The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Catatan Keutuhan Kompetensi: Pengetahuan, Keterampilan, & Sikap

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by jcinstitute05, 2021-08-17 23:53:25

Musliar Kasim

Catatan Keutuhan Kompetensi: Pengetahuan, Keterampilan, & Sikap

Keywords: #muska #Musliarkasim #biografi #biografimuska

Pendidikan dalam Bingkai

155 Musliar Kasim

Pendidikan dalam Bingkai
Kepala Sekolah para Mahasiswa
MILENIUM KETIGA ditandai dengan recovery demokrasi di
Indonesia. Megawati Soekarnoputri dilantik sebagai Presiden
Republik Indonesia pada 23 Juli 2001. Ia dikukuhkan menjadi
Presiden RI ke-5 setelah rangkaian proses politik di MPR.
Lanskap politik nasional memberikan ruang demokrasi lebih
luas hingga ke daerah. Konsensus elit tingkat nasional
sepakat mengakhiri pertarungan politik yang dipicu sejak
1998. Untuk menembus kemacetan berpikir, pemerintahan
yang baru terbentuk ini konsentrasi pada pemulihan ekonomi
pasca peristiwa politik dan badai krisis moneter.
Di bidang pendidikan, pemerintahan ini menunjuk Abdul Malik
Fadjar sebagai Menteri Pendidikan Nasional. Semangat
reformasi menular hingga ke Universitas Andalas di bawah
kepemimpinan Rektor Marlis Rahman periode kedua saat itu.

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

156Musliar Kasim

Sebelumnya, Marlis Rahman terpilih menjadi Rektor pertama
kali pada 1997. Tugas berat masa paceklik berhasil dilaluinya
dengan baik, meskipun konsep pembangunan kampus
mengalami perubahan jadwal dan tidak sesuai target yang
telah ditentukan.

Pada periode kepemimpinan Rektor Marlis Rahman yang
kedua, ia ingin menjelaskan konsep pembangunan kampus
secara lebih gamblang. Di atas kertas, ia ingin mengejar
ketertinggalan pembangunan kampus sebab peristiwa
nasional yang berimbas pada kinerjanya di periode pertama.

Pos pada posisi struktural universitas yang mungkin
menerjemahkan konsep pembangunan Rektor Marlis ada
pada jabatan Pembantu Rektor (PR) 2. Tugas PR 2 utamanya
membantu Rektor dalam mengelola kegiatan di bidang
administrasi umum, keuangan, aset, pembangunan dan
pengembangan sumber daya.

Obsesi Rektor Marlis tentang kelanjutan pembangunan Unand
mendapat tantangan. Ia mesti menemukan sosok yang tepat
untuk memimpin jabatan tersebut. Orang yang memiliki cara
kerja dan disiplin baik. Tentunya mampu menerjemahkan
pikirannya secara simultan.

Setelah pelantikan berlangsung, ia segera menyusun
database yang bersumber dari banyak pihak. Ada diantara
nama-nama yang masuk pakar ekonomi pembangunan, ahli

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

157 Musliar Kasim

manajemen, pejabat struktural fakultas, serta ketua lembaga
di lingkungan Unand.

Rektor Marlis umumnya kenal secara pribadi nama-nama
yang masuk dalam catatan khususnya. Dari sekitar delapan
nama yang masuk, ia tertarik oleh satu nama yang saat itu
menjabat Ketua LPM Unand. Ia menyaksikan perjalanan
karirnya yang non struktural itu. Ada potensi yang muncul
diluar kebiasaan assessment untuk sebuah jabatan PR 2. Dan,
sejarah mencatat, medio 2002 Musliar Kasim dilantik sebagai
PR 2 Unand.

“Ketika terpilih itu saya semakin percaya diri. Ternyata saya
dari segi pemikiran cukup diterima oleh orang. Saya masih
ingat respon banyak pihak terkait penetapan diri saya menjadi
PR 2. Saya diremehkan karena berasal dari Fakultas
Pertanian yang bukan memiliki pembelajaran ekonomi. Tetapi,
menurut saya manajemen itu ialah bagaimana caranya kita
mengorganisir orang,” ulas Musliar.

Jam-jam pertama setelah dilantik menjadi PR 2, Musliar
tancap gas. Ia merasa diberikan keleluasaan oleh Rektor
dalam menentukan skala prioritas yang mesti diselesaikan.
Ia masih ingat ketika itu sistem keuangan Universitas dibagi
60% untuk Universitas, 40% untuk fakultas. Hal ini membuat
fakultas yang sedikit mahasiswanya akan kesulitan
memperoleh pendapatan.

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

158Musliar Kasim

Ditangan Musliar, kebijakan keuangan berdasarkan
kebutuhan. Ia merumuskan standarisasi kebutuhan hingga
persoalan kendaraan dinas. Pernah beberapa kendaraan
dinas Dekan lebih baik daripada Pembantu Rektor. Melihat
keganjilan ini, dalam satu rapat kerja, Musliar menyampaikan
kepada Rektor, bahwa rektorat butuh kendaraan baru yang
lebih baik, minimal sama dengan kendaraan Dekan tersebut.
Hal ini lebih disebabkan sebagai salah satu jalan
mendongkrak performa universitas di mata publik

Mendengar pertimbangan dan argumentasi Musliar, Rektor
setuju. “Pak Rektor, setelah kita hitung, dana hanya bisa beli
mobil sejumlah dua unit. Nanti kita undi saja siapa yang akan
memakai mobil ini,” terang Musliar. Ketika mobil sudah
sampai, Musliar kembali menghadap. Ia menyampaikan
bahwa dua unit mobil dinas itu silakan diperuntukkan bagi PR
1 dan PR 3. Rektor Marlis terkejut. “Biarkan PR 1 dan PR 3
yang menggunakan mobil itu, Pak. Alasan saya yang pertama
mobil pribadi saya masih memadai, dan yang kedua kalau
saya dapat tidak akan baik dampaknya pada saya. Sebab saya
yang paling keras mengusulkan hal tersebut dari awal,” tegas
Musliar.

