The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Pengembangan Bahan Ajar PAI

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by hancurngeringeri, 2022-12-06 08:31:04

Muhammad Arung

Pengembangan Bahan Ajar PAI

dari materi-materi yang disajikan adalah siswa-siswa nya. Dari penjelasan-penjelasan
diatas, dapat diketahui bahwa pada intinya karakteristik materi PAI yang ada
diberbagai jenjang dan jenis pendidikan yaitu daru SD, SMP, SMA memiliki
karakteristik yang berbeda, hal tersebut bisa dilihat dari isi materi-materi nya, bobot
materi maupun pendalaman materi. 13

Adapun surat keputusan bersama yang dibuat oleh Prof. Mahmud Yunus dari
departemen Agama dan Mr. Hadi dari departemen PPK, yaitu, Tanggal 20 Januari
1951 (Agama), yang berisi rumusan antara lain sebagai berikut ;
A. Pendidikan Agama diberikan mulai kelas IV Sekolah rakyat.
B. Di daerah-daerah yang Agama masyarakat nya kuat, pendidikan Agama dapat
diberikan mulai kelas 1 sekolah, dengan catatan bahwa mutu pengetahuan umum
tidak boleh berkurang.
C. Di sekolah lanjutan tingkat pertama dan tingkat atas (umum dan kejuruan)
diberikan pendidikan agama dua jam setiap minggunya.
D. Pendidikan Agama diberikan kepada murid-murid sedikitnya 10 orang dalam 1
kelas dan mendapat izin dari orang tua atau walinya.
E. Pengangkatan guru Agama,biaya pendidikan Agama dan materi pendidikan
Agama ditanggung oleh Departemen Agama.
Dengan keluarnya peraturan bersama tersebut, maka pendidikan agama secara reuni
masuk dalam sekolah-sekolah negeri dan sekolah-sekolah partikelir, mulai dari SR,
SMP, sampai ke SMA, dan sekolah-sekolah kejuruan.

Penyelenggaraan pendidikam Islam di lembaga sekolah (SD, SMP, SMA,)
melalui mata pelajaran PAI sebetulnya masih dirasa sangat belum cukup. Untuk
sekolah-sekolah umum yang cenderung sekuler lalu sangat mengagung-agungkan
ilmu pengetahuan tentunya sangat tidak bagus mengenai mata pelajaran PAI nya,
yang dimana sekolah-sekolah umum tersebut tidak mengapresiasi dan juga tidak

13 Husaini,H, Hakikat Tujuan Pendidikan Agama Islam Dalam Berbagai Perspektif, vol. 4 No.1, 2021.


memberikan kesempatan terhadap peserta didik untuk lebih mengeksplor diri ke
bidang keagamaan. Pelajaran Agama Islam pada sekolah umum (SD, SMP, SMA,
dan SMK) berdurasi selama 2 jam sedangkan pada sekolah Islam memiliki durasi
yang lebih lama yaitu 7 jam bahkan bisa sampai 9 jam.

Adapun di sekolah umum (SD, SMP, SMA), pelajaran agama islam (PAI)
merupakan bagian kurikulum yang terwujud dalam sebuah mata pelajaran pendidikan
Islam. PAI di sekolah umum (SD, SMP, SMA), tidak terlalu memfokuskan materinya
dan posisi mata pelajaran PAI hanya sebatas "pemanis" kurikulum. Oleh karena itu
lah, agar PAI di SD SMP dan SMA bisa difungsikan dengan baik, maka seorang
pendidik memiliki peran yang sangat penting agar PAI menjadi nilai yang di junjung
tinggi oleh peserta didiknya di sekolah umum, serta diharapkan pendidik juga bisa
mengimplementasikan dan melakukan penghayatan terhadap mata pelajaran PAI. 14

Di dalam kenyataan di lapangan, banyak sekali problematika yang muncul
terhadap Pendidikan Agama Islam di sekolah umum sehingga berakibat tidak
maksimalnya pembelajaran PAI di sekolah, baik di tingkat SD, SMP, SMA, maupun
SMK. Adapun beberapa problematika yang sangat sering terjadi di sekolah umum
terhadap pendidikan agama islam beserta solusinya yaitu dipaparkan sebagai berikut.

1. Manajemen sekolah (peranan kepala sekolah dan guru selain guru agama)
permasalahan dalam hal manajemen yaitu kurang aktifnya kepala sekolah dan guru
selain guru agama dalam memberikan pelayanan pendidikan agama Islam yang
memadai untuk peserta didik. Solusi yang ditawarkan adalah:
A. Menyadarkan pihak manajemen tentang pentingnya memberikan pelayanan
pendidikan agama Islam yang memadai untuk peserta didik.
B. Menyadarkan pihak manajemen tentang kewajiban memberikan pelayanan
pendidikan Agama Islam yang memadai untuk peserta didik.

14 A.Rifqi Amin,M.Pd.I, Pengembangan Pendidikan Agama Islam Reinterpretasi Berbasis Interdispliner
(Yogyakarta,Jl.Paringtritis, n.d.).


2. Kompetensi Tenaga Pendidik
Permasalahan dalam hal tenaga pendidik:
A) Kurangnya keteladanan.
B) Kurangnya kemampuan menguasai materi.
C) Kurangnya kemampuan dalam mengelola kelas.
D) Kurangnya rasa tanggung jawab.
E) Evaluasi hanya berorientasi terhadap penelitian kognitif.
Adapun Solusi yang ditawarkan adalah:
A) Menggalakkan program-program peningkatan kemampuan guru seperti

pemberian beasiswa untuk melanjutkan studi, melaksanakan diklat-diklat dan lain-
lain.
B) Evaluasi mencakup penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik.

3. Peserta didik
Permasalahan yang ada pada peserta didik:
A. Kurangnya minat belajar agama
B. Adanya perbedaan tingkat pemahaman, pengamalan serta penghayatan nilai

agama diantara peserta didik.
Solusi yang ditawarkan adalah:
A) Semua pihak (stakeholder) berusaha menyadarkan peserta didik akan

pentingnya belajar agama Islam.
B) Pemisahan peserta didik dan mengelompokan mereka berdasarkan tingkat
kemampuan yang sama.

4. Dukungan orang tua
Permasalahan yang berkaitan dengan orang tua diantaranya adalah kurangnya

rasa tanggung jawab Dan kepedulian terhadap pendidikan agama anaknya. Adapun
solusi yang sering ditawarkan adalah pihak sekolah sering mengajak POM (Persatuan


orang tua murid) dalam membahas problematikan pendidikan agama Islam di
sekolah.
5. Sarana prasarana.

Di antara permasalahan dalam bidang sarana dan prasarana adalah:
A. Kurang lengkapnya sarana dan prasarana.
B. Kurangnya rasa tanggung jawab dan loyalitas civitas akademik dalam merawat
dan menjaga aset dan sarpras sekolah.
Adapun solusi yang ditawarkan adalah:
A. Pemberdayaan semua pihak terkait (stakeholder) untuk ikut menanggulangi
sarana dan prasarana di sekolah.
B. Pemberian arahan yang berkesinambungan kepada seluruh civitas akademik
dalam hal perawatan aset. 15

15 Sari and Shunhaji, “Perkembangan Kebijakan Pembelajaran Agama Islam Pada Lembaga Pendidikan
di Indonesia,” December 30, 2020.


C.PENUTUP

C.1 Kesimpulan

Perkembangan pendidikan agama islam diawali sejak masa setelah
kemerdekaan Indonesia yang pada saat itu pemerintah dan masyarakat Indonesia
mulai menyadari bahwa umat islam memiliki kontribusi terhadap kemerdekaan dan
keputusan pemerintah dibuktikan dengan dikeluarkannya peraturan mengenai
pendidikan khususnya agama islam. Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi
keimanan (aqidah), keislaman (syari'at) dan ikhsan (akhlak). Semua kajian
pendidikan agama Islam di atas tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan karena
semuanya memiliki keterkaitan dan berdasarkan Al-Qur'an, Sunnah, Ijma, Qiyas.
Oleh karena itu, semua aspek tersebut tidak boleh lepas dari urusan seorang muslim
baik secara personal maupun sebagai makhluk Allah yang memiliki tanggung jawab
sosial.
Secara umum tujuan pendidikan Agama Islam ialah mampu mencetak para insan
kamil yang beriman dan bertaqwa sehingga mampu menjalankan syariat Islam sesuai
dengan tuntunan al-Qur’an dan sunnah. Pendidikan Agma Islam juga bertujuan
menjadikan peserta didik memiliki akhlak mulia dan budi pekerti yang baik sesuai
norma-norma yang ada di masyarakat, serta menyeimbangkan pribadi manusia
melalui spiritual, kecerdasan, rasio, perasaan dan panca indra.
Adapun di sekolah umum (SD, SMP, SMA), pelajaran agama islam (PAI) merupakan
bagian kurikulum yang terwujud dalam sebuah mata pelajaran pendidikan Islam. PAI
di sekolah umum (SD, SMP, SMA), tidak terlalu memfokuskan materinya dan posisi
mata pelajaran PAI hanya sebatas "pemanis" kurikulum. Oleh karena itu lah, agar
PAI di SD SMP dan SMA bisa difungsikan dengan baik, maka seorang pendidik
memiliki peran yang sangat penting agar PAI menjadi nilai yang di junjung tinggi
oleh peserta didiknya di sekolah umum, serta diharapkan pendidik juga bisa
mengimplementasikan dan melakukan penghayatan terhadap mata pelajaran PAI


C.2 Saran

Diharapkan judul makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber
untuk dapat dilakukan sebagai sumber untuk dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai perkembangan keilmuan pendidikan agama islam, ruang lingkup serta
berbagai cakupannya. Diharapkan juga dalam penulisa makalah ini sumber yang
didapatkan dapat memenuhi standar keilmuan dalam pembuatan makalah.


