The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kumpulan kisah inspiratif keluarga besar PPPK Petra

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Petra Acitya Christian Junior High School, 2021-12-05 08:35:21

Bunga Rampai Di Atas Titian Batu Karangku 2021

Kumpulan kisah inspiratif keluarga besar PPPK Petra

kehendak Tuhan untuk bekerja dan berkarier di kota Surabaya,
sebagai guru di SMP Kristen Petra 3 Surabaya.

Dari kesaksian di atas, saya sangat meyakini dan selalu saya pegang
teguh kebenaran Firman Tuhan dalam Amsal 16 : 3 dan 9, bahwa
saya boleh saja berencana dan berkeinginan apapun, tetapi saya tidak
akan mampu melawan keputusan dan kuasa Tuhan atas pekerjaan
dan karier yang harus saya jalani, dan Tuhan pula berkuasa
menolong, menyertai dan memberkati pekerjaan dan karier saya
dalam kehidupan saya.

Bekerja di SMP Kristen Petra 3 Surabaya sebagai guru swasta saya
memulainya dari nol pada bulan Agustus 1983. Sebagai guru baru
memantapkan diri untuk bekerja dengan prinsip-prinsip yang saya
yakini baik dan benar, dan saya melakukannya dengan konsisten.
Sebagai guru swasta yang memulai dari nol, saya harus
memanfaatkan waktu pemberian Tuhan tidak saja dengan
berencana, berusaha dan berdoa untuk tetap taat dan setia kepada
ketetapan Tuhan atas pekerjaan dan karier saya, saya juga
menerapkan prinsip-prinsip di atas untuk kelangsungan kerja dan
karier saya sebagai guru di SMP Kristen Petra 3 Surabaya.

Prinsip pertama bekerja dan berkarier adalah bahwa bekerja itu
adalah membangun relasi, baik relasi secara vertikal dengan Tuhan
Sang Pemilik Kehidupan, juga relasi horizontal dengan sesama guru
di sekolah, tempat kerja baru saya sebagai guru. Prinsip pertama ini
sangat penting bagi saya sebab saya meyakini bahwa saya sangat
bergantung penuh kepada otoritas Tuhan dalam pekerjaan serta
karier saya, demikian juga karena saya harus bekerja dengan banyak
teman guru baru, baik dengan sesama guru, maupun dengan
pemimpin yang bertugas di sekolah tempat saya mengajar. Saya
sangat yakin bahwa kelangsungan kerja dan karier saya memerlukan
relasi yang baik dan karib baik secara vertikal dan secara horizontal.

42

Prinsip bekerja kedua adalah komitmen saya untuk bekerja dan
berkarier dengan baik dan benar serta melaksanakan setiap tugas
pokok dan kewajiban saya dengan sungguh hati, dengan disiplin,
tidak melanggar aturan dan bertanggung jawab atas semua yang saya
kerjakan. Saya tahu tidak mudah, ada banyak tantangan, terutama
tantangan kultur kerja yang berbeda antara individu guru satu dengan
lainnya. Saya harus mencoba dengan keras menjaga komitmen saya
sebagai guru dengan cara menjadi diri saya sendiri di tengah-tengah
budaya kerja individu yang beragam, meski sesekali saya tetap terus
berupaya membangun relasi seimbang dan harmoni dengan sesama
teman guru.

Prinsip ketiga adalah integritas saya sebagai guru yang adalah
pengajar dan pendidik bagi para murid saya. Integritas yang saya
maksudnya adalah keseimbangan dan keselarasan antara nilai-nilai
hidup yang saya yakini, dengan cara berpikir, cara berucap dan cara
bertindak saya sebagai guru yang sedang bekerja dan berkarier di
sekolah kristen. Kalau saya mampu menciptakan keselarasan dan
keseimbangan tentang hal-hal di atas saya yakin bahwa prinsip
tersebut akan menolong saya untuk melanjutkan dan meningkatkan
status saya sebagai guru di manapun saya bekerja dan berkarier
termasuk di sekolah tempat saya mengajar saat itu.

Prinsip keempat adalah keterbukaan saya dalam bekerja dan
berkarier sebagai guru yang adalah pengajar dan pendidik.
Keterbukaan saya sebagai individu, sekaligus sebagai guru
merupakan prinsip yang saya yakini akan menentukan kelanjutan
dan kelanggengan kerja dan karier saya sebagai guru. Di dalam
prinsip keterbukaan itu saya berupaya dengan sekuat tenaga saya
untuk mengemukakan apa yang saya pikirkan dan rasakan dan saya
yakini benar dan membawa kepada kebaikan bagi siapapun,
meskipun bagi diri saya yang bertipikal introvert dan melankolis

43

sangat tidak mudah. Prinsip keterbukaan akan mendorong saya
untuk berani jujur, transparan, dan berupaya berbicara apa adanya.
Keterbukaan juga mendorong saya untuk konsekuen, bertanggung
jawab, rela hati menerima nasihat, sara dan kritikan, bahkan
kemarahan sekalipun, selama saya merasa pantas menerimanya
untuk kebaikan dan perbaikan pekerjaan dan karier saya sebagai
guru. Keterbukaan juga akan mendorong saya untuk dengan jujur
mengakui kesalahan saya dan dengan tulus hati meminta maaf,
termasuk mengampuni kesalahan sesama tanpa dendam.

Setiap hal yang baik dan benar saya yakini akan membawa kebaikan
dan kebermaknaan dalam bekerja dan berkarier. Kesaksian Firman
Tuhan Yesus dalam Injil Matius 25 : 21 menjadi inspirasi dalam saya
dalam bekerja dan berkarier. Ketika Tuhan mengizinkan saya untuk
memimpin, sebagai pejabat kepala sekolah di SMP Kristen Petra 2
pada Juli 1992, sebagai koordinator kepala sekolah pada Juli 2003,
dan sebagai kepala SMK Kristen Petra Surabaya pada Februari 2010
yang saya tidak pernah memikirkan dan memimpikannya, membuat
saya semakin meyakini bahwa tugas tambahan yang saya terima
adalah kasih karunia Tuhan, bukan karena saya hebat, berhasil
ataupun karena berprestasi atas jerih lelah saya sendiri. Ada banyak
pribadi dengan peran masing-masing di PPPK Petra Surabaya yang
dipakai oleh Tuhan untuk kelangsungan pekerjaan dan karier saya
sebagai guru. Tanggung jawab dan kepercayaan lebih besar sebagai
pemimpin adalah kasih karunia Tuhan yang memberkati setiap
usaha melalui prinsip-prinsip kerja yang saya terapkan dengan
konsisten. Tuhan berkenan untuk mengizinkan saya menjadi
pemimpin sekolah hanya karena kasih karunia-Nya semata.

Ketika saya menyadari harus memimpin sesama guru, pegawai dan
para murid, juga ketika mengkoordinir tugas para kepala sekolah,
saya berupaya untuk menerapkan prinsip-prinsip memimpin sebagai

44

pemimpin yang baik dan benar dalam kelebihan dan kekurangan
saya sebagai individu ciptaan Tuhan. Beberapa prinsip utama yang
saya yakini akan menolong saya bekerja dan berkarir sebagai
pemimpin adalah, kerendahhatian, kesabaran, pengendalian diri
dan respek, serta tenggang rasa, selain membangun relasi,
komitmen, integritas dan keterbukaan.

Kerendahhatian mendorong saya untuk menyadari bahwa
memimpin para guru memerlukan hikmat dan pertolongan Tuhan,
serta menjadikan para guru sebagai mitra dan tim kerja untuk
keberhasilan Bersama-sama. Dengan kesabaran mendorong saya
untuk memimpin dengan lebih banyak mendengarkan, memahami
berbagai keadaan dan permasalahan para guru, sehingga membuat
saya tidak cepat berbicara tanpa mendengarkan, memutuskan
dengan pertimbangan dan hikmat Tuhan, tidak cepat marah hanya
untuk menunjukkan diri saya punya otoritas tanpa membimbing,
membina dan memberi solusi. Dengan pengendalian diri
mendorong saya memimpin dengan hati tidak dengan emosional
negatif, mendorong saya memilih pertimbangan yang baik dan benar
sebelum membuat keputusan dan mendorong saya untuk tetap
membangun relasi dan komunikasi yang seimbang dengan para guru
yang saya pimpin sebagai tim kerja saya. Saya menyadari, memahami
dan meyakini saya tidak akan mampu mencapai visi, misi dan tujuan
sebuah sekolah hanya dengan kekuatan saya sendiri, justru para guru
yang saya pimpinlah yang akan banyak membantu saya mencapai
tujuan dan keberhasilan sekolah. Dengan respek mendorong saya
memimpin dengan saling menghormati dan menghargai tanpa rasa
curiga dan apriori pribadi sebagaimana ajaran hukum kasih Tuhan
Yesus Kristus, serta dengan tenggang rasa mendorong saya untuk
tidak terjebak dalam pemikiran subjektivitas saya, yaitu sikap like and
dislike. Saya yakin bahwa sikap like and dislike selain sangat tidak
layak untuk diterapkan dalam kepemimpinan di sekolah Kristen,

45

juga tidak sejalan dengan ajaran Alkitab. Selain tidak objektif, prinsip
like and dislike seorang pemimpin hanya akan menghasilkan
penilaian dan keputusan yang tidak adil, tidak jujur dan tidak
membangun nilai-nilai kebaikan dan kebenaran, baik bagi diri
pemimpin maupun yang dipimpin. Itulah yang saya lakukan sampai
purna tugas pada Juli 2017.

Bekerja dan berkarier yang baik dan benar pun pula menjadi
pemimpin yang baik dan benar bagi saya adalah sebuah keniscayaan,
oleh karena itu dalam bekerja dan berkarier harus terus berencana,
berusaha dan berdoa, serta melibatkan Tuhan, juga merupakan
sebuah keniscayaan yang harus diperjuangkan dengan segenap hati
untuk kebaikan dan kesejahteraan bersama. Hendaknya bekerja dan
berkarier juga sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan serta bagi
kemuliaan nama Tuhan. Jangan berhenti berencana, berusaha dan
berdoa dalam bekerja dan berkarier dengan tetap dan terus
melibatkan Tuhan, sebab Tuhan itu penuh kasih, setia dan konsisten
memelihara siapapun yang mencari hadirat-Nya tanpa batas ruang
dan waktu, seperti kesaksian Firman Tuhan dalam Yakobus 4 : 15.