Perlahan kegiatan pembangunan kampus sesuai fungsi dan
peruntukan yang tepat dilaksanakan. Dibelakang gedung
perpustakaan pusat saat itu masih terdapat pondok-pondok
liar yang pada masa sebelumnya digunakan sebagai bedeng

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

159 Musliar Kasim

para pekerja borongan pembangunan gedung kuliah. Dalam
maket pembangunan kampus, tempat tersebut berfungsi
sebagai lahan parkir yang mampu menampung hingga 200
unit kendaraan roda empat. Dalam tempo enam bulan, proses
pengerjaan lapangan parkir pun rampung.

Peningkatan jumlah mahasiswa mesti diiringi dengan
meningkatnya kualitas pendidikan mereka. Sasaran utama
pendidikan selain persoalan akademik juga karakter. Jika soal
akademik bisa diselesaikan di ruang kelas, lain halnya
permasalahan karakter mahasiswa. Salah satu opsi yang
ditawarkan Musliar menyikapi hal ini adalah membangun
asrama mahasiswa. “Ini merupakan gagasan integral
pendidikan karakter mahasiswa melalui suasana asrama
yang kondusif. Asrama mahasiswa yang memiliki program
khusus bagi mahasiswa yang berada di lingkungan itu. Bukan
hanya sekedar tempat tinggal, asrama tersebut ditujukan
sebagai medium untuk membentuk diri mahasiswa menjadi
pribadi unggul,” demikian ide Musliar yang disambut hangat
Rektor dan peserta rapat lainnya.

Ketika gagasan tersebut diluncurkan, luar biasa penentangan
masyarakat. Mereka menganggap akan mematikan rumah
kos. Seketika ingatan Musliar di bawa kepada peristiwa
demonstrasi masyarakat Mentawai menanggapi proyek LGC
dahulu. itu sempat demo ke Unand. Saat itu dengan
persuasive Musliar menyampaikan, “Saya tidak takut. Kalau

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

160Musliar Kasim

saya mati, bukan hanya di Mentawai. Tapi dirumah saja bisa
juga mati,” begitu sifat yang ia tanamkan.

Bekerja dengan sungguh-sungguh membangun asrama. Ada
spanduk di Pasar Baru dengan tulisan hitam bernada
ancaman. Isu-isu kontraproduktif bergulir kencang. Situasi
panas sebab provokasi pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab. Musliar tampil ke muka. Dengan lantang ia menjamin
bahwa keberadaan asrama mahasiswa hanya diperuntukkan
bagi mahasiswa yang memenuhi persyaratan. “Setelah satu
tahun mereka keluar dari asrama dan akan tinggal dirumah
Bapak/Ibu sekalian setelah mereka dididik oleh Unand di
asrama,” terang Musliar ditengah masa demonstrasi.

“Saya benamkan dalam hati, bahwa sampai suatu saat
mereka akan paham dengan tujuan saya. Bahwa apa yang
saya lakukan adalah kerja jangka panjang yang tak bisa dinilai
hasilnya hari ini,” batin Musliar.

Mewujudkan proyek pembangunan asrama membutuhkan
biaya yang tidak sedikit. Di saat bersamaan, program dan
kegiatan lain juga butuh perhatian juga dana. Musliar tidka
kehilangan akal. Ia paham dengan situasi keuangan
universitas yang ketat, tetapi ia juga melihat ada celah
kerjasama yang bisa dilakukan dengan pihak swasta. Sistem
BOT (Build Operation Transfer) dibenarkan dalam
pelaksanaan proyek tersebut. Bekerjasama dengan RPX

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

161 Musliar Kasim

(Republic Express), pembangunan asrama di tahun 2003 pun
dimulai.

Inisiasi ini dimungkinkan atas peran Zarwin, pengusaha dan
konsultan asal Lubuk Basung yang memiliki koneksi kuat ke
RPX. Setelah disampaikan prosedurnya, mereka tertarik.
Dengan sistem BOT, setelah 30 tahun, menjadi milik Unand
sepenuhnya. Penggunaan asrama mahasiswa tersebut
diresmikan pada tahun 2004 oleh Amien Rais.

Sebagai program utama asrama tersebut, bagi mahasiswa
yang beragama Islam yang tinggal di asrama harus shalat
Shubuh berjamaah di masjid Nurul Ilmi. Menurut Musliar,
aspek spiritualitas tidak dapat dikategorikan sebagai
penunjang penguatan karakter mahasiswa. Segi ini mesti
diperkuat untuk menjadikan generasi Indonesia yang tangguh.

Penataan kampus dengan lingkungan yang asri juga tidak
terlepas dari jangkauan Musliar. Tidak mungkin asrama
dibangun, tetapi suasana gersang dan tidak sedap dipandang
mata. Saat musim kemarau, banyak titik api yang memicu
terjadinya kebakaran. “Saya masih ingat, di daerah dekat
rumah sakit sekarang sempat terbakar. Hampir dua kali
setahun terbakar dan menjadi langganan mobil kebakaran,”
kenang Musliar. Belum lagi arah Politeknik yang memang
menggiurkan untuk dimangsa api. Fenomena tersebut
melahirkan gagasan penghijauan kampus dengan menanam

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

162Musliar Kasim

pohon jati. Selain teduh, nilai tambah dari pohon ini selalu
tinggi di pasaran.

Kerja-kerja pembangunan menempati klaster utama
pemikiran Musliar. Ia sering di bawa serta dalam pertemuan
Rektor se-Indonesia, baik atas nama PR 2 maupun mewakili
Rektor Marlis Rahman. Pergaulan nasional Musliar pun
menatap ke atas, ke jenjang-jenjang tangga kemajuan.

Suasana demokrasi Sumatera Barat menjelang tahun 2005
semakin dinamis. 27 Juni 2005 ditetapkan sebagai penentu
estafet kepemimpinan di Sumatera Barat. Kontestasi
pemimpin Sumatera Barat secara langsung yang pertama kali
itu dimenangkan oleh pasangan Gubernur/Wakil Gubernur
Gamawan Fauzi/Marlis Rahman. Hal ini berdampak pada
kepemimpinan Rektor Unand yang belum habis masa
jabatannya setahun lagi.