D. Daftar Pustaka

A.Aziz, Asep, Ajas S Hidayatullah, Nurti Budiyanti, and Uus Ruswandi. “Taklim : Jurnal
Pendidikan Agama Islam PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI
SEKOLAH DASAR” 18 No.2 (2020).
Ahmad Suryadi, Rudi. “Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta).” Deepublish, 2018.
Amin,M.Pd.I, A.Rifqi. Pengembangan Pendidikan Agama Islam Reinterpretasi
Berbasis Interdispliner. Yogyakarta,Jl.Paringtritis, n.d.
Faizin, Faizin. “Pendidikan Agama Islam dan Pembentukan Karakter.” Edification
Journal 2, no. 2 (January 3, 2020): 111–21. https://doi.org/10.37092/ej.v1i2.116.
Habbiburrahman,M.Pd.I, DR.H Sayid. Materi Pendidikan Agama Islam. 1. CV.Feniks
Muda Sejahtra, n.d.
Haris Zubaidillah, Muh, and M.Ahmin Sulthan Nuruddaroini. “Jurnal Pendidikan
Agama Islam ANALISIS KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI JENJANG SD,SMP DAN SMA.” Addabana 2 No 1 (June 1, 2019).
Huda, Miftahul. “Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia dan Upaya
Penguatannya dalam Sistem Pendidikan Nasional.” Journal of Islamic Education
Research 1, no. 02 (June 29, 2020): 39–53. https://doi.org/10.35719/jier.v1i02.24.
Husaini,H. Hakikat Tujuan Pendidikan Agama Islam Dalam Berbagai Perspektif. Vol.
4 No.1, 2021.
Muhammad. Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam. Vol. 3. 2021, n.d.
Rahman,M.Pd., Dr.Abdyl. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis
Riset Pasar. Pekanbaru: Guepedia, 2021.
Sari, Windy Dian, and Akhmad Shunhaji. “Perkembangan Kebijakan Pembelajaran
Agama Islam Pada Lembaga Pendidikan di Indonesia.” Alim | Journal of Islamic
Education 2, no. 2 (December 30, 2020): 199–214.
https://doi.org/10.51275/alim.v2i2.185.
———. “Perkembangan Kebijakan Pembelajaran Agama Islam Pada Lembaga
Pendidikan di Indonesia.” Alim | Journal of Islamic Education 2, no. 2 (December 30,
2020): 199–214. https://doi.org/10.51275/alim.v2i2.185.
Umar, Mardan. Pendidikan Agama Islam (konsep dasar bagi mahasiswa perguruan
tinggi umum). Jl.Gerilya No.292 Purwokerto Selatan,Kab. Banyumas Jawa Tengah:
CV. Pena Persad, 2020.
Umar,S.Pd.I.,M.Pd, Dr.Mardan, and Dr. Felby Ismail,S.Pd.I.M.Pd. Buku Ajar
Pendidikan Agama Islam. Jawa Tengah: CV. Pena Persada, 2020.


MAKALAH
PROSEDUR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PAI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Bahan Ajar PAI
Dosen Pengampu :
Dr. Agus Setiawan, M.Pd,I

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Anil Hamdal (2011101052)

2. Bahtiar (2011101040)

3. Lidia (2011101031)

4. Vandea Refina Rusdi (2011101058)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI
MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA
2022

1


DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 3
A. Latar Belakang ..............................................................................................3
B. Rumusan Masalah .........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................4

II. PEMBAHASAN.............................................................................................. 5
A. Pengertian Prosedur ......................................................................................5
B. Analisis Bahan Ajar ......................................................................................6
C. Perancangan Bahan Ajar PAI........................................................................8
D. Pengembangan Lanjut Bahan Ajar PAI ......................................................10
E. Evaluasi Bahan Ajar PAI ............................................................................11
F. Revisi dalam Bahan Ajar PAI .....................................................................14

III. PENUTUP ..................................................................................................... 17
A. KESIMPULAN...........................................................................................17
B. SARAN .......................................................................................................17

IV. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 18

2


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prosedur merupakan hal penting dalam pengembangan bahan ajar
pendidikan Agama Islam. karena prosedur memuat langkah atau cara dalam
proses pembuatan bahan ajar, seperti analisis bahan ajar PAI, perancangan
bahan ajar PAI, evaluasi bahan ajar PAI, dan revisi dalam bahan ajar PAI.
Bahan ajar merupakan bahan atau materi pelajaran yang disusun secara
sistematis yang digunakan para pendidik dan peserta didik dalam proses
pembelajaran (Pannen:1995) jadi bahan ajar haruslah dirancang dan ditulis
dengan kaidah intruksional karena bahan ajar akan digunakan oleh para
pendidik untuk membantu dan menunjang proses pembelajaran.
Pada dasarnya para pendidik harus memiliki banyak kemampuan dalam
mengajar, bukan hanya itu para pendidik juga harus mampu mengembangkan
bahan ajar. Pengembangan bahan ajar mampu membuat pembelajaran lebih
menyenangkan, efektif, efesien, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Bahan ajar yang bersifat sistematis artinya ialah disusun secara ber urut
sehingga memudahkan siswa belajar dalam belajar.
Bahan ajar yang dikembangkan oleh para pendidik mempunyai pengaruh
yang sangat besar untuk menunjang keberhasilan sebuah pembelajaran.
Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat tergantung oleh kemampuan
dan ketepatan pendidik dalam menganalisis bahan ajar, merancang bahan ajar,
mengembangkan bahan ajar, mengevaluasi bahan ajar, dan merevisi dalam
bahan ajar.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, penyusun merumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian prosedur?
2. Bagaimana analisis bahan ajar PAI?
3. Bagaimana perancangan bahan ajar PAI?
4. Bagaimana pengembangan lanjut bahan ajar PAI?

3


5. Bagaimana evaluasi bahan ajar PAI?
6. Bagaimana revisi dalam bahan ajar PAI?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan yakni, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian prosedur.
2. Untuk mengetahui analisis bahan ajar PAI.
3. Untuk mengetahui perancangan bahan ajar PAI.
4. Untuk mengetahui pengembangan bahan ajar PAI.
5. Untuk mengetahui evaluasi bahan ajar PAI.
6. Untuk mengetahui revisi bahan ajar PAI.

4


II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Prosedur

Prosedur adalah rangkaian kegiatan yang telah menjadi pola dan sudah
ditentukan dalam melakukan suatu pekerjaan atau aktifitas. Depdinas dalam
Krisma (2014) merinci prosedur atau langkah-langkah pengembangan bahan
ajar sebagai berikut :

Pertama yaitu menentukan kriteria pokok pemilihan bahan ajar dengan
mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar KD, hal ini
dikarenakan pada setiap aspek dalam SK dan KD memiliki Jenis materi
yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.1

Kedua yaitu mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar materi
pembelajaran dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif (fakta konsep
prinsip dan prosedur) aspek afektif (pemberian respon penerimaan
internalisasi dan penilaian serta aspek psikomotorik gerakan awal semi rutin
dan rutin).

Ketiga yaitu mengembangkan bahan ajar yang sesuai atau relevan
dengan SK-KD yang telah teridentifikasi sebelumnya. Keempat yaitu
mengembangkan sumber bahan ajar. Krisma(2014) menambahkan bahwa
pengembangan suatu bahan ajar harus berdasarkan analisis kebutuhan
peserta didik. Terdapat sejumlah alasan mengapa perlu dilakukan
pengembangan bahan ajar, seperti yang disebutkan oleh Direktorat :

1. Ketersedian bahan sesuai tuntutan kurikulum artinya bahan belajar
yang dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum

2. Karakteristik sasaran artinya bahan ajar yang dikembangkan dapat
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik sebagai sasaran
karakteristik tersebut meliputi lingkungan sosial, budaya, geografis,
maupun tahapan perkembangan peserta didik.

3. Pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan
masalah atau kesulitan dalam belajar.

1 Nana, Pengembangan Bahan Ajar (Klaten, Jawa Tengah: Lakeisha, 2019),hal, 25.

5


Dengan demikian pengembangan bahan ajar di sekolah perlu
memperhatikan karakteristik peserta didik dan kebutuhan peserta didik
sesuai kurikulum yaitu menurut adanya partisipasi dan aktivitas peserta
didik lebih banyak dalam pembelajaran. pengembangan lembar kegiatan
peserta didik menjadi salah satu alternatif bahan ajar yang akan bermanfaat
bagi peserta didik menguasai kompetensi tertentu karena lembar kegiatan
peserta didik dapat membantu peserta didik menambah informasi tentang
materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
B. Analisis Bahan Ajar

Analisis Merupakan kata yang sering terdengar pada suatu evaluasi
kegiatan. Analisis sering dilakukan untuk memperoleh kesimpulan
mengenai pelaksanaan kegiatan tersebut. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia, yang dimaksud dengan analisis adalah penyelidikan dan
penguraian terhadap suatu masalah untuk mengetahui keadaan yang sebenar-
benarnya dan proses pemecahan masalah yang dimulai dengan dugaan dan
kebenarannya (Sulchan Yasyin, 1997: 34).