Mengakhiri tulisan saya ini, saya ingin menyampaikan konklusi atas
kesaksian dan pengalaman saya, bahwa bekerja dan berkarier sampai
purnatugas dengan baik itu adalah kasih karunia Tuhan semata,
melalui setiap rencana, usaha dan doa sepenuh hati. Jadilah
bermakna dan alat berkat serta damai sejahtera bagi sesama melalui
pekerjaan dan karier karunia Tuhan. Tetaplah rendah hati dan
mawas diri, karena sejatinya dinamika kehidupan manusia itu milik
Tuhan, yang di dalamnya adalah ciptaan yang segambar dengan citra
DIA, dan dialah debu tanah yang dinamakan manusia yang adalah
kita semua.

46

“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk
melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia
mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2 : 10)

Masih hangat dalam ingatan saya waktu saya melangkahkan kaki di
hari pertama saya masuk kerja sebagai guru BK di SMA Kristen
Petra 2 di tahun 1982, terasa mimpi saya kembali ke sekolah
almamater saya. Kalau dulu sebagai siswa SMA Kristen Petra
Kalianyar, sekarang sebagai Guru BK. Tidak terbayang kalau saya
harus memulai bekerja begitu cepat, dengan proses seleksi yang amat
cepat juga.

Dalam hati saya bertanya, apakah Tuhan menempatkan saya untuk
kembali ke tempat ini, untuk melakukan sesuatu yang Tuhan
rencanakan bagi sekolah dan lembaga yang saya cintai ini.

Awal masuk bekerja, saya mendapat sebuah ruangan berisi sebuah
meja tulis dan kursi, dan sebuah lemari. Bingung juga untuk
mengawalinya dan memprioritaskan apa yang akan saya lakukan.
Waktu itu saya sendirian sebagai guru BK di SMA Kristen Petra 2,
yang memotivasi diri saya adalah saya telah mendapat kesempatan
untuk melayani siswa remaja yang sangat membutuhkan perhatian
dan bimbingan melalui sebuah relasi baik yang harus diciptakan,
karena itu saya harus bisa memulainya.Tentunya saya bisa
melakukan tugas saya berkat dukungan dari Dewan Pengurus,
Kepala Sekolah dan rekan rekan guru.

Layanan BK terhadap siswa bisa berjalan, awalnya mereka
memanggil saya “Kak Vic”, mungkin karena usia saya masih muda,

47

baru lulus kuliah.Saya katakan pada mereka terimakasih sudah
menerima saya sebagai seorang kakak, tetapi bolehkah kamu
memanggil saya Bu Vic, karena saya adalah gurumu.Kenangan itu
tetap melekat dipikiran saya, saya merasa happy karena siswa
menerima kehadiran saya sebagai kakak dan guru sekaligus.

Tahun demi tahun berjalan, saya merasakan penyertaan Tuhan
selalu ada mengiringi pelayanan saya terhadap siswa. Melalui relasi,
program dan kegiatan serta kerja sama dengan pimpinan sekolah,
rekan sekerja dan orang tua, layanan terhadap siswa bisa berjalan
dengan baik.Jumlah siswa yang perlu dilayani makin bertambah,
permasalahan demi permasalahan harus ditangani, saya bersyukur
karena sebagai guru BK saya tidak sendiri lagi, tapi ada rekan guru
BK lain sebagai sebuah tim.

Sebagai guru BK, saya harus juga bisa menjadi sahabat, kakak
bahkan pengganti orang tua mereka, saya berkomitmen untuk
melayani mereka dengan sepenuh hati.

Suatu saat di tahun 2002, kami menerima siswa baru. Siswa ini
mengalami masalah keluarga yang sangat memukul jiwanya, sehingga
siswa ini tidak mau berbicara apapun di sekolah, kecuali
mengangguk dan menggelengkan kepala. Sempat melarikan diri dari
rumah dan tidur di emper toko tanpa makan dan minum,
penampilannya lusuh, lesu dan letih. Sebagai Kepala sekolah waktu
itu, saya sangat terbeban untuk bisa menolong siswa ini , kami
bentuk tim yang terdiri dari Wakasek Kesiswaan, Guru PAK, Guru
BK, Wali kelas dan saya sendiri.

Tiap pagi sebelum pelajaran dimulai, kami duduk bersama
mendoakan siswa ini, mohon pertolongan Tuhan agar siswa ini bisa
dibantu mengatasi permasalahannya dan Tuhan memakai kami
sebagai kepanjangan tanganNya untuk membantu.

48

Setelah kami berdoa, secara bergantian kami keliling di sekitar
sekolah, toko dan tempat tempat yang mungkin jadi tempat
berteduh siswa kami.

Kalau sudah ketemu, kami bawa dia ke sekolah untuk makan pagi
di kantin, membersihkan diri (cuci muka, mandi). Konseling dan
kalau dia siap, bisa mengikuti pelajaran di sekolah.

Proses ini berjalan cukup lama sampai beberapa bulan sehingga
akhirnya siswa mau kembali ke rumah orang tuanya, bisa belajar dan
berkomunikasi secara normal

Sungguh luar biasa Tuhan bekerja, siswa ini mencapai prestasi yang
bagus, lulus dan kuliah serta saat ini mempunyai karier yang baik.

Pengalaman ini memberikan pelajaran hidup yang sangat berharga
bagi saya, bahwa setiap siswa yang dititipkan pada kita sebagai guru
berharga di mata Tuhan dan Tuhan merancang masa depan yang
penuh harapan bagi mereka.

Sejak saat itu saya makin menyadari bahwa peran seorang guru/guru
BK sangat penting dalam membantu perkembangan siswa secara
optimal.

Di sekolah umum,layanan siswa juga dilakukan melalui prosedur
dan teknik yang sama, bahkan layanan siswa juga dilakukan dengan
baik. Kalau begitu apa bedanya layanan siswa di sekolah umum dan
di sekolah Kristen?

Setiap siswa perlu diperhatikan perkembangannya, untuk itu setiap
siswa perlu terjadwal untuk dipanggil oleh guru BK, agar terjalin
komunikasi yang baik antara siswa dengan guru BK, sekaligus guru
BK mengetahui permasalahan yang dihadapi setiap siswa sesuai
dengan perkembangannya. Di sekolah Kristen, layanan siswa tidak
dilakukan sekadarnya dan proses yang dilewati memang tidak

49

mudah, diperlukan komitmen, kasih dan usaha yang diperjuangkan
serta kerjasama dengan orang tua dan semua personal sekolah serta
yang paling penting adalah melibatkan Tuhan dalam semua proses
penanganannya.
Firman Tuhan dalam Yesaya 43: 4a berkata, “ Oleh karena engkau
berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau.”
Alangkah indahnya bila untuk semua guru memiliki hati dan
memahami tugas panggilan yang Tuhan berikan, agar setiap siswa
merasa berharga dan dikasihi Tuhan.
Semoga PPPK Petra makin menjadi berkat melalui pelayanan
terhadap siswa yang Tuhan percayakan kepada kita. Soli Deo Gloria.

50

51

52

Nama saya Indra Yanti Mbolik. Nama Indra Yanti tentu identik
dengan nama orang Jawa. Akan tetapi,s ebenarnya saya berasal dari
Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Orang kadang-
kadang memanggil saya dengan Nona dari Timur ,di mana matahari
terbit, yang banyak diidentikkan dengan semangat baru. Saya senang
dengan sapaan itu, sebab memberi motivasi dan semangat yang baru
bagi saya.

Sejak kecil saya bersama kakak dan adik terbiasa membantu orang
tua bekerja di sawah. Apalagi sejak papa meninggal saat saya masih
kelas 1 SD, rutinitas di sawah dan kebun sepulang sekolah
bertambah sehingga membentuk saya menjadi perempuan yang
akrab dengan pekerjaan laki-laki, seperti memanjat, pertukangan
sampai kelistrikan. Sehingga saat ini, orang mengenal saya sebagai
perempuan yang dapat melakukan banyak hal yang biasanya
dilakukan oleh seorang laki-laki.

Bagi saya tidak ada pekerjaan yang menamai diri untuk laki-laki
ataupun perempuan. Di mata saya setiap pekerjaan sama adanya,
sama porsinya untuk siapapun dan tidak ada golongan-golongan, asal
kita mau melakukannya. Karena yang bisa membatasi hanya kita
sendiri.

Saat saya beranjak dewasa, saya sulit membangun kepercayaan
keluarga saya karena pilihan saya tak sesuai dengan harapan mereka.

53

Saya ingin merantau ke luar daerah namun keluarga tidak merestui
dengan alasan saya anak perempuan, tidak perlu meraih mimpi
terlalu tinggi.

Saat itu saya merasa kecewa karena keluarga sebagai orang terdekat
yang seharusnya dapat menjadi pendukung yang membuat
kepercayaan dalam diri kita semakin kuat, tetapi yang terjadi justru
sebaliknya .

Tahun 2012 saya nekad melangkahkan kaki ke kota Surabaya,
walaupun tidak mendapat dukungan keluarga. Saat itu saya hanya
memiliki kebulatan tekad. Kelak saya akan membuktikan kepada
keluarga bahwa sebagai perempuan saya bisa berkarya. Hanya iman
yang membuat saya semangat, bahwa Tuhan akan memberikan saya
kekuatan untuk meraih mimpi dan cita-cita saya.

Tanggal 1 Oktober 2013 adalah momen yang tidak akan pernah saya
lupakan. Momen ketika akhirnya Tuhan percayakan suatu ladang
pelayanan dan pekerjaan bagi saya di PPPK Petra.

Saat wawancara di hadapan Wadir Pendidikan PPPK Petra saya
diminta untuk menyanyikan lagu di hadapan beliau. Spontan saya
membawakan lagu “Engkau ada bersamaku, di s’tiap musim
hidupku…” menjadi lirik lagu yang selalu saya kenang sebagai
penyertaan Tuhan dalam hidup saya.

Di Surabaya saya tinggal bersama sebuah keluarga hamba Tuhan
yang menganggap saya seperti keluarga sendiri. Sebagai bentuk balas
budi atas kebaikan mereka, saya selalu berupaya memberikan baik
tenaga, pikiran maupun materi untuk keluarga ini. Namun, dalam

54

perjalanan waktu, anak-anak dalam keluarga ini sangat bergantung
kepada saya. Mereka tidak mau bekerja terhadap apa yang telah
ditugaskan orang tua kepada mereka.