Musliar ditunjuk sebagai Pejabat Sementara (Pjs.) Rektor
Unand hingga dilangsungkan pemilihan Rektor sesuai jadwal
di tahun 2006. Kampus memiliki cara-cara tersendiri dalam
menentukan pemimpinnya. Sejak menjadi Pjs. Rektor, telepon
Musliar lebih sering berdering dari biasanya. Banyak diantara
mereka yang ingin membicarakan tentang masa depan dan
pembangunan Unand periode mendatang.

Bisik-bisik pun akhirnya sampai di telinga Musliar. Ada orang
yang minta tolong ke Jakarta. Mengatakan bahwa ia tidak

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

163 Musliar Kasim

layak menjadi Rektor. Alasan mereka umumnya menilai
rekam jejak Musliar di jenjang struktural. Karena tidak pernah
jadi Ketua Jurusan, tidak pernah jadi Dekan, tidak pernah jadi
Pembantu Rektor 1, tidak berasal dari sekolah top dunia.
Lantas bagaimana seharusnya?

Pandangan umum sivitas akademika Unand pada dekade
2000-an terkait suksesi Rektor dengan jalan gampang: mesti
pernah menjadi pimpinan di fakultas, kemudian setidaknya
pernah menjadi PR 1 yang menangani akademik. Hal demikian
tidak sepenuhnya salah, sebab jalan sejarah sebelumnya
memang memutuskan seperti itu. Setelah Rektor Mawardi
Yunus, penerus estafet kepemimpinan Unand selalu berasal
dari pimpinan Fakultas juga PR 1.

Pendapat berbagai kalangan yang mendukung Musliar
semakin kentara ketika mendekati pemilihan. Mereka
berpandangan Rektor menjalankan fungsi manajemen dan
kepemimpinan. Aspek public relation, problem solving, lobby
itu penting. Leadership seorang rektor tidak melulu bicara
tentang persoalan akademik. Sebab basis dosen nyatanya
memang akademik, menjadi akademisi. Tetapi ketika
membahas pemilihan rektor, mereka dihadapkan tidak hanya
memilih seorang akademisi handal. Sivitas akademika
memilih pemimpin mereka, sosok yang memiliki seni
kepemimpinan.

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

164Musliar Kasim

“Tahun itu baru pertama kali kita melakukan pemilihan rektor
secara langsung melibatkan tingkat dewan dosen.
Sebelumnya pemilihan rektor melalui rapat senat universitas.
Pemilihan dari senat awalnya tujuh orang kemudian menjadi
orang, lalu itu yang terpilih dari tiga besar,” jelas Musliar.

Pemilihan langsung Rektor Unand pertama kali
diselenggarakan di auditorium. Nama yang terdaftar saat itu
berjumlah 13 orang. Dari Fakultas Pertanian muncul tiga
nama: Hendrik Muchtar, Endri Martius, dan Musliar Kasim.
Selain itu, dari Fakultas Ekonomi lima orang, juga Fakultas
MIPA berjumlah lima orang.

Sebelum proses pemungutan suara dimulai, Musliar
menyampaikan kepada kawan-kawannya. “Kalau saya tidak
menang di dewan dosen, saya tidak akan maju ke senat.
Walaupun masih ada lima tahapan penyaringan waktu itu.
Penting bagi saya, untuk apa jadi pemimpin kalau orang tidak
mau dan tidak memilih saya menjadi pemimpin. Tidak
mungkin saya memimpin orang-orang yang tidak suka sama
saya,” kenang Musliar penuh senyum. Riuh rendah suasana
pemilihan langsung Rektor Unand yang pertama kalinya itu
memberikan Musliar 70% suara dewan dosen. Sisa 30% lagi
dibagi ke 12 orang lainnya.

Dinamika berlanjut setelah kemenangan pertama Musliar di
tingkat dewan dosen. Seseorang menelpon Musliar. Di ujung

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

165 Musliar Kasim

telepon dia mengaku kenal dekat dengan anak angkat
Presiden SBY. Ia menawarkan bantuan. Ia menyampaikan
akan menolong Musliar agar mudah masuk ke Cikeas. Belum
selesai perbincangan tersebut, dia minta Musliar
mengirimkan Curiculum Vitae segera.

Dengan santun, Musliar menanggapi bahwa CV ada di kantor
filenya dan ia berusaha segera memutuskan pembicaraan.
Menurut Musliar ada keganjilan dalam sebuah pemilihan
rektor, jika menggunakan cara-cara begal seperti itu. Tidak
masuk akal jika sudah terpilih satu orang kandidat, lalu tiba-
tiba akan diganti kemenangan dengan kandidat yang lain.
Bahkan yang jadi lelucon jika Musliar tidak dipilih oleh
Jakarta, ia akan dibuatkan sebuah perusahaan. Kelucuan yang
kembali muncul. Soal ini Musliar banyak mendapatkan
informasi dari beberapa temannya, bahwa di Jakarta banyak
mafia-mafia seperti itu.

Menjelang penetapan Rektor Unand periode 2006-2009,
Musliar mengamati proses akhirnya dari dekat, tetapi dari
satu jarak yang jelas terpisah. Ia sendiri tidak memiliki ambisi
yang mampu memaksanya untuk memenuhi nafsu memburu
kekuasaan tersebut. Meski demikian, pada kesempatan saat
ia melaksanakan tugas sebagai rektor, isu soal bayar kuasa
ini muncul juga.

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

166Musliar Kasim

Saat itu dalam perhelatan Forum Silaturahmi Saudagar
Minang (FSSM), Musliar bertemu dengan Syahrul Udjud
(Walikota Padang 1983-1993). Setelah bertanya kabar, Syahrul
Udjud menembak Musliar dengan pertanyaan penuh selidik,
“Dinda, supaya tidak mengira-ngira. Ada yang mau saya
tanyakan sejak lama. Dinda waktu mau naik jadi Rektor, ada
orang minta uang? Sampai 200 juta?” tanya Syahrul
penasaran.