Bahana ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru atau instructor dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan
tidak tertulis. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari
suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis
sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara
utuh dan terpadu. Bahan ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang
diperlukan guru atau instructor untuk perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran. 2

Bahan ajar adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat
berlangsungnya proses belajar mengajar. Melalui bahan ajar ini siswa
diantarkan kepada tujuan pengajaran. Dengan perkataan lain tujuan yang
akan dicapai siswa diwarnai dan dibentuk oleh bahan ajar. Bahan ajar pada

2 Tri Rahayu, “PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PAI DI SEKOLAH/ MADRASAH”
XIV (2021): hal 19.

6


hakikatnya adalah isi dari mata pelajaran atau bidang studi yang diberikan
kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakannya. 3

Hal pertama dalam mengembangkan bahan ajar adalah analisis terlebih
dahulu yang perlu dianalisis yaitu karakteristik dan kebutuhan peserta didik
merupakan hal utama yang perlu mendapatkan perhatian. Karakteristik dan
kebutuhan peserta didik perlu diindetifikasi utuk menentukan jenis subtansi
bahan ajar yang dikembangkan. Bahan ajar yang baik adalah bahan ajar
yang sesuai karakterisitk peserta didik dan kebutuhan mereka terhadap
bahan ajar itu.

Pada tahap analisis ini mencoba untuk mengenali siapa peserta didik
dengan perilaku awal dan karakteristik yang dimilikinya, perilaku awal
berkenaan dengan kemampuan bidang ilmu atau mata tataran yang sudah
dimiliki peserta didik. Sementara itu karakteristik awal memberikan
informasi tentang ciri-ciri peserta didik. 4 Jika informasi tentang peserta
didik sudah diketahui maka implikasi terhadap rancangan bahan ajar dapat
ditentukan dan bahan ajar dapat segera dikembangkan. Tahap analisis
merupakan tahap dimana kita menganalisis kebutuhan awal dalam
pembuatan bahan ajar ini. Tahapan ini terdiri dari tiga kegiatan analisis,
sebagai berikut:

1. Analisis Kebutuhan
2. Analisis Kurikulum
3. Pemilihan Jenis Bahan Ajar
Pengenalan yang baik terhadap perilaku awal dan karakteristik awal
peserta didik sangat diperlukan untuk menentukan kebutuhan peserta didik
dan kemudian untuk merancang bahan ajar yang bermanfaat bagi peserta
didik. Dalam menganalisis bahan ajar hal yang paling utama ialah
menganalisis kebutuhan bahan ajar. Berikut ini adalah analisis yang harus
dilakukan dalam menganalisis bahan ajar :

3 Tri Rahayu, “Pengembangan bahan ajar…., hal 20.
4 Nana, Pengembangan Bahan Ajar…., hal 26.

7


1. Analisis SK-KD.
Analisis SK-KD dilakukan untuk menemukan kompetensi-kompetensi

mana yang memerlukan bahan ajar. Dari hasil analisis ini akan dapat
diketahui Berapa banyak bahan ajar yang hendak disiapkan dalam satu
semester tertentu dan jenis bahan ajar mana yang dipilih. Materi
disampaikan dengan ceramah, diskusi, simulasi penyusunan bahan ajar yang
disusun mengacu pada SK-KD5.
2. Analisis sumber belajar .

Sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan ajar harus dilakukan
analisis terlebih dahulu analisis ini dilakukan terhadap ketersediaan
kesesuaian dan kemudahan dalam penggunaannya
3. Pemilihan dan penentuan bahan ajar.

Pemilihan dan penentuan bahan ajar dimaksudkan untuk memenuhi
salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik dapat membantu siswa
untuk mencapai kompetensi sehingga bahan ajar yang dibuat sesuai kebutuhan.
C. Perancangan Bahan Ajar PAI

Pada tahap ini ada beberapa hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan
yaitu perumusan tujuan pembelajaran pemilihan topik mata pelajaran
pemilihan media dan sumber serta pemilihan strategi pembelajaran dengan
ini diharapkan pendidikan dapat menjadikan individu-individu yang mandiri
sebagai pelajar yang mandiri dengan memenuhi kaidah-kaidah yang berlaku
yaitu Audience, Behavior, Condition, dan Degree.6
1. Pemilihan Topik Mata Tataran

Jika tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan dan analisis sudah
dilakukan maka peserta didik sudah mempunyai gambaran tentang
kompetensi yang harus dicapai melalui proses belajar. Dengan demikian,
petatar juga dapat segera menetapkan topik mata tataran dan isinya
mengenai apa saja topik, tema isu yang tepat untuk disajikan dalam bahan

5 Bayu Pradikto and Intan Purnama Dewi, “Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar
Pembelajaran Keaksaraan Fungsional,” n.d., 6.
6 Nana, Pengembangan Bahan Ajar…., hal 26.

8


ajar Sehingga peserta didik dapat belajar dan mencapai kompetensi yang

telah ditetapkan.

Acuan utama pemilihan topik mata kanan adalah Silabus dan analisis

instruksional yang telah penataan miliki. Selanjutnya penatar juga dapat

menggunakan berbagai buku dan sumber belajar serta melakukan

penelusuran pustaka yaitu mengkaji buku-buku tentang Mataram termasuk

ensiklopedia, majalah, dan buku yang ada di perpustakaan.7

2. Membuat Peta Konsep

Peta konsep bertujuan untuk mengetahui jumlah bahan ajar yang akan

kita siapkan dalam semester tertentu. Dengan adanya peta konsep akan

memudahkan untuk menentukan materi, menentukan jumlah bahan ajar

yang harus dibuat.

3. Pemilihan Media dan Sumber

Memilih media yang dibutuhkan untuk menyampaikan topik tataran,

yang memudahkan peserta belajar, serta yang menarik dan disukai peserta.

Kata kuncinya adalah media yang dapat mendorong peserta belajar. Media

itulah yang perlu dipertimbangkan untuk dipilih.

4. Pemilihan Strategi Pembelajaran

Tahap pemilihan strategi pembelajaran merupakan tahap ketika

merancang aktivitas belajar. Dalam merancang aktivitas belajar, urutan

penyajia harus berhubungan dengan ketentuan

tema/isu/konsep/teori/prinsip/prosedur utama yang harus disajikan dalam

topik mata tataran. Hal ini tidaklah terlalu sulit jika sudah memiliki peta

konsep dari apa yang ingin diajarkan. Jika sudah mengetahuinya, maka

menentukan bagaiman materi itu disajikan, atau secara umum dapat

dikatakan bagaiman struktur bahan ajarnya. Berbagai urutan penyajian dapat

dipilih berdasarkan urutan kejadian untuk kronologis, berdasarkan lokasi,

berdasarkan sebab akibat, dan lain sebagiannya.

7 Nana, Pengembangan Bahan Ajar…., hal 27.

9


D. Pengembangan Lanjut Bahan Ajar PAI
Langkah guru dalam mengembangkan sumber bahan ajar mata pelajaran

PAI selanjutnya adalah dengan cara memperhatikan prinsip-prinsip dalam
pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi artinya materi
pembelajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian
standar kompetensi, prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara
bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa, prinsip
kecukupan artinya hendaknya materi yang diajarkan hendaknya cukup
memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang
dijarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan juga tidak boleh terlalu
banyak. Jika sedikit maka akan kurang membantu mencapai standar
kompetensi jika terlalu banyak maka akan membuang waktu dan tenaga
yang tidak perlu dipelajari.8

Jadi guru berupaya untuk mengembangkan referensi atau rujukan dari
buku ataupun kitab lain yang mendukung proses pembelajaran. Bahan ajar
dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, tetapi yang digunakan
dalam pembelajaran PAI adalah:

1. Bahan ajar cetak antara lain, buku paket, modul, lembar kerja siswa,
globe, peta, dan kitab Sirah Nabawi.

2. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video atau film,
orang atau narasumber. 9

Setelah rencana pelaksanaan pembelajaran tersusun hal penting lainnya
ialah adanya interaksi antara guru dan siswa secara efektif dan optimal. Hal
ini akan menumbuhkan pengalaman belajar yang baik dalam diri siswa.

8 Karlina Indrawari, Sayyid Habiburrahman, “Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan
Agama Islam Dengan Metode Al-Qur’an Tematik” 17 No.1 (2019) hal24.

9 Afif Syaiful Mahmudin, “PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM OLEH GURU TINGKAT SEKOLAH DASAR,” SITTAH: Journal of
Primary Education 2, no. 2 (October 30, 2021): 104,
https://doi.org/10.30762/sittah.v2i2.3396.

10


Agar guru bisa mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran guru harus
bisa memberikan evaluasi yang terstruktur dan diprogram secara baik10.

