The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

RIFA HARTI ASTUTI-2389011314_PORTOFOLIO COMPUTATIONAL THINGKING

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ppg.rifaastuti91, 2024-05-21 07:19:56

RIFA HARTI ASTUTI-2389011314_PORTOFOLIO COMPUTATIONAL THINGKING

RIFA HARTI ASTUTI-2389011314_PORTOFOLIO COMPUTATIONAL THINGKING

Keywords: REKONTRUKSI COMPUTATIONAL THINGKING

8No. Pertanyaan 1. Tuliskan solusi untuk soal ini! 20.1 D. Bakteri menghasi20.2 B. Semakin banyak okaries 20.3 Bisakah pertanyaan tentgigi ini dijawab melalui ekspApa dampaknya terhadap jika memasukkan fluorida ke dair? Berapa biaya kunjungan k20.4 Jawaban: Mengetahui seperti apa bakteri pembusuk gigi di bawah mikroskop Belajar tentang


1 Jawaban ilkan asam orang makan gula, semakin besarkemungkinan mereka terkena tang kerusakan perimen ilmiah? Ya/Tidak kerusakan gigi dalam persediaan Ya ke dokter gigi ? Ya Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju SangatTidak Setuju - Setuju - - - setuju - -


8pengembangan vaksin untuk mencegah kerusakan gigi Memahami bagaimana makanan bebas gula dapat menyebabkan penyakit kerusakan gigi 2. Tuliskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapatkan solusi dari permasalahan ini ! Langkah berfikir: 1. Membaca infroma2. Memahami persoa3. Membaca pilihan j4. Menganalisis mas5. Mencari informasi6. Menemukan pola pilihan jawaban ya7. Memilih jawaban


2 - - - Sangat tidak setuju asi narasi soal yang disajikan denganteliti alan yang ditanyakan jawaban yang telah disediakan alah dengan mengamati gambar padasoal. i penting yang berhubungan denganpenyebab karies gigi kesesuaian informasi penting yang terdapat pada narasi dengan ang telahdisajikan yang paling tepat dan sesuai.


83. Identifikasi 4 fondasi CT yang Anda gunakan dalam menyelesaikan masalah ini Dekomposisi: Membaca narasi yang d Melihat masalah denberkaitan dengan kerusak Menandai informasi yaPengenalan Pola: Mengidentifikasi pola p Menemukan pola kesesjawaban yang telah disajik Memilih infromasi yamenunjukkan informadiperhatikan adalah terAlgoritma: Melakukan Langkah-lasistematis dan teliti


3 disajikan dengan seksama dan teliti ngan menjadikan bagian bagian kecil, mengenai informasi yang kan gigi (toothdecay) dan penyebab karies gigi. ang penting dari narasi persamaan informasi terkait penyebabkaris gigi uaian informasi penting yang terdapatpada narasi dengan pilihan kan Abstraksi: ang penting dan tidak penting dalam pemecahan persoalan dengan si yang tersedia terkait kerusakan gigi. Maka informasi yang perlu rkait bakteri sebagai penyebabkerusakan gigi. angkah untuk menemukan solusi daripermasalahan secara


8Tabel 3.1 Penilaian Teman Kelompok Kriteria Penilaian Anggota 1 Apakah cara mengerjakan soal yang dituliskan dapat dipahami? A Apakah cara mengerjakan sudah lengkap? A Apakah cara mengerjakan dapat diikuti tanpa menimbulkan keambiguan? A Apakah 4 pondasi CT yang ditulis benar? A Apakah 4 fondasi CT yang dituliskan dij elaskan dengan lengkap? A Tabel 3.2 Perbaikan yang perlu dilakukan Nomor soal Hal yang perludiperbaiki 1 (Reading) Solusi dari persoalan yang ada Bisa dijeyang ada2 (Mathematic) Langkah berpikir Langkah lebih dipe3 (Science) Fondasi CT Pada baglangkah dyang tepa


4 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5 Anggota 6 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A Masukan atau saran perbaikan laskan lebih detail solusi dari persoalan a berpikir mungkin bisa dikembangkan lebih lagi dan bisa erinci gian algoritma bisa dijelaskan lebih detail lagi mengenai langkahdalam memecahkan persoalan yang ada hingga ditemukan solusi at


85 Nama : Rifa Harti Astuti NIM : 2389011314 Program Studi : Ilmu Pengetahuan Alam Universitas : Universitas Negeri Semarang SEL.09.2-T3-9 Demonstrasi Kontekstual Nama/NIM: Rifa Harti Astuti / 2389011314 Jenjang/mata pelajaran yang diampu: SMA/Fisika Unit/No Unit : reading /3 Judul Soal: Grafiti No. Pertanyaan Jawaban 1. Tuliskan solusi untuk soal ini 3.1 B 3.2 Sophia merujuk kepada iklan karena keberadaan grafiti hampir ama dengan poster logo, nama toko dalam hal fisiknya namun keduanya berbeda atas pernerimaan. Jika logo bisa diterima semua orang. Namun grafiti hanya sebagaian apalagi keberadaan grafiti yang mencuri pola dari warna produk yang ada dii took 3.3 Saya setuju dengan kedua surat tersebut. Surat dari Helga menunjukkan bahwa seorang artis profesional tidak mungkin membuat grafitti di sembarang tempat. Sementara surat Sophia juga menunjukkan bahwagrafiti merupakan suatu bentuk pengiklanan yang dibuat dan dibayar oleh konsumennya. 3.4 Tulisan helga dan Sophia sama-sama menjelaskan bahwa grafiti kurang diterima. Jika Sophia membahas bahwa grafiti seharusnya tidak disembarang tempat, dan seorang profesional tidak mungkin melakukannya. Tulisan Helga menjelaskan garfiti adalah bentuk pengiklanan yang dibayar oleh konsumennya, tidak ada izin atas pembuatannya. Saya setuju dengan kedua suart tersebut, namun bila melihat


86 dari gaya penulisannya. Saya cenderung menyukai tulisan Sophia karena menyertakan alasan yang lebih konkrit jika grafiti kurang diterima. 2. Tuliskan langkah-langkah berpikir anda hingga mendapat solusi dari permasalahan ini Mengartikan soal ke dalam bahasa Indonesia, memahami soal mengindetifikasi ide pokok setiap paragraf. Kemudian mencari solusi untuk setiap sub unit 3. Identifikasi 4 fondasi yang Anda gunakan dalam menyelesaikan masalah ini Decompotition : mengidentifikasi jenis teks Pattern Recognition (Pengenalan Pola) Mengidentifikasi bagian-bagian suartseperti tujuan pengirim, penerima dan isi surat Abstraction (Abstraksi) Memahami isi teks secara keseluruhan kemudian menyeleksi jawaban di pilihan ganda untuk menentukan jawaban yang paling tepat sesuai dngan yang ditanyakan Algoritm (Algoritma) Langkah untuk menyelesaikan soal dimulai dengan menentukan jenis teks mengetahui bagian-bagian teks mahami isi teks sehingga bisa menentukan jawaban yang tepat.


87 Nama : Rifa Harti Astuti NIM : 2389011314 Program Studi : Ilmu Pengetahuan Alam Universitas : Universitas Negeri Semarang SEL.09.2-T2-6. Elaborasi Pemahaman Berdasarkan pemahaman mahasiswa terkait CP CT yang mengacu pada Lembar Kerja pada Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, dan Demonstrasi Kontekstual, dosen dapat meluruskan pemahaman mahasiswa yang kurang tepat atau mengkoreksi pemahaman yang salah terkait CT dalam Kurikulum Merdeka dan posisi CT dalam tatanan global. Jika masih ada pertanyaan seputar CT dalam Kurikulum Merdeka dan posisi CT dalam tatanan global, tuliskan pertanyaan-pertanyaan tersebut! Setelah itu, diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan dosen, maupun rekan mahasiswa lainnya! Klik tombol Reply di bawah untuk menuangkan dan atau mendiskusi pertanyaan yang masih belum dipahami pada kegiatan forum ini, dan atau Klik tautan Masuk ke ruang virtual di bawah jika Anda akan mengikuti kegiatan sinkron bersama dosen (waktu pelaksanaan sesuai kesepakatan) Masuk ke ruang virtual (Links to an external site.) Jawab : Bagaimanakah cara atau metode dalam memberikan pembelajaran tentang data diskrit atau data yang berisi bilangan desimal atau bilangan pecahan yang tidak dapat di pecah lagi dalam pembelajaran IPA yang dikaitkan dengan CT dengan tetao memperhatikan efektifitas pembelajaran?


