4. Kertas Kerja
Kertas Kerja atau Work paper pada dasarnya sama
dengan makalah, namun dibuat dengan analisis yang
lebih mendalam dan tajam serta dipresentasikan pada
seminar atau lokakarya yang biasanya dihadiri oleh
ilmuwan.
5. Paper
Paper adalah sebutan khusus untuk makalah
di kalangan mahasiswa dalam kaitannya dengan
pembelajaran dan pendidikannya sebelum
menyelesaikan jenjang studi Diploma, S1, S2 dan atau
S3. Sistematika penulisannya pun sama dengan artikel
dan makalah, tergantung panduan yang berlaku di
perguruan tinggi yang bersangkutan.
6. Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk
menyelesaikan program studi S2 atau Pascasarjana
yang bersifat lebih mendalam dibandingkan dengan
skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang
didapat dari penelitian yang dilakukan individu yang
bersangkutan dan mengikuti pedoman ilmiah yang
berlaku.
7. Disertasi
Disertasi atau Ph.D thesis diperuntukkan bagi
mahasiswa program S3 atau meraih gelar Doktor/Dr.
yang mengemukakan analisis yang dapat dibuktikan
oleh penulis berdasarkan dengan data dan fakta yang
sahih atau valid dengan analisis yang terinci. Disertasi
192 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
berisi suatu temuan penulis sendiri yang berupa
temuan orisinal.
Itulah sedikit informasi mengenai pengertian
karya ilmiah dan jenis-jenis karya ilmiah yang dapat
kami sampaikan untuk Anda. Semoga tulisan ini dapat
memberikan informasi dan juga pengetahuan yang
berguna dalam kehidupan Anda.
D. Bagian-Bagian Karya Ilmiah
1. Bab I Pendahuluan
a. Latar belakang masalah
Uraian singkat, jelas dan logis dari suatu
kegiatan ilmiah untuk menjelaskan alasan teoritik
serta faktual mengapa permasalahan tersebut
perlu dijawab melalui kegiatan penelitian.
b. Rumusan masalah
Pertanyaan kritis atau argumentasi yang
fleksibel yang diambil intinya dari pernyataan
umum dari masalah peneltian, sebagaimana
tercantum dalam latar belakang masalah. Rumusan
masalah selalu dibuat dalam bentuk pertanyaan
yang dapat dioperasikan dalam suatu penelitian.
c. Tujuan penelitian
Adalah uraiuan singkat serta jelas tentang
tujuan apa yang hendak dicapai dalam penelitian
tersebut.
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 193
d. Manfaat penelitian
Uraian tentang hasil karya ilmiah apa saja
yang diunggulkan dan dapat disumbangkan dari
hasil penelitian.
2. Bab II Kerangka teori
a. Landasan teori
Adalah seperangkat konsep batasan dan
proposisi yang dapat menyajikan suatu pandangan
sistematis, tentang fenomena dalam penelitian
dengan merinci hubungan antar variabel yang
bertujuan menjelaskan serta memprediksikan
fenomena tersebut.
b. Hipotesis penelitian
Adalah kesimpulan sementara kerangka
pemikiran seorang peneliti.
3. Bab III Metode penelitian
a. Jenis penelitian
1) Dari tujuan dasarnya
2) Dari tempat pelaksanaan penelitian
3) Dari tujuan umumnya
4) Dari sifat2 masalahnya
5) Dari ruang lingkup pengujiannya
b. Definisi konsep dan Operasional Variabel
Definisi konsep adalah konseptual tentang
variable penelitian sedangkan definisi operasional
variabel yang berisi penjelasan secara sistematik
194 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
dan operasional tentang bagaimana mengukur
variabel penelitian.
c. Populasi dan sampel penelitian
Populasi adalah keseluruhan dari subjek
penelitian yang akan diteliti sedangkan sampel
adalah sebagian subjek penelitian yang dijadikan
penelitian.
d. Jenis, sumber dan teori pengumpulan data
Uraian lengkap dan jelas tentang jenis data
yang digunakan dalam penelitian, serta bagaimana
cara mengumpulkan data tersebut.
e. Teknik analisis/pengujian data
Penjelasan tentang bagaimana caranya
pengolahan serta penganalisisan data penelitian
dilakukan.
4. Bab IV Pembahasan penelitian
a. Gambaran umum objek peneltian
Uraian secara umum objek penelitian yang
akan diteliti.
b. Deskripsi hasil penelitian
Uraian hasil penelitian berdasarkan hasil data
yang diperoleh dari lapangan.
c. Pengujian hipotesis
Uraian pemaparan data yang diperoleh dari
lapangan penelitian untuk menguji apakah data
yang didapat itu mendukung hipotesis yang ada
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 195
atau tidak. Jika mendukung berarti diterima jika
tidak berarti sebaliknya.
d. Interpelasi hasil pengujian hipotesis
5. Bab V Penutup
Bagian ini terdiri dari saran dan kesimpulan.Saran
merupakan pendapat penulis untuk kesempurnaan
penulisan karya tulis lebih lanjut dan juga dapat
merupakan masukan mengenai hasil temuan
penelitian, misalnya hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh negatif gadget terhadap
gaya belajar siswa, maka penulis dapat memberi saran
untuk pelajar mengatur waktu dengan bijak ketika
bermain gadget.
6. Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi tentang refensi-refensi yang
digunakan penulis sebagai bahan dasar penulisan
karya ilmiah. Referensi ini dapat berasal dari buku
ataupun website.
7. Lampiran
Lampiran merupakan bukti-bukti pendukung
atau otentik yang dilakukan saat penelitian, misalnya
angket penelitian, daftar pertanyaan wawancara, dan
hasil wawancara.
196 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
BAB X
TEKNIK PENGUTIPAN DAN DAFTAR
PUSTAKA
Tri Rahayu, M.Pd.I
STIT Misbahul Ulum Gumawang
Dalam menyusun suatu karangan ilmiah, unsur yang
tidak terlepas yaitu sumber/bahan karya ilmiah itu didapat.
Berbagai banyak sumber dalam menyusun karangan
ilmiah, selalu ada unsur dalam karangan tersebut, salah
satunya yakni kutipan dan daftar pustaka.
Kutipan dan daftar pustaka merupakan suatu
pembuktian yang berfungsi untuk menunjukkan sebuah
kualitas dari suatu karya ilmiah dan untuk menunjukkan
sumber-sumber yang berhubungan dengan isi yang
terkandung dalam karya ilmiah yang dimaksud. Dan
yang lebih utama menjadi sarana penghubung bagi para
pembaca dengan menggunakan pengertian yang lebih
ilmiah untuk mencegah pengulangan penulisan data
pustaka.
A. Pengertian Kutipan dan Fungsi Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari
seorang pengarang atau ucapan seseorang yang terkenal
baik yang terdapat dalam buku-buku maupun majalah-
majalah. (Keraf, 2001:179)
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 197
Dalam KBBI (2008:619), “kutipan diartikan sebagai
pengambilalihan satu kaliamat atau lebih dari karya tulis
lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argument
dalam tulisan sendiri.”
Kutipan juga dapat diambil dari ucapan langsung
seorang ilmuwan atau tokoh terkenal baik melalui pidato,
wawancara maupun melalui diskusi. Jadi kutipan selain
melalui sumber tertulis, juga dapat melalui sumber lisan.
Penulis cukup mengutip pendapat yang dianggapnya benar
dengan menyebutkan dimana pendapat itu dibaca atau
didengarkannya, sehingga pembaca dapat mencocokkkan
kutipan itu dengan sumber aslinya.