Setelah beberapa lama, saya pun memutuskan untuk keluar dari
rumah tersebut dan memilih untuk tinggal di rumah kos. Untuk
keperluan mama angkat saya, saya akan terus membantu selagi saya
mampu. Namun, untuk anak-anaknya, saya beri mereka kesempatan
untuk bertanggung jawab atas hidup mereka sendiri.

Saya merasa lebih fokus saat tinggal sendiri untuk mewujudkan
impian dan harapan yang saya miliki. Moto saya,“Jika kamu inginkan
sesuatu, belajarlah taat; Taat pada komitmenmu dan taat pada
Tuhan, tahanlah sedikit rasamu yang lain, maka kamu akan
dapatkan dan hargai hal yang kamu dapatkan itu.”

Saya menyadari masih ada satu relasi dengan keluarga saya sendiri
yang belum pulih. Saya rindu merasakan kembali kehangatan dan
dukungan dari mama serta saudara-saudara saya. Saat itu saya mulai
berdoa agar Tuhan memulihkan hubungan saya dengan keluarga.
Saya pun sadar, sayalah yang harus meminta maaf terlebih dahulu
terlepas saya benar atau salah.

Akhirnya Tuhan menjawab doa saya tepat di hari ulang tahun saya.
Orang tua tiba-tiba menelpon dan saya pun menggunakan
kesempatan ini untuk meminta maaf pada mama dan saudara-
saudara saya. Tuhan memulihkan hubungan saya dengan keluarga
dengan caranya yang indah dan ajaib. Saya pun mengerti bagaimana
indahnya mengampuni dan memberikan diri untuk diampuni.

PPPK Petra menempatkan saya di KB-TK Kristen Petra 1 sampai
saat ini. Saya bersyukur Tuhan telah memberikan ladang pelayanan
ini yang mewujudkan cita-cita saya sebagai guru. Saya dipertemukan

55

dengan anak-anak didik yang luar biasa yang Tuhan percayakan
kepada saya. Saya juga dikelilingi oleh rekan-rekan yang saling
mendukung.
Bahkan, pada tahun 2020 kemarin, Tuhan memampukan saya
untuk mewujudkan mimpi saya yang lain yaitu rumah. Saya bisa
membeli sebuah rumah sederhana yang bisa saya tempati. Terima
kasih Tuhan, terima kasih juga untuk PPPK Petra yang dipakai
Tuhan sebagai tempat di mana saya boleh mewujudkan mimpi-
mimpi saya.
Itulah sepenggal pengalaman hidup dan kisah perjuangan saya dalam
iman, keluarga, dan impian. Semuanya telah mendewasakan saya.
Penyertaan Tuhan tidak pernah berubah untuk setiap anak-anak-
Nya yang berharap pada-Nya.

56

Pada kesempatan ini saya ingin menceritakan besarnya cinta Tuhan
dalam kehidupan saya selama menjadi bagian dari keluarga besar
PPPK Petra sejak tahun 2016. Bagi saya Tuhan adalah segala-galanya
dalam setiap pergumulan dan perjalanan saya selama bekerja di
PPPK Petra. Tuhan yang selalu menjaga, menolong, dan
memberikan banyak kesempatan untuk saya belajar dan berusaha
memberikan yang terbaik dari talenta yang Tuhan berikan.

Pada saat saya menulis ini, negara kita Indonesia sedang diserang
oleh virus Covid-19 yang membuat saya takut kehilangan pekerjaan
pada saat ini. Akan tetapi, PPPK Petra masih memberikan
kesempatan kepada saya dan teman-teman untuk tetap berkarya di
sini. Mengingat akan cinta kasih Tuhan, kita patut bersyukur untuk
setiap kesempatan yang Tuhan izinkan kita melewatinya.

Cinta kasih Tuhan yang dirasakan selama menjadi bagian dari
keluarga besar PPPK Petra yaitu ketika awal masuk dan bergabung
di KB-TK Kristen Petra 5. Saya hanya dipandang sebelah mata oleh
lingkungan sekitar. Saya selalu bertanya-tanya kepada Tuhan,
“Apakah ada sesuatu yang salah dengan diri saya? Ataukah karena
saya masih tergolong guru yang baru?’ Setelah itu, ada berbagai hal
yang saya rasakan ketika berada dan menjadi keluarga PPPK Petra
seperti kecewa, putus asa, bahkan tidak disukai oleh orang lain. Hal
ini hampir membuat saya keluar dari pekerjaan tersebut. Akan

57

tetapi, pada waktu yang bersamaan, Tuhan memberikan saya
kekuatan melalui bantuan orang lain yang menguatkan saya bahwa
Tuhan memiliki rencana yang baik atas masa depan saya dan belajar
bersyukur untuk setiap keadaan yang dialami. Hal itulah yang
membuat saya sampai hari ini masih bergabung bersama PPPK
Petra. Hari berganti hari saya mencoba untuk berusaha melakukan
yang terbaik dengan semua talenta yang Tuhan titipkan kepada diri
saya. Pada saat itulah pertolongan dan cinta kasih serta penyertaan
Tuhan terjadi atas diri saya.

Saya sangat bersyukur karena PPPK Petra memberikan saya ruang
di KB-TK Kristen Petra 5 untuk mengeksplorasi semua talenta yang
saya miliki. PPPK Petra dalam hal ini KB-TK Kristen petra 5
mengajarkan saya untuk mencoba melakukan sesuatu yang tidak
saya bisa menjadi bisa dan harus dilakukan tanpa ada kata “TIDAK
BISA”.Hal tersebut membuat saya termotivasi untuk melakukan
yang terbaik di sekolah KB-TK Kristen Petra 5. Saya bisa bertahan
sampai hari ini karena Tuhan itu baik dan cinta kepada saya.
Sebagaimana tertulis dalam kitab Filipi 4 : 13 “Segala perkara dapat
kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”. Ini
adalah Firman Tuhan yang selalu menguatakan saya dan menolong
perjalanan hidup saya.

Saya sangat senang dan bangga bergabung di PPPK Petra karena
PPPK Petra memiliki Visi dan Misi yang dapat membangun kami
sebagai pendidik untuk menjadi inspirator, menjadi berkat bagi
sesama dan sekolah lain serta KB-TK Kristen Petra 5 menjadi wadah
atau tempat untuk saya mewujudkan apa yang terkandung dalam Visi
dan Misi PPPK Petra. KB-TK Kristen Petra 5 memiliki banyak guru
yang baik, berkompeten pada bidang masing-masing dan kompak
ketika melakukan suatu kegiatan untuk kemajuan KB-TK Kristen
Petra 5.

58

Pada saat menulis ini, saya berada dalam proses belajar untuk
menjadi lebih baik. Itulah sebabnya saya mengajak kita semua untuk
terus beritakan cinta kasih Tuhan melalui kehidupan kita. Inilah
tugas yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Tugas kita
bukan untuk membela Tuhan melainkan untuk menceritakan kasih-
Nya kepada kita dan kepada semua bangsa. Bagaimana caranya?
Teruslah membangun kehidupan bersama yang didasarkan oleh
semangat cinta kasih kepada Tuhan, sesama, dan lingkungan.
Setiap hari kita akan dipenuhi cinta kasih bila kita berkomitmen
untuk sabar, murah hati, memaafkan, saling percaya, membela yang
benar dan adil, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak
mementingkan diri sendiri dan tidak mendendam. Dengan
demikian, hidup kita akan bersukacita dan bersemangat.
Mungkinkah itu? Pasti. Kuncinya hanya satu: bukalah hati dan
pikiran kita untuk menerima Tuhan berkarya dalam hidup kita.
Marilah kita mulai menjadi penyalur cinta kasih Tuhan bagi semua
orang di sekitar kit, sehingga mereka boleh merasakan kasih dan
sukacita dari perjalanan pergumulan karya kita bersama Tuhan.

59

Saya anak ketiga dari empat bersaudara dan hanya saya yang
berprofesi sebagai guru. Dari kecil orang tua berkeinginan saya
menjadi guru. Sebenarnya saya tidak berkeinginan menjadi guru
tetapi menjadi pramugari agar bisa terbang tinggi keliling dunia.
Rupanya Tuhan mempunyai rencana besar. Selepas SMP Negeri 2
Surabaya, saya mendaftar di SMA Negeri favorit di surabaya. Akan
tetapi, kakak tertua tidak mengizinkan saya sekolah di situ. Ternyata
kakak sudah menyiapkan rencana lain. Saya diminta mendaftar di
SPG Negeri 2 Surabaya Jalan Argopuro.

Tahun 1980 saya resmi terdaftar sebagai siswa di SPG Negeri 2
Surabaya. Rasa bangga dan kagum sebagai seorang pendidik benar-
benar saya rasakan. Penghormatan masyarakat terhadap profesi guru
sangat luar biasa. Suatu profesi yang sederhana, polos tanpa dibuat -
buat.

Tahun 1983 saya lulus dari SPG dan berencana melanjutkan ke
IKIP Malang mengambil jurusan Psikologi dan Kurikulum.
Sayangnya kakak tertua tidak berkenan saya melanjutkan kuliah.
Batin saya berkecamuk, pilihan yang serba sulit dan benar-benar
dilema. Akhirnya, saya memutuskan mengikuti keputusan keluarga
dan rencana saya kembali kandas.

60

Orang tua menyarankan saya kembali ke Manado untuk melamar
pegawai negeri dengan pilihan sebagai tenaga pendidik. Karena
berbagai pertimbangan, hal itu tidak pernah terjadi. Saya baru
menyadari mengapa orang tua mengharapkan saya kembali ke
Manado dan mendaftar sebagai pegawai negeri? Ternyata karena
nenek moyang kami adalah pendidik walaupun keluarga besar juga
ada yang petani. Mereka berharap saya bisa meneruskan cita-cita
leluhur sebagai guru.

“Bila kamu mendatangiku dengan berjalan, aku akan
menjemputmu dengan berlari.” Firman ini menjadi perenungan
saya dalam menghadapi perjalanan episode berikutnya Saya tidak
jadi kuliah dan batal berangkat ke Manado. Bulan Juni 1983 sampai
akhir Maret 1985 saya pengangguran. Gereja menjadi tumpuan
terbaik dan berdialog dengan Tuhan. Saya terus berdoa memohon
kemudahan mendapat jalan terbaik. Rupanya doa saya
didengar.Jamahan tangan Tuhan menghantarkan saya ke sekolah
yang saya banggakan ini. Saya tidak mengerti mengapa Tuhan
memberiku pilihan ini.

