Mulai dari kecil hingga beranjak dewasa saya selalu bersekolah di
sekolah PPPK Petra dan menurut saya, PPPK Petra merupakan
tempat saya bisa bertumbuh dan berkembang. Saya belajar banyak
sekali hal-hal baru. Saya juga bersyukur karena selama bersekolah di
sekolah PPPK Petra saya selalu mendapatkan perhatian yang cukup
dari seluruh guru yang mengajar saya. Guru yang mengajar saya pun
juga sangat sabar menjelaskan suatu materi kepada saya saat saya
sedang mengalami kesulitan dalam memahami suatu materi.
Saya juga bersyukur kepada Tuhan karena melalui Petra saya
mendapatkan berbagai macam pengalaman pengalaman yang baru,
contohnya saya bisa retreat di Rumah YWI bersama teman-teman
dan guru-guru saya selama 4 hari 3 malam. Saat saya retreat, saya
belajar bagaimana cara menjadi mandiri, salah satu kegiatan yang
saya paling ingat adalah kegiatan memasak dengan modal
Rp.100.000,00 untuk 8-10 orang. Jujur saat itu saya sedikit bingung,
beruntung saya memiliki teman yang pandai di bidang keuangan
sehingga ia mengatur bahan-bahan makanan apa saja yang akan
dibeli. Singkat cerita kelompok saya berhasil membuat suatu
makanan sederhana yang murah tapi enak dan juga mengenyangkan,
dari kegiatan ini pun saya belajar bahwa tidak perlu makanan mahal
untuk memuaskan perut, melainkan sebuah kesederhanaan dan
kebahagiaan.
246
Ada juga sebuah kejadian yang tidak menyenangkan terjadi saat saya
menginap bersama-sama dengan teman saya. Saat sore hari saya dan
teman teman saya sudah berencana untuk jalan sore sambil bercerita
tiba-tiba hujan sangat deras disertai petir sehingga saya dan teman
teman tidak jadi jalan sore. Akhirnya saya dan teman-teman
berkumpul di ruang tamu dan bercerita di sana. Saya merasa sangat
bahagia bisa bercerita dengan teman-teman saya. Dua contoh di atas
adalah pengalaman yang sekolah PPPK Petra berikan kepada saya.
Ada juga satu kegiatan yang sangat berharga bagi saya yaitu retreat
OSIS di UBAYA, di sana saya belajar bersosialisasi dengan teman-
teman dari SMP Kristen Petra lain dan saya tidak mengalami
kesulitan,saya sangat merasa bahagia karena di sana saya
mendapatkan banyak sekali teman baru dan menurut saya pribadi
untuk mendapatkan teman baru tidaklah susah hanya perlu rasa
percaya diri dan sopan dan saat saya mudah bersosialisasi tentu saja
memiliki banyak teman dan kenalan sehingga saat ada tugas
kelompok saya dapat mengerjakan dengan baik dan kompak karena
kami merasa sudah saling mengenal luar dalam, semoga saat saya
SMA nanti saya dapat bertemu dengan mereka lagi di UBAYA, agar
kami bisa mendapatkan pengalaman pengalaman yang baru dan seru
lagi. Saat malam kedua ada kegiatan yang unik, seru dan belum
pernah ada di retreat OSIS tahun sebelum-sebelumnya yaitu jurit
malam. Di kegiatan ini kita diharuskan menyelesaikan 5 misi hanya
dalam waktu 25 menit. Saya dan kelompok saya pada awalnya
merasa takut tapi juga penasaran, singkat cerita kelompok saya bisa
menyelesaikan misi-misi yang diberikan dengan baik dan kelompok
saya merupakan kelompok pertama yang sampai di garis finish, kami
semua merasa sangat bahagia dan guru - guru juga mengakui bahwa
tingkat kerja sama di kelompok saya memang sangat bagus. Dari sini
PPPK Petra mengajarkan saya bahwa kami bisa bekerja sama dengan
247
siapa pun dan di mana pun dengan syarat kami mempunyai satu
tujuan yang sama dan kerjasama yang tinggi. Pengalaman-
pengalaman di atas saya dapatkan melalui PPPK Petra, semoga saya
bisa mendapatkan kesempatan lagi untuk merasakan kegiatan
kegiatan lainnya. Terima kasih PPPK Petra, melalui PPPK Petra
saya menjadi bertumbuh dan semoga saya selalu bisa menjadi
teladan bagi sesama.
“SELAMAT ULANG TAHUN YANG KE-70 PPPK PETRA”
SEMOGA DAPAT MENJADI BERKAT BAGI SESAMA.
TUHAN YESUS MEMBERKATI.
248
Shalom! Perkenalkan nama saya Aline dari SMP Kristen Petra
Acitya. Saya akan menceritakan tentang pengalaman saya selama
bersekolah di PPPK Petra. Saya telah mengenyam pendidikan di
PPPK Petra dari TK Kristen Petra 13, SD Kristen Petra 13 dan
SMP Kristen Petra Acitya. Selama kurang lebih 9 tahun ini, sangat
banyak berkat Tuhan yang saya rasakan. Mulai dari pertemanan,
pendidikan hingga pengalaman mengikuti bermacam-macam lomba.
Pertemanan yang dibangun sejak TK hingga saat ini membuat saya
merasa nyaman, karena kami telah mengenal sejak kecil. Selain itu,
kami juga saling mendukung satu sama lain. Pendidikan dan
pengajaran yang diberikan oleh guru-guru yang baik dan kompeten
juga membuat saya mampu mengikuti pelajaran dengan maksimal.
Keakraban yang terbangun antara guru dan murid membuat kami
merasa nyaman di sekolah sehingga membuat pelajaran yang
diajarkan dapat diterima dengan lebih baik.
Bagi saya, PPPK Petra bukan hanya sekolah yang mendidik dalam
bidang akademik dan non akademik saja, tetapi juga membentuk
setiap muridnya untuk berkarakter kristiani, dan mampu
mengembangkan bakat dan minat yang sudah Tuhan beri. Nilai-nilai
kristiani yang diberikan di dalam maupun di luar kelas telah
membentuk karakter saya saat ini. Saya dimampukan untuk berbagi
kasih dan berkat saat Natal dan Paskah kepada sesama. Saya belajar
menjadi little tutor dan little mentor, bukan hanya mengajari teman
saya pelajaran saja namun saya juga belajar untuk lebih menguasai
249
pelajaran, dan cara menyampaikan pelajaran sehingga bisa diterima
dengan baik, serta mengenal karakter teman-teman saya dan melatih
diri untuk menjadi lebih sabar.
