. 152
Gambar 32. Anggrek Luisia unguiculata.............................................................. 155
Gambar 33. Anggrek Malleola ligulata.................................................................. 159
Gambar 34. Anggrek Nervilia campestris............................................................ 160
Gambar 35. Anggrek Nervilia concolor................................................................. 164
Gambar 36. Anggrek Nervilia crociformis........................................................... 167
Gambar 37. Anggrek Nervilia plicata .................................................................... 168
Gambar 38. Anggrek Oberonia obesa.................................................................... 170
Gambar 39. Anggrek Pachystoma pubescens.................................................... 172
Gambar 40. Anggrek Parapteroceras odoratissimum................................... 175
Gambar 41. Anggrek Pecteilis susannae............................................................... 178
Gambar 42. Anggrek Peristylus goodyeroides ................................................. 182
Gambar 43. Anggrek Peristylus sp........................................................................... 185
Gambar 44. Anggrek Phalaenopsis sp................................................................... 186
Gambar 45. Anggrek Polystachya concreta ....................................................... 191
Gambar 46. Anggrek Pomatocalpa sp.................................................................... 193
Gambar 47. Anggrek Spathoglottis plicata......................................................... 197
Gambar 48. Anggrek Taeniophyllum sp............................................................... 199
Gambar 49. Anggrek Thelymitra sp........................................................................ 203
Gambar 50. Anggrek Thrixspermum centipeda............................................... 205
Gambar 51. Anggrek Thrixspermum hystrix.. ................................................... 207
Gambar 52. Thrixspermum subulatum................................................................ 210
~ xvi ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Gambar 53. Anggrek Trichoglottis sp..................................................................... 212
Gambar 54. Anggrek Tropodia angulosa ............................................................. 214
Gambar 55. Anggrek Tropodia curculigoides.................................................... 216
Gambar 56. Anggrek Vanda limbata....................................................................... 218
Gambar 57. Anggrek Zeuxine gracilis.................................................................... 221
Gambar 58. Anggrek Zeuxine petakensis............................................................ 224
~ xvii ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
~ xviii ~
MENGENAL
TAMAN NASIONAL
MANUPEU TANAH DARU
DAN LAIWANGI WANGGAMETI
~1~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
A. Sejarah TN Matalawa
TAMAN Nasional Matalawa merupakan Kawasan konservasi di Pulau
Sumba – Nusa Tenggara Timur (NTT). Matalawa merupakan akronim
dari nama kedua Kawasan Taman Nasional, yaitu Manupeu Tanah Daru
dan Laiwangi Wanggameti. Luas kedua Kawasan konservasi ini sebesar
92.086.69 Ha, dimana luas Kawasan Manupeu Tanahdaru sebesar
50.077.30 Ha dan luas Kawasan Laiwangi Wanggameti 42.009,39
Ha. Secara geeografis kedua Kawasan ini terpisah dimana Kawasan
Taman Nasional Manupeu Tanahdaru berada dibagian barat Pulau
Sumba pada koordinat 9°53’32,013’’ - 9°29’43,809’’LS, 119°26’5,64’’-
119°53’21,172’’BT, sedangkan Kawasan Taman Nasional Laiwangi
Wanggameti berada dibagian Timur Pulau Sumba dengan koordinat
120°03’-120°19´ BT dan 9°57´- 10°11´ LS. Secara administratif berada
pada 3 (tiga) kabupaten, 12 (dua belas) kecamatan dan 54 (lima
puluh empat) desa yang mengelilingi Kawasan hutan konservasi ini.
Jauh sebelum ditetapkan sebagai kawasan konservasi, TN Matalawa
telah ditetapkan sebagai hutan yang dilindungi dengan fungsi
hydrologisch reserve sejak tahun 1930 oleh pemerintah Hindia
Belanda, serta diperkuat oleh Surat Keputusan Bupati Daerah
Tingkat II Kabupaten Sumba Timur pada tahun 1965. Pada tahun
1983/1984 kedua Kawasan hutan ini beralih fungsi Hutan Suaka
Alam dan Hutan Wisata seluas ± 131.890 (seratus tiga puluh satu
ribu delapan ratus sembilan puluh) hektar, Hutan Lindung seluas
667.601 (enam ratus enam puluh tujuh ribu enam ratus satu) hektar
dan Hutan Produksi Terbatas seluas ± 398.954 (tiga ratus sembilan
puluh delapan ribu sembilan ratus lima puluh empat) hektar. Pada
tahun 1998 terjadi perubahan fungsi dan status Kawasan hutan
berdasar SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan dengan Keputusan
~2~
Mengenal Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti
Nomor: 576/Kpts-II/1998 tanggal 3 Agustus 1998 tentang Perubahan
Fungsi Sebagian Kawasan Cagar Alam, Hutan Lindung, dan Hutan
Produksi Terbatas seluas ±134.998,09 (seratus tiga puluh empat ribu
sembilan ratus sembilan puluh delapan, sembilan perseratus) hektar
menjadi Kawasan Taman Nasional Manupeu Tanah Daru seluas ±
87.984,09 (delapan puluh tujuh ribu Sembilan ratus delapan puluh
empat, sembilan perseratus) hektar, dan Kawasan Taman Nasional
Laiwangi-Wanggameti seluas ±47.014,00 (empat puluh tujuh ribu
empat belas) hektar.
