185 Musliar Kasim
pemerintah daerah. Meskipun pada kenyataannya, juga lebih
banyak dibenahi atas swadaya pemilik tanah sendiri. Sebut
misalnya, mendirikan homestay dan menyediakan ruang
khusus pemandian VIP yang disewakan perjam kepada
pengunjung.
***
Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap
209 Musliar Kasim
Menjadi Warga Dunia
Jurnal Ringkas antar Benua
LANGIT DI ATAS samudera Hindia mulai gelap. Penerbangan
terakhir hari itu telah lepas landas lebih dari delapan jam.
Rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menuju
Schippol, Amsterdam sudah separuh jalan. Tahun 2012 baru
bergerak empat puluh hari. Sisa putih salju masih menutupi
permukaan.
Sebagai Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang
mengurusi bidang pendidikan, Musliar masuk dalam
rombongan tersebut. Isu global yang di bahas pada E9
Meeting berpokok pada prinsip keberlanjutan program
pendidikan “education for all” yang digawangi oleh sembilan
Negara. EFA, Education for All ini diluncurkan oleh UNESCO
dalam EFA Summit di New Delhi tahun 1993 lalu. Selain
Indonesia, Negara yang tergabung dalam forum E9 adalah:
Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap
210Musliar Kasim
Bangladesh, Brazil, China, India, Meksiko, Mesir, Nigeria,
dan Pakistan.
Setelah seremonial pembukaan E9 meeting, Musliar segera
menyusun jadwal kunjungan ke Oranje School. Setingkat
sekolah dasar dengan pembagian kelas play group empat
tahun dan elementary tujuh tahun. Hari itu, ia melakukan
rangkaian studi bersama Dr. Ramon Mohandas, Atase
Pendidikan di KBRI Den Haag.
Pola pendidikan disana mengisyaratkan tentang arti
pentingnya keterampilan para peserta didik. Masing-masing
mereka digali sesuai minat dan bakat dengan assessment
yang terukur detail. Sekolah ingin menghasilkan jenius yang
sesuai dengan pribadi beragam tersebut.
“Saya melihat pada beberapa anak-anak di sana yang
memang memiliki peminatan serius terhadap musik. Mereka
diarahkan untuk mampu menguasai minimal satu alat musik.
Kemudian dilakukan pembinaan sistematis selama setidaknya
satu tahun baru diizinkan menggunakan alat musik yang lain.
Umumnya setelah kelas tiga SD, mereka baru diperbolehkan
dengan bebas memilih alat musik lainnya,” terang Musliar
padat.
Konsep moving class, murid mendatangi guru mata pelajaran
yang diterapkan pada sekolah tersebut secara tidak langsung
menguatkan paradigma bahwa pendidikan dan pengajaran itu
Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap
211 Musliar Kasim
memang dicari dengan sungguh-sungguh. Ilmu dituntut oleh
murid kepada gurunya!
Beberapa tahun sebelum itu, Musliar memiliki kesempatan
mengunjungi Keio University, universitas swasta tertua di
Jepang. Kala itu, ia bersama Rektor UI, UGM, ITB, IPB, ITS, dan
Unhas tergabung dalam rombongan Presiden SBY.
Keikutsertaan Musliar tersebut ketika ia masih menjabat
sebagai Rektor Unand di tahun 2007.
Selama diamanahkan menjabat sebagai Wakil Menteri, acap
kali Musliar menginjak benua asing. Saban-saban Musliar
telah berada di negeri orang. Terlibat dengan urusan
kenegaraan, Musliar kerapkali melakukan kunjungan kerja ke
luar negeri. Di antaranya Musliar pernah ke Oslo Norwegia.
Kala itu Musliar berangkat bersama dengan rombongan
Presiden untuk menghadiri pertemuan terkait lingkungan.
Jikalau sedang melakukan perjalanan ke luar negeri, Musliar
selalu menyempatkan diri untuk mendatangi sekolah-sekolah
terbaik di negara yang didatangi. Biasanya Musliar memilih
untuk mengunjungi SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi.
Tatkala Musliar pergi ke Nigeria, di sana ia menemukan
sekolah yang unik. Terutama di tingkat SMA selalu ditemukan
adanya lapangan bola. Tidaklah mengherankan banyak dari
para atlet bola yang berasal dari Nigeria. Hal ini menandakan
bahwa sekolah bukan hanya sebagai wadah untuk tempat
Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap
212Musliar Kasim
belajar dengan buku dan mata pelajaran, tetapi juga untuk
menyalurkan hobi. Nyatanya, dengan mengasah kemampuan
yang disenangsi, suatu saat akan mahir dan ahli. Tentunya
keterampilan yang dimiliki mendatangkan keuntungan dan
nantinya juga bisa dijadikan sebagai profesi.
