The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Pengembangan Bahan Ajar PAI

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by hancurngeringeri, 2022-12-06 08:31:04

Muhammad Arung

Pengembangan Bahan Ajar PAI

MAKALAH
PENGEMBANGAN DALAM JENIS DAN PERAN BAHAN AJAR

Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar PAI I

Dosen Pengampu: Dr. Agus Setiawan, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Kelompok I

Indah Khairunnisa : 2011101016
2011101006
Fara Anggita : 2011101018
2011101021
Putri Helmaliyani Sari :

Muhammad Arung :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS (UINSI)

SAMARINDA
TAHUN AJARAN 2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sebab karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah pengembangan bahan
ajar PAI I ini dengan sebaik mungkin. Sholawat dan salam dari kami semoga tetap
tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun
hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
dosen pengampu yang dibina oleh Bapak Dr. Agus Setiawan, M.Pd.I dalam mata kuliah
Pengembangan Bahan Ajar PAI I.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari dosen yang
bersangkutan agar memenuhi silabus yang telah ditetapkan dan dalam mengisi makalah
ini dapat membantu para pembaca dalam memahami bagaimana suatu sistem tersebut,
maka makalah ini berjudul Pengembangan Dalam Jenis Dan Peran Bahan Ajar.
Dalam makalah ini kami bahas mengenai penalaran dilengkapi dengan
rinciannya. Kami sebagai penulis atau mahasiswa mengetahui betul masih banyak
terdapat kesalahan dalam penulisan serta penyusunan makalah ini. Kami meminta maaf
dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang membaca
guna kemajuan dan kebaikan makalah ini kedepannya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah dalam rangka menyelesaikan tugas
pada semester V UINSI SAMARINDA mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar PAI I
yang diberikan oleh dosen mata kuliah tersebut.

Samarinda, 02 September 2022

Kelompok I

ii

DAFTAR ISI

COVER
Kata Pengantar........................................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 3
PEMBAHASAN
A. Pengertian dalam Bahan Ajar ..................................................................... 4
B. Jenis-jenis dalam Bahan Ajar ..................................................................... 5
C. Peran Bahan Ajar dalam Pembelajaran ...................................................... 9
PENUTUP
Kesimpulan........................................................................................................... 12
Saran ..................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka....................................................................................................... 14

iii

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan saat ini telah berevolusi dengan sangat cepat dan terstruktur
secara alamiah. Para pendidik telah menggerakkan seluruh elemen dalam studi
untuk dapat memberikan pengaruh yang signifikan, akan tetapi problematika
pendidikan memiliki hal yang perlu diselesaikan cukup kompleks. Pendidikan
sedikit terkontaminasi dengan pengaruh eksternal yang menghasilkan untuk
yang terdidik mengalami masa-masa kesulitan yang luar biasa, berbagai
ancaman yang dapat membentuk pola pemikiran yang cukup realistis. Sehingga,
mereka yang terdidik ingin mengalami kebebasan dalam pembelajaran dengan
tidak didominasi oleh orang yang lebih tua atau menghindari otoritas. Tetapi,
kebebasan dalam pendidikan berakhir pada kebingungan dan berakhir dengan
para peserta didik terjebak antara keinginannya sendiri akan kebebasan yang
dilakukan dan ada pola tuntutan masyarakat untuk menjadi lebih bermanfaat
untuk lingkungan sekitar. Kebebasan yang dipahami dalam pendidikan memiliki
makna tertentu, bahwa tidak mudah berproses dengan sendirinya baik dari
pemahaman, akal, atau lingkungan baru.

Konsep siswa dalam meningkatkan proses pembelajaran perlu
melakukan beberapa upaya, yang dimana tidak hanya fokus pada pengembangan
siswa maupun guru. Akan tetapi, semua aspek yang membentuk konsep
pembelajaran adalah dengan penggunaan bahan ajar. Hal ini pengembangan
bahan ajar secara sendiri oleh guru guru dilakukan dengan inovatif. Dalam
bahan ajar memerlukan kurikulum pembelajaran yang dimana sebagai kerangka
utama, sehingga bahan ajar yang digunakan sangat memiliki beragam jenis dari
bahan ajar cetak maupun non cetak. Akan tetapi, pengembangan bahan ajar
tersebut untuk pendidikan guru saat di sekolah dalam proses pelaksanaannya
sangat membutuhkan suatu uji kelayakan dengan mengukur lebih lanjut dari
jenis validitas paling umum, dengan menggunakan media atau alat pada tahap
pengembangan tersebut. Dalam kualitas bahan ajar dalam pembelajaran dapat
diuji dalam format bahan ajar yaitu struktur pada ukuran, sampul, dan ilustrasi.

1

Sehingga, isi bahan ajar yang memiliki materi dengan penyesuaian kemampuan
kognitif peserta didik, maka konsep-konsep pembelajaran akan menjadikan
suatu integritas dari bidang tersebut menjadi lebih menarik dan dapat
disesuaikan pada model yang telah disajikan.

Oleh karena itu, pendidikan menempatkan sekolah sebagai hierarki
tertinggi dalam memecahkan masalah dalam dunia masyarakat. Sehingga, peran
guru dan peserta didik dapat menjalin komunikasi atau diskusi baik satu sama
lain yang ramah, penuh kasih sayang dan memiliki kualitas dalam menjaga nilai-
nilai penting tentang batas dan melampauinya. Maka, diperlukan bahan ajar
dengan memiliki esensi tersebut. Hal ini karena, belajar tidak hanya tentang
karena sesuatu tetapi lebih kepada kualitas pikiran terhadap yang mau belajar.
Bahan ajar harus mengandung unsur yang dimana tidak hanya karena tuntutan
dari pembelajaran itu sendiri, tetapi oleh karena kolaborasi dari rasa
keingintahuan dan juga hubungan dengan dunia. Pengembangan dalam bahan
ajar perlu dilakukan dengan pola tertentu untuk menciptakan suatu konektivitas
pada berbagai bidang yang dapat membantu peserta didik menemukan belajar
dan keterampilan yang menguasai pikiran dan bakat alami dalam
kepribadiannya. Bahan ajar memiliki pengertian yang luas, dan membentuk
jenis-jenis yang berbeda, serta memberikan peran yang sangat penting dalam
hubungan antara guru dan peserta didik untuk menyiapkan bahan pembelajaran
yang kompleksitas dan menarik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut kita dapat mengetahui rumusan masalah

sebagai berikut:
1. Jelaskan pengertian tentang bahan ajar?
2. Bagaimana jenis-jenis dalam bahan ajar?
3. Bagaimana peran bahan ajar dalam suatu pembelajaran?

2

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tujuan penulisan berdasarkan rumusan masalah diatas

dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dalam pengertian tentang bahan ajar.
2. Untuk mengetahui tentang jenis-jenis dalam bahan ajar.
3. Untuk mengetahui tentang peran bahan ajar dalam suatu pembelajaran.

3

PEMBAHASAN

A. Pengertian dalam Bahan Ajar

Bahan ajar adalah suatu perangkat materi/substansi pembelajaran (teaching
material) yang telah tersusun secara sistematis, dalam menginterpretasikan
keutuhan dari kompetensi yang akan dikuasai oleh siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Pada dasarnya berisi tentang pengetahuan, nilai, karakter dan
keterampilan yang sesuai nilai atau kaidah dalam mencapai tujuan pembelajaran. 1
Menurut pendapat Irawati & Elmubarok, mengenai bahan ajar yang dikelola
dengan menentukan pencapaian pada setiap bagian kompetensi dasar akan
memenuhi kriteria baik untuk melahirkan proses pembelajaran yang efektif bagi
peserta didik.2

Menurut pendapat Gustiawati, Arief, & Zikri, bahwa bahan pembelajaran adalah
suatu alat yang dapat digunakan dengan ranah kepada penyaluran materi pelajaran
untuk disampaikan kepada peserta didik untuk menyesuaikan tujuan yang harus
dicapai khususnya dalam kurikulum.3
National center for vocational education research Ltd/National Center for
Competency based training, “panduan pengembangan bahan ajar (direktorat
pembinaan sekolah menengah atas, 2008)”, Bahan ajar telah membentuk suatu
kegiatan belajar dalam membantu guru atau instruktur dalam proses penyampaian
di ruangan kelas. Bahan ajar dimaksud seperti bahan tertulis maupun tidak tertulis
menunjang proses melaksanakan aktivitas belajar yang komprehensif. 4
Dalam menempuh pengembangan bahan ajar, menurut Abdullah, L. H. :2013 dalam
meminimalisir kesulitan yang akan dialami peserta didik maka standar proses
pendidikan mengisyaratkan konotasi yang menekankan pada kaidah-kaidah

1 Sholeh M dan Sutanta E, “Pendampingan Pengembangan Bahan Ajar dengan Videoscribe pada Guru
Smk Tembarak”, dalam Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat edisi no. 1, Vol. 2, 2019
2 Widia Yati dan Risda Amini, “Pengembangan Bahan Ajar Dengan Pendekatan Cooperative Learning
Tipe Turnamen Di Sekolah Dasar”, dalam Jurnal Basicedu edisi no. 1, Vol. 4, 2020

3 Gema Wahyudi, Syahrul R dan Darnis Arief, “ pengembangan bahan ajar tematik berbasis model
picture and picture di sekolah dasar”, dalam Jurnal Basicedu edisi no. 2, Vol. 5, 2021
4 Amri et al., 2010, dalam Darwanto dan Venty Meilasari, “Bahan Ajar Digital Sebagai Alternatif
Pembelajaran Jarak Jauh Dan Mandiri (Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Teori Graf)”, dalam
Jurnal Basicedu edisi no. 1, Vol. 6, 2022, hal, 1055-1063

4

pendekatan atau model seperti saintifik pada bidang tertentu dengan Permendikbud
No 65 Tahun 2013. 5

Pengembangan bahan ajar penting untuk mendedikasi para peserta didik melalui
proses awal sampai dengan akhir dalam mengenali dan mengembangkan
kemampuan yang dapat dilalui dengan bahan ajar. Peserta didik dapat melakukan
kegiatan pembelajaran dengan instruksi kelas yang sesuai bahan ajar guna
menempuh korelasi dengan para guru di setiap bidang pembelajaran. Bahan ajar
memberikan proses interaksi yang kuat antara guru dan peserta didik, sehingga
menciptakan ruang baru dalam menggali dan mendalami sistem-sistem yang akan
terbentuk. Selain itu, bahan ajar dapat mendorong pengalaman dan paradigma atas
pendidikan. Pendekatan dalam bahan ajar dilalui dengan berbagai sistem evaluasi
yang awalnya berpacu pada penguasaan bahan pelajaran dan akan mengalami evousi
atau perubahan yang berpacu pada penguasaan kemampuan. Bahan ajar dapat
berbasis secara tersusun dan sistematis untuk mendukung terlaksananya suatu
pembelajaran yang efektif. Bahan ajar tidak hanya sebagai materi tetapi harus
memperhatikan mutu dan kualitas, serta representatif untuk membangkitkan minat
dan motivasi belajar peserta didik. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
dapat digunakan dalam membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses
pembelajaran.

