The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by rinisetyo756, 2022-05-16 07:40:59

03. Si Badung Jadi Pengawas

03. Si Badung Jadi Pengawas

"Istirahatlah. Aku akan naik bukit itu," kata Julian.
"Mungkin ada lumut yang agak aneh. Duduklah di sini.
Tunggu aku."
Julian berangkat. Dan tak berapa lama Elizabeth
mengira ia telah kembali. Tetapi yang datang
ternyata bukanlah Julian-seorang anak kecil berumur
sekitar enam tahun, berpakaian sangat bagus, dengan
mata biru dan pipi merah sehat. Anak itu terengah-
engah seakan baru saja lari jauh.
Heran juga Elizabeth melihat anak itu sendirian.
Begitu kecil sudah bermain-main sendirian dekat
danau. Tetapi Elizabeth tidak memikirkannya lagi. Ia
membaringkan tubuhnya dan memejamkan mata,
menikmati hangatnya sinar matahari.
Didengarnya anak kecil itu bermain-main sendiri di
tempat tak jauh darinya. Kemudian ia mendengar
suara sesuatu tercebur dengan keras, tepat
bersamaan dengan terdengarnya suatu jeritan
ketakutan. Elizabeth bangkit.
Anak itu telah lenyap. Tetapi agak jauh dari tepi
danau terlihat air bergelombang. Kemudian sebuah
tangan kecil sekilas muncul.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya ampun! Anak itu tercebur!" seru Elizabeth. "Pasti
ia merambat di dahan besar itu, kemudian jatuh ke
danau. Mengapa ia di sini sendirian?"
Seorang wanita muncul, berlari dan berseru,
"Michael? Di mana kau? Kau tadi yang menjerit?"
Kebingungan ia berpaling pada Elizabeth. "Ia lari
dariku. Kau lihat dia? Seorang anak laki-laki kecil?"
"Ia jatuh ke danau," kata Elizabeth. "Apakah ia dapat
berenang?"
"Oh, tidak, tidak! Ya ampun! Dia pasti terbenam!
Cepat, cari pertolongan!" jerit wanita itu semakin
kebingungan.
Tak akan cukup waktu untuk minta tolong. Elizabeth
cepat-cepat membuka sepatunya. "Akan kucoba
mencari dia," katanya.
Ia berjalan masuk air. Mula-mula masih bisa dijalani,
tetapi tiba-tiba dasar danau jadi curam dan Elizabeth
tercebur. Ia harus berenang.
Ia dapat berenang dengan baik. Tetapi berat juga
berenang dengan memakai pakaian. Gerakannya jadi
berat. Namun ia bisa maju. Lagi pula ia tak harus
jauh-jauh berenang, segera juga anak itu bisa
dicapainya. Cepat ia mengingat-ingat cara
menyelamatkan anak tenggelam.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi

Dipegangnya anak itu, ditariknya mendekat. Langsung
si anak mencengkeramnya, hampir membenamkannya.
"Lepaskan!" teriak Elizabeth. "Lepaskan! Biar aku
yang memegang kau, jangan kaupegang aku!
Tetapi anak itu begitu ketakutan. Ia mencengkeram
kuat-kuat. Elizabeth terbenam, megap-megap
kemasukan air. Tetapi berhasil juga ia melepaskan
rangkulan erat anak itu di lehernya, dan ia memegang
si anak, membalikkannya dan berenang sambil
menyeretnya mundur ke tepi danau.
Segera ia mencapai bagian dangkal, dan ia mencoba
berdiri. Si anak terlepas dari tangannya, terbenam
lagi. Dan di dalam air tangannya langsung
mencengkeram rumput di dasar danau, hingga tak bisa
mengambang lagi.