Berjalannya waktu pada tahun 2004 (Surat Keputusan Direktur
Jenderal PHKA Nomor: SK. 140/IV/Set-3/2004 tanggal 30 Desember
2004) ditetapkan pengelola Kawasan TN Manupeu Tanahdaru dan TN
Laiwangi Wanggameti, dan pada tahun 2007 berdiri UPT Balai TN
Manupeu Tanahdaru berkedudukan di Waikabubak – Sumba Barat dan
Balai TN Laiwangi Wanggameti berkedudukan di Waingapu- Sumba
Timur. Dengan adanya proses Reorganisasi berdasarkan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.47/Menlhk/
Setjen/OTL.0/5/2016, kedua Kawasan konservasi ini mengalami
penggabungan pengelola menjadi 1 (satu) unit pengelola yaitu Balai
TN Manupeu Tanahdaru dan Laiwangi Wanggameti berkedudukan
di Waingapu – Sumba Timur. Serta dalam pengelolaannya didukung
oleh 3 (tiga) Seksi Wilayah, yaitu Seksi Pengelolaan Taman Nasional
(SPTN) Wilayah I di Waibakul (Sumba Tengah), SPTN Wilayah II di
Lewa (Sumba Timur) dan SPTN Wilayah III di Matawai Lapau (Sumba
Timur).
~3~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
B. Kondisi Fisik
Geologi dan Topografi
Berdasarkan Peta Geologi Nusa Tenggara Skala 1: 250.000 yang
dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung
(1993) formasi geologi pulau Sumba dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Endapan permukaan (Aluvium) tersusun dari lempung, lanau, pasir,
kerikil dan bongkah.
2. Batuan sedimen tediri dari Formasi Praikajelu, Formasi Watopata,
Formasi Tanahroong, Formasi Paumbapa, Formasi Pamalar, Formasi
Tanadaro, Formasi Waikabubak, Formasi Kananggar dan Formasi
Kaliangga yang tersusun antara lain dari batugamping, batupasir,
batulempung, batulanau, napal, tufan, konglomerat.
3. Batuan gunung api terdiri dari Formasi Masu dan Formasi Jawila
yang tersusun dari lava, breksi gunung api tuf dan andesit.
4. Batuan terobosan yang tersusun dari sienit, diorit, granodiorit,
dan granit.
Secara umum, kondisi fisik kawasan TN Matalawa bervariasi dari bibir
pantai (0 meter dpl) dengan permukaan relatif datar, bergelombang,
berbukit sampai dengan gunung. Kelompok hutan Laiwangi Wanggameti
terklasifikasi menjadi tiga kelas lereng dengan rincian: kelas lereng 3
yaitu agak curam (15-25 %), kelas lereng 4 yaitu curam (25-45%) dan
kelas lereng 5 yaitu sangat curam (≥ 45%). Terdapat empat puncak
yang merupakan gunung utama di Sumba yaitu: Puncak Manupeu di
wilayah Sumba Barat, Puncak Tanadaru di wilayah Sumba Tengah, Puncak
Laiwangi dan Puncak Wanggameti di wilayah Sumba Timur. Puncak
tertinggi adalah Wanggameti terletak pada ketinggian 1.224 meter dpl.
~4~
Mengenal Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti
Iklim dan Hidrologi
Sumba memiliki tipe iklim musiman yang keras dengan musim kering
yang panjang yang terjadi antara bulan Mei – Nopember. Curah
hujan tahunan antara 500 – 2000 mm/tahun dengan penguapan
tertinggi di bukit dan pegunungan sebelah selatan (Jepson et al,
1996). Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson dan berdasarkan
Peta Curah Hujan Pulau Sumba Skala 1: 2.000.000 (Verhandelingen
No.42 Map.II Tahun 1951), tipe iklim di Pulau Sumba bervariasi dari
C sampai dengan F. Curah hujan rata-rata TN Manupeu Tanah Daru
berkisar antara 500-2000 mm/tahun, dan kawasan TN Laiwangi
Wanggameti keadaan curah hujan berkisar antara 100-1500 mm/
tahun. Ekosistem terestrial di kawasan Manupeu Tanah Daru sangat
dipengaruhi oleh kondisi iklim kering yang panjang dengan curah
hujan yang rendah (Vierra, D. L. M, & Scariot, A., 2006), namun
khusus di wilayah Gunung Wanggameti cukup lembab/basah dengan
rata-rata kelembaban diatas 71%.
Kawasan Matalawa adalah kawasan perlindungan sistem penyangga
kehidupan, terutama perlindungan fungsi hidrologis dan pemanfaatannya
untuk masyarakat Sumba. Hal ini karena Kawasan Matalawa merupakan
hulu dari belasan sungai yang penting di Pulau Sumba, diantaranya:
DAS Kalada, DAS Wanokaka, DAS Nggongi, DAS Lailunggi, DAS Linggit,
DAS Kambaniru, DAS Magili Rendi, DAS Tondu, DAS Wahang, DAS
Praigaga, DAS Kadahang, DAS Palamedo, DAS Mamboro, DAS Labariri,
DAS Praihau, DAS Tidas, DAS Tadanyalu, DAS Lailiang, DAS Lisi, dan
DAS Tangairi.
