The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Pengembangan Bahan Ajar PAI

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by hancurngeringeri, 2022-12-06 08:31:04

Muhammad Arung

Pengembangan Bahan Ajar PAI

8) Pengorganisasian dan sistematika penulisan memperhatikan aspek
kemampuan siswa.

d. Bahasa yang digunakan
1) Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
2) Kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat kematangan dan

perkembangan siswa
3) Kosakata, istilah dan simbol-simbol dapat mempermudah pemahaman

siswa
4) Menggunakan tranliterasi yang telah dibakukan

e. Ilustrasi
1) Relevan dengan isi buku pelajaran
2) Tidak mengganggu kesinambungan antarkalimat, antarparagraf dan bagian

dari isi buku
3) Merupakan bagian terpadu dari keseluruhan isi buku
4) Jelas, baik, dan esensial untuk membantu siswa dalam memahami konsep

3. Petunjuk Penyusunan Bahan Ajar dalam Bentuk Buku
Bahan ajar didefinisikan sebagai segala bentuk bahan, baik tertulis

maupun tidak tertulis, yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur
dalam melaksanakan proses pembelajaran dan menjadi bahan untuk dipelajari
oleh peserta didik dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan. Melalui bahan ajar yang tersusun sistematis, setiap mahasiswa/peserta
didik dapat belajar secara efektif untuk memahami dan menerapkan norma
(aturan, sikap dan nilai-nilai), melakukan tindakan/keterampilan motorik, serta
menguasai pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan proses) sehingga
standar kompetensi pembelajaran dapat tercapai. Selain berfungsi sebagai
pedoman bagi dosen/guru dan mahasiswa/peserta didik dalam menjalankan semua


aktivitas pembelajaran, bahan ajar juga berisi substansi kompetensi dan menjadi
alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.8

Bahan ajar dapat disusun dari berbagai macam sumber belajar (benda,
data, fakta, ide, orang, dan sebagainya) yang potensial untuk dipelajari atau
memiliki potensi untuk menimbulkan suasana dan proses belajar. Sumber bahan
ajar dapat berasal dari berbagai disiplin ilmu baik dari rumpun ilmu alam maupun
sosial. Kedalaman cakupan dan keluasan isi materi ajar harus dipertimbangkan
secara seksama sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kondisi kemampuan awal
peserta didik. Pengembangan bahan ajar perlu disusun mengacu pada kurikulum
yang berlaku, khususnya yang terkait dengan kompetensi, standar materi dan
indikator pencapaian. Selain itu penyusunan bahan ajar juga tetap memperhatikan
karakteristik dan kebutuhan peserta didik yang meliputi lingkungan sosial,
budaya, geografis maupun tahapan perkembangan siswa.9

Karakteristik bahan ajar yang dikemukakan dalam makalah ini adalah
bahan ajar yang memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan
intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan
dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa Indonesia dapat
membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
menyampaikan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang
menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan
analisis dan imaginasi yang ada dalam dirinya.10

Prosedur yang harus diikuti dalam penyusunan bahan ajar, yaitu meliputi:

1. Memahami standar isi dan standar kompetensi lulusan, silabus, program
semeter, dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

8 Reviandari Widyaningtyas and rika widya Sukmana, “Langkah-Langkah Pengembangan Bahan
Ajar” 3 (2021).
9 Sopiah, Ahmad Murdiono, and Dkk, “Pelatihan Dan Pendampingan Penyusunan Bahan Ajar,”
Jurnal Karinov 2, no. N0. 1 (2019).
10 an fatirul, Mengembangkan Bahan Ajar (jakarta Timur: CV. Pena Persada, 2021).


2. Mengidentifikasi jenis materi pembelajaran berdasarkan pemahaman terhadap
poin (1).
3. Melakuan pemetaan materi.
4. Menetapkan bentuk penyajian.
5. Menyusun struktur (kerangka) penyajian.
6. Membaca buku sumber.
7. Mendraf (memburam) bahan ajar.
8. Merevisi (menyunting) bahan ajar.
9. Menguji cobakan bahan ajar.
10. Merevisi dan menulis akhir (finalisasi).

Petunjuk penyusunan bahan ajar dalam bentuk buku ajar ditulis untuk
tujuan instruksional tertentu, disusun secara sistematis dan runut berdasarkan alur
dan logika tertentu, dan dilengkapi dengan kebutuhan sarana pengajaran agar
pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan secara efektif dan efisien sesuai
dengan rencana yang telah disusun. Buku ajar disusun untuk membantu mencapai
tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu.11

Buku ajar yang baik harus memberikan makna yang cukup berarti bagi
peserta didik. Ketika seseorang membaca sebuah buku ajar, maka pembaca
tersebut dipastikan akan segera dapat menangkap pesan dan makna yang
terkandung di dalamnya. Jangan sampai pembaca tidak mendapatkan pesan dan
makna apa-apa ketika telah membaca beberapa halaman pertama buku ajar
tersebut. Sebuah buku yang baik harus mampu menjadikan pembacanya

11 Mohammad abid Amrullah, “Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk E-Book,” Journal Education,
2022, 163.


memahami makna dan memperkirakan hasil yang diperoleh dari membaca buku
tersebut. 12

Bahasa komunikasi menjadi faktor kunci untuk menghasilkan pemahaman
yang baik dari pembaca. Bahasa buku ajar hendaknya menggunakan kalimat
efektif, sederhana, terhindar dari makna ganda, sopan, menarik dan sesuai dengan
penguasaan bahasa yang dimiliki oleh pembaca yang menjadi sasarannya.
Perkembangan kognitif pembaca juga perlu diperhatikan agar buku ajar dapat
dibaca dengan baik oleh pembaca yang memiliki kemampuan kognitif rata-rata,
namun juga dijaga agar pembaca yang cerdas tidak menjadi bosan karena
tantangan yang terlalu rendah. Isi buku ajar harus berhubungan erat dengan materi
kuliah lain dalam rangkaian kurikulum, dan lebih baik lagi kalau didukung dengan
perencanaan yang menyeluruh untuk mencapai tujuan dan kompetensi tertentu.13

Buku harus mampu membangun motivasi pembacanya untuk belajar. Buku
yang baik menstimulasi pembaca untuk menjaga perhatian pada apa yang sedang
dipelajarinya. Ada magnet perhatian yang ditanamkan oleh penulis dalam suatu
buku yang baik sehingga pembaca tetap bertahan untuk mengikuti apa yang
disampaikan penulis dalam bukunya.14 Peran dosen di dalam kelas dibatasi oleh
waktu. Untuk mengisi keterbatasan ini buku ajar harus mendorong pembaca untuk
mengembangkan pola belajar mandiri.15 Ilustrasi yang tepat, relevan, dan menarik
akan sangat membantu pembaca untuk belajar mandiri. Buku ajar memberikan
uraian tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan rangkuman yang disusun
secara sistematis dan terstruktur agar pembaca dapat belajar secara fleksibel
melalui berbagai pola pembelajaran, mendapatkan kesempatan untuk berlatih, dan
mampu mengakomodir berbagai kesulitan pembaca. Buku merupakan medium
untuk belajar, dan oleh karena itu memberikan pembatas antara benar – salah,

12 Das Salirawati, “Teknik Penyusunan Modul Pembelajaran” 13, no. No. 1 (2010).
13 Ina Magdalena, Tini Sundari, and dkk, “Analisis Bahan Ajar,” Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial 2
(2020): 311–26.
14 Salirawati, “Teknik Penyusunan Modul Pembelajaran.”
15 nova trisna Wati, Erviyenni, and Betty Holiwarni, Pengembangan Bahan Ajar Dalam Bentuk
Buku Pada Bahasa Asam Basa (Jakarta: journal of education, 2021).


maupun baik – buruk. Buku yang baik harus mengetengahkan norma, nilai, etika
dan tatanan moral yang berlaku di kehidupan bermasyarakat.16

C. PENUTUP
1. Kesimpulan

Penyusunan bahan ajar dalam bentuk buku ini sistematika yang meliputi
menulis sendiri, pengemasan kembali informasi, serta penataan informasi. Tidak
hanya meliputi ranah sistematika saja, penyusunan ini juga meliputi syarat-syarat
yakni berupa keamanan nasional, isi pelajaran, cara penyajian, bahasa yang
digunakan, dan ilustrasi. Ada juga tahapan-tahapan penyusunan yang meliput
buku teks dan buku ajar ada perbedaan antara buku teks dan buku ajar ini yaitu
untuk buku teks biasanya jarang terdapat tujuan instruksional sementara buku ajar
itu memiliki tujuan instruksional, dan masih ada perbedaan dari buku teks dan
buku ajar ini yaitu buku teks tidak mempunyai mekanisme dalam mengumpulkan
umpan balik dari para peserta didiknya sementara buku ajar, itu mempunyai
mekanisme dalam mengumpulkan umpan balik dari peserta didik.17
2. Saran

Diharapkan kepada pembaca agar dapat memberikan kritikannya kepada
kelompok kami jika terdapat hal-hal yang masih keliru baik dari penulisan
makalah ini, pemaparan materi tentang penyusunan bahan ajar dalam bentuk buku
ini.

16 Chomsin S Widodo and STP Jasmadi, Panduan Menyusun Bahan Ajar (Jakarta: PT. Alex Media
Komputindo, 2021).
17 M.Pd Dr. E. Kosasih, Pengembangan Bahan Ajar, ed. Bunga Sari Fatmawati (jakarta Timur,
2021).


DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, Mohammad abid. “Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk E-Book.”
Journal Education, 2022, 163.

Arif, Tarman, and Iskandar. “Teknik Penyusunan Bahan Ajar Bahasa Indonesia
Bagi Guru Di Sekolah Dasar.” Seminar Nasional, 2021.

Dr. E. Kosasih, M.Pd. Pengembangan Bahan Ajar. Edited by Bunga Sari
Fatmawati. jakarta Timur, 2021.

fatirul, an. Mengembangkan Bahan Ajar. jakarta Timur: CV. Pena Persada, 2021.
Hernawan, Asep Herry, Permasih, and Laksmi Dewi. “Pengembangan Bahan

Ajar.” Jurnal Basicedu 3, no. 1 (2019): 157–62.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v3i1.108.
Huda, Miftakhul, and Rahmah Purwahida. “Penyusunan Bahan Ajar,” n.d.
Magdalena, Ina, Tini Sundari, and dkk. “Analisis Bahan Ajar.” Jurnal Pendidikan
Dan Ilmu Sosial 2 (2020): 311–26.

Panggabean, nurul huda, and amir Danis. Desain Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Sains. Sumatera Utara: Yayasan Kita Menulis, 2020.