Elizabeth hampir putus asa. Ia menyelam. Dilihatnya
kaki anak itu dan ditariknya kuat-kuat ke atas.
Untung Si anak terlepas dari rumput-rumput di dasar
itu. Tetapi kini ia sama sekali tak bergerak. "Ya
ampun... dia pingsan!" pikir Elizabeth ketakutan,
menariknya ke tepi. Lemas sekali. Tak bergerak
Si wanita pengasuh anak tadi meratap-ratap, sangat
ketakutan memeluk si anak Tolol benar, pikir

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi

Elizabeth. "Gerakkan lengannya ke atas ke bawah, ke
atas ke bawah, seperti ini," katanya. "Itu akan
membuat udara masuk kembali ke paru-parunya dan ia
akan bisa bernapas kembali. Lihat! Nah, lakukan itu ...!
Aku capek sekali."
Dengan diawasi Elizabeth, pengasuh tadi mencoba
melakukan apa yang dikatakannya. Kemudian Elizabeth
juga turun tangan dan tiba-tiba si anak mulai
bernapas lagi!
"Oh. Dia hidup! Dia hidup!" seru pengasuh. "Michael!
Mengapa kau lari dariku?"
"Lebih baik cepat dibawa pulang," kata Elizabeth. Ia
basah kuyup. Bisa masuk angin nanti!"
Pengasuh tersebut menggendong si Kecil dan
bergegas pergi. Ia menangis dan lupa mengucapkan
terima kasih pada gadis kecil yang telah
membantunya tadi.
Elizabeth membuka pakaiannya, memerasnya agar
kering. Badannya gemetar kedinginan.
Tiba-tiba Julian muncul. Ia ternganga keheranan
memandang Elizabeth. "Sedang apa kau? Kau basah
kuyup!" katanya.
"Aku baru saja menolong seorang anak. Ia hampir
terbenam." kata Elizabeth. "Wah, aku bisa dimarahi

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi

Ibu Asrama. Untung tadi jaketku sudah kubuka.
Paling tidak jaket ini bisa menutupi bajuku."
"Kita harus cepat pulang," kata Julian, mengambilkan
jaket Elizabeth. "Bisa terlambat nanti. Apalagi kau
harus berganti baju! Oh, Elizabeth, jalan-jalan saja
bisa membuatmu terlibat kesulitan seperti ini."
"Masa aku harus membiarkan saja anak itu
terbenam?" tukas Elizabeth. "Ia lari dari
pengasuhnya."
Mereka bergegas pulang. Lonceng minum teh berbunyi
saat mereka mencapai halaman sekolah. "Aku akan ke
ruang makan dulu dan mengatakan kau agak
terlambat," kata Julian. "Tapi cepat-cepatlah!"
Elizabeth berusaha bergerak cepat. Tetapi ia
kedinginan dan menggigil, dan lagi pakaiannya yang
basah sulit sekali dibuka. Ditaruhnya semuanya di
lemari pemanas, dan berharap mudah-mudahan Ibu
Asrama tak memperhatikan pakaian-pakaian itu.
Mudah-mudahan bisa diambilnya sebelum Ibu Asrama
tahu.
"Ini bukan salahku," kata Elizabeth dalam hati.
sementara ia mengeringkan diri dengan handuk.
"Kalau tidak ku tolong, anak itu pasti terbenam."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi

Ternyata Ibu Asrama memang tidak melihat baju
basah Elizabeth. Ia bisa mengambilnya dengan diam-
diam. Waktu minum teh, Bu Ranger memang
menegurnya, tetapi tak apalah.
"Oh, Julian, botol kecebongku ketinggalan di tepi
danau," kata Elizabeth pada Julian selesai minun teh.
"Tolol sekali aku, bukan?"
"Kau bisa memakai sebagian punyaku," kata Julian.
"Aku dapat banyak sekali. Memang, kalau kita sibuk
dengan mencebur ke danau dan menolong anak kecil,
pasti ada sesuatu yang kelupaan."
"Jangan katakan pada orang lain," kata Elizabeth
tertawa. "Ibu Asrama tak tahu bajuku basah. Anak-
anak lainnya akan selalu menggodaku kalau tahu aku
punya kebiasaan mencebur ke danau hanya untuk
menolong seorang anak." Keduanya tertawa.
Julian tidak melihat betapa sulitnya Elizabeth
menarik anak itu ke tepi danau, betapa sulitnya ia
mencoba memberikan bantuan pernapasan. Ia hanya
menyangka bahwa ada seorang anak terlalu ke tengah,
dan Elizabeth dengan berjalan di dasar yang dangkal
menolongnya ke pinggir. Mungkin Elizabeth kemudian
terpeleset sehingga bajunya basah semua. Demikian
pikir Julian. Dan tentu saja karena ia mengira begitu

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi

ringan kejadiannya, ia tak berkata sedikit pun
tentang itu pada siapa saja.