Dari segi fasilitas apabila dibandingkan dengan sekolah-
sekolah yang terdapat di Abuja ibukota Nigeria, Indonesia jauh
lebih baik. Kendati demikian, meskipun tertinggal dalam
fasilitas, sekolah- sekolah di Abuja tidak berpengaruh
terhadap mutu pendidikan yang dihasilkan lulusannya.
Diketahui para lulusannya banyak diterima di kampus favorit
dunia.
Sama halnya dengan perguruan tinggi. Indonesia memiliki
sarana dan prasarana yang jauh lebih mewah. Di Abuja,
persoalan fasilitas hanyalah unsur penunjang yang bersifat
seadanya. Tetapi lebih mengutamakan output yang
berkualitas. Tidak jarang, para dosen dan mahasiswa
dilibatkan dengan berbagai kegiatan internasional, di samping
publikasi internasional yang juga tetap bergulir. Kejadian
serupa tidak hanya ditemukan di Nigeria, melainkan juga
terdapat di Australia, Amerika dan negara-negara di Eropa.
Berkaca dengan penerapan pendidikan di luar negeri, untuk
memperoleh pendidikan yang berkelas, nyatanya tidak selalu
senada dengan beragam fasilitas yang tersedia. Hal ini
Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap
213 Musliar Kasim
bertolak belakang dengan pelaku pendidikan di Indonesia,
yang kerapkali mendewakan segala fasilitas dan dianggap
telah mendapatkan wadah pendidikan yang baik.
Ingatan Musliar menembus kumparan waktu ke tahun 2003.
Sewaktu ia menjabat PR 2, atas biaya JICA (Japan
International Cooperation Agency) ia berangkat ke Jepang.
Managing for Higher Education Training mengantarkannya
pelatihan selama satu bulan. Selain Musliar, utusan dari UI,
Unpad, USU, dan Universitas Jember, dan beberapa Negara di
Asia dilatih tentang menerapkan penggunaan IT di perguruan
tinggi.
Seluruh peserta menginap di hotel. Akomodasi, transportasi
dan uang saku semua menjadi tanggungan JICA. Tuan rumah
kegiatan ini adalah SAGA University. Sebuah universitas
ternama yang telah beroperasi sejak tahun 1920 di Prefektur
Saga. Memiliki dua kampus yang berlokasi di daerah Honjo
dan Nabeshima.
Saat rombongan datang, sambutan hangat dari penyelenggara
langsung terasa. “Mulanya kami ditempatkan di mess JICA.
Panitia memberikan pengarahan dan semacam voucher
elektronik. Katakanlah 100 ribu perhari. Voucher tersebut
digunakan untuk belanja dan transportasi. Kalau tidak cukup,
apapun yang kita ambil, dikurangi dari apa yang kita
makan/beli. Hotelnya, penginapannya sudah lengkap. Kita
Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap
214Musliar Kasim
belajar di universitasnya. Pagi hari sudah dijemput, nanti sore
diantar lagi. Mereka well prepare,” jelas Musliar satu waktu.
Kesan mendalam Musliar pada menit-menit awal setelah
orientasi kegiatan untuk sebulan adalah soal bahasa.
“Bagaimana menjelaskan bahwa bahasa asing penting. Tetapi
bahasa tidak menghambat orang untuk maju! Saya melihat
professor yang mengajar kami menggunakan bahasa Jepang,
tapi ia pakai interpreter,” kenang Musliar.
Interpreter, mereka yang mengerti dan paham bahasa Jepang
dan pandai bahasa Inggris secara aktif. Dan, mereka semua
orang Jepang yang bekerja sebagai interpreter profesional.
Mendapat bayaran yang cukup tinggi. Musliar dan rombongan
belajar menggunakan interpreter itu. Beberapa guru besar
menggunakan jasa interpreter. Bagi Musliar, bahasa tidak
menjadi hambatan sepanjang seseorang tersebut ahli
dibidangnya.
Fenomena tersebut menjadi catatan penting bagi Musliar. Ia
menyaksikan para guru besar sangat fasih menggambarkan
ilmu sesuai keahliannya. Anstusiasme saat presentasi dan
gairah kepakaran yang muncul, menularkan semangat kepada
peserta pelatihan. Meskipun tidak bisa disetarakan situasinya,
Musliar melontarkan otokritik, “Di Indonesia, ketika seseorang
itu tidak pandai berbahasa Inggris, dianggap dia sudah tidak
Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap
215 Musliar Kasim
bisa berkomunikasi, takut menghadapi orang lain. Paling
penting ilmunya itu harus mumpuni!” ulas Musliar lagi.