B. Jenis-jenis Bahan Ajar

Dalam menunjang proses pembelajaran terdapat beberapa jenis bahan ajar.
Peserta didik dapat menyesuaikan bahan ajar untuk dapat dianalisis dan
diaplikasikan pada pembelajaran. Bahan ajar dapat dibedakan atas berbagai kategori
tergantung dari sudut pandang kita. Bahan ajar disesuaikan pada standar kompetensi
guru, yang dimana standar yang ditetapkan menurut pendapat dari ahli Arikunto,
1988: 98 bahwa standar yang dimaksud pada suatu aspek atau kriteria yang telah
dikembangkan dan ditetapkan berdasarkan ketetapan sumber, prosedur dan

5 Abdullah, L. H. : 2013., dalam Putra R dan Pamungkas A, “ Pengembangan Bahan Ajar Gamifikasi
Matematika Siswa MTs”, dalam Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika Edisi no. 1, Vol, 12,
2019. Hal 183-184

5

manajemen yang efektif.6 Dari aspek pendekatan bahan ajar terdapat jenis-jenis
berikut.
1. Bahan ajar untuk pembelajaran mandiri,

Peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar sendiri (self learning) tanpa
kehadiran pendidik atau guru. Pendidik bertindak sebagai fasilitator yang
bertugas merancang kegiatan pembelajaran, menyiapkan bahan ajar,
memberikan tugas khusus pada peserta didik, dan dapat melakukan konsultasi
kepada guru jika materi belum dapat dipahami. Dalam pendekatan pembelajaran
ini , jenis bahan ajar yang diperlukan atau yang perlu dikembangkan dan
disiapkan pendidik antara lain modul, materi presentasi bersuara (dengan
program Camtasia) , film , program audio , slide , dan sebagainya.
2. Bahan ajar untuk sistem tatap muka
Dalam jenis bahan ajar juga mementingkan aspek sistem tatap muka , pendidik
dan peserta didik melakukan interaksi belajar mengajar pada internal atau
eksternal jika berada dalam lingkungan sekolah. Untuk mendukung kegiatan
menjadi lebih efektif, dan beragam dalam kompleksitas pengetahuan peserta
didik dalam bahan ajar tersebut. Bahan ajar ini dapat berupa bahan kompilasi,
handout, atau dalam bentuk lembar kerja peserta didik (LKPD).
3. Bahan ajar untuk sistem pembelajaran kombinasi
Dalam jenis bahan ajar ini, memiliki pola atau sistem kombinasi yang dimaksud
adalah kombinasi antara pembelajaran mandiri dan pembelajaran tatap muka .
Bahan ajar yang diperlukan untuk sistem pembelajaran kombinasi dapat
berbentuk buku ajar, modul, bahan kompilasi, materi presentasi dalam bentuk
powerpoint atau adobe flash, dan sebagainya.
Selain itu, pengelompokan bahan ajar dapat ditinjau dari aspek teknologi.
1. Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang pendidik untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik . Menurut Kamus Oxford halaman 389 ,
handout is prepared statement given . Handout adalah pernyataan yang telah
disiapkan oleh pembicara . Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur
yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan (atau dengan kompetensi

6 Setiadi Cahyono dan Ahmad Mursyidin, Perencanaan Pembelajaran, (Malang: Ahlimedia Press, 2021),
h. 2

6

dasar) dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Saat ini handout
dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara download dari
internet, atau menyalur kan dari sebuah buku.
2. Buku adalah bahan ajar tertulis yang telah menyajikan ilmu pengetahuan atau
pedagogi dari buah pikiran oleh pengarangnya . Dibentuk dari hasil olah
pemikiran pengarangnya, isi buku didapat dari berbagai cara, seperti hasil
penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, autobiografi, atau hasil
dari imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi. Buku yang telah
dikategorikan baik adalah buku dengan pengolahan bahasa mudah dipahami,
disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan -
keterangannya , isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide
penulisannya . Buku pelajaran biasanya tentang ilmu pengetahuan yang dapat
digunakan oleh peserta didik untuk menunjang proses belajar yang tersusun,
buku fiksi akan berisi tentang pikiran-pikiran fiksi si penulis, dan seterusnya.
3. Modul adalah buku yang ditulis dengan tujuan kepada peserta didik untuk
melakukan pendahuluan dalam pembelajaran, dapat dengan mudah
menggunakannya. Pembelajaran dengan modul membantu peserta didik yang
memiliki kecepatan tinggi dapat menyelesaikannya dan memenuhi standar
ketercapaian dalam KD, menggunakan bahasa yang baik , menarik , dilengkapi
dengan berbagai ilustrasi.
4. Lembar Kegiatan Peserta Didik
Lembar kegiatan peserta didik (student worksheet) adalah berbagai lembaran
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik . Lembar tersebut biasanya
berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang
diberikan dengan menyesuaikan kompetensi dasar yang akan dicapainya .
Lembar kegiatan dapat digunakan untuk semua bidang mata pembelajaran.
Tugas yang diberikan pada lembar kegiatan tersebut harus dilengkapi dengan
buku yang mengandung unsur dari materinya dan pendidik juga memiliki
kemudahan untuk bekerja sama dengan pemikiran peserta didik. Bagi peserta
didik, lembar kegiatan telah berkolaborasi dengan tugas mandiri atau kelompok.

7

5. Brosur
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996,
brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun
secara bersistem atau cetakan yang hanya berisi beberapa halaman dan dilipat
tanpa dijilid atau bentuk selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi
lengkap tentang perusahaan atau organisasi. Dengan demikian, maka brosur juga
dapat cocok sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari KD yang
harus dikuasai penuh oleh peserta didik. Dan juga karena bentuknya yang
menarik dan praktis. Sehingga, dalam penyusunan hanya dapat satu KD saja.
Ilustrasi dalam sebuah brosur akan menambah menarik minat peserta didik
untuk menggunakannya sebagai bahan pembelajaran.

6. Leaflet
A separate sheet of printed matter , often folded but not stitched (Webster's New
World , 1996) . Leaflet adalah bahan cetak tertulis dengan bentuk lembaran yang
dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar dilihat dapat meningkatkan
ketertarikan, leaflet didesain secara tersusun dilengkapi dengan ilustrasi dan
menggunakan bahasa yang sederhana, singkat, padat dan lebih mudah dipahami.
Dan juga sebagai bahan ajar yang dapat menampung penguasaan satu atau lebih
pada KD.

7. Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, umumnya berupa bagan siklus/proses atau grafik
yang bermakna dengan menunjukkan posisi tertentu. Untuk meningkatan
ketertarikan pada wallchart, maka bentuk desain dengan pengolahan warna dan
proporsi yang seimbang dan baik bagi pembaca. Wallchart digunakan sebagai
alat bantu dalam bahan ajar, sehingga penyesuaian kriteria atas bahan ajar dan
berkesinambungan dengan KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh
peserta didik dan juga diajarkan petunjuk penggunaannya. Sebagai contoh
wallchart tentang siklus makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan
lingkungannya dalam kesesuaian bahan ajar.

8

8. Foto/Gambar
Foto/gambar telah memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan bentuk
tulisan. Foto/gambar sebagai bahan ajar yang utama diperlukan pada satu
rancangan yang sangat baik, agar setelah selesai melihat sebuah atau
serangkaian foto/gambar peserta didik diharapkan dapat melakukan sesuatu yang
pada akhirnya terhubung menguasai satu atau lebih dari KD .7

Dari proses pengenalan jenis-jenis bahan ajar yang telah terangkum
diatas, adapun bahan ajar cetak dan bahan ajar non-cetak. Hal ini terletak hanya
pada perbedaan bentuk bahan yang membantu guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan tertuang pada teknologi. 8

Selain itu, jenis bahan ajar dengan penyesuaian ristekdikti untuk menarik
minat dan antusias dalam sistem sekolah agar dapat membaca dengan seksama
pada bahan ajar tersebut, dapat terbagi 4 jenis buku ajar dengan standart
Ristekdikti yaitu: buku ajar, buku referensi, buku diktat, dan modul. 9

C. Peran Bahan Ajar dalam Pembelajaran

Dalam melaksanakan peran bahan ajar dalam pembelajaran, menurut ahli
Manizar, 2015 ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada khususnya
mengembangkan bahan ajar yang memiliki peran utama yaitu seorang tenaga
pengajar, maka diperlukan memiliki kemampuan dan keterampilan yang
teraktualisasi ke dalam tema melalui adanya bahan ajar tersebut.10
Jurnal waidi w
Menurut ahli Dunkin dan Biddle (1974:38), dalam melakukan peran bahan ajar
dalam pembelajaran juga terkait dengan pengelolaan pembelajaran bahwa

7 Ratumanan dan Imas Rosmiati, PERENCANAAN PEMBELAJARAN, (Depok: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2019) hal. 85
8 Nurul Huda Panggabean dan Amir Danis, Desain Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Sains, ( Medan:
Yayasan Kita Menulis, 2020) hal. 10-11
9 Sugiarni, BAHAN AJAR, MEDIA DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN, (Tangerang Selatan: Pascal
Books, 2021), hal. 3.
10 Waidi W, “PERAN PROFESIONALITAS GURU DALAM PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
BIDANG STUDI AL QURAN HADITS DI MADRASAH ALIYAH”, dalam Jurnal Pendidikan
Indonesia edisi no. 9, Vol. 2, 2021. Hal 1618

9

adanya suatu proses penyelenggaraan melalui interaksi peserta didik, pendidik,
dan sumber belajar pada ruang lingkup pembelajaran. 11 sehingga, adapun atas
peran bahan ajar tersebut dapat disesuaikan dengan ruang lingkupnya yaitu:

1. Peran Bagi Guru
a. Menghemat waktu guru dalam proses pembelajaran atau proses mengajar
Dalam proses menghemat waktu pembelajaran menjadi lebih efektif dan
efisien sehingga dapat memudahkan guru dalam mentransfer ilmu
kepada peserta didik. Pada kasus di sekolah, peserta didik atau guru bisa
saja memberikan instruksi agar terlebih dahulu mengawali dan
memahami materi yang telah guru berikan dan kemudian datang ke kelas
untuk mempersilahkan para peserta didik untuk interaksi aktif dalam
pertanyaan dan jawaban terhadap materi yang masih belum dipahami.
b. Mengubah peran guru dari pengajar menjadi fasilitator
Sehubungan dengan adanya bahan ajar, berdasarkan para guru umumnya
di sekolah menjadi pusat utama dalam melakukan peran pembelajaran.
Tetapi, hal ini dapat dirubah dengan peran guru tidak hanya sebagai
pengajar tetapi juga fasilitator dengan menggunakan berbagai aspek
metode pembelajaran. Seperti halnya, dengan melakukan diskusi
bersama mengenai pembelajaran yang mengarah pada pemecahan
permasalahan. Guru dapat menjadi fasilitator untuk dapat membantu
peserta didik dalam menemukan jawaban dengan proses yang menarik
dan luas dalam proses pembelajaran tersebut.
c. Meningkatkan proses pembelajaran lebih efektif dan interaktif12
Bahan ajar menciptakan proses pembelajaran lebih efektif menciptakan
fungsi sebagai fasilitator yang membimbing peserta didik untuk suatu
topik pembelajaran. Metode pembelajaran disini tidak hanya satu arah
tetapi bersifat interaktif dengan aneka metode yang digunakan guru,
seperti metode diskusi, simulasi, role playing dan lainnya. Dan berjalan
lebih efektif karena guru mempunyai waktu leluasa untuk interaksi aktif

11 Marlina eliyanti, “PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR”,
dalam Pedagogi Jurnal Penelitian Pendidikan edisi no. 2, Vol. 3, 2016. Hal 207.
12 Nana, Pengembangan Bahan Ajar, (Jawa Tengah: Lakeisha, 2019), hal 4-6.

