I LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GELOMBANG I GOLONGAN III I PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2023 OPTIMALISASI PELAYANAN INFORMASI OBAT DAN KONSELING OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DAN DIABETES MILITUS DI FARMASI UPT PUSKESMAS TABAK KANILAN KECAMATAN GUNUNG BINTANG AWAI KABUPATEN BARITO SELATAN DISUSUN OLEH: NAMA : IVON RANTETANDUNG S. Farm., Apt NIP : 199111172022032008 ANGKATAN : XXIV KELOMPOK : 2 NDH : 20 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIAPEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2023
II LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XXIV PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2023 OPTIMALISASI PELAYANAN INFORMASI OBAT DAN KONSELING OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DAN DIABETES MILITUS DI FARMASI UPT PUSKESMAS TABAK KANILAN KECAMATAN GUNUNG BINTANG AWAI KABUPATEN BARITO SELATAN DISUSUN OLEH: NAMA : IVON RANTETANDUNG S. Farm., Apt NIP : 199111172022032008 ANGKATAN : XXIV KELOMPOK : 2 NDH : 20 SETUJU UNTUK DISEMINARKAN TANGGAl 16 Mei 2023 Coach, Dra. Linda Sandi, M.Pd NIP. 196307031994032002 Mentor, Suriadi A.Md. Kep NIP. 197605201997021005
III LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XXIV PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2023 OPTIMALISASI PELAYANAN INFORMASI OBAT DAN KONSELING OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DAN DIABETES MILITUS DI FARMASI UPT PUSKESMAS TABAK KANILAN KECAMATAN GUNUNG BINTANG AWAI KABUPATEN BARITO SELATAN DISUSUN OLEH: NAMA : IVON RANTETANDUNG S. Farm., Apt NIP : 199111172022032008 ANGKATAN : XXIV KELOMPOK : 2 NDH : 20 TELAH DISEMINARKAN TANGGAL 16 Mei 2023 Mentor, Suriadi, A.Md. Kep NIP. 197605201997021005 Coach, Dra. Linda Sandi, M.Pd NIP. 196307031994032002 Penguji, Michael Ivan, S. Kom NIP. 198912032015031001
IV KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan karunianya yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan Laporan Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Provinsi Kaliman Tengah tahun 2023 dengan judul “OPTIMALISASI PELAYANAN INFORMASI OBAT DAN KONSELING OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DAN DIABETES MILITUS DI FARMASI UPT PUSKESMAS TABAK KANILAN KECAMATAN GUNUNG BINTANG AWAI” dapat diselesaikan dengan lancar dan baik. Tujuan dari penyusunan Lapoean Aktualisasi ini adalah sebagai salah satu syarat dalam pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Pemerintah Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah Golongan III Angkatan ke XXIV Tahun 2023. Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi ini mengandung dilai-nilai dasar (core value) dan employer branding bagi ASN. Nilai-nilai dasar tersebut dituangkan dalam akronin “ASN BerAKHLAK” dengan employer branding atau semboyan “Banggga Melayani Bangsa”. Ada tujuh nilai dasar bagi ASN dalam nilai BerAKHLAK, yakni: Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Dengan diluncurkanya core value dan employer branding ASN tersebut merupakan langkah perubahan besar dalam pengaplikasian ASN terhadap tugas dan kewajibannya di unit kerjanya masing-masing.
V Terlaksananya kegiatan Aktualisasi dan Habituasi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan moril maupun materil serta saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tulus dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1. Ibu Lisda Arriayana, S.Sos selaku Pj. Bupati Kabupaten Barito Selatan yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun anggaran 2023; 2. Ibu Sri Widanarni, S.IP, M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Kalimantan Tengah; 3. Bapak Markani, SKM., MKM. selaku Kepala Badan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Barito Selatan; 4. Bapak drg. Daryomo Sukiastono.M.AP selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Selatan; 5. Ibu dr. Lidia Panjaitan selaku Kepala Puskesmas Tabak Kanilan kec. Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan, Kab.Barito Selatan; 6. Bapak Suriadi AMd.Kep, selaku Mentor yang telah bersedia membimbing dan membantu serta telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi ini; 7. Bunda Dra. Linda Sandi, M.Pd sebagai tutor dan pembimbing (coach) yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing, membantu, mengarahkan, dan memotivasi penulis guna kesempurnaan proses Rancangan Aktualisasi ini;
VI 8. Penguji yang telah berkenan memberikan koreksi, kritik, dan saran masukan untuk kesempurnaan penyusunan Rancangan Aktualisasi; 9. Seluruh panitia yang telah memfasilitasi peserta Pelatihan Dasar CPNS dengan baik; 10.Teman-teman seperjuangan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Gelombang I Angkatan ke-XXIV Kelompok 2, yang telah memberi dukungan dan semangat selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS berlangsung; 11.Keluarga tercinta orangtua, suami, anak dan saudara, terimakasih atas cinta dan kasih sayangnya serta Doa, motivasi dan dukungan yang selalu diberikan selama proses kegiatan Pelatihan Dasar CPNS ini; 12.Segenap Keluarga Besar UPT Puskesmas Tabak Kanilan yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dalam melaksanakan kegiatan Pelatihan Dasar CPNS ini. Buntok 15 Mei 2023, Penulis Ivon Rantetandung, S.farm., Apt NIP. 199111172022032008