~5~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Kondisi Bioekologi
Kawasan TN Matalawa memiliki keragaman hayati flora endemik Pulau
Sumba dengan karakteristik yang unik dan khas. Tipologi kawasan
TN Matalawa didominasi oleh perbukitan dengan bukit tertinggi
adalah Tanah Daru (± 918meter dpl) dan Wanggameti (± 1.224meter
dpl). Karakteristik spesies flora merupakan jenis tumbuhan peralihan
antara jenis tumbuhan dataran rendah dengan pegunungan rendah.
Kompleksitas jenis dijumpai berdasarkan tipe ekosistem terbangun,
mulai dari vegetasi pantai kering/berpasir, vegetasi pantai basah/
mangrove, vegetasi padang dan sabana, dan vegetasi hutan perbukitan
dataran rendah (hutan tropika kering dan semi awet hijau). Secara
fisiognomi dikenal sebagai hutan lima musim dan dibagi dalam dua
tipe yaitu hutan primer dan hutan sekunder.
C. Kondisi Biologi
Flora
Berdasarkan serangkaian inventarisasi yang sudah dilakukan oleh PEH TN
Matalawa bersama beberapa pihak diantaranya LIPI, JICA, JICS, Litbang
Kehutanan Kupang, dan Himakova IPB, diketahui terdapat sekitar 375
jenis tumbuhan yang sudah teridentifikasi dari dalam Kawasan TN
Matalawa. 58 diantaranya merupakan jenis anggrek.
Jenis-jenis flora didominasi Alstonia spectabilis, Canarium sp, Ficus sp,
Syzygium sp, Dysoxylum sp dan Palaqium sp. Jenis vegetasi penciri hutan
sekunder – jenis yang umum dijumpai di hutan dataran rendah – adalah
Melochia umbelata, Ficus septica, Casuarium oleosum, Toona sureni
dan Legistromea sp. Beberapa jenis merupakan jenis yang dilindungi
dan masuk dalam kategori CITES, Appedix II, yaitu Gaharu (Grinops
~6~
Mengenal Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti
verstegi) dan kategori CITES Appendix I, yaitu Cendana (Santalum
album) (Iriansyah M dkk, 2005). Spesies-spesies potensial dan bernilai
komersial tinggi tersebut merupakan aset potensi Taman Nasional
Matalawa yang perlu dieksplorasi dan dibudidayakan dalam rangka
upaya konservasi biodiversitas.
Biodiversitas flora kawasan TN Matalawa menyimpan beragam potensi
obat-obatan pada tiap tipe vegetasi, mulai dari vegetasi padang
sabana, hutan tropika kering, dan hutan semi awet. Beberapa di
antaranya adalah tipe epifit dan herba. Jenis epifit potensial obat
adalah kepala monyet/sarang semut (Myrmecodia pendans), digunak an
sebagai imuno stimulan kekebalan tubuh dan penyembuhan obat
penyakit dalam (anti kangker, penyakit jantung dan stroke, gangguan
ginjal dan penyakit dalam lainnya). Jenis herba dan perdu potensial
obat antara lain alang-alang (Imperata cylindrica), famili Zingiberacea,
may kunyit (Curcuma longa) dan sebagainya. Sedangkan jenis obat
dari pohon adalah Pohon Linu (Grewia laevigata Vahl.) sebagai obat
penambah darah, obat sakit perut dan obat vitalitas pria. Lamtoro/
Petai Cina (Leucana glauca) berkhasiat untuk peluruh air seni (diuretik)
dan sebagai obat cacing.
Potensi-potensi flora lainnya masih banyak tersimpan dalam kawasan
dan belum dibudidayakan secara optimal. Jenis potensial lainnya antara
lain: rotan (Calamus sp) dan pandan (Pandanus sp) sebagai bahan
kerajinan.
~7~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Fauna
Biodiversitas fauna didominasi oleh jenis-jenis burung sumba, baik
jenis endemik maupun migran. Pulau Sumba memiliki keragaman
jenis-jenis burung endemik yang tinggi. Jumlah spesises burung di
kawasan Taman Nasional tercatat sebanyak 159 jenis dan 12 (dua belas)
spesies burung diantaranya adalah jenis endemik yaitu: Burungmadu
Sumba (Cinnyris buettikoferi), Cabai Sumba (Dicaeum wilhelminae),
Myzomela Sumba (Myzomela dammermani), Gemak Sumba (Turnix
everetti), Punai Sumba (Treron teysmanii), Walik Rawamanu (Ptilinopus
dohertyi), Sikatan Sumba (Ficedula hartertii), Sikatan Coklat Sumba
(Muscicapa segregate), Sikatan Rimba Sumba (Cyornis stresemanni),
Pungguk Sumba (Ninox sumbaensis), Pungguk Wengi (Ninox rudolfi)
dan Julang Sumba (Rhyticeros everetti), selain itu terdapat sekitar 22
anak jenis, misalnya Nuri Bayan (Eclectus roratus cornelia) dan Kakatua
Jambul Jingga (Cacatua sulphurea citrinocristata).