10

kepada peserta didik, misalnya diskusi, tanya jawab, praktikum di
lapangan atau pengamatan. Hal ini mudah untuk dapat menjadi
rangsangan aktif dalam proses pembelajaran, tidak hanya sebagai
pendengar tetapi ikut berpatisipasi lebih dalam.
2. Peran Bagi Peserta Didik
a. Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada guru atau teman
Bahan ajar yang telah dirancang dan ditulis dengan penyesuaian yang
terstruktur sejalan dengan jadwal pelajaran dalam satu semester.
Sehingga, memberikan kebebasan peserta didik untuk belajar terlebih
dahulu secara mandiri di manapun menggunakan bahan ajar yang
diberikan, dan membentuk peserta didik mengetahui konsep-konsep dari
inti bahkan lebih siap dalam mengikuti kegiatan pelajaran. Selain itu,
bahan ajar yang telah dipelajari peserta didik, mereka dapat
membayangkan untuk tugas yang akan diberikan guru setelah pelajaran
usai.
b. Peserta didik dapat belajar kapan saja dan di mana saja
Bahan ajar memberikan kesempatan lebih terbuka terhadap peserta didik,
karena mereka tidak hanya dapat belajar di dalam kelas saja. Tanpa
bahan ajar, semua akademik peserta didik akan sangat tergantung pada
guru. Bahan ajar menjadi langkah-langkah positif untuk dapat dijadikan
bahan bacaan, bahan belajar atau kegiatan formal sekolah.
c. Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatannya sendiri
Kepribadian peserta didik sangat menentukan bagaimana proses dalam
mempelajari suatu bidang pelajaran, sehingga peserta didik
menggunakan bahan ajar dengan mudah mengenal cara dan kecakapan
dalam belajar. Adapun seorang anak murid yang lambat dalam mencerna
proses pembelajaran dapat menggunakan bahan ajar di rumah secara
sendiri, dan bisa menanyakan kembali kepada guru untuk tingkat
kepamahaman yang lebih baik atas pembelajaran yang merasa masih
menemukan kesulitan. Bahan ajar sangat membantu dalam peran ini.

11

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, bahwa dalam pengertian bahan
ajar memiliki ranah yang cukup kompleks. Bahan ajar adalah suatu media dan
pengenalan metode dengan pembelajaran yang kompleks dalam artian untuk
menumbuhkan proses dan peningkatan efektivitas pembelajaran yang bermutu.
Bahan ajar memberikan proses interaksi yang kuat antara guru dan peserta didik,
sehingga menciptakan ruang baru dalam menggali dan mendalami sistem-sistem
yang akan terbentuk. Bahan ajar telah membantu banyak pembelajaran lebih
efisiensi dan memiliki latar belakang yang sangat menunjang pada
pengembangannya, terutama pada penguasaan materi dan langkah-langkah yang
berjalan sesuai prosedurnya.

Dengan mengetahui bahan ajar maka hal utama yang melahirkan
berbagai aspek tersebut terbagi ke dalam jenis-jenis bahan ajar, bahwa dari
aspek cetak, non cetak, atau bahkan pada basis teknologi semua sangat berperan
penting pada kecakapan porsi dalam bahan ajar. Akan tetapi, pada jenis bahan
ajar tersebut juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang sangat perlu
diperhatikan pada setiap tenaga pendidik atau peserta didik. Maka, hal ini
mampu berkorelasi pada peran bahan ajar dalam pembelajaran. Peran bahan ajar
telah terbagi kepada setiap elemen di dalamnya, maka yang terlihat sangat
berpengaruh adalah peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan
sumber daya manusia yang terlibat dalam bagian-bagian proses pendidikan.
Peran tersebut sangat besar mengarah kepada guru sebagai faktor penentu tinggi
atau rendahnya mutu hasil pendidikan bahwa banyak unsur yang harus
manusiawi dengan tidak dicampur adukkan dengan unsur lain. Dari hal tersebut,
kita dapat menarik garis besar pada bahan ajar bahwa kesiapan dan pengenalan
lebih dalam mengenai perkembangan atau dedikasi di dalamnya tidak hanya
kepada guru tetapi peserta didik, orang tua, lingkungan masyarakat sosial.
Cenderung, perhatian bahan ajar akan lebih memiliki ranah yang lebih kompleks
terhadap suatu pembelajaran saat ini.

12

B. Saran
Untuk mempelajari suatu bidang ilmu dalam pengembangan bahan ajar

PAI I diperlukan suatu penguasaan dan pemahaman yang mendalam dengan
lingkup universal, sehingga menyangkut teori-teori yang telah tertera pada
penulisan tersebut dapat direfleksikan kembali oleh pembaca. Kami sebagai
kelompok yang menangani pada proses pembuatan bahan materi ini
mengupayakan yang terbaik untuk kelanjutannya.

13

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Sugiarni. Bahan Ajar, Media Dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Pascal Books,
2022.

Nana. Pengembangan Bahan Ajar. Jawa Tengah: Lakeisha, 2019.

Setiadi, Ahmad. Perencanaan Pembelajaran. Malang: Ahlimedia Press, 2021.

Ratumanan, Imas. PERENCANAAN PEMBELAJARAN. Depok: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2019.

Nurul, Amir. Desain Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Sains. Medan:Yayasan Kita
Menulis, 2020

Modul

Sadjati Malati, Ida. 200. Hakikat Bahan Ajar. Modul.

Jurnal
Sholeh, Sutanta. “Pendampingan Pengembangan Bahan Ajar dengan Videoscribe pada

Guru Smk Tembarak”, dalam Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat edisi
no. 1, Vol. 2, 2019
Widia, Amini. “Pengembangan Bahan Ajar Dengan Pendekatan Cooperative Learning
Tipe Turnamen Di Sekolah Dasar”, dalam Jurnal Basicedu edisi no. 1, Vol.
4, 2020
Gema, Syahrul dan Darnis. “ Pengembangan Bahan Ajar Tematik Berbasis Model
Picture And Picture Di Sekolah Dasar”, dalam Jurnal Basicedu edisi no. 2,
Vol. 5, 2021
Amri, 2010, dalam Darwanto dan Venty Meilasari, “Bahan Ajar Digital Sebagai
Alternatif Pembelajaran Jarak Jauh Dan Mandiri (Pengembangan Bahan
Ajar Mata Kuliah Teori Graf)”, dalam Jurnal Basicedu edisi no. 1, Vol. 6,
2022.
Abdullah, L. H. : 2013., dalam Putra R dan Pamungkas A, “ Pengembangan Bahan Ajar
Gamifikasi Matematika Siswa MTs”, dalam Jurnal Penelitian dan
Pembelajaran Matematika edisi no. 1, Vol, 12, 2019.

14

Waidi. “PERAN PROFESIONALITAS GURU DALAM PENGEMBANGAN BAHAN
AJAR BIDANG STUDI AL QURAN HADITS DI MADRASAH
ALIYAH”, dalam Jurnal Pendidikan Indonesia edisi no. 9, Vol. 2, 2021.

Marlina eliyanti, “PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN
BAHAN AJAR”, dalam Pedagogi Jurnal Penelitian Pendidikan edisi no. 2,
Vol. 3, 2016.

15

MAKALAH
Analisis Kriteria dan Pemilihan Bahan Ajar yang Bermutu
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar PAI I

Dosen Pengampu: Dr. Agus Setiawan, M. Pd. I

Disusun oleh :

Shinta Adelia Fitriani 2011101002
Aisyah Salsabila 2011101004
Rahmat Rizky Nur Ramadhan 2011101017
Risna J 2011101022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS

SAMARINDA
2022/2023

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ..............................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2

PEMBAHASAN .................................................................................................1
A. Pengertian Bahan Ajar..........................................................................1
B. Fungsi Bahan Ajar................................................................................1
C. Kriteria Bahan Ajar ..............................................................................2
D. Prosedur Pemilihan dan Penyusunan Bahan Ajar ................................5
E. Penerapan Pemilihan Bahan Ajar.............................................................6

PENUTUP...........................................................................................................8
A. Kesimpulan...........................................................................................8
D. Saran .....................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................9

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Zakiman, penggunaan bahan ajar dalam proses

pembelajaran menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh untuk
menentukan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan
ditentukan mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. 1
Pembelajaran bermutu adalah pembelajaran yang mampu mengembangkan
potensi siswa dalam menguasai pembelajaran serta mengembangkan
makna pembelajaran dalam mengimplementasikannya. 2

Media pembelajaran marupakan salah satu hal yang paling
berpengaruh dalam menentukan kesuksesan kegiatan belajar mengajar di
kelas. Di antara fungsi media pembelajaran yang inovatif adalah
menstimulus ketertarikan siswa dalam belajar, media atau bahan ajar yang
inovatif dapat menjadi sarana peningkatan motivasi belajar siswa serta
media komunikasi yang menghubungkan antara guru dan siswa serta.
Media pembelajaran juga berfungsi sebagai bentuk informasi yang
berisikan penjelasan dari guru untuk siswa. Maka dari itu, pembuatan
bahan ajar yang baik dan bermutu sangat diperlukan untuk memotivasi
siswa dalam pembelajaran.3

Perumusan bahan ajar untuk pembelajaran kognitif yang mengacu
pada kemampuan dan pemahaman peserta didik, maka perlu dilakukan
pemilihan teori bahan ajar yang sistematis dan terperinci. Sedangkan
konsep bahan ajar untuk pembelajaran psikomotorik yang meliputi
pengembangan keterampilan peserta didik harus memuat berbagai

1 Eliyarti Eliyarti, Chichi Rahayu, dan Zakirman Zakirman, “PENERAPAN BAHAN AJAR
FISIKA DENGAN VARIASI BENTUK TUGAS BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MAHASISWA TEKNIK,” Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha 10, no. 2 (28
November 2020): 82, https://doi.org/10.23887/jjpf.v10i2.29910.
2 Hayatun Nupus, Agus Triyogo, dan Andri Valen, “Pengembangan Bahan Ajar Buku Pendamping
Tematik Terpadu Berbasis Kontekstual pada Siswa Sekolah Dasar,” Jurnal Basicedu 5, no. 5 (17
Agustus 2021): 3279–89, https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.1311.
3 S. Resmini dan I. Satriani, “Pelatihan Penggunaan Canva sebagai Media Pembuatan Bahan Ajar
dalam Pembelajaran Bahasa Inggris,” Abdimas Siliwabgi, 2, 4 (2021): 337.