88 SUB TOPIK 3


89 SEL.09.2-T3-11. Koneksi Antar Materi Buatlah kelompok dengan ketentuan: 1. Sebuah kelompok terdiri dari 2 anggota. Jika banyaknya siswa dalam suatu kelas berjumlah ganjil, maka ada 1 kelompok yang boleh terdiri dari 3 orang. 2. Kelompok tidak harus terdiri dari anggota yang satu jenjang ataupun satu rumpun ilmu. Materi Diskusi Kelompok Anda sudah mencoba mengimplementasikan CT untuk menyelesaikan berbagai jenis permasalahan. Karena pertemuan ini merupakan penutup dari Topik CT dalam problem solving, berdasarkan pengalaman Anda menyelesaikan soal Bebras dan PISA/AKM, cobalah untuk mencari: 1. Kesamaan dan perbedaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM. 2. Kesamaan dari langkah penyelesaian kedua jenis persoalan yang Anda lakukan sebelumnya Tuliskan hasil diskusi Anda pada lembar kerja berikut ini! (1 kelompok membuat 1 lembar kerja) Lembar Kerja Mahasiswa (Berkelompok) Nama anggota : 1. Rike Aristina / 2398011303 2. Rifa Harti Astuti / 2398011314 3. Rafida Nur Azizia / 2398011264 4. Ratna Budiasih / 2398011177 5. Rika Ayu Lestari / 2398011342 6. Ricky Janu Riyadi / 2398011163


90 Kesamaan dan perbedaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM: Persamaan soal Bebras dan AKM 1. Membutuhkan langkah penyelesaian dengan menggunakan konsep CT. 2. Materi yang ada pada soal terdiri dari literasi dan numerasi. 3. Memiliki jenjang pendidikan dalam soal yang tertuang baik tingkat SD, SMP maupun SMA. Perbedaan Soal Bebras Soal PISA 1. Sudah dikategorikan berdasarkan usia atau jenjang pendidikan. 2. Soal cenderung tingkat dan hanya terdapat satu pertanyaan. 1. Ditujukan utuk siswa usia 15 tahun. 2. Waktu yang diberikan untuk menjawab soal cukup panjang karena pada satu soal terdapat beberapa pertanyaan. Kesamaan dari langkah penyelesaian kedua jenis persoalan: Soal Bebras dan AKM sama-sama bisa menggunakan pemikiran CT beserta 4 fondasinya sehingga akan mempermudah dalam menemukan solusi dari persoalan tersebut.


91 Nama : Rifa Harti Astuti NIM : 2389011314 Program Studi : Ilmu Pengetahuan Alam Universitas : Universitas Negeri Semarang SEL.09.2-T3-12 Aksi Nyata Mengenali Pola Berpikir dalam Menyelesaikan Persoalan (Problem Solving) untuk Berbagai Kasus Aksi nyata pada modul ini bukan melaksanakan praktik pengajaran, melainkan membuat perencanaan untuk pengajaran di kelas kelak. Jawablah pertanyaan-pertanyaan reflektif berikut! 1. Pengalaman menarik apa saja yang Anda dapatkan dari mengimplementasikan CT untuk menyelesaikan berbagai jenis persoalan? Anda bisa menceritakan keberhasilan dan kegagalan yang Anda alami dalam mempelajari topik ini. 2. Apakah terjadi perubahan cara berpikir yang Anda alami setelah mempelajari topik CT dalam problem solving? 3. Apakah ada perbaikan yang dapat Anda lakukan terhadap cara mengajar Anda nantinya setelah mempelajari topik CT dalam problem solving? Tuangkan jawaban pertanyaan reflektif Anda sesuai petunjuk dibawah. Selanjutnya, susun portofolio Topik CT dalam Problem Solving. Susunlah hasil belajar Anda menjadi bagian dari portofolio. Hal-hal yang perlu Anda sertakan pada portofolio Anda adalah: 1. Lembar kerja mahasiswa pada eksplorasi konsep (02.04). 2. Hasil diskusi dan penilaian pada ruang kolaborasi (03). 3. Hasil pada demonstrasi kontekstual (04). Bagian 1-3 diulang sebanyak 3 kali untuk pertemuan 4 hingga 6. 4. Lembar kerja pada koneksi antar materi (06). 5. Hasil refleksi pada aksi nyata (07). 1. Pengalaman menarik apa saja yang Anda dapatkan dari mengimplementasikan CT untuk menyelesaikan berbagai jenis persoalan? Anda bisa menceritakan keberhasilan dan kegagalan yang Anda alami dalam mempelajari topik ini. Jawab : Pengalaman mengimplementasikan CT untuk menyelesaikan berbagai jenis persoalan dapat memberikan banyak pelajaran berharga. Berikut adalah beberapa pengalaman menarik yang bisa didapatkan.


92 Keberhasilan Proses pemecahan masalah menjadi lebih terstruktur Salah satu keberhasilan yang besar dari CT adalah kemampuannya dalam memecahkan masalah terstruktur dengan pendekatan yang sistematis dan terstruktur. Ini meliputi identifikasi masalah, pemodelan, pengembangan algoritma, implementasi, dan evaluasi solusi. Optimasi Proses CT memungkinkan pengoptimalan proses dengan menggunakan algoritma dan struktur data yang efisien. Contohnya, penggunaan algoritma pencarian yang cepat untuk mencari solusi terbaik dalam ruang pencarian yang besar. Automatisasi tugas berulang Implementasi CT dapat membantu dalam otomatisasi tugas-tugas berulang yang memakan waktu, seperti pengolahan data, pengujian perangkat lunak, atau pengelolaan inventaris. Pengambilan keputusan berdasarkan data CT membantu dalam analisis data yang kompleks untuk mendukung pengambilan keputusan yang informasional dan cerdas. Kegagalan Keterbatasan dalam merancang algoritma yang efisien Salah satu tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan CT adalah merancang algoritma yang efisien untuk menyelesaikan masalah tertentu. Hal ini memerlukan pemahaman yang mendalam tentang kompleksitas algoritma dan teknik optimasi. Kesulitan dalam beradaptasi dengan perubahan Dunia teknologi terus berubah, dan seringkali ada kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan atau kebutuhan pengguna. Ini dapat menjadi tantangan dalam mengimplementasikan CT secara berkelanjutan. Kesulitan dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep abstrak Beberapa konsep dalam CT, seperti rekursi, paradigma pemrograman berorientasi objek, atau analisis kompleksitas, bisa sulit dipahami dan diterapkan secara efektif. Ketergantungan pada teknologi dan sumber daya Implementasi CT seringkali membutuhkan teknologi dan sumber daya yang cukup, seperti perangkat keras yang memadai, akses internet, atau perangkat lunak yang sesuai. Meskipun mengalami tantangan dan kegagalan, pengalaman dalam mengimplementasikan CT dapat membawa banyak manfaat dan pembelajaran yang berharga, terutama dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, analisis data, dan pengembangan perangkat lunak. 2. Apakah terjadi perubahan cara berpikir yang Anda alami setelah mempelajari topik CT dalam problem solving? Jawab :