Taman Nasional Matalawa memiliki empat jenis kupu-kupu endemik
Sumba. Total jenis kupu-kupu yang ada di dalam Taman Nasional sekitar
94 jenis, diantaranya: Famili Papilionidae, Nymphalidae, Lycaenidae,
Pieridae dan Satyridae. Keanekaragaman capung di TN Matalawa
diketahui sebanyak 41 jenis, enam jenis merupakan endemik dan
satu jenis merupakan catatan baru (new record). Capung-capung
tersebut termasuk ke dalam 10 famili yaitu: Libellulidae, Coenagrionidae,
Aeshnidae, Platycnemididae, Euphaeidae, Corduliidae, Lestidae,
Protoneuridae, Gomphidae dan Chlorocyphidae.
Herpetofauna yang bisa dijumpai dalam kawasan TN Matalawa
terdiri dari 6 jenis amfibi dan 30 jenis reptil. Adapun jenis amfibi
~8~
Mengenal Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti
tersebut adalah: Bufo melanostictus, Fejervarya verruculosa, Hylarana
elberti, Kaloula baleata, Litoria everetti dan Polypedates leucomystax.
Sedangkan jenis-jenis reptil yang tercatat dalam Kawasan TN Matalawa
diantaranya: Draco abscurus, Eutropis multifasciatus, Lygosoma
florens, Sphenomorphus maculatus, Gecko gecko, Hemydactylus
garnotii, Gymnodactylus sermowaienis, Psammodynastes pulverulentus,
Psammodynastes pictus, Trimeresurus albolabris, Python reticulatus dan
Lycodon aulicus. Terdapat 28 jenis mamalia yang teridentifikasi di dalam
Kawasan TN Matalawa diantaranya: tikus besar lembah (Sundamys
muelleri), kalong (Pteropus alecto), codot Nusa Tenggara (Cinopterus
nusatenggara), Kelelawar buluh kecil (Tylonicteris pachypus), kelelawar
ladam kecil (Rhinolophus pussilus), monyet ekor panjang (Macaca
fascicularis), musang luwak (Paradoxurus hermaproditus), babi hutan
(Sus crofa) dan rusa Timor (Cervus timorensis).
Prioritas spesies fauna yang menjadi fokus kelola Balai Taman Nasional
Matalawa adalah jenis-jenis endemik terancam punah yaitu Julang
Sumba (Rhyticeros everetti) dan Kakatua Sumba (Cacatua sulphurea
citrinocristata). Burung tersebut merupakan pemakan buah dan biji
pohon. Posisi sarang biasanya diletakan di habitat yang berupa hutan-
hutan primer dengan tutupan yang masih relatif utuh. Kedua jenis
tersebut ditetapkan sebagai flagship species Balai Taman Nasional
Matalawa.
Spesies perlindungan lain adalah Rusa timor (Cervus timorenses) dengan
persebaran pada habitat padang dan hutan peralihan, Ular phyton
(Phyton reticulatus), jenis-jenis amphibi endemik dan jenis lainnya.
Keberadaan potensi fauna menjadi prioritas pengawetan dan pelestarian
sumber daya alam kawasan TN Matalawa.
~9~
~ 10 ~
PERTELAAN
ANGGREK
~ 11 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Anggrek dikenal oleh masyarakat umum sebagai tanaman hias
karena memiliki bentuk dan warna bunga yang menarik serta
aromanya yang khas pada setiap jenisnya. Distribusi tumbuhan
anggrek sangat luas kecuali di padang pasir dan antartika. Banyak
ciri morfologis yang dapat dijadikan pembeda pada setiap jenis
anggrek sehingga kita perlu untuk memahami pertelaan tumbuhan
anggrek. Secara morfologi, tanaman anggrek terdiri dari beberapa
bagian sebagai berikut:
A. Akar
AKAR anggrek berbentuk silindris, berdaging, lunak dan mudah patah.
Bagian ujung akar meruncing, licin dan sedikit lengket. Dalam keadaan
kering, akar tampak berwarna putih keperak-perakan dan hanya bagian
ujung akar saja berwarna hijau atau tampak agak keunguan. Akar yang
sudah tua akan berwarna coklat tua kering. Akar anggrek berfilamen,
yaitu lapisan luar yang terdiri dari berlapis-lapis sel berongga dan
transparan, serta merupakan lapisan pelindung pada sistem saluran
akar (Latif, 1960).
Menurut Darmono, (2008), filamen ini berfungsi melindungi akar dari
kehilangan air selama proses transpirasi dan evaporasi, menyerap air,
melindungi bagian dalam akar, serta membantu melekatnya akar pada
benda yang ditumpanginya. Air atau hara yang langsung mengenai
akar akan diabsorsi (diserap) oleh filamen dan ujung akar. Namun,
hanya akar air dan hara yang diserap melalui ujung akar saja yang
dapat disalurkan ke dalam jaringan tanaman. Oleh karenanya, tidak
efektif bila penyiraman hanya dilakukan dengan membasahi tanah.