Dalam penulisan ilmiah, baik penulisan artikel maupun
penulisan skripsi, tesis dan disertasi sering menggunakan
kutipan untuk menegaskan isi uraian atau untuk
membuktikan apa yang dikatakan. (Firman: 2018:88)
Secara umum, kutipan adalah gagasan, ide, pendapat
yang diambil dari berbagai sumber sebagai penguat atau
pendukung suatu karya tulis.
Ketika menulis pasti membutuhkan sumber dari
berbagai referensi, maka dari itu perlu diketahui bagaimana
prinsip-prinsip yang benar dalam mengutip dari tulisan
orang lain.
1. Apabila dalam mengutip sebuah karya orang lain ada
tulisan yang salah ejaan dari sumber kutipan, maka
sebaiknya biarkan saja apa adanya seperti sumber
yang diambil tersebut. Pengutip tidak diperbolehkan
membenarkan kata ataupun kalimat yang salah dari
198 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
sumber kutipan.
2. Dalam kutipan diperkenankan menghilangkan bagian-
bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan
bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna atau
arti yang terkandung dalam sumber kutipan. Caranya
yaitu:
a. Menghilangkan bagian kutipan yang kurang
dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti
dengan tiga titik berspasi.
b. Menghilangkan bagian kutipan yang kurang
dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti
dengan titik berspasi sepanjang garis (dari margin
kiri sampai margin kanan). (Suyatno, dkk: 2017:31-
32)
Penulisan kutipan berfungsi antara lain:
1. Untuk menunjang fakta, konsep, gagasan atau untuk
memberikan informasi tentang sumber data, gagasan
dan lain-lain yang relevan.
2. Untuk memberikan penjelasan tambahan tentang
suatu masalah yang dikemukakan dalam teks atau
untuk menjelaskan definisi istilah secara cermat.
Selain fungsi di atas, kutipan juga memiliki fungsi
tersendiri. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan kualitas ilmiah yang lebih tinggi.
2. Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3. Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4. Memudahkan pembedaan data pustaka dan
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 199
ketergantungan tambahan.
5. Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6. Meningkatkan estetika penulisan.
7. Memudahkan peninjauan kembali penggunaan
referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah
yang terkait dengan data pustaka. (Sarmadan dan La
Alu: 2015:275)
Penggunaan kutipan memiliki beberapa manfaat,
yaitu:
1. Untuk menegaskan isi uraian
2. Untuk membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan
yang dibuat oleh penulis
3. Untuk memperlihatkan kepada pembaca materi dan
teori yang digunakan penulis
4. Untuk mengkaji interpretasi penulis terhadap bahan
kutipan yang digunakan
5. Untuk menunjukkan bagian atau aspek topik yang
akan dibahas
6. Untuk mencegah penggunaan dan pengakuan bahan
tulisan orang lain sebagai milik sendiri (plagiat).
(Awaluddin: 2017:120)
B. Jenis Kutipan dan Contoh Kutipan
Kutipan secara umum ada dua macam, yaitu kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung.
200 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung ialah pendapat yang diambil
ditulis secara lengkap sesuai dengan teks aslinya.
Tanpa meninggalkan kata dan kalimat yang terdapat
dalam sumber yang ditulis. Contoh kutipan langsung
sebagai berikut:
Drama adalah salah satu jenis sastra yang
ditampilkan dan dipentaskan dengan dialog
antartokoh. Sejalan dengan pendapat M. H.
Abrams (2012:2) yang menuturkan “Drama
sebagai ragam sastra dalam bentuk dialog
yang dimaksudkan untuk pertunjukkan di atas
pentas.”
Kutipan di atas merupakan contoh dari kutipan
langsung yang kurang dari 4 baris sehingga
penulisaannya diintegrasikan dengan teks dan
menggunakan tanda kutip. (Prima Gusti Yanti,
dkk:2016:137-138)
Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat
dengan mengambil secara lengkap kata demi kata
atau kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli.
(Keraf, 2001:179–180). Kutipan langsung ada yang
merupakan kutipan langsung pendek dan ada pula
yang merupakan kutipan langsung panjang.
a. Kutipan langsung pendek
Kutipan langsung pendek adalah kutipan
yang terdiri dari lima baris atau kurang. Penulisan
diintegrasikan langsung dengan teks yang
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 201
mendahuluinya dengan menggunakan spasi
ganda dan dibatasi dua tanda petik.
Contoh:
Dalam hal morfem, Lyons (1968:180)
mengatakan, “morphemes are described as
minimal units of grammatical analysis” artinya,
morfem adalah unit analisis gramatikal yang
terkecil; misalnya kata unacceptable adalah
terdiri dari tiga morfem, yaitu un, accept, dan
able.
Dalam paragraf di atas kutipan yang disadur
dari pendapat Davies dan Lyons yang terdiri dari
tiga baris dan dua baris diintegrasikan langsung ke
dalam teks dan kutipan diapit tanda petik ganda.
b. Kutipan langsung panjang
Kutipan langsung panjang adalah kutipan
yang panjangnya lebih dari lima baris. Metode
penulisannya dipisah dari teks yang mendahuluinya
atau dari kalimat yang dibuat penulis sehingga
membentuk paragraf baru dengan jarak antar
baris satu spasi atau satu setengah spasi dengan
indens dari marjin kiri tujuh ketuk. (Suyatno,
dkk:2017:32-33)
Contoh:
Bahasa Arab di Indonesia dimasukkan sebagai
pelajaran inti di lembaga-lembaga pendidikan
di bawah naungan Departemen Agama
Republik Indonesia. Dalam hal ini, mata
202 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
pelajaran bahasa Arab dicantumkan dalam
GBPP kurikulum bahasa Arab Madrasah Aliyah
(1994:1) yang berbunyi:
Program pengajaran bahasa Arab di
Aliyah pada dasarnya merupakan kelanjutan
dan pengembangan pengajaran bahasa Arab
di Madrasah Tsanawiyah, bahasa Arab fusha
terutama dari bahasa-bahasa lain di dunia
dengan mempunyai manfaat ganda karena ia
adalah sarana yang dapat digunakan dalam
kepentingan-kepentingan bidang sosial, ekonomi,
budaya, politik, di samping kepentingan agama
dan ibadah.
Dalam praktik di lapangan, tidak ada
keseragaman mengenai batas panjang pendeknya
kutipan langsung. Bahkan, Arifin dan Tasai (2003:33)
memberikan limit lima baris atau kurang untuk
kutipan langsung pendek dan enam baris ke atas
untuk kutipan langsung panjang. Jadi, menurut
hemat penulis dalam hal penulisan kutipan ini,
Anda bisa memilih berbagai opsi yang ada atau
merujuk pada pedoman penulisan karya ilmiah di
perguruan tinggi Anda.
2. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah pendapat
pengarang yang diambil hanya intisari atau ikhtisarnya
saja. (Prima Gusti Yanti, dkk:2016:138)
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang
menuliskan kembali dengan kata-kata sendiri.
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 203
Kutipan ini dapat dibuat panjang atau pendek dengan
mengintegrasikan dalam teks, tidak diapit dengan kata
kutip dan menyebutkan sumbernya sesuai dengan
teknik notasi yang dijadikan pedoman dalam menulis
karya ilmiah.
Metode kutipan ini adalah untuk menyerap inti
sari atau maksud dari suatu tulisan yang panjang
dengan tidak mengurangi atau mengubah makna
yang terkandung dalam tulisan tersebut. Oleh karena
itu, kutipan tidak langsung harus dilakukan secara
hati-hati, cermat, dan akurat serta dilengkapi dengan
identitas sumber kutipan yang jelas.