Kami juga diberi banyak kesempatan untuk mengikuti lomba-lomba
yang diadakan baik di lingkungan sekolah, lingkungan PPPK Petra,
maupun di luar lingkungan sekolah. Sehingga membuat kami
menjadi lebih percaya diri dan memiliki banyak pengalaman.
Meskipun kami terkadang belum berhasil meraih kemenangan,
namun kesempatan mengikuti lomba adalah kesempatan yang
sangat berharga dan membuat kami tahu sampai di mana batas
kemampuan kami dan membuat kami terus berusaha menjadi lebih
baik lagi.
Saat SD, saya diberi kesempatan untuk mengikuti perlombaan
pidato mewakili sekolah saya. Puji Tuhan, saya meraih juara 2
sekecamatan Waru di perlombaan pidato dalam rangka
memperingati Hari Anak Nasional. Saya mendapatkan banyak
pengalaman berharga, mulai dari cara membuat pidato, cara
mengekspresikan pidato dengan benar, dan tentunya pengalaman
berkompetisi dengan teman-teman dari sekolah lain di Kecamatan
Waru.
Ketika saya harus memilih untuk masuk ke SMP, PPPK Petra
membuka sekolah baru yaitu SMP Kristen Petra Acitya. Sekolah ini
mempunyai kurikulum yang sedikit berbeda dengan sekolah Petra
lainnya. Tidak terbayangkan rasa kegembiraan saya dapat masuk ke
SMP Kristen Petra Acitya dan menjadi angkatan pertama. Saya
bersama Jason Aldrich dan Johnathan Wijaya mendapat
kesempatan mengikuti JEC (Jatim Education Competition) 2020
dalam bidang Karya Tulis Ilmiah Remaja yang diselenggarakan oleh
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Judul karya tulis kami
adalah “Proses Pyrolysis Menghilangkan Rasa Asin Pada Larutan
250
Garam sebagai Obat Kumur Pereda Sakit Tenggorokan”. Topik ini
juga berguna di masa pandemi Covid-19. Kami berdiskusi dengan
guru pembina, browsing di internet untuk mencari referensi, serta
melakukan penelitian di rumah dan di sekolah. Bersyukur atas
pertolongan Tuhan, bimbingan dari guru-guru dan dukungan orang
tua, kami meraih Juara II. Kemenangan ini merupakan piala
pertama untuk SMP Kristen Petra Acitya.
Tuhan juga berkenan untuk mengabulkan cita-cita masa kecil saya
yang amat ingin saya wujudkan, yaitu menjadi Ketua OSIS. Ada
banyak tahap-tahap yang harus saya lalui untuk mengikuti seleksi
Pengurus OSIS. Pada tahap akhir ada tiga besar untuk kandidat
Ketua OSIS. Hari Rabu tanggal 7 Oktober 2020, hari penentuan
siapa yang akan menduduki jabatan menjadi Ketua OSIS melalui
orasi dan voting. Puji Tuhan, saya terpilih menjadi Ketua OSIS SMP
Kristen Petra Acitya periode 2020/2021.
Saya yakin ada rencana Tuhan yang indah di balik semua berkat-Nya
bagi kehidupan saya saat ini. “Saya percaya semua yang terjadi dalam
kehidupan adalah cara Tuhan membentuk saya untuk masa depan
yang sudah dirancangkan, dan saya bersyukur bahwa PPPK Petra
adalah tempat yang Tuhan pakai untuk membentuk pribadi saya.”
Banyak sekali berkat dan cinta Tuhan yang sudah saya terima selama
bersekolah di PPPK Petra. Walaupun tidak semua berjalan sesuai
rencana, saya tetap semangat dan tidak menyerah. Hidup memang
tidak mudah, namun bukan berarti kita harus pasrah dan menjadi
tokoh figuran. Jadilah pemeran utama dalam setiap aspek
kehidupan. Everyday is a different battle. Everyday, we have to give
our best. Just do your best and let God do the rest. Percayalah
Tuhan telah merancang masa depan yang indah bagi kita semua.
Selamat Ulang Tahun PPPK Petra ke-70. Terus berkarya untuk
mencerdaskan anak bangsa. Tuhan memberkati.
251
252
253
254
”PPPK Petra menghasilkan siswa – siswa yang berprestasi
dan berintegritas dalam iman dan ilmu.”
“Belajar dan berjuang untuk negara
Dengan dasar iman, bersembahkan Tuhan
Petra hidup dan jaya”
Terngiang lantunan lagu Mars Petra, sebuah lagu yang pernah saya
nyanyikan ketika saya lulus dari TK Kristen Petra 9 bersama teman-
teman saya yang tergabung dalam paduan suara di acara wisuda
kelulusan kami.
Lagu itu membawa kenangan ke masa kecil saya, ketika saya mulai
mengenyam pendidikan dasar di SD Kristen Petra 9. Saya bersyukur
karena guru-guru di SD Kristen Petra 9 menemukan bakat saya sejak
dini. Sehingga mulai kelas 4 SD, saya dibimbing untuk
mengembangkan bakat saya di bidang Matematika. Saya teringat
sewaktu saya merasa takut ketika akan mengikuti lomba
internasional tingkat SD untuk pertama kalinya. Ibu Desy, Kepala
sekolah SD Kristen Petra 9 saat itu mendoakan dan menguatkan
saya dengan Firman Tuhan. Beliau mengatakan : “Daud yang kecil
itu disertai Tuhan dan berhasil mengalahkan Goliat yang besar, jadi
kamu tidak usah takut, Tuhan pasti akan senantiasa menyertai kamu,
seperti Tuhan menyertai Daud.” Kata-kata ini terus teringat di kepala
255
saya sampai sekarang, sehingga saya selalu belajar untuk
mengandalkan Tuhan dalam setiap keadaan.
Saya memilih SMP Kristen Petra 3 setelah saya lulus dari Sekolah
Dasar. Di jenjang SMP pun saya mendapatkan banyak pelajaran dan
pengalaman dari guru-guru yang sangat kompeten di bidangnya.
Terbukti dari banyaknya prestasi baik akademik dan non akademik
yang telah diraih. Tetapi tentu saja prestasi bukan segalanya, karena
PPPK Petra juga menekankan pendidikan karakter, sehingga siswa-
siswa yang dihasilkan adalah siswa-siswa yang berprestasi dan
berintegritas dalam iman dan ilmu. Masa remaja adalah masa-masa
kami mencari identitas, di sinilah peran sekolah diperlukan supaya
kami bisa mengenali diri kami, bisa bersosialiasi dengan baik dan
juga bersyukur akan setiap kelebihan dan kekurangan yang kami
miliki. Saya sangat bersyukur SMP Kristen Petra 3 selalu
mendukung saya dalam mengembangkan bakat saya di bidang
Matematika melalui litbang PPPK Petra, sehingga saya bisa berhasil
juga menjadi tim nasional Indonesia dan juga meraih medali emas
OSN tingkat SMA ketika saya kelas 9. Dukungan yang diberikan
bukan hanya materi pelatihan, tetapi dukungan doa dan juga
pendampingan dari tim litbang ketika saya mengikuti OSN tingkat
SMP maupun SMA.
Untuk jenjang SMA, saya memutuskan untuk tetap bersekolah di
Petra dan saya memilih SMA Kristen Petra 1. Awal-awal masa SMA
sangat menyenangkan karena saya memiliki teman-teman yang baru.
Guru-guru juga sangat membantu saya agar bisa beradaptasi dengan
cepat dengan sistem pembelajaran SMA. Tetapi sayang semua ini
berlalu begitu cepat ketika pandemi Covid-19 merebak hingga kami
harus mengakhiri pembelajaran tatap muka dan berganti menjadi
pembelajaran online. Tetapi saya sangat bersyukur karena PPPK
Petra dengan cepat dapat bisa mengubah sistem pembelajaran
256
sehingga program LFH (Learning From Home) bisa berjalan dengan
baik dan tetap mengasyikkan. Ini adalah hasil kerja keras dan juga
sinergi dari seluruh tim PPPK Petra untuk senantiasa berkembang
sesuai dengan tuntutan zaman.
Hal yang paling berkesan di masa pandemi Covid-19 ini adalah
ketika saya harus mengikuti IMO (International Mathematical
Olympiad) di bulan September 2020. PPPK Petra bekerja sama
dengan Puspresnas Kemendikbud (Pusat Prestasi Nasional
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) membantu
penyelenggaraan IMO 2020 di sebuah hotel di Surabaya. Saya sangat
bersyukur karena PPPK Petra memberikan dukungan yang luar
biasa sehingga saya bisa meraih medali emas di IMO 2020. Di akhir
masa studi saya, SMA Kristen Petra 1 juga banyak membantu saya
dalam melengkapi persyaratan untuk mendaftar universitas, sehingga
saya bisa diterima di salah satu universitas impian saya.
Saya mengucapkan banyak terima kasih buat seluruh guru dan
PPPK Petra yang sudah mendidik saya dari mulai saya TK sampai
menjelang kelulusan saya di tingkat SMA. PPPK Petra sangat berjasa
dalam membentuk saya sebagai pribadi yang tangguh dan tidak
mudah menyerah. Saya pernah membaca liputan tentang Terence
Tao (medalis IMO termuda di dunia), yang mengatakan bahwa perlu
berlatih dengan keras dan giat selama kurang lebih 10 tahun untuk
menghasilkan seorang yang ahli di bidang tertentu. PPPK Petra
sudah berjuang selama 70 tahun dan berhasil melahirkan generasi-
generasi unggul yang berprestasi di bidangnya dan berintegritas.
Semoga PPPK Petra makin berprestasi dan juga menjadi berkat bagi
bangsa Indonesia di masa-masa yang akan datang. Selamat ulang
tahun yang ke-70 PPPK Petra.
Experts are made, not born
257
IChO (olimpiade kimia tingkat internasional) 2020 dilaksanakan
dengan cara yang berbeda dari biasanya. Pandemi Covid-19
menyebabkan banyak kegiatan, termasuk IChO kali ini menjadi
terhambat. Namun, pihak penyelenggara IChO memutuskan untuk
tetap melaksanakannya dengan menggunakan sistem remote access
exam. Sistem ini baru pertama kali digunakan sepanjang sejarah
IChO. Bagaimana cara kerjanya? Tak seperti biasanya di mana
peserta dari berbagai negara berkumpul di negara tuan rumah untuk
berkompetisi, kali ini peserta harus berkompetisi dari negara masing-
masing. Tentu dengan kondisi seperti ini, tidak memungkinkan
adanya tes praktikum sehingga hanya tes teori yang menjadi penentu
hasil pada IChO kali ini.
Flashback ke awal perjalanan olimpiade saya, pada saat awal SMA
saya mengikuti presentasi tentang pengenalan litbang, yaitu kegiatan
pelatihan untuk persiapan mengikuti olimpiade sains. Saya pun
tertarik untuk mengikuti kegiatan litbang karena saya pikir ini adalah
258
sebuah kesempatan bagi saya. Setelah berpikir matang-matang, saya
memilih bidang kimia.
Mengapa saya ambil kimia? Meskipun beberapa teman saya
menganggap kimia itu bidang yang sulit atau bahkan tidak
menyenangkan, saya justru merasa tertantang. Melalui kimia, saya
bisa mengetahui penjelasan dari fenomena sehari-hari dengan
melihatnya dari sudut pandang molekul dan reaksinya. Selain itu,
saya juga ingin bisa merasakan bekerja di laboratorium.
Singkat cerita, saya berhasil lolos pada tahap OSK, OSP (provinsi),
dan puji Tuhan, saya meraih medali perak pada OSN 2019 yang
diadakan di Manado. Tetapi perjalanan belum berakhir, untuk
mengikuti IChO ada 3 tahap pelatnas yang harus dilewati. Pelatnas I
diadakan di Bandung dengan pengajar dari dosen-dosen kimia ITB.
Setiap hari kami diberi tes karena pada dasarnya pelatnas ini juga
merupakan suatu seleksi. Pada saat pelatnas I ini, saya sempat jatuh
sakit. Saya berpikir saya tidak akan lolos, akan tetapi karena
kemurahan Tuhan saya dapat lolos ke pelatnas 2 bersama dengan
13 peserta lain.
Pelatnas II kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena
pandemi Covid-19, sehingga dilakukan secara online. Jujur saya
merasa agak kecewa ketika mengetahui bahwa IChO juga akan
dilaksanakan online. Angan-angan untuk bisa pergi jalan-jalan ke luar
negeri harus saya pendam. Akan tetapi, saya berpikir kembali apa
tujuan saya berusaha sampai sejauh ini. Tentu bukan jalan-jalan atau
hadiah yang menjadi tujuan utama, melainkan untuk meraih prestasi.
Jadi saya mengumpulkan semangat kembali.
Banyak rintangan yang harus dihadapi karena pelatnas dilakukan
secara daring. Dosen pengajar menyampaikan materi dengan lebih
cepat karena keterbatasan waktu. Belum ditambah dengan kendala
259
internet, gawai dan hal-hal teknis lainnya. Tesnyapun dilakukan
secara online dengan cara mengirim scan hasil jawaban ke email
dosen. Akan tetapi saya tidak menjadikan hambatan-hambatan
tersebut suatu alasan untuk berhenti atau menyerah. Saya terus
menjalaninya dan akhirnya saya dapat menyelesaikan ketiga-hari
pelatnas. Sungguh merupakan mujizat dari Tuhan, saya dapat lolos
pelatnas ini dan menjadi anggota perwakilan Indonesia dalam IChO
2020. Sebelum mengikuti IChO, saya mengikuti pelatnas III terlebih
dahulu sebagai persiapan terakhir yang juga diadakan secara daring.
Tibalah waktu yang ditunggu, tanggal 25 Juli dilaksanakan tes teori
IChO. Pengerjaan tes dilaksanakan di hotel Sheraton Surabaya. Tes
ini dilaksanakan selama 5 jam dan soalnya sangat banyak sehingga
membutuhkan kecepatan dalam mengerjakannya. Akhirnya tesnya
pun selesai, saya merasa sangat lega. Saya berterima kasih kepada
pihak Petra, kepala sekolah, dan Puspresnas sehingga kegiatan ini
berjalan dengan baik meskipun diadakan di Surabaya. Setelah semua
rangkaian kegiatan ini, saya tinggal menunggu pengumuman hasil
yang dilaksanakan pada upacara penutupan. Puji Tuhan, sungguh
hasil yang tak kuduga, saya meraih medali perak.
Saya sangat bersyukur kepada Tuhan, karena kasih karunia
Tuhanlah saya berhasil meraih kemenangan ini. Saya juga berterima
kasih kepada kepala SMA Kristen Petra 2, Bapak Ibu guru, teman-
teman, dan orang tua atas dukungan dan doanya. Tidak lupa juga,
saya berterima kasih pada pembina dan kakak-kakak pengajar
litbang yang telah membimbing dan mengajar saya selama ini.
Melalui perjalanan ini, saya percaya bahwa melalui usaha dengan
penyertaan dari Tuhan akan membuahkan hasil yang terbaik.
260
Perkenalkan saya Aurelia Gunawan yang saat ini sedang menempuh
pendidikan di SMA Kristen Petra 3 dan duduk di bangku kelas XII.
PPPK Petra adalah salah satu sekolah Kristen favorit di Surabaya
dan saya menjadi bagian dari keluarga besar PPPK Petra sejak TK-
A hingga SMA. Bisa dikatakan PPPK Petra merupakan rumah
kedua bagi saya. Banyak sekali pengalaman hidup yang saya rasakan
selama bersekolah di PPPK Petra. Melalui interaksi dengan
Ibu/Bapak guru saya merasakan cinta kasih Tuhan yang luar biasa
dalam hidup saya, salah satunya adalah peristiwa yang saya alami
ketika SD dan sampai sekarang mengubah hidup saya. Sejak kecil
saya hanya memiliki satu hobi yaitu menari. Saya sudah les menari
sejak saya usia balita hingga remaja. Apabila orang-orang
menanyakan hobi saya, jawaban saya pasti satu yaitu menari.
Pada saat saya duduk di bangku SD, saya masih ingat waktu itu saya
kelas 4 dan tiba-tiba guru agama memanggil saya untuk datang ke
ruang meeting. Pada waktu itu saya sangat bingung mengapa saya
dipanggil. Ternyata tidak hanya saya yang dipanggil, tetapi di sana
ada beberapa anak dari kelas lain juga. Guru saya berkata bahwa
akan dilaksanakan audisi untuk mengikuti PCC (Petra Children
Choir) yang merupakan wadah bagi siswa-siswi yang pandai dan
berbakat dalam bernyanyi. Hal pertama yang saya rasakan adalah
bingung. Karena saya sama sekali tidak menyukai menyanyi dan saya
261
bahkan tidak pernah bernyanyi di manapun. Saya sudah mencoba
untuk mengundurkan diri dari audisi tersebut, namun guru saya
tetap memaksa, alhasil mau tidak mau saya bernyanyi. Hingga
akhirnya pengumuman tiba, saya lolos dan setelah itu saya harus
mengikuti audisi di kantor Direktorat Pendidikan dengan beberapa
siswa yang telah terpilih dari sekolah-sekolah dalam lingkup PPPK
Petra lainnya. Saya sangat kaget dan tidak percaya akan hal ini. Pada
saat itu sepulang sekolah saya mendatangi guru agama dan bertanya
“Bu, mengapa Ibu meminta saya untuk mengikuti audisi PCC?
Padahal Ibu tahu bahwa saya sama sekali tidak berbakat dalam
bernyanyi?”. Jawab guru saya pada saat itu, beliau menyampaikan
bahwa suara saya keras dan lantang, selain itu saya juga bisa
menembak setiap nada dengan tepat. Namun yang ada di pikiran
saya itu bukanlah sebuah alasan. Justru akan masuk akal apabila guru
saya mengatakan bahwa suara saya bagus. Saya hanya dapat
berpasrah dan saya juga yakin bahwa saya tidak akan bisa lolos pada
saat audisi PCC. Saya masih ingat pada saat itu saya juga memiliki
teman yang menurut saya suaranya sangat bagus, dan ia terpilih
seperti saya. Saat itu saya hanya berpikir untuk tetap menjalaninya
saja, dengan tidak mengharapkan apa pun.
Saya pun mengikuti audisi PCC di kantor direktorat pendidikan
PPPK Petra. Perasaan yang muncul pertama kali adalah gugup dan
takut. Aneh bukan? Padahal sudah jelas saya tidak menginginkan hal
ini terjadi dan saya sudah pasrah namun entah mengapa saya
merasakan di lubuk hati yang paling dalam bahwa saya harus
diterima dan saya pasti bisa lolos audisi ini. Saya pun mengikuti
audisi ini dengan sebaik-baiknya dan saya tidak memusingkan
hasilnya nanti. Selang beberapa hari kemudian sekolah mulai
mengumumkan nama-nama anak yang diterima di PCC, dan dalam
daftar tersebut tertera nama saya, kaget bukan main. Bagaimana
262
tidak kaget, saya yang hanya bisa menari tiba-tiba terpilih untuk
masuk ke dalam tim Paduan Suara PPPK Petra. Saya beberapa kali
bertanya ke guru saya apakah itu benar? Mungkin ada kesalahan
dalam menginput data, namun hasilnya tetap sama. Saya benar-
benar diterima di PCC.
Awal-awal bergabung di PCC saya sangat tidak nyaman dan merasa
minder. Karena pada waktu itu saya satu-satunya anak yang tidak bisa
bernyanyi, tidak memiliki suara yang indah, tidak bisa bermain alat
musik, bahkan tidak bisa membaca notasi. Teman-teman saya di
PCC semua bisa membaca notasi dan bernyanyi dengan sangat
indah. Namun lama-lama saya belajar banyak hal. Saya mulai
menyukai bernyanyi saya mulai berani untuk bernyanyi bahkan di
depan umum. Saya merasa bahwa bernyanyi merupakan bakat
terpendam yang saya miliki. Keikutsertaan saya di PCC membawa
perubahan besar dalam diri saya, melalui bernyanyi saya berlatih
untuk memupuk rasa percaya diri, saya juga berlatih untuk mencoba
hal-hal yang baru, selain itu saya juga berlatih untuk membuka diri
dan pikiran seluas mungkin. Oleh karena itu hingga saat ini saya
tidak bisa lepas dari bernyanyi, lebih bersyukur lagi, di bangku SMA,
Tuhan memberikan kesempatan kepada saya untuk bergabung
dengan PYC (Petra Youth Choir), dan memberikan kepada saya
banyak pengalaman dan kesempatan untuk mengembangkan diri
melalui PPPK Petra.
Pengalaman ini membuat saya merasa bahwa Tuhan benar-benar
menunjukkan dan mengarahkan saya ke jalan yang benar. Jika saat
itu guru saya tidak memanggil saya untuk audisi, dan jika saat itu saya
benar-benar ingin mengundurkan diri, maka kemungkinan saya
tidak akan bisa menjadi seperti sekarang. Tuhan benar-benar baik.
Lewat PPPK Petra, saya mampu menemukan bakat maupun potensi
saya dan hal itu sangat berperan penting dalam kehidupan saya.
263
Tuhan memberikan saya bakat untuk bernyanyi dan saya berjanji
untuk tetap mengembangkan bakat yang saya miliki. Melalui
peristiwa ini saya memahami bahwa cinta kasih Tuhan menyentuh
dan mengubahkan hidup semua orang, termasuk saya. Bernyanyi
sudah menjadi bagian dari hidup saya yang tidak dapat saya lepaskan.
Terimakasih PPPK Petra dan terima kasih Tuhan telah
mengarahkan serta menuntun saya untuk menemukan bakat yang
bahkan saya tidak sadari. Saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian
dari keluarga besar PPPK Petra. Selamat ulang tahun PPPK Petra,
saya berharap PPPK Petra mampu membuka dan menumbuhkan
bakat-bakat terpendam dari siswa-siswinya, seperti yang saya alami,
dan tetap menyentuh hati banyak orang melalui kerja dan
pelayanannya. Semoga melalui PPPK Petra cinta kasih Tuhan
dinyatakan bagi semua orang.
264
Kehidupan di sekolah saya awali saat pertama kali saya di TK Kristen
Petra 13. Di sekolah tersebut selama dua tahun kulalui dengan
penuh keceriaan. Setelah itu, tiba saatnya naik ke jenjang berikutnya,
saya sekolah di SD Kristen Petra 13 yang memang letaknya tidak
jauh dari rumah saya. Berganti guru dan berganti beberapa teman
serta perbedaan suasana tidak menghilangkan kegembiraan yang
pernah kualami di TK. Justru pada saat SD ini saya mulai berkenalan
dengan dunia kompetisi khususnya Matematika tepatnya saat masih
kelas IV, sehingga setiap ada waktu luang saya banyak menimba ilmu
pada guru pembimbing khusus Matematika.
Pada saat kelas V, saya ditunjuk untuk mewakili sekolah dalam
kompetisi OSN tingkat SD. Pada saat itu saya bahkan tidak lolos
untuk tingkat kecamatan. Sedih sekali rasanya, serasa semua usaha
saya selama ini sia-sia belaka. Akan tetapi, kedua orang tua saya dan
guru-guru saya tetap menyemangati sehingga saya tidak sampai putus
asa dan menyerah. Belajar dan terus belajar, tentunya disertai dengan
doa, akhirnya usaha saya membuahkan hasil. Piala pertama, saya
raih saat lomba di SMA Kristen Petra 1 sebagai juara 3 bidang
matematika. Saat itu sukacita saya luar biasa, terima kasih Tuhan
Yesus.
265
Piala pertama ini menambah semangat saya untuk terus belajar dan
berjuang. Setelah menempuh studi selama 6 tahun di SD Kristen
Petra 13, saya melanjutkan studi di SMP Kristen Petra 5. Disaat SMP
inilah, berbagai lomba matematika yang diselenggarakan oleh
berbagai universitas di Jawa Timur saya ikuti, dan puji Tuhan
berbagai penghargaan juga telah saya peroleh. Pada saat akhir di
kelas VII, saya memutuskan mulai memperdalam ilmu komputer,
selain tetap belajar Matematika juga. Pada saat kelas VIII saya
memperoleh kesempatan mewakili SMP Petra 5 maju OSN tingkat
SMA bidang informatika. Puji Tuhan saya lolos ke tingkat Provinsi,
walau pada akhirnya perjuangan saya itu terhenti dan saya gagal
menuju tingkat nasional.
Namun dengan kejadian ini saya tidak patah semangat, artinya saya
mampu bersaing dengan kakak-kakak kelas saya yang kelas IX, X,
dan kelas XI SMA. Pada saat kenaikan kelas IX, karena satu dan
lain hal, saya pindah sekolah ke SMP Kristen Petra 4, dan saat
bersekolah di tempat tersebut saya kembali mengikuti kompetisi
KSN Bidang Informatika (waktu itu nama OSN/Olimpiade Sains
Nasional diganti menjadi KSN/Kompetisi Sains Nasional). Puji
Tuhan, saya lolos mewakili kota Sidoarjo menuju tingkat Provinsi
Jawa Timur. Di tengah kegembiraan lolos menuju provinsi, wabah
virus Covid-19 mulai melanda sehingga pelaksanaan KSN tingkat
provinsi diundur. Waktu rasanya berlalu begitu cepat, tak terasa saya
sekarang sudah di jenjang SMA. Di SMA Kristen Petra 4 saya
letakkan proses belajar saya untuk 3 tahun ke depan.
Sambil mengikuti pelajaran daring, saya tetap menunggu
pelaksanaan KSN tingkat provinsi. Akhirnya yang saya tunggu-
tunggu datanglah. KSN tingkat provinsi tetap dilaksanakan walaupun
secara daring. Dengan penuh semangat saya belajar lebih giat lagi
karena kesempatan ini hanya ada 1 kali dalam 1 tahun, dan saya tidak
mau gagal untuk kedua kalinya. Puji Tuhan, saat pengumuman yang
266
lolos tingkat nasional, nama saya ada di dalamnya. Hati saya
bersukacita, terima kasih Tuhan Yesus. Slogan yang mengatakan
“Tiada keberhasilan tanpa usaha” adalah benar adanya. Tapi di luar
semuanya itu “Kuasa doa dan kehendak Tuhanlah” yang akhirnya
menentukan.
Perjuangan masih belum selesai, di tingkat nasional persaingan akan
sangat ketat. Ada sedikit kekhawatiran dalam hati saya, tapi sedikit
demi sedikit mulai hilang dengan suntikan semangat dari keluarga
saya, ditambah semangat dan dukungan yang luar biasa dari pihak
sekolah, mulai dari guru-guru sampai Ibu Kepala Sekolah membuat
saya percaya diri. Akhirnya pelaksanaan KSN tingkat nasional tiba,
walaupun tetap dilaksanakan secara daring, tetap dengan
pengawasan yang cukup ketat. Selama hampir 1 minggu pelaksanaan
KSN membuat hati saya gelisah, cemas, tapi tetap penuh semangat
apalagi mendekati pengumuman. Akhirnya, puji Tuhan, Tuhan
Yesus mengizinkan saya mendapatkan medali emas kedua di ajang
KSN 2020. Terima kasih Tuhan, terima kasih keluarga saya, terima
kasih sekolah saya dan tak lupa juga terima kasih pada para pengurus
dan guru pembimbing di Litbang Petra yang membimbing sejak saya
di SMP kelas VIII.
Di tengah-tengah kegembiraan saya, datanglah undangan mengikuti
pelatnas untuk memilih anggota yang akan mewakili Indonesia ke
jenjang Internasional. Pelatnas ini sendiri terbagi menjadi pelatnas 1
sampai 4. Semakin naik ke pelatnas berikutnya, persaingan jauh
lebih ketat karena para medalis tahun- tahun sebelumnya juga
diundang lagi, sampai akhirnya dipilih 4 orang di akhir pelatnas 4
untuk mewakili Indonesia.
Semangat, berdoa, dan berusaha serta berserah pada Tuhan.
Terima kasih Tuhan Yesus...Amin”
267
Shalom, salam sehat.
Perkenalkan nama saya Jeremy Michael dari SMA Kristen Petra 5.
Menjadi bagian dari keluarga besar PPPK Petra adalah suatu
kebanggaan buat saya. Saya sangat bersyukur bisa bersekolah di
PPPK Petra. Sejak TK hingga SMA saya mengenyam pendidikan di
PPPK Petra. Hal yang membuat orang tua saya senang dan percaya
menyekolahkan saya di PPPK Petra adalah karena pendidikan
religius yang ditanamkan sejak dini. Setiap pagi sebelum aktivitas
pembelajaran dimulai selalu diawali dengan renungan dan saat
teduh. Value yang ditanamkan pada para siswa juga sangat luar biasa.
Saya dibekali dengan nilai-nilai kekristenan, pendidikan karakter,
soft skill, dan hard skill.
Banyak fasilitas yang saya terima selama bersekolah di PPPK Petra,
khususnya dalam hal pengembangan kemampuan akademis. Saya
diberi fasilitas untuk mengikuti pelatihan setiap Sabtu di kantor pusat
PPPK Petra. Pelatihan diadakan setiap tahun dalam rangka
mempersiapkan dan membekali siswa untuk mengikuti Kompetisi
Sains Nasional. Saya memilih Bidang Studi Ekonomi. PPPK Petra
memberikan berbagai support berupa fasilitas dalam rangka
mendukung pengembangan bidang yang saya pilih. Support yang
diberikan mulai dari transportasi, konsumsi, akomodasi, dan
mendatangkan pelatih yang kompeten dalam Bidang Ekonomi serta
268
Akuntansi. Dengan dukungan ini membuat saya termotivasi untuk
mengasah otak.
Sejak kelas 10 saya memang tertarik mengikuti berbagai kompetisi
di Bidang Ekonomi dan Akuntansi. Sekolah saya, SMA Kristen
Petra 5 selalu mendukung dalam setiap kompetisi yang saya ikuti.
Bila lomba di luar kota pun SMA Kristen Petra 5 mendukung
dengan memberikan akomodasi serta guru pendamping. Hal inilah
yang membuat saya terus termotivasi untuk menggunakan ilmu saya
bagi pengembangan diri dan nama baik SMA Kristen Petra 5.
Banyak kompetisi yang telah saya ikuti. Selama di jenjang SMA saya
telah meraih sekitar 20 kejuaraan. Ada satu lomba yang berkesan
buat saya, yaitu Tax Accounting Competition (TAC) yang diadakan
oleh Universitas Kristen Petra. Lomba TAC benar-benar seru dan
menantang. Para peserta tidak hanya membutuhkan pengetahuan
dan kepandaian saja, melainkan harus gesit dan kuat fisik. Tahap
awal adalah rally game. Sempat merasa hopeless karena saya dan tim
tidak mendapat score sebanyak tim lain. Akan tetapi, puji Tuhan tim
kami lolos ke babak final. Kemudian dilanjutkan dengan babak
cerdas cermat. Saat itulah kemampuan dan kecepatan berpikir diuji.
Glory to God, tim saya berhasil memperoleh juara 1.
Kejuaraan yang paling bergengsi yang pernah saya ikuti adalah
Kompetisi Sains Nasional (KSN). Hal ini karena KSN merupakan
kompetisi bertaraf nasional yang diikuti oleh semua siswa dari
Indonesia. Salah satu KSN yang pernah saya ikuti adalah KSN
Tahun 2019 di Manado. KSN yang diselenggarakan oleh
Kemendikbud benar-benar terdiri atas banyak tahap yang
menantang. Mulai dari pembuatan makalah penelitian hingga trading
saham. Selain menantang, penyelenggaraan KSN juga begitu
menarik bagi anak-anak remaja seperti saya. Para peserta KSN juga
mendapatkan kesempatan untuk rekreasi melihat panorama Kota
269
Manado yang menarik. Sungguh hal ini menambah kebahagiaan
yang membuat KSN semakin berkesan dan memorable.
Semua kompetisi selalu saya ikuti dengan antusias. Hingga pada
pertengahan Maret 2019 pandemi Covid-19 melanda dunia,
termasuk Indonesia. Akan tetapi, hal itu tidak menyurutkan
semangat saya untuk terus mengikuti kompetisi. Saya memunyai
prinsip, “Everything that happens is in God's control. Complaining
won't solve the problem. My job is to use time effectively for positive
things.” Saya mencari-cari berbagai informasi lomba melalui media
sosial. Saya senang sekali, karena ternyata banyak lomba yang
diselenggarakan secara online. Selain itu, saya juga mengikuti banyak
webinar, business case competition, serta lomba akuntansi.
Kompetisi secara daring ternyata seru dan justru lebih menghemat
tenaga. Biasanya ketika lomba offline saya diharuskan menunggu
pengumuman, datang awal, dan pulang malam. Akan tetapi, dengan
lomba online ini saya lebih bisa mengatur waktu dengan fleksibel,
yaitu bisa tetap berkompetisi tanpa meninggalkan jam pembelajaran
di kelas. Sungguh kesempatan yang sangat luar biasa saya bisa
menjalani sekolah sekaligus kompetisi online. Menurut saya,
walaupun pandemi masih melanda hingga saat ini tentu tidak boleh
menyurutkan semangat kita. Justru dengan banyaknya leisure time
bisa membuat kita melakukan berbagai aktivitas yang biasanya tidak
dapat kita lakukan karena tidak sempat. “Productivity is being able
to do things that you were never able to do before.”
Saya sangat bersyukur pada Tuhan atas anugerah-Nya sehingga saya
diizinkan untuk terus berprestasi di tengah pandemi. Saya juga
bersyukur karena kedua orang tua selalu mendukung dan
mendoakan setiap aktivitas positif yang saya lakukan. Tentu saya juga
berterima kasih atas dukungan PPPK Petra, karena tanpa pelatihan
dan fasilitas yang diberikan saya tidak akan bisa mencapai semua itu.
270
Terima kasih PPPK Petra telah menjadi wadah untuk saya
berprestasi dalam bidang akademik serta bertumbuh dalam iman
Kristiani. Selamat ulang tahun ke-70 untuk PPPK Petra. Semoga
PPPK Petra tetap menjadi sekolah terbaik yang mengajarkan nilai-
nilai Kristen bagi setiap siswa serta menjadi berkat bagi setiap insan.
Sukses terus buat PPPK Petra.
271
Hari demi hari berlalu tidak ada orang yang mengetahui kapan
pandemi ini akan berakhir. Saat ini semua orang sedang terjebak
dalam sebuah tanda tanya besar. Sudah berapa lama sih kita hanya
di rumah saja? Kalau ditanya, bosan tidak? Tentunya sangat bosan.
Sekarang bosan sudah menjadi sahabat karib yang mau tidak mau
pasti ada. Muncul kebiasaan baru yang juga biasanya terasa asing,
namun sekarang menjadi suatu kebiasaan yang tak asing. Banyak
sekali masalah yang ditimbulkan oleh pandemi ini. Ada banyak
sekali rencana yang harus diurungkan, banyak kesedihan di mana-
mana, banyak orang-orang yang kehilangan anggota keluarganya,
akibat virus yang melanda di mana-mana. Semua orang mengutuk
kemunculan virus ini. Disamping itu virtual, telekonferens, dan
video call tiba-tiba menjadi pahlawan. Semua kegiatan, pekerjaan,
bersekolah, semuanya serba online. Awalnya terasa aneh, tapi lagi-
lagi kita akan terbiasa. Walaupun kondisi ini menghimpit kita dalam
beraktivitas, bukan berarti kita hanya bisa diam di rumah dan
meratapi detik demi detik yang berlalu tanpa arti. Jika kita benar-
benar hanya diam.
Perkenalkan, namaku Pramudiya Dwi Citra Sabella biasa dipanggil
Bella. Aku adalah salah satu siswi di SMK Kristen Petra. Sudah 2
bulan aku hanya berdiam diri di rumah saja. Melakukan banyak
kegiatan hanya melalui perangkat ajaib yang kusebut gadget. Jujur
saja, saat aku hanya melakukan kegiatan bersekolah di rumah
awalnya aku sangat senang. Karena aku bisa berdiam diri di rumah
272
dan mungkin bermain bersama teman terdekatku. Namun
sayangnya, itu hanya khayalanku semata. Semenjak pemerintah
menerapkan aturan social distancing, aku merasa dipenjara di dalam
rumahku sendiri. Seperti yang kukatakan sebelumnya, belajar di
rumah pun seolah-olah menjadi solusi terbaik saat ini.
Pagi ini seperti biasa aku menyiapkan perangkat kerasku untuk
mengikuti pelajaran melalui aplikasi Zoom. Ritual sebelum Zoom
yang biasa aku lakukan adalah membaca artikel berita di Indonesia
melalui laptopku. Ada satu judul berita yang menarik perhatian
untuk aku baca yaitu artikel berita yang menginfokan bahwa orang-
orang berbondong-bondong membeli masker sehingga masker
langka dipasaran. Padahal masker amat sangat penting untuk
mencegah penularan Covid-19 ini. Banyak ketakutan di mana-mana
yang tentunya membuat diriku juga sedikit ketakutan pada saat ini.
Dalam keadaan sedikit was-was aku tetap menjalankan kewajibanku
yaitu bersekolah online. Kebetulan hari ini hari Jumat, kegiatan rutin
selama hari Jumat di sekolahku yaitu KGB dan Persekutuan Doa.
Kegiatan ini diikuti oleh siswa dan wali kelas. Di tengah-tengah
ketakutanku, aku tetap melaksanakan kegiatan KGB melalui Zoom.
Aku menceritakan keluh-kesahku kepada teman-teman sekelasku.
Aku melontarkan sebuah pertanyaan kepada guruku “mengapa
Tuhan menciptakan virus ini di muka bumi, lalu mengapa Tuhan
tidak datang dan hilangkan saja semua virus ini di muka bumi agar
umat-Nya tidak perlu ketakutan?”. Entah mengapa meskipun aku
dan wali kelasku tidak bertatap muka, namun wali kelasku bisa
memberikan sebuah jawaban yang bisa membuat orang yang
mendengarkan merasa sangat tenang. Wali kelasku menjelaskan
bahwa sebenarnya di balik Tuhan menciptakan sebuah musibah ada
tujuan baik di balik itu. Hanya tinggal bagaimana cara umat-Nya
melihat dan menyikapi sebuah cobaan yang ada. Setelah obrolan itu
wali kelasku mencoba untuk menenangkan aku dan teman-teman
273
kelasku. Setelah itu wali kelasku mengakhiri kegiatan itu dengan
berdoa bersama-sama berharap semua ujian yang diturunkan Tuhan
ini cepat berlalu.
Jam dinding menunjukkan pukul 15.00 WIB, di saat itu suasana
kamarku remang-remang. Aku melihat langit-langit kamarku sambil
memikirkan penjelasan wali kelasku di KGB tadi siang. Aku melihat
sesuatu di dinding kamarku yaitu lukisan gunung dan sawah yang aku
beli beberapa tahun lalu. Aku baru sadar bahwa lukisan itu amat
sangat indah dan membuat hatiku yang sedang ketakutan
memikirkan masalah Covid-19 menjadi tenang. Mungkin memang
benar, aku hanya terlalu fokus pada hal yang membuatku tidak
nyaman hingga hal seindah itu tak ku sadari. Aku mengerti sekarang,
terkadang hal yang tidak kita harapkan itu lebih indah dari yang
diharapkan. Tuhan memang punya rencana terbaik untuk kita.
Dan…
Meski digelapnya ruangan, kegelapan itu akan hilang oleh cahaya kecil.
274
Tujuh Puluh Tahun Batu Karangku
Di atas titian perjalanan bangsa
Menuju mercusuar cita-cita
yakni mencerdaskan kehidupan bangsa
Kau lahir dari ide cemerlang para pendirimu
untuk turut mengantarkan anak-anak bangsa
ke pelabuhan cita-cita luhur melalui bahtera pendidikan
bernama Petra, Sang Batu Karang.
Namamu tidak sekadar nama tetapi adalah tanda dan segalanya.
Keteguhan dan kekokohan harapan pencetusm
telah menembus rezim waktu dan arus zaman.
Batu karang adalah maknamu
yang kedalamannya perlu diselami
tidak sekadar makna secara verbal
tetapi keteguhan tindakan pelayanan
kepada Tuhan melalui sesama.
Visi dan misimu meneropong dan menggapai
keutuhan pelayanan secara holistik, inspiratif dan berprestasi
demi kemuliaan Tuhan melalui
275
transfer ilmu dengan berpedoman
"Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan"
Mengasah empati untuk berbela rasa kepada sesama serta
menajamkan keterampilan hidup.
Namamu juga terangkai sebagai akronim
yang mengamanatkan keutuhan pembelajaran melalui
Pertumbuhan fisik
Mengasah kecerdasan emosi
Mengembangkan talenta
membangun spiritualitas dan
mentransfer ilmu yang berkualitas.
Bahteramu terus berlayar di lautan pendidikan
Yang penuh dinamika dan dialektika
Langkahmu tanpa ragu akan kehilangan arah
Karena Sang Kompas sejati dan sempurna sebagai penuntunmu.
Kini, di usiamu ke-70
Kami tetap menaruh tekad padamu
Berlayarlah terus sampai ke batas impian
Dan berlabuhlah sampai ke pulau harapan
Biarlah insan-insan di dalam bahteramu
Mengalami dan mendaraskan kisah-kisah inspiratif
276
Sebagai bunga rampai buah cinta di atas titianmu
Sebagai batu karang yang kokoh.
Semoga para insan yang bernaung di bawah
Bahtera pendidikan PPPK Petra
Terus mengembangkan nilai-nilai kehidupan
Menghadirkan kerajaan Allah
Sehingga menjadi berkat dan bermakna untuk sesama
Pada gilirannya siap menerima amanat agung dari
Sang Guru sejati dan sempurna yaitu,
“Di atas batu karang ini Kudirikan jemaat-Ku.”
DIRGAHAYU PPPK PETRA KE-70
(Kemuliaan bagi Allah yang lebih besar)
Surabaya, 25 Maret 2021
Oleh : Drs. Aleksius R. Sedara
Guru SMA Kristen Petra 1 Surabaya
277