Ada kejadian unik yang tidak mungkin saya lupakan. Pada bulan
November 1984 saya mengantar teman untuk melamar pekerjaan
di PPPK Petra. Pada saat saya menunggu teman yang sedang
mengantarkan surat lamarannya, seorang satpam menghampiri dan
bertanya ,“ Lho, Mbak juga tamatan SPG, mengapa tidak ikut
melamar? “ “Saya takut dan minder, Pak, melihat sekolah sebesar
ini, “ jawab saya dengan singkat. Selanjutnya, Pegawai bagian
keamanan itu bertanya alamat dan tempat tinggal saya. Saya pun
tidak berkeberatan untuk memberikan nama dan alamat tempat
tinggal saya di kawasan Petemon.

Tanpa sepengetahuanku, satpam budiman itu mencatat dan
menyerahkan selembar kertas berisi nama dan alamat rumah saya ke

61

bagian akademik. Seiring perjalanan waktu kejadian mengantar
seorang sahabat melamar kerja sudah dilupakan.

Siang hari di bulan Maret 1985, ada kabar menggembirakan dan
juga mengejutkan. Saya menerima surat panggilan dari PPPK Petra
yang isinya meminta saya untuk datang ke TK Kristen Petra 10, Jalan
Raya Darmo Harapan. Saya masih ingat betul yang menjabat kepala
sekolah saat itu adalah Ibu Octivia. Beliau banyak membantu dan
memberi arahan kepada saya. Pada pertemuan tersebut terjadi
dialog dan wawancara seputar komitmen saya untuk bersedia bekerja
di lingkungan PPPK Petra dan siap untuk diproses selanjutnya yaitu
mengikuti tes praktik mengajar.

Setelah pertemuan tersebut dan keluar dari halaman sekolah, dada
saya rasanya lega seperti mendapat siraman es dan kejatuhan
segunung emas. Saya baru menyadari mungkin ini maksud dari
firman Tuhan ini, “Anakku, apabila kamu mendatangiku dengan
berjalan, aku akan menjemputmu dengan berlari.“ Tanpa terasa
setetes air bening jatuh dari kelopak mata ini dan berkata, “Tuhan,
sedemikan besar kasihmu padaku.”

Seperti biasa setiap sore saya berangkat ke gereja. Namun, kali ini
ada sesuatu yang istimewa dan akan saya sampaikan kabar gembira
ini kepada Pak Simon, pendeta di gereja saya, “ Pak, saya sudah
menemukan kerajaan surga, ini buktinya saya diterima bekerja
sebagai guru di PPPK Petra“ Pak pendeta hanya diam sambil
tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya.

Pada tanggal 1 Juli 1985 saya mulai mengajar di TK Kristen Petra 10
sebagai guru di TK A. Mendidik anak-anak bukanlah pekerjaan
mudah. Perlu ekstra sabar dan mengerti kemauan anak. Dalam doa
saya selalu ucapkan, “ Terima kasih Tuhan, Engkau percayakan satu
tanggung jawab tidak hanya mendidik tetapi juga membimbing dan

62

mengasuh anak anak yang Tuhan percayakan padaku. Biarlah
murid-muridku ini dapat mencapai keinginan dan cita citanya
menjadi anak bangsa yang berguna bagi negeri dan menjadi
kebanggaan keluarga. Terima kasih Tuhan, Engkau mengirim
orang-orang terkasih yang menolong saya, kepala sekolah, rekan
guru, tata usaha, pekarya bahkan cleaning service.“

Selama mengajar tidak hanya suka yang saya peroleh tetapi juga
duka. Ada gesekan-gesekan kecil dan salah paham yang terjadi
dengan rekan guru. Tuhan terus memproses perjalanan hidup saya.
Karena kasih Kristus terlebih dahulu aku terima, Tuhan selalu
menolongku untuk menyelesaikan dengan kasih. Memang,
kehidupan seperti rembulan, kadang purnama terang, kadang redup
dan gelap gulita

Bagi saya profesi seorang guru sangatlah mulia. Seorang pendidik
harus mengerti tanggung jawab bukan hanya pada murid dan orang
tua ataupun PPPK Petra, melainkan juga pada Tuhan. Seorang guru
harus menjadi pribadi yang bertumbuh. Kasih harus berakar dan
berdasar dalam hidup dan pekerjaan.

Tahun 1996 saya sakit dan harus menjalani operasi kecil. Sehari
sebelum operasi, hal ini saya ceritakan pada sesama rekan guru.
Berkat penyerahan diri sepenuhnya dan dukungan doa sahabat dan
rekan guru, Tuhan memberikan mujizat kesembuhan. Sehari setelah
operasi saya kembali mengajar, meskipun dengan satu tangan harus
menyangga bagian luka bekas dioperasi.

Sebagai seorang perempuan kejadian ini sangat memilukan. saya
sempat shock bahkan timbul sedikit kecewa. Meskipun demikian,
saya tetap tegar menghadapi. Saya percaya Tuhan mempunyai
rencana besar di balik semua ini.

63

Kepasrahan yang tinggi akan rencana Tuhan tidak membuat saya
patah semangat. Setiap ujian dan pergumulan saya jalani dengan
sukacita dan bergantung pada kehendak-Nya. Aktivitas sehari-hari
saya jalani seperti biasa dan tidak ada yang berubah. Mengajar dan
terus mengajar. Rasanya ada yang berbeda bila sehari tidak berjumpa
dengan anak didik. Wajah polos, canda tawa dan tingkah polah
mereka yang menggemaskan.

Tahun 1998 tanda-tanda yang sama muncul kembali. Rasa nyeri di
bagian dada tiba-tiba saya rasakan lagi gejala yang sama persis pada
tahun 1996. Untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan, segera
saya periksakan kembali ke dokter di yayasan kanker di jalan
Trunojoyo. Rupanya Tuhan berkehendak lain yaitu dokter
menyatakan bahwa saya harus kembali masuk meja operasi.
Mendengar kata operasi, kepala serasa pusing dan pandangan mata
menjadi gelap. Namun ,saya sadar bahwa ujian ini harus dijalani.

Kejadian ini tidak membuatku patah arang. Akan tetapi, menambah
kekuatan akan sebuah keyakinan. Ibarat rumah pondasi yang
kutanam kian kokoh. Tidak mudah lapuk diserang hama. Meskipun
sudah pernah menjalani operasi serupa, tetap saja operasi kedua ini
membuatku sedikit cemas. Sebelum masuk meja oprasi saya
mantapkan diri dengan berdoa. Saya berlutut dan memohon kepada
Tuhan. Saya yakin dan percaya hanya Tuhan yang sanggup
menolong saya.

Sorotan lampu operasi dan berbagai alat kedokteran tidak membuat
saya takut justru menambah keyakinanku bahwa Tuhan ada
bersamaku. Setelah cukup lama dilakukan tindakan operasi,
akhirnya saya keluar dari ruang operasi dengan rasa lega dan rasa
syukur kepada Tuhan. Saya diberi kesempatan kembali menabur
benih di ladang Tuhan.

64

Seiring perjalanan waktu, sudah tiga puluh lima tahun saya
mengabdi. Saya tidak merasa lelah. Saya selalu bersyukur pada
Tuhan dan bangga dengan profesi sebagai pendidik. Tepat pada
tanggal 1 Juli 2020, tiga puluh lima tahun sudah saya melayani Tuhan
untuk anak-anak yang Tuhan percayakan kepada saya melalui PPPK
Petra.

Tiga puluh lima tahun bukanlah waktu yang singkat. Separuh
perjalanan hidupku saya abdikan sebagai pendidik. Semuanya tidak
ada yang mudah dan perlu kerja keras serta perjuangan untuk
mencapainya. Dalam meniti kehidupan tidak semuanya berjalan
mulus. Ada kerikil -kerikil kecil yang menjadi hambatan. Akan
tetapi, semua itu terlewati dengan penyertaan dan pemeliharaan
Tuhan.

Saya terus mengasah dengan belajar, bersikap dan penguasan diri
untuk menjadi lebih baik. Saya sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kelemahan yang saya miliki. Saya bersyukur Tuhan
menolong saya dalam kesulitan apa pun yang saya alami. Tuhan
pakai kepala sekolah, rekan guru untuk menolong saya dalam tugas
dan tanggung jawab sebagai seorang pendidik. Ibarat pohon, jadikan
pohon layaknya teman. Dia akan memberimu kehidupan dan akan
mengantarkan kita ke masa depan. Kasih Tuhan sungguh luar biasa.

Saya beterima kasih kepada Tuhan yang telah mengizinkan saya
untuk membimbing anak-anak di PPPK Petra. Tuhan
membimbingku dengan Kasih-Nya dan menerangi jalanku dengan
firman-Nya dalam membimbing anak-anak untuk mengenal Tuhan
serta memberi yang terbaik untuk Tuhan dan anak - anak di ladang
PPPK Petra. Semoga anak - anak didikku menjadi manusia yang
sukses, hidup damai dan selalu berjalan dalam Penyertaan-Nya.
Biarlah PPPK Petra selalu menjadi berkat melalui pendidikan.
Tuhan Yesus memberkati.

65

Kalimat “Mujizat itu nyata” sering kita dengar bahkan kita nyanyikan.
Namun, kalimat tersebut akan terasa begitu indah sampai Anda
mengalaminya.

Pada akhir tahun 2020 mujizat Tuhan yang begitu luar biasa kami
rasakan. Covid-19 melanda dunia menjadi sebuah pandemi. Salah
satu keluarga kami juga tertular virus ini. Pada akhir November 2020,
dengan gejala demam beberapa hari, lemas, dan disertai sesak napas.
Ibu mertua saya harus masuk ruang isolasi RS Asrama Haji karena
Covid-19 dengan penyakit bawaan diabetes yang cukup tinggi.
Mengingat usia lanjut dengan penyakit bawaan berat, secara manusia
sulit mengharapkan kesembuhan. Namun, kami mempunya Tuhan
Yesus, Tabib yang ajaib. Kami terus berdoa dan berserah pada
Tuhan. Walaupun Ibu dirawat dalam ruang isolasi, komunikasi bisa
dilakukan melalui kebaikan para tenaga medis, yang menjadi
kepanjangan tangan Tuhan untuk merawat ibu kami. Ayah mertua
di rumah juga sakit stroke dan diabetes. Selain harus mengurus
keperluan Ibu di RS, suami saya juga bergantian dengan saudara
yang lain mondar-mandir mengurus keperluan Ayah di rumah (kami
tidak tinggal dalam satu rumah dengan mertua). Bukti cinta kami
kepada Ayah tidak sebanding dengan cinta Tuhan kepadanya. Pada
tanggal 6 Desember 2020, ayah mertua dipanggil pulang ke rumah-
Nya. Tuhan lebih menyayanginya. Ya, ayah kami meninggal di
rumah karena serangan jantung. Ini sangat berat bagi kami mengingat

66

ibu masih berada di ruang isolasi dan tentu saja kami tidak
mengabarkan berita duka ini. Sementara kesehatan ibu semakin
membaik, kami terus berdoa meminta hikmat dari Tuhan
bagaimana cara kami menyampaikan berita duka ini kepada ibu.