~ 12 ~
Pertelaan Anggrek
B. Batang
DARMONO, (2008), menyebutkan bahwa batang anggrek beraneka
ragam, ada yang ramping, gemuk berdaging seluruhnya atau menebal
di bagian tertentu saja, dengan atau tanpa umbi semu (pseudobulb).
Berdasarkan pertumbuhannya, batang anggrek dapat dibagi menjadi
dua golongan yaitu tipe simpodial dan tipe monopodial seperti di
perlihatkan pada gambar.
1. Tipe Simpodial
Pada umumnya anggrek tipe ini mempunyai beberapa batang utama
dan berumbi semu (pseudobulb) dengan pertumbuhan ujung batang
terbatas. Pertumbuhan batang akan terhenti bila telah mencapai
maksimal. Pertumbuhannya baru dilanjutkan oleh tunas anakan yang
tumbuhnya di sampingnya. Tunas anakan tersebut tumbuh dari rizom
yang menghubungkannya dengan tanaman induk. Tangkai bunga dapat
keluar dari ujung pseudobulb atau dari sampingnya, contohnya seperti
genus Dendrobium, Oncidium dan Cattleya.
2. Tipe Monopodial
Anggrek tipe monopodial mempunyai batang utama dengan
pertumbuhannya tidak terbatas. Bentuk batangnya ramping tidak
berumbi. Tangkai bunga keluar di antara dua ketiak daun, contohnya
genus Vanda, Aranthera dan Phalaenopsis.
~ 13 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Batang Simpodial
Batang Monopodial
~ 14 ~
Pertelaan Anggrek
C. Daun
BENTUK daun anggrek terdiri dari bermacam-macam
bentuk, ada yang bulat telur (Renanthera coccinea),
bulat telur terbalik, artinya bagian daun yang
bagian atas lebar dan bagian pangkal kurang lebar,
memanjang bagai pita atau serupa daun tebu. Daun
jenis Coelogyne dan Spathoglottis mendekati bentuk
daun kunyit, sedangkan daun genus Dendrobium dan
Phalaenopsis berbentuk bulat memanjang (Latif, 1972).
Tebal daun beragam, dari tipis sampai berdaging dan
kaku, permukaannya rata. Daun tidak bertangkai,
sepenuhnya duduk pada batang. Bagian tepi tidak
bergerigi (rata) dengan ujung daun terbelah. Tulang
daun sejajar dengan tepi daun dan berakhir di
ujung daun. Susunan daun berselang seling atau
berhadapan. Warna daun anggrek hijau muda atau
hijau tua, kekuningan dan ada pula yang bercak-
bercak. Anggrek daun memiliki daun atau tulang daun
yang berwarna dan di sanalah terletak keindahan jenis-
jenis anggrek daun itu (Latif, 1960).
~ 15 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Ragam bentuk daun tumbuhan anggrek
~ 16 ~
Pertelaan Anggrek
D. Bunga
MENURUT BIOSC (2014), hal yang paling menarik ketika mem
pelajari tentang anggrek adalah bunganya. Pada anggek, bunga dapat
memiliki bentuk tumbuh soliter maupun majemuk (inflorescentia).
Bunga anggrek soliter adalah bunga anggrek yang hidup atau
berdiri sendiri (tunggal dari suatu tangkai bunga. Sementara bunga
inflorescenetia adalah bunga anggrek yang lebih dari satu sampai
banyak dalam suatu tangkai bunga. Pada bunga inflorescentia
terdapat 2 tipe penancapan yakni tipe akrant dan tipe pleurant. Pada
tipe akrant, tangkai bunga tumbuh dan keluar dari ujung tangkai
utama. Sementara itu, pada tipe pleurant, tangkai bunga keluar dari
ketiak daun atau tidak pada ujung tangkai utama. Beberapa bentuk
penancapan inflorescentia antara lain:
1. Bunga menancap pada tangkai pseudobulb
2. Bunga menancap pada sisi pseudobulb
3. Bunga menancap pada ujung pseudobulb
4. Bunga keluar dari rhizome
5. Bunga keluar langsung dari umbi
6. Bunga keluar dari pseudobulb yang rudimenter.
Bunga majemuk anggrek memiliki beberapa tipe perbuangaan
(macam inflorescentia) antara lain bunga tandan, bunga bulir, bunga
payung, bunga kepala, dan bunga malai. Contoh bunga tandan
adalah Rhyncostyillis retusa, Malaxis latifolia, dan Eria obliterata. Contoh
bunga bulir pada Bulbophyllum flavescens, Dienia ophyrdis, dan
Disperis. Contoh bunga payung terdapat pada Bulbolphyllum sp.
Contoh bunga kepala terdapat pada Agrostophyllum sp.,
dan Glomera sp. Sementara itu, bunga malai terdapat pada Acriopsis
javanica dan Renathera coccinea.