Jadi tak seorang pun tahu. Elizabeth juga segera
melupakannya, karena ia begitu rajin belajar kini agar
tidak terlalu jauh kalah dari Julian. Karena Julian kini
menggunakan otaknya sebaik-baiknya, Elizabeth
harus juga bekerja dan belajar lebih keras dari
biasanya, apalagi Julian dengan santai bisa mencapai
nilai-nilai tertinggi.
"Sungguh menyebalkan," kata Elizabeth, main-main
menghantam punggung Julian. "Dulu aku berusaha
keras membujukmu agar kau tidak bermalas-malasan,
agar kau menggunakan otakmu, tapi apa yang terjadi?
Aku kehilangan kedudukanku di urutan pertama! Aku
akan mengadukanmu di Rapat nanti malam, Julian.
Akan kutuduh kau mencuri kedudukanku, yang
menjadi hakku di urutan pertama. Jadi hati-hatilah!"
"Tak akan mengasyikkan Rapat Besar kali ini. Sobat,"
kata Julian. "Sayang juga akhir-akhir ini kita tak
pernah berbuat keributan lagi. Kita kini bagaikan
emas 24 karat!"
Tetapi Julian keliru. Rapat Besar malam itu sungguh
sesuatu yang tak terlupakan!

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi

26. Akhir yang Membahagiakan

Anak-anak Whyteleafe sangat menyukai Rapat Besar
mingguan itu. Bahkan walaupun tak ada persoalan
penting, senang juga berkumpul-kumpul dan
mengetahui bahwa mereka saling membantu dengan
uang saku, serta melihat ketua mereka memimpin
Rapat, dibantu dengan para Pengawas yang berwajah
bersungguh-sungguh.
"Dengan ikut Rapat Besar kita merasa sebagai suatu
kesatuan," kata Jenny. "Kita merasa menjadi bagian
yang penting dari seluruh sekolah kita, dan kita
merasa memiliki andil dalam menjaga nama sekolah
kita."
Tinggal dua minggu lagi semester itu berakhir. Tak
ada yang memasukkan uang ke kotak. Tetapi dua-tiga
minggu sebelumnya banyak yang berulang tahun,
karenanya kotak uang itu cukup banyak berisi. Maka
cukup banyak uang yang bisa diberikan, bila ada yang
meminta tambahan.
Setelah pembagian uang saku, William mengizinkan
John memperoleh tambahan sepuluh shilling untuk
membeli ember penyiram. Dua buah. Ukuran besar.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi

"Ember penyiram yang ada telah bocor dan tak bisa
diperbaiki," kata John. "Air cepat habis. Yang satu
terlalu kecil, sehingga tak banyak membantu kami.
Musim panas yang lalu banyak tanaman yang mati
karena kekurangan air, maka kali ini aku ingin kita
bersiap-siap. Dengan dua ember baru lagi, kurasa
kesulitan air itu bisa teratasi."
Di musim semi itu kebun sekolah tampak indah. Di
lereng-lereng bunga-bunga krokus bagaikan kobaran
api indah. Berbagai bunga lain juga merajalela,
menyebarkan keindahan dan keharuman di mana-
mana. John dan kawan-kawannya telah bekerja baik
sekali. Seluruh warga sekolah merasa ikhlas untuk
membelikannya ember, gerobak pendorong, sekop-apa
saja. Mereka bangga akan John dan hasil kerja
kerasnya.
Tak ada lagi yang meminta uang tambahan. Juga tak
ada yang mengajukan keluhan. Agaknya Rapat Besar
itu akan segera ditutup. Tetapi, tidak. Tiba-tiba Bu
Best, Bu Belle, dan Pak Johns meninggalkan tempat
mereka di barisan paling belakang dan berjalan ke
depan, ke panggung. Ada apa ini? Hening seketika
ruangan itu. Semua heran. Apa yang akan dikatakan
oleh para pimpinan sekolah itu?