Pagi hari 9 Desember 2020 saat pilkada, tiba-tiba anak saya,
Immanuela (biasa kami panggil Nela), mengalami sesak napas.
Gejala ini disusul dengan kesemutan. Kedua kaki dan tangannya
kesemutan, setelah itu seluruh tubuhnya kram (bukan kejang)
sampai kedua tangannya menutup kaku tidak bisa dibuka. Kami
panik dan hanya berseru memanggil nama Yesus. Gejala ini belum
pernah dialami Nela sebelumnya. Oleh karena itu, kami harus
segera membawanya ke IGD. Namun, kendaraan kami tidak bisa
keluar dari rumah karena jalan depan rumah kami ada tenda TPS.
Setelah kondisi tubuhnya sudah tidak kaku, kami memapahnya
keluar gang dan memesan mobil secara online untuk ke IGD. Di
IGD Nela mendapatkan perawatan seperti rontgen dada, rapid, dan
check saturasi oksigen. Puji Tuhan, pemeriksaan menunjukkan hasil
yang baik. Dokter memberinya obat-obatan untuk diminum di
rumah. Namun, dokter menyarankan agar dilakukan tes
laboratorium untuk mengetahui lebih lanjut apa yang menjadi
penyebab timbulnya gejala itu. Dokter curiga anak kami ada penyakit
tyroid. Namun menurut saudara kami yang juga seorang dokter, yang
terus kami hubungi ketika hal ini terjadi (dia tinggal di luar kota),
Nela mengalami kekurangan kalium atau hypokalemia. Semua data
harus dilandasi hasil laboratorium. Saran dari saudara kami yang
seorang dokter, Nela harus mendapatkan asupan yang sesuai untuk
meningkatkan kaliumnya. Kami ke laboratorium yang memiliki
peralatan untuk check tiroid karena tidak semua laboratorium bisa
melakukan test tiroid. Puji Tuhan, hasilnya semua baik. Kalium dan
natriumnya juga baik tetapi mendekati batas rendah.

67

Tanggal 10 Desember 2020, ibu mertua keluar dari RS. Dengan
berat hati kami harus mengabarkan berita duka karena ibu
menanyakan keberadaan bapak. Kami harus menghibur dan
menguatkannya. Pada saat yang sama saya harus membawa anak saya
ke dokter spesialis penyakit dalam untuk kontrol, sementara suami
saya menjemput ibu dari RS. Kami memang harus membagi tugas.

Tanggal 11 Desember 2020 Nela kambuh dan mengalami gejala
yang sama. Kami pun segera membawanya ke IGD kembali. Untuk
kali ini hasil diagnosis dokter memang anak kami mengalami gejala
kekurangan kalium. Dokter memberi obat yang lebih sesuai. Di
rumah, Nela masih sering menunjukkan gejala yang sama namun
tidak parah. Sesak nafas, dilanjut kesemutan, lalu kram. Puncaknya
pada malam hari tanggal 13 Desember 2020. Nela mengalami gejala
yang sangat parah. Kembali kami terus berseru bahkan berteriak
memanggil nama Yesus, sambil melarikannya ke IGD lagi. Hasil
rontgen dada menunjukkan ada pneumonia. Dokter mengatakan
semua pneumonia mengarah ke Covid-19 karena adanya sesak nafas
berat tanpa henti. Dokter memberi obat dan mengatakan pada Nela
agar tetap semangat, tidak boleh sedih karena tingkat kesembuhan
Covid-19 saat ini sudah mencapai 90%. Dokter mengatakan bahwa
ruang isolasi pasien Covid-19 di RS tersebut penuh sehingga Nela
tidak bisa dirawat. Dokter memberi obat dan jika nanti malam
kondisinya memburuk, kami disarankan ke RS rujukan Covid yang
lainnya. Nela sedih dan menangis namun berusaha menahan karena
jika menangis akan semakin sesak napas. Walaupun hati saya
hancur, saya berusaha menguatkan anak saya. Keluar dari IGD,
malam itu juga (pukul 23.00 WIB) kami memutuskan menuju RS
rujukan Covid, dengan bekal rontgen paru-paru dan data dari IGD
sebelumnya. RS kedua yang kami datangi menolak dengan alasan
ruang isolasi sudah penuh, setelah memeriksa Nela. Kami pun

68

menuju RS lain. Sama, tidak ada ruang isolasi yang kosong.
Sementara itu Nela di mobil terus sesak napas tanpa henti. Pada
kondisi ini, ia mendapatkan hikmat dari Tuhan untuk menyanyi
karena dengan menyanyi ia tidak merasakan sesak napas. Ia berkata
bahwa guru paduan suaranya mengatakan demikian. Kami bertiga di
mobil terus bersorak memuji Tuhan, sambil “berburu” RS. Hati saya
makin hancur tetapi Nela melarang saya bersedih supaya ia juga tidak
sedih. Saya menelpon rekan, seorang nakes di salah satu RS untuk
tanya kemungkinan ada tempat kosong dan dijawab tidak ada.
Saudara kami yang dokter pun turut membantu dengan
menghubungi rekan sejawatnya di RS jika ada ruang isolasi yang
kosong. Berita baik, ada tempat di salah satu RS dan kami pun segera
meluncur. Namun, sampai di sana ruang itu telah terisi. Kami tidak
putus asa dan kami melanjut “berburu”. Salah seorang dokter di RS
yang kami datangi mengatakan bahwa kondisi anak kami masih
termasuk baik sehingga bisa isolasi mendiri di rumah. Kami juga
memiliki oximeter di rumah, merupakan berkat Tuhan melalui
seorang rekan, untuk memantau saturasi oksigen, dan hasilnya
memang selalu bagus.

Namun, orang tua mana yang tega melihat anaknya terus kesulitan
bernapas dan sewaktu-waktu dapat kram lagi, sehingga kami berpikir
bahwa anak kami harus dirawat. Pukul 01.00 WIB, saudara kami
menyarankan agar kami pulang ke rumah karena Nela mungkin
akan membaik jika di rumah daripada di jalan. Kami menurut,
dalam perjalanan pulang kami mampir ke apotek membeli beberapa
oksigen kaleng (sebenarnya entah membantu atau tidak, kami tidak
tahu) untuk di rumah, cairan elektrolit, dan lain lain. Pukul 02.00
WIB, kami pun sampai di rumah. Setelah minum obat, Nela
berusaha tidur. Walau di awal sulit karena sesak napas, ia pun dapat
tidur nyenyak (mungkin efek dari obat).

69

Kondisi Nela terus saya sampaikan kepada Kepala Sekolah. Seluruh
rekan kerja di KB-TK Kristen Petra 9 terus mendukung dan
mendoakan kami.Tanggal 15 Desember 2020 kami melakukan swab
di puskesmas. Pada saat hasil swab ibu mertua di RS menunjukkan
hasil positif. Gugus tugas Covid-19 melalui RT-RW mengharuskan
tes swab bagi seluruh anggota keluarga yang berkontak dekat. Hasil
swab suami saya waktu itu negatif. Melihat kondisi Nela yang
menunjukkan gejala pneumonia, kami memutuskan swab untuk
saya, suami, dan Nela. Sepulang dari swab di puskesmas, kami
meluncur ke RS mengantar Nela untuk kontrol. Tuhan Yesus luar
biasa. Ia adalah Tabib yang ajaib. Hasil rontgen paru-parunya bersih.
Saya menangis tidak percaya. Bagaimana mungkin dalam dua hari
rontgen paru-paru bisa bersih kembali. Kami terus bersyukur.
Mujizat itu nyata. Namun demikian, anak kami masih lemah. Selama
hasil swab belum keluar, kami berlaku seperti layaknya isolasi
mandiri pasien Covid-19. Pertolongan Tuhan terus nyata kami
rasakan.

Doa dan dukungan materi dari seluruh keluarga besar KB-TK
Kristen Petra 9 juga kami terima. Menjelang pembagian rapor adalah
saat yang berat khususnya bagi seorang guru kelas seperti saya.
Namun, teman-teman bahu-membahu membantu seluruh tugas
saya. Kasih Tuhan luar biasa dahsyat. Di saat kami membutuhkan
biaya yang tidak sedikit untuk anak kami dan mulai khawatir karena
keuangan yang menipis untuk biaya pengobatan, apalagi gaji suami
saya juga terkena imbas pandemi, yaitu mengalami pemotongan,
namun berkat natal berupa THR dari PPPK Petra datang tepat pada
saat kami memerlukannya. THR dibagikan lebih awal dari biasanya.
Terpujilah nama Tuhan. Kesehatan Nela juga terus membaik.

Saya pun jatuh sakit karena terlalu lelah, khawatir dan stress
memikirkan semua ini. Asam lambung saya naik. Saya harus berobat

70

agar sehat dan dapat merawat pemulihan anak saya. Puji Tuhan,
dengan pengobatan dan mengatur pola makan, kondisi saya semakin
membaik. Tanggal 16 Desember 2020 Nela berulang tahun. Di saat
seharusnya ia bergembira merayakan HUT, ia hanya berbaring
dalam kelemahan tubuh. Namun, kebaikan dan pemeliharaan
Tuhan terus dinyatakan. Sahabat-sahabatnya yang mengetahui
bahwa Nela sakit, memberikan kejutan yaitu seremoni kecil melalui
Zoom (gagasan para sahabatnya) serta mengirimkan makanan untuk
Nela. Kami tidak berhenti bersyukur. Kesehatan Nela terus
membaik. Tanggal 20 Desember 2020 hasil swab keluar hasil nya
menyatakan kami semua negatif. Haleluya, terpujilah nama Tuhan
yang ajaib, dahsyat, dan luar biasa. Ibu mertua saya juga terus
menunjukkan perkembangan baik.
Akhir tahun 2020 yang berat ini dapat kami lalui dengan baik. Bukan
dengan kuat dan gagah kami tetapi karena pertolongan Tuhan Yesus
yang luar biasa. Terima kasih Tuhan. Terima kasih juga kepada
kepala sekolah, semua rekan kerja di KB-TK Kristen Petra 9, para
nakes di IGD/RS, dan PPPK Petra yang dipakai Tuhan untuk
memberkati dan menolong kami. Mujizat itu nyata.

