Anggrek TN Matalawa
Status Perlindungan Status
Appendix
No. Genus Jenis Habitat P.106 tahun PP.7
CITES
1 Aerides Aerides odorata Epifit 2018 tahun 1999
2 Anoectochilus Anoectochilus Terestrial
3 Appendicula reinwardtii tidak tidak II
4 Arundina Appendicula reflexa Epifit dilindungi dilindungi
5 Bryobium Terestrial
6 Arundina graminifolia tidak tidak II
Epifit dilindungi dilindungi II
Bulbophyllum Bryobium retusum Epifit
7 Epifit tidak tidak
8 Calanthe Bulbophyllum biflorum Terestrial dilindungi dilindungi
9 Cleisostoma Bulbophyllum sp. Epifit
10 Corymborkis Calanthe triplicate Terestrial tidak tidak II
11 Terestrial dilindungi dilindungi
Cleisostoma uraiense Terestrial
Crepidium Epifit tidak tidak II
12 Corymborkis veratrifolia Epifit dilindungi dilindungi II
13 Epifit -
14 Crepidium junghuhnii Epifit tidak tidak II
15 Epifit dilindungi dilindungi II
16 Dendrobium Crepidium koordesii Epifit II
17 Epifit - -
18 Dendrobium affine
19 Dendrobium tidak tidak
calophyllum dilindungi dilindungi
Dendrobium capra
Dendrobium tidak tidak
crumenatum dilindungi dilindungi
Dendrobium eriiflorum
Dendrobium sp. sp_ tidak tidak
section calcarifera dilindungi dilindungi
Dendrobium
macrostachyum tidak tidak II
dilindungi dilindungi II
tidak tidak
dilindungi dilindungi
tidak tidak II
dilindungi dilindungi II
II
tidak tidak II
dilindungi dilindungi II
tidak tidak
dilindungi dilindungi
tidak tidak
dilindungi dilindungi
tidak tidak
dilindungi dilindungi
- --
tidak tidak II
dilindungi dilindungi
~ 31 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Status Perlindungan Status
Appendix
No. Genus Jenis Habitat P.106 tahun PP.7
CITES
20 Didymoplexis Didymoplexis pallens Saprofit 2018 tahun 1999
21 Dienia Dienia ophrydis Terestrial
22 Disperis Disperis neilgherrensis Terestrial tidak tidak II
23 Epipogium Epipogium roseum Saprofit dilindungi dilindungi II
24 Eulophia Exaltata Terestrial
25 Eulophia Eulophia spectabilis Terestrial tidak tidak
26 Eulophia Zollingeri Saprofit dilindungi dilindungi
27 Geodorum Geodorum densiflorum Terestrial
28 Goodyera (Lam.) Terestrial tidak tidak II
29 Grosourdya Goodyera rubicunda dilindungi dilindungi II
30 Grosourdya sp Epifit II
Habenaria amboinensis Terestrial tidak tidak
Habenaria Habenaria rumphii Terestrial dilindungi dilindungi
31 Luisia unguiculata
32 Luisia Malleola ligulata Epifit tidak tidak
33 Malleola Nervilia campestris Epifit dilindungi dilindungi
34 Nervilia concolor Terestrial
35 Nervilia crociformis Terestrial tidak tidak II
Nervilia plicata Terestrial dilindungi dilindungi II
Nervilia Oberonia obesa Terestrial II
36 Epifit tidak tidak II
37 dilindungi dilindungi -
38 Oberonia II
tidak tidak II
dilindungi dilindungi
tidak tidak
dilindungi dilindungi
- -
tidak tidak
dilindungi dilindungi
tidak tidak
dilindungi dilindungi
tidak tidak II
dilindungi dilindungi II
II
tidak tidak
dilindungi dilindungi
tidak tidak
dilindungi dilindungi
tidak tidak II
dilindungi dilindungi II
II
tidak tidak II
dilindungi dilindungi
tidak tidak
dilindungi dilindungi
tidak tidak
dilindungi dilindungi
~ 32 ~
Anggrek TN Matalawa
Status Perlindungan Status
Appendix
No. Genus Jenis Habitat P.106 tahun PP.7
CITES
Terestrial 2018 tahun 1999
Epifit
39 Pachystoma Pachystoma pubescens tidak tidak II
Terestrial dilindungi dilindungi II
40 Parapteroceras Parapteroceras Terestrial
odoratissimum Terestrial tidak tidak
dilindungi dilindungi
Epifit
41 Pecteilis Pecteilis susanae Epifit tidak tidak II
Epifit dilindungi dilindungi II
42 Peristulus goodyeroides Terestrial -
Peristulus Epifit tidak tidak
Peristylus sp. Terestrial dilindungi dilindungi
43 Phalaenopsis sp Epifit
Epifit - -
44 Phalaenopsis Epifit
Epifit - - -
45 Polystachya Polystachya concreta Terestrial II
Terestrial tidak tidak -
46 Pomatocalpa Pomatocalpa sp. Epifit dilindungi dilindungi II
Terestrial -
47 Spathoglottis Spathoglottis plicata Terestrial - - -
II
48 Taeniophyllum Taeniophyllum sp. tidak tidak
dilindungi dilindungi
49 Thelymitra Thelymitra sp
- -
50 Thrixspermum
centipeda - -
tidak tidak
dilindungi dilindungi
51 Thrixspermum Thrixspermum hystrix tidak tidak II
dilindungi dilindungi II
52 Thrixspermum -
53 Tricoglotis subulatum tidak tidak
dilindungi dilindungi
Tricoglotis sp.
- -
54 Tropidia angulosa tidak tidak II
Tropidia dilindungi dilindungi II
Tropidia curculigoides II
55 Lindl tidak tidak II
dilindungi dilindungi II
56 Vanda Vanda limbata
tidak tidak
57 Zeuxine gracilis dilindungi dilindungi
Zeuxine Zeuxine petakensis
tidak tidak
58 dilindungi dilindungi
tidak tidak
dilindungi dilindungi
~ 33 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
B. Habitat Anggrek TN Matalawa
BERDASARKAN hasil identifikasi di lapangan dijumpai bahwa habitat
anggrek yang ada di Sumba terdiri dari 3 tipe habitat, yaitu sebagai
berikut:
1. Anggrek epifit, yaitu anggrek yang tumbuh dan berkembang
menumpang pada pohon/inang dan tanpa merugikan tanaman
inangnya, biasanya jenis ini membutuhkan naungan dari teriknya
cahaya matahari, misalnya Vanda limbata, Dendrobium capra.
Anggrek Epifit: Dendrobium capra
2. Anggrek terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan
membutuhkan cahaya matahari langsung, misalnya Arundina
~ 34 ~
Anggrek TN Matalawa
graminifolia, Calanthe triplicata. Tanaman anggrek terestrial
membutuhkan cahaya matahari 70 – 100 %, dengan suhu siang
berkisar antara 19 – 380C, dan malam hari 18–210C.
Anggrek Terestrial: Calanthe triplicata
3. Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media yang
mengandung humus atau daun-daun kering, serta membutuhkan
sedikit cahaya matahari, misalnya Eulophia zollingeri.
~ 35 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Anggrek Saprofit: Eulophia zollingeri
~ 36 ~
Anggrek TN Matalawa
C. Genus-Genus pada Anggrek TN Matalawa
Genus Aerides
Anggrek dari genus Aerides umumnya berhabitus epifit monopodial
pada kanopi-kanopi hutan datara rendah dan jarang terrestrial.
Batangnya memanjang dengan banyak daun tersusun dalam 2 baris.