Kutipan tidak langsung terdiri atas kutipan tidak
langsung pendek dan kutipan tidak langsung panjang.
Metode penulisan dalam kutipan tidak langsung sama
dengan kutipan langsung, yaitu apabila kutipan terdiri
dari tiga baris atau kurang, kutipan diintegrasikan
langsung ke dalam teks dengan menggunakan
spasi ganda, tetapi tidak diapit tanda petik ganda.
Sebaliknya, apabila kutipan lebih dari tiga baris
(empat baris ke atas), penulisannya dipisahkan dari
teks sehingga membentuk paragraf tersendiri dengan
jarak antar baris satu spasi atau satu setengah spasi.
(Suyatno, dkk:2017:33)
Contoh kutipan tidak langsung sebagai berikut:
Kecerdasan emosional menurut Goleman
(2009:45) ialah kemampuan mengelola emosi,
meliputi dapat mengendalikan diri, memiliki
daya tahan saat menghadapi masalah serta
204 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
mampu memotivasi diri, mampu mengatur
suasana hati, kemampuan berempati, dan
membina hubungan dengan orang lain.
Naskah aslinya sebagai berikut:
Kecerdasan emosional merupakan
kemampuan emosi yang meliputi kemampuan
untuk mengendalikan diri, memiliki daya tahan
ketika menghadapi suatu masalah, mampu
mengendalikan implus, memotivasi diri,
mampu mengatur suasana hati, kemampuan
berempati dan membina hubungan dengan
orang lain. (Goleman: 2009:45)
Kutipan jangan terlalu panjang, kalau
tidak bisa dihindari masukkan pada lampiran
atau apendiks. Selain kutipan dari buku atau
majalah, ada juga kutipan dari penuturan lisan
(wawancara, ceramah). Namun dalam karya ilmiah
nilai keilmiahannya kurang, pendapat tersebut
harus mendapat pengesahan lagi dari yang
bersangkutan. (Prima Gusti Yanti, dkk:2016:138)
C. Pengertian dan Fungsi Daftar Pustaka
Salah satu hal yang mutlak harus ada dalam suatu
karangan ilmiah ialah daftar pustaka. Dengan dicantumkan
daftar pustaka pembaca dapat mengetahui secara selintas
sumber acuan yang dijadikan landasar berpijak oleh penulis.
Pembaca juga bisa mengukur kedalaman pembahasan
masalah dalam karangan ilmiah tersebut berdasarkan
daftar pustaka. (Prima Gusti Yanti, dkk:2016:155)
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 205
Daftar pustaka merupakan daftar yang tercantum
secara spesifik dari berbagai buku, majalah, artikel, atau
wawancara yang menjadi sumber bacaan atau acuan dan
berhubungan secara erat dengan karangan yang ditulis.
Daftar pustaka merupakan syarat mutlak yang harus ada
dalam suatu karya ilmiah, baik dalam makalah, paper,
skripsi, tesis, maupun disertasi. Letak daftar pustaka dalam
suatu karya ilmiah adalah setelah bab simpulan. (Suyatno,
dkk:2017:36)
Menurut Gorys Keraf (2001:213), “daftar pustaka adalah
sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel,
dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai
pertalian dengans ebuah karangan atau sebagian dan
karangan yang tellah digarap.”
Ninik M. Kuntaro (2007:195) juga mengemukakan
bahwa “daftar pustaka adalah salah satu teknik notasi
ilmiah yang merupakan kumpulan sumber bacaan atau
sumber referensi saat menulis karangan ilmiah.”
Penulisan daftar pustaka dituliskan dengan huruf kapital
semua tanpa diberi tanda baca apa pun dan dituliskan di
tengah-tengah kertas dengan jarak dari pinggir atas sekitar
empat sentimeter. Dalam daftar pustaka sebagaimana
yang dinyatakan Arifin (2003:57) harus dicantumkan
semua kepustakaan, baik yang dijadikan sebagai acuan
atau landasan penyusunan karya ilmiah maupun yang
hanya dijadikan sebagai bahan bacaan, seperti artikel baik
yang disadur dari majalah maupun surat kabar, makalah,
skripsi, disertasi, buku, diktat, dan antologi. Daftar pustaka
206 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
ditulis secara alfabetis sesuai nama-nama pengarang atau
lembaga yang menerbitkannya.
Adapun urutan penulisan daftar pustaka adalah:
nama penulis titik (.), tahun terbit titik (.), judul buku yang
diberi garis bawah putus-putus atau dicetak miring titik
(.), kemudian kota tempat terbit buku titik dua (:), nama
penerbit titik (.).(Suyatno, dkk:2017:36)
Contoh:
Brown, H. Douglas. 2004. Language Assessment
Principles and Classroom Practices.San Francisco
State University: Longman.
Care, Ana Roggles. 1985. Writing and Learning. New
York: Macmilan Publishing Company.
Tujuan penulisan daftar pustaka adalah sebagai
berikut:
1. Agar terhindar dari tuduhan penjiplakan (plagiarism)
Salah satu fungsi kutipan adalah untuk menguatkan
atau mendukung tulisan ilmiah Anda. Oleh karena
itu, Anda harus mencantumkan sumber kutipan Anda
secara singkat di bagian akhir setelah kalimat kutipan
atau tepat sebelum kalimat kutipan (paling dekat
dengan kalimat kutipan) dan menuliskan sumbernya
secara lengkap pada daftar pustaka. Dengan melakukan
ini sebenarnya Anda sedang menghindarkan diri dari
masalah di kemudian hari terkait dengan mengambil
hak cipta karya tulis seseorang tanpa ijin.
2. Menghargai penulis sebelumnya. Ketika Anda
menuliskan secara lengkap sumber kutipan dan
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 207
daftar pustaka, sebenarnya Anda sedang menghargai
orang yang mempunyai ide tersebut. Selain itu, juga
pengakuan bahwa teks pada bagian tersebut adalah
dari ide, argumen, dan atau analisa orang lain.
3. Membantu pembaca yang ingin tahu lebih dalam
mengenai sumber kutipan Salah satu manfaat dari
menuliskan sumber kutipan dan daftar pustaka secara
lengkap adalah membantu pembaca yang ingin
mengetahui lebih dalam tentang kutipan tersebut.
Kadang-kadang pembaca tertarik untuk membaca
lebih dalam tulisan yang Anda kutip. Dengan
demikian, pembaca dapat menelusuri informasi dari
sumber kutipan dan kemudian mendapatkan rincian
lengkapnya pada daftar pustaka. (Iwan Hermawan:
2019:150)
D. Jenis dan Contoh Daftar Pustaka
Tiap-tiap jenis daftar pustaka mengikuti sistematika
penulisan yang berbeda. Sistematika itu dapat diikuti satu
per satu berikut ini: (Beniati Lestyarini: 2011:4-6)
1. Buku
Penulisan buku mengikuti urutan komponen
sebagai berikut: Nama belakang pengarang, koma,
nama atau nama-nama depan (apabila ada), titik,
tahun terbitan, titik, nama buku dengan huruf cetak
miring, titik, nama kota tempat penerbitan, titik dua,
nama penerbit, titik. Bila pengarang buku lebih dari
seorang, nama pengarang kedua dan seterusnya
208 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
boleh tidak dibalik (ditulis apa adanya). Bila buku
telah mengalami pengeditan, tuliskan edisi keberapa
di dalam kurung setelah nama buku tersebut. Berikut
adalah contoh-contoh penulisan daftar pustaka untuk
beberapa jenis buku.
Bailey, K. M., and R. Ochsner. 1983. A Methodological
Review of The Diary Studies: Windwill Tilting or
Social Science? dalam K. M. Bailey, M. H. Long,
dan S. Peck (Eds.). Second Language Acquisition
Studies. Rowley, Mass.: Newbury House.