Setelah tahap perancangan tahap paling penting adalah melakukan
pengembangan lanjut bahan ajar itu sendiri. Tahap pengembangan ini
merupakan inti (core) dari tahap-tahap lainnya. Tahap sebelumnya
merupakan prasyarat, sementara tahap berikutnya adalah tahap finalisasi.
Jadi semua tahap itu memiliki signifikansi dan urgensinya masing-masing.
Karena merupakan kegiatan inti, pada tahap pengembangan diperlukan kerja
keras dan perhatian lebih. Kerja keras dan perhatian lebih itu diharapkan
dapat menghasilkan produk pengembangan yang optimal, menarik, efisien
dan efektif. Dalam melakukan langkah pengembangan bahan ajar, ada dua
tujuan penting yang perlu dicapai antara lain adalah :

1. Mempro-duksi atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

2. Memilih bahan ajar terbaik yang akan digunakan untuk mendekatan
pembelajaran.11

Pada tahap pengembangan ini diperlukan kerja keras dan perhatian lebih.
Kerja keras dan perhatian lebih itu diharapkan dapat menghasilkan produk
pengembangan bahan ajar yang optimal, menarik, efisien dan efektif.
E. Evaluasi Bahan Ajar PAI

Secara etimologi “evaluasi” berasal dari bahasa inggris yaitu evaluation
dari akar kata value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa arab
disebuut al-qiamah atau al-taqdir yang bermakna penilaian (evaluasi).
Sedangkan kata evaluasi secara harfiah, yaitu al-taqdir atau al-tarbiah yang
sering disebut sebagai evaluasi pendidikan diartikan sebagai penilaian dalam
bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
instansi pendidikan maupun kegiatan yang ada di dalamnya. Pakar ahli
memberikan pendapat tentang pengertian evaluasi diantaranya; Edwin dalam

10 Syaiful Mahmudin, “Pengembangan bahan ajar…., hal 104-105 ,

https://doi.org/10.30762/sittah.v2i2.3396..
11 Rahmat Arofah Cahyadi, “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ADDIE Model”

halaqah islamic : journal education 3, no. 1 (juni 01 2019) hal, 39

11


Ramayulis berkata bahwa evaluasi mengandung pengertian suatu tindakan
atau proses dalam menentukan nilai sesuatu (Ramayulis, 2002) M. Chabib
Thoha, megartikan evaluasi merupakan kegiatan yang terencana dan
sistematis untuk mengetahui keadaan objek dengan meggunakan instrumen
dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan
(Thoha, 1990).

Evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses yamg
sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan,
unjuk-kerja, proses, orang, objek dan yang lainnya) berdasarkan kriteria
tertentu melalui penilaian Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara
membandingkan dengan kriteria, evaluator dapat langsung
membandingkan dengan kriteria umum, dapat pula melakukan
pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian membandingkan
dengan kriteria tertentu. Di dalam pengertian yang lain yaitu antara
evaluasi, pengukuran, dan penilaian ialah kegiatan yang bersifat hirarki.12

Sehingga dapat diartikan berkaitan dengan proses pembelajaran maka
tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanannya harus
dilakukan secara berurutan atau sistematik. Dalam hal ini ada kaitan yang
hampir sama namun berbeda, yaitu penilaian dan pengukuran. Pengertian
pengukuran terarah kepada suatu tindakan dalam menentukan kuantitas
sesuatu, oleh karena itu biasanya sangat diperlukan alat bantu. Sedangkan
penilaian atau evaluasi memiliki arti dalam menentukan suatu kualitas atau
nilai akan sesuatu.

Evaluasi belajar dan pembelajaran ialah sebuah proses untuk
menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan melalui
kegiatan penilaian atau pengukuran pembelajaran. Penilaian belajar ialah
hasil akhir dari nilai keberhasillan belajar dan pembelajaran yang dilakukan
secara kualitatif.

12 Ina Magdalena, Alvi Ridwanita, and Aulia, “EVALUASI BELAJAR PESERTA
DIDIK” 2 (2020) hal 119.

12


Dari beberapa pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa evaluasi
pendidikan memiliki beberapa unsur :

1. Evaluasi pendidikan menggali informasi seputar keterwujudan tujuan
pembelajaran yang telah dilaksanakan, tujuan tersebut berupa
perubahan sikap, kemampuan dan keilmuan peserta didik.

2. Evaluasi pendidikan merupakan proses yang terstruktur bukan acak,
evalusai pendidikan didasarkan atas standar yang telah ditentukan.

3. Evaluasi pendidikan mencakup semua aspek pendidikan.
4. Evalusai pendidikan bersifat terus menerus13

Maka dapat disimpulkan evaluasi bahan ajar khusus dalam pembelajaran
PAI adalah untuk menentukan sejauh mana tingkat keberhasilan siswa
dalam mengikuti pembelajaran pai. Pada kondisi dimana para siswa dapat
memahami dan mendapatkan nilai yang sangat memuaskan, maka tentu saja
akan memberikan dampak stimulus dalam proses pembelajaran. Sehingga
evaluasi dalam pendidikan islam adalah melihat sejauh mana keberhasilan
pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai islam sebagai tujuan dari
pendidikan itu sendiri. Evaluasi dalam pendidikan islam telah menjadi
sebuah tolak ukur yang selaras dengan tujuan pendidikannya. Baik itu tujuan
jangka pendek, yaitu membimbing manusia agar hidup selamat dunia,
maupu tujuan jangka panjang untuk kesejahteraan hidup di akhirat nanti
(Jalaludin 1994).

Evaluasi merupakan proses untuk memperoleh beragam reaksi dari
berbagai pihak terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Pada tahap ini,
penilaian terhadap bahan ajar oleh ahli dan penilaian dari sudut pandang
siswa didapatkan hasil berupa tingkat kelayakan bahan ajar. Komentar dan

13 Mubarak Bamualim, “Kedudukan Dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran Bahasa
Arab,” Jurnal Al-Fawa’id : Jurnal Agama dan Bahasa 10, no. 2 (September 30,
2020): 3–4, https://doi.org/10.54214/alfawaid.Vol10.Iss2.141.

13


saran dari ahli pun dijadikan sebagai bahan memperbaiki bahan ajar14.
Reaksi ini hendaknya dipandang sebagai masukan untuk memperbaiki bahan
ajar lebih berkualitas. Evaluasi sangat diperlukan untuk melihat efektivitas
bahan ajar yang dikembangkan. Apakah bahan ajar yang dikembangkan
memang dapat diemngeti, dibaca dengan baik, dan dapat mendorong peserta
untuk belajar. Disamping itu, evaluasi diperlukan untuk memperbaiki bahan
ajar sehingga menjadi bahan ajar yang baik. Secara umum, terdapat 4 cara
untuk mengevaluasi bahan ajar yaitu :

1. Telaah oleh ahli materi (lebih ditekankan pada validitas keilmuan
serta ketepatan cakupan)

2. Uji coba satu-satu (salah seorang peserta mengkaji bahan ajar,
kemudian diminta untuk memberikan komentar tentang
keterbacaan, bahasa, ilustrasi, perwajahan, dan tingkat kesukaran)

3. Uji coba kelompok kecil (satu kelompok kecil mengkaji bahan
ajar, kemudian diminta until memberikan komentar yentang
keterbacaan, bahasa, ilustrasi, perwajahan, dan tingkat kesukaran)

4. Uji coba lapangan (untuk memproleh informasi apakah bahan
ajar dapat mencapai tujian, apakah bahan ajar dianggap memadai
dan seterusnya).

F. Revisi dalam Bahan Ajar PAI
Menurut Arsanti yang di kutip oleh Nasaruddin, revisi bahan ajar

diperlukan dalam penyempurnaan bahan ajar agar lebih menarik dan efektif
pada saat digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga memudahkan
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Kegiatan revisi
bahan ajar dilakukan sesuai dengan berdasarkan data yang diperolah dari
evaluasi formatif. Revisi bahan ajar dilakukan berdasarkan penilaian
perseorangan, penilaian kelompok kecil, dan hasil uji coba di lapangan
melalui kegiatan revisi dengan pertimbangan:

14 Utari Narulita, “Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan,” n.d.,
50.

14


1. Revisi terhadap isi atau substansi bahan ajar agar lebih akurat
sebagai bahan alat belajar.

2. Revisi terkait dengan prosedur yang digunakan dalam penggunaan
bahan ajar.15

Guswari, Tanjung dan Panjaitan (2021) menyatakan bahwa tujuan dari
revisi bahan ajar adalah untuk mendapatkan efektifitas media dan sumber
pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, dengan
melakukan revisi bahan ajar, dapat diketahui kekurangan dan kelebihan
bahan ajar yang akan digunakan dalam sebuah proses pembelajaran.
Tahapan revisi bahan ajar dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Proses revisi yaitu dimulai dengan meringkas data yang telah
ditemukan.

2. Revisi pembelajaran dilakukan dengan berdasarkan semua
informasi yang telah didapatkan dari evaluasi kelompok kecil atau
dari uji lapangan.

3. Peerbandingan dari berbagai pendekatan juga diikutsertakan dalam
evaluasi formatif

4. Selain beerdasarkan hasi evaluasi, revisi bahan ajar juga dilakukan
sesuai dengan strategi pembelajaran.

Revisi terhapdap materi pembelajaran dilaksanakan agar diperoleh
pemahaman menyeluruh dan informasi seberapa jauh perbaikan yang perlu
dilakukan, melalui langkah-langkah:

1. Memeriksa data mengenai tingkah laku serta memasukan peserta
didik berdasarkan dengan penilaian formatif.

2. Meninjau kembali data pretest dan posttest agar dapat membantu
pendidik untuk mengenali secara tepat masalah dan memutuskan
perubahan apa yang harus dilakukan dalam sebuah proses
pembelajaran untuk masing-masing materi tertentu.

15 Nasruddin et al., Pengembangan Bahan Ajar (Padang: PT. Global Eksekutuf
Teknologi, 2022), 73.

15


3. Mempelajari skor dari pretest untuk menentukan pemahaman dari
peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok terhadap
materi yang telah di ajarkan.

