The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by eddylia83, 2021-07-20 23:18:27

RATAPAN KERINDUAN RUMI

RATAPAN KERINDUAN RUMI

PENERBIT MIZAN: KHAZANAH ILMU ILMU ISLAM adalah salah satu lini
produksi (product line) Penerbit Mizan yang menyajikan informasi mutakhir
dan puncak-puncak pemikiran dari pelbagai aliran pemikiran Islam.

TEARS OF THE HEART

Tangisan Hati Rumi)

Osman Nuri Topbas

Tears of The Heart: Tangisan Hati Rumi

Diterjemahkan dari Tears of the Heart: Rumi Selections, karya Osman Nuri Topbas

Terbitan Erkam Publications, Turki
© Erkam Publications, 2005
Penerjemah: Andi Nurbaethy
Editor: Ahmad Baiquni
Proofreader: Nenden Suryani

Hak cipta dilindungi undang-undang
All rights reserved

Hak penerjemahan ke bahasa Indonesia dipegang oleh Penerbit Pustaka
Cetakan I, Januari 2015/.... 1435 H
Diterbitkan oleh PT Mizan Pustaka
Anggota IKAPI
Jl. Cinambo No. 137 Bandung 40294

T. (022) 7834310 — F. (022) 7834311
e-mail: almizan@mizan.com
http://www.mizan.com

Desainer sampul: AM. Wantoro
Tata Letak: .............

ISBN: ..................................

Didistribusikan oleh:
Mizan Media Utama (MMU)
Jln. Cinambo No. 146 (Cisaranten Wetan)
Ujungberung, Bandung 40294
Telp. (022) 7815500 – Faks. (022) 7802288
e-mail: mizanmu@bdg.centrin.net.id
facebook: Mizan Media Utama; twitter: @mizanmediautama

Perwakilan:
Jakarta: Telp. 021-7874455, Faks. 021-7864272
Surabaya: Telp. 031-8281857, Faks. 031-8289318
Pekanbaru: Telp. 0761-20716, Faks. 0761-29811
Medan Telp./Faks. 061-8229583 Makassar: Telp./Faks. 0411-440158
Yogyakarta: Telp. 0274-889249, Faks. 0274-889250

Banjarmasin: Telp./Faks. 0511-3252178

Layanan SMS
Jakarta: 021-92016229, Bandung: 08888280556/ 085294132778

ISI BUKU

Pengantar Penerjemah
Pendahuluan 1
1. Rumi, Syams dan Syab-i Arus
2. Sekendi Air
3. Cermin Hati
4. Jangan Sakiti Laila!
5. Penjaga Rumah Laila
6. Kebohongan dalam Cermin
7. Cinta dan Kebencian
8. Berkah Kasih Sayang
9. Jadilah Manusia!
10. Derma Penindas
11. Menuju Kebebasan…
12. Hikmah di Balik Keberadaan Ego
13. Kesamaan dan Ketertarikan



Pengantar Penerjemah

Dengan nama Allah
Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

Segala puji bagi Allah yang Mahatinggi dan Mahakaya, yang sesung-
guhnya tidak memerlukan pujian, sehingga segala puja dan puji
pada hakikatnya hanyalah ratapan kerinduan dan ketidakberdayaan
pemuji di hadapan bentangan kemurahan yang tak mungkin terbaha-
sakan. Salawat dan salam kerinduan untuk junjungan alam semesta,
Muhammad Saw.,yang keagungan cahayanya menarik matahari untuk
bertawaf mengelilinginya, yang kebesaran cintanya menjawab salam
Tuhan dengan menyertakan umatnya, yang menjelang kepulangan-
nya masih menyebut “umatku!”, “umatku!”….

Karya agung penyair dan sufi besar Maulana Jalaluddin Rumi,
Matsnawi, dikenal sebagai lautan makna yang sarat dengan mutiara-
mutiara hikmah bagi yang rindu pencarian dan haus pemahaman.
Upaya-upaya penerjemahan master piece ini ke dalam berbagai ba-
hasa, baik dalam bentuk utuh maupun dalam bentuk parsial disertai
ulasan, atau bahkan dalam bentuk serpihan-serpihan puisinya seperti
yang dilakukan oleh banyak sekali orang dari berbagai kalangan, se-
lalu menjadi karya indah yang senantiasa dinantikan terutama oleh
mereka yang pernah tersentuh keindahan dan kedalaman makna yang
tertanam dalam sekecil apa pun penggalan karya Rumi yang sudah
berusia delapan abad ini.

Membaca Rumi dengan hati selalu mengantarkan kepada pe-
nyingkapan-penyingkapan pemahaman akan rahasia-rahasia yang
pada dasarnya sangat nyata di depan mata namun sering terlalaikan

8 Tears of The Heart

oleh pandangan karena banyaknya pengecoh yang begitu lihai men-
curi perhatian dengan cara yang kadang sangat halus terselubung.
Membaca beragam ulasan yang menyertai terjemahan karyanya
membuka bentangan kekayaan nuansa pemahaman sesuai keluasan
penyingkapan dan kecenderungan masing-masing pengulas.

Tears of the Heart adalah salah satu upaya memetik bulir-bulir
pencerahan yang bertebaran pada beberapa serpihan kecil Matsnawi.
Kedekatan spiritual, geografis, kultural, atau bahkan mungkin ada
kedekatan lain penulis dengan Maulana Rumi dan karyanya menya-
jikan nuansa tersendiri dalam pendalaman pemahaman lautan makna
yang tak bertepi ini.

Dengan memadukan hasil internalisasi personal dan motivasi
dalam merespons kekinian, Osman Nuri Tobpas menyajikan butir-butir
halus dari taman Matsnawi sebagai olahan yang mudah dicerna bagi
semua kalangan. Kesan pribadi penerjemah adalah bahwa butir-butir
padat makna yang normalnya bisa terasa begitu berat untuk dipahami,
dalam buku ini tersaji sebagai sebuah sajian easy reading yang dapat
menjadi panduan keseharian setiap orang. Tears of the HeartI dapat
menjadi lentera bagi mereka yang mencari panduan hati.

Sejak menerima buku ini sebagai hadiah perpisahan dari Prof.
Mehmet Toprak (Ilahiet Faculty of Marmara University) bagi peserta
ARFI Turkey KEMENAG, penerjemah senantiasa berbagi pembacaan
penggalan-penggalannya dengan orang-orang dekat. Mereka inilah
yang mengusulkan agar buku ini diterjemahkan, supaya dapat berbagi
makna dengan lebih banyak orang lagi.

Terjemahan ini tentunya tidak dapat mewakili keseluruhan
pemikiran, intuisi, rasa, dan semangat buku ini persis seperti yang di-
tanamkan oleh penulisnya. Yang hadir di hadapan pembaca ini hanya
sebuah upaya berdasarkan niat tulus untuk berbagi keindahan sesuai

Daftar Isi 9

kemampuan pencernaan awam penerjemah. Oleh sebab itu, segala
keterbatasan maupun kekeliruan interpretasi (sekiranya ada) sepenuh-
nya menjadi beban dan tanggung jawab penerjemah, dan masukan-
masukan dari pihak mana pun akan sangat dihargai. Semoga upaya
kecil ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca, sekecil apa
pun bersitannya, dan semoga di hadapan Allah dapat diberi nilai iba-
dah dan nilai cinta kasih terhadap sesama.

Amin.

Makassar, Agustus 2014
Andi Nurbaethy

Pendahuluan

Daftar Isi 11

Segala puji bagi Allah Yang Maha Tinggi, yang memberi rahmat
kepada hamba-hamba-Nya yang tak berdaya, dengan kenikmatan dan
kedamaian iman sejati; salawat serta salam atas kebanggaan abadi
alam semesta, Nabi Muhammad Saw. yang telah menuntun kemanu-
siaan dari kegelapan menuju cahaya gemilang.

Matsnawi yang agung, yang ditulis oleh Maulana Rumi quddisa
sirruh lebih dari tujuh ratus tahun yang lalu dengan muatan kesaksian
cinta dan ekstasi yang ekstensif, telah menempati posisi yang sangat
khusus di hati mereka yang berjalan dalam pencarian Ilahi.

Sebagaimana hati seorang sahabat Allah tidak akan hancur sete-
lah kematiannya, demikian pula halnya karya-karya seni yang merupa-
kan pelimpahan dari hati yang utuh tersebut senantiasa abadi. Setelah
berpulang ke hadirat Ilahi, orang-orang yang berhati seindah itu akan
terus hidup di antara kita pada saat mereka menjalani kehidupan di
alam spiritual. Kekekalan eksistensi mereka melampaui orang-orang
yang hanya hidup secara fisik. Bahkan ketika jasad mereka terurai di
dalam pusara dan hancur menjadi debu, karya-karya hati mereka yang
berisikan aroma keabadian akan terus hidup hingga Hari Pengadilan.

Mendekati hadirat Ilahi melalui keberuntungan spiritual semacam
itu hanya mungkin bagi mereka yang menjaga keduniaan agar tetap
berada di luar hati mereka; tidak diperbudak oleh ketenaran; dan
secara total berserah diri pada kehendak Ilahi. Guru besar Rumi qs.,
beserta karya-karyanya yang merupakan pelimpahan (emanasi) dari
hatinya, harus dipandang dalam perspektif demikian.