Cohen, J. 1977. Statistical Power Analysis for the
Behavioral Science (Revised Ed.). New York :
Academic Press.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam
Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Apabila nama pengarang lebih dari satu kata,
ditulis sesuai dengan apa yang tertera pada sumber
rujukan. Apabila pada sumber rujukan tidak disingkat,
penulisannya juga tidak disingkat. Sebaliknya, apabila
pada sumber rujukan disingkat, penulisannya juga
disingkat.
2. Jurnal dan Terbitan Karya Ilmiah Sejenis
Penulisan daftar pustaka artikel jurnal dan terbitan
karya ilmiah yang sejenis mengikuti urutan: nama
belakang pengarang, koma, nama atau nama-nama
depan (apabila ada), titik, tahun penerbitan, titik, judul
artikel (diketik biasa dan hanya kata terdepan dimulai
dengan huruf kapital kecuali kata yang menunjukkan
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 209
nama), titik, nama jurnal dengan cetak miring, koma,
nomor jurnal dengan cetak miring, koma, nomor-
nomor halaman dalam jurnal, titik. Berikut ini diberikan
contoh daftar pustaka artikel jurnal:
Nuryanto, F. 1996. “Penggunaan Ragam Bahasa
Indonesia Ilmiah oleh Dosen IKIP Yogyakarta”.
Jurnal Kependidikan, 1, XXIV, hlm. 85-100.
Herawati, E. N. 1996. “Beksan Srimpi dan Nilai-nilai
yang Dikandungnya: Sebuah Tinjauan Apresiatif”.
Diksi, 9, IV, hlm. 81- 9.
Jenis sumber daftar pustaka ini dapat berbentuk
tugas akhir, thesis, disertasi, dan laporan penelitian.
Penulisan daftar pustakanya mengikuti format
penulisan daftar pustaka untuk buku, ditambah
dengan keterangan jenis karya ilmiah tersebut.
Berikut ini contoh penulisan daftar pustaka yang
berupa karya ilmiah yang tidak diterbitkan.
Mahmudah, Z. 1995. Pelecehan Seksual dalam Drama
Der Besuch der Alten Dame. Skripsi S1. Yogyakarta:
Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, FPBS
IKIP Yogyakarta.
3. Dokumen Resmi
Dokumen resmi adalah dokumen-dokumen yang
dikeluarkan oleh lembaga resmi. Untuk daftar pustaka
jenis ini digunakan nama lembaga sebagai nama
penulis. Komponen yang lain mengikuti ketentuan-
ketentuan yang sama. Pada umumnya, nama penerbit
sama dengan nama lembaga yang tertulis di depan.
210 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
Berikut ini contoh penulisan daftar pustaka yang
berupa dokumen resmi.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Garis-
garis Besar Program Pengajaran: Bidang Studi
Bahasa Inggris. Jakarta: Depdikbud.
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yogyakarta.
1994. Peraturan Akademik 1994. Yogyakarta: UPP
IKIP YOGYAKARTA.
4. Rujukan dengan Pengarang yang Sama
Untuk daftar pustaka dengan dua atau lebih
pengarang yang sama, nama pengarang yang kedua
dan seterusnya tidak ditulis lengkap, tetapi diganti
dengan garis lurus tengah (bukan garis bawah).
Pengurutan alfabetik dilakukan mulai dari tahun
terbitan yang terbaru. Apabila tahun terbitan sama,
digunakan huruf arab kecil langsung setelah tahun.
Ketikan dimulai 7 ketukan dari batas tepi kiri.
Berikut ini contoh penulisan daftar pustaka dengan
nama pengarang yang sama.
Ellis, R. 1992. Understanding Second Language
Acquisition (2nd Ed.). Oxford: Oxford University
Press.
______ 1990a. Classroom Second Language Development.
London: Prentice Hall.
5. Internet
Penulisan daftar pustaka yang bersumber internet
mengikuti model berikut ini.
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 211
Cook, Vivian. 1996. “Some Relationships between
Linguistics And Second Language Research”,
http://privatewww.essex.ac.uk/~vcook/ Diakses
pada tanggal 8 April 2004.
Jenis dan contoh daftar pustaka adalah sebagai berikut:
1. Jika buku yang disebut di dalam daftar pustaka
merupakan edisi terjemahan, setelah judul buku
disebutkan “edisi terjemahan oleh …” di dalam kurung.
Dalam edisi terjemahan tahun terbit yang dipakai
adalah tahun terbit terjemahan.
Contoh:
Titus, Harold H, Merilyn Smith S., Richard T. Nolan. 1984.
Persoalan-persoalan Filsafat, (edisi terjemahan
oleh Rasjidi H.M.), Jakarta: Bulan Bintang.
2. Jika buku dalam daftar pustaka itu berupa sebuah
artikel dalam sebuah kumpulan yang disunting
seorang editor (antologi), judul artikel itu diapit tanda
petik ganda (tanpa garis bawah).
Contoh:
Susilastuti, Dewi H. 1993. “Berbagai Persoalan
Kesehatan Reproduksi Perempuan”. Dalam
Fauzie Ridjal, Lusi Margiyani, dan Agus Fahri
Husein (Editor). Dinamika Gerakan Perempuan di
Indonesia. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
3. Jika buku dalam daftar pustaka itu berupa karya-karya
yang belum dipublikasikan, seperti skripsi, tesis, dan
disertasi, judul itu tidak perlu diberi garis bawah putus-
putus atau dicetak miring, tetapi diletakkan di antara
212 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
dua tanda petik ganda.
Contoh:
Wastono, Afdol Tharik. 1997. “Kongruensi dan Reksi
dalam Bahasa Arab”. Jakarta: Tesis Magister
Humaniora Univeritas Indonesia.
4. Jika sumber acuan dalam daftar pustaka berupa
artikel yang diambil dari majalah atau jurnal, judul
artikel tidak perlu diberi garis bawah atau dicetak
miring, tetapi diapit tanda petik ganda, sedangkan
yang digarisbawahi atau dicetak miring adalah nama
majalah atau jurnal dengan didahului kata “Dalam”.
Contoh:
Sarbini. 2003. “Islam dan Problem Sosial: Perspektif
Kekerasan Politik dan Agama”. Dalam Jurnal Ilmiah
Mamba’ul ‘Ulum. Edisi III. Surakarta.
5. Jika sumber acuan itu berupa artikel yang diambil dari
koran atau surat kabar, judul artikel diapit tanda petik
ganda sebagaimana artikel yang dikuti dari majalah,
sedangkan nama surat kabar diberi garis bawah dan
didahului kata “Dalam”.
Contoh:
Suksmantri, Eko. 2000. “Militerisasi Sipil, Ironi di Era
Reformasi”. Dalam Suara Merdeka. 12 Mei 2000.
Semarang
6. Jika sumber acuan berupa hasil wawancara atau
interview,
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 213
Contoh:
Sutarno. 2003. “Peran Teknologi dalam Mengaktualkan
Paradigma Baru Pembelajaran dan Manusia
Pembelajar”.Wawancara dengan Ketua Program
Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret, 3 Februari 2003.
7. Jika terdapat beberapa buku yang ditulis oleh seorang
yang sama, nama penulis ditulis yang pertama,
sedangkan di bawahnya cukup ditulis:
Contoh:
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
_________. 2013. Metode Penelitian Kombinasi –Mixed
Methods-. Bandung: Alfabeta
(Suyatno: 2017:37)
Dalam penulisan daftar pustaka ada beberapa
ketentuan yang berkaitan dengan penulisan nama
pengarang, yaitu sebagai berikut.