93 Ya, setelah mempelajari topik ini di mata kuliah Computational Thinking (CT), terjadi perubahan cara berpikir saya dalam problem solving. Berikut beberapa perubahan saya alami alami dalam proses berpikir, yaitu diantaranya : a. Lebih Terstruktur dan Sistematis Sebelum mempelajari CT, saya sering menyelesaikan masalah dengan cara yang intuitif dan tidak terstruktur. Hal ini sering kali menyebabkan solusi yang tidak optimal dan memakan waktu lama. Setelah mempelajari CT, saya terbiasa untuk memecah masalah menjadi langkah-langkah kecil yang lebih mudah dipecahkan, dan kemudian menyusun langkah-langkah tersebut menjadi solusi yang terstruktur dan sistematis. b. Lebih Kreatif dan Inovatif CT mendorong saya untuk berpikir "out of the box" dan mencari solusi yang kreatif dan inovatif. Dengan mempelajari berbagai teknik CT, seperti abstraksi, dekomposisi, dan algoritma, saya menjadi lebih terampil dalam menemukan solusi yang tidak terpikirkan sebelumnya. c. Lebih Berorientasi pada Data CT menekankan pentingnya data dalam menyelesaikan masalah. Sebelum mempelajari CT, saya sering kali mengabaikan data atau menggunakan data yang tidak relevan. Setelah mempelajari CT, saya terbiasa untuk mengumpulkan data yang relevan dan menggunakannya untuk mendukung solusi yang saya buat. d. Lebih Berkolaboratif CT adalah proses yang kolaboratif. Dalam mempelajari CT, saya sering bekerja sama dengan teman-teman untuk menyelesaikan masalah. Hal ini membantu saya untuk belajar bagaimana bekerja sama dengan orang lain dan bagaimana mengkomunikasikan ide-ide saya dengan jelas. e. Lebih Percaya Diri Setelah mempelajari CT, saya menjadi lebih percaya diri dalam menyelesaikan masalah. Saya tahu bahwa saya memiliki alat dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang efektif dan efisien 3. Apakah ada perbaikan yang dapat Anda lakukan terhadap cara mengajar Anda nantinya setelah mempelajari topik CT dalam problem solving? Jawab : Ya, setelah mempelajari topik pada mata kuliah Computational Thinking (CT) dalam problem solving, ada beberapa perbaikan yang dapat saya lakukan terhadap cara mengajar saya nantinya, yaitu : a. Mengintegrasikan konsep CT ke dalam materi pembelajaran Saya dapat mengintegrasikan konsep CT ke dalam materi pembelajaran yang saya sampaikan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan contoh bagaimana CT dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam bidang yang diajarkan, memberikan latihan dan tugas yang mengharuskan siswa untuk menggunakan CT dan mengajarkan teknik-teknik CT secara eksplisit. b. Menekankan Pentingnya Problem Solving Saya akan menekankan pentingnya problem solving dalam proses belajar. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk


94 menyelesaikan masalah secara individu dan kelompok, memberikan umpan balik yang konstruktif atas solusi yang dibuat oleh siswa dan mengajarkan siswa bagaimana mengevaluasi solusi yang mereka buat. c. Mendorong Kreativitas dan Inovasi Saya akan mendorong kreativitas dan inovasi dalam proses problem solving. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan siswa ruang untuk bereksperimen dan mencoba solusi yang berbeda, memberikan penghargaan atas solusi yang kreatif dan inovatif dan mengajarkan siswa bagaimana berpikir "out of the box". d. Memanfaatkan Teknologi Saya akan memanfaatkan teknologi untuk mendukung proses belajar. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi dan software yang dapat membantu siswa untuk menyelesaikan masalah, memberikan akses kepada siswa ke sumber belajar online yang terkait dengan CT dan menggunakan teknologi untuk membuat pembelajaran lebih interaktif dan menarik. e. Menjalin Kolaborasi Saya akan menjalin kolaborasi dengan guru lain dan pakar CT untuk mengembangkan materi pembelajaran yang lebih efektif. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagi ide dan pengalaman dengan guru lain, mengikuti pelatihan dan workshop tentang CT, dan mengundang pakar CT untuk memberikan seminar atau workshop kepada siswa agar siswa dapat mendapatkan pengalaman lebih menarik tentang konsep CT dan manfaat CT dalam proses belajar mengajar di sekolah.


95 ULANGAN TENGAH SEMESTER


96 Nama : Rifa Harti Astuti NIM : 2389011314 Program Studi : Ilmu Pengetahuan Alam Universitas : Universitas Negeri Semarang SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PPG PRAJABATAN 2023 Mata Kuliah : Computational Thinking Bidang Studi : IPA 1. Computational Thinking memiliki empat fondasi yaitu decomposition, pattern recognition, abstraction, dan algorithm. Pililah permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan menggunakan elemen CT tersebut. Jawab pertanyaan ini dengan melengkapi tabel di bawah: No. Elemen Permasalahan Deskripsi dalam Penyelesaian Masalah 1 Decomposition Kemacetan Waktu perjalanan yang lama dan tidak efisien. Solusi : berangkat lebih awal untuk menghindari kemacetan dna atau mencari jalur aternatif untuk menghindari kemacetan 2 Pattern Recognition Berbelanja Mengidentifikasi pola harga dan diskon untuk mendapatkan barang dengan harga terbaik. 3 Abstraction Memasak Mengabaikan detail yang tidak relevan dalam resep dan fokus pada langkah-langkah kunci. 4 Algorithm Bepergian Merancang langkah-langkah logis untuk mencapai tujuan dengan efisien, seperti memilih moda transportasi yang tepat. 2. Buatlah sebuah rangkuman dari beberapa sumber mengenai posisi CT dalam Kurikulum untuk tingkat setara SMP di salah satu negara maju! Berikan juga contoh proses pembelajaranya! Jawab : CT in Singapore Beyond the Computing subject, the Ministry of Education, Singapore has recognized that CT ought to be inculcated in the compulsory curriculum, notably in math lessons. In Singapore, the Curriculum Planning and Development Division (CPDD) defines CT as follows: Computational thinking can be described as the thought process involved in formulating problems and developing approaches to solving them in a manner that can be implemented with a computer (Wing, J. M., 2006). In general, CT refers to the ability to use four skills, namely – abstraction, decomposition, generalization and algorithmic thinking – in solving problems. In a keynote speech at the CTE-STEM conference, A/Prof Ho Weng Kin exemplified how CT can be


97 integrated seamlessly into the math curriculum, and shared a compelling success lesson from Singapore. A mathematician by training, A/Prof Ho (2021) chose the foremost but otherwise typically mundane topic: numerals. As the formal concept of rationality can be rather abstract and only accessible to more mathematically mature students, A/Prof Ho made the instructional decision to allow the students to build an intuition for irrational numbers by inductive discovery, using Microsoft Excel to iteratively “grow” their own irrational number. His success is perhaps accentuated by the irony in the students‟ remarks: “If only every math lesson can be this fun.” Selain mata pelajaran Komputasi, Kementerian Pendidikan Singapura telah mengakui bahwa CT harus ditanamkan dalam kurikulum wajib, terutama dalam pelajaran matematika. Di Singapura, Divisi Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum (CPDD) mendefinisikan CT sebagai berikut: Berpikir komputasional dapat digambarkan sebagai proses berpikir yang terlibat dalam merumuskan masalah dan mengembangkan pendekatan untuk menyelesaikannya dengan cara yang dapat diimplementasikan dengan komputer (Wing, J.M., 2006). Secara umum, CT mengacu pada kemampuan menggunakan empat keterampilan, yaitu – abstraksi, dekomposisi, generalisasi, dan berpikir algoritmik – dalam memecahkan masalah. Dalam pidato utama di konferensi CTE-STEM, A/Prof Ho Weng Kin memberikan contoh bagaimana CT dapat diintegrasikan dengan mulus ke dalam kurikulum matematika, dan berbagi pelajaran sukses yang menarik dari Singapura. Seorang ahli matematika dengan pelatihan, A/Prof Ho (2021) memilih topik yang paling penting tetapi biasanya biasa-biasa saja: angka. Karena konsep formal rasionalitas agak abstrak dan hanya dapat diakses oleh siswa yang lebih matang secara matematis, A/Prof Ho membuat keputusan instruksional yang memungkinkan siswa membangun intuisi untuk bilangan irasional melalui penemuan induktif, menggunakan Microsoft Excel untuk “berkembang” secara berulang. bilangan irasional mereka sendiri. Keberhasilannya mungkin ditonjolkan oleh ironi dalam pernyataan para siswa: “Seandainya setiap pelajaran matematika bisa semenyenangkan ini.” Sumber https://singteach.nie.edu.sg/2021/09/01/incorporating-computational-thinking-in-mathclassrooms-in-singapore-ideas-from-the-cte-stem-conference-2021/ 3. Problem Solving!