16


III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Prosedur merupakan hal penting dalam pengembangan bahan ajar.
karena prosedur memuat langkah atau cara dalam proses pembuatan bahan
ajar. Hal pertama dalam mengembangkan bahan ajar adalah dengan analisis.
Tahap analisis merupakan tahap menganalisis kebutuhan awal dalam
pembuatan bahan ajar. Tahapan ini terdiri dari tiga kegiatan analisis yaitu,
analisis kebutuhan, analisis kurikulum, pemilihan jenis bahan ajar.
Hasil dari analisis selanjutnya membuat perancangan pada tahap ini ada
beberapa hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan yaitu perumusan tujuan
pembelajaran pemilihan topik mata pelajaran pemilihan media dan sumber
serta pemilihan strategi pembelajaran dengan ini diharapkan pendidikan
dapat menjadikan individu-individu yang mandiri sebagai pelajar yang
mandiri dengan memenuhi kaidah-kaidah yang berlaku yaitu Audience,
Behavior, Condition, dan Degree.
Setelah perancangan langkah guru dalam mengembangkan sumber bahan
ajar mata pelajaran PAI selanjutnya, adalah dengan cara memperhatikan
prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip
relevansi, prinsip konsistensi, prinsip kecukupan. Selanjutnya
pengembangan bahan ajar ini di evaluasi dan revisi. Evaluasi sangat
diperlukan untuk melihat efektivitas bahan ajar yang dikembangkan dan
revisi dapat diketahui kekurangan dan kelebihan bahan ajar yang akan
digunakan dalam sebuah proses pembelajaran.
B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari segi penulisan maupun isi materi. Untuk itu kami berharap kepada
dosen pengampu kami serta teman-teman sekalian dalam memberikan
masukan berupa saran dan kritik yang membangun agar makalah ini dapat
berkembang menjadi lebih baik kedepannya. Semoga makalah kami dapat
memberikan manfaat bagi kita semua yang membacanya.

17


DAFTAR PUSTAKA
Bamualim, Mubarak. “Kedudukan Dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran Bahasa

Arab.” Jurnal Al-Fawa’id : Jurnal Agama dan Bahasa 10, no. 2
(September 30, 2020): 1–10.
https://doi.org/10.54214/alfawaid.Vol10.Iss2.141.
Magdalena, Ina, Alvi Ridwanita, and Bunga Aulia. “EVALUASI BELAJAR
PESERTA DIDIK” 2 (2020): 11.
Mahmudin, Afif Syaiful. “PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM OLEH GURU
TINGKAT SEKOLAH DASAR.” SITTAH: Journal of Primary Education
2, no. 2 (October 30, 2021): 95–106.
https://doi.org/10.30762/sittah.v2i2.3396.
Nana. Pengembangan Bahan Ajar. Klaten, Jawa Tengah: Lakeisha, 2019.
Narulita, Utari. “Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan,”
n.d., 193.
Nasruddin, Dina Merris, Syahdara Abisa, Putu Ayub, Herman, Sri Jumiyati, Yanti
Kristina, et al. Pengembangan Bahan Ajar. Padang: PT. Global Eksekutuf
Teknologi, 2022.
Pradikto, Bayu, and Intan Purnama Dewi. “Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar
Pembelajaran Keaksaraan Fungsional,” n.d., 6.
Rahayu, Tri. “PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PAI DI SEKOLAH/
MADRASAH” XIV (2021): 13.

18


19


MAKALAH
PENYUSUNAN BAHAN AJAR
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pengembangan Bahan Ajar PAI I

Dosen Pengampu:
Dr. Agus Setiawan, M.Pd.I.

Disusun Oleh Kelompok 6:

Desfyansyah (2011101108)
Muhammad Fadhillah Rahman (2011101094)
Nur Aulia Fitri (2011101110)
Nurhisyam Arranniri (2011101105)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA

2022


DAFTAR ISI

A. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
3. Tujuan .......................................................................................................... 2

B. PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
1. Pengertian Penyusunan Bahan Ajar PAI...................................................... 3
2. Syarat Penyusunan Bahan Ajar .................................................................... 4
3. Tujuan dan Manfaat dalam Penyusunan Bahan Ajar ................................... 5
4. Langkah-Langkah dalam Penyusunan Bahan Ajar ...................................... 6
5. Evaluasi Dalam Penyusunan Bahan Ajar................................................... 12

C. PENUTUP ..................................................................................................... 15
1. Kesimpulan ................................................................................................ 15
2. Saran........................................................................................................... 16

i


A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut Majid yang di kutip dari Hernawan bahan ajar
merupakan segala bentuk bahan yang digukan dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Bahan ajar di dalamnya dapat berupa materi
tentang pengetahuan, dan sikap yang harus di capai perserta didik terkait
kompetensi dasar tertentu. Bahan ajar terdapat berbagai macam hal yang
dipandang dapat untuk meningkatkan pengetahuan atau pengalaman
peserta didik.1
Bahan ajar merupakan hal utama yang harus di persiapkan dalam
keberlangsungan pembelajaran. Bahan ajar sebagai bahan utama dalam
pembelajaran perlu penyusunan dengan benar agar tujuan pembelajaran
dapat di capai dengan mudah. Tak hanya bahan ajar penyusunan bahan
ajar juga penting di keberlangsungan pembelajaran. Dengan baiknya
penyusunan bahan ajar pembelajaran dapat mudah di laksanakan di
pembelajaran.
Pemanfaatan bahan ajar dalam proses pembelajaran memiliki
peran penting. Peran tersebut menurut Tian Belawati yang di kutip dari
widodo meliputi peran bagi guru, siswa, dalam pembelajaran klasikal,
individual, maupun kelompok. Agar diperoleh pemahaman yang lebih
jelas akan dijelaskan masing-masing peran sebagai berikut.2
Dalam proses penyusunan bahan ajar dalam menetukan bahan
ajar, harus di susun secara sistematis sehingga bahan ajar tersebut dapat
menabah pengetahuan dan kopetensi peserta didik sesusai dengan tujuan
pembelajaran. Banyak hal yang mesti di perhatikan dalam penyusunan
bahan ajar dengan penyusunan bahan ajar yang tepat dapat memudahkan
penyampaian dalam keberlangsungan pembelajaran.

1 Hernawan, A. H., Permasih, H., & Dewi, L. (2012). Pengembangan bahan ajar.
Direktorat UPI, Bandung, 4(11), 1-13.

2 Widodo, S Chomsin. Jamadi. (2018). Panduan menyusun bahan ajar bebasis
kompetensi. Jakarta: PT Elex media Komputindo.

1


Komponen guru selama ini di anggap sangat mampu
mempengaruhi proses pendidikan. Hal itu memang wajar, sebab guru
merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa
sebagai subjek dan objek belajar. Bagaimanapun bagusnya dan idealnya
kurikulum pendidikan, tanpa di imbangi dengan kemampuan guru
dalam mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang
bermakna. Oleh karena itu, Guru sebagai penentu kualitas pendidikan,
kompetensimnya perlu senantiasa ditingkatkan.
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang di maksud dengan penyusunan bahan ajar PAI?
b. Bagaimana syarat penyusunan bahan ajar?
c. Bagaimana tujuan dan manfaat dalam penyusunan bahan ajar?
d. Bagaimana langkah-langkah dalam penyusunan bahan ajar?
e. Bagaimana evaluasi dalam penyusunan bahan ajar?
3. Tujuan

Berdasarkan beberapa rumusan masalah diatas, maka adapun
tujuan penulisan makalah ini:
a. Agar pembaca mengetahui pengertian penyusunan bahan ajar PAI.
b. Agar pembaca mengetahui syarat penyusunan bahan ajar.
c. Agar pembaca memahami tujuan dan manfaat dalam penyusunan

bahan ajar.
d. Agar pembaca mengetahui langkah-langkah dalam penyusunan

bahan ajar.
e. Agar pembaca mengetahui evaluasi dalam penyusunan bahan ajar.

2


B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Penyusunan Bahan Ajar PAI
Penyusunan merupakan suatu proses, cara, perbuatan dan juga
menyusun. Menurut Kamus Bahasa Indonesia yang dikutip oleh
Misnardi menjelaskan pengertian penyusunan, yaitu “Kata penyusunan
berasal dari kata dasar susun yang artinya kelompok atau satu kumpulan
yang tidak terlalu banyak, sedangkan pengertian dari penyusunan adalah
suatu kegiatan memproses suatu data atau kumpulan data yang
dilakukan oleh suatu individu, organisasi atau lembaga secara baik,
tersusun dan teratur.”3
Pengertian bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar
dapat juga diartikan sebagai bahan yang harus dipelajari oleh peserta
didik sebagai sarana untuk melakukan kegiatan belajar. Di dalam bahan
ajar terdapat segala sesuatu yang berupa materi tentang pengetahuan,
keterampilan dan juga sikap yang harus dicapai oleh para peserta didik
terkait suatu kompetensi dasar tertentu. Bahan ajar adalah segala sesuatu
yang digunakan oleh guru dan juga para peserta didik untuk
memudahkan kegiatan belajar dan mengajar. Bentuknya bisa berupa
buku bacaan, buku LKS, modul, ada juga yang berupa buku online atau
bahan ajar digital, tayangan edukasi, pembicaraan secara langsung
antara guru kepada para peserta didik, perintah-perintah yang diberikan
oleh guru, tugas tertulis dan juga bahan diskusi antar murid yang
dilakukan secara berkelompok. Dengan demikian, bahan ajar dapat
berupa banyak hal yang dipandang dapat untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman para peserta didik.4
Dari pengertian tersebut dapat disimpukan bahwa penyusunan
bahan ajar adalah suatu kegiatan dalam memproses segala sesuatu yang

3 Misnardi. (2021), Evaluasi Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa, h. 324.
4 Dr. E. Kosasih. (2020), Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Bumi Aksara, h. 1.