Perbungaan majemuk yang tumbuh dari ketiak daun bertipe raceme
yang berukuran sedang dan mencolok. Masing-masing sepal dan
petal saling berlepasan satu sama lain. Pada lips berbentuk seperti taji
(spur). Anggrek dari genus ini tersebar di daerah tropis Asia, Malaysia,
Indonesia, Filipina, Papua Nugini, sekitar 20 spesies di New Guinea
(Orchids of New Guinea, Tanpa Tahun).
Genus Anoectochilus
Anggrek dari genus Appendicula merupakan tumbuhan epifit simpodial
atau kadang-kadang ada yang terrestrial. Anggrek Appendicula ada yang
tidak memiliki rimpang atau dengan rimpang tetapi sangat pendek. Batang
ramping, memanjang, terkadang bercabang, tidak atau sedikit berdaging,
dengan banyak daun yang berdekatan dalam dua baris. Pelepah daun
di pangkal, permukaan daun biasa, daun gugur, rangkap, bertekstur tipis
atau terkadang lebih berdaging. Perbungaan lateral atau terminal bertipe
raseme, malai atau hanya memiliki satu bunga. Bunga kecil hingga sangat
kecil, resupinate (Orchids of New Guinea, Tanpa Tahun).
Genus Appendicula
Anggrek epifit simpodial atau kadang-kadang terestrial tanpa atau
dengan rimpang yang sangat pendek. Batang ramping, memanjang,
terkadang bercabang, tidak atau sedikit berdaging, dengan banyak daun
~ 37 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
yang jaraknya berdekatan dalam dua baris. Perbungaan lateral atau
terminal, bertipe raceme, malai atau bahakn bertipe tunggal dengan
ukuran sangat kecil. Lips tidak memiliki taji (spur). Anggrek dari genus
ini terebra di tropis Asia, Malaysia, Indonesia, Filipina, Papua Nugini,
kepulauan Pasifik, timur hingga Tonga. Sekitar 100 spesies di New
Guinea. Anggrek ini sering dijumpai pada batang pohon dan ranting
tebal di dataran rendah dan hutan pegunungan, sering tumbuh pada
posisi teduh (Orchids of New Guinea, Tanpa Tahun).
Genus Arundina
Anggrek genus Arundina secara etomologis berasal dari kata latin
arundo, karena batangnya mirip dengan batang rumput yang mirip
dengan bambu, anggrek tumbuh secara teresterial atau ditanah dan
kadang hidup secara litofit yaitu tumbuh di bebatuan (Zein dkk, 2019).
Genus Bryobium
Anggrek dari genus Bryobium merupakan anggrek epifit simpodial,
ada yang litofit, ataupun hidup secara terestrial. Akar biasanya tipis
dan berbulu. Rimpang merayap, sangat pendek sampai panjang.
Pseudobulbs terdiri dari beberapa ruas berbentuk bulat telur. Daun
tumbuh pada ujung Pseudobulbs dan ditutupi oleh pelepah daun
dengan berjumlah 2 – 4 helai daun. Daun dari genus Bryobium ada
yang convolute (melilit), plicate, dan adapula yang tersusun dalam dua
baris. Pelepah bersambungan dengan daun rata pada permukaan atas
dan bawah serta kasar. Perbungaan majemuk yang tumbuh dari ketiak
daun yang berhadapan dengan pangkal daunnya, tegak, berbulu halus
atau dengan rambut seperti bintang (After Cribb & Ng 2005 dalam
Orchids of New Guinea, Tanpa Tahun).
~ 38 ~
Anggrek TN Matalawa
Genus Bulbophyllum
Genus Bulbophyllum pertama kali diperkenalkan oleh Louis-Marie
Aubert Du Petit-Thouars pada tahun 1822, namanya diambil dari bahasa
Yunani yaitu bulbos (bulb) yang berarti berfungsi untuk menyimpan air
pada saat kekeringan dan phyllon yang berarti daun. Sehingga dapat
dikatakan bahwa anggrek Bulbophyllum adalah anggrek yang mampu
menyimpan cadangan air di daunnya pada saat musim kering/kemarau.
Bulbophyllum ini biasanya berukuran kecil sampai sedang (meskipun
ada beberapa yang memiliki panjang daun sampai 1 meter). Anggrek
epifit yang menjalar ini pertumbuhannya sympodial dengan pseudobulbs
menonjol. Pseudobulbs adalah penyimpanan organ berasal dari bagian
batang antara dua node daun (American Orchid Society, tanpa tahun).
Sebaran anggrek genus Bulbophyllum menurut American Orchid Society
(tanpa tahun) dimulai dari wilayah beriklim tropis atau subtropis,
meski jangkauannya bisa meluas ke daerah beriklim sedang. Beberapa
jenis ditemukan di Amerika Selatan, Amerika Tengah dan Karibia.
Beberapa ratus spesies ditemukan di Afrika dan pulau Madagaskar.
Sebagian besar spesies ditemukan di Asia, mulai dari kaki bukit
Himalaya (2.500 m) di Indocina, menyusuri Asia Tenggara, Malaysia,
Filipina, Indonesia (khususnya Jawa, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi),
New Guinea, Australia, dan Selandia Baru. Pulau New Guinea, yang
memiliki setidaknya 600 spesies, dipercaya sebagai titik penyebaran
genus. Karena spesies Bulbophyllum adalah kelompok anggrek yang
sangat beragam dan luas penyebarannya.
Terdapat berbagai macam bentuk dan ukuran bunga (2 mm sampai
400 mm). Memiliki bibir menggantung yang membantu dalam proses
penyerbukan. Agen penyerbukan yang paling sering adalah lalat kecil
~ 39 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
yang menempel pada bibir anggrek Bulbophyllum yang miring sehingga
menyebabkan agen penyerbukan masuk ke dalam serbuk sari yang
lengket. Bunga biasanya berumur pendek (5 – 7 hari) dan kadangkala
wangi (American Orchid Society, tanpa tahun).
Genus Calanthe
Anggrek alam genus Calanthe umumnya tumbuh di dataran rendah,
tetapi dapat pula tumbuh pada daerah pegunungan pada ketinggian
350-3000meter dari permukaan laut, jenis ini merupakan anggrek
tanah, tumbuhnya merumpun dan batangnya pendek. Menurut Andre
(1987), bunga Calanthe pada umumnya berwarna putih, jingga, kuning,
dan orange. Bila berbunga dapat bertahan tiga sampai empat minggu
(Zein dkk, 2019).
Genus Cleisostoma
Anggrek dari genus Cleisostoma merupakan anggrek epifit yang jarang
dijumpai litofit, bentuk pertumbuhannya monopodial yang berukuran
kecil hingga sedang. Batangnya tegak atau terjumbai dan jarang
dijumpai merayap pada inangnya, berukuran panjang (ada juga yang
pendek), kaku dan bercabang namun ada pula yang tidak bercabang
serta memiliki banyak ruas (node) (Xinqi dan Wood, 2009).
Daun dari anggrek genus ini ada yang berjumlah banyak dan adapula
yang sedikit, berbentuk pipih da nada pula yang silinder/pensil. Setiap
ruas batang terdapat 1 helai daun yang tersusun secara berseling antara
satu daun dengan daun lainnya (distichous). Pangkal daun memiliki
pelepah, ujung daunnya memiliki 2 lobus (bilobed) dan adapula yang
acute (Xinqi dan Wood, 2009).
~ 40 ~
Anggrek TN Matalawa
Perbungaan majemuk bertipe tandan (raceme) atau kerucut (panicle).
Bunga tumbuh dari ketiak daun tegak horizontal dan adapula yang
terjumbai. Memiliki banyak bunga dan daun pelindung bunga yang
berukuran kecil (Xinqi dan Wood, 2009).