Dalam sejarah kita, gelar syarif (yang dimuliakan) hanya disan-
dangkan oleh masyarakat kita pada tiga buku, yang mencerminkan
hati para penulisnya yang mendapatkan pelimpahan; pertama, yang
mulia Bukhari (Bukhari-i Syarif yang merupakan kumpulan hadis);

12 Tears of The Heart

kedua, yang mulia Syifa (Syifa-i Syarif oleh Qadi al-‘Iyad yang merupa-
kan biografi Nabi Muhammad); dan ketiga, yang mulia Matsnawi (Mats
nawi-i Syarif oleh Rumi qs. yang merupakan karya puisi sufi). Selama
periode Ottoman, ketiga naskah agung ini dipelajari di mesjid-mesjid
di bawah panduan ulama-ulama yang mempunyai otoritas, dan diajar-
kan oleh mentor-mentor yang pada gilirannya sudah dipilih berdasar-
kan peran keulamaannya oleh ulama lain yang berkualifikasi sama, se-
hingga rantai silsilah pengajaran ini tidak putus namun bersambung
kepada pengarang aslinya sendiri.

Di antara peristiwa-peristiwa yang menunjukkan pentingnya
karya-karya tersebut adalah mimpi spiritual yang dialami Syaikh al-
Islam Ibn Kemal Pasha tentang Matsnawi. Dia menceritakan sebagai
berikut:

“Di dalam tidur aku melihat Rasulullah Saw. Dia memegang Mat-
snawi di tangannya dan berkata:

‘Begitu banyak buku spiritual yang ditulis. Namun, di antara
buku-buku tersebut, tidak ada yang sebanding dengan Matsnawi.’”

Dalam komentarnya terhadap Rumi qs., guru besar Abd al-
Rahman Jami berkata:

“Apa yang dapat kukatakan tentang kebesaran dan sifat-sifat
sahabat Allah? The Matsnawi adalah lautan kearifan yang tak tertan-
dingi.”

Sesungguhnya, Matsnawi adalah sebuah lautan dengan kedala-
man tak berujung, makna tak terbatas, dan kandungan rahasia tak
terhitung. Sedikit sekali karya-karya yang menjelaskan doktrin Sufi
sedemikian rinci. Melalui berbagai kisah, persoalan-persoalan spiritual
yang sulit dipahami akal dapat mengisi kedalaman hati orang yang
membacanya.

Daftar Isi 13

Para komentator Matsnawi menulis:

“Al-Qur’an diawali dengan seruan “Baca!,” Matsnawi diawali
dengan seruan “Dengarkan!” Seruan yang kedua ini merupakan pen-
jelasan dari seruan yang pertama. Kita diseru: “Dengarkan kata-kata
Ilahi! Dengar rahasia-rahasianya! Dengar kebenaran yang tersimpan
di dalam dirimu!” Dengan kata lain, semilir yang diembuskan oleh
Matsnawi berasal dari kebenaran dan rahasia-rahasia al-Qur’an yang
agung, menyalakan api cinta spiritual di dalam hati para pencari Tuhan
di jalan spiritual.

Matsnawi adalah personifikasi puitis dari alam batin Rumi yang
terefleksikan dalam sajak-sajak dan merupakan kitab yang penuh
berkah dan anugrah peruntungan. Meskipun kisah misterius per-
jalanan spiritual Rumi qs. dimulai di bawah tuntunan Syams al-Tabriz,
kisah tersebut ditulis berdasarkan kebutuhan dan tingkat pemahaman
orang awam. Buku ini merekam tangis abadi dan air mata yang berasal
dari penderitaan batin yang nyata atas kehilangan gurunya Syams dan
disusul dengan ketidakmampuannya untuk menemukan seseorang
yang cocok untuk berbagi pergulatan spiritualnya.

Maulana Rumi sendiri menggambarkan Matsnawi sebagai
berikut:

“Matsnawi adalah jalan cahaya bagi mereka yang ingin menca-
pai kebenaran, memahami rahasia-rahasia Ilahi, dan menjadi terbiasa
dengan rahasia-rahasia tersebut.”

Kota Konya mendapatkan warna dan harmoninya dari Rumi qs.
Kota ini telah menikmati berkahnya selama tujuh abad. Tampaknya
Rumi qs., Matsnawi, dan Konya adalah identik. Jika salah satunya dis-
ebut, yang lainya seketika akan masuk dalam ingatan.

Rumi qs. mewariskan sumbangan besar bagi kemanusiaan den-
gan merekam perjalanan spiritual hatinya yang bergelimang cahaya

14 Tears of The Heart

dan cinta kasih dalam bentuk buku. Kandungan Matsnawi secara kes-
eluruhan dapat dirangkum dalam sajak berikut:

“Jika engkau memiliki hati, bertawaflah mengelilinginya!
Secara spiritual, Ka’bah sejati adalah hati,
bukan bangunan fisik dari batu dan tanah.

Allah mewajibkan tawaf mengelilingi fisik Ka’bah
untuk mendapatkan Ka’bah hati yang bersih dan murni.”

Dengan rahmat Allah, Rumi qs. menyelam ke dalam lubuk jiwa
yang terdalam sehingga mampu menyaksikan kejadian-kejadian ba-
tin yang tak terhijab. Melalui kemurnian cahaya penyaksian ini, wujud
lahir teks menembus rahasia-rahasia penciptaan yang tersingkap di
depan mata hatinya:

“Aku menjadi hamba, menjadi hamba, dan menjadi hamba….
Aku, hamba yang tak berdaya,

menjadi malu karena gagal menunaikan kehambaanku.
Oleh karena itu, aku menundukkan kepala…

Setiap hamba akan berbahagia jika dibebaskan.
Wahai Tuhanku, aku bahagia karena menjadi hamba-Mu.”

Ungkapan-ungkapan di atas memberi kita pengecapan akan
kedalaman antusiasme dan kesenangan yang melimpah dari keham-
baannya terhadap Allah. Sebagai kelanjutan dari ini, kita jangan sam-
pai lupa mengingat bahwa Allah yang Mahabesar telah mewahyukan
tujuan-Nya dalam penciptaan manusia sebagai berikut:

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mere-
ka beribadah kepada-Ku.” (QS al-Dzariyat: 56).

***

Daftar Isi 15

Matsnawi menyajikan dialog antara Rumi qs. dan muridnya
Husamuddin. Berawal dari pertemuannya dengan Husamuddin dan
selanjutnya berjalan berdasarkan kerjasama mereka. Jika salah satu-
nya pergi, alur yang mengalir di antara keduanya akan terhenti. Ketika
mereka bersatu kembali, hati mereka akan kembali tenggelam dalam
arus kesenangan spiritual dan sajak-sajak akan kembali mengalir.

Rumi sang guru agung berkata: “Aku menyusun the Mathanawi
ini sedemikian rupa agar cocok dengan Husamuddin.” Pernyataan ini
sebenarnya merupakan ratapan atas ketidaksanggupannya menying-
kap rahasia sesuai kehendak hatinya karena kehilangan lautan cinta
bernama Syams. Seandainya Rumi qs. menulis Matsnawi sebagai dia-
log dengan Syams, siapa yang tahu rahasia-rahasia besar seperti apa
yang akan terwujudkan dalam sajak-sajaknya melalui nyanyian-nay-
nyian membakar yang kemudian menjelma menjadi ledakan?

Fariduddin Attar, semoga Allah meridhainya, serupa dengan Rumi
qs. dalam pandangan kehidupannya. Dia juga resah karena tidak dapat
menemukan seseorang yang dapat memahami dirinya. Ungkapannya
di bawah ini menunjukkan kesamaan situasi mereka:

Aku seekor burung. Aku terbang dari dunia rahasia. Tujuanku
adalah mencari mangsa untuk kuterbangkan bersamaku (mencari
teman yang dapat memahami dirirku). Sayangnya, aku tidak dapat
menemukan seseorang yang kenal dengan rahasia-rahasia ini. Aku

kembali melalui pintu yang dulu kulalui masuk.

****

Guru agung, Rumi qs., telah menyampaikan ratusan cerita yang
terjalin satu sama lain. Tujuannya adalah mengantarkan kita untuk
mengambil pelajaran dari cerita-certia tersebut melalui aplikasi spon-
tanitas pemikiran dan konstruksi analogi kita. Dengan kata lain, dia te-

16 Tears of The Heart

lah berhasil mengubah hal-hal yang jauh di luar jangkauan pemikiran
rasional kita menjadi dapat dipahami melalui ungkapan-ungkapan
yang berbentuk pengalaman. Konsekuensinya, tujuannya jauh mela-
mpaui penuturan legenda. Dia menjelaskan hal ini:

“Tujuannya adalah untuk mengambil pelajaran dari berbagai
kisah, bukan untuk berdongeng…”

Rumi qs. mengungkapkan kekhawatiran, nasihat, dan peringa-
tan-peringatannya dalam bentuk kisah-kisah. Keinginannya adalah
agar pembaca memahami secara mendalam kebenaran dan semangat
yang melandasi kisah-kisah tersebut.

Wahai saudaraku! Kisah-kisah itu ibarat sekam
sementara maknanya ibarat inti gandum di dalamnya.
Orang berakal mengkonsumsi serta mencerna gandumnya

dan tidak terkecoh oleh kulitnya!
Dengarkan sisi luar kisah-kisah tersebut tetapi pastikan engkau
mengetahui bagaimana memisahkan biji gandum dari sekamnya.

Kata-kataku tidak pernah tanpa makna.
Renungkan; pengungkapan itu mencerminkan situasi kekinian kita.

Dari pernyataan di atas orang dapat memahami dengan jelas
bahwa ada banyak pelajaran yang mendalam serta pesan-pesan yang
harus dikumpulkan dari kisah-kisah yang disampaikan Rumi qs. Oleh
karena itu kita harus senantiasa berupaya keras memahami makna
sebenarnya, tanpa terkecoh oleh instrumen yang digunakan untuk
menyampaikannya.

Rumi qs. juga menyampaikan bahwa penyucian hati seseorang
hanya dimungkinkan melalui persahabatan dengan seorang guru
yang benar-benar mempunyai kualifikasi yang, sebagai ahli waris Nabi
Muhammad Saw., mampu memberikan transmisi spiritual serupa itu.