VII DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...............................................................................I LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................II LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... III KATA PENGANTAR ............................................................................ IV DAFTAR ISI.........................................................................................VII DAFTAR TABEL ....................................................................................IX DAFTAR GRAFIK ..................................................................................IX DAFTAR GAMBAR ................................................................................IX BAB I PENDAHULUAN .......................................................................1 1.1. Latar Belakang...................................................................1 1.2. Identifikasi Isu ..................................................................11 Maksud ............................................................................11 Tujuan..............................................................................12 1.3. Manfaat............................................................................12 BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI 2.1. Profil Organisasi...............................................................14 2.2. Profil Tempat Tugas Peserta Latsar ................................. 16 2.3. Struktur Organisasi ............................................................ 17 2.4. Visi dan Misi Kabupaten Barito Selatan ............................. 20 2.5. Nilai Organisasi.................................................................. 21 2.6. Tupoksi Apoteker Ahli Pertama .............................................. 23 2.7. Role Model......................................................................... 24 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI 3.1 Nilai – Nilai Dasar ASN............................................................ 27 3.1.1 Berorientasi Pelayanan.................................................... 28 3.1.2 Akuntabel.........................................................................29 3.1.3 Kompeten ........................................................................ 30 3.1.4 Harmonis ......................................................................... 32
VIII 3.1.5 Loyal ................................................................................ 33 3.1.6 Adaptif.............................................................................. 34 3.1.7 Kolaboratif........................................................................ 35 3.2. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI............................... 37 3.2.1 Manajemen ASN.............................................................. 37 3.2.2 SMART ASN.................................................................... 42 3.3. Pengertian PIO dan Konseling................................................ 51 3.4. Rancangan Aktualisasi ............................................................ 54 3.4.1 Identifikasi Isu .................................................................. 60 3.4.2 Analisis Tapisan Isu......................................................... 60 3.4.3 Analisis Penyebab Isu...................................................... 63 3.4.4 Gagasan Penyelesaian Isu .............................................. 64 3.4.5 Rancangan Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi......................................................... 65 3.4.6 Matriks Rancangan Aktualisasi........................................ 72 3.5. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi............................................. 88 BAB IV REALISASI KEGIATAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN A. CAPAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN.................................... 91 B. ANALISIS DAMPAK ................................................................ 118 C. PELAKSANAAN MENTORING DAN COACHING .................. 129 D. PELAKSANAAN HABITUASI.................................................. 130 E. ANALISIS KETERCAPAIAN TUJUAN/ PEMECAHAN ISU .... 130 F. KUNCI SUKSES PELAKSANAAN AKTULISASI.................... 135 G. RENCANA TINDAK LANJUT .................................................. 135 H. SARAN ..................................................................................... 136 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN......................................................................... 137 DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 138 PROFIL PENULIS .............................................................................. 140 LAMPIRAN......................................................................................... 141
IX DAFTAR TABEL Tabel 3.0 Data Ketenagaan Puskesmas Tabak KanilanTahun 2022….18 Tabel 3.1 Identifikasi Isu Dan Deskripsi Isu ..........................................55 Tabel 3.2 Analisis Tapisan Isu Dan Deskripsi Isu Menggunakan Analisis APKL................................................61 Tabel 3.3 Penentuan Isu Prioritas Menggunakan Metode USG............62 Tabel 3.4 Rancangan Kegiatan Dan Tahapan Kegiatan .......................65 Tabel 3.5 Matriks Rancangan Aktualisasi .............................................68 Tabel 3.6 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ............................88 Tabel 3.7 Matriks Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi...............................90 Tabel 4.1 Kegiatan 1.............................................................................91 Tabel 4.2 Kegiatan 2.............................................................................95 Tabel 4.3 Kegiatan 3.............................................................................100 Tabel 4.4 Kegiatan 4.............................................................................107 Tabel 4.5 Kegiatan 5.............................................................................111 Tabel 4.5 Kegiatan 6.............................................................................115 Tabel 5.1 Analisis Dampak ...................................................................118 Tabel 5.2 Hasil Rekap Pelayanan Infromasi Obat ................................131 Tabel 5.3 hasil Rekap Pelayanan Konseling.........................................132 DAFTAR GRAFIK Grafik 5.1 Hasil Rekap Pelayanan Infromasi Obat................................132 Grafik 5.2 hasil Rekap Pelayanan Konseling ........................................133 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gedung UPT Puskesmas Tabak Kanilan.............................17 Gambar 2.2 Struktur Organisasi UPT Puskesmas Tabak Kanilan ...........19 Gambar 2.3 Sosok Role Model................................................................ 25 Gambar 2.4 Tempat Penyerahan Obat Ruang Farmasi ..........................55