98 Tujuh ekor berang-berang bergabung di sosial media online bernama Instadam. Instadam hanya memperbolehkan mereka melihat foto di halamannya sendiri dan di halaman teman-temannya. Dalam diagram tersebut, jika dua berang-berang saling berteman, maka mereka dihubungkan oleh sebuah garis. Setelah liburan musim dingin, semua berang-berang memposting foto diri mereka di semua halaman teman mereka. Pertanyaan: Gambar berang-berang manakah yang paling sering dilihat? - Setelah mendapatkan solusinya, buat keterangan mengenai solusinya dengan fondasi CT! Jawab : Tabel berikut ini merangkum informasi dan membantu kita melihat gambar siapa yang paling banyak dilihat Berang-Berang Teman Langsung Dari temen ke teman Total Ari Bob. Chio Ehab, Gerald 4 Bob Ari Chio 2 Chio Ari, Ehab, Gerald Bob, Dmitri, fritz 6 Dmitri Ehab, Gerald Chio, Fritz 4 Ehab Chio, Dmitri Ari, Gerald, Fritz 5 Firtz Gerald Chio, Dmitri 3 Gerald Chio, Dmitri, Fritz Ari, Ehab 5 Jadi jika dilihat dari tabel di atas berang-berang yang paling sering dilihat adalah Chio dikarenakan Chio memiliki 6 penonton yang terdiri atas 3 dari temen langsung Chio di instadam dan 3 dari dari teman ke teman yang saling terhubung di instadam. Berdasarkan 4 fondasi CT Dekomposisi - Menentukan sumber pertemanan dari setiap berang-berang di instadam Pengenalan pola - Memastikan kata kunci pada soal atau bacaan. Misalnya “Dalam diagram tersebut, jika dua berang-berang saling berteman, maka mereka dihubungkan oleh sebuah garis” Abstraksi - Mengabaikan hal-hal yang tidak diperlukan dalam soal atau bacaan agar tetap fokus pada pertanyaan atau tujuan. Algoritma - Merancang dan mengisi tabel berisikan jumlah teman dari setiap berang-berang sesuai dengan instrumen yang telah disusun pada bagian dekomposisi untuk menyelesaikan jumlah pertemanan yang paling terbanyak dari dari ketujuh berang-berang. 4. Literasi Finansial


99 Satu box tomat memiliki “nilai uang”(value for money) yang lebih baik dari beli ecer per kg. Berikan pendapat anda beserta alasan-alasannya! Jawab : Dalam menentukan suatu harga dari barang yang kita beli apakah produk tersebut bisa dibilang murah atau mahal maka kita harus dapat menghitung dari proporsi barang tersebut dan tujuan dari kita memberli barang tersebut. Sebagai contoh apakah kita lebih murah membeli sekeranjang tomat yang isinya 10 Kg dengan harga 22 $ atau kita memberli tomat dengan harga 2.75 $ per Kg ? Maka jika tujuannya membeli barang tersebut untuk dijual kembali maka akan lebih murang membeli sekeranjang tomat dengan berat 10 Kg, hal ini dikarenakan adanya harga tomat tersebut adalah 2.2 $ saja per Kg. Namun jika kita membeli tomat hanya dengan untuk dikonsumsi sendiri maka dengan membeli per KG dengan harga 2.75 $ . Hal ini lebih hemat tentunya karena tomat memiliki ciri cepat busuk dan kita tidak mungkin langsung menggunakannya sebanyak 10 Kg.


100 TOPIK 4


101 SEL.09.2-T4-3. Mulai Dari Diri Integrasi CT di dalam STEM memiliki potensi untuk meningkatkan pembelajaran di bidang STEM, serta meningkatkan ketertarikan siswa untuk mempelajari STEM (Yang et al., 2018). Selain itu, integrasi CT di dalam kelas juga mampu meningkatkan kreativitas dan kemampuan problem solving yang dimiliki oleh siswa (Fessakis et al., 2013). Integrasi CT pada STEM dinilai penting karena CT skills berkaitan erat dengan proses-proses yang ada pada STEM seperti pemodelan, penalaran, dan pemecahan persoalan. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk dapat mengintegrasikan CT pada pembelajaran STEM. Salah satu pendekatan pembelajaran pada STEM adalah pembelajaran berbasis proyek. Pada modul ini, Anda akan mempelajari bagaimana CT dapat diintegrasikan pada proyek STEM. Setelah mempelajari konsep integrasi CT dan Proyek STEM melalui flipped learning, Anda selanjutnya perlu menuliskan kendala-kendala apa saja yang dihadapi pada pelaksanaan proyek yang dipilih. Apabila proyek yang dipilih bukanlah proyek yang pernah dilaksanakan, maka Anda perlu menuliskan kendala apa yang mungkin terjadi, dan bagaimana usulan Anda untuk mengatasi kendala-kendala tersebut. Berdasarkan apa yang telah Anda pelajari melalui makalah “Infusing Computational Thinking in an Integrated STEM Curriculum: User Reactions and Lessons Learned” (Baek et al., 2021), jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini! Jika Anda memilih proyek STEM yang sudah pernah Anda lakukan, kendala apakah yang Anda hadapi dalam melaksanakan proyek STEM tersebut? 1. Jika Anda memilih proyek STEM yang belum pernah Anda lakukan (mengambil proyek yang ada di media lain seperti buku dan internet), potensi kendala apa yang mungkin dihadapi jika proyek STEM tersebut dilaksanakan? Your answer: Jika saya memilih proyek STEM yang sudah pernah saya lakukan, kendala yang saya hadapi yaitu : o Keterbatasan sumber daya, dikarenakan proyek STEM memerlukan peralatan atau bahan tertentu yang tidak selalu tersedia dengan mudah o Waktu, proyek STEM seringkali memutuhkan waktu yang cukup lama untuk perencanaan, pelaksanaan dan analisis hasi. o Kesulitan teknis : Beberapa aspek dari proyek STEM, seperti pemrograman atau penggunaan perangkat keras khusus, dapat menghadirkan tantangan teknis yang memerlukan pemahaman mendalam dan keterampilan khusus Jika saya memilih proyek STEM yang belum pernah saya lakukan, potensi kendala yang mungkin dihadapi adalah: o Ketersediaan Informasi: Proyek yang belum pernah dilakukan seringkali memiliki keterbatasan informasi yang tersedia. Ini bisa membuatnya sulit untuk merencanakan dengan baik atau memprediksi kendala yang mungkin timbul. o Kesulitan Implementasi: Tanpa pengalaman sebelumnya, implementasi proyek mungkin menghadapi kesulitan dalam hal pemahaman konsep,


102 pemilihan metode yang tepat, atau bahkan ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan. o Kesesuaian dengan Konteks: Beberapa proyek STEM mungkin lebih cocok untuk lingkungan atau situasi tertentu. Kesesuaian proyek dengan konteks lokal atau kebutuhan spesifik dapat menjadi kendala yang perlu dipertimbangkan. 2. Tuliskan usulan Anda untuk mengatasi kendala-kendala yang telah Anda sebutkan di atas! Your answer: o Kerja sama dengan lembaga atau organisasi lain yang memiliki sumber daya yang dibutuhkan dapat membantu mengatasi keterbatasan ini. o Jika sumber daya tertentu sulit didapatkan, pertimbangkan penggunaan alternatif yang lebih mudah tersedia dan masih dapat memenuhi kebutuhan proyek o Teknologi seperti simulasi atau model virtual dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya fisik yang mahal atau sulit ditemukan. o Buat jadwal yang realistis dengan memperhitungkan semua tahapan proyek, termasuk waktu untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. o Bagi tugas-tugas proyek di antara anggota tim dengan bijak untuk memaksimalkan efisiensi waktu. o Pilih teknologi atau platform yang sesuai dengan keahlian tim dan kemampuan teknis yang tersedia.


103 Nama : Rifa Harti Astuti NIM : 2389011314 Program Studi : Ilmu Pengetahuan Alam Universitas : Universitas Negeri Semarang SEL.09.2-T5-2. Eksplorasi Konsep CT dan Proyek Tuliskan hal baru apa sajakah yang Anda dapatkan dari makalah “Infusing ComputationalThinking in an Integrated STEM Curriculum: User Reactions and Lessons Learned” (Baek et al., 2021)! Tuliskan juga intisari dari hal-hal yang sudah Anda pelajari dari makalah tersebut! Jawab: Sebuah proyek STEM memiliki beberapa unsur, yaitu: nama proyek, deskripsi singkat proyek, outline (gambaran besar aktivitas), tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui proyek STEM yang dilakukan, driving questions (pertanyaan pemantik inkuiri atau problem solving), produk akhir, hands-on activities (aktivitas yang ingin dilaukan siswa untuk menyelesaikan proyek STEM, asesmen, dan resources (sumber) yang dibutuhkan. Integrasi CT ke dalam proyek STEM dapat dilakukan dengan menempatkan berbagai komponen CT ke dalam proyek STEM, berupa kosakata CT, abstraksi, algoritma, komunikasi, conditional logic, pengumpulan data, struktur data, analisis, dan representasi data, dekomposisi, pengenalan pola, serta pemodelan dan simulasi.