Putri, dewi A. Padmo, and Benny A Pribadi. Pengembangan Bahan Ajar.
Tangerang Selatan, 2019.

Salirawati, Das. “Teknik Penyusunan Modul Pembelajaran” 13, no. No. 1 (2010).
Setyowati, Galuh, Lebi Chandra, and dkk. “Penyusunan Bahan Ajar” 5 (2011).
Sopiah, Ahmad Murdiono, and Dkk. “Pelatihan Dan Pendampingan Penyusunan


Bahan Ajar.” Jurnal Karinov 2, no. N0. 1 (2019).

Wati, nova trisna, Erviyenni, and Betty Holiwarni. Pengembangan Bahan Ajar
Dalam Bentuk Buku Pada Bahasa Asam Basa. Jakarta: journal of education,
2021.

Widodo, Chomsin S, and STP Jasmadi. Panduan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta:
PT. Alex Media Komputindo, 2021.

Widyaningtyas, Reviandari, and rika widya Sukmana. “Langkah-Langkah
Pengembangan Bahan Ajar” 3 (2021).


MAKALAH
PEMBUATAN BAHAN AJAR DALAM BENTUK DIGITAL (E-BOOK)

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
(Pengembangan Bahan Ajar PAI)
Dosen Pengampu :
(Dr. Agus Setiawan, M. Pd. I)

Disusun Oleh Kelompok:
Amelia Putri 2011101249
Aviv Nur Rahmasari 2011101232
Najatul Chofifah 2011101217
Ihsan Ma’Arif 2011101225
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS

SAMARINDA
2022


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha peya- yang, Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang Pengembangan Bahan
Ajar PAI Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.Akhir
kata kami berharap semoga makalah tentang Pengembangan Bahan Ajar PAI dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Samarinda, 29 Agustus 2022


A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pembuatan bahan ajar dalam bentuk digital e-book . baik
disini saya akan menjelaskan tentang bahan ajar. Bahan ajar
adalah segala bagian dari sumber belajar yang dipergunakan
oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. E-book adalah
buku elektronik dengan fitur digital yang menarik untuk peserta
didik dan alat bantu untuk dibaca. E-Book adalah bahan ajar
yang berbentuk elektronik dan dijalankan di komputer, e-book
merupakan kombinasi dari software dan hardware yang
dirancang untuk dibaca melalui komputer, laptop atau gadget
yang memuat video, animasi, audio, dan gambar.
Menurut Ramasesh, dkk mengatakan bahwa e-book
adalah versi elektronik dari buku cetak tradisional yang dapat
dibaca dengan menggunakan komputer pribadi atau dengan
menggunakan pembaca e-book. Sedangkan menurut Ahuja dan
Goel menambahkan bahwa e-book yang dapat di peroleh secara
elektronik dan disimpan serta dibaca pada berbagai perangkat
memberikan kemudahan bagi penggunanya karena e-book dapat
di akses dengan berbagai cara, di mana saja, dan kapan saja.
Bahan ajar adalah seperangkat sarana yang di mana
berisikan informasi alat dan teks yang didesain secara sistematis
dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan .
Menurut Hamdani (2011) ruang lingkup bahan ajar meliputi
judul, mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi indikator
dan tempat, petunjuk belajar, alur atau langkah yang harus
dilakukan, kompetensi yang akan dicapai, isi materi
pembelajaran, latihan-latihan, petunjuk kerja berupa lembar
kerja (LK), evaluasi, respon hasil evaluasi.1

1 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung, Pustaka Setia, 2011), hlm. 74


Manfaat bahan ajar yaitu pertama diperoleh sesuai
dengan tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan peserta
didik, kedua pendidik tidak bergantung dengan buku atau teks
yang di mana terkadang sulit untuk ditemukan dan sifatnya
sangat monoton dengan perkembangan atau menyesuaikan
dengan kurikulum yang ada, ketiga bahan ajar menjadi lebih luas
karena dikembangkan dan dikemas dan juga diolah dengan
beberapa sumber referensi, keempat menambah pengetahuan
dan pengalaman dalam menulis dan juga membuat secara
langsung bahan ajar, kelima bahan ajar mampu menciptakan
komunikasi pembelajaran yang efektif antara pendidik dengan
peserta didik. Fungsi bahan ajar itu sendiri yaitu dengan cara
mengembalikan atau membangkitkan minat belajar peserta
didik, menjelaskan maksud tujuan pembelajaran, memberikan
kesempatan peserta didik untuk berlatih dan memberi umpan
balik, memperhatikan dan menjelaskan hal-hal yang tidak
difahami, menciptakan komunikasi dua arah, dalam pembuatan
bahan ajar ada dua klasifikasi utama fungsi bahan ajar yaitu
fungsi bahan ajar sebagai pendidik dan sebagai peserta didik.

2. Rumusan Masalah
a. Membuat bahan ajar digital dengan adobe acobat
b. Membuat PDF dari MS word
c. Membuat bahan ajar digital dengan flipbook

3. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah salah satunya adalah untuk

melatih penulis agar mampu menyusun karya ilmiah dengan
baik dan benar. serta untuk memberi wawasan bagi yang
membaca nya.


B. Membuat Bahan Ajar Adobe Acrobat
Adobe acrobat adalah perangkat lunak pertama yang mendukung

portable document format milik adobe system , sejenis format data
dokumen. terdiri dari adobe reader yang hanya dapat menampilkan
dan mencetak dokumen dan tersedia secara cuma cuna. dan adobe
acrobat untuk menyunting dokumen. Fungsi utama adobe acrobat
adalah untuk membaca dokumen dengan format PDF yang hanya
dapat dibuka menggunakan software seperi adobe reader.

Adobe Acrobat merupakan aplikasi penampil PDF terbaik yang
terus mengalami perkembangan hingga saat ini. Aplikasi ini selalu
dibutuhkan mulai dari pelajar hingga pengusaha dalam mengelola
dokumen pekerjaannya. Dan sekarang, aplikasi PDF ini sudah
terhubung ke layanan Adobe Document Cloud, sehingga pengguna
dapat bekerja dengan PDF di perangkat apa pun dan di mana pun.
Hanya dengan Adobe Acrobat Reader pengguna dapat melihat,
menandatangani, mengumpulkan dan melacak umpan balik
dokumen, hingga berbagi PDF secara gratis.
Untuk memahami lebih detail terkait fungsi dan manfaat dari Adobe
Acrobat Reader, simak daftarnya berikut ini:
a. Membuat file PDF

PDF merupakan format file yang dikembangkan langsung oleh
Adobe System Inc, sehingga Adobe Acrobat Reader ini memiliki
kemampuan ekstra untuk membuat, memanipulasi, hingga mengedit
dokumen PDF secara mudah dengan beragam fitur yang terus
diperbarui.

b. Membaca atau menampilkan dokumen PDF

Ketika pengguna memiliki dokumen berekstensi PDF dari internet,
unduhan maupun data pribadi, maka aplikasi ini akan membaca dan
membuka file berjenis PDF tersebut. Tidak hanya itu, pengguna


juga dimungkinkan untuk melakukan perubahan, menambahkan
komentar, serta membagikannya pada pengguna lain yang juga
menggunakan Adobe Acrobat DC.

c. Melindungi atau mengamankan file PDF

Adobe Acrobat Reader sangat bermanfaat bagi pengguna yang ingin
mengamankan datanya dari kerusakan tulisan, pembajakan maupun
di copy atau dijadikan plagiasi orang lain tanpa izin. Dengan fitur
pengamanan data, maka pengguna bisa memberikan password dan
memberikan watermark identitas untuk meminimalisir
penyalahgunaan hak cipta.

Masih banyak fungsi dari Adobe Acrobat Reader yang bisa di
gunakan seperti mencetak File, membuat komentar di dalam file,
membuat penanda secara digital, dan mencari berkas File PDF
dengan mudah.

C. Membuat PDF Dari Ms Word
Media pembelajaran merupakan salah satu bagian dari system

pembelajaran yang digunakan sebagai sarana penyampaian pesan
informasi edukatif antara pendidik dan peserta didik, sehingga dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang efektifdan efisien. Maka
media pembelajaran memiliki fungsi danperan penting sebagai
pembawa informasi dari sumber informasiitu sendiri (guru) menuju
penerima informasi(siswa).Sedangkan metode penyampaian media
yang digunakan olehguru merupakan salah satu prosedur yang dapat
membantu siswadalam menerima dan mengolah informasi tertentu
menjadipemahaman dasar dari kumpulan-kumpulan informasi
mentahmenjadi wacana ilmu pengetahuan. Adapun mengenai
manfaat dari media pembelajaran, Midun dalam Asyhar (2012, hlm.


41) menyebutkan bahwa ada beberapa manfaat media pembelajaran,
antara lain:
1. Siswa akan memperoleh pengalaman beragam selama proses
pembelajaran.
2. Siswa dapat menambah ketertarikan dari tampilan materiyang
disajikan sehingga meningkatkan motivasi dan minat
sertamengambil perhatian para siswa untuk lebih fokus
mengikutimateri yang disajikan, kemudian diharapkan
efektivitaspembelajaran akan tambah meningkat juga.
3.Media pembelajaran dapat merangsang para siswa untukberfikir
kritis, menggunakan kemampuan imajinasinya, bersikapdan
berkembang lebih lanjut, sehingga melahirkan kreativitasdan karya-
karya inovatif.2

Dari beberapa manfaat media pembelajaran di atas, maka media
pembelajaran menjadi salah satu komponen yang
sangatberpengaruh dalam keberhasilan proses pembelajaran.
Adapunmedia pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaranPAI dan Budi Pekerti salah satunya adalah media flip
book. Flip book merupakan lembaran-lembaran kertas menyerupai
album atau kalender yang berukuran 11 x 13 cm. Media ini
bisadigunakan perindividu atau kelompok tetapi hanya sampai 4-5
orang. Dengan bentuk media yang kecil, akan tetapi media inidapat
dibawa kemana-mana dan bisa dimasukan ke kantong bajusehingga
siswa bisa belajar dimanapun dan kapan pun denganmedia flip book
ini (Anwar : 2014). Secara umum, proses produksi media flip book
terdiri dari tiga tahap, yaitu praproduksi, produksi dan pasca
produksi. Adapun rinciannyaadalah sebagai berikut :
a. Tahap pra produksi meliputi kegiatan perencanaan dalamtahap
persiapan pembuatan flip book.