X Gambar 2.5 Rak Obat Ruang Farmasi ....................................................57 Gambar 2.6 Gudang Farmasi UPT Tabak Kanilan...................................... 58 Gambar 2.7 Contoh Gambar Antibiotik….......................................................59 Gambar 2.8 Diagram fishbone ........................................................................ 63 Gambar 4.1 Dokumentasi Ijin Melaksanakan Aktualisasi…........................94 Gambar 4.2 foto Surat ijin aktualisasi… .........................................................94 Gambar 4.3 Dokumentasi Membuat SOP ….................................................98 Gambar 4.4 Dokumentasi Konsultasi dengan Mentor … ............................98 Gambar 4.5 Dokumentasi Diskusi dengan teman … ..................................99 Gambar 4.6 Mencetak Leaflet ….....................................................................99 Gambar 4.7 Membuat SAP …........................................................................102 Gambar 4.8 Dokumentasi Penyuluhan di Desa Kayumban ….................102 Gambar 4.9 Dokumentasi Penyuluhan di Desa Margajaya … .................103 Gambar 4.10 Dokumentasi Penyuluhan di Desa Tabak Kanilan … ........103 Gambar 4.11 Dokumentasi Pemberian Leaflet … ......................................104 Gambar 4.12 Pelayanan Informasi Obat di Loket Farmasi … ..................105 Gambar 4.13 Pelayanan KOnseling ….........................................................109 Gambar 4.14 Grup WA …...............................................................................109 Gambar 4.15 Dokumentasi Konsultasi dengan Mentor … ........................112 Gambar 4.16 Formulir Konseling …..............................................................113 Gambar 4.17 Formulir PIO … ........................................................................114 Gambar 4.18 Dokumentasi Konsultasi dengan Mentor … ........................116 Gambar 4.19 Dokumentasi Konsultasi dengan Coach… ..........................117 Gambar 5.1 Pelayanan Informasi Obat di Desa … ...................................120 Gambar 5.2 Dokumentasi Akses Jalan Menuju Desa …...........................121 Gambar 5.3 Dokumentasi Pelayanan Konseling… ....................................124 Gambar 5.4 Dokumentasi Konsultasi dengan Mentor … ..........................125 Gambar 5.5 Dokumentasi Penyusunan Laporan …...................................126 Gambar 5.6 Gambar Sosok Penulis … ........................................................139
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin cepat dengan kehadiran teknologi buatan manusia yang semakin canggih, kehadiran internet seolah mempermudah kehidupan manusia saat ini. Situasi seperti ini bisa disebut era digitalisasi. Zaman dimana segala sesuatu dapat dilakukan dengan serba digital. Kehadiran digitalisasi ini tentunya memberikan ancaman, walaupun terlihat sangat bermanfaat dalam kehidupan seharihari, ternyata era digital memberikan dampak negative, diantaranya sebagai berikut: 1. Kelumpuhan melalui analisis karena Akses yang mudah dengan internet serta banyaknya bahan analisis yang dapat ditemukan dalam pencarian dapat membuat bingung. 2. Malas secara intelektual karena mudahnya dalam mengakses data 3. Konsumen yang impulsive dan ceroboh 4. Banyaknya penipuan dan penyebaran berita hoax/palsu yang tidak terkendali 5. Akses informasi positif maupun negative yang sangat cepat Dalam menjawab tantangan di Era digitalisasi saat ini maka peran ASN sangat diperlukan, Sesuai dengan 5 arahan presiden dalam upaya percepatan transformasi digital, pengembangan SDM merupakan salah satu focus Presiden. Berdasarkan petunjuk khusus dari Presiden pada Rapat Terbatas Perencanaan Transformasi Digital, bahwa transformasi digital di masa pandemi maupun pandemi yang akan datang akan mengubah secara struktural cara kerja, beraktivitas, berkonsumsi, belajar, bertransaksi yang sebelumnya luring dengan kontak fisik menjadi lebih banyak ke daring yang akan dihadapi oleh semua lapisan masyarakat
2 termasuk ASN. 5 arahan presiden untuk percepatan transformasi digital: 1. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital. 2. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran. 3. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan. 4. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital 5. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan danpembiayaan transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya (Oktari, 2020) Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa). Pada tanggal 27 Juli 2021, Presiden Joko Widodo meluncurkan Core Values dan Employer Branding ASN tersebut, yang bertepatan dengan Hari Jadi Kementerian PANRB ke-62. Core Values ASN yang diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Values tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam
3 pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena tugas pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan pegawai ASN, sangatlah penting untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai Berorientasi Pelayanan dalam pelaksanaan tugasnya, dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) Seorang ASN berfungsi Sebagai Pelaksana Kebijakan Publik, Pelayan Publik, Perekat Dan Pemersatu Bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 1 tentang Aparatur Sipil Negara yang dimaksud Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Aparatur Sipil Negara terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan, serta dijelaskan bahwa setiap CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