1

kegiatan-kegiatan keterampilan yang bervariatif seperti kegiatan melukis,
seni tari, dan lain sebagainya. Pengembangan bahan ajar memerlukan
bekal pemahaman yang komprehensif atas kurikulum yang sudah
ditentukan untuk menunjang kegiatan pembelajaran dan prinsip-prinsip
yang berlaku dalam mengembangkan. Kemudian pemahaman terhadap
jenis-jenis bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik agar
dapat menghasilkan pengembangan bahan ajar yang bermutu atau
berkualitas. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas
bagaimana pemilihan kriteria bahan ajar yang tepat dan bermutu.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari bahan ajar
2. Apa saja kriteria bahan ajar yang bermutu?
3. Bagaimana pemilihan bahan ajar yang bermutu?
4. Bagaimana contoh penerapan kriteria dan pemilihan bahan ajar yang

bermutu?
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan
dicapai dalam makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari bahan ajar.
2. Untuk mengetahui apa saja kriteria bahan ajar yang bermutu.
3. Untuk mengetahui pemilihan bahan ajar yang bermutu.
4. Untuk mengetahui contoh penerapan kriteria dan pemilihan bahan ajar
yang bermutu.

2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar berkaitan dengan segala bentuk perangkat pembelajaran

yang meliputi materi pembelajaran, metode, strategi, dan desaign
pembelajaran untuk menentukan sub kompetensi yang ingin dicapai.
Bahan ajar ini dapat berupa materi yang didalamnya terdapat informasi
pengetahuan, pelatihan keterampilan, dan penilaian sikap yang harus
dicapai oleh peserta didik.4

Bahan ajar itu sangat unik dan spesifik. Unik berarti bahan ajar
hanya dapat digunakan untuk audiens tertentu dalam suatu proses
pembelajaran tertentu. Sementara spesifik artinya bahan ajar tersebut
dirancang sedemikian rupa hanya untuk mencapai tujuan tertentu dari
audiens tertentu.5
B. Fungsi Bahan Ajar

Bahan ajar memuat berbagai materi pengetahuan, teori,
keterampilan, dan informasi yang telah dirangkum oleh guru untuk dapat
mempermudah peserta didik dalam memahami pokok bahasan. Bahan ajar
ini dapat dijadikan sebagai sarana yang memudahkan guru dalam
menjelaskan rancangan pembelajaran berdasarkan kurikulum. Berdasarkan
pendapat yang dikemukakan oleh Greene dan Petty dalam Hardiansyah,
fungsi bahan ajar adalah sebagai cerminan sudut pandang yang tangguh
bagi seorang guru dalam memberikan pengajaran dan
mengimplementasikan pengajaran tersebut kedalam bentuk yang lebih
modern. Selain itu, menyajikan sumber yang meliputi berbagai
keterampilan dalam masalah pokok berkomunikasi, memberikan sarana
evaluasi yang efektif bagi siswa. Bahan ajar dibuat dengan tujuan

4 Kosasih, Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2020)
5 Endang Nuryasana dan Noviana Desiningrum, “Pengembangan Bahan Ajar Strategi Belajar
Mengajar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa,” Jurnal Inovasi Penelitian, 5, 1
(2020): 2.

1

memungkinkan peserta didik lebih memahami materi yang diajarkan
dengan tepat dan jelas.6

Sehingga dapat dipahami, bahwa sumber belajar ini memberikan
fungsi sebagai pedoman bagi guru dan siswa dalam mempermudah
pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan subtansinya.

Dengan kata lain, fungsi bahan ajar memiliki perbedaan antara guru
dan juga peserta didiknya. Dapat dilihat bahwa fungsi bahan ajar untuk
guru yaitu ;
1) Untuk mengarahkan keseluruhan dari aktivitas guru di setiap proses

pembelajaran ( subtansi kompetensi)
2) Dijadikan alat evaluasi untuk mencapai hasil pembelajaran.

Dalam pencapaian bahan ajar yang bisa memerankan fungsi dalam
pembelajaran yang efektif, bahan ajar harus dirancang dan juga
dikembangkan dimana memiliki suatu kaidah sesuai syarat yang meliputi
konsistensi, format, organisasi dan cover.

Kemudian, fungsi bahan ajar bagi siswa adalah dijadikan suatu
pedoman dalam proses pembelajaran serta subtansi kompetensi yang harus
dipelajari. Adanya bahan ajar dengan fungsi yang disebutkan akan lebih
tahu kompetensi apa saja yang harus dikuasai selama pembelajaran
berlangsung, tidak lain memiliki upaya agar peserta didik mempunyai
ilustrasi. Dan dengan bahan ajar proses pembelajaran berjalan lebih efektif
dikarenakan guru bukan hanya berfungsi sebagai pengajar tetapi juga
sebagai fasilitator dimana mampu membimbing peserta didik dalam
memahami suatu materi.7
C. Kriteria Bahan Ajar

Pemilihan dan penyusunan bahan ajar menjadi salah satu aspek
yang paling penting dalam tercapainya keberhasilan dalam pembelajaran.

6 Hardiansyah, Pujosusanto A, “ Analisis Bahan Ajar Video Freizetbeschaftigung Pembelajaran
Keterampilan Menyimak Siswa Kelas XII Semester I”, Laternie, Vol. 11, No. 2 Tahun 2022
7 Magdalena Ina, dkk. (2020), Analisis Bahan Ajar. Vol. 2. No. 2. (hal. 322)

2

Permasalahan yang sering ditemui dalam pembelajaran yang ada di
sekolah adalah pemilihan yang tidak didasari pada BSNP. Menurut BSNP
yang dikutip oleh Simarmata kelayakan bahan ajar terdiri atas empat syarat
diantaranya ada kelayakan bahasa yang digunakan, isi yang disajikan, serta
kelayakan grafik pembelajaran. Bahan ajar yang akan digunakan harus
sesuai dengan standar kompetensi dasar dan komponen silabus yang dibuat
oleh sekolah. Kelayakan grafik dengan persentase 85%, bahasa yang
digunakan dengan persentase 79%, serta kelayakan isi materi dengan
persentase 71%. Jika semua komponen telah dipenuhi maka bahan ajar
dinyatakan lulus uji kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran.8

Dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 menyatakan materi ajar
harus memuat konsep, prosedur, data, fakta serta prinsip yang relevan
untuk di gunakan dan di buat dengan mengikuti rumusan indikator
kompetensi. Menurut Dikdasmen yang dikutip oleh Simarmata
mendefinisikan bahwa cakupan bahan ajar harus memuat antara lain:
petunjuk pembelajaran, standar kompetensi dasar, isi materi pembelajaran,
informasi pendukung pembelajaran, latihan lembar kerja siswa (LKS),
kutipan atau content menarik, rangkuman, evaluasi untuk siswa.

Dalam melakukan penyusunannya terdapat beberapa prinsip yang
harus diperhatikan. Sudrajat yang dikutip oleh Simarmata menyatakan
bahwa prinsip penyusunan dan pemilihan bahan ajar harus meliputi:
a. Prinsip relevansi. Relevansi memiliki makna kesesuaian dan

keterkaitan. Dalam pemilihan dan penyusunan bahan ajar harus
memiliki keterkaitan dan keseuaian dengan pencapaian kompetensi
siswa, seperti yang kita ketahui terdapat kompetensi dasar (KD) dan
standar kompetensi (SK). Jika tujuan standar kompetensi siswa
mengharuskan untuk menghafal dan memahami bahan materi fakta
seperti bacaan sholat, niat shalat, dan lain sebagainya. Maka pemberian

8 Simarmata, Kristianto, R., “ Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pendidikan SD”,
(Tasikmalaya: Rumah Cemerlang Indonesia, 2022)

3

bahan ajar juga harus meliputi kesesuaian dengan fakta atau data yang
sebenarnya.
b. Prinsip konsistensi. Konsisten bermakna tetap, tidak berubah, dan
berkesinambungan dari awal hingga akhir. Bahan ajar harus dapat
memuat prinsip konsistensi agar tujuan yang telah dirancang dari awal
tidak menjadi abstrak. Jika kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa
terdapat 5 cakupan maka bahan ajar yang dikembangkan juga harus
terdapat 5 stuktur materi.
c. Prinsip kecukupan. Bahan ajar yang diberikan kepada siswa hendaknya
harus memenuhi prinsip kecukupan dengan waktu keberlangsungan
pembelajaran. Jika bahan ajar yang diberikan terlalu banyak maka
akan memakan waktu yang banyak juga, begitu pula jika materi atau
bahan ajar yang diberikan terlalu sedikit maka siswa akan kesulitan
dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.9

Menurut Prastowo yang dikutip oleh Nana menyebutkan ada enam
komponen penting dalam pemilihan dan penyusunan bahan ajar yang perlu
diketahui, yaitu:
a. Petunjuk belajar

Langkah pertama yang perlu dipahami oleh seorang guru
dalam mengembangkan bahan ajar adalah dengan melihat membuat
stuktur belajar atau petunjuk dalam belajar yang memudahkan peserta
didik dalam menganalisa materi dengan baik dan mempersiapkan
materi serta sarana belajar sebelum kegiatan dimulai.
b. Kompetensi yang akan dicapai

Penulisan indikator kompetensi yang akan dicapai dalam
bahan ajar juga menjadi salah satu kriteria paling penting. Seorang
guru harus mampu menjelaskan dan mencantumkan materi yang
berkaitan dengan dengan standar kompetensi, kompetensi dasar,
maupun indikator pencapaian hasil belajar yang harus dikuasai peserta

9 Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pendidikan SD..., hal 111

4

didik. Dengan demikian, jelaslah tujuan yang harus dicapai oleh
peserta didik.
c. Informasi pendukung