71

Pada dasarnya, ketika kita dipercayakan Tuhan mempunyai
pekerjaan, di situlah bekerja dengan segenap hati untuk melayani
dan menjadi kuat dalam proses dan tempaan. Sebuah panggilan
yang harus direspons dengan sungguh-sungguh, karena dari situlah
berkat-berkat Tuhan dicurahkan. Seperti dalam Matius 9:37 yang
berbunyi : Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya, “Tuaian
memang banyak tetapi pekerja sedikit.”

Kita bekerja di ladang Tuhan yaitu PPPK Petra dengan sebuah
proyek Tuhan yang besar yang harus digarap. 70 tahun PPPK Petra
menabur dan menuai dalam banyak hal. PPPK Petra menjadi
sekolah yang diberkati untuk memberkati. Tidak hanya untuk siswa-
siswinya tetapi juga untuk semua pekerjanya yaitu seluruh guru dan
karyawan PPPK Petra. Saya adalah salah satu guru yang merasakan
cinta kasih Tuhan melalui PPPK Petra sejak awal melamar pekerjaan
sampai hari ini.

Inilah cinta kasih-Nya kepada saya. Saya seorang sarjana teologia,
tetapi saya rindu dan senang melayani anak-anak karena beberapa
alasan, salah satunya karena pembentukan karakter sejak dini. Awal
tahun 2005 saya melamar ke PPPK Petra sebagai guru. Saat itu saya
diantarkan oleh calon suami. Sebelum memasuki pintu gerbang di
sebuah sekolah, suami saya berdoa demikian, “Jika nanti calon istri

72

saya bekerja di PPPK Petra, kami rindu anak-anak kami pun nanti
dididik di sekolah ini juga”.

Saya pun melewati proses demi proses hingga saat ini. Ada banyak
pengalaman pribadi dengan Tuhan yang terjadi melalui PPPK Petra.
Jawaban demi jawaban doa diberikan oleh Tuhan melalui PPPK
Petra. Setelah dua tahun menikah, kami dikaruniai anak pertama.
Tiga tahun kemudian lahir anak kedua dan satu tahun kemudian
lahir anak ketiga. Ketiga anak kami bersekolah di Petra. Dengan
fasilitas yang diberikan PPPK Petra, saya dan suami sangat
bersyukur. Kami sangat terbantu untuk pendidikan anak-anak
karena biaya di sekolah swasta lainnya sangat mahal.

Tidak hanya itu, pada tahun 2016 saya rindu sekali untuk mengikuti
pendidikan pasca sarjana. Saat itu yang saya rindukan adalah
mengambil jurusan psikologi anak. Saya ingin mengetahui lebih
dalam tentang anak usia dini yang sudah dipercayakan Tuhan untuk
saya didik dan mengetahui secara detail bagaimana cara mengenal
mereka lebih dalam dan tahu perkembangan mereka. Selain itu,
bagaimana cara menjadi teman sekaligus seorang ibu yang
membantu dalam pertumbuhan mereka.

Kerinduan tersebut tetap saya bawa dalam doa. Dua tahun kemudian
yaitu di tahun 2018 PPPK Petra menawarkan sebuah pendidikan
untuk mengembangkan skill saya. Sekalipun berbeda jurusan, tetapi
kesempatan tersebut saya ambil dan saya tekuni. Tuhan yang
memberikan kekuatan dan PPPK Petra juga mendukung agar saya
bisa mengerjakan kedua hal tersebut dalam waktu yang bersamaan.

Di masa pandemi saat ini pun, saya bersyukur masih bisa bekerja di
PPPK Petra dan menikmati berkat Tuhan. Kami merasakan bahwa
Tuhan turut bekerja dalam segala hal.

73

Diterima bekerja sebagai guru Bimbingan dan Konseling (BK) di
PPPK Petra merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan
bagi saya. Setelah lulus kuliah saya hanya melamar di PPPK Petra
pada tahun 1989 dan ternyata diterima. Berbekal surat tugas dari
Dewan Pengurus yang saya terima di Kantor Sekretariat PPPK Petra
Jalan Raya Kertajaya Indah, saya menuju ke SMP Kristen Petra 1,
Jalan Mayjen H.R. Mohamad (sekarang menjadi Jalan H.R.
Muhammad). Sampai di Jalan Mayjen Sungkono, tepatnya
mendekati lokasi SMP Kristen Petra 1, di sepanjang jalan berderet
pohon cemara. Hal itu membuat suasana damai dan nyaman, serasa
berada di daerah dataran tinggi, seperti di Tretes

Tahun-tahun pertama bekerja, terasa menyenangkan. Saya bisa
menyesuaikan diri. Suasana kerja nyaman dan akrab bersama rekan-
rekan guru dan karyawan, yang rata-rata seusia dan sama-sama masih
muda. Demikian juga dengan para siswa yang jumlahnya belum
terlalu banyak dibandingkan lima tahun kemudian.

Saya mengabdi selama delapan belas tahun di SMP Kristen Petra 1.
Ini adalah pengalaman yang menyenangkan meskipun lima kali
berganti kepala sekolah dengan segala dinamikanya. Dalam
perjalanan waktu, saya mendapat kepercayaan sebagai Koordinator

74

Guru BK, kemudian sebagai wakil kepala sekolah. Meskipun harus
lembur, pulang malam di masa-masa ujian siswa, kepala sekolah dan
staf bekerja dengan sukacita. Karena pertolongan Tuhan, saya dapat
mengatasi dengan baik bila menemui masalah, kesulitan, dan
benturan dengan rekan kerja. Kolose 3:23 yang berbunyi “Apapun
juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti
untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” merupakan pegangan saya
dalam bekerja sehingga saya dapat melakukan tugas dengan sekuat
tenaga dan kemampuan saya.

Pada tahun 2007, saya mendapat kesempatan dialihtugaskan
menjadi staf Wadir Pendidikan di Kantor Direktorat Pendidikan
dan Pusat Penelitian & Pengembangan, yang kantornya masih satu
lokasi dengan SMP Kristen Petra 1. Pada tahun pertama bertugas di
kantor, saya merasa ada yang hilang. Ada masa-masa yang tidak saya
temukan lagi, bukan karena beban pekerjaannya melainkan suasana
dan dinamika yang hanya ada di sekolah yaitu kebahagiaan bertemu,
berinteraksi, membimbing, atau mendampingi murid. Oleh karena
itu, setelah satu tahun bekerja di kantor, saya memberanikan diri
berbicara kepada Wadir Pendidikan agar dikembalikan ke sekolah.

Saat bertugas sebagai staf Wadir Pendidikan, saya mendapat
kesempatan dan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan pasca
sarjana (S2). program studinya adalah magister manajemen, jurusan
manajemen strategi di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
pada tahun 2010-2012 bersama sembilan orang kepala sekolah.
Bekerja sambil kuliah di usia saya bukanlah hal yang mudah.

75

Namun, semangat untuk melakukan tugas, dengan melibatkan
Tuhan, saya dapat menyelesaikannya dengan baik.

Setelah lima tahun menjadi staf Wadir Pendidikan, tepatnya pada
tahun pelajaran 2012/2013 saya kembali ke sekolah dan bekerja
sebagai guru di sekolah, Saya ditugaskan di SD Kristen Petra 10.
Kemudian, pada tahun pelajaran 2013/2014 saya dipindahkan ke
SD Kristen Petra 1 sampai tahun pelajaran 2015/2016. Tahun
pelajaran 2016/2017, saya dipindahkan ke KB-TK-SD Kristen Petra
11 sampai saat ini. Puji Tuhan, sampai di tahun pelajaran 2020/2021
ini saya tetap ditugaskan di sekolah.

Dari tahun 1989 sampai tahun 2021 ini, ada banyak pengalaman
yang berharga bagi pengembangan diri dan karier saya, baik yang
sesuai dengan bidang tugas saya sebagai guru BK, maupun di bidang
manajerial. PPPK Petra tidak hanya mempekerjakan pegawai begitu
saja, tetapi juga membekali, melengkapi, dan mengembangkan
dengan cara pembinaan. baik dari kepala sekolah, koordinator guru
BK, maupun diberi/diikutkan pelatihan-pelatihan serta pembinaan
dari Wadir Pendidikan sampai Pengurus secara langsung. Selain
kemampuan sebagai guru BK, kemampuan di bidang manajerial/
kepemimpinan saya juga meningkat melalui berbagai kesempatan
dan kepercayaan yang saya terima.

Semua tugas dan perjalanan karier dapat saya jalani dengan kekuatan
dan topangan Tuhan. Saya bisa dan kuat karena saya berkarya
bersama Tuhan sumber kekuatan dan pertolongan kita.

Terima kasih Tuhan Yesus. Terima kasih PPPK Petra. Selamat
Ulang Tahun ke-70 PPPK Petra, kiranya tetap jaya, menjadi berkat
bagi masyarakat di dunia pendidikan. Tuhan memberkati kita
semua.

76

Saya adalah lulusan sarjana Ekonomi Manajemen di salah satu
perguruan tinggi yang ada di Surabaya. Saat kuliah, saya mempunyai
pekerjaan sampingan menjadi guru les privat dan bekerja di salah
satu sekolah TK yang ada di Surabaya. Ketika lulus kuliah, saya
meninggalkan pekerjaan dengan harapan saya bekerja sesuai dengan
di bidang saya. Kemudian saya melamar di beberapa perusahaan.
Sambil menunggu panggilan dari perusahaan, saya juga melamar di
PPPK Petra. Keinginan awal saya adalah bekerja di perusahaan
entah mengapa ada dorongan yang kuat dalam diri saya untuk
melamar di PPPK Petra. Dari beberapa surat lamaran saya yang
paling pertama memanggil adalah PPPK Petra. Hal itu terjadi pada
tahun 2011.