Daftar Isi 17

Dia menekankan bahwa tanpa penanganan atas rintangan ego, penge-
tahuan ekternal tidak dapat terserap sebagai sebuah kearifan internal.
Sama halnya, tanpa melalui tahapan ini seseorang tidak akan dapat
memahami baik tujuan penciptaan maupun kemuliaan keberadaan
kita, dan tanpa melalui tahapan ini pula seseorang tidak akan mampu
menyingkap esensi batinnya. Perlindungan dari kejahatan ego meng-
haruskan seseorang untuk mampu mengenali dirinya sendiri melalui
kesadaran akan ketiadaannya di hadapan keagungan Ilahi, dan mela-
lui penyingkapan bahwa perjalanan menuju Allah hanya dapat dilak-
sanakan dengan menjalani kehidupan batin yang berlandaskan cinta
Ilahiah.

Guru agung Rumi qs. menggambarkan pengetahuan ekternal
yang tidak diterapkan dengan ungkapan: “Pastinya, kata-kata baik
yang tidak diterapkan adalah ibarat rancangan pakaian indah yang
tidak jadi dan hanya dimiliki sewaktu-waktu.”

****

Sekarang ini, kita sangat memerlukan panduan kasih sayang yang
turun melalui Rumi qs. tujuh abad yang lalu. Mari kita meresapi keindahan
doa di bawah ini. Di dalamnya, Rumi mengekspresikan kedalaman rasa
kasih yang memancar dari perilaku mencintai makhluk Tuhan dengan tu-
juan semata-mata untuk menyenangkan penciptanya:

Wahai Tuhanku, jika belas kasihmu hanya diperuntukkan
bagi mereka yang berhati suci,

kemanakah para pendosa akan mencari perlindungan?
Ya Allah Yang Maha Agung!

Jika engkau hanya menerima orang-orang saleh,
kepada siapakah orang-orang bersalah memanjatkan doa?

Sungguh, Engkaulah Sang Maha Pengasih

18 Tears of The Heart

*****
Allah telah memberkati kita dengan sekendi air dan seikat tulip
yang hidup dengan api cinta dari taman hati yang melimpah yang di-
anugerahkannya kepada Rumi qs. Semoga Allah juga memberkati jiwa
guru saya almarhum Abdulqadir Effendi (Yaman Dede), yang mena-
namkan rasa haus akan air ini ke dalam jiwa saya selama masa bela-
jar dengan menyingkap Matsnawi lebih banyak melalui kesaksian air
mata daripada melalui kata-kata yang diucapkannya.

Saya memohon kepada Allah agar mengizinkan saya untuk mem-
peroleh manfaat melalui perantaraan sahabat Allah, Mahmud Sami
Ramazanoglu, yang telah mengizinkan jiwa saya untuk merasakan
bagian dari cinta para sahabat Allah. Dia mendatangkan kesenangan
tak terbatas bagi hati yang mengingatnya.

Saya juga memohon kepada Allah agar menganugrahi guru saya
yang terhormat, ayah spiritual dan biologis saya, Musa Effendi, de-
ngan usia yang panjang, kesehatan, dan kebahagiaan, penuh dengan
ibadah dan pengajaran.*

Pembaca yang terhormat,

Muatan buku ini, yang saya persembahkan dengan judul From the
Garden of Matsnawi, adalah serangkaian tulip yang hidup dengan bara
cinta di dalam sekendi air yang diambil dari eliksir mata air dalam hati
yang terdapat di taman sahabat-sahabat Allah.

Saya berdoa kepada Allah agar rangkaian tulip dan sekendi air
ini dapat pula menyulut nyala api dan kerinduan di hati kita, dan pada
akhirnya menuju pada siraman mata air Zamzam di taman-taman hati
kita. Melalui kesempatan ini, saya ingin mengajukan permohonan ke-
pada Anda.

* Sejak penerbitan awal buku ini dalam bahasa Turki, Musa Effendi telah tiba pada akhir perjalanan
hidupnya di dunia fana ini dan beliau telah melewati gerbang menuju kehidupan akhirat.

Daftar Isi 19

Bacakanlah al-Fatihah bagi jiwa Rasulullah Saw., sabat-sahabatn-
ya, sahabat-sahabat Allah, kkhususnya Rumi qs., raja semua hati, dan
juga kepada jiwa mata air rahmat, Azis Mahmud Hudai, dan juga ke-
pada Musa Efendi yang melalui ajaran spiritualnya kita memperoleh
keuntungan.

Semoga Allah menjadikan detik-detik terakhir kehidupan kita
seperti Shab’i Arus (malam pengantin). Keberhasilan hanya datang
dari Allah semata.

Osman Nuri Topbas
Istanbul, Turki

Rumi,
Syams
dan
Syab-i Arus

Aku tadinya mati, tetapi menjadi hidup,
Aku tadinya air mata tetapi menjadi senyum,
Aku mengarungi lautan cinta,
Dan aku meraih kebahagiaan abadi!

Rumi

Rumi, Shams dan Shab-i Arus 21

Maulana Jalaluddin Rumi di Konya seusai pembelajaran,
quddisa sirruh dan keluar- dia tiba-tiba bertemu dengan
ganya pertama-tama menetap sosok yang mengejutkannya
di Konya. Setelah itu, ketika dengan mencium tangannya di
berusia tiga belas tahun, Rumi Damaskus beberapa tahun lalu.
qs. melakukan perjalanan ke Sosok tersebut bernama Syams
Aleppo dan Damaskus untuk al-Tabrizi, Matahari Tabriz. Dia
melanjutkan pendidikan. Suatu bergabung dengan kelompok
hari, ketika sedang berjalan di yang mengitari Rumi qs., dan
lorong-lorong pasar, seseorang dengan sangat antusias menga-
menghampirinya dan berkata: jukan pertanyaan berikut:

"Izinkan aku mencium Siapa yang lebih mulia, nabi
tanganmu, wahai orang yang Muhammad Saw atau Bayazaid
mempunyai pengetahuan ten- al-Bustami?
tang dua dunia!"
Rmi qs. merasa ngeri
Orang itu meraih tangan mendengar pertanyaan tersebut.
Rumi qs. dan menciumnya Dengan lantang dan geram dia
dengan penuh rasa hormat serta menjawab:
cinta. Kemudian dia menghilang
begitu saja di tengah keramaian Pertanyaan macam apa
orang. Rumi qs. terkejut dengan ini? Bagaimana mungkin se-
kejadian tak terduga itu. Dia bi- orang Rasul, yang diutus se-
ngung dan sangat heran dengan bagai rahmat bagi seluruh alam,
dengan kejadian tersebut. Sosok dibandingkan dengan seorang
misterius tadi telah membi- wali yang hanya mencapai kedu-
ngungkannya. dukannya dengan jalan mengi-
kuti Rasulullah?
Beberapa tahun kemu-
dian, ketika Rumi qs. sedang Syams al-Tabriz dengan
berbincang-bincang dengan tenang menjelaskan pertanyaan-
muridnya di depan madrasah nya:

22 Tears of The Heart

Lalu mengapa Bayazid dian membawa lawan bicaranya,
berdoa kepada Allah agar yang semula tidak menyadari
menjadikan tubuhnya sebesar tingkatan spiritualnya sendiri, ke
mungkin untuk dapat memenuhi dalam sebuah perjalanan menuju
seluruh neraka sehingga tidak horizon dunia spiritual.
ada lagi ruang yang tersisa buat
para pendosa? Bayazid juga Dengan bantuan lompatan
mengatakan: “Mahasuci Aku, spiritual yang mendadak itu,
Mahasuci Diriku!” setelah me- Rumi qs. melontarkan jawaban
nyaksikan beberapa manifestasi di bawah ini, seolah persoalan
saja, sementara di sisi lain, tersebut adalah bagian dari
Nabi Muhammad Saw. dengan pengetahuan eksternal atau
kerendahan hati terus menerus rasional yang sudah dihafalkan
meminta lebih meskipun dia sebelumnya:
sudah menyaksikan manifestasi
yang tak terbatas? Kata-kata Bayazid yang
memuji dirinya sendiri adalah
Penjelasan ini membawa ekspresi pancaran dahaga spi-
Rumi qs. ke titik akhir batas ritualnya yang telah terpuaskan
kemampuan pemikiran rasional dengan manifestasi ilahi yang
untuk memberikan pencerahan terbatas. Konsekuensinya adalah
dan mustahil baginya untuk jiwanya tidak lagi mengharapkan
menjawab pertanyaan tersebut lebih. Jiwanya telah memasuki
dari level kesadaran yang saat kondisi ekstasi. Hamparan lautan
ini dimilikinya. Kemudian Syams memang tak bertepi tetapi
mendorongnya untuk keluar hanya sejauh itulah yang sang-
lebih jauh melampaui level terse- gup diembannya. Di sisi lain,
but dengan bantuan pengalaman Nabi Muhammad Saw. diberkati
ilahiah. Yang ada di luar sana dengan rahasia “Bukankah Kami
adalah alam kehadiran Allah telah melapangkan dadamu
yang tanpa batas. Syams kemu- (Muhammad)?” (Al-Insyirah: 1)
Dia dikelilingi oleh manifestasi-