Mendengar itu Musliar tergelak. Dengan spontan ia jawab,
“Darimana Abang dapat info demikian. Tidak ada seperti itu,
Bang. Kalaupun ada uang saya 200 juta, tidak akan jadi rektor
saya, buat apa? Bagus buat usaha kan, Bang.”

Setelah terpilih, Rektor Musliar memiliki target percepatan
insfrastruktur, penambahan program studi sesuai pasar
kerja, juga tak ketinggalan pembenahan kualitas dosen.
Beberapa masukan sampai kepada Musliar, ia dinilai terlalu
kencang. Seperti sulap seribu satu malam. Musliar
menyadarinya secara psikologis memang demikian. Tapi
menurutnya kalau hal baik yang dilakukan untuk apa harus
sungkan. Menjelang Lustrum kelima (50 tahun) Unand,
Musliar meluncurkan tagline: “moment of change”.

Percepatan peningkatan kualitas akademik dilakukan Musliar
dengan meneroka program studi baru. Pengalamannya
menjadi PR 2 sangat berguna bagi Musliar. Utamanya soal

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

167 Musliar Kasim

pembangunan fisik universitas. Namun kisah dibalik pendirian
salah satu jurusan baru juga tak kalah menarik. Saat itu
Musliar mengikuti kegiatan di rumah Wapres Jusuf Kalla
bersama para duta besar.

Ditengah jamuan makan, salah seorang duta besar menyapa
Musliar, “Pak Musliar, ketika kami dubes, 60% diplomat muda
itu orang Sumatera Barat. Sekarang, saya masih ikut menguji
calon diplomat muda. Tetapi mencari dua orang saja setahun
sulit. Mungkin salah satu kendalanya di Unand itu tidak ada HI
(Hubungan Internasional). Silahkan dibuat, Pak Rektor. Nanti
kita bantu.”

“Terima kasih atas atensi Pak Dubes. Segera kami tindak
lanjuti usulan baik dari bapak,” sambut Musliar memperkokoh
semangat. Demikian komunikasi yang dilakukan Musliar.
Bahwa setiap kesempatan adalah peluang baik untuk
memajukan universitas.

Pembinaan mahasiswa secara langsung di asrama tak kalah
pentingnya bagi Musliar. Wajib shalat Shubuh berjamaah
kecuali yang berhalangan dipantau langsung oleh Musliar.
“Lima belas hari awal, saya ke atas (ke Unand) bareng sama
yang mengajar sembahyang. Saya kawal langsung. Tiap hari
setelah Shubuh dibuat kultum (kuliah tujuh menit). Mulai dari
Rektor, Wakil Rektor, Dekan, dijadwalkan kultum setiap hari.
Sehingga asrama pada periode itu, asrama Unand mendapat

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

168Musliar Kasim

penghargaan sebagai asrama terbaik se Indonesia. Dua kali
memperoleh penghargaan. Bukan hanya karena
kebersihannya, tetapi juga karena kegiatannya. Saya juga
inspeksi ke kamar-kamar mahasiswa. Bolehlah kita ini orang
kampung, tetapi saya beritahu bagaimana cara mengatur
kamar agar bersih, agar kondusif selalu untuk belajar,” terang
Musliar bangga.

Kegiatan Shubuh berjamaah penghuni asrama ini membetot
memori Musliar tentang dua hal. Pertama, Ujang, urang awak,
perantau di Bali. Satu lagi orang Malaysia. Urang awak yang di
Bali Ketua Masika (Majelis Sinergi Kalam) ICMI Bali. Tahun
2007 ia ke Padang dalam rangka Forum Silaturahmi Saudagar
Minang.

Dia mengatakan kepada Musliar, “Saya menangis bang, di Bali
jadi pengurus masjid itu sulit kita, bang. Cari lahan untuk
bangun masjid itu susah. Nah ketika sudah dibangun Masjid
itu baru difungsikan sebagaimana mestinya, banyak jamaah
datang. Kalau disini, tadi saya shalat Shubuh datang
terlambat, setelah itu baru ada mulai orang mengaji tapi
masih dikunci masjidnya. Ketika mau adzan baru dibuka, nah
garin itu yang adzan, ternyata cuma saya satu-satunya
jamaah bang. Menangis saya.”

Setelah mendengarkan seksama, Musliar berkata ringkas,
“Siap-siap besok kita shalat di Masjid kampus. Saya minta

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

169 Musliar Kasim

Anda kultum.” Keesokan harinya, pada waktu yang masih
segar, Musliar dan Ujang telah hadir ditengah-tengah 800
jamaah shubuh. Ujang kembali menangis terharu pada saat
itu. Dia tanya bagaimana bisa dibikin seperti ini,
mengumpulkan orang segini banyak!

Dengan santai Musliar menjawab, “Ya pakai absen ini, Jang.
Dipaksa. Tapi kalau melakukan untuk kebaikan kan tidak apa-
apa. Yang tidak boleh itu kalau kita memaksa orang Kristen
untuk shalat. Tapi kalau menyuruh orang Islam untuk shalat
kan tidak ada larangan. Bahkan pada zaman Umar bin Khatab,
beliau bilang, „Apabila sanggup akan kubakar rumah orang
Islam itu muslim laki-lakinya jika tidak shalat di masjid‟. Saya
kan buat reward juga untuk yang paling rajin shalat di masjid.
Awalnya tidak mengapa terpaksa menjelang mereka
terbiasa,” pungkas Musliar senyum.

Kedua, orang Malaysia. Tamu dari Malaysia ini bertanya
kepada Musliar, “Pak Rektor, jam berapa besok kita bertemu?”

Musliar menjawab, “Jam berapa saja. Atau kalau mau kita
bertemu lebih awal gak apa-apa. Kita ketemu di masjid, di
Unand.”

Kemudian tamu itu tanya kembali, “Iya jam berapa pak?” minta
penjelasan detil.

“Waktu Shubuh,” kata Musliar padat.

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

170Musliar Kasim

Musliar kemudian menjelaskan program itu secara ringkas.
Setelah shalat, ia mengatakan kepada seluruh jamaah ketika
diberi waktu, ”Kami di Malaysia, banyak asrama, domitori,
setiap kampus negeri ada asramanya. Tapi tidak ada kegiatan
semacam ini. Kalian beruntunglah, jam 5 pagi sudah ketemu
dengan Rektornya. Kalau di Malaysia tidak bisa ini seperti ini.”