2 Asyhar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi
Jakarta.


Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :
1) Menelaah tujuan pemebelajaran. Hal ini menjadi acuan
daripenyusunan isi dari flip book tersebut.
2) Menyusun jabaran materi yang akan dijadikan sebagai isi dariflip
book.
3) Materi yang telah dijabarkan, disusun menjadi rangkumanyang
mewakili dari indicator pembelajaran dari materi tersebut.
4) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
untukpembuatan fisik flip book, seperti
kertas (boleh menggunakan berbagai jenis kertas) serta
bahanlainnya untuk hiasan flip book, gunting dan lain-lain.
b. Tahap produksi meliputi kegiatan langkah-langkahpembuatan
flip book. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
1) Pembuatan flip book bisa manual atau dibuat secara hand made,
atau bisa dengan bantuan aplikasi komputer, misalnyaaplikasi Ms.
Powerpoint, Photoshop dan lain-lain.
2) Mengatur ukuran kertas yang akan dijadikan flip book. Adapun
ukuran yang dipakai biasanya
berkisar 10 cm x 13 cm, seperti ukuran kalender kecil.
3) Menentukan desain flip book sesuai yang diinginkan.
4) Memasukkan materi-materi yang telah dirangkum pada tahappra
produksi.
5) Membubuhkan hiasan-hiasan maupun gambar sesuaikebutuhan.
c. Tahap pasca produksi adalah tahap akhir dari pembuatanmedia.
Tahap ini merupakan sentuhan akhir sebelumdimanfaatkan. Adapun
tahap pasca prosuksi antara lain meliputi:
1) Editing. Hal ini dilakukan untuk mengecek kembali isimaupun
desain flip book.
2) Revisi kekurangan yang ada dalam isi maupun desain flip book
sehingga sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.


3) Flip book sudah bisa untuk digunakan sebagai media
pembelajaran. Flip book ini bisa digunakan secara individumaupun
kelompok. Seperti halnya media pembelajaran lainnya, flip book
mempunyai keistimewaan tersendiri. Adapunkeistimewaan dari flip
book antara lain, dengan menggunakanmedia pembelajaran flip
book, siswa diajak untukmengembangkan kreatifitasnya. Hal ini
karena dalampembuatan flip book baik itu flip book yang sudah ada
maupunbuatan tangan siswa, biasanya dibubuhkan gambar-gambar
atauhiasan lainnya sesuai keinginan siswa, sehingga
rangkumanyang terdapat dalam flip book menarik untuk dibaca.
Dengan menggunakan media flip book, diharapkan
mampumembantu tercapainya tujuan pembelajaran. Salah
satunyaindikator keberhasilan belajar siswa antara lain adalah
terjadinyaperubahan dalam ranah kognitif afektif maupun
psikomotorsiswa. Keterpaduan tiga ranah tersebut diaplikasikan
dalamproses pembelajaran. Wahidmurni, dkk. (2010, hlm. 18)
menjelaskan bahwa seseorang dapat dikatakan telah berhasildalam
belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahandalam
dirinya.3 Dan perubahan-perubahan tersebut di antaranyadari segi
kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atausikapnya terhadap
suatu objek. Jadi Penilaian hasil belajarmengisyaratkan bahwa hasil
belajar sebagai program atau objekyang menjadi sasaran penilaian.
Dan hasil belajar sebagai objekpenilaian pada hakikatnya adalah
menilai penguasaan siswaterhadap tujuan-tujuan intruksional. Hal
ini menggambarkanbahwa kemampuan siswa setelah menerima
pembelajaran ataumenyelesaikan pengalaman belajarnya (Sudjana,
2009, hlm. 34). Berdasarkan pernyataan di atas, diketahui bahwa
hasil belajarmerupakan suatu perubahan yang terjadi kepada peserta
didikmeliputi perubahan kognitif, afektif dan psikomotor yang

3 Wahidmurni, Alifin Mustikawan, dan Ali Ridho. (2010). Evaluasi Pembelajaran:
Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Letera.


dimiliki oleh peserta didik. Karena pada hakikatnya hasil
dariseseorang belajar adalah perubahan, baik perubahan itu
menujuarah peningkatan, pengembangan ataupun penurunan.

D. Membuat Bahan Ajar Digital Flipbook
Secara umum flipbook adalah buku digital 3 dimensi yang di

dalamnya bisa memuat teks, gambar, video, musik atau lagu,dan
animasi bergerak sehingga flipbook sendiri masuk ke dalam
kategori buku digital atau ebook (electronic book). Hanya saja, lebih
modern dan juga lebih atraktif dengan berbagai tambahan unsur di
dalamnya, flipbook juga dapat membantu peserta didik seperti
mahasiswa untuk menikmati kegiatan membaca buku ajar berisi
materi perkuliahan.

Hasil wawancara perwakilan beberapa dari kelompok mengenai
bagaimana cara meubah pdf menjadi flipbook yaitu dari 9 aplikasi
yang sudah di sediakan rata-rata temen-temen semuanya memakai
"anime flip" yaitu dengan cara mencari website online terlebih
dahulu yang bisa membuat flipbook secara online lalu daftar di salah
satu website tersebut yang bisa membuat flipbook ,setelah itu
membuka website kita lalu memilih bagan atau pilihan tentang
bagan untuk meng-upload file PDF yang mau di jadikan flipbook
baru setelah di upload tinggal menunggu dan bisa mengganti
template atau model model dari flipbook tersebut jika sudah selesai
tinggal salin dan bisa di download.

Desain tampilan buku digital yang kini banyak diminati
masyarakat adalah buku digital dengan teknologi e-book 3 dimensi
yang dikenal dengan flipbook di mana halaman sudah bisa dibuka
seperti membaca buku di layar monitor.4 Flipbook mulai
dikembangkan untuk pembelajaran di sekolah penelitian yang

4 Riyanto Lukman dan Subagyo 2012 pengembangan digital beri lokal content
Pekalongan dalam format buku 3 dimensi jurnal lipi 1 (1) : 1-13


dilakukan oleh Ramdhania et al (2007) menyatakan bahwa
penggunaan media flipbook dalam pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa hal ini dipengaruhi oleh
ketertarikan siswa terhadap tampilannya yang lebih menarik dan
interaktif daripada buku cetak teknologi terbaru ini memberi
peluang besar bagi pemanfaatan buku digital dalam ilmu
pengetahuan dan pengajaran jarak jauh atau (distance learning)
(Gorghiu 2011). Hal-hal yang diperlukan dalam pengembangan
buku digital sebagai sumber belajar yaitu learner (pembelajar)
fasilitas dan media belajar fasilitator (guru) dan tersedianya evaluasi
(tes). 5
Langkah-langkah pembuatan bahan ajar dengan flipbook
1. Persiapan materi ajar yang diperlukan dalam bentuk doc PDF
PPT gambar video (MP4) animasi swf dan suara (MP3) .
2. Buka aplikasi 3D page flip professional 1.7.7
3. Pilih create new
4. Muncul tampilan new project , pilih project type magazine dan
klik Ok
5. Apabila menghendaki template yang berbeda maka sebelum klik
oke (pada langkah ke 4) tekan tombol select template maka akan
muncul berbagai pilihan template . Setelah memilih gambar
template yang dikehendaki klik ok maka akan muncul tampilan nya
6. Langkah selanjutnya akan muncul tampilan klik browser dan
cari file dalam bentuk PDF kemudian klik import now sehingga
muncul tampilan itu
7. Apabila menghendaki background yang berbeda maka pilih
submenus Chinese seperti di situ

5 Shideqy D.A.& Lestari. 2010. Pemanfaatan Buku Elektronik untuk Pembelajarandi
Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.


8. Untuk mengubah halaman-halaman PDF yang telah diimpor dan
mengisinya dengan video animasi gambar dan lain-lain maka pilih
sub menu edit pages
9. Setelah edit Vegas diklik akan muncul tampilan halaman edit
10. Apabila ingin menambahkan halaman judul maka pilih posisi di
halaman pertama kemudian add new page pada sub menu pages
sehingga muncul tampilan di situ pilih blank dan klik insert
11. Setelah langkah 10 dilakukan maka akan muncul halaman
tambahan yang akan dipakai sebagai halaman judul
12. Desain halaman judul sesuai yang dikehendaki
13. Sebagai contoh menambahkan judul buku dengan cara
menuliskan teks pada halaman judul langkah yang harus dilakukan
adalah klik tombol at text dan tuliskan judul yang dikehendaki atur
teks yang dibuat melalui preset styles dan properties of text 1
sehingga hasil teks judul yang dibuat seperti di situ
14. Apabila ingin menambahkan gambar pada halaman judul tekan
tombol add image kemudian pilih gambar yang diinginkan setelah
menemukan gambar yang dipilih maka akan muncul tampilan
seperti gambar itu
15. Selain gambar dan teks pada halaman juga dapat ditambahkan
link movie suara YouTube dan animasi
16. Untuk menambahkan link pada halaman yang diinginkan klik
add link kemudian masukkan link yang dikehendaki ke dalam
properties off link . Masukkan alamat link melalui set action yang
terdapat dalam properties of link sampai muncul dialog box
17. Movie dapat ditambahkan pada halaman yang dikehendaki
dengan cara klik add movie drag ke dalam bagian halaman klik 2x
kemudian cari video atau film yang hendak dimasukkan
18. apabila yang dikehendaki adalah video dari YouTube maka
langkah pertama yang harus dilakukan adalah klik add YouTube
drag ke dalam halaman yang digunakan copykan alamat link


YouTube yang ingin dimasukkan ke youtube url yang terdapat
dalam properties of youtube 1 . Setelah link YouTube dipastikan ke
dalam YouTube url maka tampilannya akan berubah tambahkan
teks sebagai petunjuk untuk menjalankan video dari YouTube
dengan cara seperti membuat teks yang telah dijelaskan pada
langkah sebelumnya
19. Sesudah movie dan YouTube suara dalam bentuk musik juga
dapat ditambahkan pada halaman yang dikehendaki makanya adalah
Epson dan atur sound dalam bentuk musik MP3 di properties of
tables
20. Setelah teks gambar suara movie dan YouTube hal terakhir yang
perlu dicoba untuk ditambahkan adalah animasi langkah pertama
adalah siapkan file animasi dalam bentuk swf kemudian klik add
flash kemudian drag ke halaman yang dikehendaki dan klik 2x untuk
menambahkan file animasinya . Setelah animasi dimasukkan maka
tampilannya akan berubah
21. apabila edit pack PDF dan semua komponen telah selesai
ditambahkan maka klik files dan pilih save dan exit
22. Setelah save dan exit dilakukan maka langkah selanjutnya adalah
tekan publish
23. Pada sub menu publish terdapat beberapa pilihan seperti yang
tertera nanti di situ dan klik salah satu tipe public sesuai dengan
kebutuhan.