Jadwal tetap diberikan dengan rutinitas harian: Pagi sarapan
di hotel, snack, siang makan di tempat pelatihan, snack, sore
di antar kembali ke hotel, makan malam di hotel kembali.
Sabtu-Minggu hari libur yang bisa digunakan untuk
mengunjungi berbagai tempat menarik. “Akhir minggu
pertama kami ke Hiroshima,” ujar Musliar nostalgia.
Training ini memiliki tujuan utama bagaimana memanfaatkan
IT di dalam administrasi perguruan tinggi. Ketika itu namanya
ICT, Information, Communication, Technology. Lebih mudah,
istilah itu dikenal hanya dengan IT. Riset dan pengembangan
dalam bidang IT yang pada akhir pelatihan seluruh peserta
menyampaikan paper, “Apa yang akan Anda lakukan setelah
pulang ke Negara masing-masing?”
Musliar menangkap gagasan ini sebagai titik sentral
modernisasi organisasi kampusnya. Musliar mengatakan di
sana ketika itu, “Kami akan membangun ICT di kampus!”
Sebagai PR 2, Musliar memenuhi ucapannya untuk
mengalokasikan anggaran yang cukup untuk
mengembangkan IT di Unand. “Alhamdulillah, yang
dimanfaatkan sekarang oleh Unand, e-learn adalah produk
yang pondasinya telah dirancang bangun ketika saya PR 2,
kemudian terus mengalami penyempurnaan saat saya
Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap
216Musliar Kasim
menjabat Rektor pada tahun 2006,” pungkas Musliar penuh
syukur.
Alokasi anggaran pertama pengembangan IT ini pada 2004 Rp
1 Milyar. Perangkat keras, perangkat lunaknya hingga
pelatihan teknisi dan operatornya. Pada 2006, Rektor Musliar
mengembangkan kerjasama dengan Gama Techno.
Perusahaan yang di bangun oleh Universitas Gajah Mada
untuk mengembangan sistem administrasi akademik. Porsi
pengembangan sistem IT untuk akademik, kepegawaian, dan
keuangan.
“Sistem IT untuk bidang akademik saat itu bertujuan agar
dosen memberikan materi pembelajaran secara online,
disimpan di aplikasi e-learn namanya. Sampai sebelum
pandemi, tidak sampai 25% dosen yang melakukan itu. Dengan
pandemi ini semua orang harus belajar online, dalam jaringan
(daring). Sesuatu yang harus dipelajari dari apa yang telah
kita desain waktu itu,” terang Musliar berbinar.
Seorang teman Musliar, Rektor IPB 1998-2002, Prof. Dr. Ir.
R.H.M. Aman Wirakartakusumah, M.Sc dalam satu
kesempatan di tahun 2008 berbincang dengannya perihal
sekolah terbaik di selatan benua Amerika. “Pak Musliar, saya
sarankan Pak Musliar mengunjungi Earth University, di
Kostarika,” ujarnya memantik rasa penasaran. Musliar
berterimakasih atas informasi yang diberikan Prof. Aman.
Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap
217 Musliar Kasim
Tidak terbayang olehnya daerah yang hanya bisa ia lihat di
peta dunia. “Terpaksa mengelilingi bumi kita kalau ke sana,”
gumam Musliar setengah berbisik.
Waktu berputar, hari berganti. Musliar menabung tekad dalam
hati. Ia benar-benar terprovokasi oleh ilustrasi yang diberikan
Prof. Aman tentang Earth University.
Empat tahun setelah pertemuan tersebut, Musliar
dilapangkan Tuhan jalannya. Pada 2012, rombongan kecil yang
dipimpin Wamen Musliar bertolak ke Guácimo, Limón, Costa
Rica. Tampak dalam rombongan tersebut, Rektor IPB Prof.
Herry Suhardiyanto, Staf ahli Menteri, dan Atase Pendidikan
Indonesia di Amerika. Sebenarnya Rektor Unand Prof. Werry
Darta Taifur masuk ke dalam rombongan yang telah
direncanakan untuk berangkat, namun karena visa nya tidak
keluar, ia urung berangkat.
Proses rekruitmen sangat selektif di Earth University. Dari
ribuan pelamar, hanya 100 orang yang diterima pertahun.