3


digunakan oleh guru dan juga para peserta didik untuk memudahkan
kegiatan belajar dan mengajar. Bahan ajar disusun harus sesuai dengan
tujuan atau sasaran pembelajaran yang hendak dicapai. Penyusunan
bahan ajar secara umum dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu
menulisnya sendiri, mengemas kembali atau mendaur ulang bahan ajar
yang sudah ada ataupun informasi dan teks baik secara langsung
maupun digital, serta penataan informasi dengan baik dan teratur. 5

Bahan ajar harus disusun sesuai dengan kaidah-kaidah
penyusunan bahan ajar yang terstruktur. Beberapa konsep penyusunan
bahan ajar, yaitu sebagai berikut:
a. Bahan ajar harus disesuaikan dengan para peserta didik yang sedah

mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.
b. Bahan ajar diharapkan bisa mengubah tingkah laku serta akhlak para

peserta didik menjadi lebih baik lagi.
c. Bahan ajar yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan dan

karakteristik diri setiap para peserta didik.
d. Program kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan.
e. Di dalam bahan ajar harus ada tujuan dari kegiatan pembelajaran

secara spesifik yang harus dicapai.
f. Untuk mendukung tercapainya tujuan, di dalam bahan ajar harus

terdapat materi pembelajaran secara rinci, baik untuk kegiatan
maupun latihan pembelajaran.
g. Terdapat evaluasi sebagai umpan balik dan alat untuk mengukur
tingkat keberhasilan para peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.6
2. Syarat Penyusunan Bahan Ajar

Bahan ajar yang baik harus dapat memenuhi tuntutan kurikulum
yang berisi kompetensi-kompetensi yang ditentukan. Mbulu &

5 Magdalena, Ina. dkk. (2020) Analisis Bahan Ajar, Nusantara Jurnal Pendidikan Dan Ilmu
Sosial Volume 2, Nomor 2, h. 311.

6 Chomsin S. Widodo, Jasmadi. (2018) Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, h. 42.

4


Suhartono, yang dikutip dari Saputra menyebutkan syarat-syarat
penyusunan bahan ajar, yaitu:
a. Memberikan orientasi terhadap teori, penalaran teori, dan cara-cara

penerapan teori dalam praktik
b. Memberikan latihan terhadap pemakaian teori dan aplikasinya.
c. Memberikan umpan balik kebenaran latihan itu.
d. Menyesuaikan informasi dan tugas sesuai tingkat awal masing-

masing peserta didik.
e. Membangkitkan minat peserta didik.
f. Menjelaskan sasaran belajar kepada peserta didik.
g. Meningkatkan motivasi peserta didik.
h. Menunjukan sumber informasi yang lain.7
3. Tujuan dan Manfaat dalam Penyusunan Bahan Ajar
a. Tujuan penyusunan bahan ajar

Dalam penyusunan bahan ajar memiliki tujuan antara lain:
1) Dengan adanya penyusunan bahan ajar keberlangsungan dalam

kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih mudah
di pahami oleh para peserta didik dengan berbagai macam
sumber refernsi.8
2) Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil
pembelajaran.
3) Memudahkan dalam mempelajari setiap kemapuan yang harus
bisa di kuasai untuk meningkatkan kemampuan dalam mengajar.
4) Para peserta didik memiliki kesempatan untuk belajar secara
mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran
guru.9

7 Saputra, Mochammad Ronaldy Aji. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Berbasis
WEB. Solo: Yayasan Lembaga Gumun Indonesia (YLGI). h. 14

8 Hernawan, A. H., Permasih, H., & Dewi, L. (2012). Pengembangan bahan ajar. Direktorat
UPI, Bandung, 4(11), h. 1-13

9 Zukhaira, Z., & Hasyim, M. Y. A. (2014). Penyusunan Bahan Ajar Pengayaan Berdasarkan
Kurikulum 2013 dan Pendidikan Karakter Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah. Rekayasa: Jurnal
Penerapan Teknologi dan Pembelajaran, 12(1), h.79-90

5


Adapun tujuan Penyusunan Bahan Ajar menurut Prastowo
(2015: 26-27) menyebutkan empat hal pokok tujuan pembuatan
bahan ajar, yaitu:
1) Membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu.
2) Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, sehingga

mencegah timbulnya rasa bosan pada peserta didik.
3) Memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran.
4) Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.10
b. Manfaat penyusunan bahan ajar

Penyusunan bahan juga tentu memiliki manfaat tersendiri
antara lain:
1) Membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.11
2) Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi

ketergantungan terhadap kehadiran guru
3) Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi

yang harus dikuasainya.
4) Memberi tambahan pengetahuan tentang manfaat dan

pentingnya penyusunan bahan ajar pengayaan agar
meningkatkan kualitas pembelajaran.
5) Membantu para guru dalam menyusun bahan ajar pengayaan
dengan baik.
6) Meningkatkan kualitas pedagogik atau pengajaran guru-guru
sesuai dengan kemampuannya khususnya kompetensi dalam
menyusun bahan ajar yang tepat, sesuai kriteria atau standar.12
4. Langkah-Langkah dalam Penyusunan Bahan Ajar
Membuat bahan ajar adalah kesulitan tersendiri bagi banyak
pendidik dan guru, dimana hal ini disebabkan karena dua hal, pertama

10 Saputra, Mochammad Ronaldy Aji. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Berbasis
WEB. Solo: Yayasan Lembaga Gumun Indonesia (YLGI). h. 13

11 Susilo, J. dkk. (2018). Desain Bahan Ajar Teks Deskripsi untuk Siswa SMP Kelas VII,
Cirebon: FKIP Unswagati Cirebon. h. 6

12 Hakim, D. L. Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Matematika Media Prezi. UNES Journal
of Community Service, 2. 2017. h. 157-163.

6


para pendidik belum mempunyai pengalaman menyusun bahan ajar atau
pengalaman mengikuti pelatihan pembuatan bahan ajar, dan yang kedua
terbatasnya sumber atau referensi tentang bagaimana membuat atau
menyusun bahan ajar.13

Ketika membuat atau menyusun bahan ajar, ada beberapa
langkah yang perlu diperhatikan oleh pendidik (pengembang), yaitu:
a. Menganalisis Kurikulum

Analisis ini diartikan untuk mengidentifikasi kompetensi
yang dijelaskan pada kurikulum dalam hubungannya dengan
kebutuhan bahan/materi ajar. 14 Pada Kurikulum 2006 (KTSP), telah
dijelaskan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD);
sedangkan pada Kurikulum 2013, telah dijelaskan kompetensi inti
(KI) dan kompetensi dasar (KD). Pendidik selanjutnya perlu
menguraikan setiap KD menjadi indikator pencapaian kompetensi
(IPK), melengkapi materi pembelajaran dan materi pokok, serta
memilih pengalaman belajar yang relevan. Berdasarkan komponen-
komponen tersebut, selanjutnya ditetapkan bahan ajar yang relevan
untuk dikembangkan.
b. Menganalisis Sumber Belajar

Sumber belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
mengandung informasi yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.
Sumber belajar dapat berupa lingkungan yang relevan dengan materi
pembelajaran, bahan ajar, benda atau orang yang menguasai atau
memiliki informasi yang dapat mendukung pembelajaran.

Sumber belajar adalah berbagai atau semua sumber baik
yang berupa data, metode, media, orang, tempat berlangsungnya
pembelajaran, yang digunakan oleh peserta didik demi memudahkan

13 Rantumanan, T. G., & Rosmianti, Imas. (2020). Perencanaan Pembelajaran. Depok: Pt
RajaGrafindo Persada. h. 294.

14 Widyastuti, Ana., dkk. (2021). Perencanaan Pembelajaran. Medan: Yayasan kita menulis,
h. 28.

7


dalam belajar.15 Sumber belajar juga dapat diartikan sebagai segala
tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung
informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk
melakukan proses perubahan tingkah laku.

Pada tahap kedua ini diidentifikasi ketersediaan sumber
belajar yang tersedia dan yang dapat mendukung pembelajaran
untuk materi pembelajaran yang telah dirumuskan. Dari hasil
identifikasi terhadap sumber belajar yang tersedia tersebut dianalisis
aspek relevansi, yakni berkaitan dengan kesesuaian sumber belajar
dengan materi pembelajaran, dan aspek praktikabilitas, yang
berkaitan dengan apakah sumber belajar tersebut dapat atau mudah
digunakan dalam pembelajaran. Dalam kaitan dengan penyusunan
bahan ajar, dilakukan analisis mengenai:
1) Ketersediaan bahan ajar;
2) Kesesuaian bahan ajar yang tersedia dengan kurikulum;
3) Kesesuaian bahan ajar dengan lingkungan di sekitar peserta

didik (aspek kontekstual);
4) Kecukupan, berkaitan dengan cakupan dan kedalaman sajian

pada bahan ajar yang ada;
5) Kemungkinan penggunaan bahan ajar yang tersedia tersebut.
6) Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik.
c. Menetapkan Jenis Bahan Ajar

Pada tahap kedua akan diperoleh hasil-analisis mengenai
aspek ketersediaan, relevansi,idan praktikabilitas dari sumber
belajar, terutama bahan ajar. Apabila bahan ajar yang
tersediaimemenuhi aspek relevansi dan praktikabilitas, maka bahan-
ajar tersebut dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar/pembelajaran. Adapun sebaliknya, jika bahan ajar yang
tersediaitidak memenuhi aspek tersebut, maka pendidik perlu

15 Samsinar, S. (2020). Urgensi learning resources (sumber belajar) dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran. Didaktika: Jurnal Kependidikan, 13(2), h. 196.