1. Gelar akademik dan gelar kebangsawanan tidak
disertakan.
2. Penulisan nama pengarang/penulis, baik dari kalangan
Indonesia maupun penulis buku asing dibalik.
3. Nama penulis yang berbahasa Arab harus
ditransliterasikan ke dalam huruf Latin dengan
mengikuti pedoman transliterasi Arab-Latin seperti
halnya judul.
214 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
4. Nama penulis buku yang terdiri dari dua atau tiga
orang ditampilkan semua. Untuk nama penulis yang
dibalik hanya nama penulis pertama.
5. Nama penulis yang lebih dari tiga orang yang ditulis
penulis pertama kemudian koma et al. (et al) atau
dkk. yang berarti dan kawan-kawan atau dan lain-
lain. Misalnya, Abboud, et al.
6. Penulis yang menulis lebih dari satu buku yang ditulis
buku yang paling awal diikuti tahun berikutnya dengan
penulisan seperti yang pertama.
7. Jika dalam buku itu tidak bertahun, di belakang nama
pengarang dicantumkan “Tanpa Tahun”. (Suyatno:
2017:38)
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 215
BAB XI
PENULISAN KARYA ILMIAH
Dr. Ratna Susanti, S.S., M.Pd.
Politeknik Indonusa Surakarta
A. Pendahuluan
Dalam kehidupan yang modern ini keterampilan
menulis merupakan ciri orang atau bangsa yang terpelajar.
Suatu negara yang warga negaranya banyak menulis buku
dapat dikatakan bahwa negara tersebut merupakan negara
maju yang banyak kaum terpelajar (Haryanti et al., 2018).
Menulis digunakan oleh orang terpelajar disebabkan
keterampilan menulis otomatis dimiliki seorang yang
pandai membaca, menganalisis, dan mewujudkan ide
dan gagasan, baik didapatkan secara langsung maupun
tidak langsung, dalam bentuk tulisan (Azahari, 2014).
Kegiatan menulis merupakan suatu kegiatan untuk
mencatat atau merekam, meyakinkan, melaporkan, bahkan
mempengaruhi. Agar pesan yang ditulis jelas, sangat
tergantung pada penulis.
Menulis merupakan kegiatan menghasilkan tulisan
yang berfungsi sebagai alat komunikasi dalam bentuk tulis
dan dapat digunakan sebagai sarana komunikasi secara
tidak langsung (Palettei & Sulfemi, 2019). Kemampuan
menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus
melalui latihan dan praktik secara langsung dan juga
216 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
adanya suatu stimulus atau rangsangan dari lingkungan
sekitar agar kegiatan menulis lancar. Selain itu, kegiatan
menulis juga memerlukan waktu yang konsisten dan terus-
menerus sehingga seorang penulis harus meluangkan
waktu satu atau dua jam dalam sehari untuk menulis
(Hermawan, 2019).
Menulis adalah menyusun tanda-tulis yang suatu
bahasa sehingga orang lain dapat membaca tanda-tanda
tulis tersebut jika pembaca mengenal dan mengerti
bahasa (Hamzah & Sahade, 2020)(3. Ekspresi bahasa
dengan tanda-tanda tulis merupakan ungkapan pikiran
atau perasaan seseorang untuk dapat dipahami orang
lain. Menulis bukanlah sekadar menulis tanda-tanda tulis,
melainkan mengomunikasikan pikiran ke dalam bahasa
tulis yang berupa rangkaian kalimat-kalimat secara utuh,
jelas, dan lengkap kepada pembaca.
Menulis merupakan aktivitas melahirkan pikiran dan
perasaan dengan mengorganisasikan lambang bahasa
menjadi satuan bahasa yang teratur lewat tulisan dengan
memperhatikan aspek-aspek kebahasaan yang baik dan
benar sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh
pembaca (Jamilah, 2017). Oleh karena itu, seorang penulis
selain menguasai topik dan permasalahan yang akan
ditulis juga dituntut menguasai komponen kebahasaan
dan nonkebahasaan.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa
yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,
tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis
merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 217
Kegiatan menulis haruslah terampil memanfaatkan
grafologi, struktur bahasa, dan kosakata (Nahdi et al., 2020).
Kemampuan menulis tidak akan datang secara otomatis,
tetapi melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.
Dengan demikian, kemampuan menulis seseorang tidak
jatuh dari langit, tetapi memerlukan latihan yang terus-
menerus sehingga menjadi suatu kebiasaan menulis. Jika
sudah menjadi suatu kebiasaan, seseorang akan mudah
untuk menulis sesuai dengan tema tertentu (Sugihastuti,
2020).
B. Konsep tentang Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya
berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah
yang dilakukan oleh seorang penulis. Tujuan karya ilmiah
adalah untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan
sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya
ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal untuk
membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat
dalam objek tulisan (Heryani, 2019).
Istilah karya ilmiah di sini yaitu mengacu pada karya
tulis yang penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah
dan cara kerja ilmiah. Dilihat dari panjang pendeknya
atau kedalaman uraian, karya tulis ilmiah dibedakan atas
makalah (paper) dan laporan penelitian (Azahari, 2014).
Dalam penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian,
didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah.
Penyusunan dan penyajian karya semacam itu didahului
oleh studi pustaka dan lapangan.
218 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
Karangan ilmiah ialah karya tulis yang memaparkan
pendapat, gagasan, tanggapan, atau hasil penelitian yang
berhubungan dengan kegiatan keilmuan. Jenis karangan
ilmiah banyak sekali, di antaranya makalah, skripsi, tesis,
disertasi, dan laporan penelitian. Meski jenisnya berbeda-
beda, tetapi semua bertolak dari laporan, kemudian diberi
komentar dan saran. Perbedaannya hanyalah dalam
kekompleksannya.
Klasifikasi karangan menurut bobot isinya atas tiga
jenis yaitu: (1) karangan ilmiah; (2) karangan semi ilmiah
atau ilmiah populer; dan (3) karangan non-ilmiah. Yang
tergolong ke dalam karangan ilmiah antara lain makalah,
laporan, skripsi, tesis, dan disertasi; yang tergolong
karangan semi ilmiah antara lain artikel, editorial, opini,
feature, reportase; dan yang tergolong dalam karangan
non-ilmiah antara lain anekdot, opini, dongeng, hikayat,
cerpen, novel, roman, dan naskah drama (Azahari, 2014).
Ketiga jenis karangan tersebut memiliki karakteristik
yang berbeda. Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan
sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode
dan penggunaan bahasa. Adapun karangan non-ilmiah
adalah karangan yang tidak terikat pada karangan
baku, sedangkan karangan semi ilmiah berada di antara
keduanya. Jadi, karya ilmiah didefinisikan sebagai karya
tulis yang memaparkan ide atau gagasan, pendapat,
tanggapan, fakta, dan hasil penelitian yang berhubungan
dengan segala kegiatan keilmuan dan menggunakan
ragam bahasa keilmuan.
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 219
Prinsip umum yang mendasari penulisan karya ilmiah
adalah sebagai berikut (Jamilah, 2017).
1. Objektif, artinya setiap pernyataan ilmiah dalam
karyanya harus didasarkan kepada data dan fakta.
Kegiatan ini disebut studi empiris. Objektif dan empiris
merupakan dua hal yang bertautan.
2. Prosedur atau penyimpulan penemuannya melalui
penalaran induktif dan deduktif.
3. Rasional dalam pembahasan data. Seorang penulis
karya ilmiah dalam menganalisis data harus
menggunakan pengalaman dan pikiran secara logis.