Rumi, Shams dan Shab-i Arus 23

manifestasi Ilahi. Akan tetapi, level yang tak terjangkau oleh
hatinya yang sudah terbuka lebar sains rasional positif. Sebab itu,
tidak pernah terpuaskan. Daha- dia menjerit kegirangan karena
ganya terus bertambah. Semakin telah mengalami kenikmatan
dia minum, semakin dahaga dalam perluasan yang muncul
jadinya. Dia terus meningkat dari ketika seseorang telah menye-
satu level spiritual ke level spir- berangi batasan menuju sebuah
itual berikutnya dan bertaubat tujuan transenden. Dia pingsan.
karena telah menempati dera- Seperti inilah aliran cahaya, yang
jat spiritual yang lebih rendah akan abadi selamanya, berwu-
sebelumnya. Dalam sabdanya: jud di antara kedua bintang dari
“Setiap hari aku memohon pen- dunia spiritual.
gampunan dari Allah sebanyak
tujuh puluh atau seratus kali.” Setelah itu, lautan tersem-
Dia memohon pada Yang Maha bunyi di dalam hati Rumi qs. ter-
Agung untuk memberikan keinti- us menerus bergelora. Sejak saat
man yang lebih mendalam pada itu hati Rumi qs. mulai membara
setiap pergeseran waktu. Gairah- bagaikan lautan minyak yang
nya tiada akhir. Konsekuensinya, terkena percikan api. Beginilah
dia sering memohon perlind- cara Syams membakar hati Rumi
ungan dari Allah dengan doa: qs., tetapi kemudian dia menda-
“Wahai Tuhanku, aku tak dapat pati dirinya menyaksikan sebuah
mengenal-Mu sebagaimana ledakan yang membuatnya ikut
layaknya Engkau dikenal… terbakar. Sejak itulah, pemaha-
Aku tak dapat menyembahMu man dan pengetahuan mereka
sebagaimana layaknya Engkau tentang ilmu Allah menyatu.
disembah…”
Setelah kejadian terse-
Misi Syams adalah meng- but, kita melihat bahwa Rumi
angkat pemahaman dan peng- qs. tiba-tiba mulai mengalami
lihatan batin Rumi Rumi qs. ke ekstasi. Dia terlepas dari ke-
hidupan lamanya yang seder-

24 Tears of The Heart

hana sebagai seorang guru di Manusia adalah sebuah dunia
madrasah. Misi Syams Tabriz di dalam dirinya sendiri yang
adalah membakar lautan makna mewujudkan berbagai mani-
ini. festasi. Manusia adalah al-Qur’an
yang hidup. Namun, dibanding-
Rumi qs. menggambarkan kan dengan kebenarannya secara
kehidupannya yang meliputi keseluruhan, apa yang dipahami-
tiga fase dalam tiga ungkapan: nya hampir tidak ada.
“Aku mentah, Aku ditempa,
dan aku lebur terbakar.” Dalam Karena manifestasi ke-
tasawwuf, ungkapan terakhir ini murahan hati Tuhan yang tak
biasa disebut “fana fillah” (lebur terbataslah sehingga beberapa
dalam Allah) dan ”baqa billah” individu diberikan kemampuan
(abadi bersama Allah). untuk mendekati zona keagung-
an eksistensi kemanusiaannya.
Seorang hamba yang Individu-individu semacam itu
berada pada level “fana fillah” adalah pemandu-pemandu
sepenuhnya meninggalkan yang ditugaskan. Kejadian-
egonya dan melewati semua kejadian biasa yang mengisi
hasrat kesehariannya. Pada level ratusan tahun sejarah manusia
“baqa billah” cinta terhadap Allah tidak akan sanggup mengubur
menguasai hati. Cahaya Ilahi warisan mereka yang bernilai
menyinari hati setiap hamba sangat tinggi. Syams adalah
yang mencapai tingkatan ini. salah seorang dari pemandu-
pemandu tersebut, dan dia
Apa itu manusia? Manusia membawa Rumi qs. ke dalam
adalah sebuah manifestasi ilahi- sebuah perjalanan spiritual. Rumi
ah yang berasal dari keagungan qs. tidak akan pernah melupakan
Allah, yang hanya dapat dipa- pengalaman pertamanya mera-
hami oleh akal manusia melalui sakan alam kehadiran Ilahi. Alam
explorasi terhadap alasan-alasan ini telah tersembunyi di dalam
dan sebab-sebab di dunia ini
untuk berbagai level manifestasi.

Rumi, Shams dan Shab-i Arus 25

hatinya dan kenangan akan hal (universitas) dengan jumlah
tersebut merupakan hadiah murid yang besar. Dia sangat
yang dianugerahkan kepadanya. berkecukupan secara materi.
Dia akan senantiasa mengingat Setelah bertemu dengan Syams,
Syams dengan kesetiaan hingga dia tidak menjadi ahli hukum
akhir hayatnya. Pada kenyataan- yang lebih baik. Tingkat keil-
nya, dia telah melampaui Syams. muannya dalam bidang sains
Mungkin, setelah memercikkan rasional positif tidak berubah.
api, Syams mendapati dirinya Dia hanya melaju melampaui
menjadi murid Rumi qs. semua itu.

Rumi qs. bertemu dengan Yang muncul setelah
Syams di Konya pada usia empat pertemuannya dengan Syams
puluhan. Sebelum pertemuan ini adalah Rumi qs. yang sesung-
dia dapat digambarkan sebagai guhnya. Dia adalah seorang
Imam al-Ghazali kedua. ilmuan sebelum bertemu Syams,
tetapi setelah bertemu dangan
Yunus menyebut Rumi qs. Syams dia menjadi seorang sufi
sebagai: dan pencinta Allah.

Rumi Hudawandighar Rumi qs. berkata; “Tak ada
(sang raja)! guru yang menyamai (lebih baik
dari) cinta!”
Memandang kita dengan
mata hatinya, “Aku tadinya mentah,”
katanya mengenang masa ketika
Sejak itu pandangannya masih menjadi ilmuwan. Akan
yang agung tetapi, dia menjelaskan tingka-
tan lanjutan yang dialaminya
Menjadi cermin hatiku! sebagai seorang pencinta Allah
sekaligus sebagai seorang il-
Pada fase awal kehidupan- muwan dengan kematangan dan
nya, Rumi qs. adalah seorang penyempurnaan.
ahli fiqih. Dia adalah seorang
guru besar di sebuah madrasah

26 Tears of The Heart

Situasi ini melahirkan dua qs. menceritakan petualangan-
pertanyaan. Apa yang telah nya dengan Syams dalam Divan
diajarkan Syams kepada Rumi al-Kabir sebagai berikut:
qs? Apa yang telah diberikan
kepadanya? Jawabannya adalah Syams berkata kepada
bahwa Syams mengajarinya Rumi qs.:
untuk membebaskan diri dari
kungkungan akal. Hal ini karena Engkau adalah seorang
akal mempunyai keterbatasan ilmuwan, pemimpin, pemandu,
yang ketika dilampauinya akan dan seorang yang mempunyai
merupakan ketidakwarasan. otoritas.
Akan tetapi, keterbatasan sem-
cam itu tidak berlaku pada hati Rumi qs.menjawab:
yang titik kepuasannya adalah
fana fillah. Aku bukan lagi seorang
ilmuwan, pemimpin, dan peman-
Syams memperkenalkan du alam lahiriah … Aku salah satu
Rumi qs. dengan dirinya sendiri dari orang miskin dalam sebuah
dan dengan nilai-nilai yang su- perjalanan yang melampaui akal,
dah terpendam di dalam dirinya. yang diterangi dengan cahaya
Dia melakukan ini untuk memu- yang engkau percikkan.
tuskan rantai yang membeleng-
gu kaki Rumi. Rumi qs. adalah Syams kembali berkata:
seekor elang yang siap terbang.
Syams melepaskan belenggu Engkau masih memper-
kakinya dan membantu menun- tahankan pemikiran rasional!
jukkan horizon hatinya. Karena engkau belum dapat me-
langkah melampaui akal, engkau
Setelah itu, Rumi qs. kemu- bukan penduduk asli wilayah ini!
dian hanyut terbakar bagaikan
laron yang mengitari api. Rumi Rumi qs. menjawab:

Mulai saat ini, aku akan
menyelimuti akalku dengan hati…
Aku menjadi hilang akal…dengan
panduan spiritualmu, aku menjadi
penduduk asli di wilayah ini.

Rumi, Shams dan Shab-i Arus 27

Syams berkata: hidupan eksternal. Engkau tidak
dapat melewati pintu ini untuk
Engkau masih membuat menyeberang ke dunia seberang
perhitungan! Engkau tidak dengan cara seperti itu. Engkau
teracuni dengan cinta! Engkau harus sepenuhnya meninggalkan
berasal dari luar dunia ini. Dunia eksistensi keseharianmu.
ini bukan diterangi dengan akal
tetapi dengan cinta. Engkau Rumi qs. menjawab:
bahkan tidak dapat melihat apa
yang berada di depanmu! Itu masa lalu. Setelah ber-
temu denganmu, aku tidak lagi
Rumi qs. berkata kepada hidup dalam pengertian literal.
Syams: Aku telah mati karena menemu-
kan jenis eksistensi baru.
Sejak saat itu, dengan pan-
duan spiritualmu, aku menjelma Syams berkata kepadanya:
jadi api, dari ujung rambut sam-
pai ujung kaki berselimut cinta Dalam beberapa hal engkau
dan ekstasi. masih bersandar pada ego.
Engkau masih mempertahankan
Kali ini Syams berkata: posisi dan gelarmu. Bebaskan
dirimu dari semua itu.
Engkau pelita bagi masya-
rakat ini! Kedudukanmu tinggi. Rumi qs. menimpali:

Rumi qs. berkata: Mulai saat ini, aku akan
mencari posisi dalam kehadiran
Mulai saat ini, lenteraku ilahiah tempat di mana engkau
telah padam. Di mataku, itu tak membawaku. Aku sudah me-
ada bedanya dengan kumbang ninggalkan eksistensiku yang
bulan Mei. Aku sekarang berjalan terdahulu beserta seluruh embel-
di bawah sinar lentera-lentera embelnya. Aku sudah melampaui
yang lain. semua itu.