8


mengembangkan-bahan ajar. Dari analisis kurikulum pada tahap

pertama, diperoleh beberapa bahan-ajar yang perlu dikembangkan;

pada tahap ketiga ini, ditetapkan jenis bahaniajar yang akan

dikembangkan oleh pendidik.

d. Pengorganisasian Materi Pembelajaran

Tahap ini merupakan tahapimenjabarkan dan menetapkan

materi pembelajaran yang akan dibahas didalam proses

pembelajaran atau belajar mengajar. Materi pembelajaran

dijabarkan dariikompetensi dasar pada KI 3 dan KI 4. Selanjutnya

dari indikator yang diturunkan mengacu-pada-kompetensi dasar,

dirumuskan materiipembelajaran-yang selanjutnya disusun secara

terstruktur dengan tetap memerhatikan keterkaitan antar materi

pembelajaran.

e. Menetapkan Struktur Bahan Ajar

Dalam penyusunan bahan ajaricetak perlu diperhatikan

struktur, karena masing-masing bahan ajar cetak mempunyai

struktur yang berbeda. Struktur bahan ajar adalah salah satu ciri atau

karakteristik yang membedakan antara satu jenis bahan ajar dengan

jenisiyang lain. Sebagai contoh, pada modul harus terdapat

petunjukibelajar, informasi pendukung, dan tugas; sedangkan pada

buku yang ketiga komponen tersebutitidak perlu ada.

Lebih detail, struktur masing-masing jenis bahan ajar cetak
disajikan pada tabel berikut: 16

No Komp Hand Buku Buku Mo LK Bros Lea

onen -Out Teks Ajar dul PD ur flet
1. Judul       

2. Petunj - -   - -

uk

16 Rantumanan, T. G., & Rosmianti, Imas. Perencanaan Pembelajaran...h. 295-297

9


Belaja

r

3. Rumus -

an     
Komp

etensi

4. Inform -

asi     
Pendu

kung

5. Uraian
     

Materi

6. Latiha -  - - -

n

7. Tugas - -  --

Langk 
ah

Kerja

8. Penilai - -     
an

f. Mengumpulkan dan Mempelajari Referensi

Referensi merupakan bagian-penting dalam penulisan bahan
ajar, juga dalam melaksanakan pembelajaran.17 Ketersediaan

referensi yang lengkap-dan komprehensif akan memberikan-

kontribusi yang lebih besar pada kelengkapan penyajianibahan ajar.

Pada langkah atau tahap ini, penyusun atau penulis bahan ajar

mengumpulkan berbagai referensi yang diperlukan sebagai bahan
acuan didalam penulisan atau penyusunan bahan ajar.18 Referensi

17 Aisyah, S., Noviyanti, E., & Triyanto, T. (2020). Bahan Ajar Sebagai Bagian Dalam Kajian
Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Salaka: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Budaya
Indonesia, 2(1). h. 63.

18 Rantumanan, T. G., & Rosmianti, Imas. Perencanaan Pembelajaran...h. 296-297.

10


yang dikumpulkan tersebut dapat berupa buku teks, jurnal ilmiah,
buku referensi, laporan hasil penelitian, buletin, majalah, dan
sebagainya. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan
dengan pemilihan referensi, antara lain:
1) Relevan dengan materiipembelajaran yang telah diidentifikasi

pada tahapikeempat.
2) Terkini, yakni referensiiyang menyajikan informasiiterbaru.
g. Mulailah Menulis

Bahan ajar dapat ditulis sendiri oleh guru sesuaiidengan
kebutuhan dan guru juga dapat berkolaborasiisecara kelompok
dengan guru lain untuk menulis bahan ajar. Pada langkah ini,ikita
mulai melengkapi atau mengisi struktur-bahan ajar dengan deskripsi
yang relevan.19 Penguraian materi pelajaran harus mengacu pada
hasil pengorganisasian materi pembelajaran. Hal ini penting untuk
menjamin uraian materi sistematis dan terstruktur. Beberapa hal
yang harusidiperhatikan pada langkah ini, diuraikan sebagai berikut:
1) Cakupan dan kedalaman materi yang dideskripsikan atau

diuraikan harus menjamin pencapaian kompetensi yang telah
dirumuskan.
2) Akurasi materi penting sekali diperhatikan. Kesalahan dalam
menyajikan fakta, prinsip, konsep, atau prosedur akan berakibat
fatal; peserta didik atau siswa akan memiliki pemahaman yang
salah berkaitan dengan materi tersebut.
3) Sajian materi pembelajaran harus juga memperhatikan
pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dalam
kaitannya hal ini, uraian materi dapat dilengkapi dengan
aktivitas eksplorasi atau aktivitas pemecahan masalah yang
dapat mendorong dan mengembangkan proses berpikir kritis

19 Magdalena, I., Sundari, T., Nurkamilah, S., Nasrullah, N., & Amalia, D. A. (2020). Analisis
bahan ajar. Nusantara, 2(2). h. 324.

11


peserta didik. Pada bagian soal latihan, perlu pula dilengkapi
dengan soal-soal pada level analisis, sintesis, dan evaluasi.
4) Sajian materi sebaiknya dibuat menarik dan memotivasi siswa
atau peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
melibatkan aktivitas yang menarik, menyajikan konteks lokal di
sekitar peserta didik, menyajikan contoh yang berhubungan
dengan wacana atau isu yang sedang populer, menyajikan
ilustrasi, dan sebagainya.
5) Perhatikan bahasa yang digunakan dalam bahan ajar yang
ditulis. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang semi-formal,
komunikatif, serta sesuai dengan tingkat perkembangan berpikir
dan perkembangan sosial peserta didik.
6) Hindari terjadinya plagiarisme dalam bahan ajar, dimana setiap
kutipan harus disertai dengan menuliskan sumber kutipan
tersebut.
7) Untuk setiap konsep atau teori yang dikutip dari sumber tertentu
sebaiknya dilengkapi dengan penjelasan lebih lanjut atau hasil
elaborasi penulis.20
5. Evaluasi Dalam Penyusunan Bahan Ajar
Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenap apa dan
bagaimana melakukan evaluasi terhadap penyusunan bahan ajar. Untuk
mengevaluasi penyusunan bahan ajar cetak, pastinya harus diawali
dengan penyusunan bahan ajar cetak seperti modul, buku, diktat maupun
bahan baku ajar cetak lainnya.
Salah satu hal yang sangat penting dalam meningkatkan
keberhasilan aktifitas pembelajaran PAI adalah melakukan evaluasi
terhadap penyusunan bahan ajarnya.21 Bahan ajar PAI, sebagaimana
bahan ajar mata pelajaran yang lain, ada yang berbentuk cetak dan ada

20 Rantumanan, T. G., & Rosmianti, Imas. Perencanaan Pembelajaran...h. 298.
21 Hilmi, H. (2021). Evaluasi Bahan Ajar Cetak Bahasa Arab untuk Tingkat Madrasah
Aliyah. Intelektualita, 9(02). h. 93-108

12


pula yang berbentuk non cetak. Bahan ajar PAI yang berbentuk cetak
antara lain, yaitu buku PAI, modul, handout dan lain-lain. Sedangkan
bahan ajar PAI yang berbentuk non cetak antara lain radio yang
berhubungan dengan PAI, kaset rekaman, video dan lain-lain.22

Kemampuan menyusun bahan ajar cetak tidak muncul dengan
begitu saja pada saat anda mempelajari modul tentang penyusunan
bahan ajar cetak. Yang pertama harus dipahami dalam penyusunan
bahan ajar adalah faktor dan prosedur penyusunan bahan ajar dan
setelah itu dapat dikembangkan dari evaluasi penyusunan bahan ajar.
Bahan ajar yang disusun secara efektif dan informatif tetap diperlukan
adanya evaluasi penyusunan bahan ajar agar bisa menjadi bahan ajar
yang sempurna dan dapat dipahami dengan mudah oleh para peserta
didik.

Sugiarni dalam bukunya menyebutkan bahwa ada dua jenis
kegiatan belajar. Pada kegiatan belajar pertama dijelaskan mengenai
variabel yang harus diperhatikan pada saat melakukan evaluasi
penyusunan bahan ajar, khususnya bahan ajar cetak. Pembahasan
variabel-variabel ini untuk memudahkan kaitan antara variabel-variabel
tersebut dalam evaluasi penyusunan bahan ajar. Pada kegiatan belajar
kedua harus dilakukan simulasi evaluasi terhadap penyusunan bahan
ajar. Untuk keperluan ini, maka diperlukan format-format tertentu yang
harus digunakan, langkah-langkah dalam proses evaluasi dan latihan
melakukan evaluasi penyusunan bahan ajar.

Setelah disusun dan dievaluasi, para guru diharapkan mampu
menilai bahan ajar yang efektif dan informatif. Kompetensi yang harus
diperhatikan sebelum melakukan evaluasi penyusunan bahan ajar
adalah sebagai berikut:
a. Mampu menjelaskan variabel yang perlu diperhatikan pada saat

melakukan evaluasi penyusunan bahan ajar.