DAFTAR PUSTAKA

Yuli Wahyuliani, Efektivitas Penggunaan Media PembelajaranFlip
Book
TARBAWY, Vol. 3, Nomor 1, (2016)
https://ejournal.upi.edu/index.php/tarbawy/article/viewFile/3457/2
443
Anwar, S. (Performer). (2014). Media Pembelajaran dan Proses
Pembelajaran. Bandung, Jawa Barat, Universitas
PendidikanIndonesia.
Asyhar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.
Jakarta: Referensi Jakarta.
Wahidmurni, Mustikawan, A., & Ridho, A. (2010).
EvaluasiPembelajaran: Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta:
NuhaLetera.
Gorghiu 2011 the electronic book a modern instrument use in
teachers training process procedure komputer science 3 (2011) :
563-567
Ramdania Dr Sutarno H dan Waslaluddin 2007 penggunaan media
flash flipbook dalam pembelajaran teknologi informasi dan
komunikasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa jurnal
pendidikan 1 (1) : 1-13
Riyanto Lukman dan Subagyo 2012 pengembangan digital beri
lokal content Pekalongan dalam format buku 3 dimensi jurnal lipi 1
(1) : 1-13


MAKALAH
URGENSI PENGEMBANGAN MATERI PAI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar

Dosen Pengampu: Dr.Agus Setiawan, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 5:

Cindy Az-Zahra Putri (2011101235)

Nur Rahmah (2011101255)

Sekar Pandan Arum (2011101258)

Said Zulfikar (2011101254)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS

SAMARINDA 2021/2022

i


DAFTAR PUSTAKA
A. PENDAHULUAN....................................................................................................................iii

1. Latar Belakang ....................................................................................................................iii
2. Rumusan Masalah ...............................................................................................................iii
3. Tujuan Masalah................................................................................................................... iv
B. PEMBAHASAN........................................................................................................................ v
1. Pengertian Pengembangan Pendikan Agama Islam ............................................................. v
2. Model-Model Pengembangan PAI....................................................................................viii
3. Tujuan Pengembangan PAI................................................................................................. xii
4. Peran Pentingnya Pengembangan PAI............................................................................... xv
C. PENUTUP.............................................................................................................................. xix
1. Kesimpulan........................................................................................................................ xix
2. Saran.................................................................................................................................. xix
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. xx

ii


A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pengembangan PAI dalam rangka pencapaian Indonesia menjadi
negara maju merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam sistem pendidikan
nasional. Pada hakekatnya pengembangan PAI diperlukan bagi umat Islam
dan bangsa Indonesia untuk menghasilkan generasi yang unggul. Yakni,
berprestasi sesuai dengan bidang kecerdasannya masing-masing, misalnya
dalam bidang sosial atau alam. Melalui perkembangan ini, PAI dapat
mengangkat kejayaan (kemajuan) pendidikan Islam. Tentunya semangat
keilmuan, intelektualitas meningkat, dan hasilnya bisa menjadi pelajaran bagi
orang lain. Dari sini, PAI akan terus menghasilkan ilmuwan yang mampu
menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis Islam. dengan
perkembangan, pendidik, peserta didik, serta semua orang yang peduli dengan
pendidikan Islam dan berpartisipasi dalam pelaksanaan tujuan PAI akan dapat
memfasilitasi. Oleh karena itu, pengembangan PAI dimaksudkan tidak hanya
untuk menyelesaikan masalah, tetapi juga untuk mencegah potensi masalah.
Mencapai tujuan mendidik iman dan taqwa berarti melahirkan manusia yang
kreatif, berilmu, percaya diri, sehat dan mandiri. 1

Selain itu, melalui pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan
belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan tanggung jawab
terhadap lingkungan sosial dan alam, tercipta siswa yang berorientasi pada
aplikasi. Begitu pula dengan pengembangan pendidikan agama Islam, yang
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memahami, menghayati, dan
mengamalkan nilai-nilai agama pada peserta didik serta menyelaraskan

1 Alfauzan Amin, “Pengembangan Bahan Ajar Pai Pokok Bahasan Aspek Akidah Berbasis Pembelajaran
Metafora Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Smpn 17 Kota Bengkulu,” Manhaj: Jurnal
Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat 3, no. 1 (2019): 31,

iii


penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Mendorong kesiapan dan
percepatan peserta didik untuk mengintegrasikan nilai-nilai agama dan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas
maka rumusan masalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud Urgensi pengembangan pai?
2. Bagaimana Model pengembangan pai?
3. Apa Tujuan pengembangan pai?
4. Apa peran penting pengembangan pai?

3. Tujuan Masalah
1. Agar pembaca mengetahui bagaimana urgensi pengembangan pai.
2. Agar pembaca mengetahui bagaimana model pengembangan pai.
3. Agar pembaca mengetahui bagaimana tujuan pengembangan pai
4. Agar pembaca mengetahui bagaimana peran penting pengembangan pai

iv


B. PEMBAHASAN

1. Pengertian IPengembangan IPendikan Agama IIslam

I I I I I I I I I IPengertian Ipengembangan IPendidikan IAgama Iislam Isebagai
IBudaya ISekolah Ipada Idasarnya Iadalah Isalah Isatu Iusaha Iyang Ibersifat Isadar,
Ibertujuan, ISistematis Idan Iterarah Ipada Iperubahan Itingkah Ilaku Iatau Isikap
Iyang Isejalan Idengan IAjaran-ajaran Iyang Iterdapat dalam IIslam. ISejalan Idengan
Iini, IZakiyah IDaradjat IMengatakan Ibahwa Ipendidikan Iagama IIslam Iadalah
Iusaha Iberupa Ibimbingan IDan Iasuhan Iterhadap Ianak Ididik Iagar Ikelak Isetelah
Iselesai Ipendidikannya IDapat Imemahami Idan Imengamalkan Iajaran Iagama
IIslam Iserta Imenjadikannya ISebagai Iway Iof Ilif.2

I I I I I I I IPendidikan Iagama Imemiliki Iperan Idalam Imelakukan Itransformasi
IReliguitas Ipada Isiswa. ITujuan Ipendidikan Iagama Isejatinya Ibukanlah Isekedar
IMentransfer Ipengetahuan Idan Iketerampilan, Imelainkan Ilebih Imerupakan
ISebuah Iikhtiar Imenumbuhkembangkan Ifitrah Iinsani. IBerfikir Imengenai
IPengembangan Imengajak Iseseorang Iuntuk Iberfikir Ikreatif Idan Iinovatif IDalam
Imelakukan Iperubahan Isebagai Iakibat Idari Ikeprihatian Iterhadap Isuatu IKondisi.
IPengembangan Ipendidikan IAgama IIslam Isebagai Ibudaya Isekolah IBerarti
Ibagaimana Imengembangkan IPAI Idi Isekolah, Ibaik Isecara Ikuantitatif IMaupun
Ikualitatif Idiposisikan Isebagai Ipijkan Inilai,semangat, Isikap Idan IPerilaku Ibagi
Ipara Iactor Isekolah Iseperti Ikepala Isekolah, Iguru, Ipeserta Ididik, ITenaga
Ikependidikan Idan Iseluruh Iwarga Isekolah.

I I IDalam IUU INo. I20 Itahun I2003 Itentang ISisdiknas Ipasal I1 Iayat I1
IDinyatakan Ibahwa;

2 Ismatul Maula and Indra Indra, “Pengembangan Bahan Ajar Desain Pembelajaran PAI Berbasis
Kurikulum 2013,” Jurnal Penelitian Pendidikan 11, no. 1 (2019): 1595–1603.

v


I I I I IPendidikan Iadalah Iusaha Isadar Idan Iterencana Iuntuk Imewujudkan
ISuasana Ibelajar Idan Iproses Ipempelajaran Iagar Ipeserta Ididik Isecara Iaktif
IMengembangkan Ipotensi Idirinya Iuntuk Imemiliki Ikekuatan Ispiritual
Ikeagamaan, Ipengendalian Idiri, Ikepribadian, Ikecerdasan, Iakhlak Imulia ISerta
Iketerampilan Iyang Idiperlukan Idirinya, Imasyarakat, Ibangsa Idan INegara.

I I I I ISelanjutnya Ipada Ipasal I1 Iayat I2 Idinyatakan Ibahwa Ipendidikan Inasional
IAdalah Ipendidikan Iyang Iberdasarkan IPancasila Idan IUndang-Undang IDasar IRI
ITahun I1945 Iyang Iberakar Ipada Inilai-nilai Iagama, Ikebudayaan Inasional
IIndonesia IDan Itanggap Iterhadap Ituntutan Iperubahan Izaman

I I I I IPendidikan IAgama IIslam Ibaik Ipada Ijenjang Ipendidikan Idasar Imaupun
IMenengah Iantara Ilain Ibertujuan Imewujudkan Imanusia IIndonesia Iyang Itaat
IBeragama Idan Iberakhlak Imulia, Iyaitu Imanusia Iyang Iberpengetahuan, Irajin
IBeribadah, Icerdas, Iproduktif, Ijujur, Iadil, Ietis, Iberdisiplin Ibertoleransi, Imenjaga
IKeharmonisan Isecara Ipersonal Idan Isocial Iserta Imengembangkan Ibudaya
IAgama Idalam Ikomunitas Isekolah I(Permen IDiknas, INomor I22 Itahun I2006
ITanggal I23 IMei I2006 Itentang IStandar IIsi Iterutama Ipada Ilampiran IStandar I
IKompetensi Idan IKompetensi IDasar Imata Ipelajaran IPAI. IDengan Idemikian,
IUpaya Ipengembangan IPendidikan IAgama IIslam Isebagai Ibudaya Isekolah Itelah
IMemperoleh Ilegalitas Iyang Ikuat.3

I I I I I I IPengembangan IPendidikan IAgama IIslam Isebagai Ibudaya Isekolah
IMerupakan Isebuah Ialternatif Iuntuk Imengimplementasikan Ieksistensi Idari
INilai-nilai Iajaran IIslam Iyang Isecara Ikonseptual Itertuang Idalam Imata Ipelajaran
IPAI Idi Isekolah Idasar Idan Imenengah. IKarena Imenurut INurkhalis IMajid
IBahwa Ikegagalan IPendidikan IAgama IIslam Idisebabakan Ipembelajaran IPAI
ILebih Imenitikberatkan Ipada Ihal-hal Iyang Ibersifat Iformal Idan Ihafalan, Ibukan
IPada Ipemaknaannya. IProses Ibelajar Imengajar Idiakui Iselama Iini Imasih

3 M Sya’roni, “Penguatan Pendidikan Agama Islam Melalui Budaya Sekolah,” Cendekia 13, no. 02
(2021): 161–65.

vi


IMengejar Itarget Ipencapaian Ikurikulum Iyang Itelah Iditentukan, Ipadahal Iyang
IDiperlukan Ilebih Ipada Isuasana Ikeagamaan.