Syams berkata:

Engkau belum mati. Engkau
masih mempertahankan ke-

28 Tears of The Heart

Syams berkata: terkenal sebagai sorang figur
legendaris setelah bertemu den-
Engkau masih mempunyai gan Rumi q.s. Hubungan kedua
lengan dan sayap. Oleh karena guru agung ini pada dasarnya
itu, aku tak dapat memberimu merefleksikan hubungan antara
sayap! murid dan pemandu.

Rumi qs. menjawab: Hadiah yang diberikan
Syams kepada Rumi q.s. meliputi
Mulai saat ini, aku akan zuhud, kerinduan, dan cinta,
mematahkan lengan dan yang contoh terbaiknya dapat di-
sayapku agar aku dapat menjadi lihat dalam kehidupan Abu Bakar
lengan dan sayapmu! dan Fatimah r.a.

Saat itu, Syams menjadi Ekstasi (kemabukan) Abu
yakin bahwa misinya telah sele- Bakar terus bertambah pada
sai karena dia telah memberinya setiap pertemuan dengan
sayap untuk mengarungi zona Rasulullah Saw. Dia merasa-
yang penuh dengan manifestasi kan cinta dan kerinduan yang
ilahiah… Dan dia meninggalkan- semakin mendalam terhadap
nya seorang diri di alam keba- Rasulullah Saw. bahkan ketika
hagiaan setelah terpisah dari sedang bersamanya. Ratu dari
dunia penyatuan. para pencinta dan ibu dari orang-
orang yang beriman, Fatimah,
*** berucap sepeninggal Rasulullah
Saw: “Ketika Rasulullah Saw. be-
Kaum Muslim memperoleh rangkat ke alam baqa, rasa duka
kekuatan dengan masuknya yang begitu mendalam menye-
Umar r.a. ke dalam Islam. Sama limuti diriku. Begitu pedihnya
halnya, misi terhadap Rumi q.s. sehingga sekiranya kepedihan
mengakibatkan kematangan tersebut menimpa kegelapan ia
Syams. Syams, yang tidak
dikenal orang meskipun dia
adalah pemandu dunia, menjadi

Rumi, Shams dan Shab-i Arus 29

akan mengubah warna kegela- kannya sepanjang hidupnya. Dia
pan menjadi lebih kelam.” menjadi seperti Majnun (dalam
legenda pencinta yang mabuk
Sama halnya, ketika Syams kepayang) yang garis hidupnya
meninggal, perpisahan darinya ditakdirkan untuk terbakar den-
membakar diri Rumi q.s. Matsna- gan cinta terhadap Laila.
wi yang agung, dengan 26.000
sajaknya, merupakan sebuah Ketika seseorang berkata,
konsekuensi dari perpisahan dan “Syams masih hidup,” Rumi q.s.
kerinduan ini. memberikan semua yang dimi-
likinya kepada orang tersebut.
Rumi q.s. dengan indah me- Teman-tEmannya mengingatkan
lukiskan rahasia perpisahannya bahwa berita tersebut tidak
sebagai berikut: benar. Rumi q.s. berkata kepada
mereka:
Aku mendengar seruling
yang melambangkan seorang "Ini adalah hadiah yang aku
yang penuh kearifan, berikan untuk sebuah kebohong-
an tentang hidupnya Syams.
Meneguk candu senandung Seandainya aku mendengar be-
pilunya tentang perpisahan. rita benar tentang dia, aku akan
menyerahkan hidupku."
Matsnawi dapat disebut se-
bagai puisi perpisahan. Sejak Nur Rumi q.s. mengekspresikan
Muhammad (cahaya Nabi Mu- api perpisahan dalam hatinya
hammad Saw.) menyentuh Rumi sebagai berikut:
q.s. melalui Syams, kepergiannya
ke alam baqa merupakan perp- Mengapa batinku menangis
isahan yang sangat berat bagi dan meratap?
Rumi q.s.
Siapa yang dapat mema-
Karena dia dipandu oleh hami kepedihannku?
Syams menuju lautan makna
yang tak bertepi, dia merindu- Setiap orang mendengar-
ku sesuai dengan potensi dan

30 Tears of The Heart

kecenderungannya. Yang tidak sungai, dadanya terbakar api,
benar memahami aku dengan dan lubang-lubang dibuat di
cara memadukan apa yang dalamnya. Cincin-cincin metal
didengarnya dengan perasaan- dipasang melingkarinya seolah
perasaannya sendiri. Pengelana ia adalah tawanan. Oleh karena
di jalan Allah meningkat dalam itulah warnanya menjadi pucat
spiritualitas dan kecanduan dan kuning.
perasaannya. Seruling menjadi
penawar baginya. Karena itu, seruling, yang
berbicara dengan bahasa tubuh,
Rumi q.s. mengisahkan mengatakan;
di dalam Matsnawi bahwa dia
menginginkan agar mereka yang “Aku berasal dari tepi
mendengar seruling menda- sungai. Akar dan jantungku ter-
patkan rasa yang lebih tinggi hubung dengan air dan tanah. Di
melalui bunyi seruling tersebut. sana, aku melambai bahagia ber-
Dia Berkata: sama angin. Namun, tiba suatu
masa ketika mereka memisa-
Dengar seruling yang me- hkanku dari rumpun di tepi sun-
nyampaikan pesan. Ia menying- gai. Mereka mengeringkan ragaku
kap rahasia Allah yang tersem- dengan api cinta dan membuat
bunyi. Wajahnya memucat, lubang-lubang ke dalamnya.
raganya melompong, kepalanya Mereka menorehkan luka-luka
terpotong, yang tersisa hanya di ragaku. Kemudian, mereka
nafas Nayzan (orang yang menyerahkanku kepada seorang
meniup seruling), dan meneriak- yang nafasnya diberkati. Nafas
kan “Allah, Allah” tanpa lidah hangatnya mengalir menyapu
atau bahasa. diriku dan pada akhirnya ter-
bakarlah segalanya kecuali cinta.
Seruling menyimbolkan Dia meluruhkan aku di dalam
orang-orang yang penuh cinta dirinya. Aku mulai menangis dan
dan gairah karena ia berasal menyingkap seluruh rahasia.
dari rumpun bambu di tepi

Rumi, Shams dan Shab-i Arus 31

Singkatnya, rahasia- Oleh karena ini, Rumi q.s
rahasiaku menjelma menjadi meratapi mereka yang gagal
nada-nada. Namun, bagi mereka menjadi manusia sempurna se-
yang mata, telinga, dan hatinya hingga tidak berhasil memahami
tertutup akan menjauh dan tidak rahasia ilahiah. Rumi q.s. seolah-
dapat menangkap rahasia ini.” olah terbakar api. Yunus, yang
diberkati dengan pengalaman
Demikian pula keadaan yang sama, mengatakan:
manusia. Mereka diturunkan ke
dunia ini dari dunia ilahiah dan Aku menjadi orang asing,
ditempatkan di dalam belenggu
kemanusiaan. Hati mereka juga Tak seorang pun memahami
terbakar dan terluka dengan keadaanku,
perpisahan tersebut.
Aku bernyanyi dan hanya
Akan tetapi, kebenaran aku yang mendengar diriku
yang bersemayam dalam diri sendiri,
setiap manusia bermanifestasi
ketika seseorang menjadi manu- Tak seorang pun memahami
sia sempurna, insan kamil. Pada bahasaku.
tahap ini kebenaran tersebut
menjadi jelas bagi akal pikiran. Bahasaku adalah bahasa
para burung,
Manusia sempurna adalah
orang yang melihat kearifan ila- Negeriku adalah negeri
hiah dan limpahan rahasia ilahiah kekasih,
kemana pun dia memandang.
Apakah mungkin orang tidak Aku adalah burung bulbul;
terbakar dalam api cinta setelah kekasihku adalah mawarku,
menyaksikan rahasia-rahasia dan
karya seni Ilahi? Warna mawarku tak pernah
pudar.

Dalam hal serupa, Rumi
q.s. mengekspresikan perasaan
dan pencariannya akan sebuah
sandaran (kenyamanan) dalam
bait di bawah ini;

32 Tears of The Heart

Tujuh Penghuni Gua (Ashab Aku akan menjadi tanah di
al-Kahf) ditidurkan karena me- jalan Muhammad yang terpilih.
reka berada di tengah umat yang
tidak mempunyai pemikiran Barangsiapa menyampaikan
sehingga tidak mampu mema- kata-kataku secara tidak benar,
hami mereka. Ketika segolongan
orang-orang spiritual murni Mengetahui bahwa aku jauh
muncul, mereka dibangunkan. dari orang tersebut dan jauh dari
apa yang dikatakannya.
Rumi q.s. sangat merisau-
kan persoalan pemahaman yang *******
sebenarnya sehingga dia meng-
ingatkan pembacanya dalam Sahabat Allah yang agung
pengantar Matsnawi: ini menyatakan bahwa malam
kepulangannya ke hadirat Ilahi
Hanya mereka yang berhati adalah malam pengantin, sebab
bersih dan mengenal kebenaran pada malam itu dia akan dibe-
yang diizinkan menyentuh Mat- baskan dari dunia perpisahan ini
snawi. dan penyatuannya dengan Allah
akan terlaksana.
Rumi q.s., sebagaimana
halnya para pengembara di jalan Ketika engkau melihat peti
Allah, terganggu dengan mereka matiku diusung setelah keper-
yang keliru memahami kata- gianku,
katanya dan salah mengungkap-
kannya. Dia memberi peringatan Jangan mengira aku kha-
dengan bait berilut di bawah: watir sedikit pun.