~ 17 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Bunga anggrek memiliki beberapa bagian utama yaitu sepal (daun
kelopak), petal (daun mahkota), stamen (benang sari), pistil (putik)
dan ovarium (bakal buah). Sepal anggrek berjumlah tiga buah. Sepal
bagian atas disebut sepal dorsal, sedangkan lainnya disebut lateral.
Anggrek memiliki tiga buah petal, petal pertama dan kedua letaknya
berseling dengan sepal. Petal ketiga mengalami modifikasi menjadi
labellum (bibir) seperti yang diperlihatkan pada gambar dua di atas.
Warna bunga tanaman anggrek sangat bervariasi dn berfungsi
untuk menarik serangga hinggap pada bunga untuk megadakan
polinasi (penyerbukan). Berdasarkan beberapa laporan, lebah madu
merupakan serangga pollinator yang umum pada tanaman anggrek
(Sumartono, 1981).
Colum (tugu) yang terdapat pada bagian tengah bunga merupakan
tempat alat reproduksi jantan dan alat reproduksi betina. Pada
ujung columnya terdapat anter atau kepala sari yang merupakan
gumpalan serbuk sari atau pollinia. Pollinia tertutup dengan sebuah
cap (anther cap). Stigma (kepala putik) terletak di bawah rostellum
dan menghadap ke labellum. Ovarium bersatu dengan dasar bunga
terletak di bawah colum, sepal dan petal (Latif, 1960).
~ 18 ~
Pertelaan Anggrek b
c
a
fe
d
KETERANGAN:
1. a, b = Petal
2. c = sepal dorsal
3. d, e = sepal lateral
4. f = labellum
~ 19 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
E. Biji
MENURUT Sumartono, (1981), bunga anggrek mengandung ribuan
sampai jutaan biji yang sangat halus, berwarna kuning sampai coklat.
Pembiakan dengan biji lebih sukar dibandingkan dengan cara-cara
lainnya, karena biji anggrek sangat kecil dan mudah diterbangkan oleh
angin. Selain itu, biji anggrek keadaanya tidak sempurna karena tidak
mempunyai lembaga atau cadangan makanannya, maka pembiakan
dengan biji yang dilakukan orang bertujuan untuk mendapatkan
jenis baru. Biji diperolehnya dari penyerbukan serbuk sari pada putik.
Di hutan penyerbukan terjadi dengan bantuan serangga. Namun,
secara sengaja kita dapat melakukan penyerbukan, dengan mengambil
serbuk sari dengan alat dan letakkan pada kepala putik sehingga
terjadi pembuahan.
F. Buah
DALAM Yusli (2020) menyebutkan bahwa bentuk buah anggrek
berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Buah anggrek merupakan
lentera atau capsular yang memiliki 6 rusuk. Tiga diantaranya
merupakan rusuk sejati dan yang tiga lainnya adalah tempat
melekatnya dua tepi daun buah yang berlainan. Di tempat bersatunya
tepi daun buah tadi dalam satu buah anggrek sebesar kelingking
terdapat ratusan ribu bahkan jutaan biji anggrek yang sangat
kecil. Biji-biji anggrek tidak memiliki endosperm sebagai cadangan
makanan sehingga untuk perkecambahannya dibutuhkan nutrisi yang
berfungsi untuk membantu pertumbuhan biji. Perkecambahannya
di alam sangat sulit jika tanpa bantuan fungi (jamur) yang disebut
mikoriza yang bersimbiosis dengan biji-biji anggrek tersebut. Dalam
kondisi lingkungan yang sesuai, hifa atau benang dari mikoriza akan
~ 20 ~
Pertelaan Anggrek
menembus embrio anggrek melalui sel-sel suspensor. Kemudian fungi
tersebut dicerna sehingga terjadi pelepasan nutrisi sebagai bahan
energi yang digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan
perkecambahan biji-biji anggrek.
Ragam bentuk buah tumbuhan anggrek
~ 21 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
G. Istilah-Istilah yang Sering Dijumpai:
Acute – tajam, bentuk ujung daun dimana Kedua sisinya lurus dan
perlahan-lahan dan berakhir di satu titik
Apendix II – daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tetapi
mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa
adanya pengaturan.
Bilobed – terbagi menjadi 2 lobus / memiliki 2 lobus
Caudicles – tangkai sari yang tipis
Clavate – berbentuk klub atau berbentuk bulat telur terbalik atau
berbetuk seperti pentungan
Colum foot – sambungan dari dasar column/ organ reproduksi kelamin
jantan dan betina yang biasanya berdaging
Column – Tugu bunga, Pada labellum terdapat bagian yang disebut
column (tugu bunga) yang merupakan tempat kumpulan
alat-alat kelamin bunga. Adanya column menjadi ciri khas
atau karakter bunga anggrek karena tidak dimiliki oleh famili
tumbuhan lain.
Convolute/supervolute – daun menggulung dari salah satu pinggir
daun, sehingga menutupi bagian yang lain.
Coriaceus – Helaian daun tebal dan kaku seperti kulit/belulang.