I I I I IPendidikan IIslam Isaat Iini, Idihadapkan Ipada Iberbagai Perkembangan
Iyang Imeniscayakan Iuntuk Imelakukan Iperubahan IDan Iperbaikan Isehingga
Imampu Imelakukan Ipenyesuaian ITerhadap Iperubahan Itersebut. IPerkembangan
Iilmu Ipengetahuan IDan Iteknologi I(iptek) Imenjadi Itantangan Ibagi Ipendidikan
IIslam, ITerutama Idalam Imenghadapi Iera Iglobalisasi Iyang Itelah Imampu
IMengsistematisasikan Ijarak Idan Iwaktu Iantar Iberbagai Inegara IDalam
Ipertukaran Iinformasi Idan Ipengetahuan, Ikhususnya Idalam IBidang Ipendidikan
IIslam. IPerkembangan Iilmu Ipengetahuan Idan Iteknologi Iitu, Itelah IMelahirkan
Ianeka Imedia Iyang Idapat Idifungsikan Iuntuk IMengembangkan Ipendidikan
IIslam Idimaksud. IJika Ipada Iera IKlasik, Ipendidikan IIslam Ihanya Idapat
Imenjangkau Isasaran IMasyarakat Ilokal Idengan Ikualitas Iyang Irelatif Irendah,
Idengan IAdanya Imulti Imedia, Iterutama Iinternet, Imaka Ipendidikan IIslam IBisa
Iberlangsung Idengan Ijangkauan Itanpa Ibatas, Iwaktu Iyang ISangat Isingkat, Idan
Ikualitas Iyang Ilebih Itinggi. IPara Ipakar IPendidikan IIslam Idituntut Iuntuk
Imenggunakan Idan IMengembangkan Imedia Ipendidikan Iterupdate Isehingga
IPendidikan IIslam Idapat Ibersanding Idengan Ipendidikan Iumum IYang Iakhir-
akhir Iini Imengalami Ilompatan Isignifikan Iyang Isangat IMenggembirakan. IHal
Iini Iakan Iterjadi, Ijika Ipara Ipimpinan Idan IPendidik Idi Iberbagai Ilembaga
Ipendidikan IIslam Imemulai Iuntuk IMeningkatkan Ikualitas Ipendidikan Idan
Ikinerjanya. IJika Itidak, IMaka Icita-cita Imening-katkan Ikualitas Ipendidikan
IIslam IHanyalah Isebuah Iimpian Ibelaka. I

I IEra IRevolusi IIndustri I4.0 I(selanjutnya: IEra I4.0) IMembawa Idampak Iyang
Itidak Isederhana. IIa Iberdampak Ipada ISeluruh Iaspek Ikehidupan Imanusia.4

4 Ferry Doringin, Nensi Mesrani Tarigan, and Johny Natu Prihanto, “Eksistensi Pendidikan Di Era
Revolusi Industri 4.0,” Jurnal Teknologi Industri Dan Rekayasa (JTIR) 1, no. 1 (2020): 43–48,
https://doi.org/10.53091/jtir.v1i1.17.

vii


ITermasuk Idalam Ihal Iini IAdalah Ipendidikan. IEra Iini Iditandai Idengan Isemakin
Isentralnya IPeran Iteknologi Icyber Idalam Ikehidupan Imanusia. IMaka Itak IHeran
Ijika Idalam Idunia Ipendidikan Imuncul Iistilah I“Pendidikan I4.0”. IPendidikan I4.0
I(Education I4.0) Iadalah Iistilah Iumum IDigunakan Ioleh Ipara Iahli Ipendidikan
Iuntuk Imenggambarkan Iberbagai Icara Iuntuk Imngintegrasikan Iteknologi Icyber
Ibaik ISecara Ifisik Imaupun Itidak Ike Idalam Ipembelajaran. I

I I IIni Iadalah Ilompatan Idari Ipendidikan I3.0 Iyang Imenurut IJeff IBorden
Imencakup Ipertemuan Iilmu Isaraf, Ipsikologi Ikognitif, Idan ITeknologi
Ipendidikan. IPendidikan I4.0 Iadalah Ifenomena Iyang IMerespons Ikebutuhan
Imunculnya Irevolusi Iindustri Ikeempat IDimana Imanusia Idan Imesin Idiselaraskan
Iuntuk Imendapatkan ISolusi, Imemecahkan Imasalah Idan Itentu Isaja Imenemukan
IKemungkinan Iinovas Ibaru. Praktek Ipembelajaran IPendidikan Iagama IIslam
IKhususnya Imulai Ibergeser Ipada Itatanan Imodel Ipembelajaran IYang Ilebih
Iberpusat Ipada Ipeserta Ididik I(student Icentered) ISehingga Iguru Ihanya Iberperan
Isebagai Ifasilitator Ibagi Ipeserta IDidik. IDalam Ipembelajaran Iyang Iberpusat
Ipada Ipeserta Ididik, IGuru Isecara Isadar Imenempatkan Iperhatian Iyang Ilebih
Ibanyak IPada Iketerlibatan, Iinisiatif, Idan Iinteraksi Isosial Ipeserta
Ididik...............................;[;’/-=jhhjn66

2. Model-Model Pengembangan PAI
Mengenai pengembangan PAI, sangatlah penting untuk dilakukan, namun

tidak hanya dilakukan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah saja, melainkan
juga pada tingkat pendidikan tinggi pun sudah semestinya dilakukan pengembangan-
pengembangan yang mengacu pada pola perubahan masyarakat serta kebutuhan
peserta didik atau mahasiswa.5

Berkaitan dengan pengembangan PAI, Muhaimin berpendapat bahwa :

5 Rosnaeni Rosnaeni et al., “Model-Model Pengembangan Kurikulum Di Sekolah,” Edukatif : Jurnal
Ilmu Pendidikan 4, no. 1 (2021): 467–73.

viii


"Pemikiran tentang pengembangan pendidikan Islam mengajak seseorang untuk
berfikir anlitis-kritis, kreatif dan inovatif dalam menghadapi berbagai praktik dan isu
aktual di bidang pendidikan untuk di kaji dan ditelaah dari dimensi fundasionalnya
agar tidak kehilangan roh atau spirit Islam". Sedangkan menurut Tafsir ialah bahwa
pengembangan pendidikan Islam harus dilakukan secara mendasar dengan
menjadikan Pendidikan keimanan dalam hal ini pendidikan Agama Islam sebagai ruh
dan inti dari semua proses pendidikan.6

A. Pengembangan PAI di Sekolah Umum

PAI di sekolah umum hanya berkedudukan sebagai mata pelajaran, jadi untuk
pengembangan PAI di sekolah umum titik tekan utamanya bisa kita lihat pada
pengembangan pendidik PAI-nya. Dibutuhkan ketelatenan, kecerdasan, serta
kekreatifan pendidik PAI supaya bisa terjadi pengembangan PAI di sekolah umum
seluas mungkin di tengah-tengah minimnya dukungan. Agar status PAI di sekolah
umum tidak hanya sebagai pemenuhan kewajiban undang-undang, maka sangat perlu
PAI di fungsikan sebagaimana mestinya sebagai suatu nilai yang dijunjung tinggi
oleh peserta didik di sekolah umum.7

B. Pengembangan PAI di Perguruan Tinggi Umum

Dalam pengembangan mata kuliah sudah seharusnya mempertimbangkan
kebutuhan dan relevansinya dengan masing-masing jurusan, sehingga nantinya
matakuliah tersebut akan menjadi sangat bermakna dan terintenalisasi dengan baik
dan benar pada diri mahasiswa. Begitu pula halnya dengan pengembangan PAI di
perguruan tinggi, haruslah menjadikan PAI bukan sebagai ilmu yang sendiri atau
terpisah dengan ilmu-ilmu lainnya (dikotomi keilmuan), tetapi haruslah dapat

6 M P Dr. Hj. Sutiah, PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI TEORI DAN APLIKASINYA (NLC, 2020),
https://books.google.co.id/books?id=WpPsDwAAQBAJ.
7 Anim Purwanto, “Pengembangan Kurikulum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Di Sekolah Dasar
Islam Terpadu,” Jurnal Basicedu 6, no. 1 (2021): 335–42,
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i1.1928.

ix


menyatu dengan ilmu-ilmu lainnya dan sehingga terjadilah koneksi dan dialog antara
Ilmu Agama dan Ilmu Umum. Diperlukan adanya model pengembangan Pendidikan
Agama Islam di perguruan tinggi yang notabenenya memiliki banyak jurusan dan
term keilmuan, yang nantinya dapat mengakomodir terhadap kebutuhan dan
hubungan dengan keilmuan yang dipelajari mahasiswa. Adapun ruang lingkup yang
dapat dikembangkan dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi
dapat menyangkut pengembangan sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
perguruan tinggi. Sehingga dengan adanya pengembangan tersebut dapat memberikan
sebuah gambaran yang utuh mengenai model Pendidikan Agama Islam di perguruan
tinggi umum.

Adapun model pengembangan Pendidikan Agama Islam yang ada di
berbagai sekolah umum dan perguruan tinggi di Indonesia, dapat kita lihat dari
model-model di bawah ini.