Adapun ciri-ciri karya ilmiah adalah sebagai berikut.
1. Logis, artinya segala keterangan yang disajikan dapat
diterima oleh akal.
2. Sistematis, artinya segala yang dikemukakan
disusun dalam urutan yang memperlihatkan adanya
kesinambungan.
3. Objektif, artinya segala keterangan yang dikemukakan
menurut apa adanya.
4. Lengkap, artinya segi-segi masalah yang diungkapkan
itu dikupas selengkap-lengkapnya.
5. Lugas, artinya pembicaraan langsung kepada hal
pokok.
6. Saksama, maksudnya berusaha menghindarkan diri
dari segala kesalahan berapa pun kecilnya.
7. Jelas, segala keterangan yang dikemukakan dapat
mengungkapkan maksud secara jernih.
220 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
8. Kebenarannya dapat diuji (empiris).
9. Terbuka, yakni konsep atau pandangan keilmuan dapat
berubah seandainya muncul pendapat baru.
10. Berlaku umum, yaitu semua simpulan-simpulannya
berlaku bagi semua populasinya.
11. Penyajian menggunakan ragam bahasa ilmiah dan
bahasa tulis yang lazim.
12. Tuntas, artinya segi masalah dikupas secara mendalam
dan selengkap-lengkapnya.
Pengetahuan manusia tentang alam itu berbeda-beda,
baik kualitasnya maupun kuantitasnya. Hal ini disebabkan
adanya perbedaan dalam cara memperolehnya. Ada yang
melalui proses pengenalan sepintas atau alami (disebut
pengetahuan); ada yang melalui proses pengenalan secara
saksama dan menggunakan cara tertentu yang disebut
metode ilmiah atau penelitian (inilah yang disebut ilmu).
Secara etimologi, makna kedua kata itu (pengetahuan
dan ilmu) ialah sama. Pada dasarnya, metode ilmiah
menggunakan dua pendekatan yaitu:
1. Pendekatan rasional, berupaya merumuskan kebenaran
berdasarkan kajian data yang diperoleh dari berbagai
rujukan (literatur).
2. Pendekatan empiris, berupaya merumuskan kebenaran
berdasarkan fakta yang dipeorleh dari lapangan atau
hasil percobaan (laboratorium).
Jadi, dapat dikatan bahwa ilmu itu merupakan
pengetahuan yang sistematis dan diperoleh melalui
pendekatan rasional dan empiris.
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 221
C. Tujuan Penulisan Karya Ilmiah
Manusia sebagai makhluk budaya berusaha
melestarikan ilmu yang diperolehnya. Tujuannya ialah
khazanah ilmu yang sangat berharga itu dimanfaatkan
tidak hanya oleh penemuannya atau sekelompok orang,
tetapi dapat dimanfaatkan pula oleh umat manusia, baik
manusia kini maupun yang akan datang. Hal ini sesuai
dengan salah satu sifat ilmu yaitu universal. Untuk
mencapai tujuan tersebut dibuat dokumen ilmu yang
antara lain lazim disebut karya ilmiah (karangan ilmiah)
(Basthomi, 2016).
Jadi, pada hakikatnya karya tulis itu merupakan
dokumen tentang segala temuan manusia yang diperoleh
dengan metode ilmiah dan disajikan dengan khas serta
ditulis menurut konvensi tertentu. Bahasa khas ilmiah yaitu
bahasa yang ringkas (hemat), jelas, cermat, baku, lugas,
denotatif, dan runtut.
Dalam kaitan upaya pemanfaatan ilmu oleh umat
manusia secara universal tadi, maka perlu dilakukan
penyebarluasan melalui alat komunikasi yang efektif dan
efisien. Penemuan-penemuan baru yang bermanfaat bagi
kesejahteraan umat perlu segera disebarluaskan. Di sinilah
arti penting sebuah karya tulis ilmiah. Adapun karangan
ilmiah itu memiliki beberapa tujuan antara lain sebagai
berikut.
1. Memberi penjelasan.
2. Memberi komentar atau penilaian.
3. Memberi saran.
222 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
4. Menyampaikan sanggahan.
5. Membuktikan hipotesis.
D. Manfaat Penulisan Karya Ilmiah
Melihat manfaat karya ilmiah, sebenarnya memiliki
peranan yang cukup besar. Karya ilmiah tidak sekadar
sebagai tugas dari pihak kampus atau instansi saja, tetapi
memiliki fungsi untuk pendidikan juga. Setidaknya ada tiga
manfaat, di antaranya, berperan untuk penelitian, untuk
pendidikan, dan memiliki fungsi fungsional (Basthomi,
2016).
Manfaat karya ilmiah dari segi fungsi penelitian adalah
menawarkan variasi dan ragam model hasil penelitian.
Semakin banyak koleksi penelitian, menunjukan bahwa
negara tersebut semakin baik masyarakatnya. Hal ini karena
dari hasil penelitian dapat memperkaya ilmu pengatahuan
sekaligus sebagai media transformasi kepada regenerasi
yang akan datang.
Manfaat karya ilmiah di dunia pendidikan berperan
untuk memberikan pengalaman bagi penulisnya.
Dari penulisan karya ilmiah, penulis saat membaca
sumber referensi untuk mendukung karya ilmiah, akan
mendapatkan banyak perspektif dan banyak ilmu yang
dapat mendukung secara kemampuan akademik penulis.
Manfaat karya ilmiah dari segi fungsional adalah
sebagai media untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
dari berbagai perspektif. Selain itu, juga sebagai pendukung
bahan pustaka dan sangat berperan untuk kepentingan
disiplin berbagai cabang ilmu.
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 223
E. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
Karya ilmiah yang dipublikasikan dalam bentuk
buku ilmiah harus disusun secara sistematis yang terdiri
atas beberapa bagian. Menurut Ana Rosmiati dalam
bukunya Dasar-dasar Penulisan Karya Ilmiah (2017),
sistematika penulisan karya ilmiah adalah bagian pembuka,
pendahuluan, pembahasan, metodologi penelitian, hasil
penelitian, penutup, dan bagian penunjang.
1. Bagian pembuka
Bagian pembuka karya ilmiah adalah bagian yang
kita lihat dan baca ketika membaca karya ilmiah.
Bagian pembuka karya ilmiah umumnya terdiri atas
beberapa bagian sebagai berikut.
a. Sampul
b. Halaman judul
c. Halaman pengesahan
d. Kata pengantar
e. Daftar isi
f. Abstrak
2. Pendahuluan
Setelah membuka dan membaca bagian
pembuka, selajutnya adalah bagian pendahuluan
yang menguraikan perlunya dilakukan penelitian
terhadap suatu masalah, perumusan masalah yang
mempertanyakan suatu fenomena, pembatasan
masalah, serta tujuan dilakukannya penelitian. Bagian
pendahuluan umumnya terdiri atas beberapa bagian
sebagai berikut.
224 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
a. Latar belakang masalah
b. Perumusan masalah
c. Pembatasan masalah
d. Tujuan penelitian
e. Manfaat penelitian
3. Pembahasan
Pembahasan karya ilmiah umumnya berisi uraian
dan penjelasan mengenai teori yang menjadi landasan
penelitian yang dilakukan, kerangka pemikiran yang
disertai dengan berbagai argumentasi keilmuan serta
hipotesis. Dengan demikian, pembahasan dalam karya
ilmiah berisi hal-hal berikut.
a. Pembahasan teori
b. Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
c. Pengajuan hipotesis (jika ada)
4. Metodologi penelitian
Metodologi penelitian mencakup uraian dan
penjelasan mengenai metode yang digunakan dalam
penelitian.