Informasi pendukung dalam hal ini adalah berbagai
informasi tambahan yang dapat menunjang materi bahan ajar agar
peserta didik lebih mudah mendapatkan pengetahuan yang bersifat
faktual untuk menunjang keluasan pemahaman mereka.
d. Latihan-latihan

Bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang memiliki
latihan untuk penilaian proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Seorang guru dapat membuat lembar latihan untuk dapat
mengevaluasi siswa serta memberikan kegiatan tambahan yang
menunjang pengetahuan siswa ketika di luar sekolah.
e. Petunjuk lembar kerja

Petunjuk lembar kerja merupakan lembar yang berisikan
keterangan dari langkah langkah prosedural cara pelaksanaan kegiatan
penugasan tertentu yang harus dilakukan oleh peserta didik berkaitan
dengan praktik dan lain sebagainya.
f. Evaluasi

Komponen terakhir ini merupakan salah satu bagian dari
proses penilaian. Pada komponen ini terdapat sejumlah pertanyaan
yang ditujukan kepada peserta didik untuk mengukur seberapa jauh
penguasaan kompetensi yang berhasil mereka kuasai setelah
mengikuti proses pembelajaran. Serta memberikan pertimbangan
kepada guru untuk menindaklanjutkan bahan ajar yang telah
digunakan. 10
D. Prosedur Pemilihan dan Penyusunan Bahan Ajar

Menurut Mistiani yang dikutip oleh Pratiwi menyatakan bahwa
pengembangan bahan ajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guna
merancang kurikulum pembelajaran yang kurang maksimal menjadi bahan

10 Nana, M. P, “ Pengembangan Bahan Ajar”

5

ajar yang efektif untuk digunakan dalam pembelajaran. Prosedur atau
tahapan pemilihan bahan ajar ini dibagi menjadi 6 tahapan antara lain:
1) Mengidentifikasi kebutuhan peserta didik.
2) Mencari informasi terkait bahan ajar.
3) Membuat gagasan yang sesuai dengan pemilihan materi bahan ajar.
4) Membuat bahan ajar dengan menampilkan standar kompetensi.
5) Menyajikan bahan ajar kepada siswa.
6) Mengevaluasi pembelajaran dari hasil bahan ajar yang telah

digunakan.11
Salah satu contoh dari pemilihan bahan ajar yang bermutu ialah

melalui analisa tindak tutur perlokusioner dalam novel Orang-Orang
Biasa karya Andrea Hirata sebagai alternative bahan ajar di sekolah
menengah atas. Novel tersebut dipilih sebagai alternative bahan ajar yang
baik dan bermutu sebab memiliki kriteria-kriteria tertentu seperti aspek
kebahasaan, aspek psikologi, dan aspek latar belakang sosial budaya serta
pesan moral yang dapat diterapkan pada kehidupan nyata siswa.12
E. Penerapan Pemilihan Bahan Ajar

Implementasi penilihan bahan ajar yang penulis ambil dalam
makalah ini adalah penerapan bahan ajar berbasis Critical Thinking (
Berfikir Kritis) dan bahan ajar tematik Dalam penerapan bahan ajar
berbasis Critical Thingking ini memiliki beberapa persiapan yang harus
dilakukan diantaranya sebagai berikut:
1. Mempersiapkan jenis bahan yang digunakan. Pemilihan jenis bahan ini

dapat berupa bahan yang membantu siswa dalam menganalisa,
mendiskusikan, memberikan argumentasi, dan mengklasifikasikan data

11 Pratiwi, Widyaningrum, “Analisis Kualitas dan Efektivitas Pemanfaatan Buku Ajar Biologi
SMA Kelas X Semester I”, dalam Jurnal Pendidikan Sains dan Matematika, Vol 9 (2), 2021,
https://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id, diakses tanggal 3 September 2022
12 M. Iqbal, “ANALISIS TINDAK TUTUR PERLOKUSIONER DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA
KARYA ANDREA HIRATA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS,” Griya
Cendikia, 2, 7 (2022): 454.

6

yang diperoleh, seperti membuat bahan puzzle, mind mapp, peta dan
lain sebagainya.13
2. Merancang kegiatan yang menggunakan model belajar hipotesis
deduktif dengan menggali pengetahuan awal siswa seperti melakukan
eksperimen terhadap temuan konsep materi. 14
3. Setelah mempersiapkan sarana, guru dapat mulai memuat desain dan
petunjuk bahan ajar dengan baik. Desain bahan ajar ini dibuat dengan
semenarik mungkin dan memuat lembar kerja dengan tujuan untuk
memicu keterampilan berfikir kritis siswa.

Selanjutnya, implementasi pemilihan bahan ajar kedua yang
penulis ambil adalah bahan ajar dengan menggunakan tematik dengan
menggunakan metode Visual Storrytelling, menurut penulis bahan ajar
dengan menggunakan metode ini akan efektif dan jauh lebih menarik bagi
peserta didik.15 Langkah langkah yang perlu dilakukan dalam
mengimplementasikan bahan ajar ini sebagai berikut:
1. Menganalisa pembelajaran mulai dari kebutuhan materi yang

dicantumkan serta tampilan redaksi yang digunakan
2. Merancang bahan ajar dengan kertas fullcolour agar terlihat lebih

menarik dengan mencantumkan standar kompetensi, petunjuk belajar,
lembar kegiatan, dan lembar kerja siswa (LKS)
3. Memilih gambar yang digunakan sebagai pendukung kegiatan
storytelling
4. Membuat rancangan buku visual storrytelling
5. Tahap terakhir, penggunaan dengan melakukan penyebaran bahan ajar

13 Hendra Nelva Saputra dan Salim Salim, “PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS,” PEDAGOGIK: Jurnal Pendidikan 7, no. 1 (16 Juni 2020): 29,
https://doi.org/10.33650/pjp.v7i1.1078.
14 Nina Haerunnissa dan Indah Langitasari, “Pengaruh Siklus Belajar Hipotesis Deduktif pada
Konsep Reaksi Redoks Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis,” t.t., 7.
15 Syahda Puspita Husada, Taufina Taufina, dan Ahmad Zikri, “Pengembangan Bahan Ajar
Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Metode Visual Storytelling di Sekolah Dasar,” Jurnal
Basicedu 4, no. 2 (13 April 2020): 419–25, https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i2.373.

7

PENUTUP
A. Kesimpulan

Bahan ajar merupakan suatu bahan-bahan atau materi pelajaran yang
disusun agar dapat dipahami oleh peserta didik. Ada beberapa kriteria
dalam pemilihan dan penyusunan bahan ajar dengan berpegang pada 3
(tiga) prinsip yaitu prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Adapun
6 (enam) komponen yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan ajar
adalah (1) Petunjuk belajar, (2) Kompetensi yang akan dicapai, (3)
Informasi pendukung, (4) Latihan-latihan, (5) Petunjuk lembar kerja, dan
(6) Evaluasi. Dengan mempelajari ketiga prinsip dan keenam komponen
tersebut, guru seharusnya bisa menghasilkan sebuah bahan ajar yang
bermutu dan berkualitas.

D. Saran
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan mengenai materi yang

menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan
kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau
referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis
berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.16

8

DAFTAR PUSTAKA

Kosasih, “Pengembangan Bahan Ajar”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2020)
Nana, M. P, “ Pengembangan Bahan Ajar”, ( Jawa Tengah: Lakeisha, 2019)
Ronaldy Aji Saputra, Muhammad, “Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Berbasis

WEB”, ( Solo: Yayasan Lembaga Gamun Indonesia, 2021)
Hardiansyah, Pujosusanto A, “ Analisis Bahan Ajar Video Freizetbeschaftigung

Pembelajaran Keterampilan Menyimak Siswa Kelas XII Semester
I”, Laternie, Vol. 11, No. 2 Tahun 2022
Pratiwi, Widyaningrum, “Analisis Kualitas dan Efektivitas Pemanfaatan Buku
Ajar Biologi SMA Kelas X Semester I”, dalam Jurnal Pendidikan
Sains dan Matematika, Vol 9 (2), 2021, https://e-journal.iain-
palangkaraya.ac.id, diakses tanggal 3 September 2022
Nuryasana, E., Desiningrum, N., “Pengembangan Bahan Ajar Strategi Belajar
Mengajar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa”,
Jurnal Inovasi Pendidikan, Vol 1 (5) Tahun 2020, https://stp-
mataram.e-journal.id, diakses tanggal 5 September 2023
Simarmata, Kristianto, R., “ Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pendidikan
SD”, (Tasikmalaya: Rumah Cemerlang Indonesia, 2022)
Magdalena Ina, dkk. (2020), Analisis Bahan Ajar. Vol. 2. No. 2. (hal. 322)
Eliyarti, Eliyarti, Chichi Rahayu, dan Zakirman Zakirman. “PENERAPAN
BAHAN AJAR FISIKA DENGAN VARIASI BENTUK TUGAS
BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MAHASISWA TEKNIK.” Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha 10, no. 2
(28 November 2020): 82. https://doi.org/10.23887/jjpf.v10i2.29910.
Haerunnissa, Nina, dan Indah Langitasari. “Pengaruh Siklus Belajar Hipotesis
Deduktif pada Konsep Reaksi Redoks Terhadap Keterampilan Berpikir
Kritis,” t.t., 7.
Husada, Syahda Puspita, Taufina Taufina, dan Ahmad Zikri. “Pengembangan
Bahan Ajar Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Metode Visual

9

Storytelling di Sekolah Dasar.” Jurnal Basicedu 4, no. 2 (13 April 2020):
419–25. https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i2.373.
Iqbal, M. “ANALISIS TINDAK TUTUR PERLOKUSIONER DALAM NOVEL
ORANG-ORANG BIASA KARYA ANDREA HIRATA SEBAGAI
ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS.”
Griya Cendikia, 2, 7 (2022): 447–55.
Nupus, Hayatun, Agus Triyogo, dan Andri Valen. “Pengembangan Bahan Ajar
Buku Pendamping Tematik Terpadu Berbasis Kontekstual pada Siswa
Sekolah Dasar.” Jurnal Basicedu 5, no. 5 (17 Agustus 2021): 3279–89.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.1311.
Nuryasana, Endang, dan Noviana Desiningrum. “Pengembangan Bahan Ajar
Strategi Belajar Mengajar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Mahasiswa.” Jurnal Inovasi Penelitian, 5, 1 (2020): 967–74.
Resmini, S., dan I. Satriani. “Pelatihan Penggunaan Canva sebagai Media
Pembuatan Bahan Ajar dalam Pembelajaran Bahasa Inggris.” Abdimas
Siliwabgi, 2, 4 (2021): 335–43.
Saputra, Hendra Nelva, dan Salim Salim. “PENERAPAN BAHAN AJAR
BERBASIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS.” PEDAGOGIK:
Jurnal Pendidikan 7, no. 1 (16 Juni 2020): 22–46.
https://doi.org/10.33650/pjp.v7i1.1078.
Meilana, S. F., & Aslam, A. (2022). “ Pengembangan Bahan Ajar Tematik

Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah Dasar”, dalam Jurnal
Basicedu, Vol 6 (4)

10

MAKALAH
Perkembangan Keilmuan PAI, Ruang Lingkup PAI Serta cakupannya

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah :
Pengembangan Bahan Ajar
Dosen pengampu :
Dr.Agus Setiawan,M.Pd.I

Disusun Oleh : 2011101035
Kelompok 3 2011101064
2011101041
Aliah Nur Azizah 2011101091
Azirah
Nor Misna
Muhammad Syafiq Tamami

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS

SAMARINDA
2022

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................. 2
A.PENDAHULUAN..................................................................................................... 3

A.1 Latar Belakang ................................................................................................... 3
A.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
A.3 Tujuan ................................................................................................................ 4
A.4 Manfaat............................................................................................................... 5
B.PEMBAHASAN ....................................................................................................... 6
B.1 Perkembangan Pendidikan Agama Islam (PAI)................................................. 6
B.2 Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI) ............................................... 8

B.2.1 Hubungan Dalam Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ..................... 8
B.2.2 Ruang Lingkup Ajaran Islam ...................................................................... 9
B.2.3 Keilmuan Dalam Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam .................... 10
B.2.4 Cakupan Pendidikan Agama Islam ........................................................... 11
B.2.5 Kaitan Dalam Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ......................... 13
B.3 Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) ........................................................... 14
B.4 Pendidikan Agama Islam di SD,SMP dan SMA .............................................. 15
B.4.1 Analisis Karakteristik Materi PAI di SD................................................... 16
B.4.2 Analisis Karakteristik Materi PAI di SMP................................................ 17
B.4.3 Analisis Karakteristik Materi PAI di SMA ............................................... 18
C.PENUTUP ............................................................................................................... 23
C.1 Kesimpulan....................................................................................................... 23
C.2 Saran ................................................................................................................. 24
D. Daftar Pustaka ........................................................................................................ 25

A.PENDAHULUAN

A.1 Latar Belakang

Pendidikan agama islam merupakan suatu pendidikan yang berfokus untuk
pengembangan akhlak dalam hal ini khususnya agama islam dengan mengajarkan
nilai-nilai keislaman yang dapat memperbaiki akhlak dan kepribadian peserta didik,
sehingga dalam pengaplikasian nya peserta didik tidak hanya mendapatkan
pengetahuan umum akan tetapi juga dibarengi dengan pengetahuan secara spiritual
agar dapat menciptakan insan kamil sebagai muslim.

Menurut jurnal yang dikutip oleh Windy Dian Sari dan Akhmad Shunhaji
mejelaskan bahwa dalam perkembangan nya pendidikan agam islam di Indonesia
dimulai pada saat masa setelah kemerdekaan yang pada saat itu masyarakat Indonesia
mulai menyadari bahwa islam memiliki kontribusi yang besar terhadap kemerdekaan
. sehingga pemerintah mulai memperbaiki serta mengambil peran agama islam yang
akan di implikasi kan kedalam dunia pendidikan. Dengan cara mengganti mata
pelajaran tata grama yang sudah ada sejak masa penjajahan jepang da di ganti
menjadi mata pelaharan pendidikan agama islam. Akan tetapi pendidikan islam pada
masa ini masih belum bersifat tetap atau menjadi mata pelajaran utama akan tetapi
masih bersifat fleksibel dan sukarelawan da mata pelajaran pendidikan agama islam
belum termasuk mata pekajaran penentu kenaikan kelas.1

Adapun ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di sekolah memuat materi
Al-Qur’an dan Al-Hadits, Aqidah/Tauhid, Akhlak, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI). Ruang lingkup tersebut menggambarkan materi pendidikan agama yang
mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara hubungan
manusia dengan Allah SWT. Hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri, dan

1 Windy Dian Sari and Akhmad Shunhaji, “Perkembangan Kebijakan Pembelajaran Agama Islam Pada
Lembaga Pendidikan di Indonesia,” Alim | Journal of Islamic Education 2, no. 2 (December 30, 2020):
199–214, https://doi.org/10.51275/alim.v2i2.185.

hubungan manusia dengan makhluk hidup lain dan dengan lingkungannya.Secara
umum tujuan pendidikan Agama Islam ialah mampu mencetak para insan kamil yang
beriman dan bertaqwa sehingga mampu menjalankan syariat Islam sesuai dengan
tuntunan al-Qur’an dan sunnah. Pendidikan Agma Islam juga bertujuan menjadikan
peserta didik memiliki akhlak mulia dan budi pekerti yang baik sesuai norma-norma
yang ada di masyarakat, serta menyeimbangkan pribadi manusia melalui spiritual,
kecerdasan, rasio, perasaan dan panca indra. Sehingga dari pembelajaran Agama
Islam mengarahkan peserta didik untuk memiliki sifat religiusitas serta nasionalisme,
berguna bagi agama dan bangsa serta mengembangkan anak didik untuk melakukan
pengalaman nilai-nilai itu secara dinamis dan fleksibel.

Materi PAI diberbagai jenjang dan jenis Pendidikan yaitu dari SD, SMP, dan
SMA memiliki karakteristik yang berbeda mulai dari isi materi, bobot materi maupun
pendalaman materi juga berbeda dari aspek psikologis, filosofis, sosiologis, dan
teknologis. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) diberbagai jenjang dan
jenis pendidikan secara keseluruhan berada pada lingkup Al-Qur'an dan Hadits,
keimanan, akhlaq, fiqih, dan sejarah.

A.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat disimpulkan bahwa rumusan
masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan pendidikan agama islam?
2. Bagaimana ruang lingkup pendidikan agama islam?
3. Bagaimana tujuan pendidikan agama islam?
4. Bagaimana pendidikan agama islam di SD,SMP dan SMA?

A.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan pendidikan agama islam,
2. Untuk mengetahui bagaimana ruang lingkup pendidikan agama islam,
3. Untuk mengetahui bagaimana tujuan pendidikan agama islam,
4. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan agama islam di SD,SMP dan SMA.

A.4 Manfaat

Berdasarkan tujuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa manfaat pada
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat digunakan sebagai sarana untuk penagmbilan informasi,
2. Sebagai salah satu tugas pokok dalam mata kuliah,
3. Dapat digunakan sebagai penambah wawasan keilmuan mengenai pembelajaran dalam
dunia pendidikan,
4. Dapat digunakan sebagai salah satu sumber untuk penelitian lebih lanjut,
5. Dapat digunakan sebagai refrensi pembelajaran bagi mahasiswa.

B.PEMBAHASAN

B.1 Perkembangan Pendidikan Agama Islam (PAI)

Perkembangan pendidikan islam pada mulanya di awali sejak masa
kemerdekaan indonesia. Pada saat itu pemerintah Indonesia mulai menyadari
pentingnya peran umat islam dalam kemerdekaan Indonesia, dan kesepakatan
pemerinah dibutikan dengan dikeluarkanya untdang-undang no 2 tahun 1989
mengenai sistem pendidikan nasional yang diteruskan dengan uu NO 20 tahun 2003
yang mengatur mengenai pengintegrasian pedidikan islam ke dalam sisitem
pendidikan nasional.2

Keputusa pemerintah yang memutuskan mengenai pergentian mata pelajaran
dalam jenjang pendiidka yang mengganti mata pelajaran tata krama yang telah ada
sejak masa penjajahan jepang dan diganti dengan mata pelajaran pendiidkan agama
islam. Akan tetapi pada masa ini mata pelajaran pendidikan agama islam masih
belum dikategorikan seb pelajaran utama akan tetapi masih di kategorikan sebaai
mata pelajaran sukareelawan yang bersifat fleksibel dan tidak dikaegorikan sebaga
mata pelajaran yang dapat mempengaruhi kenaikan kelas dalam jenjang yang
ditempuh peserta didik.

Akan tetapi setelah dikeluarkannya keputusan TAP MPRS nomor
XXVII/MPRS/1966 Bab 1 pasal 1 yang berbunyi “Menetapkan pendidikan agama
menjadi mata pelajaran di sekolah-sekolah muali dari sekolah dasar sampai dengan
universitas-universitas negeri” peraturan ini keluar setelah menumpasan PKI. Setelah
melalui proses yang sangat panjang pendidikan agama islam akhirnya dapat
dikategorikan sebagai mata pelajaran yang umum dan dapat digunakan sebagai salah
satu mata pelajaran yang terstandarilisasi da dapat dijadikan acuan dalam kenaikan
kelas, dan diperkuat kembali dengan dikeluarkannya UU.NO20 tahun 2003tentang

2 Miftahul Huda, “Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia dan Upaya Penguatannya dalam
Sistem Pendidikan Nasional,” Journal of Islamic Education Research 1, no. 02 (June 29, 2020): 39–53,
https://doi.org/10.35719/jier.v1i02.24.

sisitem pendiidkan nasional yang lebih menjamin hak da mutu pendiidkan sampai
dengan terbitnya peraturan menteri agama ri no 16 tahun 2010 tentang pengelolaan
pendidikan agama islam di sekolah.

Dalam perkembangannya pendidikan agama islam terbagi menjadi oerde
lama, orde baru, dan era reformasi. Pada masa orde lama sistem pendidikan masih
pada tahap pembentukan akan tetapi pada masa ini antusias masyarakat sangat besar
agar semua kalangan dapat merasakan pendidikan agar sistem pendidikan dapat
tersebar secara menyeluruh dan masyarakat dapat merasakan pendiidkan dala semua
kalangan. Hingga pada akhirnya Upaya pemerintah Indonesia yang baru merdeka,
ingin membangun bangsa Indonesia yang mandiri ini, juga terlihat pada perhatiannya
terhadap pendidikan agama baik di lembaga pendidikan-lembaga pendidikan negeri
maupun swasta. Upaya ini dimulai dari keseriusan pemerintah dalam memberikan
bantuan kepada lembaga pendidikan-lembaga pendidikan Islam. Seperti yang telah
dianjurkan oleh Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) tanggal
27 Desember 1945, yang menyebutkan bahwa: "Madrasah dan pesantren yang pada
hakikatnya adalah satu sumber pendidikan dan pencerdasan rakyat jelata yang telah
berurat dan berakar dalam masyarakat Indonesia pada umumnya, hendaknya
mendapatkan perhatian dan bantuan nyata berupa tuntunan dan bantuan material dari
pemerintah".