Berasal dari semua negara di dunia. Umumnya negara-
negara berkembang. Konsep pembiayaan di sana terdapat
tiga kategori, beasiswa penuh, setengah beasiswa, dan
membayar penuh. Membayar penuh mahal memang. Anak
tinggal di asrama. Hutan tropis menjadi lukisan nyata
memeluk kampus. Rombongan menginap di mess universitas.
Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap
218Musliar Kasim
Mereka ingin mendidik yang punya keterampilan. Sistem
belajarnya, karena tinggal di asrama, jam 6 pagi sudah
sarapan pagi. Ketika sarapan pagi itu anak-anak sudah pakai
seragam lapangan. Pakai sepatu boot, sudah pakai peci.
Setelah sarapan, bagi yang praktikum di laboratorium,
mereka langsung praktikum. Mana yang ke lapangan, mereka
bergegas ke lapangan.
Tahun pertama masih praktikum istilahnya. Tahun kedua
mesti mengerjakan pekerjaan kelompok. Tahun ketiga sudah
mesti mengerjakan pekerjaan mandiri. Tahun keempat sudah
mampu membuat proyek yang bisa mendatangkan uang.
Proyek yang di desain oleh mahasiswa tahun keempat
skalanya sudah komersial. Sudah dihitung laba ruginya di
sana. Kuliah di kelas siang hari. Pagi adalah waktu bagi
mereka mengerjakan kerja praktis. Makan siang jam 12, baru
mandi dan bersiap berangkat ke kelas. Teori disampaikan di
kelas pada siang hari.
“Saya tertarik melihat aktivitas mereka di pagi hari. Mereka
lalu lalang dengan kesibukannya masing-masing. Ada yang
mengendarai traktor, membawa cangkul, sabit, semprot
hama, dan perangkat pertanian lainnya. Dan, satu hal yang
mengesankan di sana, kampus mereka memiliki perusahaan
perkebunan pisang. Pisang yang diolah secara modern.
Memakai lori,” ujar Musliar berdecak kagum.
Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap
219 Musliar Kasim
Konsentrasi pendidikan di Earth University adalah pertanian.
Dalam pengertian seluas-luasnya. Ada agronomi, teknologi
hasil pertanian, pengolahan pasca panen, pengemasan,
hingga pemasaran produknya. Perusahaan pisang telah
melayani permintaan ekspor. Milik universitas. Sebagian
biayanya dari pemerintah. Tapi dikelola seperti swasta.
Gelombang kekaguman menerpa Musliar. Dalam hati ia
meneguhkan kerjanya merancang kurikulum. Ia semakin
yakin bahwa keterampilan itu sangat penting. Tidak hanya
pengetahuan. Ia tercengang. Sembari mematut diri, untuk
kerja yang menanti.
Dua hari dua malam, rombongan berpindah ke Brazil. Mereka
melihat negara Amerika Latin, industri pertaniannya maju.
Mendarat di Rio de Janeiro, rombongan langsung diarahkan
menuju hotel yang dekat dari pabrik pengolahan tebu.
Industri tebu sudah mekanis. Gula, saka hingga manisan
kaleng. Pengemasannya juga menarik. Industri kopi juga
menjadi salah satu denyut ekonomi penyumbang devisa yang
besar.
Di perjalanan mereka melihat truk-truk yang besar. Truk-truk
pengangkut hasil industri pertanian. Kesemuanya memenuhi
permintaan ekspor. Melalui kapal-kapal besar mengarungi
samudera hingga ke Asia, dan Eropa. Integrasi dunia usaha
dengan hasil penelitian kampus terlihat harmonis.
Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap
220Musliar Kasim
Sebagai universitas tertua di sana, Universidade Federal do
Rio do Janeiro mendukung industri andalan bidang pertanian
di Brazil meskipun ranking top dunia menempatkan jurusan
antropologi di sana peringkat 50 besar. Soal fasilitas, tidak
terlalu canggih, tetapi jaringan mahasiswa globalnya cukup
diperhitungkan.
***
Jaringan dari Negeri Asing
Akhir periode pertama kepemimpinan Barack Obama, Musliar
mendarat mulus di Washington Dulles International Airport. Ia
tiba bersama rombongan saat pepohonan dan bunga bersemi.
Sisa salju menyembunyikan bentuknya, hilang diterpa sinar
mentari musim semi. Mereka diterima Atase Pendidikan KBRI
Washington, menginap di mess yang telah disediakan.
Sekali lagi, konsep pendidikan yang ditawarkan begitu
memikat. Karena gumpalan kemungkinan mulai terbentuk.
Bagaimana agar universitas itu betul-betul mendidik
mahasiswanya sampai bisa melaksanakan proyek atau
kegiatan yang bisa disandarkan untuk hidup bekerja. Pada
titik tertentu, mereka, para mahasiswa tidak lagi mencari
pekerjaan.