4 Seorang ASN dituntut untuk memahami nilai-nilai dasar yang menjadi landasan dalam menjalankan profesinya atau biasa disebut dengan nilai BerAKHLAK yang terdiri dari nilai Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Ketujuh nilai dasar tersebut memiliki peranan penting demi menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme sesuai dengan harapan dari pemerintah dan sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi PNS di unit kerjanya masing – masing. Dalam peraturan LAN nomor 12 tahun 2018 tentang pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada pasal 1 butir 8 disebutkan bahwa Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter pribadi yang unggul dan bertanggung jawab dan memperkuat profesionalisme serta kopentensi bidang. Dengan adanya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Dasar (LATSAR) pola baru ini disebut dengan pelatihan dasar (LATSAR) diharapkan dapat membentuk kader ASN berlandaskan pada sikap perilaku ASN BerAKHLAK yaitu, Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan kolaboratif. Dengan demikian peserta LATSAR dapat menjadi ASN yang profesional dalam menjalankan peran dan fungsinya. Pembangunan suatu bangsa dapat terlihat dari kemajuan suatu daerah. Aspek kesehatan merupakan salah satu indikator keberhasilanya. Karena
5 tampa kesehatan kesehatan pelaksanaan pembangunan nasional yang menyeluruh tidak akan terwujud, adapun tujuan pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 2 yang berbunyi “Bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakatyang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber dayamanusia yang produktif secara social dan ekonomi”. Cita-cita tersebut tidakakan tercipta tampa upaya yang terukur dan terarah. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik itu secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam lingkup nasional Kesehatan terdapat di Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H ayat 1 menyatakan bahwa Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. Menurut Permenkes 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat pasal 1 menyatakan Fasilitas pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya Kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
6 Dalam menjamin mutu dan jenis pelayanan dasar bidang kesehatan maka pemerintah mengatur Standar Teknis bidang kesehatan yang disebut dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas: 1. Pelayanan kesehatan ibu hamil; 2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin; 3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir; 4. Pelayanan kesehatan balita; 5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar; 6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif; 7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut; 8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi; 9. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus; 10.Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat; 11.Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis; 12.Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus). Sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan maka pemerintah meluncurkan program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dengan 12 Indikator sebagai berikut:
7 1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana 2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas Kesehatan 3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 4. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) ekslusif 5. Balita mendapat pemantauan pertumbuhan 6. Penderita tuberkolosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar 7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur 8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan 9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok 10.Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional 11.Keluarga mempunyai akses sarana air bersih 12.Keluarga mempunyai akses atau mengunakan jamban sehat. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarat
8 Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia dan sarana dan prasarana. Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Penyelengaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas minimal harus dilaksanakan oleh 1 (satu) orang tenaga Apoteker sebagai penanggung jawab, yang dapat dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian sesuai kebutuhan. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
9 Jabatan dan fungsi apoteker sesuai peraturan Mentri Kesehatan adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, Tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian pada unit pelayanan Kesehatan yang didduki oleh pegawai negeri sipil dengan hak dan kewajiban diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. Pelayanan farmasi klinik meliputi: 1. Pengkajian resep, penyerahan Obat danpemberian informasi Obat 2. Meracik obat 3. Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien. 4. Konseling merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien. 5. Pemantauan dan pelaporan efek samping Oba 6. Pemantauan terapi Obat 7. Evaluasi penggunaan Obat
10 Pelayanan kesehatan penderita hipertensi dan Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus dalam hal ini Pelayanan Informasi obat dan Pelayanan konseling obat perlu mendapatkan perhatian agar memperoleh manfaat sebagai berikut, meningkatkan pengetahuan pasien tentang obat antihipertensi dan obat antidiabetes, meningkatkan kepatuhan minum obat oleh pasien, mengurangi resiko penyakit komplikasi pada pasien, meningkatkan kedisiplinan petugas farmasi, dan mendukung program pemerintah dalam peningkatan pelayanan Kesehatan sesuai dengan standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan Berdasarkan latar belakang di atas tentang tugas pokok seorang Apoteker di Puskesmas dan pelayanan farmasi klinis di Puskesmas khususnya Pelayanan Informasi Obat dan Konseling Obat pasien Hipertensi, maka Penulis selaku Apoteker Ahli tertarik untuk melakukan aktualisasi berkaitan dengan “Optimalisasi Pelayanan Informasi Obat dan Pelayanan Konseling Obat Pada Pasien Hipertensi dan Diabtetes Militus di Farmasi UPT Puskesmas Tabak Kanilan, Kecamatan Gunung Bintang Awai,Kabupaten Barito Selatan” Dengan rancangan aktualisasi ini diharapkan mampu memecahkan masalah yang terjadi dan membawa manfaat bagi Pasien Hipertensi dan Diabetes Militus di UPT puskesmas Tabak Kanilan, dan bagi masyarakat wilayah kerja UPT puskesmas Tabak Kanilan pada umumny