Cymiform – berasal dari bahasa Yunani, kymbe yang artinya perahu,
berbentuk perahu
Distichous – duduk daun alternate (berseling) yang berada dalam 2
garis yang lurus jika dilihat dari atas dan biasanya sudut yang
terbentuk dalam 2 garis daun tersebut adalah 1800 dengan
jarak antar daun sama.
Dorsal sepal – sepal tengah
~ 22 ~
Pertelaan Anggrek
Epifit – Anggrek yang hidup menumpang pada tumbuhan lain tanpa
merugikan tumbuhan inangnya tersebut.
Epitet – istilah untuk merujuk nama jenis dari tumbuhan tersebut
Falcate – berbentuk melengkung dan tidak simetris.
Flos lateralis/axilaris - bunga yang tumbuh pada ketiak daun
Flos terminalis - bunga yang tumbuh pada ujung batang
Jointed – menyatu
Lanceolate – daun berbentuk ujung meruncing dan kemudian melebar
pada pangkal.
Lateral sepal - Istilah yang digunakan untuk merujuk kepada dua
kuntum bunga paling bawah yang membentang ke sisi (sepal
samping), versus sepal dorsal teratas.
Linear – daun berbentuk pipih sempit dan parallel di kedua sisi,
panjang lebih dari 4 kali lebar.
Lip – Labellum-Bibir; Dalam anggrek, Bagian kelopak bunga bagian
bawah, biasanya untuk membantu serangga dalam penyerbukan
Litofit – Anggrek yang tumbuh pada media bebatuan
Mycoheterotrophic – simbiosis antara beberapa jenis tanaman dan
jamur, dimana tanaman mendapatkan semua atau bagian
makanannya dari jamur, bukan dari fotosintesis.
Mentum – (dagu) merupakan sepala lateria yang bersatu membentuk
kantung yang dapat berupa buluh panjang, bola, kerucut, atau
bentuk lain.
Monopodial – Anggrek yang tumbuh pada satu batang saja, dan
bunganya muncul dari ujung batang. Jenis anggrek ini bisa
dibudidayakan dengan biji maupun stek batang.
~ 23 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Node / nodus – Ruas atau lekukan dibatang, malai dimana daun,
bunga atau akar bisa tumbuh.
Panicle – bunga majemuk dengan 2 atau lebih bunga dalam 1 helai,
ibu tangkai berbentuk kerucut.
Pendulous – terjumbai
Petal – helaian-helaian mahkota bunga
Plicate – daun melipat berulang ulang di sepanjang ibu tulang daun
secara longitudinal dalam bentuk zig zag.
Pollinia – bagian dari anggrek yang tersembunyi dengan dengan
bentuk, ukuran, dan jumlah tertentu tempat serbuk sari
berkumpul.
Pseudobulb – penyimpanan organ berasal dari bagian dari batang
antara dua node daun. Ini berlaku terhadap keluarga anggrek
(Orchidaceae), khususnya kelompok-kelompok tertentu epifit
anggrek, dan bisa tunggal atau terdiri dari beberapa ruas dengan
daun cemara atau daun sepanjang panjangnya
Raceme – bunga majemuk yang letaknya memanjang, yang memiliki
anak tangkai daun yang nyata.
Rachis – bagian ibu tangkai bunga di tengah-tengah perbungaan, di
mana tangkai-tangkai bunga individual melekat.
Rachis – ibu tangkai bunga pada bunga majemuk dimana individu-
individu bunga melekat.
Resupinate – bunga di mana batang bunga berputar 180 derajat
saat berkembang, membawa bagian bawah bunga ke atas,
dan sebaliknya.
Rosetellum – bagian kepala putik yang melengkung ke bawah
~ 24 ~
Pertelaan Anggrek
Saprofit – Anggrek yang tumbuh pada tempat yang mengandung
humus dan hanya sedikit membutuhkan matahari.
Sepal – helaian-helaian kelopak bunga
Simpodial – Anggrek yang memiliki titik tumbuh yang lebih dari
satu. Bunganya bisa muncul pada ujung, sisi batang, maupun
dari akar tinggal. Anggrek ini dapat dikembangbiakkan dengan
cara split, maupun dengan bijinya.
Terete – berbentuk silinder/pensil.
Tubular – daun memanjang dan tebal
Viscidium – Lapisan perekat
~ 25 ~
~ 26 ~
ANGGREK
TN MATALAWA
~ 27 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Pulau Sumba merupakan salah satu dari jajaran pulau-pulau di
Indonesia yang berada di wilayah perairan Nusa Tenggara Timur
dan merupakan pulau terluas di bagian selatan nusantara. Sumba pada
dasarnya adalah sebuah pulau karang yang tersusun atas batuan karang
yang keras. Hal tersebut menyebabkan permukaan tanahnya didominasi
oleh padang rumput yang sangat luas. Rumput dan semak merupakan
komponen vegetasi penyusun daerah ini dikarenakan keberadaan solum
tanah yang cukup tipis.