1. Model Dikotomis
Pada model dikotomis implikasinya terhadap pengembangan

pendidikan agama islam yang lebih berorientasi pada keakhiratan, sedangkan
untuk masalah dunia diangggap tidaklah penting, lalu model ini menekankan
pada pendalaman al-‘ulum al-diniyah (ilmu-ilmu keagamaan) yang menjadi
jalan pintas untuk menuju kebahagiaan akhirat, dan untuk sains (ilmu
pengetahuan) dianggap terpisah dari agama. Pendekatan yang diterapkan
melalui model ini yaitu lebih bersifat keagamaan yang normative, doktriner,
dan absolutis. Diharapkan peserta didik mengarahkan dirinya untuk menjadi
pelaku (actor) yang loyal (setia), serta memiliki commitment (keberpihakan),
dan dedikasi (pengabdian) yang sangat tinggi kepada agama yang dipelajari.
Sedangkan adanya kajian-kajian ilmu yang bersifat empiris, rasional, dan
analitis-kritis dianggap menggoyahkan iman.8

8 Tarbiya Islamica, “PENGEMBANGAN SISTEM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM,” Jurnal Keguruan Dan
Pendidikan Islam 1 (2020): 9–22.

x


2. Model Mekanisme
Pada model mekanisme ini lebih memandang ke berbagai aspek-

aspek, dan pendidikan dipandang sebagai pengembangan seperangkat nilai
kehidupan yang masing-masing bergerak dan berjalan menurut fungsinya.
Aspek-aspek ataupun nilai-nilai kehidupan tersebut terdiri atas nilai agama,
nilai individu, nilai social, nilai politik, nilai ekonomi, nilai rasional, nilai
estetik, nilai biofisik, dan lain-lainnya. Model mekanisme PAI ini lebih
menekankan keluwesan antara nilai umum dan nilai agama, maka model ini
boleh berbaur menjadi satu namun juga bisa juga tidak sama sekali.
3. Model Organism/Sistemik

Pada model ini, dalam konteks pendidikan islam sebenarnya bertolak
dari pandangan bahwa aktivitas kependidikan merupakan suatu sistem terdiri
dari komponen-komponen yang hidup bersama dan bekerja sama secara
terpadu menuju tujuan tertentu, yaitu dengan terwujudnya hidup yang reiligius
dan dijiwai oleh ajaran-ajaran serta nilai-nilai agama. Melalui model ini
diharapksn sistem pendidikan agama islam dapat mengintegrasikan nilai-nilai
ilmu pengetahuan, nilai-nilai agama dan etik, serta mampu melahirkan
manusia-manusia yang menguasai dan menerapkan ilmu-ilmu pengetahuan,
teknolog, dan seni, serta memiliki kematangan professional dan sekaligus
hidup di dalam nilai-nilai agama.

Adapun model pembelajaran PAI berbasis multikultular yaitu lebih
kepada mengharuskan proses pembelajarannya berlangsung secara efektif
melalui pengajaran efektif (effective teaching) dan belajar aktif (active
learning) dengan memperhatikan keragaman agama para peserta didik.
Mengajarkan tentang agama melibatkan pendekatan kesejarahan dan
perbandingan, sedangkan mengajarkan agama pendekatannya indoktrinasi
dogmatik. Dengan adanya model ini diharapkan peserta didik menjadi aktif
mencari, menemukan, dan mengevaluasi pandangan keagamaan nya sendiri
dengan membandingkannya dengan pandangan keagamaan peserta didik

xi


lainnya. Diharapkan juga melalui model ini, peserta didik menjadi tumbuh
sikap toleransinya, tidak menghakimi, dan melepaskan diri dari sikap fanatik
berlebihan.9

3. Tujuan iiPengembangan iiPAI
i ii ii ii iiTujuan iidari iiperencanaan iipembelajaran iiyakni iisebagai iipedoman

iiguru iidalam iimelaksanakan iipraktek iimengajar. iiDengan iidemikian iiapa
iiyang iidilakukan iiguru iipada iiwaktu iimengajar iibersumber iikepada
iiperencanaan iipembelajaran iiyang iitelah iidibuat iisebelumnya. iiRencana
iipembelajaran iiharus iimemperhatikan iiminat iidan iiperhatian iipeserta
iididik iiterhadap iimateri iistandar iiyang iidijadikan iibahan iikajian. iiDalam
iihal iiini, iiharus iidiperhatikan iiagar iiguru iijangan iihanya iiberperan
iisebagai iitransformator, iitetapi iiharus iiberperan iisebagai iimotivator
iiyang iidapat iimembangkitkan iigairah iibelajar, iiserta iimendorong iipeserta
iididik iiuntuk iibelajar, iidengan iimenggunakan iiberbagai iivariasi iimedia,
iidan iisumber iibelajar iiyangsesuai, iiserta iimenunjang iipembentukan
iikompetensi iidasar.10

ii ii iii Dalam iikonteks iipembelajaran iiPAI, iiperencanaan iisistem

iipembelajaran iiPAI iiadalah iisuatu iipemikiran iipersiapan iiuntuk

iimelaksanakan iitujuan iipengajaran iimelalui iilangkah-langkah iidalam

iipembelajaran iiyang iimenjadi iisuatu iikesatuan iiyang iiterdiri iiatas

iikomponen iiatau iielemen iiyang iisaling iiberinteraksi, iisaling iiterkait,

iiatau iisaling iibergantung iimembentuk iikeseluruhan iiyang iikompleks

iimenjadi iikombinasi iiyang iitersusun iimeliputi iiunsur-unsurmanusiawi,

iimaterial, iifasilitas, iiperlengkapan iidan iiprosedur iiyang iisaling

9 Muslih Qomarudin, “Model Pengembangan Kurikulum PAI Multikultural,” Al-I’tibar : Jurnal
Pendidikan Islam 6, no. 2 (2019): 98–101, https://doi.org/10.30599/jpia.v6i2.647.
10 Tatang Hidayat and Makhmud Syafe’i, Peran Guru Dalam Mewujudkan Tujuan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Rayah Al-Islam, vol. 2, 2018,
https://doi.org/10.37274/rais.v2i01.67.

xii


iimempengaru hiuntuk iimencapai iitujuan iipembelajaran iiPAI. iiTujuan
iidan iimerumuskan iiserta iimengaturpendayagunaan iisumber-sumber
iidaya: iiinformasi, iifinansial, iimetode iidan iiwaktu iiyangdiikuti iidengan
iipengambilan iikepustusan iiserta iipenjelasannya iitentang iipencapaian
iitujuan,penentuan iikebijakan, iipenentuan iiprogram, iipenentuan iimetode-
metode iidan iiprosedurtertentu iidan iipenentuan iijadwal iipelaksanaan
iiprogram. Pembelajaran iiPAI iibertujuan iiuntuk iimeningkatkan
iipemahaman, iikeimanan,penghayatan, iidan iipengamalan iipeserta iididik
iitentang iiagama iiIslam, iisehingga iimenjadi iimanusia iimuslim iiyang
iiberiman iidan iibertakwa iikepada iiAllah iiSubhanahu iiWa iiTa’ālā,
iiserta iiberakhlak iimulia iidalam iikehidupan iipribadi, iikeluarga, iidan
iimasyarakat. iiMeskipun iitujuan iipembelajaran iiPAI iibelum iiterlaksana
iidengan iiideal, iinamun iisetidaknya iiupaya iike iiarah iisana iisudah
iidilakukan. iiOleh iikarena iiitu, iimesti iiada iiupaya iialternatif iiyang
iidilakukan iiguru iiPAI iidalam iimewujudkan iipembelajaran iiPAI iiyang
iiorientasinya iibukan iihanya iidi iikelas.

ii ii ii ii iBerangkat iidari iihal iiini, iimaka iimesti iiada iimetode iilain
iidalam iimewujudkan iitujuan iipembelajaran iiPAI iisupaya iilebih
iiefektif, iisalah iisatunya iidengan iimetode iiriyadoh iiatau iilatihan iidalam
iimelakukan iiberbagai iiibadah iiseperti iishalat iidhuha, iimembaca
iiAlquran, iimelantunkan iikalimat-kalimat iithoyyibah, iidibiasakan
iimembaca iihadis iidan iiintinya iibagaimana iidi iisekolah iitersebut iiada
iirekayasa iiuntuk iimenciptakan iisuasana iireligius iiyang iitentunya iiharus
iimelibatkan iisemua iielemen iiyang iiada iidi iisekolah. 11

11 Noemi Sinkovics, Samia Ferdous Hoque, and Rudolf R. Sinkovics, “Supplier Strategies and Routines
for Capability Development: Implications for Upgrading,” Journal of International Management 24,
no. 4 (2018): 348–68, https://doi.org/10.1016/j.intman.2018.04.005.

xiii


ii ii ii ii ii iiMaka iidari iiitu, iidisinilah iiperan iiguru iiPAI iimesti iimenonjol
iidi iisekolah, iikarena iipendidikan iidi iisekolah iisaat iiini iitengah
iikehilangan iisosok iifigur, iisalah iisatunya iisosok iifigure iiguru iiPAI.
iiDengan iidemikian, iiguru iiPAI iimesti iimenjadi iisosok iifigur iidan
iirujukan iipeserta iididik iidi iisekolah iidalam iimasalah iiapapun. iiTatkala
iiguru iiPAI iisudah iimenjadi iisosok iifigur, iimaka iimata iipelajaran iiPAI
iiakan iidisenangi iipeserta iididik iidaripada iimata iipelajaran iilainnya.
iiDengan iidemikian, iimasuk iimata iipelajaran iiPAI iitidak iimembosankan
iilagi, iijustru iimata iipelajaran iiPAI iiakan iiditunggu-tunggu iioleh iipeserta
iididik, iidan iiitu iitidak iiterlepas iidari iiperan iiguru iiPAI iiyang iimenjadi
iisosok iifigur iidan iiteladan iidi iisekolahnya.i12 ii ii ii

i ii ii ii ii iEvaluasi iidalam iipembelajaran iiPendidikan iiAgama iiIslam
iiharus iidilakukan iikomprehensif iidan iiterintegrasi. iiKedudukan iievaluasi
iisangat iipenting iidalam iipembelajaran iiPendidikan iiAgama iiIslam,
iikarena iievaluasi iimenempati iiposisi iiyang iisangat iisentral iiuntuk
iimengetahui iikeberhasilan iiproses iipembelajaran. iiEvaluasi iidilakukan
iiuntuk iimengetahui iiefektivitas iidan iiefisiensi iipembelajaran iiyang
iidilakukan, iifungsinya iiuntuk iimengetahui iikapasitas iipendidik iidan
iipeserta iididik, iisehingga iibisa iidilakukan iiperbaikan iijika iimemang
iiditemukan iiada iifaktor iiyang iibelum iioptimal iidalam iiproses
iipembelajaran. iiKegunaan iievaluasi iidalam iipembelajaran iiPendidikan
iiAgama iiIslam iiuntuk iiperbaikan, iipenyesuaian, iidan iipenyempurnaan
iiprogram iiberdasarkan iipengalaman iipendidik iiyang iididapatkan
iidilapangan. iiPrinsipnya iiharus iikontinuitas, iikomprehensif, iiterintegrasi,
iiadil, iiobjektif, kooperatif, iipraktis, iikoherensi, iidan iiakuntabilitas.