Ketika mendapat panggilan, posisi saya sedang dalam perjalanan ke
luar kota, untuk melakukan pelayanan pujian di pernikahan saudara
tunangan saya. Senang rasanya saat mendapat panggilan untuk
interview. Keberadaan saya pada saat itu tidak memungkinkan
untuk datang dan saya mencoba untuk menegosiasi hari, supaya
dapat datang setelah itu. Akan tetapi, pihak PPPK Petra tidak
berkenan.

Meskipun saat itu belum ada pekerjaan tetapi saya yakin dan percaya
Tuhan mempunyai rencana yang indah di dalam kehidupan saya.
Tidak lama kemudian saya melamar bekerja di salah satu TK di

77

Surabaya dan bekerja di sana selama satu tahun. Saya resign karena
jarak terlalu jauh dan belum bisa mengendarai sepeda motor.
Kemudian saya melamar kembali di PPPK Petra pada tahun 2012.
Puji Tuhan, saya diterima dan ditempatkan di KB- TK Kristen Petra
12. Entah mengapa setiap pekerjaan saya, selalu dalam dunia
pendidikan. Padahal, saya tidak ada niat sama sekali untuk menjadi
seorang guru. Saya merasa bahwa mengajar seorang anak bukan hal
yang mudah dan berdampak besar bagi perkembangan anak. Supaya
mempunyai pondasi yang kuat, anak harus mendapatkan pengajaran
yang benar di mata Tuhan.

Setelah bergabung dengan PPPK Petra, saya mulai sadar bahwa
pekerjaan menjadi guru adalah sebuah panggilan. Puji syukur saya
panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus selama kurang lebih 9 tahun
ini saya boleh bergabung dengan PPPK Petra. Banyak hal yang boleh
saya lewati saat berada di sini, di mana dulu saya bukanlah orang yang
cakap mengajar juga bukan orang yang mempunyai kemampuan
lebih di bidang apa pun tetapi ketika bergabung dengan PPPK Petra
saya menjadi semakin diberkati oleh Tuhan.

Di balik ketidakmampuan saya ada beberapa komponen yang
mendorong saya untuk mengatasi dari keterbatasan saya tersebut,
antara lain seorang kepala sekolah yang selalu memberi saya
kesempatan untuk berkarya, ada rekan kerja yang menggandeng saya
untuk dapat bekerjasama, dan ada fasilitas yang dapat memudahkan
saya saat melayani anak – anak.

Begitu indah ketika berjumpa dengan anak-anak yang dari latar
belakang yang berbeda-beda. Mereka ada tidak sekadar untuk
dididik tetapi saya juga banyak belajar dari anak-anak yang
mempunyai ketulusan hati, keceriaan, dan mau belajar.

78

Keberanegakaragaman anak- anak dan latar belakang yang berbeda-
beda sungguh mewarnai pekerjaan saya.

Setiap program yang diberikan oleh PPPK Petra kepada anak didik
begitu detail yaitu memperhatikan anak mulai dari perkembangan
fisik, emosi, talenta, kerohanian dan akademik. semua hal itu
membuat saya harus terus belajar Dengan adanya kebutuhan
mengajar yang diharuskan linear, Dewan Pengurus PPPK Petra
sangat peduli dan memberi kesempatan kepada saya untuk
menyelaraskan jurusan melalui bantuan biaya untuk melanjutkan
belajar di bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga saya
lebih berkembang lagi akan pengetahuan dalam mengajar sesuai
dengan perkembangan anak. Saya mengucapkan terima kasih
kepada Bapak/Ibu Dewan pengurus PPPK Petra yang sudah
memberi kesempatan kepada saya hingga menyelesaikan kuliah di
PAUD.

Saya juga mengucap syukur karena di PPPK Petra ada sebuah
kelompok tumbuh bersama di mana setiap guru dan karyawan,
diteguhkan oleh Firman Tuhan untuk dapat menumbuhkan iman
percaya dan saling menguatkan sesama rekan kerja, dan dapat
menyalurkan cinta kasih Tuhan melalui pelayanan pujian di gereja
serta persekutuan doa guru dan karyawan di PPPK Petra menjalin
hubungan yang baik terhadap seluruh anak, orang tua dan rekan
kerja. Kiranya di usia PPPK Petra yang ke-70 dapat terus menjadi
berkat dan menginspirasi banyak orang. Maju dan jayalah PPPK
Petra. Tuhan memberkati.

79

Cinta kasih Tuhan selalu menyertai kehidupan saya dan Dia tidak
pernah meninggalkan saya. Saat itu, saya masih berusia 22 tahun dan
duduk di bangku kuliah. Saya masih tergolong baru untuk berada di
kota Surabaya sehingga masih begitu polos dengan hiruk-pikuk
perkotaan. Saya tinggal di sebuah rumah kos dan kebetulan ibu kos
saya beragama Kristen dan sering mengajak saya mengikuti
persekutuan doa di rumahnya.

Suatu waktu, saat saya mendengar khotbah bahwa Tuhan pasti akan
menolong orang yang selalu berharap pada-Nya, tiba-tiba muncul
dalam benak saya bahwa saya ingin segera menyelesaikan kuliah agar
dapat bekerja dan menghasilkan uang. Saya sering merasa malu
meminta uang kepada orang tua saya yang tinggal ribuan mil jauhnya
dari saya. Oleh karena itu, saya pun bertekad agar segera
menyelesaikan kuliah dan bekerja.

Suatu ketika, ada kakak kelas di kampus tempat saya kuliah
mengatakan bahwa salah satu rekan kerjanya mengundurkan diri
dari pekerjaan karena alasan tertentu. Saya langsung bertanya,
“Apakah saya dapat mengisi kekosongan di tempat dia bekerja?” Dia
pun terkejut, namun dengan penuh semangat menjawab, “Silakan
coba saja, tetapi apakah kamu serius?”. Dia berpikir bahwa saya tidak
sungguh-sungguh karena saya sangat aktif mengikuti kegiatan
kampus dan tidak ingin segera bekerja. Selain itu, dia juga tidak

80

percaya dan ragu karena saya masih kuliah semester 5 saat itu.
Namun, dengan mantap saya berkata, “Ya, saya serius.”

Ketika mengetahui keseriusan saya, kakak kelas meminta saya untuk
segera membuat surat lamaran bekerja dan menyiapkan semua
persyaratannya. Saya pun menulis surat lamaran kerja dan mulai
mengurus semua persyaratan yang dibutuhkan. Namun, ada
beberapa persyaratan yang belum dapat saya penuhi dalam waktu
dekat. Saya mulai putus ada karena tidak ada yang menolong saya.
Saat itu, semua masih serba manual dan belum semudah sekarang
dalam mengurus surat-surat.

Saya pun berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan agar
Tuhan menolong saya dalam menyiapkan semua persyaratan yang
dibutuhkan. Saya memutuskan untuk berdoa dan berpuasa serta
minta pada Tuhan agar saya diterima bekerja meskipun nantinya
saya bekerja sambil kuliah.

Permohonan saya kepada Tuhan agar saya segera bekerja dan dapat
menghasilkan uang untuk biaya hidup serta bertekad agar dapat
membiayai kuliah saya sendiri. Saya tidak ingin merepotkan orang
tua karena mereka masih harus membiayai keperluan rumah tangga
dan kelima saudara saya yang lain.

Kakak kelas saya selalu mengingatkan supaya saya segera
menyiapkan persyaratan lamaran kerja, kalau tidak lowongan kerja
tersebut akan diisi oleh orang lain. Puji Tuhan! Ternyata Tuhan
mendengar permohonan doa saya. Semua surat dan persyaratan
yang saya perlukan selesai tepat pada waktunya. Saya tahu
pertolongan Tuhan begitu nyata dalam setiap pengurusan berkas dan
semua berjalan dengan baik. Tuhan telah menentukan semua jalan
hidup saya. Akhirnya, saya pun diterima bekerja di PPPK Petra dan
ditempatkan di KB-TK Kristen Petra 13, Pondok Tjandra Indah.

81

Peristiwa itu terjadi 17 tahun yang lalu. Namun, masih segar dalam
ingatan saya, bagaimana saya menerima kebaikan Tuhan saat itu.
Hingga saat ini, saya pun sangat bersyukur karena masih dapat
mengabdi menjadi seorang guru di PPPK Petra. Saya lalui hidup saya
dengsn penuh suka-duka dari tahun ke tahun. Namun, Tuhan masih
memberikan kesempatan pada saya untuk berkarya melalui PPPK
Petra yang masih menjadi lahan tempat saya bekerja dan melayani
Tuhan.

Dalam setiap lembaran hidup yang saya lalui, kasih Tuhan tidak
pernah meninggalkan saya. Bahkan, hingga saya menikah dan
memiliki 2 orang anak yang berkesempatan untuk dapat mengenyam
pendidikan di sekolah Petra sehingga kami tetap merasakan berkat
Tuhan yang melimpah melalui PPPK Petra.

Saya sangat berterima kasih pada Tuhan karena dapat memiliki
kesempatan untuk menjadi bagian dari keluarga besar PPPK Petra.
PPPK Petra merupakan lembaga pendidikan Kristiani yang selalu
mengandalkan serta mengutamakan Tuhan dalam setiap
pengambilan keputusan. Hal ini juga menjadi pedoman hidup saya
dan keluarga agar selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap
pengambilan keputusan.

Tak terasa, PPPK Petra sudah memasuki usia 70 tahun. Doa dan
harapan saya agar PPPK Petra tetap bertumbuh menjadi
perhimpunan yang takut akan Tuhan dan tetap jaya selamanya.
Walaupun dalam masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, PPPK
Petra tidak pernah mundur. Akan tetapi, tetap berinovasi dalam
memajukan pendidikan untuk menciptakan generasi penerus bangsa
yang kreatif dan inovatif.

Dirgahayu PPPK Petra ke-70, jayalah selalu!!!

82

83

84

Setiap individu memiliki karakter yang berbeda. Karakter tersebut
dipengaruhi oleh lingkungan serta pengalaman. Lingkungan atau
pengalaman bisa membentuk sifat manusia.

Pada saat itu ada seorang ibu datang untuk menceritakan
keluhannya, “Anak kedua saya namanya Wilson. Sekarang dia
bersekolah di TK tingkat B yang sebentar lagi akan masuk di kelas
1. Saya takut jika nanti ketika tes penerimaan siswa baru di SD, dia
tidak mau bersuara atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
gurunya”.Ibu tersebut terdiam sejenak, lalu melanjutkan kalimatnya
“ Padahal di rumah, Wilson suka marah dengan suara yang keras
kepada kakak perempuannya maupun kepada pembantu saya, tetapi
selama di sekolah TK tingkat A hingga sekarang berada di tengah
semester tingkat B, Wilson tidak mau berbicara ketika ditanya oleh
guru kelasnya demikian juga ketika ditanya oleh kepala sekolah“.
Saya mendengarkan semua keluhan yang diucapkan oleh Ibu nya
Wilson.