Sumba dikenal dengan padang rumput/savannahnya yang sangat
luas, hijau terbentang di bukit-bukit ketika musim penghujan tiba
dan berubah menjadi cokelat keemasan saat musim kemarau
melanda. Dibalik hamparan padang savananya, Sumba menyimpan
kekayaan alam yang eksotis dan unik. Dengan adanya kekayaan
alam yang unik dan eksotis tersebut, maka keberadaan taman
nasional di Pulau Sumba tentulah merupakan hal yang tak dapat
dipertanyakan lagi.
Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti atau
yang biasa disebut dengan Taman Nasional Matalawa merupakan satu-
satunya taman nasional yang ada di Pulau Sumba. Oleh karenanya,
keberadaan taman nasional mempunyai peran yang sangat penting
dalam upaya konservasi sumberdaya alam dan ekosistem di Pulau
Sumba yang eksotis dan unik ini.
Meninggalkan cerita Sumba yang didominasi oleh padang rumputnya
yang sangat luas, di kawasan TN Matalawa juga terdapat kawasan hutan
yang disebut-sebut sebagai hutan Monsun. Hutan monsun tumbuh di
daerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi, tetapi mempunyai
~ 28 ~
Anggrek TN Matalawa
musim kemarau yang panjang. Pada musim kemarau, tumbuhan di
hutan monsun biasanya menggugurkan daunnya.
Memasuki kawasan hutan TN Matalawa, kita akan disuguhi dengan
pemandangan yang menyejukkan mata, berbagai macam pohon
tumbuh menjulang tinggi dengan diameter batang yang sangat
besar. Banir-banir pohon sesekali dijumpai pada pohon-pohon tertentu.
Dengan melihat pemandangan tersebut seolah-olah kita sedang berada
di hutan belantara nun jauh dari jangkauan masyarakat. Bisikan angin
dan sahutan berbagai macam burung terdengar begitu merdunya
yang dapat merubah suasana hati menjadi damai dan tenteram bak
melepaskan kepenatan hiruk pikuk di kota.
Di antara barisan pohon-pohon yang menjulang tinggi tersebut,
terdapat beberapa pohon yang ditumpangi oleh tumbuhan-tumbuhan
epifit. Epifit itu sendiri berarti tumbuhan yang menumpang pada
tumbuhan lain, tetapi tidak mengambil unsur hara secara langsung dari
tumbuhan yang ditumpanginya itu. Di dunia tumbuhan, tumbuhan
epifit sangat banyak dijumpai. Salah satunya yaitu tumbuhan berasal
dari famili Orchidaceae. Menurut Dressler (1993) dan Latif (1960)
dalam Puspitaningtyas (2007), Orchidaceae merupakan famili terbesar
yang menempati 7-10% tumbuhan berbunga dan memiliki kurang
lebih 20.000 sampai 35.000 jenis, di Indonesia diperkirakan ada
4.000-5.000 jenis. Tentu bukan hanya tumbuhan epifit dari family
Orchidaceae saja yang ada di TN Matalawa, ketika kita melihat
lantai hutan, tumbuhan dari family ini juga kerap dijumpai, bahkan
sampai ke padang savana pun, tumbuhan dari family ini masih bisa
dijumpai.
~ 29 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Orchidaceae pada umumnya dikenal dengan anggrek. Anggrek
merupakan salah satu objek incaran para insan pecinta tanaman hias.
Tidak jarang orang-orang rela merogoh kocek demi mendapatkan
tanaman hias yang indah nan cantik ini. Untuk mendapatkan anggrek
ini, tentulah sangat mudah jika kita mengunjungi toko-toko yang
menjualnya atau tempat budidaya anggrek. Tetapi jika kita ingin mencari
anggrek ini di alam, sangatlah sulit untuk menemukannya. Hanya
orang-orang yang lihai penglihatannya dan kecintaannya akan tanaman
hias serta pehobi fotografilah yang dapat melihat bunga cantik ini di
hutan belantara dan bentangan padang savana. SATU hal yang perlu
diingat dalam hal ini adalah menemukan bunga ini di alam bukan
berarti untuk dimiliki, tetapi tetap biarkan ia hidup bebas di alamnya,
cukup kita menikmati dengan memandangnya dan mengabadikannya
dalam sebuah foto.
Keanekaragaman jenis tumbuhan di TN Matalawa sangat melimpah.
Begitu pula dengan tumbuhan yang berasal dari famili Orchidaceae ini.
Sejauh ini anggrek yang dijumpai dan teridentifikasi di TN Matalawa
yaitu anggrek epifit, anggrek terrestrial dan ada juga anggrek saprofit.
A. Jenis Anggrek TN Matalawa
SEJAUH ini, jenis anggrek yang pernah dijumpai di TN Matalawa yaitu
sebanyak 58 jenis anggrek dari 39 genus. Dari 58 jenis anggrek tersebut
terdapat 27 jenis berhabitus epifit, 28 jenis terestrial dan 3 jenis anggrek
saprofit. Berdasarkan status perlindungannya, semua anggrek yang ada
di Pulau Sumba tidak dilindungi berdasarkan P.106 tahun 2018 dan
P.7 Tahun 1999. Meskipun demikian, berdasarkan list Appendix CITES,
semua jenis anggrek ini masuk kategori Appendix II.
~ 30 ~