5. Hasil penelitian
Hasil penelitian umumnya berisi uraian dan
penjelasan tentang hasil dari proses penelitian yang
telah dilakukan. Hasil penelitian dapat disajikan dalam
berbagai bentuk seperti tabulasi data, analisis dan
evaluasi terhadap data yang disajikan, pembahasan
hasil analisis dengan menerapkan metode
perbandingan, persamaan, grafik, gambar dan tabel.
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 225
6. Penutup
Bagian penutup suatu karya tulis berisi simpulan
dan saran. Simpulan adalah proposisi atau kalimat yang
disampaikan, yang disarikan dari beberapa premis atau
ide pemikiran dengan mengacu pada aturan-aturan
yang berlaku. Saran merupakan sebuah solusi yang
dimaksudkan untuk menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi. Saran yang dikemukakan hendaknya
bersifat membangun, mendidik, objektif, dan sesuai
dengan topik yang dibahas.
7. Bagian penunjang
Suatu karya ilmiah selalu menyertakan bagan
penunjang yang terdiri atas unsur-unsur sebagai
berikut.
a. Daftar pustaka
b. Lampiran-lampiran
c. Glosarium
d. Indeks
Unsur-unsur tersebut hendaknya ditulis dan disusun
berdasarkan aturan baku dengan mengacu pada standar
internasional atau disesuaikan dengan gaya selingkung
dari majalah ilmiah atau jurnal terkait.
F. Langkah-langkah Menulis Karya Ilmiah
Menurut Azahari, karya ilmiah adalah karya tulis
yang dari penyusunannya didasarkan pada penelitian,
pengamatan, dan pemantauan terhadap cabang ilmu atau
226 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
bidang tertentu (Azahari, 2014). Dari segi penyusunan, karya
ilmiah disusun berdasarkan metode yang tersistematis,
dari segi penggunaan bahasa pun menggunakan bahasa
yang baku. Dari segi isi, juga bisa dipertanggungjawabkan
kebenaran dan keilmiahannya. Menurut Hamzah dan
Sahade, karya ilmiah adalah karya tulis yang ditulis oleh
seorang ilmuwan yang didasarkan pada latar belakang
penguasaan ilmunya (Hamzah & Sahade, 2020)(3. Karya
ilmiah yang ditulis untuk membangun ilmu pengetahuan
dan teknologi berdasarkan penelitian ataupun kajian
literatur, termasuk juga pengalaman yang sudah pernah
dirasakan oleh peneliti.
Secara garis besar dalam menyusun karya ilmiah
langkah-langkahnya tetap sama, yang membedakan
hanyalah struktur susunan tulisannya. Untuk menulis karya
ilmiah yang baik, langkah-langkah yang harus ditempuh
sebagai berikut.
1. Menentukan Tema atau Topik Penelitian
Langkah-langkah menulis karya ilmiah yang
pertama adalah menentukan tema penelitian.
Penentuan topik ini sangat penting dalam penulisan
karya ilmiah karena topik adalah inti utama dari seluruh
isi tulisan yang hendak disampaikan kepada pembaca.
Nahdi menyebutkan bahwa yang dimaksud topik
adalah bidang medan atau lapangan masalah yang
akan digarap dalam karya tulis atau penelitian (Nahdi
et al., 2020). Sementara itu, tema diartikan sebagai
pernyataan sentral atau pernyataan inti tentang topik
yang akan ditulis.
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 227
Topik yang memang masih terlalu luas harus
dibatasi menjadi sebuah tema. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan topik karya ilmiah
adalah sebagai berikut.
a. Isu-isu yang masih hangat
b. Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional
c. Sesuatu (benda, karya, orang, dan lain-lain)
yang dikaitkan dengan permasalahan politik,
pendidikan, agama, dan lain-lain
d. Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot
2. Membuat Outline/Kerangka Penelitian
Langkah-langkah menulis karya ilmiah sebaiknya
menggunakan outline atau kerangka penelitian.
Outline karya tulis ini berperan sebagai pemandu saat
melakukan proses penulisan karya ilmiah supaya tulisan
tidak melebar jauh dari topik yang sudah ditentukan.
Outline tulisan ilmiah disusun secara hierarki untuk
menunjukkan garis besar cakupan dan haluan tulisan
yang berupa topik utama (judul dan bab) serta poin-
poin pentingnya yang disusun dalam subbab hingga
anak subbab. Langkah ini penting dilakukan supaya
karya tulis ilmiah memiliki haluan/pedoman yang jelas.
Bagaimana jika sudah menulis outline terus tiba-
tiba ada ide baru penunjang topik tulisan? Jika hal
tersebut terjadi, tidak dilarang untuk menambahkan
pada poin-poin outline yang sudah disusun. Pada
dasarnya tujuan outline ini untuk mempermudah
proses penulisan alur dan mengembangkan tulisan
228 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
hingga terperinci. Oleh karenanya, jika ada ide
yang muncul dan bisa langsung mengetahui letak
penambahan maupun pengurangan muatan isi tulisan.
Dengan adanya outline ini menandakan bahwa tulisan
ilmiah tersebut ditulis dengan perencanaan yang
matang.
3. Mengumpulkan Bahan
Setelah poin-poin outline tersusun dengan rapi,
penulis dapat mulai mengumpulkan bahan. Bahan
bisa didapatkan dari berbagai media cetak maupun
elektronika. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan
terutama yang relevan dengan topik dan tema yang
akan ditulis. Pemilihan bahan yang relevan ini bisa
dengan cara membaca atau mempelajari bahan
secara sepintas serta menilai kualitas isi bahan. Pada
prinsipnya dalam mencari bahan literatur jangan hanya
terpaku pada satu sumber rujukan saja. Penulis dapat
mampu membuka diri untuk mencari referensi di
tempat lain dengan metode berbeda agar sumber
rujukan tulisan semakin beragam.
4. Survei Lapangan
Langkah ini adalah melakukan pengamatan atas
objek yang diteliti dilanjutkan menetapkan masalah
dan tujuan yang akan diteliti dan dijadikan karya
ilmiah. Langkah ini merupakan titik acuan dalam
proses penulisan atau penelitian.
5. Membangun Bibliografi
Bibliografi berarti kegiatan teknis membuat
deskripsi untuk suatu cantuman tertulis atau pustaka
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 229
yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik
berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki.
Dengan demikian tujuan bibliografi adalah untuk
mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah
buku/pustaka yang pernah diterbitkan.
230 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
BAB XII
SURAT MENYURAT
Nanda Saputra, M.Pd.
STIT Al-Hilal Sigli
A. Pengertian Surat
Surat adalah salah satu sarana komunikasi tertulis
untuk menyampaikan suatu pesan dari satu pihak
(perorangan, kelompok, atau organisasi) kepada pihak
lain. Surat adalah sehelai kertas atau lebih yang memuat
bahan komunikasi yang dibuat seseorang baik atas nama
pribadi maupun organisasi. Surat adalah alat komunikasi
tulis yang paling efisien, efektif, harmonis, ekonomis, dan
praktis. Surat adalah jenis karangan eksposisi (paparan). Di
dalam paparan pengarang mengemukakan maksud dan
tujuannya. Demikian pula dengan surat.
Berdasarkan pengertian di atas surat adalah sehelai
kertas atau lebih yang memuat bahan komunikasi yang
dibuat seseorang baik atas nama pribadi maupun organisasi.
Bahan informasi ini dapat berupa pemberitahuan,
pertanyaan, laporan atau buah pikiran lain atau isi hati
yang ingin disampaikan kepada orang lain.