Selama aku mengemban jiwa Jangan menangisiku;
ini di dalam ragaku, jangan ucapkan ‘perpisahan!’-
‘perpisahan!’ ketika aku ditu-
Aku akan tetap menjadi runkan ke liang lahad.
pelayan al-Qur’an yang patuh,

Rumi, Shams dan Shab-i Arus 33

Liang lahad adalah sebuah Ketika wujud raga terkubur,
tirai, namun di baliknya ada wujud jiwa menetap sendiri,
surga yang damai,
Wujud raga sifatnya
Pernahkah engkau melihat sementara, tetapi wujud jiwa
senja? Perhatikan pula bagaima- permanen,
na matahari terbit.
Sungguh, kematian adalah
Dapatkah senja menyakiti rasa sakit dari kelahiran jiwa di
matahari atau bulan? dunia lain. Di dunia sementara ini
ia bernama kematian, tetapi ia
Benih mana yang tak tum- adalah kelahiran dalam kaitan-
buh setelah disemaikan dalam nya dengan dunia abadi.
tanah?
Bukankan Allah yang meng-
Jangan mengira bahwa be- ambil jiwa? Yakinlah, kematian
nih manusia tidak tumbuh. itu semanis gula bagi hamba-
hamba Allah yang dekat.
Jangan mengira aku
terkubur di dalam tanah. Ada Oleh karena itu, kematian
tujuh langit di bawah kakiku. merupakan taman mawar dan
penawara segala penyakit bagi
Jiwa penulis bait-bait ini sahabat-sahabat Allah meskipun
tidak diragukan lagi telah sampai kelihatannya seperti api.
kepada Tuhannya, melintasi
tujuh langit. Yang menyebabkan kema-
tian tampak menakutkan adalah
Rumi q.s. mengungkapkan kungkungan jasmani. Jika engkau
dalam puisi yang lain: menghancurkannya seperti meng-
hancurkan cangkang mutiara,
O sahabat sejati! Engkau engkau akan melihat kematian
mengemban harta terpendam seindah mutiara.
dengan berhijab tanah. Ada ratu-
san wajah rupawan serupa Yusuf ****
di dunia tak kasat mata itu.

34 Tears of The Heart

Salah satu ciri sahabat kondisi spiritual mereka yang
Allah yang sangat khas adalah mencapai cinta seperti itu:
bahwa mereka terbakar dengan
cinta kepada Allah. Dalam bait Dalam kobaran api seperti
yang lain, Rumi q.s. menjelaskan itu, mungkinkah membasuh mar-
bahwa api perpisahan dari Allah tir cinta?
di dalam jiwanya tidak akan ter-
hapus bahkan dengan kematian Raganya api, kafannya api,
sekalipun. bahkan air yang manis pun api…

Setelah aku meninggal, Di pembaringan menjelang
buka makamku dan saksikan ajal, seorang pencinta ditanya:
asap keluar dari kafanku akibat
api yang ada di dalamnya. Bagaimana engkau bisa
tertawa di saat detik-detik kema-
Rumi q.s., yang menjalani tian?
hidup dengan derajat cinta
yang demikian, mencari sesama Sang pencinta menjawab:
pencinta sepanjang hidupnya:
Aku terbang riang se-
Aku membutuhkan cinta olah ragaku menjadi bibir yang
di mana dunia harus dileburkan tersenyum! Saat ini, senyuman
dengan api, dan api hatimu harus bibir berbeda dari hari-hari sebe-
mengubah api menjadi debu! lumnya.
Semua langit harus menatap
cahayanya yang lebih terang dari Rumi berkata:
matahari, dan berucap ‘Masya- Jangan membandingkan
Allah,’ ‘Masya Allah!” mereka yang tidak tersenyum
pada saat kematian dengan
Dalam hal yang sama, Sufi sebuah lilin! Hanya mereka yang
besar Es’ad Erbili menggambar- luruh bagaikan lilin di jalan cinta
kan dalam sajak berikut tentang yang akan sanggup menyebarkan
aroma seperti bunga amber.

Rumi mangkat dari dunia
fana ini menuju dunia ilahi sambil

Rumi, Shams dan Shab-i Arus 35

tersenyum dengan bibir jiwanya Pada hari itu, tak seorang
karena telah tiba pada malam pun bertahan untuk tidak me-
pengantin (Syab-i Arus) yang nangis. Setiap orang dengan
sudah dia rindukan sepanjang duka yang mendalam berkata:
hidupnya.
Dia adalah harta yang
Orang-orang menangis agung! Dia menyembunyikan
sepeninggalnya, tetapi di dalam dirinya di bawah tanah.
peti jenazah sang pengembara
yang akan bersatu dengan Kecin- Eflaki, seorang ahli seja-
taannya tersenyum. rah yang semasa dengannya,
melaporkan bahwa peti jenazah
Sultan Walad, putra Rumi, yang membawa jazad Rumi
menceritakan tentang pemaka- rusak karena kerumunan massa
man ayahandanya dalam buku- dan harus diganti sebanyak
nya Ibtida-name seperti di bawah enam kali. Meskipun prosesi
ini: pemakamannya dimulai pada
siang hari, jenazah baru bisa tiba
Sultan yang agung mening- di area pemakaman pada saat
galkan dunia ini pada tahun 672 senja.
berdasarkan kalender Hijriah
(1273 M). Semua hati meratap. Dr. Emeluddin berusaha
Warga non-Muslim pun pada memperingatkan orang-orang:
menangis. Semua pribadi yang
murni setia kepadanya; pengikut Perbaiki sikap kalian!
semua agama mencintainya. Belajarlah bersikap baik selama
pemakaman. Ini adalah raja dari
Orang-orang berkata: para guru yang sebenarnya; dia
telah berangkat ke alam se-
Dia cahaya Nabi berang…
Muhammad dan dia yang
mengemban rahasia-rahasianya. Sebagaimana permintaan
Dia adalah lautan makna yang Rumi yang telah diwasiatkannya,
tak bertepi. Syaikh Sadruddin Qunawi maju

36 Tears of The Heart

ke depan peti jenazah untuk Penyair sufi Yunus Emre
memimpin shalat jenazah. Akan juga mengespresikan hal serupa
tetapi, dia tidak bisa berhenti dalam bait-bait di bawah ini:
menangis. Dia roboh dan ham-
pir pingsan. Mereka menahan Raga bersifat sementara,
lengannya dan memapahnya tetapi jiwa abadi,
ke samping. Hakim Sirajuddin
menggantikan tempatnya dan Mereka yang pergi sebelum
memimpin shalat jenazah. kita tidak akan pernah kembali,

******* Yang mati adalah raga,

Jiwa tak pernah mengenal
kematian.

Rumi menyimpulkan O Tuhanku! Jadikanlah
hidupnya dalam ungkapan: “Aku kematian kami jembatan menuju
mentah, aku dimasak, dan aku kebahagiaan abadi. Semoga ke-
terbakar.” Pada kesempatan lain, matian kami juga mejadi malam
dia menggambarkannya sebagai penyatuan dengan yang Dicinta,
berikut: sebuah Syab-i Arus.

Aku tadinya mati, tetapi Amin!
menjadi hidup,

Aku tadinya air mata, tetapi
menjadi senyum,

Aku mengarungi lautan
cinta,

Dan aku meraih keba-
hagiaan abadi!

Rumi, Shams dan Shab-i Arus 37

Sekendi Air

Ketika si rupawan memandangi cermin,
Si dermawan memandangi yang lemah dan miskin!
Cermin memantulkan keindahan wajah rupawan.
Kemiskinan memancarkan indahnya bermurah hati
dan memberi.

—Rumi

Sekendi Air 39

Suatu malam, karena derita gelapnya keresahan akibat porsi
kemiskinan sudah tidak ter- makan sehari-hari kita yang san-
perikan lagi, istri seorang Badui gat tidak mencukupi. Keluarga
mengucapkan kalimat-kalimat di maupun orang asing lari mening-
luar batas kepada suaminya: galkan kita bagaikan rusa yang
lari menjauhi manusia.
Sementara kita terus
menanggung semua derita Si Badui mengingatkan agar
kemiskinan dan kesusahan yang istrinya bersabar, dan dengan
berkepanjangan ini, di luar sana sangat bijaksana menjelaskan
seluruh dunia hidup dengan keutamaan sabar dan kemis-
penuh kebahagiaan. Hanya kinan:
kita yang tidak bahagia. Kita
tidak punya roti; bumbu masak Berapa lama engkau akan
kita hanyalah penderitaan dan mencari perolehan dan harta
kecemburuan. Kita tidak punya benda duniawi? Berapa lama lagi
sepoci air pun dan air yang kita masa hidup kita yang tersisa?
miliki diperoleh dari tetesan Sebagian besarnya sudah terle-
air mata. Pakaian kita di siang watkan. Orang berakal tidak me-
hari adalah sinar matahari yang lihat kelebihan dan kekurangan
membakar, dan di malam hari material, karena semuanya akan
tempat tidur kita adalah cahaya berlalu bagai arus deras. Baik
bulan. Kita mengkhayalkan ling- hidup itu murni, mulus dan tanpa
karan bulan sebagai lingkaran hambatan ataukah bagaikan
sepotong roti lalu kita mengu- banjir berlumpur, tidak perlu kita
lurkan tangan ke langit untuk bicarakan karena semua itu tidak
meraihnya. Orang yang paling abadi. Di dunia ini, beribu-ribu
miskin di antara orang-orang binatang hidup dengan bahagia
miskin pun kasihan dan malu tanpa adanya keresahan akan
dengan kemiskinan kita; ketika perolehan atau kehilangan. Pen-
hari berganti malam dengan cabutan keluh kesah ini bagaikan
sayatan bagi kita; menilai seperti