Dua hal yang membuat berkesan di hati Musliar. Yang
membuatnya bergairah. “Setiap hal yang saya lakukan itu
pasti ada saja dorongan dari orang-orang yang tidak terduga
semacam itu. Bahkan orang yang sudah menekan-nekan saya
malah tidak sampai berkesan dan membuat bergairah
sekalipun seperti dua cerita tadi,” ungkap Musliar senang.

Metode Shalat Shubuh jamaah ini juga tak terlepas dari kritik
banyak pihak. “Pak Rektor, bapak kalau memaksa-maksa
orang shalat itu nanti kena HAM, pak,” kritik seseorang
dihadapan Musliar. Menanggapi hal itu Musliar membalas
spontan, “Kalau kena HAM Internasional pun tidak masalah
buat saya. Karena saya tidak menyuruh orang Kristen shalat.
Kalau itu yang saya lakukan barulah saya kena HAM.

Musliar menikmati proses tersebut, ia senang dapat
menemani anak-anak ini berkembang. Anak-anak yang jadi
aktivis-aktivis kampus ini kebanyakan juga anak asrama.
Karena di asrama ada asosiasi, ada kegiatan. Ketika ada
kuliah umum, anak asrama pasti diwajibkan untuk hadir dan

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

171 Musliar Kasim

mereka umumnya adalah pihak yang lebih dahulu mengetahui
kegiatan kampus dibandingkan mahasiswa non asrama.

Pendar pendahulu sebelum fajar merekah menerangi langit
perlahan lenyap. Ritual shalat Shubuh beserta kultum pun
usai. Musliar kembali ke rumah, menyiapkan beberapa
agenda awal minggu itu. Ada pikiran yang belakangan kerap
mengusiknya, entrepreneurship! Setelah acara malam dengan
para saudagar Minang di Gubernuran, Musliar yang terlibat
perbincangan serius para tokoh saudagar merasa tertantang.

Malam itu Gubernur Gamawan Fauzi merilis survei, di
Sumatera Barat 80% angkatan kerja memilih bekerja jadi
PNS. Diskusi berkembang, “Saya kaget mendengar penjelasan
Pak Gubernur,” ujar praktisi dari Jakarta. “Kalau seperti ini
orang Minang sudah tercerabut dari akar budayanya. Orang
Minang itu kan saudagar,” tukuk yang lain.

“Dari dulu kalah itu Jakarta sama orang Minang, kalau soal
bisnis. Kita bangsa saudagar,” celoteh lainnya. Dialog tersebut
bermuara pada pekerjaan rumah Rektor Musliar. Ia tak bisa
berdiam diri melihat antusiasme publik. Tentang apa yang
harus dilakukan untuk mengembalikan spirit saudagar orang
Minang. Belum habis satu minggu sejak pertemuan malam itu,
Musliar menginisiasi pertemuan dengan pemangku
kepentingan di Unand.

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

172Musliar Kasim

Musliar menguatkan hati untuk mendukung sepenuhnya
terkait usaha kesinambungan mencetak pengusaha, dan
saudagar Minang. Pertemuan pertama digelar di PKM (Pusat
Kegiatan Mahasiswa). Aula PKM ramai sekali seperti di sauna,
karena basah kuyup dengan keringat orang yang berdesakan
penuh semangat. Pertemuan tersebut adalah titik nol
perjalanan kuliah umum kewirausahaan yang digelar sejak
tahun 2007 setiap bulan pada hari Jumat.

“Narasumber saya undang pagi, kemudian saya ajak makan di
ruangan Rektor. Paling bagus view dari ruangan itu. Setiap
hari Jumat saya selalu hadir. Biasanya Rektor hanya memberi
sambutan kemudian meninggalkan arena acara. Tidak untuk
saya. Jadi orang-orang yang diundang sangat senang. Kata
mereka: „Pak Rektor, saya sudah sering diundang oleh
kampus-kampus, tapi jarang sekali Rektor seperti ini. Dari
awal sampai akhir Rektor hadir dalam acara‟. Saya temani
dan hadir sampai acara selesai,” ulas Musliar.

Konsep kuliah umum pun dinamis. Biasanya narasumber mau
menghadiahkan sesuatu ke mahasiswa. Musliar
menyampaikan, “Biasanya, kami menghadiahkan untuk
mahasiswa ini buku-buku. Nah bapak pilih saja pertanyaan
terbaik, lalu bapak nanti yang berikan hadiahnya.” Ada dari
nasrasumber yang sanggup menghadiahkan tiket bagi
mahasiswa. Semua tentu memberikan kepuasan bagi banyak
pihak. Untuk mahasiswa, pengalaman empirik narasumber

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

173 Musliar Kasim

yang diberikan jelas menjadi motivasi penuh mereka melihat
kehidupan. Sedangkan bagi narasumber, memberikan
pengalaman dihadapan generasi penerus bangsa merupakan
hal yang mewah dalam perjalanan kehidupannya.

Ketika Musliar tidak lagi menjabat Rektor Unand, sudah hadir
140 orang pengusaha nasional mengisi Kuliah Umum
Kewirausahaan tersebut. Mereka datang ke Padang
memprovokasi mahasiswa untuk mengisi pembangunan dari
jalur wiraswasta. “Sampai sekarang kalau saya bertemu Pak
JK (Jusuf Kalla) selalu membahas tentang wirausaha. Orang
Minang tidak konsisten, katanya satu waktu. Forum
Silaturahmi Saudagar Bugis-Makasar hingga kini masih aktif
dan eksis, kata JK lagi. Kemarin kami hadirkan satu orang
yang sukses, dan satu orang yang tidak sukses. Agar yang
sukses menjadi motivasi dan yang tidak sukses ini menjadi
pembelajaran untuk orang lain,” terang Musliar.

Pepatah lama mengatakan, umpat dan puji adalah pakaian
seorang pemimpin. Sudah seperti itu masih ada yang
mengkritik Musliar dengan aksi kuliah kewirausahaannya.
“Pak Rektor, semangat sekali untuk kewirausahaan sekarang
ya. Bapak asah mahasiswa menjadi entrepreneur, tidak pintar
mengasah mahasiswa ini menjadi akademisi, menjadi
ilmuwan!” Dosen senior ini meminta Musliar untuk
mengurangi kegiatan yang seperti ini. Musliar tidak reaktif
menanggapi usulannya. Ia hanya tersenyum.

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

174Musliar Kasim

Beberapa hari setelah kejadian tersebut, Sandiaga Uno hadir
sebagai narasumber. Sambil bercanda Musliar
menyampaikan usulan dosen senior bebarapa waktu lalu.

“Bang Sandi, saya di perguruan tinggi ini kan orangnya hebat-
hebat. Saya melakukan ini (kuliah kewirausahaan) kena kritik
juga dari dosen senior. „Gampang aja jawabnya. Jika Unand
membina mahasiswa untuk jadi ilmuan, jadi akademisi, kan
tidak akan jadi juga dia seorang akademisi atau ilmuan. Jika
dia ingin menjadi saudagar, begitu pula sebaliknya. Belum
tentu juga menjadi saudagar‟, ujar Sandiaga tenang.
Kesimpulan tersebut memberikan saya wacana dan
keyakinan bahwa apa yang saya lakukan bukan merupakan
kesalahan berpikir yang fatal,” terang Musliar diselingi tawa.

Pada 2009, Musliar meluncurkan program PWM (Program
Wirausahawan Muda). Kegiatan tersebut didukung penuh oleh
Dikti. Satu orang mahasiswa yang memiliki proposal bisnis
diberikan sekian juta untuk mahasiswa dalam satu kelompok,
hingga dapat menjadi berkelompok-kelompok.

Catatan khusus Musliar yang menarik mata publik periode
pertama ini adalah penganugerahan Doktor Honoris Causa,
DR. (HC.) kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di
bidang revitalisasi pertanian, pembangunan pertanian
berkelanjutan. Gelar tersebut dipromotori oleh Prof. Ir. H.
Fachri Ahmad, M.Sc Ph.D.

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

175 Musliar Kasim

Pemberian gelar DR (HC) tersebut diselenggarakan dengan
semarak di Auditorium Universitas Andalas pada 21
September 2006. Pemikiran SBY di bidang pertanian,
ketahanan pangan, dan pengentasan kemiskinan diungkap.
Kepada masyarakat, SBY menyatakan bahwa ia memiliki
komitmen untuk meningkatkan taraf kehidupan petani.

Gelar kehormatan di bidang pertanian tidak bisa sekedar
dipasang. Pada sambutannya, Musliar mengutarakan harapan
masyarakat, “Kami mendukung kekuatan Negara dalam
menghasilkan beras agar dapat mencukupi kebutuhan dalam
negeri supaya jangan mengimpor beras.” Sebuah tuntutan
nyata yang disampaikan oleh pemberi gelar. Tidak ingin
berjanji, SBY tak menyinggung sedikit pun soal impor beras
dalam sambutannya.

Banyak pihak yang mendukung penyerahan gelar tersebut.
Kawan-kawan membentuk tim yang solid. Datang ke Jakarta,
ke Istana. Ada saja hal yang bikin orang akhirnya mengenal
Unand. Sebuah apresiasi dari masyarakat Sumatera Barat,
Unand khususnya. Dan, kesediaan SBY menerima
penganugerahan tersebut adalah sebuah pengakuan bahwa
Universitas Andalas merupakan lembaga pendidikan yang
berbobot.

***

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

176Musliar Kasim

Kreativitas dan Inovasi adalah Kunci

Musliar sebagai salah seorang tokoh yang patut ditiru,
terutama dalam hal pendidikan. Terlihat dalam kegemilangan
jenjang karir yang pernah dimilikinya. Mulai dari seorang
dosen, kemudian menjadi guru besar, rektor, dan juga pernah
menjabat sebagai petinggi pendidikan di level nasional. Ini
menandakan beliau memiliki capaian-capaian yang cukup
bagus dan membanggakan.

Kendati demikian, meskipun menyandang nama besar sebagai
tokoh nasional, beliau tidak pernah lupa akan kampung
halaman. Tampak dalam kenyataan kepedulian beliau
terhadap dunia pendidikan Padang Gantiang. Tiada kata yang
patut untuk diucap, bahwa beliau memang tokoh yang pantas
dicontoh dan diteladani. Terutama dalam sikap, perbuatan dan
pendidikannya.

Sebagai seorang tokoh yang telah aral melintang dalam dunia
pendidikan, baik ditingkat lokal maupun nasional, tidak
sedikitpun beliau menunjukkan gelagat yang jumawa dengan
ketokohannya. Beliau begitu low profile, bersahabat dengan
siapa saja dan dikenal baik oleh kalangan selingkup
akademisi pendidikan.

Apalagi dengan memiliki sikap menghargai setiap orang,
menunjukkan bahwa beliau tokoh besar yang berjiwa santun.
Barang sekalipun tidak pernah melihat beliau marah.

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

177 Musliar Kasim

Meskipun beliau dihadapkan dengan pelbagai kenyataan yang
kemungkinan akan menyulut emosi, tetapi beliau tetap tidak
memilih untuk menegur dengan keras. Baginya setiap orang
telah menampilkan performa terbaik, jikalaupun ada
kesalahan, adalah bagian dari pembelajaran bersama yang
mesti diubah.

Gelagat demikian, tentunya juga berlaku sama terhadap
masyarakat Padang Gantiang. Terlihat dengan kepedulian
beliau dengan pendidikan generasi muda Padang Gantiang.
Bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi, beliau sebagai tokoh pendidik yang juga dilahirkan di
Padang Gantiang, senantiasa tidak hanya berpangku tangan.
Kerapkali beliau juga ikut membantu baik secara moril
maupun materil. Setidaknya, kehadiran beliau di tengah-
tengah masyarakat bisa menjadi ladang percontohan,
membuka setiap mata agar berani membentangkan harapan
dalam ruang-ruang terpelajar. Salah satunya dengan
mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi, hal mutlak
untuk dijalani.