Genus Corymborkis
Merupakan anggrek terrestrial dari 7 (tujuh) jenis salah satu spesies di
Cina yang tersebar di daerah tropis. Anggrek ini tumbuh berkelompok,
beebrapa batang muncul dari rimpang yang sama. Berdaun banyak
berlipit berukuran besar. Perbungaan majemuk bertipe malai yang
tumbuh dari ketiak daun. Bunga beraroma, biasanya putih kehijauan
sampai kuning (Xinqi dkk, 2009).
Genus Crepidium
Anggrek simpodial terestrial atau terkadang epifit dengan rimpang
sangat pendek hingga sangat panjang. Batang pendek berdaun sedikit.
Perbungaan majemuk yang tumbuh di ujung batang. Bunga berukuran
kecil. Anggrek terestrial dapat dijumpai di dataran rendah dan hutan
pegunungan, kadang epifit pada batang pohon berlumut. Anggrek dari
genus ini tersebar mulai dari Seychelles hingga Asia Tenggara, Malesia
Kepulauan Pasifik hingga Tahiti. Sekitar 270 spesies; di New Guinea
c. 107 spesies (89 endemik) (Orchids of New Guinea. Tanpa Tahun).
Genus Dendrobium
Dendrobium merupakan anggrek yang menawan dan mempunyai sifat
unggul, antara lain bisa tahan lama. Artinya, kuntum bunganya tidak
mudah pudar warnanya dan tidak mudah rontok atau layu sampai
~ 41 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
beberapa waktu lamanya. Bahkan ada yang bisa tahan tidak layu
sampai 5 bulan lebih. Dendrobium berasal dari bahasa Yunani dan
diambil dari karakter hidupnya yang epifit. Dendron berarti pohon
dan Bios berarti hidup. Dengan demikian Dendrobium adalah anggrek
yang hidup di pohon-pohon (Osman dan Prasasti, 1991).
CITES atau Convention on International Trade in Endangered Species
of Wild Fauna and Flora (konvensi perdagangan internasional untuk
spesies-spesies flora dan satwa liar) umumnya mengkategorikan anggrek
dendrobium tergolong kedalam Appendix II, yakni tergolong kedalam
daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tapi mungkin terancam
punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan, hanya
boleh diperdagangkan apabila berasal dari hasil perbanyakan, dan
pengambilan langsung di alam untuk perdagangan tidak diperbolehkan.
Jenis anggrek Dendrobium yang ditemukan di TN Matalawa adalah
Dendrobium affine, D. calophyllum, D. capra, D. crumenatum Swartz, D.
eriaeflorum section Stachyobium, D. sp_section calcarifera, dan D. stuartii.
Genus Didymoplexis
Anggrek dari genus Didymoplexis merupakan anggrek tidak berdaun
yang kekurangan klorofil sehingga dalam memperoleh makanan
memanfaatkan jasa renik (saprofit). Bunga muncul dari rimpang bawah
tanah seperti umbi. Bunga mekar secara berurutan, berukuran kecil,
biasanya berwarna kecoklatan atau keputihan. Anggrek dari genus ini
terrestrial/saprofit di hutan hujan dataran rendah, sering berasosiasi
dengan bambu. Tersebar di Afrika Selatan dan Timur, Madagaskar,
Asia Tenggara, Malaysia, Indonesia, Filipina, Papua Nugini, Australia,
Kepulauan Pasifik, timur hingga Samoa. Anggrek dari genus ini
~ 42 ~
Anggrek TN Matalawa
diperkirakan berjumlah 10 spesies; di New Guinea 4 spesies (Orchids
of New Guinea, Tanpa Tahun).
Genus Dienia
Merupakan anggrek terestrial yang tumbuh secara simpodial. Memiliki
batang berwarna hijau. Daun bertipe lanset, berwarna hijau, tepi daun
rata, ujung runcing, bertekstrur halus. Jumlah daun sekitar 6 helai.
Perbungaan majemuk bertipe tandan yang muncul di ujung batang
(Diklap AD XIII BiOSC, 2019).
Genus Disperis
Genus Disperis pertama kali ditemukan oleh Swartz (1800) untuk
menampung sejumlah spesies anggrek terestrial dari Western Cape
of Afrika Selatan dengan bunga yang sangat khas, ditandai dengan
sepal lateral yang memiliki spur. Genus Disperis terdiri dari 74 spesies
yang tersebar di sub-Sahara Afrika, Madagaskar dan pulau-pulau di
Samudra Hindia yang berdekatan. Spesies tersebar luas terjadi di Asia
tropis (Kurzweil dan Manning, 2005).
Genus Epipogium
Epipogium, adalah salah satu tanaman anggrek, dari family Orchidaceae.
Tanaman unik ini adalah genus terestrial anggrek achlorophyllous
myco-heterotrophic. Keunikan tanaman dari genus Epipogium ini tidak
memiliki akar dan tidak memiliki klorofil, jadi tidak berfotosintesis.
Hidupnya di bawah permukaan tanah, dan mampu bertahan dalam
jangka waktu bertahun-tahun. Hanya pada saat akan memunculkan
bunga, barulah tanaman ini muncul dari permukaan tanah dengan
~ 43 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
bunga-bunganya yang mekar. Kulit tanaman ini seperti sisik (Planet
Tanaman, 2014).
Genus Eulophia
Anggrek dari genus Eulophia merupakan anggrek terrestrial. Memiliki
organ untuk menyimpan nutrisi seperti batang atau pseudobulbous
jika di atas tanah, rhizome atau umbi jika di bawah tanah. Daun
berbentuk linier, lanset, bulat telur hingga elips. Perbungaan lateral,
tungga atau jarang bercabang. Bunga berwarna hijau sampai coklat
(African Orchid, 2013).
Genus Geodorum
Anggrek dari genus Geodorum merupakan anggrek terestrial simpodial
dengan rimpang pendek. Daun sedikit berselubung di pangkal, licin,
berlipit dan tipis. Perbungaan bertipe raceme yang muncul dari pangkal
tunas yang tidak berdaun. Saat mekar, bunga tiba-tiba melengkung
ke bawah. Anggrek dari genus ini dapat dijumpai di dataran rendah
dan hutan pegunungan dan di vegetasi terbuka di tanah yang buruk.
Tersebar di Sri Lanka, benua tropis Asia, Malaysia, Indonesia, Filipina,
Papua Nugini, Australia, kepulauan Pasifik, timur ke Niue. Angggrek
dari genus ini diperkirakan berjumlah sekitar 8 spesies; 1 spesies di
New Guinea (Orchid of New Guinea, Tanpa Tahun).
Genus Goodyera
Tumbuhan terestrial simpodial. Batang memanjang, agak sukulen,
bagian basal biasanya merayap membentuk rimpang. Daun biasanya
bertumpuk, tersusun spiral, berselubung di pangkal, licin, berlipit, hijau
~ 44 ~
Anggrek TN Matalawa
atau terkadang coklat, terkadang dengan corak yang lebih terang
atau urat berwarna keperakan hingga kuning keemasan. Perbungaan
majemuk bertipe raceme yang muncul di ujung batang. Bunga kecil,
resupinate, hijau, kecoklatan atau putih. Dapat dijumpai di dataran
rendah dan hutan pegunungan. Anggrek ini tersebar Mascarene, Eropa
sedang, Asia dan Amerika Utara, Asia Tenggara, Malaysia, Indonesia,
Filipina, Papua Nugini, Australia, Kepulauan Pasifik, timur ke Tonga.
Diperkirakan sekitar 50 spesies; di New Guinea 15 spesies (Orchid of
New Guinea, Tanpa Tahun).
Genus Grosourdya
Anggrek genus Grosourdya merupakan tumbuhan epifit, berukuran kecil
dan monopodial. Batangnya sangat pendek, tertutup pelepah daun di
pangkalnya. Jumlah daun sedikit, distichous, berbentuk agak lonjong
sampai lanset, ujung daun kadang tidak rata. Bunga majemuk yang
tumbuh dari ketiak daun. Bunga mekar melebar dan hanya sesaat saja.