22 Hilmi, H. Evaluasi Bahan Ajar Cetak Bahasa Arab untuk Tingkat Madrasah Aliyah....h.
93-108

13


b. Mampu menentukan penggunaan format evaluasi penyusunan bahan
ajar berdasarkan jenis bahan ajar yang telah dibuat.

c. Mampu melakukan evaluasi terhadap penyusunan bahan ajar
dengan baik dan terstruktur.

d. Mampu menindak lanjuti hasil evaluasi terhadap penyusunan bahan
ajar.23

23 Sugiarni. Bahan Ajar, Media Dan Teknologi Pembelajaran. Tanggerang Selatan: Pascal
Books, 2022, h. 33-34

14


C. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Penyusunan bahan ajar adalah suatu kegiatan dalam memproses
segala sesuatu yang digunakan oleh guru dan juga para peserta didik
untuk memudahkan kegiatan belajar dan mengajar.
b. Tujuan dalam penyusunan bahan ajar antara lain: 1.) Dengan adanya
penyusunan bahan ajar keberlangsungan dalam kegiatan
pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih mudah di pahami
oleh para peserta didik dengan berbagai macam sumber refernsi. 2.)
Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil
pembelajaran. 3.) Memudahkan dalam mempelajari setiap
kemampuan yang harus bisa di kuasai untuk meningkatkan
kemampuan dalam mengajar, dan 4.) Para peserta didik memiliki
kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi
ketergantungan terhadap kehadiran guru. Adapun manfaat dari
Penyusunan bahan ajar, yaitu: 1.) Membuat kegiatan pembelajaran
menjadi lebih menarik . 2.) Kesempatan untuk belajar secara mandiri
dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru. 3.)
Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi
yang harus dikuasainya. 4.) Memberi tambahan pengetahuan
tentang manfaat dan pentingnya penyusunan bahan ajar pengayaan
agar meningkatkan kualitas pembelajaran. 5.) Membantu para guru
dalam menyusun bahan ajar pengayaan dengan baik. 6.)
Meningkatkan kualitas pedagogik atau pengajaran guru-guru sesuai
dengan kemampuannya khususnya kompetensi dalam menyusun
bahan ajar yang tepat, sesuai kriteria atau standar.
c. Syarat-syarat penyusunan bahan ajar, antara lain: memberikan
orientasi terhadap teori, penalaran teori, dan cara-cara penerapan
teori dalam praktik, memberikan latihan terhadap pemakaian teori
dan aplikasinya, memberikan umpan balik kebenaran latihan itu,
menyesuaikan informasi dan tugas sesuai tingkat awal masing-

15


masing peserta didik, membangkitkan minat peserta didik,
menjelaskan sasaran belajar kepada peserta didik, meningkatkan
motivasi peserta didik, dan menunjukan sumber informasi yang lain
d. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan oleh pendidik
(pengembang) pada saat menyusun bahan ajar, yaitu: Menganalisis
Kurikulum, Menganalisis Sumber Belajar, Menetapkan Jenis Bahan
Ajar, Pengorganisasian Materi Pembelajaran, Menetapkan Struktur
Bahan Ajar, Mengumpulkan dan Mempelajari Referensi, Mulailah
Menulis
e. Pada kegiatan belajar pertama dijelaskan mengenai variabel yang
harus diperhatikan pada saat melakukan evaluasi penyusunan bahan
ajar, khususnya bahan ajar cetak. Pembahasan variabel-variabel ini
untuk memudahkan kaitan antara variabel-variabel tersebut dalam
evaluasi penyusunan bahan ajar. Pada kegiatan belajar kedua harus
dilakukan simulasi evaluasi terhadap penyusunan bahan ajar. Untuk
keperluan ini, maka diperlukan format-format tertentu yang harus
digunakan, langkah-langkah dalam proses evaluasi dan latihan
melakukan evaluasi penyusunan bahan ajar.
2. Saran
Dengan adanya penulisan makalah ini, kami berharap supaya
pembaca termasuk kelompok kami sendiri lebih bisa memahami mata
kuliah Pengembangan Bahan Ajar PAI I.

16


DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, S., Noviyanti, E., & Triyanto, T. (2020). Bahan Ajar Sebagai Bagian

Dalam Kajian Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal
Salaka: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Budaya Indonesia, 2(1).
Chomsin S. Widodo, Jasmadi. (2018). Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Dr. E. Kosasih. (2017). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hakim, D. L. (2017) Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Matematika Media Prezi.
UNES Journal of Community Service, 2.
Hernawan, A. H., Permasih, H., & Dewi, L. (2012). Pengembangan bahan ajar.
Direktorat UPI, Bandung, 4(11).
Hilmi, H. (2021). Evaluasi Bahan Ajar Cetak Bahasa Arab untuk Tingkat
Madrasah Aliyah. Intelektualita, 9(02).
Magdalena, I., Sundari, T., Nurkamilah, S., Nasrullah, N., & Amalia, D. A. (2020).
Analisis bahan ajar. Nusantara, 2(2).
Misnardi. (2021), Evaluasi Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa.
Rantumanan, T. G., & Rosmianti, Imas. (2020). Perencanaan Pembelajaran.
Depok: Pt Rajagrafindo Persada.
Samsinar, S. (2020). Urgensi learning resources (sumber belajar) dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Didaktika: Jurnal Kependidikan,
13(2).
Saputra, Mochammad Ronaldy Aji. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Sejarah
Berbasis WEB. Solo: Yayasan Lembaga Gumun Indonesia (YLGI).
Sugiarni. (2022). Bahan Ajar, Media Dan Teknologi Pembelajaran. Tanggerang
Selatan: Pascal Books.

17


Susilo, J. dkk. (2018). Desain Bahan Ajar Teks Deskripsi untuk Siswa SMP Kelas
VII, Cirebon: FKIP Unswagati Cirebon

Widyastuti, Ana., dkk. (2021). Perencanaan Pembelajaran. Medan: Yayasan Kita
Menulis.

Zukhaira, Z., & Hasyim, M. Y. A. (2014). Penyusunan Bahan Ajar Pengayaan
Berdasarkan Kurikulum 2013 dan Pendidikan Karakter Bahasa Arab
Madrasah Ibtidaiyah. Rekayasa: Jurnal Penerapan Teknologi dan
Pembelajaran, 12(1).

18


MAKALAH
KARAKTERISTIK BAHAN AJAR PAI

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
(Pengembangan Bahan Ajar PAI)

Dosen Pengampu :
(Dr. Agus Setiawan, M. Pd. I)

Disusun Oleh Kelompok:

1. Farida Aulia Ramadhan 2011101100
2. Reni Rahmawati 2011101113
3. Reza Rahman 2011101107

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA

2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tidak lupa pula kami haturkan
shawalat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta
keluarganya, pada sahabatnya dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah
hingga akhir zaman.

Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah
satu dari sekian kewajiban mata kuliah ”Pengembangan Bahan Ajar PAI” serta
merupakan bentuk langsung tanggung jawab penyusunan pada tugas yang
diberikan. Dikesempatan ini pula, kami selaku penyusun sangat berterima kasih
kepada bapak dosen “Dr. Agus Setiawan, M. Pd. I”.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari para
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Samarinda, 7 September 2022

Penyusun,

i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
A. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

a) Latar Belakang......................................................................................................... 1
b) Rumusan Masalah.................................................................................................... 2

1. Bagaimana pengertian dari bahan ajar PAI? ....................................................... 2
2. Bagaimana pengertian dari PAI? ......................................................................... 2
3. Apa saja karakteristik bahan ajar PAI?................................................................ 2
c) Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
1. Untuk mengetahui pengertian dari bahan ajar PAI.............................................. 2
2. Untuk mengetahui pengertian dari PAI. .............................................................. 2
3. Untuk mengetahui apa saja karakteristik Bahan Ajar PAI. ................................. 2
B. PEMBAHASAN.......................................................................................................... 3
a) Pengertian Bahan Ajar PAI ..................................................................................... 3
b) Pengertian Pendidikan Agama Islam....................................................................... 4
c) Karakteristik Bahan Ajar PAI.................................................................................. 5
C. PENUTUP ................................................................................................................... 9
a. Kesimpulan.............................................................................................................. 9
b. Saran ......................................................................................................................10
DAFTAR PUSAKA ..........................................................................................................11

ii


A. PENDAHULUAN

a) Latar Belakang
Pendidikan merupakan elemen penting dalam mewujudkan generasi

yang cerdas, kreatif, dan memiliki keahlian serta berakhlak mulia.
Pendidikan juga dijadikan tolak ukur setiap orang pada strata sosial,
dimana yang berpendidikan akan selalu di pandang lebih baik. Pada era
yang sudah serba maju dan juga persaingan kompetensi yang sangat
ketat, menjadikan pendidikan itu sangat penting di masyarakat.

Dalam mewujudkan pendidikan yang dimaksud, maka para pendidik
atau calon pendidik dituntut untuk bisa lebih memahami akan seluk beluk
pendidikan. Mulai dari metode, kemudian pengimplementasiannya ke
dalam pembelajaran, dan juga memilih bahan ajar yang sesuai dengan
materi dan metode yang digunakan.

Pada mata kuliah lain, sudah sering dibahas mengenai metode dan
juga komponen pendidikan lainnya. Pada makalah ini kita akan fokus
membahas mengenai bahan ajar. Karena, sebelum memilih bahan ajar,
tentunya seorang guru harus memahami karakteristik dari masing-masing
bahan ajar yang akan digunakan.

Untuk itu kami akan menjelaskan mengenai karakteristik bahan ajar
ini, kami membatasinya pada 2 rumusan masalah, yaitu:

1


Click to View FlipBook Version