40 Tears of The Heart

ini atau seperti itu adalah godaan palsu seperti itu? Lihatlah peri-
setan. Ketahuilah bahwa setiap laku dan perasaan-perasaanmu
penderitaan dilahirkan oleh has- sendiri dan malulah dengan
rat; tepiskan hasrat dari dirimu semua itu! Aku katakan cukup
jika ada peluang melakukan- sudah omong kosong, kebohon-
nya. Engkau pernah muda, dan gan, dan ceramah ini, hai orang
ketika itu engkau cukup merasa yang rumahnya serapuh sarang
puas; sekarang engkau menjadi laba-laba! Kapan pernah jiwamu
pemburu emas, padahal tadinya tersinari kepuasan? Tentang
dirimu sendiri merupakan emas kepuasan, engkau hanya tahu
yang sempurna dan sangat ber- namanya saja. Jangan sebut aku
harga. Engkau dahulu bagaikan pasanganmu; tidak usah ban-
anggur yang berbuah lebat. yak buka mulut. Aku berteman
Bagaimana engkau bisa berubah dengan keadilan, bukan dengan
menjadi rusak ketika buahmu kebohongan.
sedang meranum? Buah seha-
rusnya menjadi semakin manis Sang suami menjawab de-
dengan bertambahnya usia!” ngan tenang:

Sang istri berteriak: O wanita, apakah engkau
seorang wanita atau ayah dari
O, engkau, yang telah penderitaan? Kemiskinan adalah
membuat reputasi moral. Aku kebanggaanku. Jangan meng-
tidak akan pernah lagi termakan hantam kepalaku dengan kri-
mantra dan kata-katamu yang tikan-kritikanmu. Kekayaan dan
menyesatkan. Jangan berbic- emas bagaikan sebuah topi di
ara omong kosong dengan atas kepala. Hanya orang gundul
prasangka dan kepura-puraan. yang berlindung di balik topinya.
Pergilah, jangan bicara som- Mereka yang berambut ikal dan
bong dan angkuh. Berapa lama indah akan lebih bahagia jika
engkau akan terus mengucapkan topinya dilepaskan. Orang-orang
kalimat-kalimat sombong dan kaya yang tertimbun dengan

Sekendi Air 41

kesalahan menutupinya dengan dengan gelagat menyalahkan
uang. Kemiskinan adalah ses- diri dan merendah:
uatu yang tidak engkau pahami!
Jangan membenci kemiskinan. Aku hanyalah debu bagi-
Di mata para nabi dan para wali mu, tidak layak menjadi istri
kemiskinan adalah rahmat. terhormat. Seluruh jiwa ragaku
Kemiskinan ini mendekatkanku milikmu: segala keputusan dan
pada Allah. Semoga Allah keinginan tergantung padamu.
melindungiku dari dari hasrat Jika oleh kemiskinan hati aku
terhadap dunia materi ini! Di telah kehilangan kesabaran, itu
dalam hatiku ada dunia yang bukan untuk aku sendiri, tapi
tersusun dari kepuasan. Hai untukmu juga. Engkau selama
wanita, hentikan pertengkaran ini adalah pelipur segala duka;
ini dan berhentilah menghancur- aku tak rela melihatmu melarat.
kan hubungan kita. Jika tidak, Dalam jiwa dan pertimbanganku,
tinggalkan aku sendiri. Jiwaku ini bukan untuk kepentinganku
bahkan enggan untuk berdamai, sendiri. Tangis dan ratapan ini
tinggalkan pertengkaran ini. Se- adalah semata-mata untukmu.
baiknya engkau diam. Jika tidak, Kasihanilah dan janganlah ma-
aku akan meninggalkan rumah rah, suamiku. Engkau bertabiat
sekarang juga… manis, lebih manis dari seratus
gentong madu.
Mendengar suaminya
menyebutkah kata berpisah, Dengan cara ini, sambil
sang istri menyadari bahwa berbicara halus dan meyakinkan,
suaminya sangat marah dan isak tangis menyertai ucapan-
tidak terkendali. Dia mulai ucapannya, dan ketika air mata
menangis, akan tetapi sesung- dan isakan telah melampui
guhnya air mata adalah jebakan segala batas, dari hujan itu tam-
wanita. Dia mendekati suaminya pak sebuah kilat yang menghu-
jamkan api ke dalam hati leleki
yang kesepian itu. Dia, yang

42 Tears of The Heart

karena wajah cantiknya lelaki semanis gula mengalir bagaikan
rela menjadi budak, menjadikan- lautan, penuh dengan perahu
nya berpikir bagaimana jadi- dan jaring ikan, sampai ke pusat
nya jika istrinya mulai bersikap kota. Dia menjahit kantong air
sebagai budak yang rendah hati. hujan itu dan menutupnya ka-
Lelaki itu menyerah terhadap rena dia yakin bahwa itu pantas
permintaan istrinya bahwa dia untuk dijadikan hadiah yang
harus mencari penghasilan untuk sangat berharga bagi Khalifah.
kehidupan mereka dan meng- Sang suami berkata:
anggap perlawanan istrinya tadi
sebagai tanda dari Tuhan. Ya, tutuplah mulut kendi
itu. Lakukan dengan hati-hati
Melihat perubahan pada karena ini adalah hadiah yang
suaminya, istri berkata: akan mendatangkan keuntungan
besar bagi kita. Jahit kantongnya
Kita mempunyai air hujan di dengan penuh perasaan, sehing-
dalam kendi; itulah harta, modal, ga Khalifah akan berbuka puasa
dan peralatanmu. Bawa sekendi dengan hadiah dari kita, karena
air ini dan pergilah. Jadikan itu tidak ada air yang seperti ini di
sebagai hadiah dan pergilah seluruh dunia. Tidak ada air lain
menghadap Raja dari segala raja. yang semurni ini.
Katakan: “Kami tidak memiliki
apa pun selain ini: di padang pa- Ketika si Badui tiba di
sir tidak ada yang lebih baik dari gerbang istana khalifah setelah
air. Meskipun perbendaharaan menempuh perjalanan panjang
baginda penuh dengan emas dari padang pasir, para petugas
permata, namun baginda tidak istana datang menghampirinya
pernah melihat air seperti ini. Ini dan dengan ramah tamah me-
sangat langka.” mercikkan air mawar ke dadanya
untuk penyambutan. Tanpa
Sang istri tidak tahu bahwa mengucapkan sepatah kata pun,
di Bagdad, di dekat jalan poros, mereka dapat memahami apa
sebuah sungai besar dengan air yang diinginkannya. Mereka

Sekendi Air 43

sudah terbiasa memberi sebe- Sampaikan padanya sekan-
lum diminta. Badui itu kemudian tong emas ini. Pada perjalanan
berkata kepada mereka: pulang, bawa dia melewati sungai
Tigris. Dia datang ke sini melalui
“Wahai-orang-orang yang jalan darat lewat padang pasir.
terhormat! Aku adalah Badui Akan lebih mudah baginya jika
yang malang. Aku datang jauh- kembali melalui jalur perairan.
jauh ke istana ini untuk mencari
dinar. Ketika tiba di sini, aku Ketika Badui itu naik ke pe-
terpana dengan pemandangan- rahu dan melihat sungai Tigris,
nya. Sampaikanlah pemberian dia terkulai malu dan menun-
ini kepada Sultan, dan mintakan dukkan kepala. Katanya: “Oh
bayaran dari tuntutan kemiski- alangkah indahnya kebaikan Raja
nan. Ini adalah air manis dalam yang kayaraya itu. Bahkan lebih
kendi hijau yang baru – ini adalah mengesankan lagi karena dia ber-
air hujan yang kami kumpulkan sedia menerima pemberian air.
dari parit.” Bagaimana bisa lautan kekayaan
sebesar itu begitu bermurah hati
Petugas-petugas istana menerima secuil pemberian yang
tersenyum dan menerima lancang dariku?”
kendi air itu dengan sikap yang
sangat hati-hati seolah-olah ***
hadiah tersebut seharga dengan
nyawa. Jelas terlihat, keramahan Dari Mathnawi:
Khalifah yang baik dan bijak-
sana tecermin pada sikap mulia Ketahuilah anakku, bahwa
para penghuni istana. Khalifah segala sesuatu di dunia nyata ini
menerima pemberian itu dan adalah ibarat kendi yang terisi
memberikan balasan yang me- penuh dengan kebijaksanaan
limpah, meskipun sama sekali dan kecantikan. Ketahuilah juga
tidak memerlukan pemberian bahwa segala sesuatunya di
seperti itu. Dia memerintahkan: alam ini tidak lain adalah setetes
air dari Tigris kecantikan-Nya.