Mereka membentuk minat dan merumuskan keadaan masa
depan dengan apa yang mereka suka dari awal. Terhadap
suatu produk, mereka mengejar ke hulu industri dengan
Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap
221 Musliar Kasim
kesungguhan. Apa yang mereka geluti, misalnya pembibitan
tanaman hutan. Mereka konsisten, menebang satu batang
pohon, maka wajib untuk menanamnya satu batang
disebelahnya. Pemikiran mereka dipicu untuk mencari jalan
keluar atas persoalan industri yang memerlukan bahan
mentah cukup banyak.
Pembibitan pohon hutan, tanaman coklat, hingga industri
metal dan gaya hidup menjadi sisi usaha yang diperkenalkan
sejak dini. Mereka dibebaskan merintis usaha, diarahkan,
hingga mandiri setelah tiga tahun. Kekuatan komunitas
menjadi nilai tambah lingkungan usaha di sana. Kegiatan join
working group. Komunitas ini mewakili pemerintah untuk
rapat dengan orang Amerika, pihak internasional dengan
petinggi Amerikanya.
Pertemuan dengan Menteri Pendidikan difasilitasi oleh join
working group. Apa-apa saja yang akan dibicarakan dan
disepakati nantinya. Kemudian community college. Lembaga
nirlaba yang memiliki konsentrasi terhadap pengembangan
profesionalisme dan keterampilan di Amerika.
Konsep community college ini menarik. Musliar di dorong
untuk merealisasikan community college, akademi komunitas
di Indonesia. Pelaksanaan akademi komunitas ada yang
selesai satu atau dua tahun. Program lebih banyak ke
keterampilan.
Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap
222Musliar Kasim
Mahasiswa yang terlibat mulai dari yang muda, freshgraduate
sampai ke orang yang sudah pensiun. Semacam sekolah
informal, tetapi tetap ada kurikulum.
Utamannya program tersebut berlangsung satu tahun. Namun
dapat disesuaikan dengan waktu mahasiswa. Bisa dua tahun.
Dikenal juga istilah on/off. Maksudnya cukup satu semester
saja, sudah cukup bagi dia tidak perlu dilanjutkan. Karena di
sana orang umumnya tidak mengambil sertifikat.
Misalnya bekerja di bengkel, tidak cukup rasanya
keterampilan mereka untuk itu, maka mereka akan
melanjutkan pergi ke community college yang menyediakan
itu. Ketika sudah cukup pengalaman yang mereka rasakan,
maka mereka akan keluar. Itu tahun pertama, kemudian yang
dua tahun. Tapi orang on/off. Bisa keluar dan masuk.
“Kami ketika itu bertemu dengan orang Indonesia yang ibunya
ikut bersama anaknya. Anaknya mahasiswa juga di sana.
Ibunya mahasiswa juga di community college. Kemudian
anaknya sudah ada yang tamat di sana lalu masuk ke
universitas. Jadi orang yang masuk ke akademi komunitas di
sana karena dua alasan. Yang pertama, tidak cukup nilainya
untuk masuk ke perguruan tinggi, karena yang masuk ke
perguruan tinggi di Amerika itu nilainya harus excelent.
Kemudian karena masuk universitas itu mahal. Masuk
Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap
223 Musliar Kasim
universitas di sana itu minimal 200 ribu US dollar atau 100
ribu US Dollar,” jelas Musliar penuh antusias.
Dino Patti Jalal merupakan salah seorang alumni community
college. Ia masuk ke sana selama dua tahun. Diakuinya 60%
nilai ini ia peroleh dari community college. Keberadaan
community college sejatinya sangat membantu masyarakat
dalam mengasah berbagai keterampilan yang sesuai dengan
minatnya. Output dari community college salah satunya itu.
Perjalanan Musliar kali itu hakikatnya adalah sebuah upaya
mengejar kesempurnaan bagi metode, pola, sistem, hingga
penerapan pendidikan di Indonesia. Ia berjalan seperti sedang
menyusuri tepian rasionalitas. Di bawa ke pinggir dalam
memaknai situasi dunia pendidikan Indonesia yang tak
berujung.
Di sudut beranda mess KBRI Washington, Musliar berusaha
memahami rangkaian kejadian yang telah membawanya
sejauh ini, ke persimpangan jalan yang luar biasa. Dan,
akhirnya ia mampu menghormati kekuatan yang didapat dari
keyakinan. Bahwa sejatinya ia akan mempersembahkan yang
terbaik bagi dunia pendidikan di Indonesia.
***
Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap