Pertanyaan Ke-5
Di dalam makalah kan terdapat 10 standar pelayanan yang baik, salah satunya responsiveness,
yaitu keinginan dan kesiapan staf dalam memberikan pelayanan. Pertanyaan nya jika dalam suatu
perusahaan besar terdapat pelayan yang seperti tidak siap untuk melayani customer, pdahal ketika
rekrutmen pelayan tersebut sudah memenuhi kriteria rensponsiveness. Bagaimana tanggapannya
dengan kasus seperti itu?
Jawban Kelompok
1. Jelaskan Visi dan Misi Perusahaan
Jelaskan kembali kepada karyawan kamu yang malas itu tentang visi dan misi perusahaan atau
bisnis kamu secara detail. Pastikan mereka mengerti dan memahami visi dan misi tersebut.
2. Bangun Kepercayaan
Rasa saling percaya akan membuat hubungan pertemanan, asmara hingga pekerjaan menjadi lebih
kuat dan solid. Jangan abaikan hal ini. Karena itu, jika kamu seorang atasan maka berikan
kepercayaan penuh kepada karyawan.
Dengan memberikan kepercayaan kepada karyawan akan menciptkan situasi kerja yang nyaman
dan tidak ada saling curiga. Bahkan, karyawan yang malas akan lebih terbuka kepada atasannya.
3. Beri Perhatian
Selain membangun kepercayaan, kamu juga wajib untuk memberikan perhatian kepada karyawan
dengan tulus juga, jangan memberikan perhatian ketika kamu sangat membutuhkan mereka saja.
Kamu bisa mendatangi meja mereka untuk bertanya bagaimana pekerjaan mereka, kondisi
keluarga dan lain-lain.
Biasanya dengan mampir ke meja karyawan, mereka akan merasa kamu punya perhatian dan
akhirnya akan terpacu untuk rajin.
4. Perlakukan Karyawan sebagai Manusia
Perlakukanlah karyawan kamu dengan cara baik. Ingat mereka itu bukan robot, mereka juga
manusia seperti kamu, yang memiliki emosi, rasa lelah, lapar dan keluarga.
295
Jadi, jangan memberikan pekerjaan atau beban melebihi kemampuan atau terlalu menekan mereka
demi mencapai target tanpa memperhatikan hak dan kemampuan karyawan.
Perlakukan semua karyawanmu sebagai manusia dan bersikaplah adil agar kondisi pekerjaan
menjadi menyenangkan dan kondusif.
5. Berikan Kesempatan Tingkatkan Karir
Berikanlah kesempatan kepada karyawan kamu untuk meningkatkan karir, dengan membuat
program pelatihan guna meningkatkan kemampuannya. Dengan cara ini, karyawanmu yang malas
bisa lebih semangat ketika diberikan pelatihan dan akan berimbas pada hasil kerjanya.
6. Sediakan Waktu Refreshing
Sebagai manusia, karyawanmu tentu saja juga akan mengalami rasa jenuh. Rasa jenuh yang sudah
terakumulasi hebat akan membuat semangat kerjanya menjadi drop.
Nah, untuk mengembalikan semangatnya, kamu selaiknya memberikan waktu bagi mereka untuk
refreshing. Caranya, bisa dengan memberikan kebebasan mereka melakukan pekerjaannya asal
tetap menjalankan tugasnya dengan baik atau buatlah gathering atau wisata bersama dengan
karyawan kamu ke suatu tempat di akhir pekan atau hari yang kamu liburkan untuk menghilangkan
penat bekerja sekaligus mendekatkan hubungan kalian.
7. Apresiasi Kinerja
Jika karyawanmu sudah melakukan kerja dengan baik atau lebih baik dari yang kamu harapkan,
apresiasi usaha mereka. Karyawan yang tidak pernah mendapat apresiasi dari atasannya akan
merasa tidak dihargai.
Jadi, sekarang mulailah memberi apresiasi yang pantas untuk karyawan kamu, terutama bagi
mereka yang berprestasi. Misalnya, dengan hal-hal sederhana saja, seperti mengatakan terima
kasih atau memberikan hadiah kecil, seperti buku atau makanan.
Oh ya, kamu juga bisa memberikan bonus, insentif atau kenaikan gaji atau tunjangan hingga
promosi jabatan.
8. Tegur dengan Cara Menyenangkan
296
Hemmm… Kalau karyawan kamu malas bekerja, jangan takut menegurnya karena jika kamu cuek
dan melakukan pembiaran maka jangan berharap karyawanmu akan berubah. Tapi ingat,
sebaiknya kamu menegur dengan hati-hati dan cara yang menyenangkan.
Misalnya kamu bisa menegurnya tidak di depan karyawan lain dan lakukan dengan cara yang
santai dan sambil bercanda atau dengan mengajaknya makan bersama.
Bila kamu menegur dengan cara yang buruk, seperti membentaknya atau di depan karyawan lain
maka akibatnya akan makin buruk. Bisa jadi, karyawanmu malah membencimu dan makin malas.
Aulia Rachmadani 191410122 (Menanggapi)
Lalu jika tetap seperti itu bagaimana? Bukan kah itu akan berpengaruh terhadap kepuasan
konsumen?
Simi Kafah 191410133(menaggapi)
Mungkin alangkah baiknya di resign agar menjaga nama baik perusahaan , karna masih banyak
orang lainnya yang ingin ikut berkontribusi dalam perusahaan
Adrian Bayu Rosandy 191410149 (Menaggapi)
Kalu menurut bayu lakukan pendekatan dengan karyawan tersebut terus tegurlah dengan cara
halus dahulu pasti karyawan itu pun akan malu jika ditegur mah
Aulia Rachmadani 191410122 (Menanggapi)
Izin bertanyaa lagii hehe, kalau misal kita diposisi sebagai konsumen terus menemukan staff yang
seperti itu tanggapan kita harus bagaimana?
Adrian Bayu Rosandy 191410148 (Menanggapi)
izin menjawab yah ul, kan konsumen pengen pelayanan terbaik dari perusahaan itu jika ada staff
perusahan yang seperti itu otomatis konsumen tidak akan membeli produk itu ul
Silmi Kafah 191410133 (Menanggapi)
Menurut silmi, kita harus nanggapin secara baik-baik ajaa, dalam artian tidak kebawa emosi, agar
tidak ada orang yang tersinggung dan tidak ada keributan, karna jika kita nanggepin dengan emosi,
maka tidak akan ada jalan keluar
297
Rustam Nawawi 191410143 (menambahkan)
Mungkin bisa langsung dilaporkan ke pihak perusahaan, biasanya perusahaan- perusahaan besar
ada staf khusus yang mengawasi kinerja setiap karyawan
298
KESIMPULAN DISKUSI
Faktor yang paling mempengaruhi loyalitas konsumen itu adalah harga dari produk itu,
karena ketika harganya murah kualitasnya bagus maka konsumen pun akan loyal kepada pedagang
itu dan sebaliknya jika harga produknya itu mahal tapi kualitasnya buruk maka konsumen pun
tidak akan membeli barang itu lagi kepada pedagang itu, maka dari itu jika kita ingin menjual suatu
produk maka kita tentukan harganya sesuai dengan kualitas barang itu.
Hambatan Pengusaha ketika ingin melakukan bauran pemasaran dari bentuk p ke c yaitu
kan pada saat bentu p itu penguhasa hanya memikirinkan internalnya bisnis saja konsumen itu
dianggap pasif oleh pebisnis sedangkan pada bentuk c itu pengusaha juga harus memikirkan
konsumen bagimana konsumen itu nyaman dengan kita bagaimana kita bisa berkomonikasi
dengan konsumen.
Upaya upaya fisik yang dimaksud di makalah itu seperti bahan baku biaya produksi kan disaat
menentukan harga dari suatu barang kita harus memperhitungkan harga bahan baku biaya produksi
agar pada saat kita menentukan harga kita tuh tidak merugi. iaya biaya yang bersifat fisik itu biaya
yang terlihat secara langsung
Ada 4 langkah dalam memperbaiki nama perusahanakui kesalahan, terima kritik dengan
baik dan jaduikan sebagai bahan pelajaran, klarifikasi apabila ada pendapat negatif terhadap
perusahaan kita dan yang terakhir adalah Rebranding, dalam memperbaikin nama perusahaan yang
tercoreng kita harus sabar
Cara mengahdapi karyawan yang tidak melaksnakan tugasnya dengan baik kepada
konsumen adalah Jelaskan Visi dan Misi Perusahaan,Bangun Kepercayaan,Beri
Perhatian,Perlakukan Karyawan sebagai Manusia,Berikan Kesempatan Tingkatkan
Karir,Sediakan Waktu Refreshing,Apresiasi Kinerja,Tegur dengan Cara Menyenangkan.
299
Quiz
MPS Diskusi 13
#Tulislah Temuan Terpenting Perubahan dari 4P ke 4C#
Jawaban
1. Temuan terpenting perubahan 4 p ke 4 c adalah Costumer value. Konsumen sekarang
mengalami perubahan. Konsumen sekarang semakin pintar, mereka meminta dilayani secara
pribadi, terlibat dalam pengembangan suatu produk, semakin sensitif dan tidak loyal pada merk
tertentu. Mereka juga semakin pintar menghitung nilai suatu produk yang sesungguhnya
demikian menurut Stan Rapp dan Thomas L. Collins.Perilaku konsumen menjadi sulit untuk
diukur layaknya seperti kupu-kupu yang hinggap di setiap tempat yang mereka mau. Terjadi
pergeseran dari marketing oriented company menjadi customer driven company.