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi

Tergopoh-gopoh William dan Rita menyiapkan kursi
untuk kedua guru kepala serta Pak Johns. Semua juga
bertanya-tanya dalam hati apa yang akan terjadi.
Jarang sekali para pimpinan itu maju dan ikut
berbicara. Apalagi tanpa diminta oleh Rapat. Tetapi
agaknya yang akan disampaikan bukanlah sesuatu yang
buruk, sebab Bu Best dan Bu Belle tampak
tersenyum-senyum.
Ketiganya duduk, berbicara sebentar, dan kemudian
Bu Belle berdiri. "Anak-anak," katanya, "jarang sekali
kami maju kemari dan berbicara pada kalian dalam
Rapat Besar seperti ini- kecuali bila kalian yang
meminta, tentu. Tetapi kali ini kami ingin mengatakan
sesuatu. Sesuatu yang cukup menyenangkan,
karenanya aku ingin mengatakannya di hadapan kalian
semua."
Semua menahan napas. Apakah kira-kira? tak ada
yang tahu.
Bu Belle mengambil sepucuk surat dari tasnya,
membukanya. "Aku baru saja menerima sepucuk
surat," katanya. "Dari Kolonel Helston yang tinggal
tak jauh dari sekolah kita ini. Baiklah kubacakan
isinya:

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi

Ibu yang terhormat-empat hari yang lalu anak saya
Michael yang masih kecil, lari meninggalkan
pengasuhnya. Ia kemudian jatuh ke dalam danau di
dekat sekolah Anda. Pasti ia akan tenggelam kalau
tidak ditolong oleh seorang murid perempuan dari
Whyteleafe. Anak perempuan itu masuk ke dalam
danau, dan berenang untuk mencapai Michael. Michael
mencengkeramnya, dan hampir saja membuatnya ikut
tenggelam. Tetapi ia berhasil membalikkan Michael
serta menyeretnya ke tepi. Di tepi Michael lepas dari
pegangannya, tenggelam di antara rerumputan di
bawah air. Ia tersangkut di rumput-rumput itu dan
tak diragukan lagi sudah benar-benar tenggelam. Tapi
gadis dari Whyteleafe tadi tanpa rasa takut
menyelam, membebaskannya dari rumput-rumput air,
dan menariknya ke atas. Pada saat sudah berada di
tepi, ia mengajari pengasuh Michael cara memberi
bantuan pernapasan untuk Michael. Ia juga ikut
membantu melakukannya. Akibatnya, Michael siuman
kembali dan pada saat ini ia sehat walafiat bersama
saya di rumah.
Sewaktu peristiwa itu terjadi, saya sedang bepergian.
Hari ini saya baru saja pulang dan diberi-tahu tentang
kejadian luar biasa ini. Saya tak tahu siapa nama

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi

gadis kecil dari Whyteleafe itu. Pengasuh Michael
hanya berkata bahwa jaketnya sudah pasti jaket
Whyteleafe. Karenanya dengan surat ini saya mohon
agar Anda mengatakan nama anak tersebut pada saya,
agar saya bisa mengucapkan terima kasih secara
pribadi, serta memberinya hadiah untuk tindakannya
yang cepat dan tepat itu. Ia telah menyelamatkan
nyawa anak saya- anak satu-satunya keluarga kami-
dan saya akan selalu merasa berutang budi pada gadis
kecil dari Whyteleafe itu, siapa pun namanya.

Hormat saya
-Edward Helston

Semua mendengar dengan penuh perhatian dan
keheranan. Siapa anak Whyteleafe itu? Tak seorang
pun tahu. Tetapi dia pastilah seseorang yang pulang
dengan memakai pakaian basah kuyup. Dengan begitu
pastilah menarik perhatian. Tetapi mereka tak pernah
melihat salah seorang kawan mereka basah kuyup!
Anak-anak itu saling pandang. Julian memandang
Elizabeth dengan mata bersinar. Ia tahu. Elizabeth
yang disebut di surat tadi. Ia menggamit sahabatnya