11 1.1.Identifikasi Isu Berdasarkan identifikasi masalah yang ada di lingkungan wilayah kerja UPT Puseksmas Tabak Kanilan ditemukan beberapa isu yang menjadi masalah yaitu: 1. Kurang optimalnya Pelayanan Informasi Obat dan pelayanan konseling obat pada pasien Hipertensi dan Diabetes Militus di UPT Puskesmas Tabak Kanilan. 2. Kurangnya kepatuhan minum Obat pada pasien Hipertensi dan Diabetes Militus di UPT Puskesmas Tabak Kanilan. 3. Belum Optimalnya Penandaan dan Pelabelan Obat di Apotek dan Gudang Farmasi UPT Puskesmas Tabak Kanilan. 4. Kekosongan Obat dan BMHP sering terjadi di Gudang Farmasi UPT Puskesmas Tabak Kanilan. 5. Kurangnya kepatuhan minum Obat Antibiotik pada pasien di UPT Puskesmas Tabak Kanilan. 1.2.Maksud Adapun maksud dari pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini adalahsebagai berikut: i. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) serta untuk mengetahui kedudukan dan peran profesi ASN dalam NKRI (Manajemen ASN dan SMART ASN) dalam melaksanakan tugas pokok dab fungsi di instansi tempat bertugas dan dapat berperan dalam pencapaian visi dan misi Kepala Daerah;
12 ii. Meningkatkan penerapan Manajemen ASN dan SMART ASN di UPT Puskesmas Tabak Kanilan khususnya untuk bagian Kefarmasian; iii. Sebagai persyaratan kelulusan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2023. 1.3.Tujuan Laporan ini disusun dengan tujuan: 1. Melalui kegiatan habituasi ini, peserta pelatihan dasar CPNSmampu untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dengan langsung mengaplikasikan di lingkungan kerja yang dalam hal ini di UPT Puskesmas Tabak Kanilan, Kecamatan Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah. 2. Meningkatkan pemberian Pelayanan Informasi Obat dan Pelayanan Konseling Obat bagi Pasien Hipertensi dan diabetes militus di lingkungan kerja UPT Puskesmas Tabak Kanilan, Kecamatan Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah. 1.4.Manfaat Adapun manfaat dari aktualisasi ini, meliputi: 1. Bagi penulis, agar mampu mengimpelentasikan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) “BerAKHLAK” kepada diri sendiri maupun dalam pekerjaan yang dilakukan serta mampu untuk melaksanakan peran ASN sebagai Pelaksana Kebijakan, Pelayan Publik, dan Perekat serta Pemersatu Bangsa di instansi kerja;
13 2. Bagi instansi, dapat mewujudkan visi dan misi instansi, meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, serta mampu memberikan kualitas pelayanan Kesehatan yang optimal di Puskesmas Tabak Kanilan, Bagi Publik, meningkatkan kualitas hidup pasien, kepuasan masyarakat dan kepercayaan masyarakat pada pelayanan Kesehatan dalam bidang kefarmasian
14 BAB II GAMBARAN UMUM DAN ORGANISASI 2.1. Profil Organisasi Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni: 1. Upaya Kesehatan Wajib Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah: a. Upaya Promosi Kesehatan b. Upaya Kesehatan Lingkungan c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
15 d. Upaya Perbaikan Gizi e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular f. Upaya Pengobatan 2. Upaya Kesehatan Pengembangan Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upayakesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni: a. Upaya Kesehatan Sekolah b. Upaya Kesehatan Olah Raga c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat d. Upaya Kesehatan Kerja e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut f. Upaya Kesehatan Jiwa g. Upaya Kesehatan Mata h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional Peraturan Bupati Barito Selatan nomor 14 tahun 2010 tentang ketentuan umum pasal 1 yaitu puskesmas adalah Pusat Kesehatan Masyarakat yang ada di Kabupaten Barito Selatan, pemberi pelayanan kesehatan selanjutnya disebut Puskesmas beserta jajarannya adalah fasilitas pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan bagi
16 masyarakat, puskesmas perawatan adalah puskesmas yang diberitambahan ruang dan fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat baik berupa tindakan operatif terbatas maupun rawat inap sementara, pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat umum yang meliputi pelayanan rawat jalan tingkat pertama dan rawat inap. 2.2. Profil Tempat Tugas Peserta Latsar UPT Puskesmas Tabak Kanilan terletak di wilayah Kecamatan Gunung Bintang Awai bagian barat UPT Puskesmas Tabak Kanilan merupakan salah satu Puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Gunung Bintang Awai. UPT Puskesmas Tabak Kanilan yang pendiriannya pada Tahun 1976 memenuhi persyaratan lokasi, bangunan sehingga mudah diakses oleh masyarakat dari 9 desa di wilayah kerja UPT Puskesmas Tabak Kanilan. Sejak berdiri pada tahun 1976 sampai tahun 2021 ini UPT Puskesmas Tabak Kanilan membina sebanyak 6 (enam) buah Puskesmas Pembantu dan 3 (tiga) buah Poskesdes. Diantaranyaitu Pustu Margajaya, Pustu Wungkur Baru, Pustu Baruang, Pustu Sarimbuah, Pustu Ruhing Raya, Pustu Muka Haji, Poskesdes Tabak Kanilan, Poskesdes Kayumban, Poskesdes Sire.
17 Gambar. 2.1 UPT Puskesmas Tabak Kanilan Kab Barito Selatan 2.3. Struktur Organisasi Adapun struktur organisasi yang ada di UPT Puskesmas Tabak Kanilan, sabagai Berikut : 1. Kepala Puskesmas : dr. Lidia Panjaitan 2. Kasubag Tata Usaha/ Plh : Suriadi, A.Md Kep 3. Tim Manajemen Kepegawaian : Suriadi, A.Md Kep Rina, A.Md Keb 4. Rumah Tangga : Bambang Suryawan 5. SIP/SP2TP : Arif Rahman, A.Md.Kep 6. Keuangan : 1. BOK : Fenny Ayuningtyas, S.Kep.Ns 2. Kapitasi : Rahman Hidayat, A.Md AK 3. Penerimaan/Pengeluaran : Nuryanto 4. Non Kapitasi : Hasanah, A.Md Keb 7. UKM Essensial, Pengembangan, Keperawatan Masyarakat 8. UKP, Kefarmasian dan Laboratorium 9. Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Puskesmas
18 Data Tenaga Kesehatan yang aktif di wilayah Kerja UPT Puskesmas Tabak Kanilan : No. Bidang Keahlian Aktif Tidak Aktif Jumlah 1 Dokter Umum 2 - 2 2 S.1 Gizi 2 - 2 3 S1 Keperawatan Ners 5 - 5 4 S1 Kesehatan Masyarakat 2 - 2 5 D.III Gizi 2 - 15 6 DIII Keperawatan 15 - 7 7 DIII Kebidanan 16 - 16 8 S,I Farmasi 2 - 2 9 DIII Analis 3 - 3 10 DIII Gigi 2 - 2 11 Sanitarian 2 - 2 12 Prakarya 1 - 1 13 Administrasi Umum 1 - 1 14 Tenaga Pendaftaran 1 - 1 15 S.1 Kesmas 2 2 16 Tenaga Kebersihan 1 - 1 17 D.IV Kebidanan 2 2 18 DIII Farmasi 1 - 1 Jumlah 64 64 Tabel 3.0 Data tenaga kesehatan UPT Puskesmas Tabak Kanilan