104 SEL.09.2-T4-2a. Eksplorasi Konsep - Lembar Kerja Mahasiswa Nama Rifa Harti Astuti NIM 2389011314 Judul Proyek STEM yang Dipilih Batik Jumputan Sumber Contoh gambar batik jumputan dan video cara membuat batik jumputan. https://www.akucintamentari.com/2022/11/proyek-p5-membuat- batikjumputan.html https://youtu.be/HJdnGahoFdw Deskripsi Singkat tentang Proyek STEM yang Dipilih Siswa membentuk kelompok untuk mengenal batik jumputan dengan melihat gambar contoh batik jumputan, melihat video pembuatan batik jumputan dan membuat karya dengan panduan guru.


105 CT dan Proyek Ruang Kolaborasi Topik 4 CT Kelompok SMPN 36 Semarang A. Proyek STEM sebelum Diintegrasikan dengan CT Nomor Kelompok Kelompok SMPN 36 Semarang Anggota Kelompok 1. Rifa Harti Astuti / 2398011314 2. Rafida Nur Azizia / 2398011264 3. Ratna Budiasih / 2398011177 4. Rika Ayu Lestari / 2398011342 5. Ricky Janu Riyadi / 2398011163 6. Rike Aristina / 2398011303 Judul Proyek STEM yang dipilih Pembuatan (“NGELAK”: Nge Es Krim Salak), sebagai peningkatan nilai ekonomi buah salak Sumber 1. Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=45aclURUSAM 2. Artikel https://ejournal.stiekia.ac.id/index.php/JUMPA/article/view/ 110/236 3. Website https://cookpad.com/id/resep/14453779-es-krimsalak-ekonomis


106 Deskripsi singkat tentang Proyek STEM yang dipilih Proyek STEM yang akan kami buat adalah Pembuatan (“NGELAK”: Nge Es Krim Salak), sebagai peningkatan nilai ekonomi buah salak. Proyek ini ditujukan untuk peserta didik kelas 7 dengan materi perubahan wujud. Inovasi penambahan buah salak pada proyek ini adalah melatih peserta didik untuk lebih memanfaatkan buah salak secara optimal sehingga lebih bernilai secara ekonomis terutama jika harga jual buah salak melemah, sebagai contoh pada beberapa waktu yang lalu harga buah salak mencapai harga Rp 3.000,00 /kg. Sementara alternatif pengolahan salak masih terbatas, sebagai contoh baru diolah menjadi keripik, dodol dan manisan. Selain melatih peserta didik untuk berlatih mengolah salak, siswa juga dapat menerapkan teori yang dipelajari dalam materi perubahan wujud. Pada proyek ini juga, guru menerapkan pendekatan pembelajaran CRT (Culturally Responsive Teaching). Penerapan pendekatan pembelajaran ini cocok mengemas proyek STEM ini terutama di wilayah penghasil Salak, sebagai contoh Banjarnegara, Sleman. Pembuatan (“NGELAK”: Nge Es Krim Salak), sebagai peningkatan nilai ekonomi buah salak merupakan proyek STEM dengan rincian sebagai berikut: No Aspek STEM Kegiatan 1 Science Proses pembuatan es krim salak ini menerapkan konsep perubahan wujud zat yang disebabkan oleh perubahan suhu. 2 Technology Penggunaan blender dan alat pengocok misalkan (Mixer/ Whisker) Penggunaan Pengemulsi 3 Engineering Pemilihan kemasan yang menarik serta inovatif 4 Mathematics Mengukur suhu awal, suhu akhir, perubahan suhu, dan kalor.


107 Adapun proses pembuatan es krim salak sebagai berikut: A. Alat 1. Blender 2. Alat pengocok/Whisker 3. Toples Aluminium 4. Kemasan es krim 5. Ember/baskom 6. Termometer 7. Cup Es krim B. Bahan 1. 200 gram salak yang sudah di kupas 2. 250 ml air 3. 3 sachet susu bubuk 4. 3 sachet SKM 5. ½ Sdt vanilli 6. 1 sdt maizena 7. ¼ sdt SP 8. es batu 9. Garam krosok 500 gr


108 C. Langkah - langkah 1. Tambahkan semua bahan dan aduk menjadi 1 hingga mengembang menggunakan whisker /mixer 2. Mengukur suhu adonan awal menggunakan termometer 3. Masukkan pada toples alumunium 4. letakkan toples pada baskom/ember yang sudah berisi es batu yang sudah dicacah kecil-kecil dan diberi taburan garam 5. Tutup toples aluminium dan diputar hingga berubah wujud 6. Mengukur suhu es krim siap saji 7. Es krim dikemas dengan wadah/cup yang telah di desain 8. Mengukur perubahan suhu Membuat Es Krim dengan memanfaatkan buah salak. Pada pembuatan es krim membutuhkan beberapa bahan dan alat yang digunakan antara lain: salak, susu, garam, es batu, vanili dan plastik. Dengan pembuatan es krim ini, peserta didik dapat memahami perubahan wujud zat cair menjadi padat. B. Proyek STEM setelah Diintegrasikan dengan CT Nomor Kelompok Kelompok SMPN 36 Semarang Anggota Kelompok 1. Rifa Harti Astuti / 2398011314 2. Rafida Nur Azizia / 2398011264 3. Ratna Budiasih / 2398011177 4. Rika Ayu Lestari / 2398011342 5. Ricky Janu Riyadi / 2398011163 6. Rike Aristina / 2398011303 Nama Proyek Pembuatan (“NGELAK”: Nge Es Krim Salak), sebagai peningkatan nilai ekonomi buah salak


109 Deskripsi Singkat Proyek Proyek STEM yang akan kami buat adalah Pembuatan (“NGELAK”: Nge Es Krim Salak), sebagai peningkatan nilai ekonomi buah salak. Proyek ini ditujukan untuk peserta didik kelas 7 dengan materi perubahan wujud. Inovasi penambahan buah salak pada proyek ini adalah melatih peserta didik untuk lebih memanfaatkan buah salak secara optimal sehingga lebih bernilai secara ekonomis. Proyek ini memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang prinsip - prinsip dasar pendinginan, efek garam pada titik beku serta proses pembuatan es krim sederhana. Melalui eksperimen ini peserta didik akan belajar bagaimana membuat es krim menggunakan bahan - bahan sederhana seperti es batu dan garam serta memahami bagaimana bahan - bahan ini berinteraksi sehingga dapat menjadi es krim. Tujuan proyek ini yaitu mendorong rasa ingin tahu dan eksplorasi pengetahuan pada tingkat SMP dengan cara yang praktis dan berkesan pada peserta didik. Proses pembuatan es krim ini menggunakan alat dan bahan sebagai berikut: Blender, Alat pengocok/Whisker , Toples Aluminium, Kemasan es krim, Ember/baskom. 200 gram salak yang sudah dikupas, 250 ml air , 3 sachet susu bubuk, 3 sachet SKM , ½ Sdt vanili , 1 sdt maizena , ¼ sdt SP , es batu , Garam krosok 500 gr. Sehingga dengan pembuatan es krim salak ini maka peserta didik dapat memahami perubahan wujud zat cair menjadi padat. Outline Proyek o Pertemuan ke-1, peserta didik memahami materi tentang perubahan wujud zat. o Pertemuan ke-2, peserta didik melaksanakan kegiatan proyek berupa membuat es krim salak dengan menggunakan es batu dan garam. o Pertemuan ke-3, peserta didik membuat laporan hasil pengamatan pembuatan es krim salak dengan menggunakan es batu dan garam yang disangkutkan pada materi perubahan wujud zat. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat memahami perubahan wujud zat cair menjadi padat melalui praktikum pembuatan es krim salak dengan benar.