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi

itu. Muka Elizabeth merah. "Ah, peristiwa sekecil itu
saja diributkan," pikirnya.
"Nah," kata Bu Belle melipat kembali suratnya, "surat
ini membuat aku dan Bu Best merasa bangga tak
habis-habisnya. Kami tidak tahu siapa yang dimaksud.
Kami telah bertanya pada Ibu Asrama, apakah ada
yang datang memberinya pakaian basah untuk
dikeringkan. Tetapi Ibu Asrama sama sekali tak bisa
membantu kami. Tak ada anak yang datang dengan
pakaian basah. Jadi sampai sekarang kami tak tahu
siapa dia."
Hening sekali. Elizabeth tak berkata apa-apa sepatah
pun. Semua menunggu.
"Aku ingin tahu siapa dia," kata Bu Belle. "Aku ingin
mengucapkan selamat atas perbuatannya yang gagah
berani itu, yang tak pernah dikatakannya pada siapa
pun. Seluruh sekolah kita pasti merasa bangga
padanya."
Elizabeth diam saja. Ia tak sanggup berdiri dan
berkata bahwa dialah yang telah melakukan
perbuatan itu. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia
merasa malu. Ia toh tak berbuat banyak, hanya
menyeret anak itu keluar dari air. Begitu saja kenapa

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi

harus diributkan! Isyarat Julian tak dihiraukannya.
Hingga akhirnya Julian tak tahan lagi, dan ia berdiri!
"Anak itu Elizabeth!" kata Julian, begitu keras hingga
lebih mirip teriakan. "Siapa lagi kalau bukan Elizabeth
kita? Sesuai sekali dengan kebiasaannya, bukan,
masuk ke air tanpa berpikir lagi?"
Semua berpaling pada Elizabeth. Elizabeth tak berani
bergerak, wajahnya serasa panas. Julian menepuk-
nepuk punggungnya, ikut merasa bangga.
Dan tepuk tangan mulailah, makin lama makin
gemuruh, diringi sorak-sorai dan berbagai suara
keras lainnya. Begitu ribut, hingga terasa atap akan
terbang karena gemuruh suara mereka. Elizabeth
memang pernah nakal. Suka marah. Sering berbuat
salah. Tetapi semua anak tahu, hatinya lembut dan
manis, bagaikan apel segar yang ranum.
Plok, plok, plok, horeee, horeee, bang, bang, plok,
plok, plok!
Suara gemuruh itu seakan tak henti-hentinya.
Gemuruh menggetarkan gedung. Ribut memekakkan
telinga. Sampai akhirnya Bu Belle mengangkat
tangannya. Dan suara itu pun berkurang. Berhenti.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi

"Jadi anak itu... Elizabeth!" kata Bu Belle. "Mestinya
sudah kuduga dari semula. Ada-ada saja yang terjadi
pada Elizabeth, bukan? Majulah ke depan, Elizabeth."
Dengan sangat malu Elizabeth berjalan maju. Dan
benar-benar Bu Belle, Bu Best, dan Pak Johns
menjabat tangannya secara resmi, serta berkata
bahwa mereka bangga padanya!
"Kau mengharumkan nama Whyteleafe, Elizabeth,"
kata BuBelle dengan mata cemerlang, "dan kau juga
membuat dirimu memperoleh suatu kehormatan. Kami
juga ingin memberimu hadiah untuk keberanianmu itu.
Apakah ada sesuatu yang sangat kauinginkan?"
"Mmmm.. " Elizabeth berpikir-pikir, "mmm..." Ia tak
bisa memutuskan. Semua menunggu. Julian menunggu,
bertanya dalam hati apa kira-kira yang akan diminta
Elizabeth. Mungkinkah ia akan meminta jadi Pengawas
lagi?
"Aku ingin agar Anda memberi satu hari liburan
tambahan bagi sekolah kita," kata Elizabeth akhirnya,
ragu-ragu sejenak ketika merasa bahwa
permintaannya mungkin terlalu besar. "Begini... di
kota tetangga kita akan diadakan sebuah Pasar Malam
besar-besaran. Kalau Anda memberi kami libur
sehingga kami bisa mengunjunginya, alangkah

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi

senangnya! Kudengar sebetulnya banyak sekali yang
ingin mengunjungi Pasar Malam itu, sayang tidak ada
liburan. Jadi... mungkinkah Anda memberi liburan
itu?"