Genus Habenaria
Habenaria memiliki sebaran sedang dan pusat utama keanekaragaman
berada di Brasil, Afrika bagian selatan dan tengah, dan Asia Timur. Genus
ini menyumbang sekitar 600 spesies dimana 165-170 diketahui dari
Brazil. Genus ini khas dari padang rumput terbuka (Batista dkk, 2008).
Genus Luisia
Genus Luisia di Indonesia diketahui diwakili oleh sembilan jenis dan satu
varietas yang baru diusulkan yaitu L. zollingeri Rchb. f. var. latipetala
(J.J.S.) Sulistiarini. Batang dari anggrek ini kadang tunggal atau bercabang,
~ 45 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
terete (berbentuk silinder/pensil), berkayu, dan berwarna hijau kusam.
Daunnya tubular (memanjang dan tebal), terete, ramping, berdaging,
tumpul, berwarna hijau kusam kadangkala ungu. Bract (daun pelindung)
menggenggam peduncle (tangkai bunga), Perbungaan berbentuk seperti
sarang walet, pedicel (anak tangkai bunga) berwarna kuning kehijauan,
bunga berukuran kecil atau sedang, resupinate (bunga yang memutar
sejauh 1800/terbalik dari arah pedicel), berwarna kuning kehijauan atau
kekuningan hijau dengan bibir berdaging bertotol ungu (Sulistiarini, 1988).
Genus Malleola
Malleola merupakan anggrek epifit monopodial yang berukuran kecil.
Batang tertutup pelepah daun, terjumbai memanjang atau jarang pendek,
kadang agak padat. Daun tersebar di sepanjang batang, beberapa jenis
memiliki banyak daun, distichous, sering memerah dengan warna ungu-
merah, pangkal daun tidak rata, bentuk daun biasanya elips sempit
sampai lonjong, pelepah daun menyatu di pangkal, kedua sisi ujung daun
tidak sama. Perbungaan majemuk dengan jumlah 1 – 3 perbungaan
dalam 1 batang anggrek Malleola. Bunga tumbuh dari ketiak daun,
kadang berdiri tegak atau terjumbai, dan ukurannya lebih pendek dari
daun. Setiap kuntum bunga dalam satu perbungaan mekar ke segalah
arah, berukuran kecil dan bertekstur tipis. Masing-masing sepal dan
petal saling berlepasan satu sama lain, dorsal sepal biasanya berbentuk
cymbi (perahu), sepal lateral dan petalnya rata. Lips melekat kuat pada
column. Column berbentuk seperti palu, pendek, kokoh, column foot
tidak ada atau tidak terlihat, sering bengkok ke belakang di ujung.
Pollinia 2. Anggrek dari genus Malleola diperkirakan sekitar 30 spesies
dari Thailand dan Vietnam hingga Malaysia dan Indonesia, hingga Filipina,
New Guinea, dan kepulauan Pasifik, dengan pusat sebaran di Kepulauan
Melayu; satu spesies di Cina (Xinqi dan Wood, 2009).
~ 46 ~
Anggrek TN Matalawa
Genus Nervilia
Anggrek dalam genus Nervilia merupakan anggrek terestrial, yang
hidup menahun, batang simpodial dengan umbi oval hingga hampir
bulat dan terkadang beberapa akar pendek. Satu atau dua bunga
tumbuh di batang berbunga tegak, berdaging, dan tidak berdaun.
Saat berbunga tanaman kekurangan daun, tetapi satu daun tegak atau
memeluk gound berkembang setelah bunga terbuka penuh. Daunnya
biasanya berkerut atau kusut dengan urat yang berbeda seperti kipas.
Bunganya seringkali berumur pendek, hanya bertahan beberapa hari.
Sepal dan kelopak mirip, tetapi labellum menonjol dan sering terdiri
dari tiga lobus. Bunga dan daunnya tumbuh pada waktu yang berbeda,
sehingga spesimen herbarium seringkali tidak lengkap.
Genus Oberonia
Ansari dan Balakrishnan (1990) menjelaskan bahwa genus ini pertama
kali diperkenal oleh Lindley pada tahun 1830. Lindley memperkenalkan
sebanyak 13 jenis dari genus Oberonia dimana 3 diantaranya berasal
dari India. Selanjutnya banyak jenis baru yang ditemukan oleh peneliti
lainnya yang bersal dari genus ini. Tercatat sebanyak 50 jenis anggrek
Oberonia dimana 44 diantaranya berasal dari India. Semua spesies dari
genus Oberonia berhabitus herba epifit yang tumbuh tegak ataupun
terjumbai.
Genus Pachystoma
Anggrek dalam genus Pachystoma merupakan anggrek terestrial yang
meranggas, rimpang bawah tanah bercabang dan satu atau dua
daun linier, tipis, lipit atau berurat. Batang berbunga kurus dan kurus
mengandung bunga-bunga kecil berwarna merah jambu yang terkulai
~ 47 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
berbulu di bagian luar. Sepal dan kelopak bunga memiliki ukuran
dan bentuk yang serupa, sepal lateral memiliki punuk di pangkalnya.
Labellum memiliki tiga lobus, lobus tengah menjorok ke depan dan
lobus samping luar biasa besar.
Genus Parapteroceras
Anggrek dari genus Parapteroceras merupakan anggrek epifit
monopodial yang berukuran kecil. Batang pendek yang tertutup
oleh pelepah daun. Daun sedikit, berbentuk linier sampai falcate,
adapula yang berbentuk tali, datar dan menyatu dengan pelepah
pada pangkal daun. Perbungaan majemuk yang tumbuh dari ketiak
daun dan sering menjuntai bertipe raceme berukuran agak panjang
dengan jumlah yang banyak dan adapula yang sedikit. Bunga mekar
bersamaan dengan tangkai bunga pendek, rachis berbentuk terete,
terkadang clavate, berdaging, daun pelindung bunga kecil. Bunga
berumur pendek sekitar 1 minggu dengan diameter sekitar 1 mm,
berwarna putih kekuningan atau kehijauan dengan variasi ungu,
ungu kecoklatan dan merah. Sepal dan petal saling berlepasan satu
sama lain, sepal lateral biasanya lebih besar dari sepal dorsal, dasar
sepal menempel pada bekalang taji (spur). Petal berukuran lebih kecil
dari sepal, dasar lips berlekatan dengan dasar column, dan memiliki
poliinia 2 buah (Xinqi dan Wood, 2009).
Sebelas spesies dari genus Tuberolabium tersebar di India, Thailand,
dan Semenanjung Malaysia, utara ke Taiwan dan Filipina, selatan ke
Indonesia, timur ke New Guinea, Australia, dan kepulauan Pasifik; satu
spesies endemik di China (Xinqi dan Wood, 2009).
~ 48 ~
Anggrek TN Matalawa
Genus Pecteilis
Anggrek dalam genus Pecteilis merupakan anggrek terestrial yang
tumbuhnya simpodial dan berumbi. Ukuran bunga cukup besar karena
berkepala sari besar dan umumnya berwarna putih. Daunnya bulat,
daun tunggal berbentuk bulat telur, bersisi licin dengan ujung yang
meruncing dan tersusun spiral pada batang. Bunganya majemuk yang
muncul pada ujung batang.
Genus Peristulus
Anggrek dalam genus Peristylis merupakan anggrek terestrial, hidup
menahun, simpodial dengan umbi berdaging berpasangan dan akar
seperti benang yang tidak bercabang. Batangnya tegak dan tidak
bercabang. Daunnya tersusun roset di pangkal tanaman atau di dekat
bagian tengah batang. Bunganya resupinate, biasanya kecil, putih, hijau
atau kekuningan dan biasanya hanya bertahan beberapa hari. Sepal
punggung dan kelopak bunga tumpang tindih untuk membentuk
tudung di atas kolom. Labellum memiliki taji dan biasanya tiga lobus
yang mungkin pendek atau panjang dan seperti benang. Ciri khas genus
adalah adanya dua proyeksi berbentuk klub pada stigma. Dalam banyak
hal, tumbuhan pada genus ini mirip dengan tumbuhan Habenaria,
hanya berbeda pada struktur kolomnya.