110 Driving Question 1. Bagaimana proses perubahan wujud zat dari adonan es krim menjadi es krim salak siap saji? 2. Mengapa harus ada garam di dalam proses pembuatannya ? apakah fungsi garam tersebut ? Produk Akhir Sebuah es krim salak sederhana yang dapat langsung dinikmati. Hands-on Activities 1. Perencanaan pembuatan es krim salak dengan menggunakan alat dan bahan sederhana seperti es batu, salak, garam dll. 2. Pelaksanaan pembuatan es krim salak sesuai dengan rencana yang telah dibuat 3. Laporan hasil pengamatan pembuatan es krim salak yang dikaitkan pada materi perubahan wujud zat. Asesmen Uji rasa, tekstur, warna, bentuk, tingkat kecairan es krim salak (Uji Organoleptik) antar kelompok dalam bentuk instrumen Checklist Resources yang Dibutuhkan ● Alat dan bahan: Blender, Alat pengocok/Whisker , Toples Aluminium, Kemasan es krim, Ember/baskom. 200 gram salak yang sudah dikupas, 250 ml air , 3 sachet susu bubuk, 3 sachet SKM , ½ Sdt vanili , 1 sdt maizena , ¼ sdt SP , es batu , Garam krosok 500 gr, ● Gawai : Untuk membuat desain cup / kemasan es krim salak Integrasi CT dalam proyek STEM (Baek et al, 2021) Abstraksi: ● Mengidentifikasi perubahan wujud zat yang terjadi dalam pembuatan es krim. ● Mengabstraksi elemen-elemen kunci dalam pembuatan es krim salak, seperti bahan dasar, untuk memandu pengembangan resep yang


111 optimal tanpa memprioritaskan ukuran toples aluminium yang digunakan ataupun merk tepung maizena yang digunakan. Algoritma: ● Menyusun langkah-langkah pembuatan es krim salak antara lain: 1. Kupas dan rebus salak 2. Blender salak yang sudah direbus 3. Menyiapkan garam krosok dengan berat 250 gram dan 500 gram 4. Tambahkan semua bahan dan aduk menjadi 1 hingga mengembang menggunakan whisker /mixer 5. Mengukur suhu adonan awal menggunakan termometer 6. Masukkan pada toples alumunium 7. letakkan toples pada baskom/ember yang sudah berisi es batu yang sudah dicacah kecil-kecil dan diberi taburan garam 8. Tutup toples aluminium dan diputar hingga berubah wujud 9. Mengukur suhu es krim siap saji 10. Es krim dikemas dengan wadah/cup yang telah di desain 11. Mengukur perubahan suhu Komunikasi: Presentasi setiap kelompok pada hasil pengamatan pembuatan es krim salak dengan menggunakan es batu dan garam yang dihubungkan pada materi perubahan wujud zat.


112 Conditional Logic: Penggunaan logika dalam bentuk IF-ELSE untuk mengidentifikasi perubahan wujud zat yang digunakan dalam proyek. ● Misalnya “Jika menggunakan jumlah pengemulsi yang berbeda apakah hasil kepadatan dan tekstur dari es krim berbeda-beda?” ● “Jika jumlah garam yang ditaburkan dalam es batu yang berbeda apakah akan mempengaruhi waktu proses perubahan wujud zat cair menjadi padat?” Pengumpulan Data: ● Mengumpulkan data hasil pengamatan pembuatan es krim salak dengan menggunakan es batu dan garam yang dihubungkan pada materi perubahan wujud zat. - Suhu awal adonan es krim salak - Suhu akhir - Dokumentasi foto, video - Lembar Uji organoleptic Menggunakan data hasil pengamatan pembuatan es krim dengan menggunakan es batu dan garam untuk mengetahui perubahan wujud zat yang terjadi. Dekomposisi: Dekomposisi langkah-langkah pembuatan es krim menjadi komponen-komponen yang lebih kecil, seperti pemilihan bahan, pengolahan buah salak, pembuatan campuran dasar es krim, dan proses pembekuan.


113 Pengenalan Pola: Mengidentifikasi pola dalam resep dan proses pembuatan es krim yang dapat diaplikasikan pada pembuatan es krim salak, seperti suhu optimal untuk pembekuan, proporsi bahan, dan metode pencampuran yang efektif. Mengenali pola dalam preferensi tekstur yang umumnya disukai oleh konsumen, yang dapat membimbing dalam penentuan formula yang tepat untuk es krim salak. Pemodelan dan Simulasi: Es krim yang sudah jadi di uji dengan melihat dan meraba tingkat kepadatan dari es krim yang ada di dalam kemasan cup (Uji Organoleptik). Perbedaan Proyek STEM sebelum dan sesudah Diintegrasikan dengan CT Perbedaan proyek STEM sebelum dan sesudah di integrasikan dengan CT dapat terlihat di dalam proses proyeknya. Sebelum menggunakan CT dalam proyek membuat es krim peserta didik hanya memahami proses pembuatan es krimnya saja. Sedangkan sesudah peserta didik mengintegrasikan dengan CT proses pembuatan proyek menjadi lebih sistematis dan efisien. Selain itu sesudah diintegrasikan dengan CT terdapat 4 fondasi yaitu : A. Dekomposisi : Dekomposisi langkah-langkah pembuatan es krim menjadi komponenkomponen yang lebih kecil, seperti pemilihan bahan, pengolahan buah salak,


114 pembuatan campuran dasar es krim, dan proses pembekuan. B. Pengenalan pola: ● Mengidentifikasi pola dalam resep dan proses pembuatan es krim yang dapat diaplikasikan pada pembuatan es krim salak, seperti suhu optimal untuk pembekuan, proporsi bahan, dan metode pencampuran yang efektif. ● Mengenali pola dalam preferensi tekstur yang umumnya disukai oleh konsumen, yang dapat membimbing dalam penentuan formula yang tepat untuk es krim salak. ● Pemodelan dan Simulasi: Es krim yang sudah jadi di uji dengan melihat dan meraba tingkat kepadatan dari es krim yang ada di dalam kemasan cup (Uji Organoleptik). C. Abstraksi : ● Mengidentifikasi perubahan wujud zat yang terjadi dalam pembuatan es krim. ● Mengabstraksi elemen-elemen kunci dalam pembuatan es krim salak, seperti bahan dasar, untuk memandu pengembangan resep yang optimal tanpa memprioritaskan ukuran toples aluminium yang digunakan ataupun merk tepung maizena yang digunakan. D. Algoritma : Menyusun langkah-langkah pembuatan es krim salak antara lain: 1. Kupas dan rebus salak 2. Blender salak yang sudah direbus 3. Menyiapkan garam krosok dengan berat 250 gram dan 500 gram 4. Tambahkan semua bahan dan aduk menjadi 1 hingga mengembang menggunakan whisker /mixer 5. Mengukur suhu adonan awal menggunakan termometer 6. Masukkan pada toples alumunium 7. letakkan toples pada baskom/ember yang sudah berisi es batu yang sudah dicacah kecil-kecil dan diberi taburan garam 8. Tutup toples aluminium dan diputar hingga berubah wujud 9. Mengukur suhu es krim siap saji 10. Es krim dikemas dengan wadah/cup yang telah di desain


115 11. Mengukur perubahan suhu


116 CT dan Proyek SEL.09.2-T5-5a Demonstrasi Kontekstual dan Elaborasi Pemahaman Nama Kelompok Kelompok SMPN 36 Semarang Anggota Kelompok 1. Rifa Harti Astuti / 2398011314 2. Rafida Nur Azizia / 2398011264 3. Ratna Budiasih / 2398011177 4. Rika Ayu Lestari / 2398011342 5. Ricky Janu Riyadi / 2398011163 6. Rike Aristina / 2398011303 Nama Proyek Pembuatan (“NGELAK”: Nge Es Krim Salak), sebagai peningkatan nilai ekonomi buah salak Catatan-catatan Perbaikan yang Perlu Dilakukan Berdasarkan Masukan Dari Dosen dan Kelompok Lain Berdasarkan saran dan kritik dari kelompok 4 - SMP N 38 Semarang (Rizki S, Rizki L, Rizaldi, Salafudin, Rizki Ghani) 1. Pekerjaan sudah baik 2. Keterkaitan CT dengan proyek sudah jelas karena langkah-langkah proses pembuatan es krim salak sudah jelas dan runtur 3. Pada bagian pengenalan pola dapat ditambahkan dengan variasi atau rasa buah yang lainnya. Proyek STEM sebelum Diintegrasikan dengan CT Nomor Kelompok SMP N 36 Semarang Anggota Kelompok 1. Rifa Harti Astuti / 2398011314 2. Rafida Nur Azizia / 2398011264 3. Ratna Budiasih / 2398011177 4. Rika Ayu Lestari / 2398011342 5. Ricky Janu Riyadi / 2398011163 6. Rike Aristina / 2398011303 Judul Proyek STEM yang dipilih Pembuatan (“NGELAK”: Nge Es Krim Salak), sebagai peningkatan nilai ekonomi buah salak