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 231
B. Peranan Fungsi Surat
1. Peranan Surat
Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan
informasi tertulis kepada pihak lain. Informasi itu dapat
berupa pemberitahuan, pernyataan, perintah, permintaan
atau permohonan, laporan, buah pikiran atau gagasan,
dan lain-lain.
Surat sebagai sarana komunikasi tertulis memiliki
beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan alat-alat
komunikasi lain, seperti telepon, radio, televisi, telegraf,
dan teleks, karena surat selain merupakan bukti nyata
“hitam di atas putih” juga dapat menyampaikan bahan
komunikasi sesuai dengan kehendak sumbernya secara
lebih lengkap dan dengan biaya yang relatif lebih murah.
Selain disampaikan kepada alamat yang terbesar di seluruh
wilayah negara, bahkan ke seluruh penjuru dunia.
Surat adalah “duta” organisasi dan tidak jarang
dipandang sebagai gambaran kondisi intern organisasi
dan gambaran metalitas pejabat dalam organisasi yang
bersangkutan. Surat-surat sangat penting bagi setiap
organisasi karena organisasi itu hanya dapat berkembang,
maju dan lancar dalam melaksanakan tugas kegiatannya,
serta mampu menjalin hubungan kerja secara luas dari
suksesnya pelaksanaan komunikasi administrasi dengan
organisasi-organisasi lain.
2. Fungsi Surat
Menurut Kunjana Fungsi surat adalah sebagai
berikut:
232 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
a. Sebagai alat dokumentasi tertulis.
Surat sebagai perantara dalam komunikasi
atau sebagai media di dalam komunikasi.
b. Sebagai duta institusi dan duta penulisnya.
Surat dapat mencerminkan keadaan mentalitas
atau kondisi suatu organisasi atau instansi yang
bersangkutan.
c. Sebagai medium komunikasi dan interaksi.
Surat dapat dipergunakan sebagai peng-
hubung antara komunikator dan komunikan.
d. Sebagai otak tata usaha dalam perkantoran.
Kegiatan pengurusan surat bagi sebuah
kantor merupakan suatu kegiatan penting yang
harus dilakukan dalam sebuah perkantoran.
e. Sebagai barometer kemajuan institusi.
Surat memegang peranan sangat penting
dalam menentukan dan menggerakkan seluruh
kegiatan atau aktivitas institusi. Di dalam sebuah
institusi yang berkembang maju, dipastikan
kegiatan surat-menyuratnya juga berkembang
semakin maju seiring dengan kemajuan dan
perkembangan institusi tersebut.
C. Jenis-jenis Surat
Menurut Suparno surat dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa jenis berdasarkan: 1) tujuan, 2) isi, 3) sifatnya, 4)
sasaran, 5) tingkat kepentingan, 6) wujud, dan 7) ruang
lingkup sasaran. Berikut uraian dari penggolongan surat.
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 233
1. Menurut tujuan, surat dikelompokkan sebagai berikut
a. Surat Pribadi ialah surat yang dikirimkan seseorang
kepada orang lain atau organisasi/instansi yang
berisi masalah pribadi. Jika surat ditujukan kepada
seseorang seperti kawan atau keluarga, maka
format dan bahasa surat relatif lebih bebas. Akan
tetapi apabila surat ditujukan kepada pejabat atau
organisasi/instansi seperti surat lamaran pekerjaan
bahasa yang digunakan harus resmi.
b. Surat Dinas atau resmi ialah surat resmi yang
digunakan instansi pemerintah untuk kepentingan
administrasi pemerintahan yang berisi masalah
kedinasan. Contoh surat resmi diantaranya adalah
surat keputusan, instruksi, surat tugas, surat
edaran, surat panggilan, nota dinas, pengumuman,
dan surat undangan rapat dinas.
c. Surat Niaga atau dagang ialah surat resmi yang
digunakan oleh perusahaan atau badan usaha
yang berisi masalah perniagaan atau perdagangan.
Surat niaga atau dagang diantaranya adalah surat
permintaan penawaran, surat penawaran jasa,
surat pesanan, surat permohonan lelang, dan
periklanan.
d. Surat Sosial yaitu surat resmi yang digunakan oleh
organisasi kemasyarakatan yang bersifat nirlaba
(nonprofit).
2. Menurut isinya, surat dapat dikelompokkan
a. Surat Pemberitahuan
b. Surat Keputusan
234 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
c. Surat Perintah
d. Surat Permintaan
e. Surat Panggilan
f. Surat Laporan,
g. Surat Pengantar
h. Surat Penawaran
i. Surat Pemesanan,
j. Surat Undangan.
3. Menurut sifatnya, surat dapat diklasifikasikan
a. Surat biasa, artinya isi surat dapat diketahui oleh
orang lain selain yang dituju.
b. Surat konfidensial (terbatas), maksudnya, isi surat
hanya boleh diketahui oleh kalangan tertentu
yang terkait saja.
c. Surat rahasia, yaitu surat yang isinya hanya boleh
diketahui oleh orang yang dituju.
4. Berdasarkan banyaknya sasaran, surat dikelompokkan
a. Surat Biasa
b. Surat Edaran,
c. Surat Pengumuman
5. Berdasarkan tingkat kepentingan penyelesaiannya,
a. Surat Biasa,
b. Surat Kilat,
c. Surat Kilat Khusus.
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 235
6. Berdasarkan ruang lingkup sasarannya
a. Surat Intern
b. Surat Ekstern.
236 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
D. Contoh-contoh Surat
1. Contoh Surat Dinas
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 237
2. Contoh Surat Pribadi
Sigli, 12 Mei 2015
Assalamualaikum Wr.Wb, hai sobatku Hilwa, apa kabar?
semoga kamu dan keluarga dalam keadaan sehat selalu.
Sobat, maaf ya sebelumnya kalau surat yang terakhir
kamu kirim baru bisa aku balas sekarang. Oh ya Sob,
sekarang aku sudah kerja loh, aku baru diterima bekerja di
sebuah lembaga pendidikan belajar di Lampung, suasana
belajar-mengajar disana asyik dan nyaman. Oh iya Aku
hampir lupa, teman-teman nanyain kabar kamu tuh,
katanya bentar lagi kamu mau married ya? asyik donk
(hehehe). Jangan lupa kirim undangan untuk aku dan
teman-teman disini ya? Aku tunggu deh.
Berhubung aku gak pinter nulis, aku udahin dulu ya
surat ini sob. Ku tunggu surat balasan darimu.
Sahabatmu,
Nanda Saputra
238 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
3. Contoh Surat Niaga/surat penagihan
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 239
4. Contoh Surat Sosial
240 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, & Alek. 2016. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
(Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.
Aminuddin. 2011. Semantik (Pengantar Studi tentang
Makna). Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. (2006). Cermat
Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.
Awaluddin. (2017). Pengantar Bahasa Indonesia Untuk
Perguruan Tinggi. Yogyakarta:CV. Budi Utama.
Azahari, A. (2014). Pengertian Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
In Modul 1 Universitas Terbuka (p. 16).
Aziz, Aulia Luqman. 2014. “Penguatan Identitas Bahasa
Indonesia sebagai Lamban Identitas Nasional dan
Bahasa Persatuan Jelang Penerapan Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) 2015”. Jurnal Studi Sosial.Th.6,
No.1, 14-20.
Basthomi, Y. (2016). Mentoring Penulisan Karya Ilmiah.
Jurnal Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang,
21(1), 107556. https://doi.org/10.17977/jip.v21i1.6494
Blogspot. co. id/2016/12/ejaan-bahasa indonesiaebi.
html?m=l. 23 Mei 30 2021 (19:15).
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rinekta Cipta
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi 241