6Sinkovics, Hoque, and Sinkovics.

xiv


4. Peran Pentingnya Pengembangan PAI

Pengembangan PAI dalam rangka pencapaian Indonesia menjadi
negara maju merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam sistem pendidikan
nasional. Dengan penduduk mayoritas Muslim, Indonesia tidak dapat
dipisahkan dari budaya Muslim, khususnya dalam hal pendidikan Islam.
Diasumsikan bahwa pendidikan, termasuk pendidikan Islam, berperan besar
dalam terwujudnya peradaban bangsa yang setinggi-tingginya. 13 Ditinjau dari
tinjauan sejarah, ternyata dinamika pendidikan Islam bekerja dengan luar
biasa. Sejak lahir hingga dewasa, terdapat masa-masa kemajuan dalam
pendidikan Islam. Dimana, pada masa kejayaan pendidikan Islam, lahirlah
ilmuwan-ilmuwan besar yang berpengaruh di negeri ini. Bahkan, ia juga
memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan Barat modern. meskipun, Setelah itu, karena lemahnya daya
intelektual dan gagasan “pembangunan”, pendidikan Islam memasuki masa
kemunduran. Baru pada awal abad ke-20 tanda-tanda semangat renaisans
dalam pendidikan Islam akhirnya muncul, berkat beberapa perkembangan
yang terjadi selama ini.

Pada hakekatnya pengembangan PAI diperlukan bagi umat Islam dan
bangsa Indonesia untuk menghasilkan generasi yang unggul. Yakni,
berprestasi sesuai dengan bidang kecerdasannya masing-masing, misalnya
dalam bidang sosial atau alam. Melalui perkembangan ini, PAI dapat
mengangkat kejayaan (kemajuan) pendidikan Islam. Tentu saja, semangat
ilmiah dan intelektualitas meningkat, dan hasilnya bisa menjadi pelajaran.
Satu untuk komunitas lain. Berdasarkan hal tersebut, PAI akan terus
menghasilkan ilmuwan yang mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan

13 M P I Rahmat, Pendidikan Agama Islam Multidisipliner Telaah Teori Dan Praktik Pengembangan PAI
Di Sekolah Dan Perguruan Tiggi, Pertama (LKiS, 2017),
https://books.google.co.id/books?id=3NrrDwAAQBAJ.

xv


teknologi berbasis Islam. Salah satu fungsinya adalah untuk menyeimbangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi sekuler yang pergerakannya semakin liar.
Dalam arti, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekuler telah
meningkatkan potensi dehumanisasi.14 Selain itu, PAI ke depan dapat
menciptakan situasi sosial politik khususnya di Indonesia yang lebih kondusif
bagi keamanan, perdamaian, keadilan, pengentasan kemiskinan dan
kesejahteraan.

Secara lebih rinci, perkembangan PAI di semua jenjang dan bentuk
pendidikan Islam menjadi semakin relevan. Padahal, ada beberapa masalah
yang tidak dapat diatasi yang perlu ditangani belakangan ini. Misalnya, yang
pertama adalah isu politik seperti korupsi, kebijakan moneter, nepotisme,
kecurangan pemilu dan daerah, dan pengurus partai yang hanya peduli pada
golongan tertentu. Dua masalah ekonomi antara lain kesenjangan antara kaum
miskin dan borjuis, minimnya kesempatan kerja, dan kurangnya semangat
pemuda untuk berwirausaha. Tiga masalah sosial sosial tersebut antara lain
seks bebas dan seks menyimpang, maraknya merokok di kampus, mutilasi,
kekerasan pra-terorisme, dan ketidakpedulian manusia terhadap lingkungan.

KeempatPermasalahan keilmuan terletak pada minimnya pengetahuan
umum para ilmuwan yang menghayati agamanya dalam penciptaan teknologi,
minimnya kreasi yang dapat bermanfaat bagi kemajuan bangsa, dan masih
adanya dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum. Kelima, masalah
“gesekan” antar ormas Islam yang berujung pada fenomena negatif, seperti
perbedaan pendapat. Dan gesekan harus dapat mengarah pada hal yang
positif, yaitu dalam rangka persaingan dalam bidang kebaikan dan ketakwaan.
Di mana lagi energi umat Islam dihabiskan untuk "perjuangan" dengan umat
Islam itu sendiri. Namun, berlomba-lomba dalam mengembangkan ilmu agar

14 M P Dr. M. Hadi Purnomo, Pendidikan Islam: Integrasi Nilai-Nilai Humanis, Liberasi Dan
Transendensi Sebuah Gagasan Paradigma Baru Pendidikan Islam (Absolute Media, 2020),
https://books.google.co.id/books?id=-lkAEAAAQBAJ.

xvi


bisa bermanfaat bagi umat Islam khususnya dan tentunya masyarakat
Indonesia lainnya.15

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan PAI
merupakan salah satu bentuk nyata dukungan terhadap perkembangan budaya
di masyarakat. Artinya, sudah berkali-kali ditekankan bahwa PAI harus
berkontribusi pada penciptaan budaya yang lebih tinggi. Yakni, salah satunya
adalah budaya yang bercirikan ilmu yang aktif berkembang, mencintai dunia,
bekerja dan mengabdi kepada masyarakat, inspiratif. Anggapan
perkembangan budaya (dalam bidang apapun) tidak akan lepas dari
perkembangan budaya dalam bentuk atau wilayah lain dalam masyarakat.
Kedua budaya tersebut berupa “gagasan atau gagasan” seperti penggunaan
bahasa dalam komunikasi, dan juga berupa “benda” seperti teknologi berupa
telepon genggam. Dengan kata lain, perkembangan PAI terjadi karena
dipengaruhi oleh peristiwa budaya lain, begitu pula sebaliknya. Sebagai
contoh, menyebarkan budaya “literasi” teknologi informasi memungkinkan
generasi muda memperoleh informasi dengan cepat dan mudah. Untuk itu
diperlukan pengembangan PAI berbasis teknologi informasi. Di sisi lain,
dengan berkembangnya PAI berbasis teknologi informasi, dapat
menginspirasi para pakar teknologi informasi dan ilmuwan terkait dengan
semangat untuk menciptakan perangkat dan sumber belajar PAI yang
canggih.16

Dari semua hal di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa
pengembangan PAI adalah gagasan yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai
Islam. Kalaupun dilakukan secara konsisten (masih berlandaskan Al-Qur'an

15 S.P.I.M.P.I. Dr. Hasruddin Dute and M A Dr. M. Zainul Hasani Syarif, Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Dalam Masyarakat Pluralistik (Publica Indonesia Utama, 2021),
https://books.google.co.id/books?id=i-tDEAAAQBAJ.
16Religious Journal, Islamic Education, and Available Online, “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PAI
PADA ANAK USIA DINI DI ERA TEKNOLOGI DIGITAL,” Jurnal Nasional 1, no. 2 (2022): 1–12.

xvii


dan Hadits), dapat mencapai derajat "keutuhan" dalam agama. Perkembangan
PAI juga merupakan faktor keberhasilan penting dalam mewujudkan
kemajuan negara Indonesia. Mengingat keadaan bangsa Indonesia yang
multikultural dan selalu rentan terhadap gesekan. Dapat dikatakan bahwa
pengembangan PAI merupakan langkah penting menuju pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Apalagi PAI merupakan bagian dari sistem pendidikan
yang tidak dapat dipisahkan dari yang lain. Selain itu, pengembangan akan
memudahkan guru, siswa dan semua orang yang peduli dan terlibat dalam
pendidikan Islam untuk mewujudkan tujuan PAI.

xviii


B. C. PENUTUP
1. Kesimpulan
pengembangan Pendidikan Agama Islam sebagai Budaya Sekolah pada

dasarnya adalah salah satu usaha yang bersifat sadar, bertujuan, Sistematis dan
terarah pada perubahan tingkah laku atau sikap yang sejalan dengan Ajaran-ajaran
yang terdapat dalam Islam. Sejalan dengan ini, Zakiyah Daradjat Mengatakan bahwa
pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan Dan asuhan terhadap anak
didik agar kelak setelah selesai pendidikannya Dapat memahami dan mengamalkan
ajaran agama Islam serta menjadikannya Sebagai way of lif.

Pendidikan agama memiliki peran dalam melakukan transformasi
Religuitas pada siswa. Tujuan pendidikan agama sejatinya bukanlah sekedar
Mentransfer pengetahuan dan keterampilan, melainkan lebih merupakan Sebuah
ikhtiar menumbuhkembangkan fitrah insani. Berfikir mengenai Pengembangan
mengajak seseorang untuk berfikir kreatif dan inovatif Dalam melakukan perubahan
sebagai akibat dari keprihatian terhadap suatu Kondisi. Pengembangan pendidikan
Agama Islam sebagai budaya sekolah Berarti bagaimana mengembangkan PAI di
sekolah, baik secara kuantitatif Maupun kualitatif diposisikan sebagai pijkan
nilai,semangat, sikap dan Perilaku bagi para actor sekolah seperti kepala sekolah,
guru, peserta didik, Tenaga kependidikan dan seluruh warga sekolah.

2. Saran

iDengan iadanya ipenulisan imakalah iini, itentunya ikami idari ipenulis
imenyadari ijika iDalam ipenulisan imakalah iini ibanyak isekali idari ikata itidak
isempurna. iOleh ikarena iitu i,saya isangat imembutuhkan isaran idan ikritik idari
ipara ipembaca semoga makalah iini idapat imenambah iwawasan ibagi ipara
ipembaca iterkhususnya ikepada ipenulis.

xix


C. DAFTAR PUSTAKA

Amin, Alfauzan. “Pengembangan Bahan Ajar Pai Pokok Bahasan Aspek Akidah
Berbasis Pembelajaran Metafora Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep
Siswa Smpn 17 Kota Bengkulu.” Manhaj: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian
Masyarakat 3, no. 1 (2019): 31. https://doi.org/10.29300/mjppm.v3i1.2342.

Doringin, Ferry, Nensi Mesrani Tarigan, and Johny Natu Prihanto. “Eksistensi
Pendidikan Di Era Revolusi Industri 4.0.” Jurnal Teknologi Industri Dan
Rekayasa (JTIR) 1, no. 1 (2020): 43–48. https://doi.org/10.53091/jtir.v1i1.17.

Dr. Hasruddin Dute, S.P.I.M.P.I., and M A Dr. M. Zainul Hasani Syarif.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Masyarakat Pluralistik. Publica
Indonesia Utama, 2021. https://books.google.co.id/books?id=i-tDEAAAQBAJ.

Dr. Hj. Sutiah, M P. PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI TEORI DAN

APLIKASINYA. NLC, 2020.

https://books.google.co.id/books?id=WpPsDwAAQBAJ.

Dr. M. Hadi Purnomo, M P. Pendidikan Islam: Integrasi Nilai-Nilai Humanis,
Liberasi Dan Transendensi Sebuah Gagasan Paradigma Baru Pendidikan
Islam. Absolute Media, 2020. https://books.google.co.id/books?id=-
lkAEAAAQBAJ.

Hidayat, Tatang, and Makhmud Syafe’i. Peran Guru Dalam Mewujudkan Tujuan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Rayah Al-Islam. Vol. 2,
2018. https://doi.org/10.37274/rais.v2i01.67.