“Apakah sekarang ibu datang bersama Wilson?” saya bertanya
padanya.”Sekarang dia ada di mobil dengan membawa robot mainan
kesayangannya”. jawabnya. “Apakah saya bisa bertemu dengannya?”
saya bertanya lagi. “Saya sudah mengajaknya turun tetapi dia tidak
mau” jawab ibu tersebut.

85

Akhirnya saya berjalan menuju mobilnya untuk bertemu dan
menyapa Wilson. Setelah itu saya mengajak ibu Wilson untuk
kembali ke ruang tamu, dan saya mengatakan bahwa Wilson
sebenarnya anak yang cerdas tetapi dia tidak mau berbicara mungkin
merasa tidak nyaman bagi dirinya, mungkin juga ada pengalaman
yang tidak menyenangkan , atau mungkin kurang adanya
kesempatan yang ibu berikan dalam hal bersosialisasi dengan teman
sebaya atau saudaranya, dan mungkin Wilson asyik dengan mainan
kesayangannya sehingga enggan untuk berbicara dengan siapapun di
sekolah.

“Apakah ibu bisa membantu saya agar Wilson bisa siap masuk di
kelas 1 SD? “ Kata Ibu Wilson sambil menatap wajah saya
menunggu jawaban kesediaan saya. “Saya akan mendampingi
Wilson selama 3 bulan untuk bereksplorasi sambil belajar dengan
hal-hal yang baru baginya dan semoga nantinya Wilson bisa
berinteraksi dan siap mengikuti tes di SD”. saya menjawabnya
dengan penuh keyakinan.

Dalam menangani masalah Wilson saya harus berkolaborasi dengan
guru kelasnya di TK, kepala sekolah, maupun dengan orang tuanya.
Frekuensi pertemuan saya dengan Wilson saya tingkatkan dengan
menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan baginya,
misalnya mengadakan pertemuan di rumahnya dan memposisikan
diri saya sebagai temannya dan mengikuti gaya bermainnya dengan
menggunakan mainan kesayangannya sambil berekspresi dan
bertutur kata yang membuatnya tertawa.

Ketika Wilson sudah merasa nyaman dan merasa senang untuk
bertemu, maka saya mengajaknya untuk belajar dengan cara
memberikan pengetahuan yang dibutuhkannya. Kemampuan untuk

86

mempelajari dan mengingat konsep tidaklah sulit bagi Wilson hanya
motivasi untuk bereaksi tidaklah lama baginya.

Dalam pendampingan tersebut kadang saya mengalami kendala yang
terdapat pada diri Wilson yaitu tidak mau melakukan aktivitas
apapun yang dikarenakan kondisinya tidak siap dalam beberapa kali
pertemuan. Hal ini tidak membuat saya menjadi patah semangat,
motivasi saya adalah pasti ada jalan keluar untuk menanganinya.
Sayapun berdoa untuk masalah yang dihadapi Wilson. Saya akan
memberikan yang terbaik padanya walaupun perkembangannya
kadang tidak sesuai dengan yang saya harapkan. Yaitu kembali tidak
mau berbicara “Berbicaralah sayang, kamu anak hebat!” Sambil
mengacungkan jempol saya.

Singkat cerita, ketika Wilson mengikuti tes penerimaan siswa baru
tidak mengalami hambatan sedikitpun. Ketika ditanya langsung
dijawabnya dengan lantang tanpa ada bantuan dari orang tuanya
maupun kakak perempuannya. Sukacita yang dirasakan oleh orang
tua melihat perkembangan yang dialami putra keduanya. Pada
akhirnya Wilson diterima sebagai murid baru di kelas 1 SD.

Disinilah Petra membentuk saya menjadi pribadi yang tangguh. Saya
berharap cerita ini bisa menjadikan motivasi cinta kasih kita dalam
melayani anak didik atau siapapun yang ada di sekitar kita sebagai
wujud kesetiaan dan pengabdian kepada profesi kita di dunia
pendidikan.

87

Cita-cita saya sejak kecil menjadi seorang guru. Saya meyakini bahwa
menjadi seorang guru adalah panggilan jiwa. Melalui profesi guru
saya dapat membentuk akhlak dan kepribadian anak menjadi
generasi yang tangguh dan berkarakter. Selain itu, saya juga dapat
menanamkan kebenaran Firman Tuhan.

Apa yang saya cita-citakan terwujud. Awalnya saya diterima bekerja
di sebuah sekolah swasta umum Sepuluh tahun kemudian tiba-tiba
seorang teman mengajak saya untuk bekerja di lembaga PPPK Petra
khususnya di sekolah dasar yang kebetulan membutuhkan tenaga
guru. Saya berpikir alangkah baiknya bila saya bekerja sebagai guru
di sekolah yang berasas Kristen. Hal ini sesuai dengan iman
kepercayaan saya sehingga iman kristiani saya dapat semakin
bertumbuh dan berbuah. Setelah melalui beberapa tes, puji Tuhan,
akhirnya Tuhan mengizinkan saya bekerja di sana.

Sebagai guru di sekolah Kristen, merupakan sukacita di hati karena
dapat secara langsung mempraktikkan kasih Kristus melalui
pelayanan kepada anak-anak didik. Setiap pagi saya dan anak- anak
mengawali pembelajaran dengan renungan pagi, lalu membagikan
cerita-cerita Alkitab kepada anak-anak. Betapa senangnya melihat
wajah polos mereka ternganga seakan-akan mereka larut dalam
cerita tersebut. Pada akhir cerita, anak-anak pun berteriak-teriak
seakan berlomba-lomba ingin menyampaikan makna cerita tersebut.

88

Guru sebagai pengganti orang tua di sekolah harus dapat
mentransferkan kasih sayang yang tulus kepada anak- anak yang
memiliki berbagai karakter. Mampu menjadi teman dan sahabat di
saat mereka sedih dan sakit, menjadi penolong yang baik bagi anak-
anak yang memiliki perilaku menyimpang, dan mampu menjadi
pembimbing yang sabar di saat anak-anak mengalami kesulitan
belajar. Memiliki anak didik yang penurut dan pandai adalah hal
yang sangat menyenangkan. Akan tetapi, bila diberi kepercayaan
untuk membimbing anak yang memiliki emosi tidak stabil (bila tidak
sesuai dengan kehendaknya, ia mudah memukul. Selain itu, ia juga
suka mengganggu temannya). Ini memerlukan perhatian ekstra
untuk melakukan pendekatan. Untuk mengatasi hal ini, saya
berusaha mengajaknya mengobrol dari hati ke hati. Memang tidak
mudah, terkadang saya harus menyampaikan dengan teguran keras
dan terkadang juga harus dengan lemah lembut. Akan tetapi, saya
terus berusaha mengamati perkembangannya baik mental maupun
akademiknya, guna menyelami kekosongan jiwanya dan
mendapatkan solusi atau strategi untuk membuatnya berubah ke
arah yang lebih baik. Puji syukur, anak tersebut perlahan-lahan
mulai mengendalikan diri, mulai dapat menerima nasihat dan
teguran saya, sehingga membuat saya terharu. Doa saya semoga ke
depannya anak tersebut mampu terus mengendalikan diri.

Di sisi lain seorang guru juga perlu memberi motivasi, bimbingan
khusus, dan pendampingan ekstra disertai kesabaran terhadap anak
didik yang tidak semangat dalam belajar. Kadang-kadang kelelahan
dan kejenuhan datang menghampiri karena merasa apa yang saya
upayakan terhadap anak didik tersebut belum menampakkan titik
terang. Namun, dengan keyakinan untuk tetap berusaha dan berdoa
serta motivasi dari teman-teman yang selalu mendukung untuk
mengatasi masalah tersebut Saya percaya waktu Tuhan yang

89

mengubahkan segalanya. Naah... ketika pertama kali ia mendapat
nilai terbaik dalam kelas, seketika itu juga ia menghampiri saya untuk
mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan nasihat saya.
Sungguh suatu yang menggembirakan dan melegakan. Hati serasa
mendapat bonus dari Tuhan. Di sinilah seorang guru ditantang
untuk mampu merangkul anak-anak dengan kasih Kristus.
Melalui PPPK Petra saya dapat belajar menyelami keunikan setiap
anak dan dapat menerapkan kasih Tuhan kepada anak didik yang
dititipkan Tuhan untuk saya layani. Semoga kisah ini dapat menjadi
berkat bagi kita semua. Amin.

90

Saya seorang guru Bahasa Inggris di SD Kristen Petra 5. Saya lulus
kuliah tahun 2016 dan Puji Tuhan saya langsung bisa mengamalkan
ilmu saya di PPPK Petra. Saya percaya bahwa Tuhan meletakkan
kita di sebuah sekolah bukan kebetulan atau tanpa maksud. Tuhan
selalu mempunyai rencana yang terbaik untuk kita bisa menjadi
berkat di tempat tersebut. Saya percaya Tuhan mempunyai rencana
yang terbaik untuk saya di tempat ini.

Semester baru telah dimulai dan saya diberikan kepercayaan oleh
kepala sekolah untuk mengajar siswa kelas 6. Pagi itu seperti biasa
saya menuju ke ruang kelas 6 di lantai 4. Terlihat semua siswa sudah
di dalam kelas bersama guru kelas yang sudah memulai perkenalan
dan melakukan morning devotion terlebih dahulu. Saya berdiri di
depan sambil menunggu ketua kelas melakukan persiapan. Saya
memandang seluruh isi kelas dan memperhatikan siswa-siswi yang
ada di kelas. Beberapa siswa sudah saya kenal karena saya pernah
mengajar mereka namun beberapa saya belum mengetahui
namanya.

Saya memulai pelajaran dengan melakukan perkenalan terlebih
dahulu kepada siswa dengan sebuah games sederhana. Hal ini
berpedoman pada peribahasa yaitu “tak kenal maka tak sayang”.
Dengan demikian, saya lebih mengenal siswa dan mereka merasa
lebih dekat dengan saya dan memberikan kesan bahwa pelajaran

91


Click to View FlipBook Version