19 Gambar 2.2. Struktur organisasi UPT Puskesmas Tabak Kanil
20 2.4. Visi, dan Misi Bupati Kabupaten Barito Selatan a. Visi “Barito Selatan yang Maju, Mandiri dan Profesional yang Beriman dan Bertaqwa” B. Misi Adapun misi Kabupaten Barito Selatan: 1. Asri dan Lestari. 2. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia. 3. Pengembangan Sektor-sektor Ekonomi diluar Sektor Pertanian. 4. Mengembangkan sektor pertanian yang sesuai dengan lahan di Barito Selatan. 5. Mengembangkan kondisi sosial dan politik yang demokratis, saling tenggang rasa, persatuan dan aman. 6. Meningkatkan Pelayanan Fasilitas Sosial. 7. Beriman dan Bertaqwa. 8. Pemerataan Pembangunan Sarana Prasarana Ekonomi. 9. Peningkatan Pelayananan Sarana dan Prasarana Permukiman. 10. Mencegah Bencana Alam. 11. Peningkatan Profesionalisme pegawai di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Selatan. 12. Peningkatan Efektifitas dan Efisiensi Pemerintahan Daerah Kabupaten Barito Selatan. Relevansi tugas pokok dan fungsi UPT Puskesmas Tabak Kanilan terhadap visi dan misi tersebut di atas adalah pada misi kedua yaitu “Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia.”. UPT Puskesmas Tabak Kanilan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan di wilayah
21 Barito Selatan yang mengambil bagian dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Kecamatan Gunung Bintang Awai dengan Visi yaitu “Terwujudnya Masyarakat mandiri hidup sehat dalam lingkungan yang sehat” Untuk mencapai Visi tersebut maka dijabarkan dalam Misi sebagai berikut: 1. Melaksanakan pelayanan berkualitas melalui upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan 2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan peningkatan kualitas tenaga peningkatan kualitas tenaga ksehatan dan fasilitas kesehatan 3. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan induvidu, keluarga dan lingkungan. 2.5. Nilai-Nilai Organisasi Nilai-nilai yang disepakati untuk diterapkan dalam UPT Puskesmas Tabak Kanilan antara lain: 1. Integritas Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukan kesatuan yang utuh sehingga potensi dan kemampuan untuk memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Nilai integritas merupakan kesatuan antara pola pikir, perasaan, ucapan, perilaku yang selaras dengan hati nurani dan aturan yang berlaku. Integritas merupakan salah satu nilai-nilai dasar pribadi yang harus dimiliki masyarakat. Nilai-nilai ini dapat berasal dari nilai kode etik di tempat dia bekerja, diantaranya:
22 • Melaksanakan tugas dengan jujur; • Bersikap dan berperilaku sesuai antara perbuatan dan ucapan; • Konsisten, disiplin, berani dan tegas dalam mengambil keputusan; • Tidak menyalahgunakan wewenang; • Proaktif dalam upaya pencegahan dan pemberantasan KKNdan; • Tidak melibatkan diri dari perbuatan tercela. 2. Profesional Menyelesaikan tugas dengan baik, tuntas dan mengutamakan kopetensi (keahlian) dalam bidang reformasi dan birokrasi, akuntabilitas aparatur dan pengawasan, diantaranya; • Merumuskan kebijakan, perencanaan dan program kegiatan; • Pengalokasian anggran dan pelaksanaannya; • Pengawasan berdasarkan kompetensi yang dimiliki; • Sesuai dan patuh dengan prosedur; • Bersungguh-sungguh dan mandiri; • Memiliki komitmen terhadap pencapaian hasil dan ; • Menghindari pertentangan kepentingan. 3. Inovatif Berarti usaha dengan mendayagunakan pemikiran dan kemampuan dalam menghasilkan suatu kreasi/karya baru yang diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja. 4. Akuntabel Akuntabel adalah dapat mempertanggungjawabkan tugas baik dari segi proses maupun hasil. Nilai dasar akuntabilitas antara lain: • Kepemimpinan;
23 • Transparansi; • Integriras; • Tanggung jawab; • Keadilan; • Kepercayaan; • Keseimbangan; • Kejelasan dan; • Konsistensi. Tata nilai tersebut selaras dengan motto dalam organisasi UPT Puskesmas Tabak Kanilan adalah MAHARATI dengan MA (Malu): Petugas menerapkan budaya malu dalam bekerja, HA (Harmoni): Menjalin Kerjasama yang baik antar sesama teman sejawat dan masyakat, RA (Ramah): sikap sopan santun dam pelayanan, T (Tepat): Memberikan pelayanan sesuai kebutuhan Masyarakat, I (inovatif): Mandiri dengan ide kreatif dalam peningkatan mutu pelayanan. Dengan MOTO “SESAPAT” ( Senyum, Sapa, Salam, Cepat, Tepat) 2.6. Tupoksi Apoteker Ahli Pertama Rincian kegiatan Apoteker sesuai jenjang jabatan menurut Peraturan mentri Kesehatan No 377 tahun 2009 tentang petunjuk teknis jabatan fungsional Apoteker dan angka kreditnya adalah, sebagai berikut: 1. Membuat kerangka acuan dalam rangka penyiapan rencana kegiatan kefarmasian. 2. Mengklasifikasi perbekalan farmasi dalam rangka pemilihan perbekalan farmasi 3. Inventarisasi pemasok perbekalan farmasi dalam rangka pemilihan perbekalan farmasi 4. Mengolah data dalam rangka perencanaan perbekalan farmasi 5. Mengawasi kegiatan dalam rangka sterilisasi sentral 6. Menyusun perbekalan farmasi dalam rangka penyimpanan perbekalan farmasi
24 7. Merekapitulasi daftar usulan perbekalan farmasi dalam rangka penghapusan perbekalan farmasi 8. Meracik obat resep individual dalam rangka dispensing 9. Visite ke ruang rawat 10. Pelayanan infomarmasi obat 11. Konseling obat 12. Konsultasi dengan dokter, perawat, dan tenaga Kesehatan lainnya 13. Mendokumentasikan dalam rangka pemantauan penggunaan obat 14. Pelayanan jarak jauh (remote service) 15. Pelayanan di tempat tinggah (home care) 16. Ambulatory services 17. Swamedikasi 18. Pelayanan Paliatif 2.7. Role Model Role model adalah seseorang yang dijadikan oleh seseorang/sekelompok orang sebagai teladan hidup, panutan, atau pemberi inspirasi bagi orang atau kelompok tersebut. Role model merupakan seseorang yang senantiasa menunjukan pribadi seorang ASN, dimana pada kesehariannya menerapkan nilai-nilai BerAKHLAK baik dalam lingkungan pekerjaan atau diluar.
25 Gambar 2.3. Sosok role model Bapak Suriadi, A.Md.Kep Di tempat saya bekerja, sosok role model bagi saya adalah mentor saya sendiri yaitu bapak Suriadi, A.Md.Kep beliau merupakan sosok Perawat senior di UPT Puskesmas Tabak kanilan yang telah mengabdi selama 26 tahun sebagai Perawat. Beliau mulai bekerja Tahun 1997 sampai 2007 ditugaskan di Pustu marga jaya dan sejak tahun 2008 sampai sekarang bertugas di Puskesmas Induk Tabak Kanilan. Beliau juga telah melaksanakan tugas sebagai pengelolah imunisasi, dan sebagai penanggung jawab program Pencegahan dan pengendalian penyakit kusta, penyakit rabies, penyakit filariasis, dan penyakit thypoid, sekaligus sebagai penanggung jawab surveillance sejak tahun 2011 sampai tahun 2021. Saat ini beliau menjabat sebagai kepala Tata Usaha Sejak Tahun 2022 dan juga sebagai penanggung jawab program Pencegahan dan pengendalian penyakit frambusia. Dalam menjalankan tugasnya beliau selalu bertanggung jawab dan aktif menjalankan tugas. Meskipun beliau menjalankan tugasnya sebagai Kepala Tata Usaha, beliau tetap melaksanakan tugasnya dengan baik di
26 bidangnya sebagai Perawat Penyedia di puskesmas Tabak Kanilan. Selain bertanggung jawab sebagai pemegang program Pencegahan dan pengendalian penyakit Frambusia, beliau juga aktif menjadi vaksinator covid 19. Menurut saya beliau adalah seorang pemimpin yang senantiasa menunjukkan kepribadian seorang ASN, beliau sosok yang disiplin, sederhana, ramah, bijaksana dan mampu mengayomi setiap petugas di UPT puskesmas Tabak Kanilan. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat beliau tidak pernah membeda-bedakan status, suku agama dan juga beliau selalu optimis, energik dan selalu memberikan solusi bagi rekan-rekan kerja beliau maupun kepada petugas kesehatan lainnya dan kepada pasien. Semangat dan dedikasi pengabdian bapak Suriadi, A.Md.Kep untuk UPT Puskesmas yang menurut saya patut untuk di jadikan contoh dan teladan dalam melaksanakan tugas sebagai ASN. Karena itulah saya menjadikan beliau sebagai Role Model yang patut saya teladani.
27 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI 3.1. Nilai-Nilai Dasar ASN Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil menjelaskan bahwa Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil merupakan pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintergrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat serta kompetensi bidang. Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara tertuang dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aratur Sipil Negara. Nilai dasar ASN adalah nilai-nilai yang diperlukan dalam menjalankan tugas dan fungsi ASN yang profesional, yaitu menciptakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dapat menjadi pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Tatanan nilai dasar (core values) ASN tersebut telah diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 27 Juli 2021, diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Kegiatan ini bertepatan dengan ditetapkannya tanggal 27 Juli sebagai Hari Jadi Kemenpan & RB. Core values atau nilai-nilai dasar ASN tersebut adalah “BerAKHLAK”, dengan Employer branding atau semboyan bagi
28 ASN yaitu “Bangga Melayani Bangsa”. Nilai-nilai dasar ASN antara lainsebagai berikut: 3.1.1 Berorientasi Pelayanan Berorientasi pada pelayanan dimaksudkan seorang ASN dalam melaksanakan tugas pekerjaannya lebih mengedepankan pemberian pelayanan yang terbaik kepada masyarakat (publik). Sebagai aparat birokrasi pemerintah, dalam memberikan pelayanan kepada publik maka ASN sudah seharusnya berorientasi kepada pemenuhan kepuasan pengguna layanan (customer service) melalui pelayanan prima. Pelayanan prima dikembangkan dengan berdasarkan prinsip-prinsip attitude, attention, dan action. Attitude adalah sikap atau perilaku, attention adalah bagaimana kita memberikan perhatian, dan action adalah bagaimana kita melakukan tindakan. Ketiga prinsip tersebut sudah seharusnya menjadi nilainilai mendasar bagi para ASN ketika memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam memberikan pelayanan publik, seorang Aparatur Sipil Negara memahami nilai-nilai yang terkandung dalam core values Berorientasi Pelayanan diantaranya: 1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat; 2. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan, serta terus melakukan perbaikan tiada henti. Berorientasi pelayanan sebagai pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, yaitu: Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang pertama ini diantaranya:
29 a. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia; b. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak; c. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan d. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama. Dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, ASN adalah aparat yang diberikan amanah oleh negara untuk menjamin terwujudnya nilai-nilai publik, seperti: mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan; memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan ASN dalam politik praktis; memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik; serta menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan. 3.1.2 Akuntabel Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang sangat penting tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan
30 amanat. Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang ASN adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain: a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, publik dengan kepentingan sektor, kelompok dan pribadi; b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis; c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik; dan d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan. Melalui nilai-nilai akuntabilitas tersebut, bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku ASN dengan mengedepankan kepentingan publik, imparsial, dan berintegritas. Dalam hal ini, akuntabilitas publik berfungsi untuk menyediakan kontrol demokratis; mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan; serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas. 3.1.3 Kompeten Kompetensi menurut Kamus Kompetensi Loma (1998) dan standar kompetensi dari International Labor Organization (ILO), memiliki tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku kompetensi
31 meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan; b. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan c. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan Dalam konteks ASN, kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan (Pasal 1 Permenpan RB Nomor 38 Tahun 2017), dan kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesional dan kompetitif. Dalam hal ini ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan kompetensi didinya, termasuk mewujudkannya dalam kineja. Berikut ini