Islamica, Tarbiya. “PENGEMBANGAN SISTEM PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM.” Jurnal Keguruan Dan Pendidikan Islam 1 (2020): 9–22.

xx


Journal, Religious, Islamic Education, and Available Online. “IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN PAI PADA ANAK USIA DINI DI ERA TEKNOLOGI
DIGITAL.” Jurnal Nasional 1, no. 2 (2022): 1–12.

Maula, Ismatul, and Indra Indra. “Pengembangan Bahan Ajar Desain Pembelajaran
PAI Berbasis Kurikulum 2013.” Jurnal Penelitian Pendidikan 11, no. 1 (2019):
1595–1603.

Purwanto, Anim. “Pengembangan Kurikulum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT)
Di Sekolah Dasar Islam Terpadu.” Jurnal Basicedu 6, no. 1 (2021): 335–42.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i1.1928.

Qomarudin, Muslih. “Model Pengembangan Kurikulum PAI Multikultural.” Al-
I’tibar : Jurnal Pendidikan Islam 6, no. 2 (2019): 98–101.
https://doi.org/10.30599/jpia.v6i2.647.

Rahmat, M P I. Pendidikan Agama Islam Multidisipliner Telaah Teori Dan Praktik
Pengembangan PAI Di Sekolah Dan Perguruan Tiggi. Pertama. LKiS, 2017.
https://books.google.co.id/books?id=3NrrDwAAQBAJ.

Rosnaeni, Rosnaeni, Sukiman Sukiman, Apriliyanti Muzayanati, and Yani Pratiwi.
“Model-Model Pengembangan Kurikulum Di Sekolah.” Edukatif : Jurnal Ilmu
Pendidikan 4, no. 1 (2021): 467–73.

Sinkovics, Noemi, Samia Ferdous Hoque, and Rudolf R. Sinkovics. “Supplier
Strategies and Routines for Capability Development: Implications for
Upgrading.” Journal of International Management 24, no. 4 (2018): 348–68.
https://doi.org/10.1016/j.intman.2018.04.005.

Sya’roni, M. “Penguatan Pendidikan Agama Islam Melalui Budaya Sekolah.”
Cendekia 13, no. 02 (2021): 161–65.

xxi


xxii


MAKALAH
FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM

KUALITAS BAHAN AJAR PAI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pengembangan Bahan Ajar PAI I
Dosen Pengampu:

Dr. Agus Setiawan, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 9:

Amalia Raudhahtul Azkiyah (2011101153)

Hamdani (2011101139)

Riyanis Barokah (2011101148)

Tauhidiah (2011101115)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA

2022


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
A. PENDAHULUAN............................................................................................. 1

a. Latar Belakang....................................................................................................1
b. Rumusan Masalah ..............................................................................................3
c. Tujuan Penulisan ................................................................................................3
B. PEMBAHASAN................................................................................................ 4
a. Kecermatan Isi Bahan Ajar ......................................................................... 4
b. Ketepatan Cakupan Bahan Ajar .................................................................. 4
c. Kecernaan Bahan Ajar ................................................................................ 5
d. Penggunaan Bahasa Bahan Ajar ................................................................. 8
e. Perwajahan/Pengemasan Bahan Ajar.......................................................... 9
f. IIustrasi Bahan Ajar .................................................................................. 11
g. Kelengkapan komponen Bahan Ajar ........................................................ 13
C. PENUTUP ....................................................................................................... 15
a. Kesimpulan .......................................................................................................15
b. Saran ..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

ii


A. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Menurut Prastowo (2011: 17) yang dikutip oleh Aenun dkk
mengungkapkan bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik
informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai pe-
serta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Pendapat lain dikemukakan Abidin (1988: 263) yang dikutip
oleh Aenun dkk bahwa bahan ajar atau materi pembelajaran secara
garis besar terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
harus dipelajari siswa agar mencapai kompetensi dasar yang di-
inginkan.
Menurut Depdiknas (2006:3) yang dikutip oleh Aenun dkk
mengungkapkan jenis-jenis materi pembelajaran terdiri atas penge-
tahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap
atau nilai.1 Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disim-
pulkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru dan siswa dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran.
Penggunaan bahan ajar dalam proses pembelajaran pada da-
sarnya dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar bagi peserta
didik. Bahan ajar yang telah dirancang secara sistematik dan lengkap
mampu memotivasi belajar peserta didik serta akan memfasilitasi
berlangsungnya proses pembelajaran. Dalam hal ini, penggunaan
bahan ajar, baik secara langsung ataupun tidak langsung akan men-
dorong peserta didik untuk menggali pengetahuan dan keterampilan
yang telah dipelajari lebih mendalam.

1 Aenun Rahmawati dkk, Menjadi Guru Profesional: Dengan Menciptakan Bahan Ajar Yang Kreatif
Dan Mengevaluasi Pembelajaran, 2020, 49.

1


Bahan ajar yang dirancang secara baik, akan mampu men-
gurangi terjadinya kesalahan dalam mempersepsikan suatu konsep
ataupun pengetahuan yang tengah dipelajari. Bahan ajar yang
dirancang serta dikembangkan sesuai pada kaidah pengembangan
bahan ajar, maka akan mampu meningkatkan daya ingat peserta
didik terhadap materi yang dipelajari.2

Bahan ajar sebagai salah satu alat bantu dalam kegiatan pem-
belajaran dalam pemenuhannya harus sesuai dengan kompetensi
yang diinginkan, tanpa pemahaman terhadap hal tersebut maka
siapapun yang akan mengembangkan bahan ajar akan mengalami
kesulitan dalam pengembangan bahan ajar salah satunya yaitu kuali-
tas bahan ajar.

Kualitas bahan ajar khususnya PAI dipengaruhi oleh banyak
faktor, diantaranya kecermatan isi, ketepatan cakupan, ketercernaan
bahan ajar, penggunaan bahasa, perwajahan/pengemasan, ilustrasi,
kelengkapan komponen bahan ajar dan lain sebagainya.3 Sedangkan
bahan ajar yang digunakan sebagai salah satu alat bantu dalam
kegiatan pembelajaran sebagai pemenuhannya untuk menunjang
kualitas bahan ajar PAI dalam pemenuhannya harus memperhatikan
faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam kualitas bahan ajar PAI.

Jika tidak memperhatikan aspek atau faktor yang dipertim-
bangkan dalam kualitas bahan ajar, maka akan mempengaruhi kuali-
tas bahan ajar tersebut. Kualitas bahan ajar sangat tergantung pada
ketetapan dalam memperhitungkan faktor-faktor tersebut dalam
pengembangan bahan ajar.

2 Benny A. Pribadi, ‘Pengertian Dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar’, Pengertian Dan
Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar, 2019, 5.
3 Sakolan Sakolan, ‘Model Inovasi Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran PAI’, Milenial: Journal
for Teachers and Learning, 2.1 (2021), 24 <https://doi.org/10.55748/mjtl.v2i1.68>.

2


a. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari adanya kualitas bahan ajar,

maka harus memperhatikan beberapa faktor-faktor yang harus di-
pertimbangkan dalam memenuhi kualitas bahan ajar PAI, dian-
taranya:

a. Kecermatan Isi Bahan Ajar.
b. Ketepatan Cakupan Bahan Ajar.
c. Ketercernaan Bahan Ajar.
d. Penggunaan Bahasa Bahan Ajar.
e. Perwajahan/Pengemasan Bahan Ajar.
f. Ilustrasi Bahan Ajar.
g. Kelengkapan komponen Bahan Ajar.

b. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan pada rumusan masalah diatas agar

pemateri maupun pembaca dapat mengetahui faktor- faktor yang ha-
rus dipertimbangkan dalam kualitas bahan ajar PAI.

a. Agar pembaca mengetahui kecermatan isi bahan ajar.
b. Agar pembaca mengetahui ketepatan cakupan bahan ajar.
c. Agar pembaca mengetahui ketercernaan bahan ajar.
d. Agar pembaca memahami penggunaan bahasa bahan ajar.
e. Agar pembaca mengetahui perwajahan/pengemasan bahan

ajar.
f. Agar pembaca mengetahui ilustrasi bahan ajar.
g. Agar pembaca mengetahui kelengkapan komponen bahan

ajar.

B. PEMBAHASAN
1. KECERMATAN ISI BAHAN AJAR

3


Kecermatan isi ialah validitas/kesahihan isi secara ilmiah
dan keselarasan isi ialah kebenaran isi berdasarkan sistem nilai yang
dianut oleh suatu masyarakat atau bangsa.4 Validitas isi menunjuk-
kan bahwa isi bahan ajar tidak dikembangkan secara asal-asalan atau
tidak sembarang membuat isi bahan ajar tersebut. Isi bahan ajar
dikembangkan berdasarkan konsep dan teori yang relevan dengan
bidang ilmu serta sesuai dengan perkembangan ilmu dan hasil
penelitian yang dilakukan dalam bidang ilmu tersebut. Dengan
demikian, isi bahan ajar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
benar dari segi keilmuan. Validitas isi sangat penting untuk diper-
hatikan agar bahan ajar tidak menyebarkan kesalahan-kesalahan
konsep (miskonsepsi) yang dapat dibawa ke jenjang pendidikan se-
lanjutnya. Oleh karena itu, pentingnya mempertimbangkan isi bahan
ajar pada kualitas bahan ajar.

2. KETEPATAN CAKUPAN BAHAN AJAR
Ketepatan cakupan merupakan salah satu faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam kualitas bahan ajar. Ketepatan cakupan
meliputi kompetensi inti dan kompetensi dasar, serta kurikulum.5
Ketepatan Cakupan juga meliputi kesesuaian antara silabus dengan
tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan kajian teori, tujuan pem-
belajaran dan sebagainya.6

Ketepatan cakupan berhubungan dengan isi bahan ajar dari
sisi keluasan dan kedalaman isi atau materi, serta keutuhan konsep

4 Laily Fitriani, ‘Pengembangan Bahan Ajar Maharah Qira ’ Ah Berbasis Karakter’, An-Nabighoh,
20.01 (2018), 8.
5 Henny Nopriani and Ike Tri Pebrianti, ‘Kemampuan Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas X Melalui
Penggunaan Bahan Ajar Hasil Pengembangan’, Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia FKIP UM
Palembang, 5305.1 (2020), 96.
6 Nur Shabrina Reznani, Nurhayati Nurhayati, and Sungkowo Soetopo, ‘Pengembangan Bahan
Ajar Mata Kuliah Menyimak Berbasis Kearifan Lokal’, Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 6.1
(2021), 49 <https://doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v21i1.36661>.

4


Click to View FlipBook Version