Genus Phalaenopsis
Anggrek genus phalaenopsis atau lebih dikenal dengan anggrek bulan
adalah salah satu jenis anggrek yang popular. Anggrek yang berasal dari
genus phalaenopsis memiliki ciri khas yaitu bentuk bunga yang lebih
besar dengan warna yang bervariasi dan panjang dari mekar bunga
yang lebih lama dibandingkan dengan jenis anggrek yang lainnya.
~ 49 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Pada saat ini keberadaaan anggrek genus phalaenopsis atau anggrek
bulan semakin jarang, sehingga perlu dilakukan tindakan perbanyakan
untuk melestarikannya (Fauziah, 2014 dalam Trisnawati, 2016).
Pertumbuhan tanaman anggrek bulan tergolong dalam tipe epifit
monopodial. Anggrek ini memiliki batang yang pendek biasanya
dengan tiga hingga 6 daun. Daun tumbuh lebat tetapi berjumlah
sedikit dengan ukuran sekitar 5-10 cm. Namun beberapa spesies di
benua Asia tidak berdaun pada musim kemarau. Secara umum daun
berbentuk lonjong dengan ujung melebar dan pangkal terdapat pelepah
yang menghimpit ke arah batang dan tersusun berderet dalam dua
baris serta berhadapan (Fauziah, 2014 dalam Trisnawati, 2016; Orchid
of New Guinea, Tanpa Tahun).
Perbungaan anggrek genus phalaenopsis bertipe raceme dan panicle
terdiri dari tiga helai sepal (kelopak) bunga dan tiga petal bunga
(mahkota), satu helai kelopak pada bagian punggung (dorsal) dan
pada samping (lateral) terdapat dua helai kelopak serta memiliki warna
yang sangat beragam dan mencolok. Bunga muncul dari ketiak daun
dan tumbuh secara berurutan dari kecil hingga besar, dan resupinate.
Masing-masing sepal dan petal saling berlepasan satu sama lain (tidak
berlekatan). Petal kadang mirip dengan sepal dorsal namun terlihat
lebih lebar aau lebih sempit. (Fauziah, 2014 dalam Trisnawati, 2016;
Orchid of New Guinea, Tanpa Tahun).
Genus Phalaenopsis merupakan anggrek alam daerah tropis dan sampai
saat ini telah ditemukan sekitar 70 spesies. Anggrek ini dijumpai di dataran
rendah dan hutan perbukitan, seringkali pada posisi teduh. Diketahui
berasal dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, kemudian menyebar
~ 50 ~
Anggrek TN Matalawa
ke negara-negara Asia Tenggara lainnya sampai keluar Asia termasuk di
dataran Eropa (Fandani dkk, 2019; Orchid of New Guinea, Tanpa Tahun).
Genus Polystachya
Polystachya adalah salah satu dari genus anggrek yang spesiesnya
cukup banyak dan tersebar di daerah tropis dan subtropis Afrika,
Asia, Amerika Tengah dan Selatan dengan satu spesies yang tersebar
ke Florida. Tanaman umumnya epifit, sangat jarang terestrial, dengan
pseudobulbs kecil yang sedikit berdaging. Perbungaannya/rangkaian
bunganya tumbuh pada ujung batang. Bunga-bunganya berukuran
kecil, tegak, tidak resupinate (posisi bibirnya tidak di bagian bawah),
dan memiliki rambut yang saling berlepasan yang biasa ditemukan di
bagian luar bunga dan biasa juga di labellum bunga (North American
Orchid Conservation Center, tanpa tahun).
Genus Pomatocalpa
Pomatocalpa merupakan anggrek epifit kadang juga litofit. Tigabelas
spesies dari genus Pomatocalpa secara kolektif didistribusikan dari India
dan Sri Lanka melalui Malesia dan Australia utara ke Fiji, Himalaya
utara ke timur laut dan Cina (Hainan dan Taiwan). Semua spesies
adalah epifit atau litofit pada ketinggian 0–750 m di hutan rawa dan
pantai berbatu, hutan bakau dan pantai, serta hutan dipterokarpa
(Kewscience, 2017).
Genus Spathoglottis
Anggrek dalam genus Spathoglottis merupakan anggrek yang tumbuhan
hijau sepanjang tahun, tumbuhan terestrial dengan pseudobulbs yang
~ 51 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
rapat tepat di bawah permukaan tanah dan beberapa daun besar
berlipit. Batang berbunga muncul dari pseudoblulb dan mengandung
bunga berwarna-warni berukuran sedang. Bunganya terbuka lebar
dengan sepal dan kelopak semuanya berukuran serupa satu sama
lain, meskipun dengan kelopak biasanya lebih lebar, sepal berbulu di
bagian luar. Labellum memiliki tiga lobus, lobus samping lebih atau
kurang tegak dan lobus tengah dengan cakar di dekat dasarnya.
Genus Taeniophyllum
Merupakan anggrek epifit monopodial yang tidak mempunyai daun.
Batangnya sangat pendek. Bunganya muncul dari samping batang
berbentuk tandan dengan bunga mekar satu-satu secara berurutan.
Tangkai bunga kadang berbulu, dengan jarak antar tangkai bunga
sangat pendek, kadang berbulu atau kusam.
Genus Thelymitra
Anggrek dalam genus Thelymitra merupakan anggrek terestrial, yang hidup
menahun, simpodial, biasanya sedikit berakar halus yang tidak mencolok
dan sepasang umbi berbentuk oval. Sebuah daun tunggal muncul dari
dekat pangkal tanaman dan mengelilingi bagian bawah batang.
Perhiasan bunga (sepal, petal dan labellum) memiliki bentuk yang
sama, yaitu oval, tepi rata dan ujung runcing. Bagian seksual bunga
menyatu dengan kolom yang pendek dan gemuk dengan sayap yang
mengelilingi kolom, membentuk tudung seperti “mitra/bando”. Bunga
dari sebagian besar spesies hanya terbuka di bawah sinar matahari
yang hangat dan cerah dan tutup pada malam hari atau selama cuaca
dingin atau mendung. Beberapa spesies melakukan penyerbukan sendiri
~ 52 ~
Anggrek TN Matalawa
dan reaksi mereka terhadap perubahan lingkungan tidak begitu jelas.
Buah yang mengikuti pembungaan adalah kapsul tidak berdaging dan
pecah- pecah yang berisi hingga 500 biji.
Genus Thrixspermum
Thrixspermum adalah salah satu dari genus anggrek yang terdiri dari
sekitar 150 spesies yang menyebar dari India ke Asia Tenggara dan
New Guinea. Genus ini juga ditemukan di beberapa Kepulauan Pasifik
dan dua spesies telah ditemukan di Australia. Anggrek ini hidup di
hutan hujan tropis dataran rendah sampai ketinggian 1.200 m dpl.
Thrixspermum adalah anggrek epifit monopodial yang berukuran kecil
atau sedang. Memiliki raceme (tandan) khas yaitu berbentuk rata/lurus
dan menghasilkan bunga di dua titik tumbuh yang berbeda pada batang.
Bunganya harum dan dapat bertahan 2 sampai 3 hari. Nama ilmiahnya
mengacu pada biji seperti rambut (Inaturalist.org, tanpa tahun).