Kehadiran Musliar dalam dunia pendidikan Padang Gantiang
bukanlah isapan jempol belaka. Musliar melakukan tindakan
nyata dengan membuka bimbingan belajar, khususnya bagi
tamatan SMA agar diterima di PTN favorit baik di daerah
maupun di pusat. Beliau secara langsung mengkoordinir
semua stake holder Padang Gantiang yang ada di Kota

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

178Musliar Kasim

Padang, termasuk para mahasiswa untuk ikut berpartisipasi
dalam memfasilitasi para pelajar tamatan SMA yang mau
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Dengan adanya program tersebut, para pelajar yang telah
merampungkan studinya di tingkat sekolah menengah, akan
diarahkan untuk melanjutkan pendidikan ke tahap berikutnya.
Hal ini bukti kepedulian tokoh masyarakat atas arahan dari
Musliar sendiri, supaya meminimalisir pemuda Padang
Gantiang yang sekiranya akan menjadi parewa kampung.

Saat ini, di saat beliau menjabat sebagai rektor Universitas
Baiturrahmah, beliau sering berkomunikasi dengan tokoh
masyarakat dan stake holder, terkait dengan peluang-peluang
yang bisa dimanfaatkan oleh pelajar Padang Gantiang
terutama. Tentunya dengan tanpa mengurangi hak orang lain.
Salah satunya bisa kuliah dengan mendapatkan beasiswa
bidikmisi.

Atas arahan beliau, tokoh masyarakat Padang Gantiang
mencarikan pelajar yang dirasa pantas dan kompeten untuk
menerima. Gayung bersambut, anak tersebut kini telah kuliah
di Kedokteran Gigi Baiturrahmah sebagai penerima beasiswa
bidikmisi. Dan masih banyak contoh-contoh pelajar kurang
mampu lainnya yang telah dibantu oleh Musliar agar bisa
tetap kuliah dengan beasiswa bidikmisi, baik di Unand
maupun di Baiturrahmah.

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

179 Musliar Kasim

Di lain hal, beliau tidak hanya berperan dalam bidang
pendidikan, tetapi kehadiran beliau sebagai anak nagari juga
dirasakan oleh masyarakat Padang Gantiang. Yakni dengan
keterlibatan beliau sebagai penasehat dalam Padang Gantiang
Sakato (PGS). Dalam organisasi ini, beliau berperan dalam
memfasilitasi hubungan antara kampung dan rantau, melalui
wadah whatsapp grup Padang Gantiang Sakato (PGS).
Sejatinya, dunia digital yang dewasa ini telah merambah
berbagai kalangan, dimanfaatkan oleh Musliar untuk menjalin
silaturahmi antar sesama anak nagari Padang Gantiang, baik
yang tengah berada di perantauan maupun di kampung
halaman. Apalagi, ditengarai akibat pandemi covid-19,
membuat para perantau tidak bisa kembali ke kampung
halaman.

Agar silaturahmi antar sesama anak nagari Padang Gantiang
tetap terjalin, berbagai pertemuan dilakukan secara virtual.
Sebut misalnya, halal bihalal, webinar dan beragam bentuk
kegiatan lainnya. Bahkan, kami melakukan takziah secara
daring, karena ada salah satu dunsanak dari Padang Gantiang
yang meninggal dunia. Pertemuan demi pertemuan tetap
terlaksana. Meskipun dilaksanakan di ruang aplikasi video
conference, tidak membatasi ruang gerak untuk berbuat.
Terutama, Musliar yang begitu aktif turut memantau dan
terlibat dalam pembangunan dan kemajuan kampung
halaman.

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

180Musliar Kasim

Selain itu, Musliar juga bertindak sebagai pendiri sekaligus
penasehat Yayasan Tuan Kadhi Padang Gantiang. Yayasan
Tuan Kadhi merupakan sebuah yayasan yang bergerak dalam
bidang sosial, pendidikan, keagamaan dan lain sebagainya.
Dalam yayasan tersebut beliau juga turut berperan aktif.

Khusus dalam bidang pendidikan yang dibawahi oleh Yayasan
Tuan Kadhi, Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Plus Padang
Gantiang, Musliar bertindak selaku koordinatornya. Terkait
dengan segala administrasi dan persyaratan menuju sekolah
negeri, dipersiapkan oleh Musliar dan kawan-kawan.
Termasuk melakukan penggalangan dana, demi
keberlangsungan segala aktivitas yang dilaksanakan oleh
yayasan. Musliar dinilai sebagai motor penggerak dari segala
kegiatan yang dirintis atas nama yayasan.

Kehadiran MAS Plus Padang Gantiang nyatanya sangat
membantu keluarga miskin yang berkekurangan secara
ekonomi. Pasalnya, siswa-siswa yang sekolah di sana tidak
dipungut bayaran. Segala bentuk pembiayaan terkait
operasional sekolah dibiayai oleh masyarakat, terutama bagi
mereka yang tergolong mampu secara finansial. Baik yang
tinggal di kampung maupun di rantau. Mereka beriyur untuk
menjadi donatur agar sekolah tersebut tetap beroperasi.
Saya juga ditunjuk selaku ketua badan penggalangan dana
tersebut. Hingga kini, kurang lebih satu dekade, sekolah

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

181 Musliar Kasim

tersebut telah menelurkan bibit-bibit unggul yang terus
diproduksi dari tahun ke tahun.

Tidak hanya sekolah menengah, Yayasan Tuan Kadhi juga
membawahi beberapa TK. Dapat ditemui 4 buah jorong yang
ada di Padang Gantiang, terdapat beberapa TK swasta yang
bernama TK Yayasan Tuan Kadhi. Selain itu, yayasan juga
membawahi panti asuhan. Di dalamnya di asuh anak-anak
yang berasal dari Padang Gantiang, Tanjung Berulak dan
daerah sekitarnya. Musliar juga terlibat aktif dan menjadi
dewan penasehat di sana.