117 Sumber 1. Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=45aclURUSAM 2. Artikel https://ejournal.stiekia.ac.id/index.php/JUMPA/article /view/110/236 3. Website https://cookpad.com/id/resep/14453779-eskrim-salak-ekonomis Deskripsi singkat tentang Proyek STEM yang dipilih Proyek STEM yang akan kami buat adalah Pembuatan (“NGELAK”: Nge Es Krim Salak), sebagai peningkatan nilai ekonomi buah salak. Proyek ini ditujukan untuk peserta didik kelas 7 dengan materi perubahan wujud. Inovasi penambahan buah salak pada proyek ini adalah melatih peserta didik untuk lebih memanfaatkan buah salak secara optimal sehingga lebih bernilai secara ekonomis terutama jika harga jual buah salak melemah, sebagai contoh pada beberapa waktu yang lalu harga buah salak mencapai harga Rp 3.000,00 /kg. Sementara alternatif pengolahan salak masih terbatas, sebagai contoh baru diolah menjadi keripik, dodol dan manisan. Selain melatih peserta didik untuk berlatih mengolah salak, siswa juga dapat menerapkan teori yang dipelajari dalam materi perubahan wujud. Pada proyek ini juga, guru menerapkan pendekatan pembelajaran CRT (Culturally Responsive Teaching). Penerapan pendekatan pembelajaran ini cocok mengemas proyek STEM ini terutama di wilayah penghasil Salak, sebagai contoh Banjarnegara, Sleman. sebagai contoh Banjarnegara, Sleman. Pembuatan (“NGELAK”: Nge Es Krim Salak), sebagai peningkatan nilai ekonomi buah salak merupakan proyek STEM dengan rincian sebagai berikut: No Aspek STEM Kegiatan 1 Science Proses pembuatan es krim salak ini menerapkan konsep perubahan wujud zat yang


118 disebabkan oleh perubahan suhu. 2 Technology Penggunaan blender dan alat pengocok misalkan (Mixer/ Whisker) Penggunaan Pengemulsi 3 Engineering Pemilihan kemasan yang menarik serta inovatif 4 Mathematics Mengukur suhu awal, suhu akhir, perubahan suhu, dan kalor. Adapun proses pembuatan es krim salak sebagai berikut: A. Alat 1. Blender 2. Alat pengocok/Whisker 3. Toples Aluminium 4. Kemasan es krim 5. Ember/baskom 6. Termometer 7. Cup Es krim B. Bahan 1. 200 gram salak yang sudah di kupas 2. 250 ml air 3. 3 sachet susu bubuk 4. 3 sachet SKM 5. ½ Sdt vanilli 6. 1 sdt maizena 7. ¼ sdt SP 8. es batu 9. Garam krosok 500 gr C. Langkah - langkah 1. Tambahkan semua bahan dan aduk menjadi 1 hingga mengembang menggunakan whisker /mixer 2. Mengukur suhu adonan awal menggunakan termometer 3. Masukkan pada toples alumunium


119 4. letakkan toples pada baskom/ember yang sudah berisi es batu yang sudah dicacah kecil-kecil dan diberi taburan garam 5. Tutup toples aluminium dan diputar hingga berubah wujud 6. Mengukur suhu es krim siap saji 7. Es krim dikemas dengan wadah/cup yang telah di desain 8. Mengukur perubahan suhu Membuat Es Krim dengan memanfaatkan buah salak. Pada pembuatan es krim membutuhkan beberapa bahan dan alat yang digunakan antara lain: salak, susu, garam, es batu, vanili dan plastik. Dengan pembuatan es krim ini, peserta didik dapat memahami perubahan wujud zat cair menjadi padat. Proyek STEM setelah Diintegrasikan dengan CT Nomor Kelompok SMP N 36 Semarang Anggota Kelompok 1. Rifa Harti Astuti / 2398011314 2. Rafida Nur Azizia / 2398011264 3. Ratna Budiasih / 2398011177 4. Rika Ayu Lestari / 2398011342 5. Ricky Janu Riyadi / 2398011163 6. Rike Aristina / 2398011303 Nama Proyek Pembuatan (“NGELAK”: Nge Es Krim Salak), sebagai peningkatan nilai ekonomi buah salak Deskripsi Singkat Proyek Proyek STEM yang akan kami buat adalah Pembuatan (“NGELAK”: Nge Es Krim Salak), sebagai peningkatan nilai ekonomi buah salak. Proyek ini ditujukan untuk peserta didik kelas 7 dengan materi perubahan wujud. Inovasi penambahan buah salak pada proyek ini adalah melatih peserta didik untuk lebih memanfaatkan buah salak secara optimal sehingga lebih bernilai secara ekonomis. Proyek ini memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang prinsip - prinsip dasar pendinginan, efek garam pada titik beku serta proses pembuatan es krim sederhana. Melalui eksperimen ini peserta didik akan belajar bagaimana


120 membuat es krim menggunakan bahan - bahan sederhana seperti es batu dan garam serta memahami bagaimana bahan - bahan ini berinteraksi sehingga dapat menjadi es krim. Tujuan proyek ini yaitu mendorong rasa ingin tahu dan eksplorasi pengetahuan pada tingkat SMP dengan cara yang praktis dan berkesan pada peserta didik. Proses pembuatan es krim ini menggunakan alat dan bahan sebagai berikut: Blender, Alat pengocok/Whisker , Toples Aluminium, Kemasan es krim, Ember/baskom. 200 gram salak yang sudah dikupas, 250 ml air , 3 sachet susu bubuk, 3 sachet SKM , ½ Sdt vanili , 1 sdt maizena , ¼ sdt SP , es batu , Garam krosok 500 gr. Sehingga dengan pembuatan es krim salak ini maka peserta didik dapat memahami perubahan wujud zat cair menjadi padat. Outline Proyek o Pertemuan ke-1, peserta didik memahami materi tentang perubahan wujud zat. o Pertemuan ke-2, peserta didik melaksanakan kegiatan proyek berupa membuat es krim salak dengan menggunakan es batu dan garam. o Pertemuan ke-3, peserta didik membuat laporan hasil pengamatan pembuatan es krim salak dengan menggunakan es batu dan garam yang disangkutkan pada materi perubahan wujud zat. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat memahami perubahan wujud zat cair menjadi padat melalui praktikum pembuatan es krim salak dengan benar Driving Question 1. Bagaimana proses perubahan wujud zat dari adonan es krim menjadi es krim salak siap saji? 2. Mengapa harus ada garam di dalam proses pembuatannya ? apakah fungsi garam tersebut ? Produk Akhir Sebuah es krim salak sederhana yang dapat langsung dinikmati.