Di TN Matalawa, anggrek dari genus ini ditemukan sebanyak 3 spesies
yaitu Thrixspermum centipede, Thrixspermum hystrix, dan Thrixspermum
subulatum. Ketiga jenis anggrek dari genus Thrixspermum ini termasuk
jenis yang tidak dilindungi baik itu pada PP.7 tahun 1999 dan P.106
tahun 2018. Meskipun ketiga anggrek ini belum termasuk jenis yang
dilindungi, tetapi menurut CITES T. hystrix dan T. subulatum masuk
kategori Apendix II.
Genus Tricoglotis
Anggrek dalam genus Tropodia merupakan anggrek terestrial, yang
hidup menahun, dan umumnya tidak memiliki umbi, perakarannya
~ 53 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
kuat, batang tegak tipis dan berkayu, liat, tingginya antara 20–70
cm kadang-kadang bercabang, dengan beberapa daun, duduk daun
spiral. Bunga tersusun seperti malai namun ada juga seperti payung.
Ekologi dan penyebaran anggrek jenis ini yaitu di hutan pada tempat
yang lembab dan ternaung.
Genus Tropidia
Tumbuhan terestrial simpodial dengan rimpang bawah tanah yang
sangat pendek. Batang memanjang, berdaun 2 hingga banyak
(beberapa spesies tidak berdaun ditemukan di Kalimantan), tidak
berdaging. Daun selubung di pangkal, licin, licin, berlipit, bertekstur
tipis. Perbungaan lateral atau terminal. Bunganya kecil, tidak berombak,
biasanya berwarna keputihan. Anggrek dari genus ini dapat dijumpai
di dataran rendah dan hutan perbukitan. Tersebar di Amerika Tengah,
Karibia, Asia kontinental tropis, Jepang, Malaysia, Indonesia, Filipina,
Papua Nugini, Australia, Kepulauan Pasifik, timur ke Samoa. Sekitar
35 spesies; di New Guinea sekitar 6 spesies (Orchid of New Guinea,
Tanpa Tahun).
Genus Vanda
Vanda merupakan salah satu dari genus anggrek monopodial yang
mana setiap ciri-ciri kelompok jenisnya dibedakan berdasarkan bentuk
daunnya. Vanda berdaun lebar (strap leaf) daunnya berbentuk sabuk
sehingga sering disebut Vanda berdaun sabuk. Vanda berdaun sabuk
umumnya menyukai tempat-tempat yang teduh, bentuk daunnya
lebar dengan panjang sekitar 5 – 30 cm, menutupi batangnya, letak
daunnya berdekatan, dan ada tanda-tanda seperti terkoyak sedikit di
ujungnya. Vanda berdaun pensil (terete leaf), daunnya tebal seperti
~ 54 ~
Anggrek TN Matalawa
pensil dengan panjang antara 10 – 15 cm dan meruncing. Dasar daun
mengelilingi batangnya. Vanda intermediate merupakan kelompok
Vanda hasil silangan Vanda berdaun lebar dan Vanda berdaun pensil.
Vanda ini dikenal Vanda berdaun semi-terete (setengah teres) (Arifin
dan Sulistyantara, 1990).
Daerah penyebaran anggrek ini mulai dari Himalaya dan Cina Selatan
kemudian menyeberang ke Sri Lanka, Asia Tenggara (Malaysia, Thailand,
Filipina, dan Indonesia) sampai ke Papua New Guinea dan Australia
Utara. Dari 50 jenis anggrek Vanda, ternyata sekitar 20 jenis terdapat
di kepualauan Indonesia meliputi hutan-hutan tropis di Pulau Jawa
dan Bali, Sumatera, Kalimantan, Maluku, dan Irian Jaya (Arifin dan
Sulistyantara, 1990).
Genus Zeuxine
Anggrek dalam genus Zeuxine merupakan anggrek terestrial, yang
hidup menahun, simpodial dengan rimpang yang berdaging, di atas
tanah yang ditambatkan oleh akar kurus. Daunnya bertekstur tipis
dan bertangkai, tersusun roset di pangkal batang, bunga tersebar
di sepanjang batangnya. Bunga kecil berwarna kusam dan berbulu
berkumpul di sepanjang batang. Sepal punggung dan kelopak bunga
tumpang tindih, membentuk tudung di atas kolom. Sepal lateral
tumpang tindih dengan dasar labellum yang biasanya berwarna
putih, memiliki dasar berkantung dan sejumlah kelenjar tanpa tangkai.
Kolomnya pendek dengan dua stigma.
~ 55 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
~ 56 ~
Anggrek TN Matalawa
~ 57 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
1. Aerides odorata
Dari genus Aerides, di TN Matalawa ditemukan jenis Aerides
odorata. A. odorata ini ditemukan di kawasan Hutan Billa dan
Hutan Praingkareha (Okthalamo dkk, 2015). Pernah juga dijumpai
di Waikanabu, Wara, Langgaliru dan Kambatawundut. Berdasarkan
pengamatan yang pernah dijumpai, anggrek ini mekar pada bulan
November - Desember setiap tahunnya. Hidup menempel pada batang
pohon, tidak ada pohon khusus yang menjadi inangnya, namun pernah
dijumpai berasosiasi dengan pohon Nggai (Timonius timon), Manjangi
(Kleinhovia hospita), dan Ficus sp. dan Pinus (Pinus sp.). selain itu,
anggrek ini juga pernah dijumpai pada pohon yang telah mati.
Aerides dorata merupakan salah satu jenis anggrek epifit yang dikenal
dengan nama daerah anggrek kuku macan karena bentuk bibir
bunganya yang mirip dengan kuku macan. Yang khas dari anggrek
ini adalah adanya taji (spur) pada bibir bunganya yang membentuk
struktur bibir bunga seperti kuku macan. Panjang taji 10-12 mm
(Comber, 1990 dalam Nurfadilah).
Seperti halnya bunga anggrek pada umumnya, struktur bunga anggrek
ini juga terdiri dari 3 kelopak bunga (sepal), 3 mahkota bunga (petal)
dengan 1 petal yang bermodifikasi membentuk bibir bunga (labellum)
(dengan bibir bunga bertaji yang merupakan ciri khas anggrek kuku
macan), dan columna (struktur yang merupakan fusi antara benang sari
dan putik). Perbungaan terdiri lebih dari satu kuntum bunga, sekitar
20-30 kuntum bunga. Panjang batang dapat mencapai 75 cm, daun
dengan panjang ± 20 cm dan lebar ± 2,75 cm tersusun berhadapan
dua-dua pada setiap ruas batang (Comber, 1990 dalam Nurfadilah).
~ 58 ~
Anggrek TN Matalawa
Gambar 1. Anggrek Aerides dorata
~ 59 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Lips Aerides odorata terdapat taji (spur) berbentuk kuku macan (atas);
perbungaan lebih dari 1 kuntum bunga (kanan);
bunga sebelum mekar (kiri dan tengah).
~ 60 ~
Anggrek TN Matalawa
Menumpang pada pohon yang telah mati
Menumpang pada pohon Ficus sp.
~ 61 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Buah
~ 62 ~
Anggrek TN Matalawa
Karakter menarik lain dari anggrek ini adalah bunganya yang memiliki
bau wangi yang khas. Penamaan “odorata” (yang berasal dari bahasa
Inggris “odor” yang artinya bau) untuk anggrek ini merujuk pada
karakter ini. Jenis anggrek ini memiliki variasi warna bunga yang
cukup menarik dari merah jingga sampai kuning (Comber, 1990 dalam
Nurfadilah).