Tatkala Musliar menjadi rektor Unand, beliau pernah
mengadakan acara “Pulang Basamo”. Acara Pulang Basamo
tersebut diadakan sekali dalam dua tahun. Biasanya acara
tersebut diadakan dengan kesepakatan antara PGS, baik yang
tinggal di Padang, Jakarta, Pekanbaru, Medan, dan daerah lain
yang di dalamnya juga terdapat anak nagari Padang Gantiang.
Intinya beliau mendesain acara tersebut bukan hanya sekedar
euforia temu ramah antara perantau dengan dunsanak yang
tinggal di kampung. Melainkan juga merancang
pembangunan-pembangunan yang sekiranya akan dibangun.
Tentunya dengan memanfaatkan segala sumber daya dan
stake holder yang ada.

PGS menjadi sebuah wadah yang kemudian dimanfaatkan
oleh Musliar untuk merangkul semua anak nagari Padang

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

182Musliar Kasim

Gantiang. Agar berbuat dan bekerja bersama demi kemajuan
kampung halaman. Apabila ditilik jauh ke belakang, cikal
bakal awalnya PGS berdiri bernama HP3 (Himpunan Pemuda
Pelajar Padang Gantiang). Sedari mahasiswa, tatkala HP3
masih belum berganti nama menjadi PGS, Musliar juga sudah
berkecimpung di dalamnya.

Setelah sekian lama, beliau menceburkan diri dalam
organisasi milik anak nagari, di mulai dari saat menjadi
anggota, hingga kini yang telah berstatus sebagai dewan
penasehat. Beliau kerapkali pulang kampung untuk
menghadiri agenda-agenda yang diadakan. Sebut misalnya,
acara baralek, kematian, halal bihalal dan segala bentuk
kegiatan lainnya, sekiranya beliau selalu menghadirinya.
Meskipun, di saat beliau dahulu tengah menjabat sebagai
wakil mentri yang sedang berada di ibukota, beliau berusaha
untuk menyempatkan hadir dalam berbagai kegiatan yang
diadakan di kampung.

Padang Gantiang boleh dikatakan sebagai sebuah nagari yang
jikalau dilihat dari sumber daya alamnya cukup terbatas.
Apalagi ditambah dengan wilayah yang tidak terlalu luas.
Berdampak pada lahan pertanian yang sedikit. Maka,
sekiranya tanpa ada banyak pilihan, kuliah menjadi jalan
supaya nantinya bisa bekerja di pelbagai bidang yang lain.
Mengingat, di kampung tidak cukup lahan yang bisa
diberdayakan sebagai ladang pertanian.

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

183 Musliar Kasim

Hal ini dimulai tatkala Pak Mawardi Yunus menjabat sebagai
rektor Unand yang berasal dari Padang Gantiang. Sekiranya,
atas dorongan dari Mawardi Yunus itulah, memancing para
pelajar untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi,
khususnya di Unand. Sehingga, tidak sedikit pelajar yang
seangkatan dengan Musliar memilih untuk meneruskan kuliah
di Unand. Sejak saat itu, telah mulai tertanam di benak
masyarakat bahwa pendidikan itu penting. Tidak jarang, para
orangtua berpendapat umpamanya biarlah tidak memiliki
perabot rumah tangga, barang-barang mewah, asalkan anak-
anak tetap sekolah dan berpendidikan tinggi. Pameo terkenal
dari daerah ini ialah, “Di mana sekolah? Bukan di mana kerja?”

Biasanya, pemuda Padang Gantiang yang pergi keluar dari
kampung atau sama halnya dengan merantau, adalah untuk
kuliah. Pengaruh dari para akademisi terdahulu yang berasal
dari Padang Gantiang begitu luar biasa, baik secara moril dan
materil. Terlihat jelas bahwa, pendidikan bisa mengangkat
harkat dan martabat seseorang, bijaksana dalam bertindak
dan tentunya berwawasan luas. Nilai-nilai inilah yang
kemudian diadopsi oleh para pelajar Padang Gantiang. Agar
sama-sama mambangkik batang tarandam untuk membangun
kampung halaman.

Apalagi dewasa ini, dunia global menuntut setiap warga
negara untuk berpendidikan tinggi, berfikir kreatif dan
bertindak nyata, supaya tidak ketinggalan dengan arus zaman.

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap

184Musliar Kasim

Kesaksian hari ini, rata-rata setelah tamat mereka akan
melanjutkannya hingga ke jenjang bangku kuliah. Meskipun
tidak bisa dipungkiri ada juga yang memutuskan untuk tidak
kuliah karena berbagai sebab, tetapi itu hanya sebagian kecil.

Yayasan Tuan Kadhi tidak bisa dinafikkan juga membawa
pengaruh besar dalam bidang pendidikan di Padang Gantiang.
Berkat Mawardi Yunus dan sejumlah tokoh masyarakat
lainnya, tahun 1981 berdiri sebuah sekolah SMA yang dibawahi
oleh Yayasan Tuan Kadhi. Diketahui bahwa, sekolah ini
merupakan cikal bakal SMA 1 Padang Gantiang yang hari ini
telah berstatus sekolah negeri. Jejak sejarah Tuan Kadhi
makin monumental dengan didirikannya yayasan atas nama
Tuan Kadhi tersebut. Beragam aktivitas sosial pendidikan
dibawahi atas nama yayasan Tuan Kadhi. Mengingat peristiwa
sejarah menyatakan bahwa Tuan Kadhi merupakan salah
seorang yang aktif di kerajaan Pagaryung masa dahulunya.
Sebut saja, membawahi kementerian agama, apabila
direpresentasikan pada masa kini.

Sebenarnya Padang Gantiang juga memiliki kekayaan alam
yang tidak kalah unik. Pemandian air panas Padang Gantiang,
belakangan menjelma menjadi tempat yang ramai dikunjungi
wisatawan. Mengingat, air panas yang keluar secara alami
dari dalam tanah, dipercaya bisa menjadi obat dari segala
macam penyakit. Sekiranya tempat pemandian tersebut, baru
sekitar sepuluh tahun ke belakang mendapat campur tangan

Catatan Keutuhan
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap


Click to View FlipBook Version