Oleh karena itu lebih fokus terhadap kepuasan konsumen sehingga munculah yang namanya 4C
300
Quote
“Satu kata yg terpenting adalah "change!"; Dua kata terindah di hati manusia,
Terima Kasih.; Tiga Kata yg menghimpit di hati, Aku Sulit Berubah.; Empat kata
yg membunuh, aku TIDAK BISA berubah; Lima kata yg memanggil; Kalau Bukan
Aku Lalu Siapa?”
Dr.H.Syaeful Bahri
301
DAFTAR PUSTAKA
Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pekalongan, Ekonomi Syariah (konsep, praktek
&penguatan kelembagaan), Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009.
Ahmad Miftah, “mengenal marketing dan marketers syariah”, islamiconomic, vol 6 no 2, 2015
Dhika Amalia Kurniawan dan Muhammad Zaenal Abidin, Pengantar Pemasaran Islam, (Jawa
Timur: Lembaga Penerbitan Universitas Darussalam Gontor, 2018), hal 70
H.Fauzan, M,Si, Manajemen Pemasaran Syariah Sebuah Pengantar, (Yogyakarta: CV
BILDUNG NUSANTARA, 2019 )
Hesunida, “Perbedaan Pemasaran Syariah dan Konvensional“
(http://hes.unida.gontor.ac.id/perbedaan-pemasaran-syariah-dan-konvensional/,
Diakses pada 9 September 2021, 1:43)
Choirul Fuad Yusuf "Etika Bisnis Islam: Sebuah Perspektif Lingkungan Global", Ulumul
Qur'an. No. 3, Voli. VllI, Tahun 1997.
Muslich, Etika Bisnis Pendekatan Substantif dan Fungsional, (Yogyakarta: Ekonomia Kampus
Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta, 1998.
Pagut Lubis, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama,2012)
Asnawi, nur dkk, Pemasara syariah teori, filosofi dan isu-isu kontemporer, Depok:Rajawali per,
2017
Haryantini, S,Pd, M.M. Agra Sadya S.E, M.M. Sistem Informasi Pemasaran, UNPAM PRESS,
28 Nov 2019, tangerang Selatan Sistem informasi pemasaran, 10 Jan 2015
Maisarah Leli, Strategi Pemasaran Dalam Perspektif Islam, STAI-YAPTIP Pasaman Barat,
Juranal At-Tasyri’iy, Vol 2, No 1,2019
Tjiptono, Fandy, 2008. Strategi Pemasaran, Yogyakarta : ANDI.
Assauri, Sofyan, 2007. Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep, dan Strategi, Jakarta :
PT Grafindo Persada.
Alma, Buchari, 2004. Manajemen Pemasaran dan pemasaran Islam, Bandung : Alfabeta.
Cannon, Joseph p., William D. Perreault Jr. dan E. Jerome McCharthy, 2008, Pemasaran Dasar
: Pendekatan Manajerial global, Jakarta : Salemba Empat.
302
Kotler, Philip, dan Gary Amstrong, 2008. Prinsip-Prinsip pemasaran, Jakarta : Erlangga.
Nurhadi, Manajemen Strategi Pemasaran Bauran (Marketing Mix) Perspektif Syariah, Human
Falah, vol 6 No 2, 2019.
Sumantika, Ahsan dan Faizal Ardianto. Analisis Faktor-faktor Bauran Pemasaran yang
Mempengaruhi Keputusan Pelaku Usaha UMKM dalam Pemilihan Pengajuan Kredit
Pada Bankdi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal Manajemen, Vol 7 No 2, 2017.
Benyamin, Arie Putra. Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix Strategy) Di Pasarkita
Pamulang, Jurnal Pemasaran Kompotitif, Vol. 2 No. 3, 2019.
Mohamad, Roni. Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Dalam Perspektif Syariah,
Mutawazin, Vol. 2 No. 1, 2021.
Rahayu Triastity, MARKETING PLAN SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN STRATEGI
PEMASARAN PERUSAHAAN JANGKA PANJANG, Fakultas Ekonomi Universitas Slamet
Riyadi Surakarta
Winarso, W. (2017). Analisis Strategi Marketing Dalam Memilih Mengidentifikasi Dan
Memilih Pasar Sasaran Perusahaan. Fakultas Ekonomi (FE), Universitas Bhayangkara
Jaya
Yuliana, R. (2013). Analisi strategi pemasaran pada produk sepeda motor matik berupa
segmentasi, targeting, dan positioning serta pengaruhnya terhadap keputusan
pembelian konsumen semarang. Jurnal STEI Semarang. Vol 05, No 02.
Agustini, N. (2003). Segmentasi pasar, penentuan target dan penentuan posisi. Jurnal-
ekonomi-manajemen-akuntansi. Vol 01, No 02
Rahayu, B. “Manajemen Pemasaran”. Fakultas Peternakan Universitas Udayana
Fauzi, Ahmad. 2021. Analisa Pasar Bisnis dan 10 Perbedaan Pasar Bisnis dan Pasar
Konsumen, Rajamanajemen.
303