Anggrek ini juga mempunyai karakter unik dalam hal daya tahan
hidupnya pada musim kemarau yang panjang. Pada saat musim
kemarau panjang, pada umumnya tanaman akan meranggas atau
mati. Namun, beberapa tanaman yang mempunyai organ penyimpan
cadangan makanan (umbi atau organ penyimpan cadangan makanan
lainnya) dapat bertahan hidup pada saat musim kemarau. Yang menjadi
pertanyaan besar dan perlu diungkap lebih jauh dari anggrek kuku
macan ini adalah bagaimana anggrek ini mampu bertahan hidup pada
saat kemarau panjang walaupun tidak memiliki organ penyimpan
cadangan makanan (Comber, 1990 dalam Nurfadilah).
Distribusi anggek ini cukup luas, dari India bagian timur sampai ke Asia
Tenggara. Anggrek ini banyak dijumpai di dataran rendah di Jawa (dari
0-500 m dpl) termasuk daerah-daerah kering yang sering mengalami
kemarau panjang. Pada saat ini seiring dengan degradasi hutan, hampir
semua jenis anggrek, termasuk jenis anggrek ini, populasinya di alam
mengalami penurunan (Comber, 1990 dalam Nurfadilah).
Berdasarkan status perlindungannya, anggrek kuku macan termasuk
jenis yang tidak dilindungi baik itu pada PP.7 tahun 1999 dan P.106
tahun 2018. Meskipun anggrek ini belum termasuk jenis yang dilindungi,
tetapi menurut CITES A. odorata masuk kategori Apendix II.
~ 63 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
2. Anoectochilus reinwardtii
Anoectochilus adalah genus dalam famili orchidaceae yang
beranggotakan kira-kira 50 species. Anggrek-anggrek dari
genus ini sering disebut dengan anggrek permata (Jewel orchids)
karena penampakannya yang menarik. Jewel orchids yang di
temukan di kawasan hutan MATALWA yaitu jenis Anoectochilus
reinwardtii.
Daun/lamela berukuran 6 x 4 cm, diameter sekitar 6,5 cm,
daun berwarna dasar daun hijau atau hijau kecoklatan dan hijau
kehitaman. Tulang daun sejajar berjumlah 5-7 garis. Diantara tulang
daun dapat ditemukan urat daun, dimana warna tulang daun dan
urat daun adalah merah bata hingga kuning. Tulang daun bertemu
pada ujung daun. Ujung daun runcing berwarna sulaman merah,
dan berpendar bila terkena cahaya, bentuk daun oval, mempunyai
upih dan tangkai (Pramundito, Tanpa Tahun; Orchidspecies.com,
Tanpa Tahun).
Perbunggan majemuk dengan jumlah 1 hingga 14 bunga,
berbentuk segitiga hingga bulat telur. Memiliki daun pelindung
yang berambut lembut dan pendek dengan permukaan yang di
tutupi oleh tonjolan kecil (granular-pubescent bracts). Anggrek jenis
ini tidak seperti anggrek-anggrek jenis lain yang dinikmati bunga
nya tetapi anggrek ini indah pada bagian daunnya (Pramundito,
Tanpa Tahun).
~ 64 ~
Anggrek TN Matalawa
• Daun Anoectochillus reinwardtii
berwarna hijau kecoklatan/
kehitaman, tulang daun sejajar (atas)
• Bunga yang memiliki daun
pelindung yang berambut lembut
dan pendek (tengah)
• Tulang daun berpendar saat terkena
cahaya (kiri bawah)
Gambar 2. Anggrek Anoectochilus reinwardtii
~ 65 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Batang berwarna putih kemerahan, tidak mempunyai pseudobulb/
Umbi semu, pecabangan simpodial. Berbeda dengan anggrek pada
umumnya dimana batangnya dilapisi kitin atau zat tanduk, batang
A. reinwardtii berbentuk bulat telur dan lunak berair yang menyebabkan
A. reinwardtii membutuhkan lebih banyak air dibandingkan jenis lain
yang umumnya cenderung lebih tahan terhadap kekeringan daripada
kelebihan air, sehingga A. reinwardtii pada habitatnya kemungkinan
akan mengalami dormansi/mati suri apabila tidak menerima hujan
selama 2 bulan (Pramundito, Tanpa Tahun; Orchidspecies.com, Tanpa
Tahun).
Anoectochilus reinwardtii tumbuh pada lantai hutan dengan cahaya
yang sangat minim, dan apabila terkena sinar matahari, urat daunnya
akan menyala dengan indah. Ditemukan di Kalimantan, Jawa, Maluku,
dan Sumatera di hutan hujan tropis dan hutan cemara musiman
pada ketinggian 200 hingga 1000 meter (Pramundito, Tanpa Tahun;
Orchidspecies.com, Tanpa Tahun).
~ 66 ~
Anggrek TN Matalawa
3. Appendicula reflexa
Appendicula reflexa mer upakan
spesies dari genus Appendicula
ini synonym dengan Appendicula
micrantha. Pernah ditemukan di
kawasan hutan Wanggameti dan
Mahaniwa yang berbunga pada
bulan januari. Anggrek ini tumbuh
terjumbai, tidak memiliki batang
utama dimana bunganya tumbuh
dari batang. Bunganya pendek dan
kecil dengan diameter sekitar 4 mm
dan jumlah bunga dapat mencapai
6 bunga dalam satu perbungaan
(Inflorescence). Bunga berwarna
putih krem, dorsal sepal (kelopak
atas) dan petalnya (mahkota bunga) terlihat sama berbentuk segitiga
dengan panjang 2 mm dan lebar 1,5 mm. Sepal (kelopak samping)
berbentuk elliptic-ovate (bulat telur memanjang, bagian terlebar di
tengah, ujung dan pangkal sama lebarnya) dengan panjang 2 mm
dan lebar 1,5 mm. Labellum (lips/bibir) berbentuk oblong (lonjong)
dengan panjang sekitar 3 mm dan lebar 2 mm (Panal dkk, 2015).
Appendicula reflexa termasuk kategori anggrek yang tidak dilindungi
berdasarkan PP.7 tahun 1999 dan P.106 tahun 2018 dan termasuk
kedalam Apendix II CITES.
~ 67 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Bunga yang menempel
pada batang
Gambar 3. Anggrek Appendicula reflexa
~ 68 ~
Anggrek TN Matalawa
4. Arundina graminifolia
(anggrek bambu)
Merupakan jenis anggrek terestrial yang hidup secara berkoloni,
di alam jenis anggrek ini mudah dijumpai di pinggiran sisi
tebing sepanjang kiri kanan jalan, anggrek ini hidup diatas bebatuan
dengan sedikit berpasir, dengan hidupnya berada pada ketinggian
400 sd 600 mdpl, dan anggrek berbunga hampir sering di sepanjang
tahun, di habitatnya jenis tumbuhan ini hidup bersama-sama dengan
jenis rumput-rumput lainnya seperti alang-alang, Nama graminifolia
(“gramineus” (=rumput) dan “folius” (=daun)) disematkan karena
plantnya memang begitu mirip dengan rumput-rumputan (Graminae),
disaat tidak berbunga anggrek ini memiliki kenampakan yang sama
dengan rumput-rumput yang lain.
Di sumba keberadaannya jenis anggrek ini di alam cukup melimpah
dengan kondisi habitat yang minim dari gangguan, bunganya yang
menjuntai melambai-lambai ditiup angin, di Kawasan TN Matalawa
sendiri jenis anggrek ini dapat kita jumpai di Kawasan Hutan
Wanggameti, selain itu juga keberadaannya cukup melimpah di
tebing-tebing sepanjang jalan menuju Kecamatan Tanarara, berdasarkan
tempat tumbuh jenis anggrek ini cukup bervariatif mulai dari tempat
yang terbuka hingga tempat yang rimbun tertutup tajuk pohon-pohon
besar. Arundina graminifolia sendiri merupakan jenis tunggal dalam
genus Arundina. Jenis anggrek ini tersebar hampir di seluruh wilayah
Asia Tropis, mulai Tiongkok dan sekitarnya, India, Thailand, Nepal,
Srilanka, Kamboja, Laos, Myanmar, Vietnam, Philipina, Singapura,
Malaysia, Papua Nugini, Fiji serta Kepulauan Pasifik dan sekitarnya,
~ 69 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
termasuk Indonesia. Ada juga yang secara khusus menyebutnya berasal
dari Asia Tenggara saja. Di Indonesia, anggrek ini tersebar di Jawa,
Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera.