44 Tears of The Heart

Kecantikan ini adalah harta kendi maupun airnya tidak ber-
tersembunyi yang karena kepe- manifestasi. Pikirkanlah dengan
nuhannya kemudian meluap dan baik, dan Allah Maha Mengeta-
menjadikan alam ini lebih terang hui mana yang benar.
daripada surga. Ketika mengalir,
ia menjadikan tanah bagaikan Dalam cerita di atas si Badui
seorang sultan berjubah sutra. melambangkan akal spiritual dan
Akan tetapi, sekiranya si Badui istrinya melambangkan hasrat
pernah melihat setetes Tigris (nafsu). Akal dan nafsu senan-
Ilahi, dia akan segera meng- tiasa terikat dengan pertarung-
hancurkan kendinya. Mereka an satu sama lain. Keduanya
yang sudah melihatnya selalu bertempat tinggal dalam kera-
kehilangan diri mereka: seperti jaan jasad. Mereka akan terus
orang-orang selain Badui itu, berperang siang malam. Wani-
mereka melemparkan batu pada ta yang menyimbolkan nafsu
kendi keberadaan diri mereka mengutarakan keinginan-keingin
sendiri. Bagi kalian yang melem- jasad; dia menginginkan kehor-
par kendi karena rasa iri, ketahui- matan, status, penghargaan, pa-
lah bahwa kendi itu diangkat ke kaian dan makanan. Sesekali dia
tingkatan penyempurnaan yang menunjukkan kerendahan untuk
lebih tinggi hanya dengan cara mencapai tujuannya. Kadang-
dihancurkan. Kendinya pecah, kadang dia merapatkan wajah di
tapi airnya tidak tumpah; dari atas tanah untuk mendapatkan
kehancuran ini kekokohannya belas kasihan; adakalanya dia
meningkat seratus kali lipat. bertindak angkuh ketika menca-
Setiap serpihan kendi menari pai puncak.
karena ekstasi, meskipun bagi
penalaran akal parsial, hal ini Akan tetapi akal spiritual
mungkin tampak aneh. Dalam tidak menyadari pikiran-pikiran
keadaan ekstasi seperti ini, baik jasad. Ia dipenuhi dengan cinta
terhadap Allah. Ia terpenuhi
dengan kengerian dan ketakutan

Sekendi Air 45

akan kemungkinan kehilangan olehan percikannya dari lautan
cinta Allah. hikmah ilahi.

Khalifah dalam cerita di “Pintu gerbang khalifah,” di
atas adalah Tigris ilmu ilahiah. sisi lain, melambangkan “ger-
Badui yang membawa sekendi bang Ilahi.”
air kepada Tirgis dapat dimak-
lumi karena dia tidak tahu. Dia Seorang yang beriman
tinggal di padang pasir pedalam- seharusnya tidak mengandalkan
an yang sangat jauh dari Tigris. ilmu, kepemilikan, kekayaan,
Sekiranya dia mengetahui Tigris, atau amalan-amalan baik semata
dia tidak akan susah-susah seberapa pun besarnya semua
menggotong kendi tersebut itu. Dia harus memandang
melintasi padang pasir. Dia pasti semua itu sebagai sesuatu yang
akan menghempaskannya di tidak lain dari pemberian Allah
atas batu dan memecahkannya dan senantiasa menyadari bahwa
hingga berkeping-keping ketika terlepas dari berapa banyaknya
dia berjuang untuk membersi- amal kebaikan yang dilakukan
hkan dan menyucikan hatinya seseorang, semua itu hanyalah
dengan jalan mengikuti petunjuk merupakan sekendi air diband-
Rasulullah Saw. agar “mati sebe- ingkan dengan Tigris.
lum mati” melalui keterserapan
dalam tujuan untuk menemukan Air yang didapatkan di
Tigris Ilahi. padang pasir dan disimpan
dengan penuh kehati-hatian oleh
Perempuan yang mewakili si Badui itu kemudian dipersem-
nafsu dan Badui yang mewakili bahkan kepada khalifah adalah
akal spiritual tidak menyadari penawar segala masalah kehidu-
bahwa nilai dan kesenangan pannya. Akan tetapi, ketika air
yang sesungguhnya adalah pada tersebut dituang ke dalam Tigris,
air ilmu Ilahi dan bahwa penge- ia larut di dalamnya.
capannya tergantung pada per-

46 Tears of The Heart

Batas kemampuan manusia Rasulullah Saw. bersabda:
untuk memahami pengaturan “O Tuhanku, Maha Suci Engkau
Tuhan tidak lebih dari setetes dari segala ketidaksempurnaan.
Tigris jika dibandingkan dengan Kami tidak mampu memahami-
keluasan cakupan yang sebe- Mu sebagaimana layaknya Eng-
narnya. Kisah sekendi air ini kau dipahami!”
melambangkan keterbatasan
pengetahuan manusia. Akan Ulama-ulama klasik dari
tetapi, karena kita tidak menya- agama transenden ini juga
dari akan ilmu Allah yang tak bersaksi bahwa pengetahuan
terbatas, kita mengira pengeta- mereka sangat terbatas. Imam
huan kita luas dan komprehensif. Abu Yusuf pernah dimintai per-
Hal ini sama dengan keadaan timbangan oleh Khalifah Harun
seekor semut yang menyamakan al-Rasyid tentang suatu persoa-
gundukan sarangnya dengan lan. Imam Abu Yusuf menjawab;
seluruh dunia, atau seekor ikan “Aku tidak tahu.” Asisten Khali-
yang menyamakan akuariumnya fah berkata kepadanya: “Engkau
dengan lautan luas. Manusia digaji dan berkata tidak tahu.”
akan sangat mengelabui dirinya Ulama besar Abu Yusuf menim-
sendiri jika, karena ketidakpaha- pali: “Bayaranku adalah sesuai
man atas kapasitasnya, manusia dengan pengetahuanku. Jika
berpikir seperti semut atau ikan disesuaikan dengan ketidakta-
tadi. huanku, perbendaharaan Negara
tidak akan cukup untuk mem-
Ketika kendi eksistensi bayarnya.”
dipecahkan, air di dalamnya ter-
saring dan menjadi bersih serta Ulama besar al-Ghazali
transparan. Manifestasi-mani- juga tidak takut untuk mengakui
festasi luar biasa terlahir dari kekurangannya dengan ren-
penghancuran wadah seperti ini. dah hati: “Jika aku meletakkan
hal-hal yang tidak kuketahui
di bawah kakiku, sebagai per-

Sekendi Air 47

bandingan atas hal-hal yang aku mungkin tidak mengenal Tigris,
ketahui, kepalaku akan menyen- dia mungkin menyangka sekendi
tuh langit.” air sebagai lautan lalu tengge-
lam di dalammya. Sama seperti
Tokoh-tokoh besar ini orang-orang yang hanyut dalam
mengakui bahwa mereka tidak ilusi mereka sendiri.
mengetahui lebih dari yang
mereka ketahui. *******

Rasulullah Saw. menje- Junaid al-Bagdadi pernah
laskan tentang derajat-derajat berjumpa seorang penjual es.
pengetahuan: “ilmu itu seluas
tiga jengkal. Mereka yang men- Bantulah orang yang mo-
capai jengkal pertama merasa dalnya sedang meleleh!
bangga. Mereka yang berlanjut
ke jengkal kedua merasa terpe- Ketika Junaid al-Bagdadi
sona. Mereka yang berhasil men- mendengar hal ini, dia pingsan
capai jengkal ketiga menyadari dan jatuh ke tanah.
bahwa mereka tidak memiliki
cukup ilmu.” Jika kita tidak dapat men-
transformasikan simpanan
Bukankah amalan-amalan dunia menjadi simpanan akhirat,
baik yang cenderung diandal- upaya-upaya keseharian kita
kan orang adalah ibarat sekendi hanya akan menjadi saham di
air jika dibandingkan dengan tangan setan. Hasilnya akan
sungai Tigris? Bagaikan langit berupa ilusi yang menyakitkan.
yang diselimuti awan gelap yang Kesia-siaan yang menggila dan
menutupi cahaya matahari, jika ketiadaan kasih sayang merupa-
hati dijadikan kerajaan iblis, kan bagian dari permasalahan
bagaimana mungkin cahaya utama di dunia ini, dan semua
Sang Pencipta Yang Maha Pe- itu berfungsi sebagai simpanan
nyayang dapat menyentuhnya? untuk pembalasan di Hari Kemu-
Karena seorang anak manusia dian. Data masa lalu kita sudah

48 Tears of The Heart

tertutup, tidak ada kemungkin- cinta landak terhadap bayinya
an untuk merevisinya. Hakikat dan pengabulan doa orang-
eksistensi kita di masa yang orang yang tertindas meskipun
akan datang menjadi tidak pasti. mereka non-Muslim. Rasion-
Momen yang sebenarnya adalah alitas, kearifan, dan karya seni
saat ini. Jika kita menggunakan Ilahi akan memenuhi hati siapa
tetesan keringat hati kita untuk pun, yang belum terkontaminasi,
menyirami amalan-amalan baik dengan kekaguman akan kea-
yang kita tanam di ladang ke- gungan Ilahi, dengan cinta akan
hidupan kita hari ini, insyaAllah kesendirian bersama Allah, dan
tempat-tempat istimewa akan juga dengan kesucian dan kelem-
menjadi milik kita di akhirat. butan hati.
Inilah yang dimaksud oleh pen-
yair sufi terkenal Sadi dalam bait Akan tetapi, rahmat Allah
berikut: yang paling halus disimpan
untuk Hari Kemudian. Ini adalah
“Wajah bumi adalah meja manifestasi dari nama Allah al-
terbuka bagi Tuhan.” Rahim, yang Maha Penyayang,
dan akan disimpan secara khusus
Di dunia ini, semua makhluk bagi orang-orang yang beriman.
diberi rezeki yang berlimpah
sebagai manifestasi dari nama Pada meja rahmat yang
Tuhan al-Rahman, yang Maha khusus ini, surga dan penyaksian
Pengasih. Mereka semua diberi kemahaindahan Allah (ru’yati
makanan, minuman, dan paka- jamalullah) akan ditawarkan. Ini-
ian. Tidak ada perbedaan antara lah rahmat terbesar yang diberi-
sahabat dan musuh, antara yang kan kepada manusia. Karena
setia dan yang berkhianat. Kasih seorang manusia merupakan
sayang Allah yang tak terbatas manifestasi yang lengkap dan
meliputi seluruh makhluk. sempurna dari nama-nama Ilahi,
dia adalah manifestasi kecil dari
Di antara manifestasi kasih seluruh makhluk. Struktur fisik-
sayang yang maha luas ini adalah


Click to View FlipBook Version