Sorak-sorai gemuruh tiba-tiba bagaikan meledak lagi.
"Hidup Elizabeth!" seru beberapa orang. "Sungguh
baik hatinya memintakan sesuatu untuk seluruh
murid, dan bukannya untuk dirinya sendiri," seseorang
berkata.
Bu Belle tersenyum dan mengangguk. Dan ketika
semua sudah tenang kembali ia berkata, "Kurasa kita
bisa mengabulkan permintaan Elizabeth itu. Bukankah
demikian. Bu Best?" Bu Best mengangguk pula.
Elizabeth tersenyum. Merasa sangat puas. Mungkin
saja ia pernah mendapat malu besar, mungkin saja
pernah sebagian besar murid Whyteleafe
menganggapnya berhati buruk, tetapi sekarang ia
telah menghapus nama buruk itu dengan memberi
hadiah sehari liburan ke Pasar Malam!
Elizabeth mengucapkan terima kasih dan berpaling
untuk berjalan kembali ke tempatnya. Tetapi
seseorang berdiri, minta waktu untuk berbicara.
Julian.

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi

"Ada apa, Julian?" tanya Bu Belle.
"Saya berbicara atas nama seluruh anak kelas satu,"
kata Julian. "Kami ingin tahu, apakah Elizabeth bisa
dipilih kembali menjadi Pengawas, malam ini juga?
Kami berpendapat bahwa ia pantas menerima hadiah
lain. Dan kami ingin ia menjadi Pengawas kami.
Sekarang kami mempercayainya dan menyukainya."
"Setuju! Setuju! Setuju!" seru Jenny dan beberapa
orang anak kelas satu lainnya. Mata Elizabeth
cemerlang bagaikan bintang. Betapa senangnya dipilih
sebagai Pengawas oleh suara mufakat seluruh
kelasnya, karena seluruh temannya menghendakinya,
sangat menghendakinya! Oh, sungguh indah semua ini!
"Tunggu, Elizabeth," kata Bu Belle pada Elizabeth
yang tadi telah melangkah pergi. Dipegangnya tangan
gadis kecil itu, ditariknya mendekat, dan ia pun
bertanya, "Apakah kau ingin menjadi Pengawas lagi?"
"Oh, tentu saja," kata Elizabeth dengan kegembiraan
meluap. "Aku yakin sekarang aku bisa berbuat lebih
baik. Berilah aku kesempatan lagi untuk mencobanya.
Aku takkan mengecewakan siapa pun lagi. Aku akan
bersikap baik dan berpikir lebih matang."
"Baiklah. Aku percaya padamu," kata Bu Belle. "Kita
tidak akan melakukan pemilihan seperti biasanya. Kau

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi

boleh jadi Pengawas mulai saat ini juga. susan masih
tetap sebagai Pengawas juga. Sekali ini bolehlah kita
mempunyai seorang Pengawas tambahan. Seorang
Pengawas yang sangat istimewa!"
Maka Elizabeth pun duduk di meja Pengawas, bangga
dan bahagia. Semua juga merasa senang, termasuk
Arabella. Bagaimana tak akan senang bila sudah jelas
Elizabeth lebih mementingkan keinginan seluruh
murid Whyteleafe daripada kepentingannya sendiri.
Bukannya meminta hadiah untuk dirinya, Elizabeth
malah meminta hadiah untuk seluruh murid!
"Sungguh menyenangkan Rapat tadi," kata Julian saat
anak-anak keluar dari ruang senam, ribut berbicara
dan tertawa. "Semester ini memang cukup
mengasyikkan. Aku gembira telah masuk ke sekolah
ini. Aku yakin Whyteleafe sekolah terbaik di dunia."
"Ya, memang," kata Elizabeth. "Oh, Julian, aku
merasa sangat bahagia!"
"Sudah sepantasnya begitu," kata Julian. "Kau ini
memang anak aneh. Kau anak paling nakal. Tetapi juga
anak paling baik Kau musuhku terbesar. Tetapi juga
sahabatku terakrab. Tapi apa pun dirimu, Elizabeth,
kau selalu Elizabeth kami, dan kami bangga punya
teman kau."

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi

Djvu: kiageng80

Edit & Convert: inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi


Click to View FlipBook Version