Buah
~ 70 ~
Anggrek TN Matalawa
Terdapat 2 warna
pada Lips Arundina
graminifolia yaitu
berwarna ungu
bergradasi dan
berwarna cenderung
putih bersih
Gambar 4. Anggrek Arundina graminifolia
~ 71 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Jenis anggrek ini, ujung lip-nya terbelah dan tepinya bertoreh (lobed).
Warna lipsnya ada dua jenis yang satu berwarna ungunya bergradasi
dan yang satu berwarna cenderung putih bersih. Petal dan sepalnya
putih bersih. Batangnya beruas seperti bambu, begitu juga daunnya.
Anggrek ini termasuk pada jenis anggrek simpodial yang sangat
mudah untuk ditanam maupun dibudidayakan, anggrek ini menyukai
c
b
a
a. Ujung Lips terbelah dan tepinya bertoreh (lobed)
b. Kelopak berwarna putih dan ukuran lebih besar dari sepal dorsal dan sepal lateral
c Sepal Punggung dan Sepal lateral berwarna putih
~ 72 ~
Anggrek TN Matalawa
area terbuka yang terpapar sinar matahari sepanjang hari. Tinggi
umumnya sekitar 1.5 m, namun ada juga yang mencapai 3 m. Varian
dwarf-nya kurang dari semeter tingginya. Bunga muncul di ujung
batang dan terus bermekaran sepanjang hidupnya setelah mencapai
puncak fisiologisnya. Mekar satu demi satu bergantian antara sisi kiri
dan kanan yang mana setiap bunga dilindungi oleh kelopak bunga.
Total bunga lebih dari 50 kuntum, bahkan mungkin dapat mencapai
100 kuntum. Warna bunganya dapat berganti-ganti sesuai dengan
kondisi lingkungan pada saat bunga akan mekar. Terkadang lipsnya
nampak putih bersih, terkadang juga ungu gradasi, kadang nampak
lebih kekreman.
Secara alami, karena semakin beratnya keiki yang kian membesar,
batang pun merunduk. Lama-kelamaan keiki yang menyentuh tanah
pun akan mengeluarkan tunasnya. Setelah itu batang pun akan mem
busuk dan putus. Sedangkan perkembangbiakan generatifnya melalui
biji. Polinatornya biasanya semut dan serangga lebah/lanceng.
Dalam CITES Protection, jenis anggrek ini tergolong pada Appendix II,
selain itu belum termasuk anggrek yang dilindungi baik berdasarkan
Permenlhk No 106 Tahun 2018, maupun PP7 Tahun 1999. beberapa
sumber mengatakan bahwa jenis anggrek ini mampu survive dari
kebakaran yang biasa melanda padang rumput saat kemarau panjang,
demikian pula dengan kondisi anggrek ini di padang savanna Sumba
yang relatif bertahan terhadap kebakaran.
~ 73 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
5. Bryobium retusum
Sejauh ini, jenis dari genus Bryobium yang ada di Sumba yaitu Bryobium
retusum yang penamaannya synonym dengan Eria retusa yang pernah
dijumpai di Wudipandak dan Langgaliru. Saat dijumpai, B. retusum hidup
bergerombol dan menempel pada batang pohon yang mendapatkan
sedikit cahaya sinar matahari dari sela-sela tajuk pohon inang. Pernah
dijumpai berasosiasi dengan batang jambu air hutan (Syzygium sp.) dan
pohon bayur (Pterospermum javanicum). Sayangnya B. retusum pada
saat dijumpai tidak sedang berbunga ataupun berbuah. Menurut CITES
B. retusum tersebar di Christmas island, New Caledonia, Solomon Island,
dan Indonesia. Orchids of New Guinea (Tanpa Tahun) menambahkan,
anggrek ini juga tersebar di New Guinea (Papua), sedangkan di Indonesia
tersebar di Jawa dan Bima.
Anggrek B. retusum merupakan anggrek epifit yang tumbuh simpodial.
Umbi semunya berbentuk bulat hingga oval, berdiameter 1-1,5 cm.
Rata-rata memiliki satu hingga dua daun pada setiap ujung umbinya.
Daun dari anggrek ini tebal berdaging, berbentuk lanset memanjang,
berukuran panjang 5 cm hingga 11 cm, dan lebarnya 0,5-1 cm.
Perbungaan anggrek B. retusum tersusun dalam bentuk tandan, tumbuh
di ujung umbi. Tangkai perbungaannya memiliki panjang 1,8 cm, jumlah
bunganya sekitar 12-16 kuntum. Bunga anggrek ini berwarna kuning
pucat, kelopaknya berbentuk triangular, mahkota berbentuk lanset
dengan ukuran panjang yang hampir sama dengan kelopaknya. Bibir
bunganya berbentuk bulat telur dan seluruh permukaan bunganya
berbulu (Albarkati, dkk., 2017).
~ 74 ~
Anggrek TN Matalawa
Bryobium retusum tidak termasuk jenis yang dilindungi baik itu pada
PP.7 tahun 1999 dan P.106 tahun 2018 tetapi masuk kategori Apendix
II CITES.
Gambar 5. Anggrek Bryobium retusum
~ 75 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
~ 76 ~
Anggrek TN Matalawa
Hidup bergerombol dengan umbi semu berbentuk bulat oval dan
memiliki 2 helai daun setiap umbinya
~ 77 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
6. Bulbophyllum biflorum
Ditemukan di Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan, Filipina dan
Semenanjung Thailand dan Malaysia, pada batang pohon di bukit
yang rindang hingga hutan pegunungan yang lebih rendah pada
ketinggian 500 hingga 1200 meter. Sementara di TN MATALWA pernah
dijumpai mekar pada bulan november di blok hutan Wanggameti.
Anggrek ini hidup pada hutan ketinggian yang memiliki kelembaban
tinggi.
Merupakan anggrek epifit berukuran kecil yang tumbuh pada daerah
hangat hingga sejuk dengan daun berbentuk ovate, pseudobulbs
berwarna kekuningan dan tunggal, tegak, tipis, lonjong. Petiole daun
pendek. Bunga mekar di musim panas, tipis, kurus, dan semi-terjumbai
berukuran panjang 7 sampai 11 cm, bunga berpasangan saat mekar
dan berbau harum.
Nama lain dari B. biflorum adalah anggrek Nusa Tenggara. Di Nusa
Tenggara banyak dijumpai tanaman anggrek yang memiliki daun
yang tebal dan berair dengan bunga yang berukuran kecil. Ciri khas
tersebut mencerminkan iklim kering di kawasan Nusa Tenggara.
Anggrek yang terkenal dari Nusa Tenggara adalah anggrek bunga
kembar B. biflorum dari Flores. Nama biflorum diberikan karena
anggrek ini mengeluarkan bunga yang selalu berpasangan (Redaksi
Agromedia, 2006).
~ 78 ~
Anggrek TN Matalawa
~ 79 ~
PESONA ANGGREK
Taman Nasional Matalawa Nusa Tenggara Timur
Bulbophyllum biflorum
dinamakan anggrek
kembar karena
mengeluarkan bunga
yang selalu berpasangan;
memiliki bibir yang
Panjang seperti lidah
yang membantu proses
penyerbukan.
Pseudobulbs b. biflorum
menyimpan cadangan
air di dalam daun yang
berasal dari batang
Gambar 6. Anggrek Bulbophyllum biflorum
~ 80 ~