121 Hands-on Activities 1. Perencanaan pembuatan es krim salak dengan menggunakan alat dan bahan sederhana seperti es batu, salak, garam dll. 2. Pelaksanaan pembuatan es krim salak sesuai dengan rencana yang telah dibuat 3. Laporan hasil pengamatan pembuatan es krim salak yang dikaitkan pada materi perubahan wujud zat. Asesmen Uji rasa, tekstur, warna, bentuk, tingkat kecairan es krim salak (Uji Organoleptik) antar kelompok dalam bentuk instrumen Checklist. Ressources yang Dibutuhkan Alat dan bahan: Blender, Alat pengocok/Whisker , Toples Aluminium, Kemasan es krim, Ember/baskom. 200 gram salak yang sudah dikupas, 250 ml air , 3 sachet susu bubuk, 3 sachet SKM , ½ Sdt vanili , 1 sdt maizena , ¼ sdt SP , es batu , Garam krosok 500 gr, Gawai : Untuk membuat desain cup / kemasan es krim salak Integrasi CT dalam proyek STEM (Baek et al, 2021) Abstraksi: ● Mengidentifikasi perubahan wujud zat yang terjadi dalam pembuatan es krim. ● Mengabstraksi elemen-elemen kunci dalam pembuatan es krim salak, seperti bahan dasar, untuk memandu pengembangan resep yang optimal tanpa memprioritaskan ukuran toples aluminium yang digunakan ataupun merk tepung maizena yang digunakan Algoritma: ● Menyusun langkah-langkah pembuatan es krim salak antara lain: 1. Kupas dan rebus salak 2. Blender salak yang sudah direbus 3. Menyiapkan garam krosok dengan berat 250 gram dan 500 gram 4. Tambahkan semua bahan dan aduk menjadi 1


122 hingga mengembang menggunakan whisker /mixer 5. Mengukur suhu adonan awal menggunakan termometer 6. Masukkan pada toples alumunium 7. letakkan toples pada baskom/ember yang sudah berisi es batu yang sudah dicacah kecilkecil dan diberi taburan garam 8. Tutup toples aluminium dan diputar hingga berubah wujud 9. Mengukur suhu es krim siap saji 10. Es krim dikemas dengan wadah/cup yang telah di desain 11. Mengukur perubahan suhu Komunikasi: Presentasi setiap kelompok pada hasil pengamatan pembuatan es krim salak dengan menggunakan es batu dan garam yang dihubungkan pada materi perubahan wujud zat. Conditional Logic: Penggunaan logika dalam bentuk IF-ELSE untuk mengidentifikasi perubahan wujud zat yang digunakan dalam proyek. ● Misalnya “Jika menggunakan jumlah pengemulsi yang berbeda apakah hasil kepadatan dan tekstur dari es krim berbeda-beda?” ● “Jika jumlah garam yang ditaburkan dalam es batu yang berbeda apakah akan mempengaruhi waktu proses perubahan wujud zat cair menjadi padat?” Pengumpulan Data: ● Mengumpulkan data hasil pengamatan pembuatan es krim salak dengan menggunakan es batu dan garam yang dihubungkan pada materi perubahan wujud zat. - Suhu awal adonan es krim salak - Suhu akhir - Dokumentasi foto, video - Lembar Uji organoleptic


123 Menggunakan data hasil pengamatan pembuatan es krim dengan menggunakan es batu dan garam untuk mengetahui perubahan wujud zat yang terjadi. Dekomposisi: Dekomposisi langkah-langkah pembuatan es krim menjadi komponen-komponen yang lebih kecil, seperti pemilihan bahan, pengolahan buah salak, pembuatan campuran dasar es krim, dan proses pembekuan Pengenalan Pola: Mengidentifikasi pola dalam resep dan proses pembuatan es krim yang dapat diaplikasikan pada pembuatan es krim salak, seperti suhu optimal untuk pembekuan, proporsi bahan, dan metode pencampuran yang efektif. Mengenali pola dalam preferensi tekstur yang umumnya disukai oleh konsumen, yang dapat membimbing dalam penentuan formula yang tepat untuk es krim salak. Pemodelan dan Simulasi: Es krim yang sudah jadi di uji dengan melihat dan meraba tingkat kepadatan dari es krim yang ada di dalam kemasan cup (Uji Organoleptik). Perbedaan Proyek STEM sebelum dan sesudah Diintegrasikan dengan CT Perbedaan proyek STEM sebelum dan sesudah di integrasikan dengan CT dapat terlihat di dalam proses proyeknya. Sebelum menggunakan CT dalam proyek membuat es krim peserta didik hanya memahami proses pembuatan es krimnya saja. Sedangkan sesudah peserta didik mengintegrasikan dengan CT proses pembuatan proyek menjadi lebih sistematis dan efisien. Selain itu sesudah diintegrasikan dengan CT terdapat 4 fondasi yaitu : A. Dekomposisi : Dekomposisi langkah-langkah pembuatan es krim menjadi komponen-komponen yang lebih kecil, seperti pemilihan bahan, pengolahan buah salak, pembuatan campuran dasar es krim, dan proses pembekuan.


124 B. Pengenalan pola: ● Mengidentifikasi pola dalam resep dan proses pembuatan es krim yang dapat diaplikasikan pada pembuatan es krim salak, seperti suhu optimal untuk pembekuan, proporsi bahan, dan metode pencampuran yang efektif. ● Mengenali pola dalam preferensi tekstur yang umumnya disukai oleh konsumen, yang dapat membimbing dalam penentuan formula yang tepat untuk es krim salak. ● Pemodelan dan Simulasi: Es krim yang sudah jadi di uji dengan melihat dan meraba tingkat kepadatan dari es krim yang ada di dalam kemasan cup (Uji Organoleptik). C. Abstraksi : ● Mengidentifikasi perubahan wujud zat yang terjadi dalam pembuatan es krim. ● Mengabstraksi elemen-elemen kunci dalam pembuatan es krim salak, seperti bahan dasar, untuk memandu pengembangan resep yang optimal tanpa memprioritaskan ukuran toples aluminium yang digunakan ataupun merk tepung maizena yang digunakan. D. Algoritma : Menyusun langkah-langkah pembuatan es krim salak antara lain: 1. Kupas dan rebus salak 2. Blender salak yang sudah direbus 3. Menyiapkan garam krosok dengan berat 250 gram dan 500 gram 4. Tambahkan semua bahan dan aduk menjadi 1 hingga mengembang menggunakan whisker /mixer 5. Mengukur suhu adonan awal menggunakan termometer 6. Masukkan pada toples alumunium 7. letakkan toples pada baskom/ember yang sudah berisi es batu yang sudah dicacah kecil-kecil dan diberi taburan garam 8. Tutup toples aluminium dan diputar hingga berubah wujud 9. Mengukur suhu es krim siap saji 10. Es krim dikemas dengan wadah/cup yang telah di desain 11. Mengukur perubahan suhu


125 SEL.09.2-T4-6. Koneksi Antar Materi CT dan Proyek Nama Mahasiswa Rifa Harti Astuti NIM 2389011314 Kesimpulan tentang integrasi CT ke dalam proyek STEM Terdapat keterkaitan antara STEM dan CT, terutama pada bidang pemodelan, penalaran dan problem solving. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran STEM adalah dengan project basedlearning atau pembelajaran berbasis proyek,dimana peserta didik tidak hanya didorong untuk berpikir kreatif, analitis dan berfokus pada solusi,namun juga mampu menghasilkan karya-karyainovatif baru. Integrasi antara STEM dan CT dapat membantu proses pembelajaran STEM. Integrasi CT ke dalam STEM memungkinkanuntuk melakukan identifikasi pola, memecahkan masalah, mengatur dan membuat langkah untuk memberi solusi, dan membangun representasi data melalui simulasi. Integrasi CT ke dalam proyek STEM dapat dilakukan dengan menempatkan berbagai komponen-komponen CTyang lebih luas dari fondasi CT ke dalam proyek STEM.


126 Tantangan apa yang mungkin dihadapi ketika mengintegrasikan CT ke dalam proyek STEM Tantangan yang mungkin dihadapi ketika mengintegrasikan CT ke dalam proyek STEM, yaitu: 1. Mengkondisikan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang merupakan integrasi CT dalam proyek STEM. Mengingat karakteristik dan kemampuan peserta didik yang berbeda-beda. 2. Waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian proyek cukup lama, mengingat waktu pembelajaran di sekolah juga terbatas. Usulan solusi untuk mengatasi tantangantantangan ketika mengintegrasikan CT ke dalam proyek STEM Solusi untuk mengatasi tantangantantangan ketika mengintegrasikan CT ke dalam proyek STEM, yaitu: 1. Peserta didik dibagi kedalam kelompok agar peserta didik dapat saling membantu dan bekerja sama dalam menyelesaikan proyek STEM. Selain itu, guru harus memberikan demonstrasi, petunjuk dan arahan yang jelas pada setiap kegiatan yang akan dilakukan oleh peserta didik. 2. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan yang terstruktur dan memanajemen waktu dalam melaksanakan setiap kegiatan yang telah direncanakan.


Click to View FlipBook Version