32 merupakan penduan perilaku kompeten yaitu: a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah b. Membantu orang lain belajar; dan c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. 3.1.4 Harmonis Harmoni adalah kerjasama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Dalam Kamus Mariam Webster Harmonis (Harmonious) diartikaan sebagai having a pleasing mixture of notes. Sinonim dari kata harmonious antara lain canorous, euphonic, euphonious, harmonizing, melodious, musical, symphonic, symphonious dan, tuneful. Sedangkan lawan kata dari harmonious adalah discordant, disharmonious, dissonant, inharmonious, tuneless, unmelodious, unmusical. Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerjasama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur, singkatnya Harmoni adalah ketertiban alam dan prinsip/hukum alam semesta. Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN harus memiliki pengetahuan tentang historisitas ke-Indonesia-an sejak awal Indonesia berdiri, sejarah proses perjuangan dalam mewujudkan persatuan bangsa termasuk pula berbagai macam gerakan gerakan separatism dan berbagai potensi yang menimbulkan perpecahaan dan menjadi ancaman bagi persatuan bangsa. Dalam
33 dunia nyata upaya mewujudkan suasana harmonis tidak mudah. Realita lingkungan selalu mengalami perubahan sehingga situasi dan kondisi juga mengikutinya, Oleh karena itu upaya menciptakan suasana kondusif yang harmonis bukan usaha yang dilakukan sekali dan jadi untuk selamanya, melainkan upaya menciptakan dan menjaga suasana harmonis dilakukan secara terus menerus. Upaya menciptakan budaya harmonis di lingkungan bekerja tersebut dapat menjadi salah satu kegiatan dalam rangka aktualisasi penerapannya Setiap ASN perlu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai BerAKHLAK. Adapun panduan perilaku Harmonis adalah sebagai berikut: a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya; b. Suka menolong orang lain; dan c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif. 3.1.5 Loyal Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk bisa mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
34 a. Taat pada peraturan; b. Bekerja dengan integritas; c. Tanggung Jawab pada organisasi; d. Rasa memiliki yang tinggi; e. Kemauan untuk bekerjasama; f. Hubungan antar pribadi; g. Kesukaan terhadap pekerjaan; h. Keberanian mengutarakan ketidaksetujuan; dan i. Menjadi teladan bagi pegawai lain. Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku: a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah; b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta c. Menjaga rahasia jabatan dan negara. 3.1.6 Adaptif Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan
35 keadaan (keinginan diri). Kebutuhan kemampuan beradaptasi ini juga berlaku juga bagi individu dan organisasi dalam menjalankan fungsinya. Organisasi maupun individu dituntut untuk menyesuaikan diri denganmenjadi tuntutan perubahan. Di dunia usaha hal ini lebih mudah dimengerti ketika terjadi perubahan pada selera pasar yang memaksa pelaku usaha untuk menyesuaikan produk mereka agar sesuai dengan permintaan pasar. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif. Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana ASN memiliki kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan dengan lingkungannya, yaitu: a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan. b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas. c. Bertindak proaktif. 3.1.7 Kolaboratif Kolaborasi adalah proses bekerjasama untuk menelurkan gagasan atau ide dan menyelesaikan masalah secara bersamasama menuju visi bersama. Di sebuah organisasi yang saling tergantung, kolaborasi menjadi kunci pemikiran kreatif. Kolaborasi itu penting untuk mencapai hasil terbaik saat menyelesaikan masalah yang rumit, yang dihasilkan dari aliansi
36 antara dua atau lebih perusahaan yang bertujuan untuk menjadi lebih kompetitif dengan mengembangkan rutinitas Bersama. Kolaboratif adalah sikap seorang aparatur sipil negara untuk membangun kerjasama yang sinergis. Pada surat edaran MenPanRB Nomor 20 tahun 2021 yang menerangkan tentang panduan perilaku sesuai dengan nilai dasar kolaboratif yang harus diperhatikan, yaitu: a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi; b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan bersama nilai tambah; dan c. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama. Sebuah pengaturan pemerintahan di mana satu atau lebih public lembaga langsung melibatkan pemangku kepentingan non-negara dalam proses Ansen dan gash (2012) mengungkapkan bahwa collaborative governance adalah pengambilan keputusan kolektif yang formal, berorientasi pada konsensus, dan deliberatif dan yang bertujuan untuk membuat atau melaksanakan kebijakan publik atau mengelola program publik atau aset serta membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi yaitu: a. Forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga; b. Peserta dalam forum termasuk aktor nonstate; c. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya '‘dikonsultasikan’ oleh agensi publik;
37 d. Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif; e. Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika konsensus tidak tercapai dalam praktik), dan f. Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen. 3.2. Kedudukan ASN dan Peran ASN dalam NKRI Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ASN memiliki kedudukan dan Peran untuk berperan dalam NKRI, kedudukan dan peran tersebut dijelaskan di dalam agenda IV pelatihan dasar CPNS yaitu Manajemen ASN dan SMART ASN. 3.2.1 Manajemen ASN Manajemen Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Berikut beberapa konsep
38 yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: 1. Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan 2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Dengan kehadiran PPPK tersebut dalam manajemen ASN, menegaskan bahwa tidak semua pegawai yang bekerja untuk pemerintah harus berstatus PNS, namun dapat berstatus sebagai pegawai kontrak dengan jangka waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk menciptakan budaya kerja baru menumbuhkan suasana kompetensi di kalangan birokrasi yang berbasis pada kinerja. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan
39 karier pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karier tertinggi. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut: a. Pelaksana kebijakan publik; b. Pelayan publik; dan c. Perekat dan Pemersatu bangsa Selanjutnya Pegawai ASN bertugas: a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; b. Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, dan c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warganegara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk professional dalam memberikan pelayanan
40 kepada masyarakat. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan. ASN harus senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa (Kepentingan bangsa dan Negara di atas segalanya). Hak dan Kewajiban ASN Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut; PNS berhak memperoleh: a. Gaji, tunjangan, dan fasilitas; b. Cuti; c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua; d. Perlindungan; dan e. Pengembangan kompetensi Sedangkan PPPK berhak