Selain perhatian yang perlu diberikan oleh pemerintah kepada lembaga
pendidikan Islam, KNIP juga memberikan saran kepada pemerintah agar memberikan
bantuan. Pemerintah disarankan agar memberikan bantuan materiil kepada pesantren
dan madrasah. Perhatian pemerintah kepada dua lembaga pendidikan agama tersebut
karena keduanya dianggap sebagai lembaga pendidikan rakyat jelata10 . Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya bahwa KNIP memberikan banyak masukan-masukan
kepada pemerintah agar lebih memberikan perhatian kepada lembaga pendidikan
agama. Usulan dan masukan KNIP ini cukup beralasan mengingat lembagalembaga
pendidikan agama dan lembaga pendidikan yang banyak mengajarkan mata pelajaran

agama merupakan bagian dari lembaga pendidikan rakyat jelata. Lembaga pendidikan
yang banyak menampung masyarakat Indonesia.3

B.2 Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI)

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang membahas nilai-nilai ajaran Islam,
menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai referensi dan sumber pengajaran.
Pendidikan agama berorientasi pada pembentukan yang efektif, yaitu pembentukan
sikap mental peserta didik menuju pematangan kesadaran beragama. Adapun ruang
lingkup Pendidikan Agama Islam di sekolah memuat materi Al-Qur’an dan Al-
Hadits, Aqidah/Tauhid, Akhlak, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Ruang
lingkup tersebut menggambarkan materi pendidikan agama yang mencakup
perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia
dengan Allah SWT. Hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan
manusia dengan makhluk hidup lain dan dengan lingkungannya. (Hablum minallah
hablum minannas wahablum minal’alam).4

B.2.1 Hubungan Dalam Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup

pendidikan agama Islam meliputi segala hal yang menyangkut pribadi manusia dalam
hubungannya dengan Allah SWT, manusia dalam hubungannya dengan sesama dan
manusia dalam hubungannya dengan alam semesta.

1. Hubungan dengan Allah SWT

3 Windy Dian Sari and Akhmad Shunhaji, “Perkembangan Kebijakan Pembelajaran Agama Islam Pada
Lembaga Pendidikan di Indonesia,” Alim | Journal of Islamic Education 2, no. 2 (December 30, 2020):
199–214, https://doi.org/10.51275/alim.v2i2.185.
4 Faizin Faizin, “Pendidikan Agama Islam dan Pembentukan Karakter,” Edification Journal 2, no. 2
(January 3, 2020): 111–21, https://doi.org/10.37092/ej.v1i2.116.

Hubungan dengan Allah SWT adalah hubungan vertikal antara makhluk
hidup dengan Khaliq. Hubungan manusia dengan Allah menjadi prioritas utama
dalam pendidikan agama Islam karena merupakan dasar dari ajaran Islam. Karena itu,
pertama-tama harus ditanamkan pada diri setiap manusia.

2. Hubungan manusia dengan manusia
Hubungan manusia dengan manusia adalah hubungan horizontal (mendatar)

antara manusia dalam kehidupan bermasyarakat, dan menempati urutan kedua dalam
ajaran Islam. Guru hendaknya menumbuhkan pemahaman anak tentang perlunya
mengikuti tuntunan agama dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, karena dalam
kehidupan bermasyarakat akan citra dan makna Islam akan muncul melalui perilaku
pemeluk agama Islam.

3. Hubungan Manusia dengan Alam
Islam mengajarkan umatnya untuk memiliki hubungan yang baik dengan

alam. Karena manusia dijadikan Tuhan dengan mengelola dan menghargai sumber
daya alam secara baik untuk kepentingan manusia. Oleh karena itu, guru perlu
menanamkan sikap ramah terhadap alam, menjaga melestarikan lingkungan dan
sebagainya.5

B.2.2 Ruang Lingkup Ajaran Islam
Ruang lingkup pendidikan agama Islam juga identik dengan aspek pendidikan

agama Islam karena materi yang dikandungnya merupakan kombinasi yang saling
melengkapi. Sebagaimana diketahui, ruang lingkup ajaran Islam meliputi masalah
keimanan, aqidah, masalah keislaman, syariah, ikhsan dan akhlak.

1. Aqidah
Aqidah adalah inti dari itiqad batin, yang mengajarkan tentang keesaan Allah SWT
sebagai Tuhan yang menciptakan, mengatur dan menghapuskan dunia ini.

5 Mardan Umar, Pendidikan Agama Islam (konsep dasar bagi mahasiswa perguruan tinggi umum)
(Jl.Gerilya No.292 Purwokerto Selatan,Kab. Banyumas Jawa Tengah: CV. Pena Persad, 2020).

2. Syari'at
Syari'at adalah hubungan dengan agama lain untuk mengikuti aturan dan hukum
Tuhan, untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, dan untuk mengatur
Menyesuaikan hubungan hidup dan kehidupan manusia.

3. Akhlak
Akhlak adalah suatau amalan yang bersifat melengkapi, penyempurna untuk kedua
hal di atas. Dan mengajarkan tata cara ikatan kehidupan manusia.

B.2.3 Keilmuan Dalam Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Dari ketiga ajaran dasar tersebut lahirlah beberapa keilmuan agama, yaitu
Ilmu Tauhid, Ilmu Fiqih, dan Ilmu Akhlak. Ketiga ilmu dasar agama tersebut
kemudian dilengkapi dengan pembahasan tentang dasar-dasar hukum Islam yaitu Al-
Qur’an dan Hadits serta ditambahkan dengan sejarah Islam (Tarikh) sebagai berikut :

A. Ilmu Tauhid/Keimanan
Ilmu keimanan ini banyak membicarakan tentang kalamullah dan banyak berbicara
tentang dalil-dalil dan tentang kebenaran adanya Allah SWT. Beriman kepada Allah
SWT, berarti percaya dan yakin kepada Tuhan Yang Maha Esa, beriman kepada sifat-
sifat ketuhanan-Nya yang sempurna, percaya bahwa Dia Maha Kuasa dan memiliki
kekuasaan mutlak atas alam semesta dan seluruh makhul ciptaan-Nya.

B. Ilmu Fiqih
Ilmu fiqh adalah ilmu yang membicarakan dan memberikan hukum-hukum Islam
berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah.

C. Al-Qur'an
Al-Qur'an menempati suatu ilmu tersendiri yang dipelajari secara khusus cara
membaca Al-Qur'an adalah ilmu yang mengandung seni, seni membaca Al-Qur'an.
Al-Qur'an adalah wahyu dari Allah SWT yang dibukukan dan diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat, membacanya suatu ibadah dan merupakan
sumber utama ajaran Islam.

D. Hadits
Hadits adalah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW baik
dalam perkataan maupun perbuatan. Ilmu yang dapat dipelajari dari hadits tersebut
adalah tentang dari segi matan dan maknanya, dari segi riwayat, dan dari segi sejarah
dan tokoh-tokohnya.

E. Akhlak
Akhlak adalah istilah dalam bentuk batin yang tertanam dalam jiwa seseorang dan
memotivasinya untuk berbuat atau berperilaku.

F. Tarikh Islam
Tarikh Islam atau ilmu sejarah Islam adalah studi sejarah tentang pertumbuhan dan
perkembangan umat Islam.6

B.2.4 Cakupan Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup pendidikan agama Islam juga memiliki cakupan yang sangat
luas, karena banyak pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pendidikan Islam serta ruang lingkup pendidikan
Islam adalah :

1. Perbuatan mendidik itu sendiri
Adapun yang dimaksud dengan perbuatan mendidik disini adalah seluruh
kegiatan, perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh pendidikan sewaktu menghadapi
peserta didik.
2. Peserta didik
Adapun peserta didik merupakan objek terpenting dalam pendidikan.
Dikarenakan perbuatan mendidik itu dilakukan hanyalah untuk membimbing anak
didik kepada tujuan pendidikan islam yang kita cita-cita.

6 DR.H Sayid Habbiburrahman,M.Pd.I, Materi Pendidikan Agama Islam, 1 (CV.Feniks Muda Sejahtra,
n.d.).

3. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
Landasan Pendidikan Agama Islam terdiri dari dasar ideal yaitu Pancasila, dasar
konstitusionalnya adalah UUD 1945 dan bertujuan untuk meningkatkan keimanan,
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
4. Pendidik
Pendidik, khususnya pendidikan Islam. Para pendidik ini juga memiliki peran
penting dalam keberlangsungan proses pendidikan.
5. Materi pendidikan Islam
Meteri pendidikan islam adalah bahan atau pengalaman belajar ilmu agama islam
yang disusun dan untuk disajikan ataupun disampaikan kepada peserta didik dalam
belajar.
6. Media pendidikan Islam
Adapun pengertian media pendidikan adalah perantara atau pengantar pesan
pendidikan dari pengirim ke penerima pesan (siswa). Dan dapat membuat minat serta
perhatian siswa dalam proses belajar mengajar.
7. Evaluasi Pendidikan
Evaluasi pendidika adalah suatu metode melakukan dan melaksanakan evaluasi
pendidikan atau penilaian yang baik terhadap pelatihan siswa.
8. Lingkungan sekitar
Lingkungan sekitar adalah keadaan di sekitar kita yang mempengaruhi proses
pelaksanaan hasil pendidikan Islam.7

Ruang lingkup pendidikan agama Islam pada dasarnya adalah seluruh aspek
kehidupan manusia muslim. Dari perspektif spiritual, Islam memiliki konsep aqidah
yang cenderung pada aspek keimanan seorang muslim dan kemudian memasuki
tahapan implementasi yaitu Syariah yang merupakan perwujudan dari keimanan
seseorang, dimana segala aktivitas kehidupan pribadi selalu berorientasi pada
ketaatan dan ketundukan kepada Allah SWT, serta akhlak yang mengatur hubungan

7 Muhammad, Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam, vol. 3 (2021, n.d.).

seorang hamba dengan Allah, Rasul dan semua ciptaan Allah SWT dalam kerangka
aqidah dan syariah. Dalam arti segala sesuatu yang berkaitan dengan perilaku hidup
seorang Muslim, dari hal-hal terkecil yang berkaitan dengan urusan pribadi baik
urusan ibadah umum dan khusus sampai pada urusan terbedar mencakup urusan
masyarakat dan negara menjadi bagian dari ruang lingkup pendidikan agama islam. 8

B.2.5 Kaitan Dalam Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keimanan (aqidah),

keislaman (syari'at) dan ikhsan (akhlak). Semua kajian pendidikan agama Islam di
atas tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan karena semuanya memiliki keterkaitan
dan berdasarkan Al-Qur'an, Sunnah, Ijma, Qiyas. Oleh karena itu, semua aspek
tersebut tidak boleh lepas dari urusan seorang muslim baik secara personal maupun
sebagai makhluk Allah yang memiliki tanggung jawab sosial.
1. Aqidah adalah kepercayaan kepada Allah dan sifat aqidah adalah tauhid. Tauhid
adalah ajaran tentang eksistensi Allah yang bersifat Esa.
2. Syariah adalah segala bentuk ibadah, termasuk ibadah umum, seperti hubungan
muamalah, hukum publik maupun perdata. Juga ibadah khusus seperti sholat, puasa,
zakat, haji.
3. Akhlak adalah sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa dan menimbulkan perbuatan
yang mudah tanpa memerlukan pertimbangan pikiran.
4. Ibadah dalam bidang ini mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya,
misalnya dalam hal syahadat, shalat, puasa, zakat, haji, dll.
5. Muamalat bidang ini mengatur hubungan antara manusia dengan sesamanya,
misalnya berdagang, menyewakan, bekerja, dll.
Selain itu, pendidikan agama islam juga mengatur tentang munakahat yaitu bidang
yang mengatur hubungan antar manusia dalam hal keluarga, keturunan, dan lain-lain.

8 Rudi Ahmad Suryadi, “Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta),” Deepublish, 2018.

Jinayat yang mengatur hal-hal kejahatan dan pelanggaran yang melibatkan diri
sendiri dan orang lain, misalnya zina, mabuk-mabukan , penipuan, pencurian,
pembunuhan, dll.
Serta As Siyasah mengatur masalah-masalah yang berkaitan dengan politik,
kenegaraan dan hubungan antar negara. 9

B.3 Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI)

Menurut Samiudin tujuan merupakan satu titik yang akan diraih dalam proses
kegiatan belajar mengajar sehingga bagaimanapun kegiatan belajar mengajar
berlangsung tujuan tersebut akan menjadi pedomannya. Adanya tujuan pembelajaran
menjadikan kegiatan belajar menjadi lebih terarah, lebih efisien dan lebih maksimal.
Secara umum tujuan pendidikan Agama Islam ialah mampu mencetak para insan
kamil yang beriman dan bertaqwa sehingga mampu menjalankan syariat Islam sesuai
dengan tuntunan al-Qur’an dan sunnah.

Pendidikan Agma Islam juga bertujuan menjadikan peserta didik memiliki
akhlak mulia dan budi pekerti yang baik sesuai norma-norma yang ada di masyarakat,
serta menyeimbangkan pribadi manusia melalui spiritual, kecerdasan, rasio, perasaan
dan panca indra. Sehingga dari pembelajaran Agama Islam mengarahkan peserta
didik untuk memiliki sifat religiusitas serta nasionalisme, berguna bagi agama dan
bangsa serta mengembangkan anak didik untuk melakukan pengalaman nilai-nilai itu
secara dinamis dan fleksibel.
Berikut beberapa tujuan Pendidikan Agama Islam secara luas :

1. Tujuan Umum (Institusional)

9 Dr.Mardan Umar,S.Pd.I.,M.Pd and Dr. Felby Ismail,S.Pd.I.M.Pd, Buku Ajar Pendidikan Agama Islam
(Jawa Tengah: CV. Pena Persada, 2020).

Tujuan umum ini merupakan tujuan yang akan dicapai pada semua aspek pendidikan,
baik melalui pengajaran maupun cara lain. Tujuan ini meliputi semua aspek
kemanusiaan, mulai dari sikap, tingkah laku, kebiasaan, pandangan dan sebagainya.

2. Tujuan Akhir
Tujuan akhir pendidikan Agama Islam akan berakhir ketika dunia ini pun telah
berakhir. Tujuan akhir PAI dapat lebih dipahami dalam firman Allah SWT. Seperti
dalam surat Al-Imran ayat 102 yang artinya : Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadanya, dan janganlah sekali-
kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

3. Tujuan Sementara (Instruksional)
Tujuan sementara merupakan tujuan yang akan dicapai peserta didik setelah
diberikan beberapa pengalaman tertentu yang direncanakan dalam kurikulum
pendidikan formal.

4. Tujuan Operasional
Tujuan operasional adalah tujuan yang mudah dicapai dengan sejumlah kegiatan
tertentu. Seperti kegiatan yang telah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai
tujuan tertentu tersebut.

B.4 Pendidikan Agama Islam di SD,SMP dan SMA

Pendidikan Agama Islam melalui jalur sekolah antara lain diwujudkan dalam
bentuk lembaga pendidikan Islam formal seperti RA, MI, MTs, MA,
IAIN/STAIN/PTAIS, dan pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di lembaga
pendidikan (sekolah) umum. Keberadaan PAI dalam keseluruhan isi kurikulum
sekolah umum memang dijamin oleh UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bab X pasal 37 “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
wajib memuat : pendidikan agama". PAI merupakan salah satu mata pelajaran wajib
yang harus diajarkan di setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan baik sekolah negeri
maupun sekolah swasta. Untuk membentuk kepribadian umat dan bangsa (peserta

didik) yang tangguh, baik dari segi moralitas maupun dari aspek sains dan teknologi,
oleh karena itulah peranan PAI disekolah sangat penting dan juga harus strategis.
Oleh sebab itu, ketika kita menyebut pendidikan Agama Islam, maka akan mencakup
dua hal, yaitu yang pertama mendidik siswa agar berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
atau akhlak yang lslami. kedua, mendidik siswa- siswi untuk mempelajari materi
ajaran Islam (subjek pelajaran berupa pengetahuan tentang ajaran Islam).10

Materi PAI diberbagai jenjang dan jenis Pendidikan yaitu dari SD, SMP, dan
SMA memiliki karakteristik yang berbeda mulai dari isi materi, bobot materi maupun
pendalaman materi juga berbeda dari aspek psikologis, filosofis, sosiologis, dan
teknologis. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) diberbagai jenjang dan
jenis pendidikan secara keseluruhan berada pada lingkup Al-Qur'an dan Hadits,
keimanan, akhlaq, fiqih, dan sejarah. Adapun Ruang Lingkup Materi PAI yang
meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara :
a. Hubungan dengan Allah SWT
b. Hubungan manusia sesama manusia, dan
c. Hubungan manusia dengan makhluk lain (selain manusia) dan lingkungan

Dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan
mengamalkan ajaran Islam, maka seorang pendidik harus melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah di tentukan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dengan adanya analisis karakteristik materi PAI di berbagai
jenjang dan jenis pendidikan tujuannya agar mengetahui bagaimana materi nya dan
dimana letak kekurangannya dan kelebihannya.

B.4.1 Analisis Karakteristik Materi PAI di SD
Perlu diketahui bahwa ada 10 bab yang di pelajari dan di kuasai oleh peserta

didik sesuai KI dan KD. Materi PAI di SD memiliki karakteristik yang lebih kepada
mengamati gambar dan menceritakan gambar. Materi PAI di kelas 1 SD ini sudah

10 Asep A.Aziz et al., “Taklim : Jurnal Pendidikan Agama Islam PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM (PAI) DI SEKOLAH DASAR” 18 No.2 (2020).

sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya, sehingga guru-guru
dapat menjelaskan dengan mudah sesuai urutan-urutannya, yang pertama guru harus
memahamkan materi, menjelaskan mulai dari pengertian sampai hikmah dari apa
yang telah dipelajari. Dalam hal ini diharapkan siswa tidak hanya sekedar mengetahui
melainkan siswa diharapkan siswa dapat mempraktikkannya. 11

Adapun model pembelajaran atau penyampaian materi yang bisa digunakan
oleh guru menggunakan teknik yang berbeda-beda sesuai dengan materi, sehingga
materi bisa langsung dan mudah dipahami. Guru dapat memanfaatkan media/alat
peraga/alat bantu berupa ilustrasi gambar atau tayangan visual (film) yang
relevan.Guru dapat memanfaatkan model/strategi/metode pembelajaran yang
digunakan di antaranya (1) ceramah interaktif (menceritakan dan menjelaskan kisah
melalui gambar atau tayangan visual/film), (2) diskusi dalam bentuk the educational-
diagnosis meeting, artinya peserta didik berbincang mengenai pelajaran di kelas
dengan maksud saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran/materi yang
diterimanya agar masing-masing memperoleh pemahaman yang benar, dan
dilengkapi dengan lembar pengamatan dalam pelaksanaan diskusi.

B.4.2 Analisis Karakteristik Materi PAI di SMP
Pada jenjang SMP ada 13 bab yang dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik

sesuai KI dan KD. Dengan kurikulum k13, siswa lebih diajak merenungkan dan
mengamati kemudian siswa diminta untuk memberikan tanggapan. Ada 13 Bab
pokok yang diberikan kepada murid atau anak didiknya dalam satu tahun proses
pembelajaran, bab tersebut diberikan dalam jangka waktu 2 semester. Ada 6 bab yang
diberikan dalam 1 semester, kemudian dalam setiap bab tersebut akan dijabarkan
pada tiap-tiap sub-bab, yang bertujuan agar mudah dalam penyampaian dan dalam

11 Muh Haris Zubaidillah and M.Ahmin Sulthan Nuruddaroini, “Jurnal Pendidikan Agama Islam
ANALISIS KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI JENJANG SD,SMP DAN
SMA,” Addabana 2 No 1 (June 1, 2019).

kegiatan materi ada batasan-batasannya. Pada semester 2, terdapat 7 bab yang utama
dijelaskan dalam sub-bab sub-bab yang lebih rinci.
Adapun model pembelajaran atau penyampaian materi untuk menguasai kompetensi
yaitu model cooperativ learning yang mencakup suatu kelompok kecil peserta didik
lalu bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan
suatu tugas, dan mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Selain
itu ada juga metode cerita, suri tauladan maupun praktek langsung untuk metode
praktik langsung sangat cocok diterapkan hanya pada bab-bab tertentu, karena
memang sudah seharusnya dipraktekkan agar para siswa dapat memahami secara
jelas.

B.4.3 Analisis Karakteristik Materi PAI di SMA
Ada 11 bab yang dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik sesuai KI dan KD

pada materi PAI di SMA. Materi PAI yang ada pada tingkat SMA lebih luas dan
mendalam kemudian juga lebih kepada nilai-nilai yang bisa diambil dari tema materi
tersebut, kita bisa mengetahui nya ketika melihat peta konsep. terdapat 11 bab pokok
yang diberikan pada murid atau anak didiknya dalam satu tahun proses
pembelajaran,lalu 11 bab tersebut diberikan dalam jangka waktu 2 semester. Pada
semester pertama ada 5 bab yang diberikan, lalu pada semester 2 terdapat 6 bab
utama. 12

Adapun model pembelajaran ataupun penyampaian materi, seorang guru dapat
memakai teknik yang berbeda-beda yang sesuai dengan materi, sehingga materi
tersebut bisa langsung dengan mudah dipahami. Dalam proses pembelajaran
diharapkan siswa tidak hanya sekedar mengetahui tetapi siswa diharapkan dapat
mempraktekkan. Pada kurikulum k13 ini siswa diharapkan lebih aktif daripada guru
sehingga guru hanya akan mengarahkan dan sisanya yang lebih berperan jika dilihat

12 Dr.Abdyl Rahman,M.Pd., Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Riset Pasar
(Pekanbaru: Guepedia, 2021).


Click to View FlipBook Version